Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received Signal … · 2019. 11. 13. · Teknologi...

22
Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received Signal Strength Indicator (RSSI) pada Universitas Kristen Satya Wacana Artikel Ilmiah Peneliti : Tri Satya Jaya Putra (672014132) Dr. Indrastanti R. Widiasari, MT. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2018

Transcript of Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received Signal … · 2019. 11. 13. · Teknologi...

Page 1: Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received Signal … · 2019. 11. 13. · Teknologi wireless terus berkembang hingga saat ini. Generasi teknologi wireless yang dikembangkan

Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received Signal

Strength Indicator (RSSI) pada

Universitas Kristen Satya Wacana

Artikel Ilmiah

Peneliti :

Tri Satya Jaya Putra (672014132)

Dr. Indrastanti R. Widiasari, MT.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2018

Page 2: Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received Signal … · 2019. 11. 13. · Teknologi wireless terus berkembang hingga saat ini. Generasi teknologi wireless yang dikembangkan
Page 3: Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received Signal … · 2019. 11. 13. · Teknologi wireless terus berkembang hingga saat ini. Generasi teknologi wireless yang dikembangkan
Page 4: Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received Signal … · 2019. 11. 13. · Teknologi wireless terus berkembang hingga saat ini. Generasi teknologi wireless yang dikembangkan
Page 5: Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received Signal … · 2019. 11. 13. · Teknologi wireless terus berkembang hingga saat ini. Generasi teknologi wireless yang dikembangkan
Page 6: Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received Signal … · 2019. 11. 13. · Teknologi wireless terus berkembang hingga saat ini. Generasi teknologi wireless yang dikembangkan

Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received

Signal Strength Indicator (RSSI) pada

Universitas Kristen Satya Wacana

1)Tri Satya Jaya Putra, 2)Dr. Indrastanti R. Widiasari, MT.

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Dr. O. Notohamidjojo, Salatiga 50714, Indonesia

Email : 1) [email protected], 2) [email protected]

Abstract

The use of wireless technology is urgently needed at this time by various circles,

especially those students who need the internet to perform various exchange of information as

well as other necessities. Satya Wacana Christian University has needs an internet connection

that is widely used by students and professors, but the wireless network has a wireless signal

radiates weakness caused by obstacles such as walls, wood , trees and other wireless signals

that affect the quality of the signal received by the user. one way to find out the quality of the

wireless signal that is received by using the method of Received Signal Strength Indicator

(RSSI). RSSI is the measured power received by a wireless device. This monitoring is done on

the research on access point radiates wireless signals in the area outside the building using

Wi-Fi Analyzer application to obtain information such as signal strength and the channel

graph to note if there co-channel interfernce of access point and Wi-Fi application SNR to pay

attention to noise nuisance from the transmitted signal. the results show the quality of the

wireless signal is emitted on the outside of the building area of Satya Wacana Christian

University have been very good standard TIPHON i.e. over-70 dBm, but has obstacles and

other signal noise which resulted in the distance the emitted signal declining and the distance

to access the internet with good and stable too is decreasing.

Keywords : Signal Wireless, Received Signal Strength Indicator, Signal To Noise Rasio, Co-

Channel Interference

Abstrak

Penggunaan teknologi wireless pada saat ini sangat dibutuhkan oleh berbagai kalangan,

khususnya mahasiswa yang membutuhkan internet untuk melakukan berbagai pertukaran

informasi maupun kebutuhan lainnya. Universitas Kristen Satya Wacana memiliki kebutuhan

koneksi internet yang banyak digunakan oleh mahasiswa maupun dosen, namun jaringan

wireless memiliki kelemahan dalam memancarkan signal wireless yang disebabkan oleh

hambatan yang ada seperti dinding, kayu, pepohohan dan signal wireless lain yang

Page 7: Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received Signal … · 2019. 11. 13. · Teknologi wireless terus berkembang hingga saat ini. Generasi teknologi wireless yang dikembangkan

mempengaruhi kualitas signal yang diterima oleh pengguna. salah satu cara untuk mengetahui

kualitas signal wireless yang diterima adalah dengan menggunakan metode Received Signal

Strength Indicator (RSSI). RSSI merupakan pengukuran terhadap daya yang diterima oleh

sebuah perangkat wireless. pada penelitian ini dilakukan monitoring pada access point yang

memancarkan signal wireless pada area luar gedung menggunakan aplikasi Wi-Fi Analyzer

untuk memperoleh informasi seperti signal strength dan channel graph untuk memperhatikan

bila terjadi co-channel interfernce dari access point serta aplikasi Wi-Fi SNR untuk

memperhatikan noise gangguan dari signal yang ditransmisikan. hasilnya menunjukkan

kualitas signal wireless yang dipancarkan pada area luar gedung Universitas Kristen Satya

Wacana sudah sangat bagus sesuai standar TIPHON yaitu lebih dari -70 dBm, namun memiliki

hambatan dan noise dari signal lain yang mengakibatkan jarak signal yang dipancarkan

semakin menurun dan jarak untuk mengakses internet dengan baik dan stabil juga menurun.

Keywords : Signal Wireless, Received Signal Strength Indicator, Signal To Noise Rasio, Co-

Channel Interference

1. Pendahuluan

Perkembangan Teknologi saat ini sangat dibutuhkan oleh berbagai kalangan

masyarakat, khususnya mahasiswa yang membutuhkan internet untuk melakukan berbagai

pertukaran informasi maupun kebutuhan lainnya. Teknologi jaringan Wireless memberikan

kemudahan bagi mahasiswa untuk dapat mengakses internet dengan bebas dan fleksibel dalam

bertukar informasi, semakin tingginya kebutuhan mahasiswa untuk mengakses internet di

kampus maka kualitas signal wireless harus semakin baik dan stabil.

Universitas Kristen Satya Wacana merupakan salah satu area yang memiliki kebutuhan

koneksi internet yang banyak digunakan oleh mahasiswa maupun dosen untuk mengerjakan

segala tanggung jawab dan kebutuhan saat berada di kampus, sehingga teknologi Wireless

sangat dibutuhkan untuk setiap orang yang akan melakukan koneksi dengan internet dengan

menggunakan teknologi yang mendukung koneksi dengan teknologi Wireless. Namun kualitas

signal wireless sering dipengaruhi oleh berbagai macam penghalang dan lokasi yang membuat

koneksi di Universitas Kristen Satya Wacana sering terputus karena kualitas signal wireless

yang tidak baik dan tidak stabil. Perbedaan lokasi dan hambatan yang ada pada setiap

penempatan access point membuat kualitas signal strength yang diterima menurun dan jarak

pancaran signal berbeda. Received Signal Strength Indicator (RSSI) merupakan salah satu

metode untuk mengukur kualitas signal yang diterima oleh pengguna dan Signal to Noise Ratio

merupakan indicator untuk melihat seberapa besar noise mengganggu signal yang

Page 8: Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received Signal … · 2019. 11. 13. · Teknologi wireless terus berkembang hingga saat ini. Generasi teknologi wireless yang dikembangkan

ditransmisikan oleh access point, sehingga dapat mengetahui apakah terjadi penumpukkan

signal pada channel yang digunkan (Co-Channel interference).

Oleh karena itu, dengan melakukan Analisis kualitas Signal wireless berdasarkan

Received Signal Strength Indicator pada Universitas Kristen Satya Wacana diharapkan dapat

mengetahui kualitas signal wireless yang ada pada setiap area yang memiliki access point

dengan memperhatikan hambatan dan interferensi yang terjadi sehingga mendapatkan area

yang memiliki kualitas signal wireless yang baik dan stabil.

2. Tinjauan Pustaka

Menurut Puspitasari [1], ketinggian penempatan perangkat Wi-Fi berpengaruh terhadap

nilai kekuatan signal (RSSI) yang diterima oleh receiver. Kekuatan sinyal RSSI yang diterima

oleh receiver tidak hanya bergantung pada jarak antara transmitter dan receiver, akan tetapi

menunjukkan variasi yang besar terhadap fading dan shadowing pada sebuah lokasi.

Menurut Garnis dkk [2], dari hasil penelitian yang dilakukan untuk melihat kualitas

signal dari posisi Wi-Fi Access point dengan menggunakan aplikasi wifi analyzer dan

perhitungan manual diperoleh nilai selisih RSSI yang tidak jauh berbeda dan semakin jauh

jarak antara dua titik Access point ke titik kumpul, maka semakin kecil nilai kualitas signal

RSSI yang diterima pengguna dan sebaliknya. Menurut Cahyaningtyas dan Sulistyo [3], hasil

pengukuran menggunakan Unifi Controller dan perhitungan secara teoritis memiliki

perbedaan. Hal ini disebabkan karena perhitungan secara teoritis didasarkan hanya pada jarak

antara pemancar dan penerima sehingga layout suatu bangunan tidak diperhitungkan sehingga

hasil perhitungan secara teoritis lebih bagus karena nilainya lebih mendekati nilai positif,

sedangkan pengukuran Unifi Controller dipengaruhi oleh keadaan sekitar maka penempataan

Access point perlu diperhatikan.

Teknologi wireless terus berkembang hingga saat ini. Generasi teknologi wireless yang

dikembangkan berdasarkan IEEE adalah sebagai berikut: a) Standar 802.11a digunakan untuk

mendefinisikan jaringan wireless yang menggunakan frekuensi 5 GHz Unlicensed National

Information Infrastrusture (UNII). Kecepatan jaringan ini lebih cepat dari standar 802.11 dan

standar 802.11b pada kecepatan transfer sampai 54 Mbps. Kecepatan ini dapat lebih cepat lagi

jika menggunakan teknologi yang tepat [4], Daya pancar maksimun yang kurang lebih 60 meter

tanpa hambatan dengan kecepatan data rate 6 Mbps. Jika memaksimalkan data rate sampai

sebesar 54 Mbps maka daya pancar menurun hingga kurang lebih 22 meter. Kecepatan ini

dapat lebih cepat lagi jika menggunakan teknologi yang tepat. b) Standar 802.11b merupakan

Page 9: Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received Signal … · 2019. 11. 13. · Teknologi wireless terus berkembang hingga saat ini. Generasi teknologi wireless yang dikembangkan

standar yang paling banyak digunakan di kelas standar 802.11. Standar ini merupakan

pengembangan dari standar 802.11 untuk lapisan fisik dengan kecepatan tinggi. 802.11b

digunakan untuk mendefinisikan jaringan wireless direct-sequence spread spectrum (DSSS)

yang menggunakan gelombang frekuensi indusrial, scientific, medicine (ISM) 2,4 GHz dan

berkomunikasi pada kecepatan hingga 11 Mbps. Ini lebih cepat daripada kecepatan 1 Mbps

atau 2 Mbps yang ditawarkan oleh standar 802.11a. Standar 802.11b juga kompatibel dengan

semua perangkat DSSS yang beroperasi pada standar 802.11 [4], Daya pancar signal maksimun

yang dapat dicapai 105 meter dengan data rate 1 Mbps. Jika memaksimalkan data rate sebesar

11 Mbps maka daya pancarnya hanya sejauh kurang lebih 50 meter. c) Standar 802.11g pada

dasarnya mirip dengan standar 802.11a yaitu menyediakan jalur komunikasi kecepatan tinggi

hingga 54 Mbps. Namun, frekuensi yang digunakan pada standar ini sama dengan frekuensi

yang digunakan standar 802.11b yaitu frekuensi gelombang 2,4 GHz dan juga dapat

kompatibel dengan standar 802.11b. Hal ini tidak dimiliki oleh standar 802.11a [4], Daya

pancar maksimun signal kurang lebih 90 meter dengan data rate 6 Mbps. Jika memaksimalkan

data rate sampai sebesar 54 Mbps maka daya pancarnya hanya sejauh kurang lebih 30 meter.

d) Standar 802.11n merupakan standar yang menyediakan fungsionalitas WLAN ke

penggunanya setingkat diatas dengan penggunaan teknologi Fast Ethernet (802.3u) yang

mampu mengirimkan data penggunanya dengan kecepatan 100Mbps, dimana 802.11n mampu

mentransmisikan data dengan kecepatan sampai dengan 600Mbps. 802.11n menggunakan HT-

OFDM yang dapat beroperasi pada pita frekuensi 2.4 GHz dan 5GHz. Fitur utama dari standar

802.11n adalah kapabilitas dari Multiple Input Multiple Output (MIMO) untuk meningkatkan

datarate sehingga mencapai jumlah ratusan mega bit per detik [4], e) Standar 802.11ac adalah

standar yang ditetapkan IEEE sebagai penerus teknologi Wi-Fi generasi kelima yang beroperasi

pada pita frekuensi dibawah 6 GHz dan teknik antena yang digunakan adalah Multiple-User

MIMO (MU-MIMO). Standar 802.11ac ditetapkan untuk gigabit WLAN yang memungkinkan

pengguna teknologi ini memperoleh Throughput yang sangat tinggi pada lingkungan multi-

user dan mengizinkan para pengguna melakukan transfer data dengan kecepatan hingga 7

Gbps [5].

RSSI adalah pengukuran terhadap daya yang diterima oleh sebuah perangkat Wireless.

Pengukuran dilakukan berdasarkan Signal Strength yang diterima. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat keakurasian pengukuran dan perhitungan dengan menggunakan Wireless

[1]. RSSI digunakan sebagai indeks yang menunjukkan kekuatan sinyal yang diterima oleh

receiver dari Access point , satuan kekuatan signal wireless ditunjukan dengan satuan dBm

dengan rentang Signal Strength yaitu -10 dBm sampai kurang lebih -100 dBm. Semakin

Page 10: Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received Signal … · 2019. 11. 13. · Teknologi wireless terus berkembang hingga saat ini. Generasi teknologi wireless yang dikembangkan

mendekati angka positif maka kualitas signal semakin bagus. Standarisasi Signal Strength

menurut TIPHON ditunjukan pada Tabel 1.

Tabel 1 Standar Signal Strength menurut TIPHON

Kategori Signal Strength (dBm)

Sangat Bagus > - 70 dBm

Bagus -70 dBm s/d -85dBm

Sedang -86 dBm s/d -100 dBm

Jelek -100 dBm

Sumber : Arnomo[7]

Signal To Noise Ratio (SNR) merupakan perbandingan antara signal strength dengan

noise level (derau), semakin besar nilai SNR maka semakin tinggi kualitas jaringan dan satuan

ukuran SNR adalah decibel (dB). menurut Adiati dkk [6] SNR merupakan parameter yang

harus diperhatikan dan digunakan untuk menunjukkan seberapa banyak noise mengganggu

signal yang ditransmisikan. Menurut Arnomo [7] Standar untuk mengukur signal to noise ratio

(SNR) untuk pengujian kualitas signal wireless berdasarkan jarak dan halangan ditunjukkan

pada Tabel 2.

Tabel 2 Standar Signal To Noise Ratio menurut TIPHON

Kategori SNR (dB)

Outstanding (sangat bagus) > 29 dB

Excellent (bagus) 20,0 dB s/d 28,dB

Good (Baik) 11,0 dB s/d 19,9 dBm

Fair (Cukup) 07,0 dB s/d 10,9 dB

Bad (buruk) < 06,9 dB

Sumber : Arnomo[7]

Keterangan :

29,0 dB - ke atas = Outstanding (bagus sekali)

20,0 dB - 28,9 dB = Excellent (bagus) • Koneksi stabil.

11,0 dB - 19,9 dB = Good (baik) • Sinkronisasi sinyal ADSL dapat berlangsung lancar.

07,0 dB - 10,9 dB = Fair (cukup) • Rentan terhadap variasi perubahan kondisi pada

jaringan.

00,0 dB - 06,9 dB = Bad (buruk) • Sinkronisasi sinyal gagal atau tidak lancar (ter-

putus²).

Page 11: Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received Signal … · 2019. 11. 13. · Teknologi wireless terus berkembang hingga saat ini. Generasi teknologi wireless yang dikembangkan

Pada jaringan wireless terdapat sebuah channel yang merupakan pembagian jalur lebar

pita frekuensi pada jaringan wireless. Pemilihan dan pembagian channel pada wireless akan

menentukan frekuensi yang dipakai untuk beroperasi pada gelombang radio sehingga

meminimalisir sebuah interferensi [3]. Ada 11 channel yang dipakai untuk frekuensi 2,4 GHz

di Indonesia dan Amerika memiliki range mulai dari 2,4 GHz – 2,5 GHz yang ditunjukkan

pada Tabel 3.

Tabel 3 Pembagian Channel menurut ITU (International Telecommunication Union)

Channel Frequency

(GHz)

Range Channel Range

1 2.412 2.401-2.423 1-3

2 2.417 2.406-2.428 1-4

3 2.422 2.411-2.433 1-5

4 2.427 2.416-2.438 2-6

5 2.432 2.421-2.443 3-7

6 2.437 2.426-2.448 4-8

7 2.442 2.431-2.458 5-9

8 2.447 2.436-2.458 6-10

9 2.452 2.441-2.463 7-11

10 2.457 2.446-2.468 8-11

11 2.462 2.451-2.473 9-11

12 2.467 2.456-2.478 Not US

13 2.572 2.461-2.483 Not US

14 2.484 2.473-2.495 Not US

Setiap channel memiliki lebar 22 MHz atau 0,022 GHz yang mengakibatkan sinyal dari

channel lain masih mempengaruhi. Penggunaan channel yang berdekatan akan mengakibatkan

terjadinya interferensi antar channel seperti ditunjukkan pada Gambar 1

Gambar 1 Graphical Frequensy Channel 2.4 GHz

Optimalisasi pembagian channel untuk menghindari interferensi adalah channel 1, 6

dan 11. Dimana setiap channel memiliki jarak yang tidak saling tumpang tindih, Interferensi

Page 12: Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received Signal … · 2019. 11. 13. · Teknologi wireless terus berkembang hingga saat ini. Generasi teknologi wireless yang dikembangkan

merupakan signal-signal yang saling tumpang tindih dalam band frequency yang dapat

mengubah atau menghapuskan signal.

Interferensi menjadi masalah yang besar pada jaringan wireless, penyebab terjadinya

interferensi pada jaringan yaitu interferensi yang disebabkan pada jaringan wireless lain yang

bekerja pada band frequency yang sama dan interferensi yang terjadi pada jaringan sendiri

karena menggunakan band frequency channel yang tidak mempunyai jarak atau spasi antar

channel. Menurut Ardyatama dan Sulistyo [8], interferensi Co-Channel berpengaruh pada

kekuatan signal access point sehingga menghasilkan perbedaan dari hasil pengukuran Quality

Of Service (QOS) dan perangkat-perangkat lain berpengaruh terhadap kestabilan kekuatan

signal dari masing-masing access point. Interferensi Co-Channel sangat mempengaruhi

kualitas signal wireless sehingga pengaturan channel harus memperhatikan frequency channel

yang digunakan.

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi beberapa tahapan

seperti ditunjukkan pada Gambar 2.

Indentifikasi Masalah

Studi Literatur

Persiapan dan Pengumpulan

Data

Analisis Data

Penentuan titikaccess point

Pengukuran kualitas sinyal wireless

Nilai RSSI yang diterima receiver

Jarak access point

dengan receiver

Lokasi titik pengukuran

Penulisan Laporan

Gambar 2 Tahapan Penelitian

Page 13: Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received Signal … · 2019. 11. 13. · Teknologi wireless terus berkembang hingga saat ini. Generasi teknologi wireless yang dikembangkan

Tahapan-tahapan penelitian pada Gambar 2, dijelaskan sebagai berikut :

a. Identifikasi Masalah : Penentuan Masalah yang akan dibahas dalam penelitian adalah

menganalisa proses kinerja

b. Studi Literatur : Pada tahap ini mempelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti yang diperoleh dari buku, artikel, jurnal dan internet.

c. Persiapan dan Pengumpulan Data : Pada tahap ini dilakukan proses penginstalan aplikasi

dan pengambilan data dari aplikasi untuk memperoleh nilai RSSI memiliki beberapa proses

yaitu :

- Pemilihan titik Access point : tahapan ini dilakukan pemilihan Access point terdekat

pada area penelitian

- Pengukuran signal wireless : tahapan ini terbagi dalam beberapa pengukuran yaitu

pengukuran nilai RSSI yang diterima receiver, jarak Access point dengan receiver,

hambatan/noise dan interfensi co-channel.

d. Analisis Data : pada tahap ini dilakukan proses analisis data yang telah dikumpulkan untuk

mendapatkan hasil kualitas signal yang ada pada area UKSW.

e. Penulisan Laporan : Pada tahap ini dilakukan penulisan laporan penelitian dari tahap awal

sampai terakhir Analisis Kualitas Signal wireless Berdasarkan Received Signal Strength

Indicator (RSSI) pada Universitas Kristen Satya Wacana.

Pada tahapan identifikasi masalah dilakukan pengecekan setiap access point yang

memancarkan signal wireless pada area Universitas Kristen Satya Wacana untuk mengetahui

setiap kebutuhan yang akan dipakai dalam analisis signal wireless.

Pada tahapan studi literatur dilakukan pengumpulan informasi data dari setiap konsep-

konsep yang akan digunakan dan saling berhubungan dengan masalah yang diteliti yang

diperoleh dari artikel jurnal, buku maupun internet.

Pada tahapan persiapan dan pengumpulan data dilakukan proses penginstalan perangkat

lunak yang dibutuhkan untuk analisis signal wireless. Perangkat yang digunakan meliputi, Wifi

Analyzer dan Wifi SNR. Sedangkan perangkat keras yang digunakan meliputi Access point

UniFi AP AC Lite, Unifi AP AC Mesh pro, Unifi AP Outdoor+, Laptop Toshiba Satellite L745

dan Smartphone OPPO Neo 5. Proses pengumpulan data dilakukan dengan beberapa proses

meliputi :

1) Pemilihan titik access point yang memiliki pancaran signal wireless pada area

Universitas Kristen Satya Wacana diperoleh 16 titik lokasi Access point yang berbeda dan

Page 14: Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received Signal … · 2019. 11. 13. · Teknologi wireless terus berkembang hingga saat ini. Generasi teknologi wireless yang dikembangkan

memiliki pancaran signal yang cukup jauh pada sekitar area lingkungan kampus Universitas

Kristen Satya Wacana.

Gambar 3 Denah kampus dan titik lokasi Access point

Pada gambar 3 merupakan hasil pemilihan titik access point yang akan dimonitoring,

Titik lokasi Access point berwarna merah menggunakan Access point indoor sedangkan titik

lokasi Access point berwarna hitam menggunakan Access point outdoor.

2) pengukuran Signal Strength dengan memperhatikan setiap nilai RSSI yang diterima

receiver, jarak Access point dengan receiver, hambatan/noise (SNR) dan interfensi co-channel.

- Pada tahapan pengukuran nilai RSSI dilakukan dengan monitoring setiap area pancaran signal

wireless dari titik access point dengan mengukur dan membandingkan jarak ketika memiliki

hambatan dan tanpa memiliki hambatan sehingga membentuk sebuah coverage area pancaran

signal wireless. Hal ini berupa sketsa atau gambar hasil pengukuran jarak pancaran signal

wireless dari access point .

- Pada tahanpan pengukuran nilai SNR dilakukan dengan monitoring pada area coverage signal

wireless dengan mengukur jarak dan noise yang ada pada titik lokasi access point serta

membandingkan jarak pengukuran nilai RSSI.

- Pada tahapan interferensi co-channel dilakukan monitoring pada titik lokasi access point yang

berdekatan dan memiliki band frequensi channel yang sama serta memperhatikan dampak

interferensi tersebut pada penerima signal wireless.

Page 15: Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received Signal … · 2019. 11. 13. · Teknologi wireless terus berkembang hingga saat ini. Generasi teknologi wireless yang dikembangkan

4. Hasil dan Pembahasan

Pada bagian ini dilakukan analisis hasil dari monitoring nilai RSSI, nilai SNR dan

interferensi co-channel yang mempengaruhi signal wireless yang terpancar pada area UKSW.

Analisis signal strength menggunakan aplikasi wifi Analyzer untuk mendapatkan nilai RSSI

dari access point yang diukur. Berdasarkan pengukuran dan monitoring dari 16 titik access

point dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 4 Hasil pancaran signal wireless

Pada Gambar 4 menunjukkan daya pancaran signal wireless dari 16 titik lokasi Access

point yang diukur memiliki pancaran signal wireless yang berbeda dari setiap sisi area

dikarenakan adanya hambatan dan interfernsi channel, sedangkan signal wireless yang

dipancarkan tanpa ada hambatan mampu menembus jarak yang lebih jauh sesuai Access point

yang digunakan. Pancaran signal wireless berwana biru merupakan Access point outdoor dan

pancaran signal wireless berwarna merah adalah Access point indoor. Berdasarkan hasil

monitoring melalui aplikasi wi-fi analyzer diperoleh nilai Signal Strength dari 16 titik lokasi

access yang ditunjukkan pada Tabel 4.

Page 16: Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received Signal … · 2019. 11. 13. · Teknologi wireless terus berkembang hingga saat ini. Generasi teknologi wireless yang dikembangkan

Tabel 4 Hasil pengukuran nilai RSSI dengan aplikasi Wi-Fi Analyzer

Titik lokasi

AP Jenis AP Channel

Signal Strength

(dBm)

Jarak tanpa hambatan

(meter)

Jarak memiki hambatan

(meter) Kategori

1 Indoor 6 -68 < 14 m < 6m Sangat Bagus

2 Indoor 6 -69 < 16 m < 7 m Sangat Bagus

3 Indoor 6 -67 < 20 m < 9 m Sangat Bagus

4 outdoor 1 -68 < 30 m < 11 m Sangat Bagus

5 outdoor 6 -69 < 50 m < 13 m Sangat Bagus

6 outdoor 1 -67 < 50 m < 11 m Sangat Bagus

7 Indoor 11 -68 < 12 m < 6 m Sangat Bagus

8 Indoor 6 -69 < 15 m < 7 m Sangat Bagus

9 Indoor 11 -68 < 15 m < 7 m Sangat Bagus

10 Indoor 6 -67 < 16 m < 7 m Sangat Bagus

11 outdoor 6 -67 < 50 m < 10 m Sangat Bagus

12 outdoor 1 -69 < 50 m < 11 m Sangat Bagus

13 Indoor 11 -68 < 12 m < 7 m Sangat Bagus

14 Indoor 6 -68 < 16 m < 8m Sangat Bagus

15 Indoor 11 -69 < 20 m < 8m Sangat Bagus

16 outdoor 11 -68 < 60 m < 14m Sangat Bagus

Pada Tabel 4 menunjukkan hasil pengukuran kualitas Signal Strength Access point

outdoor dann Access point indoor menggunakan aplikasi Wi-fi analyzer untuk mendapatkan

informasi dari setiap Access point seperti SSID, Frequensi, channel, Signal Strength, Mac

Address, dan lainnya. Dari hasil pengukuran menggunakan metode RSSI menunjukkan bahwa

kekuatan signal wireless yang telah diperoleh dari setiap titik lokasi access point menunjukkan

hasil yang sangat bagus, tetapi jika diperhatikan dari jarak pancaran signal wireless antara

access point dengan penerima memiliki perbedaan seperti ditunjukkan pada Gambar 4,

dikarenakan penggunaan jenis access point yang digunakaan dan hambatan yang ada pada area

titik lokasi berbeda beda.

Pengunaan access point indoor (UniFi AP AC Lite) di Universitas kristen satya wacana

memiliki jarak pancaran signal wireless tanpa hambatan yaitu kurang dari 20 meter dengan

kualitas signal strength lebih dari -70 dBm atau sudah sangat bangus sesuai standar THIPON.

Namun ketika memiliki hambatan seperti dinding, pepohonan, kayu, besi dan signal wireless

lain pada area sekitar titik lokasi jarak pancaran signal menurun hingga kurang dari 9 meter

dengan kualitas signal strength yang sama.

Penggunaan access point outdoor (Unifi AP Outdoor+) memiliki pancaran signal

wireless tanpa hambatan yaitu kurang dari 60 meter dengan kualitas signal strength lebih dari

-70 dBm. Sedangkan ketika memiliki hambatan jarak pancaran signal wireless berkurang

hingga 15 meter karena hambatan yang ada pada area luar gedung universitas begitu besar

Page 17: Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received Signal … · 2019. 11. 13. · Teknologi wireless terus berkembang hingga saat ini. Generasi teknologi wireless yang dikembangkan

seperti tembok, gedung bangunan, pepohonan dan signal wireless lain yang mempengaruhi

pancaran signal wireless yang diterima.

Pengaruh kualitas signal wireless yang diterima oleh penerima pada area UKSW

ditentukan tidak hanya tergantung jarak antara access point dan penerima, akan tetapi kondisi

lingkungan pada setiap area UKSW yang memiliki hambatan yang mempengaruhi nilai RSSI,

sehingga setelah melakukan penelitian dengan metode RSSI pada setiap Access point yang

memancarkan signal wireless pada area luar gedung di UKSW diperoleh beberapa area yang

membutuhkan penambahan access point untuk menjangkau area yang memiliki kualitas signal

wireless yang sering terputus dan terhalang oleh hambatan yaitu pertama pada area luar timur

BU-UKSW membutuhkan satu Access point outdoor yang dapat memancarkan signal wireless

pada area taman sekitar lapangan sepak bola, yang kedua pada halaman depan gedung E

membutuhkan Access point outdoor yang dapat memancarkan signal dengan luas agar pada

area tersebut mendapatkan kualitas signal dengan sangat bagus, yang ketiga pada area belakang

gedung F membutuhkan Access point outdoor agar kualitas signal wireless diterima pada area

semakin bagus, karena pada titik lokasi ini tidak dapat dijangkau oleh AP pada titik lokasi ke-

11 dan titik lokasi 13 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.

Proses pengambilan nilai SNR dari Access point dilakukan dengan cara monitoring dari

16 Access point menggunakan wifi SNR dengan mengukur jarak terbaik dari Access point ke

penerima untuk mengakses internet dengan sangat bagus. Hasil monitoring dari 16 titik lokasi

Access point dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Hasil pengukuran nilai SNR dengan aplikasi Wi-Fi SNR

Titik lokasi AP

Jenis AP Channel Signal To Noise Ratio

(dB) Jarak

(meter)

1 Indoor 6 8 - 38 < 10 m 2 Indoor 6 7 - 44 < 10 m 3 Indoor 6 9 - 48 < 10 m 4 outdoor 1 8 - 24 < 15 m 5 outdoor 6 9 - 34 < 30 m 6 outdoor 1 8 - 38 < 30 m 7 Indoor 11 7 - 44 < 10 m 8 Indoor 11 8 - 42 < 10 m 9 Indoor 11 8 - 44 < 10 m

10 Indoor 6 7 - 38 < 10 m 11 outdoor 6 7 - 41 < 30 m 12 outdoor 1 8 - 48 < 30 m 13 Indoor 11 9 - 44 < 10 m 14 Indoor 6 8 - 55 < 10 m 15 Indoor 11 7 - 38 < 15 m 16 outdoor 1 8 - 23 < 25 m

Page 18: Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received Signal … · 2019. 11. 13. · Teknologi wireless terus berkembang hingga saat ini. Generasi teknologi wireless yang dikembangkan

Pada Tabel 5 menunjukkan hasil pengukuran nilai SNR dari setiap Access point

memiliki perbedaan nilai SNR dan jarak yang diperoleh untuk mendapatkan kualitas signal

wireless yang terbaik ketika mengakses internet. Dari 16 titik lokasi access point yang

digunakan memiliki nilai SNR yang berbeda dan jarak untuk mengakses internet dengan baik

dan stabil berbeda, dikarenakan pada titik lokasi access point memiliki noise dari signal

wireless lain yang mengganggu signal yang diterima dan hambatan yang ada pada area

coverage access point. Perbedaan penggunaan jenis access point juga dapat mempengaruhi

jarak untuk memperoleh nilai SNR, dimana pada Tabel 5 menunjukkan penggunaan access

point indoor memiliki jarak terjauh kurang dari 15 meter dan penggunaan access point outdoor

memiliki jarak terjauh kurang dari 30 meter dikarenakan nilai SNR yang diperoleh semakin

menurun jika terdapat banyaknya pengaruh dari signal wireless lain yang saling bertumpukan

pada band frequence channel yang digunakan, seperti pada titik lokasi AP 1 diperoleh nilai

SNR sebesar 8 – 38 dB dengan jarak kurang dari 10 meter yang merupakan jarak terbaik untuk

mengakses internet dengan sangat baik, dikarenakan pada titik lokasi terjadi co-channel

interference seperti ditunjukkan pada Gambar 5 terjadi penumpukan pada frequency channel 6

yang digunakan, walaupun kualitas signal yang diterima sangat bagus namun pengaruh dari

signal wireless lain yang saling bertumpukan membuat pertukaran data yang dilakukan

terganggu dan menyebabkan nilai SNR yang diperoleh rendah hingga 8 dB pada jarak yang

sama yaitu kurang dari 10 meter, namun ketika jarak melebihi dari 10 meter maka signal

wireless yang diterima tidak stabil dan nilai SNR semakin kecil yang mengakibatkan

pertukaran data semakin lambat.

Gambar 5 Channel Graph titik lokasi AP 1

Page 19: Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received Signal … · 2019. 11. 13. · Teknologi wireless terus berkembang hingga saat ini. Generasi teknologi wireless yang dikembangkan

Pada gambar 6 di titik lokasi AP 2 diperoleh nilai 7 – 44 dB dengan jarak kurang dari

10 meter yang merupakan jarak terbaik untuk mengakses internet, dikarenakan pada titik lokasi

terjadi co-channel interference seperti ditunjukan pada Gambar 5 terjadi penumpukan yang

besar pada frequency channel 6 yang digunakan, kualitas signal yang diperoleh sangat

terpengaruhi oleh berbagai signal wirless lain yang membuat nilai SNR menurun hingga 7 dB

dengan jarak yang sama yaitu 10 meter, penggunaan frequency channel yang sama dengan titik

lokasi AP 1 juga membuat signal yang diperoleh saling mempengaruhi dan tidak memiliki

jarak/spasi antar frequency channel sehingga nilai SNR yang diperoleh semakin kecil yang

mengakibatkan pertukaran data yang dilakukan semakin menurun.

Gambar 6 Channel Graph titik lokasi AP 2

Pada titik lokasi AP 3 diperoleh nilai SNR 9 – 48 dB dengan jarak kurang dari 10 meter

yang merupakan jarak terbaik untuk mengakses internet dengan kualitas signal wireless yang

sangat baik, dikarenakan pada titik lokasi terjadi co-channel interference seperti yang

ditunjukkan pada Gambar 7 terjadinya penumpukan pada frequency channel 6 yang digunakan,

kualitas signal wireless yang diterima pada titik lokasi ini sangat terpengaruhi oleh signal

wireless yang membuat nilai SNR turun hingga 9 dB dengan jarak yang sama kurang dari 10

meter, hal ini dikarenakan pertukaran data terganggu oleh signal wireless lain dan frequency

channel yang digunakan sama dengan titik lokasi AP 2 saling berdekatan, sehingga

mempengaruhi signal wireless yang dipancarkan bertumpukan pada frequency channel yang

sama.

Page 20: Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received Signal … · 2019. 11. 13. · Teknologi wireless terus berkembang hingga saat ini. Generasi teknologi wireless yang dikembangkan

Gambar 7 Channel Graph titik lokasi AP 3

Titik lokasi access point ke-16 diperoleh nilai SNR 8 – 24 dB dengan jarak kurang dari

25 meter yang merupakan jarak terbaik untuk mengakses internet, dikarenakan pada titik lokasi

terjadi co-channel interference seperti ditunjukkan pada Gambar 8 terjadi penumpukan yang

sangat besar pada frequency channel 1 yang digunakan, sehingga mempengaruhi signal

wireless yang diterima dan nilai SNR yang rendah dengan jarak yang semakin pendek dari

pancaran signal access point yang sebenarnya, pada titik lokasi access point ini pertukaran data

sangat lambat walaupun signal wireless yang diterima pada kategori yang bagus berbeda

dengan titik lokasi access point lainnya.

Gambar 8 Channel Graph titik lokasi AP 16

Page 21: Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received Signal … · 2019. 11. 13. · Teknologi wireless terus berkembang hingga saat ini. Generasi teknologi wireless yang dikembangkan

Sedangkan pada titik lokasi access point lain terjadi juga co-channel interference ketika

aktifitas mahasiswa sedang ramai menggunakan wireless pada titik lokasi access point.

Penumpukan signal wireless dapat menjadi lebih besar pada tiap access point dikarenakan

adanya hotspot pribadi dari smartphone mahasiswa yang membuat signal yang diterima

terpengaruhi oleh perangkat pengguna yang lainnya dan nilai SNR semakin kecil yang

membuat pertukaran data semakin menurun. Dari hasil pengukuran nilai SNR dan dampak Co-

channel interference pada setiap access point memberikan pengaruh pada signal strength yang

diterima sehingaa penurunan nilai RSSI pada jarak tertentu yang memiliki kualitas signal

wireless yang sama.

5. Simpulan

Berdasarkan pengukuran dan monitoring terhadap 16 titik lokasi access point yang

dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan aplikasi WiFi Analyzer

diperoleh nilai RSSI dari Access point pada area di Universitas Kristen Satya Wacana memiliki

kualitas signal wireless yang sangat bagus sesuai standar TIPHON yaitu lebih dari -70 dBm,

namun signal wireless yang dipancarkan memiliki hambatan dan noise dari signal lainnya yang

mengakibatkan jarak signal yang dipancarkan semakin menurun untuk mendapatkan kualitas

signal yang sangat baik dan dengan aplikasi Wifi SNR diperoleh jarak untuk mengakses internet

semakin pendek dikarenakan memiliki hambatan dan noise dari signal lain pada area titik

lokasi access point. Perbedaan kondisi lokasi dan hambatan seperti tembok, pepohonan,

penumpukan signal wireless dan lainnya yang ada pada area Universitas Kristen Satya wacana

mengakibatkan access point sulit memancarkan signal wireless dengan kualitas Signal

Strength yang baik dan stabil, sehingga terjadinya perbedaan jarak pancaran signal wireless

yang mempengaruhi kualitas Signal Strength wireless pada penerima. Pada setiap access point

di Universitas Kristen Satya Wacana terjadi Co-Channel Interference yang sangat

mempengaruhi kualitas signal wireless yang diterima, sehingga terjadi penurunan nilai SNR

yang menggangu pertukaran data antara access point dengan penerima pada area titik lokasi

access point.

6. Saran

Penempatan Access point outdoor perlu ditambahkan pada area yang masih memiliki

kualitas signal lemah seperti area timur BU-UKSW, halaman depan gedung E dan halaman

belakang gedung F agar signal wireless dapat di jangkau ke seluruh area kampus UKSW. Saran

Page 22: Analisis Kualitas Signal Wireless Berdasarkan Received Signal … · 2019. 11. 13. · Teknologi wireless terus berkembang hingga saat ini. Generasi teknologi wireless yang dikembangkan

untuk peneliti selanjutnya melakukan perhitungan dan pengujian kualitas signal wireless

dengan memperhatikan area coverage dan tinggi Access point yang ada pada area Universitas

Kristen Satya Wacana.

7. Daftar Pustaka

[1] Puspitasari, N.F. 2014.Analisis Rssi (Receive Sinyal Strength Indicator) Terhadap

Ketinggian Perangkat Wi-Fi Di Lingkungan Indoor. Jurnal Ilmiah Dasi Vol. 15 No. 04.

ISSN: 1411-3201. STMIK AMIKOM. Yogyakarta.

[2] Garnis, A. Surorso. Soim, S. 2017.Pengkajian Kualitas Sinyal Dan Posisi Wifi Access point

Dengan Metode Rssi Di Gedung Kpa Politeknik Negeri Sriwijaya. Teknik Elektro. Politeknik

Negeri Sriwijaya.

[3] Cahyaningtyas, W. Sulistyo, W. 2017. Analisis Radio Frequency Channel Wireless Fidelity

(WiFi) pada Performa Jaringan WiFi FTI UKSW (Studi Kasus WiFi FTI UKSW). Teknik

Informatika. Fakultas Teknologi Informasi. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga.

[4] Arief, M.F. 2007. Teknologi Jaringan Tanpa Kabel (Wireless). SNT, ISSN : 1978 – 9777.

Stmik Amikom. Yogyakarta.

[5] Afdha., Elizar. (2014). IEEE 802.11ac sebagai Standar Pertama untuk Gigabit Wireless

LAN. Jurnal Rekayasa Elektika Vol. 11, No. 1. Fakultas Teknik. Universitas Syiah Kuala.

Banda Aceh.

[6] Adiati, R.F., Kusumawardhani, A., Setijono, H. 2017. Analisis Parameter Signal to Noise

Ratio dan Bit Error Rate dalam Backbone Komunikasi Fiber Optik Segmen Lamongan-

Kebalen. Jurnal Teknik ITS Vol. 6, No. 2. Departemen Teknik Fisika. Fakultas Teknologi

Industri. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.

[7] Arnomo, S.A. 2014. Analisis Quality Of Signal Wifi (Qsw) Pada Jaringan Hotspot Rt/Rw

Berdasarkan Jenis Halangan Dan Lokasi. Program Studi Sistem Informasi. Universitas Putera

Batam. Batam.

[8] Ardyatamam H.B., Sulistyo, W. 2017. Analisis Pengaruh Fresnel Zone Dan Interferensi

Co-Channel Dengan Parameter QOS Dan RMA Pada Jaringan Wireless LAN Di SMK

Telekomunikasi Tunas Harapan. Program Studi Teknik Informatika. Fakultas Teknologi

Informasi. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga. Jawa Tengah.