CONTOH SKRIPSI REGRESI
description
Transcript of CONTOH SKRIPSI REGRESI
ANALISIS PENGARUH PRODUK, HARGA,
DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN PADA VANZA CELL
PECANGAAN JEPARA
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh :
Nama : THOBAGUS GHUFRON
NIM : 0410000662
Jurusan : MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
NAHDLATUL ULAMA
JEPARA
2008
ANALISIS PENGARUH PRODUK, HARGA, DAN
PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN PADA VANZA CELL PECANGAAN
JEPARA
Proposal ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi
Program S1 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nahdlatul Ulama Jepara
Nama : THOBAGUS GHUFRON
NIM : 0410000662
Jurusan : MANAJEMEN
Disetujui Oleh Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. HARRY SOESANTO MMR. NURUL KOMARIYATIN SE.MMTgl………………............. Tgl………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan perkembangan kehidupan masyarakat dewasa ini,
masalah pemasaran merupakan salah satu dari banyak masalah yang dihadapi
perusahaan juga peritail sehari – hari. Hal ini dapat terlihat bahwa masyarakat
semakin teliti dan selektif dalam membelanjakan penghasilannya untuk
mendapatkan barang dan jasa yang dapat memberikan kepuasan bagi
konsumen.
Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli atau
konsumen agar bersedia membeli barang atau produk, dengan demikian
kegiatan pemasaran mencakup usaha konsumen yang perlu dipuaskan. Dalam
mempelajari perilaku konsumen, perusahaan perlu memperhatikan faktor –
faktor yang mempengaruhi sikap konsumen itu sendiri yang berasal dari
dalam diri manusia atau intern antara lain motivasi, sikap, persepsi, belajar
dan kepribadian. Selain faktor intern diatas sikap konsumen juga perlu
dipengaruhi faktor ekstern, antara lain : keluarga, kelas sosial, budaya dan
kelompok sosial.
Konsumen membeli sesuatu tentunya atas dasar adanya kebutuhan
yang memerlukan pemuasan. Motif yang merupakan suatu kekuatan yang
sifatnya internal mengarahkan tingkah laku seseorang untuk melakukan
kegiatan tertentu yang tujuannya adalah memuaskan kebutuhan (F. Hansen :
972). Untuk memahami konsumen harus dimulai dari perilakunya dalam
pengambilan keputusan pemilihan toko (store Choice).
Menurut Lunsch dan Dunne (1990 : 128) proses itu dimulai ketika
konsumen berkunjung ke suatu toko untuk berbagai alasan seperti untuk
membeli, mengumpulkan informasi, melakukan sosialisasi atau alasan-alasan
pribadi lainnya. Selanjutnya konsumen mengevaluasi berbagai alternatif
berbelanja dan memilih toko yang akan dikunjungi, serta memutuskan untuk
membeli atau meninggalkan toko tersebut.
Beberapa faktor yang diduga berpengaruh dalam perilaku
konsumen terhadap sebuah produk, dapat dijabarkan dalam determinasi yang
berjenjang. Misalnya keputusan pembelian seseorang merupakan indikasi dan
kemampuan daya belinya terhadap suatu produk dimana kemampuan daya
belinya atau buying power merupakan cerminan dari kelompok sosial yang
dapat diimplikasikan kedalam keterjangkauan harga produk tersebut dilihat
dari kemampuan daya belinya. Dari asumsi ini, terlahir variabel harga yang
merupakan cerminan kemampuan daya belinya.
Fenomena disisi lain dari pihak penjual juga berusaha merespon
secara positif usaha konsumen untuk memperoleh apa yang diharapkan
dengan jalan memberikan pelayanan yang terbaik. Selanjutnya timbul suatu
asumsi bahwa faktor pelayanan juga mempengaruhi perilaku konsumen dalam
melakukan keputusan konsumen.
Siiring dengan kemajuan zaman, khususnya dibidang
telekomunikasi banyak masyarakat yang menggunakan berbagai macam alat
komunikasi terutama hand phone. Dengan berbagai kemudahan yang dimiliki
hand phone, masyarakat bisa berkomunikasi dengan mudah, cepat dan bisa
kapan saja. Berkaitan dengan penggunaan hand phone tentu saja mereka
membutuhkan voucher untuk bisa berkomunikasi. Untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat terutama masyarakat Pecangaan dan keinginan mereka
dalam membeli voucher di counter atau di toko – toko terdekat, salah satu
adalah di Vanza Cell Pecangaan. Vanza Cell juga menyediakan produk yang
beraneka ragam diantaranya adalah hand phone, perdana jenis voucher,
acesories hand phone, wartel dan bahkan accesories otomotif.
