ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for...

96
PEMBUATAN DISPERSI KONSENTRAT IKAN GABUS (OPHIOCEPHALUS STRIATUS) SEBAGAI MAKANAN TAMBAHAN (FOOD SUPPLEMENT) Oleh ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Transcript of ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for...

Page 1: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

PEMBUATAN DISPERSI KONSENTRAT IKAN GABUS

(OPHIOCEPHALUS STRIATUS) SEBAGAI MAKANAN

TAMBAHAN (FOOD SUPPLEMENT)

Oleh

ANDI TENRI LAWANG

G 311 09 007

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

i

PEMBUATAN DISPERSI KONSENTRAT IKAN GABUS

(Ophiocephalus striatus) SEBAGAI MAKANAN TAMBAHAN

(FOOD SUPPLEMENT)

Oleh

ANDI TENRI LAWANG

G 311 09 007

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada

Jurusan Teknologi Pertanian

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 3: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Pembuatan Dispersi Konsentrat Ikan Gabus

(Ophiocephalus striatus) Sebagai Makanan Tambahan

(Food Supplement)

Nama : Andi Tenri Lawang

Stambuk : G 311 09 007

Program Studi : Ilmu dan Teknologi Pangan

Disetujui

1. Tim Pembimbing

Prof. Dr. Ir. H. Abu Bakar Tawali

Pembimbing I

Dr. rer.nat. Zainal. S.TP, M. Food Tech

Pembimbing II

Mengetahui

2. Ketua Jurusan Teknologi Pertanian

Prof. Dr. Ir. H. Mulyati M. Tahir, MS

Nip. 19570923 198312 2 001

3. Ketua Panitia Ujian Sarjana

Ir. Nandi K. Sukendar,M.App. Sc

Nip. 19571103 198406 1 001

Tanggal Lulus : Mei 2013

Page 4: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

iii

Andi Tenri Lawang (G31109007). Making Of Dispersion As Snakehead Fish (Ophiocephalus Striatus) Concentrate As Food Suplement. Supervised by Abu Bakar Tawali and Zainal

ABSTRACT

Dispersion snakehead fish concentrate is a concentrate product in

form of dispersion which is expected to be used as a food supplement

source of protein especially albumin protein for society. The general aim of

this research was to produce a concentrate of snakehead to dispersion,

which is expected to be used as a food supplement especially albumin.

and the special aim was to obtain the optimal formula and product profiles.

The stages of this research was optimization of the formulation such as

stabilizer addition determination of fructose and the addition of citrus flavor

and profile of the product. The results showed that carrageenan 0.005%

with the addition of fructose 3% and 2% citrus flavor was the optimal

formulation in producing dispersion of snakehead fish concentrate. This

product contained protein of 29.7%, albumin of 12.96% and mineral of

0.315%. This product is expected to be commercially produced, so people

can get easily a protein albumin with lower prize.

Keywords: Snakehead fish concentrated, albumin, dispersions, food

supplement, carrageenan

Page 5: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

iv

Andi Tenri Lawang (G31109007). Pembuatan Dispersi Konsentrat

Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus) Sebagai Makanan Tambahan

(Food Supplement). Dibawah bimbingan Abu Bakar Tawali and Zainal

RINGKASAN

Dispersi konsentrat ikan gabus adalah produk konsentrat ikan

gabus dalam bentuk dispersi yang diharapkan dapat dijadikan sebagai

food suplement sumber protein terutama protein albumin untuk

masyarakat. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan

konsentrat ikan gabus dalam bentuk dispersi yang diharapkan dapat

dijadikan food suplement sumber protein terutama albumin yang diterima

oleh masyarakat dari segi organoleptik, dan tujuan khususnya adalah

untuk mendapatkan formula yang optimal dan profil produk. Tahapan

penelitian ini dilakukan optimalisasi formulasi yaitu penentuan stabiliser

kemudian formulasi penambahan fruktosa dan flavor jeruk dan penentuan

profil produk yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

karagenan 0,005% dengan formulasi penambahan fruktosa 3% dan flavor

jeruk 2% yang paling optimal dalam memproduksi dispersi konsentrat ikan

gabus. Produk ini mengandung kadar protein sebanyak 29,7%, albumin

12,96% dan kadar mineral 0,315%. Diharapakan produk ini dapat

diproduksi secara komersial sehinggga masyarakat dapat memperoleh

protein albumin dengan mudah.

Kata kunci: Konsentrat ikan gabus, albumin, dispersi, food suplement,

karagenan.

Page 6: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

atas berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul Pembuatan Dispersi

Konsentrat Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus) Sebagai Makanan

Tambahan (Food Supplement) merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas

Pertanian,Universitas Hasanuddin, Makassar.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini, ada banyak

hambatan yang harus dilalui, baik dari luar maupun dari penulis sendiri.

Namun dengan doa, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak, penulis

dapat mengatasinya. Penulis juga memohon maaf apabila dalam skripsi

ini terdapat kesalahan atau kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik

yang membangun sangat penulis harapkan agar skripsi ini dapat menjadi

lebih baik.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan

terima kasih yang sangat besar kepada Prof. Dr. Ir. H. Abu Bakar Tawali

dan Dr. rer. Nat. Zainal., STP. M. Food tech selaku dosen pembimbing

yang telah memberi banyak saran, bimbingan, dan motivasi selama

penelitian hingga skripsi ini selesai. Terima kasih juga penulis ucapkan

kepada Prof. Dr. Ir. Hj. Mulyati M. Tahir. MS dan Ir. Nandi K. Sukendar,

M.App. Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran

untuk skripsi ini.

Page 7: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

vi

Melalui kesempatan yang berharga ini, penulis juga mengucapkan

terima kasih kepada seluruh dosen di Program Studi Ilmu dan Teknologi

Pangan yang telah memberikan banyak Ilmu selama penulis berkuliah,

dan kepada seluruh karyawan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin

yang telah banyak membantu.

Semoga skripsi ini dapat berguna dan memberi manfaat bagi

siapapun yang membutuhkan. Amin.

Makassar, Mei 2013

Page 8: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih yang tak akan ada habisnya penulis ucapkan kepada

kedua orang tua penulis. Ayahanda Andi Tasri inspirasi terbesar daam

hidupku dan Ibunda tercinta Andi Sukmawati yang selalu penulis

banggakan, keluarga besar Syahbur Baso Lukkasa dan Andi Mulawati.

Terima kasih atas segala doa dan dorongan yang selalu diberikan kepada

penulis, terima kasih untuk semuanya. Demikian halnya dengan saudara-

saudara Andi Mallombasi AT SH, Andi Syamsul Bahri, Andi Aidil

Syahputra dan Andi Abidzar Syahputra yang selalu memberi semangat

dengan caranya sendiri. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada

mereka yang telah membantu :

Seluruh Dosen dan Civitas Akademik Fakultas Pertanian universitas

Hasanuddin yang senantiasa penulis banggakan dan sumber inspirasi

terbesar. Terkhusus untuk Seluruh Dosen Program Studi Ilmu dan

Teknologi Pangan, terima kasih telah membentuk dan menempa

penulis.

Saudara seperjuangan “TEKPERT 09”, yang telah bersama-sama

mengukir cerita tanpa ujung. Terkhusus untuk Rahmadana S,

Khusnul Khatimah Yasin, kaka’ Hikma Sulaiman, Mukarramah

Lubis dan Deng Bau Munirah Muchtar (rasa terima kasih penulis

tidak bisa lagi terlukiskan dengan kata-kata). Buat Mustar Lazim dan

Musdalifah Umar (terima kasih dengan semangatnya sejak kita

MABA) Semoga kita semua sukses! Amin.

Page 9: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

viii

Teman-teman pondokan (PONHAS) tersayang, tergila, dan terkepo’

teramai di pondokan yang selalu direpotkan setengah mati oleh penulis

Unhi wahyuni, Kaka’ aline, ade’ Dayat, Sul, Kak kamal, kak Erik

Dan Iccank. Maaf merepotkan dan terima kasih untuk semuanya

Keluarga Besar HIMATEPA UH yang selalu menjadi tempat sharing

dan tempat berkumpul yang paling asik selama penulis berkuliah,

dimana penulis memperoleh banyak guru, teman, pelajaran, serta

pengalaman yang berharga

Special thanks untuk Kak Asfar yang telah sangat membantu penulis

baik saat penelitian dan penyusunan skripsi dan teman-teman yang

lain

Seluruh staf dan Laboran Ilmu dan Teknologi pangan Ibu Ati’ dan Kak

Yuli, Pak Udin dan Pak Kama’….a big thanks …

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,

terimakasih atas doa dan bantuan yang diberikan kepada penulis.

Jaya Teknologi !!!!

Penulis

Page 10: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

ix

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis bernama lengkap Andi Tenri Lawang, anak

kedua dari lima bersaudara pasangan Andi Tasri dan

Andi Sukmawati Penulis lahir di Mattirowalie pada

tanggal 15 Maret 1991. Pendidikan formal yang

pernah dijalani penulis adalah:

1. TK Pole elok, Watangpone. Tahun 1996-1997

2. SDN Inpres 124 Herlang, Bulukumba. Tahun 1997-2003

3. SMP PONPES PUTRI IMMIM, Pangkep. Tahun 2003-2006

4. SMA PONPES PUTRI IMMIM, Pangkep. Tahun 2006-2009

5. Pada Tahun 2009 penulis diterima di Perguruan Tinggi Negeri

Universitas Hasanuddin Program Strata Satu (S1) dan tercatat sebagai

mahasiswa Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan

Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin,

Makassar dengan nomor induk mahasiswa G 311 09 007.

Selama kuliah, Penulis aktif dalam organisasi Himpunan

Mahasiswa Teknologi Pertanian Unhas (HIMATEPA UH) sebagai

pengurus periode 2010-2011, dan Dewan Perwakilan Anggota Teknologi

Pertanian Unhas (DPA TP UH) selama dua periode yaitu 2010-2011 dan

2011-2012. Selain itu, penulis juga sempat menjadi Asisten Praktikum

Mata Kuliah Mikrobiologi Pangan (2011-2012).

Page 11: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ..................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xvi

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .............................................................. 3

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................ 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus) .................................. 5

2.2. Konsentrat Ikan Gabus ...................................................... 12

2.3. Food Supplement (Makanan Tambahan) ........................... 14

2.4. Koloid ................................................................................. 15

2.4.1. Pengertian Koloid .................................................... 15

2.4.2. Jenis Koloid .............................................................. 16

2.4.3. Tujuan Koloid .......................................................... 17

2.4.4. Pembuatan Koloid ................................................... 17

2.4.5. Zat Penstabil ............................................................ 20

2.4.6. Karagenan ............................................................... 23

2.4.7. Gom Arab ................................................................ 27

2.4.8. Xanthan Gum ........................................................... 28

Page 12: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

xi

2.4.9. Zat-zat Tambahan ................................................... 29

2.5. Uji Organoleptik .................................................................. 32

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat ............................................................. 34

3.2. Alat dan Bahan .................................................................. 34

3.3. Prosedur Penelitian ............................................................ 35

3.3.1. Penentuan Zat Penstabil ......................................... 35

3.3.2. Formulasi Dispersi Konsentrat Ikan Gabus ............. 36

3.4. Parameter Pengamatan .................................................... 38

3.4.1. Organoleptik (Uji hedonik) ...................................... 38

3.4.2. Viskositas ................................................................ 38

3.4.3. Pengamatan Rasio Pemisahan Fase ...................... 39

3.4.4. Redsipersibilitas ...................................................... 39

3.4.5. Proksimat ................................................................. 39

3.4.5.1. Total Protein ...................................................... 39

3.4.5.2. Kadar Protein Albumin ................................ 41

3.4.5.3. Kadar Abu ................................................... 42

3.4.6. Pengolahan Data ........................................................... 42

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian Pendahulan Dan Utama ........................... 43

4.1.1. Penentuan Zat Penstabil ......................................... 44

4.1.2. Formulasi Dispersi Konsentrat Ikan Gabus ............. 46

4.2. Uji Kesukaan ...................................................................... 47

4.2.1. Aroma ...................................................................... 47

Page 13: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

xii

4.2.2. Rasa ........................................................................ 50

4.3. Pengamatan Viskositas ...................................................... 52

4.4. Uji Proksimat ...................................................................... 54

4.4.1. Kadar Abu ................................................................ 55

4.4.2. Protein Terlarut (Albumin) ........................................ 56

4.4.3. Total Protein ............................................................ 57

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ..................................................................... 59

5.2. Saran .............................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 60

LAMPIRAN ...................................................................................... 64

Page 14: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

xiii

DAFTAR TABEL

NO Judul Halaman

1. Kandungan Gizi Ikan Gabus ........................................................... 6

2. Hubungan Proses Rigormortis dengan Protein Plasma .................. 9

3. Parameter Mutu Ikan ...................................................................... 10

4. Kandungan Nutrisi Ekstrak Ikan Gabus dalam 100 ml .................... 12

5. Jenis Asam Amino pada Ikan Gabus ............................................... 14

6. Standar Mutu Fruktosa ................................................................... 32

7. Formula Basis Dispersi .................................................................... 35

8. Formula Sediaan Dispersi Konsentrat Ikan Gabus .......................... 37

9. Hasil Pengamatan Basis Dispersi Selama

penyimpanan1, 3 dan 5 hari ............................................................ 44

10. Formula Sediaan Dispersi Konsentrat Ikan Gabus .......................... 46

11. Hasil Pengukuran Viskositas ........................................................... 53

12. Hasil Analisis Proksimat Terhadap B1C2 yang Dihasilkan ............... 54

Page 15: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

xiv

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1. Ikan gabus ...................................................................................... 5

2. Struktur Kimia Iota karagenan ........................................................ 24

3. Struktur Kimia kappa karagenan .................................................... 25

4. Struktur Kimia Lambda karagenan ................................................. 26

5. Struktur Kimia Asam Sitrat ............................................................. 30

6. Struktur Kimia Fruktosa .................................................................. 31

7. Perbandingan Hasil Uji Organoleptik Terhadap

Aroma Produk Dispersi Konsentrat Ikan Gabus ............................ 48

8. Perbandingan Hasil Uji Organoleptik Terhadap

Rasa Produk Dispersi Konsentrat Ikan Gabus ............................... 52

Page 16: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Diagram Alir Pembuatan Basis Dispersi

Konsentrat Ikan Gabus ................................................................ 64

2. Diagram Alir Pembuatan Produk Dispersi

Konsentrat Ikan Gabus .................................................................. 65

3. Hasil Uji Redispersibilitas Dispersi Konsentrat Ikan gabus ........... 66

4. Hasil Uji Rasio Pemisahan Fase (cm) Dispersi Konsentrat

Ikan Gabus .................................................................................... 66

5. Hasil Uji Viskositas (cps) Dispersi Konsentrat Ikan Gabus ............ 67

6. Hasil Uji Kadar Abu Dispersi Konsentrat Ikan Gabus .................... 67

7. Hasil Uji Protein Albumin Konsentrat Ikan Gabus .......................... 67

8. Hasil Uji Total protein Konsentrat Ikan Gabus ............................... 68

9. Uji Organoleptik Parameter Aroma Dispersi Konsentrat

Ikan Gabus Perlakuan B1C1 ....................................................................................... 68

10. Uji Organoleptik Parameter Aroma Dispersi Konsentrat

Ikan Gabus Perlakuan B2C1 ....................................................................................... 69

11. Uji Organoleptik Parameter Aroma Dispersi Konsentrat

Ikan Gabus Perlakuan B1C2 ....................................................................................... 69

12. Uji Organoleptik Parameter Aroma Dispersi Konsentrat

Ikan Gabus Perlakuan B2C2 ....................................................................................... 70

13. Uji Organoleptik Parameter Rasa Dispersi Konsentrat

Ikan Gabus Perlakuan B1C1 ....................................................................................... 70

Page 17: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

xvi

14. Uji Organoleptik Parameter Rasa Dispersi Konsentrat

Ikan Gabus Perlakuan B2C1 ....................................................................................... 71

15. Uji Organoleptik Parameter Rasa Dispersi Konsentrat

Ikan Gabus Perlakuan B1C2 ....................................................................................... 71

16. Uji Organoleptik Parameter Rasa Dispersi Konsentrat

Ikan Gabus Perlakuan B2C2 ....................................................................................... 72

17. Tabel Rata-rata Hasil Pengujian Orgaoleptik Produk

Dispersi Konsentrat Ikan Gabus .................................................... 72

18. Kurva Standar ................................................................................ 73

19. Lampiran Gambar .......................................................................... 74

Page 18: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kepulauan Indonesia merupakan daerah kontinental dengan

perairan campuran arus dari Samudera Indonesia dan Samudera

Pasifik dan memiliki perairan darat yang luas, kaya akan sumber-

sumber perikanan (Buckle at all, 2010). Ikan merupakan salah satu

dari sekian banyak bahan makanan yang dibutuhkan manusia. Ikan

sangat bermanfaat bagi manusia sebab di dalamnya terdapat

bermacam zat - zat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti

protein, vitamin A, vitamin B1 dan vitamin B2. Selain itu apabila

dibandingkan dengan sumber penghasil protein lain seperti daging,

dan susu, harga ikan relatif lebih murah.

Jenis ikan air tawar atau darat beraneka ragam, salah satunya

adalah ikan gabus (Ophiocephalus striatus). Ikan jenis ini memiliki

manfaat bagi kesehatan karena diketahui bahwa ikan ini sangat kaya

akan albumin, salah satu jenis protein penting. Albumin diperlukan

tubuh manusia setiap hari, terutama dalam proses penyembuhan luka-

luka. Pemberian daging ikan gabus atau ekstrak proteinnya telah

dicobakan untuk meningkatkan kadar albumin dalam darah dan

membantu penyembuhan beberapa penyakit (Wikipedia, 2012a).

Sejumlah makanan olahan alternatif dari ikan gabus yang kini

banyak dipasarkan, diantaranya abon, bakso, otak-otak, sarden,

nugget dan lain-lain. Bisnis produk ikan gabus yang telah diolah lebih

menguntungkan dibandingkan dengan menjual dalam bentuk ikan

Page 19: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

2

segar. Mengingat bahwa kandungan albumin ikan gabus yang cukup

tinggi dan memiliki manfaat yang cukup baik untuk kesehatan maka

pemanfaatannya dapat dikembangkan dalam bentuk food supplement

yang kini sangat diminati seluruh lapisan masyarakat.

Suplemen makanan (Foods Supplement) merupakan makanan

yang mengandung zat-zat gizi, bisa dalam bentuk kapsul, kapsul

lunak, tablet, bubuk, atau cairan yang fungsinya sebagai pelengkap

kekurangan zat gizi yang dibutuhkan untuk menjaga agar vitalitas

tubuh tetap prima. Menurut (Olivia, 2004) dalam buku Food

Supplement Vitahealth, makanan kesehatan atau disebut juga dietary

supplement nama resminya adalah nutraceutical, adalah produk

kesehatan yang mengandung satu atau lebih zat yang bersifat nutrisi

atau obat yang bersifat nutrisi, termasuk vitamin, mineral, dan asam-

asam amino. Sedangkan yang bersifat obat umumnya diambil dari

tanaman atau jaringan tubuh hewan yang memiliki khasiat sebagai

obat. Pada umumnya, suplemen makanan kesehatan berasal dari

bahan-bahan alami tanpa bahan kimia (harus murni) dan merupakan

saripati bahan makanan (konsentrat). Kemudian berkembang produk

food supplement dengan dosis tinggi (konsentrat) atau yang

mengandung herbal tertentu untuk membantu pengobatan.

Dari segi fungsinya, banyak produk suplemen makanan tersebut tidak

lagi sebagai pelengkap asupan nutrisi tetapi sudah meningkat menjadi

pendamping obat.

Page 20: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

3

Foods supplement yang beredar di pasaran memiliki berbagai

bentuk dan jenis, salah satunya adalah dalam bentuk cairan atau

dispersi. Produk dispersi adalah food supplement yang mayoritas

berisi zat gizi tertentu, berbentuk cair dan lezat. Rasanya tawar atau

khas ekstrak bahan bakunya ataupun rasa manis dan buah-buahan

jika ditambahakan dengan pemanis dan ekstrak buah-buahan tertentu.

Berdasarkan uraian di atas, maka pembuatan dispersi ekstrak

ikan gabus baik untuk dilakukan untuk memperoleh produk food

supplement yang kaya akan protein albumin sehingga pemanfaatan

dari ikan gabus lebih beragam.

1.2. Rumusan Masalah

Selama ini belum ada produk food supplement berbahan dasar

konsentrat ikan gabus dalam bentuk cair. Produk-produk food

supplement yang selama ini tersedia di pasaran terutama dalam

bentuk kapsul, atau bubuk yang mengandung ekstrak ikan gabus.

Konsentrat ikan gabus biasanya beraroma tidak sedap yaitu berbau

amis diberi rasa buah dan gula sehingga rasa dan aromanya segar

dan manis.

Page 21: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

4

1.3. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan umum dilakukannya penelitian ini adalah untuk

menghasilkan produk dispersi konsentrat ikan gabus yang diterima

oleh konsumen dari segi organoleptik.

Tujuan khusus dilakukannya penelitian ini adalah

1. Untuk menerapkan proses pembuatan produk dispersi pada

konsentrat ikan gabus.

2. Untuk mengetahui jenis dan konsentrasi zat penstabil yang tepat

untuk produk dispersi konsentrat ikan gabus.

3. Untuk mengetahui kandungan gizi produk dispersi konsentrat ikan

gabus berdasarkan hasil terbaik dari segi organoleptik.

Kegunaan dari penelitian adalah sebagai bahan informasi bagi

masyarakat dan pelaku industri mengenai proses pembuatan dispersi

konsentrat ikan gabus dan manfaatnya bagi kesehatan.

Page 22: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ikan Gabus

Ikan gabus adalah ikan air tawar yang memiliki bentuk tubuh

Sub-cylindrical, kepala depressed dan sirip ekor rounded. Bagian

permukaan dan samping punggung berwarna gelap dan bercorak

kombinasi warna hitam dan kuning tua, putih pada bagian perut. Ikan

Gabus banyak ditemukan di sungai-sungai, danau dan rawa, kadang-

kadang terdapat di air payau berkadar garam rendah, dan dapat pula

hidup di air kotor dengan kadar oksigen rendah, bahkan tahan

terhadap kekeringan. Ikan gabus ditemukan di berbagai daerah

perairan umum di Indonesia dengan nama yang

berbeda (Brotowidjoyo, 1995).

Klasifikasi ilmiah ikan gabus, menurut Wikipedia (2012a), adalah

sebagai berikut:

Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Kelas : Actinopterygii Ordo : Perceformes Famili : Channidae Genus : Ophiocephalus Spesies : Ophiocephalus striatus

Gambar 01. Ikan Gabus (sumber: Wikipedia, 2012a)

Page 23: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

6

Ikan gabus adalah salah satu ikan ekonomis penting

di Indonesia, selain dikonsumsi langsung, ikan ini juga digunakan

sebagai bahan baku empek-empek Palembang. Belakangan ini ikan

gabus diketahui mengandung protein dan albumin yang sangat

penting bagi kesehatan. Penggunaan ikan gabus untuk pengobatan

secara tradisional telah dilakukan di beberapa daerah. Di Sulawesi

Selatan, ikan gabus sering dikonsumsi oleh perempuan yang baru

melahirkan. Dengan mengonsumsi ikan gabus, diharapkan

perempuan yang melahirkan cepat sembuh dan menghasilkan ASI

(air susu ibu) yang banyak untuk kebutuhan bayinya. Di daerah Tanah

Toraja dan Enrekang , ikan gabus diberikan sejak dulu kepada anak-

anak karena dipercaya dapat meningkatkan kekebalan tubuh anak-

anak (Ghufran, 2010).

Tabel 01. Kandungan gizi ikan gabus berdasarkan Suprapti (2008) per 100 gram bahan.

No Unsur Gizi Jumlah Satuan

1 Energi 116 Kal

2 Air 69,6 G

3 protein 25,2 G

4 Lemak 1,7 G

5 Karbohidrat 0 G

6 Lemak 3.6 G

7 Kalsium 62 Mg

8 Fosfor 176 Mg

9 Besi 0,9 Mg

10 Vitamin A 45 Mcg

11 vitamin B 0,04 Mg

12 Vitamin C 0 Mg

Sumber: Daftar Analisis Bahan Makanan, Fakultas Kedokteran UI Jakarta 1966.

Page 24: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

7

Ikan gabus ini juga memiliki kandungan protein yang tinggi.

Dengan menjadikan ikan gabus dalam menu diet tiap hari maka dapat

memenuhi kebutuhan akan protein dalam tubuh. Kebutuhan protein

menurut FAO/WHO/UNU (1985) adalah konsumsi yang diperlukan

untuk mencegah kehilangan protein tubuh dan memungkinkan

produksi protein yang diperlukan dalam masa pertumbuhan,

kehamilan, atau menyusui. Angka Kecukupan Protein (AKP) orang

dewasa menurut hasil-hasil penelitian keseimbangan nitrogen adalah

0,75 gram/kg berat badan, kebutuhan protein manusia dewasa per

hari tidak boleh kurang dari 0,6-0,7 gr protein per berat kilogram berat

badan. Khususnya bagi mereka yang tidak memiliki kelainan

metabolisme. Pada pria dewasa dengan bobot 65 kg dibutuhkan

sedikitnya 37-62 gr protein per hari. Pada wanita dewasa dengan

bobot 55 kg dibutuhkan sedikitnya 29-48 gr protein per hari.

Sebagaimana protein ikan pada umumnya, ikan gabus

mengandung tiga jenis protein yaitu protein larut (yang mudah

dihilangkan dengan cara ekstraksi), protein stroma jaringan ikat, dan

protein kontraktil. Sarkoplasma merupakan cairan yang ada di antara

myofibril (De Man, 1997). Protein sarkoplasma disebut juga miogen

termasuk dalam protein ini adalah albumin, mioalbumin, mioprotein,

globulin-X dan miostromin. Albumin, mioalbumin dan mioprotein

mempunyai sifat mudah larut dalam air. Globulin dan miostromin sukar

larut dalam air tetapi mudah larut dalam larutan basa atau asam

Page 25: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

8

lemah. Protein ini larut dalam air dan larutan garam berkekuatan

ion rendah (konsentrasi garam 0,5%), dapat digumpalkan dengan

suhu (900C).

Para peneliti di Asia Tenggara, khususnya Malaysia dan

Indonesia, telah membuktikan bahwa ikan gabus merupakan salah

satu ikan penting bagi kesehatan umat manusia. Ekstrak ikan gabus

dapat dimanfaatkan sebagai pengganti serum albumin yang biasa

digunakan untuk menyembuhkan luka operasi. Untuk memanfaatkan

ikan gabus sebagai obat, ikan diambil ekstraknya dengan cara

mengukusnya, lalu menampung airnya. Air ekstrak langsung

diminumkan kepada pasien yang baru operasi (Ghufran, 2010).

Ekstrak ikan gabus merupakan cairan yang didapat dari ekstraksi

daging ikan gabus. Prinsip dasar pembuatan ekstrak ikan gabus

adalah ekstraksi protein plasma ikan gabus. Beberapa metode

pengolahan ekstrak ikan gabus dikenal oleh masyarakat, diantaranya

pengepresan langsung hancuran daging ikan gabus, pengukusan,

ekstraksi vakum, dan ekstraksi dengan pengontrolan suhu.

Memperoleh albumin ikan gabus mekanisme proses harus

diperhatikan dengan baik dan benar. Proses yang baik akan

menghasilkan ekstrak ikan yang berwarna putih kekuningan, tidak

banyak endapan dan beraroma khas ikan. Mekanisme proses lain

yang perlu diperhatikan selain suhu, adalah kualitas daging ikan,

pemotongan daging, suhu pemanasan, serta pemakaian

pelarut (Suprayitno, 2003).

Page 26: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

9

1. Kualitas Daging Ikan

Kadar protein sarkoplasma berbeda pada setiap jenis ikan,

tipe daging ikan, maupun tingkat kesegaran daging ikan. Secara

umum dapat dikatakan bahwa ikan pelagis (jenis ikan yang hidup di

daerah permukaan perairan) mempunyai kadar protein

sarkoplasma lebih besar dibanding ikan demersal (jenis ikan yang

hidup di daerah perairan yang dalam). Daging putih mengandung

protein sarkoplasma lebih besar dibanding daging merah. Ikan yang

digunakan sebagai bahan baku pembuatan ekstrak ikan, jika

memungkinkan berasal dari ikan yang belum mengalami proses

rigor mortis. Proses rigormortis dapat menurunkan kadar protein

sarkoplasma. Hal ini disebabkab karena proses rigormortis akan

menyebabkan protein sarkoplasma mengalami perubahan sifat

menjadi tidak larut air (Rahayu dkk, 1992 dan Suprayitno, 2003).

Hubungan antara proses rigormortis dengan penurunan protein

sarkoplasma ditunjukkan pada Tabel 02.

Tabel 02. Hubungan Proses Rigormotis dengan Protein Plasma (Rahayu dkk, 1992).

Keadaan Ikan

Tipe Daging

P. Sarkoplasma (%)

P. Miofibril (%)

Pra Rigor Pasca Rigor

Merah Putih Merah Putih

29,0 37,4 22,5 32,8

62,4 59,2 66,1 61,3

Page 27: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

10

Berikut ini merupakan parameter yang menunjukkan ikan

bermutu baik atau ikan mengalami kerusakan:

Tabel 03. Parameter Mutu Ikan (Buckle at al, 1985).

Parameter Ikan Bermutu Baik Ikan Mengalami Kerusakan

Mata Jernih dan tidak terbenam atau berkerut

Buram dan berkerut masuk

Insang Merah dan tidak busuk Merah/coklat gelap dan busuk

Lendir Sedikit lendir pada kulit Kulitnya berlendir

Sisik/kulit Sisik melekat dan kuat Mudah lepas

Kelenturan/kenyal Lentur/kenyal Lembek dan berair

Aroma Segar busuk

2. Pemotongan Daging

Pemotongan daging dimaksudkan untuk memperkecil ukuran

sehingga luas permukaan akan semakin besar. Semakin besar luas

permukaan daging yang bersinggungan dengan panas dan air

semakin tinggi laju ekstraksi. Diketahui bahwa panas dan air

meningkatkan kelarutan protein sehingga dapat mempercepat

proses pengeluaran plasma dari jaringan ikan. Tidak dianjurkan

untuk menghancurkan daging ikan gabus, karena dapat

mempercepat penggumpalan selama pemanasan (Santoso, 2005).

3. Suhu Pemanasan

Penerapan suhu yang tepat dapat meningkatkan rendemen

dan kualitas ekstrak ikan, karena pemanasan akan mempengaruhi

permeabilitas dinding sel sehingga proses pengeluaran plasma

dari jaringan bisa lebih cepat. Penerapan yang terlalu tinggi dapat

mengkoagulasikan protein plasma. Protein plasma yang

Page 28: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

11

terkoagulasi akan menempel pada protein miofibrilar (benang

daging) (Rahayu dkk, 1992). Penerapan suhu dan waktu optimal

proses ekstraksi 70-800C selama 30-60 menit memberikan hasil

ekstrak ikan (filtrat albumin) yang baik (Santoso, 2001).

4. Pemakaian pelarut

Pemakaian pelarut yang tepat dapat meningkatkan jumlah sari

ikan gabus yang bisa diekstrak. Sarkoplasma merupakan protein

yang dapat larut dalam air dan larutan garam yang berkekuatan ion

rendah (konsentrasi garam 0,5%). Untuk meningkatkan jumlah

albumin yang terekstrak dapat mempergunakan air bebas ion

(aquadestilated) serta pengaturan pH lingkungan ekstraksi (pelarut)

agar tidak mencapai titik Isoelektriknya juga sangat penting

(Rahayu dkk, 1992 dan Santoso, 2001). Hal ini mengacu pada sifat

kimia protein yang mempunyai banyak muatan (polielektrolit) dan

bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam maupun basa)

sehingga dapat menyebabkan terjadinya pengendapan. Pada pH

tertentu yang disebut titik isolistrik atau titik isoelektrik (pI)

pengendapan paling cepat terjadi, setiap protein mempunyai titik

isoelektrik yang berlainan, sehingga prinsip ini digunakan dalam

proses-proses pemisahan serta pemurnian protein (Winarno, 2002).

Page 29: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

12

Tabel 04. Kandungan Nutrisi ekstrak ikan gabus dalam 100 ml.

Zat Gizi Kandungan

Protein (g)

Albumin (g)

Total fat (g)

Total glucose (g)

Zn (mg)

Cu (mg)

Fe (mg)

3,36 ± 0,29

2,17 ± 0,14

0,77 ± 0,66

0,07 ± 0,02

3,34 ± 0,8

2,34 ± 0,98

0,20 ± 0,09

Sumber : Carvallo (1998)

2.2. Konsentrat Ikan Gabus

Konsentrat protein ikan adalah suatu produk untuk dikonsumsi

manusia yang dibuat dari ikan utuh atau hewan air lain atau bagian

daripadanya, dengan cara menghilangkan sebagian besar lemak dan

kadar airnya, sehinga diperoleh kandungan protein yang lebih tinggi

dibandingkan dengan bahan baku asalnya. Konsentrat protein ikan

dapat digunakan sebagai makanan suplemen dan bahan fortifikasi

berbagai makanan untuk memperkaya protein dan nilai gizi produk

makanan suplemen terutama untuk anak-anak. Konsentrat ikan ini

sangat banyak aplikasinya dalam berbagai produk makanan, contoh

teknologi pengolahan konsentrat ikan secara luas digunakan sebagai

bahan tambahan dalam sup, kuah daging, makanan diet, penyedap

sosis, biskuit, cracker, dan mayonnaise (Mayangsari, 2012).

Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi

tubuh. Protein juga merupakan sumber asam-asam amino yang

mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak dan

Page 30: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

13

karbohidrat. Molekul protein juga mengandung fosfor dan belerang

dan ada juga jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi

dan tembaga (Winarno, 2004).

Konsentrat protein ikan adalah salah satu metode penyajian ikan

untuk konsumsi manusia, dimana protein merupakan komponen yang

dikhususkan. Ditemukannya protein albumin dalam ikan gabus yang

sangat berguna bagi kesehatan, sehingga memiliki potensi fungsional

tinggi. Konsentart protein albumin ikan gabus yang mengandung

kandungan protein terlarut (albumin) tertinggi dengan kadar lemak

yang terendah adalah perlakuan menggunakan pelarut HCL 0,1 M

dengan pemanasan pada suhu 50-600C dengan kadar albumin

20,80% dan kadar lemak yaitu 1,78% (Asfar, 2007).

Albumin merupakan fraksi utama protein plasma berbentuk elips

dengan, mempunyai berat molekul dan pH isoelektrik bervariasi

tergantung spesies. Berat molekul albumin plasma manusia 69.000,

albumin telur 44.000, dan di dalam daging mamalia adalah 63.000

(Montgomery, 1993). pH isoeletrik albumin bervariasi antara 4,6

(albumin telur) sampai 4,9 (albumin serum). Albumin manusia yang

matur terdiri dari suatu rantai polipeptida. Albumin kaya akan asam

amino lisin, argini, asam glutamate, dana asam asam aspartat.

Albumin mempunyai fungsi yang sangat banyak, di antaranya adalah

fungsi pengikat dan transport, pengaturan tekanan osmotik,

penghambatan pembentukan fatelet dan anti trombosit, permiabilitas

sel dan fungsi sebagai antioksidan. Fungsi pertama albumin sebagai

Page 31: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

14

pembawa molekul-molekul kecil erat kaitannya dengan

bahan metabolisme dan berbagai macam obat yang kurang

larut (Sunatrio, 2003).

Tabel 05. Jenis Asam Amino pada Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus) (Suprayitno, 2003).

Jenis Asam Amino Albumin Ikan Gabus (%)

Fenilalanin 7,5

Isoleusin 8,34

Leusin 14,98

Metionin 0,81

Valin 8,66

Treonin 8,34

Lysin 17,02

Histidin 4,16

Asam aspartat 17,02

asam glutamate 30,93

Alanin 10,07

Prolin 5,19

Serin 11,02

Glisin 6,99

Sistein 0,16

Tirosin 7,49

Arginin -

2.3. Food Supplement (Makanan Tambahan)

Foods Supplement (Makanan Tambahan) merupakan makanan

yang mengandung zat-zat gizi, bisa dalam bentuk kapsul, kapsul

lunak, tablet, bubuk, atau cairan yang fungsinya sebagai pelengkap

kekurangan zat gizi yang dibutuhkan untuk menjaga agar vitalitas

tubuh tetap prima. Pada umumnya, food supplement kesehatan

Page 32: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

15

berasal dari bahan-bahan alami tanpa bahan kimia (harus murni) dan

merupakan saripati bahan makanan (konsentrat). Kemudian

berkembang produk food supplement dengan dosis tinggi (konsentrat)

atau yang mengandung herbal tertentu untuk membantu pengobatan.

Dari segi fungsinya, banyak produk suplemen makanan tersebut tidak

lagi sebagai pelengkap asupan nutrisi tetapi sudah meningkat menjadi

pendamping obat (Yuliarti, 2009).

Suplemen makanan secara umum yakni 1. merupakan sesuatu

yang dikonsumsi secara oral dalam dosis tertentu dalam bentuk, pil,

kapsul, bubuk atau cairan. 2. Sesuatu yang diharapkan dapat

ditambahkan ke dalam pola makan yang normal. 3. Sesuatu yang

telah dinyatakan dapat memengaruhi kesehatan karena mengandung

zat gizi penting seperti vitamin, makro mineral, mikro mineral, asam

lemak essensial dan asam amino, mengandung zat metabolit alami

atau secara alami terkandung di dalam makanan tetapi tidak termasuk

dalam gizi utama, beberapa tambahan dari ekstrak tumbuhan atau

pun hewan yang mengandung unsur-unsur zat gizi atau secara

farmakologi dinyatakan dapat memberikan efek bagi kesehatan

(Geoffrey, 2006).

2.4. Koloid

2.4.1. Pengertian Koloid

Koloid merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi)

dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki

ukuran partikel terdispersi yang cukup besar

Page 33: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

16

(1 - 100 nm). Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak

terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain sehingga tidak

terjadi pengendapan. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh

larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa atau

suspensi. Sistem dispersi adalah pencampuran secara nyata

antara dua zat atau lebih dimana zat yang jumlahnya lebih

sedikit disebut dengan fase terdispersi dan zat yang jumlahnya

lebih banyak disebut medium pendispersi (Wikipedia, 2013).

2.4.2. Jenis Koloid

Koloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung dari

fase zat pendispersi dan zat terdispersinya (Wikipedia, 2013).

Beberapa jenis koloid:

Aerosol yang memiliki zat pendispersi berupa gas. Aerosol

yang memiliki zat terdispersi cair disebut aerosol cair

(contoh: kabut dan awan) sedangkan yang memiliki zat

terdispersi padat disebut aerosol padat (contoh: asap dan

debu dalam udara).

Sol Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam

zat cair. (Contoh: Air sungai, sol sabun, sol detergen

dan tinta).

Emulsi Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat

cair lain, namun kedua zat cair itu tidak saling melarutkan.

(Contoh: santan, susu, mayonaise, dan minyak ikan).

Page 34: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

17

Buih Sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair.

(Contoh: pada pengolahan bijih logam, alat pemadam

kebakaran, kosmetik dan lainnya).

Gel sistem koloid kaku atau setengah padat dan setengah

cair. (Contoh: agar-agar, Lem).

2.4.3. Tujuan Koloid

Tujuannya adalah untuk membuat suatu sediaan yang

stabil dan rata dari dua fase yang tidak dapat bercampur, untuk

pemberian larutan lebih mudah serta lebih mudah diberikan

untuk anak-anak yang mempunyai rasa lebih enak, serta

memudahkan absorpsi obat (Ansel, 1985).

2.4.4. Pembuatan Koloid

Pembuatan koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan

cara memecah partikel kasar menjadi partikel koloid.

(McClements, 2004) Pemecahan itu dapat dilakukan dengan

cara:

a. Cara Mekanik

Pembuatan koloid dengan cara mekanik dilakukan

dengan menggerus partikel kasar di dalam lumpang atau

penggiling koloid hingga diperoleh kehalusan pada tingkat

tertentu. Butiran itu selanjutnya diaduk dalam medium

pendispersi. Misalnya, pembuatan sol belerang.

Page 35: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

18

b. Cara Peptisasi

Pembuatan koloid dengan cara peptisasi dilakukan

dengan memecah butir-butir kasar dari suatu endapan

dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Misalnya

agar-agar dipeptisasi oleh air.

c. Cara Busur Bredig

Cara busur bredig banyak digunakan untuk membuat sol

logam. Logam yang akan dibuat sol dijadikan sebagai

elektrode yang dicelupkan ke dalam medium pendispersi

dan diberi aliran listrik di antara elektrodenya. Karena diberi

aliran listrik, atom-atom logam terlempar ke dalam medium

pendispersi. Selanjutnya, atom-atom itu mengalami

kondensasi hingga membentuk koloid.

d. Homogenisasi

Pembuatan koloid dengan homogenisasi dilakukan

dengan mesin khusus. Contohnya adalah pembuatan susu

kental manis yang bebas kasein dan pembuatan obat.

Kestabilan larutan erat kaitanya dengan proses

homogenisasi. Homogenisasi ini merupakan proses

mengubah dua cairan yang sifatnya immisible (tidak

bercampur) menjadi sebuah dispersi. Homogenisasi didalam

teknologi pencampuran, emulsifikasi dan suspensi dikenal

sebagai operasi yang pada dasarnya terdiri dari dua tahap

Page 36: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

19

yaitu pertama pengecilan ukuran droplet pada fase bagian

dalam dan kedua yang merupakan tahap simultan

pendistribusian droplet kedalam fase kontinu. Alat yang

dirancang untuk melakukan proses emulsi disebut

homogenizer (McClements, 2004).

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan selama proses

homogenisasi (Widodo, 2003) yaitu:

1) Diameter globula lemak yang dihasilkan dari proses

homogenisasi tidak boleh terlalu kecil (terlalu luas

permukaan globula baru yang dihasilkan).

2) Homogenisasi dilakukan pada suhu yang relatif tinggi

(68-70oC). Semakin tinggi suhu homogenisasi maka akan

semakin sedikit material pembentuk membran yang

diperlukan untuk membentuk membran baru

3) Penambahan material pembentuk membran .

Beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran droplet

yang dihasilkan oleh homogenisasi antara lain tipe emulsi

yang digunakan, suhu, karakter komponen fasa-fasanya, dan

masukan energi. Ukuran droplet yang kecil yang dihasilkan

oleh homogenisasi dapat meningkatkan fasa terdispersi.

Sebagai akibatnya viskositas semakin meningkat dan

penyerapan emulsifier dapat meningkat. Ketidak cukupan

emulsifier dalam menyelubungi permukaan droplet-droplet

akan menyebabkan koalesen. Pengemulsian juga

Page 37: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

20

membutuhkan waktu homogenisasi yang tepat. Intensitas

dan lama proses pencampuran tergantung waktu yang

diperlukan untuk melarutkan dan mendistribusikannya

secara merata (McClements, 2004).

2.4.5. Zat Penstabil

a. Syarat pemilihan

Pemilihan zat penstabil sangat penting dalam menentukan

keberhasilan pembuatan suatu larutan yang stabil. Agar

berguna dalam preparat farmasi, zat penstabil harus

mempunyai kualitas tertentu, diantaranya harus dapat

dicampurkan dengan bahan formulatif lainnya,

tidak mengganggu stabilitas dari zat terapeutik,

tidak toksik dalam jumlah yang digunakan, serta

mempunyai bau, rasa, dan warna yang lemah

(Ansel, 1989 dan Gennaro, 1990).

Untuk menjaga kestabilan koloid dapat dilakukan dengan

cara menghilangkan muatan koloid dan menambahkan

stabilisator koloid. Penambahan suatu zat ke dalam sistem

koloid dapat meningkatkan kestabilan koloid, misalnya

emulgator dan koloid pelindung. Koloid pelindung adalah

koloid yang sengaja ditambahkan ke dalam sistem koloid

agar stabil. Misalnya, penambahan gelatin pada pembuatan

es krim bertujuan agar es krim tidak memisah sehingga tetap

kenyal.

Page 38: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

21

Daya kerja penstabil terutama disebabkan oleh bentuk

molekulnya yang dapat terikat baik pada minyak maupun air.

Bila penstabil tersebut lebih larut atau terikat pada air maka

dapat lebih membantu terjadinya disperse minyak dalam air

sehingga terjadilah emulsi minyak dalam air (o/w). untuk

lebih menjelaskan bagaimana kerja penstabil akan diberikan

ilustrasi sebagai berikut: bila butir-butir lemak telah terpisah

karena adanya tenaga mekanik (pengocokan)), maka butir-

butir lemak, sedangkan bagian yang polar menghadap ke

pelarut atau air (Rita, 2011).

Stabilitas koloid dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

besarnya tergantung pada komposisi dan metode

pengolahan. Faktor-fakor internal mempengaruhi stabilitas

dan konsentrasi terdiri dari tipe dan konsentrasi bahan

emulsi, jenis dan konsentrasi komponen-komponen fasa

terdispersi dan fasa pendispersi, viskositas fasa pendispersi,

perbandingan fasa terdispersi terhadap fasa pendispersi,

dan ukuran partikel. Faktor-faktor eksternal yang

mempengaruhi stabilitas terdiri dari pengadukan atau

pengocokan, penguapan dan suhu (Rita, 2011).

Sistem dispersi sangat erat kaitannya dengan viskositas

atau kekentalan. Viskositas adalah suatu pernyataan “

tahanan untuk mengalir” dari suatu sistem yang

mendapatkan suatu tekanan. Makin kental suatu cairan,

Page 39: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

22

makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya

mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas dispersi

kolodial dipengaruhi oleh bentuk partikel dari fase dispersi.

Koloid-koloid berbentuk bola membentuk sistem dispersi

dengan viskositas rendah, sedang sistem dispersi yang

mengandung koloid-koloid linier viskositasnya lebih tinggi.

Hubungan antara bentuk dan viskositas merupakan refleksi

derajat solvasi dari partikel (Moechtar, 1990).

Suatu produk yang mempunyai viskositas tinggi umumnya

tidak diinginkan karena sukar dituang dan juga sukar untuk

diratakan kembali. Karena itu bila viskositas suspensi

dinaikkan biasanya dilakukan sedemikian rupa sampai

viskositas sedang saja untuk mnghindari kesulitan-kesulitan

seperti disebutkan tadi. Sifat khas viskositas dari suspensi

dapat diubah tidak hanya dengan penggunaan pembawa,

tetapi juga dengan kandungan padatnya. Sebagaimana

proporsi partikel padat dinaikkan dalam suspnsi, maka begitu

pula viskositasnya. Viskositas dari sediaan dapat ditentukan

dengan menggunakan viscometer Brookfield, yang

mengukur viskositas dengan gaya yang dibutuhkan untuk

memutar poros dalam cairan yang diuji. Kebanyakan

stabilitas fisik dari suatu suspensi sediaan kelihatannya

Page 40: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

23

paling cocok untuk disesuaikan dengan mengadakan

perubahan pada fase terdispersi dan bukan pada medium

dispersi (Ansel, 1985).

b. Penggolongan

Zat penstabil dapat digolongkan berdasarkan sumber

sebagai berikut (Ansel 1989):

a. Golongan karbohidrat, seperti gom, tragakan, agar dan

pektin.

b. Golongan protein, seperti gelatin, kuning telur, dan kasein.

c. Golongan alkohol berbobot molekul tinggi, seperti stearil

alkohol, setil alkohol, gliseril monostearat, kolesterol, dan

turunan kolesterol.

d. Golongan surfaktan (sintetik), bisa yang bersifat anionik,

kationik, dan nonionik. Golongan zat padat terbagi halus,

seperti bentonit, magnesium hidroksida, dan alumunium

hidroksida.

2.4.6. Karagenan

Karagenan merupakan polisakarida yang diekstraksi dari

beberapa spesies rumput laut atau alga merah (rhodophyceae).

Karagenan adalah galaktan tersulfatasi linear hidrofilik. Polimer

ini merupakan pengulangan unit disakarida. Galaktan

tersulfatasi ini diklasifikasi menurut adanya unit 3,6-anhydro

galactose (DA) dan posisi gugus sulfat. Karagenan tidak

Page 41: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

24

mempunyai nilai nutrisi dan digunakan pada makanan

sebagai bahan pengental, pembuatan gel, dan emulsifikasi.

(Distantina, 2010).

Winarno (1990), menerangkan bahwa Penggunaan tepung

karagenan biasanya dilakukan pada konsentrasi 0,005-3%

tergantung dari jenis produk yang ingin diproduksi. Karagenan

bersifat hidrifilik, karena sifatnya yang hidrofilik maka

penambahan karaginan dalam produk akan meningkatkan

viskositas fase kontinyu sehingga produk menjadi stabil.

Karaginan dapat berfungsi dalam industri makanan sebagai

bahan pengental, pengemulsi dan stabilisator. Karaginan

digunakan dalam industri makanan, kosmetik dan

tekstil (Kadi, 1990).

Jenis-jenis karagenan menurut Anonim (2012b) terbagi

menjadi beberapa jenis yaitu:

Iota karagenan (ι-karagenan) adalah jenis yang paling sedikit

jumlahnya di alam, dapat ditemukan di Euchema spinosum

(rumput laut) dan merupakan karagenan yang paling stabil

pada larutan asam serta membentuk gel yang kuat pada

larutan yang mengandung garam kalsium.

Struktur kimia Iota karagenan (ι-karagenan).

Page 42: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

25

Kappa karagenan (κ-karagenan) merupakan jenis yang

paling banya terdapat di alam (menyusun 60% dari

karagenan pada Chondrus crispus dan mendominasi pada

Euchema cottonii. Karagenan jenis ini akan terputus pda

larutan asam, namun setelah gel terbentuk, kargenan ini

akan resisten terhadap degradasi. Kappa karagenan

membentuk gel yang kuat pada larutan yang mengandung

garam kalium.

Struktur kimia kappa karagenan (κ-karagenan)

Lambda karagenan (λ-karagenan) adalah jenis karagenan

kedua terbanyak di alam serta merupakan komponen

utama pada Gigartina acicularis dan Gigatina pistillata dan

menyusun 40% dari karagenan pada Chondrus crispus.

Selain itu, lambda karagenan adalah yang kedua paling

stabil setelah iota karagenan pada larutan asam, namun

pada larutan garam, karagenan ini tidak larut.

Page 43: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

26

Stuktur kimia Lambda karagenan (λ-karagenan)

Sifat-sifat yang dimiliki karagenan antara lain: kelarutan, pH,

stabilitas, viskositas, pembentukan gel dan reaktifitas dengan

protein. Sifat-sifat tersebut sangat dipengaruhi oleh adannya unit

bermuatan (ester sulfat) dan penyusun dalam polimer

karagenan. Kareganan biasanya mengandung unsur berupa

garam sodium dan potassium yang juga berfungsi untuk

menentukan sifat-sifat karagenan.

Kelarutan

Air merupakan pelarut utama bagi karagenan. Kelarutan

karagenan di dalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

suhu, ada tidaknya ion, tipe ion yang berhubungan dengan

polimer, ada tidaknya senyawa organik yang larut dalam air

dan garam. Kelarutan karagenan dikaitkan dengan struktur

molekulnya, kelarutan karagenan terutama dikendalikan oleh

derajat hidrofiiknya, yaitu gugus ester sulfat dan unit

galaktopiranosa yang berlawan dengan unit 3,6 anhidro-D-

galaktosa yang bersifat hidrofobik.

Page 44: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

27

Viskositas

Viskositas adalah daya aliran molekul dalam sistem

larutan. Pada prinsipnya pengukuran viskositas adalah

mengukur ketahanan gesekan cairan dua lapisan molekul

yang berdekatan. Viskositas yang tinggi dari suatu materi

disebabkan karena gesekan internal yang besar sehingga

cairannya mengalir. Viskositas hidrokoloid dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu konsentrasi, temperatur, tingkat

dispersi, kandungan sulfat, teknik perlakuan, keberadaan

hidrofilik koloid, tipe dan berat molekul karagenan serta

keberadaan elektrolit dan non elektrolit (Marine Colloids

PMC Carp, 1997).

2.4.7. Gom Arab

Gom arab dihasilkan dari getah bermacam-macam pohon

Acasia sp. Gom arab pada dasarnya merupakan serangkaian

satuan-satuan D-galaktosa, L-arabinosa, asam D-galakturonat

dan L-ramnosa. Berat molekulnya antara 250.000 - 1.000.000.

Gom arab jauh lebih mudah larut dalam air dibanding

hidrokoloid lainnya. Pada olahan pangan yang banyak

mengandung gula, gom arab digunakan untuk mendorong

pembentukan emulsi lemak yang mantap dan mencegah

kristalisasi gula (Tranggono dkk,1991).

Page 45: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

28

Gom arab dapat meningkatkan stabilitas dengan

peningkatan viskositas. Jenis pengental ini juga tahan panas

pada proses yang menggunakan panas namun lebih baik jika

panasnya dikontrol untuk mempersingkat waktu pemanasan.

Gom arab dapat digunakan untuk pengikatan flavor, bahan

pengental, pembentuk lapisan tipis dan pemantap emulsi. Gom

arab akan membentuk larutan yang tidak begitu kental dan

tidak membentuk gel pada kepekatan yang biasa digunakan

(paling tinggi 50%). Viskositas akan meningkat sebanding

dengan peningkatan konsentrasi (Tranggono dkk, 1991).

Menurut Rowe et al, (2003) bahwa jumlah gom arab yang

digunakan dalam pembuatan emulsi adalah sebanyak 10-20%,

penggunaan lebih dari 15% menghasilkan sediaan emulsi yang

terlalu kental sehingga sukar dikocok pada saat penggunaan.

Gom arab merupakan bahan pengental emulsi yang efektif

karena kemampuannya melindungi koloid dan sering digunakan

pada pembuatan roti. Gom arab memiliki keunikan

karena kelarutannya yang tinggi dan viskositasnya

rendah (Setyawan, 2007)

2.4.8. Xanthan Gum

Xanthan gum berupa bubuk berwarna krem yang dengan

cepat larut dalam air panas atau air dingin membentuk larutan

kental yang tidak tiksotrofik. Xanthan gum pada konsentrasi

rendah larutannya kental, pada perubahan suhu terjadi sedikit

Page 46: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

29

perubahan kekentalannya, mantap pada rentangan pH yang

luas, mantap pada keadaan beku. Xanthan gum dinyatakan

aman digunakan dalam pangan sebagai pemantap,

pengemulsi, pengental, dan pendorong buih pada pangan.

Xanthan gum dapat membentuk larutan kental pada

konsentrasi rendah (0,1% – 0,2%). Pada konsentrasi 2% - 3%

terbentuk gel. Xanthan gum dapat dicampur dengan protein

atau polisakarida lain. Keuntungan menggunakan xanthan gum

adalah tidak mempengaruhi warna pada bahan

yang ditambahkan walaupun dalam konsentrasi tinggi,

Larut dalam air panas dan air dingin, dan Menjaga

kestabilan makanan baik dalam kondisi membeku/mencair

(Suhendro, 2012).

2.4.9. Zat-zat Tambahan

Zat-zat tambahan yang umumnya ditambahkan pada

formula suatu dispersi diantaranya:

a. Asam Sitrat

Pengawet digunakan untuk mencegah pertumbuhan

mikroorganisme. Suatu pengawet harus efektif terhadap

kontaminasi dari mikroorganisme patogen dan cukup dapat

melindungi emulsi selama digunakan pasien. Pengawet

harus mempunyai toksisitas rendah, stabil terhadap

pemanasan dan selama penyimpanan, tercampurkan secara

kimia, memiliki rasa, bau, dan warna yang

Page 47: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

30

lemah. Contoh pengawet diantaranya asam benzoat dan

turunannya, metil paraben (nipagin), dan propil paraben

(nipasol), benzalkonium klorida, fenil merkuri

nitrat (Anief, 1999 dan Ansel, 1989).

Asam sitrat (C6H8O7) dipasaran sering disebut garam

asam, berbentuk krital putih mirip dengan gula pasir. Fungsi

pokok bahan ini adalah sebagai pengasam, yakni untuk

menimbulkan rasa asam yang membuat produk lebih segar.

Selain itu, asam sitrat juga mampu berperan sebagai

antioksidan yng mencegah terjadinya perubahan warna

produk akibat reaksi oksidasi pada pengolahan dan

pengawetan pangan, serga mencegah pertumbuhan

mikroorganisme penyebab kerusakan. Asam sitrat juga

menyebabkan aktivitas bahan pengawet (narium benzoate)

menjadi lebih efektif. Dosis penggunaan asam sitrat adalah

1-5 g/kg produk (Suprapti, 2008).

Struktur kimia Asam sitrat (Wikipedia, 2012c)

b. Sirup Fruktosa

Pemberi rasa digunakan untuk memberi rasa enak

sekaligus pewangi kedalam suatu sediaan oral. Contoh

pemberi rasa diantaranya minyak kayu manis, minyak jeruk,

minyak permen, vanili. Pemanis digunakan untuk

Page 48: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

31

memberikan rasa manis pada sediaan oral. Contoh pemanis

diantaranya fruktosa, dekstrosa, sukrosa, natrium sakarin,

sorbitol, gliserin (Febrina dkk., 2007).

Fruktosa (C6H12O6) atau gula buah,

adalah monosakarida yang ditemukan di banyak jenis

tumbuhan dan merupakan salah satu dari tiga gula

darah penting bersama dengan glukosa dan galaktosa, yang

bisa langsung diserap ke aliran darah selama pencernaan.

Fruktosa murni rasanya sangat manis, warnanya putih,

berbentuk kristal padat, dan sangat mudah larut dalam air.

Fruktosa ditemukan pada tanaman, terutama pada madu,

pohon buah, bunga, beri dan sayuran (Damayanti, 2012).

Fruktosa merupakan pemanis favorit yang digunakan

dalam kehidupan sehari-hari. Gula sederhana ini secara

alami terdapat pada buah-buahan, seperti apel dan buah

pear yang mengandung 66% fruktosa. Penggunaan fruktosa

dalam bentuk high fructose corn syrup (HFCS) terutama

pada produk minuman ringan (soft drink), minuman buah

(fruit drinks), jams, sirup, dan permen juga menjadi produk

yang digemari masyarakatdunia (Sari, 2012).

Page 49: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

32

Struktur Kimia Fruktosa (Wikipedia, 2012d).

Tabel 06. Standar mutu fruktosa (Tjokroadikoesoema, 1986).

Komponen Nilai

Kandungan bahan kering pH

Warna Kandungan karbohidrat

Kadar abu Kemanisan pada

konsentrasi 15% bahan kering

Ekuivalen Dekstrosa Dekstrosa Fruktosa

Oligosakarida Ion-ion logam berat (Pb,

Cu, Hg) Bakteri mesofilik

Ragi Kapang

71% 4,5

Maks. 35 RBU 99,95% bahan kering

0,05% 100

96

17-53% 80-42%

3-5%

Nol

Maks. 200/10 g maks. 20/10 g maks. 10/10 g

2.5. Uji Organoleptik (Uji Kesukaan)

Tujuan analisa sensori adalah untuk mengetahui respon atau

kesan yang diperoleh pancaindra manusia terhadap suatu

rangsangan yang ditimbulkan oleh suatu produk. Analisi sensori

umumnya digunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai kualitas

suatu produk dan pertanyaan mengenai pembedaan, deskripsi, dan

kesukaan atau penerimaan (afeksi). Metode uji kesukaan adalah

metode yang digunakan untuk mengukur sikap subjektif konsumen

terhadap produk berdasarkan sifat-sifat sensori. Hasil yang diperoleh

adalah penerimaan (diterima atau ditolak), kesukaan (tingkat suka

atau tidak suka). Tujuan utama uji kesukaan adalah untuk

mengetahui respon individu berupa penerimaan ataupun kesukaan

Page 50: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

33

dari konsumen terhadap produk yang sudah ada, produk

baru, ataupun karakteristik khusus dari produk yang

diuji (Setyaningsih, 2010).

Uji kesukaan pada penelitian ini menggunakan parameter

aroma dan rasa. Dimana bau makanan banyak menentukan

kelezatan bahan makanan tersebut. Aroma juga dapat mencirikan

karakteristik dari produk tersebut sehingga melalui aroma, konsumen

atau masyarakat dapat mengetahui bahan-bahan yang terkandung

dalam suatu produk (Winarno, 2004). Industri makanan menganggap

sangat penting melakukan uji aroma karena dengan cepat dapat

memberikan hasil penilaian produksinya disukai atau tidak disukai.

Aroma biasanya muncul dari bahan yang diolah karena senyawa

volatile yang terkandung pada bahan pangan yang keluar melalui

proses pengolahan atau perlakuan tertentu (Soekarto, 1985).

Sedangkan rasa suatu makanan merupakan faktor yang turut

menentukan daya terima konsumen. Rasa dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu senyawa kimia, suhu, konsentrasi dan interaksi

dengan komponen rasa yang laina maupun dengan bahan penimbul

cita rasa (Winarno, 2004).

Page 51: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

34

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian Pembuatan Dispersi Konsentrat Ikan Gabus Sebagai

Food Suplement dilakasanakan pada bulan Februari sampai

Maret 2013, bertempat di Laboratorium Pengolahan Pangan dan

Kimia Analisa dan Laboratorium Pengawasan Mutu Pangan, Ilmu dan

Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Universitas

Hasanuddin, Makassar.

3.2. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu timbangan,

homogenizer, wadah plastik, batang pengaduk, thermometer,

viscometer, cawan petri pengabuan, oven, tanur, desikator, kjedhal,

soxchlet, , spektrofotometer dan alat-alat gelas.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

konsentrat albumin ikan gabus, karagenan, gom arab, xanthan gum,

fruktosa, asam sitrat dan flavor jeruk, air masak, aquadest, alumunium

foil, K2S2O4, HgO, Na2CO3, , H2SO4 pekat, Zn, K2S, NaOH, indikator

metal merah, HCL, BSA (Biovine Serum Albumine), sodium tartarat,

Na2CO3, Na kalium tartarat, CuSO4 5 H2O, dan folin.

Page 52: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

35

3.3. Prosedur Penelitian

3.3.1. Penentuan Zat Penstabil

Untuk menentukan zat penstabil yang cocok dalam

pembuatan sediaan dispersi ekstrak gabus, dibuat suatu basis

dispersi dengan zat penstabil yang biasa digunakan yaitu gom

arab, gum xanthan dan karagenan, kemudian diamati

stabilitasnya setelah satu, tiga dan lima hari. Zat penstabil yang

menghasilkan basis dispersi yang paling baik digunakan untuk

membuat formula selanjutnya (Febrina, 2007).

Tabel 07. formula basis Dispersi

Bahan

konsentrasi bahan penyusun Basis dispersi (%)

1 2 3

konsentrat albumin 10 10 10

Gom arab 10* - -

Gum xanthan - 0,1** -

Karagenan - - 0,005***

Air sampai 100 100 100

(*Rowe, 2003; **Suhendro, 2012, ***Winarno 1990

Keterangan:

1. Penggunaan Gom arab 10%.

2. Penggunaan Gum xanthan 0,1%.

3. Penggunaan Karagenan 0,005%.

Page 53: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

36

Cara pembuatan:

Formula tersebut dibuat dengan cara konsentrat bersama

gom diaduk sampai homogen, kemudian ditambahkan air

sekaligus sambil diaduk cepat sampai terdengar bunyi “lengket”

lalu air ditambahkan sampai jumlah yang ditentukan

(Ansel, 1989).

3.3.2. Formulasi Dispersi Konsentrat Ikan Gabus

Penelitian ini digunakan jenis penstabil yang terbaik dari

penelitian pendahuluan. Dari hasil pengamatan bahwa

perlakuan basis dispersi dengan menggunakan zat penstabil

karagenan merupakan basis dispersi terbaik diantara kedua zat

penstabil yang lain (lampiran 03). Oleh karena itu, karagenan

dipilih untuk membuat formula dispersi selanjutnya yang

ditujukan untuk mengetahui tingkat penerimaan konsumen

dengan melakukan uji kesukaan (hedonik) dengan

penambahan fruktosa dan flavor jeruk yang divariasikan.

Page 54: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

37

Tabel 08. Formula Sediaan Dispersi konsentrat Ikan Gabus

Bahan

Konentrasi Bahan Penyusun Sediaan (%)

B1C1 B2C1 B1C2 B2C2

Konsentrat Ikan Gabus

10 10 10 10

Karagenan 0.005 0.005 0.005 0.005

Sirup Fruktosa 10 10 15 15

Flavor Jeruk 2 3 2 3

Asam Sitrat 0.1 0.1 0.1 0.1

Air sampai 100 100 100 100

Keterangan: B1C1 : Formula dengan fruktosa 10% dan Flavor Jeruk 2%.

B2C1 : Formula dengan fruktosa 10% dan Flavor Jeruk 3%.

B1C2 : Formula dengan fruktosa 15% dan Flavor Jeruk 2%.

B2C2 : Formula dengan fruktosa 15% dan Flavor Jeruk 3%.

Pembuatan dispersi konsentrat ikan gabus yaitu:

a. Air ditambahkan zat penstabil kemudian diaduk rata sekitar 1

menit.

b. Dihomogenkan (10 menit 2000 rpm) kemudian ditambahkan

perlahan-lahan konsentrat albumin ikan gabus 10%.

c. Dipanaskan (400C) sambil dihomogenkan (2000 rpm dengan

waktu 10 menit).

d. Ditambahkan fruktosa , flavor jeruk dan asam sitrat 0,1%

B1C1 : Formula dengan fruktosa 10% dan Flavor Jeruk 2%.

B2C1 : Formula dengan fruktosa 10% dan Flavor Jeruk 3%.

B1C2 : Formula dengan fruktosa 15% dan Flavor Jeruk 2%.

B2C2 : Formula dengan fruktosa 15% dan Flavor Jeruk 3%.

Page 55: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

38

e. Dihomogenkan dengan kecepatan (2000 rpm waktu dengan

waktu 20 menit).

f. Dipasteurisasi suhu (70 - 800C) waktu (15 menit).

3.4. Parameter Pengamatan

3.4.1. Organoleptik (Uji Hedonik)

Pengamatan organoleptik dilakukan dengan mengamati

rasa dan aroma dari produk dispersi konsentrat ikan gabus

yang dihasilkan dengan emulsifier yang baik, yaitu dengan

skala hedonik (1= sangat suka), (2= suka), (3= agak suka), (4=

tidak suka), (5= sangat tidak suka).

3.4.2. Viskositas

Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan

viscometer dengan kecepatan geser dan nomor spindle yang

sesuai, kemudian hasil pembacaan dikalikan dengan faktor

pencari (Febrina, 2007).

a. Sampel sebanyak 75 ml dimasukkan kedalam gelas kimia.

b. Diukur viskositasnya dengan viscometer

c. Diatur kecepatannya 100 rpm, selanjutnya ditentukan spindle

no 3.

d. Dicatat hasilnya kemudian dikalikan dengan faktor

koreksinya dan dinyatakan daam satuan cP atau centipoises.

Page 56: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

39

3.4.3. Pengamatan Rasio Pemisahan Fase (Febrina, 2007)

a. Sampel sebanyak 60 ml dimasukkan ke dalam botol gelas.

b. Diukur tinggi dispersi mula-mula (H0), kemudian dicatat

dalam satuan cm.

c. Diukur tinggi fase air (H1) setelah hari ke 1, 3 dan 5,

kemudian dicatat dalam satuan cm.

d. membandingkan tinggi fase air (H1) dengan tinggi dispersi

mula-mula (H0) pada hari ke 1, 3 dan 5.

3.4.4. Redispersibilitas (Febrina, 2007).

a. Sampel sebanyak 60 ml dimasukkan ke dalam botol gelas.

b. Dilakukan pengocokan untuk masing- masing sampel

setelah penyimpanan 1,3 dan 5 hari.

c. Dihitung jumlah pengocokan yang diperlukan sampai sampel

tersebut terdispersi kembali.

d. Dicatat jumlah pengocokan setiap sampel.

3.4.5. Uji Proksimat

Hasil terbaik pada pengujian organoleptik dilanjutkan

dengan uji proksimat, diantaranya adalah:

3.4.5.1. Kadar Protein (Sudarmadji, dkk. 1997)

a. Sampel sebanyak 1 gram dimasukkan dalam labu

kjedahl.

b. Ditambahkan 7,5 g K2S2O4, 0,35 g HgO dan 15 ml

H2SO4.

Page 57: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

40

c. Kemudian semua bahan dalam labu kjedahl

dipanaskan dalam lemari asam sampai berhenti

berasap.

d. Selanjutnya diteruskan dengan pemanasan

tambahan sampai mendidih dan cairan menjadi

jernih ± 1 jam, lalu dibiarkan dingin.

e. Ditambahkan 100 ml aquadest, beberapa lempeng

Zn, beberapa ml larutan K2S 4% ke dalam labu

kjedahl.

f. Ditambahkan perlahan-lahan 50 ml NaOH 50%. Dan

labu kjedahl segera dipasang ke alat destilasi.

g. Labu kjedahl perlahan-lahan dipanaskan sampai dua

lapis cairan tersebut tercampur. Kemudian

pemanasan diteruskan sampai mendidih.

h. Destilat yang dihasilkan ditampung dalam

erlenmeyer yang telah berisi 50 ml larutan standar

HCL 0,1 N dengan 5 tetes indikator metal merah.

Dilakukan samapi distilat yang tertampung sebanyak

75 ml.

Page 58: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

41

i. Titrasi distilat yang diperoleh dengan larutan NaOH

0,1 N sampai berwarna kuning. Larutan blanko

dibuat dengan mengganti bahan dengan aquadest,

kemudian destruksi, distilsasi dan titrasi. Kadar

protein dapat dihitung dengan rumus:

Kadar nitrogen =

3.4.5.2. Kadar Protein Albumin Metode Lowry (Sudarmadji, dkk. 1997) a. Dibuat kurva standar yang melukiskan hubungan

antara konsentrasi dengan OD (Optikal density).

Digunakan protein standar Bovine Serum Albumin

(BSA).

b. Dibuat larutan Lowry, yaitu:

Pereaksi A: 2 gram Na2CO3 ditambah 0,02 gram

sodium tartarat dilarutkan dalam 100 ml

NaOH 0,1 N

Pereaksi B: dilarutkan 0,5 gram CuSo4 dalam 100 ml

aquadest dan 1 tetes H2SO4 pekat.

Pereaksi C: dicampurkan 50 ml pereaksi A dan 1 ml

pereaksi B.

c. 1 ml larutan sampel ditambah 3 ml Pereaksi C,

digojog dan dibiarkan selama 10 menit.

d. Ditambahkan 0,3 ml folin, digojog dan dibiarkan

selama 30 menit.

Page 59: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

42

e. Selanjutnya diamati OD-nya pada panjang

gelombang 650 nm.

f. Hasil dibuat dalam tabel.

3.4.5.3. Kadar Abu (Sudarmadji, dkk. 1997)

a. Cawan pengabuan dibakar dalam tanur kemudian

didinginkan 3-5 menit lalu ditimbang.

b. Ditimbang dengan cepat kurang lebih 2 gram sampel

yang sudah dihomogenkan dalam cawan.

c. Dimasukkan dalam cawan petri pengabuan

kemudian dimasukkan ke dalam tanur dan dibakar

sampai didapat abu-abu atau sampai beratnya tetap.

Bahan didinginkan kemudian ditimbang, dihitung

abunya dengan rumus:

3.4.6. Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan

metode Deskriptif dan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 kali

ulangan kemudian apabila hasilnya berbeda nyata dilanjutkan

dengan uji T (T test).

Page 60: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

43

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dispersi konsentrat ikan gabus adalah produk yang merupakan

suatu bentuk campuran yang homogen yang terdiri atas dua komponen

yaitu konsentrat ikan gabus yang berupa padatan dengan air. Agar sistem

dispersi ini tetap stabil dan tidak mengalami pengendapan akibat gaya

grivitasi maka ditambahkan zat penstabil, yang dibuat dengan cara

menghomogenkan semua bahan menjadi satu. Dispersi ikan gabus ini

merupakan produk pemanfaatan konsentrat albumin ikan gabus yang

diekstrak dari ikan gabus. Produk ini bersifat sebagai food supplement

yang dapat memenuhi kebutuhan protein albumin setiap harinya dan

ditujukan untuk semua kalangan. Food supplement ini merupakan produk

yang dijadikan sebagai bahan makanan tambahan yang dikonsumsi,

merupakan pendamping atau nutrisi untuk kondisi tubuh tertentu dan tidak

bisa dikatakan sebagai pengganti makanan. Menurut Yuliarti (2009),

bahwa Food supplement ini fungsinya sebagai pelengkap kekurangan zat

gizi yang dibutuhkan untuk menjaga agar vitalitas tubuh tetap prima.

Daya terima konsumen terhadap konsentrat ikan gabus jika

dikonsumsi langsung masih kurang, sehingga dengan membuat produk

dispersi yang bersifat sebagai food supplement diharapkan daya

terimanya lebih baik karena adanya penambahan sirup fruktosa sebagai

pemanis dan flavor jeruk agar aromanya menyenangkan. Selain itu

kestabilan dari produk ini sangat penting karena merupakan ciri khas dari

produk dispersi.

Page 61: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

44

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Penentuan Zat penstabil

Hasil pengamatan basis dispersi konsentrat ikan gabus

selama 5 hari dapat dilihat pada tabel 09 berikut:

Tabel 09. Hasil Pengamatan Basis Dispersi Selama Penyimpanan 1, 3 dan 5 Hari

Perlakuan

Hasil Pengamatan Selama 1,3 dan 5 Hari

Konsistensi Redispersibilitas

(jumlah pengocokan)

Rasio Pemisahan Fase (cm)

Tanpa Zat penstabil (A0)

Terpisah, sukar didispersikan kembali

Hari -1 = 32 Hari- 3 = 35 Hari- 5 = 39,67

Hari -1 = 0,45 Hari- 3 = 0,45 Hari- 5 = 0,45

Gom Arab (A1)

Terpisah agak sukar didispersikan

Hari- 1= 8,34 Hari- 3 = 15 Hari- 5 = 16,67

Hari -1 = 0,45 Hari- 3 = 0,53 Hari- 5 = 0,63

Xanthan Gum (A2)

Terpisah ,agak sukar didispersikan

Hari- 1 = 16,34 Hari- 3 = 25,67 Hari- 5 = 31,67

Hari -1 = 0,37 Hari- 3 = 0,40 Hari- 5 = 0,53

Karagenan (A3)

Tidak terlalu terpisah, mudah didispersikan

Hari- 1= 3 Hari- 3 = 4,34 Hari- 5 = 5,34

Hari -1 = 0.13 Hari- 3 = 0,19 Hari- 5 = 0,25

Sumber: Data Hasil Penelitian Pembuatan Dispersi Konsentrat Ikan Gabus, 2013

Basis dispersi tanpa menggunakan tanpa zat penstabil

(A0), Gom arab (A1), Xanthan gum (A2) mempunyai konsistensi

yang sangat buruk karena pemisahannya sangat cepat (sejak

hari pertama pengamatan sudah terjadi pemisahan) dan

membutuhkan pengocokan yang cukup lama agar terdispersi

kembali. Jumlah pengocokan yang dibutuhkan basis dispersi

tanpa menggunakan zat penstabil (A0) yaitu pada hari pertama

penyimpanan yaitu 32 kali dan rasio pemisahan fasenya 0,45

cm (lampiran 03). Zat penstabil gom arab (A1) jumlah

pengocokan agar terdispersi kembali pada hari pertama yaitu 8

Page 62: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

45

kali dan rasio pemisahan fasenya 0,45 cm (lampiran 03). Basis

dispersi yang menggunakan zat penstabil karagenan (A3) yang

paling baik diantara ketiga jenis zat penstabil yang digunakan.

Konsistensinya lebih homogen dan mudah didispersikan

kembali karena jumlah pengocokannnya pada hari pertama

sebanyak 3 kali dan rasio pemisahannya 0,13 cm selain itu

pengamatan hari ke- 3 dan 5 basis dispersi dengan zat

penstabil karagenan tetap stabil (lampiran 04) karena

karagenan bersifat hidrofilik. Karena sifatnya hidrofilik maka

penambahan karagenan dalam produk akan meningkatkan

viskositas fase kontinyu sehingga produk menjadi stabil

(Kadi, 1990). Karagenan banyak digunakan dalam industri

makanan sebagai bahan pengental, pengemulsi dan

stabilisator. Oleh karena itu, berdasarkan hal tersebut maka

karagenan dipilih untuk membuat formula dispersi selanjutnya.

Page 63: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

46

4.1.2. Formulasi Dispersi Konsentrat Ikan Gabus

Formula produk dispersi yang dibuat dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 10. Formula Sediaan Dispersi konsentrat Ikan Gabus

Bahan

Konentrasi Bahan Penyusun Sediaan (%)

B1C1 B2C1 B1C2 B2C2

Konsentrat Ikan Gabus

10 10 10 10

Karagenan 0.005 0.005 0.005 0.005

Sirup Fruktosa 10 10 15 15

Flavor Jeruk 2 3 2 3

Asam Sitrat 0.1 0.1 0.1 0.1

Air sampai 100 100 100 100

Penerimaan konsumen sangat ditekankan pada penelitian

utama ini sehingga yang dijadikan variasi perbandingan adalah

penggunaan sirup fruktosa dengan flavor jeruk untuk hasil

penerimaan konsumen (Hedonic test) digunakan 15 orang

panelis dengan skala numerik 1 sampai 5, dimana angka 1

merupakan penilaian sangat tidak suka dan angka 5

merupakan penilaian sangat suka. Selain tingkat penerimaan

produk juga dilakukan pengamatan redispersibiitas, viskositas,

rasio pemisahan fase, dan proksimatmeliputi kadar protein,

kadar albumin, dan kadar abu yang merupakan hasil dari profil

produk dispersi ikan gabus (Ophiochepalus striatus).

Page 64: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

47

4.2. Uji Kesukaan (Hedonic Test)

Penilaian indera merupakan indikator yang penting bagi

penerimaan suatu produk. Walaupun suatu produk mengandung nilai

gizi yang tinggi, akan tidak banyak artinya apabila tidak mempunyai

citarasa yang tidak disukai. Suatu produk yang diproduksi sasaran

utamanya adalah konsumen jadi salah satu pemenuhan mutu suatu

produk tersebut harus dengan kriteria konsumen dimana

kenampakan, citarasa, dan nilai gizi suatu produk merupakan faktor

utama. Menurut (Setyaningsih, (2010) bahwa, tujuan analisa sensori

adalah untuk mengetahui respon atau kesan yang diperoleh

pancaindra manusia terhadap suatu rangsangan yang ditimbulkan

oleh suatu produk. Hasil uji kesukaan panelis terhadap mutu produk

dispersi konsentrat ikan gabus dengan parameter aroma dan rasa

adalah sebagai berikut.

4.2.1. Aroma

Aroma merupakan atribut sensori yang sangat

menentukan tingkat penerimaan suatu produk, dengan aroma

yang khas dan disenangi akan meningkatkan penerimaan

konsumen. Menurut Winarno (2004) bahwa, bau makanan

banyak menentukan kelezatan bahan makanan tersebut.

Aroma juga dapat mencirikan karakteristik dari produk tersebut

sehingga melalui aroma, konsumen atau masyarakat dapat

mengetahui bahan-bahan yang terkandung dalam suatu

produk. Menurut Soekarto (1985) bahwa, industri makanan

Page 65: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

48

menganggap sangat penting melakukan uji aroma karena

dengan cepat dapat memberikan hasil penilaian produksinya

disukai atau tidak disukai. Aroma biasanya muncul dari bahan

yang diolah karena senyawa volatile yang terkandung pada

bahan pangan yang keluar melalui proses pengolahan atau

perlakuan tertentu. Hasil uji oraganoleptik tingkat penilaian

panelis parameter aroma pada produk dispersi konsentrat ikan

gabus dapat dilihat pada gambar 02.

Gambar 02. Perbandingan Hasil Uji Organoleptik Aroma pada

Produk Dispersi Konsentrat Ikan Gabus.

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa

penilaian panelis terhadap parameter aroma pada produk

dispersi konsentrat ikan gabus memberikan hasil penilaian yang

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

B1C1 B2C1 B1C2 B2C2

2.95 2.62

3.98

3.29

Keterangan: B1C1: Formula dengan fruktosa 10% dan Flavor Jeruk 2%. B2C1: Formula dengan fruktosa 10% dan Flavor Jeruk 3%. B1C2: Formula dengan fruktosa 15% dan Flavor Jeruk 2%. B2C2: Formula dengan fruktosa 15% dan Flavor Jeruk 3%.

AROMA

Page 66: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

49

berbeda-beda, yaitu berkisar dari 2,62 (agak suka) sampai 3,98

(suka) dari 5 tingkatan skor yang diberikan. Pada formula B1C1

(fruktosa 10% dan Flavor Jeruk 2%) adalah pada tingkat 2,95

(agak suka),. Sedangkan untuk formula B2C1 (fruktosa 10% dan

Flavor Jeruk 3%) adalah pada tingkat 2,62 (agak suka). Pada

formula B1C2 (fruktosa 15% dan Flavor Jeruk 2%) adalah pada

tingkat 3,98 (suka),. Sedangkan pada formula B2C2 (fruktosa

15% dan Flavor Jeruk 3%) adalah pada tingkat 3,29 yaitu

suka (lampiran 17).

Aroma yang dihasilkan pada produk dispersi konsentrat

ikan gabus secara umum diihasilkan dari penambahan flavor

jeruk yang ditujukan untuk menutupi aroma konsentrat ikan

gabus yang tidak disenangi. Adanya perbedaan tingkat

kesukaan panelis terhadap aroma produk dispersi konsentrat

ikan gabus disebabkan karena jumlah penambahan flavor jeruk

yang divariasikan pada tiap formula. Penambahan flavor jeruk

ini sudah membantu sifat sensori dari prouk yang dihasilkan

karena semua formula sudah dapat diterima oleh konsumen.

Cahyadi (2008) Bahan penyedap atau pemberi aroma

mempunyai beberapa fungsi sehingga dapat memperbaiki,

membuat lebih bernilai atau diterima, dan lebih menarik. Sifat

utama pada penyedap adalah memberi ciri khusus suatu

makanan seperti flavor jeruk manis.

Page 67: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

50

Hasil yang diperoleh setelah pengujian organoleptik

menunjukkan bahwa penambahan flavor jeruk 2% lebih disukai

panelis dibanding dengan penambahan flavor jeruk 3%, hal ini

dikarenakan dengan penambahan flavor jeruk 2% sudah

mampu membantu sifat sensori dari dispersi konsentrat ikan

gabus yang dihasilkan. Sedangakan dengan penambahan

flavor jeruk 3% melebihi ambang batas penerimaan panelis dari

segi aroma dari produk dispersi konsentrat ikan gabus ini.

4.2.2. Rasa

Rasa merupakan salah satu atribut mutu yang

menentukan dalam penerimaan konsumen terhadap suatu

produk. Rasa dapat diperoleh dengan penambahan bahan

tambahan seperti bumbu ataupun dari bahan baku produk itu

sendiri maupun dari proses pengolahan yang digunakan.

Menurut Winarno (2004), bahwa rasa suatu makanan

merupakan faktor yang turut menentukan daya terima

konsumen. Rasa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

senyawa kimia, suhu, konsentrasi dan interaksi dengan

komponen rasa yang laina maupun dengan bahan penimbul

cita rasa. Hasil uji organoleptik rasa dari produk dispersi

konsentrat ikan gabus berkisar dari 2,5 (agak suka) sampai 3,

64 yaitu (suka). Berdasarkan (gambar 03) menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan penerimaan panelis terhadap rasa tiap

fomula produk dispersi konsentrat ikan gabus. Tingkat

Page 68: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

51

kesukaan penelis terhadap formula B1C1 (fruktosa 10% dan

Flavor Jeruk 3%) adalah pada tingkat 2,73 (agak suka).

Sedangkan untuk formula B2C1 (10% dan Flavor Jeruk 2%)

adalah pada tingkat 2,50 (agak suka). Untuk formula B1C2

(fruktosa 15% dan Flavor Jeruk 3%) pada tingkat 3,64 (suka).

Sedangkan formula B2C2 (fruktosa 15% dan Flavor Jeruk 2%)

pada tingkat 3,51 yaitu suka (lampiran 17).

Rasa yang dihasilkan pada produk dispersi konsentrat

ikan gabus pada umumnya dihasilkan dari penambahan

fruktosa yang ditujukan untuk memberi rasa manis pada produk

tersebut sehingga daya terimanya lebih baik. Menurut Febrina

(2007), bahwa pemberi rasa digunakan untuk memberi rasa

enak sekaligus pewangi kedalam suatu sediaan oral, pemanis

digunakan untuk memberikan rasa manis pada sediaan oral.

Dari hasil uji organoleptik dispersi konsentrat ikan gabus

dengan atribut rasa adanya penambahan pemberi rasa yaitu

sirup fruktosa dalam proses pengolahannya dapat

meningkatkan daya terima konsumen terhadap produk yang

dihasilkan.

Page 69: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

52

Gambar 03. Perbandingan Hasil Uji Organoleptik Rasa pada Produk Dispersi Konsentrat Ikan Gabus.

4.3. Pengamatan Viskositas

Produk atau bahan pangan yang berbentuk cair (liquid) ataupun

setengah padat erat kaitannyanya dengan viskositas, dimana

viskositas ini merupakan ukuran kekentalan untuk suatu bahan.

Viskositas ini juga mencirikan suatu produk. (Moechtar, 1990) bahwa

sistem dispersi angat erat kaitannya dengan viskositas. Viskositas

adalah suatu pernyataan “tahanan untuk mengalir” dari suatu sistem

yang mendapatkan suatu tekanan. Makin kental suatu cairan, makin

besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada

kecepatan tertentu. Viskositas dari sediaan dapat ditentukan dengan

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

B1C1 B2C1 B1C2 B2C2

2.73 2.5

3.64 3.51

Keterangan B1C1: Formula dengan fruktosa 10% dan Flavor Jeruk 2%. B2C1: Formula dengan fruktosa 10% dan Flavor Jeruk 3%. B1C2: Formula dengan fruktosa 15% dan Flavor Jeruk 2%. B2C2: Formula dengan fruktosa 15% dan Flavor Jeruk 3%.

RASA

Page 70: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

53

mengggunakan viscometer Brookfield, yang mengukur viskositas

dengan gaya yang dibutuhkan untuk memutar poros dalam cairan

yang diuji (Ansel, 1985). Viskositas produk dispersi konsentrat ikan

gabus dengan berbagai formula yang dihasilkan selama penyimpanan

dapat dilihat pada tabel 11 berikut:

Tabel 11. Hasil Pengukuran Viskositas

Formula Viskositas (Cps) Hari Ke-

1 3 5 7 9 11

B1C1 21,54 28,06 30,85 31,3 32,47 33,64

B2C1 24,57 33,7 33,7 33,7 33,7 34,87

B1C2 24,57 37,54 38,84 41,44 41,44 42,74

B2C2 26,7 38,77 40,06 41,37 42,74 42,74

Sumber: Data Sekunder Penelitian Pembuatan Dispersi Konsentrat Ikan Gabus, 2013.

Keterangan:

B1C1 : Formula dengan fruktosa 10% dan Flavor Jeruk 2%.

B2C1 : Formula dengan fruktosa 10% dan Flavor Jeruk 3%.

B1C2 : Formula dengan fruktosa 15% dan Flavor Jeruk 2%.

B2C2 : Formula dengan fruktosa 15% dan Flavor Jeruk 3%.

Viskositas produk dispersi konsentrat ikan gabus yang dihasilkan

mengalami perbedaan ditiap formulasi. Hal ini dikarenakan perbedaan

penambahan fruktosa, viskositas dengan penambahan fruktosa 15%

memiliki viskositas yang lebih tinggi dibanding dengan formulasi

penambahan fruktosa 10%. Hal ini dikarenakan fruktosa dapat

mempengaruhi kekentalan larutan. Semakin tinggi konsentrasi

fruktosa yang ditambahkan, larutan tersebut semakin kental. Selain itu

selama penyimpanan viskositas produk dispersi konsentrat ikan gabus

ini juga mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena adanya

Page 71: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

54

penambahan karagenan yang dapat meningkatkan viskositas fase

kontinyu sehingga produk yang dihasilkan menjadi stabil. Kadi (1990)

menjelaskan bahwa karagenan memiliki sifat yang hidrofilik sehinggga

penambahan karagenan dalam produk akan meningkatkan fase

kontinyu sehingga produk menjadi stabil

4.4. Uji Proksimat

Pengujian proksimat pada produk dispersi ikan gabus ini sangat

berperan penting untuk menentukan berapa kadar komponen bahan

atau nutrient yang terkandung pada produk dispersi ikan gabus,

sehingga dapat ditentukan kualitasnya, selain itu juga dapat

memberikan informasi mengenai profil produk tersebut. Pengujian

proksimat ini dilakukan pada formulasi terbaik dari pengujian

organoleptik dan diperoleh formulasi terbaik yaitu B1C2 dengan

penambahan fruktosa 15% dan Flavor Jeruk 2%. Kandungan gizi

pada dispersi konsentrat ikan gabus diuji dengan melakukan analisis

proksimat meliputi kadar abu, kadar protein terlarut (albumin) dan

kadar protein. Hasil analisis proksimat produk dispersi konsentrat ikan

gabus dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil Analisis Proksimat Terhadap B1C2 yang Dihasilkan.

No. Komponen Rata-rata (%)

1. Kadar Abu 0,315

2. Kadar Albumin 12,96

3. Total Protein 29,57

Sumber: Data Hasil Penelitian Pembuatan Dispersi Konsentrat Ikan Gabus, 2013.

Page 72: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

55

4.4.1. Kadar Abu

Menurut Sudarmadji (1996), kadar abu ada hubungannya

dengan mineral suatu bahan, penentuan kadar abu sangat

berguna sebagai parameter nilai gizi bahan. Sehingga kadar

abu ini merupakan unsur mineral dari bahan pangan sebagai

sisa yang tertinggal setelah bahan dibakar sampai bebas dari

zat organiknya.

Produk dispersi konsentrat ikan gabus yang dihasilkan

memiliki kadar abu 0,315%. Kadar abu pada produk dispersi

konsentrat ikan gabus ini merupakan hasil dari kandungan

mineral yang ada pada ikan gabus yaitu berkisar 0,239%. Hal

ini sesuai dengan Suprapti (2008) bahwa kandungan mineral

ikan gabus berkisar 0,239% yang terdiri atas kalsium 0,062%,

fosfor 0,176% dan besi 0.0009%. Setiap bahan pangan

mengandung kadar mineral, besarnya kadar abu dalam suatu

bahan pangan menunjukkan tingginya kandungan mineral

dalam bahan pangan tersebut, peningkatan kadar mineral yang

terjadi pada produk dispersi konsentrat ikan gabus

kemungkinan disebabkan karena penambahan fruktosa dan air

pada proses pembuatannya yang juga mengandung kadar

mineral, dimana kadar abu pada fruktosa adalah 0,005%.

(Tjokroadikoesoema, 1986).

Page 73: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

56

4.4.2. Protein Terlarut (Albumin)

Albumin merupakan salah satu jenis protein yang

merupakan protein utama dalam plasma darah manusia,

menurut (Montgomery, 1993) bahwa albumin sangat berperan

penting dalam menjaga tekanan osmotik plasma, mengangkut

molekul-molekul kecil melewati plasma maupun cairan ekstra

sel serta mengikat obat-obatan. Ikan gabus (Ophiocephalus

striatus) merupakan salah satu bahan pangan sumber albumin

yang cukup tinggi. Menurut Ghufran (2010) bahwa para peneliti

di Asia Tenggara, khususnya Malaysia dan Indonesia, telah

membuktikan bahwa ikan gabus merupakan salah satu ikan

penting bagi kesehatan umat manusia. Ekstrak ikan gabus

dapat dimanfaatkan sebagai pengganti serum albumin yang

biasa digunakan untuk menyembuhkan luka operasi.

Protein merupakan zat gizi makro terbanyak pada produk

dispersi konsentrat ikan gabus yang dihasikan dengan fraksi

terbesarnya adalah albumin. Produk dispersi ini mengandung

albumin sebanyak 12,96%. Produk dispersi konsntrat ikan

gabus mengandung protein albumin dengan kadar yang lebih

rendah dibanding konsentrat bahan baku yaitu 20,80%, sesuai

dengan asfar (2007) bahwa Konsentrat protein albumin ikan

gabus yang mengandung kandungan protein terlarut (albumin)

tertinggi 20,80%.

Page 74: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

57

4.4.3. Total Protein

Protein merupakan salah satu makronutrient yang sangat

berperan penting bagi tubuh, karena disamping memiliki fungsi

sebagai bahan bakar dalam tubuh jika keperluan energi tubuh

tidak terpenuhi oleh karbohidrat maupun lemak. Protein juga

berfungsi sebagai zat pembangun yaitu bahan pembentuk

jaringan-jaringan baru yang sering terjadi di dalam tubuh dan

sebagai zat pengatur dimana protein ini mengatur

keseimbangan cairan dalam jaringan dan pembuluh darah.

Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting

bagi tubuh. Protein juga merupakan sumber asam-asam amino

yang mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh

lemak dan karbohidrat. Molekul protein juga mengandung fosfor

dan belerang dan ada juga jenis protein yang mengandung

unsur logam seperti besi dan tembaga (Winarno, 2004).

Analisa kadar protein produk dispersi konsentrat ikan gabus

yang dihasilkan pada penelitian ini adalah 29,57%. Kadar

protein pada produk dispersi konsentrat ikan gabus yang

dihasilkan cukup tinggi karena bahan baku yang digunakan

yaitu konsentrat ikan gabus yang memiliki kandungan protein

yang tinggi yaitu berkisar 65-80%. Hal ini sesuai dengan

Windsor (2001), bahwa secara umum kandungan protein

produk konsentrat protein ikan yaitu 65-80%. Perbedaan kadar

Page 75: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

58

protein yang berbeda juga disebabkan karena proses

pengolahan yang diberikan.

Perbedaan kadar protein konsentrat ikan dengan produk

dispersi konsentrat ikan yang dihasilkan juga sangat

dipengaruhi oleh kadar air dari produk. Semakin tinggi kadar air

maka semakin rendah kadar proteinnya. Dispersi konsentrat

ikan gabus adalah produk yang merupakan suatu bentuk

campuran yang homogen yang terdiri atas dua komponen yaitu

konsentrat ikan gabus yang berupa padatan dengan air dimana

konsentrat ikan gabus merupakan zat terdispersi dan

air sebagai zat pendispersi. Hal ini sesuai dengan

(Wikipedia, 2013) bahwa Sistem dispersi adalah pencampuran

secara nyata antara dua zat atau lebih dimana zat yang

jumlahnya lebih sedikit disebut dengan fase terdispersi dan zat

yang jumlahnya lebih banyak disebut medium pendispersi.

Page 76: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

59

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Proses pembuatan dispersi konsentrat ikan gabus sebagai food

supplement meliputi tahapan persiapan bahan baku yaitu

konsentrat ikan gabus, penambahan air dan zat penstabil,

homogenisasi, penambahan fruktosa, penambahan flavor jeruk

dan asam sitrat, pemanasan suhu 400C dan pasteurisasi suhu

(70-800C) selama 15 menit.

2. Zat penstabil yang tepat pada pembuatan dispersi konsentrat ikan

gabus adalah karagenan dengan konsentrasi 0,005%.

3. Hasil terbaik berdasarkan pengujian organoleptik dengan

parameter rasa dan aroma yaitu formula B1C2 yaitu dengan

penambahan fruktosa 15% dan flavor jeruk 2% dengan kadar

protein sebanyak 29,57%, kadar protein terlarut (albumin)

sebanyak 12,96% dan kadar abu 0,315%.

5.2. Saran

Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya dilakukan pangamatan

mengenai pengaruh kecepatan homogenisasi terhadap stabilitas

produk dispersi dan pengamatan masa simpan, serta keamanan (food

safety) dari produk yang dihasilkan.

Page 77: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

60

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M., 1999, Sistem Dispersi, Formulasi Suspensi dan Emulsi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Ansel, H. C.1989, . Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat.

Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta. Asfar, 2007. Optimalisasi Ekstraksi Albumin Ikan Gabus sebagai Food

Suplement (skripsi), Universitas Hasanuddin, Makassar. Aulton, M. E., 1988. Pharmaceutics The Science of Dosage Form

Design, Churchill Livingstone. London. Page: 292-297. Akses tanggal 28 November 2012, Makassar.

Brotowidjoyo, M. D., D. Tribawono dan E. Mulbyantoro. 1995. Pengantar

Lingkungan Perairan dan Budidaya Air. Liberty, Yogyakarta.

Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet dan M. Wootton. 2007. Ilmu

Pangan. Diterjemahkan oleh Hari Purnomo dan Adiono. Penerbit. Universitas Indonesia, Jakarta.

Carvallo, 1998. Studi Profil Asam Amino, Albumin dan Mineral Zn pada

Ikan Gabus dan Tomang (Skripsi), Universitas Brawijaya. Malang.

Damayanti, E., 2012, Fruktosa. http://www.scribd. com/doc/118211538/

Ken-Tang. Akses Tanggal 7 Februari 2013, Makassar.

DeMan J, 1997. Kimia Makanan. Edisi kedua. Bandung. ITB Press.

Destantina, sperisa., dkk. 2010. Proses Ekstraksi Karagenan dari Eucheuma Cottonii. Teknik Kimia Fakultas Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Fakultas Kimia Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Akses tanggal 28 November 2012, Makassar.

Febrina, Ellin, dkk. 2007. Formulasi Sediaan Emulsi Buah Merah

sebagai Produk Antioksidan Alami. Laporan Penelitian Peneliti Muda (LITMUD) Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran. Bandung. Akses tanggal 29 November 2012, Makassar.

Page 78: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

61

Geoffrey P.W. 2006 dalam Anggraini R 2009. Food Suplement, Nutritional Food. FKM Universitas Indonesia. lontar.ui.ac.id/file?file=digital/124287-S-5698-Faktor...Literatur. Akses Tanggal 6 februari 2013. Makassar.

Gennaro, A. R., 1990. Remington’s Pharmaceutical Science, Volume 2,

Mack Publishing Company. Easton, Pennsylvania. Page: 500. Akses tanggal 28 November 2012, Makassar.

Ghufran, M. 2010. A to Z Budidaya Biota Akuatik untuk Pangan,

Kosmetik dan Obat-obatan. Penerbit ANDI, Yogyakarta. Kadi, A. 1990. Inventarisasi Rumput Laut di Teluk Tering dalam

Perairan Pulau Bangka, (ed) Anonimous. LIPI. Jakarta. Diakses tanggal 28 November 2012, Makassar.

McClement DJ, 2004. Food Emulsion Principles, Practices, and

Techniques. New York: CRC Press. Mayangsari, Rosi. 2012 Konsentrat protein ikan. http://

www.scribd.com/doc/68758770/ Konsentrat-Protein-Ikan. Akses tanggal 28 November 2012, Makassar.

Moechtar. 1990. Farmasi Fisika BagianStruktur Atom dan Molekul Zat

Padat dan Mikromeritika. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Montgomery, R., R.L. Dryer., T.W. Conway., A.A. Spector. 1993. Biokimia

Suatu Pendekatan Berorientasi-Kasus. Edisi Keempat. Penerjemah: Prof. Dr. M. Ismadi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Olivia, femi. 2004. Seluk Beluk Food Suplement. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta. Rahayu, W, P,. S. Maamoen,. Suliantari, dan S. Fardiaz. 1992. Teknologi

Fermentasi Produk Perikanan. Penerbit Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rita, Irma, 2011. Proses Emulsifikasi dan Analisi Biaya Produksi

Minuman Emulsi Minyak Sawit Merah (tesis). Institut Pertanian Bogor. Akses Tanggal 28 November 2012, Makassar.

Rowe, C., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E, 2003. Handbook of

Pharmaceutical Exipients. Pharmaceutical Press. Chicago

Page 79: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

62

Santoso, A. H. 2001. Ekatraksi Crude Albumin Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus) : Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan Serta Fraksinasi Albumin Menggunakan Asam. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang

Sari, K Kartika, 2012. Fruktosa. eprints.undip.ac.id/35605/2/Bab_1.pdf.

Akses Tanggal 5 Februari, Makassar. Setyaningsih, dwi. 2010. Analisa Sensori untuk Industri Pangan dan

Agro. IPB Press, Bogor. Setyawan, Ari. 2007. Gum Arab. Soulkeepe r28. files.wordpress.

com/.../gum-arab.pdf. Akses tanggal 28 November 2012, Makassar.

Soekarto, ST. 1990. Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan

Hasil Pertanian. Bharata Karya Aksara, Jakarta. Sudarmaji S, Haryono B, Suhardi. 1997. Analisis Bahan Makanan dan

Pertanian. Penerbit Liberty, Yogyakarta. Suhendro. 2012. Gum Xanthan. http:// 130.15.85.243/courses/

CHEE342/ outline/documents/xanthanreview.pdf . Akses tanggal 29 November 2012, Makassar.

Sunatrio,S., 2003. Peran albumin pada Penyakit Kritis, dalam

Konsensus Pemberian Albumin pada Sirosis Hati. FKUI Press. Jakarta.

Suprapti, L., 2008. Teknologi Pengolahan Pangan: Produk Olahan

Ikan Penerbit KANISIUS, Yogyakarta. Suprapti, L., 2008. Teknologi Pengolahan Pangan Awetan Kering dan

Dodol Waluh. Penerbit KANISIUS, Yogyakarta. Suprayitno, eddy. 2003. Albumin Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus)

sebagai Makanan Fungsional Mengatasi Permasalahan Gizi Masa Depan. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya. Semarang. Akses tanggal 28 November 2012, Makassar.

Tjokroadikoesoema, P.S. 1986. HFS dan Industri Ubi Kayu Lainnya. PT

Gramedia. Jakarta. Tranggono, S., Haryadi, Suparmo, A. Murdiati, S. Sudarmadji, K. Rahayu,

S. Naruki, dan M. Astuti. 1991. Bahan Tambahan Makanan (Food Additive). PAU Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta.

Page 80: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

63

Widodo, 2003. Teknologi Proses Susu Bubuk. Yogyakarta. Lacticia

Press. Wikipedia 2012a. Ikan Gabus. http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_gabus.

Akses tanggal 28 November 2012, Makassar. Wikipedia 2012a. Ikan Gabus. http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_gabus.

Akses tanggal 28 November 2012, Makassar. ______ 2012b. Karagenan. http://id.wikipedia.org/wiki/Karagenan. Akses

tanggal 28 November 2012, Makassar. ______ 2012c. struktur Kimia Asam Sitrat. http://i d.wikipedia.org/wiki/

asam_sitrat. Akses tanggal 28 November 2012, Makassar. ______ 2012d. Struktur Kimia Fruktosa. http:// id. wikipedia. org/wiki

/fruktosa. Akses tanggal 28 November 2012, Makassar. Wikipedia 2013. Koloid. http://id.wikipedia.org/wiki/koloid. Akses tanggal

28 November 2012, Makassar. Winarno, 2004. Kimia Pangan Dan Gizi. Penerbit PT Gramedia, Jakarta. Windsor,. M.L. 2001. Fish Protein Consentrate. Ministry Of Technology

Torry Advisory Note No.39.http://www.f ao.org/wairdocs/ tan/x5917E/x5917eOO. htm. FAO in partnership with Support unit for International Fisheries and Aquatic Research, SIFAR

Yuliarti, N., 2009. A to Z Food Suplement. Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Page 81: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

64

LAMPIRAN

Lampiran 01. Diagram Alir Pembuatan Basis Dispersi Konsentrat Ikan Gabus.

Ditambahkan perlahan-lahan

Pengadukan

Penyimpanan selama

3 hari

Perlakuan:

A0: Tanpa zat penstabil

A1: Gom Arab 10%

A2: Xanthan Gum 0,1%

A3: Karagenan 0,005%

Pengamatan Kestabilan untuk

masing-masing basis dispersi

Konsentrat Albumin Ikan Gabus 10%

Air sampai

100%

Zat penstabil r yang

tepat

Basis Dispersi

Page 82: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

65

Lampiran 02. Diagram Alir Pembuatan Produk Dispersi Konsentrat Ikan Gabus.

Ditambahkan

perlahan-lahan

sambil

dihomogenisasi Dipanaskan 40

0C

Mixing ±1 menit

Homogenisasi 10

menit 2000 rpm

Homogenisasi 20

menit 2000 rpm

Dipasteurisasi 70-800C,

15 menit

Air sampai 100%

B1C1: fruktosa 10% dan Flavor Jeruk 3%.

B2C1: fruktosa 10% dan

Flavor Jeruk 2%. B1C2: fruktosa 15% dan

Flavor Jeruk 3%. B2C2: fruktosa 15% dan

Flavor Jeruk 2%.

Pengujian Organoleptik

o Rasa

o Aroma

Pengamatan Stabilitas

Viskositas

Uji Proksimat (Protein, Albumin,

lemak, dan Kadar Abu)

Konsentrat

Albumin Ikan

Gabus 10 %

Karagenan 0,005%

Produk Dispersi

Konsentrat Ikan

gabus

Page 83: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

66

REDISPERSIBILITAS Lampiran 03. Tabel Hasil Uji Redispersibilitas (Jumlah Pengocokan)

Basis Dispersi Konsentrat Ikan Gabus.

Perlakuan

Penyimpanan hari ke-

1 Rata-rata

3 Rata-rata

5 Rata-rata

U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3

Tanpa Zat penstabil (A0)

35x 29x 32x 32 X

40x 31x 34x 35 X 42x 37x 40x 39.66667

X

Gom arab (A1)

8x 8x 9x 8.333333

X 10x 17x 18x 15 X 12x 18x 20x

16.66667 X

Xanthan Gum (A2)

16x 17x 16x 16.33333

24x 28x 25x 25.66667

X 33x 30x 32x

31.66667 X

Karagenan (A3)

2x 3x 4x 3 X

3x 5x 5x 4.333333

X 5x 6x 5x

5.333333 X

Sumber: Data Primer Penelitian Pembuatan Dispersi Konsentrat Ikan Gabus, 2013.

RASIO PEMISAHAN FASE Lampiran 04. Tabel Hasil Uji Rasio Pemisahan Fase (cm) Basis Dispersi

Konsentrat Ikan Gabus.

Perlakuan

penyimpanan hari ke-

1 Rata-rata (cm)

3 Rata-rata (cm)

5 Rata-rata (cm)

U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3

Tanpa Zat penstabil (A0)

0.45 0.46 0.45 0.454

0.45 0.46 0.45 0.454 0.45 0.46 0.45 0.454

Gom arab (A1)

0.4 0.43 0.53 0.454

0.53 0.56 0.5 0.53 0.66 0.56 0.66 0.627

Xanthan Gum (A2)

0.3 0.33 0.46 0.364

0.36 0.4 0.46 0.407 0.5 0.43 0.66 0.53

Karagenan (A3)

0.086 0.148 0.148 0.127

0.13 0.18 0.28 0.197 0.21 0.25 0.31 0.257

Sumber: Data Primer Penelitian Pembuatan Dispersi Konsentrat Ikan Gabus, 2013.

Page 84: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

67

VISKOSITAS Lampiran 05. Tabel Hasil Uji Viskositas (Cps) Produk Dispersi

Konsentrat Ikan Gabus.

Formula Viskositas (Cps) Hari Ke-

1 3 5 7 9 11

B1C1 21,54 28,06 30,85 31,3 32,47 33,64

B2C1 24,57 33,7 33,7 33,7 33,7 34,87

B1C2 24,57 37,54 38,84 41,44 41,44 42,74

B2C2 26,7 38,77 40,06 41,37 42,74 42,74

Sumber: Data Sekunder Penelitian Pembuatan Dispersi Konsentrat Ikan Gabus, 2013.

Keterangan

B1C1 : Formula dengan fruktosa 10% dan Flavor Jeruk 2%.

B2C1 : Formula dengan fruktosa 10% dan Flavor Jeruk 3%.

B1C2 : Formula dengan fruktosa 15% dan Flavor Jeruk 2%.

B2C2 : Formula dengan fruktosa 15% dan Flavor Jeruk 3%.

KADAR ABU

Lampiran 06. Tabel Hasil Uji Kadar Abu Produk Dispersi Konsentrat Ikan Gabus.

No Ulangan Kadar abu Jumlah (%)

1 I 0.003142 0.314196

2 II 0.002397 0.239735

3 III 0.002913 0.291349

Rata-rata 0.28176

Sumber: Data Sekunder Penelitian Pembuatan Dispersi Konsentrat Ikan Gabus, 2013

KADAR PROTEIN TERLARUT (ALBUMIN)

Lampiran 07. Tabel Hasil Uji Kadar Albumin Produk Dispersi Konsentrat Ikan Gabus.

No Ulangan Kadar Albumin (%)

1 I 12.7

2 II 13.025

3 III 13.15

Total 38.875

Rata-rata 12.95833333

Sumber: Data Sekunder Penelitian Pembuatan Dispersi Konsentrat Ikan Gabus, 2013.

Page 85: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

68

KADAR PROTEIN Lampiran 08. Tabel Hasil Uji Kadar Protein Produk Dispersi Konsentrat

Ikan Gabus.

No Ulangan Kadar Protein (%)

1 I 29.65

2 II 29.47

3 III 29.59

Total 88.71

Rata-rata 29.57

Sumber: Data Sekunder Penelitian Pembuatan Dispersi Konsentrat Ikan Gabus, 2013.

UJI ORGANOLEPTIK AROMA

Lampiran 09. Tabel Hasil Uji Organoleptik Parameter Aroma Produk Dispersi Konsentrat Ikan Gabus Perlakuan B1C1.

No Nama Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Total Rata-rata

1 Panelis 1 5 5 5 15 5

2 Panelis 2 3 3 3 9 3

3 Panelis 3 3 3 3 9 3

4 Panelis 4 4 4 3 11 3.666667

5 Panelis 5 2 2 4 8 2.666667

6 Panelis 6 2 1 1 4 1.333333

7 Panelis 7 3 4 3 10 3.333333

8 Panelis 8 3 3 4 10 3.333333

9 Panelis 9 3 2 1 6 2

10 Panelis 10 3 3 2 8 2.666667

11 Panelis 11 3 2 3 8 2.666667

12 Panelis 12 3 4 5 12 4

13 Panelis 13 4 4 4 12 4

14 Panelis 14 3 3 3 9 3

15 Panelis 15 4 3 3 10 3.333333

Sumber: Data Sekunder Penelitian Pembuatan Dispersi Konsentrat Ikan Gabus, 2013.

Page 86: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

69

Lampiran 10. Tabel Hasil Uji Organoleptik Parameter Aroma Produk Dispersi Konsentrat Ikan Gabus Perlakuan B2C1.

No Nama Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Total Rata-rata

1 Panelis 1 4 4 3 11 3.666667

2 Panelis 2 3 4 3 10 3.333333

3 Panelis 3 2 3 3 8 2.666667

4 Panelis 4 4 4 2 10 3.333333

5 Panelis 5 1 1 1 3 1

6 Panelis 6 2 2 2 6 2

7 Panelis 7 2 2 2 6 2

8 Panelis 8 3 3 4 10 3.333333

9 Panelis 9 5 1 2 8 2.666667

10 Panelis 10 2 2 2 6 2

11 Panelis 11 4 1 2 7 2.333333

12 Panelis 12 2 1 2 5 1.666667

13 Panelis 13 2 2 2 6 2

14 Panelis 14 2 2 2 6 2

15 Panelis 15 3 3 3 9 3

Sumber: Data Sekunder Penelitian Pembuatan Dispersi Konsentrat Ikan Gabus, 2013.

Lampiran 11. Tabel Hasil Uji Organoleptik Parameter Aroma Produk

Dispersi Konsentrat Ikan Gabus Perlakuan B1C2.

No Nama Ulangan 1 Uangan 2 Ulangan 3 Total Rata-rata

1 Panelis 1 4 5 5 14 4.666667

2 Panelis 2 4 4 3 11 3.666667

3 Panelis 3 4 4 4 12 4

4 Panelis 4 4 4 2 10 3.333333

5 Panelis 5 5 4 5 14 4.666667

6 Panelis 6 3 3 4 10 3.333333

7 Panelis 7 4 4 4 12 4

8 Panelis 8 3 3 4 10 3.333333

9 Panelis 9 3 4 5 12 4

10 Panelis 10 4 2 4 10 3.333333

11 Panelis 11 4 3 3 10 3.333333

12 Panelis 12 4 4 5 13 4.333333

13 Panelis 13 4 3 4 11 3.666667

14 Panelis 14 4 4 4 12 4

15 Panelis 15 4 4 4 12 4

Sumber: Data Sekunder Penelitian Pembuatan Dispersi Konsentrat Ikan Gabus, 2013.

Page 87: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

70

Lampiran 12. Tabel Hasil Uji Organoleptik Parameter Aroma Produk Dispersi Konsentrat Ikan Gabus Perlakuan B2C2.

No Nama Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Total Rata-rata

1 Panelis1 5 4 4 13 4.333333

2 Panelis 2 4 4 4 12 4

3 Panelis 3 4 4 4 12 4

4 Panelis 4 4 4 4 12 4

5 Panelis 5 4 5 2 11 3.666667

6 Panelis 6 4 4 3 11 3.666667

7 Panelis 7 4 3 4 11 3.666667

8 Panelis 8 3 3 4 10 3.333333

9 Panelis 9 5 2 4 11 3.666667

10 Panelis 10 4 3 4 11 3.666667

11 Panelis 11 4 4 3 11 3.666667

12 Panelis 12 3 3 5 11 3.666667

13 Panelis 13 3 4 3 10 3.333333

14 Panelis 14 4 3 4 11 3.666667

15 Panelis 15 3 3 3 9 3

Sumber: Data Sekunder Penelitian Pembuatan Dispersi Konsentrat Ikan Gabus, 2013.

RASA

Lampiran 13. Tabel Hasil Uji Organoleptik Parameter Rasa Produk Dispersi Konsentrat Ikan Gabus Perlakuan B1C1.

No Nama Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Total Rata-rata

1 Panelis 1 4 4 4 12 4

2 Panelis 2 3 3 2 8 2.666667

3 Panelis 3 3 3 4 10 3.333333

4 Panelis 4 3 3 3 9 3

5 Panelis 5 3 2 3 8 2.666667

6 Panelis 6 2 1 2 5 1.666667

7 Panelis 7 2 1 3 6 2

8 Panelis 8 2 3 3 8 2.666667

9 Panelis 9 3 3 1 7 2.333333

10 Panelis 10 3 3 2 8 2.666667

11 Panelis 11 3 1 3 7 2.333333

12 Panelis 12 1 4 4 9 3

13 Panelis 13 4 3 3 10 3.333333

14 Panelis 14 2 2 2 6 2

15 Panelis 15 4 3 3 10 3.333333

Sumber: Data Sekunder Penelitian Pembuatan Dispersi Konsentrat Ikan Gabus, 2013.

Page 88: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

71

Lampiran 14. Tabel Hasil Uji Organoleptik Parameter Rasa Produk Dispersi Konsentrat Ikan Gabus Perlakuan B2C1.

No Nama Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Total Rata-rata

1 Panelis 1 3 3 2 8 2.666667

2 Panelis 2 3 3 3 9 3

3 Panelis 3 4 4 4 12 4

4 Panelis 4 3 2 2 7 2.333333

5 Panelis 5 1 1 1 3 1

6 Panelis 6 2 2 2 6 2

7 Panelis 7 3 3 2 8 2.666667

8 Panelis 8 2 1 3 6 2

9 Panelis 9 3 1 2 6 2

10 Panelis 10 1 2 3 6 2

11 Panelis 11 4 1 3 8 2.666667

12 Panelis 12 1 3 4 8 2.666667

13 Panelis 13 2 2 2 6 2

14 Panelis 14 3 3 4 10 3.333333

15 Panelis 15 4 2 3 9 3

Sumber: Data Sekunder Penelitian Pembuatan Dispersi Konsentrat Ikan Gabus, 2013.

Lampiran 15. Tabel Hasil Uji Organoleptik Parameter Rasa Produk

Dispersi Konsentrat Ikan Gabus Perlakuan B1C2

No Nama Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Total Rata-rata

1 Panelis 1 4 4 4 12 4

2 Panelis 2 3 4 4 11 3.666667

3 Panelis 3 4 4 3 11 3.666667

4 Panelis 4 3 3 3 9 3

5 Panelis 5 4 5 4 13 4.333333

6 Panelis 6 3 2 4 9 3

7 Panelis 7 4 4 4 12 4

8 Panelis 8 3 2 3 8 2.666667

9 Panelis 9 4 3 4 11 3.666667

10 Panelis 10 4 4 4 12 4

11 Panelis 11 4 3 4 11 3.666667

12 Panelis 12 2 4 4 10 3.333333

13 Panelis 13 4 3 4 11 3.666667

14 Panelis 14 4 4 4 12 4

15 Panelis 15 4 4 4 12 4

Sumber: Data Sekunder Penelitian Pembuatan Dispersi Konsentrat Ikan Gabus, 2013.

Page 89: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

72

Lampiran 16. Tabel Hasil Uji Organoleptik Parameter Rasa Produk Dispersi Konsentrat Ikan Gabus Perlakuan B2C2.

No Nama Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Total Rata-rata

1 Panelis 1 3 3 3 9 3

2 Panelis 2 4 4 4 12 4

3 Panelis 3 4 4 3 11 3.666667

4 Panelis 4 4 2 3 9 3

5 Panelis 5 5 3 2 10 3.333333

6 Panelis 6 4 3 3 10 3.333333

7 Panelis 7 4 4 4 12 4

8 Panelis 8 3 3 3 9 3

9 Panelis 9 5 3 3 11 3.666667

10 Panelis 10 4 4 5 13 4.333333

11 Panelis 11 4 3 4 11 3.666667

12 Panelis 12 3 3 3 9 3

13 Panelis 13 2 4 3 9 3

14 Panelis 14 4 4 4 12 4

15 Panelis 15 3 4 4 11 3.666667

Sumber: Data Sekunder Penelitian Pembuatan Dispersi Konsentrat Ikan Gabus, 2013.

Lampiran 17. Tabel Nilai Rata-rata Hasil Pengujian Organoleptik Produk Dispersi Konsentrat Ikan Gabus.

No Perlakuan Aroma Rasa

1 B1C1 2.95 2.73

2 B2C1 2.62 2.5

3 B1C2 3.98 3.64

4 B2C2 3.29 3.51

Sumber: Data Sekunder Penelitian Pembuatan Dispersi Konsentrat Ikan Gabus, 2013.

Page 90: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

73

LAMPIRAN

KURVA STANDART

kurva standart

Konsentrasi (x) Absorbsi (Y)

0 0

50 0.029

100 0.099

150 0.134

200 0.163

250 0.190

300 0.244

Gambar 05. Grafik Kurva Standart BSA (Bovine Serum Albumin) pada

Tingkat Konsentrasi Dengan Nilai Absorbansinya pada

Spektrofotometer pada Panjang Gelombang 650 nm.

Grafik menunjukkan bahwa persamaan y = 0.0008x + 0.0028

dimana y= absorbansi dan x = konsentrasi (ppm).

y = 0.0008x + 0.0028 R² = 0.983

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0 50 100 150 200 250 300 350

Ab

sorb

ans

Konsentrasi (ppm)

Page 91: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

74

LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 06. Bahan-bahan yang digunakan untuk penelitian membuat

produk dispersi konsentrat ikan gabus.

Ikan Gabus Konsentrat Ikan Gabus

Bahan-bahan yang digunakan (Fruktosa, flavor jeruk, karagenan dan air)

Page 92: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

75

Gambar 07. Alat-alat yang digunakan untuk penelitian membuat produk dispersi konsentrat ikan gabus.

Timbangan Digital Homogeniser dan Penangas

Alat Gelas Dan kemasan Gelas

Page 93: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

76

Gambar 08. Proses pembuatan produk dispersi konsentrat ikan gabus.

Preoses Homogenisasi

Proses Penambahan Fruktosa dan Flavor Jeruk

Page 94: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

77

Gambar 09. Basis Dispersi Konsentrat Ikan Gabus Penyimpanan 1 hari

Ulangan 1

Ulangan 2

Ulangan 3

Page 95: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

78

Gambar 10. Basis Dispersi Konsentrat Ikan Gabus Penyimpanan 3 hari

Ulangan 1

Ulangan 2

Ulangan 3

Gambar 11. Basis Dispersi Konsentrat Ikan Gabus Penyimpanan 5 hari

Ulangan 1

Page 96: ANDI TENRI LAWANG G 311 09 007 - core.ac.uk · source of protein especially albumin protein for society. The general aim of this research was to produce a concentrate of snakehead

79

Ulangan 2

Ulangan 3

Gambar 12. Produk Dispersi Konsentrat Ikan Gabus