Clinical Science Session (Css) Iridocyclitis
-
Upload
helga-marwa-afifah -
Category
Documents
-
view
34 -
download
0
description
Transcript of Clinical Science Session (Css) Iridocyclitis
CLINICAL SCIENCE SESSION (CSS)IRIDOSIKLITIS
Presentan : Helga Marwa Afifah
Partisipan : Dave Orlando Gumay dan Dewita Wahyu Kemalasari
Preseptor : Ike Kusminar ,dr., SpM
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA
BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA
RSAU DR SALAMUN BANDUNG
2015
ANATOMI UVEA
Bola Mata terdiri atas 3 lapisan, yaitu :• Fibrous layer (outer coat), yaitu sclera dan kornea• Vascular layer (middle coat) disebut juga uvea
atau uveal tract.• Inner layer (inner coat), yaitu Retina
ANATOMI
ANATOMI
ANATOMI UVEA
Vascular layer (middle coat), yang terdiri atas :
1. Uvea Anterior• Iris• Terletak pada permukaan anterior lensa. Iris merupakan difragma kontraktil
tipis dengan central aperture (pupil) untuk transmisi cahaya. Iris membagi bilik mata menjadi kamar depan (COA) dan kamar belakang (COP)
• Terdapat dua otot involunter yang mengatur ukuran pupil, yaitu :• Sphincter Pupillae, yang distimulasi oleh parasimpatis, untuk menutup pupil.• Dilator Pupillae, yang distimulasi oleh saraf simpatis, untuk membuka pupil.
• Vaskuralisasi : • Arteri siliaris posterior langus• Vena bermuara ke v.vertikulosa
• Inervasi:N III dan saraf simpatis
ANATOMI UVEA
• Ciliary body• Merupakan bagian yang menghubungkan iris dengan choroids.• Fungsinya :• Menyediakan perlekatan pada lensa• Kontraksi dan relaksasi otot polos ciliary body yang mengendalikan ketebalan lensa.
• Lipatan pada permukaan dalam ciliary body adalah ciliary process. Ciliary process mensekresikan aqueous humor, yang mengisi anterior dan posterior chamber.
• Bagian-bagian :1. Pars Korona (anterior)• Anterior chamber adalah ruang diantara cornea dan iris/ pupil• Diliputi 2 lapisan epitel yang merupakan kelanjutan epitel iris.
2. Pars Plana (posterior)• Posterior chamber adalah ruang diantara iris/pupil dan lensa.• Lapisan tipis jaringan otot dengan pembuluh darah dan diliputi epitel• Prosesus siliaris mengeluarkan cairan bilik mata (aqueos humor).
ANATOMI UVEA
2. Uvea Posterior
Choroids • Choroids merupakan lapisan berwarna coklat kemerahan
diantara sclera dan retina. Lapisan ini dilanjutkan pada bagian anterior oleh ciliary body. Choroids menempel secara kuat pada pigment layers retina.
• Terdiri dari lapisan epitel pigmen, lamina vitrea, khorio kapiler, pembuluh darah sedang, pembuluh darah besar, dan supra choroid.
• Vaskularisasi: A. Siliaris brevis & V. Vertikosa
UVEITIS - DEFINISI
Inflamasi pada traktus uvealis
Radang selaput uvea mengenai bagian anterior iris (iritis), sedangkan bila terkena bagian uvea tengah disebut (siklitis). Biasanya iritis juga disertai dengan siklitis yang disebut uveítis anterior (iridosiklitis). Serta mengenai bagian belakang disebut (koroiditis).
UVEITIS ANTERIOR (IRIDOSIKLITIS)
Disebut iridosiklitis, dibedakan dalam 2 bentuk yaitu granulomatosa akut- kornis dan non-granulomatosa
KLASIFIKASI
Berdasarkan patologi:• Granulomatosa• Non Granulomatosa
• respon imunologi yang berkaitan dengan Human Leucocyte Antigen (HLA).• Umumnya tidak dapat ditemukan organisme patogen dan karena berespon
baik terhadap terapi kortokosteroid diduga peradangan ini semacam fenomena hipersensitivitas.
• Uveaitis anterior non-granulomatosa disebabkan sindrom posner schlosman, parotitis, arthritis rheumatoid, dan fuchs heterokromik iridosiklitis, sedangkan untuk granulomatosa akut disebabkan oleh sarkoiditis, sifillis, tuberculosis, virus, jamur ( histoplasmosis) atau parasit (toksoplamosis).
PENGGOLONGAN ETIOLOGI
MENURUT ETIOLOGI
Uveitis Eksogen Jarang, dimulai dg perforasi akibat trauma/ mengikuti suatu ulkus. Akut & supuratif.
Infeksi Sekunder Akibat penyebaran dari peradangan jaringan mata lainnya (kornea, sklera, retina)
Uveitis Endogen Dari peradangan suatu organ dalam tubuh
Uveitis akibat Alergi Paling umum, eksudatif (non purulen)
Uveitis Konstitusi Pada DM
TANDA & GEJALA
Keluhan Subjektif• Rasa sakit di bulbus okuli, spontan/ pada
penekanan di daerah badan siliar• Nyeri kepala dari kening temporal• Fotofobia• Lakrimasi• Visus menurun
TANDA & GEJALA
Gejala Objektif
• Palpebra bengkak• Konjungtiva bulbi: injeksi siliar dan konjungtiva• Korena : keruh karena edema dan Keratik Presipitat• Bilik depan:
• Normal ( bila ada iris bombe maka bilik depan akan dangkal, bila ada synechia posterior maka bilik depan akan dalam)
• Efek tyndal positif (flare-cell)• Dapat disertai hipopion/hipema
• Iris : bengkak & kotor. Gambaran radier kripta tidak jelas, warna berubah dari coklat jadi seperti lumpur kelabu dan hijau
• Pupil : miosis, refleks cahaya lambar, pinggir ireguler (synechia posterior)• Lensa & badan kaca : bisa menjadi keruh
IRIDOSIKLITIS GRANULOMATOSA
1. Sakit sedang
2. Fotofobia sedikit
3. Visus sangat menurun
4. KP besar-besar seperti kelabu (mutton-fat keratic precipitates)
5. COA keruh seperti awan lebih banyak sel dibandingkan fibrin
6. Badan kaca keruh akibat mikrobakteri yg menginvasi kejaringan uvea
7. Reaksi seluler lebih hebat dibanding dengan reaksi vaskuler >> injeksi silier tdk hebat
8. PA : sel raksasa, sel epiteloid dna limfosit
IRIDOSIKLITIS NON GRANULOMATOSA
• Rasa sakit• Fotofobia hebat• Visus menurun• KP halus-halus krn hanya sedikit mengandung sel• Bilik depan lebih banyak mengandung fibrin dibandingkan sel• Badan kaca sedikit atau tidak mengalami kekeruhan >> reaksi
alergi• Reaksi vaskuler lebih hebat dibanding reaksi seluler : terlihat
ingeksi hebat• PA : pada iris dan badan siliaris didapat sel plasma dan sel-sel
mononuklear.
GRANULOMATOSA & NON GRANULOMATOSA
GRADE FLARE CELLS
0 :Tidak ada tidak ada
1+ :Flare tipis atau lemah 5-10 /lapang pandang
2+ :Flare tingkat sedang (Iris dan lensa secara 10-20/lapang pandang diteil masih tampak)
3+ :Kekeruhan lebih berat (Iris dan lensa 20-50/lapang pandang diselimuti kekeruhan
4+ :Flare sngat berat (penggumpalan fibrin pada >50/lapangpandang humur aquos)
IRIS BOMBE , CELL & FLARE
IRIS BOMBE CELL & FLARE
KP & MUTTON FAT
KERATIC PRECIPITATES MUTTON FAT
HYPHEME & HIPOPION
HYPHEME HIPOPION
DIAGNOSIS
• Gejala : nyeri pada mata, photophobia dan pandangan kabur, baik satu sisi maupun ke duanya.
• Telah terdiagnosis uveitis anterior, terjadi kekambuhan karena pengobatan tidak adekuat.
• Pasien dengan trauma mata• Pasien dengan penyakit sistemik, seperti nyeri punggung,
nyeri sendi yang khas dengan penyakit sistemik, riwayat TB, riwayat kelainan imun.
• Visus : adanya penurunan visus, dapat dibarengi dengan adanya flare cell.
DIAGNOSIS BANDING
KONJUNGTIVITIS
KERATITIS
KERATOKONJUNGTIVITIS
GLUKOMA AKUT
PERBEDAAN
TANDA KONJUNGTIVITIS AKUT IRIDOSIKLITIS AKUT GLAUKOMA AKUT
NYERI TIDAK SEDANG HEBAT
INJEKSI INJEKSI KONJUNGTIVAL INJEK SILLIAR INJEKSI KONJUNGTIVAL
PUPIL NORMAL MIOSIS, IREGULER LEBAR/LONJONG
REAKSI CAHAYA NORMAL BERKURANG BERKURANG SAMPAI NEGATIF
MEDIA JERNIH KERUHKORNEA : KP (+), EDEMA BILIKPUPIL: OKLUSI PUPILLENSA: KATARAKBADAN KACA: KERUH
KORNEA KERUH PADA KEADAAN LANJUT KARENA KATARAK
VISUS BAIK MENURUN MENURUN SEKALI
PEMERIKSAAN SEKRET
ADA KUMAN PENYEBABNYA
NEGATIF NEGATIF
T.I.O NORMAL AWAL NORMAL, DAPAT MENINGGI, STADIUM AKHIR MENURUN
MENINGGI SEKALI
PENGOBATAN
Lokal : • Midriatika• Steroid (tetes mata, injeksi subkonjungtiva 2x1 minggu dosis
tinggi singkat)• Antibiotik• Mata ditutup
Sistemik
• Steroid dosis tinggi dalam waktu singkat kemudian diturunkan sedikit-sedikit (tappering off)• 1-2 mg/kg : dosis tinggi/hari• Kortison/hidrokortison/ prednison single dose 12 tab sedang sehari selama 5x
lalu tappering off setiap kali 2 tablet• Antibiotika (tergantung etiologi)• Analgetika (menghilangkan rasa nyeri)• istirahat
• Sulfus atropin 0,5% : bekerja cepat & khasiatnya lama (2 minggu)
• Mengurangi kongesti pada tempat peradangan
• Menyebabkan midriasis sehingga dapat mencegah pembentukan sinekia posterior
• Melumpuhkan otot spingter pupil dan otot siliar sehingga mata tidak berakomodasi dan dalam keadaan istirahat
Midriatika:
• Sinekia posterior• Seklusio pupil• Oklusio pupil• Total sinekia posterior• Katarak komplikata• Kekeruhan badan kaca• Ptisis bulbi• Glaukoma sekunder
Jika terlambat di terapi,
akan timbul
gejala sisa:
KOMPLIKASI
KATARAK RETINITIS PROLIFERANS
ABLASI RETINA
GLAUKOMA SEKUNDER
YANG DAPAT TERJADI PADA STADIUM DINI DAN STADIUM
LANJUT
SEQUELE
Seluruh pinggiran iris melekat pada lensa : Seclusio Pupilae
Pupil tertutup membran : Occlusio Pupilae
Seluruh bagian posterior iris melekat pada lensa : Synechia Posterior Totalis
Akibat seclusio/ occlusio pupilse : cairan COA terhalang kedepan sehingga iris terdorong ke depan mengakibatkan Iris Bombe
Sudut COA mengecil : Glaukoma
PROGNOSIS
Pada umumnya uveitis anterior baik bila tatalaksana baik dan terdeteksi dini.