ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PADA SIKLUS …
Transcript of ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PADA SIKLUS …
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PADA SIKLUS PENGELUARAN PT ZXC
Muhammad Royhan Faqihuddin, Eko Wisnu Warsitosunu
Accounting Department, Economy & Business Faculty, Universitas Indonesia, Jl Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Depok, 16424, Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstrak
Laporan magang ini menganalisis pengendalian internal pada siklus pengeluaran perusahaan (PT ZXC) yang bergerak di bidang penjualan susu formula bayi. Penjualan susu formula bayi tidak dapat diperjualbelikan secara bebas karena terdapat peraturan-peraturan dari para pemangku kepentingan. Aktivitas bisnis yang tidak taat peraturan akan membebani pengeluaran perusahaan. Cakupan analisis berfokus pada siklus pembayaran jasa medis dan reimbursement pegawai menggunakan COSO Framework 2013, berikut solusi perbaikan kekurangan yang ada sesuai dengan cakupan kerja penulis saat melakukan program magang. Hasil analisis menunjukkan hampir semua komponen COSO Framework 2013 terpenuhi kecuali beberapa prinsip dari komponen COSO Framework 2013 yang kurang teraplikasikan.
ANALYSIS OF INTERNAL CONTROL ON PAYMENT CYCLE OF PT ZXC
Abstract
This internship report analyzes internal controls in company (namely PT ZXC)’s payment cycle company engaged in the sale of infant formula product. The sales can not be traded freely as there are regulations of the stakeholders. Non-compliance business activities will burden corporate spending. Analysis focus on the payment cycle of medical services and reimbursement of employees using the COSO Framework 2013, following solutions of existing deficiencies in accordance with the author's scope of work while doing the internship program. The analysis results show that almost all COSO Framework 2013 components are met except for some of principles that are less-implemented.
Keywords: COSO Framework 2013; infant formula; Payment Cycle.
Analisis Pengendalian ..., Muhammad Royhan Faqihuddin, FEB UI, 2016
Universitas Indonesia
1. Pendahuluan
Pertumbuhan industri produk susu dan olahannya menunjukkan tren peningkatan.
Hal ini dapat dilihat dari produksi susu global mencapai 782 juta ton pada tahun
2013 dan diestimasi mencapai 792 juta ton pada tahun 2014 menurut United Nations’
Food and Agricultural Organization (FAO). Bahkan menurut Organization for
Economic Co-operation and Development-United Nations’ Food and Agricultural
Organization (OECD-FAO) Agricultural Outlook tahun 2014-2023, produksi susu
akan meningkat menjadi 928 juta ton. Pertumbuhan populasi dan perubahan
preferensi gaya hidup dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi adalah faktor-
faktor yang mendorong permintaan terhadap produk susu dan olahannya. Pasar
negara berkembang merupakan kontributor signifikan pada permintaan dan produksi
susu beserta olahannya. (Australian and New Zealand Banking Group, 2015).
Salah satu produk dari olahan susu adalah susu formula bayi (infant formula).
Susu formula bayi adalah susu yang dirancang mendekati air susu ibu dan berfungsi
sebagai pengganti air susu ibu (breast milk substitute). Industri ini termasuk dalam
kategori high regulated industry dikarenakan memiliki berbagai pemangku
kepentingan, antara lain World Health Organization (WHO), Infant Food
Manufacturing (IFM), dan pemerintah lokal, yakni Kementerian Kesehatan, dimana
perusahaan terkait beroperasi. Pelaku industri ini sebagian besar adalah perusahaan
multinasional yang penjualan produknya dapat ditemui di berbagai negara, begitu
pula kantor perwakilan serta pabriknya.
