Annual report2005

58
THE FOUNDATION OF EVERY STATE IS THE EDUCATION OF ITS YOUTH PENDIDIKAN PARA GENERASI MUDA ADALAH FONDASI SEBUAH NEGARA Diogenes Laertius Annual Report 2005 Laporan Tahunan 2005 Sampoerna Strategic Square, Tower B, 3rd Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 45, Jakarta Selatan 12930 Phone (62-21) 577 2340 Fax (62-21) 577 2341 SAMPOERNA FOUNDATION ANNUAL REPORT \ LAPORAN TAHUNAN 2005

description

 

Transcript of Annual report2005

Page 1: Annual report2005

THE FOUNDATION OF EVERY STATE IS THE EDUCATION OF ITS YOUTHPENDIDIKAN PARA GENERASI MUDA ADALAH FONDASI SEBUAH NEGARADiogenes Laertius

Annual Report 2005Laporan Tahunan 2005

Sampoerna Strategic Square, Tower B, 3rd Floor, Jl. Jend. Sudirman

Kav. 45, Jakarta Selatan 12930 Phone (62-21) 577 2340

Fax (62-21) 577 2341

SAMPOERNA FOUNDATION

ANNUAL REPORT \ LAPORAN TAHUNAN 2005

Page 2: Annual report2005

KNOWLEDGE IS POWERPENGETAHUAN ADALAH KEKUATAN

Francis Bacon

THE FUTURE BELONGS TO THOSE WHO BELIEVE IN THE BEAUTY OF THEIR DREAMS.MASA DEPAN YANG CERAH HANYA DIMILIKI OLEH ORANG-ORANG YANG PERCAYA ATAS DENGAN KEKUATAN MIMPI MEREKA.Eleanor Roosevelt

Sampoerna Foundation would like to thank the following for their amazing contribution and kind assistance:

PHOTOGRAPHERS Edward Tigor Siahaan, R. Haryanto and Indra Prasetijo

Page 3: Annual report2005

04 Who We Are Sejarah Singkat Sampoerna Foundation 06 Letter from the Founder Surat dari Pendiri 10 Message from the Management Pesan dari Manajemen 12 About Sampoerna Foundation Tentang Sampoerna Foundation 22 Improving Access to Education Perbaikan Akses Pendidikan 30 Improving the Quality of Education in Indonesia Pengembangan Kualitas Pendidikan di Indonesia 42 Aceh Education Recovery Report Program Pemulihan Pendidikan Aceh 48 Sampoerna Foundation Partners Mitra Sampoerna Foundation 52 Meet the Board Dewan Pengurus Sampoerna Foundation 62 Financial Highlights Intisari Laporan Keuangan 73 Financial Statements Laporan Keuangan

CONTENTS DAFTAR ISI

Page 4: Annual report2005

2 3

EDUCATION’S PURPOSE IS TO REPLACE AN EMPTY MIND

WITH AN OPEN ONE.TUJUAN PENDIDIKAN ADALAH MENGGANTI PIKIRAN

KOSONG DENGAN PIKIRAN YANG TERBUKA.Malcolm Forbes

The current state of Indonesian education leaves much to be desired. Despite universal access, fewer than 62% of students complete high school and less than 4% graduate from university (data from National Education Ministry 2004/2005). Failure rates at the national exam for senior high school and vocational school students only reached 71% in 2003 despite the government’s effort in reducing the standards for passing. This problem is compounded by a lack of teaching competencies. As an example, almost 50% of high school teachers do not have teaching credentials and of those who do, many are sorely lacking in basic skills. Further exacerbating the problem is insufficient government resources, a problem common to most developing countries This gap requires creative and innovative solutions. Participation from all sectors of society is a must.

Although there is universal access to education in Indonesia, there is not universal opportunity. This is because the costs of education often exceed the disposable income of a family.

Sampoerna Foundation (SF) is an Indonesian non-proft organization dedicated to improving the quality of, and access to, education in Indonesia. It was established on March 1, 2001 in Jakarta, Indonesia. To date, SF has provided more than 18,400 primary, secondary and tertiary level scholarships to outstanding students who are financially disadvantaged.

In addition to our existing scholarship programs, we have undertaken a process of continuous improvement and evaluation of programs in areas not yet addressed by others. Scholarship programs are a necessary but not sufficient component of our vision. We will continue to support our strong scholarship program, but we will also intensify our efforts in related arenas.

SF strives to enhance the quality of education through innovative programs and projects. In 2005, the School Quality Improvement Program (SQIP) adopted three schools in Sumatra, Java and Kalimantan. SF has also set up the platform for two new initiatives: the Teacher Education Institute (TEI) targeted to improving teacher quality and the Institutional Development Program (IDP) focused on establishing a region-ally competitive University that can also service as a national center of best practices.

Situasi pendidikan di Indonesia semakin memprihatinkan. Menurut data Diknas 2004/2005, hanya sekitar 62% siswa tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan kurang dari 4% tamat dari tingkat universitas. Selain itu, rasio kegagalan ujian nasional untuk SMA dan sekolah kejuruan di tahun 2003 tidak lebih dari 71% meskipun pemerintah telah memperendah standar nilai kelulusan. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kemampuan para guru dalam mengajar. Sebagai contoh, sekitar 50% guru SMA tidak memiliki sertifikat mengajar dan kebanyakan dari mereka yang memiliki sertifikat tidak menguasai materi pelajaran yang mereka ajarkan. Hal lain yang mempengaruhi kinerja dunia pendidikan adalah kurangnya perhatian pemerintah, yang sering terjadi di negara berkembang. Semua ini memerlukan solusi kreatif dan juga inovatif. Partisipasi dari seluruh sektor adalah suatu keharusan demi terbentuknya kualitas pendidikan yang lebih baik di Indonesia.

Akses pendidikan di Indonesia sudah tersedia, namun sayangnya kesempatan untuk memperoleh akses itu sering terhambat. Ini dikarenakan oleh biaya pendidikan yang melebihi dari pendapatan yang diperoleh. Menghadapi serangkaian masalah ini, Sampoerna Foundation (SF) berdiri sebagai suatu organisasi nirlaba di Indonesia yang berdedikasi mengembangkan dan menyediakan akses pendidikan di Indonesia. Didirikan tanggal 1 Maret 2001 di Jakarta, SF telah memberikan lebih dari 18,400 beasiswa dari tingkat SD hingga S2 kepada para generasi muda yang berprestasi namun mengalami kesulitan finansial.

Selain itu, di tahun 2005, SF berusaha meningkatkan kualitas pendidikan melalui program-program yang inovatif. Salah satunya adalah Program Pengembangan Kualitas Sekolah (School Quality Improvement Program = SQIP) dimana kami mengadopsi tiga sekolah di Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Selain itu, SF juga membentuk Institut Pendidikan Guru (Teacher Education Institute = TEI) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru dan Program Pengembangan Institusi (Institutional Development Program = IDP) yang berfokus untuk mentransformasi sekolah bisnis dalam negri menjadi salah satu sekolah bisnis terbaik di Asia.

WHO WE ARESEJARAH SINGKAT SAMPOERNA FOUNDATION

Page 5: Annual report2005

4 5

LETTER FROM THE FOUNDERSURAT DARI PENDIRI

I must admit there is no experience more gratifying for me than seeing the hope and optimism that radiates from the faces of our scholarship recipients when they first learn that they are actually going to receive the education they have spent most of their young lives praying for. But, as much as I enjoy these heart-warming moments, they are not the reason I am committed to philanthropy.

I see philanthropy as an activity akin to business; a carefully orchestrated program of investments designed to yield long-lasting benefits for the community and the nation, as well as for deserving individuals. Smiles are a nice dividend, but the “business” of philanthropy must be focused on increasing the value of our nation’s human “capital”.

A case in point is the area of education, which is our concern here at Sampoerna Foundation.

Ensuring that all young Indonesians who should be in school actually are in school is a vital task. But, we must also ensure that the Indonesian educational system produces skilled citizens who will make the nation competitive in the global economy. We must ensure that our schools produce citizens who can make intelligent and informed choices as they participate in what has become one of the world’s largest and most vibrant democracies. We must ensure that our teachers and professors are competent educators and positive role models who inspire students to lead happy, productive and ethical lives.

Saya akui bahwa tidak ada pengalaman yang lebih berharga dibandingkan dengan saat dimana saya melihat harapan dan optimisme yang terpancar dari mata para penerima beasiswa kami ketika mereka berhasil menerima pendidikan yang selama ini hanya ada dalam angan-angan mereka. Dan walaupun ini menggugah hati saya, hal ini bukanlah alasan saya ingin berkomitmen dalam bidang filantropi.

Bagi saya, kegiatan filantropi itu erat kaitannya dengan dunia bisnis, karena kedua-duanya merupakan program investasi jangka panjang yang berguna bagi masyarakat, negara, dan tentunya kepentingan individu itu sendiri. Senyum para penerima beasiswa memang penting, namun tentunya filantropi harus tertuju pada peningkatan nilai dan kualitas warga negara bangsa ini.

Solusinya terletak pada bidang pendidikan yang menjadi perhatian utama bagi kami di Sampoerna Foundation.

Memastikan bahwa setiap anak muda di Indonesia yang wajib sekolah mendapatkan pendidikan yang layak adalah tugas yang sangat penting. Tetapi kita juga harus memastikan bahwa sistem pendidikan di Indonesia ini mampu menghasilkan anggota masyarakat yang mampu bersaing di kancah ekonomi dunia. Sekolah di negeri ini harus dapat menghasilkan para individu yang cakap mengambil keputusan yang tepat dan cerdas, sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam menyukseskan salah satu proses demokratisasi yang terbesar di dunia.

Page 6: Annual report2005

6 7

These new “high-level” programs are great. But, they are just the beginning. You will be hearing much more from us about these and other new programs in the months and years to come.

As eager as we are to make a positive impact in our schools and universities, however, we know it is not possible for us to do this work alone. The magnitude of the task is just too over-whelming – both in terms of the financial capital required and in terms of the human resources needed to get the job done.

In our efforts to improve the quality and availability of education in Indonesia, we need people like you to join with us, companies like yours to partner with.

WHAT’S IN IT FOR YOU? Like any good business, we pay handsome dividends. Of course, our dividends are not paid in cash. Instead, you will receive something much more precious – the opportunity to see the hope and optimism that radiates from the faces of all the young men and women who are able to make their educational dreams come true.

PUTERA SAMPOERNAFounder of Sampoerna FoundationPendiri Sampoerna Foundation

Dalam laporan tahunan ini, Anda akan membaca tentang beberapa program baru kami, seperti: • Teacher Education Institute, sebuah program yang dirancang

untuk meningkatkan kemampuan guru dengan menawarkan teknik pengajaran terbaru yang telah di kembangkan di dalam dan luar negeri.

• School Quality Improvement Program, yang menyediakan sebuah program pengembangan yang berkesinambungan antara kepala sekolah, guru serta bagian administratif sekolah, sehingga mereka dapat menjalankan sekolahnya dengan lebih produktif dan efisien.

• Institutional Development Program, dirancang untuk mening-katkan kualitas pendidikan di tingkat sekolah bisnis.

Program-program baru ini memang cukup berbobot, namun ini hanyalah gebrakan awal kami. Anda akan mendengar lebih banyak lagi tentang program-program baru kami di kemudian hari.

Kami sadar bahwa semua visi dan misi kami untuk mewujudkan dampak positif bagi sekolah dan universitas di Indonesia itu tidak bisa dilakukan sendiri, karena besarnya tugas yang kami emban – baik dari segi keuangan dan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tersebut.

Dalam usaha kami meningkatkan kualitas dan pengadaan pendidikan di Indonesia, kami memerlukan orang maupun ins-titusi seperti Anda maupun perusahaan Anda untuk bergabung dengan kami.

APA KEUNTUNGANNYA BAGI ANDA? Sama seperti bisnis yang menguntungkan, hasilnya terus berlipat ganda. Tentunya, keuntungan tersebut tidak berupa uang tunai. Melainkan, Anda akan menerima sesuatu yang jauh lebih berharga – kesempatan untuk melihat harapan serta optimisme yang terpancar dari wajah para penerima beasiswa yang impiannya untuk bisa mengenyam pendidikan bisa terwujud.

Scholarships that allow students in need to attend school are necessary, of course. But because scholarships won’t by themselves create a better future for Indonesia, we at Sampoerna Foundation are now diversifying our “portfolio” of philanthropic investments to include programs that will result in more relevant curricula, more competent teachers, and more efficient and enlightened administration.

HOW DO WE DECIDE WHAT NEW PROGRAMS TO INVEST IN?Like any prudent business, before we commit funds to a program we carefully evaluate the potential return on investment – the ROI. Of course, the return we seek cannot be measured in Dollars or Rupiah. Instead, we measure the social impact that our investments will generate – the social ROI. Every program has a unique social impact and therefore a unique social ROI.

Each dollar invested in a high school or university scholar-ship, for example, results in a very big impact, but for only one particular student. In contrast, each dollar invested in training a teacher will impact hundreds or even thousands of students who sit in that teacher’s classroom over the length of his or her career. At a still loftier level, the impact of each dollar invested in curriculum development will be felt by millions of students across the nation.

IS ONE KIND OF PHILANTHROPIC INVESTMENT BETTER THAN ANOTHER? Not really. In fact, the challenge of philanthropy is to create a carefully structured “portfolio” of activities that, together, generate the highest possible levels of social ROI.

In the past year, we have made great progress in identifying and implementing programs that diversify our philanthropic portfolio beyond scholarships in just this fashion. Elsewhere in this annual report, you will read about new programs such as:• The “Teacher Education Institute”, which is designed to

upgrade teacher skills by providing our educators with the latest classroom techniques developed here and abroad.

• The “School Quality Improvement Program”, which provides principals and administrators, as well as teachers, with the tools and techniques they require to manage and operate efficient and productive educational institutions.

• The “Institutional Development Program”, which is designed to improve the quality of education that students receive at local business schools.

Selain itu, kita juga harus memastikan bahwa para pengajar di Indonesia adalah pendidik yang kompeten dan mampu menjadi panutan yang positif sehingga bisa menjadi inspirasi bagi para siswa untuk menjadi lebih bersemangat, produktif dan bertingkah laku yang etis.

Program beasiswa yang menyediakan akses pendidikan bagi mereka yang membutuhkannya memanglah sangat penting. Tapi program beasiswa itu sendiri tidak bisa menciptakan masa depan Indonesia yang lebih baik. Oleh karena itu, kami di Sampoerna Foundation berusaha memperluas pengalaman kami dalam berinvestasi di bidang filantropi dengan melahirkan kurikulum yang lebih relevan, pengajar yang lebih kompeten dan administrasi sekolah yang lebih efisien.

BAGAIMANA CARANYA KAMI MEMUTUSKAN JENIS PROGRAM BARU YANG AKAN KAMI TERAPKAN?Selayaknya berbisnis, sebelum kami berkomitmen dalam menanamkan modal ke suatu program, kami akan berhati-hati dalam mengevaluasi besarnya return of investment program tersebut di kemudian hari. Tentu saja, hasil investasi tersebut tidak bisa diukur dengan uang. Kami mengukurnya berdasarkan besarnya dampak sosial (social return of investment) yang ditimbulkan oleh program tersebut. Dan setiap program menimbulkan dampak sosial yang sangat berbeda satu dengan yang lain.

Contohnya saja setiap dollar yang telah diinvestasikan untuk pembiayaan beasiswa SMA dan S1 memang memiliki dampak yang sangat besar, namun hanya untuk siswa itu sendiri. Sebaliknya, jika setiap dollar diinvestasikan pada pelatihan guru, maka akan memberikan dampak terhadap semua siswa yang belajar di dalam kelasnya. Dan pada tingkatan berikutnya, dampak investasi pada pengembangan kurikulum dapat dirasakan oleh jutaan siswa dari berbagai daerah.

APAKAH INVESTASI FILANTROPI YANG SATU LEBIH BAIK DARI YANG LAINNYA?

Belum tentu. Pada kenyataannya, tantangan dari filantropi adalah menciptakan sebuah “portfolio” kegiatan yang terstruktur dengan baik sehingga dapat meningkatkan keuntungan yang lebih secara dampak sosial yang ditimbulkan.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, kami telah berhasil mencapai kemajuan dalam mengimplementasi program-program baru yang memperluas jangkauan kegiatan filantropi kami.

Page 7: Annual report2005

8 9

operate at the level of top regional universities and also serve as a national center for best practices. The third pilot project is the Teacher Education Institute (TEI) which is structured to provide a model for increasing the knowledge and competencies of the teaching profession.

As part of our approach to garner more support in addressing the improvement of the nation’s education sector, we are consistently seeking partners that share the same concern and vision in making a difference in this country. We realize that improving the system of education is a long-term commitment and it is impossible for the foundation to solve these large and complex problems alone. More helping hands are crucial if we are to successfully build the education sector in such a way as to prepare our youth for a global tomorrow.

After fi ve years of commitment and dedication as well as overcoming obstacles and meeting numerous challenges, we can proudly say that the foundation has established a sound platform for future development. We believe that this is only the beginning; we seek collaborative, not competitive efforts. We appreciate the trust that has been given to us, not only by our founder, our partners, our scholars and alumni but also by the media and the general public. We believe that this strong support system is an essential element in actualizing our dream.

As we gear up for another full-of-activity year in 2006, we are pleased to know that our efforts in infl uencing positive changes in this country’s education system will continue to inspire others to do their part in providing easier access to and improving the quality of education for our youth.

Di tahun ini, Sampoerna Foundation telah mendirikan dua tambahan program lainnya. Pertama adalah Program Pengembangan Institusi (Institutional Development Program – IDP). Tujuan dari program ini adalah meningkatkan kualitas institusi pendidikan, terutama sekolah-sekolah bisnis di Indonesia sehingga bisa masuk dalam daftar sekolah bisnis terbaik dalam tingkat regional dan juga menjadikan sekolah ini sebagai pusat praktek terbaik di tingkat nasional. Program yang kedua adalah Institut Pendidikan Guru (Teacher Education Institute – TEI) yang bertujuan untuk mengasah pengetahuan dan kompetensi untuk mengajar secara profesional.

Pendekatan yang kami terapkan berhubungan dengan bidang pendidikan, oleh karena itu kami terus mencari mitra kerja yang memiliki kepedulian dan visi yang sama dalam memajukan dan menciptakan perubahan yang baik untuk bangsa ini. Kami menyadari bahwa untuk mengatasi permasalahan pendidikan yang sangat kompleks ini memerlukan komitmen jangka panjang yang tidak mungkin dikerjakan seorang diri. Uluran tangan dari pihak swasta adalah faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya pembangunan di bidang pendidikan yang akan berguna bagi generasi muda di kemudian hari.

Setelah berhasil menanggulangi rintangan dan tantangan selama lima tahun ini, kami begitu bersemangat dengan arah baru Sampoerna Foundation dalam mencanangkan proyek-proyek untuk pengembangan masa mendatang. Kami menghargai kepercayaan yang telah diberikan kepada kami yang tidak hanya datang dari pendiri kami, mitra kerja, pelajar, dan alumni kami tetapi juga yang datang dari media dan masyarakat luas. Kami percaya bahwa sinergi yang baik ini adalah elemen penting dalam mewujudkan mimpi kami.

Sejalan dengan banyaknya aktifi tas yang akan kami adakan pada tahun 2006, kami sangat berharap bahwa kerja keras kami ini memberikan perubahan positif untuk sistem pendidikan di negara ini dan dapat menginspirasi pihak lain agar terpacu untuk mempermudah akses dan memperbaiki kualitas pendidikan bagi generasi muda kita.

EXECUTIVESEKSEKUTIF

EDDY FRANCISCUS HENRY Program and Alumni Affairs Director of Sampoerna Foundation

SAPTO HANDOYO SAKTIMarketing and Communications Director of Sampoerna Foundation

STEFANUS ARYAWANThe foundation’s Head of Business Development

NIKEN K. RACHMADDirector of Sampoerna Foundation

TJANDRA BACHTIARDirector of Sampoerna Foundation

MICHELLE SAMPOERNAExecutive Director of Sampoerna Foundation

ELAN MERDYChief Operating Offi cer (COO) of Sampoerna Foundation

MESSAGE FROM THE MANAGEMENT

Founded in 2001, the Sampoerna Foundation has grown rapidly as it strives to improve the quality of, and access to, education in Indonesia.

The foundation’s levels of capability and commitment were tested in 2005, when a major Tsunami struck Aceh and Northern Sumatera in late December 2004. It destroyed thousands of schools and took the lives of several hundred thousand Indonesians. The foundation became a “fi rst responder”, quickly sending a team to examine the damages and search for news regarding SF scholars in the catastrophic areas. In response to the worst natural disaster occuring in modern Indonesia, Sampoerna Foundation established its fi rst emergency school tents in Aceh in January 2005. More than 130 emergency school tents have been set up in several affected districts of Aceh. In addition to these emergency schools, other mid and long-term programs continue to be put in place. They include providing free tutelage for high school students, offering text book assistance, renovating schools and granting scholarships to more than 900 students.

Concurrently, many organizations have elected to partner with the Sampoerna Foundation in rebuilding educational resources in Aceh. The Freeman Foundation, a U.S. private philanthropic organization, contributed a generous grant of US$1,000,000 to help alleviate the educational problems created by this terrible act of nature. Moreover, the International Finance Corporation (IFC), a private arm of World Bank, channeled US$200,000 through SF in order to facilitate the recovery process in the education sector of Aceh. SF takes pride in its rapid and effective response to the Tsunami crisis in North Sumatra.

It also takes great pride in its rolling out several key pilot projects that focus on improving the quality of education in Indonesia. The launch of School Quality Improvement Program (SQIP) in March 2005 was the fi rst of these. With three pilot SQIP schools opened in Balikpapan (East Kalimantan), Sekayu (South Sumatera) and Depok (West Java), the foundation aims to assist secondary schools in providing quality and affordable education.

The second key project is the Institutional Development Program (IDP). This program aims to assist tertiary level education institutions in Indonesia by establishing a school that can

PESAN DARI MANAJEMEN

Sejak didirikan pada tahun 2001, Yayasan ini telah berkembang pesat seiring keputusannya untuk melangkah ke dalam bidang pengembangan kualitas dan akses pendidikan di Indonesia.

Pada awal tahun ini, kemampuan dan komitmen Sampoerna Foundation telah teruji ketika bencana alam Tsunami melanda Aceh dan Sumatera Utara dan menghancurkan ribuan sekolah serta menelan ratusan ribu jiwa rakyat Indonesia. Yayasan ini dengan cepat merespons kejadian tersebut dengan mengirimkan tim untuk memeriksa kerusakan-kerusakan dan mencari tahu keberadaan penerima beasiswa SF di daerah terjadinya bencana.

Menanggapi buruknya bencana alam yang menimpa Aceh, Sampoerna Foundation mendirikan tenda-tenda sekolah darurat yang pertama pada bulan Januari 2005. Sampai saat ini, lebih dari 130 tenda sekolah darurat telah didirikan di sejumlah daerah di Aceh yang terkena musibah tsunami. Selain sekolah darurat, ada beberapa program jangka menengah dan panjang yang akan dilanjutkan di daerah-daerah itu. Program-programnya termasuk program bimbingan belajar untuk murid-murid sekolah menengah atas (SMA), penyediaan buku-buku pelajaran, perbaikan sekolah-sekolah dan pemberian beasiswa untuk lebih dari 900 pelajar.

Bersamaan dengan itu, banyak organisasi yang memilih Sampoerna Foundation sebagai mitra kerjanya dalam membangun kembali sarana-sarana pendidikan di Aceh. Freeman Foundation, salah satu organisasi swasta Amerika Serikat di bidang sosial, memberikan kontribusi sebesar US$1,000,000 untuk membantu meringankan masalah pendidikan yang disebabkan oleh bencana alam tsunami. Selain itu, International Finance Corporation (IFC), yang merupakan cabang dari program World Bank, menyumbangkan US$200,000 melalui SF untuk memfasilitasi proses perbaikan sektor pendidikan di Aceh.

Selain itu, SF juga melahirkan beberapa program-program yang terfokus pada pengembangan kualitas pendidikan di Indonesia. Peluncuran Program Pengembangan Kualitas Sekolah (School Quality Improvement Program – SQIP) pada bulan Maret 2005 adalah pilot project pertama yang telah terealisasi. Tiga sekolah SQIP telah dibuka di Balikpapan (Kalimantan Timur), Sekayu (Sumatra Selatan), dan Depok (Jawa Barat), dengan bertujuan untuk membantu menyediakan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau untuk sekolah menengah atas (SMA).

Page 8: Annual report2005

10 11

ABOUT SAMPOERNA FOUNDATIONTENTANG SAMPOERNA FOUNDATION

PLEASURE IN THE JOB PUTS PERFECTION IN THE WORK.RASA SENANG DALAM BEKERJA MENGHASILKAN PEKERJAAN YANG SEMPURNA.Aristotle

Page 9: Annual report2005

12 13

From its inception, the Sampoerna Foundation (SF) recognized that it had to establish its credentials. SF determined to focus initially on improving the access to education of academically qualified but financially disadvantaged youth. Thus, it started off by providing the highly tangible product of scholarships. Over a five-year period the number of scholarships granted increased to more than 18,400.

As the Foundation began to expand and stretch itself, it recognized that there was an opportunity to reach many additional young people. It decided that it could achieve this by investing its time and energy in ideas and programs that would improve the quality of education in Indonesia.

Therefore, in 2005, the Sampoerna Foundation researched numerous potential initiatives that could develop quality improvement programs that would positively impact the lives of Indonesia students, teachers, principals, schools and the education system as a whole.

In order to reflect this new direction, the Sampoerna Foundation adopted a new visual identity that is representative of its expanded commitment. We believe that this new corporate identity logo better symbolizes SF’s dedication to improving the access to and quality of education in Indonesia – Sampoerna Foundation’s commitment to making a difference.

Sejak pertama didirikan pada Maret 2001, Sampoerna Foundation (SF) telah bertekad untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Ini dimulai dengan pengadaan program beasiswa yang menyalurkan bantuan dana pendidikan terhadap para siswa yang mengalami kesulitan keuangan. Hingga kini, jumlah beasiswa yang diberikan telah mencapai angka lebih dari 18,400 beasiswa.

