Androgenetic Alopecia and Cardiovascular Risk Factors Ppt jurnal
-
Upload
benediktus-bayu -
Category
Documents
-
view
219 -
download
2
description
Transcript of Androgenetic Alopecia and Cardiovascular Risk Factors Ppt jurnal
Androgenetic alopecia and cardiovascular risk factors
in men and women: A comparative studySalvador Arias-Santiago, MD,a Marı´a Teresa Gutie´rrez-
Salmero´n, PhD,a Luisa Castellote-Caballero, MD,bAgustı´n Buendı´a-Eisman, PhD,a and Ramo´n Naranjo-
Sintes, PhDaGranada, Spain
Pembimbing :dr. Nyoman Yudha Santosa , SpKK
dr. Aris Aryadi Tjahyadi Oedi, SpKKOleh :
Benediktus Bayu AP
PendahuluanBanyak penelitian telah dilakukan untuk
mencari hubungan antara alopesia androgenetik (AGA) dengan penyakit kardiovaskuler, dimana didapatkan semakin muda terjadinya onset alopesia, maka semakin besar kemungkinan mengalami penyakit kardiovaskuler
Tujuanuntuk menganalisis adanya faktor risiko
kardiovaskular termasuk dalam kriteria Adult Treatment Panel-III untuk sindrom metabolik, prevalensi arteri karotis atheromatosis, hormonal (aldosteron, insulin, testosteron, dan seks ikatan hormon globulin) faktor dan reaktan fase akut (protein C-reaktif, fibrinogen, D-dimer, laju endap darah) variabel dalam laki-laki dan pasien perempuan dengan AGA dan kelompok kontrol, dan menganalisis perbedaan antara kelompok.
Metode
Penelitian kasus-kontrol ini diikuti oleh 154 peserta, dimana 77 peserta memiliki AGA (40 pria dan 37 wanita), dan 77 peserta sampel kontrol (40 pria dan 37 wanita) yang memiliki penyakit dermatologi. Secara acak, berdasarkan riwayat kebotakan, pola kebotakan dan juga riwayat penyakit sebelumnya spt sindrom metabolik dan kardiovaskular
pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar abdomen, BMI, tekanan darah setelah 5 menit beristirahat dan 10
menit setelahnya lalu diambil nilai rata-ratanya, kadar aldosteron, testosteron, trigliserida, HDL,
kolesterol, LDL, kolesterol total, GDS, insulin, sex-hormone binding globulin, D-dimer, fibrinogen, LED, CRP, zat besi serum, ferritin, transferrin, TSH,
pemeriksaan resistensi insulin (insulin puasa x glukosa darah puasa
Hasil
Semua pasien pria dengan AGA, 27,5% menderita AGA stadium III, 47,5% stadium IV, dan 25% stadium V berdasarkan skor Ebling, sedangkan pada pasien wanita, 70,27% menderita AGA stadium II, 29,73% stadium III berdasarkan skor Ludwig
Sindroma metabolik
Kriteria ATP-III ditemui pada 54,5% pasien dengan AAG, sedangkan pada kontrol sebanyak 10,4%. Odd ratio sindroma metabolik sebesar 10,5 pada pasien pria dan 10,73 pada pasien wanita dengan AGA. Sindroma metabolik secara signifikan lebih banyak ditemukan pada pasien dengan AGA dibandingkan dengan kontrol (60% vs 12,5% pada pria, 48,5% vs 8,1% pada wanita)
Ateromatosis karotis
Prevalensi plak ateroma tidak berhubungan dengan stadium Ebling pada pria, namun berhubungan secara signifikan dengan stadium Ludwig pada wanita.
Plak ateroma karotid didapatkan pada 29,9% pasien dengan AGA dibadingkan 7,8% pada kontrol (32,5% vs 7,5% pada pria; dan 27% vs 8,1% pada wanita).
Rata-rata lingkar abdomen lebih besar, hipertrigliseridemia, tekanan darah sistolik dan diastolik dan GDS
Pemeriksaan hormonal
Pada pasien AGA, terdapat korelasi positif antara kadar testosteron terhadap berat badan dan lingkar abdomen, sedangkan kadar aldosteron berkorelasi positif terhadap tekanan darah, kadar insulin berkorelasi positif dengan obesitas abdomen, hipertrigliseridemia, tekanan darah dan GDS.
Kadar insulin, testosteron, aldosteron, dan insulin secara signifikan lebih tinggi pada pasien dengan sindroma metabolik dibandingkan dengan kontrol.
Reaktan fase akut
Terdapat peningkatan CRP, fibrinogen, dan D-dimer pada pasien pria dan wanita dengan AGA.
Kadar fibrinogen, D-dimer, LED, dan CRP lebih tinggi secara signifikan pada pasien dengan sindroma metabolik
LED lebih tinggi pada pasien dengan plak ateroma, sedangkan CRP lebih tinggi pada pasien dengan obesitas abdomen dan GDS tinggi. D-dimer berkorelasi positif terhadap obesitas abdomen dan tekanan darah sistolik
Tabel I. Mean (SD), usia, berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh, berarti waktu dari alopesia androgenik, penggunaan tembakau, dan tempat tinggal untuk pria dan wanita dengan androgenetic alopecia, dan subyek kontrol
Tabel II. Analisis kriteria sindrom metabolik Dewasa Pengobatan Panel-III (mean, SD) pada pria dan wanita alopesia androgenik dan subyek kontrol masing-masing dan rendah kolesterol lipoprotein dan density nilai total kolesterol
Ebling Kriteria
Ludwig kriteria
Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan antara AGA onset dini dengan tingginya risiko kardiovaskular pada pria maupun wanita.
Ditemukan pula prevaleni ateromatosis karotis dan sindroma metabolik yang lebih tinggi pada pasien dengan AGA dibandingkan dengan kontrol.
Terdapat prevalensi penyakit kardiovaskular pada keluarga lebih tinggi pada pasien dengan AGA
KeterbatasanStudi tentang sampel yang lebih luas dari
pasien dengan AGA akan mengkonfirmasi temuan ini dan memungkinkan analisis rinci dari faktor di atas sebagai fungsi dari tingkat alopecia atau antara menopause dan wanita premenopause.
KesimpulanDeterminasi metabolik sindrom dan USG
pemeriksaan arteri karotid dapat metode skrining dapat berguna untuk mendeteksi risiko penyakit kardiovaskular pada pasien pria dan wanita onset dini AGA dan potensi pengobatan pencegahan dini