ANALISIS TINGKAT KEAUSAN DAN SISA UMUR PAKAI TRACK …
Transcript of ANALISIS TINGKAT KEAUSAN DAN SISA UMUR PAKAI TRACK …
i
ANALISIS TINGKAT KEAUSAN DAN SISA UMUR PAKAI TRACK
ROLLER, CARRIER ROLLER, DAN SPROCKET PADA UNIT
BULLDOZER KOMATSU D65PX DENGAN METODE FMEA
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Mesin
Disusun oleh :
Stefanus Bilyarta Gigih Wacana
NIM : 175214019
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
FINAL PROJECT
Compiled As Partial Fulfillment of the Requirement
To Obtain the Engineering Degree
In Mechanical Engineering
Arranged by :
Stefanus Bilyarta Gigih Wacana
Student Number : 175214019
DEPARTMENT OF MECHANICAL ENGINEERING
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
UNIVERSITY OF SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
ANALYSIS OF WEAR RATE AND REST OF USE LIFE TRACK ROLLER,
CARRIER ROLLER, AND SPROCKET ON KOMATSU D65PX BULLDOZER
UNIT USING FMEA METHOD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan dalam skripsi dengan judul :
ANALISIS TINGKAT KEAUSAN DAN SISA UMUR PAKAI TRACK ROLLER,
CARRIER ROLLER, DAN SPROCKET PADA UNIT BULLDOZER KOMATSU
D65PX DENGAN METODE FMEA
Dibuat guna memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program Strata 1, Program Study
Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma. Dalam penulisan
yang saya lakukan tidak terdapat tiruan dari skripsi atau penelitian yang sebelumnya dilakukan
oleh pihak lain yang bersangkutan, kecuali kalimat yang diacu dalam naskah penelitian ini
sebagaimana disebutkan dalam daftar pustaka.
Klaten, 25 Maret 2021
Stefanus Bilyarta Gigih Wacana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Stefanus Bilyarta Gigih Wacana
NIM : 175214019
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :
ANALISIS TINGKAT KEAUSAN DAN SISA UMUR PAKAI TRACK ROLLER,
CARRIER ROLLER, DAN SPROCKET PADA UNIT BULLDOZER KOMATSU
D65PX DENGAN METODE FMEA
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media yang lain, mengelolanya di internet atau
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti
kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya
buat dengan sebenarnya.
Klaten, 25 Maret 2021
Stefanus Bilyarta Gigih Wacana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
INTISARI
Bulldozer sering digunakan dalam pekerjaan proyek untuk mempercepat
suatu pekerjaan. Bulldozer mempunyai multi fungsi yaitu diaplikasikan untuk
pekerjaan mendorong, menggali dan menarik material. Alat berat bulldozer
memiliki sistem penggerak yaitu sistem undercarriage. Undercarriage adalah
bagian bawah dari sebuah bulldozer yang berfungsi untuk menahan beban,
mengarahkan dan sebagai pendukung unit. Untuk menjaga sistem undercarriage
berjalan dengan baik, maka perlu dilakukan perawatan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui tingkat keausan dan prediksi sisa umur komponen
undercarriage pada track roller, carrier roller dan sprocket type segment.
Penelitian ini menggunakan metode FMEA (Failure Mode and Effect
Analysis) yang digunakan untuk menganalisis tingkat keausan dan prediksi sisa
umur komponen pada track roller, carrier roller dan sprocket type segment. Nilai
RPN ( Risk Priority Number ) didapat dari perkalian nilai severity, occurance, dan
detection.
Hasil yang diperoleh berdasarkan penelitian yang telah dilakukan yaitu
tingkat keausan komponen track roller mencapai 26,56 %, carrier roller 21,10%
dan sprocket type segment 27,83 %. Sisa umur pemakaian komponen track roller
2999 jam, carrier roller 4878 jam dan sprocket type segment 5420 jam. Hasil dari
analisa menggunakan metode FMEA diperoleh hasil nilai RPN track roller 324,
carrier roller 270 dan sprocket type segment 180.
Kata Kunci : Bulldozer, Undercarriage, track roller, carrier roler, sprocket type
segment, FMEA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTARCT
The bulldozer are often used in project work to speed up a job. The bulldozer
has multi-functions, which are applied to work pushing, digging, and pulling
material. The bulldozer machine has a propulsion system, namely an undercarriage
system. The undercarriage is the bottom part of a bulldozer which functions to hold
the load, direct and support the unit. To keep the undercarriage system running
properly, maintenance is needed. The purpose of this study was to determine the
wear rate and predict the remaining life of the undercarriage components on the
track roller, carrier roller, and sprocket type segment.
This research uses the FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) method
which is used to analyze the level of wear and predict the remaining life of
components on the track roller, carrier roller and sprocket type segment. The RPN
(Risk Priority Number) value is obtained from the multiplication of the severity,
occurrence, and detection values.
The results obtained are based on the research that has been done, to be the
level of wear of the track roller components reaches 26.56%, 21.10% carrier
rollers, and 27.83% sprocket type segment. The remaining life of the track roller
components is 2999 hours, the carrier roller is 4878 hours, and the sprocket type
segment is 5420 hours. The results of the analysis using the FMEA method obtained
the RPN value of track roller 324, carrier roller 270, and sprocket type segment
180.
Keywords : Bulldozer, Undercarriage, track roller, carrier roler, sprocket type
segment, FMEA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “ANALISIS TINGKAT KEAUSAN DAN
SISA UMUR PAKAI TRACK ROLLER, CARRIER ROLLER, DAN
SPROCKET PADA UNIT BULLDOZER KOMATSU D65PX DENGAN
METODE FMEA” dapat selesai dengan baik.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan dari
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai Sarjana pada jurusan Teknik
Mesin. Keberhasilan ini dapat terwujud dengan adanya bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, oleh karena itu saya mengucapkan banyak terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Sudi Mungkasi, S.Si.,M.Math.Sc., Ph.D., selaku Dekan akultas Sains dan
Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Budi Setyahandana, S.T.,M.T., selaku Ketua Program Study Teknik Mesin
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Budi Sugiharto, S.T.,M.T., selaku dosen pembimbing skripsi yang
senantiasa memberi arahan dan masukan pada penulis.
4. Seluruh Dosen pengajar Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
5. Roberto Eddy Rudyanto dan Maria Supriyati selaku orangtua yang selalu
memberikan dukungan kepada penulis.
6. Seluruh keluarga besar Ah.Suyono yang selalu memberikan semangat dan
doanya.
7. Sahabat seperjuangan, Alumni Teknik Pemesinan A, SMK PL Leonardo
Klaten tahun angkatan 2014 yang telah memberi banyak pengalaman dan
dukungan.
8. Tim Paido selaku teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat.
9. Vanessa Lita selaku sahabat saya yang selalu membantu dan memberi
semangat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
10. Teman-teman perguruan tinggi lainnya yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
11. Semua pihak yang sudah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir,
sehingga penulis dapat menyelesaikannya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari skripsi ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya. Mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan skripsi ini.
Klaten, 25 Maret 2021
Stefanus Bilyarta Gigih Wacana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. iii
INTISARI ................................................................................................................ v
ABSTARCT ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
1.4 Batasan Penelitian ......................................................................................... 2
1.5 Manfaat Penelitian......................................................................................... 3
1.5.1 Manfaat Untuk Peneliti .............................................................................. 3
1.5.2 Manfaat Untuk Universitas ........................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 4
2.1 Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 4
2.2 Dasar Teori .................................................................................................... 5
2.2.1 Bulldozer .................................................................................................... 5
2.2.2 Undercarriage ............................................................................................ 5
2.2.3 Pemeriksaan Undercarriage....................................................................... 7
2.2.4 Keausan Komponen Undercarriage ......................................................... 7
2.2.5 Pengukuran komponen Undercarriage .................................................... 12
2.2.6 Perhitungan Keausan Komponen Undercarriage .................................... 13
2.2.7 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) ............................................. 14
2.2.8 Proses variabel utama dalam FMEA ........................................................ 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 19
3.1 Objek Penelitian .......................................................................................... 19
3.2 Alir Penelitian .............................................................................................. 19
3.3 Variabel Penelitian ...................................................................................... 20
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
3.5 Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 20
3.6 Pengolahan Data .......................................................................................... 21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 22
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................ 22
4.1.1 Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 22
4.1.2 Data Hasil Penelitian ................................................................................ 22
4.2 Analisa Data ................................................................................................ 26
4.2.1 Tingkat Keausan Track roller .................................................................. 26
4.2.2 Sisa Umur Pemakaian Track roller .......................................................... 27
4.2.3 Tingkat Keausan Carrier roller ............................................................... 28
4.2.4 Sisa Umur Pemakaian Carrier roller ....................................................... 29
4.2.5 Tingkat Keausan Sprocket type segment .................................................. 31
4.2.6 Sisa Umur Pemakaiaan Sprocket type segment ........................................ 32
4.2.7 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) ............................................. 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 47
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 47
5.2 Saran ............................................................................................................ 48
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Bagian-bagian undercarriaage ........................................................... 6
Gambar 2. 2 Tipe-tipe carrier roller ....................................................................... 8
Gambar 2. 3 Bagian Keausan carrier roller ........................................................... 8
Gambar 2. 4 Tipe-tipe track roller .......................................................................... 9
Gambar 2. 5 Bagian keausan track roller ............................................................... 9
Gambar 2. 6 Tipe-tipe sprocket ............................................................................. 10
Gambar 2. 7 Reverse tip wear ............................................................................... 11
Gambar 2. 8 Forward tip wear .............................................................................. 11
Gambar 2. 9 Side face wear .................................................................................. 12
Gambar 2. 10 Outside caliper ............................................................................... 12
Gambar 2. 11 Jangka sorong ................................................................................. 13
Gambar 2. 12 Mistar .............................................................................................. 13
Gambar 3. 1 Diagram Alur .................................................................................... 19
Gambar 4. 1 Pengukuran Track roller .................................................................. 22
Gambar 4. 2 Pengukuran Carrier roller ................................................................ 23
Gambar 4. 3 Pengukuran Sprocket type segment .................................................. 24
Gambar 4. 4 Grafik Tingkat Keausan Track roller ............................................... 40
Gambar 4. 5 Grafik Sisa Umur Track roller ......................................................... 41
Gambar 4. 6 Grafik Tingkat Keausan Carrier roller ............................................ 42
Gambar 4. 7 Grafik Sisa Umur Carrier roller ...................................................... 43
Gambar 4. 8 Grafik Tingkat Keausan Sprocket type segment ............................... 44
Gambar 4. 9 Grafik Sisa Umur Sprocket type segment ......................................... 45
Gambar 4. 10 Grafik Hubungan RPN dengan Sisa Umur ..................................... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Langkah-langkah penerapan FMEA .................................................... 15
Tabel 2. 2 Severity rating ...................................................................................... 16
Tabel 2. 3 Occurance Rating................................................................................. 17
Tabel 2. 4 Detection Rating................................................................................... 17
Tabel 4. 1 Data Pengukuran Track roller ............................................................. 23
Tabel 4. 2 Data Pengukuran Carrier roller ........................................................... 24
Tabel 4. 3 Data Pengukuran Sprocket type segment ............................................. 25
Tabel 4. 4 Nilai K Komponen Undercarriage ...................................................... 25
Tabel 4. 5 Hasil Perhitungan Tingkat Keausan Track roller ................................ 26
Tabel 4. 6 Hasil Pengukuran Sisa Umur Track roller ........................................... 28
Tabel 4. 7 Hasil Perhitungan Tingkat Keausan Carrier roller ............................. 29
Tabel 4. 8 Hasil Pengukuran Sisa Umur Carrier roller ........................................ 30
Tabel 4. 9 Hasil Perhitungan Tingkat Keausan Sprocket type segment ................ 31
Tabel 4. 10 Hasil Pengukuran Sisa Umur Sprocket type segment ........................ 33
Tabel 4. 11 Track roller ........................................................................................ 35
Tabel 4. 12 Carrier roller ..................................................................................... 36
Tabel 4. 13 Sprocket type segment ........................................................................ 37
Tabel 4. 14 Hasil Perhitungan Tingkat Keausan dan Sisa Umur Pemakaian ........ 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bulldozer adalah salah satu alat berat yang sangat dibutuhkan untuk
mempercepat suatu pekerjaan. Bulldozer mempunyai multi fungsi yaitu
diaplikasikan untuk pekerjaan mendorong, menggali dan menarik material. Istilah
bulldozer sering kali digunakan untuk menggambarkan semua tipe alat berat
meskipun istilah ini tepatnya hanya menunjuk ke traktor berantai yang dilengkapi
dengan blade.
