blok 9 pencernaan

27
Kekurangan Gizi dapat Mengakibatkan Terjangkit Marasmus Kartika Dewi (102014220) Raymond Agung W (102014223) D3 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510 No. Telp (021) - 5694 2061 Abstract Marasmus is derived from the word Greece which means wasting damage. Marasmus is a form of protein-calorie malnutrition mainly due to lack of calories and chronic primarily occurs during the first year of life and take care of it the fat under the skin and muscles. Marasmus is a disease caused by a deficiency of calories of protein. Sufferers of marasmus are people who experience malnutrition and its dominating protein. So it appears the symptoms of malnutrition in general such as lethargy, apathy, maudlin still feel hungry, dry skin, hair easily broken because there is no fat under the skin, as well as the experienced dehindrasi that causes liquid diarrhea due to malnutrition. Key Words: Marasmus, Malnutrition, Need Protein Abstrak Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti wasting merusak. Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot. Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh

description

Makalah tentang marasmus

Transcript of blok 9 pencernaan

Page 1: blok 9 pencernaan

Kekurangan Gizi dapat Mengakibatkan Terjangkit Marasmus

Kartika Dewi (102014220)

Raymond Agung W (102014223)

D3

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510

No. Telp (021) - 5694 2061

Abstract

Marasmus is derived from the word Greece which means wasting damage. Marasmus is a form of protein-calorie malnutrition mainly due to lack of calories and chronic primarily occurs during the first year of life and take care of it the fat under the skin and muscles. Marasmus is a disease caused by a deficiency of calories of protein. Sufferers of marasmus are people who experience malnutrition and its dominating protein. So it appears the symptoms of malnutrition in general such as lethargy, apathy, maudlin still feel hungry, dry skin, hair easily broken because there is no fat under the skin, as well as the experienced dehindrasi that causes liquid diarrhea due to malnutrition.

Key Words: Marasmus, Malnutrition, Need Protein

Abstrak

Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti wasting merusak. Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot. Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalori protein. Penderita marasmus adalah orang yang mengalami kekurangan gizi dan dominannya protein. Sehingga muncul gejala kurang gizi pada umumnya seperti lemah lesu, apatis, cengeng karena masih merasa lapar, kulit kering, rambut mudah patah karena tidak ada lemak dibawah kulit, serta mengalami dehindrasi yang menyebabkan diare cair karena malnutrisi.

Kata Kunci: Marasmus, Malnutrisi, Membutuhkan Protein

Page 2: blok 9 pencernaan

Pendahuluan

Kurang kalori protein merupakan salah satu masalah gizi masyarakat yang utama di Indonesia.

dilihat dari contoh kasus kurang gizi di Indonesia, masih banyak anak-anak yang menderita

penyakit akibat kurang gizi yang sangat memprihatinkan, salah satunya adalah marasmus. Hal ini

dapat dipahami karena marasmus sering berhubungan dengan keadaan kepadatan penduduk,

adanya infeksi, konsumsi kalori yang tidak memadai yang mengakibatkan kekurangan protein

dan mikronutrisi, cedera atau penyakit menahun, dan kebersihan yang kurang di daerah

perkotaan yang sedang membangun, serta terjadinya krisis ekonomi di lndonesia. Dengan alasan

itulah, maka dalam makalah ini akan dibahas tentang hal – hal yang berhubungan dengan

marasmus. 

Marasmus adalah penyakit kekurangan protein dan itu berkesinambungan dengan Sistem

Pencernaan. Dengan melihat begitu besarnya peranan sistem pencernaan dalam tubuh manusia,

maka di makalah ini akan dibahas tentang apa hubungan sistem kerja pencernaan dengan

penyakit Marasmus dengan membahas struktur makroskopik dan mikroskopik, mekanisme

pencernaan dan proses absorpsi serta defekasi.

Makroskopis Alat Pencernaan

1.1 Mulut

Cavum oris dimulai dari rima oris dan berakhir di isthmus faucium. Selain merupakan permukaan sistem pencernaan, rongga mulut juga berfungsi sebagai rongga yang dilalui oleh udara pernapasan dan juga penting untuk pembentukan suara. Rongga mulut dibagi dalam.

1.1.1 Vestibulum oris

Merupakan daerah di antara bibir dan pipi di sebelah luar dan gigi geligi dengan processus alveolarisnya di sebelah dalam.

Bibir (labium) di sudut mulut kanan-kiri saling berhubungan pada angulus oris. Terdapat sulcus nasolabialis yang merupakan alur diantara sudut bibir atas dengan hidung (nasus) dan sulcus mentolabialis yang merupakan alur diantara bibir bawah dengan dagu (mentum). Di pertengahan bibir atas terdapat lekukan yang disebut dengan philtrum. Diantara kulit dan mukosa terletak otot-otot wajah, antara lain : m. buccinator dan m. orbicularis oris.1

Pipi (bucca), merupakan daerah diantara angulus oris sampai tepi depan m. masseter. Di bawah kulit ditemukan jaringan lemak, dan diataranya terdapat suatu gumpalan lemak besar (Bichat)

Page 3: blok 9 pencernaan

yang bagian depannya terletak pada m. buccinators dan meluas ke belakang, menyusup antara m. buccinators dan m. masseter, dan mencapai tepi depan m. temporalis.1

Selaput lendir: melapisi vestibulum oris sebelah dalam. Di garis tengah terdapat suatu lipatan yang menghubungkan bibir dengan processus alveolaris dan dinamakan frenulum labii superioris et inferioris. 1

Terdapat kelenjar-kelenjar kecil, yang dinamakan glandulae buccale et labials. Di setinggi geraham molar ke-2 atas ditemukan suatu tonjolan, yaitu papilia salivaria buccalis, yang merupakan muara ductus parotidicus (Stenonianus).1

1.1.2 Cavum oris proprium

Di bagian depan dan samping, cavum oris berbatasan dengan arcus dentalis dengan processus alveolaris. Di atas berbatasan dengan palatum durum dan palatum molle. Di sebelah bawah berbatasan dengan diaphragma oris. Dan di sebelah belakang berbatasan dengan isthmus faucium dan lidah.1

