Cerebro Vascular Accident

download Cerebro Vascular Accident

of 24

description

askep plus lp

Transcript of Cerebro Vascular Accident

  • 5/20/2018 Cerebro Vascular Accident

    1/24

    CEREBRO VASCULAR ACCIDENT (CVA)

    (STROKE BLEEDING)

    1. Pengertian

    Defisit neurologi yang mempunyai sifat mendadak dan berlangsung dalam 24 jam sebagai akibat

    dari pecahnya pembuluh darah di otak yang di akibatkan oleh aneurisma atau malformasi

    arteriovenosa yang dapat menimbulkan iskemia atau infark pada jaringan fungsional otak(Purnawan Junadi, 1982).

    1. Etiologi

    1. Enurisma yang pecah (ruptura arteria serebri).2. Malformasi arteriovenosa.

    1. Faktor pendukung terjadinya stroke (bleeding)1. Tekanan darah tinggi.2. Klien yang mendapat pengobatan anti koagulantia.

    1. Pathofisiologi

  • 5/20/2018 Cerebro Vascular Accident

    2/24

    (Sylvia Anderson Price, 1982)

    1. Gejala klinik

    - Sakit kepala yang hebat.

    - Wajah asimetris.

    - Tak sadar/ pingsan.

    - Bingung.

    - Lateralisasi/ hemiparese/ paraparese.

    - Gangguan bicara.

    1. Pemeriksaan diagnostik/ penunjang1. Angiografi serebral

    Membantu menentukan penyebab dari stroke secara apesifik seperti perdarahan arteriovena atauadanya ruptur.

    1. CT Scan

    Memperlihatkan secara spesifik letak oedema, posisi henatoma, adanya jaringan otak yang infarkatau iskemia serta posisinya secara pasti.

    1. Pungsi lumbal.

    Tekanan yang meningkat dan di sertai dengan bercak darah pada cairan lumbal menunjukkan

    adanya haemoragia pada sub arachnoid atau perdarahan pada intrakranial. Peningkatan jumlahprotein menunjukan adanya proses inflamasi.

    1. MRI (magnetic Imaging Resonance)

    Dengan menggunakan gelombang magnetic untuk menentukan posisi serta besar/ luas terjadinya

    perdarahan otak.

    1. USG Dopler.

    Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (Masalah sistem karotis).

  • 5/20/2018 Cerebro Vascular Accident

    3/24

    1. EEG

    Melihat masalah yang timbul dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunnya impulslistrik dalam jaringan otak.

    1. Penatalaksanaan1. Terapi konsevatif

    Memperbaiki keadaan umum, pemberian vasodilator, anti agregasi trombosit

    1. Terapi pembedahan

    Endarterektomi membentuk kembali pembuluh darah.

    1. Komplikasi1. Hidrosepalus.2. Disritmia.3. Afasia.4. Hemiparese/ paraparese.

    1. Pengkajian2. Riwayat kesehtan yang bergubungan dengan faktor pendukung terjadinya stroke, serta

    bio- psiko- sosio- spiritual.

    3. Peredaradan darah

    Pernah menderita penyakit jantung, denyut nadi yang tidak teratur, Polisitemia, atau riwayat

    tekanan darah tinggi.

    1. Eliminasi

    Perubahan pola eliminasi (Anuria, inkontinensia uri), distensi abdomen, menghilangnya bising

    usus.

    1. Aktivitas/ istirahat

    Terdapat penurunan aktivitas karena kelemahan tubuh, kehilangan sensasi atau parese/ plegia,

    mudah lelah, sulit dalam beristirahat karena kejang otot atau spasme dan nyeri. Menurunnya

    tingkat kesadaran, menurunya kekuatan otot, kelemahan tubuh secara umum.

    1. Nutrisi dn cairan

  • 5/20/2018 Cerebro Vascular Accident

    4/24

    Adanya riwayat menderita Diabetes Melitus, anoreksia, mual muntah akibat peningkatan TIK

    (tekanan intra kranial), gangguan menelan, dan kehilangan sensasi pada lidah.

    1. Persarafan

    Pusing/ syncope, nyeri kepala, menurunya luas lapang pandang/ pandangan kabur, menurunyasensasi raba terutama pada daerah muka dan ekstrimitas. Status mental koma, kelmahan pada

    ekstrimitas, paralise otot wajah, afasia, pupil dilatasi, penurunan pendengaran.

    1. Kenyamanan

    Ekspresi wajah yang tegang, nyeri kepala, gelisah.

    1. Pernafasan

    Batuk, dyspnea, riwayat perokok.

    1. Keamanan

    Memungkinkan terjadinya kecelakaan akibat dari pandangan yang kabur, penurunan sensasi rasa

    (panas dan dingin).

    1. Psikolgis

    Tidak kooperatif, merasa tidak berdaya, tidak mempunyai harapan, perubahan pada konsep diri,

    dan kesukaran dalam mengekspresikan perasaannya.

    1. Interaksi sosial

    Kesulitan dalam melakukan komunikasi karena afasia.

    1. Masalah dan rencana tindakan keperawatan1. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan neuromuskuler pada

    ekstrimitas.

    Tujuan: Pasien menunjukan adanya peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas fisik.

    1. Kaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas.2. Ajarkan pada pasien tentang rentang gerak yang masih dapat di lakukan.3. Lakukan latihan secara aktif dan pasif pada akstrimitas untuk mencegah kekakuan otot

    dan atrofi.

    4. Anjurkan pasien untuk mengambil posisi yang lurus.5. Bantu pasien secara bertahap dalam melakukan ROM sesuai kemampuan.6. Kolaborasi dalam pemberian antispamodic atau relaxant jika di perlukan.

  • 5/20/2018 Cerebro Vascular Accident

    5/24

    7. Observasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas

    1. Penurunan perfusi jaringan otak berhubungan dengan edema cerebri, perdarahan pada

    otak.

    Tujuan: Pasien menunjukan adanya peningkatan kesadaran, kognitif dan fungsi sensori.

    1. Kaji status neurologis dan catat perubahannya.2. Berikan pasien posisi terlentang.3. Kolaborasi dalam pemberian O2.4. Observasi tingkat kesadaran, tanda vital.

    1. Resiko tinggi terhadap terjadinya cidera berhubungan dengan penurunan luas lapangpandang, penurunan sensasi rasa (panas, dingin)

    Tujuan: Pasien menggunakan alat yang aman dalam melakukan aktivitas

    1. Lakukan tindakan untuk mengurangi resiko terjadinya cidera.2. Ajarkan pada pasien untuk menggunakan alat bantu secara benar dan aman.3. Ciptakan lingkungan yang aman.4. Sajikan makanandan minuman dalam keadaan hangat.5. Observasi kemampuan klien dalam melakukan aktivitas secara aman.

    1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan efek dari kerusakan pada area bicarapada himisfer otak.

    Tujuan: Pasien mampu melakukan komunikasi untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan

    menunjukan peningkatan kemampuan dalam melakukan komunikasi.

    1. Lakukan komunkasi dengan pasien (sering tetapi pendek serta mudah di pahami).2. Ciptakan suatu suasana penerimaan terhadap perubahan yang dialami pasien.3. Ajarkan pada pasien untuk memperbaiki tehnik berkomunikasi.

    4. Pergunakan tehnik komunikasi non verbal.5. Kolaborasi dalam pelaksanaan terapi wicara.6. Observasi kemampuan pasien dalam melakukan komunikasi baik verbal maupun non

    verbal.

    1. Perubahan konsep diri berhubungan dengan perubahan persepsi.

  • 5/20/2018 Cerebro Vascular Accident

    6/24

    Tujuan: Pasien menunjukan peningkatan kemampuan dalam menerima keadaan nya.

    1. Kaji pasien terhadap derajat perubahan konsep diri.2. Dampingi dan dengarkan keluhan pasien.3. Beri dukungan terhadap tindakan yang bersifat positif.

    4. Kaji kemampuan pasien dalam beristirahat (tidur).5. Observasi kemampuan pasien dalam menerima keadaanya.

    1. Resiko terjadinya ketidakpatuhan terhadap penatalaksanaan yang berhubungan dengankurangnya informasi.

    Tujuan: Pasien menunjukan kemauan untuk melakukan kegiatan penatalak- sanaan.

    1. Identifikasi faktor yang dapat menimbulkan ketidak patuhan terhadap penatalaksanaan.

    2. Diskusikan dengan pasien cara-cara untuk mengatasi faktor penghambat tersebut.3. Jelaskan pada pasien akibat dari ketidak patuhan terhadap penatalaksanaan.4. Libatkan keluarga dalam penyuluhan.5. Anjurkan pada pasien untuk melakukan kontrol secara teratur.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ali, Wendra (1999). Petunjuk Praktis Rehabilitasi Penderita Stroke, Bagian Neurologi FKUI/RSCM,UCB Pharma Indonesia, Jakarta.

    Brunner / Suddarth., (1984). Medical Surgical Nursing. JB Lippincot Company, Philadelphia.

    Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8, EGC, Jakarta.

    Depkes RI. (1996). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan.

    Diknakes, Jakarta.

  • 5/20/2018 Cerebro Vascular Accident

    7/24

    Doenges, M.E.,Moorhouse M.F.,Geissler A.C. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3,

    EGC, Jakarta.

    Donnad. (1991). Medical Surgical Nursing. WB Saunders.

    Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 3, EGC,

    Jakarta.

    Harsono. (1996). Buku Ajar Neurologi Klinis. Edisi 1, Gadjah Mada University Press,

    Yogyakarta.

    Harsono. (2000). Kapita Selekta Neurologi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

    Hudak C.M.,Gallo B.M. (1996). Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik. Edisi VI, VolumeII, EGC, Jakarta.

    Ignatavicius D.D., Bayne M.V. (1991). Medical Surgical Nursing, A Nursing Process

    ApproachAn HBJ International Edition, W.B. Saunders Company, Philadelphia.

    Ignatavicius D.D., Workman M.L., Mishler M.A. (1995). Medical Surgical Nursing, ANursing Process Approach. 2

    nd edition, W.B. Saunders Company, Philadelphia.

    Islam, Mohammad Saiful. (1998). Stroke : Diagnosis Dan Penatalaksanaannya. Lab/SMFIlmu Penyakit Saraf, FK Unair/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.

    Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius Fakultas

    Kedokteran Universitas Indonesia.

  • 5/20/2018 Cerebro Vascular Accident

    8/24

    Juwono, T. (1996). Pemeriksaan Klinik Neurologik Dalam Praktek. EGC, Jakarta.

    Lismidar, (1990). Proses Keperawatan, Universitas Indonesia, Jakarta.

    Mardjono M., Sidharta P. (1981). Neurologi Klinis Dasar. PT Dian Rakyat, Jakarta.

    Price S.A., Wilson L.M. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses PenyakitEdisi 4,

    Buku II, EGC, Jakarta.

    Rochani, Siti. (2000). Simposium Nasional Keperawatan Perhimpunan Perawat BedahSaraf Indonesia.Surabaya.

    Satyanegara. (1998). Ilmu Bedah Saraf, Edisi Ketiga. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

    Susilo, Hendro. (2000). Simposium Stroke, Patofisiologi Dan Penanganan Stroke, Suatu

    Pendekatan Baru Millenium III. Bangkalan.

    Widjaja, Linardi. (1993). Patofisiologi dan Penatalaksanaan Stroke. Lab/UPF Ilmu Penyakit

    Saraf, FK Unair/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.

  • 5/20/2018 Cerebro Vascular Accident

    9/24

    A. PENGERTIAN STROKE HEMORAGIK

    Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat

    gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24

    jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas

    selain vaskular (Muttaqin, 2008).

    Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah

    sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragi antara lain:

    hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri venosa. Biasanya kejadiannya saat

    melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran

    pasien umumnya menurun (Ria Artiani, 2009).

    Stroke hemoragik adalah pembuluh darah otak yang pecah sehingga menghambat aliran

    darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan kemudian

    merusaknya (M. Adib, 2009).

    Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa stroke hemoragik adalah salah satu jenis stroke

    yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di otak sehingga darah tidak dapat

    mengalir secara semestinya yang menyebabkan otak mengalami hipoksia dan berakhir

    dengan kelumpuhan.

    B. ETIOLOGI STROKE HEMORAGIKPenyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi

    1.Aneurisma Berry, biasanya defek kongenital.

    2. Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis. Atherosklerosis adalah mengerasnya

    pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh

    darah. Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi

    perdarahan

    3.Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.

    4. Malformasi arteriovenous, adalah pembuluh darah yang mempunyai bentuk abnormal,

    terjadi hubungan persambungan pembuluh darah arteri, sehingga darah arteri langsung

    masuk vena, menyebabkan mudah pecah dan menimbulkan perdarahan otak.

    5. Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan degenerasi

    pembuluh darah.

