ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB...
![Page 1: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/1.jpg)
ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN
PADI ORGANIK DAN ANORGANIK DI KABUPATEN PRINGSEWU
Skripsi
Fitria Kusuma Astuti
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
![Page 2: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/2.jpg)
ABSTRACT
ANALYSIS OF INCOME AND MARKET SYSTEM OF ORGANIC AND
INORGANIC RICE IN PRINGSEWU DISTRICT
By
Fitria Kusuma Astuti
This research aims to analyze income, comparison of income, and marketing
effeciency of organic and inorganic rice farming in Pringsewu District. This
research is conducted in Fajaresuk Village, Pringsewu Subdistrict, Pringsewu
District using survey method and location were proposively at determind. The
data was collected from August to September 2017. The samples of the research
are 14 organic rice farmers, 25 inorganic rice farmers, and 15 marketing
respondents. Market respondent consist of : 1 Sejahtera Farmer Group, 9
collectors and 5 millers wich is conducted by snowball method. Data is analyzed
by income, different test of income, and marketing analysis. The result of study
showes that organic rice farming income bigger than inorganic rice farming
income, there is significant difference in rice farm income betwen organic and
inorganic rice farming, the marketing of organic rice more efficient than
inorganic rice.
Keywords: income, inorganic rice, marketing, organic rice
![Page 3: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/3.jpg)
ABSTRAK
ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI ORGANIK
DAN ANORGANIK DI KABUPATEN PRINGSEWU
Oleh
Fitria Kusuma Astuti
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan, perbandingan
pendapatan, dan efisiensi pemasaran padi organik dan anorganik di Kabupaten
Pringsewu. Penelitian menggunakan metode survei dilaksanakan di Desa
Fajaresuk Kabupaten Pringsewu yang ditentukan secara sengaja (purposive).
Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2017 hingga
September 2017. Sampel pada penelitian terdiri dari 14 petani padi organik dan
25 petani padi anorganik, serta 15 responden pemasaran. Responden pemasaran
terdiri dari 1 Kelompok Tani Sejahtera, 9 pedagang pengumpul dan 5 pedagang
penggiling yang dilakukan dengan metode snowball. Analisis data menggunakan
analisis pendapatan, uji beda pendapatan dan pemasaran. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pendapatan usahatani padi organik lebih besar dibandingkan
dengan pendapatan usahatani padi anorganik, terdapat perbedaan pendapatan yang
signifikan antara pendapatan petani padi organik dibandingkan pendapatan
usahatani padi anorganik dan pemasaran padi organik lebih efisien dibandingkan
pemasaran padi anorganik.
Kata kunci : padi anorganik, padi organik, pemasaran, pendapatan
![Page 4: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/4.jpg)
ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI ORGANIK
DAN ANORGANIK DI KABUPATEN PRINGSEWU
Oleh
FITRIA KUSUMA ASTUTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
![Page 5: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/5.jpg)
![Page 6: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/6.jpg)
![Page 7: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/7.jpg)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Semarang pada tanggal 5 Maret
1995, merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan
Bapak Ahmad Jarkasih, A.Md dan Ibu Christiana
Tavipiani. Penulis menempuh pendidikan Taman Kanak-
Kanak (TK) Karya Utama tahun 2000, Sekolah Dasar
(SD) di SD Al-Azhar Bandar Lampung tahun 2001, lulus
pada tahun 2007. Penulis menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama
(SMP) di SMP Negeri 4 Bandar Lampung lulus pada tahun 2010, kemudian
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA YP Unila
Bandar Lampung, lulus pada tahun 2013. Penulis juga aktif sebagai anggota
Pasukan Pengibar Bendera Sekolah (Paskibra) di SMA YP Unila Bandar Lampung
tahun 2010-2013.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswi reguler pada Jurusan Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur Seleksi Nasional
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan. Penulis pernah aktif
berorganisasi sebagai anggota bidang 2 (Pengkaderan dan Pengabdian
Masyarakat) pada organisasi HIMASEPERTA periode 2014/2015. Pada bidang
akademik, penulis pernah dipercaya menjadi Asisten Dosen Mata Kuliah
Pengembangan Masyarakat. Selain itu, penulis pernah mendapatkan Beasiswa
![Page 8: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/8.jpg)
Paguyuban Karya Salemba Empat sebagai beswan BPJS TK selama satu
semester pada periode ajaran 2015/2016. Pada tahun 2014, penulis mengikuti
kegiatan homestay (Praktik Pengenalan Pertanian) selama tujuh hari di Dusun 3
Pancasila Natar Kabupaten Lampung Selatan. Pada tahun 2016 penulis
melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 60 hari di Pekon Margodadi
Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggmus, pada tahun yang sama, penulis juga
melaksanakan Praktik Umum (PU) selama 40 hari di PT. Mitra Tani Parahyangan,
Cianjur, Jawa Barat.
![Page 9: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/9.jpg)
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan kasih karunia-
Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pendapatan
dan Sistem Pemasaran Padi Organik Dan Anorganik Di Kabupaten
Pringsewu” dengan baik. Selama penyelesaian skripsi ini, banyak pihak yang
telah memberikan bantuan, nasihat, dorongan semangat, doa dan saran yang
membangun kepada penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala
ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultan Pertanian
Universitas Lampung
2. Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Lampung
3. Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S., sebagai Pembimbing Pertama, yang telah
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, saran, pengarahan,
motivasi, dan semangat kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Ir. Adia Nugraha, M.S., sebagai Pembimbing Kedua, yang telah memberikan
bimbingan, saran, pengarahan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
5. Ir. Suriaty Situmorang, M.Si., selaku Penguji Skripsi, yang telah memberikan
saran, arahan, dan masukan untuk perbaikan skripsi.
6. Ani Suryani, S.P, M.Sc., selaku Pembimbing Akademik, atas nasihat dan
![Page 10: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/10.jpg)
dorongan semangat kepada penulis selama perkuliahan.
7. Seluruh dosen Jurusan Agribisnis yang telah memberikan ilmu pengetahuan
dan pengalaman selama penulis menjadi mahasiswi Agribisnis, serta
staf/karyawan yang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya selama ini.
8. Instansi-instansi yang terkait, Dinas Pertanian Provinsi Lampung dan Dinas
Pertanian Kabupaten Pringsewu, yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
pengalaman penulis dalam menyelesaikan skrpisi ini.
9. Keluargaku yang tercinta, Ayahanda Ahmad Jarkasih, A.Md, Ibunda Christiana
Tavipiani, dan kakak Samatha Danaparamita, S.Pt., serta keluarga besar penulis
yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, nasehat, serta doa yang tiada
henti sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat WS, Annisa Shabrina, S.Pd., Samnurika Permata, S.Pd., Arum
Isti, S.E., Nyoman Adhtiya, S.P., Vita Meilani, S.Si., Meiyana Eka, A.Md.,
Riska Anggun, S.Tr.Kep., Bripda Tino Hadi dan Hening Ramadhani, S.Pd.
11. Sahabat-sahabat penulis, Arienda Mustikawati, Ade Akta Notaria, Hesti
Permata Sari S.P., Fitri Yuni Lestari, S.P., atas kebersamaan, dukungan, dan
persahabatan selama ini kepada penulis.
12. Febriko Fajar Alafim yang telah memberikan doa, dukungan dan motovasi
kepada penulis.
13. Teman-teman seperjuangan penulis Mentari Diasti Putri, Yuni Astika Rahayu,
Fadhilah Ismi Bazai S.P., Wardiah Nurul S.P, Biha Melati S.P, Jenisa Devi,
S.P., Romidah Astuti, S.P., Gita Marindra S.P, Shintia Maria W.S. S.P.
14. Teman-teman seperjuangan penulis Haryadi S.P., Dwi Ega Prasetyo S. P., M.
Reza Azhar S.P., Reki Septian S.P., Pandu Pradyatama S.P., Ahmad
![Page 11: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/11.jpg)
Miftahudin, S.P., Doni Pranata S.P dan rekan seperjuangan Agribisnis 2013
yang lainnya, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
memberikan doa, semangat, dan dukungan kepada penulis.
15. Adik-adik 2014 Martsilia Amartasari, Iis Rosdiana, dan Hafia Kamarga, yang
telah memberikan doa, semangat dan dukungan kepada penulis.
16. HIMASEPERTA sebagai tempat menempa dan menggali potensi diri.
17. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan membantu penulis hingga
terselesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas atas semua kebaikan Bapak/Ibu, dan
memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah diberikan oleh
saudara-saudari sekalian. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi
ini masih terdapat kekurangan dan belum sempurna, namun semoga skripsi ini
tetap dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.
Bandar Lampung,
Penulis,
Fitria Kusuma Astuti
![Page 12: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/12.jpg)
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL…………………………………………………….. iii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………….. vi
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang……………………………………………...….. 1
B. Rumusan Masalah ...…………………………………………… 7
C. Tujuan Penelitian………………………………………………. 9
D. Kegunaan Penelitian………………………………………........ 9
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS
10
A. Tinjauan Pustaka ……………………………………………….
1. Pertanian Organik ………………………………………….
2. Padi Organik ……………………………………………….
3. Budidaya Padi ……………………………………………...
4. Konsep Usahatani ………………………………………….
5. Teori Pendapatan Usahatani ……………………………….
6. Teori Pemasaran ……………………………………………
7. Analisis Pemasaran …………………………………………
a. Struktur Pasar (Market Structure) ……………………….
b. Perilaku Pasar (Market Conduct) ………………………..
c. Keragaan Pasar (Market Performance) ………………….
10
10
13
13
16
17
18
19
19
20
20
B. Penelitian Terdahulu……………………………..…………….. 24
C. Kerangka Pemikiran……………...…………………………….. 29
D. Hipotesis Penelitian………………………………...…………... 30
III. METODELOGI PENELITIAN 32
A. Metode Penelitian……………………………………………… 32
B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional…………………….…. 32
![Page 13: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/13.jpg)
ii
C. Penentuan Lokasi, Responden dan Waktu Pengumpulan Data ..
D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data …………………….
E. Metode Analisis Data dan Pengolahan Data …………………...
1. Pendapatan Usahatani Padi Organik dan Anorganik ……….
2. Analisis Efisiensi Pemasaran Padi Organik dan Anorganik ..
36
38
39
39
42
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 48
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian …………………………... 48
B. Keadaan Umum Responden……………………………………. 50
1. Umur Responden Petani …………………………………….
2. Tingkat Pendidikan Responden Petani ………………...……
3. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden Petani …………..
4. Pengalaman Berusahatani Padi ……………………………..
5. Pekerjaan Sampingan Petani ………………………………..
6. Luas Lahan dan Status Kepemilikan Lahan Responden
Petani ………………………………………………………..
51
51
52
53
54
56
C. Analisis Usahatani Padi ………………..………………………
1. Penggunaan Input Produksi dan Biaya Usahatani Padi …….
a. Penggunaan Benih ……………………………………….
b. Penggunaan Pupuk ……………………………………....
c. Penggunaan Pestisida …………………………………....
d. Penggunaan Tenaga Kerja ……………………………….
e. Biaya Lainnya ……………………………………………
f. Biaya Usahatani Padi Organik dan Anorganik ………….
57
58
58
60
64
66
70
70
D. Analisis Pendapatan Usahatani Padi …………………………...
1. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Organik dan Anorganik
2. Analisis Uji Beda Pendapatan Usahatani …………………...
73
73
79
E. Pemasaran Padi Organik dan Padi Anorganik …………………
1. Keadaan Umum Responden Pelaku Pemasaran Padi ………
a. Karakteristik Pedagang …………………………………..
b. Umur Pedagang Responden ……………………………...
c. Tingkat Pendidikan Pedagang …………………………...
d. Pengalaman Berdagang Padi Organik dan Anorganik ….
2. Analisis Pemasaran …………………………………………
a. Struktur Pasar (Market Structure) ……………………….
b. Perilaku Pasar (Market Conduct) ………………………..
c. Keragaan Pasar (Market Performance) ………………….
