Amyas 2014
-
Upload
yolla-monica-angelia-thenu -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
description
Transcript of Amyas 2014
-
Jurnal Akuntansi ISSN 2302-0164
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 9 Pages pp. 1- 9
1 - Volume 3, No. 1, Februari 2014
PENGARUH QUICK RATIO, EARNING PER SHARE, DAN
RETURN ON INVESTMENT TERHADAP DIVIDEN KAS PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR FOOD AND
BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
Amyas1, Muhammad Arfan
2, Hasan Basri
2
1) Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2) Fakultas EkonomiUniversitas Syiah Kuala
Abstract: This study is aimed to examine and analyze (1) the effect of the quick ratio, earnings
per share, and return on investment as simultaneously onthe cash dividends (2) the effect of the
quick ratio onthe cash dividends (3) the effect of earnings per share on the cash dividend (4)
the effect of the return on investment on cash dividends. The population in this study are 24
companies manufacturing sector, Food and Beverages in the Indonesia Stock Exchange that
has a quick ratio, earnings per share, and return on investment and pay cash dividends. Time
horizon used is a combination of the cross-sectional time series. This study uses census. To
examine the effect of quick ratio, earnings per share, and return on investment of the cash
dividend is used multiple linear regression models. Results of this study indicate that (1)
simultaneously quick ratio, earnings per share, and return on investment have influence to the
cash dividend. (2) quick ratio has a positive effect on cash dividends, (3) earnings per share
has a positive effect on cash dividends, (4) return on investment positive effect on the cash
dividend.
Keywords: Quick ratio, earnings per share, return on investment, cash dividends
Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis (1)pengaruh quick
ratio,earning per share, dan return on invesmentsecara bersama-sama terhadap dividen kas(2)
pengaruh quick ratio terhadap dividen kas (3) pengaruh earning per share terhadap dividen
kas (4) pengaruh return on invesment terhadap dividen kas.Populasi dalam penelitian ini yaitu
24 perusahaan manufaktur sektor Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia yang memiliki
quick ratio, earning per share, dan return on investment serta membayarkan dividen kas.
Horizon waktu yang digunakan adalah cross sectional dengan time series. Penelitian ini
menggunakan metode sensus. Untuk menguji pengaruh quick ratio, earning per share, dan
return on investment terhadap dividen kas digunakan model regresi linierberganda.Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa (1) secara bersama-samaquick ratio, earning per share, dan
return on investment berpengaruh positif terhadap dividen kas. (2) quick ratio berpengaruh
positif terhadap dividen kas, (3) earning per share berpengaruh positif terhadap dividen kas,
(4)return on investmentberpengaruh positif terhadap dividen kas.
Kata Kunci: Quick ratio, earning per share, return on investment, dividen kas
PENDAHULUAN
Aktivitas yang dihadapkan pada berbagai
macam risiko dan ketidakpastian yang
seringkali sulit diprediksikan oleh para investor.
Untuk mengurangi kemungkinan risiko dan
ketidakpastian yang akan terjadi, investor
memerlukan berbagai macam informasi, baik
informasi yang diperoleh dari kinerja
perusahaan maupun informasi lain yang relevan
seperti kondisi ekonomi dan politik dalam suatu
negara. Informasi yang diperoleh dari
perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja
-
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No. 1, Februari 2014 - 2
perusahaan yang tercermin dalamlaporan
keuangan.
Investor mempunyai tujuan utama dalam
menanamkan dananya ke dalam perusahaan
yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat
kembalian investasi (return) baik berupa
pendapatan dividen (dividend yield) maupun
pendapatan dari selisih harga jual saham
terhadap harga belinya (capital gain). Dalam
hubungannya dengan pendapatan dividen, para
investor umumnya menginginkan pembagian
dividen yang relatif stabil, karena dengan
stabilitas dividen dapat meningkatkan
kepercayaan investor terhadap perusahaan
sehingga mengurangi ketidakpastian investor
dalam menanamkan dananya kedalam
perusahaan.
Bagi pihak manajemen, dividen tunai
merupakan arus kas keluar yang mengurangi
kas perusahaan.Oleh karenanya kesempatan
untuk melakukan investasi dengan kas yang
dibagikan sebagai dividen tersebut menjadi
berkurang. Di sisi lain perusahaan dihadapkan
pada berbagai macam kebijakan, antara lain:
perlunya menahan sebagian laba untuk
reinvestasi yang mungkin lebih menguntungkan,
kebutuhan dana perusahaan, likuiditas
perusahaan, target tertentu yang berhubungan
dengan rasio pembayaran dividen dan faktor
lain yang berhubungan dengan kebijakan
dividen (Sadalia dan Saragih, 2008).
Dividen kas merupakan bentuk
pembayaran dividen yang banyak diinginkan
investor dibandingkan dengan diividen dalam
bentuk lain, karena pembayaran dividen tunai
membantu mengurangi ketidakpastian investor
dalam aktivitas investasinya pada suatu
perusahaan. Demikian pula stabilitas dividen
yang dibayarkan juga akan mengurangi
ketidakpastian dari profitabilitas perusahaan,
sehingga stabilitas dividen juga merupakan
faktor penting yang harus dipertimbangkan oleh
manajemen perusahaan (Hidayati,2006).
Sangat banyak faktor yang menjadi
pertimbangan mengenai kebijakan dividen kas
pada suatu perusahaan.Diantara faktor tersebut
adalah quick ratio, earning per share dan return
on investment.Quick ratio merupakan rasio
yang digunakan untuk menghitung besarnya
kemampuan aktiva lancar untuk melunasi
hutang lancar, namun aktiva lancar yang
dihitung sudah dikurangi dengan persediaan.
Persediaan pada umumnya merupakan aset
lancar perusahaan yang paling tidak likuid
sehingga persediaan merupakan aset, dimana
kemungkinan besar akan terjadi kerugian jika
terjadi likuidasi. Oleh karena itu, rasio yang
mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk
membayar kewajiban jangka pendek tanpa
mengandalkan penjualan persediaan sangat
penting artinya (Brigham dan Houston,
2010:135).
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Dividen
Menurut Hanafi (2004:361), dividen
merupakan kompensasi yang diterima oleh
pemegang saham, disamping capital gain.
Dividen ini untuk dibagikan kepada para
pemegang saham sebagai keuntungan dari laba
-
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
3 - Volume 4, No. 1, Februari 2014
perusahaan.Dividen ditentukan berdasarkan
dalam rapat umum anggota pemegang saham
dan jenis pembayarannya tergantung kepada
kebijakan pimpinan.
Stice, Stice, dan Skousen (2005:651)
menyatakan dividen sebagai berikut: Dividen
merupakan pembagian laba kepada para
pemegang saham perusahaan sebanding dengan
jumlah saham yang dipegang oleh masing-
masing pemilik. Dividen dapat berupa uang
tunai maupun saham.Terkait dengan dividen
terdapat 3 tanggal penting, yaitu pengumuman,
pencatatan, dan
pembayaran/pembagian.Dividen tunai (cash
dividend) umumnya lebih menarik bagi
pemegang saham dibandingkan dengan dividen
saham (stock dividend).Dividen tunai (cash
dividend) merupakan dividen yang dibayar oleh
emiten kepada para pemegang saham secara
tunai untuk setiap lembarnya (dividend per
share).
Baridwan (2000:434) menyatakan dividen
adalah proporsi laba atau keuntungan yang
dibagikan kepada para pemegang saham dalam
jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar
saham yang dimilikinya. Menurut Ang
(1997:182), dividen merupakan nilai
pendapatan bersih perusahaan setelah pajak
dikurangi dengan laba ditahan (retained
earning) yang ditahan sebagai cadangan
perusahaan.
Menurut Riyanto (2004:265), dividen
adalah aliran kas yang dibayarkan kepada para
pemegang saham atau equity investor.
Persentase dari laba bersih yang akan
dibayarkan kepada pemegang saham sebagai
cash dividend disebut dividend payout ratio.
Rasio pembayaran dividen menentukan jumlah
laba yang dibagi dalam bentuk dividen kas dan
laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan.
Quick Ratio
Quick ratio menunjukkan kemampuan
aktiva lancar yang paling likuid mampu
melunasi hutang lancar.Semakin besar rasio ini
maka semakin baik keuangan perusahaan.Rasio
ini mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan
tidak memperhitung-kan persediaan, karena
persediaan memerlukan waktu yang cukup lama
untuk direalisasi menjadi kas.
Persediaan juga akun yang nilai bukunya
paling tidak dapat diandalkan sebagai ukuran
nilai pasar karena tidak diperhitungkannya
kualitas persediaan. Sebagian persediaan bisa
ternyata rusak, usang atau hilang (Ross,
Westerfield, dan Jordan, 2009:81).
Earning Per Share
Para calon pemegang saham tertarik
dengan EPS (earning per share) yang besar,
karena hal ini merupakan salah satu indikator
keberhasilan perusahaan.EPS merupakan
tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih
perusahaan pada saat menjalankan
operasinya.Keuntungan yang layak dibagikan
kepada pemegang saham adalah keuntungan
setelah perusahaan memenuhi seluruh
kewajiban bunga dan pajak. Dengan kata lain
EPS menggambarkan laba bersih perusahaan
-
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No. 1, Februari 2014 - 4
yang diterima oleh setiap saham.
Return On Investment
ROI (return on investment) adalah ukuran
yang baik untuk mengevaluasi kemampuan
perusahaan atau dalam mencapai sasaran
profitabilitas secara sederhana.ROI adalah hasil
bagi antara laba bersih sebelum pajak dengan
total aktiva. Menurut Mulyadi (2001:40) ROI
merupakan perbandingan laba dengan investasi
yang digunakan untuk menghasilkan laba.
Menurut Syamsuddin (2007:59) ROI
yang juga sering disebut dengan return on
total asset merupakan pengukuran
kemampuan perusahaan secara keseluruhan di
dalam menghasilkan keuntungan dengan
jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di
dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini,
semakin baik keadaaan suatu perusahaan.
Atkinson, Kaplan, dan Young (2004:562)
menyatakan bahwa return on assets atau yang
sering disebut dengan return on investment
dapat dijadikan sebuah ukuran dari tingkat
pengembalian yang dihasilkan oleh assets
organisasi atau bagaimana kemamapuan
perusahaan menghasilkan laba bersih
berdasarkan tingkat assets tertentu. Makin
tinggi rasio yang diperoleh maka semakin
efisien manajemen assets perusahaan.
Kerangka Pemikiran
Quick ratio membandingkan antara aktiva
lancar setelah dikurangi dengan persediaan
dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan
kemampuan aktiva lancar yang paling likuid
mampu menutupi hutang lancar.Semakin besar
rasio ini semakin baik.Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya dengan tidak
memperhitungkan persediaan, karena
persediaan memerlukan waktu yang relatif lama
untuk direalisasikan menjadi uang kas.Saldo
persediaan yang relatif tinggi sering kali
merupakan pertanda kesulitan jangka pendek
(Ross, Westerfield, dan Jordan, 2009:81).Rasio
ini lebih tajam dari pada rasio lancar karena
tidak memperhitungkan persediaan.
Dalam hubungannya dengan pembagian
dividen, Brigham dan Houston (2010:135)
menambahkan bahwa ketersediaan kas dapat
menjadi kendala dalam pembagian
dividen.Dimana dividen tunai dapat dibagikan
hanya dengan tersedianya uang tunai.Dalam hal
ini, quick ratio menggambarkan kemampuan
kas perusahaan dalam memenuhi hutang jangka
pendeknya.
Quick ratio dari suatu perusahaan
merupakan faktor yang penting yang harus
dipertimbangkan sebelum mengambil
keputusan untuk menetapkan besarnya dividen
yang akan dibayarkan kepada para pemegang
saham. Oleh karena dividen merupakan arus
kas keluar, maka makin kuat posisi quick ratio
perusahaan berarti semakin besar kemampuan
untuk membayar dividen (Riyanto, 2004:267).
Laba per lembar saham (earning per
share) merupakan kemampuan per lembar
saham untuk menghasilkan laba (Harahap,
2010:311). Total keuntungan tersebut diukur
dari rasio antara laba bersih setelah pajak
-
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
5 - Volume 4, No. 1, Februari 2014
(earnings after tax) terhadap jumlah lembar
saham yang beredar (outstanding share). Laba
bersih yang diperhitungkan tersebut setelah
dikurangi dengan dividen untuk para pemegang
saham prioritas/minoritas (preferred stock).
Semakin besar earning after tax maka
dividen kas per lembar saham (cash dividend
per share) yang akan diterima oleh para
pemegang saham biasa (common stock) juga
semakin besar. Hal tersebut dengan asumsi jika
dividen bagi para pemegang saham minoritas
dan jumlah saham yang beredar (saham biasa)
relatif tetap. Teori ini juga di dukung oleh
Sunarto dan Kartika (2003) dan Nugrahono
(2010) yang menunjukkan bahwa earning per
share berpengaruh signifikan positif terhadap
dividend per share pada perusahaan manufaktur
yang listing di BEJ periode 1999-2000. Dengan
demikian berdasarkan teori dan uraian tersebut
ada pengaruh earning per share terhadap
dividen kas.
ROI (return on investment) merupakan
ukuran efektivitas perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan
untuk operasi.Semakin besar ROI menunjukkan
kinerja perusahaan yang semakin baik, karena
tingkat kembalian investasi (return) semakin
besar. Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa
return yang diterima oleh investor dapat berupa
pendapatan dividend dan capital gain. Dengan
demikian meningkatnya ROI juga akan
meningkatkan pendapatan dividen (terutama
cash dividend).
Teori ini didukung oleh bukti empiris
Lintner (1956) yang menyimpulkan bahwa
kemampuan perusahaan untuk menbayar
dividen merupakan fungsi dari keuntungan.
Lebih lanjut Lintner mengemukakan bahwa
perusahaan hanya akan meningkatkan dividen
apabila profit meningkat.Demikian pula dari
hasil penelitian Suherli (2006) yang
menunjukkan bahwa ROI berpengaruh sangat
signifikan terhadap dividen kas. Dengan
demikian profitabilitas mutlak diperlukan untuk
perusahaan apabila hendak membayar
dividen.Dengan demikian berdasarkan teori dan
uraian tersebut ada pengaruh ROI terhadap
dividen kas.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang
telah dipaparkan sebelumnya, hipotesis
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Quick ratio, earning per share dan return on
investment secara bersama-sama
berpengaruh terhadap dividen kas pada
perusahaan Food and Beverages di Bursa
Efek Indonesia.
2. Quick ratio secara parsial berpengaruh
terhadap dividen kas pada perusahaan Food
Return On
Invesment
Quick
Ratio
Dividen Kas Earning
Per Share
-
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No. 1, Februari 2014 - 6
and Beverages di Bursa Efek Indonesia.
3. Earning per sharesecara parsial berpengaruh
terhadap dividen kas pada perusahaan Food
and Beverages di Bursa Efek Indonesia.
4. Return on investmentsecara parsial
berpengaruh terhadap dividen kas pada
perusahaan Food and Beverages di Bursa
Efek Indonesia
METODE PENELITIAN
Desain penelitian melibatkan serangkaian
pilihan yang sangat tergantung seberapa hati-
hati peneliti memilih berbagai alternatif desain
yang dapat memenuhi tujuan tertentu dari
penelitian.
Sekaran (2006:155) desain penelitian
dijelaskan sebagai berikut :
1. Tujuan Studi. Tujuan studi ini adalah
untuk menguji hipotesis (hypothesis
testing) yang dikembangkan berdasarkan
teori-teori dan penelitian terdahulu.
2. Jenis Investigasi. Penelitian ini bersifat
kausalitas, yaitu tipe penelitian yang
menyatakan ada hubungan sebab akibat
antara variabel independen yaitu quick
ratio, earning per share, return on
instment variabel dependen yaitu dividen
kas.
3. Tingkat Intervensi Peneliti. Tingkat
intervensi peneliti dalam penelitian ini
adalah intervensi minimal dimana peneliti
melakukan penelitiannya tanpa
mengintervensi aktivitas normal
perusahaan manufaktur sektor Food and
Beveragesyang menjadi unit analisis
penelitian.
4. Pengaturan Studi. Untuk menguji
hipotesis dalam penelitian ini diperlukan
data dari lingkungan yang sebenarnya
yaitu studi pada perusahaan manufaktur
sektor Food and Beverages yang ada di
Bursa Efek Indonesia.
5. Unit Analisis. Penelitian ini melakukan
pengujian terhadap hubungan antara quick
ratio, earning per share, return on
investment dengan dividen kas pada
perusahaan Food and Beverages.
Pengujian akan dilakukan pada perusahaan
manufaktur sektor Food and Beverages
berdasarkan data yang peroleh di Bursa
Efek Indonesia. Oleh karena itu, unit
analisis dalam penelitian ini adalah
organisasi.
6. Horizon Waktu. Dalam penelitian ini
horizon waktu yang dilakukan adalah
gabungan antara cross sectional dengan
timeseries dimana data dikumpulkan pada
beberapa perusahaan dan lebih dari satu
batas waktu dalam rangka menjawab
pertanyaan penelitian.
Populasi Penelitian
Populasi mengacu pada keseluruhan
kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang
ingin peneliti investigasi
(Sekaran,2006:121).Populasi dalam penelitian
ini adalah perusahaan manufaktur sektor Food
and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dari tahun 2007-2010 yang
-
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
7 - Volume 4, No. 1, Februari 2014
telah memenuhi kriteria.
Peneliti memilih perusahaan Food and
Beverages sebagai populasi penelitian karena
produk yang dihasilkan digunakan oleh orang
banyak dan produk tersebut sangat dibutuhkan
oleh konsumen dan hampir pasti tetap dibeli
dan diminati oleh konsumen, sehingga
perusahaan ini mampu bertahan dalam kondisi
kebijakan model apapun yang dibuat.
Disamping itu Food and Beverages adalah
perusahaan yang telah Go Publik, perusahaan
yang telah Go Publik berkewajiban untuk
membayar dividen kepada masing-masing
pemegang sahamnya minimal sekali dalam tiga
tahun. Setelah dilakukan pengamatan awal
ternyata tidak semua perusahaan Food and
Beverages membagikan dividen kepada para
pemegang sahamnya padahal perusahaan
tersebut memperoleh laba.
Metode Analisis
Analisis data dimulai dengan menghitung
besarnya masing-masing variabel terikat dan
bebas kemudian dilanjutkan dengan
menentukan metode penelitian yang akan
menjelaskan hubungan antara variabel
dependen dengan independen. Model analisis
data yang digunakan untuk menguji hipotesis
dalam penelitian ini adalah regresi linier
berganda (multiple regression analysis).Data
diolah dengan menggunakan program SPSS.
Menurut Santoso (2005) regresi linier
berganda digunakan apabila meramalkan
keadaan naik turunnya variabel dependen, bila
dua atau lebih variabel.Independen
dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya).
Persamaan regresi linier berganda sebagai
berikut:
Y = + 1x1 + 2x 2 + 3x3 +
Keterangan :
Y = Dividen kas
= Konstanta
X1 = Quick ratio
X2 = Earning per share
X3 = Return on investment
1,2,3 = Koefisien regresi variabel
= Errorterm
HASIL PEMBAHASAN
Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel independen secara bersama-
sama terhadap variabel dependen digunakan
nilai koefisien diterminasi (R). Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa nilai R = 0,572 atau
57,2%. Hal ini bermakna bahwa variabel
independen yang meliputi quick ratio, earning
per share, dan return on investment
mempengaruhi variabel dependen yaitu dividen
kas sebesar 57,2 %. Sisanya sebesar 42,8 %
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini.
Hasil pengujian hipotesis secara individu
(parsial) merupakan jawaban untuk hipotesis
pertama, kedua, dan ketiga. Hasil regresi linier
berganda terhadap variabel-variabel penelitian
menunjukkan hasil sebagai berikut :
Y = 0,013 + 0,198X1 + 0,049X2 + 0,731X3 +
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah dilakukan pengujian dan analisis
data dalam penelitian ini, maka dapat ditarik
-
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No. 1, Februari 2014 - 8
kesimpulan sesuai dengan hipotesis yang telah
dirumuskan sebelumnya.
1. Quick ratio, earning per share dan return
on investment secara bersama-sama
berpengaruh terhadap dividen kas.
Kenaikan quick ratio, earning per share
dan return on investment akan
meningkatkan dividen kas pada perusahaan
Food and Beverages yang terdaftar di BEI
periode 2007-2010.
2. Quick ratiosecara parsial berpengaruh
positif terhadap dividen kas. Kenaikan
quick ratio akan meningkatkan dividen kas
pada perusahaan Food and Beveragesyang
terdaftar di BEI periode 2007-2010.
3. Earning per sharesecara parsial
berpengaruh secara positif terhadap
Dividen kas. Kenaikan earning per share
akan meningkatkan dividen kas pada
perusahaan Food and Beveragesyang
terdaftar di BEI periode 2007-2010.
4. Return on investment secara parsial
berpengaruh positif terhadap Dividen kas.
Kenaikan return on investment akan
meningkatkan dividen kas pada perusahaan
Food and Beveragesyang terdaftar di BEI
periode 2007-2010.
Saran
1. Untuk peneliti selanjutnya, walaupun
hubungan yang dihasilkan secara simultan
dari penelitian ini sudah cukup kuat antar
variabel, diharapkan dapat menambah atau
mengganti variabel dalam penelitian ini
dengan variabel lain yang dianggap
memiliki pengaruh terhadap dividen.
2. Isu-isu yang mengenai pengaruh quick
ratio, earning per share, dan return on
investment terhadap dividen kas,
diharapkan bisa dikaji atau di teliti pada
perusahaan-perusahaan diluar sektor Food
and Beverages.
3. Untuk perusahaan manufaktur sektor Food
and Beverages, diharapkan penelitian ini
bisa menjadi pertimbangan dalam
pengambilan keputusan terhadap
pembayaran dividen kas kepada pemegang
saham (pihak ketiga/investor). Hal tersebut
mengingat bahwa tujuan investor
menanamkan modalnya adalah untuk
mengharapkan dividen kas.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ang, R., 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia.
Jakarta: Mediasoft Indonesia.
Arifin, Z., 2004. Teori Keuangan dan Pasar Modal.
Yogyakarta: Ekonosia.
Atkinson, A. A., Robet S Kaplan., dan S. Mark
Young, 2004. Management Accounting.
Fourth Edition. New Jersey: Pearson Prentice
Hall.
Baridwan, Z., 2000. Intermediate Accounting,
Yogyakarta: BPFE.
Brigham, E.F., dan Joel F. Houston. 2010. Dasar-
dasar Manajemen Keuangan. Buku 1. 11th
ed.
Jakarta: Salemba Empat.
_________, 2011. Dasar-dasar Manajemen
Keuangan. Buku 2, 11th
ed. Jakarta: Salemba
Empat.
Hanafi, M. M., 2004. Manajemen Keuangan.
Yogyakarta: BPFE.
Harahap, S. S., 2010. Analisis Kritis atas Laporan
Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Hidayati, N., 2006. Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Dividen Kas di Bursa Efek
Jakarta. Yogyakarta: Universitas Islam
Indonesia.
Husnan, S., 1993. Manajemen Keuangan Teori dan
Penerapan. Yogyakarta: BPFE.
impact-id.jobstreet.com/templates/IDX/
-
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
9 - Volume 4, No. 1, Februari 2014
careerpage.html: www. Idx.co.id
Jogiyanto, H.M., 2009. Teori Portofolio dan Analisis
Investasi. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada.
Kieso, D. E., dan Jerry J. Weigandt. 2002. Akuntansi
Intermediate. Jakarta: Erlangga.
Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba
Empat.
Nugrahono, S.R., 2010. Pengaruh Return On
Investment, Debt to Equity, Earning per Share
dan Cash Rati terhadap dividen tunai. Tesis.
Banda Aceh. Universitas Syiah Kuala.
Riyanto, B., 2004. Dasar-dasar Pembelanjaan
Perusahaan.Edisi 4.Yogyakarta: Yayasan
Badan Penerbit Gajah Mada.
Ross, S.A., Randolph W. Westerfield.,& Bradford
D.Jordan. 2009. Corporate Finance. 8th
Edition. New York: Irwin McGraw Hill.
Sekaran, 2006.Research Methods For Business.
Edisi 4 buku 1.Terjemahan Yon, Kwan.
Jakarta: Salemba Empat.
Santoso, S., 2005.Seri Solusi Bisnis TI:
Menggunakan SPSS untuk Statistik Parametik.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Sartono, A., 2008.Manajemen Keuangan: Teori dan
Aplikasi. Edisi Empat. Yogyakarta: BPFE.
Suharli, M., 2006.Studi Empiris Mengenai Pengaruh
Profitabilitas,Leverage, dan Harga Saham
Terhadap Jumlah Dividen Tunai (Studi pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta Periode 20022003). Jurnal MAKSI. Vol. 6 No. 2, Hal: 9-12.
Sunarto dan Andi Kartika.2003. Analisis Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Dividen Kas di
Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan
Ekonomi. Vol.10, No.1. Hal: 67-70.
Syamsyuddin, L., 2007. Manjemen Keuangan
Perusahaan: Konsep Aplikasi Dalam
Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan
Keputusan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Warren and Reeve. 2004. Financial Accounting . 3rd
ed. Cincinati: South Western Publishing.
Wild,John J., K.R. dan Robert F. Hasley. 2005.
Financial Statement Analysis. Jakarta:
Salemba Empat.