DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf ·...

48
1 ANALISIS PENGARUH LABA UNEXPECTED, LARGE WORKING CAPITAL ACCRUALS, UKURAN PERUSAHAAN, EARNING PER SHARE, DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN SAHAM Dian Farisa Ulfyana Dr. Agus Purwanto, S.E., M.Si., Akt. JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DIPONEGORO ABSTRACT This research aims to analyze the effect of unexpected earnings, large working capital accruals positive, large working capital accruals negative, firm size, earnings per share, and investment opportunity set on stock return. And to analyze the influence of large working capital accruals positive and large working capital accruals negative as a moderating variable on the relation of unexpected earnings to stock return. This research is divided into three groups. Group I is the firm that reported an increase and decrease in earnings. Group II is the firm that just reported an increase in earnings. Group III is the firm that just reported a decrease in earnings. Samples are manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in the year 2007-2009. Samples were selected using purposive sampling method. Test of hypothesis using multiple regression analysis. The results of the research reveals that in group I and II, unexpected earnings has not effect on stock return, while in group III, unexpected earnings has significantly negative effect on stock returns. In group I and III, large working capital accruals positive has significantly positive effect on stock return, while in group II, large working capital accruals positive has not effect on stock return. In group I, II, and III, large working capital accruals negative has significantly positive effect on stock return. In group I, II, and III, the large working capital

Transcript of DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf ·...

Page 1: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

1

ANALISIS PENGARUH LABA UNEXPECTED, LARGE WORKING

CAPITAL ACCRUALS, UKURAN PERUSAHAAN, EARNING PER SHARE,

DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN SAHAM

Dian Farisa Ulfyana

Dr. Agus Purwanto, S.E., M.Si., Akt.

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

ABSTRACT

This research aims to analyze the effect of unexpected earnings, large

working capital accruals positive, large working capital accruals negative, firm

size, earnings per share, and investment opportunity set on stock return. And to

analyze the influence of large working capital accruals positive and large

working capital accruals negative as a moderating variable on the relation of

unexpected earnings to stock return. This research is divided into three groups.

Group I is the firm that reported an increase and decrease in earnings. Group II

is the firm that just reported an increase in earnings. Group III is the firm that

just reported a decrease in earnings.

Samples are manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange

in the year 2007-2009. Samples were selected using purposive sampling method.

Test of hypothesis using multiple regression analysis.

The results of the research reveals that in group I and II, unexpected

earnings has not effect on stock return, while in group III, unexpected earnings

has significantly negative effect on stock returns. In group I and III, large working

capital accruals positive has significantly positive effect on stock return, while in

group II, large working capital accruals positive has not effect on stock return. In

group I, II, and III, large working capital accruals negative has significantly

positive effect on stock return. In group I, II, and III, the large working capital

Page 2: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

2

accruals positive affect the relations of unexpected earnings on stock return. In

group I, II, and III, the large working capital accruals negative has not effect the

relations of unexpected earnings on stock return. In group I, II, and III, firm size

has not effect on stock return. In group I, II, and III, earnings per share has

significantly positive effect on stock return. In group I, II, and III, investment

opportunity set has not effect on stock return.

Keywords: unexpected earnings, large working capital accruals, firm size,

earnings per share, investment opportunity set, stock return.

Page 3: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

3

I. PENDAHULUAN

Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan. Setiap investor yang

melakukan investasi saham selalu berharap memperoleh return saham yang besar.

Return saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi saham.

Sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi, para investor

perlu melakukan analisa laporan keuangan perusahaan karena dari laporan

keuangan para investor dapat mengetahui informasi tentang perusahaan yang

digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk membeli atau menjual saham-

saham yang dimiliki. Investor perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

return saham agar mereka dapat memperkirakan besarnya return saham yang akan

diterima.

Faktor-faktor yang mempengaruhi return saham yaitu, laba unexpected,

large working capital accruals positif, large working capital accruals negatif,

ukuran perusahaan, earning per share, dan investment opportunity set. Large

working capital accruals positif dan large working capital accruals negatif dapat

memoderasi hubungan laba unexpected terhadap return saham.

Laba unexpected adalah selisih antara laba yang diumukan perusahaan

dengan laba ekspektasi (diharapkan). Hasil penelitian Saputra (2010) dan

Karacaer, dkk. (2009) menunjukkan bahwa laba unexpected berpengaruh positif

terhadap return saham. Hasil penelitian Gunawan dan Prasetya (2007)

menunjukkan bahwa laba unexpected tidak berpengaruh terhadap return saham.

Hasil penelitian Sari dan Zuhrotun (2006) menunjukkan bawa perubahan laba

berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian Hasibuan (2009)

menunjukkan bawa perubahan laba tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Agar kinerja perusahaan terlihat baik, manajer berusaha untuk mengatur

laba, yaitu dengan melakukan manajemen laba. Hasil penelitian Ardiati (2005)

menunjukkan bahwa manajemen laba berpengaruh positif terhadap return saham

pada perusahaan yang diaudit oleh KAP Big 5 dan berpengaruh negatif pada

perusahaan yang diaudit oleh KAP non Big 5. Hasil penelitian Solechan (2009)

menunjukkan bahwa manajemen laba baik akrual diskresioner maupun non

diskresioner tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian Solechan

Page 4: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

4

(2008) menunjukkan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh terhadap return

saham.

Pada umumnya manajemen laba dilakukan melalui metode akrual. Akan

tetapi, pada penelitian ini manajemen laba dilakukan dalam bentuk large working

capital accruals karena belum banyaknya penelitian yang meneliti manajemen

laba dari large working capital accruals. Suatu perusahaan dikatakan melakukan

manajemen laba jika nilai absolute modal kerja akrual unexpected perusahaan

tersebut di atas median industri. Median industri yang dimaksud adalah nilai

tengah dari nilai modal kerja akrual unexpected seluruh perusahaan dalam satu

industri di dalam satu periode.

Karacaer, dkk. (2009) menganalisis pengaruh LWCAP (large working

capital accruals positif) dan LWCAN (large working capital accruals negatif)

sebagai proksi manajemen laba terhadap return saham. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa LWCAP berpengaruh positif terhadap return saham

sedangkan LWCAN berpengaruh negatif terhadap return saham. Hasil

penelitiannya juga menunjukkan bahwa LWCAP dan LWCAN mempengaruhi

hubungan laba unexpected terhadap return saham.

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan

(Solechan, 2008). Hasil penelitian Karacaer, dkk. (2009) menunjukkan bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap return saham. Hasil penelitian

Daniati dan Suhairi (2006) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh

terhadap expected return. Hasil penelitian Munte (2009) dan Solechan (2008)

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap return saham.

Hasil penelitian Sofilda dan Subaedi (2008) menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Earning per share (EPS) adalah keuntungan yang diperoleh untuk setiap

lembar saham. Penelitian-penelitian terdahulu yang menganalisis pengaruh

earning per share terhadap return saham menunjukkan hasil yang tidak konsisten.

Hasil penelitian Solechan (2009), Solechan (2008), dan Sutanto (2007)

menunjukkan bahwa earning per share berpengaruh positif terhadap return

Page 5: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

5

saham. Sedangkan hasil penelitian Anwar (2009) dan Wibowo (2003)

menunjukkan bahwa earning per share tidak berpengaruh terhadap retun saham.

Menurut Kole (1991) dalam Norpratiwi (2000), nilai investment

opportunity set bergantung pada pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa

mendatang yang pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang

diharapkan menghasilkan return yang lebih dari biaya modal dan dapat

menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa

investment opportunity set yang diproksi dengan rasio market to book value of

equity berpengaruh positif terhadap return saham. Hasil penelitian Norpratiwi

(2000) menunjukkan bahwa investment opportunity set berkorelasi dengan return

saham. Hasil penelitian Solechan (2008) menunjukkan bahwa investment

opportunity set tidak berpengaruh terhadap return saham.

Proksi IOS yang digunakan dalam penelitian ini adalah market to book

value of equity (MBVE). Berdasarkan penelitian Kallapur dan Trmbly (1999)

dalam Kumar (2007), MBVE merupakan proksi IOS yang paling valid dan

banyak digunakan oleh peneliti di bidang keuangan. Tarjo dan Jogiyanto Hartono

(2003) dalam Kumar (2007), menyatakan bahwa MBVE mencerminkan pasar

menilai return dari investasi perusahaan di masa depan dari return yang

diharapkan dari ekuitasnya.

Penelitian ini dibagi dalam 3 kelompok. Kelompok I yaitu perusahaan

yang melaporkan peningkatan dan penurunan laba. Kelompok II yaitu perusahaan

yang hanya melaporkan peningkatan laba. Kelompok III yaitu perusahaan yang

hanya melaporkan penurunan laba. Penelitian ini dibagi dalam 3 kelompok

dengan tujuan untuk membandingkan hasil penelitian pada 3 kelompok tersebut.

