colored by the and tasawuf elements (Islam and Java ... · PDF file"ilmu" ini, yaitu ilmu...

14
KONSEPSI TASAWUF DALAM BEBERAPA KARYA RADEN NGABEHI RANGGA WARSIT A Imam Budi Utomo Balai Bahasa Yogyakarta Abstract This research study aims to describe the tasawuf concept as a formal object in some of R. Ng. Ranggawarsita's works. The study was on R. Ng. Ranggawarsita's works that are dominantly colored by the kejawen and tasawuf elements (Islam and Java enculturation). They were Semt Salokajiwa, Semt Wirid Hidayat Iati, Wirid Maklumat Iati, Semt Kalatidha, Serat Pmnawa Iati, and Semt Sabda Iati. The data about tasawuf teachings were recorded in the data cards and sorted on the basis of particular groups of tasawuf concepts. The data were then qualitatively analyzed. The research findings show that R. Ng. Ranggawarsita's works contain some tasawuf concepts, such as (1) the concept of human being, (2) the concept of God, (3) the concept of liberation way, and (4) the concept of liberation. The tasawuf concepts appearing in the works show that R. Ng. Ranggawarsita was influenced by tasawuf teachings that had developed prosperously in Java. Key words: R. Ng. Ranggawarsita, tasawuf concept, kejawen A. PendahuIuan 1. Latar Belakang Masalah Hubungan Islam dengan budaya Jawa seperti dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan yang secara bersama-sama menentukan nilai mata uang itu. Pada satu sisi, Islam yang datang dan berkembang di Jawa di- pengaruhi oleh budaya Jawa. Semen- tara itu, pada sisi lain, budaya Jawa makin diperkaya oleh khazanah Islam. Dengan demikian, perpaduan antara keduanya melahirkan ciri khas sebagai budaya yang sinkretis, yakni Islam Kejawen (agama Islam bercorak keja- waan). Pada titik ini terjadi semacam "simbiosis mutualisme" antara Islam dan budaya Jawa. Keduanya (yang ber- gabung menjadi satu) dapat berkem- bang dan diterima oleh masyarakat Jawa tanpa menimbulkan friksi dan ketegangan. Padahal, antara keduanya sesungguhnya terdapat beberapa celah yang sangat memungkinkan untuk saling berkonfrontrasi. Agama Islam relatif mudah diterima oleh orang Jawa adalah karena ajarannya yang berbau mistik (tasa- wuf). Dengan kata lain, karena ajaran tasawuf bersifat supel dan suka ber- asimilasi serta menerima aneka warna tradisi setempat, ajaran tersebut me- narik perhatian orang Jawa. Khusus berbicara tentang Islamisasi di Indo- nesia, Aceh (1987:15) menyatakan bahwa para penyebar agama yang pada awalnya datang di Indonesia (Samudra Pasai) telah membawa ajaran tasawuf. Dalam bentuk tasawuf itu pula agama Islam disesuaikan dengan struktur so- sial dan filosofis masyarakat setempat sehingga dengan mudah diterima tanpa pertentangan (Buchari, 1971:32). Pene- rimaan secara sukarela itu juga karena 33 --

Transcript of colored by the and tasawuf elements (Islam and Java ... · PDF file"ilmu" ini, yaitu ilmu...

Page 1: colored by the and tasawuf elements (Islam and Java ... · PDF file"ilmu" ini, yaitu ilmu makrifat, ilmu kasampurnan, ilmu kasunyatan, dan ilmu sangkan paran (sirnuh, 1988:362). Semen

KONSEPSI TASAWUF DALAM BEBERAPA KARYARADEN NGABEHI RANGGA WARSIT A

Imam Budi Utomo

Balai Bahasa Yogyakarta

Abstract

This research study aims to describe the tasawuf concept as a formal objectin some of R. Ng. Ranggawarsita's works.

The study was on R. Ng. Ranggawarsita's works that are dominantlycolored by the kejawenand tasawufelements (Islam and Java enculturation). Theywere Semt Salokajiwa, Semt Wirid Hidayat Iati, Wirid Maklumat Iati, Semt Kalatidha,Serat Pmnawa Iati, and Semt Sabda Iati. The data about tasawuf teachings wererecorded in the data cards and sorted on the basis of particular groups of tasawufconcepts. The data were then qualitatively analyzed.

The research findings show that R. Ng. Ranggawarsita's works containsome tasawuf concepts, such as (1) the concept of human being, (2) the concept ofGod, (3) the concept of liberation way, and (4) the concept of liberation. The tasawufconcepts appearing in the works show that R. Ng. Ranggawarsita was influencedby tasawuf teachings that had developed prosperously in Java.

Key words: R. Ng. Ranggawarsita, tasawuf concept, kejawen

A. PendahuIuan

1. Latar Belakang MasalahHubungan Islam dengan

budaya Jawa seperti dua sisi mata uangyang tidak terpisahkan yang secarabersama-sama menentukan nilai mata

uang itu. Pada satu sisi, Islam yangdatang dan berkembang di Jawa di-pengaruhi oleh budaya Jawa. Semen-tara itu, pada sisi lain, budaya Jawamakin diperkaya oleh khazanah Islam.Dengan demikian, perpaduan antarakeduanya melahirkan ciri khas sebagaibudaya yang sinkretis, yakni IslamKejawen (agama Islam bercorak keja-waan). Pada titik ini terjadi semacam"simbiosis mutualisme" antara Islam

dan budaya Jawa. Keduanya (yang ber-gabung menjadi satu) dapat berkem-bang dan diterima oleh masyarakatJawa tanpa menimbulkan friksi danketegangan. Padahal, antara keduanya

sesungguhnya terdapat beberapa celahyang sangat memungkinkan untuksaling berkonfrontrasi.

Agama Islam relatif mudahditerima oleh orang Jawa adalah karenaajarannya yang berbau mistik (tasa-wuf). Dengan kata lain, karena ajarantasawuf bersifat supel dan suka ber-asimilasi serta menerima aneka warna

tradisi setempat, ajaran tersebut me-narik perhatian orang Jawa. Khususberbicara tentang Islamisasi di Indo-nesia, Aceh (1987:15) menyatakanbahwa para penyebar agama yang padaawalnya datang di Indonesia (SamudraPasai) telah membawa ajaran tasawuf.Dalam bentuk tasawuf itu pula agamaIslam disesuaikan dengan struktur so-sial dan filosofis masyarakat setempatsehingga dengan mudah diterima tanpapertentangan (Buchari, 1971:32). Pene-rimaan secara sukarela itu juga karena

33

--

Page 2: colored by the and tasawuf elements (Islam and Java ... · PDF file"ilmu" ini, yaitu ilmu makrifat, ilmu kasampurnan, ilmu kasunyatan, dan ilmu sangkan paran (sirnuh, 1988:362). Semen

34

adanya kesesuaian ajaran tasawufdengan kepercayaan masyarakat yangbersangkutan. Adapun titik kesesuaianitu adalah adanya paham bahwamanusia dapat bersatu dengan Tuhan(wihdatul wujud) (Hadiwijono, 1983:74).

