ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB...

79
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA POKOK PRODUKSI PADI RAWA LEBAK DI DESA SERIJABO KECAMATAN SUNGAI PINANG KABUPATEN OGAN ILIR (Skripsi) Oleh AMINAH CANDRA KASIH JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2019

Transcript of ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA POKOK

PRODUKSI PADI RAWA LEBAK DI DESA SERIJABO KECAMATAN

SUNGAI PINANG KABUPATEN OGAN ILIR

(Skripsi)

Oleh

AMINAH CANDRA KASIH

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2019

Page 2: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

ABSTRACT

FARMING INCOME AND MAIN PRODUCTION COST OF RICE ON

LOWLAND SWAMP IN SERIJABO VILLAGE SUNGAI PINANG SUB

DISTRICT OGAN ILIR REGENCY

By

Aminah Candra Kasih

This research aims at determining the farm income and main production cost of

rice on lowland swamp in Serijabo Village Sungai Pinang Sub District. This field

research was conducted in February-March 2019. The location was one of central

production in Sungai Pinang Sub District. The sample size were 51 rice farmers

who were selected using simple random sampling method. The data were

analyzed by using farm income and main production cost analysis with 95 percent

of confidence level. The study showed that the biggest average production of rice

was 4.446,35 per kg per ha per year with the average of farm income was

Rp3.655.271,77. The main production cost of rice per kilogram was Rp825,70 per

kg of cash cost was and Rp3.682,70 per kg of total cost was with 95 percent of

confidence level between Rp2.987,13 per kg and Rp4.335,80 per kg of rice.

Keywords: cost production, farming, income, lowland, rice

Page 3: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

ABSTRAK

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA POKOK

PRODUKSI PADI RAWA LEBAK DI DESA SERIJABO KECAMATAN

SUNGAI PINANG KABUPATEN OGAN ILIR

Oleh

Aminah Candra Kasih

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan usahatani padi

rawa lebak dan besarnya biaya pokok produksi padi rawa lebak di Desa Serijabo

Kecamatan Sungai Pinang. Penelitian ini menggunakan metode survei di Desa

Serijabo Kecamatan Sungai Pinang, pada Februari-Maret 2019. Lokasi tersebut

merupakan salah satu sentra produksi padi di Kecamatan Sungai Pinang. Sampel

penelitian sebanyak 51 petani padi yang dipilih secara acak sederhana. Data di

olah menggunakan analisis pendapatan usahatani dan analisis biaya pokok

produksi dan selang kepercayaan 95 persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

rata-rata produksi padi sebesar 4.446,35 kg per ha per tahun dengan pendapatan

rata-rata atas biaya total sebesar Rp3.655.271,77. Biaya pokok produksi padi per

kilogram sebesar Rp 825,70 per kg atas biaya tunai dan Rp 3.682,70 per kg atas

biaya total dengan selang kepercayaan 95 persen antara Rp 2.987,13 per kg dan

Rp 4.335,80 per kg padi.

Kata kunci: biaya pokok, usahatani, pendapatan, rawa lebak, padi

Page 4: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA POKOK

PRODUKSI PADI RAWA LEBAK DI DESA SERIJABO KECAMATAN

SUNGAI PINANG KABUPATEN OGAN ILIR

Oleh

AMINAH CANDRA KASIH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2019

Page 5: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji
Page 6: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji
Page 7: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Raja pada tanggal 23 Maret

1997 dari pasangan Bapak Nahrowi dan Ibu Emi

Hamimah. Penulis adalah anak pertama dari tiga

bersaudara. Penulis menyelesaikan studi tingkat Sekolah

Dasar (SD) di SD Negeri 10 Sungai Pinang tahun 2009,

tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Tanjung Raja pada

tahun 2012, dan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1

Tanjung Raja pada tahun 2015. Penulis diterima di Jurusan Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Lampung pada tahun 2015 melalui program BIDIKMISI

jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswa di Universitas Lampung, penulis aktif sebagai

anggota 1 yaitu bidang akademik dan profesi di himpunan mahasiswa agribisnis

pertanian Universitas Lampung periode tahun 2015-2019, Penulis pernah

mengikuti pelatihan-pelatihan yaitu Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) dan

pelatihan Website. Penulis juga aktif di ekstrakurikuler tingkat Universitas yaitu

Radio Kampus Universitas Lampung (RAKANILA) periode 2016-2017.

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa kampung Baru

Kecamatan Pematang Sawah Kabupaten Tanggamus selama 40 hari pada bulan

Page 8: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

Januari hingga Februari 2018. Selanjutnya, pada bulan Juli 2018 penulis

melaksanakan Praktik Umum (PU) di PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) Palembang,

Sumatera Selatan.

Page 9: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

SANWACANA

Bismillahirahmannirrahim,

Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat,

limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Analisis Pendapatan Usahatani dan Biaya Pokok Produksi

Padi Rawa Lebak Di Desa Serijabo Kecamatan Sungai Pinang, Sumatera

Selatan”. Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak akan

terealisasi dengan baik tanpa adanya dukungan, bantuan, dan bimbingan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati

penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., sebagai Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

2. Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Agribisnis, atas

arahan, bantuan, semangat dan nasihat yang telah diberikan.

3. Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., sebagai Dosen Pembimbing Pertama

atas ketulusan hati, bimbingan, arahan, motivasi dan ilmu yang bermanfaat

yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi.

4. Dr. Maya Riantini, S.P.,M.Si., sebagai Dosen Pembimbing kedua yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat, kesabaran, bimbingan, motivasi, arahan,

perhatian dan saran kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi.

Page 10: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

5. Dr. Ir. Agus Hudoyo, M.Sc., selaku Dosen Penguji atas masukan, arahan,

nasihat, dan motivasi yang telah diberikan untuk penyempurnaan skripsi ini.

6. Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S., selaku Dosen Pembimbing Akademik atas

perhatian, nasihat, arahan, masukan, motivasi, kesabaran, dukungan, ilmu

yang bermanfaat, dan saran kepada penulis dari awal hingga akhir

perkuliahan.

7. Seluruh Dosen dan Karyawan di Jurusan Agribisnis atas semua bantuan yang

telah diberikan selama penulis menjadi mahasiswi di Universitas Lampung.

8. Keluarga tercinta, Bapak Nahrowi dan Ibu Emi Hamimah, serta adik-adikku

tersayang Ahmad Fauzi dan Asmiranda yang telah memberikan yang terbaik,

tanpa kenal lelah untuk selalu memberikan cinta dan kasih sayang,

pengorbanan, dukungan yang tiada henti, serta do’a yang tidak terputus untuk

penulis.

9. Bapak Dwi Haryono, Ibu Ninik, mas Seto, Mas Bimo, Mas Agus, dan bibik

Suharti yang telah memberikan perhatian, kasih sayang, nasihat, motivasi,

dukungan, doa dan saran kepada penulis.

10. Sahabat-sahabat gengges seperjuangan penulis, Elisya Pratiwi, Amni

Apriyani, Dwina Chairunnisa, Efti Arifa, , Febri Adelia Fitri, Gita Dhika

CPA, Indah Sabiela, Lea Ayu Utari, Puji Arita Lestari, Rasinta Nainggolan,

Sulastri Sianturi dan Tika Puji Rahayu atas bantuannya selama proses

perncanaan, pelaksanaan dan penyusunan skripsi, memberikan saran,

dukungan, kebersamaan dan semangat kepada penulis dari awal hingga akhir

perkuliahan.

Page 11: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

11. Sahabat-sahabat SMA ku tersayang sekaligus seperantauan tercinta Fevi

Anggraini, Leli Hartina, Yesi musliha, Puspa Sari, dan Rohmadona atas

bantuannya, perhatian, pengertian, serta motivasi dan saran yang telah

diberikan kepada penulis selama ini.

12. Teman-teman seperjuangan Agribisnis kelas B 2015, terkhusus Tegar

Ramadhan Akbar terimakasih atas waktu, bantuan, dan kebersamaan yang

diberikan kepada penulis selama ini.

13. Teman-teman KKN Desa Kampung baru, Mba Kiki, Santrika, Mba Arum,

Fariz, Imam, dan Defri serta teman-teman PU Tera, Bela, Mey, Arman dan

Afif terimakasih atas kebersamaan dan bantuannya kepada penulis.

14. Kakak–kakak Agribisnis 2012, 2013, dan 2014 atas dukungan dan bantuan

kepada penulis.

15. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

per satu yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian atas segala yang telah diberikan

kepada penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan,

akan tetapi semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi

banyak pihak dimasa yang akan datang. Aamiin.

Bandar Lampung, Juni 2019

Penulis,

Aminah Candra Kasih

Page 12: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

ii

ii

ii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 11

D. Kegunaan Penelitian ................................................................................ 11

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 12

1. Sistem Agribisnis Padi Rawa Lebak .................................................. 12

2. Teori Produksi .................................................................................... 25

3. Biaya Produksi ................................................................................... 27

4. Harga Pokok Produksi ....................................................................... 28

5. Pasar dan Kebijakan Harga Beras ...................................................... 30

B. Kajian Penelitian Terdahulu ..................................................................... 32

C. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 39

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian .................................................................................... 42

B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional .................................................. 42

C. Lokasi Penelitian, Responden dan Waktu Penelitian ............................... 46

D. Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 47

E. Metode Analisis Data ............................................................................... 47

1. Analisis Pendapatan Usahatani .......................................................... 47

2. Analisis Harga Pokok Produksi ......................................................... 48

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Ogan Ilir ................................................... 50

B. Gambaran Umum Kecamatan Sungai Pinang .......................................... 51

xii

xiv

xv

Page 13: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

iii

iii

iii

C. Gambaran Umum Desa Serijabo .............................................................. 53

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karateristik Petani Responden ................................................................. 58

1. Umur Petani Responden .................................................................... 58

2. Tingkat Pendidikan Petani Responden .............................................. 59

3. Pengalaman Berusahatani Petani Responden .................................... 60

4. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden .............................. 61

5. Pekerjaan Sampingan Petani Responden ........................................... 62

6. Kepemilikan dan Luas Lahan yang Diusahakan oleh Petani

Responden .......................................................................................... 63

7. Permodalan Petani Sampel ................................................................ 64

B. Gambaran Umum Usahatani Padi Di Kecamatan Sungai Pinang ............ 65

C. Keragaan Usahatani Padi ......................................................................... 66

1. Pola Tanam di Daerah Penelitian ....................................................... 66

2. Budidaya Padi di Daerah Penelitian .................................................. 67

3. Biaya Usahatani padi ......................................................................... 75

D. Analisis Pendapatan Usahatani Padi ........................................................ 81

E. Analisis Harga Pokok Produksi padi.........................................................84

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan...................................................................................................89

B. Saran..........................................................................................................89

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiii

Page 14: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perkembangan Harga Pupuk Tahun 2012-2017…………………………5

2. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi tahun 2010-2015

Provinsi Sumatera Selatan............................................................... . .........6

3. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Rawa

Lebak Menurut Kecamatan Di Kabupaten Ogan Ilir ................................. 8

4. Varietas Unggul Baru padi rawa lebak di Kabupaten Ogan Ilir

Provinsi Sumatera Selatan ... ……………………………………………16

5. Kajian penelitian terdahulu ……………………………………………..34

6. Perhitungan Harga Pokok Produksi…………………………………….49

7. Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2017 ……51

8. Rata-rata pengunaan pupuk dalam usahatani padi per hektar

di Desa Serijabo Tahun 2018 ......……..………………………………..76

9. Rata-rata penggunaan pestisida oleh petani (Rp/tahun/ha). …………....77

10. Rata-rata penggunaan tenaga kerja usahatani padi di Desa Serijabo

per tahun per hektar …………………………………………….............78

11. Rata-rata biaya penyusutan peralatan usahatani padi

satu musim tanam, 2018 ………………………………………….........81

12. Perhitungan rata-rata biaya, pendapatan, dan R/C usahatani Padi di Desa

Serijabo Kecamatan Sungai Pinang ……………………………………82

13. Perhitungan Biaya Pokok Produksi …………………………................85

14. Analisis Biaya Pokok Produksi menggunakan Selang

Kepercayaan............................................................................................87

Page 15: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Perkembangan impor beras di Indonesia, TW I 2015-TW II 2018 ........... 3

2. Harga gabah ditingkat petani Januari 2017 – November 2018 .................. 4

3. Mata rantai penunjang agribisnis ............................................................. 25

4. Hubungan antara PT, PR dan PM ............................................................ 26

5. Kerangka Pemikiran................................................................................ 41

6. Distribusi petani responden menurut golongan umur di Desa

Serijabo,2018……………………………………...................................58

7. Sebaran petani responden berdasarkan tingkat pendidikan di Desa

Serijabo, 2018 …………………………………………….....................59

8. Sebaran petani responden berdasarkan pengalaman berusahatani

di Desa Serijabo, 2018……………………………………….................60

9. Sebaran petani responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga

di Desa Serijabo, 2018 ……………………………………………........61

10. Sebaran petani responden berdasarkan pekerjaan sampingan

di Desa Serijabo,2018……………………………………………..........62

11. Sebaran petani responden berdasarkan kepemilikan luas lahan

di Desa Serijabo, 2018 ……………………………………………........64

12. Pola tanam padi rawa lebak dangkal di Desa Serijabo, 2018..................67

13. Grafik selang kepercayaan ....................................................................... 88

xv

Page 16: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

1

1

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara agraris, artinya sebagian besar

masyarakat Indonesia bermatapencaharian sebagai petani dan menjadikan

pertanian sebagai sektor yang sangat penting dalam perekonomian nasional.

Menurut Badan Pusat Statistik (2018) kontribusi pertanian pada laju

partumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 13,63 persen, dari

jumlah tersebut sebanyak 3,96 persen berasal dari subsektor tanaman pangan.

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia, oleh karenanya penyediaan

pangan yang memadai merupakan kewajiban negara. Undang-Undang

Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan menegaskan bahwa pemenuhan

kebutuhan dasar itu merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di

dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai

komponen dasar untuk mewujudkan manusia yang berkualitas. Terkait

dengan pemenuhan kebutuhan pangan, pemerintah Indonesia dalam Rencana

Kerja Pemerintah Tahun 2018 mencantumkan bahwa ketahanan pangan

merupakan salah satu prioritas nasional yang harus dilaksanakan. Prioritas

nasional ketahanan pangan tersebut diuraikan menjadi program prioritas

Page 17: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

2

2

2

peningkatan produksi pangan dan program prioritas pembangunan sarana

prasarana pertanian (Badan Pusat Statistik, 2018).