Page 6: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

6

II. TELAAH PUSTAKA

Landasan Teori

1. Teori Sinyal

Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan

memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan (Sari dan Zuhrotun,

2006). Investor akan melakukan penilaian tentang prospek perusahaan pada masa

akan datang sebelum membuat keputusan untuk berinvestasi. Oleh karena itu

laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang jelas dan bermanfaat

bagi investor untuk membuat keputusan investasi.

Terdapat dua jenis sinyal informasi yang diberikan oleh perusahaan, yaitu

sinyal informasi berupa kabar baik (good news) dan sinyal informasi berupa kabar

buruk (bad news). Informasi berupa kabar baik (good news) akan menaikkan

harga saham sedangkan informasi berupa kabar buruk (bad news) akan

menurunkan harga saham (Jogiyanto, 2003: 389). Contoh jenis informasi adalah

pengumuman laba oleh perusahaan, laba yang meningkat dianggap sebagai kabar

baik dan laba menurun dianggap sebagai kabar buruk (Jogiyanto, 2003: 390).

2. Teori Agensi

Teori agensi menjelaskan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu

orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan

suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan

kepada agent tersebut (Jensen dan Meckling, 1976). Terjadinya konflik

kepentingan antara agent dan principal karena agent bertindak tidak sesuai

dengan keinginan principal.

Eisendhart (1989) menggunakan tiga asumsi sifat dasar manusia untuk

menjelaskan teori agensi, yaitu: (1) manusia pada umumnya mementingkan

dirinya sendiri, (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa

mendatang, (3) manusia selalu menghindari risiko. Berdasarkan asumsi sifat dasar

manusia tersebut, manajer sebagai manusia dapat bertindak opportunistik, yaitu

bertindak untuk kepentingan pribadinya.

Page 7: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

7

3. Manajemen Laba

Scott (2000) dalam (Isnanta, 2008) membagi cara pemahaman manajemen

laba menjadi dua. Pertama, melihat manajemen laba sebagai perilaku

opportunistik manajer untuk memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi

kontrak kompensasi, kontrak utang, biaya politik. Kedua, memandang manajemen

laba dari perspektif efficient contracting, yaitu manajemen laba memberi manajer

suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam

mengantisipasi kejadian yang tidak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang

terlibat dalam kontrak. Dengan demikian manajer dapat mempengaruhi nilai pasar

saham perusahaan melalui manajemen laba, misalnya dengan perataan laba dan

pertumbuhan laba sepanjang waktu.

Menurut Scott (2000) dalam (Isnanta, 2008) pola manajemen laba dapat

dilakukan dengan cara: taking a bath, income minimization, income maximization,

income smoothing. Scott (2000) dalam (Isnanta, 2008) mengemukakan terdapat

beberapa motivasi yang menyebabkan terjadinya manajemen laba, yaitu: bonus

purposes, political motivations, taxations motivations, pergantian CEO, initial

public offering (IPO), dan pentingnya member informasi kepada investor.

Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh Laba Unexpected terhadap Return Saham

Perusahaan dengan laba unexpected positif diharapkan memberikan respon

yang positif terhadap return saham sedangkan perusahaan dengan laba unexpected

negatif diharapkan memberikan respon negatif terhadap return saham (Gunawan

dan Prasetya, 2007). Berdasarkan pernyataan Gunawan dan Prasetya (2007)

tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh laba unexpected terhadap return

saham adalah berbanding lurus atau searah.

Jika laba unexpected suatu perusahaan semakin besar maka semakin

banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi di perusahaan tersebut karena

mereka berharap dapat memperoleh return saham yang semakin besar pula,

dengan semakin banyaknya investor yang tertarik untuk berinvestasi di suatu

perusahaan maka harga saham perusahaan akan semakin tinggi sehingga return

Page 8: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

8

saham juga akan semakin besar. Demikian sebaliknya, jika laba unexpected suatu

perusahaan semakin kecil maka semakin sedikit investor yang tertarik untuk

berinvestasi di perusahaan maka harga saham perusahaan akan semakin rendah

sehingga return saham juga akan semakin kecil. Hasil penelitian Saputra (2010)

dan Karacaer, dkk. (2009) menunjukkan bahwa laba unexpected berpengaruh

positif terhadap return saham.

Berdasarkan uraian mengenai pengaruh laba unexpected terhadap return

saham maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

H1 : Laba unexpected berpengaruh positif terhadap return saham.

2. Pengaruh Large Working Capital Accruals Positif terhadap Return

Saham

Manajer menggunakan large working capital accruals positif (LWCAP)

untuk mengubah penurunan laba menjadi peningkatan laba dengan tujuan

memperoleh bonus (Kerstein dan Rai, 2007). Dengan dilakukannya manajemen

laba melalui LWCAP maka laba akan meningkat, hal ini akan membuat investor

tertarik untuk berinvestasi di perusahaan tersebut karena mereka berharap dapat

memperoleh return saham yang semakin besar pula, dengan semakin banyaknya

investor yang tertarik untuk berinvestasi di suatu perusahaan maka harga saham

perusahaan akan semakin tinggi sehingga return saham juga akan semakin besar.

Berdasarkan uraian mengenai pengaruh large working capital accruals

positif terhadap return saham maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian

ini sebagai berikut:

H2 : Large working capital accruals positif berpengaruh positif

terhadap return saham.

3. Pengaruh Large Working Capital Accruals Negatif terhadap Return

Saham

Manajer menggunakan large working capital accruals negatif (LWCAN)

untuk menghindari laba kejutan yang besar, sehingga pada akhirnya yang terjadi

yaitu laba meningkat hanya dalam jumlah kecil, hal ini dilakukan dengan tujuan

Page 9: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

9

agar terjadi pertumbuhan laba yang rata (Kerstein dan Rai, 2007). Dengan

dilakukannya manajemen laba melalui LWCAN maka laba akan menurun, hal ini

akan membuat investor tidak tertarik untuk berinvestasi di perusahaan tersebut hal

ini akan mengakibatkan harga saham perusahaan menurun sehingga return saham

juga akan semakin kecil.

Berdasarkan uraian mengenai pengaruh large working capital accruals

negatif terhadap return saham maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian

ini sebagai berikut:

H3 : Large working capital accruals negatif berpengaruh negatif

terhadap return saham.

4. Pengaruh Large Working Capital Accruals Positif sebagai Variabel

Moderating pada Hubungan Laba Unexpected terhadap Return

Saham

Manajer menggunakan large working capital accruals positif (LWCAP)

untuk mengubah penurunan laba menjadi peningkatan laba dengan tujuan

memperoleh bonus (Kerstein dan Rai, 2007). Dengan dilakukannya manajemen

laba melalui LWCAP maka akan terjadi perubahan laba sehingga akan

mempengaruhi besarnya laba unexpected.

Apabila terjadi perubahan pada laba unexpected maka akan berpengaruh

pada hubungan laba unexpected terhadap return saham. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa LWCAP mempengaruhi hubungan laba unexpected terhadap

return saham. Hasil penelitian Karacaer, dkk. (2009) menunjukkan bahwa

LWCAP mempengaruhi hubungan laba unexpected terhadap return saham.

Berdasarkan uraian mengenai pengaruh large working capital accruals

positif sebagai variabel moderating pada hubungan laba unexpected terhadap

return saham maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai

berikut:

H4 : Large working capital accruals positif mempengaruhi hubungan

laba unexpected terhadap return saham.

Page 10: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

10

5. Pengaruh Large Working Capital Accruals Negatif sebagai Variabel

Moderating pada Hubungan Laba Unexpected terhadap Return

Saham

Manajer menggunakan large working capital accruals negatif (LWCAN)

untuk menghindari laba kejutan yang besar, sehingga pada akhirnya yang terjadi

yaitu laba meningkat hanya dalam jumlah kecil, hal ini dilakukan dengan tujuan

agar terjadi pertumbuhan laba yang rata (Kerstein dan Rai, 2007). Dengan

dilakukannya manajemen laba melalui LWCAN maka akan terjadi perubahan laba

sehingga akan mempengaruhi besarnya laba unexpected.

Apabila terjadi perubahan pada laba unexpected maka akan berpengaruh

pada hubungan laba unexpected terhadap return saham. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa LWCAN mempengaruhi hubungan laba unexpected terhadap

return saham. Hasil penelitian Karacaer, dkk. (2009) menunujukkan bahwa

LWCAN mempengaruhi hubungan laba unexpected terhadap return saham.

Berdasarkan uraian mengenai pengaruh large working capital accruals

negatif sebagai variabel moderating antara laba unexpected dan return saham

maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

H5 : Large working capital accruals negatif mempengaruhi hubungan

laba unexpected terhadap return saham.

6. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham

Perusahaan yang berskala besar akan lebih mudah memperoleh pinjaman

dibandingkan dengan perusahaan kecil (Solechan, 2009). Perusahaan besar

memiliki pertumbuhan yang relatif lebih besar dibandingkan perusahaan kecil

sehingga return (tingkat pengembalian) saham perusahaan besar lebih besar

dibandingkan return saham pada perusahaan berskala kecil (Solechan, 2009). Oleh

karena itu, investor akan lebih memilih berinvestasi di perusahaan besar dengan

harapan memperoleh return yang besar pula.

