BAB II (Recovered).rtf

download BAB II  (Recovered).rtf

of 16

Transcript of BAB II (Recovered).rtf

  • 8/17/2019 BAB II (Recovered).rtf

    1/16

    BAB II

    WETTED WALL COLLUMN

    2.1 Tujuan PercobaanMengukur transportasi fuida yang meliputi:

    1. Menentukan koesien perpindahan massa dan koesienperpindahan panas pada ase gas.

    2. Mempelajari pengaruh variabel-variabel operasi seperti laju alirterhadap koesien perpindahan massa dan koesienperpindahan panas dalam Wetted Wall Column.

    2.2 Tinjauan Pustaka

    Wetted wall dapat digunakan untuk menentukan koesienperpindahan massa gas atau cairan dan perhitungan desain menara

    penyerapan menentukan kondisi kontak cairan ke ase gas dan

    perilaku cairan dan gas pada kondisi yang berbeda.

    !i industri pemisahan komponen-komponen dari campurannya

    menggunakan alat transer massa "seperti absorbs di distilasi terjadi

    karena adanya transer massa. #ondisi suatu optimum suatu proses

    dapat ditentukan jika mekanisme dalam proses transer massa

    diketahui.

     $ranser massa adalah gerakan molekul-molekul atau fuida yang

    disebabkan adanya gaya pendorong. %ada transer massa gaya

    pendorongnya adalah perbedaan konsentrasi dan pada perpindahan

    panas gaya pendorongnya adalah perbedaan suhu.

    %erpindahan panas adalah perpindahan energi karena adanya

    perbedaan

    temperatur. &da tiga bentuk mekanisme perpindahan panas yang

    diketahui yaitu

    konduksi konveksi dan radiasi.

     'enis-jenis aliran fuida pada pipa dapat dikategorikan sebagai

    berikut :

    a. &liran (aminar&liran dengan fuida yang bergerak dalam lapisan-lapisan atau

    laminar dengan satu lapisan meluncur secara lancer. !alam aliran

  • 8/17/2019 BAB II (Recovered).rtf

    2/16

    laminar ini viskositas berungsi untuk meredam kecenderunganterjadinya gerakan relative antara lapisan.

    b. &liran $urbulent&liran dimana pergerakan dari partikel-partikel fuida sangat tidakmenentu karena mengalami percampuran serta putaran partikelantar lapisan yang mengakibatkan saling tukar momentum darisatu bagian fuida ke bagian fuida yang lain dalam skala yangbesar. !alam keadaan aliran turbulent maka turbulensi yangterjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruhfuida sehingga menghasilkan kerugian-kerugian aliran.

    c. &liran $ransisi&liran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar kealiran turbulen.

    !ilihat dari kecepatan aliran menurut )Mr. *eynolds+

    diasumsikan,dikategorikan laminar bila aliran tersebut mempunyai

    bilangan *e kurang dari " /ntuk aliran transisi berada pada pada

    bilangan *e " dan 0 biasa juga disebut sebagai bilangan

    *eynolds kritis sedangkan aliran turbulen mempunyai bilangan *e

    lebih dari 0

    1aktor yang mempengaruhi proses perpindahan panas adalah:

    a. 1aktor kecepatan aliran fuida )makin besar kecepatan fuida makincepan proses konveksi panas terjadi+

    b. 1aktor gradien temperatur )makin besar perbedaan temperaturmakin cepat proses adveksi panas terjadi+

    c. 1aktor sudut antara vektor aliran fuida dengan gradien temperatur)untuk memaksimalkan laju proses konveksi panas aliran fuidaharus tegak lurus dengan garis isotermal+. )2pik 3+

    Gambar 2! data untuk diusi pada fuida pada aliran di dalam pipa.

  • 8/17/2019 BAB II (Recovered).rtf

    3/16

    4umidikasi adalah proses perpindahan atau penguapan cairan

    ke dalam campuran gas dan uap cairan karena adanya kontak antara

    cairan yang temperaturnya lebih tinggi dengan campurannya.

    5edangkan dehumidikasi adalah proses perpindahan atau

    pengembunan uap cair dan gas karena proses pendinginan maupun

    kontak antara cairan yang temperaturnya lebih rendah dengan

    campurannya.

    udaramoludara/kgkg97,28

    1

    OHmolkg

    OHkg02,18

    keringudarakg

    OHkgH

    2

    2

    As

    A2 ××−

    = ρ  ρ 

     ρ 

    H=18,0228,97

    pA

    P-pA.................................)6+

    /dara jenuh adalah udara yang uap airnya setara dengan air pada

    tekanan dan temperatur tertentu. 5ehingga humidity  jenuh adalah:

    Hs=18,02

    28,97

    pA s

    P-pAs................................)+

    %ersentase humidity atau 4p dapat didenisikan dengan 6 kali dari

    humidity   4 dari udara dibagi dengan humidity   4s  jika udara jenuh

    pada suhu dan tekanan yang sama.

    Hp=100HHs

    ......................................)"+

    %ersentase relati humidity  yaitu jumlah dari campuran uap air-udara

     jenuh dalam jumlah persen.

    HR=100p

    Ps.......................................)0+

    !engan catatan 4* 76 )p&,ps+

    !e8 point adalah suhu dimana suatu campuran pertama kali

    mengembun atau pertama kali terbentuk sebuah droplet atau butiran

    cairan. 4al ini menunjukkan adanya raksi mol di ase cair sama

    dengan suhu. Campuran pada kondisi adalah uap jenuh.

    %anas lembab dari campuran udara-uap air. %anas lembab cs

    adalah jumlah panas dalam satuan ' yang dibutuhjan untuk

    menaikkan temperatur dari 6 kg udara kering dan uap air per 6 # atau

    6 oC.

    csk',kg udara kering # 9 6 ; 633 4 )5

  • 8/17/2019 BAB II (Recovered).rtf

    4/16

     $otal entalpi dari campuran udara-uap air. $otal entalpi pada 6 kg

    udara dan uap airnya 4y  ',kg atau k',kg udara kering.)>eankoplis

    6??@+

    Gambar 22 >rak humidity  dari campuran udara-uap air pada tekanan total

    66" k%a )@= mm 4g+.2.3 "ariabe# PercobaanA.  $ekanan sebagai variabel tetap

    - Aariabel tetap  $ekanan udara : 6B 6B B B " kg,cm

      5uhu heater : oC

    - Aariabel berubah  ukaan valve : 6B 6 B B B " putaran

    B. ukaan valve sebagai variabel tetap- Aariabel tetap  ukaan valve : 6B 6 B B B " putaran

      5uhu heater : oC

    - Aariabel berubah  $ekanan udara : 6B 6B B B " kg,cm

    2.4 A#at $an Ba%anA. &lat-alat yang digunakan:

    - Beakerglass

    - Heater 

    - #ompresor

    - Stopwatch

    - $ermometer

    - Wetted Wall column instrument 

    B. ahan-bahan yang digunakan:

    - &ir

    - /dara

  • 8/17/2019 BAB II (Recovered).rtf

    5/16

    2.5 Prose$ur Percobaan1. #alibrasi bukaan valve air

    - Menyalakan pompa untuk mengisi tangki overfow  kemudian

    mengatur bukaan valve sesuai run yaitu 6B 6B B B "putaran

    - Mengalirkan air dari tangki overfo8 kemudian setelah aliran

    yang keluar konstan menampung air tersebut hingga

    volumenya m( dalam beakerglass. Mencatat 8aktu yang

    dibutuhkan untuk mengisi air hingga m(

    - Melakukan " kali kalibrasi pada setiap bukaan valve.

    2. #alibrasi tekanan udara- Menyalakan kompresor sampai mencapai tekanan yang

    ditentukan yaitu 6B6B B B " kg,cm

    - Mematikan kompresor setelah tekanan yang ditentukan

    tercapai kemudian membuka valve pada kompresor dan

    heater untuk mengalirkan udara kedalam kolom bersamaan

    dengan menyalakan stop8atch

    - %ada saat udara mengalir membaca beda ketinggian air raksa

    pada manometer pipa /

    -  'ika tekanan sudah kembali seperti semula mematikan

    stop8atch menutup valve pada kompresor dan heater

    - Melakukan " kali kalibrasi pada setiap variabel tekanan.

    3. %rosedur percobaanA.  $ekanan sebagai varibel tetap

    - Memanaskan heater  sampai suhu C

    - Mengisi tangki overfow sampai overfow

    - Menyalakan kompresor hingga mencapai tekanan yang

    ditentukan kg,cm  dan mengatur bukaan valve sesuai

    dengan run yang ditentukan yaitu 6B 6B B B " putaran

    - Mengontakkan udara dan air pada kolom dengan membuka

    valve untuk gas dan valve untuk air bersamaan dengan itu

    menyalakan stop8atch- Melakukan pencatatan wet bulb temperature  dan dry bulb

    temperature  saat terjadi kontak antara udara dengan air

    untuk aliran masuk sebagai temperatur a8al kemudian

    membaca beda ketinggian air raksa pada manometer pipa /

    -  'ika tekanan telah kembali seperti semula menutup valve

    kompresor valve heater dan valve air secara bersamaan

    kemudian membaca wet bulb temperature  dan dry bulb

    temperature  untuk aliran keluar sebagai temperatur akhir.

    Mencatat 8aktu yang diperlukan

  • 8/17/2019 BAB II (Recovered).rtf

    6/16

    - Melakukan percobaan untuk tekanan udara yaitu 6B 6B B B

    " kg,cm.

    B. ukaan valve sebagai varibel tetap- Memanaskan heater sampai suhu C

    - Mengisi tangki overfow sampai overfow

    - Mengatur bukaan valve sesuai dengan run yang ditentukan

    yaitu 6 putaran dan menyalakan kompresor hingga mencapai

    tekanan yang ditentukan yaitu 6B 6B B B " kg,cm

    - Mengontakkan udara dan air pada kolom dengan membuka

    valve untuk gas dan valve untuk air bersamaan dengan itu

    menyalakan stop8atch

    -Melakukan pencatatan wet bulb temperature  dan dry bulbtemperature  saat terjadi kontak antara udara dengan air

    untuk aliran masuk sebagai temperatur a8al kemudian

    membaca beda ketinggian air raksa pada manometer pipa /

    -  'ika tekanan telah kembali seperti semula menutup valve

    kompresor valve heater dan valve air secara bersamaan

    kemudian membaca wet bulb temperature  dan dry bulb

    temperature  untuk aliran keluar sebagai temperatur akhir.

    Mencatat 8aktu yang diperlukan

    -

    Melakukan percobaan untuk bukaan valve yaitu 6B B B "putaran.

    2.6 Data Pen&amatan

     $abel .=.6 #alibrasi bukaan valve untuk air

    ukaan )%utaran+Aolume air

    )ml+Waktu )detik+

    t6 t t" trata-rata6 3"" 3@@ ?3 3?@""

    6. @@ @6 @?" @="

    36 =3? =33 @=

    . @0@ 0? 0"0 0==@

    " 06 0== 0@@ 06=@

     $abel .=. #alibrasi tekanan udara

     $ekanan /dara)kg,cm+

     $inggi Manometer )cm+ Waktu )detik+

    46 4 4" 4rata-rata t6 t t" trata-rata

    6 6 63" "?0 3"@ @"6 =06. " " "=@ "6? "=@= "="

  • 8/17/2019 BAB II (Recovered).rtf

    7/16

    0 =@ 0?= 3" 0?@ "

    . 0 0 = 0@ 0"@ @" =@

    " 3 3 @ =33 = @ =6""

  • 8/17/2019 BAB II (Recovered).rtf

    8/16

     $abel .=." !ata pengamatan dengan tekanan sebagai variabel tetap

    % ukaan 5uhu &8al )oC+ 5uhu &khir )oC+ 4 Waktu

    )kg,cm+ )putaran+ $d6  $d  $86  $8  $d6  $d  $86  $8 )cm+ )detik+

    6

    6 "6 ? ? ? " " " ? 63 0"?

    6 "" ? ? ? "3 " " ? 66 "0@

    "" ? " ? "@ 3 " ? 63 "6

    " 3 " ? "@ 3 " ? 66 ""

    " " 3 " ? "3 3 " ? 66 ???

    6

    6 "= 3 " ? "? 3 "6 ? 66 "0?@

    6 "@ 3 "6 ? 0 3 "6 ? 663 "@3

    "@ 3 "6 ? 06 3 " ? 66? 00"

    "3 3 " ? 0" 3 "" ? 6 "0

    " "3 3 " ? 00 3 "" ? 6"3 0=3

    6 0 3 " 3 0 @ "0 @ 6" 0?6

    6 06 3 "" 3 0 @ "0 @ 6" 06"

    06 @ "" 3 00 @ "0 @ 6"6 00

    0 @ "" 3 00 @ "0 3 6" 0=?=

    " 0 3 "" 3 0" @ "0 @ 6@ 036@

    6 "3 3 "" 3 0 3 "0 3 6"3 6@=

    6 "3 @ "" 3 00 @ "0 3 6 6

    "3 @ "" 3 0= @ "0 3 663 =33

    "? @ "" 3 0 @ " 3 6 0=0

    " "? @ "" 3 0 @ "0 3 6 @=

    "

    6 "" @ "" 3 00 @ "" 3 6"" 6=

    6 0 @ "" 3 00 @ "" 3 66" "@

    0 @ "" 3 0" @ "0 3 6" ="@

    0 @ "" 3 0" @ "0 3 6"0 6

    " 0 @ "" 3 0" @ "0 3 6 6?=

  • 8/17/2019 BAB II (Recovered).rtf

    9/16

     $abel .=.0 !ata pengamatan dengan bukaan valve sebagai variabel tetap

    ukaan)%utaran+

    % 5uhu &8al )oC+ 5uhu &khir )oC+ 4 Waktu

    )kg,cm+ $d6  $d  $86  $8  $d6  $d  $86  $8 )cm+ )detik+

    6

    6 " @ " 3 "@ @ " 3 60 @0@6

    6 "0 @ "6 3 "@ @ "6 3 60 @0=

    " @ "6 3 0 @ " 3 6 @"=@

    "= @ "6 3 00 @ "" 3 6 ="

    " "@ @ " 3 00 @ "0 3 63 ?0

    6

    6 06 @ "" 3 0 @ "" 3 6= =@0

    6 "? @ " 3 06 @ "" 3 6= ="=

    "3 @ " 3 06 @ "" 3 6@ ="?

    "= @ " 3 "= @ " 3 63 3@

    " 0 @ "" 3 00 @ " 3 6@ =3"?

    6 "3 @ " 3 0 @ " 3 6@ ?=

    6 "3 @ " 3 0 @ " 3 6@ ="

    06 @ " 3 0 @ " 3 6 =6@

    06 @ " 3 0 @ "" 3 60 =63"

    " 0 @ "" 3 06 @ "" 3 6 =0@0

    6 "3 @ "" 3 0 @ "0 3 6 @"6

    6 "3 @ "" 3 06 @ "0 3 6= @

    "@ @ "" 3 06 @ "0 3 6@

    "= @ "" 3 0 @ "" 3 6= =

    " "= @ "" 3 0" @ "" 3 6 3@"

    "

    6 0 @ " 3 0" @ "" 3 6 "@0

    6 0 @ " 3 0 @ "" 3 6= "?0

    "? @ " 3 0 @ "" 3 6= ="

    "? @ "" 3 0 @ "" 3 63 =60?

    " "? @ "" ? 0 @ " 3 6" ="0

  • 8/17/2019 BAB II (Recovered).rtf

    10/16

    2.7 Data Per%itun&an $abel [email protected]. %erhitungan (aju &lir Aolumetrik &ir

    Aolume &ir )ml+ t )detik+ (aju alir ? .@3=@3

    @.=" =."@??03

    @.= =3.3@"0

    ?6.0=3=?"

    66.@?

     $abel .@.. %erhitungan (aju &lir Aolumetrik /dara

     $inggi

    Manometer

    Waktu

    )detik+

    Aolume (uas (aju &lir )m(,detik+

    6.3" =.0 .=3?0 6@".@="=6@

    . "=." .=@"63 6"."@

    .=@ ." .""=@?@? 6"0.03@"@=

    .0@ .00@"6@ 66.@?

    .@ = .06=30 60.=00@0@

    2.8 Gra'k

    >rak .3.6. 4ubungan antara laju alir volumetrik )D+ dengan

    8aktu )detik+ pada kalibrasi bukaan valve pada air

  • 8/17/2019 BAB II (Recovered).rtf

    11/16

    >rak .3.. 4ubungan antara laju alir volumetrik )D+ dengan

    tinggi

    manometer )4+ pada kalibrasi tekanan ud

  • 8/17/2019 BAB II (Recovered).rtf

    12/16

    >rak .3.". 4ubungan antara laju alir volumetrik )D+ dengan

    koesien perpindahan massa )#>+ untuk tekanan

    sebagai variabel tetap

    >rak .3.0. 4ubungan antara laju alir volumetrik )D+ dengan

    koesien perpindahan massa )#>+ untuk bukaan

    valve sebagai variabel tetap

     

    >rak .3.. 4ubungan antara laju alir volumetrik )D+ dengan

    koesien perpindahan panas )4>+ untuk tekanan

    sebagai variabel tetap

  • 8/17/2019 BAB II (Recovered).rtf

    13/16

    >rak .3.=. 4ubungan antara laju alir volumetrik )D+ dengan

    koesien perpindahan panas )4>+ untuk bukaan

    valve sebagai variabel tetap

    2.9 Pemba%asan- 4ubungan antara 8aktu )t+ dengan laju alir volumetrik )D+ pada

    kalibrasi liEuid.5ecara teori hubungan antara 8aktu dengan laju alir volumetrik

    adalah berbanding terbalik dimana semakin besar laju alir

    volumetrik maka 8aktu yang diperlukan semakin sedikit. 4al ini

    dinyatakan dengan persamaan :

    D 9 t

    V

    !ari percobaan didapatkan hasil sesuai dengan teori sepertiyang ditunjukan pada grak .3.6.

    - 4ubungan antara laju alir volumetrik )D+ dengan tinggi air raksa

    )4+ pada kalibrasi udara.

    5ecara teori hubungan D dan 4 adalah berbanding lurus yaitu

     jika laju alir volumetrik dinaikan maka harga ketinggian air raksa

    akan naik pula. 5ecara teori dinyatakan dengan rumus :

    D 9 A F &

  • 8/17/2019 BAB II (Recovered).rtf

    14/16

    %ada percobaan hubungan laju volumetrik )D+ dengan tinggi air

    raksa )4+ ditunjukan dengan grak .3. namun pada grak

    .3. pada tekanan B dan " didapati tinggi air raksa )4+ yang

    tidak sesuai dimana seharusnya semakin tinggi tekanan

    semakin tinggi pula nilai 4 yang di dapatkan. 4al ini bisa

    disebabkan pada bukaan valve yang dilakukan tidak secara

    bersamaan sehingga tekanan yang masuk tidak maksimal.

    - 4ubungan antara laju alir volumetrik )D+ dengan koesien

    perpindahan massa )# >+ secara teori adalah berbanding lurus.

    4al tersebut disimpulkan dari persamaan :#> 9 #G,%t)6-G&+(M

    !imana : #  G 9 LMAA1

    A

    )-!

     "

    H& 9 A/

    A1

    A1

    A2

    A2

    -1

    -1

    A/  9 udara

    A1

    #M

    )-!1$%   ××

    !ari percobaan didapatkan hasil yang sesuai teori yaitu semakin

    besar laju alir volumetrik maka koesien perpindahan massa

    semakin besar pula yang ditunjukan pada grak .3." untuk

    tekanan sebagai variabel tetap dan grak .3.0 untuk bukaan

    valve sebagai variabel tetap.

  • 8/17/2019 BAB II (Recovered).rtf

    15/16

    2.10 (esim)u#an1. 5emakin besar tinggi tekanan udara maka laju alir udara )D+

    semakin besar2. 5emakin besar bukaan valve maka laju alir liEuida )D+ semakin

    besar dan 8aktu )t+ yang didapat semakin kecil.3. (aju alir )D+ berbanding lurus dengan koesien perpindahan

    massa )#>+ pada tekanan sebagai variabel tetap.4. (aju alir )D+ berbanding lurus dengan koesien perpindahan

    massa )#>+ pada bukaan valve sebagai variabel tetap.5. (aju alir )D+ berbanding lurus dengan koesien perpindahan

    panas )4>+ pada tekanan sebagai variabel tetap.6. (aju alir )D+ berbanding lurus dengan koesien perpindahan

    panas )#>+ pada bukaan valve sebagai variabel tetap.

  • 8/17/2019 BAB II (Recovered).rtf

    16/16

    DA*TA+ PU,TA(A

    >eankoplis Christie.'[email protected] Process and Unit Operations

    third edition./niversityo Minnesota: