BAB III new(1) 2003
-
Upload
daytia-permata -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of BAB III new(1) 2003
7/26/2019 BAB III new(1) 2003
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-new1-2003 1/10
BAB III
KERANGKA KONSEP
Kerangka Konsep Penelitian
↑ sensasi haus
Merangsang pusat haus
↑ osmolaritas darah
Garam NaCl 1%
↑ Tekanan darah
↑ TPR
↑ cardiac uotput
↑ stroke volume
↑ cairan intravaskular
↑ retensi air & Na di tubulus ginjal
Prekursor aldosteron
DOCA
Banyak minum
Kegagalan kompensasiTerjadi secara terus-menerus
komplikasi
(1) jantung
Remodeling hipertrofi
ventrikel
Kompensasi awal:
↑ denyut jantung
↑ beban jantung
↑ afterload
(2) pembuluh darah
shear stress meningkat
endotel banyak yang
terlepas
NO menurun
disfungsi endotel
(3) Ginjal
GFR menurun
hipoksia dan iskemi di
daerah tubulus dan
glomerulus
gangguan kanal Na dan
Ca
edema sel tubulus
7/26/2019 BAB III new(1) 2003
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-new1-2003 2/10
Produksi
radikal bebas
Hipoksia di
miokardium
↓ Suplai darah kearteri coronaria
↓ cardiac output
↓ kontraksi
Dekompensasi
jantung kiri
Remodeling
cardiomegali
↓ SOD ↑ MDA
jantung
aktifitas di peroksidase
dan lisosin
autolisis
gangguan fungsi sekresi
kadar kreatinin dan
ureum darah meningkat
erosi sel tubulus dan
glomerulus
radikal bebas
menin kat
agregrasi
platelet
aterom
penebalan
dinding
pembuluh
darah
kolagen
diameter
disintegrasi
molekul adesi di
endotel
sel endotel
banyak yg
terlepas
produksi
vasokonstriktor menin kat
endotelin
angiotensin
vasokonstriksi
endotelin
angiotensin
tahanan perifer
meningkat
ATP menurun, Ca +
meningkat, pH
7/26/2019 BAB III new(1) 2003
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-new1-2003 3/10
Otak
Ischemia darah
serebri
Oedem Cerebri
Hipertensi
Pecah pembuluh
darah
Aktivasi enzim
lisozim
Kompensasi sel
endotel
Nekrosis jaringan
otak
NO
Vasodilatasi
Tekanan hidrostatik
Hematoma pada
daerah penumbra
Produksi radikal
bebas
MDA
SOD
7/26/2019 BAB III new(1) 2003
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-new1-2003 4/10
Kerangka konsep marker herbal
Herbal
Absorbsi saluran
cerna
Dirubah dalambentuk glikosida
Inativasi metabolit
sehingga lebih larut
air
Diekskresikan
melalui ginjal
Conjugasi
Aglikon
Hepar
Bersifat aktif &
diabsorbsi
Efek biologis
Vasodilatasi
Antioksidan Simpatis
Berikatan dengan
reseptor ditarget
Bakteri saluran
cerna
Produsi radikal
bebas
Urin
Nekrosis jaringan
hepar
7/26/2019 BAB III new(1) 2003
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-new1-2003 5/10
Keterangan:
Doca merupakan precursor dari hormone aldosterone yang bekerja untuk
meningkatkan reabsorbsi cairan dan natrium pada tubulus ginjal sehingga terjadi peningkatan
volume cairan intravascular. Garam NaCl 1% juga akan membantu peningkatan volume
cairan intravascular dengan cara meningkatkan osmolaritas cairan yang bisa merangsang
pusat haus di hipotalamus dan selanjutnya menyebabkan banyak minum air. Akibat dari
banyaknya konsumsi air adalah terjadinya peningkatan volume cairan intravascular.
Kombinasi Doca dan NaCl akan menyebabkan terjadinya peningkatan stroke volume dan
secara langsung juga meningkatkan cardiac output yang menyebabkan aliran darah semakin
banyak dan akan meningkatkan resistensi perifer dinding pembuluh darah sehingga berakibathipertensi.
Apabila hipertensi terjadi secara terus menerus dan menjadi kronis, maka kompensasi
tubuh untuk menurunkan tekanan darah akan gagal sehingga timbul komplikasi. Organ
penting yang terkena yaitu jantung, pembuluh darah, ginjal dan otak. Peningkatan afterload
menyebabkan beban jantung meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung berusaha
meningkatkan frekuensi denyutnya. Keadaan ini menyebabkan otot-otot jantung bekerja
keras dan mengalami remodeling dengan gambaran hipertrofi ventrikel. Efek kardiomegali
ini dapat menyebabkan kepayahan pada jantung (dekompensasi jantung kiri) yang
mengakibatkan penurunan curah jantung. Akibatnya, aliran darah ke arteri koronaria
berkurang dan miokardium mengalami hipoksia. Peristiwa ini dapat meningkatkan produksi
radikal bebas pada jaringan tersebut sehingga kadar SOD dapat menurun dan MDA
meningkat.
Pembuluh darah terutama yang turbulensinya tinggi dapat mengalami shear stress
yang lebih tinggi dari normalnya. Akibatnya banyak sel-sel endotel yang lepas sehingga
kadar NO yang dihasilkan sel endotel menjadi berkurang. Hai ini menyebabkan disfungsi
endotel yang berdampak terjadinya pengingkatan radikal bebas, agregrasi platelet dan
prosduksi agen vasokonstriktor. Peningkatan radikal bebas ini mengakibatkan gangguan
pengaturan molekul adesi di sel endotel yang mengakibatkan se-sel endotel akan semakin
mudah terlepas. Platelet yang beragregrasi akan membentuk aterom dan menyebabkan
penebalan diding pembuluh darah. Penebalan ini dapat diperantarai oleh karena adanya
peningkatan kolagen dan penurunan diameter pembuluh darah.
7/26/2019 BAB III new(1) 2003
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-new1-2003 6/10
Peningkatan tekanan darah yang terus menerus mengakibatkan ginjal tidak dapat
mengompensasi, bahkan dapat menjadi rusak. Kerusakan ini diinisiasi oleh penurunan laju
filtrasi ginjal terus menerus yang menyebabkan hipoksia dan iskemia pada tubulus dan
glomerulus ginjal. Penurunan laju filtrasi ini disebabkan oleh autoregulasi ginjal terhadap
peningkatan tekanan arteri perifer. Nekrosis pada sel-sel tubulus dan glomerulus di ginjal
akan menyebabkan gangguan kanal Na+ dan Ca2+ . Sel menjadi edema, Ca2+ meningkat dan
pH menurun yang menstimulasi enzim lisosim dan peroksidase untuk proses autolisis. Sel-sel
di tubulus dan glomerulus akhirnya mengalami erosi dan kerusakan ini menyebabkan
gangguan fungsi sekresi ginjal. Kadar ureum dan kreatinin dalam darah dapat meningkat
akibat adanya kerusakan sel.
Pada kasus hipertensi terjadi kompensasi oleh sel endotel pembuluh darah otak yang
mensekresikan NO sehingga terjadilah vasodilatasi. Akibat dari vasodilatasi tersebut maka
akan terjadi peningkatan tekanan Hidrostatis sehingga berakibat oedem cerebri yang akan
menyebabkan ischemia dan diikuti dengan aktivasi enzim lisozim yang menyebabkan
nekrosis pada jaringan-jaringan otak dan berujung pada peningkatan produksi radikal bebas
yang mana nantinya akan terjadi peningkatan kadar MDA dan penurunan SOD pada otak.
Vasodilatasi yang telah disebutkan sebelumnya juga menyebabkan kemungkinan terjadinya
pecahnya pembuluh darah otak pada daerah penumbra sehingga terjadi hematoma yang juga
akan berujung pada ischemia otak.
Ramuan akar Alang – alang ( Imperata cylindrical ), daun Sambungnyowo (Gynura
procumbens) dan daun salam ( Eugenia polyantha) berfungsi sebagai antioksidan sehingga
bisa menghambat peningkatan dari radikal bebas.
Ramuan tersebut akan diabsorbsi dalam saluran cerna dan dirubah dalam bentuk
glikosida yang akan dirubah lagi menjadi aglikon dengan bantuan bakteri saluran cerna.
Komponen ini bersifat aktif dan akan berikatan dengan reseptor pada target organ dan
menimbulkan efek diantaranya adalah vasodilatasi, antioksidan dan penurunan saraf simpatis.
Setelah proses tersebut selesai maka komponen tersebut juga akan masuk hepar untuk
mengalami proses conjugasi yang akan mengalami perubahan dari zat aktif menjadi inaktif
dan agar zat tersebut lebih larut dalam air sehingga lebih mudah untuk dieksresikan melalui
ginjal dalam bentukurin. Proses conjugasi juga akan meningkatkan kadar radikal bebas pada
sel-sel hepar yang apabila proses tersebut terjadi terlalu aktif, maka akan menyebabkan
terjadinya Nekrosis dari hepatosit.
7/26/2019 BAB III new(1) 2003
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-new1-2003 7/10
3.1 Hipotesis
Hipotesis Penelitian
Hipotesis 1 :
3.2.1.
Kombinasi ekstrak akar Alang – alang ( Imperata cylindrica), daun
Sambungnyowo (Gynura procumbens) dan daun Salam ( Eugenia polyanthum)
mampu menurunkan kadar MDA dan meningkatkan SOD pada jantung tikus
strain wistar induksi hipertensi.
3.2.2. Kombinasi ekstrak akar Alang – alang ( Imperata cylindrica), daun
Sambungnyowo (Gynura procumbens) dan daun Salam ( Eugenia polyanthum)
mampu menurunkan kadar MDA dan meningkatkan kadar SOD pada otak
tikus strain wistar induksi hipertensi.3.2.3.
Kombinasi ekstrak akar Alang – alang ( Imperata cylindrica), daun
Sambungnyowo (Gynura procumbens) dan daun Salam ( Eugenia polyanthum)
mampu menurunkan jumlah kolagen jaringan aorta thorax pada tikus strain
wistar induksi hipertensi.
3.2.4.
Kombinasi ekstrak akar Alang – alang ( Imperata cylindrica), daun
Sambungnyowo (Gynura procumbens) dan daun Salam ( Eugenia polyanthum)
menyebabkan terjadinya nekrosis pada sel – sel hepar pada tikus strain wistar
induksi hipertensi.
3.2.5. Kombinasi ekstrak akar Alang – alang ( Imperata cylindrica), daun
Sambungnyowo (Gynura procumbens) dan daun Salam ( Eugenia polyanthum)
menyebabkan peningkatan kadar Endothelin-1 pada aorta tikus strain wistar
induksi hipertensi.
3.2.6. Kombinasi ekstrak akar Alang – alang ( Imperata cylindrica), daun
Sambungnyowo (Gynura procumbens) dan daun Salam ( Eugenia polyanthum)
mampu menurunkan ketebalah jaringan aorta pada tikus strain wistar induksi
hipertensi.
3.2.7. Kombinasi ekstrak akar Alang – alang ( Imperata cylindrica), daun
Sambungnyowo (Gynura procumbens) dan daun Salam ( Eugenia polyanthum)
menyebabkan terjadinya nekrosis pada tubulus proksimal ginjal tikus strainwistar induksi hipertensi.
3.2.8. Kombinasi ekstrak akar Alang – alang ( Imperata cylindrica), daun
Sambungnyowo (Gynura procumbens) dan daun Salam ( Eugenia polyanthum)
menyebabkan terjadinya nekrosis pada glomerulus ginjal tikus strain wistar
induksi hipertensi.
3.2.9. Kombinasi ekstrak akar Alang – alang ( Imperata cylindrica), daun
Sambungnyowo (Gynura procumbens) dan daun Salam ( Eugenia polyanthum)
mampu meningkatkan kadar ureum kreatinin serum pada tikus strain wistar
induksi hipertensi
7/26/2019 BAB III new(1) 2003
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-new1-2003 8/10
7/26/2019 BAB III new(1) 2003
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-new1-2003 9/10
Pengukuran kadar SOD dan MDA otak tikus dilakukan pada kelompok kontrol
negatif, kontrol positif, perlakuan 3, perlakuan 4, dan perlakuan 5. Metode yang
digunakan pada pengukuran kadar SOD adalah uji hambatan reduksi NBT (nitro blue
tetrazolium) yang menggunakan spektrofotometer dan dibaca pada panjang
gelombang 580 nm pada satuan U/mL. Pengukuran kadar MDA dilakukan dengan
metode uji asam tiobarbiturat (TBA test), menggunakan spektrofotometer dan dibaca pada panjang gelombang 532 nm pada satuan U/mL.
5.
Jumlah kolagen jaringan aorta thorax
Pengamatan terhadap jumlah kolagen jaringan aorta thoraks yang diamati pada
preparat yang dilihat secara histologi pada tikus kelompok kontrol negatif, kontrol
positif, perlakuan 3, perlakuan 4 dan perlakuan 5. Preparat yang dibuat menggunakan
metode pewarnaan masson’s trichrome dan diperiksa dengan mikroskop binokuler
olympustm dengan perbesaran 20x10. Jumlah kolagen di interpretasikan secara
semikuantitatif dengan melihat jumlahnya dan analisis hasil menggunakan software
Adobe Photoshop CS4.50
6.
Jumlah nekrosis hepatosit
Jumlah nekrosis hepatosit secara mikroskopis dilihat dari sel hepar baik yang normal
maupun abnormal yang dapat dilihat dari lisisnya membran sel, denaturasi dari
protein, sitoplasma eosinophilia dan homogenous jernih, perubahan nuclear seperti
kariotthexis, kariolisis dan piknosis yang dihitung secara manual menggunakan
mikroskop binocular dengan pembesaran 1000 kali.
7.
Jumlah Endothelin-1 aorta
Preparat aorta yang sudah siap diamati menggunakan mikroskop binokuler atau
trinokuler yang dapat diatur perbesarannya. Endothelin dihitung secara manual. Setiap
kelompok dilakukan 3 kali pengulangan dan setiap preparat dari tiap kelompokdiamati dalam 5 lapang pandang. Kemudian diambil rataan dalam satu lapang
pandang. Untuk mengurangi faktor bias subyektif, pengamatan jumlah Endothelin-1
dilakukan oleh 2 pengamat. Gambaran di mikroskop juga perlu difoto untuk
dokumentasi.
8.
Ketebalan aorta
Pengukuran ketebalan dinding aorta dimulai dari tunika intima hingga tunika
adventisia. Preparat yang dibuat menggunakan metode pewarnaan HE (Hematoxylin
and Eosin) dan diperiksa dengan mikroskop binokuler olympustm.
9. Jumlah nekrosis tubulus proksimal ginjal
Sel epitel tubulus proksimal diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran
40x10 kali. Perhitungan sel dilakukan dengan cara sel dihitung pada lima lapang pandang pada tiap irisan preparat. Satu gelas obyek diamati satu irisan preparat pada
kedua ginjal kanan dan kiri pada bagian korteks dan medial korteks. Secara
mikroskopis membran sel epitel tubulus proksimal ginjal dilihat apakah masih intak
atau tidak serta keadaan inti sel dengan tanda-tanda nekrosis seperti piknosis,
karioreksis atau kariolisis.35
Perhitungan jumlah sel nekrosis berdasarkan kriteria skor nekrosis tubulus
proksimal.36 Sel nekrosis diamati dan dihitung lima lapang pandang setiap irisan.
Presentase jumlah sel yang nekrosis dirata-rata lalu dilakukan skoring kemudian
hasilnya dibandingkan tiap kelompok.
10. Jumlah nekrosis glomerulus
7/26/2019 BAB III new(1) 2003
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-new1-2003 10/10
Jumlah nekrosis glomerulus merupakan sel yang dapat dilihat dari lisisnya membrane
sel, denaturasi dari protein, sitoplasma eosinophilia dan homogenous jernih,
perubahan nuclear seperti kariolisis, piknosis dan kariotthexis yang dihitung secara
manual menggunakan mirkoskop binocular dengan pembesaran 1000 kali.
11.
Kadar ureum kreatinin serumUreum serum tikus adalah kadar ureum yang terdapat dalam serum tikus yang
diperiksa dengan menggunakan Biosystem reagents dan instrumen. Pengukuran kadar
ureum menggunakan spektrofotometri dengan ƛ 500 nm. Satuan ureum yang
digunakan adalah mg/dl.
Kreatinin serum tikus adalah kadar kreatinin yang terdapat dalam serum tikus yang
diperiksa dengan menggunakan BioSystem reagents dan instrumen. Pengukuran kadar
Kreatinin menggunakan spektrofotometri dengan ƛ 500 nm. Satuan kreatinin yang
digunakan adalah mg/dl.
12. Molecular docking (TNF-alfa, IL-6, COX-1 dan COX-2)
-