Salah satu pemain global pada industri susu formula bayi adalah ZXC, LLC
(bukan nama sebenarnya). Perusahaan ini memiliki anak perusahaan yang beroperasi
di Indonesia, yaitu PT ZXC (bukan nama sebenarnya) begitu pula WHO dan IFM
juga memilki kantor perwakilan di Indonesia. Pelaku bisnis pada industri ini banyak
bersinggungan dengan para pelaku medis dan institusi medis dikarenakan penjualan
susu formula bayi tidak bisa diperjualbelikan secara bebas dan harus melalui
perantara praktisi kesehatan atau institusi kesehatan. Ditambah kontribusi
pendapatan terbesar PT ZXC berasal dari pos penjualan susu formula bayi. Oleh
karena itu, operasional bisnisnya harus mengikuti aturan main yang ditetapkan oleh
WHO, IFM, serta Kementerian Kesehatan selaku pemangku kepentingan untuk
Analisis Pengendalian ..., Muhammad Royhan Faqihuddin, FEB UI, 2016
Universitas Indonesia
menghindari risiko-risiko terkait ketidakpatuhan atas peraturan yang berlaku dan
permasalahan kode etik.
PT ZXC sebagai lembaga profit memerlukan pengendalian internal agar
pengeluaran yang terjadi sesuai dengan regulasi yang ada dan terkontrol. Penulis
berkinginan untuk melakukan analisis pengendalian internal PT ZXC pada sistem
reimbursement pegawai dan pembayaran jasa pelaku medis sesuai dengan cakupan
kerja penulis saat melakuan magang di perusahaan tersebut. Hal ini didasarkan pada
landasan pemikiran bahwa sebagai upaya meningkatkan profitabilitas perusahaan,
dibutuhkan sistem pengendalian internal yang baik untuk menekan biaya yang tidak
perlu serta meminimalkan pengeluaran karena sanksi administratif akibat
ketidakpatuhan terhadap regulasi yang ada.
Berdasarkan paparan latar belakang di atas, laporan magang ini memiliki
rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana alur siklus pembayaran jasa kepada
pelaku medis dan reimbursement pegawai di PT ZXC? Bagaimana desain
pengendalian internal untuk siklus pembayaran jasa pelaku medis dan reimbursement
pegawai di PT ZXC? Apa saja peluang perbaikan (opportunity for improvement)
bagi PT ZXC untuk meningkatkan kualitas pengendalian internalnya terkait
pembayaran jasa kepada pelaku medis dan reimbursement pegawai?
Terkait dengan rumusan masalah sebelumnya, tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut: mendeskripsikan dan mengevaluasi alur pembayaran jasa
kepada pelaku medis dan reimbursement pegawai di PT ZXC, menganalisis desain
pengendalian internal untuk pembayaran jasa kepada pelaku medis dan
reimbursement pegawai di PT ZXC, dan mengidentifiaksi peluang perbaikan untuk
meningkatkan efektifitas pengendalian internal terkait pembayaran jasa kepada
pelaku medis dan reimbursement pegawai di PT ZXC.
Penulisan laporan magang ini terbatas pada sistem pengendalian internal PT
ZXC yang terkait. Hal ini dikarenakan keterbatasan yang diberikan oleh user dari PT
ZXC kepada penulis dalam mengobservasi operasional perusahaan serta mengakses
data yang dibutuhkan dalam penyelesaian laporan magang ini. Berikut ruang lingkup
sistem pengendalian internal terkait: siklus pembayaran jasa kepada pelaku medis,
dan siklus pembayaran atas reimbursement pegawai.
Analisis Pengendalian ..., Muhammad Royhan Faqihuddin, FEB UI, 2016
Universitas Indonesia
2. Tinjauan Teoritis
Analisis sistem pengendalian internal perusahaan secara umum maupun pada siklus
pengeluaran pembayaran jasa medis dan reimbursement akan menggunakan
Committee of Sponsoring Organizations (COSO) Framework 2013. COSO
Framework 2013 terdiri dari lima komponen terintegrasi, yaitu control environment,
risk assessment, control activities, information and communication, dan monitoring
activities yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Control environment adalah sekumpulan pengendalian internal, proses dan
struktur yang menyediakan pondasi untuk melakukan pengendalian internal pada
perusahaan. Dewan Direksi dan manajemen senior memberikan panutan terkait
pentingnya pengendalian internal termasuk standar perilaku yang diharapkan.
2. Risk assessment meliputi proses dinamis dan iteratif untuk mengidentifikasi dan
menilai risiko dalam pencapaian tujuan organisasi.