Palatum

Palatum terdiri atas:

o Palatum durumMerupakan suatu sekat yang terbentuk oleh processus palatines ossis maxillae dan processus horizontalis ossis palate. Tulang-tulang ini dilapisi oleh selaput lendir di sisi superior (cavum nasi) dan inferior (cavum oris). Di bagian dorsal, palatum ini memiliki kelenjar-kelenjar, yaitu glandulae palatini yang bermuara di foveolae palatinae. Di garis tengah terdapat suatu raphe palatine yang kea rah depan berakhir pada papilla incisiva, suatu tonjolan di belakang gigi seri pertama. Pada bagian anterior ditemukan rigi-rigi melintang, yang dinamakan rugae transversae.1

o Palatum molle Terdiri atas suatu aponeurosis yang merupakan tempat lekat bagi beberapa otot. Kearah posterior, palatum molle ini melengkung ke bawah seperti suatu tirai dan dipertengahan tepi posterior tergantung uvula. Kanan dan kiri terhadapa uvula ini terdapat suatu lengkungan yaitu arcus palatoglossus, yang di dekat lidah akan melebar menjadi plica triangularis. Di sebelah posteriornya terdapat lengkungan kedua yang lebih condong ke medial, sehingga akan tampak pada mulut yang terbuka, ini yang disebut dengan arcus palatopharyngeus, yang melekat pada dinding pharynx. Daerah di antara kedua lengkung ini disebut dengan fossa/sinus tonsillaris.1

Isthmus faucium

Merupakan hubungan antara rongga mulut dan oropharynx. Di mana isthmus ini memilik batas-batas yaitu tepi bebas palatum molle, arcus palatoglossus, dan dorsum linguae.

Page 4: blok 9 pencernaan

Bila mulut dibuka, maka akan terlihat dua lengkung, yaitu arcus palatoglossus di depan yang lebih ke lateral, dan arcus palatopharyngeus di belakang yang lebih ke medial. Di antara kedua arcus tersebut terdapat sinus (fossa) tonsillaris, di dalam mana terletak tonsilla palatine (amandel). Tonsila tidak mengisi seluruh fossa tonsillaris, sehingga terdapat ruangan di sebelah atas, yaitu recessus supra tonsillaris dengan plica semilunaris dan di sebelah bawah terdapat recessus ventralis dengan plica triangularis. Di dinding lateral terdapat m. buccopharyngeus dengan fascia buccopharyngea.1

Lidah ( lingua )

Lidah merupakan suatu organ yang sangat lentur, terutama berfungsi bila berbicara. Lidah mengisi cavum oris hampir seluruhnya dan melekat pada dasar mulut. Diantara corpus dan radix linguae terdapat alur yang berbentuk V yang dinamakan sulcus terminalis. Pada ujung alur tersebut di garis tengahnya terdapat suatu lekuk kecil yaitu foramen caecum linguae (Morgagnii) yang merupakan muara dari ductus thyreoglossus sewaktu embrional.1

Dorsum linguae: di garis tengah terdapat sulcus medianus yang letaknya sesuai dengan septum lingue, suatu sekat di bawahnya yang vertikal. Dorsum linguae (punggung) ini melengkung konveks ke atas menyentuh palatum.1

Bagian 2/3 depan (corpus) merupakan selaput lendir yang mengandung banyak tonjolan, yaitu papillae linguales yang terdiri dari: filiformis, fungiformis, foliatae, serta vallatae.1

Sedangkan 1/3 bagian belakang (radix), mengandung banyak kelenjar-kelenjar getah bening (tonsilla lingualis) yang bersama dengan tonsillae palatinae dan tonsilla pharyngea (adenoid) membentuk cincin Waldeyer. 1

Pada permukaan lidah ditemukan suatu lipatan di garis tengah yaitu frenulum linguae. Di samping kana-kirinya tampak bayangan vv. Linguales. Lebih ke lateral terdapat plicae fimbriatae yang melapisi Aa. Profunda linguae bersama dengan n. lingualis.1

1.2 Oesophagus

Merupakan suatu pipa musculair sepanjang 25 cm, yang merupakan lanjutan pharynx dan mulai di tepi bawah cartilage cricoidea setinggi vertebra C6, dan berakhir di cardia ventriculi setinggi vertebra Th X-XI. Selama perjalannya ke distal, ia mengikuti lengkung-lengkung columna vertebralis, yang terletak tepat di belakangnya. Pada oesophagus dapat dibedakan 3 bagian, yaitu1

1.2.1 Pars cervicalis ( C6-7)

Bagian ini turun lurus di bagian median, kemudian melengkung sedikit ke kiri dan bagian akhir. Huubungan dengan alat-alat di sekitarnya, yaitu:

Page 5: blok 9 pencernaan

o Di sebelah anterior berhubungan dengan trachea dan glandula thyroideao Di sebelah posterior berhubungan dengan corpora vertebra C6 dan 7o Di sebelah lateral kanan/kiri berbatasan dengan Aa. Carotis communis dan

nn.Recurrens/laryngea inferioro Di sebelah lateral kiri berhubungan dengan a. subclavia dan ductus thoracicus.1

1.2.2 Pars thoracalis (Th I-X)

Di bagian ini oesophagus masuk ke mediastinum superius, kemudian melalui mediastinum posterius. Ia berjalan dari sisi kiri garis median membelok ke tengah lagi setinggi vertebra Th V untuk kemudian membelok ke depan dan kiri sampai hiatus oesophagesu diaphragmatic setinggi vertebra Th. X di depan aorta descendens. Hubungannya dengan alat-alat di sekitarnya adalah dari atas ke bawah: 1

o Di sebelah anterior berhubungan dengan trachea, bronchus principalis sinistra,pericardium parietale, atrium sinistra dan diaphragma yang merupakan bagian otot.

