Aspek Hukum 02

download Aspek Hukum 02

of 27

Transcript of Aspek Hukum 02

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    1/27

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    2/27

    C. VERSI ASING

    PADA UMUMNYA MENGGUNAKAN STANDAR FIDIC atau JCT

    FORMAT STANDAR FIDIC (Federation Internationale Des Ingenieurs Conseils),

    YAITU FEDERASI INTERNASIONAL DARI Engineer Konsultan mancanegara

    yang berkantor pusat di Lausanne, Swiss.

    DOKUMEN TERSEBUT DINAMAKAN ,, Conditions Of Contract For Works Of

    Civil Engineering Construction

    FORMAT STANDAR FIDIC PERTAMA DIBUAT PADA TAHUN 1956, MENGACU

    PADA STANDAR ICE (INSTITUTE OF CIVIL ENGINEERS) INGGRIS, DAN DISEBUT

    DENGAN RED BOOK.

    FORMAT STANDAR FIDIC DIBUAT UNTUK KONTRAK YANG SIFATNYA

    REMEASURE ( Jumlah / volume pekerjaan dihitung kembali ), adapula yang

    menyebut nya Unit Price Contract atau Fixed Unit Price Contract

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    3/27

    3. KENDALA, ISI KONTRAK ( KERANCUAN, SALAH PENGERTIAN,

    BENTURAN )

    a. HAL-HAL YANG RANCU

    i). Contractors Full Frefinance dianggap Design Build/Turn Key

    ii). Pengadilan atau Arbitrase disebut secara jelas

    b. SALAH PENGERTIAN

    Salah pengertian yang terjadi, kontrak Fixed Lump Sum Price ,

    nilai tidak berubah, bagaimana jika pekerjaan berubah?

    c. KESETARAAN KONTRAK

    Kontrak belum ,,Adil dan Setara,, (fair and equal ) :i). Penyedia Jasa lalai kena sanksi, bagaimana sebaliknya.

    ii). Kelambatan penyelesaian kena denda, sebaliknya

    keterlambatan pembayaran bagaimana?

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    4/27

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    5/27

    ADMINISTRASI KONTRAK YANG BAIK DENGAN MELAKUKAN KEGIATAN :1. MEBUAT DAFTAR PERIKSA ( CHECK LIST ) DARI KETENTUAN-KETENTUAN DALAM SYARAT-

    SYARAT PERJANJIAN, KEDALAM KELOMPOK-KELOMPOK SESUAI DG SIFAT DAN JENISNYA( KELOMPOK KETENTUAN UMUM YANG MENYEBUTKAN PENJELASAN, PERSYARATAN,

    LARANGAN, TANGGUNG JAWAB, KELOMPOK HAK MASING-MASING PIHAK, DAN KELOMPOKKEWAJIBAN MASING PIHAK ).

    2. MELAKUKAN PENCATATAN (RECORDING), ATAS SEMUA KEJADIAN ATAU KEADAAN SELAMASELAMA PELAKSANAAN KONTRAK ( PROPER DOCUMENTATION )

    3. MEMPERSIAPKAN DATA PENDUKUNG TEKNIK MAUPUN ADMINISTRASI UNTUK DAPATDIAJUKAN DALAM MENDAPATKAN HAK-HAK YANG LANGSUNG, MAUPUN YANG TIDAKLANGSUNG.

    PASAL PASAL PENTING DALAM KONTRAK :

    1. Lingkup pekerjaan : berisi tentang uraian pekerjaan yang termasuk dalam kontrak.2. Jangka waktu pelaksanaan : menjelaskan tentang,

    Total durasi pelaksanaan.

    Pentahapan (milestone), bila ada.

    Hak memperoleh perpanjangan waktu (jika memenuhi persyaratan).

    Ganti rugi keterlambatan.

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    6/27

    3. Harga borongan : menjelaskan,

    Jumlah Nilai yang dibayarkan pemilik proyek kepada kontraktor, jika telah melaksanakan seluruh

    pekerjaan.

