Case Hepatitis Aku Virus A
Transcript of Case Hepatitis Aku Virus A
-
8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A
1/21
Presentasi Kasus
Ilmu Penyakit Dalam
1
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. BTR
Umur : 16 Tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Pekerjaan : siswa
Alamat : Salemba Jak-Pus
Tanggal masuk RS : 16 Januari 2012
Tanggal keluar RS : januari 2012
II. ANAMNESA
y Keluhan Utama :
Mual dan Muntah
y Keluhan Tambahan :
Pusing, nafsu makan menurun,mata kuning
y Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke poli penyakit dalam RS MRM dengan keluhan mual,muntah
dan pusing kurang lebih 1 minggu lamanya,pasien juga mengeluh nafsu makan
menurun,tidak demam ,BAK warna seperti teh,BAB warna pucat seperti
dempul,pasien juga mempunyai riwayat minum alkohol dan merokok.
yRiwayat penyakit dahulu :
- Riwayat asma : disangkal
- Riwayat penyakit maag : disangkal
- Riwayat penyakit hati : disangkal
y Riwayat penyakit keluarga :
- Riwayat Hati : disangkal
-
8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A
2/21
Presentasi Kasus
Ilmu Penyakit Dalam
2
III.PEMERIKSAAN FISIK
y TANDA VITAL
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x / menit
Suhu : 36,5C
Pernafasan : 20 x / menit
y UMUM
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
y KULIT
Warna : Kekuningan
Suhu Raba : Hangat
y KEPALA
Bentuk : Normocephal
Rambut : Rambut lurus, hitam, tidak mudah dicabut.
Nyeri Tekan : Nyeri tekan (-)
y MATA
Exopthalmus/Enopthalmus : Dalam batas normal
Tekanan Bola Mata : TIO dbn
Kelopak : Tidak ada kelainan
Konjungtiva : Conjungtiva Anemis -/-, hiperemis -/-
Sclera : Sklera Ikterik +/+, Hiperemis -/-Kornea : Jernih pada kedua mata kanan dan kiri
Pupil : Isokor, refleks cahaya +/+
-
8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A
3/21
Presentasi Kasus
Ilmu Penyakit Dalam
3
y TELINGA
Lubang : Lubang telinga lapang, Simetris, tidak tampak kelainan
Cairan : Cairan (-/-)
Nyeri Tekan : Nyeri tekan (-/-)
y MULUT
Bibir : Merah
Gigi Geligi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Gusi : dalam batas normal
Faring : tidak hiperemis
Lidah : Lidah tidak kotor.
y LEHER
KGB : Pembesaran KGB (-)
Kelenjar. Gondok : Tidak ada pembesaran
Trakea : Letak ditengah, tidak ada deviasi.
Tekanan Vena : Tidak ada peningkatan
y DADA
Bentuk : Datar, Simetris, tidak ada kelainan
Buah Dada : Tidak ada kelainan
y JANTUNG
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba.
Perkusi : Batas atas : Sela iga 2 garis parasternal kiri.
Batas kanan : Sela iga 4 garis mid sternal kanan.Batas kiri : Sela iga 5 garis Midklavicula kiri.
Auskultasi : Bunyi jantung I II murni reguler, murmur (-),
gallop (-).
-
8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A
4/21
Presentasi Kasus
Ilmu Penyakit Dalam
4
y PARU
Inspeksi : Pergerakan hemitoraks kiri dan kanan simetris dalam keadaan statis
dan dinamis
Palpasi : Fremitus Taktil dan Vokal sama pada paru kanan dan kiri
Perkusi : Perkusi sonor pada seluruh lapang paru kanan dan kiri
Auskultasi : Suara nafas vesikular pada lapang paru kanan dan kiri, rhonki -/-,
wheezing -/-.
y ABDOMEN
Inspeksi : Perut datar, simetris, sikatriks (-)
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+)
Perkusi : Tympani, Nyeri ketuk (-), Shifting dullness (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Hepar : Tidak teraba pembesaran
Lien : Tidak teraba pembesaran, konsistensi keras, permukan licin,
tidak nyeri.
y EXTREMITAS
Superior : Akral hangat, edema -/-, sianosis -/-
Inferior : Akral hangat, edema -/-, sianosis -/-
-
8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A
5/21
Presentasi Kasus
Ilmu Penyakit Dalam
5
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Darah
Tgl 19-01-2012
HbsAg (-) negatif
V. DIAGNOSA KERJA
y Hepatitis Akut ec Virus A
VI. DIAGNOSA BANDING
y Hepatitis non-virus
y Kolesistitis
Laboratorium Darah
Tgl 17-01-2012
Hb : 15,6 g/dl
Ht : 47 %
Leukosit : 4900/mm3
Trombosit : 262.000/mm3
Bilirubin total : 8,10 mg/dl
Bilirubin direk : 7,09 mg/dl
Bilirubin indirek: 1,01 mg/dl
Ureum : 25 mg/dl
Creatinin : 0,89 mg/dl
SGOT : 954 U/L
SGPT : 1704 U/L
-
8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A
6/21
Presentasi Kasus
Ilmu Penyakit Dalam
6
VII. TERAPI
Rawat Ruangan
Infus RL : D5% : 1 :1 (1 kolf/12 jam)
Ranitidin 2x1 ampul
Hepa Q 3x1 tab
Hepabalance 3x1 tab
IX.RENCANA LANJUTAN
Periksa Ulang:
y H2TL,Bilirubin Total/Direk/Indirek,SGOT,SGPT,Uremun,Creatinin.
X. PROGNOSA
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
Catatan perawatam
-
8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A
7/21
Presentasi Kasus
Ilmu Penyakit Dalam
7
Tanggal 17 januari 2012 Tanggal 18 januari 2012
S : Pusing
O : TSS / CM
TD : 120/80 mmHg P : 20x/menit N : 80 x/menit S : 36
0C
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik +/+Mulut : dbnLeher : KGB tidak membesar
Thoraks: Cor : BJ I-II, m (-), g (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, Wh -/-, Rh -/-Abd : nyeri tekan epiagastrium (-), datar, supel
Eks : Akral hangat, sianosis -/-, edema -/-
A : Hepatitis akut ec Virus A
P : -Hepabalance 3 X 1tab
- Hepa Q 3x1tab
Hematologi
Hb : 15,6 g/dl
Ht : 40 %
Leuko : 4900/uL
Trom : 26200/uLBilirubin total : 8,1 mg/dlBilirubin direk : 7,09 mg/dl
Bilirubin indirek: 1,01 mg/dlUreum : 25 mg/dl
Creatinin: 0,89 mg/dl
SGOT : 954 u/lSGPT : 1704 u/l
S : Pusing (-),mual (-),muntah (-),BAB cair
O : Baik / CM
TD : 110/7 0 mmHg P : 20x/menit N : 76x/menit S : 36
0C
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik+/+
Mulut : dbn
Leher : KGB tidak membesar
Thoraks: Cor : BJ I-II, m (-), g (-)Pulmo : Vesikuler +/+, Wh -/-, Rh -
/-Abd : nyeri tekan epiagastrium (-), datar,
supelEks : Akral hangat, sianosis -/-, edema -/-
A : Hepatitis akut ec Virus A
P :
- infus RL 1 kolf/12 jam
- Inj Ranitidin 2x1 amp- HEPA Q 3x1 tab- Hepabalance 3x1 tab
Plan: HbsAg
-
8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A
8/21
Presentasi Kasus
Ilmu Penyakit Dalam
8
Tanggal 19 januari 2012
S : T.A.K
O : TSS / CM
TD : 110/70 mmHg P : 20x/menit N : 76 x/menit S : 36,
0C
Mata :K
onjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik +/+Mulut : dbnLeher : KGB tidak membesar
Thoraks: Cor : BJ I-II, m (-), g (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, Wh -/-, Rh -/-
Abd : nyeri tekan epiagastrium (-), datar, supelEks : Akral hangat, sianosis -/-, edema -/-
A : Hepatitis Akut ec virus A
P :
- infus RL 1 kolf/12 jam
- Inj Ranitidin 2x1 amp- HEPA Q 3x1 tab- Hepabalance 3x1 tab
hematoligi
HbsAg (negatif)
Plan:cek ulang H2tl,Bilirubin
total,indirek,direk,ur/cr
-
8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A
9/21
Presentasi Kasus
Ilmu Penyakit Dalam
9
BAB II
PEMBAHASAN TEORI
HEPATITIS VIRUS AKUT
2.1 Definisi
Hepatitis virus akut inflamasi hati akibat infeksi virus hepatitis yang berlangsung
selama >6 bulan
2.2 Gambaran Klinis
Gambaran klinis hepatitis virus sangat bervariasi mulai dari infeksi asimtomatik tanpa
kuning sampai yang sangat berat yaitu hepatitis fulminan yang dapat menimbulkan
kematian hanya dalam beberapa hari. Gejala hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap
yaitu:Fase Inkubasi. Merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau
ikterus. Fase ini berbeda-beda lamanya untuk tiap virus hepatitis. Panjang fase ini
tergantung pada dosis inokulum yang ditularkan dan jalur penularan, makin besar
dosis inokulum, makin pendek fase inkubasi ini
Fase Prodromal (pra ikterik). Fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama
dan timbulnya gejala ikterus. Awitannya dapat singkat atau insidious ditandai dengan
malaise umum, mialgia, atralgia, mudah lelah, gejala saluran napas atas dan
anoreksia. Mual, muntah dan anoreksia berhubungan dengan perubahan penghidu
dan rasa kecap. Diare atau konstipasi dapat terjadi. Serum sickness dapat muncul
pada hepatitis B akut di awal infeksi. Demam derajat rendah umumnya terjadi pada
hepatitis A akut. Nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap di kuadran kanan atas
atau epigastrium, kadang diperberat dengan aktivitas akan tetapi jarang
menimbulkan kolesistitis.
Fase Ikterus. Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul bersamaan
dengan munculnya gejala. Pada banyak kasus fase ini tidak terdeteksi. Setelah
timbul ikterus jarang terjadi perburukan gejala prodromal, tetapi justru akan terjadi
perbaikan klinis yang nyata.Fase konvalesen (penyembuhan). Diawali dengan menghilangnya ikterus dan
keluhan lain, tetapi hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati tetap ada. Muncul
perasan sudah lebih sehat dan kembalinya nafsu makan. Keadaan akut biasanya
akan membaik dalam 2-3 minggu. Pada hepatitis A perbaikan klinis dan laboratorium
lengkap terjadi dalam 9 minggu dan 16 minggu untuk hepatitis B. Pada 5-10% kasus
-
8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A
10/21
Presentasi Kasus
Ilmu Penyakit Dalam
10
perjalanan klinisnya mungkin lebih sulit ditangani, hanya < 1% yang menjadi
fulminan.
2.3 Agen Penyebab Hepatitis Virus
Secara umum agen penyebab hepatitis virus dapat diklasifikasikan kedalam duagrup yaitu hepatitis dengan transmisi secara enterik dan transmisi melalui darah.
Transmisi Secara Enterik
Terdiri atas virus hepatitis A (HAV) dan virus hepatitis E (HEV):
y virus tanpa selubung
y tahan terhadap cairan empedu
y ditemukan di tinja
y tidak dihubungkan dengan penyakit hati kronik
y tidak terjadi viremia yang berkepanjangan atau kondisi karier intestinal.
y Kemungkinan munculnya jenis hepatitis virus enterik baru dapat terjadi.
Virus Hepatitis A (HAV).
y Digolongkan dalam picornavirus, subklasifikasi sebagai hepatovirus
y Diameter 27-28 nm dgn bentuk kubus simetrik
y Untai tunggal (single stranded), molekul RNA Tinier: 7,5 kb
y Pada manusia terdiri atas satu serotipe, tiga atau lebih genotipe.
y Mengandung lokasi netralisasi imunodominan tunggal.
y Mengandung tiga atau empat polipeptida virion di kapsomer
y Replikasi di sitoplasma hepatosit yang terinfeksi, tidak terdapat bukti yang nyata
adanya replikasi di usus.
y Menyebar pada primata non manusia dan galur sel manusia.
Virus Hepatitis E (HEV)
y Kemungkinan diklasifikasi pada famili yang berbeda yaitu pada virus yang
menyerupai hepatitis E
y Diameter 27-34 nm
y Molekul RNA tinier; 7,2 kb
y
Genome RNA dengan tiga overlap ORF (open reading frames) mengkode proteinstruktural dan protein non-struktural yang terlibat pada replikasi HEV. RNA replicase,
helicase, cystein protease, methyltransferase
y Pada manusia hanya terdiri atas satu serotipe, empat sampai lima genotipe utama
y Lokasi netralisasi imunodominan pada protein struktural dikodekan oleh ORF kedua
y Dapat menyebar pada sel embrio diploid paru.
y Replikasi hanya terjadi pada hepatosit.
-
8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A
11/21
Presentasi Kasus
Ilmu Penyakit Dalam
11
Transmisi Melalui Darah
Terdiri atas virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis D (HDV) dan virus hepatitis C (HCV):
y Virus dengan selubung (envelope)
y Rusak bila terpajan cairan empedu / detergen
y
Tidak terdapat dalam tinjay Dihubungkan dengan penyakit hati kronik
y Dihubungkan dengan viremia yang persisten
Virus hepatitis B (HBV)
y Virus DNA hepatotropik, Hepadnaviridae
y Terdiri atas 6 genotipe (A sampai H), terkait dengan derajat beratnya dan respon
terhadap terapi
y 42 nm partikel sferis dengan:
o Inti nukleokapsid, densitas elektron, diameter 27 nm
o Selubung luar lipoprotein dgn ketebalan 7 nm
y Inti HBV mengandung, ds DNA partial (3,2 kb) dan:
o Protein polimerase DNA dengan aktivitas reverse transcriptase.
o Antigen hepatitis B core (HbcAg), merupakan protein struktural
o Antigen hepatitis B e (HbeAg), protein non-struktural yang berkorelasi secara
tidak sempurna dengan replikasi aktif HBV
y Selubung lipoprotein HBV mengandung:
o Antigen permukaan hepatitis B (HBsAg), dgn tiga selubung protein: utama,
besar dan menengah.
o Lipid minor dan komponen karbohidrat.
o HbsAg dalam bentuk partikel non infeksius dengan bentuk sferis 22 nm atau
tubular.
o Satu serotipe utama dengan banyak subtipe berdasarkan keanekaragaman
protein HbsAg.
y Virus HBV mutan merupakan konsekuensi kemampuanproof readingyang terbatas
dari reverse transcriptase atau munculnya resistensi. Hal tersebut meliputi:
o HbeAg negatif mutasi precorel core
o Mutasi yang diinduksi oleh vaksin HBV
o Mutasi YMDD oleh karena lamivudin.
o Hati merupakan tempat utama replikasi di samping tempat lainnya.
Virus Hepatitis D (HDV)
y Virus RNA tidak lengkap, memerlukan bantuan dan HBV untuk ekspresinya,
patogenesitas tapi tidak untuk replikasi.
-
8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A
12/21
Presentasi Kasus
Ilmu Penyakit Dalam
12
y Hanya dikenal satu serotipe dengan tiga genotipe.
y Partikel sferis 35-27 nm, diselubungi oleh lapisan lipoprotein HBV (HBsAG) 19 nm
stuktur mirip inti.
y Mengandung suatu antigen nuclear phosphoprotein (HDV antigen)
o Mengikat RNAo Terdiri dari 2 isoforms: yang lebih kecil mengandung 195 asam
amino dan yang lebih besar mengandung 214 asam amino.
o Antigen HDV yang lebih kecil mengangkut RNA ke dalam inti; merupakan hal
esensial untuk replikasi.
o Antigen HDV yang lebih besar : menghambat replikasi HDV RNA dan
berperan pada perakitan HDV.
y RNA HDV merupakan untai tunggal, covalentlyclose dan sirkular
y Mengandung kurang dari 1680 nukleotida, merupakan genom RNA terkecil diantara
virus binatang.
y Replikasi hanya pada hepatosit
Virus hepatitis C (HCV)
y Selubung glikoprotein. Virus RNA untai tunggal
y Partikel sferis, inti nukleokapsid 33 nm
y Termasuk klasifikasi Flaviviridae, genus hepacivirus
y Genome HCV terdiri atas 9400 nukleotida, mengkode protein ..:esasekitar residu
3000 asam amino.
o 1/3 bagian dan poliprotein terdiri atas protein struktural
o Protein selubung dapat menimbulkan antibodi netralisasi.
o Regio hipervariabel terletak di E2
o Sisa 2/3 dari poliprotein terdiri atas protein nonstruktural (dinamakan NS2,
NS3, NS4A, NS4B, dan NS5 B) terlibat dalam replikasi HCV.
y Hanya ada satu serotipe yang dapat diidentifikasi, terdapat genotipe dengan
distribusi yang bervariasi di seluruh dunia.
2.4 Epidemiologi Dan Faktor Risiko
Virus Hepatitis A (HAV)
y Masa inkubasi 15-50 hari (rata-rata 30 hari)
y Distribusi di seluruh dunia; endemisitas tinggi di negara berkerarie
y HAV diekskresi di tinja oleh orang yang terinfeksi selama 1-2 sebelum dan 1 minggu
setelah awitan penyakit.
y Viremia muncul singkat ( tidak lebih dari 3 minggu), kadang-ka-lam sampai 90 hari
pada infeksi yang membandel atau infeksi yang karni-m.
-
8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A
13/21
Presentasi Kasus
Ilmu Penyakit Dalam
13
y Ekskresi feses yang memanjang (bulanan) dilaporkan pada neor.... yang terinfeksi.
y Transmisi enterik (fekal-oral) predominan di antara anggota keluara. Kejadian luar
biasa dihubungkan dengan sumber umum yang digunakaz bersama, makanan
terkontaminasi dan air.
y
Faktor risiko lain, meliputi paparan pada :o Pusat perawatan sehari untuk bayi atau anak batita.
