Adenoid - Edited
-
Upload
nia-lahida -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of Adenoid - Edited
-
8/3/2019 Adenoid - Edited
1/8
ADENOID HIPERTROFI
Adenoid merupakan massa yang terdiri dari jaringan limfoid pada dinding posterior nasofaring di
atas batas palatum molle dan termasuk dalam cincin waldeyer. Secara fisiologik pada anak-anak,
adenoid dan tonsil mengalami hipertrofi. Adenoid ini membesar pada anak usia 3 tahun dan
kemudian mengecil dan menghilang sama sekali pada usia 14 tahun
Apabila sering terjadi infeksi pada saluran napas bagian atas, maka dapat terjadi hipertrofi
adenoid yang akan mengabatkan sumbatan pada koana, sumbatan tuba eustachius serta gejala
umum. Akibat sumbatan koana maka pasien akan bernapas lewat mulut sehingga terjadi :
a. Jika berlangsung lama menyebabkan palatum durum lengkungnya menjadi tinggi dansempit
b. Muka penderita kelihatannya seperti anak yang bodoh, dan dikenal sebagai faciesadenoidea.
c. Mouth breathing juga menyebabkan udara pernafasan tidak disaring dan kelembabannyakurang, sehinnga mudah terjadi infeksi saluran pernafasan bagian bawah.
d. Pada sumbatan, tuba eustachius akan terjadi otitis media serosa baik rekuren maupunotitis medis akut residif, otitis media kronik dan terjadi ketulian. Obstruksi ini juga
menyebabkan perbedaan dalam kualitas suara.
Gejala umum yang ditemukan pada hipertrofi adenoid yaitu gangguan tidur, tidur
ngorok/mendengkur, retardasi mental dan pertumbuhan fisis kurang dan dapat menyebabkan
sumbatan pada jalan napas bagian atas yang dapat mencetuskan kor pulmonale
-
8/3/2019 Adenoid - Edited
2/8
ETIOLOGI
Etiologi pembesaran adenoid dapat di ringkas menjadi dua yaitu secara fisiologis dan faktor
infeksi. Secara fisiologis adenoid akan mengalami hipertrofi pada masa puncaknya yaitu 3-7
tahun. Biasanya asimptomatik, namun jika cukup membesar akan menyebabkan gejala.
Hipertrofi adenoid juga didapatkan pada anak yang mengalami infeksi kronik atau rekuren pada
saluran pernapasan atas atau ISPA
ANATOMI
Faring adalah suatu kantong fibromuskular yang berbentuk corong yang besar di bagian atas dan
sempit di bagian bawah. Kantong ini mulai dari dasar tengkorak terus menyambung ke esofagus
setinggi vertebra servikal ke VI. Pada bagian atas, faring berhubungan dengan rongga hidung
melalui koana, pada bagian depan berhubungan dengan mulut melalui istmus orofaring,sedangkan laring di bawah berhubungan melalui additus laring dan ke bawah berhubungan
dengan esofagus. Panjang dinding posterior faring pada orang dewasa kurang lebih 14 cm.
bagian ini merupakan bagian dinding faring yang terpanjang. Dinding laring dibentuk oleh
selaput lendir, fasia faringobasiler, pembungkus otot dan sebagian fasia bukofaringeal. Faring
terbagi atas nasofaring, orofaring dan laringofaring
-
8/3/2019 Adenoid - Edited
3/8
Atap nasopharynx sesuai dengan dasar dari corpus ossis sphenoidalis yang mengandung sinus
sphenoidalis. Batas depan dari nasopharynx adalah choana yang merupakan muara dari cavum
nasi. Dinding belakangnya sesuai dengan vertebra sevikalis I dan II. Batas bawahnya dibentuk
oleh palatum molle dan rongga nasofaring terpisah dari orofaring pada waktu menelan oleh
kontraksi otot-otot palatum malle (m.tensor veli palatini dan m.levator veli palatini) bersama
dengan m.constrictor faringis superior
Nasofaring relatif kecil mengandung serta berhubungan erat dengan struktur seperti adenoid,
jaringan limfoid pada dinding lateral faring dengan ressesus faring yang disebut fossa
Rosenmuller. Kantong Rathke yang merupakan invaginasi struktur embrional hipofisis serebri.