    Sifat kontrak. Biaya biaya yang termasuk dalam harga borongan.

    4. Cara Pembayaran, berisi ketentuan tentang ;

    Tahapan pembayaran

    Cara mengukur prestasi

    Jangka waktu pembayaran

    Jumlah retensi

    Konsekwensi keterlambatan (Denda)

    5. Pekerjaan Tambah atau kurang, berisi :

    Definisi pekerjaan tambah atau kurang

    Dasar pelaksanaan pekerjaan Tambah atau kurang

    Dampak terjadi perubahan harga borongan

    Cara pembayarannya

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    7/27

    6.Pengakhiran pekerjaan, berisi ketentuan tentang :

    Hal hal yang dapat mengakibatkan pengakhira perjanjian

    Hak untuk mengakhiri perjanjian

    Konsekwensi pengakhiran perjanjian.

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    8/27

    6. KLAIM KONTRAK

    SAMPAI TAHUN 1997 BELUM PERNAH ADA KLAIM KONTRAK, KLAIM ADALAH SUATUTUNTUTAN /TAGIHAN YANG MUNCUL, AKIBAT BEBERAPA HAL.

    DALAM STANDAR KONTRAK INTERNASIONAL, SEBAGAI REFERENSI DIGUNAKAN BUKU

    CONDITION OF CONTRACT (INTERNATIONAL) FOR WORK CIVIL ENGINEERINGCONSRUCTION OLEH FIDIC, SERING TIMBUL PADA KONTRAK INTERNASIONAL.

    YANG DAPAT MENIMBULKAN KLAIM :

    VARIATIONS :

    Engineer dapat mengeluarkan Variation Order kepada Kontraktor :

    1. Keadaan Lapangan2. Penambahan dan pengurangan volume

    3. Menghilangkan suatu jenis pekerjaan

    4. Merubah kualitas dari pekerjaan

    5. Merubah level, posisi, ukuran suatu pekerjaan

    Variation Order hanya seizin Engineer, Pemimpin Proyek. V.O DAPAT BERUPA DAY WORK, BERDASAR DAY WORK RATE

    ADVERSE PHYSICAL CONDITION : suatu keadaan/kondisi yang tidak sesuaidengan kontrak, atau penjelasan awal kontrak

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    9/27

    BREACH of CONTRACT ( PELANGGARAN KONTRAK ), YAITU :

    HIGHER PERFORMANCE STANDARD :

    1. PERCEPATAN WAKTU ( RESIKO DIKLAIM )

    2. PERUBAHAN MUTU Bahan.

    SEQUENCE CHANGE.

    PERFORMANCE METHOD CHANGE

    SUSFENSION of WORKS

    DELAY AND IMFACT

    SPECIAL RISK

    PERUBAHAN COST DAN UU

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    10/27

    MENGURAIKAN UNTUNG RUGINYA BENTUK KONTRAK, DILIHAT DARIBERBAGAI ASPEK :

    A.ASPEK PERHITUNGAN BIAYA :

    DIDASARKAN PADA PERHITUNGAN BIAYA PEKERJAAN/HARGA BORONGAN.

    ADA 2 (DUA) MACAM BENTUK KONTRAK :

    1. FIXED LUMP SUM PRICE

    DEFINISI :

    a. SECARA UMUM , VOLUME PEKERJAAN DALAM KONTRAK TIDAK BOLEH

    DIUKUR ULANG (A FIXED LUMP SUM PRICE CONTRACT IS A CONTRACT

    WHERE THE BILL OF QUANTITY IS NOT SUBJECT TO REMEASUREMENT) .

    b. PP NO.29/2000 TTG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI DALAM

    BENTUK IMBALAN LUMP SUM

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    11/27

    (Psl.21(6) : Kontrak Jasa atas penyelesaian pekerjaan dalam jangka

    waktu tertentu dengan jumlah harga yang pasti dan tetap serta semua

    resiko yang terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan yang

    sepenuhnya ditanggung penyedia jasa sepanjang gambar dan

    spesifikasinya tidak berubah).

    C. Robert D Gilbreath dalam Managing Contruction Contract : ,,Lump

    Sum..(HARGA PASTI) suatu harga yang pasti dan tertentu telah

    disetujui kedua pihak sebelum kontrak ditandatangani, harga tidak

    berubah selama berlakunya kontrak dan tidak dapat diubah kecuali

    karena perubahan lingkup pekerjaan.D. McNeil Stokes dalam bukunya Contruction Law in Contractors

    Language : ,,Kontrak Harga Pasti ,, bentuk kontrak yang biasa adalah

    perjanjian Lump Sum dimana kedua pihak sepakat pada jumlah harga

    yang pasti. Pengguna Jasa memikul semua resiko

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    12/27

    B. UNIT PRICE

    PENGERTIAN/BATASAN/DEFINISI :

    a. Secara Umum Volume yang tercantum merupakan perkiraan dan akan diukur

    ulang untuk menentukan volume yang benar-benar dilaksanakan ,, A Unit

    Price Contract is A Contract where the Bill of Quantity is Subject to

    remeasurement,,

    b. PP No. 29/2000 Psl. 21 (2) :

    Kontrak imbalan Harga Satuan merupakan kontrak jasa atas penyelesaian

    pekerjaan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan harga satuan yang

    pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan untuk spesifikasi

    tertentu yang volume pekerjaannya didasarkan pada hasil pengukuran

    bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar dilaksanakan Penyedia

    Jasa.

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    13/27

    c. Robert D Gilbreath, ,, Harga Satuan,, Menggambarkan

    variasi dari kontrak lump sum, dimana total nilai

    kontrak ditetapkan dengan mengalihkan harga satuan

    dengan volume pekerjaan yang dilaksanakan.

    d. McNeil Stokes ,,Kontrak Harga Satuan,, Penyedia Jasa

    dibayar suatu jumlah yang pasti untuk setiap

    pekerjaan yang dilaksanakan, untuk menghindari

    sengketa mengenai berapa pekerjaan yang

    sesungguhnya dilaksanakan setiap satuan pekerjaan

    harus ditentukan dengan tepat,,

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    14/27

    B. ASPEK PERHITUNGAN JASA

    ADA TIGA BENTUK KONTRAK :

    BIAYA TANPA JASA ( COST WITHOUT FEE)

    BIAYA DITAMBAH JASA (COST PLUS FEE)

    BIAYA DITAMBAH JASA PASTI (COST PLUS FIXED FEE)

    DI AS ADA BENTUK LAIN (COST SHARING, COST PLUS INSENTIVEFEE,COST PLUS AWARDED FEE).

    1. BIAYA TANPA JASA (COST WITHOUT FEE) :

    PENYEDIA JASA DIBAYAR BIAYA PEKERJAAN PENYEDIA JASA PROFIT ORIENTED (BENTUK PEKERJAAN YANG

    BERSIFAT SOSIAL a tau CHARITY PORPOSE )

    PENYEDIA JASA MENDAPATKAN KEUNTUNGAN DARI :

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    15/27

    1) EFISIENSI

    2) MENEKAN BIAYA OVERHEAD

    3) MENDAPATKAN PEKERJAAN SEJENIS YANG BERULANG

    ROBERT D.G (MANAGING CONSTRUCTION CONTRACTS), SEBAGAI COST

    REIMBURSABLE NO FEE, BENTUK KONTRAK INI TIDAK POPULER DALAM DUNIA

    KONSTRUKSI KOMERSIAL, TERBATAS PADA ORGANISASAI NIRLABA.

    2. BIAYA DITAMBAH JASA (COST PLUS FEE)

    BIAYA PEKERJAAN DITAMBAH JASA (mis : 10 %) SEPERTINYA TIDAK ADA BATASAN BIAYA PEKERJAAN

    BENTUK KONTRAK SEPERTI INI MENGUNDANG TERJADINYA KKN,

    SEHINGGA PADA TAHUN 1966 PEMERINTAH MELARANG BENTUK KONTRAK

    SEPERTI INI

    ROBERT D.G MENYEBUTNYA SEBAGAI COST PLUS PROCENTAGE OF COST

    (BIAYA DITAMBAH PERSENTASE BIAYA)

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    16/27

    MER UPAKAN IRONI BENTUK KONTRAK SEPERTI INI DIHIDUPKAN

    KEMBALI SEJAK TH.2000, MELALUI PP. No. 29 Th.2000.

    MENURUT PP INI PADA Psl. 20 (3) :BENTUK IMBALAN JASA :

    LUMP SUMP

    UNIT PRICE (HS)

    BIAYA DITAMBAH IMBALAN JASAGABUNGAN LUMP SUMP + HARGA SATUAN

    PROSENTASE

    Psl.21 (3) : KONTRAK KERJA KONSTRUKSI DENGAN BENTUK BIAYA DITAMBAHIMBALAN JASA MERUPAKAN KONTRAK JASA ATAS PENYELESAIAN SELURUH PEKERJAANDALAM JANGKA WAKTU TERTENTU DIMANA JENIS PEKERJAAN DAN VOLUMENYA BELUM

    DIKETAHUI SECARA PASTI, SEDANGKAN PEMBAYARANNYA DILAKUKAN BERDASARKAN

    PENGELUARAN BIAYA YANG MELIPUTI PEMBELIAN BAHAN, Dst, Dll , .Dst

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    17/27

    3. BIAYA DITAMBAH JASA PASTI (COST PLUS FIXED FEE)

    HAMPIR SAMA DENGAN COST PLUS FEE, LETAK PERBEDAAN PADA IMBALAN JASAYANG TETAP DAN TELAH DISEPAKATI SEBELUM TANDA TANGAN KONTRAK

    C. ASPEK CARA PEMBAYARAN

    ADA TIGA BENTUK CARA PEMBAYARAN :

    1. PEMBAYARAN BULANAN (MOUNTHLY PAYMENT) :

    Dalam sistem / cara pembayaran bulanan (MounthlyPayment), prestase Penyedia Jasa dihitung setiap akhir

    bulan, setelah prestase diakui oleh Pengguna Jasa, makaPenyedia Jasa dibayar sesuai dengan pretase tersebut,kelemahan cara ini seberapa kecilpun prestase Penyedia Jasapada suatu bulan tertentu, dia tetap harus dibayar. Hal inidapat berpengaruh terhadap target prestase yang seharusnyatercapai sesuai dengan jadwal pelaksanaan, hal ini

    berpeluang terjadinya keterlambatan penyelesaianpekerjaan, karena itu cara pembayaran seperti ini perludimodifikasi dengan mencantumkan prestase minimum fisikyang harus dicapai.

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    18/27

    PP No. 29/2000 pasal 20 ayat (3) huruf c angka 2, menyatakan : Kontrak

    kerja konstruksi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dibedakan :

    Bentuk imbalan,..dst

    Jangka waktu pelaksanaan ..dst

    Cara pembayaran hasil pekerjaan :1. Sesuai kemajuan pekerjaan

    2. Secara berkala

    Dalam penjelasan pasal ini disebutkan : Pengukuran hasil pekerjaan secara

    berkala umumnya dilakukan secara bulanan pada tiap akhir bulan

    2. Cara pembayaran atas Prestasi ( Stage Payment)

    Bentuk kontrak dengan sistem/cara pembayaran seperti ini, pembayaran

    kepada Penyedia Jasa dilakukan atas dasar prestasi/kemajuan pekerjaan yang

    telah dicapai sesuai ketentuan yang ada dalam kontrak, bukan pretasi yang

    dicapai dalam satuan waktu. Prestasi dinyatakan dalam prosentase sehingga

    pembayaran seperti ini disebut pembayaran termijn/angsuran. Sehingga

    setelah prestasi mencapai 100 %, dan serah terima pertama dilakukan ,

    pembayaran Penyedia Jasa berjumlah 95 %, dimana sisa 5 % dari nilai

    kontrak ditahan oleh Pengguna Jasa selama masa tanggungan atas cacat /

    Masa pemeliharaan bangunan ( Retension Money ), yang akan dibayarkan

    setelam masa pemeliharaan selesai ( Serah terima kedua ).

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    19/27

    Cara seperti ini telah dimodifikasi yaitu setelah prestasi Penyedia Jasa 100%,

    dibayar 100 % dengan ketentuan Penyedia Jasa menyerahkan Surat Jaminan

    Bank yang nilainya sama dengan 5 % dari nilai kontrak, dengan masa

    pertanggungan selama masa pemeliharaan bangunan.

    3. PRA PENDANAAN PENUH DARI PENYEDIA JASA (Contractors Full

    Prefinance)

    Dalam kontrak seperti ini Penyedia Jasa harus mendanai dahulu seluruh

    pekerjaan sesuai dengan kontrak, dimana setelah selesai pekerjaan dqn

    diterima dengan baik oleh Pengguna Jasa, barulah Penyedia Jasa mendapat

    pembayaran sekaligus, dengan menyerahkan Surat Jaminan Bank dengan nilai

    5 % dari nilai kontrak (retension money), dengan masa pertanggungan selama

    masa pemeliharaan bangunan selesai.

    D. ASPEK PEMBAGIAN TUGAS

    Kontrak konstruksi dibedakan pula dari Aspek Pembagian Tugas para pihak

    yang berkontrak atau yang kita kenal di Indonesia sebagai kontrak

    biasa/kontrak konvensional, kontrak spesialis, rancang bangun, BOT/BLT, dan

    Swakelola . Selain bentuk kontrak konvensional, bentuk yang lain belum

    banyak dikenal di Indonesia.

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    20/27

    1.BENTUK KONTRAK BIASA (KONVENSIONAL) :

    Merupakan kontrak yang tertua yang kita kenal di Indonesia, dan masih dipakai

    hingga saat ini, inilah yang menyebabkan bentuk kontrak ini disebut

    konvensional/biasa. Pembagian tugasnya sederhana dimana Pengguna Jasa

    menugaskan Penyedia Jasa untuk melaksanakan pekerjaan, dimana pekerjaantersebut sudah dibuat rencananya oleh pihak lain, tinggal melaksanakannya

    saja sesuai kontrak, sebagai pengawas Pengguna Jasa menunjuk Direksi

    Pekerjaan atau Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan untuk mengawasi

    pekerjaan Penyedia Jasa, dalam bentuk kontrak seperti in sedikitnya

    diperlukan 3 (tiga) kontrak terpisah :

    PENGGUNA JASA DENGAN KONSULTAN PERENCANA, sebagai Penyedia

    Jasa untuk merencanakan Proyek.

    PENGGUNA JASA DENGAN KONSULTAN PENGAWAS, sebagai Penyedia

    Jasa untuk mengawasi jalannya proyek.PENGGUNA JASA DENGAN KONTRAKTOR PELAKSANA, sebagai

    Penyedia Jasa untuk mengerjakan Proyek tersebut.

    ROBERT D.Gilbreath (MANAGING CONSTRUCTION CONTRACTS) :

    menyebutnya sebagai kontrak tradisional, yang sering dijumpai pada proyek

    berskala kecil, seperti rumah sakit, pusat belanja, sekolah sekolah, tetapi

    tidak jarang dipakai untuk proyek proyek industry.

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    21/27

    2. BENTUK KONTRAK SPESIALIS :

    Apabila dalam kontrak konvensional antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa

    hanya ada satu kontrak kerja konstruksi dimana si Penyedia Jasa sebagai

    Penyedia Jasa Utama dari Pehyedia Jasa lain yang mengerjakan bagian

    bagian tertentu dari pekerjaan adalah sebagai sub Penyedia Jasa yangdipekerjakan oleh Penyedia Jasa utama, maka dalam bentuk spesialis

    terdapat lebih dari 1 (satu) kontrak kerja konstruksi. Biasanya bentuk kontrak

    seperti ini digunakan untuk pekerjaan berat/komplek dan menggunakan

    teknologi yang tinggi/canggih, dimana Pengguna Jasa membagi bagi kontrak

    beberapa buah berdasarkan bidang pekerjaan khusus/special, seperti

    pekerjaan fondasi (sub. Struktur), pekerjaan bangunan atas (super struktur),

    pekerjaan M/E, dan lainnya, semua Penyedia Jasa yang terlibat menanda

    tangani kontrak, disini tidak ada Penyedia Jasa Utama. Di Indonesia bentuk

    kontrak seperti ini tidak begitu disukai dan dipakai.

    Ada 4 (empat) keuntungan yang diperoleh dengan bentuk kontrak seperti ini :

    MUTU YANG LEBIH BAIK : karena pekerjaan diserahkan kepada ahlinya.PENGHEMATAN WAKTU : hal ini masih harus diuji, karena yang menjadi

    masalah adalah dapat terjadi pertemuan/persinggungan (interfacing), penting

    pengawasan yang ketat dari Pengguna Jasa, Jadwal Pelaksanaan Terpadu

    (Integrated Time Schedule) yang sudah disetujui bersama harus ditaati dengan

    disiplin yang tinggi, oleh semua pihak yang terlibat.

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    22/27

    PENGHEMATAN BIAYA : Jasa untuk satu pekerjaan yang sama tidak dikenakan 2

    (dua) kali.

    KELELUASAAN DAN KEMUDAHAN MENGGANTI PENYEDIA JASA

    3. BENTUK KONTRAK RANCANG BANGUN (Design Contract / Bu i ld, turnk ey) :

    Sistem kontrak semacam ini lebih dikenal dimasyarakat denganistilah Kontrak Turnkey ,

    secara teknis istilah Rancang Bangun (Design Contract atau Design Build) adalah lebih

    tepat karena lebih jelas pembagian tugas dalam kontrak tersebut. Dalam sistem kontrak

    FIDIC membedakan pengertian antara Design Build dan Turnkey dari aspek

    pembayaran.

    Design Build melakukan pembayaran pertermijn (seperti kontrak biasa), sedangkan

    Turnkey pembayaran sekaligus setelah pekerjaan selesai. Dari aspek penugasan baik

    Design Build ataupun Turnkey sama sama melaksanakan Perencanaan dan

    sekaligus Pelaksanaan diserahkan kepada Kontraktor Utama. Pemilik menentukan

    persyaratan-persyaratan (Term of reference) Pekerjaan dilakukan secara Overlap,

    kesulitan kontraktor membuat harga yang akurat (Contingency cost).

    Harga penawaran meliputi :

    Biaya Design/perencanaan struktur, arsitektural, m/e

    Biaya Konstruksi

    Internal Duration Contruction

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    23/27

    4. BENTUK KONTRAK ENGINEERING, PROCUREMENT AND

    CONTRUCTION (EPC).

    Kontrak ini sesungguhnya adalah seperti Kontrak rancang bangun, kontrak

    sistem ini dikenal pada dunia industry manufacture, misalnya industry minyak

    gas bumi, petro kimia, power plant dan lainnya.

    Engineering Procurement and Construction Contract (EPCC) : Biasa disebut

    kontrak EPC adalah sistem Kontrak yang meliput tanggung jawab :

    Engineering (Perekayasaan)

    Procurement (Pengadaan)

    Construction (Konstruksi)

    Commissioning (Uji coba operasional)Biaya yang diperhitungkan dalam penawaran EPC :

    Biaya Jasa

    Biaya Jasa Pengelolaan Proyek (Proyect Management)

    Biaya Jasa Perekayasaan (Engineering)

    Biaya Jasa Pengadaan (Procurement) Biaya Jasa Manajemen Konstruksi (Construction Management)

    Biaya Jasa uji coba operasi

    Biaya Peralatan dan Spare part

    Biaya Konstruksi

    Biaya Assuransi, pajak, overhad, dll

    5 BENTUK KONTRAK BOT/BLT (BUILD OPERATIONAL TRANSFER/BUILD

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    24/27

    5. BENTUK KONTRAK BOT/BLT (BUILD OPERATIONAL TRANSFER/BUILD

    LEASE TRANSFER)

    Bentuk kontrak seperti ini secara umum merupakan bentuk kerja sama antara

    pemilik lahan dengan pemilik modal (Investor), yang akan membangun fasilitas

    seperti pusat perbelanjaan, hotel, resort, jalan tpl dan lain lain.

    Bagian yang dilakukan investor dari membangun fasilitas sebagaimana yangdirencanakan ( yang disepakati ) pemilik lahan, inilah yang diartikan dengan B

    (Build).

    Setelah Pembangunan dan seluruh fasilitas telah selesai dan siap

    dioperasikan, investor diberi hak untuk mengelola dan memungut hasilnya dari

    fasilitas tersebut (sebagai bentuk return of investment), selama kurun waktutertentu, ini yang diartikan sebagai O (Operate), setelah masa pengoperasian

    selesai, fasilitas dikembalikan kepada pemilik lahan, ini yang diartikan sebagai

    T (Transfer), sehingga disebut sebagai Build, Operate, and Transfer(BOT), dan

    diharapkan seluruh fasilitas dalam keadaan yang terawatt dengan baik.

    Perjanjian perencanaan dan pembangunan rancang bangun beserta lamanyamasa konsesi ( pemberian Hak ), disebut dengan Concession Contract

    Agreement, dan isi kontrak/perjanjian yang disukai adalah masa membangun

    (Contructions period) disatukan dengan masa pengelolaan (Concession

    period), untuk memacu investor dalam pelaksanaan pembangunan.

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    25/27

    Sedangkan bentuk Build, Lease, Transfer (BLT), sedikit berbeda dengan BOT,

    dimana setelah selesai fasilitas dibangun (Build), pemilik fasilitas seolah

    menyewa untuk kurun waktu tertentu yang telah disepakati (Lease) kepada

    investor (sebagai return of investment) dari investasi yang telah ditanam, atau

    fasilitas dapat disewakan kepada pihak lain (diperlukan Lease Agreement),dimana setelah waktu berakhir seluruh fasilitas dikembalikan kepada pemilik

    fasilitas.

    6. SWAKELOLA (FORCE ACCOUNT) :

    Swakelola bukanlah bentuk suatu kontrak, karena pekerjaannya dilaksanakan

    sendiri, tanpa memborongkannya kepada Penyedia Jasa, bentuk ini dikenal

    dengan Eigen beheer, memberi perintah, yang mengerjakan dan mengawasi

    adalah orang orang diinstansi tersebut

    ROBERT D.Gilbreath dalam bukunya Managing Construction Contracts

    menyebutnya dengan istilah Force Acount. Bentuk kontrak seperti ini, dimanaSwakelola merupakan tindakan Pemilik Proyek yang melibatkan diri dan

    bertanggung jawab langsung dalam pelaksanaan proyek tersebut, ini

    merupakan pendekatan klasik kerjakan sendiri

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    26/27

    MENIMBULKAN :

    REAKSI PIHAK LUAR

    KETERBATASAN SUMBER DAYA

    PENGHIMPUNAN PEGAWAI, PELATIHAN DAN BIAYA RETENSI

    KESULITAN HUBUNGAN STAF

    KENAIKAN/PERTAMBAHAN TANGGUNG JAWAB.

    7. BENTUK KONTRAK LA IN ( SWASTA )

    1. Guaranteed Maximum Price Contract (GMP) :

    Kontrak antara pemilik dan kontraktor yang diikat oleh Harga MaximumTertentu, untuk menyelesaikan seluruh lingkup pekerjaan yang dipersyaratkan

    pemilik proyek.

    Menurut literatur The University New South Wales, Building Contract

    Administration, GMP bukan merupakan jenis/bentuk Kontrak Khusus

  • 7/22/2019 Aspek Hukum 02

    27/27