ANALISIS PERSEBARAN ZONA RESERVOIR LAPANGAN DT-1 ...

12
Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371 Vol. 5, No. 1, Januari 2016, Hal 1-12 1 ANALISIS PERSEBARAN ZONA RESERVOIR LAPANGAN DT-1 MENGGUNAKAN METODE INVERSI IMPEDANSI AKUSTIK DAN ATRIBUT VARIANSI Tyas Vicri Hijria dan Hernowo Danusaputro Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang Email: [email protected] ABSTRACT Has analyzed the distribution of reservoir zone at DT-1 field using accoustic impedance inversion and attribute of variance was performed to analyze the reservoir zone based on the porosity values and the attribute variance values at DT-1 field. Porosity values obtained from acoustic impedance inversion are transformed into the porosity value by leveraging relationships porosity and acoustic impedance values are inversely proportional. While the value of variance will provide information discontinuity seismic trace where this indicates a fault, stocky, and others to support the prospect reservoir zone. From this research showed that the porosity value and the value of variance in the bottom zone of the well DT-1 proved enough lies depth in the tight layer below the reservoir zone wells DT-1. In addition to the time between Mantawa horizon (target formation) with Base horizon showed good results in demonstrating the value of variance and porosity values of mutual support prospects zone of finding a new reservoir that is the northern region stretches eastward field DT-1. Zone prospect obtained reservoir porosity of 20% - 25% with variance value above 0.1 and acoustic impedance values 24000-28000 ((ft / s) * (g / cc)). Keywords: Seismic inversion, accoustic impedance, seismic attribute, porosity, reservoir zone. ABSTRAK Telah dilakukan analisis persebaran zona reservoir pada lapangan DT-1 menggunakan inversi impedansi akustik dan atribut variansi dilakukan untuk menganalisis zona reservoir berdasarkan nilai porositas dan nilai atribut variansi pada lapangan DT-1. Nilai porositas didapatkan dari inversi impedansi akustik yang di transformasikan ke dalam nilai porositas dengan memanfaatkan hubungan nilai porositas dan nilai impedansi akustik yang berbanding terbalik. Sedangkan nilai variansi akan memberikan informasi diskontinuitas trace seismik dimana hal ini mengindikasikan adanya patahan, sesar, kekar, dan lain-lain sebagai pendukung zona prospek reservoir. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa nilai porositas dan nilai variansi pada zona bawah sumur DT-1 cukup membuktikan letak kedalaman lapisan tight pada zona reservoir dibawah sumur DT-1. Selain itu pada time antara formasi Mantawa (formasi target) dengan horison Base menunjukkan hasil yang baik dalam menunjukkan nilai variansi dan nilai porositas yang saling mendukung untuk menemukan zona prospek reservoir baru yaitu pada sebelah utara membentang kearah timur lapangan DT-1. Zona prospek reservoir yang didapatkan memiliki porositas 20% - 25 % dengan nilai variansi diatas 0.1 dan nilai impedansi akustik sebesar 24.000 28.000 ((ft/s)*(g/cc)). Kata kunci: Inversi seismik, impedansi akustik, atribut seismik, porositas, zona reservoir I. PENDAHULUAN Kebutuhan masyarakat akan sumber daya hidrokarbon seperti minyak dan gas bumi meningkat sehingga memerlukan eksplorasi sumber daya alam yang lebih efektif. Inversi seismik termasuk dalam pemodelan geofisika yang dilakukan untuk memprediksi sifat fisis bumi berdasarkan data rekaman seismik dan data sumur sebagai pengontrol [1]. Impedansi akustik (IA) adalah suatu kemampuan batuan untuk melewatkan gelombang seismik. Hasil dari inversi impedansi akustik adalah perlapisan yang lebih mudah diinterpretasikan dalam peta keadaan bawah permukaan karena metode inversi ini mentransformasi data seismik refleksi ke dalam sifat batuan secara kuantitatif dan reservoir secara deskriptif [2]. Barnes pada tahun 1999 [3] mendefinisikan atribut seismik sebagai sifat kuantitatif dan deskriptif dari data seismik yang dapat ditampilkan pada skala yang sama dengan data asli. Pada data seismik konvensional kenampakan adanya diskontinuitas trace

Transcript of ANALISIS PERSEBARAN ZONA RESERVOIR LAPANGAN DT-1 ...

Page 1: ANALISIS PERSEBARAN ZONA RESERVOIR LAPANGAN DT-1 ...

Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371Vol. 5, No. 1, Januari 2016, Hal 1-12

1

ANALISIS PERSEBARAN ZONA RESERVOIR LAPANGAN DT-1MENGGUNAKAN METODE INVERSI IMPEDANSI AKUSTIK DANATRIBUT VARIANSITyas Vicri Hijria dan Hernowo DanusaputroJurusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, SemarangEmail: [email protected]

ABSTRACT

Has analyzed the distribution of reservoir zone at DT-1 field using accoustic impedance inversion andattribute of variance was performed to analyze the reservoir zone based on the porosity values and the attributevariance values at DT-1 field. Porosity values obtained from acoustic impedance inversion are transformed into theporosity value by leveraging relationships porosity and acoustic impedance values are inversely proportional. Whilethe value of variance will provide information discontinuity seismic trace where this indicates a fault, stocky, and othersto support the prospect reservoir zone. From this research showed that the porosity value and the value of variance inthe bottom zone of the well DT-1 proved enough lies depth in the tight layer below the reservoir zone wells DT-1. Inaddition to the time between Mantawa horizon (target formation) with Base horizon showed good results indemonstrating the value of variance and porosity values of mutual support prospects zone of finding a new reservoirthat is the northern region stretches eastward field DT-1. Zone prospect obtained reservoir porosity of 20% - 25% withvariance value above 0.1 and acoustic impedance values 24000-28000 ((ft / s) * (g / cc)).Keywords: Seismic inversion, accoustic impedance, seismic attribute, porosity, reservoir zone.

ABSTRAK

Telah dilakukan analisis persebaran zona reservoir pada lapangan DT-1 menggunakan inversi impedansiakustik dan atribut variansi dilakukan untuk menganalisis zona reservoir berdasarkan nilai porositas dan nilai atributvariansi pada lapangan DT-1. Nilai porositas didapatkan dari inversi impedansi akustik yang di transformasikan kedalam nilai porositas dengan memanfaatkan hubungan nilai porositas dan nilai impedansi akustik yang berbandingterbalik. Sedangkan nilai variansi akan memberikan informasi diskontinuitas trace seismik dimana hal inimengindikasikan adanya patahan, sesar, kekar, dan lain-lain sebagai pendukung zona prospek reservoir. Daripenelitian ini didapatkan hasil bahwa nilai porositas dan nilai variansi pada zona bawah sumur DT-1 cukupmembuktikan letak kedalaman lapisan tight pada zona reservoir dibawah sumur DT-1. Selain itu pada time antaraformasi Mantawa (formasi target) dengan horison Base menunjukkan hasil yang baik dalam menunjukkan nilaivariansi dan nilai porositas yang saling mendukung untuk menemukan zona prospek reservoir baru yaitu pada sebelahutara membentang kearah timur lapangan DT-1. Zona prospek reservoir yang didapatkan memiliki porositas 20% -25 % dengan nilai variansi diatas 0.1 dan nilai impedansi akustik sebesar 24.000 – 28.000 ((ft/s)*(g/cc)).Kata kunci: Inversi seismik, impedansi akustik, atribut seismik, porositas, zona reservoir

I. PENDAHULUANKebutuhan masyarakat akan sumber daya

hidrokarbon seperti minyak dan gas bumimeningkat sehingga memerlukan eksplorasisumber daya alam yang lebih efektif.

Inversi seismik termasuk dalampemodelan geofisika yang dilakukan untukmemprediksi sifat fisis bumi berdasarkan datarekaman seismik dan data sumur sebagaipengontrol [1]. Impedansi akustik (IA) adalahsuatu kemampuan batuan untuk melewatkangelombang seismik. Hasil dari inversi

impedansi akustik adalah perlapisan yang lebihmudah diinterpretasikan dalam peta keadaanbawah permukaan karena metode inversi inimentransformasi data seismik refleksi ke dalamsifat batuan secara kuantitatif dan reservoirsecara deskriptif [2].

Barnes pada tahun 1999 [3]mendefinisikan atribut seismik sebagai sifatkuantitatif dan deskriptif dari data seismik yangdapat ditampilkan pada skala yang sama dengandata asli. Pada data seismik konvensionalkenampakan adanya diskontinuitas trace

Page 2: ANALISIS PERSEBARAN ZONA RESERVOIR LAPANGAN DT-1 ...

Tyas Vicri dan Hernowo Analisis Persebaran Zona Resrvoir…..

2

seismik kurang bisa terlihat jelas dan tidakdapat memperlihatkan sifat fisis batuan karenaumumnya amplitudo pada trace seismikkonvensional hanya memberikan gambaranbatas lapisan. Dengan menggunakan keduametode diatas diharapkan dapat memberikanhasil yang lebih efektif baik untuk penentuanzona reservoir maupun zona pengembanganselanjutnya.

Penelitian metode seismik inversi telahdilakukan oleh Tullailah dkk pada tahun 2015[4] mengenai karakterisasi reservoir karbonatmenggunakan analisis atribut seismik daninversi impedansi akustik (AI) pada cekunganSalawati Papua. Hasil dari analisis atributseismik menggunakan atribut variance dapatmenunjukkan batas body karbonat reef yangberada pada bagian timur, tengah dan menyebarhingga ke bagian utara dari lapangan “NNT”.Hasil dari inversi impedansi akustikmenggunakan metode model based dapatmemperlihatkan zona porous dengan nilaiimpedansi akustik rendah < 40000((ft/s)*(g/cc)) dan zona tight dengan nilaiimpedansi akustik tinggi > 40000((ft/s)*(g/cc)). Perbandingan lainnya yaitu padametode inversi karakterisasi reservoirhidrokarbon pada lapangan “TAB” denganmenggunakan permodelan inversi impedansiakustik oleh Simanjuntak dkk di tahun 2014 [5]menunjukkan hasil metode inversi model basedmenghasilkan nilai korelasi yang lebih tinggidan error paling kecil, tetapi sangat bergantungpada model awal dan memiliki reflektifitasyang rendah.

Penelitian ini menghasilkan zonareservoir dengan acuan nilai porositas dan nilaiatribut variansi. Nilai porositas sendirididapatkan dari inversi impedansi akustik,sedangkan nilai atribut variansi digunakandalam deteksi adanya patahan rekahan dan lain-lain yang merupakan hasil dari diskontinuitastrace.

Seismik RefleksiMetode seismik refleksi adalah sebuah

metode geofisika yang merekam penjalarangelombang seismik yang dipantulkan dari batasantara kedua buah medium batuan karenamemiliki nilai impedansi akustik yang berbeda.

Prinsip metode seismik yaitu pada tempatatau tanah yang akan diteliti dipasang geophoneyang berfungsi sebagai penerima getaran [6].Sumber getar lain yang dapat digunakan yaituledakan dinamit ataupun pemberat yangdijatuhkan ke tanah (Weight Drop). Gelombangyang dihasilkan menyebar ke segala arah baikmenjalar di udara, di permukaan tanah,dibiaskan, maupun dipantulkan kembali daribidang reflektor (batas lapisan batuan) ke ataspermukaan. Gelombang yang dipantulkan keatas permukaan ini adalah yang diterima dandirekam oleh geophone (di darat) atauhydrophone (di laut) [7] seperti pada gambar 1.

Gambar 1 Sketsa survey seismik(Oktavinta, 2008).

Data Sumur (Well Log)Logging merupakan suatu teknik

eksplorasi dengan memasukkan alat ukurkedalam lubang sumur untuk mendapatkan datadi bawah permukaan, sehingga dapat dilakukanevaluasi lapisan/formasi dan identifikasi ciri-ciri batuan dibawah permukaan [8].

Data sumur berisi rekaman satu atau lebihpengukuran fisik dengan fungsi kedalaman didalam lubang sumur (borehole) yang dilakukansecara terus-menerus. Tujuan dilakukannyapengukuran (logging) ini yaitu memperolehinformasi fisis batuan, sehingga didapatkaninterpretasi lubang sumur dan karakterreservoir seperti litologi, kandungan serpih,porositas, permeabilitas dan saturasi air.Berdasarkan tujuan diatas dapat dilihat bahwalogging dapat menentukan besarnya cadanganhidrokarbon, mengetahui kondisi struktur, danmengevaluasi formasi [9].

Page 3: ANALISIS PERSEBARAN ZONA RESERVOIR LAPANGAN DT-1 ...

Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371Vol. 5, No. 1, Januari 2016, Hal 1-12

3

Seismik InversiSeismik inversi merupakan suatu teknik

pembuatan model geologi bawah permukaandengan menggunakan data seismik sebagaiinput dan data sumur sebagai kontrol [10].

Proses inversi memerlukan data log(sumur) yang harus dikorelasikan dengan dataseismik, proses pengikatan data log (sumur)dengan data seismik ini memerlukan ekstraksiwavelet (wavelet extracting) yang digunakanuntuk merubah data log sonik menjadi dataseismogram sintetik. RC (reflectivitycoefficient) merupakan perubahan koefisiendari perubahan impedansi akustik antar batuan.Maka untuk merubah data log sonic menjadidata seismogram sintetik diperlukan prosesdekonvolusi yang merubah data log sonic(depth domain) menjadi data sintetik seismik(time domain) [11].

Inversi Model BasedMetode inversi berdasarkan model

disebut juga metode blocky karena impedansiakustik tersusun atas blok-blok kecil. Konsepinversi dengan metode ini dimulai denganmembuat model awal impedansi akustikdengan ukuran blok yang telah ditentukan.Koefisien refleksi diturunkan dari impedansiakustik dan dikonvolusikan dengan waveletyang menghasilkan seismogram sintetik padatiap-tiap trace. Seismogram sintetik inikemudian dibandingkan dengan trace seismiksebenarnya dan dihitung kesalahannya. Prosesini dilakukan secara iteratif denganmemodifikasi blok trace model hinggadiperoleh hasil sintetik dengan kesalahanterkecil. Impedansi akustik hasil modifikasimodel awal inilah yang merupakan hasil akhirinversi [12].

Impedansi AkustikImpedansi akustik adalah sifat khas

batuan untuk melewatkan suatu gelombangseismik. Impedansi akustik dirumuskan sebagaiberikut: = . (1)

dengan IA adalah nilai impedansi akustik,ρ merupakan densitas (kg/m3) dan adalahkecepatan gelombang seismik (m/ms).Pemantulan gelombang seismik terjadi

disebabkan oleh perubahan lapisan impedansiakustik. Perbandingan antara energi yangdipantulkan dengan energi datang pada keadaannormal adalah: =

(2)

dengan adalah koefisien refleksi padalapisan ke-i, adalah nilai impedansiakustik pada satu lapisan dibawah lapisan ke-i,dan adalah nilai impedansi akustik padalapisan ke-I [12].

DensitasDensitas (ρ) merupakan nilai kerapatan

matriks yang didefinisikan sebagaiperbandingan massa terhadap volumesuatu material. = (3)

dengan ρ adalah densitas (kg/m3), madalah massa material (kg), dan ν adalahvolume material (m3). Satuan densitas dalam SIadalah kg/m3 untuk densitas batuan berpori,maka sebagian volumenya adalah volume poriyang dinyatakan dalam porositas, sehinggadensitas bulk (ρ) merupakan penjumlahan daridensitas materi padat ρm dan densitas fluida ρf := 1 − + (4)

Dengan ρ adalah densitas (kg/m3), ρm

adalah densitas material padat (kg/m3), ρf

adalah densitas fluida (kg/m3) [12].

PorositasPorositas batuan merupakan salah satu

sifat akustik dari reservoir yang didefinisikansebagai ukuran kemampuan batuan untukmenyimpan fluida, dinyatakan dalam persen(%) atau fraksi. Dalam karakterisasi reservoir,porositas terdiri dari dua yaitu:

- Porositas absolut didefinisikan sebagaiperbandingan antara volume pori-pori totalbatuan terhadap volume total batuan.

- Porositas efektif didefinisikan sebagaiperbandingan antara volume pori-pori yangsaling berhubungan dengan volume batuantotal.

Kualitas dari porositas reservoirdikelompokkan menjadi beberapa bagianseperti dalam tabel berikut [10]

Page 4: ANALISIS PERSEBARAN ZONA RESERVOIR LAPANGAN DT-1 ...

Tyas Vicri dan Hernowo Analisis Persebaran Zona Resrvoir…..

4

Tabel 1. Skala kualitas porositas [10]Nilai Porositas Skala

0 – 5 %5 – 10 %10 – 15 %15 – 20 %20 – 25 %>25 %

diabaikan (negligible)Buruk (poor)Cukup (fair)Baik (good)Sangat baik (very good)Istimewa (excellent)

Atribut VariansiAtribut seismik merupakan suatu

transformasi matematis dari data trace seismikyang merepresentasikan besaran waktu,amplitudo, fasa, frekuensi, dan atenuasi.Atribut seismik juga dinyatakan sebagai sifatkuantitatif dan deskriptif data seismik yangdapat ditampilkan dalam skala yang samadengan data aslinya [3]

Atribut variansi disebut edge detectionkarena berfungsi untuk memperjelas tepiperubahan suatu permukaan. Atribut inimendeteksi perubahan kemiringan pada dataseismik dengan cara membandingkan beberapadata di sekeliling data utama.

Secara matematis, perhitungan algoritmaatribut variansi berdasarkan pengukuransimilaritas dengan menggunakan korelasisilang yang membandingkan trace pusatdengan trace-trace tetangganya dalam satujendela analisis yang selanjutnya dilakukanpenormalisasian kedua trace tersebut denganmenggunakan autokorelasi.

Gambar 2 Penghitungan atribut variansi [4].

Sebelah kiri (gambar peta)mengilustrasikan trace utama yang dianalisisdilingkupi 8 trace disekitarnya sedangkansebelah kanan (gambar penampang vertikal)menggambarkan analisis jendela (window)penghitungan. Atribut ini digunakan untuk

membatasi tepian (edge) dari data input. Secaramatematis perhitungan normalisasi variansiadalah sebagai berikut:

(5)dengan J menunjukkan trace pusat. <Uj>

adalah nilai rata-rata Uji dan i adalah windowanalisis. Atribut ini dapat menggambarkandiskontinuitas sehingga baik dalammendeliniasi struktur sesar, rekahan, dan badanreservoir pada suatu wilayah [13].

METODE PENELITIANPengolahan Data Sumur

- Conditioning terdiri dari loading datasumur, membuat database sebagai dasargeometri sumur saat diikat dengan data seismiknantinya, database berisi data marker, data logdari sumur itu sendiri dan data deviasi sumur.Kemudian dilakukan checkshot correctionuntuk mengubah domain kedalaman padasumur menjadi domain waktu agar dapat diikatdengan data seismik yang berdomain waktu.

- Pembuatan log turunan. Log turunanyang dimaksud adalah log yang dihasilkanmelalui perhitungan matematis dari beberapalog yang sudah diketahui nilainya, seperti padapenelitian ini yang dibuat adalah log impedansiakustik. Log impedansi akustik sendiri kitadapatkan dari log 4onic (vp) dan log densitas

- Analisis data sumur. Untuk menentukanzona target yang akan digunakan dalampenelitian ini melalui analisis log sumur dananalisis crossplot.

Pengolahan Data Seismik- Conditioning pada data seismik yaitu

berupa input data seismik dan pengaturangeometri data seismik.

- Well seismic tie merupakan tahapandimana data sumur yang sudah di koreksicheckshot (sudah berdomain waktu) diikatkanpada data seismik sehingga memperolehkorelasi yang baik antara kedua data tersebut.Sebagai input dalam well seismic tie adalahseismogram sintetik. Seismogram sintetikdibuat dari konvolusi wavelet dengan koefisienrefleksi. Dalam penelitian ini wavelet diperolehdari ekstraksi wavelet dengan menggunakanmetode statistical, dimana wavelet merupakan

Page 5: ANALISIS PERSEBARAN ZONA RESERVOIR LAPANGAN DT-1 ...

Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371Vol. 5, No. 1, Januari 2016, Hal 1-12

5

ekstraksi rata-rata wavelet di sekitar daerahinterest, pada penelitian ini yaitu pada daerahsumur, marker Reef Mantawa.

- Picking horizon merupakan prosespenelusuran horison seismik ke arah lateralpada lapisan/formasi target, sehinggamemberikan nilai waktu datang gelombangdisetiap shot point lintasan seismik. Fungsi laindari tahapan ini adalah menentukan batasanwilayah top dan bottom zona reservoir sehinggamempermudah fokus wilayah yang harusdianalisis.

- Pembuatan initial model. Penampangseismik hanya mempunyai frekuensi terbatas(bandlimited), sehingga jika hanyamenggunakan penampang seismik sebagaiinput inversi, komponen frekuensi rendah dantinggi tidak terkontrol dengan baik. Oleh karenaitu diperlukan background (initial) modelsebagai model awal untuk mengisi nilaifrekuensi rendah sehingga menghasilkaninversi yang baik, dimana event reflector yanglemah dan tinggi dapat ter-cover dengan baik(Sukmono, 2007).

- Inversi impedansi akustik. Secaraumum proses inversi berupa dekonvolusireflektifitas setiap trace seismik denganwavelet yang ada dan sebagai pengontrolnyaadalah data sumur berupa Initial model. Metodeinversi yang digunakan dalam penelitian iniadalah metode inversi model based. Input yangdigunakan adalah data seismik, initial model,dan wavelet. Sebelum melakukan inversidilakukan analisis pra-inversi. Analisis pra-inversi adalah proses pengoptimalan parameteryang harus dimasukan untuk proses inversidengan cara menganalisis log asli dengan loginversi. Dengan mengatur beberapa parameterdapat membuat log inversi dapat mencakuptrend dari log impedansi dan log model awalsehingga mendapatkan nilai error yang keciluntuk selanjutnya parameter ini digunakandalam proses inversi.

- Persebaran porositasNilai impedansi akustik dapat dijadikan nilaiporositas dengan dasar crossplot antara nilaiimpedansi akustik dengan nilai porositas. Daricrossplot yang dibuat baik melalui Ms. Excelmaupun Hampson Russels softwaremenunjukan adanya hubungan kenaikan nilai

impedansi akustik dengan nilai porositasnyayaitu membentuk garis linier yang kemudianpersamaan garis linier tersebut digunakansebagai persamaan dalam mengubah volumeimpedansi akustik yang didapat dari hasilinversi menjadi volume porositas untukdianalisis lebih lanjut.

- Analisis atribut seismikAnalisis seismik atribut dilakukan denganmenggunakan software Petrel dengan dataseismik post-stack sebagai input. Atribut yangdigunakan adalah atribut variansi karena atributini dapat mengetahui ketidakmenerusan lapisanyang menggambarkan adanya patahan dan bodyreservoir. Pengujian parameter dilakukan untukmendapatkan besaran yang baik untukmemetakan diskontinuitas lapisanAnalisis Hasil

Pada tahap ini hasil dari analisis seismikatribut menggunakan atribut variansi dan hasilinversi model based akan dianalisiskemampuannya dalam mendeteksidiskontinuitas patahan dan memperlihatkanpersebaran nilai porositas dan nilai impedansiakustik pada tampilan slice di beberapa time.Slice disajikan dalam bentuk overlay.

HASIL DAN PEMBAHASANAnalisis Data Sumur

Analisis data sumur dilakukan sebeluminterpretasi untuk menentukan zona targetmana yang akan dilakukan interpretasi. Gambar4.1 menggambarkan beberapa data log yangtersedia adalah log gamma ray (GR), logdensitas (RHOB), log resistivitas, log porositas,log checkshot, log caliper dan log p-wave. Zonatarget yang digunakan pada penelitian iniadalah zona formasi Reef Mantawa yangcenderung memiliki formasi menyerupaijebakan dan dengan analisis nilai log yangmendukung.

Page 6: ANALISIS PERSEBARAN ZONA RESERVOIR LAPANGAN DT-1 ...

Tyas Vicri dan Hernowo Analisis Persebaran Zona Resrvoir…..

6

Gambar 3 Zona target lapisan formasi ReefMantawa

Berdasarkan nilai gamma ray yangrendah (defleksi ke kiri) mengindikasikanadanya zona reservoir karbonat yangpermeabel. Adanya tanda-tanda fluida padazona reservoir dapat terlihat pada defleksi logresistivitas yang cenderung lebih tinggi (kekanan) mengindikasikan adanya gas (GOC)(Gas Oil Contact), defleksi log resistivitas yanglebih rendah (ke kiri) adalah minyak (OWC)(Oil Water Contact), sedangkan yang palingrendah menunjukkan adanya air. Bagian batuanyang mempunyai porositas cenderung tinggi(defleksi ke kanan) terdapat pada formasi ReefMantawa hingga marker GOC (Gas OilContact). Pada bagian bawah formasi ReefMantawa, kurva log porositas (biru) dandensitas (merah) pada kolom 3 saling berhimpitdan cross over yang mengindikasikan zonareservoir pada sumur DT-1.

Gambar 4 Overlay log turunan impedansiakustik

Terlihat pada kotak hijau gambar 4.2 nilailog ‘computed impedance’ (merah) lebihrendah frekuensinya dibandingkan dengan log

asli (hitam) hal ini dikarenakan log yang sedangdigunakan atau sedang aktif adalah log mathdimana nilai log sudah melalui proses filteringsehingga memiliki frekuensi rendah sedangkannilai log ‘p-impedance trans’ (biru) samadengan nilai log asli karena nilai masukan yangdigunakan dalam membuat log tersebut adalahlog asli dari data sumur.

Pada bagian bawah formasi ReefMantawa (dalam kotak jingga) nilai impedansiakustik relatif kecil (defleksi kekiri) kemudiandiapit dengan nilai impedansi akusik yang besardi atas dan bawah atau pada top formasi ReefMantawa dan perbatasan dengan marker GOC(Gas Oil Contact) menunjukan adanyapenggambaran reservoir, dimana nilaiimpedansi akustik tinggi mengindikasikanbatuan yang lebih kompak (dapat dikatakantidak permeabel) karena kemampuan batuandalam meneruskan gelombang seismik lebihtinggi pada batuan kompak, dan nilai impedansiakustik rendah mengindikasikan batuan yangkurang kompak (permeabel) atau dapatdikatakan sebagai zona migrasi maupun batuanpenyimpan fluida.

Analisis Sensitivitas ( Crossplot )analisis crossplot untuk memisahkan

antara zona good reservoir dan bad reservoir.Interval marker atau batas interest zone padapenelitian ini dilakukan pada top Reef Mantawadan batas GOC (Gas Oil Contact). Crossplotdilakukan dengan membandingkan 2 data logyaitu log impedansi akustik dan log porositastotal.

Gambar 5. Crossplot log impedansi akustikdan log porositas pada sumur DT-1

Dilihat dari nilai dominan nilai gammaray tinggi dinterpretasikan sebagai zona jinggaterdapat pada rentang nilai impedansi akustik(22.400 – 33.200) ((ft/s)*(g/cc)) dan rentangnilai porositas baik hingga sangat baik yaitu (14

Time(ms)

Time(ms)

Page 7: ANALISIS PERSEBARAN ZONA RESERVOIR LAPANGAN DT-1 ...

Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371Vol. 5, No. 1, Januari 2016, Hal 1-12

7

– 28)%. Sedangkan nilai gamma ray rendahdiinterpretasikan sebagai zona biru terdapatpada rentang nilai impedansi akustik (33.800 –41.200) ((ft/s)*(g/cc)) dan rentang nilaiporositas buruk hingga baik yaitu (6 – 15)%.Dari zona yang sudah dibuat dapat terlihat lebihjelas pada cross section gambar 6 berikut.

Gambar 6. Cross section impedansi akustikdan porositas.

Cross-section menunjukkan dua warnayang dihasilkan dari zonasi pada crossplot yangdianggap good reservoir dan bad reservoir.Zona biru menandakan zona batuan keras (badreservoir), sedangkan zona jingga menandakangood reservoir atau dimungkinkan reservoiryang berpotensi. Hasil analisis menunjukanbahwa zona batuan keras adalah zona pada time(1660-1670) ms, sekitar 10 ms dibawah formasiReef Mantawa.

Pengikatan Data Sumur dan Data Seismik( Well Seismic Tie )

Langkah awal pada proses pengikatandata seismik dan data sumur adalah ekstraksiwavelet. Proses pembuatan wavelet dapatdilakukan dengan melakukan ekstraksi datasumur atau dengan ekstraksi statistik dataseismik. Pada penelitian ini menggunakanekstraksi statistik dari data seismik. Ekstraksiini mengambil nilai statistik wavelet padarentang time sesuai kebutuhan dan denganrentang trace default (+/-) 1 trace dari traceyang ditujukan. Pada penelitian ini mengambilzona interest untuk diekstraksi wavelet yaitupada area inline xline sekitar sumur dan padatime sekitar formasi Reef Mantawa. Hasil dariekstraksi wavelet yang didapat, dikonvolusikandengan koefisien refleksi dari data sumur

sehingga dihasilkan seismogram sintetik.Selanjutnya seismogram sintetik ini dikorelasidengan data seismik dan data seismik kompositsampai memperoleh nilai koefisien korelasiterbaik mendekati nilai 1. Gambar 5menunjukkan hasil pengikatan sumur danseismik yang diperoleh memiliki nilai korelasi0,959.

Gambar 7. Well seimic tie pada sumurDT-1

Picking HorisonHorison merupakan garis batas zona

reservoir yang akan diteliti dan sebagai kontrolpada saat melakukan inversi impedansi akustik.

Gambar 8. Hasil pick horison pada dataseismik

Gambar 9. Display 3D horison Reef Mantawadengan colour key amplitude

Initial ModelInitial model dibuat untuk model awal

pembuatan inversi yang berasal dari datasumur. Gambar 10 menunjukkan hasil modelawal yang digunakan dalam penelitian ini.

16601670

P-impedance((ft/s)*(gr/cc)) Porosity(%)

Time (ms)

Current Corr: 0.959

Page 8: ANALISIS PERSEBARAN ZONA RESERVOIR LAPANGAN DT-1 ...

Tyas Vicri dan Hernowo Analisis Persebaran Zona Resrvoir…..

8

Gambar 10. Initial model.

Analisis InversiSebelum melakukan inversi, analisis

inversi ini bertujuan untuk menentukanparameter inversi yang tepat dengan caramengkorelasikan synthetic trace hasil dariproses inversi dengan trace input data seismikdan juga kesesuaian antara data log impedanceyang berasal dari sumur dan log impedancehasil dari inversi

Analisis inversi sendiri adalah prosespengkorelasian log inversi, log model awal danlog impedansi asli. Proses analisis inversiselesai saat didapatkan korelasi yang baik dandari analisis inversi dapat terlihat log hasilinversi dapat mewakili trend dari model awaldan log impedansi asli itu sendiri. Padapenelitian analisis inversi yang dilakukanmencapai korelasi sebesar 0.99 denganmaksimal korelasi adalah 1.

Gambar 11. Analisis inversiAnalisis inversi diatas menggunakan

parameter Hard Constraint dengan single value(menggunakan nilai batas) upper 30% danlower 20%. Lalu average block size 2ms,prewhitening 40%, dan jumlah iterasi 73.

Dari hasil analisis inversi diatas,parameter yang digunakan dalam analisisdiaplikasikan pada model awal sehinggadidapatkan seperti pada gambar 11 berikut.

Gambar 12. Display model inversi impedansiakustik dengan korelasi sumur DT-1Gambar 12 merupakan hasil akhir dari

proses inversi. Gambar diatas menunjukkanbahwa top dan bottom dari zona target sudahcukup berhasil dalam mebatasi body reservoirditandai dengan warna ungu pada horison ReefMantawa dan base yang mengindikasikan nilaiimpedansi akustik tinggi (batuan padat). Nilaiimpedansi akustik tinggi diasumsikan sebagaibatas trap untuk reservoir.

Peta Sebaran Impedansi AkustikPeta sebaran impedansi akustik

didapatkan setelah dilakukan sayatan (slice)pada model impedansi akustik dengan inversimodel-based yang dibatasi oleh horison yangmenjadi zona target. Parameter yang menjadimasukan adalah horison Reef Mantawa denganmengambil slice exact time 10 ms dibawahformasi Reef Mantawa. Diambil nilai 10 msberdasarkan letak zona tidak permeabel padaanalisis crossplot. Kemudian dilakukan slicepada 20 ms dibawah formasi Reef Mantawakarena terlihat batas akhir zona tidak permeabelpada crossplot. Slice selanjutnya diambil padahorison base karena sebagai bottom reservoir.Selain itu dibuat juga slice pada horison ReefMantawa sebagai acuan terlihatnya perbedaanlapisan pada zona tidak permeabel.

(a)

Corr=0.994259 Err=0.120751

Page 9: ANALISIS PERSEBARAN ZONA RESERVOIR LAPANGAN DT-1 ...

Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371Vol. 5, No. 1, Januari 2016, Hal 1-12

9

(b)Gambar 13. Peta persebaran impedansi

akustik hasil dari inversi seismik 3D (a) pada10 ms dibawah formasi Reef Mantawa, (b) 20

ms dibawah formasi Reef MantawaGambar 13 merupakan hasil slicing

persebaran nilai impedansi akustik. Hasilslicing diatas memperlihatkan adanya lapisantidak permeabel sesuai dengan analisiscrossplot terletak pada 10 ms dibawah horisonReef Mantawa ditandai dengan warna birumuda (gambar 13.a) di daerah sekitar sumuryang mengindikasikan nilai impedansi akustikyang tinggi yaitu (34.000-36.000)((ft/s)*(g/cc)). Pada gambar 13.bmemperlihatkan mulai hilangnya warna birumuda dan terlihat kembali warna hijau yangmengindikasikan nilai impedansi akustik yanglebih rendah yaitu (29.000-34.000)((ft/s)*(g/cc)).

Analisis Crossplot untuk Peta PersebaranPorositas

Analisis crossplot dilakukan untukmenganalisis hubungan nilai impedansi akustikdengan nilai porositas total dari nilai garis slopehubungan kedua nilai tersebut sebagai acuanpersamaan pembuatan volume porositas.Crossplot dilakukan pada zona target ataureservoir.

Gambar 14. Crossplot antara log impedansiakustik dengan log porositas total

Pada gambar 14 menunjukkan hasilcrossplot antara log impedansi akustik dan logporositas total. Dari hasil analisis crossplot diatas didapatkan persamaan hubungan nilaiimpedansi akustik dengan nilai porositas totaladalah= − 9.96882 + 0.496759 (6)

dengan y adalah nilai porositas dengansatuan presentase atau persen. X adalah nilaiimpedansi akustik dengan satuan ((ft/s)*(g/cc)).Dari persamaan diatas akan mengubah nilaivolume impedansi akustik yang didapat setelahmelakukan inversi menjadi volume porositas.

Peta Sebaran Porositas Total ( PHIT )Peta sebaran porositas didapatkan setelah

melakukan sayatan (slice) pada hasil volumeporositas total (PHIT) dari tools trace mathyang diambil pada 10 ms di bawah horison dan20 ms di bawah horison. Window di bawahhorison Reef Mantawa menunjukan adanyazona batuan keras (kompak) yang yang dapatdianggap sebagai zona pembatas yang memilikinilai porositas rendah.

(a)

(b)Gambar 15. Peta porositas total dengan slice

nilai impedansi akustik pada window (a) 10 msdibawah horison Reef Mantawa, (b) 20 ms

dibawah horison Reef Mantawa.Gambar 15 menunjukkan peta sebaran

porositas total dengan warna yang

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0 20000 40000 60000

PHIT

(ft3

/ft

3)

ZP (ft/s)*(g/cc)

Page 10: ANALISIS PERSEBARAN ZONA RESERVOIR LAPANGAN DT-1 ...

Tyas Vicri dan Hernowo Analisis Persebaran Zona Resrvoir…..

10

menunjukkan perbedaan porositas. Peta diatasmenunjukkan adanya porositas rendah padagambar (a) yaitu indikasi batuan keras(kompak) ditandai dengan adanya warnakuning. Kemudian pada gambar (b)menunjukkan adanya porositas yang lebihtinggi ditandai dengan menyebarnya warna biru(baik biru muda maupun tua, semakin tuasemakin porous) dan warna hijau.

Analisis Atribut VariansiAtribut variansi digunakan untuk

membatasi body reservoir dan melihat adanyapatahan yang diindikasikan sebagai zonamigrasi. Pada penelitian ini atribut variansidigunakan untuk menunjang inversi dalampenentuan persebaran porositas. Variansidilakukan dengan menggunakan 3 tracesebagai window dalam penghitungan variansibaik inline maupun xline. Peta yang diperolehdari atribut variansi ini menunjukkan bentukbody reservoir dan patahan yang terdapat padalapangan DT-1.

(a)

(b)Gambar 16. Peta persebaran variansi pada (a)10 ms dibawah horison Reef Mantawa, (b) 20

ms dibawah horison Reef Mantawa.Dari gambar 16 menunjukkan persebaran

variansi pada berbagai event di lapangan DT-1.Pada gambar (a) adalah area batuan keras

(kompak) didukung dengan nilai porositas yangrendah dan nilai impedansi akustik tinggi yangbatasnya berbentuk menngikuti garis kuningpada variansi. Sedangkan pada gambar (b)diasumsikan sebagai bentuk body reservoiryang mengelilingi area yang memiliki nilaiporositas tinggi dan nilai impedansi akustikyang lebih rendah darilapisan sebelumnya.

Overlay Peta Sebaran Variansi danPorositas.

Overlay ini dimaksudkan untuk melihatcuplikan slice di antara horison Reef Mantawapada time sekitar 1650 ms dan horison basepada time sekitar 1850 ms dimana padapenjelasan slice sebelumnya belumditampilkan.

Gambar 17. Slice pada overlay porositas danvariansi pada time 1754 ms

Dari gambar 17 di atas terlihat adanyaalur variansi pada porositas sangat baik (hitam)pada area sumur yang mengarah ke utarasejalan dengan arah atribut variansi. Dariinterpretasi area sekitar sumur ini dapatdiasumsikan kemungkinan adanya migrasimelalui celah patahan kearah utara searahdengan garis variansi dan porositas tinggi.

Sedangkan pada gambar 18 terlihat arahgaris variansi yang diasumsikan sebagai jalanmigrasi bergerak menuju porositas tinggi lainyadi bagian timur laut. Dari kedua gambartersebut membuktikan bahwa variansi dapatmembantu dalam mencari lokasi reservoir barudengan mengikuti arah perambatan garisvariansi sebagai acuan kemungkinan arahmigrasi fluida.

Page 11: ANALISIS PERSEBARAN ZONA RESERVOIR LAPANGAN DT-1 ...

Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371Vol. 5, No. 1, Januari 2016, Hal 1-12

11

Gambar 18. Slice pada overlay porositas danvariansi pada time 1762 ms

Pada gambar 19 terbukti nilai porositastinggi berada pada bagian timur laut sumurdengan garis variansi dapat sebagai acuanreservoir baru yang bergerak kearah selatan.

Gambar 19. Slice pada overlay porositas danvariansi pada time 1824 ms

Analisis HasilAnggota Reef Mantawa umumnya

menghasilkan reservoir yang sangat baik padalapangan DT-1. Bagian reservoir Reef Mantawamemiliki porositas hingga mencapai 20%. Darihasil analisis inversi impedansi akustik maupunporositas hingga analisis atribut variansimenunjukkan bahwa zona dibawah formasiReef Mantawa hingga sekitar time 1800 adalahzona reservoir yang sangat baik dan memilikiindikasi persebaran area reservoir ke arah utarayang terlihat jelas pada gambar 18 dimanaadanya alur porositas sangat baik pada rentangnilai 20% – 25% menuju ke sisi timur laut dari

sumur. Pada daerah tersebut terdapat adanyavariansi diatas 0.2.

Selain itu terlihat adanya lapisan batuankeras (kompak) pada window rata-rata 10 msdibawah horison Reef Mantawa dengan nilaiimpedansi akustik (34.000 – 36.000)((ft/s)*(g/cc)) dan nilai porositas sedang yaitupada nilai sekitar 14% sekaligus didukungdengan nilai variansi yang membatasi area tidakpermeabel tersebut pada rentang nilai variansi0.2 – 0.3.

Pada area lapisan reservoir atasditemukan pada 20 ms dibawah horison ReefMantawa dengan nilai impedansi akustik(30.000 – 32.000) ((ft/s)*(g/cc)) dan nilaiporositas yang baik yaitu pada rentang nilai16% – 18%. Hal ini didukung juga denganbentuk garis variansi pembatas yang tinggiyaitu (0.5 – 0.9).

Kemudian pada gambar 19 terlihatbentuk dari body reservoir yang dibatasi olehvariansi, sehingga dapat dibedakan zonareservoir dan bukan dari batas variansi.Walaupun porositas tinggi menyebar luas tetapidengan adanya variansi dapat memperlihatkanbatas body reservoirnya.

KESIMPULANBerdasarkan penelitian yang telah

dilakukan, maka dapat diambil kesimpulanbahwa terdapat kemungkinan zona reservoirbaru pada sisi timur yang diduga sebagai hasildari alur zona prospek ke utara. Walaupun garisvariansi tidak menunjukkan adanya sesar yangmengikuti alur tetapi banyak retakan yang dapatdiasumsikan sebagai jalan migrasi. Nilaiimpedansi akustik sebesar 24.000 – 28.000((ft/s)*(gr/cc)) dengan nilai porositas 20% –25% dan variansi yang kurang kontinyu padanilai lebih dari 0,1.

DAFTAR PUSTAKA[1]. Sukmono, S., 2007, Fundamentals of

Seismic Interpretation Teknik GeofisikaInstitut Teknologi Bandung, Bandung.

[2]. Pendrel, J. dan Riel, P., 2000, Methodologyfor Seismic Inversion and Modelling : AWestern Canadian Reef Example, CSEGRecorder Jason Geosystem, Calgary,Canada.

Page 12: ANALISIS PERSEBARAN ZONA RESERVOIR LAPANGAN DT-1 ...

Tyas Vicri dan Hernowo Analisis Persebaran Zona Resrvoir…..

12

[3]. Barnes, A.E., 1999, Seismic Attributes:past, present and future, SEG 1999Expended Abstracts.

[4]. Tullailah, Najmiah, N., Lantu, Aswad danSabrianto, 2015, Karakterisasi ReservoarKarbonat Menggunakan Analisis SeismikAtribut dan Inversi Impedansi Akustik(AI) Pada Formasi Kais, Lapangan“NNT”, Cekungan Salawati, Papua,Program Studi Geofisika FMIPAUniversitas Hasanuddin.

[5]. Simanjuntak, Sutanto, A., Mulyatno,Sapto, B., dan Sarkowi, Muh., 2014,Karakterisasi Reservoar HidrokarbonPada Lapangan “TAB” denganMenggunakan Permodelan InversiImpedansi Akustik, Jurnal GeofisikaEksplorasi Vol 2/No.1. Jurusan TeknikGeofisika FT Bandar Lampung,Indonesia.

[6]. Hasanudin, 2005, Teknologi Seismikrefleksi Untuk Eksplorasi Minyak danGas Bumi, Oseana, Vol XXX

[7]. Badley, M.E., 1985, Practical SeismicInterpetation, Prentice Hall, USA.

[8]. Harsono, A., 1997, Evaluasi Formasi danAplikasi Log, Revisi (Edisi) ke 8,Schlumberger Oilfield Services, Jakarta.

[9]. Nofriadel, 2013, Interpretasi DataPenampang Seismik 2D dan Data SumurPemboran Area “X” Cekungan JawaTimur, Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 1,ISSN 2302-8491, Jurusan Fisika FMIPAUniversitas Andalas Kampus Unand,Limau Manis, Padang.

[10]. Sukmono, S., 2009, Advance SeismicAttributes Analysis, Seismic Course, Bali.

[11]. Haris, A., 2008, Komputasi Geofisika,Jurusan Fisika Fakultas Matematika danIlmu Pengetahuan Alam UniversitasIndonesia, Jakarta.

[12]. Sukmono, S., 2000, Seismik Inversi UntukKarakteristik Reservoar, TeknikGeofisika Institut Teknologi Bandung,Bandung.

[13]. Hanif, 2013, Karakterisasi Struktur SesarDan Rekahan Untuk Kompartemen-talisasi Reservoir Menggunakan AtributStruktur 3D Di Lapangan ‘D’ CekunganSumatera Tengah, Skripsi S-1 Program

Studi Teknik Geofisika Fakultas TeknikPertambangan dan Perminyakan InstitutTeknologi Bandung, Bandung.

[14]. Oktavinta, A., 2008, Konsep GelombangSeismik,http://duniaseismik.blogspot.com/2008/06/konsep-gelombangseismik.html (diakses tanggal 20 Agus-tus 2015).