o Di sebelah posterior berbatasan dengan corpora vertebrae Th I-X, ductus thoracicus, vena azygos, dan aorta descendens/aorta thoracalis.

o Di sebelah lateral kiri berbatasan dengan arcus aortae dengan n. recurrens sinistra, arteri subclavia sinistra, ductus thoracicus, serta pleura mediastinalis sinistra.

o Di sebelah lateral kanan berbatasan dengan pleura mediastinalis dextra dan vena azygos.1

1.3 Lambung (Gaster / Ventriculus)

Merupakan bagian salurnan pencernaan yang melebar dan memiliki fungsi:

o Menyimpan makanano Mencampur makanan dengan getah lambung untuk membentuk chymus yang setengah cairo Mengatur kecepatan pengiriman chymus ke usus halus sehingga pencernaan dan absorpsi

yang efisien dapat berlangsung. 1

Gaster terletak di bagian atas abdomen dan terbentang dari permukaan bawah arcus costalis sinistra sampai region epigastrica dan umbilicalis. Sebagian besar gaster terletak di bawah costae bagian bawah. Secara kasar gaster berbentuk huruf J dan mempunyai dua lubang, yaitu:

o Ostium cardiacum

Merupakan tempat oesophagus masuk ke gaster. Ostium ini tidak memiliki sphincter, tetapi di sini terdapat mekanisme fisiologis yang mencegah regurgitasi isi lambung ke dalam oesophagus.1

o Ostium pyloricum

Page 6: blok 9 pencernaan

Dibentuk oleh canalis pyloricus yang panjangnya sekitar 1 inci. Tunica muskularis stratum circulare yang meliputi gaster jauh lebih tebal di daerah ini dan membentuk musculus sphincter pyloricus. Pylorus terletak pada planum transpyloricum, dan posisinya dapat dikenali dengan adanya sedikit konstriksi pada permukaan lambung. Musculus sphincter pyloricus berfungsi untuk mengatur kecepatan pengeluaran isi gaster ke duodenum.1

Dan gaster memiliki dua curvatura, yaitu:

(a) Curvatura major

Lebih panjang daripada curvatura minor dan terbentang dari sisi kiri ostium cardiacum, melalui kubah fundus, dan sepanjang pinggir kiri gaster sampai ke pylorus. Di curvatura major ini terdapat ligamentum, yaitu ligamentum gastrolienale yang membentang dari bagian atas curvatura major hingga ke lien, dan omentum majus terbentang dari bagian bawah curvature major sampai ke colon transversum.1

(b) Curvatura minor

Membentuk pinggir kanan gaster dan terbentang dari ostium cardiac€um sampai pylorus. Curvatura minor ini digantung pada hepar oleh omentum minus.1

Gaster terbagi menjadi bagian-bagian berikut:

Fundus gastricum, berbentuk kubah, menonjol ke atas dan terletak di sebelah kiri ostium cardiacum. Biasanya fundus ini berisi penuh dengan udara.

Corpus gastricum, terbentang dari ostium cardiacum hingga incisura angularis. Incisura angularis ini merupakan suatu lekukan yang selalu ada pada bagian bawah curvatura minor.

Anthrum pyloricum, terbentang dari incisura angularis hingga pylorus. Pylorus merupakan bagian gaster yang berbentuk tubular. Dimana dinding ototnya tebal

sehingga membentuk m. sphincter pyloricus. Pada pylorus terdapat rongga yang dinamakan canalis pyloricus.

1.4 Intestinum tenue ( Usus halus )Merupakan bagian yang terpanjang dari saluran pencernaan dan terbentang dari pylorus pada gaster sampai juncture ileocaecalis. Sebagian besar pencernaan dan absorpsi makanan berlangsung di dalam intestinum tenue ini. Intestinum tenue ini terbagi menjadi:1

Duodenum

Merupakan saluran berbentuk huruf C dengan panjang sekitar 10 inci, yang merupakan organ penghubung gaster dengan jejunum. Duodenum adalah rongga penting karena merupakan tempat bermuaranya ductus choledocus dan ductus pancreaticus. Duodenum melengkung di sekitar caput pancreatic. Satu inci pertama duodenum menyerupai gaster, yang permukaan anterior dan

Page 7: blok 9 pencernaan

posteriornya diliputi oleh peritoneum dan mempunyai omentum minus yang melekat pada pimggir bawahnya. Bursa omentalis terletak di belakang segmen yang pendek ini. Sisa duodenum yang lain terletak retroperitoneal, hanya sebagian saja yang diliputi oleh peritoneum. Duodenum terletak pada region epigastrica dan umbilicalis dan di bagi menjadi 4 bagia, yaitu: 1

Pars superior duodenum

Panjangnya 2 inci, dimulai dari pylorus dan berjalan ke atas dankebelakang pda sisi kanan vertebra lumbalis I. Jadi bagian ini terletak pada planum transpyloricum.2

Pars descendens duodenum

Panjangnya 3 inci dan berjalan ventrikal ke bawah di depan hilum renale dextra, di sebelah kanan vertebra lumbales II dan III. Kira-kira pertengahan arah ke bawah, pada margo medialis, ductus choledocus dan ductus pancreaticus menembus dinding duodenum. Kedua ductus ini bergabung untuk membentuk ampula hepatopancreatica yang akan bermuara pada papilla duodeni major. Jika ada ductus pancreaticus acessorius, ia akan bermuara ke dalam duodenum sedikit lebih tinggi, yaitu pada papilla duodeni minor.1

Pars horizontalis duodenum

Panjangnya 3 inci dan berjalan horizontal ke kiri pada planum subcostale, berjalan di depan columna vertebralis dan mengikuti pinggir bawah caput pancreatis.2

Pars ascendens duodenum

Panjangnya 2 inci dan berjalan ke atas dan ke kiri ke flexura duodenojejunalis. Flexura ini di fiksasi oleh lipatan peritoneum, ligamentum Treitz, yang melekat pada crus dextrum diaphragma.1

