aik semen
-
Upload
pandulewandownski -
Category
Documents
-
view
233 -
download
8
description
Transcript of aik semen
SIZE REDUCTION
KELOMPOK 11. Encep Muhammad Ilyas2. Pandu Setyadi3. Sovia Elita MP
FACTORS THAT EFFECT IN SIZE REDUCTION
Feed size and capacity
Size reduction ratio
Distribution of partikel size in product flowMaterial characteristic (hardness, abrasiveness, stickiness, density)Wet or dry condition
SIZE REDUCTION MEASUREMENT
• Feed size 2-96 inchCOARSE
SIZE REDUCTION
• Feed size 1-3 inchINTERMEDIAT
E SIZE REDUCTION
• Feed size 0,25-0,5 inch
FINE SIZE
REDUCTION
CRUSHER1. PRIMARY
operates on run off mine material, accepting anything that comes from mine face and breaking it into 6 to 10 inch lumps
2. SECONDARYreduces these lumps to particles
perhaps ¼ inch in size
Primary CrusherJaw Crusher Gyratory Crusher
Smooth-roller Crusher Toothed-roll Crusher
Roller Mill
GRINDER
REDUCES CRUSHED FEED TO POWDER
Intermediete grinder: might pass a 40-mesh screen
Fine grinder: pass a 200-mesh screen
3. Ultrafine Grinder (mesin giling ultra halus)Accept feed particles no larger than 6 mm4. Cutting machine (mesin pemotong)Give particles of definite size and shape , 2-10 mm
in length
Ultrafine Grinders 1. Hammer mills with internal classification2. Fluid-energy mills3. Agitated mills
Cutting Machines
1. Knife cutters; dicers;slitters
Permasalahan pada Pabrik Semen
CRUSHER
ROLLER MILL
BALL MILL
KILNHYDRAULIC ROLLER CRUSHER
200 mesh
150 mesh
200 mesh
100 meshPRODUK SEMEN
RM
PROSES PEMBUATAN SEMEN
Tahapan Proses
Penambangan & Penyiapan bahan baku (Unit Mining)
Pengeringan & Penggilingan bahan baku (Unit Raw Mill)
Penyediaan & Persiapan bahan bakar (Unit Coal Mill)
Pembakaran raw meal & Pendinginan Klinker (Unit Burning & Cooling)
Penggilingan Akhir (Unit Finish Mill)
BAHAN BAKU
Bahan mentah utama
(Limestone & tanah
liat)
Bahan Tambahan
(trass, gypsum)
Bahan Korektif (pasir
besi, pasir silika,
limestone high
grade)
Penambangan & Penyiapan bahan baku (Unit Mining)
Penyediaan Batu Kapur (Limestone)
1. Penambanganmelalui proses drilling (pemboran) & blasting (peledakan)
2. Pengecilan ukuran batuan (size reduction) penghancuran awal menggunakan rock breaker dengan excavator yang ujungnya
diganti dengan hammer.3. Pemuatan (loading) & pengangkutan (houling) menggunakan wheel loader yang selanjutnya diangkut oleh dump truck menuju crusher4. Penghancuran batuan (crushing)
a. Primary crusher b. Secondary crusher c. Belt Conveyor d. Limestone bin
Penyediaan Tanah Liat (clay)1. Penambangan clay2. Pengangkutan (houling)
menggunakan wheel loader yang selanjutnya diangkut oleh dump truck menuju clay cutter3. Pengecilan ukuran clay
Clay cutter belt conveyor clay bin
Penyediaan Bahan Korektif &
Bahan Tambahan1. Pasir silika (silica sand)
Quarryopen yard pilebelt conveyorcrusher silica sand binbelt conveyorweight feederrotary dryer
2. Pasir besi (Iron sand)Roofed storagebelt conveyor with loaderhopper pasir besi
3. GypsumGypsum langsung disimpan di roofed storage
4. TrassOpen yard piledump truckcrusher (dicampur dengan limestone)belt conveyorroffed storage
Pengeringan & Penggilingan bahan baku
(Unit Raw Mill)
Raw Mill
Homo Silo
Rotary Dryer (250-3000C)
Clay
LimestonePasir besi
Pasir Silika
Raw meal (1000C)
Gambar 3.1. Diagram Blok Sederhana Unit Raw MillUnit ini terdiri atas:1. Pengeringan Pasir Silika dan Tanah Liat2. Pencampuran bahan baku3. Penggilingan bahan baku4. Homogenisasi