Jika ukuran perusahaan semakin besar artinya pertumbuhan perusahaan

semakin besar sehingga return saham yang diterima juga akan semakin besar.

Demikian sebaliknya, jika ukuran perusahaan semakin kecil artinya pertumbuhan

Page 11: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

11

perusahaan semakin kecil sehingga return saham yang diterima juga akan semakin

kecil. Hasil penelitian Karacaer, dkk. (2009) menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh positif terhadap return saham.

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

H6 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap return saham.

7. Pengaruh Earning Per Share terhadap Return Saham

Earning Per Sahre (EPS) adalah jumlah keuntungan yang diperoleh untuk

setiap lembar saham. Dengan memperhatikan pertumbuhan EPS maka dapat

dilihat prospek perusahaan di masa yang akan datang sehingga akan

mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi (Sutanto, 2007). EPS yang

tinggi menandakan bahwa perusahaan mampu memberikan tingkat kesejahteraan

yang lebih baik kepada pemegang saham sedangkan EPS yang rendah

menandakan bahwa perusahaan gagal memberikan tingkat kesejahteraan

sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham (Solechan, 2009).

Jika EPS semakin besar maka pandangan investor tentang keberhasilan

perusahaan di masa akan datang juga semakin besar sehingga investor lebih berani

menawar saham dengan harga lebih tinggi sehingga return saham juga akan

semakin besar. Demikian sebaliknya, jika EPS semakin kecil maka pandangan

investor tentang keberhasilan perusahaan di masa akan datang semakin kecil

sehingga investor tidak tertarik untuk membeli saham yang menyebabkan return

saham juga akan semakin kecil. Hasil penelitian Solechan (2009), Solechan

(2008), dan Sutanto (2007) menunjukkan bahwa EPS berpengaruh positif

terhadap return saham.

Berdasarkan uraian mengenai pengaruh earning per share terhadap return

saham maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

H7 : Earning per share berpengaruh positif terhadap return saham.

8. Pengaruh Investment Opportunity Set terhadap Return Saham

Proksi investment opportunity set (IOS) yang digunakan dalam penelitian

ini adalah market to book value of equity (MBVE). Proksi ini menggambarkan

Page 12: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

12

permodalan suatu perusahaan (Anugrah, 2008). Bagi para investor yang akan

melakukan pembelian saham suatu perusahaan maka penilaian terhadap

kemampuan perusahaan dalam mendapatkan dan mengelola modal merupakan hal

yang penting.

Apabila suatu perusahaan dapat memanfaatkan modalnya dengan baik

dalam menjalankan usaha maka semakin besar kemampuan perusahaan tersebut

untuk bertumbuh sehingga harga saham perusahaan tersebut diperkirakan akan

meningkat dan pada akhirnya semakin meningkat pula return yang diperoleh

(Anugrah, 2008). Demikian sebaliknya, apabila suatu perusahaan tidak dapat

memanfaatkan modalnya dengan baik dalam menjalankan usaha maka semakin

kecil kemungkinan perusahaan tersebut untuk bertumbuh sehingga harga saham

perusahaan tersebut diperkirakan akan menurun dan pada akhirnya return yang

diperoleh juga semakin menurun. Hasil Penelitian Anugrah (2008) menunjukkan

bahwa IOS yang diproksi dengan rasio market to book value of equity

berpengaruh positif terhadap return saham.

Berdasarkan uraian mengenai pengaruh investment opportunity set

terhadap return saham maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini

sebagai berikut:

H8 : Investment opportunity set berpengaruh positif terhadap return

saham.

Page 13: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

13

III. METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham. Proksi return

saham yang digunakan yaitu rata-rata return saham bulanan yang dihitung dengan

rata-rata geometrik. Rata-rata geometrik digunakan untuk menghitung

pertumbuhan kumulatif dari waktu ke waktu, rata-rata geometrik lebih tepat

digunakan untuk menghitung rata-rata return dari surat berharga yang melibatkan

beberpa periode waktu (Jogiyanto, 2003: 122). Rumus rata-rata geometrik return

saham adalah sebagai berikut:

Ret = [(1+R1)*(1+R2) … (1+Ri)]1/n

- 1

Sumber: Jogiyanto, 2003: 123

Di mana:

Ri = P t – P t-1

Pt-1

Sumber: Jogiyanto, 2003: 110.

Keterangan:

Ret = Rata-rata return saham bulanan

Ri = Return saham bulanan

n = Jumlah bulan

P t = Harga penutupan saham pada bulan ini

P t-1 = Harga penutupan saham pada bulan sebelumnya

2. Variabel Independen

a. Laba Unexpected

Laba unexpected adalah selisih antara laba sesungguhnya dengan laba

ekspektasi. Laba unexpected dihitung dengan rumus sebagai berikut:

LU = E t – E t-1

NP t-1

Sumber: Karacaer, dkk, 2009.

Page 14: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

14

Keterangan:

LU = Laba unexpected

E t = Laba bersih sebelum item luar biasa pada periode t

E t-1 = Laba bersih sebelum item luar biasa pada periode sebelumnya

NP t-1 = Nilai pasar pada periode sebelumnya (jumlah lembar saham

beredar x harga penutupan saham pada akhir tahun).

b. Large Working Capital Accruals Positif

Variabel large working capital accruals positif (LWCAP) merupakan

variabel dummy dengan persyaratan sebagai berikut:

LWCAP = 1. Syarat: LWCA = 1 dan WCt = positif. Jika tidak memenuhi

persyaratan maka LWCAP = 0

Sumber: Karacaer, dkk, 2009.

Keterangan:

LWCA (large working capital accruals) = 1, jika WCt sebuah perusahaan di

atas median industri. Median industri yang dimaksud adalah nilai tengah dari

nilai absolut modal kerja akrual unexpected seluruh perusahaan dalam satu

industri (manufaktur) dalam satu periode.

WCt (modal kerja akrual unexpected) dihitung dengan rumus sebagai berikut:

WCt (modal kerja akrual unexpected) = [WCt – E(WCt)]

NP t-1

Sumber: Karacaer, dkk, 2009.

WCt adalah modal kerja akrual aktual, dihitung dengan rumus sebagai berikut:

WCt=(kas dan setara kas+investasi jangka pendek) - kewajiban lancar

Sumber: Karacaer, dkk, 2009.

E(WCt) adalah modal kerja akrual ekspektasi.

E(WCt) = WC t-1 x penjualan periode t / penjualan periode t-1

Sumber: Karacaer, dkk, 2009.

Page 15: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

15

NP t-1 adalah nilai pasar periode t-1, dihitung dengan rumus sebagai berikut:

NP = Jumlah lembar saham beredar x harga penutupan saham akhir tahun

c. Large Working Capital Accruals Negatif

Variabel large working capital accruals negatif (LWCAN) merupakan

variabel dummy dengan persyaratan sebagai berikut:

LWCAN = 1. Syarat: LWCA = 1 dan WCt = negatif. Jika tidak

memenuhi persyaratan maka LWCAN = 0

Sumber: Karacaer, dkk, 2009.

d. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan.

Ukuran Perusahaan = Log (total aset)

Sumber: Munte, 2009.

e. Earning Per Share (EPS)

Earning per share adalah laba bersih per lembar saham.

EPS = Laba bersih sebelum item luar biasa

Jumlah lembar saham beredar

Sumber: Solechan, 2008.

f. Investment Opportunity Set (IOS)

Proksi IOS yang digunakan dalam penelitian ini adalah market to book

value of equity (MBVE). Rumus MBVE adalah sebagai berikut:

MBVE = Jumlah lembar saham beredar X harga penutupan saham akhir tahun

Total ekuitas

Sumber: Anugrah, 2008.

3.1.1. Variabel Moderating

Variabel moderating dalam penelitian ini adalah large working capital

accruals positif (LWCAP) dan large working capital accruals negatif (LWCAN).

Page 16: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

16

Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan sampel ini berdasarkan

purposive sampling, yaitu teknik menentukan suatu elemen untuk menjadi sampel

berdasarkan pertimbangan dan tujuan tertentu. Perusahaan yang menjadi sampel

dipilih berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan di bidang manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek

Indonesia secara berturut-turut sejak tahun 2007-2009.

2. Data laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur yang berakhir pada

tanggal 31 Desember selama periode pengamatan 2007-2009, tersedia

secara lengkap.

Analisis Regresi

Analisis regresi yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen adalah metode analisis regresi linier

berganda. Untuk menguji variabel moderating digunakan uji interaksi (perkalian

dua atau lebih variabel independen). Jadi, persamaan regresinya sebagai berikut:

Ret = 0 + 1LU + 2LWCAP + 3LWCAN + 4LUxLWCAP +

5LUxLWCAN + 6UP + 7EPS + 8IOS +

Keterangan:

Ret = Return saham

0 = Konstanta

1… 8 = Koefisien regresi

LU = Laba unexpected

LWCAP = Large working capital accruals positif

LWCAN = Large working capital accruals negatif

UP = Ukuran perusahaan

EPS = Earning per share

IOS = Investment opportunity set

Standar error of estimate (SEE)

Page 17: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

17

IV. HASIL DAN ANALISIS

Kelompok I (Perusahaan dengan Laba Meningkat dan Laba Menurun)

Penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling:

Tabel 4.1

Penentuan Sampel Penelitian Kelompok I

Keterangan Jumlah

Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009 149

Jumlah perusahaan manufaktur yang tidak terdaftar di BEI secara

berturut-turut sejak tahun 2007 sampai 2009

(13)

Jumlah perusahaan manufaktur yang data laporan keuangan auditan

yang berakhir 31 Desember tahun 2007, 2008, dan 2009 tidak tersedia

secara lengkap

(52)

Jumlah perusahaan manufaktur yang data laporan keuangan auditan

yang berakhir 31 Desember tahun 2007, 2008, dan 2009 tersedia secara

lengkap

84

Periode pengamatan selama 3 tahun maka jumlah sampel pada

kelompok I (84 x 3)

252

Sumber: Data ICMD 2007-2009

Analisis Data Kelompok I

Statistik Deskriptif Kelompok I

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Kelompok I

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Ret 252 -.1746 .1650 .004960 .0522388

LU 252 -2.3728 2.1954 .047827 .3900898

LWCAP 252 0 1 .25 .432

LWCAN 252 0 1 .25 .436

UP 252 8.9547 13.7758 11.904069 .7528648

EPS 252 -1582.1286 16158.4243 644.660519 2077.7865166

IOS 252 -16.7832 481.8292 5.041084 35.1887699

Valid N

(listwise) 252

Sumber: Output SPSS

Page 18: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

18

Uji Asumsi Klasik Kelompok I

Uji Normalitas Kelompok I

Hasil uji normalitas dapat dilihat pada output SPSS berikut ini:

Gambar 4.1

Uji Normalitas - Histogram - Kelompok I

Sumber: Output SPSS

Gambar 4.2

Uji Normalitas – Normal Probability Plot - Kelompok I

Sumber: Output SPSS

Page 19: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

19

Tabel 4.3

Uji Normalitas – Uji Kolmogrov-Smirnov (K-S) - Kelompok I

Unstandardized Residual

N 252

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .04921840

Most Extreme

Differences

Absolute .048

Positive .048

Negative -.044

Kolmogorov-Smirnov Z .762

Asymp. Sig. (2-tailed) .607

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan tampilan grafik histogram terlihat bahwa grafik histogram

memberikan pola distribusi yang normal. Berdasarkan tampilan grafik normal

probability plot terlihat bahwa titik-titik (data) menyebar di sekitar garis diagonal

dan mengikuti arah garis diagonal. Berdasarkan tampilan tabel Kolmogrov-

Smirnov terlihat bahwa probabilitas signifikansi adalah 0.607, lebih besar dari

level signifikansi 0.05, hal ini berarti data residual berdistribusi normal. Jadi,

dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Uji Heteroskedastisitas Kelompok I

Gambar 4.3

Uji Heteroskedastisitas - Grafik Scatterplot - Kelompok

Sumber: Output SPSS

Page 20: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

20

Tabel 4.4

Uji Heteroskedastisitas - Uji Glejser - Kelompok I

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .011 .032 .333 .739

LU -.005 .012 -.063 -.421 .674

LWCAP .000 .005 -.007 -.098 .922

LWCAN .004 .005 .059 .854 .394

LUxLWCAP .007 .013 .067 .516 .607

LUxLWCAN -.016 .016 -.102 -1.043 .298

UP .002 .003 .056 .873 .383

EPS -.0000004702 .000 -.032 -.489 .625

IOS .00003559 .000 .041 .638 .524

a. Dependent Variable: ABSUT

Berdasarkan grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara

acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Uji

glejser menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen mempengaruhi

variabel ABSUT. Jadi disimpulkan tidak terdapat heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi Kelompok I

Tabel 4.5

Uji Autokorelasi – Uji Lagrange Multiplier (LM) - Kelompok I

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .008 .051 .163 .871

LU -.003 .019 -.021 -.139 .890

LWCAP .001 .008 .010 .149 .881

LWCAN .000 .008 -.007 -.097 .922

LUxLWCAP .002 .022 .010 .077 .939

LUxLWCAN .001 .025 .004 .037 .971

UP .000 .004 -.011 -.162 .871

EPS .00000002156 .000 .001 .014 .989

IOS .000002510 .000 .002 .028 .978

RES_2 .117 .065 .117 1.808 .072

a. Dependent Variable: Unstandardized Residual

Page 21: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

21

Tampilan output SPSS menunjukkan bahwa signifikansi RES_2 lebih

besar dari 0.05. Sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat problem autokorelasi.

Uji Multikolinieritas Kelompok I

Tabel 4.6

Uji Multikolinieritas Kelompok I

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.029 .051 -.556 .578

LU -.034 .019 -.253 -1.771 .078 .179 5.577

LWCAP .024 .008 .197 2.997 .003 .845 1.183

LWCAN .024 .008 .200 3.039 .003 .839 1.192

LUxLWCAP .056 .022 .321 2.569 .011 .234 4.268

LUxLWCAN .042 .025 .154 1.641 .102 .417 2.400

UP .001 .004 .021 .347 .729 .970 1.031

EPS .000005249 .000 .209 3.365 .001 .949 1.054

IOS .00006972 .000 .047 .770 .442 .981 1.019

a. Dependent Variable: Ret

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang memiliki

nilai Tolerance kurang dari 0.10 dan nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel dalam model regresi.

Uji Hipotesis Kelompok I

Uji Signifikansi Simultan (Uji F Statistik) Kelompok I

Tabel 4.8

Uji F Statistik Kelompok I

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .077 8 .010 3.843 .000a

Residual .608 243 .003

Total .685 251

a. Predictors: (Constant), IOS, EPS, LUxLWCAP, UP, LUxLWCAN, LWCAP, LWCAN, LU

b. Dependent Variable: Ret

Page 22: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

22

Tampilan output SPSS menunjukkan bahwa signifikansi sebesar 0.000,

jauh lebih kecil dari 0.05. Artinya seluruh variabel mempunyai pengaruh secara

bersama-sama (simultan) terhadap return saham (Ret).

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t Statistik) Kelompok I

Tabel 4.9

Uji t Statistik Kelompok I

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.029 .051 -.556 .578

LU -.034 .019 -.253 -1.771 .078

LWCAP .024 .008 .197 2.997 .003

LWCAN .024 .008 .200 3.039 .003

LUxLWCAP .056 .022 .321 2.569 .011

LUxLWCAN .042 .025 .154 1.641 .102

UP .001 .004 .021 .347 .729

EPS .000005249 .000 .209 3.365 .001

IOS .00006972 .000 .047 .770 .442

a. Dependent Variable: Ret

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan tampilan output SPSS di atas maka persamaan regresi pada

kelompok I adalah sebagai berikut:

Ret = -0.029 - 0.034LU + 0.024LWCAP + 0.024LWCAN +

0.056LUxLWCAP + 0.042LUxLWCAN + 0.001UP + 0.000005249EPS

+ 0.00006972IOS + 0.0500220

Uji signifikansi parameter individual (uji t statistik) digunakan untuk

menguji hipotesis 1 sampai hipotesis 8, kesimpulaannya yaitu:

1. Laba unexpected tidak berpengaruh positif terhadap return saham.

2. Large working capital accruals positif berpengaruh positif terhadap return

saham.

Page 23: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

23

3. Large working capital accruals positif tidak berpengaruh positif terhadap

return saham.

4. Large working capital accruals positif mempengaruhi hubungan laba

unexpected terhadap return saham.

5. Large working capital accruals negatif tidak mempengaruhi hubungan laba

unexpected terhadap return saham.

6. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh positif terhadap return saham.

7. Earning per share berpengaruh positif terhadap return saham.

8. Investment opportunity set tidak berpengaruh positif terhadap return saham.

Uji Koefisien Determinasi Kelompok I

Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel output SPSS

berikut:

Tabel 4.10

Uji Koefisien Determinasi Kelompok I

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .335a .112 .083 .0500220

a. Predictors: (Constant), IOS, EPS, LUxLWCAP, UP,

LUxLWCAN, LWCAP, LWCAN, LU

Sumber: Output SPSS

Tampilan output SPSS uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa

besarnya adjusted R2 sebesar 0.083, hal ini berarti 8.3% variasi Ret (rata-rata

return saam tahunan) yang dapat dijelaskan oleh laba unexpected (LU), large

working capital accruals positif (LWCAP), large working capital accruals

negatif (LWCAN), ukuran perusahaan (UP), earning per share (EPS), dan

investment opportunity set (IOS). Sedangkan sisanya 91.7% (100% - 8.3%)

dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model.