o Institusi untuk developmentally disadvantage
o Bepergian ke negara berkembang
o Perilaku seks oral-anal
o Pemakaian bersama pada IVDU (intra vena drug user)
y Tak terbukti adanya penularan maternal-neonatal
y Prevalensi berkorelasi dengan standar sanitasi dan rumah tinggal besar
y Transmisi melalui transfusi darah sangat jarang
Virus Hepatitis E (HEV)
y Masa inkubasi rata-rata 40 hari
y Distribusi luas, dalam bentuk epidemi dan endemi
y HEV RNA terdapat di serum dan tinja selama fase akut
y Hepatitis sporadik sering pada dewasa muda di negara berkembang
y Penyakit epidemi dengan sumber pennlaran melalui air
y Intrafamilial, kasus sekunder jarang
y Dilaporkan adanya transmisi maternal-neonatal
y Di negara maju sering berasal dari orang yang kembali pulang setelah
melakukan perjalanan, atau imigran baru dari daerah endemik .
y Viremia yang memanjang atau pengeluaran di tinja merupakan kondisi yang tidak
sering dijumpai.
y Zoonosis: babi dan binatang lain
Virus Hepatitis B (HBV)
y Masa inkubasi 15-180 hari (rata-rata 60-90 hari)
y Viremia berlangsung selama beberapa minggu sampai bulan setelah infeksi akut
y
Sebanyak 1-5% dewasa, 90% neonatus dan 50% bayi akanberkembang menjadi hepatitis kronik dan viremia yang persisten
y Infeksi persisten dihubungkan dengan hepatitis kronik, sirosis dan kanker hati.
y Distribusi di seluruh dunia: Prevalensi karier di USA < 1 %, di asia 5-15%.
y HBV ditemukan di darah, semen, sekret servikovaginal, saliva, cairan tubuh lain.
-
8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A
14/21
Presentasi Kasus
Ilmu Penyakit Dalam
14
y Cara transmisi
o Melalui darah : penerima produk darah, IVDU, pasien
hemodialisis, pekerja kesehatan, pekerja yang terpapar darah
o
Transmisi seksualo Penetrasi jaringan (perkutan) atau permukosa : tertusuk jarum, Penggunaan
ulang peralatan medis yang terkontaminasi, penggunaan bersama pisau
cukur dan silet, tato, akupunktur, tindik, penggunaan sikat gigi bersama
y Transmisi maternal-neonatal, maternal-infant
y Tak ada bukti penyebaran fekal-oral
Hepatitis Virus D (HDV)
1. Masa inkubasi diperkirakan 4 7 minggu
2. Endemis di Mediterania, Semenanjung Balkan, bagian Eropa bekas Rusia.
3. Insidensi berkurang dengan adanya peningkatan pemakaian vaksin
4. Viremia singkat (infeksi akut) atau memanjang (infeksi kronik) 5
5. Infeksi HDV hanya terjadi pada individu dengan risiko infeksi HBV (koinfeksi atau
superinfeksi)
a. IVDU
b. Homoseksual atau biseksual
c. Resipien donor darah
d. Pasangan seksual
6. Cara penularana. Melalui darah
b. Transmisi seksual
c. Penyebaran maternal neonatal
Virus Hepatitis C (HCV)
Masa inkubasi 15-160 hari (puncak pada sekitar 50 hari)
Viremia yang berkepanjangan dan infeksi yang persisten umum dijumpai (55-85%).
Distribusi geografik luas
Infeksi yang menetap dihubungkan dengan hepatitis kronik, sirosis, kanker hati.
Prevalensi serologi infeksi lampau / infeksi yang berlangsung berkisar 1,8% di USA,
sedangkan di Italia dan Jepang dapat mencapai 20%.
-
8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A
15/21
Presentasi Kasus
Ilmu Penyakit Dalam
15
Cara transmisi
1. Darah (predominan) : IVDU dan penetrasi jaringan, resepien produk darah
2. Transmisi seksual: efisiensi rendah, frekuensi rendah.
3. Maternal-neonatal: efisiensi rendah, frekuensi rendah4. Tak terdapat bukti transmisi fekal-oral
2.5 Patofisiologi
1. Sistem imun bertanggung jawab untuk terjadinya kerusakan sel hati
a. Melibatkan respons CD8 dan CD4 sel T
b. Produksi sitokin di hati dan sistemik
2. Efek sitopatik langsung dari virus. Pada pasien imunosupresi dengan
replikasi tinggi, akan tetapi tidak ada bukti langsung.
2.6 Gambaran Klinis
Pada infeksi yang sembuh spontan : 1). Spektrum penyakit mulai dari asimtomatik,
infeksi yang tidak nyata sampai kondisi yang fatal sehingga
terjadi gagal hati akut; 2). Sindrom klinis yang mirip pada semua virus
penyebab mulai dari gejala prodromal yang non spesifik dan gejala - gastrointestinal,
seperti: a). malaise, anoreksia, mual dan muntah gejala flu, faringitis, batuk, coryza,
fotofobia, sakit kepala, dan mialgia;
3).awitan gejala cenderung muncul mendadak pada HAV dan HEV, pada 7..s yang
lain secara insidious; 4). Demam jarang ditemukan kecuali pada infeksi HAV; 5).
Immune complex mediated, serum sickness like syndirome dapat ditemukan pada
kurang dari 10% pasien dengan infeksi HBV jarang pada infeksi virus yang lain; 6).
Gejala prodromal menghilang pada saat timbul kuning, tetapi gejala anoreksia,
malaise, dan kelemahan dapat menetap; 7). Ikterus didahului dengan kemunculan
urin berwarna gelap, pruritus (biasanya ringan dan sementara) dapat timbul ketika
ikterus meningkat; 8). Pemeriksaan fisis menunjukan pembesaran dan sedikit nyeri
tekan pada hati; 9). Splenomegali ringan dan limfadenopati pada 15%-20% pasien.
2.7 Diagnosis Secara Serologis
1. Transmisi Infeksi secara enterik
a. HAV
y IgM anti HAV dapat dideteksi selama fase akut dan 3-6 bulan setelahnya.
y Anti HAV yang positif tanpa IgM anti HAV mengindikasikan infeksi lampau
b. HEV
y Belum tersedia pemeriksaan serologi komersial yang telah disetujui FDA.
y IgM dan IgG anti HEV barn dapat dideteksi oleh pemeriksaan untuk riset
-
8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A
16/21
Presentasi Kasus
Ilmu Penyakit Dalam
16
y IgM anti HEV dapat bertahan selama 6 minggu setelah puncak dari penyakit.
y IgG anti HEV dapat tetap terdeteksi selama 20 bulan
2. Infeksi melalui darah.
a. HBV
Diagnosis serologis telah tersedia dengan mendeteksi keberadaan dari IgMantibodi terhadap antigen core hepatitis (IgM anti HBc dan HBs Ag).
o Keduanya ada saat gejala muncul
o HBsAg mendahului IgM anti HBc
o HbsAg merupakan petanda yang pertama kali diperiksa secara rutin
o HbsAg dapat menghilang biasanya dalam beberapa minggu sampai bulan
setelah kemunculannya, sebelum hilangnya IgM anti HBc
HbeAg dan HBV DNA
o HBV DNA di serum merupakan petanda yang pertama muncul, akan tetapi
tidak rutin diperiksa.
o HbeAg biasanya terdeteksi setelah kemunculan HbsAg
o Kedua petanda tersebut menghilang dalam beberapa minggu atau bulan
pada infeksi yang sembuh sendiri. Selanjutnya akan muncul anti HBs dan anti
Hbe menetap.
o Tidak diperlukan untuk diagnosis rutin
IgG anti HBc
o Menggantikan IgM anti HBc pada infeksi yang sembuh
o Membedakan infeksi lampau atau infeksi yang berlanjut.
o Tidak muncul pada pemberian vaksin HBV
Antibodi terhadap HbsAg (anti HBs)
o Antibodi terakhir yang muncul
o Merupakan antibodi penetral
o Secara umum mengindikasikan kesembuhan dan kekebalan terhadap
reinfeksi
o Dimunculkan dengan vaksinasi HBV
b. HDV
Pasien HBsAg positif dengan:
o Anti HDV dan atau HDV RNA sirkulasi (pemeriksaan belum mendapat
persetujuan)
o IgM anti HDV dapat muncul sementara.
-
8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A
17/21
Presentasi Kasus
Ilmu Penyakit Dalam
17
Koinfeksi HBV/HDV
o HBsAg positif
o IgM anti HBc positif
o
Anti HDV dan atau HDV RNA Superinfeksi HDV
o HBsAg positif
o IgG anti HBc positif
o Anti HDV dan atau HDV RNA
Titer anti HDV akan menurun sampai tak terdeteksi dengan adanya perbaikan
infeksi.
c. HCV
Diagnosis serologis
o Deteksi anti HCV
o Anti HCV dapat dideteksi pada 60 % pasien selama akut dari penyakit, 35%
sisanya akan terdeteksi p beberapa minggu atau bulan kemudian.
o Anti HCV tidak muncul pada < 5% pasien yang terinfeksi (Pada pasien HIV,
anti HCV tidak muncul da persentase yang lebih besar)
o Pemeriksaan IgM anti HCV dalam pengembangan (belum disetujui FDA)
o Secara umum anti HCV akan tetap terdeteksi untuk periode yang panjang,
baik pada pasien yang mengalami kesembuhan spontan maupun yang
berlanjut menj kronik.
