ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB...

89
ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp) KELOMPOK BUDIDAYA IKAN SEKAR MINA DI KECAMATAN KOTA GAJAH LAMPUNG TENGAH (Kawasan Minapolitan Patin) (Skripsi) Oleh SUSI SUSANTI JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Transcript of ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp)KELOMPOK BUDIDAYA IKAN SEKAR MINA

DI KECAMATAN KOTA GAJAH LAMPUNG TENGAH(Kawasan Minapolitan Patin)

(Skripsi)

Oleh

SUSI SUSANTI

JURUSAN AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2016

Page 2: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

ABSTRACT

ANALYSIS OF AGRIBUSINESS SYSTEM ON CATFISH (Pangasius sp.)

GROUP OF FISH CULTIVATION SEKAR MINA IN KOTA GAJAH

SUBDISTRICT OF CENTRAL LAMPUNG REGENCY

(The Minapolitan Of Catfish)

By

SUSI SUSANTI

This research aims to determine the procurement system of catfish cultivation

facilities, the income of catfish cultivation, added value of processing catfish

(abon, patty and catfish stick ), the marketing of catfish (fresh and processed), and

support services that supports the agribusiness system on catfish. This research is

a case study, conducted on propose in Kota Gajah Subdistrict of Central Lampung

Regency. The data was collected in November 2014. Respondents of this

research are 33 person; amongs them, 20 person are cultivators, 1 processor and

12 traders (9 fresh catfish traders and 3 processed catfish traders). The collected

data was included primary and secondary data analyzed by deskriptive qualitative

analysis, income analysis, added value and marketing margins. The reasearch

result showed that the procurement of feed input did not fulfill the criteria for

proper price and proper quality. The average income obtained from the cultivation

of catfish MT I was Rp124,303,944.44/ha with R/C value of 2.66 and on MT II is

Rp165,798,467.59/ha with R/C value of 2.87. The highest added value of catfish

processed was catfish stick with the ratio value of 51.71 percent. Marketing

production of fresh catfish Pokdakan Sekar Mina in Kota Gajah Subdistrict,

Central Lampung was inefficient, while marketing of processing catfish still

simple marketing. Supporting services that supported and facilitated the

agribusiness activities of catfish Pokdakan Sekar Mina were market, counselors,

transportation, and government regulation.

Keywords: added value, agribusiness system, catfish

Page 3: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

ABSTRAK

ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.)

KELOMPOK BUDIDAYA IKAN SEKAR MINA

DI KECMATAN KOTA GAJAH LAMPUNG TENGAH

(Kawasan Minapolitan Patin)

Oleh

SUSI SUSANTI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengadaan sarana produksi

budidaya ikan patin, pendapatan budidaya ikan patin, nilai tambah olahan ikan

patin (abon, pastel dan kue tusuk gigi), pemasaran ikan patin (segar dan olahan)

dan jasa layanan pendukung yang mendukung kegiatan agribisnis ikan patin.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kota Gajah, Kabupaten Lampung Tengah.

Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive). Pengambilan data dilakukan

pada bulan November 2014. Responden pada penelitian ini berjumlah 33 orang

yang terdiri dari 20 pembudidaya, 1 pengolah dan 12 pedagang (9 pedagang ikan

patin segar dan 3 pedagang hasil olahan). Metode penelitian yang digunakan

yaitu studi kasus. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data

sekunder. Analisis yang dilakukan meliputi analisis deskriptif kualitatif, analisis

pendapatan, nilai tambah dan marjin pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa pengadaan input pakan tidak memenuhi kriteria tepat harga dan tepat mutu.

Rata-rata pendapatan yang diperoleh dari hasil budidaya ikan patin pada MT I

yaitu Rp124.303.944,44/ha dengan nilai R/C sebesar 2,66 dan pada MT II yaitu

Rp165.798.467,59/ha dengan nilai R/C sebesar 2,87. Nilai tambah produk olahan

ikan patin tertinggi dihasilkan oleh kue tusuk gigi dengan nilai rasio sebesar 51,71

persen. Pemasaran hasil produksi ikan patin segar Pokdakan Sekar Mina di

Kecamatan Kota Gajah Lampung Tengah belum efisien, sedangkan pemasaran

hasil olahan ikan patin masih sederhana. Jasa layanan pendukung yang

mendukung dan memperlancar kegiatan agribisnis ikan patin Pokdakan Sekar

Mina yaitu pasar, penyuluh, transportasi dan peraturan pemerintah.

Kata kunci: ikan patin, nilai tambah, sistem agribisnis

Page 4: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp)

KELOMPOK BUDIDAYA IKAN SEKAR MINA

DI KECAMATAN KOTA GAJAH LAMPUNG TENGAH

(Kawasan Minapolitan Patin)

Oleh

SUSI SUSANTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 5: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA
Page 6: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA
Page 7: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Susi Susanti, lahir di Desa Argomulyo, Kabupaten

Lampung Barat pada tanggal 22 September 1992. Penulis merupakan putri sulung

dari tiga bersaudara pasangan Bapak Sunoto dan Ibu Unariyah.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak di TK PKK Sulusuban

Lampung Tengah pada Tahun 1998, Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Argomulyo

Lampung Barat pada Tahun 2004, SLTP di MTs Diniyyah Putri Lampung pada

tahun 2007, dan tingkat SLTA di MA Diniyyah Putri Lampung pada tahun 2010.

Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswa Jurusan Agribisnis,

Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN (Seleksi

Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).

Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di UKM Pencinta Alam GUMPALAN

FP Unila dan aktif sebagai Kader Konservasi SDA Lampung. Pada Tahun 2013

penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kecamatan Tunggul

Pawenang Kabupaten Pringsewu dan melaksanakan kegiatan Praktik Umum (PU)

di Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKPD) Provinsi Lampung. Penulis pernah

menjadi surveyor pada Survei Pemantauan Harga (SPH) oleh Bank Indonesia

periode Desember 2013-Maret 2014 dan pernah menjadi pendamping program

Upaya Khusus Peningkatan Padi, Jagung dan Kedelai (UPSUS PAJALE) di

Kecamatan Pesisir Utara dan Kecamatan Lemong periode April-Juli 2015.

Page 8: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim,

Alhamdullilahirobbil ‘alamin, segala puji syukur penulis haturkan ke hadirat

Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan seluruh proses penelitian yang tertuang dalam karya

ilmiah ini. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad

SAW, yang telah memberikan teladan dalam setiap kehidupan, juga kepada

keluarga, sahabat, dan penerus risalahnya yang mulia.

Selama penyelesaian skripsi yang berjudul “Analisis Sistem Agribisnis Ikan

Patin (Pangasius sp) Kelompok Budidaya Ikan Sekar Mina Di Kecamatan

Kota Gajah Lampung Tengah (Kawasan Minapolitan Patin)”, penulis tidak

terlepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati

penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Ibu Dr. Ir. Dyah Aring Hepiana Lestari, M.Si., selaku Pembimbing Utama

yang telah memberikan bimbingan, pemikiran, nasihat, waktu dan dukungan

serta perhatian selama proses penyelesaian skripsi.

2. Bapak Ir. Eka Kasymir, M.Si., selaku Pembimbing ke dua yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis selama proses

penyelesaian skripsi.

Page 9: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

3. Ibu Dr. Ir. Ktut Murniati, M.T.A., selaku Penguji Skripsi ini atas masukan,

arahan, saran dan koreksi dalam penyempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Ir. Suarno Sadar, M.Si., selaku Pembimbing Akademik atas dukungan,

saran dan motivasi yang diberikan selama ini.

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

6. Ibu Dr. Ir. Fembriarti Erry Prasmatiwi, M.S., selaku Ketua Jurusan Agribisnis

atas pengarahan yang telah diberikan.

7. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis atas semua ilmu pengetahuan dan

wawasan yang telah diberikan selama penulis menjadi mahasiswa.

8. Seluruh karyawan di Jurusan Agribisnis (Mbak Ayi, Mbak Iin, Mas Kardi,

Mas Boim, Mas Bukhari dan Mba Fitri) atas semua bantuan dan kerjasama

selama penulis menjadi mahasiswa.

9. Orang tuaku tercinta, Ayahanda Sunoto dan Ibunda Unariyah dan kedua adik-

adikku, Anggraito Sajiwo dan Rafila Farishta Fabiana atas doa, kasih sayang,

semangat, motivasi dan kesabaran yang tak terhingga diberikan kepada

penulis untuk menggapai cita-cita.

10. Saudara seperjuangan Rona Dana Dyaksa: Tika Mutiasari, S.P., Wika

Ma’rifatul Fitriyah, S.P., dan Dwi Risca Septiani, S.Pi. Terimakasih atas

kebersamaan dalam tangis dan keceriaan, semangat pantang menyerah dan

dukungan serta motivasi yang tak pernah putus diberikan kepada penulis.

Sungguh suatu kebahagiaan bisa memiliki kalian.

11. Sahabat-sahabatku Ellis Nurhidayati, S.P., Fitria Meriza, S.P., Annisa

Incamilla, S.P., Kurnisa Ayi Pertiwi, S.P., Devi Ariantika, S.P., Silvya Dara

Page 10: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

Mitha, S.P., Andini Fitria Hadi, S.P., dan Madumita Hapsari, S.P., atas

motivasi dan dorongan semangat yang selalu diberikan kepada penulis

selama penyelesaian skripsi ini.

12. Sahabat seperjuangan, Ayulia Permata, Meta Kusuma dan Ova Lestari,

terimakasih atas motivasi ketika putus asa, tawa ketika sedih, keyakinan

ketika gundah, semangat ketika lelah selama penyelesaian skripsi ini.

13. Rekan-rekan seperjuangan Agribisnis 2010, terimakasih atas kebersamaan

dan kekompakannya selama ini. Semoga kelak kita semua menjadi orang

yang sukses.

14. Atu Kiyai Agribisnis 2008 dan 2009, adik-adik 2011, 2012 dan 2013 atas

informasi, media diskusi dan peran berbagi.

15. Keluarga besar GUMPALAN FP UNILA terimakasih atas semangat

“Fight Till The End” yang ditanamkan, yang menjadikan saya yakin bahwa

selalu ada jalan untuk mereka yang mau berbuat, berusaha dan berdoa.

Terimakasih atas kebersamaan selama ini. Gumpalan Jaya Pertanian Jaya !!!.

16. Semua pihak yang telah membantu segala proses hingga terselesaikannya

skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah

diberikan dan semoga karya kecil ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung,

Penulis,

Susi Susanti

Page 11: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL………………………………………………………………

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................

I. PENDAHULUAN............................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 8C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 9D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN …………... 10

A. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 101. Ikan Patin (Pangasius sp) .................................................................... 102. Sistem Agribisnis Ikan Patin................................................................ 11

a. Subsistem Hulu................................................................................ 13b. Subsistem Budidaya/Usahatani ....................................................... 14c. Subsistem Hilir ................................................................................ 18d. Susbsistem Jasa Layanan Pedukung Agribisnis .............................. 27

B. Kajian Penelitian Terdahulu...................................................................... 32C. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 39

III. METODE PENELITIAN ........................................................................... 42

A. Metode Penelitian .................................................................................. 42B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional ................................................ 42C. Lokasi Penelitian, Waktu Pengambilan Data, dan Responden .............. 47D. Jenis dan Metode Pengumpulan Data .................................................... 48E. Metode Analisis Data............................................................................. 49

1. Analisis Pengadaan Input (subsistem input) ..................................... 492. Analisis Pendapatan (subsistem usahatani)....................................... 503. Analisis Nilai Tambah (subsistem pengolahan)................................ 514. Analisis Efisiensi Pemasaran (subsistem pemasaran)........................ 525. Analisis Deskriptif (subsistem jasa layanan pendukung) .................. 53

Page 12: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

VI. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ....................................... 54

A Kabupaten Lampung Tengah ................................................................. 541. Letak Geografis................................................................................. 542. Iklim dan Topografi .......................................................................... 553. Demografi ......................................................................................... 56

B. Kecamatan Kota Gajah .......................................................................... 58C. Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Sekar Mina ............................... 60

1. Sejarah Pokdakan Sekar Mina .......................................................... 602. Struktur Organisasi Pokdakan Sekar Mina ....................................... 613. Sarana dan Prasarana Pokdakan Sekar Mina .................................... 624. Partisipasi Anggota Kelompok ......................................................... 62

D. Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) Wanita Sekar Mina ...... 621. Sejarah Poklahsar Wanita Sekar Mina.............................................. 622. Struktur Organisai Poklahsar Wanita Sekar Mina ............................ 633. Partisipasi Anggota Kelompok ......................................................... 64

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................ 65

A. Karakteristik Responden ......................................................................... 651. Umur ................................................................................................. 652. Tingkat Pendidikan ........................................................................... 663. Lama Usaha ...................................................................................... 674. Jumlah Tanggungan Keluarga .......................................................... 68

B. Analisis Pengadaan Input (subsistem input) ............................................ 69C. Analisis Pendapatan (subsistem usahatani).............................................. 76

1. Musim Tanam.................................................................................. 762. Teknik Budidaya.............................................................................. 773. Tenaga Kerja.................................................................................... 854. Produksi Budidaya Ikan Patin ......................................................... 865. Penerimaan Budidaya Ikan Patin..................................................... 876. Pendapatan Budidaya Ikan Patin ..................................................... 88

D. Analisis Nilai Tambah (subsisem pengolahan)........................................ 931. Bahan Baku...................................................................................... 942. Bahan Penunjang ............................................................................. 953. Proses Pengolahan Produk............................................................... 964. Tenaga Kerja..................................................................................1065. Biaya Produksi...............................................................................1066. Nilai Tambah Produk Abon, Pastel dan Kue Tusuk Gigi

Ikan Patin .......................................................................................109E. Analisis Efisiensi Pemasaran (subsistem pemasaran)............................113

1. Lembaga Pemasaran Ikan Patin ....................................................1132. Saluran Pemasaran Ikan Patin .......................................................1143. Pemasaran Produk Olahan Ikan Patin............................................122

F. Analisis Lembaga Penunjang (subsistem jasa penunjang) ....................1251. Bank...............................................................................................1252. Koperasi .........................................................................................1263. Lembaga Penyuluhan BP3K..........................................................127

Page 13: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

4. Transportasi ...................................................................................1285. Pasar...............................................................................................1296. Peraturan Pemerintah.....................................................................130

VI. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................132

A. Kesimpulan .............................................................................................132B. Saran........................................................................................................133

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................134LAMPIRAN.......................................................................................................137

Page 14: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Produksi ikan Indonesia, 2007-2011 ...............................................................4

2. Perkembangan produksi perikanan budidaya di Provinsi Lampung2007-2012.......................................................................................................5

3. Produksi ikan budidaya air tawar di kolam menurut jenis ikan dankebupaten/kota di Provinsi Lampug, 2012 .....................................................6

4. Analisis nilai tambah (Hayami, 1987) ..........................................................22

5. Kajian penelitian terdahulu ...........................................................................32

6. Kepadatan penduduk di Kabupaten Lampung Tengah .................................57

7. Sebaran responden pelaku kegiatan agribisnis ikan patin PokdakanSekar Mina berdasarkan kelompok umur .....................................................66

8. Sebaran responden pelaku kegiatan agribisnis ikan patin PokdakanSekar Mina berdasarkan tingkat pendidikan ..................................................67

9. Sebaran responden pelaku kegiatan agribisnis ikan patin PokdakanSekar Mina berdasarkan pengalaman usaha .................................................68

10. Sebaran responden pelaku kegiatan agribisnis ikan patin PokdakanSekar Mina berdasarkan jumlah tanggungan keluarga .................................69

11. Pengadaan sarana produksi berdasarkan kriteria 6 Tepat .............................71

12. Rata-rata penggunaan pakan pada kegiatan budidaya ikan patinPokdakan Sekar Mina Tahun 2014 ...............................................................82

13. Rata-rata penggunaan tenaga kerja pada kegiatan budidaya ikan patinPokdakan Sekar Mina Tahun 2014................................................................85

14. Rata-rata pendapatan budidaya ikan patin Pokdakan Sekar MinaMT I (Februari – Mei) Tahun 2014 ..............................................................89

Page 15: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

15. Rata-rata pendapatan budidaya ikan patin Pokdakan Sekar MinaMT II (September – Desember) Tahun 2014 ................................................91

16. Penggunaan bahan penunjang dalam pembuatan abon ikan patin ..............107

17. Penggunaan bahan penunjang dalam pembuatan pastel ikan patin .............108

18. Penggunaan bahan penunjang dalam pembuatan kue tusuk gigi.................109

19. Analisis nilai tambah abon, pastel dan kue tusuk gigi.................................110

20. Margin tataniaga ikan patin segar Pokdakan Sekar Mina saluranpemasaran 1 Tahun 2014 ............................................................................118

21. Margin tataniaga ikan patin segar Pokdakan Sekar Mina saluranpemasaran 2 Tahun 2014 ...........................................................................120

22. Identitas responden pembudidaya ikan patin Pokdakan Sekar Mina .........138

23. Sumber modal pembudidaya ikan patin Pokdakan Sekar Mina ..................139

24. Status kepemilikan lahan ............................................................................140

25. Penggunaan sarana produksi benih Musim Tanam I ..................................141

26. Penggunaan sarana produksi pakan MT I ...................................................142

27. Penggunaan sarana produksi vitamin MT I ................................................144

28. Biaya tenaga kerja persiapan kolam MT I ..................................................145

29. Biaya tenaga kerja penanaman benih MT I ................................................146

30. Biaya tenaga kerja pemberian pakan dan pembersihan kolam MT I...........147

31. Biaya tenaga kerja panen MT I ...................................................................148

32. Biaya tenaga kerja pasca panen MT I .........................................................149

33. Penggunaan sarana produksi benih MT II ..................................................150

34. Penggunaan sarana produksi pakan MT II .................................................151

35. Penggunaan sarana produksi vitamin MT II ...............................................153

Page 16: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

36. Biaya tenaga kerja persiapan kolam MT II .................................................154

37. Biaya tenaga kerja penanaman benih MT II ...............................................155

38. Biaya tenaga kerja pemberian pakan dan pembersihan kolam MT II .........156

39. Biaya tenaga kerja panen MT II .................................................................157

40. Biaya tenaga kerja pasca panen MT II .......................................................158

41. Penggunaan Tk pada budidaya ikan patin Tahun 2014 ..............................159

42. Biaya penyusutan alat ..................................................................................160

43. Produksi ikan patin Pokdakan Sekar Mina Tahun 2014 .............................163

44. Penerimaan pembudidaya ikan patin pada MT I Tahun 2014.....................164

45. Penerimaan pembudidaya ikan patin pada MT I Tahun 2014.....................164

46. Biaya budidaya ikan patin MT I Tahun 2014 .............................................165

47. Biaya budidaya ikan patin MT II Tahun 2014.............................................166

48. Rata-rata pendapatan budidaya ikan patin Pokdakan Sekar MinaMT I (Februari – Mei) Tahun 2014 .............................................................167

49. Rata-rata pendapatan budidaya ikan patin Pokdakan Sekar MinaMT I (September - Desember) Tahun 2014 ................................................168

50. Pendapatan pembudidaya ikan patin MT I Tahun 2014 .............................169

51. Pendapatan pembudidaya ikan patin MT II Tahun 2014 ............................169

52. Identitas responden pengolah ikan patin .....................................................170

53. Sumber modal pengolah ikan patin ............................................................170

54. Penggunaan bahan baku ikan patin dalam satu kali produksi ....................171

55. Penggunaan bahan tambahan pengolahan abon ikan patin..........................171

56. Penggunaan bahan tambahan pengolahan pastel ikan patin .......................171

57. Penggunaan bahan tambahan pengolahan kue tusuk gigi ikan patin...........171

Page 17: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

58. Biaya produksi pengolahan abon, pastel dan kue tusuk gigi ikan patin .....172

59. Penggunaan tenaga kerja pada proses pengolahan abon ikan patin ...........173

60. Penggunaan tenaga kerja pada proses pengolahan pastel ikan patin ..........173

61. Penggunaan tenaga kerja pada proses pengolahan kue tusuk gigiikan patin .....................................................................................................173

62. Nilai tambah hasil olahan ikan patin ..........................................................174

63. Penerimaan Poklahsar Sekar Mina .............................................................175

64. Identitas pedagang agen ikan patin segar ...................................................176

65. Identitas pedagang pengecer ikan patin segar ............................................176

66. Identitas pedagang besar ikan patin segar (luar kecamatan) .......................176

67. Identitas pedagang pengecer ikan patin segar (luar kecamatan) .................176

68. Sumber modal pedagang agen ikan patin segar ..........................................177

69. Sumber modal pedagang pengecer ikan patin segar ...................................177

70. Sumber modal pedagang besar (luar kecamatan) .......................................177

71. Sumber modal pedagang pengecer (luar kecamatan) .................................177

72. Pemasaran ikan patin segar pada MT I Tahun 2014....................................178

73. Pemasaran ikan patin segar pada MT II Tahun 2014 .................................178

74. Pemasaran ikan patin segar dari petani ke pedagang agen 1 MT I..............179

75. Pemasaran ikan patin segar dari petani ke pedagang agen 2 MT I..............179

76. Pemasaran ikan patin segar dari petani ke pedagang agen 3 MT I..............179

77. Pemasaran ikan patin segar dari petani ke pedagang agen 1 MT II ............180

78. Pemasaran ikan patin segar dari petani ke pedagang agen 2 MT II ...........180

79. Pemasaran ikan patin segar dari petani ke pedagang agen 3 MT II ............180

Page 18: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

80. Data harga ikan patin MT I Tahun 2014 ....................................................181

81. Data harga ikan patin MT II Tahun 2014 ...................................................181

82. Data volume, harga, biaya, penerimaan dan pendapatan agen dariPokdakan Sekar Mina MT II Tahun 2014 ..................................................182

83. Data volume, harga, biaya, penerimaan dan pendapatan pedagangpengecer ikan patin per hari pada MT II Tahun 2014 ................................182

84. Analisis margin tataniaga ikan patin segar Pokdakan Sekar Minasaluran pemasaran 1 Tahun 2014 ..............................................................183

85. Analisis margin tataniaga ikan patin segar Pokdakan Sekar Minasaluran pemasaran 2 Tahun 2014 ...............................................................183

86. Identitas pedagang eceran produk hasil olahan ..........................................184

87. Sumber modal pedagang eceran hasil olahan .............................................184

88. Pemasaran produk hasil olahan ikan patin ..................................................185

Page 19: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kontribusi PDB perikanan terhadap PDB pertanian Tahun 2012 ..............3

2. Keterkaitan antar subsistem dalam agribisnis ...........................................12

3. Bagan alur kerangka pemikiran analisis sistem agribisnis ikan patinPokdakan Sekar Mina di Kecamatan Kota Gajah Lampung Tengah ........40

4. Saluran pemasaran .....................................................................................52

5. Bagan struktur organisasi Pokdakan Sekar Mina ......................................61

6. Bagan struktur organisasi Poklahsar Wanita Sekar Mina .........................64

7. Musim tanam budidaya ikan patin Pokdakan Sekar MinaTahun 2014 ................................................................................................77

8. Ikan patin yang telah dibersihkan...............................................................97

9. Bagian kepala ikan patin yang telah dibersihkan ......................................97

10. Ikan patin siap dikukus di dalam dandang ................................................98

11. Ikan patin yang telah dikukus ....................................................................98

12. Proses pemiletan yang memisahkan daging ikan patin dengan tulang-tulangnya....................................................................................................99

13. Proses penggilingan daging ikan patin ......................................................99

14. Daging dimasukkan ke dalam mesin scanner .........................................100

15. Proses penyangraian daging ikan patin ...................................................100

16. Proses pengemasan abon ikan patin .........................................................101

17. Proses pembentukan dan pengisian pastel ikan patin...............................102

18. Pastel ikan patin siap goreng....................................................................102

Page 20: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

19. Adonan kue tusuk gigi yang telah siap dicetak ........................................104

20. Adonan dalam bentuk lembaran-lembaran ..............................................104

21. Adonan kue tusuk gigi ikan patin yang telah siap digoreng ....................105

22. Kue tusuk gigi ikan patin yang telah digoreng.........................................105

23. Kue tusuk gigi yang telah dikemas dalam plastik ....................................106

24. Saluran pemasaran ikan patin segar Pokdakan Sekar Mina.....................115

25. Saluran pemasaran abon ikan patin .........................................................124

26. Saluran pemasaran pastel ikan patin .......................................................124

27. Saluran pemasaran kue tusuk gigi ikan patin ..........................................124

28. Kantor unit Bank BRI Kota Gajah ..........................................................126

29. Bangunan KUD Karya Tani, Kota Gajah Lampung Tengah ..................127

30. Kantor BP3K Kecamatan Kota Gajah Lampung Tengah ........................128

31. Sarana transportasi jalan pada kegiatan agribisnis ikan patin .................129

32. Pasar daerah Kota Gajah Lampung Tengah.............................................130

Page 21: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan pertanian sebagai sektor pemimpin dalam pembangunan ekonomi

nasional didukung oleh pembangunan subsektor-subsektor pertanian. Sektor

pertanian secara umum terdiri dari lima subsektor antara lain, subsektor tanaman

bahan makanan, subsektor tanaman perkebunan, subsektor peternakan, subsektor

kehutanan dan subsektor perikanan (Arianti, 2011). Dari kelima subsektor dalam

sektor pertanian, subsektor perikanan merupakan salah satu sumber pertumbuhan

baru perekonomian.

Sebagai salah satu sumber pertumbuhan baru dalam perekonomian, pembangunan

pada subsektor perikanan perlu dilakukan karena sumberdaya perikanan

Indonesia merupakan aset pembangunan yang memiliki peluang besar untuk

dijadikan sumber pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu, untuk menunjang

pembangunan subsektor perikanan diperlukan strategi industrialisasi yang tepat

sehingga dapat meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan dan

memperbesar ekspor tanpa harus berkonsekuensi pada peningkatan impor.

Page 22: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

2

Pilihan strategi industrialisasi yang tepat dalam pembangunan subsektor

perikanan adalah strategi industrialisasi pertanian dalam hal ini subsektor

perikanan melalui pendekatan sistem agribisnis. Pembangunan dengan

pendekatan sistem agribisnis dinilai tepat karena pembangunan dilakukan pada

seluruh subsistem dalam sistem agribisnis.

Subsistem dalam sistem agribisnis antara lain, subsistem agribisnis hulu,

subsistem agribisnis usahatani, susbsistem agribisnis hilir dan subsistem jasa

penunjang. Keempat subsistem tersebut saling terkait dan tergantung satu sama

lain (Saragih, 2010).

Pembangunan subsektor perikanan dengan pendekatan sistem agribisnis akan

memperbesar potensi perikanan. Karena akan memberikan nilai tambah yang

lebih besar bagi produk-produk perikanan dan dapat mendorong tingkat efisiensi

usaha yang semakin tinggi.

Hasil yang diperoleh dari pembangunan subsektor perikanan dengan pendekatan

sistem agribisnis yaitu adanya peningkatan kontribusi sektor perikanan terhadap

Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional. Selama periode 2009-2012, pencapaian

PDB sub sektor perikanan (berdasarkan harga berlaku) mengalami peningkatan

rata-rata sebesar 13,07 persen (dari Rp 177 trilyun menjadi Rp 255 trilyun). Nilai

PDB nasional selama periode yang sama meningkat sebesar 13,95 persen (dari Rp

5.606 trilyun menjadi Rp 8.242 trilyun), sedangkan pertumbuhan PDB subsektor

perikanan (dilihat berdasarkan harga konstan) pada periode tersebut sebesar 6,49

Page 23: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

3

persen sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan PDB nasional yaitu sebesar 6,31

persen (BPS, 2013). Kontribusi PDB perikanan terhadap PDB pertanian Tahun

2012 dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kontribusi PDB perikanan terhadap PDB pertanian Tahun 2012.(Sumber: Badan Pusat Statistik, 2013).

Jika dilihat pada Gambar 1, subsektor perikanan menduduki peringkat ke dua

setelah subsektor tanaman bahan makanan. Hal ini berarti bahwa subsektor

perikanan memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap PDB nasional yang

keberadaannya tidak dapat dikesampingkan.

Produksi perikanan nasional dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sejalan

dengan semakin diperhitungkannya subsektor perikanan sebagai subsektor

andalan yang dapat meningkatkan pembangunan ekonomi di Indonesia.

Perkembangan produksi perikanan di Indonesia selama periode 2007-2011 dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tanaman BahanMakanan

50%

Perikanan21%

Kehutanan4%

Peternakan danHasil Lainnya

12%

TanamanPerkebunan

13%

Sales

Page 24: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

4

Tabel 1. Produksi ikan Indonesia, 2007-2011

TahunPerikanan Tangkap Perikanan Budidaya

JumlahTon (%) Ton (%)

2007 5.044.737 61,24 3.193.565 38,76 238.3022008 5.196.328 57,41 3.855.200 42,59 9.051.5282009 5.107.971 52,03 4.708.572 47,97 9.816.5432010 5.381.418 46,16 6.277.929 53,84 11.659.3472011 5.409.100 43,90 6.912.793 56,10 12.321.893

(Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2012).

Berdasarkan Tabel 1, selama periode Tahun 2007 – 2011, produksi ikan

Indonesia baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya mengalami

peningkatan yang cukup besar. Pada Tahun 2007 – 2009 produksi ikan

didominasi oleh perikanan tangkap, akan tetapi pada Tahun 2010 – 2011 produksi

perikanan Indonesia didominasi oleh perikanan budidaya. Seiring berjalannya

waktu, produksi perikanan tangkap dikalahkan oleh produksi perikanan budidaya.

Menurut Arief (2013), pemanfaatan potensi perikanan tangkap sudah mencapai

titik yang tidak dapat diekspansi lagi karena mendekati optimal, sedangkan

potensi perikanan budidaya masih sangat besar dan pemanfaatannya belum

mencapai 50 persen. Potensi perikanan yang sangat besar tersebut merupakan

peluang untuk menghasilkan komoditas berkualitas dan bersaing di pasar

internasional.

Diketahui dari Tahun 2003, Dirjen Perikanan Budidaya Departemen Kelautan dan

Perikanan RI telah membuat program Budidaya Perikanan Pedesaan (BUPEDES)

yang merupakan program dana bergulir untuk masyarakat perikanan pedesaan,

yang mana Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memperoleh

Page 25: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

5

dana tersebut. Adanya program tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi

ikan di Provinsi Lampung. Secara lebih jelas perkembangan produksi perikanan

budidaya di Provinsi Lampung dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perkembangan produksi perikanan budidaya Provinsi Lampung,2007-2012

NoJenis

KegiatanTahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 laut 3 294 55 4 201 20 10 239 11 11 483 58 10 154 33

2 tambak 144 29408 78 031 38 53 24809 54 665 56 50 315 48

3 tawar

kolam 23 918 56 21 987 28 27 880 97 50 879 54 56 076 23

minapadi 430 10 744 08 148 52 158 97 56 40

KJA tawar 1 270 01 1 481 95 2 036 31 2 746 74 3 594 24

keramba 802 34 545 33 696 28 508 02 559 54(Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung, 2013)

Berdasarkan Tabel 2, pada jenis kegiatan tambak, produksi perikanan menurun

dari tahun ke tahun. Penurunan tertajam terjadi pada tahun 2008-2009. Hal ini

berbanding terbalik dengan kegiatan budidaya ikan air tawar di kolam, dari tahun

ke tahun produksi perikanan di kolam mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Secara jelas untuk mengetahui perkembangan produksi ikan budidaya air tawar di

kolam menurut jenis ikan pada masing-masing kabupaten/kota di Provinsi

Lampung dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 26: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

6

Tabel 3. Produksi ikan budidaya air tawar di kolam menurut jenis ikan dankabupaten/kota di Provinsi Lampung, 2012.

No Kabupaten/kota Mas Tawes Nila Patin Gurami Lele Lainnya

1 Lampung Barat 448,07 5,96 502,24 7,31 5,31 100,41 18,08

2 Lampung Utara 578,56 0 299,79 51,27 29,14 516,93 14,46

3 Lampung Tengah 1.177,40 167,50 1.897,30 11.006,70 5.420,00 8.945,00 304,30

4 Lampung Timur 531,36 61,92 1.390,34 602,57 690,78 3.995,22 18,07

5 Lampung Selatan 43,07 12,98 51,59 528,60 133,90 629,58 20,44

6 Pesawaran 89,74 0 115,46 114,90 224,24 839,36 0

7 Pringsewu 1.706,51 0 287,17 228,77 379,91 2.894,33 0

8 Tanggamus 1.286,00 0 290,00 0 66,00 762,00 0

9 Way Kanan 667,08 54,86 586,43 1.225,85 76,81 56,01 25,15

10 Tulang Bawang 5,10 0 6,63 11,80 3,10 19,28 85,08

11 TB. Barat 62,88 0 72,31 7,55 44,02 78,60 3,14

12 Mesuji 0 0 269,63 168,94 0 125,08 0

13 Metro 0 0 69,24 330,84 344,11 1.084,85 0,75

14 Bandar Lampung 219,86 0 111,85 332,75 0 437,44 0

Jumlah 6.815,63 303,23 5.949,98 14,617,84 7.017,31 20.484,09 489,47

(Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung, 2013).

Berdasarkan Tabel 3, produksi ikan budidaya air tawar di kolam menurut jenis

ikan dan kabupaten/kota di Provinsi Lampung Tahun 2013, Kabupaten Lampung

Tengah menduduki peringkat pertama dengan jumlah total produksi ikan sebesar

29.265,70 ton. Jenis ikan terbanyak yang dibudidayakan yaitu ikan patin dengan

produksi mencapai 11.006,70 ton.

Ikan patin merupakan salah satu komoditas unggulan yang ditetapkan oleh

Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam program percepatan

industrialisasi perikanan budidaya. Hal ini karena peluang ekspor ikan patin masih

cukup besar di pasar internasional. Demikian juga dengan pasar domestik, dimana

kegemaran masyarakat dalam mengkonsumsi ikan patin sangat tinggi. Dengan

Page 27: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

7

pertimbangan inilah yang menjadikan ikan patin sebagai komoditas yang pantas

untuk dikembangkan dan dibesarkan melalui program industrialisasi.

Untuk mendukung program industrialisasi perikanan, KKP juga mengembangkan

kawasan minapolitan. Menurut Saragih (2010), minapolitan merupakan kerangka

berpikir dalam pengembangan agribisnis perikanan di suatu daerah. Minapolitan

adalah wilayah yang berisi sistem agribisnis berbasis perikanan dengan usaha

agribisnis sebagai penggeraknya.

Konsep minapolitan ditujukan untuk membangun kawasan ekonomi dan

menjadikan kawasan minapolitan menjadi embrio kawasan industrialisasi

perikanan budidaya dari hulu sampai hilir yang meliputi produksi, pengolahan dan

pemasaran. Tujuannya adalah dalam rangka mendorong percepatan

pengembangan wilayah dengan kegiatan perikanan sebagai kegiatan utama untuk

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Daerah yang ditetapkan KKP sebagai kawasan minapolitan berbasis ikan patin dan

merupakan sentra produksi ikan patin di Provinsi Lampung yaitu Kecamatan Kota

Gajah Kabupaten Lampung Tengah. Di kecamatan ini terdapat satu kelompok

pembudidaya ikan (Pokdakan) yang melakukan kegiatan agribisnis ikan patin

yaitu Pokdakan Sekar Mina.

Berdasarkan hasil pra survei yang dilakukan kepada beberapa pembudidaya ikan

patin yang tergabung dalam Pokdakan Sekar Mina, masalah yang dialami para

pembudidaya ikan patin yaitu mahalnya harga sarana produksi. Hal ini

Page 28: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

8

menyebabkan pembudidaya belum mampu menerapkan teknologi budidaya secara

optimal yang mengakibatkan rendahnya produksi dan produktivitas serta

menyebabkan rendahnya pendapatan. Selain itu, masalah lainnya adalah besarnya

selisih harga yang diterima pembudidaya sebagai produsen dengan harga yang

dibayarkan oleh konsumen pada sistem pemasaran ikan patin serta rendahnya

harga jual ikan patin jika ketersediaan ikan patin berlimpah di pasaran akibat

panen serentak.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem pengadaan input sarana produksi budidaya ikan patin

Pokdakan Sekar Mina di Kecamatan Kota Gajah Lampung Tengah?

2. Berapakah besarnya pendapatan yang diperoleh pembudidaya ikan patin

Pokdakan Sekar Mina?

3. Berapakah besarnya nilai tambah yang diperoleh dari hasil pengolahan ikan

patin Poklahsar Wanita Sekar Mina?

4. Bagaimanakah pemasaran hasil produksi ikan patin Pokdakan Sekar Mina di

Kecamatan Kota Gajah Lampung Tengah?

5. Apa saja jasa layanan pendukung yang mendukung kegiatan agribisnis ikan

patin Pokdakan Sekar Mina?

Page 29: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

9

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui sistem pengadaan input sarana produksi budidaya ikan patin

Pokdakan Sekar Mina di Kecamatan Kota Gajah Lampung Tengah.

2. Mengetahui besarnya pendapatan yang diperoleh pembudidaya ikan patin

Pokdakan Sekar Mina.

3. Mengetahui besarnya nilai tambah yang diperoleh dari hasil pengolahan ikan

patin Poklahsar Wanita Sekar Mina.

4. Menganalisis pemasaran hasil produksi ikan patin Pokdakan Sekar Mina di

Kecamatan Kota Gajah Lampung Tengah.

5. Mengetahui jasa layanan pendukung yang mendukung kegiatan agribisnis

ikan patin Pokdakan Sekar Mina.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Bagi pemerintah atau instansi terkait, sebagai informasi untuk pengambilan

keputusan dalam menetukan kebijakan pada subsektor perikanan.

2. Bagi pelaku usaha, sebagai informasi sejauh mana keberhasilan sistem

agribisnis yang dijalankan.

3. Bagi pembaca atau peneliti lain, sebagai bahan referensi atau rujukan.

Page 30: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

10

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Ikan Patin (Pangasius sp).

Patin (Pangasius sp) merupakan ikan penting dalam budidaya perairan

atau akuakultur (aquaculture) dunia. Departemen perikanan dan

akuakultur FAO (Food and Agriculture Organization) menempatkan patin

di urutan ke empat setelah ikan mas (Cyprinis carpio), nila (Oreochromis

niloticus), lele (Clarias sp) dan gurami (Osphronemus gouramy) (Ghufran,

2010). Patin adalah salah satu jenis ikan dari kelompok lele-lelean

(catfish) yang menjadi salah satu komoditas unggulan ikan air tawar. Hal

ini karena ikan patin memiliki pangsa pasar yang cukup besar, baik di

dalam maupun di luar negeri dengan nilai jual yang cukup tinggi

(Mahyuddin, 2010).

Ikan patin termasuk jenis ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomis

penting. Harga jualnya cukup menjanjikan umumnya di atas harga jual

rata-rata ikan konsumsi jenis lain. Penyebab mahalnya harga jual ikan

patin terletak pada rasa dagingnya yang enak, lezat dan gurih. Dari semua

jenis ikan dari keluarga lele-lelean, rasa daging ikan patin dapat dikatakan

yang sangat enak. Tidak mengherankan jika saat ini banyak rumah makan

Page 31: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

11

atau restoran yang menyediakan olahan ikan patin sebagai menu utamanya.

Khusus di daerah Sumatera, menu ikan patin yang paling terkenal adalah

patin asam pedas. Menu lainnya adalah pindang patin, pepes patin dan sup

patin. Selain karena rasanya yang enak, nilai protein yang terkandung

dalam daging ikan patin juga tergolong tinggi, mencapai 68,6 persen.

Kandungan gizi lainnya adalah lemak 5,8 persen, abu 3,5 persen dan air

59,3 persen (Khairuman dan Amri, 2010)

2. Sistem Agribisnis Ikan Patin (Pangasius sp)

Menurut asal muasalnya kata Agribisnis berangkat dari kata Agribusiness,

dimana Agri=Agriculture artinya pertanian dan Business berarti usaha atau

kegiatan yang berorientasi profit. Jadi secara sederhana Agribisnis

(agribusiness) adalah usaha atau kegiatan pertanian serta apapun yang

terkait dengan pertanian yang berorientasi profit. Agribisnis dari cara

pandang ekonomi ialah usaha penyediaan pangan. Pendekatan analisis

makro memandang agribisnis sebagai unit sistem industri dan suatu

komoditas tertentu, yang membentuk sektor ekonomi secara regional atau

nasional. Pendekatan analisis mikro memandang agribisnis sebagai suatu

unit perusahaan yang bergerak, baik dalam salah satu subsistem agribisnis,

satu atau lebih subsistem dalam satu lini komoditas atau lebih dari satu lini

komoditas (Maulidah, 2012).

Menurut Saragih (2010) agribisnis merupakan suatu cara lain untuk melihat

pertanian sebagai suatu sistem bisnis yang terdiri dari empat subsistem yang

terkait satu sama lain. Keempat subsistem tersebut adalah subsistem agribisnis

Page 32: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

12

hulu, subsistem agribisnis usahatani, subsistem agribisnis hilir dan susbsistem

jasa penunjang.

Hubungan antara satu subsistem dengan subsistem yang lain sangat erat dan

saling tergantung sehingga gangguan pada salah satu subsistem dapat

menyebabkan terganggunya keseluruhan subsistem. Keterkaitan antara

subsistem dalam sistem agribisnis dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Keterkaitan antar subsistem dalam agribisnis

(Sumber: Firdaus, 2008).

TATANIAGA

DISTRIBUSI

PENYIMPANAN

PENGOLAHAN

USAHATANI:

Pangan

Sayuran

Bunga

Perkebunan

Ternak

Ikan

LEMBAGA PENUNJANG:

Bank

Koperasi

Lembaga Penelitian

Transportasi

Pasar

Peraturan Pemerintah

PENGADAAN DAN PENYALURAN SAPRODI:

Bibit

Pupuk

Pestisida

Alat-alat pertanian

Mesin pertanian

Page 33: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

13

Secara konseptual sistem agribisnis dapat diartikan sebagai semua aktifitas

mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi (input) sampai dengan

pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh usahatani serta agroindustri

yang saling terkait satu sama lain. Lingkup kegiatan agribisnis antaralain

pertanian dalam arti luas maupun sempit, perkebunan, peternakan, perikanan

dan kehutanan.

Kegiatan agribisnis perikanan berhubungan dengan pengelolaan dan

pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi,

produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilakukan dalam suatu

sistem bisnis perikanan. Dengan demikian, sistem agribisnis ikan patin dapat

diartikan sebagai semua aktifitas kegiatan yang berhubungan dengan

pengelolaan dan pemanfaatan ikan patin beserta lingkungannya mulai dari

praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran hasil.

Secara umum sistem agribisnis ikan patin terdiri dari empat subsistem,

antaralain:

a. Subsistem Hulu

Subsistem hulu disebut juga subsistem faktor input (input factor

subsystem) yaitu subsistem pengadaan sarana produksi pertanian.

Kegiatan subsistem ini berhubungan dengan pengadaan sarana produksi

pertanian, yaitu memproduksi dan mendistribusikan bahan, alat dan mesin

yang dibutuhkan usahatani atau budidaya (Saragih,1998).

Page 34: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

14

Sarana produksi (input) yang digunakan dalam menunjang kegiatan

agribisnis ikan patin antara lain lahan (kolam), pupuk, benih, pakan, obat-

obatan dan tenaga kerja. Lembaga yang berperan dalam subsistem

agribisnis hulu antara lain: BUMN, Koperasi Unit Desa (KUD) dan usaha

perdagangan swasta.

b. Subsistem Budidaya/Usahatani

Menurut Saragih (2010), subsistem agribisnis usahatani merupakan

kegiatan yang selama ini dikenal sebagai kegiatan usahatani, yaitu kegiatan

di tingkat petani, pekebun, peternak dan nelayan serta dalam arti khusus

termasuk juga kegiatan kehutanan yang berupaya mengelola input-input

(lahan, tenaga kerja, modal, teknologi dana manajemen) untuk

menghasilkan produk pertanian.

Usahatani adalah suatu tempat dimana seseorang atau sekumpulan orang

berusaha mengelola unsur-unsur produksi seperti alam, tenaga kerja, modal

dan keterampilan dengan tujuan berproduksi untuk menghasilkan sesuatu di

lapangan pertanian (Kadarsan (1993), dalam Shinta (2011)).

Kelembagaan agribisnis yang bergerak pada subsistem usahatani/

produksi meliputi: 1) Rumah tangga petani sebagai unit usaha terkecil di

bidang tanaman pangan dan hortikultura; 2) Kelembagaan tani dalam

bentuk kelompok tani; dan 3) Kelembagaan usaha dalam bentuk

perusahaan budidaya tanaman pangan dan hortikultura.

Page 35: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

15

Pada subsistem budidaya/usahatani ikan patin kegiatan yang dilakukan

adalah mengelola saprotan sampai ikan patin siap dipanen. Kegiatan

tersebut terdiri dari kegiatan pemeliharaan dan pembesaran ikan patin

sampai dengan kegiatan panen dan pasca panen. Kegiatan pemeliharaan

dan pembesaran sampai dengan kegiatan panen dan pasca panen secara

rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pemeliharaan dan pembesaran.

Kegiatan pemeliharaan dan pembesaran ikan patin antara lain:

a) Pemupukan

Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kolam,

yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak-

banyaknya. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau

pupuk hijau dengan dosis 500 – 700 gram/m2.

b) Pemberian pakan dan pemeliharaan ikan

Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari (pagi hingga sore). Jumlah

makanan yang diberikan per hari sebanyak 3 – 5% dari jumlah berat

badan ikan peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan,

sesuai dengan kenaikan berat badan ikan dalam kolam. Hal ini dapat

diketahui dengan cara menimbang ikan peliharaan 5 – 10 ekor sebagai

contoh setiap minggu sebelum memberi makan.

Pemeliharaan ikan patin dilakukan setiap hari, antaralain membersihkan

kotoran sisa makanan, memastikan ikan makan dengan cukup dan

memastikan air kolam dalam kondisi baik dan bersih. Karena kondisi

Page 36: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

16

air yang buruk dan makanan yang tidak tercukupi akan mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan ikan patin.

2. Panen dan pasca panen

Kegiatan panen dan pasca panen antaralain:

a) Panen

Pemanenan ikan yang dilakukan dengan menggunakan jala apung akan

mengakibatkan ikan mengalami luka-luka, oleh sebab itu sebaiknya

pemanenan ikan dimulai di bagian hilir kemudian bergerak ke bagian

hulu. Pemanenan seperti ini lebih menguntungkan karena ikan tetap

mendapatkan air segar sehingga kematian ikan dapat dihindari.

Ikan patin yang dipelihara di kolam dapat dipanen setelah ikan dalam

ukuran siap dikonsumsi. Benih yang ditebarkan pada waktu awal

berukuran 2 inci/ekor, setelah 4 bulan dapat mencapai 250 – 300

gram/ekor. Pemungutan hasil dapat dilakukan dengan menggunakan

jala sebanyak 2 – 3 buah dan tenaga kerja yang diperlukan 2 – 3 orang.

Ikan yang sudah ditangkap dimasukkan ke dalam wadah yang telah

disiapkan.

b) Pasca panen

Penanganan pasca panen ikan patin dapat dilakukan dengan cara tetap

menjaga agar ikan dalam keadaan hidup dan segar. Selanjutnya ikan

patin dapat dijual baik dalam bentuk ikan patin segar maupun ikan patin

olahan. Kegiatan pemasaran ikan patin ini dapat mempengaruhi

pendapatan petani. Pendapatan petani bersumber dari dalam usahatani

dan pendapatan dari luar usahatani. Pendapatan dari dalam usahatani

Page 37: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

17

meliputi pendapatan dari tanaman, ikan, ternak yang diusahakan petani,

sedangkan pendapatan di luar usahatani yaitu pendapatan yang

diperoleh dari selain berusahatani.

Berusahatani sebagai suatu kegiatan untuk memperoleh produksi di

dalam pertanian, pada akhirnya akan dinilai dari biaya yang dikeluarkan

dan penerimaan yang diperoleh. Selisih keduanya merupakan

pendapatan dari kegiatan usahatani. Usahatani dikatakan berhasil

apabila usahatani tersebut dapat memenuhi kewajiban membayar bunga

modal, alat-alat yang digunakan, upah tenaga kerja serta sarana

produksi yang lain dan termasuk kewajiban pada pihak ketiga. Menurut

Lipsey, et al. (1995) dalam Septiara (2012), untuk menganalisis

pendapatan usaha dapat menggunakan rumus:

Π =TR – TC

Dimana:

Π = pendapatan usahatani

TR = penerimaan usahatani

TC = biaya usahatani

Total penerimaan dalam usaha budidaya ikan patin diperoleh dari

jumlah produksi dikali dengan harga jual ikan patin. Dapat

dirumuskan sebagai berikut:

TR = Y . Py

Dimana:

TR = Total Revenue (penerimaan total)

Y = Output (produksi yang diperoleh)

Py = Price (harga output)

Page 38: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

18

Total biaya dihitung dari biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses

budidaya ikan patin, dirumuskan sebagai berikut:

TC= FC + VC

Dimana:

TC = Total Cost (biaya total)

FC =Fixed Cost (biaya tetap)

VC =Variable Cost (biaya variabel)

Untuk mengetahui kelayakan usaha, maka dilakukan analisis R/C rasio,

yaitu perbandingan antara penerimaan total dengan biaya total. Menurut

Hernanto (1993) dalam Khoirunnisa (2013), dirumuskan sebagai berikut:

Dimana:

R/C = Nisbah antara penerimaan dengan biaya

TR = Total Revenue (penerimaan total)

TC = Total Cost (biaya total)

Apabila R/C <1 maka usahatani tidak menguntungkan, bila R/C =1 maka

usahatani tidak untung ataupun tidak rugi (impas), sedangkan R/C >1

maka usahatani tersebut menguntungkan atau layak untuk dilakukan.

c. Subsistem Hilir

Subsistem hilir sering pula disebut sebagai kegiatan agroindustri yaitu

kegiatan industri yang menggunakan produk pertanian sebagai bahan

bakunya. Subsistem agribisnis hilir meliputi pengolahan dan pemasaran

(tataniaga) produk pertanian dan olahannya.

Page 39: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

19

1. Pengolahan ikan patin

Ikan patin tergolong ke dalam ikan air tawar yang memiliki rasa daging

yang paling enak, lezat dan gurih dibandingkan jenis ikan tawar lainnya.

Ikan patin diketahui memiliki kandungan protein yang cukup tinggi.

Kelezatan rasa daging ikan patin mendorong para pengusaha makanan

untuk mengolah ikan patin tidak hanya sebagai lauk untuk makan saja

akan tetapi mulai dilakukan pengolahan ikan patin menjadi makanan

olahan yang dapat dikonsumsi sebagai makanan ringan atau cemilan

saat bersantai. Beberapa makanan hasil olahan ikan patin yaitu abon

ikan patin, pastel ikan patin dan kue tusuk gigi ikan patin.

Adanya pengolahan bahan mentah hasil pertanian menjadi produk

setengah jadi maupun produk jadi akan memberikan nilai tambah

yang lebih besar bagi produk-produk pertanian. Untuk mengetahui

pertambahan nilai suatu produk dapat menggunakan konsep nilai

tambah.

Nilai tambah adalah pertambahan nilai suatu komoditas karena

mengalami proses pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dalam

suatu proses produksi. Menurut Hayami (1987) dalam Maharani

(2013), definisi nilai tambah adalah penambahan nilai suatu

komoditas karena adanya input fungsional yang diberlakukan pada

komoditi yang bersangkutan. Input fungsional tersebut berupa

proses pengubahan bentuk (form utility), pemindahan tempat (place

utility), maupun proses penyimpanan (time utility).

Page 40: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

20

Sumber-sumber dari nilai tambah adalah dari pemanfaatan faktor-

faktor seperti tenaga kerja, modal, sumberdaya manusia dan

manajemen. Dari besaran nilai tambah yang dihasilkan dapat

ditaksir besarnya balas jasa yang diterima pemilik faktor produksi

yang digunakan dalam proses perlakuan tersebut. Dalam analisis

nilai tambah, terdapat tiga komponen pendukung, yaitu faktor

konversi yang menunjukkan banyaknya output yang dihasilkan dari

satu satuan input, faktor koefisien tenaga kerja yang menunjukkan

banyaknya tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk mengolah

satu satuan input, dan nilai produk yang menunjukkan nilai output

yang dihasilkan dari satu satuan input.

Menurut Hayami (1987) dalam Maharani (2013), tujuan dari analisis

nilai tambah adalah untuk menaksir balas jasa yang diterima oleh

tenaga kerja langsung dan pengelola. Analisis nilai tambah Hayami

memperkirakan perubahan bahan baku setelah mendapat perlakuan.

Analisis nilai tambah Hayami mempunyai kelebihan dan

kekurangan.

Kelebihan dari metode Hayami yaitu:

a) Dapat diketahui besarnya nilai tambah dan output.

b) Dapat diketahui besarnya balas jasa terhadap pemilik faktor

faktor produksi, seperti tenaga kerja, modal, sumbangan input

lain dan keuntungan.

Page 41: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

21

c) Prinsip nilai tambah menurut Hayami dapat digunakan untuk

subsistem lain selain pengolahan, seperti analisis nilai tambah

pemasaran.

Kelemahan dari metode Hayami yaitu:

a) Pendekatan rata-rata tidak tepat jika diterapkan pada unit usaha

yang menghasilkan banyak produk dari satu jenis bahan baku.

b) Tidak dapat menjelaskan nilai output produk sampingan.

c) Sulit menentukan pembanding yang dapat digunakan untuk

menyatakan apakah balas jasa terhadap pemilik faktor produksi

sudah layak atau belum.

Secara umum konsep nilai tambah yang digunakan adalah nilai

tambah bruto, dimana komponen biaya antara yang diperhitungkan

meliputi biaya bahan baku, biaya bahan penolong serta biaya

transportasi. Besarnya nilai tambah ini tidak seluruhnya

menyatakan keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, karena

masih mengandung imbalan terhadap pemilik faktor produksi lain

dalam proses pengolahan yaitu sumbangan input lain. Besarnya

nilai output produk dipengaruhi oleh besarnya bahan baku,

sumbangan input lain, dan keuntungan. Maka nilai tambah dapat

dihitung sebagai berikut :

Nilai tambah = Nilai Output – Sumbangan Input Lain – Bahan Baku

Prosedur perhitungan nilai tambah menurut Hayami (1987) dalam

Maharani (2013) dapat dilihat pada Tabel 4.

Page 42: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

22

Tabel 4. Analisis nilai tambah (Hayami, 1987).

No Keluaran (output) Masukan (input) dan Harga

1 Output/produk total (Kg/ produksi) A

2 Input bahan baku (Kg/produksi) B

3 Input tenaga kerja (HOK/produksi) C

4 Faktor konversi (Kg output/Kg bahan baku) D = A/B

5 Koefisien tenaga kerja (HOK/Kg bahan baku) E = C/B

6 Harga output (Rp/Kg) F

7 Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/HOK) G

Pendapatan dan keuntungan

8 Harga input bahan baku (Rp/Kg) H

9 Sumbangan input lain (Rp/Kg bahan baku) I

10 Nilai output(Rp/Kg) J = D × F

11 Nilai tambah (Rp/Kg) K = J × H × I

Rasio nilai tambah (%) I % = K/J × 100

12 Pendapatan tenaga kerja (Rp/Kg) M = E.G

Bagian tenaga kerja (%) N % = M/K × 100%

13 Keuntungan (Rp/Kg) O = K – M

Bagian keuntungan (%) P % = O/J × 100%

Balas Jasa untuk Faktor Produksi

14 Margin (Rp/Kg) Q = J – H

A Keuntungan (%) R = O/Q x 100%

B Tenaga kerja (%) S = M/Q x 100%

C Input lain (%) T = I/Q x 100%

Sumber: Hayami (1987) dalam Maharani (2013).

2. Pemasaran ikan patin

Pemasaran dapat didefinisikan menjadi pemasaran sosial dan

pemasaran manajerial. Definisi sosial menunjukkan peran yang

dimainkan oleh pemasaran dalam masyarakat. Pemasaran dengan

definisi sosial adalah proses sosial yang di dalamnya individu dan

kelompok mendapat apa yang mereka perlukan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan saling bertukar produk dan layanan

yang bernilai secara bebas dengan pihak lain. Pemasaran dalam

definisi manajerial dapat didefinisikan sebagai seni untuk menjual

produk (Kotler, 2003). Pemasaran sering juga disebut tataniaga atau

Page 43: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

23

dalam bahasa lain disebut marketing yang berasal dari kata market

yang artinya pasar. Pemasaran atau tataniaga adalah proses yang

mengakibatkan mengalirnya produk melalui suatu sistem dari

produsen ke konsumen.

Menurut Nitisemito (1991) dalam Hasyim (2003), tataniaga adalah

semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang

atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling efesien dengan

maksud untuk menciptakan permintaan efektif. Selanjutnya Hasyim

(2003) menyatakan permintaan efektif adalah keinginan untuk

membeli yang berhubungan dengan kemampuan untuk membayar.

Efektif juga diartikan sebagai keadaan dimana jumlah yang diminta

sesuai dengan harga normal.

Menurut Hasyim (2012), tataniaga adalah kegiatan yang produktif.

Pengertian produktif bukan semata-mata mengubah bentuk suatu

barang menjadi barang lain. Suatu kegiatan dinyatakan produktif

jika dapat menciptakan barang-barang tersebut menjadi lebih

berguna bagi masyarakat dan hal itu terjadi karena berbagai hal,

meliputi kegunaan bentuk (form utility), kegunaan tempat (place

utility), kegunaan waktu (time utility) dan kegunaan milik

(possession utility).

Tujuan pemasaran adalah membuat agar penjualan menjadi lebih

banyak dan mengetahui serta memahami konsumen dengan baik

Page 44: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

24

sehingga produk atau pelayanan yang diberikan sesuai dengan selera

konsumen dan dapat terjual.

3. Sistem pemasaran

Sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang

melakukan tugas pemasaran barang, jasa, ide, atau faktor-faktor

lingkungan yang saling memberikan pengaruh dan membentuk serta

mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya (Swasta dan

Irawan, 1990).

Menurut Hasyim (2003), tujuan sistem pemasaran di negara-negara

berkembang meliputi:

a) Efesiensi yang lebih tinggi dari penggunaan sumber

b) Meningkatkan penyerapan tenaga kerja

c) Harga di tingkat konsumen yang lebih rendah dan pembagian

marjin yang adil kepada produsen dengan bertambahnya jasa

pemasaran yang dinikmati mereka

d) Pembangunan dan pertumbuhan sektor jasa pemasaran

e) Meminimisasi produk yang hilang

f) Mendidik konsumen dalam harga dan kualitas, dan

g) Meningkatkan intensitas persaingan sampai memberikan

konsekuensi yang diinginkan.

4. Saluran pemasaran

Saluran pemasaran adalah saluran yang menghubungkan pembeli

dan penjual. Menurut Soekartawi (1993), saluran pemasaran pada

Page 45: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

25

prinsipnya merupakan aliran barang dari produsen ke konsumen dan

terjadi karena adanya lembaga pemasaran. Peranan lembaga

pemasaran sangat tergantung dari sistem pasar yang berlaku dan

karakteristik aliran barang yang dipasarkan. Dari saluran pemasaran

dapat dilihat tingkat harga pada masing-masing lembaga pemasaran.

Banyaknya lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran hasil

pertanian akan mempengaruhi panjang pendeknya rantai pemasaran

dan besarnya biaya pemasaran. Besarnya biaya pemasaran akan

mengarah pada besarnya perbedaan harga yang diterima petani

produsen dengan yang dibayarkan konsumen. Hubungan antara

harga yang diterima petani produsen dengan harga yang dibayar

oleh konsumen pabrikan sangat tergantung pada struktur pasar yang

menghubungkannya dan biaya transfer.

5. Efesiensi pemasaran

Menurut Mubyarto (1995), sistem pemasaran dianggap efesien jika

memenuhi dua syarat, yaitu: (i) mampu menyampaikan hasil-hasil

dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya semurah-

murahnya, dan (ii) mampu mengadakan pembagian yang adil dari

keseluruhan harga yang dibayarkan konsumen terakhir kepada

semua pihak yang ikut serta di dalam kegiatan produksi dan

pemasaran barang tersebut.

Page 46: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

26

Secara matematis efesiensi pemasaran dapat dihitung dengan

beberapa teori yaitu:

a) Teori marjin pemasaran

Secara umum marjin pemasaran adalah perbedaan harga-harga pada

berbagai tingkat sistem pemasaran. Marjin pemasaran adalah

perbedaan harga di antara tingkat lembaga dalam sistem pemasaran

atau perbedaan antara jumlah yang dibayar konsumen dan jumlah

yang diterima produsen atas produk agribisnis yang diperjual

belikan.

Pada bidang pertanian, marjin pemasaran dapat diartikan sebagai

perbedaan harga pada tingkat produsen dan harga ditingkat

eceran/konsumen. Nilai marjin pemasaran dapat dilihat sebagai

nilai agregat atau kumpulan dari berbagai komponen. Indikator

yang dapat digunakan untuk menilai efesiensi suatu sistem

pemasaran adalah sebaran ratio profit margin (RPM) pada setiap

lembaga pemasaran yang ikut serta dalam suatu proses pemasaran.

Ratio profit marjin lembaga pemasaran merupakan perbandingan

antara keuntungan yang diperoleh lembaga pemasaran dengan biaya

yang dikeluarkannya.

Perhitungan analisis margin pemasaran dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus :

Mji=Psi – Pbi, atau

Mji= bti + i, atau

Page 47: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

27

Dimana:

Mji = marjin pemasaran tingkat ke-i

Psi = harga penjualan lembaga pemasaran tingkat ke-i

Pbi = harga pembelian lembaga pemasaran tingkat ke-i

bti = biaya pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i

= keuntungan lembaga pemasaran tingkat ke-i

Penyebaran marjin pemasaran dapat dilihat berdasarkan persentase

keuntungan terhadap biaya pemasaran (RPM) pada masing-masing

lembaga pemasaran, dirumuskan sebagai :

RPM = i

i

bt

Dimana:

πi = keuntungan lembaga pemasaran tingkat ke-i

bti = biaya pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i

Menurut Hasyim (2012), tingginya marjin pemasaran dianggap

sebagai penyebab utama terjadinya inefesiensi. Hal ini

menyebabkan para pedagang sering dituding sebagai penyebab

inefesiensi, dan jumlahnya dianggap terlalu banyak atau mereka

bertindak monopolistik.

d. Subsistem Jasa Layanan Pendukung Agribisnis

Subsistem jasa layanan pendukung agribisnis atau supporting institution

adalah semua jenis kegiatan yang berfungsi untuk mendukung dan

melayani serta mengembangkan kegiatan subsistem hulu, subsistem

usahatani, dan subsistem hilir. Lembaga-lembaga yang terkait dalam

kegiatan ini adalah penyuluh, konsultan, keuangan, dan penelitian

(Maulidah, 2012).

Page 48: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

28

Menurut Departemen Pertanian (2001), lembaga yang termasuk dalam jasa

pendukung agribisnis yaitu lembaga keuangan, transportasi, penyuluhan

dan pelayanan informasi agribisnis, penelitian kaji terap, kebijakan

pemerintah, dan asuransi agribisnis. Selanjutnya menurut Firdaus (2008),

yang termasuk sebagai jasa layanan penunjang dalam agribisnis yaitu bank,

koperasi, lembaga penelitian, transportasi, pasar dan peraturan pemerintah.

Subsistem jasa layanan pendukung secara aktif ataupun pasif berfungsi

menyediakan layanan bagi kebutuhan pelaku sistem agribisnis untuk

memperlancar aktivitas perusahaan dan sistem agribisnis. Masing-masing

komponen jasa penunjang itu mempunyai karakteristik fungsi yang

berbeda namun intinya adalah agar dapat berbuat sesuatu untuk

mengurangi beban dan meningkatkan kelancaran penyelenggaraan sistem

agribisnis.

Lembaga penyuluhan dan konsultan memberikan layanan informasi yang

dibutuhkan oleh petani dan pembinaan teknik produksi, budidaya pertanian

dan manajemen pertanian. Undang undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang

sistem Penyuluhan Pertanain, Perikanan dan Kehutanan ( SP3K )

mengamanatkan bahwa penyelengaraan penyuluhan menjadi wewenang

dan tanggungjawab pemerintah dan pemerintah daerah. Wewenang dan

tanggungjawab pemerintah tersebut diwujudkan antara lain dengan

menyelenggarakan revitalisasi penyuluhan pertanian yang meliputi aspek-

aspek penataan kelembagaan ( kelompok tani ), ketenagaan,

penyelenggaraan, sarana dan prasarana, serta pembiayaan penyuluhan.

Page 49: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

29

Lembaga keuangan yang termasuk dalam jasa pendukung seperti

perbankan, model ventura dan asuransi yang memberikan layanan

keuangan berupa pinjaman dan penanggungan risiko usaha (khusus

asuransi). Lembaga penelitian baik yang dilakukan oleh balai penelitian

atau perguruan tinggi memberikan layanan informasi teknologi produksi,

budidaya atau teknik manajemen mutakhir hasil penelitian dan

pengembangan.

Menurut Zakaria (2002) dalam Zakaria (2010), pasar merupakan lembaga

transaksi dalam sistem agribisnis. Namun, jika pasar tidak mampu

mengkoordinasikan partisipan antar masing-masing subsistem dalam

sistem agribisnis maka organisasi petani (kelompok tani, gabungan

kelompok tani dan koperasi) menjadi sangat penting sebagai wadah

koordinasi atau integrasi antar partisipan dalam sistem agribisnis.

Untuk menurangi kemiskinan dan pengangguran serta peningkatan daya

saing ekonomi nasional dan menjaga kelestarian sumber daya pertanian,

perikanan dan kehutanan yang mengarah pada perwujudan “pertanian

tangguh untuk pemantapan ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah

dan daya saing produk pertanian serta peningkatan kesejahteraan petani”,

diperlukan dukungan sumber daya manusia berkualitas melalui penyuluhan

pertanian dengan pendekatan kelompok yang dapat mendukung sistem

agribisnis berbasis pertanian. Sehubungan dengan hal tersebut perlu

dilakukan pembinaan dalam rangka penumbuhan dan pengembangan

Page 50: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

30

kelompok tani menjadi kelompok yang kuat dan mandiri untuk

meningkatkan pendapatan petani dan keluarganya (Kementan, 2007).

Pembinaan kelompok tani diarahkan pada penerapan sistem agribisnis,

peningkatan peranan, peran serta petani dan anggota masyarakat pedesaan

lainnya, dengan menumbuh kembangkan kerja sama antar petani dan pihak

lainnya yang terkait untuk mengembangkan usahataninya. Selain itu

pembinaan kelompok tani diharapkan dapat membantu menggali potensi,

memecahkan masalah usahatani anggotanya secara lebih efektif, dan

memudahkan dalam mengakses informasi, pasar, teknologi, permodalan

dan sumber daya lainnya. Berdasarkan uraian terebut, kelompok tani

mempunyai peranan penting dalam sistem agribisnis.

Berdasarkan pandangan bahwa agribisnis sebagai suatu sistem dapat

terlihat dengan jelas bahwa subsistem-subsistem tersebut tidak dapat

berdiri sendiri, tetapi saling terkait satu dengan yang lain. Subsistem

agribisnis hulu membutuhkan umpan balik dari subsistem usahatani agar

dapat memproduksi sarana produksi yang sesuai dengan kebutuhan

budidaya pertanian. Sebaliknya, keberhasilan pelaksanaan operasi

subsistem usahatani bergantung pada sarana produksi yang dihasilkan oleh

subsistem agribisnis hulu. Selanjutnya, proses produksi agribisnis hilir

bergantung pada pasokan komoditas primer yang dihasilkan oleh

subsistem usahatani. Subsistem jasa layanan pendukung, seperti telah

dikemukakan, keberadaannya tergantung pada keberhasilan ketiga

subsistem lainnya. Jika subsistem usahatani atau agribisnis hilir

Page 51: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

31

mengalami kegagalan, sementara sebagian modalnya merupakan pinjaman

maka lembaga keuangan dan asuransi juga akan mengalami kerugian.

Demikian hubungan antara satu subsistem dengan subsistem lainnya

sangat erat dan saling bergantung sehingga gangguan yang terjadi pada

salah satu subsistem dapat menyebabkan terganggunya keseluruhan

subsistem.

Page 52: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

32

B. Kajian Penelitian Terdahulu

Kajian penelitian terdahulu secara jelas tersaji pada Tabel 5.

Tabel 5. Kajian penelitian terdahulu

No Nama Penulis Judul Metode Analisis Hasil

1 Alamsyah, I. 2011 Analisis Nilai Tambah Dan

Pendapatan Usaha Industri

”Kemplang” umah angga

Berbahan Baku Utama Sagu

Dan Ikan

Metode yang digunakan

untuk menjawab tujuan

yaitu perhitungan biaya

penerimaan dan

pendapatan usaha, harga

pokok, BEP dan nilai

tambah.

1.Pendapatan usaha kempang “Berkat”

sebesar Rp. 979.535,88 per bulan.

2.Harga pokok kemplang ikan sarden

Rp. 8.116,58 per kg, kemplang ikan

kakap Rp. 10.380,85 per kg.

3.BEP mix dicapai ketika penjualan

kemplang ikan sarden sebanyak

573,70 kg atau senilai Rp.

4.876.479,88 per bulan dan penjualan

kemplang ikan kakap sebanyak 42,50

kg atau senilai Rp 637.448,35 per

bulan.

4.Nilai tambah kemplang ikan sarden

sebesar Rp 583,60 per kg dan

kemplang ikan kakap sebesar Rp

6.795,83 per kg.

2 Apriono. 2013

Analisis Efisiensi Saluran

Pemasaran Ikan Lele Di

Desa Rasau Jaya 1

Kecamatan Rasau Jaya

Kabupaten Kubu Raya.

Analisis Kuantitatif

- Efisiensi pemasaran

(ditinjau dari marjin

pemasaran, farmer’s

share, dan

1. Saluran pemasaran I merupakan

saluran pemasaran yang paling

efiesien yang melibatkan

pembudidaya – pedagang pengecer

- konsumen;

Page 53: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

33

profitability indeks);

analisis deskriptif;

R/C rasio.

2. Keuntungan terbesar didapat oleh

pembudidaya yang menggunakan

saluran pemasaran I sedangkan

keuntungan terkecildiperoleh

pembudidaya yang menggunakan

saluran pemasaran III. Untuk

pedagang perantara, keuntungan

terbesar didapat oleh pedagang

pengecer saluran pemasaran I;

3. Lembaga-lembaga pemasaran yang

terlibat dalam pemasaran ikan lele

ini melakukanfungsi-fungsi

pemasaran yang terdiri dari fungsi

pertukaran, fungsi fisik dan fungsi

fasilitas;

4. Analisis pendapatan usaha

budidaya ikan lele diperoleh nilai

R/C rasio tertinggi untuk saluran

pemasaran I.

3 Jumiati, 2012 Analisis Pemasaran dan

Tingkat Pendapatan pada

Agribisnis Pengasapan Ikan

Cakalang (Katsuwonus

pelamis)

(Studi Kasus di Kecamatan

Bontotiro Kabupaten

Bulukumba)

Analisis Deskriptif

untuk saluran pemasaran

Margin Pemasaran

Analisis Pendapatan

Analisis Efisiensi

Pemasaran

1. Sistem pemasaran ikan asap di

Kecamatan Bontotiro Kabupaten

Bulukumba melalui dua pola

saluran pemasaran yaitu; Pola

saluran I yaitu produsen langsung

ke konsumen, kemudian pola

pemasaran II yaitu produsen,

pedagang pengumpul, pedagang

pengecer, konsumen.

2. Total margin terbesar berada pada

saluran II, Rp 48.000,00 kemudian

Page 54: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

34

saluran I Rp 36.000,00 sedangkan

saluran pemasaran yang paling

efisien berada pada saluran I yaitu

1,5 % kemudian saluran II yaitu

2,22 % berdasarkan hasil yang

diperoleh nampak bahwa semakin

panjang saluran pemasaran semakin

besar marjin pemasarannya dan

semakin kurang efisien saluran

tersebut.

3. Usaha pengasapan ikan cakalang

menguntungkan dengan nilai

keuntungan sebesar Rp

3.981.611,11,- per periode

sedangkan rata-rata keuntungan per

bulan selama setahun yaitu sebesar

Rp 995.402,77,-.

4 Maharani, C.N.D.

2013

Nilai Tambah dan

Kelayakan Usaha Skala

Kecil Dan Skala Menengah

Pengolahan Limbah Padat

Ubi Kayu (Onggok) Di

Kecamatan Pekalongan

Kabupaten Lampung Timur

Analisis Nilai Tambah

Analisis Kelayakan

Usaha

Analisis Sensitivitas

Nilai tambah yang diperoleh dari usaha

menengah dan usaha skala kecil

bernilai lebih dari nol yaitu Rp

235,50/Kg onggok kering untuk usaha

menengah dan Rp 277,56/Kg onggok

kering untuk usaha kecil. Dengan

demikian usaha pengolahan onggok

kering di Kecamatan Pekalongan

Kabupaten Lampung Tengah dapat

memberikan nilai tambah.

Berdasarkan aspek pasar, sosial dan

lingkungan serta aspek finansial, usaha

onggok memberikan keuntungan dan

Page 55: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

35

layak untuk dikembangkan. Ditinjau

dari aspek teknis, usaha pengolahan

onggok belum melakukan inovasi

teknologi sehingga proses penjemuran

masih menggunakan cara tradisional.

5 Nurmedika, 2013 Analisis Pendapatan Dan

Nilai Tambah

Keripik Nangka Pada

Industri Rumah Tangga

Tiara Di Kota Palu

Analisis Kualitatif

Pengadaan bahan baku

dan peralatan produksi

keripik nangka.

Analisis Kuantitatif

Analisis biaya,

pendapatan dan nilai

tambah keripik nangka.

Penerimaan total yang diperoleh

industri rumah tangga Tiara dalam

memproduksi keripik nangka

selama Bulan Juli Tahun 2012

sebesar Rp. 58.500.000. Setelah

dikurangi dengan biaya total

didapat pendapatan bersih sebesar

Rp. 36.307.614,25.

Hal ini berarti agroindustri keripik

nangka cukup baik untuk diusahakan,

karena memberikan keuntungan yang

cukup besar bagi produsen, Sedangkan

besarnya nilai tambah keripik nangka

yang diperoleh sebesar Rp. 33.169/kg.

Hal ini menunjukkan bahwa setiap satu

kilogram buah nangka segar setelah

mengalami proses produksi mampu

memberikan nilai tambah sebesar

Rp. 33.169.

6 Pertiwi, K.A. 2015 Nilai Tambah, Pengendalian

Persediaan Bahan Baku dan

Pendapatan Usaha Pada

KUB Bina Sejahtera Di

Kelurahan Kangkung

Kecamatan Bumi Waras

Analisis Kuantitatif

Nilai Tambah,

Pengendalian Bahan Baku

dan Pendapatan

Pengembangan agroindustri

pengolahan ikan pada KUB Bina

Sejahtera yang memproduksi bakso,

ekado, lumpia, otak-otak dan piletan

memberikan nilai tambah.

Sistem pengendalian bahan baku ikan

Page 56: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

36

Kota Bandar Lampung di KUB Bina Sejahtera telah optimak

pada umumnya 4 hingga 29 kali dalam

sebulan.

Pendapatan tertinggi diperoleh dari

pengolahan piletan ikan dan usaha ini

layak untuk diusahakan.

7 Pradika. A, 2013 Analisis Efisiensi

Pemasaran Ubi Jalar di

Kabupaten Lampung

Tengah

Analisis Kuantitatif

Analisis Efisiensi

Pemasaran (margin

pemasaran, pangsa

produsen dan elastisitas

transmisi harga)

Analisis Kualitatif

Struktur pasar, perilaku

pasar dan keragaan pasar

berupa saluran

pemasaran, harga, biaya

serta volume penjualan.

1. Struktur pasar (market structure)

yang terbentuk adalah oligopsoni.

2. Perilaku pasar (market conduct)

petani yaitu sistem pembayaran

dilakukan secara tunai dan melalui

proses tawar menawar.

3. Keragaan pasar (market

performance) yaitu terdapat empat

saluran pemasaran ubi jalar, margin

pemasaran dan Ratio Profit Margin

(RPM) penyebarannya tidak

merata, serta elastisitas transmisi

harga (Et) bernilai 0,695 (Et < 1)

yang menunjukkan bahwa pasar

yang terjadi adalah tidak bersaing

sempurna, namun untuk pangsa

produsen pada saluran pemasaran

di Kabupaten Lampung Tengah

menunjukkan bahwa share petani

cukup tinggi yaitu 70,54 persen

artinya semakin tinggi pangsa

Page 57: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

37

produsen merupakan indikator

bahwa pemasaran semakin efisien.

8 Putri, D. 2014 Analisis Pendapatan dan

Setrategi Pengembangan

Budidaya Rumput Laut Di

Pulau Pahawang Kecamatan

Punduh Pidada Kabupaten

Pesawaran

Analisis Kuantitatif

Pendapatan Usahatani

Analisis Kualitatif

Analisis Swot

Berdasarkan hasil perhitungan R/C

rasio dan analisis diagram I-E bahwa,

budidaya rumput laut di Pulau

Pahawang layak untuk diusahakan dan

dikembangkan. Pendapatan rata-rata

usaha budidaya rumput laut yang

diterima selama 40 hari adalah sebesar

Rp2.011.000 untuk luas 1.230 m2 dan

Rp482.833 untuk luas 300 m2. Strategi

prioritas tertinggi yang dapat

digunakan dalam pengembangan dan

keberlanjutan usaha budidaya rumput

laut di Pulau Pahawang, yaitu 1)

mengadakan pelatihan tentang

budidaya, penanganan penyakit dan

pengolahan produk turunan untuk

meningkatkan keterampilan

pembudidaya sehingga mampu

berinovasi dalam menghasilkan produk

untuk meningkatkan minat konsumen

di dalam provinsi, 2) memanfaatkan

lahan budidaya yang masih luas untuk

menghasilkan rumput laut dalam

jumlah besar agar mampu memperluas

jaringan pemasaran, 3) menghasilkan

rumput laut yang berkualitas dalam

jumlah yang besar sehingga mampu

memperluas jaringan pemasaran

Page 58: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

38

rumput laut.

9 Ramli, 2009

Biaya dan Keuntungan

Pemasaran Ikan Patin

Budidaya

Analisis Kuantitatif - Pendapatan

usahatani.

- Efisiensi pemasaran

Biaya pemasaran ikan patin dari

Kampar ke Rantauprapat cukup tinggi

yaitu sekitar 96,51% dari total nilai

penjualan ikan. Keuntungan

pemasaran ikan patin dari Kampar ke

Rantauprapat tiap kilogram ikan yang

terjual hanya sebesar Rp 384,00 dari

harga jual Rp 11.000,00 atau sekitar

3,49%. Marketing margin pemasaran

ikan patin dari Kampar ke

Rantauprapat 33,57% dengan

fisherman share 66,43%. Artinya

pemasaran ikan patin dari Kampar ke

Rantauprapat masih efisien.

Keuntungan terbesar diterima

pedagang yang memasarkan ikan patin

Kampar ke Rantauprapat di terima

oleh pedagang penampung

Rantauprapat, kemudian diikuti

pengecer Rantauprapat dan terakhir

(terkecil) diterima pedagang

pengumpul Kampar.

Page 59: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

39

39

C. Kerangka Pemikiran

Sistem agribisnis merupakan kesatuan kinerja agribisnis yang terdiri dari

beberapa subsistem yang saling terkait satu sama lain, meliputi subsistem

hulu, subsistem usahatani dan subsistem hilir. Subsistem tersebut akan

berjalan dengan baik jika didukung oleh jasa layanan pendukung sebagai

pemberi layanan untuk memperlancar sistem.

Subsistem hulu merupakan proses pengadaan sarana produksi yang dapat

membantu pembudidaya dalam menghasilkan output. Kegiatan subsistem

hulu yaitu mencakup semua kegiatan untuk memproduksi dan menyalurkan

input sarana produksi budidaya ikan patin. Subsistem usahatani merupakan

proses produksi yang dilakukan pembudidaya mulai dari mengkombinasikan

input produksi hingga panen hasil produksi. Kegiatan dari subsistem

pengolahan yaitu mengolah dan mentransformasikan produk mentah hasil

budidaya menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang langsung dapat

dikonsumsi oleh konsumen. Kegiatan dari subsistem pemasaran yaitu

mendistribusikan produk dari produsen ke konsumen dan menetapkan harga

produk. Subsistem jasa layanan pendukung merupakan lembaga yang dapat

mendukung dan memperlancar kegiatan subsistem lainnya.

Besarnya pendapatan yang diterima oleh petani dari hasil usahataninya

merupakan tolak ukur keberhasilan proses usahatani. Pendapatan merupakan

keuntungan yang diperoleh dari selisih besarnya jumlah penerimaan dan biaya

produksi yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani. Besarnya penerimaan

ditentukan oleh jumlah produksi yang dihasilkan dan harga output yang

Page 60: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

40

40

diterima oleh petani. Harga output yang diterima oleh petani dipengaruhi oleh

efisiensi sistem pemasaran yang terbentuk dari lembaga-lembaga pemasaran

yang terlibat. Besarnya biaya produksi yang dikeluarkan adalah seluruh biaya

yang dikeluarkan petani untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi.

Jumlah biaya produksi dipengaruhi oleh input itu sendiri. Semakin besar

biaya produksi yang dikeluarkan akan mempengaruhi besarnya pendapatan

petani. Secara rinci dapat dilihat bagan alur pada Gambar 3.

Page 61: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

41

41

41

Gambar 3. Bagan alur kerangka pemikiran analisis sistem agribisnis ikan patin

Di Kecamatan Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah.

Sistem Agribisnis Ikan Patin

Subsistem

Pengadaan

Input dan

Saprotan

Subsistem

Usahatani

Subsistem

Pengolahan

Subsistem

Pemasaran

Input dan

saprotan:

- Kolam

- Benih

- Pakan

- Obat-obatan

- Tenaga kerja

Budidaya

perbesaran

ikan patin

Pendapatan

usahatani

ikan patin

Pengolahan

ikan patin

segar menjadi

produk olahan

Nilai tambah

ikan patin

Pemasaran ikan

segar dan hasil

olahan

Efisiensi

pemasaran ikan

patin

Subsistem Jasa Layanan Pendukung Agribisnis (kelembagaan):

- Bank

- Koperasi

- Lembaga Penelitian

- Transportasi

- Pasar

- Peraturan Pemerintah Kelompok Tani

Page 62: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

42

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. Metode studi

kasus termasuk dalam penelitian analisis deskriptif yaitu penelitian yang

dilakukan terfokus pada suatu kasus tertentu untuk diamati dan dianalisis

secara cermat sampai tuntas. Kasus yang dimaksud bisa berupa tunggal atau

jamak, misalnya berupa individu atau kelompok. Studi kasus bertujuan untuk

melakukan kajian yang mendalam terhadap obyek yang terbatas (satu

perusahaan) dengan memanfaatkan data-data cross-section (Mardikanto dan

Irianto, 2011).

B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan

dengan tujuan penelitian.

Agribisnis ikan patin adalah serangkaian kegiatan yang dimulai dari

pengadaan input, budidaya, pengolahan hasil, dan pemasaran yang didukung

oleh lembaga-lembaga yang terkait dengan usaha budidaya ikan patin.

Page 63: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

43

Pembudidaya yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah

pembudidaya ikan patin yang tergabung dalam Kelompok Budidaya Ikan

(Pokdakan) Sekar Mina yang berjumlah 20 orang.

Budidaya ikan patin adalah usaha perbesaran ikan patin yang dilakukan oleh

pembudidaya ikan patin dari proses penanaman benih ikan hingga panen.

Produksi ikan patin adalah jumlah ikan patin yang dihasilkan dari kegiatan

budidaya ikan patin yang berlangsung dalam satu kali musim tanam diukur

dalam satuan kilogram (Kg).

Input adalah faktor-faktor produksi dan sumberdaya lainnya yang digunakan

dalam proses budidaya ikan patin. Input berupa lahan (kolam), benih, pakan,

obat-obatan dan tenaga kerja.

Luas lahan adalah luas kolam yang digunakan pembudidaya untuk melakukan

kegiatan budidaya ikan patin, diukur dalam satuan meter persegi (m2).

Jumlah benih adalah banyaknya benih yang digunakan pembudidaya dalam

proses budidaya ikan patin yang diukur dengan satuan ekor.

Jumlah pakan adalah banyaknya pakan yang digunakan pembudidaya dalam

proses budidaya ikan patin, diukur dalam satuan kilogram (Kg).

Jumlah obat/vitamin adalah banyaknya obat/vitamin yang digunakan

pembudidaya dalam proses budidaya ikan patin.

Page 64: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

44

Tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan dalam proses

kegiatan produksi sampai pasca panen pada kegiatan budidaya ikan patin.

Tenaga yang dicurahkan terdiri dari tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) dan

tenaga kerja luar keluarga (TKLK) diukur dalam satuan harian orang kerja

(HOK).

Upah rata-rata tenaga kerja adalah biaya upah yang dikeluarkan untuk tenaga

kerja per satu hari orang kerja (HOK), diukur dalam satuan rupiah per harian

orang kerja (Rp/HOK).

Harga produsen adalah harga yang diterima pembudidaya ikan patin segar

(harga jual pada tingkat pembudidaya) pada saat jual beli, diukur dalam satuan

rupiah per kilogram (Rp/Kg)

Harga konsumen adalah harga yang dibayarkan oleh konsumen ikan patin

segar kepada produsen pada waktu terjadinya jual beli, diukur dalam satuan

rupiah per kilogram (Rp/Kg).

Volume jual adalah jumlah ikan patin segar yang dijual produsen, diukur

dalam satuan kilogram (Kg).

Volume beli adalah jumlah ikan patin segar yang dibeli oleh konsumen,

diukur dalam satuan kilogram (Kg).

Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak tergantung dengan volume

produksi dalam satu kali budidaya ikan patin, diukur dalam satuan rupiah

(Rp).

Page 65: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

45

Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam satu kali budidaya ikan

patin yang besarnya tergantung pada macam input yang digunakan, diukur

dalam satuan rupiah (Rp).

Biaya total adalah seluruh biaya yang dikeluarkan karena penggunaan faktor-

faktor produksi dalam proses produksi, baik biaya tetap maupun biaya variabel

selama satu kali proses produksi, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Penerimaan adalah jumlah seluruh hasil produksi ikan patin dalam satu kali

panen dikalikan dengan harga yang diterima pembudidaya (harga produsen),

diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Pendapatan budidaya ikan patin adalah keuntungan budidaya ikan patin yang

dihitung dari penerimaan dikurangi dengan biaya- biaya yang dikeluarkan

selama proses produksi dalam satu kali musim panen, diukur dalam satuan

rupiah (Rp).

Olahan ikan patin adalah sebuah hasil dari perubahan bentuk dari ikan patin

segar menjadi abon, pastel dan kue tusuk gigi ikan patin yang memiliki nilai

tambah.

Nilai tambah merupakan selisih antara nilai produksi dikurangi nilai bahan

baku dan nilai input lainnya selain tenaga kerja, diukur dalam satuan rupiah

per kilogram (Rp/Kg).

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi abon,

pastel dan kue tusuk gigi ikan patin, diukur dalam satuan kilogram (Kg).

Page 66: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

46

Harga bahan baku adalah harga bahan utama dalam pembuatan abon, pastel

dan kue tusuk gigi yang diterima oleh pengolah dari hasil pembelian, diukur

dalam satuan rupiah (Rp).

Output/produk adalah olahan ikan patin segar menjadi abon ikan patin, pastel

ikan patin dan kue tusuk gigi ikan patin yang dihasilkan dalam satu kali proses

produksi.

Harga produk yaitu nilai olahan ikan patin berupa abon, pastel dan kue tusuk

gigi yang dihitung dengan satuan rupiah per kilogram (Rp/Kg).

Nilai produk adalah pendapatan yang diterima pengolah dari hasil olahan ikan

patin yang dihitung dalam satuan rupiah/nilai tambah per bahan baku (Rp /

NTbb).

Pemasaran adalah proses pertukaran yang mencakup serangkaian aktivitas

yang ditujukan untuk memindahkan barang atau jasa dari tangan produsen ke

tangan konsumen dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.

Biaya pemasaran adalah besarnya biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing

lembaga pemasaran yang terlibat dalam memasarkan produk sampai ke

konsumen akhir, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Rasio margin keuntungan adalah perbandingan antara tingkat keuntungan

yang diperoleh lembaga pemasaran yang ada dengan biaya yang dikeluarkan

pada kegiatan pemasaran, diukur dalam satuan rupiah (Rp)

Page 67: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

47

C. Lokasi Penelitian, Waktu Pengambilan Data dan Responden

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kota Gajah, Kabupaten Lampung

Tengah. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) dengan

pertimbangan bahwa:

1. Kabupaten Lampung Tengah merupakan penghasil perikanan air tawar

terbesar di Provinsi Lampung.

2. Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kawasan yang

ditetapkan oleh KKP sebagai kawasan minapolitan yang mendorong

revolusi biru yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan penduduk.

3. Kecamatan Kota Gajah merupakan sentra penghasil ikan patin dan

merupakan kawasan minapolitan dengan ikan patin sebagai komoditas

unggulannya.

Waktu pengambilan data dilakukan pada bulan November 2014. Responden

dalam penelitian ini yaitu pembudidaya ikan patin anggota Pokdakan Sekar

Mina, pengolah ikan patin segar menjadi produk abon, pastel dan kue tusuk

gigi anggota kelompok pengolah dan pemasar (Poklahsar) Wanita Sekar Mina,

pedagang ikan patin segar dan pedagang hasil olahan ikan patin.

Jumlah pembudidaya yang tergabung dalam Pokdakan Sekar Mina sebanyak

20 orang. Berdasarkan jumlah populasi yang relatif kecil tersebut, yaitu

kurang dari 30 orang maka responden diambil secara sensus (Sugiyono, 2004).

Page 68: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

48

Jadi pembudidaya yang menjadi responden pada analisis pengadaan subsistem

input dan analisis usahatani masing-masing sebanyak 20 orang.

Poklahsar Wanita Sekar Mina merupakan kelompok pengolah ikan patin yang

memiliki anggota sebanyak 20 orang. Usaha pengolahan ikan patin ini

merupakan usaha kelompok yang dikelola bersama. Oleh sebab itu, pada

analisis subsistem pengolahan ikan patin cukup diambil 1 orang anggota

kelompok untuk dijadikan sebagai responden.

Informasi tentang pemasaran ikan patin segar maupun pemasaran hasil olahan

ikan patin diperoleh dari pedagang yang terlibat langsung dalam sistem

pemasaran ikan patin dengan menggunakan teknik mengikuti alur pemasaran.

Pedagang yang terlibat langsung dalam pemasaran ikan patin segar dan

pemasaran hasil olahan berjumlah 12 orang yaitu 9 pedagang ikan patin segar

dan 3 pedagang hasil olahan. Oleh sebab itu, responden pada subsistem

pemasaran terbagi menjadi dua yaitu 9 pedagang sebagai responden

pemasaran ikan patin segar dan 3 pedagang sebagai responden pemasaran

hasil olahan.

D. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui wawancara

langsung dengan responden dengan menggunakan daftar pertanyaan

(kuesioner). Data sekunder diperoleh melalui studi literatur, laporan-laporan,

publikasi, dan pustaka lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini, serta

Page 69: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

49

lembaga/instansi yang terkait dalam penelitian ini, seperti Dinas Peternakan

dan Perikanan Kabupaten Lampung Tengah, Dinas Kelautan dan Perikanan

Provinsi Lampung., Badan Pusat Statistik, internet dan publikasi yang relevan

dengan tujuan penelitian.

Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui wawancara secara

langsung dengan responden dengan menggunakan kuesioner . Wawancara

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan

tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap

narasumber atau sumber data (Sugiyono, 2012).

E. Metode Analisis Data

Metode pengolahan data dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui tabulasi dan

komputerisasi. Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Analisis Pengadaan Input (subsistem hulu)

Analisis yang digunakan dalam pengadaan subsistem input yaitu analisis

deskriptif kualitatif. Analisis ini digunakan untuk mengetahui sistem

pengadaan input produksi budidaya ikan patin pada Pokdakan Sekar Mina

di Kecamatan Kota Gajah. Pengamatan dilakukan pada kegiatan-kegiatan

yang dilakukan oleh Pokdakan Sekar Mina dalam hal persiapan kolam,

pengadaan benih, pengadaan pakan, vitamin dan teknik yang digunakan

dalam proses budidaya dilihat dari beberapa elemen yaitu, jenis, kualitas,

kuantitas, waktu, biaya dan tempat.

Page 70: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

50

2. Analisis Pendapatan (subsistem usahatani)

Analisis yang digunakan untuk menganalisis usaha budidaya ikan patin

dalam perolehan pendapatan, menggunakan rusmus:

Π =TR – TC .........................................................(1)

Dimana:Π = pendapatan usahataniTR = penerimaan usahataniTC = biaya usahatani

Total penerimaan dalam usaha budidaya ikan patin diperoleh dari

jumlah produksi dikali dengan harga jual ikan patin, dirumuskan

sebagai berikut:

TR = Y . Py ....................................................(2)

Dimana:TR = Total Revenue (penerimaan total)Y = Output (produksi yang diperoleh)Py = Price (harga output)

Total biaya dihitung dari biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses

budidaya ikan patin, dapat dirumuskan sebagai berikut:

TC= FC + VC.................................................(3)

Dimana:TC = Total Cost (biaya total)FC =Fixed Cost (biaya tetap)VC =Variable Cost (biaya variabel)

Untuk mengetahui kelayakan usaha, maka dilakukan analisis R/C rasio,

yaitu perbandingan antara penerimaan total dengan biaya total, yang

dirumuskan sebagai berikut:

Page 71: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

51

R/C=TR

TC............................................................(4)

Dimana:R/C = Nisbah antara penerimaan dengan biayaTR = Total Revenue (penerimaan total)TC = Total Cost (biaya total)

Apabila R/C <1 maka usahatani tidak menguntungkan, bila R/C =1 maka

usahatani tidak untung ataupun tidak rugi (impas), sedangkan R/C >1

maka usahatani tersebut menguntungkan atau layak untuk dilakukan.

3. Analisis Nilai Tambah (subsistem pengolahan)

Analisis yang digunakan untuk mengetahui kegiatan dari subsistem

pengolahan ikan patin pada Poklahsar Wanita Sekar Mina adalah analisis

nilai tambah. Beberapa faktor penentu dalam analisis nilai tambah yaitu:

a. Faktor teknis, mencakup kapasitas produksi satu satuan unit usaha,

jumlah waktu kerja yang digunakan dan tenaga kerja yang dikerahkan.

b. Faktor pasar, mencakup harga output, upah tenaga kerja, harga bahan

baku, dan nilai input lain.

Konsep pendukung dalam analisis nilai tambah metode Hayami pada

subsistem pengolahan adalah:

a. Faktor konversi, menunjukkan banyaknya output yang dapat

dihasilkan satu satuan input.

b. Koefisiensi tenaga kerja, menunjukkan banyaknya tenaga kerja

langsung yang diperlukan untuk mengolah satu satuan input.

c. Nilai output, menunjukkan nilai output yang dihasilkan satu satuan

input.

Page 72: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

52

Untuk menghitung nilai tambah hasil olahan ikan patin, menggunakan

metode Hayami (1987) dengan prosedur seperti tersaji pada Tabel 4.

Kriteria nilai tambah (NT) adalah

a. Jika NT> 0, berarti usaha memberikan nilai tambah (positif).

b. Jika NT<0, berarti usaha tidak memberikan nilai tambah (negatif).

4. Analisis Efisiensi Pemasaran (subsistem pemasaran)

Analisis yang digunakan dalam subsistem pemasaran meliputi analisis

kualititaif yaitu saluran pemasaran dan analisisis statistik meliputi analisis

margin pemasaran yang terdiri dari biaya pemasaran dan rasio profit

margin (RPM). Gambar saluran pemasaran dapat dilihat pada Gambar 4.

1

2

3

4

5

Keterangan:Pc = pengecer, PB = pedagang besar,PP = pedagang pengumpul,Pr = pabrik pengolah,angka 1, 2,...,5 = macam saluran pemasaran.

Gambar 4. Saluran PemasaranSumber : Hasyim (2012).

Perhitungan analisis margin pemasaran dilakukan dengan menggunakan

rumus:

P

R

O

D

U

S

E

N

K

O

N

S

U

M

E

N

Pc

Pc

Pc

PcPBPrPP

PP Pr

PP

Page 73: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

53

Mji=Psi – Pbi, atau ..............................................(5)Mji= bti + i, atau ...............................................(6)= Mji − bti ....................................................(7)

Keterangan:Mji= marjin pemasaran tingkat ke-iPsi = harga penjualan lembaga pemasaran tingkat ke-iPbi = harga pembelian lembaga pemasaran tingkat ke-ibti = biaya pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i

= keuntungan lembaga pemasaran tingkat ke-i

Penyebaran marjin pemasaran dapat dilihat berdasarkan persentase

keuntungan terhadap biaya pemasaran (Ratio Profit Margin/RPM) pada

masing-masing lembaga pemasaran, dirumuskan sebagai :

RPM =i

i

bt

....................................................(8)

Keterangan:πi = Keuntungan lembaga pemasaran tingkat ke-ibti = Biaya pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i

Menurut Azzaino (1982), nilai RPM yang relatif menyebar merata pada

berbagai tingkat pemasaran merupakan cerminan dari sistem pemasaran

yang efisien.

5. Analisis Deskriftif Kualitatif (subsistem jasa layanan pendukung)

Analisis yang digunakan pada subsistem jasa layanan pendukung agribisnis

yaitu analisis deskriptif kualitatif. Analisis ini digunakan untuk mengetahui

lembaga apa saja yang ikut serta dalam memperlancar kegiatan agribisnis

ikan patin Pokdakan Sekar Mina di Kecamatan Kota Gajah. Pengamatan ini

dilakukan pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Podakan Sekar Mina

dalam hal permodalan, penyuluhan, informasi, pasar dan transportasi.

Page 74: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

54

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Kabupaten Lampung Tengah

1. Letak Geografis

Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten di Provinsi

Lampung, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Gunung Sugih.

Kabupaten Lampung Tengah merupakan kabupaten terluas ke dua di Provinsi

Lampung sampai dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 12 tahun

1999 yang memecah kabupaten ini menjadi dua kabupaten dan satu kota yaitu

Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Timur dan Kota Metro.

Secara geografis Kabupaten Lampung Tengah terletak pada 104°35’ sampai

dengan 105°50’ Bujur Timur dan 4°30’ sampai dengan 4°14’ Lintang Selatan

yang meliputi areal seluas 4.789,82 Km2 dengan batas wilayah:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tulang Bawang, Tulang

Bawang Barat dan Kabupaten Lampung Utara.

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pesawaran.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung Timur dan Kota

Metro.

Page 75: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

55

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten

Lampug Barat.

2. Iklim dan Topografi

Kabupaten Lampung Tengah termasuk beriklim tropis basah yang mendapat

pengaruh dari angin musim (Monsoon Asia). Sebagaimana daerah tropis

lainnya, Kabupaten Lampung Tengah hanya mengenal dua musim yaitu

musim kemarau dan musim hujan. Wilayah dengan jumlah curah hujan

tertinggi berada di wilayah utara sekitar Kecamatan Bandar Mataram dan

Terusan Nunyai dengan curah hujan di atas rata-rata curah hujan tahunan,

yaitu antara 180 – 260 mm/tahun. Wilayah dengan curah hujan rendah atau

di bawah rata-rata berada di sekitar Kecamatan Bekri, Padang Ratu,

Bangunrejo, Kalirejo, dan Anak Tuha yang merupakan kawasan sentra

perkebunan sawit di Kabupaten Lampung Tengah. Kawasan TERBAGUS

(Terbanggi, Bandar Jaya, Gunung Sugih) yang saat ini menjadi pusat

pertumbuhan ekonomi juga memiliki jumlah hujan di bawah rata-rata, yaitu

sekitar 80 – 100mm.

Dari segi topografi dan kemiringan lereng dapat dibagi menjadi 5 (lima)

bagian yaitu :

1. Daerah topografi berbukit sampai bergunung terdapat di Kecamatan

Selagai Lingga dengan ketinggian rata-rata 1.600 Mdpl.

2. Daerah topografi berombak sampai bergelombang dicirikan adanya bukit-

bukit rendah yang dikelilingi dataran-dataran sempit, dengan kemiringan

antara 8 persen–15 persen dan ketinggian antara 300 – 500 Mdpl.

Page 76: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

56

3. Daerah dataran aluvial yaitu mencakup dataran yang sangat luas, meliputi

Lampung Tengah sampai mendekati pantai timur, juga merupakan bagian

hilir dari sungai-sungai besar seperti Way Seputih dan Way Pengubuan.

Ketinggian daerah ini berkisar antara 25–75 Mdpl dengan kemiringan 0-3

persen.

4. Daerah rawa pasang surut terletak di sebelah timur Kabupaten Lampung

Tengah, mempunyai ketinggian antara 0,5–1 Mdpl.

5. Daerah river basin yaitu DAS Way Seputih dan sebagian kecil DAS Way

Sekampung di Kecamatan Selagai Lingga

Keadaan lereng bervariasi, mulai datar, landai, miring, dan terjal, dengan

penggelompokkan sebagai berikut :

1. Lereng 0 – 2 persen, terletak pada ketinggian 50 meter dpl yang hampir

tersebar di seluruh wilayah (92,16%).

2. Lereng 2 – 15 persen, terletak pada ketinggian 50-100 meter dpl yang

tersebar antara lain di Kecamatan Padang Ratu, dan Kalirejo.

3. Lereng 15 – 40 persen, terletak pada ketinggian 100-500 meter dpl yang

tersebar antara lain di Kecamatan Padang Ratu, dan Kalirejo.

4. Lereng diatas 40 persen, terletak pada ketinggian lebih dari 500 meter dpl

yang tersebar hanya di Kecamatan Padang Ratu, dan Kalirejo.

3. Demografi

3.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Lampung Tengah pada Tahun 2014

berjumlah 1.227.185 jiwa, atau meningkat sebesar 2,1 persen

Page 77: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

57

dibandingkan dengan jumlah penduduk pada Tahun 2013 lalu yang

berjumlah 1.202.252 jiwa. Adanya peningkatan jumlah penduduk dari

tahun ke tahun memberi dampak terhadap tingkat kepadatan wilayah. Hal

ini terjadi karena adanya penambahan jumlah penduduk tanpa diimbangi

dengan adanya penambahan pada luas wilayah (tetap) yang didiami oleh

penduduk. Pada Tahun 2013 kepadatan penduduk di Kabupaten Lampung

Tengah yaitu 251 jiwa/Km2, sedangkan pada Tahun 2014 bertambah

menjadi 256 jiwa/Km2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Kepadatan penduduk di Kabupaten Lampung Tengah

Tahun Luas Wilayah(Km2)

Jumlah Penduduk(jiwa)

KepadatanPenduduk(jiwa/Km2)

2013 4.789,82 1.202.252 2512014 4.789,82 1.227.185 256

Sumber: BPS Kabupaten Lampung Tengah

3.2 Jumlah dan Rasio Jenis Kelamin

Berdasarkan rasio jenis kelamin, penduduk di Kabupaten Lampung

Tengah pada Tahun 2014 didominasi oleh penduduk laki-laki. Hal ini

dapat dilihat dari jumlah penduduk laki-laki sebesar 625.215 jiwa dan

penduduk perempuan berjumlah 601.970 jiwa. Pada Tahun 2014 rasio

jenis kelamin sebesar 104, artinya pada Tahun 2014 setiap 100 penduduk

perempuan terdapat 104 penduduk laki-laki.

3.3 Struktur Umur Penduduk

Struktur umur penduduk biasanya dibedakan menurut kelompok umur

yaitu anak-anak umur 0-14 tahun, kelompok umur produktif umur 15-64

Page 78: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

58

tahun dan kelompok umur tua berumur 65 tahun keatas. Persentase

jumlah penduduk Kabupaten Lampung Tengah menurut kelompok umur

pada Tahun 2014 yaitu kelompok umur (0-14) sebesar 27,5 persen,

kelompok umur (15-64) sebesar 65,7 persen dan kelompok umur 65 keatas

sebesar 5,8 persen.

B. Kecamatan Kota Gajah

Kecamatan Kota Gajah merupakan kecamatan di Kabupaten Lampung

Tengah. Kecamatan Kota Gajah berdiri sejak tahun 1994 sebagai kecamatan

pembantu asalnya pecahan Kecamatan Punggur. Sejak tanggal 14 Agustus

2001, berdasarkan Perda no.10/2001 tentang pembentukan 13 kecamatan

wilayah Kabupaten Lampung Tengah, Kecamatan Kota Gajah resmi menjadi

kecamatan difinitif.

Kecamatan Kota Gajah memiliki luas wilayah sebesar 68,05 Km2 dengan

jumlah penduduk 32.968 jiwa dan kepadatan 484 jiwa/Km2. Secara

administratif Kecamatan Kota Gajah memiliki 6 kampung dengan ibukota di

Kampung Kota Gajah. Keenam kampung tersebut yaitu Kampung

Kotagajah, (2) Desa Purworejo, (3) Desa Sumberjo, (4) Desa Sritejokencono,

(5) Desa Saptomulyo, dan (6) Desa Nambahrejo.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)

Kabupaten Lampung Tengah, kondisi pertanian tanaman pangan di

Kecamatan Kota Gajah meliputi:

1. Padi ladang mempunyai luas panen 3 ha dengan produksi 12 Ton.

Page 79: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

59

2. Padi sawah mempunyai luas 4.246 ha dengan produksi 26.574 Ton.

3. Jagung luas panen 972 ha dengan produksi 6.542 Ton.

4. Ubi kayu 16 ha dengan produksi 527 Ton.

Perkembangan potensi perkebunan di Kecamatan Kota Gajah, yaitu:

1. Kelapa dalam luas areal 188,50 ha dengan produksi 265,20 Ton.

2. Coklat luas areal 77 ha dengan produksi 42,80 Ton

Peternakan yang dikembangkan di Kecamatan Kota Gajah meliputi:

1. Sapi berjumlah 4.735 ekor.

2. Kerbau berjumlah 373 ekor.

3. Kambing berjumlah 2.048 ekor.

4. Domba berjumlah 1.505 ekor.

5. Ayam Buras berjumlah 8.513 ekor.

6. Ayam Ras Negeri berjumlah 20.000 ekor.

7. Ayam Ras Petelur berjumlah 10.000 ekor.

8. Itik berjumlah 4.530 ekor

Pada budidaya perikanan di Kecamatan Kota Gajah menghasilkan komoditas

perikanan yang berasal dari sungai sebanyak 10,30 Ton, kolam 2.998 Ton, dan

mina padi sebanyak 120 Ton. Budidaya perikanan di kolam memperoleh

produksi sangat tinggi.

Page 80: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

60

C. Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Patin Sekar Mina.