Page 24: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

24

Kelompok II (Perusahaan dengan Laba Meningkat)

Deskripsi Objek Penelitian Kelompok II

Penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yang

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.11

Penentuan Sampel Penelitian Kelompok II

Keterangan Jumlah

Perusahaan manufaktur yang melaporkan peningkatan laba pada tahun 2007 63

Perusahaan manufaktur yang melaporkan peningkatan laba pada tahun 2008 48

Perusahaan manufaktur yang melaporkan peningkatan laba pada tahun 2009 64

Jumlah perusahaan manufaktur yang digunakan sebagai sampel penelitian

kelompok II

175

Sumber: Data ICMD 2007-2009

Analisis Data Kelompok II

Statistik Deskriptif Kelompok II

Tabel 4.12

Statistik Deskriptif Kelompok II

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Ret 175 -.1175 .1309 .012103 .0470180

LU 175 .0002 2.1954 .175901 .3102419

LWCAP 175 0 1 .27 .447

LWCAN 175 0 1 .23 .421

UP 175 8.9547 13.7758 11.943299 .7368335

EPS 175 -58.2411 16158.4243 896.120661 2416.1143796

IOS 175 -10.9818 481.8292 5.235220 37.0218599

Valid N

(listwise) 175

Sumber: Output SPSS

Page 25: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

25

Uji Asumsi Klasik Kelompok II

Uji Normalitas Kelompok II

Hasil uji normalitas dapat dilihat pada output SPSS berikut ini:

Gambar 4.4

Uji Normalitas - Histogram - Kelompok II

Sumber: Output SPSS

Gambar 4.5

Uji Normalitas – Normal Probability Plot - Kelompok II

Sumber: Output SPSS

Page 26: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

26

Tabel 4.13

Uji Normalitas – Uji Kolmogrov-Smirnov (K-S) - Kelompok II

Unstandardized Residual

N 175

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .04407372

Most Extreme

Differences

Absolute .044

Positive .037

Negative -.044

Kolmogorov-Smirnov Z .579

Asymp. Sig. (2-tailed) .891

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan tampilan grafik histogram terlihat bahwa pola distribusi

normal. Berdasarkan tampilan grafik normal probability plot terlihat bahwa titik-

titik (data) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

Berdasarkan tampilan tabel Kolmogrov-Smirnov terlihat bahwa probabilitas

signifikansi adalah 0.891, lebih besar dari level signifikansi 0.05. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Uji Heteroskedastisitas Kelompok II

Gambar 4.6

Uji Heteroskedastisitas - Grafik Scatterplot - Kelompok II

Sumber: Output SPSS

Page 27: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

27

Tabel 4.14

Uji Heteroskedastisitas - Uji Glejser - Kelompok II

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.019 .036 -.516 .606

LU .004 .022 .046 .190 .849

LWCAP -.001 .006 -.017 -.175 .861

LWCAN .004 .007 .064 .619 .536

LUxLWCAP .000 .023 -.007 -.030 .976

LUxLWCAN -.021 .026 -.140 -.809 .420

UP .004 .003 .116 1.471 .143

EPS .0000007785 .000 .067 .874 .383

IOS -.00005981 .000 -.079 -1.031 .304

a. Dependent Variable: ABSUT

Berdasarkan grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara

acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Uji

glejser menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen mempengaruhi

variabel ABSUT. Jadi disimpulkan tidak terdapat heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi Kelompok II

Tabel 4.15

Uji Autokorelasi – Uji Lagrange Multiplier (LM) - Kelompok II

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .002 .058 .039 .969

LU -.006 .035 -.044 -.180 .858

LWCAP .000 .010 .005 .049 .961

LWCAN -.001 .011 -.014 -.136 .892

LUxLWCAP .007 .038 .041 .183 .855

LUxLWCAN .005 .041 .022 .126 .900

UP .000 .005 -.003 -.036 .972

EPS .0000002654 .000 .014 .183 .855

IOS .000006809 .000 .006 .073 .942

RES_2 .128 .080 .128 1.603 .111

a. Dependent Variable: Unstandardized Residual

Page 28: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

28

Tampilan output SPSS menunjukkan bahwa signifikansi RES_2 lebih

besar dari 0.05. Sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat problem autokorelasi.

Uji Multikolinieritas Kelompok II

Tabel 4.16

Uji Multikolinieritas Kelompok II

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .019 .058 .330 .742

LU -.041 .035 -.271 -1.185 .238 .101 9.885

LWCAP .003 .010 .026 .288 .774 .637 1.571

LWCAN .029 .011 .257 2.625 .009 .553 1.807

LUxLWCAP .076 .038 .423 2.006 .046 .119 8.413

LUxLWCAN .005 .041 .021 .129 .897 .195 5.126

UP -.001 .005 -.022 -.293 .770 .943 1.060

EPS .000003260 .000 .168 2.276 .024 .977 1.024

IOS .000 .000 .119 1.622 .107 .980 1.021

a. Dependent Variable: Ret

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang memiliki

nilai Tolerance kurang dari 0.10 dan nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel dalam model regresi.

Uji Hipotesis Kelompok II

Uji Signifikansi Simultan (Uji F Statistik) Kelompok II

Tabel 4.18

Uji F Statistik Kelompok II

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .047 8 .006 2.865 .005a

Residual .338 166 .002

Total .385 174

a. Predictors: (Constant), IOS, EPS, LUxLWCAN, LUxLWCAP, UP, LWCAP, LWCAN, LU

b. Dependent Variable: Ret

Page 29: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

29

Tampilan output SPSS menunjukkan bahwa signifikansi sebesar 0.005,

jauh lebih kecil dari 0.05. Artinya seluruh variabel mempunyai pengaruh secara

bersama-sama (simultan) terhadap return saham (Ret).

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t Statistik) Kelompok II

Tabel 4.19

Uji t Statistik Kelompok II

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .019 .058 .330 .742

LU -.041 .035 -.271 -1.185 .238

LWCAP .003 .010 .026 .288 .774

LWCAN .029 .011 .257 2.625 .009

LUxLWCAP .076 .038 .423 2.006 .046

LUxLWCAN .005 .041 .021 .129 .897

UP -.001 .005 -.022 -.293 .770

EPS .000003260 .000 .168 2.276 .024

IOS .000 .000 .119 1.622 .107

a. Dependent Variable: Ret

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan tampilan output SPSS di atas maka persamaan regresi pada

kelompok I adalah sebagai berikut:

Ret = 0.019 - 0.041LU + 0.003LWCAP + 0.029 LWCAN +

0.076LUxLWCAP + 0.005LUxLWCAN - 0.001UP + 0.00000326EPS

+ IOS + 0.0451232

Uji signifikansi parameter individual (uji t statistik) digunakan untuk

menguji hipotesis 1 sampai hipotesis 8, kesimpulaannya yaitu:

1. Llaba unexpected tidak berpengaruh positif terhadap return saham.

2. Large working capital accruals positif tidak berpengaruh positif terhadap

return saham.

Page 30: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

30

3. Large working capital accruals negatif tidak berpengaruh negatif terhadap

return saham.

4. Large working capital accruals positif mempengaruhi hubungan laba

unexpected terhadap return saham.

5. Large working capital accruals negatif tidak mempengaruhi hubungan laba

unexpected terhadap return saham.

6. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh positif terhadap return saham.

7. Earning per share berpengaruh positif terhadap return saham.

8. Investment opportunity set tidak berpengaruh positif terhadap return saham.

Uji Koefisien Determinasi Kelompok II

Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel output SPSS

berikut:

Tabel 4.20

Uji Koefisien Determinasi Kelompok II

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .348a .121 .079 .0451232

a. Predictors: (Constant), IOS, EPS, LUxLWCAN,

LUxLWCAP, UP, LWCAP, LWCAN, LU

Sumber: Output SPSS

Tampilan output SPSS uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa

besarnya adjusted R2 sebesar 0.079, hal ini berarti 7.9% variasi Ret (rata-rata

return saam tahunan) yang dapat dijelaskan oleh laba unexpected (LU), large

working capital accruals positif (LWCAP), large working capital accruals

negatif (LWCAN), ukuran perusahaan (UP), earning per share (EPS), dan

investment opportunity set (IOS). Sedangkan sisanya 82.1% (100% - 7.9%)

dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model.