  • 5/20/2018 Cerebro Vascular Accident

    10/24

    Faktor resiko pada stroke adalah

    1. Hipertensi

    2. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif, fibrilasi atrium,

    penyakit jantung kongestif)

    3. Kolesterol tinggi, obesitas

    4. Peningkatan hematokrit (resiko infark serebral)

    5. Diabetes Melitus (berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)

    6. Kontrasepasi oral (khususnya dengan disertai hipertensi, merokok, dan kadar estrogen

    tinggi)

    7. Penyalahgunaan obat (kokain), rokok dan alkohol

    C. PATOFISIOLOGI STROKE HEMORAGIK

    Ada dua bentuk CVA bleeding

    STROKE HEMORAGIK1. Perdarahan intra cerebral

    Pecahnya pembuluh darah otak terutama karena hipertensi mengakibatkan darah

    masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa atau hematom yang menekan

    jaringan otak dan menimbulkan oedema di sekitar otak. Peningkatan TIK yang terjadi

    dengan cepat dapat mengakibatkan kematian yang mendadak karena herniasi otak.

    http://3.bp.blogspot.com/-ld8I-cdPbLY/Ut8DB-RHlhI/AAAAAAAABVs/4CDAinf3N-U/s1600/LAPORAN+PENDAHULUAN+STROKE++HEMORAGIK.png
  • 5/20/2018 Cerebro Vascular Accident

    11/24

    Perdarahan intra cerebral sering dijumpai di daerah putamen, talamus, sub kortikal,

    nukleus kaudatus, pon, dan cerebellum. Hipertensi kronis mengakibatkan perubahan

    struktur dinding permbuluh darah berupa lipohyalinosis atau nekrosis fibrinoid.

    2. Perdarahan sub arachnoid

    Pecahnya pembuluh darah karena aneurisma atau AVM. Aneurisma paling

    sering didapat pada percabangan pembuluh darah besar di sirkulasi willisi.

    AVM dapat dijumpai pada jaringan otak dipermukaan pia meter dan ventrikel otak,

    ataupun didalam ventrikel otak dan ruang subarakhnoid. Pecahnya arteri dan keluarnya

    darah keruang subarakhnoid mengakibatkan tarjadinya peningkatan TIK yang

    mendadak, meregangnya struktur peka nyeri, sehinga timbul nyeri kepala hebat. Sering

    pula dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan selaput otak lainnya.

    Peningkatam TIK yang mendadak juga mengakibatkan perdarahan subhialoid pada

    retina dan penurunan kesadaran. Perdarahan subarakhnoid dapat mengakibatkan

    vasospasme pembuluh darah serebral. Vasospasme ini seringkali terjadi 3-5 hari

    setelah timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke 5-9, dan dapat menghilang

    setelah minggu ke 2-5. Timbulnya vasospasme diduga karena interaksi antara bahan-

    bahan yang berasal dari darah dan dilepaskan kedalam cairan serebrospinalis dengan

    pembuluh arteri di ruang subarakhnoid. Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi

    otak global (nyeri kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguanhemisensorik, afasia dan lain-lain). Otak dapat berfungsi jika kebutuhan O2 dan glukosa

    otak dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel saraf hampir seluruhnya

    melalui proses oksidasi. Otak tidak punya cadangan O2 jadi kerusakan, kekurangan

    aliran darah otak walau sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula

    dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak, tidak boleh kurang

    dari 20 mg% karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari

    seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70

    % akan terjadi gejala disfungsi serebral. Pada saat otak hipoksia, tubuh berusaha

    memenuhi O2 melalui proses metabolik anaerob,yang dapat menyebabkan dilatasi

    pembuluh darah otak.

    Pathway Stroke Hemoragik

  • 5/20/2018 Cerebro Vascular Accident

    12/24

    STROKE HEMORAGIK

    http://2.bp.blogspot.com/-h3uKGnvbVZ0/Ut8DBdhwivI/AAAAAAAABVg/ICC07qcS8Lc/s1600/LAPORAN+PENDAHULUAN+STROKE+HEMORAGIK.pnghttp://2.bp.blogspot.com/-h3uKGnvbVZ0/Ut8DBdhwivI/AAAAAAAABVg/ICC07qcS8Lc/s1600/LAPORAN+PENDAHULUAN+STROKE+HEMORAGIK.png
  • 5/20/2018 Cerebro Vascular Accident

    13/24

    D. MANIFESTASI KLINIS STROKE HEMORAGIK

    Kemungkinan kecacatan yang berkaitan dengan stroke

    1. Daerah a. serebri media

    a. Hemiplegi kontralateral, sering disertai hemianestesi

    b. Hemianopsi homonim kontralateral

    c. Afasi bila mengenai hemisfer dominan

    d. Apraksi bila mengenai hemisfer nondominan

    2. Daerah a. Karotis interna

    Serupa dengan bila mengenai a. Serebri media

    3. Daerah a. Serebri anterior

    a. Hemiplegi (dan hemianestesi) kontralateral terutama di tungkai

    b. Incontinentia urinae

    c. Afasi atau apraksi tergantung hemisfer mana yang terkena

    4. Daerah a. Posterior

    a. Hemianopsi homonim kontralateral mungkin tanpa mengenai

    b. daerah makula karena daerah ini juga diperdarahi oleh a. Serebri media

    c. Nyeri talamik spontan

    d. Hemibalismee. Aleksi bila mengenai hemisfer dominan

    5. Daerah vertebrobasiler

    a. Sering fatal karena mengenai juga pusat-pusat vital di batang otak

    b. Hemiplegi alternans atau tetraplegi

    c. Kelumpuhan pseudobulbar (disartri, disfagi, emosi labil)

  • 5/20/2018 Cerebro Vascular Accident

    14/24

    STROKE HEMORAGIK

    E. KOMPLIKASI STROKE HEMORAGIK

    Stroke hemoragik dapat menyebabkan

    1. Infark Serebri

    2. Hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus normotensif

    3. Fistula caroticocavernosum

    4. Epistaksis

    5. Peningkatan TIK, tonus otot abnormal

    F. PENATALAKSANAAN MEDIS STROKE HEMORAGIK

    Penatalaksanaan untuk stroke hemoragik, antara lain:

    1. Menurunkan kerusakan iskemik cerebral

    Infark cerebral terdapat kehilangan secara mantap inti central jaringan otak, sekitar

    daerah itu mungkin ada jaringan yang masih bisa diselematkan, tindakan awal

    difokuskan untuk menyelematkan sebanyak mungkin area iskemik dengan memberikan

    O2, glukosa dan aliran darah yang adekuat dengan mengontrol / memperbaiki disritmia

    (irama dan frekuensi) serta tekanan darah.

    2. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK

    Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang berlebihan,

    pemberian dexamethason.

    3. Pengobatan

    a. Anti koagulan: Heparin untuk menurunkan kecederungan perdarahan pada fase akut.

    http://1.bp.blogspot.com/-AMwG6Vf7L8Q/Ut8DC5aCzZI/AAAAAAAABV4/xkxd_rbZWr8/s1600/LAPORAN+PENDAHULUAN+STROKE+HEMORAGIK3.jpg
  • 5/20/2018 Cerebro Vascular Accident

    15/24

    b. Obat anti trombotik: Pemberian ini diharapkan mencegah peristiwa trombolitik/emobolik.

    c. Diuretika : untuk menurunkan edema serebral

    4. Penatalaksanaan Pembedahan

    Endarterektomi karotis dilakukan untuk memeperbaiki peredaran darahotak. Penderita

    yang menjalani tindakan ini seringkali juga menderita beberapa penyulit seperti

    hipertensi, diabetes dan penyakit kardiovaskular yang luas. Tindakan ini dilakukan

    dengan anestesi umum sehingga saluran pernafasan dan kontrol ventilasi yang baik

    dapat dipertahankan.

    G. PEMERIKSAAN PENUNJANG STROKE HEMORAGIK

    1. Angiografi cerebral

    Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti perdarahan

    arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurism

    atau malformasi vaskular.

    2. Lumbal pungsi

    Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal menunjukkan

    adanya hemoragi pada subarakhnoid atau perdarahan pada intrakranial.

    3. CT scan

    Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanyajaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti.

    4. MRI (Magnetic Imaging Resonance)

    Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar terjadinya

    perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari

    hemoragik.

    5. EEG

    Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan

    yang infrak sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.

    ASUHAN KEPERAWATAN STROKE HEMORAGIK

    H. PENGKAJIAN KEPERAWATAN STROKE HEMORAGIK

    1. Aktivitas dan istirahat

    Data Subyektif:

  • 5/20/2018 Cerebro Vascular Accident

    16/24

    - Kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi atau paralisis.

    - Mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot )

    Data obyektif:

    - Perubahantingkat kesadaran

    - Perubahan tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis ( hemiplegia ) , kelemahan

    umum.

    - Gangguan penglihatan

    2. Sirkulasi

    Data Subyektif:

    - Riwayat penyakit jantung ( penyakit katup jantung, disritmia, gagal jantung ,

    endokarditis bacterial ), polisitemia.

    Data obyektif:

    - Hipertensi arterial

    - Disritmia, perubahan EKG

    - Pulsasi : kemungkinan bervariasi

    - Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal

    3. Integritas ego

    Data Subyektif:

    - Perasaan tidak berdaya, hilang harapanData obyektif:

    - Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesedihan , kegembiraan

    - Kesulitan berekspresi diri

    4. Eliminasi

    Data Subyektif:

    - Inkontinensia, anuria

    - Distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ), tidak adanya suara usus ( ileus

    paralitik )

    5. Makan/ minum

    Data Subyektif:

    - Nafsu makan hilang

    - Nausea / vomitus menandakan adanya PTIK

    http://nursingbegin.com/tingkat-kesadaran/http://nursingbegin.com/tingkat-kesadaran/http://nursingbegin.com/askep-hipertensi/http://nursingbegin.com/askep-hipertensi/http://nursingbegin.com/tingkat-kesadaran/
  • 5/20/2018 Cerebro Vascular Accident

    17/24

    - Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan, disfagia

    - Riwayat DM, peningkatan lemak dalam darah

    Data obyektif:

    - Problem dalam mengunyah ( menurunnya reflek palatum dan faring )

    - Obesitas ( faktor resiko )

    6. Sensori neural

    Data Subyektif:

    - Pusing / syncope ( sebelum CVA / sementara selama TIA )

    - Nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub arachnoid.

    - Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti lumpuh/mati

    - Penglihatan berkurang

    - Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada muka

    ipsilateral ( sisi yang sama )

    - Gangguan rasa pengecapan dan penciuman

    Data obyektif:

    - Status mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan , gangguan tingkah laku

    (seperti: letargi, apatis, menyerang) dan gangguan fungsi kognitif

    - Ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada semua jenis stroke,

    genggaman tangan tidak seimbang, berkurangnya reflek tendon dalam ( kontralateral )- Wajah: paralisis / parese ( ipsilateral )

    - Afasia ( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif/ kesulitan

    berkata-kata, reseptif / kesulitan berkata-kata komprehensif, global / kombinasi dari

    keduanya.

    - Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran, stimuli taktil

    - Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik

    - Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi ipsi lateral

    7. Nyeri / kenyamanan

    Data Subyektif:

    - Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya

    Data Obyektif:

    - Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial

  • 5/20/2018 Cerebro Vascular Accident

    18/24

    8. Respirasi

    Data Subyektif:

    - Perokok ( faktor resiko )

    Tanda:

    - Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas

    - Timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur

    - Suara nafas terdengarronchi /aspirasi

    9. Keamanan

    Data Obyektif:

    - Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan

    - Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek, hilang kewaspadaan

    terhadap bagian tubuh yang sakit

    - Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah dikenali

    - Gangguan berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan regulasi suhu tubuh

    - Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan, berkurang

    kesadaran diri

    10. Interaksi sosial

    Data Obyektif:

    - Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi11. Pengajaran / pembelajaran

    Data Subjektif :

    - Riwayat hipertensi keluarga, stroke

    - Penggunaan kontrasepsi oral

    12. Pertimbangan rencana pulang

    - Menentukan regimen medikasi / penanganan terapi

    - Bantuan untuk transportasi, shoping , menyiapkan makanan , perawatan diri dan

    pekerjaan rumah

    I. DIAGNOSA KEPERAWATAN STROKE HEMORAGIK

    1. Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral berhubungan dengan aliran darah ke otak

    terhambat

    http://nursingbegin.com/pengkajian-keperawatan-3/http://nursingbegin.com/pengkajian-keperawatan-3/
  • 5/20/2018 Cerebro Vascular Accident

    19/24

    2. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi ke otak

    3. Defisit perawatan diri: makan, mandi, berpakaian, toileting berhubungan kerusakan

    neurovaskuler

    4. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler

    5. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi fisik

    6. Resiko Aspirasi berhubungan dengan penurunan kesadaran

    7. Resiko injuri berhubungan dengan penurunan kesadaran

    8. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan kesadaran.

    STROKE HEMORAGIK

    http://4.bp.blogspot.com/-a-ls98ZINGI/Ut8DBh1O_zI/AAAAAAAABVk/BxsdSYX4IME/s1600/LAPORAN+PENDAHULUAN+STROKE+HEMORAGIK1.jpg
  • 5/20/2018 Cerebro Vascular Accident

    20/24

    J. RENCANA KEPERAWATAN STROKE HEMORAGIK

    NoDiagnosa

    KeperawatanTujuan Intervensi

    1. Ketidakefektifan

    Perfusi jaringanserebral b.d alirandarah ke otakterhambat.

    Setelah dilakukan

    tindakan keperawatanselama 3 x 24 jam,diharapkan suplaialiran darah keotaklancar dengan kriteriahasil:Nyeri kepala / vertigo

    berkurang sampai de-ngan hilangBerfungsinya saraf

    dengan baik

    Tanda-tanda vitalstabil

    Monitorang neurologis

    Monitor ukuran, kesimetrisan, reaksi dabentuk pupilMonitor tingkat kesadaran klienMonitir tanda-tanda vitalMonitor keluhan nyeri kepala, mual,muntahMonitor respon klien terhadappengobatanHindari aktivitas jika TIK meningkatObservasi kondisi fisik klien

    Terapi oksigenBersihkan jalan nafas dari sekretPertahankan jalan nafas tetap efektifBerikan oksigen sesuai intruksiMonitor aliran oksigen, kanul oksigen dsistem humidifierBeri penjelasan kepada klien tentangpentingnya pemberian oksigenObservasi tanda-tanda hipo-ventilasiMonitor respon klien terhadap pemberioksigen

    Anjurkan klien untuk tetap memakaioksigen selama aktifitas dan tidur

    2 Kerusakankomunikasi verbalb.d penurunansirkulasi ke otak

    Setelah dilakukantindakan keperawatanselama 3 x 24 jam,diharapkan klienmampu untukberkomunikasi lagidengan kriteria hasil:dapat menjawab

    pertanyaan yang

    diajukan perawatdapat mengerti dan

    memahami pesan-pesan melalui gambardapat

    mengekspresikanperasaannya secaraverbal maupun

    Libatkan keluarga untuk membantumemahami / memahamkan informasi d/ ke klienDengarkan setiap ucapan klien denganpenuh perhatianGunakan kata-kata sederhana danpendek dalam komunikasi dengan klienDorong klien untuk mengulang kata-katBerikan arahan / perintah yang

    sederhana setiap interaksi dengan klieProgramkan speech-language teraphyLakukan speech-language teraphy setiinteraksi dengan klien

  • 5/20/2018 Cerebro Vascular Accident

    21/24

    nonverbal

    3 Defisit perawatandiri;mandi,berpakaian,makan,

    Setelah dilakukantindakan keperawatanselama 3x 24 jam,diharapkan kebutuhan

    mandiri klienterpenuhi, dengankriteria hasil:Klien dapat makan

    dengan bantuan oranglain / mandiriKlien dapat mandi de-

    ngan bantuan oranglainKlien dapat memakai

    pakaian dengan

    bantuan orang lain /mandiriKlien dapat toileting

    dengan bantuan alat

    Kaji kamampuan klien untuk perawatandiriPantau kebutuhan klien untuk alat-alatbantu dalam makan, mandi, berpakaian

    dan toiletingBerikan bantuan pada klien hingga kliensepenuhnya bisa mandiriBerikan dukungan pada klien untukmenunjukkan aktivitas normal sesuaikemampuannyaLibatkan keluarga dalam pemenuhankebutuhan perawatan diri klien

    4 Kerusakanmobilitas fisik b.dkerusakanneurovas-kuler

    Setelah dilakukantindakan keperawatanselama 3x24 jam,diharapkan klien dapatmelakukan pergerakanfisik dengan kriteriahasil :

    Tidak terjadikontraktur otot danfootdropPasien berpartisipasi

    dalam program latihanPasien mencapai

    keseimbangan saatdudukPasien mampu

    menggunakan sisitubuh yang tidak sakit

    untuk kompensasihilangnya fungsi padasisi yang parese/plegi

    Ajarkan klien untuk latihan rentang geraaktif pada sisi ekstrimitas yang sehat

    Ajarkan rentang gerak pasif pada sisiekstrimitas yang parese / plegi dalamtoleransi nyeriTopang ekstrimitas dengan bantal untumencegah atau mangurangi bengkak

    Ajarkan ambulasi sesuai dengan tahapadan kemampuan klienMotivasi klien untuk melakukan latihansendi seperti yang disarankanLibatkan keluarga untuk membantu klielatihan sendi

    5 Resiko kerusakanintegritas kulit b.dimmobilisasi fisik

    Setelah dilakukantindakan perawatanselama 3 x 24 jam,diharapkan pasienmampu mengetahui

    Beri penjelasan pada klien tentang: resadanya luka tekan, tanda dan gejala lutekan, tindakan pencegahan agar tidakterjadi luka tekan)Berikan masase sederhana

  • 5/20/2018 Cerebro Vascular Accident

    22/24

    dan mengontrol resikodengan kriteria hasil :Klien mampu menge-

    nali tanda dangejala adanya resiko

    luka tekanKlien mampuberpartisi-pasi dalampencegahan resikoluka tekan (masasesederhana, alih ba-ring, manajemennutrisi, manajementekanan).

    Ciptakan lingkungan yang nyamanGunakan lotion, minyak atau bedak

    untuk pelicinLakukan masase secara teratur

    Anjurkan klien untuk rileks selama

    masaseJangan masase pada area kemerahanutk menghindari kerusakan kapilerEvaluasi respon klien terhadap masas

    Lakukan alih baringUbah posisi klien setiap 30 menit- 2 jaPertahankan tempat tidur sedatar

    mungkin untuk mengurangi kekuatangeseranBatasi posisi semi fowler hanya 30 meObservasi area yang tertekan (telinga,

    mata kaki, sakrum, skrotum, siku,ischium, skapula)Berikan manajemen nutrisiKolaborasi dengan ahli giziMonitor intake nutrisiTingkatkan masukan protein dan

    karbohidrat untuk memelihara ke-seimbangan nitrogen positifBerikan manajemen tekananMonitor kulit adanya kemerahan dan

    pecah-pecah

    Beri pelembab pada kulit yang keringdan pecah-pecahJaga sprei dalam keadaan bersih dan

    keringMonitor aktivitas dan mobilitas klienBeri bedak atau kamper spritus pada

    area yang tertekan

    6 Resiko Aspirasiberhubungandengan penurunan

    tingkat kesadaran

    Setelah dilakukantindakan perawatanselama 3 x 24 jam,

    diharapkan tidakterjadi aspirasi padapasien dengan kriteriahasil :Dapat bernafas

    denganmudah,frekuensipernafasan normal

    Aspiration Control Management :Monitor tingkat kesadaran, reflek batuk

    dankemampuan menelan

    Pelihara jalan nafasLakukan saction bila diperlukanHaluskan makanan yang akan diberikaHaluskan obat sebelum pemberian

  • 5/20/2018 Cerebro Vascular Accident

    23/24

    Mampumenelan,mengunyahtanpa terjadi aspirasi

    7 Resiko Injuri

    berhubungandengan penurunantingkat kesadaran

    Setelah dilakukan

    tindakan perawatanselama 3 x 24 jam,diharapkan tidakterjadi trauma padapasien dengan kriteriahasil:bebas dari cederamampu menjelaskan

    factor resiko darilingkungan dan carauntuk mencegah

    cederamenggunakan fasilitaskesehatan yang ada

    Risk Control Injury

    menyediakan lingkungan yang amanbagi pasienmemberikan informasi mengenai cara

    mencegah cederamemberikan penerangan yang cukupmenganjurkan keluarga untuk selalu

    menemani pasien

    8 Pola nafas tidakefektifberhubungandengan penurunankesadaran

    Setelah dilakukantindakan perawatanselama 3 x 24 jam,diharapkan pola nafaspasien efektif dengankriteria hasil :- Menujukkan jalannafas paten ( tidak

    merasa tercekik, iramanafas normal,frekuensi nafasnormal,tidak ada suaranafas tambahan- Tanda-tanda vitaldalam batas normal

    Respiratori Status ManagementPertahankan jalan nafas yang patenObservasi tanda-tanda hipoventilasiBerikan terapi O2Dengarkan adanya kelainan suara

    tambahanMonitor vital sign

    Discharge planning bagi pasien stroke

    1. Memastikan keamanan bagi pasien setelah pemulangan

    2. Memilih perawatan, bantuan, atau peralatan khusus yang dibutuhkan

    3. Merancang untuk pelayanan rehabilitasi lanjut atau tindakan lainnya di rumah (misal

    kunjungan rumah oleh tim kesehatan)

    4. Penunjukkan health care provider yang akan memonitor status kesehatan pasien

  • 5/20/2018 Cerebro Vascular Accident

    24/24

    5. Menentukan pemberi bantuan yang akan bekerja sebagai partner dengan pasien untuk

    memberikan perawatan dan bantuan harian di rumah, dan mengajarkan tindakan yang

    dibutuhkan.

    K. DAFTAR PUSTAKA

    Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

    Persarafan. Jakarta : Salemba Medika

    ___________. Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragic. Diakses pada tanggal 6

    Februari 2012 di http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemoragik/

    ___________. Konsep Teori Stroke Hemoragik. Diakses pada tanggal 6 Februari 2012

    http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/

    http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemorrhagic/http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemorrhagic/http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemorrhagic/