Chronic Kidney Disease
-
Upload
natasha-aurellia-h -
Category
Documents
-
view
7 -
download
3
description
Transcript of Chronic Kidney Disease
GANGGUAN GINJAL AKUT DAN KRONISPembimbing :
dr. Erik Rohmando Purba Sp.PDOleh :
Natasha A. H.406148023
Gangguan Ginjal Akut /Acute Kidney Injury
Penurunan mendadak dari fungsi ginjal (LFG) yang bersifat sementara, ditandai dengan ↑
kreatinin serum dan hasil metabolisme nitrogen serum
lainnya, serta ketidakmampuan ginjal untuk mengatur
homeostatis cairan dan elektrolit
definisi
Robert S, Ginova N. Acute Kidney Injury:Pendekatan Klinis dan Tata Laksana. FKUI. 2012
Klasifikasi AKI dengan kriteria RIFLE
etiologi
Diagnosis GGA
ya
GGA
Dx etiologi GGA
Dx klinik dan tahapan GGA. Gejala dan komplikasi
Px
tidak
Observasi 24-48jam
Tidak
Bukan GGA
Memenuhi kriteria dx GGA
Sumber : IPD, 2014
Diagnosa klinik GGA dengan etiologi pre-renal
Anamnesa penyakit PF
Kehilangan vol cairan tubuh : dehidrasi, perdarahan, luka bakar,dll
Lemah badan,haus,nadi cepat dan dangkal, bibir kering, turgor buruk, hipertensi ortostantik, oligo-anuria
↓ volume efektif PD (curah jantung) : MI, kardiomiopati, aritmia, gagal jantung, dll
Sesak nafas, normotensi / hipotensi, oligo-anuri
Redistribusi cairan : SN, sirosis hepatic, pankreatitis,dll
Edema paru, edema tungkai
Obstruksi renovaskular : arteri renalis, vena renalis
Produksi urin N.Oligo-anuri edema paru, edema tungkai
Vasokontriksi intra-renal primer : AINS, siklosporin, HT maligna, pre-eklamsi, dll
Sumber : IPD, 2014
Diagnosis klinis GGA dengan etiologi renalAnamnesis penyakit PF
TNA ( Tubular Nekrosis Akut) : obat, iskemia, syok sepsis
Anamnesis sesuai dengan etiologi• nefrotoksik TNA / nefritis intertisial adanya konsumsi obat, radiokontras•Iskemia TNA demam (infeksi/sepsis), sesak nafas (gagal jantung)•Glomerulonefritis akut demam (infeksi)•Hemolisis transfusi darah
PF :•Tensi = HT, hipotensi•Tekanan vena jugularis : ↓(dehidrasi). ↑ (Gagal jantung)•Suhu = demam (infeksi/sepsis)•Kulit = butterfly rash (LES), purpura(vaskulitis)•Mata = ikterik (sepsis, hepatitis)•Jantung = takikardi, mur-mur, nadi ireguler•Paru = ronki (edema paru)•Abdomen = nyeri sudut costovertebrae, asites,hidronefrosis
Glomerulonefritis Akut : pasca infeksi (streptokokus, bakteria, hep B, HIV, abses viseral), vaskulitis sistemik (LES)
Oklusi mikrokapiler/glomerular dan nekrosis kortikal akut
Sumber : IPD, 2014
Pemeriksaan klinik GGA dengan etiologi post-renal
Anamnesis penyakit PF
Obstruksi ureter : tumor, batu, bekuan darah, dll
Nyeri kolik abdomen, disuria, obstruksi urin
Obstruksi kandung kemih / uretra : tumor, hipertrofi prostat, prolaps uteri, batu, bekuan darah
Demam, pembesaran prostat, pembesaran ginjal, vesika urinaria
Sumber : IPD, 2014
Pemeriksaan Penunjang
• Kadar kreatinin dan urea• Laju filtrasi glomerulus
Pemeriksaan biokimia darah
• Osmolalitas• Pemeriksaan sedimen• Fraksi ekskresi natrium
• FEna =Kadar Na urin x kadar kreatinin serum x 100 kadar Na serum x kadar kreatinin urin
Pemeriksaan urin
• USG• USG doppler• CT-scan
Pemeriksaan radiologi
Biopsi ginjalSumber : IPD, 2014
penatalaksanaan
1. Terapi konservatif (suportif)2. Terapi pengganti ginjal (TPG)
Sumber : IPD, 2014
Komplikasi terapi
Kelebihan cairan intravaskular •Batasi garam (1-2gram/hari) dan air (<1 l/hari)•diuretik
hiponatremia •Batasi cairan (<1 l/hari)•Hindari pemberian cairan hipotonis
hiperkalemia •Batasi intake kalium (<40mmol/hari)•Hindari suplemen kalium dan diuretik hemat kalium•Beri resin “potasium binding ion exchange(kayazalate)”•Beri glukosa 50% sebanyak 50cc+insulin 10unit•Beri Na-bicarbonat (50-100mmol)•Beri salbutamol 10-20mg inhaler / 0,5-1 mg IV•Kalsium glukonat 10% (10cc dalam 2-5menit)
Asidosis metabolik •Batasi intake protein (0,8-1,0 gram/kgBB/hari)•Beri natrium bikarbonat (usahakan kadar serum bikarbonat plasma > 15mmol/l dan pH arteri > 7,2)
Sumber : IPD, 2014
hiperfosfatemia •Batasi intake fosfat (800mg/hari)•Beri pengikat fosfat (kalsim asetat-karbonat, alumunium HCl, sevalamer)
hipokalsemia •Beri kalsium karbonat atau kalsium glukonat 10% (10-20cc)
hiperuriksemia •Tidak perlu terapi bila kadar asam urat <15 mg/dl
nutrisi Batasi asupan protein diet (0,8-1g/kgBB/hari) jika tidak dalam kondisi katabolik, KH (100g/hari)
Sumber : IPD, 2014
komplikasi
Gangguan keseimbangan cairan tubuh
Gangguan keseimbangan elekttrolit
Asidosis metabolik
Gagal jantung
Gagal nafas
azotemia
Sumber : IPD, 2014
Gangguan Ginjal Kronik /Chronic Kidney Injury
Definisi
Penyakit Ginjal Kronis
•Suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan ↓ fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal
Gagal Ginjal
•Suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap
Kriteria CKD
1. Kerusakan ginjal > 3 bulan, berupa kelainan struktural / fungsional, dengan / tanpa ↓ LFG, dengan manifestasi :• Kelainan patologis• Terdapat tanda kelainan ginjal ( komposisi darah / urin / kelainan dalam tes pencitraan )2. LFG < 60 ml / mnt /1,73 m² selama 3 bulan, dengan / tanpa kerusakan ginjal
Rumus Kockcroft-Gault
LFG (ml/mnt/1,73m²) = ( 140 – umur ) x BB * 72 x kreatinin plasma (mg/dl)
* Pada perempuan dikalikan 0,85
Klasifikasi CKDStadium
Deskripsi LFG (mL/menit/1.73 m²)
0 Risiko meningkat ≥ 90 dengan faktor risiko
1 Kerusakan ginjal disertai LFG normal atau meninggi
≥ 90
2 Penurunan ringan LFG 60-89
3 Penurunan moderat LFG 30-59
4 Penurunan berat LFG 15-29
5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis
etiologi
Sumber :
Faktor resiko
Faktor resiko gagal ginjal kronik, yaitu1. pada pasien dengan DM atau HT,2. obesitas atau perokok, 3. berumur > 50 tahun, dan individu
dengan riwayat penyakit DM, HT4. penyakit ginjal dalam keluarga
patofisiologi
Diagnosis
1. Gambaran klinisa. Sesuai penyakit yang mendasari DM, infeksi traktus urinarius, HT, hiperurikemi, Lupus Eritematosus Sistemik (LES).b. Sindrom uremia ( lemah, letargi, anoreksia, mual muntah, nokturia, kelebihan volume cairan, neuropati perifer, pruritus, uremic frost, perikarditis, kejang- koma).c. Gejala komplikasi ( HT, anemia, osteodistorfi renal, payah jantung, asidosis metabolik, gangguan keseimbangan elektrolit (sodium, kalium, khlorida))
Sumber : IPD, 2014
2. Gambaran Laboratorisa. Sesuai penyakit yang mendasarib. ↓ fungsi ginjal ↑ kadar ureum kreatinin serum, ↓ LFG.c. Kelainan biokimiawi darah (↓ Hb, ↑ kadar asam urat, hiper/hipokalemia, hiponatremia, hiper/hipokloremia, hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis metabolik ).d. Kelainan urinalisis ( proteinuria, hematuria, leukosuria, cast, isostenuria )
Sumber : IPD, 2014
3. Gambaran Radiologisa.FPA, bisa tampak radio opakb.Pielografi intravena ( jarang ) karena kontras sering tidak bisa melewati filter glomerulus, khawatir pengaruh toksik oleh kontras terhadap ginjal yangsudah mengalami kerusakanc.Pielografi antegrad dan retrograd sesuai indikasid.USG ginjal, memperlihatkan ukuran ginjal yang mengecil, korteks menipis, adanya hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa, kalsifikasie.Pemeriksaan pemindaian ginjal atau renografi bila ada indikasiSumber : IPD, 2014
4. Biopsi dan Pemeriksaan Histopatologi GinjalDilakukan pada pasien dengan ukuran ginjal yg masih mendekati normal, dimana diagnosis secara noninvasif tidak bisa ditegakkan. Tujuannya mengetahui etiologi, terapi, prognosis, dan mengevaluasi terapi yg diberikan.
Sumber : IPD, 2014
derajat LFG (ml/mnt/1,73m²) Rencana tatalaksana
1 > 90 Terapi penyakit dasar, kondisi komorbid, evaluasipemburukan ( progression ) fungsi ginjal, memperkecilrisiko kardiovaskuler
2 60-89 Menghambat pemburukan fungsi ginjal
3 30-59 Evaluasi dan terapi komplikasi
4 15-29 Persiapan untuk terapi pengganti ginjal
5 < 15 Terapi pengganti ginjal
1. Terapi spesifik terhadap penyakitnyaWaktu paling tepat adalah sebelum terjadi ↓LFG sehingga pemburukan fungsi ginjal tidak terjadi. Pada ukuran ginjal masih normal secara USG, biopsi dan pemeriksaan histopatologi dapat menentukan indikasi yang tepat terhadap terapi spesifik.
2. Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbidPerlu pencatatan kecepatan ↓ LFG, untuk mengetahui kondisi komorbid. Faktor komorbid antara lain gangguan keseimbangan cairan, HT tidak terkontrol, infeksi tract. urinarius, obstruksi tract urinarius, obat –obatan nefrotoksik, bahan kontras atau peningkatan penyakit dasarnya.
Sumber : IPD, 2014
3.Menghambat perburukan fungsi ginjalFaktor utama : hiperfiltrasi glomerulus, ada 2 cara untuk menguranginya yaitu :a. Pembatasan Asupan Protein mulai dilakukan LFG < 60 ml/mnt. Protein diberikan 0,6 - 0,8/kgBB/hr. Jumlah kalori 30-35 kkal/kgBB/hr.b. Terapi farmakologis pemakaian OAH, untuk megurangi hipertensi intraglomerulus dan hipertrofi glomerulus. Beberapa OAH terutama ACEI, sebagai antihipertensi dan antiproteinuria.
Sumber : IPD, 2014
Terapi non farmakologi :a.Pembatasan protein :
-Pasien non dialisis 0,6 -0,75 gram /kg BB/hr sesuai CCT dan toleransi pasien
- Pasien hemodialisis 1 -1,2 gram/kgBB ideal/hari- Pasien peritoneal dialisis 1,3 gram/kgBB/hr
b. Pengaturan asupan kalori : 35 kal/kgBBideal/hrc. Pengaturan asupan lemak : 30 -40% dari kalori total dan mengandung jumlah yang sama antara asam lemak bebas jenuh dan tak jenuhe. Pengaturan asupan KH : 50 -60% dari total kalorif. Garam NaCl : 2 -3 gr/hrg. Kalsium : 1400-1600 mg/hrh. Besi : 10 -18 mg/hri. Magnesium : 200 –300 mg/hrj. Asam folat pasien HD : 5 mgk.Air : jumlah urin 24 jam + 500 ml ( insensible water loss )
Terapi farmakologis :a.Kontrol tekanan darah :
-Penghambat ACE atau antagonis reseptor angiotensin II evaluasi kreatinin dan kalium serum, bila terdapat peningkatan kreatinin > 35% atau timbul hiperkalemi harus dihentikan
-Penghambat kalsium-Diuretik
b.Pada pasien DM, kontrol gula darah hindari pemakaian metformin dan obat – obat sulfonil urea dengan masa kerja panjang. Target HbAIC untuk DM tipe 1 0,2 diatas nilai normal tertinggi, untuk DM tipe 2 adalah 6%c. Koreksi asidosis metabolik dengan target HCO3 20 – 22 mEq/l Kontrol dislipidemia dengan target LDL < 100 mg/dl, dianjurkan golongan satin
4. Pencegahan dan terapi thd penyakit kardiovaskulerMeliputi pengendalian DM, hipertensi, dislipidemia, anemia, hiperfosfatemia dan terapi kelebihan cairan dan gangguan keseimbangan elektrolit5. Pencegahan dan terapi terhadap komplikasia.Anemia o.k defisiensi eritropoitin, defisiensi besi, kehilangan darah( perdarahan saluran cerna, hematuri ), masa hidup eritrosit yang pendek akibat hemolisis, defisiensi asam folat, penekanan sumsum tulang oleh substansi uremik, proses inflamasi akut atau kronik.
evaluasi anemia dimulai saat Hb < 10 g% atau Ht < 30%, meliputi evaluasi status besi ( kadar besi serum/serum iron ), kapasitas ikat besi total, feritin serum), mencari sumber perdarahan, morfologi eritrosit, kemungkinan hemolisis, dsb.Pemberian EPO, perhatikan status besi.
Transfusi darah yang tidak cermat Kelebihan cairan tubuh, hiperkalemi dan pemburukan fungsi ginjal. Sasaran Hb 11-12 gr/dl
b. Osteodistrofi renal mengatasi hiperfosfatemia dan pemberian hormon kalsitriol.
c. Hiperfosfatemia - Pembatasan fosfat (diet rendah fosfat, tinggi kalori, rendah protein dan rendah garam ). Asupan Fosfat 600-800 mg/hari.- Pemberian pengikat fosfat garam kalsium, aluminium hidroksida, garam magnesium. Garam kalsium yang banyak dipakai kalsium karbonat & kalsium acetat.- Pemberian bahan kalsium memetik ( menghambat reseptor Ca pd kelenjar paratiroid )Sumber : IPD, 2014
d. Pemberian kalsitriol kadar fosfat normal, kadar hormon paratiroid (PTH) > 2,5 kali normal
e. Pembatasan cairan dan elektrolit cairan masuk = cairan keluar
f. Terapi pengganti ginjal ( hemodialisis, peritoneal dialisis atau transplan ginjal ) stadium 5 LFG < 15 ml/mnt
Sumber : IPD, 2014
Indikasi dialisis adalah :1.Uremia > 200 mg%2.Asidosis dengan pH darah < 7,23.Hiperkalemia > 7 meq/ liter4.Kelebihan / retensi cairan dengan tanda gagal jantung / edema paru5.Klinis uremia, kesadaran menurun ( koma )
komplikasi
KV
Gangguan keseimbangan
asam basa, elektrolit,cairan
anemia
Osteodistrofi renal