Page 31: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

31

Kelompok III (Perusahaan dengan Laba Menurun)

Deskripsi Objek Penelitian Kelompok III

Penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yang

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.21

Penentuan Sampel Penelitian Kelompok III

Keterangan Jumlah

Perusahaan manufaktur yang melaporkan penurunan laba pada tahun 2007 21

Perusahaan manufaktur yang melaporkan penurunan laba pada tahun 2008 36

Perusahaan manufaktur yang melaporkan penurunan laba pada tahun 2009 20

Jumlah perusahaan manufaktur yang digunakan sebagai sampel penelitian

kelompok III

77

Sumber: Data ICMD 2007-2009

Analisis Data Kelompok III

Statistik Deskriptif Kelompok III

Hasil analisis statistik deskriptif dapat dilihat pada output SPSS berikut:

Tabel 4.22

Statistik Deskriptif Kelompok III

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Ret 77 -.1746 .1650 -.011275 .0597218

LU 77 -2.3728 -.0007 -.243250 .3982328

LWCAP 77 0 1 .22 .417

LWCAN 77 0 1 .29 .455

UP 77 9.3487 13.7644 11.814910 .7857115

EPS 77 -1582.1286 4075.4343 73.160195 645.4056126

IOS 77 -16.7832 269.2374 4.599868 30.8415934

Valid N

(listwise) 77

Sumber: Output SPSS

Page 32: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

32

Uji Asumsi Klasik Kelompok III

Uji Normalitas Kelompok III

Hasil uji normalitas dapat dilihat pada output SPSS berikut ini:

Gambar 4.7

Uji Normalitas - Histogram - Kelompok III

Sumber: Output SPSS

Gambar 4.8

Uji Normalitas – Normal Probability Plot - Kelompok III

Sumber: Output SPSS

Page 33: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

33

Tabel 4.23

Uji Normalitas – Uji Kolmogrov-Smirnov (K-S) - Kelompok III

Unstandardized Residual

N 77

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .05285748

Most Extreme

Differences

Absolute .058

Positive .055

Negative -.058

Kolmogorov-Smirnov Z .507

Asymp. Sig. (2-tailed) .960

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan tampilan grafik histogram terlihat bahwa pola distribusi

normal. Berdasarkan tampilan grafik normal probability plot terlihat bahwa titik-

titik (data) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

Berdasarkan tampilan tabel Kolmogrov-Smirnov terlihat bahwa probabilitas

signifikansi adalah 0.960, lebih besar dari level signifikansi 0.05. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Uji Heteroskedastisitas Kelompok III

Gambar 4.9

Uji Heteroskedastisitas - Grafik Scatterplot - Kelompok III

Sumber: Output SPSS

Page 34: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

34

Tabel 4.24

Uji Heteroskedastisitas - Uji Glejser - Kelompok III

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .052 .063 .827 .411

LU .019 .018 .231 1.054 .296

LWCAP .012 .012 .149 1.009 .316

LWCAN .001 .014 .009 .046 .963

LUxLWCAP -.002 .023 -.017 -.073 .942

LUxLWCAN -.045 .041 -.235 -1.082 .283

UP -.001 .005 -.024 -.195 .846

EPS .000001404 .000 .028 .228 .821

IOS .000 .000 -.153 -1.269 .209

a. Dependent Variable: ABSUT

Berdasarkan grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara

acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Uji

glejser menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen mempengaruhi

variabel ABSUT. Jadi disimpulkan tidak terdapat heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi Kelompok III

Tabel 4.25

Uji Autokorelasi – Uji Runs Test - Kelompok III

Unstandardized Residual

Test Valuea .00460

Cases < Test Value 38

Cases >= Test Value 39

Total Cases 77

Number of Runs 36

Z -.802

Asymp. Sig. (2-tailed) .423

a. Median

Tampilan output SPSS menunjukkan bahwa probabilitas 0.423, lebih besar

dari level signifikansi 0.05. Sehingga disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.

Page 35: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

35

Uji Multikolinieritas Kelompok III

Tabel 4.26

Uji Multikolinieritas Kelompok III

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.079 .106 -.749 .456

LU -.085 .030 -.570 -2.805 .007 .279 3.584

LWCAP .055 .020 .386 2.826 .006 .619 1.616

LWCAN .050 .024 .378 2.032 .046 .333 3.001

LUxLWCAP .098 .038 .560 2.565 .013 .242 4.130

LUxLWCAN .088 .070 .253 1.258 .213 .285 3.512

UP .003 .009 .040 .350 .727 .865 1.156

EPS .00002114 .000 .228 2.030 .046 .909 1.100

IOS .000 .000 -.146 -1.302 .197 .922 1.084

a. Dependent Variable: Ret

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang memiliki

nilai Tolerance kurang dari 0.10 dan nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel dalam model regresi.

Uji Hipotesis Kelompok III

Uji Signifikansi Simultan (Uji F Statistik) Kelompok III

Tabel 4.28

Uji F Statistik Kelompok III

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .059 8 .007 2.351 .027a

Residual .212 68 .003

Total .271 76

a. Predictors: (Constant), IOS, EPS, LU, UP, LWCAN, LWCAP, LUxLWCAN,

LUxLWCAP

b. Dependent Variable: Ret

Sumber: Output SPSS

Page 36: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

36

Tampilan output SPSS menunjukkan bahwa signifikansi sebesar 0.027,

jauh lebih kecil dari 0.05. Artinya seluruh variabel mempunyai pengaruh secara

bersama-sama (simultan) terhadap return saham (Ret).

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t Statistik) Kelompok III

Tabel 4.29

Uji t Statistik Kelompok III

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.079 .106 -.749 .456

LU -.085 .030 -.570 -2.805 .007

LWCAP .055 .020 .386 2.826 .006

LWCAN .050 .024 .378 2.032 .046

LUxLWCAP .098 .038 .560 2.565 .013

LUxLWCAN .088 .070 .253 1.258 .213

UP .003 .009 .040 .350 .727

EPS .00002114 .000 .228 2.030 .046

IOS .000 .000 -.146 -1.302 .197

a. Dependent Variable: Ret

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan tampilan output SPSS di atas maka persamaan regresi pada

kelompok I adalah sebagai berikut:

Ret = -0.079 - 0.085LU + 0.055LWCAP + 0.05LWCAN + 0.098LUxLWCAP +

0.088LUxLWCAN + 0.003UP + 0.00002114EPS + IOS + 0.0558803

Uji signifikansi parameter individual (uji t statistik) digunakan untuk

menguji hipotesis 1 sampai hipotesis 8, kesimpulaannya yaitu:

1. Laba unexpected tidak berpengaruh positif terhadap return saham.

2. Large working capital accruals positif berpengaruh positif terhadap return

saham.

Page 37: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

37

3. Large working capital accruals negatif tidak berpengaruh negatif terhadap

return saham.

4. Large working capital accruals positif mempengaruhi hubungan laba

unexpected terhadap return saham.

5. Large working capital accruals negatif tidak mempengaruhi hubungan laba

unexpected terhadap return saham.

6. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh positif terhadap return saham.

7. Earning per share berpengaruh positif terhadap return saham.

8. Investment opportunity set tidak berpengaruh positif terhadap return saham.

Uji Koefisien Determinasi Kelompok III

Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel output SPSS

berikut ini:

Tabel 4.30

Uji Koefisien Determinasi Kelompok III

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .465a .217 .125 .0558803

a. Predictors: (Constant), IOS, EPS, LU, UP, LWCAN,

LWCAP, LUxLWCAN, LUxLWCAP

Sumber: Output SPSS

Tampilan output SPSS uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa

besarnya adjusted R2 sebesar 0.125, hal ini berarti 12.5% variasi Ret (rata-rata

return saam tahunan) yang dapat dijelaskan oleh laba unexpected (LU), large

working capital accruals positif (LWCAP), large working capital accruals

negatif (LWCAN), ukuran perusahaan (UP), earning per share (EPS), dan

investment opportunity set (IOS). Sedangkan sisanya 87.5% (100% - 12.5%)

dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model.

Page 38: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

38

Interpretasi Hasil

Hipotesis 1 (H1)

Dari hasil uji t statistik H1 diperoleh kesimpulan bahwa pada kelompok I

dan II laba unexpected tidak berpengaruh terhadap return saham sedangkan pada

kelompok III laba unexpected berpengaruh negatif terhadap return saham.

Pada kelompok I dan II laba unexpected tidak berpengaruh terhadap return

saham karena laba unexpected adalah laba yang jumlahnya tidak terduga. Hal ini

dapat membuat investor merasa bimbang dan kurang yakin bahwa laba

unexpected dapat mempengaruhi return saham. Sehingga investor beranggapan

bahwa apabila laba unexpected semakin besar maka belum tentu return saham

juga akan semakin besar. Demikian sebaliknya, apabila laba unexpected semakin

kecil maka belum tentu return saham juga akan semakin kecil. Penelitian

sebelumnya yang telah dilakukan oleh Gunawan dan Prasetya (2007)

menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian ini yaitu laba unexpected tidak

berpengaruh terhadap return saham.

Pada kelompok III laba unexpected berpengaruh negatif terhadap return

saham karena pada kelompok III yang terdiri dari perusahaan yang hanya

melaporkan penurunan laba, ternyata seluruh laba unexpected perusahaan sampel

bernilai negatif. Laba unexpected bernilai negatif jika laba yang diumumkan lebih

kecil dari laba yang ekspektasi. Hal ini menunjukkan perusahaan dalam keadaan

yang tidak baik. Semakin besar laba unexpected yang negatif maka investor

semakin tidak tertarik untuk berinvestasi yang menyebabkan harga saham

menurun dan return saham semakin kecil. Demikian sebaliknya, semakin kecil

laba unexpected yang negatif menunjukkan keadaan perusahaan lebih baik maka

para investor semakin tertarik untuk berinvestasi di perusahaan tersebut yang

menyebabkan harga saham meningkat dan return saham semakin besar.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Karacaer, dkk (2009)

yang menunjukkan bahwa pada ketiga kelompok ini, laba unexpected berpengaruh

positif terhadap return saham. Perbedaan hasil penelitian ini dapat disebabkan

adanya perbedaan negara pada sampel penelitian. Pada penelitian ini sampel yang

Page 39: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

39

digunakan adalah perusahaan manufaktur di Indonesia sedangkan pada penelitian

Karacaer, dkk (2009) sampel yang digunakan adalah perusahaan di negara Turki.

Hasil penelitian ini juga berbeda dengan hasil penelitian Saputra (2010)

yang menunjukkan bahwa laba tidak terduga berpengaruh positif terhadap return

saham. Perbedaan hasil penelitian ini dapat disebabkan adanya perbedaan pada

jenis industri sampel penelitian. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah

jenis industri manufaktur sedangkan pada penelitian Saputra (2010) sampel yang

digunakan adalah jenis industri perbankan.

Hipotesis 2 (H2)

Dari hasil uji t statistik untuk H2 diperoleh kesimpulan bahwa pada

kelompok I dan III large working capital accruals positif berpengaruh positif

terhadap return saham sedangkan pada kelompok II large working capital

accruals positif tidak berpengaruh terhadap return saham.

Pada kelompok I dan III large working capital accruals positif

berpengaruh positif terhadap return saham. Penelitian sebelumnya yang telah

dilakukan oleh Karacaer, dkk (2009) menunjukkan hasil yang sama dengan

penelitian ini yaitu, large working capital accruals positif berpengaruh positif

terhadap return saham.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang telah dijelaskan, yaitu:

manajer menggunakan large working capital accruals positif (LWCAP) untuk

mengubah penurunan laba menjadi peningkatan laba dengan tujuan memperoleh

bonus (Kerstein dan Rai, 2007). Dengan dilakukannya manajemen laba melalui

LWCAP maka laba akan meningkat, hal ini akan membuat investor tertarik untuk

berinvestasi di perusahaan tersebut karena mereka berharap dapat memperoleh

return saham yang semakin besar, dengan semakin banyaknya investor yang

tertarik untuk berinvestasi maka harga saham perusahaan akan semakin tinggi

sehingga return saham juga akan semakin besar.

Pada kelompok II large working capital accruals positif tidak berpengaruh

terhadap return saham. Hal ini dapat disebabkan large working capital accruals

positif sebagai proksi manajemen laba masih jarang digunakan di Indonesia.

Page 40: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

40

Investor beranggapan bahwa large working capital accruals positif tidak dapat

digunakan untuk memprediksi return saham.

Hipotesis 3 (H3)

Dari hasil uji t statistik untuk H3 diperoleh kesimpulan bahwa pada

kelompok I, II, dan III, large working capital accruals negatif berpengaruh positif

terhadap return saham. Hal ini dapat disebabkan karena large working capital

accruals negatif digunakan manajer untuk menghindari laba kejutan yang besar

sehingga pada akhirnya yang terjadi yaitu laba meningkat hanya dalam jumlah

kecil dengan tujuan agar terjadi pertumbuhan laba yang rata (Karacaer, 2007).

Pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil (Scott

(2000) dalam Isnanta (2008)). Oleh karena itu dengan dilakukannya manajemen

laba melalui large working capital accruals negatif maka pertumbuhan laba akan

stabil sehingga investor tertarik untuk berinvestasi. Dengan semakin banyaknya

investor yang tertarik untuk berinvestasi maka harga saham akan meningkat dan

return saham juga akan semakin besar. Artinya, large working capital accruals

negatif berpengaruh positif terhadap return saham.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Karacaer, dkk (2009)

yang menunjukkan bahwa pada kelompok I, II, dan III, large working capital

accruals negatif berpengaruh negatif terhadap return saham. Perbedaan hasil

penelitian ini dapat disebabkan adanya perbedaan negara pada sampel penelitian.

Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur di

Indonesia sedangkan pada penelitian Karacaer, dkk (2009) sampel yang

digunakan adalah perusahaan di negara Turki.

Hipotesis 4 (H4)

Dari hasil uji t statistik untuk H4 diperoleh kesimpulan bahwa pada

kelompok I, II, dan III, large working capital accruals positif mempengaruhi

hubungan laba unexpected terhadap return saham. Penelitian sebelumnya yang

telah dilakukan oleh Karacaer, dkk (2009) menunjukkan hasil yang sama dengan

Page 41: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

41

penelitian ini yaitu pada kelompok I, II, dan III, large working capital accruals

positif mempengaruhi hubungan laba unexpected terhadap return saham.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang telah dijelaskan, yaitu:

manajer menggunakan large working capital accruals positif (LWCAP) untuk

mengubah penurunan laba menjadi peningkatan laba dengan tujuan memperoleh

bonus (Kerstein dan Rai, 2007). Dengan dilakukannya manajemen laba melalui

LWCAP maka akan terjadi perubahan laba sehingga akan mempengaruhi

besarnya laba unexpected. Apabila terjadi perubahan pada laba unexpected maka

akan berpengaruh pada hubungan laba unexpected terhadap return saham. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa LWCAP mempengaruhi hubungan laba

unexpected terhadap return saham.

Hipotesis 5 (H5)

Dari hasil uji t statistik untuk H5 diperoleh kesimpulan bahwa pada

kelompok I, II, dan III, large working capital accruals negatif tidak

mempengaruhi hubungan laba unexpected terhadap return saham. Hal ini dapat

disebabkan large working capital accruals negatif sebagai proksi manajemen laba

masih jarang digunakan di Indonesia. Investor beranggapan bahwa hubungan laba

unexpected terhadap return saham tidak dapat dipengaruhi oleh large working

capital accruals negatif.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Karacaer, dkk (2009)

yang menunjukkan bahwa pada pada kelompok I, II, dan III, large working

capital accruals negatif mempengaruhi hubungan laba unexpected terhadap return

saham. Perbedaan hasil penelitian ini dapat disebabkan adanya perbedaan negara

sampel penelitian. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah perusahaan

manufaktur di Indonesia sedangkan pada penelitian Karacaer, dkk (2009) sampel

yang digunakan adalah perusahaan di negara Turki.

Hipotesis 6 (H6)

Dari hasil uji t statistik untuk H6 diperoleh kesimpulan bahwa pada

kelompok I, II, dan III, ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap return

Page 42: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

42

saham. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak dapat digunakan

untuk mempredikasi return saham. Hal ini dapat disebabkan investor beranggapan

bahwa perusahaan yang besar tidak selamanya dapat memberikan tingkat return

saham yang besar sedangkan perusahaan kecil tidak menutup kemungkinan dapat

memberikan tingkat return saham yang besar bagi para investornya. Penelitian

sebelumnya yang telah dilakukan oleh Munte (2009) dan Solechan (2008)

menujukkan hasil yang sama dengan penelitian ini yaitu ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap return saham.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Karacaer, dkk (2009)

yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap return

saham. Perbedaan hasil penelitian ini dapat disebabkan adanya perbedaan negara

sampel penelitian. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah perusahaan

manufaktur di Indonesia sedangkan pada penelitian Karacaer, dkk (2009) sampel

yang digunakan adalah perusahaan di negara Turki.

Hipotesis 7 (H7)

Dari hasil uji t statistik untuk H7 diperoleh kesimpulan bahwa pada

kelompok I, II, dan III, earning per share berpengaruh positif terhadap return

saham. Hal ini menunjukkan bahwa earning per share dapat digunakan untuk

memprediksi return saham. Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh

Solechan (2009), Solechan (2008), dan Sutanto (2007) menunjukkan hasil yang

sama dengan penelitian ini yaitu earning per share berpengaruh positif terhadap

return saham.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang telah dijelaskan, yaitu:

dengan memperhatikan pertumbuhan earning per share (EPS) maka dapat dilihat

prospek perusahaan di masa yang akan datang sehingga akan mempengaruhi

keputusan investor dalam berinvestasi (Sutanto, 2007). EPS yang tinggi

menandakan bahwa perusahaan mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang

lebih baik kepada pemegang saham sedangkan EPS yang rendah menandakan

bahwa perusahaan gagal memberikan tingkat kesejahteraan sebagaimana yang

diharapkan oleh pemegang saham (Solechan, 2009).

Page 43: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

43

Jika EPS semakin besar maka pandangan investor tentang keberhasilan

perusahaan di masa akan datang juga semakin besar sehingga investor lebih berani

menawar saham dengan harga lebih tinggi sehingga return saham juga akan

semakin besar. Demikian sebaliknya, jika EPS semakin kecil maka pandangan

investor tentang keberhasilan perusahaan di masa akan datang juga semakin kecil

sehingga investor tidak tertarik untuk membeli saham yang menyebabkan return

saham juga akan semakin kecil.

Hipotesis 8 (H8)

Dari hasil uji t statistik untuk H6 diperoleh kesimpulan bahwa pada

kelompok I, II, dan III, investment opportunity set (IOS) tidak berpengaruh

terhadap return saham. Hal ini menunjukkan bahwa IOS tidak dapat digunakan

untuk mempredikasi return saham. Hal ini dapat disebabkan karena modal yang

dimanfaatkan untuk kegiatan investasi tidak hanya akan menghasilkan

keuntungan melainkan juga akan dapat menimbulkan kerugian di masa

mendatang.

