ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KREDIT …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/4. jhon...
Transcript of ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KREDIT …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/4. jhon...
Analisis Perencanaan Dan...(Jhon Fernos)
Jurnal KBP
Volume 2 - No. 1, Maret 2014
ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KREDIT
STUDI KASUS PADA PT. BANK PREKREDITAN RAKYAT (BPR)
PESISIR
Jhon Fernos
AKBP – STIE”KBP”
ABSTRACT
The purpose of the study was to determine the planning and implementation of
credit control at PT. BPR Echo Coastal planning and control as well as whether the
credit that has been carried out by PT. Echo Coastal BPR can reduce the occurrence
of bad debts. In order for research purposes is reached then conducted primary data
collection and secondary data derived from PT. BPR Echo Coastal.
From the research conducted on the credit planning exercise known PT . BPR
conducted by Echo Coastal planning horizon consisting of short-term planning with a
maturity of 1 year and long-term planning with a maturity of 2 years by taking into
account the economic conditions that will be encountered . Implementation of credit
control at PT . BPR Echo Coastal done by Desk on monitoring credit monitoring is
administratively through administrative instruments and on- site monitoring is to
monitor the loans directly to the debtor in order to know the condition of the debtor's
business and assurance . Planning and control of credit at PT . BPR Echo Coastal
collectibility can lower bad debts each year from 0.54 % in 2006 to 0.31 % in 2010 .
This is because the company has always optimize the credit plan in accordance with
plan provisions that have been established , and controls are always maximized for
menggurangi kreditpun and possibly avoid bad credit .
Key Word: planning and control of credit
PENDAHULUAN
Bank merupakan lembaga yang
berperan sebagai perantara keuangan
(financial intermediaries), sebagai
sarana pendukung yang amat vital
untuk menunjang kelancaran
perekonomian, dalam fungsinya
mentransfer dana-dana (loanable fund)
dari penabung atau unit surplus
(lenders) kepada peminjam (borrower)
atau unit defisit.
Bank mempunyai peran vital
bagi suatu negara dalam usaha
memajukan perekonomian. Bisnis bank
merupakan bisnis yang penuh resiko
(Bank is a Risk Business), demikian
ungkapan yang banyak dipergunakan
oleh orang untuk menggambarkan
karakteristik bisnis bank. Hal ini
disebabkan dalam kegiatannya, bank
menghimpun dan menyalurkan dana
dari dan ke masyarakat (Yusuf,
2008:13).
Lembaga perbankan ini pula
yang menjadi pusat dan urat nadi
mekanisme peredaran uang yang akan
menggerakkan roda pembangunan. Jika
dilihat dari sisi pemerintah, maka
lembaga perbankan merupakan sarana
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73
untuk melaksanakan kebijakan
ekonomi dan keuangan yang ditujukan
pada usaha tercapainya stabilitas
ekonomi nasional yang baik.
Dalam rangka meningkatkan
perekonomian masyarakat perlu
dilaksanakan program-program yang
dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat. Salah satu program
tersebut adalah pemberian kredit
kepada masyarakat sehingga dapat
memperkuat permodalan, yang
nantinya dapat meningkatkan taraf
hidup masyarakat pada umumnya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1992 Tentang Perbankan yang
dirubah dengan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 (selanjutnya
disebut UU Perbankan) dalam Pasal 3
dinyatakan bahwa fungsi utama
perbankan Indonesia adalah sebagai
penghimpun dan penyalur dana
masyarakat. Dari ketentuan tersebut
dapat disimpulkan bahwa fungsi utama
bank adalah pemindahan dana
masyarakat dari unit surplus kepada
unit defisit atau pemindahan uang dari
penabung kepada peminjam(Usman.
2001:61).
Lembaga perbankan harus dapat
menyalurkan dana-dana tersebut ke
bidang-bidang yang produktif untuk
pencapaian sarana pembangunan, hal-
ini sesuai dengan ketentuan Pasal 4 UU
Perbankan yang menyatakan bahwa
tujuan bank adalah menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional
dalam rangka meningkatkan
pemerataan, pertumbuhan ekonomi,
dan stabilitas nasional ke arah
peningkatan kesejahteraan rakyat
banyak. Dengan demikian, fungsi
perbankan tidak hanya sebagai wadah
penghimpun dan penyalur dana
masyarakat, tetapi fungsinya akan
diarahkan kepada peningkatan taraf
hidup rakyat banyak, agar masyarakat
menjadi lebih baik dan sejahtera
daripada sebelumnya (Usman.
2001:62). Dan salah satu upaya untuk
mencapai tujuan diatas adalah dengan
pemberian kredit.
Dalam hal ini diperlukan suatu
manajemen kredit yang merupakan
pengelolaan kredit yang baik mulai dari
perencanaan jumlah kredit, penentuan
suku bunga, prosedur pemberian kredit,
analisis pemberian kredit sampai
kepada pengendalian dan pengawasan
kredit yang macet (Kasmir,2002:71).
Manajemen perkreditan bank adalah
suatu hal yang penting untuk
mengoptimalkan kinerja bank untuk
memaksimalkan profit atas sector
perkreditannya.
Agar kredit yang diberikan oleh
bank dapat mencapai hasil dan sasaran
yang diinginkan, perlu diadakan
pengelolaan yang baik terhadap piutang
atau kreditnya. Dari semua fungsi
manajemen dalam perbankan, fungsi
yang dilakukan sepenuhnya adalah
pengendalian (pengawasan). Alasannya
adalah peranan yang dijalankan oleh
bank umum dalam masyarakat kita.
Bank lebih dari industri lain, sangat
tergantung pada kepercayaan
masyarakat luas. Bank menyimpan
uang yang banyak dan diatur dengan
cermat oleh instansi pengawasan bank
yang memiliki berbagai peraturan dan
ketentuan. Standar dan ketetapan yang
tinggi diharapkan dari bank umum.
Pengawasan adalah pengukuran
unjuk kerja bawahan untuk memastikan
apakah mereka dapat memenuhi tujuan
perusahaan atau tidak dan mematuhi
kebijaksanaan dan peraturan yang telah
ditetapkan. Proses pengawasan
menyangkut penetapan standar,
mengukur unjuk kerja dengan standar
ini, dan memperbaiki penyimpangan
dari rencana dan program yang telah
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73
ditetapkan. Sedangkan pengendalian
adalah pengukuran dan perbaikan
terhadap pelaksanaan kerja bawahan
agar rencana-rencana yang telah dibuat
untuk mencapai tujuan-tujuan
perusahaan dapat terselenggara
(Hasibuan,2005:105).
Pengendalian kredit adalah
usaha-usaha untuk menjaga kredit yang
diberikan tetap lancar, produktif dan
tidak macet. Lancar dan produktif
artinya kredit itu dapat ditarik kembali
bersama bunganya sesuai dengan
perjanjian yang telah disetujui kedua
belah pihak. Hal ini penting karena jika
kredit macet berarti kerugian bagi bank
yang bersangkutan. Oleh karena itu,
penyaluran kredit harus didasarkan
pada prinsip kehati-hatian dan dengan
sistem pengendalian yang benar.
Banyak bank mempergunakan teknik
untuk melakukan pengendalian
(pengawasan) guna menghindari resiko
dalam pemberian kredit dan salah satu
bank yang selalu melakukan
pengendalian atas kredit yang
diberikannya kepada masayarakat
adalah PT. BPR Gema Pesisir .
PT. BPR Gema Pesisir
merupakan lembaga perbankan yang
berkedudukan di Pesisir Air Haji
Kecamatan Linggo Sari Baganti
Kabupaten Pesisir Selatan. Nasabah
debitur dari PT. BPR Gema Pesisir
mayoritas adalah masyarakat menengah
kebawah. Hal ini dapat terjadi
dikarenakan sosio-kultur masyarakat
Kabupaten Pesisir Selatan adalah
petani, nelayan dan pengusaha kecil
atau home industri. Selain itu
pendapatan masyarakat di sana masih
cukup rendah. Sehingga banyak
membutuhkan bantuan dana melalui
kredit untuk mengembangkan
usahanya.
KERANGKA TEORITIS DAN
HIPOTESIS
Tinjauan Umum Tentang Bank
Pengertian Bank.
Secara etimologi Bank berasal
dari Bahasa Italia banco yang artinya
bangku (tempat duduk). Bangku inilah
yang dipergunakan oleh bankir untuk
melayani kegiataan operasionalnya
kepada para nasabah. Istilah bangku
secara resmi dan populer menjadi bank.
Di dalam wikipedia,Bank adalah
sebuah tempat di mana uang disimpan
dan dipinjamkan.
Menurut Pasal 1 ayat 2 Undang-
Undang No. 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan, menyebutkan bahwa:
“Bank adalah Badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk
lain-lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak”. Namun di dalam Undang-
Undang No. 23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia yang diatur di dalam
pasal 5 angka pengertian bank adalah
Bank Umum dan Bank Perkreditan
Rakyat, sebagaimana yang dimaksud
dalam Undang-Undang tentang
perbankan yang berlaku. Sehingga
dapat kita lihat pengertian bank
menurut Undang-Undang No. 23
tentang 1999 tentang Bank Indonesia
lebih menitik beratkan kepada jenis-
jenis bank yakni Bank Umum dan
Bank Perkreditan Rakyat.
Menurut Suyatno (1997), bank
adalah badan yang bertujuan untuk
memuaskan kebutuhan kredit, baik
dengan alat- alat pembayaran sendiri
atau dengan uang yang diperoleh dari
orang lain maupun dengan jalan
memperdarkan alat-alat penukaran baru
berupa giral”.
Analisis Perencanaan Dan...(Jhon Fernos)
Tinjauan Umum tentang Kredit
Perbankan
Pengertian Kredit dan Perjanjian
Kredit
Kredit berasal dari kata “
credere” artinya kepercayaan (trust
atau faith) yang berasal dari bahasa
Yunani. Di dalam pemberian kredit
terdapat dua pihak yang
berkepentingan langsung yaitu pihak
yang kelebihan dana disebut pemberi
kredit dan yang membutuhkan dana
disebut penerima kredit, dimana satu
sama lain saling mempercayai. Jadi
jelaslah bahwa kredit bila tidak diiringi
dengan kepercayaan maka tidak
mungkin akan terjadi.