1. Pengeringan Pasir Silika & Tanah LiatMerupakan bahan baku penyumbang kadar airpaling tinggi
Rotary Dryer
Pasir silika & tanah liat
Udara panas
Exhaust gas
Electrostatic
Precipitator (EP)
Produk Kering (kadar air max. 1%)
2. Pencampuran bahan bakuTahap pencampuran limestone, clay, pasir silika, dan pasir besi dari hopper masing-masing- weighing feeder
3. Penggilingan Bahan bakuProses penggilingan bahan baku pada Roller Mill
Limestone Clay mix,
batu kapur koreksi, copper
slag dan silika
Weight feeder
Alat Detektor Logam
Bahan Digiling
dan Dikering
kan
Roller Mill
Produk Raw Mill cyclone
Debu campuran limestone clay mix, batu kapur koreksi, copper slag, silika dan gas melewati Electrostatic Precipitator screw conveyor bucket elevatordust bin
4. Homogenisasimaterial cycloneblending silo rotary kiln
Penyediaan & Persiapan bahan bakar (Unit Coal Mill)
CoalMill
VertikalCoal
Hopper
BurnerSP
BurnerKiln
Batubaraair 8 %
90 meshBatubara
air 25 %
Pembakaran raw meal & Pendinginan Klinker (Unit
Burning & Cooling)
Burning unit
Kiln feed (T = 800-900oC)
raw mix
(T =1000C)
Reinforced Suspension
Preheater (T = 900 oC,
% kalsinasi = 90%)
ROTARY KILN
(T=1400 0C)
Grate CoolerKlinker dingin (T = 80–150 0C)
Klinker silo
Cooling unit
Blending silo
Klinker (T=120
0 0C)
Proses penggilingan akhir terdiri dari 3 tahap proses utama yaitu :1. Proses Penyiapan Clinker dan Bahan Additive2. Proses Size Reduction di HRC3. Proses Penggilingan Akhir di Ball Mill
Penggilingan Akhir (Unit Finish Mill)
1. Proses Penyiapan Clinker dan Bahan Additive-Klinker silo belt conveyorbucket elevator finish mill feed bin-trass & gypsum bin masing-masing
2. Proses Size Reduction di Hydraulic Roller Crusher (HRC)Klinker silo bin HRC HRC klinker hasil pre grinding
3. Proses Penggilingan Akhir di Ball Mill
Klinker dingin (T = 80–150 0C)Klinker
out HRC
BALL MILL (T = <
120 0C)
Gypsum dan
Trass
Semen
Cement silo
PERALATAN PROSES
Spesifikasi Alat Utama1. Alat Penghancuran Bahan Baku
Tipe: Non-Clog Hammermill model 7270 Material: batu kapur dengan kadar air max 18 % (dry basis) Kapasitas output: 2 x 700 ton / jam ( dry basis ) Konsumsi power:2,1 kwh / ton semen Konsumsi power crushingsendiri: 1,4 kwh / ton semen
A. PRIMARY CRUSHER (LIMESTONE)
Prinsip Kerja Hammer mill Crusher
Main Shaft diputar oleh suatu motor penggerak. Dengan adanya gerakan shaft, Hammer yang terbuat dari baja ikut berputar dengan bertumpu pada asnya, dimana hal ini akan memberikan energi kinetik yang besar sehingga dapat menghancurkan material yang masuk .
Ke dalam feed opening dimasukkan batu kapur. Batu-batu ini dipukul oleh hammer yang berputar dan terbanting pada plate. Untuk mengatur besar kecilnya batu kapur diatur jarak antara Hammer dengan Beaker Plate. Material yang besar akan kembali dipukul oleh Hammer sampai kehalusan yang diinginkan dan keluar melalui screen.
Fungsi : untuk memperkecil ukuran limestone untuk di storage Tipe: Impeller Breaker
Kawasaki SAP7/250 V Kapasitas : 200 ton/jam Ukuran umpan: maksimal
35mm3
Ukuran produk: 25 mm3, under 90% pass
Kadar air : maks. 25% Kecepatan motor: 430 rpm Daya motor: 850 kW Konstuksi : stainless
steel
Cara kerja: Alat tersebut terdiri dari dua roll horizontal berukuran besar. Masing-masing roll tersebut berputar dengan berlawanan arah dan kecepatan putarannya pun berbeda, sehingga akan menyebabkan efek gesekan pada material dan material akan mengalami penghancuran.
B. SECONDARY CRUSHER
Tipe: Non-Clog Double Roll Crusher RV 6,5 x 20 dibuat oleh Bedeschi – Podova.
Kapasitas terpasang : 350 MTPH ( ton/jam ) Kapasitas material : 1,35 – 1,76
ton / m3
Kadar air : 30 % Ukuran material masuk : maksimal
500 x 500 x 500 mm Ukuran produk crusher : 95 % <
90 mm Dimensi inlet mounth : 1.200 x
1,980 mm Diameter dalam roller : 650 mm Diameter luar roller : 790 mm
C. CLAY CUTTER
Prinsip kerja clay cutter
Tanah liat dengan moisture 18 % masuk melalui feed opening, kemudian tanah liat ini dipotong – potong oleh dua buah blade cutter yang berputar secara berlawanan arah dengan kecepatan yang berbeda.
2. Alat Penyimpanan Bahan Baku
Fungsi: mengambil limestone dari pile
Tipe : Bridge type Jumlah : 1 buah Kapasitas : 400 ton/jam Excavation height: 11 m Blade Width: 1600 mm Scrapper Chain Speed: 30 m/menit Konstruksi : stainless
steel
Fungsi : mengambil clay atau pasir silika dari pile
Tipe : side scrapper type Jumlah : 2 unit Kapasitas : 90 ton/jam Excavation height: 9,2 m Balde width: 1000 mm Scrapper chain speed: 20
m/menit Konstruksi : stainless
steel
A. RECLAIMER UNTUK LIMESTONE
B. RECLAIMER UNTUK CLAY &SILICA SAND
Cara kerja Reclaimer:tumpukan pile yang terdapat di storage akan
diambildengan cara dirontokkan dengan reclaimer untukkemudian diangkut dengan scrapper menuju belt yang terpasang di sekeliling storage.
3. Alat Penggilingan dan Pencampuran Bahan Baku
Fungsi: mengeringkan clay dan pasir silika Tipe : pararel Flow, Rotary Type Jumlah : 1 unit Kapasitas : 60 ton/jam (basis
kering) Dimensi : 4,2 m (diameter) x
40 m (panjang) Kecepatan : 1,8 rpm Kandungan air: -umpan 25% (basis
basah) produk 6% (basis basah) Slope dari shell: 5/100 (tanθ) Sumber panas: gas buang dari SP Daya motor : 110 kW, 8P, motor
induksi Konstruksi : baja
A. ROTARY DRYER
Cara kerja: Material masuk searah dengan aliran gas panas yang berasal dari gas buang SP. Adanya putaran den kemiringan rotary dryer mengakibatkan material akan berjalan sesuai dengan kecepatan yang telah ditentukan dan disepanjang rotary driyer terjadi proses pengeringan. Udara panas ditarik oleh fan menuju Electrostatic Precipitator.
Fungsi dari Roller Mill: adalah menggiling sekaligus mengeringkan campuran dari material sehingga keluar dari mill berukuran 170 mesh dengan kadar air maksimal 1%.
Tipe : FULLER LM – 5942 Kecepatan putaran table : 23
rpm Kecepatan putaran motor :
940 rpm
B. ROLLER MILL
Prinsip Kerja Roller MillRaw material (batu kapur, tanah liat, cooper slag, silicha sand) masuk melalui cerobong feed dari Roller Mill, lalu material turun ditengan Grinding Table menyebabkan material menuju ke dinding. Dinding Roller Mill menekan ke bawah material yang ada diantara Grinding Roller dan Grinding Table. Gas panas yang berasal dari preheater suhunya berkisar 375 °C dan masuk ke Roller Mill melalului celah-celah Grinding Table. Kehalusan produk diatur oleh Clasifier dengan putaran 90 rpm dihasilkan produk dengan kehalusan 90% lolos ayakan 90 mikron (170 mesh) dengan kandungan air <1%. Material yang halus akan tertarik keatas menuju Cyclone Separator untuk pemisahan antara material dengan gasnya, sedangkan untuk material kasar karena dipengaruhi gaya beratnya turun untuk kembali digilas.
Poin Kritis Pada Roller Mill
Alat Detektor Logam tidak berfungsi dengan baik sehingga logam yang lolos masuk ke roller mill, akan bertumbukan dengan blade pada roller mill. Akan menyebabkan kerusakan pada blade.
bila terjadi ketidaksesuaian standart yang disebabkan karena trouble misal kadar air lebih besar dari 1%, maka gate mengarahkan campuran batu kapur, tanah liat, copper slag, dan pasir silika ke pembuangan.
pada Roller Mill dilengkapi dengan Blaster yang merupakan tabung penembak udara bertekanan 6 Bar, sehingga mampu merontokkan batu bara yang melekat di dinding Roller Mill.
Penanganan Pada Alat
Fungsi : menjaga agar tepung baku (raw meal) tetap homogen
Tipe : Reinforced Concrete Contruction
Kapasitas tiap silo : 10.000 ton Dimensi : 18 m (diameter) x
44 m (tinggi) Kecepatan : 90 m/menit Jumlah : 2 unit Konstruksi : beton
C. HOMOGENIZING SILO
4. Alat Pembakaran Tepung Baku dan Pendinginan Klinker
Fungsi : menghaluskan batubara kasar Tipe : Vertical Roller Mill LM 23-20 Jumlah : 1 buah Kapasitas : 27 ton/jam (basis kering) dengan HGI=40 Umpan : coarse coal Ukuran umpan : maks 50 mm Kadar air umpan : maks. 20% (basis basah) Kehalusan produk : 15% residu pada ayakan sieve 170
mesh Kadar air produk : 2%(total moisture) Grinding table, diameter : 2300mm Jumlah grinding roller : 2 buah
A. COAL MILL
Cara kerja:
Material masuk melalui cerobong feed, kemudian jatuh di tengah grinding table dan menyebabkan material terdorong ke dinding. Grinding roller menekan ke bawah material yang ada di antar grinding roller dan grinding table. Di sisi lain, gas panas berasal dari preheater dengan temperature sekitar 357oC, masuk ke dalam roller mill melalui grinding table.
Kehalusan produk diatur oleh classifier dengan putaran 90 rpm. Produk yang dihasilkan mempunyai kehalusan 90% lolos dari ayakan 90 mikron dengan kadar air < 1%. Material yang halus akan tertarik ke atas menuju cyclone separator untuk dipisahkan antara material dengan gasnya, sedangkan untuk material yang belum halus karena dipengaruhi gaya beratnya akan turun kembali untuk digilas.
Type : Fuller Rearculation Flash Calsiner Kapasitas untuk kiln feed : 500 ton/jam ; output : 312 ton/jam Ukuran : d = 5,6 m ; p = 8.4 m ; sudut kemiringan 4 - 5 . Power : 600 Kw, 1.150 rpm Rotary Klin disebut sebagai tanur putar yang merupakan suatu
silinder baja yang bagian dalamnya dilapisi dengan batu tahan api (fire
bricks).. Temperatur Kiln 900 – 1450 °C. Di dalam Rotary Kiln dibagi 4 Zone :
› Zone Calcinasi ( 900 – 1000 °C )› Zone Transisi ( 1000 – 1250 °C )› Zone Burning ( 1250 – 1450 °C )› Zone Cooling ( 1450 – 1300 °C )
Gerakan antara material dengan gas panas hasil pembakaran batu bara adalah Counter Current.
B. ROTARY KILN
5. Alat Penggilingan Semen
HRC ( Hydroulic Roller Crusher )
HRC disebut juga pre grinding yang terdiri dari dua buah roller yang dipasang horizontal dan diputar oleh 2 motor dengan daya masing – masing 1000 kw dan ditekan oleh Power Hydraulic Cylinder sebesar 2100 psia. Kapasitas HRC : 506 My/jam
Prinsip kerjaHRC adalah mulai umpan masuk dari bin clinker yang terletak dibagian atas HRC melalui gate yang dibuka / ditutup, kemudian digiling oleh HRC. Produk dari HRC sudah agak halus dengan 1700 blaine. Material yang keluar dari HRC menuju ke mill dengan rate 215 ton/jam. Dan dari produk HRC ini akan dikembalikan lagi untuk digiling kembali.
A. HRC
Mesin ball mill adalah salah satu bentuk mesin giling yang berfungsi menghaluskan material dari bentuk yang sangat keras menjadi format pasir. Prinsip kerja ball mill adalah memutarkan tabung berisi peluru besi,seperti bola-bola, yang sudah diisikan didalam mesin tersebut yang terbuat dari baja. Proses penghalusan terjadi karena mesin grinding yg berputar sehingga bola-bola besi di dalamnya ikut menggelinding, menggerus dan menggiling seluruh material didalamnya sampai halus. Ball mill memiliki dua kompartemen. Kompartemen pertama untuk pengeringan atau penggilingan kasar dan kompartemen yang kedua untuk penggilingan halus.
Berdasarkan cara pengeluaran produknya atau discharge, ball mill dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Overflow mill, produk hasil penggerusan keluar dengan sedirinya pada ujung pengeluaran2. Grate discharge mill, produk keluar melalui saringan yang dipasang pada ujung pengeluaran
B. BALL MILL
BALL MILL
Faktor-Faktor yang mempengaruhi kinerja ball mill dalam menghasilkan produk yang sesuai adalah:1. Kepadatan dan Kekerasan MaterialSemakin keras dan padat materinya membuat proses penghancuran juga akan lebih sulit. 2. Komposisi MaterialPada beberapa kasus, material tertentu akan mengalami reaksi kimia terhadap material lain atau menimbulkan reaksi tertentu seperti ledakan, berkorosi, pembentukan residu dan sebagainya. 3. Ukuran MaterialSemakin besar ukuran bongkahan material yang akan dihaluskan dan semakin kecil partikel yang diinginkan maka ukuran ball mill juga perlu lebih besar.
4. Jumlah Ball millJumlah ball mill adalah jumlah mill yang dgunakan untuk menggerus bijih dari ukuran umpan (d1) menjadi ukuran produk (d2) pada laju pengumpanan tertentu..
Power Grinding (P) adalah energy yang dibutuhkan untuk menggerus bijih dari ukuran umpan (d1) menjadi ukuran produk (d2) untuk laju pengumpanan tertentu.
Sedangkan Power Draft adalah energy yang diperlukan untuk operasi penggerusan oleh satu mill. Mill yang digunakan memiliki diameter dan panjang mill, serta persen charge dan speed tertentu. Power draft dapat dihitung denga persamaan:Ket : M = laju pengumpanan (ton/jam)Wi = work index (kWh/ton)D = diameter MillL = Panjang MillKL = Nilai dari pengaruh persentase muatan millKSP = Nilai dari pengaruh kecepatan putar millKMt = Nilai dari pengaruh perbedaan jeni-tipe mill grinding
Spesifikasi Alat pendukung1. Alat Transportasi
A. Belt conveyor Fungsi : mengangkut bahan
berupa tepung, butiran atau bongkahan kecil. Alat berupa ban berjalan dengan posisi miring dengan kemiringan maksimum 30º
Tipe : Trough Type, Plat Type
Kapasitas : 300 ton/jam
Lebarbelt : 800 mm
Daya motor : 22 kW
Kecepatan angkut : 0,49 m/detik
Kecepatan putaran motor: 1500 rpm
B. Belt conveyor dengan Tripper Fungsi : membawa raw
material halus ke Storage dan membuat pile
Tipe : Trough Type
Kapasitas : maks. 500 ton/jam
Dimensi : 1400 mm (L) x 264 m (P) x 5 meter (t)
Kecepatan : 100 m/menit Motor Listrik : 100 kW
Cara kerja : Belt conveyer yang dilengkapi dengan tripper ini digunakan untuk membawa bahan baku dari crusher dan ditumpahkan di storage. Tripper dapat bergerak sampai jarak tertentu, sehingga material yang ditumpahkan dapat berbentuk longitudinal pile.
C. Screw conveyor Fungsi: membawa material
butiran maupun serbuk Tipe : enclosed trough type
E. Bucket Elevator Fungsi: mengangkut material
dengan arah vertikal Tipe: Continues Cischarge Type Kapasitas : 320 ton/jam Dimensi : 800 mm lebar
bucket x 55 m tinggi Kecepatan: 90 m/menit Daya motor: 75 kW
D. Apron Conveyor Fungsi: mengangkut klinker keluar
dari cooler secara horizontal atau dengan kemiringan tertentu
Tipe : Pan type
F. Air lift / Pneumatic Conveyor
Fungsi: mengangkut material halus menuju SP
Tipe : Vertical Transport Kapasitas : 320 ton/jam Tinggi : 76 m Dimensi : 1600 mm lebar x
6,5 m tinggi Ukuran material: 100-200 mikron
Alat Pengumpan1. Weighing feeder
Alat ini digunakan untuk mengumpankan material dengan laju massa tertentu yang bisa diatur dari CCR.
2. Rotary feederAlat ini digunakan untuk mengontrol laju alir material serbuk yang halus dan mengalir bebas.
3. Gravity feederAlat ini digunakan untuk mengumpankan material dengan cara dijatuhkan karena gaya gravitasi.
4. Belt feederAlat ini digunakan untuk mengontrol laju alir material serbuk yang halus dan mengalir bebas.
Alat Penangkap Debu1. Electrostatic Precipitator(EP) Fungsi : memisahkan debu dari gas
pembawanya Tipe : Stell casing outdoor type Volume gas : 5200 Nm3/jam pada 150 ºC Kandungan debu masuk : 40 gr/Nm3
Kandungan debu keluar : 0,05 gr/Nm3
Tegangan yang dimasukkan : 35-110 kV Luas collecting : 10530 m2
Tinggi collecting : 13 m Konstruksi : baja
Cara kerja : Alat ini bekerja berdasarkan arus DC yang mengalir di
alamnya.EP terdiri dari dua macam elektroda bertegangan tinggi
yaitu:• Discharge electrodes yang dihubungkan dengan kutub
negatif sumber listrik• Colelcting electrodes yang dihubungkan dengan kutub
positif sumber listrik• Ketika Discharge electrodes dialiri arus DC bertegangan
tinggi, maka molekul gas yang masuk ke EP terionisasi dengan terbentuknya “ Negative Corono Discharged “ debu dan partikel mist yang tersuspensi di dalam gas menjadi bermuatan karena adanya absorbsi ion gas bermuatan negatif. Debu dan partikel mist yang bermuatan listrik ditarik oleh collecting electrode. Partikel dipisahkan dari aliran gas di collecting electrode. Debu yang menempel pada collecting electrode dilepaskan dengan pukulan hammer secara berkala. Debu akan jatuh ke collecting hopper dan dikeluarkan.
2. Dust Collector (Bag filter) Fungsi : memisahkan debu dari gas pembawanya Tipe : Pulse Air Jet Bag filter Type Kapasitas : 600 m3/menit Luas filter : 400 m2
Kandungan debu: > 0,05gr/Nm3
Daya motor : -screw conveyor: 1-2,2kW,4P,1/30 -rotary conveyor : 2-0,4 kW, 4P, 1/30 Cara kerja:
Bag filter terdiri dari kantong-kantong penyaring yang berbentuk silinder. Gas yang mengandung debu melewati kantong penyaring dari bagian luar sehingga debu tertahan di bagian luar kantong, sedangkan gas lolos saringan. Debu yang terakumulasi di bagian luar kantong penyaring dipindahkan dengan cara memberikan udara tekan secara tiba – tiba dari bagian dalam kantong, sehingga debu jatuh ke bawah.
Neraca Massa
Dasar Perencanaan Produksi
1. Unit Packing5.000.000 ton/tahun (produk semen)= 5.000.000 ton/tahun x 1.000 kg 330 hari/jam x 24 jam/hari= 631.313,313
2. Unit Finish MillDust 0.5 %Clinker = 99.5/100 x 5.000.000 ton/tahun = 4.975.000 ton/tahun = 628.156,5657 kg/jam
3. Unit Kiln dan SP- KilnDust 1.5%Clinker = 98.5/100 x 4.975.000 ton/tahun
= 4.900.375 ton/tahun = 618.734,2172 kg/jam- SP (Suspension Preheater)Clinker = 4.900.375 ton/tahun = 618.734,2172
4. Unit ICD (Impact Crush Dryer)Dush 0.5%Clinker = 99.5/100 x 4.900.375 ton/tahun
= 4.875.873,125 ton/tahun = 615.640,5461 kg/jam
SiO2 60Kg/kmol MgCO3 84 Kg/kmol
Al2O3 102Kg/kmol CaCO3 100 Kg/kmol
Fe2O3159,8Kg/
kmol CaO 5 Kg/kmolMgO 40 Kg/kmol H2O 18 Kg/kmolCO2 44 Kg/kmol C3S 228 Kg/kmol
C2S 172 Kg/kmol C3A 270 Kg/kmol
C4AF485,8Kg/
kmol SO3 80 Kg/kmol
SO2 64 Kg/kmol Udara28,84
Kg/kmolGypsu
m 172 Kg/kmol
Berat Molekul Komponen
Dampak dan trouble shooting
Lahan Penurunan Kualitas tanah akibat penambangan
tanah Liat Air Udara
Penanggulangan
Menerapkan pola produksi blended cement yang bisa menurunkan separuh emisi CO2
Mengganti sebagian bahan-bahan dalam pembuatan semen dengan bahan yang lebih ramah lingkungan
Pemilihan Lokasi Pabrik
Penyediaan bahan baku Sarana transportasi Tenaga kerja Penyediaan utilitas
YOUT
HA
NK