Torus tubarius merupakan suatu refleksi mukosa faring, di atas penonjolan kartilago tuba
eustachius, koana, foramen jugulare yeng dilalui oleh n. Glosofaring, n.vagus, dan n.asecorius
spinal saraf cranial dan v. jugularis intema, bagian atas petrosus os temporalis dan foramen
laserum serta muara tuba eustachius
Cincin waldeyer merupakan jaringan limfoid yang mengelilingi faring. Bagian terpentingnyaadalah tonsil palatina dan tonsil faringeal (adenoid). Unsur yang lain adalah tonsil lingual, gugus
limfoid lateral faring dan kelenjar-kelenjar limfoid yang tersebar dalam fossa Rosenmuller, di
bawah mukosa dinding posterior faring dan dekat orifisium tuba eustachius
Adenoid merupakan masa limfoid yang berlobus dan terdiri dari jaringan limfoid yang sama
dengan yang terdapat pada tonsil. Lobus atau segmen tersebut tersusun teratur seperti suatu
segmen terpisah dari sebuah ceruk dengan celah atau kantong diantaranya. Lobus ini tersusun
mengelilingi daerah yang lebih rendah di bagian tengah, dikenal sebagai bursa faringeus.
Adenoid tidak mempunyai kriptus.
Jaringan adenoid terdiri atas rangka jaringan ikat fibrosa, yang menunjang massa limfoid.
Jaringan ini terisi pembuluh darah dan penbuluh limfe, sedangkan di beberapa tempat terdapat
kelompok-kelompok kelenjar mukosa di dalam septa yang bermuara kearah permukaan. Kelenjar
mukosa sering terdapat di dalam adenoid pada permukaan dasarnya. Ditengah-tengah jaringan
ikat halus terdapat kumpulan sel-sel leukosit atau sel-sel limfoid , bergabung menjadi jaringan
limfoid yang membentuk adenoid
Adenoid terletak di dinding belakang nasofaring. Jaringan adenoid di nasofaring terutama
ditemukan pada dinding atas dan posterior, walaupun dapat meluas ke fossa Rosenmuller dan
orifisium tuba eustachius.
Ukuran adenoid bervariasi pada masing-masing anak. Pada umumnya adenoid akan mencapai
ukuran maksimal antara usia 3-7 tahun kemudian akan mengalami regresi
-
8/3/2019 Adenoid - Edited
4/8
Struktur anatomis yang penting dalam klinik :
Pada dinding lateral nasofaring di belakang concha nasi inferior terdapat muara dari tuba
auditiva yang disebut ostium tubae yang dibatasi di dorsal dan kranialnya oleh tonjolan yang
disebabkan oleh m.levator veli palatini yang melekat pada cartilago tubae auditiva dan disebut
torus tubarius atau levatorwurst. Pada bayi muara tuba ini terletak setinggi dasar cavum nasisehingga selalu dilewati sekret hidung yang mengalir ke nasofaring karena itu mudah teejadi
infeksi telinga tengah melalui tuba ini pada bayi yang pilek.
Di dorsal torus tubarius terdapat lekukan ke lateral dari rongga nasofaring yang didebut fossa
Rosenmuller (recessus faringeus), jaringan limfoid di sekitar muara tuba dan di fossa
Rosenmuller ini disebut tonsil tubaria. Sering terjadi pendangkalan fossa ini olch pertumbuhan
tumor ganas nasofaring.
Pada pertemuan antara atap dan dinding dorsal nasofaring terdapat adenoid (tonsillla faringeal)
yang terdiri dari jaringan limfoid berbentuk lipatan-lipatan vertikal.
Pada bagian atas dari dinding dorsal ini kadang-kadang ada suatu cekungan atau kantong yang
disebut bursa faringeal yang jinak meradang menyebabkan penyakit Thornwaldt (bursitis
nasofaringeal) dengan gejala utama postnasal discharge.
FISIOLOGI
Fungsi faring yang terutama ialah untuk respirasi, waktu menelan, resonasi suara dan untuk
artikulasi.
Fungsi adenoid adalah bagian imunitas tubuh. Adenoid merupakan jaringan limfoid bersama
dengan struktur lain dalam cincin Waldeyer. Adenoid memproduksi IgA sebagai bagian penting
system pertahanan tubuh garis depan dalam memproteksi tubuh dari invasi kuman
mikroorganisme dan molekul asing.
PATOGENESIS
Pada balita jaringan limfoid dalam cincin waldeyer sangat kecil. Pada anak berumur 4 tahun
bertambah besar karena aktivitas imun, karena tonsil dan adenoid (pharyngeal tonsil) merupakan
organ limfoid pertama di dalam tubuh yang menfagosit kuman-kuman patogen. Jaringan tonsil
dan adenoid mempunyai peranan penting sebagai organ yang khusus dalam respon imun humoral
maupun selular, seperti pada bagian epithelium kripte, folikel limfoid dan bagian ekstrafolikuler.