1. Sejarah Pokdakan Sekar Mina

Pembentukan kelompok budidaya ikan ini dilatar belakangi oleh kegiatan

rumah tangga, dimana kegiatan itu adalah pemeliharaan ikan konsumsi rumah

tangga atau sekedar pemeliharaan yang tidak ditekuni sebagaimana orang lain

yang berusaha di bidangnya. Usaha ini dikembangkan melalui bakat naluri

dengan bermodalkan sebuah tekad dan atas kemauan masing-masing anggota

untuk memelihara ikan dalam wadah berupa kolam besar atau kolam plastik

dengan ukuran kecil, yang hanya bersifat hiburan di waktu senggang. Namun

pada akhirnya, 11 orang yang merupakan cikal bakal pembentuk kelompok

ini mulai membicarakan rencana untuk membuat sebuah kelompok.

Pada masa awal pembentukannya kelompok budidaya ikan patin di

Kecamatan Kota Gajah ini bernama Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sekar

Mina dengan Nomor SK. Pembentukan Kelompok Pemula Tgl. 13 Maret

2004. Setelah memperoleh juara II lomba kelompok tingkat Kabupaten

Lampung Tengah tahun 2005, KUB ini kembali mendapatkan pengakuan

dari Bp. Camat Kota Gajah dengan diterbitkannya berita acara pengukuhan

sebagai kelompok tingkat madya dengan Nomor SK. Tingkat Kelompok

Madya Nomor 300/180/C.23/2005 Tgl. 4 April 2005.

Seiring berjalannya waktu semakin banyak anggota yang tergabung dalam

KUB Sekar Mina. Kemudian pada Tahun 2006, setelah terpilihnya

kepengurusan periode yang baru, KUB Sekar Mina meleburkan diri menjadi

Page 81: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

61

Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) sesuai dengan kesepakatan anggota dan

peraturan dari dinas terkait.

2. Struktur Organisasi Pokdakan Sekar Mina

Struktur organisasi Pokdakan Sekar Mina terdiri dari ketua, sekretaris,

bendahara, seksi organisasi, seksi benih, seksi pakan, seksi pasar, seksi peran

wanita, seksi budidaya dan anggota. Struktur organisasi Pokdakan Sekar

Mina dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Bagan struktur organisasi Pokdakan Sekar Mina.

Ketua:Danu Supriyadi

SekretarisSarji

BendaharaSuharto

Seksi OrganisasiSutikno

Seksi BenihDaliman

Seksi PakanSiswanto

Seksi PasarSupratikno

Seksi BudidayaSugiatmoko

Seksi Peran WanitaEsti Rahayu

Anggota

Page 82: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

62

3. Sarana dan Prasarana Pokdakan Sekar Mina

Sekretariat Pokdakan Sekar Mina untuk saat ini menggunakan rumah dari

ketua Pokdakan yaitu Bapak Danu Supriyadi yang berada di Dusun Kotasari I

Kampung Kota Gajah Kecamatan Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah.

Sarana prasarana kantor yang ada saat ini antara lain meja, kursi, Laptop, dan

printer. Sarana transportasi yang dimiliki Pokdakan Sekar Mina yaitu 2 unit

kendaraan bermotor dengan kondisi baik.

4. Partisipasi Anggota Kelompok

Pokdakan Sekar Mina memiliki anggota kelompok yang berjumlah 20, yang

mana dari tahun ke tahun selama lima tahun terakhir mengalami penurunan

jumlah anggota kelompok yang disebabkan karena keluar, pindah tempat

tinggal dan meninggal dunia. Walaupun dengan jumlah anggota hanya 20

orang, akan tetapi semua anggota berperan aktif dalam mengikuti setiap

kegiatan kelompok seperti penyuluhan, pelatihan dan kegiatan kumpul

bulanan yang diadakan setiap tangal 10.

D. Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) Wanita Sekar Mina

1. Sejarah Poklaksar Wanita Sekar Mina

Sejarah terbentuknya Poklahsar Wanita Sekar Mina dilatar belakangi adanya

permasalah yang dialami oleh para pembudidaya ikan patin Pokdakan Sekar

Mina. Kegiatan budidaya ikan yang sudah ditekuni oleh para anggota

Pokdakan Sekar Mina memacu para anggota untuk selalu mengembangkan

usahanya. Berawal pada kegiatan pemanenan serentak yang menyebabkan

Page 83: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

63

harga jual ikan patin menjadi rendah (prinsip ekonomi) dibentuklah kelompok

pengolah dan pemasar (Poklahsar) Wanita Sekar Mina yang beranggotakan

para istri anggota Pokdakan Sekar Mina. Dengan dibentuknya Poklahsar

Wanita Sekar Mina harapannya dapat turut serta dalam menstabilkan harga

jual ikan.

Maksud dari pembentukan Poklahsar Wanita Sekar Mina ini, antara lain:

1. Membantu para pembudidaya ikan Pokdakan Sekar Mina.

2. Memberikan kontribusi perempuan dalam bidang pembangunan perikanan

di kawasan Minapolitan Patin.

3. Sebagai interaktif wanita dalam pengolahan dan pemasaran hasil

perikanan.

4. Turut menstabilkan harga dengan pengolahan ikan di tingkat

pembudidaya.

5. Sebagai tempat untuk memperkuat kerjasama diantara anggota dalam

kelompok, antar kelompok serta pihak-pihak lain.

6. Berwawasan bisnis industrial.

Poklahsar Wanita Sekar Mina resmi berdiri pada tanggal 16 November 2010.

Produk hasil olahannya berupa abon ikan patin, pastel ikan patin dan kue

tusuk gigi ikan patin dengan modal awal sebesar Rp 1.600.000,00.

2. Struktur Organisasi Poklahsar Wanita Sekar Mina

Struktur organisasi Poklahsar Wanita Sekar Mina terdiri dari ketua, sekretaris,

bendahara, seksi permodalan, seksi kredit, seksi tagihan dan anggota. Struktur

organisasi Poklahsar Wanita Sekar Mina dapat dilihat pada Gambar 6.

Page 84: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

64

Gambar 6. Bagan struktur organisasi Poklahsar Wanita Sekar Mina.

3. Partisipasi Anggota Kelompok

Poklahsar Wanita Sekar Mina memiliki anggota kelompok yang berjumlah 20

orang. Para anggota kelompok berperan aktif dalam mengikuti kegiatan

kelompok baik berupa kegiatan pelatihan pembuatan produk perikanan,

kegiatan pemasaran produk ikan patin seperti bazar dan pameran maupun

kegiatan rutin bulanan yang dilakukan setiap hari minggu di minggu pertama.

Sekretariat tempat perkumpulan para anggota Poklahsar Wanita Sekar Mina

bertempat di rumah ketua Pokdakan Sekar Mina di Dusun Kotasari I Kampung

Kota Gajah Kecamatan Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah.

Ketua:Winarsih

SekretarisSri Rahayu

BendaharaRosnaniwati

Seksi TagihanRanti

Seksi KreditPoninten

Seksi PermodalanEsti Rahayu

ANGGOTA

Page 85: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

132

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Sistem pengadaan input sarana produksi budidaya ikan patin Pokdakan Sekar

Mina (kolam, benih, vitamin dan tenaga kerja ) memenuhi kriteria 6 tepat.

Tetapi, pengadaan sarana produksi pakan tidak memenuhi kriteria tepat harga

dan tepat mutu.

2. Besarnya rata-rata pendapatan per-ha yang diperoleh pembudidaya ikan patin

Pokdakan Sekar Mina pada MT I yaitu Rp 124.303.944,44 dengan nilai R/C

sebesar 2,66 dan pada MT II yaitu Rp 165.798.467,59 dengan nilai R/C

sebesar 2,87.

3. Nilai tambah produk olahan ikan patin (abon, pastel dan kue tusuk gigi ikan

patin) bernilai positif (NT > 0). Nilai tambah tertinggi yaitu kue tusuk gigi

dengan rasio nilai tambah sebesar 51,71 persen.

4. Pemasaran ikan patin pada Pokdakan Sekar Mina dibagi menjadi dua yaitu

pemasaran ikan patin segar dan pemasaran produk hasil olahan ikan patin.

Pemasaran ikan patin segar mempunyai dua saluran pemasaran yaitu

pemasaran di Kecamatan Kota Gajah dan Pemasaran di luar Kecamatan Kota

Gajah. Pemasaran produk olahan ikan patin (abon, pastel dan kue tusuk gigi)

Page 86: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

133

masing-masing produk memiliki dua saluran pemasaran sederhana yaitu

pemasaran secara langsung kepada konsumen dan pemasaran melalui

perantara pedagang pengecer. Pemasaran ikan patin segar Pokdakan Sekar

Mina inefisien.

5. Jasa layanan pendukung yang mendukung dan memperlancar kegiatan

agribisnis ikan patin Pokdakan Sekar Mina yaitu pasar, penyuluh, transportasi

dan peraturan pemerintah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran yang diajukan antara

lain:

1. a. Bagi para anggota Pokdakan Sekar Mina untuk menambah tingkat

kepadatan tebar atau tanam benih ikan patin, agar produksi ikan bisa

ditingkatkan lagi.

b. Bagi Poklahsar Wanita Sekar Mina diharapkan untuk dapat mengolah

produk ikan patin dari hasil budidaya ikan patin Pokdakan Sekar Mina.

2. Bagi pemerintah dan instalasi terkait, diharapkan untuk dapat mengatasi

masalah pemasaran ikan patin di Kecamatan Kota Gajah yang masih belum

efisien.

3. Bagi peneliti lain, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai tingkat

kesejahteraan para anggota Pokdakan Sekar Mina.

Page 87: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, I.2011.Analisis Nilai Tambah dan Pendapatan Usaha Industri“Kemplang” Rumah Tangga Berbahan Baku Utama Sagu Dan Ikan.Jurnal Pembangunan Manusia, Universitas Sriwijaya.

Apriono, D. 2013. Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran Ikan Lele di Desa RasauJaya 1 Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya. Jurnal SosialEkonomi Pertanian, Volume 1, Nomor 3, Desember 2012, hlm 29-36.

Arianti, NN. 2011 .Klasifikasi Subsektor Pertanian Kabupaten/Kota di ProvinsiBegkulu (Pendekatan Tipologi Klassen).https://nyayunetiarianti.files.wordpress.com/klasifikasi-subsektor-pertanian. [22April 2016].

Arief, Y. 2013. Potensi Perikanan Budidaya. Pemerintah Kabupaten Sinjai.http://www.sinjaikab.go.id/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=374:potensiperikananbudidaya&catid=104&ltemid=550.[14 Maret 2016].

Badan Pusat Statistika.2012. Produksi Perikanan Indonesia 2007-2011.www.bps.go.id. Diakses 12 Juni 2014.

_________________.2013. Produk Domestik Bruto (PDB) Perikanan TerhadapPertanian 2012. www.bps.go.id. Diakses 12 Juni 2014.

Departemen Pertanian. 2001. Pembangunan Sistem Agribisnis Sebagai PenggerakEkonomi Nasional. Pertama. Jakarta.

Dinas Kelautan dan Perikanan. 2012. Statistik Perikanan Budidaya 2011. DinasKelautan dan Perikanan Provinsi Lampung. Bandar Lampung.

________________________. 2013. Statistik Perikanan Budidaya 2012. DinasKelautan dan Perikanan Provinsi Lampung. Bandar Lampung.

Firdaus, M. 2008. Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara. Jakarta.

Ghufran.M dan Kordik. K. 2010. Budidaya Ikan Patin di Kolam Terpal. AndiOffset. Yogyakarta.

Page 88: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

Hasyim, A.I. 2003. Tataniaga Pertanian. Fakultas Pertanian UniversitasLampung. Bandar Lampung.

__________. 2012. Tataniaga Pertanian. Fakultas Pertanian UniversitasLampung. Bandar Lampung.

Jumiati. 2012. Analisis Pemasaran Dan Tingkat Pendapatan Nelayan PadaAgribisnis Pengasapan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) (StudiKasus Di Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba). OctopusJurnal Ilmu Perikanan Vol 01 (1) Januari-Juni 2012. 56-70http://lp3m.unismuh.ac.id/jurnal/index.php/octopus/article/view/395[24 Mei 2016].

Khairuman dan Khoirul, A. 2010. Buku Pintar Budi Daya 15 Ikan Konsumsi.Agro Media. Jakarta Selatan.

Khoirunnisa A, Haryono D, Nugraha A. 2013. Analisis Pendapatan danPengambilan Keputusan Dalam Menentukan Tanaman SayuranUnggulan Di Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus. JIIA Vol 01(2) 98-104.http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/235/234.[14 Agustus 2016]

Maharani CND, Lestari DAH, Kasymir E. 2013. Analaisis Nilai Tambah danKelayakan Usaha Pengolahan Limbah Padat Ubi Kayu (Onggok) DiKecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur. JIIA Vol 01 (4)284-290.http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/704/646.[14 Maret 2016].

Mahyuddin, K. 2010. Panduan Lengkap Agribisnis Patin. Penebar Swadaya.Jakarta.

Mardikanto, T dan Irianto, H. 2011. Metode Penelitian dan Evaluasi Agribisnis.Universitas Sebelas Maret. Jawa Tengah.

Maulidah, S. 2012. Sistem Agribisnis. Brawijaya University. Malang..Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Yogyakarta.

Nurmedika. 2013. Analisis Pendapatan dan Nilai Tambah Keripik Nangka PadaIndustri Rumah Tangga Tiara di Kota Palu. e-J. Agrotekbis 1 (3) :267-273, Agustus 2013

Pertiwi KA, Affandi MI, Kasymir E. 2015. Nilai Tambah, PengendalianPersediaan Bahan Baku Dan Pendapatan Usaha Pada KUB BinaSejahtera Di Kelurahan Kangkung Kecamatan Bumi Waras KotaBandar Lampung. JIIA Vol 03 (1) 26-31.

Page 89: ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN …digilib.unila.ac.id/24324/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS IKAN PATIN (Pangasius sp.) KELOMPOK BUDIDAYA

http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1014/919.[18 Juni 2016].

Pradika A, Hasyim AI, dan Soelaiman A. 2013. Analisis Efisiensi Pemasaran UbiJalar Di Kabupaten Lampung Tengah. JIIA Vol 01 (1) 25-35.http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/128/132.[18 Juni 2016].

Ramli, M. 2009. Biaya dan Keuntungan Pemasaran Ikan Patin Budidaya. BerkalaPerikanan Terubuk Juli 2009, halaman 104-116 Vol. 37 No. 2.

________. 2012. Usaha Pengolahan dan Pemasaran Ikan Salai Patin (Kasus diDesa Penyasawan Kecamatan Kampar, Riau). Jurnal perikanan dankelautan 17,2 (2012): 88- 105.

Saragih, B. 2010. Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi BerbasisPertanian. IPB press. Bogor.

Septiara I, Maulina I, Buwono ID. 2012. Analisis Pemasaran Ikan Mas Koki(Carassius auratus) Di Kelompok Pembudidaya Ikan Kalaka CiungKecamatan Cimahi Kabupaten Sumedang. Jurnal Perikanan danKelautan Vol 03 (3), September 2012: 69-73.http://jurnal.unpad.ac.id/jpk/article/view/1407. [14 Agustus 2016].

Soekartawi. 1997. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Universitas Indonesia.Jakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&B. Alfabeta.Bandung.

Susanto, H dan Khoirul, A. 1999. Budidaya Ikan Patin. Penebar Swadaya.Jakarta.

Swastha, B dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty.Yogyakarta.

Umar, Z.A. 2011. Pengembangan Agribisnis Terpadu Di Sektor Perikanan. JurnalInovasi Volume 8, No.4, Desember 2011. Gorontalo.

Zakaria, W.A. 2010. Penataan Kelembagaan, Kunci Peningkatan DayasaingAgribisnis Indonesia. Universitas Lampung. Bandar Lampung.