Pada alat berat jenis bulldozer terdapat sistem yang bernama undercarriage,
sistem ini terletak pada bagian bawah bulldozer yang berfungsi untuk mengatur
gerak maju, mundur, dan berbelok serta sebagai pijakan atau tumpuan pada saat
bulldozer beroperasi. Terdapat dua jenis penggerak pada bulldozer yaitu crawler
dan wheel. Tipe crawler memiliki sistem penggerak berupa undercarriage yang
mana pada sistem tersebut terdiri dari beberapa komponen diantaranya track roller,
carrier roller, idler, sprocket, track link, track shoe dan track frame. Tipe crawler
memiliki kelebihan yaitu dapat beroperasi di segala medan, dan memiliki
kekurangan yaitu keausan pada sistem undercarriage relatif tinggi. Hal ini
dikarenakan komponen-komponen pada undercarriage saling bersinggungan saat
beroperasi, sehingga terjadi keausan. Keausan komponen adalah masalah besar
karena jika bagian-bagian dari komponen sudah sangat aus, bisa jadi akan
berdampak pada aset yang berwujud unit, dan terakhir tidak kalah pentingnya
adalah menjadi penyebab terhambatnya pekerjaan.
Kerusakan adalah salah satu jenis kegagalan yang spesifik, dimana
peralatan benar-benar tidak bisa dioperasikan. Kegagalan suatu peralatan tidak
terjadi secara tiba-tiba tetapi merupakan akibat dari kegagalan potensial
sebelumnya. Kesalahan pengoperasian, keasusan komponen, juga merupakan
penyebab kegagalan. Komponen alat berat yang sering mengalami keausan adalah
pada perlengkapan kerja serta pada komponen kerangka bawah (undercarriage).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Undercarriage termasuk komponen vital karena kita lihat dari fungsinya
undercarriage sebagai penumpu beban unit, oleh karena itu perlu perawatan yang
optimal agar unit selalu siap pakai dan memiliki performa yang optimal.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa masalah
yaitu sebagai berikut :
1. Berapa persen tingkat keausan komponen track roller, carrier roller dan
sprocket type segment Bulldozer D65PX Komatsu ?
2. Berapa sisa umur pemakaian komponen track roller, carrier roller dan
sprocket type segment Bulldozer D665PX Komatsu ?
3. Bagaimana hasil analisis komponen track roller, carrier roller dan sprocket
type segment Bulldozer D65PX komatsu menggunakan metode FMEA?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui persentase keausan pada komponen track roller, carrier roller
dan sprocket type segment Bulldozer D65PX Komatsu.
2. Mengetahui prediksi sisa umur pemakaian komponen track roller, carrier
roller dan sprocket type segment Bulldozer D65PX Komatsu.
3. Mengidentifikasi kerusakan dan keausan komponen undercarriage pada
Bulldozer D65PX Komatsu yaitu komponen track roller, carrier roller dan
sprocket type segment dengan metode FMEA.
1.4 Batasan Penelitian
Adapun beberapa batasan-batasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya membahas tentang kerusakan dan keausan bagian luar
pada komponen track roller, carrier roller dan sprocket type segment pada
Bulldozer D65PX Komatsu.
2. Menggunakan data Bulldozer D65PX Komatsu CV Cahaya Laksana 2021.
3. Tidak menguji kekerasan material komponen undercarriage.
4. Mengabaikan keausan bagian flange side wear pada track roller.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Untuk Peneliti
Adapun manfaat dari penelitian ini untuk peneliti, yaitu :
1. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kerusakan yang terjadi
pada undercarriage pada unit Bulldozer D65PX Komatsu.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi dan informasi untuk
manajemen perawatan pada CV Cahaya Laksana.
3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi mahasiswa untuk penulisan
tugas akhir dan menambah wawasan dari mahasiswa yang membaca
skripsi.
1.5.2 Manfaat Untuk Universitas
Adapun manfaat dari penelitian ini untuk universitas, yaitu :
1. Hasil penelitian dapat dipergunakan sebagai kasanah ilmu pengetahuan
yang dapat diletakkan di Perpustakaan.
2. Penelitian ini dapat dikembangkan lebih baik dengan inovasi yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2.1 Penelitian Terdahulu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Syaeful Akbar, Randis Baharudin 2019 melakukan penelitian mengenai “
Koreksi Nilai konstanta “K” dalam perhitungan usia pakai komponen
undercarriage Komatsu D375A-5”. Penelitian ini fokus kepada prediksi usia pakai
komponen undercarriage, efisiensi biaya maintance dan efisiensi produksi dapat
tercapai. Metodologi dari penelitian ini menggunakan hasil perhitungan prediksi
usia pakai setiap komponen undercarriage dengan hasil perhitungan secara actual
dengan menggunakan uji paired “t” test dua arah dengan tingkat kepercayaan 95%.
Hasil dari pengukuran komponen undercarriage yang meliputi link-pitch, link hight,
bushing O/D, grousher height, carrier roler, idler, sprocket dan track roller
disajikan dalam bentuk Tabel yang didapat dari hasil uji “t” yang menunjukan
bahwa prediksi usia pakai komponen undercarriage dengan nilai faktor “K”
sebagaimana ditetapkan oleh komatsu menunjukan bahwa komponen bushing O/D,
grouser height, carrier roller, idler dan track roller adalah sama dengan actual,
sedangkan untuk track link, link height dan sprocket tidak sesuai dengan actual.
Hasil perhitungan prediksi usia pakai komponen undercarriage dengan nilai
faktor”K” sebagai mana ditetapkan oleh komatsu tidak semuanya sesuai dengan
usia pakai secara keseluruhan di lapangan.
Isdhianto, I 2018 telah melakukan analisa mengenai kerusakan pada roller.
Terdapat dua kerusakan yang sering terjadi pada roller yaitu kerusakan bagian
dalam dan kerusakan bagian luar. Kerusakan bagain dalam roller yaitu kebocoran
oli floating seal sehingga mengakibatkan keausan pada bushing dan shaft.
Kerusakan bagian luar roller yaitu terdapat material seperti tanah, batu, pasir yang
menempel dibagian luar roller yang dapat mengakibatkan gesekan saat
pengoperasian undercarriage. Berdasarkan permasalahan yang ada diberikan saran
dengan melakukan perawatan yang tepat dan melakukan pelumasan pada roller.
Maulana 2017 melakukan penelitian mengenai “ Analisa Umur Pakai
Bushing Pada Unit Dozer D375A-5 Menggunakan Metode Deskriptif di PT.
Pamapersada Nusantara Site Batu Kajang”. Penelitian ini menggunakan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
deskriptif dengan menggunakan data sekunder P2U D375A-5 dari bulan Januari
sampai September tahun 2014. Hasil yang di dapat selama penelitian adalah tingkat
keausan perjam interval lower limit 0.0024 mm/jam, interval upper limit 0.0028
mm/jam dan usia pakai bushing tercepat 2986 jam dan untuk usia pakai bushing
terlama adalah 3606 jam.
2.2 Dasar Teori
2.2.1 Bulldozer
Bulldozer adalah jenis alat berat yang berfungsi untuk pemerataan material
seperti tanah, pasir, kerikil yang memiliki kemampuan dorong atau tenaga yang
tinggi. Bulldozer mampu beroperasi di daerah yang lunak sampai daerah yang keras.
Dengan swamp dozer (dozer rawa) untuk daerah yang lunak, dan ripper(alat garu)
untuk daerah yang keras. Pada dasarnya bulldozer adalah alat yang menggunakan
traktor sebagai penggerak utamanya. Jenis sistem penggerak yang digunakan yaitu
crawler bulldozer, crawler bulldozer terdiri dari roda rantai besi yang dapat
beroperasi dijalan yang tidak rata, berpasir dan berlumpur. Sistem penggerak
bulldozer ini biasa disebut dengan sistem undercarriage.
2.2.2 Undercarriage
Undercarriage merupakan salah satu komponen yang fital dari crawler
tracktor. Komponen-komponen undercarriage harus dilakukan pengecakan atau
service secara berkala, karena bila tidak akan berdampak pada menurunnya
performa alat berat tersebut. Gambar 2.1 memperlihatkan bagian-bagian komponen
undercarriage.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Carrier roller
Diagonal Brace
Equlizer Bar
Sprocket
Recoil Spring
Track roller
Track Frame
Front Idler
Track Link
Gambar 2. 1 Bagian-bagian undercarriaage
Dari Gambar 2.1 berikut fungsi dari komponen undercarriage :
a. Track shoe berfungsi sebagai penumpu langsung beban unit bulldozer
dengan tanah.
b. Track link berfungsi sebagai tumpuan track roller, sehingga crawler dapat
berjalan
c. Track roller berfungsi sebagai pembagi berat bulldozer ke track shoe.
d. Carrier roller berfungsi sebagai penahan bagian atas dari track link dan
sebagai penjaga gerakan track shoe tetap lurus antara sprocket ke idler
e. Sprocket berfungsi sebagai media penerus tenaga gerak ke track melalui
bushing, dan mengubah putaran sprocket menjadi gulungan pada track
agar unit dapat bergerak.
f. Front idler berfungsi membantu mengatur ketegangan pada track daan
meredam kejutan.
g. Track frame berfungsi sebagai tulang punggung dari undercarriage, track
frame sebagai tumpuan chasis unit terhadap permukaan tanah dan tempat
kedudukan komponen-komponen undercarriage.
h. Equalizer bar berfungsi seperti halnya sistem suspensi yang mengurangi
kejutan yang terjadi karena ketidak rataan permukaan medan operasi.
i. Diagonal brace berfungsi untuk menyetabilkan struktur komponen saat
mengalami pengoperasian.
j. Recoil spring berfungi untuk meredam kejutan-kejutan dari front idler.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2.2.3 Pemeriksaan Undercarriage
Pemeriksaan undercarriage bertujuan untuk meneliti bagian dari komponen
undercarriage, sehingga dapat diketahui sudah berapa (%) tingkat keuasan yang
terjadi dan sisa umur pemakaian komponen. Pemeriksaan ini dapat menentukan
apakah komponen undercarriage tersebut masih layak pakai atau harus dilakukan
penggantian. Arti pemeriksaan terhadap komponen undercarriage yaitu (PT United
Tracktors TBK, 2011):
1. Menjaga komponen undercarriage agar dalam keadaan baik.
2. Memperhatikan pelumasan komponen undercarriage.
3. Memeriksa tingkat keausan komponen.
4. Melakukan adjustment terhadap bagian-bagian yang perlu.
5. Mengadakan perawatan sebelum dan sesudah dipakai.
Tujuan diadakannya pemeriksaan terhadap komponen undercarriage yaitu:
1. Memperpanjang umur komponen.
2. Mencegah keuasan yang berlebih.
3. Mencegah terjadinya keausan sebelum waktunya.
Kerugian bila tidak melakukan perawatan undercarriage yaitu:
1. Bisa memperpendek umur komponen undercarriage.
2. Pemborosan spare part.
3. Menurunkan efisiensi kerja alat berat
2.2.4 Keausan Komponen Undercarriage
A. Keausan Carrier Roller
Carrier roller merupakan bagian dari komponen undercarriage yang
berbentuk seperti track roller, tetapi memiliki fungsi yang berbeda. Carrier roller
memiliki fungsi menahan berat gulungan bagian atas dari track shoe assy agar tidak
melentur dan menjaga gerakan track shoe antara sprocket ke idler agar tetap lurus.
Secara umum carrier roller memiliki dua tipe yaitu tipe flange(flange type) dan tipe
flat(flat type). Type flange sendiri juga memiliki dua jenis yaitu single flange dan
center flange. Tipe-tipe carrier roller dapat dilihat pada Gambar 2.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Keausan yang ada pada komponen carrier roller diakibatkan kontak
normal antara carrier roller dan track link. Bagian yang mengalami gesekan ialah
bagian tread wear. Gambar 2.3 menunjukkan bagian-bagian keausan yang terjadi
pada carrier roller.
Single Flange Type Center Flange Type Flat Type Carrier Roller
Gambar 2. 2 Tipe-tipe carrier roller
Tread Wear
Gambar 2. 3 Bagian Keausan carrier roller
B. Keausan Track Roller
Track roller dipasang pada bagian track frame akan menahan berat unit
terhadap track link, sehingga track roller dapat dikatakan sebagai pembagi berat
chasis terhadap track link. Track roller pada unit bulldozer dibagi menjadi dua
macam yaitu single flange dan double flange. Tipe-tipe track roller dapat dilihat
pada Gambar 2.4.
Keausan yang ada pada komponen track roller diakibatkan kontak normal
antara track roller dengan track link. Pada bagian luar track roller terdapat dua
bagian yang mengalami keausan akibat gesekan yang terjadi yatu bagian flange side
wear dan bagian tread wear. Gambar 2.5 menunjukkan bagian-bagian keausan yang
terjadi pada track roller
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Single Flange Double Flange Gambar 2. 4 Tipe-tipe track roller
Flange Side Wear
Tread Wear
Gambar 2. 5 Bagian keausan track roller
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Single Flange Type
C. Keausan Sprocket
Sprocket berfungsi untuk meneruskan tenaga gerak ke track melalui
bushing dan mengubah putaran sprocket menjadi gulungan pada track agar unit
bulldozer dapat bergerak. Sprocket memiliki dua macam yaitu solid sprocket dan
segmented sprocket. Sprocket dengan tipe solid terbuat dari cast steel yang
merupakan satu kesatuan sehingga jika ada salah satu teeth pada sprocket rusak,
maka untuk menggantinya harus dilakukan pemotongan dan dilas kembali,
sedangkan sprocket tipe segmented lebih banyak digunkan karena mudah dalam
proses penggantian satu persatu. Tipe-tipe sprocket dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Sprocket Rim
Gambar 2. 6 Tipe-tipe sprocket
Keausan yang pada sprocket dikarenakan pada komponen saling
bergesekan antara track link dan gigi sprocket, apalagi antara komponen yang
bersinggungan. Pengoperasian yang kurang tepat dan adanya kotoran pada sprocket
yang tidak dibersihkan bisa menjadi penyebab keausan sprocket. Keausan sprocket
terjadi pada bagian teeth. Ada beberapa macam keausan pada sprocket antara lain,
yaitu :
Solid Sprocket
Segmented Sprocket
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
1. Reverse tip wear
Terjadi ketika unit berjalan mundur. Penyebabnya antara lain bushing
dan sprocket terdapat kotoran yang terjebak, selain itu dapat pula
disebabkan oleh ukuran link pitch lebih besar daripada sprocket pitch.
Reverse tip wear dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Gambar 2. 7 Reverse tip wear
2. Forward tip wear
Terjadi ketika unit berjalan maju. Penyebabnya sama seperti reverse
tip wear yaitu terdapat kotoran yang terjebak dan ukuran link pitch
lebih besar daripada sprocket pitch. Forward tip wear dapat dilihat
pada Gambar 2.8.
Gambar 2. 8 Forward tip wear
3. Side face wear
Penyebab : interference antara sprocket side face dan link, hal-hal yang
mempengaruhi antara lain snaky track(sering belok ke arah tertentu
semisal selalu ke kanan), dan travel di jalan yang miring. Side face wear
dapat dilihat pada Gambar 2.9.
Packed soil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Gambar 2. 9 Side face wear
2.2.5 Pengukuran komponen Undercarriage
Pengukuran komponen carrier roller, track roller dan sprocket type
segment menggunakan alat ukur outside caliper, jangka sorong dan mistar. Dalam
mengukur komponen pastikan komponen yang akan diukur dalam kondisi bersih
tidak ada kotoran yang menempel agar hasil pengukuran yang didapat benar-benar
valid. Pengukuran keausan carrier roller dan track roller mengambil ukuran
diameter untuk bagian tread wear sedangkan untuk sprocket type segment diukur
dari panjang tiga gigi. Hasil pengukuran komponen akan didapat berupa ukuran
diameter dalam satuan milimeter(PT United Tracktor TBK, 2011).
Alat bantu dalam pengukuran komponen undercarriage antara lain:
1. Outside caliper
Outside caliper merupakan alat bantu yang digunakan untuk
mengukur diameter luar track roller dan carrier roller. Gambar outside
caliper dapat dilihat pada Gambar 2.10.
Gambar 2. 10 Outside caliper
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2. Jangka Sorong
Jangka sorong digunakan untuk mengukur benda uji hasil dari proses
machining, ketelitian yang dimiliki jangka sorong adalah 0,02 mm. Gambar
jangka sorong dapat dilihat pada Gambar 2.11.
Gambar 2. 11 Jangka sorong
3. Mistar
Mistar adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar. Ada
beberapa macam penggaris mulai dari yang lurus sampai ang berbentuk
segitiga. Gambar mistar dapat dilihat pada Gambar 2.12.
Gambar 2. 12 Mistar
2.2.6 Perhitungan Keausan Komponen Undercarriage
Perhitungan tingkat keausan menggunakan Persamaan (2.1) (PT United
Tracktors TBK, 2011):
𝑊𝑅 = 𝑆𝑉 −𝐻𝑃 × 100 % (2.1) 𝑆𝑉 −𝑅𝐿
𝑊𝑅 merupakan singkatan dari wear rate yaitu perhitungan tingkat keausan
komponen, 𝑆𝑉 merupakan singkatan dari standart value yaitu ukuran standar dari
komponen yang diukur, 𝑅𝐿 merupakan singkatan dari repair limit yaitu ukuran
maksimal keausan yang dapat diterima oleh komponen, sedangkan 𝐻𝑃 adalah hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dari pengukuran yang dilakukan. Hasil perhitungan wear rate akan memperoleh
hasil (%) tingkat keausan pada komponen.
Untuk menghitung sisa umur pemakain dapat menggunakan Persamaan
(2.2). 𝑊𝑅 = 𝑎. 𝑥 𝐾 (2.2)
𝑌 merupakan hasil perhitungan wear rate (%), 𝑥 adalah operation hours (jam), K
adalah faktor masing-masing komponen yang memiliki harga K yang berbeda-beda
sedangkan 𝑎 adalah konstanta atau nilai yang harus dicari. Hasil perhitungan yang
menggunakan Persamaan(2.2) akan memperoleh hasil sisa umur pemakaian dalam
jam.
2.2.7 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
FMEA merupakan sebuah metodologi yang digunakan untuk
mengevaluasi kegagalan yang terjadi dalam sebuah sistem dan sebagai metode
pendekatan sistematik yang menerapkan suatu metode pentabelan. Identifikasi
kegagalan potensial dilakukan dengan cara pemberian nilai atau skor pada masin-
masing mode kegagalan yang berdasarkan atas tingkat kejadian(occurance), tingkat
keparahan(severity), dan tingkat deteksi(detection)(Stamatis, 1995). Secara umum
FMEA didefinisikan sebagai sebuah teknik yang mengidentifikasi tiga hal yaitu:
1. Penyebab kegagalan yang potensial.
2. Efek dari kegagalan tersebut.
3. Tingkat kekritisan efek kegagalan.
Kegagalan sistem terjadi ketika sistem tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Dengan penerapan metode FMEA dapat mengetahui faktor permasalahan
dari sistem sehingga dapat mengoreksi sistem yang ada. Langkah untuk membuat
metode FMEA sebagai berikut (Mc Dermott, R. E dkk, 2019):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Tabel 2. 1 Langkah-langkah penerapan FMEA
Step 1 Tinjau proses atau produk.
Step 2 Menentukan mode kegagalan potensial.
Step 3 Daftar efek potensial dari setiap mode kegagalan.
Step 4 Menentapkan peringkat keparahan untuk setiap efek.
Step 5 Tetapkan peringkat deteksi untuk setiap mode kegagalan.
Step 6 menetapkan peringkat deteksi untuk setiap mode kegagalan.
Step 7 Hitung jumlah prioritas risiko untuk setiap efek.
Step 8 Prioritaskan mode kegagalan untuk bertindak.
Step 9 Mengambil tindakan untuk menghilangkan kegagalan berisiko tinggi.
Step 10 Hitung RPN yang dihasilkan karena mode kegagalan.
2.2.8 Proses variabel utama dalam FMEA
1. Tingkat Keparahan(Severity)
Severity adalah penilaian terhadap keseriusan dari efek yang
ditimbulkan. Setiap kegagalan yang timbul akan dinilai seberapa besarkah tingkat
keseriusannya. Ada ikatan secara langsung antara efek dan severity. Sebagai contoh
apabila efek yang terjadi efek kritis, maka nilai severity akan tinggi, sebaliknya jika
efek yang terjadi bukan efek yang kritis maka nilai severity pun akan sangat rendah.
Rating dapat ditentukan dari skala satu sampai sepuluh, dimana skala satu
menyatakan dampak yang paling rendah dan skala 10 dampak yang paling tinggi.
Penetuan skala harus disesuaikan antara potensial failure mode dan studi literatur.
Penjelasan studi literatur untuk severty rating dapat dilihat pada Tabel 2.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Tabel 2. 2 Severity rating
Severity Rating (S)
Rank Kriteria
1 s.d 2 Sangat
Rendah
Kerusakan sangat rendah yaitu komponen hampir
tidak menimbulkan kerusakan
3 s.d 4
Rendah
Kerusakan rendah yaitu menyebabkan komonen
sedikit mengalami gangguan dan mungkin akan
terlihat sedikit penurunan pada komponen.
5 s.d 6
Sedang
Kerusakan sedang yaitu menyebabkan beberapa
komponen yang dibuat tidak nyaman atau
mengalami kerusakan.
7 s.d 8
Tinggi
Kerusakan tinggi yaitu kerusakan komponen yang
tidak bisa dioperasikan dan dat menyebabkan
gangguan pada komponen lainnya.
9 s.d 10
Sangat Tinggi
Kerusakan sangat tinggi yaitu ketika kerusakan
komponen memengaruhi keselamatan pada
penggunaanya.
2. Tingkat Kejadian(Occurance)
Occurance adalah kemungkinan bahwa penyebab tersebut akan
terjadi dan menghasilkan bentuk kegagalan selama proses penggunaan. Occurance
merupakan nilai rating yang disesuaikan dengan frekuensi yang diperkirakan atau
angka kumulatif dari kegagalan yang dapat terjadi karena penyebab tertentu. Rating
occurance dapat dilihat pada Tabel 2.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Tabel 2. 3 Occurance Rating
Occurance Rating (O)
Rank Kriteria
1 Tidak
Mungkin
Kegagalan tidak mungkin(kurang dari 1 dalam
1.000.000)
2 Sangat
Rendah Kegagalan ada.(1 dalam 20.000)
3 Rendah Kegagalan terkadang terjadi (1 dalam 4.000)
4 s.d 6 Sedang Kegagalan sesekali tetapi tidak dalam proporsi
besar.(1 dalam 1.000 hingga 1 dalam 800)
7 s.d 8 Tinggi Sering mengalami kegagalan.(1 dalam 40 hingga 1
dalam 20)
9 s.d 10 Sangat Tinggi Kegagalan tidak bisa dihindari.
3. Metode Deteksi(Detection)
Menentukan tingkat detection yaitu menentukan sebuah kontrol
proses yang akan mendeteksi secara spesifik akar penyebab dari kegagalan.
Detection adalah sebuah pengukuran untuk mengendalikan kegagalan yang dapat
terjadi. Detection Rating dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2. 4 Detection Rating
Detection Rating (D)
Rank Kriteria
1 Sangat Tinggi Kegagalan tidak mungkin(kurang dari 1 dalam
1.000.000)
2 s.d 5 Tinggi Kegagalan ada.(1 dalam 20.000)
6 s.d 8 Sedang Kegagalan terkadang terjadi (1 dalam 4.000)
9 Rendah Kegagalan sesekali tetapi tidak dalam proporsi
besar.(1 dalam 1.000 hingga 1 dalam 800)
10 Sangat
Rendah
Sering mengalami kegagalan.(1 dalam 40 hingga 1
dalam 20)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
4. Risk Priority Number (RPN)
Nilai RPN adalah tahapan akhir dari metode FMEA. Nilai RPN
didapat dari hasil perkalian severity, occurance dan detection. RPN digunakan
untuk menentukan prioitas dari kegagalan. Nilai RPN dapat dihitung dengan
Persamaan (2.3).
RPN = Severity x Occurance x Detection. (2.3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Track roller
Pengambilan Data
Sprocket
3.1 Objek Penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Objek penelitian ini terletak pada sistem Undercarriage Bulldozer D65PX.
Dalam penelitian berpusat pada komponen track roller, carrier roller dan sprocket
type segment untuk mencari tingkat keausan dan mencari sisa umur pemakaian,
serta menganalisa faktor keausan menggunakan metode Failure Mode and Effect
Analysis (FMEA).
3.2 Alir Penelitian
Penelitian yang dilakukan dalam penyusunan skripsi mengikuti diagram alir
yang ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Carrier roller
Pembahasan
Analisi Data
Menghitung Keausan Menghitung Sisa Umur Pakai
Mulai
Studi Literatur
Observasi Lokasi
FMEA
Selesai 19
Kesimpulan dan Saran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3. 1 Diagram Alir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah variabel yang diukur dan yang ada dalam persamaan.
Variabel yang digunakan meliputi tingkat keausan (𝑊𝑅 ), ukuran standart komponen
(𝑆𝑉), hasil pengukuran (𝐻𝑃), ukuran maksimal keausan (𝑅𝐿), severity (S),
occurrence (O), detection (D), dan RPN. Variabel ini digunakan untuk menganalisa
keausan yang terjadi pada track roller, carrier roller dan sprocket type segment
untuk menghitung tingkat keausan dan mencari sisa umur pemakaian track roller,
carrier roller dan sprocket type segment sehingga dapat mengetahui kapan
komponen harus dilakukan penggantian, dan menganalisa faktor keausan
menggunakan metode FMEA.
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di CV. Cahaya Indah Laksana yang beralamat
di Jl. Ring Road Barat No.35, Kronggahan I, Trihanggo, Kec. Gamping, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu penelitian dimulai pada tanggal 11
Januari 2021 sampai dengan 13 Februari 2021.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data, metode literatur memperoleh berbagai macam data yang
bersumber dari :
a. Buku:
- TIM TC UT, (2011). Basic Mechanic Course Final Drive & Undercarriage.
PT United Tracktors TBK: Jakarta.\
- Custom Track Service Handbook 17th
b. Internet: data untuk menambah refrensi dan hal-hal lain yang bisa dijadikan
bahan pertimbangan dalam menganalisa komponen-kompnen pendukung serta
teori kerja.
c. Pengumpulan data dengan cara mengukur komponen secara langsung dengan
alat ukur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
3.6 Pengolahan Data
Data yang diperoleh berupa ukuran track roller, carrier roller dan sprocket
type segment, umur komponen 1920 jam saat pengukuran pertama, pengukuran
dilakukan sebanyak 5 kali dengan jeda waktu 48 jam atau 6 hari kerja alat. Setelah
mendapat data ukuran komponen dilanjutkan dengan tahap pengolahan data dengan
cara melakukan perhitungan tingkat keausan dengan Persamaan(2.1) dan
menghitung sisa umur komponen dengan Persamaan(2.2) serta menganalisa faktor
keausan dengan metode FMEA. Selanjutnya dilakukan analisa dari hasil yang
didapat untuk mengetahui komponen mana yang akan lebih dulu mencapai tingkat
keausan 100%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan pada komponen track roller, carrier roller dan
sprocket type segment Bulldozer D65PX. Hasil penelitian yang dilakukan
diperoleh data pengukuran komponen, umur komponen, ukuran baru dan ukuran
maksimal keausan komponen, serta harga K untuk komponen-komponen
undercarriage. Pengukuran komponen dimulai pada tanggal 16 Januari 2021
untuk pengukuran pertama, 23 Januari 2021 untuk pengukuran kedua, 30 Januari
2021 untuk pengukuran ketiga, 6 Februari 2021 untuk pengukuran keempat, dan
13 Februari 2021 untuk pengkuran kelima. Untuk melengkapi data dilakukan
metode wawancara dengan kepala mekanik yang bertanggung jawab atas unit
yang diteliti, dan mengambil literatur dari buku maupun jurnal mengenai
undercarriage bulldozer.
4.1.2 Data Hasil Penelitian
Pada umumnya track roller memiliki ukuran baru dan ukuran maksimal
keausan, ukuran baru dari track roller adalah 210 mm dan untuk ukuran keausan
maksimal adalah 169 mm. Pengukuran komponen track roller dilakukan pada
bagian tread wear. Tread wear adalah bagian diameter track roller yang
bersinggungan langsung dengan track shoe. Pada Gambar 4.1 ditunjukan
pengukuran track roller. Data pengukuran ditampilkan pada Tabel 4.1.
Outside
Caliper
Tread Wear
Gambar 4. 1 Pengukuran Track roller
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Caliper
Tread Wear
Tabel 4. 1 Data Pengukuran Track roller
Pengukuran
Tanggal
Pengukuran
Umur Unit
(jam)
Hasil
Pengukuran
Diameter (mm)
Kiri Kanan
Pertama 16 Januari 2021 1920 200,65 200,59
Kedua 23 Januari 2021 1968 200,29 200,32
Ketiga 30 Januari 2021 2016 199,91 199,94
Keempat 6 Februari 2021 2064 199,48 199,53
Kelima 13 Februari 2021 2112 199,11 199,14
Carrier roller pada dasarnya memiliki ukuran baru dan ukuran maksimal
keausan, untuk ukuran baru dari carrier roller adalah 187,5 mm dan untuk
ukuran maksimal keausannya adalah 153 mm. Pengukuran komponen carrier
roller sama seperti pada komponen track roller. Pengukuran dilakukan pada
tread wear, menggunakan alat ukur outside caliper. Pengukuran carrier roller
dapat dilihat pada Gambar 4.2. Data pengukuran ditampilkan pada Tabel 4.2.
Outside
Gambar 4. 2 Pengukuran Carrier roller
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Tabel 4. 2 Data Pengukuran Carrier roller
Pengukuran
Tanggal
Pengukuran
Umur Unit
(jam)
Hasil
Pengukuran
Diameter (mm)
Kiri Kanan
Pertama 16 Januari 2021 1920 181,30 181,33
Kedua 23 Januari 2021 1968 181,04 181,06
Ketiga 30 Januari 2021 2016 180,76 180,74
Keempat 6 Februari 2021 2064 180,54 180,51
Kelima 13 Februari 2021 2112 180,22 180,24
Sprocket Bulldozer D65PX menggunakan type segment. Pada sprocket type
segment untuk penggantian segment tidak perlu melepas track link sehingga
mempermudah dan mempercepat proses penggantian segment. Pengukuran
sprocket type segment dilakukan dengan mengukur jarak tiga pitch gigi setiap
segment. Sprocket type segment memiliki ukuran baru 214,5 mm dan untuk nilai
keausan maksimal yaitu 190,5 mm. Pengukuran sprocket type segment dapat
dilihat pada Gambar 4.3. Pada Tabel 4.3 ditampilkan hasil pengukuran sprocket
type segment.
Teeth
Gambar 4. 3 Pengukuran Sprocket type segment
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Tabel 4. 3 Data Pengukuran Sprocket type segment
Pengukuran
Tanggal
Pengukuran
Umur Unit
(jam)
Hasil
Pengukuran
Jarak tiga pitch
gigi (mm)
Kiri Kanan
Pertama 16 Januari 2021 1920 208,40 208,43
Kedua 23 Januari 2021 1968 208,25 208,27
Ketiga 30 Januari 2021 2016 208,11 208,09
Keempat 6 Februari 2021 2064 207,96 207,91
Kelima 13 Februari 2021 2112 207,82 207,77
Untuk menghitung sisa umur pemakaian pada undercarriage digunakan
nilai konstanta K yang sesuai, dikarenakan masing-masing komponen memiliki
nilai K yang berbeda-beda. Pada Tabel 4.4 ditunjukkan nilai K pada setiap
komponen undercarriage.
Tabel 4. 4 Nilai K Komponen Undercarriage
(Sumber : PT. United Tracktors 2011)
No Komponen Nilai “K”
1 Link Pitch 1,3
2 Link Height 2
3 Bushing O/D 2
4 Grouser Height 1
5 Carrier Roller 1,3
6 Idler 1,8
7 Sprocket 1
8 Trackroller 1,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
4.2 Analisa Data
4.2.1 Tingkat Keausan Track roller
Track roller memiliki ukuran baru dan ukuran maksimal keausan, ukuran
baru (𝑆𝑉) dari track roller adalah 210 mm dan untuk ukuran maksimal keausan
(𝑅𝐿) adalah 169 mm. Pada perhitungan tingkat keausan akan diperoleh nilai (%)
dari pengukuran pertama sampai pengukuran kelima. Contoh perhitungan
keausan pada track roller hasil pengukuran pertama sebelah kiri menggunakan
Persamaan (2.1). Hasil perhitungan dari data kedua dan selanjutnya ditampilkan
pada Tabel 4.5.
Keterangan :
𝑊𝑅 : Tingkat Keausan
𝑊𝑅 = 𝑆𝑉−𝐻𝑃 × 100 % (2.1) 𝑆𝑉−𝑅𝐿
𝑆𝑉 : Ukuran Standart Komponen
𝐻𝑃 : Hasil Pengukuran
𝑅𝐿 : Ukuran Maksimal Keausan
Tingkat keausan pengukuran pertama :
𝑊𝑅 = 210 − 200,65
× 100 % = 22,8% 210 − 169
Tabel 4. 5 Hasil Perhitungan Tingkat Keausan Track roller
No Operating
Hours
Hasil (mm) 𝑆𝑉
(mm)
Limit
(mm)
Keausan %
Kiri Kanan Kiri Kanan
1 1920 200,65 200,59
210
169
22,80 22,95
2 1968 200,29 200,32 23,68 23,61
3 2016 199,91 199,94 24,61 24,54
4 2064 199,48 199,53 25,66 25,54
5 2112 199,11 199,14 26,56 26,49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2
2
2
4.2.2 Sisa Umur Pemakaian Track roller
Dalam menghitung sisa umur pemakaian track roller memerlukan nilai dari
tingkat keausan track roller dan nilai K track roller serta umur track roller saat
pengukuran. Untuk nilai K pada track roller dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebesar
1,5. Dalam menghitung sisa umur komponen digunakan Persamaan (2.2).
𝑊𝑅 = 𝑎. 𝑥 𝐾
Sisa umur pakai minggu pertama :
𝑊𝑅 = 𝑎. 𝑥 𝐾 𝐾
𝑊𝑅 1 = 𝑎1. 𝑥
22,8 % = 𝑎1. 19201,5
22,8 𝑎1= 19201,5
𝑎1= 0,0002710
Apabila Keasusan 100%, maka 𝑥2 = Jam operasi sebagai berikut :
Dimana 𝑎1 = 𝑎2
𝑊𝑅 2 = 𝑎2. 𝑥 𝐾
100% = 0,0002710. 𝑥 1,5
𝑥 1,5 = 100
2 0,0002710
Jika dibulatkan 5122 jam.
𝑥 = 1,5√366580,33
𝑥2 = 5122,08
Sisa umur track roller 5122 – 1920 = 3225 jam lagi dari pengukuran. Sisa
umur track roller dari data kedua dan selanjutnya bisa dilihat pada Tabel
4.6.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Tabel 4. 6 Hasil Pengukuran Sisa Umur Track roller
Perhitungan Sisa Umur
Pengukuran
Tanggal
Pengukuran
Operating
Hours
( jam )
Sisa Umur
(jam)
Kiri Kanan
Pertama 16 Januari 2021 1920 3225 3202
Kedua 23 Januari 2021 1968 3174 3184
Ketiga 30 Januari 2021 2016 3118 3129
Keempat 6 Februari 2021 2064 3047 3065
Kelima 13 Februari 2021 2112 2999 3010
Track roller memiliki sisa umur 2999 jam dari pengukuran kelima.
Bulldozer dalam satu hari beroperasi 8 jam kerja. Jika diubah dalam hari maka
2999 jam : 8 jam kerja = 375 hari. Maka penggantian track roller akan dilakukan
pada tanggal 13 Februari 2021+375 hari, dan didapatkan tanggal penggantian
22 Februari 2022.
4.2.3 Tingkat Keausan Carrier roller
Carrier roller memiliki ukuran baru dan ukuran maksimal keausan, ukuran
baru (𝑆𝑉) dari carrier roller adalah 187,5 mm dan untuk ukuran maksimal
keausan (𝑅𝐿) adalah 153 mm. Pada perhitungan tingkat keausan akan diperoleh
nilai (%) dari pengukuran pertama sampai pengukuran kelima. Contoh
perhitungan keausan carrier roller berdasarkan pengukuran pertama sebelah
kiri menggunakan Persamaan (2.1). Pada Tabel 4.7 ditunjukkan hasil
perhitungan data kedua dan selanjutnya.
Keterangan :
𝑊𝑅 : Tingkat Keausan
𝑊𝑅 = 𝑆𝑉 − 𝐻𝑃 × 100 % (2.1) 𝑆𝑉 − 𝑅𝐿
𝑆𝑉 : Ukuran Standart Komponen
𝐻𝑃 : Hasil Pengukuran
𝑅𝐿 : Ukuran Maksimal Keausan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Tingkat keausan pegukuran pertama :
𝑊𝑅 = 187,5 − 181,30
× 100 % = 17,97% 187,5 − 153
Tabel 4. 7 Hasil Perhitungan Tingkat Keausan Carrier roller
No Operating
Hours
Hasil (mm) 𝑆𝑉
(mm)
Limit
(mm)
Keausan %
Kiri Kanan Kiri Kanan
1 1920 181,30 181,33
187,5
153
17,97 17,88
2 1968 181,04 181,06 18,72 18,67
3 2016 180,76 180,74 19,54 19,59
4 2064 180,54 180,51 20,17 20,26
5 2112 180,22 180,24 21,10 21,04
4.2.4 Sisa Umur Pemakaian Carrier roller
Dalam menghitung sisa umur pemakain carrier roller memerlukan nilai
dari tingkat keausan carrier roller dan nilai K carrier roller serta umur carrier
roller saat pengukuran. Untuk nilai K carrier roller menggunakan nilai carrier
roller pada Tabel 4.4 sebesar 1,3. Dalam menghitung sisa umur komponen
digunakan Persamaan (2.2).
𝑊𝑅 = 𝑎. 𝑥 𝐾
Sisa umur pakai minggu pertama :
𝑊𝑅 = 𝑎. 𝑥 𝐾 𝐾
𝑊𝑅 1 = 𝑎1. 𝑥
17,97 % = 𝑎1. 19201,3
19,97 𝑎1= 19201,3
𝑎1= 0,000969
Apabila Keasusan 100%, maka x2 = Jam operasi sebagai berikut :
𝐾 𝑊𝑅 2
= 𝑎2. 𝑥
1
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2
2
Dimana 𝑎1 = 𝑎2
100% = 0,000969. 𝑥 1,3
𝑥 1,3 = 100
2 0,000969
𝑥 = 1,3√103215,17
𝑥2 = 7189,95
Jika dibulatkan 7190 jam.
Sisa umur carrier roller adalah 7190 – 1920 = 5270 jam lagi dari
pengukuran. Sisa umur carrier roller dari data kedua dan selanjutnya bisa
dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4. 8 Hasil Pengukuran Sisa Umur Carrier roller
Perhitungan Sisa Umur
Pengukuran
Tanggal
Pengukuran
Operating
Hours
( jam )
Sisa Umur
( jam )
Kiri Kanan
Pertama 16 Januari 2021 1920 5270 5298
Kedua 23 Januari 2021 1968 5174 5188
Ketiga 30 Januari 2021 2016 5062 5048
Keempat 6 Februari 2021 2064 5008 4984
Kelima 13 Februari 2021 2112 4878 4893
` Carrier roller memiliki sisa umur 4878 jam dari pengukuran kelima. Bulldozer
dalam satu hari beroperasi 8 jam kerja. Jika diubah dalam hari maka 4878 jam :
8 jam kerja = 610 hari. Maka penggantian carrier roller akan dilakukan pada
tanggal 13 Februari 2021+610 hari, dan didapatkan tanggal penggantian 15
Oktober 2022.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
4.2.5 Tingkat Keausan Sprocket type segment
Sprocket type segment memiliki ukuran baru dan ukuran maksimal
keausan, ukuran baru (𝑆𝑉)dari sprocket type segment adalah 214,5 mm dan
untuk ukuran maksimal keausan (𝑅𝐿) adalah 190,5 mm. Pada perhitungan
tingkat keausan akan diperoleh nilai (%) dari pengukuran pertama sampai
pengukuran kelima. Contoh perhitungan keausan sprocket type segment
berdasarkan pengukuran pertama sebelah kiri menggunakan Persamaan (2.1).
Hasil perhitungan data kedua dan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Keterangan :
𝑊𝑅 : Tingkat Keausan
𝑊𝑅 = 𝑆𝑉 − 𝐻𝑃 × 100 % (2.1) 𝑆𝑉 − 𝑅𝐿
𝑆𝑉 : Ukuran Standart Komponen
𝐻𝑃 : Hasil Pengukuran
𝑅𝐿 : Ukuran Maksimal Keausan
Tingkat keausan minggu pertama :
𝑊𝑅 = 214,5 − 208,40
× 100 % = 25,42% 214,5 − 190,5
Tabel 4. 9 Hasil Perhitungan Tingkat Keausan Sprocket type segment
No Operating
Hours
Hasil (mm) 𝑆𝑉
(mm)
Limit
(mm)
Keausan %
Kiri Kanan Kiri Kanan
1 1920 208,40 208,43
214,5
190,5
25,42 25,29
2 1968 208,25 208,27 26,04 25,96
3 2016 208,13 208,09 26,60 26,71
4 2064 207,96 207,91 27,25 27,46
5 2112 207,82 207,77 27,83 28,04
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2
2
2
4.2.6 Sisa Umur Pemakaiaan Sprocket type segment
Dalam menghitung sisa umur pemakain sprocket type segment memerlukan
nilai dari tingkat keausan sprocket type segment dan nilai K sprocket type
segment serta umur sprocket type segment saat pengukuran. Nilai K untuk
sprocket type segment adalah 1,0 dapat dilihat pada Tabel 4.4. Dalam
menghitung sisa umur komponen digunakan Persamaan (2.2).
𝑊𝑅 = 𝑎. 𝑥 𝐾
Sisa umur pakai minggu pertama :
𝑊𝑅 = 𝑎. 𝑥 𝐾 𝐾
𝑊𝑅 1 = 𝑎1. 𝑥
25,41 % = 𝑎1. 19201,0
25,41 𝑎1= 19201,0
𝑎1= 0,013234
Apabila Keasusan 100%, maka x2 = Jam operasi sebagai berikut :
Dimana 𝑎1 = 𝑎2
𝑊𝑅 2 = 𝑎2. 𝑥 𝐾
100% = 0,013234. 𝑥 1,0
𝑥 1,0 = 100
2 0,01323
Jika dibulatkan 7556 jam.
𝑥 = 1,0√7556,08
𝑥2 = 7556,08
Sisa umur sprocket type segment adalah 7556 – 1920 = 5636 jam lagi dari
pengukuran. Sisa umur sprocket type segment dari data kedua dan
selanjutnya bisa dilihat pada Tabel 4.10.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tabel 4. 10 Hasil Pengukuran Sisa Umur Sprocket type segment
Perhitungan Sisa Umur
Pengukuran Tanggal
Pengukuran
Operating
Hours
( jam )
Sisa Umur
( jam )
Kiri Kanan
Pertama 16 Januari 2021 1920 5636 5672
Kedua 23 Januari 2021 1968 5590 5613
Ketiga 30 Januari 2021 2016 5563 5532
Keempat 6 Februari 2021 2064 5510 5452
Kelima 13 Februari 2021 2112 5477 5420
Sprocket type segment memiliki sisa umur 5420 jam dari pengukuran
kelima. Bulldozer dalam satu hari beroperasi 8 jam kerja. Jika diubah dalam
hari maka 5420 jam : 8 jam kerja = 678 hari. Maka penggantian sprocket type
segment akan dilakukan pada tanggal 13 Februari 2021+678 hari, dan
didapatkan tanggal penggantian 23 Desember 2022.
4.2.7 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Analisis FMEA pada komponen track roller, carrier roller, dan sprocket
type segment ditampilkan pada Tabel 4.11 track roller, Tabel 4.12 carrier roller
dan Tabel 4.13 sprocket type segment. Hasil yang didapat dari penerapan metode
FMEA berupa nilai RPN yang akan menentukan risiko terjadinya kerusakan pada
komponen yang dianalisis. Nilai RPN yang tinggi diartikan dengan risiko
kerusakan yang tinggi dan nilai RPN yang rendah diartikan dengan risiko
kerusakan yang rendah. Dari hasil penerapan FMEA ini dapat dilihat komponen
yang lebih berisiko mengalami kerusakan terlebih dahulu sehingga perlu dilakukan
penggantian.
Dalam penelitian ini Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dilakukan
untuk melihat risiko-risiko yang mungkin terjadi pada operasi perawatan dan
kegiatan operasional. Dalam hal ini ada tiga hal yang membantu menentukan dari
gangguan antara lain severity (S), occurance (O), dan detection (D). Tingkat
keausan (severity) ini dapat ditentukan dari seberapa serius kerusakan yang
dihasilkan dengan terjadinya kegagalan proses, frekuensi (occurance) ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
ditentukan seberapa banyak gangguan yang dapat menyebabkan sebuah kegagalan
pada kegiatan operasional, dan yang terakhir tingkat deteksi (detection) ini dapat
ditentukan bagaimana kegagalan tersebut dapat diketahui sebelum terjadi.
Dapat dilihat pada Tabel 4.11 nilai S(severity) pada track roller adalah 6
dengan kriteria sedang. Skala ini didapat dengan melihat effect yang ditimbulkan
dari kegagalan dalam hal ini keausan tread wear membuat track kendor, lepas dari
dudukan track frame. Nilai O(occurance) pada track roller adalah 5 dengan
kriteria sedang. Skala ini ditentukan dengan perkiraan kemungkinan bahwa
penyebab tersebut akan terjadi lagi. Terakhir nilai D(detection) pada track roller
adalah 8 dengan kriteria sedang. Skala ini diasosiakan dengan pengendalian saat
ini kemungkinan bahwa komponen akan disampaikan dengan cacat atau mudah
diidentifikasi.
Bisa dilihat pada Tabel 4.12 carrier roller memiliki nilai S(severity)
sebesar 5 memiliki kriteria sedang. Kriteria sedang yaitu menyebabkan beberapa
komponen yang dibuat tidak nyaman atau mengalami kerusakan. Skala ini didapat
dengan memandang effect yang ditimbulkan dari kegagalan dalam perihal ini
keausan tread wear membuat track kendor, lepas dari dudukan track frame. Nilai
O (occurance) pada carrier roller merupakan 6 dengan kriteria sedang. Skala ini
ditetapkan dengan kemunginan penyebab tersebut bisa terjadi lagi. Nilai
D(detection) pada carrier roller merupakan 9. Skala ini diasosiakan dengan
pengendalian dikala ini mungkin kalau komponen hendak diinformasikan dengan
cacat halus.
Tabel 4.13 menunjukkan nilai S(severity) pada sprocket type segment yaitu
5 dengan kriteria sedang. Skala severity didapat dengan melihat effect yang timbul
dalam hal ini adalah keausan membuat track kendor, lepas dari dudukan frame.
Nilai O(occurance) pada sprocket type segment yaitu 4 dengan kriteria sedang,
yang dimaksud adalah kerusakan dapat menyebabkan beberapa komponen yang
dibuat tidak nyaman dan mengalami gangguan. Terakhir nilai D(detection) pada
sprocket type segment yaitu 9 dengan kriteria sedang. Skala ini didapat dari
pengukuran saat ini kemungkinan bahwa komponen akan disampaikan dengan
cacat halus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel 4. 11 Track roller
System Undercarriage
Failure mode Effect Analysis
Start 16 Januari 2021
Type Bulldozer Finish 13 Februari 2021
Model D65PX By Team
CV Cahaya Indra
Laksana Page 1 of 3
No Component Function Failure Effect Cause S O D RPN Mitigate Action
1
Track roller
Pembagi
berat unit
ke track
link serta
berfungsi
juga
untuk
meredam
kejut.
Keausan
bagian
tread wear,
kebocoran
seal.
Keausan
tread
wear
membuat
track
kendor,
lepas dari
dudukan
track
frame.
Keausan disebabkan
karena track roller
bersinggungan
langsung dengan
permukaan track link,
beroperasi pada
struktur tanah yang
bergelombang atau
landasan yang miring,
kondisi tanah yang
tidak rata, kurang
pelumas.
6
6
9
324
Lakukan monitoring
tingkat keausan
terjadwal, melakukan
pelumasan, bersihkan
komponen sesudah
beroperasi,
mengencangkan track
yang kendor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 4. 12 Carrier roller
System Undercarriage
Failure mode Effect Analysis
Start 16 Januari 2021
Type Bulldozer Finish 13 Februari 2021
Model D65PX By Team
CV Cahaya Indra
Laksana Page 2 of 3
No Component Function Failure Effect Cause S O D RPN Mitigate Action
2
Carrier roller
Menahan
gulungan
dan
menjaga
kelurusan
antara
track link
dengan
sprocket
ke idler
dan
sebaliknya.
keausan
bagian
tread
wear,
kebocoran
seal.
Keausan
tread wear
membuat
track
kendor,
lepas dari
dudukan
track
frame,
terlepas
track link
dari jalur
sprocket
ke idler.
Keausan karena
bersinggungan
dengan track link,
penyetelan track
yang terlalu
kendor, kurang
pelumasan.
5
6
9
270
Lakukan monitoring
tingkat keausan terjadwal,
melakukan pelumasan,
bersihkan komponen
sesudah beroperasi,
mengencangkan track
yang kendor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 4. 13 Sprocket type segment
System Undercarriage
Failure mode Effect Analysis
Start 16 Januari 2021
Type Bulldozer Finish 13 Februari 2021
Model D65PX By Team
CV Cahaya Indra Laksana Page 3 of 3
No Component Function Failure Effect Cause S O D RPN Mitigate Action
3
Sprocket
type segment
Menyalurkan
tenaga dari
final drive
agar unit
dapat
bergerak
maju atau
mundur.
Sprocket
aus,
sprocket
patah,
sprocket
macet.
Keausan
membuat
track
kendor,
lepas dari
dudukan
frame,
tidak dapat
beroperasi.
Keausan karena
sprocket
bersinggungan
dengan bushing
dan track link,
penyetelan track
terlalu kencang,
sprocket patah
karena material
mengganjal
antara sprocket
dan link.
5
4
9
180
Lakukan monitoring
tingkat keausan
terjadwal, melakukan
pelumasan, bersihkan
komponen sesudah
beroperasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
4.3 Pembahasan
Studi ini membahas tentang keuasan yang terjadi pada track roller, carrier
roller dan sprocket type segment. Keausan track roller dan carrier roller terjadi
pada saat track link melakukan gerakan memutar, berat bulldozer akan bertumpu
pada track roller dan berat track link akan bertumpu pada carrier roller. Sehingga
pada saat track link berputar terjadi sebuah gesekan dan membuat komponen
mengalami keausan. Sedangkan keausan sprocket type segment terjadi akibat
gesekan antara bushing dan gigi sprocket. Gesekan seperti ini terjadi pada saat
bushing bersinggungan dengan gigi sprocket pada saat final drive bergerak maju
atau mundur.
Data diambil dengan cara mengukur diameter track roller dan carrier
roller, sedangkan untuk sprocket type segmen diukur dari jarak tiga pitch gigi.
Pengambilan data dilakukan lima kali dengan jeda 48 jam, dan dilanjutkan
dengan menghitung tingkat keausan dan sisa umur komponen, serta analisa faktor
keausan dengan metode FMEA. Pada Tabel 4.16 menampilkan hasil perhitungan
tingkat keausan dan sisa umur pemakaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel 4. 14 Hasil Perhitungan Tingkat Keausan dan Sisa Umur Pemakaian
Pengukuran
Komponen
Umur
Unit
Tingkat
Keausan (%)
Sisa Umur
Pemakaian
(Jam)
Kiri Kanan Kiri Kanan
Pertama Track Roller 1920 22,80 22,95 3225 3202
Kedua Track Roller 1968 23,68 23,61 3174 3184
Ketiga Track Roller 2016 24,61 24,54 3118 3129
Keempat Track Roller 2064 25,66 25,54 3047 3065
Kelima Track Roller 2112 26,56 26,49 2999 3010
Pertama Carrier Roller 1920 17,97 17,88 5270 5298
Kedua Carrier Roller 1968 18,72 18,67 5174 5188
Ketiga Carrier Roller 2016 19,54 19,59 5062 5048
Keempat Carrier Roller 2064 20,17 20,26 5008 4984
Kelima Carrier Roller 2112 21,10 21,04 4878 4893
Pertama Type Segment 1920 25,42 25,29 5636 5672
Kedua Type Segment 1968 26,04 25,96 5590 5613
Ketiga Type Segment 2016 26,60 26,71 5563 5532
Keempat Type Segment 2064 27,25 27,46 5510 5452
Kelima Type Segment 2112 27,83 28,04 5477 5420
Berdasarkan Tabel 4.14 umur komponen track roller lebih pendek
dibanding komponen carrier roller dan sprocket type segment. Hal ini
dikarenakan Bulldozer beroperasi di medan yang berat dan terdapat tanah atau
lumpur yang menempel di sela-sela track roller sehingga track roller tidak dapat
berputar dengan normal, mengingat fungsi track roller adalah menahan mesin
dan membuat mesin tetap bergerak diatas track.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat keausan track roller diperoleh grafik
seperti pada Gambar 4.4 Grafik Tingkat Keausan Track roller.
27
26
25
24
23
22
1900 1950 2000 2050 2100 2150
Umur Komponen (Jam) Track Roller Kiri Track Roller Kanan
Gambar 4. 4 Grafik Tingkat Keausan Track roller
Gambar 4.4 menampilkan grafik tingkat keausan track roller. Pada grafik
tingkat keausan komponen track roller sisi kiri dan kanan menghasilkan hasil yang
tidak seragam, hal ini karena beban yang diterima pada kedua sisi berbeda sehingga
gesekan yang dialami kedua sisi berbeda. Gesekan yang kuat bisa terjadi karena
material seperti pasir, batu, lumpur atau kerikil yang menempel di sela-sela track
roller. Pada umur track roller 1920 jam track roller sisi kiri lebih rendah
dibandingkan sisi kanan, sedangkan pada umur track roller 1968 jam sampai 2112
jam track roller sisi kiri lebih tinggi dibandingkan sisi kanan. Pada umur track
roller 1920 jam sampai 1968 jam kenaikan tingkat keausan hanya 0,88 mm
sedangkan pada umur 2016 jam sampai 2064 jam kenaikan tingkat keausan
mencapai 1.05 mm, hal ini disebabkan karena bulldozer beroperasi pada tempat
yang memiliki medan yang tidak selalu rata dan tidak selalu berat sehingga tingkat
keausannya tidak bisa terprediksi.
22,95
23,6
22,8
24,53
23,68
25,53
24,6
26,48 25,65
26,56
Tin
gkat
Kea
usa
n (
%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Berdasarkan hasil perhitungan sisa umur pemakaian track roller diperoleh
grafik seperti pada Gambar 4.5 Grafik Sisa Umur Track roller.
3250
3200
3150
3100
3050
3000
2950
1900 1950 2000 2050 2100 2150
Umur Komponen (Jam)
Track Roller Kiri Track Roller Kanan
Gambar 4. 5 Grafik Sisa Umur Track roller
Gambar 4.5 menampilkan grafik sisa umur pemakaian track roller. Semakin
bertambahnya umur track roller maka semakin menurun sisa umur pemakaian track
roller. Pada saat umur track roller 2112 jam umur sisi kiri 2999 jam dan untuk sisi
kanan 3010 jam, hal ini dikarenakan tingkat keausan yang diperoleh pada umur
2112 jam untuk sisi kiri dan sisi kanan berbeda. Tingkat keausan sisi kiri 26,56%
dan untuk sisi kanan 26,48% sehingga perhitungan sisa umur yang diperoleh
berbeda. Hasil perhitungan sisa umur ini menampilkan hasil yang terbalik dari
tingkat keausan, jika tingkat keausan semakin besar maka hasil sisa umur semakin
menurun. Perhitungan sisa umur digunakan untuk mengetahui berapa lama track
roller masih dapat dipakai sehingga dengan hasil yang diperoleh dapat mengetahui
tanggal penggantian track roller. Tanggal penggantian track roller diperoleh dari
pengukuran kelima komponen sisi kiri atau pada waktu 2112 jam yaitu pada tanggal
22 Februari 2021.
3010
2999
3065
3047
3118 3129
3184
3174 3202
3225 Si
sa U
mu
r K
om
po
nen
(Ja
m)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat keausan carrier roller diperoleh
grafik seperti pada Gambar 4.6 Grafik Tingkat Keausan Carrier roller.
22
21
20
19
18
17
16
1920 1968 2016 2064 2112
Umur Komponen (Jam) Carrier Roller Kiri Carrier Roller Kanan
Gambar 4. 6 Grafik Tingkat Keausan Carrier roller
Gambar 4.6 menampilkan grafik tingkat keausan pada carrier roller. Pada
grafik tingkat keausan diperoleh hasil yang tidak seragam meskipun pada umur
komponen yang sama. Pada umur 1920 jam tingkat keausan carrier roller sisi kiri
mencapai 17,97% dan sisi kanan 17,88%. Pada umur carrier roller 1968 jam sampai
2112 jam sisi kiri dan kanan juga mengalami perbedaan, hal ini diakibatkan pada saat
pengoperasian sisi kanan mengalami gesekan yang lebih besar daripada sisi kiri,
gesekan yang terjadi bisa juga disebabkan oleh kotoran yang menempel pada sela-
sela carrier roller. Selain itu masalah pembebanan pada carrier roller yaitu
beroperasi dengan track link yang kendor, track link yang kendor membuat gesekan
pada carrier roller lebih besar sehingga berpengaruh pada tingkat keausan. Track link
kendor terjadi karena menerima tekanan dan gesekan yang menerus dari track roller.
Dari hasil yang didapatkan disimpulkan tingkat keausan dapat berbeda jika beban
antara kedua sisi mengalami perbedaan, dari hal ini dapat diketahui tingkat keausan
carrier roller dipengaruhi oleh beban yang diterima bukan dari lama masa pakai
carrier roller.
20,17 21,1
19,54 21,04
18,72 20,26
19,59 17,97
18,67
17,88
Tin
gkat
Kea
usa
n (
%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Berdasarakan hasil perhitungan sisa umur pemakaian carrier roller diperoleh
grafik seperti pada Gambar 4.7 Grafik Sisa Umur Carrier roller.
5400
5300
5200
5100
5000
4900
4800
4700
4600
1920 1968 2016 2064 2112
Umur Komponen (Jam) Carrier Roller Kiri Carrier Roller Kanan
Gambar 4. 7 Grafik Sisa Umur Carrier roller
Gambar 4.7 menampilkan grafik sisa umur untuk carrier roller diantaranya
terdiri dari dua macam yaitu carrier roller sisi kiri dan carrier roller sisi kanan.
Dapat dilihat carrier roller kiri pada umur komponen 1920 jam memiliki nilai
rendah dibandingkan dengan carrier roller kanan sebesar 5270 jam dan 5298 jam.
Dapat dijelaskan bahwa semakin bertambahnya umur carrier roller maka semakin
menurun sisa umur yang didapatkan. Hasil besar kecil dari sisa umur tergantung
dari tingkat keausan yang terjadi pada carrier roller. Pada pengukuran kelima umur
carrier roller 2112 jam tingkat keausan carrier roler sisi kiri 21,10% dan sisi kanan
21,04% sehingga sisa umur carrier roller didapat adalah 4878 jam untuk sisi kiri
dan 4893 jam untuk sisi kanan. Penyebab carrier roller semakin lama umurnya
maka semakin cepat sisa umurnya yaitu tergantung dari tingkat keausan yang terjadi
pada carrier roller. Dari hasil perhitungan sisa umur dapat mengetahui masih
berapa lama carrier roller bisa digunakan, maka tanggal penggantian carrier roller
diperoleh dari pengukuran kelima carrier roller sisi kiri atau pada saat umur carrier
roller 2112 jam yaitu pada tanggal 15 Oktober 2022.
5270
5298 5174
5062 5188
5008
5048 4984 4878
4893
Sisa
Um
ur
Ko
mp
on
en (
Jam
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Berdasarkan tingkat keausan sprocket type segment diperoleh grafik seperti
pada Gambar 4.8 Grafik Tingkat Keausan Sprocket type segment.
