ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE...

137
ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR TAHUN 2015 Skripsi Oleh: Wanda Jaya Purnama NIM: 1111101000016 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M

Transcript of ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE...

Page 1: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS

CIPUTAT TIMUR TAHUN 2015

Skripsi

Oleh:

Wanda Jaya Purnama

NIM: 1111101000016

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2015 M

Page 2: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal
Page 3: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal
Page 4: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal
Page 5: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

iii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

Skripsi, Juni 2015

Wanda Jaya Purnama, NIM: 1111101000016

Analisis Pelaksanaan Program Antenatal Care di Puskesmas Ciputat Timur Tahun

2015

xii + 88 halaman, 3 tabel, 4 gambar, 54 bacaan

ABSTRAK

Salah satu upaya dalam menurunkan angka kematian ibu yaitu dengan

pelayanan Antenatal K1 dan K4. Pelayanan antenatal (antenatal care/ANC) penting

untuk memastikan kesehatan ibu selama kehamilan dan menjamin ibu untuk

melakukan persalinan di fasiltas kesehatan dengan selamat. Tahun 2013 Puskesmas

Ciputat Timur hanya dapat memberikan pelayanan K4-K1 yaitu sebanyak 71% ibu

hamil dengan target 1323. Terjadinya suatu penurunan pada tahun 2014, yang mana

berdasarkan data laporan tahunan tahun 2014 didapatkan data pelayanan K4-K1 atau

Antenatal Care hanya mencapai angka 58% dari 1471 ibu hamil yang ditargetkan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran input, proses, output,

pengawasan, serta gambaran umpan balik yang dilakukan oleh Puskesmas Ciputat

Timur dalam pelaksanaan pelayanan Antenatal care.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang

menghasilkan data deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Ciputat Timur.

Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih dua bulan dimulai sejak bulan Maret

hingga April 2015. Informan yang menjadi narasumber dalam penelitian ini antara

lain adalah kepala Puskesmas Ciputat Timur, pemegang program KIA Puskesmas

Ciputat Timur, ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan rajin (4 kali), ibu

hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan kurang (1 kali), dan ibu hamil yang

tidak pernah melakukan pemeriksaan kehamilannya di Puskesmas Ciputat Timur.

Cakupan pelayanan antenatal yang tidak tercapai sesuai dengan target yang

sudah ditetapkan dapat dikarenakan oleh beberapa hal, yaitu diantaranya yaitu sikap

sebagian petugas yang tidak ramah kepada pasien, belum bagusnya fasilitas USG

yang dimiliki Puskesmas, lama dalam proses pendaftaran, serta kurang efektifnya

program koin kepuasan untuk mengetahui seberapa jauh kepuasan pasien terhadap

pelayanan yang telah diberikan.

Page 6: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

iv

ABSTRACT

One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal care K1 and

K4. Antenatal care (ANC) is important to ensure maternal health during pregnancy

and as a guarantee to take the health facility for childbirth safely. In 2013, Puskesmas

of East Ciputat can only provide K4-K1, there were 71 pregnant women with the

target was 1323. The occurrence of a decline in 2014, which is based on data from

the annual report of 2014, data obtained K4-K1 or Antenatal Care only reached

number 58 from 1471 pregnant women were targeted.

This research is intended to describe the input, process, output, monitoring,

and feedback overview conducted by the Puskesmas of East Ciputat in the

implementation of antenatal care services.

This research is qualitative research that produces descriptive data. This

research was conducted in Puskesmas East Ciputat. This research was conducted for

approximately two months starting from March to April 2015. The informant, the

informant in this study include the head of the Puskesmas East Ciputat, holders of

KIA program Puskesmas East Ciputat, pregnant women antenatal diligent (4 times),

pregnant women antenatal care less (1 time), and pregnant women who never do

pregnancy checks on Puskesmas East Ciputat.

Antenatal care coverage is not achieved in accordance with the targets set can

be caused by several things, some of them are the attitude of some officers who are

not friendly to the patient, not good ultrasound facilities owned health centers, long

in the registration process, as well as the lack of effective programs for the

satisfaction coins knowing how far the patient's satisfaction with the services

rendered.

Page 7: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”

Alhamdulillahirobbil alamin, puji sukur penulis ucapkan kepada Allah SWT

yang telah memberikan rahmat, hidayah dan nikmat yang berlimpah, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Analisis Pelaksanaan

Program Antenatal Care di Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015”. Sholawat

serta salam penulis haturkan kepada Rasulullah SAW, semoga kita semua

mendapatkan syafaatnya di akhirat nanti. Amin.

Dalam penulisan penelitian ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih

yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan

penelitian ini, khususnya kepada:

1. Ibu Fajar Ariyanti, Ph.D selaku Kepala Program Studi Keehatan Masyarakat.

2. Bapak dr. Yuli Prapanca Satar, MARS sebagai pembimbing I yang telah

banyak memberikan ide, masukkan kritik dan saran perbaikan terhadap

skripsi ini.

3. Ibu Yuli Amran, MKM sebagai pembimbing II yang telah membimbing dan

memberikan inspirasi serta motivasi bagi penulis selama penyusunan skripsi

saya.

4. Para dosen-dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat dan dosen-dosen

Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat.

5. Ibu, Bapak dan Keluarga yang selalu memberikan dukungan, nasihat serta

do’a yang selalu dipanjatkan demi kelancaran penyusunan skripsi ini.

Page 8: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

vi

6. Pihak Puskesmas Ciputat Timur yang telah mempersilahkan saya untuk

melakukan penelitian dan juga terimakasih telah memberikan data yang saya

butuhkan.

7. Ibu alfiah selaku pemegang program KIA yang sudah membantu saya dalam

mengumpulkan data.

8. Petugas Puskesmas Ciputat Timur yang telah membantu dalam pengumpulan

data.

9. Teman-teman yang sudah membantu dan memberi semangat serta dorongan

agar saya menjadi pribadi yang lebih baik.

Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan saran perbaikan dari pembaca.

“Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu”

Page 9: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

vii

DAFTAR ISI

Lembar Pernyataan ................................................................................................. i

Abstrak ..................................................................................................................... iii

Abstract ..................................................................................................................... iv

Kata Pengantar ........................................................................................................ v

Daftar Isi ................................................................................................................... vii

Daftar Tabel .............................................................................................................. xi

Daftar Gambar ......................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 3

C. Pertanyaan Penelitian ..................................................................................... 3

D. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4

1. Tujuam Umum ......................................................................................... 4

2. Tujuan Khusus .......................................................................................... 4

E. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4

1. Bagi Institusi Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah ................................. 4

2. Bagi Puskesmas Ciputat Timur ................................................................ 4

3. Bagi Peneliti Lain ..................................................................................... 5

F. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Antenatal Care ................................................................................................ 6

1. Pengertian Antenatal Care........................................................................ 6

2. Tujuan, Fungsi, dan Manfaat Antenatal Care .......................................... 8

3. Standar Pelayanan Antenatal Care ........................................................... 10

Page 10: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

viii

B. Pelaksanaan Program Antenatal Care di Puskesmas ..................................... 21

1. Input ......................................................................................................... 21

2. Proses ....................................................................................................... 29

3. Output ....................................................................................................... 31

4. Pengawasan .............................................................................................. 32

5. Umpan Balik ............................................................................................ 33

C. Kerangka Teori............................................................................................... 33

BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEINISI ISTILAH

A. Kerangka Pikir ............................................................................................... 35

B. Definisi Istilah ................................................................................................ 36

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................................... 41

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 41

C. Informan Penelitian ........................................................................................ 41

D. Sumber Data ................................................................................................... 42

E. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 42

F. Instrumen Penelitian....................................................................................... 43

G. Pengolahan dan Analisis Data ........................................................................ 44

H. Penyajian Data ............................................................................................... 44

I. Triangulasi Data Penelitian ............................................................................ 44

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Input Pelayanan Antenatal Care .................................................................... 46

1. Sumber Daya Manusia (SDM) ................................................................. 46

2. Fasilitas ................................................................................................... 51

3. Sumber Dana ............................................................................................ 54

4. Kebijakan dan SOP .................................................................................. 55

B. Proses ............................................................................................................ 56

C. Output ............................................................................................................. 58

D. Pengawasan ................................................................................................... 59

Page 11: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

ix

E. Umpan Balik .................................................................................................. 60

BAB VI PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 61

B. Input ............................................................................................................... 62

1. Sumber Daya Manusia (SDM) ................................................................. 62

2. Fasilitas ................................................................................................... 69

3. Sumber Dana ............................................................................................ 71

4. Kebijakan dan SOP .................................................................................. 73

C. Proses ............................................................................................................ 76

D. Output ............................................................................................................. 78

E. Pengawasan ................................................................................................... 80

F. Umpan Balik .................................................................................................. 81

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................................... 84

1. Gambaran Input Dalam Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Care Di

Puskesmas Ciputat Timur ........................................................................ 84

a. SDM ................................................................................................... 84

b. Fasilitas .............................................................................................. 85

c. Suber Dana ......................................................................................... 85

d. Kebijakan dan SOP ............................................................................ 85

2. Gambaran Proses Dalam Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Care Di

Puskesmas Ciputat Timur ........................................................................ 85

3. Gambaran Output Dalam Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Care Di

Puskesmas Ciputat Timur ........................................................................ 86

4. Gambaran Pengawasan Dalam Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Care Di

Puskesmas Ciputat Timur ........................................................................ 86

5. Gambaran Umpan Balik Dalam Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Care

Di Puskesmas Ciputat Timur ................................................................... 87

B. Saran ............................................................................................................... 87

1. Saran Untuk Dinas Kota Tangerang Selatan ............................................ 87

Page 12: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

x

2. Saran Untuk Puskesmas Ciputat Timur ................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Istilah ............................................................................................ 38

Table 5.1 Tenaga Kesehatan Program KIA di Puskesmas Ciputat Timur

Tahun 2015 ................................................................................................................ 49

Table 5.2 Tenaga Kesehatan Program KIA di Puskesmas Ciputat Timur

Berdasarkan Pendidikan Terakhir .............................................................................. 51

Page 14: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur Pelayanan Antenatal Terpadu ........................................................ 32

Gambar 2.2 Krangka Teori Penelitian ....................................................................... 36

Gambar 3.1 Kerangka Pikir Penelitian....................................................................... 37

Gambar 6.1 Alur Pelayanan Antenatal Terpadu ........................................................ 47

Page 15: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puskesmas dalam menjalankan fungsinya sebagai pelayanan kesehatan

masyarakat, Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan

perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari

sistem kesehatan nasional yang merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama.

Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni Upaya Kesehatan

Wajib dan juga Upaya Kesehatan Pengembangan. Salah satu dari enam upaya

kesehatan wajib Puskesmas yaitu upaya kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga

Berencana (KIA/KB).

Berdasarkan data MDGs tahun 2011, Indonesia masih memiliki masalah

dalam mencapai tujuan MDGs yang kelima yaitu meningkatkan kesehatan ibu,

khususnya pada target menurunkan angka kematian ibu. Indonesia hanya baru

dapat menekan dari 390 (tahun 1991) menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup

(tahun 2007), yang mana target pada tahun 2015 yang sudah ditetapkan yaitu

102 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan data Survey Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menyebutkan bahwa AKI di Indonesia

sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini menjadi masalah tentunya

dibidang kesehatan, sehingga timbul beberapa pertanyaan mengapa tujuan

tersebut masih belum tercapai.

Page 16: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

2

Salah satu upaya dalam menurunkan angka kematian ibu yaitu dengan

pelayanan Antenatal K1 dan K4. Pelayanan antenatal (antenatal care/ANC)

penting untuk memastikan kesehatan ibu selama kehamilan dan menjamin ibu

untuk melakukan persalinan di fasiltas kesehatan dengan selamat. Para ibu yang

tidak mendapatkan pelayanan antenatal cenderung bersalin di rumah (86,7

persen) dibandingkan dengan ibu yang melakukan empat kali kunjungan

pelayanan antenatal atau lebih (45,2 persen) (Data MDGs, 2010).

Pemeriksaan kehamilan sangat penting dilakukan oleh semua ibu hamil

untuk mengetahui pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Hampir seluruh ibu

hamil di Indonesia (95,4%) sudah melakukan pemeriksaan kehamilan (K1)

dengan frekuensi minimal 4 kali selama masa kehamilannya adalah 83,5 persen.

Adapun untuk cakupan pemeriksaan kehamilan pertama pada trimester pertama

adalah 81,6 persen dan frekuensi ANC 1-1-2 atau K4 (minimal 1 kali pada

trimester pertama, minimal 1 kali pada trimester kedua dan minimal 2 kali pada

trimester3) sebesar 70,4 persen. Tenaga yang paling banyak memberikan

pelayanan ANC adalah bidan (88%) dan tempat pelayanan ANC paling banyak

diberikan di praktek bidan (52,5%).

Berdasarkan data profil kesehatan Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Selatan tahun 2013 didapatkan jumlah kunjungan K1 di seluruh Puskesmas

yang ada di Kota Tangerang Selatan sebanyak 32.961, dan kunjungan K4

sebanyak 30.936 ibu hamil (Profil Dinkes Kota Tangsel 2013).

Berdasarkan data dari laporan tahunan Tahun 2013 Puskesmas Ciputat

Timur, didapatkan data pelayanan K4-K1 mencapai 71% ibu hamil dengan

target 1323. Terjadinya suatu penurunan pada tahun 2014, yang mana

Page 17: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

3

berdasarkan data laporan tahunan tahun 2014 didapatkan data pelayanan K4-K1

atau Antenatal Care hanya mencapai angka 58% dari 1471 ibu hamil yang

ditargetkan (Laporan Tahunan PKM Ciputat Timur 2013 dan 2014).

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pencapaian pelayanan K4-K1

masih jauh dari target yang sudah ditetapkan. Sehingga perlunya peninjauan

mengapa pelayanan tersebut belum pencapai target yang sudah ditetapkan, serta

adanya isu dari masyarakat bahwa banyaknya komplein masyarakat terhadap

petugas yang dimiliki oleh Puskesmas Ciputat Timur. Dari kondisi tersebut,

maka peneliti ingin melihat apa saja yang menjadi penyebab program tersebut

tidak tercapai sebagaimana mestinya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, yang

menjadi permasalahan adalah belum tercapainya target pelayanan Antenatal K4-

K1 yang ada dialam program KIA Puskesmas Ciputat Timur, dan bahkan

terjadinya penuruan angka cakupan K1-K4 dari tahun 2013 hingga 2014.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana pelaksanaan pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Ciputat

Timur berdasarkan pendekatan sistem?

Page 18: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

4

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum:

Diketahuinya pelaksanaan program Antenatal care di Puskesmas

Ciputat Timur berdasarkan pedekatan sistem.

2. Tujuan Khusus:

a. Diketahuinya gambaran input dalam pelaksanaan pelayanan Antenatal

care di Puskesmas Ciputat Timur.

b. Diketahuinya gambaran proses dalam pelaksanaan pelayanan Antenatal

care di Puskesmas Ciputat Timur.

c. Diketahuinya gambaran output dalam pelaksanaan pelayanan Antenatal

care di Puskesmas Ciputat Timur.

d. Diketahuinya gambaran pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan

Antenatal care di Puskesmas Ciputat Timur.

e. Diketahuinya gambaran umpan balik dalam pelaksanaan pelayanan

Antenatal care di Puskesmas Ciputat Timur.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa

dan dosen mengenai sistem pelaksanaan program Antenatal Care.

2. Manfaat Bagi Puskesmas Ciputat Timur

Mendapatkan masukan untuk perbaikan dan kelanjutan dari

implementasi program Antenatal Care di Puskesmas Ciputat Timur.

Page 19: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

5

3. Manfaat Bagi Peneliti Lain

Sebagai referensi yang dapat dijadikan bahan bacaan dan rujukan oleh

peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan

pelaksanaan program Antenatal Care.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang berjudul “Analisis Pelaksanaan Program Antenatal Care di

Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015” dilakukan oleh mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta semester VIII. Peneliti ingin mengetahui

pelaksanaan, capaian kinerja serta faktor penghambat dan pendukung dalam

pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Ciputat Timur. Penelitian ini bersifat

kualitatif dengan pengambilan data primer dan sekunder. Pengambilan data

primer dilakukan dengan cara wawancara mendalam kepada Kepala Puskesmas

Ciputat Timur, pemegang program KIA, ibu hamil yang tidak pernah melakukan

kunjungan antenatal, ibu hamil yang cukup sering melakukan kunjungan, ibu

hamil yang jarang melakukan kunjungan, dan juga ibu hamil yang rutin

melakukan kunjungan antenatal ke Puskesmas Ciputat Timur. Pengambilan data

sekunder dilakukan dengan telaah dokumen yang didapatkan dari Puskesmas

Ciputat Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2015.

Page 20: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Antenatal Care

1. Pengertian Antenatal Care

Menurut Depkes RI (2010) pelayanan antenatal merupakan pelayanan

kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama masa

kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang

ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Pengertian antenatal care

adalah perawatan kehamilan. Antenatal care adalah pengawasan kehamilan

untuk mengetahui kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penyakit

yang menyertai mereka, menegakkan secara dini komplokasi kehamilan,

dan menetapkan risiko kehamilan (risiko tinggi, risiko meragukan, risiko

rendah) (Manuaba, 2006). Definisi lain mengatakan bahwa Antenatal care

merupakan pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada

petumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama

ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

Menurut Manubua (1998), pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan

kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil,

sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan memberikan

ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Definisi lain juga

mengatakan bahwa antenatal care adalah perawatan selama kehamilan

sebelum bayi lahir yang lebih ditekankan pada kesehatan ibu.

Page 21: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

7

Pelayanan antenatal yang berkualitas dapat mandeteksi terjadinya

risiko pada kehamilan yaitu mendapatkan akses perawatan kehamilan

berkualitas, memperoleh kesempatan dalam deteksi secara dini terhadap

komplikasi yang mungkin timbul sehingga kematian maternal dapat

dihindari (Mufdlilah, 2009). Kualitas pelayanan antenatal diberikan selama

masa hamil secara berkala sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang

telah ditentukan untuk memelihara serta meningkatkan kesehatan ibu

selama hamil sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat menyelesaikan

kehamilan dengan baik dan melahirkan bayi yang sehat.

Menurut standar WHO, seorang ibu hamil yang mendapatkan

pelayanan antenatal dengan minimal 4 kali selama kehamilannya, yaitu 1

kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester ke dua, dan 2 kali pada

trimester ke tiga untuk memantau keadaan ibu dan janin secara seksama

sehingga dapat mendeteksi secara dini dan dapat memberikan intervensi

secara tepat (WHO, 2007).

Pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil biasa dikenal dengan sebutan

K1 dan K4. K1 adalah kunjungan baru ibu hamil, yaitu kunjungan ibu hamil

yang pertama kali pada masa kehamilan. Cakupan K1 dibawah 70%

(dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil dalam kurun waktu satu tahun)

menunjukkan keterjangkauan pelayanan antenatal yang rendah, yang

mungkin disebabkan pola pelayanan yang belum cukup aktif. Rendahnya

K1 menunjukkan bahwa akses petugas kepada ibu masih perlu ditingkatkan.

K4 adalah kontak minimal 4 kali selama masa kehamilan untuk

mendapatkan pelayanan antenatal, yang terdiri atas minimal 1 kali kontak

Page 22: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

8

pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada

trimester ketiga. Cakupan K4 di bawah 60% (dibandingkan jumlah sasaran

ibu hamil dalam kurun waktu satu tahun) menunjukkan kualitas pelayanan

antenatal yang belum memadai. Rendahnya K4 menunjukkan rendahnya

kesempatan untuk menjaring dan menangani risiko tinggi obstetri (Depkes

RI, 2006).

Pelayanan antenatal meliputi 5 hal yang biasa dikenal dengan istilah

5T, yaitu timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri,

nilai status imunisasi TT, dan memberikan Tablet Fe (tablet tambah darah)

(Depkes RI, 2009).

2. Tujuan, Fungsi, dan Manfaat Antenatal Care

Tujuan antenatal care ialah untuk mengetahui data kesehatan ibu

hamil dan perkembangan bayi intrauterine sehingga kesehatan yang optimal

dapat dicapai dalam menghadapi persalinan, peurperium, dan laktasi, serta

mempunya pengetahuan yang cukup tentang pemeliharaan bayinya (Ida,

2000).

Menurut Manubua (2003), dalam arti sempit tujuan antenatal care

adalah:

a. Mengawasi ibu hamil selama masa kehamilan sampai persalinan.

b. Merawat dan memeriksa ibu hamil. Jika didapatkan kelainan

sejak dini yang dapat mengganggu tumbuh kembang janin, harus

diikuti upaya untuk memberikan pengobatan yang adekuat.

Page 23: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

9

c. Menemukan penyakit ibu sejak dini yang dapat dipengaruhi atau

mempengaruhi kesehatan janin serta berusaha mengobatinya.

d. Mempersiapkan ibu sehingga proses persalinan yang dialaminya

dapat dijadikan pengalaman yang menyenangkan dan diharapkan.

e. Mempersiapkan ibu hamil agar dapat memelihara bayi dan

menyusui secara optimal.

Menurut Depkes RI (2009), tujuan pelayanan antenatal adalah

mengantarkan ibu hamil agar dapat bersalin dengan sehat dan memperoleh

bayi yang sehat, mendeteksi dan mengantisipasi dini kelainan kehamilan,

dan deteksi serta antisipasi dini kelainan janin.

Menurut Lily (2009), tujuan pengawasan antenatal adalah:

a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat

sat kehamilan, persalinan dan nifas

b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan,

persalinan dan kala nifas.

c. Memberi nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,

persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek le;uarga berencana.

d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

Tujuan dari pemeriksaan kehamilan adalah mengetahui dan mencegah

sedini mungkin kelinan yang dapat timbul, meningkatkan dan menjaga

kondisi badan ibu dalam menghadapai kehamilan, persalinan, dan

menyusui, serta menanamkan pengertian pada ibu tentang pentingnya

penyuluhan yang diperlukan wanita hamil (Saminem, 2006). menurut

Page 24: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

10

Handrawan, pemeriksaan kehamilan bertujuan agar kehamilan berlangsung

sehat, ibu sehat dan anak yang dikandungnya pun sehat, dengan demikian

anak siap dilahirkan secara sehat pula.

Pemeriksaan kehamilan sebaiknya segera dilakukan setelah datang

bulan, tujuan dari pemeriksaan awal sebagai berikut:

a. Memastikan benar-benar hamil atau tidak.

b. Mengetahui keadaan kesehata ibu dan anak.

c. Mengetahui umur kehamilan.

d. Merencanakan evaluasi dan rencana selama kehamilan

berlangsung, apa yang boleh dan tida boleh dilakukan.

Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya

berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini sehingga dapat

diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah pertolongan

persalinannya.

3. Standar Pelayanan Antenatal Care

Pelayaan antenatal yang lengkap mencakup banyak hal, seperti

anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan kebidanan, pemeriksaan

laboratorium sesuai indikasi, serta intervensi dasar dan khusus (sesuai resiko

yang ada). Penerapan operasional dikenal dengan standar 5T untuk

pelayanan antenatal (timbang berat bada dan tinggi badan, ukur tekanan

darah, pemberian imunisasi tetanus toksoid secara lengkap, pengukuran

Page 25: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

11

tinggi fundus uteri, pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama

kehamilan) (Safrudin, 2007).

Pada Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan

Anak (PWS-KIA) (2010), pelayanan antenatal sesuai setandar meliputi

anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan

laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai

risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan). Pada buku pedoman ANC

terpadu, dikatakan bahwa dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga

kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar

yang terdiri dari:

a. Timbang berat badan

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.

Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama

kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya

menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.

b. Ukur lingkar lengan atas (LILA).

Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk

skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang

energy kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami

kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa

bulan/tahun) dimana LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil

dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah

(BBLR).

Page 26: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

12

c. Ukur tekanan darah.

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan

antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan

darah e” 140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia

(hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah; dan atau

proteinuria).

d. Ukur tinggi fundus uteri

Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak

dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan

umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin.

Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah

kehamilan 24 minggu.

e. Hitung denyut jantung janin (DJJ)

Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya

setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit

atau DJJ cepat lebih dari 160/menit menunjukkan adanya gawat

janin.

f. Menentukan presentasi janin

Dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya setiap kali

kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk

mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III bagian bawah

janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke panggul

berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain.

Page 27: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

13

g. Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil

harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu

hamil diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi

TT pada ibu hamil, disesuai dengan status imunisasi ibu saat ini.

h. Beri tablet tambah darah (tablet besi)

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus

mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

diberikan sejak kontak pertama.

i. Periksa laboratorium (rutin dan khusus)

Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi:

1) Pemeriksaan golongan darah,

Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya

untuk mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga

untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-

waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.

2) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)

Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan

minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada

trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui

ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama

kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi

proses tumbuh kembang janin dalam kandungan.

3) Pemeriksaan protein dalam urin

Page 28: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

14

Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan

pada trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini

ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil.

Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya

preeclampsia pada ibu hamil.

4) Pemeriksaan kadar gula darah.

Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus

dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya

minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester

kedua, dan sekali pada trimester ketiga (terutama pada akhir

trimester ketiga).

5) Pemeriksaan darah Malaria

Semua ibu hamil di daerah endemis Malaria dilakukan

pemeriksaan darah Malaria dalam rangka skrining pada kontak

pertama. Ibu hamil di daerah non endemis Malaria dilakukan

pemeriksaan darah Malaria apabila ada indikasi.

6) Pemeriksaan tes Sifilis

Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan risiko

tinggi dan ibu hamil yang diduga Sifilis. Pemeriksaaan Sifilis

sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.

7) Pemeriksaan HIV

Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko

tinggi kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV.

Ibu hamil setelah menjalani konseling kemudian diberi

Page 29: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

15

kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk

menjalani tes HIV.

8) Pemeriksaan BTA

Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai

menderita Tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi

Tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatan janin. Selain

pemeriksaaan tersebut diatas, apabila diperlukan dapat

dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya di fasilitas rujukan.

j. Tatalaksana/penanganan Kasus

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil

pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada

ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan

tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk

sesuai dengan sistem rujukan.

k. KIE Efektif

KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang

meliputi:

1) Kesehatan ibu

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan

kehamilannya secara rutin ke tenaga kesehatan dan

menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang cukup

selama kehamilannya (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak

bekerja berat.

Page 30: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

16

2) Perilaku hidup bersih dan sehat

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan

badan selama kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum

makan, mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun,

menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta

melakukan olah raga ringan.

3) Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan

persalinan

Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari

keluarga terutama suami dalam kehamilannya. Suami,

keluarga atau masyarakat perlu menyiapkan biaya

persalinan, kebutuhan bayi, transportasi rujukan dan calon

donor darah. Hal ini penting apabila terjadi komplikasi

kehamilan, persalinan, dan nifas agar segera dibawa ke

fasilitas kesehatan.

4) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta

kesiapan menghadapi komplikasi

Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda

bahaya baik selama kehamilan, persalinan, dan nifas

misalnya perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua,

keluar cairan berbau pada jalan lahir saat nifas, dsb.

Mengenal tanda-tanda bahaya ini penting agar ibu hamil

segera mencari pertolongan ke tenaga kesehtan kesehatan.

Page 31: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

17

5) Asupan gizi seimbang

Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan

asupan makanan yang cukup dengan pola gizi yang

seimbang karena hal ini penting untuk proses tumbuh

kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu

hamil disarankan minum tablet tambah darah secara rutin

untuk mencegah anemia pada kehamilannya.

6) Gejala penyakit menular dan tidak menular.

Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala

penyakit menular (misalnya penyakit IMS,Tuberkulosis)

dan penyakit tidak menular (misalnya hipertensi) karena

dapat mempengaruhi pada kesehatan ibu dan janinnya.

7) Penawaran untuk melakukan konseling dan testing HIV di

daerah tertentu (risiko tinggi).

Konseling HIV menjadi salah satu komponen standar

dari pelayanan kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil diberikan

penjelasan tentang risiko penularan HIV dari ibu ke

janinnya, dan kesempatan untuk menetapkan sendiri

keputusannya untuk menjalani tes HIV atau tidak. Apabila

ibu hamil tersebut HIV positif maka dicegah agar tidak

terjadi penularan HIV dari ibu ke janin, namun sebaliknya

apabila ibu hamil tersebut HIV negative maka diberikan

bimbingan untuk tetap HIV negatif selama kehamilannya,

menyusui dan seterusnya.

Page 32: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

18

8) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI

kepada bayinya segera setelah bayi lahir karena ASI

mengandung zat kekebalan tubuh yang penting untuk

kesehatan bayi. Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi

berusia 6 bulan.

9) KB paska persalinan

Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut

KB setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan

agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak,

dan keluarga.

10) Imunisasi

Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus

Toksoid (TT) untuk mencegah bayi mengalami tetanus

neonatorum.

11) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain

booster)

Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan

dilahirkan, ibu hamil dianjurkan untuk memberikan

stimulasi auditori dan pemenuhan nutrisi pengungkit otak

(brain booster) secara bersamaan pada periode kehamilan.

Pada (SOP) pelayanan antenatal Dinas Kesehatan Kota Tangerang

selatan, yaitu bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan

Page 33: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

19

masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi

ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk

memeriksakan kehamilan sejak dini secara teratur.

Bidan memberikan sedikitnya empat kali pelayanan antenatal

pemeriksaan meliputi: anamnesis, pemantauan ibu dan janin dengan

seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan

juga harus mengetahui kehamilan risti khususnya anemia, kurang gizi,

hipertensi, PMS/HIV serta memberikan pelayanan imunisasi, memberikan

penyuluhan kesehatan, mencatat data yang tepat setiap kali kunjungan.

Apabila ada masalah bidan harus mampu mengambil tindakan yang

diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya (SOP Pemeriksaan

dan Pemantauan Antenatal Dinkes Tangsel). Prasyarat yang harus dimiliki

adalah:

a) Bidan mampu memberikan pelayanan antenatal berkualitas,

termasuk penggunaa KMS BUMIL, Kartu ibu.

b) Alat untuk pelayanan antenatal tersedia dalam keadaan baik dan

berfungsi, antara lain: stetoskop, tensimeter, meteran kain,

timbangan pengukur lingkar lengan atas, stetoskop janin.

c) Tersedia obat dan bahan lain : Tablet FE, Vaksin TT, Asam folat.

d) Menggunakan KMS Ibu Hamil, kartu ibu, buku KIA.

e) Terdapat sistem rujukan yang berfungsi dengan baik.

f) Bidan harus bersikap ramah, sopan, dan bersahabat setiap

kunjungan.

(1) Pada Kunjungan Pertama

Page 34: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

20

(a) Melakukan anamnesis riwayat dan mengisi KMS ibu

hamil/ buku KIA, kartu ibu secara lengkap.

(b) Memastikan kehamilan tersebut diinginkan.

(c) Tentukan hari taksiran persalinan (HTP). Jika hari pertama

haid terakhir tidak diketahui, tanyakan kapan pertama kali

merasakan gerakan janin dan disesuaikan dengan tinggi

fundus uteri.

(d) Memeriksa HB

(e) Berikan Imunisasi TT

(2) Pada Setiap Kunjungan Bidan Harus

(a) Menilai keadaan umum dan psikologos ibu.

(b) Memeriksakan unrine untuk tes protein dan glukosa urine

atas indikasi. Bila terdapat kelainan segera dirujuk.

(c) Mengukur berat badan dan mengukur lingkar lengan atas,

jika beratnya tidak bertambah atau lingkar lengan atas gizi

buruk berika penyuluhan tentang gizi dan segera dirujuk

untuk mendapatkan penanganan.

(d) Mengukur tekanan darah, bila terdapat kelainan segera

dirujuk.

(e) Periksa HB pada kunjungan pertama dan pada kehamilan

ke 28 minggu, atau sesering mungkin jika ada tanda-tanda

anemia.

(f) Tanyakan pakah ibu hamil meminum tablet FE.

Page 35: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

21

(g) Tanyakan pada ibu apakah ada tanda gejala penyakit

infeksi menular (PMS).

(h) Lakukan pemeriksaan fisik ibu secara lengkap dan

menyeluruh.

(i) Ukur tinggi fundus uteri dengan meteran kain.

(j) Tanyakan apakah ibu merasakan gerakan janin.

Dengarkan jantung janin.

(k) Nasehat perawatan diri, tanda-tanda bahaya kehamilan,

gizi dan anemia.

(l) Dengarkan keluhan ibu.

(m) Bicarakan persiapan transportasi rujukan, anggaran

persiapan apabila terjadi komplikasi.

(n) Catat seluruh temuan dari KMS, kartu ibu untuk

menentukan tindakan selanjutnya.

B. Pelaksanaan Program Antenatal Care di Puskesmas

Pelaksanaan program ini akan peniliti jelaskan dengan pendekatan sistem,

yang terdiri dari input (SDM, fasilitas, sumber dana, serta kebijakan dan SOP),

proses (proses pelayanan antenatal care), output (cakupan pelaksanaan K1-K4),

umpan balik, dan pengawasan.

1. Input

Input (masukan) merupakan kumpulan bagian atau elemen yang

terdapat dalam sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem

Page 36: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

22

tersebut (Azwar, 2010). Menurut Griffin (2002), input adalah sumber daya

material, manusia, finansial, dan informasi yang diperoleh organisasi dari

lingkungannya. Input dalam penelitian ini antara lain: SDM, fasilitas,

sumber dana, serta kebijakan dan SOP.

a. SDM

M.T.E. Hariandja (2002), Sumber Daya Manusia merupakan

salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan

disamping faktor yang lain seperti modal. Oleh karena itu SDM harus

dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

organisasi. Menurut Mathis dan Jackson (2006) SDM adalah

rancangan sistem-sistem formal dalam sebuah organisasi untuk

memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien

guna mencapai tujuan organisasi.

Menurut Hasibuan (2003) Pengertian Sumber Daya Manusia

adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang

dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan

lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh

keinginan untuk memenuhi kepuasannya.

b. Fasilitas

Menurut Peraturan Pemerintah no 46 tahun 2014, fasilitas

Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang

digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik

promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh

Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.

Page 37: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

23

Menurut Moekijat (2001) dalam Ermiati dan Sembiring (2012),

secara sederhana yang dimaksud dengan fasilitas adalah suatu sarana

fisik yang dapat memproses suatu masukan (input) menuju keluaran

(output) yang diinginkan. Selanjutnya menurut Buchari (2001) dalam

Ermiati dan Sembiring (2012) fasilitas adalah penyedia perlengkapan

– perlengkapan fisik untuk memberikan kemudahan kepada

penggunanya, sehingga kebutuhan – kebutuhan dari pengguna

fasilitas tersebut dapat terpenuhi.

c. Sumber Dana

Menurut undang-undang no 36 tahun 2009 pada bab XV dan

pasal 170 yang mana sumber pembiayaan kesehatan berasal dari

pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat/swasta dan sumber lain.

yang mana yang berasal dari pemerintah yaitu APBN, sedangkan yang

berasal dari pemerintah daerah sering disebut dengan APBD, dan juga

yang berasal dari masyarakat/swasta yaitu seperti halnya suatu

pemberian dari masyarakat itu sendiri dengan se ikhlasnya ataupun

seperti badan penyelenggara asuransi, sedangkan yang sumber lain itu

seperti halnya bantuan biaya dari luar negri.

1) Pemerintah (APBN)

Anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) adalah

suatu daftar yang memuat rincian pendapatan dan

pengeluaran negara untuk waktu tertentu, biasanya satu

tahun. Pada masa orde baru, APBN berlaku dari tanggal 1

Page 38: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

24

april sampai dengan 31 maret tahun berikutnya, namun saat

ini APBN dihitung sejak tanggal 1 januari sampai dengan 31

desember.

Anggaran pendapatan dan belanja negara harus memenuhi

fungsi alokasi, distribusi dan stabilisasi.

a) Fungsi alokasi, di dalam APBN dijelaskan sumber

pendapatan dan pendistribusiannya. Pendapatan yang

paling besar dari pemerintah berasal dari pajak,

penghasilan dari pajak dapat di alokasikan ke berbagai

sektor pembangunan. Dengan pedoman APBN,

pendapatan yang bersumber dari pajak dapat

digunakan untuk membangun sarana umum, dan

pengeluaran lainnya yang bersifat umum.

b) Fungsi distribusi, pajak yang ditarik dari masyarakat

dan masuk menjadi pendapatan dalam APBN tidak

selalu harus didistribusikan untuk kepentingan umum,

melainkan dapat pula didistribusikan dalam bentuk

dana subsidi dan dana pension. Pengeluaran pemerintas

semacam ini disebut transfer payment. Transfer

payment dapat membatalkan pembiayaan ke salah satu

sektor, kemudian dipindahkan ke sektor yang lain.

c) Fungsi stabilisasi, APBN berfungsi sebagai pedoman

agar pendapatan dan pengeluaran keuangan negara

teratur sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dengan

Page 39: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

25

demikian, akan mempermudah pencapaian berbagai

sasaran yang telah ditetapkan. Dengan menetapkan

APBN sesuai alokasi yang ditentukan akan menjaga

kestabilan arus uang dan barang sehingga dapt

menghindari terjadinya inflasi atau deflasi.

Di dalam UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan

mengatur besaran anggaran kesehatan pusat adalah 5% dari

APBN di luar gaji, sedangkan APBD Propinsi dan Kab/Kota

10% di luar gaji, namun pada kenyataannya anggaran untuk

kesehatan Cuma mendapat angka 2,37%. padahal menurut

Mentri Kesehatan Achmad Sujudi (waktu itu), idealnya

anggaran kesehatan minimalnya 4% dari APBN, bandingkan

misalnya dengan anggaran pertahanan yang mencapai 5,5%

dari APBN. Padahal jika pemerintah mau, pemerintah bisa

saja menjaring dana Rp 1 triliun saja dari BLBI yang di

selewengkan yang totalnya berjumlah Rp 51 triliun untuk

menangani permasalahan kesehatan buruk balita di Indonesia.

2) Pemerintah Daerah (APBD)

APBD merupakan suatu gambaran atau tolak ukur penting

keberhasilan suatu daerah di dalam meningkatkan potensi

perekonomian daerah. Artinya, jika perekonomian daerah

mengalami pertumbuhan, maka akan berdampak positif

Page 40: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

26

terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) ,

khususnya penerimaan pajak-pajak daerah (Saragih, 2003).

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah

yang disetujui oleh DPRD dan ditetapkan dengan peraturan

daerah. APBD memiliki fungsi otorisasi, perencanaan,

pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Fungsi

otorisasi mengandung arti bahwa Perda tentang APBD

menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja

pada tahun yang bersangkutan. Fungsi perencanaan berarti

bahwa APBD menjadi pedoman bagi manajemen dalam

merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan,

sedangkan fungsi pengawasan terlihat dari digunakannya

APBD sebagai standar dalam penilaian penyelenggaraan

pemerintahan daerah (Nordiawan, 2007).

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002

menyatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) disusun berdasarkan pendekatan kinerja,

yaitu suatu sistem anggaran yang mengutamakan upaya

pencapaian hasil kerja atau output dari perencanaan alokasi

biaya atau input yang ditetapkan. Selanjutnya, Pemerintah

Daerah bersama-sama dengan DPRD akan menyusun Arah

dan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) yang memuat petunjuk dan ketentuan umum

Page 41: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

27

yang disepakati sebagai pedoman dalam penyusunan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Begitupun juga keputusan didalam UU No 36 tahun 2009

yang menyatakan bahwa salah satu sumber dana pada sektor

kesehatan yaitu dari APBD provinsi dan kabupaten/kota,

yang mana untuk sektor kesehatan dikeluarkan dana yaitu

sebesar 10% dari APBD.

3) Masyarakat/swasta

Sumber dana dari anggaran masyarakat/swasta yaitu

dapat berasal dari individual ataupun perusahaan. Sistem ini

mengharapkan agar masyarakat (swasta) berperan aktif

secara mandiri dalam penyelenggaraan maupun

pemanfaatannya. Hal ini memberikan dampak adanya

pelayanan-pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pihak

swasta, dengan fasilitas dan penggunaan alat-alat

berteknologi tinggi disertai peningkatan biaya pemanfaatan

atau penggunaannya oleh pihak pemakai jasa layanan

kesehatan tersebut.

Kesehatan oleh masyarakat/swasta dapat dirincikan

sebagai berikut:

a) Pengeluaran rumah tangga untuk pembiayaan

kesehatan (out of pocket atau Direct payment), biaya

ini digunakan untuk membiayai pelayanan kesehatan

atau operasional rumah sakit.

Page 42: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

28

b) Pembiayaan oleh perusahaan swasta dan BUMN non

DEPKES untuk membiayai para karyawan, biaya

digunakan untuk membiayai pelayanan atau

operasional rumah sakit.

c) Pembiayaan melalui asuransi kesehatan, yaitu PT

Askes, Asabri dan Jasa Raharja.

4) Bantuan Luar Negri

Sumber pembiayaan kesehatan, khususnya untuk

penatalaksanaan penyakit – penyakit tertentu cukup sering

diperoleh dari bantuan biaya pihak lain, misalnya oleh

organisasi sosial ataupun pemerintah negara lain. Antara lain

berasal dari WHO, UNICEF serta pinjaman luar negri dan

sebagainya.

d. Kebijakan dan SOP

Kebijakan adalah suatu kecermatan, ketelitian, dan langkah

yang diambil untuk mengatasi suatu masalah (Aam, 2006). Thomas R

Dye (1975), dalam Ayuningtias (2014) yang mengatakan bahwa

kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk

dilakukan atau tidak dilakukan (whatever governments choose to do

or not to do). Seorang ahli lainnya, Crinson (2009) menyatakan

kebijakan merupakan sebuah konsep, bukan fenomena spesifik

maupun konkrit, sehingga pendefinisiannya akan menghadapi banyak

kendala atau dengan kata lain tidak mudah.

Page 43: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

29

Melihat pengertian mengenai kebijakan publik diatas, definisi

tersebut pun dapat diaplikasikan untuk memahami pengertian

kebijakan kesehatan. Kebijakan publik yang bertransformasi menjadi

kebijakan kesehatan ketika pedoman yang ditetapkan bertujuan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Dumilah, 2014).

Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan

untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat

penilaian kinerja instasi pemerintah berdasarkan indikator indikator

teknis, administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur

kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. Tujuan SOP

adalah menciptakan komitment mengenai apa yang dikerjakan oleh

satuan unit kerja instansi pemerintahan untuk mewujudkan good

governance (Tjipto).

Dilihat dari fungsinya, SOP berfungsi membentuk sistem kerja

dan aliran kerja yang teratur, sistematis, dan dapat

dipertanggungjawabkan; menggambarkan bagaimana tujuan

pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang

berlaku; menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan kegiatan

berlangsung; sebagai sarana tata urutan dari pelaksanaan dan

pengadministrasian pekerjaan harian sebagaimana metode yang

ditetapkan; menjamin konsistensi dan proses kerja yang sistematik;

dan menetapkan hubungan timbal balik antar Satuan Kerja.

2. Proses

Page 44: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

30

Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam

sistem yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang

direncanakan (Azwar, 2010). Loudon dan Loudon (2004) dikutip dalam

Sukoco (2007) mengatakan bahwa perubahan dari input menjadi output yang

diinginkan dilakukan pada saat pemrosesan yang melibatkan metode dan

prosedur dalam sistem. Biasanya, aktivitas ini akan secara otomatis

mengklasifikasikan, mengonversasikan, menganalisis, serta memperoleh

kembali data atau informasi yang dibutuhkan.

Proses pelayanan kesehatan pada Unit KIA dimulai saat pasien datang

ke unit pelayanan pendaftaran untuk dilakukan pendaftaran, kemudian

petugas mencari kartu status pasien berdasarkan nomor indeks pasien.

Konsep alur pelayanan antenatal terpadu di puskesmas dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

Gambar 2.1

Page 45: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

31

Alur Pelayanan Antenatal Terpadudi Puskesmas

Sumber: Pedoman ANC Terpadu 2010

3. Output

Output (keluaran) adalah kumpulan bagian atau elemen yang

dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem (Azwar, 2010). Menurut

Hatry yang dikutip dalam Tjandra (2006), output adalah jumlah barang atau

jasa yang berhasil diserahkan kepada konsumen (diselesaikan) selama

periode pelaporan. Output yang akan dibahas pada penelitian ini adalah

cakupan pelaksanaan K1-K4.

1) Pengertian K1

Menurut Marmi yang dikutip dalam inayah (2013), dalam rangka

pelayanan kesehatan ibu dan anak dalam mencegah tingginya AKI

dilakukan pelayanan ANC/pemeriksaan ibu hamil di puskesmas atau

rumah sakit. Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui

pelayanan kunjungan baru ibu hamil (K1) untuk melihat akses dan

pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali

(K4) dengan distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan

dua, dan dua kali pada triwulan ketiga.

Seperti yang tertera pada pedoman pelayanan antenatal terpadu

(2010), K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan

Page 46: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

32

yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan

komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini

mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum minggu ke 8.

2) Pengertian K4

K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang

keempat (atau lebih) untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai

standar yang ditetapkan (Rahmawati, 2013). K4 menurut pedoman

pelayanan antenatal terpadu (2010) yaitu ibu hamil dengan kontak 4 kali

atau lebih dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk

mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar.

Kontak 4 kali dilakukan sebagai berikut: sekali pada trimester I

(kehamilan hingga 12 minggu) dan trimester ke-2 (>12 - 24 minggu),

minimal 2 kali kontak pada trimester ke-3 dilakukan setelah minggu ke

24 sampai dengan minggu ke 36. Kunjungan antenatal bisa lebih dari 4

kali sesuai kebutuhan dan jika ada keluhan, penyakit atau gangguan

kehamilan. Kunjungan ini termasuk dalam K4.

4. Pengawasan

Loudon dan Loudon (2004) mengatakan bahwa pengawasan seperti

halnya elemen sistem yang lain. Fungsi pengawasan bertujuan agar

penggunaan sumber daya dapat lebih diefisienkan, dan tugas-tugas staf untuk

mencapai tujuan program dapat lebih ddiefektifkan (Muninjaya, 2004).

Page 47: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

33

Pengawasan yang dilaksanakan dengan tepat akan memberikan manfaat,

antara lain:

a. Dapat mengetahui sejauh mana kegiatan program sudah dilaksanakan

oleh staf, apakah sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah

sumber dayanya (staf, sarana dan sebagainya) sudah digunakan

dengan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

b. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf dalam

melaksanakan tugas-tugasnya.

c. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi

kebutuhan dan telah dimanfaatkan secara efisien.

d. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan.

e. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan,

dipromosikan atau diberikan pelatihan lanjutan (Muninjaya, 2004).

5. Umpan Balik

Pemberian umpan balik mutlak diperlukan oleh sebuah sistem, karena

hal tersebut akan membantu organisasi untuk mengevaluasi dan memperbaiki

sistem yang ada sekarang menjadi lebih baik (Sukoco, 2007). Umpan balik

merupakan hasil atau akibat yang berbalik guna bagi rangsangan atau

dorongan untuk bertindak lebih lanjut atau merupakan tanggapan langsung

dari pengamatan sebagai hasil kelakuan individu terhadap individu lain

(Uripni, 2002). Menurut Azwar (2010), yang dimaksud dengan umpan balik

adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem

dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut. Notoatmodjo

Page 48: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

34

mengungkapkan salah satu contoh umpan balik pelayanan Puskesmas antara

lain keluhan-keluhan pasien terhadap pelayanan.

C. Kerangka Teori

Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teori

pendekatan sistem. Muerdick dan Ross (1993) mendefinisika sistem sebagai

seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan yang lainnya untuk suatu

tujuan bersama. Menurut Mc. Leod (1995), mendefinisikan sistem sebagai

sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk

mencapai tujuan. Pendekatan sistem adalah penerapan dari cara berfikir yang

sistematis dan logis dalam membahas dan mencari pemecahan dari suatu

masalah atau keadaan yang dihadapi (Azwar, 2010).

Sistem terbentuk dari elemen atau bagian yang saling berhubungan dan saling

mempengaruhi. Apabila salah satu bagian atau sub sistem tidak berjalan dengan

baik, maka akan mempengaruhi bangian yang lain. Menurut Loudon dan Loudon

(2004) dikutip dalam Sukoco (2007), sistem idealnya memiliki lima unsur yaitu:

input, proses, output, umpan balik, serta pengawasan.

INPUT:

1. SDM

2. Fasilitas

3. Sumber Dana

4. Kebijakan

dan SOP

PROSES:

Proses Pelayanan

Antenatal Care

OUTPUT:

Cakupan

pelaksanaan

program K1-K4

PENGAWASAN

Page 49: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

35

Gambar 2.2 Krangka Teori Penelitian

Sumber: Sukoco, Badri M. (2007)

BAB III

KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH

A. Kerangka Pikir

Untuk mempermudah pemahaman dalam menganalisa pelaksanaan program

Antenatal Care di Puskesmas Ciputat Timur maka disusunlah sebuah kerangka

pikir. Berdasarkan kerangka teori, peneliti menggunakan metode pendekatan

sistem dengan lima elemen yaitu input (SDM, fasilitas, sumber dana, serta

kebijakan dan SOP), proses (proses pelayanan antenatal care), output (cakupan

pelaksanaan K1-K4), umpan balik, dan pengawasan.

Berikut kerangka pikir yang dibuat peneliti untuk mempermudah cara berfikir

dan pemaparan hasil penelitian ini:

UMPAN BALIK

Page 50: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

36

Gambar 3.1 Kerangka Pikir Penelitian

Page 51: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

37

B. Definisi Istilah

Tabel 3.1 Definisi Istilah

No Istilah Definisi Cara Ukur Alat Ukur Sumber Informasi

1. SDM Sumber daya manusia

yang tersedia di

Puskesmas Ciputat

Timur khususnya pada

pelayanan KIA, serta

pendidikan, cara

memberikan pelayanan,

dan juga sikap petugas.

Wawancara

mendalam dan telaah

dokumen

Pedoman Wawancara

dan daftar dokumen

1. Kepala Puskesmas.

2. Pemegang program

KIA.

3. Ibu hamil.

Page 52: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

38

2 Fasilitas Sarana prasarana yang

disediakan Puskemas

dalam pelaksanaan

pelayanan Antenatal

Care.

Wawancara

Mendalam dan

telaah dokumen

Pedoman wawancara

dan daftar dokumen

1. Kepala Puskesmas.

2. Pemegang program

KIA.

3. Ibu hamil.

3 Sumber dana Merupakan sumber

finansial yang dimiliki

oleh pihak Puskesmas

Ciputat Timur untuk

melaksanakan program

Antenatal Care.

Wawancara

Mendalam

Pedoman wawancara 1. Kepala Puskesmas

2. Pemegang program

KIA.

4 Kebijakan dan SOP Merupakan standar atau

acuan yang dibuat oleh

Puskesmas maupun

Wawancara

Mendalam dan

telaah dokumen serta

Pedoman wawancara

dan daftar dokumen

dan pedoman

1. Kepala Puskesmas.

2. Pemegang program

KIA.

Page 53: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

39

Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Selatan untuk

menjalankan program,

dalam hal ini dapat

berupa kebijakan,

undang-undang serta

SOP.

observasi observasi

5 Proses Pelayanan

Antenatal Care

Merupakan sebuah

sistem atau alur

pelaksanaan pelayanan

Antenatal Care di

Puskesmas Ciputat

Timur.

Wawancara

Mendalam dan

observasi

Pedoman wawancara

dan pedoman

observasi

1. Kepala Puskesmas

2. Pemegang program

KIA.

3. Ibu hamil.

Page 54: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

40

6 Cakupan

pelaksanaan program

K1-K4

Merupakan hasil capaian

kunjungan K1-K4 yang

diperoleh oleh

Puskesmas Ciputat

Timur.

Telaah dokumen Daftar dokumen Dokumen laporan

tahunan

7 Pengawasan Merupakan pengawasan

yang dilakukan oleh

kepala Puskesmas

terhadap pelaksana

program Antenatal Care.

Wawancara

mendalam

Pedoman wawancara 1. Kepala Puskesmas.

2. Pemegang program

KIA.

8 Umpan balik Merupakan tindak lanjut

pihak Puskesmas

terhadap kepuasan dan

ketidak puasan pasien

Wawancara

mendalam dan telaah

dokumen

Pedoman wawancara

dan daftar dokumen

1. Kepala Puskesmas.

2. Pemegang program

KIA.

Page 55: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

41

terhadap pelayanan

antenatal terhadap

pelayanan antenatal

berikutnya

Page 56: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

42

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa gambaran dan kata-kata tertulis atau

lisan dari informan serta perilaku yang diamati. Peneliti menggunakan

metode penelitian kualitatif dengan tujuan ingin mendapatkan data yang

mendalam dari sumber informan mengenai pelaksanaan program Antenatal

Care di Puskesmas Ciputat Timur.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Ciputat Timur. Penelitian ini

dilakukan selama kurang lebih dua bulan dimulai sejak bulan Maret hingga

April 2015.

C. Informan Penelitian

Dalam penelitian ini, pemilihan informan dilakukan dengan

menggunakan metode purposive sampling. Metode ini merupakan teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, misalnya

orang yang paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia

sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi

Page 57: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

43

obyek/situasi yang diteliti (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini peneliti

dalam pengambilan informan berdasarkan jarak rumah informan dengan

Puskesmas, sehingga informan yang ambil adalah informan yang rumahnya

jauh denga Puskesmas dan rumahnya yang dekat dengan Puskesmas

Informan yang menjadi narasumber dalam penelitian ini antara lain adalah:

1. Kepala Puskesmas Ciputat Timur.

2. Pemegang program KIA Puskesmas Ciputat Timur.

3. Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan rajin (4 kali).

4. Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan kurang (1 kali).

5. Ibu hamil yang tidak pernah melakukan pemeriksaan kehamilannya di

Puskesmas Ciputat Timur.

D. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan untuk mendapatkan informasi

yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain yaitu:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari informan, dan

didapatkan dengan wawancara mendalam serta observasi lapangan.

2. Data sekunder, yaitu data yang didapatkan dari dokumen atau data yang

dimiliki oleh Puskesmas Ciputat Timur.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam merupakan salah satu metode yang digunakan

dalam penelitian ini, dimana peneliti mendapatkan informasi secara

Page 58: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

44

langsung dari informan, serta bertatap muka dengan informan tersebut

(face to face). Wawancara mendalam peniliti lakukan kepada pemegang

program KIA, Kepala Puskesmas, serta ibu hamil.

2. Observasi

Obserasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang

dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan obyek

pengamatan (Djaali, 2007). Dalam observasi ini, yang peneliti lakukan

adalah melihat kesesuaian alur pelayanan dengan kebijakan serta SOP

yang sudah di buat.

3. Telaah Dokumen

Telaah dokumen yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

pemeriksaan dokumen-dokumen yang dimiliki. Pada penelitian ini

peneliti akan menggunakan undang-undang serta SOP yang sudah

dirancang oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, serta data

cakupan program K1-K4 Puskesmas Ciputat Timur. Hasil pengamatan

dan wawancara peneliti bandingkan kesesuaiannya menggunakan

dokumen-dokumen tersebut.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menggunakan pedoman wawancara untuk

mewawancarai informan terkait dengan pelaksanaan program Antenatal

Care. Instrumen penelitian lain dalam pengumpulan data adalah pedoman

observasi serta melakukan telaah dokumen. Selain itu, peneliti juga

Page 59: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

45

menggunakan alat bantu berupa alat tulis, kamera untuk pengambilan

gambar dan perekam suara untuk merekam pembicaraan selama wawancara

berlangsung agar dapat memperkuat akurasi data.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis domain, yaitu untuk

memperoleh gambaran yang umum serta menyeluruh tentang tema

penelitian yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan hasil telaah

dokumen dan hasil observasi, sehingga dapat lebih mudah dipahami.

H. Penyajian Data

Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk narasi dan

dilengkapi dengan matriks hasil wawancara. Penyajian data akan didukung

dengan hasil observasi lapangan dan telaah dokumen.

I. Triangulasi Data Penelitian

Pendekatan penelitian kualitatif memiliki sampel yang sedikit,

sehingga untuk menjaga keabsahan data yang didapat dilakukan dengan

triangulasi, dintaranya:

1. Triangulasi Sumber

Dilakukan dengan cara cross check data dengan fakta dari

sumber lainnya yang terkait untuk menggali topik yang sama. Seperti

melakukan wawancara mendalam terhadap kepala puskesmas,

Page 60: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

46

pemegang program KIA, serta ibu hamil yang ada dalam lingkungan

kerja Puskesmas Ciputat Timur.

2. Triangulasi Metode

Dilakukan dengan menggunakan metode pengumpulan data yang

berbeda-beda untuk mendapatkan data, diantaranya wawancara

mendalam, observasi dan telaah data sekunder berupa dokumen

pencapaian pelaksanaan program K1-K4.

Page 61: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

47

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Input Pelayanan Antenatal Care

Input dari pelayanan Antenatal Care ini antara lain SDM, fasilitas, sumber

dana, serta kebijakan dan SOP dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care

di Puskesmas Ciputat Timur.

1. Sumber Daya Manusia (SDM)

Untuk mengetahui gambaran sumber daya manusia yang ada di

Puskesmas Ciputat Timur, peneliti menggunakan dua aspek yaitu berdasarkan

aspek kuantitas dan juga aspek kualitas.

a. Gambaran Kuantitas

Setelah dilakukannya telaah dokumen terkait SDM yang dimiliki

Puskesmas didapatkan data seperti dibawah ini.

Tabel 5.1

Tenaga Kesehatan Program KIA di Puskesmas Ciputat Timur

Tahun 2015

No Jenis Tenaga Jumlah Tenaga Status Kepegawaian

PNS PTT Honorer

Bidan 9 Orang 4 2 3

Jumlah 9 Orang 4 2 3

Sumber : Data Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dalam

pelaksanaan program KIA terdapat sembilan tenaga kesehatan yang

Page 62: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

48

berprofesi sebagai bidan, yang terdiri dari empat orang berstatus

PNS, dua orang berstatus PTT, dan tiga orang berstatus honorer.

Berdasarkan hasil dari kegiatan wawancara yang telah

dilakukan dengan Kepala TU dan pemegang program KIA, peneliti

menyimpulkan bahwa jumlah SDM yang dimiliki puskesmas

sebanyak sembilan orang, dan diperlukannya penambahan SDM

dikarenakan banyak nya tugas yang diemban oleh SDM yang ada

di program KIA seperti adanya kegiatan di luar gedung, di dalam

gedung dan yang bertugas di malam hari, kemudian pelayanan

antenatal tidak dapat diberikan dengan maksimal apabila adanya

ibu yang melahirkan pada saat pelayanan antenatal sedang

berlangsung dikarenakan kekurangan SDM.

Kesimpulan tersebut didukung oleh pernyataan kepala TU

Puskesmas Ciputat Timur dibawah ini:

“Kalo menurut saya sih ya masih perlu ditambah sekitar dua

orang lagi, soalnya petugasnya cuma ada sembilan orang dan

tugasnya juga terbagi-bagi, ada yang bertugas diluar gedung

dan ada juga yang bertugas didalam gedung, belum lagi ada

yang jaga malam, jadi sedikit apa ya namanya ya,,, sedikit

kesusahan dalam memberikan pelayanan yang baik apabila

pasien sedang banyak, dan apa lagi kalo ada ibu yang

melahirkan.”

Penjelasan tersebut sesuai dengan pernyataan yang diberikan

oleh pemegang program KIA di bawah ini:

“Untuk petugas yang memberikan pelayanan di KIA untuk

sekarang sih masih kurang ya, soalnya kan tugas kita cukup

banyak juga, soalnya ada yang bertugas di dalam dan luar

gedung.”

“Kalo pagi itu ada petugas yang harus ke posyandu-posyandu,

trus ada juga yang lepas jaga, maksudnya yang dia abis jaga

Page 63: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

49

malam kan paginya dia ga masuk lagi, trus belum lagi kalo

ada misalkan ibu yang mau lahiran, ya mau ga mau kita

menggunakan petugas yang sedang memberikan pelayanan di

ruangan KIA, dan sedangkan di ruangan KIA itu ada pasien,

jadi terpaksa pemeriksaan pasien KIA tertunda.”

“Kemudian kita juga ga punya dokter spesialis kandungan,

jadi pemeriksaan kandungan dengan USG cuma dapat melihat

posisi janinnya saja, dan belum dapat melihat tanda-tanda

kelainan janin dan sebagainya, sehingga dapat diintervensi

dengan tepat.”

b. Gambaran Kualitas

1) Pendidikan

Setelah dilakukannya telaah dokumen diketahui data sebagai

berikut:

Tabel 5.2

Tenaga Kesehatan Program KIA di Puskesmas Ciputat Timur

Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Jumlah Tenaga

D4 1 Orang

D3 8 Orang

Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah tenaga

kesehatan ibu dan anak yang dimiliki Puskesmas Ciputat

Timur yang berpendidikan D4 yaitu berjumlah satu orang, dan

petugas yang berpendidikan D3 berjumlah delapan orang.

2) Tindakan Pelayanan

Sebagian besar informan yang sudah pernah

memeriksakan kehamilannya di Puskesmas mengatakan

Page 64: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

50

bahwa cara petugas melakukan pemeriksaan sudah bagus,

namun ada informan yang mengatakan bahwa bidannya seperti

baru-baru tau dan sebagian besar tugasnya dilakukan oleh

anak magang. Kemudian ada informan yang mengatakan

bahwa petugas selalu ada di tempat dan bekerja dengan cepat.

Pernyataan tersebut didukung dengan hasil wawancara yang

telah dilakukan peneliti seperti dibawah ini.

“Kayanya bidannya baru baru ya atau gimana? Kayak

kurang begitu ngerti, kan banyak asisten-asistennya

kayak anak-anak magang gitu, jadi kayak yang

ngetensi itu anak-anak magang trus bidannya cuma

yang nyatet-nyatet gitu.” (R1)

“Petugas bidannya bagus sih, kemarin kerna HB saya

rendah jadi daya disaranin sesar, kerna kan setiap

periksa ke puskesmas selalu di periksa HB nya sama

bidannya.” (R2)

“Bagus sih, kalo lagi periksa bidannya ada terus, jadi

ga takut kalo mau periksa bidannya ga ada.” (R3)

“Bidannya bagus sih, rapih, terus banyak yang muda-

muda juga, trus cepet kerjanya gitu mas, ga leyeh-

leyeh.” (R4)

“Kalo menurut saya bidannya sih bagus kerjanya, tapi

ilmunya kan lebih tinggi dokter, lebih paham dokter,

soalnya kan dokternya itu spesialis kandungan, jadi

lebih baik, mangkanya saya lebih milih periksa di

peraktik dokter swasta.” (K1)

“Petugasnya sih bagus, kita dateng merekanya udah

ada di ruang KIA” (K2)

“Baik sih kalo menurut saya bidannya, baiknya itu dia

nanyanya lembut, terus bisa diajak ngobrol.” (K3)

“Mereka itu meriksanya bagus, mungkin kerna mereka

udah paham kali ya apa aja yang di alami ibu hamil.”

(K4)

Page 65: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

51

3) Sikap

Sikap merupakan sesuatu yang dapat memberikan

dampak bagi penilaian pasien terhadap seorang petugas yang

memberikan pelayanan. Sebagian informan yang sudah pernah

memeriksakan kehamilannya di Puskesmas mengatakan

bahwa petugas di Puskesmas bersikap baik, akan tetapi ada

juga sebagian informan yang menyatakan petugas bersikap

tidak ramah kepada pasien. Pernyataan tersebut didukung

pernyataan pasien yang didapatkan berdasarkan dari kegiatan

wawancara yang telah dilakukan seperti di bawah ini.

“Sikap bidannya juga ramah sih, cuma kalo bidan yang

kayak udah senior gitu kayaknya agak jutek gitu..

kayaknya dia udah tau, jadi dianya kayak sombong

gitu,,,,” (R1)

“Petugasnya baik sih, ga jutek, kerna saya kalo periksa

dapetnya bidan yang itu-itu terus, jadi ga ketemu sama

bidan yang jutek.” (R2)

“Tapi ada bisannya yang jutek, jadi agak males kalo

dapet bidan yang jutek gitu.” (R3)

“Baik sih kalo menurut saya, tapi ada tuh yang jutek,

makanya kalo saya periksa sama dia saya langsung

males.” (R4)

“Petugas ditempat saya periksa lebih baik sih

hehehe,,, dibandingin sama puskesmas sini, soalnya

ada teroma juga sih, petugas Puskesmas jutek banget.

Terus kan ilmunya juga lebih tinggi dokter, lebih

paham dokter, soalnya kan dokternya itu spesialis

kan,,, spesialis kandungan, jadi kan lebih baik lah.”

(K1)

“Tapi ya gitu kalo lagi apesnya kita dapet bidan yang

jutek, tapi kalo lagi mujur ya dapet bidan yang baik.”

(K2)

Page 66: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

52

“Kebetulan pas waktu saya periksa kemarin saya di

periksanya sama bidan yang jutek mas” (K3).

“Ya begitu, saya pernah di periksa sama bidan yang

jutek, ga tau dia kenapa jutek begitu, mungkin kerna

lagi dapet kali ya.” (K4)

Sumber daya manusia atau petugas antenatal juga

berpengaruh bagi ibu yang tidak pernah melakukan

pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Ciputat Timur.

Sebagaimana yang di ungkapkan oleh informan dibawah ini.

“Dari awal sih saya emang periksa di dokter, karna di

dokterkan lebih teliti kan,,, lebih nyaman,,,” (T1)

“Petugas puskesmasnya katanya judes-judes sih,, udah

terkenal judes nya disitu,, iya petugasnya jutek-jutek,

kan kita jadinya enek, jadi ogah mau kesana.” (T2)

“Saya ogah priksa ke puskesmas, itu ya kerna dulu

waktu saya lahiran di puskesmas anak pertama,

pelayanan nya jelek banget,,, dari situ saya males ke

puskesmas lagi,,” (T3)

2. Fasilitas

Fasilitas merupakan suatu alat yang dapat mendukung terjadinya

pelayanan antenatal di suatu instansi kesehatan. Fasilitas tidak kalah

pentingnya dengan sumber daya manusia, jika tidak adanya fasilitas maka

sumber daya manusia yang dimiliki tidak dapat bekerja dengan baik,

sehingga kedua komponen ini saling berhubungan satu sama lain.

Fasilitas yang memadai akan dapat memberikan pelayanan yang

memuaskan bagi setiap orang yang memanfaatkan fasilitas tersebut. Fasilitas

pelayanan antenatal yang dimiliki Puskesmas Ciputat Timur sudah cukup

Page 67: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

53

baik dan lengkap dan juga sudah memiliki USG. Pernyataan tersebut didasari

oleh pernyataan yang diberikan oleh kepala TU di bawah ini.

“Persediaan peralatan buat antenatal untuk saat ini sudah cukup baik

ya, ya paling USG kita masih terbatas, belum sebagus di rumah sakit.”

Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan yang diberikan oleh

pemegang program KIA Puskesmas Ciputat Timur.

“Peralatan kita disini untuk pemeriksaan ibu hamil sudah lengkap ya,

mulai dari timbangan badan, tempat tidur terus sampe USG kita juga

ada.”

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, fasilitas ataupun

peralatan antenatal yang dimiliki oleh Puskesmas Ciputat Timur sudah sesuai

dengan ketentuan yang tercantum di dalam SOP Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Selatan dan dapat berfungsi dengan baik.

Sebagian besar informan yang sudah pernah memeriksakan

kehamilannya di Puskesmas mengatakan bahwa peralatan yang dimiliki

sudah lengkap, akan tetapi sebagian responden mengatakan bahwa USG yang

dimiliki Puskesmas belum begitu bagus kualitasnya. Di bawah ini adalah

pernyataan pasien sekaligus informan mengenai fasilitas pelayanan antenatal

yang dimiliki oleh Puskesmas Ciputat Timur.

“Peralatannya lengkap sih, cuma USG nya, USG nya masih yang dua

dimensi, jadi kalo mau lihat lebih kita harus dirujuk dulu kerumah

sakit.” (R1)

“Kalo perlatannya sih USG nya yang masih kurang bagus ya, terus di

puskesmas ga bias ngelahirin caesar jadi saya kemarin di rujuk ke

rumah sakit.” (R2)

Page 68: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

54

“Peralatannya ada ko, kalo saya periksa disitu pake alat-alat, kayak

tensi, terus timbangan badan, terus ada tempat tidurnya juga, lengkap

lah.” (R3)

“Kalo menurut saya sih peralatannya sih udah lengkap, soalnya setiap

saya kesana buat periksa, mereka ga pernah bilang mereka ga punya

alatnya, ya paling kalo buat lahiran Caesar baru di Puskesmas ga bisa

katanya.” (R4)

“Peralatannya lengkap sih, bisa cek leb, terus ada USG nya juga, ya

walaupun USG nya ga begitu jelas sih mah, soalnya kan katanya baru

dua dimensi.” (K2)

“Peralatannya cukup lengkap ya, cuma ya itu saya cek USG lagi di luar

kerna di Puskesmas USG nya kurang bagus.” (K3)

“Peralatannya ada sih, kayang timbangan, terus tempat tidurnya, terus

ada alat buat ngukur lengan saya, terus ada USG nya juga.” (K4)

Salah satu informan yang memeriksakan kehamilan kurang (1 kali) ke

Puskesmas Ciputat Timur hanya memeriksakan kehamilannya satu kali

dikarenakan fasilitas yang dimiliki Puskesmas tidak sebaik fasilitas yang

dimiliki tempat beliau memeriksakan kehamilannya pada pemeriksaan

berikutnya. Pernyataan tersebut didukung oleh hasil wawancara di bawah ini.

“Namanya juga kan hamil pertama, pastikan kepo maksudnya pengen

tau perkembangan bayi detailnya seperti apa,,, kan kalo di puskesmas

kan paling kita cuma bisa,,,, USG juga belum ada, makanya gamau ke

puskesmas,, jadi kedokter aja. Teruskan USG disitu juga ga jelas, cuma

bisa liat geraknya tapi kan ga detail, kalo di dokterkan tau umurnya

berapa minggu,,, sampe panjang anaknya juga kan udah ketauan, tapi

kalo di puskesmas kan belom ketauan gitu,,, soalnya saya kan pernah cek

HB disitu, trus di USG tapi ga ketauan anaknya udah umur berapa

minggu.” (K1)

Salah satu kemungkinan penyebab ibu hamil yang tidak pernah

memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas Ciputat Timur disebabkan oleh

peralatan yang dimiliki oleh Puskesmas masih kurang memadai bagi mereka,

atau juga dikarenakan fasilitas di tempat mereka periksa kehamilan lebih baik

Page 69: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

55

dibandingkan dengan peralatan yang dimiliki oleh Puskesmas. Sebagaimana

yang diungkapkan oleh informan penelitian di bawah ini dengan pertanyaan

bagaimana pendapat anda tentang peralatan yang dimiliki oleh tempat anda

memeriksakan kehamilan?.

“Perlatan disana lengkap sih, saya mau periksa apa aja disana

peralatannya ada, sampe-sampe saya lahiran juga disana.” (T1)

“Lengkap sih peralatannya, kan kalo di Puskesmas katanya USG nya

kurang bagus ya, kalo di tempat saya udah bagus, itu juga saya dapet

cerita dari tetangga saya.” (T2)

“Kalo menurut saya sih bagus mas, terus lengkap juga, soalnya selama

ini saya belum pernah disuruh periksa di tempat lain kerna peralatannya

mereka ga ada.” (T3)

“Lengkap banget disitu mah, selama saya periksa alat-alat nya selalu

ada.” (T4)

3. Sumber Dana

Menurut undang-undang no 36 tahun 2009 pada bab XV dan pasal 170

yang mana sumber pembiayaan kesehatan berasal dari pemerintah,

pemerintah daerah, masyarakat/swasta dan sumber lain. Pembiayaan yang

berasal dari pemerintah yaitu APBN, sedangkan yang berasal dari pemerintah

daerah sering disebut dengan APBD, dan juga yang berasal dari

masyarakat/swasta yaitu seperti halnya suatu pemberian dari masyarakat itu

sendiri dengan seikhlasnya ataupun seperti badan penyelenggara asuransi,

sedangkan yang sumber lain itu seperti halnya bantuan biaya dari luar negri.

Terkait pendanaan atau sumber dana yang dimiliki Puskesmas Ciputat

Timur tidak ada permasalahan mengenai hal tersebut, dikarenakan semua

pembiayaan di biayai oleh pemerintah daerah. Pernyataan tersebut didukung

oleh pernyataan dari kepala TU Ciputat Timur di bahwa ini.

Page 70: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

56

“Kalo untuk masalah pendanaan sih tidak ada masalah ya,

alhamdulillah selama ini untuk masalah pendanaan kita lancer-lancar

aja. Karena kan kita dana nya juga dari pemerintah daerah, jadi

sistemnya kita ngajuin dana berdasarkan kegiatan apa yang ingin kita

lakukan pada tahun tersebut.”

Pernyataan dari kepala TU tersebut juga didukung oleh pernyataan dari

pemegang program KIA, seperti di bawah ini.

“Kalo masalah dana kita tidak ada masalah, kan semua dibiayain sama

pemerintah.”

4. Kebijakan dan SOP

Kebijakan dan SOP merupakan pegangan bagi suatu organisasi dalam

menjalankan program-programnya. Begitu juga dengan halnya program

antenatal care juga sudah sepantasnya memiliki kebijakan dan SOP. Kepala

TU menagatakan bahwa kebijkan mengenai pelayanan antenatal Puskesmas

menggunakan kebijakan dari Kementerian Kesehatan dan juga Dinas

Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan juga kebijakan Puskesmas itu sendiri.

Berikut pernyataan kepala TU mengenai kebijakan yang ada.

“Kalo Puskesmas pastinya udah ada kebijakan dari Kemenkes sama

Dinkes juga ya, tapi ya Puskesmas juga punya kebijakan sendiri,

seperti kalo untuk pelaksanaannya itu ya kita ada juga bikin kebijakan

tersendiri, seperti jam kerja, yang mana jam kerja di mulai jam 07:30,

kemudian pelayanan tutup sampai jam 11, kalau diatas jam 11 pasien

masih ada mau mendaftar untuk melakukan pemeriksaan kehamilan,

itu kita tolak, akan tetapi berbeda apabila dalam keadaan darurat

yang benar-benar harus ditolong, kalo hal seperti itu kita masih

menerima, karena jam kerja slesai jam 14.00.”

Pernyataan kepala TU di atas juga didukung oleh pernyataan dari

pemegang program KIA di bawah ini.

“Engga ada masalah sih tentang kebijakannya.”

Page 71: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

57

SOP yang di buat oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan tidak

begitu mudah untuk dipahami, sehingga sistem pelayanan antenatal mengacu

kepada buku pedoman antenatal terpadu yang di terbitkan oleh Kementerian

Kesehatan. Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan dari kepala TU

dibawah ini.

“Kalo menurut saya SOP nya Dinkes itu belum terlalu rinci ya, jadi

masih seperti gambaran umumnya saja, tidak rinci harusnya

bagaimana, seperti apa diteil pelaksanaannya, yang kayak gitu belum

keliat di SOP.”

Pernyataan kepala TU di atas juga didukung oleh pernyataan dari

pemegang program KIA di bawah ini.

“SOP dari Dinkes kita ga pake ya, kita pakenya panduan antenatal

terpadu dari Kemenkes, soalnya SOP Dinkes masih belum jelas,

maksudnya ga ngerti kalo ngikutin SOP itu.”

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, Puskesmas telah

memiliki pedoman maupun Standar Operasional Prosedur dalam

memberikan pelayanan antenatal terpadu.

B. Proses

Merupakan sebuah sistem atau alur pelaksanaan pelayanan antenatal care

yang di laksanakan oleh Puskesmas Ciputat Timur. Sistem alur pelayanan

antenatal sesuai dengan alur pelayanan yang ada di dalam buku pedoman

antenatal terpadu Kementerian Kesehatan. Berikut adalah pernyataan kepala TU

mengenai proses pelayanan antenatal.

“Ya pasien dimulai dari ngambil nomer antrian di loket, terus ntar mereka di

panggil berdasarkan nomor untuk pendataan mengenai data diri, kemudian

pasien diberikan nomor antrian poli KIA, setelah rekam medis diantar ke

ruang KIA, kemudian pasien dipanggil berdasarkan nomor urutan mereka,

setelah itu dilakukan pemeriksaan, kemudian pasien bisa mengambil obat

Page 72: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

58

atau kalau tidak ada obat yang diperlukan, pasien dapat langusng pulang

kerumah.”

Pernyataan serupa yang berikan oleh pemegang program KIA, yaitu.

“Kalo sistem pelayanan antenatal kita ngikutin yang ada di panduan

antenatal care terpadu dari Kemenkes, jadi di panduan itu mulai dari

langkah awal pasien daftar diloket, kemudian diperiksa kemudian pasien bisa

pulang.”

Informan yang sudah pernah memeriksakan kehamilannya di Puskesmas

sebagian besar mengatakan bahwa proses pelayanan di Puskesmas lama pada

saat sistem pendaftaran di loket. Di bawah ini adalah pernyataan yang diberikan

informan mengenai proses pelayanan antenatal di Puskesmas Ciputat Timur.

“Sebenernya sih pemeriksaannya itu paling cuma lima menit, cuma di cek

timbang badan dan segala macem, trus dicek keadaan bayinya, udah gitu

doing. Tapi yang lama tuh ngantrinya, ngantri nomer, trus ngantri

didalemnya juga bisa sampe sejam lebih buat ngantri doang.” (R1)

“Kalo periksa di Puskesmas itu lama mas, maksud saya tuh lama ngantrinya,

tapi kalo pas periksa itu cuma sebentar, ngantrinya yang lama banget.” (R2)

“Antrinya yah yang lama, bisa sampe satu jam kita nunggu di loket, mana

orang lagi hamil, trus harus ngantri lagi kan, kan kadang agak empet gitu.”

(R3)

“Ngantrinya kaga ketulungan, padahal periksanya itu mah cepet, ngantrinya

itu looh yang lama banget, ga tau itu kenapa bisa ngantri lama begitu.” (R4)

“Kemarin saya pas periksa prosesnya cepet, pas udah selesai di periksa di

ruang KIA saya langsung di suruh ke lab buat periksa HB sama darah, tapi

menunggu di loket nya itu yang agak lama, harus bener-bener ngantri dari

pagi.” (K1)

“Kemarin saya cuma cek darah, terus timbang badan, terus cek HB juga, dan

sebagainya. Tapi yang bikin saya males itu ngantrinya itu loh, lama

bangeet.” (K2)

“Ya begitu, ada beberapa kali pemeriksaan gitu mas, kayak lengan saya

diukur, terus ditensi, terus di timbang badannya, terus di cek di leb. Tapi ya

gitu biasa lamanya di loket.” (K3)

Page 73: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

59

“Puskesmasnya bagus, terus pelayanan bidannya juga bagus sih, tapi ya

nunggu di loket pas mau daftarnya itu mas yang lama banget.” (K4)

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, urutan pemeriksaan antenatal

sesuai dengan urutan yang ada di dalam buku pedoman antenatal terpadu yang

dibuat oleh Kementerian Kesehatan, yaitu dengan ibu mendaftar di loket,

kemudian masuk kedalam ruangan KIA, kemudian di periksa di ruangan

pemeriksaan KIA, jika dibutuhkannya cek laboratorium, pasien di bawa ke

laboratorium untuk melakukan pengecekan, setelah itu ibu hamil dapat

mengambil obat ke apotek, kemudian ibu hamil dapat pulang kerumah.

Selain memberikan pelayanan di puskesmas, Puskesmas dalam memberikan

pelayanan antenatal juga melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan

masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memoivasi ibu,

suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan

kehamilannya sejak dini dan teratur. Seperti yang diungkapkan oleh pemegang

program KIA dibawah ini.

Kita pernah juga ngunjungin kerumah-rumah ibu yang gak mau periksa ke

Kepuskesmas, atau juga ngasih penyuluhan kepada ibu-ibu resti.

Setelah dilakukannya telaah dokumen didapatkan hasil bahwa tidak adanya

data mengenai laporan kunjungan kerumah yang telah di lakukan oleh pihak

Puskesmas, baik di dalam profil Puskesmas, maupun laporan tahunan.

C. Output

Merupakan hasil capaian kunjungan K1-K4 yang diperoleh oleh Puskesmas

Ciputat Timur. Berdasarkan data dari laporan tahunan Tahun 2013 Puskesmas

Page 74: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

60

Ciputat Timur, didapatkan data pelayanan K4-K1 mencapai 71% ibu hamil

dengan target 1323. Terjadinya suatu penurunan pada tahun 2014, yang mana

berdasarkan data laporan tahunan tahun 2014 didapatkan data pelayanan K4-K1

atau Antenatal Care hanya mencapai angka 58% dari 1471 ibu hamil yang

ditargetkan (Laporan Tahunan PKM Ciputat Timur 2013 dan 2014).

D. Pengawasan

Pengawasan merupakan hal yang penting dalam menjalankan suatu program,

dengan adanya pengawasan maka dapat memastikan apakah program berjalan

sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Kepala Puskesmas melakukan

pengawasan kerja karyawan dipagi hari, kemudian setiap satu minggu sekali

Puskesmas melakukan kegiatan lokbul setelah jam pelayanan selesai, yang

bertujuan untuk mengevaluasi setiap kegiatan yang sudah dilakukan. Di bawah

ini adalah pernyataan kepala TU mengenai pengawasan yang dilakukan

terhadapa pelaksanaan program antenatal care.

“Ya saya sih biasanya kalo pagi suka ngawasin kerja karyawan-karyawan,

itu sampe jam 10, setelah itu saya kembali ke ruangan saya buat ngerjain

tugas yang lainnya. Kemudian kita biasanya setiap jum’at setelah jam

pelayanan habis, kita melakukan lokbul, jadi fungsinya untuk mengevaluasi

setiap kegiatan yang sudah dilakukan.”

Di bawah ini penjelasan dari pemegang program KIA mengenai pengawasan

dari kepala Puskesmas.

“Kalo pengawasan sehari-hari, kapus itu ya sekedar melihat-melihat saja,

tapi kita ada yang namanya lokbul seminggu sekali, jadi kalo ada keluhan

pasien atau permasalahan apa tentang pelayanan, disitu dibahas.”

Page 75: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

61

E. Umpan Balik

Pemberian umpan balik mutlak diperlukan oleh sebuah sistem, karena hal

tersebut akan membantu Puskesmas untuk mengevaluasi dan memperbaiki

sistem yang ada sekarang menjadi lebih baik. Untuk mendapatkan umpan balik

dari pasien yang sudah menerima pelayanan di Puskesmas, Puskesmas Ciputat

Timur membuat sistem koin kepuasan pasien, dengan tujuan untuk mengetahui

seberapa puas pasien dengan pelayanan yang telah diberikan selama ini. Hasil

dari catatan koin kepuasan yang dikumpulkan setiap harinya, kemudian dibahas

pada kegiatan lokbul, kemudian memperbaiki pelayanan apabila banyak pasien

yang merasa tidak puas. Di bawah ini adalah pernyataan kepala TU mengenai

kegiatan umpan balik yang dilakukan oleh Puskesmas.

“Setiap hari bagian administrasi bertugas untuk menghitung koin kepuasan

yang didapatkan di setiap ruang pelayanan, kemudian setelah dicatat, setiap

seminggu sekali kita akan evaluasi jika banyak koin yang tidak puas kita

bahas apa penyebabnya.”

Kemudian didukung oleh pernyataan dari pemegang program KIA.

“Ya biasanya koin-koin itu kita evaluasi di lokbul yang setiap seminggu

sekali kita laksanakan, jasi kita bisa perbaiki apabila banyak pasien yang

merasa tidak puas.”

Setelah dilakukannya telaah dokumen yaitu melihat catatan harian capaian

koin kepuasan diketahui bahwa ada beberapa kolom harian yang tidak diisi

selama dua bulan terakhir.

Page 76: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

62

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang

menghasilkan data deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan

dengan wawancara, observasi dan telaah dokumen. Adapun keterbatasan dalam

penelitian yang dilakukan tentang analisis pelaksanaan program antenatal care

di Puskesmas Ciputat Timur tahun 2015 antara lain:

1. Wawanca cara dengan kepala Puskesmas tidak dapat terlaksana sehingga

digantikan dengan mantan kepala TU Puskesmas Ciputat Timur yang

masih menjabat pada tahun 2014, sehingga hasil yang didapatkan tidak

berdasarkan dari pernyataan kepala Puskesmas yang masih menjabat

pada tahun 2014. Permasalahan tersebut dikarenakan pemerintah Kota

Tangerang Selatan sedang melakukan mutasi kerja termasuk kepala

Puskesmas dan juga kepala TU. Dikarenakan peneliti tidak mengetahui

tempat kerja mantan kepala Puskesmas Ciputat Timur, peneliti memilih

untuk mewawancarai mantan kepala TU Puskesmas Ciputat Timur.

Page 77: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

63

B. Input Pelayanan Antenatal Care

Pada PMK no 75 tahun 2014 pasal sembilan ayat empat dikatakan bahwa

pendirian Puskesmas harus memnuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,

peralatan kesehatan, ketenagaan, kefarmasian dan laboratorium.

Input merupakan suatu elemen yang terdapat di dalam sistem dan merupakan

elemen yang sangat penting di dalam berfungsinya suatu sistem (Azwar, 2010).

Apabila suatu input tidak tersedia dengan baik, maka akan dapat menghambat

jalannya suatu proses dan dapat menghambat suatu sistem dalam mencapai

tujuannya. Begitu juga dalam penelitian ini. Dalam menjalankan pelayanan

antenatal care, suatu Puskesmas harus dapat menyediakan input dengan baik.

Input dalam penelitian ini antara lain yaitu SDM, fasilitas, sumber dana, serta

juga kebijakan dan SOP.

1. Sumber Daya Manusia (SDM)

Pembahasan mengenai gambaran sumber daya manusia Puskesmas

Ciputat Timur pada penelitian ini akan membahas dari dua aspek, yaitu

dari aspek kuantitas dan juga aspek kualitas.

a. Gambaran Kuantitas

Menurut M.T.E. Hariandja (2002), sumber daya manusia

merupakan salah satu faktor penting yang berperan dalam

pelaksanaan pelayanan antenatal. Berdasarkan hasil wawancara

dan telaah dokumen yang telah dilakukan diketahui bahwa jumlah

sumber daya manusia yang berada di ruangan KIA berjumlah

sembilan orang. Sembilan orang petugas KIA bertanggung jawab

Page 78: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

64

memberikan beberapa pelayanan diantaranya pelayanan di luar

gedung, di dalam gedung, serta pelayanan persalinan.

Dari jumlah serta tugas yang dimiliki tersebut, informan dari

pihak Puskesmas mengatakan bahwa sumber daya manusia yang

dimiliki tersebut masih kurang dan diperlukannya penambahan

sumber daya manusia di ruang KIA. Tingginya jumlah dan jenis

pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan sumber daya manusia

dengan jumlah yang masih kurang, maka akan menimbulkan

beban kerja yang tinggi bagi petugas, kemudian dengan tingginya

beban kerja yang dimiliki petugas, akan dapat mempengaruhi

kinerja petugas tersebut. Sebagaimana yang disebutkan oleh

Hurrel dalam Dian (2008) bahwa beban kerja petugas yang terlalu

berat dapat menimbulkan stress kerja pada petugas. Apabila

petugas mengalami stress kerja tentunya petugas tidak dapat

melakukan kegiatan pelayanan antenatal dengan baik, sehingga

akan berdampak kepada pasien yang sedang melakukan

pemeriksaan kehamilan.

Puskesmas Ciputat Timur merupakan Puskesmas mampu

PONED, yaitu Puskesmas yang mampu menyelenggarakan

pelayanan obstetric neonatal emergensi dasar (PONED). Setelah

dilakukannya telaah dokumen terhadap pedoman pelaksanaan

Puskesmas PONED, tenaga kesehatan yang dimiliki oleh

Puskesmas sudah memenuhi standar tenaga kesehatan menurut

buku pedoman Puskesmas mampu PONED, yang mana di dalam

Page 79: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

65

buku pedoman tercantum bahwa minimal bidan yang harus

dimiliki oleh Puskesmas yaitu sebanyak lima orang dan

berpendidikan minimal D3, dan sedangkan bidan yang dimiliki

oleh Puskesmas Ciputat Timur sebanyak delapan orang bidan

yang berpendidikan D3. Analisis data tersebut menunjukkan

bahwa secara standar minimal petugas pelayanan kesehatan,

Puskesmas Ciputat Timur tidak mengalami kekurangan SDM

KIA.

b. Gambara Kualitas

1) Pendidikan

Secara nasional pendidikan merupakan sarana yang

dapat mempersatukan setiap warga Negara menjadi satu

bangsa, pendidikan juga dapat menjadi wahana baik bagi

Negara untuk membangun sumber daya manusia yang

diperlukan dalam pembangunan (Tim Pengembang Ilmu

Pendidikan FIP UPI, 2007). Pengertian lain mengatakan

bahwa pendidikan merupakan hajat orang banyak dan akan

menjadi barometer bagi setiap manusia, sehingga semakin

tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin luas dan bernas

pola pikir, pola tindak dan pola lakunya (Isjoni, 2006).

Teori tersebut didukung dengan hasil penelitian yang

telah dilakukan oleh Mardiyoko (2008), diketahui bahwa

tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap kemampuan

Page 80: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

66

seseorang dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung

jawabnya sesuai dengan kompetensi. Menurut penelitian

tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang maka semakin memahami pula rasa

tanggung jawabnya dalam menjalankan tugasnya.

Petugas yang memberikan pelayanan antenatal kepada

ibu hamil di Puskesmas Ciputat Timur terdiri dari bidan yang

berpendidikan D4 berjumlah satu orang, dan petugas yang

berpendidikan D3 berjumlah delapan orang, dengan begitu

petugas yang melakukan pelayanan antenatal berpendidikan

kebidanan dan hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan di

dalam buku pedoman PWS-KIA bahwa tenaga kesehatan

yang berkompeten memberikan pelayanan antenatal kepada

ibu hamil adalah dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan

dan perawat, akan tetapi pelayanan yang membutuhkan

keahlian dokter spesialis tidak dapat diberikan karena

Puskesmas masih belum memiliki dokter spesialis kebidanan

sepertinya tercantum pada buku pedoman PWS-KIA.

2) Tindakan Pelayanan

Tindakan merupakan wujud kebudayaan sebagai suatu

tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu (Efendi

dan Makhfudli, 2009). Pelayanan adalah proses pemenuhan

kebutuhan melalui aktivitas orang lain secarang langsung,

Page 81: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

67

dan pelayanan yang diperlukan manusia pada dasarnya ada

dua jenis yaitu layanan fisik yang sifatnya pribadi sebagai

manusia dan layanan administratif yang diberikan oleh orang

lain selaku anggota organisasi baik itu organisasi massa

ataupun Negara (Nogi, 2007).

Pada buku pedoman pelayanan antenatal terpadu tahun

2010 dikatakan bahwa Pelayanan antenatal terpadu adalah

pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang

diberikan kepada semua ibu hamil yang bertujuan untuk

memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan

antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani

kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan

melahirkan bayi yang sehat. Kualitas pelayanan antenatal

yang diberikan akan mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan

janinnya, ibu bersalin dan bayi baru lahir serta ibu nifas.

Hasil penelitian mengatakan bahwa sebagian besar

informan yang sudah pernah memeriksakan kehamilannya di

Puskesmas mengatakan bahwa cara petugas melakukan

pemeriksaan sudah bagus, namun ada informan yang

mengatakan bahwa bidannya seperti baru-baru tahu atau

kurang paham dan sebagian besar tugasnya dilakukan oleh

anak magang. Menurut buku pedoman antenatal terpadu

tahun 2010 dalam pelayanan antenatal terpadu tenaga

kesehatan harus dapat memastikan bahwa kehamilan

Page 82: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

68

berlangsung normal, mampu mendeteksi dini masalah dan

penyakit yang dialami ibu hamil, melakukan intervensi secara

akurat sehingga ibu hamil siap untuk menjalani persalinan

normal.

Jika dilihat dari pernyataan informan yaitu bahwasanya

bidannya seperti baru-baru tahu atau kurang paham dan

sebagian besar tugasnya dilakukan oleh anak magang maka

ditakutkan pelayanan antenatal yang diberikan kurang

maksimal dan tidak sesuai dengan apa yang di inginkan di

dalam buku pedoman antenatal terpadu, sehingga dengan

demikian pihak Puskesmas sebaiknya meningkatkan sistem

pelayanan dengan lebih baik lagi yang sesuai dengan buku

pedoman antenatal. Penignkatan pelayanan tersebut perlu

dilakukan dikarenakan akan mempengaruhi terhadap

kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan, hal

tersebut serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Puas dkk yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara

tindakan yang diberikan oleh petugas dengan tingkat

kepuasan pasien.

3) Sikap

Seperti yang dikatakan sebagian besar informan yang

sudah pernah memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas

Ciputat Timur mengutarakan bahwa cara petugas dalam

Page 83: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

69

melakukan pemeriksaan sudah bagus, akan tetapi sebagian

dari petugas bersikap tidak ramah. Sikap tersebut bisa

disebabkan dari tingginya beban kerja ataupun adanya suatu

masalah pribadi yang dipikirkan oleh petugas tersebut.

Seperti yang dikatakan oleh Gunarsah (2008) bahwa sikap

adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan cara

merasakan , berpikir, bertingkah laku dalam suatu situasi.

Pernyataan tersebut didukung oleh Rangkuti (2006) yaitu

sikap merupakan suatu kecenderungan untuk berprilaku dan

dapat dipengaruhi oleh situasi.

Menurut Ivancevich et al (2007) mengatakan bahwa sikap

membangun dasar emosional hubungan interpersonal

seseorang dan identifikasi dengan orang lain serta sikap

diorganisasikan dan dekat dengan inti kepribadian. Sebagian

besar infoman yang tidak pernah memeriksakan

kehamilannya di Puskesmas Ciputat Timur beralasan tidak

ingin melakukan pemeriksaan kehamilannya ke Puskesmas

Ciputat Timur dikarenakan sikap petugas yang tidak ramah,

sehingga mereka lebih memilih untuk memeriksakan

kehamilannya di fasilitas kesehatan swasta.

Kepala Puskesmas serta pemegang program KIA sudah

sebaiknya lebih menekankan kepada karyawannya untuk

bersikap lebih ramah lagi kepada setiap pasien, karena

sebagian besar informan menyatakan bahwa sikap dari

Page 84: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

70

petugas menunjukkan sikap yang tidak ramah dan akan

mempengaruhi ibu hamil enggan untuk melakukan

pemeriksaan antenatal di Puskesmas Ciputat Timur.

Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian Lailatul dkk

(2013) yang menunjukkan bahwa adanya hubungan antara

sikap petugas dengan pemanfaatan pelayanan oleh ibu hamil

yang diberikan oleh Puskesmas.

2. Fasilitas

Kelengkapan fasilitas merupakan suatu faktor yang harus di

penuhi oleh setiap wadah pemberi pelayanan kesehatan, dengan

terlengkapinya fasilitas yang akan digunakan dalam memberikan suatu

pelayanan, maka pelayanan akan dapat diberikan dengan maksimal.

Buchari (2001) dalam Ermiati dan Sembiring (2012) mengatakan fasilitas

adalah penyedia perlengkapan – perlengkapan fisik untuk memberikan

kemudahan kepada penggunanya, sehingga kebutuhan – kebutuhan dari

pengguna fasilitas tersebut dapat terpenuhi.

Puskesmas Ciputat Timur memiliki satu ruangan pelayanan

antenatal, yaitu ruangan kesehatan ibu dan anak. Berdasarkan wawancara

dengan pihak Puskesmas diketahui bahwa tidak adanya permasalahan

mengenai fasilitas yang dimiliki Puskesmas Ciputat Timur saat ini.

Setelah dilakukannya observasi lapangan diketahui bahwa fasilitas

ataupun peralatan yang miliki Puskesmas untuk melakukan pelayanan

antenatal sudah sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Dinas

Page 85: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

71

Kesehatan Kota Tangerang selatan yang dicantumkan di dalam SOP,

diantaranya yaitu: stetoskop, tensimeter, meteran kain, timbangan,

pengukur lingkar lengan atas serta stetoskop janin.

Setelah dilakukannya kegiatan wawancara dengan ibu hamil yang

sudah pernah memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Ciputat Timur

diketahui bahwa sebagian besar informan yang sudah pernah

memeriksakan kehamilannya di Puskesmas mengatakan bahwa peralatan

yang dimiliki sudah lengkap, akan tetapi sebagian responden mengatakan

bahwa USG yang dimiliki Puskesmas belum begitu bagus kualitasnya.

Dari pernyataan infoman tersebut baik informan yang rajin melakukan

pemeriksaan dan informan yang kurang dalam melakukan pemeriksaan

diketahui bahwa tidak adanya pengaruh dari fasilitas yang dimiliki oleh

Puskesmas dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan.

Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Lailatul dkk (2013) yang

menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara ketersediaan

pelayaan kesehatan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal, tidak

adanya hubungan tersebut dikarenakan hampir seluruh responden

menyatakan bahwa ketersediaan pelayanan kesehatan sudah cukup.

Lengkap atau tidaknya suatu fasilitas atau peralatan yang dimiliki

Puskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal akan dapat dirasakan

oleh pasien secarang langsung, sehingga pasien dapat menilai apakah

pelayanan yang diberikan sudah baik atau belum. Pasien akan merasa

terlayani dengan baik apabila pasien tersebut dapat di layani dengan

segala peralatan yang dibutuhkan dalam pemeriksaan, dan akan

Page 86: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

72

berdampak kepada pemikiran pasien apakah mereka sudah terlayani

dengan puas atau belum.

Hasil penelitian Puas dkk (2012) mengatakan bahwa adanya

hubungan antara kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan

dengan kelengkapan fasilitas yang dimiliki, dengan adanya tingkat

kepuasan tersebut maka akan mempengaruhi apakah pasien tersebut

menggunakan jasa pelayanan tersebut kembali atau tidak. Hasil

penelitian tersebut sesuai dengan hasil dalam penelitian ini, yaitu

ditemukan hasil bahwa salah satu informan yang memeriksakan

kehamilan kurang (1 kali) ke Puskesmas Ciputat Timur hanya

memeriksakan kehamilannya satu kali dikarenakan fasilitas yang dimiliki

Puskesmas tidak sebaik fasilitas yang dimiliki tempat beliau

memeriksakan kehamilannya pada pemeriksaan berikutnya.

Setelah dilakukannya wawancara dengan ibu hamil yang belum

pernah memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas Ciputat Timur,

permasalahan tersebut juga menjadi salah satu kemungkinan penyebab

ibu hamil yang tidak pernah memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas

Ciputat Timur disebabkan oleh peralatan yang dimiliki oleh Puskesmas

masih kurang memadai bagi mereka, atau juga fasilitas di tempat mereka

periksa kehamilan lebih baik dibandingkan dengan peralatan yang

dimiliki oleh Puskesmas.

3. Sumber Dana

Page 87: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

73

Sumber dana merupakan salah satu input yang mendukung

terlaksananya suatu proses. Proses akan berjalan sesuai dengan keinginan

apabila didukung penuh dari segi pembiayaannya. Begitu juga dengan

pelayanan antenatal, pelayanan akan berjalan dengan baik apabila

pelaksaan pelayanan tersebut didukung oleh pendanaan yang memadai.

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa tidak ada

permasalahan bagi Puskesmas Ciputat Timur mengenai pembiayaan

dalam melaksanakan pelayanan antenatal, hal tersebut dikarenakan

sumber pembiayaan Puskesmas berasal dari pemerintah daerah.

Berdasarkan undang-undang no 36 tahun 2009 pada bab XV dan pasal

170 yang mana sumber pembiayaan kesehatan berasal dari pemerintah,

pemerintah daerah, masyarakat/swasta dan sumber lain. Pembiayaan

yang berasal dari pemerintah yaitu APBN, sedangkan yang berasal dari

pemerintah daerah sering disebut dengan APBD, dan juga yang berasal

dari masyarakat/swasta yaitu seperti halnya suatu pemberian dari

masyarakat itu sendiri dengan seikhlasnya ataupun seperti badan

penyelenggara asuransi. Selain dengan pembiayaan, Puskesmas juga

menerima biaya dari pasien yang menggunakan jaminan kesehatan yang

di miliki oleh masyarakat seperti BPJS, Askes, Jamkesda dan

Jamkesmas. Penggunaan jaminan kesehatan ini diatur dalam Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang

pedoman pelaksanaan program jaminan kesehatan nasional.

Berdasarkan dari pernyataan dari kepala program KIA, diketahui

bahwa tidak adanya permasalahan terkait pendanaan dalam menjalankan

Page 88: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

74

program KIA. Setiap permasalahan pendanaan dari setiap kegiatan yang

dilakukan sudah terpenuhi dengan baik. Sistem pembiayaan Puskesmas

Ciputat Timur yaitu dengan cara mengajukan jumlah dana dari setiap

kegiatan apa saja yang ingin dilaksanakan pada bulan tersebut. Setelah

permohonan tersebut di berikan ke Dinas Kesehatan dan kemudian

disetujui oleh Dinas Kesehatan, maka dana yang diajukan oleh

Puskesmas dapat diterima dan digunakan sebagaimana mestinya.

4. Kebijakan dan SOP

Kebijakan merupakan suatu keputusan atau langkah yang diambil

oleh organisasi untuk dapat mencapai output ataupun tujuan yang

diinginkan, dan dengan terpenuhinya elemen input dengan baik, maka

akan sangat membantu berjalannya sebuah proses untuk mencapai output

yang telah direncanakan.

Puskesmas Ciputat Timur dalam hal ini menganut beberapa

kebijakan yaitu berupa kebijakan dari Kementerian Kesehatan dan juga

kebijakan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Disamping

menganut kebijakan tersebut, Puskesmas Ciputat Timur juga memiliki

kebijakan tersendiri guna memberikan pelayanan antenatal yang optimal

kepada masyarakat, diantaranya yaitu seperti kebijakan operasional

seperti jam pelayanan antenatal yang mana dimulai dari jam 7:30 sampai

dengan jam 11:00, apabila ada ibu hamil dalam keadaan darurat yang

benar-benar harus di periksa atau di tolong, maka Puskesmas masih

Page 89: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

75

menerima pemeriksaan dikarenakan jam operasional kerja Puskesmas

berakhir pada pukul 14.00.

Selain adanya kebijakan yang di anut, Puskesmas juga memiliki

suatu standar prosedur dalam menjalankan pelayanan antenatal.

Puskesmas pada dasarnya tidak memiliki SOP yang dibuat sendiri oleh

pihak Puskesmas, melainkan menggunakan SOP yang dibuat oleh Dinas

Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

SOP yang dibuat oleh Dinas Kesehatan menurut kepala TU belum

terlalu rinci bagaimana prosedur dalam menjalankan pelayanan antenatal,

sehingga sulit untuk dipahami dan di terapkan. Diketahui hasil dari

wawancara dengan pemegang program KIA Puskesmas Ciputat Timur

mengatakan bahwa dalam pelayanan antenatal di Puskesmas Ciputat

Timur tidak menggunakan pedoman yang ada di dalam SOP Dinas

Kesehatan, akan tetapi proses pelayanan antenatal menggunakan

prosedur yang ada di dalam buku pedoman antenatal terpadu yang dibuat

oleh Kementerian Kesehatan tahun 2010.

Tidak digunakannya SOP Dinkes Tangsel dikarenakan isi dari

SOP pemeriksaan antenatal sulit untuk dipahami dan diterapkan sesuai

dengan pernyataan yang diutarakan oleh kepala TU. Seperti halnya

contoh yaitu, bidan mampu memberikan pelayanan antenatal yang

berkualitas, dari pernyataan tersebut tidak ada penjelasan di dalam SOP

bagaimana yang dimaksud dengan pelayanan antenatal yang berkualitas.

Page 90: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

76

Kurang bagusnya SOP yang dimiliki diketahui setelah

dilakukannya telaah dokumen terhadap SOP Dinas Kesehatan Kota

Tangerang selatan didapatkan hasil bahwa adanya SOP mengenai

pemeriksaan pada kunjungan pertama, namun peroses yang harus

dilakukan pada pemeriksaan kedua hingga keempat tidak diatur dalam

SOP. Setelah dilakukannya telaah dokumen terhadap pedoman antenatal

terpadu tahun 2010 diketahui bahwa terdapat jenis-jenis pemeriksaan

yang harus dilakukan pada setiap pemeriksaan yaitu mulai dari

pemeriksaan pertama hingga keempat.

Dimilikinya suatu standar operasional prosedur yang jelas akan

dapat memberikan pelayanan yang baik yaitu pelayanan yang yang

diberikan sesuai dengan standar operasional prosedur. Dengan baiknya

mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien, akan menimbulkan rasa

kepuasan bagi pasien terkait pelayanan yang diberikan. Pernyataan

tersebut sejalan dengan hasil penelitian Puas (2012) yang mengatakan

bahwa adanya hubungan antara kepuasan pasien dengan pelayanan yang

diberikan sesuai dengan standar operasional prosedur.

Pihak Puskesmas maupun pihak Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Selatan sudah sebaiknya memperbaiki SOP yang ada pada

saat ini, supaya setiap kegiatan yang dilakukan sesuai dengan prosedur

yang telah ditetapkan. Pernyataan tersebut sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Atmoko, (2010), yaitu Standar Operasional Prosedur

(SOP) adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan

sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah

Page 91: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

77

berdasarkan indikator-indikator teknis, administrasi dan prosedural sesuai

dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang

bersangkutan. Tujuan SOP adalah menciptakan komitmen mengenai apa

yang dikerjakan oleh satuan unit kerja instansi pemerintahan untuk

mewujudkan good governance.

C. Proses

Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem

yang berfungsi untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (outout)

yang direncanakan (Azwar, 2010).

Setelah dilakukannya observasi lapangan dan wawancara dengan pihak

Puskesmas diketahui bahwa proses atau alur pelayanan antenatal di Puskesmas

Ciputat Timur merujuk pada alur pelayanan antenatal yang ada di dalam buku

pedoman antenatal terpadu tahun 2010 yang dibuat oleh Kementerian

Kesehatan, seperti gambar di bawah ini:

Gambar 6.1

Page 92: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

78

Alur Pelayanan Antenatal Terpadu di Puskesmas Menurut Buku

Pedoman Antenatal Terpadu

Bermula dari pasien mengambil nomor antrian di loket, kemudian pasien

akan di panggil sesuai nomor antrian yang mereka miliki untuk pendataan diri,

kemudian pasien diberikan nomor antrian poli KIA, kemudian apabila data

pasien sudah masuk di poli KIA pasien akan dipanggil berdasarkan nomor

antrian yang mereka pegang, kemduian pasien diperiksa oleh petugas, pabila

diperlukannya cek laboratorium, maka pasien akan di perintahkan untuk periksa

di laboratorium, kemudian apabila tidak diperlukannya pemeriksaan, pasien di

persilahkan mengambil obat ke apotek jika ada obat yang dibutuhkan, dan

apabila tidak ada obat yang diperlukan, maka pasien dapat pulang kerumah.

Berbeda dengan pasien yang memerlukan rujukan, apabila petugas Puskesmas

tidak mampu menangani pasien bisa jadi dikarenakan keterbatasan alat, maka

pasien akan dibuatkan surat rujukan oleh pihak Puskesmas ke fasilitas kesehatan

yang lebih baik. Selain proses alur pelayanan mulai dari pasien mendaftar

hingga pulang, sistem alur pemeriksaan antenatal juga merujuk pada tahapan

pemeriksaan antenatal yang ada di dalam buku pedoman antenatal terpadu tahun

2010.

Alur pelayanan tersebut merupakan sebuah prosedur yang harus dimiliki

untuk dapat mencapai output yang diinginkan. Seperti yang diutarakan oleh

Loudon dan Loudon (2004) dikutip dalam Sukoco (2007) mengatakan bahwa

perubahan dari input menjadi output yang diinginkan dilakukan pada saat

pemrosesan yang melibatkan metode dan prosedur dalam sistem. Apabila suatu

Page 93: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

79

proses dijalankan dengan menggunakan metode dan prosedur yang baik, makan

proses pelayanan antenatal dapat berjalan dengan baik.

Hasil dari wawancara dengan ibu hamil yang sudah pernah

memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Ciputat Timur sebagian besar dari

mereka mengatakan bahwa proses pemeriksaan kehamilan di dalam ruangan

KIA berjalan dengan cepat, akan tetapi yang menjadi keluhan adalah lama waktu

tunggu pendaftaran pada loket yang cukup lama. Lamanya antrian pada loket

membuat pasien sedikit kecewa terhadap pelayanan Puskesmas Ciputat Timur.

Penyebab lamanya proses pendaftaran di loket dikarenakan semua jenis

pasien diantaranya pasien BPJS, pasien umum, serta pembuatan rujukan masih

di proses pada loket yang sama, sehingga petugas loket tidak dapat memberikan

pelayanan yang cepat. Pemecahan masalah tersebut dapat diatasi dengan

membedakan loket pendaftara bagi pasien BPJS, pasien umum, serta pembuatan

rujukan.

D. Output

Output yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data cakupan

pelayanan antenatal Puskesmas Ciputat Timur. Berdasarkan data yang didapat

diketahui bahwa data pelayanan K4-K1 mencapai 71% ibu hamil dengan target

1323. Terjadinya suatu penurunan pada tahun 2014, yang mana berdasarkan data

laporan tahunan tahun 2014 didapatkan data pelayanan K4-K1 atau Antenatal

Care hanya mencapai angka 58% dari 1471 ibu hamil yang ditargetkan (Laporan

Tahunan PKM Ciputat Timur 2013 dan 2014). Pencapaian tersebut berbading

Page 94: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

80

terbalik dengan target yang diinginkan pemerintah, pemerintah setiap tahunnya

menargetkan yaitu pencapaian pelayanan antenatal setiap tahunnya harus terus

meningkat, akan tetapi capaian yang didapatkan Puskesmas Ciputat timur

mengalami penurunan pada tahun 2013 dan 2014.

Menurut Hatry yang dikutip dalam Tjandra (2006), output adalah jumlah

barang atau jasa yang berhasil diserahkan kepada konsumen (diselesaikan)

selama periode pelaporan. Dengan rendahnya hasil cakupan yang diperoleh

Puskesmas Ciputat Timur, Puskesmas sudah seharusnya meningkatkan cakupan

terhadap pelayanan antenatal ke masyarakat supaya dapat meningkatkan ibu

hamil sehat sehingga dapat mencegah kematian ibu pada saat melahirkan.

Gusti (2008) mengatakan bahwa output adalah barang atau jasa yang

dihasilkan secara langsung dari pelaksanaan kegiatan berdasarkan input yang

digunakan. Bagusnya pencapaian output tidak lepas dari baiknya input yang

dimiliki, begitu juga sebaliknya apabila input yang dimiliki tidak baik makan

output yang dihasilkan akan tidak baik juga.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketidak tercapaiannya pelayanan

antenatal sesuai dengan target yang sudah ditetapkan dapat dikarenakan input

masih kurang baik, diantaranya yaitu: Sikap sebagian petugas yang tidak ramah

kepada pasien, belum bagusnya fasilitas USG yang dimiliki Puskesmas. Selain

kurang baiknya input yang dimiliki, proses pendaftaran yang lama dalam sistem

pendaftaran juga dapat mempengaruhi rendahnya capaian pelayanan antenatal,

kemudian program koin kepuasan yang untuk mengetahui seberapa jauh

kepuasan pasien terhadap pelayanan yang telah diberikan masih belum berjalan

Page 95: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

81

secara efektif, sehingga pihak Puskesmas kurang optimal dalam memperbaiki

kekurangan-kekurangan dari pelayanan sebelumnya.

E. Pengawasan

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan diketahui bahwa kepala

Puskesmas Ciputat Timur melakukan pengawasan kerja karyawan setiap

harinya, kemudian setiap satu minggu sekali Puskesmas melakukan kegiatan

lokbul setelah jam pelayanan selesai, yang bertujuan untuk mengevaluasi setiap

kegiatan yang sudah dilakukan.

Fungsi pengawasan bertujuan agar penggunaan sumber daya dapat lebih

diefisienkan, dan tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih

diefektifkan (Muninjaya, 2004). Pengawasan yang dilaksanakan dengan tepat

akan memberikan manfaat, antara lain:

a. Dapat mengetahui sejauh mana kegiatan program sudah dilaksanakan

oleh staf, apakah sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah

sumber dayanya (staf, sarana dan sebagainya) sudah digunakan

dengan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

b. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf dalam

melaksanakan tugas-tugasnya.

c. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi

kebutuhan dan telah dimanfaatkan secara efisien.

d. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan.

e. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan,

dipromosikan atau diberikan pelatihan lanjutan (Muninjaya, 2004).

Page 96: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

82

Melihat masih rendahnya cakupan pelayanan antenatal Puskesmas

Ciputat Timur, sudah sepantasnya kepala Puskesmas memberikan pengawan dan

perhatian lebih terhadap pelaksanaan pelayanan antenatal dengan tujuan agar

seluruh ibu hamil yang ada di dalam cakupan kerja Puskesmas Ciputat Timur

mendapatkan pelayanan yang maksimal dari Puskesmas.

F. Umpan Balik

Dalam upaya untuk mendapatkan umpan balik dari pasien terhadap

pelayanan yang telah diberikan oleh pihak Puskesmas, Puskesmas Ciputat Timur

memiliki sistem koin kepuasan pasien. Koin kepuasan pasien tersebut bertujuan

untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dibanding pelayanan yang

telah diberikan terdahulu. Upaya yang telah dilakukan oleh Puskesmas Ciputat

Timur untuk mendapatkan umpan balik didukung oleh penyataan Sukoco (2007)

mengenai manfaat dilakukannya proses umpan balik, yaitu pemberian umpan

balik mutlak diperlukan oleh sebuah sistem, karena hal tersebut akan membantu

organisasi untuk mengevaluasi dan memperbaiki sistem yang ada sekarang

menjadi lebih baik.

Sistem penilaian koin kepuasan pasien dilakukan setiap hari setelah jam

pelayanan selesai. Penghitungan koin kepuasan tersebut dilakukan oleh petugas

bagian administrasi. Hasil dari catatan koin kepuasan yang dikumpulkan setiap

hari tersebut kemudian di bahas pada kegiatan lokbul, yang mana kegiatan

lokbul tersebut dilakukan pada setiap hari jum’at setelah jam pelayanan selesai.

Jika ditemukannya tingkat ketidak puasan yang tinggi, maka dalam kegiatan

Page 97: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

83

tersebut akan dilakukannya pembahasan mengenai permasalahan mengapa

banyak pasien yang merasa tidak puas serta membahas bagaimana solusinya.

Setelah dilakukannya telaah dokumen, diketahui bahwa masih adanya

kolom penghitungan kepuasan yang tidak terisi, hal tersebut dikarenakan sistem

koin kepuasan tidak berjalan. Proses dari sistem koin kepuasan ini yaitu dimulai

dari petugas memberikan koin kepada pasien yang telah selesai menerima

pelayanan kemudian pasien memasukkan koin tersebut kedalam kotak yang

telah disediakan di dekat pintu disetiap ruang pelayanan termasuk loket, serta

ruang pelayanan lainnya. Apabila kegiatan penghitungan koin kepuasan tersebut

tidak dilaksanakan setiap hari, maka akan mempersulit pihak Puskesmas untuk

mengetahui sejauh mana hasil dari pelayanan yang diberikan kepada pasien.

Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan Uripni (2002) mengenai umpan

balik, yaitu umpan balik merupakan hasil atau akibat yang berbalik guna bagi

rangsangan atau dorongan untuk bertindak lebih lanjut atau merupakan

tanggapan langsung dari pengamatan sebagai hasil kelakuan individu terhadap

individu lain.

Puskesmas dalam hal ini sudah sebaiknya untuk meningkatkan kerja

sistem koin kepuasan yang digunakan untuk mengetahui umpan balik dari

pasien. Meningkatkan kerja sistem koin kepuasan ini bertujuan untuk dapat

mengetahui sejauh mana kepuasan pasien terhadap pelayanan yang telah

diberikan oleh pihak Puskesmas.

Berhasilnya atau tidaknya suatu program dapat ditentukan oleh baik atau

tidaknya sistem yang dimiliki. Sistem yang dimaksud dalam hal ini adalah input,

proses, output, pengawasan, serta umpan balik. Komponen utama yang

Page 98: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

84

mempengaruhi tercapainya sauatu output atau tidak adalah input, setelah

tersedianya input dengan baik maka akan mempermudah proses pelaksanaan

program tersebut, dengan berjalannya suatu proses dengan baik, makan output

yang dihasilkan pun akan baik. Selain komponen input, pengawasan dari atasan

juga dapat mempengaruhi hasil yang didapatkan, dengan adanya pengawasan

yang diberikan yaitu mulai dari mengawasi pada komponen input, proses, serta

output, akan mempermudah jalannya suatu sistem. Umpan balik dalam suatu

sistem akan sangat membantu dalam memperbaiki input yang telah dimiliki,

karena dengan diadakannya kegiatan umpan balik maka kekurangan yang ada

pada input dapat diketahui dan diperbaiki.

Page 99: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

85

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Gambaran Input Dalam Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Care Di

Puskesmas Ciputat Timur.

a. Sumber Daya Manusia (SDM)

1) Kuantitas

Jumlah SDM yang dimiliki puskesmas sebanyak sembilan

orang, dan sudah memnuhi standar minimal bidan dalam buku

pedoman Puskesmas mampu PONED.

2) Kualitas

a) Pendidikan

Jumlah tenaga kesehatan ibu dan anak yang dimiliki

Puskesmas Ciputat Timur yang berpendidikan D4 yaitu

berjumlah satu orang, dan petugas yang berpendidikan D3

berjumlah delapan orang.

b) Tindakan Pelayanan

Cara petugas melakukan pemeriksaan sudah bagus, bidannya

seperti baru-baru mengerti dan sebagian besar tugasnya

dilakukan oleh anak sekolah yang sedang praktek lapangan.

Page 100: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

86

c) Sikap

Petugas Puskesmas bersikap ramah dalam memberikan

pelayanan, dan juga ada sebagian petugas yang bersikap tidak

ramah kepada pasien.

b. Fasilitas

Fasilitas pelayanan antenatal yang dimiliki Puskesmas Ciputat Timur

sudah cukup baik dan lengkap dan juga sudah sesuai dengan standar

fasilitas yang tercantum di dalam SOP Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Selatan.

c. Sumber Dana

Pembiayaan dalam menjalankan pelayanan antenatal di Puskesmas

Ciputat Timur tidak memiliki kendala, dikarenakan semua pembiayaan di

biayai oleh pemerintah daerah.

d. Kebijakan/SOP

Kebijkan mengenai pelayanan antenatal Puskesmas menggunakan

kebijakan dari Kementerian Kesehatan dan juga Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Selatan dan juga kebijakan Puskesmas itu sendiri, diantaranya

adalah jam operasional kerja. Sistem pelayanan antenatal Puskesmas

Ciputat Timur mengacu kepada buku pedoman antenatal terpadu yang di

terbitkan oleh Kementerian Kesehatan.

2. Gambaran Proses Dalam Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Care Di

Puskesmas Ciputat Timur.

Sistem alur pelayanan antenatal sesuai dengan alur pelayanan yang

ada di dalam buku pedoman antenatal terpadu Kementerian Kesehatan.

Page 101: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

87

Proses pelayanan pemeriksaan antenatal berjalan dengan cepat, namun

proses pada loket pendaftaran berjalan lama. Puskesmas juga melakukan

kunjungan kerumah bagi ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya.

3. Gambaran Output Dalam Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Care Di

Puskesmas Ciputat Timur.

Ketidak tercapaiannya pelayanan antenatal sesuai dengan target yang

sudah ditetapkan dapat dikarenakan input masih kurang baik, diantaranya

yaitu: Sikap sebagian petugas yang tidak ramah kepada pasien, belum

bagusnya fasilitas USG yang dimiliki Puskesmas. Selain kurang baiknya

input yang dimiliki, proses pendaftaran yang lama dalam sistem pendaftaran

dapat mempengaruhi rendahnya capaian pelayanan antenatal, kemudian

program koin kepuasan yang untuk mengetahui seberapa jauh kepuasan

pasien terhadap pelayanan yang telah diberikan masih belum berjalan secara

efektif, sehingga pihak Puskesmas kurang optimal dalam memperbaiki

kekurangan-kekurangan dari pelayanan sebelumnya.

4. Gambaran Pengawasan Dalam Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Care Di

Puskesmas Ciputat Timur.

Kepala Puskesmas Ciputat Timur melakukan pengawasan kerja

karyawan, kemudian setiap satu minggu sekali Puskesmas melakukan

kegiatan lokbul setelah jam pelayanan selesai, yang bertujuan untuk

mengevaluasi setiap kegiatan yang sudah dilakukan.

Page 102: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

88

5. Gambaran Umpan Balik Dalam Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Care Di

Puskesmas Ciputat Timur.

Puskesmas Ciputat Timur menggunakan sistem koin kepuasan pasien,

hasil dari catatan koin kepuasan yang dikumpulkan setiap harinya, kemudian

di bahas pada kegiatan lokbul.

B. Saran

1. Saran Untuk Dinas Kota Tangerang Selatan

Memperbaiki SOP yang telah dibuat untuk tujuan untuk

mempermudah petugas dalam memahami dan menjalankan sistem pelayanan

yang sesuai dengan standar yang telah dibuat.

2. Saran Untuk Puskesmas Ciputat Timur

a. Kepala Puskesmas serta pemegang program KIA sudah sebaiknya

lebih menekankan kepada karyawan untuk bersikap lebih ramah lagi

kepada setiap pasien, bisa dengan cara memberikan pelayanan

pelayanan prima kepada setiap petugas.

b. Memperbaiki sarana dan prasarana penunjang pelayanan kesehatan

terutama pelayanan antenatal seperti meningkatkan kualitas USG.

c. Puskesmas sebaiknya memiliki SOP sendiri akan tetapi tetap merujuk

kepada SOP yang dibuat oleh Dinas Kesehatan, agar dapat

mempermudah dalam melaksanakan pelayanan antenatal.

d. Membedakan loket pendaftaran bagi pasien BPJS, pasien umum, serta

pembuatan rujukan, sehingga proses pelayanan di loket dapat

berjalan dengan cepat.

Page 103: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

89

e. Meningkatkan kerja sistem koin kepuasan yang bertujuan untuk dapat

mengetahui sejauh mana kepuasan pasien terhadap pelayanan yang

telah diberikan.

Page 104: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

DAFTAR PUSTAKA

Atmoko, Tjipto. 2010. Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah.

Ayuningtyas, Dumilah. 2014. Kebijakan Kesehatan: Prinsip dan Praktik. Jakarta: RajaGrafindo

Persada.

Azwar, Azrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Tangerang: Bina Rupa Aksara.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta: Departemen

Kesehatan RI.

Dian, Prihatini Lilis. 2008. Tesis : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat

di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidkalang. Diakses dari www.respiratory.usu.ac.id

pada 31 Mei 2015.

Dierjen Bina Kesehatan Masyarakat. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta:

Kementerian Kesehatan.

Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan

Anak (PWS KIA). Jakarta: Kementrian kesehatan.

Djaali dan Pudji Mulyono. 2007. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan.

Direktorat Bina Kesehatan Ibu. 2010. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu

dan Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Efendi, Ferri. Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Page 105: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

Ermiati, Cut dan Teridah Sembiring. Pengaruh Fasilitas Dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Studi Kasus Ptpn Ii Kebun Sampali

Medan. Darma Agung.

Griffin, Ricky. 2004. Manajemen. Jakarta: Erlangga.

Gunarsa, Singgih D. Gunarsa, Ny. Singgih D. 2008. Psikologi perawatan. Jakarta: Gunung

Mulia.

Gusti, I Agung Rai. 2008. Audit Kinerja Pada Sektor Publik: Konsep, Praktik, dan Studi Kasus.

Jakarta: Salemba Empat.

Isjoni, H. 2006. Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Ismaniar, Nur Inayah dkk. 2013. Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Pemanfaatan Pelayanan

Kesehatan Antenatal Care di Puskesmas Antara Kota Makassar. Universitas Hasanuddin.

Makassar.

Ivancevich, John M. et al. 2007. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Erlangga.

Kementrian Kesehatan RI.2013 Profil Kesehatan Indonesia 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan

RI.

Kantor Utusan Khusus Presiden Republic Indonesia Untuk Millenium Development Goals.

Meningkatkan Kesehatan Ibu. http://indonesiamdgs.org/articles/view/mdg-5-

meningkatkan-kesehatan-ibu-1. Diakses pada 27 Desember 2014.

Kurikulum Pelatihan Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS.

Laporan Pencapaian MDGs Tahun 2010.

Page 106: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

Laporan Tahunan Puskesmas Ciputat Timur tahun 2013.

Laporan Tahunan Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014.

Laporan RISKESDAS tahun 2013.

Manuaba, I.B.G, dkk. 2003. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2000. Kepanitraan Klinik Obstetri dan Ginekologi. Jakarta EGC.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana

Untu Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Manuaba, Ida Ayu Chandranita, dkk. 2006. Buku Ajar Patologi Obstetric Untuk Mahasiswa

Kebidanan. Jakarta: EGC.

Muninjaya, Gde. 2004. Manajemen Kesehatan, Edisi 2. Jakarta: EGC.

Mardiyoko, Ibnu. 2008. Skripsi: Hubungan Kualifikasi Petugas Penerimaan Pasien Baru Rawat

Jalan Dalam Kualitas Pelayanan di RS Bethesda Yogyakarta. Surakarta: Universitas

Muhammadiyah.

Nadesul, Hendrawan. Cara Sehat Selama Hamil. Puspa Suara.

Nogi, Hessel S. Tangkilisan. 2007. Manajemen Publik. Jakarta: Grasindo.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar). Jakarta:

Rineka Cipta.

Profil kesehatan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan tahun 2014.

Page 107: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

Puas, Romadhan. Dkk. 2012. Jurnal: Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Mutu Pelayanan

Keperawatan di Instalasi RawatInap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daya

Makassar. Volume 1 nomor 1. ISSN: 2302-2531.

Raco, J.R. Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya, Grasindo,

Jakarta, 2010.

Rangkuti, Freddy. 2006. Measuring Customer Satisfaction. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Saminem. 2006. Kehamilan Normal: Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.

Sukoco, Badri M. 2007. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Erlangga.

Syafrudin dan Hamidah. 2007. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC.

Somantri, Gumilar Rusliwa. 2005. Memahami Metode Kualitatif. Universitas Indonesia. Depok.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan: Bagian I –

Ilmu Pendidikan Teoritis. Imperial Bhakti Utama.

Tjandra, W. 2006. Riawan. Hukum Keuangan Negara. Jakarta: Grasindo.

Uripni, Christina Lia. dkk. 2002. Komunikasi Kebidanan. Jakarta: EGC.

Pedoman Puskesmas Mampu PONED.

Peraturan Pemerintah no 46 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan No 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

Profil Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014.

Page 108: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

Pusat Data dan informasi. 2006. Glosarium Data dan Informasi Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.

Wibisono, Hermawan dan Ayu Bulan Feby Kurnia Dewi. 2009. Solusi Sehat Seputar Kehamilan.

Jakarta: AgroMedia Pustaka .

Yulaikhah, Lily. 2006. Kehamilan: Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.

Page 109: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

Lampiran:

1. Matriks hasil wawancara dengan pemberi pelayanan (Puskesmas)

Pertanyaan Kepala TU Pemegang Program KIA Kesimpulan

1. SDM

Persediaan SDM KIA di

Puskesmas pada saat ini.

Perlu ditambah sekitar dua orang

lagi. Petugasnya ada sembilan

orang. Ada yang bertugas diluar

gedung dan ada juga yang

bertugas didalam gedung, dan

jaga malam,

Ada yang bertugas di dalam dan

luar gedung. Dan ada yang jaga

malam. Tidak memiliki dokter

spesialis kandungan.

Menurut kepala TU jumlah

SDM yang dimiliki

puskesmas sebanyak

sembilan orang, dan di

perlukannya penambahan

sekitar dua orang lagi. Kedua

responden mengatakan

bahwa kegiatan di program

KIA yaitu ada kegiatan di

luar gedung, didalam gedung

dan yang bertugas dimalam

hari. Pemegang program

KIA mengatakan bahwa

Puskesmas tidak memiliki

dokter spesialis kandungan.

Page 110: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

2. fasilitas

Persediaan fasilitas yang

dimiliki Puskesmas pada

saat ini dalam

melaksanakan pelayanan

antenatal.

Sudah cukup baik dan lenkap,

Puskesmas juga sudah memiliki

USG.

Sudah lengkap, timbangan badan,

tempat tidur dan USG.

Informan mengatakan bahwa

fasilitas pelayanan antenatal

yang dimiliki Puskesmas

Ciputat Timur sudah cukup

baik dan lengkap dan juga

sudah memiliki USG.

3. Sumber Dana

Persediaan dana yang

dimiliki Puskesmas untuk

menjalankan pelayanan

antenatal.

Tidak ada masalah. Dana dari

pemerintah daerah, sistemnya

kita ngajuin dana berdasarkan

kegiatan apa yang ingin kita

lakukan pada tahun tersebut.

Tidak ada masalah dana, semua

dana yang dibutuhkan dibiayai

oleh pemerintah.

Informan mengatakan bahwa

tidak adanya permasalahan

dana yang dihadapi Puskesmas

Ciputat Timur dalam

menjalankan pelayanan

antenatal, dikarenakan semua

pembiayaan di biayai oleh

pemerintah daerah.

4. Kebijakan dan SOP

a. Tentang kebijakan

yang dikeluarkan

dalam pelaksanaan

antenatal care.

Mengikuti kebijakan yang ada

dari Kementerian Kesehatan dan

juga Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Selatan. Puskesmas

Tidak ada permasalahan

mengenai kebijakan.

Kepala TU menagatakan

bahwa kebijkan mengenai

pelayanan antenatal Puskesmas

menggunakan kebijakan dari

Page 111: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

juga memiliki kebijakan sendiri,

seperti kebijakan waktu kerja.

Kementerian Kesehatan dan

juga Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Selatan dan juga

kebijakan Puskesmas itu

sendiri. Pemegang program

KIA mengatakan bahwa tidak

ada permasalahan mengenai

kebijakan pelaksanaan

pelayanan antenatal.

b. Mengenai SOP yang

dikeluarkan oleh

Dinas Kota

Tangerang Selatan

terkait pelayanan

antenatal.

SOP Dinkes belum terlalu rinci,

masih seperti gambaran

umumnya saja.

SOP dari Dinkes tidak kita begitu

di pergunakan, tetapi Puskesmas

menggunakan buku panduan

antenatal terpadu dari Kemenkes.

SOP Dinkes masih belum jelas.

Kepala TU mengatakan bahwa

SOP yang di buat oleh Dinas

Kesehatan Kota Tangerang

Selatan belum terlalu rinci dan

masih seperti gambaran

umumnya saja, sedangkan

menurut pemegang program

KIA SOP Dinkes masih belum

jelas. Sistem pelayanan

antenatal Puskesmas Ciputat

Timur mengacu kepada buku

pedoman antenatal terpadu

Page 112: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

yang di terbitkan oleh

Kementerian Kesehatan.

5. Proses

Sistem alur pelayanan

antenatal di Puskesmas

Ciputat Timur.

Pasien dimulai dari mengambil

nomor antrian di loket,

kemudian mereka di panggil

berdasarkan nomor untuk

pendataan mengenai data diri,

kemudian pasien diberikan

nomor antrian poli KIA, setelah

rekam medis diantar ke ruang

KIA, kemudian pasien dipanggil

berdasarkan nomor urutan

mereka, setelah itu dilakukan

pemeriksaan, kemudian pasien

bisa mengambil obat atau kalau

tidak ada obat yang diperlukan,

pasien dapat langusng kembali

kerumah.

Mengikuti yang ada pada

panduan antenatal care terpadu

dari Kemenkes. Melakukan

kunjungan kerumah ibu yang

tidak memeriksakan

kehamilannya.

Dari penjelasan kepala TU dan

pemegang program KIA,

sistem alur pelayanan antenatal

sesuai dengan alur pelayanan

yang ada di dalam buku

pedoman antenatal terpadu

Kementerian Kesehatan.

Puskesmas juga melakukan

kunjungan kerumah ibu yang

tidak memeriksakan

kehamilannya.

Page 113: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

6. Pengawasan

Sistem pengawasan yang

diberikan terhadap

pelaksanaan program

KIA khusus nya

pelayanan antenatal.

Biasanya pagi ngawas kerja

karyawan-karyawan sampai jam

10. Kemudian setiap hari jum’at

melakukan lokbul, fungsinya

untuk mengevaluasi setiap

kegiatan yang sudah dilakukan.

Pengawasan sehari-hari kepala

Puskesmas sekedar melihat-lihat.

Ada lokbul seminggu sekali.

Kedua informan mengatakan

bahwa kepala Puskesmas

Ciputat Timur melakukan

pengawasan kerja karyawan,

kemudian setiap satu minggu

sekali Puskesmas melakukan

kegiatan lokbul setelah jam

pelayanan selesai, yang

bertujuan untuk mengevaluasi

setiap kegiatan yang sudah

dilakukan.

7. Umpan Balik

Tindak lanjut terhadap

koin kepuasan pasien.

Setiap seminggu sekali ada

evaluasi jika banyak koin yang

tidak puas.

Koin-koin tersebut di evaluasi

pada lokbul setiap seminggu

sekali.

Hasil dari catatan koin

kepuasan yang dikumpulkan

setiap harinya, kemudian di

bahas pada kegiatan lokbul,

kemudian memperbaiki

pelayanan apabila banyak

pasien yang merasa tidak puas.

Page 114: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

2. Matriks hasil wawancara dengan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan rajin (4 kali)

Pertanyaan Ibu Hamil Kesimpulan

R1 R2 R3 R4

1. SDM

a. Cara petugas

melakukan

pemeriksaan

Sepertinya

bidannya baru-

baru, seperti

kurang begitu

mengerti. Banyak

asisten-asistennya

seperti anak-anak

magang. Yang

melakukan tensi

anak-anak magang.

Bidannya hanya

melakukan

pencatatan-

pencatatan.

Bidannya bagus.

Setiap periksa ke

puskesmas selalu di

periksa HB oleh

bidan.

Bidannya bagus,

bidannya selalu

ada di tempat.

Bidannya bagus,

bekerja dengan

cepat, tidak lama.

Sebagian besar

informan

mengatakan

bahwa cara

petugas

melakukan

pemeriksaan

sudah bagus,

namun ada

informan yang

mengatakan

bahwa bidannya

seperti baru-baru

tau dan sebagian

besar tugasnya

dilakukan oleh

anak magang.

Kemudian ada

Page 115: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

b. Sikap petugas

Sikap bidannya

ramah, bidan yang

keliatan seperti

sudah senior

kelihatan jutek.

Petugasnya baik,

tidak jutek,

dikarenakan setiap

periksa dengan

bidan yang baik.

Biasanya ada yang

jutek.

Baik, tetapi ada

yang jutek.

informan yang

mengatakan

bahwa petugas

selalu ada di

tempat dan

bekerja dengan

cepat.

Sebagian besar

informan

mengatakan

bahwa petugas di

Puskesmas

bersikap baik,

akan tetapi ada

juga sebagian

petugas yang

bersikap tidak

ramah kepada

pasien.

Page 116: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

2. Fasilitas

Peralatan yang

dimiliki oleh

Puskesmas Ciputat

Timur.

Peralatannya

lengkap. USG nya

masih yang dua

dimensi.

USG nya yang

masih kurang bagus.

Peralatannya ada.

Lahiran Caesar

tidak bisa di

Puskesmas

dikarenakan

peralatan tidak

memadai.

Peralatannya sudah

lengkap. Untuk

lahiran caesar di

Puskesmas tidak

bisa.

Seluruh informan

mengatakan

bahwa peralatan

yang dimiliki

sudah lengkap,

akan tetapi

sebagian

responden

mengatakan

bahwa USG yang

dimiliki

Puskesmas belum

begitu bagus

kualitasnya.

Kemudian

sebagian

responden

mengatakan

bahwa lahiran

Caesar tidak bisa

dilakukan di

Page 117: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

Puskesmas karena

peralatan yang

tidak memadai.

3. Proses

Proses pelayanan

pemeriksaan selama

melakukan

pemeriksaan

kehamilan.

Pemeriksaannya

hanya sekitar lima

menit. Tetapi

mengantrinya yang

lama.

Lama pada saat

mengantrinya.

Periksa itu hanya

sebentar.

Antrianya yang

lama.

Padahal periksanya

cepat, ngantrinya

yang lama sekali.

Seluruh informan

mengatakan

bahwa proses

pelayanan di

Puskesmas lama

pada saat

mengantri, akan

tetapi pemeriksaan

di dalam ruangan

berjalan dengan

cepat.

Page 118: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

3. Matriks hasil wawancara dengan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kurang (1 kali)

Pertanyaan Ibu Hamil Kesimpulan

K1 K2 K3 K4

1. SDM

a. Penampilan

petugas.

b. Cara petugas

melakukan

pemeriksaan.

Penampilan

petugasnya bagus,

rapih.

Bidannya bagus

kerjanya, tetapi

ilmunya lebih

tinggi dokter

kandungan, oleh

karena itu saya

lebih memilih

untuk periksa di

tempat peraktik

swasta.

Penampilannya

bagus-bagus.

Petugasnya bagus.

Penampilan

bidannya bagus.

Bidannya baik.

Penampilan bidan

nya bagus, terlihat

rapih.

Melakukan

pemeriksaan bagus.

Seluruh informan

mengatakan

bahwa

penampilan

petugas sudah

bagus.

Sebagian besar

informan

mengatakan

bahwa cara bidan

melakukan

pemeriksaan

sudah bagus, akan

tetapi ada satu

informan yang

lebih percaya

terhadap kinerja

Page 119: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

c. Sikap petugas

Petugas ditempat

saya periksa lebih

baik dibandingkan

dengan petugas

puskesmas sini,

soalnya ada

terauma, petugas

Puskesmas jutek.

Ada bidan yang

baik dan ada bidan

yang jutek.

Kemarin saya di

periksa dengan

bidan yang jutek.

Saya pernah di

periksa sama bidan

yang jutek.

dokter kandungan

sehingga

membuat

informan tersebut

memeriksakan

kehamilannya di

tempat praktik

swasta.

Sebagian

informan

mengatakan

bahwa pernah

diperiksa oleh

petugas yang

jutek atau tidak

ramah, dan ada

juga informan

yang mengatakan

bahwa ada juga

yang baik.

Kemudian ada

Page 120: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

informan

mengatakan

bahwa petugas

ditempat beliau

periksa lebih baik

dibandingkan

dengan petugas

Puskesmas.

2. Fasilitas

Peralatan yang

dimiliki oleh

Puskesmas Ciputat

Timur

Di puskesmas USG

juga belum ada.

USG di puskesmas

juga tidak jelas.

Peralatannya

lengkap, terus ada

USG nya juga,

walaupun USG nya

tidak begitu jelas.

Peralatannya cukup

lengkap, hanya saja

Puskesmas USG

nya kurang bagus.

Peralatannya ada,

ada USG nya juga.

Sebagian besar

responden

mengatakan

peralalatan di

Puskesmas sudah

lengkap, akan

tetapi USG yang

dimiliki masih

kurang bagus

kualitasnya.

Page 121: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

3. Proses.

Proses pelayanan

pemeriksaan selama

melakukan

pemeriksaan

kehamilan.

Prosesnya cepat,

Menunggu di loket

yang cukup lama.

Ngantrinya lama

sekali.

Lamanya di loket.

Nunggu di loketnya

lama sekali.

Seluruh informan

mengatakan

bahwasanya

proses yang lama

ada pada

pendaftaran di

loket.

Page 122: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

4. Matriks hasil wawancara dengan ibu hamil yang tidak pernah melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Ciputat Timur.

Pertanyaan Ibu Hamil Kesimpulan

T1 T2 T3 T4

1. Alasan

Alasan ibu tidak

memeriksaan

kehamilan ke

Puskesmas Ciputat

Timur.

Karena di dokter

lebih teliti.

Petugas

puskesmasnya

katanya galak-

galak.

Pelayanan

Puskesmas jelek

sekali.

Lumayan jauh

jarak Puskesmas

nya dari rumah.

Sebagian

responden

mengatakan

bahwa pelayanan

puskesmas tidak

baik, terkhusus

pada petugas dan

fasilitasnya.

Kemudian ada

responden yang

lebih memilih ke

peraktek dokter

swasta dan ada

juga yang

beralasan

dikarenakan jarak

antara rumah

dengan

Page 123: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

puskesmas cukup

jauh.

2. Tempat Periksa

Tempat melakukan

pemeriksaan

kehamilan selama

ini.

Saya periksanya di

praktek dokter di

daerah Pondok

Ranji.

Ke praktek bidan di

daerah sini.

Di di dekat sini ada

praktek bidan.

Di dekat sini ada

peraktek dokter

kandungan.

Sebagian

informan ada

yang lebih

memilih praktek

dokter, da nada

juga sebagian

yang memilih

praktek bidan.

3. SDM

a. Penampilan

petugas di

tempat periksa

Penampilannya

rapih.

Petugasnya rapih,

bersih, dan

penampilannya

enak dilihat.

Penampilannya

bersih, bajunya

juga rapih.

Dokternya rapih,

pake jas dokter,

terus bersih.

Informan

mengatakan

bahwa

penampilan

petugas di tempat

mereka priksa

rapih dan bersih.

Page 124: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

b. Cara petugas

melakukan

pemeriksaan.

c. Sikap petugas

Perawatannya

bagus.

Alhamdulillah

ramah-ramah.

Petugasnya

melayani dengan

baik.

Bidannya ramah-

ramah.

Pemeriksaannya

bagus.

Petugasnya baik-

baik, mudah

senyum, ramah,

dan enak buat

diajak konsultasi.

Petugasnya baik,

melayaninya bagus.

Ramah, bisa diajak

berbincang-

bincang.

Informan

mengatakan

bahwa cara

petugas

melakukan

pemeriksaan

dilakukan dengan

baik.

Seluruh informan

mengatakan

bahwa petugasnya

memiliki sikap

yang ramah dan

baik.

4. Fasilitas

Peralatan yang

dimiliki oleh tempat

Perlatan disana

lengkap.

Lengkap

peralatannya, kalau

di Puskesmas

Kalau menurut

saya bagus,

lengkap.

Lengkap sekali

disitu.

Menurut

informan, fasilitas

yang dimiliki oleh

Page 125: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

ibu memeriksakan

kehamilannya.

katanya USG nya

kurang bagus.

tempat mereka

periksa kehamilan

sudah lengkap

dan bagus.

Page 126: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

LEMBAR OBSERVASI

PELAKSANAAN PROGRAM PELAYANAN ANTENATAL

NO KETERANGAN YA TIDAK

1. Adanya pedoman maupun SOP pelayanan antenatal √

2. Adanya peralatan pemeriksaan kehamilan yang sesuai

dengan SOP Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan

berfungsi dengan baik.

3. Adanya tenaga kesehatan poli untuk memberikan pelayanan

antenatal terpadu sesuai standar.

4. Adanya informasi sistem dan tempat rujukan bagi masing-

masing kasus dalam pelaksanaan pelayanan antenatal

terpadu.

5. Adanya pedoman pelaksanaan program terkait dengan

pelayanan Antenatal terpadu.

6. Menggunakan pedoman pelaksanaan program terkait dalam

menyelenggarakan pelayanan antenatal terpadu.

Page 127: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

7. Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan termasuk

gizi.

8. Melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan

tepat waktu bila diperlukan.

9. Melakukan Tatalaksana/penanganan Kasus (melakukan

rujukan apabila kasus tidak dapat ditangani)

10. Melakukan KIE efektif √

11. Melakukan anamnesa:

a. Menanyakan keluhan atau masalah yang dirasakan

oleh ibu saat ini.

b. Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan

masalah kehamilan dan penyakit yang kemungkinan

diderita ibu hamil

c. Menanyakan status kunjungan (baru atau lama),

riwayat kehamilan yang sekarang, riwayat kehamilan

dan persalinan sebelumnya dan riwayat penyakit yang

diderita ibu.

d. Menanyakan status imunisasi Tetanus Toksoid. √

e. Menanyakan jumlah tablet Fe yang dikonsumsi. √

Page 128: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

f. Menanyakan obat-obat yang dikonsumsi seperti:

antihipertensi, diuretika, anti vomitus, antipiretika,

antibiotika, obat TB, dan sebagainya.

g. Di daerah risiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan

riwayat penyakit pada pasangannya. Informasi ini

penting untuk langkahlangkah penanggulangan

penyakit menular seksual.

h. Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang

meliputi jumlah, frekuensi dan kualitas asupan

makanan terkait dengan kandungan gizinya.

i. Menanyakan kesiapan menghadapi persalinan dan

menyikapi kemungkinan terjadinya komplikasi dalam

kehamilan

12. Pencatatan pelayanan antenatal terpadu menggunakan

formulir yang sudah ada yaitu :

a. Kartu Ibu atau rekam medis lainnya yang disimpan di

fasilitas kesehatan

b. Register kohort ibu, merupakan kumpulan data-data

dari kartu ibu.

c. Buku KIA (dipegang ibu). √

d. Pencatatan dari program yang sudah ada (Catatan dari

Imunisasi, dari Malaria, gizi, KB, TB, dll)

Page 129: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

13. Pelaporan pelayanan antenatal terpadu menggunakan

formulir pelaporan yang sudah ada, yaitu :

a. Pws kia √

b. Pws imunisasi √

Page 130: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

LEMBAR OBSERVASI BENTUK PEMERIKSAAN

No Jenis

Pemeriksaan

K1 K2 K3 K4

Standar Hasil

observasi

Standar Hasil

observasi

Standar Hasil

observasi

Standar Hasil

observasi

1 Tekanan

darah

√ √ √ √ √ √ √ √

2 Timbang

berat badan

√ √ √ √ √ √ √ √

3 LILA √ √

4 TFU √ √ √ √ √ √ √ √

5 Presentasi

janin

√ √

6 DJJ √ √ √ √ √ √ √ √

7 Pemberian

tablet besi

√ √

8 Pemberian

imunisasi

TT

√ √

9 Pemeriksaan

HB

√ √ √ √

10 Cek

golongan

darah

√ √

11 Cekprotein

pada urin

√ √ √ √ √ √

12 Cek kadar

gula darah

√ √

Page 131: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

ANALISIS PELAYANAN ANTENATAL (K1-K4)

DI PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR TERHADAP KEPALA PUSKESMAS

1. Bagaimana pendapat anda terkait persediaan SDM KIA di Puskesmas pada saat ini?

2. Bagaimana pendapat anda terkait persediaan fasilitas yang dimiliki Puskesmas pada saat

ini dalam melaksanakan pelayanan antenatal?

3. Bagaimana pendapat anda terkait persediaan dana yang dimiliki Puskesmas untuk

menjalankan pelayanan antenatal?

4. Bagaimana menurut anda tentang kebijakan yang dikeluarkan terkait pelaksanaan

antenatal care?

5. Apa saja kesulitan bagi pihak Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan antenatal care?

Seperti kesulitan dalam melayani dengan tepat waktu, kesulitan memberikan pelayanan

dikarenakan SDM KIA yang masih kurang, dan sebagainya.

6. Bagaimana menurut anda dengan SOP yang dikeluarkan oleh Dinas Kota Tangerang

Selatan terkait pelayanan antenatal?

7. Bagaimana sistem pengawasan yang diberikan terhadap pelaksanaan program KIA khusus

nya pelayanan antenatal?

Page 132: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

ANALISIS PELAYANAN ANTENATAL (K1-K4)

DI PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR TERHADAP PEMEGANG PROGRAM KIA

1. Bagaimana pendapat anda terkait persediaan SDM KIA di Puskesmas pada saat ini?

2. Bagaimana pendapat anda terkait persediaan fasilitas yang dimiliki Puskesmas pada saat

ini dalam melaksanakan pelayanan antenatal?

3. Bagaimana pendapat anda terkait persediaan dana yang dimiliki Puskesmas untuk

menjalankan pelayanan antenatal?

4. Bagaimana menurut anda tentang kebijakan yang dikeluarkan terkait pelaksanaan

antenatal care?

5. Apa saja kesulitan bagi pihak Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan antenatal care?

Seperti kesulitan dalam melayani dengan tepat waktu, kesulitan memberikan pelayanan

dikarenakan SDM KIA yang masih kurang, dan sebagainya.

6. Bagaimana menurut anda terkait SOP yang dikeluarkan oleh Dinas Kota Tangerang

Selatan terkait pelayanan antenatal?

7. Bagaimana sistem pelayanan antenatal yang diberikan kepada pasien?

8. Menurut anda bagaimana gambaran letak Puskesmas Ciputat Timur?

9. Bagaimana sistem pengawasan yang diberikan terhadap pelaksanaan program KIA khusus

nya pelayanan antenatal?

Page 133: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

ANALISIS PELAYANAN ANTENATAL (K1-K4)

DI PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR TERHADAP IBU HAMIL YANG SUDAH PERNAH

MELAKUKAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR

1. Sudah berapa kali ibu melakukan pemeriksaan kandungan ke Puskesmas Ciputat Timur?

2. Bagaimana pengalaman anda selama melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas

Ciputat Timur?

3. Apa manfaatnya bagi imu hamil jika memeriksakan kandungan ke tenaga kesehatan?

4. Bagaimana pendapat anda tentang cara petugas KIA dalam memberikan pelayanan pada

saat anda melakukan pemeriksaan?

5. Bagaimana pendapat anda tentang sikap petugas KIA dalam memberikan pelayanan pada

saat anda melakukan pemeriksaan?

6. Bagaimana pendapat anda tentang peralatan yang dimiliki oleh Puskesmas Ciputat Timur?

7. Bagaimana menurut anda proses pelayanan selama anda melakukan pemeriksaan?

8. Bagaimana menurut anda tentang jarak Puskesmas dengan rumah anda?

Page 134: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

ANALISIS PELAYANAN ANTENATAL (K1-K4)

DI PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR TERHADAP IBU HAMIL YANG BELUM PERNAH

MELAKUKAN PEMERIKSAAN KANDUNGAN DI PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR

1. Apa alasan ibu tidak memeriksaan kehamilan ke Puskesmas Ciputat Timur?

2. Selama ini kemana anda melakukan pemeriksaan kehamilan?

3. Apa manfaatnya bagi imu hamil jika memeriksakan kandungan ke tenaga kesehatan?

4. Bagaimana pendapat anda tentang cara petugas di tempat anda periksadalam memberikan

pelayanan pada saat anda melakukan pemeriksaan?

5. Bagaimana pendapat anda tentang sikap petugas KIA dalam memberikan pelayanan pada

saat anda melakukan pemeriksaan?

6. Bagaimana pendapat anda tentang peralatan yang dimiliki oleh Puskesmas Ciputat Timur?

7. Bagaimana menurut anda tentang jarak Puskesmas dengan rumah anda?

Page 135: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

Daftar Barang Pelayanan Antenatal Care

Page 136: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

Ruang Tunggu KIA

Ruangan KIA

Page 137: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL CARE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28930/1/Wanda... · One of the efforts in reducing maternal mortality is the Antenatal

Proseses Pelayanan Antenatal