Salah satu faktor yang mempengaruhi tahap –tahap dalam proses
pembelian yang dilakukan konsumen adalah motivasi yang berpengaruh
terhadap prosess pembelian nyata. Faktor – faktor yang dapat digunakan oleh
pihak penjual untuk mempengaruhi konsumen antara lain : ketersediaan
produk, harga yang ditawarkan, pelayanan,. Dari beberapa faktor yang diduga
berpengaruh dalam perilaku konsumen terhadap produk voucher Vanza Cell
Pecangaan Jepara.
Dari aspek lain dapat diungkapkan bahwa banyak faktor
diantaranya adalah produk, keterjangkauan harga, dan pelayanan dipandang
juga turut memegang peranan aktif dalam menumbuhkan keputusan
pembelian seseorang. Asumsi seperti ini dibentuk dari adanya fenomena
bahwa seseorang membeli sesuatu dipandang sebagai sebuah usaha dan
kekuatan untuk memperoleh sesuatu yang diharapkan. Terlebih lagi dengan
usaha tersebut juga disertai dengan adanya pengeluaran biaya tertentu untuk
mendapatkannya. Dengan adanya berbagai produk yang disediakan, harga
yang ditawarkan dan pelayanan yang diberikan diharapkan nantinya
konsumen dapat lebih tertarik untuk bisa membelanjakan penghasilanya di
Vanza Cell Pecangaan Jepara.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka, penulis tertarik
melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini dengan judul “ANALISIS
PENGARUH PRODUK, HARGA, DAN PELAYANAN TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA VANZA CELL PECANGAAN
JEPARA ”
1.2 Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup masalah sangat penting agar penelitian dan
pembahasannya lebih terarah dan tidak terlalu melebar sehingga lebih mudah
dalam menentukan isi dari permasalahan tersebut. Ruang lingkup ini dibatasi
pada produk , harga, dan pelayanan pada Vanza Cell Pecangaan Jepara.
Penulis membatasi ruang lingkup pada pengaruh produk, harga dan
pelayanan terhadap keputusan pembelian pada Vanza Cell.
Masalah yang dibahas adalah :
a. Variabel produk, harga dan pelayanan yang mempengaruhi keputusan
pembelian.
b. Obyek yang diteliti adalah Vanza Cell Pecangaan Jepara.
c. Sample penelitian diambil dari penelitian dilokasi Vanza Cell Pecangaan
Jepara yaitu konsumen dari Vanza Cell.
1.3 Perumusan Masalah
Selain menjual produk Selular Vanza Cell juga menjual accecories
otomotif maka dari itu boleh dibilang mempunyai koleksi produk yang
terlengkap di Pecangaan oleh karena itu seberapa besar pengaruh produk,
harga dan pelayanan konsumen pada Vanza Cell Pecangaan seiring
kemampuan untuk meningkatkan persaingan Retail sellular. Maka dari situlah
timbul pertanyaan penelitian, yaitu :
1.3.1 Apakah faktor produk berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
pembelian produk di Vanza Cell Pecangaan.
1.3.2 Apakah faktor harga berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
pembelian produk di Vanza Cell Pecangaan.
1.3.3 Apakah faktor pelayanan berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan pembelian produk di Vanza Cell Pecangaan.
1.3.4 Apakah faktor produk, harga, dan pelayanan mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian produk di Vanza
Cell Pecangaan.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Untuk menganalisis besarnya pengaruh variabel harga terhadap
keputusan pembelian produk di Vanza Cell Pecangaan.
.4.2 Untuk menganalisis besarnya pengaruh variabel produk terhadap
keputusan pembelian produk di Vanza Cell Pecangaan.
.4.3 Untuk menganalisis besarnya pengaruh variabel pelayanan terhadap
keputusan pembelian produk di Vanza Cell Pecangaan.
.4.4 Untuk menganalisis besarnya pengaruh variabel produk, harga dan
pelayanan secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian produk
di Vanza Cell Pecangaan.
1.5 Kegunaan Penelitian
1.5.1 Kegunaan Teoritis
1.5.1.1 Merupakan sarana penerapan teori yang diperoleh dibangku
perkuliahan ke dalam praktek yang ada.
1.5.2 Kegunaan Praktis
1.5.2.1 Dapat digunakan perusahaan untuk bahan pertimbangan
dalam menjalankan strategi pemasaran.
1.5.2.2 Dapat digunakan sebagai informasi dan sedikit memberi
gambaran bagi peneliti lain yang ada hubungannya dengan
permasalahan ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Perilaku Konsumen
Setiap pemasar harus jeli dalam mempelajari dan memahami
tentang perilaku pembelian sehingga konsumen akan merasa puas dengan
apa yang diberikan oleh perusahaan. Hal ini penting untuk memenuhi
segala keinginan dan kebutuhan konsumen.
