Bahan Ajar Menggambar Arsitektur

59
BAHAN AJAR MATA KULIAH MENGGAMBAR ARSITEKTUR

Transcript of Bahan Ajar Menggambar Arsitektur

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS WARMADEWA

BAHAN AJAR MATA KULIAH

MENGGAMBAR ARSITEKTUR

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS WARMADEWAPENGANTAR PELAKSANAAN PERKULIAHAN

MK MENGGAMBAR ARSITEKTUR

SEMESTER I / 3 SKS

sumber: Report Minimum cost Housing Group

School of Architecture, Mc Gill University, CanadaKILASAN

Pemahaman tentang ketrampilan dasar teknik pengungkapan gagasan arsitektur secara grafis/visual, dengan pemanfaatan berbagai alat dan media.

Latihan menggambar, ketrampilan komunikasi grafis; perspektif untuk arsitek; perekaman bagian bangunan nyata lewat pengukuran dan pencatatan; denah, tampak potongan dan tampak bangunan dan luar bangunan; perspektif interior dan eksterior, unsur-unsur horizontal dan vertikal, bidang terbuka dan tertutup; detail arsitektural.

METODA

Tatap muka, Tugas, Studi Lapangan, Diskusi, Studio, Simulasi, Asistensi

JADWAL

JADWAL KULIAH

: 3 SKS: 3 X 50 menitTATA TERTIB :

1. Mahasiswa wajib mengikuti minimal 75% dari acara kuliah dan 75% acara studio.

2. Mahasiswa wajib mengerjakan tugas dan wajib asistensi pada jadwal asistensi.

3. Mahasiswa wajib melaksanakan asistensi kepada asisten. Penilaian merupakan suatu proses yang akan dilakukan pada setiap kali asistensi sesuai dengan materi asistensi tiap pertemuan. Jumlah asistensi untuk masing-masing tugas disesuaikan dengan jumlah pertemuan asistensi.

4. Produk tugas-tugas kecil yang dikumpulkan pada waktu yang ditentukan, harus dilengkapi dengan catatan asisten.

SANKSI :

1. Dikenakan pengurangan nilai angka 5 pada nilai Tugas setiap kekurangan jumlah asistensi yang ditentukan.

2. Tugas tidak dinilai jika tidak pernah asistensi.

3. Dikenakan pengurangan nilai angka 5 pada nilai Tugas setiap 30 menit keterlambatan pengumpulan, dengan batas akhir pengumpulan 90 menit setelah waktu yang ditentukan. Tugas tidak akan dinilai jika melebihi waktu tersebut.

4. Nilai Mata Kuliah akan digugurkan jika melakukan tindakan kriminal akademik, misal: digambarkan orang lain, memalsu tanda tangan asisten.

5. Sanksi Akademis yang lain mengacu pada Peraturan Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan serta Peraturan Universitas Mercu Buana.

Demikian Tata Tertib dan Sanksi dalam Pelaksanaan MK Menggambar Arsitektur ini dibuat untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

sumber: Report Minimum cost Housing Group

School of Architecture, Mc Gill University, Canada

Cover: Pelabuhan Fairfield, Craven Country, Carolina Utara

Sumber; Walker, Theodore D., Sketsa Perspektif, terjemahan, Erlangga, 2000, hal. 80

MATERI PENGAJARAN

DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata Kuliah Menggambar Arsitektur memberikan metode atau tata cara dalam perancangan arsitektur. Tata cara menvisualisasi obyek rancangan dengan aturan-aturan komposisi, perspektif dan teknik rendering. Menggambar Arsitektur dalam semester I adalah sebagai landasan terhadap matakuliah perancangan yang diselenggarakan mulai dari semester II hingga semester akhir berupa tugas akhir.

kertas

Jenis kertas yang sering digunakan dalam bidang arsitektur adalah:

Kertas kalkir

Kertas roti (untuk sketsa)

Kertas putih (misalnya kertas Padalarang/ concorde/ tidak licin, diatas 90 gr)Jenis Kertas dan Ukuran

Dalam bidang arsitektur telah dikenal beberapa ukuran kertas gambar , sehingga terdapat keseragaman ukuran. Ukuran standar kertas yang berlaku internasional adalah sbb:

JenisUkuran (mm)

A0841 X 1189

A1594X841

A2420X594

A3297X420

A4210X297

A5148 X210

A6105X148

A774X105

A852X74

A937X52

A1026X37

Gambar ukuran kertas

Sumber: Mauro, 1980

Pemilihan jenis kertas sesuai dengan ukurannya berdasarkan:

Memudahkan dalam memperkecil atau memperlebar kertas sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap kertas adalah dua kali ukuran sebelumnya, A0=2xA1, A1=2xA2, dst

Mudah disimpan di studio gambar

Mudah dibawa sewaktu survey/ tugas di Lapangan.

Cara melipat kertas

Gambar ukuran A mudah dilipat menjadi seukuran A4:

Cara melipat sederhana (sumber: Neufert, 1996)

Apabila kertas hendak disimpan dalam arsip, maka hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga pelobangan tersebut hanya menembus pada satu jalur yang sama. Metode melipatnya adalah sbb:

Cara melipat kertas untuk arsip dan penjilidan (sumber: Neufert, 1996)

Format Kertas

Format kertas terdiri dari ukuran kertas, tata letak dan keterangan gambar.

Setiap lembar kertas sebaiknya diberi garis tepi, kolom keterangan dan kolom judul.

Garis tepi: di bagian kiri kertas dengan lebar 2 cm untuk keperluan penjilidan atau pelobangan kertas, sedang tepi yang lain disesuaikan (misalnya 1 cm).

Kolom keterangan: catatan-catatan penting no, tanggal perbaikan gambar, paraf arsitek.

Kolom judul: judul pekerjaan, nama proyek, nama gambar, skala, tanggal disain, perencana/perancang/arsitek, drafter.

Gambar kunci/ key plan untuk suatu kawasan/ proyek yang besar, menunjukkan kesinambungan pada gambar tersebut.

Petunjuk arah/ orientasi: biasanya dicantumkan arah Utara.

Contoh format kertas (Neufert, 1996: 3)

Kolom judul vertikal (sumber: Neufert, 1996) Kolom vertikal & kolom horizontal

Kolom judul horizontal (sumber: Neufert, 1996)

Format Kertas untuk Tugas

Kertas Padalarang/ concorde/ atau kertas lain dimana kertas tersebut tidak licin, tidak tipis, diatas 90 gr dan sesuai dengan media yang diterapkan pada kertas tersebut.

Ukuran kertas yang digunakan untuk menggambar 42 cm x 30 cm. Garis tepi 1 cm mengelilingi tepi kertas kecuali jika akan diberi pelobangan/ di bendel, maka pada satu sisi kiri disediakan ruang untuk bendel (=2 cm), dengan kop standar lebar 3 cm dan kolom keterangan gambar seperti gambar dibawah ini:

1

3

2.5 6 1,5 6 1,5 6 1,5 6 1,5 6 2,5

6

1,5

30 cm 25 cm

1.5

6

2.5

1

universitas mercu buana

fakultas teknik sipil dan perencanaan

jurusan arsitektur

semester I 2003/2004mahasiswa

siapasayanim

01200334tgl pemasukan

23 09 2003nilai

97

tugas ke-2nama dosen

ir. andjar widajanti, mt

a r s i rnama asisten mahasiswa

sianu & siapalagi

42 cm

1

16 cm

4 cm4 cm4 cm4 cm4 cm4 cm1

misalnya: CENTURY GOTHIC 20

universitas WARMADEWAfakultas teknik

jurusan arsitektur CENTURY GOTHIC 18

TUGAS KE-

semester I 2003/2004 Skala

Skala diperoleh dengan membandingkan sesuatu. Sebuah bangunan dikatakan mempunyai skala jika bangunan tersebut dibandingkan dengan unsur-unsur berukuran manusiawi (yang mudah dikenal atau yang sering dipakai manusia ada di dekatnya).

Perbandingan antara manusia, kendaraan, pohon dan rumah tinggal memberi skala manusiawi (sumber: Report Minimum cost Housing Group, School of Architecture, Mc Gill University, Canada)

skala manusiawi dalam arsitektur

Ukuran-ukuran yang digunakan didasarkan pada ukuran tubuh manusia dan disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari, sehingga menghasilkan suatu dasar alamiah bagi seluruh unit pengukuran (Neufert,1996: 1).

Aturan proporsi (sumber: Neufert, 1996)

skala dan petunjuk arahSkala dan petunjuk arah utara harus digambarkan dalam semua gambar rencana (Reid, 2001)

Skala tertulis

Sistem pengukuran dengan menggunakan skala perbandingan sederhana untuk menunjukkan hubungan skalanya, misalnya: 1:10, 1:50, 1:100, 1:200, 1:500, dan seterusnya.

Skala dalam bentuk grafik

Hal yang baik dari skala dalam bentuk grafik ialah bahwa skala ini mempertahankan hubungan skala yang sebenarnya dengan gambar saat gambar tersebut diperkecil atau diperbesar.

Skala tertulis dan Skala grafik (sumber: Reid, 2001)

Petunjuk Arah

Petunjuk arah biasanya diletakkan dekat dengan petunjuk skala.

Petunjuk arah utara harus:

1. Sederhana, tidak mengganggu, tetapi mudah dilihat

2. Mempunyai bentuk yang menunjukkan arah dengan tegas3. Menunjukkan ke arah atas jika memungkinkan, dan jangan menghadap ke arah bawah.

Petunjuk arah utara ( sumber: Reid, 2001)

Tugas I: Sketsa Awal (waktu 60 menit)

Mahasiswa diminta membuat sketsa di lapangan melalui gambar perspektif: bangunan sederhana dengan memperhatikan tekstur bahan yang digunakan dan adanya bayangan yang mengenai bangunan tersebut.

Contoh:

Karya Budhi Mulya, NIM 0120311-002

Komentar Dosen terhadap gambar:

Untuk sketsa awal, kemampuan mahasiswa dalam membuat gambar perspektif sangat baik.

Kekurangan gambar:

proporsi ukuran antara gambar dan bidang/ kertas gambar tidak dipertimbangkan tidak ada penekanan (point of interest) pada gambar (misalnya dengan munculnya bangunan lain akan mengganggu penekanan bangunan utamanya, begitu juga pada bangunan utamanya, penekanan pada entrance kurang maksimal)Prinsip dan Tata Cara Menggambar

Untuk mencapai pada suatu keindahan hasil gambar, seseorang harus mempelajari prinsip dan tata cara menggambar yang dilakukan dengan serangkaian tahapan rendering dan tak mengenal putus.

Prinsip dan tata cara menggambar harus memperhatikan:

2. Komposisi : kesatuan, tekanan, keseimbangan

3. Proporsi

4. Sudut pandang

5. Kesan 3 dimensi

6. Elemen-elemen penunjang: orang, pohon, kendaraan

Berikut contoh gambar arsitektur.

Perhatikan mulai dari komposisi (terdapat keseimbangan antara bangunan dan ruang luar), proporsi (antara besar orang, bangunan dan elemen ruang luar lainnya), pengambilan sudut pandang yang menarik dari pintu masuk, adanya kesan tiga dimensi dengan adanya bayangan, gelap terang oleh sinar matahari serta dilengkapi dengan elemen penunjang (orang, tanaman).

1. Komposisi

Bagian-bagian dari gambar arsitektur yang terdiri dari bangunan dan elemen-elemen penunjang harus disatukan dan diatur dengan baik. Bangunan sebagai perhatian utama, lansekap sebagai komplemen, dan langit-langit dan pohon atau bangunan lain digambar secukupnya, sehingga adanya keseimbangan komposisi antara elemen utama, elemen background dan elemen foreground.

Titik pusat perhatian (point of interest) dari sebuah gambar adalah elemen utama. Misalnya pintu masuk ke dalam bangunan atau tempat berenang, atau apapun, berilah penekanan pada point of interest tersebut: garis-garis pengarah, pemberian detail yang lebih cermat pada bagian tersebut, atau tone yang lebih kontras akan memberikan aksen.

2. PROPORSI

- Proporsi yang baik antara ukuran besar gambar dan besar kertas.

Proporsi yang baik antara ukuran besar orang dan besar bangunan, ukuran halaman dan adanya unsur pohon di depan maupun di samping bangunan.

Proporsi juga menjelaskan ukuran dengan membandingkan besar orang dengan besar bangunan

3.sudut pandang

Arsitek harus pandai memilih sudut pandang yang paling menarik dari obyek ciptaannya melalui gambar perspektif.

A. Lebih baik, memperlihatkan bagian utama (pintu masuk) dari ekterior

B. Tidak baik, memperlihatkan bagian samping (pintu garasi) dari ekterior

Ketiga bangunan diatas memiliki komposisi yang baik, meskipun pengambilan sudut pandang berbeda ketinggian (horizonnya).

Perbedaan ini tentu disesuaikan dengan maksud dari arsitek; misalnya untuk menunjukkan keindahan halaman rumah, atau bagian-bagian lain yang menarik.

4.kesan tiga dimensi

Untuk menghilangkan kesan datar suatu gambar, perlu kesan tiga dimensi pada suatu gambar arsitektur, yaitu dengan:

Kontras

Naung dan bayangan

Naung dan bayangan yang dibentuk oleh sinar matahari dari berbagai arah

Contoh rendering pada bidang dan lantai oleh bayangan

5.elemen-elemen penunjang

Untuk menimbulkan kesan akan keadaan yang sebenarnya dan sebagai pembanding/ skala dalam gambar arsitektur perlu elemen-elemen penunjang:

Manusia

Pohon

Kendaran

Contoh orang dengan beberapa gerak

Contoh kendaraan jenis sepeda

Contoh perbandingan antara tanaman penutup tanah/rumput, perdu dan pohon

Contoh kendaraan jenis mobil

Berikut contoh gambar eksterior pada suatu kawasan yang memperhatikan prinsip dan tata cara menggambar arsitektur seperti tersebut diatas.

HURUF & ANGKA

Huruf dan angka penting untuk memberikan keterangan pada penyajian gambar-gambar arsitektur, sehingga mempunyai keahlian membuat huruf dan angka diperlukan untuk melengkapi pekerjaannya.

Terdapat beberapa bentuk huruf dan angka, namun sebelumnya kita perlu berlatih bisa di kuasai.

Yang perlu diperhatikan dalam komposisi diatas gambar adalah:

1. Bentuk dan jenis setiap huruf

Jenis huruf dan angka yang digunakan sebaiknya tetap, artinya satu tipe huruf dipakaii dalam satu gambar yang sama, dan bentuk huruf yang dipakai sebaiknya konstan. Misalnya jika di satu tempat dipakai huruf A yang standart, maka di tempat lain juga dipakai bentuk yang saman tidak berubah menjadi lebih kurus atau lebih gemuk dari huruf A semula, lihati ilustrasi berikut:

KURUS

ABCDEF12345STANDARABCDEF12345GEMUK

ABCDEF12345

Huruf konstan adalah huruf yang dibuat dengan tekanan dan ketajaman pensil yang sama, dan dengan tarikan garis langsung yang tidak diulang

2. Jarak antara huruf/ angka dalam membentuk kata

Jarak antara huruf bukan dengan memberikan ukuran jarak yang sama, tetapi jarak antara huruf dibuat dengan mempertimbangkan besaran luas area antara huruf sehingga terlihat harmonis, lihati ilustrasi berikut:

SPACING

v

Jarak antara S dan P tidak sama dengan P dan A, tetapi bentuk kata harmonis

SP A CING

x I I I I I I

Jarak antara S dan P sama dengan P dan A, tetapi bentuk kata tidak harmonis

LETTER SPACING

baikLETTER SPACINGjelek, terlalu renggang

3. Alat bantu horizontal

Diperlukan agar dimensi huruf sama dan tatanan huruf/ angka yang rapi. Garis bantu sebaiknya dibuat tipis, sehingga tidak perlu dihapus.

Lihatlah contoh tulisan tangan di lembar berikut ini:

Contoh-contoh huruf dan angka yang terdapat di dalam komputer

Contoh huruf dan angka (kecil besar) dan terapannya pada kata:

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789 ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789 ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789 ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789 ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789 ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789

tampak depan

skala 1:100

potongan a-a

skala 1:100SITE PLAN

scala 1:200

elevation

scala 1:200 denah lantai 1

skala 1:100

kantor pusat

pipa pvc 3

perspektif

sketsa suasana

eksterior

elevasi lantai 0.00a

interiorkeramik poles 30x30 cm

oktogonalutara

ground plan genteng plentong berglazur

tampak depan

skala 1: 200 detail fasade

skala 1:50

interior30x30 cm

oktogonalutara

ground plan genteng plentong dan seterusnya ..... cari kata-kata yang terpakai di gambar arsitektur

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVW0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789

ABCDEFGHIJKLMNOPQRS2345678

abcdefghijklmnopqrst0123456789

ABCDEFGHIJKLM01234567

abcdefghijklmnop012345

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVW0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789

ABCDEFGHIJKLMNOPQRST012345

abcdefghijklmnopqrstuvwx0123456789

ABCDEFGHIJKLMO01234

abcdefghijklmnopq01234567

ABCDEFGHIJ01234

abcdefghijkl0123456

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVW0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789

ABCDEFGHIJKLMNOPQRST012345

abcdefghijklmnopqrstuvwx0123456789

ABCDEFGHIJKLMO01234

abcdefghijklmnopq01234567

ABCDEFGHIJ01234

abcdefghijkl0123456

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTo123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789

ABCDEFGHIJKLMO012345

abcdefghijklmnop01234567

ABCDEFGHIJ0123456

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijklm0123456789

abcbcdefghijklmno01234567

ABCDEFGHIJKL0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijklmn0123456789

ABCDEFGHIJ0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijklm0123456789

ABCDEFGHIJKL0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

abcdefghijkl0123456789

ABCDEFGHIJ0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz0123456789

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789

MK MENGGAMBAR ARSITEKTUR

SEMESTER I / 3 SKS

TUGAS II : HURUF & ANGKA

Tugas Minggu ke-2: 5% Nilai Akhir

TUJUAN

Tugas Penulisan

Melatih mahasiswa untuk membuat huruf dan angka standar yang baku, yaitu:

Kesesuaian antara karakter jenis pensil dengan dimensi huruf dan angka

Penulisan garis pensil dengan satu tarikan garis yang tidak diulang,

Keteraturan dan kekonstanan bentuk dan jarak antar huruf dan angka

FORMAT KERTAS

Kertas Padalarang/ concorde/ tidak licin, diatas 90 gr, ukuran 42 cm x 30 cm dengan garis tepi 1 cm dan kop standar yang telah ditentukan.

JADWAL

Pemberian dan pejelasan dimulai pada minggu ke-2 dan dikumpulkan pada minggu ke-3 kepada Dosen/ Asisten sebelum dimulai perkuliahan.

TUGAS

Mahasiswa diminta membuat:

1. Susunan berurut huruf alpabetikal dari A sampai Z dan angka 1 sampai 0 dalam dimensi antara 3 mm sampai dengan 20 mm pada suatu susunan baris horizontal. Tiap baris mempunyai huruf yang sama, tetapi berbeda pada baris berikutnya. Dimensi huruf tiap baris tidak perlu berurut, seperti 3 mm, 5 mm, 7 mm dan seterusnya. Mahasiswa diperkenankan mengatur jarak antar baris, disesuaikan dengan ukuran masing-masing huruf & angka, serta komposisi terhadap bidang gambar.2. Membuat contoh-contoh penulisan huruf dan angka pada gambar arsitektur, misalnya: denah lantai dasar, tampak depan, potongan A-A, dan sebagainya.Buku panduan:

Ching, Frank, Grafik Arsitektur, diterjemahkan oleh Paulus Hanoto Adjie, Erlangga, Jakarta, 4

Halse, Albert O, Architectural Rendering, MCGraw-Hill, Inc, NY, 1972

Selamat bekerja

Contoh hasil karya mahasiswa

bahan

Beberapa jenis bahan didalam arsitektur seperti:

Bahan di lantai/ dasar: kondisi tanah, air, jalan, lantai, karpet, batuan

Bahan untuk dinding: batu bata, dinding batu-batuan, dinding marmer

Bahan untuk atap

: genteng, sirap

LAMBANG & Tekstur bahan

Lambang beberapa jenis bahan tersebut digambar sesuai dengan ekspresi dari kondisi sesungguhnya. Secara grafis, ekspresi tersebut menampilkan kondisi permukaan sekaligus pola materialnya.

Dalam penggambaran tekstur bahan tersebut intensitasnya harus sama, ketebalan garisnya harus konsisten. Hindari tekstur yang bervariasi dalam gambar yang sama.

Misalnya karpet dapat terwakili dengan tarikan garis yang berbeda dengan rumput.

Jenis-jenis lambang bahan:

Rendering bahan

Rendering bahan dengan teknik pensil untuk mendapatkan perbedaan nada (tone) sehingga memperkuat kesan tiga dimensi dengan membuat teknik arsir/ hitam-putih, tebal-tipis, terang-gelap, dangkal-dalam pada bahan tersebut.

Beberapa jenis rendering pada bahan

Contoh bahan bangunan dan penggunaannya pada bangunan:

Contoh bahan bangunan dan penggunaannya pada bangunan:

Contoh bahan bangunan dan penggunaannya pada bangunan:

elemen-elemen pelengkap

Gambar-gambar arsitektur seringkali membutuhkan gambar/elemen pelengkap lain sehingga informasi yang diberikan terasa lebih lengkap. Ketrampilan membuat gambar elemen pelengkap kadang-kadang terlupakan padahal merupakan bagian yang cukup penting dalam penyajian presentasi arsitektur. Elemen pelengkap tersebut seperti: semak, pohon, orang atau mobil tidak hanya sekedar pemanis gambar, tetapi dapat mengungkapkan skala, suasana ruang, aktifitas, bahkan dapat mendefinisikan fungsi ruang yang ingin dikomunikasikan dan diinformasikan.

Pohon merupakan simbol grafis yang paling sering dipakai dalam presentasi arsitektur. Dari tampak, bentuk/ struktur daun dan batang serta kelengkapan lainnya, pohon dan vegetasi lain dapat menginformasikan suasana yang ingin dicapai perancang.

Keberadaan pohon dan vegetasi lain dapat dinformasikan dengan penyajian informasi-arsitektural (bukan membuat lukisan pohon). Demikian pula dengan gambar orang atau mobil/ kendaraan dan elemen pelengkap lain yang lazim digunakan dalam gambar-gambar arsitektur. Hal yang perlu diperhatikan adalah elemen pelengkap akan sangat berguna bagi pengungkapan skala dan proporsi utama yang ingin disampaikan.

Hal yang perlu diperhatikan:

Teknik menggambar arsitektur bukan melukis

Perhatikan komposisi gambar pilihan obyek terhadap bidang gambar serta kreatifitas pemilihan obyek

Skala dan proporsi elemen pelengkap

Gunakan bayangan untuk mempertegas kesan kedalaman, tekstur dan pola sehingga gambar lebih hidup.

Sebuah gambar arsitektur akan menjadi lengkap dan sempurna jika memuat pula elemen-elemen pelengkapnya.

Elemen-elemen pelengkap tersebut terdiri dari:

1. Tanaman2. Manusia

3. Kendaraan

Gambar arsitektur berikut ini memuat ketiga elemen pelengkap

Dengan adanya ketiga elemen tersebut, imajinasi suasana dari pada gambar akan terlihat. Lebih jauh lagi gambar akan menimbulkan kesan akan keadaan yang sebenarnya. Selain hal tersebut elemen-elemen pelengkap bermanfaat pula sebagai faktor pembanding atau skala antara abyek / gambar bangunan itu sendiri dengan lingkungan di sekitarnya.

Tanaman

Menggambar tanaman & Beberapa jenis tanaman dan penutup tanah

Penutup Tanah

Sebagai dasar gunakan marker, sebagai penutup gunakan pensil warna untuk membuat detail-detailnya.

Semak

Semak yang ditunjukkan disini merupakan semak pada umumnya, tidak dimaksudkan untuk meyajikan jenis taman tertentu..

Dasar yang diaplikasikan di sini, 1. Marker leaf green, 2. Marker Teal Blue dan 3. Maarker yellow green. Bintiki semak sebagai teksturnya. Pensil warna digunakan sebagai akhiran untul kilauan, bayangan dan kontrasnya.

Semak Tak Berdaun luruh

Semak berdaun jarum dan pinus , dua semak tak berdaun luruh digambarkan dalam langkah-langkah berikut.

Aplikasikan dasar marker S Teal Blue yang dijentikkan dalam sederetan pola mirip kipas. . Gunakan pensil warna gelap dan pensil putih yang dijentikkan ke atas untuk mempertahankan sifat jarumnya dan terang matahari,.

Air yang Bergerak

1. Gambar dengan marker

2. Gunakan pensil putih untuk menggambar bentuk air

Pohon Berdaun luruh

Gunakan Marker Yellow Green yang diaplikasikan pada sisi pepohonan yang diterangi matahari . Goresannya diarahkan ke arah luar dari pusat pepohonannya. Marker Olive (lebih gelap) digoreskan lebih tipis pada sisi setiap pohon yang ternaungi.

Gunakan Marker Yellow Green yang diaplikasikan pada sisi pepohonan yang diterangi matahari . Marker Olive (lebih gelap) digoreskan lebih tipis pada sisi setiap pohon yang ternaungi. Gunakan Marker Cool Grey 90% untuk membintiki sejumlah daerah kumpulan daun yang lebih gelap.

Pohon Tak Berdaun luruh

1. Tarikan goresan dengan marker teal blue (lihat inset) Pohon Cemara

2. Tarikan goresan dengan marker cool grey 70% pada Pohon Pinis

Buat naungan dengan marker cool grey, bintiki pada 1) dan gunakan marker olive green) pada sisi bawah kumpulan daun 2)

Pohon Palma

Gunakan Marker Yellow Green yang diaplikasikan pada tajuk pohon dan marker Olive Green diaplikasikan dengan ujungnya yang dijentikkan ke arah luar dari tengah-tengah tajuknya pada sisi naungannya. Marker Kraft Brown untuk warna batangnya dan French Grey 70% untuk menngelapkan bayangan pada batangnya.

Bahan Ajar Menggambar Arsitektur46

_1139259595.bin

_1139259795.bin

_1139259842.bin

_1139259732.bin

_1139251198.bin