ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN USAHA USAHA KECIL …

18
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018 75 ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN USAHA USAHA KECIL MIKRO DAN MENENGAH DI KABUPATEN MALUKU TENGAH Dientje Rumerung Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pattimura Abstract This study aims to determine the level of success of SMEs in Central Maluku District by deepening the factors that are considered dominant influence the level of success of SMEs business. The sample used in this research is 40 SMEs. The analytical tool used in this paper is the Multiple Liner Regression Method after passing the Classic assumption test so that the estimation conducted meets the criteria of regression analysis. The result of data processing shows that the capital has significant effect on the success of SMEs in Central Maluku Regency while the long variable of business has no effect. The results show that the accumulation of capital is very real determine the level of business success, because the greater the business capital will encourage the increasing scale of business from SMEs itself. Keywords: Capital, Old Business, Success Rate of Business.

Transcript of ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN USAHA USAHA KECIL …

Page 1: ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN USAHA USAHA KECIL …

Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

75

ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN USAHA

USAHA KECIL MIKRO DAN MENENGAH

DI KABUPATEN MALUKU TENGAH

Dientje Rumerung

Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pattimura

Abstract

This study aims to determine the level of success of SMEs in Central

Maluku District by deepening the factors that are considered dominant influence

the level of success of SMEs business. The sample used in this research is 40

SMEs.

The analytical tool used in this paper is the Multiple Liner Regression

Method after passing the Classic assumption test so that the estimation

conducted meets the criteria of regression analysis.

The result of data processing shows that the capital has significant effect

on the success of SMEs in Central Maluku Regency while the long variable of

business has no effect. The results show that the accumulation of capital is very

real determine the level of business success, because the greater the business

capital will encourage the increasing scale of business from SMEs itself.

Keywords: Capital, Old Business, Success Rate of Business.

Page 2: ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN USAHA USAHA KECIL …

Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

76

PENDAHULUAN

Usaha Mikro, Kecil dan Me-nengah

merupakan bagian penting dalam

perekonomian yang telah membuktikan

dirinya mampu bertahan terhadap gejolak

ekonomi nasional maupun regional. Di

Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah sering disingkat dengan

(UMKM) memiliki berbagai macam

definisi mengenai UMKM, di Indonesia

berbagai macam institusi pemerintah

mencoba untuk merumuskan definisi dan

batasan yang berbeda. Usaha kecil didefi-

nisikan sebagai sebuah kegiatan ekonomi

yang dilakukan oleh seseorang atau rumah

tangga maupun badan yang bertujuan

untuk memproduksi barang atau jasa untuk

diperjual belikan secara komersial dan

memiliki omset penjualan sebesar 1 (satu)

milyar rupiah atau kurang. Sementara

usaha menengah di definisikan hampir

sama dengan usaha kecil namun memiliki

omset penjualan lebih dari 1 (satu) milyar

rupiah.

Keberadaan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) yang merupakan

bagian terbesar dalam perekonomian

nasional, merupakan indikator tingkat

partisipasi masyarakat dalam berbagai

sektor kegiatan ekonomi. UMKM selama

ini terbukti dapat diandalkan sebagai katup

pengaman dimasa krisis, melalui

mekanisme penciptaan kesempatan kerja

dan nilai tambah. Peran dan fungsi

strategis ini sesungguhnya dapat

ditingkatkan dengan memerankan UMKM

sebagai salah satu pelaku usaha

komplementer bagi pengembangan

perekonomian nasional, dan bukan

subordinari dari pelaku usaha lainnya.

Keberhasilan dalam meningkatkan

kemampuan UMKM berarti memperkokoh

bisnis perekonomian masyarakat. Hal ini

akan membantu mempercepat proses

pemulihan perekonomian nasional, dan

sekaligus sumber dukungan nyata terhadap

pemerintah daerah dalam melaksanakan

otonomi pemerintahan (Budi: 2006).

UMKM merupakan potensi bisnis yang

sangat digalakkan oleh pemerintah; karena

semakin banyak masyarakat berwirausaha

maka semakin baik dan kokohnya

perekonomian suatu daerah karena sumber

daya lokal, pekerja lokal, dan pembiayaan

lokal dapat terserap dan bermanfaat secara

optimal. Meskipun UMKM memiliki

sejumlah kelebihan yang memungkinkan

UMKM dapat berkembang dan bertahan

dalam krisis, tetapi sejumlah fakta juga

menunjukkan bahwa tidak semua usaha

kecil dapat bertahan dalam menghadapi

krisis ekonomi. Banyak UMKM

mengalami kesulitan untuk

mengembalikan pinjaman akibat

melonjaknya suku bunga lokal, selain itu

adanya kesulitan dalam proses produksi

akibat melonjaknya harga bahan baku yang

berasal dari impor.

Banyak faktor yang mempengaruhi

keberhaasilan usaha pada usaha kecil

diantaranya adalah pengaruh faktor

internal dan eksternal (Wang dan Wong,

2004). Keberhasilan tergantung dari

kemampuan dalam mengelola kedua faktor

ini melalui analisis faktor lingkungan serta

pembentukan dan pelaksanaan strategi

usaha. Perkembangan UMKM di Indonesia

merupakan salah satu prioritas dalam

pembangunan ekonomi nasional. Hal ini

selain karena usaha tersebut merupakan

tulang punggung sistem ekonomi

kerakyatan yang telah banyak terbukti

berperan dalam mengurangi masalah

kesenjangan : antar golongan, pendapatan

dan antar pelaku usaha, bahkan juga untuk

pengentasan kemiskinan serta penyerapan

tenaga kerja. Pentingnya perkembangan

usaha yang ditunjukan dengan perolehan

pendapatan bagi UMKM, setiap pelaku

usaha dituntut untuk mengetahui faktor-

faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan

ketika menginginkan pendapatan yang

diperoleh tinggi. Modal merupakan salah

satu hal yang penting dalam mendirikan

atau memulai suatu usaha. Modal

mengindikasikan kemampuan pelaku usaha

dalam membiayai kegiatan operasional

perusahaan. Adanya keterbatasan dalam

aspek permodalan sehingga membuat

UMKM dalam mengembangkan skala

produksi menjadi terhambat dan tidak

dapat menghasilkan pendapatan secara

Page 3: ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN USAHA USAHA KECIL …

Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

77

maksimal. Oleh karena itu, dibutuhkan

tambahan modal berupa hutang dari pihak

perbankan untuk meningkatkan hasil

produksi.

Terkait dengan penambahan asset

operasional maka dimaksudkan untuk

meningkatkan pendapatan. Tidak hanya

dari aspek keuangan saja yang dibutuhkan

untuk memperoleh pendapatan yang

maksimal, dari aspek orientasi

kewirausahaan pun diper-lukan. Hal ini

diperlukan mengingat kecakapan seseorang

wirausaha dalam mengelola usaha untuk

peningkatan pendapatan dengan

berorientasi entrepreneurship akan

menghasilkan kualitas produk yang dapat

memenuhi kebutuhan dan kepuasan

konsumen. Dengan demikian pelaku

UMKM dalam perkembangannya

diharapkan senantiasa memiliki

kemampuan untuk berorientasi

entrepreneurship yaitu mempunyai

kreativitas usaha agar terciptanya

terobosan baru untuk meningkatkan

pendapatan, bertindak proaktif untuk

mendistribusian hasil-hasil inovasi dengan

menggunakan teknologi yang semakin

maju dan canggih serta keberanian dalam

mengambil risiko yang tinggi (risk taking).

Berikut adalah tabel yang

memperlihatkan perkembangan UMKM

dari sisi modal, jumlah tenaga kerja dan

pendapatan.

Tabel 1: Data Perkembangan Modal, Tenaga Kerja, Pendapatan

UMKM Di Kabupaten Maluku Tengah Periode Tahun 2008-2015

Tahun Modal Tenaga Kerja Pendapatan

2008 Rp. 350.978.295 5.289 Rp. 635.768.971

2009 Rp. 354.562.939 5.488 Rp. 671.006.651

2010 Rp. 422.658.086 8.840 Rp. 837.062.591

2011 Rp. 492.893.256 11.480 Rp. 1.260.593.944

2012 Rp. 309.685.339 4.089 Rp. 599.873.409

2013 Rp. 308.998.645 7.892 Rp. 815.097.871

2014 Rp. 376.893.674 10.551 Rp. 878.668.336

2015 Rp. 731.963.051 15.544 Rp. 1.860.249.620

Sumber : Dinas Koperasi Dan UKM Kabupaten Maluku Tengah, Badan Pusat

Statistik Kabupaten Maluku Tengah

Berdasarkan tabel diatas terdilihat

bahwa perkembangan modal UMKM

selama periode Pengamatan mengalami

keadaan yang berfluaktif dan cenderung

menurun. Hal ini mengindikasikan bahwa

modal yang ada pada UMKM tidaklah

stabil, ketika UMKM memiliki permintaan

akan produk banyak maka jumlah modal

yang digunakan ikut meningkat sebaliknya

ketika permintaan akan produk UMKM

menurun maka modal yang akan

digunakanpun ikut menurun. Berdasarkan

data tenaga kerja terlihat bahwa jumlah

tenaga kerja yang ada pada UMKM

cenderung meningkat setiap periode

pengamatan. Keadaan ini mengindi-

kasikan bahwa UMKM dapat mem-bantu

mengatasi masalah pengang-guran dengan

menyerap tenaga kerja yang banyak.

Sedangkan berdasarkan data pendapatan

terlihat bahwa adannya peninhgkatan

pendapatan pada tahun 2011, hal ini

mengindikasikan bahwa UMKM yang ada

pada kabupaten Maluku tengah memiliki

kinerja yang bagus, karena mampu

membukukan pendapatan sejak tahun

2008-2011 yang terus meningkat.

Sedangkan pada tahun 2012-2014 terjadi

penurunan pendapatan UMKM yang tidak

bisa menyeimbangi pendapatan pada tahun

2011.Keadaan ini mengindikasikan bahwa

keberhasilan UMKM pada tahun 2012-

2014 kurang baik, karena tidak mampu

membukukan pendapatan yang lebih

meningkat malah sebaliknya terjadi

penurunan pendapatan.Sedangkan pada

Page 4: ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN USAHA USAHA KECIL …

Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

78

tahun 2015 terjadi kenaikan pendapatan

besar-besaran bahkan bisa menembus 1,8

milyar. Keadaan ini mengin-dikasikan

bahwa pada tahun 2015 UMKM berhasil

memperbaiki keberhasilannya, sehingga

mampu membukukan pendapatan yang

lebih besar dari tahun-tahun sebelumya.

Terdapat faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi keberhasilan UMKM

diantaranya : pangsa pasar, akses

permodalan, kemampuan berwirausaha,

SDM, pengetahuan keuangan, rencana

bisnis, jaringan sosial, legalitas, dukungan

pemerintah, pembinaan, teknologi, dan

akses kepada informasi. Banyaknya faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi

keberhasilan UMKM namun penelitian ini

hanya memfokuskan penelitian pada

analisis faktor modal UMKM, Tenaga

Kerja dan Lama Usahayang mempengaruhi

Pendapatan UMKM.

Penelilitian sebelumnya yang telah

dilakukan oleh Utari dan Dewi(2014),

menemukan bahwa modal berpengaruh

signifikan terhadap pendapatan

UMKM.Hal ini mengindikasikan bahwa

semakin tinggi modal maka semakin tinggi

pendapatan yang akan diperoleh. Temuan

analisis berbeda yang dilakukan oleh

Dwiyanti et al., (2014) menemukan bahwa

modal tidak mempengaruhi pendapatan

UMKM.

Salah satu masalah mendasar yang

dihadapai Indonesiadi sepanjang

perjalanan menjadi bangsa yang merdeka

adalah masalah pengangguran, dimana

pemerintah dengan berbagai upaya yang

telah dilakukan untuk mengurangi akan

tingkat pengangguran. Upaya yang

ditempuh pemerintah dalam persoalan

pengganguran dari waktu ke waktu

ditempuh melalui berbagai pendekatan

pembangunan bertumpu pada pertumbuhan

ekonomi (production centered

development). Namun pada kenyataanya

masalahketenagakerjaan di Indonesia

masih banyak yang belum bisa diatasi oleh

pemerintah.

Lama usaha sangatlah penting karena

jumlah permintaan berpenga-ruh pada lama

atau tidaknya usaha, usaha yang telah lama

berdiri memiliki jumlah permintaan yang

lebih tinggi dibanding yang belum lama

berdiri hal ini disebabkan lebih dikenal

konsumen dan loyalitas konsumen yang

pada akhirnya memiliki pengaruh pada

pendapatan yang diterima oleh pengusaha

UMKM. Penelitian yang pernah dilakukan

oleh Hastina (2015) menemukan bahwa

lama usaha berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan pengusahan UMKM.

Berdasarkan latar belakang diatas,

masalah-masalah yang dihadapi oleh

UMKM dalam meningkatkan keberhasilan

UMKM, adanya kesenjangan dari

penelitian terdahulu yang terdapat

perbedaan pendapat antara variabel-

variabel yang diteliti dan rekomendasi

penelitian terdahulu, sehingga peneliti

merasa penting dan perlu untuk melakukan

penelitian kembali tentang keber-hasilan

UMKM.Pemilihan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah UMKM yang

terdapat di Kabupaten Maluku Tengah.

Maka penelitian ini mengambil judul

“Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Keberhasilan UMKM di

Kabupaten Maluku Tengah”.

Berdasarkan latar belakang masalah

di atas, perumusan masalah yang dapat

dikemukakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut : (1). Apakah terdapat

pengaruh antara modal terhadappendapatan

UMKM di kabupaten Maluku Tengah? (2).

Apakah terdapat pengaruh antara tena-ga

kerja terhadap pendapatan UMKM di

kabupaten Maluku Tengah? (3). Apakah

terdapat pengaruh antara lama usaha

terhadap pendapatanUMKM di kabupaten

Maluku Tengah? (4). Apakah secara

bersama-sama terdapat pengaruh antara

modal, tenaga kerja, dan lama usaha

terhadap pendapatan UMKM di kabupaten

Maluku Tengah?

Tujuan adalah segala sesuatu yang

ingin dicapai. Adapun yang menjaditujuan

dalam penelitian ini adalah : (1). Untuk

mengetahui adanya pengaruh antara modal

terhadap pendapatan UMKM di kabupaten

Maluku Tengah. (2). Untuk mengetahui

adanya pengaruh antara tenaga kerja

terhadap pendapatan UMKM di kabupaten

Page 5: ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN USAHA USAHA KECIL …

Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

79

Maluku Tengah. (3) Untuk mengetahui

adanya pengaruh antara dukungan lama

usahapendapatan UMKM di kabupaten

Maluku Tengah.(4). Untuk mengetahui

adanya pengaruh bersama antara modal,

tenaga kerja, dan lama usaha terhadap

pendapatan UMKM di kabupaten Maluku

Tengah

TINJAUAN PUSTAKA

Perkembangan usaha kecil dan

menengah

Perkembangan Usaha adalah suatu

tindakan, proses, hasil atau pertanyaan

menjadi labih baik (Thoha, 1997:7).

Pengertian pengembangan tersebut

memiliki dua unsur, yaitu : (1)

pengembangan itu sendiri bisa berupa

suatu tindakan, proses atau pernyataan dari

suatu tujuan, (2) pengembangan itu bisa

menunjukkan kepada perbaikan atas

sesuatu.

Menurut Warren G. Bennis

(Sutarto,1995: 416) pengembangan adalah

suatu jawaban terhadap perubahan, suatu

strategi pendidikan yang kompleks yang

diharapkan untuk merubah kepercayaan,

sikap, nilai dan susunan organisasi,

sehingga organi-sasi dapat lebih baik

menyesuaikan dengan teknologi, pasar, dan

tantangan yang baru serta perputaran yang

cepat dari perubahan itu sendiri.

Berdasarkan uraian diatas, maka

yang dimaksud dengan pengembangan

UMKM adalah suatu tindakan atau proses

untuk memajukan kondisi UMKM ke arah

yang lebih baik, sehinga UMKM dapat

lebih baik menyesuaikan dengan teknologi,

pasar, dan tantangan yang baru serta

perputaran yang cepat dari perubahan yang

terjadi. Pengem-bangan usaha miko kecil

dan menengah (UMKM) merupakan

komponen penting dalam program

pembangunan nasional untuk meletakkan

landasan pembangunan ekonomi yang

berkelanjutan dan berkeadilan.

Pengertian Pendapatan

Pendapatan merupakan unsur yang

sangat penting dalam sebuah usaha

perdagangan, karena dalam melakukan

suatu usaha tentu ingin mengetahui nilai

atau jumlah pendapatan yang diperoleh

selama melakukan usaha tersebut (Paula,

2005). Dalam arti ekonomi, pendapatan

merupakan balas jasa atas penggunaan

faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh

sektor rumah tangga dan sektor perusahaan

yang dapat berupa gaji/upah, sewa, bunga

serta keuntungan/profit ( Sukirno,2000).

Pengertian Modal

Pengertian modal usaha menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam

Listyawan Ardi Nugraha (2011:9) “modal

usaha adalah uang yang dipakai sebagai

pokok (induk) untuk berdagang,melepas

uang, dan sebagainya; harta benda (uang,

barang, dansebagainya) yang dapat

dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu

yang menambah kekayaan”. Modal dalam

pengertian ini dapat diinterpretasikan

sebagai sejumlah uang yang digunakan

dalam menjalankan kegiatan-kegiatan

bisnis. Banyak kalangan yang memandang

bahwa modal uang bukanlah segala-

galanya dalam sebuah bisnis. Namun perlu

dipahami bahwa uang dalam sebuah usaha

sangat diperlukan. Yang menjadi persoalan

di sini bukanlah penting tidaknya modal,

karena keberadaannya memang sangat

diperlukan, akan tetapi bagaimana

mengelola modal secara optimal sehingga

bisnis yang dijalankan dapat berjalan

lancar (Amirullah, 2005:7).

Menurut Bambang Riyanto

(1997:19) pengertian modal usahasebagai

ikhtisar neraca suatu perusahaan yang

menggunakan modal konkrit dan modal

abstrak. Modal konkrit dimaksudkan

sebagai modal aktif sedangkan modal

abstrak dimaksudkan sebagai modal

pasif.Definisi modal finansial Sudah dapat

dipastikan perusahaan jika akan

menjalankan aktivitasnya pasti akan

membutuhkan sejumlah dana, baik dana

yang berasal dari pinjaman maupun dana

yang berasal dari modal sendiri. Kasmir

(2010:22) mendefi-nisikan modal kerja

finansial sebagai modal yang digunakan

Page 6: ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN USAHA USAHA KECIL …

Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

80

untuk membiayai kegiatan operasional

perusahaan sehari – hari, terutama yang

memiliki jangka waktu pendek. Menurut

Harahap (2001:288) “Modal kerja adalah

aktiva lancar dikurang utang lancar”.

Modal kerja juga bisa dianggap sebagai

dana yang tersedia untuk diinvestasikan

terhadap aktiva tidak lancar atau untuk

membayar utang tidak lancar. Bagi setiap

organisasi usaha, modal memegang

peranan penting di dalam menjalankan

operasi usaha. Menurut Mardiasmo (2008)

modal merupakan bagian hak pemilik

dalam perusahaan yaitu selisih aktiva dan

utang yang ada. Sedangkan menurut

Darsono (2006) modal kerja adalah

investasi dalam jangka pendek atau

investasi dalam harta lancar (current

assets). Riyanto (2001 : 17)

mengemukakan pengertian modal dalam

pengertian klasik sebagai produksi yang

digunakan untuk memproduksi lebih

lanjut. Modal kerja dapat dibagi menjadi

dua macam yaitu modal kerja permanen

dan variabel. Seperti yang diungkapkan

oleh Taylor dalam Sawir (2005: 132).

Modal kerja dapat golongkan menjadi:

1. Modal kerja permanen Modal kerja

permanen (permanen work-ing capital)

yaitu modal kerja yang harus tetap ada

pada perusahaan untuk dapat

menjalankan fung-sinya atau dengan

kata lain modal kerja secara terus

menerus diper-lukan untuk kelancaran

usaha.

2. Modal kerja variabel Modal kerja

variabel (variabel working capital) yaitu

jumlah modal kerja yang jumlahnya

berubah-ubah sesuai dengan perubahan

keadaan.

Dari beberapa penjelasan diatas

dapat dikatakan bahwa modal finansial

sangatlah penting dalam jalannya roda

suatu UMKM. dalam sebuah unit bisnis

yang modern, keuangan suatu unit bisnis

tidak bisa lepas dari modal finansial yang

berupa pinjaman khususnya pada lembaga

keuangan resmi yang menyediakan kredit

untuk usaha kecil. Peran Modal Finansial

Terhadap Pembangunan Ekonomi dan

UMKM Dilihat dari unsur – unsur

pembangunan ekonomi yang telah

diuraikan diatas, sumber daya modal

merupakan salah satu unsur penentu

kemajuan ekonomi suatu Negara. Sumber

daya modal khususnya modal finansial

merupakan modal yang paling klasik

dalam perekonomian. Sumber daya modal

finansial yang kuat akan memberikan

kekuatan finansial yang kuat pula sehingga

dalam melakukan kegiatan pembangunan

perekonomian akan dapat dilaksanakan.

Dalam sektor UMKM, modal finansial

juga berperan cukup signifikan untuk

meningkatkan kinerja suatu UMKM.

Meskipun sudah sedikit tergeser dengan

modal – modal yang lain, peran modal

finansial sampai saat ini masih tetap

berpengaruh terhadap kinerja sebuah unit

bisnis. Dalam bisnis modern, modal yang

berasal dari pinjaman merupakan hal yang

paling utama dalam penentuan kinerja

UMKM yang maksimal.Dari uraian yang

telah diuraikan diatas dapat dilihat bahwa

modal finansial sampai saat ini mempunyai

peran yang cukup signifikan terhadap

pembangunan ekonomi suatu Negara dan

juga dalam meningkatkan kinerja UMKM

di berbagai Negara. Dengan kekuatan

finansial yang cukup maka pembanguna di

segala bidang akan berjalan dengan baik.

Selain itu, akses UMKM terhadap lembaga

keuangan penyedia kredit mikro terhadap

UMKM juga mempunyai peran yang

sangat vital terhadap kelangsungan hidup

UMKM.

Indikator modal finansial Untuk

mengetahui ukuran modal finansial dalam

suatu UMKM dapat dilihat dengan

menggunakan beberapa indikator yang ada.

Munizu (2010:36) mengemukakan ada

beberapa indikator yang dapat digunakan

untuk mengukur modal finansial sebuah

UMKM, antara lain :

1) Modal sendiri. Penggunaan modal

sendiri dalam menjalankan usaha serta

kemampuan dalam mengelola aset

finansial tersebut.

2) Modal pinjaman. Kemudahan akses

untuk mendapatkan pinjaman dari

lembaga keuangan baik bank maupun

bukan bank.

Page 7: ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN USAHA USAHA KECIL …

Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

81

3) Tingkat keuntungan dan akumulasi

modal. Menggunakan keuntungan yang

ada untuk menambah modal dalam

rangka mengembangkan unit usaha.

Lama Usaha Faktor lama berusaha bisa juga

dikatakan dengan pengalaman. Faktor ini

secara teoritis dalam buku, tidak ada yang

membahas bahwa pengalaman merupakan

fungsi dari pendapatan. Namun, dalam

aktivitas sektor informal dengan semakin

berpengalamannya seorang mengelola

usaha, maka semakin bisa meningkatkan

pendapatan atau keuntungan usaha.

Pengelolaan usaha dalam sektor

informal sangat dipengaruhi oleh

tingkatkecakapan manajemen yang baik

dalam pengelolaan usaha yang dimiliki

oleh

seorang pedagang. Tingkat kecakapan

manajemen yang baik ini juga sangat

dipengaruhi oleh pengalaman atau lama

berusaha seorang pedagang, sehingga

dapat dilihat bahwa tidak ada kesamaan

antara sesama pedagang sektor informal

dalam kemampuan pengelolaan usaha

sehingga tingkat pendapatan yang mereka

hasilkan juga berbeda.

Foster (2001) mengatakan ada

beberapa hal dalam menentukan

berpengalaman tidaknya seorang

pengusaha yang sekaligus sebagai

indikator

pengalaman kerja yaitu:

1. Lama waktu/masa kerja.

Ukuran tentang lama waktu atau masa

kerja yang telah ditempuh seseorang

dapat memahami tugas-tugas suatu

pekerjaan dan telah melaksanakan

dengan baik.

2. Tingkat pengetahuan dan keteram-pilan

yang dimiliki. Pengetahuan dilihat dari

konsep, prinsip, prosedur, kebijakan

atau informasi lainyang dibutuhkan oleh

karya-wan. Pengetahuan juga mencakup

kemampuan untuk memahami dan

menerapkan informasi pada tang-gung

jawab pekerjaan. Sedangkan

keterampilan dilihat dari kemam-puan

fisik yang dibutuhkan untuk mencapai

atau menjalankan suatu tugas atau

pekerjaan.

3. Penguasaan terhadap pekerjaan dan

peralatan.

Tingkat penguasaan seseorang dalam

pelaksanaan aspek-aspek tehnik

peralatan dan tehnik pekerjaan.

Pengalaman berusaha terjadi karena

adanya kesempatan kerja yang timbul

karena adanya investasi dan usaha untuk

memperluas kesempatan kerja

ditentukan oleh laju pertumbuhan

investasi, pertumbuhan penduduk dan

angkatan kerja. Strategi pembangunan

yang diterapkan juga akan

mempengaruhi usaha perluasan

kesempatankerja.

Pengalaman berusaha juga

merupakan pembelajaran yang baik guna

memperoleh informasi apa yang

dibutuhkan dan digunakan dalam

pengambilan keputusan. Misalkan jumlah

pendapatan atau penjualan yang dihasilkan

selama satu bulan, dengan pengalaman

berusaha yang baik maka dapat dianalisis

bahwa pendapatan yang dihasilkan

menunjukkan perputaran aset atau modal

yang dimiliki seorang pedagang, sehingga

semakin besar pendapatan atau penjualan

yang diperoleh seorang pedagang semakin

besar pula tingkat kompleksitas usaha.

Didalam menjalankan suatu usaha,

lama usaha memegang peranan penting

dalam proses melakukan usaha

perdagangan (Widya Utama, 2012). Lama

usaha merupakan lamanya pedagang

berkarya pada usaha perdagangan yang

sedang di jalani saat ini (Asmie, 2008).

Lamanya suatu usaha dapat menimbulkan

pengalaman berusaha, dimana pengalaman

dapat mempengaruhi pengamatan

seseorang dalam bertingkah laku (Sukirno,

1994). Lama pembukaan usaha dapat

mempengaruhi tingkat pendapatan, lama

seorang pelaku bisnis menekuni bidang

usahanya akan mempengaruhi

produktivitasnya (kemampuan

profesionalnya/keahliannya), sehingga

dapat menambah efisiensi dan mampu

Page 8: ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN USAHA USAHA KECIL …

Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

82

menekan biaya produksi lebih kecil

daripada hasil penjualan. Semakin lama

menekuni bidang usaha perdagangan akan

makin meningkatkan pengetahuan tentang

selera ataupun perilaku konsumen

(Wicaksono, 2011).

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masa-lah

dan landasan teori yang telah dikemukakan

pada bab terdahulu, maka peneliti

merumuskan hipotesis penelitian ini

sebagai berikut:

H1 : modal mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap pendapatan

UMKM di Kabupaten Maluku Tengah

H2 : tenaga kerja mempunyai penga-ruh

yang signifikan terhadap pendapatan

UMKM di Kabupaten Maluku Tengah

H3 : lama usaha mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap penda-patan

UMKM di Kabupaten Maluku Tengah

H4 : secara simultan modal, tenaga kerja,

lama usaha mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap pendapatan

UMKM di Kabupaten Maluku Tengah

METODE

Penelitian dilakukan pada

Kabupaten Maluku Tengah khusus-nya

pada Dinas Koperasi dan UKKM, Kantor

Statisti Maluku Tengah. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Data

Sekunder yang diperoleh dari Kabupaten

Maluku Tengah khususnya pada Dinas

Koperasi dan UKKM, Kantor Statistik

Maluku Tengah

Teknik dan metode pengumpulan

data yang dipergunakan dalam penelitian

ini dengan menempuh cara sebagai berikut

:

1. Dokumentasi, yaitu menelaah dan

memperoleh informasi melalui buku-

buku, laporan, peraturan perundang-

undangan dan dokumen-dokumen yang

ada kaitannya dengan pembahasan

penelitian.

2. Observasi, yaitu teknik yang digunakan

untuk mengadakan pengamatan secara

langsung pada obyek yang diteliti

terutama dalam hubungannya dengan

data sekunder.

3. Wawancara, melakukan pengum-pulan

data dan informasi melalui wawancara

terhadap pejabat pemerintah yang erat

hubungannya dengan UKMKM

Variabel-variabel yang digunakan

dalam penelitian ini digolongkan menjadi

dua variabel yaitu variabel terikat dan

variabel bebas .

1. Pendapatan UMKM (Y) diukur dalam

satuan rupiah.

2. Modal (X1). Dalam penelitian ini yang

dimaksud dengan modal adalah jumlah

biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas

UMKM yang dinyatakan dalam satuan

rupiah.

3. Tenaga Kerja (X2). Dalam penelitian ini

yang dimaksud dengan tenaga kerja

yaitu jumlah tenaga kerja yang terlibat

langsung dalam aktivitas UMKM dalam

suatu kurun waktu tertentu (satu tahun)

dan dinyatakan dalam satuan orang.

4. Lama Usaha (X3). Dalam penelitian ini

yang dimaksud dengan lama usaha yaitu

lamanya waktu usaha oleh pemilik

UMKM dalam mengelola usahanya

yang dinyatakan dalam satuan tahun.

Analisis regresi linier berganda

digunakan untuk mengetahui atau

memperoleh gambaran mengenai pengaruh

variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap

variabel terikat (y) baik secara bersama-

sama maupun secara parsial.

Model regresi linier berganda yang

terbentuk adalah sebagai berikut:

Y = bo + b1 X1 + b2 X2 + e

Keterangan :

Y = Kinerja UMKM

b0 = Konstanta

b1, b2, b3, b4 = Koefisien Regresi

e = Variabel Pengganggu

X1 = Modal

X2 = Lama Usaha

Secara statistik dapat diukur dari uji

statistik t, uji statistik F, koefisien

determinasi (R2).

Uji Statistik t; Pengujian dilakukan untuk

mengetahui pengaruh variabel bebas secara

Page 9: ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN USAHA USAHA KECIL …

Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

83

individu terhadap variabel terikat. Apabila

thitung lebih besar dari pada t tabel atau

PValue ≤ 0,05, maka hubungan antara

variabel independen dan dependen adalah

signifikan. PValue yang paling rendah

menunjukkan variabel yang paling

dominan memengaruhi nilai perusahaan.

Uji Statistik F : Pengujian model fit

(kelayakan model) dilakukan dengan uji F.

Uji ini untuk mengetahui apakah semua

variabel independen secara bersama-sama

memengaruhi nilai perusahaan. Apabila

Fhitung lebih besar dari pada Ftabel atau

PValue ≤ 0,05, maka hubungan variabel-

variabel bebas memengaruhi nilai

perusahaan secara serempak. Apabila

tingkat signifikansi F ≥ α = 0,05 maka Ho

diterima.

Koefisien determinasi (R2);untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel

dependen (Ghozali, 2006: 87).Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan

satu.Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas.Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen.

Yang menjadi Kerangka penelitian

sesuai persamaan regresi yang telah

dikemukan pada bagian sebelumnya adlah

sebagai berikut.

Gambar 3.1: Kerangka Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

UMKM Maluku Tengah makin

bertumbuh, sehat, tangguh, kuat dan

mandiri agar dapat memberikan kontribusi

positif bagi pengembangan ekonomi

daerah dan nasional. Sejauh ini, koperasi

dan UKM didayagunakan sebagai wahana

penghimpunan potensi masyarakat. Ini

dikarenakan, bangun usaha koperasi pada

semua sektor pertanian, perikanan, industri

kecil dan kerajinan, perhubungan,

perdagangan dan sektor-sektor lainnya.

Sejumlah sektor ini, senantiasa

didasarkan pada semangat kekeluargaan.

Dan dengan semangat kekeluargaan itu

pula, ipertumbuhan dan perkembangan

UMKM di Maluku Tengah menjadi

mandiri, sehat, kuat, tangguh, berdaya

saing serta semakin besar kontribusi dan

peranan dalam perekonomian nasional dan

lokal khususnya perekonomian daerah

Maluku Tengah. Saat ini kebijakan

ekonomi pemerintah terus diarahkan untuk

menggiat program-program pemberdayaan

masyarakat, melalui pembinaan usaha

UMKM. Hal ini tersebut dikarenakan, pada

hakekatnya UMKM merupakan bagian

integral dan terpenting dalam mewujudkan

tujuan pembangunan nasional.

Kebijakan pemerintah melalui

kegiatan diklat yang digelar Dinas koperasi

dan UKM Malteng itu dapat mampu

melatih seluruh peserta yang nota bena,

dari kalangan pelaku UKM dan Koperasi

tersebut, untuk dapat mengembangkan

serta menggerakan koperasi dan UKM

secara lebih baik, dan profesional demi

menggapai tujuan yang diingginkan

bersama. Dinas Koperasi dan UKM untuk

membina dan memberdayakan unit- unit

Modal

Lama Usaha

Pendapatan

UMKM

Page 10: ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN USAHA USAHA KECIL …

Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

84

Koperasi dan UKM, sehingga dapat terus

eksis dan surfive hingga selama ini.

Dalam menjalankan usaha, baik

perusahaan besar maupun kecil

membutuhkan pengelolaan modal kerja

yang efektif dan efisien. Modal merupakan

unsur terpenting untuk menjalankan

kegiatan operasional, yang digunakan

untuk membiayai kegiatan UMKM sehari-

hari yang dapat berubah sesuai dengan

keadaan UMKM. Dengan adanya proses

produksi yang lancar dapat menghasilkan

produksi yang sesuai dengan harapan para

pengrajin, sehingga dapat meningkatkan

hasil penjualan dan pada akhirnya akan

dapat meningkatkan pendapatan bagi

perusahaan tersebut.

Para pengrajin UMKM Kabupaten

Maluku Tengah selalu berpikir bagaimana

cara mengelola modal yang minimal agar

bisa memanfaatkannya semaksimal

mungkin guna memaksimumkan

pendapatan. Mereka menggunakan modal

tersebut untuk pengadaan bahan baku ,

pembelian bahan penolong (mesin), dan

pembayaran upah tenaga kerja. Oleh

karena itu diperlukan pengelolaan dan

penga-wasan yang baik atas penggunaan

modal. Hal ini dimaksudkan agar aktivitas

sehari-hari dapat berjalan lancar guna

mempertahankan konti-nuitas perusahaan.

Selain modal kerja, pengelo-laan

jumlah tenaga kerja juga perlu diperhatikan

karena jumlah tenaga kerja yang ada di

UMKM Kabupaten Maluku Tengah belum

maksimal. Di samping itu, pengelolaan

jumlah tenaga kerja juga perlu mendapat

perhatian. Setiap pengrajin hendaknya

dapat melaksanakan ketentuan waktu kerja

yang berlaku pada setiap UMKM. Dalam

usahanya memenuhi permintaan pasar,

maka setiap peng-rajin perlu mengatur

waktu kerja para karyawan secara lebih

tepat dan memperhatikan kualitas tenaga

kerja guna menghasilkan produksi sesuai

yang diharapkan sehingga dapat me-

ningkatkan pendapatan para pengrajin

UMKM Kabupaten Maluku Tengah.

Para pengrajin UMKM Kabupaten

Maluku Tengah dalam melakukan

penerimaan tenaga kerja tidak melalui

seleksi secara khusus, seperti misalnya

tidak memperhatikan tingkat pendidikan,

dan tidak melihat secara cermat apakah

tenga kerja yang masuk memiliki

ketrampilan khusus atau tidak, sehingga

dengan keahlian tenaga kerja yang rendah

mengaki-batkan kurangnya ketrampilan

dalam melakukan kerja atau kesulitan

dalam menghadapi suatu permasalahan.

Hal ini tentunya juga akan mempengaruhi

kualitas dan kuantitas produksi UMKM

Kabupaten Maluku Tengah.

Meskipun telah dimiliki modal yang

cukup untuk menjalankan usaha tanpa

adanya pengalaman maka peluang untuk

mengembangkan usaha tersebut sangatlah

kecil. Lamanya usaha yang dijalankan

UMKM Kabupaten Maluku Tengah

tersebut berdampak pada kemampuan

UMKM dalam menjalankan usaha.

Semakin meningkat berdasarkan

pengalaman, para pengusaha UMKM

Kabupaten Maluku Tengah dapat

melakukan ekspansi atau pengembangan

usahanya dalam bentuk dan bidang yang

lebih luas atau dalam bidang lain sehingga

pendapatan pengrajin UMKM Kabupaten

Maluku Tengah akan menjadi lebih tinggi

lagi.

Disis lain, lamanya pengrajin

UMKM Kabupaten Maluku Tengah dalam

menekuni usahanya maka akan meningkat

pula penegetahuannya dan akan

berpengaruh pada tingkat pendapatan

UMK Kabupaten Maluku Tengah. Dengan

kata lain, semakin lama seorang pengrajin

UMKM menekuni bidang usahanya maka

akan semakin meningkat pula pengetahuan

mengenai perilaku konsumen dan perilaku

pasar, sehingga keterampilan pengrajin

UMKM semakin bertambah maka semakin

banyak pula relasi bisnis maupun

pelanggan yang berhasil dijaring.

Page 11: ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN USAHA USAHA KECIL …

Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

85

Keadaan UMKM di Kabupaten Maluku

Tengah

Keadaan Modal, Omzet dan

pengalaman usaha dari UMKM di

Kabupaten Maluku Tengah secara ringkas

dapat dilihat melalui paparan table di

bawah ini.

Tabel 2: Perkembangan Modal, Omzet dan Pengalaman Usaha UMKM

Di Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2016

No Urut

MODAL

( RP.000 )

OMSET

(Rp.000) PENG. USAHA

1 4,695 22,988 5

2 4,978 13,855 4

3 7,548 24,695 6

4 6,005 25,284 5

5 4,688 13,744 3

6 4,905 23,905 5

7 6,422 14,689 3

8 25,982 73,636 10

9 15,064 53,465 10

10 15,989 52,885 10

11 26,032 74,654 10

12 25,032 53,656 10

13 15,850 43,989 10

14 24,221 32,454 6

15 14,154 32,665 7

16 15,465 43,424 10

17 5,046 33,545 8

18 3,465 12,405 3

19 4,622 23,064 4

20 3,457 12,645 3

21 5,215 3,542 2

22 4,544 2,465 2

23 3,466 2,955 1

24 5,678 3,947 2

25 4,988 3,966 3

26 4,211 3,411 3

27 4,054 3,754 5

28 5,065 3,946 4

29 6,245 17,689 6

30 5,405 23,794 6

31 4,655 22,978 8

32 4,005 22,468 7

33 26,754 54,233 10

34 55,142 275,643 15

35 1,658 4,450 5

36 3,458 2,990 4

37 1,500 750 5

38 1,500 650 6

39 1,500 700 5

40 1,500 800 6

RERATA 9,604.08 28,419.45 5.925

Page 12: ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN USAHA USAHA KECIL …

Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

86

No Urut

MODAL

( RP.000 )

OMSET

(Rp.000) PENG. USAHA

Max 55,142 275,643 15

Min 1,500 650 1

UMKM di Kabupaten Maluku

Tengah rata-rata modal usahanya adalah

sebesar Rp. 9.604.000,- dengan modal

terbesar adalah sebesar Rp. 55.142.000,-

dengan omzet sebesar Rp. 275.643.000,-

dengan pengalaman berusaha sebesar 15

tahun sedangkan modal terendah adalah

sebesar Rp. 1.500.000,- dengan omzet

sebesar Rp. 650.000,- samapai Rp.

800.000,- per tahun dengan pemngalaman

berusaha antara 5-6 tahun.

Data yang tersaji di atas memberikan

gambaran bahwa semakin lama

pengalaman usaha membuat modal usaha

dari UMKM itu juga mengalami

peningkatan yang cukup signifikan yakni

berkisar Rp. 275.643.000,- sedangkan

pengalaman usaha yang minim juga

membuatk akumulasi modal usaha juga

yang masih relative rendah dan

mengakibatkan akumulasi modal yang juga

relative lebih kecil.

Bila dilhat dari sisi omset yang

mencerminkan pendapatan UMKM di

Kabupaten Maluku Tengah, maka rata-rata

omset UMKA di Kabupaten Maluku

Tengah sebesar 28.419.450,- dengan omset

terbesar adalah bernilai Rp. 275.643,- dan

omset minimal sebesar Rp. 650.000,- Data

data omset diatas menggambarkan adanya

perbedaan yang ekterim antara UMKM

dengan omset yang sangat besar sekali dan

UMKM dengan omset yang hanya Rp.

650.000,-

Untuk lama usaha sebagai gambaran

pengalaman usaha tertinggi adalah

UMKM yang telah berusaha sekitar 15

tahun dan pengusaha yang lama usaha

hanya setahun yang juga mencerminkan

pengamalan usahanya juga hanya setahun.

Pengalaman usaha rata-rata UMKM di

Kabuopaten Maluku sekitar 5 tahun 11

bulan 3 hari (5,925). Ada kecenderungan

semakin lama pngalaman usaha diikuti

pula dengan meningkatnya modal sekaligu

mempengaruhi besarnya omset usaha.

Analisis Pengaruh Lama Usaha dan

Modal terhadap Keberhasilan Usaha

UMKM di Kabupaten Maluku Tengah

Uji Koefisien Regresi (Uji t)

Uji t dalam regresi linier berganda

dimaksudkan untuk menguji apakah

parameter (koefisien regresi dan konstanta)

yang diduga untuk mengestimasi

persamaan regresi linier berganda sudah

merupakan parameter yang tepat atau

belum. Apabila nilai prob. t hitung (ouput

SPSS ditunjukkan pada kolom sig.) lebih

kecil dari tingkat kesalahan (alpha) 0,05

(yang telah ditentukan) maka dapat

dikatakan bahwa variabel bebas (dari t

hitung tersebut) berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikatnya, sedangkan

apabila nilai prob. t hitung lebih besar dari

tingkat kesalahan 0,05 maka dapat

dikatakan bahwa variabel bebas tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel

terikatnya. Hasil pengujian uji t tampak

pada tabel dibawah ini.

Page 13: ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN USAHA USAHA KECIL …

Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

87

Tabel 3: Hasil Perhitungan Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .861 .533 1.614 .115

LOG MODAL 1.214 .161 .747 7.543 .000

LOG P. USAHA .482 .252 .189 1.912 .044

a. Dependent Variable: LOG OMZET

Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh

persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 0.861 + 1,214 X1 + 0.482 X2 + e

Berdasarkan persamaan regresi diatas

maka dapat dijelaskan bahwa :

1. Nilai konstanta sebesar 0.861

memberikan indikasi bahwa bilamana

tidak terjadi perubahan terhadap modal

dan lama usaha, dapat dikatakan bahwa

omzet minimal yang dicapai adalah

sebesar 86 % .

2. Koefisien regresi untuk modal memiliki

nilai 1, 214 memberikan informasi

bahwa bilamana terjadi peningkatan

satu rupiah modal, akan meningkatkan

omzet/ pendapatan usaha sebesar Rp.

1.214,- Keadaan ini berarti juga ada

kenaikan keberhasilan usaha sebesar

koefisien regresi itu sendiri tiap

penambahan satu rupiah modal dengan

anggapan variable lain adalah tetap.

3. Koefisien lama usaha 0,482

memberikan informasi bahwa semakin

berpengalaman pengelola usaha UMKM

di Kabupaten Maluku Tengah akan

mening-katkan keberhasilan UMKM.

Jadi semakin lama menjalankan UMKM

akan memberikan potensi keberhasilan

UMKM.

Setelah penjelasan persa-maan

regresi yang diperoleh, maka analisis

selanjutnya adalah analisis signifikansi

variable bebas terhadaop variable terikat

yang dilaksanakan dengan memanfaatkan

uji parsial atau Uji t. Dengan

memanfaatkan hasil hitung perangkat

computer sebagaimana telah disajikan pada

table di atas, maka diperoleh informasi

sebagai berikut.

Pengaruh Modal Terhadap Penda-patan

UMKM

Nilai prob. t hitung dari variabel bebas

modal sebesar 0,000 yang lebih kecil dari

0,05 sehingga variabel bebas modal

berpengaruh signifikan terha-dap variabel

terikat pendapatan UMKM pada alpha 5%

atau dengan kata lain, modal berpengaruh

signify-kan terhadap pendapatan UMKM.

Sehingga hipotesis 1 diterima.

Hasil pengujian variabel modal

terhadap perkembangan UMKM

menunjukan nilai t hitung sebesar 0,00

lebih kecil dari 0,05. Hasil ini menunjukan

bahwa modal berpenga-ruh signifikan

terhadap perkembangan UMKM. Temuan

ini memberi arti bahwa semakin besar

modal maka akan diukuti dengan

perkembangan UMKM semakin meningkat

pula.

Perlu diketahui bahwa UMKMyang

terdapat pada Kabupaten Maluku Tengah

pada umumnya dimiliki dan dijalankan

oleh satu keluarga secara bersama-sama,

sebagai kesadaran mereka atas optimalisasi

sumber daya dan asas manfaat bersama.

Misalnya, sebuah keluarga yang memiliki

usaha pertanian, mereka juga pada umunya

memiliki usaha peternakan yang dipelihara

oleh anaknya. Usaha-usaha ini semata-

mata dijalankan selain untuk

memaksimalkan pemanfaatan sumber

daya, juga diguanakan sebagai instrumen

simpanan keuangan (modal) yang sewaktu-

waktu dapat dimanfaatkan ketika salah satu

usaha dalam keadaan gagal. Kondisi inilah

yang menyebabkan UMKMyang terdapat

Page 14: ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN USAHA USAHA KECIL …

Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

88

pada Kabupaten Maluku Tengah mampu

mandiri dalam hal penyediaan modal.

Disisi lain, peranan pemerintah

dalam hal ketersediaan modal sangatlah

membantu UMKM Kabu-paten Maluku

Tengah, dimana pemerintah telah banyak

mengelu-arkan kebijakan untuk

pemberdayaan UMKM, terutama lewat

kredit bersubsidi dan bantuan teknis.

Kredit program untuk pengembangan

UKM bahkan dilakukan sejak 1974. Kredit

program pertama UMKM, Kredit Investasi

Kecil (KIK) dan Kredit Modal Kerja

Permanen (KMKP), yang menyediakan

kredit investasi dan modal kerja permanen,

dengan masa pelunasan hingga 10 tahun,

dan suku bunga bersubsidi. Hingga saat ini

pemerintah telah memperluas skema kredit

khusus dengan syarat-syarat yang tidak

memberatkan bagi UMKM untuk

membantu peningkatan

permodalannya.Pembiayaan untuk UMKM

sebaiknya menggunakan Lembaga

Keuangan Mikro (LKM) yang ada maupun

non bank. Lembaga Keuangan Mikro bank

antara Lain: BRI unit Desa dan Bank

Perkreditan Rakyat (BPR).Sampai saat ini,

BRI memiliki sekitar 4.000 unit yang

tersebar diseluruh Indonesia.Dari kedua

LKM ini sudah tercatat sebanyak 8.500

unit yang melayani UMKM. Salah satu

LKM yaitu BRI unit Desa Kabuten Maluku

tengah diketahui telah melayani pengajuan

kreditan yang diajukan oleh UMKM.

Hasil penelitian mendukung

penelitian yang pernah dilakukan oleh

Saryawan (2014), menemukan bahwa

modal berpengaruh signifikan terhadap

keuntungan UMKM dimana untuk

meningkatkan keuntungan UMKM

disarankan untuk mening-katkan modal

dan jam kerj serta meningkatkan kualitas

sumber daya manusia melalui pelatihan

peningkatan ketrampilan. Artaman (2015),

menemukan bahwa modal berpengaruh

signifikan terhadap pendapatan UMKM,

dimana peningkatan modal usaha seperti

peningkatan jumlah barang atau produk

yang diperdagangkan yang dimiliki oleh

pedagang mampu meningkatkan tingkat

pendapatan.

Penelitian ini tidak mendung

penelitian yang pernah dilakukan oleh

Sukarno et al., (2014), menemukan bahwa

modal tidak berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan UMKM, dimana

besar kecilnya modal awal tidak

mempengaruhi besar kecilnya tingkat

pendapatan yang diperoleh UMKM

sehingga tidak selalu UMKM yang

memiliki modal awal yang besar akan

memperoleh pendapatan yang tinggi.

Dwiyanti et al., (2014) menemukan modal

tidak berpengaruh signifikan terhadap

pendapatan UMKM, dimana semakin besar

modal tidak mempengaruh besar kecilnya

pendapatan yang akan diterimaka oleh

pemilik UMKM.

Pengaruh Lama Usaha Terhadap

Pendapatan UMKM

Nilai prob. t hitung dari variabel bebas

lama usaha sebesar 0,044 yang lebih kecil

dari 0,05 sehingga variabel bebas lama

usaha berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikat pendapatan UMKM pada

alpha 5% atau dengan kata lain, lama usaha

berpengaruh signifikan terhadap

pendapatan UMKM. Sehingga hipotesis 2

diterima.

Hasil pengujian variabel lama usaha

terhadap perkembangan UMKM

menunjukan nilai t hitung sebesar 0,044

lebih kecil dari 0,05. Hasil ini menunjukan

bahwa lama usaha berpengaruh signifikan

terhadap perkembangan UMKM.Temuan

ini memberi arti bahwa lama usaha suatu

UMKM yang dijalankan sangat

mempengaruhi peningkatan maupun

penurunan perkembangan UMKM.

Argumentasi terkait hasil pengujian

hipotesis 2 ini adalah. Pertama, Inovasi

dapat dilakukan pada semua aspek usaha,

dengan tujuan utama dari inovasi itu adalah

efisiensi dan efektifitas usaha, merebut

pelanggan baru, mempertahankan

pelanggan lama, dan optimalisasi profit.

Kenyataan yang terjadi pada UMKM

Kabupaten Maluku Tengah ada inovasi

yang menyebabkan usaha UMKM yang

dijalankan tidak berhenti ditempat.

Terkadang inovasi usaha ini bertumbuh

Page 15: ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN USAHA USAHA KECIL …

Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

89

seiiring dengan pengalaman usaha yang

dijalani pengusaha, semakain

berpengalaman seorang pengusaha akan

memberi peluang untuk mereka semakin

berinovasi dalam menjalan UKM. Inovasi

tersebut dilakukan meluai dari cara

pengadaan barang, keragaman barang yang

di adakan hingga perlakuan terhadap para

pembeli.

Adapun penelitian yang tidak

relevan dilakukan oleh Adhiatma (2014),

mengungkapkan bahwa lama usaha

berpengaruh signifikan terhdap pendapatan

usaha, dimana semakin lama suatu usaha

yang di jalani pedagang maka semakin

tinggi pendapatan yang diperoleh.

Viphindrartin et al., (2014) menemukan

bahwa lama usaha berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan pengusaha UMKM,

dimana lama usaha dengan sendirinya juga

akan meningkatkan pengetahuan,

kecerdasan dan keterampilan. Semakin

lama usaha yang dijalankan, maka

pengalaman kerja semakin bertambah

dalam menciptakan barang-barang mebel.

Hasil penelitian ini relevan dengan

penelitian yang pernah dilakukan oleh

Patty dan Rita (2014) menemukan lama

usaha tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap pendapatan pedagang kaki lima,

dimana pedagang yang sudah lama

berjualan tidak kreatif dan inovatif

sehingga munculnya pedagang baru yang

memiliki kreatifitas dan dengan inovasi

dan gaya usaha yang baru, maka konsumen

cenderung berpindah dari pedagang lama

ke pedagang baru.Suprapto dan Wulandari

(2015), menemukan bahwa lama usaha

tidak berpengaruh signifikan terhadap

pendapatan UMKM, dimana salah satu

penyebabnya yaitu karena pengusaha-

pengusaha keramik yang usahanya dapat

dikatakan masih baru sebagian besar

memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari

pada pengusaha keramik yang sudah lama,

Sehingga disini membedakan mereka

dalam hal mengembangkan usahanya.

Pengaruh Modal usaha dan Lama

Usaha Terhadap Perkembangan

UMKM

Variabel modal usaha dan variable

lama usaha secara bersama-sama

berpengaruh terhadap keberhasilan UKMK

di Kabupaten Maluku Tengah. Secara

ra;listis dapat dikatakan bahwa bilamana

seorang pengusaha UMKM memiliki

modal yang cukup juga telah

berpengalaman salam menjalankan

usahanya akan terbuka peluang utnuk

memperoleh keberhasilan usaha yang

ditandai dengan pendapatan/omzet yang

dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu.

Berbeda halnya bila memiliki modal

usaha tapi minim pengalaman; atau juga

memiliki ppengalaman usaha karena telah

lama menjalankan UMKM akan tidak

mungkin mengembangkan usaha bila tidak

ditopang oleh kecukupan Modal untu

semakain meningkatkan volume dan nilai

penjualan sehingga dapat menaikan

pendapatan/omzet.

Uji Pengaruh Simultan (Uji F)

Uji F sering disebut sebagai

pengujian kemampuan variable bebas

dalam analisis untuk mempengaruhi

variable terikat secara bersama-sama. Jadi

dengan diketahui uji signifikansi akan

diketaui bagaimana variable analisis secara

serempak (simultan) mempengaruhi

variable terikat sebagaimana terlihat pada

table berikut.

Page 16: ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN USAHA USAHA KECIL …

Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

90

Tabel 4: Hasil Perhitungan Uji F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regressio

n

11.770 2 5.885 56.638 .000a

Residual 3.844 37 .104

Total 15.614 39

a. Predictors: (Constant), LOG Modal, LOG L. USaha

b. Dependent Variable: LOG OMZET

Nilai prob. F hitung (sig.) pada tabel

di atas nilainya 0,000 lebih kecil dari

tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa model regresi linier

yang diestimasi layak digunakan , sebab

kedua variable bebas tersebut secara

statistic berpengaruh sig nifikan terhadap

kemberhasilan UMKM di Kabupaten

Maluku Tengah. Jadi, table di atas juga

dapat disimpulkan bahwa secara bersama-

sama lama usaha dan modal berpengaruh

signifikan terhadap keberhasilan usaha

UMKM di Kabupaten Maluku Tengah.

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi menje-laskan

variasi pengaruh variabel-variabel bebas

terhadap variabel terikatnya.Atau dapat

pula dikatakan sebagai proporsi pengaruh

seluruh variabel bebas terhadap variabel

terikat.Nilai koefisien determinasi dapat

diukur oleh nilai R-Square.R-Square

digunakan pada saat variabel bebas hanya

1 saja (biasa disebut dengan Regresi Linier

Sederhana). Tabel koefisien determinasi

tampak pada gambar dibawah ini:

Tabel 5: Hasil Pehitungan Analisis Koefisien Determinasi

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

1 .868a .754 .740 .3223399

a. Predictors: (Constant), LOG, OMZET

b. Dependent Variable: LOG Modal dan LOG L. Usaha

Jika dilihat dari nilai R-Square yang

besarnya 0,754 menunjukkan bahwa

proporsi pengaruh variabel Modal dan

lama usaha terhadap variabel Keberhasilan

UMKM sebesar 75%. Angka ini bermakna

bahwa 75 % variasi yang terjadi atas

keberhasilan usaha UMKM mampu

dijelaskan oleh variabel Lama Usaha dan

Modal sedangkan sisanya 25 % dijelaskan

oleh variabel lain.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat dikemukakan

berdasarkan hasil penelitian yang telah

diuraikan sebelumnya adalah:

1. Modal memiliki pengaruh signifikan

terhadap pendapatan UMKM di

kabupaten Maluku Tengah, hal ini

berarti bahwa semakin besar modal

yang dimiliki suatu UMKM maka

semakin tinggi pendapatan UMKMdi

kabupaten Maluku Tengah, sebaliknya

semakin kecil modal yang dimiliki suatu

UMKM maka semakin rendah

Page 17: ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN USAHA USAHA KECIL …

Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

91

pendapatan UMKMdi kabupaten

Maluku Tengah.

2. Lama usaha memiliki pengaruh

signifikan terhadap pendapatan UMKM

di kabupaten Maluku Tengah, sehingga

hipotesis kedua juga diterima. Temuan

ini memberi arti bahwa semakin lama

usaha yang dijalankan oleh suatu

UMKM akan mempengaruhi tinggi

rendahnya pendapatan UMKM di

kabupaten Maluku Tengah.

SARAN

Saran yang dapat diberikan

berdasarkan hasil dari penelitian ini adalah

sebagai berikut: Untuk UMKM di

kabupaten Maluku Tengah yang masih

memiliki modal rendah, disarankan agar

UMKM tersebut dapat menambah modal

dengan jalan kredit pada bank dengan

program keridit wirausaha yang tidak harus

memiliki jaminan serta memiliki bunga

yang sangat rendah, sehingga memberi

keringanan pembayaran pada UMKM serta

UMKM dapat dengan leluasa

memproduksi barang atau bahkan

mengembangkan ide-ide inovatif yang

dapat membangun UMKM di kabupaten

Maluku Tengah sehingga berdampak pada

pendapatan UMKM yang akan diterima.

DAFTAR PUSTAKA

Adhiatma A.A. (2014), Pengaruh Modal

Awal, Lama Usaha, dan Jam Kerja

Terhadap Pendapat-an Pedagang

Kayu Glondong di Kelurahan Karang

Keba-gusan, Kabupaten Jepara, Jur-

nal EKBIS

Artaman D.M.A, Yuliarmi, N.N dan

Djayasastra, I.K. 2015, Anali-sis

Faktr Faktor Yang Mem-pengaruhi

Pendapatan Peda-gang Pasar Seni

Sukawati Gianyar, E-Jurnal Ekonomi

dan Bisnis Universitas Udayana.

4(2): 87-105

Asmie, P. 2008. Analisis Faktor Faktor

Yang Mempengaruhi Tingkat

Pendapatan Pedagang Pasar

Tradisional DI Kota Yogyakarta,

Tesis Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta

Darsono 2006. Manajemen Keuangan

Pendekatan Praktis: Kajian

Pengambilan Keputusan Bisnis

Berbasis Analisis Keuangan. Diedit

Media Jakarta

Dwiyanti Y. H. Soekarno H dan

Prasetyaningtyas., (2014) Telaah

Penentu Pendapatan Usaha Mikro

Kecil Menengah (UMKM) Sektor

Jasa dan Perdagangan di Kabupaten

Jember. Artikel Ilmiah Mahasiswa

Fakultasn Ekonomi Universitas

Jember.

Foster B S dan Keren R. 2001. Pembinaan

Untuk Meningkatkan Kinerja

Karyawan. PPM Jakarta

Ghozali, I. Aplikasi Analisis Multivariate

Dengan Program SPSS 19, Persada.

Jakarta 2006: 87

Harahap. S.S. 2001. Analisis Kritis Atas

Laporan Keuangan. PT. Radja

Grafindo Persada. Jakarta

Hastina . A.R. 2015. Analisis Faktor Yang

Mempengaruhi Penda-patan

Pengusaha Pada Industri (Studi

Kasus Pada Industri Marning Jagung.

Kelurahan Pandawangi, Kecamatan

Blim-bing, Kota Malang) Jurnal

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya

Mardiasmo 2008. Akuntansi Keu-angan

Dasar I : Deilengkapi dengan Soal

dan Penyele-saiannya. BPFE.

Yogyakarta

Munizu . M. Pengaruh Faktor Faktor

Eksternal dan Internal Terhadap

Kinerja Usaha Mikro dan Kecil

(UMK) di Sulawasi Selatan. Jurnal

Manajemen dan Kewirausahaan

(2010:36)

Nugraha .L.A. 2011. Pengaruh Modal

Usaha, Tingkat Pendidikan dan Sikap

Kewirausahaan Terhadap Pendapatan

Usaha Pengusaha Industri Kerajinan

Perak di Desa Sodo Gunung Kidul,

Tesis Universitas Negeri Yogyakarta

Patty F.N dan Rita M.R. 2016, Faktor

Faktor Yang Mempegaruhi

Page 18: ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN USAHA USAHA KECIL …

Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

92

Pendapatan Pedagang Kakilima

(Studi EMpiris PKL di Sepanjang Jl.

Jenderal Sudirman, Salatiga) 21201

[email protected]

@staf.uks.edu

Riyanto B, 2001. Dasar Dasar

Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Ke

Empat. BPFE. Yogyakarta

Sukirno. 2004. Pengantar Mikro Ekonomi.

PT Grafindo Persada. Jakarta

Sutarto. 1995 Dasar Dasar Organisasi .

GAdjah Mada University

Thoha, 1997. Pembinaan Organi-sasi

(Proses Diagnosa dan Itervensi). PT.

Radja Grafindo. Jakarta

Utari. T dan dan Dewi P.T. 2014,

Pengaruh Modal, Tingkat Pendidikan

dan Teknologi Ter-hadap

Pendfapatan Usaha Mi-kro Kecil dan

Menengah Di Kawasan Imam Bonjol

Denpa-sar Barat. E-Jurnal AP

Univer-sitas Udayana, 3(12) : 576-

585

Wang CK dan Wong, P.K.2004.

Enterpreneurial Interest of Uni-

versity Studen in Singapore, Centre

of Entrepreneurship, National od

University Singa-pore. 118412.

Technoviation 24

Widya Utama, 2001 Manajemen

Perbankan. Ghalia Indonesia. Jakarta