3. Control activities adalah tindakan yang dilandasi peraturan prosedur guna
membantu arahan manajemen untuk memitigasi risiko terhadap pencapaian
perusahaan. Hal ini dilakukan pada semua tingkatan organisasi.
4. Information and communication merupakan hal yang diperlukan oleh organisasi
untuk melaksanakan pengendalian internal untuk mendukung pencapaian tujuan.
Komunikasi berjalan baik secara internal maupun eksternal dan memberikan
organisasi informasi yang diperlukan dalam menjalankan pengendalian internal
sehari-sehari.
5. Monitoring activities menekankan adanya evaluasi yang terus menerus, secara
terpisah, atau kombinasi dari keduanya yang digunakan dalam memastikan
apakah setiap prinsip dari komponen pengendalian internal ada dan bekerja.
Penjualan susu formula bayi tidak dapat diperjualbelikan secara bebas dan terikat
peraturan-peraturan yang ditetapakan para pemangku kepentingan, sebagai berikut:
1. WHO sebagai lembaga kesehatan dunia yang salah satu anggotanya Indonesia
menyatakan fasilitas kesehatan tidak boleh digunakan untuk mempromosikan
produk ASI pengganti (susu formula bayi), Fasilitas kesehatan tidak boleh
Analisis Pengendalian ..., Muhammad Royhan Faqihuddin, FEB UI, 2016
Universitas Indonesia
digunakan untuk memajang produk manufaktur susu formula bayi, poster, plakat
atau distribusi material edukasi kecuali yang diizinkan pihak otoritas setempat.
2. IFM menyatakan di dalam IFM Rules of Responsible Conduct terkait Interaction
with Health Workers bahwa anggota IFM tidak ikut serta dalam usaha marketing
of covered product secara langsung ke masyarakat umum. Ini termasuk praktik
marketing seperti televisi, radio, internet, media sosial atau iklan cetak, diskon,
point-of-sale advertising atau tampilan khusus, seperti di rumah sakit/klinik,
sampel promosi, barang pernak-pernik, kupon, loss-leader, dan tie-in sales.
3. Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif dan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2013 menyatakan:
a. Melarang setiap pelaku medis menerima dan/atau mempromosikan susu
formula bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat program
pemberian ASI ekslusif;
b. Melarang mempromosikan termasuk memajang, memberikan potongan
harga, memberikan sampel susu formula bayi, memberikan hadiah,
memberikan informasi melalui saluran telepon, media cetak dan elektronik,
memasang logo atau nama perusahaan pada perlengkapan persalinan dan
perawatan bayi, membuat dan menyebarkan brosur, leaflet, poster, atau yang
sejenis lainnya.
c. Menyatakan tenaga medis dan fasilitas medis dilarang melakukan promosi
susu formula bayi dan produk bayi lainnya dengan cara apapun dan setiap
pelaku medis dilarang menerima hadiah dan/atau bantuan dari produsen
dan/atau distributor susu formula bayi lainnya yang dapat menghambat
program ASI eksklusif.
3. Metode Penelitian
Analisis sistem pengendalina PT ZXC akan menggunakan COSO Framework 2013
sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian tinjauan teoritis. Pada bagian
Analisis Pengendalian ..., Muhammad Royhan Faqihuddin, FEB UI, 2016
Universitas Indonesia
pengendalian internal perusahaan secara umum, akan dilakukan analisis dengan
melihat apakah setiap prinsip-prinsip pada komponen-komponen COSO Framework
2013 dapat ditemui lalu bagaimanakah implementasinya? Jika terjadi kekurangan,
analisis akan dilakukan berikut identifikasi kekurangan pengimplementasian COSO
Framework 2013 disertai dengan saran perbaikannya. Adapun pengendalian internal
pada siklus pembayaran jasa medis dan reimbursement akan langsung ditinjau
kelemahan yang teridentifikasi berikut saran perbaikannya. Hal ini dilakukan
mengingat begitu teknisnya pengendalian internal pada kedua siklus tersebut dan
diberikan oleh user dari PT ZXC kepada penulis dalam mengobservasi operasional
perusahaan serta mengakses data yang dibutuhkan dalam penyelesaian laporan
magang ini. PT ZXC dalam berhubungan dengan pelaku medis memilki beberapa
klasifikasi hubungan yang terdiri dari enam jenis, yaitu product availability, in clinic
advertising, sponsorship, consultant fee, company events, dan interaction with health
care professional. Pada kesempatan ini, penulis hendak memperlihatkan siklus
pembayaran jasa pelaku medis terkait dengan jenis hubungan in clinic advertising
karena keterbatasan yang diberikan oleh user kepada penulis dalam mengobservasi
operasional perusahaan. Transaksi in clinic advertising secara umum terdiri dari tiga
fase. Proses bisnis ini dapat dilihat pada gambar 1. Flowchart ini akan dideskripsikan
melalui tiga fase, yaitu pemesanan jasa pelaku medis, pembuatan NPO, kemudian
pembayaran jasa kepada vendor.
Perusahaan menggunakan perangkat panduan dan peraturan untuk menjaga sistem
pengendalian internal perusahaan. Perangkat peraturan pada perusahaan terangkum
pada standard of business conduct, corporate policy, dan corporate procedure.
Selain pemberian peraturan untuk memastikan kualitas pengendalian internal
perusahaan, perusahaan juga mewajibkan para personelnya untuk melakukan
pelatihan compliance yang diselenggarakan oleh dewan direksi beserta perwakilan
dari cabang regional. Apabila karyawan menemui suatu kasus yang tidak dipahami
oleh karyawan terkait compliance, karyawan wajib bertanya pada atasan terkait atau
kepada tim finance. Program scorecard juga dilakukan oleh perusahaan setiap akhir
kuartal.
Untuk siklus pembayaran jasa pelaku medis, fase pemesanan dimulai dengan
pembuatan proposal internal oleh Regional Business Manager PT ZXC (RBM).
Analisis Pengendalian ..., Muhammad Royhan Faqihuddin, FEB UI, 2016
Universitas Indonesia
Proposal internal ini berisi tentang profil lengkap institusi medis yang akan diajak
kerja sama, dan lokasi spesifik material iklan perusahaan yang akan dipajang.
Proposal ini akan dibuat secara manual melalui jaringan internal perusahaan yang
dapat diakses oleh RBM dan dikirim secara online ke admin bagian sales force
effectiveness untuk dilihat kelengkapan proposal internal yang disyaratkan. Proposal
internal kemudian diserahkan ke medical sales director untuk ditinjau kelayakannya
untuk diajak kerjasama dan diotorisasi. Institusi medis yang terdapat pada proposal
internal yang telah disetujui akan dibuatkan datanya ke dalam database vendor. Data
vendor kemudian dimasukkan ke dalam master data pada sistem sehingga vendor
tersebut menjadi terdaftar. Draf kontrak kesepakatan (agreement draft) kemudian
dibuat akan diserahkan secara langsung kepada pelaku medis dalam lembaran
tercetak. Kontrak kesepakatan yang disetujui akan diberikan kepada perusahaan dan
akan disimpan sebagai dokumentasi perusahaan dan dokumen pendukung
pembayaran jasa pelaku medis.
Fase NPO dimulai setelah kontrak ditandatangani oleh pihak vendor, pelaku medis
atau vendor yang dalam ini institusi medis harus mengerjakan apa yang tercantum di
kontrak kerja sama. Fase ini bermakna proses penyelesaian otorisasi untuk
pembayaran atas jasa vendor oleh divisi medical sales dan divisi finance perusahaan.
Artinya, tidak ada keterlibatan surat tagihan dalam fase ini. Namun, dokumen NPO
digunakan sebagai landasan perusahaan membayar jasa pelaku medis. Pengecekan
kelengkapan dan kebenaran menggunakan dokumen NPO yang didalamnya terdiri
dari supporting documents terkait dan terlampir. Karyawan perusahaan di lapangan
akan membuat pertimbangan apakah vendor melakukan sesuai yang tertera di
kontrak dan membuat laporan ke kantor pusat. Pembuktian melalui pengambilan foto
dengan tanggal yang tertera secara otomatis pada foto. Dokumen-dokumen terkait
kerja sama dengan pelaku medis akan disatukan dan dicek kelengkapan dan
validitasnya. Dokumen high risk transaction review program kemudian dibuat untuk
menilai kelengkapan, akurasi, validasi dan pembatasan akses dari supporting
documents NPO. Apabila telah diotorisasi oleh representatif medical sales
department (direktur dan pembuat NPO), dokumen ini akan diserahkan kepada tim
finance untuk diverifikasi ulang kelengkapan dan validitasnya. Tim finance
melakukan scan dokumen dan dikirimkan ke tim ASD untuk diverifikasi ulang
Analisis Pengendalian ..., Muhammad Royhan Faqihuddin, FEB UI, 2016
Universitas Indonesia
validitas dan kelengkapannya. Jika telah sesuai, tim ASD akan membuatkan data
vendor beserta dan dan data terkait lainnya ke sistem SAP PT ZXC.
Gambar 1. Siklus Pembayaran Jasa Iklan Pelaku Medis
Sumber: Medical Sales Department PT ZXC (telah diolah kembali)
Analisis Pengendalian ..., Muhammad Royhan Faqihuddin, FEB UI, 2016
Universitas Indonesia
Fase pembayaran kepada vendor pelaku medis akan segera dibayarkan oleh tim ASD
melalui rekening asosiasi profesi atau rekening institusi medis terkait. Pembayaran
langsung ke rekening perorangan tidak disarankan. Pengecualian terhadap hal ini
terbatas dan harus melalui tinjauan kembali oleh medical sales director. Metode
pembayaran tidak dilakukan secara tunai tetapi via transfer.
Pada Siklus pembayaran reimbursement, pengeluaran yang akan di-reimburse oleh
PT ZXC adalah sebagian pengeluaran yang terkait dengan bisnis perusahaan dan
beberapa hal non bisnis. Keperluan non bisnis adalah pembelian produk perusahaan
yang dilakukan oleh pegawai. Personel perusahaan diwajibkan membuat laporan
reimbursement-nya kecuali dewan direksi yang akan dibuatkan oleh sekretarisnya.
Flowchart siklus pembayaran reimbursement pegawai akan dideskripsikan melalui
tiga fase, yaitu pengajuan reimbursement pegawai, otorisasi klaim reimbursement
karyawan, dan pembayaran klaim karyawan.
Pada gambar 2, siklus ini dimulai dari karyawan menginput secara manual pada
sistem travel & expense reimbursement PT ZXC secara online. Hasil pengisian
laporan pengeluaran tersebut harus dicetak dan dikumpulkan dengan melampirkan
bukti transaksi pengeluaran yang akan diganti oleh perusahaan. Bukti transaksi yang
menggunakan kartu kredit resmi perusahaan dapat dilakukan print out ringkasan
penggunaan kartu kredit yang dikirim oleh bank partner perusahaan. Informasi yang
diinput ke dalam jaringan perusahaan ini diakses oleh atasan karyawan terkait agar
dapat dicek dan diotorisasi klaimnya. Sistem teknologi informasi akan mengingatkan
secara berkala atasan karyawan terkait untuk melakukan otorisasi. Adakalanya
karyawan membutuhkan transaksi yang ketentuannya tidak diatur di dalam standar
operasional prosedur perusahaan. Namun, karyawan menganggap perlunya
pembelian tersebut. Karyawan wajib melakukan pengungkapan secara verbal kepada
atasannya untuk melakukan transaksi tersebut dengan harapan uang karyawan akan
diganti perusahaan.
Dokumen yang telah dicek oleh atasan karyawan terkait laporan tersebut akan
dibawa ke tim finance untuk dicek kembali validitas dan kelengkapan laporan
reimbursement karyawan. Laporan yang sudah benar akan di-scan tim payable dan
dimasukkan ke database dan dikirim ke tim ASD. Tim finance, khususnya tim
payable menjadi penyaring terakhir untuk pengecekan validitas laporan
Analisis Pengendalian ..., Muhammad Royhan Faqihuddin, FEB UI, 2016
Universitas Indonesia
reimburesement jenis transaksi, nominal, masa kadaluarsa beserta pengelompokan
klaim sesuai dengan akun terkait yang diatur oleh prosedur standar operasional
perusahaan.
Fase pembayaran klaim karyawan kemudian dilakukan oleh tim ASD langsung ke
rekening karyawan (via transfer) dan akun kartu kredit perusahaan apabila
menggunakan kartu kredit. Karyawan yang tidak dapat menyertakan supporting
document mengenai klaim terkait, klaim tersebut tidak diganti oleh perusahaan.
Keterlambatan pembuatan laporan reimbursement tidak akan dilayani oleh tim
finance, begitu pula konsekuensi denda keterlambatan kartu kredit perusahaan.
Analisis Pengendalian ..., Muhammad Royhan Faqihuddin, FEB UI, 2016
Universitas Indonesia
Gambar 2. Siklus Pembayaran Reimbursement Karyawan
Sumber: Finance Department PT ZXC (telah diolah kembali)
Hasil Penelitian
Pengendalian internal PT ZXC secara umum sudah memuaskan. Segala komponen
pengendalian internal dalam COSO Framework 2013 terpenuhi walaupun terdapat
beberapa prinsip dari komponen pengendalian internal yang dirasa kurang oleh
penulis.
Gambar 3. Potongan Flowchart Siklus Pembayaran Jasa Medis
Sumber: Medical Sales Department PT ZXC (telah diolah kembali)
Pada siklus pembayaran jasa pelaku medis, perusahaan terindikasi melakukan
aktivitas bisnis yang menyalahi etika bisnis karena melanggar peraturan yang
ditetapkan para pemangku kepentingan terkait, yaitu World Health Organization,
Infant Food Manufacturing, Pemerintah Indonesia. Pelanggaran nilai etika juga
mencederai implementasi COSO Framework 2013. Dari sisi administrasi,
Analisis Pengendalian ..., Muhammad Royhan Faqihuddin, FEB UI, 2016
Universitas Indonesia
permasalahan ada pada bagian pembuatan NPO (lihat gambar 4) sehingga
teridentifikasi bahwa perusahaan kurang dalam implementasi beberapa prinsip dari
COSO Framework 2013.
Gambar 4. Potongan Flowchart Siklus Pembayaran Reimbursement Karyawan
Sumber: Finance Department PT ZXC (telah diolah kembali)
Pada siklus pembayaran reimbursement, permasalahan berkutat pada sisi adminstrasi
yang terletak pada bagian pengisian detail dan otorisasi oleh atasan terkait (lihat
gambar 4). Perusahaan kurang mengindahkan komponen control environment COSO
framework 2013, yaitu organisasi mendemonstrasikan sebuah komitmen atas
Analisis Pengendalian ..., Muhammad Royhan Faqihuddin, FEB UI, 2016
Universitas Indonesia
integritas dan nilai etika serta pada prinsip organisasi mendemonstrasikan komitmen
untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan individu yang kompeten
yang sejalan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Pembahasan
Pada pengendalian internal umum, kekurangan pengimplemntasian COSO
Framework 2013 ditemui pada dua prinsip komponen control environment, yaitu
organisasi mendemonstrasikan komitmen untuk menarik, mengembangkan, dan
mempertahankan individu yang kompeten yang sejalan dalam mencapai tujuan
perusahaan dan organisasi menganggap individu bertanggung jawab atas
pengendalian internal dalam pencapaian tujuan perusahaan. Frekuensi pengunduran
diri pegawai pada perusahaan ini cukup banyak. Hal ini dapat dilihat dari masih
kosongnya beberapa posisi manajerial di hampir setiap divisi perusahaan dan
pergantian personel baru ke dalam perusahaan. Pengembangan pegawai melalui
bantuan pelatihan keahlian atau sekolah jarang dilakukan. Begitu pula kekurangan
pengimplementasian terjadi pada komponen monitoring pada prinsip organisasi
memilih, mengembangkan, dan melakukan evaluasi baik secara terus menerus
maupun secara khusus untuk memastikan apakah komponen dari pengendalian
internal berjalan dengan baik. Dilihat dari tidak adanya divisi compliance secara
khusus atau kosongnya posisi internal control manager. Walaupun perusahaan,
melalui dewan direksi, menekankan secara verbal dan tertulis bahwa setiap individu
bertanggung jawab, pelaksanaannya pada personel tingkat menengah ke bawah
kurang dikarenakan kurangnya tindakan disiplin dan ketegasan dari atasan pegawai
terkait.
