ANALISIS KELAYAKAN DAN KESESUAIAN ANTARA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN...

16
499 ANALISIS KELAYAKAN DAN KESESUAIAN ANTARA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DENGAN MATA PELAJARAN YANG DIAMPU ANALYSIS OF APPROPRIATENESS AND SUITABILITY OF PRIMARY SCHOOL TEACHERS’ EDUCATIONAL BACKGROUND AND THEIR TAUGHT-SUBJECT-MATTER Yaya Jakaria Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang, Kemdikbud e-mail: [email protected] Naskah diterima tanggal: 15/11/2014; Dikembalikan untuk revisi tanggal: 21/11/2014; Disetujui tanggal: 01/12/2014 Abstract: This study aimed at formulating alternative policies concerning quality of education focusing on suitable condition of primary school teachers to enhance the quality of education, and appropriateness of primary school teachers’ educational background towards their taught subject-matter. The study used a descriptive method to analyze data of each individual primary school teachers based on qualifications and seeking the order of academic inappropriateness of its subjects by making the specific criteria. The study showed that big number of primary school teachers have not met the minimal qualification as stipulated by the Act number 14 year 2005 in the amount of 67% of teachers both from public and private primary schools in Indonesia out of 1.501.236 teachers. 32.8% have met academic qualifications. Unsuitable subject-matter taught and educational background of primary school teachers reached 29.3% and the highest found for religion teachers at 54%. Keyword: academic qualifications, unsuitability teachers, teaching conformity Abstrak: Studi ini bertujuan untuk merumuskan kebijakan alternatif yang terkait dengan mutu pendidikan difokuskan pada kondisi guru sekolah dasar (SD) yang layak terhadap peningkatan mutu pendidikan, dan kondisi guru SD antara mata pelajaran yang diampu dengan latar belakang pendidikannya dalam periode tahun 2010-2013.Studi ini menggunakan metode statistika deskriptif untuk menganalisis data tiap individu guru SD berdasarkan kualifikasi akademik dan mencari urutan mata pelajaran berdasarkan ketidaksesuaiannya dengan membuat kriteria khusus ketidaksesuaian mengajar. Hasil studi menunjukkan bahwa masih banyak guru SD yang belum berkualifikasi akademik sarjana sesuai dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 yang mencapai 67% dari seluruh guru SD negeri dan swasta di Indonesia yang total berjumlah 1.501.236 guru. Sisanya sebesar 32,8% sudah memenuhi kualifikasi akademik sarjana. Tingkat Ketidaksesuaian Guru SD mencapai angka 29.3%. dengan tingkat ketidaksesuaian paling tinggi terjadi pada Guru Agama yang mencapai 54%. Kata kunci: kualifikasi akademik, ketidaksesuaian guru, kesesuaian mengajar Pendahuluan Kebijakan perluasan akses atau pemerataan dan kebijakan peningkatan mutu pendidikan selalu terkait erat dengan ketersediaan guru. Keku- rangan guru tidak selalu disebabkan oleh permintaan guru yang melebihi ketersediaan guru, namun dalam banyak kasus diakibatkan karena kurangnya guru yang berkualitas atau guru yang memenuhi kriteria atau guru yang berkompeten. Terjadinya kekurangan guru seringkali mere- fleksikan adanya ketersediaan guru yang tidak sesuai dengan kebutuhan atau adanya keti- daksesuaian dalam penempatan guru (Ngalim, 2007). Dalam hal suatu daerah memperluas akses pendidikan, ditemukan bahwa seringkali pe- mangku kepentingan pada daerah dimaksud mengorbankan kualitas guru agar guru yang

Transcript of ANALISIS KELAYAKAN DAN KESESUAIAN ANTARA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN...

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN DAN KESESUAIAN ANTARA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN …repositori.kemdikbud.go.id/548/1/5. yaya.pdf · 2017-02-01 · proses dan hasil pendidikan, antara lain kurikulum,

499

Yaya Jakaria, Analisis Kelayakan dan Kesesuaian Antara Latar Belakang Pendidikan Guru Sekolah Dasar dengan Mata Pelajaran yangDiampu

ANALISIS KELAYAKAN DAN KESESUAIAN ANTARA LATAR BELAKANGPENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DENGAN MATA PELAJARAN YANG DIAMPU

ANALYSIS OF APPROPRIATENESS AND SUITABILITY OF PRIMARY SCHOOLTEACHERS’ EDUCATIONAL BACKGROUND AND THEIR TAUGHT-SUBJECT-MATTER

 Yaya Jakaria

Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang, Kemdikbude-mail: [email protected]

Naskah diterima tanggal: 15/11/2014; Dikembalikan untuk revisi tanggal: 21/11/2014; Disetujui tanggal: 01/12/2014

Abstract: This study aimed at formulating alternative policies concerning quality of educationfocusing on suitable condition of primary school teachers to enhance the quality of education,and appropriateness of primary school teachers’ educational background towards their taughtsubject-matter. The study used a descriptive method to analyze data of each individual primaryschool teachers based on qualifications and seeking the order of academic inappropriateness ofits subjects by making the specific criteria. The study showed that big number of primary schoolteachers have not met the minimal qualification as stipulated by the Act number 14 year 2005in the amount of 67% of teachers both from public and private primary schools in Indonesia outof 1.501.236 teachers. 32.8% have met academic qualifications. Unsuitable subject-mattertaught and educational background of primary school teachers reached 29.3% and the highestfound for religion teachers at 54%.

Keyword: academic qualifications, unsuitability teachers, teaching conformity

Abstrak: Studi ini bertujuan untuk merumuskan kebijakan alternatif yang terkait dengan mutupendidikan difokuskan pada kondisi guru sekolah dasar (SD) yang layak terhadap peningkatanmutu pendidikan, dan kondisi guru SD antara mata pelajaran yang diampu dengan latar belakangpendidikannya dalam periode tahun 2010-2013.Studi ini menggunakan metode statistika deskriptifuntuk menganalisis data tiap individu guru SD berdasarkan kualifikasi akademik dan mencariurutan mata pelajaran berdasarkan ketidaksesuaiannya dengan membuat kriteria khususketidaksesuaian mengajar. Hasil studi menunjukkan bahwa masih banyak guru SD yang belumberkualifikasi akademik sarjana sesuai dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 yangmencapai 67% dari seluruh guru SD negeri dan swasta di Indonesia yang total berjumlah1.501.236 guru. Sisanya sebesar 32,8% sudah memenuhi kualifikasi akademik sarjana. TingkatKetidaksesuaian Guru SD mencapai angka 29.3%. dengan tingkat ketidaksesuaian paling tinggiterjadi pada Guru Agama yang mencapai 54%.

Kata kunci: kualifikasi akademik, ketidaksesuaian guru, kesesuaian mengajar

PendahuluanKebijakan perluasan akses atau pemerataan dankebijakan peningkatan mutu pendidikan selaluterkait erat dengan ketersediaan guru. Keku-rangan guru tidak selalu disebabkan olehpermintaan guru yang melebihi ketersediaan guru,namun dalam banyak kasus diakibatkan karenakurangnya guru yang berkualitas atau guru yangmemenuhi kriteria atau guru yang berkompeten.

Terjadinya kekurangan guru seringkali mere-fleksikan adanya ketersediaan guru yang tidaksesuai dengan kebutuhan atau adanya keti-daksesuaian dalam penempatan guru (Ngalim,2007).

Dalam hal suatu daerah memperluas aksespendidikan, ditemukan bahwa seringkali pe-mangku kepentingan pada daerah dimaksudmengorbankan kualitas guru agar guru yang

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN DAN KESESUAIAN ANTARA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN …repositori.kemdikbud.go.id/548/1/5. yaya.pdf · 2017-02-01 · proses dan hasil pendidikan, antara lain kurikulum,

500

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 4, Desember 2014

dibutuhkan dapat tercukupi dengan cepat, yangbiasanya dalam jumlah yang besar. Penelitian yangdilakukan Bank Dunia (2011) menunjukkan,bahwa kebijakan yang seperti itu berdampaklangsung terhadap rendahnya mutu atau kualitasguru. Sebagaimana yang dinyatakan oleh M Nuh,mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaandalam buku Menyiapkan Guru Masa Depan(Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2012),bahwa kualitas guru memiliki pengaruh berantaiterhadap komponen pendidikan lainnya, sehinggapeningkatan kualitas guru secara nasionalmerupakan program sangat strategis. Pendidikanyang berkualitas menuntut guru yang berkualitas,sehingga ketersediaan guru harus memenuhituntutan kualitas dan pemerataan harus menjadiprioritas utama dalam peningkatan mutu pendi-dikan.

Banyak faktor yang mempengaruhi kualitasproses dan hasil pendidikan, antara lain kurikulum,guru, sarana dan prasarana pendidikan, ling-kungan, manajemen pendidikan, dan potensianak itu sendiri. Namun dari berbagai faktor yangmempengaruhi kualitas pendidikan, faktor gurumerupakan faktor yang penting, bahkan dapatdikatakan sebagai faktor kunci dalam keberhasilanpendidikan. Bank Dunia (2011) menyatakan,bahwa guru merupakan komponen yang amatmenentukan mutu pendidikan dan guru adalahkunci pengembangan mutu pendidikan. Dalambuku Mengangkat Citra dan Martabat Guru(Supriadi, 1999) menyatakan bahwa guru adalahpemeran utama dalam proses pendidikan. Guruamat menentukan ketercapaian tujuan pendidikandalam arti luas, lebih dari semata hasil belajarakademik. Lebih lanjut, Supriyadi menyatakanbahwa guru selalu ditempatkan di titik sentraldalam setiap pembicaraan tentang pendidikan dimana pun, guru adalah faktor dominan dalamproses pendidikan dan menjadi salah satumasukan instrumental yang sangat penting dalamproses belajar mengajar.

Kendati secara kuantitas jumlah guru diIndonesia cukup memadai, namun secara kualitasmutu guru pada umumnya masih rendah. Secaraumum, para guru di Indonesia kurang bisamemerankan fungsinya dengan optimal. Inimerupakan tantangan terbesar pengembanganguru dalam pemenuhan standar kualifikasi dan

kompetensi guru. Salah satu bukti empiris adalahsebagaimana yang ditemukan dalam laporanUNESCO pada tahun 2012 yang mengungkapkanbahwa Indonesia berada di peringkat ke-64 dari120 berdasarkan penilaian Education DevelopmentIndex (EDI) atau Indeks Pembangunan Pen-didikan. Total nilai EDI itu diperoleh dari rangkumanperolehan empat kategori penilaian, yaitu angkapartisipasi pendidikan dasar, angka melek hurufpada usia 15 tahun ke atas, angka partisipasimenurut kesetaraan gender, angka bertahansiswa hingga kelas V Sekolah Dasar. Sementaraitu The United Nations Development Programme(UNDP) pada tahun 2011 juga telah melaporkanIndeks Pembangunan Manusia (IPM ) atau HumanDevelopment Index (HDI) Indonesia mengalamipenurunan dari peringkat 108 pada 2010 menjadiperingkat 124 pada tahun 2012 dari 180 negara.Pada 14 Maret 2013, UNESCO melaporkan adanyakenaikan peringkat yaitu tiga peringkat menjadiurutan ke-121 dari 185 negara. Data ini meliputiaspek tenaga kerja, kesehatan, dan pendi-dikan. Walaupun terjadi kenaikan, denganmempertimbangkan jumlah negara yang ber-partisipasi, hasil tersebut sebenarnya menunjuk-kan bahwa Indonesia tidak naik peringkat(Kompasiana, 2013).

Secara umum dapat dikatakan, bahwaapabila seseorang sudah memenuhi kualifikasitertentu, maka secara otomatis kompetensi yangbersangkutan akan mengikuti kualifikasi tersebut.Di Indonesia terdapat kecenderungan adanyapenafsiran yang berbeda dalam penggunaanistilah tersebut di mana kualifikasi tertentu tidakselalu mencerminkan kompetensinya. Jika dilihatdari sisi kualifikasi dan kompetensi, dari sekitar2,191 juta guru SD dan SMP, 67% telah ber-kualifikasi sarjana S1 ke atas. Namun sekitar 43%yang bersertifikat pendidik, masih terdapat sekitar57%-nya atau sekitar 12 juta guru belum memilikisertifikat mengajar (Samto, 2014).

Berbagai permasalahan sebagaimana yangtelah diuraikan di atas akan menjadikan kredibilitasyang kurang baik bagi perkembangan pendidikandi Indonesia. Dengan demikian, kebijakan danprogram strategis khusus untuk guru sangatlahdiperlukan apalagi mengingat peran vital gurudalam membimbing generasi muda sebagai tulangpunggung negara (Driyarkara, 1980). Pada saat

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN DAN KESESUAIAN ANTARA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN …repositori.kemdikbud.go.id/548/1/5. yaya.pdf · 2017-02-01 · proses dan hasil pendidikan, antara lain kurikulum,

501

Yaya Jakaria, Analisis Kelayakan dan Kesesuaian Antara Latar Belakang Pendidikan Guru Sekolah Dasar dengan Mata Pelajaran yangDiampu

ini masih terdapat kesulitan untuk memperolehdata yang akurat mengenai jumlah guru yangmengajar suatu mata pelajaran yang tidak sesuaidengan latar belakang pendidikannya. Penelitianini difokuskan pada masalah ketidaksesuaianmengajar yang terjadi untuk seluruh Indonesiadengan membuat kriteria ketidaksesuaianmengajar yang selanjutnya diharapkan dapatmenjadi pedoman untuk melihat ketidaksesuaianmengajar di suatu wilayah tertentu. Atas dasarmasalah tersebut, maka tujuan penelitian inidimaksudkan untuk merumuskan kebijakanalternatif yang berkaitan dengan mutu pendidikandengan memfokuskan pada kondisi guru SD yanglayak terhadap peningkatan mutu pendidikanuntuk tahun 2012/2013 dan kondisi guru SDantara mata pelajaran yang diampu dengan latarbelakang pendidikannya.

Kajian LiteraturStandar Tanaga Pendidik dan TenagaKependidikanStandar pendidik dan tenaga kependidikanadalah kriteria pendidikan prajabatan dankelayakan fisik maupun mental, serta pendidikandalam jabatan. Tenaga pendidik maupun tenagakependidikan harus memiliki kualifikasi minimalyang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yangdibuktikan dengan ijazah, dan atau sertifikatkeahlian yang relevan sesuai dengan ketentuanperundang-undangan yang berlaku. Pendidikharus memiliki kualifikasi akademik dan kom-petensi sebagai agen pembelajaran, sehatjasmani dan rohani, serta memiliki kecakapanuntuk ikut berpartisipasi dalam mewujudkantujuan pendidikan nasional. Namun, seseorangyang tidak memiliki ijazah atau sertifikat, tetapimemiliki keahlian khusus yang diakui dandiperlukan dapat juga diangkat menjadi pendidiksetelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan(Mulyasa, 2010).

Untuk mendukung penyelenggaraan pen-didikan di tingkat sekolah, maka keberadaanpendidik dan tenaga kependidikan sangat mutlak.Dua unsur tersebut saling mendukung satu samalain. Tenaga pendidik dan kependidikan di sekolahadalah mereka yang memiliki kualiflkasi akademiksebagai pendidik, pengelola, dan tenagapenunjang pendidikan. Djaali (2012) berpendapat

bahwa pendidik memiliki kewajiban melakukanperencanaan, melaksanakan, dan menilaipembelajaran, sehingga pendidik harus selaludinamis dalam mengembangkan desain, meto-dologi, maupun sistem evaluasi pembelajaran.Pengelola sekolah sebagai salah satu unsurtenaga kependidikan bertugas mengelola danmemimpin tenaga pendidik dan tenaga penunjangdi sekolah. Tenaga penunjang sekolah adalahmereka yang bertugas mendukung penye-lenggaraan proses pembelajaran di sekolah.

Tenaga kependidikan antara lain meliputiguru, konselor, kepala sekolah dan sebutan lainyang sesuai dengan kekhususannya. Tenagakependidikan sekolah secara umum bertugasmelaksanakan perencanaan, pembelajaran,pembimbingan, pelatihan, pengelolaan, penilaian,pengawasan, pelayanan teknis dan kepustakaan,penelitian dan pengembangan hal-hal praktisyang diperlukan untuk meningkatkan kualitaspembelajaran. Tenaga kependidikan merupakankomponen utama sebuah sekolah sementarasekolah hanyalah wadah sebuah sistem pendi-dikan, sehingga tenaga kependidikan merupakankunci keberhasilan bagi pengembangan kualitassekolah secara berkelanjutan (Delors, 2011).

Lebih lanjut Delors mengatakan, bahwakeberadaan dan peranan tenaga kependidikanbagi pengembangan sekolah, dalam konteks inisekolah harus: 1) memiliki tenaga kependidikanyang cukup atau memadai kuantitasnya; 2)memiliki kualifikasi dan kemampuan yang memadaisesuai dengan tingkat pendidikan yang di-tugaskan; 3) memiliki tingkat kesesuaian yangtinggi, dalam arti kemampuan yang dimiliki olehtenaga kependidikan sesuai dengan bidang kerjayang ditugaskan; dan 4) memiliki kesanggupankerja yang tinggi. Oleh karena itu, pendidik harusmemiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuaidengan jenjang kewenangan mengajar, sehatjasmani dan rohani, serta memiliki kemampuanuntuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Sebagai kunci keberhasilan program pe-ngembangan sekolah, setiap tenaga kependidikanberkewajiban: 1) menjaga nama baik pribadilembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengankepercayaan yang diberikan kepadanya; 2)melaksanakan tugas kependidikan yang menjaditanggung jawabnya; dan 3) meningkatkan

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN DAN KESESUAIAN ANTARA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN …repositori.kemdikbud.go.id/548/1/5. yaya.pdf · 2017-02-01 · proses dan hasil pendidikan, antara lain kurikulum,

502

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 4, Desember 2014

kemampuan profesional yang meliputi kemam-puan intelektual, integritas kepribadian daninteraksi sosial, baik di lingkungan kerja maupundi masyarakat. Untuk hal tersebut, sekolah harusmemberikan kondisi dan layanan bagi pengem-bangan tenaga kependidikan secara memadai.Konsekuensi dari kewajiban yang dipikul adalahtenaga kependidikan berhak memperoleh per-lindungan hukum, pembinaan karir, penghasilanyang layak, penghargaan yang sesuai, dankesempatan untuk menggunakan sumber dayasekolah untuk menunjang kelancaran tugasnya,sehingga memiliki kinerja yang baik.

Standar yang digunakan terkait dengantenaga kependidikan ini yaitu bahwa sekolahharus memiliki tenaga kependidikan yang secarakuantitas memadai yang ditunjukkan olehkelayakan rasio guru-siswa (khusus pendidik).Kualifikasi minimum untuk pendidik S-1 atau D-4,baik pada tingkat prasekolah maupun tingkatpendidikan dasar dan menengah. Merekamerupakan lulusan sarjana kependidikan ataululusan sarjana nonkependidikan dan memilikisertifikat akta mengajar dari perguruan tinggiyang terakreditasi. Pendidik pada pendidikanmenengah kejuruan harus memiliki pengalamanindustri yang dipersyaratkan. Di samping itu,tenaga pendidik juga harus memiliki sertifikatpendidik yang sesuai dengan bidang tugasnya.Pendidik harus memiliki kompetensi sebagai agenpembelajaran pada jenjang pendidikan dasar danmenengah serta pendidikan anak usia dini yangmeliputi kompetensi pedagogik, kompetensikepribadian, kompetensi profesional, dan kom-petensi sosial. Sekolah memiliki pendidik yangspesialisasinya relevan dengan mata pelajaranyang diajarkan. Sekolah memberi kondisi danlayanan esensial bagi pengembangan tenagakependidikan dan bagi peningkatan kinerjamereka. Sekolah memiliki kepala sekolah yangkompeten atau tangguh di bidang manajemen,kepemimpinan, humanis, sosial, dan teknis.(Mulyasa, 2010).

Di samping sekolah memerlukan tenagapendidik, sekolah juga memerlukan tenagapenunjang, yang meliputi tenaga administratif,laboran, dan pustakawan yang kompeten. Tenagapenunjang yang dimiliki sekolah seharusnyamemiliki kualifikasi yang sesuai atau sekurang-

kurangnya pernah mengikuti pelatihan dalambidang-bidang terkait. Dalam melaksanakantugasnya tenaga penunjang harus bisa bekerjasama dengan tenaga pendidik, terutama dalammemberikan pelayanan kepada peserta didik.Jumlah tenaga penunjang yang tersedia di sekolahmemungkinkan mereka untuk bekerja secaraefektif, sehingga dalam menjalankan misi sekolahdapat lebih efektif. Terhadap tenaga penunjangini sekolah melaksanakan pembinaan karir denganbaik. Standar yang digunakan adalah sekolahmemiliki tenaga penunjang yang kompeten untukmenunjang penyelenggaraan pendidikan disekolah. Sekolah menilai kinerja tenaga pe-nunjang yang unsur-unsurnya harus terkaitdengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

Standar pendidik dan tenaga kependidikandikatakan efektif jika pendidik memiliki kualifikasiakademik dan kompetensi sebagai agen pem-belajaran, sehat jasmani dan rohani, sertamemiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuanpendidikan nasional. Kualifikasi akademik yangdimaksudkan di atas adalah tingkat pendidikanminimal yang harus dipenuhi oleh seorangpendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atausertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuanperundang-undangan yang berlaku.

Karakteristik GuruGuru umumnya merujuk pada pendidik profesionaldengan tugas utama mendidik, mengajar,membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, danmengevaluasi peserta didik. Dengan demikian,dapat dikatakan, bahwa karakteristik guru adalahsegala tindak tanduk atau sikap perbuatan guru,baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.Contohnya, bagaimana guru meningkatkanpelayanan, pengetahuan, memberi arahan,bimbingan, dan motivasi kepada peserta didik;bagaimana cara guru berpakaian dan berbicaraserta cara bergaul baik dengan peserta didik,teman sejawat, serta anggota masyarakatlainnya. Jadi karakteristik guru profesional adalahciri-ciri orang yang memiliki pendidikan formal danmenguasai berbagai teknik dalam kegiatan belajarmengajar serta menguasai landasan-landasankependidikan (Abu Bakar, 2009).

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN DAN KESESUAIAN ANTARA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN …repositori.kemdikbud.go.id/548/1/5. yaya.pdf · 2017-02-01 · proses dan hasil pendidikan, antara lain kurikulum,

503

Yaya Jakaria, Analisis Kelayakan dan Kesesuaian Antara Latar Belakang Pendidikan Guru Sekolah Dasar dengan Mata Pelajaran yangDiampu

Mengacu pada pendapat Rachmawati (2011)bahwa karakteristik guru yang profesional palingsedikit ada lima, yaitu: 1) menguasai kurikulum;2) menguasai materi semua mata pelajaran; 3)terampil menggunakan multi metode pem-belajaran; 4) memiliki komitmen yang tinggiterhadap tugasnya; dan 5) memiliki kedisiplinandalam arti yang seluas-luasnya. Selain karak-teristik tersebut, ada beberapa karakteristik guruyang profesional lainnya antara lain fisik, mental,kepribadian, keilmiahan, pengetahuan danketerampilan.

Karakter fisik mencakup: a) sehat jasmani danrohani; dan 2) tidak mempunyai cacat tubuh yangbisa menimbulkan ejekan atau cemohan atau rasakasihan dari anak didik.

Karakter mental atau kepribadian meliputi: a)berkepribadian atau berjiwa Pancasila; b)mencintai bangsa dan sesama manusia dan rasakasih sayang kepada anak didik; c) berbudi pekertiluhur; d) berjiwa kreatif, dapat memanfaatkanrasa pendidikan yang ada secara maksimal; e)mampu menyuburkan sikap demokrasi dan penuhtanggung rasa; f ) mampu mengembangkankreativitas dan tanggung jawab yang besar akantugasnya; g) mampu mengembangkan kecer-dasan yang tinggi; h) bersifat terbuka, peka, daninovatif; i) menunjukkan rasa cinta kepadaprofesinya; j) ketaatannya akan disiplin; dan k)memiliki sense of humor.

Keilmiahan atau pengetahuan, mencakup: a)memahami ilmu yang dapat melandasi pem-bentukan pribadi; b) memahami ilmu pendidikandan keguruan serta mampu menerapkannyadalam tugasnya sebagai pendidik; c) memahami,menguasai, serta mencintai ilmu pengetahuanyang akan diajarkan; d) memiliki pengetahuanyang cukup tentang bidang-bidang yang lain; e)senang membaca buku-buku ilmiah; f) mampumemecahkan persoalan secara sistematis,terutama yang berhubungan dengan bidang studi;dan g) memahami prinsip-prinsip kegiatan belajarmengajar.

Keterampilan, meliputi: a) mampu berperansebagai organisator proses belajar mengajar; b)mampu menyusun bahan belajar atas dasarpendekatan struktural, interdisipliner, fungsional,behavior, dan teknologi; c) mampu menyusun garisbesar program pengajaran (GBPP); d) mampu

memecahkan dan melaksanakan teknik-teknikmengajar yang baik dalam mencapai tujuanpendidikan; e) mampu merencanakan dan me-laksanakan evaluasi pendidikan; dan f) memahamidan mampu melaksanakan kegiatan pendidikanluar sekolah. Seorang guru harus mempunyaipendidikan yang sesuai dengan kompetensisebagai seorang guru dan mempunyai penga-laman serta bakat sebagai modal untuk menjadiseorang guru yang kompeten (Rachmawati,2011).

Karakteristik guru merupakan kualitas yangdapat diukur dengan tes atau berasal dari rekamjejak dan catatan akademis atau profesional.Karakteristik guru umumnya tidak mengacu padapengamatan langsung pengaruhnya terhadapbelajar siswa, baik dalam hasil tes siswa atauperilaku mengajar (Rachmawati, 2011). Seba-liknya, pendekatan ditangani dalam lingkuppenelitian ini adalah mereka yang pada ranahpsikologi personil atau seleksi karyawan. Ulasanini berkaitan dengan karakteristik dari guru yangmungkin diidentifikasi dan digunakan dalamperekrutan awal para guru untuk meningkatkanprestasi belajar siswa mereka.

Ashton & Webb (1986) menunjukkan, bahwakarakteristik dapat mencakup kualitas guru yangdipandang sebagai pribadi seperti mental, usia,jenis kelamin maupun sebagai “pengalaman”seperti status sertifikasi, latar belakang pen-didikan, pengalaman mengajar sebelumnya dansejenisnya. Beberapa karakteristik adalah kom-binasi dalam jumlah yang tidak diketahui daripribadi dan kualitas pengalaman, misalnya,kinerja guru, tes sertifikasi seperti ujian nasionalguru dan tes mandat dari pemda (Kosgei, 2013).Dari penjelasan di atas, karakteristik guru dalampenelitian ini dibatasi pada kualifikasi akademikguru satuan pendidikan SD.

Kualifikasi Akademik GuruPeraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi danKompetensi Guru menyebutkan, bahwa setiapguru wajib memenuhi standar kualitas akademikdan kompetensi guru yang berlaku secaranasional, juga bahwa guru-guru yang belummemenuhi kualifikasi akademik diploma empat (D-IV) atau sarjana akan diatur dengan peraturan

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN DAN KESESUAIAN ANTARA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN …repositori.kemdikbud.go.id/548/1/5. yaya.pdf · 2017-02-01 · proses dan hasil pendidikan, antara lain kurikulum,

504

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 4, Desember 2014

menteri tersendiri (Depdiknas, 2007). Ada duakualifikasi akademik guru yaitu kualifikasi gurumelalui pendidikan formal dan kualifikasi gurumelalui uji kelayakan dan kesetaraan. Di mana haltersebut dijelaskan dengan kualifikasi akademikyang disyaratkan untuk dapat diangkat sebagaiguru dalam bidang-bidang khusus yang sangatdiperlukan. Hal tersebut belum dapat dikem-bangkan di perguruan tinggi, namun dapatdiperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan.Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yangmemiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan olehperguruan tinggi yang diberi wewenang untukmelaksanakannya.

Kualifikasi akademik guru pada satuanpendidikan jalur formal mencakup kualifikasiakademik guru pendidikan Anak Usia Dini/TamanKanak-kanak/Raudatul Atfal (PAUD/TK/RA), gurusekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), gurusekolah menengah pertama/madrasah Tsa-nawiyah (SMP/MTs), guru sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), guru sekolah dasarluar biasa/sekolah menengah luar biasa/sekolahmenengah atas luar biasa (SDLB/SMPLB/SMALB),dan guru sekolah menengah kejuruan/madrasahaliyah kejuruan (SMK/MAK). Dalam penelitian ini,yang dibahas yaitu guru SD yang memilikikualifikasi akademik pendidikan minimum sarjana(S-1) program studi yang sesuai dengan matapelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperolehdari program studi yang terakreditasi. Ruanglingkup dalam kajian ini menjelaskan guru layakberdasarkan Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 14, Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Metode PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian ini yaitumetode penelitian deskriptif kuantitatif yangmenggambarkan kuantitas dan kualitas guru SDsecara komprehensif dan mengungkapkankesesuaian antara mata pelajaran yang diajarkandengan latar belakang pendidikan guru SD tiapprovinsi. Data yang dianalisis merupakan datasekunder berupa dokumen tertulis mengenai profilguru seluruh Indonesia yang datanya dari PusatData dan Statistik Pendidikan, Sekretariat Jen-deral, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Adapun kesesuaian antara latar belakangpendidikan guru dengan mata pelajaran yang

diampu dianalisis dari data guru jenjang SD danSMP yang bersumber dari data pokok pendidikan(dapodik) Pusat Data dan Statistik Pendidikan(PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaantahun 2012.

Hasil Penelitian dan PembahasanKelayakan Guru MengajarHampir sebagian besar guru di Indonesia ber-pendidikan rendah. Undang-Undang Nomor 14Tahun 2005 tentang Guru yang mempersyaratkankualifikasi guru harus berpendidikan D-IV atau S-1 telah mendorong peningkatan kualifikasi guru.Undang-undang tersebut mengharuskan semuaguru memiliki gelar sarjana (S-1) atau diploma D-IV sebelum tahun 2015. Pada tahun 2004, banyaksekali guru yang tidak memenuhi syarat kualifikasiminimal. Pada waktu itu, 95% guru SD, 45% gurusekolah menengah pertama, dan 29% gurusekolah menengah atas mempunyai kualifikasi dibawah D-IV atau S-1. Pada 2006, persentase gurusekolah dasar yang memenuhi persyaratankualifikasi melonjak 11% menjadi 16%, sedang-kan untuk guru sekolah menengah pertama danatas naik masing-masing sebesar 5% dan 10%.Walau sudah ada perbaikan, hanya 37% saja dariseluruh tenaga pendidikan saat ini yang sudahmemiliki gelar D-IV atau S-1 (World Bank, 2013).

Tabel 1 menggambarkan bahwa di tahun2012, jumlah guru yang telah menempuh pen-didikan sarjana (S-1 atau D-IV) masih relatif kecil,yakni guru SD 24,46 persen. Kondisi ini merupakansalah satu tantangan tersendiri bagi programpendidikan profesi guru. Dengan kata lain, masihterdapat sejumlah besar guru yang belumberkualifikasi sarjana atau D-IV sebagai syaratmengikuti pendidikan profesi guru (PPG).

Jika dilihat dari sebaran per provinsi, rata-ratadi tiap provinsi masih banyak guru SD yang belummemenuhi kualifikasi akademik sarjana. Data PDSP(2012/2013) menunjukkan bahwa Papua Baratmenempati posisi pertama dengan jumlah guruSD yang belum memenuhi kualifikasi akademiksarjana sebanyak 94,65% dan baru sisanyasebanyak 5,35% telah memenuhi kualifikasisarjana dari jumlah keseluruhan guru SD PapuaBarat sebanyak 4.392 guru SD. Provinsi keduayang masih banyak belum memiliki guruberkualifikasi sarjana adalah Maluku Utara

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN DAN KESESUAIAN ANTARA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN …repositori.kemdikbud.go.id/548/1/5. yaya.pdf · 2017-02-01 · proses dan hasil pendidikan, antara lain kurikulum,

505

Yaya Jakaria, Analisis Kelayakan dan Kesesuaian Antara Latar Belakang Pendidikan Guru Sekolah Dasar dengan Mata Pelajaran yangDiampu

dengan porsi belum sarjana sebanyak 91,67%.Sisanya 8,33% telah memenuhi.

Kondisi ini diduga sangat dipengaruhi olehletak geografis Papua Barat dan Maluku Utarayang sulit dijangkau transportasi. Hal ini tentuakan sangat mempengaruhi tingkat mutupendidikan daerah tersebut.

Sementara untuk daerah yang memiliki guruSD berkualifikasi sarjana terbanyak adalah DKIJakarta dengan porsi 65,35% dan sisanya 34,65%belum sarjana. Selanjutnya, provinsi Jawa Timurdengan porsi 51,90% yang sarjana dan Bali49,88%. Secara nasional jumlah guru yang telahberkualifikasi akademik sarjana untuk guru SDyakni hanya sebesar 32,83%, sisanya sebanyak67,17% belum memiliki kualifikasi sarjana. Kondisitersebut digambarkan pada grafik 1.

Data di atas menjadi bukti empiris bahwawilayah timur masih membutuhkan program-program untuk meningkatkan kualitas guru danmutu pendidikan pada umumnya. Programafirmatif Papua yang selama ini dijalankan harusterus dilaksanakan dan didukung untuk pe-ngembangan wilayah lain yang perlu mendapatperhatian secara khusus. Program afirmatifmerupakan kerja sama antara KementerianPendidikan dan Kebudayaan, Unit PercepatanPembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat(UP4B) dan Majelis Rektor PTN Indonesia(Dwiputra, 2012).

Ketidaksesuaian GuruKualifikasi akademik dan ketidaksesuaian latarbelakang pendidikan guru akan mempengaruhi

proses pembelajaran di kelas. Dengan minimnyapengetahuan dan pemahaman terhadap teori,metode, dan strategi pembelajaran, gurucenderung menggunakan pembelajaran satuarah, jauh dari pembelajaran secara aktif, kreatif,efektif, dan menyenangkan (PAKEM), danpembelajaran semacam ini efektifitasnya rendah.Dalam rangka meningkatkan daya saing di-perlukan pembelajaran yang lebih efektif, dandipadu antara dimensi pengetahuan dengandimensi proses kognitif pembelajarannya di dalamdomain empat pilar pendidikan. Strategi pem-belajaran secara terus-menerus harus dikaji,sehingga dalam pembelajaran tersebut me-nyenangkan dan membuat peserta didik aktifberkreasi, sehingga tujuan pembelajaran dapatdicapai secara efektif.

Ketidaklayakan guru dalam mengajar bukantanpa sebab, banyak faktor yang mempengaruhi,misalnya ketidaksesuaian latar belakangpendidikan (nonpendidikan atau latar belakangpendidikan tidak sesuai dengan mata pelajaranyang diampu), jumlah mata pelajaran yangdiampu, kesibukan, tidak mampu merancang danmelaksanakan serta mengevaluasi pembelajaran,dan sebagainya.

Tingkat Ketidaksesuaian Guru SDSecara keseluruhan, berdasarkan data 33Provinsi, diketahui bahwa ketidaksesuaian untukGuru SD mencapai 29% dan yang linear mencapai71%. Angka ketidaksesuaian ini tentunya sangatbesar karena jika dilihat dari jumlah berkisar369.814 dari 1.510.938 Guru SD di Indonesia.

Tabel 1 Komposisi dan Kualifikasi Akademik Guru tahun 2012

Jenjang Sekolah

Ijazah Terakhir Sekolah

Jumlah % Negeri Swasta

SD SLTA 171.769 40.102 311.871 20,97% PGSLP (D-1) 15.787 3.623 19.410 1.30% PGSLA (D-2) 716.584 33.583 750.167 50,44% D3 31.152 8.106 39.258 2,64% Sarjana 300.624 63.177 363.801 24,46% Pasca Sarjana 2.084 535 2.619 0,19

1.487.126 Sumber: Pusat Data dan Statistik Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,tahun 2012

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN DAN KESESUAIAN ANTARA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN …repositori.kemdikbud.go.id/548/1/5. yaya.pdf · 2017-02-01 · proses dan hasil pendidikan, antara lain kurikulum,

506

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 4, Desember 2014

Grafik 1 Kualifikasi akademik guru SD tahun 2012Sumber: PDSP, Kemdikbud Tahun 2012/2013

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN DAN KESESUAIAN ANTARA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN …repositori.kemdikbud.go.id/548/1/5. yaya.pdf · 2017-02-01 · proses dan hasil pendidikan, antara lain kurikulum,

507

Yaya Jakaria, Analisis Kelayakan dan Kesesuaian Antara Latar Belakang Pendidikan Guru Sekolah Dasar dengan Mata Pelajaran yangDiampu

Guru Agama SDSecara nasional ketidaksesuaian guru agama SDsebesar 54% atau dengan kata lain 83.575 dari154.036 guru agama, tentunya angka ini masihtinggi. Ketidaksesuaian guru agama SD tertinggiditemukan di Provinsi Bangka Belitung denganpersentase 68%.

Berdasarkan Grafik 3 terlihat bahwa setiapprovinsi memiliki rata-rata ketidaksesuaian guruagama SD sebanyak 2.533. Dari distribusipenyebarannya di setiap provinsi, jumlahterbanyak guru yang tidak sesuai dengan matapelajaran agama di setiap provinsi berada kisaran1.000 guru. Dari grafik tersebut terlihat cukupbanyak provinsi yang memiliki ketidaksesuaianguru agama pada kisaran 1.000 guru.

Distribusi ketidaksesuaian guru agama dapatdicermati dari Grafik 4 terlihat tingkat keti-

daksesuaian riil guru agama proporsi palingbanyak terdapat di Provinsi Bangka Belitungdengan angka ketidaksesuaian mencapai 68%dan linearnya sebesar 32%. Secara nasionalketidaksesuaian guru sebesar 54%, sehinggabeberapa provinsi yang memiliki angka ketidak-sesuaian guru berada angka tersebut atau dibawah angka nasional terdapat di 20 provinsi,yaitu NTB, DI. Yogyakarta, Papua, Papua Barat,Sumatera Barat, Sulawesi Barat, Riau, SumateraSelatan, Kalimantan Tengah, Maluku Utara, NTT,Kepulauan Riau, Sumatera Utara, SulawesiSelatan, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat,Maluku, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara danLampung seperti yang tersaji pada Grafik 4.Provinsi Lampung tercatat memiliki tingkatketidaksesuaiannya paling sedikit.

Grafik 3 Tingkat ketidaksesuaian guru agamaSumber: PDSP (data diolah)

Linier, 71%

Mismatch, 29%

Mismatch Guru SD

Grafik 2 Tingkat Ketidaksesuaian Guru SDSumber: PDSP (data diolah)

Ketidaksesuaian

Guru SD

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN DAN KESESUAIAN ANTARA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN …repositori.kemdikbud.go.id/548/1/5. yaya.pdf · 2017-02-01 · proses dan hasil pendidikan, antara lain kurikulum,

508

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 4, Desember 2014

Grafik 4 Distribusi ketidaksesuaian guru agama SD, sumber: PDSP (data diolah)

686766

6464

6262

595958

565555545453515150505049

474645454444

41403938

33

323334

3636

3838

414142

444545464647494950505051535455555656

59606162

67

BANGKA BELITUNGB A L I

SULAWESI TENGAHBANTEN

NANGGROE ACEH DARUSSALAMJAWA TENGAH

JAWA TIMURGORONTALO

KALIMANTAN SELATANDKI JAKARTAJAWA BARAT

J A M B IBENGKULU

NUSA TENGGARA BARATDI. YOGYAKARTA

PAPUAPAPUA BARAT

SUMATERA BARATSULAWESI BARAT

R I A USUMATERA SELATAN

KALIMANTAN TENGAHMALUKU UTARA

NUSA TENGGARA TIMURKEPULAUAN RIAU

SUMATERA UTARASULAWESI SELATAN

SULAWESI UTARAKALIMANTAN BARAT

MALUKUKALIMANTAN TIMUR

SULAWESI TENGGARALAMPUNG

GURU AGAMA

Mismatch Linear

Grafik 5 Distribusi ketidaksesuaian guru agama SD berdasarkan Provinsi, sumber: PDSP (data diolah)

12000

900060005000

40003000

200010000

14

12

10

8

6

4

2

0

Ba ny a k Misma tch

Freq

uenc

y

M ean 2533S tD ev 2864N 33

Distr ibus i Mismatch Guru AgamaDistribusi ketidaksesuaianguru agama

Banyak ketidaksesuaian

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN DAN KESESUAIAN ANTARA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN …repositori.kemdikbud.go.id/548/1/5. yaya.pdf · 2017-02-01 · proses dan hasil pendidikan, antara lain kurikulum,

509

Yaya Jakaria, Analisis Kelayakan dan Kesesuaian Antara Latar Belakang Pendidikan Guru Sekolah Dasar dengan Mata Pelajaran yangDiampu

Guru Kelas SDSecara nasional ketidaksesuaian guru kelas SDsebesar 21% atau sebanyak 270.305 dari jumlahkesuluruhan guru kelas yang sebanyak1.265.540. Angka ini masih merupakan angkayang tinggi. Ketidaksesuaian guru kelas tertinggiditemukan di Provinsi Maluku Utara denganpersentase mencapai 57%.

Pada Grafik 6 diinformasikan bahwa setiapprovinsi memiliki rata-rata ketidaksesuaian guruKelas SD mencapai angka 8.191 guru kelasdengan modusnya adalah kisaran pada angka5.000. Jadi, dari grafik tersebut terlihat bahwacukup banyak provinsi yang memiliki ketidak-sesuaian guru kelasnya pada kisaran 5.000 guru.

Distribusi ketidaksesuaian guru kelas untuk

Linier, 79%

Mismatch, 21%

Guru Kelas SD

Grafik 6 Ketidaksesuaian Guru NasionalSumber: PDSP (data diolah)

30000200001000050000

14

12

10

8

6

4

2

0

Banyak Mismatch

Freq

uenc

y

Mean 8191StDev 7904N 33

Distribusi Mismatch Untuk Guru Kelas

Grafik 7 Distribusi Ketidaksesuaian Guru Kelas SDSumber Data: PDSP (data diolah)

setiap provinsi disajikan pada Grafik 8. Pada grafiktersebut dapat dilihat bahwa ketidaksesuaianpaling tinggi pada provinsi Maluku Utara denganangka ketidaksesuaian mencapai 57%. Hal ini me-nunjukkan, bahwa dari jumlah guru kelassebanyak 7.306 guru kelas terdapat 137 yangtidak linear atau ketidaksesuaian. Secara nasionalseperti yang telah dijelaskan bahwa angkaketidaksesuaian sebesar 21%. Beberapa provinsiyang memiliki angka ketidaksesuaian sedikit lebihrendah dari angka nasional tersebut adalahprovinisi Kalimantan Timur dan Gorontalo. Adapunprovinsi yang paling rendah angka ketidak-sesuaiannya adalah Sumatera Utara dan D.IYogyakarta yang hanya sebesar 7% denganlinearitas sebesar 93%.

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN DAN KESESUAIAN ANTARA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN …repositori.kemdikbud.go.id/548/1/5. yaya.pdf · 2017-02-01 · proses dan hasil pendidikan, antara lain kurikulum,

510

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 4, Desember 2014

5756

4543

393736363535

3332

292929282727272626

232221

18151313

99877

4344

5557

616364646565

6768

717171727373737474

777879

82858787

9191929393

MALUKU UTARABANGKA BELITUNGSULAWESI TENGAH

KALIMANTAN TENGAHMALUKU

KEPULAUAN RIAUPAPUA BARAT

J A M B IB A L I

BENGKULUKALIMANTAN BARAT

NANGGROE ACEH DARUSSALAMSULAWESI BARAT

BANTENNUSA TENGGARA BARAT

JAWA TENGAHSUMATERA BARAT

R I A UKALIMANTAN SELATAN

PAPUANUSA TENGGARA TIMUR

SUMATERA SELATANSULAWESI TENGGARA

JAWA BARATKALIMANTAN TIMUR

GORONTALOSULAWESI SELATAN

SULAWESI UTARADKI JAKARTAJAWA TIMUR

LAMPUNGDI. YOGYAKARTA

SUMATERA UTARA

GURU KELAS

Mismatch Linear

Grafik 8 Distribusi ketidaksesuaian guru agama SD berdasarkan ProvinsiSumber: PDSP, (Data diolah)

Guru Pendidikan JasmaniUntuk guru Pendidikan Jasmani, secara nasionaltercatat ketidaksesuaiannya relatif rendah yaknisekitar 17% dari jumlah keseluruhan guruPendidikan Jasmani yang sebanyak 91.362 guru.ketidaksesuaian tertinggi terjadi di ProvinsiSulawesi Tengah yang mencapai angka 45%,sedangkan terendah terjadi di Provinsi Bantenyang hanya sebesar 2%.

Berdasarkan Grafik 10 diinformasikan bahwasetiap provinsi memiliki rata-rata ketidaksesuaianguru Pendidikan Jasmani mencapai angka 483

Guru Pendidikan Jasmani dengan modusnyaadalah kisaran angka di bawah 42. Jadi, cukupbanyak provinsi yang ketidaksesuaian guruPendidikan Jasmani mencapai kisaran kurang dari500 guru.

Distribusi ketidaksesuaian guru PendidikanJasmani untuk 33 Provinsi di Indonesia dapatdilihat dari Grafik 11 di mana Provinsi SulawesiTengah adalah provinsi dengan tingkat keti-daksesuaian paling tinggi hingga mencapai 45%.Kemudian diikuti oleh provinsi Kalimatan Baratyang berada di posisi kedua dengan tingkat

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN DAN KESESUAIAN ANTARA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN …repositori.kemdikbud.go.id/548/1/5. yaya.pdf · 2017-02-01 · proses dan hasil pendidikan, antara lain kurikulum,

511

Yaya Jakaria, Analisis Kelayakan dan Kesesuaian Antara Latar Belakang Pendidikan Guru Sekolah Dasar dengan Mata Pelajaran yangDiampu

Linier, 83%

Mismatch, 21%

Guru Pendidikan Jasmani

Grafik 9 Ketidaksesuaian Guru Pendidikan Jasmani NasionalSumber: PDSP (Data diolah)

30002000150010005000

18

16

14

12

10

8

6

4

2

0

Banyak Mismatch

Freq

uenc

y

Mean 482.8StDev 729.7N 33

Distribusi Mismatch Guru Pendikan Jasmani

Grafik 10 Disribusi Ketidaksesuaian Guru Pendidikan Jasmani NasionalSumber: PDSP (data diolah)

ketidaksesuaian yang cukup lebih rendah sebesar29%. Tingkat ketidaksesuaian Guru PendidikanJasmani terendah ditemukan di Provinsi Banten.

Setelah diketahui distribusi ketidaksesuaianselanjutnya dilakukan kajian apakah ketidak-sesuaian di 33 Provinsi memiliki persentase yangrelatif sama ataukah berbeda. Hasil pengujian

dengan menggunakan statistics Chi-Squaredigambarkan pada Tabel 3.

Secara statistik hasil analisis menemukanbahwa nilai Chi-Squarenya sangat besar danp.value sangat kecil. Indikasi ini menunjukkanbahwa ada perbedaan antara tingkat ketidak-sesuaian guru Agama, guru kelas ataupun guru

No. Guru SD Chi-Square P.value Keterangan 1 Agama 5121 0.0000 Signifikan 2 Kelas 86698 0.0000 Signifikan 3 Pendidikan Jasmani 4239 0.0000 Signifikan

Tabel 3 Uji Perbedaan Ketidaksesuaian Guru disetiap Provinsi

Sumber data: Hasil analisis

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN DAN KESESUAIAN ANTARA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN …repositori.kemdikbud.go.id/548/1/5. yaya.pdf · 2017-02-01 · proses dan hasil pendidikan, antara lain kurikulum,

512

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 4, Desember 2014

Pendidikan Jasmani yang dibuktikan dengantingkat kesalahan paling tinggi sebesar 5%.Sehingga dapat disimpulkan bahwa adaperbedaaan tingkat ketidaksesuaian untuk GuruAgama, Kelas dan Pendidikan Jasmani untuksetiap provinsi di Indonesia.

Simpulan dan SaranSimpulanMengacu pada hasil penelitian dan pembahasan,disimpulkan sebagai berikut. Pertama, sebelumdigulirkannya UU No. 14 Tahun 2005 tentang gurudan dosen, lebih dari 50 persen guru berkualifikasi

pendidikan rendah. Namun setelah dikeluar-kannya UU tersebut, jumlah guru yang telahberkualifikasi sarjana dari tahun ke tahun semakinmeningkat. Peningkatan tersebut sejalan dengansyarat yang ditentukan dalam UU tersebut sertabanyaknya guru-guru lama yang belum sarjanatelah memasuki masa pensiun. Kedua, secaranasional guru SD yang telah berkualifikasiakademik strata satu (S-1) dan strata dua (S-2)sebesar 32,83% dari seluruh guru SD negeri danswasta di Indonesia yang berjumlah 1.501.236guru. Sisanya sebesar 67,17% masih belummemenuhi kualifikasi. Ketiga, hasil pengolahan dan

452928

262626

2322222120201919171717161616151312

10101098766

32

557172

747474

7778787980808181838383848484858788

9090909192939494

9798

SULAWESI TENGAHKALIMANTAN BARAT

J A M B IJAWA TIMUR

B A L IBENGKULU

SULAWESI BARATPAPUA

BANGKA BELITUNGNUSA TENGGARA BARAT

SUMATERA BARATPAPUA BARAT

NANGGROE ACEH DARUSSALAMMALUKU UTARA

KALIMANTAN SELATANJAWA TENGAH

NUSA TENGGARA TIMURJAWA BARAT

SULAWESI UTARASUMATERA UTARA

MALUKUGORONTALODKI JAKARTA

SULAWESI SELATANR I A U

KALIMANTAN TENGAHKALIMANTAN TIMURSUMATERA SELATAN

KEPULAUAN RIAULAMPUNG

DI. YOGYAKARTASULAWESI TENGGARA

BANTEN

GURU PENDIDIKAN JASMANI

Mismatch Linear

Grafik 11 Distribusi ketidaksesuaian guru Pendidikan Jasmani SD berdasarkan ProvinsiSumber: PDSP (data diolah)

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN DAN KESESUAIAN ANTARA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN …repositori.kemdikbud.go.id/548/1/5. yaya.pdf · 2017-02-01 · proses dan hasil pendidikan, antara lain kurikulum,

513

Yaya Jakaria, Analisis Kelayakan dan Kesesuaian Antara Latar Belakang Pendidikan Guru Sekolah Dasar dengan Mata Pelajaran yangDiampu

analisis data menemukan bahwa secara nasionaltingkat Ketidaksesuaian Guru SD mencapai angka29.3%. Untuk Guru SD tingkat ketidaksesuaianpaling tinggi terjadi pada guru Agama yangmencapai 54%.

SaranMengacu pada simpulan disarankan: 1) mening-katkan efektivitas UU guru sebagai instrumenperbaikan kualitas guru. Jika dijalankan denganbenar, upaya yang tengah dilakukan untuk

meningkatkan jenjang pendidikan guru ke tingkatD-IV atau S-1 akan berpengaruh signifikan padasistem pendidikan; 2) Peningkatan kualitas guruharus terus dilakukan dengan memberikanbimbingan teknis terutama bagi daerah-daerahtimur dengan melibatkan LPMP sebagai lembagapenjaminan mutu; dan 3) Program Afirmatif Papuayang dilaksanakan oleh Kemdikbud selama iniperlu dikembangkan untuk daerah lain agarpemerataan kualitas dan mutu pendidikan dapattercapai secara merata.

Pustaka Acuan

Abu Bakar, Y. 2009. Profesi Keguruan. Surabaya: IAIN Sunan Ampel.

Ashton, P. T. & Webb, R. B. 1986. Making a Difference: Teacher Sense of Efficacy and StudentAchievement. New York: Longman.

Bank Dunia. 2011. Mentransformasi Tenaga Pendidikan Indonesia (Volume II: Dari PendidikanPrajabatan hingga ke Masa Purnabakti: Membangun dan Mempertahankan Angkatan Kerjayang Berkualitas Tinggi, Efisien, dan Termotivasi). Jakarta: Bank Dunia.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Jakarta: Departemen PendidikanNasional.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Jakarta: Departemen PendidikanNasional.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru danDosen. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Delors, J. 2011. Education for The Twenty First Century. France: Unesco Publishing.

Djaali. 2012. Kurikulum dalam Konteks Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Badan Standar NasionalPendidikan.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2012. Menyiapkan Guru Masa Depan. Jakarta: DirektoratJenderal Pendidikan Tinggi.

Driyarkara N. 1980. Driyarkara tentang Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Dwiputra, A. 2012. Perbaiki mutu pendidikan lewat program afirmatif, http://regional.kompasiana.com/2012/12/14/perbaiki-mutu-pendidikan-lewat-program-afirmatif-510936.html. diakses tanggal14 Desember 2014.

Kompasiana. 2013. Kualitas Pendidikan Indonesia. (http://edukasi.kompasiana.com/2013/05/03/kualitas-pendidikan-Indonesia-refleksi-2-MEI-55259/-html.), diakses tanggal 2 Mei 2014.

Kosgei, A, Mise, JK., Odara, O. & Ayugi, M. E. 2013. Influence of Teacher Characteristic on Students’Academic Achievement among Secondary Schools, Journal of Education and Practice

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN DAN KESESUAIAN ANTARA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN …repositori.kemdikbud.go.id/548/1/5. yaya.pdf · 2017-02-01 · proses dan hasil pendidikan, antara lain kurikulum,

514

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 4, Desember 2014

www.iiste.org journals/index.php/JEP/article/view/4495/4563 ISSN 2222-1735 (Paper) ISSN2222-288X 4 (3).

Mulyasa, E. 2010. Implementasi Kurikulum tingkat satuan Pendidikan: Kemandirian Guru dan KepalaSekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Ngalim, P. 2007. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rachmawati, R. 2011. Rose’s Blog, 2011 karakteristik guru, diakses tanggal 28 Januari 2014.

Supriadi, D. 1999. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Samto. 2014. “Analisis Kebutuhan dan Kompetensi Guru”. Jakara: Pusat Pengembangan ProfesiPendidik, Badan Pengembangan Sumbder Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan MutuPendidikan.

Kemendikbud Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14, Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

World Bank. 2013. Spending More or Spending Better: Improving Education Financing in Indonesia.Jakarta: World Bank.