Analisis Fundamental AALI: Excellent Value Manager

12
Dikta Ekonomi Perdana Wahyu Santosa Volume 6 Nomor 2, Agustus 09 / Rajab 1430 H ISSN 1411 – 776 89 KINERJA FUNDAMENTAL PT ASTRA AGRO LESTARI, Tbk 2002-2008: EXELLENT VALUE MANAGER PERDANA WAHYU SANTOSA Fakultas Ekonomi Universitas YARSI Email: [email protected] Abstract This researh is use financial ratio and trend analysis about long-term performance of PT Astra Agro Lestari, Tbk (AALI) at Indonesia Stock Exchange (IDX). The analysis focused on 2002-2008 period and interested in price movement and volatility, compound annual growth rate (CAGR), Sales and Net Income, Capital Structure and Degree of Combined Leverage, Profitability, Marker Value Added and Market Risk. This research also try to analysis the market perception in 2008 for AALI that combined current performance with future growth opportunity. This analysis informed that CAGR of AALI: Sales (14,02%), Operating Profit (37,66), Net Income (53,78), Total Equity (25,45%) and Total Assets (15,44%). During 2002-2007, Debt to Assets ratio of PT Astra Agro Lestari Tbk fluktuated around 17-50%. This market perception analysis for 2008 of AALI is Excellent Value Manager. These findings aimed to allows companies to track their positions and learn how to build their corporate image, as well as how to compete in both global and local markets. Keywords; Return on Equity, , market value added, Market Risk, Market perception PENDAHULUAN Latar Belakang Analisis fundamental emiten BEI merupakan faktor yang sangat penting bagi para investor dalam membantu pengambilan keputusan investasi jangka panjang yang lebih akurat dan handal. Minimnya analisis fundamental berdasarkan kinerja jangka panjang melalui data historis sekitar 5 tahun menjadi kendala utama dalam menciptakan iklim invetasi yang lebih efisien di pasar modal Bursa Efek Indonesia (BEI). Analisis fundamental yang ada selama ini pada umumnya dilakukan oleh beberapa sekuritas ternama seperti JP Morgan, Credit-Suisse, Morgan Stanley, CIMB- GK, Trimegah Securities dan lainnya. Namun hasil analisis emiten yang dirilis oleh sekuritas tersebut dinilai mengandung unsur conflict of interest yang kental. Konflik kepentingan antara pihak sekuritas yang melakukan analisis dengan pihak investor menyebabkan berbagai praduga yang kurang kondusif terhadap objektivitas penelitian tersebut. Untuk memecahkan masalah konflik kepentingan tersebut, maka diperlukan analisis yang lebih objektif dan independen agar para investor dapat menggunakannya sebagai dasar pengambilan keputusan investasi jangka panjangnya. Salah satu emiten penting di BEI adalah PT Astra Agro Lestari, Tbk yang dikenal sebagai salah satu unit bisnis strategik dari PT Astra International, Tbk yang juga salah satu emiten ternama di BEI. Beberapa syarat penting agar para investor dapat mengambil keputusan investasi jangka panjangnya dengan lebih baik dan akurat adalah: 1. Analisis kinerja fundamental jangka panjang sebagai acuan utama jejak rekam (track record) kinerja perusahaan meliputi pertumbuhan rata-rata tahunan (Compound Annual Growth Rate) terkait 5 (lima) faktor kunci perusahaan yaitu: Penjualan (Sales), Laba Operasi (Operating Profit), Laba

description

AbstractThis researh is use financial ratio and trend analysis about long-term performance of PT Astra Agro Lestari, Tbk (AALI) at Indonesia Stock Exchange (IDX). The abalysis focused on 2002-2008 period and interested in price movement and volatility, compound annual growth rate (CAGR), Sales and Net Income, Capital Structure and Degree of Combined Leverage, Profiability, Marker Value Added and Market Risk. This research also try to analysis the market perception in 2008 for AALI that combined current performance with future growth opportunity. This analysis informed that CAGR of AALI: Sales (14,02%), Operating Profit (37,66), Net Income (53,78), Total Equity (25,45%) and Total Assets (15,44%). During 2002-2007, Debt to Assets ratio of PT Astra Agro Lestari Tbk fluktuated around 17-50%. This market perception analysis for 2008 of AALI is Excellent Value Manager. These findings aimed to allows companies to track their positions and learn how to build their corporate image, as well as how to compete in both global and local markets.

Transcript of Analisis Fundamental AALI: Excellent Value Manager

Page 1: Analisis Fundamental AALI: Excellent Value Manager

Dikta Ekonomi Perdana Wahyu Santosa

Volume 6 Nomor 2, Agustus 09 / Rajab 1430 H ISSN 1411 – 776 89

KINERJA FUNDAMENTAL PT ASTRA AGRO LESTARI, Tbk 2002-2008:

EXELLENT VALUE MANAGER

PERDANA WAHYU SANTOSA Fakultas Ekonomi Universitas YARSI

Email: [email protected]

Abstract This researh is use financial ratio and trend analysis about long-term performance of PT Astra Agro Lestari, Tbk (AALI) at Indonesia Stock Exchange (IDX). The analysis focused on 2002-2008 period and interested in price movement and volatility, compound annual growth rate (CAGR), Sales and Net Income, Capital Structure and Degree of Combined Leverage, Profitability, Marker Value Added and Market Risk. This research also try to analysis the market perception in 2008 for AALI that combined current performance with future growth opportunity. This analysis informed that CAGR of AALI: Sales (14,02%), Operating Profit (37,66), Net Income (53,78), Total Equity (25,45%) and Total Assets (15,44%). During 2002-2007, Debt to Assets ratio of PT Astra Agro Lestari Tbk fluktuated around 17-50%. This market perception analysis for 2008 of AALI is Excellent Value Manager. These findings aimed to allows companies to track their positions and learn how to build their corporate image, as well as how to compete in both global and local markets. Keywords; Return on Equity, , market value added, Market Risk, Market perception PENDAHULUAN Latar Belakang Analisis fundamental emiten BEI merupakan faktor yang sangat penting bagi para investor dalam membantu pengambilan keputusan investasi jangka panjang yang lebih akurat dan handal. Minimnya analisis fundamental berdasarkan kinerja jangka panjang melalui data historis sekitar 5 tahun menjadi kendala utama dalam menciptakan iklim invetasi yang lebih efisien di pasar modal Bursa Efek Indonesia (BEI). Analisis fundamental yang ada selama ini pada umumnya dilakukan oleh beberapa sekuritas ternama seperti JP Morgan, Credit-Suisse, Morgan Stanley, CIMB-GK, Trimegah Securities dan lainnya. Namun hasil analisis emiten yang dirilis oleh sekuritas tersebut dinilai mengandung unsur conflict of interest yang kental. Konflik kepentingan antara pihak sekuritas yang melakukan analisis dengan pihak investor menyebabkan berbagai praduga

yang kurang kondusif terhadap objektivitas penelitian tersebut. Untuk memecahkan masalah konflik kepentingan tersebut, maka diperlukan analisis yang lebih objektif dan independen agar para investor dapat menggunakannya sebagai dasar pengambilan keputusan investasi jangka panjangnya. Salah satu emiten penting di BEI adalah PT Astra Agro Lestari, Tbk yang dikenal sebagai salah satu unit bisnis strategik dari PT Astra International, Tbk yang juga salah satu emiten ternama di BEI. Beberapa syarat penting agar para investor dapat mengambil keputusan investasi jangka panjangnya dengan lebih baik dan akurat adalah: 1. Analisis kinerja fundamental jangka panjang

sebagai acuan utama jejak rekam (track record) kinerja perusahaan meliputi pertumbuhan rata-rata tahunan (Compound Annual Growth Rate) terkait 5 (lima) faktor kunci perusahaan yaitu: Penjualan (Sales), Laba Operasi (Operating Profit), Laba

Page 2: Analisis Fundamental AALI: Excellent Value Manager

Dikta Ekonomi Perdana Wahyu Santosa

Volume 6 Nomor 2, Agustus 09 / Rajab 1430 H ISSN 1411 – 776 90

Bersih (Net Income), Total Aset dan Total Ekuitas.

2. Analisis struktur modal (capital structure) yang terkait erat dengan struktur ekuitas dan hutang perusahaan sebagai leverage. Rasio Debt-Equity merupakan salah satu faktor penting bagi para investor. Disamping itu, analisis jangka panjang terhadap Biaya Modal (Cost of Capital), Return of Invested Capital serta nilai tambah ekonomi (Economic Value Added) merupakan hal yang harus dipertimbangkan.

3. Selanjutnya analisis profitabilitas perusa-haan menjadi faktor penentu keputusan investasi yang meliputi Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA) dan Total Assets Turnover (TAT). Kemampu-labaan jangka panjang emiten merefleksikan efesiensi dan efektivitas manajemen dalam mengelola perusahaan.

4. Aspek terpenting berikutnya adalah persepsi pasar (market perception) para analis dan pelaku pasar BEI terhadap emiten PT Astra Agro Lestari, Tbk tersebut. Persepsi pasar dikuantifikasikan dari 2 (dua) faktor penting yaitu: kinerja saat ini (current performance) dengan peluang tumbuh dimasa depan (future growth opprtunity). Persepsi pasar

emiten AALI sangat menentukan pergerakan harga sahamnya dimasa mendatang.

5. Hal-hal penting lainnya adalah meliputi perkembangan terbaru (recent development), aksi korporasi (corporate action) dan good corporate governance (GCG) emiten sebagai tanggung jawab profesionalisme manajemen terhadap para investor.

Profil Emiten PT Astra Agro Lestari, Tbk

PT Astra Agro Lestari Tbk. adalah perusahaan yang bergerak dibidang pertanian khususnya perkebunan kelapa sawit yang didirikan pada tahun 1981. Bisnis utamanya ádalah oil palm plantations yang memproduksi dan memasarkan produk unggulan Crude Palm Oil (CPO) yang didapat melalui pengolahan buah kelapa sawit yang berfungsi sebagai bahan dasar minyak goreng (cooking oil), margarine sekaligus bahan bakar alternatif Biodiesel. Pada Desember 1997 perusahaan melakukan listing di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang saat ini bernama BEI dengan kode perdagangan AALI berada pada sektor pertanian dengan sub sektor perkebunan. Emiten perkebunan AALI ini juga termasuk saham yang memenuhi persyaratan syariah dan termasuk ke dalam anggota Jakarta Islamic Index (JII) dan indeks unggulan LQ-45.

Gambar 1. Struktur Kepemilikan Saham AALI 2009

Sumber: http://www.astra-agro.co.id/ (2009) Sebagian besar saham perusahaan

dengan moto Take Care for the Future ini, lebih dari 79% dimiliki oleh PT Astra Internasional, Tbk dan sisanya sekitar 21% dimiliki oleh publik. Pada tahun 2004, perusahaan agrobisnis tersebut mendivestasi semua bisnisnya yang

selain CPO dengan tujuan lebih berkosentrasi pada produk CPO yang dinilai memiliki masa depan yang lebih menjanjikan. Sampai dengan tahun 2008, luas lahan kelapa sawit perusahaan AALI mencapai 250.000 hektar yang tersebar luas di wilayah Sumatera, Kalimantan dan

Page 3: Analisis Fundamental AALI: Excellent Value Manager

Dikta Ekonomi Perdana Wahyu Santosa

Volume 6 Nomor 2, Agustus 09 / Rajab 1430 H ISSN 1411 – 776 91

Sulawesi dengan rerata usia tanam sekitar 14 tahun yang merupakan usia produktif kelapa sawit ( the peak productive age period). Kapasitas produksi CPO perusahaan mencapai 990 ribu ton/tahun dengan mempekerjakan sekitar 22.105 karyawan. Profil Sektor CPO

Sampai 2007, harga CPO dunia terus mengalami kenaikan, seiring dengan meningkatnya permintaan dari China dan India yang mencoba mengeksploitasi sumber daya alam nabati, karena tekanan kenaikan harga minyak dunia yang semakin tinggi. Namun akibat pengaruh krisis finansial di tahun 2008 harga-harga berbagai komoditas dunia mengalami penurunan, termasuk harga CPO ini. Pada bulan Agustus 2008 harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) terus merosot sejak dua bulan terakhir. Pada oktober 2008, harga CPO di bursa Rotterdam hanya berada di kisaran US$ 733 per ton. Padahal, harga rata-rata pada bulan sebelumnya masih berada pada tingkat US$ 1.175 per ton.

Tingkat persaingan pada sektor perkebunan kelapa sawit dengan produk andalan CPO juga semakin meningkat signifikan. Beberapa pemain yang potensial terus melakukan ekspansi kapasitas pabrik kelapa sawit (PKS) dan perluasan area perkebunan baik di Sumatera, Kalimantan bahkan Sulawesi. Pesaing utama bagi AALI sebagian besar tercatat (listing) juga sebagai emiten di BEI seperti PT Sampoerna Agro, Tbk (SGRO), PT London Sumatera Plantation, Tbk, (LSIP), PT Bakrie Plantation, Tbk (UNSP) dan PT Tunas Baru Lampung, Tbk (TBLA). Pesaing-pesaing ini belum termasuk perusahaan CPO yang tidak tercatat di BEI yang jumlah produksinya cukup besar. PERMASALAHAN

Berbagai masalah yang teridentifikasi, khususnya setelah harga CPO dunia mengalami penurunan yang signifikan terkait dengan kinerja fundamental AALI selama 5 tahun terakhir adalah:

1. Bagaimana pola pergerakan harga saham AALI?

2. Bagaimana Compound Annual Growth Rate (CAGR) Sales, Operating Profit, Net Income, Total Asset dan Total Equity perusahaan AALI?

3. Bagaimana kinerja Pendapatan dan Laba perusahaan AALI?

4. Bagaimana tingkat leverage dan struktur modal perusahaan AALI?

5. Bagaimana tingkat kemampu-labaan (profitability) perusahaan AALI?

6. Bagaimana tingkat Market Value Added (MVA) dan Market Risk perusahaan AALI?

7. Bagaimana persepsi pasar untuk AALI dalam penilaian pelaku pasar modal BEI pada 2008?

KAJIAN PUSTAKA Analisis Kinerja Keuangan Financial review adalah suatu proses analisis, evaluasi dan penjelasan financial history dari sebuah perusahaan yang merupakan elemen penting dari proses due diligence yang sangat diperlukan bagi pengambilan keputusan investasi ataupun penawaran akuisisi strategik (Ferris & Pettit, 2002). Dalam financial review terdapat empat fungsi penilaian penting dalam menganalisis calon saham/emiten yang akan dibeli. Pertama, memberikan informasi yang diperlukan untuk para investor terkait kondisi keuangan target emiten/saham yang diminati. Kedua, mengidentifikasi kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) keuangan emiten/ perusahaan yang mana dapat menjadi faktor penentu prospek kinerja keuangan di masa depan. Ketiga, membantu dan memberikan referensi penting terkait dengan fundamental business model emiten/perusahaan serta mengidentifikasi pendapatan utama (key revenue) dan biaya pokok (cost drivers) dari bisnis emiten tersebut. Dan yang terkahir adalah memberikan landasan yang kuat dan handal dalam menyusun prediksi atau proforma keuangan dengan realistis melalui asumsi-asumsi yang sesuai dengan informasi dan analisis financial review. Dalam penelitian ini digunakan ratio analysis sebagai dasar financial review.

Page 4: Analisis Fundamental AALI: Excellent Value Manager

Dikta Ekonomi Perdana Wahyu Santosa

Volume 6 Nomor 2, Agustus 09 / Rajab 1430 H ISSN 1411 – 776 92

Ratio analysis adalah sebuah proses investigasi dan analisis hubungan penting antara berbagai akun pada neraca (balance sheet), laporan rugi-laba (income statement) dan arus kas (cash flow statement). Analisis rasio pada penelitian ini diarahkan untuk menghubungkan berbagai rasio keuangan secara multiple time periods yang biasa disebut ratio trend analysis (Frykman & Tolleryd, 2003) . Hal ini penting kita lakukan karena tren historis finansial dapat menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dengan lebih jelas lagi sesuai dengan periode analisis rasio keuangannya. Teknik ini juga berguna untuk menyusun proforma analysis yang bertujuan memprediksi kinerja keuangan dalam jangka pendek: 1-2 tahun ke depan. Hal lain yang dapat digali dari analisis rasio keuangan perusahaan adalah comparing ratios overtime sesuai dengan sektor, waktu ataupun industri bahkan indeks pasar yang juga menggunakan rasio-rasio keuangan penting secara komposit. Penggunaan analisis rasio berdasarkan metode DuPont Model yang cukup baik untuk menjelaskan area profitabilitas dan manajemen aset perusahaan. Analisis DuPont ini meliputi beberapa rasio penting yang bermuara pada Return on Asset perusahaan melalui tiga area analisis yaitu:

1. Mengukur efetivitas perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk mencipta-kan pendapatan (revenue/sales).

2. Mengukur investasi perusahaan pada modal kerja (working capital) untuk menjalankan operasional yang efisien serta ongoing.

3. Mengukur investasi perusahaan pada periode jangka panjang (long-term investment) melalui konsep revenue-producing assets.

Efektivitas Perusahaan dalam Menghasilkan Pendapatan

Dalam melakukan pengukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan pendapatan digunakan laporan keuangan rugi-laba (income statement) terutama akun-akun yang terkait dengan Cost of Goods Sold (COGS), Sales, General & Administrative Expenses (S, G & A), Interest rate, dan Income tax. Seluruh akun-akun tersebut membentuk Total Cost perusahaan. Maka Net Income (laba bersih) dapat diperoleh melalui perhitungan: Sales – Total Cost = Net Income. Maka Net Profit Margin dapat dihitung melalui rasio:

Net Income after SalesNet Sales

NPM =

Efektivitas Perusahaan dalam Menggunakan Aset Untuk mengukur seberapa efektif perusahaan mampu memanfaatkan aset-asetnya, baik aset lancar (current assets) dan aset tetap (fixed assets/non current assets) untuk menciptakan pendapatan (sales). Untuk mengetahui ukuran tersebut, digunakan rasio Total Assset Turnover (TAT) yang merupakan rasio antara sales terhadap total assets. TAT dirumuskan sebagai berikut ini:

Net SalesAverage Total Assets

TAT =

Profitabilitas Perusahaan Tujuan utama manajemen perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham sebagai principle goal. Oleh karena itu, ukuran kemampulabaan perusahaan atau profitabilitas merupakan hal yang sangat penting bagi para investor dalam menilai kualitas profesionalisme manajemen mengelola aset perusahaan dan penciptaan laba bersih (Damodaran, 2006). Salah satu rasio yang secara luas digunakan adalah Return on Equity (ROE) yang dirumuskan sebagai berikut ini:

Net Income after Tax-Preferred Stock Dividends

Average Common Stockholder's EquityROE =

Profitability x Financial LeverageNet Income after Tax Average Total Assets = Average Total Assets Avg Shareholders's Equity

ROE

x

=

Page 5: Analisis Fundamental AALI: Excellent Value Manager

Dikta Ekonomi Perdana Wahyu Santosa

Volume 6 Nomor 2, Agustus 09 / Rajab 1430 H ISSN 1411 – 776 93

Disamping ROE, ukuran profitabilitas perusahaan lainnya adalah Return on Assets (ROA) yang terkait dengan financial leverage. Financial leverage menjelaskan kepada kita

bagaimana perusahaan dimodali (financed) serta seberapa besar manajemen mampu mengungkit investasi para pemilik. ROA secara umum dirumuskan sebagai berikut ini:

Profitability = Net Profit Margin x Asset Turnover

Net Income after Tax Net Sales = Net Sales Avg Total Assets

x

Apabila dokomposisikan antara ROE dengan financial leverage diperoleh persamaan berikut ini:

ROE = (Net Profit Margin x Assets Turnover) x Financial Leverage METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis laporan keuangan (financial report analysis) selama periode 2002-2007. Dalam penelitian ini digunakan ratio analysis sebagai dasar financial review. Analisis dilakukan secara komphrehensif dan disajikan dalam bentuk grafik/charts yang berurutan dari tahun ke tahun (time series) agar mudah dipahami. Data penelitian yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan PT Astra Agro Lestari, Tbk teraudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dan diterima oleh otoritas BEI secara resmi

sebagai keterbukaan informasi emiten yang profesional dan dapat dipertanggung jawabkan. Rancangan Analisis Rasio Rancangan analisis keuangan merupa-kan framework yang menjadi acuan analisis penelitian ini. Secara substansial, ROE merupakan ukuran profitabilitas akhir yang dibentuk oleh 3 (tiga) analisis utama yaitu: (1) Profitabilitas, (2) Assets Turnover dan (3) Financial Leverage. Ketiga faktor fundamental utama perusahaan tersebut merupakan acuan analisis keuangan penelitian ini dan digambar-kan sebagai berikut ini (Frykman & Tolleryd, 2003):

Gambar 2. Kerangka Rancangan Analisis

Return on Equity

Financial L

Asset Turnover Profitablity

• COGS:revenues • Gross Profit:revenues • SG&A : revenues • R & D Expense:revenues • Interest Exp:revenues • IBT:revenues • Income taxes:revenues

• CA turnover • AR turnover • Inventory turnover • Acc Payable’s turnover • Day’s payable period

Properti, plant, equipment turnover

• Quick Ratio • Opr cash flow ratio • Debt-Equity ratio • Debt-Assets ratio • Interest coverage

Page 6: Analisis Fundamental AALI: Excellent Value Manager

Dikta Ekonomi Perdana Wahyu Santosa

Volume 6 Nomor 2, Agustus 09 / Rajab 1430 H ISSN 1411 – 776 94

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pergerakan Harga Saham AALI 2002-2009

Sampai dengan perdagangan September 2009, saham AALI ditutup di posisi Rp35,300

per lembar saham. Saham AALI sempat berada pada level tertingginya pada tanggal 26 Ferbuari 2008 yaitu Rp35,300 per lembar saham dengan nilai transaksi harian sebesar Rp106 miliar.

Gambar 2 Pergerakan Harga Saham AALI 2002-2007

Sumber: Bursa Efek Indonesia (2008), diolah

Tabel 1 Kinerja Saham AALI di BEI 2007-2008

Sumber: http://www.astra-agro.co.id/ (2009)

Page 7: Analisis Fundamental AALI: Excellent Value Manager

Dikta Ekonomi Perdana Wahyu Santosa

Volume 6 Nomor 2, Agustus 09 / Rajab 1430 H ISSN 1411 – 776 95

Gambar 3. Harga dan Volume Perdagangan Saham 2007-2008.

Sumber: http://www.astra-agro.co.id/ (2009) Analisis Compund Annual Growth Rate 2002-2007

Analisis pertumbuhan rata-rata pertahun (Compound Anual Growth Rate-CAGR) periode 2002-2007 terhadap 5 indikator keuangan utama yaitu: (1) Sales (2) Operating Profit (3) Net Income (4) Total Equity dan (5) Total Assets menunujkkan kinerja yang sangat baik dan solid. Terlihat, sepanjang 2002-2007, kinerja keuangan AALI mampu meningkatkan

sales dengan rata-rata pertumbuhan per tahun (CAGR) sebesar 24,02%. Profitabilitas operasional AALI yang diwakili Operating Profit juga meningkat cukup signifikan dengan CAGR sebesar 37,66% dan CAGR Net Income yang sangat besar yaitu 53,78%. Temuan ini menunjukkan bahwa fundamental keuangan saham AALI sangat baik dan menjanjikan prospek yang sangat cerah dikemudian hari.

Tabel 2 Compound Annual Growth Rate (CAGR) 2002-2007

Growth 2002-2007 CAGR CAGR

Sales 24.02% Total Equity 25.45% Operating Profit 37.66% Total Assets 15.44% Net Income 53.78%

Sumber:Astra Agro , diolah (2008) Pendapatan dan Laba

Sales AALI terus meningkat hingga mencapai level tertingginya pada 2007 yaitu sebesar Rp5,96 triliun seiring melonjaknya harga CPO dunia. Demikian juga dengan marjin laba bersih (net profit margin (NPM)), yang mewakili tingkat efektivitas perusahaan dalam mengelola biaya-biaya untuk mengkonversi sales menjadi net income, meningkat tajam khususnya pada periode 2006-2007 hingga menjadi sebesar 33,11%.

Sepanjang tahun 2008, PT Astra Agro Lestari (AALI) membukukan kenaikan laba bersih hingga 33% dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp 2,63 triliun dari sebelumnya Rp 1,97 triliun sementara untuk penjualan bersih tercatat naik 37% dari sebelumnya Rp 5,96 triliun menjadi Rp 8,12 triliun, dan untuk laba usaha tercatat naik 16% menjadi Rp 3,38 triliun sedangkan sebelumnya sebesar Rp 2,9 triliun.

Page 8: Analisis Fundamental AALI: Excellent Value Manager

Dikta Ekonomi Perdana Wahyu Santosa

Volume 6 Nomor 2, Agustus 09 / Rajab 1430 H ISSN 1411 – 776 96

Gambar 4 Tren Pendapatan dan Laba Usaha 2002-2207

Sumber: Astra-Agro, diolah (2008)

Sedangkan pada triwulan satu 2009, AALI mencatat penurunan penjualan bersih sebesar 38% atau turun menjadi Rp 1,41 triliun, sementara pada tahun 2008 sebesar Rp 2,27 triliun. Sedangkan untuk laba usaha pun juga mengalami penurunan dari Rp 1,21 triliun menjadi Rp 278,72 miliar, atau sebesar 77%. Sedangkan laba bersih juga tercatat turun 74%, dari Rp 827,05 miliar menjadi Rp 217,72 miliar.

Total Asset & Equity AALI membukukan CAGR total assets

dan total equity masing-masing sebesar 25,45% dan 15,44%. Selama 2002-2007, debt-to-assets ratio (DAR), yang mewakili penggunaan

hutang dalam proporsi aset AALI, berfluktuasi pada kisaran 17%-50%. Pada tahun 2002, debt-to-assets ratio (DAR) hampir mencapai 50%, sebelum akhirnya menurun pada tahun-tahun berikutnya. Sejak tahun 2005, DAR perusahaan berada di bawah nilai 25%.DAR terendah di capai di tahun 2005 sebesar 17,83%

Analisis terhadap ukuran penggunaan leverage perusahaan; rasio yang menggambarkan penggunaan biaya-biaya tetap (fixed costs) dalam perusahaan. Terdapat tiga rasio leverage: degree of operating leverage (DOL), degree of financial leverage (DFL), dan degree of combined leverage (DCL).

Gambar 5 Tren Assets dan Equity 2002-2007

Sumber: Astra-Agro, diolah (2008)

DCL menggambarkan pengaruh

financial leverage terhadap net income perusahaan. Financial leverage melibatkan penggunaan fixed costs untuk pendanaan

kegiatan perusahaan dan biaya-biaya signifikan sebelum net income (Brown & Reiley, 2009). Semakin tinggi DFL, semakin rentan net income terhadap perubahan operating profit,

Page 9: Analisis Fundamental AALI: Excellent Value Manager

Dikta Ekonomi Perdana Wahyu Santosa

Volume 6 Nomor 2, Agustus 09 / Rajab 1430 H ISSN 1411 – 776 97

Nilai return on equity (ROE) perusahaan i dicapai

tahun 2007 (48,60%) dan 2004 (38,77%) r (TAT) AALI juga

terus m

Gambar 6 Tren ROE, ROA & Total Asset Turnover (TAT) 2002-2007

S

Price-earnings ratio (PER) menjelaskan ekspek

arket Value Added dan Market Risk terus

mening

meningkatnya shareholder market value added

dengan asumsi ceteris paribus. DCL AALI berada pada level tertinggi pada tahun 2004. Profitabilitas: ROE, ROA dan TAT

terus meningkat, dengan nilai tertingg

Demikian pula, return on assets (ROA) perusahaan terus meningkat dari 8,79% pada 2002 sampai menjadi 36,87% di tahun 2007. ROE menggambarkan ukuran profitabilitas perusahaan atas uang yang diinvestasikan oleh pemegang sahamnya. Adapun ROA menggambarkan ukuran profitabilitas relatif

terhadap keseluruhan aset yang dimiliki perusahaan, juga menggambarkan tingkat efisiensi manajemen perusahaan dalam menggunakan aset perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

Total assets turnove

engalami peningkatan, dari 0,78 (2002) hingga mencapai 1,11 (2007). Rasio TAT mewakili ukuran tingkat efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset yang dimiliki untuk menghasilkan sales. Semakin tinggi rasio TAT semakin efisien perusahaan dalam menggunakan asetnya.

umber: Astra-Agro, diolah (2008)

tasi pasar terhadap perusahaan; semakin tinggi PER, semakin tinggi pasar bersedia membayar untuk tiap rupiah pendapatan tahunan yang dihasilkan perusahaan. PER perusahaan cenderung stabil pada April 2003 – April 2006 (7 – 12), kemudian meningkat pesat di April 2007 (27,16) Price to book value (PBV) menjelaskan besarnya premium (tambahan keuntungan) yang bersedia dibayarkan oleh pasar di atas nilai buku ekuitas perusahaan. Antara tahun 2003-2006, PBV AALI juga terus meningkat dari 1,59 (April 2003) – 8,66 (April 2008). M

Kinerja saham perusahaan kat secara signifikan, di tandai dengan

(MVA) terhadap equity book value (BV) perusahaan dari 58,92% (April 2003) menjadi di atas 766% (April 2008). Rata-rata return (annualized) saham perusahaan pada periode ini juga terus meningkat, dari -12,89% (April 2003) hingga mencapai 99,78% (April 2008), walaupun sempat mengalami penurunan di tahun 2006. MVA/BV adalah selisih antara harga saham (market value) perusahaan dengan nilai buku ekuitas (book value). Nilai MVA/BV yang positif memberikan indikasi yang kuat bahwa manajemen AALI telah memberikan nilai tambah terhadap nilai buku ekuitasnya. Semakin tinggi nilai MVA suatu emiten maka peluang keuntungan investasi jangka panjang juga semakin baik (Damodaran, 2006).

Page 10: Analisis Fundamental AALI: Excellent Value Manager

Dikta Ekonomi Perdana Wahyu Santosa

Volume 6 Nomor 2, Agustus 09 / Rajab 1430 H ISSN 1411 – 776 98

Gambar 7. Tren MVA & Market Risk 2002-2007

Sumber: Astra-AgroI, diolah (2008)

etelah mengalami penurunan signifikan pada

arket Perception 2

Market perception map merupakan diagno

Sumber: Astra-Agro dan CAPITAL PRICE (2009)-diolah

SApril 2004, market risk perusahaan

cenderung berfluktuasi pada kisaran 0,62 – 1,28. Market risk tertinggi terjadi pada April 2003 yaitu sebesar 1,74. Tingkat volatilitas return perusahaan pada periode ini juga berfluktuasi cukup tinggi pada kisaran 31% - 58%. Market risk (yang dinotasikan dengan koefisien beta) menggambarkan risiko yang terkait dengan pergerakan pasar, atau risiko sitematis (systematic risk). Market risk yang bernilai mendekati 1 mengindikasikan harga saham perusahaan berfluktuasi hampir sama dibandingkan fluktuasi pasar (Damodaran, 2006). Ketika pasar (IHSG) bergerak sebesar 1, maka AALI bergerak sebesar 1. Gambar di atas sekaligus menggambarkan hubungan risk-return pasar; menghubungkan risiko pasar dan return pasar di atas nilai bukunya. M

stic tools yang dikembangkan CAPITAL PRICE untuk mengkuantifikasi persepsi atau ekspektasi pasar dalam rangka penciptaan nilai (value) perusahaan. Metrik ini berfungsi sebagai alat ukur dalam melakukan benchmarking kinerja perusahaan dengan pasar tertentu melalui tiga dimensi utama yaitu: kinerja keseluruhan (overall performance), profitabilitas (profitability), dan pertumbuhan (growth). Hasil analisis current performance dan future growth opportunity AALI menunjukkan hasil yang sangat baik dan jauh di atas rerata 82 emiten non-financial lainnya yang dianalisis. Sejak April 2004, ekspektasi pasar terhadap profitabilitas perusahaan jangka pendek (current performance) dan ekspektasi pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan di masa depan (future growth opportunity) perusahaan selalu jauh berada di atas rata-rata perusahaan lainnya. 008

Page 11: Analisis Fundamental AALI: Excellent Value Manager

Dikta Ekonomi Perdana Wahyu Santosa

Volume 6 Nomor 2, Agustus 09 / Rajab 1430 H ISSN 1411 – 776 99

Hasil analisis yang dipetakan pada

Market Perception Map 2008, menunjukkan bahwa perusahaan perkebunan sawit ini berada pada kuadran I yang menempatkan perusahaan pada level excellent value manager. Disamping itu, pada tahun 2009, AALI mendapatkan penghargaan prestisius Indonesia’s Most Admired Companies (IMAC) for agrobusiness category oleh Frontier Business Consulting and BusinessWeek Indonesia magazine. Penghar-gaan ini memperkuat citra dan persepsi pasar AALI esuai dengansamping itu, penghargaan dan hasil analisis

a kurun 4 tahun. 2006-2008: pergerakan hareriode ini menunkkan volatilitas

sangat besar yaitu sekitar Rp. 30.000 perlembar sahamnya.

2. Analisis menunjukkan bahwa sepanjang 2002-2007, kinerja keuangan AALI mampu meningkatkan sales dengan rata-rata pertumbuhan per tahun (CAGR) sebesar 24,02%. Profitabilitas operasional AALI yang diwakili Operating Profit juga meningkat cukup signifikan dengan CAGR sebesar 37,66% dan CAGR Net Income yang sangat besar yaitu 53,78%. Temuan ini

hwa fundamental keuangan s hasil penelitian ini. Di menunjukkan ba

persepsi pasar AALI mengindikasikan prospek cerah perusahaan dalam berkompetisi baik lokal maupun pasar global. SIMPULAN 1. Pola pergerakan harga saham dan imbal

hasil (return) saham AALI dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu: • Periode 2002-2006: pergerakan harga

periode ini sudah menunjukkan volatilitas yang tinggi yang mana harga hanya bergerak pada kisaran Rp. 1000-5000. Artinya saham AALI berhasil mencetak return sebesar kurang lebih 350-400% selam

• Periodepada p

ga

kenaikan laba bersih hingga 33% dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp 2,63 triliun dari sebelumnya Rp 1,97 triliun sementara untuk penjualan bersih tercatat naik 37% dari sebelumnya Rp 5,96 triliun menjadi Rp 8,12 triliun, dan untuk laba usaha tercatat naik 16% menjadi Rp 3,38 triliun sedangkan sebelumnya sebesar Rp 2,9 triliun.

AALI membukukan CAGR total assets dan total equity masing-masing sebesar 25,45% dan 15,44%. Selama 2002-2007, debt-to-assets ratio (DAR), yang mewakili

yang sangat tinggi di mana dalam rentang waktu 2 tahun saham AALI meningkat sangat pesat dari level Rp. 5000 menjadi Rp. 30.000 an. Artinya dalam waktu 2 tahun saham AALI mencetak imbal hasil sekitar 600% bagi para investornya.

• Periode 2008: harga saham AALI mengalami penurunan yang signifikan akibat krisis ekonomi global yang dipicu

4.

oleh kegagalan subprime mortgage di AS. Harga saham AALI jatuh dari titik tertingginya yaitu Rp. 35.300 per Februari 2008 menjadi hanya pada kisaran Rp. 4600. Para investor saham AALI mengalami capital loss yang

saham AALI sangat baik dan menjanjikan prospek yang sangat cerah dikemudian hari.

3. Sales AALI terus meningkat hingga encapai level tertingm ginya pada 2007 yaitu

sebesar Rp5,96 triliun seiring melonjaknya harga CPO dunia. Demikian juga dengan marjin laba bersih (net profit margin (NPM)), yang mewakili tingkat efektivitas perusahaan dalam mengelola biaya-biaya untuk mengkonversi sales menjadi net income, meningkat tajam khususnya pada periode 2006-2007 hingga menjadi sebesar 33,11%. Sepanjang tahun 2008, PT Astra Agro Lestari (AALI) membukukan

penggunaan hutang dalam proporsi aset AALI, berfluktuasi pada kisaran 17%-50%. Pada tahun 2002, debt-to-assets ratio (DAR) hampir mencapai 50%, sebelum akhirnya menurun pada tahun-tahun berikutnya. Sejak tahun 2005, DAR perusahaan berada di bawah nilai 25%.DAR terendah di capai di tahun 2005 sebesar

Page 12: Analisis Fundamental AALI: Excellent Value Manager

Dikta Ekonomi Perdana Wahyu Santosa

Volume 6 Nomor 2, Agustus 09 / Rajab 1430 H ISSN 1411 – 776 100

ya shareholder market value

007), Private Equity: Boom or

rning,

en, New Jersey, USA. rykman, David & Jakob Tolleryd (2003),

Corporate Valuation: An Easy Guide to Measuring Value, Prentice-Hall-

Great Britain, UK. rykman, David & Jakob Tolleryd (2003)

Investment

Modigl

Management, Vol 23, No. 2

Sembe

ndamental

Websitwww.b

17,83%. DCL AALI berada pada level tertinggi pada tahun 2004.

5. Nilai return on equity (ROE) perusahaan terus meningkat, dengan nilai tertinggi dicapai tahun 2007 (48,60%) dan 2004 (38,77%) Demikian pula, return on assets (ROA) perusahaan terus meningkat dari 8,79% pada 2002 sampai menjadi 36,87% di tahun 2007.

6. Kinerja saham perusahaan terus meningkat secara signifikan, di tandai dengan meningkatnadded (MVA) terhadap equity book value (BV) perusahaan dari 58,92% (April 2003) menjadi di atas 766% (April 2008). Rata-rata return (annualized) saham perusahaan pada periode ini juga terus meningkat, dari -12,89% (April 2003) hingga mencapai 99,78% (April 2008), walaupun sempat mengalami penurunan di tahun 2006.

7. 7. Hasil analisis yang dipetakan pada Market Perception Map 2008, menunjukkan bahwa perusahaan perkebunan sawit ini berada pada kuadran I yang menempatkan perusahaan pada level excellent value manager.

Miller, Jannet T., ed. (2001),

DAFTAR PUSTAKA Achaya, Viral A., Julian Franks and Henri

Seraes (2Bust, Journal of Corporate Finance 19, No. 4 (Fall), pp. 44-53.

Brown, Keith C & Gregory D. Brown (1987), Does the Portfolio Composition of the Market Really Matter?, Journal of Portfolio Management 13, No. 2 (Winter), pp. 22-32

Brown, Keith. C and Frank K. Reiley (2009), Analysis of Investments and Management Portfolios, Ninth Edition, South-Western Cancage LeaCanada.

Damodaran, Aswath (2006), Damodaran on Valuation: Security Analysis for Investment and Corporate Finance, 2nd

Edition, John Willey & Sons, Inc., Hobok

F

Financial Times,F

(1999), Valuation of Knowledge Companies-Identifying the Key Drivers, Prentice-Hall-Financia Times, Great Britain, UK.

Lebowitz, Martin L & Stanley Kogelman (1994), Inside the P/E Ratio: The Franchise Factor, Financial Analysis Journal, Vol 46. No. 6, pp. 17-35

Counseling for Privete Clients, III, Charlotottesville, VA: AIMR iani, Franco & Leah Modigliani (1997), Risk-Adjusted Performance, Journal of Portfolio (Winter), pp. 45-54.

l, Roy., & Perdana Wahyu Santosa., et al (2009), Capital Market Trends 2008/2009: Indonesia Stock Exchange, Research Bundle of FuAnalysis, CAPITAL PRICE, Jakarta. e: ei.co.id stra-agro.co.idwww.a

www.capitalprice.com