ANALISIS KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) MINA TELUK ...digilib.unila.ac.id/51392/3/SKRIPSI TANPA...
Transcript of ANALISIS KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) MINA TELUK ...digilib.unila.ac.id/51392/3/SKRIPSI TANPA...
ANALISIS KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) MINA TELUK
SEMANGKA KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG
BERDASARKAN PENDEKATAN TRIPARTITE
(Skripsi)
Oleh
DITA NASTITI SAPUTRI
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE PERFORMANCE OF KUD MINA TELUK
SEMANGKA IN TANGGAMUS DISTRICT LAMPUNG PROVINCE
BASED ON TRIPARTITE APPROACH
By
Dita Nastiti Saputri
This research aims to analyze cooperative’s performance as business entities,
cooperative’s contribution towards development, the economic advantage of
cooperative for members, and the non economic advantages (satisfaction) of
cooperative for members. This research is taken at KUD Mina Teluk Semangka
in Tanggamus District, Lampung Province which has been chosen purposively
and uses a case study method. Total respondents are 51 members of the
cooperative taken by using simple random sampling the members consist of
fishermen, fish trader and fish processor. Data are analyzed by using quantitave
descriptive analysis, customer satisfaction index analysis and importance
performance analysis. The results of this research show that business entities
performance of KUD Mina Teluk Semangka includ into qualified category. KUD
Mina Teluk Semangka has contributed towards the development with good
category based on the obedient of cooperation to pay taxes and the average ratio
of labor absorption. The economic advantage for members is received by the
service cost of selling and purchasing. Total average economic advantage of
cooperative’s members are fishermen (Rp922.613,00), fish trader (Rp386.000,00)
and fish processor (Rp394.400,00). Non economic advantages (satisfaction) for
members with service performance and fulfilment of member’s needs are in high
category.
Key words: KUD, performance, satisfaction, tripartite
ABSTRAK
ANALISIS KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) MINA TELUK
SEMANGKA KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG
BERDASARKAN PENDEKATAN TRIPARTITE
Oleh
Dita Nastiti Saputri
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja koperasi sebagai badan usaha,
kontribusi koperasi terhadap pembangunan, manfaat ekonomi yang diterima oleh
anggota koperasi, dan manfaat non ekonomi (kepuasan) yang dirasakan oleh
anggota koperasi. Penelitian ini dilakukan di KUD Mina Teluk Semangka
Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, yang ditentukan secara sengaja
(purposive) dan menggunakan metode studi kasus. Total responden sebanyak 51
orang anggota koperasi yang dipilih dengan metode acak sederhana dan anggota
terdiri dari nelayan, pedagang ikan dan pengolah ikan. Data dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, analisis customer satisfaction index
dan importance performance analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kinerja KUD Mina Teluk Semangka sebagai badan usaha masuk dalam kategori
berkualitas. Kontribusi KUD Mina Teluk Semangka terhadap pembangunan telah
baik, dengan kategori baik pada ketaatan koperasi dalam membayar pajak dan
rata-rata rasio penyerapan tenaga kerja. Manfaat ekonomi yang diterima anggota
diperoleh dari biaya pelayanan atas penjualan dan pembelian. Rata-rata total
manfaat ekonomi yang diterima anggota koperasi yaitu nelayan (Rp922.613,00),
pedagang ikan (Rp386.000,00), dan pengolah ikan (Rp394.400,00). Manfaat non
ekonomi (kepuasan) yang dirasakan oleh anggota koperasi atas kinerja pelayanan
dan terpenuhinya kebutuhan anggota berada dalam kategori tinggi.
Kata kunci: KUD, kinerja, kepuasan, tripartite
ANALISIS KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) MINA TELUK
SEMANGKA KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG
BERDASARKAN PENDEKATAN TRIPARTITE
Oleh:
DITA NASTITI SAPUTRI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung tanggal 6 Juni
1996, dari pasangan Bapak Ir. Sugiarto dan Ibu Voniyah.
Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Penulis menyelesaikan studi tingkat Taman Kanak- Kanak
(TK) di TK Handayani pada tahun 2002, tingkat Sekolah
Dasar (SD) di SD Negeri 1 Gedong Air Bandar Lampung
pada tahun 2008, Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) di SMP Negeri 10
Bandar Lampung pada tahun 2011, dan Sekolah Lanjut Tingkat Atas (SLTA) di
SMA Perintis 2 Bandar Lampung pada tahun 2014. Penulis diterima di Jurusan
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Selama menjadi mahasiswa di Universitas Lampung, penulis pernah menjadi
anggota Bidang Minat, Bakat dan Kreativitas Himpunan Mahasiswa Sosial
Ekonomi Pertanian tahun 2014-2018. Selama masa perkuliahan, penulis pernah
menjadi Asisten Dosen mata kuliah Dasar-Dasar Akuntansi pada semester ganjil
tahun ajaran 2016/2017, mata kuliah Pengembangan Masyarakat pada semester
genap tahun ajaran 2016/2017, mata kuliah Pengembangan Masyarakat pada
semester ganjil tahun ajaran 2017/2018, mata kuliah Kewirausahaan pada
semester genap tahun ajaran 2017/2018 dan mata kuliah Pengembangan
Masyarakat pada semester genap tahun ajaran 2017/2018. Pada tahun ajaran
2017/2018, penulis mendapatkan beasiswa PPA (Peningkatan Prestasi
Akademik).
Pada Januari 2017, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di
Desa Taman sari, Kecamatan Selagai Lingga, Kabupaten Lampung Tengah
selama 40 hari. Selanjutnya, pada Juli 2017 penulis melaksanakan Praktik Umum
(PU) di PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) VII Unit Usaha Way Berulu selama
30 hari kerja efektif.
SANWACANA
Bismillahirahmannirrahim,
Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat,
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Sholawat beriring salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan dan
teladan bagi seluruh umat Nabi Muhammad SAW, semoga kelak kita
mendapatkan syafaatnya. Aamiin ya Rabbalalaamiin.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi yang berjudul “Analisis
Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Teluk Semangka Kabupaten
Tanggamus Provinsi Lampung Berdasarkan Pendekatan Tripartite”, banyak pihak
yang telah memberikan sumbangsih, bantuan, nasihat, serta saran-saran yang
membangun. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati
penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., sebagai Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
2. Dr. Ir. Dyah Aring Hepiana Lestari, M.Si., sebagai dosen Pembimbing
Pertama, atas ketulusan hati dan kesabaran dalam memberikan bimbingan,
arahan, dukungan, saran, dan nasihat selama proses penyelesaian skripsi.
3. Dr. Ir. Wuryaningsih Dwi Sayekti, M.S., selaku dosen Pembimbing kedua,
atas ketulusan hati dan kesabaran dalam memberikan bimbingan, arahan,
nasihat, saran, dan dukungan selama proses penyelesaian skripsi.
4. Dr. Ir. Muhammad Irfan Affandi, M.Si., sebagai Dosen Penguji, atas nasihat,
saran dan arahan yang telah diberikan untuk penyempurnaan skripsi ini.
5. Dr. Ir. Wuryaningsih Dwi Sayekti, M.S., selaku Dosen Pembimbing
Akademik, terimakasih atas arahan, bimbingan, dan nasihat yang diberikan.
6. Dr. Ir. Fembriarti Erry Prasmatiwi, M.S. selaku Ketua Jurusan Agribisnis,
yang telah memberikan arahan, saran, dan nasihat.
7. Teristimewa keluargaku, Ayahanda tercinta Ir. Sugiarto, Ibunda tersayang
Voniyah, dan adikku tersayang Iswandaru Jaya Saputra serta seluruh keluarga
besarku, atas semua limpahan kasih sayang, doa, dukungan, nasihat,
semangat, motivasi, saran, dan perhatian yang tulus kepada penulis.
8. Seluruh dosen Jurusan Agribisnis, atas semua ilmu yang telah diberikan
selama penulis menjadi mahasiswi di Universitas Lampung.
9. Karyawan-karyawati di Jurusan Agribisnis, Mba Ayi, Mba Fitri, Mba Iin,
Mas Boim, Mas Kardi, dan Mas Bukhari, atas semua bantuan yang diberikan.
10. Keluarga besar Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Teluk Semangka (Pak
Budi, Pak Fadil, Pak Husni, Pak Joni, dll.), atas semua arahan, bantuan, dan
izin yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. M. Apriza Hanggara yang senantiasa telah memberikan semangat dan
inspirasi kepada penulis.
12. Sahabat- sahabat terbaik penulis, Anitha Andarini, Candra Endah, dan Deta
Pratiwi, atas bantuan, saran, kebersamaan dan semangat yang telah diberikan.
13. Sahabat-sahabat tersayang penulis, Dwi Indriani A.Md.Keb dan Estri Lestari
A.Md.Kep, terimakasih atas doa dan semangat yang selalu diberikan.
14. Keluarga KKN penulis, Kartika Hikmaniar, S.P., Stephanus M. Turnip, S.T.,
Ahmad Dedi, Ilhamsyah Putra, Intan Destrilia, dan Tia Aprilia, S.E.,
terimakasih atas dukungan dan semangat yang diberikan.
15. Teman-teman seperjuangan Agribisnis 2014, Adek, Chindy YP, Dwi Novita,
Dewi Ira, Arum, Desi, Neni, Ayu Nirmala, Aurora, Dewi Lestari, Yohana,
Dwi Febrina, Dian Widya, Rizky Dalimunthe, Mba Dhea dan teman-teman
lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas pengalaman,
bantuan dan dukungan selama ini.
16. Atu dan Kiyai Agribisnis 2012 dan 2013 (Mbak Niken, Mbak Uli, Mbak
Rini, Bang Muher), serta adik-adik Agribisnis 2015 (Laely, Bagus Lujeng,
Rizki Mubarok, dan Feren), atas semangat dan dukungan kepada penulis.
17. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis meminta maaf atas segala kekurangan
yang ada. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan
semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah
diberikan. Aamiin ya Rabbalalaamiin.
Bandar Lampung, Oktober 2018
Penulis,
Dita Nastiti Saputri
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ vii
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1A. Latar Belakang dan Rumusan Masalah................................................ 1B. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9C. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN................. 10A. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 10
1. Definisi Perikanan.......................................................................... 102. Definisi dan Tujuan Koperasi ........................................................ 113. Fungsi dan Prinsip Koperasi .......................................................... 124. Jenis-Jenis Koperasi....................................................................... 135. Struktur Organisasi Koperasi ......................................................... 136. Permodalan Koperasi ..................................................................... 157. Pedoman Pemeringkatan Koperasi ................................................ 158. Evaluasi Keberhasilan Koperasi .................................................... 179. Kinerja Koperasi sebagai Badan Usaha......................................... 1810. Kontribusi Koperasi dalam Pembangunan..................................... 2111. Manfaat Koperasi Bagi Anggota ................................................... 22
B. Kajian Penelitian Terdahulu................................................................. 27C. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 34
III. METODE PENELITIAN ........................................................................ 37A. Metode Dasar ....................................................................................... 37B. Konsep Dasar dan Defini Operasional ................................................. 37C. Lokasi, Waktu Penelitian dan Responden............................................ 49D. Jenis dan Metode Pengumpulan Data .................................................. 52E. Metode Analisis Data ........................................................................... 52
1. Kinerja Koperasi sebagai Badan Usaha.......................................... 53a. Badan Usaha Aktif .................................................................... 53b. Kinerja Usaha yang Sehat ......................................................... 58c. Kohesivitas dan Partisipasi Anggota ......................................... 62d. Orientasi kepada Pelayanan Anggota........................................ 66e. Pelayanan terhadap Masyarakat ................................................ 69
2. Kontribusi terhadap Pembangunan ................................................. 72
a. Ketaatan Koperasi dalam Membayar Pajak .............................. 72b. Rasio Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja ......................... 72c. Rasio Tingkat Upah Karyawan ................................................. 73
3. Manfaat Koperasi Bagi Anggota .................................................... 74a. Manfaat Ekonomi Koperasi....................................................... 74b. Manfaat Non Ekonomi Koperasi .............................................. 75
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN.................................. 84A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus.............................................. 84B. Keadaan Umum Kecamatan Kota Agung ............................................ 87C. Keadaan Umum KUD Mina Teluk Semangka..................................... 90
1. Sejarah Koperasi ............................................................................. 922. Struktur Organisasi ......................................................................... 943. Sarana dan Prasarana ...................................................................... 964. Unit Usaha Pelelangan Ikan (TPI) .................................................. 975. Unit Usaha Bahan Bakar Nelayan (SPBN)..................................... 986. Unit Usaha Simpan Pinjam............................................................. 997. Unit Usaha Es Balok....................................................................... 100
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 102A. Karakteristik Responden Pengurus KUD Mina Teluk Semangka ....... 102B. Karakteristik Responden Anggota KUD Mina Teluk Semangka ........ 104C. Kinerja KUD Mina Teluk Semangka sebagai Badan Usaha................ 110
1. Badan Usaha Aktif .......................................................................... 1102. Kinerja Usaha yang Sehat ............................................................... 1163. Kohesivitas dan Partisipasi Anggota .............................................. 1244. Orientasi kepada Pelayanan Anggota ............................................. 1295. Pelayanan terhadap Masyarakat...................................................... 133
D. Kontribusi KUD Mina Teluk Semangka terhadap Pembangunan ....... 139E. Manfaat Ekonomi yang Diterima Anggota KUD Mina Teluk
Semangka ............................................................................................ 143F. Manfaat Non Ekonomi (Kepuasan) yang Dirasakan Anggota KUD
Mina Teluk Semangka ......................................................................... 148
VI. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 165A. Kesimpulan .......................................................................................... 165B. Saran..................................................................................................... 166
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 167
LAMPIRAN...................................................................................................... 171
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Sebaran koperasi di Provinsi Lampung berdasarkan kabupaten ataukota tahun 2015........................................................................................... 3
2. Sebaran koperasi menurut sektor di Kabupaten Tanggamus tahun 2015 ... 4
3. Aspek kinerja koperasi sebagai badan usaha .............................................. 19
4. Kajian penelitian terdahulu ......................................................................... 28
5. Jumlah sampel pada penelitian ................................................................... 51
6. Hasil uji validitas dan reliabilitas kepuasan anggota pada kualitaspelayanan KUD Mina Teluk Semangka ..................................................... 79
7. Hasil uji validitas dan reliabilitas kepuasan anggota pada pemenuhankebutuhan anggota KUD Mina Teluk Semangka ....................................... 79
8. Sarana dan prasarana di Kecamatan Kota Agung tahun 2016 .................... 89
9. Identitas responden pengurus KUD Mina Teluk Semangka....................... 102
10. Hasil penilaian badan usaha aktif KUD Mina Teluk Semangka ................ 110
11. Skor indikator badan usaha aktif KUD Mina Teluk Semangka ................. 115
12. Hasil penilaian dari komponen struktur permodalan dan tingkatkesehatan kondisi keuangan koperasi ......................................................... 117
13. Hasil penilaian komponen kemampuan bersaing, strategi bersaing daninovasi yang dilakukan KUD Mina Teluk Semangka ................................ 120
14. Skor indikator kinerja usaha yang semakin sehat ....................................... 123
15. Hasil penilaian kohesivitas dan partisipasi anggota.................................... 125
16. Skor indikator kohesivitas dan partisipasi anggota..................................... 128
iv
17. Hasil penilaian orientasi pelayanan kepada anggota................................... 130
18. Skor indikator orientasi pelayanan kepada anggota.................................... 132
19. Hasil penilaian pelayanan terhadap masyarakat ......................................... 133
20. Skor indikator pelayanan terhadap masyarakat .......................................... 135
21. Hasil penilaian kinerja KUD Mina Teluk Semangka sebagaibadan usaha ................................................................................................. 136
22. Hasil penilaian kontribusi KUD Mina Teluk Semangka terhadappembangunan .............................................................................................. 140
23. Skor indikator kontribusi KUD Mina Teluk Semangka terhadappembangunan .............................................................................................. 141
24. Manfaat ekonomi tunai yang diterima anggota KUD Mina TelukSemangka selama tiga tahun terakhir ......................................................... 143
25. Rata-rata manfaat ekonomi dari setiap unit usaha KUD Mina TelukSemangka ................................................................................................... 145
26. Rata-rata manfaat ekonomi yang diterima anggota KUD Mina TelukSemangka pada tahun 2016 ........................................................................ 147
27. Nilai kepuasan anggota KUD Mina Teluk Semangka terhadap kualitaspelayanan koperasi ...................................................................................... 149
28. Nilai kepuasan anggota KUD Mina Teluk Semangka terhadapterpenuhinya kebutuhan .............................................................................. 151
29. Hasil penilaian tingkat kepuasan anggota KUD Mina Teluk Semangka.... 153
30. Tingkat kepentingan dan kinerja KUD Mina Teluk Semangka.................. 155
31. Keseluruhan hasil Importance Performance Analysis (IPA) tingkatkepuasan anggota KUD Mina Teluk Semangka ......................................... 158
32. Identitas responden anggota KUD Mina Teluk Semangka ........................ 171
33. Indikator badan usaha aktif ........................................................................ 173
34. Indikator kinerja kepengurusan .................................................................. 174
35. Indikator tertib administrasi ....................................................................... 174
36. Indikator akses informasi ........................................................................... 175
v
37. Indikator kinerja yang semakin sehat ......................................................... 175
38. Perhitungan indikator kinerja yang semakin sehat .................................... 176
39. Indikator kekuatan persaingan ................................................................... 181
40. Indikator strategi bersaing koperasi ........................................................... 181
41. Indikator kohesivitas dan partisipasi anggota ............................................. 182
42. Indikator pola pengkaderan ........................................................................ 182
43. Indikator orientasi pelayanan kepada anggota ........................................... 183
44. Indikator pelayanan terhadap masyarakat................................................... 183
45. Indikator kontribusi koperasi terhadap pembangunan ................................ 184
46. Jumlah sisa hasil usaha (SHU) dan tunjangan yang diterima anggota ...... 185
47. Harga pelayanan dari pembelian pada unit usaha pelelangan ikan (TPI) ... 186
48. Harga pelayanan dari pembelian pada unit usaha SPBN ........................... 189
49. Harga pelayanan dari pembelian pada unit usaha es balok ........................ 190
50. Harga pelayanan dari penjualan pada unit usaha pelelangan ikan (TPI) .... 191
51. Harga pelayanan dari pinjaman pada unit usaha simpan pinjam ................ 194
52. Manfaat ekonomi yang diterima anggota KUD Mina Teluk Semangkapada tahun 2016 (Rp/tahun)........................................................................ 195
53. Data uji validitas dan reliabilitas variabel yang diharapkan anggotaterhadap kualitas pelayanan koperasi ......................................................... 197
54. Data uji validitas dan reliabilitas variabel yang dirasakan anggotaterhadap kualitas pelayanan koperasi ......................................................... 198
55. Uji validitas dan reliabilitas variabel yang diharapkan anggota terhadapkualitas pelayanan koperasi ........................................................................ 199
56. Uji validitas dan reliabilitas variabel yang dirasakan anggota terhadapkualitas pelayanan koperasi ........................................................................ 200
57. Data variabel yang diharapkan anggota pada pelayanan koperasi ............. 201
58. Data variabel yang dirasakan anggota pada pelayanan koperasi ............... 203
vi
59. Data uji validitas dan reliabilitas variabel yang diharapkan anggotaterhadap terpenuhinya kebutuhan .............................................................. 206
60. Data uji validitas dan reliabilitas variabel yang dirasakan anggotaterhadap terpenuhinya kebutuhan .............................................................. 207
61. Uji validitas dan reliabilitas variabel yang diharapkan anggota terhadapterpenuhinya kebutuhan .............................................................................. 208
62. Uji validitas dan reliabilitas variabel yang dirasakan anggota terhadapterpenuhinya kebutuhan .............................................................................. 209
63. Data variabel yang diharapkan anggota pada terpenuhinya kebutuhan ..... 210
64. Data variabel yang dirasakan anggota pada terpenuhinya kebutuhan ....... 212
65. Perhitungan rata-rata tingkat kepuasan anggota terhadap kualitaspelayanan koperasi ..................................................................................... 215
66. Perhitungan rata-rata tingkat kepuasan pada terpenuhinya kebutuhananggota koperasi ......................................................................................... 216
67. Hasil perhitungan tingkat kepentingan dan kinerja KUD Mina TelukSemangka .................................................................................................... 217
68. Tingkat kepuasan anggota KUD Mina Teluk Semangka............................ 217
69. Laporan laba rugi KUD Mina Teluk Semangka ......................................... 220
70. Laporan neraca Mina Teluk Semangka ...................................................... 221
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Struktur organisasi internal koperasi ........................................................... 15
2. Hierarki kebutuhan Maslow......................................................................... 25
3. Kerangka pemikiran analisis keberhasilan Koperasi Unit Desa (KUD)Mina Teluk Semangka berdasarkan pendekatan tripartite .......................... 36
4. Diagram kartesius ........................................................................................ 83
5. Struktur organisasi KUD Mina Teluk Semangka ........................................ 95
6. Kantor sekretariat KUD Mina Teluk Semangka.......................................... 97
7. Unit usaha TPI KUD Mina Teluk Semangka .............................................. 98
8. Unit usaha SPBN KUD Mina Teluk Semangka .......................................... 99
9. Unit usaha es balok KUD Mina Teluk Semangka ....................................... 101
10. Sebaran responden menurut golongan umur................................................ 104
11. Sebaran responden menurut jenis kelamin................................................... 105
12. Sebaran responden menurut tingkat pendidikan .......................................... 106
13. Sebaran responden menurut jumlah tanggungan keluarga .......................... 108
14. Sebaran responden menurut pengalaman berkoperasi ................................. 109
15. Diagram IPA kepuasan anggota terhadap kualitas pelayanan KUD MinaTeluk Semangka........................................................................................... 156
16. Diagram IPA kepuasan anggota pada terpenuhinya kebutuhan anggotaKUD Mina Teluk Semangka........................................................................ 157
viii
17. Hasil perhitungan IPA kepuasan anggota terhadap kualitas pelayananKUD Mina Teluk Semangka........................................................................ 218
18. Hasil perhitungan IPA kepuasan anggota pada terpenuhinya kebutuhananggota KUD Mina Teluk Semangka.......................................................... 219
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Rumusan Masalah
Pembangunan Indonesia tidak lepas dari pembangunan masyarakat yang
menjadi dasar bagi keberhasilan pembangunan nasional. Pembangunan
nasional mencakup pembangunan di seluruh aspek masyarakat seperti
ekonomi, sosial dan budaya (Hendrojogi, 2004). Pembangunan nasional
bertujuan untuk mencapai kemakmuran masyarakat. Keberhasilan suatu
pembangunan tidak terlepas dari peran pertumbuhan perekonomian, karena
semakin tinggi tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin tinggi juga
tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Hal ini selaras dengan bunyi UUD
1945 pasal 27 ayat 2 yaitu “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak”, artinya perekonomian suatu negara harus
dapat menyejahterakan seluruh rakyat.
Pada pembangunan perekonomian, Indonesia memiliki tiga sektor kekuatan
ekonomi dalam melaksanakan tatanan kegiatan perekonomian negara, yaitu
sektor negara, sektor swasta dan sektor koperasi. Koperasi merupakan salah
satu pelaku ekonomi yang bersifat kerakyatan, sehingga koperasi dipandang
cocok untuk perekonomian Indonesia. Koperasi muncul sebagai perwujudan
pasal 33 ayat 1 UUD 1945, yang menghendaki koperasi bertindak sebagai
2
organisasi ekonomi rakyat yang berlandaskan asas kekeluargaan dengan
tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Menurut UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 1, koperasi
adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar asas kekeluargaan.
Koperasi bukanlah perkumpulan modal usaha yang mencari keuntungan
semata, tetapi koperasi dibentuk untuk memenuhi kebutuhan anggota dengan
memberikan pelayanan sebaik mungkin untuk mencapai kesejahteraan.
Menurut Hendrojogi (2004) koperasi merupakan wadah organisasional yang
mengutamakan kepentingan sosial dan ekonomi anggota sesuai kebutuhan
untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan berperan dalam peningkatan
pertumbuhan perekonomian rakyat. Koperasi bersama-sama berdampingan
dengan pelaku usaha lain tumbuh menjadi roda pergerakan perekonomian
rakyat yang memiliki potensi, jaringan usaha dan daya saing yang tangguh.
Sebagai salah satu sektor kekuatan ekonomi negara, koperasi dalam
melaksanakan kegiatannya tidak hanya terbatas pada satu unit usaha saja,
tetapi dapat menjalankan lebih dari satu unit usaha. Provinsi Lampung
merupakan salah satu provinsi yang menjadikan koperasi sebagai salah satu
sektor perekonomian, baik di bidang produksi, jasa, konsumsi, dan simpan
pinjam. Sebaran jumlah koperasi di Provinsi Lampung pada tahun 2016
berdasarkan status keaktifan per kabupaten/kota dapat dilihat pada Tabel 1.
3
Tabel 1. Sebaran jumlah koperasi di Provinsi Lampung berdasarkan statuskeaktifan per kabupaten/kota tahun 2016
No. Kabupaten/Kota Aktif PasifJumlahUnit % Unit %
1 Bandar Lampung 353 47,90 384 52,10 7372 Way Kanan 326 45,79 386 54,21 7123 Lampung Tengah 423 65,08 227 34,92 6504 Lampung Timur 397 66,28 202 33,72 5995 Lampung Selatan 228 52,17 209 47,83 4376 Lampung Utara 271 63,76 154 36,24 4257 Tanggamus 156 51,32 148 48,68 3048 Pesawaran 143 70,10 61 29,90 2049 Metro 98 48,04 106 51,96 20410. Pringsewu 79 46,47 91 53,53 17011. Tulang Bawang 77 43,50 100 56,50 17712. Lampung Barat 49 33,79 96 66,21 14513. Mesuji 118 75,16 39 24,84 15714 Tulang Bawang Barat 98 79,03 26 20,97 12415 Pesisir Barat 48 66,67 24 33,33 7216 Provinsi 156 79,19 41 20,81 197
Jumlah 3020 58,39 2294 41,61 5314
Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung, 2016
Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah koperasi secara keseluruhan
di Provinsi Lampung adalah 5.314 unit dari 58,39 persen dinyatakan aktif dan
41,61 persen dinyatakan tidak aktif. Menurut Dinas Koperasi dan UMKM
Provinsi Lampung, koperasi aktif didasarkan pada keaktivan koperasi dalam
menjalankan RAT dan keaktivan dalam hal bidang usaha. Sebaliknya,
koperasi pasif didasarkan pada ketidakaktivan koperasi dalam menjalankan
RAT dan menjalankan bidang usaha.
Data pada Tabel 1 juga menunjukkan bahwa Kabupaten Tanggamus
menempati urutan ke tujuh dengan jumlah koperasi terbanyak di Provinsi
Lampung. Jumlah koperasi aktif di Kabupaten Tanggamus sebanyak 304 unit
koperasi, namun koperasi yang aktif hanya sebanyak 156 unit (51,32 persen)
4
dan sisanya 148 unit (48,68 persen) dinyatakan pasif. Banyaknya jumlah
koperasi yang berubah menjadi pasif disebabkan oleh berbagai fakor antara
lain persaingan diantara koperasi, unit-unit usaha yang tidak berjalan, dan
koperasi tidak dapat memberikan manfaat kepada anggotanya, sehingga
koperasi tidak mampu untuk beroperasi.
Koperasi yang ada di Kabupaten Tanggamus terdiri dari berbagai jenis
koperasi. Perkembangan koperasi di Kabupaten Tanggamus didasarkan pada
jenis koperasi yang dibutuhkan masyarakat. Koperasi yang ada di Kabupaten
Tanggamus terdiri dari berbagai jenis koperasi berdasarkan sektornya.
Sebaran koperasi menurut sektor di Kabupaten Tanggamus tahun 2016 dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Sebaran koperasi menurut sektor di Kabupaten Tanggamus tahun2016
No. Sektor JumlahAktif Tidak Aktif
Unit % Unit %
1 Kop. Pertanian 67 36 53,73 31 46,27
2 Kop. Perkebunan 48 25 52,08 23 47,92
3 Kop. Peternakan 6 4 66,67 2 33,33
4 Kop. Perikanan/Nelayan 31 9 29,03 22 70,975 Kop. Kehutanan 2 2 100,00 - -
6 Kop. Pegawai (KPRI) 19 13 68,42 6 31,58
7 Kopkar 3 3 100,00 - -
8 Kop. Pasar 40 22 55,00 18 45,00
9 Kop. Serba Usaha 28 7 25,00 21 75,00
10 Kop. Simpan Pinjam 36 19 52,78 17 47,22
11 Lainnya 24 16 66,67 8 33,33
Jumlah 304 156 60,85 148 39,15
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Tanggamus, 2016
5
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 1959
tentang Perkembangan Gerakan Koperasi, koperasi dikelompokkan menjadi
beberapa jenis yaitu Koperasi Desa, Koperasi Pertanian, Koperasi Peternakan,
Koperasi Perikanan, Koperasi Kerajinan/Industri, Koperasi Simpanan Pinjam
dan Koperasi Konsumsi. Pada Tabel 2 terlihat bahwa persentase rata-rata
jumlah koperasi yang aktif jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah koperasi
yang tidak aktif. Koperasi pertanian merupakan jenis koperasi terbanyak
yang ada di Kabupaten Tanggamus dengan jumlah 67 unit yang terdiri dari 36
(53,73 persen) berstatus aktif dan 31 (46,27 persen) bersatus tidak aktif.
Pada Tabel 2 juga terlihat bahwa koperasi perikanan merupakan jenis
koperasi yang sedikit keberadaanya dengan jumlah 9 unit berstatus aktif dari
total 31 unit koperasi perikanan yang ada di Kabupaten Tanggamus.
Pertumbuhan koperasi perikanan sangat penting untuk menunjang program
pemerintah dalam meningkatkan produksi, produktivitas dan kualitas
perikanan. Salah satu koperasi perikanan yang berperan penting dalam
perkembangan sektor perikanan di Kabupaten Tanggamus yaitu Koperasi
Mina Teluk Semangka yang terletak di Pasar Madang Tanggamus.
KUD Mina Teluk Semangka mulai berdiri sejak tahun 1968 dengan bentuk
gabungan dari beberapa kelompok nelayan di wilayah Pantai Laut Pasar
Madang. Gabungan dari kelompok nelayan ini pada awalnya bertujuan untuk
berkerjasama dalam memasarkan hasil tangkapan ikan melalui sebuah jasa
pelelangan ikan. Seiring berjalannya waktu, gabungan kelompok nelayan
tersebut terus berkembang dan tepatnya tanggal 10 Oktober 1995 resmi
6
menjadi sebuah koperasi dengan Nomor Badan Hukum: 16/PAD/KWK/1995.
Sejak saat itu Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Teluk Semangka resmi
didirikan dengan unit usaha yang dimiliki yaitu tempat pelelangan ikan (TPI),
stasiun bahan bakar nelayan (SPBN), simpan pinjam dan usaha es balok.
Sebagai suatu organisasi ekonomi koperasi harus menjalankan prinsip
ekonomi yang sehat untuk mempertahankan kegiatan operasional dan
menciptakan kesejahteraan agar tetap memiliki peran yang penting dalam
kehidupan masyarakat sekitarnya. Keberlanjutan suatu koperasi perlu
didukung oleh manajemen yang baik agar dapat menjalankan unit-unit
usahanya. Pelaksanaan manajemen yang baik akan berpengaruh pada tingkat
keberhasilan dari suatu koperasi.
Selama ini, beberapa penelitian seperti Hardiningsih (2009) dan Ni’imah
(2011), mengukur kinerja keberhasilan koperasi hanya dari segi keuangan.
Pengukuran kinerja keuangan hanya menunjukkan kemampuan koperasi
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, jangka panjang, dan memperoleh
laba, sedangkan kinerja koperasi secara keseluruhan yang menyangkut
kepentingan anggota, sumber daya manusia dan organisasi koperasi tidak
dapat ditunjukkan secara lengkap.
Hanel (2005), mengukur kinerja keberhasilan suatu koperasi melalui tiga
pendekatan (pendekatan tripartite) yaitu keberhasilan koperasi sebagai badan
usaha, keberhasilan koperasi dalam berkontribusi terhadap pembangunan, dan
keberhasilan koperasi dalam menyejahterakan anggotanya. Pengukuran
keberhasilan koperasi menggunakan pendekatan tripartite bertujuan agar
7
terwujudnya koperasi berkualitas yang tidak hanya berhasil sebagai badan
usaha aktif tetapi juga memiliki kepedulian sosial dan berorientasi kepada
kepentingan anggota.
Kondisi keuangan yang baik akan menunjukkan bahwa usaha-usaha yang
dilakukan sudah efisien dan memungkinkan koperasi membuat perencanaan
yang baik di masa yang akan datang. Pada analisis kinerja keuangan dapat
diketahui keberhasilan koperasi sebagai suatu badan usaha.
Kontribusi koperasi terhadap pembangunan dapat dilihat dari ketaatan
koperasi dalam membayar pajak, pertumbuhan penyerapan tenaga kerja
koperasi, dan tingkat upah karyawan. Banyak koperasi di Indonesia yang
hanya terfokus pada kegiatan usahanya saja tanpa memperhatikan hal-hal
yang harus dipenuhi, seperti membayar pajak dan tanggung jawab sosial pada
masyarakat sekitar.
Keberhasilan koperasi dalam menyejahterakan anggota dapat dilihat dari
manfaat ekonomi dan non ekonomi yang diterima anggota. Tujuan utama
koperasi adalah memberikan kesejahteraan kepada anggota melalui manfaat-
manfaat koperasi yang diterima anggota. Saat ini banyak koperasi yang
hanya mengutamakan keuntungan semata, tanpa memperhatikan manfaat apa
yang telah diberikan koperasi kepada anggota. Bahkan hanya beberapa
anggota saja yang dapat merasakan manfaat-manfaat tersebut, sehingga
manfaat koperasi tidak secara merata dirasakan oleh anggota.
8
KUD Mina Teluk Semangka merupakan satu-satunya koperasi perikanan
tertua yang masih bertahan hingga saat ini untuk mengembangkan sektor
perikanan di Kabupaten Tanggamus. Sejak berdirinya, KUD Mina Teluk
Semangka belum pernah melakukan penilaian terhadap kinerja yang telah
dijalankan sehingga koperasi tidak mengetahui keberadaan posisi atas
keberhasilan pengelolaannya. KUD Mina Teluk Semangka telah memiliki
berbagai unit usaha, tetapi masih terdapat beberapa unit usaha yang belum
optimal dijalankan. Keberadaan KUD Mina Teluk Semangka yang telah
lama membuat koperasi banyak berperan dalam perkembangan dan
pembangunan daerah. Meskipun koperasi telah berdiri sejak lama, masih
terdapat anggota yang belum mengetahui manfaat-manfaat yang dapat
diberikan oleh koperasi.
Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
seberapa besar kinerja KUD Mina Teluk Semangka yang menggambarkan
keberhasilan pengelolaannya. Pengukuran kinerja koperasi dilakukan
menggunakan pendekatan tripartite untuk melihat tingkat keberhasilan
koperasi sebagai badan usaha, kontribusi koperasi dalam pembangunan, dan
manfaat koperasi bagi anggota.
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
(1) Bagaimana kinerja KUD Mina Teluk Semangka sebagai badan usaha?
(2) Bagaimana kontribusi KUD Mina Teluk Semangka terhadap
pembangunan?
9
(3) Bagaimana manfaat ekonomi yang diterima anggota KUD Mina Teluk
Semangka?
(4) Bagaimana manfaat non ekonomi yang diterima anggota KUD Mina
Teluk Semangka?
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
(1) Menganalisis kinerja KUD Mina Teluk Semangka sebagai badan usaha.
(2) Menganalisis kontribusi KUD Mina Teluk Semangka terhadap
pembangunan.
(3) Menganalisis manfaat ekonomi yang diterima anggota KUD Mina Teluk
Semangka.
(4) Menganalisis manfaat non ekonomi yang diterima anggota KUD Mina
Teluk Semangka.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
(1) Bagi koperasi, dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan
untuk mengembangkan usaha di masa yang akan datang.
(2) Bagi pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dan informasi dalam
memberikan perhatian dan upaya pengembangan koperasi.
(3) Bagi peneliti lain, dapat digunakan sebagai referensi dalam melakukan
penelitian sejenis.
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Perikanan
Perikanan dikatakan sebagai semua kegiatan yang berhubungan dengan
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungan, mulai dari
pra-produksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang
dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Aktifitas perikanan
sangat beragam dan berbeda antara satu lokasi dengan lokasi lainnya.
Sebagai aktifitas primer, perikanan dibedakan ke dalam aktifitas
penangkapan (capture fisheries) dan budidaya (culture fisheries atau
aquaculture) (Wiadnya, 2012).
Undang-Undang No. 45 Tahun 2009 menyebutkan definisi penangkapan
ikan ialah kegiatan memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan
dibudidayakan dengan alat atau dengan cara apapun, melainkan kegiatan
yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan,
mendinginkan, menangani, mengolah, dan mengawetkan. Perikanan
tangkap merupakan kegiatan ekonomi dalam penangkapan atau
pengumpulan binatang dan tanaman air, baik di laut maupun perairan
umum secara bebas.
11
2. Definisi dan Tujuan Koperasi
Koperasi merupakan salah satu pilar dalam mendorong dan meningkatkan
pembangunan perekonomian nasional yang diatur oleh Undang-Undang
Dasar Tahun 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi, “Perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan”. Koperasi sebagai
usaha bersama berdsarkan asas kekeluargaan diharapkan bertindak sebagai
organisasi ekonomi rakyat yang mampu bersaing dalam perekonomian.
Berdasarkan UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 1 tentang Perkoperasian,
koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau
badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kekeluargaan.
Koperasi adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang
perekonomian, beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah
yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak, dengan
kewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan para anggotanya (Kartasapoetra dan Setiady, 2001).
Chaniago dalam Sitio dan Tamba (2001) mendefinisikan koperasi sebagai
suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum,
yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar,
dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk
meningkatkan kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.
12
Koperasi pada dasarnya bukanlah usaha ekonomi yang mementingkan
serta mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya. Koperasi bertujuan
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional, dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur dengan
berlandaskan Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 (Widiyanti dan
Sunindhia, 1998).
3. Fungsi dan Prinsip Koperasi
Koperasi memiliki fungsi dan prinsip-prinsip yang digunakan dalam
pendiriannya. Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian pasal 4, fungsi koperasi adalah mengembangkan potensi
dan kemampuan ekonomi anggota, berperan secara aktif dalam upaya
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, menguatkan perekonomian
rakyat dengan koperasi sebagai sokogurunya, dan berusaha untuk
mewujudkan perekonomian nasional berdasarakan asas kekeluargaan serta
demokrasi ekonomi.
Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal
5, koperasi melaksanakan prinsip-prinsip yaitu keanggotaan bersifat
sukarela dan terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokratis,
pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa
usaha masing-masing anggota, pemberian balas jasa yang terbatas
terhadap modal, kemandirian, pendidikan perkoperasian dan kerjasama
antar koperasi.
13
4. Jenis-Jenis Koperasi
Anoraga dan Widiyanti (2003) mengemukakan beberapa jenis koperasi
menurut ketentuan undang-undang yaitu:
a) Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang didirikan dengan
memberikan kesempatan kepada anggota untuk memperoleh pinjaman
dengan mudah dan ongkos (bunga) yang ringan.
b) Koperasi konsumsi adalah koperasi yang menyediakan barang
konsumsi atau barang kebutuhan pokok sehari-hari.
c) Koperasi produksi adalah koperasi yang bergerak dalam bidang
pembuatan dan penjualan barang-barang baik yang dilakukan oleh
koperasi sebagai organisasi maupun anggota koperasi.
d) Koperasi jasa merupakan koperasi yang berusaha di bidang penyediaan
jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum.
e) Koperasi serba usaha adalah koperasi yang memiliki lebih dari satu
usaha atau memiliki beragam usaha sesuai kemampuan koperasi.
5. Struktur Organisasi Koperasi
Menurut Sitio dan Tamba (2001), koperasi membutuhkan struktur
organisasi untuk menjalankan organisasi dan usaha. Struktur manajemen
koperasi diurut berdasarkan perangkat organisasi koperasi yaitu:
a) Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam
koperasi. Rapat anggota merupakan wadah anggota untuk membahas
kepentingan koperasi dalam mengambil suatu keputusan dengan suara
14
terbanyak dari para anggota yang hadir. Rapat anggota berfungsi untuk
menetapkan anggaran dasar, kebijakan dan rencana kerja koperasi,
pemilihan atau pemberhentian pengurus, pengesahan atau laporan kerja,
pembagian SHU, penggabungan dan pembubaran koperasi.
b) Pengurus
Pengurus dipilih oleh anggota koperasi dalam rapat anggota yang
memiliki masa jabatan paling lama lima tahun. Pengurus adalah
pemegang kuasa rapat anggota yang bertugas yaitu mengelola
organisasi koperasi dan usahanya, mengajukan rancangan rencana kerja
koperasi, menyelenggarakan rapat anggota, mengajukan laporan
pertanggung jawaban, memelihara daftar buku anggota dan pengurus.
c) Pengawas
Pengawas adalah perangkat organisasi yang diberi mandat untuk
melakukan pengawasan terhadap jalannya roda organisasi dan usaha
koperasi. Pengawas bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan pengelolaan koperasi, membuat laporan hasil pengawasan,
memeriksa tata kehidupan koperasi dan kebijaksanaan pengurus.
d) Pengelola atau Manajer
Pengelola koperasi adalah seseorang yang diangkat dan diberhentikan
oleh pengurus untuk mengembangkan usaha koperasi secara efisien dan
profesional. Pengelola atau manajer bertugas untuk mengelola seluruh
unit usaha yang ada di koperasi dan bertanggung jawab kepada
pengurus. Struktur organisasi koperasi secara umum disajikan pada
Gambar 1.
15
Gambar 1. Struktur organisasi internal koperasi
Sumber : Sitio dan Tamba, 2001
6. Permodalan Koperasi
Koperasi membutuhkan modal untuk menjalankan organisasi dan usaha
koperasi. Sumber permodalan koperasi menurut UU No. 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian, menyatakan bahwa modal koperasi itu terdiri dari
modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari
simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah dari anggota
maupun masyarakat. Modal pinjaman dapat berasal dari anggota koperasi,
koperasi lainnya dan anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya,
penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, serta sumber lain yang sah.
7. Pedoman Pemeringkatan Koperasi
Pemeringkatan koperasi adalah suatu kegiatan penilaian terhadap kondisi
atau kinerja koperasi melalui sistem pengukuran yang obyektif dan
transparan dengan kriteria atau persyaratan tertentu yang dapat
Rapat Anggota
Pembina Pengurus Pengawas
Manajer
Unit Usaha Unit Usaha Unit Usaha
Anggota
16
menggambarkan tingkat kualitas dari suatu koperasi. Oleh karena itu,
dalam rangka meningkatkan kualitas penilaian kinerja koperasi dan
meningkatkan hasil penilaian kinerja sebagai dasar bagi koperasi untuk
mengakses pembiayaan usaha dari lembaga-lembaga pembiayaan, maka
Kementerian Koperasi dan UKM RI menerbitkan sistem pemeringkatan
koperasi melalui Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI Nomor
22/PER/M.KUKM/IV/2007 tentang Pedoman Pemeringkatan Koperasi.
Pelaksanaan pemeringkatan koperasi ini didasarkan terhadap enam aspek
penilaian koperasi berkualitas, yang terdiri dari aspek badan usaha aktif,
aspek kinerja usaha yang semakin sehat, aspek kohesivitas dan partisipasi
anggota, aspek orientasi kepada pelayanan anggota, aspek pelayanan
tehadap masyarakat, serta aspek kontribusi terhadap pembangunan daerah.
Pedoman pemeringkatan koperasi mengalami pembaharuan seiring dengan
diterbitkannya peraturan Menteri Koperasi dan UKM No 10 Tahun 2015
tentang Pendataan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah. Peraturan ini
bertujuan untuk menerbitkan sertifikat Nomor Induk Koperasi (NIK)
sebagai upaya untuk menertibkan koperasi-koperasi di Indonesia melalui
pemeringkatan koperasi. Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UKM RI
memperbaharui sistem pemeringkatan koperasi melalui Peraturan Menteri
Negara Koperasi dan UKM RI Nomor 21/PER/M.KUKM/IX/2015 tentang
Pemeringkatan Koperasi. Pedoman ini digunakan untuk menilai kinerja
koperasi melalui lima aspek penilaian yaitu aspek kelembagaan koperasi,
aspek usaha koperasi, aspek keuangan koperasi, aspek manfaat koperasi
terhadap anggota, serta aspek manfaat koperasi terhadap masyarakat.
17
Pedoman Pemeringkatan Koperasi Kementerian Negara Koperasi dan
UKM Republik Indonesia tahun 2015 dalam pelaksanaannya mengalami
perdebatan yang menimbulkan permasalahan. Beberapa pihak
menganggap Pedoman Pemeringkatan Koperasi Kementerian Negara
Koperasi dan UKM Republik Indonesia tahun 2015 hanya menilai kinerja
koperasi sebagai badan usaha ekonomi. Hal ini ditunjukkan dalam
Pedoman Pemeringkatan Koperasi Kementerian Negara Koperasi dan
UKM Republik Indonesia tahun 2015 dengan dihapuskannya penilaian
pada aspek orientasi kepada pelayanan anggota dan aspek kontribusi
tehadap pembangunan daerah.
Aspek orientasi kepada pelayanan anggota berkaitan dengan transaksi
usaha antara koperasi dengan usaha anggota dan kegiatan penyuluhan
yang berkaitan dengan usaha anggota. Aspek kontribusi terhadap
pembangunan daerah berkaitan dengan ketaatan koperasi dalam membayar
pajak dan berbagai bentuk dukungan terhadap kegiatan pembangunan
daerah. Oleh karena itu, Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM
RI akan melakukan revisi serta perubahan mengenai Peraturan Menteri
Negara Koperasi dan UKM RI Nomor 21/PER/M.KUKM/IX/2015 tentang
Pemeringkatan Koperasi.
8. Evaluasi Keberhasilan Koperasi
Menurut Kasmawati (2003), keberhasilan suatu organisasi dapat dilihat
dari tingkat pencapaian tujuan organisasi tersebut. Semakin tinggi tingkat
ketercapaian tujuan organisasi tersebut, maka semakin tinggi pula tingkat
18
keberhasilan organisasi tersebut. Tingkat keberhasilan suatu organisasi
pada dasarnya dapat dilihat dari berbagai indikator yang ditetapkan dalam
organisasi tersebut, misalnya kepuasan anggota, kesejahteraan anggota,
perkembangan jumlah anggota, permodalan dan perkembangan usahanya
(laba atau keuntungan).
Evaluasi keberhasilan koperasi bertujuan untuk menyediakan informasi
seberapa jauh koperasi efisien di dalam kegiatan usahanya agar menunjang
kepentingan para anggota. Menurut Hanel (2005), keberhasilan dari suatu
koperasi dapat dilihat melalui tiga pendekatan yang disebut dengan
pendekatan tripartite yaitu:
a) Kinerja koperasi sebagai badan usaha, bertujuan untuk melihat sejauh
mana suatu koperasi dikelola secara efisien dalam rangka mencapai
tujuan-tujuannya sebagai suatu lembaga ekonomi mandiri.
b) Kontribusi koperasi terhadap pembangunan, bertujuan untuk melihat
sejauh mana koperasi mempunyai dampak langsung ataupun tidak
langsung terhadap pencapaian tujuan-tujuan pembangunan pemerintah.
c) Koperasi yang berorientasi pada kepentingan anggota, bertujuan untuk
melihat sejauh mana kegiatan-kegiatan pelayanan perusahaan koperasi
mendukung kepentingan dan tujuan anggota.
9. Kinerja Koperasi sebagai Badan Usaha
Kinerja merupakan tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas baik
secara kuantitas maupun kualitas untuk mencapai suatu tujuan tertentu
dibandingkan dengan standar atau kriteria yang telah ada (Gibson, 1994).
19
Menurut Hanel (2005), kinerja koperasi sebagai badan usaha dilihat dari
sejauh mana koperasi dapat dikelola secara efisien untuk mencapai tujuan-
tujuannya sebagai lembaga ekonomi yang mandiri. Kementerian Koperasi
dan UKM RI (2007) mengemukakan bahwa kinerja koperasi sebagai
badan usaha dapat dilihat dari beberapa aspek meliputi badan usaha aktif,
kinerja usaha yang semakin sehat, kohesivitas dan partisipasi anggota serta
orientasi kepada pelayanan anggota dan masyarakat. Aspek-aspek tersebut
memiliki beberapa komponen yang dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Aspek dan komponen kinerja koperasi sebagai badan usaha
No. Aspek Komponen1. Badan usaha aktif a. Penyelenggaraan rapat
b. Manajemen pengawasanc. RK dan RAPBd. Kondisi operasional kegiatan/usahae. Kinerja kepengurusanf. Tertib administrasig. Keberadaan sistem informasih. Akses informasi
2. Kinerja usaha yang a. Struktur permodalansemakin sehat b. Tingkat kesehatan kondisi keuangan
c. Kemampuan bersaing koperasid. Strategi bersaing koperasie. Inovasi
3. Kohesivitas dan a. Kohesivitas anggotapartisipasi anggota b. Rasio jumlah anggota
c. Anggota yang melunasi simpanan wajibd. Besaran simpanan lainnyae. Rasio penyertaan modalf. Pemanfaatan pelayanan koperasi oleh anggotag. Pola pengkaderan
4. Orientasi kepada a. Pendidikan dan pelatihan anggotapelayanan anggota b. Keterkaitan usaha dengan kepentingan anggota
c. Transaksi usaha koperasi dengan usaha anggota5. Pelayanan terhadap a. Pelayanan usaha koperasi pada non anggota
Masyarakat b. Dana yang disisihkan untuk pelayanan sosialc. Kemudahan mendapatkan informasi bisnisd. Tanggapan masyarakat terhadap koperasi
Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM RI, 2007
20
Pengukuran kinerja koperasi sebagai suatu badan usaha juga dapat dilihat
dari seberapa besar tingkat keuntungan yang diperoleh koperasi saat
menjalankan unit usahanya. Pengukuran tingkat keuntungan dapat
dilakukan dengan menggunakan analisis laporan keuangan koperasi yang
terjadi selama satu periode tertentu. Analisis laporan keuangan adalah
penelaahan untuk menguraikan dan mempelajari informasi menjadi lebih
detail mengenai posisi keuangan dan perkembangan koperasi (Sudarsono
dan Edilius, 2005).
Jenis-jenis analisis rasio keuangan menurut Riyanto (2001), yaitu analisis
rasio keuangan meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio
rentabilitas.
a) Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan
koperasi dalam memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera
dipenuhi, terdiri dari:
1) Current ratio, yaitu rasio yang menunjukkan tingkat keamanan
pinjaman jangka pendek dan kemampuan untuk membayar hutang
tersebut.
2) Quick ratio, yaitu kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendek tanpa memerhatikan persediaan, karena persediaan
memerlukan waktu relatif lama untuk dicairkan menjadi uang kas.
3) Cash ratio, yaitu kemampuan membayar hutang lancar yang dimiliki
koperasi yang harus segera dipenuhi dengan kas yang tersedia
(simpanan jangka pendek).
21
b) Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan koperasi
untuk membayar semua hutangnya, baik jangka pendek maupun jangka
panjang, terdiri dari:
1) Total debt to equity ratio, yaitu rasio yang menunjukkan berapa
bagian dari setiap rupiah yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan
hutang.
2) Total debt to capital ratio, yaitu rasio yang menunjukkan berapa
bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjakan atau
berapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang.
c) Rasio rentabilitas (profitabilitas) merupakan kemampuan yang dimiliki
koperasi untuk menghasilkan laba selama periode tertentu, terdiri dari:
1) Return of investment (profitabilitas ekonomi), yaitu kemampuan
menghasilkan laba dari keseluruhan modal (baik modal luar maupun
modal sendiri) yang digunakan untuk menghasilkan laba.
2) Return of equity (profitabilitas modal sendiri), yaitu kemampuan
koperasi dengan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan.
10. Kontribusi Koperasi dalam Pembangunan
Menurut Hanel (2005), koperasi yang berkaitan dengan pembangunan dari
organisasi swadaya dilihat berdasarkan penilaian atas dampak secara
langsung atau tidak langsung ditimbulkan oleh koperasi sebagai kontribusi
koperasi terhadap pencapaian tujuan-tujuan pembangunan. Kementerian
Koperasi dan UKM (2007) menilai tingkat kontribusi koperasi terhadap
pembangunan pemerintah dilihat dari ketaatan koperasi membayar pajak,
22
pertumbuhan penyerapan tenaga kerja, dan tingkat upah karyawan. Pajak
yang dibayarkan koperasi kepada pemerintah daerah akan digunakan
untuk melakukan pembangunan.
a) Ketaatan koperasi dalam pembayaran pajak adalah kemampuan
koperasi untuk mentaati aturan daerah dalam pembayaran atas pajak
yang dibebankan kepada koperasi secara tepat waktu. Ketaatan ini
diukur berdasarkan jumlah kepemilikan NPWP dan nomor retribusi
daerah lainnya.
b) Pertumbuhan penyerapan tenaga kerja menunjukkan jumlah tenaga
kerja yang terserap secara time series. Tenaga kerja koperasi adalah
orang yang bekerja dan digaji oleh koperasi. Semakin banyak jumlah
tenaga kerja yang terserap menunjukkan bahwa koperasi turut serta
dalam pembangunan daerah.
c) Tingkat upah karyawan menunjukkan besar upah rata-rata karyawan
dibandingkan dengan upah minimum regional. Upah karyawan adalah
jumlah uang yang diterima karyawan sebagai balas jasa dari koperasi.
Semakin tinggi rata-rata upah karyawan menunjukkan bahwa koperasi
ikut serta dalam pembangunan daerah.
11. Manfaat Koperasi Bagi Anggota
Manfaat koperasi bagi anggota terbagi menjadi dua, yaitu manfaat
ekonomi dan manfaat non ekonomi koperasi. Manfaat ekonomi adalah
manfaat yang diperoleh anggota dalam bentuk uang atau diperhitungkan
23
dengan uang. Manfaat non ekonomi adalah manfaat yang diperoleh
anggota bukan dalam bentuk uang (Sudarsono dan Edilius, 2005).
a) Manfaat Ekonomi Koperasi
Koperasi sebagai organisasi yang berwatak sosial mempunyai dua jenis
orientasi, yakni service oriented (orientasi pelayanan) dan profit
oriented (orientasi laba). Service oriented adalah pelayanan yang
ditujukan kepada anggota berupa hal-hal yang didapatkan oleh anggota
dari koperasi. Profit oriented adalah pelayanan yang ditujukan kepada
non anggota untuk mendapat keuntungan dengan bertindak sebagai
perusahaan individual yang menjual produknya ke pasar.
Pelayanan yang diarahkan kepada anggota menghasilkan manfaat
ekonomi yang dapat dirasakan oleh anggota koperasi baik secara tunai
maupun diperhitungkan. Manfaat ekonomi koperasi diperhitungkan
berupa harga pelayanan (selisih harga beli, harga jual dan bunga kredit).
Hal ini berlaku jika harga beli di koperasi lebih rendah daripada harga
umum atau tingkat bunga pinjaman di koperasi lebih rendah daripada
tingkat bunga pinjaman di pasaran umumnya. Manfaat ekonomi tunai
dapat berupa sisa hasil usaha (SHU), bonus dan tunjangan-tunjangan
yang diberikan koperasi (Hendar dan Kusnadi, 1999).
b) Manfaat Non Ekonomi Koperasi
Koperasi tidak hanya memberikan manfaat ekonomi kepada anggotanya
melainkan juga memberikan manfaat non ekonomi yang dapat dilihat
dari kepuasan yang dirasakan oleh anggota. Menurut Kotler (2002),
24
kepuasan adalah perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja
atau hasil yang dirasakan dengan harapannya. Koperasi sebagai sebuah
lembaga bisnis yang bertujuan untuk mensejahterakan anggota, harus
memperhatikan pelayanan yang diberikan agar kepuasan dapat tercapai.
Menurut Sembel (2003), kualitas pelayanan adalah sebuah tingkat
kemampuan dari sebuah koperasi dalam memberikan segala yang
menjadi harapan anggota dalam memenuhi kebutuhannya. Semakin
tinggi pelayanan yang diberikan koperasi maka kepuasan konsumen
akan semakin meningkat.
Menurut Laksana (2008), kualitas pelayanan koperasi dapat dilihat dari
kinerja pelayanan yang diberikan pengurus dan karyawan yang bekerja
di koperasi. Kualitas pelayanan meliputi kemampuan koperasi dalam
melayani konsumen saat melakukan penjualan produk dan pemberian
informasi yang lengkap untuk konsumen.
Menurut Zeithaml, Parasuraman & Berry dalam Lupiyoadi dan
Hamdani (2009), mengemukakan bahwa ada lima dimensi Service
Quality (kualitas pelayanan) yaitu:
1) Tangibles (bukti fisik) yaitu kemampuan perusahaan dalam
menunjukkan eksistensinya kepada pelanggan melalui penampilan
sarana dan prasarana fisik serta lingkungan sekitar perusahaan.
2) Reliability (kehandalan) yaitu kemampuan perusahaan memberikan
pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan kepada pelanggan secara
akurat dan terpercaya.
25
1. Physiological needs
2. Safety and security needs
3. Affiliation needs
5. Self actualization
4. Esteem or status needs
Tin
gkat
-tin
gkat
keb
utuh
an
3) Responsiveness (ketanggapan) yaitu kemampuan perusahaan untuk
membantu dan memberikan pelayanan secara cepat dan tepat kepada
pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas.
4) Assurance (jaminan) yaitu kemampuan para pengurus perusahaan
untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada
perusahaan.
5) Emphaty (empati) yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan
perhatian yang tulus kepada pelanggan dengan berupaya memahami
keinginan pelanggan.
Kepuasan juga dapat diukur berdasarkan pada pemenuhan perasaan
tentang apa yang dibutuhkan seseorang. Menurut A.H. Maslow dalam
Hasibuan (2011), seseorang mempunyai kebutuhan yang bertingkat dari
yang paling sederhana hingga yang paling tinggi berdasarkan kadar
kepentingannya. Kebutuhan dengan urutan yang paling bawah dari
hierarki kebutuhan akan menjadi prioritas seseorang untuk dipuaskan
sebelum urutan kebutuhan yang lebih tinggi. Hierarki kebutuhan
Maslow dapat dilihat pada Gambar 2.
Pemuas kebutuhan-kebutuhan
Gambar 2. Hierarki kebutuhan Maslow
26
Hierarki kebutuhan Maslow dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Physiological needs yaitu kebutuhan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup, seperti kebutuhan akan sandang, pangan,
papan, dan sebagainya.
2) Safety and security needs yaitu kebutuhan akan kebebasan dari
ancaman yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan
keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan.
3) Affiliation or acceptance needs yaitu kebutuhan untuk dapat
berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain, seperti kebutuhan
berteman, dicintai, diterima dalam pergaulan kelompok pekerja dan
masyarakat lingkungannya.
4) Esteem or status needs yaitu kebutuhan akan penghargaan diri dan
pengakuan (prestise) dari orang lain. Prestise digunakan sebagai
simbol status keberadaan seseorang di lingkungan masyarakat.
Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam masyarakat atau posisi
seseorang dalam organisasi, semakin tinggi pula prestisenya.
5) Self actualization yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri dengan
menggunakan kemampuan, keterampilan, dan potensi secara optimal
untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan.
Kepuasan anggota diukur menggunakan metode Customer Statisfaction
Index (CSI) dan Importance Performance Analysis (IPA). Metode CSI
adalah metode analisis berupa presentase pelanggan yang senang dalam
suatu survei kepuasan pelanggan. Menurut Irawan (2002), pengukuran
terhadap CSI diperlukan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan
27
secara keseluruhan dengan memperhatikan tingkat kepentingan dari
atribut atau aspek produk dan jasa. Metode IPA merupakan metode
lanjutan dari CSI untuk menggambarkan tentang kinerja suatu koperasi
dibandingkan dengan harapan yang diinginkan oleh anggota koperasi
menggunakan diagram kartesius. Tingkat kepentingan yang dirasakan
anggota dari masing-masing atribut yang tersedia akan dimasukan
kedalam empat pilihan kuadaran pada diagram kartesius sesuai dengan
hasil pengukuran. Hasil dari pengukuran dapat digunakan sebagai
acuan untuk menentukan sasaran di tahun mendatang.
B. Kajian Penelitian Terdahulu
Peneliti harus mempelajari penelitian sejenis di masa lalu untuk mendukung
penelitian yang akan dilakukan sebagai referensi pada penelitian sejenis.
Tinjauan penelitian terdahulu memperlihatkan bahwa terdapat persamaan dan
perbedaaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dalam hal metode,
waktu, dan tempat penelitian. Ringkasan dari beberapa penelitian terdahulu
beserta alat analisis dan hasil penelitiannya dapat dilihat pada Tabel 4.
28
Tabel 4. Ringkasan penelitian terdahulu
No. NamaPeneliti
Judul Metode Analisis Hasil
1. Palapa(2006)
Evaluasi KinerjaKoperasi PuspaAnggrek diKabupatenTangerang
Metode deskriptifkuantitatif, MetodeImportance PerformanceAnalysis (IPA) danCustomer SatisfactionIndeks (CSI)
Kinerja Koperasi Puspa Anggrek dalam melaksanakan prinsip-prinsip koperasi yang sesuai dengan penilaian anggota masihcukup memuaskan. Penilaian anggota terhadap kinerjapengurus koperasi dalam rangka pelaksanaan prinsip-prinsipkoperasi berada pada kategori cukup puas. Koperasi masihbelum bisa memuaskan anggota secara penuh, masih terdapatprinsip-prinsip koperasi yang belum dilaksanakan ataupelaksanaannya masih belum sempurna.
2. Ketaren(2007)
Faktor-Faktor yangMempengaruhiKeberhasilanKoperasi CreditUnion PartisipasiSukamakmur dalamPemberdayaanMasyarakat diKabupaten DeliSerdang
Analisis deskriptifkualitatif dan kuantitatif
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan koperasiCredit Union Partisipasi Sukamakmur meliputi: SHU,partisipasi anggota, kepemimpinan pengurus, manajemenkoperasi, dan pemberdayaan masyarakat.
2) Pemberdayaan masyarakat berorientasi kepada masyarakatyang mandiri (melalui kegiatan peternakan).
3) Partisipasi anggota yang meliputi: jumlah simpanan, jumlahpinjaman, frekuensi mengikuti pendidikan, lama tunggakandan lamanya menjadi anggota, mempunyai hubungan yangsignifikan dengan tingkat pendapatan.
4) Terdapat hubungan antara pendidikan formal dan non formal(pendidikan koperasi dan kewirausahaan) dengankeberhasilan usaha.
29
Tabel 4. (Lanjutan)
No. NamaPeneliti
Judul Metode Analisis Hasil
3. Mayasari(2009)
AnalisisPengukuranKinerja KoperasiPegawai RepublikIndonesia diKabupaten Blora
Analisis deskriptifpersentase dan Analisisdata kuantitatif
1) Pengukuran Kinerja KPRI Kabupaten Blora apabila diukurdengan Kep. Men.Koperasi No.06/Per/M.KUKM/III/2008mengenai Pedoman Pemeringkatan Koperasi termasukdalam kriteria berkualitas dengan rata-rata nilai 353.
2) Terdapat beberapa indikator dari Kep.Men. KoperasiNo.06/Per/M.KUKM/III/2008 yang hasilnya kurang baik,yaitu manajemen pengawasan, kinerja usaha yang semakinsehat, rasio peningkatan jumlah anggota dan tingkat upahkaryawan, dalam penilaian indikator ini rata-rata upahkaryawan KPRI, Kabupaten Blora (60%) masih dibawahUMR.
4. Ni’mah(2011)
Analisis KinerjaKeuangan padaKoperasi BMTBina UsahaKecamatan BergasKabupatenSemarang
Analisis deskriptifkuantitatif persentase
1) Analisis likuiditas pada koperasi BMT Bina Usahamenunjukkan angka yang cukup baik atau likuid.
2) Analisis solvabilitas pada koperasi BMT Bina Usahamenunjukkan hasil yang cukup baik atau solvabel dalammemenuhi kewajiban-kewajiban panjang maupunpendeknya.
3) Analisis Rentabilitas menunjukkan bahwa koperasi BMTBina Usaha cukup rentabel (menguntungkan) dalammenghasilkan SHU yang maksimal.
30
Tabel 4. (Lanjutan)
No. NamaPeneliti
Judul Metode Analisis Hasil
5. Mustika(2013)
Tingkat KepuasanNasabah Tabunganterhadap PelayananBank di Bandar JayaKecamatanTerbanggi BesarKabupaten LampungTengah
Analisis deskriptif danMetode ImportancePerformanceAnalysis (IPA)
Kinerja Bank A dan B dari ke 24 atribut kinerja pelayananbank sudah sesuai harapan nasabah. Pada Bank A atributkecepatan pelayanan, ketanggapan terhadap nasabah baru,dan ketanggapan melalui telepon masih dinilai baik olehnasabah. Pada Bank B atribut yang masih dinilai baik yaitukecepatan pelayanan dan ketanggapan terhadap nasabahbaru. Sehingga secara keseluruhan kinerja Bank A dan Bsudah sesuai harapan nasabah. Kesesuaian kinerja masing-masing bank terhadap harapan nasbah secara keseluruhandianggap sangat memuaskan dengan rata-rata di atas 90%.
6. Agusta,(2014)
Analisis Pendapatandan TingkatKesejahteraanRumah TanggaPeternak Sapi PerahAnggota KoperasiPeternakan BandungSelatan (KPBS)
Analisis deskriptif 1) Rata-rata pendapatan ternak sapi perah anggota KPBS atasbiaya total per tahun adalah Rp 8.873.849,56/usaha ternakatau Rp 2.681.422,59/satuan ternak.
2) MEK yang dapat dirasakan secara langsung tetapi tidaktunai adalah Rp 1.039.832,13/tahun. MEK tidak langsungyang diterima secara tunai Rp 1.458.622,96/tahun, danmemiliki kontribusi sebesar 5,35% terhadap pendapatanrumah tangga anggota KPBS.
3) Masih terdapat sembilan rumah tangga anggota KPBS atausebesar 14,75% yang merupakan rumah tangga tidaksejahtera.
31
Tabel 4. (Lanjutan)
No. NamaPeneliti
Judul Metode Analisis Hasil
7. Wiandhani(2015)
Analisis ManfaatEkonomi dan NonEkonomi KoperasiPerikanan Ism MitraKarya Bahari KotaBandar Lampung
Analisis deskriptifdan MetodeImportancePerformanceAnalysis (IPA)
1) Total manfaat ekonomi yang diterima anggota koperasi pertahun berkisar antara Rp 99.000,00 – Rp 618.000,00. Rata-rata total manfaat ekonomi per tahun yang diterima olehpengolah produk turunan (Rp 400.490,00), pengolah ikan(Rp 267.236,84), nelayan (Rp 193.668,75) dan buruh (Rp150.500,00).
2) Manfaat non ekonomi berupa kepuasan terhadap pelayanandalam RAT dan pemanfaatan unit usaha berada padakategori tinggi (puas), namun kepuasan dalam pembayaransimpanan wajib berada pada kategori rendah (kurang puas).
8. Yolandika(2015)
Keberhasilan KoperasiUnit Desa (KUD) MinaJaya Kota BandarLampung BerdasarkanPendekatan Tripartite
Rasio keuangan,ketaatan koperasimembayar pajak,rasio pertumbuhanpenyerapan tenagakerja dan rasio upahtenaga kerja.
1) Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapatdisimpulkan bahwa keberhasilan KUD Mina Jaya sebagaibadan usaha ditinjau dari rasio keuangan adalah sangat baikberdasarkan rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas, tetapimasih pada kategori baik berdasarkan rasio likuiditas.
2) KUD Mina Jaya telah berkontribusi dengan baik terhadappembangunan di Provinsi Lampung dari tahun 2010 hingga2014, dengan kategori baik pada ketaatan koperasimembayar pajak, rata-rata rasio penyerapan tenaga kerja,dan rata-rata rasio tingkat upah karyawan.
3) KUD Mina Jaya cukup berhasil menyejahterakananggotanya dengan kriteria cukup, bahkan sebagian besarjuragan pada kapal dengan ABK > 10 orang sudah masukdalam kategori hidup layak.
32
Tabel 4. (Lanjutan)
No. NamaPeneliti
Judul Metode Analisis Hasil
9. Jalika(2016)
Evaluasi KeberhasilanKoperasi Serba UsahaPeternak MotivasiDo’a Ikhtiar Tawakkal(KSUP MDIT) diKabupaten Tanggamus
Metode deskriptifkuantitatif danMetode ImportancePerformance Analysis(IPA)
1) Kinerja badan usaha KSUP MDIT termasuk dalamkategori berkualitas.
2) KSUP MDIT belum berkontribusi secara maksimalterhadap pembangunan. Hal ini ditunjukkan denganindikator ketaatan koperasi membayar pajak danpertumbuhan penyerapan tenaga kerja yang masuk dalamkategori tidak baik, sementara pada indikator rasiotingkat upah karyawan dikategorikan cukup baik.
3) Manfaat non ekonomi berupa kepuasan yang dirasakananggota KSUP MDIT atas pelayanan yang diberikankoperasi dan pemenuhan akan kebutuhan-kebutuhananggota berada pada kategori tinggi (puas).
10. Putri(2017)
Kinerja Dan StrategiPengembanganPrimkopti KabupatenPesawaran ProvinsiLampung
Metode deskriptifkuantitatif dan CustomerSatisfaction Indeks (CSI)
1) Kinerja badan usaha Primkopti Kabupaten Pesawarantermasuk dalam kategori kurang berkualitas, kurangberkontribusi secara maksimal terhadap pembangunandaerah dan tingkat kepuasan yang dirasakan oleh anggotaPrimkopti terhadap kualitas pelayanan masuk dalamkategori puas.
2) Strategi prioritas yang dapat digunakan untukpengembangan dan keberlanjutan Primkopti yaitumenggunakan keuangan, mengoptimalkan permintaan,memanfaatkan harga produk, memanfaatkan teknologi,mengoptimalkan keaktifan anggota, bekerjasama denganpemasok, meningkatkan pengelolaan manajemen, danmeningkatkan kesadaran anggota.
33
Peneliti terdahulu yang menganalisis mengenai kinerja koperasi sebagai
badan usaha, yaitu Jalika (2016) dan Mayasari (2009). Metode analisis
yang digunakan untuk menganalisis kinerja koperasi sebagai badan usaha,
yaitu pedoman pemeringkatan koperasi berdasarkan Kementerian Negara
Koperasi dan UKM RI 2007. Merujuk dari penelitian tersebut, maka
kinerja usaha koperasi pada penelitian ini menggunakan metode analisis
pedoman pemeringkatan koperasi berdasarkan Kementerian Negara Koperasi
dan UKM RI 2007.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada penelitian
Ketaren (2007), bahwa keberhasilan koperasi tidak hanya dilihat dan
dipengaruhi oleh SHU, partisipasi anggota, kepemimpinan pengurus,
manajemen koperasi, dan pemberdayaan masyarakat melainkan
menggunakan tiga aspek pendekatan atau pendekatan tripartite menurut
Hanel (2005).
Penelitian ini mempunyai kebaruan dengan penelitian terdahulu dalam hal
manfaat yang diberikan koperasi kepada anggota dilakukan dalam dua bentuk
yaitu manfaat ekonomi dan manfaat non ekonomi (kepuasan). Manfaat
ekonomi anggota terdiri dari manfaat tunai dan manfaat diperhitungkan.
Manfaat non ekonomi yang diterima anggota tidak hanya dilihat dari
kepuasan anggota terhadap pelayanan berdasarkan lima aspek (tangibles,
reliability, assurance, responsiveness, dan empathy) tetapi juga dilihat dari
kepuasan menjadi anggota koperasi berdasarkan hierarki kebutuhan.
34
Penilaian kepuasan anggota tidak hanya dilihat dari pelayanan yang diberikan
koperasi, namun juga dilihat berdasarkan pemenuhan kebutuhan anggota
menurut hierarki kebutuhan Maslow yakni physiological needs, safety and
security needs, affiliation or acceptance needs, esteem or status needs, dan
self actulization. Pada penelitian ini tingkat kepuasan anggota diukur
menggunakan metode Customer Statisfaction Index (CSI) dan Importance
Performance Analysis (IPA) untuk mengetahui secara keseluruhan tingkat
kepuasan anggota dan hasil pengukuran dijadikan sebagai acuan untuk
menentukan sasaran di tahun-tahun mendatang.
C. Kerangka Pemikiran
Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Teluk Semaka merupakan salah satu
koperasi sektor perikan yang berkontribusi bagi pembangunan perekonomian,
khususnya di Kabupaten Tanggamus. KUD Mina Teluk Semaka memiliki
beberapa permasalahan yang mengganggu kinerja mereka antara lain adalah
pembayaran simpanan anggota koperasi terlalu kecil untuk keberlangsungan
usaha koperasi, masih adanya anggota yang tidak aktif karena kurang
memahami manfaat koperasi. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan
analisis kinerja KUD Mina Teluk Semaka agar para anggota dapat melihat
manfaat-manfaat apa saja yang dapat diberikan oleh koperasi.
Penilaian kinerja tingkat keberhasilan koperasi dilihat melalui pendekatan
tripartite. Penilaian kinerja keberhasilan koperasi yang pertama adalah
menganalisis kinerja koperasi sebagai badan usaha, digunakan pedoman
pemeringkatan koperasi menurut Kementerian Koperasi dan UKM RI 2007
35
yaitu : (1) aspek badan usaha aktif, yang di dalamnya menganalisis variabel
manajemen koperasi dan administrasi koperasi, (2) aspek kinerja usaha
semakin efektif, yang di dalamnya menganalisis variabel keuangan dan
permodalan koperasi, (3) aspek kohesivitas dan partisipasi anggota, yang di
dalamnya menganalisis variabel sumber daya manusia koperasi tersebut
meliputi anggota, pengurus dan pegawai, (4) orientasi kepada pelayanan
anggota dan (5) pelayanan terhadap masyarakat yang didalamya menganalisis
variabel unit usaha koperasi. Penilaian kinerja keberhasilan koperasi yang ke
dua adalah partisipasi koperasi terhadap pembangunan daerah dilakukan
dengan melihat tiga aspek penilaian, yaitu ketepatan koperasi membayar
pajak, tingkat penyerapan tenaga kerja, dan tingkat upah karyawan.
Penilaian kinerja keberhasilan koperasi yang ke tiga adalah menganalisis
manfaat koperasi terhadap anggota. Pada penelitian ini, manfaat koperasi
yang akan diteliti, yaitu manfaat ekonomi koperasi (sisa hasil usaha/SHU,
tunjangan dan harga pelayanan) serta manfaat non ekonomi berupa kepuasan
anggota. Kepuasan anggota diukur menjadi dua yaitu kepuasan anggota
terhadap pelayanan koperasi berdasarkan lima aspek (tangibles, reliability,
assurance, responsiveness, dan empathy) serta kepuasan anggota berdasarkan
hierarki kebutuhan (physiological needs, safety and security needs, affiliation
or acceptance needs, esteem or status needs, dan self actulization). Tingkat
kepuasan anggota diukur menggunakan metode Customer Statisfaction Index
(CSI) dan Importance Performance Analysis (IPA). Kerangka pemikiran
anaslisis kinerja koperasi berdasarkan pendekatan tripartite disajikan pada
Gambar 3.
36
Analisis Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Teluk Semakaberdasarkan Pendekatan Tripartite (Hanel, 2005)
Kinerja Koperasi SebagaiBadan Usaha
Manfaat Koperasi BagiAnggota
Kontribusi Koperasidalam Pembangunan
1. KetaatanMembayar Pajak
2. PenyerapanTenaga Kerja
3. Tingkat UpahKaryawan
Manfaat Ekonomi Manfaat Non Ekonomi
Badan Usaha Aktif1. Penyelenggaraan Rapat2. Manajemen Pengawasan3. RK dan RAPB4. Kondisi Operasional Usaha5. Kinerja Kepengurusan6. Tertib Administrasi7. Keberadaan Sistem Informasi8. Akses Informasi A. Diperhitungkan
1. Selisih HargaBeli
2. Selisih HargaJual
3. Selisih BungaKredit
Kinerja Usaha yang SemakinSehat
a. Struktur Permodalanb. Tingkat Kesehatan Kondisi
Keuangan Koperasid. Strategi Bersaing Koperasie. Inovasi
PelayananKoperasi
a. Tangiblesb. Reliabilityc. Responsivenessd. Assurancee. Emphaty
Kohesivitas dan PartisipasiAnggota
a. Kohesivitas Anggotab. Rasio Jumlah Anggotac. Anggota yang Melunasi
Simpanan Wajibd. Besaran Simpanan Lainnyae. Rasio Penyertaan Modalf. Pemanfaatan Pelayanan
Koperasi oleh Anggotag. Pola Pengkaderan
KepuasanCSI dan IPA
Orientasi kepada PelayananAnggota
a. Pendidikan dan PelatihanAnggota
b. Keterkaitan Usaha Koperasidengan Kepentingan Anggota
c. Transaksi Usaha Koperasidengan Usaha Anggota
Pelayanan terhadap Masyarakata. Pelayanan Usaha Koperasi dapat
dinikmati Non Anggotab. Dana yang Disisihkan untuk
Pelayanan Sosialc. Kemudahan Mendapatkan
Informasi Bisnisd. Tanggapan Masyarakat Sekitar
terhadap Keberadaan Koperasi
Gambar 3. Kerangka pemikiran analisis kinerja Koperasi Unit Desa (KUD)Mina Teluk Semaka berdasarkan pendekatan tripartite
B. Tunai1. Sisa Hasil
Usaha (SHU)2. Tunjangan
HierarkiKebutuhan
Maslowa. Physiologicalb. Safety and
securityc. Affiliationd. Esteem or statuse. Self actulization
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Dasar
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus
karena penelitian ini hanya melibatkan satu koperasi. Metode studi kasus,
yaitu metode yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara mendetail
atau menyeluruh tentang latar belakang, sifat, maupun karakter yang khas
dari suatu kasus. Menurut Suryabarata (2003), tujuan dari studi kasus adalah
untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang
dan interaksi lingkungan, individu, kelompok, lembaga dan masyarakat.
B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional
Koperasi adalah badan usaha yang didirikan oleh orang perseorangan atau
badan hukum koperasi dengan bertujuan untuk mensejahterahkan anggota
dan melaksanakan usaha berdasarkan asas kekeluargaan, dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Koperasi perikanan adalah koperasi yang anggota-anggotanya memiliki mata
pencaharian yang berhubungan dengan usaha perikanan mulai dari produksi,
pengolahan, pembelian sampai penjualan.
38
Keberhasilan koperasi adalah penilaian kinerja koperasi yang didasarkan pada
kinerja koperasi sebagai badan usaha, kontribusi koperasi pada pembangunan,
dan peran koperasi dalam memberikan manfaat kepada anggota.
Kinerja adalah tingkat pencapaian keberhasilan dalam melaksanakan tugas
serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu
periode yang dibandingkan dengan standar atau kriteria yang telah ditetapkan.
Kinerja koperasi adalah tingkat keberhasilan koperasi secara keseluruhan
selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas. Kinerja koperasi dinilai
dari lima aspek, yaitu badan usaha aktif, kinerja usaha yang semakin efektif,
kohesivitas dan partisipasi anggota, orientasi kepada pelayanan anggota dan
pelayanan terhadap masyarakat.
Badan usaha aktif koperasi adalah kemampuan koperasi untuk menjalankan
mekanisme manajemen koperasi, seperti penyelenggaraan rapat, manajemen
pengawasan, Rencana Kegiatan (RK) dan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja (RAPB), kondisi operasional usaha koperasi, kinerja kepengurusan,
tertib administrasi, keberadaan sistem informasi, dan akses informasi.
Penyelenggaraan rapat adalah kegiatan yang dilaksanakan koperasi dalam
satu tahun buku, baik rapat anggota, rapat pengurus, rapat pengawas ataupun
rapat gabungan pengurus, dan pengawas. Indikator yang digunakan yaitu
frekuensi penyelenggaraan rapat.
Manajemen pengawasan merupakan kegiatan pengawasan (audit) terhadap
koperasi yang dilakukan oleh Pengawas Koperasi atau Auditor Independen.
39
Indikator yang digunakan yaitu pihak yang melakukan audit koperasi dan
hasil audit. Diukur dengan menjumlahkan skor dari masing-masing indikator.
Rencana Kegiatan (RK) dan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja (RAPB)
merupakan acuan bagi koperasi agar lebih terarah. Indikator yang digunakan
yaitu keberadaan RK dan RAPB dalam tahun buku yang disahkan oleh Rapat
Anggota dan tingkat realisasinya. Diukur dengan cara menjumlahkan skor
dari masing-masing indikator.
Kondisi operasional kegiatan atau usaha koperasi menunjukkan aktivitas
bisnis koperasi yang ditandai dengan jumlah unit usaha yang masih
beroperasi termasuk ijin-ijin usaha koperasi yang masih berlaku seperti SIUP,
SITU, NPWP dan lainnya dengan diukur dalam satuan persen (%).
Kinerja kepengurusan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi kelembagaan
yang semakin sehat dengan menggunakan tujuh indikator yaitu struktur dan
pembagian peran, aturan main dalam pengambilan keputusan, strategi dalam
mengelola organisasi, gaya kepemimpinan pengurus, kompetensi pengurus
dan pengelola, loyalitas dan dedikasi pengurus serta budaya kerja yang
dikembangkan. Kinerja kepengurusan diukur dalam satuan skor.
Tertib administrasi merupakan suatu kondisi bahwa koperasi telah melakukan
pengelolaan terhadap keberadaan administrasi, baik administrasi organisasi,
administrasi usaha, dan administrasi keuangan. Tertib administrasi diukur
dalam satuan skor.
40
Kemudahan mendapatkan atau mengakses informasi dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana informasi tentang kegiatan koperasi dapat diketahui
oleh pihak-pihak terkait, diukur dalam satuan skor.
Kinerja usaha koperasi yang semakin sehat adalah hasil kerja dari suatu
koperasi yang dilihat hari aspek struktur permodalan, tingkat kesehatan
kondisi keuangan, kemampuan bersaing koperasi, strategi bersaing koperasi,
dan inovasi yang dilakukan.
Struktur pemodalan adalah proporsi modal sendiri terhadap modal yang
berasal dari luar, diukur dalam satuan persen (%).
Analisis rasio keuangan adalah suatu metode analisa untuk mengetahui
hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba/rugi secara individu
serta kombinasi dari kedua laporan tersebut, diukur dalam satuan persen (%).
Tingkat kesehatan kondisi keuangan adalah kondisi keuangan koperasi
dengan melihat perbandingan antara modal koperasi, hutang koperasi,
pendapatan koperasi dan keuntungan koperasi dengan cara melakukan
analisis rasio keuangan menggunakan empat ukuran, yaitu likuiditas,
solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas.
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan
suatu perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya dengan segera atau
jangka pendek, melalui perbandingan antara kekayaan lancar dengan hutang
jangka pendek, diukur dalam satuan persen (%).
41
Rasio solvabilitas adalah digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar semua kewajiban-kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan
(jangka pendek dan jangka panjang), diukur dalam satuan persen (%).
Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan koperasi dalam memperoleh
keuntungan laba selama periode tertentu, melalui pembagian laba bersih
terhadap modal sendiri, diukur dalam satuan persen (%).
Rasio aktivitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dana yang
tertanam dalam satu periode tertentu, diukur dalam satuan persen (%).
Kemampuan bersaing koperasi adalah kemampuan untuk meningkatkan
posisi tawar (bargaining position) koperasi dalam memaksimalkan tujuannya
dengan menggunakan indikator seperti pesaing, strategi, produk, kekuatan
tawar, dan harga. Diukur dengan cara menjumlahkan skor masing-masing
indikator.
Strategi bersaing koperasi adalah cara-cara yang digunakan oleh koperasi
untuk bersaing (how to compete). Indikator yang digunakan yaitu ciri khas
layanan, keunikan produk, kesesuaian harga, ketersediaan produk, kesesuaian
keinginan konsumen, keterkaitan dengan produk lain, dan kerjasama.
Inovasi adalah upaya yang dilakukan oleh koperasi dalam mengembangkan
usaha koperasi, dilihat dari produk/jasa baru yang dihasilkan dalam satu
tahun terakhir (unit/tahun). Diukur dengan cara menjumlahkan skor dari
masing-masing indikator.
42
Kohesivitas dan partisipasi anggota adalah keadaan yang memperlihatkan
keterkaitan anggota terhadap anggota lain maupun terhadap organisasi
koperasi. Indikator yang digunakan yaitu kohesivitas anggota, rasio
peningkatan jumlah anggota, persentase jumlah anggota yang melunasi
simpanan wajib, persentase besaran simpanan lainnya, rasio penyertaan
modal, pemanfaatan pelayanan koperasi oleh anggota, dan pola pengkaderan.
Kohesivitas anggota adalah rasa keterikatan antar anggota koperasi dalam
rangka membangun kebersamaan, berdasarkan jumlah transaksi anggota atau
non-anggota pada koperasi (partisipasi bruto) dan rasio besaran SHU yang
diukur dalam satuan persen (%).
Rasio peningkatan jumlah anggota adalah keadaan yang menunjukkan adanya
pertumbuhan atau peningkatan jumlah anggota yang diukur dalam satuan
persen (%).
Persentase jumlah anggota yang melunasi simpanan wajib merupakan besaran
simpanan wajib yang diterima koperasi berdasarkan anggota yang melunasi,
diukur dalam satuan persen (%).
Persentase besaran simpanan lainnya adalah jumlah besaran simpanan
anggota selain simpanan pokok dan wajib yang diterima koperasi, diukur
dalam satuan persen (%).
Rasio penyertaan modal menunjukkan keadaan anggota koperasi yang
melakukan partisipasi kepada koperasi berdasarkan besaran modal penyertaan
secara time series dua tahun berturut-turut, diukur dalam satuan persen (%).
43
Pemanfaatan pelayanan koperasi oleh anggota menunjukkan tingkat
partisipasi anggota menggunakan layanan yang disediakan oleh koperasi baik
berupa barang ataupun jasa, diukur dalam satuan persen (%).
Pola pengkaderan merupakan suatu sistem pengrekrutan kader berdasarkan
rencana penyiapan calon-calon pengurus koperasi yang kompeten dan
profesional. Pola pengkaderan diukur dalam satuan skor.
Orientasi kepada pelayanan anggota merupakan suatu keadaan bahwa
kegiatan perkoperasian erat kaitannya dengan anggota, seperti pendidikan dan
pelatihan, keterkaitan koperasi dengan kepentingan anggota, dan transaksi
usaha koperasi dengan usaha anggota.
Pendidikan dan pelatihan adalah kegiatan yang dilakukan koperasi untuk
meningkatkan kualitas dan kompetensi anggota koperasi. Peningkatan
kopetensi dan kualitas ini diharapkan dapat memotivasi anggota koperasi
untuk berproduktivitas dengan baik. Pendidikan dan pelatihan diukur dalam
satuan persen (%).
Keterkaitan koperasi dengan kepentingan anggota adalah banyaknya usaha
atau kegiatan koperasi yang berhubungan dengan kepentingan anggota,
diukur dalam satuan persen (%).
Transaksi usaha koperasi dengan usaha anggota adalah berlangsungnya
aktivitas bisnis antara usaha koperasi dengan usaha atau kegiatan anggota
yang memanfaatkan layanan produk atau jasa yang diberikan oleh koperasi,
diukur dalam satuan persen (%).
44
Pelayanan terhadap masyarakat adalah keadaan yang memperlihatkan
seberapa jauh usaha yang dijalankan koperasi dapat dinikmati oleh
masyarakat non anggota, besaran dana yang disisihkan untuk pelayanan
sosial, kemudahan mendapatkan informasi bisnis, dan tanggapan masyarakat
sekitar terhadap keberadaan koperasi.
Pelayananan usaha koperasi yang dinikmati oleh masyarakat non anggota
adalah kemampuan koperasi dalam memberikan layanan usaha atau kegiatan
yang dapat dimanfaatkan masyarakat umum, diukur dalam satuan persen (%).
Dana yang disisihkan untuk pelayanan sosial adalah kemampuan koperasi
untuk memberikan layanan sosial kepada masyarakat, mencakup layanan
pendidikan, kesehatan, dan agama, diukur dalam satuan persen (%).
Kemudahan mendapatkan informasi bisnis adalah kemampuan koperasi
dalam menyediakan informasi bisnis yang dibutuhkan untuk pengembangan
usaha atau kegiatan masyarakat, diukur dalam satuan persen (%).
Tanggapan masyarakat sekitar terhadap keberadaan koperasi merupakan
respon masyarakat terhadap koperasi yang berada di lingkungannya, diukur
dengan menggunakan lima alternatif jawaban atau seperangkat pertanyaan
yang bersifat tertutup.
Kontribusi terhadap pembangunan daerah merupakan keikutsertaan koperasi
dalam pembangunan daerah yang dilihat dari ketaatan koperasi dalam
membayar pajak, pertumbuhan penyerapan tenaga kerja koperasi, serta
tingkat upah karyawan. Kontribusi ini diukur menggunakan skor.
45
Ketaatan koperasi membayar pajak adalah kemampuan koperasi untuk
mentaati aturan-aturan dalam pembayaran pajak yang dibebankan kepada
koperasi serta keteatan koperasi dalam membayar pajak, diukur dengan
menggunakan skor.
Penyerapan tenaga kerja adalah rasio yang menggambarkan seberapa besar
koperasi menyerap tenaga kerja dari lingkungan kerja, diukur dengan
menggunakan skor.
Upah karyawan adalah jumlah uang yang diterima karyawan sebagai balas
jasa atas pekerjaan yang dilakukan kepada koperasi, dapat dilihat dari besar
upah karyawan rata-rata dibandingkan dengan upah minimum regional.
Manfaat koperasi bagi anggota adalah nilai yang diterima oleh anggota
koperasi, dalam penelitian ini digolongkan menjadi manfaat ekonomi dan
manfaat non ekonomi (kepuasan).
Manfaat ekonomi koperasi (MEK) adalah keuntungan yang diperoleh
seseorang dengan menjadi anggota koperasi, baik dalam bentuk tunai maupun
diperhitungkan yang dinyatakan dalam satuan rupiah per tahun (Rp/tahun).
Manfaat ekonomi tunai adalah manfaat yang diterima oleh anggota secara
tunai dalam suatu waktu tertentu atau pada akhir tahun. Manfaat ini terdiri
dari SHU dan tunjangan koperasi yang dinyatakan dalam rupiah per tahun
(Rp/tahun).
46
SHU adalah sisa hasil usaha yang diterima anggota kopeasi sebanding dengan
jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota koperasi, dinyatakan
dalam satuan rupiah per tahun (Rp/tahun).
Tunjangan adalah suatu penambahan keuntungan (benefit) yang diberikan
kepada anggota koperasi dalam waktu tertentu dan dinyatakan dalam satuan
rupiah per tahun (Rp/tahun).
Manfaat ekonomi diperhitungkan adalah manfaat yang dirasakan anggota
koperasi secara langsung tetapi tidak berbentuk uang tunai. Manfaat ini
dinilai dari selisih harga umum dengan harga di koperasi selama periode satu
tahun terakhir dan di ukur dalam rupiah per tahun (Rp/tahun).
Manfaat non ekonomi menggambarkan sejauh mana kegiatan-kegiatan
pelayanan koperasi mendukung pencapaian tujuan sehingga memberikan
kepuasan bagi anggota, diukur dengan melihat kinerja pelayanan koperasi dan
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan anggota koperasi.
Kepuasan anggota terhadap pelayanan koperasi adalah perasaan senang atau
kecewa dari perbandingan antara kesan terhadap pelayanan yang diberikan
dengan harapannya. Penentuan tingkat kepuasan anggota diukur dengan
seperangkat pertanyaan yang bersifat tertutup dengan skala Likert.
Kinerja pelayanan koperasi adalah kemampuan dari sebuah koperasi dalam
memberikan segala yang menjadi harapan anggota berdasarkan pelayanan
yang diberikan koperasi, dengan cara menjumlahkan masing-masing skor dari
aspek yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty.
47
Aspek tangibles yaitu ketampakan fisik merupakan penampakan fisik dari
gedung, peralatan pegawai dan fasilitas-fasilitas lain, diukur melalui
seperangkat pertanyaan yang bersifat tertutup dengan skala Likert.
Aspek reliability atau reliabilitas adalah kemampuan memberikan layanan
yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan, diukur melalui
seperangkat pertanyaan yang bersifat tertutup dengan skala Likert.
Aspek responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong
konsumen dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas, diukur melalui
seperangkat pertanyaan yang bersifat tertutup dengan skala Likert.
Aspek assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para
pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan kepada
pelanggan, diukur melalui seperangkat pertanyaan yang bersifat tertutup
dengan skala Likert.
Aspek emphaty adalah prilaku atau perhatian pribadi yang diberikan oleh
providers kepada pelanggan, diukur melalui seperangkat pertanyaan yang
bersifat tertutup dengan skala Likert.
Hierarki kebutuhan Maslow adalah kemampuan koperasi untuk memuaskan
anggota dengan cara memenuhi kebutuhan anggota. Diukur dengan
menjumlahkan masing-masing skor dari physiological needs, safety and
security needs, affiliation or acceptance needs, esteem or status needs, dan
self actulization.
48
Physiological needs adalah kemampuan koperasi dalam memberikan
kebutuhan biologis, baik pangan, sandang, dan papan bagi anggota, diukur
melalui seperangkat pertanyaan yang bersifat tertutup dengan skala Likert
Safety and security needs adalah kemampuan koperasi untuk memberikan
rasa aman dari ancaman dan keselamatan dalam melakukan pekerjaan, diukur
melalui seperangkat pertanyaan yang bersifat tertutup dengan skala Likert.
Affiliation needs adalah kemampuan koperasi untuk memberikan kebutuhan
sosial bagi anggota, diukur melalui pertanyaan yang bersifat tertutup dengan
skala Likert.
Esteem or status needs adalah kemampuan koperasi untuk memberikan
penghargaan diri bagi anggota yang berprestasi, diukur melalui pertanyaan
yang bersifat tertutup dengan skala Likert.
Self actulization adalah kemampuan koperasi untuk memberikan aktualisasi
diri bagi anggota, diukur dengan pertanyaan yang bersifat tertutup.
Customer Satisfaction Index adalah metode analisis kualitatif untuk
mengetahui tingkat kepuasan pelanggan secara keseluruhan dengan
memperhatikan tingkat kepentingan dari setiap atribut atau aspek produk atau
jasa yang diberikan.
Importance Performance Analysis merupakan metode untuk menggambarkan
tentang kinerja suatu koperasi dibandingkan dengan harapan yang diinginkan
oleh anggota koperasi menggunakan diagram kartesius.
49
C. Lokasi, Waktu Penelitian dan Responden
Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Teluk Semaka
Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung. Penentuan lokasi penelitian
dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa koperasi
ini merupakan salah satu KUD di Provinsi Lampung yang belum pernah
dilakukan evaluasi keberhasilannya oleh Dinas Koperasi setempat. Selain itu
KUD Mina Teluk Semaka merupakan salah satu koperasi bidang perikanan di
Kabupaten Tanggamus yang masih aktif dan bertahan hingga saat ini karena
memiliki peranan penting bagi nelayan di wilayah sekitarnya.
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2018 sampai dengan
Februari 2018. Responden dalam penelitian ini terdiri dari pengurus dan
anggota KUD Mina Teluk Semaka. Responden pengurus koperasi
dibutuhkan sebagai sumber informasi untuk mengetahui kinerja koperasi
sebagai badan usaha dan kontribusi koperasi terhadap pembangunan.
Pengurus KUD Mina Teluk Semaka terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris,
bendahara dan karyawan.
Responden anggota koperasi dibutuhkan sebagai sumber informasi untuk
mengetahui besarnya manfaat koperasi yang diterima anggota yaitu manfaat
ekonomi dan non ekonomi (kepuasan). Anggota KUD Mina Teluk Semaka
berjumlah sebanyak 150 orang yang terdiri dari berbagai macam kelompok
usaha masyarakt antara lain yaitu kelompok penangkap ikan (nelayan),
kelompok pengolah ikan, dan kelompok pedagang ikan. Penentuan
50
perhitungan sampel anggota koperasi dilakukan dengan menggunakan rumus
(Sugiarto, 2003) yaitu:
n =NZ²S²
Nd² + Z²S²
n =(150) x (1,96)² x (0,05)
(150 x 0,05²) + (1,96² x 0,05)
n =28,812
0,375 + 0,19
n =28,8120,565
n = 50,99
n = 51 responden
Keterangan:n = Jumlah sampelN = Jumlah populasiZ = Derajat kepercayaan (95% = 1,96)S² = Varian sampel (5% = 0,05)d = Derajat penyimpangan (5% = 0,05)
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas, diperoleh
jumlah sampel sebanyak 51 orang. Responden penelitian ini memiliki
kondisi yang tidak seragam (heterogen) dalam hal jenis pekerjaan responden
yang terdiri dari kelompok penangkap ikan (nelayan), kelompok pedagang
ikan dan kelompok pengolah ikan. Untuk itu, penentuan alokasi proporsional
jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan metode Simple Random
Sampling (sampel acak sederhana). Teknik Simple Random Sampling
digunakan untuk memperoleh jumlah anggota sampel secara acak dari setiap
strata atau kelompok responden dengan bidang pekerjaan yang berbeda.
Perhitungan untuk menentukan alokasi proporsional jumlah sampel dari
51
masing–masing kelompok pekerjaan responden dengan menggunakan rumus
(Nasir, 1998) yaitu:
ni =Ni
x nN
Keterangan:ni = Jumlah strata iNi = Jumlah anggota pada kelompok starta iN = Jumlah populasin = Jumlah sampel pada kelompok starta ii = 1 = nelayan; 2 = padagang ikan; 3 = pengolah ikan
Berdasarkan rumus diatas, dilakukan perhitungan alokasi proposional jumlah
sampel dari masing-masing kelompok pekerjaan responden yang dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5. Jumlah sampel pada penelitian
Jenis Pekerjaan Jumlah Populasi(orang)
Jumlah Sampel(orang)
Nelayan 91 31Pedagang ikan 43 15Pengolah ikan 16 5Total 150 51
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 5, maka diperoleh jumlah sampel
anggota dari 51 orang pada setiap kelompok pekerjaan responden yaitu
kelompok penangkap ikan (nelayan) dari populasi 91 orang diambil sampel
sebanyak 31 orang, kelompok pedagang ikan dari populasi 43 orang diambil
sampel sebanyak 15 orang dan kelompok pengolah ikan dari populasi 16
orang diambil sampel sebanyak 5 orang.
52
D. Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder sebagai data penunjang. Data primer diperoleh dari wawancara
anggota KUD Mina Teluk Semaka dengan menggunakan kuesioner (daftar
pertanyaan) yang telah dipersiapkan sebelumnya dan pengamatan serta
pencatatan langsung tentang keadaan di lapangan misalnya keadaan KUD
Mina Teluk Semaka. Data primer dalam penelitian ini adalah, struktur
organisasi koperasi, permodalan koperasi, laporan keuangan, administrasi dan
pembukuan koperasi, tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan koperasi
serta terpenuhinya kebutuhan anggota koperasi.
Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi pemerintah dan literatur
yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu Badan Pusat Statistik Provinsi
Lampung, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Provinsi
Lampung, dan Dinas Perikanan Provinsi Lampung. Data sekunder dalam
penelitian ini adalah data sebaran jumlah koperasi per kabupaten di Lampung
dan tingkat produksi sektor perikanan.
E. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan pertama dan ke dua
adalah metode analisis deskriptif. Indikator yang digunakan untuk
mengetahui kinerja badan usaha koperasi adalah yaitu badan usaha aktif,
kinerja usaha yang semakin sehat, kohesivitas dan partisipasi anggota,
orientasi kepada pelayanan anggota, dan pelayanan terhadap masyarakat.
53
Untuk mengetahui kontribusi koperasi terhadap pembangunan digunakan
indikator ketaatan koperasi membayar pajak, rasio pertumbuhan penyerapan
tenaga kerja, rasio tingkat upah karyawan. Untuk menganalisis tingkat
kepuasan anggota digunakan metode Customer Satisfaction Index (CSI) dan
Importance Performance Analysis (IPA). Sebelum dilakukan analisis
kepuasan anggota KUD Mina Teluk Semaka, terlebih dahulu dilakukan uji
validitas dan uji reliabilitas pada kuesioner. Metode pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excell dan SPSS 17.
1. Kinerja Koperasi sebagai Badan Usaha
Metode yang digunakan untuk mengukur kinerja koperasi sebagai badan
usaha dengan menggunakan lima aspek meliputi badan usaha aktif, kinerja
usaha yang semakin sehat, kohesivitas dan partisipasi anggota serta
orientasi kepada pelayanan anggota dan masyarakat sesuai dengan
Pedoman Pemeringkatan Koperasi Kementerian Negara Koperasi dan
UKM RI tahun 2007.
a. Aspek Badan Usaha Aktif
Badan usaha aktif adalah variabel yang menunjukkan keberhasilan
suatu koperasi dalam menjalankan mekanisme manajemen koperasi.
Badan usaha aktif diukur dengan menggunakan indikator yaitu
penyelengaraan rapat, manajemen pengawasan, RK dan RAPBD,
kondisi operasional, kinerja kepengurusan, tertib administrasi, sistem
informasi dan akses informasi. Indikator-indikator tersebut kemudian
diberikan bobot dan nilai.
54
1) Penyelenggaraan rapat anggota dan rapat pengurus/pengawas dalam
satu tahun buku sesuai ketentuan dan kebutuhan (bobot = 3)
Rapat anggota adalah rapat koperasi yang dihadiri oleh seluruh
(perwakilan) anggota. Rapat pengurus adalah rapat koperasi yang
dihadiri oleh pengurus saja. Rapat pengawas adalah rapat koperasi
yang dihadiri oleh pengawas saja. Penilaian yang diberikan adalah:
A. Semua kegiatan rapat koperasi pernah diselenggarakan(Rapat Pengurus, Rapat Pengawas, Rapat GabunganPengurus dan Pengawas, serta Rapat Anggota) baiktahunan maupun non-tahunan
(Nilai 5)
B. Salah satu rapat koperasi dimaksud yang tidakDiselenggarakan
(Nilai 4)
C. Ada dua rapat koperasi dimaksud yang tidakDiselenggarakan
(Nilai 3)
D. Hanya ada satu rapat koperasi yang diselenggarakan (Nilai 2)E. Semua kegiatan rapat koperasi tidak pernah
Diselenggarakan(Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
2) Manajemen pengawasan (bobot = 3)
Manajemen pengawasan menunjukkan kegiatan pengawasan (audit)
terhadap koperasi, baik oleh pengawas koperasi maupun Auditor
Independen. Standar nilai yang ditetapkan untuk analisis ini adalah:
A. Dilakukan oleh Auditor Independen dengan hasil“wajar tanpa syarat”
(Nilai 5)
B. Dilakukan oleh Auditor Independen dengan hasil“wajar dengan catatan
(Nilai 4)
C. Dilakukan oleh Auditor Independen dengan hasil“tanpa pendapat”
(Nilai 3)
D. Dilakukan oleh Auditor Independen dengan hasil“menolak memberikan opini”
(Nilai 2)
E. Pengawasan hanya dilakukan oleh PengawasKoperasi
(Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
55
3) Keberadaan tingkat realisasi Rencana Kerja (RK) dan Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) (bobot = 2)
Proses perencanaan RK harus realistis dan obyektif agar didukung
saat rapat anggota (RA). Standar penilaian yang ditetapkan adalah:
A. RK dan RAPB dirumuskan tertulis dengan jelas,disahkan oleh RA, dengan tingkat realisasi RKmencapai > 80%
(Nilai 5)
B. RK dan RAPB dirumuskan tertulis dengan jelas,disahkan oleh RA, dengan tingkat realisasi RKmencapai 61% - 80%
(Nilai 4)
C. RK dan RAPB dirumuskan tertulis dengan jelas,disahkan oleh RA, dengan tingkat realisasi RKmencapai 41% - 60%
(Nilai 3)
D. RK dan RAPB dirumuskan tertulis dengan jelas,disahkan oleh RA, dengan tingkat realisasi RKmencapai < 41%
(Nilai 2)
E. RK dan RAPB tidak dirumuskan dengan jelas (Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
4) Rasio kondisi operasional kegiatan/usaha yang dilakukan (bobot = 2)
Kondisi operasional dilihat melalui jumlah unit usaha yang dimiliki
disertai dengan ijin-ijin usaha yang ada, dapat diukur dengan rumus:
Banyaknya unit usaha yang masih beroperasi/berjalanx 100%
Banyaknya unit usaha yang dimiliki
Penilaian yang diberikan adalah:
A. Rasio kondisi operasional kegiatan/usaha>80% atau “sangat baik”
(Nilai 5)
B. Rasio kondisi operasional kegiatan/usaha71% - 80% atau “baik”
(Nilai 4)
C. Rasio kondisi operasional kegiatan/usaha61% - 70% atau “cukup baik”
(Nilai 3)
D. Rasio kondisi operasional kegiatan/usaha51% - 60% atau “kurang baik”
(Nilai 2)
E. Rasio kondisi operasional kegiatan/usaha<51% atau “buruk”
(Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
56
5) Kinerja kepengurusan (bobot = 2)
Kinerja kepengurusan dilakukan untuk menggambarkan kondisi
kelembagaan dari koperasi berkualitas. Data yang didapat bersifat
persepsional, untuk menghindari bias maka data dari tujuh item
penilaian harus diisi oleh 10 orang anggota dengan pilihan penilaian
1-5. Skor maksimal, jika semua item dinilai sempurna adalah 350
(7x10x5) dan skor minimal adalah 70 (7x10x1) jika semua jawaban
tidak ada. Penilaian yang diberikan adalah:
6)
A. Kinerja kepengurusan dengan skor 295-350atau “sangat baik”
(Nilai 5)
B. Kinerja kepengurusan dengan skor 239-294atau “baik”
(Nilai 4)
C. Kinerja kepengurusan dengan skor 182-238atau “cukup baik”
(Nilai 3)
D. Kinerja kepengurusan dengan skor 126-181atau “kurang baik”
(Nilai 2)
E. Kinerja kepengurusan dengan skor kurangdari 126 atau “buruk”
(Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
6) Tertib administrasi (bobot = 3)
Tertib administrasi organisasi adalah pengelolaan buku-buku
kelengkapan koperasi. Tertib administrasi usaha adalah pengelolaan
buku catatan transaksi usaha koperasi baik dengan anggota maupun
non anggota. Tertib administrasi keuangan adalah penerapan buku
akuntasi koperasi. Terdapat sebelas item penilaian dengan pilihan
penilaian 2, 1, dan 0. Skor maksimal, jika semua item dinilai
sempurna (ada dan dikelola) adalah 22 (11x2) dan skor minimal 0
(11x0), jika semua jawaban bernilai tidak sempurna.
57
Penilaian yang diberikan adalah:
A. Tertib administrasi dengan skor 17-22, atau“sangat baik”
(Nilai 5)
B. Tertib administrasi dengan skor 13-16, atau“baik”
(Nilai 4)
C. Tertib administrasi dengan skor 9-12, atau“cukupbaik”
(Nilai 3)
D. Tertib administrasi dengan skor 5-8, atau“kurangbaik”
(Nilai 2)
E. Tertib administrasi dengan skor < 5, atau“sangatrendah”
(Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
7) Keberadaan sistem informasi (bobot = 2)
Keberadaan sistem informasi adalah prosedur pengelompokan data
untuk diproses menjadi informasi dan diberikan kepada anggota.
Penilaian yang diberikan adalah:
A. Memiliki sistem informasi dan sudah keseluruhanDiaplikasikan
(Nilai 5)
B. Memiliki sistem informasi dan baru sebagianDiaplikasikan
(Nilai 4)
C. Memiliki sistem informasi dan belumdiaplikasikan
(Nilai 3)
D. Sedang menyusun sistem informasi (Nilai 2)E. Tidak memiliki sistem informasi (Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
8) Kemudahan untuk mendapatkan (akses) informasi (bobot = 2)
Indikator kemudahan akses informasi ini memiliki empat item
penilaian dengan pilihan penilaian 3, 2, dan 1. Skor maksimal, jika
semua item penilaian dinilai sempurna (semua bisa mendapatkan
informasi) adalah 12 (4x3) dan skor minimal 4 (4x1), jika semua
jawaban bernilai tidak sempurna (tidak mendapatkan informasi).
58
Penilaian yang diberikan adalah:
A. Kemudahan untuk mendapatkan informasi denganskor 11-12, atau “sangat mudah”
(Nilai 5)
B. Kemudahan untuk mendapatkan informasi denganskor 9-10, atau “mudah”
(Nilai 4)
C. Kemudahan untuk mendapatkan informasi denganskor 8, atau “cukup mudah”
(Nilai 3)
D. Kemudahan untuk mendapatkan informasi denganskor 6-7, atau “agak sulit”
(Nilai 2)
E. Kemudahan untuk mendapatkan informasi denganskor 4-5, atau “sulit”
(Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
b. Aspek Kinerja Usaha yang Semakin Sehat
Kinerja usaha adalah penilaian kinerja koperasi yang didasarkan kepada
struktur permodalan, kondisi keuangan, kemampuan bersaing, strategi
bersaing, dan inovasi yang dilakukan koperasi.
1) Struktur permodalan (bobot = 3)
Struktur permodalan adalah proporsi modal sendiri terhadap modal
yang berasal dari luar, dapat diukur dengan rumus:
Struktur Permodalan =Jumlah modal pinjaman
x 100%Jumlah modal sendiri
Penilaian yang diberikan adalah:
A. Rasio struktur permodalan 60%-100%, atau“sangat ideal”
(Nilai 5)
B. Rasio struktur permodalan 40%-59%, atau“ideal”
(Nilai 4)
C. Rasio struktur permodalan 20%-39%, atau“cukup ideal”
(Nilai 3)
D. Rasio struktur permodalan 101%-125%, atau“kurang ideal”
(Nilai 2)
E. Rasio struktur permodalan < 20% atau >125%,atau “tidak ideal”
(Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
59
2) Tingkat kesehatan kondisi keuangan
Tingkat kesehatan kondisi keuangan koperasi dilihat dari empat rasio
yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan aktivitas.
a) Likuiditas (bobot = 3)
Rasio ini menggambarkan kemampuan koperasi dalam melunasi
kewajiban jangka pendek dengan standar yang baik adalah 200%.
Rasio likuiditas dapat dihitung dengan rumus:
Likuiditas =Total aktiva lancar
x 100%Total kewajiban lancar
Penilaian yang diberikan adalah:
A. Likuiditas 175%-200%, atau “sangat ideal” (Nilai 5)B. Likuiditas 150%-174%, atau “ideal” (Nilai 4)C. Likuiditas 125%-149%, atau “ cukup ideal” (Nilai 3)D. Likuiditas 100%-124%, atau “ kurang ideal” (Nilai 2)E. Likuiditas < 100% atau > 200%, atau “tidak
ideal”(Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
b) Solvabilitas (bobot = 3)
Rasio ini menggambarkan kemampuan koperasi dalam membayar
hutang jangka pendek dan jangka panjang dengan standar yang
baik adalah 150%. Rasio solvabilitas dihitung dengan rumus:
Solvabilitas =Total aktiva
x 100%Total kewajiban
Penilaian yang diberikan adalah:
A. Solvabilitas 135%-150%, atau “sangat ideal” (Nilai 5)B. Solvabilitas 120%-134%, atau “ideal” (Nilai 4)C. Solvabilitas 105%-119%, atau “cukup ideal” (Nilai 3)D. Solvabilitas 90%-104%, atau “kurang ideal” (Nilai 2)E. Solvabilitas < 90% atau > 150%, atau “tidak
ideal”(Nilai 1)
60
c) Profitabilitas (bobot = 3)
Rasio ini menggambarkan kemampuan koperasi dalam
menghasilkan keuntungan atau laba. Rasio profitabilitas dapat
diukur dengan rumus:
Profitabilitas =Sisa hasil usaha
x 100%Pendapatan bruto
Penilaian yang diberikan adalah:
A. Profitabilitas > 15%, atau “sangat baik” (Nilai 5)B. Profitabilitas 12%-15% atau “baik” (Nilai 4)C. Profitabilitas 8%-11%, atau “cukup baik” (Nilai 3)D. Profitabilitas 4%-7%, atau “kurang baik” (Nilai 2)E. Profitabilitas < 4%, atau “buruk” (Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
d) Aktivitas (bobot = 3)
Rasio ini menggambarkan kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivitas usahanya. Pengukuran aktivitas dalam koperasi
menggunakan rasio perputaran piutang dengan rumus:
Rasio perputaran piutang =Jumlah penjualan
x 100%Jumlah piutang rata-rata
Penilaian yang diberikan adalah:
A. Rasio perputaran piutang > 100%, atau“sangat efektif”
(Nilai 5)
B. Rasio perputaran piutang 75%-100%, atau“efektif”
(Nilai 4)
C. Rasio perputaran piutang 50%-74%, atau“cukup efektif”
(Nilai 3)
D. Rasio perputaran piutang 25%-49%, atau“kurang efektif”
(Nilai 2)
E. Rasio perputaran piutang < 25%, atau“tidak efektif”
(Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
61
3) Kemampuan bersaing koperasi (bobot = 3)
Terdapat lima faktor dalam kemampuan bersaing yaitu persaingan
diantara perusahaan pesaing yang ada, masuknya pendatang baru,
ancaman produk subtitusi, kekuatan penawaran pembeli, dan
kekuatan penawaran pemasok dengan pilihan penilaian 1 dan 0.
Skor maksimal diperoleh, jika semua item penilaian memperoleh
nilai sempurna (ya) sebesar 5 (5x1) dan skor minimal diperoleh, jika
semua jawaban bernilai tidak sempurna (tidak) sebesar 0 (5x0).
Penilaian yang diberikan adalah:
A. Kemampuan bersaing industri dengan skor 4-5atau “sangat tinggi”
(Nilai 5)
B. Kemampuan bersaing industri dengan skor 3atau “tinggi”
(Nilai 4)
C. Kemampuan bersaing industri dengan skor 2atau “cukup”
(Nilai 3)
D. Kemampuan bersaing industri dengan skor 1atau “rendah”
(Nilai 2)
E. Kemampuan bersaing industri dengan skor 0atau “sangat rendah”
(Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
4) Strategi bersaing koperasi (bobot = 3)
Terdapat enam item penilaian dalam strategi bersaing yaitu keunikan
produk, tingkat harga, ketersediaan produk, kesesuaian keinginan
konsumen, keterkaitan dengan produk lain dan kerjasama. Masing-
masing mempunyai pilihan penilaian 2, 1, dan 0. Skor maksimal
diperoleh, jika semua item penilaian memperoleh nilai sempurna
(ya) dengan jumlah 12 (6x2) dan skor minimal diperoleh, jika semua
jawaban bernilai tidak sempurna (tidak) sebesar 0 (6x0).
62
Penilaian yang diberikan adalah:
5)
A. Strategi bersaing koperasi dengan skor 10-12atau “sangat baik”
(Nilai 5)
B. Strategi bersaing koperasi dengan skor 7-9atau “baik”
(Nilai 4)
C. Strategi bersaing koperasi dengan skor 6atau “cukup”
(Nilai 3)
D. Strategi bersaing koperasi dengan skor 3-5atau “kurang baik”
(Nilai 2)
E. Strategi bersaing koperasi dengan skor 0-2atau “buruk”
(Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
5) Inovasi yang dilakukan (bobot = 2)
Inovasi diukur berdasarkan keberadaan produk atau jasa baru yang
ditawarkan koperasi dalam tahun yang bersangkutan. Penilaian yang
diberikan adalah:
A. Terdapat lebih dari tiga produk/jasa barudalam satu tahun terakhir
(Nilai 5)
B. Terdapat tiga produk/jasa baru dalam satutahun terakhir
(Nilai 4)
C. Terdapat dua produk/jasa baru dalam satutahun terakhir
(Nilai 3)
D. Hanya ada satu produk/jasa baru dalam satutahun terakhir
(Nilai 2)
E. Tidak ada produk/jasa baru dalam satu tahunterakhir
(Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
c. Kohesivitas dan Partisipasi Anggota
Kohesivitas adalah keterkaitan antar anggota koperasi berdasarkan
kohesivitas anggota, peningkatan jumlah anggota, persentase anggota
yang melunasi simpanan, persentase besaran simpanan, peningkatan
penyertaan modal, tingkat pemanfaatan pelayanan dan pengkaderan.
63
1) Kohesivitas anggota
Kohesivitas anggota diukur berdasarkan jumlah transaksi anggota
dan non-anggta, serta rasio pembagian SHU terhadap jasa usaha dari
partisipasi bruto anggota dalam transaksi usaha.
a) Rasio transaksi anggota (partisipasi bruto) dibandingkan non-
anggota (bobot = 2), dapat diukur menggunakan rumus:
∑ Partisipasi bruto anggotax 100%∑ Penjualan
Penilaian yang diberikan adalah:
A. Rasio transaksi anggota tercatat hingga lebihdari 400%
(Nilai 5)
B. Rasio transaksi anggota tercatat 301%-400% (Nilai 4)C. Rasio transaksi anggota tercatat 201%-300% (Nilai 3)D. Rasio transaksi anggota tercatat 101%-200% (Nilai 2)E. Rasio transaksi anggota tercatat 100% atau
kurang(Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
b) Rasio besaran SHU terhadap transaksi usaha anggota (bobot = 1),
dapat diukur menggunakan rumus:
∑ SHUx 100%∑ Partisipasi bruto anggota
Penilaian yang diberikan adalah:
A. Rasio SHU terhadap transaksi anggota tercatatlebih dari 12,5%
(Nilai 5)
B. Rasio SHU terhadap transaksi anggota tercatat10,1%-12,5%
(Nilai 4)
C. Rasio SHU terhadap transaksi anggota tercatat7,51%-10%
(Nilai 3)
D. Rasio SHU terhadap transaksi anggota tercatat5,1%-7,5%
(Nilai 2)
E. Rasio SHU terhadap transaksi anggota tercatatkurang dari 5%
(Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
64
2) Rasio peningkatan jumlah anggota (bobot = 3)
Persentase peningkatan jumlah anggota dapat diukur menggunakan
rumus:
∑ Anggota tahun ini - ∑ Anggota tahun lalux 100%∑ Anggota tahun lalu
Penilaian yang diberikan adalah:
A. Persentase peningkatan jumlah anggota > 10%atau “sangat tinggi”
(Nilai 5)
B. Persentase peningkatan jumlah anggota 7,1%-10%atau “tinggi”
(Nilai 4)
C. Persentase peningkatan jumlah anggota 4,1%-7%atau “cukup tinggi”
(Nilai 3)
D. Persentase peningkatan jumlah anggota 0,1%-4%atau “rendah”
(Nilai 2)
E. Persentase peningkatan jumlah anggota 0%atau “tidak meningkat”
(Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
3) Persentase jumlah anggota yang melunasi simpanan wajib (bobot = 3)
Persentase jumlah anggota yang melunasi simpanan wajib dapat
diukur menggunakan rumus:
∑ Anggota yang telah melunasi simpanan wajibx 100%∑ Anggota yang seharusnya melunasi simpanan wajib
Penilaian yang diberikan adalah:
A. Persentase jumlah anggota yang melunasi simpananwajib > 87,5% atau “sangat tinggi”
(Nilai 5)
B. Persentase jumlah anggota yang melunasi simpananwajib 75,5%-87,5% atau “tinggi”
(Nilai 4)
C. Persentase jumlah anggota yang melunasi simpananwajib 63%-75% atau “cukup tinggi”
(Nilai 3)
D. Persentase jumlah anggota yang melunasi simpananwajib 50%-62,5% atau “rendah”
(Nilai 2)
E. Persentase jumlah anggota yang melunasi simpananwajib < 50% atau “sangat rendah”
(Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
65
4) Persentase besaran simpanan selain simpanan pokok dan simpanan
wajib (bobot = 3), dapat diukur menggunakan rumus:
∑ Simpanan lain tahun ini - ∑ Simpanan lain tahun lalux 100%∑ Simpanan lain tahun lalu
Penilaian yang diberikan adalah:
A. Rasio peningkatan simpanan lain-lain > 15% (Nilai 5)
B. Rasio peningkatan simpanan lain-lain antara10%-15% (Nilai 4)
C. Rasio peningkatan simpanan lain-lain antara5%-9%
(Nilai 3)
D. Rasio peningkatan simpanan lain-lain antara1%-4%
(Nilai 2)
E. Rasio peningkatan simpanan lain-lain 0%,atau kurang (Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
5) Rasio peningkatan jumlah penyertaan modal anggota kepada
koperasi (bobot = 3), dapat diukur menggunakan rumus:
∑ Penyertaan modal anggota thn ini - ∑ Penyertaan modal anggota thn lalux 100%∑ Penyertaan modal anggota thn lalu
Penilaian yang diberikan adalah:
A. Rasio peningkatan penyertaan modal anggota> 3%
(Nilai 5)
B. Rasio peningkatan penyertaan modal anggotaantara 2,1%-3%
(Nilai 4)
C. Rasio peningkatan penyertaan modal anggotaantara 1,1%-2%
(Nilai 3)
D. Rasio peningkatan penyertaan modal anggotaantara 0,9%-1%
(Nilai 2)
E. Rasio peningkatan penyertaan modal anggota< 0,9%
(Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
66
6) Tingkat pemanfaatan pelayanan koperasi oleh anggota (bobot = 3)
Tingkat pemanfaatan pelayanan koperasi diukur dengan rumus:
∑ Anggota yang dilayanix 100%∑ Seluruh anggota
Penilaian yang diberikan adalah:
A. Tingkat pemanfaatan pelayanan lebih dari 85% (Nilai 5)B. Tingkat pemanfaatan pelayanan 70%-85% (Nilai 4)C. Tingkat pemanfaatan pelayanan 55%-69% (Nilai 3)D. Tingkat pemanfaatan pelayanan 40%-54% (Nilai 2)E. Tingkat pemanfaatan pelayanan kurang dari 40% (Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
7) Pola pengkaderan (bobot = 3)
Terdapat tiga item penilaian dengan pilihan penilaian 1 dan 0. Skor
maksimal, jika semua item penilaian dinilai sempurna (ya) adalah 3
(3x1) dan skor minimal, jika semua jawaban bernilai tidak sempurna
(tidak) adalah 0 (3x0). Penilaian yang diberikan adalah:
A. Skor yang diperoleh= 3, dan jumlah kaderyang menjadi pengurus separuh atau lebih
(Nilai 5)
B. Skor yang diperoleh= 3, tanpa ada informasijumlah kader yang menjadi pengurus
(Nilai 4)
C. Skor yang diperoleh= 2 (Nilai 3)D. Skor yang diperoleh= 1 (Nilai 2)E. Skor yang diperoleh= 0 (Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
d. Orientasi Kepada Pelayanan Anggota
Orientasi kepada pelayanan anggota adalah bentuk penilaian kinerja
koperasi berdasarkan indikator pendidikan dan pelatihan anggota,
keterkaitan antara usaha koperasi dengan kepentingan anggota, dan
transaksi usaha koperasi dengan usaha/kepentingan anggota.
67
1) Pendidikan dan pelatihan anggota
Pendidikan dan pelatihan dilihat dari model pelaksanaan, banyaknya
jenis pendidikan dan pelatihan serta banyaknya jumlah anggota yang
sudah mengikuti.
a) Model pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (bobot = 2)
A. Tertuang dalam program dan dilaksanakanSepenuhnya
(Nilai 5)
B. Tertuang dalam program dan dilaksanakansebagian
(Nilai 4)
C. Tidak tertuang dalam program, namundilaksanakan
(Nilai 3)
D. Tertuang dalam program, namun tidakmelaksanakan
(Nilai 2)
E. Tidak pernah ada dalam program dan tidakpernah melaksanakan
(Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
b) Banyaknya jenis pendidikan dan pelatihan yang pernah dilakukan
dalam satu tahun terakhir (bobot = 2)
A. Lima atau lebih jenis program pendidikan danPelatihan
(Nilai 5)
B. Empat jenis program pendidikan dan pelatihan (Nilai 4)C. Tiga jenis program pendidikan dan pelatihan (Nilai 3)D. Satu atau dua jenis program pendidikan dan
pelatihan(Nilai 2)
E. Tidak pernah menjalankan programpendidikan dan pelatihan apapun
(Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
c) Rasio anggota yang pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan
(bobot = 2), dapat diukur menggunakan rumus:
∑ Anggota yang sudah menjalani pendidikan dan pelatihan x 100%∑ Seluruh anggota
68
Penilaian yang diberikan adalah:
A. Rasio anggota yang mengikuti pendidikan danpelatihan > 80%, atau “sangat tinggi”
(Nilai 5)
B. Rasio anggota yang mengikuti pendidikan danpelatihan 60%-80%, atau “tinggi”
(Nilai 4)
C. Rasio anggota yang mengikuti pendidikan danpelatihan 40%-59%, atau “cukup tinggi”
(Nilai 3)
D. Rasio anggota yang mengikuti pendidikan danpelatihan 20%-39%, atau “rendah”
(Nilai 2)
E. Rasio anggota yang mengikuti pendidikan danpelatihan < 20%, atau “sangat rendah”
(Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
2) Keterkaitan usaha koperasi dengan kepentingan anggota (bobot = 7)
Usaha koperasi yang terkait dengan kepentingan anggota adalah unit
usaha yang dilakukan anggota yang berkesesuaian dengan usaha
koperasi. Rasio ini dapat diukur menggunakan rumus:
∑ Usaha koperasi yang terkait dengan anggota x 100%∑ Usaha koperasi seluruhnya
Penilaian yang diberikan adalah:
A. Rasio keterkaitan usaha koperasi dengan anggota> 80%
(Nilai 5)
B. Rasio keterkaitan usaha koperasi dengan anggota61%-80%
(Nilai 4)
C. Rasio keterkaitan usaha koperasi dengan anggota41%-60%
(Nilai 3)
D. Rasio keterkaitan usaha koperasi dengan anggota21%-40%
(Nilai 2)
E. Rasio keterkaitan usaha koperasi dengan anggota< 21%
(Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
3) Transaksi usaha koperasi dengan usaha anggota (bobot = 7)
Transaski usaha koperasi dengan usaha anggota adalah jumlah
berlangsungnya aktivitas bisnis antara usaha koperasi dengan usaha
69
anggota yang memanfaatkan layanan produk atau jasa yang
diberikan oleh koperasi. Rasio transaksi usaha koperasi dengan
usaha anggota dapat diukur dengan rumus:
∑ Transaksi anggota dengan koperasi x 100%∑ Transaksi seluruhnya
Penilaian yang diberikan adalah:
A. Rasio transaksi usaha koperasi dengan usahaanggota > 80%
(Nilai 5)
B. Rasio transaksi usaha koperasi dengan usahaanggota 61%-80%
(Nilai 4)
C. Rasio transaksi usaha koperasi dengan usahaanggota 41%-60%
(Nilai 3)
D. Rasio transaksi usaha koperasi dengan usahaanggota 21%-40%
(Nilai 2)
E. Rasio transaksi usaha koperasi dengan usahaanggota < 21%
(Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
e. Pelayanan terhadap Masyarakat
Pelayanan terhadap masyarakat adalah bentuk penilaian kinerja
koperasi yang diukur menggunakan indikator pelayanan usaha koperasi
yang dinikmati masyarakat non-anggota, persentase besaran dana yang
disisihkan untuk pelayanan sosial yang dapat dinikmati masyarakat,
kemudahan masyarakat untuk mendapatkan informasi bisnis yang
disebarkan oleh koperasi, dan tanggapan masyarakat sekitar terhadap
keberadaan koperasi.
1) Pelayanan usaha koperasi yang dapat dinikmati masyarakat non-
anggota (bobot = 1), dapat dihitung menggunakan rumus:
∑ Transaksi masyarakat non anggota dengan koperasi x 100%∑ Potensi transaksi seluruhnya
70
Penilaian yang diberikan adalah:
A. Rasio pelayanan usaha koperasi yang dapatdinikmati masyarakat non anggota > 20%atau “sangat tinggi”
(Nilai 5)
B. Rasio pelayanan usaha koperasi yang dapatdinikmati masyarakat non anggota16%-20%atau “tinggi”
(Nilai 4)
C. Rasio pelayanan usaha koperasi yang dapatdinikmati masyarakat non anggota 11%-15%atau “cukup”
(Nilai 3)
D. Rasio pelayanan usaha koperasi yang dapatdinikmati masyarakat non anggota 5%-10%atau “rendah”
(Nilai 2)
E. Rasio pelayanan usaha koperasi yang dapatdinikmati masyarakat non anggota < 5%atau “sangat rendah”
(Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
2) Persentase besaran dana yang disisihkan untuk pelayanan sosial yang
dapat dinikmati masyarakat (bobot = 1), dapat dihitung dengan
rumus:
∑ Dana untuk pelayanan sosial x 100%∑ Anggaran belanja
Penilaian yang diberikan adalah
A. Persentase besaran dana yang disisihkan untukpelayanan sosial yang dapat dinikmati masyarakatlebih dari 5%
(Nilai 5)
B. Persentase besaran dana yang disisihkan untukpelayanan sosial yang dapat dinikmati masyarakat4%-5%
(Nilai 4)
C. Persentase besaran dana yang disisihkan untukpelayanan sosial yang dapat dinikmati masyarakat2%-3%
(Nilai 3)
D. Persentase besaran dana yang disisihkan untukpelayanan sosial yang dapat dinikmati masyarakatsampai dengan 1%
(Nilai 2)
E. Tidak ada besaran dana yang disisihkan untukpelayanan sosial yang dapat dinikmati masyarakat
(Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
71
3) Kemudahan masyarakat untuk mendapatkan informasi bisnis yang
disebarkan oleh koperasi (bobot= 1), dapat dihitung dengan rumus:
∑ Informasi bisnis yang disebarkan oleh koperasi x 100%∑ Informasi bisnis yang dimiliki koperasi seluruhnya
Penilaian yang diberikan adalah:
A. Tingkat sebaran mencapai > 80% (Nilai 5)B. Tingkat sebaran mencapai 60%-80% (Nilai 4)C. Tingkat sebaran mencapai 40%-59% (Nilai 3)D. Tingkat sebaran mencapai 20%-39% (Nilai 2)E. Tingkat sebaran mencapai < 20% (Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
4) Tanggapan masyarakat terhadap keberadaan koperasi (bobot = 1)
Tanggapan masyarakat merupakan respon masyarakat dengan adanya
koperasi di lingkungan masyarakat. Penilaian yang diberikan adalah:
A. Sangat baik (Nilai 5)B. Baik (Nilai 4)C. Cukup baik (Nilai 3)D. Kurang baik (Nilai 2)E. Tidak baik (Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
Kementerian Negara Koperasi dan UKM RI (2007) menetapkan penilaian
kinerja koperasi sebagai badan usaha ke dalam lima kategori yaitu:
a) Koperasi dengan kualifikasi “sangat berkualitas” dengan jumlah
penilaian 366-435.
b) Koperasi dengan kualifikasi “berkualitas” dengan jumlah penilaian
296-365.
c) Koperasi dengan kualifikasi “cukup berkualitas” dengan jumlah
penilaian 227-295.
72
d) Koperasi dengan kualifikasi “kurang berkualitas” dengan jumlah
penilaian 157-226.
e) Koperasi dengan kualifikasi “tidak berkualitas” dengan jumlah
penilaian 87-156.
2. Kontribusi Koperasi terhadap Pembangunan
Kontribusi koperasi terhadap pembangunan terdiri dari tiga indikator yaitu
ketaatan koperasi dalam membayar pajak, pertumbahan penyerapan tenaga
kerja oleh koperasi, dan tingkat upah karyawan koperasi.
a. Ketaatan Koperasi dalam Membayar Pajak
Ketaatan membayar pajak adalah kemampuan koperasi untuk mentaati
aturan dalam pembayaran pajak. Standar ketaatan koperasi dalam
membayar pajak dapat dilihat melalui kontribusinya dalam membayar
pajak pada lima tahun terakhir. Penilaian yang diberikan adalah:
A. Membayar, lebih cepat dari waktu yang ditentukan (Nilai 5)B. Membayar, sesuai dengan waktu yang ditentukan (Nilai 4)C. Membayar, terlambat sampai seminggu dari waktu
yang ditentukan(Nilai 3)
D. Membayar, terlambat lebih dari seminggu dari waktuyang ditentukan
(Nilai 2)
E. Tidak membayar pajak pada tahun ini (Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
b. Rasio Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja
Rasio pertumbuhan penyerapan tenaga kerja menggambarkan seberapa
besar koperasi berperan dalam penyerapan tenaga kerja di wilayah kerja
koperasi dengan membandingkan antara jumlah tenaga kerja tahun ini
73
dengan jumlah tenaga kerja tahun lalu. Rasio pertumbuhan penyerapan
tenaga kerja dapat dihitung dengan rumus:
Rasio pertumbuhan TK =∑ TK tahun ini - ∑ TK tahun lalu
x 100%∑ TK tahun lalu
Penilaian yang diberikan adalah:
A. Rasio penyerapan TK Koperasi > 15,0% (Nilai 5)B. Rasio penyerapan TK Koperasi 10,0% -14,9% (Nilai 4)C. Rasio penyerapan TK Koperasi 5,0% - 9,9% (Nilai 3)D. Rasio penyerapan TK Koperasi 0,1% - 4,9% (Nilai 2)E. Tidak ada penyerapan TK Koperasi (Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
c. Rasio Tingkat Upah Karyawan
Rasio ini menggambarkan perbandingan antara upah karyawan rata-rata
terhadap upah minimum yang berlaku, dapat dihitung dengan rumus:
Rasio tingkat upah TK =Besar upah TK rata-rata
x 100%Besar upah minimum yang berlaku
Penilaian yang diberikan adalah:
A. Rasio tingkat upah karyawan mencapai di atas 200% (Nilai 5)B. Rasio tingkat upah karyawan mencapai 151%-200% (Nilai 4)C. Rasio tingkat upah karyawan mencapai 101%-150% (Nilai 3)D. Rasio tingkat upah karyawan mencapai 81%-100% (Nilai 2)E. Rasio tingkat upah karyawan sampai dengan 80% (Nilai 1)
Sumber : Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI, 2007
Kementerian Negara Koperasi dan UKM RI (2007) menetapkan penilaian
kontribusi koperasi terhadap pembangunan ke dalam lima kategori yaitu :
a) Koperasi dengan kualifikasi “sangat berkontribusi”, jumlah penilaian
13-15.
b) Koperasi dengan kualifikasi “berkontribusi”, jumlah penilaian 10-12.
74
c) Koperasi dengan kualifikasi “cukup berkontribusi”, jumlah penilaian
7-9.
d) Koperasi dengan kualifikasi “kurang berkontribusi”, jumlah penilaian
4-6.
e) Koperasi dengan kualifikasi “tidak berkontribusi”, jumlah penilaian
0-3.
3. Manfaat Koperasi Bagi Anggota
Manfaat koperasi bagi anggota terbagi menjadi dua yaitu manfaat ekonomi
dan non ekonomi koperasi. Manfaat ekonomi merupakan manfaat yang
diperoleh anggota dalam bentuk uang. Manfaat non ekonomi merupakan
manfaat yang diperoleh anggota bukan dalam bentuk uang.
a. Manfaat Ekonomi Koperasi
Manfaat ekonomi koperasi (MEK) dibagi menjadi MEK tunai dan
MEK diperhitungkan. MEK tunai diperoleh dari SHU dan tunjangan
anggota. MEK diperhitungkan diperoleh dari selisih harga beli, selisih
harga jual dan selisih bunga kredit di koperasi dan di luar koperasi.
MEK tunai = jumlah SHU anggota (Rp/tahun) + jumlah
tunjangan anggota (Rp/tahun)
MEK diperhitungkan = selisih harga beli (Rp/tahun) + selisih harga
jual (Rp/tahun) + selisih bunga kredit
(Rp/tahun) di koperasi dan di luar koperasi
Total MEK = MEK tunai (Rp/tahun) + MEK diperhitungkan
(Rp/tahun)
75
b. Manfaat Non Ekonomi Koperasi
Manfaat non ekonomi yang diberikan oleh koperasi yakni adanya
kepuasan yang dirasakan oleh anggota koperasi terhadap kualitas
pelayanan koperasi dan pemenuhan kebutuhan anggota.
1) Kualitas Pelayanan Koperasi
Kepuasan seseorang dapat terpenuhi jika harapan konsumen
terhadap kualitas pelayanan terpenuhi yang dilihat melalui lima
aspek (Ratminto dan Winarsih, 2009) yaitu:
a) Tangibles adalah penampakan fisik dari keadaan yang ada
dikoperasi. Indikator yang digunakan antara lain kondisi
prasarana dan sarana kantor koperasi, fasilitas penunjang, dan
dukungan petugas pelayanan.
b) Reliability adalah kemampuan memberikan layanan dengan
segera, akurat, dan memuaskan. Indikator yang digunakan
meliputi kecepatan, ketepatan, kemampuan, dan kesigapan
pelayanan.
c) Responsiveness adalah kerelaan untuk menolong konsumen dan
menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas. Indikator yang
digunakan meliputi ketanggapan petugas pelayanan dan
kemampuan dalam memberikan informasi.
d) Assurance adalah kemampuan pengurus dalam memberikan
kepercayaan kepada pelanggan. Indikator yang digunakan
meliputi kesopanan dalam pelayanan, pemahaman, dan
pengetahuan petugas pelayanan.
76
e) Emphaty adalah prilaku atau perhatian pribadi yang diberikan
oleh pengurus kepada pelanggan. Indikator yang digunakan
meliputi perhatian petugas pelayanan dalam melayani dan akses
terhadap petugas pelayanan.
2) Hierarki Kebutuhan Maslow
Kepuasan anggota koperasi juga dapat dilihat melalui pemenuhan
kebutuhan anggota koperasi menurut hierarki kebutuhan Maslow
yaitu:
a) Physiological needs yaitu kebutuhan yang paling dasar untuk
mempertahankan kelangsungan hidup. Indikator yang digunakan
yakni kebutuhan akan pangan, sandang, papan dan lainnya.
b) Safety and security needs yaitu kebutuhan untuk keamanan dari
ancaman atau jaminan lingkungan fisik. Indikator yang
digunakan yakni kebutuhan akan keamanan dan keselamatan.
c) Affiliation or acceptance needs yaitu kebutuhan untuk saling
berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain. Indikator yang
digunakan yakni kebutuhan akan perasaan diterima, dihormati,
perasaan maju dan ikut serta.
d) Esteem or status needs yaitu kebutuhan yang berhubungan
dengan keinginan menerima penghargaan dari orang lain.
Indikator yang digunakan yakni kebutuhan akan penghargaan diri.
e) Self actualization yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan apa
yang diinginkan berdasarkan kemampuan dan keterampilan.
Indikator yang digunakan yakni kebutuhan akan aktualisasi diri.
77
Penentuan tingkat kepuasan anggota diukur dengan menggunakan
seperangkat pertanyaan yang bersifat tertutup dengan skala Likert.
Skala Likert merupakan alat untuk mengukur sikap dan pendapat
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,
1999). Pertanyaan tertutup tersebut memiliki lima alternatif jawaban,
yaitu :
a. Jawaban sangat memuaskan diberi skor 5
b. Jawaban memuaskan diberi skor 4
c. Jawaban cukup memuaskan diberi skor 3
d. Jawaban kurang memuaskan diberi skor 2
e. Jawaban tidak memuaskan diberi skor 1
Seperangkat pertanyaan tersebut digunakan untuk menilai manfaat non
ekonomi berupa kepuasan yang dirasakan anggota atas pelayanan dari
aspek tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty.
Kepuasan yang dirasakan oleh anggota juga dinilai dari pemenuhan
kebutuhan anggota menurut hierarki kebutuhan Maslow yaitu
physiological needs, safety and security needs, affiliation or acceptance
needs, esteem or status needs, dan self actualization. Seperangkat
pertanyaan (kuesioner) agar mampu menggambarkan kepuasan anggota
koperasi, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas
kuesioner terhadap 30 responden sehingga kuesioner menjadi alat ukur
yang baik. Pengukuran dengan jumlah sebanyak 30 responden ini
dilaukukan agar distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva
normal (Azwar, 2008).
78
a) Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas menunjukkan keabsahan, artinya apakah butir-butir
pertanyaan alat ukur secara tepat mengukur apa yang ingin diukur.
Uji validitas dilakukan dengan melihat nilai corrected item total
correlation. Nilai validitas dapat diketahui dengan mencari r hitung
dan dibandingkan dengan r tabel (r hitung > r tabel). Nilai validitas
dapat dikatakan baik jika korelasi antara corrected item dengan total
bernilai diatas 0,2. Apabila nilai korelasi antarcorrected item dengan
total lebih dari 0,2 maka butir-butir tersebut dikatakan valid (Sufren
dan Natanael, 2013).
Uji reliabilitas merupakan tindakan pengujian terhadap kuisoner
penelitian untuk mengetahui dapat diandalkan (reliable) atau tidak
dapat diandalkannya suatu kuisoner penelitian. Jika hasilnya dapat
diandalkan maka penelitian dapat dilanjutkan dan jika hasilnya tidak
dapat diandalkan maka kuisioner perlu diperbaiki. Suatu kuesioner
dikatakan reliable jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
konsisten dari waktu ke waktu. Butir pertanyaan dinyatakan reliabel
jika nilai Cronbach’s Alpha yang didapat lebih dari 0,6 (Sufren dan
Natanael, 2013).
Berikut hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner terhadap kualitas
pelayanan koperasi disajikan pada Tabel 6 dan terhadap pemenuhan
kebutuhan anggota koperasi disajikan pada Tabel 7.
79
Tabel 6. Hasil uji validitas dan reliabilitas kepuasan anggota padakualitas pelayanan KUD Mina Teluk Semangka
Butir PertanyaanDiharapkan Dirasakan
CorrectedItem
KetCronbach's
AlphaCorrected
ItemKet
Cronbach'sAlpha
Tangibles 1 .376 Valid .937 .432 Valid .915Tangibles 2 .495 Valid .935 .407 Valid .915Tangibles 3 .497 Valid .935 .393 Valid .916Tangibles 4 .542 Valid .935 .284 Valid .917Tangibles 5 .609 Valid .934 .340 Valid .916Tangibles 6 .512 Valid .935 .554 Valid .913Tangibles 7 .648 Valid .934 .496 Valid .915Tangibles 8 .634 Valid .934 .712 Valid .911Tangibles 9 .551 Valid .935 .552 Valid .914Tangibles 10 .553 Valid .935 .547 Valid .914Reliability 1 .653 Valid .933 .368 Valid .916Reliability 2 .536 Valid .935 .311 Valid .917Reliability 3 .697 Valid .934 .361 Valid .916Reliability 4 .601 Valid .934 .479 Valid .915Reliability 5 .659 Valid .935 .505 Valid .914Reliability 6 .553 Valid .935 .440 Valid .915Reliability 7 .463 Valid .936 .566 Valid .913Reliability 8 .670 Valid .935 .586 Valid .914Reliability 9 .609 Valid .934 .426 Valid .915Reliability 10 .540 Valid .935 .259 Valid .917Responsiveness 1 .439 Valid .936 .279 Valid .917Responsiveness 2 .525 Valid .936 .624 Valid .912Responsiveness 3 .508 Valid .935 .584 Valid .913Responsiveness 4 .683 Valid .933 .878 Valid .909Responsiveness 5 .401 Valid .936 .492 Valid .915Assurance 1 .735 Valid .932 .220 Valid .918Assurance 2 .465 Valid .935 .577 Valid .913Assurance 3 .484 Valid .935 .475 Valid .915Assurance 4 .412 Valid .936 .246 Valid .918Emphaty 1 .547 Valid .935 .584 Valid .913Emphaty 2 .591 Valid .934 .651 Valid .912Emphaty 3 .541 Valid .935 .642 Valid .912Emphaty 4 .603 Valid .934 .547 Valid .914
Tabel 7. Hasil uji validitas dan reliabilitas kepuasan anggota padapemenuhan kebutuhan anggota KUD Mina Teluk Semangka
Butir Pertanyaan(1)
Diharapkan DirasakanCorrected
Item(2)
Ket(3)
Cronbach'sAlpha
(4)
CorrectedItem(5)
Ket(6)
Cronbach'sAlpha
(7)Physiological 1 .618 Valid .899 .641 Valid .845Physiological 2 .595 Valid .900 .306 Valid .857Physiological 3 .534 Valid .902 .266 Valid .859Physiological 4 .385 Valid .906 .433 Valid .853Physiological 5 .503 Valid .903 .325 Valid .857Physiological 6 .555 Valid .901 .524 Valid .851Physiological 7 .579 Valid .900 .514 Valid .850Safety 1 .566 Valid .901 .631 Valid .845Safety 2 .439 Valid .904 .414 Valid .857Safety 3 .739 Valid .895 .487 Valid .852
80
Tabel 7. (Lanjutan)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)Safety 4 .480 Valid .902 .454 Valid .853Affiliation 1 .433 Valid .903 .403 Valid .854Affiliation 2 .501 Valid .902 .300 Valid .857Affiliation 3 .586 Valid .900 .321 Valid .857Affiliation 4 .588 Valid .900 .449 Valid .853Affiliation 5 .530 Valid .902 .280 Valid .858Affiliation 6 .497 Valid .902 .386 Valid .855Esteem 1 .478 Valid .903 .459 Valid .853Esteem 2 .428 Valid .903 .624 Valid .845Actualization 1 .628 Valid .901 .322 Valid .857Actualization 2 .565 Valid .900 .340 Valid .856Actualization 3 .603 Valid .901 .631 Valid .845
Berdasarkan Tabel 6 dan Tabel 7, hasil pengujian menunjukkan
bahwa semua item pertanyaan valid dengan nilai Corrected Item tiap
item > 0,2 dan reliabel dengan nilai Cronbach’s Alpha > 0,6. Hal ini
menunjukkan bahwa kuesioner tersebut dapat digunakan untuk
mengukur kepuasan anggota KUD Mina Teluk Semangka terhadap
kualitas pelayanan koperasi dan terpenuhinya kebutuhan anggota.
b) Analisis Customer Satisfaction Index (CSI)
CSI merupakan analisis kuantitatif berupa presentase pelanggan
yang senang dalam suatu survei kepuasan pelanggan. Metode CSI
diperlukan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan secara
keseluruhan dengan memperhatikan tingkat kepentingan dari aspek-
aspek produk atau jasa. Analisis CSI mengaitkan antara tingkat
kepentingan (importance) suatu atribut yang dimiliki objek tertentu
dengan kinerja (performance) yang dirasakan pelanggan (Supranto,
2006).
CSI =T
x 100%5 (Y)
81
Keterangan :
CSI = Custumer Satisfaction IndexT = Total seluruh skor (S)Y = Total seluruh nilai harapan (I)5 = Nilai maksimum yang digunakan dalam skala pengukuran
Nilai maksimum untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan
pada analisis CSI sebesar 100%. Tingkat kepuasan pelanggan pada
analisis CSI dibagi menjadi lima kategori yaitu nilai CSI 0% - 34%
menandakan pelanggan tidak puas terhadap pelayanan, nilai CSI
35% - 50% menandakan pelanggan kurang puas terhadap pelayanan,
nilai CSI 51% - 65% menandakan pelanggan merasa cukup puas
terhadap pelayanan, nilai CSI 66% - 80% menandakan pelanggan
puas terhadap pelayanan, dan nilai CSI 81% - 100% menandakan
pelanggan merasa sangat puas terhadap pelayanan.
c) Metode Importance Performance Analysis (IPA)
Metode IPA merupakan metode analisis yang memperlihatkan
atribut-atribut yang mempengaruhi kepuasan konsumen. Metode
IPA akan menunjukan atribut-atribut yang perlu ditingkatkan
ataupun dikurangi untuk menjaga kepuasan konsumen. Metode
IPA mengaitkan kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat
kinerja dengan kualitas dari masing-masing atribut. Metode IPA
dilakukan melalui beberapa tahapan (Supranto, 2006), yaitu:
(1) Tingkat Kesesuaian
Tki =Xi
x 100%Yi
82
Keterangan:Tki = Tingkat kesesuaianXi = Skor penilaian kinerja koperasiYi = Skor penilaian harapan anggota koperasi
(2) Rata-rata kinerja dan harapan seluruh anggota koperasi
X =∑Xi
Y =∑Yi
N N
Keterangan:X = Skor rata-rata tingkat kinerjaY = Skor rata-rata tingkat harapan
∑Xi = Jumlah skor tingkat kinerja
∑Yi = Jumlah skor tingkat harapann = Jumlah responden
(3) Rata-rata kinerja dan harapan seluruh atribut
Hubungan antara tingkat kinerja dan tingkat kepentingan
ditentukan dengan menggunakan diagram kartesius. Diagram
kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat bagian
yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus
pada titik-titik (x,y) yang diperoleh dengan rumus:
X =∑ 1
Y =∑ 1
K k
Keterangan:X = Skor rata-rata seluruh tingkat kinerjaY = Skor rata-rata seluruh tingkat harapank = Banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kepuasan
Setelah dilakukan perhitungan, kemudian nilai-nilai tersebut
diplotkan ke dalam diagram kartesius. Kuadran pada diagram
kartesius dibedakan menjadi empat, yaitu kuadran I, kuadran II,
kuadran III, dan kuadran IV yang disajikan pada Gambar 4.
83
Gambar 4. Diagram kartesius
Keterangan:
(a) Prioritas utama (Kuadran I), menunjukkan aspek tertentu
dipentingkan oleh anggota dan koperasi mempunyai kinerja
buruk dalam aspek tersebut. Artinya, koperasi harus berupaya
meningkatkan kinerja dalam aspek–aspek tersebut.
(b) Pertahankan prestasi (Kuadran II), menunjukkan aspek yang
dianggap sangat penting dan sangat memuaskan mempunyai
kinerja baik dalam aspek tersebut. Artinya, koperasi harus
mempertahankan kinerja dalam aspek–aspek tersebut.
(c) Prioritas rendah (Kuadran III), menunjukkan beberapa aspek
yang tidak terlalu dipentingkan oleh anggota dan koperasi
mempunyai kinerja buruk dalam aspek tersebut. Artinya,
koperasi bisa mengabaikan aspek-aspek tersebut.
(d) Berlebihan (Kuadran IV), menunjukkan aspek tertentu tidak
terlalu dipentingkan oleh anggota tetapi koperasi mempunyai
kinerja baik dalam aspek tersebut. Artinya, koperasi tidak
perlu memberi prioritas utama pada aspek–aspek tersebut.
Y(Importance)
X(Performance)
Kuadran I(Prioritas Utama)
Kuadran III(Prioritas Rendah)
Kuadran II(Pertahankan Prestasi)
Kuadran IV(Berlebihan)
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus
1. Keadaan Geografis
Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang
merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Lampung Selatan. Kabupaten
Tanggamus dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 tahun 1997
tanggal 3 Januari 1997 dan diresmikan pada tanggal 21 Maret 1997
menjadi salah satu dari 11 kabupaten di Provinsi Lampung. Kabupaten
Tanggamus memiliki luas wilayah sebesar 4.654,96 km2 yang terdiri dari
wilayah daratan dengan luas sebesar 2.855,46 km² dan wilayah laut
dengan luas sebesar 1.799,50 km2. Kabupaten Tanggamus terdiri dari 20
kecamatan dengan ibu kota yaitu Kota Agung (BPS Kabupaten
Tanggamus, 2016).
Secara geografis, Kabupaten Tanggamus terletak pada posisi 104°18’-
105°12’ Bujur Timur dan antara 5°05’-5°56’ Lintang Selatan. Batas-batas
wilayah administratif Kabupaten Tanggamus adalah sebagai berikut:
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat dan
Kabupaten Lampung Tengah.
b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia.
85
c) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat.
d) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pringsewu.
2. Keadaan Iklim
Kabupaten Tanggamus merupakan daerah beriklim tropis, dengan curah
hujan rata-rata 161,7 mm/bulan dan rata-rata jumlah hari hujan 15 hari per
bulan. Kabupaten Tanggamus memiliki topografi wilayah darat bervariasi
antara dataran rendah dan dataran tinggi, yang sebagian merupakan daerah
berbukit sampai bergunung sekitar 40 persen dari seluruh wilayah dengan
ketinggian 0 sampai dengan 2.115 meter dari permukaan laut. Oleh karena
itu, Kabupaten Tanggamus adalah wilayah yang memiliki suhu udara
sedang dengan temperatur suhu berselang antara 21,3oC sampai 33,0oC
(BPS Kabupaten Tanggamus, 2016).
3. Keadaan Demografi
Berdasarkan data pada tahun 2015, penduduk Kabupaten Tanggamus
mencapai 567.172 jiwa yang terdiri dari 295.869 jiwa penduduk laki-laki
dan 271.303 jiwa penduduk perempuan. Tingkat kepadatan penduduk di
Kabupaten Tanggamus mencapai 199 jiwa/km2 dengan luas wilayah
sebesar 4.654,96 km2. Kecamatan Pugung merupakan kecamatan dengan
jumlah penduduk tertinggi yakni mencapai 53.182 jiwa, sedangkan
kecamatan dengan jumlah penduduk terendah adalah Kecamatan
Kelumbayan Barat dengan jumlah penduduk 13.668 jiwa (BPS Kabupaten
Tanggamus, 2016).
86
4. Potensi Wilayah
Kabupaten Tanggamus dengan luas 4.654,96 km2 memiliki potensi pada
bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,dan pariwisata yang
masih terbuka untuk dikembangkan. Pertanian merupakan sektor terbesar
penyumbang perekonomian di Kabupaten Tanggamus mulai dari pertanian
tanaman pangan, buah-buahan, perkebunan, dan kehutanan. Produktivitas
tanaman padi pada tahun 2015 rata-rata mencapai 5,4 ton/ha. Pada tahun
2015 Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu daerah sentra buah
durian dan salak dengan produksi rata-rata yaitu 69.570 ton dan 44.414
ton. Produksi komoditas perkebunan terbesar pada tahun 2015 adalah kopi
dengan produksi terbesar yaitu 27.581 ton oleh Kecamatan Pulau
Panggung.
Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Lampung yang berpotensi dalam pengembangan sektor perikanan.
Kabupaten Tanggamus dengan wilayah laut yang cukup luas membuat
sebagian masyarakat bekerja di sektor perikanan khususnya perikanan laut.
Jumlah rumah tangga atau perusahaan perikanan laut di Kabupaten
Tanggamus pada tahun 2015 sebanyak 5.604 rumah tangga. Kecamatan
Kota Agung merupakan salah satu kecamatan yang strategis dalam upaya
pengembangan sektor perikanan. Kecamatan Kota Agung berbatasan
langsung dengan Teluk Semangka sebagai daerah pelabuhan antar pulau
dan tempat pendaratan ikan, sehingga akses penduduk dalam melakukan
aktivitas di bidang perikanan menjadi lebih mudah. Pada tahun 2015
87
Kecamatan Kota Agung menjadi daerah dengan tingkat produksi
perikanan laut tertinggi di Kaputen Tanggamus yaitu sebesar 5.634
ton/tahun (BPS Kabupaten Tanggmus, 2016).
B. Keadaan Umum Kecamatan Kota Agung
1. Keadaan Geografis
Kota Agung adalah sebuah kecamatan yang menjadi pusat pemerintahan
di Kabupaten Tanggamus. Kota Agung terletak di bawah kaki Gunung
Tanggamus dan di sisi pantai Teluk Semangka. Secara geografis
Kecamatan Kota Agung terletak pada posisi 104o18’-105o12’ Bujur Timur
dan 5o05’-5o56’ Lintang Selatan. Kecamatan Kota Agung dengan luas
wilayah sebesar 10.130 ha terbagi menjadi tiga kelurahan yaitu Kelurahan
Baros, Kelurahan Pasar Madang, dan Kelurahan Kuripan. Kecamatan
Kota Agung juga terbagi menjadi sepuluh pekon yaitu Pekon Kedamaian,
Pekon Kelungu, Pekon Kota Agung, Pekon Kusa, Pekon Negri Ratu,
Pekon Penanggungan, Pekon Pardasuka, Pekon Teratas, Pekon Terbaya
dan Pekon Terdana. Batas-batas wilayah administratif Kecamatan Kota
Agung adalah sebagai berikut:
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Gunung Tanggamus.
b) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Wonosobo.
c) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Gisting.
d) Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Semangka.
88
2. Keadaan Iklim
Kecamatan Kota Agung merupakan daerah beriklim tropis dengan curah
hujan rata-rata 160,08 sampai dengan 168,66 mm/bulan dan rata-rata
jumlah hari hujan 10 hari/bulan. Kecamatan Kota Agung terdiri atas
wilayah perbukitan, dataran rendah dan pesisir pantai dengan suhu rata-
rata 28oC–30oC. Daerah Kecamatan Kota Agung rata-rata memiliki
tekanan udara minimal sebesar 980,64 Nbs dan tekanan udara maksimal
sebesar 1.023,26 Nbs dengan tingkat kelembapan 30 persen sampai
dengan 80 persen (Pemerintah Kabupaten Tanggamus, 2016).
3. Keadaan Demografi
Penduduk Kecamatan Kota Agung terdiri dari penduduk asli (Lampung)
dan penduduk pendatang dari luar daerah seperti Sunda, Jawa, Bali,
Madura, Palembang, dan Bengkulu. Jumlah kepala keluarga di wilayah
Kecamatan berjumlah 3.498 KK dengan jumlah penduduk sebanyak
29.749 jiwa. Berdasarkan pekerjaan, 50 persen penduduk Kecamatan Kota
Agung adalah nelayan, 35 persen adalah petani dan sisanya sebesar 15
persen adalah buruh, pedagang, dan pegawai negeri sipil (Pemerintah
Kabupaten Tanggamus, 2016).
4. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan pendukung kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat yang berlangsung setiap harinya. Sarana dan prasarana yang
terdapat di Kecamatan Kota Agung terdiri dari sarana dan prasarana
89
perhubungan, pemerintahan, ekonomi, kesehatan, pendidikan dan sosial.
Sarana dan prasarana pada Kecamatan Kota Agung dapat dilihat pada
Tabel 8.
Tabel 8. Sarana dan prasarana di Kecamatan Kota Agung tahun 2016
Sarana/Prasarana Jenis Jumlah (Unit)Perhubungan Terminal 1
Kantor Pos 1Kantor Telkom 1Kantor PLN 1
Pemerintahan Balai Pekon 22Kantor Kelurahan 3Kantor Kecamatan 1Kantor Polisi 1
Ekonomi Pasar 1Bank 2Koperasi 3
Pendidikan TK 8SD 25SMP 6SMA 3
Sosial Masjid 30Gereja 2Vihara 1
Kesehatan Puskesmas 3Poliklinik 5
Total 120
Sumber : Pemerintah Kabupaten Tanggamus, 2016
Berdasarkan jumlah sarana yang tertera pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa
sarana umum yang terdapat di Kecamatan Kota Agung sudah memadai
untuk melayani penduduknya, dengan total sarana perhubungan sebanyak
4 unit, sarana pemerintahan sebanyak 28 unit, sarana ekonomi sebanyak 6
unit, sarana pendidikan sebanyak 42 unit, sarana sosial sebanyak 33 unit,
dan sarana kesehatan sebanyak 8 unit. Penduduk di Kecamatan Kota
Agung dianggap sudah menerima fasilitas sarana pendidikan karena
90
Kecamatan Kota Agung sudah memiliki sarana di setiap jenjang
pendidikan. Sarana kesehatan yang dimiliki oleh Kecamatan Kota Agung
dianggap sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,
sehingga masyarakat tidak perlu mencari ke tempat lain untuk memperoleh
sarana kesehatan. Sarana perhubungan yang dimiliki Kecamatan Kota
Agung juga sudah memadai, sehingga memudahkan masyarakat untuk
mengirim dan menerima barang atau beberapa hal lainnya terkait
kebutuhan masyarakat.
Di Kecamatan Kota Agung terdapat dua unit bank dan tiga unit koperasi.
Sarana ekonomi tersebut digunakan masyarakat dalam hal simpan pinjam.
Masyarakat Kecamatan Kota Agung dapat dengan mudah melakukan
proses peminjaman modal jika masyarakat bergabung menjadi suatu
anggota dalam koperasi. Setiap anggota koperasi dapat melakukan
penyimpanan dengan bunga yang ditentukan oleh koperasi dan anggota
juga berhak untuk melakukan peminjaman dengan bunga yang lebih
rendah dibandingkan jika meminjam di bank. Di sisi lain, keberadaan
koperasi juga dapat membantu masyarakat untuk memperoleh kebutuhan
pokok melalui unit usaha warung serba ada (WASERDA) dengan harga
yang lebih murah dibandingkan di kios atau toko-toko lainnya.
Kecamatan Kota Agung juga memiliki satu unit pasar, yaitu Pasar Madang
Kota Agung, yang merupakan tempat penjualan hasil penangkapan ikan
oleh nelayan. Pasar Madang Kota Agung digunakan nelayan anggota
koperasi untuk memasarkan produknya melalui sistem lelang pada unit
91
usaha pelelangan ikan (TPI) yang dimiliki oleh Koperasi Unit Desa (KUD)
Mina Teluk Semangka. Ketersediaan pasar mempermudah nelayan dalam
memasarkan hasilnya karena mereka tidak perlu mencari tempat lain
dalam hal pemasaran hasil penangkapan ikan. Berdasarkan data jumlah
sarana umum yang terdapat di Kecamatan Kota Agung, penduduk di
Kecamatan Kota Agung tidak mengalami kesulitan untuk memperoleh
pelayanan umum.
5. Potensi Wilayah
Kecamatan Kota Agung merupakan daerah dengan mayoritas mata
pencaharian penduduknya sebagai nelayan. Kecamatan Kota Agung
berbatasan langsung dengan Teluk Semangka, sehingga akses penduduk
dalam melakukan aktivitas di bidang perikanan menjadi lebih mudah.
Wilayah pesisir di Kecamatan Kota Agung memiliki potensi sumberdaya
perikanan yang tinggi, baik untuk pengembangan budidaya perikanan
maupun kegiatan penangkapan ikan.
Saat ini, tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan di Kecamatan Kota
Agung masih belum optimal. Sistem penangkapan ikan oleh nelayan di
Kecamatan Kota Agung masih bersifat terbatas pada perairan pantai.
Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tanggamus (2015),
hal tersebut dikarenakan kurangnya pembinaan dari pemerintah dan
kurangnya program yang dikhususkan untuk para nelayan serta belum
dibangunnya sistem informasi yang dapat diakses oleh nelayan dengan
mudah dan cepat.
92
Teluk Semangka merupakan pelabuhan perikanan yang berada di ujung
Tenggara Pulau Sumatera. Masyarakat nelayan hanya mengandalkan
pengalaman dan kebiasaan dalam menangkap ikan, tanpa didukung oleh
data-data informasi yang akurat mengenai daerah penangkapan ikan yang
potensial. Selain itu, fasilitas armada penangkapan ikan juga masih
terbatas, baik dari ukuran, maupun jumlahnya, sehingga belum dapat
menjangkau daerah penangkapan ikan yang potensial. Hal ini menjadi
kendala bagi pengembangan usaha ikan tangkap karena armada
penangkapan yang digunakan memiliki kapasitas penangkapan yang kecil
dan daya jelajah perairan yang terbatas, sehingga tingkat pemanfaatan
sumberdaya perikanan menjadi terbatas. Untuk itu, dalam proses
pengembangannya dibutuhkan peran pemerintah setempat dan pihak lain
yang terkait, seperti koperasi yang berperan sebagi jasa layanan
pendukung pada pengembangan usaha ikan tangkap.
C. Keadaan Umum Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Teluk Semangka
1. Sejarah Koperasi
Proses pembentukan dan pendirian Koperasi Unit Desa Mina Teluk
Semangka dipelopori oleh lima orang tokoh masyarakat yang membentuk
suatu kelompok nelayan pada tanggal 16 Desember 1968 dengan nama
Koperasi Persatuan Tenaga Nelayan (KOPTN). Pembentukan KOPTN
didasarkan atas keinginan para nelayan yang bertempat di Kelurahan Pasar
Madang untuk memperoleh suatu wadah atau tempat pemasaran hasil
93
produksi dan penyedia sarana produksi dengan harga yang lebih rendah
dikarenakan harga ikan yang mengalami fluktuasi. Koperasi tersebut
mengalami perkembangan yang baik hingga akhirnya pada tanggal 10
Oktober 1995 dengan badan hukum No. 16/PAD/KWK.7/X/1995, KOPTN
resmi menjadi sebuah koperasi yang disahkan sebagai lembaga formal
dengan nama Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Teluk Semangka dan
dibuktikan dengan surat pengesahan dari Dinas Koperasi, UMK dan
Perindustrian Kabupaten Tanggamus.
Pergantian nama dari KOPTN menjadi KUD Mina Teluk Semangka
terjadi dikarenakan sektor usaha yang dilakukan tidak hanya pada sektor
perikanan saja tetapi juga pada sektor perkebunan dan kehutanan. Oleh
karena itu, dipilih nama KUD Mina Teluk Semangka untuk mewakili
daerah kerja koperasi yaitu pada wilayah perikanan di Teluk Semangka.
Modal awal pendirian KUD Mina Teluk Semangka yaitu Rp 8.145.000,00
yang berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib dan dana hibah dari
para pendiri.
Pada awal KUD Mina Teluk Semangka berdiri memiliki tiga unit usaha
yaitu unit usaha pelelangan ikan (TPI), unit usaha simpan pinjam dan unit
usaha warung serba ada (WASERDA). Pada tahun 2006 unit usaha
WASERDA dihapuskan oleh KUD Mina Teluk Semangka dikarenakan
unit usaha tersebut tidak mengalami perputaran modal, sehingga koperasi
mengalami kerugian yang cukup besar. Sejak tahun 2014 - 2016, KUD
Mina Teluk Semangka telah memiliki empat unit usaha yang aktif
94
beroperasi dan menjadi sumber pendapatan bagi koperasi yaitu unit usaha
pelelangan ikan, unit usaha simpan pinjam, unit usaha pengisian bahan
bakar (SPBN), dan unit usaha es balok.
KUD Mina Teluk Semangka pada tanggal 24 November 2009 mengalami
pembaharuan nomor badan hukum yaitu No. 161/PAD/BH/X.6/XI/2009
untuk melakukan pengajuan sertifikat nomor induk koperasi (NIK). KUD
Mina Teluk Semangka menjadi satu-satunya koperasi sektor perikanan
tertua di Kecamatan Kota Agung yang dinyatakan aktif secara
kelembagaan maupun usaha oleh Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia melalui pemberian sertifikat NIK dengan
nomor 1802190020010 pada tanggal 26 Mei 2015.
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan
operasional suatu badan usaha. Struktur organisasi merupakan gambaran
mengenai suatu hubungan tanggung jawab dan wewenang yang dapat
dilihat dari adanya pembagian kerja yang jelas pada setiap individu.
Struktur organisasi KUD Mina Teluk Semangka terdiri dari Rapat
Anggota, Pengurus, Badan Pengawas, BPP, dan Karyawan. Para pengurus
KUD Mina Teluk Semangka dipilih setiap tiga sampai lima tahun sekali
sesuai dengan kesepakatan bersama dalam RAT. Susunan kepengurusan
KUD Mina Teluk Semangka telah mengalami perubahan sebanyak enam
kali sejak KUD Mina Teluk Semangka didirikan.
95
KUD Mina Teluk Semangka pada waktu didirikan memiliki jumlah
anggota sebanyak 263 orang, namun seiring berjalannya waktu jumlah
tersebut mengalami penurunan dikarenakan terjadi pergantian keanggotaan
pada golongan tua. Struktur organisasi KUD Mina Teluk Semangka
berdasarkan hasil rapat anggota tahunan (RAT) periode 2014 – 2019 dapat
dilhat pada Gambar 5.
Gambar 5. Struktur organisasi KUD Mina Teluk Semangka
Pada Gambar 5 dapat dijelaskan bahwa struktur organisasi tertinggi pada
KUD Mina Teluk Semangka adalah Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang
merupakan sarana pengambilan keputusan untuk menentukan pengurus
beserta badan pengawas dari KUD Mina Teluk Semangka. Badan
Rapat Anggota Tahuan (RAT)
PengurusKetua : Joni MadasikWk. Ketua : Fadil .S.Sekretaris : Budiman Nur, S.HWk. Sekretaris : Rusli GaniBendahara : Hi.M. Husni .S.
Badan PengawasKetua : BuchoriAnggota I : M. NurAnggota II : Iskandar
BPP
KaryawanADM Umum : Elita Ayu .L.Pembukuan : Linda LevinaKasir : Sunenah
Unit UsahaPelelanganIkan (TPI)
Unit UsahaBahan Bakar
(SPBN)
Unit UsahaSimpanPinjam
Unit UsahaPemasaranEs Balok
Anggota KUD Mina Teluk Semangka
96
pengawas mempunyai peranan sebagai pengarah, pembimbing, dan
pembina pada setiap kegiatan koperasi. Pengurus KUD Mina Teluk
Semangka terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris dan
bendahara. Pengurus dibantu oleh kepala unit usaha berperan sebagai
penggerak setiap unit kegiatan usaha koperasi yaitu unit usaha pelelangan
ikan (TPI), unit usaha bahan bakar (SPBN), unit usaha simpan pinjam dan
unit usaha pemasaran es balok. KUD Mina Teluk Semangka saat ini
memiliki jumlah anggota sebanyak 150 orang. Anggota tetap KUD Mina
Teluk Semangka terdiri dari nelayan, pedagang ikan dan pengolah ikan.
Setiap anggota KUD Mina Teluk Semangka saat mendaftar untuk menjadi
anggota wajib membayar simpanan pokok sebesar Rp 10.000,00 dan
simpanan wajib sebesar Rp 5.000,00 per bulan.
3. Visi dan Misi
Visi dan misi dalam suatu koperasi disajikan dalam membangun koperasi
yang lebih baik dimasa depan. KUD Mina Teluk Semangka sendiri belum
memiliki visi dan misi yang tertulis dengan jelas pada struktur organisasi,
tetapi pada dasarnya KUD Mina Teluk Semangka tetap miliki visi dan
misi yang telah diketahui oleh pengurus dan anggota koperasi. Visi KUD
Mina Teluk Semangka yaitu menjadi wadah perekonomian yang dapat
membantu kehidupan masyarakat anggota pada khususnya dan masyarakat
umum disekitar Teluk Semangka. Misi KUD Mina Teluk Semangka yaitu
mengembangkan kegiatan usaha koperasi yang dapat memperkokoh
tatanan ekonomi anggota dan mensejahterakan kehidupan anggota.
97
4. Sarana dan Prasarana
KUD Mina Teluk Semangka saat ini memiliki dua kantor yaitu kantor
sekretariat atau kantor pusat yang berada pada pintu masuk Pasar Madang
Kota Agung dan kantor pelelangan ikan (TPI) yang berada di dalam Pasar
Madang Kota Agung. Sarana dan prasarana kantor yang ada saat ini
antara lain meja, kursi, komputer, printer, dan alat kebutuhan administratif
lainnya. Kantor sekretariat KUD Mina Teluk Semangka terdiri dari
beberapa bagian yaitu ruang kerja karyawan, ruang rapat, ruang tunggu
tamu dan kamar mandi. Pada kantor pelelangan ikan (TPI) terdiri dari
ruang kerja karyawan dan lapak pelelangan ikan. Kantor sekretariat KUD
Mina Teluk Semangka dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Kantor sekretariat KUD Mina Teluk Semangka
5. Unit Usaha Pelelangan Ikan (TPI)
Unit usaha pelelangan ikan (TPI) KUD Mina Teluk Semangka berlokasi di
Pasar Madang Kota Agung. Pada unit usaha ini, KUD Mina Teluk
Semangka memperoleh jasa lelang sebesar lima persen dari volume
98
penjualan ikan (raman kotor). KUD Mina Teluk Semangka membuat
kartu peserta lelang untuk mengantisipasi penunggakan pembayaran oleh
para pembakul. Unit usaha TPI KUD Mina Teluk Semangka dapat dilihat
pada Gambar 7.
Gambar 7. Unit usaha pelelangan ikan (TPI) KUD Mina Teluk Semangka
Sejak tahun 1995 hingga sekarang, KUD Mina Teluk Semangka dipercaya
oleh Pemerintah Kabupaten Tanggamus untuk menyelenggarakan unit
usaha pelelangan yang ada di Pasar Madang Kota Agung. Unit usaha
pelelangan ikan ini sangat bermanfaat bagi nelayan anggota koperasi,
karena nelayan tidak perlu mencari wadah atau tempat lain untuk
memasarkan hasil tangkapannya. Pada tahun 2015, unit usaha pelelangan
ikan memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp 12.000.000,00 per tahun.
Perolehan pendapatan bersih dari unit usaha pelelangan mengalami
penurunan pada tahun 2016 sebesar Rp 9.000.000,00. Hal ini dikarenakan
kondisi alam yang kurang mendukung sehingga terjadi penurunan hasil
tangkapan nelayan.
99
6. Unit Usaha Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN)
Unit usaha bahan bakar minyak (BBM) KUD Mina Teluk Semangka
berlokasi di Pasar Madang Tanggamus dengan nama SPBN Mina Teluk
Semangka Kota Agung yang dikhususkan untuk melayani nelayan anggota
KUD Mina Teluk Semangka yang berada di Kecamatan Kota Agung. Unit
usaha SPBN sangat menguntungkan bagi anggota koperasi, karena tingkat
harga yang dijual di SPBN Mina Teluk Semangka cenderung lebih rendah,
yaitu Rp 5.150,00 per liter dibandingkan dengan harga yang dijual di luar
koperasi, seperti di pedagang pengecer dengan kisaran harga yaitu Rp
6.000,00 hingga Rp 7.500,00 per liter. Unit usaha SPBN KUD Mina
Teluk Semangka dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Unit usaha bahan bakar (SPBN) KUD Mina Teluk Semangka
Pada unit usaha SPBN, KUD Mina Teluk Semangka bekerja sama dengan
pertamina dalam hal pengadaan bahan bakar. KUD Mina Teluk Semangka
berperan sebagai wadah atau tempat perizinan usaha dan pihak pertamina
sebagai pemasok bahan bakar. Sistem pembagian keuntungan adalah
100
sistem bagi hasil. Kesulitan yang dihadapi KUD Mina Teluk Semangka
pada unit usaha ini adalah ketidaktransparanan terhadap hasil yang
diperoleh, sehingga KUD Mina Teluk Semangka memperoleh pendapatan
jasa BBM yang minimum.
7. Unit Usaha Simpan Pinjam
Unit usaha simpan pinjam melayani anggota KUD Mina Teluk Semangka
dengan bunga rendah yaitu 6 persen per tahun, dibandingkan tingkat bunga
di bank yaitu berkisar antara 8 persen hingga 12 persen per tahun. KUD
Mina Teluk Semangka menerapkan aturan bahwa setiap anggota wajib
melakukan kegiatan simpan pinjam setiap tahunnya, dengan konsekuensi
anggota yang tidak melakukan kegiatan simpan pinjam setiap tahunnya
akan dikategorikan menjadi anggota pasif yang tidak memiliki hak suara
pada saat RAT. Hal ini dilakukan agar KUD Mina Teluk Semangka dapat
terus mengalami perputaran modal.
KUD Mina Teluk Semangka masih kesulitan dalam hal pengontrolan
usaha simpan pinjam karena sulitnya mengontrol anggota dalam hal
pengembalian pinjaman. Pada laporan keuangan tahun 2016 tercatat
bahwa KUD Mina Teluk Semangka memiliki jumlah piutang lewat waktu
sebesar Rp 13.694.740,00 yang artinya cukup banyak anggota yang
menunggak pembayaran pinjaman, sehingga mengakibatkan keuangan
KUD Mina Teluk Semangka menjadi terhambat.
101
8. Unit Usaha Pemasaran ES Balok
Pada tahun 2009, KUD Mina Teluk Semangka membuat unit usaha baru,
yaitu unit usaha pemasaran es balok. KUD Mina Teluk Semangka
menyediakan pasokan es balok yang digunakan anggota nelayan dan
pedagang ikan untuk menyegarkan ikan. Unit usaha pemasaran es balok
didirikan atas dasar kebutuhan anggota nelayan dan pedagang ikan
terhadap es balok yang tinggi. Oleh karena itu, untuk mempermudah
kebutuhan anggotanya KUD Mina Teluk Semangka melakukan kerjasama
dengan distributor es balok untuk memberi pasokan es balok kepada
anggotanya. Tingkat harga es balok yang dijual KUD Mina Teluk
Semangka relatif lebih rendah, yaitu dengan selisih harga Rp 1.000,00
sampai Rp 2.000,00 per es balok. Hal ini dapat meringankan beban
anggota KUD Mina Teluk Semangka karena anggota tidak perlu
mengeluarkan biaya transportasi untuk memperoleh es balok. Unit usaha
pemasaran es balok KUD Mina Teluk Semangka dapat dilihat pada
Gambar 9.
Gambar 9. Unit usaha pemasaran es balok KUD Mina Teluk Semangka
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan penelitian yaitu :
1) Kinerja KUD Mina Teluk Semangka sebagai badan usaha termasuk dalam
kategori berkualitas.
2) KUD Mina Teluk Semangka berada pada klasifikasi cukup berkontribusi
terhadap pembangunan daerah. Hal ini ditunjukkan pada indikator
ketepatan membayar pajak dan pertumbuhan penyerapan tenaga kerja
dikategorikan baik, sedangkan pada indikator rasio tingkat upah karyawan
KUD Mina Teluk Semangka berada pada ketegori tidak baik.
3) Manfaat ekonomi yang diperoleh anggota KUD Mina Teluk Semangka
terdiri dari manfaat ekonomi tunai (SHU dan tunjangan) serta manfaat
ekonomi diperhitungkan (harga pelayanan unit TPI, SPBN, es balok dan
simpan pinjam) yang dikategorikan baik.
4) Manfaat non ekonomi berupa kepuasan yang dirasakan anggota KUD
Mina Teluk Semangka atas pelayanan yang diberikan koperasi dan
pemenuhan akan kebutuhan-kebutuhan anggota berada pada kategori
tinggi (puas).
166
B. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:
1) Upaya peningkatan kinerja KUD Mina Teluk Semangka dapat dilakukan
dengan beberapa cara yaitu koperasi dapat lebih meningkatkan upaya
penagihan terhadap anggota yang belum melunasi simpanan wajib dengan
cara menugaskan karyawan koperasi untuk melakukan penagihan kepada
anggota, mengingat bahwa simpanan wajib merupakan salah satu modal
koperasi. Koperasi diharapkan dapat meningkatkan partisipasi anggota
untuk melakukan transaksi di berbagai unit usaha koperasi dengan cara
memberikan pelayanan yang lebih baik serta memperbaiki kelengkapan
sarana dan prasarana yang ada di koperasi. Pihak koperasi juga perlu
memperbaiki aspek kesopanan petugas dalam melayani anggota dengan
cara menerapkan program 3S (senyum, salam, sapa) pada saat melayani
anggota dan memperbaiki aspek kebutuhan akan ikut serta anggota dalam
pembuatan kebijakan dengan cara mengikutsertakan beberapa anggota
sebagai perwakilan dalam penentuan kebijakan koperasi.
2) Dinas Koperasi & UMKM, Perindustrian Kabupaten Tanggamus lebih
mendukung peningkatan kinerja KUD Mina Teluk Semangka melalui
adanya monitoring dan pembinaan terhadap kegiatan koperasi secara
berkala.
3) Peneliti lain diharapkan dapat melanjutkan penelitian mengenai partisipasi
anggota koperasi dalam pembayaran simpanan wajib, karena hasil pada
penelitian ini menunjukkan bahwa persentase pelunasan simpanan wajib
anggota KUD Mina Teluk Semangka tergolong rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, Q.T.M., D.A.H. Lestari, dan S. Situmorang. 2014. Analisis Pendapatandan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Peternak Sapi Perah AnggotaKoperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan. JIIA. Vol 2,No. 2 : 109-117.
Anoraga, P dan N. Widiyanti. 2003. Dinamika Koperasi. Rineka Cipta. Jakarta.
Azwar, S. 2008. Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanggamus. 2016. Statistik Daerah KabupatenTanggamus 2016. Badan Pusat Statistik Tanggamus. Tanggamus.
Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung. 2016. Rekapitulasi DataBerdasarkan Provinsi. Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung.Lampung.
Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian Kabupaten Tanggamus. 2016. JenisKoperasi Kabupaten Tanggamus. Dinas Koperasi, UMKM danPerindustrian Kabupaten Tanggamus. Tanggamus.
Gibson, J. L. 1994. Struktur Organisasi dan Manajemen. Bumi Aksara. Jakarta.
Hanel, A. 2005. Organisasi Koperasi: Pokok-Pokok Pikiran Mengenai OrganisasiKoperasi dan Kebijaksanaan Pengembangan di Negara-NegaraBerkembang. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Hardiningsih, L., L. Malisan, dan A. Gafur. 2009. Analisis Kinerja LaporanKeuangan pada Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) KartikaBenteng Sejahtera di Kota Balikpapan. Jurnal Publikasi Ilmiah. Vol 1, No.1.
Hasibuan, M. 2011. Manajemen : Dasar, Pengertian dan Masalah. Bumi Aksara.Jakarta.
Hendar dan Kusnadi. 1999. Ekonomi Koperasi. Lembaga Penerbit FakultasEkonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Hendrojogi. 2004. Koperasi : Asas-Asas, Teori dan Praktik. PT Raja GrafindoPersada. Jakarta.
168
Irawan, H. 2002. Sepuluh Prinsip Kepuasan Pelanggan. PT. Elex MediaKomputindo. Jakarta.
Jalika, T.U., D.A.H. Lestari, dan A. Suryani. 2016. Evaluasi KeberhasilanKoperasi Serba Usaha Peternak Motivasi Do’a Ikhtiar Tawakkal (KSUPMDIT) di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung BerdasarkanPendekatan Tripartite. JIIA. Vol 4, No. 4 : 414-422.
Kartasapoetra A.G.B dan A. Setiady. 2001. Koperasi Indonesia yangBerdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Rineka Cipta. Jakarta.
Kasmawati. 2003. Pengaruh Kewirausahaan Manajer terhadap KeberhasilanUsaha KUD di Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara. Tesis. UNPAD.Bandung.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. 1992. Undang Undang RepublikIndonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. KementerianHukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Jakarta.
Kementerian Koperasi dan UKM RI. 2007. Pedoman Pemeringkatan Koperasi.Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RepublikIndonesia. Jakarta.
Kementerian Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan. 2015. PertumbuhanKoperasi di Provinsi Lampung. Kementerian Koperasi, UKM, Perindustriandan Perdagangan Provinsi Lampung. Bandar Lampung.
Ketaren, N. 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan KoperasiCredit Union dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kecamatan SibolangitKabupaten Deli Serdang. Jurnal Harmoni Sosial. Vol 1, No. 3.
Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasidan Kontrol, terj : Hendra Teguh dan Ronny Antonius Rusly, Edisi 9 Jilid1 dan 2. PT Prenhalindo. Jakarta.
Laksana, F. 2008. Manajemen Pemasaran. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Lupiyoadi, R dan A. Hamdani. 2009. Manjemen Pemasaran Jasa Edisi 2.Salemba Empat. Jakarta.
Mantra, I. B. 2004. Demografi Umum. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Mayasari, N. E. 2009. Analisis Pengukuran Kinerja Koperasi (Studi KasusKoperasi Pegawai Republik Indonesia di Kabupaten Blora). Skripsi.Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Munawir, S. 2002. Analisa Laporan Keuangan. Libert. Yogyakarta.
169
Mustika, T., A. Hudoyo, dan E. Kasymir. 2013. Tingkat Kepuasan NasabahTabungan terhadap Pelayanan Bank : Studi Kasus Dua Bank di BandarJaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah. JIIA. Vol1, No. 4 : 304-310.
Nasir, M. 1998. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Ni’mah, U., I. Estiyani, dan R.A. Martiani. 2011. Analisis Kinerja Keuangan PadaKoperasi BMT Bina Usaha Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Jawa Tengah.
Palapa, M. 2006. Evaluasi Kinerja Koperasi Puspa Anggrek di KabupatenTangerang. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Putri, R.M., D.A.H. Lestari, dan W.D. Sayekti. 2017. Kinerja dan StrategiPengembangan Primkopti Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. JIIA.Vol 5, No. 2 : 184-191.
Ratminto dan A. S. Winarsih. 2009. Manajemen Pelayanan. Pustaka Pelajar.Yogyakarta.
Riyanto, B. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yayasan BadanPenerbit Gadjah Mada. Yogyakarta.
Sembel, R. 2003. Menang Dengan Pelayanan Sepenuh Hati. Universitas BinaNusantara. Jakarta.
Sitio, A. dan H. Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktek. Erlangga. Jakarta.
Sudarsono dan Edilius. 2005. Koperasi Dalam Teori dan Praktek. Renika Cipta.Jakarta.
Sufren dan Y. Natanael. 2013. Mahir Menggunakan SPSS Secara Otodidak. PTElex Media Komputindo. Jakarta.
Sugiarto dan Siagian, D. 2003. Teknik Sampling. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.
Sugiyono. 1999. Statistika Untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung.
Supranto, J. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk MenaikkanPangsa Pasar. Rineka Cipta. Jakarta.
Suryabarata, S. 2003. Metode Penelitian. Rajawali. Jakarta.
Wiadnya, D.G.R. 2012. Kawasan Konservasi Perairan dan PengelolaanPerikanan Tangkap Di Indonesia. Conservation International UniversitasBrawijaya. Malang.
170
Wiandhani, N., D.A.H. Lestari, A. Soelaiman. 2015. Analisis Manfaat Koperasidan Partisipasi Anggota Koperasi Perikanan ISM Mitra Karya Bahari DiKota Bandar Lampung. JIIA. Vol 4, No. 1 : 40-47.
Widiyanti, N dan Y.W Sunindhia. 1998. Koperasi dan Perekonomian Indonesia.Rineka Cipta. Jakarta.
Yolandika, C., D.A.H. Lestari, dan S. Situmorang. 2015. Keberhasilan KoperasiUnit Desa (KUD) Mina Jaya Kota Bandar Lampung BerdasarkanPendekatan Tripartite. JIIA. Vol 3, No. 4 : 385-392.