Analisis kritis artikel

19
Analisis Kritis Artikel NUR ISMIRAWATI Pascasarjana Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang 2014 M.K : Seminar Kajian

Transcript of Analisis kritis artikel

Page 1: Analisis kritis artikel

Analisis Kritis Artikel

NUR ISMIRAWATI

Pascasarjana Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang

2014

M.K : Seminar Kajian

Page 2: Analisis kritis artikel

Antis 1

Antis 2

Antis 3

Analisis kritisPengembangan Pembelajaran Biologi

Dengan Menggunakan Modul Berorientasi Siklus Belajar Dan

Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Siswa Di SMA . ISSN 0215 – 8250.

No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

A Field Guide to Constructivism in the College Science

Classroom: Four Essential Criteria and a Guide to Their Usage. Bioscene: Journal of

College Biology Teaching. v38 n2 p31-35 Dec 2012. Secondary School Teachers’

Perceptions of a Biology Constructivist Learning

Environment in Gem District, Kenya. P-ISSN 0976-4089; E-ISSN

2277-1557 IJERT: Volume 4 [2] June 2013: 01 – 06.

Page 3: Analisis kritis artikel

Untuk mengetahui bagimana prestasi hasil belajar siswa

dengan menggunakan pendekatan pembelajaran konstruktivis yang berorientasi pada siklus belajar pada pembelajaran Biologi siswa SMA.

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penelitian tentang presepsi guru sekolah menengah terhadap lingkungan pembelajaran konstruktivis Biologi di daerah kecil di Kenya.

Tujuan utama adalah untuk memberikan teori penelitian yang berbasis keriteria penting dari konstruktivisme dengan cara yang dapat digunakan dalam kelas biologi. Dengan harapan dapat diterapkan untuk Universitas Pendidikan Biologi dan praktisi pendidikan konstruktivisme dalam kegiatan pendidikan.

Tujuan penulisan

Page 4: Analisis kritis artikel

Citrawathi, Desak, Made. 2006.

Pengembangan Pembelajaran Biologi Dengan Menggunakan Modul Berorientasi Siklus Belajar Dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Siswa Di SMA. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja ISSN 0215 – 8250. No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

Artikel 1

Page 5: Analisis kritis artikel

Hasil belajar siswa belum optimal model

pembelajaran yang dianut para guru didasarkan pada asumsi tersembunyi bahwa “pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa”.

Secara alamiah siswa datang ke sekolah dengan membawa pengalaman/fenomena dari alam sekitar menafsirkan berdasarkan domain kognitif.

Siswa terkadang memiliki miskonsepsi terhadap ilmu pengetahuan perlu menghapus miskonsepsi = prestasi belajar meningkat (waras, 197).

Fakta unik:

Page 6: Analisis kritis artikel

Menurut pandangan kontruktivisme Struktur

kognitif itu “priorknowledge. guru harus menginventarisir dan

mengidentifikasi konsepsi siswa, kemudian merencanakan suatu strategi “conceptual change” yang tepat dalam rangka mengkonstruksi pengetahuan siswa menjadi pengetahuan ilmiah.

Page 7: Analisis kritis artikel

Strategi pembelajaran yang direncanakan adalah

yang memberi kesempatan kepada siswa untuk memeriksa tepat tidaknya konsepsi mereka melalui argumentasi dan refleksi mengenai alasan-alasannya.

Konsep siswa diperoleh melalui diskusi dan argumentasi mengenai konsep yang berasal dari siswa lain. Salah satu strategi yang digunakan adalah siklus belajar.

Siklus belajar memiliki tiga tahapan yaitu eksplorasi, pengenalan istilah, dan penerapan atau aplikasi konsep (Lowson 1988).

Page 8: Analisis kritis artikel

R. Todd Hartle, Sandhya Baviskar, and

Rosemary Smith. A Field Guide to Constructivism in the College Science Classroom: Four Essential Criteria and a Guide to Their Usage. Bioscene: Journal of College Biology Teaching, v38 n2 p31-35 Dec 2012.

Artikel 2

Page 9: Analisis kritis artikel

Konsturktivisme merupakan salah satu hal yang penting dalam teori pembelajaran saat ini. Ini adalah dasar dari metode pembelajaran inkuiri.

Konstruktivsime juga digunakan sebagai kerangka teoritis dari beberapa penelitian dalam studi Biology

Konstruktivisme adalah teori belajar student center Ada 4 kriteria penting untuk mengidentifikasi dan

menilai konsturktivisme adalah sebagai berikut: 1) memunculkan pengetahuan sebelumnya, 2) menicptakan disonansi kognitif, 3) menerapkan pengetahuan baru dengan feadback, dan 4) metakognis (refleksi diri)

fakta-fakta unik

Page 10: Analisis kritis artikel

Ongowo. O. RICHARD. 2013. Secondary School

Teachers’ Perceptions of a Biology Constructivist Learning Environment in Gem District, Kenya. International Journal of Educational Research and Technology. P-ISSN 0976-4089; E-ISSN 2277-1557 IJERT: Volume 4 [2] June 2013: 01 – 06.

Artikel 3

Page 11: Analisis kritis artikel

Guru memegang peranan penting terhadap kualitas

pengajaran dan pembelajaran di dalam kelas. Aubusson and Watson (2003).

Penelitian serupa yang dilakukan oleh Pekel demir and Yildiz (2006) mengatakan bahwa guru penting untuk mempersiapkan pembelajaran, kebiaasaan atau fasilitas belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh adeyemo (2011) mengatakan bahwa presepsi mengajar guru untuk sebagian besar menentukan tingkat pemahaman yang dicapai oleh anak didiknya pada saat yang sama, presepsi guru adalah input pendidikan yang paling penting memprediksi prestasi siswa.

Fakta-fakta Unik

Page 12: Analisis kritis artikel

Lingkungan belajar konstruktivistik memainkan peran

yang penting dalam pembelajaran bermakna, memungkinkan siswa untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, berfikir kreatif dan keterampilan berfikir kritis.

Menurut Akinbobola dan afolabi (2010) lingkungan pembelajaran konstruktivsitik guru memiliki peran untuk melayani sebagai fasilitator dalam pembelajaran.

Guru memberikan pengalaman kepada siswa yang memungkinkan mereka untuk menggunakan keterampilan proses sains.

Page 13: Analisis kritis artikel

Pintrich, mary, and Boyle (1993) beranggapan bahwa

konstruktivsitik memegang peranan dalam kelas dan didefinisikan oleh enam struktur sebagai berikut: struktur tugas, struktur otoritas, evaluasi, pengelolaan kelas,model pembelajaran dan scaffolding.

Pendekatan ini menunjukkan bahwa sebelum siswa membangun ide baru dan konsep baru,siswa terlebih dahulu menggunakan pengetahuan mereka setelah proses “balancing mental” tidak menggunakan informasi dari guru mereka (Ben-Ari, 2001; Hsu, 2004).

Page 14: Analisis kritis artikel

Bagaimana ketersediaan penelitian pendukung yang menyatakan

bahwa dengan menggunakan modul yang beorientasi pada siklus belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

Mengapa yang dikembangkan adalah bahan ajar, mengapa tidak dengan perangkat pembelajaran?

Bagaimanakah mengukur pembelajaran dengan menggunakan konstruktivis yang sesuai dengan konsep utama dalam pembelajaran konstrutivis (tidak berlebihan dan tidak kekurangan)?

Mengaktifkan siswa dalam sebuah kerja kelompok atau diskusi, bukanlah kegaitan yang mudah, karena keterlibatan siswa harus betul-betul disamakan, sehingga terjadi interkasi yang baik. Apakah terdapat kiat-kiat tersendiri dalam menyelsaian permasalahan tersebut?

Pertanyaan yang dimunculkan

Page 15: Analisis kritis artikel

Apakah peneliti memperhitungkan latar

belakang pendidikan guru dan lama masa bakti (pengalaman mengajar)?

Bagaimana gambaran kondisi sekolah yang dipilih sebagai sampel penelitian?

Page 16: Analisis kritis artikel

Prestasi belajar yang baik diasumsikan karena konsep yang di

miliki siswa adalah dengan pendekatan konstruktivis melalui modul pembelajaran yang berbasis siklus belajar, dimana siswa dapat dengan mudah mempelajari konsep dan siswa termotivasi.

Motivasi yang dimiliki siswa bersumber dari pengetahuan awal siswa yang kemudian mereka komunikasikan kepada teman-teman mereka untuk mendaptkan umpan balik dari apa yang telah mereka pahami sebelumnya.

Model pembelajan yang berorinetasi pada siklus belajar telah menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan mereka lebih mandiri dalam belajar.

Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator dan pengarah dalam pembelajaran, sehingga keberadaan guru tetapi menjadi faktor terpenting dalam keberhasilan pembelajaran.

Konsep utama

Page 17: Analisis kritis artikel

Model pembelajaran Inkuiri basicnya pada konstruktivis. Pembelajaran konstruktivistik mengarahkan siswa bagaimana

mengkonstruk pengetahuan siswa yang sebelumnya telah mereka miliki, sehingga active learning dapat tercapai dan kondisi pembelajaran tidak lagi menjadi teacher center.

Pembelajaran konstruktivistik tidak harus dilakukan di dalam kelas, di luar kelas dapat dilaksanakan.

Guru merangsang pengetahuan siswa melalui permasalahan yang ditemukan oleh siswa sendiri dan guru mengarahkannya untuk menyelesaikan masalah tersebut baik secara sendiri ataupun dengan diskusi kelompok. Hasil yang didapatkan menjadi pengetahuan dan ide-ide baru dari siswa dan guru membantu memberikan penyelesaian atau pencerahan terhadap jawaban yang telah dibuat oleh siswa. (pembelajaran bermakna).

 

Page 18: Analisis kritis artikel

Seperti apakah pembelajaran yang berbasis

konstruktivistik yang akan saya ajarkan pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas?

Pendekatan konstruktivistik mendukung pembelajaran yang berpusat pada siswa,

Kegiatan yang dilakukan untuk mengkonstruk pemahaman siswa yang sebulmnya telah ada dapat dilakukan dengan cara prsentasi dan diskusi kelompok, kesimpulan yang mereka dapatkan dapat dijadikan sebagai kesimpulan sementara mereka dan guru yang bertindak sebagai fasilitator untuk memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang telah mereka buat.

Refleksi diri

Page 19: Analisis kritis artikel

Terima kasih