Kerugian dari suatu investasi dapat disebabkan antara lain karena

terjadinya bencana alam atau perusahaan tempat investor berinvestasi mengalami

kebangkrutan. Oleh karena itu, dengan semakin besar IOS maka belum tentu akan

diperoleh keuntungan yang semakin besar. Demikian sebaliknya, dengan semakin

kecil IOS maka belum tentu akan diperoleh keuntungan yang semakin kecil.

Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Solechan (2008) menunjukkan

hasil yang sama dengan penelitian ini yaitu investment opportunity set tidak

berpengaruh terhadap return saham

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Anugrah (2008) yang

menunjukkan bahwa investment opportunity set berpengaruh positif terhadap

return saham Perbedaan hasil penelitian ini dapat disebabkan adanya perbedaan

pada jangka waktu periode pengamatan. Anugrah (2008) menggunakan periode

pengamatan yang lebih panjang yaitu selama 5 tahun sedangkan pada penelitian

ini periode pengamatan hanya 3 tahun.

Page 44: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

44

V. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada kelompok I dan II, laba unexpected tidak berpengaruh terhadap

return saham, artinya laba unexpected tidak dapat digunakan untuk

memprediksi return saham pada kelompok I dan II. Sedangkan pada

kelompok III, laba unexpected berpengaruh negatif terhadap return saham,

artinya laba unexpected dapat digunakan untuk memprediksi return saham

pada kelompok III.

2. Pada kelompok I dan III, large working capital accruals positif

berpengaruh positif terhadap return saham, artinya large working capital

accruals positif dapat digunakan untuk memprediksi return saham pada

kelompok I dan III. Sedangkan pada kelompok II, large working capital

accruals positif tidak berpengaruh terhadap return saham, artinya large

working capital accruals positif tidak dapat digunakan untuk memprediksi

return saham pada kelompok II.

3. Pada kelompok I, II, dan III, large working capital accruals negatif

berpengaruh negatif terhadap return saham, artinya large working capital

accruals negatif dapat digunakan untuk memprediksi return saham pada

kelompok I, II, dan III.

4. Pada kelompok I, II, dan III, large working capital accruals positif

mempengaruhi hubungan laba unexpected terhadap return saham.

5. Pada kelompok I, II, dan III, large working capital accruals negatif tidak

mempengaruhi hubungan laba unexpected terhadap return saham.

6. Pada kelompok I, II, dan III, ukuran perusahaan tidak berpengaruh

terhadap return saham, artinya ukuran perusahaan tidak dapat digunakan

untuk memprediksi return saham pada ketiga kelompok tersebut.

7. Pada kelompok I, II, dan III, earning per share berpengaruh positif

terhadap return saham, artinya earning per share dapat digunakan untuk

memprediksi return saham pada ketiga kelompok tersebut.

Page 45: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

45

8. Pada kelompok I, II, dan III, investment opportunity set tidak berpengaruh

terhadap return saham, artinya investment opportunity set tidak dapat

digunakan untuk memprediksi return saham pada ketiga kelompok

tersebut.

Keterbatasan

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu:

Tingkat Adjusted R2 dari model yang diuji rendah, yaitu pada kelompok I

Adjusted R2

= 0.083, pada kelompok II Adjusted R2

= 0.079, pada

kelompok III Adjusted R2 = 0.125. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini mempunyai pengaruh yang

lebih besar terhadap return saham.

Saran

Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Menggunakan sampel dari jenis industri selain industri manufaktur. Agar

hasil penelitian dapat menggambarkan keadaan industri lainnya.

2. Menggunakan periode pengamatan yang lebih panjang, misalnya lima

tahun.

3. Menambahkan variabel lain untuk melihat pengaruhnya terhadap return

saham.

Page 46: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

46

DAFTAR PUSTAKA

Anugrah, Anthi Dwi Putriani. 2008. “Analisis Pengaruh Investment Opportunity

Set (IOS) terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Manufaktur”.

Jurnal Universitas Gunadarma.

Anwar, Solichin. 2009. “Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik

Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Pembiayaan di BEI Tahun

2007-2008”. Jurnal Universitas Gunadarma.

Ardiati, Aloysia Yanti. 2005. “Pengaruh Manajemen Laba terhadap Return Saham

pada Perusahaan yang diaudit oleh KAP Big 5 dan KAP Non Big 5”.

Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.

Daniati, Ninna dan Suhairi. 2006. “Pengaruh Kandungan Informasi Komponen

Laporan Arus Kas, Laba Kotor, dan Size Perusahaan terhadap

Expected Return Saham”. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.

Eisendhardt, Kathleen M. “Agency Theory: An Assesment and Review”. The

Academy of Management Review, 14, Hal. 57-74.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS.

Cetakan IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gunawan, Gretha dan Agatha Chandra Prasetya. 2007. “Analisa Pengaruh

Earnings Surprise terhadap Return Saham dan Uji Beda Risiko Positif

Earnings Surprise Portfolio”. Skripsi Sarjana, Jurusan Manajemen,

Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra.

Hasibuan, Candra Dewi. 2009. “Analisis Pengaruh Perubahan Laba Akuntansi

terhadap Perubahan Harga Saham pada Industri Dasar dan Kimia di

Bursa Efek Jakarta”. Skripsi Sarjana, Jurusan Akuntansi. Faskultas

Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba

Empat.

Page 47: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

47

Indonesian Capital Market Directory. 2007

Indonesian Capital Market Directory. 2008

Indonesian Capital Market Directory. 2009

Isnanta, Rudi. 2008. “Pengaruh Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan

Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”. Skripsi Sarjana,

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Jensen, Michael C. dan William H. Meckling. 1976. “Theory of the Firm:

Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure”. Journal

of Finance Economics, Vol.3, No.4, hal 305-360.

Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi III. Yogyakarta:

BPFE.

Karacaer, Semra, dkk. 2009. “An Analysis of the Impact of Working Capital

Accruals on Corporate Earnings in Turkey”. International Research

Journal of Finance and Economics, Issue 29.

Kerstein, Joseph dan Atul Rai. 2007. “Working Capital Accruals and Earnings

Management”. Jurnal Investment Management and Financial

Innovations, Vol. 4, Issue 2.

Kumar, Suwendra. 2007. “Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Investment

Opportunity Set (IOS), dan Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Dividend

Payout Ratio (DPR)”. Tesis, Magister Manajemen, Universitas

Diponegoro.

Munte, Mei Hotma Mariati. 2009. “Pengaruh Faktor Fundamental terhadap

Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia”. Tesis, Magister Sains Ilmu Akuntansi, Universitas

Sumatera Utara.

Page 48: DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP RETURN …eprints.undip.ac.id/29079/1/JURNAL_DIAN.pdf · menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Anugrah (2008) menunjukkan bahwa investment

48

Norpratiwi, Agustina MV. 2000. “Analisis Korelasi Investment Opportunity Set

Terhadap Return Saham (Pada Saat Pelaporan Keuangan

Perusahaan)”. Jurnal STIE YKPN Yogyakarta.

Saputra, Indra. 2010. “Risiko Keuangan sebagai Determinant Hubungan antara

Earning dengan Return pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia”. Tesis, Magister Akuntansi, Universitas

Diponegoro.

Sari, Cynthia, dan Desi Adhariani. 2009. “Konservatisme Perusahaan di Indonesia

dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya”. Jurnal AKPM.

Sari, Ratna Candra dan Zuhrotun. 2006. “Keinformatifan Laba di Pasar Obligasi

dan Saham: Uji Liquidation Option Hypothesis”.

Sofilda, Eleonora dan Edi Subaedi. 2008. “Pengaruh Ukuran Perusahaan dan

Karakterisitik Kepemilikan terhadap Harga Saham LQ-45 pada Bursa

Efek Jakarta”.

Solechan, Achmad. 2009. “Pengaruh Manajemen Laba dan Earning terhadap

Return Saham”. Tesis, Magister Akuntansi, Universitas Diponegoro.

_______________. 2008. “Pengaruh Earning, Manajemen Laba, IOS, Beta, Size

dan Rasio Hutang terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Go

Public di BEI”. Jurnal STMIK HIMSYA Semarang.

Sutanto, Michael Wibowo. 2007. “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Return

Saham”. Tesis, Magister Manajemen, Universitas Diponegoro.

Tanor, Linda A.O. 2009. “Pentingnya Pengungkapan (Disclosure) Laporan

Keuangan dalam Meminimalisasi Asimetri Informasi”. Jurnal

FORMAS, Vol. 2, No. 4, Hal. 287-294.

Wibowo, Pratomo Wahyu. 2003. “Pengaruh Profitabiltas, Leverage, dan Earning

Per Share terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur dan Non

Manufaktur”. Skripsi Sarjana. Fakultas Ekonomi. Universitas Sebelas

Maret Surakarta.