AMAL-USAHA SITI-MUNJIYAH’DALAM ORGANISASIiAISYIYAH DI ...

19
139 AMAL-USAHA SITI-MUNJIYAHDALAM ORGANISASIiAISYIYAH DI YOGYAKARTA TAHUN 1914–1955 CHARITY EFFORTS OF SITI MUNJIYAH IN THE AISYIYAH ORGANIZATION IN YOGYAKARTA, 1914–1955 Mulyati Wikimedia Yogyakarta Jalan Bima, Randuagung, Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman Pos-el: [email protected] Ponsel: 085729229659 ABSTRACT Siti Munjiyah is an Aisyiyah figure who was born in Kauman, Ngupasan Village, the District of Gondomanan, Yogyakarta Province. She was one of the early generation modern women in the Dutch East Indies who had a good educationalobackground. The education he received gave a critical awareness that custom whichptook place in the.life of the community at that time hampered the progress of women’s lives. This study aimed to determine the background of Siti Munjiyah’s life to her participation in the movement of women in Yogyakarta. This research was a historical research because the problem revealed was focused on the past events of the life of a religious figure, named Siti Munjiyah, through her charity efforts in the Aisyiyah organization. The result study showed that Siti Munjiyah was listed as one of the figures who succeeded in advancing Aisyiyah’s orthom by pioneering Frobelschool. Her work in a national scale, she became one of the participants in the First Indonesian Women’s Congress in Ndalem Jayadipuran. In her speech, she gave an overview of the important of women degree. Her appearance as Aisyiyah’s representative in the forum influenced the developmentSof this organization in the future. Siti Munjiyah’s opinion was very important for the progress of women in general and Muslim women in particular. Keywords: Siti Munjiyah, Sopo Tresno, Aisyiyah, Muhammadiyah, women’s organization. ABSTRAK SitioMunjiyah adalah salah satu tokoh organisasi Aisyiyah yang.lahir .di Kampung.Kauman, KelurahanoNgupasan,,Kecamatan-Gondomanan, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dia adalah wanita modern,ngenerasi.awal di.Hindia Belandaoyang mempunyai latarpbelakang pendidikan yanggbaik. Pendidikan yang diterimanya menimbulkan suatu kesadaran yang kritis bahwaaadat dalam kehidupanhmasyarakat saat itu menghambat pola kemajuanikehidupan seorang wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang kehidupan Siti Munjiyah hingga bentuk partisipasinya dalam pergerakan wanita di Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah karena masalah yang diungkap lebih terfokus pada peristiwa masa lampau terhadap kehidupan seorang tokoh agama, bernama Siti Munjiyah, yang lebih ditekankan pada amal usahanya melalui organisasi Aisyiyah. Hasil kajian menunjukkan bahwa Siti Munjiyah tercatatjsebagai salahhsatu tokoh yanguberhasil mengembangkan ortom Aisyiyah dengan merintis Frobelschool. Adapun perannya dalam skala nasionaloadalah menjadi peserta KongressWanita.Indonesia Pertamaayang diadakan di Ndalem.Jayadipuran. Dalam acaraapembacaan- pidato, dia mengemukakan pendapat tentanggderajat wanita. Tampilnya sebagai wakil Aisyiyahhdalam- forummtersebut memengaruhi kemajuan organisasi itu di.kemudian.hari. Usulan SitioMunjiyah sangat pentingnbagi kemajuannkaum wanita pada umumnya dan wanita-Islam.khususnya. Kata kunci: Siti Munjiyah, Sopo Tresno, Aisyiyah, Muhammadiyah, organisasi wanita.

Transcript of AMAL-USAHA SITI-MUNJIYAH’DALAM ORGANISASIiAISYIYAH DI ...

Page 1: AMAL-USAHA SITI-MUNJIYAH’DALAM ORGANISASIiAISYIYAH DI ...

139

WALASUJI Volume 12, No. 1, Juni 2021:

AMAL-USAHA SITI-MUNJIYAH’DALAM ORGANISASIiAISYIYAH DI YOGYAKARTA TAHUN 1914–1955

CHARITY EFFORTS OF SITI MUNJIYAH IN THE AISYIYAH ORGANIZATION IN YOGYAKARTA, 1914–1955

Mulyati Wikimedia Yogyakarta

Jalan Bima, Randuagung, Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman Pos-el: [email protected]

Ponsel: 085729229659

ABSTRACTSiti Munjiyah is an Aisyiyah figure who was born in Kauman, Ngupasan Village, the District of Gondomanan, Yogyakarta Province. She was one of the early generation modern women in the Dutch East Indies who had a good educationalobackground. The education he received gave a critical awareness that custom whichptook place in the.life of the community at that time hampered the progress of women’s lives. This study aimed to determine the background of Siti Munjiyah’s life to her participation in the movement of women in Yogyakarta. This research was a historical research because the problem revealed was focused on the past events of the life of a religious figure, named Siti Munjiyah, through her charity efforts in the Aisyiyah organization. The result study showed that Siti Munjiyah was listed as one of the figures who succeeded in advancing Aisyiyah’s orthom by pioneering Frobelschool. Her work in a national scale, she became one of the participants in the First Indonesian Women’s Congress in Ndalem Jayadipuran. In her speech, she gave an overview of the important of women degree. Her appearance as Aisyiyah’s representative in the forum influenced the developmentSof this organization in the future. Siti Munjiyah’s opinion was very important for the progress of women in general and Muslim women in particular.

Keywords: Siti Munjiyah, Sopo Tresno, Aisyiyah, Muhammadiyah, women’s organization.

ABSTRAKSitioMunjiyah adalah salah satu tokoh organisasi Aisyiyah yang.lahir.di Kampung.Kauman, KelurahanoNgupasan,,Kecamatan-Gondomanan, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dia adalah wanita modern,ngenerasi.awal di.Hindia Belandaoyang mempunyai latarpbelakang pendidikan yanggbaik. Pendidikan yang diterimanya menimbulkan suatu kesadaran yang kritis bahwaaadat dalam kehidupanhmasyarakat saat itu menghambat pola kemajuanikehidupan seorang wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang kehidupan Siti Munjiyah hingga bentuk partisipasinya dalam pergerakan wanita di Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah karena masalah yang diungkap lebih terfokus pada peristiwa masa lampau terhadap kehidupan seorang tokoh agama, bernama Siti Munjiyah, yang lebih ditekankan pada amal usahanya melalui organisasi Aisyiyah. Hasil kajian menunjukkan bahwa Siti Munjiyah tercatatjsebagai salahhsatu tokoh yanguberhasil mengembangkan ortom Aisyiyah dengan merintis Frobelschool. Adapun perannya dalam skala nasionaloadalah menjadi peserta KongressWanita.Indonesia Pertamaayang diadakan di Ndalem.Jayadipuran. Dalam acaraapembacaan-pidato, dia mengemukakan pendapat tentanggderajat wanita. Tampilnya sebagai wakil Aisyiyahhdalam-forummtersebut memengaruhi kemajuan organisasi itu di.kemudian.hari. Usulan SitioMunjiyah sangat pentingnbagi kemajuannkaum wanita pada umumnya dan wanita-Islam.khususnya.

Kata kunci: Siti Munjiyah, Sopo Tresno, Aisyiyah, Muhammadiyah, organisasi wanita.

Page 2: AMAL-USAHA SITI-MUNJIYAH’DALAM ORGANISASIiAISYIYAH DI ...

140

WALASUJI Volume 12, No. 1, Juni 2021:

PENDAHULUANN

Kesadarannnasional tidak hanya menjadi hak maupun.monopoli dari kaum laki-lakimsaja, tetapi kaum wanita-juga berhakkdan berkewajibannuntuk turut andil dalam.kancah perjuangan. Pada awalnya, kebangkitan pergerakan0kaum wanitaahanyauterbatas pada lapisan golonganoatas saja. Namun, Harnoko dan Tashadi menilai bahwa dalam perkembangannya semakin meluas hingga lapisan bawahodan memiliki tujuanyyang semakin bertambahipula (Harnokoodan Tashadi, 1987:11). Perubahannini bukan hanya menghasilkan perbaikannnasib, tetapioojuga menambah kesanggupan serta kecakapan dalammberorganisasi. Perjuanganbtersebut mulai dirintis oleh para pejuang wanita6seperti Cut Nyak Dien, R.A. Kartini, Dewi Sartika, Nyai-Ageng Serang, dannsebagainya. Mereka semua memiliki peran yanghsangat besar dalamjsejarah pergerakanOIndonesia. Sejarah pergerakan wanita adalah salah satuobagian konkret dari peta sejarahpnasional Indonesia itu sendiri (Dirjen Kebudayaan,i1994: iv–vii).

Pergerakan dari para kaumowanita yang dilakukan awaluabad ke-20 tersebut identikkdengan pergerakan-pergerakan yang berada di ranah pendidikan dannsosial. Mereka lebih-banyak bergerakkdi wilayah tersebut dikarenakan masalah mengenai politikybelum menjadiufokus utama dari pergerakan yang dilakukan oleh para wanitawawalaabad ke-20 (Suhartono, 1994:102). Sependapat dengan hal tersebut, Suryochondro mensinyalir jika pergerakan-nasional yang semakinomeluas pada-kaum wanitaaini telah mendatangkan perbaikan-nasib dan turut menambah kecakapan-para wanita dalam-berkolaborasi danoberorganisasi. Selain itu, mereka juga menaikkan peran maupun kedudukannya dalam kehidupan bermasyarakat-melalui berbagai kegiatan yang diadakan oleh organisasi-organisasi yanggmereka ikutiyitu (Suryo-chondro, 1984: 86).

Salah satu peran dari organisasiiwanita bagi anggotanya adalah melakukan kegiatan

sosial melalui pemberdayaan. Analisis tersebut sependapat denganoKindervatter yang mengatakan bahwaapemberdayaan adalah proses sokongan kekuatan dan.daya dalam bentukkpendidikan yang memiliki tujuan-untuk membangkitkan pengertian, kesadaran, serta kepekaan masyarakat terhadappperkembangan sosial,eekonomi, dannpendidikan (Anwari, 2007: 76–77). Mereka secara perlahan memperjuangkanokemajuan pengembangan bakat maupun aspirasinya (Hayati, 1985: 2). Hal ini yangpmenjadi salah-satu-faktor penyebab kemunculan berbagaioperkumpulan wanita8waktuuitu, baik yanggberdiri sendiri ataupun sebagaiiunderbow (berafiliasi dengan organisasi-organisasi lainnya). Organisasi wanita-itu antara lain Wanita Tamansiswa, Wanita Moeljo, Wanita Katolik Mataram, Wanita Oetama (kemudian berubah menjadi SarekattPerempuan Islam-Indonesia), dan Nahdlatoel Fatayat (Harnoko dannTashadi, 1987: 11–12).

Kesadaran dalam berorganisasiitersebut lantas diikuti juga olehhwanita-wanita Islam. Gerakan yang dilakukan mereka tidakkmuncul secaraatiba-tiba, tetapi bertahap dengan mengalami-dialektika denganvpola zamannya (Hayati, 2008:13–14). Salahhsatuporganisasi yang giat memajukannpendidikan untuk kalangan-wanita Islam adalah organisasi Aisyiyah dengan,tokoh utamanya Nyai Ahmad Dahlan atau Siti Walidah, Siti-Umniyah, Siti Munjiyah, Siti Aisyah Hilal, dan Siti-Hayinah Mawardi. Gerakan yanggdibentuk oleh-wanita-wanita yang berada dioKauman itu-awalnya merupakanysebuah organisasityang..berdiri sendiri, meskipun tidakkdapat dilepaskan keterkaitannya dengan Muhammadiyah (PP. Aisyiyah, 1993:13). Pendirian Muhammadiyah telahtmenginspirasi hampir)seluruh organisasi otonom (ortom) yanggada diiMuhammadiyah, termasukkAisyiyah sendiri (Nashir,ddkk, 2010: 120–122).

Organisasi Aisyiyahhmerupakan salah satu komponen gerakan wanita,perserikatan dari Muhammadiyah yang memberikan corakttersendiri dalammbidang pendidikan, sosial, keagamaan, dan kesehatan yang sampai

139—157

Page 3: AMAL-USAHA SITI-MUNJIYAH’DALAM ORGANISASIiAISYIYAH DI ...

141

WALASUJI Volume 12, No. 1, Juni 2021:

saat iniimenjadi tolok ukur gerakannya. Organisasi yang berdiri pada 19 Mei 1917 ini terussberkembang dannmemberikan manfaat untuk kemajuan harkat dannmartabat wanitaIIndonesia.,Hasil nyata,yang diwujudkan oleh Aisyiyah adalah berbagai sekolah dan balai pengobatan (PP..Aisyiyah, 1993:13–14).

Titikkbalik perjuangan para wanita,Islam terjadi pada 1928 saat0diselenggarakan Kongres WanitaoPertama di Yogyakarta, yang kemudian disepakati sebagai kegiatanntahunan. Tujuanndiadakannya kongres tersebut adalah untukkmempersatukan usaha dan cita-cita para wanita-Indonesia (Darban, dkk, 2010:7). KeikutsertaannAisyiyah dalam kongres tersebutomembuat organisasi ini memperoleh kawan berjuanggdari berbagaiomacam organisasiilainnya. Selain itu, Aisyiyahhjuga menunjukkan utusannyaadalam kongres tersebut, yaitu Siti Hayinah Mawardi dan Siti Munjiyah. Siti Munjiyahhhmengemukakan pendapat melalui pidatonya tentang derajat kaum8wanita, sedangkan SitiHHayinah Mawardi mengemukakanipendapat mengenai persatuan umat manusia. TampilnyaaAisyiyah dalam kongresstersebut berpengaruh dalam perkembangannorganisasi itu dikkemudian hari. Usul dari kedua wakilkAisyiyah tersebut sangattpenting bagi kemajuannkaum wanita umumnya,serta wanita-Islam khususnyaa(PP. Aisyiyah, tt: 77).

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini berfokus lebihilanjut mengenai salahisatu tokohosentral yangsada di organisasiiAisyiyah, yaitu SitiiMunjiyah. Dia-pernah menjadiiketua umumjAisyiyah selamaalima periode, yaitu sejakktahun 1932–1936. Ketikaaaktif menjadi anggota dipAisyiyah, dia berperan penting dalam-mengajarkan agama-Islam, memberikan pengetahuan mengenaiikerumahtanggaan, dan kepandaian tentang kewanitaanpyang berhubungan-dengan ajaran-ajaran dalam agama-Islam. Bekallberupa ilmuuumum dan agamaayang dimilikiloleh SitioMunjiyah itu telahhmembawa misinyaOkeluar lingkungan organisasi Aisyiyah. Keaktifannya dalam

perjuanganimemajukan kaumywanita semakin bertambah ketikaidia menjadiysalah seorang pemrakarsaudan perintis terlaksananya Kong-ressWanita Pertama untuk mewakili or-ganisasiiAisyiyah, sepertiXyang telah dipapar-kan di bagian sebelumnyaa(Yusuf, 2005: 234).

Siti-Munjiyah adalah salah satu kader santriiK.H. AhmaddDahlan dan-istrinya yang dididik untukkmenjadi calonnpemimpin pada masaomendatang. Bakattdan kecakapannya sudahyterlihat ketikaadirinya duduk diybangku MadrasahiDiniyah.Ibtidaiyah bersamaadengan SitioUmniyah. Tidakimengherankan apabila Nyai AhmadaDahlan menunjuknyaasebagai salahisatu anggotawAisyiyah di kemudiannhari (Yusuf, 2005: 234–235). Melalui kegiatannya berdakwah, peran dan-kehadirannya diidalam organisasi-Aisyiyah telah4membawa pengaruh bagi-kemajuan kaumlwanita dalamobidang pendidikan-dan ilmu-pengetahuan agama, sehinggapkegiatannya diiAisyiyah perluudikaji untuk-dijadikan teladanjbagi kaumhwanita maupunnmasyarakat-luas.

Penelitianimengenai.tokoh yangibergerak di.bidang.kewanitaan merupakanjsesuatu/yang pentingountukktidak sekadar mengingatojasa-jasa dari para wanita0saja. Namun, juga sebagaikpengimbang wacanaimoral dari perspektifolaki-laki dannwanita. Selain itu, penelitian inipjuga dilakukan untukomenggeser dominasi penelitianjsejarah yang mayoritas bercorakAandrocentris (berpusat kepadaaperan laki-laki) menujurrekonstruksi sejarahhyang androgynous (melibatkan laki-laki.dan,wanita), khususnyaapada masaapergerakan nasional (Kuntowijoyo,22003:117).

Dari latarbbelakang yang telah dipaparkan tersebut, dapatddirumuskan beberapa pokok permasalahaniyang akanndiuraikan di dalam penelitiannini, yaitu 1) Bagaimana latar belakang kehidupan Siti Munjiyah? 2) Apa sajakah amal usaha dan perjuangan Siti Munjiyah dalam Aisyiyah? 3) Bagaimanakah bentuk partisipasi Siti Munjiyah dalam pergerakan wanita di Yogyakarta? 4) Bagaimanakah gagasan kritik kesetaraan gender Siti Munjiyah?

Amal-Usaha Siti-Munjiyah... Mulyati

Page 4: AMAL-USAHA SITI-MUNJIYAH’DALAM ORGANISASIiAISYIYAH DI ...

142

WALASUJI Volume 12, No. 1, Juni 2021:

Salahhsatu kajian tentang amallusaha dan perjuangannSiti Munjiyah adalah buku yang ditulis oleh Mu’ariffdan Setyowatiu(2014) berjudulSSrikandi-Srikandi-Aisyiyah. Buku yang diterbitkan oleh Suara Muhammadiyah tersebut mengemukakanupandangan dari Siti Munjiyahibahwa wanitaudan laki-lakiimasing-masing berhakbberkemajuan.dan mempunyai kesempatan-yanggsama untukpmemperoleh kemajuannberdasarkan hak-hak-maupun batas-batasnya-sendiri.

PustakaMselanjutnya yanggdigunakan sebagailkajian adalahhbuku yang diterbitkan oleh Pimpinan Pusat Aisyiyah (tt) berjudul SejarahhPertumbuhan dannnPerkembangan Aisyiyah serta penelitian bersama yang dilakukan oleh Darbanv(2010) berjudul Aisyi-yahhdan SejarahPPergerakan-Perempuan Indonesia: SebuahhTinjauan=Awal. Ke-duadbuku ini memberikan pernyataan tentang amal usaha dannperjuangan Siti Munjiyah ketikaadirinya menjadiisalah satu anggota-awal.Aisyiyah. Aisyiyah,dibentuk sesudahkK.H. Ahmad0Dahlan-mendirikan organisasisMuhammadiyah. Diakmemahami perlunyaopenyelenggaraan kursussagama untuk paraawanita.

Pustaka terakhir yang digunakan adalah buku yang ditulis oleh Suratmin (1991) berjudullBiografi TokohhKongres Perempuan Indonesia-Pertama. Penulisan biografi tokoh-tokoh wanitaotersebut diperuntukkan agar membangkitkannharga diri parahwanita. Salahhsatu usahaSSiti Munjiyah dalam kongres adalah menjadiipembicara dengannmakalahnya yanggberjudul “DerajattPerempuan”. Kuti-pan yang ada dalam naskahipidatonya sebenarnya dibuat dalam kontekssketika gerakan feminismeeliberal sedang merambah kessebagian kalangan wanitalterdidik di tanah air.

METODE

Penelitian-yang dilakukan-ini merupakan penelitianisejarah dikarenakan masalah-masalahhyang diungkapkannlebih fokusspada

peristiwaamasa lampauukehidupan seorang tokoh-agama bernamaaSitiiMunjiyah serta lebihhditekankan padatamal usahanyaamelalui organisasioAisyiyah. Menurut riset yang dilakukan olehySumadio (1983:15), penelitian suatuobiografi adalah salah usahauuntuk mengungkapkan ataupun salah satu upaya dalam menggambarkannseseorang melalui kisahhkehidupannya. Untukkmeneliti sosok SitiiMunjiyah, penelitiuakan mengungkapkan kisahhmengenai perjalanan kehidupannya,sejak dirinyaolahir hinggapmeninggal dunia.iSelain itu, agar riset-penelitian inipmendapatkan penjelasan maupun dataayang akurattdan kredibel, diperlukaneadanya suatuipendekatan yang bersifatiilmiah.

Hookk(1969:10–20) turut memperjelas bahwa penulisan biografi atau kisahhhidup seseorang berbeda-beda, terutama yang berkaitanhdengan pendekatan masalahhdan caraypenulisannya. Oleh sebabbitu, untuk mengetahuiiaspek latar belakang sifatumaupun profesi seseorangyterlebih dahuluHharus ditelaah beberapa faktoruyang memengaruhi kepribadian tokoh tersebut. Pendekataniyang dimaksudkanoadalah untukkmengungkapkan kehidupanySiti Munjiyahtdari segissosial, kebudayaan, maupunikarakter pribadinyaayang berhubungan denganibidangykeagamaan.

Penelitian iniimemakai metodeesejarah kritis yanguterdiri dari empat langkah,iyaitu heuristik,ukritikyinternal dan kritikieksternal, interpretasi,,sertaahistoriografi (Koentowijoyo, 1995:79). Pengumpulan dataddilakukan di PerpustakaanAAPimpinan PusatAAisyiyah, Perpustakaan.Pimpinan.Pusat Muhammadiyah, dan PerpustakaannMasjid GedhesYogyakarta. Sumber-sumber yangudikumpulkan adalah bahan-bahan dalamipenyusunanuhistoriografi.

Penelitianiini mendapatkanibeberapa tantangan danihambatan, yaituikesulitan dalam mencariisumber sejarahilisan, dalamihal ini orang-orangiyang pernahihidup sezaman denganirentang periodeikehidupan Siti Munjiyah. Namun, ibeberapa sumberisejarah lisanitelah ditulisidalam karyaiilmiah yang

139—157

Page 5: AMAL-USAHA SITI-MUNJIYAH’DALAM ORGANISASIiAISYIYAH DI ...

143

WALASUJI Volume 12, No. 1, Juni 2021:

telah disebutkan di bagian sebelumnya. Salah satu cara yangiefektif untukimengungkapkan lebihidalam informasiimengenai kehidupaniSiti Munjiyahiadalah melalui penambahan sejarah lisaniatau informasiiyang diberikanisecara turun-temurun. Kritik (triangulasi) idata dilakukanidengan membandingkanidata yang diperolehidari sejarahilisan denganisumber literaturilainnya, terutamaifoto danidokumen yangiditerbitkan olehiAisyiyah.Beberapaipenelitian yang telahidilakukan sebelumnyaioleh paraipeneliti lainidapat menjadiistarting pointiuntuk menggali informasiilebih dalam, sehinggaimenemukan kebaruaniterkait kehidupaniSiti Munjiyah secaraiholistik danikomprehensif, iterutama terkaitidengan tokoh-tokohiyang beradaidi lingkaraniterdekatnya sertaihubungannya de-nganipihak KesultananiYogyakarta. Melalui penelitianiini, beberapaisisi kehidupan Siti Munjiyah yangibelum terkuakidan dikaji dalam penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya dapat direkonstruksi secara lebih mendalamiagar melengkapiisegala sisiiterkait informasi kehidupan dariiSiti Munjiyah.

PEMBAHASAN

Latar Belakang Keluarga Siti Munjiyah

Siti Munjiyah lahir pada 1896 diiKauman, Ngupasan,GGondomanan, Daerah-Istimewa Yogyakarta. Sumberrprimer paling tepercaya untukpmenjelaskan tahun kelahirannyaaadalah catatannpribadi milik ayahikandungnya,sendiri, yaitu HajiiHasyimiIsmail, seorangGyang berprofesiisebagai abdiidalemmkeagamaan KesultananYNgayogyakarta Hadiningrat padaPPPmasa era pemerintahanndan kekuasa-an SriOSultan Hamengkubuwana ke-VIII. Dalammcatatan HajiiHasyimmIsmail, telah dijelaskannbahwaatahunakelahiranddari Siti Munjiyah, yaitu Tatkalaadhahiripun Siti Munjiyahhamarengionalika inggdinten-Isnain Legikkaping 144wulan Dzulhijahhtaun-Jim awal01317 (Ketikailahir SitioMunjiyah bersamaanydengan harihSenin Legiptanggal

14 bulan Dzulhijahhtahun Jimmawal11317) (Mu’arif.dan Hajar Nur0Setyowati, 2014: 77).

Anak-anak dari Haji HasyimmIsmail semuanya.berjumlah delapan,orang,ssedangkan Siti Munjiyah-sendiri merupakan|anak|keenam. Saudara-saudaraakandung Siti Munjiyah antara lain Siti-Jasimah,5Syuja’,,Fachrodin, Ki-Bagus Hadikusumo,iZaini, Siti^Bariyah, dan-Walidah (Anis, 1969: 9). Merekaainilah yang lantas dikenal di Kauman dengannsebutan “Bani Hasyim-Kauman” (Mu’arifddan Hajar Nur Setyowati, 2014: 79). Semua anak-anak Haji Hasyim-Ismail merupakan santri penggerak organisasi Muhammadiyahhyang dibentuk oleh K.H..Ahmad-Dahlan. Anak-anak Haji Hasyim Ismail memperoleh pendidikan-agama secara langsung lewat kursus-kursusfmaupun pengajian yang dilaksanakannoleh K.H. AhmaddDahlan dan Siti-Walidah (Suratmin, 1999:43–44). KeteranganoSuratmin tersebut juga diperkuat olehhsecarik catatannyang ditulis oleh-Mu’tasimbillah Al-Ghozi (cucuddari H.-Syuja’) berjudul”“Anak-Cucu Lurah Hasyim-Ismail Berhidmat”Kepada Muhammadiyah”, yangudikutip olehkMua’arif daniHajar Nur Setyowatijsebagai-berikut.

Semuaaputra dan putriiEyang Hasyimybin Ismail, lelakiyataupunywanita, mengaji kepa-dauorang tuanyaratau belajarykepada K.H. AhmadtDahlan, seorangtguru mengaji yang berada diiseberang rumahnya. Baikudalam bidangtagama maupunndalam bidangyilmu umumryang K.H. AhmadtDahlanuberikan, semua generasiupertama dariyBani Hasyim belajartpadanya. Generasiipertama iniikira-kira mulaiitahun 13011Hijriah atau11880-anuMasehi (Mu’arif dan Hajar Nur Setyowati, 2014: 81–82).

Siti Munjiyahaadalah anakkdaripseorang abdiidalem keratonydi bagianjkeagamaan atau disebut denganopenghulu. Dalamhbirokrasi kerajaan, penghulutdan seluruhhjajaran aparatnya dinamakanidengan abdiadalem pamethakan (abdiidalemoputihan), sedangkan KantorrKepenghuluan KesultanannYogyakarta dinamakanudengan KawedananuReh,Pengulon (Darban, 2000:10). Jabatan yang diperoleh

Amal-Usaha Siti-Munjiyah... Mulyati

Page 6: AMAL-USAHA SITI-MUNJIYAH’DALAM ORGANISASIiAISYIYAH DI ...

144

WALASUJI Volume 12, No. 1, Juni 2021:

ayahnya tersebut merupakan jabatan tertinggi dalam bidang keagamaan (Munawaroh, 2013:1). Menurut catatan yang ditulis oleh Nitipradja dalam Majalah Hoedyana Wara, apabila dibandingkanidengan penghuluuyang ada diedaerah-daerah, penghuluhKesultanan Yogyakarta dianggappsebagai penguluuageng dalammstruktur kepenghuluan pihak keraton. Selainnberfungsi sebagaiupenasehat dari dewanldaerah, tugassdan wewenang dari penghuluimeliputi berbagaijmacam urusan dan masalah keagamaannsecara umum, yaitu pernikahan, perolehanjnafkah, talak atau gugatanicerai,irujuk, wasiat atau warisan, hibah atau sumbangan,idan lain-lain (Nitipradja, 1941: 66). Sebagaissalah satu pimpinanuulama birokrat, penghulu KesultananYYogyakarta bertugas untuk mengurusiupacara keagamaan yang dilakukan olehMkeraton, pernikahan keluargaasultan, penasihattsultan, mengurus tempatiibadah dannpermakaman, sertaasebagai lembagaafatwa mengenai hukum-hukum dalam keagamaan (Darban, 1995:14). Saat pemerintahhHindia Belandaaberkuasa, sistem kepenghuluanyberada dalammranah raad agamaadan priesteryraad (pengadilanndalam surambi) (Pijper,11984: 73).

SitiiMunjiyah jugaalahir danwtinggal di KampunguKauman yanganotabene adalah kampungipara santriidan kaumujuraganibatik yangomelebur menjadiosatu komunitas. Kutoyo menengarai jika masyarakatiyang beradaudi kampungytersebut memang mempunyaiuciri-ciri khusussdan tersendiri. PendudukpKauman merupakanoketurunan dari paraiulama yangaawalnya memilikiosuatu pertalianikeluarga satu dengan yangilainnya (Kutoyo, 1983: 30–31). Sebagaiyanggota keluarga darirabdi dalemndalam masalah keagamaan, keluarga dari SitiiMunjiyah memilikiipusat kegiatanydi LanggaruDhuwur.1

1 Padaiwaktu itu, diuKauman terdapatulima langgar, yaituyLanggar Lor, LanggaryWetan, LanggaroFaqih, LanggaryKidul, danuLanggar Dhuwuri(LanggaryKulon).uLihat: AhmaduAdaby Darban, SejarahoKauman: MenguakuIdentitas KampungyMuhammadiyah, (Yogyakarta: Tara-wang,u2000),uhlm.936.

Denganodemikian, SitiuMunjiyahisecara sosio-kulturallberasal dariylingkungan keluargaaabdi dalemyyang tentunya mengenalitataikehidupan dan pergaulanudi lingkungannkerabat keraton, sedangkanoMuhammadiyah yangutumbuh dan berkembang diokampung ini ikutimemberikan pengaruhuterhadap perkembangan maupun pembentukan jati dirijkepribadiannya (Darban, 1995: 14–15).

Kaumangsebagai tempatutinggal Siti Munjiyahotelah membuat wanita tersebut “mengakrabi”itradisi Jawaiyang bersinggungan denganytradisi Islamisepanjanguhidupnya. Siti Munjiyahu“akrab” denganutradisi – yang dikesankan seluruhnya olehilogika “feminisme mainstream” – sebagaitpenindasan, tetapi kehidupanuSiti Munjiyahutidak menunjukkan ketertindasanttersebut. Ketikatberada diydalam “ruanguprivat”, diaamerupakan seorangrwanita biasa, tetapi diu“ruangypublik” diaeadalah salahisatu tokohupendiri Aisyiyahuyang aktif. Dirinyagjuga rutinuberinteraksi denganibanyak organisasi wanitauyang tumbuhipada saatyitu (sepertiyTamaniSiswa, JongJJava, daniWanita Oetama) sebagaiosalah satu wakil dariiorganisasi Aisyiyah (Suratmin, dkk, 1991:20). Realitasiitu memperlihatkan jika dia bisa hiduppdalam “duaaruang” yangeberbeda dannjuga tidakomengalami “masalahuberarti” denganntradisi maupun kebudayaan Jawa yangimengelilinginya dikarenakan semuaahal yangoterus dilakukannyaomerupakan suatu “dialog” denganyrealitas diysekelilingnya.

Gambar 1. Siti Munjiyah.Sumber: PP. Aisyiyah, Moendjijah. Diakses

tanggal 16 April 2020.

139—157

Page 7: AMAL-USAHA SITI-MUNJIYAH’DALAM ORGANISASIiAISYIYAH DI ...

145

WALASUJI Volume 12, No. 1, Juni 2021:

Suratminudalam bukuibiografi pa-raotokoh dalam KongressWanita Indone-siauPertama yangiditulisnya denganupara penelitiulain menggambarkanobahwa wa-nitayyang menjadi aktivissAisyiyah itu berperawakankgemuk, posturutubuhnya agakgtinggi, wajahnyaabulat, danokulitnya sawo matang. Sekalipunydia merupakanjsalah satuoputri dari delapan anak-anak LurahiHajiiHasyim Ismail – pejabat dalam birokrasi Kesultanan Yogyakarta, tetapi penampilannyaUselalu memperlihatkanibentuk dan ciri-ciri sifat kesederhanaan. Selainoitu, DjarnawiiHadikusumo yangyberstatus sebagai keponakannyaaturut menambahkanabahwa bibinyaoitu tidakusenang menggunakan perhiasanimewah, pembawaannya di muka umumtselalu sederhana, danitampak supel. Siti Munjiyahomerupakan sosokuyang murah senyumidan mempunyai pendirianokuat dalam memegangpsyariat Islami(Suratmin, dkk, 1991:19–20). Tingkah laku sepertioini menurut Fauzann(2001:78) merupakanosuatu ibadah. Dia menjelaskanubahwa ibadahumemiliki berbagaipmacam cakupanpketaatan yang tampakppadaulisan, anggotaabadan, daniyang munculldariohati.

SitiiMunjiyah menikahhdengan K.H. Ghozalipyang jugaaberasal daripKauman, tetapippernikahaniitu tidakLharmonis. Rumah tanggaayang dibangunnyaatidak langgengodan membuatpkeduanya lantasobercerai (Suratmin, dkk, 1991:19–20). Setelah bercerai dari suaminya, dia tidak menikahglagi, tetapi mencurahkanntenaga maupun pikirannyajuntuk Aisyiyah. Saat itu, diarmasih berada satu rumah-dengan Ki Bagus Hadikusumoodan lantas mengadopsiianak-anak dari SitioBariyah (adikokandungnya yang meninggalldunia), yaituiSitipAntaroh,oIchnaton, danuFuad (Mu’ariffdan Hajar NurrSetyowati, 2014: 94).

Beberapa literatur dan rujukan dari Aisyiyah sendiri menyebutkan bahwa oratoruAisyiyah tersebutumengembuskan napas terakhirnyaotahun 1955osetelah menderita kankerppayudara yang terus

menggerogotinya. Saat-itu, dia sedanguberada di Tasikmalaya, JawaaBarat untukkmenghadiri salah satu konferensiiyang diselenggarakan olehoorganisasi Aisyiyah sendiri.uBadiyah Dahlannyang mengetahuiubahwa Siti Munjiyahpmerasa begitu kesakitanulantas membawanyaake rumah9sakit dan meminta agarokonferensi itu dibubarkan. Namun, nyawa temannya tersebut tetap tidak tertolongglagi setelah memperoleh perawatan intensif. Jenazahjdari Siti Munjiyahhkemudian dibawaokembali kepKampung Kauman, Kota Yogyakartaidan disemayamkanpdi permakamanuKauman yang lokasinya beradaodi belakanglMasjidiAgung Yogyakarta (Suratmin, dkk, 1991:29).

Latar Belakang Pendidikan

a. Madrasah Diniyah Ibtidaiyah

SitipMunjiyah merupakanuseorang wanita IslamuJawa yang mempunyai latarobelakang pendidikanpyang baikppada masanya. Mu’arif dan Setyowati (2014:80)pmengemukakan bahwa SitioMunjiyah danppara wanitaalain di Kaumanpmemang telahldipersiapkan oleh,K.H. AhmadoDahlan untukpmenjadi seorangpulama wanitapyang diharapkanumampu membawa namaaAisyiyah dipkemudianohari. Pembaruan Islamyyang dipeloporiioleh K.H.pAhmad Dahlan telahymembuka wawasanybaru dan memberikanipengetahuan yangolebih luasllagi terhadapppara generasiomuda padapzamannya, termasukpangkatan mudaywanita.

Parapaktivis wanitapmuda Kauman dibimbingydan disekolahkanuoleh K.H. AhmadoDahlan tahunu1913 agarpmenguasai ilmuppengetahuan umumimaupun ilmuiagama. SitilWadingah, SitiiDawimah, daniSiti Bariyah disekolahkanodi NeutraalpMeisjes School (sekolahpumum) yangpberada dipNgupasan, sedangkanpSiti Munjiyahydan SitiiUmniyah (putriiK.H.iSangidu) disekolahkan,di Madrasah DiniyahyIbtidaiyah (sekolahhagama) (Darban, 2000: 47).

Amal-Usaha Siti-Munjiyah... Mulyati

Page 8: AMAL-USAHA SITI-MUNJIYAH’DALAM ORGANISASIiAISYIYAH DI ...

146

WALASUJI Volume 12, No. 1, Juni 2021:

Keduaipola pendidikan ini telah memunculkanikesadaran kritis dalamidiri mereka. Merekaisadar bahwa adatiyang berlangsung dalamikehidupan masyarakat KampungiKauman begitu menghambat kemajuanipara wanita,isehingga wanitaihanya mempunyaiiruang terbatasidalam aktivitas sosialimasyarakat. Haliinilah yangimembuat wanita-wanitailain pendukungiMuhammadiyah menyusulimasuk ke sekolahiumum, yaituiSiti BadilahiZuber, SitiiDauchah, SitiiDalalah,iSiti Busyro, daniSiti HayinahiMawardi. Siti Munjiyahidan paraiwanita lainimemperoleh pendidikaniagama secara langsungimelalui kursus-kursusidan pengajianiyang diadakan olehiK.H. AhmadiDahlan diiMadrasah Dini-yah. Kursus-kursusidan pengajianiagama terse-butimemang menjadiicikal bakalisekolah-sekolah Muhammadiyahidi kemudian hari. Dalamibimbingan daniasuhan K.H.iAhmad Dahlan, paraisantri wanitaiditempa untuk menjadiicalon-calon pemimpinimasaidepan (Mu’arifidan HajariNur Setyowati,i2014: 82–83).

b. SopoiTresno

Setahunisetelah berhasilimenyekolahkan paraiwanita Kaumanidi sekolah umumimaupun sekolahiagama, K.H.iAhmad Dahlanibersama dengan istrinyailantas mendirikan salah satu perkumpulanikaum wanitaiyang berawalidari kursusimembaca Al-Qur’anidengan namaiSopo Tresno. Perkumpulaniinilah yangikelak diubah namanyaimenjadi Aisyiyahipada 1917idan akhirnyaimenjadi ortomiyang diberikanihak untuk mengaturiorganisasinya secaraimandiri (Nashir, dkk, 2010:120). SopoiTresno (bahasa Jawa) sendiri berartii“siapakahiyangiberkasih sayang”. Waktuiitu, SopoiTresno belum menjadiisuatu organisasi, tetapi hanyaigerakan pengajianisaja (Sudja, 1989:39).

Nashir mencatat jika pengajianiyang dilaksanakan olehiSopo Tresno tersebut terusiberlangsung sampaiidengan namanya diubahimenjadiiAisyiyah oleh Nyai Ahmad Dahlan (Nashir, dkk, 2010:122). Selain

mengadakanipengajian, programipertama yang dilakukanioleh SopoiTresno adalah mengusahakaniagar setiapiwanita dari peserta pengajianimenggunakan kerudung (penutup bagianikepala) dariikain serbaniyang berwarna putih. Riset yang dilakukan oleh Mulkhan memperlihatkan jika perkumpulaniiniilantas mengembangkan inovasi keagamaan, yaitu PengajianiWal-Ashri daniMuballighin yang rutin diselenggarakanisetiap hariiSenin sore (Mulkhan, 2013:8).

Gambar 2. HoofdbestuuriSopo TresnoiTahun 1919–1922

Sumber: ArsipiFoto YayasaniK.H. Ahmad Dahlan.

Melaluiperkumpulan Sopoi Tresno ini-lah kaumiwanita diiKauman, itermasuk Siti Munjiyah sendiri, mendapatkanipendidikan berorganisasiidan aktif bergerak diibidang sosial-keagamaan. Sembariimenjalani pendidikanidi MadrasahiDiniyahiIbtidaiyah, SitiiMunjiyah danipara wanitailain dididik untukitidak hanyaimemahami pengetahuan religiusisaja, tetapiijuga dididikiuntuk menjadi pemimpiniyang memilikiisikap hidupidan kecakapanidalam pembaruanipemikiran di KampungiKauman.

Pembentukaniamal usahaiyang dilakukan olehiSiti Munjiyahidan paraiwanita lainidi dalamiSopo Tresnoitidak tergantungipada kelompokiataupun organisasiilain, termasuk Muhammadiyahisebagai organisasiiinduknya. Salahisatu kegiataniutama yang dilakukan oleh SopoiTresno adalahimembantu kerjaiPKO dan mengasuhibeberapa orangianak yatimiataupun anak-anakiusia dini hingga awal remaja yang tidakimampu untuk meneruskanibangku

139—157

Page 9: AMAL-USAHA SITI-MUNJIYAH’DALAM ORGANISASIiAISYIYAH DI ...

147

WALASUJI Volume 12, No. 1, Juni 2021:

sekolah. Haliinilah yangimenjadi modalidasar pentingibagi Aisyiyahidi kemudian hari, sehinggaimampu mempunyaiidan mengelola berbagaiijenis usahailayanan publik, terutama dalam bidangikesehatan danipendidikan (Noer, 1988: 90).

c. Al-QismuliArqa (MadrasahiMualimat)

Setelahimenyelesaikan pendidikannyaidi MadrasahiDiniyah Ibtidaiyahidanimendapatkan pendidikaniberorganisasi diiSopo Tresno,iSiti Munjiyahimenjalani pendidikanidi kelasiAl-QismuliArqa yangidiselenggarakan diiemperan rumahiK.H. AhmadiDahlan sejakitahuni1918. Salahisatu faktoriyang menyebabkaniSiti Munjiyahimasuk keidalam Al-QismuliArqo adalahikebutuhan muballighini (laki-laki penyiariagama Islam) idan muballighati(wanita penyiariagamaiIslam) untukimenyebarkan pahamiMuhammadiyah keluar dariiKampung Kauman. Mu’arifidan Setyowatii(2014:83) menjelaskanibahwa Siti Munjiyahitermasuk salahisatu wanitaiyang dipersiapkanisebagai juruidakwahiMuhammadiyah, sehinggaidia lantas dimasukkanike dalamikelas Al-Qismul Arqoioleh K.H. AhmadiDahlan.

Al-QismuliArqo lebihibanyak mendalami pendidikaniagama Islamidanimenjalankannya denganisistem seperti sekolah-sekolahimodern umumnya,isedangkan kegiatanipembelajaran sekolah ini dilakukanidengan dudukidi lantai danimenggunakan bekasikotak minyakitanah sebagaiimeja atau papan tulisnyai (Mawardi, 1978:20). Adapunitokoh yangimemelopori pendirianisekolah tingkatilanjut iniiadalah K.R.P.H. iMuhammad Kamaluddiningratiatau lebihidikenal denganinama K.H. iSangidu (ayah dariiSitiiUmniyah) (Darban, 2000:44).

Padai1920, K.H. iAhmad Dahlanidan para dermawaniyang beradaidi Kauman kemudian mendirikanisebuah asramaiuntuk menampung paraimurid dari Al-QismuliArqo yangiterus bertambah. Gedungibaru disiapkanidi Kauman, tepatnyaidi depanirumah H. iSyuja’.iSetelah menempatiigedung baruidan menggunakan sistemiklasikal, kelasiAl-Qismul Arqoimulai

diklasifikasiisecara berjenjangidari kelasisatu sampaiidengan kelasitiga.iJenjang kelasisatu menampungimurid sebanyaki20 orang,ikelas duaisebanyak 10iorang,idan kelasitiga sebanyak enamiorang. Berdasarkan data yang diperoleh Mu’arif dan Hajar Nur Setyowati, nama dariiAl-QismuliArqo lantasidiganti denganinama Pondok Muhammadiyahidan menggunakan kurikulumiumum, sepertiiyang diajarkan diisekolah-sekolahiyang didirikan oleh pemerintah HindiaiBelanda, turut diberikanidi sekolahiini (Mu’arifidan Hajar NuriSetyowati, 2014:83–86).

Padaiperkembangan selanjutnya, isekolah ini bergantiinama lagiisebanyak tigaikali,iyaitu HoogereiMuhammadiyah Schooli(Sekolah TinggiiMuhammadiyah),iKweekschool Islam, daniKweekschool Muhammadiyahiatau KweekschooliIstri (Hamzah, 1962:69).iAdapun murid-murid wanitaidari KweekschooliIstri mulaiidipisahkan denganimurid-muridilaki-laki dariiKweekschool Muhammadiyahisejak tahuni1929. Padai1932, pemerintahiHindia Belandaimengeluarkan WildeiSchoolen Ordo-nantiei (OrdonansiiSekolah Liari1932). Ordo-nansiitersebut mengaturikeberadaan seko-lahiliar denganimelarang pemakaianinama persamaanisekolah-sekolahiBelanda, itermasuk Muhammadiyah daniTaman Siswa. Haliinilah yangimembuat KweekschooliMuhammadiyah daniKweekschool Istriiakhirnya namanya diubahimenjadi MadrasahiMuallimin Muhammadiyahidan MadrasahiMualimat Muhammadiyah (Wahyono, 2013: 180).

Pembelajaran di Madrasah Mualimat Muhammadiyah diseimbangkaniantara dasar-dasariilmu yang ada dalam keislamanidengan pengetahuaniilmu-ilmu secara umum yang turutimendukung tercapainya suatuivisi, misi,idan tujuaniMuhammadiyah. Salahisatu pendidikaniyang diterimaioleh SitiiMunjiyah di MadrasahiMualimat adalahipembinaan yang dilakukanioleh NyaiiAhmad Dahlan agar seorangiwanita berpenampilanisederhana, se-bagaimanaidijelaskan olehiMu’arifidan Hajar NuriSetyowati berikutiini.

Amal-Usaha Siti-Munjiyah... Mulyati

Page 10: AMAL-USAHA SITI-MUNJIYAH’DALAM ORGANISASIiAISYIYAH DI ...

148

WALASUJI Volume 12, No. 1, Juni 2021:

Kaumiistri diimbauiagar tidakisilau pada perhiasanimewah,isampai-sampai mereka relaimeminjam uangikepadaitetangganya hanyaiuntuk mengejaripenampilaniataupun terlihaticantik. Wanitaijangan memiliki jiwaikerdil,itetapi berjiwaisrikandi. Apabilaiwanita ituiminta bermacam-macam,imenunjukkan bahwaimereka sebenar-nyaimiskin (Mu’arifidan HajariNur Setyowati, 2014: 75–76).

Pesanitersebut benar-benariterpatri dalam jiwaiSitiiMunjiyah,isehingga membuatidirinya memiliki pembawaaniyang begituisederhana. Denganipembawaan sepertiiitulah, adikidari H. Fachrodiniini sangatiberpengalaman sebagai muballighatidi organisasiiAisyiyah. Dia jugaidikenal diikalangan organisasi-organisasi wanitailain sebagaiidai wanitaiyang handal dan mempunyaiipandangan inklusifiserta toleran. Dalamisetiap pidatonya,idia membela hukum dalamiIslam, tetapiidengan bahasaiyang halus diaiberusaha untukitidak merendahkaniagama-agama yangilainnya (Mu’arifidan HajariNur Setyowati, 2014: 92–93).

Amal Usaha dan Perjuangan di Aisyiyah

a. Pembaruan Keagamaan

Selainimempunyai ikatanikeluarga yang cukupidekat denganiNyai AhmadiDahlan, Siti Munjiyahimempunyai kesamaanipaham denganiNyai AhmadiDahlan danimenjadi pendukungidari gerakaniAisyiyah. Kedekatan antaraiSiti Munjiyahidengan NyaiiAhmad Dahlan telahimembuat gerakaniAisyiyah dapat masukike segalailini padaimasa awal pendirianiorganisasinya. Dukungan berupa sistemiorganisasi, amaliusaha, danietos amaliahiyang tinggiitelah mendorongiAisyiyah berprosesisecara intensifiidi lingkungan masyarakat, khususnyaidi Kaumanisendiri (Febriansyah, dkk, 2013: xv).

Darban (2000:41) mencatatibahwa dengan dilantiknyaaK.H. iSangidu (atasanimenjadi penghuluikeraton, paraipenghulu lainiyang beradaidi bawahikepemimpinannya, itermasuk

HajiiHasyim Ismaili (ayah SitiiMunjiyah), menjadiisemakinoterbuka untuk umatiIslam, khususnyaaMuhammadiyah daniAisyiyah. Organisasi Muhammadiyahidan Aisyiyah mulaiidiperbolehkan masukike Bangsal Pengulon, yanggsebelumnya menjadi tempat yang tabuubagi masyarakat awammdan membuatnya sebagai sentraipenggemblengan paraukader mubalighjMuhammadiyah dan mubalighatuAisyiyah.uMelalui HajiuHasyim Ismail danuK.H.uSangidu, Siti Munjiyahuturut mempermudahuK.H. AhmaduDahlan dan istrinyaudalam memperkenalkanupemahaman Islamumodern2 dalamukonteks masyarakat Islamutradisional diuYogyakarta padauawal abaduke-20.

Djazmaniturut menambahkanibahwa anak dan cucuidari HajiiHasyim Ismail, termasuk SitiiMunjiyah, memang banyakiyang berkiprah diiorganisasi Muhammadiyah daniAisyiyah. Namun,,kiprah tersebutibukan dikarenakan merekaiketurunan dariiHaji HasyimiIsmail, melainkan lebihidisebabkan oleh kemampuan atau kapasitas yang dimilikinya (Wawancara: Yogyakarta, 3 April 2020). Anshoriy (2010:29–30) menegaskanibahwa paraianggota Muhammadiyah maupuniAisyiyah memang tidak mengakuiiperannistimewa dari para ulamaiyangusecara genealogisiturut terhubung denganikedua organisasiiitu, tetapi gerakan tersebutisecara jelasimeletakkanpelit ahli syariatisama pentingnya dengan0ulama. Semakinitinggi pengetahuanisyariat seseorang, besaripula peluangnya untukimemangku jabatan strategisidi dalam gerakaniini (Mulkhan, 2013: 62).

TradisiiMuhamadiyah yang memangitidak mengenaligaris keturunanimenjadi salahisatu kelebihanitersendiri dari paraianggota

2 MT. Arifinidalam kajiannya tentang Muhammadiyahimenyatakan bahwaitolok ukur Muhammadiyahisebagai gerakanimodernisme Islam ataupunireformisme Islamiterletak pada pergulatannyaidalam aspek sosial-keagamaan. Lihatijuga: MT.iArifin, MuhammadiyahiPotret yang Berubah, (Yogyakarta: Penerbit SuaraiMuhammadiyah,21990), hlm.59.

139—157

Page 11: AMAL-USAHA SITI-MUNJIYAH’DALAM ORGANISASIiAISYIYAH DI ...

149

WALASUJI Volume 12, No. 1, Juni 2021:

Muhammadiyah keturunaniHaji HasyimiIsmail dalam ikutimembesarkan perserikataniyang disahkanioleh pemerintahiHindia Belandaipada 22 Agustusi1914 tersebut. Harus diakuiibahwa beberapaiortom yang telah berdiriidi Muhammadiyahitidak dapatidilepaskan dari keturunaniHaji HasyimiIsmail. Salahisatu ortom yang ada di Muhammadiyah adalah Siswo Proyo Wanito (SPW) (PP. Muhammadiyah, tt:561–571). Menurut Siti ChamamahiSoeratno, SPW merupakaniembrio atauicikal bakalidari NasyiyatuliAisyiyah (NA) (Wawancara: Yogyakarta, 12 April 2020). SPWiadalah perkumpulanianak-anak wanita atauiremaja putri diiKauman yangimulai dibangunisejak tahun 1919idan berubah namanyaimenjadi NAipada 1931 (PP. Muhammadiyah, tt:561).

SitiiMunjiyah bersamaidengan anak pertamaidari K.H.iSangidu (SitiiUmniyah) tercatatpsebagai salah satuitokoh yangiberhasil memajukanportomiini. NAikemudian dipimpin olehiSiti Umniyahiselamaisekitar + 100tahun dan tampukkkepemimpinan beralih kepada Zoechrijah pada11929.

Hubunganiharmonis antaraiSiti Mujiyah daniorganisasi Aisyiyahiyang disokongnya denganiKesultanan Yogyakarta iniimenarik dikajiimengingat kesultanan merupakan pusat tradisiikejawen yang penuh dengan hal-hal berbauimistik, sedangkanidi-sisi lainiAisyiyah yang disokongioleh SitiiMunjiyah lebih teridentifikasiisebagaiiorganisasilpuritan yang memberantasptakhayul (memercayai sesuatuuyang tidakyada), bidah (perbuatan yang dilakukan bukan berdasarkanncontoh yang telahhditetapkan, termasukimenambah atau mengurangioketetapan), serta khurafat (ajaran tidakhmasuk akal) (disingkat::TBC)idi kemudian harii(Mulkhan, 2010:76).

Perjuangan Siti Munjiyah dalampmembela ajaran Nyai AhmadpDahlan dimulai sejak dia mengikuti pahamitersebut dan mengajarkannya kepadaopara santri SPW. Dia memintapkepada para-santri wanita tersebut untuk-mengamalkan ajaran Islammsecara nyata, terutamaiSurah Al-Ma’un. Mereka diperintahkan agar menyantuni

paraafakir miskin dengan cara memberinya makanndan menyuruh mereka mandi untuk selanjutnya diberikanppakaian, dan akhirnya diminta untukobersembahyang. Surah ini yang dijadikannpedoman bagi K.H. Ahmad-Dahlan di kemudian hari untuk mencaripsumber daya masyarakattdalam membangun basissteologi pengembangantamalan sosial organisasi Muhammadiyah-dan Aisyiyah. Menurut Febriansyah, prinsip keikhlasan yang ada diidalam surah tersebut jugaamenjadi salah satu pelengkap dalam menyukseskan perjuanganeamal-usaha Aisyiyah (Febriansyah, dkk, 2013:87).

b. Rintisan Pendidikan

Dalam salah satu rujukan yang diterbitkan oleh PP. Aisyiyah, disebutkan bahwa daya tarik pendidikan yang dibentuk oleh organisasi tersebut telah menempatkannya sebagai salah satuuamal usaha utama. Dengan tidak mengurangi peranan-amal usaha lainnya, sektorrpendidikan memang memperoleh proporsi lebih bagi para anggotanya. Dari sinilah pendidikan dapat dimaknaihsebagai wahanatpemahaman serta penyebaranivisi dan misiyAisyiyah (PP. Aisyiyah, 1993:13–14).

Babakanisejarah menunjukkanibahwa amal usahaiSiti Munjiyahidalam bidang pendidikanibegitu menonjol. SitiiMunjiyah dan paraiangkatan wanitaiMuhammadiyah yang ada diiSPW melakukanikerja samaidengan K.H.iSangidu dalamimerintisspendidikan bagitanak-anakiusia diniiyang berada dikKawedanan RehiPengulon denganhnama Frobelschoolipada 1919. TamaniKanak-Kanaki(TK) yangididirikan untukjanak-anak yang berusiasminimal empatitahun itu merupakanusekolah pertamayyang didirikan oleh bangsa,Indonesia. Selain,itu, Frobelschool merupakan embrioodari TamannKanak-Kanak AisyiyahyBustanul Athfal (TK ABA) (PP. Aisyiyah, 1993:14–15).

Berkatjbantuan dari K.H. Sangidu, materi pelajaranyyang ada di Frobelschool lantas berkembang menjadi lebih maju, yaitu

Amal-Usaha Siti-Munjiyah... Mulyati

Page 12: AMAL-USAHA SITI-MUNJIYAH’DALAM ORGANISASIiAISYIYAH DI ...

150

WALASUJI Volume 12, No. 1, Juni 2021:

bimbingantdasar-dasar agamaiIslamimelalui cerita daninyanyian. Selainiitu, pelajaranidi sekolahoini jugaudiselingi denganipermainan anak-anakidi dalamomaupun luariruangan (Darban, dkk, 2010:147). Apabila dikaji, amal usaha ini merupakan cita-cita luhur karena pendidikan pada masa penjajahan penuh dengan rintangan melalui berbagai peraturan-peraturan yang diatur oleh pemerintah Hindia Belanda. Dalamiperkembangan berikutnya, amaliusaha ituikemudian dilanjutkanisebagai pedomanidan gerak langkahiorganisasi Aisyiyah sendiri.

Padai1924, SitiiDjuhainah (sekretaris dariiSPW) daniSitiiZaibijah (bendaharaSSPW) merintisykelanjutan pendidikankanak-anak itu menjadi sekolahTTK denganinama TKiABA yangiberarti,“kebunianak-anak”. SelainiSiti Dalalahidan SitiiAs’adah, salahisatu guru BustanuliAthfal yangipertama kaliiadalah putri dariiK.H. Sangiduisendiri, yaitu SitiiUmniyah. TamaniKanak-Kanak yangididirikan olehiSPW tersebut kemudian dilimpahkanikepada Aisyiyahisejaki1926, sedangkanunama dari SPWkdiganti dengan NAApada 1931 (Darban, dkk, 2010: 147).

Partisipasi dalam Pergerakan Wanita di Yogyakarta

a. Pemikiran tentang Emansipasi

SitiiMunjiyah menjabatisebagai ketua umumiPP. Aisyiyahiselama limaiperiode, yaitu sejakitahuni1932–1936.iSepanjang sejarahnya, sejakidiproklamasikan berdiriisecara resmi padai19 Meii1917, Aisyiyahidapatimelintasi batas-batasjsemangat masanyasyang terus berubahiagar tetap ada sebagai salah satu bagianndari kekinianumasyarakat. Aisyiyah memangibukanlah organisasiiwanita yang pertamaikali berdiriidi Indonesia, tetapiiyang membedakannyaidengan organisasiiwanita yangilain adalahiAisyiyah merupakanipembaru peraniwanita dalamiranahiagama, wanita sebagaiimubalighat yangiterdidik, dan pemimpiniwanita yangimumpuni. Organisasi ituitelah mampuimentransformasikan prinsip

“berlomba-lombaimelakukan kebaikan”idan “banyakibekerja sedikitibicara” menjadi gerakanisosial wanitaiyang memilikiifondasi sosiologisidan ideologisiyang kuatidalam masyarakatidi tingkat palingibawah (Setyowati, 2011: 15).

Gambar 3. Potret Siti Munjiyah di Majalah Suara Aisyiyah.

Sumber: PP. Aisyiyah, Tokoh Kongres Perempuan Pertama. Diakses tanggal 16 April 2020.

Aisyiyahiberhasil menjadiisebuah gerakan sosialiwanita yangibergerak langsung secara riil di tingkat akar rumput ketika dipimpin oleh Siti Munjiyah (Muchtar, 1953:140). Aisyiyah cenderung memfungsikan kembali peran agama sebagaiirujukan dalamibertindak.iTentu saja, peranidan fungsiiagama iniiditujukan untuk kepentinganidan pemberdayaanikaum miskinidan anak-anakiyatim (Soeratno, dkk, 2009:187). Organisasiiwanita sepertiiAisyiyah sangatidiperlukan oleh masyarakat umum bagiipenyelenggaraan beberapa kegiatan yangiberhubungan denganikewanitaan. Haliini dikarenakan organisasi Aisyiyahididirikan denganntujuaniuntuk memberikanipengetahuan secara umum daniwawasan kepadaamasyarakat luas, khususnyaipara wanita, agarimereka menjadiilebih cerdasi (Hawari, 1979:23).

Ketikaimenjabat sebagaiiketua umum,iSiti Munjiyah menekankanibahwa wanitaiharus memilikiiperanan aktifumenjadi agenndalam pembangunanimengingat-kuantitas dari para wanitailebihubaik dibandingkanidengan kaum

139—157

Page 13: AMAL-USAHA SITI-MUNJIYAH’DALAM ORGANISASIiAISYIYAH DI ...

151

WALASUJI Volume 12, No. 1, Juni 2021:

laki-laki. Selainiitu, wanitaijuga berperan dalam membentukukarakter sebuahubangsa. Maju atau mundurnyaykarakter sebuahibangsa tergantungidari kondisiikaum wanitanya. Wanitaimemancarkanopengaruh yangibesar dalamimeningkatkankkadar kesusilaannumat manusia karenardari kaumiwanitalah manusia,menerima pendidikanppertama, terutamaidalam pembinaanimental danimoral – diitangan paraiwanita, seorangianak belajar berpikirudaniberbicara.iKiranya, dapatidisadari bahwaisalah satuiprasyarat bagiikeberhasilan usahaitersebut adalahiketeladanan dariiseorang wanita (ChamamahiSoeratno, dkk, 2009:188).

Kemandirianiyang disertaiidengan ketulusan kulturalimerupakan ciriilain yang berhasilidibangun olehiSiti Munjiyahidalam organisasiiAisyiyah, yang memungkinkan gerakaniwanita Islamiyang berawalidi sekitar Kaumaniini mampuibertahan danitetap memberikanipencerahan bagiiperadaban bangsa. Paraiwanita pelakuigerakan-gerakan sosialidi dalamiAisyiyah, terutamaidi tingkat akarirumput, masihitetap setiaidengan kesederhanaaniNyai AhmadiDahlan yangitidak menempatkanipenampilan sebagaiiprioritas di tengahiarus modernisasiigaya hidupiseiring denganimenguatnya konsumerisme maupun sifatihedonisme. Haliinilah yangkmenjadi modalidasaribagi organisasiiAisyiyah hingga mampu menjadikgerakan wanita yanglmendobrak kebekuankfeodalisme danhketidaksetaraanigender dalamimasyarakat padaimasa itu, sekaligui,melakukan.advokasi pemberdayaanikaum0wanita (Nashir, dkk, 2010: 122–123).

b. Peserta KongresiWanita Indonesia Pertamaidi Yogyakarta

KongresiWanita IndonesiaiPertama dibukaipada Sabtuimalam tanggali22 Desemberi1928 di Ndalem Jayadipuran. Untukimengisi kemeriahanidalam peristiwa bersejarahitersebut,ibeberapa wanita dariiSPW menampilkanilantunan panembramaidalam bahasaiArab daniIndonesia dalamiacara

pembukaaniyang bermaksud memberikan selamatidan memujiiterlaksananya kongres (Suratmin, 1990:84). Dari laporan kongres yang didokumentasikanioleh.Blackburn, idapat diketahuiiada 15ipembicara yangimewakili berbagaiiorganisasi (Blackburn, 2007:141–142). Acara tersebut berlangsungkselama tiga hariitiga malam dengannagenda masing-masing. Setiap-malam berlangsunggacara pertemuan dannpersidangan tertutuppantara utusanitamu, anggotaikomite pusat, danisub seksi, sedangkanisetiap siangihariidilaksanakan persidanganhumum denganipembacaangpidato dariymasing-masingjjutusan (Soewondo, 1984: 198).

Pokok pembahasan yangudilontarkan adalah seputar berbagai permasalahan yang sedang dihadapiioleh kaum wanita saat itu dan cara mengatasinya, yaituipentingnya kesehatan danipendidikan modernibagi wanita,inasib anak-anakoyatimidan janda,ipentingnyairasa hargaidiri lebihitinggi diikalangan paraiwanita, persamaanihak antaraiwanita danilaki-laki, reformasiiaturan-aturan dan ketentuan-ke-tentuan dalamipernikahan agamaiIslam (termasukisoal pernikahanianak-anak dan bentukipoligami), daniburuknya pernikahan paksa. Dalamikongres iniiterdapat sejumlah pidatoitentang nasionalismeidan kecaman ter-hadapipoligami, tetapiimosi yangiditerima olehikongres agakiterbatas (Blackburn, 2007: 145). Haliinilah yangisempat menimbulkanipertentangan pahamiantara golonganinasionalis daniKristen diisatu pihak denganigolongan Islamidi pihak yangilain, tetapiiumumnya terdapatipersamaan kemauan untukimemajukan kaumiwanita Indonesia (Soewondo, 1984:198). Wacanaikontroversial mengenaiipoligami lantasidiatasi dengan mengirimkanimosi keidewan agamaidan memintaipenjelasan tertulisikepadanya apabila terjadiipenolakan (Blackburn, 2007:145–146).

Dalamipidatoipembukaan KongresiWanita IndonesiaiPertama, R.A.iSukontoimenjelaskan bahwaikongres ituisemula berawalidari usulan perkumpulaniwanita “kanan”idan “kiri”iuntuk

Amal-Usaha Siti-Munjiyah... Mulyati

Page 14: AMAL-USAHA SITI-MUNJIYAH’DALAM ORGANISASIiAISYIYAH DI ...

152

WALASUJI Volume 12, No. 1, Juni 2021:

mengajakibersatu (Darban, dkk, 2010:79–80). Diaibaru bisaimenyampaikannya dalam kongresitersebut karenaimengalami beberapa kerepotan. Berdasarkanipenilaiannya, ke-mampuanikaum wanitaiIndonesia masih kurangiapabila dibandingkanidengan kaum wanitaidi negara-negarailain, iwalaupun perkumpulan wanitaidi Indonesiaisudah banyak. Haliinilah yangimendorongnya – bersamaidengan R.A.iSutartinah (NyiiHajar Dewantara)idan Ny.iSuyatiniKartowiyono – untukimengadakan suatuikongres (Suratmin, dkk, 1991:11).

Pendirianikomite kongresiyang di-cetuskan olehiR.A. Sukontoiini diisisi lainitidak mengherankaniapabila sebelumnya mendapatkanitantangan danikritikan yang tajamidari berbagaiipihak. Salahisatu kritikan tersebutidilontarkan olehikaum kolotiyang masihimerendahkan kaumiwanita, antarailain:

a. Kaumiwanita tidakiperlu mengadakan kongresiatau perkumpulan-perkumpulan lainisejenisnya.

b. Kaumiwanita tempatnyaihanya beradaidi dapurisaja.

c. Kaumiwanita tidakiperlu memberikan penghidupani (mencariinafkah).

d. Kaumiwanita Indonesiaibelum ma-tangidan belumibisa berdamaiisatu samailain (Darban, dkk, 2010:80).

R.A.iSukonto secaraitegas mengingatkan kepada paraipeserta kongresibahwa seorang wanitaiyang inginimencapai cita-citanyaiharus membantahisemuaicelaan. Paraiwanita jangan sampaiidianggap rendah, apalagiiolehiorang-orang yangimasih kolot ipemikirannya Maksudiperkataannya ituitidak untuk melepaskanikaum wanitaidari dapur, tetapi merekaijuga harusiturut memikirkaniapa yang dilakukanioleh kaumilaki-laki. Bagiidirinya, kongresiyang berlangsungidirasa pentingiuntuk mengumpulkaniorganisasi-organisasi wanita Indonesiaiguna berdamaiidan memikirkan berbagaiipokok permasalahani(Soewondo,

1984:198–199).Pada acaraapenyampaian-pidato, Siti

Munjiyahydan Siti-Hayinah Mawardi0tampil sebagaiiperwakilan daripAisyiyah. Siti Munjiyahhmemberikan pidato dengan judul “DerajatiPerempuan”, sedangkaniSiti-Hayinah Mawardiimenyampaikanotentangi “Persatuan Manusia”. Aisyiyahisendiri secara terbuka mengemukakan bahwa menginginkan kongres tersebut untuk melakukan kerja sama dengan organisasi wanita lain (PP. Aisyiyah, tt:17). Soewondo menambahkan bahwa Aisyiyah juga mengharapkan pertemuan tersebut menjadi suatu wadah bagi para wanita untuk mengemukakan pendapat dan gagasan tentang perjuangan (Soewondo, 1984:199–200).

Dalamopidatonya, Siti,Munjiyah mengungkapkan bahwaaderap langkah perjuangan dari bangsa-Indonesia, khususnya kaumywanita, telahhmenggema di,hati. Menurut dirinya, Kongres WanitaoIndonesia Pertama sangatipenting artinyaakarena mayoritas para utusan sudah meluangkan waktunya agar dapat hadirpdalam kongres tanpaomeninggalkan urusan pekerjaan maupun rumah. Mereka dapatpmenghadiri rapat tersebut untukumembahas beberapa=keperluan kehidupannbersama. Kongres itu sudah memberikan keuntungan secara langsung karena menambah teman organisasi wanita dalam melakukan perjuangan. Namun, Siti Munjiyah mengungkapkan bahwa tahap persiapan dalam kongres itu masih memilikiikekurangan (Suratmin,,dkk, 1991:20–23).

Dalam dokumen yang diterbitkan oleh PP. Aisyiyah serta penelitian yang dilakukan oleh Blackburn, dapat diketahui bahwa Siti Munjiyah mengelompokkan derajat dan kemuliaan dari kaum wanita menjadiitiga bagian, yaituibudinya yangitinggi,iilmunya yang banyak, danikelakuannya yangibaik. Menurutipengamatan yang dilakukannya sendiri, waktu ituusudah banyakkkaum wanita yang0pintar. Namun, mereka tidak bisa memanfaatkannya karena kelakuan dan budinya dirasakan masih kurang. Hal

139—157

Page 15: AMAL-USAHA SITI-MUNJIYAH’DALAM ORGANISASIiAISYIYAH DI ...

153

WALASUJI Volume 12, No. 1, Juni 2021:

tersebut memang harus dipertanyakannapakah sifattmereka sudah sesuaiodengan-kodratnya. Pendapat dan pandangan-tersebut adalah lontaran pemikirannya yang dikemukakanoatas sumbanganppemikiran organisasi-Aisyiyah, yangpharus direnungkan seperlunyaaoleh pemimpin-pemimpin organisasiowanita lain yang hadirYdalam kongresiitu (PP.iAisyiyah, tt:17–20).

Siti-Munjiyah juga menyampaikan perbedaannantara wanita dan laki-laki berdasarkan hukum dari Islam. Dia menjelaskan bahwa parappeserta kongresstidak harusymemeluk agama Islam, semuanya diserahkanOkepada pribadiVmasing-masing. Hukum dalam Islam memangomembedakan antara wanita dan laki-laki. Namun, perbedaan tersebut tidak berartiobahwa kaumUlaki-laki lebih=tinggi derajatnyaadibandingkan dengan kaum-wanita. Laki-laki dan wanita Islam masing-masing-berhak maju secara bebas denganpbatas-batas tertentuukarena sejakklahir mereka telah mempunyai kodratomasing-masing yangOberbeda-beda (Suratmin, dkk, 1991: 22).

Dalam akhirmpidatonya, Siti Munjiyah menyerukan supaya para wanita lebihiteliti lagi dalamlmempelajari beberapa permasalahan serta bisa menimbangpsesuatu yang baik maupun buruk. Diaamengingatkan kepada,para pemimpin organisasiiwanita supaya bangsa Indonesia lebih berhati-hatiidalam-menyerap budayaayang berasalldariiBarat. Pandangannya ituudiharapkan dapatomenjadi gerakjlanjutan dariikongrespselanjutnya (Suratmin, dkk, 1991: 23).

Kritik Kesetaraan Gender Siti Munjiyah

Dari sekian banyak wanita anggota Aisyiyah, Siti Munjiyah merupakan salah satu ikon yang memiliki kemampuan berorasi. Pengalamannya hadir ke berbagai acara penting bersama K.H. Ahmad Dahlan dan Haji Fachrodin membawa dampak kepada kepribadiannya. Dia sering turun diajak dalam pertemuan-pertemuan Muhammadiyah maupun

Sarekat Islam di berbagai daerah. Sebagaimana disebutkan dalam artikel

di Suara Muhammadiyah, dia awalnya mendapatkan kesempatan berorasi di atas voordracht (mimbar) dalam suatu acara yang diadakan oleh Sarekat Islam di Kediri pada 20 November 1921 karena memakai pakaian,yang belum terkenal diikalangan umattIslam waktu itu. Orang-orang mengira bahwa pakaian yang dikenakannya adalah pakaian haji. Ketika berorasi, dia memanfaatkannya untuk menjelaskan pakaian tersebut kepada para hadirin (Hayati, 1985:4–5).

Pakaian yang dikenakannya tertutup rapat seperti kain ihram dan dikombinasikan dengan kerudunggkhas songkettKauman. Tidakkhanya itu, dia jugaamenjelaskan mengenaiikedudukan kaum wanita dalamgagama,Islam. Menurut dirinya, perintahidalam agamaaIslam tidak hanya diperuntukkan bagi laki-lakissaja, tetapi wanita juga harus melaksanakannya.

Saya ini bukaniorang haji, tetapirsaya mengenakan pakaianncara hajirwanita. Saya-juga tidaksmalu berpakaiandseperti oranghhaji, karena-ini merupakan salah satu perintahpagamaaIslam. Tidak hanya kaumilaki-laki yang wajibimemajukan agamaaIslam, tetapiokaum wanita juga memiliki hak-hak yanggsama pula untuk memajukan,agama,Islam (Hayati, 1985: 5).

Tampilnya di atas mimbar tersebut dianggap sebagai langkah maju waktu itu. Pasalnya, tidak semua wanita memiliki keberanian dan kesempatan untuk bisa tampil berorasi di depan publik. Hal tersebut juga menjadi pesan Aisyiyah bahwa paraawanita mempunyai kesempataniyang sama pula denganklaki-laki. Blackburnndalam bukunya yang berjudul Kongres PerempuannPertama: SuatuoTinjauan-Ulang, mengatakan bahwa gaya berpidato dari Siti-Munjiyah memiliki kesamaan dengan khotbah dalammIslam. Namun, lebih lanjut menurut Blackburn, hal itu tidaklah mengherankan karena mengingat pekerjaanosehari-harinya memang,seorang

Amal-Usaha Siti-Munjiyah... Mulyati

Page 16: AMAL-USAHA SITI-MUNJIYAH’DALAM ORGANISASIiAISYIYAH DI ...

154

WALASUJI Volume 12, No. 1, Juni 2021:

juru khotbah yanggberpengalaman diPkalangan Aisyiyah (Blackburn, 2007: 44).

Blackburn menengarai bahwa pidatooyang dikemukakan oleh Siti-Munjiyah memang penuh dengankkalimat-kalimat yang,berlebihan dan berulang-ulang, tetapi cenderung retoris dan didaktis seperti suatu percakapan yang penuhhdengan selera humor, khususnya apabila menyinggungmmasalah mengenai keterbelakangan sikap dari orangOBarat terhadap wanita pada masallalu. Selain itu, dia juga selalu mengutippretorika dalam Islam (yanguberujung kepada kata-kataldalam,bahasa Arab). Hal ini disebabkan karenaqdia pernah menempuh pendidikan yang setara dengan Hollandsch Inlandsche School (sekolah modern), yang menjadikannya mengerti cara berbicara di hadapan para hadirin campuran (Blackburn, 2007:45–46). Mu’arif dan Setyowati (2014:86–88) turut memperjelas bahwa Siti Munjiyah sebenarnya selalu menahanudiri membaca kutipan-kutipannArab yangksering menyelingi-tulisan atau,pidatonya, tetapi hal tersebut sukar dilakukan mengingat bahwa terdapat berbagai perbedaan pandangan di kalangan para wanita saat itu.

Sementara itu, dalam Kongres Wanita Indonesia Pertama, pidato yang disampaikannya merupakan respon atas gerakan feminisme liberal yang berkembang saat itu. Namun, pidato itu rupanya mendapatkan banyak kritik dari para peserta kongres dari perwakilan lain. Kendati demikian, kemampuannya dalam berorasi membuatnya mampu meredam berbagai kritik yang datang kepadanya, ditambah dengan kehadiran anggota SPW yang tak lain adalah kader Aisyiyah yang turut menyemangatinya (Congresnummer: CongressPerempoean Indonesia jangyPertama 22–255December 1928 diiMataram:10–12).

Siti Munjiyah mengkritisi pemikiran Barat dan feminisme bahwa wanita dariikalangan non-Islam terlihatytertekan karenautidak mempunyai hak-hakidalamiperkawinan. Secara halus, dia mengemukakan bahwaapemikiran Barat dan tradisiiKristen memang.diskriminatif

kepada wanita. Tidakllupa, dia mengingatkan kepada teman-temannya agarrmemilah-milah sesuatu yangobaik danuburuk dalamtmelihat kemajuan wanitaaBarat. MenurutdBlackburn (2007:xi), pidato yang disampaikan oleh Siti Munjiyah-adalah contoh yanggmenarik dalam melakukanlsesuatu yangodibelanya dengan memadukanyhal-hal terbaikkdalam tradisi Barat8maupun-Islam.

Setelah kongres, Siti Munjiyah terus berkomitmen untukimemajukan kaumpwanita diitanah-air. Adapun pelaksanaan Kongres Wanita Indonesia Pertama itu lantas ditetapkan sebagaii“Hari-Ibu”. Hasil dari kongres tersebut menyepakati suatu pembentukannPerikatan PerkumpulaniPerempuan-Indonesia (PPPI), yangtkelak berubahenamanya menjadilKongres WanitaoIndonesia (KOWANI). Organisasi-organisasi wanita yang tergabung di dalamnya menuntut hak-hak kaum wanita setaraydengan laki-laki, termasuk Aisyiyahi(Congresnummer: CongressPerempoean-Indonesia janguPertama 22–25 Decembery1928 diyMataram:12).

PENUTUP

Siti Munjiyah lahir dan tinggal di Kauman yangjnotabene merupakanikampung paraisantri danikaumzjuragan batikiyang berbaurrmenjadi satuikomunitas. Pendudukiyang berada di Kaumaniadalah keturunanidari paraaulama yang awalnya mempunyai pertaliannhubungan keluargaasatu samaolain. Sebagai salah satu anggotatkeluarga dariiabdi dalem dalam urusan keagamaan, keluargauSiti Munjiyah mempunyai pusat7kegiatan dijLanggar Dhuwur. Denganudemikian, Siti Munjiyah secaraasosio-kultural berasalldari lingkungan keluargaaabdi dalem yanggmengenal tata kehidupanydan pergaulanedi-lingkungan keraton, sedangkanoMuhammadiyah yang berkembang diikampung ini ikut andil dalam memberikannpengaruh,terhadap perkembangan dan pembentukanvkepribadiannya.

Memasukiiabadike-20, paraiwanita Islam Kaumanimulai menyadariibahwa masalah kemiskinaniumat turutimenjadi penghambat

139—157

Page 17: AMAL-USAHA SITI-MUNJIYAH’DALAM ORGANISASIiAISYIYAH DI ...

155

WALASUJI Volume 12, No. 1, Juni 2021:

jalannyaipembangunan sertaiterciptanya masyarakatisejahtera. Kesadaran dari para wanita tersebut, termasuk Siti Munjiyah, lantas diwujudkanidengan mendirikaniorganisasi sosial-keagamaanibernamaiAisyiyah. Akar pendirianiAisyiyah sendiriitidakjdapat terlepas kaitannyaadengan akar-sejarah organisasi Muhammadiyah. Spirit pendirian Muhammadiyah-telah mengilhamiupendirian hampiryseluruh ortommyang adaadi dalam Muhammadiyah, termasukiAisyiyah sendiri.

Dilihat dari sejarah perjalanan hidupnya, Siti Munjiyah bersama dengan Siti-Umniyah tercatatssebagai salahhsatu tokohiyang berhasil memajukanoortom Aisyiyah dengan merintis dan mendirikan Frobelschool. Adapun kiprahnyaayang berskalaanasional adalah menjadi salahhsatu pesertaiKongres-Wanita Indonesia-Pertama yanggdiadakan di Ndalem Jayadipuran tanggal 28lDesember11928. Dalam acaraapenyampaian-pidato, Siti Munjiyah mengemukakan pendapat tentang derajatiwanita. Tampilnya Siti-Munjiyah sebagai perwakilan Aisyiyahhdalam forum itu ikut memengaruhi perkembanganoorganisasi tersebut di9kemudian hari. Selainnitu, usulnya itu sangattpenting bagiikemajuan kaumowanita umumnyaadan wanitaaIslam-khususnya.

Luasnyaujangkauan kegiatan dalam segenappaspek kehidupanhyangidilakukan oleh Aisyiyah yang dipimpin oleh Siti Munjiyah telahhmenunjukkan kemantapanjamal usaha organisasiitersebut. Selain itu, reformasioIslam yang dilakukannoleh Aisyiyah telahjmembawa perubahanhpandangan mengenai wanita. Perubahan tersebut mulaiodiamalkan untuk memberikanhhak,jkewajiban, dantperan yang samaibagi kaumewanita. Denganodemikian, Siti Munjiyah telahjmembuka cakrawala pandangannbaru yangylebih luassbagi para wanitayuntuk dapattberperan diydalam masyarakatidan menyingkirkanjsekat-sekat tradisional-yang menghambattpara wanita untuk berkembang dan maju.

DAFTAROPUSTAKA

Anies,iJunus. 1969. Haji Fachrodin. Yogyakarta: PT. Percetakan Persatuan.

Anshori, Muhammad Nashruddin. 2010. MatahariiPembaruan: RekamoJejak K.H. AhmadgDahlan. Yogyakarta: Jogja BangkittPublisher.

Anwar. A. 2007. ManajemennPemberdayaan Perempuan. Bandung:iAlfabeta.

Blackburn,iSusan. 2007. KongresoWanita Pertama: TinjauannUlang. Jakarta: YayasannOborIIndonesia-KITLV.

Darban, AhmadgAdaby, dkk. 2010. Aisyiyah daniSejarah PergerakanuPerempuan Indonesia: Sebuah-Tinjauan-Awal. Yogyakarta: JurusannSejarah FIB-UGM.

Darban, AhmadgAdaby. 1995. “UlamasJawa Bagian dariiWarisan Budaya0Islam di Indonesia: DinamikakPerkembangan danoPerjuangannya”, Makalah SeminariBalai KajiannSejarah dan NilaiiTradisional Yogyakartay9 November 1995.

_______. 2000. SejarahiKauman: Menguak IdentitasoKampung Muhammadiyah. Yogyakarta:oTarawang.

Direktorat Jenderal Kebudayaan dan Permuseuman. 1994. Pameran Foto Sejarah Pergerakan Wanita Indonesia di Museum Benteng Yogyakarta Tanggal 27 Desember 1994–1 Januari 1995. Yogyakarta: DepartemeniPendidikan danmKebudayaan DirektoratuJenderal Kebudayaanodan Permuseuman.

Djazman, Elydaa(77 tahun). 2020. Ketua UmumnPP. Aisyiyah11985–2000. Wawancara, Yogyakarta: 2 April 2020.

Fauzan,AAl.22001. Kitab-Tauhid. Jakarta: YayasannAl-Sofwa.

Febriansyah, MuhammadiRaihan,odkk.82013. Muhammadiyah0100 TahunjMenyinari Negeri.oYogyakarta: MajelissPustaka danpInformasi PP.pMuhammadiyah, 2013.

Amal-Usaha Siti-Munjiyah... Mulyati

Page 18: AMAL-USAHA SITI-MUNJIYAH’DALAM ORGANISASIiAISYIYAH DI ...

156

WALASUJI Volume 12, No. 1, Juni 2021:

Hadi,ySutrisno.11998. MetodologiuRiset. Yogyakarta: Percetakan AndiiOffset.

Hamzah,sAmir.11962. PembaruaniPendidikan dan-Pengajaran-Islam yang DiselenggarakanuOleh Pergerakan-Muhammadiyah. Yogyakarta: Penyelenggara danuPublikasi PembaruankPendidikan/Pengajaran IslamnMuhammadiyah.

Harnoko, DartoodaniTashadi. 1987. Mengenal SekilassNdalem Jayadipuran. Yogyakarta: DepartemennPendidikan dannKebudayaan DirektorattSejarah dan NilaitTradisional BalaiiKajian-Sejarah dannNilai TradisionallYogyakarta.

Hawari, Dadang. 1979. Peranan Wanita dalam Keluarga dan Masyarakat dalam Suara Aisyiyah (Vol. 1, No. 5, Mei 1979), hlm. 23–30.

Hayati, Chusnul. 1985. “AktivitassAisyiyah dalammMeningkatkankPeranan Sosial WanitaadiiIndonesia”, SeminarrSejarah NasionallIV diiKota Yogyakartaa16–19 Desemberr1985.

Hayati,LLatifah. 2008. PerannAisyiyahtdalam Internalisasi Nilai-NilaiiMuhammadiyah di KampunggKauman Yogyakarta. Skripsi.YYogyakarta: UniversitassIslam NegeriiSunan KalijagaaYogyakarta.

Hook, Sidney.11969. TheeHero innHistory. Boston:hBeaconlPress.

Kuntowijoyo.12003. MetodologiySejarah. Yogyakarta: TiaraaWacana.

Kutoyo,ySutrisno.11983. KyaioHajioAhmad Dahlan. Jakarta: DirektorattSejarah daniNilai TradisionalyProyek Inventarisasiidan-Dokumentasi-Sejarah Nasional.

Mawardi, Muhammad. 1978. Perkembangan Perguruan Muhammadiyah dalam Suara Muhammadiyah (Vol. 1, No. 10, Juli 1978), hlm. 20–35.

Mu’arifudan HajarrNur-Setyowati.12014. Srikandi-SrikanditAisyiyah./Yogyakarta: SuaraiMuhammadiyah.

Muchtar, Siti Ibanah. 1953. Pemandangan Umum Aisjijah dalam Suara Aisyiyah (Vol. 2, No. 6, September 1953), hlm. 140–150.

Mulkhan, AbdulfMunir.12013.pMarhaenis Muhammadiyah: Ajaranvdan PemikiranjK.H. AhmadgDahlan. Yogyakarta: GalangePustaka.

Munawaroh, Siti Lailatul.42013. Tugaszdan WewenangtPenghulu Kesultanan YogyakartayBerdasarkannStaatsblad Tahun-1882. Skripsi. Yogyakarta: Universitas IslameNegeri Sunan KalijagaaYogyakarta.

Nashir,yHaedar,idkk.62010. Profill1-Abad Muhammadiyah.iYogyakarta: Lembaga Pustakaddan InformasiyPP. Muhamma-diyah.

Nashir, Haedar, dkk. 2010. Profil 1 Abad Muhammadiyah. Yogyakarta: Lembaga Pustaka dan Informasi PP. Muhammadiyah.

Nitipradja. 1941. Pengadilan ing Pradja Ngajoegjakarta Hadiningrat” dalam Hoedyana Wara (Vol. 1, No. 2, Agustus 1941), hlm. 66–70.

Noer,DDeliar,11988. GerakanjModernnIslam diuIndonesia11900–1942. Jakarta: LP3ES.

Pijper,GG.F.11984. BeberapaaStudiuTentang Sejarah Islamndi Indonesiay1900–1950.uJakarta: UniversitassIndonesia Press.

PP. Aisyiyah. 1940. Sopo Tresno dalam Taman Nasjiah (Vol. 1, No. 3, September 1940), hlm. 22–25.

_ _ _ _ _ _ _ . C o n g re s n u m m e r : C C o n g re s PerempoeannIndonesia janghPertama 22–259December 1928idioMataram.

_______. 1993. 78 Tahun Milad Aisyiyah dalam Suara Aisyiyah (Vol. 1, No. 1, Januari 1993), hlm. 13–20.

_______. tt. SejarahhPertumbuhan dan PerkembangannAisyiyah. Yogyakarta: PP.iAisyiyah SeksioKhusus Penerbitan danpPublikasi.

139—157

Page 19: AMAL-USAHA SITI-MUNJIYAH’DALAM ORGANISASIiAISYIYAH DI ...

157

WALASUJI Volume 12, No. 1, Juni 2021:

PP. Muhammadiyah. tt. 95 Tahun Langkah Perjuangan. Yogyakarta: PP. Muhamma-diyah.

Setyowati, Hajar Nur.02011. Aisyiyah:iDari BabyiShow SampaiuTabligh dalam,Basis (Vol. 1, No. 1, Agustus 2011), hlm. 15–17.

Soeratno, SitipChamamah (800tahun). 2020. KetuapUmum PP.iAisyiyah=2000–2010. Wawancara, Yogyakarta: 12 April 2020.

Soeratno, SitiiChamamah, dkk.12009. MuhammadiyahfSebagai-Gerakan Seni daniBudaya: Suatu,Warisan Intelektual yanguTerlupakan. Yogyakarta:,Pustaka Pelajar.

Soewondo,iNani.11984. KedudukantWanita Indonesiaedalam Hukumhdan Masyarakat.JJakarta: Ghalia,Indonesia.

Suhartono.11994. SejarahyPergerakan Nasional: DaritBudi UtomooSampai Proklamasiu1908–1945. Yogyakarta: PustakapPelajar, 1994.

Sumadio, Bambang. 1983. Pemikiran Biografi dan Kesejarahan. Jakarta:iDepartemen Pendidikanudan KebudayaaniDirektorat Sejarahudan NilaiiTradisional.

Suratmin,ddkk.11991. BiografiiTokoh Kongres Wanita IndonesiayPertama. Jakarta: DirektoratuSejarah dan-Nilai Tradisional ProyekkInventarisasi dannDokumentasi SejarahoNasional.

Suratmin.21990. NyairAhmad-Dahlan PahlawaniNasional.oYogyakarta: PP. Aisyiyah0Seksi Penerbitan.

Suryochondro, Sukanti.21984. Potret PergerakaniPerempuan dioIndonesia. Jakarta:uYayasan Ilmu-IlmuiSosial.

Syamsudin,yHelius.22007. Metodologi Sejarah.iYogyakarta:OOmbak.

Tri Wahyono, Tugas.y2013. Pengawasan PemerintahoHindia-Belanda Tentang PengajaranoAgamapIslam: Studi Kasusipada LembagarPendidikan Muhammadiyahk(1912–1942) dalam Patra Widya (Vol. 14, No. 1, Maret 2013), hlm. 180–195.

Yusuf, Junan.22005. Ensiklopedia Muhamma-diyah.iJakarta: RajauGrafindo Persada.

Amal-Usaha Siti-Munjiyah... Mulyati