Selama beberapa tahun terakhir, Sampoerna Foundation berusaha untuk terus mengembangkan diri. Setelah meneliti dan mengamati keadaan pendidikan di Indonesia, yayasan ini sepakat untuk menuangkan waktu dan tenaga guna menghasilkan ide dan menciptakan sejumlah program yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Oleh karena itu, pada tahun 2005, Sampoerna Foundation mencetuskan beberapa program yang diharapkan dapat memberikan dampak positif dan langsung terhadap keseluruhan kehidupan para siswa, guru, kepala sekolah, sekolah dan sistem pendidikan di Indonesia.

Secara simbolis, Sampoerna Foundation kemudian memutuskan untuk menggunakan identitas baru yang dapat mewakili tujuan ini. Kami percaya bahwa identitas atau logo baru ini adalah simbol dedikasi Sampoerna Foundation dalam upayanya menyediakan akses dan memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia – yaitu melalui komitmen yang kuat dalam memberikan perubahan nyata di Indonesia.

INTRODUCTION TO NEW LOGOIDENTITAS BARU SAMPOERNA FOUNDATION

• To maintain a robust scholarship program that will provide financially deserving young Indonesians with access to a meaningful education and to make a positive contribution to Indonesia’s future through the improvement of the quality of the country’s educational system.

• To take an active role in stimulating and leading broader private sector interest in improving Indonesia’s educational system.

• Mengembangkan program beasiswa yang dapat memberikan akses pendidikan kepada generasi muda Indonesia yang kurang mampu secara finansial, dan memberikan kontribusi nyata bagi perbaikan masa depan Indonesia melalui pengembangan sistem pendidikan negeri ini.

• Berperan aktif dalam mendorong dan memimpin sektor swasta dalam memperbaiki sistem pendidikan Indonesia.

• We believe that insuring the provision of quality education for the young people of the country is the responsibility of every Indonesian citizen.

• We commit ourselves to assisting the educators of Indonesia in producing citizens who will be ethical, effective, and useful in the global environment.

• We welcome and actively seek the participation, cooperation, and assistance of both state institutions and private sector organizations, whether domestic or international, who are interested in our work.

• We understand that our efforts can make an important contribution toward the welfare and prosperity of the people of Indonesia. This conviction motivates us in carrying out our daily activities.

• Kami percaya bahwa penyediaan pendidikan yang berkualitas bagi anak bangsa merupakan tanggung jawab bersama setiap warga Indonesia di seluruh Nusantara.

• Kami berkomitmen membantu para pendidik Indonesia untuk menghasilkan warga negara yang berguna, efektif dan etis di lingkungan global.

• Kami menyambut dan aktif mencari partisipasi, kerjasama, dan bantuan dari organisasi-organisasi swasta maupun publik, lokal atau internasional, yang peduli terhadap kerja kami.

• Kami memahami bahwa upaya kami memberi sumbangsih penting bagi kemakmuran dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Inilah keyakinan yang memandu kami dalam menjalankan kegiatan kami sehari-hari.

VISIONVISI

MISSIONMISI

Page 10: Annual report2005

14 15

PHILOSOPHY FOR SAMPOERNA

FOUNDATION’S NEW LOGO

The image of a caring eagle in front of a smaller bird, which represents the nurturing of Foundation scholars, is a necessary but not sufficient reflection of today’s and tomorrow’s Sampoerna Foundation. The design was, therefore, enhanced to encompass the Foundation’s broader scope. The philosophic rationale explaining the design elements in Sampoerna Foundation’s New Logo are:• The “egg” at the center symbolizes the coming birth of

Indonesia’s future leaders.• The “ribbons” surrounding the “egg” signifies protective arms,

shielding and nurturing our future leaders. This is because we want them to attain high levels of academic achievement, gain a sense of social responsibility and a commitment to the betterment of the nation.

• The phrase “Anggarda Paramita”, which means “striving for perfection”, is representative of the values of the Sampoerna family and their hopes for Indonesia’s future.

• The “flying eagle” below the egg refers to the leader who plays an active role in working toward a a better future; going above and beyond what is normally expected.

• The year “1913” was the start of the founding family’s philan-thropic endeavors in Indonesia.

• The “golden leafy branches” symbolize prosperity and wealth. The goal of all of SF activities is to improve the welfare of the Indonesian people and enable them to achieve prosperity.

• The “crown” on top of the identity represents the perfection that SF aims for in all its activities.

Logo sebelumnya berupa induk elang melindungi anaknya merupakan hal penting, namun tidak lagi mewakili aspirasi yang tercermin dalam visi SF sekarang dan di masa depan. Berikut adalah filosofi identitas baru Sampoerna Foundation:• Telur di bagian tengah menggambarkan lahirnya para pemimpin

baru berkualitas di negeri ini.• Pita yang mengelilingi telur mewakili tangan SF yang

mengayomi para pemimpin masa depan, sehingga mereka bisa mencapai prestasi akademis dan berjiwa sosial tinggi.

• “Anggarda Paramita” yang berarti “berusaha mencapai kesempurnaan” mencerminkan nilai yang dianut keluarga Sampoerna dan harapan mereka bagi bangsa ini.

• Burung elang yang terletak di bawah telur memaparkan sifat kepemimpinan yang aktif dalam memajukan masa depan bangsa dan senantiasa berusaha melakukan lebih dari yang diminta.

• Tahun 1913 menandai awal kegiatan filantropi keluarga Sampoerna di Indonesia.

• Daun keemasan merupakan gambaran kemakmuran dan kesejahteraan yang menjadi tujuan akhir semua kegiatan SF, yakni meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

• Mahkota di atas identitas baru mencerminkan kesempurnaan yang berusaha dicapai SF dalam setiap kegiatan dan programnya.

FILOSOFI IDENTITAS BARU SAMPOERNA

FOUNDATION

Page 11: Annual report2005

16 17

The Foundation has come a long way since its humble beginnings in 2001 when it had only two personnel to run the entire operation. Its first program was providing graduate scholarships to academically qualified but financially disadvantaged students.

Over the past four years the SF team has steadily grown to more than 50 staff members. They are now responsible for programs which range from helping students financially, to retraining teachers and even to redeveloping entire schools.

This professional team is dedicated to giving their best each and every day in order to help the Sampoerna Foundation achieve its mission, and to provide Indonesia with a more prosperous future. To accommodate this increase in team size and services, the foundation has chosen the larger and the more centrally located premises at Sampoerna Strategic Square to house its operations.

This new location surrounds the Foundation with other members of the Sampoerna Group, allowing it to benefit from the synergies and expertise that other business entities and their workers possess.

Pada awalnya, Sampoerna Foundation hanya terdiri dari dua orang staf yang menanggani berbagai macam kegiatan opera-sional yayasan ini. Langkah permulaan Sampoerna Foundation adalah pengadaan beasiswa S2 kepada para kandidat yang berkualitas namun mengalami kesulitan dana.

Kini SF telah berkembang menjadi lebih dari 50 staf. Merekalah yang bertanggungjawab mengembangkan dan menjalankan program-program yayasan ini, dari mulai membantu mendanai para siswa yang membutuhkan, melatih para guru hingga memperbaiki dan membangun kualitas sekolah.

Tim profesional ini mencurahkan segenap kemampuan dan tenaga mereka setiap hari agar Sampoerna Foundation bisa mencapai misi-misinya dan memberikan masa depan yang lebih cerah untuk bangsa ini. Untuk menampung berkembang-nya yayasan ini baik dalam segi jumlah pekerja dan program yang ditawarkan, Sampoerna Foundation telah memilih lokasi dan kantor yang lebih strategis di Gedung Sampoerna Strategic Square.

Lokasi baru ini semakin mempererat hubungan antara Sampoerna Foundation dan anak perusahaan Sampoerna Grup sehingga Sampoerna Foundation juga dapat menikmati sinergi dan menimba keahlian dari pihak perusahaan maupun pekerja Sampoerna Grup.

SAMPOERNA FOUNDATION’S

NEW OFFICEKANTOR BARU

SAMPOERNA FOUNDATION

Page 12: Annual report2005

18 19

IMPROVING THE EDUCATION SYSTEMMEMPERBAIKI SISTEM PENDIDIKAN

...THE VALUE OF A MAN RESIDES IN WHAT HE GIVES AND NOT IN WHAT HE IS CAPABLE OF RECEIVING......NILAI SEORANG MANUSIA BERGANTUNG PADA APA YANG DIA BERIKAN, BUKAN ATAS APA YANG DIA TERIMA...Albert Einstein

Page 13: Annual report2005

20 21

The Sampoerna Foundation initially focused on improving access of qualified but economically disadvantaged students to the education system through a national scholarship program. It remains one of the Foundation’s core programs, and 2005 has seen a period of growth in the number of scholar-ships awarded. The Foundation continues to believe that the scholarship program is essential if we are to produce the future leaders of Indonesia.

EXISTING SCHOLARSAs of December 31, 2005, the total number of scholars supported by Sampoerna Foundation since its inception stands at 18,455. The categories of scholarships are as follows:

PRIMARY AND SECONDARY EDUCATION SCHOLARSHIP PROGRAMSThis program is Sampoerna Foundation’s largest scholarship program. It supports underprivileged students at the elementary, junior high and high school levels. For this category, the foundation is currently running five different scholarship programs:• In 2005, 1,015 students were recruited for the Elementary

School scholarship program. • For the Junior High School scholarship program, 1,000 new

students were recruited for the 2005 intake.• For 2005, more than 4,000 students were recruited for the

Senior High School scholarship program.• SF – United World Colleges (UWC) scholarship program

selected 5 high school students from Manado, North Sulawesi to study in Canada, USA, Italy and UK.

• SF awarded scholarships to 6 high school students for the National Science Committee.

Awalnya, fokus utama Sampoerna Foundation adalah memper-mudah akses pendidikan bagi para pelajar berprestasi yang tidak mampu secara finansial melalui program beasiswa. Hingga kini, program ini tetap sebagai salah satu program utama Yayasan ini. Tahun 2005 dianggap sebagai periode peningkatan jumlah beasiswa yang diberikan. Sampoerna Foundation juga yakin bahwa program beasiswa adalah program yang sangat penting untuk menghasilkan calon-calon pemimpin Indonesia yang berkualitas.

PENERIMA BEASISWAHingga tanggal 31 Desember 2005, jumlah penerima beasiswa yang telah dibantu oleh Sampoerna Foundation telah mencapai 18,455. Kategori-kategori beasiswa yang diberikan adalah sebagai berikut:

PROGRAM BEASISWA PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH Program ini adalah program beasiswa terbesar yang dimiliki Sampoerna Foundation. Program ini membantu para siswa yang kurang beruntung dalam hal finansial di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Untuk kategori ini, Sampoerna Foundation saat ini menjalankan lima program beasiswa yang berbeda:• Tahun 2005, sebanyak 1.015 murid direkrut untuk Program

Beasiswa Sekolah Dasar.• Untuk Program Beasiswa Sekolah Menengah Pertama, 1.000

murid baru telah direkrut untuk tahun ajaran 2005. • Tahun 2005, lebih dari 4.000 murid yang telah direkrut untuk

Program Beasiswa Sekolah Menengah Atas. • Program Beasiswa SF – United World Colleges (UWC) telah

memilih 5 murid dari Sekolah Menengah Atas di Manado, Sulawesi Utara untuk menimba ilmu di Kanada, Amerika Serikat, Itali dan Inggris.

IMPROVING ACCESS TO EDUCATIONPERBAIKAN AKSES PENDIDIKAN

A TEACHER AFFECTS ETERNITY; HE CAN NEVER TELL, WHERE HIS INFLUENCE STOPS.PENGARUH SEORANG GURU SEPANJANG MASA – DIA TIDAK PERNAH TAHU KAPAN DIA BERHENTI MEMPENGARUHI HIDUP ORANG LAIN. Henry Brooks Adams

Page 14: Annual report2005

22 23

• Scholars can choose to study for Applied sciences or Economics at Indonesia’s leading universities:• Universitas Indonesia, Jakarta• Universitas Padjadjaran, Bandung• Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta• Universitas Airlangga, Surabaya• Institut Teknologi Bandung, Bandung• Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

OVERSEAS UNDERGRADUATE SCHOLARSHIP PROGRAMIn 2005, Sampoerna Foundation and the New Zealand Government established a joint-scholarship program. It provides for under-graduate study at top state New Zealand universities for the period of 3 years. The New Zealand government covers full tuition fees for the scholars, while SF covers living allowances and transportation expenses. The selection process was completed in October 2005 (from a pool of SF’s current national undergraduate scholars) and one fi nalist (Agus Setyawan) has been selected. He is expected to start his study in the second quarter of 2006.

The total number of undergraduate scholars supported by SF stands at 151 including 1 overseas scholar. The distribution of Sampoerna Foundation’s undergraduate scholars from the 2001-2005 intakes is shown in Figure 2:

Figure 2 Grafi k 2Intakes of Sampoerna Foundation – Undergraduate ScholarsPembagian Penerima Beasiswa SF Tingkat S1 per angkatan

90

80

70

60

50

40

30

20

10

–20052004200320022001

NATIONAL GRADUATE SCHOLARSHIP PROGRAMSampoerna Foundation believes that management and business studies are essential for tomorrow’s business and government leaders. For this reason, the foundation has established a more rigorous selection process in order to increase the number of quality graduate scholars by implementing:• Case Study, aiming to see candidates’ potential to succeed

in an MBA class room environment

I am very grateful to have received this opportunity to study abroad and socialize with different cultures in a foreign country. This opportunity will defi nitely help me reach my future goals of becoming a diplomat. I was just a young boy from Blitar, East Java, who was not keen on studying, yet I always achieved high results. When I was looking for an Undergraduate Scholarship to continue my studies, Sampoerna Foundation came to my assistance. They first provided me with an Undergraduate Scholarship for the University of Indonesia, one of the best state universities Indonesia has to offer. After one year of study at the university I was able to achieve excellent results. Sampoerna Foundation and the New Zealand Government then granted me a three year scholarship to study in the Commerce and Administration Faculty at Victoria University in New Zealand. I can not believe how blessed I have been, and how lucky I am that an organization such as the Sampoerna Foundation exists. Without the fi nancial assistance that scholarships provide, I would have ended my studies years ago.

Saya sangat berterima kasih karena saya mendapatkan kesempatan untuk sekolah di luar negeri dan bersosialisasi dengan berbagai macam budaya di luar Indonesia. Kesempatan yang saya peroleh benar-benar membantu saya untuk mewujudkan cita-cita saya menjadi diplomat. Saya hanyalah anak muda dari Blitar, Jawa Timur yang tidak begitu suka belajar, tetapi untungnya, saya selalu mendapatkan nilai yang tinggi. Saat saya mencari beasiswa untuk meneruskan pendidikan saya ke jenjang universitas, Sampoerna Foundation pun membantu saya dalam pencarian beasiswa tersebut. SF memberikan saya beasiswa untuk menimba ilmu di Universitas Indonesia yang merupakan salah satu universitas negeri terbaik. Setelah satu tahun berjalan di Universitas Indonesia, saya berhasil mencapai hasil yang sangat memuaskan. Sampoerna Foundation dan Pemerintah Selandia Baru kemudian menawarkan saya bea-siswa untuk belajar di Fakultas Perdagangan dan Administrasi di Victoria University, Selandia Baru selama tiga tahun. Saya masih tidak percaya kalau saya dianugerahi kesempatan yang tak ternilai ini, saya merasa sangat beruntung karena ada organisasi seperti Sampoerna Foundation yang dapat mewujudkan mimpi saya ini. Tanpa bantuan fi nansial yang saya dapat dari beasiswa, mungkin saya sudah putus sekolah beberapa tahun yang lalu.

AGUS SETYAWANSampoerna Foundation Overseas Undergraduate Scholar, Intake 2006Victoria University, New Zealand

Penerima Beasiswa S1 Luar Negri Angkatan 2006Victoria University,Selandia Baru

Figure 1 Grafi k 1Intakes of Sampoerna Foundation – Senior High School ScholarsPembagian Penerima Beasiswa SF Tingkat SMA per angkatan

TEACHER SCHOLARSHIP PROGRAMThis is a new program established in 2005, aiming to increase the number of qualifi ed teachers in state senior high schools across the country. In addition to equipping the future teachers with upgraded teaching skills, they also have to master the content of the subject matter that they will be teaching.

With the provision of these scholarships, we believe that more high school graduates will be encouraged to view the teaching profession as fulfi lling and rewarding. • For the 2005 intake recruitment, 199 applications were

submitted to the foundation and SF granted 20 scholarships for highly qualifi ed students who are committed in becoming teachers.

• 11 of them chose to study at UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) in Bandung for Sciences, and

• The rest chose to study at UNNES (Universitas Negeri Semarang) for Economics & Accounting.

NATIONAL UNDERGRADUATE SCHOLARSHIP PROGRAMIn this program, Sampoerna Foundation provides full scholarships to outstanding and fi nancially deserving young Indonesians who are interested in pursuing Undergraduate degrees in Economics and Applied Sciences at leading universities in Indonesia. • Sampoerna Foundation has increased the scholarship grant

from 40 scholars (2004) to 50 scholars (2005) in order to include gold medal winners of National Science Olympiads. Of these 50 scholars, 29 were recruited from the foundation’s graduating Senior High School scholars.

• SF memberikan beasiswa kepada 6 murid Sekolah Menengah Atas untuk Olimpiade Sains Nasional.

Jumlah penerima beasiswa tingkat SMA yang disponsori oleh SF mencapai 15.132 termasuk 5 penerima beasiswa SMA di luar negeri. Pendistribusian penerima beasiswa dari Sampoerna Foundation di tingkat SMA untuk tahun ajaran 2001-2005 seperti data di Grafi k 1 di sebelah.

PROGRAM BEASISWA GURU Ini adalah program baru yang diluncurkan pada tahun 2005, yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah guru yang berkualitas di SMA negeri di seluruh Indonesia. Program ini juga bertujuan untuk memperlengkapi guru-guru di masa mendatang dengan pengetahuan dalam cara mengajar dan penguasaan yang lebih baik atas mata pelajaran yang akan mereka ajarkan.

Dengan adanya program beasiswa ini, kami percaya bahwa akan lebih banyak lulusan SMA yang termotivasi untuk menekuni profesi guru.• Untuk tahun ajaran 2005, ada 199 formulir pendaftaran

yang diterima Sampoerna Foundation dan Yayasan ini memberikan 20 beasiswa kepada murid yang berkualitas yang memiliki komitmen menjadi guru.

• 11 dari mereka memilih melanjutkan sekolah ke UPI (Uni-versitas Pendidikan Indonesia) di Bandung untuk Ilmu Pengetahuan Alam

• Yang lainnya memilih sekolah di UNNES (Universitas Negeri Semarang) untuk Ilmu Ekonomi dan Akuntasi

PROGRAM BEASISWA S1 DALAM NEGERIDalam program ini, Sampoerna Foundation menawarkan beasiswa penuh bagi generasi muda Indonesia yang memiliki potensi tetapi kurang mampu dalam hal fi nansial serta memiliki minat untuk menjadi sarjana di bidang Ekonomi dan Teknik Terapan di universitas-universitas terbaik di Indonesia.• Sampoerna Foundation telah memperbanyak jumlah penerima

beasiswa dari 40 (2004) menjadi 50 penerima beasiswa (2005), termasuk didalamnya para pemenang medali emas Olimpiade Sains Nasional. Dari 50 penerima beasiswa ini, 29 direkrut dari penerima beasiswa Sampoerna Foundation Sekolah Menengah Atas.

• Penerima beasiswa dapat memilih untuk belajar Teknik Terapan atau Ekonomi di universitas-universita terbaik di Indonesia: • Universitas Indonesia, Jakarta• Universitas Padjadjaran, Bandung• Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta• Universitas Airlangga, Surabaya• Institut Teknologi Bandung, Bandung• Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

The total number of high school scholars supported by SF stands at 15,132 including 5 overseas Senior High School Scholars. The distribution of Sampoerna Foundation’s high school students for the 2001-2005 intakes is shown in Figure 1:

5,000

4,500

4,000

3,500

3,000

2,500

2,000

1,500

1,000

–20052004200320022001

Page 15: Annual report2005

24 25

ALUMNI One of the foundation’s most valuable assets is its alumni. 4725 alumni come from the Secondary School level and the amount of Tertiary alumni is 94. Therefore, since 2003, much time, thought and effort have been put into planning programs and activities for Sampoerna Foundation’s alumni.

For the tertiary scholars, the Sampoerna Foundation Alumni Association (SFAA) was established in 2004 to serve as a channel for alumni networking and for information exchange amongst the alumni. In 2005, SFAA elected a 5-member Presidium representing different alumni groups (education levels and scholarship programs).

SCHOLARS AND ALUMNI ACTIVITIES

ANNUAL GATHERINGThe Annual Gathering is an important event for the scholars, alumni and the Sampoerna Foundation. It is designed to provide an opportunity to come together, gain a better understanding of the foundation’s values and foster character, leadership qualities, social awareness and a strong sense of family. This three-day event is expected to strengthen the bond among all members of Sampoerna Foundation’s “big family”. For these reasons, attendance is required for all university-level scholars from the cities of Jakarta, Bandung, Yogyakarta and Surabaya.

REGIONAL SOCIAL ACTIVITIESBeing a Sampoerna Foundation scholar entails much more than maintaining good academic records. The foundation also encourages its scholars to develop social sensitivity and awareness about the needs of the community. Therefore, numerous social activities were organized by Sampoerna Foundation Scholars

Program beasiswa ini menawarkan:• Program reguler SF-MBA di Amerika Serikat dengan

mengirimkan tiga penerima beasiswa, Aprilageng Sarwoadhi ke Kelley School of Business (University of Indiana), Ida Bagus Adi Sudewa ke Anderson School of Management (University of California, Los Angeles) dan Indah Isnarsi ke Stephen M. Ross School of Business (University of Michigan).

• Program MBA Fulbright dimana Sampoerna Foundation bekerjasama dengan Fulbright Foundation. Untuk tahun ajaran pertama, Andreas Sylverius dikirimkan ke Harvard Business School, Harvard University dan Andresto Budijanto ke Hass School of Business, University of California, Berkeley.

• Program MBA Australia, Sampoerna Foundation bekerjasama dengan Badan Pendidikan Internasional Australia yang

I arrived at Heathrow airport in London, England on the 15th of August 2005, with absolutely no idea what to expect. I was just an ordinary father from Jakarta, sponsored by Sampoerna Foundation to achieve my dream. Nearly a year has passed and my decision to live abroad leaving my and job and my family in Jakarta has defi nitely been justifi ed by the experiences I have had. Whilst the study itself has been stressful, other social activities and new friends have made this a very rewarding opportunity. I could not be more grateful for this opportunity to complete my MBA at the London Business School, and this scholarship has meant the world to me and the future of my family.

Pada tanggal 15 Agustus 2005, saya mendarat di Bandara Udara Heathrow, London, Inggris, tanpa tahu apa yang saya harus harapkan. Saya hanyalah seorang ayah dari Jakarta yang disponsori oleh Sampoerna Foundation untuk mengejar mimpi saya. Sudah hampir satu tahun berlalu sejak saya memutuskan untuk belajar di luar negeri dan meninggalkan pekerjaan serta keluarga saya di Jakarta, tapi pengalaman yang saya dapatkan telah membayar tuntas semua pengorbanan saya. Meskipun tugas-tugas di sekolah kadang membuat saya stres, namun begitu banyak kegiatan sosial dan hadirnya teman-teman baru yang memberikan saya pengalaman hidup yang tidak ternilai. Saya sangat berterimakasih atas kesempatan yang diberikan Sampoerna Foundation sehingga saya bisa menjalankan program MBA di London Business School dan sungguh beasiswa ini sangat berarti bagi masa depan saya dan keluarga saya.

ELIEZER MARTHENNY KAENGBritish Council-Sampoerna Foundation MBA in UK Scholarship, 2005 IntakeLondon Business SchoolUniversity of London, UK

Beasiswa British Council-Sampoerna Foundation tingkat MBA, Angkatan 2005 London Business SchoolUniversity of London, Inggris

Figure 3 Grafi k 3Intakes of Sampoerna Foundation – Graduate ScholarsPembagian Penerima Beasiswa SF Tingkat S2 per angkatan

45

40

35

30

25

20

15

10

5

–20052004200320022001

• Psychology Profi ling, aiming to better understand and reconfi rm results from previous stages

• Home Visit, with the purpose of verifying the candidate’s fi nancial status

• Social Activities useful to observing the candidate’s social awareness and leadership skills.

The fi nalists can choose to study at top local business schools: UI (Jakarta), IPMI (Jakarta), Prasetiya Mulya (Jakarta), ITB (Bandung), UNPAD (Bandung) and UGM (Yogyakarta).

OVERSEAS GRADUATE SCHOLARSHIP PROGRAMSince 2003, this program has been SF’s most competitive as it is has the highest requirements and provides the greatest opportunities. Scholarship recipients pursue their Master of Business Administration (MBA) degrees at top-tier business schools across the world. For 2005, SF has provided a total of 8 Overseas Graduate Scholarships.The scholarship programs offered are: • The regular SF-MBA in the United States that sent three

scholars: Aprilageng Sarwoadhi going to Kelley School of Business (University of Indiana), Ida Bagus Adi Sudewa to Anderson School of Management (University of California, Los Angeles) and Indah Isnarsi to Stephen M. Ross School of Business (University of Michigan).

• MBA Fulbright – Sampoerna Foundation in partnership with Fulbright Foundation. The fi rst intake sent one scholar (Andreas Sylverius) to Harvard Business School, Harvard University and another (Andresto Budijanto) to Hass School of Business, University of California, Berkeley.

• MBA Australia in partnership with Australia Education International, part of the Australian Embassy in Jakarta. The fi rst intake sent two scholars (Rinto Muhammadsyah and Ira Rahmawati) to Melbourne Business School, University of Melbourne.

• MBA France in partnership with SCAC, part of the French Embassy in Jakarta. This program has not yet sent any scholars to France.

• MBA United Kingdom in partnership with the British Council. The fi rst intake sent one scholar (Eliezer Marthenny Kaeng) to London Business School.

The total number of Overseas and National Graduate scholars supported by SF stands at 128. They are 114 national graduate scholars, 11 graduate scholars in US, 2 scholars in Australia, and 1 in UK. The distribution of Sampoerna Foundation’s Graduate scholars from the 2001-2005 intakes is shown in Figure 3:

PROGRAM S1 LUAR NEGERITahun 2005, Sampoerna Foundation dan Pemerintah Selandia Baru membentuk program beasiswa bersama. Program ini menyediakan beasiswa S1 di universitas terbaik di Selandia Baru selama 3 tahun. Pemerintah Selandia Baru akan menanggung seluruh biaya sekolah, sedangkan SF akan menanggung biaya hidup dan transportasi. Proses seleksi telah berakhir di bulan Oktober 2005 dan pemenangnya adalah Agus Setyawan. Agus akan memulai sekolahnya di Selandia Baru pada pertengahan tahun 2006.