Enggel dan Blackwell (1994 : 3) mendefinisikan perilaku
konsumen sebagai berikut :
“Sebagai tindakan yang terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan
menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang
mendahului dan menyusuli tindakan ini”.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pada
perilaku konsumen terdapat dua elemen penting yaitu :
a. Proses pengambilan keputusan
b. Kegiatan fisik yang semua ini melibatkan individu dalam menilai,
mendapatkan dan menggunakan barang-barang dan jasa ekonomis.
2.1.2 Keputusan Pembelian
2.1.2.1 Motif Pembelian Konsumen
Definisi motif pembelian menurut Engel, Blacwell dan
Miniard (1994 : 50) adalah suatu predisposisi abadi yang
membangkitkan dan mengarahkan pada perilaku kearah tujuan
tertentu atau pembelian. Dalam menentukan keputusan
pembelian biasanya seseorang dipengaruhi oleh motif pembelian.
Motif pembelian adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-
kegiatan tertentu guna mencapai sesuatu tujuan (Basu Swastha
dan Hani Handoko, 1997 : 77). Motif dalam pembelian dibagi
menjadi :
1) Motif Pembelian Primer dan Selektif
a. Motif pembelian primer atau Primary buying motive
adalah motif yang menimbulkan perilaku pembelian
terhadap kategori-kategori umum atau biasa pada suatu
produk.
b. Motif pembelian selektif atau selective buying motive
adalah motif motif yang mempengaruhi keputusan
tentang model dan merk ataupun kelas-kelas produk atau
macam penjual yang dipilih untuk suatu pembelian.
2) Motif Rasio dan Emosional
a. Motif rasio adalah motif yang didasarkan pada kenyataan
seperti yang ditunjukkan oleh suatu produk kepada
konsumen. Misalnya motif pembelian terhadap merk
tertentu, karena kualitas selalu dapat dipercaya.
b. Motif emosional adalah motif pembelian yang berkaitan
dengan perasaan atau emosi individu. Seperti
penggungkapan rasa cinta, kenyamanan, kesehatan dan
kepraktisan.
Motif bersifat subyektif, sehingga sulit untuk menentukan
hubungan antara motif pembelian dengan produk yang
diberi.
2.1.2.2 Jenis-Jenis Perilaku Keputusan Pembelian
Menurut Basu Swasta dan Irawan (2005 : 117) ada
beberapa jenis perilaku keputusan pembelian, yaitu :
1) Perilaku Tanggapan Rutin / Perilaku Responsi Rutin
Pembeli tidak selalu membeli merk yang sama karena stok
habis, transaksi khusus dan keinginan akan bervariasi. Tetapi
pada umumnya pembeli tidak memberikan banyak pikiran,
usaha mencari atau waktu untuk membeli. Barang-barang
dalam golongan ini sering dinamakan barang dengan
keterlibatan rendah.
2) Pemecahan Masalah yang Terbatas
Pemasar menyadari bahwa konsumen berusaha mengurangi
resiko dengan mengumpulkan informasi. Pemasar harus
merancang suatu program komunikasi yang meningkatkan
pemahaman dan keyakinan pembeli atas merek tersebut.
3) Pemecahan Masalah yang Ekstensif
Pemasar produk dalam kelas ini harus memahami
pengumpulan informasi dan evaluasi kegiatan calon pembeli.
Pemasar perlu mempermudah pembeli mempelajari ciri
produk, pentingnya produk dan kedudukan merek pemasar
dengan ciri yang lebih penting.
2.1.2.3 Tahap-Tahap dalam Proses Keputusan Pembelian
Dalam bukunya Philip Kotler (2000 : 204) menyatakan
bahwa tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian adalah :
1) Pengenalan Masalah
Pada tahap ini pemasar perlu menentukan keadaan yang
biasanya menggerakkan pengenalan masalah konsumen.
Pemasar harus meneliti konsumen untuk mengetahui (a) jenis
rasa membutuhkan atau masalah yang timbul, (b) apa yang
membuat rasa kebutuhan itu timbul dan (c) bagaimana rasa
kebutuhan itu mengarah ke produk tertentu.
2) Pencarian Informasi
Inti yang penting bagi pemasar adalah sumber informasi
utama yang akan digunakan oleh konsumen dan tiap
pengaruh terhadap keputusan pembelian kemudian.
Sumber informasi konsumen tergolong kedalam 4 kelompok :
a. Sumber pribadi ( keluarga, teman, tetangga, kenalan )
b. Sumber komersial ( periklanan, tenaga penjual, pedagang,
kemasan dan pameran )
c. Sumber publik ( media massa, organisasi penilai
konsumen )
d. Sumber eksperimental / pengalaman ( penanganan,
pengkajian, dan pemakaian produk ).
