Bisnis kuliner

18
ANALYSIS OF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WITH PLANNING AND RAW MATERIAL INVENTORY CONTROL IN FOOD SMEs SPECIAL REGIONAL RIAU "BOLU KEMOJO MINI MIMI" METHOD EOQ. WIWIT MARYONI Undergraduate Program, Information Systems Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Keyword: Supply Chain Management/ SCM, Economic Order Quantity (EOQ), Visual Basic 6.0 ABSTRACT Culinary business field is one line of business that can survive during the economic crisis that Indonesia forge a few times. Diversification and modifications to the type of foods to be one that could potentially developed by SMEs in the field of culinary One of SMEs engaged in Riau traditional culinary field is "SMEs Bolu Kemojo Mini Mimi" which produce sponge kemojo with various flavors of mini-sized. Today Bolu marketing Kemojo Mini Mimi has been reaching the city of Batam, Tanjung Pinang, and Medan. To increase business, the company intends to use methods of Supply Chain Management or Supply Chain Management / SCM and Economic Order Quantity (EOQ) with the hope of increasing raw material, distribution network, maximizing competition and profits for the company and all member and customer satisfaction. Results from analysis of booking fees from January to December has increased significantly in September 2009, this caused due to increased demand in commemorating the feast of Eid al-Fitr. In EOQ inventory method can be known safety (Safety Stock) and reservations return (Reorder Point / ROP. By using these analytical methods can raw material demand prediction and booking fees will be in near come.

Transcript of Bisnis kuliner

Page 1: Bisnis kuliner

ANALYSIS OF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WITH PLANNING AND RAW

MATERIAL INVENTORY CONTROL IN FOOD SMEs SPECIAL REGIONAL RIAU

"BOLU KEMOJO MINI MIMI" METHOD EOQ.

WIWIT MARYONI

Undergraduate Program, Information Systems

Gunadarma University

http://www.gunadarma.ac.id

Keyword: Supply Chain Management/ SCM, Economic Order Quantity (EOQ), Visual Basic 6.0

ABSTRACT

Culinary business field is one line of business that can survive during the economic crisis that

Indonesia forge a few times. Diversification and modifications to the type of foods to be one that

could potentially developed by SMEs in the field of culinary One of SMEs engaged in Riau

traditional culinary field is "SMEs Bolu Kemojo Mini Mimi" which produce sponge kemojo

with various flavors of mini-sized. Today Bolu marketing Kemojo Mini Mimi has been reaching

the city of Batam, Tanjung Pinang, and Medan. To increase business, the company intends to use

methods of Supply Chain Management or Supply Chain Management / SCM and Economic

Order Quantity (EOQ) with the hope of increasing raw material, distribution network,

maximizing competition and profits for the company and all member and customer satisfaction.

Results from analysis of booking fees from January to December has increased significantly in

September 2009, this caused due to increased demand in commemorating the feast of Eid al-Fitr.

In EOQ inventory method can be known safety (Safety Stock) and reservations return (Reorder

Point / ROP. By using these analytical methods can raw material demand prediction and booking

fees will be in near come.

Page 2: Bisnis kuliner

ABSTRAKSI

ANALISIS MANAJEMEN RANTAI PASOK DENGAN PERENCANAAN DAN

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA UKM MAKANAN

KHAS DAERAH RIAU “BOLU KEMOJO MINI MIMIE” DENGAN METODE

EOQ.

Kata Kunci : Manajemen Rantai Pasok/SCM, Economic Order Quantity (EOQ),

Visual Basic 6.0

(86+xv+lampiran)

Bidang usaha kuliner merupakan salah satu bidang usaha yang dapat bertahan

selama masa krisis ekonomi yang beberapa kali menempa Indonesia. Diversifikasi

dan modifikasi jenis jenis makanan menjadi salah satu potensi yang dapat

dikembangkan oleh UKM dibidang kuliner Salah satu UKM yang bergerak dalam

bidang kuliner tradisional daerah Riau adalah “UKM Bolu Kemojo Mini Mimie”

yang memproduksi bolu kemojo dengan berbagai rasa yang berukuran mini. Saat ini

pemasaran Bolu Kemojo Mini Mimie telah menjangkau kota Batam, Tanjung Pinang,

dan Medan. Untuk meningkatkan usahanya, perusahaan bermaksud menggunakan

metode Manajemen Rantai Pasok atau Supply Chain Management/SCM dan

Economic Quantity Order (EOQ) dengan harapan meningkatkan bahan baku,

jaringan distribusi, memaksimalkan persaingan dan keuntungan bagi perusahaan dan

seluruh anggota serta kepuasan pelanggan.

Hasil dari analisis biaya pemesanan dari bulan Januari hingga Desember

mengalami peningkatan yang signifikan pada bulan September 2009, hal ini sebabkan

karena meningkatnya permintaan dalam memperingati hari raya Idul Fitri. Pada

metode EOQ dapat diketahui persediaan pengaman (Safety Stock) dan pemesanan

kembali (Reorder Point/ROP. Dengan menggunakan metode analisis tersebut dapat

dilakukan prediksi kebutuhan bahan baku dan biaya pemesanan dimasa yang akan

datang.

Daftar Pustaka (1997-2010)

BAB I

PENDAHULUA

N

1.1 Latar Belakang

Bidang usaha

kuliner

yang dapat bertahan selama masa

krisis ekonomi yang beberapa kali

menempa Indonesia. Hal ini

dikarenakan setiap individu mem-

butuhkan makanan untuk

kelangsungan hidup. Diversifikasi dan

merupakan salah satu bidang usaha

1

Page 3: Bisnis kuliner

modifikasi jenis jenis makanan

menjadi salah satu potensi yang dapat

dikembangkan oleh UKM dibidang

kuliner, terutama makanan yang

mengangkat cita rasa tradisional, yang

secara tidak langsung mengangkat/

memperkenalkan daerah tersebut.

Salah satu UKM yang bergerak dalam

bidang kuliner tradisional adalah

“UKM Bolu Kemojo Mini Mimie”

atau Supply Chain Management/SCM

untuk usaha makanan khas daerah

Riau yaitu Bolu Kemojo dengan

memanfaatkan sistem informasi.

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini difokuskan pada

pengelolaan atau manajemen rantai

pasok UKM “Bolu Kemojo Mini

Mimie” dengan alat bantu perangkat

yang memproduksi bolu Kemojo, lunak Visual Basic sebagai

makanan tradisional dari Riau. Saat ini

pemasaran Bolu Kemojo Mini Mimie

telah menjangkau kota Batam,

Tanjung Pinang, dan Medan.

Untuk meningkatkan usahanya,

perusahaan bermaksud menggunakan

metode Manajemen Rantai Pasok atau

Supply Chain Management/SCM

dengan harapan meningkatkan bahan

pendukungnya.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini

adalah :

1. Menganalisis jumlah, bahan baku

yang tepat untuk meminimmisasi

biaya produksi dan distribusi

produk dengan tujuan memberikan

kepuasan layanan terhadap

baku, jaringan distribusi, pelanggan serta meningkatkan

memaksimalkan persaingan dan

keuntungan bagi perusahaan dan

keuntungan.

2. Memanfaatkan sistem informasi

seluruh anggota serta kepuasan untuk menerapkan metode

pelanggan.

Atas dasar latar belakang di

Manajemen Rantai Pasok atau

Supply Chain Management/SCM

atas, penulis tertarik untuk pada produk UKM makanan khas

mengangkat tema Manajemen Rantai

Pasok dalam rangka meningkatkan

produksi dan distribusi “Bolu

Kemojo”.

Riau.

1.5 Metode Penulisan

Tahapan kegiatan

dilakukan adalah :

yang

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini yang

menjadi masalah adalah bagaimana

membangun Manajemen Rantai Pasok

1. Pengumpulan informasi melalui

observasi, wawancara dan data-

data yang mendukung terkait

dengan UKM makanan khas

2

Page 4: Bisnis kuliner

daerah Riau “ Bolu Kemojo” yang

persaingan usaha yang tidak sehat.

dijadikan sebagai objek Sedangkan pengertian Usaha Mikro

penelitian,serta mencari literature-

literatur yang berhubungan dengan

konsep SCM dan konsep teknologi

Informasi.

2. Analisa terhadap kegiatan yang

berlangsung di UKM dalam

mengkaitkan dengan konsep SCM

dan sistem informasi.

3. Perancangan Perangkat Lunak

Implementasi dan uji coba.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Usaha Kecil Menengah

(UKM)

2.1.1 Definisi UKM

Pengertian Usaha Kecil menurut

Undang-undang no. 9 tahun 1995 adalah

usaha produktif yang berskala kecil dan

memenuhi kriteria kekayaan bersih

paling banyak 200 Juta Rupiah tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha atau memiliki hasil penjualan

paling banyak satu Milyar Rupiah per

tahun, serta dapat menerima kredit dari

bank maksimal di atas 50 Juta Rupiah

sampai dengan 500 Juta Rupiah.

Menurut Keputusan Presiden RI

no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha

Kecil adalah Kegiatan ekonomi rakyat

yang berskala kecil dengan bidang usaha

yang secara mayoritas merupakan

kegiatan usaha kecil dan perlu

dilindungi untuk mencegah dari

menurut Keputusan Menteri Keuangan

No.40/KMK.06/2003 yaitu usaha

produktif milik keluarga atau

perorangan Warga Negara Indonesia dan

memiliki hasil penjualan paling banyak

100 Juta Rupiah per tahun. Usaha Mikro

dapat mengajukan kredit kepada bank

paling banyak 50 Juta Rupiah.

2.1.2 Kriteria UKM

Kriteria usaha kecil menurut UU

No. 9 tahun 1995 adalah sebagai

berikut: (1) Memiliki kekayaan bersih

paling banyak 200 Juta Rupiah tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha, (2) Memiliki hasil penjualan

tahunan paling banyak 1 Milyar Rupiah,

(3) Milik Warga Negara Indonesia, (4)

Berdiri sendiri, bukan merupakan anak

perusahaan atau cabang perusahaanyang

tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi

baik langsung maupun tidak langsung

dengan Usaha Menengah atau Usaha

Besar, (5) Berbentuk usaha orang

perseorangan, badan usaha yang tidak

berbadan hukum, atau badan usaha yang

berbadan hukum, termasuk koperasi.

2.2 Definisi Manajemen Rantai

Pasok Supply Chain

Manajement / SCM

Sejak tahun 1980-an, telah

dikembangkan istilah Manajemen

Rantai Pasok atau Supply Chain

Management atau SCM). Istilah ini

banyak digunakan, walaupun dengan

3

Page 5: Bisnis kuliner

beberapa kerancuan pengertian.

yang semakin penting pada era

Beberapa pihak memberikan perdagangan bebas dan globalisasi.

definisi/pengertian manajemen rantai

pasok sebagai berikut:

a. Lambert (1998) menyatakan

bahwa SCM merupakan integrasi

atas proses-proses bisnis dari

pengguna akhir melalui pemasok

awal yang menyediakan produk,

2.3 Peranan Teknologi Informasi

dalam SCM

Chopra & Meindl (2001)

menyatakan bahwa dalam SCM

terdapat empat penggerak (driver),

yaitu persediaan, transportasi, fasilitas,

jasa, dan informasi yang dan informasi. Dari keempat

memberikan nilai tambah bagi

pelanggan.

penggerak merupakan

tersebut, penggerak

informasi utama.

b. Menurut Simchi-Levi (2002),

SCM adalah suatu kumpulan

pendekatan yang digunakan untuk

mengintegrasikan secara efisien

antara pemasok, perusahaan

manufaktur, pergudangan, dan

toko, sehingga barang diproduksi

dan didistribusikan pada kuantitas,

lokasi, dan waktu yang benar,

untuk meminimumkan biaya-biaya

pada kondisi yang memuaskan

kebutuhan tingkat pelayanan.

c. Menurut Handfield (1999), SCM

merupakan integrasi atas kegiatan-

kegiatan dalam suatu rantai pasok

Informasi sangat mempengaruhi ketiga penggerak lainnya, seperti tampak pada gambar 2.2.

Gambar 2.1 SCM sebagai Integrasi

dan Pengaturan Proses Bisnis

di Sepanjang Rantai Pasok

Sumber : Lambert et. Al dalam Croxton, 2001

dengan hubungan yang diperbaiki, 2.3 Fungsi SCM pada

untuk mencapai suatu keunggulan

bersaing yang berkelanjutan.

d. Chopra & Meindl (2001)

Perusahaan

Pada perusahaan manufaktur,

kegiatan-kegiatan utama yang masuk

berpendapat bahwa SCM dalam klasifikasi SCM adalah :

mencakup manajemen atas aliran-

aliran di antara tingkatan dalam

suatu rantai pasok untuk

Tabel 2.1 Fungsi-Fungsi Utama

Rantai Pasok

(Sumber : Pujawan, 2005)

memaksimumkan keuntungan Bagian Cakupan Kegiatan

total. SCM merupakan konsep Penge

mbang

Melakukan riset pasar,

merancang produk baru,

4

Page 6: Bisnis kuliner

an

Produk

melibatkan supplier dalam

perancangan produk baru.

EOQ=

(1) Pengadaan Memilih supplier,

mengevaluasi kinerja supplier,

melakukan pembelian bahan Dimana:

baku dan komponen, D : penggunaan atau permintaan yang

Perencanaan

dan

memonitor supply risk,

membina dan memelihara

hubungan dengan supplier.

Demand planning, peramalan

permintaan, perencanaan

diperkirakan per periode waktu.

S : Biaya pemesanan (persiapan

pesanan dan penyiapan mesin) per

Pengendalian kapasitas, perencanaan pesanan.

Operasi

Operasi

produksi dan persediaan.

/Ekseukusi produksi,

pengendalian kualitas.

H : Biaya penyimpanan per unit per

tahun.

Pengiriman / Perencanaan

Distribusi distribusi,

jaringan

penjadwalan

2.4.2 Anggapan Anggapan Dalam pengiriman, mencari dan

memelihara hubungan dengan

perusahaan jasa pengiriman,

EOQ

Rumusan

EOQ

dapat

memonitor service level di tiap

pusat distribusi.

2.4 Metode Economic Quantity

Order (EOQ)

2.4.1 Perumusan EOQ

Salah satu metode manajemen

persediaan yang paling terkenal adalah

metode Economic Order Quantity atau

disebut juga dengan EOQ. Metode ini

dapat digunakan baik untuk barang

yang dibeli maupun untuk barang yang

diproduksi sendiri. Model EOQ biasa

digunakan untuk menentukan kuantitas

pesanan persediaan yang

meminimumkan biaya langsung

penyimpanan persediaan dan biaya

kebalikannya (inverse cost) pemesanan

persediaan. Rumusan EOQ yang

digunakan adalah :

digunakan bila anggapan anggapan ini

terpenuhi. Anggapan tersebut antara

lain :

a. Permintaan akan produk adalah

konstan, seragam dan diketahui

(deterministic)

b. Harga per unit produk adalah

konstan

c. Biaya penyimpanan per unit per

tahun ( H ) adalah konstan

d. Biaya pemesanan per pesanan ( S )

adalah konstan

e. Waktu antara pesanan dilakukan dan

barang barang diterima (lead time)

adalah konstan.

f. Tidak terjadi kekurangan barang

atau " back orders"

2.4.3 Safety Stock

Merupakan persediaan minimal

yang harus ada dalam perusahaan

untuk mengantisipasi kehabisan bahan

5

Page 7: Bisnis kuliner

baku baik karena keterlambatan

pengiriman barang ataupun karena

kecepatan penggunaan mesin karena

penggunaan yang lebih dari biasanya.

2.10.5 Total Inventory Cost

Merupakan keseluruhan dari

biaya persediaan yang dikeluarkan,

rumusnya :

Besarnya safety stock dapat diketahui

dengan :

SS = Z σ (2)

TIC =

Dimana :

(4)

Dimana :

Z : Standar normal

σ : Standar deviasi, deviasi = 1,65

Dengan menggunakan standar 2

deviasi yang mempunyai keyakinan

sebesar 95 % yang berarti persediaan

pengaman dapat dicari dengan

mengalikan hasil standar deviasi

dengan 1,65 (derajat keyakinan 95 %

dari kurva normal).

D : Jumlah kebutuhan barang (unit per periode) S : Biaya pemesanan (rupiah per

pesanan)

H : Biaya penyimpanan (per unit per

periode).

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kegiatan Proses Produksi

2.4.4 Reorder Point ( ROP ) Proses produksi yang

Perhitungan EOQ akan sangat

menguntungkan jika disertai dengan

perhitungan penggunaan bahan selama

lead time dan safety stock. Sehingga

perusahaan dapat melakukan

pemesanan kembali ( ROP ), yaitu

besarnya penggunaan bahan baku

selama lead time ditambah dengan

safety stock Secara matematik Reorder

Point dapat dirumuskan sebagai

berikut :

ROP = ( d X L ) + SS (3)

Dimana :

ROP : titik pemesanan ulang

d : tingkat kebutuhan per unit waktu

SS : Persediaan pengaman

L : Lead time

dilakukan oleh “Bolu Kemojo Mini

Mimie” adalah jenis proses produksi

terus-menerus yaitu jenis produksi

yang memiliki pola atau urutan terus

menerus mulai dari pengolahan bahan

baku hingga menjadi barang jadi yang

siap dipasarkan dan dikonsumsi,

sedangkan gambar 3.1 menunjukkan

blok diagram aliran kegiatan proses

produksi “Bolu Kemojo Mini Mimie”.

6

Page 8: Bisnis kuliner

Proses Awal

untuk mengintegrasikan secara efisien Menimbang

Persiapan Adonan

pemasok (suppliers), pabrik

Bahan Baku Bolu Kemojo (manufactures), gudang (warehouses), dan penyimpanan (stores), dengan demikian barang dagangan yang

Pengadukan

Adonan

Proses Utama

Pencetakan

Bolu Kemojo

Proses Akhir

Pembakaan

Bolu Kemojo

diproduksi dan di distribusikan dengan

kuantitas, lokasi dan waktu yang tepat.

Usaha Kecil Menengah

(UKM) makanan khas Riau “Bolu

Kemojo” memiliki beberapa

kompleksitas, hal ini ditunjukkan

Pendinginan

Bolu Kemojo

Pengemasan

Bolu Kemojo

dengan : (1) perolehan bahan-bahan

pembuat “Bolu Kemojo”, (2)

Gambar 3.1. Blok Diagram Aliran Kegiatan

Proses Produksi Bolu Kemojo Mini Mimie

Secara umum dapat dikatakan

bahwa yang dimaksud dengan

penyajian rasa masih sedikit, dan (3)

cakupan pemasaran yang terbatas,

untuk itu penulis membuat tahapan

kegiatan sebagai berikut:

perencanaan proses adalah

Perencanaan

perencanaan bagaimana sekumpulan aktivitas produksi akan berlangsung

mulai dari input pemrosesan, hingga

menghasilkan suatu produk (output).

Proses produksi diatas atas dasar

karakteristik aliran prosesnya disebut

dengan aliran garis/repetitive process

yaitu proses produksi dengan aliran

input hingga output selalu tetap.

3.2 Rancangan Rantai Pasok

Pengembangan UKM Bolu Kemojo Mini Mimie

Aktivitas rantai pasok pada UKM “Bolu Kemojo” dimulai dari pemasokan bahan baku untuk

mengoptimalkan kegiatan operasional

perusahaan sampai dengan pengiriman “Bolu Kemojo” kepada buyer. Dalam

hal ini metode rantai pasok merupakan

suatu pendekatan yang digunakan

Ramalan - EOQ - Persediaan

Bahan Baku

Pengembangan Produk

Pengadaan Bahan Baku

Pengendalian dan Operasi

1. Kualitas (tingkat kepuasan pelanggan, loyalitas

pelanggan, ketepatan pengiriman).

2. Waktu (total replenishment time, business cycle

time).

3. Biaya (total delivered cost, efisiensi nilai tambah).

4. Fleksibilitas (jumlah dan spesifikasi)

Pendistribusian

Gambar 3.2. Rancangan Rantai Pasok

UKM Bolu Kemojo Mini Mimie

7

Page 9: Bisnis kuliner

3.3 Flowchart Program

Berikut adalah tampilan flowchart program aplikasi analisis produksi bolu

kemojo daerah Riau.

Mulai

T

Layar Pembuka

T

Beranda

T

A

Y

Keluar

Input Bahan

Bahan Kue :

Satuan :

Y

Belanja Bahan Baku

Bahan Produksi :

Bulan :

Tahun :

Jumlah :

Y

Simpan

Y

Tabel Kuantitas

Bahan Baku

Y

T

Tabel Bahan

Baku

Batal

1

Page 10: Bisnis kuliner

A

Tabel

Analisa Bahan

Produksi

Y

Ramalan

Pilihan

Tahun

Y

Y

Y

Kuantitas

Bahan Baku

Tiap Bulan

Y

Proses

Peramalan

Kebutuhan

T

T

Keluar

Bahan Baku

T

Biaya

Penyimpanan

T

Perhitungan

EOQ

T

B

Y

Y

Bahan Baku

Tabel Biaya

Penyim-

panan

Proses

Perhitungan

T

T

Keluar

Keluar

Keluar

2

Page 11: Bisnis kuliner

T

B

IF Safety Stock

Safetystock

Tepung

T

Safetystock

Telur

T

C

Y

Y

EOQ Safetystock

ROP

EOQ

Safetystock ROP

Y

Y

>Σkuadrat

“Pemberitahuan

” else “Not

Respon”

Y

Alarm

Pemberita-

huan

IF Safety Stock

>Σkuadrat

“Pemberitahuan

” else “Not

Respon”

Y

Alarm

Pemberita-

huan

T

T

Keluar

Keluar

3

Page 12: Bisnis kuliner

T

C

IF Safety Stock

Safetystock

Gula

T

Safetystock

Santan

T

Selesai

Y

Y

EOQ Safetystock

ROP

EOQ Safetystock

ROP

Y

Y

>Σkuadrat

“Pemberitahuan

” else “Not

Respon”

Y

Alarm

Pemberita-

huan

IF Safety Stock

>Σkuadrat

“Pemberitahuan

” else “Not

Respon”

Y

Alarm

Pemberita-

huan

T

T

Keluar

Keluar

Gambar 3.3 Flowchart Program

4

Page 13: Bisnis kuliner

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN

ANALISA

4.1 Kinerja dan Ramalan

Penjualan “Bolu Kemojo Mini

Mimie”

Aktivitas kinerja SCM pada Bolu

Kemojo Mini Mimie dimulai dari

pemasokan bahan baku untuk meng-

optimalkan kegiatan operasional UKM

himgga pengiriman barang-barang

produksi kepada customer, sehingga

SCM menjadi suatu pendekatan yang

digunakan untuk mengintegrasikan

secara efisien pemasok (suppliers),

B : Pengolahan bahan baku

C : Pembakaran menggunakan oven

D : Hasil produksi yang siap dikemas

4.3 Penentuan Bahan Baku

Bolu Kemojo Mini Mimie

melakukan pembelian bahan baku untuk

adonan bolu kemojo dari Toko barang

harian di pasar senapelan kota Riau yang

telah menjadi rekanan sejak usaha ini

brdiri. Adapun untuk mengetahui trend

projection memerlukan data yang

diperoleh dari perusahaan tersebut

tentang pembelian bahan baku tahun

2009 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1. Data Kebutuhan Bahan Baku

Bolu Kemojo Mini Mimie Tahun 2009,

pabrik (manu-factures), gudang Sumber : Data Primer yang Diolah

(warehouses), dan penyimpanan Pemakaian Tepung Telur Gula Santan

(stores), dengan demikian barang

dagangan tersebut diproduksi dan

didistribusikan dengan kualitas, lokasi

dan waktu yang tepat.

4.1.1 Tata Letak (Layout) Produksi

(Bulan)

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

(Kg)

3

3

4

4

3

5

5

(Butir)

45

45

60

60

45

75

75

(Kg)

2

2

3

3

2

4

4

(Kg)

2

2

3

4

2

4

4

input A B Agustus

September

Oktober

November

Desember

7

8

6

6

7

105

120

90

90

105

6

7

5

5

6

6

7

5

5

6

Jumlah 61 915 49 49

D C Rata-rata 5.08 76.25 4.08 4.08

∑ Rata-rata 89,49

Untuk mengetahui kebutuhan

bahan baku tepung pada bulan pertama

Gambar 4.1 Tata letak Produksi

Keterangan :

A : Bahan baku

tahun 2009 dengan meng-gunakan

metode trend projection, untuk

mengetahui trend projection dapat

dilihat data pada tabel 3.4. tentang

1

Page 14: Bisnis kuliner

penggunaan bahan baku selama tahun

2009 berikut perhitunagannya :

Y = a + bX

Y = Peramalan kebutuhan bahan baku

Splash screen ini akan hilang

dengan sendirinya apabila tab loading

telah selesai berjalan .

a = Konstanta rata-rata pada bahan baku 4.9.1 Pembuatan Menu dan

b = Bilangan waktu

X = Satuan waktu

Halaman Beranda

Untuk membuat

halaman

a = 89,49 (rata-rata bahan baku tepung

pada tahun 2009, lihat tabel 3.4.)

b = 2,3 (waktu pengerjaan

produk/cetakan)

X = 12 (bulan di Tahun 2009)

Y = a + bX

= 89,49 + 2,3 (12)

= 89,49 + 27,6

= 117,09/kg/tahun

Jadi peramalan bahan baku untuk selama

tahun 2009 adalah sebesar 117,09/kg/tahun

4.9 Implementasi Sistem Informasi

Metode Rantai Pasok Untuk

UKM Bolu Kemojo Mini Mimie

Berikut ini adalah tahap peng-

implementasian dari perancangan output

beranda, sintaks programnya adalah

sebagai berikut:

Gambar 4.3 Tampilan Menu Beranda pada

Aplikasi

Berikut adalah tampilan menu data

bahan baku beserta keterangannya.

hingga menjadi program utuh

menggunakan software Visual Basic 6.0.

Gambar 4.2 Tampilan Loading Sebelum

Masuk Ke Menu Utama

Gambar 4.4 Tampilan Menu Data Bahan

Baku pada Aplikasi

4.9.2 Pembuatan Halaman Analisa

Produksi dan Penjelasannya

Berikut ini adalah tampilan

untuk pilihan menu analisa produksi.

2

Page 15: Bisnis kuliner

Setelah tampilan

biaya

Gambar 4.5 Tampilan Menu Analisis

Produksi pada Aplikasi

Apabila combox dipilih maka

akan tampil halaman dengan menu bar

Ramalan Bahan Baku, Biaya Pe-

penyimpanan, jika ingin melihat data

perhitungan EOQ dapat memilih menu

bar perhitungan EOQ seperti tampilan

berikut ini.

nyimpanan, Perhitungan EOQ,

tampilannya dapat dilihat pada gambar

berikut ini.

Gambar 4.6 Tampilan Menu Bar Ramalan

Bahan Baku

Setelah tampilan ramalan bahan

baku, jika ingin melihat data

perhitungan biaya penyimpanan dapat

memilih menu bar biaya penyimpanan

seperti tampilan berikut ini.

Gambar 4.7 Tampilan Menu Bar Biaya

Penyimpanan

Gambar 4.8 Tampilan Menu Bar Perhitungan EOQ

Selanjutnya tabel perhitungan

safety stock dapat dilihat pada setiap tab

ramalan bahan baku, biaya penyimpanan

dan perhitungan EOQ. Safety stock

memiliki tiga tab bahan baku

diantaranya bahan baku dasar bolu

kemojo mini yaitu tepung, telur, gula

dan santan. Setiap tab bahan baku berisi

tabel perhitungan jumlah pesediaan dan

perhitungan penggunaan bahan baku.

Adapun tampilannya terlihat pada

gambar dibawah ini.

3

Page 16: Bisnis kuliner

Gambar 4.9 Tampilan Menu Persediaan

Bahan Baku Tepung

Gambar 4.10 Tampilan Menu Persediaan

Bahan Baku Telur

Gambar 4.12 Tampilan Menu Persediaan

Bahan Baku Santan

4.10 Uji Coba Aplikasi

Setelah aplikasi selesai, penulis

melakukan uji coba terhadap aplikasi

yang dibuat, yaitu dengan

Gambar 4.11 Tampilan Menu Persediaan

Bahan Baku Gula

menerapkannya pada UKM Bolu

Kemojo dengan mendata bahan baku

yang digunakan selama proses produksi

berjalan. Ternyata dengan adanya

aplikasi tersebut pengusaha UKM dapat

dengan efisien mengetahui jumlah

persedian bahan baku yang masih

tersedia, besarnya biaya pemesanan, dan

apabila ada penambahan bahan baku

yang baru, maka pengusaha UKM Bolu

Kemojo Mini Mimie dapat langsung

meng-input bahan baku tersebut pada

aplikasi yang telah buat.

Secara keseluruhan, aplikasi analisis

produksi bahan baku bolu kemojo

menurut pemilik perusahaan memiliki

nilai guna (bermanfaant) untuk

kelangsungan proses produksi dan

penyediaan bahan baku bolu kemojo

mini.

4

Page 17: Bisnis kuliner

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan hasil

pembahasan yang dilakukan, maka

penulis menarik kesimpulan sebagai

berikut :

1) Penerapan konsep Manajemen

Rantai Pasok pada UKM makanan

khas Riau Bolu Kemojo Mini

Mimie membantu perusahaan

dalam hal mengendalikan

persediaan bahan baku dalam

proses produksi.

2) Implementasi konsep Manajemen

Rantai Pasok pada UKM makanan

khas Riau Bolu Kemojo Mimie

berbasiskan sistem informasi

membantu meningkatkan efisiensi

perusahaan dalam proses produksi.

5.2 Saran

Setelah diuraikan mengenai

kesimpulan, maka akan dikemukakan

saran-saran dengan harapan dapat

membantu untuk perbaikan

pengembangan UKM “Bolu Kemojo

Mini Mimie” di masa yang akan datang.

Adapun saran yang dapat dikemukakan

adalah diversifikasi jenis rasa dan jenis

ukuran bolu kemojo akan

mempengaruhi proses perhitungan,

penggunaan metode serta parameter

yang digunakan dalam kegitan proses

produksi bolu kemojo mini “Mimie”

dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Chopra, S., and Meindl, P. 2001.

Supply chain management: Strategy,

planning, and operations. New

Jersey - Prentice-Hall.

2. Erlina.,SE, Manaejmen Persedian

Program Studi Akuntansi, Fakultas

Ekonomi, Universitas Sumatera

Utara, 2009.

3. Handfield, R., and Nichols, Jr., E. L.

2002. Supply chain

redesign:Transforming supply

chains into integrated value systems.

New Jersey: Financial Times -

Prentice Hall.

4. Henmaidi dan Heryseptemberiza.

2007. Evaluasi dan Penentuan

Kebijakan Persediaan Bahan Baku

Kantong Semen Tipe Pasted Pada

PT.Semen Padang, Laporan Tugas

Akhir, Jurusan Teknik Industri,

Universitas Andalas.

5. Indrayati Rike. 2007. Analisis

Pengendalian Persediaan Bahan

Baku Dengan Metode EOQ

(Economic Order Quantity) Pada Pt.

Tipota Furnishings Jepara, Laporan

Tugas Akhir, Fakultas Ekonomi,

Universitas Negeri Semarang.

6. Nanum Sofia. 2009. Aneka Resep

Masakan Melayu Riau, BKPBM dan

Adicita Karya Nusa, Yogyakarta.

5

Page 18: Bisnis kuliner

7. Nasution,A.H. 1999. Perencanaan

Teknologi, Jurnal Usahawan No.02

dan Pengendalian Produksi. Th XXX Februari: Bandung.

Penerbit Guna Widya : Jakarta.

8. Nawari. 2010. Analisis Statistik

dengan MS Excel 2007 dan SPSS

17,Alex Media Komputindo :

Jakarta.

9. Prawirosentono,S. 1997. Manajemen

Produksi dan Operasi. Bumi Aksara

: Jakarta.

10. Pujawan, I N. 2005. Supply chain

management. Guna Widya : Jakarta.

11. Saragi Yusi. 2010. Analisis

Perencanaan dan Pengendalian

Persediaan Bahan Baku Pada UKM

Waroeng Cokelat Bogor, Laporan

Tugas Akhir, Fakultas Ekonomi,

Institut Pertanian Bogor.

12. Siagian, Yolanda M. 2005. Aplikasi

Supply Chain Management Dalam

Dunia Bisnis, Grasindo : Jakarta

13. Simchi-Levi, D., Kaminski, P., and

Simchi-Levi, E. 2000. Designing

and managing the supply chain:

Concept, strategies, and case

studies. Irwin McGraw-Hill.

14. Tampubolon,M.P.2003. Manajemen

Operasional. Ghalia Indonesia :

Jakarta.

15. Mauidzoh Uyuunul dan Zabidi

Yasrin. 2008. Perancangan Sistem

Penilaian dan Seleksi Supplier

Menggunakan Multi Kriteria,

Jurusan Teknik Industri, Sekolah

Tinggi Teknologi Adisutjipto.

16. Wanatabe.R.,2001. Supply

ChainManagement Konsep dan

17. http://www.upplychain.com/2010

18. http://www.supplychainmanagement

.com/2010

http://www.mm.ustjogja.ac.id/download

/HANDOUT5.ppt/2010

6