Jejunum dan Ileum

Panjangnya 20 kaki, 2/5 bagian atas merupakan jejunum. Masing-masing bagian mempunyai gambaran yang berbeda, tetapi terdapat perubahan yang bertahap dari bagian yang satu ke bagian yang lainnya. Jejunum di mulai dari juncture duodenojejunalis dan ileum berakhir pada juncture ileocaecalis.2

Lengkung-lengkung jejunum dan ileum dapat bergerak dengan bebas dan melekat pada dinding posterior abdomen dengan perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas dan terkenal sebagai mesenterium. Pinggir bebas lipatan yang panjang meliputi usus halus yang bebas bergerak. Sedangkan pankal lipatan yang pendek melanjutkan diri sebagai peritoneum parietale pada dinding posterior abdomen sepanjang garis yang berjalan ke bawah dan ke kanan dari sisi kiri vertebra lumbalis II ke daerah articulation sarcoiliaca dextra. Radix mesenterii ini memungkinkan keluar dan masuknya cabang-cabang arteria dan vena mesenterica superior,

Page 8: blok 9 pencernaan

pembuluh limf, serta saraf-saraf ke dalam ruangan di antara kedua lapisan peritoneum yang membentuk mesenterium.1

Perbedaan antara jejunum dan ileum, dapat dilihat dari:

(a) Lengkung-lengkung jejunum terletak pada bagian atas cavitas peritonealis di bawah sisi kiri mesocolon transversum, sedangkan ileum terletak pada bagian bawah cavitas peritonealis dan di bawah pelvis.

(b)Jejunum berukuran lebih besar, berdinding lebih tebal, dan lebih merah dibandingkan ileum. Dinding jejunum lebih tebal karena lipatan yang lebih permanen pada tunica mucosa, plica circulars lebih besar, lebih banyak dan tersusun lebih rapat daripada ileum, sedangkan pada bagian atas ileum plica circulars lebih kecil dan lebih jarang, dan dibagian bawah ileum tidak terdak ada plica circulars.

(c)Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior abdomen di atas dan kiri aorta, sedangkan mesenterium ileum melekat di bagian bawah dan kanan aorta.

(d)Kelompok jaringan limfoid (lempeng Peyer) terdapat pada tunica mucosa ileum bagian bawah sepanjang pinggir antimesenterica. Pada orang yang hidup, lempeng Peyer dapat dilihat dari luar pada dinding ileum.1

1.5 Intestinum crassum ( Usus besar )

Terbentang dari ileum sampai anus. Fungsi utama dari intestinum crassum ini adalah untuk mengabsorpsi air dan elektrolit dan menyimpan bahan yang tidak dicerna sampai dapat dikeluarkan dari tubuh sebagai feces. Intestinum crassum terbagi menjadi:1

Caecum

Merupakan bagian intestinum crassum yang terletak di perbatasan ileum dan intestinum crassum. Caecum merupakan kantong buntu yang terletak pada fossa iliaca dextra. Panjangnya sekitar 6 cm dan seluruhnya diliputi oleh peritoneum. Caecum mudah bergerak walaupun tidak memiliki mesenterium. Adanya lipatan peritoneum di sekitar caecum membentuk recessus ileocaecalis superior, recessus ileocaecalis inferior dan recessus retrocaecalis.1

Seperti pada colon, stratum longitudinal tunica muscularis terbatas pada 3 pita tipis, yaitu taenia coli yang bersatu pada appendix vermiformis dan membentuk stratum longitudinal tunica muscularis yang sempurna pada appendix vermiformus. Caecum sering teregang oleh gas dan dapat diraba melalui dinding anterior abdomen pada orang hidup.1

Pars terminalis ileum masuk ke intestinum crassum pada tempat pertemuan caecum dengan colon ascendens. Lubangnya mempunyai dua katup yang membentuk sesuatau yaitu papilla illealis. Appendix vermiformis berhubungan dengan caecum melalui lubang yang terletak di bawah dan belakang ostium ileale.1

Page 9: blok 9 pencernaan

Appendix vermiformis

Merupakan organ yang sempit, berbentuk tabung yang mempunyai otot dan mengandung banyak jaringan limfoid. Panjangnya bervariasi dari 3-5 inci dan dasarnya melekat pada permukaan posteromedial caecum, sekitar 1 inci di bawah juncture ileocaecalis. Bagian appendix vermiformis lainnya bebas. Appendix ini diliputi seluruhnya oleh peritoneum, yang melekat pada laipsan bawah mesenterium intestinum tenue melalui mesenteriumnya sendiri yang pendek, yaitu mesoappendix, yang mana mesoappendix ini berisi arteria, vena appendicularis dan saraf-saraf.1

Appendix vermiformis terletak di region iliaca dextra, dan pangkalnya diproyeksikan ke dinding anterior abdomen pada titik sepertiga bawah garis yang menghubungkan spina iliaca anterior superior dan umbilicus.1

Colon ascendens

Panjangnya sekitar 5 inci dan terletak di kuadran kanan bawah. Colon ini membentang ke atas dari caecum sampai permukaan inferior lobus hepatis dexter, lalu colon ini membelok ke kiri, membentuk flexura coli dextra, dan melanjutkan diri sebagai colon transversum. Peritoneum meliputi bagian depan dan samping colon descendens dan menghubungkan colon ascendens dengan dinding posterior abdomen.1

Colon transversum

Panjangnya sekitar 15 inci dan berjalan menyilang abdomen, menempati region umbilicalis. Colon ini mulai dari flexura coli dextra di bawah lobus hepatis dexter dan tergantung ke bawah oleh mesocolon transversum dari pancreas. Kemudian colon ini berjalan ke atas sampai flexura coli sinistra di bawah lien. Flexura coli sinistra lebih tinggi daripada flexura colli dextra dan digantung ke diaphragma oleh ligamentum phrenicocolicum.1