Pada siklus pembayaran jasa pelaku medis, dari sisi etika, perusahaan melakukan
pelanggaran karena melakukan aktivitas bisnis perusahaan dengan mempromosikan
produk perusahaan berupa susu formula bayi yang bekerja sama dengan para pelaku
medis dengan memajang materi iklan di lokasi para pelaku medis beroperasi. Hal ini
melanggar poin-poin yang terdapat di dalam International Code of Marketing of
Breast-milk Substitutes of World Health Organization, Infant Food Manufacturing
Analisis Pengendalian ..., Muhammad Royhan Faqihuddin, FEB UI, 2016
Universitas Indonesia
Rules of Responsible Conduct terkait Interaction with Health Workers dan
Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33
Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif dan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2013. Hal ini secara tidak langsung
menyebabkan perusahaan tidak mengimplementasikan prinsip perusahaan
mendemonstrasikan sebuah komitmen atas integritas dan nilai etika pada komponen
control environment COSO Framework 2013. Dari sisi administrasi, permasalahan
ada pada bagian pembuatan NPO. Direktur departemen medical sales dan personel
perusahaan pembuat NPO terlihat tidak terlalu menaruh perhatian yang cukup pada
sisi compliance pembuatan NPO yang dapat dilihat dengan sering terjadi dan
berulang-ulang dokumen pendukung tidak lengkap, padahal lembar NPO sudah
diotorisasi oleh medical sales director. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
kurang mengimplementasikan prinsip organisasi mengkomunikasikan informasi
secara internal, berikut tujuan dan tanggung jawab untuk pengendalian internal yang
diperlukan dalam mendukung fungsi pengendalian internal pada komponen
information and communication dari COSO Framework 2013. Perusahaan juga
kurang mengimplementasikan prinsip organisasi menganggap individu bertanggung
jawab atas pengendalian internal dalam pencapaian tujuan perusahaan pada
komponen control environment. Perusahaan juga kurang menerapkan prinsip
mengkomunikasikan informasi secara internal, berikut tujuan dan tanggung jawab
untuk pengendalian internal yang diperlukan dalam mendukung fungsi pengendalian
internal serta prinsip organisasi mengkomunikasikan informasi secara internal,
berikut tujuan dan tanggung jawab untuk pengendalian internal yang diperlukan
dalam mendukung fungsi pengendalian internal pada komponen information and
communication.
Pada siklus pembayaran reimbursement karyawan, masalah-masalah yang dihadapi
oleh perusahaan berkutat pada keabsahan nominal yang diklaim dan kesungguh-
sungguhan personel perusahaan dalam mengajukan klaim. Sebagian besar proses
pengajuan klaim tersendat di divisi finance. Penyebab tersendatnya adalah karyawan
divisi selain finance lalai dalam menjaga bukti transaksi sebagai dokumen
pendukung. Sebagian karyawan juga kurang beretika dalam hal overstatement dalam
jumlah nominal yang diklaim. Dapat disimpulkan perusahaan kurang mengindahkan
Analisis Pengendalian ..., Muhammad Royhan Faqihuddin, FEB UI, 2016
Universitas Indonesia
prinsip organisasi mendemonstrasikan sebuah komitmen atas integritas dan nilai
etika dari komponen control environment COSO framework 2013.
Kesimpulan
Pada pengendalian internal secara umum, terdapat beberapa kekurangan
implementasi COSO Framework 2013. Pada komponen control environment,
perusahaan kurang dalam mendemonstrasikan komitmen untuk menarik,
mengembangkan, dan mempertahankan individu yang kompeten yang sejalan dalam
mencapai tujuan perusahaan yang dilihat dari frekuensi pengunduran diri pegawai
pada perusahaan ini cukup banyak dan pengembangan pegawai melalui bantuan
pelatihan keahlian untuk para pegawainya jarang dilakukan. Perusahaan juga kurang
menganggap individu bertanggung jawab atas pengendalian internal dalam
pencapaian tujuan perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari penekanan yang kurang dari
jajaran personel tingkat menengah ke bawah dan tindakan disiplin dan ketegasan dari
atasan pegawai terkait. Pada komponen monitoring, Perusahaan kurang memilih,
mengembangkan, dan melakukan evaluasi baik secara terus menerus maupun secara
khusus untuk memastikan apakah komponen dari pengendalian internal berjalan
dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya personel perusahaan yang khusus
melakukan aksi monitoring secara khusus karena tidak adanya divisi compliance
ataupun internal control manager.
Pada pengendalian internal siklus pembayaran jasa pelaku medis, terdapat
permasalahan dari sisi administrasi. Sering terdapat isi dari dokumen yang
dipersyaratkan tidak lengkap dan salah. Adapun dari sisi pelaksanaan aktivitas bisnis,
terdapat pelanggaran etika yang bertentangan dengan aturan yang ditetapkan oleh
para pemangku kepentingan.
Pada pengendalian internal siklus pembayaran reimbursement karyawan, masalah
yang sering terjadi pada siklus ini bersifat kesalahan administrasi karena kurangnya
kesungguh-sungguhan personel perusahaan membuat dokumen reimbursement.
Analisis Pengendalian ..., Muhammad Royhan Faqihuddin, FEB UI, 2016
Universitas Indonesia
Saran
Untuk pengendalian internal secara umum, peningkatan remunerasi bagi karyawan
perusahaan dan segera mengangkat internal control manager yang baru beserta
timnya dan secara khusus mendirikan divisi baru yang dipimpin oleh direktur, yaitu
divisi compliance.
Untuk pengendalian internal siklus pembayaran jasa pelaku medis, saran aplikatifnya
antara lain adalah mengangkat legal officer yang menetap dan berkantor di
perusahaan yang bertindak memberi saran agar praktik bisnis perusahaan sesuai
dengan peraturan dan hukum berlaku, menyewa konsultan hukum dan konsultan
risiko untuk mencari solusi mitigasi risiko serta issue resolution jika hal yang
dikhawatirkan terjadi, dan menambah personel untuk memperbaiki administrasi
siklus pembayaran pelaku medis in clinic advertising.
Untuk pengendalian internal siklus pembayaran reimbursement karyawan, saran
aplikatifnya antara lain melakukan intervensi pimpinan divisi finance dengan
menegur pihak yang melakukan kesalahan via mendatangi langsung atau via blast
email ke seluruh pihak terkait, dan melakukan eskalasi dengan melaporkan kejadian
ini ke pihak yang lebih superior, seperti president director atau ke pihak regional,
pembuatan divisi compliance secara khusus.
Dafar Referensi
Analisis Pengendalian ..., Muhammad Royhan Faqihuddin, FEB UI, 2016
Universitas Indonesia
Australian and New Zealand Banking Group. 2015. Australian Dairy Industry.
www.bca.com.au/docs/c6335da5-7123-44ad-b850.../ANZ%20-
%20Dairy_pdf.pdf (diakses pada 7 November 2017)
Committee of Sponsoring Organizations. (2013). Internal Control – Integrated
Framework.
International Association of Infant Food Manufacturers. 2014. Infant Food
Manufacturers’ Commitment and Rules for Responsible Conduct.
http://www.ifm.net/wp-content/uploads/2014/10/IFM_Rules-of-Responsible-
Conduct_REV_26-March-2014.pdf (diakses pada 17 November 2017)
Menteri Kesehatan. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
39 Tahun 2013 tentang Susu Formula Bayi dan Produk Bayi Lainnya.
http://binfar.kemkes.go.id/?wpdmact=process&did=OTEuaG90bGluaw==
(diakses pada 21 November 2017)
Republik Indonesia. 2012. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33
Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.
www.hukumonline.com/pusatdata/downloadfile/.../lt4f6af2df3eeeb (diakses
pada 21 November 2017)
World Health Organization. 1981. International Code of Marketing of Breast-milk
Substitutes. www.who.int/nutrition/publications/code_english.pdf (diakses
pada 17 November 2017)
Analisis Pengendalian ..., Muhammad Royhan Faqihuddin, FEB UI, 2016