Gambar 4. 8 Grafik Tingkat Keausan Sprocket type segment
Gambar 4.8 menampilkan grafik tingkat keausan pada sprocket type
segment. Dapat dilihat dari grafik tingkat keausan sprocket type segment untuk
komponen sisi kiri dan sisi kanan terjadi perbedaan. Perbedaan ini terjadi
dikarenakan pada saat pengoperasian sisi kanan mengalami gesekan yang besar
dibanding sisi kiri. Gesekan besar disebabkan karena track terlalu kendor dan link
pitch terlalu besar. Pada umur 1920 jam sampai 1968 jam komponen sprocket type
segment sisi kiri tingkat keausan mencapai 25,41% dan tingkat keausan sisi kanan
25,29% atau bisa diartikan komponen sisi kiri lebih besar dibandingkan sisi kanan.
Saat sprocket type segment mencapai umur 2016 jam sampai 2112 jam terjadi
perubahan tingkat keausan, komponen sprocket type segment sisi kiri tingkat
keausan lebih kecil dibanding komponen sprocket sisi kanan. Hal ini disebabkan
karena pembebanan yang di terima komponen sprocket type segment sisi kanan
lebih besar, selain disebabkan track yang terlalu kendor bisa terjadi karena adanya
kotoran tanah yang menempel di sela-sela sprocket yang mengakibatkan
pembebanan berlebih atau gesekan yang besar.
29
27,83
28 27,25
26,6 28,04 27
26,04 26,71
27,46
26 25,41 25,96
25 25,29
24
23
1920 1968 2016 2064 2112 Umur Komponen (Jam)
Sprocket Kiri Sprocket Kanan
Tin
gkat
Ke
ausa
n (
%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Berdasarkan hasil perhitungan sisa umur pemakaian sprocket type segment
diperoleh grafik seperti Gambar 4.9 Grafik Sisa Umur Sprocket type segment.
5700
5650
5600
5550
5500
5450
5400
5350
5300
5250
1920 1968 2016 2064 2112
Umur Komponen (Jam)
Sprocket Kiri Sprocket Kanan
Gambar 4. 9 Grafik Sisa Umur Sprocket type segment
Gambar 4.9 menampilkan grafik sisa umur untuk sprocket type segment.
Semakin bertambahnya umur komponen sprocket type segment maka semakin
menurun sisa umur pemakaian. Saat umur komponen sprocket type segment 1920
jam sampai 1968 jam sisa umur komponen sprocket type segment sisi kiri lebih
kecil yaitu 5636 jam dan 5590 jam, sedangkan untuk komponen sprocket type
segment sisi kanan lebih besar yaitu 5672 jam dan 5613 jam. Hal tersebut
disebabkan karena sisi kanan menerima gesekan yang lebih besar dibanding sisi
kiri, gesekan ini bisa disebabkan karena track link sisi kanan kendor. Track link
yang kendor bisa terjadi karena pada saat pengoperasian unit sering melakukan
belokan tajam pada arah yang sama secara terus menerus. Pada umur komponen
sprocket type segment 2016 jam, 2064 jam dan 2112 jam mengalami perubahan,
sisa umur komponen sprocket type segment sisi kiri lebih besar yaitu 5563 jam,
5510 jam, dan 5477 jam sedangkan sisa umur komponen sprocket type segment sisi
kanan lebih kecil yaitu 5532 jam, 5452 jam dan 5420 jam. Hal ini terjadi
pembebanan berlebih pada komponen sprocket type segment sisi kiri yang terjadi
akibat dari track terlalu kendor dan bisa terjadi karena adanya kotoran tanah yang
menumpuk pada sela-sela sprocket type segment. Tanggal penggantian komponen
5452 5420
Sisa
Um
ur
Ko
mp
on
en (
Jam
) 5636 5590
5563
5672
5613
5510
5477
5532
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
5420
2999
270 240 180
4878
sprocket type segment dapat diketahui dari hasil perhitungan sisa umur pengukuran
kelima komponen sprocket type segment sisi kanan pada saat umur 2112 jam yaitu
pada tanggal 23 Desember 2022.
Berdasarkan hasil analisis keausan dengan metode FMEA dan perhitungan
sisa umur track roller, carrier roller dan sprocket type segment diperoleh grafik
hubungan seperti pada Gambar 4.10 Grafik Hubungan RPN dengan Sisa Umur.
300 6000
250 5000
200 4000
150 3000
100 2000
50 1000
0 0
Track Roller Carrier Roller Sprocket Type Segment
Komponen
Gambar 4. 10 Grafik Hubungan RPN dengan Sisa Umur
Gambar 4.10 menunjukan grafik hubungan RPN dengan sisa umur. RPN
terbesar terletak pada track roller dengan nilai RPN 324, carrier roller RPN 270
dan sprocket type segment RPN 180. Dari grafik dapat dilihat komponen yang harus
terlebih dahulu ganti adalah komponen track roller dengan risiko mengalami
kerusakan yang lebih cepat. Jika dilihat dari perhitungan sisa umur track roller
mendapatkan 2999 jam, carrier roller 4878 jam, dan sprocket type segment 5420
jam dengan hasil sisa umur track roller yang lebih sedikit dari carrier roller dan
sprocket type segment, track roller lebih cepat mengalami keausan 100% karena
memiliki RPN tertinggi. Dari grafik ini dapat disimpulkan hubungan RPN dengan
sisa umur sesuai, jika nilai RPN tinggi maka akan memiliki kerusakan lebih besar
sehingga umur pemakaian komponen semakin singkat sedangkan untuk nilai RPN
yang rendah memiliki kerusakan lebih kecil sehingga umur pemakaian komponen
semakin lama.
RP
N
Sisa
Um
ur
(Jam
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
5.1 Kesimpulan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang analisa track roller, carrier roller dan
sprocket type segment undercarriage bulldozer Komatsu D65PX dapat diambil
kesimpulan :
1. Tingkat keausan komponen track roller sisi kiri telah mencapai 26,56%
dan kompnen track roller sisi kanan telah mencapai 26,49% pada umur
2112 jam. Untuk tingkat keausan komponen carrier roller sisi kiri telah
mencapai 21,10% dan komponen carrier roller sisi kanan telah
mencapai 21,04%. Sedangkan tingkat keausan komponen spocket type
segment sisi kiri telah mencapai 27,83% dan komponen sprocket type
segment sisi kanan telah mencapai 28,04%.
2. Sisa umur pemakaian track roller sisi kiri didapatkan 2999 jam dan
komponen track roller sisi kanan 3010 jam. Untuk sisa umur pemakaian
carrier roller sisi kiri didapatkan 4878 jam dan komponen carrier roller
sisi kanan 4893 jam. Sedangkan sisa umur komponen sprocket type
segment sisi kiri didapatkan 5477 jam dan komponen sprocket type
segment sisi kanan 5420 jam.
3. Hasil menggunakan metode FMEA didapatkan nilai RPN track roller
324, carrier roller 270 dan spocket type segment 180 pada umur 2112
jam. Berdasarkan hasil analisa FMEA mendapatkan hasil komponen
yang lebih berisiko mengalami kerusakan dalam waktu dekat adalah
komponen track roller dengan nilai RPN yang lebih tinggi dari carrier
roller dan sprocket type segment.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian tentang analisis komponen track roller, carrier
roller dan sprocket type segment bulldozer komatsu D65PX, dapat diberikan saran
yang dapat membantu pembaca yang ingin meneliti komponen track roller, carrier
roller dan sprocket type segment sebagai berikut:
1. Melakukan penelitian tentang pengukuran tingkat keausan dengan janga
waktu yang lebih lama dari 48 jam untuk mendapat hasil yang akurat.
2. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya komponen selalu dalam
keadaan bersih.
3. Melakukan pengukuran dengan alat ukur yang memiliki tingkat
kepresisian yang lebih presisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
DAFTAR PUSTAKA
Aditiawan, Chandra Hutama. (2017). Analisa Tingkat Keausan Sprocket Pada Unit
D375A Di PT. Pama Persada Nusantara Site PT. Kideco Jaya Agung Batu
Kajang Menggunakan Metode Deskriptif. Teknik Mesin. Politeknik Negeri
Balikpapan.
Akbar, S., & Baharuddin, R. (2019). Koreksi Nilai Konstanta “K” Dalam
Perhitungan Usia Pakai Komponen Undercarriage Komatsu D375A-5. Media
Mesin: Majalah Teknik Mesin, 20(1), 36-42.
Caterpillar. (2015). Custom Track Service Handbook, edition 17 th. Caterpillar Inc:
USA.
Isdhianto Irfan. (2018). Analisa Kerusakan Dan Perbaikan Roller Excavator
XGMA XG822EL. Teknik Mesin. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Jati Hidayat. (2011). Analisa Keausan dan Kerusakan Komponen Undercarriage
Pada Unit Bulldozer SD22E. Teknik Mesin. Universitas Indonesia.
Komatsu. (2004). Operation & Maintenance Manual D65PX-15 Bulldozer.
Komatsu America Corp: USA.
Maulana, I., Ibrahim, A., & Darmein, D. (2017). Analisa Kerusakan Komponen
Undercarriage Excavator Hitachi Ex200 Pada Pt. Takabeya Perkasa Group
Dengan Metode Fmea. Jurnal Mesin Sains Terapan, 1(1), 32-37.
Maulana. (2017). Analisa Umur Pakai Bushing Pada Unit Dozer D375A-5
Menggunakan Metode Deskriptif di PT. Pamapersada Nusantara Site Batu
Kajang. Teknik Mesin. Politeknik Negeri Balikpapan.
Pradhana Yoga Harta. (2020). Analisa Keausan Dan Kerusakan Komponen
Undercarriage Pada Unit Bulldozer SD22E. Teknik Mesin. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Puspitasari Nia Budi, Arif Martanto. (2014). Penggunaan FMEA Dalam
Mengidentifikasi Resiko Kegagalan Proses Produksi Sarung ATM (Alat Tenun
Mesin) (Studi Kasus PT. Asaputex Jaya Tegal. Jurnal : Teknik Industri, 2(9),
93-98.
Rachman Ayunisa, Hari Adianto, dan Gita Permata Liansari. (2016). Perbaikan
Kualitas Produk Ubin Semen Menggunakan Metode Failure Mode And
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
EFFECT Analysis Dan Failure Tree Analysis Di Institusi Keramik. Jurnal :
Teknik Industri, 2(4), 25-34.
Service Divison. (2011). Final Drive & Undercarriage. Basic Mechanic Course.
United Tracktors: Jakarta.
TIM TC UT, (2011). Basic Mechanic Course Final Drive & Undercarriage. PT
United Tractors TBK: Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI