ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI …vi ABSTRAK AHMAD ZAILAN. 105050100916. Analisis...
Transcript of ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI …vi ABSTRAK AHMAD ZAILAN. 105050100916. Analisis...
i
ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI
TERINTEGRASI PADI – TERNAK SAPI POTONG DI
KECAMATAN KAHU KABUPATEN BONE
Analysis Of Production And Integrated Farm Income Of
Rice-Beef Cattle In Kahu sub-district, Bone District
AHMAD ZAILAN
105050100916
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER AGRIBISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2020
ii
ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI
TERINTEGRASI PADI – TERNAK SAPI POTONG DI
KECAMATAN KAHU KABUPATEN BONE
TESIS
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar magister
Program Studi Magister Agribisnis
Disusun dan Diajukan oleh
AHMAD ZAILAN
NomorIndukMahasiswa : 105050100916
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER AGRIBISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR 2020
iii
iv
v
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertandatangan di bawahini :
Nama : Ahmad Zailan
NIM : 10505001916
Program Studi : Magister Agribisnis
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul : Analisis
Produksi Dan Pendapatan Usahatani Terintegrasi Padi – Ternak Sapi
Potong Di Kecamatan Kahu Kabupaten Bone. Adalah benar merupakan
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat
dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang
lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Makassar, 8 Oktober 2020
Ahmad Zailan
vi
ABSTRAK
AHMAD ZAILAN. 105050100916. Analisis Produksi Dan
Pendapatan Usahatani Terintegrasi Padi – Ternak Sapi Potong Di Kecamatan Kahu Kabupaten Bone. Dibimbing oleh Syafiuddin dan Arifin Fattah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya produksi, tingkat pendapatan usahatani terintegrasi padi - ternak sapi di Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone.
Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat petani padi sekaligus peternak sapi potong dengan memanfaatkan limbah usahatani padi dan limbah usaha ternak sapi sebagai bagian dari sarana produksi di Kecamatan Kahu yang berjumlah 4356 orang. Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik slovin yang kemudian dilanjutkan dengan teknik stratified random sampling dengan memilih masyarakat petani sekaligus peternak sapi potong disetiap desa berdasarkan tingkatan stratum. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 68 orang. Analisis data yang digunakan yaitu secara deskriptif dan kuantitatif dengan menggunakan metode analisis pendapatan.
Hasil analisis menunjukkan nilai produksi dan tingkat pendapatan, diperoleh total biaya senilai Rp 24.298.623., penerimaan sebanyak Rp 91.317.766 dengan total produksi padi senilai 13.791 Kilogram dari rata-rata luas lahan seluas 1.37 Hektar , total produksi ternak sapi potong senilai 337.29 Kilogram dari rata-rata jumlah ternak peliharaan sebanyak 5 ekor ternak sapi potong. Tingkat pendapatan senilai Rp 67.019.143., dengan R/C Ratio senilai 1.31 yang menandakan bahwa usaha tani dengan sistem yang terintegrasi layak untuk dilaksanakan.
Kata Kunci : Usahatani terintegrasi, Produksi, Pendapatan, Padi, Sapi Potong.
vii
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti kepada hamba-Nya. Shalawat serta
salam semoga tercurah kepada junjungan kita Rasulullah SAW beserta
para keluarga, sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis yang berjudul : Analisis Produksi Dan Pendapatan
Usahatani Terintegrasi Padi – Ternak Sapi Potong Di Kecamatan Kahu
Kabupaten Bone.
Tesis ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi
syarat dalam memperoleh gelar Magister Pertanian pada Program studi
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Prof. Dr. Syafiuddin M.Si.,selaku pembimbing I dan Dr. Ir. Arifin
Fattah M.Si., selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan
waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga tesis
dapat diselesaikan.
2. Ibu Dr. Sri Mardiyati SP.MP., Selaku penguji I dan Ibu Dr. Irma
Sribianti, S.Hut., M.P., IPM., selaku penguji II yang senantiasa
memberi dorongan serta kritikan dan saran yang bersifat
membangun dalam masa proses penyusunan maupun pada saat
seminar tesis.
3. Bapak Dr. Darwis Muhdina M.Si selaku Direktur Program
PascasarjanaUniversitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Prof. Dr. Syafiuddin M.Si selaku ketua Program
Pascasarjana Agribisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
danBapak Dr. Muhammad Natsir SP. MP. Selaku sekretaris
Program Pascasarjana Agribisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.
ix
5. Kedua orang tua Almarhum ayahanda Lae dan Ibunda Hj. Jamilah,
dan kedua saudara saya Muh. Rijal dan Jusmiati serta segenap
keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun
materil sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
6. Seluruh Dosen Program Pascasarjana Agribisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu
kepada penulis.
7. Teman-teman sesama akademisi terutama kepada kakanda
Makmur onti, Armin amir, Sulkarnain, Ahmad, dan semua teman
sekelas yang tidak bias saya sebutkan satu persatu, yang
senantiasa bekerja sama, memberi dorongan dan motivasi dalam
proses penulisan tesis ini.
8. Serta teman-teman di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Komisariat Fakultas Pertanian Unismuh Makassar, yang senantiasa
memberi pencerahan dan motivasi untuk pantang menyerah dalam
masa proses penulisan tesis ini.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS iv ABSTRAK v ABSTRACT vi KATA PENGANTAR vii DAFTAR ISI viii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR xi DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB I PENDAHULUAN 15 A. Latar Belakang 15 B. Rumusan Masalah 21 C. Tujuan Penelitian 22 D. Manfaat Penelitian 22
BAB II KAJIAN PUSTAKA 23 A. Sistem PertanianTerpadu 23 B. Sistem Usahatani Terintegrasi 27 C. Usahatani Terintegrasi Padi Sawah – Ternak Sapi Potong 30 D. Faktor Produksi 32 E. Konsep Pendapatan Usahatani Terintegrasi Padi-ternak Sapi
Potong 37 F. Struktur Biaya Usahatani 40 G. Hasil Penelitian Terkait Sistem Integrasi Tanaman Ternak 41 H. Kerangka Pikir Penelitian 44
BAB III METODE PENELITIAN 48 A. Pendekatan Penelitian 48 B. Lokasi Dan Waktu Penelitian 48 C. Populasi Dan Sampel 49 D. Metode Pengumpulan Data 51
1. Jenis Data 51 2. Sumber Data 51 3. Teknik Pengumpulan Data 51
E. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel Penelitian 53 F. Teknik Analisis Data 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 57 A. HasilPenelitian 57
1. Deskripsi Lokasi Penelitian 57 2. Deskripsi Penelitian 67
B. Pembahasan 73
xi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 88 A. Kesimpulan 88 B. Saran 89
DAFTAR PUSTAKA 90 LAMPIRAN 96
xii
DAFTAR TABEL
1. Angka Produktivitas Usahatani Padi Di Kecamatan Kahu
2014 – 2018 18
2. Angka Populasi Ternak Sapi Potong Di Kecamatan Kahu
2014 – 2018 19
3. Penelitian Terdahulu Terkait Analisis Usahatani Terintegrasi
Padi Ternak Sapi Potong 42
4. Penggolongan Jumlah Sampel Berdasarkan Stratum Di
Setiap Desa 51
5. Daftarnama Desa/Kelurahan Di Kecamatan Kahu
Kabupaten Bone 58
6. Jenis Pekerjaan Masyarakat Kecamatan Kahu 59
7. Tingkat Pendidikan Masyarakat Kecamatan Kahu 60
8. Umur Responden Usahatani Terintegrasi Padi-Ternak Sapi
Potong Di Kecamatan Kahu 67
9. Tingkat Pendidikan Responden Usahatani Terintegrasi
Padi-Ternak Sapi Potong Di Kecamatankahu 68
10. Pengalaman Usahatani Responden Usahatani Terintegrasi
Padi-Ternak Sapi Potong Di Kecamatan Kahu 69
11. Distribusi Lahan Responden Usahatani Terintegrasi Padi-
Ternak Sapi Potong Di Kecamatan Kahu 70
12. Jumlah Ternak Sapi Potong Responden Usahatani
Terintegrasi Padi-Ternak Sapi Potong Di Kecamatan Kahu 71
13. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden Usahatani
Terintegrasi Padi-Ternak Sapi Potong Di Kecamatan Kahu 72
14. Biaya Produksi Usahatani Terintegrasi Padi – Ternak Sapi
Potong 75
15. Jumlah Produksi Dan Penerimaan Usahatani Terintegrasi
Padi Ternak Sapi Potong 80
16. Rekapitulasi Total Biaya, Penerimaan Dan Pendapatan
Usahatani Terintegrasi 82
xiii
DAFTAR GAMBAR
1. Model Spt Pada Lahan Sawah 26
2. Kerangka Pikir Penelitian 47
3. Foto Bersama Responden Pada Proses Wawancara 113
4. Lahan Usahatani Padi Milik Responden 114
5. Ternak Sapi Potong Milik Responden 115
6. Proses Usahatani Dan Pasca Panen 116
7. Proses Angkutan Pakan Ternak Sapi Potong 117
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuisioner Penelitian 93
2. Identitas Responden 99
3. Produksi Dan Penerimaan Usahatani Padi 102
4. Produksi Dan Penerimaan Usaha Ternak Sapi Potong 103
5. Biaya Variabel Usahatani Padi 104
6. Biaya Variabel Usaha Ternak Sapi Potong 106
7. Tenaga Kerja Usahatani Padi 108
8. Biaya Tetap Usahatani Padi 109
9. Biaya Penyusutan Usaha Ternak Sapi Potong 110
10. Total Biaya Usahatani Terintegrasi 112
11. Dokumentasi Penelitian 113
12. Riwayat Hidup 118
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diversifikasi lahan pertanian untuk pengembangan proses produksi
pertanian telah berlangsung lama dari masa ke masa, hal ini menandakan
adanya proses yang sangat berpengaruh terhadap hasil produksi untuk
menunjang perekonomian nasional. Di sisi lain, hal tersebut telah menjadi
fokus kajian semua pihak yang berperan dalam pengembangan
perekonomian dibidang pertanian, dimulai dari petani, pemerintah, hingga
akademisi serta berbagai stakeholder lainnya yang terkait (Badan Litbang
Pertanian, 2005).
Dalam kenyataannya, proses diversifikasi lahan pertanian telah
menampakkan wujud yang dinamis sesuai dengan pola pemikiran petani
serta pemerintah, dalam arti adanya kerja sama yang berjalan sehingga
menghasilkan perubahan pola budidaya pertanian dengan pemanfaatan
lahan dengan pola budidaya yang beragam serta meningkat dari segi
produktivitasnya.
Salah satu hal yang menarik dari penjabaran proses diversifikasi
dalam aspek budidaya pertanian adalah proses integrasi tanaman ternak
untuk memanfaatkan potensi lahan beserta aspek manajerial lainnya
secara maksimal. Proses integrasi diterapkan petani lahir dari adanya
kesadaran akan tanggung jawab kepemilikan lahan, ketersediaan
16
komoditas, modal, potensi tenaga kerja, serta efisiensi waktu dalam
proses pelaksanaan budidaya. Hal tersebut sekaligus lahir sebagai
dampak dari perkembangan perekonomian dalam hal kebutuhan produksi
dan konsumsi yang terus meningkat.
Petani tidak ingin tertinggal dalam hal tersebut, sehingga
pemanfaatan potensi lahan beserta aspek manajerial lainnya semakin
dikembangkan dengan berbagai macam pilihan. Proses integrasi
budidaya usahatani yang diterapkan pun beragam, seperti integrasi padi-
palawija-ternak, integrasi padi-perikanan, dan berbagai macam model
integrasi budidaya pertanian lainnya.
Pemanfaatan sumberdaya secara optimal dari sudut pandang nilai-
nilai religiusitas juga memiliki kaitan yang erat dengan wujud tanggung
jawab manusia sebagai pemimpin atas proses keberlangsungan
kehidupan di alam raya dimana manusia dituntut untuk bekerja sebaik
mungkin dengan dasar pengetahuan atas segala hal yang berwujud
materil (alam raya) maupun non materil (Tuhan, malaikat, hari akhir, dan
lain-lain) serta karena adanya dasar keterikatan antara dirinya dengan
Tuhan, dalam Al-Quran Surah Al Baqarah ayat 30, Allah SWT berfirman :
ىكة اوی جاعم فی الزض خهیفة -و اذ قال زبك نهمه
سفكى مآء ا اتجعم فیها مه یفسد فیها اند - قانى
و حه وسبح ب حمدك و قدس كم قال اوی اعهم ما ل تعهمىن (۰۳)
17
Artinya, “ Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat, “aku hendak menjadikan khalifah di bumi. Mereka berkata,
“apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan
menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan
menyucikan nama-Mu?” dia Allah berfirman, “sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Demikian halnya, dengan proses budidaya dalam sistem pertanian
terpadu adalah merupakan wujud konkrit dari proses penjabaran makna
tanggung jawab sebagai pemimpin untuk mengelola dengan sebaik
mungkin potensi alam raya dalam hal ini untuk kepentingan kesejahteraan
manusia seluruhnya.
Disisi lain, pemanfaatan sumber daya yang ada dengan cara
mengkombinasikan antara tanaman, ternak dan hal lainnya yang bernilai
simbiosis – mutualisme seperti limbah padi sebagai pakan ternak juga
sebaliknya limbah ternak sebagai pupuk untuk tanaman padi adalah wujud
konkrit dari ajaran tanpa pemborosan yang diajarkan dalam ajaran islam
Allah SWT berfirman dalam Al Quran surah Al Isra ayat 27 :
طیه ی ا اخىان انش زیه كاوى - ان انمبر
ا (۷۲) ه نسبه كفىز و كان انشیط
Artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adala h
saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.”
Demikianlah, dalam perspektif ilmu pertanian, dapat dikatakan bahwa
18
jalan terbaik untuk meniadakan pemborosan adalah dengan
memanfaatkan segala potensi sumberdaya yang ada.
Dalam ajaran islam, tuntutan atas pemanfaatan sumberdaya
secara maksimal dan tanpa pemborosan atau pengabaian terhadap
sesuatu benda yang memiliki nilai guna telah diajarkan oleh Nabi
Muhammad SAW dengan memberi seruan kepada para pengikutnya,
tertera dalam hadist dimana Nabi Muhammad SAW bersabda : “tiada
kebaikan dalam pemborosan, dan tiada pemborosan dalam kebaikan”.
Dalam hadist lain, Nabi Muhammad SAW bersabda : “sesungguhnya
orang-orang yang boros adalah saudara setan” (Quraish Shihab. 2006).
Sebagian besar wilayah di Indonesia adalah wilayah pertanian
dengan luas lahan yang cukup memadai, demikian halnya disetiap
wilayah banyak petani yang menerapkan sistem budidaya yang
terintegrasi antar komoditas yang satu dengan komoditas lainnya dengan
tujuan untuk mengembangkan proses produksi sekaligus pendapatan
dalam kegiatan budidaya pertanian yang dilakukan.
Kabupaten Bone adalah wilayah kabupaten di Sulawesi Selatan
dengan potensi pertanian yang sangat menjanjikan untuk perkembangan
perekonomian (Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone, 2019). Diantara
sekian banyak wilayah kecamatan di Kabupaten Bone, Kecamatan Kahu
adalah wilayah dengan potensi dalam aspek pertanian yang amat besar.
Berdasarkan laporan statistik pertanian tanaman pangan, penggunaan
lahan dan produksi tanaman padi sawah menurut desa/kelurahan di
19
Kecamatan Kahu dalam hitungan hektar selama periode 5 tahun terakhir,
menunjukkan angka produktivitas yang cukup mengalami peningkatan
dari tahun ke-tahun, meskipun sempat mengalami penurunan angka
produktivitas dalam periode satu tahun antara tahun 2015 dan 2016.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 1. Luas lahan, Produksi dan Produktivitas Usahatani Padi Kecamatan Kahu 2014-2018
Tahun Luas Lahan (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)
2014 18.95 77.616 4.095
2015 18.943 92.699 4.893
2016 18.12 15.831 1.925
2017 8.302.75 92.399 11.129
2018 8.112.75 120.622 14.868
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone Tahun 2019.
Pada tahun 2014, produksi padi sawah sebanyak 77.616 Ton dari
luas lahan yang dimanfaatkan seluas 18.950 hektar dengan produktivitas
sebanyak 4.095. Pada tahun 2015, produksi padi sawah sebanyak 92.699
ton, dari luas lahan yang dimanfaatkan seluas 18.943 Hektar dengan
produktivitas sebanyak 4.893. Pada tahun 2016, produksi padi sawah
sebanyak 15.831 ton dari luas lahan yang dimanfaatkan seluas 18.120
Hektar dengan produktivitas sebanyak 1.925. Pada tahun 2017 produksi
padi sawah sebanyak 92.399 Ton dari luas lahan yang dimanfaatkan
seluas 8.302.75 Hektar dengan produktivitas sebanyak 11.129, pada
tahun 2018 produksi padi sawah sebanyak 120.622 Ton dari luas lahan
yang dimanfaatkan seluas 8.112.75 Hektar dengan produktivitas
sebanyak 14.868.
20
Selain data pertanian tanaman pangan tersebut diatas, data
populasi peternakan sapi potong dari tahun ke-tahun juga menunjukkan
angka yang bisa dikatakan cukup menjanjikan dalam ruang lingkup
usahatani meski sempat mengalami penurunan angka populasi dalam
masa periode satu tahun yakni antara tahun 2015 dan tahun 2016. Untuk
lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Angka Populasi Ternak Sapi Potong Kecamatan Kahu 2014 - 2018
Tahun Populasi
2014 27.342
2015 28.581
2016 26.405
2017 33.267
2018 38.5
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone Tahun 2014-2018.
Pada tahun 2014 sebanyak 27.342 ekor sapi peliharaan, pada
tahun 2015 sebanyak sebanyak 28.581 ekor sapi peliharaan, pada tahun
2016 sebanyak 26.405 ekor sapi peliharaan, pada tahun 2017 sebanyak
33.267 ekor sapi peliharaan, dan pada tahun 2018 sebanyak 38.500 ekor
sapi peliharaan.
Melihat potensi dari data tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa
potensi lahan pertanian untuk produksi tanaman pangan di Kabupaten
Bone menunjukkan nilai yang cukup tinggi, demikian pula potensi
peternakan sapi potong dari jumlah populasinya yang terus meningkat
dapat dikatakan memiliki peluang untuk proses pengembangan kegiatan
usahataninya.
21
Akan tetapi kenyataan dalam penerapan pola budidaya dengan
sistem integrasi budidaya padi dan ternak sapi potong yang banyak
diterapkan oleh masyarakat petani di wilayah Kabupaten Bone dalam
kegiatan usahataninya tersebut masih belum menunjukkan taraf
perkembangan dari segi kesejahteraan petani.
Dari pernyataan tersebut diatas, timbul pula pertanyaan yaitu
seberapa besar tingkat pendapatan petani dari proses budidaya yang
dilakukan tersebut dan apakah penerapan sistem integrasi usahatani padi
sawah terintegrasi sapi tersebut memberi dampak yang berpengaruh
terhadap terhadap efisiensi faktor-faktor produksi dan tingkat pendapatan
dalam kegiatan usahatani yang dilakukan?.
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan sebuah rumusan
masalah,yaitu :
1. Bagaimanakah proses produksi, total biaya, dan penerimaan
usahatani terintegrasi padi - ternak sapi potong di Kecamatan Kahu,
Kabupaten Bone?
2. Bagaimanakah tingkat pendapatan usahatani terintegrasi padi - ternak
sapi potong di Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone?
22
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis proses produksi, total biaya, dan penerimaan
usahatani terintegrasi padi - ternak sapi potong di Kecamatan Kahu,
Kabupaten Bone.
2. Untuk menganalisis tingkat pendapatan petani terintegrasi padi -
ternak sapi potong di Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan rujukan/referensi untuk para akademisi untuk dijadikan
bahan pengkajian dalam proses akademiknya.
2. Sebagai bahan rujukan/referensi untuk para profesional sebagai
landasan dalam proses pengambilan keputusan.
3. Sebagai bahan rujukan/referensi untuk petani dalam proses kegiatan
usahatani.
23
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sistem Pertanian Terpadu
Istilah pertanian terpadu berkelanjutan digunakan secara luas
dalam berbagai isu dan tujuan. Pemilihan komoditas unggulan, teknologi
tepat guna, bantuan teknis, bantuan biaya produksi, pembinaan usaha,
dan jaringan pasar kemitraan yang tepat tampaknya sangat menentukan
pentingnya peran pertanian dalam menyejahterakan masyarakat karena
mampu memberikan penghasilan yang lebih besar bagi petani meski
dengan lahan dan waktu yang lebih sempit. Gold (1999) dalam Agus
(2006) mendefenisikan istilah pertanian berkelanjutan diartikan sebagai
integrasi sistem praktik produksi tanaman dan hewan yang mempunyai
aplikasi tapak spesifik yang akan menjangkau jangka panjang dalam: (a)
memuaskan kebutuhan makanan dan serat bagi manusia; (b)
meningkatkan kualitas lingkungan dan sumber daya alam berdasarkan
ketergantungan ekonomi pertanian; (c) penggunaan sumber daya
terbarukan secara paling efisien, sumber daya in-situ dan terpadu, serasi,
siklus, dan pengendalian biologi alam; (d) keberlanjutan sistem ekonomi
pada operasional pertanian; dan (e) meningkatkan kualitas kehidupan
petani dan masyarakat secara luas.
Agus (2006) mengembangkan model integrated bio-cycle farming
system (IBFS) sebagai salah satu sistem pertanian alternatif yang
24
memadukan secara harmonis antar sektor pertanian (pertanian,
hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, dan
sebagainya) dan nonpertanian (pemukiman, agroindustri, wisata, industry,
dan sebagainya) yang dikelola berdasarkan landscape ecological
management dalam satu kesatuan wilayah terpadu (agropolitan).
Saat ini, praktik pertanian berkelanjutan meliputi: (a) Rotasi
pertanian yang mengurangi problema gulma, penyakit, dan hama;
menyediakan sumber alternatif untuk nitrogen tanah, mengurangi erosi
tanah, dan mengurangi resiko kontaminasi air oleh senyawa kimia dalam
pertanian; (b) Strategi pengendalian hama yang tak selaras dengan
sistem alam, petani tetangga atau konsumen; (c) Meningkatkan
pengendalian gulma secara mekanik/biologi, lebih banyak konservasi
tanah dan air dan strategi penggunaan pupuk kandang dan hijau; (d)
Penggunaan input alam atau sintesis untuk mengurangi bencana terhadap
manusia, hewan, dan lingkungan global. Agus (2006) mengembangkan
model agribisnis berbasis pertanian terpadu di KP4 UGM dengan
beberapa kajian gatra ekonomi, ekologi, dan sosial budaya lebih
mendalam melalui ICM (Integrated Crop Management atau pengelolaan
tanaman terpadu), INM (Integrated Nutrient Management atau
pengelolaan hara terpadu), IPM (Integrated Pest Management atau
pengelolaan hama terpadu), IMM (Integrated Soil Moisture Management
atau pengelolaan air terpadu).
25
Model Integrated Bio-cycle Farming system (IBFS)adalah sistem
pertanian alternatif yang memadukan secara harmonis antar sektor
pertanian (pertanian, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan,
kehutanan, dan sebagainya) dan nonpertanian (pemukiman, agroindustri,
wisata, industry, dan sebagainya) yang dikelola berdasarkan landscape
ecological management dalam satu kesatuan wilayah terpadu
(agropolitan). Melalui sistem pertanian altenatif terpadu pemanfaatan
lahan secara harmonis, menyeluruh (holistic), dan terpadu (integrated),
serta berkelanjutan (sustainable) untuk berbagai peruntukan, yaitu: (i)
produksi biomassa (sektor pertanian), (ii) lingkungan hidup, (iii) habitat
biologi dan konservasi gen, (iv) ruang infrastruktur, (v) sumber daya alam,
dan (vi) estetika dan budaya merupakan ciri utama dalam sistem IBFS.
Masing-masing anasir bentang lahan tidak boleh saling menonjolkan
kepentingan sektoral sendiri saja, namun harus saling berkaitan dan
mendukung secara harmonis. Output dan outcomes sistem lebih
diutamakan dibandingkan keluaran masing-masing anasir pembentuknya.
(Agus. 2014).
Menurut Hastuty (2015), terkait dengan model sistem pertanian
terpadu terbagi atas dua yaitu model konvensional dan model pertanian
terpadu dengan teknologi EM (effective macro-organisme) dimana model
konvensional adalah yang sudah banyak diterapkan petani dimasa lalu,
seperti misalnya tumpang sari antara ternak ayam dan ikan (longyam)
dimana kotoran ayam yang terbuang dimanfaatkan sebagai pakan ikan.
26
Namun siklus keberlanjutan dari model konvensional tersebut terkendala
dari segi pengandalan dekomposisi biomassa alamiah yang lambat serta
dapat mengurangi masukan enegri dari luar pertanian.Adapun model
pertanian terpadu dengan teknologi modern semakin kompleks dalam hal
penerapannya dikarenakan dikarenakan perpaduan budidaya
perkebunan, peternakan, perikanan, dan pengolahan daur ulang limbah
secara selaras, serasi dan berkesinambungan.
Nurcholis (2011) menjelaskan bahwa penerapan sistem pertanian
terpadu adalah upaya menemukan perpaduan sumberdaya lahan yang
sesuai maka secara alamiah dapat memperbaiki sifat marjinal dari lahan
dan dapat meningkatkan produktivitas lahan, serta pada akhirnya dapat
meningkatkan ekonomi masyarakat. Selanjutnya terdapat model sistem
pertanian terpadu pada lahan sawah yaitu sebagai berikut :
Gambar 1. Model SPT pada lahan sawah
padi
Jagung
Ternak Limbah
Kolam
Pupuk Organik
27
B. Sistem Usahatani Terintegrasi
Menurut Hastuty (2015), dalam sistem pertanian terintegrasi
terdapat beberapa komponen yang saling berkaitan antara satu dengan
yang lainnya. Adapun komponen-komponen tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Manusia sebagai makhluk hidup
Manusia membutuhkan energi sebagai sumber kehidupannya
serta mendapatkan keuntungan finansial sekaligus dapat memenuhi
kebutuhan primer dan yang lainnya dari proses kegiatan usahatani.
b) Peternakan
Peternakan memainkan peran sebagai sumber energi, dimana
terdapat sumber energi dalam sudut pandang proses pemenuhan
kebutuhan petani dan pihak lainnya sebagai makhluk ekonomi.
Sumber energi tersebut berupa daging, susu, telur, serta organ tubuh
lainnya bahkan kotoran hewan.
c) Persawahan atau ladang
Proses pemanfaatan sawah ataupun ladang sehingga bernilai
ekonomi dan bisa menyediakan pakan untuk peternakan. Hasil
samping pertanian berupa jerami, sekam dan sisa batang dapat
digunakan sebagai pakan ternak.
d) Perikanan
Dalam pertanian terintegrasi, ikan air tawar dipelihara dan dapat
beradaptasi dengan lingkungan air yang keruh, tidak membutuhkan
28
perawatan ekstra, mampu memanfaatkan nutrisi yang ada dan
memiliki nilai ekonomis.
e) Waste Treatment
Komponen ini berperan dalam penyediaan energi dan penekanan
pencemaran lingkungan.Hasil dari pengolahan limbah tersebut adalah
kompos, pupuk kandang dan juga biogas.
Menurut Safriyani et al (2019) bahwa produksi dalam pertanian
terpadu pada hakikatnya adalah memanfaatkan seluruh potensi energi
sehingga dapat dipanen secara seimbang. Agar proses pemanfaatan
tersebut dapat terjadi secara efektif dan efisien, maka sebaiknya produksi
pertanian terpadu berada dalam satu kawasan. Pada kawasan ini
sebaiknya ada sektor produksi tanaman, peternakan maupun perikanan.
Selain integrasi tanaman pangan, integrasi tanaman perkebunan
juga mendapat perhatian yang sama dari pihak terkait dalam proses
usahatani, seperti halnya yang dipaparkan oleh Ilham et al (2016) bahwa
integrasi tanaman perkebunan dengan ternak sapi potong juga
menekankan tanaman sebagai penghasil limbah pertanian dan limbah
industri pertanian bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Sementara
ternak sapi potong merupakan hewan ternak penghasil pupuk organik
potensial yang dapat dimanfaatkan untuk pemupukan tanaman yang
dapat memperbaiki kondisi lahan yang sakit.
Selanjutnya dijelaskan oleh Dwiyanto (2010) terkait konsep
pengembangan agribisnis sapi potong dalam suatu sistem usahatani
29
terpadu dimana kawasan perkebunan kelapa dimanfaatkan untuk
pengembangan sapi pola integrasi untuk menghasilkan feeder cattle yang
dapat memberi kontribusi dalam proses usahatani baik dalam bentuk
program kerja sama maupun dalam bentuk usahatani kemandirian.
Kegiatan usahatani harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan
didukung dengan pendanaan yang memadai, dukungan teknologi tepat
guna, pendampingan secara terus menerus, adanya kebijakan yang
kondusif, serta bersifat monokultur.
Penerapan sistem usahatani terintegrasi dari sisi nilai ekonominya
juga dapat menjadi perhatian utama. Menurut Aryanti (2017) pendapatan
usahatani padi setelah menerapkan padi terintegrasi hasilnya jauh lebih
tinggi daripada sebelum melakukan padi terintegrasi. Hal ini dikarenakan
pada saat menerapkan padi terintegrasi output (hasil panen) yang
diperoleh dari tiga komponen yaitu padi, dan ternak. Sedangkan sebelum
menerapkan padi terintegrasi hasil panen hanya berasal dari padi. Selain
itu, dalam penerapan padi terintegrasi meminimalkan penggunaan pupuk
dan pestisida.
Adapun keuntungan sistem integrasi tanaman-ternak menurut
Dwiyanto (2010) adalah: (1) diversifikasi penggunaan sumberdaya, (2)
mengurangi resiko usaha, (3) efisiensi penggunaan tenaga kerja, (4)
efisiensi penggunaan input produksi, (5) mengurangi ketergantungan
energi, (6) ramah lingkungan, (7) meningkatkan produksi, (8) pendapatan
rumah tangga petani yang berkelanjutan.
30
C. Usahatani Terintegrasi Padi Sawah-Ternak Sapi Potong
Tajuddin (2011) menjelaskan terkait potensi lingkungan terhadap
produksi serta teknologi pengolahan tanaman padi, dimana dalam proses
produksi (baik biologis atau teknis) senantiasa disertai oleh produksi
limbah dan hasil samping karena terjadi transformasi dalam semua sistem
tidak terjadi secara sempurna tetapi dengan tingkat efisiensi tertentu.
Dalam produksi pertanian efisiensi berkisar pada rentang 5-40%. Hal ini
terjadi pada industri pengolahan padi, selain menghasilkan beras juga
limbah (sekam dan dedak) dan hasil samping (menir). Pendekatan
terpadu dalam pengolahan padi, yakni menggunakan semua bagian
bahan baku untuk menghasilkan berbagai produk dalam satu lini, dapat
mengurangi persoalan lingkungan sekaligus meningkatkan manfaat
ekonomi.
Kusnadi (2002) dalam hasil kajiannya yang lebih menekankan
dari sisi ekologis menjelaskan bahwa perlunya dilakukan pengembangan
gas bio sebagai sumber energi terbarukan yang pada dasarnya berasal
dari kotoran ternak itu sendiri dimana apabila kotoran ternak itu
difermentasi secara anaerob akan menghasilkan gas bio (metan) dalam
jumlah banyak bersama CO2. Metan inilah yang dapat dibakar untuk
keperluan penerangan dan memasak yang secara tidak langsung akan
menekan biaya konsumsi rumah tangga.
Basuni (2015) menjelaskan bahwa pengembangan sapi potong di
areal persawahan mempunyai peluang yang besar, karena di kawasan
31
inilah sumber pakan tersedia cukup melimpah serta kebutuhan kompos
sangat besar. Selain gabah, dari pertanaman padi juga dihasilkan jerami.
Sebagai bahan pakan, jerami padi memiliki kandungan gizi yang rendah
sehingga perlu adanya penambahan zat dari sumber pakan lain sebagai
pakan penguat. Disamping jerami, dari usahatani padi juga dihasilkan
dedak yang potensial digunakan sebagai salah satu komponen pakan
penguat/konsentrat untuk ternak.
Terkait dengan ketersediaan pakan, Ilham et al (2014)
menyatakan bahwa sistem yang demikian dapat menekan biaya produksi
dan memperbaiki kesuburan lahan sehingga menciptakan usaha
pertanian yang berkelanjutan, namun dibalik itu semua ada hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu terkait dengan pemanfaatan limbah dalam sistem
pertanian tanaman-ternak adalah harga, kandungan gizi, dan distribusi
ketersediaannya selama setahun.
Menurut Heriawati (2015) usaha peternakan sebagian besar
diselenggarakan oleh masyarakat dan tergolong pada kategori usaha
peternakan rakyat, sebagian kecil diselenggarakan oleh perusahaan.
Umumnya sistem pemeliharaan sapi potong umumnya dilaksanakan
secara semi intensif dan intensif melalui penyediaanhijauan secara cut
and carry, perkandangan dilakukan di belakang rumah (Backyard farming,
individual dan koloni). Motif usaha dari sampingan hinggapokok, dengan
skala usaha 1 – 3 pola kerjasama inti-plasma, gaduhan dan bagi hasil.
32
Abdullah et al (2012) berpendapat bahwa untuk proses
keberlanjutan sistem usahatani padi terintegrasi ternak adalah hal yang
perlu dilakukan yaitu upaya peningkatan dan optimalisasi penerapan
teknologi pengelolaan usahatani padi dan sapi potong serta pengolahan
limbah padi dan limbah ternak sapi menjadi produk pakan, pupuk dan
biogas ditingkat peternakan rakyat.
D. Faktor Produksi
Faktor produksi sering disebut dengan korbanan produksi untuk
menghasilkan produksi. Faktor produksi diistilahkan dengan input. faktor-
faktor yang mempengaruhi produksi dibedakan menjadi dua kelompok
(Soekartawi, 2006), antara lain:
1. Faktor biologi, seperti lahan pertanian dengan macam-macam tingkat
kesuburan, benih, varitas pupuk, obat-obatan, gulma dan
sebagainya.
2. Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja,
tingkat pendidikan, status pertanian, tersedianya kredit dan
sebagainya.
Dalam penelitian ini fokus kajian terkait faktor produksi usahatani
terbagi menjadi dua jenis, yaitu faktor produksi usahatani padi sawah dan
faktor produksi usahatani peternakan sapi potong.
1. Faktor Produksi Usahatani Padi Sawah
Kegiatan usahatani padi merupakan kegiatan yang menjadi
pilihan utama oleh petani untuk kepentingan komersil dalam hal
33
pemenuhan kebutuhan ekonominya. Terkait dengan faktor-faktor
produksi, petani tidaklah berlepas diri dari kesadaran akan
pentingnya memenuhi kebutuhan dasar dalam proses usahataninya
tersebut, maka dari itu faktor produksi sangat penting untuk menjadi
kajian dalam proses usahatani. Mubyarto (1989) dalam Purnomo
(2018) menyatakan bahwa dalam usahatani tidak terlepas dari
faktor-faktor produksi seperti tanah, modal dan tenaga kerja,
disamping faktor keempat yaitu manajemen yang berfungsi sebagai
pengkoordinir ketiga faktor produksi yang lain sehingga
menghasilkan produksi.
Adapun pembagian jenis-jenis faktor produksi padi menurut
Purnomo (2018) yaitu sebagai berikut :
a) Lahan
Lahan merupakan tempat/areal yang menjadi pusat
kegiatan usahatani yang dalam ukuran matematis dapat diukur
dengan luasan satuan hektar. Luas lahan sangat menentukan
tingkat produksi dalam proses usahatani padi.
b) Benih
Benih merupakan sejumlah biji padi siap tanam yang
terbagi dalam beberapa jenis varietas yang bermutu untuk
kemudian ditanam dan tumbuh. Peranan mutu dan kualitas benih
yang tahan terhadap penyakit serta mengandung nilai gizi yang
34
tinggi sangat berpengaruh terhadap produksi dalam kegiatan
usahatani.
c) Pupuk
Pupuk adalah bahan atau zat makanan yang diberikan
atau ditambahkan pada tanaman yang bertujuan untuk tanaman
tersebut lebih cepat tumbuh. Pupuk dapat digolongkan menjadi
dua yaitu pupuk organik (alam) dan pupuk non-organik (buatan).
Pupuk organik atau pupuk alam adalah pupuk yang dihasilkan
dari alam, sedangkan pupuk non-organik atau pupuk buatan
adalah pupuk yang dihasilkan oleh pabrik secara kimiawi.
d) Tenaga kerja
Dalam usahatani, tenaga kerja adalah salah satu input
yang utama. Tenaga kerja dalam pertanian di klasifikasikan ke
dalam tenaga kerja manusia, ternak dan mekanik atau
mesin.Tenaga kerja dapat diperoleh dari dalam keluarga maupun
dari luar keluarga.
2. Faktor Produksi Usahatani Peternakan Sapi Potong
Kegiatan usahatani peternakan sapi potong adalah kegiatan
usahatani yang melibatkan komponen-komponen usahatani
termasuk faktor-faktor produksi yang beragam untuk meningkatkan
pendapatan peternak dalam proses peternakan yang digelutinya.
Adapun faktor-faktor produksi dalam proses kegiatan peternakan
sapi potong adalah sebagai berikut :
35
a. Jumlah pemilikan ternak
b. Jumlah pakan yang diberikan
c. Tenaga kerja
d. Lama waktu pemeliharaan (Suranjaya, 2011).
Selain keempat faktor produksi diatas, terdapat faktor
produksi terhadap usahatani ternak sapi lainnya, yaitu pendidikan
petani, pemberian suplemen/obat-obatan untuk ternak, dan lain
sebagainya.
Terkait aspek sosial ekonomi peternak sebagaimana yang
dinyatakan oleh Siregar (2013) dimana karakteristik (jumlah ternak,
umur, tingkat pendidikan, lamanya beternak, jumlah tanggungan
keluarga, jumlah tenaga kerja, luas kandang, jumlah investasi, total
penerimaan produksi dan total biaya produksi) dapat mempengaruhi
peternak dalam mengambil keputusan yang dapat memberikan
keuntungan bagi usaha ternaknya. Sehingga dari karakteristik sosial
ekonomi tersebut nantinya akan mempengaruhi pendapatan yang
diperoleh per peternak sehingga perlu diidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan peternak sapi potong.
Hoddi et al (2011) menjelaskan bahwa usaha ternak sapi
potong dapat dikatakan berhasil bila telah memberikan kontribusi
pendapatan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup peternak sehari-
hari, hal ini dapat dilihat dari berkembangnya jumlah kepemilikan
36
ternak, pertumbuhan berat badan ternak dan tambahan pendapatan
keluarga.
Mulyadi et al (2013) berpendapat bahwa ternak sebagai salah
satu komponen dalam sistem usahatani harus ditempatkan dalam
struktur menurut fungsinya sebagai salah satu komponen usahatani.
Alternatif penggunaan ternak dapat diperhitungkan karena ternak
banyak jenis, sistem produksi dan macam produksinya. Adapun
makanan ternak diharapkan dari limbah tanaman pertanian seperti
jerami padi, jagung, umbi-umbian dan kacang-kacangan. Selain itu
dapat dilakukan penanaman hijauan ditanah-tanah limbah (tak
digunakan), pematang-pematang bahkan tepi-tepi jalan.
E. Konsep Pendapatan Usahatani Terintegrasi Padi-ternak Sapi Potong
Rahmi (2015) menyatakan bahwa besarnya pendapatan yang
diterima oleh petani tergantung luas lahan usahatani yang dimiliki,
semakin kecil luas lahan semakin kecil pula pendapatan yang diterima
petani. Sehingga hasil yang diterima hanya dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari saja, namun pada setiap pendapatan
yang diterima petani masih berusaha menyisihkan pendapatannya untuk
dijadikan modal pada usahatani berikutnya. Perbedaan pendapatan dari
hasil produksi selain karena faktor fisik seperti luas lahan juga karena
perbedaan kemampuan sumberdaya petani masing-masing dalam
melakukan kegiatan usaha integrasi. Di sisi lain, meskipun pendapatan
37
petani masih rendah, petani merasa diuntungkan dalam biaya produksi
dan tersedianya tabungan untuk masa depan berupa ternak sapi.
Hal tersebut diatas sejalan dengan yang dinyatakan oleh Kusnadi
(2008) dimana usaha sapi potong saat ini sebagian besar dilakukan oleh
peternakan rakyat dengan skala usaha relatif kecil. Usaha ternak sapi
biasanya terintegrasi dengan kegiatan lain sehingga usaha ternak bukan
merupakan usaha pokok petani, tetapi hanya sebagai penunjang. Hal ini
berkonotasi bahwa pendapatan dari ternak relatif rendah.
Abdullah et al (2015) menjelaskan bahwa aspek ekonomi yang
perlu dikembangkan untuk peningkatan status keberlanjutan dalam
kegiatan usahatani terintegrasi adalah penyediaan modal usaha dalam
pengelolaan pupuk organik melalui dukungan pemerintah dan lembaga
keuangan dalam penyediaan modal, terutama untuk penyediaan sarana
prasarana seperti rumah kompos sebagai tempat pengolahan pupuk.
Penggabungan kedua jenis usahatani yaitu usahatani padi sawah
dan peternakan sapi potong memiliki kaitan yang saling berdampak antara
satu dengan yang lainnya, dimana dijelaskan oleh Lindawati (2015) bahwa
kenaikan harga gabah padi memiliki dampak terhadap jumlah produksi
sapi, produksi pupuk kandang, alokasi tenaga kerja dalam keluarga
usahatani padi dan ternak sapi, pendapatan usahatani padi dan
pendapatan usaha ternak sapi.
Pendapatan usahatani padi terintegrasi ternak sapi potong
sebagaimana jenis usahatani yang lainnya dalam proses pencapaian
38
tujuan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti yang dikemukakan oleh
Wahyono et al, (2018) terdapat dua faktor yang mempengaruhi
pendapatan usahatani terintegrasi yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor dari dalam (internal) adalah faktor yang bersumber dari
petani/peternak itu sendiri antara lain umur, pendidikan, pengalaman
berusahatani, jumlah kepemilikan ternak, luas lahan yang dikuasai, jumlah
anggota rumah tangga, sedangkan faktor dari luar (eksternal) antara lain
tingkat upah tenaga, harga bibit, harga pakan konsentrat, dan lain
sebagainya.
Pada dasarnya konsep pendapatan usahatani tanaman
terintegrasi ternak sapi potong secara teoritis adalah penerimaan dari
hasil usahatani tanaman dan usaha ternak sapi potong dikurangi biaya-
biaya untuk kegiatan usahatani tanaman dan usaha ternak sapi potong.
Menurut Dwiyanto et al, (2010) sistem tanaman-ternak dapat
diadopsi secara berkelanjutan apabila pola ini mampu memberikan
keuntungan bagi mereka, terutama dalam hal peningkatan pendapatan
maupun memperbaiki kesejahteraan mereka. Peningkatan pendapatan
dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu meningkatkan harga jual (dengan
meningkatkan mutu), atau dengan menekan biaya produksi melalui
efisiensi. Dengan rendahnya biaya produksi, setiap produk akan mampu
bersaing dengan produk sejenis yang biaya produksinya lebih tinggi.
Disamping itu pendapatan petani akan semakin meningkat sebagai akibat
terciptanya lapangan kerja baru, baik secara off-farm maupun on-farm.
39
Menurut Nuryati (2019) dalam hasil kajiannya, mendefenisikan
total pendapatan usahatani terintegrasi adalah merupakan penjumlahan
dari seluruh hasil produksi komoditas pertanian yang dihasilkan petani
baik dari tanaman polikultur (tanaman kehutanan, perkebunan, hortikultura
maupun tanaman pangan serta dari usaha ternak, ditambah nilai berburuh
tani, nilai dari berburuh non pertanian, pendapatan dari anggota keluarga
dan lainnya.
F. Struktur Biaya Usahatani
Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: (a)
Biaya tetap (fixed cost); dan (b) Biaya tidak tetap (variable cost). Biaya
tetap ini umumnya didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap
jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh
banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada
besar-kecilnya produksi yang diperoleh, contohnya pajak.
Biaya tetap ini beragam, dan kadang-kadang tergantung dari
peneliti apakah mau memberlakukan variabel itu sebagai biaya tetap atau
biaya variabel (tidak tetap). Contoh biaya tetap antara lain: sewa tanah,
pajak, alat pertanian; dan iuran irigasi.
Di sisi lain biaya tidak tetap atau biaya variabel biasanya
didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi
yang diperoleh. Contohnya biaya untuk sarana produksi. Kalau
menginginkan produksi yang lebih tinggi, maka tenaga kerja perlu
40
ditambah, pupuk juga perlu ditambah dan sebagainya, sehingga biaya ini
sifatnya berubah-ubah tergantung dari besar-kecilnya produksi yang
diinginkan. Cara menghitung biaya tetap berdasarkan rumus dari
Soekartwi (2006) adalah:
Dimana,
FC = biaya tetap;
Xi = jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap;
Px = harga input; dan
n = macam input.
Bila besarnya biaya tetap ini tidak dapat dihitung dengan rumus;
maka sekaligus ditetapkan nilainya saja. Misalnya pajak irigasi yang harus
dibayar. Karena tidak diketahui berapa liter air yang dipakai untuk irigasi,
maka untuk menghitung biaya tetap, diperhitungkan langsung berapa
rupiah yang dibayarkan untuk biaya irigasi tersebut. Kadang-kadang biaya
tetap ini berubah atau diperlakukan sebagai biaya variabel bila angka
penyusutan (alat-alat pertanian misalnya) dihitung (Soekartawi, 2006).
FC = ∑nXiPxi
I = 1
41
G. Hasil Penelitian Terkait Sistem Integrasi Tanaman Ternak
Berikut merupakan hasil penelitian terkait sistem integrasi tanaman
ternak yang menjadi bahan pengkajian sekaligus perbandingan dari
penelitian ini.
Tabel 3. Penelitian Terdahulu Terkait Analisis Usahatani Terintegrasi Padi-Ternak Sapi Potong.
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Analisis Usahatani Integrasi Tanaman Padi Dengan Ternak Sapi Potong. (Batseba M.W Tiro, Petrus A. Beding. 2019).
Hasil kajian menunjukkan bahwa sistem usahatani integrasi padi-sapi dapat meningkatkan pendapatan dan nilai R/C. Pola integrasi jauh lebih tinggi dalam memperoleh pendapatan (Rp 80.999.332) daripada non integrasi (Rp 47.680.000). Peningkatan pendapatan petani dari non integrasi ke integrasi sebesar Rp 33.319.332 atau sekitar 69.88 persen dengan nilai R/C meningkat sebesar 12.092 persen.
2. Integrasi Usaha Tanaman Pangan Dan Sapi Potong Serta Analisis Keuangannya Pada Petani Transmigran Di Bengkulu Tengah. (Supardi et al. 2016).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap pengeluaran usaha tanaman padi sebesar Rp 5.314.740, / panen, keuntungan bersih mencapai Rp 4.938.495, / panen dan BC ratio mencapai 0.96 ± 0.23. Setiap pengeluaran usaha ternak sapi potong sebesar Rp 47.200.500 / tahun. Keuntungan bersih sebesar Rp 5.902.500 / tahun dengan BC ratio 0.14 ± 0.07. Diversifikasi tanaman pangan dan ternak sapi potong petani transmigran secara finansial menguntungkan.
42
3. Kajian Peluang Analisa Usahatani Integrasi Sapi Dengan Tanaman (Padi, Sawit, Kakao) Dalam Rangka Mendukung Swasembada Daging Sapi Di Provinsi Aceh. (Lindawati. 2015)
Pemberian pakan perlakuan B1 (jerami padi 50%, hijauan %, konsentrat 1%) memberikan tingkat keuntungan yang besar dengan biaya produksi yang rendah dibandingkan dengan pemberian pakan perlakuan lainnya (A1, B2).
4. Arahan Pengembangan Wilayah Berbasis Integrasi Usaha Ternak Sapi Potong Dan Usahatani Padi Di Kabupaten Bandung. (Ria Heriawati. 2015).
Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa pengembangan wilayah berbasis integrasi usaha ternak sapi potong dan usahatani padi dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produksi padi dan meningkatkan populasi ternak sapi potong melalui optimalisasi lahan dalam bentuk diversifikasi usahatani.
5. Integrasi Padi-Sapi Potong Pada Sistem Usahatani Di Lahan Sawah : Studi Kasus Di Kabupaten Cianjur. (Ruli Basuni. 2012).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh petani dari sapi yang dikelola secara terintegrasi (1 ha sawah + 2 ekor sapi) mencapai Rp 9.086.867 / 2 ekor / musim tanam atau Rp 4.543.433 / ekor / musim tanam dengan R/C ratio 1.56.
6. Analisis Usahatani Terpadu Sapi Potong Dan Padi Sawah Kelompok Tani “Keong Mas” Kecamatan Sangkub, Kabupaten Bulaang Mangondow Utara (Studi Kasus). Judi M. Tumewu, Dkk. 2014).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keuntungan usahatani tunggal untuk penggemukan sapi potong sebesar Rp 611.250 / ekor / tahun. Budidaya padi sawah memberikan keuntungan sebesar Rp 12.745.000 / Ha / tahun. Keuntungan usahatani terpadu untuk penggemukan sapi potong sebesar Rp 3.477.380 / ekor / tahun. Keuntungan budidaya padi sawah mencapai Rp 90. 517. 250 / Ha / tahun. Usahatani terpadu sapi potong dan padi sawah menguntungkan dibanding usahatani tunggal.
43
7. Analisis Pendapatan Petani Melalui Sistem Integrasi Tanaman Padi Ternak Sapi Di Desa Jaro, Kecamatan Jaro, Kabupaten Tabalong (Studi Kasus Pada Kelompok Tani “Tani Membangun”). (Purna Kusumayana dan Arlina. 2017).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa total biaya pada sistem integrasi padi ternak sapi yaitu sebesar Rp 37.527.195 / tahun. Total penerimaan integrasi ternak sapi yaitu sebesar Rp 90.025.454 / tahun. Total pendapatan pada sistem integrasi tanaman padi ternak sapi yaitu sebesar Rp 56.170.067 / tahun dengan rata-rata luas lahan yang dimiliki 0.8 Ha dan kepemilikan ternak 2.6 dan produksi limbah ternak (feses) berupa pupuk organik 711.6 Kg / tahun.
E. Kerangka Pikir Penelitian
Pada dasarnya, pemanfaatan lahan secara maksimal untuk
menunjang perekonomian petani adalah merupakan hal mutlak yang
disadari dan diterapkan dalam tataran praktis dunia pertanian kapanpun dan
dimanapun. Seperti halnya pola pertanian diversifikasi lahan untuk
kepentingan menuju peningkatan kualitas produksi dimana potensi lahan
pertanian terlihat jelas oleh petani dan pihak terkait dalam proses usahatani
sehingga terciptalah model pertanian yang terintegrasi.
Dalam penelitian ini, model integrasi padi-ternak sapi yang
diterapkan oleh petani adalah topik utama yang menjadi fokus kajian
dimana terdapat suatu kenyataan yang nampak begitu jelas bahwa pola
usahatani dilahan sawah irigasi maupun dilahan sawah tadah hujan yang
memiliki potensi kesuburan tanah cukup tinggi, dimanfaatkan oleh
masyarakat petani untuk menanam padi sebagai komoditas utama dalam
44
proses usahatani, serta komoditas ternak sapi sebagai komoditas
penunjang yang menjadi pilihan untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas
produksi dan pendapatan petani.
Akan tetapi, penerapan model usahatani yang terintegrasi antara
kegiatan usahatani padi dalam masa panen dua kali ataupun sekali dalam
satu tahun tersebut masih memberi tanda tanya dari segi produktivitas dan
nilai sosial ekonominya, demikian pula dengan usahatani peternakan sapi
yang dilaksanakan beriringan dengan kegiatan usahatani tanaman padi.
Pemanfaatan lahan sawah dalam hal ini petakan sawah yang digunakan
oleh petani sebagai tempat penanaman pakan hijauan sebagai input
produksi peternakan sapi memberi dampak terhadap produktivitas ternak
sapi, demikian pula pemanfaatan jerami kering serta dedak sebagai hasil
pasca panen tanaman padi adalah alasan kuat yang menunjang
produktivitas ternak sapi. Pemanfaatan limbah ternak sapi berupa kotoran
sebagai pupuk organik juga memberi dampak terhadap pendapatan
usahatani padi, dimana penggunaan pupuk organik dari kotoran sapi
tersebut dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia, selain itu jika ditinjau
dari aspek lingkungan hal tersebut tentu akan memberi dampak yang positif
terhadap kesuburan tanah dan pada akhirnya meningkatkan produktivitas
lahan usahatani.
Akibat dari adanya keterkaitan yang jelas menguntungkan bagi
petani tersebut adalah adanya peningkatan pendapatan serta kemudahan
45
atau efisiensi pengelolaan faktor-faktor produksi yang dirasakan oleh petani
secara langsung maupun tidak langsung.
Jika dioptimalkan, maka pola pertanian yang terintegrasi tersebut
akan meningkatkan taraf produktivitas yang dapat menunjang
perekonomian petani dimana biaya input produksi berupa pakan, tenaga
kerja, luas lahan dan lain-lain untuk ternak sapi dan usahatani padi menjadi
lebih memadai. Maka, untuk mengetahui berapa besar tingkat pendapatan
dari proses usahatani yang terintegrasi tersebut, terlebih dahulu dilakukan
analisis pengaruh faktor-faktor produksi dalam penerapan sistem integrasi
terhadap pendapatan petani, dan pada akhirnya dapat diketahui nilai dari
tingkat pendapatan usahatani padi terintegrasi ternak sapi potong.
Untuk lebih jelas, maka kerangka pemikiran dapat di uraikan pada
gambar berikut :
46
Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian Analisis Produksi Dan Pendapatan Usahatani Terintegrasi Padi-Ternak Sapi Di Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone.
Sistem usahatani integrasi padi-ternak sapi
Faktor Produksi Usahatani Padi
Faktor ProduksiUsaha Ternak Sapi Potong
Tingkat Pendapatan Petani terintegrasi padi – ternak
sapi
Hasil Produksi
Pemanfaatan Lahan
Penanaman Pakan Hijauan
Limbah Kotoran Ternak Sapi
Potong
Pemanfaatan Limbah Padi
(Dedak, jerami, dll).
Pakan Ternak
Pupuk Kandang
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian
dengan menggunakan jenis data dalam penelitian yang direpresentasikan
dalam bentuk numerik atau angka untuk menjadi acuan besar kecilnya
suatu variabel penelitian. Sugiyono (2014) menjelaskan bahwa dalam
penelitian kuantitatif yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu
gejala itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal
(sebab akibat), maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan
memfokuskan kepada beberapa variabel saja.
Menurut Bambang et al (2013) asumsi dasar penelitian kuantitatif
menekankan pada beberapa ciri yaitu dengan hakikat bentuk yang real
dan berpola, rasional, diatur oleh hukum universal, bebas nilai, objektif,
ilmu adalah cara terbaik memperoleh pengetahuan, serta dilakukan
dengan metodologi deduktif dan nomotetik.
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini di laksanakan di Kecamatan Kahu, Kabupaten
Bone.
48
Alasan peneliti memilih wilayah tersebut karena wilayah
Kecamatan Kahu adalah wilayah yang didominasi oleh lahan pertanian
tanaman padi dengan sistem irigasi yang terintegrasi dengan kegiatan
beternak sapi potong yang fokus menjadi mata pencaharian petani
dalam masa yang sudah cukup lama.
2. Waktu
Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan, yaitu bulan Februari
2020 sampai bulan mei 2020.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah petani di Kecamatan Kahu
Kabupaten Bone yang melakukan kegiatan usahatani sebagai petani padi
sawah sekaligus peternak sapi potong dengan memanfaatkan limbah padi
dan limbah ternak sapi sebagai bagian dari sarana produksi seperti
pemanfaatan pupuk kandang, pakan jerami, serta dedak. Jumlah populasi
adalah sebanyak 4356.
Teknik penentuan sampel pada penelitian ini yaitu teknik slovin,
adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
(Bambang et al. 2013)
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
n = N
1+N (e) 2
49
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel (10%).
n = 4356
1 + 4356 (10%)2
n = 4356
1 + 43,56
n = 4356
44,56
n = 68
Jumlah responden yang ditetapkan menggunakan rumus slovin
dengan banyaknya populasi petani sekaligus peternak sapi potong,
kemudian diperkecil lagi dengan proporsional sampling sampel desa yang
mayoritas menjadi petani sekaligus peternak sapi potong.
(Bambang et al. 2013)
ni = jumlah anggota sampel menurut stratum
n = jumlah anggota sampel seluruhnya
Ni = jumlah anggota populasi menurut stratum
N = jumlah anggota populasi seluruhnya
𝑁𝑖 = 𝑁𝑖. 𝑛
𝑁
50
Tabel 4. Penggolongan Jumlah Sampel Berdasarkan Stratum Di Setiap Desa.
Nama Desa Jumlah Petani
SekaligusPeternak Jumlah Sampel
Desa Tompongpatu 563 19
Desa Sanrego 380 12
Desa Biru 354 12
Desa Hulo 316 9
Desa Palakka 226 7
Desa Cenrana 182 5
Desa Bontopadang 157 4
Jumlah 2178 68
Sumber : Data Primer Yang Diolah Tahun 2019.
Jumlah sampel desa yang dipilih sebanyak tujuh lokasi, yaitu
sebagai sampel desa yang mayoritas penduduknya adalah petani
sekaligus peternak sapi potong.
1. Metode Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Jenis data pada penelitian ini adalah :
1. Data kualitiatif adalah jenis data dari hasil penelitian yang lebih
berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di
lapangan.
2. Data kuantitatif adalah data yang menggunakan instrumen
penelitian, berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
51
2. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah :
1. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber atau objek
yang sedang diteliti melalui observasi, pengisian koesioner dan
wawancara petani responden.
2. Data sekunder adalah data penunjang yang dikumpulkan melalui
studi pustaka seperti buku, literatur, sumber bacaan lain yang
berkaitan dengan topik penelitian.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
teknik wawancara dan observasi.
1. Wawancara
Wawancara yang dimaksudkan dalam proses pengumpulan
data adalah dengan teknik yang terstruktur, dimana peneliti
menggunakan media berupa koesioner yang terdapat pertanyaan-
pertanyaan terperinci terkait kebutuhan data untuk kemudian
menjadi bahan didalam proses wawancara antara peneliti dengan
responden dilapangan.
2. Observasi
Observasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
observasi yang terstruktur, dirancang secara tersistematis terkait
tempat dan waktu, serta proses pengamatan.
52
3. Dokumentasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencatat data-
data dari dokumen atau arsip yang ada di kantor Kecamatan Kahu,
Kabupaten Bone atau instansi lainnya terkait penelitian ini.
2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
1. Usahatani sistem integrasi padi – ternak sapi potong : kegiatan
usahatani komoditas padi dipadukan dengan kegiatan beternak sapi
potong di Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone dalam masa proses
produksi selama 1 tahun.
2. Produksi padi : Serangkaian kegiatan usahatani untuk menghasilkan
komoditas padi sebagai bahan pangan/siap konsumsi di Kecamatan
Kahu Kabupaten Bone.
3. Produksi sapi : Serangkaian kegiatan usahatani ternak sapi potong
untuk menghasilkan komoditas ternak sapi siap jual sebagai barang
konsumsi di Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.
4. Faktor produksi usahatani sawah : meliputi tenaga kerja diukur dengan
satuan orang, pupuk diukur dengan satuan kg, pestisida diukur dengan
satuan kg, alat-alat/mesin pertanian (cangkul, traktor, sprayer, dll)
diukur dengan satuan unit.
5. Faktor produksi ternak sapi : meliputi bahan diukur dengan satuan
buah, alat diukur dengan satuan buah, tenaga kerja diukur dengan
satuan orang, serta mesin diukur dengan satuan unit yang yang
53
diperlukan dalam proses produksi ternak sapi potong di Kecamatan
Kahu, Kabupaten Bone.
6. Total biaya : tingkat biaya pengeluaran secara keseluruhan dalam
proses produksi usahatani terintegrasi di Kecamatan Kahu, Kabupaten
Bone.
7. Tingkat pendapatan : tingkat hasil yang diperoleh dari proses
usahatani terintegrasi di Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone.
8. Teknik Analisis Data
1. Analisis Pendapatan
Menurut Sokartawi (2006) analisis pendapatan usahatani dapat
diukur dengan menggunakan rumus :
Pd = TR – TC
TR = P x Q
TC = FC + VC
Keterangan :
Pd : Pendapatan Usahatani
TR : Total Penerimaan
TC : Total Biaya
P : Harga
Q : Jumlah produksi
FC : Fixed Cost (Biaya Variabel)
VC : Variable Cost (Biaya Variabel)
54
Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan
semua biaya. Adapun analisis yang digunakan untuk menghitung
pendapatan usahatani padi sawah terintegrasi ternak sapi dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
PU = NP – BP dan NP = P x H
(Soekartawi. 1984, disadur oleh Usman et al, 2017)
Dimana,
PU = Pendapatan usahatani padi dan ternak (Rp per ekor dan Rp per
Ha)
NP = Nilai produksi (penerimaan) padi dan ternak (Rp)
P = Produksi padi dan ternak (Kg)
H = Harga produksi padi dan ternak (Rp per Kg)
BP = Biaya produksi padi dan ternak (Rp)
2. Analisis R/C Ratio
R/C adalah singkatan dari return cost ratio, atau dikenal sebagai
perbandingan (nisbah) antara penerimaan dan biaya. Secara matematik
hal ini dapat dituliskan dengan menggunakan rumus (Soekartawi.2006)
sebagai berikut :
a = R/C
R = Py.Y
C = FC+VC
a = {(Py.Y)/(FC+VC)}
R = penerimaan
55
C = biaya
Py = harga output
Y = output
FC = biaya tetap (fixed cost)
VC = biaya variabel (variable cost)
FC biasanya diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam
usahatani yang besar kecilnya tidak tergantung dari besar kecilnya
output yang diperoleh. Misalnya iuran irigasi, pajak, alat-alat pertanian,
sewa lahan dan mesin. Selanjutnya VC (biaya tidak tetap) biasanya
diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan untuk usahatani yang besar
kecilnya dipengaruhi oleh perolehan output. Misalnya produksi dan
tenaga kerja.
Secara teoritis dengan rasio R/C = 1 artinya tidak untung dan tidak
pula rugi. Namun karena adanya biaya usahatani yang kadang-kadang
tidak dihitung, maka kriterianya dapat diubah melalui keyakinan si
peneliti; misalnya R/C yang lebih dari satu, bila suatu usahatani itu
menguntungkan. Misalnya dapat saja dipakai nisbah R/C minimal 1,5
atau
56
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
a. Kondisi Geografis
Kecamatan Kahu merupakan salah satu Kecamatan yang
berada di K abupaten Bone dengan luas wilayah: 189,50 Km2. Dengan
batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Patimpeng.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Salomekko dan
Kecamatan Kajuara.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bontocani
- Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Libureng.
Kecamatan Kahu terletak dibagian Selatan Kabupaten Bone
dengan jarak tempuh 100 Km dari Watampone (Ibu Kota Kabupaten
Bone) dengan waktu tempuh 3 Jam. Sedangkan desa terjauh antara
19-20 Km dan dapat ditempuh dalam waktu 1 jam 30 menit.
Dalam melaksanakan kegiatan Pemerintahan dan memberikan
pelayanan publik, Kecamatan Kahu di dukung oleh 19 Desa dan 1
Kelurahan, yang terdiri dari 67 Dusun dan 4 Lingkungan, dengan
jumlah penduduk sebanyak: 37.919 jiwa terdiri dari: laki-laki 18.202
orang, dan perempuan 19.717 orang.
57
Kecamatan Kahu berada pada kategori lokasi Dataran yang
memepunyai jarak tempuh 110 Km dari Ibukota Kecamatan ke Ibukota
Kabupaten, dan secara administrasi terdiri dari 19 Desa dan 1
Kelurahan yaitu sebagai berikut :
Tabel 5. Nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.
No. Nama Desa/Kelurahan
1. Kelurahan Palattae
2. Desa Sanrego
3. Desa Tompon Patu
4. Desa Palakka
5. Desa Biru
6. Desa Matajang
7. Desa Bonto Padang
8. Desa Cammilo
9. Desa Mattoanging
10. Desa Pasaka
11. Desa Cenrana
12. Desa Carima
13. Desa Maggenrang
14. Desa Labuaja
15. Desa Balle
16. Desa Hulo
17. Desa Cakkela
18. Desa Nusa
19. Desa Arallae
20. Desa Lalepo
Sumber : Data Sekunder Kecamatan Kahu Tahun 2019.
Iklim Kecamatan Kahu sebagaimana Kecamatan lain di wilayah
Indonesia mempunyai iklim kemarau, penghujan, dan pancaroba.
Suhu udara maksimum 39°C, suhu udara minimum 25°C, Hal tersebut
mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam dan keadaan
masyarakat Kecamatan Kahu.
58
b. Kondisi Demografi
a) Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk Kecamatan Kahu adalah
hal yang paling utama yang mempengaruhi pendapatan
masyarakat. Berikut ulasan terkait mata pencaharian penduduk
Kecamatan Kahu Kabupaten Bone:
Tabel 6. Jenis Pekerjaan Masyarakat Kecamatan Kahu.
Jenis Pekerjaan Jumlah (Lk) Jumlah (Pr)
Petani 5126 4354
Wira Usaha 293 247
PNS 172 148
Karyawan 134 126
Sumber : Profil Kecamatan Kahu Tahun 2017.
Tabel diatas menjelaskan bahwa mata pencaharian
penduduk Kecamatan Kahu mayoritas petani dengan jumlah
9480 orang bekerja sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Sedangkan penduduk lainnya yang bekerja sebagai
pengusaha sebanyak 540 orang, yang berprofesi sebagai PNS
sebanyak 320 orang dan sebagai karyawan hanya sebanyak 260
orang.
b) Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan menentukan kualitas dan kompetensi
suatu masyarakat. Masyarakat petani pedesaan yang dulunya
dikenal sebagai petani tradisional kini perlahan mulai berubah
dengan semakin berkembangnya kemajuan dibidang pendidikan.
59
Baik pendidikan formal maupun nonformal, di era kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) petani telah membuka
cakrawala baru dengan banyaknya wawasan yang didapatkan
dan itu sangat mempengaruhi penerapan sistem, pola maupun
metode dalam menjalankan kegiatan usahataninya.
Penduduk Kecamatan Kahu termasuk bagian dari
golongan petani yang berkemajuan akibat tingkat pendidikan.
Berikut ulasan terkait tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan
Kahu :
Tabel 7. Tingkat Pendidikan Masyarakat Kecamatan Kahu.
Tingkat pendidikan Jumlah (lk) Jumlah (pr)
SD 3515 3185
SMP 520 362
SMA 462 354
D1 92 28
Sumber : Profil Kecamatan Kahu Tahun 2017.
Tabel menunjukkan bahwa tingkat penduduk Kecamatan
Kahu memiliki tingkat pendidikan yang bervariasi dengan
mayoritas penduduknya hanya tamat di tingkat SD, yakni
sebanyak 6700 orang. Sedangkan tingkat SMP sebanyak 883
orang, SMA sebanyak 817 orang, D1 sebanyak 120 orang, S1
sebanyak 640 orang dan yang paling sedikit yakni yang tamat di
tingkat S2 sebanyak 320 orang.
60
c. Kondisi Pertanian di Kecamatan Kahu
Sebesar 95,07 % wilayah Kecamatan Kahu merupakan
lahan pertanian. Seperti halnya hampir semua kecamatan di
Kabupaten Bone, beras merupakan makanan pokok daerah ini.
Hal ini mengakibatkan petani di daerah ini mengusahakan
tanaman padi setiap tahunnya.
Produksi padi sawah pada tahun 2014 sebesar 92.399
ton dan sebanyak 33.267 populasi ternak sapi potong. Padi
sawah dan sapi potong adalah komoditas utama dibidang
pertanian yang menjadi prioritas untuk peningkatan
perekonomian di Kabupaten Bone, khususnya di Kecamatan
Kahu.
Luas lahan sawah berdasarkan jenis pengairan di
Kecamatan Kahu terbagi atas lahan irigasi seluas 5017 hektar
dan lahan non irigasi seluas 3285,75 hektar pada tahun 2017
(Badan Pusat Statistik, 2018).
Karakteristik pertanian di Kecamatan Kahu lebih
dominan pada ciri usahatani peralihan dari usahatani tradisional
ke usahatani komersil, dimana perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi mempengaruhi pola pikir petani dan masyarakat
untuk menjadi masyarakat yang mandiri dan madani. Usahatani
terpadu adalah sistem yang diterapkan oleh mayoritas
masyarakat petani dikecamatan Kahu.
61
Pemanfaatan lahan serta ketersediaan komoditas adalah
alasan utama petani. Pada umumnya lahan dimanfaatkan untuk
kegiatan usahatani padi sawah, disamping itu terdapat beberapa
golongan masyarakat petani di beberapa desa di kecamatan
Kahu yang menerapkan pola usahatani terpadu padi sawah dan
palawija.
Mayoritas petani dalam melaksanakan kegiatan
usahataninya untuk memaksimalkan pendapatan dan efisiensi
tenaga kerja, waktu serta modal yang mereka miliki lebih memilih
untuk melakukan kegiatan usaha ternak sapi potong. Hal ini
didasari oleh tradisi yang terus berkembang dari masa ke masa,
selain itu adanya pemanfaatan dari sistem keterpaduan yang
mereka terapkan dari segi produktivitas adalah alasan utama
yang membuat mereka tetap bertahan dalam menjalankan
usahatani dengan sistem terpadu tersebut.
Lebih jauh, kondisi pertanian di Kecamatan Kahu dapat
dilihat dari karakteristik sosial ekonomi serta kondisi
ekologi/lingkungan pertanian sebagai berikut :
1. Kondisi Sosial Ekonomi
Pada umumnya, masyarakat di Kecamatan Kahu untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka bekerja sebagai petani
hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu alasan bahwa wilayah
Kecamatan Kahu tidak mengalami perubahan yang bersifat
62
revolusioner dari sisi kebiasaan dalam menjalankan usahatani
dalam artian adanya konsistensi atau komitmen dari semua
pihak terkait untuk mempertahankan kultur yang mereka anut.
Disamping itu, keadaan sosial ekonomi masyarakat
Kecamatan Kahu memiliki ciri yang majemuk, dimana terdapat
keragaman dari sisi profesi sebagai alat untuk memperoleh mata
pencaharian, meski pada dasarnya sebagian besar masyarakat
bekerja sebagai petani dan sebagian ada yang berprofesi
sebagai pedagang, pegawai, tukang kayu, penjahit, supir,
pengusaha dan lain-lain.
Terdapat pula ciri lain dari proses pemenuhan kebutuhan
oleh sebagian masyarakat petani di beberapa desa di
Kecamatan Kahu, dimana dibentuk beberapa komunitas-
komunitas buruh musiman dengan pembagian kerja yang
terstruktur. Komunitas tersebut terbentuk dari inisiatif petani atas
kesadaran akan kebutuhan serta didukung oleh proses interaksi
sosial yang saling menguntungkan dari sisi ekonomi.
Adapun komunitas yang ada secara musiman tersebut
adalah, komunitas buruh tani pada masa penen untuk proses
pemanenan padi sampai penggilingan, komunitas angkutan
gabah dari sawah menuju rumah petani atau gudang, dimana
komunitas angkutan tersebut terbagi atas angkutan tenaga kuda
dan angkutan dengan kendaraan roda dua hasil rakitan. Masing-
63
masing pekerja tersebut diberi upah berdasarkan hitungan
jumlah unit angkutan serta hitungan jarak tempuh.
Selain bekerja sampingan sebagai buruh tani, terdapat
pula beberapa petani yang bekerja sampingan sebagai penjahit,
tukang kayu, aparat pemerintahan, pedagang ikan keliling, dan
lain-lain.
2. Kondisi Ekologi/Lingkungan
Kondisi lingkungan kaitannya dengan sistem pertanian
terintegrasi padi-ternak sapi potong dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang kajian ekologi dimana membahas terkait paham
terkait nilai-nilai sosial yang dianut oleh masyarakat petani baik
yang bertentangan dengan nilai ekologi atau lingkungan hidup,
seperti kasus-kasus eksploitasi, alih fungsi lahan, serta
pencemaran lingkungan.
Sisi positif dari adanya penerapan sistem usahatani
terintegrasi adalah adanya siklus yang berjalan cepat, efisien,
serta mempertahankan kebudayaan yang mengandung nilai-nilai
ekologis. Dimana siklus yang dimaksudkan adalah proses
biologis dari kegiatan usahatani padi serta kegiatan beternak
sapi potong yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun tradisi
yang dipertahankan adalah tradisi penggembalaan ternak sapi
yang jelas terancam punah.
64
Meskipun di wilayah Kecamatan Kahu didominasi oleh
lahan pertanian, namun terdapat wilayah kelurahan yaitu
kelurahan/desa yang sebagian besar didominasi oleh wilayah
perkotaan, dengan ciri bangunan berupa kantor-kantor, pusat
perbelanjaan, toko pakaian maupun barang elektronik, tempat
hiburan (kafe/tempat karaoke), warung makan, pedagang kaki
lima, dan lain-lain.
Adapun kasus-kasus terkait persoalan ekologi dalam hal
proses penerapan usahatani terintegrasi padi-ternak sapi potong
di Kecamatan Kahu adalah sebagai berikut :
1) Permasalahan proses pelepasan ternak diareal sekitar
rumah tempat tinggal, dimana rawan terjadi konflik antar
rumah tangga sesama peternak sapi dikarenakan liarnya
ternak untuk berkeliaran dilahan tetangga yang
mengakibatkan rusaknya tanaman, ataupun barang-barang
lainnya milik tetangga. Akibat dari konflik bisa berujung pada
perkelahian antar peternak, sedangkan jalan keluar dari
masalah pada umumnya diselesaikan dengan cara
kekeluargaan seperti musyawarah antar pihak, ataupun
memanggil pihak ketiga dari tokoh masyarakat maupun
pemerintah desa untuk memediasi proses terbentuknya
sanksi pada kasus selanjutnya.
65
2) Permasalahan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh
beberapa petani di beberapa desa di Kecamatan Kahu.
Petani/peternak dalam hal pengelolaan kebersihan kandang
ternak yakni pada proses pembuangan kotoran ternak di
ledeng/sungai terdekat yang berakibat sering meresahkan
warga/tetangga. Hal ini berakibat pada konflik, meski tidak
berujung perkelahian dan sekedar diselesaikan dengan
pemberian nasihat dari pihak pemerintah desa.
3) Terdapat beberapa kasus pencemaran limbah kotoran ternak
sapi potong di areal persawahan. Kotoran ternak sapi potong
akan menjadi limbah di lahan persawahan apabila tanpa
takaran atau berlebih. Kasus tersebut terjadi di beberapa
areal di pedesaan di Kecamatan Kahu, dimana areal
persawahan yang berdekatan dengan kandang ternak
mengalami penurunan produktivitas akibat kerusakan
tanaman padi milik petani yang diakibatkan oleh kelebihan
kotoran ternak sapi. Hal ini terjadi karena kurangnya
kesadaran atau sikap acuh tak acuh dari pemilik ternak sapi
yang membiarkan kotoran mengalir begitu saja di areal
persawahan.
66
2. Deskripsi Penelitian
1. Identitas Responden
Pada penelitian ini terdapat 68 responden petani sekaligus
peternak sapi potong yang berasal dari Kecamatan Kahu
Kabupaten Bone. Identitas responden dapat dilihat dari segi umur,
pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan, pengalaman usahatani,
luas lahan, jumlah populasi ternak sapi potong dan jumlah
tanggungan keluarga.
a) Umur Responden
Umur seseorang dapat mempengaruhi kemampuan dan
kondisi seseorang secara fisik yang memungkinkan menjadi
pertimbangan dalam pasar tenaga kerja.Hasil pengumpulan
data yang diperoleh dari responden petani peternak sapi
potong menunjukkan bahwa umur responden bervariasi mulai
dari 27 sampai 55 tahun.Komposisi umur responden disajikan
pada tabel.
Tabel 8. Umur Responden Usahatani Terintegrasi Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone.
No. Rentang Umur Frekuensi Presentase (%)
1. 27 - 36 Tahun 15 22
2. 37 - 46 Tahun 36 53
3. 47 - 56 Tahun 17 25
Total 68 100%
Sumber : Data primer yang diolah Tahun 2019.
Pada tabel dapat dilihat bahwa menurut kelompok umur,
responden didominasi oleh kelompok umur 37- 46 tahun
67
dimana terdiri dari 36 orang dari 68 responden dengan umur
paling muda adalah 27 tahun dan umur yang paling tua adalah
55 tahun. Dengan demikian dapat diketahui bahwa umur
responden yang ada di Kecamatan Kahu Kabupaten Bone
adalah umur yang produktif untuk menjadi tenaga kerja.
Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah
berumur 15 tahun sampai 64 tahun. Menurut pengertian ini
setiap orang yang mampu bekerja disebut tenaga kerja.
b) Pendidikan Responden
Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
manusia yang cerdas dan terampil yang diikuti rasa percaya diri
serta sikap dan perilaku inovatif dan kreatif. Pendidikan formal
responden adalah pendidikan yang dilaksanakan disekolah-
sekolah pada umumnya. Pada tabel dapat dilihat identitas
responden berdasarkan pendidikan.
Tabel 9. Tingkat pendidikan petani padi terintegrasi ternak sapi potong, Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone
No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
1. Tidak Tamat SD 6 9
2. SD 25 37
3. SMP 16 24
4. SMA 19 28
Sumber : Data Primer Yang Diolah Tahun 2019.
Dari tabel menunjukkan bahwa persentase tertinggi pada
tingkat pendidikan adalah responden tingkat pendidikan
68
Sekolah Dasar (SD) dengan jumlah 25 orang dengan
persentase sebesar 37 % dan yang kedua adalah tingkat
Sekolah Menengah Atas (SMA) yang jumlahnya 19 orang
dengan persentase 28 %. Kemudian untuk tingkat Sekolah
Menengah Pertama sebanyak 16 orang dengan persentase
24%, dan terdapat beberapa orang responden yang tidak tamat
SD yakni sebanyak 6 orang dengan persentase 9 %.
c) Pengalaman Berusaha Tani
Pengalaman usahatani dapat dilihat dari lamanya
seorang petani dalam mengelola usahanya, semakin lama
petani mengelola usahanya maka akan semakin banyak
pengalaman yang mereka miliki. Pengalaman usahatani sangat
menentukan tingkat pemahaman petani terkait dengan teknik
usahatani dengan sistem yang terintegrasi. Secara rinci,
pengalaman usahatani dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 10. Pengalaman usahatani padi terintegrasi ternak sapi potong, Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone.
No. Pengalaman Usahatani Frekuensi Persentase (%)
1. 10 - 20 Tahun 28 41
2. 21 - 30 Tahun 30 44
3. 31 - 40 Tahun 6 9
4. > 40 Tahun 4 6
Total 68 100
Sumber : Data primer yang diolah Tahun 2019.
Tabel menunjukkan bahwa pengalaman usahatani
responden yang tertinggi antara 21-30 tahun yakni sebanyak 30
orang atau 44 % dan yang terkecil yaitu antara 10-20 tahun
69
yakni sebanyak 4 orang atau 6%. Hal ini menunjukkan bahwa
pengalaman usahatani padi terintegrasi ternak sapi potong di
Kecamatan Kahu Kabuaten Bone tergolong sudah lama.
d) Luas Lahan Usahatani Padi
Luas lahan pertanian merupakan salah satu bagian
sumberdaya lahan.Lahan adalah tempat untuk melakukan
kegiatan bercocok tanam dan menghasilkan produk pertanian
yang diinginkan oleh petani dengan hasil yang dijual oleh
konsumen.
TabeL 11. Distribusi Lahan Responden Usahatani Padi Terintegrasi Ternak Sapi Potong, Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone.
Luas Lahan Frekuensi Persentase (%)
0,50 - 1,00 Ha 31 45,6
1,01 - 2,00 Ha 30 44,1
2,01 - 3,00 Ha 7 10,3
Total 68 100,0
Sumber : Data Primer Yang Diolah Tahun 2019.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa ada 7
petani yang mengatakan bahwa luas lahannya termasuk kriteria
luas, ada 30 petani yang mengatakan kriteria luas lahannya
cukup luas, ada 31 petani yang mengatakan bahwa luas
lahannya sempit.
70
e) Jumlah Ternak Sapi Potong
Jumlah populasi ternak sapi potong peliharaan
merupakan salah satu bagian dari sumberdaya komoditas.
Kuantitas ternak sapi potong yang menjadi sumber produksi
oleh petani menentukan banyaknya tingkat pendapatan petani
dalam menjalankan usahataninya.
Tabel 12. Jumlah Ternak Sapi Potong Responden Usahatani Padi Terintgrasi Ternak Sapi Potong, Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone.
Jumlah Ternak Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 - 3 8 12
4 - 6 38 46
7 - 9 22 32
Jumlah 68 100
Sumber : Data Primer Yang Diolah Tahun 2019.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah
ternak sapi potong yang menjadi sumber produksi petani di
Kecamatan Kahu memiliki jumlah yang terhitung banyak.
Sebanyak 38 orang petani memelihara ternak sapi potong
densgan jumlah populasi antara 4 – 6 ekor ternak sapi. Adapun
yang memelihara ternak sapi antara 1 – 3 ekor hanya
berjumlah sebanyak 8 orang, selain itu petani yang memelihara
ternak sapi dengan jumlah antara 7 – 9 ekor adalah sebanyak
22 orang.
71
f) Jumlah Tanggungan Keluarga
Semua keluarga yang tinggal dalam satu atap
merupakan tanggungan keluarga. Jumlah anggota keluarga
petani juga akan mempengaruhi tingkat pendapatan dan
kesejahteraan petani. Sebagian besar petani menggunakan
tenaga kerja dari keluarga sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 13. Jumlah tanggungan keluarga responden usahatani padi terintgrasi ternak sapi potong, Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone.
No. Tanggungan Keluarga Frekuensi Persentase (%)
1. 1 - 2 39 57
2. 3 - 4 29 43
Total 68 100
Sumber : Data Primer Yang Diolah Tahun 2019.
Tabel menunjukkan tanggungan keluarga 39 orang
kepala keluarga memiliki tanggungan sebanyak 1 - 2 orang, 29
orang kepala keluarga memiliki tanggungan sebanyak 3- 4
orang.
72
B. Pembahasan
1. Analisis Produksi Dan Total Biaya Usahatani Terintegrasi Padi –
Ternak Sapi Potong
Jenis biaya yang dikeluarkan oleh petani terintegrasi padi –
ternak sapi potong adalah biaya tetap (fixed cost) dan biaya variable
(variable cost), dimana biaya variabel yang dibutuhkan selama proses
usahatani terintegrasi berlangsung dalam 2 kali masa tanam selama 1
tahun.
Adapun biaya variabel yang dibutuhkan selama berusahatani
terpadu dalam 1 tahun tersebut adalah benih padi, pupuk, pestisida,
tenaga kerja, pakan ternak, serta suplemen/obat-obatan ternak.
Sedangkan untuk biaya penyusutan meliputi pajak lahan, traktor,
cangkul, parang, sabit, tangki/sprayer, kandang ternak, ember,
baskom, serta tali tambang pengikat.
Selain dari biaya tersebut diatas, dalam proses usahatani
terintegrasi terdapat sarana produksi penunjang berupa limbah padi
berupa jerami, serta dedak untuk pakan ternak sapi potong demikian
pula limbah kotoran ternak sapi potong yang digunakan sebagai
pupuk kandang dalam proses usahatani.
Rata-rata biaya produksi usahatani terintegrasi padi-ternak
sapi potong dalam masa periode 1 (satu) tahun terlebih dahulu
diasumsikan bahwa penggunaan sarana produksi usahatani padi
sawah berupa pupuk kandang dari limbah kotoran ternak sapi
73
dinyatakan dalam bentuk angka/rupiah sebagai wujud biaya usahatani
yakni dengan harga Rp 400 per-kilogram.
Sedangkan untuk asumsi biaya dan sarana produksi usaha
ternak sapi potong adalah sebagai berikut :
1. Masa periode pemeliharaan dan penjualan hasil produksi
ternak dihitung dalam masa 1 tahun.
2. Pola introduksi pemeliharaan ternak pada optimalisasi
penggunaan pakan hijauan, pemanfaatan limbah jerami padi
serta dedak sebagai pakan ternak. Dimana ketiga komponen
sarana produksi usahatani ternak sapi tersebut dinyatakan
dalam bentuk angka kilogram lalu terhitung berdasarkan
biaya pengeluaran dengan harga yang diestimasikan.
3. Harga penjualan per-kilogram ternak hasil penjualan
sejumlah Rp 100.000.
4. Estimasi penambahan berat badan ternak hasil penjualan
dihitung dalam hitungan 1 tahun masa produksi.
5. Estimasi modal awal pembelian ternak peliharaan tiap
responden sebanyak Rp 15.000.000., dalam masa
pemeliharaan 1 tahun dari semua jumlah ternak peliharaan.
Berikut tabel rata-rata biaya produksi usahatani terintegrasi
padi – ternak sapi potong dalam masa periode 1 (satu) tahun.
74
Tabel 14. Biaya Produksi Usahatani terintegrasi Padi – Ternak Sapi Potong.
Komponen Biaya Jumlah Nilai
A. Usahatani Padi
Biaya Tetap
a. Biaya Penyusutan 1.412.375
b. Pajak 38.529
c. Sewa Traktor 112.500
Total Biaya Tetap 1.563.494
Biaya Variabel
a. Sarana Produksi
1. Benih 19,27 Kg 185.193
2. Pupuk Kimia/Organik 398,1 Kg 747.171
3. Pupuk Kandang (Hasil limbah ternak) 241 Kg 187.386
4. Pestisida 16 Liter 870.867
b. Tenaga Kerja 20 HKO 677.284
Total Biaya variabel Usahatani Padi 2.667.901
Total Biaya Usahatani Padi 4.044.009
B. Usaha Ternak Sapi Potong
Biaya Tetap
Modal Awal 15.000.000
Biaya Penyusutan 636.362
Total Biaya Tetap 15.636.362
Biaya variabel
a. Sarana Produksi
1. Pakan Hijauan 4.564 Kg 4.564.338
2. Jerami (Limbah usahatani padi) 182 Kg 181.559
3. Suplemen 1 Kg 18.899
4. Dedak (Limbah usahatani padi) 341 Kg 701.177
b. Tenaga Kerja 5 HKO 35.015
Total Biaya Variabel Usaha Ternak Sapi 4.618.252
Total Biaya Usahatani Ternak Sapi 20.254.614
Total Biaya Usahatani Padi 4.044.009
Total Biaya Usahatani Ternak Sapi 20.254.614
Total Biaya 24.298.623
Sumber : Data Primer Yang Diolah Tahun 2020.
Tabel diatas menunjukkan bahwa total rata-rata biaya tetap
usahatani padi yang dikeluarkan oleh petani sebanyak Rp 1.563.494,
total biaya tersebut berasal dari biaya penyusutan sejumlah Rp
75
1.412.375 dimana biaya penyusutan alat yang dimaksud adalah
traktor, cangkul, parang, sabit, dan tangki/sprayer yang digunakan
selama masa periode usahatani berlangsung.
Sedangkan untuk biaya tetap lainnya bersumber dari biaya
pajak lahan yang dikeluarkan oleh petani dengan rata-rata sebanyak
Rp 38.529. Selain itu, diantara petani masih ada yang menyewa
traktor untuk proses pembajakan lahan dengan rata-rata biaya yang
dikeluarkan sebanyak Rp 112.500.
Untuk biaya variabel usahatani padi yang dikeluarkan oleh
petani dalam proses usahatani padi terhitung sebanyak Rp
2.667.901., yang masing-masing bersumber dari pengeluaran biaya
sarana produksi usahatani seperti benih, pupuk anorganik, pupuk
kandang (pupuk organik), pestisida dan biaya tenaga kerja. Total
biaya pengeluaran usahatani padi secara keseluruhan sejumlah Rp
4.044.009.
Penggunaan benih sebagai sarana produksi yang utama dan
sangat menentukan kualitas hasil produksi bagi petani masih dominan
dilakukan dengan cara yang tradisional, dimana benih yang digunakan
pada masa awal proses budidaya dominan masih bersumber dari hasil
panen yang lalu dan tidak bersertifikat. Hal tersebut dapat dilihat dari
rendahnya angka penggunaan benih bersertifikat untuk proses
produksi dalam masa 1 (satu) tahun serta 2 (dua) kali masa tanam,
yakni sebanyak 12.79 Kilogram.
76
Dapat dikatakan bahwa petani masih berkeyakinan bahwa
penggunaan benih lokal dengan cara penyimpanan serta aspek teknis
manajerial lainnya yang bersifat tradisional masih layak untuk
diterapkan dalam proses budidaya.
Penggunaan sarana produksi lainnya seperti pestisida cukup
mengeluarkan biaya yang tinggi yakni dengan nilai rata-rata
pengeluaran sebanyak Rp 870.867 secara keseluruhan dari berbagai
macam varian merek yang digunakan oleh petani, yakni klensect
sebanyak 36.846 liter, clipper sebanyak 1.06 liter, danke sebanyak 1
liter dan amolin sebanyak 1 liter.
Penggunaan pestisida oleh petani untuk memberantas hama
dan penyakit adalah sesuatu hal yang teramat penting untuk
peningkatan hasil produksi dari segi jumlah dan kualitasnya, dimana
diketahui bahwa pestisida bukan merupakan faktor produksi yang
meningkatkan produktivitas melainkan berperan sebagai sarana
produksi yang menyelamatkan produktivitas dari segi serangan hama
dan penyakit, hal tersebut disampaikan dalam hasil penelitian oleh
Damayanti (2013).
Adapun rata-rata jumlah tenaga kerja dalam proses usahatani
terintegrasi yakni terbagi atas tenaga kerja usahatani padi dan tenaga
kerja usaha ternak sapi potong, yakni tenaga kerja padi sebanyak 20
HKO dan tenaga kerja usaha ternak sapi potong sebanyak 5 HKO.
Pemanfaatan tenaga kerja dalam usahatani terintegrasi mayoritas
77
bersumber dari tenaga kerja dalam keluarga, utamanya untuk tenaga
kerja usaha ternak sapi potong, sedangkan untuk usahatani padi
mayoritas berasal dari tenaga kerja luar keluarga.
Untuk tenaga kerja luar keluarga dari proses usahatani padi
lebih banyak tercurah untuk proses pemanenan, sedangkan untuk
tenaga kerja usaha ternak sapi potong lebih banyak tercurah dalam
proses kegiatan pengambilan pakan ternak serta perawatan.
Penggunaan pupuk anorganik seperti pupuk Urea, SP36, ZA,
serta Ponska secara keseluruhan sebanyak 398.1 Kilogram, dimana
nilai rata-rata penggunaan setiap jenis pupuk bervariasi yakni pupuk
urea sebanyak 131,62 Kilogram, pupuk SP36 sebanyak 87.21
Kilogram, pupuk ZA sebanyak 92.31 Kilogram, dan pupuk Ponska
sebanyak 87,78 Kilogram. Dari nilai tersebut dapat dilihat bahwa
penggunaan pupuk anorganik masih dominan digunakan oleh petani
dalam proses usahatani dan masih diperlukan optimalisasi
penggunaan sarana produksi pupuk anorganik atau pupuk kandang
dari limbah kotoran ternak sapi potong.
Adapun biaya sarana produksi seperti pupuk kandang/pupuk
organik yang sepenuhnya berasal dari limbah ternak sapi potong yang
telah dikonversi dalam bentuk angka dengan estimasi biaya yang
dikeluarkan oleh petani kemudian disimpulkan sebagai biaya sarana
produksi secara langsung dapat memberikan keuntungan
penghematan biaya pengeluaran oleh petani.
78
Adapun biaya pupuk kandang yang dikeluarkan tersebut
adalah sejumlah Rp 187.386, maka keuntungan biaya dari
penghematan biaya pupuk kandang dengan pemanfaatan limbah
proses usaha ternak sapi potong yang didapatkan petani adalah
sebesar Rp. 187.386.
Akan tetapi jika dilihat dari penggunaan output dari pupuk
anorganik yang jauh lebih besar nilainya jika dibandingkan dengan
penggunaan output sarana produksi pupuk kandang/organik, maka
masih diperlukan penambahan jumlah penggunaan pupuk kandang
dalam proses produksi usahatani terintegrasi.
Hal tersebut dikarenakan penggunaan pupuk kandang
memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan tanpa
pemberian pupuk kandang. Hal ini dikemukakan dalam hasil penelitian
Hidayati (2006).
Proses pemanfaatan sarana produksi dari limbah ternak sapi
potong berupa kotoran ternak sapi sebagai pupuk kandang dalam
proses usahatani padi belum menunjukkan nilai yang maksimal dari
proses penggunaannya, jika dibandingkan dengan penggunaan pupuk
kimia/anorganik secara keseluruhan petani menggunakan sebanyak
rata-rata 398.1 Kilogram, sedangkan untuk penggunaan pupuk
kandang/organik petani hanya menggunakan sebanyak rata-rata 241
Kilogram.
79
Dijelaskan pula dalam penelitian Asih (2009), bahwa
penggunaan pupuk kandang yang lebih besar jumlahnya
dibandingkan dengan jumlah penggunaan pupuk kimia erat kaitannya
diakibatkan karena pupuk kandang dapat memberi manfaat ganda
yaitu menyediakan hara tanaman sekaligus memperbaiki fisik dan
mikroorganisme tanah.
Untuk rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam
proses usaha ternak sapi potong terdiri atas biaya modal awal yang
dikeluarkan untuk pembelian ternak sapi potong sebanyak Rp
15.000.000., serta biaya penyusutan alat serta biaya variabel. Dimana
total biaya penyusutan yang dikeluarkan oleh petani adalah sejumlah
Rp 636.362., total biaya tersebut berasal dari modal awal yang
dikeluarkan oleh petani untuk pembelian ternak sapi potong dan biaya
penyusutan alat-alat peternakan seperti kandang, ember, baskom,
dan tali tambang pengikat ternak.
Sedangkan untuk rata-rata total biaya variabel yang
dikeluarkan oleh petani adalah sejumlah Rp 4.618.252., dimana biaya
tersebut bersumber dari biaya sarana produksi seperti pakan hijauan,
jerami, suplemen/obat-obatan, serta pakan dedak dan biaya tenaga
kerja.
Untuk biaya sarana produksi berupa pakan hijauan, dedak
serta jerami yang sepenuhnya bersumber dari pemanfaatan lahan
milik petani serta pemanfaatan limbah usahatani padi petani itu
80
sendiri, maka ketiga komponen sarana produksi usahatani ternak
tersebut adalah merupakan sumber keuntungan biaya penghematan
dari biaya pengeluaran untuk sarana produksi ternak sapi potong.
Biaya yang dikeluarkan untuk pakan hijauan sejumlah Rp
4.564.339., ditambahkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk pakan
jerami sejumlah Rp 181.559, dan untuk pakan dedak sebanyak Rp
701.177., maka jumlah keseluruhan dari keuntungan biaya
penghematan sarana produksi berupa pakan ternak dalam proses
usahatani ternak sapi potong adalah sebesar Rp 5.447.075., dengan
demikian total biaya produksi adalah sejumlah Rp 24.298.623.,
setelah dilakukan pengurangan antara biaya pengeluaran
penghematan terhadap total biaya produksi secara keseluruhan.
Proses pemanfaatan sarana produksi dari limbah padi berupa
dedak dan jerami sebagai pakan ternak sapi potong menunjukkan
tingkatan nilai yang maksimal dari proses penggunaannya, hal
tersebut dapat dilihat dari nilai produksi yang dihasilkan yaitu
penggunaan dedak sejumlah 182 Kilogram serta penggunaan jerami
sebanyak 341 Kilogram dalam masa periode produksi selama 1 (satu)
tahun.
Pemanfaatan lahan sebagai sumber penanaman pakan
hijauan oleh petani dalam usahatani terintegrasi tergolong maksimal
dalam hal proses penyediaan sarana produksi berupa pakan ternak,
hal tersebut dapat dilihat dari jumlah produksi yang diperoleh selama
81
periode usahatani yaitu sebanyak 4.654 Kilogram rata-rata hasil
produksi dengan estimasi pengeluaran sebanyak Rp 4.564.338. maka
dapat dikatakan bahwa proses pemanfaatan lahan sebagai sumber
pakan hijauan sangat menjanjikan untuk terus dioptimalkan dalam
proses usahatani terintegrasi padi – ternak sapi potong.
Rata-rata luas lahan petani yang dimanfaatkan untuk proses
usahatani terintegrasi mencapai 1.12 Hektar, dimana dari luas lahan
tersebut dapat dimanfaatkan untuk optimalisasi dengan pola introduksi
pakan hijauan, proses pemanfaatan penanaman pakan hijauan
dipekarangan sekitar sawah dan petakan sawah sebagai sumber
pakan ternak sapi potong dapat memberi kontribusi yang tinggi untuk
proses produksi ternak sapi potong.
Adapun penggunaan sarana produksi lainnya seperti
suplemen (obat-obatan) untuk ternak sapi potong oleh petani
digunakan sebanyak rata-rata 1 Kilogram sebagai penunjang proses
peningkatan nilai produktivitas ternak sapi potong dalam masa periode
produksi, dalam arti bahwa kesehatan ternak adalah prioritas utama
peternak sapi potong untuk menjamin kualitas produksi dan
peningkatan nilai produktivitas,
2. Analisis Produksi Dan Penerimaan Usahatani Terintegrasi
Mengidentifikasi keseluruhan biaya produksi usahatani padi
terintegrasi ternak sapi potong secara cermat sangat menentukan
82
untuk menganalisis produksi dan penerimaan usahatani padi
terintegrasi ternak sapi potong.
Selanjutnya, terkait jumlah produksi dan penerimaan
usahatani terintegrasi, berikut adalah tabel rata-rata jumlah produksi
dan penerimaan usahatani terintegrasi padi-ternak sapi potong :
Tabel. 15. Jumlah produksi dan penerimaan usahatani terintegrasi padi – ternak sapi potong.
No Komponen Produksi dan Penerimaan Jumlah
(Unit/Kg) Nilai
1. Produksi padi MT 1 7.315 32.101.118
2. Produksi padi MT 2 6.476 25.487.236
Total produksi dan penerimaan padi 13.791 57.588.354
3. Jumlah penjualan ternak (Ekor)
Anakan 21
Indukan 21
Pejantan 74
Total penjualan ternak 116
4. Penambahan Berat Badan (Kg)
Anakan 93.74
Indukan 105.68
Pejantan 247.65
Total penambahan berat badan ternak 447.07
5. Total Produksi dan penerimaan Ternak 337.29 33.729.412
Total penerimaan usahatani terintegrasi 91.317.766
Sumber : Data primer yang diolah Tahun 2020.
Tabel diatas menunjukkan bahwa produksi usahatani padi
terhitung dalam masa 2 (dua) kali masa tanam (MT) dalam 1 (satu)
tahun periode usahatani terintegrasi dengan hasil produksi sebanyak
7.315 kilogram untuk masa tanam 1 (pertama) dan 6.476 Kilogram
hasil produksi untuk masa tanam 2 (kedua) dengan jumlah total
sebanyak 13.791 Kilogram hasil produksi dengan penerimaan
sebanyak Rp 57.588.354.
83
Untuk penjualan ternak sapi potong terbagi atas 3 (tiga) jenis
sapi potong peliharaan yakni, sapi anakan, indukan, dan pejantan
yang masing-masing dijual oleh petani dengan jumlah tertentu dalam
1 (satu) tahun masa periode usahatani terintegrasi. Jumlah sapi
anakan yang dijual oleh petani sebanyak 21 ekor sapi, sapi indukan
sebanyak 21 ekor sapi, dan sapi pejantan sebanyak 74 ekor sapi yang
total keseluruhan mencapai jumlah sebanyak 116 ekor ternak sapi.
Dari total penjualan, terhitung pula total penambahan berat
badan ternak hasil penjualan dalam masa 1 tahun periode produksi
ternak sapi potong untuk ketiga jenis yakni sapi anakan dengan
tingkat penambahan berat badan sebanyak 93.74 Kilogram, sapi
indukan dengan tingkat penambahan berat badan sebanyak 105.68
kilogram, dan sapi pejantan dengan tingkat penambahan berat badan
sebanyak 247.65 Kilogram, dengan jumlah total keseluruhan tingkat
penambahan berat badan sebanyak 447.07 Kilogram dalam masa 1
(satu) tahun periode produksi usahatani terintegrasi.
Adapun total produksi usaha ternak sapi potong adalah
sebanyak 337.29 Kilogram dengan jumlah penerimaan sebanyak Rp
33.729.412. Dari hasil penerimaan antara produksi usahatani padi dan
usaha ternak sapi potong tersebut, maka total keseluruhan
penerimaan untuk usahatani terintegrasi adalah sebanyak Rp
91.317.766.
84
3. Analisis Produksi, Tingkat Pendapatan Dan Keuntungan Usahatani
terintegrasi
Analisis produksi dan pendapatan adalah proses analisa
terkait perincian biaya sarana produksi dan jumlah produksi serta
pendapatan kegiatan usahatani yang menunjukkan pembuktian
terkait fakta pengeluaran biaya dan penerimaan selama kegiatan
usahatani berlangsung. Pendapatan usahatani adalah selisih antara
penerimaan dan biaya produksi yang dikeluarkan tersebut
(Soekartawi.2006).
Berikut uraian jumlah rata-rata biaya produksi dan pendapatan
usahatani padi terintegrasi ternak sapi potong di Kecamatan Kahu
Kabupaten Bone :
Tabel 16. Rekapitulasi Total Biaya, Penerimaan Dan Pendapatan Usahatani Terintegrasi
No Uraian Jumlah
(Unit) Harga Nilai
1. Total Biaya - - 24.298.623
2. Produksi Padi 13.791 4.368/3919 57.588.354
3. Produksi Ternak Sapi 337.29 100.000 33.729.412
4. Penerimaan - - 91.317.766
5. Pendapatan - - 67.019.143
6. R/C Ratio - - 1.31
Sumber : Data Primer Yang Diolah Tahun 2020.
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa total biaya yang
dikeluarkan oleh petani sebesar Rp 24.298.623., dimana biaya tersebut
bersumber dari biaya tetap dan biaya variabel usahatani terintegrasi
padi – ternak sapi potong.
85
Dalam proses pengeluaran biaya produksi usahatani
terintegrasi terjadi proses penghematan biaya sarana produksi seperti
pakan hijauan, pakan dari limbah jerami padi, pakan dedak, serta
pemanfaatan limbah kotoran ternak sebagai pupuk kandang untuk
usahatani padi. Hal tersebut mengurangi jumlah pengeluaran petani
dalam proses usahatani, sehingga terjadi peningkatan pendapatan.
Jumlah produksi yang padi dihasilkan dalam masa periode 1
(Satu) tahun yakni 2 (dua) kali masa tanam menunjukkan nilai yang
cukup tinggi yakni sebanyak Rp 13.791 Kilogram meski mengalami
penurunan harga beli pada masa panen kedua yakni antara Rp 4.368
pada masa tanam 1 (pertama) dan Rp 3.919 pada masa tanam 2
(kedua), akan tetapi menunjukkan hasil penerimaan sebanyak Rp
57.588.354 dalam satu tahun periode 2 kali masa tanam.
Jumlah produksi ternak sapi dari jenis anakan, indukan dan
pejantan adalah sebanyak Rp 337.29 dalam masa periode 1 tahun
proses produksi dengan harga senilai Rp 100.000 per-kilogram hasil
produksi dengan jumlah penerimaan sebanyak Rp 33.729.412.
Total penerimaan secara keseluruhan dari proses usahatani
terintegrasi padi – ternak sapi potong adalah sejumlah Rp 91.317.766,
dengan pendapatan sejumlah Rp 67.019.143.
Untuk nilai R/C Ratio yang didapatkan dari hasil analisis
produksi dan total biaya usahatani terintegrasi adalah senilai 1.31.
Dari nilai yang didapatkan tersebut dapat dikatakan bahwa usahatani
86
terintegrasi terbilang menguntungkan untuk dilaksanakan, hal tersebut
dikarenakan nilai dari R/C Ratio lebih dari 1 (satu). Artinya, semakin
besar nilai R/C Ratio maka kegiatan usahatani akan semakin
menguntungkan, karena jumlah penerimaan yang diperoleh petani
dari setiap biaya produksi yang dikeluarkan sebesar 1 unit akan
semakin besar.
87
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses pemanfaatan sarana produksi dari limbah usahatani padi
dan ternak sapi potong belum maksimal secara keseluruhan, hal
tersebut dapat dilihat dari proses pemanfaatan pupuk kandang
yang jumlah penggunaannya lebih rendah dari penggunaan
pupuk kimia, akan tetapi untuk pemanfaatan jerami padi, dedak,
serta pakan hijauan dari proses pemanfaatan lahan oleh petani
sudah maksimal dilihat dari jumlah penggunaan dalam proses
produksinya.
2. Hasil analisis menunjukkan nilai produksi dan tingkat
pendapatan, diperoleh total biaya senilai Rp 24.298.623.,
penerimaan sebanyak Rp 91.317.766 dengan total produksi padi
senilai 13.791 Kilogram dari rata-rata luas lahan seluas 1,37
Hektar , total produksi ternak sapi potong senilai 337.29
Kilogram dari rata-rata jumlah ternak peliharaan sebanyak 5 ekor
ternak sapi potong. Tingkat pendapatan senilai Rp 67.019.143.,
dengan R/C Ratio senilai 1.31 yang menandakan bahwa usaha
tani dengan sistem yang terintegrasi layak untuk dilaksanakan.
88
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disampaikan
beberapa saran, yaitu :
1. Diharapkan kepada para petani dengan sistem terintegrasi padi-
ternak sapi potong agar dapat meningkatkan proses/metodologi
dalam hal penggunaan biaya produksi dalam hal ini pupuk,
pestisida, dan yang lainnya untuk lebih meningkatkan
produktivitas usahatani.
2. Perlu adanya perhatian serius dari semua pihak terutama bagi
pemerintah dalam hal ini pihak kementerian serta dinas
penyuluhan untuk memfokuskan pada program penerapan dari
segala aspek manajerial sistem usahatani yang terintegrasi
dengan mengedepankan asas manfaat dari sisi ekologis,
berkelanjutan, dan bernilai ekonomis agar para petani semakin
termotivasi untuk menerapkan sistem pertanian yang terintegrasi.
3. Pengembangan sarana dan prasarana, jaringan informasi serta
jaringan teknologi masih dibutuhkan untuk meningkatkan proses
berlangsungnya kegiatan usahatani untuk jangka waktu yang
panjang.
89
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Agustina, Hikmah M. Ali, and Jasmal A. Syamsu. "Status
Keberlanjutan Adopsi Teknologi Pengolahan Limbah Ternak sebagai
Pupuk Organik." MIMBAR: Jurnal Sosial dan Pembangunan 31.1
(2015): 11-20.
Abdullah, Agustina. "Identifikasi Kapasitas Peternak Dalam Adopsi
Teknologi Untuk Pengembangan Sapi Potong Yang Terintegrasi
Dengan Padi." (2012).
Agus Cahyono. Pertanian Terpadu Untuk Mendukung Kedaulatan Pangan
Nasional ( Agribisnis Berbasis Pertanian Terpadu). Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press. (2014).
Aryanti, Nirmala Ayu, Livia Windiana, and Erfan Dani Septia. "Efek
Pendapatan Penerapan Sistem Padi Terintegrasi Pertanian,
Peternakan Dan Perikanan Di Desa Pangkemiri Kecamatan
Tulangan Kabupaten Sidoarjo." Jurnal Agro Veteriner 6.1 (2017): 62-
71.
Asih Nur Dewi. “Analisis Karakteristik Dan Tingkat Pendapatan Usahatani
Bawang Merah Di Sulawesi Tengah.” Jurnal Agroland 16 (1) : 53 –
59, Maret 2009.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone (Kecamatan Kahu dalam angka),
Tahun 2019.
Badan Litbang Pertanian. Prospek Dan Arah Pengembangan Agribisnis
Padi. Departemen Pertanian. Jakarta. (2005).
Basuni, R. "Integrasi Padi-Sapi Potong pada Sistem Usahatani di Lahan
Sawah: Studi Kasus di Kabupaten Cianjur." (2012).
90
Damayanti, Lien. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi,
Pendapatan dan Kesempatan Kerja pada Usahatani Padi Sawah di
Daerah Irigasi Parigi Moutong” Jurnal SEPA 9.2 (2013): 249-259.
Departemen Agama RI, “Alquran dan Terjemahannya, Edisi Tahun 2002.”
Jakarta: CV Darus Sunnah. 2015.
Dwiyanto Kusuma, S. Rusdiana, and B. Wibowo. "Pengembangan
Agribisnis Sapi Potong Dalam Suatu Sistem Usahatani Kelapa
Terpadu." Wartazoa 20.1 (2010): 31-42.
Hastuty Sri. "Pola Usahatani Terpadu dalam Upaya Pengembangan
Agribisnis di Kecamatan Bara Kota Palopo." Journal of Mathematics
and Natural Sciences 4.1 (2015).
HandayaniSayekti. “Model Integrasi Tanaman-Ternak di Kabupaten
Donggala Provinsi Sulawesi Tengah: Pendekatan Optimasi Program
Linier.” Diss. Tesis, 2009.
Heriawati R. “Arahan Pengembangan Wilayah Berbasis Integrasi Usaha
Ternak Sapi Potong Dan Usahatani Padi di Kabupaten Bandung.”
(2015).
Hidayati L. “Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Akibat
Pemberian Herbisida Oxyfluorfen dan Pupuk Kandang.” J. Agroland
13 (2) : 145 – 150. (2006).
Hoddi, A. H., and M. B. Rombe. Analisis Pendapatan Peternakan Sapi
Potong di Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru. Fakultas
Peternakan UNHAS, 2011.
Ilham Nyak et al, “Kajian Pengembangan Sistem Pertanian : Tanaman
Terintegrasi Ternak.” (2014).
91
Ilham Nyak. "Pengembangan Sistem Integrasi Tanaman Tebu-Sapi
Potong di Jawa Timur." Analisis Kebijakan Pertanian 13.2 (2016):
147-165.
Kusnadi, Uka. “Inovasi Teknologi Peternakan Dalam Sistem Integrasi
Tanaman - Ternak Untuk Menunjang Swasembada Daging Sapi.”
Pengembangan Inovasi Pertanian 1.3 (2008) 189 – 205.
Kusumayana, Purna, And Arlina Arlina . “ Analisis Pendapatan Petani
Melalui Sistem Integrasi Tanaman Padi – Ternak Sapi Di Desa Jaro
Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong (Studi Kasus pada Kelompok
Tani “Tani Membangun”).” Ziraa’ah Majalah Ilmiah Pertanian 42.2
(2017): 150 – 157.
Lindawati. “Analisis Faktor yang Memengaruhi Perilaku Ekonomi Dan
Kesejateraan Rumah Tangga Petani Usahatani Terpadu Padi - Sapi
di Provinsi Jawa Barat.” (2015).
Mulyadi, Ir, and M. Si. "Sistem Produksi Hijauan Makanan Ternak Di
Daerah Pemukiman Transmigrasi." TASIMAK: 60.
Nurcholis, M. "Pengembangan Integrated Farming System Untuk
Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian." (2011): 71-84.
Nuryati, Rina et al. “Kesejahteraan Petani Pelaku Usahatani Polikultur
Terintegrasi di Kabupaten Tasikmalaya.”Mimbar agribisnis: Jurnal
Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis, 5.2 (2019):
206-223.
Prasetyo Bambang, and Jannah, Lina Miftahul. “Metode Penelitian
Kuantitatif.” Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
Purnomo Didit, and Prabawati Nur Utami. "Analisis Produksi Padi di
Indonesia." Proceeding of The URECOL (2019): 224-230.
92
Purnomo, R. A. Analisis Statistik Ekonomi dan Bisnis Dengan SPSS:
Untuk Mahasiswa, Dosen dan Praktisi. Ponorogo: Wade Group.
(2016).
Rahmi khairum.“Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Petani Terhadan
Kinerja Usaha Pada Sistem Integrasi Tanaman Dan Ternak (Kasus:
Di Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat).” (2015).
Rusdiana, et al. "Integrasi Usaha Tanaman Pangan dan Sapi Potong
Serta Analisis Keuangannya pada Petani Transmigran di Bengkulu
Tengah (Business Integration Of Food Crops And Beef Cattle And Its
Financial Analysis Of Trans Migrants Farmers In Central
Bengkulu)." Jurnal veteriner 20.1 (2019): 74-86.
Safriyani, Etty, et al. “Pengendalian Hama Dan Gulma Menggunakan
Pertanian Terpadu Padi – Itik – Azolla. “Seminar Nasional Lahan
Suboptimal (No. 1. 2019.
Shihab Quraish. Membumikan Al-Quran (Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat). Bandung: PT. Mizan Pustaka. (2006).
Siregar, S. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi
Dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Edisi 1.
Jakarta: PT. Bumi Aksara. (2017).
Siregar, N. W. P. "Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Usaha Ternak Sapi
Potong Di Desa Mangkai Lama Kecamatan Lima Puluh Kabupaten
Batu Bara Provinsi Sumatera Utara. skripsi." Bogor. Fakultas
Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor (2013).
Suranjaya, I. Gede. "Diskripsi Dan Analisis Faktor-Faktor Produksi Yang
Mempengaruhi Pendapatan Peternak Pada Usaha Penggemukan
Sapi Bali Berskala Kecil." Majalah Ilmiah Peternakan (2011).
93
Soekartawi et al. Ilmu Usahatani Dan Penelitian Untuk Pengembangan
Petani Kecil.Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. (2011).
Soekartawi. Analisis Usahatani. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
(2006).
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung :
Penerbit ALFABETA. (2014).
Sulaeman A. Sistem Pertanian Terpadu. Diklat Pengembangan Industri
Ramah PMKP Ciawi Bogor. Hal 8-15. (2007).
Supardi et al. Integrasi Usaha Tanaman Pangan dan Sapi Potong Serta
Analisis Keuangannya Pada Petani Transmigran Di Bengkulu
Tengah. 2016.
Tahunan, Laporan akhir. "Kajian Peluang Analisa Usahatani Integrasi
Ternak Sapi Dengan Tanaman (Padi, Sawit, Kakao) Dalam Rangka
Mendukung Swasembada Daging Sapi 2014 di Provinsi Aceh."
Tumewu, Judi M., V. VJ Panelewen, and A. DP Mirah. “ Analisis Usahatani
Terpadu Sapi Potong dan Padi Sawah Kelompok Tani “Keong Mas”
Kecamatan Sangkub, Kabupaten Bolaang Mangondow Utara (Studi
Kasus).” ZOOTEC, 34.2 (2014): 1-9.
Tajuddin B. Prosiding Lokakarya Nasional “Energi Berbasis Hasil Samping
Teknologi Pengolahan Padi Terintegrasi Berwawasan Lingkungan.”
(2011).
Tiro, Batseba MW, and Petrus A. Beding. "Analisis Usahatani Integrasi
Tanaman Padi Dengan Ternak Sapi Potong." Jurnal Pertanian
Agros 21.1 (2019): 1-8.
Wahyono, Nanang Dwi, Zaenal Fanani, and Noer Soetjipto. "Analisis
Pendapatan Peternak Usaha Sapi Potong Dengan Berbagai Pola
94
Tanam Di Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember." Jurnal
Nusantara Aplikasi Manajemen Bisnis 3.1 (2018): 30-42.
Yuniarsih, Eka Triana, and M. Basir Nappu. "Prospek Pengembangan
Sistem Integrasi Tanaman Ternak di Sulawesi Selatan." Prosiding
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia Ke-34: Pertanian-Bioindustri
Berbasis Pangan Lokal Potensial. 2014.
95
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
PROGRAM PASCASARJANA
JURUSAN AGRIBISNIS
AHMAD ZAILAN (105.050.019.16)
DAFTAR KUESIONER UNTUK RESPONDEN
Judul Penelitian :
ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI
TERINTEGRASI TERNAK SAPI DI KECAMATAN KAHU KABUPATEN BONE
Nama Responden : ……………………………………………………..
Dusun/RT/RW : ……………………………………………………..
Desa/Kelurahan : ……………………………………………………..
Kecamatan : ……………………………………………………..
Kabupaten : ……………………………………………………..
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Responden : .......………………………..................................
2. Umur : ..…..…….. tahun
3. Pendidikan Terakhir : TT SD / SD / SLTP / SLTA / Diploma / Sarjana
4. Pekerjaan Pokok : .......………………………..................................
5. Pekerjaan Sampingan : .......………………………..................................
6. Pengalaman Berusahatani : ..…..…….. tahun
7. Luas Lahan Usahatani : ................. ha
8. Jumlah tanggungan keluarga : ..…..…….. orang
9. Jumlah ternak : …………… ekor
10. pengalaman beternak : …………… tahun
96
B. BIAYA TETAP
No Uraian Satuan(unit) Jumlah(unit) Harga(Rp/unit) Nilai(Rp)
1. Persiapan lahan dan kandang
a. Sewa lahan Rp
b. Pajak lahan Rp
c. Pembuatan Kandang Rp
C. BIAYA VARIABEL
Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi
No Uraian Satuan(unit) Jumlah(unit) Harga(Rp/unit) Nilai(Rp)
1. Persiapan Lahan
TK Luar Keluarga HKO
TK Dalam Keluarga HKO
2. Persemaian
b. TK Luar Keluarga HKO
c. TK Dalam Keluarga HKO 3. Penanaman
a. TK Luar Keluarga HKO
b. TK Dalam Keluarga HKO 4. Pemupukan
a. TK Luar Keluarga HKO
b. TK Dalam Keluarga HKO 5. Penyiangan
a. TK Luar Keluarga HKO
b. TK Dalam Keluarga HKO 6. Pengendalian OPT
a. TK Luar Keluarga HKO
b. TK Dalam Keluarga HKO 7. Pengairan
a. TK Luar Keluarga HKO
b. TK Dalam Keluarga HKO 8. Panen
a. TK Luar Keluarga HKO
b. TK Dalam Keluarga HKO
c. Tebasan / Jual Rp
d. Bagi hasil/upah natura %
Biaya Tenaga Kerja Usaha Ternak Sapi
No Uraian Satuan(unit) Jumlah(unit) Harga(Rp/unit) Nilai(Rp)
1. Mengambilpakan hijauan
a. TK Luar Keluarga HKO
b. TK Dalam Keluarga HKO 2. Penggembalaan
b. TK Luar Keluarga HKO
c. TK Dalam Keluarga HKO 3. Perawatan ternak
97
a. TK Luar Keluarga HKO
b. TK Dalam Keluarga HKO Total Biaya -
Biaya Produksi Usahatani Padi
No. Uraian Satuan(unit) Jumlah(unit) Harga(Rp/unit) Nilai(Rp)
1. Benih
a.................... Kg
b.................... Kg
c.................... Kg
2. Pemupukan
a. pupuk ................... Kg
b. pupuk ................... Kg
c. pupuk ................... Kg
d. pupuk ................... Kg
f. ......................
g. ......................
3. Pengendalian OPT
a. .............................. l/Kg
b. .............................. l/Kg
c. .............................. l/Kg
d. ……………………
e. ……………………
Total Biaya Variabel -
Biaya Produksi Ternak Sapi
No Uraian Satuan (unit) Jumlah (unit) Harga(Rp/unit) Nilai (Rp)
1. Pakan hijauan Kg
2. Pakan jerami Kg
3. Pakan dedak Kg
4. Kebutuhan air minum Kg
5. Suplemen/Obat-obatan Rp
Total biaya
98
D. JUMLAH PRODUKSI
Jumlah Produksi Padi
No Uraian Satuan(unit) Jumlah(unit) Harga(Rp/unit) Nilai(Rp)
1. Berapa jumlah produksi panen padi untuk masa tanam pertama (MT 1)?
Ton
2. Berapa jumlah produksi panen padi untuk masa tanam kedua (MT 2)?
Ton
3. Berapa harga penjualan hasil panen padi anda dalam periode masa tanam pertama (MT 1)??
Rp
4. Berapa harga penjualan hasil panen padi anda dalam periode masa tanam kedua (MT 2)??
Rp
Harga Produksi Ternak Sapi
No Uraian Satuan(unit) Jumlah(unit) Harga(Rp/unit) Nilai (Rp)
1. Berapa total harga penjualan ternak bibit sapi potong (rata-rata umur 12 bulan) anda per-ekor dalam masa periode satu tahun usahatani?
Rp
2. Berapa total harga penjualan ternak sapi indukan anda per-ekor dalam masa periode satu tahun usahatani?
Rp
3. Berapa total harga penjualan ternak sapi potong betina muda anda per-ekor dalam masa periode satu tahun usahatani?
Rp
4. Berapa total harga penjualan ternak sapi potong jantan muda anda per-ekor dalam masa periode satu tahun usahatani?
Rp
5. Berapa total harga penjualan ternak sapi potong jantan dewasa anda per-ekor dalam masa periode satu tahun usahatani?
Rp
99
E. BIAYA PENYUSUTAN USAHATANI
Nama Alat Harga Beli (Rp/unit)
Jumlah (unit)
Nilai (Rp) Umur Ekonomis (Tahun)
Penyusutan
Traktor
Cangkul
Parang
Sabit
Tangki/Sprayer
Kandang
Ember
Baskom
Tali
………………
……………….
……………….
TotalPenyusutan
F. PENGELUARAN LAIN-LAIN
A. biaya angkutan sapi saat penjualan : Rp ……………. / satu kali angkutan
B. biaya vaksinasi ternak sapi : Rp…………….. /ekor
C. Iuran kelompok tani : Rp ......................... /musim
D. Pajak ....................... : Rp ........................... /musim
100
1 Usman 54 TT SD 3 30 1,02 7
2 Nurdin 46 SLTA 2 36 2,40 4
3 Emmang 36 SLTP 3 16 0,70 5
4 Bulang 44 SD 3 26 2,80 7
5 Badding 40 SD 4 21 1,00 6
6 Ahe 50 SLTP 2 27 0,90 4
7 Kade 55 TT SD 2 41 1,20 3
8 Safa 43 SMA 2 22 1,30 5
9 Firman 42 SD 3 20 1,70 8
10 Rappe 55 SD 4 30 2,00 8
11 Asyo 55 SD 1 41 0,80 6
12 Lamba 36 SLTA 3 23 0,70 4
13 Arifin 45 SD 2 20 1,00 6
14 Ambo 49 SD 3 27 1,20 8
15 Suardi 55 SLTP 2 35 0,70 5
16 Amung 52 TT SD 3 35 0,90 7
17 Muhtar 39 SLTA 3 27 1,40 4
18 Aba 46 SLTP 4 26 2,00 5
19 Sudirman 35 SLTA 3 27 0,60 5
20 Ahmad 27 SLTA 1 13 0,80 6
21 Kamaruddin 55 SD 5 39 1,00 4
22 Muhammad Alwi 37 SLTA 3 18 0,90 5
23 Lukman 44 SD 3 21 0,80 7
24 Herman 32 SLTP 4 11 1,20 8
25 Ismail 31 SLTP 4 22 0,60 7
26 Hamma 37 SD 3 28 0,90 4
27 Anwar 55 SLTA 4 25 1,00 9
28 Mansur 43 SLTP 3 23 0,80 8
29 Sainuddin 38 SLTA 3 30 0,50 5
30 Lompa 55 SD 1 41 0,90 4
31 Rustan 40 S1 4 20 1,40 4
32 Syonti 51 TT SD 2 41 1,30 6
33 Bahtiar 39 SLTP 3 23 0,70 5
34 Jusman 34 S1 1 10 0,80 4
35 Sirajuddin 46 SD 2 20 0,90 7
36 Arman 40 SD 1 20 1,00 5
37 Awaluddin 37 SLTP 2 14 1,20 3
38 Jumadil 42 SLTP 1 15 1,30 3
39 Hammade 45 SD 2 25 1,30 3
40 Nasir 32 SLTA 1 12 1,20 5
41 Arif 37 SD 1 30 1,80 5
42 Baso 48 SD 2 15 2,00 4
43 Basir 48 SD 2 10 2,00 6
44 Uttang 40 SLTP 2 13 2,00 7
45 Iwan 32 SLTA 2 17 1,80 7
46 Wahab 52 SD 3 12 2,00 7
47 Andi 37 SLTA 3 11 2,60 9
48 Sumardi 35 SD 1 12 1,90 4
49 Sultan 39 SLTA 2 10 2,40 7
50 jamaluddin 45 SLTP 3 30 2,00 7
51 Idham 37 SLTA 2 15 1,80 4
52 Kacong 54 TT SD 2 35 1,00 5
53 Amba 38 SD 1 30 1,00 5
54 Hardi 42 SLTP 1 17 3,00 5
55 Dedi 35 SLTA 2 19 2,00 4
56 Riswan 32 SD 1 17 3,00 3
57 Jufri 36 SLTA 2 26 1,50 3
58 Ilyas 34 SLTA 2 18 1,00 4
59 Saenal 41 SD 2 25 1,00 3
60 Ridwan 39 SLTP 2 21 1,20 7
61 Mursalin 45 SLTA 3 30 1,60 6
62 Amir 53 TT SD 3 34 1,00 6
63 Hendra 36 SLTP 1 15 2,30 7
64 Syamsul 39 SD 2 15 1,00 4
65 Hasbi 37 SD 3 30 1,00 4
66 Musmuliadi 42 SLTA 2 30 0,80 3
67 Jabe 41 SD 2 25 1,30 8
68 Taming 45 SLTP 1 27 2,00 8
1381 64 695 54,9 178
40,62 1,88 20,44 1,61 5,24
Jumlah
Rata-rata
Lampiran 2. Identitas RespondenPengalaman
Berusahatani
(Tahun)
Luas Lahan
(Hektar)
Jumlah
Ternak
(Ekor)
No. NamaUmur
(Tahun)
Tingkat
Pendidikan (
tahun)
Jumlah
Tanggungan
Keluarga
(Jiwa)
101
Luas
Lahan
Produksi
(MT 1)
Produksi
(MT 2)
Harga
(MT 1)
Harga
(MT 2)
Penerimaan
(MT 1)
Penerimaa
n (MT 2)
Total
Penerimaa
n
(ha) (Kg) (Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp) (Rp) (Rp)
1 1,02 3.600 2.725 4.500 4.000 14400000 10900000 25300000
2 2,40 13.500 11.000 4.000 4.000 54000000 44000000 98000000
3 0,70 2.700 2.400 4.500 4.000 12150000 9600000 21750000
4 2,80 14.000 13.300 4.500 4.000 63000000 53200000 116200000
5 1,00 4.500 3.900 4.000 4.000 18000000 15600000 33600000
6 0,90 3.825 3.100 4.500 3.500 17212500 10850000 28062500
7 1,20 5.400 4.900 4.000 3.500 21600000 17150000 38750000
8 1,30 4.800 4.500 4.000 4.000 19200000 19200000 38400000
9 1,70 7.650 6.300 4.000 3.500 30600000 22050000 52650000
10 2,00 9.300 7.900 4.500 4.000 41850000 31600000 73450000
11 0,80 3.420 3.000 4.500 4.000 15390000 12000000 27390000
12 0,70 3.740 2700 4.500 4.000 16830000 10800000 27630000
13 1,00 6.305 5.000 4.500 4.000 28372500 20000000 48372500
14 1,20 7165 6300 4.500 4.000 32242500 25200000 57442500
15 0,70 2.070 1.509 4.500 4.000 9315000 6036000 15351000
16 0,90 2900 2600 4.500 4.000 13050000 10400000 23450000
17 1,40 4945 4100 4.500 4.000 22252500 16400000 38652500
18 2,00 9.160 8.700 4.500 3.500 41220000 30450000 71670000
19 0,60 3.340 2.500 4.500 4.000 15030000 10000000 25030000
20 0,80 3.440 3.100 4.000 4.000 13760000 12400000 26160000
21 1,00 11.575 10.700 4.500 4.000 52087500 42800000 94887500
22 0,90 3.205 2.566 4.000 4.000 12820000 10264000 23084000
23 0,80 5.800 5.700 4.500 4.000 26100000 22800000 48900000
24 1,20 8855 8555 4.500 4.000 39847500 34220000 74067500
25 0,60 2990 1966 4.500 4.000 13455000 7864000 21319000
26 0,90 4.710 4.600 4.500 4.000 21195000 18400000 39595000
27 1,00 4900 4800 4.000 4.000 19600000 19200000 38800000
28 0,80 3.220 2.589 4.000 4.000 12880000 10356000 23236000
29 0,50 2.115 1.700 4.000 4.000 8460000 6800000 15260000
30 0,90 2.485 2.300 4.500 4.000 11182500 9200000 20382500
31 1,40 11.665 10.600 4.500 4.000 52492500 42400000 94892500
32 1,30 9.260 8.000 4.500 4.000 41670000 32000000 73670000
33 0,70 3.530 3.211 4.500 4.000 15885000 12844000 28729000
34 0,80 2.440 2.100 4.000 3.500 9760000 7350000 17110000
35 0,90 3.220 3.200 4.000 3.500 12880000 11200000 24080000
36 1,00 2.495 1.995 4.000 4.000 9980000 7980000 17960000
37 1,20 10.212 10.100 4.500 4.000 45954000 40400000 86354000
38 1,30 10.500 8.970 4.500 4.000 47250000 35880000 83130000
39 1,30 9.511 9.121 4.500 4.000 42799500 36484000 79283500
40 1,20 11.655 10.565 4.500 4.000 52447500 42260000 94707500
41 1,80 7.100 5.700 4.500 4.000 31950000 22800000 54750000
42 2,00 11.500 9.001 4.500 4.000 51750000 36004000 87754000
43 2,00 11.000 10.900 4.500 4.000 49500000 43600000 93100000
44 2,00 10.500 8.700 4.500 4.000 47250000 34800000 82050000
45 1,80 10.010 7.900 4.500 4.000 45045000 31600000 76645000
46 2,00 13.000 11.200 4.500 4.000 58500000 44800000 103300000
47 2,60 9.500 9.120 4.500 3.500 42750000 31920000 74670000
48 1,90 10.500 10.100 4.500 4.000 47250000 40400000 87650000
49 2,40 12.000 11.100 4.500 4.000 54000000 44400000 98400000
50 2,00 13.000 13.000 4.500 4.000 58500000 52000000 110500000
51 1,80 10.500 10.500 4.000 4.000 42000000 42000000 84000000
52 1,00 6.500 6.500 4.500 4.000 29250000 26000000 55250000
53 1,00 8.000 8.000 4.000 4.000 32000000 32000000 64000000
54 3,00 14.000 11.100 4.000 4.000 56000000 44400000 100400000
55 2,00 10.000 9.200 4.500 4.000 45000000 36800000 81800000
56 3,00 12.000 11.200 4.500 4.000 54000000 44800000 98800000
57 1,50 9265 8155 4.500 4.000 41692500 32620000 74312500
58 1,00 8150 6980 4.500 3.500 36675000 24430000 61105000
59 1,00 7140 6500 4.500 3.500 32130000 22750000 54880000
60 1,20 7100 5700 4.500 4.000 31950000 22800000 54750000
61 1,60 8160 6700 4.500 4.000 36720000 26800000 63520000
62 1,00 7165 5960 4.500 4.000 32242500 23840000 56082500
63 2,30 10.000 9.600 4.000 4.000 40000000 38400000 78400000
64 1,00 5100 4600 4.500 3.500 22950000 16100000 39050000
65 1,00 4800 3500 4.500 3.500 21600000 12250000 33850000
66 0,80 3800 2970 4.000 4.000 15200000 11880000 27080000
67 1,30 7400 4700 4.500 4.000 33300000 18800000 52100000
68 2,00 10.100 8.900 4.500 4.000 45450000 35600000 81050000
Jumlah 92,82 497393 440.358 297000 266500 2182876000 1,733E+09 3,916E+09
Rata-rata 1,37 7.315 6.476 4.368 3.919 32101117,65 25487235 57588353
Per Hektar3199,74 5.358,68 3.199,74 3.199,74 3.199,74 23.517.302,31 3199,7414 2871,1485
No.
Lampiran 3. Produksi dan Penerimaan Usahatani Padi
102
Produksi Harga Penerimaan
Anakan Indukan Pejantan Anakan Indukan Pejantan (Kg) (Rp/Kg) (Rp)
1 15000000 7 2 1 1 140 90 100 360 100.000 36.000.000
2 15000000 4 1 1 110 100 210 100.000 21.000.000
3 15000000 4 2 1 182 91 275 100.000 27.500.000
4 15000000 7 3 380 380 100.000 38.000.000
5 15000000 6 2 2 108 216 325 100.000 32.500.000
6 15000000 4 2 1 110 130 240 100.000 24.000.000
7 15000000 3 2 260 260 100.000 26.000.000
8 15000000 5 1 3 98 296 395 100.000 39.500.000
9 15000000 8 2 4 112 448 560 100.000 56.000.000
10 15000000 8 2 3 222 334 557 100.000 55.700.000
11 15000000 6 1 4 122 488 610 100.000 61.000.000
12 15000000 4 1 2 121 243 365 100.000 36.500.000
13 15000000 6 1 2 90 225 305 100.000 30.500.000
14 15000000 8 1 1 3 53 113 399 565 100.000 56.500.000
15 15000000 5 1 2 123 247 370 100.000 37.000.000
16 15000000 7 1 4 91 364 455 100.000 45.500.000
17 15000000 4 2 3 178 267 445 100.000 44.500.000
18 15000000 5 1 2 1 60 210 90 360 100.000 36.000.000
19 15000000 5 1 2 113 226 340 100.000 34.000.000
20 15000000 6 3 1 330 110 440 100.000 44.000.000
21 15000000 4 2 1 255 120 375 100.000 37.500.000
22 15000000 5 1 3 76 229 305 100.000 30.500.000
23 15000000 7 2 3 129 471 600 100.000 60.000.000
24 15000000 8 1 3 2 87 417 251 755 100.000 75.500.000
25 15000000 7 2 2 163 326 490 100.000 49.000.000
26 15000000 4 1 2 1 90 210 110 410 100.000 41.000.000
27 15000000 9 3 1 3 237 118 355 710 100.000 71.000.000
28 15000000 8 3 2 270 230 500 100.000 50.000.000
29 15000000 5 1 2 185 100 285 100.000 28.500.000
30 15000000 4 1 3 90 325 415 100.000 41.500.000
31 15000000 4 1 1 2 71 98 196 365 100.000 36.500.000
32 15000000 6 1 3 90 270 360 100.000 36.000.000
33 15000000 5 3 230 230 100.000 23.000.000
34 15000000 4 1 2 70 170 240 100.000 24.000.000
35 15000000 7 1 3 75 225 300 100.000 30.000.000
36 15000000 5 2 332 332 100.000 33.200.000
37 15000000 3 1 1 80 140 220 100.000 22.000.000
38 15000000 3 1 1 90 120 210 100.000 21.000.000
39 15000000 3 2 200 200 100.000 20.000.000
40 15000000 5 1 3 74 266 340 100.000 34.000.000
41 15000000 5 2 1 190 120 310 100.000 31.000.000
42 15000000 4 3 240 240 100.000 24.000.000
43 15000000 6 1 2 89 211 300 100.000 30.000.000
44 15000000 7 1 3 85 255 341 100.000 34.100.000
45 15000000 7 1 4 90 360 450 100.000 45.000.000
46 15000000 7 1 1 2 83 97 220 400 100.000 40.000.000
47 15000000 9 2 1 3 130 96 274 500 100.000 50.000.000
48 15000000 4 2 230 230 100.000 23.000.000
49 15000000 7 1 3 85 255 340 100.000 34.000.000
50 15000000 7 1 4 91 479 570 100.000 57.000.000
51 15000000 4 1 1 60 80 140 100.000 14.000.000
52 15000000 5 1 1 2 72 82 175 330 100.000 33.000.000
53 15000000 5 1 2 60 130 190 100.000 19.000.000
54 15000000 5 1 4 97 388 485 100.000 48.500.000
55 15000000 4 1 2 83 167 250 100.000 25.000.000
56 15000000 3 1 1 100 120 220 100.000 22.000.000
57 15000000 3 2 230 230 100.000 23.000.000
58 15000000 4 1 1 1 81 97 162 340 100.000 34.000.000
59 15000000 3 1 2 87 233 320 100.000 32.000.000
60 15000000 7 2 3 186 264 450 100.000 45.000.000
61 15000000 6 1 3 94 306 400 100.000 40.000.000
62 15000000 6 1 1 2 93 106 221 420 100.000 42.000.000
63 15000000 7 2 3 187 313 500 100.000 50.000.000
64 15000000 4 1 1 83 127 210 100.000 21.000.000
65 15000000 4 1 2 78 262 340 100.000 34.000.000
66 15000000 3 3 340 340 100.000 34.000.000
67 15000000 8 1 2 2 76 179 245 500 100.000 50.000.000
68 15000000 8 1 1 3 85 98 337 520 100.000 52.000.000
178 21 21 74 1781 2008 7677 11468 3400000 1146800000
5,24 1,17 1,17 2,39 93,74 105,68 247,65 337,29 100000,00 33729411,76
Jumlah
Rata-rata
Lampiran 4. Produksi Dan Penerimaan Usaha ternak sapi potong
No.
Jumlah
ternak
(Ekor)
Penambahan Berat Badan
(PBB) (Kg)/Tahun
Jumlah Penjualan Ternak
(Ekor)Modal
Awal
(Rp)
103
Luas
Lahan
(Ha) Kg Rp/Kg Nilai (Rp) Kg Rp/Kg Nilai (Rp) Kg Rp/Kg Nilai (Rp) Kg Rp/Kg Nilai (Rp) Kg Rp/Kg Nilai (Rp) Kg Rp/Kg Nilai (Rp)
1 1,02 100 1.800 180.000 50 2.300 115.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 350 400 140.000
2 2,40 15 8.000 120.000 150 1.800 270.000 100 2.300 230.000 1.800 0 50 2.500 125.000 120 400 48.000
3 0,70 100 1.800 180.000 50 2.300 115.000 100 1.800 180.000 0 230 400 92.000
4 2,80 200 1.800 360.000 100 2.300 230.000 1.800 0 100 2.500 250.000 320 400 128.000
5 1,00 100 1.800 180.000 50 2.300 115.000 100 1.800 180.000 50 2.500 125.000 170 400 68.000
6 0,90 20 15.000 300.000 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 50 2.500 125.000 140 400 56.000
7 1,20 20 8.000 160.000 100 1.800 180.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 130 400 52.000
8 1,30 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 1.800 0 100 2.500 250.000 230 400 92.000
9 1,70 10 9.000 90.000 150 1.800 270.000 50 2.300 115.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 350 400 140.000
10 2,00 100 1.800 180.000 150 2.300 345.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 150 400 60.000
11 0,80 20 10.000 200.000 100 1.800 180.000 50 2.300 115.000 1.800 0 0 130 400 52.000
12 0,70 100 1.800 180.000 2.300 0 50 1.800 90.000 100 2.500 250.000 143 400 57.200
13 1,00 150 1.800 270.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 200 400 80.000
14 1,20 35 10.000 350.000 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 210 400 84.000
15 0,70 15 9.000 135.000 50 1.800 90.000 2.300 0 100 1.800 180.000 50 2.500 125.000 350 400 140.000
16 0,90 100 1.800 180.000 2.300 0 1.800 0 0 200 400 80.000
17 1,40 15 8.000 120.000 150 1.800 270.000 50 2.300 115.000 100 1.800 180.000 50 2.500 125.000 100 400 40.000
18 2,00 20 10.000 200.000 250 1.800 450.000 150 2.300 345.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 310 400 124.000
19 0,60 20 8.000 160.000 50 1.800 90.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 230 400 92.000
20 0,80 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 320 400 128.000
21 1,00 150 1.800 270.000 2.300 0 1.800 0 0 231 400 92.400
22 0,90 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 1.800 0 100 2.500 250.000 310 400 124.000
23 0,80 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 1.800 0 0 310 400 124.000
24 1,20 150 1.800 270.000 2.300 0 100 1.800 180.000 50 2.500 125.000 340 400 136.000
25 0,60 100 1.800 180.000 50 2.300 115.000 1.800 0 0 300 400 120.000
26 0,90 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 230 400 92.000
27 1,00 10 9.000 90.000 150 1.800 270.000 2.300 0 50 1.800 90.000 100 2.500 250.000 260 400 104.000
28 0,80 20 10.000 200.000 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 50 1.800 90.000 100 2.500 250.000 350 400 140.000
29 0,50 100 1.800 180.000 2.300 0 100 1.800 180.000 0 200 400 80.000
30 0,90 20 8.000 160.000 150 1.800 270.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 50 2.500 125.000 210 400 84.000
31 1,40 15 8.000 120.000 150 1.800 270.000 100 2.300 230.000 1.800 0 100 2.500 250.000 350 400 140.000
32 1,30 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 250 400 100.000
33 0,70 150 1.800 270.000 2.300 0 50 1.800 90.000 0 230 400 92.000
34 0,80 20 10.000 200.000 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 250 400 100.000
35 0,90 150 1.800 270.000 2.300 0 0 100 2.500 250.000 300 400 120.000
36 1,00 100 1.800 180.000 2.300 0 0 50 2.500 125.000 260 400 104.000
37 1,20 150 1.800 270.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 0 140 400 56.000
38 1,30 15 8.000 120.000 100 1.800 180.000 2.300 0 50 1.800 90.000 0 141 400 56.400
39 1,30 150 1.800 270.000 2.300 0 0 100 2.500 250.000 321 400 128.400
40 1,20 100 1.800 180.000 50 2.300 115.000 0 100 2.500 250.000 350 400 140.000
41 1,80 100 1.800 180.000 2.300 0 100 1.800 180.000 0 140 400 56.000
42 2,00 15 10.000 150.000 100 1.800 180.000 2.300 0 100 1.800 180.000 0 123 400 49.200
43 2,00 20 10.000 200.000 150 1.800 270.000 2.300 0 0 100 2.500 250.000 342 400 136.800
44 2,00 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 0 50 2.500 125.000 250 400 100.000
45 1,80 250 1.800 450.000 50 2.300 115.000 50 1.800 90.000 0 210 400 84.000
46 2,00 250 1.800 450.000 2.300 0 0 0 130 400 52.000
47 2,60 37 10.000 370.000 100 1.800 180.000 2.300 0 0 0 200 400 80.000
48 1,90 150 1.800 270.000 50 2.300 115.000 0 100 2.500 250.000 240 400 96.000
49 2,40 200 1.800 360.000 2.300 0 100 1.800 180.000 0 310 400 124.000
50 2,00 200 1.800 360.000 2.300 0 0 100 2.500 250.000 200 400 80.000
51 1,80 20 9.000 180.000 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 0 100 2.500 250.000 310 400 124.000
52 1,00 100 1.800 180.000 2.300 0 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 320 400 128.000
53 1,00 100 1.800 180.000 2.300 0 100 1.800 180.000 50 2.500 125.000 251 400 100.400
54 3,00 23 10.000 230.000 100 1.800 180.000 2.300 0 0 0 130 400 52.000
55 2,00 21 10.000 210.000 150 1.800 270.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 300 400 120.000
56 3,00 100 1.800 180.000 50 2.300 115.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 240 400 96.000
57 1,50 200 1.800 360.000 150 2.300 345.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 310 400 124.000
58 1,00 100 1.800 180.000 50 2.300 115.000 0 0 145 400 58.000
59 1,00 100 1.800 180.000 50 2.300 115.000 0 0 210 400 84.000
60 1,20 10 10.000 100.000 150 1.800 270.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 320 400 128.000
61 1,60 17 10.000 170.000 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 230 400 92.000
62 1,00 150 1.800 270.000 2.300 0 0 50 2.500 125.000 320 400 128.000
63 2,30 28 10.000 280.000 300 1.800 540.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 0 200 400 80.000
64 1,00 200 1.800 360.000 2.300 0 0 0 145 400 58.000
65 1,00 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 0 0 170 400 68.000
66 0,80 20 10.000 200.000 250 1.800 450.000 50 2.300 115.000 0 100 2.500 250.000 320 400 128.000
67 1,30 150 1.800 270.000 100 2.300 230.000 100 1.800 180.000 100 2.500 250.000 230 400 92.000
68 2,00 100 1.800 180.000 100 2.300 230.000 0 0 150 400 60.000
Jumlah 92,82 501,00 247000,00 4815000,00 8950,00 122400,00 16110000,00 3750,00 154100,00 8625000,00 3600,00 88200,00 6480000,00 3950,00 112500,00 9875000,00 16162,00 27200,00 6464800,00
Rata-rata1,37 19,27 9500,00 185192,31 131,62 1800,00 236911,76 87,21 2300,00 128731,34 92,31 1800,00 95294,12 87,78 2500,00 286.232 241 400 187.386
Per Hektar 5 2.661 51.875 96,42 1.319 173.562 40 1.660 92.922 39 950 69.813 43 1.212 106.389 174 293 69.649
Lampiran 5. Biaya Variabel (VC) Usahatani Padi
No.Benih
UREA SP36 ZA PONSKA PUPUK KANDANG
Pupuk
104
Liter Rp/Ltr Nilai (Rp) Liter Rp/Ltr Nilai (Rp) Liter Rp/Ltr Nilai (Rp) Liter Rp/Ltr Nilai (Rp)
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.619.000
2,6 90.000 234.000 0 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.376.000
0 3,6 95.000 342.000 0 0 909.000
1,3 60.000 78.000 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 0 1.313.000
0 0 3,2 60.000 192.000 0 860.000
2,6 90.000 234.000 0 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.654.000
3,9 90.000 351.000 0 0 2,3 110.000 253.000 1.426.000
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.506.000
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.799.000
3,9 90.000 351.000 1,8 95.000 171.000 0 0 1.537.000
2,6 90.000 234.000 0 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.130.000
0 3,6 95.000 342.000 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.268.200
2,6 90.000 234.000 3,6 95.000 342.000 3,2 60.000 192.000 0 1.778.000
0 1,8 95.000 171.000 3,2 60.000 192.000 2,3 110.000 253.000 1.890.000
0 0 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.019.000
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 0 2,3 110.000 253.000 918.000
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 0 1.351.000
1,3 60.000 78.000 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 0 1.894.000
1,3 60.000 78.000 3,6 95.000 342.000 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.771.000
3,9 90.000 0 1,8 95.000 171.000 0 2,3 110.000 253.000 1.392.000
2,6 90.000 234.000 3,6 95.000 342.000 1,6 60.000 96.000 0 1.034.400
0 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 0 1.051.000
2,6 90.000 234.000 0 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.117.000
2,6 90.000 234.000 0 1,6 60.000 96.000 0 1.041.000
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.169.000
0 3,6 95.000 342.000 3,2 60.000 192.000 2,3 110.000 253.000 1.719.000
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 0 2,3 110.000 253.000 1.462.000
3,9 90.000 351.000 1,8 95.000 171.000 0 2,3 110.000 253.000 1.865.000
0 0 1,6 60.000 96.000 0 536.000
2,6 90.000 234.000 0 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.632.000
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 0 1.511.000
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 3,2 60.000 192.000 2,3 110.000 253.000 1.790.000
0 0 1,6 60.000 96.000 0 548.000
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.894.000
0 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 1.160.000
0 0 1,6 60.000 96.000 2,3 110.000 253.000 758.000
0 3,6 95.000 342.000 0 0 1.078.000
2,6 90.000 234.000 0 1,6 60.000 96.000 0 776.400
0 0 0 648.400
0 1,8 95.000 171.000 0,251 110.000 27.610 883.610
0 0 0 0 416.000
0 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 0,251 110.000 27.610 853.810
0 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 0,251 110.000 27.610 1.151.410
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 0 0,251 110.000 27.610 1.067.610
0 0 1,6 60.000 96.000 0 835.000
2,6 90.000 234.000 3,6 95.000 342.000 0,251 110.000 27.610 1.105.610
1,3 60.000 78.000 3,6 95.000 342.000 0 1.050.000
0 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 0,251 110.000 27.610 1.025.610
2,6 90.000 234.000 0 1,6 60.000 96.000 0 994.000
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 0 0,251 110.000 27.610 1.122.610
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 0 1.465.000
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 0 1.143.000
2,6 90.000 234.000 0 1,6 60.000 96.000 0,251 110.000 27.610 943.010
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 0 0,251 110.000 27.610 894.610
0 0 1,6 60.000 96.000 0,251 110.000 27.610 1.383.610
0 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 0 1.088.000
0 0 1,6 60.000 96.000 0,251 110.000 27.610 1.382.610
0 3,6 95.000 342.000 3,2 60.000 192.000 0 887.000
0 1,8 95.000 171.000 0,251 110.000 27.610 577.610
0 0 3,2 60.000 192.000 0 1.350.000
1,3 60.000 78.000 0 0 0,251 110.000 27.610 1.207.610
0 1,8 95.000 171.000 0 0 694.000
0 3,6 95.000 342.000 1,6 60.000 96.000 0,251 110.000 27.610 1.775.610
2,6 90.000 234.000 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 0,502 110.000 55.220 974.220
2,6 90.000 234.000 0 0 712.000
1,3 60.000 78.000 1,8 95.000 171.000 0,251 110.000 27.610 1.419.610
2,6 90.000 234.000 0 1,6 60.000 96.000 0,502 110.000 55.220 1.407.220
0 1,8 95.000 171.000 1,6 60.000 96.000 0 737.000
101,40 3420000,00 8541000,00 99,00 4180000,00 9405000,00 84,80 2760000,00 5088000,00 57,67 4400000,00 6343590,00 81747390,00
5 166.829 247.565 4 185.778 272.609 4 117.447 166.820 3 214.634 183.872 2.667.901
1 36.846 92.017 1,0666 45.033 101.325 1 29.735 54.816 1 47.404 68.343 880.709
Biaya
Variabel
Pestisida
Klensect Clipper Dangke Amolin
105
Lampiran 6. Biaya Variabel (VC) Usaha Ternak Sapi Potong
Total
Kg Rp/Kg Nilai (Rp) Kg Rp/Kg Nilai (Rp) Kg Rp/Kg Nilai (Rp) Kg/Unit Rp/Unit Nilai (Rp) Nilai (Rp)
1 7 5400 1.000 5.400.000 150 1.000 150000 430 2.000 860000 0,912 20.000 18240 6.428.240
2 4 3320 1.000 3.320.000 110 1.000 110000 360 2.000 860000 0.191 8.000 1528 4.291.528
3 5 3280 1.000 3.280.000 220 1.000 220.000 370 2.000 860000 1.824 20.000 36480 4.396.480
4 7 5100 1.000 5.100.000 310 1.000 310.000 460 2.000 860000 6.270.000
5 6 3600 1.000 3.600.000 250 1.000 250.000 390 2.000 860000 0,912 20.000 18240 4.728.240
6 4 3100 1.000 3.100.000 210 1.000 210.000 310 2.000 860000 0,912 20.000 18240 4.188.240
7 3 3300 1.000 3.300.000 310 1.000 310.000 310 2.000 620.000 0,912 20.000 18240 4.248.240
8 5 4100 1.000 4.100.000 180 1.000 180.000 360 2.000 860.000 0,912 20.000 18240 5.158.240
9 8 7600 1.000 7.600.000 190 1.000 190000 480 2.000 860.000 0,912 20.000 18240 8.668.240
10 8 7415 1.000 7.415.000 210 1.000 210.000 390 2.000 860.000 8.485.000
11 6 3900 1.000 3.900.000 320 1.000 320.000 260 2.000 860.000 5.080.000
12 4 3000 1.000 3.000.000 250 1.000 250.000 300 2.000 600.000 0.191 8.000 1528 3.851.528
13 6 4200 1.000 4.200.000 130 1.000 130.000 390 2.000 860.000 0.191 8.000 1528 5.191.528
14 8 8300 1.000 8.300.000 120 1.000 120.000 370 2.000 860.000 1.824 8.000 14592 9.294.592
15 5 5100 1.000 5.100.000 120 1.000 120.000 260 2.000 520.000 1.824 8.000 14592 5.754.592
16 7 3800 1.000 3.800.000 210 1.000 210.000 400 2.000 520.000 1.824 20.000 36480 4.566.480
17 4 3210 1.000 3.210.000 170 1.000 170.000 260 2.000 520000 0,912 20.000 18240 3.918.240
18 5 5000 1.000 5.000.000 125 1.000 125.000 350 2.000 520000 5.645.000
19 5 4300 1.000 4.300.000 200 1.000 200.000 350 2.000 520000 0.191 8.000 1528 5.021.528
20 6 4515 1.000 4.515.000 230 1.000 230.000 390 2.000 520000 2.736 8.000 21888 5.286.888
21 4 3320 1.000 3.320.000 190 1.000 190.000 370 2.000 520000 0.191 8.000 1528 4.031.528
22 5 4980 1.000 4.980.000 120 1.000 120.000 300 2.000 600000 0,912 20.000 18240 5.718.240
23 7 5420 1.000 5.420.000 230 1.000 230.000 480 2.000 960000 2.736 20.000 54720 6.664.720
24 8 6780 1.000 6.780.000 210 1.000 210.000 360 2.000 720000 0.191 8.000 1528 7.711.528
25 7 5600 1.000 5.600.000 100 1.000 100.000 430 2.000 860000 0.191 8.000 1528 6.561.528
26 4 4320 1.000 4.320.000 90 1.000 90.000 360 2.000 720000 0,912 20.000 18240 5.148.240
27 9 7110 1.000 7.110.000 170 1.000 170.000 430 2.000 720000 0,912 20.000 18240 8.018.240
28 8 6500 1.000 6.500.000 120 1.000 120.000 450 2.000 720000 0,912 20.000 18240 7.358.240
29 5 3440 1.000 3.440.000 100 1.000 100.000 370 2.000 720000 0,912 20.000 18240 4.278.240
30 4 3120 1.000 3.120.000 130 1.000 130.000 260 2.000 720000 1.824 20.000 36480 4.006.480
31 4 4310 1.000 4.310.000 210 1.000 210.000 260 2.000 720000 1.824 20.000 36480 5.276.480
32 6 4100 1.000 4.100.000 250 1.000 250.000 410 2.000 720000 0,912 20.000 18240 5.088.240
33 5 4020 1.000 4.020.000 130 1.000 130.000 300 2.000 720000 2.736 20.000 54720 4.924.720
34 4 3715 1.000 3.715.000 140 1.000 140.000 310 2.000 720000 0,912 20.000 18240 4.593.240
35 7 4900 1.000 4.900.000 150 1.000 150000 400 2.000 860000 0,912 20.000 18240 5.928.240
36 5 4000 1.000 4.000.000 300 1.000 300000 360 2.000 900000 1.824 20.000 36480 5.236.480
37 3 3000 1.000 3.000.000 100 1.000 100000 460 2.000 740000 0,912 20.000 18240 3.858.240
38 3 3500 1.000 3.500.000 230 1.000 230000 340 2.000 520000 0.191 8.000 1528 4.251.528
39 3 5100 1.000 5.100.000 120 1.000 120000 210 2.000 520000 0,912 8.000 7296 5.747.296
40 5 4000 1.000 4.000.000 150 1.000 150000 340 2.000 820000 0,912 20.000 18240 4.988.240
41 5 4000 1.000 4.000.000 150 1.000 150000 360 2.000 600000 1.824 20.000 36480 4.786.480
42 4 4000 1.000 4.000.000 200 1.000 200000 270 2.000 620000 0.191 8.000 1528 4.821.528
43 6 5000 1.000 5.000.000 150 1.000 150000 350 2.000 800000 0.191 8.000 1528 5.951.528
44 7 4000 1.000 4.000.000 100 1.000 100000 350 2.000 720000 0,912 20.000 18240 4.838.240
45 7 5000 1.000 5.000.000 90 1.000 90000 360 2.000 920000 1.824 20.000 36480 6.046.480
46 7 3500 1.000 3.500.000 100 1.000 100000 360 2.000 680000 0,912 20.000 18240 4.298.240
47 9 5000 1.000 5.000.000 180 1.000 180000 250 2.000 420000 0,912 20.000 18240 5.618.240
48 4 5500 1.000 5.500.000 190 1.000 190000 400 2.000 680000 0,912 20.000 18240 6.388.240
49 7 7000 1.000 7.000.000 90 1.000 90000 350 2.000 720000 0,912 20.000 18240 7.828.240
50 7 5000 1.000 5.000.000 250 1.000 250000 350 2.000 540000 0.191 8.000 1528 5.791.528
51 4 6700 1.000 6.700.000 200 1.000 200000 280 2.000 700000 0.191 8.000 1528 7.601.528
52 5 5000 1.000 5.000.000 190 1.000 190000 250 2.000 700000 5.890.000
53 5 4500 1.000 4.500.000 200 1.000 200000 250 2.000 720000 0,912 20.000 18240 5.438.240
54 5 3400 1.000 3.400.000 211 1.000 211000 250 2.000 720000 0,912 20.000 18240 4.349.240
55 4 3400 1.000 3.400.000 190 1.000 190000 300 2.000 500000 0,912 20.000 18240 4.108.240
56 3 3600 1.000 3.600.000 230 1.000 230000 410 2.000 800000 0,912 20.000 18240 4.648.240
57 3 4000 1.000 4.000.000 140 1.000 140000 320 2.000 700000 0,912 20.000 18240 4.858.240
58 4 3200 1.000 3.200.000 200 1.000 200000 320 2.000 700000 4.100.000
59 3 3500 1.000 3.500.000 230 1.000 230000 400 2.000 560000 0,912 20.000 18240 4.308.240
60 7 4500 1.000 4.500.000 300 1.000 300000 360 2.000 500000 0,912 20.000 18240 5.318.240
61 6 5500 1.000 5.500.000 150 1.000 150000 300 2.000 500000 0,912 20.000 18240 6.168.240
62 6 5500 1.000 5.500.000 200 1.000 200000 300 2.000 500000 0,912 20.000 18240 6.218.240
63 7 4000 1.000 4.000.000 150 1.000 150000 210 2.000 600000 0,912 20.000 18240 4.768.240
64 4 5.400 1.000 5.400.000 210 1.000 210.000 250 2.000 820000 0,912 20.000 18240 6.448.240
65 4 4.000 1.000 4.000.000 200 1.000 200.000 260 2.000 640000 0,912 20.000 18240 4.858.240
66 3 3.400 1.000 3.400.000 140 1.000 140.000 200 2.000 640000 4.180.000
67 8 4.500 1.000 4.500.000 250 1.000 250.000 400 2.000 800000 2.736 20.000 54720 5.604.720
68 8 5500 1.000 5.500.000 200 1.000 200000 320 2.000 720000 1.824 20.000 36480 6.456.480
Jumlah 371 310.375 68.000 310.375.000 12.346 68.000 12.346.000 23.170 136.000 47.680.000 32 1.028.000 1.152.864 371.553.864
Rata-rata 5 4.564 1.000 4.564.338 182 1.000 181.559 341 2.000 701.176 1 16.852 18.899 5.464.027
No.
Jumlah
Ternak
(Ekor)
pakan hijauan jerami dedak
Pakan Suplemen/Obat-obatan
Ternak
106
Total
Jumlah Rp/HKO Nilai (Rp) Jumlah Rp/HKO Nilai (Rp) Jumlah Rp/HKO Nilai (Rp) Nilai (Rp)
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 6.450.240
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 4.335.528
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 4.418.480
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 6.314.000
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 4.772.240
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 4.232.240
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 4.292.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 5.180.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 8.690.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 8.507.000
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 5.102.000
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 3.895.528
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 5.213.528
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 9.338.592
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 5.776.592
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 4.610.480
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 3.940.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 5.667.000
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 5.065.528
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 5.330.888
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 4.075.528
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 5.762.240
3 10.000 30.000 3 5.000 15.000 3 7.000 21.000 66.000 6.730.720
3 10.000 30.000 3 5.000 15.000 3 7.000 21.000 66.000 7.777.528
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 6.583.528
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 5.192.240
3 10.000 30.000 3 5.000 15.000 3 7.000 21.000 66.000 8.084.240
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 7.402.240
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 4.322.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 4.028.480
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 5.298.480
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 5.132.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 4.946.720
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 4.637.240
1 10.000 10.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 34.000 5.962.240
2 10.000 20.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 32.000 5.268.480
2 10.000 20.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 32.000 3.890.240
2 10.000 20.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 32.000 4.283.528
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 2 7.000 14.000 29.000 5.776.296
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 2 7.000 14.000 29.000 5.017.240
1 10.000 10.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 34.000 4.820.480
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 4.843.528
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 5.973.528
3 10.000 30.000 2 5.000 10.000 3 7.000 21.000 61.000 4.899.240
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 44.000 6.090.480
1 10.000 10.000 2 5.000 10.000 2 7.000 14.000 34.000 4.332.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 2 7.000 14.000 29.000 5.647.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 6.410.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 2 7.000 14.000 29.000 7.857.240
2 10.000 20.000 1 5.000 5.000 2 7.000 14.000 39.000 5.830.528
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 7.623.528
1 10.000 10.000 2 5.000 10.000 3 7.000 21.000 41.000 5.931.000
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 2 7.000 14.000 29.000 5.467.240
2 10.000 20.000 1 5.000 5.000 2 7.000 14.000 39.000 4.388.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 2 7.000 14.000 29.000 4.137.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 4.670.240
2 10.000 20.000 1 5.000 5.000 2 7.000 14.000 39.000 4.897.240
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 3 7.000 21.000 51.000 4.151.000
2 10.000 20.000 1 5.000 5.000 2 7.000 14.000 39.000 4.347.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 2 7.000 14.000 29.000 5.347.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 6.190.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 2 7.000 14.000 29.000 6.247.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 4.790.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 6.470.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 1 7.000 7.000 22.000 4.880.240
1 10.000 10.000 1 5.000 5.000 2 7.000 14.000 29.000 4.209.000
3 10.000 30.000 3 5.000 15.000 3 7.000 21.000 66.000 5.670.720
2 10.000 20.000 2 5.000 10.000 3 7.000 21.000 51.000 6.507.480
105 680.000 1.050.000 101 340.000 505.000 118 476.000 826.000 2.381.000 373.934.864
2 10.000 15.441 1 5.000 7.426 2 7.000 12.147 35.015 5.499.042
Biaya
Variabel
Tenaga Kerja
Mengambil pakan hijauan Penggembalaan Perawatan ternak
107
Luas
lahan
Dalam Luar Dalam Luar Dalam Luar
Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga
1 1,02 1 1 15000 15000 1 1 10000 10000 6 1 5 20000 120000
2 2,40 2 2 15000 30000 1 1 10000 10000 4 1 3 20000 80000
3 0,70 1 1 15000 15000 1 1 10000 10000 4 4 20000 80000
4 2,80 2 2 15000 0 2 2 10000 20000 7 2 5 20000 140000
5 1,00 3 2 1 15000 30000 3 2 1 10000 30000 8 2 6 20000 160000
6 0,90 1 1 15000 15000 1 1 10000 10000 3 1 2 20000 60000
7 1,20 2 2 15000 0 2 2 10000 20000 6 2 4 20000 120000
8 1,30 2 2 15000 0 2 2 10000 20000 9 2 7 20000 180000
9 1,70 2 2 15000 30000 2 2 10000 20000 10 2 8 20000 200000
10 2,00 1 1 15000 0 1 1 10000 10000 6 1 5 20000 120000
11 0,80 3 3 15000 45000 2 2 10000 20000 6 2 4 20000 120000
12 0,70 1 1 15000 15000 1 1 10000 10000 4 1 3 20000 80000
13 1,00 2 2 15000 0 2 2 10000 20000 5 2 3 20000 100000
14 1,20 1 1 15000 15000 1 1 10000 10000 1 1 20000 20000
15 0,70 2 1 1 15000 15000 2 2 10000 20000 2 2 20000 40000
16 0,90 1 1 15000 0 1 1 10000 10000 7 1 6 20000 140000
17 1,40 2 2 15000 0 3 2 1 10000 30000 5 2 3 20000 100000
18 2,00 3 3 15000 45000 2 2 10000 20000 6 2 4 20000 120000
19 0,60 1 1 15000 15000 2 2 10000 20000 7 2 5 20000 140000
20 0,80 2 2 15000 0 1 1 10000 10000 3 1 2 20000 60000
21 1,00 2 2 15000 0 1 1 10000 10000 4 1 3 20000 80000
22 0,90 3 3 15000 45000 2 2 10000 20000 8 2 6 20000 160000
23 0,80 2 2 15000 0 2 2 10000 20000 2 2 20000 40000
24 1,20 1 1 15000 0 1 1 10000 10000 2 1 1 20000 40000
25 0,60 1 1 15000 0 3 1 2 10000 30000 4 4 20000 80000
26 0,90 3 3 15000 0 2 2 10000 20000 6 2 4 20000 120000
27 1,00 1 1 15000 15000 1 1 10000 10000 4 1 3 20000 80000
28 0,80 2 2 15000 0 1 1 10000 10000 10 1 9 20000 200000
29 0,50 2 2 15000 30000 2 2 10000 20000 4 2 2 20000 80000
30 0,90 2 2 15000 0 1 1 10000 10000 4 1 3 20000 80000
31 1,40 2 2 15000 0 1 1 10000 10000 4 1 3 20000 80000
32 1,30 1 1 15000 15000 1 1 10000 10000 5 1 4 20000 100000
33 0,70 2 2 15000 0 1 1 10000 10000 4 1 3 20000 80000
34 0,80 1 1 15000 0 1 1 10000 10000 6 1 5 20000 120000
35 0,90 2 2 15000 30000 1 1 10000 10000 3 3 20000 60000
36 1,00 1 1 15000 0 2 2 10000 20000 5 2 3 20000 100000
37 1,20 1 1 15000 0 1 1 10000 10000 5 1 4 20000 100000
38 1,30 1 1 15000 15000 2 2 10000 20000 6 2 4 20000 120000
39 1,30 2 2 15000 30000 1 1 10000 10000 9 1 8 20000 180000
40 1,20 3 3 15000 0 2 2 10000 20000 3 1 2 20000 60000
41 1,80 2 2 15000 30000 2 2 10000 20000 6 2 4 20000 120000
42 2,00 2 2 15000 30000 2 2 10000 20000 11 2 9 20000 220000
43 2,00 2 2 15000 0 1 1 10000 10000 9 1 8 20000 180000
44 2,00 2 2 15000 30000 1 1 10000 10000 4 1 3 20000 80000
45 1,80 1 1 15000 15000 2 2 10000 20000 5 1 4 20000 100000
46 2,00 2 2 15000 0 3 2 1 10000 30000 7 2 5 20000 140000
47 2,60 1 1 15000 15000 1 1 10000 10000 5 2 3 20000 100000
48 1,90 2 2 15000 30000 1 1 10000 10000 3 2 1 20000 60000
49 2,40 2 2 15000 0 2 2 10000 20000 3 1 2 20000 60000
50 2,00 1 1 15000 0 1 1 10000 10000 5 1 4 20000 100000
51 1,80 2 2 15000 30000 1 1 10000 10000 5 2 3 20000 100000
52 1,00 2 2 15000 30000 2 2 10000 20000 4 4 20000 80000
53 1,00 2 2 15000 0 1 1 10000 10000 3 1 2 20000 60000
54 3,00 2 2 15000 30000 1 1 10000 10000 5 2 3 20000 100000
55 2,00 1 1 15000 15000 1 1 10000 10000 6 1 5 20000 120000
56 3,00 1 1 15000 15000 2 2 10000 20000 6 2 4 20000 120000
57 1,50 2 2 15000 30000 1 1 10000 10000 5 1 4 20000 100000
58 1,00 2 2 15000 30000 1 1 10000 10000 7 2 5 20000 140000
59 1,00 2 2 15000 0 1 1 10000 10000 3 1 2 20000 60000
60 1,20 3 3 15000 0 2 2 10000 20000 7 2 5 20000 140000
61 1,60 2 2 15000 30000 1 1 10000 10000 6 2 4 20000 120000
62 1,00 2 2 15000 30000 2 2 10000 20000 6 2 4 20000 120000
63 2,30 3 3 15000 0 1 1 10000 10000 10 2 8 20000 200000
64 1,00 2 2 15000 30000 2 2 10000 20000 3 1 2 20000 60000
65 1,00 2 2 15000 30000 2 2 10000 20000 5 2 3 20000 100000
66 0,80 2 2 15000 0 2 2 10000 20000 3 1 2 20000 60000
67 1,30 1 1 15000 15000 3 2 1 10000 30000 7 2 5 20000 140000
68 2,00 2 2 15000 0 1 1 10000 10000 5 1 4 20000 100000
Jumlah 92,82 122,00 62,00 60,00 1020000,00 930000,00 105,00 99,00 6,00 680000,00 1050000,00 361,00 111,00 250,00 1360000,00 7220000,00
Rata-Rata 1,365 1,794 1,676 1,818 15000,000 13676,471 1,544 1,456 0,000 10000,000 15441,176 5,309 1,632 4,098 20000,000 106176,471
Per Hektar 0,408 3,3243 4 29779,4118 27132,353 3,074 2,8971 2 19852,94 30735,294 10,529 111 250 39705,8824 210588,235
Lampiran 7. Tenaga Kerja Usahatani Padi
(Ha) Nilai (Rp) Rp/HKO Rp/HKO
No.
Persipan Lahan Persemaian Penanaman
HKO HKO HKORp/HKO Nilai (Rp) Nilai (Rp)
108
Dalam Luar Dalam Luar
Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga
2 2 15000 30000 7 7 50000 350000 17 515000
2 2 15000 30000 13 13 50000 650000 22 790000
1 1 15000 15000 11 11 50000 550000 18 660000
3 3 15000 45000 9 9 50000 450000 23 635000
2 2 15000 30000 9 9 50000 450000 25 670000
2 2 15000 30000 10 10 50000 500000 17 605000
1 1 15000 15000 11 11 50000 550000 22 685000
2 2 15000 30000 15 15 50000 750000 30 960000
2 2 15000 30000 11 11 50000 550000 27 810000
2 2 15000 30000 16 16 50000 800000 26 950000
2 2 15000 30000 5 5 50000 250000 18 445000
1 1 15000 15000 8 8 50000 400000 15 510000
2 2 15000 30000 11 11 50000 550000 22 680000
1 1 15000 15000 7 7 50000 350000 11 400000
3 3 15000 45000 5 5 50000 250000 14 350000
1 1 15000 15000 7 7 50000 350000 17 505000
1 1 15000 15000 7 7 50000 350000 18 465000
2 2 15000 30000 13 13 50000 650000 26 845000
2 2 15000 30000 6 4 2 50000 300000 18 485000
2 2 15000 30000 7 3 4 50000 350000 15 440000
1 1 15000 15000 13 13 50000 650000 21 745000
2 2 15000 30000 15 15 50000 750000 30 985000
1 1 15000 15000 7 7 50000 350000 14 405000
1 1 15000 15000 7 7 50000 350000 12 405000
2 2 15000 30000 5 5 50000 250000 15 360000
2 2 15000 30000 12 12 50000 600000 25 750000
1 1 15000 15000 6 6 50000 300000 13 410000
1 1 15000 15000 14 14 50000 700000 28 915000
1 1 15000 15000 7 4 3 50000 350000 16 475000
2 2 15000 30000 13 13 50000 650000 22 760000
2 2 15000 30000 14 14 50000 700000 23 810000
2 2 15000 30000 11 11 50000 550000 20 695000
2 2 15000 30000 13 13 50000 650000 22 760000
2 2 15000 30000 6 5 1 50000 300000 16 450000
1 1 15000 15000 9 9 50000 450000 16 555000
2 2 15000 30000 10 10 50000 500000 20 630000
2 2 15000 30000 11 11 50000 550000 20 680000
2 2 15000 30000 12 12 50000 600000 23 765000
3 3 15000 45000 10 10 50000 500000 25 755000
3 3 15000 45000 16 16 50000 800000 27 905000
1 1 15000 15000 5 5 50000 250000 16 415000
2 2 15000 30000 6 3 3 50000 300000 23 580000
2 2 15000 30000 12 12 50000 600000 26 810000
1 1 15000 15000 10 10 50000 500000 18 625000
2 2 15000 30000 11 11 50000 550000 21 695000
1 1 15000 15000 15 15 50000 750000 28 905000
2 2 15000 30000 11 11 50000 550000 20 695000
2 2 15000 30000 11 11 50000 550000 19 670000
3 3 15000 45000 10 3 7 50000 500000 20 605000
1 1 15000 15000 11 11 50000 550000 19 665000
2 2 15000 30000 16 16 50000 800000 26 960000
2 2 15000 30000 5 5 50000 250000 15 390000
3 3 15000 45000 8 8 50000 400000 17 505000
2 2 15000 30000 10 10 50000 500000 20 660000
1 1 15000 15000 7 4 3 50000 350000 16 500000
2 2 15000 30000 10 10 50000 500000 21 665000
1 1 15000 15000 15 15 50000 750000 24 895000
1 1 15000 15000 11 11 50000 550000 22 735000
1 1 15000 15000 16 16 50000 800000 23 875000
2 2 15000 30000 11 11 50000 550000 25 720000
1 1 15000 15000 9 9 50000 450000 19 615000
2 2 15000 30000 9 9 50000 450000 21 630000
3 3 15000 45000 10 10 50000 500000 27 745000
2 2 15000 30000 11 11 50000 550000 20 670000
2 2 15000 30000 15 15 50000 750000 26 910000
1 1 15000 15000 11 11 50000 550000 19 625000
2 2 15000 30000 9 9 50000 450000 22 635000
2 2 15000 30000 10 10 50000 500000 20 630000
120,00 120,00 0,00 1020000,00 1800000,00 694,00 50,00 644,00 3400000,00 34700000,00 1402,00 44650000,00
1,765 1,765 15000,000 26470,588 10,206 5,000 9,908 50000,000 510294,118 20,618 677284,000
3,5 3,5 0 29779,412 52500 20 9,090909 19,708 99264,706 1015441,176 40,985 1305661,76
Total Biaya
Tenaga
Kerja
Total
Tenaga
KerjaNilai (Rp)Rp/HKO Rp/HKOHKO
Pemeliharaan Pemanenan
HKO Nilai (Rp)
109
Lampiran 8. Biaya Tetap (FC) Usahatani Padi
Luas Pajak
Lahan Lahan Jumlah Nilai Nilai Umur Nilai Jumlah Nilai Nilai Umur Nilai
(Ha) (Rp) (Unit) Beli Sisa Ekonomis Penyusutan (Unit) Beli Sisa Ekonomis Penyusutan
(Rp/Unit) (Rp/Unit) (Tahun) (Rp/Thn) (Rp/Unit) (Rp/Unit) (Tahun) (Rp/Unit)
1 1,02 40.000 100.000 0 0 0 0 0 2 50.000 15.000 3 23.333
2 2,40 40.000 1 15.000.000 7.000.000 13 615.385 1 40.000 20.000 2 10.000
3 0,70 25.000 1 17.000.000 8.000.000 13 692.308 1 40.000 20.000 2 10.000
4 2,80 29.000 1 23.000.000 18.000.000 7 714.286 4 40.000 22.000 2 36.000
5 1,00 32.000 1 16.000.000 10.000.000 5 1.200.000 3 50.000 18.000 2 48.000
6 0,90 30.000 1 15.000.000 8.000.000 7 1.000.000 2 35.000 20.000 2 15.000
7 1,20 30.000 1 15.000.000 7.000.000 9 888.889 2 50.000 15.000 1 70.000
8 1,30 52.000 1 16.000.000 8.000.000 10 800.000 1 50.000 20.000 2 15.000
9 1,70 45.000 1 16.000.000 7.000.000 14 642.857 2 50.000 20.000 3 20.000
10 2,00 35.000 1 24.000.000 15.000.000 10 900.000 3 40.000 22.000 2 27.000
11 0,80 42.000 1 15.000.000 7.000.000 12 666.667 4 50.000 15.000 2 70.000
12 0,70 24.000 150.000 0 2 40.000 20.000 2 40.000
13 1,00 31.000 1 15.000.000 7.000.000 12 666.667 2 50.000 18.000 2 32.000
14 1,20 18.000 1 17.000.000 6.000.000 8 1.375.000 2 50.000 20.000 2 30.000
15 0,70 47.000 1 15.000.000 10.000.000 6 833.333 2 50.000 18.000 2 32.000
16 0,90 17.000 1 17.000.000 9.000.000 11 727.273 2 35.000 20.000 2 15.000
17 1,40 20.000 1 15.000.000 6.000.000 12 750.000 3 50.000 15.000 2 52.500
18 2,00 50.000 1 20.000.000 15.000.000 9 555.556 1 50.000 15.000 2 17.500
19 0,60 52.000 1 15.000.000 6.000.000 12 750.000 2 40.000 20.000 1 40.000
20 0,80 32.000 1 15.000.000 6.000.000 12 750.000 2 40.000 18.000 3 14.667
21 1,00 40.000 1 14.000.000 10.000.000 5 800.000 3 40.000 15.000 2 37.500
22 0,90 50.000 1 14.000.000 5.000.000 10 900.000 4 50.000 25.000 2 50.000
23 0,80 42.000 1 15.000.000 6.000.000 16 562.500 2 40.000 20.000 2 40.000
24 1,20 20.000 1 14.000.000 6.000.000 15 533.333 2 40.000 15.000 2 25.000
25 0,60 21.000 100.000 0 2 40.000 20.000 2 20.000
26 0,90 40.000 1 17.000.000 9.000.000 11 727.273 3 50.000 18.000 2 48.000
27 1,00 20.000 1 17.000.000 18.000.000 11 454.545 2 50.000 20.000 2 30.000
28 0,80 45.000 1 20.000.000 6.000.000 15 533.333 2 40.000 18.000 2 22.000
29 0,50 52.000 1 15.000.000 6.000.000 15 533.333 2 40.000 15.000 2 25.000
30 0,90 35.000 1 17.000.000 9.000.000 11 727.273 2 35.000 15.000 1 40.000
31 1,40 40.000 1 20.000.000 13.000.000 16 437.500 1 40.000 18.000 2 11.000
32 1,30 42.000 1 16.000.000 10.000.000 15 400.000 2 50.000 20.000 3 20.000
33 0,70 25.000 1 23.000.000 9.000.000 11 1.272.727 3 50.000 18.000 2 48.000
34 0,80 25.000 1 15.000.000 6.000.000 13 692.308 1 40.000 15.000 2 12.500
35 0,90 28.000 1 15.000.000 13.000.000 12 166.667 3 40.000 17.000 2 34.500
36 1,00 40.000 1 17.000.000 7.000.000 13 769.231 1 35.000 20.000 2 7.500
37 1,20 35.000 1 23.000.000 7.000.000 11 1.454.545 2 40.000 23.000 2 17.000
38 1,30 29.000 1 16.000.000 10.000.000 7 857.143 4 35.000 22.000 2 26.000
39 1,30 32.000 1 15.000.000 8.000.000 6 1.166.667 3 50.000 16.000 2 51.000
40 1,20 35.000 1 17.000.000 7.000.000 6 1.666.667 1 45.000 20.000 2 12.500
41 1,80 30.000 1 16.000.000 8.000.000 9 888.889 2 50.000 15.000 2 35.000
42 2,00 52.000 1 15.000.000 7.000.000 10 800.000 1 50.000 21.000 2 14.500
43 2,00 55.000 1 24.000.000 9.000.000 12 1.250.000 2 53.000 20.000 3 22.000
44 2,00 55.000 1 15.000.000 6.000.000 10 900.000 3 40.000 25.000 2 22.500
45 1,80 37.000 1 16.000.000 15.000.000 10 100.000 2 50.000 15.000 2 35.000
46 2,00 41.000 1 15.000.000 8.000.000 6 1.166.667 3 42.000 20.000 2 33.000
47 2,60 51.000 1 14.000.000 11.000.000 5 600.000 1 50.000 17.000 2 16.500
48 1,90 38.000 1 14.000.000 10.000.000 8 500.000 2 50.000 20.000 2 30.000
49 2,40 51.000 1 17.000.000 9.000.000 6 1.333.333 2 50.000 18.000 2 32.000
50 2,00 57.000 1 15.000.000 13.000.000 11 181.818 2 35.000 20.000 2 15.000
51 1,80 42.000 1 14.000.000 10.000.000 10 400.000 3 50.000 15.000 2 52.500
52 1,00 35.000 1 14.000.000 6.000.000 9 888.889 3 52.000 18.000 2 51.000
53 1,00 32.000 1 15.000.000 6.000.000 11 818.182 2 40.000 20.000 1 40.000
54 3,00 62.000 1 14.000.000 10.000.000 12 333.333 2 40.000 20.000 3 13.333
55 2,00 43.000 1 14.000.000 7.000.000 5 1.400.000 3 30.000 15.000 2 22.500
56 3,00 59.000 1 15.000.000 6.000.000 9 1.000.000 4 50.000 25.000 2 50.000
57 1,50 47.000 1 14.000.000 6.000.000 16 500.000 2 40.000 18.000 2 12.500
58 1,00 42.000 1 14.000.000 6.000.000 15 533.333 2 30.000 15.000 2 15.000
59 1,00 30.000 1 17.000.000 9.000.000 15 533.333 3 40.000 20.000 2 30.000
60 1,20 34.000 1 23.000.000 18.000.000 11 454.545 1 50.000 18.000 2 16.000
61 1,60 36.000 1 15.000.000 6.000.000 12 750.000 2 54.000 20.000 2 34.000
62 1,00 42.000 1 14.000.000 6.000.000 15 533.333 2 40.000 18.000 3 14.667
63 2,30 52.000 1 17.000.000 8.000.000 13 692.308 2 40.000 15.000 2 25.000
64 1,00 40.000 100000 3 45.000 23.000 1 66.000
65 1,00 40.000 1 16.000.000 7.000.000 16 562.500 1 40.000 18.000 2 11.000
66 0,80 35.000 1 17.000.000 5.000.000 15 800.000 2 50.000 20.000 2 30.000
67 1,30 45.000 1 15.000.000 6.000.000 11 818.182 4 45.000 17.000 2 56.000
68 2,00 50.000 1 14.000.000 6.000.000 10 800.000 2 40.000 15.000 1 50.000
Jumlah 92,82 2.620.000 450.000 64 1.044.000.000 549.000.000 693 48.721.910 22.556.890 2.996.000 1.262.000 2 1.047.000
Rata-rata 1,365 38.529 112.500 1 16.061.538 8.446.154 11 727.193 663.438 44.059 18.559 2 30.794
No.
Traktor Cangkul
Sewa
Traktor
Penyusutan Alat
110
Jumlah Nilai Nilai Umur Nilai Jumlah Nilai Nilai Umur Nilai Jumlah Nilai Nilai Umur Nilai Biaya Tetap
(Unit) Beli Sisa Ekonomis Penyusutan (Unit) Beli Sisa Ekonomis Penyusutan (Unit) Beli Sisa Ekonomis Penyusutan (Rp)
(Rp/Unit) (Rp/Unit (Tahun) (Rp/Thn) (Rp/Unit) (Rp/Unit (Tahun) (Rp/Thn) (Rp/Unit) (Rp/Unit) (Tahun) (Rp/Thn)
1 100.000 40.000 3 20.000 3 50.000 15.000 2 52.500 1 5.000.000 2.500.000 5 500.000 635.833
1 200.000 80.000 2 60.000 2 60.000 20.000 1 80.000 1 7.500.000 3.000.000 6 750.000 1.555.385
1 70.000 40.000 1 30.000 4 50.000 20.000 2 60.000 1 10.000.000 7.000.000 4 750.000 1.567.308
2 100.000 40.000 2 60.000 3 70.000 22.000 2 72.000 1 12.500.000 7.000.000 6 916.667 1.827.952
2 0 2 50.000 18.000 3 21.333 1 12.000.000 5.000.000 10 700.000 2.001.333
1 80.000 60.000 2 10.000 2 50.000 20.000 2 30.000 1.085.000
1 100.000 50.000 6 8.333 3 40.000 15.000 3 25.000 1 7.500.000 4.000.000 4 875.000 1.897.222
2 110.000 50.000 4 30.000 2 50.000 20.000 1 60.000 1 7.500.000 3.000.000 5 900.000 1.857.000
1 150.000 90.000 2 30.000 3 60.000 20.000 2 60.000 1 13.000.000 7.000.000 9 666.667 1.464.524
1 80.000 30.000 3 16.667 4 50.000 22.000 1 112.000 1 5.000.000 3.000.000 5 400.000 1.490.667
1 100.000 60.000 3 13.333 1 50.000 15.000 2 17.500 1.309.500
2 0 2 50.000 20.000 3 20.000 1 7.500.000 3.000.000 5 900.000 984.000
1 210.000 100.000 1 110.000 2 70.000 18.000 3 34.667 1 5.000.000 3.000.000 6 333.333 1.207.667
1 90.000 50.000 2 20.000 2 50.000 20.000 2 30.000 1 8.000.000 3.000.000 7 714.286 2.187.286
2 100.000 60.000 2 40.000 2 60.000 18.000 2 42.000 1 5.000.000 3.000.000 5 400.000 1.394.333
1 90.000 50.000 2 20.000 3 50.000 20.000 2 45.000 1 7.000.000 3.000.000 4 1.000.000 1.824.273
1 90.000 45.000 2 22.500 4 70.000 15.000 2 110.000 1 5.000.000 2.000.000 6 500.000 1.455.000
1 100.000 50.000 2 25.000 2 70.000 15.000 3 36.667 1 12.000.000 3.000.000 10 900.000 1.584.722
2 110.000 60.000 3 33.333 2 50.000 20.000 1 60.000 1 7.500.000 5.000.000 6 416.667 1.352.000
1 110.000 50.000 2 30.000 2 60.000 18.000 2 42.000 1 7.500.000 4.000.000 5 700.000 1.568.667
1 100.000 50.000 2 25.000 2 50.000 15.000 3 23.333 1 7.500.000 3.000.000 6 750.000 1.675.833
1 100.000 60.000 4 10.000 3 40.000 25.000 3 15.000 1 6.000.000 2.000.000 5 800.000 1.825.000
1 100.000 50.000 2 25.000 3 50.000 20.000 3 30.000 1 10.000.000 5.000.000 7 714.286 1.413.786
2 90.000 50.000 2 40.000 2 40.000 15.000 4 12.500 1 10.000.000 3.000.000 10 700.000 1.330.833
1 90.000 60.000 2 15.000 1 40.000 20.000 2 10.000 1 12.500.000 5.000.000 12 625.000 691.000
1 100.000 45.000 2 22.917 2 60.000 18.000 2 42.000 1 6.000.000 3.000.000 7 428.571 1.308.761
2 0 4 70.000 20.000 2 100.000 1 7.000.000 2.000.000 9 555.556 1.160.101
1 100.000 50.000 2 25.000 5 45.000 18.000 1 135.000 1 6.000.000 3.000.000 8 375.000 1.135.333
1 70.000 30.000 2 20.000 3 50.000 15.000 2 52.500 682.833
2 0 2 45.000 15.000 2 30.000 1 10.000.000 5.000.000 7 714.286 1.546.558
1 100.000 40.000 4 15.000 2 50.000 18.000 2 32.000 1 10.000.000 7.000.000 8 375.000 910.500
1 90.000 70.000 2 10.000 3 60.000 20.000 2 60.000 1 6.000.000 1.500.000 10 450.000 972.000
1 90.000 40.000 2 25.000 1 40.000 18.000 2 11.000 1 6.000.000 4.000.000 8 250.000 1.641.727
1 150.000 40.000 5 22.000 4 45.000 15.000 1 120.000 1 10.000.000 7.000.000 5 600.000 1.476.808
0 4 70.000 15.000 2 110.000 1 6.000.000 1.500.000 6 750.000 1.113.167
1 200.000 60.000 2 70.000 2 45.000 15.000 1 60.000 1 10.000.000 3.000.000 10 700.000 1.661.731
1 100.000 50.000 1 50.000 3 50.000 20.000 2 45.000 1 10.000.000 2.000.000 6 1.333.333 2.954.879
2 100.000 50.000 3 33.333 3 45.000 18.000 2 40.500 1 5.000.000 3.000.000 4 500.000 1.493.976
1 100.000 40.000 2 30.000 2 50.000 15.000 3 23.333 1 7.000.000 3.000.000 5 800.000 2.112.000
1 90.000 30.000 2 30.000 2 60.000 22.000 2 38.000 1 5.000.000 2.000.000 9 333.333 2.131.500
1 110.000 60.000 3 16.667 2 40.000 15.000 3 16.667 1 6.000.000 5.000.000 8 125.000 1.120.222
2 110.000 80.000 4 15.000 2 45.000 20.000 1 50.000 1 6.000.000 3.000.000 6 500.000 1.430.500
1 150.000 100.000 2 25.000 3 50.000 18.000 2 48.000 1 10.000.000 5.000.000 7 714.286 2.116.286
1 80.000 50.000 5 6.000 5 60.000 20.000 1 200.000 1 7.000.000 2.000.000 8 625.000 1.795.500
1 100.000 30.000 3 23.333 1 50.000 18.000 2 16.000 1 6.000.000 2.000.000 7 571.429 780.762
1 70.000 40.000 2 15.000 2 70.000 20.000 3 33.333 1 7.500.000 3.000.000 9 500.000 1.780.000
1 80.000 40.000 1 40.000 2 50.000 20.000 1 60.000 1 7.500.000 3.000.000 5 900.000 1.678.500
1 100.000 80.000 2 10.000 2 50.000 18.000 2 32.000 1 7.500.000 2.000.000 6 916.667 1.531.667
2 100.000 60.000 2 40.000 1 40.000 15.000 3 8.333 1 10.000.000 3.000.000 5 1.400.000 2.872.667
1 90.000 50.000 2 20.000 3 50.000 15.000 2 52.500 1 5.000.000 2.000.000 6 500.000 816.318
1 90.000 50.000 1 40.000 4 60.000 18.000 2 84.000 1 7.000.000 5.000.000 7 285.714 904.214
1 100.000 60.000 2 20.000 2 60.000 20.000 3 26.667 1 10.000.000 3.000.000 5 1.400.000 2.416.556
2 110.000 45.000 3 43.333 4 50.000 18.000 1 128.000 1 12.500.000 5.000.000 4 1.875.000 2.938.515
1 110.000 80.000 2 15.000 2 70.000 15.000 2 55.000 1 12.000.000 3.000.000 6 1.500.000 1.952.667
1 100.000 50.000 3 16.667 2 70.000 15.000 3 36.667 1 5.000.000 3.000.000 10 200.000 1.717.833
1 120.000 30.000 2 45.000 3 50.000 20.000 3 30.000 1 7.000.000 3.000.000 6 666.667 1.843.667
1 100.000 80.000 2 10.000 3 60.000 20.000 3 40.000 1 5.000.000 3.000.000 7 285.714 1.476.808
2 90.000 50.000 1 80.000 4 50.000 22.000 4 28.000 1 12.000.000 3.000.000 6 1.500.000 2.196.333
1 90.000 60.000 2 15.000 1 40.000 20.000 2 10.000 1 7.500.000 3.000.000 6 750.000 1.373.333
1 100.000 50.000 1 50.000 2 50.000 18.000 2 32.000 1 7.500.000 3.000.000 4 1.125.000 1.722.545
1 120.000 50.000 3 23.333 4 40.000 20.000 2 40.000 1 10.000.000 7.000.000 6 500.000 1.397.333
1 90.000 60.000 2 15.000 3 40.000 15.000 1 75.000 1 5.000.000 3.000.000 10 200.000 3.458.000
1 90.000 50.000 2 20.000 3 60.000 20.000 2 60.000 1 7.500.000 2.000.000 10 550.000 1.385.837
2 100.000 45.000 3 36.667 2 70.000 20.000 2 50.000 1 10.000.000 7.000.000 6 500.000 652.667
1 100.000 50.000 4 12.500 2 50.000 22.000 2 28.000 1 12.500.000 2.000.000 7 1.500.000 2.114.000
1 90.000 60.000 3 10.000 4 45.000 15.000 3 40.000 1 12.000.000 5.000.000 5 1.400.000 2.280.000
1 100.000 50.000 2 25.000 1 50.000 20.000 2 15.000 1 12.500.000 3.000.000 9 1.055.556 1.969.737
1 100.000 80.000 1 20.000 3 60.000 18.000 1 126.000 1 6.000.000 2.000.000 6 666.667 1.662.667
74 104.138 53.448 158 1.755.917 175 3.595.000 1.243.000 144 3.422.000 65 528.000.000 230.500.000 437 46.789.683 48.020.746
1 103.968 54.127 2 25.822 3 52.868 18.279 2 50.324 1 8.123.077 3.546.154 7 1.412.375 1.563.494
Parang Sabit Tangki/Sprayer
Penyusutan Alat
111
Nilai Nilai Umur Nilai Jumlah Nilai Nilai Umur Nilai Jumlah Nilai Nilai Umur Nilai Jumlah Nilai Nilai Umur Nilai
Beli Sisa EkonomisPenyusutan(Unit) Beli Sisa EkonomisPenyusutan (Unit) Beli Sisa EkonomisPenyusutan(Unit) Beli SisaEkon
omisPenyusutan
(Rp/Unit) (Rp/Unit) (Tahun) (Rp/Thn) (Rp/Unit) (Rp/Unit) (Tahun) (Rp/Unit) (Rp/Unit) (Rp/Unit (Tahun) (Rp/Thn) (Rp/Unit) (Rp/Unit(Tah
un)(Rp/Thn)
1 1 2.000.000 1.000.000 7 142.857 2 25.000 10.000 1 30.000 1 20.000 10.000 1 10.000 6 40.000 10.000 2 90.000 272.857
2 1 5.000.000 2.000.000 10 300.000 3 20.000 10.000 2 15.000 3 30.000 20.000 2 15.000 3 45.000 15.000 4 22.500 352.500
3 1 4.500.000 3.000.000 5 300.000 2 35.000 12.000 1 46.000 2 25.000 12.000 2 13.000 5 40.000 7.000 6 27.500 386.500
4 2 10000000 3.000.000 4 3.500.000 3 30.000 10.000 2 30.000 2 35.000 10.000 2 25.000 7 40.000 15.000 4 43.750 3.598.750
5 1 6.000.000 2.000.000 10 400.000 3 20.000 15.000 1 15.000 3 20.000 15.000 1 15.000 6 50.000 20.000 1 180.000 610.000
6 1 5.000.000 1.500.000 12 291.667 4 30.000 10.000 1 80.000 3 30.000 10.000 3 20.000 4 40.000 10.000 3 40.000 431.667
7 2 9.000.000 2.500.000 7 1.857.143 2 35.000 15.000 2 20.000 2 30.000 15.000 2 15.000 3 35.000 10.000 3 25.000 1.917.143
8 1 5.500.000 2.000.000 10 350.000 2 30.000 20.000 2 10.000 2 30.000 20.000 1 20.000 4 40.000 10.000 2 60.000 440.000
9 1 6.500.000 3.000.000 9 388.889 3 25.000 10.000 1 45.000 2 35.000 10.000 1 50.000 8 35.000 20.000 1 120.000 603.889
10 1 5.500.000 1.000.000 5 900.000 2 30.000 15.000 2 15.000 2 35.000 15.000 2 20.000 6 40.000 15.000 2 75.000 1.010.000
11 1 2.500.000 1.000.000 12 125.000 3 35.000 10.000 2 37.500 3 30.000 10.000 2 30.000 6 25.000 15.000 2 30.000 222.500
12 1 5.500.000 1.000.000 10 450.000 4 35.000 20.000 1 60.000 2 30.000 20.000 2 10.000 4 20.000 10.000 2 20.000 540.000
13 1 7.000.000 2.000.000 15 333.333 2 30.000 10.000 1 40.000 2 25.000 10.000 1 30.000 6 40.000 15.000 6 25.000 428.333
14 1 2.500.000 1.000.000 10 150.000 2 30.000 5.000 2 25.000 2 30.000 5.000 3 16.667 7 40.000 15.000 4 43.750 235.417
15 1 6.000.000 2.000.000 13 307.692 2 30.000 10.000 1 40.000 2 30.000 10.000 2 20.000 5 30.000 7.000 2 57.500 425.192
16 2 9.000.000 1.000.000 17 941.176 4 30.000 7.000 2 46.000 2 25.000 7.000 1 36.000 7 20.000 11.000 3 21.000 1.044.176
17 1 5.500.000 2.000.000 12 291.667 2 30.000 10.000 2 20.000 2 30.000 10.000 1 40.000 3 40.000 20.000 3 20.000 371.667
18 1 6.000.000 2.000.000 11 363.636 4 20.000 10.000 2 20.000 2 35.000 20.000 1 30.000 5 40.000 15.000 2 62.500 476.136
19 1 5.000.000 2.000.000 12 250.000 3 20.000 10.000 1 30.000 3 30.000 10.000 1 60.000 5 20.000 8.000 1 60.000 400.000
20 1 5.000.000 3.000.000 10 200.000 2 35.000 7.000 2 28.000 2 25.000 7.000 1 36.000 6 40.000 5.000 2 105.000 369.000
21 1 3.000.000 1.000.000 8 250.000 2 30.000 10.000 1 40.000 2 35.000 10.000 1 50.000 4 40.000 15.000 2 50.000 390.000
22 1 5.000.000 1.000.000 7 571.429 3 35.000 10.000 2 37.500 4 25.000 10.000 3 20.000 5 20.000 15.000 4 6.250 635.179
23 1 4.500.000 1.000.000 7 500.000 2 30.000 10.000 1 40.000 2 30.000 10.000 2 20.000 7 40.000 7.000 6 38.500 598.500
24 1 5.000.000 1.000.000 5 800.000 3 35.000 11.000 1 72.000 2 25.000 11.000 2 14.000 8 20.000 10.000 4 20.000 906.000
25 1 6.000.000 4.000.000 4 500.000 4 30.000 10.000 2 40.000 2 30.000 10.000 1 40.000 7 30.000 15.000 1 105.000 685.000
26 1 5.200.000 3.000.000 10 220.000 3 25.000 12.000 2 17.680 2 30.000 12.000 1 40.320 4 42.000 10.000 3 42.667 320.667
27 2 5.000.000 2.000.000 10 600.000 2 30.000 10.000 1 40.000 2 25.000 10.000 2 15.000 7 35.000 8.000 7 27.000 682.000
28 1 6.000.000 1.000.000 14 357.143 2 30.000 10.000 2 20.000 2 30.000 10.000 2 20.000 8 40.000 8.000 7 36.571 433.714
29 1 4.500.000 2.000.000 15 166.667 2 35.000 10.000 2 25.000 2 35.000 10.000 1 50.000 5 30.000 10.000 1 100.000 341.667
30 1 5.000.000 3.000.000 15 133.333 2 30.000 15.000 1 30.000 2 25.000 15.000 2 10.000 4 40.000 15.000 2 50.000 223.333
31 1 5.000.000 3.000.000 9 222.222 3 30.000 10.000 2 30.000 4 25.000 10.000 1 60.000 4 45.000 15.000 3 40.000 352.222
32 1 6.000.000 5.000.000 12 83.333 4 20.000 10.000 1 40.000 4 30.000 20.000 1 40.000 6 45.000 10.000 4 52.500 215.833
33 1 5.000.000 3.000.000 10 200.000 2 35.000 10.000 2 25.000 2 30.000 10.000 2 20.000 5 40.000 15.000 3 41.667 286.667
34 1 4.500.000 1.000.000 12 291.667 2 30.000 7.000 1 46.000 2 30.000 7.000 1 46.000 3 30.000 10.000 2 30.000 413.667
35 1 2.500.000 1.000.000 7 214.286 2 35.000 15.000 1 40000 3 35.000 10.000 1 75000 3 40.000 15.000 3 25.000 354.286
36 2 7.000.000 5.000.000 12 333.333 3 35.000 10.000 1 75000 2 35.000 8.000 2 27000 3 40.000 20.000 2 30.000 465.333
37 2 9.000.000 4350000 12 775000 2 40.000 10.000 2 30000 1 35.000 9.000 2 13000 2 40.000 10.000 2 30.000 848.000
38 1 2.500.000 1.000.000 10 150000 2 35.000 10.000 1 50000 1 30.000 10.000 1 20000 3 40.000 15.000 2 37.500 257.500
39 1 6.000.000 3400000 11 236.364 2 35.000 15.000 2 20000 2 30.000 15.000 1 30000 4 40.000 15.000 2 50.000 336.364
40 1 6.000.000 3200000 5 560000 3 30.000 12.000 2 27000 2 30.000 10.000 1 40000 3 20.000 9.000 2 16.500 643.500
41 2 10000000 5.000.000 10 1000000 3 35.000 12.000 2 34500 2 25.000 10.000 1 30000 3 23.000 10.000 2 19.500 1.084.000
42 1 3.000.000 1500000 15 100000 2 35.000 15.000 1 40000 2 35.000 15.000 1 40000 4 20.000 10.000 2 20.000 200.000
43 1 2.500.000 1.000.000 5 300000 2 40.000 10.000 2 30000 4 25.000 10.000 1 60000 3 30.000 15.000 2 22.500 412.500
44 1 5.500.000 2500000 3 1000000 2 20.000 10.000 1 20000 4 30.000 15.000 2 30000 3 42.000 20.000 2 33.000 1.083.000
45 1 5.500.000 1.000.000 12 375000 2 20.000 10.000 1 20000 2 25.000 20.000 1 10000 2 35.000 10.000 2 25.000 430.000
46 1 2.500.000 1.000.000 10 150000 4 35.000 9.000 2 52000 4 30.000 10.000 2 40000 5 40.000 8.000 2 80.000 322.000
47 1 3.000.000 1800000 7 171.429 4 45.000 10.000 1 140000 5 30.000 15.000 2 37500 4 30.000 8.000 2 44.000 392.929
48 1 3.000.000 1.000.000 3 666.667 2 45.000 15.000 1 60000 3 30.000 10.000 1 60000 4 40.000 10.000 2 60.000 846.667
49 2 10000000 5.000.000 4 2500000 2 35.000 10.000 1 50000 2 30.000 10.000 1 40000 4 44.000 15.000 2 58.000 2.648.000
50 2 12000000 7000000 4 2500000 3 30.000 12.000 1 54000 2 45.000 10.000 1 70000 3 45.000 15.000 2 45.000 2.669.000
51 1 6.000.000 2.000.000 8 500000 2 35.000 10.000 2 25000 3 35.000 25.000 2 15000 3 35.000 10.000 2 37.500 577.500
52 1 6.000.000 2.000.000 10 400000 3 35.000 14.000 2 31500 5 30.000 10.000 2 50000 4 30.000 15.000 2 30.000 511.500
53 1 6.000.000 4.000.000 10 200000 2 35.000 15.000 2 20000 4 35.000 9.000 1 104000 6 40.000 10.000 2 90.000 414.000
54 2 7.000.000 5.000.000 12 333.333 2 35.000 10.000 1 50000 4 35.000 10.000 2 50000 6 45.000 11.000 2 102.000 535.333
55 1 5.500.000 3400000 4 525000 3 35.000 15.000 1 60000 4 35.000 15.000 2 40000 5 40.000 20.000 2 50.000 675.000
56 1 5.500.000 1.000.000 11 409.091 4 25.000 12.000 1 52000 3 35.000 10.000 2 37500 4 40.000 15.000 2 50.000 548.591
57 1 5.500.000 2.000.000 13 269.231 5 35.000 70.000 1 -175000 3 30.000 10.000 1 60000 4 40.000 8.000 2 64.000 218.231
58 1 2.500.000 1.000.000 10 150000 2 35.000 15.000 2 20000 2 30.000 11.000 1 38000 4 40.000 5.000 2 70.000 278.000
59 2 6.000.000 4.000.000 9 444.444 2 25.000 10.000 1 30000 4 35.000 10.000 1 100000 4 25.000 10.000 2 30.000 604.444
60 1 7.000.000 4.000.000 10 300000 2 35.000 10.000 1 50000 2 30.000 13.000 1 34000 5 40.000 15.000 2 62.500 446.500
61 1 2.500.000 2.000.000 9 55.556 3 35.000 15.000 1 60000 2 30.000 10.000 1 40000 4 35.000 7.000 2 56.000 211.556
62 1 6.000.000 4.000.000 12 166.667 3 35.000 10.000 1 75000 2 20.000 10.000 1 20.000 3 30.000 10.000 2 30.000 291.667
63 2 5.500.000 4.000.000 11 272.727 2 25.000 10.000 1 30000 2 35.000 12.000 1 46.000 3 25.000 15.000 2 15.000 363.727
64 1 2.500.000 2.000.000 6 83.333 2 20.000 10.000 1 20000 3 30.000 10.000 2 30.000 3 20.000 15.000 2 7.500 140.833
65 1 7.000.000 4.500.000 10 250000 2 20.000 10.000 1 20000 6 35.000 15.000 1 120.000 4 30.000 15.000 2 30.000 420.000
66 1 2.500.000 1.000.000 9 166.667 2 35.000 15.000 1 40000 5 25.000 10.000 1 75.000 5 40.000 9.000 2 77.500 359.167
67 2 12000000 6.000.000 9 1.333.333 2 35.000 12.000 1 46000 4 35.000 14.000 1 84.000 4 25.000 15.000 2 20.000 1.483.333
68 2 7.000.000 4.000.000 4 1500000 2 30.000 10.000 1 40000 2 35.000 15.000 2 20.000 4 20.000 10.000 2 20.000 1.580.000
Jumlah 82 340.700.000 169.650.000 636 35.130.315 175 2.115.000 829.000 96 2.392.680 179 2.060.000 807.000 100 2.542.987 311 2.386.000 836.000 2 3.206.655 43.272.636
Rata-rata 1 5.241.538 2.494.853 9 516.622 3 31.103 12.191 1 35.186 3 30.294 11.868 1 37.397 5 35.088 12.294 3 47.157 636.362
Biaya Tetap
(Rp)
No.
Penyusutan Alat
Kandang Ember Baskom Tali Tambang Pengikat
Juml
ah
Lampiran 9. Biaya Penyusutan Usaha Ternak Sapi Potong
112
1 1,02 7 2134000 635833,3333 6.450.240 272.857 9.492.930
2 2,4 4 2166000 1555384,615 4.335.528 352.500 8.409.413
3 0,7 5 1569000 1567307,692 4.418.480 386.500 7.941.288
4 2,8 7 1948000 1827952,381 6.314.000 3.598.750 13.688.702
5 1 6 1530000 2001333,333 4.772.240 610.000 8.913.573
6 0,9 4 2259000 1085000 4.232.240 431.667 8.007.907
7 1,2 3 2111000 1897222,222 4.292.240 1.917.143 10.217.605
8 1,3 5 2466000 1857000 5.180.240 440.000 9.943.240
9 1,7 8 2609000 1464523,81 8.690.240 603.889 13.367.653
10 2 8 2487000 1490666,667 8.507.000 1.010.000 13.494.667
11 0,8 6 1575000 1309500 5.102.000 222.500 8.209.000
12 0,7 4 1778200 984000 3.895.528 540.000 7.197.728
13 1 6 2458000 1207666,667 5.213.528 428.333 9.307.528
14 1,2 8 2290000 2187285,714 9.338.592 235.417 14.051.294
15 0,7 5 1369000 1394333,333 5.776.592 425.192 8.965.118
16 0,9 7 1423000 1824272,727 4.610.480 1.044.176 8.901.929
17 1,4 4 1816000 1455000 3.940.240 371.667 7.582.907
18 2 5 2739000 1584722,222 5.667.000 476.136 10.466.859
19 0,6 5 2256000 1352000 5.065.528 400.000 9.073.528
20 0,8 6 1832000 1568666,667 5.330.888 369.000 9.100.555
21 1 4 1779400 1675833,333 4.075.528 390.000 7.920.761
22 0,9 5 2036000 1825000 5.762.240 635.179 10.258.419
23 0,8 7 1522000 1413785,714 6.730.720 598.500 10.265.006
24 1,2 8 1446000 1330833,333 7.777.528 906.000 11.460.361
25 0,6 7 1529000 691000 6.583.528 685.000 9.488.528
26 0,9 4 2469000 1308760,823 5.192.240 320.667 9.290.667
27 1 9 1872000 1160101,01 8.084.240 682.000 11.798.341
28 0,8 8 2780000 1135333,333 7.402.240 433.714 11.751.288
29 0,5 5 1011000 682833,3333 4.322.240 341.667 6.357.740
30 0,9 4 2392000 1546558,442 4.028.480 223.333 8.190.372
31 1,4 4 2321000 910500 5.298.480 352.222 8.882.202
32 1,3 6 2485000 972000 5.132.240 215.833 8.805.073
33 0,7 5 1308000 1641727,273 4.946.720 286.667 8.183.114
34 0,8 4 2344000 1476807,692 4.637.240 413.667 8.871.714
35 0,9 7 1715000 1113166,667 5.962.240 354285,71 9.144.692
36 1 5 1388000 1661730,769 5.268.480 465333,33 8.783.544
37 1,2 3 1758000 2954878,788 3.890.240 848000 9.451.119
38 1,3 3 1541400 1493976,19 4.283.528 257500 7.576.404
39 1,3 3 1403400 2112000 5.776.296 336363,64 9.628.060
40 1,2 5 1788610 2131500 5.017.240 643500 9.580.850
41 1,8 5 831000 1120222,222 4.820.480 1084000 7.855.702
42 2 4 1433810 1430500 4.843.528 200000 7.907.838
43 2 6 1961410 2116285,714 5.973.528 412500 10.463.724
44 2 7 1692610 1795500 4.899.240 1083000 9.470.350
45 1,8 7 1530000 780761,9048 6.090.480 430000 8.831.242
46 2 7 2010610 1780000 4.332.240 322000 8.444.850
47 2,6 9 1745000 1678500 5.647.240 392928,57 9.463.669
48 1,9 4 1695610 1531666,667 6.410.240 846666,67 10.484.183
49 2,4 7 1599000 2872666,667 7.857.240 2648000 14.976.907
50 2 7 1787610 816318,1818 5.830.528 2669000 11.103.456
51 1,8 4 2425000 904214,2857 7.623.528 577500 11.530.242
52 1 5 1533000 2416555,556 5.931.000 511500 10.392.056
53 1 5 1448010 2938515,152 5.467.240 414000 10.267.765
54 3 5 1554610 1952666,667 4.388.240 535333,33 8.430.850
55 2 4 1883610 1717833,333 4.137.240 675000 8.413.683
56 3 3 1753000 1843666,667 4.670.240 548590,91 8.815.498
57 1,5 3 2277610 1476807,692 4.897.240 218230,77 8.869.888
58 1 4 1622000 2196333,333 4.151.000 278000 8.247.333
59 1 3 1452610 1373333,333 4.347.240 604444,44 7.777.628
60 1,2 7 2070000 1722545,455 5.347.240 446500 9.586.285
61 1,6 6 1822610 1397333,333 6.190.240 211555,56 9.621.739
62 1 6 1324000 3458000 6.247.240 291666,67 11.320.907
63 2,3 7 2520610 1385837,104 4.790.240 363727,27 9.060.414
64 1 4 1644220 652666,6667 6.470.240 140833,33 8.907.960
65 1 4 1622000 2114000 4.880.240 420000 9.036.240
66 0,8 3 2044610 2280000 4.209.000 359166,67 8.892.777
67 1,3 8 2042220 1969737,374 5.670.720 1483333,33 11.166.011
68 2 8 1367000 1662666,667 6.507.480 1580000 11.117.147
Jumlah 92,82 371 126397390 108873132,06 373934864,00 43272635,98 652478022,04
Rata-rata 1,365 5,4558824 1858785,147 1601075,47 5499042,12 636362,29 24298623
lampiran 10. Total Biaya (TC) Usahatani TerintegrasiJumlah
Ternak
(Ekor)
Biaya
Variabel
Ternak Sapi
Biaya Tetap
Ternak SapiTotal Biaya
Biaya Tetap
Usahatani Padi
Biaya Variabel
Usahatani PadiNo.
Luas
Lahan
113
Lampiran 11. Dokumentasi Penelitian
Gambar 3. Foto bersama responden pada proses wawancara
114
Gambar 4. Lahan usahatani padi milik responden
115
Gambar 5. Ternak sapi potong milik responden
116
Gambar 6. Proses usahatani dan pasca panen
117
Gambar 7. Proses angkutan pakan ternak sapi potong
118
RIWAYAT HIDUP
Ahmad Zailan, lahir di Batu-batu Kabupaten Bone,
Sulawesi selatan pada tanggal 17 Agustus 1994, anak ketiga
dari tiga bersaudara pasangan alm. Lae dan Hj. Jamilah.
Penulis mulai menempuh pendidikan di Sekolah Dasar (1999
– 2006), Sekolah Menengah pertama (2006 – 2009), Sekolah
Menengah Atas (2009 – 2012).
Pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan di
perguruan tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar dengan mengambil
jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian dan berhasil meraih gelar Sarjana
(S1) pada tahun 2016. Pada tahun 2017 penulis melanjutkan pendidikan di
jenjang S2 dengan memilih Program studi Agribisnis pada program
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.
Untuk memperoleh gelar Magister Agribisnis (M.Si), ia menulis tesis
dengan judul Analisis Produksi Dan Pendapatan Usahatani Terintegrasi
Padi-Ternak Sapi Potong di Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.