HCV RNA
o Merupakan petanda yang paling awal muncul pada infeksi akut hepatitits C.
o Muncul setelah beberapa minggu infeksi
o Pemeriksaan yang mahal. Untuk mendiagnosis penvalit tidak rutin dilakukan,
kecuali pada keadaan dimana dicurigai adanya infeksi pada pasien dengan
anti HCV negatif.
o Ditemukan pada infeksi kronik HCV
-
8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A
18/21
Presentasi Kasus
Ilmu Penyakit Dalam
18
2.8 Pengobatan
Infeksi yang Sembuh Spontan
1. Rawat jalan, kecuali pasien dengan mual atau anoreksia berat yang akan
menyebabkan dehidrasi2. Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat
a. Tidak ada rekomendasi diet khusus
b. Makan pagi dengan porsi yang cukup besar merupakan makanan yang paling
baik ditoleransi.
c. Menghindari konsumsi alkohol selama fase akut
3. Aktivitas fisis yang berlebihan dan berkepanjangan harus dihindari
4. Pembatasan aktivitas sehari-hari tergantung dari derajat kelelahan dan malaise
5. Tidak ada pengobatan spesifik untuk hepatitis A, E, D. Pemberian interferon-alfa
pada hepatitis C akut dapat menurunkan risiko kejadian infeksi kronik. Peran
lamivudin atau adefovir pada hepatitis B akut masih belum jelas. Kortikosteroid tidak
bermanfaat.
6. Obat-obat yang tidak perlu harus dihentikan.
2.9 Pencegahan
Pencegahan Terhadap Infeksi Hepatitis dengan Penularan Secara Enterik HAV
Pencegahan dengan imunoprofilaksis
1. Imunoprofilaksis sebelum paparan
a. Vaksin HAV yang dilemahkan
Efektifitas tinggi (Angka proteksi 94-100%)
Sangat imunogenik (Hampir 100% pada subyek sehat)
Antibodi protektif terbentuk dalam 15 hari pada 85-90% subjek
Aman, toleransi baik
Efektifitas proteksi selama 20-50 tahun
Efek samping utama adalah nyeri di tempat penyuntikan.
b. Dosis dan jadual vaksin HAV
19 tahun. 2 dosis of HAVRIX (1440 Unit Elisa) dgn interval 6-12 bulan
Anak > 2 tahun. 3 dosis HAVRIX (360 Unit Elisa), 0, 1, dan 6-12 bulan
atau 2 dosis (720 Unit Elisa), 0, 6-12 bulan
c. Indikasi vaksinasi
Pengunjung ke daerah risiko t inggi
Homoseksual dan biseksual
IVDU
-
8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A
19/21
Presentasi Kasus
Ilmu Penyakit Dalam
19
Anak dan dewasa muda pada daerah yang pernah mengalami kejadian luar
biasa luas
Anak pada daerah dimana angka kejadian HAV lebih tinggi dari angka
nasional
Pasien yang rentan dengan penyakit hati kronik
Pekerja laboratorium yang menangani HAV
Pramusaji
Pekerja pada bagian pembuangan air
2. Imunoprofilaksis pasca paparan
Keberhasilan vaksin HAV pada pasca paparan belum jelas
Keberhasilan imunoglobulin sudah nyata akan tetapi tidak sempurna.
Dosis dan jadwal pemberian imunoglobulin:
1. Dosis 0,02 ml/kg, suntikan pada daerah deltoid sesegera mungkin
setelah paparan.
2. Toleransi baik, nyeri pada daerah suntikan
3. Indikasi: kontak erat dan kontak dalam rumah tangga dengan infeksi
HAV akut
HBV
Pencegahan pada Infeksi yang Ditularkan Melalui Darah
Dasar utama imunoprofilaksis adalah pemberian vaksin hepatitis B sebelum paparan.
1. Imunoprofilaksis vaksin hepatitis B sebelum paparan
a. Vaksin rekombinan ragi
y Mengandung HBsAg sebagai imunogen
y Sangat imunogenik, menginduksi konsentrasi proteksi anti HBsAg pada > 95%
pasien dewasa muda sehat setelah pemberian komplit 3 dosis.
y Efektifitas sebesar 85-95% dalam mencegah infeksi HBV.