Jumlah penerima beasiswa S1 yang disponsori oleh SF sampai saat ini mencapai 151 termasuk 1 penerima beasiswa luar negeri. Pendistribusian penerima beasiswa dari Sampoerna Foundation di tingkat S1 untuk tahun ajaran 2001-2005 seperti data di Grafi k 2 di halaman 23.

PROGRAM BEASISWA S2 DALAM NEGERISampoerna Foundation percaya bahwa studi manajemen dan bisnis sangatlah penting untuk melahirkan pemimpin pemerintahan maupun pemimpin di dunia bisnis pada masa mendatang. Oleh karena itu, Sampoerna Foundation menjalankan proses seleksi yang cukup ketat untuk menyaring dan menghasilkan lulusan S2 yang berkualitas dengan mengimplementasikan:• Studi kasus, yang bertujuan melihat potensi kandidat untuk

menjadi sukses di lingkungan kelas MBA. • Profi l Psikologis, yang bertujuan untuk memiliki pengertian

yang lebih baik dan mengkonfi rmasi ulang hasil dari fase pertama.

• Kunjungan ke rumah, dengan tujuan untuk memverifi kasi status fi nansial kandidat tersebut.

• Kegiatan-kegiatan sosial yang berguna untuk mengetahui kadar kepedulian sosial dan jiwa kepemimpinan yang dimiliki kandidat.

Dengan melalui proses seleksi, angka beasiswa yang ditawarkan telah dikurangi dari 21 (2005) menjadi 20 (2006). Para calon penerima beasiswa dapat memilih untuk belajar di sekolah-sekolah bisnis terbaik di dalam negeri: UI (Jakarta), IPMI (Jakarta), Prasetiya Mulya (Jakarta), ITB (Bandung), UNPAD (Bandung) and UGM (Yogyakarta).

PROGRAM BEASISWA S2 LUAR NEGERISejak 2003, program ini adalah program SF yang paling kompetitif, karena program ini memiliki persyaratan yang tinggi, namun menawarkan kesempatan yang sangat besar. Penerima beasiswa mendapatkan kesempatan untuk mengambil studi Master of Business Administration (MBA) di sekolah bisnis terbaik di seluruh dunia. Tahun 2005, SF telah memberikan 8 beasiswa S2 Luar Negeri.

Page 16: Annual report2005

26 27

serta rasa kekeluargaan yang erat. Acara yang berlangsung tiga hari ini diharapkan dapat memperkuat tali persaudaraan antara seluruh anggota keluarga besar Sampoerna Foundation. Kehadiran dalam Pertemuan Tahunan ini adalah kewajiban seluruh penerima beasiswa di tingkat universitas dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.

KEGIATAN SOSIAL REGIONALSebagai penerima beasiswa Sampoerna Foundation, dia diharapkan dapat mempertahankan nilai akademis yang baik. Selain itu, mereka juga harus mempunyai kepedulian sosial. Beberapa kegiatan sosial telah dilaksanakan oleh Klub Penerima Beasiswa Sampoerna Foundation (Sampoerna Foundation Scholars Clubs – SFSC) di Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya. Tujuan kegiatan 3 bulanan ini adalah menciptakan kerja nyata dan memberikan efek positif pada lingkungan sekitar. Di bawah ini adalah contoh kegiatan sosial SFSC:• SFSC Yogyakarta: Yogyakarta SFSC bersama dengan

Rotary Club Yogyakarta berkoordinasi dengan Micro Credit Rotary untuk kaum perempuan yang miskin untuk memulai bisnis skala kecil mereka sendiri.

• SFSC Jakarta: Dengan bertajukan “Merpati” (Manajemen Koperasi Panti Asuhan), penerima beasiswa Jakarta bertujuan membangun panti asuhan yang lebih efektif dan dapat memberikan sarana fi nancial untuk para anak asuhan tersebut.

• SFSC Surabaya: Anggota SFSC Surabaya membuat program satu bulan untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat mengenai cara mendaur ulang kertas, membuat aksesoris dan menjual makanan/minuman dengan bahan yang terbatas.

• SFSC Bandung: Para penerima beasiswa memberikan pelatihan wirausahawan dan membantu mereka mendirikan bisnis makanan kecil selama tiga minggu di panti asuhan Muhammadiyah.

KEGIATAN-KEGIATAN ALUMNI YANG KHUSUS ANTARA LAIN ADALAH:• Aktif berpartisipasi dalam Proses Seleksi & Rekrutmen dan orientasi bagi penerima beasiswa yang baru.• Turut serta dalam kegiatan sosial regional SFSC, kegiatan

Bonding dan Pertemuan Tahunan• Menyelenggarakan acara-acara yang positif (Buka Puasa, Halal Bihalal)• Membuat program kakak dan adik (dengan menjadi penasehat

bagi penerima beasiswa yang baru)• Membantu mencarikan program magang dan pekerjaan

untuk penerima beasiswa lainnya

Throughout my younger years, my family consistently struggled fi nancially with sending me to school. I even remember at one point it got so bad that my parents had to erase my writing out of an old notebook because we couldn’t afford a new one! My results were always quite good, so when Sampoerna Foundation offered a scholarship for me to attend Junior High School, I ac-cepted. One day, I was reading the Siswa Newsletter from the Foundation, and heard about the SF Entrepreneurial Competition. I did a bit of research, and realized there was a huge market for bananas in Bali due to religious ceremonies, and so I proposed a business. I won the competition, and now I am a business owner. I am extremely grateful for the opportunities that have been provided to me by SF up to now. These days I walk around with a smile, and of course, new notebooks!

Semenjak kecil, keluarga saya hampir selalu mengalami kesulitan ekonomi untuk menyekolahkan saya dan adik-adik saya. Saya masih ingat saat orang tua saya harus menghapus tulisan tangan saya di buku tulis saya yang lama sehingga buku itu bisa saya pakai lagi, karena orang tua saya tidak mampu untuk membeli buku baru! Untungnya nilai rapor saya selalu memuaskan, sehingga pada saat Sampoerna Foundation menawarkan beasiswa untuk melanjutkan ke sekolah menengah atas (SMA), saya pun diterima. Suatu hari, saya membaca Newsletter Siswa dari Sampoerna Foundation, dan saya mendapat informasi tentang Kompetisi Wirausaha. Saya melakukan sejumlah riset dan menyadari bahwa ada pasar pisang yang sangat besar di Bali yang berhubungan dengan upacara-upacara keagamaan, dan saya pun mengaju-kan proposal wirausaha tersebut. Sungguh senang ketika saya mengetahui bahwa saya memenangkan kompetisi tersebut dan saya bisa menjadi seorang wirausahawan. Saya sangat berba-hagia dengan kesempatan yang telah diberikan oleh SF sampai dengan sekarang. Hari-hari saya pun saya lalui dengan senyum dan pastinya, buku catatan baru untuk sekolah!

GEDE ARIANASampoerna Foundation National High School Scholar, Intake 2002 SMAN 1 Banjar, Bali

Penerima Beasiswa Sampoerna Foundation tingkat SMAAngkatan 2002 SMAN 1 Banjar, Bali

• Menangani program donasi buku di Aceh• Mengatur kegiatan sosial dengan anak panti asuhan• Membuat daftar surat-menyurat untuk SFAA dan situs SFAA (www.sfaa.co.id)• Mengatur Try Out untuk Ujian Nasional• Memproduksi NEST, SF Newsletter 3 bulanan• Menyumbang Rp. 8.140.000,00 untuk membantu misi dari Foundation.

Clubs (SFSC) in Jakarta, Bandung, Yogyakarta and Surabaya. The objective of these quarterly activities is to make a positive impact on the community. The following are examples of SFSC’s social activities:• SFSC Jogjakarta: Jogjakarta SFSC together with Rotary Club

Jogjakarta coordinated Micro Credit Rotary for poor women who were starting their own small scale businesses.

• SFSC Jakarta: Dubbed “Merpati” (Manajemen Koperasi Panti Asuhan), Jakarta scholars worked to develop an effective and profi table co-op in order to provide an ongoing fi nancial resource for the orphanage.

• SFSC Surabaya: Scholars conducted a month-long program to train marginalized individuals on how to recycle paper, produce accessories and sell food/drinks.

• SFSC Bandung: Scholars gave three-week training at Muhammadiyah orphanage to instill entrepreneurship sense to the orphans and help them to set up and develop the fi rst stages of a snack and pastries business.

ACTIVITIES SPECIFICALLY FOR THE ALUMNI:• Taking active part in Recruitment & Selection process and

new scholar orientation.• Continuing to be involved in regional SFSC social activities,

Scholars Bonding activities and Annual Gathering.• Organizing positive events. (Breaking fast, Halal Bihalal)• Setting up a big brother and a big sister program (by becoming mentors to the current scholars).• Helping senior year scholars fi nd internship programs and

job placements.• Handling the book donation program in Aceh.• Managing social activities with orphans.• Setting up the SFAA mailing list and website (www.sfaa.co.id).• Organizing the National Examination Try Out.• Producing NEST, the quarterly SF Alumni Newsletter.• Donating Rp. 8.14million to support the foundation’s mission.

merupakan bagian Kedutaan Besar Australia di Jakarta. Di tahun pertama telah dikirimkan 2 penerima beasiswa, Rinto Muhammadsyah dan Ira Rahmawati ke Melbourne Business School, University of Melbourne.

• Program MBA Perancis, bekerjasama dengan SCAC, bagian dari Kedutaan Besar Perancis di Jakarta. Program ini sampai saat ini belum mengirimkan satu pun penerima beasiswa dikarenakan para calon sebelumnya tidak memenuhi kualitas yang diharapkan.

• Program MBA Inggris, bekerjasama dengan British Council. Tahun pertama, Yayasan ini telah mengirimkan Eliezer Marthenny Kaeng ke London Business School.

Jumlah penerima beasiswa S2 luar negeri dan dalam negeri yang disponsori oleh SF telah mencapai 128. 114 adalah penerima beasiswa S2 dalam negeri, 11 penerima beasiswa di Amerika Serikat, 2 penerima beasiswa di Australia, dan 1 di Inggris. Pendistribusian penerima beasiswa dari Sampoerna Foundation di tingkat S2 untuk tahun ajaran 2001-2005 seperti data di Grafi k 3 di halaman 25.

ALUMNI 4725 alumni Sampoerna Foundation berasal dari tingkat Sekolah Menengah Atas dan alumni dari tingkat universitas terdapat 94 orang. Salah satu aset Sampoerna Foundation yang paling berarti dan berharga adalah alumninya. Sejak 2003, banyak ide-ide dan kegiatan yang difokuskan untuk program perencanaan dan pengembangan kegiatan-kegiatan untuk alumni Sampoerna Foundation.

Penerima beasiswa di tingkat universitas telah membentuk Asosiasi Alumni Sampoerna Foundation (Sampoerna Foundation Alumni Association – SFAA) di tahun 2004 untuk menyediakan wadah pertukaran informasi antara sesama alumni dan membina jaringan para alumni. Tahun ini, SFAA telah memilih 5 anggota presidium untuk mewakili para alumni yang datang dari kelompok yang berlainan (baik secara tingkat pendidikan maupun program beasiswa).

KEGIATAN PENERIMA BEASISWA DAN ALUMNI

PERTEMUAN TAHUNANPertemuan Tahunan adalah acara terpenting untuk penerima beasiswa, alumni dan Sampoerna Foundation. Acara ini bertujuan untuk memberi kesempatan bertemu, meningkatkan pengertian nilai-nilai dan karakter dari Yayasan ini sendiri, mengasah kualitas kepemimpinan dan kepedulian sosial

Page 17: Annual report2005

28 29

The Sampoerna Foundation initially focused on improving the access of qualified but economically disadvantaged students to the education system through a national scholarship program. This approach has had strong positive results and is continuing. However, as SF gained increasing experience with the educational system it identified that there were serious weaknesses in the quality of the education system itself. Clearly, providing access to educational systems that were sub-standard was compromising our programs.

The Sampoerna Foundation decided to thoroughly inves-tigate, analyze and determine what core problems were so adversely affecting the quality of education. Only then could SF develop specific programs tailored to addressing the issues of educational quality.

The general populace is very aware of these problems. For the wealthy, the solution was the development of private schools in Indonesia, particularly in the large cities like Jakarta and Surabaya. These private schools offered international standard curricula and used the English language for class presentations by high quality teachers in the school environment. However, only a few people could benefit. The majority of Indonesian students have to make do with a low quality education.

Without adequate education, this country is in threat of losing an entire generation, a generation that could have produced great scientists, economists and more importantly, great leaders.

Fokus utama Sampoerna Foundation adalah mempermudah akses bagi para siswa berprestasi yang tidak mampu secara finansial untuk mendapatkan hak belajarnya melalui program beasiswa nasional maupun luar negri. Melalui program ini banyak hasil positif yang telah dicapai dan program beasiswa ini akan terus diolah dan diperbaiki. Seiring bertambahnya pengalaman Sampoerna Foundation di lapangan dalam sistem pendidikan, Sampoerna Foundation menemukan banyak kelemahan dan masalah serius di dunia pendidikan Indonesia. Untuk itu, Sampoerna Foundation mulai merambah ke arah pengembangan peningkatan kualitas di bidang pendidikan.

Sampoerna Foundation memutuskan untuk menyelidiki, menganalisa, dan mencari permasalahan utama yang mempen-garuhi kualitas pendidikan negeri ini. Dengan itu, SF berupaya menghasilkan program-program spesifik guna menanggulangi masalah kualitas pendidikan Indonesia.

Sesungguhnya sebagian besar masyarakat Indonesia sudah menunjukkan kepeduliannya terhadap masalah-masalah pen-didikan. Banyaknya sekolah-sekolah swasta national plus di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya adalah salah satu contoh solusi yang ditawarkan. Sekolah-sekolah swasta tersebut menerapkan kurikulum yang berstandar internasional dan men-gunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di kelas. Sekolah yang bertaraf internasional ini didukung pula oleh ke-hadiran guru-guru yang berkualitas tinggi. Tetapi, hanya sebagian

IMPROVING THE QUALITY OF EDUCATION IN INDONESIAPENGEMBANGAN KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA

IT IS AN AMBITIOUS UNDERTAKING. BUT WE ARE OPTIMISTIC. WE HAVE TO BE. THE PRICE OF FAILURE – OR WORSE, INACTION, – IS SIMPLY TOO HIGH.INI ADALAH PROYEK YANG AMBISIUS, NAMUN KAMI OPTIMIS. KAMI HARUS, KARENA KEGAGALAN ATAU LEBIH BURUK LAGI – TIDAK BERBUAT APA-APA– ADALAH HARGA YANG TERLAMPAU MAHAL UNTUK DIBAYAR.Putera Sampoerna

Page 18: Annual report2005

30 31

banyak kepala sekolah di Indonesia yang kurang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang-bidang tersebut. Seringkali, mereka melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak penting untuk sekolah tersebut dan mereka juga tidak bekerja secara efektif dan tidak memiliki kreativitas dalam menyelesaikan suatu masalah yang sedang dihadapi sekolah tersebut.

KUALITAS SEKOLAH Bila meninjau kualitas sekolah, masyarakat kebanyakan hanya melihat renovasi sekolah secara fisik sebagai hal yang terpenting. Sesungguhnya kualitas sekolah tidak melulu berhubungan dengan bangunan fisik. Kenyataannya, kualitas sekolah dapat dikembangkan pula melalui perbaikan-perbaikan kualitas kepala sekolah, menata sarana dan prasarana sekolah berikut fasilitas-fasilitas lainnya, peningkatan keahlian para murid, pengembangan kelengkapan laboratorium sekolah (biologi, komputer dan mata pelajaran lain yang memerlukan laboratorium) dan juga pengembangan alat-alat pendukung untuk mata pelajaran olahraga. Selain itu, sekolah juga harus memancarkan atmosfer yang menyenangkan untuk belajar dan dapat menciptakan situasi belajar yang aktif dan mandiri.

...WITHOUT ADEQUATE EDUCATION, THIS COUNTRY IS IN THREAT OF LOSING AN ENTIRE GENERATION......TANPA PENDIDIKAN YANG MEMADAI, NEGARA INI TERANCAM KEHILANGAN SATU GENERASI...

ARAH KAMI SELANJUTNYADengan banyaknya masalah-masalah yang berkaitan dengan kualitas pendidikan, Sampoerna Foundation memperkenalkan tiga program baru di tahun 2005:

SQIPProgram Sampoerna Foundation yang pertama kali diluncur-kan di tahun 2005 adalah Program Pengembangan Kualitas Sekolah (School Quality Improvement Program – SQIP). Tujuan program ini secara garis besar adalah mengembangkan kualitas pendidikan di tingkat sekolah menengah atas (SMA) di seluruh penjuru Indonesia.

TEACHER QUALITYTeacher Quality is the key element influencing student academic performance. Yet the data regarding Indonesian teacher quality portrays a gloomy picture, clearly showing that most teachers in Indonesia are under-qualified and poorly trained (based on information from the Ministry of National Education 2004).

More than 30% of Indonesian teachers in all level of education do not fulfill the minimum education requirement in teaching. And, even for those that have the right credentials, there is a significant lack in the mastery of the content of their subject matter. Furthermore, most of them do not possess adequate training and knowledge regarding students’ psychology and other non-pedagogical skills needed in teaching.

To make matter worse, teachers receive one of the lowest wages in the country. These teachers often have to find side-jobs to support their living. With this low pay, lack of support and limited opportunity to grow professionally the young generation considers teaching as their last resort for employment.

PRINCIPAL QUALITYThe principal plays a vital role in a school’s teaching and instructional quality. The tasks of a principal includes selecting and maintaining outstanding teachers, working with the school community to establish a common mission, setting an instructional vision and goals, facilitating continuous instructional improvement and producing excellent academic results for all students as gauged by external tests aligned with state academic standards.

In addition, principals have increased responsibilities for traditional areas such as politics, security, public relations, finances, personnel and technology. However, most principals in Indonesia lack both knowledge and experience in these areas. In actuality, they often play an insignificant part at schools and most of the time remain ineffective and uncreative in solving the problems that the schools face.

SCHOOL QUALITYWhen referring to school quality, people often see school renovation as the only major issue that the school has to resolve. In reality, school quality deals with much more than just the physical plant. A school’s quality can be improved through improving the principal’s quality, managing the school’s resources and facilities, building the students’ capacity, upgrading the school’s laboratories (biology, computer and other subject-related laboratories) and even to developing sports-related equipment. Additionally, the school should also exude the right atmosphere; one that promotes active and independent learning.

kecil rakyat Indonesia yang beruntung dapat menikmati keme-wahan itu. Sebagian besar rakyat Indonesia terpaksa harus puas dengan kualitas pendidikan yang sangat rendah.

Tanpa pendidikan yang memadai, negara ini terancam kehilangan satu generasi, yang mungkin saja berpotensi mela-hirkan para ilmuwan, ahli ekonomi dan bahkan calon-calon pemimpin bangsa ini.

KUALITAS GURUKualitas Guru adalah elemen terpenting yang dapat mempengaruhi performa akademis seorang murid. Tetapi berdasarkan data yang terkumpul, kualitas guru-guru di Indonesia masih dibawah standar minimum dan mereka umumnya tidak mendapatkan pelatihan yang memadai (berdasarkan data dari Departemen Pendidikan Nasional 2004).

Lebih dari 30% guru Indonesia di semua tingkat pendidikan tidak memenuhi kriteria minimum untuk mengajar. Meskipun banyak guru-guru tersebut yang memiliki sertifikat resmi mengajar, tetapi masih banyak kelemahan dalam hal penguasaan materi pelajaran. Yang lebih buruk lagi adalah bahwa sebagian besar dari mereka tidak memiliki pelatihan-pelatihan yang memadai maupun pengetahuan dan keahlian dalam bidang pskilogis murid-murid selain ilmu mendidik.

Lagipula, profesi guru telah digolongkan sebagai salah satu pekerjaan yang menerima pendapatan terendah di negeri ini. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, para guru seringkali harus mempunyai beberapa pekerjaan sampingan. Dengan rendahnya gaji yang diperoleh serta tidak adanya bantuan dan kesempatan untuk berkembang secara profesional, para generasi muda saat ini berpandangan bahwa profesi guru adalah pilihan yang terakhir untuk karir mereka di masa depan.

KUALITAS KEPALA SEKOLAH Kepala sekolah memegang peranan penting di dalam proses belajar-mengajar di sekolah maupun dalam pengembangan kualitas mengajar para guru. Tugas kepala sekolah termasuk memilih dan mempertahankan guru-guru yang berprestasi, bekerjasama dengan komunitas sekolah untuk membangun misi bersama, menetapkan visi dan tujuan utama sekolah tersebut, memfasilitasi pengembangan materi pelajaran yang berkesinambungan, dan membantu menciptakan prestasi akademis terbaik bagi seluruh murid-muridnya yang terukur melalui serangkaian tes yang sejalan dengan standar akademis nasional.

Kepala sekolah juga harus memiliki tanggung jawab di berbagai bidang lainnya seperti, politik, keamanan, hubungan masyarakat, keuangan, kepegawaian dan teknologi. Tetapi,

Page 19: Annual report2005

32 33

WHERE DO WE GO FROM HEREGiven these broad ranging quality issues, the Sampoerna Foundation unveiled three new initiatives in 2005:

SQIPThe first of the programs that the Sampoerna Foundation launched in 2005 is the School Quality Improvement Program (SQIP). The program aims to improve the quality of education in secondary schools throughout the nation.

WHAT IS SQIP?Sampoerna Foundation’s School Quality Improvement Program (SQIP) works hand in hand with Indonesian Government munici-palities to establish a model for the creation of quality senior schools. The program involves providing for the development of Principals, Teachers, Students and Parental competencies and combines these with the development of curriculum and school resources. Since mid 2005, SQIP has been implemented in three schools as pilot projects. The schools are located in Depok (West Java), Sekayu (South Sumatra) and Balikpapan (East Kalimantan).

We believe in an inclusive education community that provides equal opportunity to holistic education focusing on life-long learning skills. The Sampoerna Foundation, through the use of the SQIP project, is committed to enhancing the overall quality of these schools within a time frame of three to five years.

IN THE PASTIndonesian education ranks as one of the lowest in the South East Asian region. In general, the physical condition of most senior high schools in Indonesia appears better than those of the elementary level. However, when it comes to the human resources and other non physical aspects, the senior high schools have been severely neglected as most of the attention, foreign financial aid and assistance finds its way to primary schools, private or national plus schools. Thus, in terms of human resources, the senior high schools have deteriorated until they have fallen into the “failing school” category.

According to the Education Ministry/DEPDIKNAS 2003, teachers have little commitment to the school and general interest in the progress of education is negligible. Poor salaries and lack of support from the central education authorities, coupled with the fact that attitudes towards the teaching profession have reached an all time low, continue to plague the national education system. Teachers are generally poorly trained, if indeed they have had any training at all. Almost one third of teachers at the senior high school level are untrained and many of those trained for senior high school are teaching subjects they were not trained for.

THE GREAT AIM OF EDUCATION IS NOT KNOWLEDGE BUT ACTION.TUJUAN UTAMA PENDIDIKAN ITU BUKAN PENGETAHUAN, MELAINKAN TINDAKAN.Herbert Spencer

Page 20: Annual report2005

34 35

MENGAPA SQIP?KEADAAN SEKOLAH SEBELUM DAN SETELAH SQIP SQIP telah memperkenalkan serangkaian program jangka panjang yang akan berdampak luas. Selain itu, program-program tersebut juga akan terus ditambah, dimodifikasi dan dikembangkan seiring dengan proses perubahan di setiap sekolah dan perkembangan baru di dunia pendidikan. SQIP juga membantu guru-guru dan kepala sekolah di berbagai bidang, khususnya dalam metode pengajaran dasar, materi pelajaran, dan keahlian dalam kepemimpinan. SQIP bekerjasama dengan berbagai organisasi, salah satunya adalah National Institute of Education (NIE) di Singapura, untuk mentransformasi sekolah SQIP menjadi sekolah-sekolah yang lebih baik. Hubungan antara sekolah SQIP juga terus dipelihara melalui program-program pelatihan SQIP.

Di samping itu, antar kepala sekolah dan guru dari sekolah-sekolah tersebut juga saling menjaga hubungan satu sama lain di setiap kesempatan, memberikan ide-ide untuk memperbaiki manejemen dan pengembangan profesional dalam bidang pendidikan. Para murid juga harus berpartisipasi dalam program-program seperti proyek pelayanan komunitas, kepemimpinan, moral dan program pengembangan karakter, program pengembangan bahasa, dan juga kegiatan pelatihan akademis. Pelatihan bahasa Inggris adalah salah satu program yang diunggulkan dan penerima beasiswa Fulbright ditempatkan dalam jangka waktu satu tahun untuk membantu pelatihan bahasa Inggris di sekolah SQIP.

Selama tahun pertama pelaksanaan SQIP, kepala sekolah, guru dan murid telah berhasil menunjukkan kemajuan yang baik melalui program-program pelatihan. Pada akhirnya, sekolah-sekolah SQIP tersebut bukan sekedar milik Sampoerna Foundation ataupun pemerintah daerah, tetapi menjadi tolak ukur dan panutan untuk seluruh masyarakat di lingkungan sekitarnya. Dalam waktu dekat, sekolah-sekolah SQIP mempunyai komitmen untuk menyebarkan misi SQIP ke sekolah-sekolah yang lain. Ini adalah bagian dari rencana SQIP yang memiliki tujuan untuk terus mengembangkan sekolah secara berkesinambungan di seluruh Indonesia. Wakil-wakil dari sekolah-sekolah di luar sekolah SQIP juga sering diundang untuk menghadiri program pelatihan dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan SQIP.

PENGEMBANGAN PRASARANA SEBELUM DAN SETELAH SQIP Sampoerna Foundation juga memberikan bantuan berupa perangkat komputer, printer, buku-buku, penyediaan program pertukaran guru dan murid di wilayah nasional dan internasional. Program pertukaran ini memberikan pengalaman belajar yang sangat berguna untuk sekolah SQIP. Perbaikan secara fisik telah dibantu oleh pemerintahan daerah melalui departemen pendidikan

APA ITU SQIP?Program SQIP ini adalah hasil kerjasama Sampoerna Foundation dengan Pemerintahan Daerah di Indonesia dalam membangun contoh sekolah menengah atas (SMA) yang berkualitas. Program ini juga termasuk penyediaan pengembangan kompetensi untuk kepala sekolah, guru, murid serta orang tua melalui pengemban-gan kurikulum dan sarana-sarana sekolah. Sejak pertengahan 2005, SQIP telah diterapkan di tiga sekolah sebagai pilot project. Sekolah-sekolah ini berlokasi di Depok Jawa Barkat (SMAN 3 Depok), Sekayu, Sumatera Selatan Jawa Barat (SMAN 2) dan Balikpapan, Kalimantan Timur (SMAN 2).

Sampoerna Foundation, melalui proyek SQIP, memiliki komit-men untuk meningkatkan kualitas keseluruhan sekolah-sekolah itu dalam jangka waktu tiga hingga lima tahun kedepan.

DI MASA LALU Peringkat pendidikan di Indonesia adalah salah satu yang terburuk di wilayah Asia Tenggara. Secara keseluruhan kondisi fisik sekolah-sekolah menengah atas (SMA) di Indonesia pada umumnya lebih baik daripada sekolah-sekolah dasar (SD). Bila dilihat dari sumber daya manusia (SDM) dan faktor-faktor lain selain kondisi fisik, hal-hal ini seringkali dilalaikan. Bahkan untuk sumber daya manusia (SDM), keadaan sekolah-sekolah menengah atas (SMA) di Indonesia terus memburuk sehingga acapkali dikualifikasikan sebagai sekolah-sekolah yang berkualitas terburuk.

Yang lebih menyedihkan lagi, guru-guru tidak memiliki komit-men dan dedikasi terhadap sekolah tempat mereka mengajar dan perhatian mereka pada perkembangan pendidikan sangatlah minim. Rendahnya pendapatan dan tidak adanya bantuan dari pihak pemerintah menjadikan profesi guru tidak diminati dan mempengaruhi sistem pendidikan nasional. Guru-guru tersebut tidak terlatih dengan baik dan bahkan banyak diantara mereka yang tidak mendapat pelatihan sama sekali. Hampir sepertiga guru-guru sekolah menengah atas (SMA) tidak terlatih dan sebagian dari mereka mengajar mata pelajaran yang sebelumnya tidak pernah mereka tekuni. (Sumber: DEPDIKNAS 2003)

PROSES PEMILIHAN SEKOLAH SQIPSekolah-sekolah SQIP kami dipilih berdasarkan komitmen pemerintahan daerah setempat, Departemen Pendidikan Nasional (DIKNAS), kepala sekolah dan guru dari sekolah tersebut. Sekolah yang terpilih harus memiliki tekad dan komitmen yang tinggi untuk menjadi lebih baik. Kebanyakan dari sekolah-sekolah SQIP tidak memiliki fasilitas fisik yang memadai, namun hal itu akan dikembangkan oleh pemerintahan daerah setempat.

HOW SCHOOLS ARE SELECTED FOR SQIPOur SQIP schools are rigorously selected based on the commitment of the local government, the National Education Department (Departemen Pendidikan Nasional – DIKNAS), the principals and the teachers of the school amongst other factors. The selected schools must have a desire and commitment for improvement. Most of SQIP schools lack suitable physical facilities; however, and development of these is are supported by the local government.

WHY SQIP? EDUCATION IN SCHOOLS DURING AND AFTER SQIPSQIP has ambitiously introduced a series of long-term high-impact programs that are continuously being added to, modified and improved in conjunction with the process of change within each school and new developments in the world of education. Teacher and principal capability have been assisted by SQIP in many ways, particularly in general pedagogy, subject content and leadership skills. SQIP has partnered with many organizations, including the National Institute of Education in Singapore, to assist schools on their trek for school renewal. The relationship between the SQIP schools has been enhanced through the SQIP training programs.

Principals and teachers keep in regular contact with each other other, sharing ideas for better management and professional development. Students participate in many programs such as: community service projects, Toastmasters, moral and character development programs, language development programs, as well as various academic training activities. Considerable effort is put into English language training and Fulbright scholars are placed in SQIP schools for a year to assist in English language training. Principals, teachers and students have made good progress in their training programs during the first year of SQIP. In the end, SQIP schools belong to the foundation and the local government; they serve as the model school for all of the stakeholders in the surrounding community. SQIP schools are committed to rolling out the SQIP project to other schools in their immediate area. This is part of the sustainability aspect of the project and one that will ensure the continuation of school improvement throughout the nation. Thus, representatives from non SQIP schools that are located in our SQIP school-districts are frequently invited to attend training programs and participate in activities.

EXCHANGES AND INFRASTRUCTURE IMPROVEMENTS DURING AND AFTER SQIPThe Sampoerna Foundation has also donated computers, printers, library books, prizes and exchange programs for teachers and students around the nation (and even to Singapore). The

Page 21: Annual report2005

36 37

FAILURE SELDOM STOPS YOU. WHAT STOPS YOU IS THE FEAR OF FAILURE.KEGAGALAN JARANG MEMBUATMU BERHENTI BERUSAHA. YANG MEMBUAT KAMU BERHENTI ADALAH RASA TAKUT AKAN KEGAGALAN.Jack Lemmon

exchanges have been incredible learning experiences for our SQIP school family. Physical improvements have been aided by the local government through the local education departments. Building plans for a completely new school in Balikpapan are complete and work will begin in June 2006. SMAN 2 Sekayu’s building renovation and extension will begin in May 2006.

SUSTAINABILITYAs SQIP gathers momentum, our commitment and responsibili-ties become even greater and more demanding. The SQIP team is forever expanding its resource base as well as developing new programs with the schools, so that our commitment to the young generation of the nation can be far reaching and sustained, well into the future.

TEACHER EDUCATION INSTITUTEBased on the latest report from the Ministry of National Education, almost one third of High School teachers in Indonesian schools do not meet the minimum teaching requirements. Other studies have shown that many of the “qualified” teachers lack an understanding of their subject-matter, have no previous training in student psychology and lack knowledge of basic teaching methods

Not surprisingly, these under-qualified teachers are producing sub-standard students. As this condition worsens, a generation of bright young Indonesians becomes at risk of falling behind their international counterparts. Determined to make a difference, the Foundation has decided to take action by establishing a new program called the Teacher Education Institute (TEI).

TEI is the first private teacher training institute in Indonesia that utilizes a quality overseas curriculum and teaching methodologies. Established by Sampoerna Foundation, its vision is to increase the number of qualified teachers in Indonesia and at the same time, develop the quality of the Indonesian education system. Officially, TEI will be launched in July 2006. However, the first stage of teacher training, targeted for SQIP school teachers, began in November 2005.

The high quality teachers that will graduate from TEI are expected to facilitate the efforts to raise the standard of education in the country, starting at the High Schools where they work. They will produce a ripple effect that motivates other teachers and other school administrators to join them in improving the standard of education in both their schools and in neighboring schools.

In order to ensure the quality of this program, the Sampoerna Foundation has formed a partnership with the Singapore National Institute of Education (NIE). NIE is considered Singapore’s premier centre for teacher training, in-service development, school leadership education and school development. Coupled with their extensive educational research activities, NIE is recognized as

daerah setempat. Pembangunan gedung sekolah baru di Balikpapan akan selesai dan mulai beroperasi pada awal bulan Juni 2006. Renovasi gedung SMAN 2 Sekayu akan dimulai pada bulan Mei 2006.

KONSISTENSISeiring dengan momentum SQIP, komitmen dan tanggung jawab kami menjadi lebih besar.Tim SQIP akan terus berkembang dan mengembangkan program-program baru dengan sekolah-sekolah lain demi mewujudkan tekad kami untuk memberikan masa depan yang lebih baik bagi para generasi muda.

INSTITUT PENDIDIKAN GURUBerdasarkan data terbaru dari Departemen Pendidikan Nasional, hampir sepertiga guru-guru sekolah menengah atas (SMA) di Indonesia tidak memenuhi kualifikasi minimum untuk mengajar. Data lain juga menunjukkan bahwa diantara guru-guru yang berkualitas, banyak yang tidak memiliki pemahaman cukup atas mata pelajaran yang ditangani maupun mendapatkan pelatihan yang tepat di bidang psikologi murid dan kurangnya pengetahuan dasar metode mengajar.

Hasilnya pun mudah ditebak, guru-guru ini akan menghasilkan siswa-siswa yang tidak berkualitas. Dengan semakin memburuknya keadaan, generasi muda Indonesia yang berkualitas terancam punah. Kebulatan tekad untuk membuat suatu perubahan men-dorong Sampoerna Foundation untuk mengambil satu langkah ke depan dengan membentuk program Institut Pendidikan Guru (Teacher Education Institute – TEI).

TEI adalah institusi pelatihan guru pertama di Indonesia yang menawarkan kurikulum dan metodologi pengajaran yang bertaraf internasional. Visi TEI adalah memperbanyak jumlah guru yang berkualitas di Indonesia dan dalam waktu yang bersamaan, mengembangkan kualitas sistem pendidikan di Indonesia. Secara resmi, TEI akan diluncurkan pada bulan Juli 2006. Namun, pelatihan guru ini telah diterapkan bagi guru-guru sekolah SQIP sejak bulan November 2005.

Guru dengan kualitas tinggi yang akan lulus dari TEI diharapkan dapat menaikkan standar pendidikan di negri ini, dimulai dari Sekolah Menengah Atas (SMA) tempat mereka bekerja. Mereka juga diharapkan dapat memotivasi guru-guru maupun kepala sekolah lainnya untuk bergabung dengan mereka dalam memperbaiki standar pendidikan di sekolah mereka dan juga di sekolah-sekolah lainnya.

Untuk program ini, Sampoerna Foundation bekerjasama den-gan Institusi Pendidikan Nasional Singapura (Singapore National Institute of Education – NIE). NIE adalah pusat pelatihan guru yang terbaik di Singapura. NIE menyediakan pengembangan program pelatihan, pendidikan kepemimpinan sekolah dan pengembangan sekolah. Selain mengadakan riset pendidikan

Page 22: Annual report2005

38 39

THE TIME IS ALWAYS RIGHT TO DO WHAT IS RIGHT.

WAKTU SELALU TEPAT UNTUK MELAKUKAN HAL YANG BENAR.

Martin Luther King Jr.

being one of the most forward looking and successful innovators in the field of education in the region.

All of the programs at TEI have been designed for high school teachers and principals, from both private and state schools, who are interested in advancing their teaching and leadership skills. In order to make the training a productive experience for everyone involved, it is important that participants have:• Strong personal motivation to active participation• An open mind to challenge discussions• Full support from their home institution• Basic knowledge of the English language

With all these factors in place, we are confident that the program will help this country harvest more qualified teachers and subsequently, give birth to a better generation of leaders.

INSTITUTIONAL DEVELOPMENT PROGRAM (IDP)The idea of establishing the Institutional Development Program (IDP) evolved as the Sampoerna Foundation recognized the need for a world-class business school in Indonesia. None of the business schools that were currently operating in the country made it on-to the list of the Best Business Schools in the Asia-Pacific region (according to Business Week 2004).

Many Indonesian companies prefer to hire students who have studied overseas based on the poor reputation of the local education institutions. Multi-national companies consider students who have studied overseas to have received a superior quality of education. These students also gain exposure to differ-ent viewpoints due to the multi-cultural environment at foreign universities, which makes them more qualified candidates for the workplace. On top of that, for middle to high management levels, most companies in Indonesia would rather pay top dollars to hire expatriates who have proven track records in their own fields, rather than spending less by recruiting local people with a local education.

This made the Foundation realize that Indonesia was in desperate need of an educational facility which could compete with the best in neighboring countries and establish a set of best practices for Indonesian universities to emulate. Unfortunately, most universities in Indonesia are quite run down: they are not equipped with the latest technology and they struggle to compete with foreign institutions. Their case-studies are out-dated and replete with outmoded theories that can not address the needs of Indonesia’s corporate world.

Sampoerna Foundation has acknowledged these issues, and has vowed to make a difference. SF determined that a bridge must be built to close the gap that exists in quality

yang intensif, NIE juga dikenal sebagai salah satu institut pen-didikan yang memiliki pandangan jauh ke depan dan dianggap sebagai inovator yang sukses di bidang pendidikan.

Seluruh program TEI telah disusun bagi para kepala sekolah dan guru-guru sekolah menengah atas (SMA), baik dari sekolah swasta maupun negri, yang tertarik untuk memajukan dan mengembangkan keahlian mengajar dan memimpin. Untuk membuat pelatihan ini menjadi pengalaman yang berguna untuk seluruh peserta yang bersangkutan, sangatlah penting bagi para peserta untuk memiliki:• Motivasi pribadi yang kuat untuk berpartisipasi secara aktif• Berpandangan terbuka dalam berdiskusi• Dorongan penuh dari tempat mereka bekerja• Penguasaan Bahasa Inggris dasar

Dengan hadirnya semua elemen di atas, program TEI diharapkan dapat membantu negara ini melahirkan lebih banyak lagi guru-guru yang berkualitas dan yang lebih penting lagi, melahirkan generasi yang lebih baik untuk menjadi pemimpin negara ini.

PROGRAM PENGEMBANGAN INSTITUSIIde pembentukan Program Pengembangan Institusional (Institutional Development Program=IDP) muncul karena Sampoerna Foundation menyadari pentingnya keberadaan sekolah bisnis yang mempunyai kualitas dunia di Indonesia. Saat ini, tidak ada sekolah bisnis di Indonesia masuk ke dalam daftar Sekolah Bisnis Terbaik di wilayah Asia Pasifik. (Sumber: Business Week 2004)

Banyak perusahaan Indonesia lebih memilih untuk mem-pekerjakan pegawainya yang pernah menimba ilmu di luar negeri akibat reputasi buruk yang dimiliki institusi pendidikan lokal. Perusahaan-perusahaan asing menganggap murid- murid yang belajar di luar negeri telah mendapatkan kualitas pendidikan terbaik. Murid-murid tersebut juga dianggap mempunyai wawasan yang lebih luas, karena terbiasa dengan perbedaan budaya di lingkungan universitas di luar negeri. Hal ini yang menambah nilai plus mereka, sehingga menjadi lebih diminati oleh perusahaan-perusahaan. Selain itu, perusahaan multi-nasional cenderung memilih mempekerjakan tenaga ahli dari luar negeri dengan bayaran tinggi karena mereka mempunyai jam terbang yang tinggi di bidangnya, daripada mempekerjakan tenaga kerja lulusan dalam negeri yang meminta bayaran yang jauh lebih rendah.

Hal-hal ini menjadi pertimbangan Sampoerna Foundation untuk menciptakan terobosan baru, karena saat ini, Indonesia

Page 23: Annual report2005

40 41

between internationally educated students, and locally edu-cated students. The foundation proposes to transform a chosen Indonesian state university, which it will groom to become one of the best business schools in Asia, capable of providing a multi-cultural education experience which rivals that of the region’s leaders. This program has been named the Institutional Development Program (IDP).

For the pilot project, Sampoerna Foundation has decided to work with Institut Teknologi Bandung (ITB). This local partner will assist in grooming the new generation of business graduates who can compete on the international stage. A Memorandum of Understanding (MOU) was signed between ITB and the Founda-tion during November 2005. As a starting point, the partnership will focus on improving the quality in the School of Business and Management at ITB (SBM-ITB). Subsequent steps will include but not be limited to developing the business plan for SBM-ITB, revamping all of the existing programs and locating the SBM-ITB Jakarta campus at the Sampoerna Strategic Square.

The partnership will raise standards of productivity and produce intellectually equipped local graduates who are capable of competing with their counterparts from other Asian nations. It is expected that within 10 years, SBM-ITB will be identified as one of the best business schools in Asia. The initiative will later expand to include other Indonesian universities in an effort to build capacity and transfer knowledge.

Moving forward, we are optimistic that we will gain addi-tional knowledge and experience in addressing these systemic educational issues. Working collaboratively with others, we can make a difference.

sangat membutuhkan fasilitas pendidikan yang dapat bersaing dengan sekolah-sekolah terbaik di negara tetangga dan dapat membangun serangkaian program yang terbaik guna menandingi sekolah-sekolah tersebut. Tetapi, kebanyakan universitas-universitas di Indonesia beroperasi dengan sangat lamban dan tidak dilengkapi dengan teknologi terkini sehingga sulit bersaing dengan institusi-institusi asing. Studi-studi kasus mereka pun sudah usang dan teori-teori yang dipakai pun sangat ketinggalan jaman sehingga tidak dapat diaplikasikan dengan kebutuhan Indonesia yang sudah mulai memasuki pasar dunia.

Sampoerna Foundation berusaha menjawab masalah-masalah tersebut dengan membangun suatu jembatan yang dapat memperkecil jarak antara para lulusan luar negri dan lulusan dalam negeri. Oleh karena itu, Sampoerna Foundation akan mentransformasi salah satu universitas negeri di Indonesia agar menjadi bisa menjadi salah satu sekolah bisnis terbaik di Asia, yang dapat menyediakan pendidikan dan pengalaman dalam lingkungan multi-kultural. Program baru ini dinamakan Program Pengembangan Institusi (Institutional Development Program = IDP).

Untuk proyek pertamanya, Sampoerna Foundation telah memilih untuk bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Sampoerna Foundation akan membantu ITB memperbaiki dan mengembangkan lulusan dari bidang bisnis yang dapat bersaing di tingkat internasional. Kesepakatan bersama tersebut (Memorandum of Understanding = MOU) ditandatangani oleh pihak ITB dan Sampoerna Foundation pada bulan November 2005. Sebagai langkah awal, kerjasama ini akan menitikberatkan pada pengembangan kualitas di Sekolah Bisnis dan Manejemen di ITB (SBM-ITB). Langkah-langkah berikutnya termasuk pengembangan rencana bisnis ke depan untuk SBM-ITB, merombak dan memperbaiki semua program-program yang sudah ada, dan membangun kampus SBM-ITB Jakarta di Sampoerna Strategic Square.

Kerjasama ini diharapkan dapat menaikkan standar produktivitas dan melahirkan lulusan dalam negeri yang memiliki intelektualitas tinggi agar dapat bersaing dengan rekan-rekan yang berasal di wilayah Asia. Dalam jangka waktu 10 tahun, SBM-ITB diharapkan akan diakui sebagai salah satu sekolah bisnis terbaik di Asia. Di kemudian hari, program ini akan diperluas dengan mengikutsertakan universitas lainnya di Indonesia dalam membangun kapasitas dan menyebarluaskan pengetahuan yang sudah didapat.

Sampoerna Foundation optimis bahwa di masa depan, pengetahuan dan pengalaman kami akan terus bertambah dalam mengurai semua masalah sistem pendidikan. Bersama dengan para mitra Sampoerna Foundation yang lain, kami yakin kami akan dapat membuahkan perubahan yang nyata di dunia pendidikan Indonesia.

...BERSAMA DENGAN MITRA KAMI, KAMI YAKIN DAPAT MENGHASILKAN PERUBAHAN...

...WORKING COLLABORATIVELY WITH OTHERS, WE CAN MAKE A DIFFERENCE...

Page 24: Annual report2005

42 43

ACEH EDUCATION RECOVERY REPORTPROGRAM PEMULIHAN PENDIDIKAN ACEH

ENERGY AND PERSISTENCE CONQUER ALL THINGS.KERJA KERAS DAN KETIDAKPUTUSASAAN MAMPU MENGALAHKAN SEGALANYA.Benjamin Franklin

Page 25: Annual report2005

44 45

A study conducted in 2003 revealed that the quality of educa-tion in the Aceh region was one of the poorest in the whole country. Just 28% of teachers in the primary and junior high school systems had relevant academic qualifications, and just 50% of teachers within the senior high system could say the same. Over twenty years of ongoing conflict within the region added to the problem, often forcing teachers to flee the area in fear.

The situation suffered another major setback with the December 26 tsunami of 2004.

According to figures from the Ministry of National Education, the natural disaster wiped out over 1,800 teachers, 17,000 primary and secondary students and caused major damage to or destroyed over 1,150 schools. More than 10,000 students became orphans that day, and thousands of teachers were forced to live in tents and barracks.

Prior to the tsunami, SF had provided over five hundred scholarships to senior high school students in the Aceh region. After the 2004 disaster however, only eighty five of these students were accounted for. Eight students were confirmed dead but the whereabouts of the remaining students is still to this day, unknown.

The tsunami may be off the front pages but the struggle for life continues on the ground due to the slow and painful reconstruction process. It is within Sampoerna Foundation’s charter to react during these times of need, and whilst the conditions were extremely challenging, work continues on restoring and improving the region’s education system for future generations.

We are quite pleased with Sampoerna Foundation’s reaction to this disaster. Within weeks of the disaster the Foundation had a plan in place to restore and improve the education system of this region. Through rebuilding schools, retraining teachers and financially assisting students, SF was able to offer a compre-hensive package to address the devastation to Aceh’s education system. This commitment continues through partnerships with the local government, educational offices and other philanthropic organizations. Most importantly however, was the reaction from

Sebuah penelitian yang diadakan tahun 2003 menyebutkan bahwa kualitas pendidikan di daerah Aceh adalah termasuk yang terburuk di negri ini. Hanya 28% dari guru-guru di tingkat SD dan SMP yang memiliki kualifikasi akademis dan hanya 50% guru SMA yang mempunyai sertifikat mengajar. Selama dua puluh tahun daerah ini terus dilanda konflik sehingga banyak guru yang terpaksa harus mengungsi ke tempat lain karena dipenuhi rasa takut.

Situasi ini semakin terpuruk akibat tsunami yang terjadi tanggal 26 Desember 2004. Menurut data yang dihimpun Kementrian Pendidikan Nasional, bencana alam ini telah menelan korban sebanyak 1,800 guru, 17,000 siswa SD, SMP dan SMA, dan menghancurkan setidaknya lebih dari 1,150 sekolah. Lebih dari 10,000 siswa menjadi yatim hari itu dan ribuan guru harus tinggal dan hidup di tenda maupun barak.

Sebelum kejadian tsunami, SF telah memberikan lebih dari 500 beasiswa kepada para pelajar SMA di daerah Aceh. Setelah bencana, hanya 85 dari penerima beasiswa yang diketahui nasibnya. Delapannya telah dinyatakan meninggal dan sisanya hingga hari ini belum diketahui keberadaannya.

Bencana tsunami mungkin sudah berhenti menghiasi halaman depan surat kabar, namun perjuangan untuk hidup masih terus berjalan akibat lambannya proses rekonstruksi yang terjadi. Oleh karena itu, Sampoerna Foundation memutuskan untuk bertindak dalam situasi yang serba sulit ini. Walaupun seringkali mengalami hambatan dan rintangan, yayasan ini terus berusaha membantu memulihkan dan memperbaiki kualitas pendidikan untuk generasi mendatang di Aceh dan sekitarnya.

Kami cukup berbesar hati atas hasil yang telah kami capai bersama para mitra kami untuk pemulihan di Aceh. Hanya dalam waktu singkat, Sampoerna Foundation telah mem-bangun rencana jangka panjang untuk memulihkan dan memperbaiki sistem pendidikan di sana. Melalui pengadaan bimbingan belajar, pelatihan guru dan pemberian beasiswa, SF mencoba menciptakan suatu paket lengkap dalam proses pemulihan kerusakan dan kebobrokan sistem pendidikan di Aceh. Komitmen ini terus kami pelihara melalui bantuan para

ACEH UPDATETERBARU DARI ACEH

Page 26: Annual report2005

46 47

our partners. Their swift and generous donations enabled us to react almost immediately to this tragedy.

Using these funds, the Foundation was able to set up numer-ous programs which assisted in the rebuilding of the education system in this devastated region. These programs included the emergency school tent program, which was extended after sourcing over one hundred and thirty four tents for temporary student accommodation. On top of this, the Foundation ran a water purifi cation program, a national examination preparation tutorial, a university entrance examination preparation tutorial, a textbook donation program, a school renovation program, scholarship programs for junior high school to university levels, a lab school construction program and a school partnership program. We will continue to dedicate our resources and ener-gies to assisting Aceh’s educational system recover from this terrible natural disaster.

SHEILA TALITHASF National High School Alumni, AcehAlumni Penerima Beasiswa SMAN, Aceh

It was like any other Sunday when the quake struck our city, on the 26th of December, 2004, at around eight o’clock in the morning. At that exact moment I was eating breakfast with my family. I remember very well how the earthquake damaged the things in our house and scattered them everywhere. My family and I ran out of our house to save ourselves. Our home was very close to the coast, and it was not long before a wall of water fi fteen meters tall was bearing down on us and our village. My family and I ran for safety, but in the end the seawater swept over us all. I sank down into the fl ood before popping back up to the surface when, fortunately, I found a fl oating piece of wood that I could hold onto. I was then carried by the water over two kilometers, where I was able to climb onto the roof of somebody’s house and wait until the water subsided. I was so thankful to be safe. I am one of just eighty fi ve surviving Sampoerna Foundation Scholars in Aceh, out of over fi ve hundred. The damage and destruction to my surroundings has been unbelievable, losing my family has been unbelievable, but my fi ghting spirit is as strong as ever. I refuse to give up, and thankfully, Sampoerna Foundation shares that spirit. They have been a strong supporter of mine through these diffi cult times, and their response to this disaster was extremely appreciated. My results remain strong, and I dream of getting an Undergraduate Scholarship to further my knowledge and abilities. I know that it is what my family would have wanted.

Sama seperti hari-hari Minggu lainnya, ketika gempa menguncang kota kami tanggal 26 Desember 2004 lalu sekitar jam 8 pagi, saya sedang makan pagi dengan keluarga saya. Saya masih ingat betul bagaimana gempa itu merusak rumah kami dan semua perabotannya. Semua barang berceceran dan hancur berantakan. Saya dan keluarga saya lalu berlari keluar, namun kami dihadang oleh luapan air yang tingginya sekitar 15 meter yang datang menghantam kami dan desa kami. Kami berusaha lari untuk menyelamatkan diri, namun akhirnya kami terbawa arus. Saya kemudian teng-gelam, namun saya terus berusaha menjulurkan kepala untuk menghirup udara ke atas. Untungnya, saya bisa memegang seonggok kayu yang terapung. Saya terus terbawa arus hingga 2 kilometer jauhnya dan akhirnya saya berhasil naik ke atas atap rumah seseorang dan saya menunggu hingga pasangnya surut.

Saya sangat bersyukur karena masih bisa selamat. Saya adalah satu dari antara sekitar 85 penerima beasiswa Sampoerna Foundation yang selamat. Kerusakan dan kehancuran sekeliling saya sungguh sangat dashyat, ditambah lagi saya kehilangan seluruh keluarga inti saya, namun semangat juang saya tidak akan pernah sirna.

Saya tidak mau menyerah dan untungnya, Sampoerna Foundation juga terus memupuk seman-gat itu. Selama ini, Sampoerna Foundation telah banyak menolong saya dan saya berterimakasih atas respons mereka terhadap bencana ini. Nilai-nilai saya di kelas tetap terjaga dan saya berharap bisa menerima beasiswa lagi untuk meneruskan S1 saya. Saya yakin inilah yang diinginkan oleh keluarga saya.

mitra SF, baik itu dari pemerintahan daerah, dinas pendidikan maupun organisasi nirlaba lainnya. Kami sungguh menghargai reaksi yang cepat dari para mitra kami. Uluran tangan mereka yang begitu tulus dan dermawan sangat membantu kami dalam memberikan bantuan bagi para korban tragedi ini.

Dengan bantuan tersebut, kami dapat mengelola sejumlah program yang berguna untuk pembangunan ulang sistem pendidikan di daerah-daerah yang terkena dampak tsunami. Program-program ini terus kami galakkan, walaupun kami telah memberikan lebih dari 134 tenda sekolah darurat untuk tempat tinggal sementara para korban tsunami. Selain itu, kami juga membantu pengadaan air bersih, pengadaan bimbingan belajar untuk persiapan ujian nasional, pelatihan ujian masuk universitas, pemberian buku sekolah, program renovasi sekolah, program beasiswa untuk para siswa di tingkat SMP hingga S1, perbaikan laboratorium sekolah dan program kerjasama antar sekolah. Kami akan terus mencurahkan tenaga dan waktu kami untuk membantu pemulihan sistem pendidikan di Aceh sehingga dapat menjadi lebih baik di masa depan.

Page 27: Annual report2005

48 49

FOSTERING PARTNERSHIPSMEMBINA KEMITRAAN

ALONE WE CAN DO SO LITTLE; TOGETHER WE CAN DO SO MUCH.SENDIRI, KITA TIDAK BISA MELAKUKAN BANYAK HAL. NAMUN BERSAMA, KITA BISA MENYELESAIKAN BANYAK PERKARA.Helen Keller

Page 28: Annual report2005

50 51

PT HM SAMPOERNAFREEMAN FOUNDATION USAINTERNATIONAL FINANCE CORPORATION (IFC)CREDIT SUISSE FIRST BOSTONAUSTRALIAN EDUCATION CENTREPT BANK RAKYAT INDONESIABRITISH COUNCILFULBRIGHT FOUNDATIONMINISTRY OF NATIONAL EDUCATIONLE SERVICE DE COOPERATION ET D’ACTION CULTURELLE (SCAC)BANK INDONESIAPT ABDI BANGSA TBKBOSTON CONSULTING GROUPCIMB SECURITIESDAYA DIMENSI INDONESIAPT DEXA MEDICAERNST AND YOUNGFIRST STATE INVESTMENTSJAKARTA POSTMARKPLUS AND COMEGA CAPITAL INDONESIASURABAYA STOCK EXCHANGEMCKINSEY AND COMPANYCITIGROUPPT ASURANSI AIU INDONESIAHAY GROUPPLAZA SENAYANCOMPUTER ASSOCIATES INDONESIA (CA)PT SIEMENS INDONESIAPT SURYAMAS DUTA MAKMUR TBKINTERNATIONAL BACCALAUREATE ORGANIZATION (IBO)UWC (UNITED WORLD COLLEGES)SARI PAN PACIFICSUD CHEMIEPT. KERETA API INDONESIAYAYASAN AIRLANGGA, BALIKPAPANCYPRESS CREEK CHURCHNETHERLANDS COMMUNITYNEW ZEALAND GOVERNMENTINDONESIAN INTERNATIONAL EDUCATION FOUNDATION (IIEF)UNITED STATES INDONESIA SOCIETY (USINDO)HARLEY OWNERS GROUP (HOG) JAKARTA CHAPTERINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)GIVE2ASIANATIONAL INSTITUTE OF EDUCATION (NIE)GENERAL ELECTRIC (GE)ATLAS LOGISTICBANK NIAGAISKL (INTERNATIONAL SCHOOL OF KUALA LUMPUR)BAO SHAN ORIENTAL TOBACCOTETRA PAK INDONESIARCTIDHARMA WANITAKEMENTRIAN LINGKUNGAN HIDUPAL-MIZANPPLH (SULAWESI SELATAN)FKPSM (MEDAN)MADANIA ROTARY CLUBPT EKA KOLESE INDONESIA AUSTRALIAAMCHAM INDONESIANURANI CLUB

Mon

etar

y D

onat

ion

Elem

enta

ry

Scho

ol S

chol

arsh

ips

Juni

or H

igh

Scho

ol S

chol

arsh

ips

Seni

or H

igh

Scho

ol S

chol

arsh

ips

Ove

rsea

s H

igh

Scho

ol S

chol

arsh

ips

Ove

rsea

s U

nder

-gr

adua

te S

chol

arsh

ips

Ove

rsea

s M

BA

Scho

lars

hips

SQIP

Pro

gram

Teac

her

Educ

atio

n In

stit

ute

Inst

itut

iona

l D

evel

opm

ent

Prog

ram

Inte

rnsh

ip P

artn

er

Aceh

Edu

cati

on

Reco

very

Pro

gram

Gol

f To

uram

ent

Soci

al E

xhib

itio

n

Med

ia C

over

age

Busi

ness

Adv

isor

y Se

rvic

es

As Sampoerna Foundation and its programs grew in 2005, so did its list of partners. Many new names have been added to the list of supporters of the new and existing initiatives. We are extremely pleased and grateful to the companies who rose to this challenge, enabling us to evolve into a Foundation that offers scholarships and can now also offer a total education assistance package.

The Foundation’s largest contributor is PT Handaya Mandala Sampoerna Tbk (PT HM Sampoerna), one of the country’s most profitable and fastest growing tobacco companies. Despite acquisition of the tobacco giant by Phillip Morris International in 2005, PT HM Sampoerna remains committed to the Foun-dation. Its unrestricted donation has been utilized to support the Foundation’s full range of operational activities as well as the Aceh Education Recovery Program. Additionally, PT HM Sampoerna also participates as an internship partner.

A notable contribution was also made by the Freeman Foundation, USA, which responded admirably to the Tsunami disaster by donating US$1,000,000 to our educational relief efforts in the grief stricken region. This not only symbolizes a great partnership between the two Foundations, it also shows that awareness of our organization and its mission is spreading, and our credibility is growing on the international scene.

Partnerships are vital to the work we are doing, as no one group of people can achieve this mission alone. It is a huge task that requires a massive response, and we are delighted by the growth we have shown in this past year. By growing and aligning ourselves with key corporate and philanthropic partners, the big winners are the students, teachers and principals of Indonesia. Their futures are looking brighter already, thanks to the generous contributions of our partners.

SAMPOERNA FOUNDATION PARTNERSMITRA SAMPOERNA FOUNDATION

Seiring berkembangnya Sampoerna Foundation dan peluncuran program-program barunya, daftar mitra Sampoerna Foundation pun terus bertambah. Banyak mitra yang baru menjalin kerjasama dengan Sampoerna Foundation. Kami sangat berterima kasih kepada perusahaan maupun organisasi yang mau turut ambil bagian dalam tantangan membangun pendidikan di Indonesia. Kerjasama ini tidak hanya sebatas untuk memberikan beasiswa tetapi juga berupa pendanaan program yang bersentuhan langsung dengan sektor pendidikan.

Hingga kini, penyumbang terbesar Sampoerna Foundation adalah PT Handaya Mandala Sampoerna Tbk (PT HM Sampoerna), salah satu perusahaan rokok yang perkembangannya sangat pesat. Meskipun telah dibeli oleh perusahaan rokok internasional, Phillip Morris International, tahun 2005 lalu, PT HM Sampoerna tetap meneruskan komitmennya dengan Sampoerna Foundation. Kontribusi yang diberikan PT HM Sampoerna digunakan untuk membiayai kegiatan operasional Yayasan ini dan Program Pemulihan Sektor Pendidikan di Aceh. PT HM Sampoerna juga berpartisipasi sebagai salah satu mitra kerja magang Sampoerna Foundation.

Selain PT HM Sampoerna, kontribusi lain juga datang dari Freeman Foundation, Amerika Serikat. Kontribusi sebesar US$1,000,000 disumbangkan untuk program pemulihan pendidikan Aceh pasca tsunami. Hal ini tidak hanya merupakan simbol kerjasama antara dua yayasan, tetapi juga pembuktian bahwa Yayasan ini dan misi-misi kami telah dikenal oleh dunia luar dan kredibilitas kami pun telah berkembang di tingkat internasional.

Kerjasama adalah hal yang penting dalam mewujudkan cita-cita kami, karena tidak seorang pun yang bisa meraih sesuatu tanpa bantuan orang ataupun kelompok lain. Ini adalah tugas yang berat dan memerlukan partisipasi dari khalayak ramai. Kami sangat puas dengan perkembangan beberapa tahun terakhir ini. Kami akan terus berupaya menjalin kerjasama dengan perusahaan maupun individu dalam menjalankan misi kemanusiaan demi kemajuan pendidikan Indonesia sehingga para siswa, guru dan kepala sekolah di Indonesia dapat menikmati hak yang selayaknya mereka terima. Masa depan yang lebih cerah telah ada dalam genggaman mereka berkat bantuan semua mitra yang telah memberikan kontribusi demi tercapainya misi Yayasan ini.

Page 29: Annual report2005

52 53

MEET THE BOARDDEWAN PENGURUS SAMPOERNA FOUNDATION

THE ACHIEVEMENTS OF AN ORGANIZATION ARE THE RESULTS OF THE COMBINED EFFORT OF EACH INDIVIDUAL.KEBERHASILAN SUATU ORGANISASI ADALAH GABUNGAN UPAYA DARI SETIAP INDIVIDU.Vincent Lombardi

Page 30: Annual report2005

54 55

FOUNDERPENDIRI

PUTERA SAMPOERNAFormer President Commissioner of PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMS), former President Commissioner of PT Sampoerna Percetakan Nusantara (SPN), Managing Director of Sampoerna International Finance Company, based in the Netherlands, President Commissioner of PT Alfa Retailindo Tbk., PT Perusahaan Dagang dan Industri Panamas and PT Taman Dayu.

PUTERA SAMPOERNAMantan Presiden Komisaris PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMS), mantan Presiden Komisaris PT Sampoerna Percetakan Nusantara (SPN), Direktur Pelaksana Sampoerna International Finance Company, yang berbasis di Belanda, Presiden Komisaris PT Alfa Retailindo Tbk., PT Perusahaan Dagang dan Industri Panamas dan PT Taman Dayu.

The Sampoerna Foundation was founded on March 1, 2001 by a generous gift from Putera Sampoerna and PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. The Foundation is dedicated to improving the educational environment in Indonesia. It also provides scholarships to academically deserving students who are financially disadvantaged.

The Foundation is incorporated according to the laws and regulations of the Republic of Indonesia that were enacted on August 6, 2001 to govern the establishment and operation of not-for-profit organizations dedicated to the public benefit. The Foundation operates in accordance with these laws and in accordance with international best practices for philanthropic organizations. The Foundation’s charter defines a structure and sets clear responsibilities and accountabilities for both strategic and day-to-day management. This is carried out through:• A Board of Advisors that devises policy and makes key

decisions.• A Board of Supervisors that provides guidance and oversight

on strategically important issues.• A Board of Management, led by an Executive Director, that

manages the operation of the Foundation.

Sampoerna Foundation operates transparently and within strict financial guidelines to ensure that programs are implemented effectively and efficiently within allocated budgets. The Foundation is audited by Ernst & Young and a publicly available annual report, provides comprehensive details of the Foundation’s operations and finance activities.

Sampoerna Foundation dibentuk pada tanggal 1 Maret 1001 dengan bantuan dana dari Putera Sampoerna dan beberapa pemilik saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Yayasan ini berdedikasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia melalui program beasiswa dan program-program lainnya.

Pendirian yayasan ini berdasarkan hukum dan peraturan yang diterapkan Republik Indonesia pada tanggal 6 Agustus 2001 mengenai pembentukan dan operasional organisasi nirlaba demi kepentingan publik.

Peraturan Sampoerna Foundation menjabarkan struktur serta menetapkan tanggung jawab dan kewenangan bagi manajemen strategis maupun operasional. Hal ini dilakukan melalui: • Dewan Pembina yang menentukan kebijakan dan membuat

keputusan-keputusan penting.• Dewan Pengawas yang memberikan bimbingan dan

pengawasan terhadap hal-hal strategis yang penting.• Dewan Eksekutif yang dipimpin oleh Direktur Eksekutif

menjalankan operasional yayasan.

Yayasan ini beroperasi secara transparan dengan pedoman keuangan yang ketat guna menjamin program-program yang diterapkan secara efektif dan efisien sesuai anggaran yang dialokasikan. Pembukuan Sampoerna Foundation diperiksa oleh Ernst &Young dan hasilnya dipublikasikan melalui laporan tahunan yang memuat data terperinci mengenai aktivitas operasionak dan keuangan.

BOARD MEMBERSDEWAN PENGURUS

Page 31: Annual report2005

56 57

BOARD OF SUPERVISORSDEWAN PENGAWAS

DRS. EKADHARMAJANTO KASIHKomisaris PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk dan direktur sejumlah divisi usaha dalam Grup Sampoerna, termasuk Direktur Pelaksana Sampoerna International Finance Company di Belanda.

MARZUKI USMAN, SE, MA. Mantan Menteri Parawisata (1998-1999), mantan Menteri Negara untuk Investasi (1999), mantan Menteri Kehutanan (2001), mantan Anggota Dewan Pertimbangan Agung (1997-1998 & 1999-2001), Anggota Dewan Penasihat International Advisory Board Centre for Tropical Forest Conservation

JOHN N. MEEKSMemiliki pengalaman tahunan di bidang kemanusiaan, beliau adalah salah satu penasihat senior Sampoerna Foundation dan merupakan sumber informasi bagi para pihak di Amerika Serikat yang tertarik mengetahui visi, misi dan program Sampoerna Foundation.

FROM LEFT:

DRS. EKADHARMAJANTO KASIHCommisioner of PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. and a director of a number of businesses within the Sampoerna group, including Managing Director of Sampoerna International Finance Company in the Netherlands.

MARZUKI USMAN, SE, MA. Former Minister of Tourism (1998–1999), former State Minister for Investment (1999), former Minister of Forestry (2001). Former member of the People’s Consultative Assembly (1997–1998 & 1999–2001). Member of the International Advisory Board Centre for Tropical Forest Conservation.

JOHN N. MEEKSWith years of experience in humanitarian cause, he is one of the Foundation’s Senior Volunteer Advisors and point of contact in the United States for any parties interested in learning more about the Foundation’s vision, mission and programs.

BOARD OF ADVISORSDEWAN PEMBINA

FROM LEFT:

ARIEF TARUNAKARYA SUROWIDJOJO, SH, L.LM Senior lecturer at the Faculty of Law at University of Indonesia, Director of the Capital Market Continuing Legal Education Program, Indonesian Editor of the Asia Business Law Review, founder and member of the Board of Trustees of the Indonesian Transparency Society (MTI), founder and Chairperson of the Indonesian Law and Policy Study Center (PSHKI), founder and member of the Board of the Indonesian Institute for Corporate Governance, founder and member of the Board of Trustees of Transparency International Indonesia, and member of the Board of Trustees of the Indonesian World Wildlife Fund for Nature.

JOHN A. PRASETIO, SE Chairman of Prasetio Utomo (an affiliate of Ernst & Young International), head of Department of Investment and a member of the National Economic Recovery Committee of the Indonesian Chamber of Commerce and Industry, and member of the board of the Pacific Basin Economic Council, World Wide Fund for Nature, Red Cross Foundation and Expert Council of Public Companies in Indonesia. He is also a member of the Board of Commissioners of PT. Bimantara Citra.

THE LATE DR. NURCHOLISH MADJIDMember of the National Commission for Human Rights, the Advisory Board of ICMI (Indonesian Association of Muslim Intellectuals), the Chairman of Paramadina Foundation and Rector of Paramadina University in Jakarta. He was also the author of several books and publications on Islam, humanism, intellectual community, and “Indonesianism” – or Moslem nationalism.

ARIEF TARUNAKARYA SUROWIDJOJO, SH, L.LM Pengajar Senior di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Direktur Program Pendidikan Hukum Pasar Modal Lanjutan, Redaktur Indonesia di penerbitan Asia Business Law Review, Pendiri dan Anggota Dewan Komisaris Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI), Pendiri dan Anggota Dewan Indonesia Institute for Corporate Governance, Pendiri dan Anggota Dewan Penyantun Transparency International Indonesia, Anggota Dewan Penyantun World Wildlife Fund for Nature Indonesia.

JOHN A. PRASETIO, SE Pimpinan Prasetio Utomo (afiliasi Ernst & Young International), Kepala Departemen Investasi, Anggota Komite Pemulihan Ekonomi Nasional serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Anggota Dewan Pacific Basin Economic Council, World Wide Fund for Nature, Yayasan Palang Merah dan Dewan Ahli Perusahaan Publik di Indonesia, Anggota Dewan Komisaris PT Bimantara Citra.

ALMARHUM DR. NURCHOLISH MADJID Mantan Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Anggota Dewan Penasihat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Ketua Yayasan Paramadina dan Rektor Universitas Paramadina, Jakarta, penulis sejumlah buku dan publikasi bertema Islam dan kemanusiaan, serta komunitas intelektual serta “Indonesianism” atau nasionalisme Muslim.

Page 32: Annual report2005

58 59

SAPTO HANDOYO SAKTIDirektur Pemasaran dan Komunikasi Sampoerna Foundation. Sebelumnya adalah Senior Manager Communications dan Outreach di WWF Indonesia, salah satu organisasi pelestarian lingkungan terbesar di Indonesia.

STEFANUS ARYAWANKepala Pengembangan Bisnis Sampoerna Foundation. Sebel-umnya beliau adalah Program Manager, yang bertanggung jawab atas pengembangan manajemen kantor di PT Bank International Indonesia Tbk (BII), salah satu bank lokal terbesar di Indonesia.

NIKEN K. RACHMADDirektur Sampoerna Foundation. Pimpinan Corporate Commu-nications PT HM Sampoerna Tbk. Sebelumnya adalah Direktur Pelaksana Ogilvy PR, Indonesia.

TJANDRA BACHTIARDirektur Sampoerna Foundation. Corporate Secretary PT HM Sampoerna Tbk. Pengajar di Universitas Indonesia untuk mata kuliah sistem pengendalian manajemen dan manajemen akuntansi.

FROM LEFT:

SAPTO HANDOYO SAKTIMarketing and Communications Director of Sampoerna Foundation. Formerly Senior Manager of Communications and Outreach at WWF Indonesia, one of the largest conservation organizations in the world.

STEFANUS ARYAWANThe foundation’s Head of Business Development. Formerly Program Manager, in charge of Program Management Office, at PT Bank International Indonesia Tbk (BII), one of the leading local banks in the country.

NIKEN K. RACHMADDirector of Sampoerna Foundation. Head of Corporate Communi-cations for PT HM Sampoerna Tbk. Formerly Managing Director of Ogilvy PR, Indonesia.

TJANDRA BACHTIARCorporate Secreatry for PT HM Sampoerna Tbk. Lecturer at the University of Indonesia in management control system and management accounting.

BOARD OF DIRECTORSPENGAWAS

MICHELLE SAMPOERNADirektur Eksekutif Sampoerna Foundation. Sebelumnya adalah Manajemen Komunikasi PT Hanjaya Mandala Sampoerna dan Direktur Sampoerna Jones Designs.

ELAN MERDYChief Operating Officer (COO) Sampoerna Foundation. Sebelumnya Manager Divisi Konsultasi Bisnis dan Keuangan di Arthur Andersen-Prasetio Strategic Consulting.

EDDY FRANCISCUS HENRYDirektur Program dan Hubungan Alumni Sampoerna Foundation. Dahulu menjabat sebagai CEO di sebuah perusahaan piranti lunak yang bergerak di bidang pengembangan sistem manajemen sumber daya manusia sekaligus Koordinator Nasional Komite Penyeleksi dan Perhimpunan Alumni United World Colleges (UWC) di Indonesia.

FROM LEFT:

MICHELLE SAMPOERNA Executive Director of Sampoerna Foundation. Formerly Manager of Communications at PT Hanjaya Mandala Sampoerna, and Director of Sampoerna Jones Designs.

ELAN MERDY Chief Operating Officer (COO) of Sampoerna Foundation. Formerly Manager of Business and Financial Consulting Division at Arthur Andersen-Prasetio Strategic Consulting.

EDDY FRANCISCUS HENRY Programs and Alumni Affairs Director of Sampoerna Foundation. Formerly CEO of a software company which focused on developing and implementing HR management systems and is the National Coordinator for UWC (United World Colleges) Selection Committee and its Alumni Association in Indonesia.

Page 33: Annual report2005

60 61

FINANCIAL REPORTS 2005/2006LAPORAN KEUANGAN

2005/2006

THERE IS NO HAPPINESS EXCEPT IN THE REALIZATION THAT WE HAVE ACCOMPLISHED SOMETHING.TIADA ADA KEBAHAGIAAN YANG BERARTI SELAIN MENYADARI BAHWA KITA TELAH MENCAPAI SESUATU.Henry Ford

Page 34: Annual report2005

62 63

Institutional Contributor Other Income

As a not-for-profit organization, Sampoerna Foundation has the obligation to provide a reliable financial report to its donors. The main purpose is not just to provide donors with a look at the Foundation’s day-to-day financial activities, but also to enhance the transparency, understandability, relevance and comparability of financial statements issued by the Foundation.

The Foundation has adopted standard accounting policies and presents all of its Financial Reports based on the Statement of Financial Accounting Standards (PSAK 45), the rules for Financial Reporting for Non-Profit Organizations, and the Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) in Indonesia.

Sampoerna Foundation also applies the financial terms of Standard for Charitable Accountability (The BBB Wise Giving Alliance), which is accepted as the international guideline for governance and operation of a non-profit organization and the disbursement and distribution of all grants.

The following are the Financial Highlights, which consist of the summary statement of activities, including revenue and earnings, revenue and earnings allocation, program expenses, aceh education recovery program, general and administrative expenses and also net asset allocation. The purpose of this report is to provide our donors with a detail report demonstrating the improvement of the quality of our program, as well as the stability of our operational performance.

REVENUE AND EARNINGSTotal revenue and earnings received increased significantly from US$4.59 million in 2004 to US$5.82 million in 2005, of which US$1.07 million was restricted and US$4.75 million was unrestricted. See Figure 1

Figure 1Funds Received – Audited

Personal Contributor

Anonymous

Interest Income

The breakdown of funds received is as follows:

Description Amount in USD Percentage

Institutional Contributor 5,078,502 87.24 Personal Contributor 216,197 3.71 Anonymous 1,524 0.03 Interest Income 513,018 8.81 Other Income 12,391 0.21

Total Donation and Interest Income 5,821,632 100.00

Sampoerna Foundation seeks to acknowledge each of our invaluable donors. To help us do so, please provide information on your identity in any transfers made to our bank account.

3.71%

8.81%0.03%

87.24%

0.21%

FINANCIAL HIGHLIGHTSINTISARI LAPORAN KEUANGAN

Years Ended 31 December 2005 and 2004

Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2005 dan 2004

Page 35: Annual report2005

64 65

Education Relief Program – Freeman Foundation

PROGRAM EXPENSES (Coutinued)

The breakdown of respective program expenses is as follows:

Description Amount in USD Percentage

Elementary School Scholarship 23,734 0.97Junior High School Scholarship 83,737 3.44Senior High School Scholarship 629,029 25.81National Undergraduate Scholarship 120,914 4.96Overseas Undergraduate Scholarship 464 0.02National Graduate Scholarship 182,109 7.47Overseas MBA Scholarship 351,507 14.42Joint Scholarship – UWC 41,246 1.69Scholarship Program Support 340,504 13.97Non Scholarship Program 664,051 27.25

Total Program Expenses 2,437,295 100.00

Program support expenses consist of program staff compensation, program promotions, scholar support, annual events, program merchandise, and program communication and monitoring.

In addition to that, non scholarship expenses consist of school quality improvement program (SQIP), institutional development, teacher education institute (TEI), science olympic, yogyakarta sampoerna school, alumni affairs and also research and development.

ACEH EDUCATION RECOVERY PROGRAMSSampoerna Foundation together with its donors has done several education recovery programs in response to the earthquake and tsunami disaster. As per December 2005, we have expended US$0.62 million to support Aceh education recovery programs. See Figure 4

Figure 4Aceh Education Recovery Program – Audited

Emergency School Tents Program*

Lab School Construction – USINDO

Provincial Library Rehabilitation – PT HM Sampoerna Tbk

Sari Pan Pasific – SF Scholarship

38.04%35.92%

24.71%

1.33%

* This program is sponsored by SF, IFC, corporate and individual contributors

0.00%

FINANCIAL HIGHLIGHTS

31 DECEMBER 2005 and 2004

REVENUE AND EARNINGS ALLOCATION In the period from January to December 2005, Sampoerna Foundation allocated its revenue and earnings received to support program expenses amounted to US$2.44 million, Aceh education recovery programs in the amount of US$0.62 million (See Aceh Section), while General and Administrative expenses amounted to US$0.75 million. Therefore, the remaining balance of US$2.01 million is allocated to strengthen Sampoerna Foundation net assets (increase in net assets). See Figure 2

Figure 2Revenue and Earnings Allocation – Audited

Program Expenses

Increase in Net Asset

Aceh EducationRecovery Program

PROGRAM EXPENSESSampoerna Foundation posted an immensely increased compared to previous year in the value of grants distributed, from US$1.54 million in 2004 to US$2.44 million in 2005, of which US$0.06 million was restricted and US$2.38 million was unrestricted. See Figure 3

Figure 3Program Expenses – Audited

Elementary School Scholarship

Junior High School Scholarship

National Undergraduate Scholarship

Overseas Undergraduate Scholarship

Senior High School Scholarship

National Graduate Scholarship

Overseas MBA Scholarship

Scholarship Program Support

Non Scholarship program

Joint Scholarship – UWC

34.63%

41.87%

10.61%

12.89%

0.97%3.44% 25.81%

4.96%

0.02%

14.42%1.69%

13.97%

27.25%

7.47%

Program support expenses represent indirect costs incurred to support the Foundation’s scholarship programs.

General and Administrative

Page 36: Annual report2005

66 67

INCREASE IN NET ASSETBy years-end 2005, Sampoerna Foundations net assets had increased significantly from US$7.04 million in 2004 to US$8.67 million in the same period of 2005. See Figure 6

Figure 6Increase in Net Asset – Audited

In Thousand (USD)10,000

9,000

8,000

7,000

6,000

5,000

4,000

3,000

2,000

1,000

2005

A major goal of the Sampoerna Foundation is to continue to develop its net assets (endowment), a move considered essential for enabling the institution to honour its commitments to establish new initiatives and to assist scholarship recipients in completing their education.

The breakdown of respective net asset each yearis as follows:

No Description Amount in USD

1 Net Asset 2001 148,904 2 Net Asset 2002 1,856,4413 Net Asset 2003 4,832,1534 Net Asset 2004 7,036,5035 Net Asset 2005 8,665,727

NET ASSET ALLOCATIONIn fiscal year 2005, Sampoerna Foundation allocated its net asset 34.59% to short-term investment, 61.94% to cash and cash equivalents, 1.17% to acquisition of fixed asset and 2.30% to other current assets. See Figure 7

Figure 7Net Asset Allocation – Audited

Cash and Cash Equivalents

Acquisition of Fixed Asset

Short-term Investment

Other Current Asset

34.59%

2.30%61.94%

1.17%

Net Asset 2004200320022001

NOTE:For the fourth quarters of 2005 and 2004, the rate of exchange used was IDR 9,830 and IDR 9,290 to US$1 respectively, computed by taking the average transaction exchange rates of Bank Indonesia as of December 31, 2005 and 2004 respectively.

FINANCIAL HIGHLIGHTS

31 DECEMBER 2005 and 2004

ACEH EDUCATION RECOVERY PROGRAMS (Coutinued)

The detail of Aceh education recovery programs is as follows:

Description Amount in USD Percentage

Education Relief Prog – Freeman Foundation 235,062 38.04Emergency School Tents Program 221,972 35.92Provincial Library Rehabilitation – PT HM Sampoerna Tbk 152,681 24.71Lab School Construction – USINDO 8,223 1.33Sari Pan Pacific – SF Scholarship 30 0.00

Total Aceh Special Program 617,968 100.00

GENERAL & ADMINISTRATIVE EXPENSESIn the period from January to December 2005, Sampoerna Foundation recorded US$0.75 million in general and administrative expenses, while in the same period of 2004 Sampoerna Foundation recorded US$0.42 million. See Figure 5

Figure 5General and Administrative – Audited

Office Salary

Professional Fee

Office Renovation

Travel and Accomodation

Advertising and Promotion

32.94%

4.82%4.50%

11.47%

40.54%

Office Supplies

The breakdown of respective General and Administrative expenses is as follows:

Description Amount in USD Percentage

Office Salary 304,292 40.54Professional Fee 247,226 32.94Travel and Accommodation 36,215 4.82Office Renovation 33,778 4.50Advertising & Promo 30,221 4.03Office Supplies 12,746 1.70Other Expense 86,125 11.47

Total General & Adm Expenses 750,603 100.00

1.70%

Other Expense

4.03%

Page 37: Annual report2005

68 69

ALOKASI PENDAPATAN DAN PENGHASILANDari bulan Januari sampai Desember 2005, Sampoerna Foundation mengalokasikan pendapatan dan penghasilan yang diterima untuk membiayai pengeluaran program sejumlah Rp23,96 milyar, program perbaikan pendidikan Aceh sebesar Rp6,07 milyar (Lihat Bagian Aceh), serta pengeluaran umum dan administrasi sebesar Rp7,38 milyar. Sisanya sebesar Rp19,82 milyar dialokasikan untuk memperkuat aktiva bersih (peningkatan aktiva bersih). Lihat Figur 2

Figur 2Alokasi Pendapatan dan Penghasilan – Audit

Biaya – biaya Program

Program Pemulihan Pendidikan Aceh

Peningkatan Net Asset

BIAYA-BIAYA PROGRAM Sampoerna Foundation mencatat peningkatan yang cukup berarti dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada dana beasiswa yang diberikan, dari Rp14,31 milyar pada tahun 2004 menjadi Rp23,96 milyar di tahun 2005, dimana Rp0.57 merupakan dana terbatas dan Rp23.39 milyar merupakan dana tidak terbatas. Lihat Figur 3

Figur 3Biaya-biaya Program – Audit

Beasiswa SD

Beasiswa SMP

Beasiswa S1 Nasional

Beasiswa S1 Luar Negeri

Beasiswa SMA

Beasiswa S2 Nasional

Beasiswa S2 luar negeri

Biaya Dukungan Program

Non Beasiswa

Beasiswa UWC

34,63%

41,87%

10,61%

12,89%

0,97%3,44% 25,81%

4,96%

0,02%

14,42%1,69%

13,97%

27,25%

7,47%

Biaya dukungan terhadap program merupakan biaya-biaya tidak langsung yang dikeluarkan untuk mendukung program-program beasiswa Yayasan Sampoerna

Biaya Umum and Administrasi

Kontribusi Institusi Pendapatan Lain-lain

Sebagai organisasi nirlaba, Sampoerna Foundation berkewajiban memberikan laporan keuangan yang bertanggung jawab kepada para dermawan. Tujuan utama pembuatan laporan ini bukan hanya sebagai informasi aktivitas keuangan hari per hari tetapi juga untuk transparansi, relevansi, saling pengertian dan bukti aktivitas keuangan yang dibuat oleh Sampoerna Foundation.

Laporan keuangan Sampoerna Foundation dibuat berdasarkan standar umum yang berlaku, termasuk Pedoman Standar Akuntansi Keuangan Indonesia (PSAK 45), peraturan untuk Laporan Keuangan bagi Organisasi Nirlaba, dan sesuai dengan Prinsip-Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum di Indonesia (GAAP).

Sampoerna Foundation juga melakukan pendistribusian dana beasiswanya berdasarkan Standar untuk Pertanggungjawaban Derma (BBB Wise Giving Alliance), yang diterima sebagai pedoman internasional untuk pengaturan dan operasional bagi organisasi-organisasi nirlaba.

Untuk menunjukkan pertumbuhan kualitas program kami dan juga menunjukkan detail tampilan operasional, kami berikan intisari laporan keuangan yang memuat pendapatan dan penghasilan, alokasi pendapatan dan penghasilan, biaya program beasiswa, biaya umum dan administrasi, serta alokasi aktiva bersih.

PENDAPATAN DAN PENGHASILANPada akhir tahun 2005, Sampoerna Foundation mencatat peningkatan total pendapatan dan penerimaan penghasilan dari Rp42,67 milyar di tahun 2004 menjadi Rp57,23 milyar di tahun 2005. Dari nilai tersebut, Rp10,57 milyar adalah dana terbatas dan Rp46,66 milyar termasuk dana yang tidak terbatas. Lihat Figur 1

Figur 1Pendapatan dan Penghasilan – Audit

Kontribusi Perorangan

Anonim

Pendapatan Bunga

Rincian pendapatan dan penghasilan yang diterima adalah sebagai berikut:

Keterangan Jumlah dalam Rp Persentase

Kontribusi Institusi 49.921.674.979 87,24 Kontribusi Perorangan 2.125.211.700 3,71 Anonim 14.983.460 0,03 Pendapatan Bunga 5.042.970.211 8,81 Pendapatan Lain-lain 121.805.657 0,21 Jumlah Pendapatan dan Penghasilan 57.226.646.007 100.00

Sampoerna Foundation berusaha mengidentifikasi setiap dermawan yang telah mendonasikan uangnya kepada kami. Untuk membantu kami melakukannya, mohon bubuhkan identitas anda saat melakukan transfer ke rekening bank kami.

3,71%

8,81%0,03%87,24%

0,21%

INTISARI LAPORAN

KEUANGAN31 DESEMBER 2005 dan 2004

Page 38: Annual report2005

70 71

ACEH EDUCATION RECOVERY PROGRAMS (lanjutan)

Rincian lengkap Program Pemulihan Pendidikan Aceh adalah sebagai berikut:

Keterangan Jumlah dalam Rp Persentase

Program Bantuan Pendidikan – Freeman Foundation 2.310.661.177 38,04Program Sekolah Tenda Darurat 2.181.989.712 35,92Program Renovasi Perpustakaan – PT HM Sampoerna Tbk 1.500.858.619 24,71Program Konstruksi Sekolah Laboratorium – USINDO 80.827.596 1,33Program Beasiswa Sari Pan Pacific – SF 290.800 0,00

Jumlah Beban Program Pemulihan Pendidikan Aceh 6.074.627.904 100,00

BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASIPada periode Januari hingga Desember 2005, Sampoerna Foundation mencatat biaya Umum dan Administrasi sebesar Rp7,38 milyar, sementara pada tahun sebelumnya Sampoerna Foundation mencatat Rp3,90 milyar. Lihat Figur 5

Figur 5Biaya Umum dan Administrasi – Audit

Biaya Gaji Karyawan

Jasa Profesional

Renovasi Kantor

Perjalanan Dinas

Promosi dan Iklan

32,94%

4,82%4,50%

11,47%

40,54%

Perlengkapan Kantor

Rincian biaya umum dan administrasi adalah sebagai berikut:

Keterangan Jumlah dalam Rp Persentase

Biaya Gaji Karyawan 2.991.192.434 40,54Jasa Profesional 2.430.234.588 32,94Perjalanan Dinas 355.989.230 4,82Renovasi Kantor 332.039.374 4,50Promosi dan Iklan 297.070.172 4,03Perlengkapan Kantor 125.295.905 1,70Pengeluaran Lain-lain 846.605.433 11,47

Total Biaya Umum & Administrasi 7.378.427.136 100,00

1,70%

Pengeluaran Lain-lain

4,03%

Program Konstruksi Sekolah Laboratorium – USINDO

Program Beasiswa Sari Pan Pacific – SF

Program Bantuan Pendidikan – Freeman Foundation

BIAYA-BIAYA PROGRAM (lanjutan)

Rincian pengeluaran untuk program adalah sebagai berikut:

Keterangan Jumlah dalam Rp Persentase

Beasiswa SD 233.302.500 0,97Beasiswa SMP 823.135.000 3,44Beasiswa SMA 6.183.352.498 25,81Beasiswa S1 Nasional 1.188.583.903 4,96Beasiswa S1 Luar Negeri 4.566.800 0,02Beasiswa S2 Nasional 1.790.132.000 7,47Beasiswa S2 luar negeri 3.455.315.793 14,42Beasiswa UWC 405.445.662 1,69Biaya Dukungan Program 3.347.156.752 13,97Non Beasiswa 6.527.621.969 27,25

Jumlah Biaya Program 23.958.612.877 100,00

Pengeluaran untuk pembiayaan program mencakup pembayaran gaji dan kompensasi staf program, kegiatan promosi program, penggunaan dana untuk para penerima beasiswa, acara tahunan, merchandise program, serta proses memonitor dan mensosialisasikan program-program.

Sementara untuk Non beasiswa, dana tersebut digunakan untuk membiayai program Pengem-bangan Kualitas Sekolah (SQIP= School Quality Improvement Program), Pengembangan Institusi, Institut Pendidikan Guru (TEI= Teacher Education Institute), acara olimpiade sains nasional, Sekolah Yogyakarta Sampoerna, Program Ikatan Alumni, Riset dan Pengembangan.

PROGRAM PEMULIHAN PENDIDIKAN ACEH Sampoerna Foundation bersama para donor telah mengadakan beberapa program pemulihan pendidikan dalam rangka meresponi bencana alam dan tsunami yang terjadi Desember 2004. Sampai dengan Desember 2005, kami telah membiayai sekitar Rp6,07 milyar dalam untuk program pemulihan pendidikan di Aceh. Lihat Figur 4

Figur 4Program Pemulihan Pendidikan Aceh – Audit

Program Sekolah Tenda Darurat*

Program Renovasi Perpustakaan – PT HM Sampoerna Tbk

38,04%35,92%

24,71%

1,33%

*Program ini disponsori SF, IFC beserta para penyumbang pribadi dan perusahaan lain

0,00%

INTISARI LAPORAN

KEUANGAN31 DESEMBER 2005 dan 2004

Page 39: Annual report2005

72

PENINGKATAN ASET BERSIHPada akhir tahun 2005, aset bersih Sampoerna Foundation telah meningkat cukup tinggi dari Rp65,37 milyar di tahun 2004 menjadi Rp85,18 di tahun 2005. Lihat Figur 6

Figur 6Peningkatan Aktiva Bersih– Audit

Dalam Milyar Rupiah100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

Alasan utama Sampoerna Foundation untuk terus menerus mengembangkan asset bersih adalah agar dapat tetap menjunjung tinggi dan menjalankan komitmen pada para penerima beasiswanya hingga pendidikannya selesai.

Peningkatan aktiva bersih per tahun adalah sebagai berikut:

No Keterangan Jumlah dalam Rp

1 Aktiva bersih tahun 2001 1.548.601.1082 Aktiva bersih tahun 2002 16.596.579.4833 Aktiva bersih tahun 2003 40.904.171.3304 Aktiva bersih tahun 2004 65.369.113.7025 Aktiva bersih tahun 2005 85.184.091.792

ALOKASI ASET BERSIHPada akhir tahun fiscal 2005, Sampoerna Foundation telah mengalokasikan aset bersih 34,59% untuk investasi jangka pendek, 61,94% untuk kas dan setara kas, 1,17% untuk akuisisi aset tetap dan 2,30% untuk aset lainnya. Lihat Figur 7

Figur 7Alokasi Aktiva Bersih – Audit

Kas dan setara kas

Akuisisi Asset Tetap

Investasi Jangka Pendek

Asset Lainnya

34,59%

2,30%61,94%

1,17%

Aktiva Bersih2001

CATATAN:Pada kwartal keempat tahun 2005 dan 2004, nilai tukar mata uang Dollar Amerika Serikat yang digunakan masing-masing adalah Rp9.830 dan Rp9.290, dihitung berdasarkan kurs tengah transaksi yang dipublikasikan Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2005 dan 2004.

INTISARI LAPORAN

KEUANGAN31 DESEMBER 2005 dan 2004

Bersih2002

Bersih2003

Bersih2004

Bersih2005

Page 40: Annual report2005

73

FINANCIAL STATEMENTS With Independent Auditor’s ReportYears Ended 31 December 2005 and 2004

LAPORAN KEUANGAN Dengan Laporan Auditor Independen Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2005 dan 2004

74 Independent Auditors’ Report75 Statements of Financial Position 76 Statements of Activities 77 Statements of Cash Flows 78 Notes to the Financial Statements91 Laporan Auditor Independen92 Laporan Posisi Keuangan93 Laporan Aktivitas94 Laporan Arus Kas95 Catatan atas Laporan Keuangan

CONTENTSDAFTAR ISI

Page 41: Annual report2005

74 75

YAYASAN SAMPOERNASTATEMENTS OF FINANCIAL POSITION31 DECEMBER 2005 AND 2004 (EXPRESSED IN RUPIAH)

Notes 2005 2004

ASSETS

CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents 2b, 3 Unrestricted 52,668,625,586 41,562,208,908 Temporary restricted 4,244,140,651 328,000,952 Short-term investments 2c, 4 29,465,000,000 25,750,000,000 Interest receivable 776,943,435 493,879,966 Other current assets 2e 1,184,773,830 117,450,842Total Current Assets 88,339,483,502 68,251,540,668 NON-CURRENT ASSETSOffice equipment – net of accumulated depreciation of Rp200,377,053 in 2005 and Rp46,313,841 in 2004 2f 999,227,788 138,353,612Total Non-Current Assets 999,227,788 138,353,612TOTAL ASSETS 89,338,711,290 68,389,894,280

LIABILITIES AND NET ASSETS

CURRENT LIABILITIESTaxes payable 351,005,119 191,993,237 Accrued expenses 5 3,580,304,379 2,723,205,341Total Current Liabilities 3,931,309,498 2,915,198,578

PROVISION FOR EMPLOYEE SERVICE ENTITLEMENTS 2h, 6 223,310,000 105,582,000 NET ASSETS 7Unrestricted 80,939,940,061 65,041,112,750 Temporary restricted 4,244,151,731 328,000,952Total Net Assets 85,184,091,792 65,369,113,702TOTAL LIABILITIES AND NET ASSETS 89,338,711,290 68,389,894,280

The accompanying notes form an integral part of these financial statements

INDEPENDENT AUDITORS’ REPORTREPORT NO. RPC-5631

These financial statements are orginally issued in Indonesian Language

THE PATRONS, SUPERVISORS AND EXECUTIVESYAYASAN SAMPOERNA

We have audited the accompanying statements of financial position of Yayasan Sampoerna (the “Foundation”) as of December 31, 2005 and 2004, and the related statements of activities and cash flows for the years then ended. These financial statements are the responsibility of the Foundation’s executives. Our responsibility is to express an opinion on these financial statements based on our audits.

We conducted our audits in accordance with auditing standards established by the Indonesian Institute of Accountants. Those standards require that we plan and perform the audit to obtain reasonable assurance about whether the financial statements are free of material misstatement. An audit includes examining, on a test basis, evidence supporting the amounts and disclosures in the financial statements. An audit also includes assessing the accounting principles used and significant estimates made by executives, as well as evaluating the overall financial statement presentation. We believe that our audits provide a reasonable basis for our opinion.

In our opinion, the financial statements referred to above present fairly, in all material respects, the financial position of Yayasan Sampoerna as of December 31, 2005 and 2004, and the results of its activities and its cash flows for the years then ended in conformity with generally accepted accounting principles in Indonesia.

Prasetio, Sarwoko & Sandjaja

Indrajuwana Komala WidjajaPublic Accountant License No. 98.1.0511

February 27, 2006

The accompanying financial statements are not intended to present the financial position, results of activities and cash flows in accordance with accounting principles and practices generally accepted in countries and jurisdictions other than Indonesia. The standards, procedures and practices to audit such financial statements are those generally accepted and applied in Indonesia.

Prasetio, Sarwoko & SandjajaJakarta Stock Exchange Building, Tower 2, 7th Floor, JI.Jend.Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190, Indonesia

Phone (62-21) 5289 5000 Fax (62-21) 5289 4100 www.ey.com

Page 42: Annual report2005

76 77

YAYASAN SAMPOERNASTATEMENTS OF CASH FLOWSYEARS ENDED 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (EXPRESSED IN RUPIAH)

Notes 2005 2004

CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIESCash receipts from: Contributions 8 52,061,870,139 39,149,633,844 Interest income 4,759,906,743 2,139,031,266Cash payments for: Scholarship programs (14,206,504,156) (8,796,427,568) Aceh education recovery program 11 (6,074,627,904) – Non-scholarship programs 10 (6,527,621,969) (373,857,093) Program support (3,347,156,752) (2,355,665,056) Suppliers and employees (3,916,985,020) (2,712,830,740) Professional services (2,430,234,587) (553,750,302) Other operating activities (605,922,139) (185,878,669)Net Cash Provided by Operating Activities 19,712,724,355 26,310,255,682

CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIESProceed from sale of government bond 60,000,000 11,149,000,000Proceed from sale of office equipment 26,748,214 –Placement of short-term investments 4 (3,715,000,000) (25,750,000,000)Acquisitions of office equipment (1,061,916,192) (66,647,048)Net Cash Used in Investing Activities (4,690,167,978) (14,667,647,048)

NET INCREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS 15,022,556,377 11,642,608,634CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR 41,890,209,860 30,247,601,226CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR 3 56,912,766,237 41,890,209,860

Non-cash activities:Contributions in kind 8 – 145,907,863

The accompanying notes form an integral part of these financial statementsThe accompanying notes form an integral part of these financial statements

YAYASAN SAMPOERNASTATEMENTS OF ACTIVITIESYEARS ENDED 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (EXPRESSED IN RUPIAH)

Notes 2005 2004

CHANGES IN UNRESTRICTED NET ASSETSRevenue and Earnings 2g Contributions 8 41,497,724,886 38,656,742,709Interest income 5,042,970,211 2,632,911,232Gain on sale of government bond 60,000,000 448,000,000Gain on foreign exchange rates 58,760,976 295,709,842Other 3,044,681 –Total Revenues and Earnings 46,662,500,754 42,033,363,783

Expenses 2gScholarship expenses 9 13,510,467,586 11,122,829,522Non-scholarship expenses 10 6,527,621,969 373,857,093Program support expenses 6, 12 3,347,156,752 2,501,572,919Management and general expenses 6, 13 7,357,295,081 3,898,162,829Fund raising expenses 21,132,055 –Total Expenses 30,763,673,443 17,896,422,363 INCREASE IN UNRESTRICTED NET ASSETS 15,898,827,311 24,136,941,420

CHANGES IN TEMPORARY RESTRICTED NET ASSETSRevenues 2g, 8Aceh education recovery programs 10,280,289,712 –Scholarship programs 283,855,541 638,798,998Total Revenues 10,564,145,253 638,798,998

Expenses 2gAceh education recovery programs expenses 11 6,074,627,904 –Scholarship expenses 9 573,366,570 310,798,046Total Expenses 6,647,994,474 310,798,046

INCREASE IN TEMPORARY RESTRICTED NET ASSETS 3,916,150,779 328,000,952INCREASE IN NET ASSETS 19,814,978,090 24,464,942,372

NET ASSETS AT BEGINNING OF YEAR 65,369,113,702 40,904,171,330NET ASSETS AT END OF YEAR 7 85,184,091,792 65,369,113,702

These financial statements are orginally issued in Indonesian LanguageThese financial statements are orginally issued in Indonesian Language

Page 43: Annual report2005

78 79

YAYASAN SAMPOERNANOTES TO FINANCIAL STATEMENTSYEARS ENDED 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (EXPRESSED IN RUPIAH)

2 SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)b. Cash and Cash Equivalents Time deposits with maturities of three months or less at the time of placement and not pledged as collateral for loans are considered as

“Cash Equivalents”.

c. Short-Term Investments Time deposits with maturities of more than three months at the time of placement are considered as “Short-Term Investments”.

d. Transactions with Related Party The Foundation has transactions with an entity that is regarded as having special relationship as defined under Statement of Financial

Accounting Standards (PSAK) No. 7, “Related Party Disclosures”.

e. Prepaid Expenses Prepaid expenses are charged to operations over the periods benefited.

f. Office Equipment Office equipment is stated at cost less accumulated depreciation. Depreciation is computed using the straight-line method over the estimated

useful lives of the assets which are four years.

g. Revenue and Expense Recognition Revenue from donors is recognized upon receipts of contributions, and is considered as unrestricted contributions unless their use is

temporarily or permanently restricted by explicit donor stipulations or by law. Expenses are recognized as incurred.

h. Provision for Employee Service Entitlements In 2004, the Foundation resolved to apply an early adoption of PSAK No. 24 (Revised 2004) regarding “Employee Benefits”. Under PSAK

No. 24 (Revised 2004), present value of defined benefit obligation, current service cost and past service cost are determined using the projected unit credit actuarial valuation method. Actuarial gains or losses are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses at the end of the previous reporting year exceeded between 10% of the defined benefit obligation at that date. These gains or losses are recognized on a straight-line basis over the expected average remaining working lives of the employees. Past service cost arising from the introduction of a defined benefit plan or changes in the benefit payable of an existing plan are required to be amortized over the period until the benefits concerned become vested.

i. Foreign Currency Transactions and Balances Transactions involving foreign currencies are recorded in Rupiah amounts at the rates of exchange prevailing at the time the transactions

are made. At the date of statements of financial position, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to Rupiah to reflect the Bank Indonesia’s middle rate of exchange at such date. The resulting gains or losses are credited or charged to operations of the current year.

As of December 31, 2005 and 2004, the exchange rate used were Rp9,830 and Rp9,290 to US$1, respectively, computed by taking the average of transaction exchange rates of Bank Indonesia as of December 31, 2005 and 2004.

YAYASAN SAMPOERNANOTES TO FINANCIAL STATEMENTSYEARS ENDED 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (EXPRESSED IN RUPIAH)

1 GENERAL Yayasan Sampoerna (the “Foundation”) was established in Indonesia on March 1, 2001 based on Notarial Deed No. 1 of Sutjipto, S.H. The Deed

of Establishment was published in Supplement No. 161 of State Gazette No. 64 dated August 10, 2001. The Articles of Association has been amended several times, most recently by Notarial Deed No. 68 of Sutjipto, S.H., dated September 15, 2003, to comply with Law No. 16 Year 2001 regarding the “Foundation”. The amendment was published in Supplement No. 13 of State Gazette No. 6, dated January 20, 2004. Based on the latest amendment of Articles of Association, the initial net worth (kekayaan bersih) of the Foundation was Rp28.8 billion consisting of contributions from PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMS) of Rp27.0 billion and contributions from Putera Sampoerna of Rp1.8 billion, respectively.

The scope of activities of the Foundation comprises of, among others, education and research including providing scholarship and supporting

social activities. The Foundation awards qualified students under its Scholarship Programs for Elementary Studies to Post Graduate Studies. The Foundation is domiciled in Jakarta.

The main donor of the Foundation is PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMS) that is committed to contribute at a maximum of 2% of its

net income each year. As of December 31, 2005 and 2004, the members of the Foundation’s Patrons, Supervisors and Executives based on the amendment of Articles

of Association as notarized by Notarial Deed No. 79 of Sutjipto, S.H., dated May 20, 2003, are as follows:

Patrons Supervisors Executives

Putera Sampoerna Ekadharmajanto Kasih* Jacqueline Michelle Sampoerna Arief T. Surowidjojo Marzuki Usman Niken K. Rachmad John A. Prasetio Tjandra Bachtiar Nurcholis Madjid

* HMS’ commissioner

2 SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIESa. Basis of Financial Statements The Foundation adopted the accounting policies and presented the financial statements based on the Statement of Financial Accounting Standards

(PSAK) No. 45, “Financial Reporting for Non-Profit Organizations”, and the principles and practices generally accepted in Indonesia.

The financial statements have been prepared on the historical cost basis of accounting. These financial statements are prepared using accrual basis, except for the statements of cash flows.

The statements of cash flows present the receipts and payments of cash and cash equivalents classified into operating and investing activities using the direct method.

The reporting currency used in the financial statements is Indonesian Rupiah.

These financial statements are orginally issued in Indonesian LanguageThese financial statements are orginally issued in Indonesian Language

Page 44: Annual report2005

80 81

3 CASH AND CASH EQUIVALENTS (Continued) 2005 2004

Temporary Restricted Cash in bank In US Dollar ABN-AMRO Bank N.V. 770,274,528 215,690,953 In Rupiah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 355,822,498 – ABN-AMRO Bank N.V. 226,704,999 2,304,999 PT Bank Central Asia Tbk. 110,005,000 110,005,000 Cash equivalents In Rupiah Time deposits PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 2,781,333,626 – Total Temporary Restricted Cash and Cash Equivalents 4,244,140,651 328,000,952

As of December 31, 2005, cash and cash equivalents amounting to Rp4.2 billion is derived from donations restricted for funding junior high school, senior high school, undergraduate, overseas graduate scholarship and Aceh education recovery programs with certain conditions from its donors.

The cash equivalents bear annual interest rates as follows: 2005 2004

(%) (%)

Time deposits 7.25 – 13.00 6.11 – 7.25 Deposits on call 10.00 – Overnight deposits – 5.20 – 7.00

4 SHORT-TERM INVESTMENTS This account consists of time deposits as follows: 2005 2004

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 29,465,000,000 – PT Bank Bukopin – 25,750,000,000 Total Short-Term Investments 29,465,000,000 25,750,000,000

YAYASAN SAMPOERNANOTES TO FINANCIAL STATEMENTSYEARS ENDED 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (EXPRESSED IN RUPIAH)

2 SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)j. Income Tax In accordance with Income Tax Law No. 17 Year 2000, donations and contributions not related to business, ownership or control between

related parties are not subject to income tax. Contributions received from donors by the Foundation are not subject to income tax as confirmed by a letter from the Directorate General of Taxation No. S-729/PJ.42/2001 dated November 29, 2001.

k. Use of Estimates The preparation of the financial statements in conformity with generally accepted accounting principles requires executives to make

estimations and assumptions that affect amounts reported therein. Due to inherent uncertainty in making estimates, actual results reported in future periods might be based on amounts, which differ from those estimates.

3 CASH AND CASH EQUIVALENTS This account consists of: 2005 2004

Unrestricted Cash on hand In US Dollar 22,624,040 692,105 In Rupiah 35,899,268 3,019,898 Cash in bank In US Dollar ABN-AMRO Bank N.V., Singapore 578,702,913 69,472,942 ABN-AMRO Bank N.V. 135,711,152 8,511,628,146 In Rupiah PT Bank Central Asia Tbk. 837,023,555 245,306,223 ABN-AMRO Bank N.V. 824,310,908 396,477,587 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 102,116,077 1,725,485 Cash equivalents In Rupiah Time deposits PT Bank Bukopin 41,630,355,732 21,912,194,848 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 7,454,875,768 – Deposits on call – PT Bank Bukopin 1,047,006,173 – Overnight deposits – ABN-AMRO Bank N.V. – 10,421,691,674 Total Unrestricted Cash and Cash Equivalents 52,668,625,586 41,562,208,908

YAYASAN SAMPOERNANOTES TO FINANCIAL STATEMENTSYEARS ENDED 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (EXPRESSED IN RUPIAH)

These financial statements are orginally issued in Indonesian LanguageThese financial statements are orginally issued in Indonesian Language

Page 45: Annual report2005

82 83

6 PROVISION FOR EMPLOYEE SERVICE ENTITLEMENTS (Continued) Total provision for employee service entitlements is as follows: 2005 2004

Current service cost 106,674,000 76,458,000 Interest cost 11,498,000 7,704,000 Net amortization during the year (444,000) 2,172,000 Effect of PSAK No. 24 implementation on current year operation (Note 2h) – 19,248,000 Employee service entitlements expense 117,728,000 105,582,000 The movement of the provision for employee service entitlements is as follows: 2005 2004

Balance at the beginning of year 105,582,000 – Provision during the year 117,728,000 105,582,000 Payment during the year – – Balance at the end of year 223,310,000 105,582,000 7 NET ASSETS

Net assets of the Foundation are classified as “Unrestricted” and “Temporary Restricted”. Unrestricted net assets of Rp80.9 billion and Rp65.0 billion in 2005 and 2004, respectively, does not have any restrictions from the donors and the temporary restricted net assets of Rp4.2 billion and Rp0.3 billion in 2005 and 2004, respectively, is restricted for funding junior high school, senior high school, undergraduate, overseas graduate scholarship and Aceh education recovery programs with certain conditions from its donors.

8 CONTRIBUTIONS The details of this account are as follows: Contributions 2005 2004

Unrestricted In Rupiah 39,964,608,154 28,229,115,880 In US Dollar 1,533,116,732 10,281,718,966 In Kind – 145,907,863 Total Unrestricted Contributions 41,497,724,886 38,656,742,709

YAYASAN SAMPOERNANOTES TO FINANCIAL STATEMENTSYEARS ENDED 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (EXPRESSED IN RUPIAH)

4 SHORT-TERM INVESTMENTS (Continued) The short-term investments bear annual interest rates as follows:

2005 2004

(%) (%)

Time deposits 7.35 – 13.05 7.35

5 ACCRUED EXPENSES This account consists of accrued for: 2005 2004

Scholarship expenses High School 1,983,180,000 2,215,500,000 Junior High School 318,585,000 210,000,000 Elementary 180,000,000 – Undergraduate 32,765,000 – Graduate – 211,700,000 Others 1,065,774,379 86,005,341 Total 3,580,304,379 2,723,205,341

6 PROVISION FOR EMPLOYEE SERVICE ENTITLEMENTS Provision for employee service entitlements was determined based on the actuarial valuations by PT Dayamandiri Dharmakonsilindo, an independent actuary, in its report dated February 15, 2006 covering the year ended December 31, 2005 and 2004 using the “Projected Unit Credit” method. The significant assumptions used by the actuary are as follows: 2005 2004

Annual discount rate 13% per year 12% per year Annual salary increases 10% per year 10% per year Retirement age 55 years 55 years Mortality table CSO’80 – US Table of Mortality

YAYASAN SAMPOERNANOTES TO FINANCIAL STATEMENTSYEARS ENDED 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (EXPRESSED IN RUPIAH)

These financial statements are orginally issued in Indonesian LanguageThese financial statements are orginally issued in Indonesian Language

Page 46: Annual report2005

84 85

9 SCHOLARSHIP EXPENSES The details of this account are as follows: 2005 2004

Unrestricted Senior high school 6,421,668,162 5,642,512,752 Graduate 5,027,903,721 4,669,219,357 Undergraduate 1,143,033,587 596,072,413 Junior high school 679,905,000 210,000,000 Elementary school 192,190,00 – Teacher special program 45,767,116 – Post-graduate – 5,025,000 Total Unrestricted Expenses 13,510,467,586 11,122,829,522

Temporary Restricted Graduate 217,544,072 275,748,047 Senior high school 167,129,998 16,854,999 Junior high school 143,230,000 12,600,000 Elementary school 41,112,500 – Undergraduate 4,350,000 5,595,000 Total Temporary Restricted Expenses 573,366,570 310,798,046 Total Scholarship Expenses 14,083,834,156 11,433,627,568 Senior High School and Junior High School Scholarship This account represents tuition fees, books and allowances and related expenses of the scholars.

UnrestrictedThe Foundation entered into cooperation agreement with the Ministry of National Education (Depdiknas) (Note 14a) whereas, under this program, Depdiknas provides information about the students in need of financial support to continue their high school secondary education. Then, the Foundation will select and award the scholarship to the deserving and outstanding students based on their academic records. In 2004, the Foundation has entered the same agreement with Depdiknas to fund the junior high school scholarship.

As of December 31, 2005 and 2004, the Foundation has about approximately 13,000 and 10,000 senior high school scholars, respectively, and approximately 2,000 and 1,000 junior high school scholars, respectively all over Indonesia under these programs. To distribute the scholarship grants to high school scholars, the Foundation entered into agreements with PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. and PT Pos Indonesia (Note 14a).

The Foundation is also in cooperation with United World College (UWC) to fund tuition fee for scholars in the United World College. In 2005 and 2004, scholarship expense due to this program amounted to Rp405.4 million and Rp127.1 million, respectively.

YAYASAN SAMPOERNANOTES TO FINANCIAL STATEMENTSYEARS ENDED 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (EXPRESSED IN RUPIAH)

8 CONTRIBUTIONS (Continued) 2005 2004

Temporary Restricted In Rupiah 3,868,813,091 147,359,998 In US Dollar 6,695,332,162 491,439,000 Total Temporary Restricted Contributions 10,564,145,253 638,798,998 The Foundation’s revenue is mainly derived from contributions of HMS of Rp42.7 billion and Rp28.0 billion in 2005 and 2004, respectively (Note 1).

Aceh Education Recovery Programs The details of this account are as follows: 2005

Education Relief Program 4,856,500,000 Provincial Library Rehabilitation Program 2,900,000,000 Emergency School Tents Program 2,181,989,712 Lab School Construction Program 372,500,000 Sari Pan Pacific Scholarship Program 14,300,000 Total Aceh Education Recovery Programs 10,280,289,712

Education Relief Program is program that sponsored by Freeman Foundation for training and courses Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB), text book donations, scholarships and school renovation. Construction and renovation works have already started for five schools which had been damaged by the earthquake and tsunami. As of December 31, 2005, the renovations of the schools are not yet completed.

Provincial Library Rehabilitation Program is the provincial library rehabilitation program in Aceh sponsored by PT HM Sampoerna Tbk – Philip Morris, as result of A Mild concert. This rehabilitation of the library is still ongoing.

Emergency School Tents Program is the emergency education program in collaboration with International Finance Corporation (IFC) of the World Bank for Acehnese students that cannot get education since the tsunami disaster on December 26, 2004. The Program provided mostly for emergency school tents that were erected at various disaster-stricken districts and refugee camps, and also supported the tutorial of the Acehnese students. This program was completed in the end of November 2005.

Lab School Construction Program is the new school construction program sponsored by The United States Indonesia Society or USINDO. As of December 31, 2005, this program has not commenced yet.

Sari Pan Pacific Scholarship Program is the scholarship program for Acehnese junior high students. As of December 31, 2005, scholars selection had been done, but the scolarship’s payment has not been paid.

YAYASAN SAMPOERNANOTES TO FINANCIAL STATEMENTSYEARS ENDED 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (EXPRESSED IN RUPIAH)

These financial statements are orginally issued in Indonesian LanguageThese financial statements are orginally issued in Indonesian Language

Page 47: Annual report2005

86 87

10 NON-SCHOLARSHIP EXPENSES (Continued)School Quality Improvement Program (SQIP) is the program held by the Foundation to develop the quality of secondary schools in Indonesia. Through this program, the Foundation will improve school education quality to meet the minimum requirements. The adopted schools will be equipped with a laboratory, computers and other facilities to support the learning process. As of December 31, 2005, SQIP has been implemented in three schools in Depok (West Java), Sekayu (South Sumatra) and Balikpapan (East Kalimantan).

The Foundation is also pro-active in developing various programs that would benefit Indonesian teachers, particularly by improving the quality of teaching and methodology. With Teacher Education Institute, the Foundation is aiming to offer pre-service and in-service for the current and potential teachers. For this project, the Foundation has appointed the National Institute of Education (NIE), an Institute of the Nanyang Technological University, in providing findings as guidelines in establishing a Teacher Education Institute and offering professional development for three groups of educators (teacher-educators, school leaders and teachers). In July 2005, the Foundation support by NIE to perform studies to analyze teachers’ training needs in Indonesia.

Institutional Development Program (IDP) is aimed to assist tertiary level education institutions in Indonesia to improve their overall quality, in order to produce highly qualified human resources required to build and develop the country. As a start, IDP has initiated a project to assist ITB School of Business and Management (SBM-ITB), a Bandung-based graduate business school, to become one of the top ranked business schools in Asia Pacific. The assistance from the Foundation will allow the school to implement improvement programs in several key areas, such as faculty development, program development, marketing, internal administration systems, research and development. The Foundation will also assist SBM ITB to open a Jakarta campus to promote the institution’s growth and to allow more students access to the quality business education. The Foundation wishes to see SBM-ITB to become a leading institution in providing quality business education and to assist other institutions in the country.

11 ACEH EDUCATION RECOVERY PROGRAMS EXPENSES Aceh education recovery programs expenses comprise of expenses on programs as follows: 2005

Education relief program Text book donation 993,370,000 School rehabilitation 647,414,450 Project support 357,879,945 Tutorial 291,954,140 Senior high school and undergraduate scholarship 20,042,642 2,310,661,177 Provincial library rehabilitation program Library rehabilitation 1,061,530,230 Library furniture 321,741,600 Project support 117,586,789 1,500,858,619

YAYASAN SAMPOERNANOTES TO FINANCIAL STATEMENTSYEARS ENDED 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (EXPRESSED IN RUPIAH)

9 SCHOLARSHIP EXPENSES (Continued) Senior High School and Junior High School Scholarship (Continued) Temporary Restricted

The Foundation granted special scholarships to certain high school and junior high school scholars using the fund derived from temporary restricted contributions from donors. The senior high school and junior high school scholarship expenses funded by the temporary restricted contributions amounted to Rp167.1 million and Rp143.2 million, respectively, in 2005.

Undergraduate Scholarship The Foundation has local and overseas undergraduate scholarships program, which comprises of tuition fees, books, research costs, cost of living and other related expenses of the scholars. As of December 31, 2005 and 2004, the Foundation has approximately 120 scholars and 70 scholars, respectively, for local undergraduate scholarships program and as of December 31, 2005, the Foundation has 1 scholar for overseas undergraduate scholarships program.

Graduate ScholarshipThe Foundation has local and overseas graduate scholarships program, which comprises of tuition fees, books, research costs, cost of living and other related expenses of the scholars. As of December 31, 2005 and 2004, the Foundation has approximately 50 scholars, respectively, for local undergraduate scholarships program and as of December 31, 2005 and 2004, the Foundation has 12 scholars and 4 scholars, respectively, for overseas undergraduate scholarships program.

Scholar applicants eligible for scholarships under the local and overseas Graduate Scholarships Programs are the ones who meet the general requirements and pass all stages of selection process such as university entrance test (as well as GMAT and TOEFL for overseas graduate program), psychological test and interview. The psychological test and interview are conducted by independent professionals appointed by the Foundation.

10 NON-SCHOLARSHIP EXPENSES The details of this account are as follows: 2005 2004

School quality improvement program 2,739,329,486 64,162,164 Teachers education institute 1,737,439,183 – Institutional development 1,573,329,519 – National science olympiad 247,283,700 247,655,800 Research and development 104,060,000 – Alumni association 103,051,864 62,039,129 Yogyakarta Sampoerna School 23,128,217 – Total Unrestricted Contributions 6,527,621,969 373,857,093

YAYASAN SAMPOERNANOTES TO FINANCIAL STATEMENTSYEARS ENDED 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (EXPRESSED IN RUPIAH)

These financial statements are orginally issued in Indonesian LanguageThese financial statements are orginally issued in Indonesian Language

Page 48: Annual report2005

88 89

13 MANAGEMENT AND GENERAL EXPENSES Management and general expenses consist of: 2005 2004

Salaries and other fringe benefits 2,991,192,434 1,734,208,396 Professional fees 2,430,234,588 553,750,302 Traveling 355,989,230 197,355,423 Office renovation 332,039,374 – Advertising and promotion 297,070,172 772,877,494 Depreciation expense 176,726,807 35,740,120 Astek expense 135,790,728 88,853,097 Office supplies 125,295,905 111,208,699 Others (each below Rp125 million) 512,955,843 404,169,298 Total 7,357,295,081 3,898,162,829

14 SIGNIFICANT AGREEMENTSa) In 2001, the Foundation entered into an agreement with the Ministry of National Education (Depdiknas), whereby the Foundation is

committed to grant scholarships to 3,000 students with financial difficulties each year to help them complete their secondary education (high school). The Foundation will provide Rp30,000 per month to each student for tuition fees and book allowances.

The Foundation will grant scholarship for three consecutive academic year starting 2001/2002 until 2003/2004. Each grant will cover a

three-year high school education of selected students. The agreement is valid for five years and is terminated upon payment of the third phase scholarships at the end of academic year of 2005/2006.

The Foundation and Depdiknas also entered into cooperation agreement with PT Pos Indonesia in distributing the scholarship funds to the students all over Indonesia. The Foundation is charged Rp8,000 for each payment made to the students.

In 2004, the Foundation and Depdiknas renewed the agreement, whereby the Foundation is committed to grant scholarships to 3,000 senior high school students Rp50,000 per month each and 1,000 junior high school students Rp35,000 per month each.

The Foundation will grant scholarship for three consecutive academic year starting 2004/2005 until 2006/2007. Each grant will cover a three-year high school and junior high school education of selected students. The agreement is valid for five years and is terminated upon payment of the third phase scholarships at the end of academic year of 2008/2009.

In distributing the fund, the Foundation and Depdiknas no longer use the service of PT Pos Indonesia. The Foundation and Depdiknas entered into cooperation agreement with PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. The Foundation is charged by Rp2,500 for each payment made to the scholars.

YAYASAN SAMPOERNANOTES TO FINANCIAL STATEMENTSYEARS ENDED 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (EXPRESSED IN RUPIAH)

11 ACEH EDUCATION RECOVERY PROGRAMS EXPENSES (Continued) 2005

Emergency school tents program Project support 754,751,453 School tents 683,208,400 Tutorial 330,346,290 Volunteers 311,867,319 Writing materials 63,466,250 Table and chairs 38,350,000 2,181,989,712 Lab school construction program Project support 80,827,596 Sari Pan Pacific scholarship program Junior high school scholarship 290,800 Total Expenses on Aceh Education Recovery Programs 6,074,627,904

12 PROGRAM SUPPORT EXPENSES This account represents indirect expenses incurred to support the Foundation’s scholarship programs.

The details of this account are as follows: 2005 2004

Program support compensation 1,608,298,293 1,039,096,252 Annual event 673,484,143 423,451,423 Program communication and monitoring 400,443,452 – Scholar support program 297,719,544 325,597,023 Program promotion 284,356,320 640,580,040 Program merchandise 82,855,000 63,346,676 Others – 9,501,505 Total 3,347,156,752 2,501,572,919

YAYASAN SAMPOERNANOTES TO FINANCIAL STATEMENTSYEARS ENDED 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (EXPRESSED IN RUPIAH)

These financial statements are orginally issued in Indonesian LanguageThese financial statements are orginally issued in Indonesian Language

Page 49: Annual report2005

90 91

14 SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued)b) In 2005, the Foundation entered into agreements School Quality Improvement Program (SQIP) with several Municipal/Regency Government

(and district office of Education) and the selected schools, whereby the Foundation hand in hand with the Indonesian government, particularly the National Education Department, to develop the quality of secondary schools in Indonesia (Note 10).

c) In 2005, the Foundation signed the Memorandum of Understanding (MOU) with School of Business and Management – ITB (SBM-ITB) regarding the Institutional Development Program (Note 10).

15 COMPLETION OF THE FINANCIAL STATEMENTS The Executives of the Foundation is responsible for the preparation of these financial statements that were completed on February 27, 2006.

YAYASAN SAMPOERNANOTES TO FINANCIAL STATEMENTSYEARS ENDED 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (EXPRESSED IN RUPIAH)

These financial statements are orginally issued in Indonesian Language

LAPORAN AUDITOR INDEPENDENLAPORAN NO. RPC-5631

PEMBINA, PENGAWAS DAN PENGURUSYAYASAN SAMPOERNA

Kami telah mengaudit laporan posisi keuangan Yayasan Sampoerna (“Yayasan”) tanggal 31 Desember 2005 dan 2004, serta laporan aktivitas dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab pengurus Yayasan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh pengurus, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Yayasan Sampoerna tanggal 31 Desember 2005 dan 2004, serta hasil aktivitas dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Prasetio, Sarwoko & Sandjaja

Indrajuwana Komala WidjajaIzin Akuntan Publik No. 98.1.0511

27 Februari 2006

Prasetio, Sarwoko & SandjajaJakarta Stock Exchange Building, Tower 2, 7th Floor, JI.Jend.Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190, Indonesia

Phone (62-21) 5289 5000 Fax (62-21) 5289 4100 www.ey.com

Page 50: Annual report2005

92 93

YAYASAN SAMPOERNALAPORAN POSISI KEUANGANTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH)

Catatan 2005 2004

A K T I V A

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2b, 3 Tidak terikat 52.668.625.586 41.562.208.908 Terikat temporer 4.244.140.651 328.000.952Investasi jangka pendek 2c, 4 29.465.000.000 25.750.000.000Bunga masih harus diterima 776.943.435 493.879.966Aktiva lancar lainnya 2e 1.184.773.830 117.450.842Jumlah Aktiva Lancar 88.339.483.502 68.251.540.668

AKTIVA TIDAK LANCAR Peralatan kantor – setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp200.377.053 pada tahun 2005 dan Rp46.313.841 pada tahun 2004 2f 999.227.788 138.353.612Jumlah Aktiva Tidak Lancar 999.227.788 138.353.612JUMLAH AKTIVA 89.338.711.290 68.389.894.280

KEWAJIBAN DAN AKTIVA BERSIH

KEWAJIBAN LANCARHutang pajak 351.005.119 191.993.237Beban masih harus dibayar 5 3.580.304.379 2.723.205.341Jumlah Kewajiban Lancar 3.931.309.498 2.915.198.578 PENYISIHAN IMBALAN KERJA KARYAWAN 2h, 6 223.310.000 105.582.000

AKTIVA BERSIH 7 Tidak terikat 80.939.940.061 65.041.112.750 Terikat temporer 4.244.151.731 328.000.952Jumlah Aktiva Bersih 85.184.091.792 65.369.113.702JUMLAH KEWAJIBAN DAN AKTIVA BERSIH 89.338.711.290 68.389.894.280

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

YAYASAN SAMPOERNALAPORAN AKTIVITASTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH)

Catatan 2005 2004

PERUBAHAN AKTIVA BERSIH TIDAK TERIKATPendapatan dan Penghasilan 2g Sumbangan 8 41.497.724.886 38.656.742.709 Penghasilan bunga 5.042.970.211 2.632.911.232Laba penjualan obligasi pemerintah 60.000.000 448.000.000Laba selisih kurs 58.760.976 295.709.842Lain-lain 3.044.681 –Jumlah Pendapatan dan Penghasilan 46.662.500.754 42.033.363.783

Beban 2gBeban beasiswa 9 13.510.467.586 11.122.829.522Beban non-beasiswa 10 6.527.621.969 373.857.093Beban dukungan program 6, 12 3.347.156.752 2.501.572.919Beban manajemen dan umum 6, 13 7.357.295.081 3.898.162.829Beban pencarian dana 21.132.055 –Jumlah Beban 30.763.673.443 17.896.422.363KENAIKAN AKTIVA BERSIH TIDAK TERIKAT 15.898.827.311 24.136.941.420

PERUBAHAN AKTIVA BERSIH TERIKAT TEMPORERPendapatan 2g, 8Program pemulihan pendidikan Aceh 10.280.289.712 –Program beasiswa 283.855.541 638.798.998Jumlah Pendapatan 10.564.145.253 638.798.998

Beban 2gBeban program pemulihan pendidikan Aceh 11 6.074.627.904 –Beban beasiswa 9 573.366.570 310.798.046Jumlah Beban 6.647.994.474 310.798.046

KENAIKAN AKTIVA BERSIH TERIKAT TEMPORER 3.916.150.779 328.000.952KENAIKAN AKTIVA BERSIH 19.814.978.090 24.464.942.372

AKTIVA BERSIH AWAL TAHUN 65.369.113.702 40.904.171.330AKTIVA BERSIH AKHIR TAHUN 7 85.184.091.792 65.369.113.702

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

Page 51: Annual report2005

94 95

YAYASAN SAMPOERNALAPORAN ARUS KASTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH)

Catatan 2005 2004

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIPenerimaan dari: Sumbangan 8 52.061.870.139 39.149.633.844 Penghasilan bunga 4.759.906.743 2.139.031.266Pembayaran untuk: Program beasiswa (14.206.504.156) (8.796.427.568) Program pemulihan pendidikan Aceh 11 (6.074.627.904) – Program non-beasiswa 10 (6.527.621.969) (373.857.093) Dukungan program (3.347.156.752) (2.355.665.056) Pemasok dan karyawan (3.916.985.020) (2.712.830.740) Honorarium tenaga ahli (2.430.234.587) (553.750.302) Aktivitas operasional lainnya (605.922.139) (185.878.669)Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi 19.712.724.355 26.310.255.682

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASIPenjualan obligasi pemerintah 60.000.000 11.149.000.000Penjualan peralatan kantor 26.748.214 –Penempatan investasi jangka pendek 4 (3.715.000.000) (25.750.000.000)Perolehan peralatan kantor (1.061.916.192) (66.647.048)Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Investasi (4.690.167.978) (14.667.647.048)

KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 15.022.556.377 11.642.608.634 KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 41.890.209.860 30.247.601.226KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 3 56.912.766.237 41.890.209.860

Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas: Sumbangan dalam bentuk barang 8 – 145.907.863

YAYASAN SAMPOERNACATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH)

1 UMUM Yayasan Sampoerna (“Yayasan”) didirikan di Indonesia pada tanggal 1 Maret 2001 berdasarkan Akta Notaris Sutjipto, S.H. No. 1. Akta pendirian

tersebut telah diumumkan dalam Berita Negara No. 64, Tambahan No. 161 tanggal 10 Agustus 2001. Anggaran Dasar Yayasan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Sutjipto S.H., No. 68 tanggal 15 September 2003 sehubungan dengan penyesuaian terhadap Undang-undang No. 16 Tahun 2001 tentang “Yayasan”. Perubahan tersebut telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 6, Tambahan No. 13 tanggal 20 Januari 2004. Berdasarkan perubahan terakhir Anggaran Dasar, jumlah kekayaan bersih awal Yayasan adalah sebesar Rp28,8 miliar yang terdiri atas sumbangan dari PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMS) sebesar Rp27,0 miliar dan sumbangan dari Putera Sampoerna sebesar Rp1,8 miliar.

Kegiatan Yayasan meliputi, antara lain, pendidikan dan penelitian termasuk penyediaan beasiswa dan mendukung kegiatan-kegiatan sosial. Yayasan memberikan Program Beasiswa bagi para pelajar yang memenuhi syarat untuk Pendidikan Sekolah Dasar sampai dengan Pendidikan Doktoral. Yayasan berkedudukan di Jakarta.

Donatur utama dari Yayasan adalah PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMS) yang berkomitmen untuk memberikan sumbangan maksimum sampai dengan 2% dari laba bersih HMS setiap tahun.

Pada tanggal 31 Desember 2005 dan 2004, susunan Pembina, Pengawas dan Pengurus Yayasan berdasarkan perubahan Anggaran Dasar yang diaktakan dengan Akta Notaris Sutjipto, S.H., No. 79 tanggal 20 Mei 2003, adalah sebagai berikut:

Pembina Pengawas Pengurus

Putera Sampoerna Ekadharmajanto Kasih* Jacqueline Michelle Sampoerna Arief T. Surowidjojo Marzuki Usman Niken K. Rachmad John A. Prasetio Tjandra Bachtiar Nurcholis Madjid

* Komisaris HMS

2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSIa. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Yayasan menerapkan kebijakan-kebijakan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) No. 45, “Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba”, dan prinsip serta praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya perolehan (historical cost). Laporan keuangan disusun dengan menggunakan dasar akrual, kecuali laporan arus kas.

Laporan arus kas menyajikan dan mengelompokan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas ke dalam aktivitas operasi dan investasi dengan menggunakan metode langsung.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah Rupiah.

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

Page 52: Annual report2005

96 97

YAYASAN SAMPOERNACATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH)

YAYASAN SAMPOERNACATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH)

2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)b. Kas dan Setara Kas Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan pinjaman

diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”.

c. Investasi Jangka Pendek Deposito berjangka dengan jangka waktu lebih dari tiga bulan sejak tanggal penempatan diklasifikasikan sebagai “Investasi

Jangka Pendek”.

d. Transaksi dengan Pihak-pihak Hubungan Istimewa Yayasan melakukan transaksi dengan pihak tertentu yang diklasifikasikan sebagai pihak hubungan istimewa seperti yang dijelaskan dalam

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.

e. Biaya Dibayar Di Muka Biaya dibayar di muka dibebankan pada usaha sesuai dengan masa manfaatnya.

f. Peralatan Kantor Peralatan kantor dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode

garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva yaitu empat tahun.

g. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan dari donatur diakui pada saat penerimaan sumbangan dan dipertimbangkan sebagai sumbangan yang tidak terikat kecuali

dipergunakan secara sementara atau secara terikat permanen berdasarkan ketentuan dari donatur atau hukum yang berlaku. Beban diakui pada saat terjadinya.

h. Penyisihan Imbalan Kerja Karyawan Pada tahun 2004, Yayasan menerapkan lebih awal PSAK No. 24 (Revisi 2004) mengenai “Imbalan Kerja”. Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004),

nilai kini kewajiban manfaat pasti, biaya jasa kini dan biaya jasa lalu ditentukan berdasarkan perhitungan aktuaria dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban jika akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini kewajiban manfaat pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diharapkan. Biaya jasa lalu yang timbul ketika program pensiun manfaat pasti pertama kali diterapkan atau perubahan atas manfaat terhutang pada program manfaat pasti yang ada harus diamortisasi selama periode sampai dengan manfaat tersebut menjadi hak pekerja (vested).

2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)i. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan

posisi keuangan, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang timbul dari transaksi dan penjabaran aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing, dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan.

Pada tanggal 31 Desember 2005 dan 2004, nilai tukar mata uang Dolar Amerika Serikat yang digunakan masing-masing adalah Rp9.830 dan Rp9.290, dihitung berdasarkan kurs tengah transaksi yang dipublikasikan Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2005 dan 2004.

j. Pajak Penghasilan Sesuai dengan Undang-undang Pajak Penghasilan No. 17 Tahun 2000, sumbangan dan kontribusi yang tidak terkait dengan usaha,

kepemilikan atau pengendalian antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak dikenakan pajak penghasilan. Sumbangan yang diterima Yayasan dari para donatur tidak dikenakan pajak penghasilan sebagaimana ditegaskan dalam surat dari Direktorat Jenderal Pajak No. S-729/PJ.42/2001 tanggal 29 November 2001.

k. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan pengurus

untuk menetapkan estimasi dan asumsi-asumsi yang berpengaruh pada jumlah yang dilaporkan di dalamnya. Karena adanya ketidakpastian yang melekat dalam membuat estimasi, hasil aktual yang dilaporkan pada periode yang akan datang mungkin berbeda dengan jumlah estimasi.

Page 53: Annual report2005

98 99

YAYASAN SAMPOERNACATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH)

3 KAS DAN SETARA KAS Akun ini terdiri dari: 2005 2004

Tidak terikat Kas Dolar Amerika Serikat 22.624.040 692.105 Rupiah 35.899.268 3.019.898 Bank Dolar Amerika Serikat ABN-AMRO Bank N.V., Singapura 578.702.913 69.472.942 ABN-AMRO Bank N.V. 135.711.152 8.511.628.146 Rupiah PT Bank Central Asia Tbk. 837.023.555 245.306.223 ABN-AMRO Bank N.V. 824.310.908 396.477.587 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 102.116.077 1.725.485 Setara kas Rupiah Deposito berjangka PT Bank Bukopin 41.630.355.732 21.912.194.848 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 7.454.875.768 – Deposito on call – PT Bank Bukopin 1.047.006.173 – Overnight deposits – ABN-AMRO Bank N.V. – 10.421.691.674 Jumlah Kas dan Setara Kas Tidak Terikat 52.668.625.586 41.562.208.908

YAYASAN SAMPOERNACATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH)

3 KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan) 2005 2004

Terikat temporer Bank Dolar Amerika Serikat ABN-AMRO Bank N.V. 770.274.528 215.690.953 Rupiah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 355.822.498 – ABN-AMRO Bank N.V. 226.704.999 2.304.999 PT Bank Central Asia Tbk. 110.005.000 110.005.000 Setara kas Rupiah Deposito berjangka PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 2.781.333.626 – Jumlah Kas dan Setara Kas Terikat Temporer 4.244.140.651 328.000.952

Pada tanggal 31 Desember 2005, kas dan setara kas sebesar Rp4,2 miliar merupakan kas yang berasal dari sumbangan yang dibatasi penggunaannya untuk membiayai beasiswa sekolah menengah pertama, beasiswa sekolah menengah atas, beasiswa sarjana, beasiswa pasca sarjana luar negeri dan program pemulihan pendidikan Aceh dengan syarat-syarat tertentu dari donatur.

Suku bunga tahunan setara kas adalah sebagai berikut: 2005 2004

(%) (%)

Deposito berjangka 7,25 – 13,00 6,11 – 7,25 Deposito on call 10,00 – Overnight deposits – 5,20 – 7,00

Page 54: Annual report2005

100 101

4 INVESTASI JANGKA PENDEK Akun ini terdiri dari deposito berjangka yang ditempatkan pada bank-bank sebagai berikut: 2005 2004

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 29.465.000.000 – PT Bank Bukopin – 25.750.000.000 Jumlah Investasi Jangka Pendek 29.465.000.000 25.750.000.000

Suku bunga tahunan dari investasi jangka pendek adalah sebagai berikut : 2005 2004

(%) (%)

Deposito berjangka 7,35 – 13,05 7,35

5 BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR Akun ini terdiri dari: 2005 2004

Beban beasiswa Sekolah Menengah Atas 1.983.180.000 2.215.500.000 Sekolah Menengah Pertama 318.585.000 210.000.000 Sekolah Dasar 180.000.000 – Sarjana 32.765.000 – Pasca Sarjana – 211.700.000 Lain-lain 1.065.774.379 86.005.341 Jumlah 3.580.304.379 2.723.205.341

YAYASAN SAMPOERNACATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH)

6 PENYISIHAN IMBALAN KERJA KARYAWANPerhitungan atas penyisihan imbalan kerja karyawan didasarkan pada penilaian aktuaria yang dilakukan oleh PT Dayamandiri Dharmakonsilindo, aktuaris independen, berdasarkan laporannya tertanggal 15 Februari 2006 yang mencakup tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005 dan 2004, menggunakan metode Projected Unit Credit. Berikut adalah asumsi-asumsi penting yang digunakan dalam laporan aktuaris independen tersebut:

2005 2004

Tingkat diskonto tahunan 13% per year 12% per year Tingkat kenaikan gaji tahunan 10% per year 10% per year Usia pensiun normal 55 years 55 years Tingkat kematian tabel CSO–1980 tabel CSO–1980

Jumlah biaya imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut: 2005 2004

Biaya jasa kini 106.674.000 76.458.000 Biaya bunga 11.498.000 7.704.000 Amortisasi bersih tahun berjalan (444.000) 2.172.000 Pengaruh penerapan PSAK No. 24 pada usaha tahun berjalan (Catatan 2h) – 19.248.000 Biaya imbalan kerja karyawan 117.728.000 105.582.000

Mutasi penyisihan imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut: 2005 2004

Saldo awal tahun 105.582.000 – Penyisihan tahun berjalan 117.728.000 105.582.000 Pembayaran tahun berjalan – – Saldo akhir tahun 223.310.000 105.582.000

7 AKTIVA BERSIHAktiva Bersih Yayasan dikelompokkan sebagai “Tidak Terikat” dan “Terikat Temporer”. Aktiva bersih tidak terikat adalah sebesar Rp80,9 miliar dan Rp65,0 miliar pada tahun 2005 dan 2004, dimana para donatur Yayasan tidak membatasi penggunaan sumbangan mereka dan untuk aktiva bersih terikat temporer sebesar Rp4,2 miliar dan Rp0,3 miliar pada 2005 dan 2004, penggunaannya dibatasi oleh para donatur untuk membiayai beasiswa sekolah menengah pertama, beasiswa sekolah menengah atas, beasiswa sarjana, beasiswa pasca sarjana luar negeri dan Program Pemulihan Pendidikan Aceh dengan syarat-syarat khusus yang ditentukan oleh donatur.

YAYASAN SAMPOERNACATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH)

Page 55: Annual report2005

102 103

8 SUMBANGAN Rincian akun ini adalah sebagai berikut: Sumbangan 2005 2004

Tidak Terikat Dalam Rupiah 39.964.608.154 28.229.115.880 Dalam Dolar Amerika Serikat 1.533.116.732 10.281.718.966 Dalam bentuk barang – 145.907.863 Jumlah Sumbangan Tidak Terikat 41.497.724.886 38.656.742.709 Terikat Temporer Dalam Rupiah 3.868.813.091 147.359.998 Dalam Dolar Amerika Serikat 6.695.332.162 491.439.000 Jumlah Sumbangan Terikat Temporer 10.564.145.253 638.798.998

Pendapatan Yayasan terutama berasal dari sumbangan HMS masing-masing sebesar Rp42,7 miliar dan Rp28,0 miliar pada tahun 2005 dan 2004 (Catatan 1).

Program Pendidikan Pemulihan Aceh Rincian akun ini adalah sebagai berikut: 2005

Program Bantuan Pendidikan 4.856.500.000 Program Renovasi Perpustakaan 2.900.000.000 Program Sekolah Tenda Darurat 2.181.989.712 Program Konstruksi Sekolah Laboratorium 327.500.000 Program Beasiswa Sari Pan Pacific 14.300.000 Jumlah Program Pemulihan Pendidikan Aceh 10.280.289.712

Program Bantuan Pendidikan adalah program yang disponsori oleh Freeman Foundation untuk bimbingan belajar Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB), sumbangan buku pelajaran, beasiswa dan renovasi sekolah. Konstruksi dan renovasi dimulai di lima sekolah di Aceh yang bangunannya rusak karena bencana gempa bumi dan tsunami. Sampai dengan 31 Desember 2005 perbaikan sekolah belum selesai.

Program Renovasi Perpustakaan adalah program perbaikan perpustakaan induk provinsi di Aceh yang disponsori oleh PT HM Sampoerna Tbk – Philip Morris, hasil dari pelaksanaan konser A Mild. Program ini belum berakhir dan perbaikan masih terus berjalan.

YAYASAN SAMPOERNACATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH)

8 SUMBANGAN (Lanjutan) Program Pendidikan Pemulihan Aceh (Lanjutan)

Program Sekolah Tenda Darurat adalah program pendidikan darurat yang dibentuk atas kerjasama dengan International Finance Corporation (IFC) Bank Dunia untuk para pelajar Aceh yang tidak dapat lagi melanjutkan pendidikannya sejak bencana Tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004. Yayasan memberikan sumbangan yang dipergunakan terutama untuk pembelian tenda-tenda sekolah darurat yang didirikan pada beberapa daerah yang terkena bencana dan penampungan pengungsi, juga memberikan bimbingan belajar bagi para pelajar Aceh. Program ini telah selesai dan berakhir pada bulan November 2005.

Program Konstruksi Sekolah Laboratorium adalah program pembangunan satu sekolah baru yang disponsori oleh The United States Indonesia Society atau USINDO. Per 31 Desember 2005, konstruksi ini belum dimulai.

Program Beasiswa Sari Pan Pacific adalah program pemberian beasiswa kepada para pelajar sekolah menengah pertama di Aceh. Per 31 Desember 2005, seleksi siswa sudah dilakukan, tetapi pembayaran beasiswa belum dilaksanakan.

9 BEBAN BEASISWA Rincian akun ini adalah sebagai berikut: 2005 2004

Tidak Terikat Sekolah Menengah Atas 6.421.668.162 5.642.512.752 Pasca Sarjana 5.027.903.721 4.669.219.357 Sarjana 1.143.033.587 596.072.413 Sekolah Menengah Pertama 679.905.000 210.000.000 Sekolah Dasar 192.190.000 – Program Khusus Guru 45.767.116 – Doktoral – 5.025.000 Jumlah Beban Tidak Terikat 13.510.467.586 11.122.829.522 Terikat Temporer Pasca Sarjana 217.544.072 275.748.047 Sekolah Menengah Atas 167.129.998 16.854.999 Sekolah Menengah Pertama 143.230.000 12.600.000 Sekolah Dasar 41.112.500 – Sarjana 4.350.000 5.595.000 Jumlah Beban Terikat Temporer 573.366.570 310.798.046 Jumlah Beban Beasiswa 14.083.834.156 11.433.627.568

YAYASAN SAMPOERNACATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH)

Page 56: Annual report2005

104 105

9 BEBAN BEASISWA (Lanjutan) Beasiswa untuk Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Pertama Akun ini terutama terdiri dari uang sekolah, buku-buku dan uang saku serta biaya terkait lainnya.

Tidak TerikatYayasan mengadakan kerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) (Catatan 14a) dimana, berdasarkan program ini, Depdiknas memberikan informasi mengenai para pelajar yang membutuhkan dukungan keuangan untuk melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas. Kemudian, Yayasan akan menyeleksi dan memberikan beasiswa kepada para pelajar yang berhak dan berprestasi berdasarkan catatan akademis mereka. Pada tahun 2004, Yayasan juga mengadakan kerjasama sejenis untuk pelajar sekolah menengah pertama.

Pada tanggal 31 Desember 2005 dan 2004, Yayasan memiliki masing-masing sekitar 13.000 dan 10.000 pelajar sekolah menengah atas serta memiliki masing-masing sekitar 2.000 dan 1.000 pelajar sekolah menengah pertama dari seluruh Indonesia dalam program ini. Untuk membagikan beasiswa kepada para pelajar, Yayasan melakukan perjanjian kerjasama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Pos Indonesia (Catatan 14a).

Di samping itu, Yayasan bekerja sama dengan United World College (UWC) untuk membiayai uang sekolah penerima beasiswa di UWC tersebut. Pada tahun 2005 dan 2004, beban beasiswa untuk program ini masing-masing adalah sebesar Rp405,4 juta dan Rp127,1 juta.

Terikat TemporerYayasan juga memberikan beasiswa khusus kepada pelajar-pelajar sekolah menengah atas dan sekolah menengah pertama yang dananya berasal dari sumbangan terikat temporer dari donatur. Beban beasiswa sekolah menengah atas dan sekolah menengah pertama yang berasal dari sumbangan terikat temporer adalah masing-masing sebesar Rp167,1 juta dan Rp143,2 juta pada tahun 2005.

Program Beasiswa Sarjana Yayasan memiliki program beasiswa sarjana lokal dan luar negeri, dimana terdiri dari uang sekolah, buku-buku, biaya penelitian, biaya hidup dan biaya terkait lainnya dari para peserta program ini. Pada tanggal 31 Desember 2005 dan 2004, Yayasan memiliki masing-masing sekitar 120 peserta dan 70 peserta program ini, untuk program beasiswa sarjana lokal dan pada tanggal 31 Desember 2005, Yayasan memiliki 1 peserta program beasiswa sarjana luar negeri.

Program Beasiswa Pasca SarjanaYayasan memiliki program beasiswa pasca sarjana lokal dan luar negeri, dimana terdiri dari uang sekolah, buku-buku, biaya penelitian, biaya hidup dan biaya terkait lainnya dari para peserta program ini. Pada tanggal 31 Desember 2005 dan 2004, Yayasan memiliki sekitar 50 peserta, untuk program beasiswa pasca sarjana lokal dan pada tanggal 31 Desember 2005 dan 2004, Yayasan memiliki masing-masing 12 peserta dan 4 peserta untuk program beasiswa pasca sarjana luar negeri.

Para pemohon yang memenuhi syarat untuk menerima beasiswa dalam Program Beasiswa Pasca Sarjana lokal dan luar negeri merupakan para pemohon yang telah memenuhi persyaratan umum dan telah melalui seluruh tahapan proses seleksi seperti ujian masuk perguruan tinggi (serta GMAT dan TOEFL untuk program pasca sarjana luar negeri), tes psikologis dan wawancara. Tes psikologis dan wawancara dilakukan oleh tenaga ahli independen yang ditunjuk oleh Yayasan.

10 BEBAN NON-BEASISWA Rincian dari akun ini adalah sebagai berikut: 2005 2004

Program perbaikan kualitas sekolah 2.739.329.486 64.162.164 Institut pendidikan guru 1.737.439.183 – Pengembangan institusi 1.573.329.519 – Olimpiade ilmiah nasional 247.283.700 247.655.800 Penelitian dan pengembangan 104.060.000 – Ikatan alumni 103.051.864 62.039.129 Sekolah Yogyakarta Sampoerna 23.128.217 – Jumlah Sumbangan Tidak Terikat 6.527.621.969 373.857.093

Program perbaikan kualitas sekolah (School Quality Improvement Program/SQIP) adalah program yang diadakan oleh Yayasan untuk mengembangkan kualitas sekolah-sekolah di Indonesia. Melalui program ini, Yayasan bertekad memperbaiki kualitas pendidikan sekolah sehingga memenuhi standar minimum. Sekolah-sekolah yang ditunjuk tersebut juga akan dilengkapi dengan laboratorium, komputer dan fasilitas lainnya untuk mendukung proses belajar. Sampai dengan 31 Desember 2005, SQIP telah dilaksanakan di tiga sekolah di Depok (Jawa Barat), Sekayu (Sumatra Selatan) dan Balikpapan (Kalimantan Timur).

Yayasan juga pro-aktif untuk mengembangkan berbagai program yang dapat berguna bagi guru-guru di Indonesia, terutama dengan pengembangan kualitas dan metodologi pengajaran guru. Dengan adanya program institut pendidikan guru, Yayasan akan menawarkan pengembangan kualitas guru bagi yang sudah menjabat sebagai guru maupun yang berminat menjadi guru. Untuk kerjasama ini, Yayasan telah menunjuk National Institute of Education (NIE), sebuah institusi dari Universitas Teknologi Nanyang, untuk menyediakan aturan dalam pendirian institusi pengembangan guru dan menawarkan pengembangan profesional untuk tiga grup pendidik (pendidik guru, kepala sekolah, dan guru). Pada Juli 2005, Yayasan dibantu oleh NIE mengadakan studi untuk menganalisa kebutuhan pelatihan guru di Indonesia.

Program Pengembangan Institusi (Institutional Development Program/IDP) ditujukan untuk membantu lembaga kependidikan tinggi di Indonesia untuk memperbaiki kualitas secara menyeluruh, sehingga bisa menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi yang dibutuhkan untuk membangun dan mengembangkan negara. Sebagai langkah awal, IDP telah memulai proyek untuk membantu Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB (SBM-ITB), sebuah sekolah tinggi bisnis yang berbasis di Bandung, untuk menjadi salah satu dari sekolah bisnis terkemuka di Asia Pasifik. Bantuan dari Yayasan akan memungkinkan sekolah tersebut untuk mengimplementasi program-program pengembangan di beberapa area utama, seperti pengembangan dosen, pengembangan program, pemasaran, sistem administrasi internal, riset dan pengembangan. Yayasan juga akan membantu SBM-ITB membuka kampus di Jakarta untuk meningkatkan pertumbuhan institusi tersebut dan memungkinkan lebih banyak pelajar mendapatkan pendidikan bisnis yang berkualitas. Yayasan ingin melihat SBM-ITB menjadi institusi utama yang memberikan pendidikan bisnis bermutu dan membantu institusi-institusi lain di negara ini.

YAYASAN SAMPOERNACATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH)

YAYASAN SAMPOERNACATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH)

Page 57: Annual report2005

106 107

11 BEBAN PROGRAM PEMULIHAN PENDIDIKAN ACEH Pada tahun 2005, beban program pemulihan pendidikan Aceh terdiri dari : 2005

Program Bantuan Pendidikan Sumbangan buku cetak 993.370.000 Perbaikan bangunan sekolah 647.414.450 Dukungan program 357.879.945 Pelatihan 291.954.140 Beasiswa sekolah menengah atas dan sarjana 20.042.642 2.310.661.177 Program Renovasi Perpustakaan Renovasi perpustakaan 1.061.530.230 Perabot perpustakaan 321.741.600 Dukungan program 117.586.789 1.500.858.619 Program Sekolah Tenda Darurat Dukungan program 754.751.453 Tenda darurat untuk sekolah 683.208.400 Bimbingan belajar 330.346.290 Sukarelawan 311.867.319 Alat-alat tulis 63.466.250 Meja dan bangku 38.350.000 2.181.989.712 Program Konstruksi Sekolah Laboratorium Dukungan program 80.827.596 Program Beasiswa Sari Pan Pacific Beasiswa sekolah menengah pertama 290.800 Jumlah Beban Program Pemulihan Pendidikan Aceh 6.074.627.904

12 BEBAN DUKUNGAN PROGRAM Akun ini merupakan biaya tidak langsung yang timbul untuk mendukung program beasiswa Yayasan. Rincian akun ini adalah sebagai berikut: 2005 2004

Gaji dan tunjangan lainnya 1.608.298.293 1.039.096.252 Acara tahunan 673.484.143 423.451.423 Program komunikasi dan pengawasan 400.443.452 – Program dukungan pelajar 297.719.544 325.597.023 Program promosi 284.356.320 640.580.040 Program barang promosi 82.855.000 63.346.676 Lain-lain – 9.501.505 Jumlah 3.347.156.752 2.501.572.919

13 BEBAN MANAJEMEN DAN UMUM Beban manajemen dan umum terdiri dari: 2005 2004

Gaji dan tunjangan lainnya 2.991.192.434 1.734.208.396 Honorarium tenaga ahli 2.430.234.588 553.750.302 Perjalanan dinas 355.989.230 197.355.423 Renovasi kantor 332.039.374 – Iklan dan promosi 297.070.172 772.877.494 Biaya depresiasi 176.726.807 35.740.120 Biaya astek 135.790.728 88.853.097 Perlengkapan kantor 125.295.905 111.208.699 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp125 juta) 512.955.843 404.169.298 Jumlah 7.357.295.081 3.898.162.829

YAYASAN SAMPOERNACATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH)

YAYASAN SAMPOERNACATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH)

Page 58: Annual report2005

108

14 PERJANJIAN-PERJANJIAN SIGNIFIKANa) Pada tahun 2001, Yayasan menandatangani perjanjian kerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), dimana Yayasan

menyatakan komitmennya untuk memberikan beasiswa kepada 3.000 pelajar yang mengalami kesulitan keuangan setiap tahun untuk membantu mereka menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas. Yayasan akan memberikan Rp30.000 per bulan kepada setiap pelajar untuk biaya sekolah dan uang buku.

Yayasan akan memberikan beasiswa untuk tiga tahun akademis secara berturut-turut dimulai sejak tahun 2001/2002 hingga 2003/2004. Setiap pemberian beasiswa akan mencakup tiga tahun pendidikan sekolah menengah atas bagi pelajar-pelajar yang terpilih. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu lima tahun dan akan berakhir pada saat dilakukannya pembayaran beasiswa tahap ketiga pada akhir tahun akademis 2005/2006.

Yayasan dan Depdiknas juga mengadakan perjanjian kerja sama dengan PT Pos Indonesia dalam hal pembagian dana beasiswa kepada pelajar penerima beasiswa di seluruh Indonesia. Yayasan dibebani biaya sebesar Rp8.000 untuk setiap pembayaran yang dilakukan kepada para pelajar.

Pada tahun 2004, Yayasan dan Depdiknas memperbaharui perjanjian ini, dimana Yayasan akan memberikan beasiswa kepada 3.000 pelajar sekolah menengah atas dengan biaya sekolah sebesar Rp50.000 per bulan kepada setiap pelajar dan kepada 1.000 pelajar sekolah menengah pertama dengan biaya sekolah sebesar Rp35.000 per bulan kepada setiap pelajar.

Yayasan akan memberikan beasiswa untuk tiga tahun akademis secara berturut-turut dimulai sejak tahun 2004/2005 hingga 2006/2007. Setiap pemberian beasiswa akan mencakup tiga tahun pendidikan sekolah menengah atas dan sekolah menengah pertama bagi pelajar-pelajar yang terpilih. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu lima tahun dan akan berakhir pada saat dilakukannya pembayaran beasiswa tahap ketiga pada akhir tahun akademis 2008/2009.

Sehubungan dengan pembagian dana beasiswa, Yayasan dan Depdiknas tidak lagi menggunakan PT Pos Indonesia tetapi mengadakan perjanjian kerja sama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Yayasan dibebani biaya sebesar Rp2.500 untuk setiap pembayaran yang dilakukan kepada para pelajar.

b) Pada tahun 2005, Yayasan mengadakan kerja sama program perbaikan kualitas sekolah (SQIP) dengan beberapa pemerintah kota/kabupaten (dan Dinas Pendidikan) serta sekolah-sekolah terpilih, dimana Yayasan bersama dengan pemerintah Indonesia, terutama Departemen Pendidikan Nasional, meningkatkan kualitas sekolah-sekolah di Indonesia (Catatan 10).

c) Pada tahun 2005, Yayasan menandatangani kesepakatan bersama (MOU) dengan School of Business and Management – ITB (SBM-ITB) mengenai Program Pengembangan Institusi (Catatan 10).

15 PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGANPengurus Yayasan bertanggung jawab dalam mempersiapkan laporan keuangan yang telah diselesaikan pada tanggal 27 Februari 2006.

YAYASAN SAMPOERNACATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH)