APNIC Training Routingds

450
APNIC TRAINING Routing Class APNIC Training - Routing Class Organized by: Citraweb Nusa Infomedia (Mikrotik Certified Training Partner)

description

dasddsdsdsd

Transcript of APNIC Training Routingds

Page 1: APNIC Training Routingds

APNIC TRAINING Routing Class

APNIC Training - Routing Class Organized by: Citraweb Nusa Infomedia

(Mikrotik Certified Training Partner)

Page 2: APNIC Training Routingds

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Jadwal Training

00-2 3-Sep-15

SESI 1 SESI 2 SESI 3 SESI 4

DAY 1 BASIC CONFIG STATIC ROUTE + LAB

DAY 2 TUNNEL + LAB LOAD BALANCE + LAB

DAY 3 OSPF + LAB

DAY 4 BGP

DAY 5 BGP

Page 3: APNIC Training Routingds

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Trainers ¢  Valens Riyadi

l  MTCNA (2004), Certified Consultant (2005) l  Certified Trainer (2006), MTCRE (2008) l  MTCTCE (2009), MTCUME (2009), l  MTCINE (2010)

¢  Novan Chris l  MTCNA (2006), Certified Trainer (2008) l  MTCWE (2008), MTCRE (2008) l  MTCTCE (2011), MTCINE (2012) , MTCUME

(2012)

00-3 3-Sep-15

Page 4: APNIC Training Routingds

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Trainers ¢  Adyatma Yoga Kurnia

l  MTCNA (2010), l  MTCTCE (2013),MTCRE (2014),

00-4 3-Sep-15

Page 5: APNIC Training Routingds

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Perkenalan ¢  Perkenalkanlah :

l  Nama Anda : l  Tempat Bekerja : l  Kota / Domisili : l  Apa yang Anda kerjakan sehari-hari dan

fitur-fitur apa yang ada di Mikrotik yang sudah Anda gunakan.

l  Motivasi mengikuti training.

00-5 3-Sep-15

Page 6: APNIC Training Routingds

Static Route & Policy Route

APNIC Training - Routing Class Organized by: Citraweb Nusa Infomedia

(Mikrotik Certified Training Partner)

Page 7: APNIC Training Routingds

Outline ¢  Basic Config ¢  Routing Concepts ¢  Routing Parameters ¢  Routing Table ¢  Point to Point Addressing ¢  Check Gateway ¢  SCOPE & Target SCOPE ¢  SRC-Routing ¢  Policy Routing

l  Route – Rules l  Route – Firewall – Route Mark

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-7

Page 8: APNIC Training Routingds

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Lakukanlah terlebih dahulu! ¢  Ubahlah nama Router System Identity

menjadi : “XX-NAMA ANDA”

¢  Aktifkan neighbor interface pada WLAN1 ¢  Buatlah username baru untuk anda dan

berilah password (group full) ¢  Proteksilah user admin (tanpa password)

hanya bisa diakses dari 10.10.10.30/31 (group full)

¢  Buatlah user “demo” dengan group read

01-8

Page 9: APNIC Training Routingds

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

[LAB-1] System Identity ¢  Supaya tidak membingungkan, ubahlah nama

router Anda. ¢  Format: xx-NamaAnda

01-9

Page 10: APNIC Training Routingds

[LAB-2] Activate Neighbor Protocol

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-10

Aktifkan Discovery Interface agar router bisa saling mendeteksi di layer 2 menggunakan MNDP

Page 11: APNIC Training Routingds

[LAB-3] User Configuration

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Persiapkan User di Router mikrotik supaya siap di semua kegiatan lab training.

01-11

Page 12: APNIC Training Routingds

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

[LAB-4] Konfigurasi Dasar

ETHER1 192.168.1.1/24

ETHERNET PORT 192.168.1.2/24

WLAN1 10.10.10.1/24

Internet

ETHER1 192.168.2.1/24

ETHERNET PORT 192.168.2.2/24

WLAN1 10.10.10.2/24

ETHER1 192.168.X.1/24

ETHERNET PORT 192.168.X.2/24

WLAN1 10.10.10.X/24

MEJA 1 MEJA 2 MEJA X 01-12

Page 13: APNIC Training Routingds

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

IP Configuration ¢  Routerboard Setting

l  WAN IP : 10.10.10.x/24 l  Gateway : 10.10.10.100 l  LAN IP : 192.168.x.1/24 l  DNS : 10.100.100.1 l  Services: Src-NAT and DNS Server

¢  Laptop Setting l  IP Address : 192.168.x.2/24 l  Gateway : 192.168.x.1 l  DNS : 192.168.x.1

01-13

Page 14: APNIC Training Routingds

Laptop Config Konfigurasi ip-address statik pada laptop.

9/3/15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-14

Page 15: APNIC Training Routingds

9/3/15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

First Setup ¢  Hubungkan port ethernet Laptop Anda

dengan ether1 pada Routerboard. ¢  Pastikan ethernet port di laptop Anda

memiliki IP statik ¢  Jalankan program winbox.exe, klik pada

tombol [...] untuk melihat router Anda.

04-15

Page 16: APNIC Training Routingds

First Setup ¢  Terdapat “default-configuration” pada RouterBoard

keluaran terbaru ¢  Biasanya, pada RouterBoard dengan 5 port

ethernet atau lebih terdapat config : l  Ether2-ether5 dan wireless (jika ada) dikonfigurasi mode

switch dengan ip 192.168.88.1/24 l  Interface wireless (jika ada) menerapkan authentication

(WPA/WPA2) l  Ether1 tidak dapat diremote, gunakan port ether lain.

¢  Jika tidak dibutuhkan bisa dihapus pada saat awal remote Router atau dengan perintah :

/system reset-configuration no-defaults=yes 9/3/15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-16

Page 17: APNIC Training Routingds

9/3/15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Config System Identity ¢  Supaya tidak membingungkan, ubahlah nama

router Anda. ¢  Format: xx-NamaAnda ¢  Contoh: 30-Pujo-Dewobroto

04-17

Page 18: APNIC Training Routingds

9/3/15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Wireless Config Aktifkan Interface Wireless – Wlan1

04-18

Page 19: APNIC Training Routingds

Wireless Config (opt)

9/3/15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-19

Ubah Wireless Security Profile

“default” (optional)

Page 20: APNIC Training Routingds

9/3/15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

IP Address Config

04-20

Page 21: APNIC Training Routingds

Default Gateway

9/3/15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-21

Page 22: APNIC Training Routingds

9/3/15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

DNS Config

04-22

Allow Remote Requests – Mengaktifkan fungsi router Mikrotik sebagai DNS server sederhana sehingga bisa meresponse request DNS dari Client

Page 23: APNIC Training Routingds

9/3/15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Src-NAT Config

04-23

Page 24: APNIC Training Routingds

9/3/15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Terminal / Console Config ¢  Konfigurasi identity router

l  /system identity set name=”xx-nama-anda” ¢  Konfigurasi wireless sebagai media untuk backbone

l  /interface wireless set wlan1 mode=station ssid=training disabled=no

¢  Konfigurasi IP Address l  /ip address add address=10.10.10.x/24 interface=wlan1 l  /ip address add address=192.168.x.1/24 interface=ether1

¢  Konfigurasi Routing – Default Gateway l  /ip route add gateway=10.10.10.100

¢  Konfigurasi DNS l  /ip dns set servers=10.100.100.1 allow-remote-request=yes

¢  Konfigurasi NAT l  /ip firewall nat add chain=srcnat out-interface=wlan1 action=masquerade

04-24

Page 25: APNIC Training Routingds

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Configuration

¢  NTP Client = enable l  NTP Server : “id.pool.ntp.org”/ “ntp.nasa.gov”

¢  Sesuaikan System Clock menggunakan TimeZone Asia-Jakarta

¢  Wlan1 SSID : training (WPA=…………….) ¢  Buatlah file backup! Dan simpan file tersebut ke

laptop

01-25

Page 26: APNIC Training Routingds

9/3/15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Backup Config

04-26

¢  Melakukan backup seluruh konfigurasi Router , termasuk username dan password untuk login Winbox

¢  File hasil backup dapat dilihat di menu file dan didownload via FTP ¢  File backup tidak dapat di-edit !

Page 27: APNIC Training Routingds

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Routing

¢  Sebuah metode atau proses untuk meneruskan paket data dari suatu jaringan ke jaringan lain yang berbeda segmen (berbeda subnet).

¢  Proses ini dilakukan pada OSI layer 3 (Network).

¢  Pada Mikrotik, fungsi Routing ini sudah menjadi fitur / fungsi standart dan sudah ada di paket “System”.

01-27

Page 28: APNIC Training Routingds

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Routing Benefits ¢  Memungkinkan kita melakukan pemantauan dan

pengelolaan jaringan yang lebih baik. l  Pemisahan jaringan menjadi beberapa subnet sesuai

kebutuhan. l  Pengembangan jaringan menjadi lebih mudah.

¢  Lebih aman (firewall filtering lebih mudah dan lengkap) l  Trafik broadcast hanya terkonsentrasi di subnet yang

sama. ¢  Jika diimplementasikan pada jaringan wireless,

dibutuhkan perangkat wireless yang mampu melakukan full routing, atau bisa juga menambahkan router di wireless BTS.

¢  Untuk network dengan skala besar, bisa menggunakan protocol Dynamic Routing (RIP/OSPF/BGP)

01-28

Page 29: APNIC Training Routingds

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Routing

ROUTER GATEWAY

WIRELESS

192.168.0.0/24

192.168.1.0/24

192.168.2.0/24

192.168.3.0/24

setiap segment jaringan memiliki subnet IP address yang berbeda.

01-29

Page 30: APNIC Training Routingds

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Tipe Routing ¢  MikroTik RouterOS tipe routing sbb:

l  dynamic routes yang akan dibuat secara otomatis:

•  saat menambahkan IP Address pada interface (Connected Routes)

•  informasi routing yang didapat dari protokol routing dinamik seperti RIP, OSPF, dan BGP.

l  static routes adalah informasi routing yang dibuat secara manual oleh user untuk mengatur ke arah mana sebuah koneksi akan dilewatkan. Default route adalah salah satu contoh static routes.

01-30

Page 31: APNIC Training Routingds

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Tipe Routing

01-31

Setiap memasang IP disebuah interface, secara otomatis akan dibuatkan routing DAC untuk networknya dengan prefered source IP tersebut

A: Active S: Static

A: Active D: Dynamic

C: Connected

Page 32: APNIC Training Routingds

Connected Routes ¢  Dibuat secara otomatis setiap kali kita

menambahkan sebuah IP Address pada interface yang valid (interface yang aktif).

¢  Jika terdapat dua buah IP Address yang satu subnet pada satu interface yang sama, maka hanya akan ada 1 connected route.

¢  Jangan menempatkan dua ip address dari subnet yang sama tetapi diletakkan pada dua interface yang berbeda, karena akan membingungkan tabel dan logika routing di router.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-32

Page 33: APNIC Training Routingds

Connected Routes

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-33

Page 34: APNIC Training Routingds

Static Route ¢  Static Routing digunakan untuk melakukan

pengaturan arah paket data yang akan melalui router, yaitu dengan menentukan gateway untuk dst-address yang spesifik.

¢  Dst-address=0.0.0.0/0 sering disebut sebagai “all destination address” karena ip 0.0.0.0/0 bisa menggantikan/mewakili semua ip address.

¢  Gateway bisa berupa : l  IP Address l  Interface (khusus PPP interface)

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-34

Page 35: APNIC Training Routingds

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Menambahkan Routing

01-35

Page 36: APNIC Training Routingds

Static Route

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Contoh Implementasi Static Route, yaitu pemasangan Default Gateway atau Default Route.

01-36

Page 37: APNIC Training Routingds

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Parameter Dasar Routing ¢  Destination

l  Host address – 222.124.211.23 l  Network address – 202.53.246.0/24 l  Semua Network / Semua Host – 0.0.0.0/0

¢  Gateway l  IP Address gateway, harus merupakan IP Address yang satu subnet

dengan IP yang terpasang pada salah satu interface l  Gateway Interface, digunakan apabila IP gateway tidak diketahui atau

bersifat dinamik (hanya bisa menggunakan interface ber-type PPP). ¢  Pref Source

l  source IP address dari paket yang akan meninggalkan router, Biasanya adalah ip address yang terpasang di interface yang menjadi gateway (juga digunakan untuk proses NAT-Masquerade).

¢  Distance l  Parameter Beban untuk mengkalkulasi prioritas pemilihan rule routing

yang akan dijalankan router.

01-37

Page 38: APNIC Training Routingds

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Konsep Dasar Routing IP Address Gateway harus merupakan IP Address yang subnetnya sama dengan salah satu IP Address yang terpasang pada router (connect directly).

Internet

10.10.0.2/24

10.10.1.1/24 10.10.2.1/24

10.10.2.2/24 10.10.3.2/24

10.10.4.1/24

10.10.4.2/24

A

B

¢  Pada interface yang menghubungkan router A dan B, pada masing-masing router terdapat lebih dari 1 buah IP Address.

¢  Default gateway pada router B adalah router A ¢  IP Address yang menjadi default gateway

router B adalah 10.10.2.1, karena IP Address tersebut berada dalam subnet yang sama dengan salah satu IP Address pada router B (10.10.2.2/24)

¢  Setting static route default : l  Dst-address=0.0.0.0/0 gateway=10.10.2.1

3-Sep-15 01-38

Page 39: APNIC Training Routingds

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

10.10.3.1/24

10.10.3.2/24

Implementasi Konsep Routing

Internet

10.10.0.1/24

10.10.0.2/24

10.10.1.1/24 10.10.1.2/24 10.10.2.1/24

10.10.2.2/24

(AS) Dst-addr= 0.0.0.0/0 gw=10.10.0.1

(AS) Dst-addr= 0.0.0.0/0 gw=10.10.3.1

(AS) Dst-addr= 0.0.0.0/0 gw=10.10.2.1 (AS) Dst-addr= 0.0.0.0/0 gw=10.10.1.1

(AS) Dst-addr= 10.10.2.0/24 gw=10.10.1.2 (AS) Dst-addr= 10.10.3.0/24 gw=10.10.1.2

(AS) Dst-addr= 10.10.3.0/24 gw=10.10.2.2

(DAC) Dst-addr= 10.10.0.0/24 pref-source=10.10.0.2 (DAC) Dst-addr= 10.10.1.0/24 pref-source=10.10.1.1

(DAC) Dst-addr= 10.10.3.0/24 pref-source=10.10.3.1

(DAC) Dst-addr= 10.10.2.0/24 pref-source=10.10.2.2

(DAC) Dst-addr= 10.10.1.0/24 pref-source=10.10.1.2 (DAC) Dst-addr= 10.10.2.0/24 pref-source=10.10.2.1

(DAC) Dst-addr= 10.10.3.0/24 pref-source=10.10.3.2

01-39

Page 40: APNIC Training Routingds

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Konsep Dasar Routing Untuk pemilihan routing, router akan memilih berdasarkan:

l  Rule routing yang paling spesifik dst-address nya menyesuaikan dengan tujuan paket

•  Contoh: destination 192.168.0.128/26 lebih spesific dari 192.168.0.0/24 jika tujuan paket menuju ke host ip 192.168.0.130

l  Distance •  Router akan memilih yang distance nya paling kecil

l  Round robin (random)

3-Sep-15 01-40

Page 41: APNIC Training Routingds

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Contoh Pemilihan

Destination Gateway Distance Prioritas

192.168.0.0/27 192.168.1.1 1

192.168.0.0/29 192.168.2.1 1

192.168.0.0/24 192.168.3.1 5

192.168.0.0/24 192.168.4.1 1

Untuk koneksi dengan destination 192.168.0.13, manakah urutan prioritas rule yang digunakan?

-

1

3

2

01-41

Page 42: APNIC Training Routingds

Distance Merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk pemilihan (prioritas) rule routing, nilainya (0-255) secara default tergantung protocol routing yang digunakan:

l  Connected routes : 0 l  Static Routes : 1 l  eBGP : 20 l  OSPF : 110 l  RIP : 120 l  MME : 130 l  iBGP : 200

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Note: Distance=255 berarti “rejected”

01-42

Page 43: APNIC Training Routingds

Routing Table

¢  Routing Table dibuat oleh router untuk memetakan jaringan yang ada di sekitar perangkat router tersebut.

¢  Routing Table terdiri dari 2 bagian : l  RIB – Routing Information Base l  FIB – Forwarding Information Base

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-43

Page 44: APNIC Training Routingds

BGP

Routing Information Base

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Connected Routes

Static Routes

OSPF

RIP

MME

Instance 1

Instance 2

Instance n

BGP

OSPF

RIP

MME

Instance 1

Instance 2

Instance n

All Routes

Actives Routes

Protocol’s Routes

Input Filters

Output Filters

Route Selection

+

-

Discard

01-44

Page 45: APNIC Training Routingds

Routing Information Base

Berisi informasi routing yang lengkap, yang terdiri dari:

l  Static routes dan Policy Routing Rules l  Informasi routing dari Dynamic Routing Protocol

(RIP, OSPF, BGP, etc) l  Informasi Connected Routes

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-45

Page 46: APNIC Training Routingds

Routing Information Base

Digunakan untuk: l  Memfilter informasi routing l  Mengkalkulasi best route untuk masing-masing

dst-address/prefix l  Membuat dan mengupdate Forwarding

Information Base (FIB) l  Mendistribusikan informasi routing ke routing

protokol lainnya

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-46

Page 47: APNIC Training Routingds

Forwarding Information Base

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

¢  FIB merupakan tabel yang digunakan untuk menentukan forwarding packet.

¢  Tabel ini berisi : l  Active route l  Policy Routing Rules

01-47

FIB

Catch All

User Defined

Implicit

Main

Routing Tables Rules

Connected Routes

Active Routes

Page 48: APNIC Training Routingds

Forwarding Information Base

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-48

•  FIB akan melihat parameter-parameter berikut untuk menentukan routing: •  Source Address •  Destination Address •  Source Interface •  Routing Mark •  ToS

•  Kemungkinan decision routingnya meliputi :

•  Paket di tujukan untuk ke router •  Paket di discard •  Paket di tujukan ke sebuah alamat

sasongko
Typewritten text
(Term of Service)
Page 49: APNIC Training Routingds

Forwarding Information Base

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Cache FIB +

-

01-49

•  Hasil penentuan routing akan disimpan kedalam route cache untuk mempercepat proses forwarding paket-paket berikutnya

•  Jika paket yang memiliki parameter src-address, dst-address, src-interface, routing mark dan tos sama, maka router cukup melihat dari route cache

Page 50: APNIC Training Routingds

Point to Point Addressing

Adalah sistem pengalamatan IP Address untuk dua buah perangkat yang terkoneksi langsung, menggunakan dua buah IP Address /32

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Router 1 Router 2 172.16.0.X1/32 IP Address 172.16.0.X2/32

172.16.0.X2 Network Address 172.16.0.X1 [kosongkan] Broadcast Address [kosongkan]

ether2 Interface ether2

01-50

Page 51: APNIC Training Routingds

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

[LAB-5] P2P Addressing

192.168.X.2

172.16.0.X1/32 172.16.0.X2/32

192.168.X.2

Internet

¢  Hubungkanlah ether2 di router dengan ether2 router rekan semeja menggunakan kabel ethernet.

