ANALISIS KINERJA MELAKSANAKAN PENCEGAHANINFEKSI DI ...

3
ANALISIS KINERJA BID AN DALAMMELAKSANAKAN PENCEGAHAN INFEKSIPADAPERTOLONGAN PERSALINAN DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KOTA PAD ANG TAHUN 2005 Mohanis,* Ulvi Mariati,* Iatmi Arma,* Hendri Btudi* ABSTRACT In Padang 2004, there were 10 maiernal death from 13.923 lifebirth, and 30% were attended by midwife. Infection was 10% as a cause of all maternal death. It can be concluded that infection was one of the maternal death causes due to inadequate on doing infection prevention on delivery. Infection prevention is one of the "Five red yarn" that has be taken in giving safe and clean delivery services. Present of puerpural infection was an indicator on quality obstetric services that given by midwife on delivery process and also an indicator on midwifes quality services. It is a descriptive analytic research with cross sectional design. Popidasi included all private practice widwife in Padang (n~300). Sample was taken by proportional random sampling (81 sample). Data were collected from November 1" till December 31s' using questionare and observation. There were no significant relationship on ages and periode of practice with midwife quality services, but there were significant relationship on educational grade and training with midwife quality services. ARTIKEL PENELITIAN LATARBELAKANG Salah satu alat untuk menilai keberhasilan pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan suatu negara adalah dengan melihat perkembangan angka kematian dari tahun ke tahun, termasuk diantaranya Angka Kematian Ibu(AKI). AKI menunjukkan proporsi kematian ibu dalam kehamilan, persalinan dan nifas. (1) Winkjosastro dalam Sarwono (2001) menyatakan bahwa kematian ibu yang terbanyak disebabkan oleh perdarahan (34,3%), toksemia gravidarum (23,7%) dan infeksi (10,5%). (2) Walaupun angka kejadian infeksi relatifkecil, infeksi dalam kehamilan, persalinan dan nifas mempunyai dampak besar terhadap kesehatan ibu. Depkes RI (2002) menyatakan bahwa penyebab infeksi terbanyak pada ibu adalah perawatan kehamilan yang kurang baik, pertolongan persalinan oleh dukun, demam pasca nifas yang tidak terdeteksi dan pertolongan persalinan oleh bidan yang kurang bersih. (3) Data Dinas Kesehatan Sumatera Barat menunjukkan bahwaAKI Sumatera Barat berkisar 3 1 0 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002 dan menurun menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2003 . Penyebab kematian terbanyak adalah perdarahan (30,1%) dan infeksi postpartum (2 1,3%) dengan angka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai 75,49% dari 98.760 persalinan pada tahun 2003 (4). Data Dinas Kesehatan Kota Padang menunjukkan bahwa kematian maternal di kota Padang pada tahun 2003 tercatat 5 orang dari 13.307 kelahiran hidup dan meningkat menjadi lOkasus dari 13.923 kelahiran hidup pada tahun 2004. Angka pertolongan persalinan dengan tenaga kesehatan pada tahun 2003 berkisar 90,81% dari 15.968 persalinan dan * Politeknik Kesehatan Padang Depkes RI meningkat menjadi 99,39% dari 14.013 persalinan. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan (30%), eklampsia (30%), infeksi (10%) dan lain-lain (30%).(5) Pencegahan infeksi adalah salah satu dari lima benang merah yang harus diperhatikan oleh bidan dalam memberikan asuhan persalinan yang aman dan bersih.(6) BPS (Bidan Praktek Swasta) merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan yang banyak berperan dalam memberikan asuhan pertolongan persalinan sehingga BPS sangat diharapkan dapat memberikan pelayanan sesuai dengan Standar Pelayanan Kebidanan, termasuk diantaranya menerapkan prinsip-prinsip pencegahan infeksi dalam pertolongan persalinan. (3) Pada tahun 1996 sampai dengan tahun 2002 telah diadakan pelatihan pencegahan infeksi, terutama dalam menolong persalinan, di seluruh Indonesia. Tujuannya adalah agar bidan dapat melakukan pertolongan persalinan dengan melaksanakan tindakan pencegahan infeksi yang murah, mudah serta sesuai dengan standar dan keadaan lapangan di Indonesia.(7) Pelatihan ini juga telah dilaksanakan di kota Padang sejak tahun 1 998. Data Dinas Kesehatan Kota Padang menunjukkan bahwa dari 300 BPS yang ada, 78 BPS belum mendapatkan pelatihan pencegahan infeksi. 40% dari BPS yang belum pelatihan kemudian diketahui telah mengikuti pendidikan Dili Kebidanan dan sudah mendapatkan materi pencegahan infeksi dalam persalinan. Namun sampai saat ini, evaluasi terhadap pelaksanaan hasil pelatihan dan materi pendidikan yang didapatkan BPS belum pernah dilakukan. Terjadinya infeksi nifas merupakan indikator kualitas asuhan kebidanan yang diberikan bidan dalam masa persalinan dan menunjukkan kinerja bidan tersebut dalam melaksanakan tindakan pencegahan infeksi selama proses persalinan. Robbins (1996) memberikan pengertian 10

Transcript of ANALISIS KINERJA MELAKSANAKAN PENCEGAHANINFEKSI DI ...

Page 1: ANALISIS KINERJA MELAKSANAKAN PENCEGAHANINFEKSI DI ...

ANALISIS KINERJABIDANDALAMMELAKSANAKANPENCEGAHANINFEKSIPADAPERTOLONGANPERSALINANDI

BIDANPRAKTEKSWASTA(BPS) KOTAPADANGTAHUN2005

Mohanis,* UlviMariati,*IatmiArma,* HendriBtudi*

ABSTRACT

In Padang2004, there were 10 maiernal deathfrom 13.923 lifebirth, and 30% were attended by midwife. Infection was10% as a cause of all maternal death. It can be concluded that infection was one of the maternal death causes due toinadequate on doing infectionprevention on delivery. Infectionprevention is one ofthe "Five redyarn" that has be takenin giving safe and clean delivery services. Present ofpuerpural infection was an indicator on quality obstetric servicesthat given by midwife on delivery process and also an indicator on midwifes quality services. It is a descriptive analyticresearch with cross sectional design. Popidasi included all private practice widwife in Padang (n~300). Sample wastaken by proportional random sampling (81 sample). Data were collectedfrom November 1" till December 31s' usingquestionare and observation. There were no significant relationship on ages andperiode ofpractice with midwifequality services, but there were significant relationship on educationalgrade and training with midwife quality services.

ARTIKEL PENELITIAN

LATARBELAKANGSalah satu alat untuk menilai keberhasilan

pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan suatunegara adalah dengan melihat perkembangan angkakematiandari tahun ketahun, termasuk diantaranyaAngkaKematianIbu(AKI).AKImenunjukkanproporsikematianibudalamkehamilan,persalinandannifas. (1)Winkjosastrodalam Sarwono (2001) menyatakan bahwa kematian ibuyang terbanyak disebabkan oleh perdarahan (34,3%),toksemia gravidarum (23,7%) dan infeksi (10,5%). (2)Walaupun angkakejadian infeksirelatifkecil, infeksidalamkehamilan,persalinan dannifas mempunyai dampak besarterhadap kesehatan ibu. Depkes RI (2002) menyatakanbahwa penyebab infeksi terbanyak pada ibu adalahperawatan kehamilan yang kurang baik, pertolonganpersalinan oleh dukun, demam pasca nifas yang tidakterdeteksi dan pertolongan persalinan oleh bidan yangkurangbersih. (3)

Data Dinas Kesehatan Sumatera BaratmenunjukkanbahwaAKI Sumatera Barat berkisar 3 10 per100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002 dan menurunmenjadi306 per 100.000kelahiranhidup padatahun2003.Penyebab kematian terbanyak adalah perdarahan(30,1%)dan infeksipostpartum(21,3%) dengan angka pertolonganpersalinan oleh tenaga kesehatan mencapai 75,49% dari98.760 persalinan pada tahun 2003 (4). Data DinasKesehatan Kota Padang menunjukkan bahwa kematianmaternal di kota Padangpada tahun 2003 tercatat 5 orangdari 13.307kelahiranhidup dan meningkatmenjadi lOkasusdari 13.923 kelahiran hidup pada tahun 2004. Angkapertolongan persalinan dengan tenaga kesehatan padatahun 2003 berkisar 90,81% dari 15.968 persalinan dan

* Politeknik Kesehatan Padang Depkes RI

meningkatmenjadi 99,39%dari 14.013persalinan.Penyebabkematian ibuadalah perdarahan (30%), eklampsia (30%),infeksi(10%) dan lain-lain (30%).(5)

Pencegahan infeksi adalah salah satu dari limabenang merah yang harus diperhatikan oleh bidan dalammemberikan asuhan persalinan yang aman dan bersih.(6)BPS (Bidan Praktek Swasta) merupakan salah satu unitpelayanan kesehatan yang banyak berperan dalammemberikanasuhan pertolonganpersalinansehingga BPSsangat diharapkan dapat memberikan pelayanan sesuaidengan Standar Pelayanan Kebidanan, termasukdiantaranya menerapkan prinsip-prinsip pencegahaninfeksidalampertolonganpersalinan.(3)

Pada tahun 1996sampai dengan tahun2002 telahdiadakan pelatihan pencegahan infeksi, terutama dalammenolong persalinan, di seluruh Indonesia. Tujuannyaadalah agar bidandapat melakukanpertolonganpersalinandengan melaksanakan tindakan pencegahan infeksi yangmurah, mudah serta sesuai dengan standar dan keadaanlapangan di Indonesia.(7) Pelatihan ini juga telahdilaksanakan dikotaPadangsejak tahun 1998. DataDinasKesehatanKotaPadangmenunjukkanbahwadari 300 BPSyang ada, 78 BPS belum mendapatkan pelatihanpencegahan infeksi. 40% dari BPS yang belum pelatihankemudian diketahui telah mengikuti pendidikan DiliKebidanan dan sudah mendapatkan materi pencegahaninfeksi dalam persalinan. Namunsampai saat ini,evaluasiterhadap pelaksanaanhasilpelatihandan materipendidikanyang didapatkan BPS belum pernah dilakukan.

Terjadinya infeksi nifas merupakan indikatorkualitas asuhan kebidanan yang diberikan bidan dalammasa persalinan dan menunjukkan kinerja bidan tersebutdalam melaksanakan tindakan pencegahan infeksi selamaproses persalinan. Robbins (1996) memberikanpengertian

10

Page 2: ANALISIS KINERJA MELAKSANAKAN PENCEGAHANINFEKSI DI ...

Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2008 - Maret 2009, Vol. 3, No. 1

kinerja {performance) sebagai produk yang dihasilkansetelah melakukan suatu pekerjaan dengan baik. Olehkarena itu, kinerja menjadi sangat penting dalamkeberhasilanpencapaian tujuan. (8)

Menurut Gibson dalam Ilyas (1999), kinerja atauperilaku kerja seseorang dipengaruhi oleh tiga variabelyaitu variabel individu, variabel organisasi dan variabelpsikologi. Variabel individu dikelompokkan menjadi subvariabel kemampuandanketerampilan, latar belakang dandemografis. Variabel psikologi terdiri dari sub variabelsikap,kepribadian,belajar dan motivasi, sedangkan variabeldemografis mempunyaiefek tidak langsungpadaperilaku.Dengan demikian ada beberapa faktor yang dapatberhubungan dengan kinerja bidan dalam melaksanakanpencegahan infeksi dalam pertolonganpersalinan.(8)

METODEJenis penelitian yang dilaksanakan adalah

penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional(potong lintang) yang mengumpulkan variabel dependendan independen pada masa yang bersamaan tanpa masapengamatan.Penelitiandilakukanuntukmengetahuifaktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bidan dalammelaksanakan pencegahan infeksi pada pertolonganpersalinan di BPS kota Padang. Lokasi penelitian adalahBidanPraktek Swasta (BPS)yang ada diPadang. Populasipenelitian adalah semua bidan yang tercatat sebagai BPSyang melaksanakan pelayanan kebidanan di kota Padangsebanyak 300 BPS. Jumlah sampel yang digunakandalampenelitian ini sebanyak 81 BPS yang diambil denganmenggunakanteknikproportionalrandomsampling. Datapenelitiandiperoleh melaluipengisianpedoman observasidan kuesioner yang berisikan pernyataan tentang tingkatpendidikan, lamabekerja,umur dan pelatihanyang pernahdiadapatkan bidan. Data yang dikumpulkan akan diolahsecara komputerisasi dan dianalisa dalam 2 tahap yaituanalisa univariat dan analisa bivariat (Chi-square).

HASILPenelitianinimenemukanbahwalebihdari separuh

BPS (69,1%) mempunyai kinerja yang baik dalammelaksanakan pencegahan infeksi pada pertolonganpersalinan(Tabel 1).

Tabel 1.DistribusiRespondenmenurutKinerja

Kinerja n %KurangbaikBaik

2556

30,969,1

Jumlah 81 100

DistribusiBPS menurutumur, tingkat pendidikan,lamakerjadanpelatihanyangpernahdiikutimemperlihatkanbahwa sebagian besar BPS berada dalam kelompok umurmuda(71,6%),mempunyai tingkat pendidikantinggi (DIIIKebidanan) (55,6%), sudah lama bekerja sebagai bidan(92,6%) dan lengkap mendapatkan pelatihan tentangpencegahan infeksi pada pertolongan persalinan (Tabel2).

Tabel2.DistribusiRespondenmenurutKarakteristikResponden

Karakteristik Kategori n %Responden

Umur Muda (ÿ50 tahun) 58 71,6Tua (> 50 tahun) 23 28,4

Tingkat Pendidikan Rendah (DIKebidanan) 36 44,4Tinggi (D IIIKebidanan) 45 55,6

Lama Bekeija Baru(< 5 tahun) 6 7,4Lama (> 5 tahun) 75 92,6

Pelatihan Tidak Lengkap 10 12,3Lengkap 71 87,7

Hasil analisa bivariat dengan menggunakan Chi-square memperlihatkan bahwa dari 4 variabel dependenyang diteliti, ada 2 variabelyang tidak berhubungandengankinerjabidanyaituumur (p-value 0,455) dan lamakerja (p-value 0,660) (Tabel 3).

Tabel 3 .Analisa Bivariat Faktor-Faktor yangMempengaruhiKinerjaBidandalam MelaksanakanPencegahan Infeksi pada Pertolongan Persalinan

Kinerja BidanVariabel Kurang Baik Baik p-va!ue

n % n %Umur

Muda (ÿ50 tahun) 16 27,6 42 72,4 0,455Tua (> 50 tahun) 9 39,1 14 60,9

Tingkat PendidikanRendah 16 44,4 20 55,6 0,018(DIKebidanan)

Tinggi 9 20,0 36 80,0(D IIIKebidanan)

Lama KerjaBaru(< 5 tahun) 1 16,6 5 83,4 0,660Lama((> 5 tahun) 24 32,0 51 68,0

PelatihanKurang lengkap 7 70,0 3 30,0 0,013Lengkap 18 25,3 53 74,7

PEMBAHASANKinerjaadalah suatuhasilyang dicapai seseorang

ataukelompok dalam organisasi sesuai dengan wewenangdan tanggung jawab masing-masing dalam rangkamenvapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidakmelanggar hukum dan sesuai denganmoral etik.(8) Setiapbidan yang memberikan asuhan persalinan diharapkanmemenuhi kompetensi Bidan Indonesia yang ke-4 padaasuhan selama persalinandankelahiranyaitu memberikanasuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadapkebudayaan setempat selama persalinan,memimpinsuatupersalinan yang bersih dan aman, menangani situasikegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkankesehatanwanita dan bayinyayang baru lahir. Pencegahaninfeksimerupakansalah satu dari limabenangmerahyangharus diperhatikan bidan agar dapat memimpin suatupersalinan yang bersih dan aman.

Hasil penelitian menunjukkan 69,1% respondentelah mempunyai kinerja yang baik dalam melaksanakanpencegahan infeksi pada pertolongan persalinan. Kinerjabidan yang baik ini sangatlah diharapkan karena bidansebagai BPS banyak berperan dalam memberikan asuhan

11

Page 3: ANALISIS KINERJA MELAKSANAKAN PENCEGAHANINFEKSI DI ...

Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2008 - Maret 2009, Vol. 3, No. 1

kebidanan yang aman dan bersih. Hasil penelitian jugamenunjukkanbahwa 30,9% respondenmasih mempunyaikinerjayang kurangbaik dalam melaksanakanpencegahaninfeksipadapertolonganpersalinan.Hal initentu saja akandapat menyebabkan terjadinya infeksi nifas. Sarwono(2001) menyatakan bahwa infeksi nifas merupakan salahsatukomplikasiobstetriyang dapat menyebabkankematianmaternal. Infeksidapat terjadi padapertolonganpersalinanyang tidak mengidahkan syarat-syarat asepsis antisepsis,partus lama, ketuban pecah dini dan sebagainya. Olehkarena itu, kinerja bidanyang masihkurang baik iniperluditingkatkan melalui upayapeningkatan faktor-faktor yangmempengaruhikinerjabidan itusendiri, seperti umur, lamabekerja, tingkat pendidikan dan pelatihan pencegahaninfeksi.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan databahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antaraumur dan lamabekerjadengankinerjabidan(p-value 0,455dan0,660). Tidak adanyahubunganumur dan lamabekerjadapat disebabkan karena faktor ini tidak berpengaruhsecara langsung terhadap kinerja bidan dan adanya faktorlainyang dapat mempengaruhi kinerjabidanyaitu adanyakontroldan supervisibaik dari IkatanBidanIndonesia(IBI)dan Dinas KesehatanKotaPadang, tingkat pendidikandanlengkap tidaknya pelatihan yang pernah diikuti bidantentang pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan.Hasil penelitian memperlihatkan bahwa variabel tingkatpendidikan (p-value 0,018) dan pelatihan (p-value 0,013)mempunyai hubungan yang bermakna dengan kinerjabidan. Responden yang berumur muda dan baru bekerjasebagai bidanumumnya sudah mengikutipendidikanDIIIKebidanan dan sudah banyak mendapatkan materi sertaketerampilan tentang pencegahan infeksi dalampelaksanaanpertolonganpersalinan.Notoatmodjo (2003)menyatakan bahwa pengetahuan diperoleh daripendidikan,pengalamansendirimaupunpengalamanoranglain, media massa maupun lingkungan. Pengetahuan ataukognitif merupakan domain yang sangat penting untukterbentuknya perilaku seseorang. Perilaku yang didasaripengetahuan yang baik akan berlangsung lama dansebaliknya.

Adanya pengetahuan bidan tentang pencegahaninfeksi pada pertolongan persalinan, baik yang diperolehdari pendidikan D III Kebidanan maupun pelatihan,diharapkan dapat meningkatkan kemampuan danketerampilannya dalam melaksanakan persalinan yangaman dan bersih. Hal ini sesuai dengan pendapat Gibsondalam Ilyas (1999) bahwa sub variabel kemampuan danketerampilanmerupakan faktor utamayang mempengaruhiperilakudankinerja individu.

KESIMPULANAda hubungan antara tingkat pendidikan dan

pelatihan BPS dengan kinerja bidan dalam melaksanakanpencegahan infeksi pada pertolongan persalinan.Pengetahuanbidantentang pencegahan infeksi merupakan

faktor utamayang mempengaruhi perilakudankinerjanyadalam memberikan asuhan persalinan yang aman danbersih, termasuk dalam melakukan tindakan pencegahaninfeksi.

SARAN1. Perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kinerja

bidan yang belum mempunyai kinerja yang baik, baikmelaluipelatihan-pelatihantentang pencegahan infeksimaupun dengan mendorong bidan D I untukmelanjutkanpendidikannyakejenjang yang lebihtinggiyaitu DIIIKebidanan.

2. Periuditeliti faktor-faktor lainnyayang mempengaruhikinerja bidan di BPS kota Padang sesuai dengan teoriyang dikemukakan oleh Gibson.

3. Adanya aturan, kontrol dan supervisi yang baik dariIBIdanDKKterhadap kinerja BPS dalammemberikanasuhan persalinan dan mendapatkan izin praktek dimasa yang akan datang.

DAFTARPUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI, 2000. Profil KesehatanIndonesia tahun 2000. Depkes RI, Jakarta.

2. Sarwono, 2001.Pelayanan KesehatanMaternaldanNeonatal.YBPSP, Jakarta.

3. Departemen Kesehatan RI, 2002. Buku AcuanPelatihan Asuhan Persalinan Normal. Depkes RI,Jakarta.

4. Dinas Kesehatan Sumatera Barat, 2004. ProfilKesehatan Sumatera Barat 2004. Dinkes Sumbar,Padang.

5. DinasKesehatanKotaPadang,2004.ProfilKesehatanKota Padang2004. DKK, Padang.

6. YBPSP, JNPKKR/POGI &JHPIEGO, 2004. PanduanPencegahanInfeksi. Jakarta.

7. PDIBISumateraBarat,2001.8. Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Pendidikan dan

PerilakuKesehatan. Jakarta, PT. RinekaCipta.

12