Colon descendens

Panjangnya sekitar 10 inci dan terletak di kuadran kiri atas dan bawah. Colon ini berjalan ke bawah dari flexura coli sinistra sampai pinggir pelvis, di sini colon transversum melanjutkan diri menjadi colon sigmoideum. Peritoneum meliputi permukaan depan dan sisi-sisinya serta menghubungkannya dengan dinding posterior abdomen.1

Colon sigmoideum

Panjangnya sekitar 10-15 inci dan merupakan lanjutan dari colon descendens yang terletak di depan apertura pelvis superior. Di bawah colon sigmoideum berlanjut sebagai rectum yang terletak di depan vertebra sacralis ketiga. Colon ini mudah bergerak dan tergantung ke bawah masuk ke dalam cavitas pelvis dalam bentuk lengkungan.1

Page 10: blok 9 pencernaan

Colon ini dihubungkan dengan dinding posterior pelvis oleh mesocolon sigmoideum yang berbentuk seperti kipas. Lengkung-lengkung colon sigmoideum bervariasi, tetapi umumnya melengkung ke sebelah kanan linea mediana sebelum berhubungan dengan rectum.1

2. Alat pencernaan secara mikroskopis

Dalam mempelajari saluran pencernaan secara mikroskopis dimulai dari oesophagus sampai anus.

2.1 Rongga mulut dilapisi epitel berlapis gepeng, berlapis tanduk (keratin), atau tanpa lapisan tanduk bergantung pada daerahnya. Lapisan keratin melindungi mukosa mulut terhadap kerusakan selama mengunya dan hanya terdapat di gigivi dan palatum durum. Lamina proprianya memiliki sejumlah papila dan langsung melekat pada jaringan tulang. Epitel berlapis gepeng tanpa laipsan tanduk menutupi palatum molle, bibir, dan dasar mulut. Lamina proprianya memiliki papila, mirip derimis kulit, dan menyetu dengan submukosa yang mengandung kelenjar liur kecil yang difus. Pada bibir, daerah peralihan epitel mulut yang tidak berlapis tanduk menjadi epitel kulit. Dalam rongga mulut terdapat lidah yang seluruh permukaan dorsal lidah merupakan papila-papila lidah. Epitelnya berlapis gepeng bertanduk atau tidak bertanduk. 1/3 posterior bagian dorsal lidah bebas dari papila lidah dan terdapat Tonsila Linguae. Pada bagian tengah lidah terdapat anyama penyambung septum linguae. Otot intrinsik lidah yang merupakan unsur utama lidah berjalan vertikal, longitudinal, dan tranxversal. Otot ekstrinsik terletak di dasar lidah.papila lidah memiliki peninggian epitel mulut dan lamina propria, dengan bentuk dan fungsi yang bervariasi.

Papila filiformis yang merupakan papila terbanyak yang tersebar di seluruh permukaan dorsal 2/3 anterior lidah. Epitelnya berlapis gepeng bertanduk, tidak mempunyai taste buds. Papila ini berbentuk kerucut memanjang (runcing). Modifikasi papila ini disebut papila cueniform (plapila conica).

Papila fungiformis tersebar diantara papila filiformis.Epitelnya berlapis gepeng tidak/sedikit bertanduk dan memiliki permukaan yang lebih lebar dari dasarnya sehingga bentuknya menyerupai cendawan (jamur). memiliki taste buds. Modifikasi papila ini disebut papila lentiformis.

Papila foliata, papila ini kurang berkembang pada manusia. Papila Foliata terdiri atas 2 atau lebih tonjolan dan alur pararel pada permukaan dorsolateral lidah dan mengandung banyak kuncup kecap.

Papila sirkumvalata merupakan 7-12 papila bulat berukuran sangat besar dengan permukaan datar yang menonjol diatas papila lain. Epitelnya berlapis gepeng tak bertanduk dan memiliki bentuk menyerupai papila fungiformis. Terdat sulcul sircular (cryptus) dan pada sisi lateralnya terdapat taste bud. Ductus ekskretorius kelejar serous Van ebner bermuara ke cryptus.3

2.2 Oesophagus

Page 11: blok 9 pencernaan

Tunika mukosa, dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Dan dibawah epitelnya terdapat lamina propria yang terdiri atas jaringan ikat jarang. Dan di bagian paling bawah dari tunika mukosa setelah lamipa propria terdapat tunika muskularis mukosa yang terdiri dari berkas otot polos yang tersusun memanjang.

Tunika submukosa, berupa jaringan ikat jarang, yang mana di dalamnya terdapat kelenjar oesophagus yang bersifat mukosa atau mukoserosa. Tetapi, pada beberapa sajian dalam lapisan ini dapat ditemukan pleksus submukosus Meissneri yang biasanya terdiri atas sel ganglion otonom dan serat saraf.

Tunika muskularis, terdiri atas 2 lapisan, yang di sebelah dalam terdapat tunika muskularis sirkularis yang merupakan berkas serat otot polos melingkar, sedangkan yang disebelah luar terdapat tunika muskularis longitudinalis yang berupa berkas serat otot polos memanjang. Diantara kedua otot ini, kadang-kadang didapatkan pleksus mienterikus Auerbachi.

Tunika adventisia, terdiri atas jaringan ikat jarang. Lapisan ini disebut tunika adventisia karena lapisan ini tidak diliputi oleh peritoneum.3

2.3 Gaster

Kardia Gaster Tunika mukosa, dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, dan kemudian

berubah menjadi epitel selapis torak. Mukosa kardia ini tampak berlipat-lipat karena terdapat foveola gastrika ( gastric pits ), dan didalam lamina proprianya terdapat kelenjar kardia yang umumnya terpotong melintang.

Tunika muskularis mukosa, merupakan lanjutan lapisan yang ada di oesophagus ke kardia. Di kardia berjalan agak berkelok-kelok karena adanya kelenjar kardia.

Tunika submukosa, setelah mencapai kardia tidak terdapat lagi kelenjar oesophagus, sehingga hanya terdiri atas jaringan ikat jarang saja. Dan di dalam lapisan ini juga bisa ditemukan pleksus Meissneri.