3) Evaluasi Alternatif
Konsep-konsep dasar tertentu akan membantu menjelaskan
proses penilaian konsumen.
a. Konsumen memandang sebuah produk sebagai seuntaian
ciri-ciri produk.
b. Konsumen mungkin berbeda dalam memberikan bobot
pentingnya ciri yang mencolok.
c. Konsumen mungkin mengembangkan satu himpunan
kepercayaan merek.
d. Konsumen dianggap mempunyai fungsi utilitas.
e. Konsumen tiba pada sikap kearah alternatif merek
melalui prosedur evaluasi tertentu.
4) Keputusan Pembelian
Pada tahap evaluasi, konsumen menyusun peringkat merek-
merek dalam himpunan pilihan serta membentuk niat
membeli. Biasanya konsumen akan membeli merek yang
paling disukai.
Langkah-langkah antara evaluasi alternatif dan
keputusan pembelian, yaitu :
Gambar 2.1
Tahap – tahap antara evaluasi alternative dan keputusan pembelian
Sumber Philip Kotler (2000: 208)
5) Perilaku Pasca Pembelian
a. Kepuasan Purna Pembelian
Evaluasialternatif
Niat Pembelian
Sikaporang lain
Situasi tak diinginkan
Keputusanpembelian
Bila seseorang memilih antara dua atau lebih alternatif,
maka ketidak senangan ataupun ketidak sesuaian pasti
timbul karena pengetahuan seseorang yang sementara
bahwa keputusan yang telah dibuat itu mempunyai
keuntungan tertentu. Keputusan itu juga mempunyai
kerugian. Ketidak sesuaian timbul setelah keputusan, dan
selanjutnya, individu akan pasti mengambil langkah-
langkah untuk mengurangi ketidak sesuaian.
b. Tindakan Pasca Pembelian
Kepuasan konsumen terhadap produk akan
mempengaruhi perilaku berikutnya. Seorang konsumen
yang puas kemungkinannya lebih besar untuk membeli
produk tersebut pada waktu berikutnya dan akan
menyampaikan hal-hal yang baik mengenai produk itu
terhadap orang lain. Sedangkan konsumen yang tidak
puas memberikan tanggapan yang berbeda.
2.1.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
dalam memutuskan pembelian suatu produk (Basu Swastha dan
T. Hani handoko, 1997 : 55), diantaranya :
1) Faktor Ekstern
Faktor ekstern meupakan faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen yang timbul dari luar individu. Faktor
ekstern meliputi :
a. Keluarga
Setiap anggota keluarga memiliki selera dan keinginan
yang berbeda-beda, karena itu manajer pemasaran perlu
mengetahui peranan tiap-tiap anggota keluarga dalam
proses pembelian.
b. Kelas Sosial
Pengelompokan orang yang sama dalam perilaku mereka
berdasarkan pada posisi atau ekonomi mereka di dalam
masyarakat.
c. Kebudayaan
Seperangkat symbol bermakna, nilai, gagasan dan benda-
benda yang membantu individu berkomunikas, membuat
tafsirandan melkaukan evaluasi sebagai anggota
masyarakat.
d. Kelompok Sosial
Kelompok ini sering dijadikan pedoman oleh konsumen
selalu mengawasi kelompok tersebut baik tingkah laku
maupun mentalnya.
2) Faktor Intern
Faktor lingkungan intern merupakan psikologis
yang berasal dari proses intern individu. Faktor Intern
meliputi :
a. Persepsi
Persepsi dapat dirumuskan sebagai proses seseorang
individu dimana stimula atau rangsangan diseleksi,
diorganisir dan diinterprestasikan.
b. Sikap
Sikap seseorang adalah predisposisi atau keadaan mudah
terpengaruh untuk memberikan tanggapan terhadap
rangsangan lingkungan, yang dapat memulai atau
membimbing tingkah laku orang tersebut. Sikap ini
dilakukan konsumen berdasarkan pandangannya terhadap
produk dan proses balajar baik pengenalan atau saran dari
orang lain. Sikap konsumen bisa merupakan sikap positif
maupun negatif terhadap produk-produk lain.
c. Motivasi
Motivasi adalah keadaan dalam diri pribadi seseorang
yang mendorong kegiatan dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
d. Belajar
Belajar merupakan perilaku akibat adanya pengalaman-
pengalaman masa lalu, perasaan (puas atau tidak puas)
akan mempengaruhi tanggapan konsumen.
2.1.3 Produk
Produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak
diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer,
pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk
memuaskan keinginan dan kebutuhannya (Basu Swasta DH dan Irawan,
2003 : 165)
2.1.3.1 Klarifikasi Produk
Ada beberapa faktor dalam pengklarifikasian produk yaitu :
1) Daya Tahan dan Wujud
a. Barang yang tidak tahan lama atau nondurable goods
adalah barang yang berwujud yang biasanya dikonsumsi
dalam satu atau beberapa kali penggunaan.
b. Barang tahan lama atau durable goods adalah barang
berwujud yang biasanya dapat digunakan berkali-kali.
c. Jasa atau services adalah jasa bersifat tidak berwujud,
tidak dapat dipisahkan dan mudah habis. Akibatnya jasa
biasanya memerlukan lebih banyak penggendalian mutu,
kredibilitas pemasok dan kemampuan penyelesaian.
2) Klarifikasi Barang Konsumen
a. Barang convenience adalah barang-barang yang biasanya
sering dibeli konsumen, segera dengan usaha yang
minimum.
b. Barang shopping adalah barang-barang yang
berkarakteristiknya dibanding berdasarkan kesesuaian
kualitas, harga dan gaya dalam proses pemilihan dan
pembelian.
c. Barang khusus atau specially goods adalah barang-barang
yang karakteristiknya unik atau identifikasi merek dimana
untuk memperoleh barang-barang itu sekelompok
pembeli yang cukup besar tersedia melakukan usaha
khusus untuk membelinya.
d. Barang unsought adalah barang-barang yang tidak
diketahui konsumen atau diketahui namun secara normal
konsumen tidak terpikir untuk membelinya.
3) Klarifikasi Barang Industri
a. Bahan baku dan suku cadang atau material and part
adalah barang-barang yang sepenuhnya memasuki produk
yang dihasilkan. Barang itu terbagi menjadi dua kelas
yaitu, bahan mentah serta bahan baku dan suku cadang
hasil manufaktur.
b. Barang modal atau capital item adalah barang-barang
tahan lama yang memudahkan pengembangan dan atau
pengolahan produk akhir. Barang modal meliputi dua
kelompok yaitu instalasi dan peralatan.
c. Perlengkapan dan jasa bisnis adalah barang dan jasa tidak
tahan lama yang membantu pengembangan dan atau
pengolahan produk akhir. Perlengkapan ada dua jenis
yaitu perlengkapan operasi dan barang untuk
pemeliharaan serta perbaikan. Sedangkan jasa bisnis
meliputi jasa perbaikan dan pemeliharaan serta jasa
konsultasi bisnis.
21.4 Harga
Harga juga dijadikan pertimbangan oleh konsumen dalam
melakukan pembelian. Menurut Basu Swastha dan Irawan (2005 : 241)
mendefinisikan harga sebagai jumlah uang atau ditambah barang kalau
mungkin, yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
produk beserta pelayanannya. Dari definisi tersebut kita dapat mengetahui
bahwa harga yang dibayarkan oleh pembeli itu sudah termasuk pelayanan
yang diberikan oleh penjual, bahkan penjual juga menginginkan sejumlah
keuntungan dari harga tersebut. Jika konsumen menolak maka manager
perusahaan harus segera merubahnya. Dalam penetapan harga perusahaan
tidak bisa menetapkan harga untuk semua keadaan. Harga dapat
ditentukan dengan melihat tujuan dari penetapan harga. Banyak
perusahaan yang secara sadar atau terang-terangan dalam menetapkan
harga tidak memperhatikan tujuan perusahaan sehingga dalam penetapan
harga yang terarah pada pencapaian perusahaan.
Perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor dalam
penetapan kebijakan harga. Philip Kotler (2002 : 519) mengemukakan
langkah-langkah penetapan harga yaitu : memilih tujuan penetapan harga,
menentukan permintaan pasar, memperkirakan biaya produksi,
menganalisa biaya harga dan tawaran pesaing, memilih metode penetapan
harga dan memilih harga akhir.
Setelah harga ditetapkan maka harga tersebut dapat dimodifikasi
agar menarik konsumen dengan cara :
1) Harga diskon adalah pengurangan harga karena perbedaan jumlah
produk yang dibeli, waktu pembelian dan waktu pembayaran.
2) Harga geografis adalah penetapan harga karena ongkos angkut barang.
3) Harga promosi adalah harga yang hanya bertujuan untuk menarik
pelanggan atau menghabiskan persediaan.
4) Harga psikologis adalah pemberian harga dengan menggunakan angka
ganjil atau tidak dengan harapan memberikan kesan yang murah.
Harga sering dijadikan indikator bagi konsumen. Apabila harga lebih
tinggi, orang cenderung beranggapan bahwa kualitas lebih baik.
Barang dengan harga tinggi biasanya dianggap superior dengan barang
yang mempunyai harga yang rendah dianggap inferior atau rendah
tingkatannya.
2.1.5 Pelayanan
Sikap dan pelayanan pihak Vanza Cell Pecangaan Jepara
merupakan kunci keberhasilan, juga usaha untuk menarik pembelian oleh
konsumen di Vanza Cell Pecangaan Jepara dituntut untuk menekankan
pelayanan yang cepat dan baik mengingat bahwa Vanza Cell Pecangaan
Jepara selalu terlibat dalam penjualan produk-produk, maka faktor
pelayanan Vanza Cell Pecangaan Jepara merupakan faktor yang ikut
menentukan. Tanggung jawab penjual tidak hanya menjual barang saja,
akan tetapi perlu diperhatikan pelayanannya.
Menurut Parasuraman (1998) pelayanan terbagi dalam lima
dimensi, yaitu sebagai berikut :
a. Tangibles bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam
menunjukan eksistensinya kepada pihak eksternal. Yang meliputi
fasilitas fisik (gedung, gudang dan sebagainya), perlengkapan dan
peralatan yang di pergunakan teknologi, serta penampilan pegawainya.
b. Reliability, atau kehandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk
memberikan pelayan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan
terpercaya.
c. Responsive, atau ketanggapan yaitu suatu kemampuan untuk
membantu memberikan pelayanan yang cepat atau responsive dan
tepat kepada pelanggan. Dengan penyampaian informasi yang jelas.
d. Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan,
kesopansantunan dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk
menumbuhkan rasa percaya pada para pelanggan kepada perusahaan.
e. Empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat
individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan
berupaya memahami keinginan konsumen.
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel . 2.2.
Penelitian terdahulu
Nama Judul Obyek Variabel Analisis Data
Hasil
1. Juliasti (1998)
2. Aryes Novianto
( 2005 )
“ faktor-faktor yang
mempengaruhi
keputusan dalam
pemilihan lembaga
pendidikan bahasa
Inggris Oxford
Yokyakarta
Analisis faktor –
faktor yang
Oxford Yokyakarta
Warnet
Lihardo
Variabel Ddependent :
1. Keputusan Konsumen
Variabel Independent
1. lokasi
2. harga
3. Kualitas
4. Usia
5. Tingkat
Pendidikan
Variabel Ddependent :
1. Sikap Konsumen
Regresi Linier
Berganda
Regresi Linier
1. Variabel usia
mempunyai nilai T
hitung sebesar 6.530
2. Variabel lokasi
mempunyai nilai T
hitung sebesar –
3.891
3. Variabel harga
mempunyai nilai T
hitung sebesar 2.332
4. Variabel kualias
mempunyai nilai T
hitung sebesar 1. 456
5. Variabel pendidikan
mempunyai nilai T
hitung sebesar 1. 099.
1. Variabel harga
berpengaruh positif
mempengaruhi sikap
konsumen dalam
menggunakan jasa
Internet
Jepara Variabel Independent
1. Harga
2. Pelayanan
3. Fasilitas
4. Lokasi
Berganda terhadap sikap kons
2. Variabel pelayanan
berpengaruh positif
terhadap sikap kons
3. Variabel fasilitas
berpengaruh positif
terhadap sikap kons
4. Variabel lokasi
berpengaruh positif
terhadap sikap kons
5. Variabel Independent
bersama –sama
berpengaruh
terhadap sikap kons
2.3 Kerangka Pikir Teoritis
Menurut Masri Singarimbun dan Mardalis (1999 : 145), kerangka atau
konsep pikir adalah generalisasi dari kelompok fenomena tertentu, sehingga
dapat dipakai untuk menggambarkan fenomena yang sama.
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan
pengaruh produk, harga, dan pelayanan konsumen terhadap keputusan
pembelian di Vanza Cell Pecangaan Jepara
Gambar 2.2
Gambar skema kerangka pikir teoritis.
Harga(X2)
Produk(X1)
Keputusan Pembelian(Y)
H1
H2
2.4 Perumusan Hipotesis
Pengertian hipotesis menurut S. Nasution (2003 : 39) adalah
pernyataan sementara atau tentative yang merupakan dugaan atau terkaan
tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya, sedangkan
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1) Diduga ada pengaruh positif variabel produk terhadap keputusan
pembelian produk di Vanza Cell Pecangaan Jepara.
2) Diduga ada pengaruh negatif variabel harga terhadap keputusan pembelian
produk di Vanza Cell Pecangaan Jepara.
3) Diduga ada pengaruh positif variabel pelayanan terhadap keputusan
pembelian produk di Vanza Cell Pecangaan Jepara.
4) Terdapat pengaruh variabel produk, harga dan pelayanan terhadap
keputusan pembelian di Vanza Cell Pecangaan Jepara secara bersamaan.
2.5 Metode Penelitian
2.5.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
a. Variabel Dependent
Variabel dependent adalah variabel yang di pengaruhi oleh
variabel independent. Dimana variabel dependen dalam penelitian ini
adalah keputusan pembelian ( Y ). Dimana keputusan pembelian
Pelayanan(X3)
H3
H4
adalah predisposisi abadi yang membangkitkan dan mengarahkan
pada perilaku kearah tujuan tertentu atau pembelian.
b. Variabel Independent
Variabel independent adalah variabel yang tidak dapat di
pengaruhi variabel lain. Dan yang dimaksud variabel independen di
sini adalah sebagai berikut :
Produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba
maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga,
prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan
pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan
keinginan dan kebutuhannya (Basu Swasta DH dan
Irawan,2003 : 165 ). Produk disini adalah barang-barang yang
dijual kepada konsumen (X1).
Harga adalah jumlah uang atau barang kalau mungkin, yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk
beserta pelayanannya. Harga disini adalah harga yang ditawarkan
pada Vanza Cell Pecangaan (X2).
Pelayanan disini adalah indikator - indikator yang terdapat dalam
dimensi atau unsur – unsur pelayanan (X3).
2.5.2 Jenis dan Sumber Data
1) Sumber Data.
Data diperoleh dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi
dua sumber , yaitu :
a. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri
oleh organisasi yang menerbitkan atau menggunakannya.
b. Data sekunder, yaitu data yang terlebih dahulu dikumpulkan
orang lain diluar penulis.
2) Populasi dan sampel
Populasi merupakan unsur-unsur yang memiliki satu atau
beberapa ciri yang sama yang menjadi obyek dari penelitian (Moh.
Nasir, (1997 : 457). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan
konsumen Vanza Cell Pecangaan Jepara yang bertempat tinggal di
Jepara. Sedangkan sampel merupakan bagian yang digunakan
sebagai tujuan penyelidikan populasi dari aspek-aspeknya, untuk
dapat menggambarkan keadaan dari populasi secara lebih obyektif.
Penentuan sampel dibatasi pada konsumen yang bertempat tinggal di
Pecangaan. Penentuan sampel pada penelitian ini adalah konsumen
Vanza Cell Pecangaan Jepara. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah accidental sampling dengan batasan waktu yang
artinya bahwa setiap orang yang memakai produk sellular yang
kebetulan ditemui peneliti pada tanggal yang telah ditentukan oleh
peneliti. Mengingat populasinya yang tak terhingga atau tidak
diketahui dengan pasti jumlahnya dan berdasarkan kenyataan bahwa
banyak konsumen yang memakai produk cellular.
Dalam hal ini, diketahui bahwa jumlah populasi tidak dapat
diketahui dengan pasti, maka untuk menentukan besarnya sampel
digunakan teknik accidental sampling dengan rumus sebagai berikut
(Djarwanto, 1995 : 154) :
α Z = 2 1,96 2
n = = = 96,04 E 0,20
Keterangan :
n = Ukuran sample
Zα/z = Nilai standar daftar luas normal atau standar dengan
tingkat kepercayaan α = 95%.
E =Tingkat kepercayaan yang diinginkan dengan
mengemukakan besarnya eror maksimal 20 %.
Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh sampel sebesar
96,04. Untuk mempermudah penelitian maka penulis membulatkan
besarnya sample menjadi 96 responden.
3) Metode Pengumpulan data
Di dalam penelitian langkah awal yang diperlukan adalah
mempersiapkan metode yang relevan, dimana corak dan bentuknya
bergantung scope dan obyek penelitian. Adapun metode yang
digunakan adalah sebagai berikut :
a. Angket (questionnare)
Yaitu sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh data dari responden mengenai informasi. Informasi
yang diinginkan keabsahan suatu hasil penelitian sangat
ditentukan oleh suatu pengukuran.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan cara bertanya secara
langsung dengan sumber data atau responden, teknik ini
merupakan bagian penting dari setiap survey dan dilaksakan
berdasarkan panduan dan pertanyaan yang telah dibuat.
Memberikan angket kepada responden dan menghendaki
jawaban tertulis, lebih mudah jika dibanding dengan menggorek
jawaban responden dengan bertatap muka.
c. Observasi
Merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara
mengawasi langsung obyek yang diteliti untuk mendapatkan
informasi yang berkaitan dengan penelitian.
d. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, buku, agenda dan sebagainya.
Metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila kekeliruan
sumber datanya masih tetap, belum berubah.
4) Metode Pengolahan Data
Menurut Marzuki (1995 : 81) terdapat 3 tahap agar data
primer yang didapat dari kuesioner dapat dihitung dengan
menggunakan alat analisis tertentu, yaitu :
1) Editing
Pekerjaan atau mengorek atau melakukan pengecekan,
apakah terdapat kekeliruan-kekeliruan dalam pengisian data.
2) Coding
Merupakan upaya untuk memberikan tanda atau kode
bagi tiap-tiap kategori tersebut diberi skor (scoring) atau nilai
yang berupa angka pada jawaban untuk memperoleh data tertentu
yang diperlukan berdasarkan skala Likert, dan skor tersebut
adalah
a. Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat nilai 1
b. Untuk jawaban Sangat Setuju (ST) mendapat nilai 2
c. Untuk jawaban Ragu-Ragu (RR) mendapat nilai 3
d. Untuk jawaban Setuju (S) mendapat nilai 4
e. Untuk jawaban Sangat Setuju (SS) mendapat nilai 5
5) Tabulating
Adalah pengelompokan jawaban-jawaban yang serupa
dengan cara yang diteliti dan teratur, kemudian dihitung dan
jumlah berapa banyak peristiwa atau gejala yang termasuk dalam
satu kategori.
2.5.3 Metode Analisis Data
2.5.3.1 Analisis Kuantitatif
Mengolah data dalam bentuk angka dengan menggunakan
statistik. Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Analisis Regresi Berganda
Digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara
variabel X dan Y. Dalam hal ini adalah pengaruh antara
variabel produk, harga, dan pelayanan secara bersama-sama
terhadap variabel keputusan pembelian produk elektronik.
Rumus persamaan regresi :
Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3X3 +e
Dimana :
Y = Keputusan Pembelian
X1 = Produk
X2 = Harga
X3 = Pelayanan
a = Konstanta
b1–b2 = Koefisien regresi
e = error estimasi ( kemungkinan kesalahan )
2) Koefisien of Determinan
Untuk mengukur kebenaran penggunaan model
analisa regresi digunakan koefisien determinan. R2
merupakan ukuran ikhtisar yang menyatakan seberapa baik
garis regresi sample sesuai dengan data yang dibentuk dalam
formula atau persamaan regresi, jika nilai R2 mendekati
angka 1 maka dapat dikatakan bahwa penggunaan model
tersebut bisa dibenarkan. Dari koefisien determinan (R2) ini
dapat diperoleh suatu nilai untuk mengukur besarnya
pengaruh dari beberapa variabel dari X terhadap variasi naik
turunnya variabel Y yang biasanya dapat dinyatakan pula
dalam prosentase.
3) Uji Statistik
a. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji signifikan pengaruh
variabel independent (X) terhadap variabel dependen (Y).
Pengambilan keputusan : pengambilan keputusan
dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel.
Jika thitung < ttabel maka Ho diterima artinya variabel
independent tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.
Jika thitung > dari ttabel maka Ho ditolak artinya semua
variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.
Gambar 4
Daerah ditolak
Daerahditerima
Sumber .J. Supranto
4) Uji F
Uji F digunakan untuk mengukur dan mengetahui
seberapa besar variabel bebas secara bersama-sama atau
simultan mempengaruhi variabel terikat. Pengambilan
keputusan : Dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung
dan Ftabel.
a) Jika Fhitung < dari Ftabel maka Ho diterima artinya secara
barsama-sama variabel independent tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
b) Jika Fhitung > dari Ftabel maka Ho ditolak artinya secara
bersama-sama variabel independent berpengaruh terhadap
variabel dependen.
Gambar 3
Daerah ditolak
Daerahditerima
Sumber .J. Supranto
2.6 Sistematika Penelitian
Untuk memberikan gambaran mengenai isi dari penelitian ini maka
penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, ruang
lingkup masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi mengenai landasan teori, kerangka penelitian, dan
perumusan hipotesis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi mengenai variabel penelitian dan operasional,
jenis dan sumber data, metode pengolaha data, metode analisis
data dan sistemetika penulisan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi mengenai gambaran umu perusahaan meliputi
gambaran umum obyek penelitian, data-data konsumen, analisis
data dan pembahasan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang ringkasan dari hasil dan pembahasan yang
telah dijadikan sebagai kesimpulan dan juga berisi saran- saran..
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : PT.
Bina Aksara, 1993.
Enggel, Blackwell, dan Miniard, 2002, Perilaku Konsumen, Jakarta Barat :
Binarupa Aksara.
Kotler Philip, 1997, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Kontrol, Terjemahan Hendra, Jakarta : Prenhallindo.
Kotler Philip, 2000, Manajemen Pemasaran, Jakarta : Prenhallindo,
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis, Yogyakarta
: BPFE, 1999.
Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran, Jakarta : Ghalia Indonesia
Syahsi Alhusin. 2002. Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS For Windows. Edisi
Pertama. J & J Learning. Yokyakarta.
Swasta Basu Dh. 1998. Azaz – azas Markeitng, Yogyakarta : Liberty,
, , 2005, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta : Liberty.
Supranto, 1994, Statistik : Teori dan Aplikasi, Jakarta : Erlangga.