y Efek samping utama
y Nyeri sementara pada tempat suntikan pada 10-25%
y Demam ringan dan singkat pada < 3%
y Booster tidak direkomendasikan walaupun setelah 15 tahun imunisasi awal
y Booster hanya untuk individu dengan imunokompromais jika titer dibawah 10mU/mL
y Peran imunoterapi untuk pasien hepatitis B kronik sedang dalam penelitian
b. Dosis dan jadwal vaksinasi HBV. Pemberian IM (deltoid) dosis dewasa untuk dewasa,
untuk bayi, anak sampai umur 19 tahun dengan dosis anak (1/2 dosis dewasa), diulang
pada 1 dan 6 bulan kemudian
c. Indikasi
-
8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A
20/21
Presentasi Kasus
Ilmu Penyakit Dalam
20
y Imunisasi universal untuk bayi baru lahir
y Vaksinasi catch up untuk anak sampai umur 19 tahun (bila belum divaksinasi)
y Grup resiko tinggi: 1. Pasangan dan anggota keluarga yang kontak dengan karier
hepatitis B. 2. Pekerja kesehatan dan pekerja yang terpapar darah, 3. IVDU. 4.
Homoseksual dan biseksual pria, 5. Individu dengan banyak pasangan seksual. 6.Resipien transfusi darah, 7. Pasien hemodialisis, 8. Sesama narapidana, 9. Individu
dengan penyakit hati yang sudah ada (misal hepatitis C kronik)
2. Imunoprofilaksis pasca paparan dengan vaksin hepatitis B dan
imunoglobulin hepatitis B (HBIG).
Indikasi:
y Kontak seksual dengan individu yang terinfeksi hepatitis akut: 1). Dosis 0,04-0,07
mL/kg HBIG sesegera mungkin setelah paparan; 2). Vaksin HBV pertama diberikan
pada saat atau hari yang sama pada deltoid sisi lain; 3). Vaksin kedua dan ketiga
diberikan 1 dan 6 bulan kemudian.
y Neonatus dari ibu yang diketahui mengidap HBsAG positif: 1). Setengah mili liter
HBIG diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir di bagian anterolateral otot paha
atas; 2). Vaksin HBV dengan dosis 5-10 ug, diberikan dalam waktu 12 jam pada sisi
lain, diulang pada 1 dan 6 bulan.
y Efektifitas perlindungan melampaui 95%.
Vaksin Kombinasi Untuk Perlindungan Dari Hepatitis A dan B
Vaksin kombinasi (Twinrix-GlaxoSmithKline) mengandung 2Oug protein HBsAg (Engerix
B) dan > 720 Unit Elisa hepatitis A virus yang dilemahkan (Havrix) memberikan proteksiganda dengan pemberian suntikan 3 kali berjarak 0,1 dan 6 bulan.
Diindikasikan untuk individu dengan risiko baik terhadap infeksi HAV maupun HBV.
Rekomendasi Umum
y Pasien dapat dirawat jalan selama terjamin hidrasi dan intake kalori yang cukup
y Tirah baring tidak lagi disarankan kecuali bila pasien mengalami kelelahan yang
berat.
y Tidak ada diet yang spesifik atau suplemen yang memberikan hasil efektif
y Protein dibatasi hanya pada pasien yang mengalami ensefalopati hepatik.
y Selama fase rekonvalesen diet tinggi protein dibutuhkan untuk proses penyembuhan.
y Alkohol harus dihindari dan pemakaian obat-obatan dibatasi.
y Obat-obat yang dimetabolisme di hati harus dihindari akan tetapi bila
sangat diperlukan dapat diberikan dengan penyesuaian dosis.
y Pasien diperiksa tiap minggu selama fase awal penyakit dan terus evaluasi sampai
-
8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A
21/21
Presentasi Kasus
Ilmu Penyakit Dalam
21
sembuh.
y Harus terus dimonitor terhadap kejadian ensefalopati seperti kesadaran somnolen,
mengantuk dan asteriks.
y Masa protrombin serum merupakan petanda yang baik untuk menilai dekompensasi
hati dan menentukan saat yang tepat untuk dikirim ke pusat transplantasi.y Memonitor konsentrasi transaminase serum tidak membantu dalam hal menilai
fungsi hati pada keadaan hepatitis fulminan karena konsentrasinya akan turun
setelah terjadi kerusakan sel hati masif.
y Anti mual muntah dapat membantu meghilangkan keluhan mual.
y Pasien yang menunjukkan gejala hepatitis fulminan harus segera dikirim ke pusat
transplantasi.
y Transplantasi hati bisa merupakan prosedur penyelamatan hidup untuk pasien yang
mengalami dekompensasi setelah serangan akut hepatitis.
y Pasien dengan hepatitis akut tidak memerlukan perawatan isolasi.
y Orang yang merawat pasien hepatitis akut A dan E hams selalu mencuci tangannya
dengan sabun dan air.
y Orang yang kontak erat dengan pasien hepatitis B akut seharusnya menerima vaksin
hepatitis B.