Menurut Simuh (1985:79),ajaran-ajaran tasawuf Harnzah Fansuriyang mendapat dukungan dari SultanIskandar Muda dapat berkembang luasdi Aceh. Kepopuleran ajaran tersebutjuga merembes ke dalam kepustakaanJawa hingga abad ke-19. Secara lebihtegas, Hadiwijono (1983:15) menyata-kan bahwa tulisan Harnzah Fansuri dan

Syams ai-Din dari Pasai menunjukkanhubungan yang erat an tara keduanyadengan Jawa. Sementara itu,Poerba~araka dan Hadidjaja (dalamSimuh, 1988:9) menyatakan bahwapenyebaran agama Islam di Jawa itusegera diikuti pula dengan mengalimyakepustakaan Islam, baik yang ditulisdengan bahasa dan huruf Arab mau-pun yang telah digubah dalam bahasaMelayu. Kepustakaan Jawa yang antaralain juga ditulis oleh para pujanggaJawa yang memuat ajaran Islam terse-but dinamai kepustakaan IslamKejawen.

Salah satu pujangga Jawa yangbanyak menu lis karya bercorak IslamKejawen adalah Raden Ngabehi (selan-jutnya disingkat RNg.) Ranggawarsita(1802-1873). Sebagai seorang pujanggasekaligus bangsawan keraton Kasu-nanan Surakarta yang pemah dididikdi pesantren Gebang Tinatar, Ponorogo,RNg. Ranggawarsita berhasil memper-temukan tradisi kejawaan denganajaran Islam. HasH dari perpaduantersebut termuat beberapa karya yangberkonsepsi tasawuf, misalnya SeratSalokajiwa,Serat Wirid Hidayat fati, WiridMaklumat fati, Serat Kalatidha, SeratPranawa fati, dan Serat Sabda fati. Untuk

mengetahui seperti apa konsepsitasawuf yang terdapat dalam karya-karya RNg. Ranggawarsita tersebutagaknya perlu dilakukan sebuahpenelitian.

2. Tujuan PenelitianBerdasarkan latar belakang

masalah di depan, tujuan penelitian iniadalah mendeskripsikan konsepsi tasa-wuf dalam beberapa karya RNg.Ranggawarsita.

3. Landasan Teori

Dalam meneliti karya-karyasastra lama akan selalu terdapat te-gangan antara pencipta teks dan pem-bacanya pada masa lampau denganpeneliti sebagai pembaca masa kini.Tegangan tersebut tidak mungkin da-pat sepenuhnya dijembatani. MenurutWiryamartana (1990:11-12), peranpeneliti dalam menafsirkan karya-karyasastra tersebut sangat ditentukan olehpengalaman membaca (terrnasuk keka-yaan referensi) dan kecerrnatan me-neliti sesuai dengan kemampuannyasehingga hasil penelitian itu dapatdipahami oleh pembaca masa kini. Artiyang diberikan oleh pembaca (masakini)-yang bisa berubah-ubah-ituoleh Hirsch (1979:8) disebut makna(significance).

Berkaitan dengan pemaknaanterhadap karya-karya R.Ng. Rangga-warsita, dalam penelitian ini digunakanpendekatan pragmatik. Pendekatan ter-sebut menyatakan bahwa seni (sastra)adalah menyampaikan atau memberi-kan pendidikan kepada pembaca(Abrams, 1979:14-15). Istilah prag-matik, menurut Teeuw (1984:51), me-nunjuk pad a efek komunikasi yangseringkali dirumuskan dalam istilahHoratius bahwa seni harus meng-gabungkan sifat utile dan dulce, ber-

Litera, Volume 6, Nomor 1, Januari 2007

Page 3: colored by the and tasawuf elements (Islam and Java ... · PDF file"ilmu" ini, yaitu ilmu makrifat, ilmu kasampurnan, ilmu kasunyatan, dan ilmu sangkan paran (sirnuh, 1988:362). Semen

manfaat dan indah. Lebih lanjutdinyatakan oleh Teeuw (1984:184) bah-wa kedua sifat tersebut sangat esensial~alam puitika Melayu (termasuk Jawa).

B. Metode Penelitian

Populasi penelitian ini adalahkarya-karya RNg. Ranggawarsita Ada-pun yang menjadi sampel penelitianadalah adalah karya-karya yang lebihdominan unsur tasawuf yang bercorakkejawen (perpaduan antara Islam danJawa). Untuk itu, ditetapkanlah objekmaterial penelitian ini, yakni SeratSalokajiwa,Serat Wirid Hidayat lati, WiridMaklumat lati, Serat Kalatidha, SeratPranawa lati, dan Serat Sabda lati. Datayang menunjukkan ajaran tasawufditulis dalam kartu data dan dipilahberdasarkan kelompok tertentu sesuaidengan kategorisasi ten tang konsepsitasawuf yang telah ditetapkan sebelum-nya. Karena penelitian ini merupakanpenelitian kualitatif, teknik analisis datayang digunakan adalah teknik des-kriptif kualitatif.

C. HasH dan Pembahasan Penelitian1. HasH Penelitian

Ajaran yang berkaitan dengantasawuf sebagai upaya manusia untukdekat atau bahkan menyatu denganTuhan (wihdatul wujud atau manung-gaZing kawula-Gusti) sangat menonjoldalam beberapa karya RNg. Rangga-warsita. Data penelitian menunjukkanbahwa ajaran yang berkaitan denganmasalah ketuhanan RNg. Rangga-warsita tidak dapat dipisahlepaskandari tasawuf (mistik Islam), sebagaijalan untuk menyatu dengan-Nya.Betapa pentingnya ajaran tasawufdalam dunia Jawa, khususnya menurutpandangan RNg. Ranggawarsita, dapatdilihat dari beberapa sebutan yangmenunjukkan penghargaan terhadap

35

"ilmu" ini, yaitu ilmu makrifat, ilmukasampurnan, ilmu kasunyatan, dan ilmusangkan paran (sirnuh, 1988:362).

Semen tara itu, hasil penelitianini menunjukkan bahwa ada beberapakonsepsi tasawuf yang terdapat dalamkarya-karya RNg. Ranggawarsita,yaitu konsepsi tentang manusia, kon-sepsi tentang Tuhan, konsepsi tentangjalan kelepasan, dan konsepsi tentangkelepasan. Keempat konsepsi tasawufitulah yang dijadikan sebagai landasanpembahasan terhadap karya-karyaRNg. Ranggawarsita berikut.

2. Pembahasan

2.1 Konsepsi tentang ManusiaHal pertama yang berkaitan

dengan ajaran tasawuf adalah konsepsitentang manusia. Dapat dikatakanbahwa unsur manusia menduduki

tempat yang vital sebagai subjek yangmelakukan suluk 'perjalanan mistik'untuk mencapai hubungan dengansubjek lainnya, Tuhan.

Sebelum berbicara lebih lanjutten tang apa dan bagaimana konsepsimanusia menurut RNg. Rangga-wars ita, akan dibicarakan secara selin-

tas konsepsi pendptaan (manusia), jugamenurut RNg. Ranggawarsita. Hal inidirnaksudkan untuk memberi kejelasanpada uraian tentang konsepsi manusiakarena kedua hal itu sangat berkaitan.

Menurut RNg. Ranggawarsitadalam SseratSalokajiwa,yang pertamakali diciptakan oleh Tuhan adalah cahyanurokyat, baru kemudian keempat ana-sir (bumi, api, angin, dan air), sepertiterlihat dalam salah satu kutipanberikut (pupuh I sinom, bait ke-15).

Hyang Kang Maha Luhur,murweng cahya nurokyat, anulyaana anasir, gya tumengkar bumigeni, angin toya.

Konsepsi Tasawuf dalam Beberapa Karya Raden Ngabehi Ranggawarsita

Page 4: colored by the and tasawuf elements (Islam and Java ... · PDF file"ilmu" ini, yaitu ilmu makrifat, ilmu kasampurnan, ilmu kasunyatan, dan ilmu sangkan paran (sirnuh, 1988:362). Semen

36

Tuhan Yang Mahaluhur men-ciptakan cahaya nurokyat. Kemu-dian terdapat anasir yang terdiriatas bumi, api, angin, dan air.

Sirnuh (1988:288) menyatakanbahwa yang dimaksud dengan nurokyatatau yang disebut pula nurbuwat adalahNur Muhammad, yang di dalam tasawufdisebut sebagai Hakikat Muhammad. Halini tidak jauh berbeda dengan yangdimaksudkan oleh Ranggawarsita bah-wa nurbuwat merupakan Rasulullah(Muhammad). Dalam Wirid Hidayat fatidikatakan bahwa Nur Muhammad me-

rupakan pepadhang sejati atau wahyusejati yang merupakan sarana bagiTuhan untuk berhubungan dengankawula. Artinya, pamoring kawula-Gustiharuslah dengan lantaran NurMuhammad.

Jika ditelusur lebih jauh,"anasir" tersebut merupakan ajaranEmpedocles, filsuf Agrigentum yanghidup pada tahun 490-430 SM (lihatHusein, 1994:103-106). Ajaran ini dinegera-negara Arab dikenal denganistilah al-arkan al-arba'ah atau al-anasir

al-arba'ah. Hadiwijono (via Husein,1994:106) menyatakan bahwa ajaranempat unsur yang lebih tua terdapatpada Taittiriya Upanisad (sekitar abadke-8 SM). Ajaran Upanisad ini me-nyatakan bahwa Brahman (Tuhan)pertama kali menciptakan akasa (ether);dari akasa tersebut lantas mengalir api;dari api mengalir air; dari air mengalirbumi; dari bumi keluar tumbuh-tumbuhan; dari tumbuh-tumbuhankeluar makanan; dan dari makanankduar manusia, yakni mulai darikepala ke bawah.

Gagasan R.Ng. Ranggawarsitatentang nurokyat, nurbuwat atau hakikatMuhammad, berasal dari Ibnu Arabi.

Hakikat Muhammad menurut Ibnu

Arabi merupakan sabda Tuhan yangmengungkapkan diri-Nya dalam ke-nyataan; bahwa segala sesuatu berasaldari sabda Tuhan (lihat Schimmel viaHusein, 1994:107). Ajaran HakikatMuhammad dari Ibnu Arabi ini dibawamasuk ke Sumatra oleh Nurruddin AI-

Raniri, seorang ulama dari Gujaratyang lama menetap di Aceh pada masapemerintahan Sultan Iskandar Tsani(abad ke-l7). AI-Raniri dalam kitabnyaAkhbaru al-Akhirat fi Ahwali al-Qiyamat

menyebut Hakikat Muhammad denganistilah Nur Muhammad, yaitu suatuciptaan (makhluk) yang diciptakanpertama kali oleh Allah (lihat Simuh,1985:132, 137). Seperti telah disinggungdi depan, karena perkembangan Islamdi Indonesia bermula dari Aceh dan

kepustakaan Islam yang berkembang diAceh mengalir pula ke Jawa, kemung-kinan besar gagasan R.Ng. Rangga-warsita ten tang nurokyat-dan jugagagasan tentang berbagai konsepsitasawuf lainnya-menggunakansumber-sumber sekunder dari Melayu,bukan secara langsung dari Ibnu Arabiatau para sufi lainnya.

Berdasarkan konsep ten tangawal mula penciptaan itu dapat puladikatakan bahwa seperti halnyaumumnya ajaran dalam tasawuf, ajaranmistik RNg. Ranggawarsita juga dapatdigolongkan ke dalam paham unio-mistic, yaitu aliran mistik yang meman-dang manusia bersumber dari Tuhandan dapat mencapai penghayatan kesa-tuan kembali dengan Tuhan (bdk.Sirnuh, 1985:72). Oalam paham inimanusia dipandang sebagai percikanatau tajalli 'penampakan keluar' dariAllah. Dengan kata lain, agar diketahuiZat, Sifat, Asma, dan Afal-Nya, Tuhanber-tajalli. Di dalam Wirid Maklumat fati,

Litera, Volume 6, Nomor 1, Januari 2007

Page 5: colored by the and tasawuf elements (Islam and Java ... · PDF file"ilmu" ini, yaitu ilmu makrifat, ilmu kasampurnan, ilmu kasunyatan, dan ilmu sangkan paran (sirnuh, 1988:362). Semen

Uiii\\ MIJ( UPTPERPUSTAKAAN~UNIY. NEGERJYOGYAKARTA

hal itu disebutkan oleh Ranggawarsitasebagai berikut.

Mungguh urip kita iku, tetelanemanawa dadi tajalining Ozat KangAmaha Suci Sajati, dene kayektenkang dadi tandhane kadununganangen-angen ambabarake budidaya,ing kono ora beda karo Kang Kawasaamedharake kudrat karo iradat. (hIm5)

Adapun hidup kita itu se-sungguhnya menjadi tajali dari ZatYang Maha Suci Sejati. Adapunkebenaran yang menjadi tandanyaadalah manusia memiliki angan-angan membeberkan budidaya. Disitu tidak berbeda dengan YangKuasa membeberkan kodrat dan

iradat-Nya.

Selanjutnya, R.Ng. Rangga-warsita menyatakan bahwa kodrat daniradat manusia merupakan kelanjutandari kodrat dan iradat Tuhan. Sesuai

dengan sifat Tuhan yang Maha Hidup(Khayat), hidup manusia pun dapatdipilah menjadi tujuh tingkatan yangmerupakan gambaran Zat, yaitu Khayu(hid up), Nur (cahaya), Sir (rahasia),Rokh (nyawa), Nafsu (angkara), Akal(budi), dan Jasad(badan).

Jika dalam Wirid Maklumat Jatimanusia merupakan tajalli dari Allah,dalam salah satu karyanya yang lain,Serat Salokajiwa,R.Ng. Ranggawarsitamengemukakan bahwa manusia dicip-takan dari empat unsur, yaitu bumi(tanah), api, angin, dan air, seperti tam-pak dalam kutipan tembang sinomberikut.

Dene bumi dadi jasat, atengkarkawan prakawis, getih daging sar-tanira, balung lawan sungsumnenggih, dene geni puniki, dadinepsu tengkar catur, cahya ireng

37

Ian abang, cahya kuning cahyaputih, dene angin dadya napaskawan wama.

Toya dadya roh jatinya, atengkarkawan prakawis, jasmani kamanisarta, nabati tuwin nurani, jusatpuniki benjing, wangsul mring bumisatuhu, cahya sakawan warna, abangireng kuning putih, asal geni mulihmring geni jatinya.

Oene napas kawan warna, ing netrapamyarsa tuwin, ing tutuk tuwin inggrana, ing benjang mantuk mringangin, eroh sakawan w,!-rni, jasmanikamani iku, nabati sartahira, nurani

pan asal saking, toya yekti ing benjingwangsul mring toya.

Dene manungsa punika, asal sa-king cahya gaib, praptaning jamankukutan, gaib wangsul maringgaib, makaten kang sayekti, man-tuk maring asalipun, nunggil Gust!kawula, punapa rinembag malih,kendel aturira Sang Jali Pramana.

Adapun burni menjadi jasad ter-perinci dalam empat macam ben-tuk, yaitu darah, daging, dan tu-lang dengan sumsum. Adapun api-nya ini menjadi nafsu empat tna-earn, yaitu cahaya hitam dan me-rah, cahaya kuning dan cahayaputih. Adapun angin menjadinapas empat wama.

Air menjadi roh sejati terperincimenjadi empat macam, yaitu jas-mani, kamani, nabati, dan nurani.Jasad ini kelak sesungguhnya akankembali ke bumi. Cahaya empatwama, yaitu merah, hitam, kuning,dan putih berasal dari api dan se-sungguhnya akan kembali ke api.

Adapun napas empat macam ter-letak di mata, telinga, mulut, danhidung. Pada akhimya, napas akankembali kepada angin. Roh empat

Konsepsi Tasawuf dalam Beberapa Karya Raden Ngabehi Ranggawarsita

Page 6: colored by the and tasawuf elements (Islam and Java ... · PDF file"ilmu" ini, yaitu ilmu makrifat, ilmu kasampurnan, ilmu kasunyatan, dan ilmu sangkan paran (sirnuh, 1988:362). Semen

- --

'--. -" ,.. ,

38

macam, yaitu jasmani, kamani,nabati, dan nurani yang berasaldari air sesungguhnya pada akhir-nya kembali ke air.

Adapun manusia itu berasal daricahaya gaib. Pada saat tiba harikiamat, karena berasal dari gaib,akan kembali ke gaib. Demikianyang sesungguhnya manusia pu-lang ke asalnya, bersatu Tuhandengan 'hamba. Apa yang hendakdibicarakan lagi? Sang PramanaJali mengakhiri perkataannya.

Dalam kutipan di atas tampakadanya beberapa persamaan danperbedaan dengan SeratWiridMaklumatfati. Misalnya, dalam Wirid Maklumatfati manusia terdiri atas tujuh unsur, se-dangkan dalam Serat Salokajiwa manu-sia terdiri atas empat unsur (jasad,nafsu, nafas, dan roh, yang keempatunsur itu menjadi bagian dari ketujuhunsur). Agaknya, "pengurangan" unsurtersebut disesuaikan pula dengananasir yang membentuk manusia yangterdiri atas empat unsur (bumi, api,angin, dan air).

Karena sesungguhnya manusiaberasal (sangkan) atau merupakan tajallidari Allah yang gaib, seperti tampakpada kutipan terakhir Serat Salokajiwa,manusia akhirnya akan kembali ke gaib(paran) untuk bersatu dengan Tuhan.

2.2 Konsepsi tentang TuhanKe-Tuhanan. yang terdapat

dalam karya-karya R.Ng. Rangga-warsita bukanlah ke-Tuhanan sebagaipengetahuan atau ilmu, melainkansemata-mata sebagai "kepercayaan ke-pada Tuhan" (iman), sebuah kekuatanyang tiada taranya dan yang menjadipusat segala kekuasaan (lihat Kama-djaja, 1963:120). Adapun konsepsi ten-tang Tuhan menurut R.Ng. Rangga-

warsita adalah seperti yang terlihat da-lam kutipan Wirid Maklumat 'atiberikut.

Sadurunge ana apa-apa, kaha-naning alam kabir karo alam sahirsaisen-isene durung padha dumadikabeh, kang ana dhihin dheweamung Zat Kang Amaha Suci.Sajatining Zat Kang Amaha Suciiku asifat Esa, dibasakake zat

mutlak kang kadim azali abadi,tegese asifat sawiji, kang amasthidhihin dhewe nalika isih awang-uwung (him. 2)

Sebelum ada apa-apa, keadaan alambesar dan alam zahir seisinya belumada yang menjadi semua. Yang adaterlebih dahulu hanyalah Zat YangMaha Suei. Sesungguhnya Zat YangMilha Suei itu bersifat Esa, yangdinyatakan sebagai zat mutlak yangawal abadi, yang bersifat tunggal yangberdirisendiri ketika masih kosong ....

Awa~g-uwung merupakan isti-lah yang digunakan oleh Rangga-warsita untuk menggambarkan keada-an sebelum terjadinya penciptaan.Ketika itu yang ada hanyalah Allahsendiri. Alquran (Q.S. 57:3) menyebuthal ini sebagai "Dialah Yang Awal danYang Akhir " Pengertian dari YangAwal (Al-Awwal) adalah telah ada se-belum segala sesuatu ad a; sedangkanpengertian Yang Akhir (Al-Akhir) ada-lah tidak pernah akan berakhir karenaTuhan bersifat baqa(baka) atau kekal.

Dalam karyanya lain, SeratWirid Hidayat fati, konsepsi tentangTuhan tersebut diperjelas denganuraian berikut.

Ing saderengipun wonten punapa-punapa ingkang wonten rumiyinpunika Allah, dumunung wonten ingsalebeting Nukat Ghaib, ajuju/ukQUN, inggih punika DAT SE/ATl.

Litera, Volume 6, Nomor 1, Januari 2007

Page 7: colored by the and tasawuf elements (Islam and Java ... · PDF file"ilmu" ini, yaitu ilmu makrifat, ilmu kasampurnan, ilmu kasunyatan, dan ilmu sangkan paran (sirnuh, 1988:362). Semen

Nulazt tegesipun WI/I. Gaib tegesipunSAMAR, dados NUKAT GHAIB

punilaz WlJI inglazngSAMAR, sinebatNUR MUHAMMAD, inggih cahyainglazng padhang gumilang tanpa wa-yangan, winastanan SIPAT Sejati,QUN lajeng FAY AQUN. QUNtegesipun PANGANDIKA ALLAH,ngandilazsapisan laznggosalaminipun,inggih punilaz ASMA Sejati. FAYA-QUN tegesipun PANGANDIKAALLAH, gumelar salaminipun, inggihpunilaz APENGAL (afhngal) Sejati.(dalam Partojuwono, 1957:1~14)

Sebelum ada sesuatu pun, yangada terlebih dahulu adalah Allah,berada dalam Nulazt Gaib dan

bergelar Kun, yaitu Zat Sejati. Nulaztberarti biji, Gaib berarti samar,yang disebut Nur Muhammad, yaitucahaya yang terang benderang tan-pa bayangan dan disebut SifatSejati. Qun lalu Fayaqun. Qun ber-arti sabda Allah, yaitu sabda per-tama untuk selamanya, dan itudisebut Asma Sejati. Fayaqun berartijadi, yang menghampar untukselamanya, yaitu Afal Sejati.

Dalam kutipan itu disebutkanbahwa Tuhan berada dalam nukat gaib'budi yang bersifat gaib'. Dalam ajarantasawuf, budi sarna dengan kalbu. Budirnerupakan unsur paling luar sebelumjasad, yang kadangkala diganti denganakal (Simuh, 1988:289). Jadi, Tuhanberada (dapat dimengerti) pada akal,bukan pada pancaindera. Hal itu di-ungkapkan lebih lanjut oleh R.Ng.Ranggawarsita dalam Serat Salokajiwapupuh Dhandhanggula bait ke-17 danke-18 berikut.

Inglazng Esa iku nyata siji, siji sijisawiji Kang Esa, yeki kita sajatine,malazten nyatanipun, lazng I/gandilazwus tanpa lathi, satuhu amung bawa,lamun lazryaiku, angganda wus tanpa

39

grana, amung purba lamun lazrsaamiyarsi, pan wus tanpa lazrna.

Lamun dulu tanpa netra yekti,muhung waskitha iku jatinya, lazngsarta tan arah lire, tanpa enggonpuniku, tanpa rupa datanpa wCirni,suwawi para lazdang, mitra sadayeku,malazten menggah ing kula, rehninggaib tan kena kinira dening, wus nirkinaya ngapa.

Yang Esa itu nyata satu, hanya satuYang Esa, ialah kita ini. Sesung-guhnyalah kenyataannya demi-kian. Yang berkata tanpa mulut,sesungguhnya hanya dengansuara. Jika berkarya, mencium tan-pa hidung. Hanya dengan per-mula an jika hendak mendengar,tanpa harus dengan telinga.

Bila melihat tanpa mata, itu se-sungguhnya namanya waspada.Yang mengikuti tidak berarah, tan-pa tempat, tanpa bentuk, dan tan-pa wama. Demikianlah paraSaudara, sahabat semua. Demikian

kalau menurut saya karena gaibtidak dapat dikira-kira sehinggatidak dapat digambarkan.

Berkaitan dengan ungkapanwus nir kinayangapa'tidak dapat digarn-barkan seperti apa' untuk rnelukiskanwujud Tuhan, hal ini disebabkan olehrnanusia terikat oleh badan jasrnaninyasehingga rnanusia hanya dapat rnenger-ti Tuhan dalam simbol (KumpulanKarangan Driyarkara, 1980:14). Olehkarena itu, semua konsepsi ten tang Tu-han dituangkan dalarn bentuk simbolyang khas.

Di dalam karya-karya R.Ng.Ranggawarsita, simbol konsepsi Tuhandisebut dengan nama atau istilah yangberagam, antara laiI), adalah (1) Gusti,(2) HyangAgung, (3) HyangMahaLuhur,(4) Hyang Maha Luwih, (5) Hyang Maha

Konsepsi Tasawuf dalam Beberapa Karya Raden Ngabehi Ranggawarsita

Page 8: colored by the and tasawuf elements (Islam and Java ... · PDF file"ilmu" ini, yaitu ilmu makrifat, ilmu kasampurnan, ilmu kasunyatan, dan ilmu sangkan paran (sirnuh, 1988:362). Semen

40

MuIya, (6) Hyang Manon, (7) HyangWiddhi, (8) Kilng Esa, (9) Pangeran, (10)Zat Kilng Amtlha Suei, dan (11) KilngGawe Urip. Di samping itu, yang seringpula digunakan untuk menyebutTuhan adalah Allah, sesuai denganajaran Islam. Dalam ajaran tasawuf jugasering digunakan istilah Zat, Sifat,Asma, dan Af al untuk menandai Tuhan.Dari beberapa sebutan tersebut tampakadanya perpaduan antara unsur Jawa(Gusti, Pangeran), Hindu (Hyang Widdhi,Hyang Manon), dan Islam (Allah, Zat).

Dalam karya-karya yangberkaitan dengan ajaran tasawuf, R.Ng.Ranggawarsita hampir selalu meng-ungkapkan Zat, Sifat, Asma, dan Afaf,seperti telah dikutipkan di depan. Danmemang, istilah tersebut sudah sangatlazim dalam dunia tasawuf secara

universal. Hubungan antara Zat, Sifat,Asma, dan AI' al merupakan ungkapantentang Tuhan, yang disebut juga se-bagai dalil pertama. Dalam WiridMaklumat Jati diterangkan sebagaiberikut.

Ingsun sajatining Zat KangMaha Suci, kang anglimputi ingSifatingsun, anartani ing Asma-ningsun, amratanclhani ingAf'alingsun.

... Aku sesungguhnya Zat YangMaha Suci, yang meliputi Sifat-Ku,menyertai Asma-Ku, clanmenanclaiAf'al-Ku.

Secara singkat dapat diterang-kan atau ditafsirkan pengertian Zat,Sifat, Asma, dan Af'al sebagaiberikut.

Zat dapat ditafsirkan sebagaiZat Tuhan yang hakikatnya tidak bisadikenal karena tidak kelihatan, tetapikeberadaannya meliputi segala yangada. Oleh karena itu, Zat Tuhan seringdikatakan tan kena kinaya ngapa atau la

yu kayafu, artinya Tuhan tidak dapatdigambarkan sebagai apa dan tidakdapat dikatakan bagaimana keadaan-Nya. Apabila ada keterangan ten tangZat ini, keterangan itu tidak mengenaikeadaan Zat itu sendiri, tetapiketerangan secara negatif (Hadiwijono,1985b:25).Dalam Wirid Maklumat Jatidikatakan bahwa hakikat Zat Tuhanadalah: tanpa rupa warna, asifat dudulanangdudu wadondudu wandu,sartaorajaman ora makam,ora arah ora enggon,dsb. Untuk membatasi pengertian ten-tang Zat Tuhan yang Maha Tunggaldiberikan sifat-sifat yang dapat meng-Esakannya dalam segala-galanya, yangdapat membedakan-Nya dari makhluk.

Sifat sebenamya merupakansebutan setelah adanya Zat. Dalamkarya-karya R.Ng. Ranggawarsita di-katakan bahwa Tuhan merniliki ber-

bagai sifat, misalnya khayu (hidup), ZatKilng Elok, Zat Kilng Wisesa,dan ZatKilng Sampurna.

Asma dapat ditafsirkan sebagainama Tuhan. Penamaan itu selain

berasal dari Tuhan (terangkum dalamAsmaul Husna), juga berasal dari ma-nusia yang menamakan pribadi-Nya.Dan penamaan dari manusia yang me-rupakan simbol konsepsi tentangTuhan, dituangkan oleh R.Ng. Rangga-warsita dengan berbagai sebutan,misalnya Pangeran,Hyang Widhi, Gusti,dsb. Sementara itu, di dalam Serat WiridHidayat Jati dinyatakan bahwa AsmaSejatimerupakan sabda pertama, yaituKun 'jadi'.

Afal merupakan kerja atauperbuatan Tuhan. Dalam bekerja Tuhantidak membutuhkan bantuan sebab ke-

kuasaan Tuhan bersifat Mutlak. Sepertidikutipkan di depan, hanya dengansabda kun 'jadi', fayakunu 'makajadilah'. Penciptaan tersebut sekalipunkarena sabda Ilahi kun fayakunu,

Litera, Volume 6, Nomor 1, Januari 2007

Page 9: colored by the and tasawuf elements (Islam and Java ... · PDF file"ilmu" ini, yaitu ilmu makrifat, ilmu kasampurnan, ilmu kasunyatan, dan ilmu sangkan paran (sirnuh, 1988:362). Semen

menurut RNg. Ranggawarsita bukan-lah suatu penciptaan dari apa yangsemula belum ada menjadi ada (creatioex nihilo), melainkan lebih cocok dengan.ajaran Ibnu Arabi, yaitu kelahiran dariapa yang sudah dikandungkan didalam Zat Yang Mutlak (bdk.Hadiwijono,1985b:47-48).

Meskipun Zat, Sifat, Asma, danAf al dapat dibedakan menurut penger-tiannya, keempatnya merupakan ke-satuan yang tidak dapat dipisahkan.Keempatnya saling berhubungan dantelah ada semenjak dari qadim 'awaltanpa permulaan'. Artinya, adanya Zatsekaligus ada Sifat, Asma, dan Afal-Nya(Simuh,1988:285).

2.3 Konsepsi tentang Jalan Kelepasan]alan untuk mencapai kele-

pasan dapat disebut sebagai jalan ke-lepasan. ]alan kelepasan inilah yangsering pula diistilahkan sebagai suluk,yang berarti 'jalan'. Di dalam ilmutasawuf, seperti juga dikemukakan olehRNg. Ranggawarsita, ada empat jalanatau tingkatan untuk menuju kepadaTuhan, yaitu syariat, tarikat, hakikat,dan makrifat, seperti terlihat dalamSerat Salokiljiwa pupuh Sinom bait ke 2berikut. .

Nguni witing kitab Kuran, asaLingagama suci, linuri prapteng sa-mangkya, nayakmg ngrat jengginelar, pangidhepan ~akalir, tarlenKanjeng Nabi Rasul, rahsimingkawruh sarak, sarengat tarekat tuwin,hakekat Lanmakripatkedahsampurna.

Konon kitab Alquran merupakansumber agama suci yang terpeliha-ra hingga sekarang. Pernimpin du-nia yang terbentang, junjungan se-mua manusia, tidak lain adalah

Kanjeng Nabi Rasul. Rahasianyailmu sara', yaitu syariat, tarikat,

41

hakikat, dan makrifat harussempuma.

Bagi RNg. Ranggawarsita,keempat tingkatan itu haruslah di-lakukan dengan sempuma, dengantidak boleh meninggalkan salah satu-nya. Dalam kutipan tersebut disebut-kan tentang ilmu sarak atau hukumIslam. Pada karyanya yang lain, SeratWirid Hidayat Jati, disebutkan tentangdalil (Alquran), kildis, ijmak, dan kiyas,yang merupakan hukum-hukum Islam.Dengan demikian, melaksanakan ber-bagai tingkatan tersebut juga harus di-dasarkan pada keempat hukum Islamtersebut.

2.4 Konsepsi tentang KelepasanSebagai puncak dari pe-

ngalaman mistik yang diharapkan olehpara sufi adalah dapat langsungmengadakan persatuan dengan Tuhan(wihdatul wujud), yang dalam istilahKejawen disebut manunggaling kilwula-Gusti. RNg. Ranggawarsita pun, me-nurut Kamadjaja (1963:124-125), ber-paham yang demikian. Dan hampirsemua karya RNg. Ranggawarsita yangberkaitan dengan mistik selalu me-nyatakan hal itu, seperti tampak dalambubukil (pembukaan) Serat Kalatidha(dalam Kamadjaja, 1963:125) berikut.

Wahyaning harda rubeda,' KiPujangga amengeti, mesu-cipta mati-

raga, mudhar warananing gaib,anarira sakalir, ruweding sarwapakewuh. Wiwaling kang warana, dadibadaling Hyang Widi, amedharkenparibawaning bawana.

Terjadilah angkara mengganggu,Ki Pujangga mencatat kejadian itudengan memusatkan pikiran me-nindas segala nafsu dan berhasil

menyingkap tirai gaib tentang

Konsepsi Tasawuf dalam Beberapa Karya Raden Ngabehi Ranggawarsita

Page 10: colored by the and tasawuf elements (Islam and Java ... · PDF file"ilmu" ini, yaitu ilmu makrifat, ilmu kasampurnan, ilmu kasunyatan, dan ilmu sangkan paran (sirnuh, 1988:362). Semen

42

segala keadaan, kesulitan, yangserba sukar berbahaya. Setelah tiraitersing~p, seolah-olah sangPujangga menjadi wakil Tuhan,membentangkan kemalangandunia.

Oleh Kamadjaja dinyatakanbahwa kutipan tersebut mengandungmakna bahwa jika manusia di dalambertarikat (melalui pangkat atau ting-katan laku) telah berhasil menyingkapwarana atau hijab atau dinding pemisahantara manusia dan Tuhan, maka tidakada perbedaan antara manusia (hamba)dan Tuhan. Selain itu, Kamadjaja (1963:135) mengungkapkan bahwa dalamsoa! ketuhanan dan pengabdiankepada-Nya, R.Ng. Ranggawarsita ba-nyak menggunakan perasaan denganbermenung, bertafakur, dan bertarikat,menempuh jalan mencapai Tuhandengan syarat-syarat menghapuskanhijab. Adapun hijab merupakan hawanafsu dan kebendaan yang di dalamikhtiar mendekati Tuhan harus dile-

paskan. Melepaskan diri dari segalaikatan itulah yang disebut tajarrud,yang mampu mengantar manusia ke-pada kemenangan rohani atas jas-maninya. Barangsiapa yang mampumencapai kemenangan itu, tidak lagiakan mengenal sa kit, miskin, bahkanmaut pun baginya merupakan saranauntuk mencapai cinta sejati menjumpaikekasih yang sangat dirindukan, yakniTuhan. Hal' itu di dalam Serat Kalatidha

pad a pupuh terakhir dinyatakan sebagaiberikut.

Sageda sabar santosa, mati sajroningngaurip, kalis ing reh haru-hara,murka angkara sumingkir, tarlenmeleng malatsih, ....

Jadilah orang yang sabar sentosa,mati di dalam hid up, kebal ter-

hadap hati yang risau, angkaramurka menyingkir, yakni tidaklain dengan berkonsentrasi meng-heningkan cipta ....

Oalam kitabnya yang lain,yaitu Pranawafati dan Sabdafati (dalamKamadjaja, 1963), upaya menyingkaphijab tersebut dinyatakan sebagaiberikut.

Sinaranan mesu budya, dadyasarananing urip, ambengkas hardarubeda, binudi kalayan titi, sumingkirpanggawe dudu, dimene katarbuka,kakman gaibing Widi, (Pranawafati)

Pamanggone aneng pangesthi rahayu,

angayomi ing tyas wening, heninging

ati kang suwung, nanging sejatine isi,

isine dpta kang yektos. (Sabda Jati)

Syaratnya ialah memusatkan jiwa.ltulah jalannya di dalam hidup,menindas angkara yang meng-ganggu, diusahakan dengan teliti,tersingkirkanlah perbuatan salah,supaya terbukalah, mengetahuirahasia Tuhan, ....

Tempatnya ialah di dalam cHa-cHasejahtera, meliputi hati yang te-rang, hati suci yang kosong, tetapisesungguhnya berisi, isinya ciptayang sejati.

Sementara itu, Hadiwijono(1985a:59) menyatakan bahwa keadaanyang tidak ada lagi perbedaan antarayang menyembah dan yang disem-bah-yang yang diisyaratkan olehR.Ng. Ranggawarsita di depan-dise-butfana atau hapus; inilah yang disebutsebagai kelepasan. Bagi manusia yangtelah hilang segala selubung yang me-nutupi an tara dirinya dan Tuhan dapatdikatakan bahwa dia telah sepan-dangan dengan Tuhan dan dapat

Litera, Volume 6, Nomor 1, Januari 2007

Page 11: colored by the and tasawuf elements (Islam and Java ... · PDF file"ilmu" ini, yaitu ilmu makrifat, ilmu kasampurnan, ilmu kasunyatan, dan ilmu sangkan paran (sirnuh, 1988:362). Semen

mencapai apa yang disebut U diberahi-kan" (ekstase) serta dalam pangkatkesatuan. Oalam pangkat ini, ke-agungan dan keindahan Tuhan terbuka'bagi dirinya. Jika manusia telah dapatmelihat keindahan Tuhan, hapuslah iadan yang ada hanyalah Oia. Oengandemikian, Tuhan telah mengembalikanmanusia pada pangkatnya yang ter-dahulu, yang' disebut makrifat(Hadiwijono, 1985a:ll). Pada pangkatmakrifat ini manusia mengenal ataumelihat Zat Tuhan secara langsungdengan perantaraan mata hati. Lang-sung, artinya bukan dengan peran-taraan kesimpulan pemikiran danbukan berdasarkan atas dasar dalil

kitab suci, melainkan merupakan tang-gapan para ahli mistik yang langsungberhadapan dengan Tuhan mereka.Oalam ajaran tasawuf, tanggapanmakrifat secara langsung menghasilkanhaqqulyaqin; bukan sekadar 'ilmul yaqinataupun 'aninul yaqin (Simuh, 1988:362).

Orang yang telah mencapaipangkat makrifat dengan melihat kein-dahan Tuhan diungkapkan oleh R.Ng.Ranggawarsita dalam Wirid MaklumatJati (dalam Tanojo, 1975:16) sebagaiberikut.

... karana ing kano kita wus waluyamaha mulya, ana sajroning alamuluhiyah, tegesealame Pangeran KangMaha Suci Karana ing kano kitawus arupa kanyatahaning PangeranKang Maha Suci Sajati, kang agungZat-e, kang elok Sifat-e, kang wisesaAsma-ne, kang sampurna Afal-e....

... sebab di tempat itu kita sudahbertemu dengan Tuhan dalamalam uluhiyah, yakni alam TuhanYang Maha Suci Karena di situkita sudah menjadi satu kenyataandengan Tuhan Yang Maha SuciSejati, yang agung Zat-Nya, yang

43

indah Sifat-Nya, yangkuasa Asma-Nya, yang sempurna Af'al-Nya....

Oalam ilmu tasawuf, alam

Uluhiyah atau alam ke-Ilahian (yangmenurut Ranggawarsita disebut alamPengeran Kang Maha Suci) dapat dipilahmenjadi tiga tingkatan atau martabat,yaitu Wakhidiyat, Wahdat, dan Akhadiyat.Oi antara ketiga martabat itu, Akhadiyatmerupakan alam Uluhiyah yang ter-tinggi karena merupakan hakikat yangsebenamya dari Zat Yang Mutlak, yangtanpa pembeda-bedaan atau la ta"yyun(Hamzah Fansuri dalam Hadiwijono,1985a:28). Mengenai Akhadiyat ini, yangdisebut juga sebagai marabat ketujuh,Simuh (1988:357) yang mendasarkanpenelitiannya terhadap Serat WiridHidayat Jati mengemukakan sebagaiberikut.

Masih dalam alam Uluhiyah,cahayanya sangat terang. Tidakkelihatan sesuatu, hanya cahayaindah tanpa bayangan. Adalah ZatAtma, Zat yang bersifat Esa, tidakberarah dan tidak bertempat. Tan-pa wama dan tanpa rupa, azaliabadi, yang berkuasa dan mencip-takan seluruh alam .... Sebagaihakikat Gusti Yang Maha Suci,agung zat-Nya, mulia sifat-Nya,berkuasa asma-Nya, sempurnaaf'al-Nya, yang terietak pada dirikita pribadi.Pada martabat tujuh, atma telahberkumpul dengan Tuhan, kedua-nya tak terpisahkan lagi. Dalamkesatuan seperti ini, Tuhan yangberbicara menggunakan mulutmanusia.

Oalam alam Akhadiyat itu pula,seperti tampak pad a kutipan di atas,terdapat atma yang sebenamya merupa-kan tajalli dari Tuhan. Atma disebutjuga hayyu (hidup). Pada' marabat ini

Konsepsi Tasawuf dalam Beberapa Karya Raden Ngabehi Ranggawarsita

-

Page 12: colored by the and tasawuf elements (Islam and Java ... · PDF file"ilmu" ini, yaitu ilmu makrifat, ilmu kasampurnan, ilmu kasunyatan, dan ilmu sangkan paran (sirnuh, 1988:362). Semen

- --

44

tercapai penghayatan manunggal de-ng:m Tuhan sehingga tidak dapatdibedakan lagi antara atma dan Tuhan(Simuh,1988:358).

Apabila diperbandingkan, kon-sep yang digunakan oleh RNg.Ranggawarsita mirip dengan konsepfilsafat Hindu zaman Upanisad, yangmenyatakan bahwa Brahman sebagaiasas kosmos adalah sarna denganAtman sebagai asas hidup manusia. Didalam Atman itulah Brahman menjadiimanen; yang tidak terbatas menjaditerbatas (Hadiwijono, 1985a:25). Kon-sep tersebut dikatakan "mirip" sebabwalaupun istilah atma bersumber dariajaran Hinduisme, pengertiannya tidakpersis sarna dengan Atman dalarnagama Hindu. Hal ini dinyatakan olehSimuh (l988:305)-yang meneliti peng-gunaan kata atma dalarn Serat WiridHidayat Jati-bahwa kata atma tersebutdipakai sebagai sebutan lain darikonsep alam Akhadiyat dalam ajaranmartabat tujuh, yakni sebagai tajallipertama atau martabat tertinggi tajalliZat Tuhan.

Orang yang berada pada mar-tabat Akhadiyat tersebut dapat di-katakan telah mencapai penghayatanmanunggal dengan Tuhan, yang dalammistik Kejawen disebut manunggalingkawula-Gusti atau pamoring kawula-Gusti.Adapun penghayatan manunggaldengan Tuhan dapat dialami dengandua cara. Pertama, dengan lana ftllah,yang kesatuannya dengan Tuhan hanyadihayati sesaat. Kedua, dengan tajalli,yang dialami lebih lama, yakni selamamanusia mampu menyucikan hatinyaciari pengaruh nafsunya sehingga pi-kiran dan hatinya menjadi bening dantenang yang dapat memperlihatkanaspek keilahiannya (Simuh, 1988:294).

Jika mendasarkan pada duakarya RNg. Ranggawarsita, yaitu Serat

Pranawa Jati dan Serat Sabda Jati, tampak

bahwa penghayatan manunggal yangdiajarkan oleh RNg. Ranggawarsitaadalah dengan tajalli. Manusia, demi-kian RNg. Ranggawarsita menyatakanhal itu secara implisit, tidak akan dapatmanunggal dengan Tuhan jika di dalamhatinya masih dipengaruhi olehnafsunya (lihat pula Simuh, 1988:294).

Pengertian dan konsepmanunggaIing kawula-Gusti itu dapatdengan mudah dipahami dan sekaligusjuga sukar dimengerti. Hal ini sebabmanusia dikatakan Tuhan tetapi bukanTuhan, dikatakan bukan Tuhan tetapikelihatannya sarna dengan Tuhan.Istilah Jawa untuk mengatakan keadaanitu adalah ya ewuhya gampang'ya sulitya mudah' atau gampang-gampangangel'mudah-mudah sukar' (Simuh, 1988:299).

Kesatuan manusia denganTuhan dalarn konsep manunggalingkawula-Gusti sulit dirumuskan dengankata-kata yang tepat, yaitu yangmemiliki pengertian tunggal dan jelas.Biasanya, konsep tersebut hanya dapatditerangkan dengan rumusan kata-katayang miring, yaitu rumusan kata-katayang tidak tegas mengarah pada satupengertian, misalnya seperti yangdiungkapkan dalam SeratCenthini: norasiji nora loro 'bukan satu bukan dua'. Didalam PamoringKawula Gusti, kesatuanhamba dengan Tuhan dinyatakan de-ngan menggunakan simbol atau tarnsilsebagai berikut.

purihen den kumpul, Gustikalawan kawula, supadine dinadakbisa umanjing, satu munggengrimbagan.

usahakanlah agar dapatberkumpul Gusti dengan hambasupaya dapat cepat melekat,

Litera, Volume 6, Nomor 1, Januari 2007

Page 13: colored by the and tasawuf elements (Islam and Java ... · PDF file"ilmu" ini, yaitu ilmu makrifat, ilmu kasampurnan, ilmu kasunyatan, dan ilmu sangkan paran (sirnuh, 1988:362). Semen

menyatu bagaikan perrnata dengancincinnya.

Oleh karena itu, uraian di'dalam kepustakaan Islam Kejawen,khususnya dalarn karya-karya RNg.Ranggawarsita, yang l1}enyangkut hu-bungan manusia dengan Tuhan padaumumnya mengandung rumusan yangtumpang-tindih. Tuhan dilukiskan me-miliki sifat-sifat manusia, dalarn artiinsan kamil 'manusia sempurna'; se-baliknya, manusia digambarkan sarnaatau memiliki sifat, asma, dan af'alTuhan. Paham seperti ini dalam falsa-fah dinamai antropomorphisme (Simuh,1988:299).

Menurut Hadiwijono (1985b:11), semua ungkapan 'kemanunggalan'tidak dimaksudkan untuk mengajarkanbahwa dalam pertemuan manusia de-ngan Tuhan tersebut manusia menjadiTuhan. Berbagai istilah itu harus di-pandang sebagai pengungkapan penga-laman mistis, yakni karena manusiadiserbu oleh keagungan dan keindahanTuhan serta larut dalam kesatuan,seolah-olah hapuslah dirinya (fana).Apa yang diibaratkan dengan orangberahi atau mabuk adalah orang yangdalam keadaan ekstase karena meng-alami kesatuan dengan Tuhannya.Mungkin sekali orang yang demikiankarena seolah-olah diserbu oleh

kemuliaan dan kebahagiaan bersekutudengan Tuhannya sehingga diperasuntuk mengungkapkan rahasia penga-lamannya dengan kata-kata. Dalamkeadaan yang demikian orang bisa sajamengucapkan kata-kata yang tidakdibenarkan dalam keadaan biasa,seperti Ana al-Haqq ,Akulah Kebe-naran', seperti yang diucapkan oleh AI-Hallaj (Hadiwijono, 1985b:62). Menurutpendapat Massignon (dalam Hadi-wijono, 1985b:17-18), lewat per-

45

nyataannya itu AI-Hallaj tidak meng-ajarkan bahwa di dalam kesatuanhamba dengan Tuhan, manusia lantasmenjadi (sarna dengan) Tuhan. Oemi-kian pula agaknya ungkapan manung-galing kawula-Gusti dalam pahamKejawen, seperti yang diajarkan olehRanggawarsita, tidaklah dimaksudkansebagai hamba sarna dengan Tuhan.Bahkan, setiap orang yang mengakusebagai Tuhan selalu dicela dandianggap sesat (Simuh, 1988:325).

D. Simpulan dan Saran1. Simp ulan

Berdasarkan penelitian yangdilakukan dapat disimpulkan sebagaiberikut. Pertama, ajaran tasawuf RNg.Ranggawarsita merupakan bentuktransformasi dari ajaran tasawuf secara

Ilmum, yang antara lain meliputi ber-bagai konsep ten tang manusia, Tuhan,jalan kelepasan, dan kelepasan. Kedua,berbagai konsep tasawuf itu diolah olehRNg. Ranggawarsita sebagai seorangpujangga Jawa sehingga lebih menam-pakkan sebagai ajaran tasawuf khasJawa (Kejawen).

2. Saran

Ada dua saran yang perludikemukakan dalam artikel singkat ini.Pertama, penelitian ini masih perlu di-tambah dengan menggunakan berbagaireferensi atau literatur yang mendu-kung. Dengan demikian, hasil yangdiperoleh tentu akan lebih mendalam

dan lebih komprehensif. Kedua, perludilakukan penelitian dari berbagai pen-dekatan sehingga dapat menjawabantara lain beberapa pertanyaanberikut: seberapa jauh' karya-karyaRNg. Ranggawarsita merupakan tafsirpengarang terhadap kehidupan yangditransformasikan ke dalam ungkapanestetik sastra, seberapa jauh karya':

Konsepsi Tasawuf dalam Beberapa Karya Raden Ngabehi Ranggawarsita

Page 14: colored by the and tasawuf elements (Islam and Java ... · PDF file"ilmu" ini, yaitu ilmu makrifat, ilmu kasampurnan, ilmu kasunyatan, dan ilmu sangkan paran (sirnuh, 1988:362). Semen

- - - -

46

karya R.N~. Ranggawarsita merupakanekspresi pengalaman sosial, kemanu-siaan, sejarah, estetika, pandangandunia, dan kerangka nilai tertentu(Jawa), dan seberapa jauh karya-karyaR.Ng. Ranggawarsita menunjukkan hu-bungan signifikan bagi perkembangankebudayaan, pemikiran, dan falsafahJawa.

Daftar Pustaka

Abrams, M.H. 1979. The Mirror and the

Lamp. London - New York:Oxford University Press.

Aceh, Abubakar. 1987. Pengantar SejarahSufi dan Tasawuf Solo: CVRamadhani.

Blichari, S. Ibrahim. 1971. SedjarahMasuknja Islam dan ProsesIslamisasi di Indonesia. Djakarta:Publicita.

Hadiwijono, Harun. 1983. Konsepsi ten-tang Manusia dalam Kebudayaanfawa. Jakarta: Sinar Harapan.

1985a. Sari Filsafat India.Jakarta: BPK Glinung Mulia.

1985b. Kebatinan Islam Abad

XVI. Jakarta: BPK GunungMulia.

Hirsch Jr., E.D. 1979. Validity in Inter-pretation. New Haven &London: Yale University Press.

Husein, Agus Fahri. 1994. "SeratSalokajiwa Karya Raden Nga-behi Ranggawarsita (AnalisisSemiotik)". Skripsi. Yogyakarta:UGM.

Kamadjaja. 1963. Zaman Edan. ]ogja: UPIndonesia.

Kumpulan Karangan Driyarkara. 1980.Driyarkara tentang Kebudayaan.Yogyakarta: Yayasan Kanisius.

Partojuwono, Yudi. 1957. Serat WedaranWirit I. Surabaja: ]ajasanPenerbitan Djojobojo.

Simuh. 1985. "Gerakan Kaum Sufi".Dalam Prisma No. 11.

1988. Mistik Islam Kejawen RadenNgabehi Ranggawarsita: SuatuStudi terhadap Serat WiritHidayat fati. Jakarta: UniversitasIndonesia Press.

Tanoyo, R. 1975. Wirid Maklumat fatiKarangan R. Ng. Ranggawarsita.Solo: Sadu Budi.

Teeuw, A. 1984. Sastra dan llmu Sastra:

Pengantar Teori Sastra. Jakarta:Pustaka ]aya.

Wiryamartana, I Kunthara. 1990.Arjunawiwaha: Transformasi TeksJawa Kuna Lewat Tanggapan danPenciptaan di Lingkungan Sastrafawa. Yogyakarta: Duta WacanaUniversity Press.

Litera, Volume 6, Nomor 1, Januari 2007