Menurut Sinungan (1994),
kredit adalah suatu pemberian prestasi
oleh suatu pihak kepada pihak lain dan
prestasi itu akan dikembalikan lagi
pada suatu masa tertentu yang akan
datang disertai dengan suatu kontrak
prestasi berupa bunga.
Menurut Suyatno (1997 ), kredit
adalah hak untuk menerima
pembayaran atau kewajiban untuk
melakukan pembayaran pada waktu
yang akan datang, karena penyerahan
barang-barang sekarang.
UU No. 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan sebagaimana telah diubah
dengan UU No. 10 Tahun 1998 (UU
Perbankan) mendefinisikan kredit
sebagai penyediaan uang atau tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-
meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga.
Berdasarkan pasal tersebut
terdapat beberapa unsur pemberian
kredit :
1. Penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu
2. Berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam
antara bank dengan pihak lain
3. Terdapat kewajiban pihak
meminjam untuk melunasi utangnya
dalam waktu tertentu
4. Pelunasan utang disertai dengan
bunga
Unsur-unsur Kredit
Perkreditan adalah suatu
penyediaan uang atau yang
dipersamakan dengannya, yang
didasari atas perjanjian pinjam
meminjam antara pihak kreditur (bank,
perusahaan atau perorangan) dengan
pihak debitur (peminjam), yang
mewajibkan pihak debitur untuk
melunasi hutangnya dalam jangka
waktu tertentu, dimana sebagai imbalan
jasanya, kepada pihak kreditur
(pemberi pinjaman) diberikan hak
untuk mendapatkan bunga, imbalan
atau pembagian hasil keuntungan
selama masa kredit tersebut
berlangsung (Fuady, 2002).
Dari uraian diatas, dapat
disimpulkan elemen-elemen yuridis
dari suatu kredit adalah :
1. Adanya kesepakatan antara debitur
dengan kreditur, yang disebut
dengan perjanjian kredit
2. Adanya para pihak, yaitu
kreditur dan debitur
3. Adanya kesanggupan atau janji
untuk membayar hutang
4. Adanya pinjaman berupa
pemberian sejumlah uang
5. Adanya perbedaan antara
pemberian kredit dengan
pembayaran kredit
Perjanjian pinjam meminjam
(uang) itu harus dibuat atas dasar
kepercayaan bahwa peminjam dalam
waktu yang telah ditentukan akan
melunasi atau mengembalikan
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73
pinjaman uang atau tagihan tersebut
kepada bank disertai pembayaran
sejumlah bunga, imbalan atau
pembagian hasil keuntungan sebagai
imbalan jasanya. Berdasarkan uraian
tersebut, dapat disimpulkan unsur-
unsur yang terdapat dalam kredit, yaitu
:
1. Kepercayaan, yaitu adanya
keyakinan dari pihak bank atas
prestasi yang diberikannya kepada
nasabah peminjam dana yang akan
dilunasinya sesuai dengan yang
diperjanjikan pada waktu tertentu.
2. Waktu, adanya jangka waktu
tertentu antara pemberian kredit
dan pelunasannya. Jangka waktu
tersebut sebelumnya terlebih dahulu
disetujui atau disepakati bersama
antara pihak bank dan nasabah
peminjam dana.
3. Prestasi, yaitu adanya objek tertentu
berupa prestasi dan kontraprestasi
pada saat tercapainya persetujuan
atau kesepakatan perjanjian
pemberian kredit antara bank dan
nasabah peminjam dana berupa
uang dan bunga atau imbalan.
4. Resiko, yaitu adanya resiko yang
mungkin akan terjadi selama jangka
waktu antara pemberian dan
pelunasan kredit tersebut, sehingga
untuk mengamankan pemberian
kredit dan menutup kemungkinan
terjadinya wanprestasi dari nasabah
peminjam dana, maka diadakanlah
pengikatan jaminan dan agunan.
Perencanaan Kredit
Unsur-unsur Perencanaan Kredit
Faktor Penting dalam Perencanaan
Perkreditan (Usman,2001), yaitu :
1. Kondisi ekonomi dan moneter
secara makro
2. Kegiatan pasar modal dan lembaga
keuangan lainnya yang juga
memberikan fasilitas pembiayaan.
3. Kondisi bank yang dapat diketahui
melalau analysis Performance Bank
4. Kemampuan nasabah dan
manajemen bank
5. Komposisi dana dan kemampuan
bank dalam menghimpun dana
6. Strategi pemasaran produk bank
7. Kondisi kesehatan dan bisnis bank
secara mikro
8. Daya beli masyarakat terhadap
hasil produksi nasabah
9. Kebijakan bank dan asumsi yang
digunakan bank
10. Tingkat suku bunga dana dan kredit
yang berlaku
11. Tingkat suku bunga dana dan kredit
pesaing
12. Kebijakan pembangunan
pemerintah.
Adapun pendekatan dalam
perencanaan kredit adalah sebagai
berikut :
1. Perencanaan berdasarkan
pendekatan sumber dana
2. Perencanaan berdasarkan
pendekatan pasar
3. Perencanaan kredit dengan
pendekatan anggaran
4. Perencanaan kredit berdasarkan
pendekatan peraturan moneter
yang ada
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian
pada PT. BPR Gema Pesisir yang
berlamat di Pasar Air Haji Kanagarian
air Haji Kecamatan Linggo Sari
Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk
jenis deskriptif yang menyangkut
kegiatan dalam mencari data maupun
informasi atas suatu permasalahan yang
akan diteliti. Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang bertujuan untuk
Analisis Perencanaan Dan...(Jhon Fernos)
mendeskripsikan atau menjelaskan
sesuatu hal seperti apa adanya
(Singarimbun, 1995).
Penelitian deskriptif hanyalah
memaparkan situasi atau peristiwa.
Penelitian ini tidak mencari atau
menjelaskan hubungan, tidak menguji
hipotesis atau membuat prediksi. Pada
hakikatnya, metode deskriptif
mengumpulkan data secara univariat.
Karakteristik data diperoleh dengan
ukuran-ukuran kecenderungan pusat
atau ukuran sebaran ( Rakhmat,
2000:242).
Jenis Data
Jenis data dalam penelitian yang akan
dilakukan ini adalah :
a. Data Primer adalah data yang
didapat dari sumber pertama baik
dari individu maupun perorangan
yang diperoleh melalui observasi
dan wawancara.
b. Data Sekunder adalah data primer
yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan oleh pihak pengumpul
data primer atau pihak-pihak lain.
Merupakan data yang diperoleh dari
obyek penelitian. Data tersebut
diperoleh dari dokumen-dokumen
yang berhubungan dengan
penelitian.
Sumber Data
Dalam penelitian ini data-data yang
diperlukan peneliti akan diperoleh dari:
1 Studi Kepustakaan (Library
Research)
Yaitu suatu teknik
pengumpulan untuk mencari sumber
data sekunder yang akan mendukung
penelitian dan dijadikan landasan
teori dengan cara membaca literatur
serta buku-buku yang relevan dengan
penyusunan skripsi yang akan dibuat
untuk mendapatkan data-data
sekunder.
2 Penelitian Lapangan (Field
Research)
Pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara
melakukan peninjauan langsung
pada perusahaan untuk
mendapatkan gambaran yang
dibutuhkan.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang
penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Metode Interview
Interview atau wawancara
adalah pengumpulan data dimana
peneliti mengajukan pertanyaan-
pertanyaan tentang segala sesuatu
kepada informan untuk
memperoleh informasi yang
diharapkan. Teknik wawancara ini
digunakan untuk melengkapi data
tentang unsur-unsur yang terkait
dalam perencanaan dan
pengendalian kredit PT. BPR Gema
Pesisir.
2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu
suatu usaha yang dilakukan dalam
kajian untuk mengumpulkan data
dengan cara menggunakan
dokumen yang tersedia sebagai
sumber informasi untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Metode
dokumentasi ini digunakan untuk
mengumpulkan data-data tentang
perencanaan dan pengendalian
kredit PT. BPR Gema Pesisir.
3. Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan
langsung suatu obyek yang akan
diteliti dalam waktu singkat dan
bertujuan untuk mendapatkan
gambaran mengenai obyek
penelitian. Observasi dilakukan
penulis dengan mengamati secara
langsung kegiatan yang
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73
berhubungan dengan perencanaan
dan pengendalian kredit PT. BPR
Gema Pesisir.
Metode analisis data.
Analisis data bertujuan untuk
membuat proses penyederhanaan data
ke dalam bentuk yang lebih mudah
dibaca dan diinterpretasikan
(Singarimbun & Effendi, 1989: 263).
Data yang diperoleh dari penelitian
adalah data dari hasil observasi dan
wawancara secara mendalam.
Data dianalisis dengan analisis
kualitatif. Alasan pemilihan metode
kualitatif ini karena Penelitian kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis maupun lisan dari
orang-orang dan prilaku yang dapat
diamati dan diteliti. Penelitian yang
dilakukan adalah untuk
mendeskripsikan dan mengidentifikasi
kondisi yang terjadi saat penelitian dan
berupaya pula menemukan data-data
berupa fakta-fakta secara utuh dan
semaksimal mungkin.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses Pemberian Kredit PT. BPR
Gema Pesisir
Proses pemberian kredit yang
dilakukan oleh PT. BPR Gema Pesisir
berpedoman dan mengikuti ketentuan-
ketentuan yang ditetapkan oleh PT.
BPR Gema Pesisir dan UU Perbankan,
serta peraturan-peraturan yang
dikeluarkan oleh BI dan instansi-
instansi pemerintah lainnya. Mengacu
pada hal tersebut, proses pemberian
kredit PT. BPR Gema Pesisir dapat
dilihat pada gambar berikut :
Dari gambar diatas dapat dijelaskan
proses pemberian kredit pada PT. BPR
Gema Pesisir. Dalam pemberian kredit
pihak debitur mengajukan perhomonan
kredit kepada PT. BPR Gema Pesisir,
dari permohonan yang diajukan oleh
pihak debitur, PT. BPR Gema Pesisir
melakukan identifikasi dan
pengumpulan data-data dari pihak
debitur setelah itu dilakukan analisa
kredit dan rekomendasi dari pihak
debitur. Dari identifikasi dan
pengumpulan data serta analisa kredit
dan rekomendasi dari pihak debitur
baru PT. BPR Gema Pesisir
memutuskan diterima atau tidaknya
permohonan kredit yang diajukan oleh
debitur. Jika pihak bank menerima
permohonan dari debitur baru
perjanjian kredit dilakukan antara
debitur dengan pihak PT. BPR Gema
Pesisir. Setelah perjanjian dilakukan
maka tahapan berikutnya adalah
realisasi perjanjian, dari realisasi ini
data pemohon, serta syarat kelengkapan
lainnya diinput kedalam database PT.
BPR Gema Pesisir dan membuat
pelaporan transaksinya. Setelah
pelaporan dilakukan dan pihak debitur
menerima dana kredit yang disepakati
dalam hal ini pihak bank tidak
langsung lepas tangan. Pihak PT. BPR
Gema Pesisir selama masa kreditnya
memberikan pengawasan dan
pembinaan kepada debitur supaya dana
yang telah diberikan dapat benar-benar
dimanfaatkan dengan sebaiknya, dan
dalam masa pengawasan dan
pembinaan ini penagihan dan
restrukturisasi serta upaya lainnya
dilakukan.
Pelaksanaan Perencanaan Kredit
PT. BPR Gema Pesisir
Kredit yang diberikan oleh bank
mengandung resiko, maka oleh
karenanya diperlukan perencanaan
yang matang atas kredit yang
diberikan. Ini dilakukan agar dapat
meminimalkan tingkat resiko yang
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73
akan ditanggung oleh bank. Rencana
adalah suatu pengaturan pelaksanaan di
waktu yang akan datang. Jadi apabila
rencana disusun secara jelas dan
sistematik, maka dapat memudahkan
pengawasan dan pengendalian suatu
kegiatan.
Perencanaan kredit pada PT.
BPR Gema Pesisir adalah merupakan
tugas dari administrasi kredit. Dalam
melaksanakan tugas ini administrasi
kredit menyusun perencanaan dari
kredit yang akan disalurkan kepada
debitur dengan menetapkan beberapa
aturan-aturan pokok dan dengan
berbagai pertimbangan dari factor
eksteren dan interen perusahaan.
Perencanaan disusun setelah laporan
keuangan untuk tahun yang berakhir 31
desember telah disusun. Sebagai salah
satu bentuk dari perencanaan, hasil dari
laporan keuangan tersebut tujuannya
adalah untuk melihat posisi keuangan
dari perusahaan guna menetapkan
anggaran kredit yang akan
direalisasikan pada tahun berikutnya.
Berikut dapat dijelaskan bentuk
perencanaan kredit dari PT. BPR Gema
Pesisir, yaitu:
a. Penilaian keadaan
Penilaian keadaan ini terdiri atas
penilaian keadaan intern
perusahaan, meliputi kekuatan dan
kelemahan intern baik itu dari
sarana dan prasaran serta SDMnya.
Dan penilaian kepada keadaan
ekstern dari perusahaan, meliputi
keadaan ekonomi pada umumnya,
kondisi pasar, pesaing, kebijakan
pemerintah, peluang perluasan
pemberian kredit akibat dari
meluasnya usaha, dan asumsi
kemungkinan dugaan-dugaan
keadaan yang mungkin terjadi di
waktu yang akan datang.
b. Menyusun Data Base
Guna dilakukannya penyusunan
data base ini adalah untuk memberi
gambaran mengenai data dasar
meliputi data-data kredit, biaya-
biaya dan dana.
c. Menetapkan Strategi
Strategi merupakan suatu upaya
bagaimana tujuan perencanaan
dapat dicapai dengan
mempergunakan sumber-sumber
yang dimiliki oleh suatu bank, dan
diusahakan pula untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan serta tantangan-
tantangan yang ada. Guna
ditetapkan strategi untuk
menyusun target, program, dan
proyek untuk mewujudkan tercapai
tujuan serta tugas pokok
perencanaan.
d. Pelaksanaan Perencanaan
Pelaksanaan perencanaan
dilakukan berdasarkan target atau
program yang telah direncanakan
yaitu berupa pengalokasian kredit
ke sektor-sektor atau proyek yang
perlu mendapatkan pembiayaan.
Dan persiapan dari pelaksanaan
perencanaan kredit di PT. BPR Gema
Pesisir adalah :
a. Pelaksanaan dilakukan oleh unit
pemberian kredit, sedangkan
pengerahan dana oleh unit
pengerahan dana.
b. Strategi perencanan sebagai dasar
ketentuan-ketentuan kebijaksanaan
perkreditan, seperti kebijaksanaan
jenis kredit, bunga, prioritas
nasabah yang akan memperoleh
kredit, dan sebagainya.
c. Penyusunan kembali organisasi
perkreditan (data diperlukan)
d. Penyusunan formulir
permohonan
e. Penentuan wewenang memutus
persetujuan pemberian kredit
f. Ketentuan jaminan
Analisis Perencanaan Dan...(Jhon Fernos)
g. Ketentuan penarikan dan
pelunasan
h. Ketentuan penagihan
i. Ketentuan penyelesaian kredit
yang macet.
Pelaksanaan perencanaan kredit
pada PT. BPR Gema Pesisir ini
mengacu kepada :
a. Penilaian terhadap permohonan
kredit harus didasarkan pada
ketentuan-ketentuan yang
berdasarkan pada strategi
perencanaan.
b. Alokasi kredit harus berdasarkan
pada batas-batas jumlah sesuai
dengan program.
c. Walaupun terdapat program
alokasi yang telah ditetapkan,
namun realisasi pemberian kredit
harus mengingat pula
kemungkinan pengerahan dana.
Penyusunan rencana kredit yang
dapat digambarkan pada PT. BPR
Gema Pesisir adalah seberapa besar
rencana anggaran kredit yang akan
disalurkan selama periode tahun
tertentu pada satu tahun buku. Dalam
penyaluran kredit PT. BPR Gema
Pesisir membagi kredit berdasarkan
jenis penggunaan dan berdasarkan
kepada sector ekonomi. Berikut dapat
digambarkan perencanaan anggaran
kredit dari PT. BPR Gema Pesisir dari
tahun 2006 sampai dengan tahun 2010
Pelaksanaan Pengendalian Kredit
PT. BPR Gema Pesisir
Guna dilakukannya
pengendalian kredit adalah untuk
menjaga kredit yang diberikan tetap
lancar, produktif dan tidak macet. Hal
ini penting karena jika kredit macet
berarti kerugian bagi bank.
Dilakukannya pengendalian kredit
setelah kredit diberikan kepada debitur.
Pelaksanaan pengendalian kredit pada
PT. BPR Gema Pesisir yaitu melalui
pengendalian Internal dan External.
Pengendalian internal kredit dari PT.
BPR Gema Pesisir yaitu :
1. Organisasi
a. Bagian kredit terpisah dari bagian
akuntansi
b. Petugas analisis kredit yang
menganalisa permohonan kredit
tidak hanya satu orang.
c. Transaksi keluar masuknya uang
dilaksanakan oleh bagian kasir dan
bagian pembukuan. Tidak ada suatu
bagian yang menangani satu
transaksi secara lengkap.
2. Sistem otorisasi dan prosedur
pencatatan
a. Formulir permohonan kredit
diotorisasi oleh kabag marketing
setelah dianalisa oleh petugas
analisis.
b. Perjanjian kredit diotorisasi oleh
Direksi dengan membubuhkan
tanda tangan otorisasi dalam warkat
kredit.
c. Pencatatan dalam jurnal
pengeluaran kas didasarkan pada
bukti pengeluaran kas yang
dikeluarkan oleh kasir.
3. Praktik yang sehat
a. Seluruh transaksi keuangan yang
terjadi dicatat secara periodik setiap
hari.
b. Kasir dilengkapi dengan alat
pendeteksi uang palsu dan brankas
untuk mengamankan kas.
c. Secara periodik bagian akuntansi
mengadakan rekonsiliasi catatan
pembayaran angsuran menurut
buku bantu harian kredit dengan
rekening kontrol pembayaran
angsuran kredit dalam buku besar.
d. Secara periodik dilakukan
pengawasan dari atasan terhadap
pekerjaan bawahannya.
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73
Sedangkan jenis pengendalian ekternal
kredit PT. BPR Gema Pesisir yaitu
terdiri dari :
1. Preventive Control of Credit,
adalah pengendalian kredit yang
dilakukan dengan tindakan
pencegahan sebelum kredit tersebut
macet yang terdiri dari :
a. Pengendalian aktif
Pengendalian kredit dilakukan
terhadap debitur dengan cara
petugas bank melakukan on the
spot terhadap usaha debitur
sehingga dengan demikian pihak
bank dapat membandingkan antara
laporan yang diterima dengan
keadaan yang ada dilapangan
Realisasi Perencanaan dan
Pengendalian Kredit PT. BPR
Gema Pesisir dan Manfaatnya
dalam Mengurangi Kredit Macet
Perencanaan kredit pada PT.
BPR Gema Pesisir dalam
operasionalnya terealisasikan dengan
sangat baik hal ini dapat dilihat pada
tabel realisasi pemberian kredit
menurut jenis penggunaan, realisasi
pemberian kredit menurut sector
ekonomi dan realisasi pemberian kredit
menurut kolekbilitas berikut ini:
Tabel 5
Realisasi Pemberian Kredit Menurut Jenis Penggunaan
Tahun 2006 (dalam Rp.)
Sumber : PT. BPR Gema Pesisir
Dari tabel realisasi pemberian
kredit menurut jenis penggunaan untuk
tahun 2006 diketahui bahwa kredit
yang disalurkan terealisasikan dengan
baik, hal ini dapat dilihat dari total
anggaran kredit yang ditetapkan pada
perencanaan kredit menurut jenis
penggunaan untuk tahun 2006 adalah
sebesar Rp. 9.734.635.000 yang
terealisasikan ke masyarakat adalah
sebesar Rp. 9.448.500.000, dan yang
tidak terealisasikan adalah sebesar Rp.
286.135.000, dapat disimpulkan bahwa
dari total anggaran yang ditetapkan
pada perencanaan kredit menurut jenis
penggunaan untuk tahun 2006, 97.06 %
dari total anggaran yang ditetapkan
terealisasikan kemasyarakat dan 2.94 %
dari anggaran yang ditetapkan tidak
terealisasikan kemasyarakat.
Pada kredit untuk modal kerja
pada tahun 2006, anggaran yang
ditetapkan dalam perencanaan kredit
adalah sebesar Rp. 4.301.488.000 yang
terealisasikan ke masyarakat adalah
sebesar Rp. 3.524.303.000 dan yang
tidak terealisasikan adalah sebesar Rp.
777.185.000, dapat disimpulkan bahwa
dari anggaran kredit yang ditetapkan
pada perencanaan kredit untuk modal
kerja pada tahun 2006, 81.93 % dari
anggaran yang ditetapkan terealisasikan
kemasyarakat dan 18.07 % dari
anggaran yang ditetapkan tidak
terealisasikan ke masyarakat. Anggaran
yang ditetapkan dalam perencanaan
kredit untuk tahun 2006 pada kredit
untuk investasi adalah sebesar Rp.
554.703.000, yang terealisasikan ke
masyarakat adalah sebesar Rp.
Anggaran Realisasi Dalam
%
Tidak
terealisasikan
Dalam
%
Modal Kerja 4.301.488.000 3.524.303.000 81.93 777.185.000 18.07
Investasi 554.703.000 294.877.000 53.16 259.826.000 46.84
Konsumsi 4.878.444.000 5.629.320.000 115.4 - -
Total 9.734.635.000 9.448.500.000 97.06 286.135.000 2.94
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73
294.877.000 dan yang tidak
terealisasikan adalah sebesar Rp.
259.826.000, dapat disimpulkan bahwa
dari anggaran kredit yang ditetapkan
pada perencanaan kredit untuk
investasi tahun 2006, 53.16 % dari
anggaran kredit yang ditetapkan
terealisasikan kemasyarakat dan 46.84
% dari anggaran yang ditetapkan tidak
terealisasikan ke masyarakat. Dan
anggaran yang ditetap dalam
perencanaan kredit untuk tahun 2006
pada kredit untuk konsumsi adalah
sebesar Rp. 4.878.444.000, yang
terealisasikan ke masyarakat ada;ah
sebesasr Rp. 5.629.320.000, dapat
disimpulkan bahwa dari anggaran yang
ditetapkan pada perencanaan kredit
untuk konsumsi pada tahun 2006,
kredit yang terealisasikan melebihi
anggaran yang ditetapkan pada
perencanaan kredit untuk konsumsi
tahun 2006 yaitu sebesar 115.4 %.
Tabel 6
Realisasi Pemberian Kredit Menurut Jenis Penggunaan
Tahun 2007 (dalam Rp.)
Sumber : PT. BPR Gema Pesisir
Dari tabel realisasi pemberian
kredit menurut jenis penggunaan untuk
tahun 2007 diketahui bahwa kredit
yang disalurkan terealisasikan dengan
baik, hal ini dapat dilihat dari total
anggaran kredit yang ditetapkan pada
perencanaan kredit untuk tahun 2007
menurut jenis penggunaan yaitu
sebesar Rp. 11.716.500.000 yang
terealisasikan ke masyarakat adalah
sebesar Rp. 11.726.933.000. Dapat
disimpulkan bahwa dari total anggaran
yang ditetapkan pada perencanaan
kredit menurut jenis penggunaan untuk
tahun 2007, kredit yang terealisasikan
ke masyarakat melebihi dari anggaran
yang ditetapkan yaitu sebesar 100.1 %.
Pada kredit untuk modal kerja
pada tahun 2007, anggaran yang
ditetapkan dalam perencanaan kredit
adalah sebesar Rp. 4.700.208.000 dan
kredit yang terealisasikan ke
masyarakat adalah sebesar Rp.
3.529.654.000 dan yang tidak
terealisasikan adalah sebesar Rp.
1.170.554.000, dapat disimpulkan
bahwa dari anggaran kredit yang
ditetapkan pada perencanaan kredit
untuk modal kerja pada tahun 2007,
75.10 % dari total anggaran yang
ditetapkan terealisasikan kemasyarakat
dan 24.90 % tidak terealisasikan ke
masyarakat. Anggaran yang ditetapkan
dalam perencanaan kredit untuk tahun
2007 pada kredit untuk investasi adalah
sebesar Rp. 369.393.000, yang
terealisasikan ke masyarakat adalah
sebesar Rp. 263.405.000 dan yang
tidak terealisasikan adalah sebesar Rp.
105.988.000, dapat disimpulkan bahwa
dari anggaran kredit yang ditetapkan
pada perencanaan kredit untuk
investasi pada tahun 2007, 71.30 %
dari anggaran kredit terealisasikan
kemasyarakat dan 28.70 % tidak
terealisasikan ke masyarakat. Dan
anggaran yang ditetap dalam
perencanaan kredit untuk tahun 2007
Anggaran Realisasi Dalam
%
Tidak
terealisasikan
Dalam
%
Modal Kerja 4.700.208.000 3.529.654.000 75.10 1.170.554.000 24.90
Investasi 369.393.000 263.405.000 71.30 105.988.000 28.70
Konsumsi 6.646.899.000 7.933.874.000 119.4 - -
11.716.500.000 11.726.933.000 100.1 - -
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73
pada kredit untuk konsumsi adalah
sebesar Rp. 6.646.899.000, yang
terealisasikan ke masyarakat adalah
sebesar Rp. 7.933.874.000, dapat
disimpulkan bahwa dari anggaran yang
ditetapkan pada perencanaan kredit
untuk konsumsi pada tahun 2007,
kredit yang terealisasikan melebihi
anggaran yang ditetapkan pada
perencanaan kredit untuk konsumsi
tahun 2007 yaitu sebesar 119.4 %.
Tabel 7
Realisasi Pemberian Kredit Menurut Jenis Penggunaan
Tahun 2008 (dalam Rp.)
Sumber : PT. BPR Gema Pesisir
Dari tabel realisasi pemberian
kredit menurut jenis penggunaan untuk
tahun 2008 diketahui bahwa kredit
yang disalurkan terealisasikan dengan
baik, hal ini dapat dilihat dari total
anggaran kredit yang ditetapkan pada
perencanaan kredit untuk tahun 2008
menurut jenis penggunaan yaitu
sebesar Rp. 15.803.828.000 dan yang
terealisasikan ke masyarakat adalah
sebesar Rp. 18.887.710.000. Dapat
disimpulkan bahwa dari total anggaran
yang ditetapkan pada perencanaan
kredit untuk tahun 2008 menurut jenis
penggunaan, kredit yang terealisasi
melebihi dari total anggaran yang
ditetatapkan dalam perencanaan kredit
yaitu sebesar 119.51 %.
Pada kredit untuk modal kerja
pada tahun 2008, anggaran yang
ditetapkan dalam perencanaan kredit
adalah sebesar Rp. 5.716.916.000 dan
kredit yang terealisasikan ke
masyarakat adalah sebesar Rp.
3.701.858.000 dan yang tidak
terealisasikan adalah sebesar Rp.
2.015.058.000, dapat disimpulkan
bahwa dari anggaran kredit yang
ditetapkan pada perencanaan kredit
untuk modal kerja tahun 2008, 64.76 %
anggaran yang ditetapkan terealisasikan
kemasyarakat dan 35.24 % yang tidak
terealisasikan ke masyarakat. Anggaran
yang ditetapkan dalam perencanaan
kredit untuk tahun 2008 pada kredit
untuk investasi adalah sebesar Rp.
558.060.000, yang terealisasikan ke
masyarakat adalah sebesar Rp.
242.489.000 dan yang tidak
terealisasikan adalah sebesar Rp.
315.571.000, dapat disimpulkan bahwa
dari anggaran kredit yang ditetapkan
pada perencanaan kredit untuk
investasi tahun 2008, 43.45 % dari
anggaran kredit terealisasikan
kemasyarakat dan 56.55 % tidak
tersalurkan ke masyarakat. Dan
anggaran yang ditetap dalam
perencanaan kredit untuk tahun 2008
pada kredit untuk konsumsi adalah
sebesar Rp. 9.528.852.000, yang
terealisasikan ke masyarakat adalah
sebesar Rp. 14.943.363.000, dapat
disimpulkan bahwa dari anggaran yang
ditetapkan pada perencanaan kredit
untuk konsumsi pada tahun 2008,
kredit yang terealisasikan melebihi dari
anggaran yang ditetapkan pada
perencanaan kredit untuk konsumsi
tahun 2008 yaitu sebesar 119.4 %.
Anggaran Realisasi Dalam
%
Tidak
terealisasikan
Dalam
%
Modal Kerja 5.716.916.000 3.701.858.000 64.76 2.015.058.000 35.24
Investasi 558.060.000 242.489.000 43.45 315.571.000 56.55
Konsumsi 9.528.852.000 14.943.363.000 156.8 - -
Total 15.803.828.000 18.887.710.000 119.51 - -
Analisis Perencanaan Dan...(Jhon Fernos)
Tabel. 8
Realisasi Pemberian Kredit Menurut Jenis Penggunaan
Tahun 2009 (dalam Rp.)
Sumber : PT. BPR Gema Pesisi
Dari tabel realisasi pemberian
kredit menurut jenis penggunaan untuk
tahun 2009 diketahui bahwa kredit
yang disalurkan terealisasikan dengan
baik, hal ini dapat dilihat dari total
anggaran kredit yang ditetapkan pada
perencanaan kredit untuk tahun 2009
menurut jenis penggunaan yaitu
sebesar Rp. 23.887.710.000 yang
terealisasikan ke masyarakat adalah
sebesar Rp. 20.529.668.000 dan yang
tidak terealisasikan adalah sebesar Rp.
3.358.042.000. Dapat disimpulkan
bahwa dari total anggaran yang
ditetapkan pada perencanaan kredit
untuk tahun 2009, kredit yang
terealisasikan kemasyarakat adalah
sebesar 85.94% dan yang tidak
terealisasikan adalah sebesar 14.06 %
dari total anggaran yang ditetapkan.
Pada kredit untuk modal kerja
pada tahun 2009, anggaran yang
ditetapkan dalam perencanaan kredit
adalah sebesar Rp. 6.636.245.000 dan
kredit yang terealisasikan ke
masyarakat adalah sebesar Rp.
5.753.983.000 dan yang tidak
terealisasikan adalah sebesar Rp.
882.262.000, dapat disimpulkan bahwa
dari anggaran kredit yang ditetapkan
pada perencanaan kredit untuk modal
kerja tahun 2009, 86.71% dari
anggaran terealisasikan kemasyarakat
dan 13.29 % tidak terealisasikan ke
masyarakat. Anggaran yang ditetapkan
dalam perencanaan kredit untuk tahun
2009 pada kredit untuk investasi adalah
sebesar Rp. 465.166.000, yang
terealisasikan ke masyarakat adalah
sebesar Rp. 372.805.000 dam yang
tidak terealisasikan adalah sebesar Rp.
92.361.000, dapat disimpulkan bahwa
dari anggaran kredit yang ditetapkan
pada perencanaan kredit untuk
investasi tahun 2009, 80.14 % dari
anggaran kredit terealisasikan
kemasyarakat dan 19.86 % tidak
terealisasikan ke masyarakat. Dan
anggaran yang ditetap dalam
perencanaan kredit untuk tahun 2009
pada kredit untuk konsumsi adalah
sebesar Rp. 16.786.299.000, yang
terealisasikan ke masyarakat adalah
sebesar Rp. 14.402.880.000, dapat
disimpulkan bahwa dari anggaran yang
ditetapkan pada perencanaan kredit
untuk konsumsi tahun 2009, kredit
yang terealisasikan adalah sebesar Rp.
85.80 % dan yang tidak terealisasikan
adalah sebesar Rp. 14.20 %.
Anggaran Realisasi Dalam
%
Tidak
terealisasikan
Dalam
%
Modal Kerja 6.636.245.000 5.753.983.000 86.71 882.262.000 13.29
Investasi 465.166.000 372.805.000 80.14 92.361.000 19.86
Konsumsi 16.786.299.000 14.402.880.000 85.80 2.383.419.000 14.20
23.887.710.000 20.529.668.000 85.94 3.358.042.000 14.06
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73
Tabel 9
Realisasi Pemberian Kredit Menurut Jenis Penggunaan
Tahun 2010 (dalam Rp.)
Sumber : PT. BPR Gema Pesisir
Dari tabel realisasi pemberian
kredit menurut jenis penggunaan untuk
tahun 2010 diketahui bahwa kredit
yang disalurkan terealisasikan dengan
baik, hal ini dapat dilihat dari total
anggaran kredit yang ditetapkan pada
perencanaan kredit untuk tahun 2010
menurut jenis penggunaan yaitu
sebesar Rp. 25.839.667.000 dan yang
terealisasikan ke masyarakat adalah
sebesar Rp. 24.645.197.000. Dapat
disimpulkan bahwa dari total anggaran
yang ditetapkan pada perencanaan
kredit menurut jenis penggunaan untuk
tahun 2010, kredit yang terealisasi ke
masyarakat adalah sebesar 95.41 % dan
yang tidak terealisasikan adalah sebesar
Rp. 4.59 %.
Pada kredit untuk modal kerja
pada tahun 2010, anggaran yang
ditetapkan dalam perencanaan kredit
adalah sebesar Rp. 8.560.776.000 yang
terealisasikan ke masyarakat adalah
sebesar Rp. 8.363.835.000 dan yang
tidak terealisasikan adalah sebesar Rp.
196.941.000, dapat disimpulkan bahwa
dari anggaran kredit yang ditetapkan
pada perencanaan kredit untuk modal
kerja tahun 2010, 97.70 % dari
anggaran terealisasikan kemasyarakat
dan 2.30 % yang tidak terealisasikan ke
masyarakat. Anggaran yang ditetapkan
dalam perencanaan kredit untuk tahun
2010 pada kredit untuk investasi adalah
sebesar Rp. 634.405.000, yang
terealisasikan ke masyarakat adalah
sebesar Rp. 343.200.000 dan yang
tidak terealisasikan adalah sebesar Rp.
291.205.000, dapat simpulkan bahwa
dari anggaran kredit yang ditetapkan
pada perencanaan kredit untuk
investasi tahun 2010, 54.10 % dari
anggaran kredit terealisasikan
kemasyarakat dan 45.90 % tidak
terealisasikan ke masyarakat. Dan
anggaran yang ditetap dalam
perencanaan kredit untuk tahun 2010
pada kredit untuk konsumsi adalah
sebesar Rp. 16.634.486.000, yang
terealisasikan ke masyarakat adalah
sebesar Rp. 15.936.162.000, dan yang
tidak terealisasikan adalah sebesar Rp.
6983657.000, dapat dikatakan bahwa
dari anggaran yang ditetapkan pada
perencanaan kredit untuk konsumsi
tahun 2010, kredit yang terealisasikan
ke masyarakat adalah sebesar 95.80 %
dan yang tidak terealisasikan adalah
sebesar 4.20 %.
Anggaran Realisasi Dalam
%
Tidak
terealisasikan
Dalam
%
Modal Kerja 8.560.776.000 8.363.835.000 97.70 196.941.000 2.30
Investasi 634.405.000 343.200.000 54.10 291.205.000 45.90
Konsumsi 16.634.486.000 15.936.162.000 95.80 698.324.000 4.20
25.829.667.000 24.645.197.000 95.41 1184470 4.59
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73
Tabel 10
Realisasi Pemberian Kredit Menurut Sektor Ekonomi
2006 (dalam Rp.)
Sumber : PT. BPR Gema Pesisir
Dari tabel realisasi pemberian
kredit menurut sector ekonomi
diketahui bahwa kredit yang disalurkan
pada tahun 2006 terealisasikan dengan
baik, hal ini dapat dilihat dari total
anggaran kredit yang ditetapkan pada
perencanaan kredit untuk tahun 2006
pada sector ekonomi yaitu sebesar Rp.
9.734.635.000 yang terealisasikan ke
masyarakat adalah sebesar Rp.
9.511.500.000 dan yang tidak
terealisasikan adalah sebesar Rp.
223.135.000, dapat disimpulkan bahwa
dari total anggaran yang ditetapkan
pada perencanaan kredit menurut sector
ekonomi untuk tahun 2006 kredit yang
terealisasikan ke masyarakat adalah
sebesar 97.71 % dan yang tidak
terealisasikan adalah sebesar 2.29 %.
Pada sector pertanian,anggaran
yang ditetapkan dalam perencanaan
kredit adalah sebesar Rp. 163.547.000
yang terealisasikan kemasyarakat
adalah sebesar Rp. 25.985.000 dan
yang tidak terealisasikan adalah sebesar
Rp. 137.562.000, dapat disimpulkan
bahwa kredit yang terealisasikan
kemasyarakat dari anggaran yang
ditetapkan untuk tahun 2006 pada
sector pertanian adalah sebesasr 15.89
% dan yang tidak terealisasikan adalah
sebesar 84.11 %. Dari anggaran yang
ditetapkan pada perencanaan kredit
untuk tahun 2006 pada sector
perindustrian tidak tersalurkan
sedikitpun kemasyarakat hal ini
dikarenakan kondisi dari pasar dan
ekonomi yang kurang stabil dan hal ini
berdampak kepada perindustrian. Pada
sector Perdagangan anggaran yang
ditetapkan dalam perencanaan kredit
untuk tahun 2006 adalah sebesar
4.112.030.000 yang terealisasikan
kemasyarakat adalah sebesar Rp.
3.673.223.000 dan yang tidak
tersalurkan adalah sebesar Rp.
438.807.000, dapat disimpulkan bahwa
dari anggaran kredit yang ditetapkan
pada perencanaan kredit untuk sector
perdagangan tahun 2006, 89.33 % dari
anggaran kredit terealisasikan
kemasyarakat dan 10.67 % yang tidak
terealisasikan ke masyarakat. Pada
sector jasa, anggaran yang ditetapkan
dalam perencanaan kredit tahun 2006
adalah sebesar Rp. 400.385.000 yang
terealisasikan ke masyarakat adalah
sebesar Rp. 108.093.000 dan yang
tidak terealisasikan adalah sebesar Rp.
292.292.000, dapat disimpulkan bahwa
dari anggaran kredit yang ditetapkan
pada perencanaan kredit pada sector
jasa tahun 2006, 27.00 % dari anggaran
kredit terealisasikan kemasyarakat dan
73.00 % yang tidak terealisasikan ke
masyarakat. Anggaran yang ditetapkan
dalam perencanaan kredit pada sector
lain-lain untuk tahun 2006 adalah
sebesar Rp. 4.978.444.000 dan yang
terealisasikan ke masyarakat melebihi
Anggaran Realisasi Dalam
%
Tidak
terealisasikan
Dalam
%
Pertanian 163.547.000 25.985.000 15.89 137.562.000 84.11
Perindustrian 80.202.000 0 0 80.202.000 100
Perdagangan 4.112.030.000 3.673.223.000 89.33 438.807.000 10.67
Jasa 400.385.000 108.093.000 27.00 292.292.000 73.00
Lain-lain 4.978.444.000 5.704.199.000 114.6 - -
9.734.635.000 9.511.500.000 97.71 223.135.000 2.29
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73
dari anggaran yang ditetapkan yaitu
sebesar Rp. 5.704.199.000, dapat
disimpulkan bahwa dari anggaran
kredit yang ditetapkan pada
perencanaan kredit pada sector lain-lain
untuk tahun 2006, realisasi kredit
melebihi dari anggaran yang ditetapkan
yaitu sebesar 114.6% .
Tabel.11
Realisasi Pemberian Kredit Menurut Sektor Ekonomi
2007 (dalam Rp.)
Sumber: PT. BPR Gema Pesisir
Dari tabel realisasi pemberian
kredit menurut sector ekonomi
diketahui bahwa kredit yang disalurkan
pada tahun 2007 terealisasikan dengan
baik, hal ini dapat dilihat dari total
anggaran kredit yang ditetapkan pada
perencanaan kredit untuk tahun 2007
menurut sektor ekonomi yaitu sebesar
Rp. 11.716.500.000 dan yang
terealisasikan ke masyarakat adalah
sebesar Rp. 11.726.934.000, dapat
disimpulkan bahwa kredit yang
terealisasikan melebihi dari anggaran
yang ditetapkan pada perencanaan
kredit menurut sector ekonomi tahun
2007 yaitu sebesar 100.1 % dari total
anggaran yang ditetapkan.
Pada sector pertanian, anggaran
yang ditetapkan dalam perencanaan
kredit adalah sebesar Rp. 225.985.000
yang terealisasikan kemasyrakat adalah
sebesar Rp. 22.813.000 dan yang tidak
terealisasikan adalah sebesar Rp.
203.172.000, dapat disimpulkan bahwa
kredit yang terealisasikan kemasyarakat
dari anggaran yang ditetapkan untuk
tahun 2007 pada sector pertanian
adalah sebesar 10.09 % dan yang tidak
terealisasikan adalah sebesar 89.91 %.
Pada sector perindustrian perusahaan
tidak menetapkan anggaran
perencanaan kreditnya untuk tahun
2007 hal ini dikarenakan kondisi
perekonomian yang tidak stabil karena
pasca gempa yang berdampak kepada
sector perindustrian. Pada sector
Perdagangan anggaran yang ditetapkan
dalam perencanaan kredit untuk tahun
2007 adalah sebesar 4.374.223.000 dan
yang terealisasikan kemasyarakat
adalah sebesar Rp. 3.618.809.000 dan
yang tidak terealisasikan adalah sebesar
Rp. 755.414.000, dapat disimpulkan
bahwa dari anggaran kredit yang
ditetapkan pada perencanaan kredit
untuk sector perdagangan tahun 2007,
82.73% dari anggaran kredit
terealisasikan kemasyarakat dan
17.27% tidak terealisasikan ke
masyarakat. Pada sector jasa, anggaran
yang ditetapkan dalam perencanaan
kredit untuk tahun 2007 adalah sebesar
Rp. 369.393.000 yang terealisasikan ke
masyarakat adalah sebesar Rp.
281.809.000 dan yang tidak
terealisasikan adalah sebesar Rp.
87.584.000, dapat disimpulkan bahwa
dari anggaran kredit yang ditetapkan
pada perencanaan kredit pada sector
jasa tahun 2007, 76.29% dari anggaran
Anggaran Realisasi Dalam
%
Tidak
terealisasikan
Dalam
%
Pertanian 225.985.000 22.813.000 10.09 203.172.000 89.91
Perindustrian 0 0 0 0 0
Perdagangan 4.374.223.000 3.618.809.000 82.73 755.414.000 17.27
Jasa 369.393.000 281.809.000 76.29 87.584.000 23.71
Lain-lain 6.646.899.000 7.803.852.000 117.4 - -
11.716.500.000 11.726.934.000 100.1 - -
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73
kredit terealisasikan kemasyarakat dan
23.71% tidak terealisasikan ke
masyarakat. Anggaran yang ditetapkan
dalam perencanaan kredit pada sector
lain-lain tahun 2007 adalah sebesar Rp.
6.646.899.000 yang terealisasikan ke
masyarakat melebihi dari anggaran
yang ditetapkan yaitu sebesar Rp.
7.803.852.000, dapat disimpulkan
bahwa dari anggaran kredit yang
ditetapkan pada perencanaan kredit
pada sector lain-lain untuk tahun 2007,
realisasi melebihi dari anggaran yang
ditetapkan yaitu sebesar 100.1%.
Tabel 12
Realisasi Pemberian Kredit Menurut Sektor Ekonomi
2008 (dalam Rp.)
Sumber : PT. BPR Gema Pesisir
Dari tabel realisasi pemberian
kredit menurut sector ekonomi
diketahui bahwa kredit yang disalurkan
pada tahun 2008 terealisasikan dengan
baik, hal ini dapat dilihat dari total
anggaran kredit yang ditetapkan pada
perencanaan kredit untuk tahun 2008
menurut sector ekonomi yaitu sebesar
Rp. 15.803.828.000 dan yang
terealisasikan ke masyarakat adalah
sebesar Rp. 18.887.710.000, dapat
disimpulkan bahwa kredit yang
terealisasikan melebihi dari anggaran
yang ditetapkan pada perencanaan
kredit menurut sector ekonomi untuk
tahun 2008 yaitu sebesar 119.51 % dari
total anggaran yang ditetapkan.
Pada sector pertanian, anggaran
yang ditetapkan dalam perencanaan
kredit adalah sebesar Rp. 142.813.000
yang terealisasikan kemasyrakat adalah
sebesar Rp. 83.878.000 dan yang tidak
terealisasikan adalah sebesar Rp.
58.935.000, dapat disimpulkan bahwa
kredit yang terealisasikan kemasyarakat
dari anggaran yang ditetapkan untuk
tahun 2008 pada sector pertanian
adalah sebesar 58.73 % dan yang tidak
terealisasikan adalah sebesar 41.27 %.
Pada sector perindustrian anggaran
yang ditetapkan dalam perencanaan
kredit adalah sebesar Rp. 72.000.000
yang terealisasikan kemasyarakat
adalah sebesar Rp. 15.512.000 dan
yang tidak terealisasikan adalah sebesar
Rp. 56.488.000, dapat disimpulkan
bahwa kredit yang tersalurkan
kemasyarakat dari anggaran yang
ditetapkan untuk tahun 2008 pada
sector perindustrian adalah sebesasr
21.54 % dan yang tidak terealisasikan
adalah sebesar 78.46 %. Pada sector
Perdagangan anggaran yang ditetapkan
dalam perencanaan kredit untuk tahun
2008 adalah sebesar 5.502.103.000
yang terealisasikan kemasyarakat
adalah sebesar Rp. 3.600.032.000 dan
yang tidak terealisasikan adalah sebesar
Rp. 1.902.071.000, dapat disimpulkan
bahwa dari anggaran kredit yang
ditetapkan pada perencanaan kredit
untuk sector perdagangan tahun 2008,
65.43 % dari anggaran kredit yang
ditetapakan terealisasikan
Anggaran Realisasi Dalam
%
Tidak
terealisasikan
Dalam
%
Pertanian 142.813.000 83.878.000 58.73 58.935.000 41.27
Perindustrian 72.000.000 15.512.000 21.54 56.488.000 78.46
Perdagangan 5.502.103.000 3.600.032.000 65.43 1.902.071.000 34.57
Jasa 558.060.000 271.878.000 48.72 286.182.000 51.28
Lain-lain 9.528.852.000 14.916.410.000 156.5 - -
15.803.828.000 18.887.710.000 119.51 - -
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73
kemasyarakat dan 34.57 % tidak
terealisasikan ke masyarakat. Pada
sector jasa, anggaran yang ditetapkan
dalam perencanaan kredit untuk tahun
2008 adalah sebesar Rp. 558.060.000
dan yang terealisasikan ke masyarakat
sebesar Rp. 271.878.000 dan yang
tidak terealisasikan adalah sebesar Rp.
286.182.000, dapat disimpulkan bahwa
dari anggaran kredit yang ditetapkan
pada perencanaan kredit pada sector
jasa tahun 2008, 48.72 % dari anggaran
kredit yang ditetapkan terealisasikan
kemasyarakat dan 51.28 % tidak
terealisasikan ke masyarakat. Anggaran
yang ditetapkan dalam perencanaan
kredit pada sector lain-lain tahun 2008
adalah sebesar Rp. 9.528.852.000 dan
yang terealisasikan ke masyarakat
melebihi dari anggaran yang ditetapkan
yaitu sebesar Rp. 14.916.410.000,
dapat disimpulkan bahwa dari anggaran
kredit yang ditetapkan pada
perencanaan kredit pada sector lain-lain
untuk tahun 2008, realisasi melebihi
dari anggaran yang ditetapkan yaitu
sebesar 156.5 %.
Tabel.13
Realisasi Pemberian Kredit Menurut Sektor Ekonomi
2009 (dalam Rp.)
Sumber : PT. BPR Gema Pesisir
Dari tabel realisasi pemberian
kredit menurut sector ekonomi
diketahui bahwa kredit yang disalurkan
pada tahun 2009 terealisasikan dengan
baik, hal ini dapat dilihat dari total
anggaran kredit yang ditetapkan pada
perencanaan kredit untuk tahun 2009
menurut sector ekonomi yaitu sebesar
Rp. 23.887.710.000 yang terealisasikan
ke masyarakat adalah sebesar Rp.
20.529.668.000 dan yang tidak
terealisasikan adalah sebesar Rp.
3.358.042.000, dapat disimpulkan
bahwa dari total anggaran yang
ditetapkan dalam perencanaan kredit
menurut sector ekonomi untuk tahun
2009, kredit yang terealisasikan ke
masyarakat adalah sebesar 85.94 % dan
kredit yang tidak terealisasikan adalah
sebesar 14.06 %.
Pada sector pertanian, anggaran
yang ditetapkan dalam perencanaan
kredit adalah sebesar Rp. 203.879.000
yang terealisasikan kemasyarakat
adalah sebesar Rp. 414.839.000, dapat
disimpulkan bahwa kredit yang
terealisasikan kemasyarakat dari
anggaran yang ditetapkan dalam
perencanaan pada sector pertanian
untuk tahun 2009, realisasinya melebihi
dari anggaran yang ditetapkan yaitu
sebesar 203.5 %. Pada sector
perindustrian anggaran yang ditetapkan
dalam perencanaan kredit adalah
sebesar Rp. 87.511.000 yang
terealisasikan kemasyarakat adalah
sebesar Rp. 62.475.000 dan yang tidak
terealisasikan adalah sebesar Rp.
25.036.000, dapat disimpulkan bahwa
dari anggaran yang ditetapkan pasa
Anggaran Realisasi Dalam
%
Tidak
terealisasikan
Dalam
%
Pertanian 203.879.000 414.839.000 203.5 - -
Perindustrian 87.511.000 62.475.000 71.39 25.036.000 28.61
Perdagangan 6.339.009.000 5.242.369.000 82.70 1.096.640.000 17.30
Jasa 488.478.000 165.835.000 33.95 322.643.000 66.05
Lain-lain 16.768.833.000 14.639.150.000 87.30 2.129.683.000 12.70
23.887.710.000 20.529.668.000 85.94 3.358.042.000 14.06
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73
sector perindustrian untuk tahun 2009,
realisasinya adalah sebesar 71.39 %
dan yang tidak terealisasikan adalah
sebesar 17.30 %. Pada sector
Perdagangan anggaran yang ditetapkan
dalam perencanaan kredit untuk tahun
2009 adalah sebesar 6.339.009.000
yang terealisasikan kemasyarakat
adalah sebaesar Rp. 5.242.369.000 dan
yang tidak terealisasikan adalah sebesar
Rp. 1.096.640.000, dapat disimpulkan
bahwa dari anggaran kredit yang
ditetapkan pada perencanaan kredit
untuk sector perdagangan untuk tahun
2009, 82.70 % dari anggaran kredit
yang ditetapkan terealisasikan
kemasyarakat dan 17.30 % yang tidak
terealisasikan ke masyarakat. Pada
sector jasa, anggaran yang ditetapkan
dalam perencanaan kredit untuk tahun
2008 adalah sebesar Rp. 488.478..000
yang terealisasikan ke masyarakat
adalah sebesar Rp. 165.835.000 dan
yang tidak terealisasikan adalah sebesar
Rp. 322.643.000, dapat disimpulkan
bahwa dari anggaran kredit yang
ditetapkan pada perencanaan kredit
pada sector jasa untuk tahun 2009,
33.95 % dari anggaran kredit yang
ditetapkan terealisasikan kemasyarakat
dan 66.05 % tidak terealisasikan ke
masyarakat. Anggaran yang ditetapkan
dalam perencanaan kredit pada sector
lain-lain untuk tahun 2008 adalah
sebesar Rp. 16.768.000 yang
terealisasikan ke masyarakat adalah
sebesar Rp. 14.639.150.000 dan tidak
terealisasikan adalah sebesar Rp.
2.129.683.000, dapat disimpulkan
bahwa dari anggaran kredit yang
ditetapkan pada perencanaan kredit
pada sector lain-lain untuk tahun 2009,
87.30 % dari anggrana kredit yang
ditetapkan terealisasi kan ke
masyarakat dan 12.70 % tidak
terealisasikan ke masyarakat.
Tabel 14
Realisasi Pemberian Kredit Menurut Sektor Ekonomi
2010 (dalam Rp.)
Sumber : PT. BPR Gema Pesisir
Dari tabel realisasi pemberian
kredit menurut sector ekonomi
diketahui bahwa kredit yang disalurkan
pada tahun 2010 terealisasikan dengan
baik, hal ini dapat dilihat dari total
anggaran kredit yang ditetapkan pada
perencanaan kredit untuk tahun 2010
pada sector ekonomi yaitu sebesar Rp.
25.829.667.000 yang terealisasikan ke
masyarakat adalah sebesar Rp.
24.645.197.000 dan yang tidak
terealisasikan adalah sebesar Rp.
1.184.470.000, dapat disimpulkan
bahwa dari total anggaran yang
ditetapkan dalam perencanaan kredit
menurut sector ekonomi untuk tahun
2010, kredit yang terealisasikan ke
masyarakat adalah sebesar 95.41 %dan
kredit yang tidak terealisasikan adalah
sebesar 4.59 %.
Pada sector pertanian, anggaran
yang ditetapkan dalam perencanaan
Anggaran Realisasi Dalam
%
Tidak
terealisasikan
Dalam
%
Pertanian 539.839.000 859.236 159.2 - -
Perindustrian 134.474.000 58.970 43.85 75.504.000 56.15
Perdagangan 7.857.163.000 7.567.118 96.30 290.045.000 3.70
Jasa 427.435.000 316.690 74.09 110.745.000 25.91
Lain-lain 16.870.756.000 15.843.183 93.91 1.027.573.000 6.09
25.829.667.000 24.645.197.000 95.41 1.184.470.000 4.59
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73
kredit adalah sebesar Rp. 539.839.000
dan yang terealisasikan kemasyarakat
adalah sebesar Rp. 859.236.000, dapat
disimpulkan bahwa kredit yang
tersalurkan kemasyarakat dari anggaran
yang ditetapkan dalam perencanaan
pada sector pertanian untuk tahun
2010, realisasinya melebihi dari
anggaran yang ditetapkan yaitu sebesar
159.2 %. Pada sector perindustrian
anggaran yang ditetapkan dalam
perencanaan kredit adalah sebesar Rp.
134.474.000 dan yang terealisasikan
kemasyrakat adalah sebesar Rp.
58.970.000 dan yang tidak
terealisasikan adalah sebesar Rp.
75.504..000, dapat disimpulkan bahwa
dari anggaran yang ditetapkan pasa
sector perindustrian untuk tahun 2010,
realisasinya adalah sebesar 43.58 %
dan yang tidak terealisasikan adalah
sebesar 56.15 %. Pada sector
Perdagangan anggaran yang ditetapkan
dalam perencanaan kredit untuk tahun
2010 adalah sebesar 7.857.163.000 dan
yang terealisasikan kemasyarakat
adalah sebaesar Rp. 7.567.118.000 dan
yang tidak terealisasikan adalah sebesar
Rp. 290.045.000, dapat disimpulkan
bahwa dari anggaran kredit yang
ditetapkan pada perencanaan kredit
pada sector perdagangan untuk tahun
2010, 96.30 % dari anggaran kredit
yang ditetapkan terealisasikan
kemasyarakat dan 3.70 % yang tidak
terealisasikan ke masyarakat. Pada
sector jasa, anggaran yang ditetapkan
dalam perencanaan kredit untuk tahun
2010 adalah sebesar Rp. 427.435..000
yang terealisasikan ke masyarakat
adalah sebesar Rp. 316.690.000 dan
yang tidak terealisasikan adalah sebesar
Rp. 110.745.000, dapat disimpulkan
bahwa dari anggaran kredit yang
ditetapkan pada perencanaan kredit
pada sector jasa untuk tahun 2010,
74.09 % dari anggaran kredit yang
ditetapkan terealisasikan kemasyarakat
dan 25.91 % tidak terealisasikan ke
masyarakat. Anggaran yang ditetapkan
dalam perencanaan kredit pada sector
lain-lain untuk tahun 2010 adalah
sebesar Rp. 16.870.756.000 yang
terealisasikan ke masyarakat adalah
sebesar Rp. 15.843.183.000 dan tidak
terealisasikan adalah sebesar Rp.
1.027.573.000, dapat disimpulkan
bahwa dari anggaran kredit yang
ditetapkan pada perencanaan kredit
pada sector lain-lain untuk tahun 2010,
93.91 % dari anggaran kredit yang
ditetapkan terealisasi kan ke
masyarakat dan 6.09 % tidak
terealisasikan ke masyarakat.
Dari tabel realisasi pemberian
kredit menurut jenis penggunaan dari
tahun 2006 sampai dengan tahun 2010
diketahui bahwa kredit yang disalurkan
mengalami perkembangan hampir
disetiap tahunnya, kecuali pada kredit
untuk penggunaan investasi, jumlah
kredit yang disalurkan mengalami
kemunduran. Dari hasil wawancara
diketahui bahwa berdasarkan kepada
perencanaan kredit yang dilakukan
diprediksi keadaan investasi mengalami
staknand karena kondisi dari pasar dan
ekonomi yang kurang stabil, oleh
karenanya perencanaan kredit untuk
tahun kedepannya mengurangi
anggaran kredit untuk investasi dan
mengalihkannya ke kredit untuk
konsumsi supaya dana yang ada tetap
produktif. Dan pada perkembangan
pemberian kredit pada sector ekonomi
pada tahun 2006 dan 2007 sektor
perindustrian tidak mengalami
perkembangan. Hal ini dikarenakan
pada tahun 2006 pihak bank
menetapkan anggaran kredit untuk
sector perindustrian sebesar Rp.
80.202.000 tetapi realisasinya dalam
pemberian kredit tidak tersalurkan
sama sekali, sehingga perencanaan
Analisis Perencanaan Dan...(Jhon Fernos)
kredit untuk tahun kedepannya
menetapkan anggaran untuk sector
perindustrian ini di tiadakan dan
dialihkan ke sector lain-lain, karena di
perdiksi pada sector lain-lain pada
perencanaan kredit akan mengalami
peningkatan oleh karenanya anggaran
kredit untuk tahun 2007 pada sector
perindustrian dialihkan ke sector lain-
lain. Bisa dikatakan disini bahwa
perencanaan kredit dari PT. BPR Gema
Pesisir terealisasikan dengan baik
karena perusahaan selalu
mempertimbangkan dan menganalisa
berbagai factor eksteren dan interen
dalam penetapan perencanaan
kreditnya.
Dari segi pengendalian kredit,
realiasi dari pengendalian kredit PT.
BPR Gema Pesisir cukup efektif hal ini
bisa dilihat dari tabel realisasi
pemberian kredit berdasarkan
kolektibilitas dimana pada tahun 2006
dari Rp. 9.511.500.000 kredit yang
disalurkan Rp. 8.999.000 kredit
dinyatakan lancar sisanya termasuk
kepada kategori kurang lancar,
diragukan dan macet. Pada tahun 2007
dari Rp. 11.726.934.000 kredit yang
dilaskurkan RP. 11.061.937.000
termasuk kepada kategori lancar
sisanya termasuk kepada kategori
kurang lancar, diragukan dan macet.
Pada tahun 2008 dari RP.
18.888.510.000 kredit yang disalurkan
Rp. 17.887.942.000 termasuk kategori
lancar dan sisanya termasuk kepada
kategori kurang lancar, diragukan dan
macet. Pada tahun 2009 dari Rp.
20.529.668.000 kredit yang disalurkan
Rp. 19.457.075.000 termasuk kategori
lancar dan sisanya termasuk kepada
kategori kurang lancar, diragukan dan
macet. Dan pada tahun 2010 dari RP.
24.645.197.000 kredit yang disalurkan
Rp. 23.630.769.000 termasuk kategori
lancar dan sisanya termasuk kepada
kategori kurang lancar, diragukan dan
macet. Dapat disimpulkan bahwa
pengendalian kredit dari PT. BPR
Gema Pesisir terealisasi dengan baik
karena jumlah kredit yang lancar lebih
banyak dari pada kredit yang
bermasalah. Dari hasil wawancara
penulis dengan pihak bank diketahui
bahwa adanya kredit yang bermasalah
dikarenakan :
1. nasabah telat membayarkan
kewajibannya karena sibuk, lupa,
dan dana belum tersedia
2. usaha yang dijalankan dalam
keadaan macet atau kurang lancar
penjualannya sehingga terjadi
penunggakan
3. nasabah mengalami kebangkrutan
4. dan lain sebagainya
Dari perencanaan dan
pengendalian kredit yang dilakukan
oleh PT. BPR Gema Pesisir
realisasinya dalam meminimalkan
kredit macet bisa dilihat pada tabel
perkembangan kredit berdasarkan
kolektibilitas diatas. Pada tahun 2006
dari Rp. 9.511.500.000 kredit yang
disalurkan ke masyarakat kredit yang
dinyatakan macet Rp. 505.559.000, jika
di persentasekan maka kredit macet
adalah sebesar 5.32 %. Pada tahun
2007 dari Rp. 11.726.934.000 kredit
yang disalurkan ke masyarakat kredit
yang nyatakan macet Rp. 463.986.000
jika di persentasekan maka kredit
macet adalah sebesar 3.95 %. Pada
tahun 2008 dari Rp. 18.888.510.000
kredit yang disalurkan ke masyarakat
kredit yang nyatakan macet
Rp.724.993.000 jika di persentasekan
maka kredit macet adalah sebesar 3.84
%. Pada tahun 2009 dari Rp.
20.529.668.000 kredit yang disalurkan
ke masyarakat kredit yang nyatakan
macet Rp. 829.723.000 jika di
persentasekan maka kredit macet
adalah sebesar 4.04 %. Dan pada tahun
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73
2010 dari Rp. 24.645.197.000 kredit
yang disalurkan ke masyarakat kredit
yang nyatakan macet Rp. 693.190 jika
di persentasekan maka kredit macet
adalah sebesar 2.81 %, untuk
lengkapnya dapat dilihat pada table
berikut :
Pembahasan
Struktur organisasi pada PT.
BPR Gema Pesisir sudah baik dimana
PT. BPR Gema Pesisir menggunakan
sistem garis lurus, yaitu adanya
wewenang dimana atasan melakukan
perintah dari atas ke bawahnya
langsung yang diwujudkan dalam
wewenang perintah dan tercermin
sebagai rantai perintah, serta
diturunkan ke bawah melalui tingkatan
organisasi demi tercapainya tujuan
perusahaan. Setiap fungsi juga sudah
terpisah dan melaksanakan tugas sesuai
dengan tanggung jawabnya masing-
masing. Walaupun demikian antara
fungsi-fungsi yang ada pada PT. BPR
Gema Pesisir saling bekerjasama
dengan baik demi tercapainya tujuan
perusahaan.
Perencanaan kredit pada PT.
BPR Gema Pesisir adalah merupakan
tugas dari administrasi kredit.
Berdasarkan kepada Bentuk-bentuk
perencanaan kredit pada PT. BPR
Gema Pesisir ini bisa dikatakan bahwa
perencanaan kredit untuk satu tahun
buku ke depan sudah baik dan matang,
dan jika dilihat kepada tujuan pokok
dari perencanaan kredit pada PT. BPR
Gema Pesisir bisa dikatakan bahwa
perencanaan yang ditetapkan masuk
akal dan akan memberikan hasil yang
memuakan nantinya bagi kelangsungan
usaha bank. Dan jika dilihat dari
persiapan dari pelaksanaan
perencanaan kredit di PT. BPR Gema
Pesisir sudah sistematis dan tersusun
dengan sangat terencana dipercaya
mampu mengatasi masalah yang
mungkin akan merugikan bank.
Pelaksanaan pengendalian
kredit dari PT. BPR Gema Pesisir bisa
dikatakan sudah sangat baik, karena
bank tidak saja melakukan
pengendalian dari internal
perusahaannya saja tetapi juga
pengendalian ekternal dari
perusahaannya. Perusahaan selalu
melakukan pemantaun dari usaha
nabasabahnya sehingga terjadi
komunikasi yang berkelanjutan antara
kreditur dengan debitur. Bank melihat
kemajuan-kemajuan yang dialami oleh
debitur dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatannya setelah kredit diberikan,
sehingga dalam pembayaran angsuran
pinjaman dan bunga pinjaman tidak
mengalami kendala yang berarti sesuai
dengan jadwaldan jangka waktu yang
telah disepekati dalam perjanjian
kredit.
Perencanaan dan pengendalian
kredit pada PT. BPR Gema Pesisir
dalam operasionalnya terealisasikan
dengan sangat baik, dan mampu
meminimalkan kredit. Hal ini
dikarenakan perusahaan selalu
mengoptimalkan perencanaan kredit
sesuai dengan ketetapan perencanaan
yang telah ditetapkan, dan
pengendalian kreditpun selalu
dimaksimalkan untuk menggurangi dan
mungkin menghindari terjadinya kredit
macet.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan
sebelumnya, berikut ini dapat
disimpulkan beberapa hal antara lain :
1. Perencanaan kredit yang dilakukan
oleh PT. BPR Gema Pesisir
terencana dengan sangat baik. Hal
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73
ini bisa dilihat dari anggaran kredit
yang ditetapkan dari tahun 2006
sampai dengan 2010 mengalami
peningkatan setiap tahunnya.
Terealisasinya perencanaan
pemberian kredit dengan sangat
baik pada PT. BPR Gema Pesisir
dikarenakan perencanaan
pemberian kredit disusun
berdasarkan kepada penilaian
keadaan eksteren dan interen
perusahaan, penyusunan data-data
kredit, biaya-biaya dan dana,
memperkirakan asumsi-asumsi
yang mungkin terjadi, menetapkan
strategi untuk menyusun target,
program, dan proyek.
2. Pelaksanaan pengendalian kredit
pada PT. BPR Gema Pesisir
terlaksana dengan sangat baik, hal
ini dapat dilihat dari target yang
dicapainya dari tahun 2006 sampai
dengan 2010 mengalami
perkembangan setiap tahunnya dan
bahkan ada pencapaian target dari
kredit yang disalurkan melebihi
100%. Terlaksananya pengendalian
kredit dengan sangat baik pada PT.
BPR Gema Pesisir dikarenakan
bentuk dari pengendalian yang
ditetapkan. Bentuk pengendalian
kredit dari PT. BPR Gema Pesisir
yaitu pengendalian internal dan
pengendalian ekternal.
Pengendalian internal dari PT. BPR
Gema Pesisir
3. Perencanaan dan pengendalian
kredit pada PT. BPR Gema Pesisir
dalam operasionalnya terealisasikan
dengan sangat baik, dan mampu
meminimalkan kredit macet. Hal ini
dikarenakan perusahaan selalu
mengoptimalkan perencanaan
kredit sesuai dengan ketetapan
perencanaan yang telah ditetapkan,
dan pengendalian kreditpun selalu
dimaksimalkan untuk menggurangi
dan mungkin menghindari
terjadinya kredit macet. Meskipun
pada kenyataannya dalam praktek
di lapangan kredit macet tidak
mampu dihilangkan karena keadaan
pasar dan ekonomi yang selalu
berfluktuasi dan memberikan
pengaruh kepada usaha nasabah,
tetapi meskipun demikian
perencanaan kredit untuk
mengurangi dan meminimalkan
untuk terjadinya kredit macet dari
debitur dimasa yang akan datang
selalu dimatangkan oleh
perusahaan, dan untuk mengatasi
kredit macet ini perusahaanpun
selalu melakukan pengendalian
yang optimal.
Saran
1. Perencanaan kredit dari PT. BPR
Gema Pesisir ini penulis rasa sudah
cukup bagus, tetapi alangkah
baiknya lagi jika perusahaan lebih
mengoptimalkan lagi perencanaan
kreditnya untuk mengantisipasi
kemungkinan resiko yang mungkin
muncul dimasa yang akan datang
2. pengendalian kredit nasabah bank
sebaiknya tidak perlu melakukan
pengawasan kredit terhadapan
catatan pembukuan
nasabah,melainkan cukup meminta
laporan keuangan yang telah
diaudit oleh akuntan public, karena
akuntan public adalah professional
dalam pemeriksaan laporan
keuangan dan dapat dipercaya hasil
kerjanya, serta hal ini akan
menghemat waktu dan biaya bagi
pihak bank.
3. Dan untuk mengurangi terjadinya
kredit macet, bank sebaiknya
memberikan pembinaan bagi usaha
dari nasabah yang kelihatan akan
mengalami kemacetan sebelum
Analisis Perencanaan Dan...(Jhon Fernos)
usaha dari nasabah tersebut menjadi
benar-benar macet.
DAFTAR PUSTAKA
Flippo, Edwin B. 2001. Manajemen
Personalia. Jakarta : Erlangga.
Handoko, T. Hani. 2003. Teori dan
Perilaku Organisasi
Perusahaan. Yogyakarta : BPFE.
Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono.
2002. Manajemen Perbankan.
Yogyakarta : BPFE.
Manungkalit, Esra. 2002. Perencanaan
dan Pengawasan Pemberian
Kredit Pada PT. Bank
Tabungan Negara Cabang
Medan. Medan : Universitas
Sumatera Utara.
Muljono, Teguh Pudjo. 2000.
Manajemen Perkreditan Bagi
Bank Komersial. Yogyakarta :
BPFE.
Ratnasari, Arik. 2008. Analisis Sistem
Pengendalian Kredit Pada PT
F.I.F (Federal International
Finance). Bali : Jangkang
Research Institute.
Rivai, Veithzal dan Veithzal, Andria
Permata. 2006. Credit
Management Handbook. Jakarta
: PT. Raja Grafindo Persada.
Siagian, Sondang P. 2001.
Perencanaan Staf Dalam
Manajemen. Jakarta : PT.
Gunung Agung.
Sinungan, Muchdarsyah. 2000.
Manajemen Dana Bank. Jakarta
: Bumi Aksara.
Susilo, Y. Sri. 2002. Bank dan
Lembaga Keuangan Lain.
Jakarta : Salemba Empat.
Suyatno, Thomas. 2000. Dasar-Dasar
Perkreditan. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998
Tentang Perbankan. 2002.
Jakarta : PT. Sinar Grafika.
Yusuf, Jopie. 2008. Analisis Kredit
untuk Account Officer. Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka Utama.