CHARACTERIST'CS AND STRATEGY OF THE RIVERS FLOW …

10
Karakteristik Sumberdaya lkan dan ........ke Pantai Barat Sumatera (Husnah & Wibowo, A) KARAKTERISTIK SUMBERDAYA IKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN PERIKANAN PERAIRAN SUNGAIYANG BERMUARA KE PANTA! BARAT SUMATERA FISH RESOURCES CHARACTERIST'CS AND FISHERIES MANAGEMENT STRATEGY OF THE RIVERS FLOW THROUGH THE WESTERN COAST OF SUMATERA Husnah dan Arief Wibowo Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum Teregistrasi ltanggal: 30 Januari 2012; Diterima setelah perbaikan tanggal: 1 November2012; Disetujui terbit tanggal: 2 November 2012 ABSTRAK Karakteristik sumberdaya ikan merupakan komponen yang diperlukan dalam pengelolaan sumberdaya ikan karena komponen tersebut akan menentukan alokasi pemanfaatan sumberdaya ikan dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan di wilayah pengelolaan'perikanan di laut maupun perairan umum. lnformasi karakteristik sumberdaya ikan dan pengelolaan sungai yang bermuara ke pantai barat sumatera seperti Sungai Manna dan Semangka sangat terbatas. lnformasi masyarakat mengindikasikan telah terjadi penurunan hasil tangkapan ikan. Tulisan ini memaparkan karakteristik dan pengelolaan sumberdaya ikan di Sungai Mana dan Semangka yang merupakan hasil kegiatan penelitian pada tahun 2011. Sungai Manna dan Semangka dicirikan dengan keragaman jenis habitat, jenis ikan yang relatif rendah dan sifat kegiatan perikanan yang sambilan, namun pada umumnya memiliki ikan ekonomis penting seperti ikan Semah (Ior sp) dan Sidat (Anguilla sp). Selain pembukaan lahan di bagian hulu, tekanan terhadap kedua populasi ikan tersebut lebih banyak disebabkan oleh kegiatan perikanan yang tidak ramah lingkungan seperti strum dan racum yang diaplikasikan pada lubuk sungai yang merupakan habit induk ikan semah dan sidat. Upaya pengelolaan terhadap sumberdaya ikan di kedua sungai tersebut telah ada berupa sosialisasi tentang larangan penangkapan ikan dengan alat kurang ramah lingkungan. Namun upaya pengawasan dan implementasi sanksi hukuman terhadap pelangggaran peraturan tersebut belum dilaksanakan. Pengelolaan sumberdaya ikan dan perikanan di kedua sungai tersebut didasarkan pada prinsip keterpaduan dan tanggung jawab yang lebih difokuskan pada pengelolaan habitat dan populasi jenis ikan ekonomis tertentu seperti lkan Semah dan lkan Sidat. Beberapa alternatif strategi pengelolaan yang diperlukan diantaranya adalah pembentukan konservasi in situ berupa suaka perikanan pada beberapa lubuk (lubuk larangan) khususnya pada lokasi banyak ditemukannya benih dan induk ikan seperti di Air Tenam di hulu Sungai Manna dan Suoh di Sungai Semangka. Alternatif pengelolaan lainnya adalah peningkatan produksi ikan Semah melalui restocking induk ataupun benih KATAKUNCI: Sumberdaya ikan, perikanan, pengelolaan, Sungai Manna, Sungai Semangka ABSTRACT: Fisheries management practices such as allocation of fish resources utilization and permifted total fish catch in marine and inland waters relate to the characteristic of fish resources. Geomorphplogical condition as well as fish resources and fisheries of rivers flow through to the westem Sumatra estuary such as Manna River and Semangka River are different from the rivers flow through to eastern Sumatra estuary. lnformation on characteristic and management of fish resources in fhese rivers is limited while there is indication declining fish catch in these rivers. This paper discribed characteistic and management of Manna and Semangka rivers based on a study conducted in 2011. Riversflow through to the western part of Sumatra estuary are characterized by constrained shape ivers, low habitat and fish diversity, low fish yield, subsistence fisheries and with two impoftant economical ftsh such as carps (Tor sp) and eels (Anguilla sp). ln addition to forest clearance at the upper stream, population of these fish were mostly threaten by illegal fishing such us application of electrc fishing and poison. Desimination of about prohibition op€ration of unfriendly fishing gears has been conducted by the local government, however it does not.followed by implementing the law enforcement- The fisheries management of Manna and Semangka rivers should be based on the integration and responsible prinbiple and should be focuse"d on the habitat and poputation of the two economial fish- The alternative fisheries management sfrafegles are in situ conseruation such as establishment of fisheries reserves situated attde river pools speciatly the site area with abundant fish fries ardfish brooders such as in Air Tenam Manna River and Suoh in Semangka River. Enhancing of ,isf, sfock Koresponde n si pen u I is: Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum Jl. Beringin No. 08 Maiana, Palembang - Sumatera Selatan 69

Transcript of CHARACTERIST'CS AND STRATEGY OF THE RIVERS FLOW …

Karakteristik Sumberdaya lkan dan ........ke Pantai Barat Sumatera (Husnah & Wibowo, A)

KARAKTERISTIK SUMBERDAYA IKAN DAN STRATEGI PENGELOLAANPERIKANAN PERAIRAN SUNGAIYANG BERMUARA KE PANTA! BARAT

SUMATERAFISH RESOURCES CHARACTERIST'CS AND FISHERIES MANAGEMENTSTRATEGY OF THE RIVERS FLOW THROUGH THE WESTERN COAST OF

SUMATERA

Husnah dan Arief WibowoBalai Penelitian Perikanan Perairan Umum

Teregistrasi ltanggal: 30 Januari 2012; Diterima setelah perbaikan tanggal: 1 November2012;Disetujui terbit tanggal: 2 November 2012

ABSTRAK

Karakteristik sumberdaya ikan merupakan komponen yang diperlukan dalam pengelolaansumberdaya ikan karena komponen tersebut akan menentukan alokasi pemanfaatan sumberdayaikan dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan di wilayah pengelolaan'perikanan di laut maupunperairan umum. lnformasi karakteristik sumberdaya ikan dan pengelolaan sungai yang bermuara kepantai barat sumatera seperti Sungai Manna dan Semangka sangat terbatas. lnformasi masyarakatmengindikasikan telah terjadi penurunan hasil tangkapan ikan. Tulisan ini memaparkan karakteristikdan pengelolaan sumberdaya ikan di Sungai Mana dan Semangka yang merupakan hasil kegiatanpenelitian pada tahun 2011. Sungai Manna dan Semangka dicirikan dengan keragaman jenis habitat,jenis ikan yang relatif rendah dan sifat kegiatan perikanan yang sambilan, namun pada umumnyamemiliki ikan ekonomis penting seperti ikan Semah (Ior sp) dan Sidat (Anguilla sp). Selainpembukaan lahan di bagian hulu, tekanan terhadap kedua populasi ikan tersebut lebih banyakdisebabkan oleh kegiatan perikanan yang tidak ramah lingkungan seperti strum dan racum yangdiaplikasikan pada lubuk sungai yang merupakan habit induk ikan semah dan sidat. Upayapengelolaan terhadap sumberdaya ikan di kedua sungai tersebut telah ada berupa sosialisasi tentanglarangan penangkapan ikan dengan alat kurang ramah lingkungan. Namun upaya pengawasan danimplementasi sanksi hukuman terhadap pelangggaran peraturan tersebut belum dilaksanakan.Pengelolaan sumberdaya ikan dan perikanan di kedua sungai tersebut didasarkan pada prinsipketerpaduan dan tanggung jawab yang lebih difokuskan pada pengelolaan habitat dan populasijenis ikan ekonomis tertentu seperti lkan Semah dan lkan Sidat. Beberapa alternatif strategipengelolaan yang diperlukan diantaranya adalah pembentukan konservasi in situ berupa suakaperikanan pada beberapa lubuk (lubuk larangan) khususnya pada lokasi banyak ditemukannya benihdan induk ikan seperti di Air Tenam di hulu Sungai Manna dan Suoh di Sungai Semangka. Alternatifpengelolaan lainnya adalah peningkatan produksi ikan Semah melalui restocking induk ataupunbenih

KATAKUNCI: Sumberdaya ikan, perikanan, pengelolaan, Sungai Manna, Sungai Semangka

ABSTRACT:

Fisheries management practices such as allocation of fish resources utilization and permifted totalfish catch in marine and inland waters relate to the characteristic of fish resources. Geomorphplogicalcondition as well as fish resources and fisheries of rivers flow through to the westem Sumatra estuarysuch as Manna River and Semangka River are different from the rivers flow through to easternSumatra estuary. lnformation on characteristic and management of fish resources in fhese rivers islimited while there is indication declining fish catch in these rivers. This paper discribed characteisticand management of Manna and Semangka rivers based on a study conducted in 2011. Riversflowthrough to the western part of Sumatra estuary are characterized by constrained shape ivers, lowhabitat and fish diversity, low fish yield, subsistence fisheries and with two impoftant economical ftshsuch as carps (Tor sp) and eels (Anguilla sp). ln addition to forest clearance at the upper stream,population of these fish were mostly threaten by illegal fishing such us application of electrc fishingand poison. Desimination of about prohibition op€ration of unfriendly fishing gears has been conductedby the local government, however it does not.followed by implementing the law enforcement- Thefisheries management of Manna and Semangka rivers should be based on the integration andresponsible prinbiple and should be focuse"d on the habitat and poputation of the two economial fish-The alternative fisheries management sfrafegles are in situ conseruation such as establishment offisheries reserves situated attde river pools speciatly the site area with abundant fish fries ardfishbrooders such as in Air Tenam Manna River and Suoh in Semangka River. Enhancing of ,isf, sfock

Koresponde n si pen u I is:Balai Penelitian Perikanan Perairan UmumJl. Beringin No. 08 Maiana, Palembang - Sumatera Selatan 69

J. Kebijak. Perikan. lnd. Vol.4 No. 2 November 2012 : 69-78

through restocking fish at fry and brooder sZe rs other management strategy which could be appliedin such rivers.

KEYWORDS: Fish resources, fisheries management, Manna River, Semangka River

PENDAHULUAN

Sumberdaya ikan dikelompokan sebagai "

sumberdaya alam yang dapat pulih (renewable),namun bila pemanfaatan dan pengelolaannyadilakukan secara tidak rasional dalam jangka panjangsu mberdaya i kan tersebut di khawatirkan dapat punah.Sesuai dengan Undang-Undang Republik lndonesia(UU Rl) No. 31 Tahun 2004, pengelolaan perikananmerupakan semua upaya, termasuk proses yangterintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis,perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan,alokasi sumber daya ikan, dan implementasi sertapenegakan hukum dari peraturan perundang-undangandi bidang perikanan, yang dilakukan oleh pemerintahatau otoritas lain yang diarahkan untuk mencapaikelangsungan produktivitas sumber daya hayatiperairan dan tujuan yang telah disepakati.

Potensi produksi dan karakteristik sumberdayaikan merupakan komponen yang diperlukan dalampengelolaan sumberdaya ikan karena keduakomponen tersebut akan menentukan alokasipemanfaatan sumberdaya ikan dan jumlah tangkapanyang diperbolehkan di wilayah pengelolaan perikananbaik laut maupun perairan umum (UU Rl No. 31 Tahun2004 Pasal & Ayat 1 dan 2.) Karakteristiksumberdaya ikan perairan umum di lndonesia sangaterat kaitannya dengan proses geologi dankeberadaan tiga wilayah paparan yaitu paparanSunda, Wallacea, dan Sahul. Adanya subduksi dantabrakan lempeng tektonik yang komplek serta isolasidi lndonesia bagian timur mempengaruhi keragamanjenis dan endemiksitas ikan yang tinggidiwilayah inidibandingkan dengan paparan Sunda.

Sungai Manna dan Semangka merupakan bagiandari sungai-sungai di Pulau Sumatera yang bermuarake pantai Barat Sumatera atau ke Samudra Hindia.Pada umumnya sungai-sungai yang bermuara kepanta i barat memil i ki karakteristik geomorfolog i yan grelatif sama dengan sungai yang berada di paparanWallacea dan Sahul yaitu tergolong sempit, kecil,pendek, sinusitas rendah, ordo rendah dan curam(Husnah, 2011). Sedangkan karakteristik geomorfologisungai-sungai yang bermuara ke pantai timurSumatera atau ke laut China Selatan dicirikan olehsungai yang panjang, ordo tinggi, sinusitas tinggi danrelatif landai. Perbedaan karakteristik geomorfologitersebut mempengaruhi karakteristik sumberdayaikan.

70

Studi dan informasi karakterisik sumberdaya ikandan strategi pengelolaan perikanan pada perairansungai yang bermuara ke pantai timur telah banyakdilakukan (Kartamihardja et al., 2009; Muthmain nahet a|.,2011; Nasution & Prianto, 2011; Nasution &Sunarno, 2009; Prianto et a1.,2010; Wiadyana &Husnah, 2011), sedangkan pada sungai bermuara kepantai barat informasi tersebut masih sangatterbatas, bahkan pada sungai Manna, KabupatenBengkulu Selatan data statistik sumberdaya ikan diperairan umum belum tersedia (Husnah et a|.,2011).Namun berdasarkan komunikasi personal denganmasyarakat dan staf dinas perikanan setempatmengindikasikan terdapatnya dua jenis ikanekonomis pada kedua sungai tersebut yaitu ikansemah (Iorsp)dan ikan sidat. (Angulla sp) yang telahmengalami penurunan populasi.

Upaya yang dilakukan untuk menjagakeberlanjutan sumberdaya ikan di kedua sungaitersebut'masih terbatas pada pelarangan penggunaanalat-alat tangkap yang kurang ramah lingkunganberdasarkan peraturan perikanan, sedangkan upayalain untuk menjaga keberlanjutan populasi ikankhususnya ikan-ikan ekonomis penting seperti lkanSemah dan lkan Sidat belum banyak dilakukan.

Makalah ini akan memaparkan karakteristiklingkungan dan sumberdaya ikan serta strategipengelolaan perikanan di Sungai Manna, BengkuluSelatan dan Sungai Semangka, Lampungberdasarkan hasil studi pustaka dan penelitian padatahun 2011. Stategi pengelolaan dilakukan secaraterintegrasi berdasarkan pendekatan habitat ikan sidatdan semah

KARAKTERISTIK LINGKUNGAN SUNGAI MANNADANSEMANGKA

Sungai Manna dan Sungai Semangka terletak disepanjang kawasan bukit barisan. Pada bagiantengah Sungai Manna merupakan Taman WisataAlamLubuk Tapi-Kayu ajaran, sedangkan hulu hinggatengah Sungai Semangka merupakan kawasanTaman Nasional Bukit Barisan Selatan (Gambar 1&2).Pemanfaatan lahan di sepanjang kedua sungaitersebut (Gambar 1 dan2) didominasi oleh kegiatanhutan lindung dan tanaman produksi, perkebunan,persawahan, dan sebagian kecil untuk pemukiman(BAPPEDA Kabupaten Bengkulu Selatan, 201 0; BPSKabupaten Tanggamus, 201 0).

Karakteristik sumberdaya lkan dan ........ke Pantai Barat sumatera (Husnah &wbowo" A)

Gambar 1. Pemanfaatan lahan disepanjang Sungai Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan (Sumber: BAPPEDAKabupaten Bengklulu Selatan, 20'1 1 )

Figurel . Landuse along Manna river, South of Bengkulu Province (BAPPEDA Kabupaten Bengklutu Setatan,2011).

ffiffi

r .+;

Y-

-I *****tr -:**-il -*-*il:;& -"*-"-'*.*-

$c:-'H.*n-

ffiRtt$ FeSv tlt*a t"A*pu u g

.:

Ganbar 2. Pola pemanfaatan lahan di sepanjang Sungai Semangka, Provinsi Lampung (Sumber.BAppEDAPemprov Lampung tahun 2011

Figure 2. Landuse along Semangka river, Lampung Province (BAPPEDA Pemprov Lampung tahun 2011)

71

J. Kebijak. Perikan. lnd. Vol.4 No. 2 November 2012 : 69-78

Modifikasi lingkungan yang terjadi di sepanjangSungai Manna berupa pembukaan lahan baik untuk,perkebunan ataupun penebangan liar. Sedangkan disepanjang Sungai Semangka, modifikasi lingkunganselain berupa pembukaan lahan untuk perkebunan,tambang emas ataupun persawahan juga pengalihanmassa air untuk keperluan irigasi.

Penambahan bahan-bahan antopogenik ke dalamperairan di Sungai Manna sebagian besar dari aktivitasdomestik berupa limbah rumah tangga dan limbahindustri kecil seperti (tahu dan tempe), pencuciankendaraan,dan lembah B-3 berupa oli (BLHDKabupaten Bengkulu Selatan, 2010). Limbahpertanian dan perkebunan seperti pestisida, herbisidaataupun pupuk dapat juga memberikan kontribusiterhadap pencemaran yang ada di Sungai Manna.Kondisi serupa juga diperkirakan terjadi di SungaiSemangka. Selain limbah tersebut di atas limbahaktivitas penambangan emas di hulu Sungai Semungdapat mempengaruhi

Kualitas fisik dan kimia perairan di sepanjangSungai Manna dan Semangka menunjukkan polayang hampir sama. Kecuali jumlah padatantersuspensi dan total fosfor, hampir semua parameterfisik dan kimia masih dalam batas yang yangditetapkan dalam baku mutu kualitas air kelas I hinggalV (Husnah et a\.,2011) Hasil analisa terhadap tingkattekanan lingkungan perairan di Sungai Manna danSemangka dengan menggunakan pendekatan metodestorage and retrieval of water quality data system(STORET) menunjukkan lingkungan perairan diSungai Manna dan Semangka bagian hufu dan tengahtergolong tercemar ringan untuk peruntukan bakumutua air kelas lll dan lV dengan skor kurang dari 5baik secara fisika, kimia dan biologi. Kandungan TSSlebih dari 400 mg/L serta kandungan total fosformemberikan kontribusi yang besar terhadappenurunan ki.ralitas air di Sungai Manna. Tingginyakandungan kedua parameter tersebut berkaitandengan limpasan airdari lahan teresterial di sepanjangSungai Manna pada saat musim hujan yaitu padabulan Juni 2011 (Husnah et a|.,2011).

Tingkat tekanan lingkungan perairan di SungaiSemangka lebih tinggi daripada di Sungai Manna.Tingkat pencemaran cenderung meningkat dari stasiunMuara Sungai Semung (Desa Sudimoro) hingga keMuara SungaiSemangka. Nilai (skor) STORET untukparameterfisika <4 sedangkan untuk parameter kimiadan biologi masing-masing pada kisaran 8-10 dan 8-30. Secara fisika dan kimia, perairan SungaiSemangka tergolong tercemar ringan namun secarabiologi tergolong tercemar sedang bahkan untukstasiun Banjar Negara dan Muara Semangka sudah

72

mendekati batas bawah nilai skor STORET tercemarberat. Kandungan TSS yang meningkat daristasiunSudimoro hingga Muara Semangka dengankandungan lebih dariB00 mg/L memberikan kontribusibesar terhadap skor STORET parameter fisika,sedangkan tingginya kandungan fosfor total padasemua stasiun di Sungai Semangka memberikankontribusi besar terhadap Skor STORET parameterkimia. Keberadaan makrozoobenthos dari FamiliTubificidae dan Chironomidae yang toleran terhadappencemaran memberikan kontribusi besar terhadapbesarnya nilai Skor STORET parameter biologi.

Berdasarkan hasil uji STORET di Sungai Mannadan Semangka, tekanan lingkungan di kedua sungaitersebut diakibatkan oleh pasokan TSS dan fosfor.Tingginya kandungan TSS khususnya pada saatsetelah hujan mengindikasikan adanya deposisipartikel tersuspensi yang berasal dari lahan terbukadi bagian hulu sungai. Kandungan fosfor yangmelewati ambang atas baku mutu peruntukan airsemua kelas diperkirakan berkaitan dengan pasokandari limbah pertanian, perkebunan dan limbahdomestik.

DINAMiKA SUMBERDAYA IKAN DI SUNGAIMANNA DAN SEMANGKA

Data dan informasi hasil perikanan tangkap diperairan umum daratan sampaisaat ini belum tercatatdalam statistik perikanan Dinas Kelautan danPerikanan Kabupaten Bengkulu Selatan. Hal inidisebabkan sebagian besar kegiatan penangkapanikan di perairan umum khususnya di perairan SungaiManna bersifat sambilan.

Kegiatan penangkapan ikan pada umumnyadilakukan bersamaan dengan kegiatan mandi disungai. Pada beberapa tempat kegiatan penangkapandilakukan secara berkelompok dengan jumlah 4-6orang khususnya untuk penangkapan ikan Semah (Iorsp) pada bagian lubuk sungai pada musim kemaraudengan menggunakan jala berdiameter 4 m yangdikombinasikan dengan penggunaan racun (potas).Alat tangkap lainnya yang digunakan bervariasiseperti jala, jaring, pancing, tombak bahkan alattangkap ikan yang dilarang yaitu strum.

Hasiltangkapan per upaya perhari bervariasi antarajenis alat tangkap, waktu dan lokasi penangkapan.Alat tangkap jala, jaring, dan pancing dioperasikanhampir sepanjang tahun dengan hasil tangkapanbervariasi antara 1.0-4 kg/nelayan/hari. Hasiltangkapan yang besar dengan kisaran 6.0-9.0 kg/nelayan/hari didapatkan dari alat tangkap tombak.Alatiniditujukan pada umumnya dioperasikan pada saat

Karakteristik Sumberdaya lkan dan

airjernih dan ditujukan untuk menangkap lkan Semahdan lkan Sidat (Angufl/a sp) (Husnah, 2012).

Jenis ikan yang ditemukan disepanjang SungaiManna lebih dari 50 spesies. Pada bagian tengahdan hilir Sungai Manna seperti di Desa TanjungKurung, hasil tangkapan ikan didominasi oleh ikanintroduksi seperti ikan Nila dan ikan muara sepertilkan Arau dan Sembubur (Sebubur). Besarnyakomposisi lkan Nila yang tertangkap di Desa TanjungKurung dan Du Ayu berkaitan dengan kesesuaianhabitat ikan tersebut dan diduga berkaitan denganterlepasnya lkan Nila budidaya dan hasil penebaranyang dilakukan sebelumnya. Pada umumnya ikanSemah ditemukan dari bagian hulu yang dimulaidariDesa Tanjung Sakti, Kabupaten Pagar Alam(Sumatera Selatan) hingga ke Tanjung Kurung. Padabagian hilir (mendekati muara sungai) yaitu di DesaDu Ayu, lkan Semah jarang didapatkan dalam hasiltangkapan nelayan.

Pada umumnya ukuran rata-rata berat ikan yangtertangkap di Sungai Manna berukuran relatif lebihkecil dengan kisaran berat antara 18,19-2750 gram(Gambar 3). lkan Semah dan Pelus (Sidat) berukurankecil hampir dtemukan di sepanjang Sungai Mannadari Desa Tanjung Sakti hingga Desa Tanjung Kurung.Namun lkan Semah berukuran larva dan benih lebihbanyak didapatkan di Desa Air Tenam hingga Desa

........ke Pantai Barat Sumatera (Husnah & Wibowo, A)

Pulau Timun. Hal inididukung oleh adanya nelayanpenjual benih lkan Semah di DesaAirTenam.

Pada umumnya lkan Semah dan Sidat berukuranbesar (lebih dari 200 gr) ditemukan pada perairansungai Manna yang masih memiliki habitat yangdalam yang dimulai dari desaAirTenam, KabupatenPagarAlam Sumatera Selatan hingga Desa TanjungKurung, Kabupaten Bengkulu Selatan. Fenomena inimenunjukkan bahwa lkan Semah diperkirakanmemijah pada perairan disekitar Desa Air Tenam.Penggunaan alat strum untuk menangkap ikan yangdilakukan secara ilegal oleh masyarakat dari huluhingga hilir diperkirakan akan mempengaruhikeberlanjutan ketersedian stok ikan-ikan ekonomistersebut. Dari wawancara dengan masyarakat disepanjang SungaiManna ada indikasi bahwa ukuranikan khususnya lkan Semah telah mengalamipenurunan baik dari kuantitas maupun kualitas. Padasat ini sangat sulit untuk mendapat ikan Semahberukuran lebih dari2 kg. Penurunan kuantitas dankualitas lkan Semah tersebut lebih banyak dipengaruhioleh kegiatan perikanan tangkap yang tidak ramahlingkungan dibandingkan dengan tekanan darilingkungan daratan. Hal ini didukung oleh datakualitas Sungai Manna secara fisik dan kimia masihtergolong baik kecualifosfortotal dan TSS yang sedikitlebih tinggi pada beberapa stasiun.

fi,E'trtE-U)9,

€E-EaEEI

(E

(I,tr

1000

800

600

I Semah n Palau a Sidat

Lokasi di Sungai Manna (hulu-hilir)

2OO r

0iG;-

^dgo ^."" ."""n.*""....-" o"oea-a"tst' aaa" $..tP {-o'"" ;s"

"""a*

Gambar3.

Figure 3.

Ukuran rata-raladan standard deviasi lkan Semah (Iorsp), lkan Palau (Osteochilus hasse/tr), danlkan Sidat (Anguilla sp) pada berbagailokasidisepanjang SungaiManna, Kabupaten BengkuluSelatan. Ukuran Rata-rata lkan Sidat di Desa Puding dikalikan dengan 10.Mean and standard deviation of carp (Tor sp), (Osteochilus hasselti), eel (Anguilla sp) of Mannarivers, South Bengkulu regency. For eel, value in Puding sites multiple with ten.

73

J. Kebijak. Perikan. lnd. Vol.4 No. 2 November 2012 : 69-78

Kondisi sumberdaya ikan di Sungai Semangkabaik yang melintas di Kabupaten Lampung Barattaupun Kabupaten Tanggamus, provinsi Lampungrelatif lebih rendah dibandingkan dengan SungaiManna, Kabupaten Bengkulu Selatan. Hasiltangkapan harian per nelayan rata-rata kurang dari 2kg/nelayan/hari sedangkan hasil tangkapan per alat ,per jam kurang dari 0.5 kg/alat/hari (Husnah ef a/,

2011). Yang relatif lebih rendah. Hasil tangkapan diSungai Semangka berkaitan dengan kondisi habitatdan kualitas air. Walawpun Sungai Semangka terletakdi bagian lembah Taman Nasional Bukit BarisanSelatan, naniun kondisi tumbuhan sempadan sungairelatif lebih terbuka dibandingkan dengan di SungaiManna. Terbukanya lahan pada bagian hulu SungaiSemangka seperti di Sungai Tipon diindikasikandengan tingginya kandungan jumlah padatantersuspensi di dalam air. Hal ini mempengaruhikehidupan ikan.

Seperti halnya dengan di Sungai Manna, jenis ikan

di Sungai Semangka terdiri atas 47 spesies yangdidominasi oleh kelompok ikan Gobiidae sedangkanberdasarkan berat didominasi oleh jenis lkan Palau,Tawes, dan Semah. lkan Semah lebih banyaktertangkap di bagian hulu Sungai Semangka yaitu darisumber air (S. Tipon) hingga ke Sungai Semangkabagian tengah (Tabak) yang terletak di KabupatenLampung Barat. Jenis lkan Semah yang tertangkapterdiri atas tiga jenis yaitu Tor soro, T. tambra dan lltombroides. Rata-rata ukuran berat lkan Semah yang

tertangkap nelayan yang menggunakan berbagai alattangkap adalah kurang dari 400 gram (Gambar 4).Pada Sungai Semangka bagian tengah hingga hilir,yang terletak di Kabupaten Tanggamus, ikan Semahsudah jarang tertangkap, narhun jenis ikan ekonomislainnya yang sering tertangkap adalah ikan Sidat.Jenis ikan Sidat ditemukan di Sungai semangkabagian hilir termasuk jenis Anguilla nebulosa danAnguilla marmorala. Pada umumnya ikan yangtertangkap di Sungai semangka bagian hilirtermasukikan rheophilic berukuran kecilyang hidup di airderas.

Hasil wawancara dengan nelayan di sepanjangSungai Semangka mengindikasikan terjadinyapenurunan jumlah dan ukuran jenis ikan ekonomisseperti lkan Semah dan Sidat. Penurunan jumlah dan

ukuran kedua jenis ikan ekonomis tersebut berkaitandengan perubahan tata guna lahan dan penggunaanalat tangkap yang tidak ramah lingkungan sepertistrum baik di Sungai Semangka di KabupatenLampung Barat maupun di Kabupaten Tanggamus.Selain kegiatan penangkapan yang tidak ramahlingkungan, adanya kegiatan budidaya ikan yangditebar di sawah atau kolam serta penebaran jenisikan introduksi seperti lkan Nila, Lele dan lkan Masdapat mempengaruhi keberlanjutan jenis ikan asli di

Sungai Semangka. Ketiga jenis ikan introduksitersebut telah ditemukan dalam hasil tangkapannelayan khususnya di Sungai Semangka pada bagianhulu yaitu di Sungai Tipon (Gambar 5).

r--r CPUF (kglalaUjam) -o- CPUE (kg/nelayar/hari)

2.oo F\-1.50 $

ct1.00 5

IJJf

0.50 o-o

0.00

= 4.50

E 4.00t 3.50I e.oo

ff z.so

$ z.oo5 1.50rJJ 1.00

i o.soo o.oo

2.50

t P 5 6P"i E = € P EP"E € i 5 5 6P"i = P 5PoF E =e =3E#=E 5 t fi e -B$PE a F .3

"B .*$PF E $ r*$P' Y I FY d, z .i - o z

@av*aaaaaaBubu Jala Pancing JaringStrumBubu Pancing

Agustus September

Bulan, Alat tangkap, Stasiun

Pancing

Juli

Pancing JalaBubu

Juni

Gambar 4. Hasil tangkapan per upaya (CPUE) berdasarkan stasiun dan waktu pengamatan serta jenis alattangkap yang digunakan di Sungai Semangka, Provinsi Lampung tahun 2011

Figure 4. Catch per lJnit of Effort(CPUE) based on sifes, time of observation and type of fishing gears

operated in Semangka river, Lampung Province,2011

74

o,uhn&u.,ffi.mIlnIns t;; $

€n; gE E t$ * ,8 g

E EE s'3n$# H

_[YY5oEO*3*E.E!=X!Xfoo": *g

-e

llnncing Fbncing jalahncing tbncing

Tabak BunianSebatuanl/elebui Kp.sawah

tr Juni a Juli tr Agustus E Septenber

Fancing

Kerang

=ooCE6G

c(s

o

B.lo6c!G€!-o

co@

100

^90E80-t 70

t60:o 50n Isi3 ll ll

E zoll llY 'B ll lll

fg*3x(s-B

iala Jaring

tippon

Gambar 5. Komposisi ukuran (% berat) jenis ikan tertangkap dengan berbagai alat tangkap, stasiun dan

waktu pengamatan di Sungai Semangka, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung 2011.

Figure 5. Fish composition (% weight) based on fish species, fishing gears, sites, and time of observation

in Semangka rivers, West Lampung, Lampung Province

STRATEGI PENGELOLAAN PERIKANAN

Upaya pengelolaan sumberdaya perairan danperikanan diperairan sungaiyang bermuara ke pantai

barat Sumatera seperti Sungai Manna dan Semangkaseperti halnya dengan sungaiyang bermuara ke pantai

timur, tidak saja didasarkan pada UU No. 7 ,2004 iono. 45 tahun 2009 tentang sumberdaya air namundidasarkan juga Undang-Undang No 31 tahun 2004tentang pengelolaan perikanan, dan peraturanperundangan lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah

pusat, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Pola

pengelolaan perikanan didasarkan pada prinsipketerpaduan dalam perencanaan dan pengelolaanyang mencakup empat aspek yaitu: (1) keterpaduanwilayahiekologis; (2) keterpaduan sektor; (3)keterpaduan ilmu; dan (4) keterpaduan pemangku

kepentingan (Wiadyana & Husnah, 2011)dan prinsip

pengelolaan yang bertanggu ngjawab (Kartamiharja efa/.,2009).

Pola pengelolaan sumberdaya ikan dan perikanan

untuk sungai yang bermuara ke pantai baratSumatera seperti Sungai Manna dan SungaiSemangka berbeda dengan perairan sungai bermuara

ke pantaitimur Sumatera. Hal ini berkaitan dengankarakteristik habitat, sumberdaya ikan dan kegiatanperikanan. Pada sungai yang bermuara ke pantaitimurdengan bentuk perairan sungai yang umumnyaberkelok kelok (meander) dan memiliki wilayah rawabanjiran, pengelolaan sumberdaya ikan dan perikanan

lebih kompleks mengingat beraganlnya habitat, jenisikan dan sifat kegiatan perikanan yang utama. Pada

perairan sungai yang bermuara ke pantai baratSumaterd dengan bentuk sungai yang lurus(constrained) yang dicirikan relatif lebih rendahnyakeragaman jenis habitat, jenis ikan dan sifat kegiatanperikanan yang sambilan. Oleh karena itu prinsip

keterpaduan dan tanggung jawab lebih difokuskanpada konservasi habitat dan jenis ikan ekonomistertentu seperti lkan Semah dan lkan Sidat.

Pengelolaan sumberdaya ikan secara terpaduperlu diperhatikan khususnya di perairan SungaiManna. Secara administrasi, aliran Sungai Mannatergolong sungai lintas provinsi dengan sumber airberasal dari Kabupaten PagarAlam provinsi SumateraSelatan dan bagian tengah dan hilirnya terletak di

Kabupaten Bengkulu Selatan provinsi Bengkulu'Prinsip keterpaduan pengelolaan secara wilayah jugaperlu dilakukan untuk Sungai Semangka mengingataliran sungai ini berada didua kabupaten yaitu bagianhulu dan tengah berada di Kabupaten Lampung Baratdan bagian hilir berada di wilayah KabupatenTanggamus, provinsi Lampung. Berdasakan UndangUndang No. 7 tahun 2004 pasal 14, wewenang dan

tanggung jawab pengelolaan wilayah sungai lintasprovinsi tersebut dilakukan oleh pemerintah. Namundemikian pemerintah provinsi, kabupaten, dan kotadalam menetapkan pengelolaan sungai di wilayahnyaharus mengacu pada kebijakan nasional pergeloHtsumberdaya air seperti tertera pada pasal 15 dan 16Undang-Undang No 7 tahun 2004 tersebut(Wdpla& Husnah, 2011). Walaupun kualitas lingkmgrutperairan Sungai Manna dan Semangka maslttergolong tercemar ringan, namun tingginya pcful

ilt

J. Kebijak. Perikan. lnd. Vol.4 No. 2 November 2012 : 69-78

partikeltersuspensi dan fosfor pada musim hujan yangberasaldari limpasan air persawahan dan perkebunan

dibagian hulu perlu mendapatkan perhatian. Hal iniberkaitan dengan keberlanjutan penyediaan habitatdan populasi ikan Semah dan Sidatyang merupakanikan ekonomis di kedua sungai ini.

Pengelolaan perikanan khususnya terhadap stokikan Semah dan Sidattidak hanya menjaditanggungjawab sektor Perikanan secara vertikal, namun jugamelibatkan sektor lain (horizontal) yangmemanfaatkan sumberdaya alam dan ai r d i sepanjang

sungai Manna dan Semangka. Secara vertikal,strategi pengelolaan sumberdaya ikan dan perikanan

khususnya sumberdaya ikan Semah dan Sidat yang

dapat diaplikasikan diantaranya adalah: (1)Menyediakan beberapa suaka perikanan sungai di

beberapa lokasi sungai yang dalam (lubuk), (2)Menyusun peraturan tentang pelarangan penangkapan

ikan pada lokasi suaka perikanan (lubuk larangan)pada waktu-waktu tertentu, (3) Meningkatkanpengawasan dan pemberian sangsi hukum terhadappenggunaan jenis dan cara operasi alat-alat tangkapyang tidak ramah lingkungan sepertipengunaan racunpotas, jala berukuran besar dengan teknikpenggiringan, serta strum di lubuklubuk sungai dan

di sepanjang badan sungai, (4) Penyediaan induk-induk lkan Semah urituk kegiatan pembenihan secaramassal untuk mendukung restocking, (5) Penyiapanpanti-panti benih lkan Semah skala rumah tangga,dan (6) larangan penebaran ikan-ikan introduksiseperti lkan Nila dan lkan Mas di sepanjang keduasungai yang diperkirakan dapat mempengaruhi lkanasli sungai Manna yang memiliki refung makananyang sama seperti lkan Palau.

Sampai saat ini, konservasi in situ melaluipenyedian lubuk-lubuk larangan di sepanjang SungaiManna dan_ Semangka belum dilakukan. Pemilihanlokasi konservasi in situ (suaka perikanan) didasarkanpada beberapa kriteria seperti ketersedian strukturpelingkup (covering structitre), struktur penjerat,struktur penghambat, sumberdaya habitat pakan bagiorganisma akuatik, aliran air dalam jumlah berarti,struktur peneduh, dah potensi airsebagai media hidup.Seluruh kriteria suaka perikanan tersebut tersedia disepanjang Sungai Manna dan Semangka di antaranyalubuk yang dalam, celah antara batuan berukuranbesar, perifiton, kondisi tumbuhan sempadan (riparian

vegetation yang lebih dari 15 m), kondisiperairan yangtidak kering pada musim kemarau, dan kualitasperairan yang masih baik, dan melimpahnyaorganisma insekta.

Terbentuknya suaka perikanan berupa lubuklarangan, penyusunan peraturan tentang pelarangan

76

penangkapan ikan pada waktu-waktu tertentu dandengan alat tangkap tertentu perlu dilakukan.Penyusunan4ni hendaknya melibatkan masyarakatsekitar lokasi lubuk larangan. Peraturan yang disusunddpat berupa kearifan lokal ciimana masyarakat yangmenyusun, mengawasi, dan menerapkan sangsihukum ataupun melalui peraturan daerah (kabupatenataupun provinsi) (Husnah, 2011).

Keberhasilan pengelolaan sumberdaya danperikanan di kedua sungai tersebut jugamembutuhkan dukungan sektor lain secarahorizontal. Pembukaan lahan hutan untuk berbagaisektorseperti pertanian dan perkebunan pada bagian

hulu sungai seperti di hulu Sungai Manna diKabupaten Pagar Alam dan pemanfaatan lahan di

sepanjang sempadan Sungai Semangka tersebutperlu berkoordinasi dengan sektor lain yang terkait.

Sifat dan karakteristik perairan sungai yang unikdan spesifik baik karakteristik ekosistem dan sosialbudaya disekitarnya, membutuhkan pendekatanberbagai disiplin ilmu. Oleh karena itu pengelolaanperairan sungai dilakukan secara holistik denganmelibatkan berbagai disiplin ilmu esakta ataupunsosial (Wiadyana & Husnah, 2011). Dibandingkandengan Sungai Manna, pengelolaan sumberdaya ikan

dan perikanan di Sungai Semangka membutuhkanpendekatan berbagai disiplin ilmu pengelolaan. Halini berkaitan dengan beragamnya jenis pemanfaatansumberdaya lahan dan perairan disepanjang SungaiSemangka. Dampak yang ditimbulkan oleh aktivitaspenambangan galian C pada bagian hulu hingga hilirserta penambangan emas pada bagian tengah SungaiSemangka serta perkebunan dan persawahan disepanjang Sungai Semangka membutuhkan kajianmulti disiplin ilmu, sektor dan stakeholder. Mengingatwilayah Sungai Semangka adalah lintas kabupaten,maka wadah koordinasi kajian dampak dapatdilakukan dengan memberdayakan DewanSumberdaya Air Provinsi Lampung yang sudahterbentuk berdasarkan SK Gubernur Lampung No. G/492llll.10lHKl2O11 dengan anggota berasal dariberbagaisektor.

KESIMPULAN

Perairan sungai yang bermuara ke pantai baratSumatera seperti Sungai Manna dan SungaiSemangka memiliki karakteristik lingkungan yangspesifik dicirikan dengan bentuk sungai yang lurus(constrained) keragaman jenis habitat, jenis ikan yang

relatif lebih rendah serta sifat kegiatan perikanan danyang sambilan. Tekanan terhadap populasi ikansemah dan sidat lebih banyak disebabkan olehkegiatan perikanan yang tidak ramah lingkungan.

Karakteristik Sumberdaya lkan dan ........ke Pantai Barat Sumatera (Husnah & Wibowo, A)

Pengelolaan sumberdaya ikan dan perikanan dikeduasungai tersebut harus didasarkan pada prinsipketerpaduan dan tanggung jawab yang lebihdifokuskan pada pengelo'laan habitat dan jenis ikanekonomis tertentu seperti lkan Semah dan lkan Sidat.Beberapa alternatif strategi pengelolaan yangdiperlukan diantaranya adalah pembentukankonservasi in situ berupa suaka perikanan di beberapalubuk (lubuk larangan) khususnya di lokasi banyakditemukannya benih dan induk ikan seperti di AirTenam di hulu Sungai Manna dan Suoh di SungaiSemangka. Alternatif pengelolaan lainnya denganpeningkatan produksi ikan Semah melalui restockinginduk ataupun benih. Keberhasilan restocking lkanSemah tersebut perlu didukung oleh teknologipembenihan dan penyedian benih lkan Semah secaramasal.

PERSANTUNAN

Data dan informasiyang digunakan dalam makalahini merupakan bagian dari data dan informasi hasilpenelitian "Kajian Tingkat Degradasi SungaiSumberdaya Perairan Dan lkan Di Sungai Manna,Bengkulu Dan Sungai Semangka, Lampung" yangdidanai oleh APBN tahun anggaran 2011. Ucapanterima kasih disampaikan kepada semua nelayan,$af dan Kepala Lingkup Dinas Perikanan dan KelautanKabupaten Bengkulu Selatan, Badan PerencanaanDaerah Bengkulu Selatan, Badan PengendalaianLingkungan Hidup Kabupaten Bengkulu Selatan,Kepala Balai riset Perikanan Perairan Umum(BRPPU), seluruh Teknisidan Peneliti BRPPU, BapakDr. Ahmad lnstitut Pertanian Bogor, dan MahasiswaUniversitas lslam OKI yang telah membantu dalampengumpulan data tersebut.

DAFTARPUSTAKA

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tanggamus.2010. Tanggamus dalam angka. Kerjasama BPSdengan BAPPEDA Kabupaten Tangamus. Manna.215p.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah(BAPPEDA) Kabupaten Bengkulu Selatan. 201 0.Profil Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan.Manna.56p.

Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD). 2010.Laporan Pemantauan kualitas air KabupatenBengkulu Selatan tahun 2010- Badan LingkunganHidup Daerah (BLHD) Kabupaten BengkuluSelatan.

Badan Pusat Statistik Bengkulu Selatan. 2010.Bengkulu Selatan dalam angka. Badan PusatSfatrsfik Bengkulu Selatan. Manna.

Husnah. 2011. Pengelolaan sumberdaya ikan disungai manna, Kabupaten Bengkulu. ProsidingForum NasionalPemacuan Sumberdaya lkan lll.Bandung 18 Oktober 2011. Bandung. PR-02. p.

1-8.

Husnah, A. Wibowo, N. Muflikhah, S. Kaban,Marson, Apriyadi, R. S. Juniarto, Rosidi danRusma. 2011. Tingkat Qegradasi sumberdayaperairan dan ikan diSungai Manna, Bengkulu danSungai Semangka, lampung. Laporan AkhftTahunKegiatan Penelifian Balai Penelitian PerikananPerairan Umum. Palembang. 59 p.

Kartamiharja, E.S. ; K. Purnomg dan C. Umar. 2009.Sumberdaya ikan perairan umum daratan diI ndonesia terabaikan. J u rn al Ke b ij akan Pe ri ka n anlndonesia.l( 1): 1-15.

Muthmainnah, D., A.K. Gaffar dan N.N. Wiadyana.2011. Langkah pengelolaan perikanan perairanumLtm daratan provinsi Riau. MonographPerikanan dan kondisi lingkungan sumberdayaikan di perairan umum daratan Riau. BalaiPenelitian Perikanan Perairan Umum. Palembang.p.321-336. :

Nasution, Z. &M.T.D. Sunarno. 2009. Pengembanganmodel pengelolaan suaka perikanan di perairanumum daratan berbasis ko-manajemen. JurnalKe b ij akan Pe rikan an I ndone si a. 1 (1): 17 -29.

Nasution, Z. &E. Prianto. 2011. Evaluasimanajemenkolaboratif kawasan cagar biosfir Giam Siak Kecil.Monograph Perikanan dan kondisi lingkungansumberdaya ikan di perairan umum daratan Riau.Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum.Palembang. p.305-320.

Prianto, E., S. Kaban, S. Aprianti dan R. Jhonnerie.2010. Pengelolaan sumberdaya ikan di estuariSungai Musi. Jurnal Kebijakan Perikananlndonesia. 2(1): 15-25.

Peratu ran Menteri Pekerjaan U m um No. 63/PRT/1 993tentang garis sempadan sungai, daerah manfaatsungai, daerah penguasaan sungai dan bekassungai.

Undang-Undang Republik lndonesia No 31 tahun 20Mtentang Perikanan.

77

J. Kebijak. Perikan. lnd. Vol.4 No. 2 November 2012 : 69-78

Undang-undangRepubliklndonesiaNoTtahun2004 Wiadyana, N.N. dan Husnah. 2011. Upayatentangsumberdavaair ffiil1"f#r;;,ii.'lil'fi"t*i:Hx1;iffio:";:

Whiften,A.J., S.J. Damanik., J.Anwar, dan N. Hisyam. ikan. Jurnal Kebijakan Perikanan lnndonesia.The ecology of Sumatra. Gajah Mada University ' 3(1): 13-26. i

Press. Jogyakarta. 583 p.

78