Tunika muskularis sirkularis, merupakan lapisan otot yang memanjang dinding oesophagus yang membentuk lapisan yang sama di dalam lapisan ini.

Tunika adventisia, berupa jaringan ikat jarang.3

Fundus Gaster Tunika mukosa fundus gaster dilapisi oleh epitel selapis torak. Foveola gastikanya berupa

sumuran kecil di antara tonjolan mukosa. Dan di dasar foveola terdapat muara kelenjar fundus yang merupakan kelenjar tubulosa simpleks, yang biasanya tidak berkelok-kelok.

Tunika muskularis mukosa, terdapat dibawah lamina ptopria yang kadang-kadang terdesak oleh kelenjar fundus.

Tunika submukosa, yang merupakan jaringan ikat jarang, dan di lapisan ini dapat ditemukan pleksus Meissneri.

Page 12: blok 9 pencernaan

Pada lapisan mukosa fundus gaster, terdapat kelenjar fundus. Dan kelenjar fundus ini disusun oleh beberapa sel, yaitu:

o Sel mukus leher (mucous neck cell), bentuknya sel torak, mirip sel epitel mukosa, terdapat di leher kelenjar. Inti selnya lonjong dan terletak di dasar sel. Sitoplasma bagian apical kadang-kadang mengandung granula.

o Sel HCl atau sel parietal (oxyntic cell), bentuknya mirip segitiga atau bulat. Sitoplasmanya berwarna merah dengan inti bulat, biru di tengah, dan kromatinnya padat, terdapat terutama pada bagian ismus kelenjar.

o Sel zimogen atau sel principal (chief cell), bentuknya mirip sel HCl, sering tidak teratur. Antara sel-sel ini terdapat sel HCl. Sitoplasmanya tampak agak basofil dan di bagian apical terlihat ada granula. Sel ini kadang sering sulit dibedakan dengan sel HCl.4

Pilorus Gaster Tunika mukosa, juga mempunyai foveola gastrika, dilapisi epitel selapis torak. Foveola

gastrika pylorus dalam. Kelenjar pylorus tampak homogeny karena hampir semuanya sel adalah sel mukus. Dalam lamina proprianya kadang-kadang terdapat nodulus limfatikus yang dapat meluas sampai ke tunika submukosa.

Tunika muskularis yang sirkular sangat tebal dan membentuk sfingter pilori. Sedangkan yang longitudinal tidak berubah ketebalannya.4

2.4 Usus halus

Dapat dibedakan menjadi :

Duodenum Tunika mukosa, diliputi oleh epitel selapis torak yang mempunyai mikrovili ( brush

borders ). Tunika ini membentuk vilus intestinalis yang gemuk-gemuk. Lamina proprianya terdapat di bawah epitel vilus intestinalis maupun disekitar kriptus Lieberkhun. Di dasar kriptus juga dapat ditemukan sel Paneth, merupakan sel yang berbentuk kerucut dengan puncaknya menghadap lumen. Di dalam sitoplasmanya terdapat granula kasar yang berwarna merah.

Tunika muskularis mukosa, tidak ikut membentuk vilus intestinalis. Dimana lapisan ini sering terlihat terputus-putus karena dilewati oleh perluasan massa kelenjar Brunner.

Tunika submukosa, dipenuhi dengan kelenjar Brunner. Tunika mukosa dan submukosa bersama-sama membentuk plika sirkularis Kerckringi. Dimana pada setiap plika sirkularis terdapat banyak vilus intestinalis. Di sini juga dapat ditemukan pleksus submukosa Meissneri.

Tunika muskularis sirkularis dan longitudinal, diantaranya terdapat pleksus mienterikus Auerbachi.4

Page 13: blok 9 pencernaan

Jejunum Tunika mukosa jejunum, gambarannya mirip dengan duodenum tetapi vilus intestinalisnya

lebih langsing dan sel gobletnya lebih banyak. Tunika submukosa, tidak mengandung kelenjar. Hanya terdiri dari jaringan ikat jarang

dengan pleksus Meissneri di dalamnya. Lapisan ini juga membentuk plika sirkularis Kerckringi.

Tunika serosa berupa jaringan ikat jarang.4

Ileum Tunika mukosa, mirip dengan jejunum, tetapi sel gobletnya jauh lebih banyak. Dalam

lamina proprianya terdapat kelompokan nodulus limfatikus yang membentuk bangunan khusus yang disebut dengan Plaque Peyeri.

Tunika submukosa, terdiri dari jaringan ikat jarang dengan pleksus Meissneri di dalamnya. Plika Kerckringi terlihat lebih pendek dibandingkan pada duodenum dan jejunum.

Tunika serosa juga terdiri dari jaringan ikat jarang.4

2.5 Usus besarAppendix vermiformis ( umbai cacing )

Tunika mukosa, sama seperti usus lainhya, epitel mukosanya adalah epitel sepalis torak yang mempunyai sel goblet yang sangat banyak. Di sini tidak terdapat vilus, yang ada hanya kriptus Lieberkhun. Di dalam lamina proprianya terdapat banyak nodulus limfatikus yang memenuhi sekeliling dindingnya.5

Tunika submukosa, berupa jaringan ikat jarang tanpa kelenjar dan terdapat banyak sebukan limfosit yang berasal dari lamina propria.

Tunika muskularis tetap tampak membentuk dua lapisan seperti pada usus lainnya, sekalipun garis appendix lebih kecil.

Tunika adventisia/serosa sama seperti organ yang lainnya.5

3. Mekanisme pencernaan

Fungsi utama sistem pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien, air dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Makanan yang kita makan penting sebagai sumber energi yang kemudian digunakan oleh sel dalam menghasilkan ATP untuk menjalankan berbagai aktivitas. Makanan juga merupakan sumber bahan untuk perbaikan, pembaruan, dan penambahan jaringan tubuh.7

Tindakan makan tidak secara otomatis menyebabkan molekul organic yang terdapat di makanan tersedia bagi sel untuk digunakan sebagai sumber bahan bakar atau sebagai bahan pembangunan. Mula-mula makanan tersebut harus dicerna atau diuraikan menjadi molekul-molekul kecil yang dapat diserap dari saluran pencernaan ke dalam sistem sirkulasi untuk didistribusikan ke sel-sel.

Page 14: blok 9 pencernaan

Dalam keadaan normal, sekitar 95% dari makanan yang masuk tersedia untuk digunakan oleh tubuh. 7

3.1 Proses pencernaan

Terdapat empat proses pencernaan dasar, yaitu:

Organ pencernaan

Motilitas Sekresi Pencernaan Penyerapan

Mulut dan kelenjar liur

Mengunyah Saliva : Amilase Mukus Lisozim

Pencernaan karbohidrat di mulai

Makanan belum di serap, tetapi beberapa obat sudah di serap, misalnya mitrogliserin

Faring dan esophagus

Menelan Mukus Tidak ada Tidak ada

Lambung Relaksasi resptif ; peristalsis

Getah lambung : HCl Pepsin Mukus Faktor

intrinsic

Pencernaan karbohidrat berlanjut di badan lambung dan pencernaan protein baru di mulai di antrum lambung

Makanan belum di serap, tetapi beberapa zat yang larut lemak sudah di serap, misalnya alkohol dan aspirin

Usus halus Segmentasi; kompleks motilitas migratif

Sukus enterikus : Mukus Garam

( Enzim usus halus tidak disekresikan tetapi berfungsi intrasel bursh border-disakaridase dan amino peptidase

Dalam lumen, di bawah pengaruh enzim pancreas dan empedu, pencernaan karbohidrat dan protein berlanjut dan pencernaan lemak selesai; di brush border, pencernaan karbohidrat dan protein selesai

Semua nutrien, sebagian besar elektrolit dan air.

Usus besar Haustrasi; pergerakan massa

Mukus Tidak ada Garam dan air, mengubah isi menjadi feses

Page 15: blok 9 pencernaan

3.2 Pencernaan 3.2.1 Pencernaan karbohidrat

Pencernaan karbohidrat di dalam mulut

Ketika makanan dikunyah, makanan bercampur dengan saliva, yang terdiri atas enzim ptyalin (suatu α-amilase) yang terutama disekresikan oleh kelenjar parotis. Enzim ini menghidrolisis tepung menjadi disakarida maltose dan polimer glukosa kecil lainnya yang mengandung tiga sampai Sembilan molekul glukosa yang merupakan titik cabang molekul tepung. Tetapi makanan berada dalam mulut hanya untuk waktu yang singkat, dan mungkin tidak lebih dari 5% dari semua tepung yang dimakan telah dihidrolisi pada saat makanan ditelan. Pencernaan berlanjut di korpus dan fundus lambung selama 1 jam sebelum makanan bercampur dengan sekresi lambung. Kemudian aktivitas amilase saliva dihambat oleh asam yang berasal dari sekresi lambung, karena amylase pada dasarnya tidak aktif sebagai suatu enzim bila pH medium turun di bawah sekitar 4. Meskipun demikian, rata-rata sebelum makanan menjadi bercampur secara menyeluruh dengan sekresi dari lambung, sebanyak 30 sampai 40% tepung akan dihidrolisis terutama menjadi maltosa.9

Pencernaan karbohidrat di dalam usus halusSekresi pancreas, seperti saliva, mengandung sejumlah besar α-amilase saliva tetapi beberapa kali lebih kuat. Oleh karena itu, dalam waktu 15 menit sampai 30 menit setelah kimus dikosongkan dari lambung ke dalam duodenum dan bercampur dengan getah pancreas, sebenarnya semua tepung telah dicernakan. Pada umumnya hampir semua tepung diubah menjadi maltosa dan polimer-polimer glukosa yang sangat kecil lainnya sebelum keduanya melewati duodenum atau jejunum bagian atas.9

3.2.2 Pencernaan protein

Protein dalam makanan dibentuk dari rantai panjang amino yang diikat bersama oleh ikatan peptida. Pencernaan protein dalam lambung dilakukan oleh enzim pepsin yang penting dalam lambung dan paling aktif pada pH 2 sampai 3 dan tidak aktif pada pH kira-kira di atas 5, oleh karena itu cairan getah lambung harus bersifat asam.9

3.2.3 Pencernaan lemak

Pencernaan lemak di dalam usus dilakukan oleh lipase lingual yang disekresikan oleh kelenjar lingual di dalam mulut dan ditelan bersamaan dengan saliva. Jumlah pencernaannya kurang dari 10% dan umumnya tidak penting. Tahap pertama dalam pencernaan lemak adalah memecahkan gelembung lemak menjadi ukurannya yang lebih kecil, sehingga enzim pencernaan yang larut dalam air dapat bekerja pada permukaan gelembung lemak.9

3.3 Absorbsi ( penyerapan )

Page 16: blok 9 pencernaan

Sebagian besar penyerapan terjadi di usus halus. Dimana melalui penyerapan, satuan-satuan kecil yang dapat diserap dihasilkan dari proses pencernaan, bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, dipindahkan dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe. 9

3.3.1 Penyerapan karbohidrat

Karbohidrat makanan disajikan ke usus halus untuk diserap terutama dalam bentuk disakarida maltosa, sukrosa dan laktosa. Disakarida yang terdapat di brush border usus halus selanjutnya menguraikan disakarida ini menjadi satuan monosakarida yang dapat diserap, yaitu glukosa, galaktosa dan fruktosa. 9

