ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG …

12
Volume 5 Tahun 1, Juli 2015 Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UHO, Volume 5 Tahun 1, Juli 2015 129 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA Rieski Prodeo Patria, Syamsir Nur Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Halu Oleo Email: [email protected] ABSTRACT This study aims to determine and analyze the factors that affect foreign debt in Indonesia either partially or simultaneously. The variables used in this research are domestic revenue (PDN), total central government expenditure (GPUSAT) and Budget Deficit (DA) and total Foreign Debt in Indonesia. The data used are secondary data sourced from Bank Indonesia, Indonesian Central Bureau of Statistics and Ministry of Finance. Analyzer used is Multiple Linear Regression analysis with OLS (Ordinary Least Square) method and using E-Views8 Program period research aid with year 1995-2015. The results show that simultaneously government revenues, government expenditure and budget deficit have a significant effect on foreign debt in Indonesia. With a probability value of F-statistics 0,000000. From the regression results obtained value of adjusted coefficient (R 2 ) of 0.9781, this illustrates that the independent variables are together able to provide an explanation of the dependent variable of 97.81 percent. The remaining 2.19 percent is influenced by other variables outside the model. Partially, government revenue has significant and negative effect, government expenditure has a significant and positive impact on foreign debt in Indonesia. Keywords: Government Revenue, Government Expenditure, Budget Deficit, Foreign Debt I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus terhadap pembangunan ekonomi nasional dan pertumbuhan ekonominya. Pembangunan ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan rill per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan. Indonesia menganut perekonomian terbuka dimana dalam menjalankan perekonomiannya pemerintah tidak luput akan adanya interaksi dari pihak swasta ataupun negara-negara lain. Dalam hal ini, Indonesia tentu memerlukan pembiayaan yang cukup besar untuk membangun perekonomian yang merata dan sejahtera bagi rakyatnya. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat menjadi indikator keberhasilan negara dalam menjalankan roda pembangunan yang pada akhirnya akan dipergunakan sepenuhnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakatnya seperti halnya negara berkembang lainnya, Indonesia mengandalkan utang luar negeri untuk membiayai pembangunan. Pada umumnya negara-negara berkembang membutuhkan utang dari luar negeri untuk menutupi kesenjangan antara tabungan domestik dengan kebutuhan investasinya, serta kesenjangan antara ekspor dan impornya. Pada negara berkembang, jumlah modal domestik sering kali tidak cukup untuk memenuhi target pertumbuhan ekonomi sehingga terjadi kesenjangan modal. Berdasarkan kondisi tersebut, kebijakan pemerintah untuk melakukan utang tidak hanya dilakukan oleh negara-negara berkembang, tetapi dilakukan juga oleh negara-negara industri maju. Salah satu contohnya adalah pembangunan kembali perekonomian negara-negara Eropa Barat pasca Perang Dunia (PD) II pada dekade 1950-an melalui bantuan dana yang sangat besar dari Amerika Serikat (AS), yang dikenal dengan Marshall Plan. Tidak hanya itu, Korea Selatan mungkin tidak

Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG …

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG …

Volume 5 Tahun 1, Juli 2015

Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UHO, Volume 5 Tahun 1, Juli 2015 129

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA

Rieski Prodeo Patria, Syamsir Nur

Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Halu Oleo

Email: [email protected]

ABSTRACT

This study aims to determine and analyze the factors that affect foreign debt in Indonesia either

partially or simultaneously. The variables used in this research are domestic revenue (PDN), total central

government expenditure (GPUSAT) and Budget Deficit (DA) and total Foreign Debt in Indonesia. The data

used are secondary data sourced from Bank Indonesia, Indonesian Central Bureau of Statistics and Ministry

of Finance. Analyzer used is Multiple Linear Regression analysis with OLS (Ordinary Least Square) method

and using E-Views8 Program period research aid with year 1995-2015.

The results show that simultaneously government revenues, government expenditure and budget

deficit have a significant effect on foreign debt in Indonesia. With a probability value of F-statistics 0,000000.

From the regression results obtained value of adjusted coefficient (R2) of 0.9781, this illustrates that the

independent variables are together able to provide an explanation of the dependent variable of 97.81 percent.

The remaining 2.19 percent is influenced by other variables outside the model. Partially, government revenue

has significant and negative effect, government expenditure has a significant and positive impact on foreign

debt in Indonesia.

Keywords: Government Revenue, Government Expenditure, Budget Deficit, Foreign Debt

I. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus terhadap

pembangunan ekonomi nasional dan pertumbuhan ekonominya. Pembangunan ekonomi dapat

didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan rill per kapita penduduk

suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan. Indonesia

menganut perekonomian terbuka dimana dalam menjalankan perekonomiannya pemerintah tidak

luput akan adanya interaksi dari pihak swasta ataupun negara-negara lain. Dalam hal ini, Indonesia

tentu memerlukan pembiayaan yang cukup besar untuk membangun perekonomian yang merata

dan sejahtera bagi rakyatnya. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat menjadi indikator

keberhasilan negara dalam menjalankan roda pembangunan yang pada akhirnya akan dipergunakan

sepenuhnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakatnya seperti halnya negara berkembang

lainnya, Indonesia mengandalkan utang luar negeri untuk membiayai pembangunan.

Pada umumnya negara-negara berkembang membutuhkan utang dari luar negeri untuk

menutupi kesenjangan antara tabungan domestik dengan kebutuhan investasinya, serta

kesenjangan antara ekspor dan impornya. Pada negara berkembang, jumlah modal domestik sering

kali tidak cukup untuk memenuhi target pertumbuhan ekonomi sehingga terjadi kesenjangan modal.

Berdasarkan kondisi tersebut, kebijakan pemerintah untuk melakukan utang tidak hanya

dilakukan oleh negara-negara berkembang, tetapi dilakukan juga oleh negara-negara industri maju.

Salah satu contohnya adalah pembangunan kembali perekonomian negara-negara Eropa Barat pasca

Perang Dunia (PD) II pada dekade 1950-an melalui bantuan dana yang sangat besar dari Amerika

Serikat (AS), yang dikenal dengan Marshall Plan. Tidak hanya itu, Korea Selatan mungkin tidak

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG …

Rieski Prodeo Patria, Syamsir Nur: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ………

Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UHO, Volume 5 Tahun 1, Juli 2015 1

akan semaju sekarang jika tidak ada bantuan yang sangat besar dari Amerika Serikat (AS) setelah

perang Korea berakhir menjelang pertengahan Dekade 50-an. Apabila tidak ada bantuan keuangan

dari negara maju atau lembaga-lembaga internasional maka jumlah negara yang sangat miskin (Least

Development Countries atau LDCs) akan jauh lebih banyak dibanding saat ini, utang bukan

merupakan sesuatu yang tabu, utang diperlukan untuk pembiayaan pembangunan melalui defisit

yang dialami negara tersebut.

Hal ini juga berlaku bagi Indonesia, sejak awal pembangunan Tahun 1969 atau sejak

pelaksanaan rencana pembangunan lima tahun pertama (Repelita 1), utang luar negeri telah

memainkan peran yang sangat besar sebagai salah satu sumber pembiayaan untuk menutupi

kelangkaan modal di dalam negeri. Pada saat itu, pendapatan per kapita sangat rendah yaitu hanya

sekitar 50 dolar, tingkat kemiskinan sangat tinggi, jumlah orang yang buta huruf sangat banyak,

sektor-sektor ekonomi dalam keadaan stagnasi, dan kondisi keuangan pemerintah sangat parah

akibat pemerosotan selama orde lama, serta tabungan domestik (dari pemerintah dan masyarakat)

sangat kecil. Kondisi ini membuat Indonesia sama miskinnya dengan Nepal dan Bangladesh atau

sebanding dengan negara-negara miskin di Afrika. Berdasarkan pertimbangan pragmatis, presiden

Suharto berpendapat bahwa dengan kondisi seperti itu, satu-satunya sumber pembiayaan

pembangunan ekonomi dan sosial adalah dengan pengadaan utang luar negeri, utang baru menjadi

suatu persoalan apabila pemerintah negara yang bersangkutan tidak berhati-hati dalam

pengelolaanya.

Sebagai dasar teori, utang luar negeri digunakan untuk menutupi kesenjangan antara

tabungan dan investasi, defisit transaksi berjalan, dan defisit anggaran pemerintah/APBN. Dan

pembahasan tentang utang luar negeri dalam penelitian ini dapat dijelaskan dengan kerangka teori

Three Gap Model yang menunjukkan bahwa defisit pembiayaan investasi terjadi karena tabungan

lebih kecil dari investasi (I-S= resource gap), dan defisit perdagangan disebabkan karena ekspor

lebih kecil dari impornya (X-M= trade gap). Disamping itu, masih ada defisit dalam anggaran

pemerintah karena penerimaan pemerintah dari pajak lebih kecil dari pengeluaran pemerintah (T-G=

fiscal gap). Kondisi ini terjadi pada tiap perhitungan neraca pembayaran dalam transaksi

perdagangan.

Anggaran pembangunan (APBN) yang merupakan gambaran bagaimana pemerintah

mengelola penyelenggaraan negara, dalam prakteknya tidak pernah seimbang. Meskipun tidak ada

kesepakatan umum, sebagian pemikir ekonomi mengganggap bahwa konsep seimbang dalam APBN

Indonesia adalah konsep seimbang yang semu, yang mana defisit dalam anggaran ditutupi oleh

komponen utang luar negeri.

Utang luar negeri sering membuat pemerintah kurang terpacu untuk meningkatkan

pendapatan dalam negerinya. Hal ini ditunjukkan dengan kekurangan dalam pembiayaan

pengeluaran pemerintah dalam APBN yang selalu ditutup dengan utang, terutama utang luar negeri.

Beberapa hasil riset penelitian terdahulu yang sejalan dengan kajian yang diteliti mengemukakan

bahwa hasil riset oleh Mahindun (2007), Widharma (2013), Rusydi (2014) baik pengeluaran dalam

negeri, pengeluaran pembangunan berpengaruh dan pengeluaran pemerintah pusat posisitif dan

signifikan terhadap utang luar negeri. Sedangkan hasil riset lainnya menunjukkan bahwa penerimaan

pajak dan penerimaan pemerintah pusat berpengaruh positif dan signifikan terhadap utang luar negeri

dikemukakan oleh Widharma (2013), Rusydi (2014), namun penelitian lainnya yaitu Mahindun

(2007) mengemukakan bahwa pendapatan (PDB) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap utang

luar negeri. Sedangkan pengaruh defisit anggaran terhadap utang luar negeri berpengaruh positif dan

signifikan terhadap utang luar negeri yang dikemukakan oleh Mahindun (2007), tetapi riset lainnya

Suharno (2008) yang mengemukakan defisit anggaran berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

utang luar negeri. Pada penelitian A Minuddin (2013) yaitu menunjukkan secara tidak langsung

defisit anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui utang

luar negeri. Berbeda dengan penelitian Widharma (2013) menunjukkan defisit anggaran tidak

berpengaruh signifikan terhadap utang luar negeri pemerintah melalui pengeluaran pembangunan.

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG …

Rieski Prodeo Patria, Syamsir Nur: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ………

Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UHO, Volume 5 Tahun 1, Juli 2015 2

Hal ini dikarenakan defisit anggaran pemerintah tidak disebabkan oleh peningkatan pengeluaran

pemerintah namun lebih disebabkan oleh kebijakan subsidi BBM yang harus ditanggung oleh APBN

setiap tahunnya, kenaikkan harga minyak dunia telah membuat subsidi BBM menjadi bertambah

besar sehingga memperbesar defisit anggaran, karena sebagian kebutuhan minyak dalam negeri di

Indonesia hasil dari ekspor belum mampu memproduksi didalam negeri untuk memenuhi konsumsi

BBM yang sangat besar.

Berdasarkan laporan badan pusat statistik dan bank indonesia dari berbagai edisi, kita dapat

menyandingkan hubungan keterkaitan pendapatan pemerintah, pengeluaran pemerintah dan defisit

anggaran terhadap utang luar negeri di indonesia dari tahun ketahun. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1 Perkembangan Pendapatan Pemerintah, Pengeluaran Pemerintah, Defisit Anggaran (Milliar Rupiah) dan

Utang Luar Negeri Indonesia (Juta US$) Tahun 2006-2015

Sumber: Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia 2016

Berdasarkan tabel 1.1 , bahwa baik pendapatan pemerintah, pengeluaran pemerintah, defisit

anggaran dan utang luar negeri pada tahun 2006-2015 mengalami peningkatan yang fluktuasi dari 10

tahun terakhir. Pendapatan mengalami peningkatan yang besar terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar

64,37 persen tetapi utang luar negeri mengalami penurunan sebesar 1,39 persen. Pada tahun 2015

pengeluaran pemerintah mengalami peningkatan sebesar 10,69 persen tetapi utang luar negeri hanya

meningkat sebesar 2,71 persen. Sedangkan dilihat dari defisit anggaran pada tahun 2009 mengalami

penurunan sebesar 29,96 persen dan utang luar negeri mengalami peningkatan sebesar 11,47 persen.

Secara keseluruhan pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa pendapatan pemerintah meningkat

diiringi dengan utang luar negeri yang membengkak dengan kata lain utang luar negeri berada pada

tren yang melambat. Hal ini disebabkan karena adanya faktor lain yaitu pengeluaran pemerintah

yang masih lebih besar dari pendapatan pada tiap tahunnya, sehingga membutuhkan utang luar

negeri untuk menutupi defisit anggaran.

Kenaikan akumulasi utang luar negeri menyebabkan pemerintah harus mengambil utang luar

negeri yang baru untuk membayar utang luar negeri yang jatuh tempo. Beban utang luar negeri

berupa cicilan pokok dan bunga utang bertambah besar dari tahun ke tahun sejalan dengan

peningkatan jumlah utang luar negeri pemerintah, sehingga membebani (APBN) Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara.

Sebagai negara yang sedang berkembang Indonesia melaksanakan kebijakan fiskal yang

ekspansif dengan menggunakan instrument anggaran defisit. Masalah utang luar negeri yang

menjadi fenomena di negara-negara yang sedang membangun termasuk Indonesia untuk membiayai

defisit anggaran, baik utang dalam negeri maupun luar negeri memerlukan pengembalian yang tentu

akan mengurangi berbagai sumber keuangan negara. Utang memiliki pengaruh kuat dalam proses

Tahun

Pendapatan

Pemerintah (Milliar

Rupiah) %

Pengeluaran

Pemerintah (Milliar

Rupiah) %

Defisit

Anggaran (Milliar

Rupiah) %

Utang Luar Negeri Indonesia (Juta

US$) %

Pemerintah Swasta Total

2006 625237 64,37 647668 62,83 22431 28,97 75820 56813 132633 -1,39

2007 723058 15,65 763571 17,9 40513 80,61 80615 60565 141180 6,44

2008 781354 8,06 854660 11,93 73306 80,94 86600 68480 155080 9,85

2009 985725 26,16 1037067 21,34 51342 -

29,96 99265 73606 172871 11,47

2010 949656 -3,66 1047666 1,02 98010 90,9 118624 83789 202413 17,09

2011 1104902 16,35 1229558 17,36 124656 27,19 118642 106732 225375 11,34

2012 1311387 18,69 1435407 16,74 124020 -0,51 126119 126245 252364 11,98

2013 1529673 16,65 1683011 17,25 153338 23,64 123548 142561 266109 5,45

2014 1667141 8,99 1842495 9,48 175.354 14,36 129736 164035 293770 10,39

2015 1793589 7,58 2039483 10,69 245895 40,23 143009 167713 301722 2,71

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG …

Rieski Prodeo Patria, Syamsir Nur: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ………

Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UHO, Volume 5 Tahun 1, Juli 2015 3

perencanaan pembangunan di negara-negara berkembang, sehingga hampir tidak ada negara

berkembang yang hanya mengandalkan proses pembangunannya pada sumber-sumber daya

domestik. Artinya, porsi bantuan luar negeri tidak dilakukan sebagai faktor pelengkap lagi

(complementary factor) tetapi telah menjadi sumber utama dalam pembiayaan pembangunan.

Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan diatas, Maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian melalui penulisan skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Utang Luar Negeri Di Indonesia”.

II. KAJIAN TEORI

Pengertian Utang Luar Negeri

Utang pada dasarnya adalah suatu alternatif yang di lakukan karena berbagai alasan yang

rasional itu ada muatan urgensi dan ada pula muatan ekspansi. Muatan urgensi tersebut maksudnya

ialah utang dipilih mungkin sebagai sumber pembiayaan karena derajat urgensi kebutuhan yang

membutuhkan penyelesaian segera. Sedangkan muatan ekspansi berarti utang dianggap dapat

memberikan keuntungan. Utang luar negeri Indonesia yang dipublikasikan adalah utang luar negeri

pemerintah, bank sentral dan swasta. Utang luar negeri pemerintah adalah utang yang dimiliki oleh

pemerintah pusat, terdiri dari utang bilateral, multilateral, fasilitas kredit ekspor, komersial, leasing

dan Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan di luar negeri dan dalam negeri yang dimiliki

oleh bukan penduduk. SBN terdiri dari Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah

Negara (SBSN). SUN terdiri dari Obligasi Negara yang berjangka waktu lebih dari 12 bulan dan

Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang berjangka waktu sampai dengan 12 bulan. SBSN terdiri

dari SBSN jangka panjang (Ijarah Fixed Rate /IFR) dan Global Sukuk (Bank Indonesia, 2016).

Masalah utang luar negeri dapat dijelaskan melalui pendekatan pendapatan nasional. Sebagai

salah satu sumber pembiayaan pambangunan, utang luar negeri dibutuhkan untuk menutupi tiga

defisit yaitu defisit tabungan, defisit anggaran dan deficit transaksi berjalan. Hubungan dalam ketiga

defisit ini menggunakan Three Gap Model Theory yang diperoleh dari persamaan identitas

pendapatan nasional yang menunjukan bahwa utang luar negeri digunakan untuk membiayai defisit,

pembayaran utang dan cadangan otoritas moneter (Basri, 2004 dalam Harahap, 2007).

Pengertian Pendapatan Pemerintah

Penerimaan negara diartikan sebagai penerimaan pemerintah dalam arti yang seluas-luasnya

yaitu meliputi penerimaan pajak, penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan barang dan jasa

yang dimiliki dan dihasilkan oleh pemerintah, pinjaman pemerintah, mencetak uang, dan sebagainya.

Dalam kenyataannya tidak dapat ditarik suatu batas yang tegas terhadap macam-macam sumber

penerimaan negara tersebut (Suparmoko, 2013:127)

Hubungan pendapatan pemerintah dan utang luar negeri adalah Utang muncul karena

penerimaan dalam negeri masih belum mampu menutupi kebutuhan pembangunan, hal ini

mengisyaratkan bahwa terjadi kesenjangan antara investasi dengan tabungan. Namun berbeda

dengan teori ricardian invariance mengenai utang public dimana ketergantungan berlebihan pada

pajak akan berdampak untuk masalah utang. Alasan utama adalah terjadinya defisit yang bervariasi

dalam mempertahankan tarif pajak. Hal ini berdampak pada utang melalui pengeluaran pemerintah.

Pengertian Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah merupakan salah satu komponen kebijakan fiskal yang bertujuan

untuk laju investasi,nmeningkatkan kesempatan kerja, memelihara kestabilan ekonomi dan

menciptakan distribusi pendapatan yang merata melalui belanja negara baik itu belanja rutin maupun

belanja pembangunan.

Menurut teori Peacock dan Wiseman adalah dua orang yang mengemukakan teori mengenai

perkembangan pengeluaran pemerintah. Peacock dan Wiseman mengemukakan pendapat lain dalam

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG …

Rieski Prodeo Patria, Syamsir Nur: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ………

Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UHO, Volume 5 Tahun 1, Juli 2015 4

menerangkan perilaku perkembangan pemerintah. Mereka mendasarkannya pada suatu analisis

penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Pemerintah selalu berusaha memperbesar pengeluarannya

dengan mengandalkan memperbesar penerimaan pajak yang besar (Prasetya, 2012).

Pengertian Defisit Anggaran

Menurut teori Kelompok Neoklasik, defisit anggaran akan meningkatkan tingkat konsumsi

dalam jangka panjang dengan cara membebankan pajak untuk generasi berikutnya. Dan kaum

Keynesian berpendapat bahwa defisit anggaran mempengaruhi perekonomian sedangkan teori

lainnya yaitu Ricardian Equivalence (RE) bahwa kebijakan defisit anggaran tidak mempunyai

pengaruh terhadap perekonomian, termasuk di dalamnya tingkat konsumsi, investasi, suku bunga,

dan tingkat harga (Mankiw, 2006:437).

Kajian Empirik

Tabel 2 Penelitian Terdahulu

No. Nama

Peneliti Judul

Alat

Analisis Hasil Penelitian

1.

Mahindun

Dhiani

Melda

Harahap

(2007).

Analisis Faktor-

faktor yang

Mempengaruhi

Utang Luar

Negeri

Indonesia.

Regresi

Linier

Berganda

Menunjukkan bahwa

pendapatan (PDB)

mempunyai pengaruh negatif

dan signifikan terhadap utang

luar negeri dan pengeluaran

dalam negeri, defisit

anggaran dan utang luar

negeri tahun sebelumnya

(ULNt-1)masing-masing

mempengaruhi secara positif

dan signifikan terhadap

variabel utang luar negeri.

2. Suharno

(2008)

Analisis

Kausalitas

dengan

pendekatan

Error

Correction

Model: Studi

Empiris Hutang

Luar Negeri

dengan Defisit

Anggaran

APBN di

Indonesia.

Hubungan

timbal balik

atau

kausalitas

dengan

model

dinamis

koreksi

kesalahan

(ECM).

Menunjukkan bahwa defisit

anggaran berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap utang

luar negeri.

3.

A Minuddin

Fatimah

(2013)

Analisis Faktor-

faktor yang

Mempengaruhi

Utang Luar

Negeri

Terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi di

Indonesia

Regresi

Linear

Berganda

Menunjukkan bahwa secara

tidak langsung defisit

anggaran, tabungan domestik

dan ekspor berpengaruh

secara positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi melalui utang luar

negeri.

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG …

Rieski Prodeo Patria, Syamsir Nur: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ………

Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UHO, Volume 5 Tahun 1, Juli 2015 5

Periode 2002-

2011.

4. Widharma

(2013).

Utang Luar

Negeri

Pemerintah

Indonesia:

Kajian

Terhadap

Faktor-faktor

yang

Berpengaruh.

Regresi

Linear

Berganda

Menyimpulkan bahwa

penerimaan pajak

berpengaruh signifikan

terhadap utang luar negeri

pemerintah melalui

pengeluaran pembangunan,

sedangkan defisit anggaran

tidak berpengaruh signifikan

terhadap utang luar negeri

melalui pengeluaran

pembangunan.

5

Bahrul

Ulum

Rusydi

(2014)

Analisis

Dampak Utang

Luar Negeri

Terhadap

Kinerja Fiskal

Pemerintah.

Metode

Vector

Autoreggres

ion (VAR)

Menunjukkan bahwa

penerimaan pajak dan

pengeluaran pemerintah

pusat berpengaruh signifikan

terhadap utang luar negeri

sedangkan pengeluaran

investasi tidak memberikan

pengaruh yang signifikan.

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksplanatori (explanatory research). Metode

penelitian eksplanatori (explanatory research) adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis

hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel

mempengaruhi variabel lainnya. Adapun data yang digunakan adalah data sekunder dan analisis

hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas menggunakan bantuan software Eviews8.

Jenis data yang digunakan adalah dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau hasil publikasi dari berbagai instansi,

organisasi, maupun perusahaan. Periode pengamatan data penelitian ini adalah 1999-2015. Adapun

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Data Utang Luar Negeri, Data Pendapatan

Pemerintah, Data Pengeluaran Pemerintah, Data Defisit Anggaran. Data yang digunakan dalam

penelitian ini bersumber dari: Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS), dan Kementerian

Keuangan (KemKeu)

Penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda yang akan diestimasi dengan

metode Ordinary Least Square (OLS). Metode OLS adalah metode yang dinyatakan dengan angka-

angka yang dalam perhitungannya menggunakan metode statistik yang dibantu dengan program

pengolah data statistik yang dikenal dengan eviews. Metode-metode yang digunakan yaitu analisis

deskriptif, uji asumsi klasik, uji signifikansi simultan (uji statitik F), koefisien determinasi R2, dan uji

signifikansi parameter individual (uji statistik t).

Penelitian ini mengadaptasi model regresi berganda Gujarati (2006) dengan persamaan

sebagai berikut:

Y = β0 + β1X1+ β2X2+ β3X3 +e……………………………….…….....……...…(1)

Keterangan :

Y = Variabel Dependen

X1 X2 X3 = Variabel Independen

β0 = Koefisien Konstanta

β1+ β2+ β3 = Koefisien Regresi

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG …

Rieski Prodeo Patria, Syamsir Nur: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ………

Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UHO, Volume 5 Tahun 1, Juli 2015 6

e = Faktor Kesalahan

Maka fungsi dalam penelitian ini adalah

ULN = f ( Y, G, DA )..............................................................................(2)

Lalu, persamaan 3.3 ditransformasikan kedalam bentuk variabel penelitian memiliki satuan

yang berbeda dengan spesifik model yaitu :

LogULN = β0 + β1LogY + β2LogG + β3LogDA + e................................(3)

Dimana :

ULN = Utang Luar Negeri Indonesia

Y = Pendapatan Pemerintah

G = Pengeluaran Pemerintah

DA = Defisit Anggaran

β0 = Konstanta

β1, β2, β3 = Koefisien penjelasan masing-masing input nilai parameter

e = Eror term Untuk memenuhi analisis regresi tersebut perlu uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Pengujian

asumsi klasik yang dilakukan yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan

uji autokorelasi. Sedangkan pengujian hipotesis adalah uji t, uji F dan koefisien determinasi.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Berdasarkan pengujian asumsi klasik tabel 3, yaitu Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji

Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi yang telah dilakukan diatas dapat disimpulkan bahwa

model regresi yang digunakan bebas dari masalah asumsi klasik. Sehingga dapat dilakukan Uji

Hipotesis untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.

Tabel 3 Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Nilai probabilitas

0.952344 atau 95.23

persen

nilai α = 0.05

atau 5 persen

0.952344 > 0.05

berdistribusi normal

Uji Multi-

kolinearitas

(Uji Klein)

Nilai regresi auxiliary

R2LOGPDN =0.968350

R2LOGGPUSAT =0.968279

R2LOGDA = 0.031740

Nilai regresi

Aslinya (R2 =

0,978101)

0.968350, 0.968279,

0.031740 < 0,978101

terbebas dari masalah

multikolinearitas

Uji Heteros-

kedastisitas

(Uji White)

Nilai probabilitas

0.0789 atau 7.89 persen

nilai α = 0.05

atau 5 persen

0.0789 > 0.05

tidak terdapat

permasalahan

heteroskedastisitas

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG …

Rieski Prodeo Patria, Syamsir Nur: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ………

Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UHO, Volume 5 Tahun 1, Juli 2015 7

Uji

Autokorelasi

(uji Breusch-

Godfrey Serial

Correlation

LM Test)

Nilai probabilitas

0.4802 atau 48.02

persen

nilai α = 0.05

atau 5 persen

0.4802 > 0.05

tidak terdapat

permasalahan

autokorelasi

Adapun hasil uji regresi disajikan sebagaimana tabel 4. Berdasarkan hasil regresi

sebagaimana tabel 4 maka model ekonometrika yang dihasilkan, yaitu sebagai berikut:

LogULN = 1.8882-0.4128*LOGPDN + 1.1851*LOGGPUSAT - 0.0032*LOGDA

Tabel 4 Hasil Regresi

Konstanta LOGPDN LOGGPUSAT LOGDA

Koefisien 1.888226 -0.412753 1.185072 -0.003168

Stdr. Error 0.414516 0.132623 0.151893 0.012445

t-Statistik 4.555258 -3.112215 7.802024 -0.254550

Prob. 0.0005 0.0083 0.0000 0.8031

Adjusted R2 0.978101

Prob (F-Stats) 0.000000

Hasil regresi menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel mengandung arti sebagai berikut:

a. Konstanta (β0) = 1.8882, berarti bahwa jika tidak ada perubahan pada nilai Penerimaan

Dalam Negeri (PDN), Pengeluaran Pemerintah Pusat (Gpusat) dan Defisit Anggaran (DA),

maka akan menambah Utang Luar Negeri sebesar 1.8882 persen.

b. Koefisien (β1) = -0.4128, artinya jika penerimaan dalam negeri meningkat sebesar sepuluh

persen, dengan asumsi variabel pengeluaran pemerintah pusat dan defisit anggaran konstan.

Maka utang luar negeri akan menurun sebesar 4.128 persen.

c. Koefisien (β2) =1.1851, artinya jika pengeluaran pemerintah pusat meningkat sebesar

sepuluh persen, dengan asumsi variabel penerimaan dalam negeri dan defisit anggaran

konstan. Maka utang luar negeri akan meningkat sebesar 11.851 persen.

d. Koefisien (β3) = -0.0032, artinya jika defisit anggaran menurun sebesar sepuluh persen,

dengan asumsi variabel penerimaan dalam negeri dan pengeluaran pemerintah pusat

konstan. Maka utang luar negeri akan menurun sebesar 0.032 persen.

Variabel Pendapatan Pemerintah menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0.0083 lebih kecil dari

nilai α = 0.05 atau 5 persen (0.0083 < 0.05), yang berarti menolak Ho dan menerima Ha. Hal ini

menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95 persen variabel Pendapatan Pemerintah secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Utang Luar Negeri di Indonesia periode 1999-2015.

Variabel Pengeluaran Pemerintah menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0.0000 lebih kecil dari nilai

α = 0.05 atau 5 persen (0.0000 < 0.05), yang berarti menolak Ho dan menerima Ha. Hal ini

menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95 persen variabel Pengeluaran Pemerintah secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Utang Luar Negeri di Indonesia periode 1999-2015.

Variabel Defisit Anggaran menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0.8031 lebih besar dari nilai α =

0.05 atau 5 persen (0.8031 < 0.05), yang berarti menolak Ha dan menerima Ho. Hal ini menunjukkan

bahwa pada tingkat kepercayaan 95 persen variabel Defisit Anggaran secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap variabel Utang Luar Negeri di Indonesia periode 1999-2015.

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG …

Rieski Prodeo Patria, Syamsir Nur: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ………

Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UHO, Volume 5 Tahun 1, Juli 2015 8

Pada sisi lain, berdasarkan hasil regresi, diperoleh nilai probabilitas (Prob. F-Stats) sebesar

0.000000 lebih kecil dari nilai α = 0.05 atau 5 persen(0.000000 < 0.05) yang berarti menolak Ho dan

menerima Ha. Sehingga dapat dinyatakan bahwa pada tingkat kepercayaan 95 persen variabel bebas

(Pendapatan pemerintah, pengeluaran pemerintah dan defisit anggaran) memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap utang luar negeri di Indonesia periode 1999-2015 Selanjutnya dari hasil regresi

diperoleh nilai Adjusted R2 sebesar 0.978101. hal ini berarti bahwa 97.81 persen dari variasi

cadangan devisa mampu dijelaskan oleh variabel pendapatan pemerintah, pengeluaran pemerintah

dan defisit anggaran sedangkan 0,021899 atau 2.19 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

Pembahasan

a. Pengaruh Pendapatan Pemerintah, Pengeluaran Pemerintah dan Defisit Anggaran terhadap

Utang Luar Negeri

Dari hasil uji simultan diperoleh bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari nilai α =

0.05 atau 5 persen (0.0000 < 0.05). hal ini berarti bahwa pendapatan pemerintah, pengeluaran

pemerintah dan defisit anggaran secara simultan berpengaruh signifikan terhadap utang luar

negeri di Indonesia. Dengan demikian, besarnya utang luar negeri dapat diprediksi dari

pendapatan pemerintah, pengeluaran pemerintah dan defisit anggaran melalui model

persamaan regresi tersebut.

Hal ini sejalan dengan teori three gap model yang menyatakan bahwa pinjaman luar

negeri dibutuhkan untuk menutupi tiga defisit yaitu defisit tabungan, defisit anggaran dan

defisit transaksi berjalan. Hubungan dalam ketiga defisit ini dijelaskan dengan menggunakan

teori three gap model yang diperoleh dari persamaan identitas pendapatan nasional yang

menunjukkan bahwa utang luar negeri digunakan salah satunya untuk membiayai defisit

anggaran. Karena pengeluaran pemerintah yang masih lebih besar dari pendapatan

pemerintah pada tiap tahunnya, sehingga membutuhkan utang luar negeri untuk menutupi

defisit anggaran tersebut.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahindun Dhiani Melda

Harahap (2007), Widharma (2013) dan Bahrul Ulum Rusydi (2014). Dimana hasil

penelitiannya secara keseluruhan penerimaan pajak, pengeluaran pemerintah dan defisit

anggaran berdampak positif dan signifikan. Peningkatan penerimaan pajak, pengeluaran

pemerintah pusat dan defisit anggaran akan mengakibatkan peningkatan pertumbuhan utang

luar negeri.

b. Pengaruh Pendapatan Pemerintah terhadap Utang Luar Negeri

Berdasarkan hasil regresi, variabel pendapatan pemerintah berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap utang luar negeri Indonesia. Nilai koefisien regresi untuk variabel

pendapatan pemerintah menunjukkan tanda negatif, yaitu sebesar 0.4128 sehingga dapat

diartikan jika pendapatan pemerintah naik sebesar 10 persen maka utang luar negeri

Indonesia akan turun sebesar 4.128 persen dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.

Hasil penelitian ini sudah sesuai dengan hipotesis penelitian bahwa pendapatan pemerintah

secara parsial berpengaruh signifikan dan negatif terhadap utang luar negeri di Indonesia.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan pemerintah akan

menurunkan utang luar negeri di Indonesia. Menurut teori mengenai utang public melalui

teori hipotesis ricardian invariance yang salah satunya bermakna bahwa menurunnya utang

luar negeri akan meningkatkan pajak dimasa yang akan datang. Hipotesis Ricardian

invariance menyebutkan bahwa peningkatan utang luar negeri tidak akan meningkatkan

pendapatan pemerintah. Secara teori, utang luar negeri diperlukan pada level yang wajar.

Penambahan utang akan memberikan dampak positif sampai pada satu titik atau batas

tertentu. Namun pada saat jumlah ULN telah melewati batas tersebut maka penambahan

utang justru akan membawa dampak negatif dengan menurunnya level investasi di

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG …

Rieski Prodeo Patria, Syamsir Nur: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ………

Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UHO, Volume 5 Tahun 1, Juli 2015 9

Indonesia. Oleh karena itu peningkatan pajak di masa depan akan digunakan untuk

membiayai cicilan dan bunga utang luar negeri yang dilakukan oleh pemerintah (Mankiw,

2006).

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Widharma (2013),

Bahrul Ulum Rusydi (2014). Dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Penerimaan

pajak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap utang luar negeri pemerintah melalui

pengeluaran pembangunan, dimana pengaruh penerimaan pajak terhadap utang luar negeri

pemerintah melalui pengeluaran pembangunan adalah sebesar 24,4 persen dan menjadi

variabel paling dominan diantara variabel pada model yang secara tidak langsung

mempengaruhi utang luar negeri pemerintah.

c. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Utang Luar Negeri

Berdasarkan hasil regresi, variabel pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan

signifikan terhadap utang luar negeri Indonesia. Nilai koefisien regresi untuk variabel

pengeluaran pemerintah menunjukkan tanda positif, yaitu sebesar 1.1851 sehingga dapat

diartikan jika pengeluaran pemerintah naik sebesar 10 persen maka utang luar negeri

Indonesia akan naik sebesar 11.851 persen dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.

Hasil ini sudah sesuai dengan hipotesis penelitian bahwa pengeluaran pemerintah

secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap utang luar negeri di Indonesia.

Baik utang luar negeri maupun pengeluaran pemerintah selalu mengalami peningkatan,

secara keseluruhan terjadinya peningkatan pada pengeluaran pemerintah diakibatkan oleh

tingginya anggaran yang dibutuhkan untuk mendanai post-post pengeluaran termasuk

didalamnya pembayaran cicilan pokok utang luar negeri. Besarnya pengaruh utang luar

negeri di Indonesia dikarenakan kebijakan utang luar negeri pemerintah selama ini dimana

utang baru sebagian besar dipakai untuk membiayai utang lama yang sudah jatuh tempo.

Artinya pemerintah menutup utang lama dengan utang baru sehingga mengakibatkan jumlah

utang luar negeri pemerintah yang sangat besar. Jumlah utang luar negeri yang diambil

pemerintah tidak banyak terserap ke pengeluaran pembangunan yang sebenarnya merupakan

komponen APBN terpenting dalam mendorong laju perekonomian.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahindun Dhiani

Melda Harahap (2007), Widharma (2013) dan Bahrul ulum Rusydi (2014). Dimana hasil

penelitiannya menyatakan pengeluaran pemerintah pusat baik yang bersifat rutin maupun

pembangunan berpengaruh positif dan signifikan terhadap utang luar negeri di Indonesia.

d. Pengaruh Defisit Anggaran terhadap Utang Luar Negeri

Berdasarkan hasil regresi, variabel Defisit Anggaran berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap utang luar negeri Indonesia. Nilai koefisien regresi untuk variabel defisit

anggaran menunjukkan tanda negatif, yaitu sebesar 0.0032 sehingga dapat diartikan jika

defisit anggaran turun sebesar 10 persen maka utang luar negeri Indonesia akan turun sebesar

0.032 persen dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.

Hasil penelitian ini sudah sesuai dengan hipotesis penelitian bahwa defisit anggaran

secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap utang luar negeri di

Indonesia. turun sebesar 10 persen maka utang luar negeri Indonesia akan turun sebesar 0.032

persen dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Hasil penelitian ini sudah sesuai

dengan hipotesis penelitian bahwa defisit anggaran secara parsial berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap utang luar negeri di Indonesia.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan defisit anggaran akan

menurunkan utang luar negeri di Indonesia. Defisit anggaran adalah anggaran yang memang

direncanakan untuk defisit, sebab pengeluaran pemerintah direncanakan lebih besar dari

penerimaan pemerintah (G>T). Anggaran yang defisit ini biasanya ditempuh bila pemerintah

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG …

Rieski Prodeo Patria, Syamsir Nur: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ………

Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UHO, Volume 5 Tahun 1, Juli 2015 10

ingin menstimulasi pertumbuhan ekonomi. Hal ini umumnya dilakukan bila perekonomian

berada dalam kondisi resesi.

Dalam teori pendekatan Ricardian Equivalence berpendapat bahwa ekspansi anggaran

pemerintah tidak ada pengaruh apapun (netral) terhadap utang luar negeri. Menurut penulis

dalam penelitian ini jika defisit anggaran menurun dan utang luar negeri juga ikut menurun

akan berdampak baik untuk perekonomian pemerintah karena dari turunya defisit anggaran

dapat meningkatkan tabungan domestik pemerintah yang di dapatkan melalui penerimaan

pajak dari masyarakat, serta jika utang turun, maka biaya untuk membiayai cicilan pokok

atau pengembalian bunga utang bisa digunakan untuk pembiayaan pembangunan yang

lainnya.

Berdasarkan pada prilaku utang luar negeri terbagi menjadi dua jenis yaitu utang

pemerintah dan utang swasta, dalam hal ini kaitannya dengan defisit anggaran yang menurun

dikarenakan beberapa tahun terakhir utang pemerintah yang juga ikut menurun di sebabkan

pemerintah lebih banyak membayar kewajiban cicilan pokok utang dari pada menambah

besarnya utang luar negeri. Sedangkan utang swasta meningkat di karenakan

terkonsentrasinya pembiayaan disektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta

listrik, gas dan air bersih.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Widharma (2013).

Dimana hasil penelitiannya menunjukkan defisit anggaran tidak berpengaruh signifikan

melalui pengeluaran pembangunan terhadap utang luar negeri. Hal ini terjadi karena besarnya

defisit anggaran pemerintah tidak disebabkan oleh peningkatan pengeluaran pemerintah

namun disebabkan oleh kebijakan subsidi BBM. Penelitian lain yang tidak sejalan dengan

penelitian ini yang dilakukan oleh Mahindun Dhiani Melda Harahap (2007), A Minuddin

Fatimah (2013) yang tidak sejalan dengan penelitian ini. Dimana hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa defisit anggaran mempunyai pengaruh signifikan terhadap utang luar

negeri di Indonesia. Membengkaknya defisit anggaran di Indonesia karena kurangnya

keseriusan pemerintah dalam mengatasi keuangan negara. Karena masing-masing hanya

meperhatikan diri sendiri, dapat dilihat dari meningkatnya setiap tahun KKN di Indonesia,

yang akhirnya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Oleh sebab itu

peemerintah dalam mengatasi masalah tersebut mengambil langkah untuk melakukan

pinjaman keluar negeri. Yang diharapkan dapat menutupi defisit tersebut, sehingga dapat

mendorong pertumbuhan ekonomi.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan

beberapa kesimpulan :

1. Pendapatan pemerintah, pengeluaran pemerintah dan defisit angggaran berpengaruh signifikan

terhadap utang luar negeri. Hal ini menunjukkan bahwa utang luar negeri digunakan salah

satunya untuk membiayai defisit anggaran karena pengeluaran pemerintah yang masih lebih

besar dari pendapatan pemerintah tiap tahunnya, sehingga membutuhkan utang luar negeri untuk

menutupi defisit anggaran tersebut.

2. Pendapatan pemerintah berpengaruh signifikan dan negatif terhadap utang luar negeri. Hal ini di

karenakan mengandalkan pinjaman dari luar negeri sebagai salah satu sumber penerimaan negara

hanya akan menjadi masalah dikemudian hari, oleh karena itu pendapatan pemerintah melalui

peningkatan pajak di masa depan akan digunakan untuk membiayai cicilan dan bunga utang luar

negeri yang dilakukan oleh pemerintah.

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UTANG …

Rieski Prodeo Patria, Syamsir Nur: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ………

Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UHO, Volume 5 Tahun 1, Juli 2015 11

3. Pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan dan positif terhadap utang luar negeri. Hal ini di

karenakan baik utang luar negeri pemerintah maupun pengeluaran pemerintah selalu mengalami

peningkatan, secara keseluruhan terjadinya peningkatan pada pengeluaran pemerintah

diakibatkan oleh tingginya anggaran yang dibutuhkan untuk mendanai post-post pengeluaran

termasuk didalamnya pembayaran cicilan pokok utang luar negeri.

4. Defisit anggaran berpengaruh tidak signifikan dan negatif tehadap utang luar negeri. Hal ini di

karenakan defisit anggaran pemerintah tidak lagi menjadi salah suatu hal yang berpengaruh

terhadap utang luar negeri. Karena pemerintah akan terus meningkatkan utangnya dalam upaya

membiayai program-program pembangunan didalam negeri, berupa pembangunan infrastruktur

dan yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, bidang pertahanan-keamanan, bidang hukum

sosial pendidikan, kesahatan dan lain-lain.

Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah Bagi peneliti

selanjutnya untuk pengembangan hasil penelitian ini, sebaiknya model yang digunakan dapat dikaji

lebih lanjut, faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap utang luar negeri di Indonesia selain

variabel pendapatan pemerintah, pengeluaran pemerintah dan defisit anggaran.

DAFTAR PUSTAKA

A. Minuddin, Fatimah. 2013. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Utang Luar Negeri

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Periode 2002-2011”. Skripsi. Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makasar.

Bank Indonesia. 2016. Statistik Utang Luar Negeri Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia.

Bank Indonesia, 2016. Laporan Perekonomian Indonesia 1999-2016. Jakarta: Bank Indonesia.

Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Gujarati, Damodar N. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika Jilid I. Erlangga: Jakarta.

Harahap, Mahindun Dhiani Melda. 2007. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Utang luar

negeri Indonesia. Tesis Magister Ekonomi Pembangunan. Program Pasca Sarjana

Universitas Sumatera Utara.

Kementerian Keuangan. 2016. Beberapa Edisi. Data Pokok APBN dan APBN-P. Jakarta:

Kementerian Keuangan.

Mankiw, Gregory. Edisi keenam, 2006. Makroekonomi. Erlangga: Jakarta.

Prasetya, Ferry. 2012. Modul Ekonomi Publik Bagian V: Teori Pengeluaran Pemerintah. Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang

Rusdi, Bahrul Ulum. 2014. Analisis Dampak Utang Luar Negeri Terhadap Kinerja Fiskal

Pemerintah. Jurnal Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin

Makssar.

Suharno. 2008. Analisis kausalitas dengan pendekatan Error Correction model : studi empiris

hutang luar negeri dengan defisit anggaran APBN di Indonesia. Jurnal EKO-REGIONAL,

Vol.3, No.1. Fakultas Ekonomi Universitas Jendral Soedirman.

Suparmoko, M. Edisi Keenam. 2013. Keuangan Negara Dalam Teori Dan Praktik. BPFE:

Yogyakarta.

Widharma, I Wayan Gayun, dkk. 2013. Utang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Kajian Terhadap

Faktor-faktor yang berpengaruh. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Universitas Udayana.