Indonesia memiliki potensi yang sangat baik dalam pengembangan sektor

pertanian. Ditingkat Internasional, Indonesia merupakan salah satu produsen

sekaligus konsumen beras terbesar dunia. Kondisi ini menuntut kreativitas

masyarakat Indonesia dalam meningkatkan produksi padi atau minimal

produksi padi seimbang dengan kebutuhan konsumsi dalam negeri, sehingga

kestabilan produksi dapat menjaga ketahanan pangan nasional (Kementerian

Pertanian, 2015).

Tanaman padi merupakan tanaman pangan yang penting sebagai makanan

pokok masyarakat Indonesia. Produksi padi Indonesia mencapai angka 81,12

juta ton pada Tahun 2017. Produksi tersebut didapat dari beberapa sentra

padi di Indonesia, yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi

Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Barat, NTB,

dan Kalimatan Selatan (Statistik Pertanian, 2018).

Permintaan terhadap beras terus meningkat sejalan dengan pertambahan

populasi dan kenaikan tingkat pendapatan penduduk, belum berhasilnya

upaya diversifikasi, baik dari sisi produksi maupun konsumsi pangan,

menyebabkan sebagian besar masyarakat Indonesia masih sangat tergantung

pada satu jenis bahan pangan yaitu beras, sedangkan pertambahan produksi

beras cenderung lebih kecil dan tidak mampu mengimbangi pertambahan

tingkat permintaan beras. Oleh karena itu upaya untuk meningkatkan

produksi dan produktivitas beras dianggap masih relevan untuk mengatasi

Page 18: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

3

3

3

masalah peningkatan permintaan beras dan tingginya impor beras Indonesia

(Pasandaran, 2015). Perkembangan impor beras dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Impor beras Indonesia TW I 2015-TW II 2018.

Sumber : Kementerian Pertanian, 2018.

Kebutuhan beras domestik yang sangat besar dan belum mampu dipenuhi dari

produksi dalam negeri membuat pemerintah masih melakukan kebijakan

impor beras. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, impor beras pada

semester I Tahun 2018 mencapai 1,12 juta ton yang berarti melonjak 755

persen dibanding semester I Tahun 2017. Pada triwulan II Tahun 2018,

impor beras mencapai 736 ribu ton meningkat 91,84 persen dan melonjak 765

persen dibanding triwulan yang sama Tahun 2017.

Presiden Jokowi menerbitkan inpres perberasan yaitu inpres No 5 Tahun

2015 menggantikan inpres No. 3 Tahun 2012 tentang kebijakan pengadaan

gabah/beras dan penyaluran beras oleh pemerintah. Harga gabah kering

panen ditingkat petani pada tahun 2015 Rp 3.700 per kilogram lebih tinggi

dibandingkan tahun 2014, Rp 3.300 per kilogram. Harga gabah di tingkat

petani pada Januari 2017 hingga November 2018 ditunjukkan oleh Gambar 2.

0

2

4

6

8

10

QI 2015 QIV 2015 QIII 2016 QII 2017 QI 2018

Impor Beras Indonesia (TW I 2015-TW II 2018)

Volume Impor…

Page 19: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

4

4

4

Gambar 2. Harga gabah di tingkat petani pada Januari 2017 – November

2018.

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2018.

Badan Pusat Statistik mencatat harga gabah kering giling (gkg) di tingkat

petani pada Oktober 2018 sebesar Rp 5.646/kg naik 3,27 persen dari bulan

sebelumnya yakni Rp 5.461 per kilogram. Demikian pula harga gabah kering

panen (gkp) naik 3,63persen dari Rp 4.930/kg menjadi Rp 5.116/kg.

Kenaikan harga gabah mempengaruhi daya beli petani. Disisi lain input

produksi juga mengalami kenaikan salah satunya harga pupuk yang semakin

meningkat menyebabkan pendapatan yang diperoleh petani tidak maksimal.

Perkembangan harga pupuk pada Tahun 2012-2017 dapat dilihat pada Tabel

1.

Rp/Kg

Bulan

Harga Gabah Kering Panen Harga Gabah Kering Giling

Page 20: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

5

5

5

Tabel 1. Perkembangan harga pupuk Tahun 2012-2017

No Jenis Pupuk Harga (Rp/kg)

2012 2013 2014 2015 2016 2017

1. Urea 1.240 1.600 1.800 1.800 1.800 1.840

2. SP36 1.740 1.550 2.000 2.000 2.000 2.200

3. ZA 1.560 1.050 1.400 1.400 1.400 1.700

4. NPK 1.100 1.830 2.300 2.300 2.300 2.700

Sumber : Kementrian Pertanian, 2018.

Tabel 1 menunjukkan bahwa harga pupuk rata-rata mengalami peningkatan di

tahun terakhir. Hal ini menyebabkan penggunaan biaya input petani semakin

meningkat. Pengalokasian biaya produksi yang tepat dan efisien merupakan

cara yang efektif untuk meningkatkan keuntungan usahatani.

Meningkatnya pertambahan penduduk dan perkembangan industri kebutuhan

pangan nasional terutama beras dan lapangan kerja serta berkurangnya lahan

pertanian subur merupakan masalah dan tantangan serius bagi pembangunan

pertanian di Indonesia. Tingkat konsumsi beras di Indonesia mencapai 114,6

kg per kapita per tahun. Badan Pusat Statistik mencatat bahwa konsumsi

beras orang Indonesia masih yang tertinggi di dunia. Untuk mengantisipasi

peningkatan kebutuhan beras tersebut maka produksi padi harus ditingkatkan

dengan laju yang tinggi agar kebutuhan beras nasional kedepan dapat

dipenuhi (Badan Pusat Statistik, 2017).

Pada Tahun 2018 luas baku lahan sawah tercatat 7,1 juta hektar dimana telah

terjadi penciutan lahan pertanian karena beralih fungsi ke penggunaan non-

pertanian, angka tersebut berbeda dengan luasan yang tercatat pada 2013

sebesar 7,8 juta hektar. Artinya terjadi konversi lahan 130.000 ha per tahun

selama lima tahun terakhir (Badan Pusat Statistik, 2018).

Page 21: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

6

6

6

Tekanan penduduk yang semakin besar menuntut diperlukannya lahan untuk

produksi pertanian di berbagai agroekosistem, salah satu alternatif pemecahan

masalah adalah memanfaatkan lahan rawa lebak sebagai areal produksi

pertanian khususnya tanaman pangan, mengingat arealnya sangat luas serta

pemanfaatannya belum dilakukan secara intensif dan ekstensif (Alihamsyah,

2004).

Sumatera Selatan merupakan sentra produksi beras urutan keenam di Indonesia

atau ketiga untuk luar Jawa setelah Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara.

Apabila dilihat dari produksi nasional, provinsi Sumatera Selatan pada tahun

2016, memberikan kontribusi produksi sekitar 5 persen terhadap produksi

nasional (Badan Pusat Statistik,2017). Berikut merupakan data luas panen,

produksi dan produktivitas padi di Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2. Luas panen, produksi dan produktivitas padi Tahun 2010-2015

Provinsi Sumatera Selatan

Tahun Luas Panen

(Hektar) Produksi (Ton)

Produktivitas

(Kuintal/Hektar)

2010 769.478 3.272.451 42,53

2011 784.820 3.384.670 43,13

2012 769.725 3.295.247 42,81

2013 800.036 3.676.723 45,96

2014 810.900 3.670.435 45,26

2015 872.737 4.247.922 48,67

Jumlah 4.807.696 21.547.448 268,36

Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Selatan, 2016.

Tabel 2 memperlihatkan bahwa luas panen, produksi dan produktivitas padi

pada Tahun 2010-2015 di Provinsi Sumatera Selatan terus mengalami

peningkatan. Pada tahun 2015 jumlah produksi padi di Sumatera Selatan

Page 22: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

7

7

7

mencapai 4.247.922 ton atau mengalami peningkatan 2,28 persen

dibandingkan dengan Tahun 2014 sebesar 3.670.435 ton. Peningkatan

tersebut karena adanya peningkatan luas panen 1,32 persen dari 810.900 ha

menjadi 872.737 ha dan peningkatan produktivitas sebesar 1,27 persen dari

45,26kw/ha menjadi 48,67 kw/ha.

Kabupaten Ogan Ilir merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera

Selatan yang memiliki potensi lahan rawa lebak terluas yaitu 61.940 ha

dengan rata-rata produksi padi 2-4 ton/ha. Lahan yang sudah dikembangkan

seluas 33.986 ha dan lahan yang belum dikembangkan seluas 27.954 ha

(Bappenas, 2014). Luas lahan rawa lebak yang belum dimanfaatkan

merupakan potensi yang bisa dikembangan menjadi areal lahan pangan untuk

menyokong produksi pangan nasional. Luas tanam, luas panen, produksi dan

produktivitas padi rawa lebak menurut Kecamatan di Kabupaten Ogan Ilir

dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 menunjukkan bahwa Lahan pertanian padi di Kabupaten Ogan Ilir

tersebar di beberapa kecamatan, salah satu kecamatan yang menjadi sentra

produksi padi adalah Kecamatan Sungai Pinang. Kecamatan Sungai Pinang

terdiri dari 13 desa, dimana padi rawa lebak menjadi komoditi pertanian

utama bagi petani dengan luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas

sebesar 2.976 hektar, 3.164 hektar, 13.648 ton dan 4,3 ton/hektar.

Page 23: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

8

8

8

Tabel 3. Luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas padi rawa lebak

menurut Kecamatan Di Kabupaten Ogan Ilir, 2016

Kecamatan

Padi Rawa Lebak

Luas Tanam

(ha)

Luas Panen

(ha)

Produksi

(Ton)

Produktivitas

(ton/ha)

Muara Kuang 3 982 4 401 21 057 4,8

Rambang Kuang 0 0 0 0

Lubuk Keliat 2 103 2 121 9 467 4,5

Tanjung Batu 13 19 82 4,2

Payaraman 0 0 0 0

Rantau Alai 3 737 4 305 20 506 4,8

Kandis 2 551 2 509 10 711 4,3

Tanjung Raja 3 953 4 101 17 517 4,3

Rantau Panjang 4 561 4 682 20 310 4,3

Sungai Pinang 2 976 3 164 13 648 4,3

Pemulutan 7 482 8 034 34 935 4,3

Pemulutan

Selatan

4 172 5 096 22 001 4,3

Pemulutan Barat 3 652 3 580 15 530 4,3

Indralaya 5 011 4 915 21 365 4,3

Indralaya Utara 1 009 1 197 5 373 4,5

Indralaya Selatan 1 898 906 3 919 4,3

Jumlah 47 100 49 030 216 421 61,5

Sumber: Kabupaten Ogan Ilir dalam angka 2018.

Desa Serijabo merupakan salah satu desa di Kecamatan Sungai Pinang

dimana sebagian besar masyarakatnya berusahatani padi rawa lebak.

Pengembangan lahan rawa lebak masih menghadapi berbagai kendala,

seperti: kondisi sosial ekonomi masyarakat serta kelembagaan dan prasarana

pendukung yang belum memadai atau bahkan belum ada. Pertanian padi

sawah lebak di daerah ini mempunyai banyak tantangan diantaranya;

usahatani padi lebak hanya diusahakan setahun sekali, sangat tergantung

kepada musim, belum memiliki drainase air yang baik, iklim yang kurang

menguntungkan, fluktuasi harga, dan petani masih menggunakan teknologi

serta teknik budidaya yang sederhana.

Page 24: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

9

9

9

Produktivitas padi lahan rawa lebak di Kabupaten Ogan Ilir masih tergolong

rendah yaitu berkisar 4-4,5 ton per ha, bila dibandingkan dengan potensi hasil

dari beberapa varietas unggul baru padi rawa lebak yaitu 6-8 ton/ha (Jamil

,2016). Dikemukakan oleh Abdullah (2008) penyebab rendahnya produksi

padi tersebut diantaranya kebiasaan petani menggunakan benih dari tanaman

sendiri yang tumbuhnya tidak seragam lagi, benih bermutu/berlabel sulit

didapat tepat pada waktunya dan harga benih yang relatif mahal

menyebabkan petani sulit untuk menjangkaunya.

Biaya produksi padi rawa lebak terus meningkat, sejalan dengan

meningkatnya harga pupuk dan harga padi yang fluktuatif, usahatani hanya

dapat dilakukan satu kali, dan sebagian besar petani mempunyai lahan yang

relatif sempit menyebabkan keuntungan yang diperoleh petani rendah.

Harga pokok produksi didapatkan dari jumlah keseluruhan biaya produksi.

Biaya produksi secara umum terdiri dari biaya input, biaya tenaga kerja, dan

biaya tetap. Umumnya petani kurang memperhatikan dalam menghitung

biaya-biaya tersebut, sehingga tidak mengetahui jumlah biaya yang

sesungguhnya telah digunakan. Harga pokok produksi sangat berpengaruh

dalam perhitungan keuntungan yang akan diperoleh petani dalam suatu

proses budidaya pada satu musim tanam.

Produksi dan produktivitas berperan terhadap peningkatan pendapatan petani.

Tingkat harga berlaku merupakan indikator yang mempengaruhi naik turunya

pendapatan petani, karena harga merupakan salah satu penentu keberhasilan

Page 25: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

10

10

10

suatu usaha yang akan menentukan seberapa besar keuntungan yang

diperoleh petani atas penjualan produknya.

Pendapatan petani dapat berubah apabila tingkat produktivitas mengalami

perubahan, apabila produktivitas turun dapat menyebabkan penurunan tingkat

pendapatan petani dengan asumsi harga satuan hasil produksi tetap. Oleh

karena itu, untuk melihat bagaimana tingkat produktivitas padi dapat

mempengaruhi pendapatan petani dari usahatani padi, diperlukan analisis

pendapatan usahatani padi.

Petani padi sebagai produsen yang memproduksi padi juga berorentasi pada

laba, sehingga tidak terlepas dari masalah pencapaian laba, dan pengembalian

modal. Perhitungan harga pokok produksi perlu dilakukan untuk mengetahui

berapa biaya yang dikeluarkan oleh petani selama melakukan kegiatan

usahatani sehingga petani mengetahui apakah harga yang diterima atas

penjualan hasil panennya itu menguntungkan atau tidak (Mulyadi, 2015).

Mengingat pada permasalahan tersebut perlu dilakukan “Analisis Pendapatan

Usahatani dan Biaya Pokok Produksi padi rawa lebak di Kecamatan Sungai

Pinang Kabupaten Ogan Ilir”

Page 26: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

11

11

11

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan penelitian di rumuskan sebagai

berikut:

1. Berapa pendapatan usahatani padi rawa lebak di Kecamatan Sungai pinang

Kabupaten Ogan Ilir?

2. Berapakah biaya pokok produksi padi rawa lebak di Kecamatan Sungai

pinang Kabupaten Ogan Ilir?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian adalah:

1. Mengetahui besarnya pendapatan usahatani padi rawa lebak di Kecamatan

Sungai Pinang, Kabupaten Ogan Ilir.

2. Mengetahui besarnya biaya pokok produksi usahatani padi rawa lebak di

Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Ogan Ilir.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Petani, Sebagai bahan informasi bagi petani padi di Kabupaten Ogan Ilir.

2. Dinas dan instansi, sebagai bahan informasi untuk pengambilan keputusan

kebijakan pertanian yang berhubungan dengan komoditi padi rawa lebak.

3. Peneliti lain, Sebagai bahan pembanding atau referensi untuk penelitian

sejenis.

Page 27: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

12

12

12

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Sistem Agribisnis Padi Rawa Lebak

Sistem agribisnis sebagai bentuk modern dari pertanian primer, paling

sedikit mencakup empat subsistem yakni: subsistem agibisnis hulu

(upstream agribusiness), yaitu kegiatan ekonomi yang meghasilkan,

perdagangan sarana produksi pertanian primer (seperti industri pupuk, obat-

obatan, bibit/benih, alat dan mesin pertanian, dan lain-lain); subsistem

usahatani (on-farm agribusiness) yang pada masa lalu kita sebut sebagai

sektor pertanian primer; subsistem agribisnis hilir (downstream

agribusiness), yaitu kegiatan ekonomi yang mengolah hasil pertanian primer

menjadi produk olahan, baik dalam bentuk yang siap untuk dimasak, disaji,

dikonsumsi dan diperdagangkan (Saragih, 2010).

Ekosistem lahan rawa memiliki sifat khusus yang berbeda dengan ekosistem

lainnya, terutama disebabkan oleh kondisi rejim airnya. Berdasarkan rejim

airnya, lahan rawa dikelompokkan menjadi lahan rawa pasang surut dan

lahan rawa non pasang surut (lebak). Lahan pasang surut adalah lahan yang

rejim airnya dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut atau sungai,

sedangkan lahan lebak adalah lahan yang rejim airnya dipengaruhi oleh

Page 28: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

13

13

13

hujan, baik yang turun di wilayah setempat maupun di daerah sekitarnya

dan hulu. Lahan rawa mempunyai peran penting dalam upaya

mempertahankan swasembada beras dan mencapai swasembada pangan

lainnya mengingat semakin berkurangnya lahan subur untuk area pertanian.

Kata lebak diambil dari bahasa jawa yang berarti lembah atau tanah rendah.

Rawa lebak secara khusus diartikan sebagai kawasan rawa dengan bentuk

wilayah berupa cekungan dan merupakan wilayah yang dibatasi oleh satu

atau dua tanggul sungai atau antara dataran tinggi dengan tanggul sungai

(M. Noor, 2007).

Sistem agribisnis padi rawa lebak terdiri dari:

1) Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi pertanian

Kegiatan awal sistem agribisnis adalah kegiatan pengadaan dan

penyaluran sarana produksi pertanian. Subsistem ini menghasilkan dan

menyediakan prasarana dan sarana atau input yang digunakan dalam

kegiatan pertanian. Kegiatan pertanian dikatakan berhasil jika

tersedianya bahan baku sesuai dengan jumlah dan waktu yang tepat

(Soekartawi, 1993).

Input yang akan digunakan untuk kegiatan usahatani padi rawa lebak

adalah sebagai berikut:

a) Lahan dan Air

Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh faktor produksi

komoditas pertanian. Secara umum dikatakan, semakin luas lahan (yang

digarap/ditanami), maka semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan

Page 29: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

14

14

14

oleh lahan tersebut. Menurut Mubyarto (1989), lahan sebagai salah satu

faktor produksi yang merupakan pabrik hasil pertanian yang mempunyai

kontribusi yang cukup besar terhadap usahatani.

Rawa lebak merupakan lahan dengan topografi datar, tergenang air pada

musim penghujan dan kering pada musim kemarau. Lahan rawa lebak

berdasarkan kedalaman dan lama genangan air diklasifikasikan menjadi

tiga tipe yang meliputi lahan rawa lebak dangkal/pematang dengan

kedalaman genangan air maksimum 50 cm dan lama genangan air kurang

dari 3 bulan, rawa lebak tengahan 50 sampai 100 cm dan lama genangan

3 sampai 6 bulan dan rawa lebak dalam lebih dari 100 cm dan lama

genangan air lebih dari 6 bulan (Bakri, 2006). Genangan lahan rawa

dapat disebabkan oleh pasang air laut, genangan air hujan atau luapan air

sungai (M.Noor, 2007).

Lahan tersebut pada keadaan air macak-macak sampai dengan ketinggian

air lebih kurang 30 cm dapat ditanami padi, sedangkan pada kondisi

kering dapat ditanami tanaman palawija. Rawa lebak dalam diusahakan

untuk kolam ikan dan usahatani ikan serta peternakan itik baik petelur

maupun pedaging atau ternak kerbau rawa jika memungkinkan (Waluyo,

2000).

Pertimbangan dan permasalahan dalam pemanfaatan lahan rawa lebak

untuk pengembangan usahatani padi adalah sebagai berikut:

a. Pertimbangan pemanfaatan lahan rawa lebak untuk pengembangan

tanaman padi;

Page 30: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

15

15

15

1) Topogrofi wilayah datar dan hamparan luas sehingga berpotensi

sebagai sumber pertumbuhan produksi padi.

2) Air tersedia melimpah dimusim hujan dan pengayaan lumpur saat

banjir sehingga lahan cukup subur.

3) Mempunyai kekayaan sosial budaya berupa kearifan budaya lokal

(indigenous knowledge) yang berpotensi untuk dikembangkan.

4) Jalan dan transportasi sebagian sudah dapat melalui darat dan

sebagian dapat melalui sungai sehingga mudah dicapai dan

mobilitas barang serta pengangkutan lancar.

b. Permasalahan yang perlu diatasi untuk pengembangan tanaman padi:

Musim kemarau; menyurutnya air kadang lambat, kadang cepat,

sehingga menyulitkan penentuan waktu tanam dan hubungannya

dengan kondisi bibit di persemaian. Sering terjadi cekaman

kekeringan sehingga banyak bulir yang hampa.

Musim hujan; bibit yang baru ditanam rentan terendam, pemupukan

tidak efektif akibat genangan air, serangan hama tikus, sering terjadi

genangan karena luapan air sungai atau air hujan didaerah cekungan

dipedalaman (Rogers, 1983).

b) Benih

Benih menentukan keunggulan dari suatu komoditas. Benih yang unggul

cenderung menghasilkan produk dengan kualitas yang baik. Semakin

unggul benih komoditas pertanian, semakin tinggi produksi pertanian

yang akan dicapai. Varietas unggul baru yang sesuai adalah adalah

Page 31: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

16

16

16

varietas yang mempunyai potensi hasil tinggi, tahan rendaman (cepat

memanjang, berkecambah dalam kondisi tergenang), tahan hama dan

penyakit, tahan kekeringan atau berumur genjah serta disukai petani.

Beberapa varietas padi rawa telah dilepas oleh Badan Litbang Pertanian

dirumuskan pada Tabel 4.

Tabel 4. Varietas unggul baru padi rawa lebak

No Varietas Potensi Hasil Keterangan

1. Dendang 5,0 ton/ha

1. Agak tahan terhadap wereng coklat

biotipe 1, 2.

2. Tahan penyakit blast dan agak tahan

bercak daun coklat, rentan hawr

daun bakteri strain III dan IV.

3. Toleran terhadap Fe, dan Salinitas,

agak toleran terhadap keracunan AL.

2. Mendawak 6,5 ton/ha

1. Agak tahan terhadap wereng coklat

biotipe 1 dan 2.

2. Agak tahan hawar daun bakteri strain

III dan tahan blas. Toleran terhadap

keracunan Fe

3. Ciherang 5 -8,5

ton/ha

1. Tahan terhadap wereng coklat biotipe

2 dan

2. Agak tahan biotipe 3. Tahan terhadap

hawar daun bakteri strain III dan IV.

3. Baik ditanam di lahan sawah irigasi

dataran rendah sampai 5000 m dpl.

4. Ciliwung 6,5 ton/ha

1. Tahan wereng coklat biotipe 1, 2 dan

rentan wereng coklat biotipe 3,

2. Agak tahan terhadap hawar daun

bakteri strain IV,

3. Anjuran tanam : Baik ditanam di

lahan irigasi berelevasi rendah

sampai 550 m dpl.

5. IR 64 6 ton/ha.

1. Tahan wereng coklat biotipe 1,2, dan

agak tahan wereng coklat biotipe 3.

2. Agak tahan hawar daun bakteri strain

IV tahan virus kerdil rumput dan

toleran terhadap air.

6. IR 42 7,0 ton/ha

1. Tahan wereng coklat biotipe 1 dan 2.

2. Rentan wereng coklat biotipe 3.

Tahan terhadap hawar daun bakteri,

virus, tungro dan kerdil rumput,

Rentan terhadap hawar pelepah

daun,

3. Toleran terhadap tanah masam

Page 32: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

17

17

17

Tabel 4. Varietas unggul baru padi rawa lebak (lanjutan)

No Varietas Potensi Hasil Keterangan

7. Inpara 1 6,47 ton/ha Hasil tinggi, toleran Fe dan sesuai untuk

daerah yang menyukai nasi pera.

8. Inpara 2 6,08 ton/ha

1. Agak tahan Wereng Batang Coklat

Biotipe 2.

2. Tahan terhadap penyakit HDB dan

Blast.

3. Toleransi keracunan Fe dan Al.

9. Inpara 3 5,6 ton/ha

1. Agak tahan Wereng Batang Coklat

Biotipe 3.

2. Tahan terhadap penyakit Blast ras

101,123,141,373 ; peka terhadap

HDB.

3. Agak toleran rendaman selama 6 hari

pada fase vegetatif, agak toleran

keracunan Fe dan Al.

10. Inpara 6 6,0 ton/ha

1. Tahan terhadap HDB strain IV dan

blas.

2. Toleran Fe Baik ditanam di daerah

sulfat masam potensial

Sumber : (Suprihatno, 2011).

Syarat-syarat varietas padi yang di tanam di tanah lebak adalah:

a. Varietas berumur pendek (genjah) yaitu 5-5 ½ bulan karena sangat

dipengaruhi oleh kondisi air, walaupun umur padi itu genjah tapi

karena proses metabolisme yang lambat maka panen padi lebak akan

memakan waktu yang sangat lama

b. Varietas yang peka terhadap lama penyinaran

c. Varietas padi unggul baru maupun varietas lokal.

Ciri-ciri benih bermutu tinggi meliputi: 1) varietasnya asli, 2) benih

bernas dan seragam, 3) bersih (tidak tercampur dengan biji gulma atau

biji tanaman lain), 4) daya berkecambah dan vigor tinggi sehingga dapat

tumbuh baik jika ditanam, 5) sehat, tidak terinfeksi oleh jamur atau

serangan hama. Penggunaan benih bermutu akan menghasilkan bibit

yang sehat dengan daya perkecambahan yang tinggi dan seragam,

Page 33: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

18

18

18

tanaman sehat dengan perakaran yang baik, tumbuh lebih cepat, tahan

terhadap hama dan penyakit, berpotensi hasil tinggi, dan mutu hasil yang

lebih baik (Syahri, 2013).

c) Pupuk

Seperti halnya manusia, selain mengonsumsi nutrisi makanan pokok,

dibutuhkan pula konsumsi nutrisi vitamin sabagai tambahan makanan

pokok. Tanaman pun demikian, pupuk dibutuhkan sebagai nutrisi

vitamin dalam pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Pupuk

yang sering digunakan adalah pupuk organik dan pupuk anorganik.

Menurut Adhi dalam (Lingga, 2007), pupuk organik merupakan pupuk

yang berasal dari penguraian bagian–bagian atau sisa tanaman dan

binatang, misal pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, bungkil, guano,

dan tepung tulang. Sementara itu, pupuk anorganik atau yang biasa

disebut sebagai pupuk buatan adalah pupuk yang sudah mengalami

proses di pabrik misalnya pupuk urea, Sp-36, KCL, dan lain-lain.

Pemberian pupuk secara berimbang berdasarkan kebutuhan tanaman dan

ketersediaan hara tanah dengan prinsip tepat jumlah, jenis, cara, dan

waktu aplikasi sesuai dengan jenis tanaman akan memberikan

pertumbuhan yang baik dan meningkatkan kemampuan tanaman

mencapai hasil tinggi. Takaran pupuk tunggal Urea, SP-36 dan KCl yang

digunakan berdasarkan alat PUTS sehingga takaran pupuk per hektar

adalah 150 kg Urea, 100 kg SP-36 dan 100 kg KCl. Pada umur tanaman

lebih kurang 7-10 hari setelah tanam diberikan pupuk 75 kg urea dan

Page 34: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

19

19

19

pupuk SP-36 dan KCl diberikan seluruhnya yaitu 100 kg SP- 36 dan 100

kg KCl/ha. Kemudian pada umur tanaman 30-35 hari setelah tanam

diberikan pupuk ureasisanya yaitu 75 kg/ha (Lingga, 2007).

d) Pestisida

Organisme Pengganggu Tanaman adalah organisme yang bersaing

dengan tanaman untuk memperebutkan faktor pertumbuhan sehingga

mengganggu peningkatan produksi baik kualitas maupun kuantitas. OPT

terdiri dari hama, penyakit dan gulma. Perlindungan tanaman

dilaksanakan untuk mengantisipasi dan mengendalikan serangan OPT

dan Dampak Fenomena Iklim (DFI) dengan meminimalkan kerusakan

atau penurunan produksi akibat serangan OPT. Pengendalian dilakukan

berdasarkan prinsip dan strategi Pengendalian Hama Terpadu (PHT).

Khusus pengendalian dengan pestisida, merupakan pilihan terakhir bila

serangan OPT berada diatas ambang ekonomi. Penggunaan pestisida

harus memperhatikan jenis, jumlah dan kondisi lingkungan serta waktu

penggunaan.

Pestisida sangat dibutuhkan tanaman untuk mencegah serta membasmi

hama dan penyakit yang menyerangnya. Di satu sisi pestisida dapat

menguntungkan usaha tani namun di sisi lain pestisida dapat merugikan

petani. Pestisida dapat menjadi kerugian bagi petani jika terjadi

kesalahan pemakaian baik dari cara maupun komposisi. Kerugian

tersebut antara lain pencemaran lingkungan, rusaknya komoditas

Page 35: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

20

20

20

pertanian, keracunan yang dapat berakibat kematian pada manusia dan

hewan peliharaan (Purwono, 2007).

e) Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang

sedang mencari pekerjaan dan melakukan kegiatan lain seperti

bersekolah dan mengurus rumah tangga. Sebagian besar tenaga kerja di

Indonesia masih menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Dalam

usahatani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri

yang terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga, istri, dan anak-anak

petani. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani ini merupakan

sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan

tidak pernah dinilai dengan uang (Mubyarto, 1989). Ukuran tenaga kerja

dapat dinyatakan dalam hari orang kerja (HOK).

f) Teknologi

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) adalah suatu pendekatan inovatif

dalam upaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani melalui

perbaikan sistem/pendekatan dalam perakitan paket teknologi yang

sinergis antar komponen teknologi, dilakukan secara partisipatif oleh

petani serta bersifat spesifik lokasi. Inovasi teknologi berpeluang untuk

diadopsi oleh petani apabila teknologi yang diintroduksikan memiliki

sifat-sifat sebagai berikut:

a. Bermanfaat bagi petani secara nyata.

b. Lebih unggul dibandingkan dengan teknologi yang telah ada.

Page 36: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

21

21

21

c. Bahan, sarana, alat mesin, modal dan tenaga untuk mengadopsi

teknologi tersedia.

d. Memberikan nilai tambah dan keuntungan ekonomi.

e. Meningkatkan efisiensi dalam berproduksi.

f. Bersifat ramah lingkungan dan menjamin keberlanjutan usaha

pertanian.

Upaya peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan terutama

padi, memerlukan dukungan inovasi teknologi. Badan Penelitian dan

Pengembangan (Badan Litbang) Pertanian telah menghasilkan berbagai

inovasi teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas padi,

diantaranya varietas unggul, benih berkualitas dan teknologi budidaya

lainnya. Badan Litbang juga telah mengembangkan pendekatan

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) yang ternyata mampu

meningkatkan produktivitas padi dan efisiensi input produksi. Dalam

pengembangan PTT secara nasional, Departemen Pertanian meluncurkan

program Sekolah Lapang (SL) PTT sejak tahun 2008 yang secara

berjenjang pelaksanaannya dikoordinasikan langsung oleh Ditjen

Tanaman Pangan (Waluyo, 2010).

2) Subsistem usahatani

Ilmu usahatani adalah ilmu terapan yang membahas atau mempelajari

bagaimana membuat atau menggunakan sumberdaya secara efesien pada

suatu usaha pertanian, peternakan, atau perikanan. Selain itu, juga dapat

diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana membuat dan

melaksanakan keputusan pada usaha pertnian, peternakan, atau perikanan

Page 37: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

22

22

22

untuk mencapai tujuan uang telah disepakati oleh petani tersebut

(Suratiyah, 2008).

Dalam subsistem usahatani tidak terlepas dari proses budidaya tanaman

padi. Tanaman padi termasuk jenis tanaman rumput-rumputan. Padi

termasuk tanaman semusim yaitu tanaman yang berumur pendek, hidup

kurang dari satu tahun dan hanya satu kali bereproduksi, kemudian

tanaman akan mati atau dimatikan (AAK, 2003).

Padi adalah tanaman yang cocok ditanam di lahan tergenang, akan tetapi

padi juga baik ditanam di lahan tanpa genangan, asal kebutuhan airnya

tercukupi. Oleh karena itu, padi dapat tumbuh baik di daerah tropis

maupun subtropis dengan dua jenis lahan utama, yaitu lahan basah

(sawah) dan lahan kering (ladang).

Usahatani merupakan usaha di bidang tanaman, walaupun usahanya kecil

dan apapun bentuknya usahatani tetap mencari keuntungan yang

sebesarbesarnya, karena itu teori dan konsep-konsep ekonomi diterapkan

pada usahatani. Ilmu ekonomi digunakan untuk mempelajari bagaimana

mengelola faktor-faktor produksi (lahan, tenaga kerja dan modal) yang

ketersediaannya terbatas agar dapat memberikan keuntungan yang

sebesarbesarnya. Usahatani yang memberikan keuntungan atau

pendapatan yang tinggi adalah usahatani yang produktif (efisien) dan

usahatani dikatakan efisien apabila produktivitasnya tinggi.

Page 38: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

23

23

23

Ada beberapa pengertian yang perlu diperhatikan dalam menganalisis

pendapatan antara lain (Soekartawi, 1995) :

1) Penerimaan adalah jumlah produksi yang dihasilkan dalam suatu

kegiatan usaha dikalikan dengan harga jual yang berlaku di pasar.

2) Pendapatan bersih adalah penerimaan kotor yang dikurangi dengan

total biaya produksi atau penerimaan kotor di kurangi dengan biaya

variabel dan biaya tetap.

3) Biaya produksi adalah semua pngeluaran yang dinyatakan dengan

uang yang diperlukan untuk menghasilkan produksi.

Untuk mengetahui pendapatan dari suatu model usahatani padi dapat

dilakukan analisis pendapatan usahatani yang secara matematis dapat

dirumuskan sebagai berikut :

π = TR – TC.........................................................................................(1)

π = Py.Y – (FC+VC)............................................................................(2)

Keterangan: π = Pendapatan/keuntungan (Rp)

TR = Penerimaan (Rp)

TC = Biaya total (Rp)

Py = Harga produksi (Rp/Kg)

Y = Jumlah produksi (Kg)

FC = Biaya tetap (Rp)

VC = Biaya variable (Rp).

Suatu usaha secara ekonomi dikatakan menguntungkan atau tidak

menguntungkan dapat dianalisis dengan menggunakan perbandingan

antara penerimaan total dan biaya total yang disebut dengan Revenue

Cost Ratio(R/C).

R/C = (Py . Y) / (FC + VC).....................................................................(3)

R/C = PT / TC ........................................................................................(4)

Page 39: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

24

24

24

Keterangan : Py = harga produksi

Y = produksi

FC = biaya tetap

VC = biaya variable

PT = produksi total

TC = biaya total

Terdapat tiga kriteria dalam perhitungan ini, yaitu :

a. Jika R/C<1, maka usahatani yang dilakukan secara ekonomi belum

menguntungkan.

b. Jika R/C>1, maka usahatani yang dilakukan secara ekonomi

menguntungkan.

c. Jika R/C=1, maka usahatani berada pada titik impas

(Break Event Point) (Soekartawi, dkk, 1984).

3) Subsistem pengolahan hasil pertanian (agroindustri) dan pemasaran

Subsistem ini terdapat rangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan produk

usahatani, pengolahan, penyimpanan dan distribusi. Sebagian dari produk

yang dihasilkan dari usahatani didistribusikan langsung ke konsumen pada

saat panen tiba. Sebagian lainnya mengalami proses pengolahan terlebih

dahulu kemudian didistribusikan ke konsumen. Pelaku kegiatan dalam

subsistem ini penting bila ditempatkan di pedesaan karena dapat menjadi

motor penggerak roda perekonomian di pedesaan, dengan cara

menyerap/mencipakan lapangan kerja sehingga dapat meningkatkan

pendapatan dan ialah pengumpul produk, pengolah, pedagang, penyalur ke

konsumen, pengalengan dan lain-lain (Maulidah, 2012).

Page 40: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

25

25

25

4) Subsistem lembaga penunjang

Subsistem jasa layanan pendukung agribisnis (kelembagaan) adalah semua

jenis kegiatan yang berfungsi untuk mendukung dan melayani serta

mengembangkan kegiatan subsistem hulu, sub-sistem usaha tani, dan sub-

sistem hilir. Lembaga-lembaga yang terkait dalam kegiatan ini adalah

penyuluh, konsultan, keuangan, dan penelitian. Lembaga penyuluhan dan

konsultan memberikan layanan informasi yang dibutuhkan oleh petani dan

pembinaan teknik produksi, budidaya pertanian, dan manajemen pertanian.

Lembaga keuangan seperti perbankan, model ventura, dan asuransi yang

memberikan layanan keuangan berupa pinjaman dan penanggungan risiko

usaha (khusus asuransi). Lembaga penelitian baik yang dilakukan oleh

balai-balai penelitian atau perguruan tinggi memberikan layanan informasi

teknologi produksi, budidaya, atau teknik manajemen mutakhir hasil

penelitian dan pengembangan (Maulidah, 2012). Secara diagramatis mata

rantai agribisnis dapat digambarkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Mata rantai penunjang agribisnis.(Sumber, Soekartawi1993).

2. Teori Produksi

Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output.

Kegiatan produksi dalam ekonomi biaanya dinyatakan dalam fungsi

Subsistem

Sarana

Produksi

Subsistem

Usahatani

Subsistem

Pengolahan

Hasil

Subsistem

Pemasaran

Domestik

Ekspor

Subsistem Lembaga Penunjang Agribisnis

Page 41: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

26

26

26

produksi (Sugiarto, 2005). Teori produksi sebagaimana teori pemilihan atas

berbagai alternatif. Produsen mencoba memaksimumkan produksi yang

bisa dicapai dengan suatu kendala ongkos tertentu agar dapat dihasilkan

profit (keuntungan yang maksimum). Fungsi produksi menunjukkan jumlah

maksimum output yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input

dengan menggunakan teknologi tertentu.

Pada konsep produksi terdapat tiga istilah yaitu produk total (PT), produk

rata-rata (PR), dan produk marginal (PM). Produk total (PT) adalah jumlah

produk (hasil yang diperoleh dalam proses produksi) yang diproduksi

selama periode waktu tertentu, dengan menggunakan semua faktor produksi

yang dibutuhkan dalam proses produksi. Produk rata-rata (PR) adalah

perbandingan antara produk total dengan input produksi. Produk marginal

(PM) adalah perubahan produksi (output) karena kenaikan satu-satuan

faktor produksi (input). Secara grafik, hubungan antara PT, PR, dan PM

dinyatakan dalam kurva produksi seperti disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Hubungan antara PT, PR dan PM (Soekartawi, 1994).

0

Page 42: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

27

27

27

Terlihat pada Gambar 4, produksi total (PT) akan tetap meningkat dan

produk marjinal bernilai positif, pada PT maksimum maka PM menjadi nol.

Pada saat PT menurun, maka nilai PM menjadi negatif (Soekartawi, 1994).

3. Biaya Produksi

Suratiyah (2006) menyatakan, biaya dan pendapatan dipengaruhi oleh dua

faktor yaitu faktor internal, eksternal dan faktor manajemen. Faktor internal

maupun eksternal akan bersama-sama mempengaruhi biaya dan pendapatan.

Faktor internal meliputi umur petani, tingkat pendidikan dan pengetahuan,

jumlah tenaga kerja keluarga, luas lahan dan modal. Faktor eksternal terdiri

dari input yang terdiri atas ketersediaan dan harga. Faktor manajemen

berkaitan dengan pengambilan keputusan dengan berbagai pertimbangan

ekonomis sehingga diperoleh hasil yang memberikan pendapatan yang

maksimal. Biaya adalah nilai dari seluruh sumberdaya yang digunakan

untuk memproduksi suatu barang.

Menurut Soekartawi (2006) biaya dalam usahatani dapat diklasifikasikan

menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable

cost). Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya relatif tetap, dan terus

dikeluarkan meskipun tingkat produksi usahatani tinggi ataupun rendah,

dengan kata lain jumlah biaya tetap tidak tergantung pada besarnya tingkat

produksi. Biaya tetap (fixed cost) dapat dihitung dengan formula berikut

ini:

𝐹𝐶 = Σ 𝑋𝑖𝑃𝑋𝑖 𝑛 𝑖 =1....................................................................................(5)

Page 43: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

28

28

28

Keterangan: FC = biaya tetap

Xi = jumlah fisik dari input yang membentuk biaya

tetap

Pxi = harga input

n = macam input.

Jika dalam penelitian nilai biaya tetap tidak dapat dihitung dengan formula

di atas, maka nilai biaya tetap bisa langsung ditetapkan berdasarkan hasil

observasi lapangan yang dilakukan. Formula di atas juga dapat digunakan

untuk menghitung biaya variabel. Sehingga biaya total (total cost) dapat

dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:

TC = FC + VC............................................................................................(6)

Keterangan: TC = biaya total

FC = biaya tetap

VC = biaya tidak tetap.

Biaya dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: biaya total (Total

Cost),biaya tetap total (Total Fixed Cost) dan biaya variabel total (Total

Variabel Cost).

4. Biaya Pokok Produksi

Biaya pokok produksi merupakan total biaya yang dikeluarkan untuk

memproduksi atau menghasilkan suatu produk dalam satu periode. Harga

pokok produksi usahatani padi rawa merupakan total biaya yang

dikeluarkan oleh petani dalam suatu proses budidaya pada satu musim

tanam. Komponen biaya produksi usahatani padi meliputi biaya alat dan

bahan (saprodi), biaya tenaga kerja dan biaya overhead usahatani. Alat dan

bahan (saprodi) dalam usahatani padi meliputi bibit, pupuk, dan lain-lain.

Biaya tenaga kerja merupakan total upah tenaga kerja yang dikeluarkan oleh

Page 44: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

29

29

29

petani dalam proses budidaya padi rawa dari mulai persiapan lahan,

pengolahan lahan, persiapan tanam, tanam, pemeliharaan , pemupukan, dan

panen. Biaya overhead usahatani meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan

oleh petani dalam proses budidaya padi rawa dalam satu musim tanam

selain biaya pembelian alat dan bahan (saprodi) dan biaya tenaga kerja.

Biaya overhead padi meliputi biaya pajak lahan pertanian.

Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan

unsur-unsur biaya ke dalam biaya pokok produksi, dengan dua pendekatan,

yaitu secara variable costing dan full costing (Mulyadi, 1991).

a. Variable Costing

Variable costing adalah metode penentuan biaya pokok produksi yang

hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variable ke dalam

biaya pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja, dan biaya overhead pabrik variable. Dalam metode variable costing,

biaya overhead pabrik tetap diberlakukan sebagai period cost dan bukan

sebagai unsur harga pokok produk, karena biaya overhead pabrik tetap

dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya. Dengan demikian,

biaya overhead tetap di dalam metode variable costing tidak melekat pada

persediaan produk yang belum laku dijual, tetapi langsung dianggap sebagai

biaya dalam periode terjadinya (Mulyadi, 1991).

b. Full Costing

Full costing adalah metode penentuan biaya pokok produksi yang

memperhitungkan seluruh unsur biaya pokok produksi, yang terdiri dari

Page 45: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

30

30

30

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik tetap

maupun variable. Pada metode full costing seluruh biaya tersebut

dibebankan kepada produk yang diproduksi atas dasar yang sesungguhnya.

Oleh karena itu, biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga

pokok persediaan produk dalam proses dan persediaan produk jadi yang

belum laku dijual, dan baru dianggap sebagai biaya apabila produk jadi

tersebut sudah dijual (Mulyadi, 1991).

5. Pasar dan Kebijakan Harga Beras

Komoditi beras bagi masyarakat Indonesia bukan saja merupakan bahan

pangan pokok, tetapi sudah merupakan komoditi sosial. Oleh karena itu,

perubahan-perubahan yang terjadi pada beras akan begitu mudah

mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi yang lain. Perhatian pemerintah

terhadap beras sudah lama dimulai dan bahkan setelah Indonesia merdeka,

perhatian terhadap beras ini sudah menjadi program prioritas (Departemen

Pertanian, 2004).

Adanya faktor sosial ekonomi (umur, tingkat pendidikan, total pendapatan

keluarga, jumlah tanggungan keluarga, dan luas lahan) yang mempengaruhi

ibu rumah tangga menimbulkan adanya tanggapan berupa sikap positif dan

sikap negatif ibu rumah tangga didaerah perkotaan dan perdesaan terhadap

konsumsi beras. Timbulnya sikap positif bagi ibu rumah tangga terhadap

kenaikan harga beras yaitu tetap mengkonsumsi beras pada merek yang

sama walaupun harganya meningkat (Sumarwan, 2004).

Page 46: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

31

31

31

Asmarantaka (2009) menyatakan bahwa integrasi pasar merupakan suatu

ukuran yang menunjukkan seberapa jauh perubahan harga yang terjadi di

pasar acuan (pasar pada tingkat yang lebih tinggi seperti pedagang eceran)

akan menyebabkan terjadinya perubahan pada pasar pengikutnya (misalnya

pasar di tingkat petani), dengan demikian analisis integrasi pasar sangat erat

kaitannya dengan analisis struktur pasar. Tingkatan pasar dikatakan terpadu

atau terintegrasi jika perubahan harga pada salah satu tingkat pasar

disalurkan atau ditransfer ke pasar lain. Dalam struktur pasar persaingan

sempurna, perubahan harga pada pasar acuan akan ditransfer secara

sempurna (100 persen) ke pasar pengikut, yakni di tingkat petani.

Pada tahun 1969, pemerintah memutuskan untuk menerapkan kebijakan

harga dasar bersamaan dengan kebijakan non harga. Kebijakan harga ini

digunakan pemerintah untuk mengoptimalkan kebijakan non harga, seperti

varietas unggul padi, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit,

perbaikan pengairan, serta teknik pertanian. Dampaknya adalah Indonesia

mampu meningkatkan produktivitas, luas areal tanam, serta pendapatan

petani padi. Kedua kebijakan tersebut masih dipertahankan sampai

sekarang. Pada 2002, harga dasar diubah menjadi harga dasar pembelian

pemerintah (HDPP). Pada 2005, istilah HDPP diganti menjadi harga

pembelian pemerintah (HPP) (Fajar, 2010).

Penetapan Harga Pembelian Pemerintah dilakukan dalam rangka

meningkatkan pendapatan petani, pengembangan ekonomi pedesaan,

stabilitas ekonomi nasional, peningkatan ketahanan pangan, dan dalam

Page 47: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

32

32

32

rangka pengadaan cadangan pangan, selain itu juga untuk mendukung

peningkatan produktivitas petani padi dan produksi beras nasional.

Penetapan HPP gabah/beras pertama kali dilakukan pada Tahun 2002 yang

dituangkan melalui Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2002. Tahun 2012,

sudah 8 (delapan) kali ditetapkan kebijakan HPP gabah/beras untuk

menyesuaikan situasi perberasan dalam negeri,terutama akibat

perkembangan harga yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Instrumen kebijakan harga yang dilakukan pemerintah adalah penetapan

harga dasar (floor price) dengan tujuan untuk meningkatkan produksi beras

dan pendapatan petani melalui pemberian jaminan harga (guaranteed price)

yang wajar dan penetapan batasan harga eceran tertinggi (ceiling price)

dengan tujuan memberikan perlindungan kepada konsumen. Bulog adalah

lembaga yang dirancang pemerintah untuk melaksanakan kebijakan

stabilisasi harga, membeli beras pada tingkat tertentu yang telah ditetapkan

pemerintah, serta penyaluran beras untuk masyarakat rawan pangan dan

emerjensi (Amang, 2001).

B. Kajian Penelitian Terdahulu

Peneliti harus mempelajari penelitian sejenis dimasa lalu untuk mendukung

penelitian yang akan dilakukan. Beberapa penelitian terdahulu harus

dipelajari agar penelitian yang akan dilakukan dapat dikembangkan, selain itu

penelitian terdahulu juga akan mendukung untuk melakukan penelitian dan

dapat dijadikan referensi bagi penulis.

Page 48: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

33

33

33

Kajian penelitian terdahulu dijadikan referensi untuk melihat persamaan dan

perbedaan penelitian, sehingga peneliti memiliki gambaran terhadap penelitian

yang akan dilakukan. Oleh karena itu, untuk mendukung penelitian ini maka

penulis mengambil beberapa penelitian terdahulu yang memiliki persamaan

dan perbedaaan dalam hal komoditas, waktu, tempat dan metode. Penelitian

terdahulu yang berhasil dipilih disajikan pada Tabel 5.

Page 49: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

34

34

Tabel 5. Kajian penelitian terdahulu

No Peneliti dan judul

penelitian

Tujuan Penelitian Metode analisis Hasil Penelitian

1. 1. Juliana R. Mandei

(2011)

2. Penentuan Harga

Pokok Beras Di

Kecamatan

Kotamobagu

Timur Kota

Kotamobagu

1. Harga pokok

penjualan beras di

kecamatan

kotamobagu timur

kota Kotamobagu.

2. Membandingkan

harga pokok

penjualan dengan

harga pasar dan harga

pembelian pemerintah

(HPP).

Analsis yang digunakan

adalah analisis untuk

menghitung biaya dan

menghitung harga pokok

produksi

1. Besarnya rata-rata harga pokok di

Kecamatan Kotamobagu Timur adalah

Rp4961,56 per kilogram. Jika dilihat

menurut Kelurahan sampel, rata-rata harga

pokok beras di Kelurahan Moyag lebih

tinggi dibandingkan dengan Kelurahan

Kobo Kecil.

2. Rata-rata harga pokok beras di Kecamatan

Kotamobagu Timur lebih rendah dari harga

yang ditetapkan pemerintah.

2. 1. Litha Rosana

(2012)

2. Analisis Harga

Pokok Padi

Sawah Dan Padi

Ladang Di

Kecamatan

Samalantan

Kabupaten

Bengkayang

1. Mengetahui harga

pokok padi sawah

dan padi ladang

perkilogram dan

untuk mengetahui

tingkat pendapatan

petani di Kecamatan

Samalantan

Kabupaten

Bengkayang.

1. Analisis data yang

digunakan yaitu analisis

harga pokok, analisis

pendapatan bersih dan

analisis Uji-t dengan

bantuan program aplikasi

SPSS versi 19.0.

1. Hasil penelitian menunjukan bahwa harga

pokok padi ladang lebih tinggi (Rp

2.507,10/Kg) daripada harga pokok padi

sawah (Rp 2.049,43/ Kg). Berdasarkan hasil

analisis pendapatan diketahui pendapatan

padi ladang sebesar Rp 2.124.417,46/ha/th

lebih tinggi daripada padi sawah yaitu

sebesar Rp 3.148.521,91/ha/th.

Page 50: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

35

35

Tabel 5. Kajian penelitian terdahulu (lanjutan)

No Peneliti dan judul

penelitian

Tujuan Penelitian Metode analisis Hasil Penelitian

3. 1. Putu Yenata (2018)

2. Analisis Pendapatan

Usahatani Padi

Sawah Dan

Penentuan Harga

Jual Beras Pada

Tingkat Petani Di

Kabupaten Morowali

1. Menganalisis besarnya

pendapatan usahatani

padi sawah

2. Menganalisis besarnya

penerimaan usahatani

padi sawah pada

keadaan Titik Pulang

Pokok

3. Menganalisis besarnya

harga jual beras yang

layak pada tingkat

petani.

1. Analisis data dalam

penelitian ini secara

keseluruhan meliputi:

Analisis pendapatan

usahatani, analisis titik

pulang pokok, dan

Analisis penentuan

harga jual.

1. Pendapatan usahatani padi sawah di

kecamatan Bumi raya dan witaponda

adalah sebesar Rp 12.151.004/ha/MT.

2. Titik Pulang Pokok Penerimaan (TPP

penerimaan) di kecamatan Bumi raya

dan witaponda adalah sebesar Rp

808.366,53/ha/MT. TPP penerimaan ini

akan dicapai apabila produksi beras

mencapai 144,48 kg/ha/MT dan dengan harga jual beras sebesar Rp 7.061/kg.

3. Harga jual beras yang ditetapkan dengan

indikator UMR Sulawesi Tengah

sebesar Rp 6.713/kg, berdasarkan

kriteria sajogyo sebesar Rp 10.289/kg

dan berdasarkan indikator bank dunia

sebesar Rp 7.657/kg.

4. 1. Ida Zuhairoh (2015)

2. Analisis Penentuan

Harga Pokok Beras

Dengan

Menggunakan

Metode Full Costing

Pada Usahatani

Beras di Kecamatan

Undaan Kabupaten

Kudus Musim Panen

Bulan Juli 2015

1. Mengetahui perbedaan

harga beras yang

ditetapkan oleh

pemerintah dengan

petani di kecamatan

Undaan Kabupaten

Kudus

1. Analisis ini

menggunakan

perhitungan harga

pokok produksi

1. Besarnya rata-rata harga pokok beras di

Kecamatan Undaan adalah Rp. 3.005.

2. Perhitungan laba dengan menggunakan

metode full costing penetapan harga

pokok pemerintah sudah layak bagi

petani yaitu pendapatan di Desa Wates

Rp 2.208.572 dan pendapatan di Desa

Undaan Kidul Rp 1.859.571 setiap bulan.

Page 51: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

36

36

Tabel 5. Kajian penelitian terdahulu (lanjutan)

No Peneliti dan judul

penelitian

Tujuan Penelitian Metode analisis Hasil Penelitian

5. 1. Komalasari (2018)

2. Produktivitas dan

Luas Lahan

Minimal Petani

Padi Sawah Lebak

di Kabupaten

Ogan Ilir

Menganalisis faktor-faktor

yang mempengaruhi

rendahnya produktivitas

padi lebak, menghitung

persentase pendapatan

petani dari usahatani padi

lebak yang dapat

memenuhi pengeluaran

konsumsi pangan rumah

tangga petani dan

menghitung luas lahan

minimal usahatani padi

lebak

Analisis data

menggunakan SPSS , uji

T, uji F, pendapatan

dianalisis menggunakan

pengeluaran konsumsi

pangan yang di dapat dari

hasil wawancara,

selanjutkan dilakukan

analisis luas lahan

minimal dengan cara

pengeluaran dan

pendapatan RT dibagi

dengan Pendapatan

Usahatani dikali 100

(1) Faktor yang mempengaruhi nyata terhadap

produktivitas padi sawah lebak di Desa

Lebak Pering adalah luas lahan, varietas

benih, penggunaan pupuk urea, pengalaman

usahatani, dan penggunaan pupuk NPK

sedangkan yang tidak berpengaruh nyata

adalah penggunaan pupuk SP-36 dan

penggunaan pestisida.

(2) Kontribusi pendapatan petani padi lebak

terhadap pengeluaran konsumsi pangan

petani sebesar 71,61% dan terhadap

pendapatan total keluarga sebesar 60,28 %,

(3) Luas lahan minimal yang harus diusahakan

oleh petani padi lebak Desa Lebak Pering

adalah sebesar 1 ha dan jika petani hanya

mengandalkan usahatani padi lebak saja

maka luas lahan minimum yang harus

diusahakan petani sebesar 1,66 ha.

6. 1. Resti Purwaningsih

(2018)

2. Analisis

Pendapatan Dan

Biaya Pokok

Produksi Usahatani

Ubi Kayu Di

Kecamatan

Sukadana

Kabupaten

Lampung Timur

1. Menganalisis

pendapatan usahatani

ubi kayu

2. Menganalisis biaya

pokok usahatani ubi

kayu di Kabupaten

Lampung Timur.

1. Pengumpulan data

menggunakan metode

survei. Responden yang

diwawancarai sebanyak

40 petani yang dipilih

secara acak . Data

diolah dengan analisis

keuangan usahatani.

Rata-rata produksi usahatani ubi kayu sebesar

25,32 ton/ha dengan rata-rata pendapatan

usahatani ubi kayu di atas biaya tunai sebesar

Rp12.190.195/ha, dan pendapatan di atas biaya

total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

produksinya adalah sebesar Rp769/kg ubi kayu

dengan selang kepercayaan 95% antara

Rp480/kg dan Rp815/kg ubi kayu.

Page 52: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

37

37

Tabel 5. Kajian penelitian terdahulu (lanjutan)

No Peneliti dan judul

penelitian

Tujuan Penelitian Metode analisis Hasil Penelitian

7. 1. Waluyo dan

Suparwotot

(2014)

Mengetahui masalah-

masalah terutama sistem

produksi usahatani

tradisional di lahan rawa

lebak.

Analisis secara tabulasi dan

deskriptif kualitatif

Tingkat teknologi usahatani padi yang

diterapkan oleh petani adalah teknologi

tradisional yang telah diterapkan secara turun

temurun. Teknologi yang dimaksud adalah

penggunaan padi varietas lokal yang berumur

panjang (5-6 bulan), persiapan areal

pertanaman tanpa melakukan pengolahan tanah

dan sistem budidaya belum berkembang dengan

baik. Produktivitas lahan rawa lebak termasuk

dalam kategori rendah, yang disebabkan

penerapan teknologi tradisional disamping

disebabkan sering terjadinya fluktuasi air cukup

besar antara waktu, kedatangan dan surutnya air

ke dan dari areal pertanaman yang sulit

diramalkan.

8. 1. Muhammad Arif

Setiawan (2018)

2. Analisis

Usahatani Padi

Sawah Pada

Berbagai Tipe

Lahan Lebak Di

Desa Berkat

Kecamatan Sirah

Pulau Padang

Kabupaten Ogan

Komering Ilir

1. Mengetahui

perbedaan produksi

usaha tani padi sawah

lebak pada berbagai

tipe lahan lebak

2. Mengetahui

Perbedaan

Pendapatan usaha tani

padi sawah lebak

pada berbagai tipe

lahan lebak

Untuk menjawab rumusan

masalah pertama dan kedua

dilakukan perhitungan

produksi dan pendapatan

yang diterima oleh petani

dari usahatani padi sawah

pada tiga tipologi lebak.

Hasil penelitian menunjukan bahwa, terdapat

perbedaan produksi yang nyata yang diterima

petani lapisan I yaitu sebesar 7.808 kg/ha,

lapisan II sebesar 6.519,99 kg/ha dan lapisan

III sebesar 5.800 kg/ha. Dan selanjutya

terdapat perbedaan pendapatan yang nyata

yang diterima patani Lapisan I yaitu sebesar

Rp 19.434.900 , Petani lapisan II yaitu sebesar

Rp 17.993.654 , dan petani lapisan III yaitu

sebesar Rp 15.745.209,3 .

Page 53: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

38

38

Tabel 5. Kajian penelitian terdahulu (lanjutan)

No Peneliti dan judul

penelitian

Tujuan Penelitian Metode analisis Hasil Penelitian

9. 1. Fitri Solekhah

(2018)

2. Analisis Harga

Pokok Produksi

Dan Harga

Pokok Penjualan

Jagung Di

Kecamatan

Sekampung

Udik Kabupaten

Lampung Timur

1. Mengetahui berapa

besarnya harga pokok

produksi dan harga

pokok penjualan

jagung serta pengaruh

penggunaan berbagai

jenis benih jagung

terhadap harga pokok

produksi jagung.

1. Data di analisis dengan

menggunakan

pendapatan total dan

biaya total, margin

keuntungan dan one

way anova. Margin

keuntungan yang

digunakan sebesar 15

%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga

pokok produksi jagung per kilogram sebesar Rp

1.383,00 untuk BS-18, Rp 1.379,28 untuk NK-

33, Rp 1.448,77 untuk PIR-27 dan Rp 1.359,52

untuk DK-95. Harga pokok penjualan jagung

per kilogram dengan margin keuntungan 15%

sebesar Rp 1.590,45 untuk jenis benih BS-18,

Rp 1.586,18 untuk NK-33, Rp 1.666,09 untuk

PIR-27 dan Rp 1.560,00 untuk DK-95. Harga

rata-rata yang diterima petani sebesar Rp

1.741,04 per kilogram, usahatani jagung

merupakan unit usaha yang menguntungkan.

Penggunaan berbagai macam jenis benih tidak

mempengaruhi harga pokok produksi jagung.

10. 1. Suparwoto

(2019)

2. Produksi Dan

Pendapatan

Usahatani Padi Di

Lahan Rawa

Lebak Kabupaten

Ogan Komering

Ilir Sumatera

Selatan

1 Mengetahui produksi

dan pendapatan

usahatani padi varietas

unggul di lahan rawa

lebak Varietas yang

digunakan yaitu: Inpari

9, Inpari 30, Inpari 33,

Inpara 4 dan Mekongga,

IR 42 sebagai

pembanding

dilaksanakan seluas satu

hektar.

1. Uji kesamaan nilai

tengah (uji–t) dan dan

analisis usahatani.

Hasil menunjukkan bahwa tinggi tanaman

Inpari 9, Inpari 30, Inpari 33 dan Inpara 4

tergolong rendah sehingga sesuai untuk di

tanam di lahan rawa lebak. Produktivitas Inpari

9 dan Inpara 4 lebih tinggi dari Mekongga dan

IR 42, yaitu 7,6-7,7 ton GKP/ha, sedangkan

produktivitas Inpari 33 dan Inpari 30 yaitu 3,8-

4,4 ton GKP/ha lebih rendah dari Mekongga dan

IR 42. Secara ekonomis usahatani padi dengan

menggunakan semua varietas

menguntungkan kecuali Inpari 33, tetapi

pendapatan Inpari 9 dan Inpara 4 lebih

besar dari varietas lainnya dengan nilai BC ratio

3,5 dan 2,5.

Page 54: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

39

39

39

C. Kerangka Pemikiran

Kegiatan usahatani merupakan suatu proses produksi, yaitu dengan

memasukkan faktor alam dengan faktor produksi lain untuk menghasilkan

output pertanian (barang atau jasa) dari suatu kegiatan. Penggunaan faktor-

faktor produksi yang efisien merupakan hal yang mutlak dalam proses produksi

untuk peningkatan produksi karena keuntungan maksimum hanya akan tercapai

dengan mengkombinasikan faktor-faktor produksi secara efisien.

Banyaknya permintaan beras di pasaran membuat petani berkeinginan untuk

berusahatani padi dan dapat meningkatkan produksinya. Hal ini dilakukan

agar petani memperoleh pendapatan yang lebih besar serta produksi dapat

mencukupi permintaan beras yang ada. Besar kecilnya pendapatan petani

tergantung pada harga penjualan output yang dihadapi petani.

Pasar secara sempit diartikan sebagai tempat barang dan jasa diperjual belikan.

Secara luas pasar didefinisikan sebagai besarnya permintaan dan penawaran

pada suatu barang tertentu. Pasar terdapat dua macam yaitu pasar input dan

pasar output. Pasar input adalah pasar yang menyediakan barang-barang atau

faktor produksi yang dibutuhkan dalam suatu proses produksi sedangkan pasar

output adalah pasar yang menyediakan hasil produk atau hasil dari pengolahan

input produksi. Input-input produksi tersebut diperoleh dari pasar input.

Harga dari input produksi tersebut menjadi biaya usahatani padi. Input atau

faktor produksi tersebut kemudian diproses untuk menjadi output berupa padi

yang kemudian dijual dalam bentuk padi dan beras. Output tersebut yang akan

Page 55: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

40

40

40

dibawa ke pasar output untuk dijual atau dipasarkan. Hasil dari penjualan

output tersebut yang akan menjadi penerimaan bagi petani. Selisih antara

biaya produksi dengan penerimaan petani dalam melakukan kegiatan usahatani

tersebut akan dijadikan dasar penentuan harga pokok produksi.

Metode yang akan digunakan dalam perhitungan harga pokok dalam penelitian

kali ini menggunakan metode variable costing dan metode full costing.

Variable costing merupakan metode penetuan harga pokok produksi yang

hanya menghitung biaya produksi yang bersifat variabel ke dalam harga pokok

produksinya, sedangkan full costing merupakan metode penetuan harga pokok

produksi yang menghitung semua unsur biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

dan biaya tidak langsung baik yang berperilaku variabel maupun tetap

(Mulyadi, 2001).

Penerimaan padi dihasilkan dari hasil produksi dikali dengan harga yang

diterima oleh petani. Jika penerimaan sudah diketahui akan di dapat nilai

pendapatan, yaitu seluruh nilai penerimaan dikurang dengan seluruh biaya-

biaya pendapatan bersih atau keuntungan yang akan menjadi besar apabila

petani dapat menekan biaya produksi yang diimbangi dengan produksi tinggi

serta harga jual yang tinggi. Produksi padi yang dihasilkan di Provinsi

Sumatera Selatan terutama di Kabupaten Ogan Ilir yang produktivitas potensial

padi belum mencapai produktivitas yang maksimal. Kebutuhan petani belum

terpenuhi karena pendapatan yang diterima oleh petani belum maksimal.

Mengacu dari model serta teori yang mendasari penelitian ini, maka dapat

disusun suatu model kerangka pemikiran yang dilihat pada Gambar 5.

Page 56: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

41

41

41

Gambar 5. Kerangka pemikiran analisis pendapatan usahatani dan biaya pokok

produksi padi rawa lebak di Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten

Ogan Ilir.

Penerimaan Biaya Produksi

-Biaya tunai

-Biaya diperhitungan

Biaya Pokok Produksi

-Atas biaya tunai

-Atas biaya diperhitungan

Pendapatan

-Atas biaya tunai

-Atas biaya dirhitungan

Laba/Rugi

Pasar

Harga Input Harga Output

Input :

1. Lahan

2. Benih

3. Pupuk

4. Pestisida

5. Tenaga Kerja

Proses Produksi Output

Pasar Output Pasar Input

Page 57: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

42

42

42

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan metode survei. Metode ini digunakan

untuk mengumpulkan data dengan skala yang besar, data yang dipelajari

merupakan data dari sampel yang diambil dari sebuah populasi. Metode

survei merupakan metode yang digunakan untuk mengeneralisasi pengamatan

yang tidak mendalam. Pada metode survei biasanya peneliti melakukan

pengumpulan data menggunakan kuesioner, test, wawancara, dan sebagainya

(Sugiyono, 2012).

B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

Definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk

mendapatkan data dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian.

Usahatani adalah suatu usaha yang dilakukan petani dalam mengalokasikan

sumberdaya yang dimiliki agar berjalan efektif dan efisien dan memanfaatkan

sumberdaya tersebut untuk memperoleh keuntungan.

Lahan rawa adalah lahan yang sepanjang tahun, atau selama waktu yang

panjang dalam setahun, selalu jenuh air atau tergenang air.

Page 58: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

43

43

43

Rawa lebak adalah lahan yang rejim airnya dipengaruhi oleh hujan, baik yang

turun setempat maupun di daerah sekitarnya. Genangan air di lahan ini bisa

lebih dari 6 bulan akibat adanya cekungan dalam. Berdasarkan

kedalamannya rawa lebak ini terbagi 3 yaitu lebak dangkal, lebak tengahan

dan lebak dalam.

Usahatani padi adalah suatu organisasi produksi komoditas padi yang

dilakukan dengan cara mengelola faktor-faktor produksi untuk penerimaan

usahatani.

Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan

sosial dan infrastruktur tempat usaha menjual barang, jasa, dan tenaga kerja

untuk orang-orang dengan imbalan uang.

Produktivitas adalah hasil produksi padi per satuan luas lahan yang digunakan

dalam berusahatani padi. Produktivitas diukur dalam satuan ton per hektar

(ton/ha).

Biaya adalah jumlah seluruh nilai yang dikorbankan untuk usahatani padi

selama umur ekonomis usahatani, dan diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Biaya tetap adalah sejumlah uang yang dikeluarkan dalam usahatani padi

yang jumlahnya tetap dan tidak bergantung pada skala produksi, diukur

dalam satuan rupiah (Rp).

Page 59: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

44

44

44

Biaya variabel adalah sejumlah uang yang dikeluarkan dalam usahatani padi

yang besar kecilnya tergantung dari skala produksi dan diukur dalam satuan

rupiah (Rp).

Biaya total adalah seluruh biaya, meliputi biaya tetap dan biaya variabel yang

dikeluarkan karena dipakainya faktor-faktor produksi dalam proses produksi

dan diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Biaya produksi adalah biaya pemakaian faktor-faktor produksi yang

dikeluarkan untuk kegiatan usahatani padi dalam dalam satu kali musim

tanam yang diukur dalam nilai satuan rupiah (Rp/kg).

Input adalah faktor-faktor yang digunakan dalam melaksanakan usahatani

padi berupa lahan, benih, pupuk, perstisida serta tenaga kerja.

Output adalah hasil yang diperoleh dari kegiatan usahatani padi yang berupa

padi kering giling, yang diukur dalam satuan kilogram (Kg).

Penerimaan usahatani adalah jumlah produksi total padi selama satu musim

tanam dikalikan dengan harga padi di tingkat petani, diukur dalam satuan

rupiah (Rp).

Penerimaan total adalah nilai hasil yang diterima oleh petani yang dihitung

dengan mengalikan jumlah produksi dengan harga jual, diukur dalam satuan

rupiah (Rp).

Harga benih adalah jumlah uang yang dikeluarkan petani untuk membeli

benih padi per satuan kilogram, diukur dalam satuan rupiah (Rp/Kg).

Page 60: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

45

45

45

Harga pupuk adalah jumlah uang yang dikeluarkan petani untuk membeli

pupuk guna keperluan usahatani, diukur dalam rupiah per kilogram (Rp/Kg).

Harga padi adalah nilai tukar padi ditingkat petani dalam bentuk gabah kering

giling panen diukur dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/Kg).

Biaya pokok adalah jumlah pengeluaran dan beban yang diperkenankan,

langsung atau tidak langsung untuk menghasilkan barang atau jasa di dalam

kondisi dan tempat dimana barang tersebut dapat digunakan atau dijual yang

dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

Harga pokok produksi padi adalah semua biaya dan pengorbanan yang

dikeluarkan untuk menghasilkan padi dalam bentuk gabah kering giling yang

diukur dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/Kg).

Penerimaan petani adalah jumlah dari perkalian antara harga jual padi yang

diterima petani dengan jumlah produksi, diukur dalam satuan (Rp).

Pendapatan adalah selisih total penerimaan tunai dikurangi seluruh biaya

yang dikorbankan dalam satu periode pemeliharaan/produksi, diukur dalam

satuan (Rp).

R/C rasio adalah perbandingan antara total penerimaan dan total biaya

usahatani padi selama satu periode, yang nilainya dapat menggambarkan

penerimaan yang diterima oleh petani dari setiap rupiah yang dikeluarkan

untuk usahataninya.

Page 61: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

46

46

46

C. Lokasi Penelitian, Responden dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Desa Serijabo Kecamatan Sungai pinang,

Kabupaten Ogan Ilir dan pengambilan data dilakukan pada Februari hingga

Maret 2019. Lokasi penelitian dipilih secara purposive (sengaja) dengan

pertimbangan bahwa Kecamatan Sungai Pinang merupakan salah satu sentra

penghasil padi rawa lebak dengan luas panen 3.164 ha. Responden petani

padi dipilih secara acak (Simple Random Sampling). Sebelum dilakukan

penelitian, terlebih dahulu dilakukan pra survey untuk mengetahui keadaan

umum calon responden. Populasi petani padi di Desa Serijabo adalah 987

petani. Selanjutnya, jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus

yang merujuk pada Issac dan Michael dalam Sugiarto (2003).

=

.................................................................................................(7)

n=

n=

n= 51,01 ≈ 51

Keterangan : n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

S2 = Variasi sampel (5 % = 0,05)

Z = Tingkat kepercayaan (90 % = 1,64)Berdasarkan

d = Derajat penyimpangan (5 % = 0,05)

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas, maka diperoleh

jumlah sampel sebanyak 51 orang petani.

987 x (1,64)2 x (0,05)

(987 x 0,052 ) + ((1,64)

2 x 0,05)

132,73176

2,60198

Page 62: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

47

47

47

D. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diambil langsung dari petani padi dengan metode

survei dan melalui teknik wawancara langsung dengan menggunakan

kuisioner sebagai alat pengumpul data pokok. Data sekunder diperoleh dari

sumber yang memiliki keterkaitan dengan permasalahan penelitian seperti

Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Provinsi Sumatera Selatan, BP3K Kecamatan Sungai Pinang, dari jurnal,

skripsi, publikasi, artikel, serta literatur lain yang relevan.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif

dan kuantitatif. Analisis deskristif kuantitatif digunakan untuk mengetahui

hasil produksi, harga hasil produksi, jumlah faktor produksi, harga faktor

produksi dan tingkat pendapatan. Analisi deskriptif kualitatif digunakan

untuk menjelaskan hasil yang diperoleh dari analisis kuantitatif.

1. Analisis Pendapatan Usahatani

Analisis pendapatan usahatani ini di gunakan untuk menjawab tujuan yang

pertama. Untuk mengetahui pendapatan dari suatu model usahatani padi

rawa dapat dilakukan analisis pendapatan usahatani yang secara matematis

dapat dirumuskan sebagai berikut :

π = TR – TC atau π = Py.Y – (FC+VC)....................................................(8)

Page 63: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

48

48

48

Keterangan: π = Pendapatan/keuntungan (Rp)

TR = Penerimaan (Rp)

TC = Biaya total (Rp)

Py = Harga produksi (Rp/Kg)

Y = Jumlah produksi (Kg)

FC = Biaya tetap (Rp)

VC = Biaya variabel (Rp) (Soekartawi, 2003).

Suatu usahatani dapat diketahui menguntungkan atau tidak secara ekonomi

dianalisis dengan menggunakan perhitungan antara penerimaan total dan

biaya total yang disebut dengan Revenue Cost Ratio (R/C Ratio).

R/C Ratio = TR/TC...................................................................................(9)

Keterangan : R/C = Nisbah penerimaan dan biaya

TR = total revenue (total penerimaan)

TC = total cost (total biaya)

Terdapat tiga kriteria dalam perhitungan ini, yaitu :

a. Jika R/C<1, maka usahatani yang dilakukan secara ekonomi tidak

menguntungkan.

b. Jika R/C>1, maka usahatani yang dilakukan secara ekonomi

menguntungkan.

c. Jika R/C=1, maka usahatani berada pada titik impas (Break Event

Point) (Soekartawi 1995).

2. Analisis Biaya Pokok Produksi

Analisis Perhitungan biaya pokok produksi pada penelitian ini digunakan

untuk menjawab tujuan yang kedua dengan menggunakan analisis

perhitungan penghasilan total dan biaya total yang ditunjukkan pada Tabel

6 berikut ini:

Page 64: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

49

49

49

Tabel 6. Perhitungan biaya pokok produksi usahatani padi di Kecamatan

Sungai Pinang Kabupaten Ogan Ilir, 2018

No Uraian Satuan Nilai

1. Penerimaan

Produksi

Kg A

2. Biaya Produksi

I. Biaya Tunai

Benih

Pupuk

Pestisida

TK Luar Keluarga

Total Biaya Tunai

Kg

Kg

Rp

HOK

B

C

D

E

F = B+C+D+E

3. II. Biaya diperhitungkan

TK Keluarga

Penyusutan Alat

Pajak

Sewa Lahan Rp

Biaya Lain-lain

- bunga modal

Total Biaya diperhitungkan

HOK

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

G

H

I

J

K

L

M = G+H+I+J+K+L

4. III. Total Biaya Rp N = F+M

5. Pendapatan

I. Pendapatan Atas Biaya Tunai

II. Pendapatan Atas Biaya Total

Rp

Rp

F-A

N-A

6. Biaya Pokok Produksi Rp N/A

Sumber : (Mulyadi,1991).

Page 65: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

50

50

50

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Ogan Ilir

Kabupaten Ogan Ilir terbentuk pada tahun 2003, merupakan kabupaten baru

hasil pemekaran Kabupaten Ogan Komering Ilir yang memiliki luas wilayah

266.607 Ha dan mempunyai ketinggian tempat rata-rata 8 meter di atas

permukaan laut. Kabupaten Ogan Ilir merupakan daerah yang mempunyai

Iklim Tropis Basah (Type B) dengan musim kemarau antara bulan Mei-bulan

Oktober, sedangkan musim hujan antara bulan November –April, namun

pada Tahun 2011 iklim di Kabupaten Ogan Ilir telah mengalami pergeseran

sehingga musim hujan terjadi sepanjang tahun. Batas wilayah administrasi

Kabupaten Ogan Ilir sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Banyuasin dan Kota

Palembang

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU)

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir dan

Kabupaten OKU Timur

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim dan Kota

Prabumulih.

Page 66: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

51

51

51

Kabupaten Ogan Ilir termasuk satuan wilayah Pembangunan Palembang

dengan pusat utamanya di Kota Palembang dan Pusat sekunder Indralaya dan

Tanjung Raja. Satuan wilayah pembangunan Palembang ini merupakan salah

satu dari enam satuan wilayah Pembangunan utama B dengan pusat Jakarta.

Wilayah pembangunan ini tidak dibagi berdasarkan wilayah administratif,

akan tetapi berpangkal pada kegiatan ekonomi dalam suatu daerah

pembangunan. Sebaran penggunaan lahan di Kabupaten Ogan Ilir di sajikan

oleh Tabel 7.

Tabel 7. Luas penggunaan lahan di Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2017

No Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha) Persentase (%)

I Sudah diusahakan 222.147 83,32

1. Perkampungan/pemukiman 5.334 2,00

2. Sawah Irigasi (1 x 1) 31.567 11,84

3. Sawah Lebak 24.721 9,27

4. Tegalan 78.404 29,41

5. Kebun Campuran 20.556 7,71

6. Perkebunan Besar 22.241 8,34

7. Perkebunan Rakyat 39.324 14,75

II Belum diusahakan 36.237 13,59

1. Hutan Belukar 32.183 12,07

2. Semak dan Alang-alang 4.054 1,52

III Tanah Lainnya 8.223 3,08

1. Danau, Rawa, Polder 5.750 2,16

2. Sungai, Jalan 2.473 0,93

Jumlah 266.607 100

Sumber : Kabupaten Ogan ilir dalam angka 2018.

B. Gambaran Umum Kecamatan Sungai Pinang

Kecamatan Sungai Pinang merupakan bagian wilayah dari Kabupaten Ogan

Ilir yang terbentuk melalui Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003

merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Ogan Komering Ilir. Secara

geografis terletak diantara 30 02' sampai 30 48' Lintang Selatan dan diantara

Page 67: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

52

52

52

1040 20' sampai 1040 48' Bujur Timur, dengan luas wilayah 42,62 Km2 atau

42,62 Ha dan mempunyai ketinggian tempat rata-rata 8 meter di atas

permukaan laut.

Batas wilayah administrasi Kec. Sungai Pinang sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Rantau Panjang.

2. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Kandis.

3. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Raja.

4. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir

(OKI)

Wilayah Kecamatan Sungai Pinang merupakan pemekaran dari kecamatan

Tanjung Raja sehingga kecamatan Sungai Pinang juga merupakan sasaran

pembangunan sekunder dari pemerintahan pusat. Seluruh desa yang ada di

kecamatan diklasifikasikan sebagai Desa Swasembada dengan jumlah RT

sebanyak 74 RT.

Luas Kecamatan Sungai Pinang berdasarkan data yang didapat dari Dinas

Tata Pemerintahan kabupaten Ogan Ilir sebesar 42,62 km2. Wilayah yang

paling luas adalah desa Tanjung Serian dengan luas 7,850 km2 dengan

persentase luas sebesar 18,42 persen dari keseluruhan wilayah kecamatan

diikuti oleh desa Penyandingan dan Talang Dukun dan yang terkecil adalah

desa Pinang Jaya dengan luas 1,656 km2 dimana persentase luasnya adalah

sebesar 3,88 persen.

Page 68: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

53

53

53

Kecamatan Sungai Pinang pada awal terbentuknya hanya terdiri dari 6 desa

dan 1 kelurahan, tetapi pada tahun 2007 kecamatan ini mengalami pemekaran

desa sehingga kecamatan Sungai Pinang terbagi menjadi 12 desa dan 1

kelurahan dengan Ibu kota Kecamatan di kelurahan Sungai Pinang.

Topografi Kecamatan Sungai Pinang merupakan hamparan dataran rendah

berawa yang luas. Wilayah daratan mencapai 65 persen dan rawa 35 persen.

Kecamatan Sungai Pinang dialiri oleh anak-anak sungai yang sangat kecil

yaitu anak sungai Ogan yang mengalir mulai dari Kecamatan Muara Kuang,

Tanjung Raja, Rantau Alai, Sungai Pinang dan Pemulutan, dan bermuara di

Sungai Musi di Kertapati Palembang.

C. Gambaran Umum Desa Serijabo

Desa Serijabo terletak di Kecamatan Sungai Pinang dengan luas 3,32 KM2

atau 332 Ha dan mempunyai ketinggian tempat rata-rata 8 meter di atas

permukaan laut. Jarak desa dengan ibukota Kecamatan Sungai Pinang adalah

2 Km2. Daerah yang mempunyai iklim Tropis Basah (Type B) dengan

musim kemarau berkisar antara bulan Mei sampai dengan bulan Oktober,

sedangkan musim hujan berkisar antara bulan November sampai dengan

bulan April. Curah hujan di suatu wilayah (tempat) dipengaruhi oleh keadaan

iklim, geografi, dan perputaran/ pertemuan arus udara. Rata-rata curah hujan

per tahun berkisar antara 161,60 mm sampai 201,50 mm dan rata-rata hari

hujan berkisar antara 6,25 sampai 9,75 hari per tahunnya (Monografi Desa

Serijabo, 2017).

Page 69: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

54

54

54

Desa Serijabo memiliki batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Desa Sungai Pinang, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Penyandingan,

sebelah barat berbatasan dengan Desa Seridalam, dan sebelah timur

berbatasan dengan Desa Kampung Bawah (Monografi Desa Serijabo, 2017).

Penduduk Desa Serijabo terdiri dari laki-laki sebanyak 1.611 jiwa dan

perempuan sebanyak 1475 jiwa dengan sex ratio sebesar 109,22. Sarana

pendidikan yang dimiliki Desa Serijabo masih kurang lengkap. Desa

Serijabo hanya memiliki 2 Sekolah Dasar dan 2 Taman Kanak-kanak. Untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi penduduk harus ke Desa

lain atau ke Ibukota Kecamatan, Ibukota Provinsi atau Ibukota

Kabupaten/Kota.

Jumlah penduduk Desa Serijabo adalah 3.086 jiwa dan sebagian besar

penduduk bermata penaharian sebagai petani dengan jumlah 987 jiwa. Luas

total tanah sawah para petani adalah 332 hektar per m2. Lahan yang cukup

luas bagi para petani untuk menggantungkan hidup dari hasil pertanian.

Sebagian besar lahan tersebut belum diusahakan oleh petani secara optimal.

Hal ini disebabkan karena berbagai masalah, yaitu:

1. Masih rendahnya adopsi teknologi pada tingkat petani

2. Belum optimalnya ketersediaan dan penggunaan sarana produksi (pupuk,

benih dan pestisida)

3. Rendahnya kualitas dan etersediaan infrastruktur serta saran pertanian

4. Belum optimalnya penanganan pasca panen dan pemasaran.

5. Terjadinya alih fungsi lahan

Page 70: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

55

55

55

6. Rendahnya ketersediaan cadangan beras pada musim paceklik

7. Kurangnya kemampuan petani dalam mengakses modal

8. Belum optimalnya peran kelembagaan tani

Masyarakat di Desa Serijabo selain bermata pencaharian sebagai petani juga

bermata pencaharian sebagai karyawan/wiraswasta, PNS, Paramedis,

pedagang dan buruh. Pedagang membuka warung kecil atau toko sekitar desa

guna menyediakan kebutuhan sehari-hari, guna mempermudah masyarakat

dalam memperoleh kebutuhan sehari-hari tanpa harus pergi ke pasar.

Prasarana pertanian sangat diperlukan untuk memajukan desa khususnya

dalam bidang pertanian yang merupakan mata pencarian pokok sebagian

besar penduduk desa. Desa Serijabo belum memiliki pasar sendiri untuk

menunjag kegiatan ekonomi masyarakat, oleh karena itu masyarakat Desa

Serijabo biasanya mengunjungi pasar yang terletak di Kecamatan Tanjung

Raja, pasar Kayu Agung yang terletak di Kabupaten Ogan Ilir dan pasar

Indralaya yang terletak di Kecamatan Indralaya. Ketiga pasar tersebut biasa

di kunjungi masyarakat untuk membeli kebutuhan , akan tetapi masyarakat

Desa Serijabo lebih sering mengunjungi pasar tradisional yang ada di

Kecamatan Tanjung Raja, karena letak pasar tersebut lebih dekat dengan

Desa Serijabo dibandingkan pasar lainnya, dan merupakan pusat bagi

penduduk dalam memperdagangkan barang-barang yang menjadi kebutuhan

penduduk desa. Pasar ini terdapat kios-kios pertanian yang dapat

memudahkan petani untuk memperoleh sarana produksi pertanian.

Page 71: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

56

56

56

Kios-kios pertanian memiliki pengaruh yang sangat besar, salah satunya yaitu

menyediakan benih unggul dengan berbagai macam varietas, pedagang kios

juga menjual macam-macam pestisida dan perlengkapan pertanian lainnya.

Petani biasanya menjual hasil pertanian kepada tengkulak, pabrik penggiling

dan penduduk lainnya. Mayoritas petani biasanya menjual hasil dalam

bentuk beras ke pedagang beras di pasar dengan harga Rp 137.000,00 per

kaleng atau 16 kg yang lebih tinggi di bandingkan menjual di pabrik

penggiling sebesar Rp 135.000,00 per kaleng atau 16 kg. Jika petani menjual

dalam bentuk gabah, harga yang diterima petani sebesar Rp 4.500,00 per kg..

Petani menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat untuk mengangkut

hasil produksi menuju pasar dengan tarif ongkos yang sama yaitu Rp. 5.000

per karung dengan berat 50 kg. Akses jalan yang sudah cukup baik sehingga

memudahkan petani dalam memasarkan hasil yang di peroleh.

Petani di Desa Serijabo tergabung dalam kelompok tani makmur, tetapi

petani menganggap bahwa kelompok tani belum bisa memberikan manfaat

bagi petani karena kelompok tani tidak begitu aktif dalam memberikan

kemudahan bagi petani dalam memperoleh sarana produksi terutama yang

disubsidi oleh pemerintah.

Lembaga-lembaga pedesaan yang diharapkan dapat menopang kegiatan

pembangunan ekonomi pedesaan terutama ekonomi pertanian petani kecil

seperti KUD, kios-kios sarana produksi, jasa perbankan dan aktivitas

kelompok tani belum berdiri dan atau belum berjalan seperti yang diharapkan.

KUD yang diharapkan sebagai soko guru ekonomi di wilayah pedesaan

Page 72: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

57

57

57

belum terbentuk. Padahal kehadiran KUD dan segala aktivitasnya sangat

diharapkan oleh sebagian besar petani di Desa Serijabo. Aktivitas yang

sangat diharapkan oleh mereka adalah usaha penyediaan sarana produksi dan

usaha simpan pinjam, sedangkan aktivitas pemasaran belum tejadi masalah,

karena proses penjualannya relatif mudah.

Penduduk di Desa Serijabo sebagian besar merupakan suku Pegagan, dimana

bahasa yang digunakan umumnya bahasa Pegagan. Penduduk yang ada di

Desa Serijabo mayoritas beragama Islam dengan sarana peribadatan yang ada

di Desa Serijabo antara lain 2 Masjid dan 1 Mushalla.

Petani padi lahan sawah lebak dalam mengelola lahannya berbeda dengan

petani agroekosistem lainnya dalam mengusahakan lahan. Pola tanam padi

sawah lebak pada umumnya setahun sekali dan ditanam pada musim

kemarau, dimana untuk lahan lebak dangkal biasanya petani menanam pada

bulan Februari hingga Maret sedangkan untuk lahan tengahan petani

menanam pada bulan maret hingga mei dan lahan lebak dalam dilakukan

penanaman pada bulan mei hingga juni. Pada musim hujan, tanah diberakan

karena lahan tergenang air yang cukup tinggi yang tidak memungkinkan

untuk melakukan pertanaman padi terutama pada lebak dalam.

Page 73: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

89

89

89

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1). Usahatani padi rawa lebak di Desa Serijabo, Kecamatan Sungai Pinang

merupakan unit usaha yang menguntungkan, dengan pendapatan

usahatani tersebut sebesar Rp3.415.474,81 per ha per tahun atas biaya

total dengan nilai R/C sebesar 1,20.

2). Biaya pokok produksi padi rawa lebak di Desa Serijabo, Kecamatan

Sungai Pinang sebesar Rp 825,71 per kg atas biaya tunai dan Rp 3.736,33

per kg atas biaya total, dengan selang kepercayaan 95 persen biaya pokok

produksi antara Rp 3.025,96 per kg sampai dengan Rp 4.396,20 per kg.

B. Saran

1). Petani padi seharusnya menambah jumlah untuk penggunaan input dalam

usahatani sehingga meningkatkan produktivitas padi.

2). Aktivitas penyuluh perlu ditingkatkan.

3). Harga yang berlaku sebaiknya mendekati harga pembelian pemerintah.

Page 74: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

90

90

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 2003. Budidaya Tanaman Padi. Kanisus. Yogyakarta

Abdullah, B., T. Soewito, dan Sularjo. 2008. Perkembangan dan prospek

perakitan padi tipe baru di Indonesia. Jurnal Litbangtan 27(1): 1-8.

Alihamsyah dan Ar-Riza. 2004. Potensi dan teknologi pemanfaatan lahan rawa

lebak untuk pertanian. Makalah Utama. Workshop Nasional

Pengembangan Lahan Rawa Lebak. Kerjasama Balai Penelitian Pertanian

Lahan Rawa-Pemda Kabupaten Hulu Sungai- Dinas Pertanian Prop.

Kalimantan Selatan, Kandangan, 11-12 Oktober 2004. Diakses tanggal 12

Januari 2019.

Amang, Beddu dan Sawit, M. Husein. 2001. Kebijakan Beras dan Pangan

Nasional Pelajaran dari Orde Baru dan Orde Reformasi. IPB Press:

Bogor

Anis Wuryansari. 2016. Analisis Penghitungan Harga Pokok Produksi Dengan

Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual. Skripsi.

Diakses tanggal 22 februari 2019.

Asmarantaka, R.W. 2009. Bunga Rampai Agribisnis Seri Pemasaran. IPB Press.,.

Bogor. 2010. Bahan Kuliah Pemasaran Pertanian.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional [BAPPENAS]. 2014. Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Bidang Pangan dan

Pertanian 2015-2019. Jakarta: BAPPENAS.

Badan Pusat Statistik. 2018. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II 2018.

Jakarta: Badan Pusat Statistik.

. 2018. UU No 12 Tentang Pangan Dalam Renana Kerja

Pemerintah Tentang Pangan. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

. 2016. Statistik Indonesia. Sumatera Selatan: BPS.

http://www.neraca.co.id/article/108394/bps-verifikasi-luas-lahan-sawah-

di-sumsel. Diakses tanggal 25 november 2018

Page 75: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

91

91

91

. 2016. Luas Panen dan Produksi Padi di Sumatera

Selatan. Sumatera Selatan dalam Angka. Palembang: BPS Sumsel.

Diakses tanggal 12 desember 2018.

. 2016. Statistik Indonesia. Sumatera Selatan: BPS.

http://www.neraca.co.id/article/108394/bps-verifikasi-luas-lahan-sawah-

di-sumsel. Diakses tanggal 25 november 2018

_________________. 2016. Tingkat Konsumsi Beras di Indonesia, tahun 2010-

2015. https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/950. Diakses tanggal

9 November Agustus 2018.

_________________. 2016. Perkembangan impor Beras di Inodesia 2011-2016.

https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1043. Diakses tanggal 9

November Agustus 2018.

_________________. 2016. Produksi padi dan palawija di Indonesia, tahun

2010-2015. https://www.bps.go.id/site/resultTab. Diakses tanggal 9

November Agustus 2018.

. 2017. Produk domestik bruto (PDB) Indonesia atas dasar

harga berlaku menurut lapangan usaha, tahun 2016.

https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/827. Diakses tanggal 12

desember 2018.

. 2018. Kabupaten Ogan Ilir dalam Angka. Badan Pusat

Statistik Provinsi Sumatera selatan. Palembang.

Bakri dan R.H. Susanto. 2006. Keragaan produksi beberapa varietas padi hasil

mutasi radiasi di daerah rawa lebak di Kecamatan Rambutan Musi

Banyuasin, Sumatera Selatan. Jurnal Tanaman Tropika 9 (1) :24-29.

Balitbangtan. 2007. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Padi Lahan Rawa

Lebak. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. 49 hlm.

Diakses tangga 22 Februari 2019.

Departemen Pertanian. 2004. Rencana Setrategis Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian 2005- 2006. Jakarta: Badan Penelitian dan

Perkembangan Pertanian.

Fajar, Muhammad. 2010. Analisis Kausalitas Antara Inflasi dan Tingkat

Pengangguran Terbuka ( Studi Kasus Indonesia 1980 M12 s.d. 2010 ).

Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. Jakarta.

Fitri Solekhah. 2018. Analisis Harga Pokok Produksi Dan Harga Pokok

Penjualan Jagung Di Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung

Timur. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Page 76: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

92

92

92

Gustiyana, H. 2003. Analisis Pendapatan Usahatani untuk Produk Pertanian.

Salemba Empat. Jakarta.

Handoko, S, Y.Farmanta dan Adri. 2017. Peningkatan produktivitas padi sawah

melalui introduksi varietas unggul baru di Kabupaten Tanjung Jabung

Timur Jambi. Prosiding Seminar Nasional Pengkajian Teknologi Spesifik

Lokasi Komoditas Tanaman Pangan (hlm. 96-100). 8 November 2016.

Bengkulu: BPTP Bengkulu Badan Litbang Pertanian.

Ida Zuhairoh. 2015. Analisis Penentuan Harga Pokok Beras Dengan

Menggunakan Metode Full Costing Pada Usahatani Beras di Kecamatan

Undaan Kabupaten Kudus Musim Panen Bulan Juli 2015. Skripsi.

Universitas lampung. Bandar lampung

Jamil, A, dkk. 2016. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman

Padi. Sukamandi.

Juliana R. Mandei. 2011. Penentuan Harga Pokok Beras Di Kecamatan

Kotamobagu Timur Kota Kotamobagu. Skripsi. Diakses tangga 21 februari

2019.

Kasto, Sembiring H. 2004. Profil Kependudukan Indonesia Selama PJP I dan

PJP II. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah

Mada.

Kementrian Pertanian. 2015. Outlook Padi.

http://www.pertanian.go.id/ap_pages/mod/datatp. Diakses pada tanggal 20

Desember 2018

Kementrian Pertanian. 2018. Impor Padi.

http://www.pertanian.go.id/ap_pages/mod/datatp. Diakses pada tanggal 20

Desember 2018

Lingga P, Marsono. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Edisi Revisi. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Litha Rosana. 2012. Analisis Harga Pokok Padi Sawah Dan Padi Ladang Di

Kecamatan Samalantan Kabupaten Bengkayang. Skripsi. Diakses tanggal

22 februari 2019.

Maulidah. 2012. Modul 1 Manajemen Agribisnis. Universitas Brawijaya. Jawa

Timur. www.dwiretno.lecture.ub.ac.id/files/2013/03/MA_1_Sistem-

Agribisnis.doc. Diakses tanggal 19 desember 2018.

Monografi desa. 2017. Potensi Desa Serijabo, Kecamatan Sungai Pinang

Kabupaten Ogan Ilir. Sumatera Selatan. Palembang.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.

Page 77: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

93

93

93

Muhammad Arif Setiawan. 2018. Analisis Usahatani Padi Sawah Pada Berbagai

Tipe Lahan Lebak Di Desa Berkat Kecamatan Sirah Pulau Padang

Kabupaten Ogan Komering Ilir. Skripsi. OKI. UIN Palembang. Diakses

tanggal 2 Maret 2019.

Mulyadi. 1991. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Universitas Gadjah Mada. Aditya

Media.Yogyakarta.

. 2001.. Akuntansi Manajemen Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Salemba.

Jakarta.

. 2015. Sistem Akuntansi. Salemba. Jakarta.

Noor, M. 2007. Rawa Lebak, Ekologi, Pemanfaatan, dan Pengembangannya. PT

Raja Grafindo Persada, Jakarta. 274 hlm.

Pasandaran, dkk. 2015. Memperkuat Kemampuan Swasembada Pangan. IAARD

PRESS. Jakarta. http://www.litbang.pertania n.go.id/buku/swasembada/.

Diakses tanggal 29 November 2018.

Purwono. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Putu Yenata. 2018. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah Dan Penentuan

Harga Jual Beras Pada Tingkat Petani Di Kabupaten Morowali. Skripsi.

Diakses tanggal 22 februari 2019.

Resti Purwaningsih. 2018. Analisis Pendapatan Dan Biaya Pokok Produksi

Usahatani Ubi Kayu Di Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung

Timur. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Rogers, E.M. 1983. Diffusion of Innovation. The Three Press. A Division of

Macmillan Publishing Co, Inc. New York

Saragih. 2010. Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian.

Penerbit IPB Press. Bogor.

Sari K, Febriyansyah A. 2018. Produktivitas dan luas lahan minimal petani padi

sawah lebak di Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal Lahan Suboptimal. Vol. 7,

No.2: 185-195 Oktober 2018.

Siti Nurrohmah. 2016. Analisis Produksi Dan Pendapatan Petani Padi Sawah Di

Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan. Skripsi. Diakses tanggal

22 februari 2019.

Soehendi, R., dan Syahri. 2013. Kesesuaian Varietas Unggul Baru Padi di

Sumatera Selatan. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi

Page 78: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

94

94

94

Pertanian Spesifik Lokasi (hlm. 304-310). 6-7 Juni 2013. Medan: Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, Badan Litbang Pertanian.

Soekartawi, Soeharjo, Dillon, Hardaker. 1984.Ilmu Usahatani dan Penelitian

Untuk Pengembangan Petani Kecil.Jakarta. Universitas Indonesia.

Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasinya. PT

Raja Grafindo Persada, Jakarta.

________. 1994. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi

Cobb-Douglas. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

________.. 2003. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis

Fungsi Cobb-Douglas. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sugiarto, dkk. 2003. Teknik Sampling. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

. 2005. Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehansif. Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed

Methods). Bandung. Penerbit Alfabeta.

Suprihatno,dkk. 2011. Deskripsi varietas padi. Sukamandi. Balai Besar Penelitian

Tanaman Padi, Badan Litbang Pertanian.

Suparwoto. 2019. Produksi Dan Pendapatan Usahatani Padi Di Lahan Rawa

Lebak Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan. Jurnal sosial

ekonomi pertanian dan agribisnis (SOCA). Vol 13 No 1. Diakses tanggal 3

April 2019.

Suratiyah. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta

. 2008. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Yogyakarta.

Susanto, R.H. 2010. Strategi Pengelolaan Rawa untuk Pembangunan Pertanian

Berkelanjutan. Buku Pengukuhan Guru Besar Jurusan Tanah Fakultas

Pertanian.

Ujang Sumarwan, (2004). “Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya Dalam

Pemasaran”, Ghalia Indonesia, Bogor

Waluyo, Suparwoto dan I.G Inu. 2000. Potensi dan peluang pengembangan

tanaman pangan di lahan rawa lebak Sumatera Selatan. Proseding

Seminar Nasional Penelitian dan pengembangan Pertanian di lahan Rawa.

Cipayung, 25-27 Juli 2000.

Page 79: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN BIAYA ...digilib.unila.ac.id/58049/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSANWACANA Bismillahirahmannirrahim, Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji

95

95

95

Waluyo, Supartha, dan M. Syarief. 2004. Uji adaptasi galur-galur harapan dan

varietas padi di lahan rawa lebak. Laporan tahunan hasil penelitian Kebun

Percobaan Kayuagung. 2004.

Waluyo dan Suparwoto. 2010. Inovasi teknologi pola tanam padi rawa lebak

untuk mendukung Indek Pertanaman (IP 200) di Sumatera Selatan.

Proseding Seminar Nasional Hasil-hasil penelitian dan Pengkajian

(Balitbangda) Sumatera Selatan. Palembang, 13-14 Desember 2010.

Diakses pada tangga 02 januari 2019.

Waluyo dan Suparwoto. 2016. Peranan varietas padi unggul baru dalam

meningkatkan produktivitas dan penghasilan petani lebak Kabupaten

Ogan Ilir Sumatera Selatan. Prosiding Seminar Nasional Pertanian

Terpadu dan Berkelanjutan Berbasis Sumber Daya dan Kearifan Lokal di

Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (hlm. 198-208). 4 September 2016.

Palembang: Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.