Glukosa dan galaktosa diserap oleh transportasi aktif sekunder, sementara pembawa kotranspor di batas luminal mengangkut monosakarida dan Na+ daari lumen ke dalam interior sel usus. Operasi pembawa kotranspor ini, yang secara tidak langsung menggunakan energy, bergantung pada gradient konsentrasi Na+-K+ basolateral yang memerlukan energi. Glukosa atau galaktosa yang telah dikumpulkan di dalam selm oleh pembawa kotranspor, keluar dari sel mengikuti penurunan gradient konsentrasi untuk masuk ke darah di dalam vilus. Fruktosa di serap ke dalam darah semata-mata melalui difusi terfasilitasi.9

3.3.2 Penyerapan protein

Yang dicerna dan diserap tidak saja protein dari makanan, tetapi protein endogen yang masuk ke lumen saluran pencernaan dari tiga sumber berikut juga dicerna dan diserap: 9

Enzim pencernaan yang semuanya adalah protein, yang telah disekresikan ke dalam lumen. Protein di dalam sel yang lepas dari vilus ke dalam lumen selama proses pertukaran

mukosa. Sejumlah kecil protein plasma yang dalam keadaan normal bocor dari kapiler ke dalam

lumen saluran pencernaan.

Semua protein endogen harus dicerna dan diserap bersama protein makanan untuk mencegah pengurangan simpananan protein.9

3.3.3 Penyerapan lemak

Karena lemak tidak larut dalam air, lemak harus menjjalani serangkaian transformasi agar dapat dicerna dan diserap. Lemak dalam makanan yang berada dalam bentuk trigliserida diemulsifikasi oleh efek deterjen garam-garam empedu. Emulsi lemak ini mencegah penyatuan butir-butir lemak, sehingga luas permukaan yang dapat disaring oleh lipase pancreas meningkat. 9

Lipase menghidrolisis trigliserida menjadi monogliserida dan asam lemak bebas. Produk-produk yang tidak larut air ini diangkut dalam misel yang larut air, yang dibentuk oleh garam empedu dan konstituen-konstituen empedu lainnya, ke permukaan luminal sel epitel usus halus. 9

Page 17: blok 9 pencernaan

Setelah meninggalkan misel dan berdifusi secara pasif menembus membrane luminal, monogliserida dan asam lemak bebas disintesis ulang menjadi trigliserida di sel epitel. Trigliserida-trigliserida ini menyatu dan dibungkus oleh satu lapisan lipoprotein untuk membentuk kilomikron yang larut air. Kilomikron kemudian dikeluarkan melalui mebrann basal sel secara eksositosis. Kilomikron tidak mampu menembus membrane basal kapiler, sehingga mereka masuk ke dalam pembuluh limfe, yaitu lacteal pusat.9

Proses Defekasi

Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar. Terdapat dua pusat yang menguasai refleks untuk defekasi, yang terletak di medula dan sumsum tulang belakang. Apabila terjadi rangsangan parasimpatis, sfingter anus bagian dalam akan mengendur dan usus besar mengucup. Refles defekasi di rangksang untuk buang air besar, kemudian sfingter anus bagian luar yang di awasi oleh sistem saraf parasimpatis, setiap waktu menguncup atau mengendur. Selama defekasi berbagai otot lain membantu prose situ, seperti otot dinding perut, diafragma, dan otot-otot dasar pelvis. Secara umum, terdaat dua macam relfeks yang membantu proses defekasi yaitu refleks defekasi intrinsic dan refleks defekasi parasimpatis. Refleks defekasi intrinsic dimulai dari adanya zat sisa makanan(feses) dalam rektm sehingga terjadi distensi, kemudian flexus mesentrikus merangsang gerakan peristaltic, dan akhirnya feses sampai di anus. Lalu pada saat sfingter interna relaksasi, maka terjadilah proses defekasi. Sedangkan, refleks defekasi parasimpatis dimulai dari adanya feses dalam rectum yang merangsang saraf rectum, ke spinal cord, dan merangsang ke kolon desenden, kemudian ke sigmoid, lalu ke rectum dengan gerakan peristaltic dn akhirnya terjadi relaksasi sfingter interna, maka terjadilah proses defekasi saat sfingter interna berelaksasi. Feses terdiri atas sisa makanan seperti selulosa yang tidak direncanakan dan zat makanan lain yang seluruhnya tidak dipakai oleh tubuh, berbagai macam mikroorganisme, sekresi kelenjar usus, pigmen empedu, dan cairan tubuh. Feses yang normal terdiri atas assa padat, berwarna coklat karena disebabkan oleh mobilitas sebagai hasil reduksi pigmen empedu dan usus kecil.10

Kesimpulan

Penderita marasmus adalah orang yang mengalami kekurangan gizi dan dominannya protein. Sehingga muncul gejala kurang gizi pada umumnya seperti lemah lesu, apatis, cengeng karena masih merasa lapar, kulit kering, rambut mudah patah karena tidak ada lemak dibawah kulit, serta mengalami dehindrasi yang menyebabkan diare cair karena malnutrisi.

Daftar pustaka

1. Pearce CE. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta:Penerbit PT Gramedia PustakaUtama;2007.h.176-209

2. Snell SR. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 2. Jakarta:EGC;2006

Page 18: blok 9 pencernaan

3. Carlos JL dan Carneiro J. Histologi dasar. Jakarta: Buku kedokteran EGC; 2007; Bab.17: h.203-218.

4. Junqueira LC, Carneiro J.  Histologi Dasar Teks & Atlas. Edisi 10. Jakarta: EGC;200.p.335-54.

5. Bloom, Fawcett. Buku Ajar Histologi. Ed.12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2003.

6. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Penuntun praktikum kumpulan foto mikroskopik histologi. Jakarta:Universitas trisaksi;2009.

7. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11.Jakarta:EGC;2007.

8. Sherwood Lauralae. Fisiologi manusia dari sel ke system edisi 6. Jakarta: EGC; 2011.

9. Murray K. Robert, Granner K. Darlyl, Rodwell W. Victor. Biokimia. Edisi ke-27. Jakarta : EGC ; 2009.

10. Uliyah M. Keterampilan dasar praktik klinin untuk kebidanan. Edisi 2. Jakarta: penerbit salemba medica;2008.h.73