80
80
80
80
81
81
83
83
87
89
V. KESIMPULAN DAN SARAN 103
A. Kesimpulan………………………………………..…………… 103
B. Saran………………………………………………..………….. 109
![Page 14: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/14.jpg)
iii
DAFTAR PUSTAKA 111
LAMPIRAN 115
Tabel 30 - 77 116
![Page 15: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/15.jpg)
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Luas panen, produksi, dan produktivitas padi Provinsi Lampung
tahun 2011-2015 .................................................................................. 4
2. Sebaran luas lahan, produksi dan produktivitas padi organik dan
anorganik Provinsi Lampung tahun 2015 ............................................ 5
3. Kajian Penelitian Terdahu .................................................................... 25
4. Responden petani padi organik dan anorganik .................................... 38
5. Luas lahan sawah per Pekon atau Kelurahan di Kecamatan
Pringsewu tahun 2016 .......................................................................... 48
6. Sebaran umur responden petani padi di Kabupaten Pringsewu ........... 51
7. Sebaran pendidikan terakhir responden petani padi organik dan
anorganik di Kabupaten Pringsewu ..................................................... 52
8. Jumlah tanggungan keluarga responden petani padi organik dan
anorganik Kabupaten Pringsewu ......................................................... 53
9. Pengalaman berusahatani petani padi di Kabupaten Pringsewu .......... 54
10. Sebaran petani berdasarkan pekerjaan sampingan di Kabupaten
Pringsewu ............................................................................................. 55
11. Sebaran luas lahan petani responden padi organik dan anorganik di
Kabupaten Pringsewu .......................................................................... 57
12. Rata-rata penggunaan pupuk pada usahatani padi organik dan
anorganik di Kabupaten Pringsewu (per hektar) .................................. 62
13. Anjuran penggunaan pupuk usahatani padi anorganik di Kabupaten
Pringsewu ............................................................................................. 63
14. Rata-rata penggunaan pestisida petani padi anorganik di Kabupaten
Pringsewu (per hektar) ......................................................................... 66
15. Rata-rata penggunaan tenaga kerja usahatani padi organik dan
anorganik di Kabupaten Pringsewu (per hektar) .................................. 70
![Page 16: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/16.jpg)
v
16. Rata-rata biaya lain yang dikeluarkan petani padi organik dan
anorganik di Kabupaten Pringsewu (per tahun) ................................... 71
17. Rata-rata biaya tunai yang dikeluarkan petani padi organik dan
anorganik di Kabupaten Pringsewu (per hektar) .................................. 72
18. Rata-rata biaya diperhitungkan petani padi organik dan anorganik di
Kabupaten Pringsewu (per hektar) ....................................................... 74
19. Rata-rata pendapatan usahatani padi organik dan anorganik di
Kabupaten Pringsewu .......................................................................... 77
20. Hasil uji Independent sample t-test pendapatan usahatani petani padi
Organik dan Anorganik di Kabupaten Pringsewu ............................... 79
21. Umur pedagang responden pemasaran padi anorganik di Kabupaten
Pringsewu ............................................................................................. 81
22. Tingkat pendidikan responden pemasaran padi anorganik di
Kabupaten Pringsewu .......................................................................... 82
23. Pengalaman Berdagang responden pemasaran padi anorganik di
Kabupaten Pringsewu .......................................................................... 83
24. Sebaran jumlah responden lembaga pemasaran padi anorganik di
Kabupaten Pringsewu .......................................................................... 84
25. Sebaran pangsa produsen usahatani padi organik dan anorganik di
Kabupaten Pringsewu .......................................................................... 94
26. Margin pemasaran padi organik di Kabupaten Pringsewu .................. 100
27. Margin pemasaran padi anorganik di Kabupaten Pringsewu .............. 101
28. Sebaran total margin pemasaran padi organik dan beras anorganik di
Kabupaten Pringsewu .......................................................................... 104
29. Sebaran ratio margin keuntungan (Ratio Profit Margin) pada
pemasaran padi organik dan padi anorganik di Kabupaten Pringsewu 106
30. Identitas responden petani padi organik ............................................... 116
31. Penggunaan pupuk usahatani padi organik MT I ................................ 117
32. Penggunaan pupuk usahatani padi organik MT II ............................... 119
33. Tenaga kerja usahatani padi organik MT I .......................................... 121
34. Penggunaan tenaga kerja usahatani padi organik MT II ...................... 129
35. Penyusutan peralatan usahatani padi organik ...................................... 137
![Page 17: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/17.jpg)
vi
36. Biaya lain lain usahatani padi organik ................................................. 139
37. Total biaya usahatani padi organik MT I dan MT II ........................... 140
38. Total penerimaan usahatani padi organik MT I dan MT II ................. 142
39. Pendapatan usahatani padi organik MT I dan MT II ........................... 143
40. Rata-rata keuntungan usahatani padi organik per musim tanam ......... 145
41. Identitas responden petani padi anorganik ........................................... 146
42. Penggunaan pupuk usahatani padi anorganik MT I ............................. 147
43. Penggunaan pupuk usahatani padi anorganik MT II ........................... 149
44. Penggunaan pestisida usahatani padi anorganik MT I ......................... 151
45. Penggunaan pestisida usahatani padi anorganik MT II ....................... 153
46. Tenaga kerja usahatani padi anorganik MT I ....................................... 155
47. Tenaga kerja usahatani padi anorganik MT II ..................................... 163
48. Penyusutan peralatan usahatani padi anorganik ................................... 171
49. Biaya lain lain usahatani padi anorganik ............................................ 172
50. Total biaya usahatani padi anorganik MT I dan MT II ........................ 173
51. Total penerimaan usahatani padi anorganik ......................................... 175
52. Pendapatan usahatani padi anorganik MT I dan MT II ....................... 176
53. Rata-rata pendapatan usahatani padi anorganik MT I dan MT II ........ 178
54. Rata-rata pendapatan usahatani padi organik dan anorganik MT I dan
MT II .................................................................................................... 179
55. Identitas petani padi organik ................................................................ 183
56. Identitas pedagang beras organik ......................................................... 183
57. Saluran pemasaran beras organik dari petani ke kelompok tani per
musim tanam ........................................................................................ 184
58. Saluran pemasaran beras organik dari kelompok tani ke konsumen
per musim tanam .................................................................................. 184
59. Margin pemasaran beras organik MT I dan MT II .............................. 185
![Page 18: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/18.jpg)
vii
60. Identitas petani padi anorganik ............................................................ 186
61. Identitas pedagang pengumpul padi anorganik .................................... 187
62. Identitas penggiling padi anorganik .................................................... 187
63. Identitas pedagang pengecer padi anorganik ...................................... 188
64. Volume dan tempat pemasaran padi anorganik dari petani padi ke
pedagang pengumpul MT I dan MT II ................................................ 189
65. Volume dan tempat pemasaran padi anorganik dari pedagang
pengumpul ke penggiling MT I dan MT II ......................................... 190
66. Volume dan tempat pemasaran padi anorganik dari penggiling ke
pedagang pengecer MT I dan MT II ................................................... 191
67. Volume dan tempat pemasaran padi anorganik dari pedagang
pengecer ke konsumen MT I dan MT II ............................................. 192
68. Saluran 1 Pemasaran padi anorganik dari petani ke pedagang
pengumpul MT I dan MT II ................................................................ 194
69. Saluran 1 Pemasaran padi anorganik dari pedagang pengumpul ke
penggiling MT I dan MT II ................................................................. 195
70. Saluran 1 Pemasaran padi anorganik dari penggiling ke pedagang
pengecer MT I dan MT II ................................................................... 196
71. Saluran 2 Pemasaran padi anorganik dari petani ke penggiling MT I
dan MT II ............................................................................................ 197
72. Saluran 2 Pemasaran padi anorganik dari penggiling ke pedagang
pengecer MT I dan MT II ................................................................... 197
73. Saluran 1 Pemasaran padi anorganik dari peagang pengecer ke
konsumen MT I dan MT II ................................................................. 198
74. Saluran 2 Pemasaran padi anorganik dari peagang pengecer ke
konsumen MT I dan MT II ................................................................. 200
75. Margin pemasaran padi anorganik MT I dan MT II ........................... 201
76. Daftar harga beras organik Tahun 2017 .............................................. 202
77. Daftar harga padi anorganik Tahun 2017 ........................................... 202
78. Hasil uji beda pendapatan usahatani padi organik dan anorganik MT
I ........................................................................................................... 203
![Page 19: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/19.jpg)
viii
79. Hasil uji beda pendapatan usahatani padi organik dan anorganik MT
II .......................................................................................................... 203
80. Hasil analisis Et padi anorganik di Kabupaten Pringsewu ................. 203
![Page 20: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/20.jpg)
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kontribusi rata-rata produksi padi di 17 provinsi sentra di Indonesia
tahun 2012-2016 …………………………………………………….
2
2. Bagan alur analisis pendapatan dan pemasaran padi organik di
Provinsi Lampung …………………………………………………
31
3. Saluran Pemasaran padi organik di Kabupaten Pringsewu ………… 91
4. Saluran pemasaran padi anorganik di Kabupaten Pringsewu ……… 91
5. Saluran 1 pemasaran padi anorganik di Kabupaten Pringsewu …… 92
6. Saluran 2 pemasaran padi anorganik di Kabupaten Pringsewu ......... 92
![Page 21: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/21.jpg)
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertanian merupakan kegiatan pemanfaatan lahan dengan melakukan budidaya
tanaman. Sektor pertanian memiliki peran yang cukup tinggi dalam peningkatan
perekonomian negara. Hal ini disebabkan oleh beberapa komoditas yang terdapat
dalam sektor pertanian termasuk ke dalam komoditas ekspor-impor yang
berhubungan dengan perekonomian negara. Sektor pertanian memiliki kontribusi
sebesar 14,57% terhadap produk domestik bruto (PDB) Inonesia pada tahun 2015,
dari jumlah tersebut sebanyak 3,76% disumbang oleh subsektor tanaman pangan
(Pusdatin, 2015).
Tanaman pangan merupakan subsektor pertanian yang memiliki peran bagi
perekonomian Indonesia. Kontribusi tanaman pangan terhadap PDB
menunjukkan share kedua setelah tanaman perkebunan, yaitu sebesar 3,41% dari
total share pertanian sebesar 10,28% (Pusdatin, 2016). Tanaman padi merupakan
tanaman pangan yang penting sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia.
Produksi tanaman padi Indonesia mencapai angka 79.171.916 ton pada tahun
2016. Angka tersebut didapat dari beberapa sentra produksi padi di Indonesia,
yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara,
Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Barat, NTB, dan Kalimatan Selatan
(Pusdatin, 2016).
![Page 22: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/22.jpg)
2
Pemenuhan kebutuhan padi untuk masyarakat Indonesia didukung oleh beberapa
sentra produksi padi di Indonesia. Kontribusi beberapa sentra produksi padi di
Indonesia dalam pemenuhan kebutuhan padi diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan. Kontribusi rata-rata
produksi padi di 17 provinsi sentra di Indonesia tahun 2012-2016 dapat dilihat
pada Gambar 1.
Gambar 1. Kontribusi rata-rata produksi padi 17 provinsi sentra di Indonesia
tahun 2012-2016
Sumber : Pusdatin, 2016
Gambar 1 menunjukkan bahwa kontribusi rata-rata produksi padi terbesar di
Indonesia adalah Provinsi Jawa Timur (17,32%). Provinsi Lampung menempati
urutan ke tujuh sentra produksi padi di Indonesia dan urutan ke tiga di Pulau
Sumatera dengan presentase produksi sebesar 4,37% pada tahun 2016 (Pusdatin,
2016). Produksi padi Provinsi Lampung sebesar 3.641.895 ton atau
![Page 23: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/23.jpg)
3
menyumbangkan sebesar 4,66% produksi padi di Indonesia pada tahun 2016.
Angka tersebut naik sebesar 9,69% dari tahun 2014 dan merupakan kenaikan
produksi tertinggi selama lima tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh kenaikan
luas panen padi sebesar 58,54 ribu hektar atau sebesar 9,02% di Provinsi
Lampung. Peningkatan tersebut menunjukkan tanaman pangan Provinsi
Lampung, terutama tanaman padi, memiliki potensi yang baik bagi perekonomian
daerah (BPS Provinsi Lampung, 2016b).
Sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 31,86% dari total produk
domestik regional bruto (PDRB) Provisi Lampung. Tanaman pangan merupakan
komoditas penting bagi Provinsi Lampung khususnya tanaman padi, karena
Provinsi Lampung merupakan salah satu lumbung padi Indonesia dan merupakan
salah satu sentra produksi padi Indonesia. Khusus subsektor tanaman pangan
menyumbangkan 11,06% terhadap pembentukan PDRB Provinsi Lampung (BPS
Lampung, 2016a)
Produksi padi di Provinsi Lampung mengalami kenaikan dari tahun 2011 hingga
tahun 2015. Produksi padi mencapai 2.940.795 ha dengan produktivitas sebesar
4.845 ton/ha di tahun 2011. Tabel 1 menunjukkan bahwa kenaikan produksi padi
dari tahun 2011 hingga tahun 2015 relatif konstan. Kenaikan produksi padi
diiringi dengan penambahan luas panen padi dan mencapai produksi tertinggi
sebesar 3.641.895 ton dengan produktivitas sebesar 5,15 ton/ha pada tahun 2015.
Perkembangan luas panen, produksi, dan produktivitas padi Provinsi Lampung
tahun 2011-2015 dapat dilihat pada Tabel 1.
![Page 24: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/24.jpg)
4
Tabel 1. Luas panen, produksi, dan produktivitas padi Provinsi Lampung tahun
2011-2015
Tahun Luas panen (ha) Produksi (ton) Produktivitas (ton/ha)
2011 606.973 2.940.795 4,85
2012 641.876 3.101.455 4,83
2013 638.090 3.207.002 5.03
2014 648.731 3.320.064 5,12
2015 707.266 3.641.895 5,15
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung (2016a)
Produksi padi di Provinsi Lampung mengalami perkembangan positif. Terjadi
peningkatan produksi padi dengan rata-rata sebesar 5,25% dari tahun 2011 sampai
tahun 2015 (BPS Provinsi Lampung, 2016a). Masyarakat di Provinsi Lampung
melakukan usahatani padi dengan dua cara, yaitu usahatani padi organik dan
usahatani padi anorganik. Usahatani padi organik merupakan usahatani padi yang
tidak menggunakan zat kimia dalam kegiatan usahatani mulai dari pengolahan
tanah, pemupukan dan pemberantasan hama penyakit tanaman. Usahatani padi
anorganik merupakan usahatani padi yang masih menggunakan bahan kimia
dalam proses kegiatan usahatani pada pemupukan dan pemberantasan hama
penyakit tanaman (BSN, 2015).
Sebagai salah satu provinsi dengan produksi padi terbesar di Indonesia, luas lahan
tanaman padi Provinsi Lampung tersebar di semua kabupaten/kota. Masyarakat
di setiap kabupaten/kota sebagian besar melakukan usahatani padi anorganik atau
masih menggunakan bahan-bahan kimia. Akan tetapi, terdapat tiga kabupaten
yang melakukan usahatani padi organik. Sebaran luas lahan, produksi dan
produktivitas tanaman padi organik dan anorganik di Provinsi Lampung tahun
2015 dapat dilihat pada Tabel 2.
![Page 25: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/25.jpg)
5
Tabel 2. Sebaran luas lahan, produksi dan produktivitas padi organik dan
anorganik Provinsi Lampung tahun 2015
No Kabupaten
Padi Anorganik Padi Organik
Luas Lahan
(ha)
Produksi
(ton)
Prodvitas
(ton/ha)
Luas
Lahan
(ha)
Produksi
(ton)
Prodvitasi
(ton/ha)
1 Lampung Barat 23.854 112.063 4,67 - - -
2 Tanggamus 50.083 284.643 5,68 27,50 137,50 5,00
3 Lampung
Selatan 88.129 488.079 5,54 - - -
4 Lampung Timur 110.099 564.315 5,13 - - -
5 Lampung
Tengah 138.807 782.604 5,64 1,28 7,04 5,50
6 Lampung Utara 33.011 168.942 5,12 - - -
7 Way Kanan 31.944 149.178 4,67 - - -
8 Tulang Bawang 50.06 242.728 4,85 - - -
9 Pesawaran 30.733 170.073 5,53 - - -
10 Pringsewu 23.611 137.193 5,81 3,25 20,15 6,2
11 Mesuji 39.246 186.216 4,75 - - -
12 Tulang Bawang
Barat 18.159 88.443 4,87 - - -
13 Pesisir Barat 15.473 77.605 5,02 - - -
14 Kota Bandar
Lampung
1.676
9.997 5,96 - - -
15 Kota Metro 5.678 34.410 6.06 - - -
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Lampung, 2016
Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung (2016)
menjelaskan produksi padi Provinsi lampung mengalami tren positif. Produksi
padi mencapai 3,64 juta ton pada tahun 2015. Tabel 2 menunjukkan terdapat tiga
belas kabupaten dan dua kota di Provinsi Lampung yang melakukan usahatani
padi anorganik dan tiga kabupaten yang melakukan usahatani padi organik.
Produktivitas padi organik tertinggi terdapat di Kabupaten Pringsewu dan
terendah terdapat di Kabupaten Tanggamus. Produktivitas padi anorganik
![Page 26: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/26.jpg)
6
tertinggi terdapat di Kota Metro, sedangkan terendah terdapat di Kabupaten Way
Kanan.
Perkembangan usahatani padi organik mengalami pasang surut produksi, dan
sejak tahun 2000 mulai dilakukan intensifikasi padi organik yang dilakukan di
beberapa kabupaten di Provinsi Lampung. Terdapat tiga kabupaten di Provinsi
Lampung yang telah melakukan usahatani padi organik dan telah mendapatkan
sertifikasi organik dari lembaga sertifikasi Inofice (Indonesian Organic Farming
Sertification). Tiga kabupaten tersebut adalah Kabupaten Pringsewu, Kabupaten
Tanggamus dan Kabupaten Lampung Tengah.
Kabupaten Pringsewu memiliki produktivitas padi organik tertinggi, sebesar 6,2
ton/ha. Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu (2016) menjelaskan tiga
kecamatan melakukan usahatani padi organik di Kabupaten Pringsewu, yaitu
Kecamatan Pringsewu, Kecamatan Pagelaran dan Kecamatan Sukoharjo. Pada
masing-masing kecamatan terdapat satu sampai dua kelompok tani yang telah
melakukan usahatani padi organik. Akan tetapi hanya satu kelompok tani yang
telah mendapatkan sertifikat organik dari lembaga serifikasi Inofice (Indonesian
Organic Farming Sertification) pada tahun 2015 yang berada di Kecamatan
Pringsewu.
Harga padi organik lebih tinggi dibandingkan dengan harga padi anorganik.
Harga padi organik adalah Rp 7.000,00 per kilogram, sedangkan harga padi
anorganik sebesar Rp 4.900,00 per kilogram di tingkat petani (BPS, 2017).
Perbedaan harga padi organik dengan padi anorganik memberikan peluang bagi
petani untuk meningkatkan pendapatan usahatani padi. Perbedaan harga yang
![Page 27: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/27.jpg)
7
cukup tinggi antara padi organik dan anorganik juga menjadikan petani tertarik
untuk melakukan usahatani padi organik.
Pemasaran yang baik pada produksi padi organik dapat meningkatkan pendapatan
petani. Saluran pemasaran berguna untuk mengetahui rantai pemasaran padi
organik dari petani sebagai produsen hingga masyarakat sebagai konsumen.
Pemasaran juga dapat memperlihatkan sejauh mana perbedaan margin pemasaran
padi organik pada tingkat petani hingga tingkat konsumen, sehingga harga yang
diterima petani tidak jauh berbeda dengan harga yang dibayar oleh konsumen.
B. Rumusan Masalah
Harga suatu komoditas merupakan hal penting bagi produsen yang dapat
mempengaruhi nilai pendapatan. Harga padi organik lebih tinggi dibandingkan
harga padi anorganik. Harga yang tinggi memungkinkan adanya perbedaan
pendapatan antara usahatani padi organik dan anorganik. Perbedaan harga juga
dapat menjadi peluang bagi petani usahatani padi anorganik tertarik beralih untuk
melakukan usahatani padi organik. Akan tetapi harga yang tinggi tidak dapat
memastikan bahwa pendapatan usahatani sesuai dengan yang diharapkan. Hal
tersebut memerlukan analisis mengenai perbedaan pendapatan antara usahatani
padi organik dan anorganik.
Tingginya harga padi organik memerlukan sistem pemasaran yang tepat agar
produksi yang dihasilkan memberikan kontribusi pendapatan yang tinggi bagi
petani. Hal tersebut dipengaruhi oleh tingkat konsumsi padi organik masyarakat
yang masih tergolong rendah sehingga padi organik belum dapat dipasarkan
![Page 28: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/28.jpg)
8
secara luas. Pemasaran merupakan hal yang penting untuk mempermudah
konsumen dalam memenuhi kebutuhan konsumsi. Adanya sistem pemasaran
yang baik dapat membantu petani menjual hasil produksi secara berkelanjutan.
Beras organik memiliki rasa yang lebih enak jika dibandingkan degan beras
anorganik. Selain itu, beras organik memiliki tekstur lebih pulen dan aroma yang
lebih wangi. Hal tersebut menjadi salah satu keunggulan beras organik
dibandingkan dengan beras anorganik (Basito, 2010). Akan tetapi, sebagian besar
masyarakat menganggap bahwa beras organik memiliki rasa, tekstur dan aroma
yang tidak jauh berbeda dengan beras anorganik, sehingga minat masyarakat
untuk membeli dan mengonsumsi beras organik masih tergolong rendah.
Tidak banyak masyarakat yang mengetahui produk padi organik di Provinsi
Lampung. Sebagian besar masyarakat di Provinsi Lampung hanya mengetahui
jenis beras dari hasil produksi padi anorganik. Pengetahuan masyarakat terhadap
padi organik yang masih rendah, menjadikan hasil produksi padi organik belum
dipasarkan secara massal dan hanya terbatas pada masyarakat di sekitar lokasi
kegiatan usahatani, pemerintah daerah Kabupaten Pringsewu atau masyarakat
yang telah mengetahui produk padi organik.
Pemasaran padi organik belum memiliki pemasaran tetap dibandingkan dengan
padi anorganik. Hal ini berbeda dengan padi anorganik yang memiliki pemasaran
yang tetap. Oleh sebab itu perlu dilakukan analisis mendalam mengenai
pendapatan dan pemasaran padi organik dan anorganik di Kabupaten Pringsewu.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
![Page 29: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/29.jpg)
9
1. Berapa besar pendapatan usahatani padi organik dan anorganik di Kabupaten
Pringsewu?
2. Apakah terdapat perbedaan pendapatan antara usahatani padi organik dan
anorganik di Kabupaten Pringsewu?
3. Bagaimana efisiensi sistem pemasaran padi organik dan anorganik di
Kabupaten Pringsewu?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pendapatan usahatani padi organik dan anorganik di Kabupaten
Pringsewu.
2. Menganalisis perbedaan pendapatan usahatani padi organik dan anorganik di
Kabupaten Pringsewu.
3. Menganalisis efisiensi sistem pemasaran padi organik dan anorganik di
Kabupaten Pringsewu.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian yang dilakukan ini adalah :
1. Bagi petani, diharapkan dapat menjadi masukan dalam proses kegiatan
usahatani padi organik, anorganik dan pemasaran yang dilakukan petani.
2. Bagi pemerintah, diharapkan dapat menjadi bahan penentuan kebijakan
pemasaran padi organik dan anorganik serta penetapan kebijakan harga.
3. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian lain.
![Page 30: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/30.jpg)
10
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN
DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Pertanian Organik
Pertanian organik merupakan sistem produksi pertanian yang membatasi
penggunan pupuk kimia buatan pabrik, pestisida, herbisida, zat pengatur tumbuh
dan aditif pakan. Pada pertanian organik digunakan sistem manajemen produksi
terpadu yang menghindari penggunaan pupuk buatan, pestisida dan hasil rekayasa
genetika, menekan pencemaran udara, tanah, dan air. Suatu sistem pertanian
dapat dikatakan organik jika sistem pertanian tersebut tidak menggunakan
masukan dari luar (bahan-bahan kimiawi) namun mengikuti aturan pertanian
organik meskipun dalam agrosistemnya tidak mendapatkan sertifikasi organik.
Hal ini menjadikan pertanian organik dapat meningkatkan kesuburan tanah dan
produktivitas tanaman yang ditanam (Andriawan, 2016).
Sutanto (2002) menjelaskan bahwa pertanian organik merupakan sistem produksi
pertanian yang berazazkan daur ulang secara hayati. Proses daur ulang hara
terjadi melalui sarana limbah tanaman dan ternak atau limbah lainnya yang
mampu memperbaiki status kesuburan dan struktur tanah. Pertanian organik pada
dasarnya dapat bermanfaat untuk membatasi kemungkinan dampak negatif yang
![Page 31: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/31.jpg)
11
ditimbulkan oleh zat kimiawi dari pertanian konvensional yang biasa digunakan
oleh petani. Pertanian organik dapat memperbaiki struktur tanah yang telah rusak
akibat sistem pertanian konvensional. Sistem pertanian organik dapat
memberikan manfaat dan keuntungan bagi petani meskipun penerapan sistem
organik tidak mudah dilakukan dan diterapkan oleh petani.
International Federation of Organic Agriculture Movements (IFOAM)
mendefinisikan pertanian organik sebagai sistem pertanian holistik dan terpadu
dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara
alami sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan
berkelanjutan. IFOAM juga menjelaskan pertanian organik sebagai manajemen
produksi terpadu yang menghindari penggunaan pupuk kimia. Tujuan pertanian
organik diantaranya: (1) mendorong dan meningkatkan daur ulang dalam sistem
usahatani dengan mengaktifkan kehidupan jaad renik, flora dan fauna, tanah,
tanaman serta hewan; (2) memberikan jaminan yang semakin baik bagi para
produsen pertanian dengan kehidupan yang lebih sesuai dengan hak asasi manusia
untuk memenuhi kebutuhan dasar serta memperoleh penghasilan dan kepuasan
kerja, termasuk lingkungan aman dan sehat; (3) memelihara serta meningkatkan
kesuburan tanah secara keberlanjutan (IFOAM, 2008).
IFOAM menjelaskan terdapat tiga tujuan keberlanjutan pertanian organik yaitu
tujuan ekonomi, sosial dan ekologi. Secara ekonomi, pertanian organik memiliki
tujuan pokok sebagai jaminan ekonomi, kegairahan perekonomian, peningkatan
nilai tambah, kondisi kerja yang baik dan perdagangan yang adil. Tujuan
pertanian organik sebagai tujuan sosial meliputi penjaminan suplai pangan,
![Page 32: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/32.jpg)
12
pemenuhan kebutuhan lokal, kesetaraan gender dan penghargaan terhadap
budidaya lokal. Tujuan ekologi pertanian organik meliputi keseimbangan
ekosistem, kesuburan tanah tinggi, keanekaragaman hayati, konservasi
sumberdaya alam serta pengelolaan ternak yang baik (Sulaeman, 2007).
Pertanian organik memiliki empat prinsip utama, yaitu :
1. Prinsip kesehatan, pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan
kesehatan tanah, tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai satu kesatuan dan
tak terpisahkan. Prinsip ini menunjukkan bahwa kesehatan tiap individu dan
komunitas tak dapat dipisahkan dari kesehatan ekosistem tanah. Ekosistem
tanah yang sehat akan menghasilkan tanaman sehat yang dapat mendukung
kesehatan hewan dan manusia.
2. Prinsip ekologi, pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus
ekologi kehidupan; bekerja, meniru dan berusaha memelihara sistem dan siklus
ekologi kehidupan. Prinsip ekologi meletakkan pertanian organik xdalam
sistem ekologi kehidupan.
3. Prinsip keadilan, menekankan bahwa mereka yang terlibat dalam pertanian
organik harus membangun hubungan yang manusiawi untuk memastikan
adanya keadilan bagi semua pihak di segala tingkatan seperti petani, pekerja,
pemroses, penyalur, pedagang dan konsumen.
4. Prinsip perlindungan, pertanian organik harus dikelola secara hati-hati dan
bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi
sekarang dan mendatang serta lingkungan hidup (IFOAM, 2008).
![Page 33: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/33.jpg)
13
2. Padi Organik
Padi organik merupakan budidaya tanaman padi yang dikelola secara organik
tanpa penggunaan bahan-bahan kimiawi dan telah mendapatkan sertifikasi
organik dari Badan Standar Nasional (BSN). Ciri padi organik memiliki warna
yang lebih mengkilat, aroma yang lebih wangi, dan tekstur beras yang lebih licin.
BSN telah menetapkan standar bagi beras organik SNI 01-6729-2002 tentang
pangan organik yang telah direvisi menjadi sistem pangan organik SNI 6729-2010
(Badan Standar Nasional, 2010).
Padi organik yang bersertifikat lebih dipercaya oleh konsumen. Hal ini karena
padi organik yang telah memiliki sertifikat telah melalui uji mutu oleh lembaga
yang berwenang. Padi organik yang bersertifikat memiliki keunggulan, yaitu: (1)
telah diuji badan sertifikat uji mutu, (2) bebas dari bahapn pengawet dan pemutih,
(3) bebas dari pupuk dan pestisida kimia (4) kaya akan serat, (4) memiliki aroma
yang lebih wangi dan lebih pulen, (5) terbebas dari produk rekayasa genetika
(Trubus, 2009).
3. Budidaya Padi
Budidaya padi organik tidak jauh berbeda dengan budidaya padi secara anorganik
atau konvensioal. Perbedaan mendasar dalam budidaya padi organik adalah pada
penggunaan pupuk serta dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman yang
digunakan dengan penggunaan sistem organik. Salah satu metode budidaya padi
organik yang sering digunakan adalah metode Syistem of Rice Intensification
(SRI). Budidaya padi organik yang menggunakan metode SRI lebih sering
![Page 34: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/34.jpg)
14
digunakan oleh petani karena metode ini memiliki beberapa keunggulan.
Keunggulan budidaya mentode SRI di antaranya tanaman yaitu lebih hemat dalam
penggunaan air, hemat biaya, hemat waktu, produksi tanaman meningkat dan
ramah lingkungan.
Budidaya padi organik dengan metode SRI dapat dilakukan dengan cara :
a. Penyemaian
Penyemaian benih dilakukan dengan merendam benih yang telah dilakukan uji
kualitas didalam air selama 24 jam kemudian ditiriskan dan diperam dalam
kondisi lembab. Benih yang telah diperam akan keluar calon tunas dan kemudian
disemai pada tanah dengan pupuk kompos sebanyak 10 kg. Umur semai 7 sampai
12 hari benih padi sudah siap di lahan tanaman.
b. Pengolahan lahan
Pengolahan lahan dilakukan dengan cara bajak dan cangkul. Pembajakan lahan
dilakukan minimal dua kali yaitu pembajakan kasar dan pembajakan halus diikuti
pencangkulan. Pengolahan lahan untuk ditanami benih bisa mencapai 2 hingga 3
hari. Lahan yang telah dibajak dialiri air dan direndam selama satu hari sebelum
keesokan hari ditanami benih padi.
c. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan pembuatan jarak tanam. Jarak tanam yang dibuat
pada metode SRI tidak terlalu rapat. Jarak tanamn yang digunakan adalah 25 x 25
cm atau 30 x 30 cm. Benih ditanam sebanyak satu benih pada setiap lubang serta
kedalaman benih yang tidak terlalu dalam agar akar benih bisa leluasa bergerak.
![Page 35: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/35.jpg)
15
d. Perawatan
Hal terpenting dalam kegiatan perawatan usahatani padi pada metode SRI adalah
menjaga aliran air supaya lahan yang digunakan tidak terus menerus tergenang
air. Hal ini karena pengairan yang dilakukan lebih pada pengaliran air pada lahan.
Pengairan dilakukan sampai anakan padi berumur 10 hari hingga 14 hari.
Pengairan juga digunakan untuk menghambat pertumbuhan rumput dan untuk
pemenuhuan kebutuhan air serta melumpurkan tanah.
Pada metode usahatani padi SRI, pemupukan padi dilakukan pada saat 20 hari
setelah penanaman bibit. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kompos dengan
jumlah 175 kg hingga 200 kg. Pemupukan dilakukan dengan cara pengeringan
sawah saat dilakukan pemupukan dan pintu air ditutup. Selanjutnya, lahan akan
dialiri secara bergilir antara lahan yang kering dengan lahan basah pada umur
bibit 27 hari.
Hama yang menyerang tanaman padi diantaranya burung, walang sangit, wereng,
belalang. Penyakit yang sering menyerag adalah penyakit ganjuran atau daun
menguning serta bercak daun. Penanganan hama dan penyakit pada sistem
pertanian organik dilakukan secara manual. Pemberantasan hama dilakukan
dengan pestisida hayati seperti nanas, bawang putih, dan gadung. Pemberantasan
penyakit dilakukan dengan mencabut dan membakar tanaman yang sudah terkena
penyakit daun menguning. Pencegahan penyerangan hama dan penyakit
dilakukan dengan cara penanaman serentak, penggunaan bibit sehat, pengaturan
air yang baik dan melakukan sistem budidaya tanaman sehat yang cukup nutrisi
dan vitamin.
![Page 36: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/36.jpg)
16
e. Panen
Rata-rata umur padi bisa dipanen pada umur 90 sampai 120 hari. Petani dapat
langsung menjual padi dalam bentuk gabah basah atau gabah kering. Petani dapat
menjemur gabah selama 1 hingga 2 hari sebelum dijual ke pedagang. Lahan
dengan luas 200 meter persegi petani dapat memperoleh 2 kuintal gabah basah
atau 1,5 kuintal gabah kering atau setara dengan 90 kg beras.
4. Konsep Usahatani
Usahatani merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang
mengalokasikan sumber daya secara efektif dan efisien untuk memperoleh
keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Alokasi sumberdaya dapat
dikatakan efektif jika petani dapat mengalokasikan sumberdaya usahatani dengan
baik. Alokasi sumberdaya dapat dikatakan efisien jika pemanfaatan sumber daya
mengeluarkan output yang melebihi input (Soekartawi, 2002).
Corak pengelolaan usahatani dibagi menjadi dua, yaitu usahatani untuk menckupi
kebutuhan keluarga dan usahatani untuk komersial. Usahatani mencakup
kebutuhan keluarga (subsistence farm) merupakan usahatani yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga, baik melalui atau tanpa melalui peredaran uang.
Usahatani komersial (comercial farm) merupakan usahatani dimana petani
memiliki motif berusahatni didorong oleh keinginan untuk memperoleh
keuntungan yang sebesar-besarnya.
Usahatani keluarga dilakukan dengan pengolahan bersifat apa adanya atau masih
secara sederhana. Akan tetapi, pada usahatani komersial sudah dikelola secara
![Page 37: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/37.jpg)
17
efisien dan profesional. Perbedaan komersialisasi usahatani dapat diketahui
melalui orientasi pengambilan keputusan, yaitu orientasi pada masalah, orientasi
pada kebutuhan, rasional dan tidak rasional (Hernanto, 1991).
5. Teori Pendapatan Usahatani
Pendapatan usahatani dapat dibagi menjadi dua yaitu pendapatan kotor (gross
farm income) dan pendapatan bersih (net farm income). Pendapatan kotor
merupakan pendapatan yang diperoleh petani dalam mengusahakan suatu produk
selama satu tahun yang dapat diperhitungkan dari hasil penerimaan. Pendapatan
bersih merupakan pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun dikurangi dengan
biaya produksi selama proses produksi meliputi biaya tenaga kerja dan sarana
produksi (Gustiyana, 2004).
Pendapatan usahatani menurut Soekartawi (2006), dibagi menjadi dua yaitu
pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor usahatani adalah nilai
produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu meliputi produk yang
dihasilkan petani baik yang dijual, dikonsumsi sendiri oleh petani, digunakan
kembali sebagai input usahatani, digunakan untuk pembayaran serta disimpan.
Pendapatan bersih usahatani merupakan selisih antara pendapatan kotor usahatani
dengan pengeluaran usahatani.
Pendapatan yang diterima pada kegiatan usahatani padi dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Menurut Hernanto (1991) faktor yang mempengaruhi pendapatan
usahatani adalah :
1. Luas usaha, meliputi areal penanaman, luas tanaman, luas tanaman rata-rata
![Page 38: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/38.jpg)
18
2. Tingkat produksi, diukur lewat produksi per hektar dan indeks penanaman
3. Pilihan dan kombinasi
4. Intensitas perusahaan pertanaman
5. Efisiensi tenaga kerja
Mubyarto (1995) mendefinisikan pendapatan petani merupakan seluruh
penerimaan hasil produksi dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan petani
selama proses produksi dan pemasaran hasil produksi. Definisi lain menyatakan
penerimaan merupakan hasil kali antara produksi yang diterima petani dengan
harga jual (Soekartawi, 2002). Secara matematis pendapatan usahatani dapat
ditulis sebagai berikut:
π = TR – TC ……………………………………………......…………………(1)
Keterangan : π = Pendapatan (Rp)
TR = Total peneriman usahatani padi organik (Rp)
TC = Total biaya usahatani padi organik (Rp)
6. Teori Pemasaran
Kotler dan Keller (2009) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial
dan manajerial yang didalamnya terdapat individu dan kelompok mendapatkan
apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan produk dengan pihak lain. Pemasaran merupakan hal yang
penting bagi setiap produsen. Petani sebagai produsen di bidang pertanian dalam
menjalankan usahataninya juga memerlukan pemasaran untuk menjual hasil
produksi. Tanpa adanya pemasaran, maka kegiatan usahatani yang dijalankan
tidak dapat berjalan dengan baik.
![Page 39: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/39.jpg)
19
Pemasaran dalam bidang pertanian merupakan proses aliran komoditi yang
disertai hak milik dan penciptaan guna waktu, guna tempat dan guna bentuk, yang
dilakukan oleh lembaga pemasaran dengan melaksanakan satu atau lebih fungsi
pemasaran (Sudiyono, 2004). Isitilah pemasaran dapat diartikan berbagai konteks
sesuai dengan pengembangan strategi yang dilakukan. Konsep tataniaga atau
pemasaran didasarkan pada kebutuhan konsumen (Hasyim, 2012).
Pemasaran di bidang pertanian dapat diartikan sebagai proses pemindahan produk
pertanian dari produsen (petani) hingga sampai ke tangan konsumen. Proses
pemindahan produk tersebut melalui lembaga-lembaga pemasaran pertanian.
Sudiyono (2004) menyatakan bahwa lembaga pemasaran adalah badan usaha atau
individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi
pertanian dari produsen kepada konsumen akhir dan memiliki hubungan dengan
badan usaha atau individu lain. Perantara pemasaran yang dimaksud terdiri dari
pedagang pengumpul, pedagang besar, dan pedagang pengecer.
7. Analisis Pemasaran
Hasyim (2012) menyatakan pengukuran efisiensi pemasaran dilakukan dengan
teknik market structure, market conduct,dan market performance.
a. Struktur Pasar (Maket Structure)
Pengukuran struktur pasar (maket structure) mengacu pada dimensi fisik yang
menyangkut definisi industri, jumlah produsen, distribusi produsen dan berbagai
ukuran dan konsentrasi, deskripsi produk, dan diferensiasi produk. Untuk
mengoptimalkan dan memaksimumkan efisiensi pemasaran diperlukan kriteria
![Page 40: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/40.jpg)
20
(a) jumlah pembeli dan penjual harus banyak; (b) lembaga pemasaran memiliki
kebebasan masuk dan keluar dari aktivitas pemasaran; (c) harus ada jumlah
pembeli yang memadai.
b. Perilaku Pasar (Market Conduct)
Perilaku pasar mengacu pada gambaran tingkah laku lembaga pemasaran dalam
mengahadapi struktur pasar dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang
maksimal meliputi kegiatan pembelian, penjualan, penentuan harga dan strategi
pasar. Struktur pasar yang mungkin dihadapai oleh pelaku pemasaran diantaranya
pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar monopsoni, pasar oligopoli dan
pasar oligopsoni. Pemasaran yang efisien dihadapi pelaku pasar secara normatif
adalah pasar persaingan sempurna yaitu dimana terdapat banyak penjual dan
pembeli dengan sifat produk yang homogen. Akan tetapi struktur pasar ini
hampir tidak ditemukan dalam realita pemasaran.
c. Keragaan (Market Performance)
1. Saluran Pemasaran
Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang
terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap digunakan atau
dikonsumsi (Kotler, 2005). Saluran distibusi lebih dari sekedar kumpulan
organisasi atau perusahaan yang terkait bersama oleh beberapa aliran. Saluran
distribusi merupakan sistem perilaku yang kompleks, dimana individu atau
perusahaan sebagai produsen berinteraksi untuk mencapai sasaran individu,
perusahaan dan saluran (Hasyim, 2012).
![Page 41: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/41.jpg)
21
Pemasaran produk pertanian tidak terlepas dari adanya lembaga yang
menyalurkan produk pertanian. Berdasarkan penguasaan terhadap produk barang
dan jasa dan bentuk usaha, lembaga pertanian dapat dibedakan menjadi tiga
golongan, yaitu : (1) lembaga yang tidak memiliki namun menguasai produk
pertanian, seperti agen perantara dan makelar; (2) lembaga yang memiliki dan
menguasai produk pertanian yang diperjualbelikan, seperti pedagang pengumpul,
tengkulak, eksportir dan importir; (3) lembaga yang tidak memiliki dan tidak
menguasai produk pertanian yang diperjualbelikan, seperti perusahaan penyedia
fasilitas-fasilitas trasportasi, asuransi, dan penentu mutu produk pertanian
(Sudiyono, 2004).
Hasil produki menentukan bagaimana saluran distribusi yang dilakukan oleh
perusahaan. Produsen atau petani harus mempertimbangkan berbagai macam
faktor yang berpengaruh dalam pemilihan saluran distribusinya. Swasta dan
Irawan (2005) menyatakan saluran distribusi untuk barang konsumsi dapat
dilakukan dengan cara:
1. Produsen – konsumen
2. Produsen – pengecer – konsumen
3. Produsen – pedagang besar – pengecer – konsumen
4. Produsen – agen – pengecer – konsumen
5. Produsen – agen – pedagang besar – pengecer – konsumen
Hasyim (2012) menyatakan secara umum produsen banyak menggunakan
pedagang perantara dalam memasarkan hasil produksi. Penggunaan pedagang
perantara akan memperoleh efisiensi yang lebih besar dalam usaha menyediakan
![Page 42: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/42.jpg)
22
produk-produk bagi pasar sasaran. Pedagang perantara umumnya mendapat
capaian lebih besar dibanding dengan yang diperoleh produsen bila melakukan
pemasaran sendiri. Hal ini karena pedagang perantara telah memiliki kontak,
pengalaman, spesialisasi dan skala operasional lebih baik. Faktor-faktor yang
mendorong produsen atau perusahaan menggunakan pedagang perantara adalah :
1. Produsen dengan sumber keuangan terbatas tidak mampu mengembangkan
penjualan langsung.
2. Distributor akan lebih efektif dalam penjualan partai besar karena skala operasi
mereka dengan pengecer dan keahlian khusus.
3. Pengusaha pabrik yang cukup modal lebih senang menggunakan dana mereka
untuk ekspansi daripada untuk melakukan kegiatan promosi.
4. Pengecer yang menjual banyak lebih senang membeli macam-macam barang
dari seorang grosir daripada membeli langsung dari masing-masing pabrik.
2. Pangsa Pasar
Kinerja pasar atau keragaan pasar mengacu pada pangaruh nyata struktur dan
perilaku yang diukur dalam beberapa variabel yaitu harga, biaya dan volume
output. Kinerja pasar dapat diukur melalui pangsa produsen atau produsen share
(PS). Jika PS semakin tinggi maka kinerja pasar akan semakin baik dari sisi
produsen. Pangsa produsen dirumuskan dengan:
PS =
1 ……………..………………………………………...……….....(2)
Dimana : Ps : bagian harga yang diterima petani
Pf : harga di tingkat petani
Pr : harga di tingkat konsumen
![Page 43: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/43.jpg)
23
3. Marjin Pemasaran dan Rasio Profit Marjin
Hasyim (2012) menyatakan marjin pemasaran merupakan perbedaan harga pada
berbagai tingkat pemasaran. Efisiensi pemasaran suatu produk dapat dilihat
melalui analisis marjin dan dapat digunakan sebaran rasio marjin keuntungan atau
rasio profit marjin (RPM) pada setiap lembaga pemasaran yang terlibat dalam
proses pemasaran. Rasio margin keuntungan adalah perbandingan antara tingkat
keuntungan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan oleh setiap lembaga
pemasaran yang bersangkutan. Perhitungan marjin pemasaran dirumuskan
sebagai berikut :
mji = Psi – Pbi atau mji = bti + πi …………...………...………………...(3)
Total dari margin pemasaran yang diperoleh dari saluran pemasaran yang terlibat
dirumuskan dengan:
Mji = ∑ mji ……….......……………………………………….……………..(4)
Penyebaran margin berdasarkan presentase keuntungan terhadap biaya pemasaran
pada masing-masing lembaga pemasaran adalah :
RPM = pi
i …………………………………………………….…………..…(5)
Dimana:
mji : margin pada lembaga pemasaran tingkat ke-i
Mji : total margin pada suatu saluran pemasaran ke i
Psi : harga jual pada lembaga pemasaran tingkat ke-i
Pbi : harga beli pada lembaga pemasaran tingkat ke-i
Bti : biaya pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i
πi : keuntungan lembaga pemasaran tingkat ke-i
![Page 44: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/44.jpg)
24
4. Elastisitas Transmisi Harga
Analsisis transmisi harga menggambarkan sejauh mana dampak perubahan barang
di suatu tempat terhadap perubahan harga tersebut di tingkat lain. Transmisi
harga dapat diukur dengan regresi sederhana di antara dua harga pada dua tingkat
pasar kemudian dihitung elatisitasnya. Secara matematis elastisitas transmisi
harga dapat dihitung dengan rumus:
Et = p
atau Et =
.
………………………......….………...(6)
Pf merupakan fungsi dari Pr sedangkan harga mempunya hubungan linear, maka :
= a + ……...........................................................................................(7)
sehingga dari persamaan (6) dan (7) diperoleh
= atau
=
1
sehingga
1
.
…….….............................………..(8)
Keterangan :
Et : elastisitas transmisi harga
𝘥 : diferensiasi atau turunan
Pf : harga rarat-rata di tingkat petani
Pr : harga rata-rata di tingkat konsumen
a : konstanta atau titik potong
b : koefisiensi regresi
B. Penelitian Terdahulu
Kajian penelitian terdahulu digunakan untuk mengetahui perbedaan dan
persamaan hasil dan metode yang akan digunakan dalam penelitian ini dengan
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Analisis pendapatan dan pemasaran
![Page 45: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/45.jpg)
25
dalam penelitian ini, memiliki persamaan dan perbedaan dengan peneliti
sebelumnya. Kajian penelitian terdahulu secara lengkap disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 menunjukkan persamaan penelitian ini dengan peneliti sebelumnya yaitu
komoditas yang diteliti dan alat analisis dalam menentukan pendapatan petani.
Komoditas yang diteliti dalam penelitian yaitu padi organik. Selain itu persamaan
lainnya adalah alat analisis yang digunakan dalam penentuan pendapatan petani
padi organik menggunakan analisis usahatani.
Perbedaan penelitian ini dengan peneliti sebelumnya adalah penelitian ini
menganalisis pendapatan dan pemasaran usahatani padi organik dan padi
anorganik. Terdapat perbedaan lokasi dan tujuan penelitian ini dengan peneliti
sebelumnya. Penelitian ini fokus terhadap pendapatan usahatani padi, baik yang
menggunakan sistem usahatani padi organik maupun sistem usahatani anorganik.
Penelitian terdahulu hanya meneliti pendapatan usahtani padi anorganik saja.
Penelitian ini juga membandingkan pendapatan yang diterima petani dari kedua
sistem budidaya tersebut. Selain itu, penelitian ini melakukan analisis efisiensi
sistem pemasaran yang dilakukan antara petani yang menggunakan sistem organik
dan sistem anorganik. Pada sistem budidaya padi organik, komoditas yang diteliti
dalam penelitian ini merupakan komoditas yang telah mendapatkan sertifikasi di
lokasi penelitian.
![Page 46: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/46.jpg)
26
Tabel 3. Kajian Penelitian Terdahu
No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
1. Moch Muslich Mustadjab
(2008) Analisis Pemasaran Beras
Dalam Upaya Peningkatan
Pendapatan Petani (Studi
Kasus Pada Sentra Produksi
Padi di Desa Kayen,
Kecamatan Kayen,
Kabupaten Pati,Jawa Tengah)
a. Analisis usahatani
padi
b. Analisis pemasaran
padi
a. Sistem pemasaran gabah dan beras di Desa Kayen
sangat berengaruh terhadap tingkat pendapatan
petani
2. Farid Fitriadi dan Rita
Nurmaliana (2008)
Analisis Pendapatan Dan
Pemasran Padi Organik
Metode System Of Rice
Intensification (SRI) Studi
Kasus Di Desa Sukagalih,
Kecamatan Sukaratu
Kebupaten Tasikmalaya
a. Analisis kualitatif
digunakan umtuk
mengatuhi struktur
pasar dan saluran
pemasran padi
organik
b. Analisis kuantitatif
digunakan
menganalisis
pendapatan usahatani
padi organik dan
analisis R/C
a. Jumlah produksi padi yang dihasilkan oleh petani
organik SRI lebih besar sekitar dua kali lipat
dibandingkan dengan produksi padi petani
konvensioanl. Pendapatan atas biaya tunai dan
biaya total petani organik metode SRI lebih besar
dibandingkan dengan dengan petani padi
konvensional.
b. Pendapatan atas biaya tunai dan total petani pemilik
penggarap untuk usahatani padi organik dan
konvensional lebih besar dibandingkan petani
penyakap karena biaya tunai usahatani yang
dikeluarkan petani penyekap lebih besar.
c. Nilai R/C usahatani organik metode SRI lebih tinggi
dibandingkan dengan R/C usahatani konvensional,
metode SRI lebih efisien daripada metode
konvensional.
d. Struktur pasar yang dilakikan petani padi organik
adalah monopsono yaitu melalui KTNA selaku
pedagang pengumpul tingkat daerah (PPTD) dan
terdapat 4 saluran pemasaran yang dilakukan.
![Page 47: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/47.jpg)
27
Tabel 3. Lanjutan
No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
3. Imam Perkasa (2016) Analisis Pendapatan
Usahatani dan Pemasaran
Serta Persepsi Masyarakat
Terhadap Beras Organik dan
Anorganik (Studi Kasus
Kecamatan Cianjur,
Kabupaten Cianjur)
a. Analisis usahatani
digunakan untuk
menganalisis
pendapatan
b. Analisis pemasaran
c. Analisis persepsi
pemasaran
a. Fungsi produksi usahatani beras organik dan
anorganik memenuhi kriteria ekonomi, satatistik,
dan ekonometrika
b. analisis pemasaran menunjukkan bahwa saluran
pemasaran beras organik lebih efisien dibandingkan
dengan saluran pemasaran beras anorganik
c. tingkat loyalitas masyarakat kepada beras oganik
masih rendah.
4. Muhammad Arbi,
Thirtawati, Yulian Junaidi
(2018)
Analisis Saluran Dan Tingkat
Efisiensi Pemasaran Beras
Semi
Organik Di Kecamatan
Rambutan Kabupaten
Banyuasin
a. Analisis pemasaran a. Terdapat dua tipe saluran pemasaran, yaitu saluran 1
(petani-pengepul tingkat desa-pengepul besar-
pengecer-konsumen) dan saluran 2 (petani-
pedagang pengepul-konsumen).
b. Struktur pasar termasuk dalam kategori pasar
persaingan sempurna pada tingkat pedangan
pengepul tingkat desa dan pasar persaingan
monopolistik karena konsumen, harga, produk dan
transaksi tidak dikuasai pihak manapun.
5. Dwi Yuniarti (2017) Saluran Pemasaran Beras
Organik Di Kabupaten
Boyolali
a. Analisis kualitatif
b. Analisis kuantitatif
(margin pemasaran dan
farmer’s share)
c. rata-rata produsen beras organik di Kabupaten
Boyolali melewati satu lembaga pemasaran saja
(penggilingan padi)
d. marjin pemasaran terbesar pada saluran pemasaran I
dan terendah pada saluran pemasaran IV
e. farmer’s share tertinggi 57% dan terendah sebesar
37%
![Page 48: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/48.jpg)
28
Tabel 3. Lanjutan
No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode penelitian Hasil Penelitian
6. Made Supartini dan Ni
Ktut Karyati (2015)
Analisis Perbandingan dan
Pendapatan Usahatani Padi
Organik dan Padi Anorganik
(Studi Kasus di Subak
Wonggaya Betan, Desa
Mengesta, Kecamatan
Penebel, Kabupaten Tabanan,
Provinsi Bali
d. Analisis struktur
perbandingan biaya
usahatani
a. Pendapatan petani padi organik lebih besar
dibandingkan petani padi anorganik
b. Nilai R/C atas biaya total petani padi organik lebih
besar dibandingkan petani padi anorganik
c. Hasil nilai uji t sebesar 0,000 yang menunjukan
bahwa pendapatan petani padi organik lebih besar
dibandingkan dengan pendapatan petani padi
anorganik.
7. Indah Wulandari (2011) Analisis Perbandingan
Pendapatan Usahatani Padi
Organik dengan Padi
Anorganik (Studi Kasus
Kelurahan Sindang Barang
dan situ Gede Kecamatan
Bogor Barat)
a. Analisi pendapatan
b. Analisis perbandingan
menggunakan uji beda
a. Pendapatan petani padi organik lebih besar
dibandingkan petani padi anorganik.
b. Dilihat dari nilai R/C usaha padi organik lebih
menguntungkan jika dibandingkan dengan petani
padi anorganik
c. Secara statistis pedapatan atas biaya tunai dan biaya
total usaha tani padi organik bereda nyata dengan
anorganik.
8 Dimas Kharisma
Ramadhani (2013)
Analisis Efisiensi Pemasaran
Jagung (Zea Mays) Di
Kabupaten Grobogan (Studi
Kasus di Kecamatan Geyer)
a. Metode deskripsi
analisis
a. Pemasaran jagung Di Kecamatan Geyer, Kabupaten
Grobogan terdapat empat jenis saluran pemasaran
b. Struktur pasar yang dihadapi cenderung monopsoni
c. perilaku pasar menunjukkan laju perubahan harga di
tingkat konsumen lebih kecil dibanding dengan laju
perubahan harga di tingkat produsen
![Page 49: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/49.jpg)
29
C. Kerangka Pemikiran
Usahatani padi dapat dilakukan dengan dua sistem yaitu dengan secara
konvensional (anorganik) dan organik. Usahatani padi organik merupakan
usahatani padi yang tidak menggunakan zat kimia dalam proses usahatani mulai
dari pengolahan tanah, pemupukan dan pemberantasan hama penyakit tanaman.
Budidaya padi secara anorganik merupakan budidaya tanaman padi yang masih
menggunakan bahan kimia dalam proses usahatani (BSN, 2015).
Input yang digunakan dalam kegiatan usahatani padi organik adalah luas lahan,
benih, pupuk kandang, pestisida nabati dan tenaga kerja, sedangkan input pada
usahatani padi anorganik adalah luas lahan, benih, pupuk Urea, pupuk Phonska,
pupuk TSP, pupuk SP-36, pestisida dan tenaga kerja. Input yang digunakan
dalam kegiatan usahatani mempengaruhi jumlah produksi yang dihasilkan.
Kesesuaian input yang digunakan menjadikan hasil yang didapat lebih optimal.
Penggunaan input produksi mempengaruhi besarnya biaya yang digunakan dalam
kegiatan usahatani. Semakin banyak input yang digunakan maka semakin besar
biaya yang diperlukan dalam kegiatan usahatani padi. Harga produk akan
berpengaruh terhadap pendapatan usahatani padi. Semakin tinggi harga produk
maka semaki tinggi penerimaan pada kegiatan usahatani padi. Penggunaan input
produksi dan harga memiliki hubungan dengan pendapatan usahatani padi. Hal
ini dikarenakan pendapatan usahatani padi didapatkan dari penerimaan dikurangi
dengan biaya, sehingga besar kecilnya pendapatan usahatani padi sesuai dengan
penerimaan yang didapatkan dan besarnya biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan
usahatani padi organik atau anorganik.
![Page 50: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/50.jpg)
30
Saluran pemasaran yang sederhana dapat meminimalisasi margin pemasaran yang
ada. Kecilnya margin pemasaran menjadikan usahatani mejadi lebih efisien.
Saluran pemasaran padi organik lebih sederhana dibandingkan padi anorganik,
namun hal ini belum memastikan saluran pemasaran padi organik lebih efisien
dibandingkan padi anorganik. Selain itu, sistem pemasaran yang baik
menyebabkan semakin mudah kegiatan pemasaran padi. Sistem pemasaran padi
yang baik dapat mempengaruhi pendapatan petani sehingga perlu diketahui sistem
pemasaran padi. Alur kerangaka berfikir yang dilakukan dalam penelitian ini
dapat dilihat pada Gambar 2.
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
“diduga tingkat pendapatan usahatani padi organik tidak berbeda dengan tingkat
pendapatan usahatani padi anorganik”.
![Page 51: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/51.jpg)
31
Gambar 2. Bagan alur “analisis pendapatan dan pemasaran padi organik di
Provinsi Lampung, 2017”
Analisis Pemasaran
1. Struktur Pasar
2. Perilaku Pasar
3. Keragaan Pasar
Tidak Efisien
Efisien
Pemasaran Padi Organik /Anorganik
Uji Beda Pendapatan
Output
Biaya
Output
Pendapatan
Pendapatan
Organik
Input
Anorganik
Produksi
Input
Produksi
Usahatani Padi
Harga Harga
![Page 52: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/52.jpg)
32
III. METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.
Metode survei adalah penelitian yang dilakukan dengan jumlah populasi besar
atau kecil akan tetapi data yang digunakan merupakan bagian dari sampel yang
terdapat dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2012). Pada metode survei informasi
didapat dari beberapa sampel dalam populasi yang dapat mewakili populasi
tersebut . Metode survei dapat digunakan dengan teknik wawancara atau
penggunaan kuesioner. Penggunaan metode ini dipilih karena dapat memberikan
manfaat pada penelitian dengan tujuan deskriptif dan membantu dalam pengujian
hipotesis.
B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional
Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan
untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan
penelitian.
Padi organik adalah padi yang dibudidaya oleh petani tanpa menggunakan bahan
kimia dalam proses produksinya. Faktor produksi usahatani padi organik adalah
benih, pupuk organik, pestisida nabati dan tenaga kerja.
![Page 53: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/53.jpg)
33
Padi anorganik adalah padi yang dibudidaya oleh petani dengan menggunakan
bahan kimia dalam proses produksinya. Faktor produksi usahatani padi anorganik
adalah benih, pupuk kimia, pestisida kimia dan tenaga kerja.
Luas lahan adalah tempat petani mengusahakan budidaya padi pada setiap musim
tanam. Satuan yang digunakan untuk mengukur luas lahan adalah hektar (ha).
Produksi padi organik adalah jumlah output dari budidaya padi organik selama
satu kali musim tanam, yang diukur dengan satuan kilogram (kg).
Produksi padi anorganik adalah jumlah output dari budidaya padi anorganik
selama satu kali musim tanam, yang diukur dengan satuan kilogram (kg).
Benih padi organik adalah benih yang disemai selama kurang lebih 12 hari
menjadi bibit padi yang ditanam petani selama satu kali musim tanam untuk
menghasilkan beras. Jumlah benih yang digunakan diukur dalam satuan kilogram
(kg).
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup seperti
pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik berbentuk
padat atau cair yaitu pupuk kandang, pupuk kompos, pupuk organik cair, dan
pupuk perangsang cair. Penggunaan pupuk organik diukur dalam satuan kilogram
(kg) dan liter (l).
Pupuk kimia adalah pupuk yang dibuat secara kimia dari bahan-bahan mineral.
Pupuk kimia terbagi menjadi dua yaitu pupuk kimia tunggal dan pupuk kimia
majemuk. Pupuk kimia yang digunakan yaitu pupuk Urea, pupuk Phonska, pupuk
TSP dan pupuk SP-36. Penggunaan pupuk kimia diukur dalam kilogram (kg).
![Page 54: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/54.jpg)
34
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasar pembuatannya berasal dari
bahan-bahan nabati seperti tumbuhan. Pestisida nabati terbuat dari bawang-putih,
daun sirsak, daun sirih dan lengkuas.
Pestisida kimia adalah bahan kimia atau racun untuk membasmi hama tanaman.
Pestisida yang digunakan antara lain insektisida, fungisida, dan herbisida.
Jumlah pupuk adalah banyaknya pupuk yang digunakan dalam proses usahatani
padi organik dan padi anorganik dalam satu kali musim tanam yang diukur dalam
satuan kilogram (kg).
Jumlah pestisida adalah jumlah pestisida yang digunakan dalam proses usahatani
padi organik dan padi anorganik dalam satu kali musim tanam yang diukur
dengan satuan liter (l).
Harga pupuk adalah jumlah uang yang dikeluarkan petani untuk membeli pupuk
yang digunakan untuk proses usahatani padi dalam satu kali musim tanam yang
diukur dalam satuan rupiah (Rp).
Harga pestisida adalah jumlah uang yang dikeluarkan petani untuk membeli
pestisida yang digunakan untuk proses usahatani padi dalam satu kali musim
tanam yang diukur dalam satuan rupiah (Rp).
Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi
padi mulai dari pembuatan bibit, pengolahan lahan, perawatan, panen hingga
pasca panen. Tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga
kerja luar keluarga yang diukur berdasarka hari orang kerja (HOK).
![Page 55: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/55.jpg)
35
Penerimaan petani adalah jumlah hasil yang diterima petani dalam produksi padi
organik dihitung dari jumlah produksi dikalikan dengan harga jual produk
ditingkat petani. Penerimaan diukur dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg).
Pendapatan petani adalah penerimaan usahatani dikurangi dengan total biaya yang
dikeluarkan selama satu kali musim tanam, diukur dalam satuan rupiah (Rp).
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan dalam usahatani padi selama satu
kali musim tanam yang diukur dalam satuan rupiah (Rp). Biaya produksi terdiri
dari biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap dalah biaya yang dikeluarkan dalam produksi usahatani padi yang
jumlahnya tidak tergantung dari besar kecilnya produksi yang diperoleh diukur
dalam satuan rupiah (Rp).
Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam produksi usahatani padi yang
jumlahnya mempengaruhi besar kecilnya produksi diukur dalam satuan rupiah
(Rp).
Sistem pemasaran padi organik adalah segala bentuk kegiatan penyaluran padi
organik, dimulai dari petani padi organik hingga sampai ke tangan konsumen
akhir, yaitu konsumen rumah tangga.
Sistem pemasaran padi anorganik adalah segala bentuk kegiatan penyaluran padi
anorganik, dimulai dari petani padi anorganik hingga sampai ke tangan konsumen
akhir, yaitu konsumen rumah tangga.
![Page 56: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/56.jpg)
36
Efisiensi sistem pemasaran adalah suatu kondisi atau keadaan yang mampu
dicapai apabila ada pembagian keuntungan yang adil dan merata pada setiap
lembaga perantara pemasaran yang terlibat dalam suatu sistem pemasaran.
Saluran pemasaran padi organik adalah pola atau saluran yang menggambarkan
seluruh lembaga perantara pemasaran yang terlibat dalam kegiatan penyaluran
padi organik, mulai dari petani, Kelompok Tani Sejahtera, dan konsumen akhir.
Saluran pemasaran padi anorganik adalah pola atau saluran yang menggambarkan
seluruh lembaga perantara pemasaran yang terlibat dalam kegiatan penyaluran
padi anorganik, mulai dari petani, pedagang pengumpul, penggiling padi dan
konsumen akhir.
Kelompok Tani Sejahtera adalah kelompok tani yang melakukan kegiatan
pemasaran organik dari petani ke konsumen akhir.
Pedagang pengumpul adalah pedagang yang membeli padi anorganik dari petani.
Penggiling padi adalah pedagang yang membeli padi anorganik dari petani atau
pedagang pengumpul dan melakukan penggilingan padi menjadi beras.
Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses pemasaran hasil
produksi, meliputi biaya angkut, biaya pengemasan, diukur dalam satuan rupiah
per kilogram (Rp/kg).
Pangsa produsen atau producer share adalah analisis yang digunakan untuk
mengetahui bagian harga yang diterima oleh petani padi organik dan anorganik,
yang dinyatakan dalam persentase (%).
![Page 57: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/57.jpg)
37
Marjin pemasaran adalah selisih antara harga yang dibayarkan oleh konsumen
akhir dengan harga yang diterima oleh petani padi organik atau anorganik, diukur
dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/Kg).
Profit marjin adalah marjin keuntungan dari tiap lembaga perantara pemasaran,
dihitung dengan cara mengurangi nilai marjin pemasaran dengan biaya yang
dikeluarkan oleh tiap lembaga dalam kegiatan pemasaran padi organik atau
anorganik, diukur dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/Kg).
Rasio marjin keuntungan atau Ratio Profit Margin adalah perbandingan antara
tingkat keuntungan yang diperoleh lembaga perantara pemasaran dengan biaya
yang dikeluarkannya pada kegiatan pemasaran padi organik atau anorgnaik,
diukur dalam persentase (%).
Analisis transmisi harga adalah analisis yang digunakan untuk melihat nisbah atau
perbandingan dari perubahan harga yang terjadi di tingkat konsumen akhir
terhadap perubahan harga di tingkat produsen atau petani.
Harga di tingkat petani adalah harga jual padi yang diterima petani pada saat
menjual hasil produksi padi yang dikur dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg).
Volume penjualan adalah jumlah padi yang dijual petani pada saat terjadi proses
jual beli yang diukur dalam satuan kilogram (kg).
Volume pembelian adalah jumlah padi yang dibeli oleh konsumen saat terjadi
proses jual beli yang diukur dalam satuan kilogram (kg).
![Page 58: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/58.jpg)
38
Konsumen adalah semua individu atau organisasi yang terlibat dalam proses
pembelian, dari pedagang pengumpul, pedagang penggiling dan kelompok tani.
C. Penentuan Lokasi, Responden dan Waktu Pengumpulan Data
Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Pringsewu. Terdapat satu kecamatan yang
dipilih di Kabupaten Pringsewu yaitu Kecamatan Pringsewu dan dipilih satu desa
sebagai lokasi penelitian, yaitu Desa Fajaresuk. Penentuan lokasi penelitian
dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kabupaten
Pringsewu memiliki produktivitas padi organik tertinggi dan salah satu
Kabupaten yang memiliki produktivitas padi anorganik tertinggi di Provinsi
Lampung. Selain itu, padi organik di Desa Fajaresuk Kecamatan Pringsewu telah
mendapatkan sertifikat organik dari lembaga sertifikasi Inofice (Indonesian
Organic Farming Sertification). Lokasi yang sama juga digunakan untuk meneliti
padi anorganik dengan pertimbangan adanya persamaan iklim pertanian serta
keadaan sosial dan ekonomi masyarakat yang relatif sama.
Responden pada penelitian ini adalah petani padi organik dan anorganik yang
berada di Desa Fajaresuk Kecamatan Pringsewu. Terdapat 340 petani yang
melakukan usahatani padi secara anorganik di Desa Fajaresuk kemudian dipilih
25 petani sebagai responden dalam penelitian. Perhitungan penentuan responden
padi anorganik menurut Sugiarto (2003) adalah sebagai berikut
n =
+ …………………………………………………………………….(9)
=3 (1 5)( 1)
3 ( 1) +(1 5) ( 1) …………………………………...………………………….(1 )
=3 ( )( 1)
3 + …………………………………………….……………………….(11)
![Page 59: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/59.jpg)
39
……………………………………………………………………………..(1 )
Keterangan :
n = jumlah responden
N = jumlah populasi
Z = tingkat kepercayaan (0.10)
d = derajat penyimpangan
s = variasi sampel
Metode pengumpulan data responden padi organik menggunakan metode sensus.
Metode sensus adalah teknik pengambilan sampel bila seluruh populasi digunakan
sebagai responden dalam penelitian (Sugiyono, 2012). Metode sensus dilakukan
karena jumlah populasi petani padi organik di Kecamatan Pringsewu relatif
sedikit sehingga dapat mengetahui informasi yang lengkap tentang usahatani padi
organik di lokasi penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut jumlah responden
yang digunakan dalam penelitian sebanyak 14 responden petani padi organik.
Jumlah keseluruhan responden pada penelitian ini adalah 39 petani. Secara rinci
jumlah responden petani organik dan anorganik dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Responden petani padi organik dan anorganik
No Responden Jumlah Responden (orang)
1 Petani anorganik 25
2 Petani organik 14
Jumlah 39
Penentuan informasi saluran pemasaran yang dilakukan oleh petani menggunakan
metode snowball mengikuti alur pemasaran dari petani. Metode snowball diambil
berdasarkan lembaga perantara pemasaran yang terlibat langsung dalam kegiatan
![Page 60: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/60.jpg)
40
pemasaran padi organik dan anorganik. Lembaga perantara pemasaran yang
terlibat yaitu kelompok tani, pedagang pengumpul dan penggiling. Pengumpulan
data penelitian dilakukan pada bulan Agustus – September 2017.
D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dari petani padi organik dan anorganik sebagai responden
dalam penelitian melalui wawancara menggunakan kuesioner yang telah di
persiapkan sebagai alat pengumpulan data. Data sekunder diperoleh dari instansi
terkait yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan seperti Badan Pusat
Statistik, Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu, dan lembaga lain yang
berhubungan dengan penelitian.
E. Metode Analisis Data dan Pengolahan Data
Metode analisis data pada penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui keragaan pasar.
Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis pendapatan usahatani padi
organik dan anorganik dengan menggunakan analisis usahatani. Metode analisis
usahatani dan pemasaran yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan Usahatani Padi Organik dan Anorganik
Menjawab tujuan pertama pendapatan usahatani padi dikaji menggunakan
perhitungan pendapatan usahatani dan R/C ratio serta increamental B/C.
Pendapatan usahatani padi adalah jumlah produksi padi dikalikan dengan harga
![Page 61: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/61.jpg)
41
jual padi dikurang dengan total biaya produksi padi. Ratio penerimaan atas biaya
menunjukan besarnya tingakat keuntungan kegiatan usahatani padi. Artinya nilai
ratio menunjukan suatu usahatani menguntungkan atau tidak. Soekartawi (2002)
menjelaskan perhitungan pendapatan usahatani padi organik dapat dituliskan
dengan rumus:
πi = TRi – TCi …………………………………………………..………...(13)
TR = Pi x Qi ……………………………………………………………..…(14)
TC = TFCi + TVCi ..............................................................................(15)
Keterangan: π = Pendapatan usahatani padi organik/anorganik
TR = Total peneriman usahatani padi organik/anorganik
TC = Total biaya usahatani padi organik/anorganik
P = Harga padi organik/anorganik
Q = Jumlah produksi padi organik/ anorganik
TFC = Total biaya tunai usahatani padi organik/ anorganik
TVC = Total biaya variabel usahatani padi organik/ anorganik
I = Padi organik/anorganik
Penerimaan usahatani padi organik dan anorganik persatuan biaya yang
dikeluarkan petani padi organik dan anorganik digunakan R/C ratio. Nilai R/C
ratio dapat diperoleh dengan rumus :
R/C = T
TC ………………………...…..……………………………………..(1 )
dimana: TR = Total peneriman usahatani padi organik/anorganik
TC = Total biaya usahatani padi organik/anorganik
Kriteria pengukuran pada analisis penerimaan dengan biaya total adalah:
Jika R/C > 1, maka usahatani yang diusahakan menguntungkan,
Jika R/C = 1, maka usahatani yang diusahakan impas,
Jika R/C < 1, maka usahatani yang diusahakan mengalami kerugian
![Page 62: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/62.jpg)
42
Increamental B/C ratio digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
teknologi baru dalam kegiatan usahatani padi terhadap pendapatan yang diterima.
Pada penelitian ini, menghitung penerapan usahatani padi organik sebagai
teknologi baru kegiatan usahatani padi dibandingkan dengan kegiatan usahatani
padi anorganik. B/C ratio dihitung dengan cara perubahan penerimaan dibagi
dengan perubahan total biaya, secara matematis dapat ditulis dengan rumus :
B/C = T
TC…………………………..........................……………………….(1 )
dimana : T = pe u ahan pene imaan
TC = pe u ahan total biaya
Kriteria pengukuran pada analisis penerimaan dengan biaya total adalah:
Jika B/C > 1, maka usahatani yang diusahakan menguntungkan,
Jika B/C = 1, maka usahatani yang diusahakan impas,
Jika B/C < 1, maka usahatani yang diusahakan mengalami kerugian
Menjawab tujuan kedua, untuk mengetahui perbandingan pendapatan antara padi
organik dan anorganik dilakukan uji beda pendapatan antara padi organik dan
anorganik. Hipotesis yang digunakan adalah :
a. H0 : π1 = π2 ……………………………………………………….................(18)
Pendapatan usahatani padi organik sama dengan pendapatan usahatani padi
anorganik
b. H1 : π1 ≠ π2 …………………………………………………………………..(19)
Pendapatan usahatani padi organik tidak sama dengan pendapatan usahatani padi
anorganik
![Page 63: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/63.jpg)
43
Hasil probabilitas yang didapat jika lebih kecil daripada nilai <α maka Ho i olak
dan jika probabilitas yang didapat lebih besar daripada nilai >α maka Ho i e ima.
ilai α yang igunakan alam peneli ian se esa 5. a a peneli ian ini uji
beda pendapatan usahatani padi organik dan padi anorganik menggunakan analisis
independent sample t-test.
2. Analisis Pemasaran Padi Organik dan Anorganik
Analisis pemasaran padi organik dan anorganik pada penelitian mengunakan
metode analisis model SCP (Structure, Conduct, Performance), digunakan untuk
mengetahui efisiensi suatu sistem pemasaran. Alisis SCP pada penelitian terbagi
menjadi dua yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan
untuk mengetahui sistem pemasaran padi organik dan anorganik melalui struktur
pasar, perilaku pasar (transaksi jual beli, pembentukan harga dan sistem
pembayaran), serta keragaan pasar (saluran pemasaran, harga, biaya, dan volume
penjualan). Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis efisiensi sistem
pemasaran yang terjadi berdasarkan pangsa produsen (PS), marjin pemasaran,
rasio marjin keuntungan dan elastisitas transmisi harga (Et).
a. Struktur Pasar
Analisis struktur pasar pemasaran padi organik dan anorganik dijawab secara
deskriptif dengan melihat banyaknya jumlah pedagang pada masing-masing
lembaga dibandingkan dengan lembaga selanjutnya. Analisis yang dilakukan dari
struktur pasar pada pemasaran beras organik dan anorganik menghasilkan jenis
struktur pasar oligopoli, oligopsoni, monopoli, dan monopsoni.
![Page 64: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/64.jpg)
44
- Pasar oligopoli merupakan struktur pasar dimana penawar atau pembeli beras
anorganik dihadapkan dengan pedagang (penjual) beras lain dengan jumlah
yang lebih relatif kecil.
- Pasar oligopsoni merupakan struktur pasar dimana beras yang dijual oleh
beberapa pedagang dihadapkan oleh pedagang lain dengan jumlah yang relatif
lebih tinggi.
- Pasar monopoli merupakan strutur pasar dimana hanya terdapat satu pedagang
(pembeli) yang meguasai pasar penjualan beras organik.
- Pasar monopsoni merupakan struktur pasar dimana hanya terdapat satu
pedagang yang membeli beras organik.
b. Perilaku Pasar
Analisis perilaku pasar dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif (deskriptif)
yang dilihat dari transaksi jual beli, pembentukan harga, dan sistem pembayaran.
Pada transaksi jual beli beras organik dan anorganik melihat bagaimana petani
melakukan penjualan dengan cara mengantar hasil produksi padi organik dan padi
anorganik ke lembaga perantara pemasaran padi. Selain itu, lembaga perantara
pemasaran dapat mengambil hasil produksi padi organik dan padi anorganik
langsung dari petani atau dari lembaga pemasaran lainnya, sehingga dapat
diketahui bagaimana proses transaksi jual beli beras organik dan beras anorganik
yang dilakukan setiap lembaga pemasaran padi.
Pembentukan harga pada pemasaran beras organik dan beras anorganik yakni
sebagai price taker dan sebagai price setter. Petani dalam penelitian ini sebagian
![Page 65: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/65.jpg)
45
besar berperan sebagai price taker (penerima harga) yang telah ditetapkan oleh
penentu harga output. Lembaga-lembaga pemasaran seperti pengumpul,
pedagang penggiling, dan pedagang pengecer sebagian besar berperan sebagai
price setter (penentu harga). Penentuan harga yang dilakukan dengan melihat
informasi pasar antar sesama lembaga perantara pemasaran atau melihat
penetapan harga dari lembaga perantara pemasaran yang lebih tinggi. Akan
tetapi, lembaga-lembaga tersebut masih melakukan proses tawar menawar dalam
penentuan harga sampai menemui kesepakatan harga.
Sistem pembayaran padi organik dan padi anorganik dilakukan dengan dua cara
yaitu sistem pembayaran tunai dan sistem pembayaran kemudian. Sistem
pembayaran tunai dilakukan oleh pedagang dengan modal dimiliki sesuai dengan
jumlah produksi yang dibeli, sedangkan sistem pembayaran kemudian yang
dilakukan oleh petani dikarenakan pedagang terlebih dahulu mengambil hasil
produksi berupa padi organik atau padi anorganik dari lembaga-lembaga terkait
secara tidak tunai atau dengan waktu pembayaran paling lambat selama tujuh hari.
c. Keragaan Pasar
1. Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran padi organik dan anorganik di Kabupaten Pringsewu dimulai
dari petani, pedagang pengumpul, pedagang penggiling, hingga ke konsumen
akhir. Jika saluran pemasaran yang digunakan oleh petani memiliki rantai yang
pendek namun fungsi pemasaran yang dilakukan telah sesuai maka dapat
dikatakan efisien. Jika fungsi pemasaran memiliki rantai yang pendek namun
![Page 66: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/66.jpg)
46
perlu adanya tambahan fungsi pemasaran maka saluran pemasaran dikatakan tidak
efisien. Jika saluran pemasaran memiliki rantai yang panjang namun fungsi
pemasaran perlu dilakukan makan saluran pemasaran dikatakan efisien. Jika
fungsi pemasaran rantai yang panjang namun terdapat fungsi pemasaran tidak
dibutuhkan dan dapat diperpendek maka saluran pemasaran tidak efisien.
2. Pangsa Pasar (Producer’s Share)
Pangsa pasar atau producer’s share (PS) diketahui dengan analisis deskriptif
kuantitatif. Perhitungan pangsa pasar dilakukan untuk mengetahui bagaimana
kinerja pasar pada pemasaran beras organik dan anorganik. Jika PS semakin
tinggi maka kinerja pasar akan semakin baik dari sisi produsen. Perhitungan yang
dilakukan menghitung pangsa pasar atau producer’s share (PS) pada pangsa
pasar beras organik dan pangsa pasar beras anorganik. Pangsa produsen
dirumuskan dengan:
PS =
1 ………………….................…..……………………………( )
Dimana : Ps : bagian harga yang diterima petani padi organik /anorganik
Pf : harga di tingkat petani padi organik/anorganik
Pr : harga ditingkat konsumen beras organik/anorganik
3. Margin Pemasaran dan Ratio Profit Margin
Efisiensi pemasaran yang dihitung menggunakan analisis marjin pemasaran
dengan penggunaan sebaran rasio marjin pendapatan atau ratio profit marjin
(RPM) pada setiap lembaga perantara pemasaran yang terlibat dalam proses
pemasaran yakni Kelompok Tani Sejahtera, pedagang pengumpul dan pedagang
![Page 67: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/67.jpg)
47
penggiling. Rasio margin adalah perbandingan antara tingkat pendapatan yang
diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan oleh setiap lembaga perantara
pemasaran yang bersangkutan. Hasyim (2012) menjelaskan perhitungan marjin
pemasaran dapat dihitung menggunakan rumus :
mji = Psi–Pbi atau mji = bti+ πi …………………………………………...( 1)
Total dari margin pemasaran yang diperoleh dari saluran pemasaran yang terlibat
dirumuskan dengan:
Mji = ∑ mji ……...…………………………………………………………..( )
Penyebaran margin berdasarkan presentase keuntungan terhadap biaya pemasaran
pada masing-masing lembaga pemasaran adalah :
RPM =
………………..………………………………………………...( 3)
Keterangan:
mji : margin pada lembaga pemasaran tingkat ke-i
Mji : total margin pada suatu saluran pemasaran ke i
Psi : harga jual pada lembaga pemasaran tingkat ke-i
Pbi : harga beli pada lembaga pemasaran tingkat ke-i
Bti : biaya pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i
πi : pendapatan lembaga pemasaran tingkat ke-i
i : lembaga pemasaran beras organik dan anorganik
4. Elastisitas Transmisi Harga (Et)
Analisis transmisi harga menggambarkan sejauh mana dampak perubahan barang
di suatu tempat terhadap perubahan harga tersebut di tingkat lain. Perubahan
harga yang dilihat yakni perubahan harga beras organik dan anorganik di tingkat
petani, dan harga beras organik dan anorganik di tingkat konsumen. Secara
matematis dapat dihitung dengan:
![Page 68: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/68.jpg)
48
Et= p
atau Et =
.
………………………………………...….( 4)
Pf merupakan fungsi dari Pr sedangkan harga mempunyai hubungan linear, maka:
= a + . …………………...………...…………………………………..(25)
sehingga dari persamaan tersebut diperoleh
= a au
=
1
sehingga =
1
.
………………………………..…( )
Keterangan :
Et : elastisitas transmisi harga beras organik/anorganik
𝘥 : diferensiasi atau turunan
Pf : harga rarat-rata di tingkat petani padi organik/anorganik
Pr : harga rata-rata di tingkat konsumen beras organik/anorganik
a : konstanta atau titik potong
b : koefisiensi regresi
Menurut Hasyim (2012), kriteria pengukuran pada analisis elastisitas transmisi
harga adalah :
(a) Jika Et = 1, berarti perubahan harga di tingkat konsumen ditransmisikan
100% ke produsen, sehingga pasar dianggap sebagai pasar yang bersaing
sempurna dan sistem pemasaran telah efisien.
(b) Jika Et > 1, berarti laju perubahan harga di tingkat konsumen lebih besar
dibanding laju perubahan harga di tingkat produsen. Artinya pemasaran yang
terjadi merupakan pemasaran bersaing tidak sempurna dan sistem pemasaran
yang berlangsung tidak efisien.
(c) Jika Et < 1, berarti laju perubahan harga di tingkat konsumen lebih kecil
daripada laju perubahan harga di tingkat produsen, artinya pasar yang
dihadapi oleh pelaku pasar adalah tidak sempurna, dan sistem pemasaran
yang berlangsung tidak efisien.
![Page 69: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/69.jpg)
109
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
1. Pendapatan usahatani padi organik lebih besar dibandingkan pendapatan
usahatani padi anorganik di Kabupaten Pringsewu.
2. Terdapat perbedaan pendapatan yang signifikan antara pendapatan usahatani
padi organik dengan pendapatan usahatani padi anorganik di Kabupaten
Pringsewu.
3. Pemasaran padi organik lebih efisien dibandingkan dengan pemasaran padi
anorganik di Kabupaten Pringsewu.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah
1. Bagi petani organik, diharapkan dapat meningkatkan produksi padi organik
agar dapat menjalin kerjasama dengan lembaga pemasaran lain untuk
memperluas jaringan pemasaran padi organik, bagi petani anorganik dalam
menjalankan kegiatan usahatani padi anorganik dapat menerapkan anjuran
pemakain pupuk yang telah ditetapkan dinas petanian setempat agar dapat
menjaga keadaan tanah dan dapat meningkatkan produksi padi anorganik.
2. Bagi pemerintah, diharapkan dapat lebih memperhatikan kegiatan pemasaran
padi organik yang dapat menjadi potensi unggulan di daerah setempat sehingga
![Page 70: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/70.jpg)
110
dapat berkembang lebih baik, dan dapat lebih memberikan penyuluhan atau
pelatihan kepada petani padi anorganik untuk kegiatan pengembangan produksi
dan penggunaan pemakain pupuk agar penggunaan pupuk lebih efisien dan
tidak mudah merusak unsur hara tanah.
3. Bagi peneliti lain, pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti
mengenai efisiensi produksi padi organik dan anorganik.
![Page 71: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/71.jpg)
111
DAFTAR PUSTAKA
Andriawan. 2016. Konsep Pertanian Organik. Badan Pelatihan Pertanian
Lampung. http://bpp-lampung.info. diakses pada 20 Desember 2016 pukul
20.00.
Arbi M, Thirtawati, Junaidi Y. 2018. Analisis Saluran dan Tingkat Efisiensi
Pemasaran Beras Semi Organik Di Kecamatan Rambutan Kabupaten
Banyuasin. JSEP. Vol. 11 No1.
BPS Provinsi Lampung. 2016a. Produksi Tanaman Padi Provinsi Lampung 2011-
2015. BPS Lampung. Bandar Lampung.
__________________. 2016b. Lampung Dalam Angka 2015. BPS Lampung.
Bandar Lampung
BPS Provinsi Lampung. 2017. Statistik Harga Produsen Pertanian Provinsi
Lampung. Bandar Lampung.
BSN. 2015. Standar Pangan Organik.
http://sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/ detail _sni/10438. diakses
pada 24 Desember 2016 pukul 21.25
Balai Pelatihan Pertanian Lampung. 2016. Konsep pertanian Organik. http://bpp-
lampung.info/blog-konsep-pertanian-organik.html.diakses pada 20
Desember 2016 pukul 16.45.
Basito. 2010. Kajian Karakteristik Fisikokimia dan Sensori Beras Organik Mentik
Susu dan IR 64; Pecah Kulit dan Giling Selama Penyimpanan Jurnal
Teknologi Hasil Pertanian. Vol III No 2. Universitas Sebelas Maret. Solo.
Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu. 2018. Anjuran Penggunaan Pupuk
Tanaman Padi. Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu. Pringsewu
Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu. 2016. Luas Lahan, Produksi dan
Produktivitas Padi Organik Kabupaten Pringsewu. Dinas Pertanian
Kabupaten Pringsewu. Pringsewu.
Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung. 2016.
Luas Lahan dan Produktivitas Padi Organik di Provinsi Lampung. Dinas
Pertanian Provinsi Lampung. Bandar Lampung.
![Page 72: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/72.jpg)
112
Fitriandi F dan Nurmaliana R. 2008. Analisis Pendapatan Dan Pemasran Padi
Organik Metode System Of Rice Intensification (SRI) Studi Kasus Di Desa
Sukagalih, Kecamatan Sukaratu Kebupaten Tasikmalaya. Jurnal. Vol 11.
IPB. Bogor
Gustiyana. 2004. Analsisis Pendapatan Usahatani untuk Produk Pertanian.
Salemba Empat. Jakarta
Hambali dan Iskandar. 2015. Evaluasi Produktivitas Beberapa Varietas Padi.
Jurnal Agrohorti. Vol III No 2. IPB. Bogor
Hasyim, AI. 2012. Tataniaga Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Hernanto, F. 1991. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
IFOAM, 2008. Prinsip-Prinsip Pertanian Organik.
https://www.ifoam.bio/sites/default /files/poa_indonesian_web.pdf. diakses
pada 20 Desember 2016 pukul 20.21.
Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Ketiga Belas Jilid 1.
Erlangga. Jakarta
Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 1 dan 2. PT Indeks. Jakarta.
Mubyarto. 1995.Pengantar Ekonomi Pertanian. PT Pustaka LP3ESI. Jakarta.
Muniarti, K. 2014. Efisiensi Teknis Usahatani Padi Organik Lahan Sawah Tadah
Hujan di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung. Jurnal Penelitian
Pertanian Terapan. Vol 14. Hal 31-38.
Murdani, MA. 2014. Analisis Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Rumah
Tangga Petani Padi (Oryza sativa) di Kecamatan Gading Rejo Kabupaten
Tanggamus. Skripsi. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Lampung. Bandar Lampung
Mustadjab, MM. 2008. Analisis Pemasaran Beras Dalam Upaya Peningkatan
Pendapatan Petani (Studi Kasus pada Sentra Produksi Padi di Desa Kayen,
Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati). Jurnal. Vol. VIII No 1.
Nurdiansyah, A. 2015.Analisis Pendapatan Dan Pemasaran Kakao Di Kecamatan
Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur. Skripsi.Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Nurjayanti, A. 2016. Pendapatan Dan Manfaat Usahatani Padi Organik
Dibandingkan Dengan Usahatani Padi Anorganik Di Kabupaten Pringsewu.
Skripsi. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar
Lampung
![Page 73: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/73.jpg)
113
Perkasa, I. 2016. Analisis Pendapatan Usahatani dan Pemasaran serta Persepsi
Masyarakat Terhadap Beras Organik dan Anorganik (Studi Kasus
Kecamatan Cianjur). Fakultas Ekonomi dan Manajemen Skripsi. IPB. Bogor
Pusdatin. 2015. Outlook Komoditas Pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan Padi.
Pusat data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian. Jakarta.
Pusdatin. 2016. Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Sub Sektor Pangan Padi.
Pusat data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian. Jakarta.
Ramadhani, DK. 2013. Analisis Efisiensi Pemasaran Jagung (Zea mays) di
Kabupaten Grobogan. Jurnal Agriesta. Edisi 3 Vol 1
Saragih. 2008. Pertanian Organik. Penebar Swadaya. Jakarta.
Saragih, A. 2014. Analisis Sistem Pemasaran Beras Ciherang di Kecamatan
Cibeber, Kabupaten Cianjur. Skripsi. IPB. Bogor.
Soekartawi. 2006. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Perkembangan Petani
Kecil. UI Press. Jakarta
Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta.
Sudiyono. 2004. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammdyah Malang.
Malang.
Sugiarto. 2003. Teknik Sampling. Gramedia. Jakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Alfabeta. Bandung.
Sulaeman, A. 2007. Prinsip-Prinsip Pertanian Organik. Pelatihan Inspektor
Pangan Organik. Jakarta.
Supartini M dan Karyati NK. 2015. Analisis Perbandingan dan Pendapatan
Usahatani Padi Organik dan Padi Anorganik (Studi Kasus di Subak
Wonggaya Betan, Desa Mengesta, Kecamatan Penebel, Kabupaten
Tabanan, Provinsi Bali. Jurnal.Dwijenagro Vol 5 No 2.
Sutanto. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta.
Swasta dan Irawan. 2005. Manjmen Pemasaran Modern. Liberty. Yogyakarta.
Tjiptono, F. 2008. Strategi Pemasaran. Andi. Yogyakarta.
Trubus. 2009. Padi Organik:Lebih Unggul dengan Sertifikat.
http://www.trubusonline co.id/lebih-unggul-dengan-sertifikat/. diakses pada
24 Desember 2016 pukul 21.28 WIB.
![Page 74: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik](https://reader031.fdocuments.in/reader031/viewer/2022013107/5d0be31688c993956c8b64c2/html5/thumbnails/74.jpg)
114
UPT Pertanian Kecamatan Pringsewu. 2016. Luas Lahan Sawah Kecamatan
Pringsewu. UPT Pertanian Kecamatan Pringsewu. Pringsewu.
Wulandari, I. 2011. Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Organik
dengan Padi Anorganik (Studi Kasus Kelurahan Sindang Barang dan situ
Gede Kecamatan Bogor Barat). Skripsi. Departemen Ekonomi dan Sumber
Daya. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB. Bogor.
Yuniarti D, Rahayu ES, dan Harisudin M. 2017. Saluran Pemasaran Beras
Organik Di Kabupaten Boyolali. Jurnal Agrosocionomics. Vol 1 No 2.