¢  Buatlah P2P Addressing dan lakukanlah static route untuk network laptop

¢  Test koneksi dengan ping antar router & test ping antar laptop

Ether2 Ether2

Router Meja X Router Meja X

01-51

Page 52: APNIC Training Routingds

Contoh: P2P Addressing

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Router Meja 1

Router Meja 2

01-52

Page 53: APNIC Training Routingds

Check Gateway ¢  Adalah sebuah mekanisme pengecekan

gateway yang dilakukan oleh router mikrotik. ¢  Dikirimkan setiap 10 detik, menggunakan ARP

request atau ICMP ping. ¢  Dianggap “Gateway time-out” jika tidak

menerima respon dalam 10 detik dari mesin Gateway.

¢  Gateway dianggap “unreachable” jika terjadi 3 kali Gateway time-out berurutan.

¢  Jika mengaktifkan fitur check gateway untuk sebuah rule, maka akan berpengaruh juga untuk semua rule lain dengan gateway yang sama.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-53

Page 54: APNIC Training Routingds

Check Gateway Option

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-54

Page 55: APNIC Training Routingds

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

[LAB-6] Static Route

172.16.Y.1/32

192.168.X.2

172.16.Y.2/32

172.16.Y.3/32

172.16.Y.4/32

172.16.Y.7/32

172.16.Y.6/32

172.16.Y.5/32

172.16.Y.8/32

192.168.X.2

192.168.X.2 192.168.X.2

Internet

R1 R2

R4 R3 Ether3 Ether2

Ether2 Ether3

Ether3

Ether2 Ether3

Ether2

01-55

Page 56: APNIC Training Routingds

[LAB-6] Static Route 2 ¢  Pasang ip Point to Point untuk menghubungkan semua

Router dalam kelompok. ¢  Buatlah static route untuk menjangkau setiap laptop teman

sekelompok menggunakan link Point to Point address. ¢  Konfigurasi Distance untuk menentukan Prioritas link. ¢  Link utama adalah melalui jalan terdekat ¢  Jika ada kondisi jaraknya sama, maka link utama adalah

yang searah jarum jam. ¢  Pantaulah link utama dengan menggunakan check-gateway ¢  Buatlah static route juga untuk back-up link

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-56

Page 57: APNIC Training Routingds

Quiz ! Terdapat kofigurasi

/ip route add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=10.10.10.100,10.10.10.101 distance=1 add dst-address=192.168.1.0/28 gateway=10.10.10.100 check-gateway=ping distance=2 add dst-address=192.168.2.0/28 gateway=10.10.10.101 check-gateway=ping distance=2

Untuk trafik yang menuju ke 192.168.2.20 akan melewati gateway? Untuk trafik yang menuju ke 192.168.1.14 akan melewati gateway? Apabila gateway 10.10.10.100 putus? apa yang akan terjadi?

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-57

Page 58: APNIC Training Routingds

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

[LAB-7] Static Route (Fail Over)

172.16.Y.1/32

192.168.X.2

172.16.Y.2/32

172.16.Y.3/32

172.16.Y.4/32

172.16.Y.7/32

172.16.Y.6/32

172.16.Y.5/32

172.16.Y.8/32

192.168.X.2

192.168.X.2 192.168.X.2

Internet

R1 R2

R4 R3 Ether3 Ether2

Ether2 Ether3

Ether3

Ether2 Ether3

Ether2

X DROP LINK !!!!!!

01-58

Page 59: APNIC Training Routingds

Evaluasi ¢  Mekanisme Check gateway yang kita gunakan

hanya bisa mendeteksi problem koneksi pada hoop (gateway) terdekat.

¢  Jika problem terjadi setelah gateway terdekat (next hoop), check gateway tidak bisa mendeteksinya.

¢  Untuk mendeteksi problem koneksi yang terjadi setelah gateway terdekat, bisa digunakan teknik scope/target scope.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-59

Page 60: APNIC Training Routingds

Scope dan Target Scope ¢  Digunakan untuk static route yang dibuat

recursive (tidak terkoneksi langsung). ¢  Target Scope adalah nilai scope maksimum

dari rule lainnya yang reachable. ¢  Kegunaan:

l  Bisa melakukan pemantauan check gateway ping untuk gateway yang tidak terhubung langsung

l  Dikombinasikan dengan iBGP bila nexthoop tidak direct connected

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-60

Page 61: APNIC Training Routingds

Scope dan Target Scope

Nilai default scope dan target scope:

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-61

Page 62: APNIC Training Routingds

Scope dan Target Scope Contoh: dst-address 0.0.0.0/0 dengan gateway 117.20.50.233, recursive via 10.10.10.100

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Dst-Address Gateway Scope Target Scope 0.0.0.0/0 117.20.50.233 30 30 117.20.50.233 10.10.10.100 30 10

Internet

10.10.10.1/24

10.10.10.100/24

117.20.50.233

01-62

Page 63: APNIC Training Routingds

[LAB-8] Routing - Scope ¢  Sesuai dengan diagram network pada LAB-7 sebelumnya,

perbaikilah sistem monitoring link sehingga bisa mendeteksi adanya problem koneksi yang terjadi setelah gateway terdekat.

¢  Coba cabut salah satu koneksi kabel untuk mensimulasikan terjadinya permasalahan di salah satu link.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-63

Page 64: APNIC Training Routingds

Routing Modification

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Dst-Address Gateway Check Gateway Distance Scoop Target Scoop

0.0.0.0/0 10.10.10.100 no 1 30 10

172.16.Y.5 172.16.Y.2 no 1 30 10

172.16.Y.6 172.16.Y.2 no 1 30 10

172.16.Y.7 172.16.Y.4 no 1 30 10

172.16.Y.8 172.16.Y.4 no 1 30 10

192.168.2.0/24 172.16.Y.2 ping 1 30 10

192.168.2.0/24 172.16.Y.4 no 2 30 10

192.168.7.0/24 172.16.Y.4 ping 1 30 10

192.168.7.0/24 172.16.Y.2 no 2 30 10

192.168.8.0/24 172.16.Y.6 ping 1 30 30

192.168.8.0/24 172.16.Y.4 no 2 30 10

01-64

Page 65: APNIC Training Routingds

Static Route dgn Scope

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-65

Page 66: APNIC Training Routingds

Static Route dgn Scope

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Pada saat terjadi link failure antara R2 dan R4

01-66

Page 67: APNIC Training Routingds

Block Using Routing ¢  Kita bisa melakukan blok untuk dst-address tertentu

menggunakan static route : l  Blackhole

•  Memblok dengan diam-diam l  Prohibit

•  Memblok dan mengirimkan pesan error ICMP “administratively prohibited” (type 3 code 13)

l  Unreachable •  Memblok dan mengirimkan pesan error ICMP

“host unreachable” (type 3 code 1) ¢  Ketiga tipe di atas tidak membutuhkan IP Address

gateway.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-67

Page 68: APNIC Training Routingds

Pref-source ¢  By default: null, kecuali untuk connected routes ¢  Fungsi :

l  IP Address asal untuk paket data yang berasal dari router

l  IP Address src-address-to untuk paket data yang terkena action NAT – masquerade

¢  Jika tidak ditentukan, secara otomatis akan menggunakan salah satu IP Address yang ada pada output interface

¢  Jika isian pref-src adalah IP Address yang tidak terpasang pada router, rule ini akan non-aktif.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-68

Page 69: APNIC Training Routingds

Source Routing ¢  Source Routing adalah sebuah teknik routing

yang memungkinkan Administrator jaringan menentukan jalur routing balik / incoming yang akan dilalui oleh paket data.

¢  Perlu diingat bahwa parameter “dst-address” pada paket header akan selalu diperiksa oleh router yang dilewatinya untuk menentukan hop selanjutnya.

¢  Dengan memodifikasi Pref-Source Maka jalur routing balik bisa dimanipulasi sesuai keinginan administrator.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-69

Page 70: APNIC Training Routingds

[LAB-9] Pref-Source

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Internet

01-70

•  IP lokal ptp wireless : 10.10.10.x/24

•  IP Public yang dialokasikan dari provider : 172.16.x.0/24

•  Router bisa diakses dari internet dengan IP publik 172.16.x.1/24

•  PC Client juga bisa diakses menggunakan IP publik 172.16.x.2/24

10.10.10.100/24

10.10.10.X/24

172.16.x.1/24

172.16.x.2/24

Page 71: APNIC Training Routingds

Static Route Setting

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-71

Page 72: APNIC Training Routingds

Src-Nat Setting

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-72

Page 73: APNIC Training Routingds

Policy Route

¢  Secara default, router akan menggunakan table routing “main”

¢  Kita bisa membuat table routing tambahan dan mengarahkan router menggunakan table tersebut dengan menggunakan: l  IP - Route – Rules l  IP - Firewall - Mangle – Route-mark

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-73

Page 74: APNIC Training Routingds

Route Rules

¢  Route rules hanya dapat melakukan decision berdasarkan src-address, dst-address, routing-mark, dan interface.

¢  Untuk parameter yang lebih detail, gunakanlah mangle.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-74

Page 75: APNIC Training Routingds

[LAB-10] Route Mark ¢  WLAN1: Untuk traffic dari 192.168.x.0/24 ¢  WLAN2: Untuk traffic dari 172.16.x.0/24

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Internet Internet

10.10.10.100/24 10.20.20.100/24

WLAN1 WLAN2 10.10.10.X/24 10.20.20.X/24

192.168.X.0/24 172.16.X.0/24

Ether1 Ether2

01-75

sasongko
Typewritten text
Start 4 September 2015
Page 76: APNIC Training Routingds

Route - Rules

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Tambahkan Route – Rules untuk menentukan klasifikasi dari segmen network yang akan menggunakan gateway yang berbeda.

01-76

Page 77: APNIC Training Routingds

Routing Table - Rules

Tambahkan rule routing untuk mengarahkan segmen network2 supaya menggunakan gateway lain.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-77

Page 78: APNIC Training Routingds

Mangle Route Mark

¢  Untuk trafik yang melalui router: l  Mangle chain: prerouting

¢  Untuk trafik yang berasal dari router : l  Mangle chain: output

¢  Chain lainnya (input, forward, dan postrouting) tidak dapat digunakan untuk melakukan route-mark.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-78

Page 79: APNIC Training Routingds

[LAB-11] Route Mark

¢  WLAN1: All other traffic ¢  WLAN2: http only

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Internet Internet

10.10.10.100/24 10.20.20.100/24

WLAN1 WLAN2 10.10.10.X/24 10.20.20.X/24

01-79

Page 80: APNIC Training Routingds

Route Mark (client)

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-80

sasongko
Typewritten text
Passthrough check digunakan untuk melakukan pengecekan kembali pada rule mangle dibawahnya.
Page 81: APNIC Training Routingds

Route Mark (local process / Proxy)

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-81

sasongko
Typewritten text
Hanya digunakan apabila router difungsikan sebagai web proxy
Page 82: APNIC Training Routingds

Static Route

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Trafik Lainnya Trafik TCP 80

01-82

Page 83: APNIC Training Routingds

Quiz !

¢  Bagaimana jika ingin mendeteksi jalur gateway yang putus di >10 hoop di depan router anda ?

¢  Dengan menggunakan metode scope dan target scope kita tidak lagi memerlukan ip gateway dari isp. (Benar / Salah)

¢  Kita bisa mengganti Pref-Source menggunakan ip public dari Router lain yang masih dalam satu jaringan yang sama. (Benar/Salah)

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 01-83

Page 84: APNIC Training Routingds

Tunnel

APNIC Training - Routing Class Organized by: Citraweb Nusa Infomedia

(Mikrotik Certified Training Partner)

Page 85: APNIC Training Routingds

Tunnel

Tunnel adalah sebuah metode manipulasi (encapsulation) paket data di jaringan TCP/IP, yang biasanya digunakan untuk mensimulasikan koneksi fisik antara dua network melewati jaringan lain (WAN/Internet).

02-85 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15

TCP/IP Link TUNNEL Link

Page 86: APNIC Training Routingds

¢  Paket data dari traffic mengalami sedikit pengubahan atau modifikasi. Yaitu penambahan Tunnel Header di tiap paket data tersebut. Tetapi data paket yang asli tetap dipertahankan (RFC 2003 compliant ).

¢  Ketika data yang melewati tunnel dan sampai di tujuan (ujung) tunnel, maka header dari paket data akan dikembalikan seperti semula (header tunnel dihilangkan).

Tunnel Header

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-86

IP DATA Tunnel IP DATA

Page 87: APNIC Training Routingds

Tunnel Network

Point to point network encapsulation

WAN

Point 1 Point 2 tunnel

1.1.1.1 1.1.1.2 R1 R2

IP Address: 10.0.0.0/24 IP Address: 20.1.1.0/24

02-87 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15

Page 88: APNIC Training Routingds

VPN Networks (Tunnel + Sec) Merupakan sebuah jaringan virtual yang dibangun diatas jaringan yang sudah ada

VPN Networks

Router

File Server

PC PC

Aplication Server

Office 1

WAN

Router

File Server

PCPC

Aplication Server

Office 2

Router

File Server

PCPC

Office 3

PCPC

Server Client 1

Client 2

Mobile Client 1

Mobile Client 2

02-88 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15

Page 89: APNIC Training Routingds

Tunnel & VPN ¢  Tunnel

l  IPIP – IP Tunnel l  EoIP – Ethernet Over IP l  VLAN – Virtual Lan l  Gre Tunnel

¢  VPN l  PPPoE – Point To Point Protocol Over Ethernet l  PPTP – Point To Point Tunnel Protocol l  L2TP – Leyer 2 Tunnel Protocol l  OpenVPN – Open Virtual Private Network l  IPSec – IP Security l  SSTP – Secure Socket Tunnel Protocol

02-89 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15

Page 90: APNIC Training Routingds

IPIP Tunnel ¢  IPIP atau IP Tunnel adalah salah satu protocol tunnel yang

paling sederhana dan ringan. ¢  IPIP Tunnel dianggap sebagai interface (fisik tetapi virtual)

yang independen. ¢  Banyak variant router sudah support protocol ini seperti

MikroTik, CISCO dan Linux.

¢  IPIP Tunnel bisa digunakan untuk : l  Routing antar local network melewati jaringan internet l  Bisa dimanfaatkan untuk melakukan Source Routing

¢  Interface IPIP tunnel Tidak Bisa dimasukkan dalam bridge network (bridge port).

02-90 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15

Page 91: APNIC Training Routingds

IPIP Packet Header

¢  Dengan packet sniffer, diketahui besar packet header yang digunakan oleh protocol tunnel IPIP.

¢  Terlihat Tunnel IPIP menggunakan sekitar 20-40 byte tiap packet. ¢  Paket header standardnya adalah 20byte. ¢  (GRE Protocol Packet size) 42 byte = 20 byte (ip header) + 22

(Encap Header)

02-91 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15

Page 92: APNIC Training Routingds

IPIP Header

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-92

IP HEADER

SMALL DATA

1500

Byt

es OUTER IP HEADER

SMALL DATA

IPIP HEADER

INNER IP HEADER IP HEADER

SMALL DATA

OUTER IP HEADER

SMALL DATA

IPIP HEADER

INNER IP HEADER

1500 Bytes

CLIENT ROUTER ROUTER CLIENT

IP HEADER

DATA

1500

Byt

es OUTER IP HEADER

DATA

IPIP HEADER

INNER IP HEADER IP HEADER

DATA

OUTER IP HEADER

DATA

IPIP HEADER

INNER IP HEADER

1500 Bytes

CLIENT ROUTER ROUTER CLIENT

FRAGMENTED DATA

NEXT PACKET

Page 93: APNIC Training Routingds

IPIP Example

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-93

MAIN OFFICE Jakarta

LAN : 172.16.0.0/16

REP. OFFICE Yogyakarta

LAN : 192.168.1.0/24

RB1100AHx2 RB450G

117.20.57.x/27 202.78.123.x/30

Page 94: APNIC Training Routingds

IPIP Configuration

02-94 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15

Page 95: APNIC Training Routingds

IPIP Configuration

¢  Parameter Local Address adalah parameter untuk ip local router yang digunakan untuk membangun koneksi IPIP tunnel.

¢  Sedangkan Remote Address adalah parameter dari ip address router lawan.

02-95 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15

Page 96: APNIC Training Routingds

[LAB-1] IPIP Tunnels

10.10.10.30/24 10.10.10.31/24 10.10.10.100/24

IPIP1 Address : 192.168.200.1/30

IPIP1 Address : 192.168.200.2/30

¢  IPIP Tunnel melewati jaringan WAN. ¢  Tambahkan ip address untuk menghubungkan kedua

interface tunnel. ¢  Tambahkan rule static routing untuk menghubungkan

kedua local network dari masing-masing router.

02-96 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15

Page 97: APNIC Training Routingds

[LAB-1] IPIP Tunnels ROUTER A

ROUTER B

02-97 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15

Page 98: APNIC Training Routingds

[LAB-1] IPIP Tunnels

¢  /interface ipip add name=ipip1 local-address=10.10.10.30 remote-address=10.10.10.31

¢  /ip address add address=192.168.200.1/30 interface=ipip1

¢  /interface ipip add name=ipip1 local-address=10.10.10.31 remote-address=10.10.10.30

¢  /ip address add address=192.168.200.2/30 interface=ipip1

10.10.10.30/24 10.10.10.31/24 10.10.10.100/24

IPIP1 Address : 192.168.200.1/30

IPIP1 Address : 192.168.200.2/30

02-98 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15

Page 99: APNIC Training Routingds

[LAB-1] Routing over Tunnel

¢  Static route untuk menghubungkan kedua local network menggunakan tunnel IPIP.

¢  Routing di Router1 : l  /ip route add dst-address=192.168.2.0/24

gateway=192.168.200.2 ¢  Routing di Router2 :

l  /ip route add dst-address=192.168.1.0/24 gateway=192.168.200.1

192.168.1.1/24 192.168.2.1/24 10.10.10.100/24

IPIP1 Address : 192.168.200.1/30

IPIP1 Address : 192.168.200.2/30

Meja 1 Meja 2

02-99 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15

Page 100: APNIC Training Routingds

EoIP Tunnel

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-100

¢  Adalah protocol pada Mikrotik RouterOS yang membangun sebuah Network Tunnel antar mikrotik router di atas sebuah koneksi TCP/IP.

¢  Interface EoIP dianggap sebagai sebuah Interface Ethernet.

¢  Jika Bridge mode diberlakukan pada EoIP tunnel maka semua protocol yang berbasis ethernet akan dapat berjalan di Bridge tersebut (Dianggap seperti hardware interface ethernet yang di bridge).

¢  Hanya dapat dibuat di Mikrotik RouterOS. ¢  Menggunakan Protocol GRE (RFC1701).

3-Sep-15

Page 101: APNIC Training Routingds

EoIP Tunnel (2)

¢  EoIP biasa digunakan untuk : l  Membuat jaringan bridge diatas jalur internet l  Membuat jaringan bridge diatas tunnel yang

terenkripsi l  Membuat jaringan bridge diatas jaringan

wireless

¢  Dalam penggunaan EoIP tunnel akan terjadi penambahan header sebesar 42byte (8 byte GRE + 14 byte Ethernet Header + 20 byte IP)

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-101 3-Sep-15

Page 102: APNIC Training Routingds

EOIP Header

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-102

IP HEADER

SMALL DATA

1500

Byt

es OUTER IP HEADER

SMALL DATA

GRE HEADER

Eth HEADER

IP HEADER

SMALL DATA

OUTER IP HEADER

SMALL DATA

GRE HEADER

1500 Bytes

CLIENT ROUTER ROUTER CLIENT

IP HEADER

DATA

1500

Byt

es OUTER IP HEADER

DATA

IP HEADER

DATA

OUTER IP HEADER

DATA

1500 Bytes

CLIENT ROUTER ROUTER CLIENT

FRAGMENTED DATA

NEXT PACKET

INNER IP HEADER

Eth HEADER

INNER IP HEADER

GRE HEADER

Eth HEADER

INNER IP HEADER

GRE HEADER

Eth HEADER

INNER IP HEADER

Page 103: APNIC Training Routingds

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-103

EoIP Example Internet

City A

EoIP

192.168.0.12

192.168.0.3

192.168.0.13

10.0.0.1 10.10.10.2

192.168.0.2

Secara Virtual setiap Laptop terletak di dalam satu segmen network yang sama.

City B

3-Sep-15

Page 104: APNIC Training Routingds

EoIP Config

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-104 3-Sep-15

Page 105: APNIC Training Routingds

[LAB-2] EoIP over Wireless

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-105

192.168.y.1/24

192.168.y.3/24

192.168.y.2/24

192.168.y.4/24

Tunnel-id=100

Tunnel-id=200 Tunnel-id=300

R1 R2

R3 R4

Internet

3-Sep-15

Page 106: APNIC Training Routingds

Virtual LAN (VLAN) 1 ¢  VLAN adalah sebuah logical group

(pengelompokan) pada jaringan ethernet. ¢  Dengan VLAN, memungkinkan user-user saling

berkomunikasi pada group (VLAN-ID) yang sama. ¢  Traffic yang menggunakan VLAN terisolasi dari

traffic/user lain walaupun sebenarnya user-user ini masih terhubung secara fisik.

¢  Dengan menggunakan VLAN Router dapat meningkatkan security serta management yang berbeda terhadap jaringan walaupun masih ada sharing media.

¢  VLAN Bekerja di layer 2 (DataLink).

02-106 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15

Page 107: APNIC Training Routingds

Virtual LAN (VLAN) 2 ¢  VLAN di Mikrotik RouterOS merupakan

implementasi dari standarisasi 802.1Q.

¢  Dengan menggunakan VLAN, Mikrotik RouterOS bisa membangun beberapa Virtual LAN untuk memisahkan jaringan (group) di sebuah interface ethernet atau interface wireless.

¢  Mikrotik RouterOS secara teoritis mampu membangun 4095 Interface Vlan di sebuah Interface ethernet.

02-107 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15

Page 108: APNIC Training Routingds

VLAN Configuration

02-108 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15

Page 109: APNIC Training Routingds

VLAN on Mikrotik

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-109 3-Sep-15

Page 110: APNIC Training Routingds

Mikrotik Vlan on Manageable Switch

Mikrotik bisa bekerja sama dengan switch manageable yang mampu mengimplementasikan standarisasi 802.1q (VLAN).

ACCESS / UNTAGGED

Vlan 2

Vlan 2

Vlan 1

Vlan 1

TRUNK / TAGGED

02-110 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15

Page 111: APNIC Training Routingds

Mikrotik Vlan on Manageable Switch

Ether 2 Vlan 1 Vlan 2 Vlan 3

Port 1 Mode Trunk (Tagged)

Port 2 – mode Access (Untagged) Vlan 1

Port 3 – mode Access (Untagged) Vlan 2

Port 4 – mode Access (Untagged) Vlan 3

Man

agea

ble

Switc

h

02-111 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15

Page 112: APNIC Training Routingds

Vlan Implementation using RB250GS

Detail Config : http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=36

02-112 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15

Page 113: APNIC Training Routingds

[LAB-3] Mikrotik Vlan Trunking

02-113 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Internet

192.168.2.3/24

192.168.1.2/24

192.168.2.4/24

R2 R3

R1 R4

VLAN over EoIP

VLAN2 VLAN3

192.168.1.1/24

ether3 ether3

ether4 ether4

ether2 ether2

3-Sep-15

Page 114: APNIC Training Routingds

[LAB-] Create VLAN Interface

Membangun vlan interface memanfaatkan EoIP Tunnel

02-114 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

R2 + R3

3-Sep-15

Page 115: APNIC Training Routingds

[LAB-4] VLAN Bridge

02-115 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

R2 + R3

3-Sep-15

Page 116: APNIC Training Routingds

[LAB-4]VLAN Distribution

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-116

R1 & R4

3-Sep-15

Page 117: APNIC Training Routingds

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-117

[LAB-5] VLAN over VLAN

192.168.2.3/24

192.168.1.2/24

192.168.2.4/24

R2 R3

R1 R4

VLAN over VLAN

VLAN100 VLAN200

192.168.1.1/24

ether3 ether3

ether4 ether4

ether2 ether2 VLAN1

VLAN1

ether3 ether3

3-Sep-15

Page 118: APNIC Training Routingds

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-118

[LAB-5] VLAN Config

3-Sep-15

Page 119: APNIC Training Routingds

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-119

[LAB-5] VLAN Config

3-Sep-15

Page 120: APNIC Training Routingds

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-120

[LAB-5] VLAN Interface

3-Sep-15

Page 121: APNIC Training Routingds

L2TP (1)

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-121

¢  Layer 2 Tunneling Protocol (L2TP) pengembangan dari kerjasama Cisco dengan Microsoft yang menggabungkan fitur dari PPTP dan Layer 2 Forwarding (L2F) protocol.

¢  L2TP dapat diimplementasikan pada jaringan non-TCP/IP clients, seperti Contoh: Frame Relay dan ATM.

¢  L2TP tidak memiliki mekanisme enkripsi, biasanya menggunakan protocol enkripsi lain yang lewat didalam tunnelnya.

3-Sep-15

Page 122: APNIC Training Routingds

L2TP (2)

¢  L2TP menggunakan UDP (port 1701) sehingga pengiriman paketnya lebih cepat. Sayangnya tidak reliable karena tidak ada mekanisme pengiriman ulang paket yang hilang/rusak.

¢  L2TP lebih “firewall friendly” dibandingkan PPTP — suatu Keuntungan besar jika menggunakan protocol ini, karena kebanyakan Firewall tidak GRE Friendly.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-122 3-Sep-15

Page 123: APNIC Training Routingds

L2TP Configuration - Client

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-123

Encription Option – MPPE 128Bit Akan menyesuaikan Server

3-Sep-15

Page 124: APNIC Training Routingds

L2TP Configuration - Server

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-124

Encription Option – MPPE 128Bit

3-Sep-15

sasongko
Typewritten text
Microsoft Point to Point Encryption
Page 125: APNIC Training Routingds

[LAB-2] Routing over L2TP

Dari lab IPIP sebelumnya, silahkan rubah routingnya menggunakan L2TP antar teman.

Internet

City A

192.168.2.1

L2TP

192.168.1.2

192.168.1.1

192.168.2.2

Communication over L2TP

City B

02-125 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15

Page 126: APNIC Training Routingds

L2TP Security

¢  L2TP secara default bisa menggunakan MPPE 128Bit sama seperti yang digunakan pada PPTP.

¢  Karena MPPE dirasa kurang aman maka L2TP dikembangkan untuk bisa digabungkan dengan protocol security yang lain yaitu IPSec.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-126 3-Sep-15

Page 127: APNIC Training Routingds

SSTP Overview

¢  Secure Socket Tunneling Protocol (SSTP) adalah salah satu metode VPN yang membuat tunnel PPP melalui SSL Channel pada protocol HTTPS.

¢  Kelebihan membuat tunnel diatas protocol HTTPS adalah bisa melewati hampir semua firewall dan proxy server.

¢  Selain itu SSL juga digunakan untuk security level transport (layer4) dengan meningkatkan key negotiation, enkripsi serta integrity checking.

¢  SSTP baik client ataupun server bisa diterapkan di Mikrotik. l  Catatan : SSTP mulai ada di OS Windows vista sp1

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-127 3-Sep-15

Page 128: APNIC Training Routingds

SSTP Process

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-128

Open TCP Connection (TCP:443)

SSL Negotiation

SSTP over HTTPS

authentikasi PPP & IP Request

Communication data over SSTP

3-Sep-15

Page 129: APNIC Training Routingds

SSTP Security ¢  Untuk membuat SSTP yang aman, sertifikat SSL dibutuhkan

di SSTP. ¢  Disisi client, server akan diverifikasi berdasarkan sertifikat

yang dimiliki server dan menentukan metode enkripsi yang akan digunakan.

¢  Client juga akan menggenerate SSL session key dan mengenkripsinya dengan publik key dari server.

¢  Server bisa mendecrypt session key tersebut menggunakan private key yang dimilikinya.

¢  Semua komunikasi client server akan dienkripsi berdasarkan SSL session key tersebut.

¢  Jika client dan server menggunakan Mikrotik, SSTP bisa dibentuk tanpa menggunakan sertifikat.

¢  Disisi server, authentikasi hanya dilakukan berdasarkan username dan password di protocol PPP.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-129 3-Sep-15

Page 130: APNIC Training Routingds

SSL Certificate ¢  SSL sertifikat bisa dibuat sendiri, dan untuk

verifikasinya bisa menggunakan layanan berbayar (Signed Certificate) ataupun diverifikasi sendiri (Self Signed Certificate).

¢  Verifikasi ini menggunakan CA (Certificate Authority).

¢  Jika menggunakan Self Signed Certificate, maka CA certificate harus diimport ke client.

¢  Sertifikat bisa kita generate menggunakan aplikasi “openssl”.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-130 3-Sep-15

Page 131: APNIC Training Routingds

CA Certificate Setup (1)

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-131 3-Sep-15

Page 132: APNIC Training Routingds

CA Certificate Setup (2)

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-132 3-Sep-15

Page 133: APNIC Training Routingds

Server Certificate Setup (1)

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-133 3-Sep-15

Page 134: APNIC Training Routingds

Server Certificate Setup (2)

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-134 3-Sep-15

Page 135: APNIC Training Routingds

Server Certificate Setup (3)

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-135 3-Sep-15

Page 136: APNIC Training Routingds

Client Certificate Setup (1)

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-136 3-Sep-15

Page 137: APNIC Training Routingds

Client Certificate Setup (2)

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-137 3-Sep-15

Page 138: APNIC Training Routingds

Client Certificate Setup (3)

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-138 3-Sep-15

Page 139: APNIC Training Routingds

SSL Certificate (2)

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-139

Server Side

Client Side

Untuk keamanan, jangan mengupload CA private key

3-Sep-15

Page 140: APNIC Training Routingds

SSL Certificate (3)

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-140 3-Sep-15

Page 141: APNIC Training Routingds

SSTP Server Setup (1)

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-141 3-Sep-15

Page 142: APNIC Training Routingds

SSTP Server Setup (2) ¢  SSTP Server bisa diatur dengan beberapa

metode : l  Certificate : None, apabila client juga sama-sama

MikrotikOS •  (Unsecure, PPP security only)

l  Certificate : [Server Cert], apabila client MikrotikOS dan Windows (more secure)

¢  Untuk meningkatkan keamanan, aktifkan option “Verify-Client-Certificate” : l  CA harus diimport disisi server l  Client harus menggunakan certificate

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-142 3-Sep-15

Page 143: APNIC Training Routingds

SSTP Client Setup (1)

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-143 3-Sep-15

Page 144: APNIC Training Routingds

SSTP Client Setup (2) ¢  Jika sisi server diaktifkan “Verify-Client-

Certificate”, maka sisi client juga harus dipasang certificate yang masih dalam 1 chain.

¢  Option “Verify-Server-Certificate” digunakan untuk mengecek apakah sertifikat server masih dalam 1 CA yang ada di client.

¢  Option “Verifiy-Server-Address” digunakan untuk mengecek apakah IP / domain dari server valid/sesuai dengan isi dari sertifikat.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-144 3-Sep-15

Page 145: APNIC Training Routingds

[LAB 3] SSTP Network

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-145

mobile client

SSTP server

Internet

Local Main Office

Local Remote Office

10.10.10.100

10.20.20.x 10.10.10.x

3-Sep-15

Page 146: APNIC Training Routingds

SSTP Note

¢  Untuk penggunaan sertifikat, pastikan clock server dan client benar à sync NTP.

¢  Windows Client, import CA ke trusted certificate.

¢  Disable “Verify-Client-Certificate” jika clientnya Windows.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 02-146 3-Sep-15

Page 147: APNIC Training Routingds

Load Balancing

Certified Mikrotik Training Advanced Class (MTCRE) Organized by: Citraweb Nusa Infomedia

(Mikrotik Certified Training Partner)

Page 148: APNIC Training Routingds

Konsep Dasar

¢  Load Balancing l  Membagi trafik ke dua atau lebih jalur

koneksi, sehingga setiap jalur yang ada bisa digunakan secara optimal.

¢  Fail Over l  Sistem proteksi untuk menjaga apabila link

utama terganggu, secara otomatis akan menggunakan jalur cadangan.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-148

Page 149: APNIC Training Routingds

Load Balance vs Fail Over

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

InternetInternet

15 Mbps

10 Mbps 5 Mbps

InternetInternet

10 Mbps

10 Mbps 5 Mbps

5 Mbps

03-149

Page 150: APNIC Training Routingds

Load Balancing

1 + 1 = 2 1 + 1 = 1 + 1

1 + 1 = ½ + ½ + ½ + ½ 1 + 1 = ¼ + ¼ + ¼ + ¼ + ¼ + ¼ + ¼ + ¼ Semakin banyak user, semakin banyak koneksi, pembagian Load balance akan semakin rata dan mudah.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-150

Page 151: APNIC Training Routingds

Konsep Load Balancing ¢  Pembagian trafik dilakukan berdasarkan beberapa

metode : ¢  Probabilitas / Random ¢  Network Segment ¢  Type of Traffic

¢  Kita harus mengetahui kapasitas masing-masing link dan membagi trafik ke setiap interface sesuai dengan proporsinya.

¢  Misalnya kita memiliki 2 buah gateway, A dengan kapasitas 1 mbps, dan B dengan kapasitas 2 mbps, maka kita akan membagi trafik menjadi : ¢  3 = 2:1 = 1 ke A dan 2 ke B

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-151

Page 152: APNIC Training Routingds

Penggunaan Fitur

¢  Untuk bisa melakukan load balancing dengan baik, kuasailah fitur-fitur berikut ini: l  Static route dan policy route l  Firewall Mangle l  Firewall src-nat

¢  Untuk yang lebih advanced, perlu juga menguasai BGP.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-152

Page 153: APNIC Training Routingds

Kunci Load Balancing

¢  Pada jaringan yang sederhana, kita hanya bisa mengatur jalur Uplink.

¢  Kita bisa mengatur koneksi akan lewat ke jalur (ISP) yang mana, tetapi kita tidak bisa mengatur jalur yang digunakan untuk Downlink, karena hal tersebut bergantung pada routing internet secara keseluruhan.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-153

Page 154: APNIC Training Routingds

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 03-154

Page 155: APNIC Training Routingds

Kunci Load Balancing ¢  Untuk “mengatur” jalur downlink, kuncinya ada

pada penggunaan src-nat di tiap gateway. Yaitu pada saat paket request dikirimkan ke internet.

¢  Data (Uplink) yang di NAT dengan IP yang ada pada gateway, akan kembali (Downlink) melalui gateway tersebut.

¢  Jika kita hanya menggunakan masquerade untuk tiap interface gateway, maka data akan kembali pada interface yang sama dengan interface uplink yang dipilih oleh router.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-155

Page 156: APNIC Training Routingds

Skema Kerja Load Balanced

MASQ MASQ

ALGORITMA PEMBAGI TRAFIK

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

GATEWAY A GATEWAY B

3-Sep-15 03-156

Page 157: APNIC Training Routingds

Metode Load Balanced

¢  Static Route dengan Address List ¢  ECMP (Equal Cost Multi Path) ¢  NTH ¢  PCC ¢  BGP

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-157

Page 158: APNIC Training Routingds

Contoh dengan Static Route

Berdasarkan Tujuan l  Gateway A untuk internasional l  Gateway B untuk trafik lokal Indonesia

•  Menggunakan address-list NICE

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-158

Page 159: APNIC Training Routingds

Contoh dengan Static Route

Berdasarkan source address l  IP Address client: 192.168.0.0/24

•  192.168.0.0-127 à gateway A •  192.168.0.128-255 à gateway B

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-159

Page 160: APNIC Training Routingds

ECMP

¢  Equal Cost Multi Path ¢  Pada saat kita memiliki beberapa gateway

yang ingin di load balance, metode termudah adalah menggunakan ECMP

¢  ECMP akan memisahkan trafik per gateway secara random

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-160

Page 161: APNIC Training Routingds

Contoh ECMP (1)

Ada 2 gateway yang sama besar Bandwithya 10 Mbps : 10 Mbps

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-161

Page 162: APNIC Training Routingds

Contoh ECMP (2) ¢  Ada 2 gateway, perbandingan kapasitas

bandwith 2 Mbps : 1 Mbps

¢  Karena Kedua gateway berbeda kapasitas maka perlu disesuai dengan perbandingan.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-162

Page 163: APNIC Training Routingds

¢  Ada 3 gateway, gateway A dan B menggunakan gateway IP Address, dan gateway C menggunakan pppoe.

¢  Memungkinkan penggunaan kombinasi dengan gateway interface.

Contoh ECMP (3)

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-163

Page 164: APNIC Training Routingds

[LAB-1] ECMP & Policy Route ¢  IIX à via WLAN1 dan PPPoE di WLAN2.

l  Kapasitas PPPoE 2 x kapasitas WLAN1 ¢  Internasional à PPTP ke server 10.100.100.1

PPTP

PPPoE WLAN1

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

IIX IIX INTERNASIONAL

3-Sep-15 03-164

Page 165: APNIC Training Routingds

Address List Download nice.rsc dari server mikrotik.co.id

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-165

Page 166: APNIC Training Routingds

PPTP dan PPPoE Username

Username dan password : l  PPTP

•  Username : mikrotik-pptp •  Password : training

l  PPPoE •  Username : mikrotik-pppoe •  Password : training

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-166

sasongko
Typewritten text
Server PPTP : 10.20.20.100
sasongko
Typewritten text
wlan 1
Page 167: APNIC Training Routingds

Static Route untuk PPTP

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-167

Page 168: APNIC Training Routingds

PPTP & PPPoE Setting

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-168

Page 169: APNIC Training Routingds

Interface

Pastikan semua interface sudah bekerja dengan baik

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-169

Page 170: APNIC Training Routingds

IP Address

Pastikan sudah mendapatkan IP Address dinamik dari PPTP dan PPPoE

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-170

Page 171: APNIC Training Routingds

Masquerade Setting

Buatlah masquerade untuk ketiga gateway

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-171

sasongko
Typewritten text
end 04 September 2015
Page 172: APNIC Training Routingds

Route-mark Setting

Rule no 0 untuk trafik dari klien Rule no 1 untuk trafik dari local process di router Rule no 1 menggunakan parameter out-interface=pptp-out1 karena secara default, routing keluar melalui pptp-out1

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-172

Page 173: APNIC Training Routingds

Route for IIX & Internasional

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-173

Page 174: APNIC Training Routingds

Test dengan traceroute

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-174

Page 175: APNIC Training Routingds

Kekurangan ECMP ¢  Forwarding table di Linux Kernel secara

otomatis akan refresh setiap 10 menit ¢  Hal ini menyebabkan ada kemungkinan

paket data untuk suatu traffic dari sebuah aplikasi berganti koneksi sehingga mendapatkan masq address yang berbeda. Koneksi bisa terputus. l  Contoh: terjadi pada traffic game online

¢  Info lebih lanjut mengenai hal ini: –  http://www.enyo.de/fw/security/notes/linux-dst-cache-dos.html –  http://marc.info/?m=105217616607144 –  http://lkml.indiana.edu/hypermail/linux/net/0305.2/index.html#19

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-175

Page 176: APNIC Training Routingds

Metode NTH

¢  NTH dilakukan dengan mengaktifkan counter pada mangle, dan kemudian dinamai (route mark) berdasarkan gateway nya.

¢  Route mark kemudian digunakan sebagai dasar untuk membuat policy route.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-176

Page 177: APNIC Training Routingds

Proses NTH pada Mangle

Misalkan kita mempunyai 2 buah gateway (A dan B)

l  Koneksi pertama à route mark “conn-A” l  Koneksi kedua à route mark “conn-B” l  Koneksi ketiga à route mark “conn-A” l  Koneksi keempat à route mark “conn-B” l  Koneksi kelima à route mark “conn-A” l  Dst…..

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-177

Page 178: APNIC Training Routingds

Proses NTH pada Routing

Setelah ada route-mark, maka kita tinggal mengarahkan route mark tersebut ke gateway yang sesuai.

l  Route-mark “conn-A” ke gateway A l  Route-mark “conn-B” ke gateway B

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-178

Page 179: APNIC Training Routingds

Proses NTH pada Routing

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-179

Page 180: APNIC Training Routingds

Kelemahan nth

¢  Nth bekerja berdasarkan “connection tracking”

¢  Seperti halnya ECMP, nth juga ikut “ter-refresh” setiap 10 menit

¢  Tidak disarankan penggunaan nth untuk melakukan load balanced

¢  Untuk “load balanced” yang lebih stabil, disarankan menggunakan PCC (Per Connection Classifier)

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-180

Page 181: APNIC Training Routingds

Per Connection Classifier

¢  Adalah parameter firewall yang memiliki kemampuan untuk membedakan trafik menjadi dua atau lebih stream berdasarkan parameter tetap terjaga, meskipun forwarding table pada kernel ter-refresh

¢  Option yang bisa digunakan adalah: src-address, src-port, dst-address, dst-port

¢  Informasi lebih lanjut: l  http://wiki.mikrotik.com/wiki/PCC

¢  Diperkenalkan mulai RouterOS 3.24 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-181

Page 182: APNIC Training Routingds

[LAB-2] Load balanced PCC

Dengan konfigurasi network seperti lab sebelumnya, gunakanlah wlan1, pppoe, dan pptp untuk load balanced dengan PCC

PPTP

PPPoE WLAN1

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-182

Page 183: APNIC Training Routingds

Trafik ke Connected Network

¢  Routing ke connected route hanya tersedia di routing table “main”

¢  Kita harus menjaga jangan sampai trafik ke network ini berpindah routing table.

¢  Kita membuat address-list untuk connected network

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-183

Page 184: APNIC Training Routingds

Trafik ke Connected Network

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-184

Page 185: APNIC Training Routingds

Koneksi dari luar Untuk menjamin bahwa router akan me-reply setiap connection yang masuk dari luar sesuai dengan jalur masuknya.

l  Contoh: koneksi winbox ke router

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-185

Page 186: APNIC Training Routingds

Custom Route-mark Chain

¢  Ada dua trafik yang harus di load balanced: l  Trafik dari client

•  Chain=prerouting •  In-interface=local (ether1) •  Connection-mark=no-mark

l  Trafik dari local process •  Chain=output •  Connection-mark=no-mark

¢  Kedua trafik ini akan di jump ke chain baru

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-186

Page 187: APNIC Training Routingds

Jump to Custom Chain

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-187

Page 188: APNIC Training Routingds

PCC Rules

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-188

Page 189: APNIC Training Routingds

Conn-mark à Route Mark

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-189

Page 190: APNIC Training Routingds

All Mangle

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-190

Page 191: APNIC Training Routingds

Static Route

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-191

sasongko
Typewritten text
point 1 untuk default gw dibuat ke masing-masing gw provider.
Page 192: APNIC Training Routingds

Beberapa Problem Lainnya

¢  Hati-hati untuk penggunaan DNS Server jika kita menggunakan DNS Server ISP dan menggunakan beberapa gateway dari ISP yang berbeda.

¢  Hal ini bisa diatasi dengan: l  membuat static route untuk masing-masing

DNS dan meng-accept IP DNS sehingga tidak ikut di PCC

l  Menggunakan dns public seperti google-dns

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 3-Sep-15 03-192

Page 193: APNIC Training Routingds

OSPF APNIC Training - Routing Class

Organized by: Citraweb Nusa Infomedia (Mikrotik Certified Training Partner)

Page 194: APNIC Training Routingds

Outline ¢  About OSPF

l  Autonomous System ¢  Basic LAB OSPF ¢  OSPF Neighbour

l  LSP & Instance ¢  OSPF Router Type ¢  OSPF Routing Type

l  Cost & Matric ¢  OSPF Area Type

l  Tipe LSA & Virtual Link ¢  Routing Filter

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-194

Page 195: APNIC Training Routingds

Autonomous System

AS

Autonomous System (AS) adalah sebuah gabungan dari beberapa jaringan yang sifatnya routing dan memiliki kesamaan metode serta policy pengaturan network, yang semuanya dapat dikendalikan oleh network administrator.

Area 0 Area 1

Area 2 Area 3

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-195

Page 196: APNIC Training Routingds

Background 1 ¢  Karena sebuah Autonomous System (AS)

memiliki skala jaringan yang sangat besar maka penggunaan routing menjadi sangat penting dan kritis.

¢  Informasi routing haruslah tepat dan kesalahan melakukan distribusi informasi routing harus diminimalisasi sedikit mungkin.

¢  Sangatlah tidak nyaman jika harus menuliskan rule routing untuk puluhan bahkan ratusan router secara static.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-196

Page 197: APNIC Training Routingds

Background 2

¢  OSPF merupakan sebuah routing protokol yang dapat mendistribusikan informasi routing secara otomatis.

¢  OSPF juga merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, dengan kata lain OSPF juga mampu membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan yaitu area.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-197

Page 198: APNIC Training Routingds

OSPF ? ¢  Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah

protocol routing otomatis (Dynamic Routing) yang mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan informasi routing antar network mengikuti setiap perubahan jaringan secara dinamis.

¢  OSPF termasuk di dalam kategori IGP (Interior Gateway Protocol) yang memiliki kemampuan Link-state dan Algoritma Dijkstra yang jauh lebih efisien dibandingkan protocol IGP yang lain.

¢  Menggunakan protocol tersendiri yaitu protocol 89. ¢  OSPF digunakan untuk management informasi dan

distribusi routing di dalam sebuah AS.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-198

Page 199: APNIC Training Routingds

OSPF Feature

OSPF (IPv4 RFC 2838 ) l  Dynamic routing l  Interior Gateway Protocol (IGP) didalam

sebuah routing domain (AS) l  Proses convergence yang cepat l  Link State / Shortest Path Technology l  Route Authentication l  Mendukung sistem pembagian Area l  Mendukung Fail Over

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-199

sasongko
Typewritten text
--> optional, bisa digunakan atau tidak digunakan.
Page 200: APNIC Training Routingds

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

[LAB-1] Konfigurasi OSPF

192.168.1.1/24

Internet

192.168.2.1/24

MEJA 1 MEJA 2

Backbone Area

ASBR Router Gateway

192.168.x.1/24

MEJA X

10.10.10.1/24 10.10.10.2/24

10.10.10.x/24

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-200

Page 201: APNIC Training Routingds

[LAB-1] OSPF Network ¢  Tambahkan Network

yang ingin dihubungkan ke area Backbone untuk saling ditukarkan dengan router yang lain.

¢  Amati tabel neighbor router masing-masing dan neighbor router.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-201

Page 202: APNIC Training Routingds

[LAB-1] OSPF Neighbor

Tabel neighbor akan berisi informasi mengenai router-router yang berada dalam 1 area OSPF beserta kondisi/statusnya

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-202

Page 203: APNIC Training Routingds

OSPF – Neighbor Discovery

¢  OSPF mampu malakukan Pencarian neighbor router secara otomatis l  Yaitu Discovery Router yang juga mengaktifkan OSPF

dalam satu area l  Menggunakan Hello Packet

¢  Sebuah router bisa terdaftar didalam list neighbor router yang lain apabila : l  Interface router tersebut berada dalam area (Area-ID)

yang sama l  Interface router tersebut harus dalam subnet dan

network mask yang sama , kecuali network typenya diset point to point

l  Authentikasi, Hello dan Dead Interval HARUS SAMA

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-203

Page 204: APNIC Training Routingds

OSPF – Discovery Process R1 R2

Hello Packet

Neighbor State Neighbor State DOWN DOWN

INIT R1

Hello Packet

R2 2-WAY R2 ExStart

DD

ExStart R1

DD

R2 Exchange

DD

Exchange R1

DD

R2 Loading

DD

Loading R1

LSR

LSR LSU

LSU

R2 Full Full R1

LSAck

LSAck

1 1 2

3 4 5 6 7 8 9

10 10

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-204

Page 205: APNIC Training Routingds

OSPF-Neighbor State Neighbor State Description

Down Hello Packet tidak diterima dari neighbor. Biasanya diawal OSPF berjalan

Attempt Digunakan pada neighbor yang ditambahkan manual pada NBMA

Init Hello packet diterima dari router lain tetapi router-id penerima yang tertera dalam hello packet belum ada didalam list neighbor

2-Way Hello packet yang diterima dari router lain dan ip router penerima ada

didalam list neighbor router lain. Dalam state ini komunikasi bidirectional sudah terbentuk

ExStart DR dan BDR sudah terpilih, pertukaran link-state dimulai

Exchange Router mengirimkan Database Description packet ke neighbor

Loading Router mengirimkan Link State Request packets untuk informasi routing dari neighbor

Full Informasi routing dari neighbor sudah tersinkronisasi dan 2 router sudah terhubung penuh

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-205

sasongko
Typewritten text
backup designated router
sasongko
Typewritten text
designated router
Page 206: APNIC Training Routingds

OSPF Packet Type

¢  Hello – Digunakan untuk membentuk komunikasi dengan neighbor yang terhubung langsung

¢  Database Descriptor (DD) – Digunakan untuk mengecek sinkronisasi database routing antar router.

¢  Link State Request (LSR) – Digunakan untuk meminta informasi routing terbaru

¢  Link State Update (LSU) – Digunakan untuk mengirimkan informasi routing terbaru

¢  Link State Acknowledgment (LSAck) – Digunakan untuk mengkonfirmasi informasi link-state yang diterima

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-206

Page 207: APNIC Training Routingds

Link State Routing Langkah-langkah atau cara kerja OSPF :

l  Setiap router membuat Link State packet (LSP). l  Mendistribusikan LSP ke semua neighbor menggunakan Link

State Advertisement (LSA) type 1 dan menentukan DR dan BDR dalam 1 area.

l  Masing-masing router menghitung jalur terpendek ke semua neighbor berdasarkan cost routing.

l  Jika ada perbedaan atau perubahan tabel routing, router akan mengirimkan LSP ke DR dan BDR melalui alamat multicast 224.0.0.6.

l  LSP akan dididistribusikan oleh DR ke router neighbor lain dalam 1 area sehingga semua router neighbor akan melakukan perhitungan ulang jalur terpendek.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-207

Page 208: APNIC Training Routingds

[LAB-1] OSPF Instance

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-208

Page 209: APNIC Training Routingds

OSPF Instance Setting ¢  Router-id à Memberi pengenal pada router.

l  Berformat 32bit seperti IP, sifatnya unik artinya tiap router tidak boleh memiliki ID yang sama dalam sebuah jaringan

l  Jika diisi 0.0.0.0 maka router akan otomatis menggunakan IP terbesar yang ada pada router

¢  Redistribute Default Route à Mendistribusikan default route. ¢  Redistribute Connected Routes à Mendisitribusikan IP network

yang terpasang di interface ¢  Redistribute Static Routes à Mendistribusikan route static yang

ada pada table /ip route ¢  Redistribute RIP Routes à Mendistribusikan route hasil RIP ¢  Redistribute BGP Routes à Mendistribusikan route hasil BGP

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-209

Page 210: APNIC Training Routingds

[LAB-1] OSPF Route

Rule routing yang memiliki Flag DAO menunjukkan ada rule routing yang didistribusikan menggunakan protocol OSPF.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-210

sasongko
Typewritten text
Untuk memisahkan apabila terdapat 2 network yang sama dalam 1 area OSPF, bisa menggunakan VRF (Virtual Routing Forwarding).
Page 211: APNIC Training Routingds

[LAB-1] OSPF Route Detail

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-211

Page 212: APNIC Training Routingds

[LAB-1] OSPF Interface

¢  Setelah OSPF network ditentukan maka secara otomatis mendeteksi interface yang menggunakan network tersebut.

¢  Untuk mengubah cost dan priority interface harus didefinisikan secara manual.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-212

Page 213: APNIC Training Routingds

Area DR & BDR ¢  Dalam setiap area, router akan memilih Designated Router (DR)

dan Backup Designated Router (BDR) secara otomatis. ¢  DR berfungsi untuk mengumpulkan dan menyebarkan LSA dalam

satu area menggunakan alamat multicast 224.0.0.5, sehingga mengurangi proses pertukaran LSA antar router

¢  BDR, akan menggantikan DR jika terjadi error ¢  Dalam permulaan pembentukan OSPF, DR merupakan router

pertama yang mengaktifkan OSPF dan BDR merupakan router kedua yang mengaktifkan OSPF

¢  Jika OSPF sudah berjalan, maka pemilihan DR dan BDR selanjutnya ditentukan oleh priority dari interface masing-masing router dalam 1 area l  (0 = tidak akan menjadi BR/BDR, 255 = selalu menjadi BR/BDR) l  Jika priority sama, akan dipilih yang memiliki router-ID paling tinggi

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-213

sasongko
Highlight
sasongko
Highlight
sasongko
Typewritten text
DR
sasongko
Typewritten text
DR
Page 214: APNIC Training Routingds

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

[LAB-2] OSPF - Fail Over

192.168.1.0/24

IR Meja 1

Internet

192.168.2.0/24

IR Meja 2

192.168.3.0/24

IR Meja 3

MEJA 1 MEJA 2 MEJA 3

Backbone Area

ASBR Router Gateway

192.168.4.0/24

IR Meja 4

MEJA 4

Backup link Backup link

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-214

Page 215: APNIC Training Routingds

[LAB-2] OSPF - Fail Over detail

IR Meja 1

Internet

Backbone Area

ASBR Router Gateway

IR Meja 2

Backup link

Ether2 10.100.Y.1/24

Ether2 10.100.Y.2/24

¢  Hubungkan ether2 dari router anda ke ether2 router rekan anda sebagai link backup.

¢  Pasang ip satu segmen 10.100.Y.0/24 pada link backup tersebut. ¢  Y adalah nomor kelompok.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-215

Page 216: APNIC Training Routingds

[LAB-2] Interface for Backup

Tambahkan network baru ke backbone area.

10.100.y.0/24

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-216

Page 217: APNIC Training Routingds

Redundant Detected

¢  DR akan menerima perubahan informasi routing dari masing-masing group dan menyebarkan informasi tersebut ke router group yang lain

¢  Network baru tersebut bisa dirouting menggunakan 2 jalur yang berbeda

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-217

Page 218: APNIC Training Routingds

[LAB-2] Fail Over Test

¢  Coba matikan link utama dan test apakah fail over bisa dilakukan otomatis.

¢  Hidupkan kembali link utama untuk cek terhadap proses failover.

IR Meja 1

Internet

Backbone Area

ASBR Router Gateway

IR Meja 2

Backup link

Ether2 10.10.1.1/24

Ether2 10.10.1.2/24

x

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-218

Page 219: APNIC Training Routingds

Metric & Cost ….? ¢  Metric adalah salah satu parameter di routing yang

sebenarnya merupakan kumpulan nilai logic yang digunakan oleh algoritma routing untuk menentukan jalur routing yang akan dilewati

¢  Nilai Metric ditentukan oleh network administrator dengan pertimbangan berdasar : l  Jumlah hop yang akan dilewati l  Kondisi latency l  Packet loss (router congestion/conditions) l  Besar bandwidth l  Cost

¢  Pada OSPF, untuk menetukan nilai Metric internal menggunakan parameter Cost pada interface.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-219

Page 220: APNIC Training Routingds

OSPF Cost ¢  Untuk menetukan jalur terpendek atau bisa juga

diartikan sebagai jalur prioritas, OSPF menggunakan parameter “Cost”.

¢  OSPF “Cost” akan dijumlahkan di setiap hopnya pada proses Link State / Shortest Path Technology.

¢  Setelah semua jalur sudah dikalkulasi dan total Cost semua jalur sudah dijumlahkan, maka akan dipilih jumlah akumulasi cost yang terkecil

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-220

Page 221: APNIC Training Routingds

OSPF Cost

¢  Terlihat ada dua jalur yang bisa menuju ke network tujuan.

¢  Setelah dilakukan perhitungan total Cost, jalur 1 memiliki total cost terkecil. Maka jalur tersebut yang akan digunakan

40 20

10

10 10

Jalur 1 total : 30

Jalur 2 total : 70

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-221

Page 222: APNIC Training Routingds

[LAB-3] OSPF - Cost ¢  Bangun bagan network

berikut dengan kelompok terdiri 4 router dan terkoneksi menggunakan ethernet.

¢  Gunakan konfigurasi OSPF (manual Interface) sehingga traffic berjalan searah jarum jam.

¢  Traffic upload melewati router bagian kiri dan download melewati router bagian kanan.

10

10

10

10

100

100

100

100

?? ??

Internet

Backup

¢  Gunakan koneksi wireless (ether4) sebagai backup link.

¢  Tentukan cost dari backup link supaya traffic tetap searah jarum jam.

R1

R2

R3

R4

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-222

Page 223: APNIC Training Routingds

[LAB-3] OSPF - Cost

10

10

10

10

100

100

100

100

50 ??

Internet

Backup

ether2 - 10.Y.1.1/24

Ether3 - 10.Y.1.2/24

Ether2 - 10.Y.2.1/24

Ether3 - 10.Y.2.2/24 10.Y.3.1/24 - Ether2

10.Y.3.2/24 – ether3

10.Y.4.1/24 – ether2

10.Y.4.2/24 – ether3

ether4- 10.Y.5.1/24 10.Y.5.2/24 – ether4

10.10.10.X 10.10.10.100

X : Nomor Kursi Y : Nomor Kelompok Tentukan cost pad backup link supaya traffic tetap berjalan searah jarum jam. Test apakah yang terjadi jika salah satu link mati ?

R1

R2

R3

R4

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-223

Page 224: APNIC Training Routingds

Cost Overwrite

Tambahkan interface untuk link backup dan ubah “cost” supaya menjadi routing backup.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-224

Page 225: APNIC Training Routingds

OSPF – Router Type (1)

Area 0 Area 1

Area 2

ASBR

¢  ASBR – Autonomous System Border Router ¢  ABR – Area Border Router ¢  IR – Internal Router

ABR

ABR

IR IR

IR

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-225

Page 226: APNIC Training Routingds

OSPF – Router Type (2) ¢  IR adalah router yang berada dalam sebuah area OSPF

dan tidak terhubung langsung dengan area yang lain. ¢  ABR adalah router yang menjembatani area backbone

dengan dengan area yang lain. ¢  ASBR adalah sebuah router yang biasanya terletak di

perbatasan sebuah AS (Router Terluar dari AS) dan bertugas untuk menjembatani antara router yang ada di dalam AS dengan Network lain (Berbeda AS). l  ASBR juga bisa berarti sebuah router anggota OSPF

yang menjembatani routing OSPF dengan protocol Routing yang lain (RIP,BGP dll).

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-226

Page 227: APNIC Training Routingds

OSPF Routing Type Intra-Area routing

l  Menggambarkan route ke network tujuan yang masih dalam satu area.

Area 0 Area 1

Area 2

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-227

Page 228: APNIC Training Routingds

OSPF Routing Type Inter-Area routing

l  Menggambarkan route ke tujuan yang membutuhkan melewati satu atau lebih area OSPF dan masih dalam satu AS.

Area 0 Area 1

Area 2

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-228

Page 229: APNIC Training Routingds

RIP BGP

Other OSPF dsb

OSPF Routing Type External Area routing

l  Menggambarkan route untuk keluar jaringan OSPF l  Dibedakan menjadi 2 tipe :

•  E1 à E1 route cost merupakan jumlah dari internal cost dan external ospf metric.

•  E2 à E2 route cost merupakan nilai dari external OSPF metric saja

Area 0

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-229

Page 230: APNIC Training Routingds

192.168.1.0/24

192.168.1.0/24

OSPF - External Route Type

40 20

10

10 10

Jalur 1 total : 50

Jalur 2 total : 90

TYPE 1

Metric 20 Redistribute as type 1

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-230

Page 231: APNIC Training Routingds

OSPF Metric – as type 1

¢  Ketika OSPF pada IR 1 menggunakan “as-type-1” maka informasi metric akan diberikan dengan informasi routing ke IR2.

¢  Sehingga total Metric pada IR2 adalah pejumlahan metric dari IR1 dengan Cost pada IR2.

IR 1 IR 2 OSPF Routing Transaction

Ether2 10.10.Y.1/24

Ether2 10.10.Y.2/24

Route Metric Cost

Route Metric Cost

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-231

Page 232: APNIC Training Routingds

192.168.1.0/24

192.168.1.0/24

OSPF - External Route Type

40 20

10

10 10

Jalur 1 total : 30

Jalur 2 total : 70

TYPE 2

Metric 20 Redistribute as type 2

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-232

Page 233: APNIC Training Routingds

OSPF Metric – as type 2

¢  Ketika OSPF pada IR1 menggunakan “as-type-2” maka yang dikirimkan ke IR2 hanyalah informasi routing saja

¢  Sehingga total Metric pada IR2 hanya mengacu pada cost IR2

IR 1 IR 2 OSPF Routing Transaction

Ether2 10.10.Y.1/24

Ether2 10.10.Y.2/24

Route Cost

Route Cost

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-233

Page 234: APNIC Training Routingds

Metric Overwrite

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-234

Page 235: APNIC Training Routingds

OSPF Network Type (1) ¢  Point-to-Point

l  Adalah jenis jaringan yang paling sederhana, tersusun atas dua router yang terhubung langsung dan tidak diperlukan DR dan BDR dalam type ini

¢  Broadcast l  Type Default yang digunakan pada jaringan ethernet. Satu paket yang

dikirimkan sebuah router akan diterima oleh banyak router

neighbor neighbor

neighbor

DR

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-235

Page 236: APNIC Training Routingds

NBMA – Non-Broadcast-Multiple-Access l  Mirip dengan broadcast, akan tetapi untuk neighbor harus

ditambahkan secara manual karena tidak semua jaringan mendukung broadcast, salah satu contohnya adalah ATM dan Frame-relay.

OSPF Network Type (2)

DR

neighbor

neighbor

neighbor

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-236

Page 237: APNIC Training Routingds

Point-to-Multipoint l  Solusi lain untuk network yang tidak mendukung broadcast,

mengemulasi link point-to-point ke dalam beberapa node dan mengirimkan paket Halo ke semua node. Biasanya type ini digunakan untuk jaringan wireless

OSPF Network Type (3)

neighbor

neighbor

neighbor

neighbor

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-237

Page 238: APNIC Training Routingds

OSPF Area

Sangat memungkinkan jika pada sebuah AS memiliki lebih dari satu area menyesuaikan skala dari jaringan yang dimiliki.

Area 0 Area 1

Area 2

ASBR

ABR

ABR

IR

IR

Area 3 IR IR

IR

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-238

Page 239: APNIC Training Routingds

OSPF Area ¢  Semakin banyak router dan jaringan didalamnya,

semakin besar ukuran Link State Databaseà cpu load, memory

¢  Internal router akan mendapat LSA hanya dari router lain yang masih dalam satu area

¢  Area yang ingin mendapatkan informasi LSA secara lengkap dan bisa terkoneksi dengan jaringan yang ada di luar AS maka harus terhubung secara logic dengan Backbone (Area 0).

¢  Untuk area yang tidak secara langsung terhubung ke ke area backbone bisa menggunakan Virtual Link memanfaatkan area lain yang sudah terhubung ke Backbone Area.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-239

Page 240: APNIC Training Routingds

Area Type ¢  Backbone – Area 0 (Area ID 0.0.0.0)

l  Bertanggung jawab mendistribusikan informasi routing antara non-Backbone area

l  Semua sub-Area HARUS terhubung dengan backbone secara logikal

¢  Standart / Default Area l  Merupakan sub-Area dari Area 0. Area ini menerima LSA intra-

area dan inter-area dari ABR yang terhubung dengan area 0 ¢  Stub Area

l  Area yang paling “ujung”. Area ini tidak menerima advertise external route (digantikan default route)

¢  Not So Stubby Area (NSSA) l  Stub Area yang tidak menerima external route (digantikan

default route) dari area lain tetapi masih bisa mendapatkan external route dari router yang masih dalam 1 area

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-240

Page 241: APNIC Training Routingds

OSPF – Backbone Area

Area 0

Area 1

Area 2

ASBR

ABR ABR

¢  Area 0 atau sering juga disebut sebagai Backbone Area merupakan area dimana Router-Router ABR berkumpul untuk saling menukarkan informasi routing dari area-area yang lain.

¢  Area Backbone juga merupakan Area Transit sebelum traffic keluar atau masuk ke dalam sebuah AS.

¢  Sebuah area yang tidak terhubung langsung ke area backbone bisa terhubung ke backbone area menggunakan Virtual Link.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-241

Page 242: APNIC Training Routingds

[LAB-4] OSPF – Area

R1

R3

R5 R6

R2

R4

R7 R8

Internet

AREA 0 – BACKBONE AREA STANDART AREA

AREA 1 NSSA AREA

AREA 2 STUB AREA

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-242

Page 243: APNIC Training Routingds

[LAB-4] OSPF – Backbone

R1

R3

R2

R4

Internet

AREA 0 – BACKBONE AREA STANDART AREA

Wlan 2 10.y.1.1/24

Wlan 2 10.y.1.2/24

Wlan 2 10.y.1.3/24

Wlan 2 10.y.1.4/24

¢  Koneksi antar router backbone gunakan interface WLAN2 ¢  Gunakan frekuensi 5GHz dengan SSID – “KelompokY”

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-243

Page 244: APNIC Training Routingds

[LAB-4] OSPF – Backbone ¢  Atur Router-ID menggunakan 10.10.10.x pada instances ¢  Tambahkan network 10.y.1.0/24 dan 192.168.x.0/24 ke area

backbone

R1-R4

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-244

Page 245: APNIC Training Routingds

[LAB-4] OSPF – NSSA Area

R3

R5 R6

AREA 1 NSSA AREA

Ether2 10.y.2.1/24

Ether3 10.y.3.1/24

Ether2 10.y.2.2/24

Ether3 10.y.3.2/24

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-245

Page 246: APNIC Training Routingds

[LAB-4] OSPF – NSSA

R3 , R5, R6

¢  Atur Router-ID menggunakan 10.10.10.x pada instances ¢  Buat Area dengan type NSSA

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-246

Page 247: APNIC Training Routingds

[LAB-4] OSPF – NSSA

Pada R3

Tambahkan network ke area1

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-247

Page 248: APNIC Training Routingds

[LAB-4] OSPF – NSSA

R5

Tambahkan network ke area1

R6

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-248

Page 249: APNIC Training Routingds

[LAB-4] OSPF – STUB Area

R4

R7 R8

AREA 2 STUB AREA

Ether2 10.y.4.1/24

Ether3 10.y.5.1/24

Ether2 10.y.4.2/24

Ether3 10.y.5.2/24

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-249

Page 250: APNIC Training Routingds

[LAB-4] OSPF – STUB

R4 , R7, R8

¢  Atur Router-ID menggunakan 10.10.10.x pada instances ¢  Buat Area dengan type STUB

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-250

Page 251: APNIC Training Routingds

[LAB-4] OSPF – STUB

Pada R4

Tambahkan network ke area1

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-251

Page 252: APNIC Training Routingds

[LAB-4] OSPF – STUB

R7

Tambahkan network ke area1

R8

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-252

Page 253: APNIC Training Routingds

[LAB-4] OSPF – AREA ¢  Amati dan lihat perubahan tabel routing untuk

masing-masing IR di setiap AREA. ¢  Apakah ada perbedaan tabel routing antara IR

pada NSSA dengan STUB area ? ¢  Tambahkan static default gateway pada R1 ke

10.10.10.100 dan aktifkan redistribute-default-route, kemudian amati perubahan tabel routing di masing-masing router.

¢  Import route-nice.rsc ke R3 dan R4. ¢  Aktifkan redistribute-static route di R3 dan R4

kemudian cek perubahan tabel routing di masing-masing router.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-253

Page 254: APNIC Training Routingds

OSPF - Virtual Link ¢  Virtual Link à digunakan untuk mengatasi

koneksi router yang terpisah (secara fisik) dari area backbone.

¢  Juga dapat digunakan untuk menyabung area backbone yang terpisah.

¢  Virtual Link Tidak bisa berjalan sempurna jika melewati stub area.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-254

Page 255: APNIC Training Routingds

[LAB-6] OSPF – Virtual Link

¢  Karena Virtual Link tidak bisa melewati area yang bertipe Stub maka ubah type area pada Area1 dan Area2 menjadi type standard (default).

¢  Kemudian Aktifkan Virtual Link di R2 dan R3.

Internet

Area Backbone

Area 1

10.10.10.X

10.10.10.100 Ether2: 10.Y.1.1

Ether3: 10.Y.1.2

Ether2: 10.Y.2.1

Ether3: 10.Y.2.2

Ether2: 10.Y.3.1

Ether2: 10.Y.3.2

Virtual Link

Y = Nomor Kelompok X = Nomor Meja

Area 2

R1

ABR

ABR

IR

R2

R3

R4

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-255

Page 256: APNIC Training Routingds

[LAB-6] R2 Configuration

¢  Ubah Area1 menjadi Area Standard. ¢  Buat Virtual Link melewati Area1

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-256

Page 257: APNIC Training Routingds

[LAB-6] R3 Configuration

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-257

Page 258: APNIC Training Routingds

[LAB-6] R3 Configuration Aktifkan network OSPF di kedua area.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-258

Page 259: APNIC Training Routingds

[LAB-6] R3 Configuration ¢  Tambahkan Virtual Link

memanfaatkan Area1. ¢  Pastikan NeighborID

sama dengan RouterID yang ada di Area1.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-259

Page 260: APNIC Training Routingds

[LAB-6] R4 Configuration ¢  Tambahkan Area2 di R4. ¢  Aktifkan Network untuk

Area2.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-260

Page 261: APNIC Training Routingds

OSPF - Virtual Link

Saat ini Virtual link tidak bisa berjalan sempurna di ROS v4/v5 !!

Solusi : 1.  Gunakan EoIP antara R3 ke R1 2.  Pasang IP di interface EoIP 3.  Masukkan IP network EoIP tersebut kedalam

network backbone

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-261

sasongko
Typewritten text
end 5 september 2015
Page 262: APNIC Training Routingds

LSA Type ¢  Type 1 (Router link) : LSA yang diterima dari router lain dalam satu

area dan berisi informasi router-id neighbor ¢  Type 2 (Network Link) : LSA yang diterima dan berisi IP dari DR

dalam satu area. ¢  Type 3 (Summary Network Link) : LSA yang dikirimkan oleh ABR

ke neighbor yang berisi ringkasan informasi network area lain dalam satu AS

¢  Type 4 (Summary ASBR Link) : Menunjukkan link-state ID dari router ASBR yang mengadvertise LSA type 5

¢  Type 5 (AS External Link) : LSA ini berisi informasi network external AS yang diimpor ke OSPF diadvertise ke semua area (kecuali Stub Area dan NSSA Area)

¢  Type 6 (Group Membership) : didefinisikan untuk Multicast OSPF (MOSPF), routing protocol yang jarang digunakan

¢  Type 7 (Group Membership) : Membawa informasi network external AS yang melewati NSSA

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-262

Page 263: APNIC Training Routingds

STANDART AREA AREA 0

OSPF – LSA Standart Area

TYPE 1 & 2 TYPE 1 & 2

TYPE 3

TYPE 5

TYPE 4

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-263

Page 264: APNIC Training Routingds

STUB AREA AREA 0

OSPF – LSA STUB Area

TYPE 1 & 2 TYPE 1 & 2

TYPE 3

0.0.0.0/0

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-264

Page 265: APNIC Training Routingds

NSSA AREA AREA 0

OSPF – LSA NSSA Area

TYPE 1 & 2 TYPE 1 & 2

TYPE 5 TYPE 7

TYPE 4

0.0.0.0/0

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-265

Page 266: APNIC Training Routingds

Routing Filter ¢  Hampir sama dengan IP firewall, routing bisa

mengimplementasikan filtering terhadap informasi routing yang didistribusikan di setiap protocolnya.

¢  Mirip juga dengan IP firewall Urutan penempatan rule sangat berpengaruh.

¢  OSPF memiliki chain default yang digunakan untuk meletakkan filter : l  Chain built in atau chain default “OSPF-IN” adalah

chain untuk meletakkan filter informasi routing yang masuk.

l  Chain built in atau chain default “OSPF-OUT” aladah chain untuk meletakkan filter informasi routing yang keluar.

¢  Custom chain juga bisa dibuat sesuai kebutuhan dengan menuliskan nama chain baru secara manual.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-266

Page 267: APNIC Training Routingds

OSPF-Filter

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-267

Page 268: APNIC Training Routingds

Routing Filter Chain ¢  Beberapa parameter yang diperlukan untuk melakukan

routing filter : ¢  Chain : Nama chain untuk meletakkan rule filter.

l  ospf-in – Lokasi untuk melakukan filter informasi routing OSPF yang diterima oleh router sebelum dipasangkan di tabel routing

l  ospf-out – Lokasi untuk melakukan filter informasi routing yang akan diadvertise keluar oleh router dalam OSPF

l  rip-in – Lokasi untuk melakukan filter informasi routing RIP yang diterima oleh router sebelum dipasangkan di tabel routing

l  rip-out – Lokasi untuk melakukan filter informasi routing yang akan diadvertise keluar oleh router dalam RIP

l  mme-in – Lokasi untuk melakukan filter informasi routing MME yang diterima oleh router sebelum dipasangkan di tabel routing

l  connected-in – Letak chain default untuk menempatkan filter routing Direct Connect (input).

l  dynamic-in – Letak chain default untuk routing dynamic yang lain (Selain routing protocol dan connect directly). Biasanya untuk routing yang diinputkan dari ppp daemon.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-268

Page 269: APNIC Training Routingds

Routing Filter Prefix & Prefix Lenght ¢  Prefix adalah segmen network yang ingin difilter

l  Contoh : •  0.0.0.0/0 – untuk memfilter default route •  192.168.0.0/24 – jika tidak ada tambahan setting di preffix-

length maka akan melakukan filter network tersebut secara spesifik.

•  192.168.0.0 – jika tidak ada prefix segmen maka dianggap sebagai /32

¢  Prefix-Length adalah filter terhadap prefix-mask dari parameter Prefix. Contoh : l  prefix=10.0.0.0/8 prefix-length=8-32

•  Dari rule diatas cocok dengan 10.0.0.0-10.255.255.255 l  prefix=8.8.0.0/16 prefix-length=16-32

•  Dari rule diatas cocok dengan 8.8.0.0-8.8.255.255

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-269

Page 270: APNIC Training Routingds

Routing Filter - Action ¢  Accept – Menerima prefix routing ¢  Discard – tidak memasukkan prefix routing ke proses

pengolahan routing di FIB. ¢  Jump – Melemparkan prefix routing ke chain filter routing

yang lain. l  Jump Target – Chain tujuan yang baru.

¢  Log – Memasukkan informasi routing ke pesan Log System.

¢  Passthrough – Meneruskan informasi routing untuk di periksa di rule dibawahnya dalam chain yang sama.

¢  Reject – jika digunakan di Incoming Filter, prefix yang masuk akan disimpan di memory tetapi tidak akan diaktif. Jika Outgoing Filter, prefix tidak akan diproses sama sekali.

¢  Return – Mengembalikan prefix routing yang sebelumnya sudah terkena filter jump.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-270

Page 271: APNIC Training Routingds

[LAB-7] OSPF – PPP Network Internet

Area Backbone

Area 1 STD AREA

10.10.10.X

10.10.10.100 Ether2: 10.Y.1.1

Ether3: 10.Y.1.2

Ether2: 10.Y.2.1

Ether3: 10.Y.2.2

Ether3: 10.Y.3.1

Ether2: 10.Y.3.2

Y = Nomor Kelompok X = Nomor Meja

PPPoE Network

¢  Bangun network topologi seperti pada gambar dan aktifkan PPPoE server di Ether3 R4.

¢  Tambahkan Jaringan yang menggunakan protocol PPP untuk kasus kali ini kita akan mencoba menggunakan network PPPoE

¢  Gunakan Notebook sebagai client

Ether3

R1

R2

R3

R4

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-271

Page 272: APNIC Training Routingds

OSPF – Filter PPP protocol ¢  OSPF juga bisa melakukan distribusi routing untuk

network point-to-point /32 (VPN / point-to-point addressing).

¢  Karena sifatnya yang sangat dinamis perubahan struktur jaringan VPN (PPP) akan semakin membebani kerja protocol OSPF.

¢  Direkomendasikan untuk melakukan filter terhadap network jenis ini.

¢  Untuk distribusi routing PPPoE di OSPF kita bisa memasang IP Agregasi ke salah satu interface di router, biasanya ip agregasi tersebut dipasang di interface dimana service PPP dipasang.

¢  Atau bisa juga memasang static route dari network VPN (PPP) mengarah ke router itu sendiri.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-272

Page 273: APNIC Training Routingds

[LAB-7] OSPF - PPP Filter

Gunakan routing filter di OSPF untuk menghilangkan advertise network /32 karena akan membebani proses update routing.

Ether3: 10.Y.3.1

Ether2: 10.Y.3.2

Area 1

PPPoE / VPN Network Ether3

Client 1

Client 2

Client 4 Client 3

R3

R4

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-273

Page 274: APNIC Training Routingds

[LAB-7] OSPF-Filter

/routing filter add Chain=ospf-in prefix-leght=32-32 action=discard

Filter ini dipasang di semua Router yang terhubung ke OSPF Network

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 04-274

Page 275: APNIC Training Routingds

BGP APNIC Training - Routing Class

Organized by: Citraweb Nusa Infomedia (Mikrotik Certified Training Partner)

Page 276: APNIC Training Routingds

Outline

¢  Konsep Routing ¢  BGP ¢  eBGP ¢  iBGP

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-276

Page 277: APNIC Training Routingds

Konsep Routing

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

MTCINE Training Class 2014

05-277

Page 278: APNIC Training Routingds

Apa yang dilakukan router?

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-278

Page 279: APNIC Training Routingds

Agenda harian sebuah router

¢  Mencari jalur terbaik ¢  Mem-forward paket, forward, forward,

forward, forward….. ¢  Mencari alternatif jalur ¢  Mem-forward paket, forward, forward,

forward, forward….. ¢  Berulang hingga router dimatikan.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-279

Page 280: APNIC Training Routingds

Routing vs Forwarding

¢  Routing : melakukan pemetaan jaringan dan memberikan pilihan jalur terbaik untuk tujuan tertentu

¢  Forwarding : melewatkan paket data sesuai dengan pilihan jalur terbaik

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-280

Page 281: APNIC Training Routingds

Mencari jalur terbaik

¢  Jalur ditentukan berdasarkan informasi yang diterima dari protokol routing

¢  Untuk tujuan yang sama, sangat dimungkinkan ada dua atau lebih pilihan jalur l  Hanya pilihan jalur terbaik yang disimpan

pada forwarding table

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-281

Page 282: APNIC Training Routingds

Mencari jalur terbaik

¢  Proses pemilihan jalur dilakukan secara berkala, atau jika terjadi perubahan topologi jaringan l  Misalnya:

•  ada jalur yang putus •  ada penambahan atau pengurangan perangkat/

jalur

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-282

Page 283: APNIC Training Routingds

BGP

RoS Routing Information Base

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

BGP

+

- discard

All Routes

Active Routes

Input Filters

Protocol’s Routes

Route Selection

Output Filters Instance 1

Instance 2

Instance 2

Connected Routes

Static Routes

OSPF

RIP

MME

OSPF

RIP

MME

Instance 1

Instance 2

Instance 2

citraweb2014

05-283

Page 284: APNIC Training Routingds

Autonomous System

¢  Kumpulan router dengan kontrol administratif yang sama.

¢  Memiliki AS Number l  2 byte atau 4 byte l  AS64512 – 65534 digunakan untuk

kebutuhan privat

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-284

Page 285: APNIC Training Routingds

Default Administrative Distance Route Source Distance Connected Interface 0 Static Route 1 Enhanced IGRP Summary Route 5 External BGP 20 Internal Enhanced IGRP 90 IGRP 100 OSPF 110 IS-IS 115 RIP 120 EGP 140 External Enhanced IGRP 170 Internal BGP 200 Unknown 255

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-285

Page 286: APNIC Training Routingds

BGP

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

MTCINE Training Class 2014

05-286

Page 287: APNIC Training Routingds

BGP

¢  Border Gateway Protocol ¢  Menggunakan TCP port 179 ¢  Saat ini sebagai protokol EGP utama,

menghubungkan antar backbone internet ¢  Update routing dengan “incremental

updates” ¢  Merupakan “path vector protocol”

l  kalkulasi jalur berdasarkan panjang path

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-287

Page 288: APNIC Training Routingds

BGP General Operation

¢  Mendengar dan mempelajari semua path, baik dari IGP maupun EGP

¢  Memilih best path dan mengaktifkannya ke forwarding table

¢  Best path dikirimkan ke external BGP neighbor

¢  Filter/policy bisa diterapkan untuk mengatur proses pemilihan best path

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-288

Page 289: APNIC Training Routingds

BGP - RFC ¢  RFC 4271 Border Gateway Protocol 4 ¢  RFC 4456 BGP Route Reflection ¢  RFC 5065 Autonomous System Confederations for BGP ¢  RFC 1997 BGP Communities Attribute ¢  RFC 2385 TCP MD5 Authentication for BGPv4 ¢  RFC 5492 Capabilities Advertisement with BGP-4 ¢  RFC 2918 Route Refresh Capability ¢  RFC 4760 Multiprotocol Extensions for BGP-4 ¢  RFC 2545 Use of BGP-4 Multiprotocol Extensions for

IPv6 Inter-Domain Routing ¢  RFC 4893 BGP Support for Four-octet AS Number

Space

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-289

Page 290: APNIC Training Routingds

Demarcation Zone (DMZ)

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

AS1 AS2

AS3

Network/link antar AS

citraweb2014

05-290

Page 291: APNIC Training Routingds

BGP Capabilities

¢  BGP speaker akan mengadvertise tipe data tertentu yang disupport router tersebut

¢  Router akan mengirimkan notifikasi apabila menerima tipe data yang tidak disupport

¢  Peering akan dilakukan bila kedua router dapat mensupport tipe data yang sama

¢  Beberapa hal yang dapat dilakukan routerOS: l  Route refresh l  Multi protocol extention l  4 byte AS

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-291

Page 292: APNIC Training Routingds

BGP Transport

¢  Dilakukan dengan mempertukarkan NLRI (network layer reachability information)

¢  NLRI mengandung prefix dan atribut yang menyertainya

¢  TCP 179 ¢  Saat pertama kali terkoneksi (initial

exchange), router akan bertukar semua informasi routing yang dimiliki

¢  Update secara incremental dilakukan sesudahnya (menjaga versi routing table)

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-292

Page 293: APNIC Training Routingds

Format Protocol

¢  Paket data BGP terbagi menjadi 4 bagian: l  Markers (128bits) – untuk otentikasi l  Length (16 bits) l  Type (8bits) – BGP message type l  Message body

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-293

Page 294: APNIC Training Routingds

BGP States

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

1. Idle

2. Connect

3. Active

4. OpenSent

5. OpenConfirm

6. Established KEEPALIVE UPDATE

akan mulai

menunggu koneksi TCP

berusaha mendapatkan peer

OPEN

KEEPALIVE

KEEPALIVE

citraweb2014

05-294

Page 295: APNIC Training Routingds

Tipe Pesan BGP

¢  Open – adalah pesan pertama yang dikirimkan setelah koneksi TCP terbentuk, berisi daftar kemampuan. Dikonfirmasi dengan keepalive.

¢  Keepalive – tidak berisikan data, dikirimkan untuk menjaga supaya hold timer tidak expired.

¢  Update – berisikan data perubahan routing (NLRI dan Path Attributes)

¢  Notification – dikirimkan saat ada kondisi error, berisikan kode error dan subcode

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-295

Page 296: APNIC Training Routingds

BGP Session & Update

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-296

Page 297: APNIC Training Routingds

BGP Advertisement

Agar Network 100 dapat berkomunikasi dengan Network 200, maka:

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

AS100 AS200

Net100 Net200

AS100 harus mengadvertise ke AS200 AS200 harus menerima advertise dari AS100

AS200 harus mengadvertise ke AS100 AS100 harus menerima advertise dari AS200

citraweb2014

05-297

Page 298: APNIC Training Routingds

Tipe BGP

¢  Exterior BGP (eBGP) l  dilakukan antar 2 router yang berbeda AS

¢  Interior BGP (iBGP) l  dilakukan antar 2 router dengan AS yang sama

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

AS100 AS200

AS300

AS400

eBGP

eBGP

iBGP

citraweb2014

05-298

Page 299: APNIC Training Routingds

Path Vector

¢  Network dalam 1 AS diperlakukan sebagai 1 titik path

¢  Prefix diadvertise bersama dengan daftar AS terkait, disebut dengan AS Path l  202.65.112.0/24 – AS100,AS200,AS300

¢  Topologi jaringan dalam AS akan tersembunyi

¢  Tidak dapat menjamin loop free di dalam satu AS yang sama

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-299

Page 300: APNIC Training Routingds

Implementasi Path Vector

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

AS100 AS200

AS300

1

2 3

menambahkan AS100 ke path

menambahkan AS300 ke path

ditolak karena AS100

sudah ada di path

X

10.10.10.0/24

citraweb2014

05-300

Page 301: APNIC Training Routingds

MultiProtocol BGP

¢  BGP awalnya didesain untuk IPv4 ¢  Atribut “Address-Family” ditambahkan

supaya BGP dapat juga membawa tipe pengalamatan yang baru

¢  RouterOS juga mensupport tipe alamat: l  IP à IPv4 l  IPv6 l  L2VPN l  VPN4 l  Cisco style L2VPN

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-301

Page 302: APNIC Training Routingds

Exterior BGP

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

MTCINE Training Class 2014

05-302

Page 303: APNIC Training Routingds

Exterior BGP

¢  Antara 2 router dengan berbeda ASN, untuk mempertukarkan prefix

¢  Hampir selalu dilakukan antara 2 router yang langsung terhubung (direct connected)

¢  Untuk mengimplementasikan routing policy ¢  Bisa menggunakan multihop bila tidak

terhubung langsung ¢  Akan menambahkan AS Path untuk prefix

yang diadvertise ¢  Secara default, next-hop adalah router itu

sendiri

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-303

Page 304: APNIC Training Routingds

Multihop & TTL

¢  Multihop : diaktifkan jika BGP peer tidak terkoneksi langsung (layer 3), kemungkinan disebabkan adanya router lainnya.

¢  TTL : Banyaknya hop yang diijinkan antar router. Untuk peer yang direct connected, bisa digunakan TTL=1

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

BGP Peer Multihop=yes, TTL=3

citraweb2014

05-304

Page 305: APNIC Training Routingds

Multihop ¢  Hanya berfungsi untuk eBGP dan iBGP

dengan confederation*. ¢  Parameter ini juga berfungsi untuk:

l  melakukan koneksi BGP dengan peer yang tidak satu network.

l  apakah akan menerima prefix dengan atribut NEXT-HOP yang tidak satu subnet dengan IP Address yang digunakan untuk melakukan peer BGP.

l  pengaturan nilai target-scope, sehingga memiliki scope routing IGP.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-305

Page 306: APNIC Training Routingds

LAB BGP-1 - Peering

¢  Lakukan konfigurasi dasar sesuai skema ¢  Tidak perlu default route dan src-nat,

informasi routing dijalankan via BGP Peer ¢  Buat instance dan lakukan peer ke router

depan

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-306

Page 307: APNIC Training Routingds

Nomor meja & kelompok

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

KELOMPOK Y=1

X=1 X=2 X=3 X=4

KELOMPOK Y=2

X=5 X=6 X=7 X=8

KELOMPOK Y=3

X=9 X=10 X=11 X=12

KELOMPOK Y=4

X=13 X=14 X=15 X=16

KELOMPOK Y=5

X=17 X=18 X=19 X=20

KELOMPOK Y=6

X=21 X=22 X=23 X=24

MEJA GURU

citraweb2014

05-307

Page 308: APNIC Training Routingds

Konfigurasi dasar

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

WLAN1 10.10.10.1/24

WLAN1 10.10.10.2/24

WLAN1 10.10.10.X/24

10.10.10.100/24

ETHER1 192.168.1.1/24

ETHER 192.168.1.2/24

ETHER1 192.168.2.1/24

ETHER 192.168.2.2/24

ETHER1 192.168.X.1/24

ETHER 192.168.X.2/24

AS100

AS1101 AS1102 AS1YXX

MEJA 1 KELOMPOK 1

MEJA 2 KELOMPOK 1

MEJA X KELOMPOK Y

citraweb2014

05-308

Page 309: APNIC Training Routingds

Konfigurasi dasar ¢  Pada laptop:

l  Ether : 192.168.X.2/24 l  Gateway : 192.168.X.1 l  DNS : 192.168.X.1

¢  Pada router : l  System identity : Y-XX Nama Peserta l  WLAN : 10.10.10.X/24 (terkoneksi ke depan) l  ETHER1 : 192.168.X.1/24 l  DNS : 10.10.10.100 (allow remote request) l  tidak perlu default route l  tidak perlu src-nat

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-309

Page 310: APNIC Training Routingds

CLI Basic Config (Meja 1)

/system identityset name="1-01 Dian Sastro" /interface wireless

set mode=station wlan1 band=2ghz-onlyg disabled=no frequency-mode=superchannel scan-list=2502 ssid=MTCINE

/ip address add address=10.10.10.1/24 interface=wlan1 add address=192.168.1.1/24 interface=ether1

/ip dns set allow-remote-requests=yes servers=10.10.10.100

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-310

Page 311: APNIC Training Routingds

BGP Instance (Meja 1)

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

citraweb2014

05-311

Page 312: APNIC Training Routingds

BGP Peer (Meja 1)

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

citraweb2014

05-312

Page 313: APNIC Training Routingds

CLI Configuration

¢  /routing bgp instance set default as=1101 redistribute-connected=yes redistribute-static=yes

¢  /routing bgp peer add name=peer100 remote-address=10.10.10.100 remote-as=100 default-originate=never

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-313

Page 314: APNIC Training Routingds

BGP Status & IP Route List

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

citraweb2014

05-314

Page 315: APNIC Training Routingds

BGP Peer Status (Trainer)

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

citraweb2014

05-315

Page 316: APNIC Training Routingds

¢  Lakukan backup konfigurasi ¢  Beri nama “eBGP”

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-316

Page 317: APNIC Training Routingds

BGP Instance

¢  Jika router-id tidak ditentukan secara manual, secara otomatis akan menggunakan IP address terakhir pada router

¢  Di dalam satu router, bisa terdapat dua buah BGP Instance.

¢  Untuk “menghubungkan” instance yang satu dengan yang lain, aktifkan “redistribute-other-bgp”

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-317

Page 318: APNIC Training Routingds

BGP dapat mengadvertise routing yang didapatkan dari protokol routing lainnya : connected route, static route, OSPF, RIP, dan BGP instance lainnya di router tersebut.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-318

Page 319: APNIC Training Routingds

BGP Instance

¢  ignore-as-path-len l  Jika diaktifkan, maka algoritma BGP di

router tersebut tidak memperhitungkan panjangnya AS Path

¢  out-filter l  Chain filter yang secara default akan

digunakan untuk seluruh peer di instance tersebut

¢  routing-table l  Table routing yang akan digunakan oleh

instance ini

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-319

Page 320: APNIC Training Routingds

BGP Peer

¢  Instance pada suatu BGP Router, akan terkoneksi ke router lainnya (peer).

¢  Konfigurasi minimum BGP Peer: IP Address, AS.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-320

Page 321: APNIC Training Routingds

BGP Peer

¢  Banyak parameter yang bisa dipilih saat membuat sebuah peer.

¢  Detail lengkap mengenai parameter peer dan penjelasannya bisa dilihat di : http://wiki.mikrotik.com/wiki/Manual:Routing/BGP#Peer

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-321

Page 322: APNIC Training Routingds

LAB 2: BGP Network

¢  Kirimkan prefix : l  172.20.X.0/24 l  10.1XX.0.0/16

¢  Pastikan prefix bisa diterima dari semua router lainnya

¢  Pastikan juga menerima prefix dari router-router lainnya

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-322

Page 323: APNIC Training Routingds

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

citraweb2014

05-323

Page 324: APNIC Training Routingds

BGP Network

¢  Menginformasikan prefix-prefix yang akan diadvertise dan berasal (originate) dari router tersebut

¢  Berguna jika BGP hanya mengadvertise prefix di BGP Network, tetapi tidak mengadvertise connected route.

¢  Secara bawaan, prefix akan diadvertise jika prefix tersebut aktif di router

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-324

Page 325: APNIC Training Routingds

BGP Network - Sync

¢  Synchronize=yes : prefix akan diadvertise apabila prefix tersebut ada di dalam routing table router tersebut.

¢  Synchronization dapat dimatikan jika : l  AS tidak memberikan layanan transit l  Semua router transit menjalankan BGP

¢  Menonaktifkan synchronization dapat mempercepat kerja BGP

¢  Berbahaya jika jaringan sering hidup-mati

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-325

Page 326: APNIC Training Routingds

BGP Network – Sync = yes

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Prefix 10.101.0.0/16 ada di router, maka diadvertise

PREFIX YG DITERIMA DI ROUTER LAIN

citraweb2014

05-326

Page 327: APNIC Training Routingds

BGP Network – Sync = yes

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Prefix 10.101.0.0/16 tidak ada di router, maka tidak diadvertise

PREFIX YG DITERIMA DI ROUTER LAIN

citraweb2014

05-327

Page 328: APNIC Training Routingds

BGP Origin

¢  Informasi route origin: l  IGP – interior atau originating AS route. l  EGP – routing didapat dari Exterior

Gateway Protocol l  Incomplete – tidak diketahui asalnya, terjadi

jika route berasal dari routing lainnya

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-328

Page 329: APNIC Training Routingds

Route List

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

citraweb2014

05-329

Page 330: APNIC Training Routingds

BGP Filter

¢  Untuk mengamankan BGP, kita bisa melakukan filter.

¢  Untuk mengatur data yang masuk (inbound traffic), digunakan out-filter

¢  Untuk mengatur data yang keluar (outbound traffic), digunakan in-filter

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-330

Page 331: APNIC Training Routingds

BGP & ConnTrack

¢  Connection Tracking di RouterOS tidak dapat menjaga koneksi tetap valid untuk multihomed BGP.

¢  Paket yang terkait dengan sebuah koneksi dapat berjalan melalui jalur yang berbeda

¢  Jangan melakukan drop untuk invalid connection pada firewall

¢  Connection Tracking sebaiknya dimatikan untuk mendapatkan performance yang lebih baik.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-331

Page 332: APNIC Training Routingds

LAB 3 : BGP in-filter

¢  Router Guru akan mengirimkan prefix : l  /6, /16, /23, /27

¢  Pastikan prefix yang diterima hanya /8-/24

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

citraweb2014

05-332

Page 333: APNIC Training Routingds

Prefix Belum Difilter

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

citraweb2014

05-333

Page 334: APNIC Training Routingds

Buat Routing Filter (accept)

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-334

Page 335: APNIC Training Routingds

Buat Routing Filter (discard)

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-335

Page 336: APNIC Training Routingds

Pilih In-Filter di BGP Peer

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-336

Page 337: APNIC Training Routingds

Routing Table Setelah Filter

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-337

Page 338: APNIC Training Routingds

Discard / Reject?

¢  discard – router akan benar-benar mengabaikan prefix tersebut dalam proses berikutnya. Jika di pososi in-filter, prefix ini benar-benar diabaikan/dilupakan.

¢  reject – prefix tersebut diabaikan. l  Untuk in-filter, prefix tersebut tetap disimpan

di memory, tetapi ditandai non-aktif. l  Untuk out-filter, efeknya sama dengan

discard

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-338

Page 339: APNIC Training Routingds

BGP Soft Reconfiguration

¢  Jika menggunakan discard, routes tidak akan diupdate jika filter ada yang diubah. l  Gunakanlah action=reject supaya prefix

masih tersimpan di memory l  Atau, jika peer memiliki kemampuan

refresh, lakukan refresh route secara manual.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-339

Page 340: APNIC Training Routingds

¢  Referensi lebih detail mengenai route filter: http://wiki.mikrotik.com/wiki/Manual:Routing/Routing_filters

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-340

Page 341: APNIC Training Routingds

BGP Community

¢  Adalah atribut yang melekat pada suatu prefix, router peer bisa melakukan action tertentu (filter) pada group prefix ini

¢  Default groups: l  No-export – tidak diadvertise ke eBGP l  No-advertise – tidak diadvertise ke

manapun l  Internet – di advertise ke Internet

community l  Local-as – tidak diadvertise ke AS yang lain

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-341

Page 342: APNIC Training Routingds

LAB 4: BGP Community

¢  Buatlah sebuah filter dengan atribut community, untuk mencegah router AS100 melakukan advertise prefix apapun yang didapat dari router siswa

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-342

Page 343: APNIC Training Routingds

LAB BGP Community

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-343

Page 344: APNIC Training Routingds

BGP Community

¢  Bisa juga menggunakan format 32 bit “xx:yy” ¢  Memberikan lebih banyak kemungkinan

melakukan kontrol ¢  Dapat digunakan oleh ISP untuk:

l  parameter penambahan AS Path l  restriksi geografis l  Blackhole

¢  Informasi community dapat juga dimasukkan ke Internet Routing Registry (IRR)

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-344

Page 345: APNIC Training Routingds

Contoh Community

¢  AS100 membuat 2 community: l  100:500 : advertise ke semua peer l  100:501 : advertise hanya ke AS400

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

AS300

ISP AS100

AS400

AS500 10.1.1.0/24 community 100:500 10.2.2.0/24 community 100:501

citraweb2014

05-345

Page 346: APNIC Training Routingds

Contoh #AS300 router config /routing bgp peer set toAS100 out-filter=bgp-out-as100 /routing filter add prefix=10.1.1.0/24 action=accept\

chain=bgp-out-as100 set-bgp-communities=100:500 add prefix=10.2.2.0/24 action=accept\

chain=bgp-out-as100 set-bgp-communities=100:501 # AS100 router config /routing bgp peer set toAS500 out-filter=bgp-out-as500 /routing filter add bgp-communities=100:501 action=discard\

chain=bgp-out-as500

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-346

Page 347: APNIC Training Routingds

IRR

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-347

Page 348: APNIC Training Routingds

Lab 5: Community Blackhole

¢  Buat network dan advertise IP Laptop /32 ¢  Buatlah community 100:444 untuk network

tersebut ¢  Router guru akan melakukan blackhole

untuk semua prefix dengan community 100:444

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-348

Page 349: APNIC Training Routingds

Konfigurasi Meja 1

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-349

Page 350: APNIC Training Routingds

Konfigurasi Meja Guru

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-350

Page 351: APNIC Training Routingds

Advertisement yang diterima

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-351

Page 352: APNIC Training Routingds

¢  Untuk alasan keamanan: l  Tidak semua peer dapat menggunakan

sistem blackhole seperti ini l  Biasanya backbone akan melimit prefix

hanya /25-/32, supaya tidak tercampur dengan advertisement yang valid

l  Saat melakukan advertisement, pastikan tidak mengirimkan IP Privat, lakukan filtering dengan ketat.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-352

Page 353: APNIC Training Routingds

Extended Community

¢  Digunakan untuk menambahkan beberapa parameter pada L2VPN dan VPNv4

¢  Parameter yang bisa ditambahkan: l  Route Targets l  Site of Origin l  Control flags l  MTU Encapsulation flags

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-353

Page 354: APNIC Training Routingds

BGP Multi Gateway

¢  Pertukaran informasi routing yang dilakukan antar router, juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan failover pada beberapa gateway yang tersedia.

¢  Penentuan prioritas gateway (inbound dan outbound) dilakukan dengan Route Filter

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-354

Page 355: APNIC Training Routingds

LAB 6: BGP Multi Gateway

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

WLAN1

10.10.10.100/24

ETHER2 10.Y.1.1/30

ETHER3 10.Y.1.2/30

AS100

AS1YXX

AS1YXX

MEJA 1 KELOMPOK Y

MEJA 3 KELOMPOK Y

ETHER2 10.Y.2.1/30

ETHER3 10.Y.2.2/30

ETHER3 10.Y.3.2/30

ETHER2 10.Y.3.1/30

WLAN1

MEJA 2 KELOMPOK Y

MEJA 4 KELOMPOK Y

AS1YXX

AS1YXX

citraweb2014

05-355

Page 356: APNIC Training Routingds

Konfigurasi Kelompok 1

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

WLAN1

10.10.10.100/24

ETHER2 10.1.1.1/30

ETHER3 10.1.1.2/30

AS100

AS1101

AS1102

MEJA 1 KELOMPOK 1

MEJA 3 KELOMPOK 1

ETHER2 10.1.2.1/30

ETHER3 10.1.2.2/30

ETHER3 10.1.3.2/30

ETHER2 10.1.3.1/30

WLAN1

MEJA 2 KELOMPOK 2

MEJA 4 KELOMPOK 1

AS1103

AS1104

citraweb2014

05-356

Page 357: APNIC Training Routingds

BGP Multi Gateway

¢  Non-aktifkan WLAN di R2 dan R3 pada tiap kelompok

¢  Hubungkan R1-R2, R2-R3, R3-R4 sesuai dengan topologi

¢  Buat BGP Peer baru R1-R2, R2-R3, R3-R4 ¢  Amati tabel routing yang terbentuk ¢  Lakukan test fail over dan amati perubahan

pada tabel routing

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-357

Page 358: APNIC Training Routingds

Konfigurasi

Meja Guru (kondisi normal)

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

citraweb2014

05-358

Page 359: APNIC Training Routingds

Default Originate

¢  Never – tidak akan pernah mengirimkan default route. Biasanya digunakan jika terkoneksi ke backbone, private peer, atau internet exchange.

¢  Always – selalu akan mengirimkan default route ke peer

¢  If Installed – akan mengirimkan default route, hanya jika router tersebut memiliki default route aktif.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-359

Page 360: APNIC Training Routingds

Implementasi Def Originate

¢  AS100 ke peer lain : always/if-installed ¢  R1, R2, R3, R4 ke AS100 : never ¢  R1 ke R2 : if-installed ¢  R2 ke R1, R2 ke R3 : if-installed ¢  R3 ke R2, R3 ke R4 ; if-installed ¢  R4 ke R3 : if-installed

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-360

Page 361: APNIC Training Routingds

Jika ada perubahan link

Jika wlan di R1 terputus

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

citraweb2014

05-361

Page 362: APNIC Training Routingds

¢  Pastikan semua konfigurasi telah terpasang dengan baik.

¢  Back up konfigurasi ¢  Beri nama “eBGP-multi-gateway”

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-362

Page 363: APNIC Training Routingds

Algoritma Keputusan BGP

¢  BGP hanya menggunakan satu jalur terbaik ke tujuan tertentu

¢  BGP selalu menginformasikan best path nya ke neighbor

¢  Beberapa atribut digunakan untuk menentukan best path: weight, next-hop, as-path, local- pref dll.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-363

Page 364: APNIC Training Routingds

Urutan Prioritas ¢  Next-hop validation ¢  Highest WEIGHT (default 0) ¢  Highest LOCAL-PREF (default 100) ¢  AS-PATH yang lebih pendek ¢  Locally originated path (aggregate, BGP network) ¢  Lowest origin type (IGP,EGP,Incomplete) ¢  Lowest MED (default 0) ¢  Prefer eBGP over iBGP ¢  Prefer the route with lowest router ID or

ORIGINATOR_ID ¢  Shortest route reflection cluster (default 0) ¢  Prefer the path that comes from the lowest neighbor

address

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-364

Page 365: APNIC Training Routingds

AS Path

¢  Urutan AS yang dilewati sebuah paket ¢  AS Path dapat dimanipulasi untuk

pengarahan trafik (prioritas) -> prepend

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

AS400

AS300

AS100

AS200

AS-Path: 100 AS-Path: 200,100

AS-Path: 300,200,100

10.0.0.0/16

citraweb2014

05-365

Page 366: APNIC Training Routingds

AS Path Prepend

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

AS100 AS200

AS300

172.16.0.0/24 AS-Path: 100,300,300

172.16.0.0/24 AS-Path: 200,300

Prepend: 2

172.16.0.0/24

citraweb2014

05-366

Page 367: APNIC Training Routingds

LAB 7: AS Path Prepend

Buatlah AS Path Prepend untuk mengatur semua arah trafik searah jarum jam.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

AS100

R4

R3 R2

R1

citraweb2014

05-367

Page 368: APNIC Training Routingds

Konfigurasi

¢  Lihat di router, second route memiliki AS Path dengan panjang 4

¢  Contoh, di R1, untuk mencapai R2 melalui jalur secondary, akan melewati 3 AS lain (AS100, R4, R3), sehingga total menjadi 4.

¢  Peer ke router searah jarum jam perlu dilakukan prepend sebanyak 4, sehingga nantinya menjadi 5.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-368

Page 369: APNIC Training Routingds

Trafik Dari R2 ke R1

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

AS100

R4

R3 R2

R1

AS2

AS2

AS3, AS2

AS4, AS3, AS2 AS100,AS4, AS3, AS2

citraweb2014

05-369

Page 370: APNIC Training Routingds

Trafik Dari R2 ke R1

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

AS100

R4

R3 R2

R1

AS2,AS2,AS2,AS2,AS2

AS2

AS3, AS2

AS4, AS3, AS2 AS100,AS4, AS3, AS2

BGP Prepend 4 citraweb2014

05-370

Page 371: APNIC Training Routingds

Buat filter prepend

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

citraweb2014

05-371

Page 372: APNIC Training Routingds

¢  Pasang filter prepend untuk peer di arah berlawanan jarum jam l  R1 memasang prepend di peer ke R100 l  R2 memasang prepend di peer ke R1 l  R3 memasang prepend di peer ke R2 l  R4 memasang prepend di peer ke R3

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-372

Page 373: APNIC Training Routingds

Route List

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Router 1

Router 2

Router 3

Router 4

Router Depan

05-373

Page 374: APNIC Training Routingds

LAB 8: Weight/AS Filtering

¢  Router depan tidak melakukan prepend apapun. Akibatnya ?

¢  Trafic dari R4 ke R100 tetap langsung ke 10.10.10.100, tidak melalui R3, R2, R1.

¢  Cara mengatasinya??

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

R4 citraweb2014

05-374

Page 375: APNIC Training Routingds

Weight

¢  Atribut yang hanya dapat digunakan dalam 1 router ¢  Yang nilainya lebih tinggi menang (default 0) ¢  Weight ditambahkan pada prefix menggunakan filter

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

AS100

AS300

AS200

172.16.0.0/24 Weight=100

172.16.0.0/24 Weight=50

citraweb2014

05-375

sasongko
Highlight
sasongko
Highlight
sasongko
Typewritten text
50
sasongko
Typewritten text
100
sasongko
Cross-Out
sasongko
Cross-Out
Page 376: APNIC Training Routingds

Weight

Di R4, kita bisa menambahkan weight untuk prefix yang diterima dari R3 (dengan origin R100)

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-376

Page 377: APNIC Training Routingds

AS Path Filtering

¢  Dapat digunakan untuk memilih prefix berdasarkan AS Path

¢  Dapat menggunakan regular expression l  “.” - any single character l  “^” - start of the as-path l  “$” - end of the as-path l  “_” - matches comma, space, start and end

of as-path

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-377

Page 378: APNIC Training Routingds

Contoh AS Path Filtering

AS Path : 400,100,1000,200,350,50

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Yang berasal dari AS50 _,50$ Yang melalui AS100 _,100,_ AS terakhir adalah 400 ^400,_

05-378

Page 379: APNIC Training Routingds

Route List R4

Setelah diberi atribut weight, dari R4 menuju ke R100 akan melalui R3, R2, R1, karena routing tersebut memiliki weight lebih besar dari pada jalur R4 langsung ke R100.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-379

Page 380: APNIC Training Routingds

BGP: Aggregation

¢  Untuk mengagregasi trafik, tidak semua prefix diteruskan.

¢  Prefix yang diagregasi harus berasal dari satu BGP instance

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

AS100

AS200

AS300 AS400

192.168.1.0/24

192.168.2.0/24

192.168.0.0/16

05-380

Page 381: APNIC Training Routingds

Konfigurasi

¢  Konfigurasi ini bisa dicoba pada R1 dan R4

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-381

Page 382: APNIC Training Routingds

BGP: Stub Network

¢  Single homed l  Menggunakan private AS (>64511) l  ISP hanya memberi default route l  Tidak benar-benar memerlukan BGP l  ISP yang akan mengadvertise network l  Policy jaringan sama dengan ISP

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-382

Page 383: APNIC Training Routingds

BGP: Stub Network

¢  Multihomed (ke satu AS) l  sama dengan kondisi single homed l  BGP dapat digunakan untuk failover/load

balance

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-383

Page 384: APNIC Training Routingds

Private AS Removal

Jika kita menggunakan private AS di network kita, pastikan kita tidak meneruskan AS Path yang mengandung private AS tersebut.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

AS65000

AS65001

AS300 AS400

192.168.1.0/24

192.168.2.0/24

192.168.0.0/16 AS Path: 300

citraweb2014

05-384

Page 385: APNIC Training Routingds

Private AS Removal

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-385

Page 386: APNIC Training Routingds

BGP: Non-Stub Network

¢  Network berdiri sendiri (memiliki policy tersendiri)

¢  Membutuhkan IP Address dan ASN yang didapat dari RIR atau NIR

¢  Dapat digunakan untuk failover/ load balance/dll

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-386

Page 387: APNIC Training Routingds

Pengamanan BGP Peer

¢  Gunakan MD5 Auth ¢  Terima hanya IP blok yang dimiliki oleh

peer. Contoh, ISP A memiliki IP Address 172.16.16.0/21. Filter:172.16.16.0/21 prefix: 21-24 accept, lainnya discard

¢  Discard semua IP Bogon ¢  Discard default route ¢  Untuk IX, hanya terima prefix 24-8.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-387

Page 388: APNIC Training Routingds

Kuis

¢  Dalam sebuah router MikroTik, bisakah membuat dua buah BGP instances dengan AS number yang sama?

¢  Bagaimana cara BGP menghindari looping routing?

¢  Atribut manakah yang dikirimkan antar router BGP? Pilih: weight, as-path, next-hop, community

¢  Jelaskan mekanisme Path Vector!

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-388

sasongko
Typewritten text
Menggunakan routing path vector
sasongko
Cross-Out
sasongko
Typewritten text
ya,
sasongko
Highlight
sasongko
Highlight
sasongko
Cross-Out
sasongko
Underline
sasongko
Underline
sasongko
Highlight
sasongko
Typewritten text
menambahkan path as yang dilaluinya.
Page 389: APNIC Training Routingds

¢  Mungkinkah menghubungkan 2 BGP berbeda AS, dengan multihop=no dan TTL=255 jika IP address kedua router tersebut berbeda subnet?

¢  Bagaimana cara membatasi jumlah prefix yang dapat di advertise sebuah peer?

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-389

sasongko
Typewritten text
Tidak, dikarenakan status multihop nya NO, walaupun TTL 255 (bisa melewati 255 HOP).
sasongko
Typewritten text
Set Max Prefix Limits pada tab peer.
Page 390: APNIC Training Routingds

Interior BGP (iBGP)

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

MTCINE Training Class 2014

05-390

Page 391: APNIC Training Routingds

Internal BGP (iBGP)

¢  Peering antar router dengan ASN yang sama

¢  Semua router dalam AS yang sama harus saling “peering”, meskipun secara fisik tidak harus saling terkoneksi (full mesh peering).

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-391

Page 392: APNIC Training Routingds

iBGP Peering

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

AS100

citraweb2014

iBGP membutuhkan full mesh peering.

05-392

Page 393: APNIC Training Routingds

Karakteristik iBGP

¢  Prefix diterima via iBGP tanpa AS Path ¢  Prefix yang diterima via iBGP tidak

diteruskan ke peering iBGP lainnya

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

R2 R4 AS200 R3

Mengadvertise 0/0

0/0 AS-Path: -- Next-hop: R2

tidak menerima 0/0

iBGP iBGP

citraweb2014

05-393

Page 394: APNIC Training Routingds

Karakteristik eBGP & iBGP

¢  Prefix dari R1 akan diteruskan oleh R2 ke R3: l  tidak menambahkan AS Path l  next-hop nya adalah R1, perlu diubah dengan

default-originate=force-self 3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

R1 R2 R4

AS200

AS100

R3 0/0

0/0 AS-Path: 100 Next-hop: R1

0/0 AS-Path: 100 Next-hop: R1

tidak menerima 0/0

eBGP

iBGP iBGP

citraweb2014

05-394

Page 395: APNIC Training Routingds

LAB 9: iBGP

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

WLAN1

10.10.10.100/24

ETHER2 10.Y.1.1/30

ETHER3 10.Y.1.2/30

AS100

ASY000

MEJA 1 KELOMPOK Y

MEJA 3 KELOMPOK Y

ETHER2 10.Y.2.1/30

ETHER3 10.Y.2.2/30

ETHER3 10.Y.3.2/30

ETHER2 10.Y.3.1/30

WLAN1

MEJA 2 KELOMPOK Y

MEJA 4 KELOMPOK Y

citraweb2014

05-395

Page 396: APNIC Training Routingds

IP Address untuk Peering

¢  Peering dengan menggunakan IP Address yang ada di interface, menyebabkan ketergantungan terhadap 1 link fisik. l  Jika link tersebut putus, sulit untuk fail over

melalui link yang lain. l  IP dan prefix tersebut juga akan invalid

¢  Untuk peering antar router iBGP, sangat disarankan untuk menggunakan IP Loopback

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-396

Page 397: APNIC Training Routingds

IP Loopback

¢  IP yang dipasang pada router dan tidak tergantung pada salah satu interface fisik l  di RouterOS bisa dilakukan dengan

memasang IP pada interface bridge yang independen

¢  IP Loopback dibutuhkan apabila kita hendak menggunakan iBGP ataupun multihop BGP. l  Peering tetap dapat terhubung meskipun

salah satu interface down

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-397

Page 398: APNIC Training Routingds

IP Loopback

¢  Melakukan peering eBGP menggunakan Loopback address dapat mengurangi resiko BGP terkena DOS attacks

¢  Setting peer to loopback address can force BGP to install ECMP route (for load balancing)

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-398

Page 399: APNIC Training Routingds

IP Loopback

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

ETHER1 192.168.0.1/24

ETHER2 192.168.2.1/24

ETHER3 192.168.4.1/24

BRIDGE1 172.16.0.1

05-399

Page 400: APNIC Training Routingds

Alokasi IP Loopback /32

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Kelompok 1 Meja 01 172.16.1.1 Meja 02 172.16.1.2 Meja 03 172.16.1.3 Meja 04 172.16.1.4

Kelompok 2 Meja 05 172.16.2.1 Meja 06 172.16.2.2 Meja 07 172.16.2.3 Meja 08 172.16.2.4

Kelompok 3 Meja 09 172.16.3.1 Meja 10 172.16.3.2 Meja 11 172.16.3.3 Meja 12 172.16.3.4

Kelompok 4 Meja 13 172.16.4.1 Meja 14 172.16.4.2 Meja 15 172.16.4.3 Meja 16 172.16.4.4

Kelompok 5 Meja 17 172.16.5.1 Meja 18 172.16.5.2 Meja 19 172.16.5.3 Meja 20 172.16.5.4

Kelompok 6 Meja 21 172.16.6.1 Meja 22 172.16.6.2 Meja 23 172.16.6.3 Meja 24 172.16.6.4

IP Loopback dipasang di interface “bridge-LO”

05-400

Page 401: APNIC Training Routingds

OSPF dan iBGP

¢  Untuk mendistribusikan IP Loopback supaya bisa dikenali semua router, gunakanlah OSPF l  Lakukanlah OSPF :

R1 – R2, R2 – R3, R3 – R4 ¢  Lakukan OSPF Filter untuk memastikan

prefix yang terkirim hanya IP Loopback ¢  Lalu lakukan iBGP Peering :

R1 – R2, R2 – R3, R3 – R4

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-401

Page 402: APNIC Training Routingds

Buat IP Loopback

¢  Buat interface “bridge-LO”

¢  Tambahkan IP Loopback di “bridge-LO”

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-402

Page 403: APNIC Training Routingds

OSPF Network (Kelompok 1)

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

R1 R2

R3 R4

05-403

Page 404: APNIC Training Routingds

OSPF Filter

Filter OSPF digunakan untuk memastikan hanya IP Loopback yang terdistribusi via OSPF

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-404

Page 405: APNIC Training Routingds

Route List R1

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-405

Page 406: APNIC Training Routingds

BGP Peer: Update Source

¢  Secara default source IP Address yang digunakan BGP untuk peering menggunakan IP yang ada di out-interface.

¢  Karena BGP Peer akan dilakukan menggunakan IP Loopback, source address diubah menggunakan IP di interface Loopback

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-406

Page 407: APNIC Training Routingds

BGP Instance : Router ID

¢  Jika kita menggunakan IP Loopback untuk BGP, biasanya kita juga akan menggunakan IP Loopback ini sebagai Router ID

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-407

Page 408: APNIC Training Routingds

BGP Peer Configuration R1

/routing bgp peer add hold-time=10s name=peer100 remote-address=10.10.10.100 remote-as=100

add name=peer-to-R2 default-originate=if-installed remote-address=172.16.1.2 remote-as=1000 update-source=bridge-LO

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-408

Page 409: APNIC Training Routingds

Route List R1

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-409

Page 410: APNIC Training Routingds

Periksa di R2 dan R3

¢  R2 dan R3 mendapatkan default route yang invalid, karena “gateway unreachable”

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-410

Page 411: APNIC Training Routingds

Periksa di R2 dan R3

¢  Untuk mengatasinya: l  di R1, pada peer ke R2 l  di R4, pada peer ke R3 l  dibuat Nexthop-Choice = force self

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-411

Page 412: APNIC Training Routingds

¢  Pastikan R2 dan R3 sudah memiliki default route yang aktif

¢  Lakukanlah back-up konfigurasi (tulis nama file backup “iBGP-non-mesh”)

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-412

Page 413: APNIC Training Routingds

Periksa prefix yg diterima

l  R1 tidak mendapatkan prefix R3 dan R4 l  R2 tidak mendapatkan prefix R4 l  R3 tidak mendapatkan prefix R1 l  R4 tidak mendapatkan prefix R1 dan R2

¢  Periksalah juga, AS Path yang melekat pada prefix yang diterima dari iBGP

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Ingat! Semua router dalam iBGP harus saling melakukan peer secara mesh, karena iBGP

tidak melakukan re-advertise prefix yang juga diterima dari iBGP.

05-413

Page 414: APNIC Training Routingds

iBGP : Mesh!

¢  Secara teoritis, semua router iBGP harus saling melakukan peer, supaya semua prefix bisa diterima oleh semua router

¢  Untuk mempermudah proses routing, lakukan force-self

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-414

Page 415: APNIC Training Routingds

LAB 10: Mesh iBGP Peer

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

WLAN1

10.10.10.100/24

ETHER2 10.Y.1.1/30

ETHER3 10.Y.1.2/30

AS100

ASY000

MEJA 1 KELOMPOK Y

MEJA 3 KELOMPOK Y

ETHER2 10.Y.2.1/30

ETHER3 10.Y.2.2/30

ETHER3 10.Y.3.2/30

ETHER2 10.Y.3.1/30

WLAN1

MEJA 2 KELOMPOK Y

MEJA 4 KELOMPOK Y

citraweb2014

05-415

Page 416: APNIC Training Routingds

BGP Peer R1 & R2

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

ROUTER 1

ROUTER 2

05-416

Page 417: APNIC Training Routingds

BGP Peer R3 & R4

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

ROUTER 3

ROUTER 4 05-417

Page 418: APNIC Training Routingds

iBGP vs eBGP

Dari R1 dan R4 ke R100 akan melalui wlan, karena prefix 0/0 diperoleh via eBGP (distance 20), sedangkan alternate route 0/0 via iBGP (distance 200)

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-418

Page 419: APNIC Training Routingds

Local Preferences

¢  Digunakan sebagai atribut untuk router dengan AS yang sama untuk mengontrol seleksi BGP Path, menentukan best path untuk traffic outbound

¢  Tidak dapat dikirimkan ke AS lainnya ¢  Default local preferences: 100 ¢  Path yang memiliki nilai lebih besar

menang

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-419

Page 420: APNIC Training Routingds

LAB 11: Local Preferences

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

WLAN1

AS100

ASY000

MEJA 1

MEJA 3

WLAN1

MEJA 2

MEJA 4 citraweb2014

0/0 Local-Pref = 200

0/0 Local-Pref = 100

Buatlah agar trafik dari R1, R2, R3 ke R100 melalui R4 (wlan)

05-420

Page 421: APNIC Training Routingds

Konfigurasi R4

¢  Membuat in-filter di R4 untuk peer ke R100

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

citraweb2014

05-421

Page 422: APNIC Training Routingds

Konfigurasi R4

Memasang in-filter di R4 pada

peer ke R100

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

citraweb2014

05-422

Page 423: APNIC Training Routingds

Route List di R1

Sebelum ada local-pref Sesudah ada local-pref Hal yang sama akan juga mempengaruhi R2 dan R3 3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-423

Page 424: APNIC Training Routingds

Atribut BGP-MED

¢  Multi Exit Discriminator atau Metric – petunjuk yang diberikan ke external neighbor mengenai jalur inbound yang diprioritaskan

¢  Metric yang lebih kecil adalah prioritas (Default: 0)

¢  Pertukaran data MED antar 2 AS tidak diteruskan ke AS lainnya

¢  Akan diabaikan jika MED diterima dari AS yang berbeda

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-424

Page 425: APNIC Training Routingds

Contoh Implementasi MED

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

AS100

AS200

AS300

R1

R2 R3

R4

med=100

med=50

med=10

R1, R2, dan R3 mengadvertise network yang sama (originate dari AS200) ke R4 dengan nilai MED yang berbeda. Untuk memilih jalur dari R4 ke network tersebut, R4 akan membandingkan nilai MED yang didapat dari R2 dan R3. MED dari R4 akan diabaikan karena berasal dari AS yang berbeda.

citraweb2014

05-425

Page 426: APNIC Training Routingds

LAB 12: BGP - MED

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

WLAN1

AS100

ASY000

MEJA 1

MEJA 3

WLAN1

MEJA 2

MEJA 4 citraweb2014

Buatlah agar trafik dari R100 ke R1, R2, R3, R4 melalui R4 (wlan)

Default MED = 0 MED = 50

05-426

Page 427: APNIC Training Routingds

Konfigurasi di R1 ¢  Membuat out-filter di R1 untuk peer ke R100

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

citraweb2014

05-427

Page 428: APNIC Training Routingds

Konfigurasi di R1

Memasang out-filter di R1 pada peer ke R100

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

citraweb2014

05-428

Page 429: APNIC Training Routingds

Route List di R100

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Sebelum ada MED (default MED=0) Setelah ada MED=50 dari R1

Dengan menggunakan MED, kita bisa menginformasikan prioritas yang diinginkan untuk inbound traffic dari AS tertentu (jika tersedia dua jalur ke AS tersebut tanpa melalui AS lainnya)

citraweb2014

05-429

Page 430: APNIC Training Routingds

Ribet dengan Full Mesh?

¢  Secara default, kita harus melakukan full mesh untuk network iBGP.

¢  Namun, jika jumlah router banyak, sulit untuk melakukan full mesh.

¢  Beberapa hal yang bisa dilakukan supaya kita tidak perlu melakukan full mesh: l  Route Reflect l  Confederation

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-430

Page 431: APNIC Training Routingds

Route Reflect

¢  Digunakan untuk membagi network iBGP menjadi beberapa cluster dan tidak perlu melakukan full mesh ke semua router.

¢  Mengurangi trafik komunikasi BGP, karena jumlah peer berkurang

¢  Mengurangi jumlah data per message, karena hanya best path yang disampaikan

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-431

Page 432: APNIC Training Routingds

BGP Instance untuk RR

¢  Konfigurasi “client-to-client-reflection” pada Router reflector harus aktif.

¢  Cluster-id bisa digunakan untuk menulis identitas router, terutama kalau ada 2 reflector di dalam satu cluster, untuk menghindari routing loop. Namun sangat jarang digunakan dan biasanya diisi dengan router-id.

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-432

Page 433: APNIC Training Routingds

Topologi Route Reflect

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

ROUTE REFLECTOR

ROUTE REFLECTOR

RR CLIENT

RR CLIENT RR CLIENT

RR CLIENT

RR CLIENT

RR CLIENT

citraweb2014

05-433

Page 434: APNIC Training Routingds

Mekanisme RR

¢  Reflector menerima prefix/path dari client dan non-client

¢  Melakukan pemilihan best path ¢  Jika best path dari client, path tersebut

akan direfleksi ke client lainnya dan non-client

¢  Jika best path dari non-client, maka path tersebut hanya akan direfleksikan ke client

¢  Client dapat berbentuk mesh ataupun tidak

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-434

Page 435: APNIC Training Routingds

Topologi RR

¢  Network dibagi menjadi beberapa cluster ¢  Harus ada paling tidak 1 reflector setiap

cluster ¢  Reflector haruslah full mesh ¢  1 client bisa tergabung dalam lebih dari 1

cluster

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-435

Page 436: APNIC Training Routingds

LAB 13: Route Reflect

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

WLAN1

AS100

ASY000

MEJA 1

MEJA 3

WLAN1

MEJA 2

MEJA 4

citraweb2014

05-436

Page 437: APNIC Training Routingds

LAB RR

¢  Tidak melakukan full mesh: l  R1 hanya peer ke R100 dan R2 l  R2 hanya peer ke R1 dan R3 l  R3 hanya peer ke R2 dan R4 l  R4 hanya peer ke R3 dan R100

¢  R2 dan R3 menjadi Reflector l  Aktifkan Client-toclient Reflection di BGP

Instance l  Aktifkan Route-Reflect pada peer:

•  Dari R2 ke R1 •  Dari R3 ke R4

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-437

Page 438: APNIC Training Routingds

BGP Instance

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Aktifkan Client To Client Reflection

05-438

Page 439: APNIC Training Routingds

BGP Peer

Hanya pada peer di: ¢  R2 ke R1 ¢  R3 ke R4

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Pastikan R2 dan R3 mendapatkan default route Pastikan R1 bisa terkoneksi ke R4

Aktifkan Route Reflect

citraweb2014

05-439

Page 440: APNIC Training Routingds

BGP: Confederation

¢  Digunakan untuk membagi sebuah AS menjadi beberapa AS (melakukan eBGP di jaringan iBGP).

¢  Dari luar AS, tetap terlihat sebagai 1 AS ¢  AS Path di dalam confederation ditulis

dengan tanda kurung : (1001,1002,1003) ¢  Propagasi prefix seperti iBGP, next-hop

eBGP dipertahankan. Perlu melakukan Nexthop-Choice : force-self

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-440

Page 441: APNIC Training Routingds

BGP Confederation

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

AS100

AS200 AS300

AS400 AS500

AS101

AS102

AS103

AS-Path: 300,100

AS-Path: (102,103)

R1

R2

R3 R4

R5

R6

R9

R8

R9

R10

citraweb2014

05-441

Page 442: APNIC Training Routingds

LAB 14: BGP Confederation

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

WLAN1

AS100

ASY000

MEJA 1

MEJA 3

WLAN1

MEJA 2

MEJA 4

citraweb2014

ASY001

ASY002 ASY003

ASY004

05-442

Page 443: APNIC Training Routingds

LAB : BGP Confederation

¢  Tidak melakukan full mesh: l  R1 hanya peer ke R100 dan R2 l  R2 hanya peer ke R1 dan R3 l  R3 hanya peer ke R2 dan R4 l  R4 hanya peer ke R3 dan R100

¢  Untuk peering antar sub AS (confederation), aktifkan multihop=yes, karena peering dilakukan dengan IP Loopback

¢  Pastikan dari R1 bisa ke R4, dan dari R2 dan R3 bisa ke internet

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-443

Page 444: APNIC Training Routingds

BGP Instance (Meja 1)

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Masukkan sub AS

Masukkan AS

Masukkan sub AS yang akan peer

citraweb2014

05-444

Page 445: APNIC Training Routingds

BGP Peer (R1 ke R2)

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Masukkan sub AS

Gunakan force-self

Gunakan Multihop = yes

citraweb2014

05-445

Page 446: APNIC Training Routingds

Prefix dari R4 di R1

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

citraweb2014

05-446

Page 447: APNIC Training Routingds

Prefix dari R3 di R100

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

citraweb2014

05-447

Page 448: APNIC Training Routingds

Kuis

¢  Pada iBGP, atribut apakah yang bisa memprioritaskan jalur untuk inbound traffic?

¢  Pada iBGP, atribut apakah yang bisa memprioritaskan jalur untuk inbound traffic?

¢  AS100 memiliki 2 jalur ke AS300. Satu jalur terkoneksi langsung, dan satu jalur melalui AS200. Bisakah kita menggunakan atribut MED?

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-448

sasongko
Cross-Out
sasongko
Typewritten text
outbound
sasongko
Typewritten text
Gunakan local pref
sasongko
Typewritten text
Gunakan MED
sasongko
Typewritten text
Bisa,
Page 449: APNIC Training Routingds

Kuis

¢  Pada jaringan iBGP, setiap prefix melewati sebuah router, maka router tersebut akan menambahkan AS pada AS-Path. (Benar/Salah)

¢  Apa yang bisa dilakukan supaya jaringan iBGP tidak perlu full mesh?

¢  Apa saja perbedaan perilaku iBGP dan eBGP?

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id 05-449

sasongko
Typewritten text
Salah, pada default ibgp set tidak mengadvertise path Harus menggunakan confederation
sasongko
Typewritten text
menggunakan route-reflector atau confederation
Page 450: APNIC Training Routingds

Terima Kasih!

Jangan lupa follow :

3-Sep-15 Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

@mikrotik_id

05-450