ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...
Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015
85
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN AKUNTANSI BARANG
MILIK NEGARA DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Oleh : Ilhamsyah Siregar, SE.,MM
Dosen : FEB – UNPAB Medan
ABSTRACT: The aim research are analyze and provide empirical evidence of influenced
by several factors likes leadership commitment, quantity and quality of human resources
and supporting facilities with simultaneous inference and partial for the successful
implementation of SIMAK-BMN at the State University of Medan. this research is
quantitative research emphasis on testing the causal relationships influence the
leadership's commitment, Quantity and Quality of human resources and supporting
facilities for the successful implementation of SIMAK -BMN. The research population is all
administration staff in state University of Medan which duties in general and equipment
field. This research using 38 sample. Data research obtained with give questioner to
respondent. Analysis technique used is multiple regression analysis with simultaneous
inference and partial. For hypothesis test used F and t test. The analysis result proved that
commitment of leadership, the quality of human resources, the quantity of human
resources, and good supporting facilities influenced the successful implementation of
SIMAK-BMN at the State University of Medan. the analysis partial showed the
commitment of leadership, quality of human resources, and supporting facilities have
positive influence on successful implementation SIMAK-BMN at University of Medan.
However the quantity of human resources didn’t influent on successful implementation
SIMAK-BMN.
Keywords: Accounting Information Systems Manajement State-owned goods,
commitment to leadership, human resources and supporting facilities.
PENDAHULUAN
Implementasi Sistem Informasi
Manajemen Akuntansi Barang Milik
Negara di Unversitas Negeri Medan
mengacu pada UU No. 17 tahun 2003
tentang Keuangan Negara, UU No. 1
tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara. Namun secara teknis mengacu
pada Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia No.59/PMK.06/2005
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Pusat, dimana
pada Peraturan tersebut diharuskan
bahwa pelaporan tentang Barang Milik
Negara harus menggunakan Sistem
Akuntansi Barang Milik Negara yang
nanti berganti nama menjadi Sistem
Informasi Manajemen Akuntansi Barang
Milik Negara berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Republik
No.171/PMK.05/2007.
Ada beberapa faktor yang mem-
pengaruhi keberhasilan penerapan sebuah
kebijakan termasuk implementasi Sistem
Informasi Manajemen Akuntansi Barang Milik
Negara di setiap Satuan Kerja, diantaranya
adalah komitmen/kepedulian Pimpinan, ke-
tersediaan sumber daya manusia baik secara
kuantitas maupun kualitas serta ketersediaan
sarana prasana sebagai alat pendukung.
Fadli (2004) Keberhasilan ataupun
kegagalan dalam penerapan kebijakan di suatu
organisasi berhubungan dengan peranan
seorang pemimpin. Kepemimpinan yang
efektif harus memberikan pengarahan terhadap
usaha-usaha semua staf dalam mencapai
tujuan organisasi.
Gordon (1976) menjelaskan bahwa
hubungan pimpinan dengan staf berpengaruh
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015
86
positif terhadap efektivitas
kepemimpinan. Di pihak lain, hubungan
positif tersebut tidak menjadi kepe-
mimpinannya secara administratif juga
efektif. Oleh karena itu, seorang
pemimpin sulit meneruskan peran
kepemimpinannya apabila terjadi
hubungan yang negatif dengan staf.
Terkait dengan implementasi Sistem
Informasi Manajemen Akuntantasi
Barang Milik Negara di Universitas
Negeri Medan juga dibutuhkan
kepemimpinan yang mampu meng-
gerakan seluruh stafnya dalam menjamin
kesuksesan implementasi tersebut.
Karena tanpa kepemimpinan atau
bimbingan, hubungan antara tujuan
perseorangan dan tujuan organisasi
mungkin menjadi tidak searah. Keadaan
ini menimbulkan situasi dimana
perseorangan bekerja untuk mencapai
tujuan pribadinya, sementara itu
keseluruhan organisasi menjadi tidak
efisien dalam pencapaian sasaran-
sasarannya.
Dale (1991) Seorang pemimpin
yang efektif harus memperhatikan
dengan baik orang maupun prosesnya.
Usahakanlah menciptakan iklim dimana
orang dapat bekerjasama untuk
mendapatkan hasil yang bermutu.
Usahakan agar orang mengakui bahwa
ada keterkaitan kuat antara kepuasan
bekerja dan pencapaian pekerjaan.
Dengan kata lain bahwa untuk
pencapaian sasaran dari suatu organisasi
dalam penerapan kebijakan diperlukan
kepemimpinan yang mampu
menciptakan iklim yang kondusif bagi
seluruh komponen organisasi sehingga
mampu bekerjasama untuk memperoleh
output yang sesuai dengan kebutuhan.
Impelementasi SIMAK-BMN selain
membutuhkan kemimpinan yang kuat
juga membutuhkan sumber daya
manusia baik dari segi jumlah maupun
kualitas. Menurut Dale (1991) tercapai
tidaknya tujuan organisasi sangat
ditentukan oleh “usaha manusia”, baik
dalam kegiatan perencanaan, pengor-
ganisasian, pengarahaan, pengkordinasian dan
pengendalian.
Dengan demikian dapat dikatakan
keberhasilan penerapan kebijakan dalam suatu
organisasi, baik organisasi yang bergerak pada
bidang pemerintahan seperti Universitas
maupun organisasi yang bergerak dalam
bidang usaha (bisnis), sangat ditentukan oleh
Ketersediaan Sumber Daya Manusia yang ada
pada organisasi tersebut. Selain komponen di
atas, ketersediaan fasilitas untuk terlaksananya
implementasi Sistem Informasi Manajemen
Akuntansi Barang Milik Negara menjadi
keharusan.
Kondisi riil di Universitas Negeri Medan
dapat dijelaskan bahwa Implementasi Sistem
Akuntansi dan Pelaporan keuangan
pemerintah pusat (termasuk Sistem Akuntansi
Keuangan dan Sistem Informasi Manajemen
Akuntansi Barang Milik Negara) belum
berjalan secara maksimal, hal ini dapat dlihat
dari Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
(LKPP) tahun 2004, 2005 dan 2006 oleh
Badan Pemeriksa Keuangan dinyatakan
disclimer/tidak memberikan pendapat apapun,
salah satunya yang membuat Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)
disclaimer adalah rendahnya kekayaan Negara
dibandingkan dengan kewajiban pemerintah
yang tercermin dalam Neraca Pemerintah
pusat.
Terkait dengan sistem pengelolaan
Barang Milik Negara di Satuan Kerja
Universitas Negeri Medan, sebelum tahun
2003 Unimed masih menggunakan sistem
manual dalam penatausahaan Barang Milik
Negara, tahun 2003 Unimed mulai
menerapkan sistem aplikasi digital bernama
SIVENTA (Sistem Inventaris Aset Tetap).
Seiring keluarnya peraturan Menteri Keuangan
No.59/PMK.06/2005 maka sejak tahun 2005
Universitas Negeri Medan sudah menjalankan
program Sistem Akuntansi Barang Milik
Negara. Hasil yang dicapai dengan
diterapkannya sistem Akuntansi Barang Milik
Negara tersebut adalah : (1) Daftar Inventaris
Ruang (DIR), (2) Kartu Inventaris Barang
(KIB), (3) Buku Inventaris Intra komtable, (4)
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015
87
Buku Inventaris Ektra komtabel, (5)
Daftar Inventaris Linnya (DIL), (6)
Laporan Barang Milik Negara
Semesteran (7) Laporan Milik Negara
Tahunan. Selain laporan tersebut
Universitas Negeri Medan sudah berhasil
menyajikan laporan Neraca barang
Tahun 2005 senilai Rp.
213.275.852.652,- (Dua ratus tiga belas
milyar dua ratus tujuh puluh lima juta
delapan ratus lima puluh dua ribu enam
ratus lima puluh dua rupiah), Neraca
barang Tahun 2006 senilai Rp.
233.191.516.597,- (Dua ratus tiga puluh
tiga puluh tiga milyar seratus sembilan
puluh satu juta lima ratus enam belas
ribu lima ratus sembilan puluh tujuh
rupiah). dan Tahun 2007 senilai Rp.
255.552.144.624,- (Dua ratus lima puluh
lima milyar lima ratus lima puluh dua
juta seratus empat puluh empat ribu
enam ratus dua puluh empat rupiah).
Dampak nyata diterapkannya Sistem
Akuntansi Barang Milik Negara adalah
tertibnya pengelolaan Barang Milik
Negara itu sendiri dan terjadinya Link
and Macth dengan pihak pengelola
keuangan dan perencanaan.
Dalam proses perjalanannya
Implementasi Sistem Akuntansi Barang
Milik Negara di Universitas Negari
Medan, masih belum maksimal sesuai
dengan apa yang diharapkan dan yang
diamanatkan Peraturan Mentri Keuangan
No. 171/PMK-.0/2007. Hal ini bisa
dilihat dari temuan Resume hasil
pemeriksaan laporan keuangan
Departemen Pendidikan Nasional tahun
2005 oleh Badan Pemeriksa Keuangan
dapat dilihat sebagai berikut : a)
Penatausahaan dan pengelolaan barang
inventaris dan Universitas Negeri Medan
kurang tertib dimana atas barang
inventaris rusak berat belum diajukan
untuk dihapuskan, sebagian tidak ada
nilainya dan atas barang inventaris rusak
berat yang telah dihapuskan masih
tercantum dalam laporan asset SABMN.
b) laporan asset SABMN Unimed belum
menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
Hal tersebut terjadi karena para pengelola
barang inventaris lalai mengajukan usulan
penghapusan barang inventaris rusak berat,
para pengelola barang inventaris tidak
mengukur asset tetap berdasarkan nilai
perolehan, dan para pengelola barang
inventaris tidak cermat dalam
menginventarisasi barang yang seharusnya
sudah dihapuskan.
Ada beberapa gejala/fenomena yang
muncul dalam pelaksanaan Pengelolaan
Barang Milik Negara : 1) Masih ada fakultas
dan Unit kerja yang membuat laporan secara
manua, 2) laporan mutasi dan kondisi barang
Belum disampaikan secara rutin oleh pihak
fakultas dan Unit Kerja, 3) Entry data
pengadaan ke Sistem Akuntansi Barang Milik
Negara masih mengalami keterlambatan, 4)
Sering ditemukan barang barang tidak pada
tempatnya dan keberadaannya tidak sesuai
dengan Daftar Barang Ruang (DBR) yang
sudah ditetapkan, 5) Masih banyak barang-
barang yang rusak berat belum dilakukan
penghapusan, 6) Sering terjadi perubahan
perubahan terhadap ruang yang sudah
ditetapkan, masih adanya barang inventaris
yang belum dikodefikasi.
Kondisi di atas mungkin disebabkan
oleh beberapa hal, yaitu: a) Sumber Daya
Manusia untuk mengerjakan laporan belum
sepenuhnya memadai baik dari segi kuantitas
maupun kualitas, b) belum maksimalnya
Komitmen Pimpinan dari setiap unit kerja dan
fakultas di lingkungan Unimed dalam
mengelola barang milik negara, c) Jumlah
Fasilitas pendukung pengelolaan Barang Milik
Negara barang di setiap unit kerja dan fakultas
belum maksimal
Fenomena-fenomena dan akar
permasalahan tersebut di atas tentunya
memunculkan beberapa kendala dalam
pengelolaan Barang Milik Negara di Satuan
Kerja Universitas Negeri Medan yang antara
lain; sulitnya membuat laporan kondisi barang
dan laporan mutasi barang secara rutin,
telatnya rekonsiliasi antara SABMN dan SAK
setiap bulan, belum tersedianya Neraca Barang
per Fakultas.
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015
88
Melihat fenomena ini maka teori-
teori yang menyatakan kepemimpinan,
sumberdaya manusia dan ketersediaan
fasilitas pendukung, memiliki peranan
dalam mendukung suksesnya
implementasi kebijakan dalam hal ini
Sistem Informasi Manajemen Akuntansi
Barang Milik Negara secara sekilas
memang terjadi pada Satuan Kerja
Universitas Negeri Medan walaupun
pernyataan ini harus didukung dengan
penelitian lebih mendalam, seperti
berapa besar pengaruh kepemimpinan,
sumberdaya manusia dan sarana
pendukung terhadap Impelementasi
Sistem Informasi Manajemen Akuntansi
Barang Milik Negara.
Definisi Operasional dan Pengukuran
Variabel
Dalam penelitian ini terdapat 4 jenis
variabel independen yaitu komitmen
pimpinan, kuantitas sumber daya
manusia, kualitas sumber daya manusia
dan fasilitas pendukung. Sedangkan
variabel dependen dalam penelitian ini
adalah Keberhasilan Implementasi
Sistem Informasi Manajemen Akuntansi
Barang Milik Negara (SIMAK-BMN).
METODE ANALISIS DATA
Uji Kualitas Data
Data penelitian ini akan dianalisis
melalui penggunaan alat bantu statistik,
dengan cara:
a. Uji validitas, dilakukan untuk
menjawab pertanyaan apakah
instrumen penelitian yang telah
disusun benar-benar akurat
sehingga mampu mengukur apa
yang seharusnya diukur (variabel
kunci yang diteliti). Uji tersebut
dimaksudkan untuk mengetahui
sejauhmana instrumen yang
digunakan sudah memadai untuk
mengukur apa yang seharusnya
diukur dengan cara meminta
pendapata atau penelitian para ahli
yang berkompeten dengan masalah
yang sedang diteliti (Supramono dan
Utami, 2004:72). Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan
suatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut. Jika r hitung (untuk r tiap butir
dapat dilihat pada kolom Corrected item-
total correlation) lebih besar dari r tabel
dan nilai positif, maka butir atau
pernyataan tersebut dikatakan valid
(Ghozali, 2002).
b. Uji reliabilitas, yaitu untuk menunjukkan
sejauhmana suatu hasil pengukuran
relatif konsisten jika diulang beberapa
kali (supramono dan Utami, 2004). Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal
jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai cronbach Alpha> 0.60
(Ghozali,2002).
Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian
hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian
asumsi klasik yang meliputi pengujian
normalitas data, multikollinieritas dan
heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data ini dilakukan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel
independen dan dependen memiliki distribusi
normal atau tidak . Model regresi yang baik
apabila distribusi data normal atau mendekati
normal (Ghozali, 2005). Uji normalitas
dideteksi dengan melihat penyebaran data pda
sumbu diagonal dari grafik atau dapat juga
dengan melihat histogram dari resudalnya.
Jika data menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik
histogramnya menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas, begitu juga sebaliknya.
b. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas ini bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015
89
bebas (Ghozali, 2005). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel bebas.
Pengujian multikolinieritas pada
penelitian ini dilakukan dengan uji
Collinierity Statistic. Menurut Ghozali
(2005) dalam melakukan uji
multikolinieritas harus diketahui terlebih
dahulu Variance Inflation Factor (VIF).
Pedoman untuk mengambil suatu
keputusan adalah sebagai berikut :
1) Jika Variance Inflation Factor
(VIF) > 10 maka ratinya
terdapat persoalan
multokolinieritas diantara
variabel bebas.
2) Jika Variance Inflation Faktor
(VIF) < 10 maka tidak terdapat
persoalan multikolinieritas
diantara variabel bebas.
c. Uji Heteroskedatisitas
Uji ini bertujuan menguji apakah
dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang
lain (Ghozali, 2005). Model Regresi
yang baik adalah yang homokesdastisitas
atau yang tidak terjadi heteroskedatisitas.
Untuk mendeteksi adanya
heteroskedatisitas dilakukan dengan uji
Gletsjer seperti yang disarankan oleh
Gujarati (1995) dalam Ghozali (2005)
yaitu dengan melakukan regresi antara
nilai residual dari model regresi dengan
variabel independen dan hasilnya harus
tidak signifikan. Tidak signifikan apabila
probabilitas signifikannya diatas 0.05
pada tingkat kepercayaan 5%.
Uji Statistik (Uji Signifikansi
Koefisien Regresi)
a. Uji F
Uji F dilakukan untuk melihat
pengaruh variabel-variabel bebas secara
keseluruhan terhadap variabel tidak
bebas. Pengujian dilakukan dengan
membandingkan nilai F hitung dan F
tabel, dimana bila Fhitung>Ftabel maka Ho
ditolak dan ini berarti bahwa variabel-
variabel bebas itu secara nyata mempengaruhi
variabel terikat.
b. Uji t
Uji ini dilakukan untuk melihat
signifikansi dari pengaruh variabel bebas
secara parsial dengan menganggap variabel
lainnya konstan. Kriteria pengujiannya adalah
bila t hitung lebih besar dari t tabel, maka pada
tingkat kepercayaan tertentu Ho ditolak Ha
diterima. Ini berarti bahwa variabel bebas
yang diuji secara nyata berpengaruh terhadap
variabel tidak bebas.
Penelitian ini menggunakan regresi
linier berganda yang sangat berguna untuk
melihat sejauh mana pengaruh antara variabel
bebas (independent) dengan variabel
tergantung (dependent) dengan memanfaatkan
program SPSS.
Berdasarkan variabel di atas kemudian
ditentukan persamaan regresi linier
bergandanya sebagai berikut:
44332211 XXXXY O
Dimana:
Y = variabel tak bebas
X1 = nilai variabel komitmen kepemimpinan
X2 = nilai variabel kualitas SDM
X3 = nilai variabel kuantitas SDM
X4 = nilai variable fasilitas pendukung
o = intercept, yaitu ketika X1, X2, X3, X4 =0
n ,,, 321 = koefisien X1, X2, X3, X4
c. Koefisien Determinasi R2
Koefisien determinasi untuk menghitung
persentase total variasi variabel bebas,
seberapa besar variasi bebas dijelaskan oleh
variabel tak bebas. Nilai R2 akan terletak
antara 0 sampai dengan 1. Semakin besar R2
atau semakin mendekati 1, berarti semakin
besar secara statistik kemampuan variabel
bebasnya menjelaskan prilaku variabel tidak
bebasnya.
HASIL PENELITIAN
Pengumpulan Data
Pengiriman kuesioner dilakukan mulai
tanggal 01 Nopember 2009 s/d 30 Nopember
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015
90
2009. kuesioner diantar langsung dan
diambil langsung oleh peneliti. Hal ini
dilakukan agar diperoleh tingkat
response rate yang tinggi. Data yang
terkumpul sebanyak 38 jawaban
kuesioner dari 38 kuesioner yang
dikirimkan kepada Pembantu Dekan II,
Asisten Direktur Pascasarjana, Kepala
Bagian Tata usaha Fakultas, Kepala
Bagian UHTP, Kepala Subbagian umum
dan Perlengkapan Fakultas, Kepala
Subbagian Perlengkapan UHTP dan staf
administrasi perlengkapan Fakultas dan
Pusat Administrasi.
Dari data ini berarti respon rate
responden penelitian ini sebesar 100
persen (38:38). Tingginya respon rate
responden dikarenakan pemberian
angket masih berada dilingkungan
Universitas Negeri Medan, sehingga
angket yang belum kembali terus ditagih
oleh peneliti. Berdasarkan penelitian
terdahulu tentang pengaruh komitmen
organisasi terhadap hubungan antara
partisipasi anggaran dengan senjangan
anggaran pada perguruan tinggi swasta
di kota Medan memiliki respon rate 56
persen (kersna:2005).
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Dari sebanyak 41 jawaban responden
yang digunakan dalam analisis data yang
terdiri dari responden pria 76% dan wanita
berjumlah 24%. Tingkat pendidikan
responden, SD sebanyak 11%, SMA sebanyak
18%, D-3 sebanyak 8%, S-1 sebanyak 42%, S-
2 sebanyak 18% dan S-3 sebanyak 3%.
Proporsi jabatan yang diemban dari responden
ini adalah Asisten Direktur II sebanyak 3%,
Pembantu Dekan II sebanyak 18%, Kepala
Bagian sebanyak 24%, Kepala Subbagian
sebanyak 24% dan pelaksana sebanyak 31%.
STATISTIK DESKRIPTIF
Untuk menggambarkan statistik
deskriptif yang menjelaskan demografi
responden berdasarkan nilai absolut mean,
standar deviasi, nilai minimum, nilai
maksimum atas umur diuraikan pada Tabel 2
yang mengikhtisarkan bahwa rata-rata (mean)
umur yang menjadi responden adalah 46.47
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa responden
rata-rata berada pada umur yang sangat
produktif untuk melakukan suatu aktivitas.
Tabel 2 Statistik Deskriptif Demografi Responden
Demografi Means Standar Deviasi Minimum Maksimum
Umur
Responden
46.47 7.62 27 55
Penjelasan statistik deskriptif
pada Tabel .3 mengenai statistik
deskriptif variabel penelitian yang
menunjukkan nilai mean, standar
deviasi, minimum dan maksimum
bertujuan untuk memudahkan
indentifikasi variabel komitmen
pimpinan, kuantitas sumber daya
manusia, kualitas sumber daya manusia,
fasilitas pendukung dan keberhasilan
implementasi SIMAK-BMN.
Variabel komitmen pimpinan
memiliki nilai mean 55.7632 dan dengan
skor jawaban berkisar 36 hingga 68
dengan standar deviasi 6.7601 yang
menggambarkan bahwa pimpinan memiliki
komitmen yang tinggi dalam pelaksanaan
implementasi SIMAK-BMN
Variabel kuantitas sumber daya
manusia memiliki nilai mean 12.6579 dengan
skor jawaban responden berkisar 4 hingga 19
dengan standar deviasi 3.1902, ini
menunjukkan responden juga menjawab
rendah terhadap jumlah sumber daya manusia
yang tersedia.
Variabel kualitas sumber daya manusia
memiliki nilai mean 40.2368 dan dengan skor
jawaban berkisar 31 hingga 48 dengan standar
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015
91
deviasi 4.5288 yang menggambarkan
bahwa responden menjawab cukup
tinggi untuk kualitas sumber daya
manusia.
Variabel fasilitas pendukung
memiliki nilai mean12.3684 dam dengan
skor jawaban berkisar 4 hingga 18
dengan standar deviasi 3.3965 yang
menggambarkan bahwa respoden menjawab
sedang untuk ketersediaan fasilitas pendukung
saat ini.
Uraian lebih rinci mengenai statistik
deskriptif variabel-variabel penelitian yang
digunakan untuk pengujian hipoteis
diikhtisarkan pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3 Statistik Deskriptif Variabel
Variabel Minimum Maximum Mean Standar
Deviasi
Komitmen Pimpinan 36 68 55.7632 6.7601
Kuantitas Sumber
Daya Manusia
4 19 12.6579 3.1902
Kualitas Sumber Daya
Manusia
31 48 40.2368 4.5288
Fasilitas Pendukung 4 18 12.3684 3.3965
Implementasi SIMAK-
BMN/Persediaan
29 45 35.8947 3.8188
Sumber: data primer, diolah
Uji Kualitas Data
Kualitas data yang dihasilkan
dari penggunaan instrumen penelitian
dapat dianalisis menggunakan pengujian
reliabilitas dan validitas. Tabel 5.4
menguraikan tentang pengujian reabilitas
instrumen dengan nilai Cronbach Alpha
dengan 14 item pertanyaan untuk
variabel komitmen pimpinan adalah
0.8255, 4 item pertanyaan untuk variabel
kuantitas sumber daya manusia adalah
0.8526, 10 item pertanyaan untuk
variabel kualitas sumber daya manusia
adalah 0.7921, 4 item pertanyaan untuk
variabel fasilitas pendukung adalah
0.7351 dan 9 item pertanyaan untuk variabel
implementasi SIMAK-BMN adalah 0.7767
(lampiran 3), sehingga nilai dari masing-
masing variabel yang digunakan dalam
penelitian ini diatas 0.60 yang mengisyaratkan
bahwa data yang dikumpulkan dengan
menggunakan instrumen tersebut reliable,
sesuai dengan kaidah nilai cronbach Alpha
yang dietapkan oleh Nunally (1978) dalam
Ghozali (2002), yaitu data yang reliable nilai
cronbach alphanya harus diatas 0.60.
Tabel 4 menunjukkan nilai cronbach alpha
dari masing-masing variabel penelitian yang
diuji.
Tabel 4 Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Jumlah Item r hitung rtabel Kesimpulan
1 Komitmen Pimpinan 14 0.8255 0.60 reliabel
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015
92
2 Kuantitas Sumber daya manusia 4 0.8526 0.60 reliabel
3 Kualitas Sumber daya manusia 10 0.7921 0.60 reliabel
4 Fasilitas Pendukung 4 0.7351 0.60 reliabel
5 Implementasi SIMAK-BMN 9 0.7767 0.60 reliabel Sumber : data primer, 2010
Uji validitas data yang
menjelaskan tentang validitas instrumen
atas beberapa pertanyaan variabel
komitmen pimpinan yang terdiri dari 14
item pertanyaan dari ke 14 item
pertanyaan mulai dari Q1 s.d. Q14
dinyatakan valid. sesuai dengan yang
disyaratkan yaitu jumlah skor item pertanyaan
dikorelasikan dengan total skor pertanyaan,
menghasilkan hubungan yang signifikan
sehingga secara umum instrumen mampu
menjelaskan dimensi komitmen
pimpinan.Seperti terlihat pada Tabel 5
Tabel 5 Hasil Uji Validasi Komitmen Pimpinan
Variabel Item Pearson’s
correlation Status
Komitmen Pimpinan
Q1 0.001 Valid
Q2 0.013 Valid
Q3 0.009 Valid
Q4 0.003 Valid
Q5 0.000 Valid
Q6 0.000 Valid
Q7 0.000 Valid
Q8 0.000 Valid
Q9 0.000 Valid
Q10 0.007 Valid
Q11 0.000 Valid
Q12 0.000 Valid
Q13 0.000 Valid
Q14 0.000 Valid
Untuk instrumen kuantitas
sumber daya manusia, menunjukkan
bahwa dari 4 item pertanyaan yang
diajukan Q15 s.d. Q 18 dinyatakan
valid. sehingga secara umum instrumen
mampu menjelaskan dimensi-dimensi dari
variabel kuantitas sumber daya manusia.
Seperti terlihat pada Tabel 6
Tabel 6 Hasil Uji Validitas Kuantitas Sumber Daya Manusia
Variabel Item Pearson’s
correlation Status
Q15 0.000 Valid
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015
93
Kuantitas Sumber Daya
Manusia
Q16 0.000 Valid
Q17 0.000 Valid
Q18 0.000 Valid Sumber : Data Primer (diolah)
Untuk instumen Kualitas Sumber
Daya Manusia, menunjukkan bahwa dari
10 item pertanyaan yang diajukan, Q19
s.d. Q28 dinyatakan valid. Sehingga
secara umum instrumen mampu menjelaskan
dimensi-dimensi kualitas sumber daya
manusia. Seperti terlihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Hasil Uji validitas Kualitas Sumber Daya Manusia
Variabel Item Pearson’s
correlation Status
Kualitas Sumber Daya
Manusia
Q19 0.000 Valid
Q20 0.000 Valid
Q21 0.000 Valid
Q22 0.000 Valid
Q23 0.000 Valid
Q24 0.000 Valid
Q25 0.000 Valid
Q26 0.003 Valid
Q27 0.007 Valid
Q28 0.000 Valid
Sumber : data primer (diolah)
Untuk instrumen fasilitas
pendukung, menunjukkan bahwa dari 4
item pertanyaan yang diajukan Q29 s.d.
Q32 dinayatakan valid . sehingga secara
umum instrumen mampu menjelaskan dimensi
fasilitas pendukung seperti terlihat pada Tabel
8.
Tabel 5.8 Hasil Uji Validitas Fasilitas Pendukung
Variabel Item Pearson’s
correlation Status
Fasilitas Pendukung
Q29 0.003 Valid
Q30 0.000 Valid
Q31 0.000 Valid
Q32 0.000 Valid
Sumber: data primer (diolah)
Untuk instrumen implementasi
SIMAK-BMN menunjukkan bahwa dari
9 item pertanyaan yang diajukan Q33
s..d Q41 dinyatkan valid. Sehingga
secara umum instrumen mampu menjelaskan
dimensi implementasi SIMAK-BMN seperti
terlihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Hasil Uji Validitas Implementasi SIMAK-BMN
Variabel Item Pearson’s
correlation Status
Q33 0.003 Valid
Q34 0.000 Valid
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015
94
Implementasi SIMAK-
BMN/persediaan
Q35 0.000 Valid
Q36 0.000 Valid
Q37 0.000 Valid
Q38 0.000 Valid
Q39 0.000 Valid
Q40 0.001 Valid
Q41 0.000 Valid
Sumber: data primer (diolah)
Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas data untuk
melihat apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan independennya
memiliki distribusi normal atau tidak.
Model yang paling baik adalah distribusi
data normal atau mendekati normal.
Berdasarkan teori batas memusat
(central limit theorem), ditunjukkan
bahwa kalau ada sejumlah vesar variabel
random yang didistribusikan secara
independent maka dengan beberapa
pengecualian, distribusi jumlahnya cenderung
mengikuti distribusi normal, apabila
banyaknya variabel seperti itu meningkat
tanpa batas (Muhammad, 2004).
Ketentuannya jika data menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas. Jika data jauh dari garis
diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas (Santoso,2000).
Sumber: Hasil Penelitian,2010 (data diolah)
Gambar 1 Hasil Uji Normalitas
Melihat Gambar 1 di atas, data-
data terlihat cenderung mengikuti garis
diagonal, sehingga data dalam penelitian
ini tergolong normal. Dengan demikian
data dalam penelitian ini layak untuk
diuji dengan regresi linear.
Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis
terlebih dahulu dilakukan evaluasi terhadap
kemungkinan pelanggaran asumsi klasik
regresi, yakni heteroskedastisitas,
multikolineritas.
Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah pengujian untuk
melihat adanya hubungan liniear yang
sempurna atau pasti diantara bebarapa atau
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: QT5
Observed Cum Prob
1.00.75.50.250.00
Exp
ecte
d C
um P
rob
1.00
.75
.50
.25
0.00
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015
95
semua yang menjelaskan model regrasi
(Gujarati, 2003). Untuk mendeteksi
adanya multikolinearitas, dilakukan
dengan melihat signifikansi korelasi
diantara variabel independen.
Untuk mendeteksi adanya
multikolinearitas, dilakukan dengan
melihat signifikansi korelasi yang
signifikan antara sesama variabel independen
berarti terdapat multikolinearitas atau terdapat
korelasi yang tinggi diantara sesama variabel
independen, angka yang diisyaratkan adalah
hingga mencapai nilai 1.00, kemudian juga
dilihat dari nilai VIF, dengan angka yang
disyaratkan tidak lebih besar dari 10
(Gujarati,1995).
Tabel 10 Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Komitmen
Pimpinan
Kuantitas
SDM
Kualitas
SDM
Fasilitas
Pendukung
Tolerance VIF
Komitmen
Pimpinan
1.000 0.366 0.656 0.298 0.540 1.850
Kuantitas
SDM
0.366 1.000 0.314 0.556 0.647 1.546
Kualitas
SDM
0.656 0.314 1.000 0.374 0.535 1.871
Fasilitas
Pendukung
0.298 0.556 0.374 1.000 0.646 1.548
Sumber: data primer (diolah)
Tabel 10 menjelaskan bahwa data
penelitian ini bebas dari asumsi
multikolinearitas terbukti dengan
koefisien korelasi yang rendah yaitu
dibawah 65% masih dibawah nilai 90%
yang disyaratkan. Nilai tolerance yaitu:
0.540, 0.647, 0.535, dan 0.646 masih
dibawah nilai yang disyaratkan (tidak
sampai 1) dan dari hasil perhitungan
nilai Varian Inflation Factor (VIF) yang
terdapat dalam persamaan regresi
penelitian ini adalah nilai : 1.850, 1.546,
1.871, 1.548 berarti lebih kecil dari nilai
yang disyaratkan yaitu 10. sehingga
dapat dikatakan bahwa hasil penelitian ini
bebas dari masalah multikolinearitas.
Heteroskesdastisitas
Untuk mendeteksi adanya
heteroskedastisitas dilakukan dengan uji
glesjer. Yaitu dengan melakukan regresi antara
nilai residual sebagai variabel dependen
dengan variabel independen model regresi
yang diajukan, dan untuk menentukan
persamaan regresi bebas heteroskedastisitas
maka hasil regresi tersebut harus tidak
signifikan. Hasil penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel 5.11 dibawah ini:
Tabel 11. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model Pengujian Nilai Signifikan
Implementasi SIMAK/Persediaan (QT5) =b0 + b1
Komitmen pimpinan + b2 Kuantitas SDM + b3 Kualitas
SDM + b4 Fasilitas Pendukung + e
1.000
(tidak signifikan)
Sumber : data primer (diolah)
Uji Statistik
a. Uji Signifikansi Keseluruhan (F-
test)
Dari hasil penelitian diketahui bahwa
untuk model penelitian Fhitung= 8.294
signifikan pada tingkat =5%. Jika
dibandingkan dengan tabel distribusi F pada
tingkat signifikansi atau type error sebesar 5%
maka nilai tabel distribusi
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015
96
),1( kNkF =3.32. nilai distribusi F
dari hitungan di atas lebih besar dari nilai
tabel distribusi F artinya secara bersama-
sama semua parameter atau variabel
bebas pada model penelitian yaitu
komitmen pimpinan, kuantitas sumber
daya manusia, kualitas sumber daya manusia,
dan fasilitas pendukung mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap keberhasilan
implementasi SIMAK-BMN.
Tabel 12. Nilai Perbandingan Fhitung dan Ftabel
Fhitung Ftabel Kesimpulan
8.294 3.32 Nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel
sehingga memiliki pengaruh yang
signifikan
Sumber: data primer, diolah (2010)
b. Uji Signifikansi individual (t-test)
Uji parameter individu untuk
mengetahui pengaruh masing-masing
variabel penjelas secara sendiri-sendiri
dilakukan dengan melihat
probabilitasnya pada berbagai tingkat
signifikansi. Uji parameter dengan
melihat hasil estimasi OLS menunjukkan
variabel eksplanatoris yang signifikan
pada 05.0 yaitu variabel komitmen
pimpinan(Q1) dengan thitung=1.770
dengan ttabel =1.679 dengan thitung lebih
besar daripada ttabel berarti komitmen pimpinan
mempengaruhi implementasi SIMAK-
BMN/persediaan, variabel kuantitas sumber
daya manusia (Q2) yang signifikan pada
=0.531 dengan thitung=-0.634 dengan ttabel=-
1.679 dengan t hitung lebih kecil dari minus ttabel
berarti kuantitas sumber daya manusia tidak
signifikan pengaruhnya terhadap implementasi
SIMAK-BMN. Variabel kualitas sumber daya
manusia (Q3) signifikan pada 109.0 .
Sedangkan variabel fasilitas pendukung
signifikan pada 016.0 .
Tabel 13 hasil koefisien regresi dan thitung
Variabel B thitung Signifikan
Konstanta
X1
X2
X3
X4
13.238
0.167
-0.116
0.234
0.436
2.964
1.770
-0.634
1.649
2.538
0.006
0.086
0.531
0.109
0.016
Sumber: data primer, diolah
c. Koefisien Determinasi R2
Nilai koefisien determinasi
menyatakan hubungan keragaman total
variabel terikat yang dapat diterangkan
atau diperhitungkan oleh keragaman
variabel bebasnya. Pada hasil estimasi
model penelitian dengan menggunakan
metode OLS menunjukkan nilai R2
sebesar 0.501 yang berarti bahwa 50.1 persen
perilaku variabel terikat yakni nilai
Implementasi SIMKA/persediaan dapat
dijelaskan oleh variabel bebasnya yaitu
komitmen pimpinan, kuantitas sumber daya
manusia, kualitas sumber daya manusia, dan
fasilitas pendukung. Sedangkan 49.9 persen
diterangkan oleh variabel lain di luar model.
Tabel 14. Nilai Koefisien R Square
Model Summary b
.708 a .501 .441 2.8555 Model 1
R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Predictors: (Constant), QT4, QT1, QT2, QT3 a.
Dependent Variable: QT5 b.
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015
97
Pembahasan
Tabel 15 Hasil Analisis Regresi Secara Penuh
R R square Adusted R
Square
F Sig
0.708 0.501 0.441 8.294 0.000
Nilai koefisien regresi variabel
Komitmen Pimpinan (Q1) bertanda
positif yaitu sebesar 0.167 dengan
thitung=1.770 dan signifikan pada nilai
0.086 menunjukkan hubungan
positif antara komitmen pimpinan dan
keberhasilan implementasi SIMAK-
BMN/persediaan, sehingga jika
komitmen pimpinan meningkat maka
keberhasilan implementasi SIMAK-
BMN/persediaan juga meningkat,
apabila dilihat dari koefisiennya, jika
terjadi kenaikan komitmen pimpinan
sebesar 1 persen maka rata-rata tingkat
keberhasilan implementasi SIMAK-
BMN/persediaan juga akan mengalami
peningkatan sebesar 0.167. atau dengan
kata lain, jika komitmen pimpinan baik
akan mengakibatkan kinerja staf
pelaksana tinggi, sebaliknya jika
komitmen pimpinan yang buruk maka
mengakibatkan kinerja staf pelaksana
renda dalam melaksanakan implemenasi
SIMAK-BMN/persediaan di unit kerja.
Merujuk kepada teori-teori
kepemimpinan yang ada, maka hasil
penelitian ini cukup relevan dengan
kajian teori tersebut. Misalnya dalam
“teori Michigan” Robin (1996) bahwa
komitmen pimpinan yang berorientasi
pada kelompok kerja memiliki hubungan
dengan peningkatan kinerja kelompok
kerja. Hal ini juga sejalan dengan hasil
penelitian acep komara (2005) tentang
analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja sistem informasi
akuntansi yang menyatakan bahwa salah satu
faktor yang sangat berpengaruh adalah
dukungan dari top management.
Nilai koefisien regresi variabel
kuantitas sumber daya manusia (Q2) bertanda
negatif yaitu sebesar -0.116 dengan thitung=-
0.634 dan signifikan pada 0.531
menunjukkan hubungan negatif antara
kuantitas sumber daya manusia dan
keberhasilan implementasi SIMAK-
BMN/persediaan, sehingga penambahan pada
jumlah sumber daya manusia tidak serta merta
akan ikut meningkatkan keberhasilan
implementasi SIMAK-BMN/persediaan.
Nilai koefisien regresi variabel kualitas
sumber daya manusia (Q30 bertanda positif
yaitu sebesar 0.234 dengan thitung=1.649 dan
signifikan pada 0.109 menunjukkan
hubungan positif antara kualitas sumber daya
manusia dengan keberhasilan implementasi
SIMAK-BMN/persediaan, sehingga
peningkatan kualitas sumber daya manusia
maka keberhasilan implementasi SIMAK-
BMN/persediaan juga akan meningkat, apabila
dilihat dari koefisiennya, jika terjadi kenaikan
1 persen kualitas sumber daya manusia maka
rata-rata tingkat keberhasilan implementasi
SIMAK-BMN juga akan mengalami
peningkatan sebesar 0.234. hal ini bersesuai
dengan hasil penelitian rosidah (2003) bahwa
kompetensi sumber daya manusia sangat
pengaruh terhadap kinerja. Hal ini juga sesuai
dengan pendapat armstrong (1998) bahwa
kompetensi adalah knowledge, skill dan
kualitas individu untuk mencapai kesuksesan
pekerjaanya.
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015
98
Nilai koefisien fasilitas
pendukung (Q4) bertanda positif yaitu
sebesar 0.436 dengan thitung=2.538 dan
signifikan pada 0.016 menunjukkan
hubungan positif antara ketersediaan
fasilitas pendukung dengan keberhasilan
implementasi SIMAK-BMN/persediaan,
sehingga peningkatan fasilitas
pendukung maka keberhasilan
implementasi SIMAK-BMN juga akan
meningkat, hal ini sesuai dengan
kenyataan dilapangan yang menunjukkan
bahwa dengan tersedianya perangkat
berupa personal komputer dalam
implementasi SIMAK-BMN/persediaan
masih dirasa kurang, hal ini dikarenakan
dalam pelaporan ada aktivitas
rekonsiliasi antara unit akuntansi
pembantu kuasa pengguna barang dalam
hal ini fakultas dengan unit akuntansi
kuasa pengguna barang dalam hal ini
universitas. Sehingga para operator
merasa sangat kesulitan jika pada saat
terjadi rekonsiliasi terjadi error pada data
karena harus kembali ke fakultas. Oleh
karena itu ketersediaan fasilitas
pendukung berupa notebook sangat
diperlukan (saat ini belum tersedia)
untuk menjamin ketepatan waktu dalam
pelaporan dengan meminimalkan error
data yang terjadi dengan cara
memperbaiki data dapat dilakukan di
universitas saja.
KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan diatas diperoleh
kesimpulan bahwa secara
keseluruhan benar hipotesis yang
menyatakan bahwa komitmen
pimpinan, kuantitas sumber daya
manusia, kualitas sumber daya
manusia dan fasilitas pendukung
mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap keberhasilan
implementasi SIMAK-BMN. Hal ini
berarti bahwa komitmen pimpinan,
kualitas sumber daya manusia dan
fasilitas pendukung yang baik akan
meningkatkan keberhasilan implementasi
SIMAK-BMN di Universitas Negeri
Medan.
2. Secara parsial komitmen pimpinan,
kualitas sumber daya dan fasilitas
pendukung memiliki pengaruh yang positif
berarti komitmen pimpinan, kualitas
sumber daya manusia dan fasilitas
pendukung mempengaruhi Implementasi
SIMAK-BMN. sedangkan Kuantitas
sumber daya manusia memiliki pengaruh
yang negatif Hal ini menunjukkan bahwa
banyaknya staf atau adanya penambahan
staf tidak serta merta akan meningkatkan
keberhasilan implementasi SIMAK-BMN
di Universitas Negeri Medan.
3. Perilaku variabel bebas yakni komitmen
pimpinan, kuantitas sumber daya manusia,
kualitas sumber daya manusia, dan
fasilitas pendukung mempengaruhi atau
berkontribusi terhadap variabel terikat
yakni keberhasilan implementasi SIMAK-
BMN sebesar lima puluh koma satu
persen. Sedangkan sisanya sebesar
dipengaruhi atau diterangkan oleh
variabel lain diluar model.
SARAN
a. Untuk mendapatkan data yang valid dari
pengisian kuisioner yang disampai pada
responden, disarankan kepada peneliti
selanjutnya untuk melakukan wawancara
secara langsung sekaligus pengisian
kuesioner.
b. Untuk peneliti selanjutnya diberikan saran
dan rekomendasi sebagai berikut yaitu
untuk memperoleh sampel penelitian yang
representatif dari populasi pengguna
SIMAK-BMN maka dapat dilakukan
penelitian selanjutnya dengan memperluas
sampel hingga seluruh satuan kerja yang
berada di Provinsi Sumatera Utara.
c. Perlunya penambahan metode pada
penelitian berikutnya seperti observasi
langsung, dan wawancara kepada
responden selain penyampaian kuesioner.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015
99
Ahmad Gofur dan Fuad Noo, 2009.
Integrated Human Resources
Development Berdasarkan
pendekatan CB-HRM, CBT dan
CPD, Grasindo, Jakarta
Arvan Pradiansyah, 1999. Lima Prinsip
Pembangunan Komitmen.
Manajemen. Edisi No.125 hal 31.
Pustaka Binaman Pressindo.
Jakarta.
Efferin Sujoko dkk, 2008. Metode
Penelitian Akuntansi,
Mengungkap Fenomena dengan
Pendekatan Kuantitatif dan
Kualitatif, Graha Ilmu,
Yogyakarta
Elha Santoso & James Arifin,1994.
Kamus Lengkap Inggris-
Indonesia, Indonesia-Inggris. CV
Pustaka Agung Harapan.
Surabaya.
Fadli Ahmad, 2004. Pengaruh gaya
Kepemimpinan terhadap Kinerja
Karyawan pada PT.kawasan
Industri Medan.Tesis, Universitas
Sumatera Utara.Medan.
FX. Isbagyo Wiyono, 1999.
Menyamakan Persepsi tentang
Komitmen. Manajemen. Edisi
No.126 hal.34. Pustaka Binaman
Pressindo. Jakarta.
Kartono, Kartini, 1998. Pemimpin dan
kepemimpinan: apakah
kepemimpinan abnormal itu, rajawali,
Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset
Untuk Bisnis & Ekonomi, Erlangga,
Jakarta.
Luciana, Irmaya, 2002. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja sistem
informasi akuntansi bank umum
pemerintah di wilayah Surabaya.
Nur Afiah, Nunuy, 2009. Akuntansi
Pemerintahan : Implementasi
Akuntansi Keuangan Pemerintahan
Daerah, Kencana, Jakarta
Reksohadiprodjo, Sukanto, Handoko, T hani,
2001. Organisasi perusahaan, BPFE,
Yogykarta.
Riandi,2007. Faktor-faktor yang
mempengaruhi implementasi sistem
akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah (SAKIP) dilingkungan
pemerintah provinsi Kalimantan
Timur.
Riduwan dan Sunarto, 2009. Pengantar
Statistika Untuk Penelitian Pendidikan,
Sosial, Komunikasi, Ekonomi dan
Bisnis, Alfa Beta, Bandung
Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella, 2009.
Manajemen Sumber Daya Manusia
Untuk Perusahaan, Rajawali Perss,
Jakarta.
Rosidah, 2003. Pengaruh Kompetensi sumber
daya manusia terhadap kinerja PT. Cheil
Jedang Indonesia di Jombang Jawa Timur.
Surabaya. Thesis.