Oleh karena itu, hipertrofi dari jaringan merupakan respons terhadap kolonisasi dari flora normal
itu sendiri dan mikroorganisme patogen.
-
8/3/2019 Adenoid - Edited
5/8
Adenoid dapat membesar seukuran bola ping-pong, yang mengakibatkan tersumbatnya jalan
udara yang melalui hidung sehingga dibutuhkan adanya usaha yang keras untuk bernafas sebagai
akibatnya terjadi ventilasi melalui mulut yang terbuka. Adenoid dapat menyebabkan obstruksi
pada jalan udara pada nasal sehingga mempengaruhi suara
Pembesaran adenoid dapat menyebabkan obstruksi pada tuba eustachius yang akhirnya menjadituli konduktif karena adanya cairan dalam telinga tengah akibat tuba eustachius yang tidak
bekerja efisien karena adanya sumbatan.
GEJALA KLINIS
Pasien dengan adenoid hipertrofi biasanya datang dengan keluhan rhinore, kualitas suara yang
berkurang (hiponasal), dan obstruksi nasal berupa pernapasan lewat mulut yang kronis (chronic
mouth breathing), mendengkur, bisa terjadi gangguan tidur (obstructive sleep apnea), tuli
konduktif (merupakan penyakit sekunder otitis media rekuren atau efusi telinga tengah yang
persisten) dan muka adenoid
Hipotensi alveolar bisa terjadi akibat gangguan pada jalan udara di oral dan nasofaring yang
perlangsungannya lama dan hal itu menyebabkan terjadinya hipertensi pada arteri pulmonal, cor
pulmonale, dan hiperkapnia
Pemeriksaan Fisis
Directa:
Dengan melihat transoral langsung ke dalam nasofaring setelah palatum molle di retraksi.
Dengan rhinoskopi anterior melihat gerakan keatas palatum molle waktu mengucapkan "i"yang terhambat oleh pembesaran adenoid, hal ini disebut fenomena palatum molle yang negatif
Indirecta:
Dengan cermin dan lampu kepala melihat nasofaring dari arah orofaring dinamakan rhinoskopi
posterior.
Dengan nasofaringioskop, suatu alat seperti scytoskop yang mempunyai sistem lensa dan
prisma dan lampu diujungnya, dimasukkan lewat cavum nasi, seluruh nasofaring dapat dilihat.
Palpasi
Jari telunjuk yang dimasukkan ke nasofaring dapat meraba adenoid yang membesar.
teknik palpasi untuk meraba pembesaran adenoid
-
8/3/2019 Adenoid - Edited
6/8
Pemeriksaan penunjang:
a. Radiologi
Pengambilan foto polos leher lateral juga bisa membantu dalam mendiagnosis hipertrofi adenoid
jika endoskopi tidak dilakukan karena ruang postnasal kadang sulit dilihat pada anak-anak, dandengan pengambilan foto lateral bisa menunjukkan ukuran adenoid dan derajat obstruksi.
b. Endoskopi
Endoskopi yang flexible membantu dalam mendiagnosis adenoid hipertrofi, infeksi pada
adenoid, dan insufisiensi velopharyngeal (VPi), juga dalam menyingkirkan penyebab lain dari
obstruksi nasal.
PENATALAKSANAAN
Tidak ada bukti yang mendukung bahwa adanya pengobatan medis untuk infeksi kronis adenoid,
pengobatan dengan menggunakan antibiotik sistemik dalam jangka waktu yang panjang untuk
infeksi jaringan limfoid tidak berhasil membunuh bakteri. Sebenarnya, banyak kuman yang
mengalami resistensi pada penggunaan antibiotik jangka panjang. Beberapa penelitian
menerangkan manfaat dengan menggunakan steroid pada anak dengan hipertrofi adenoid.
Penelitian menujukkan bahwa selagi menggunakan pengobatan dapat mengecilkan adenoid
(sampai 10%). Tetapi jika pengobatan tersebut itu dihentikan adenoid tersebut akan terulang lagi.
Pada anak dengan efusi telinga tengah yang persisten atau otitis media yang rekuren,
adeinoidektomi meminimalkan terjadinya rekuren.
Indikasi adenoidektomi adalah : (5)
a. Sumbatan
Sumbatan hidung yang menyebabkan bernafas melalui mulut
Sleep apnea
Gangguan menelan
Gangguan berbicara
Kelainan bentuk wajah muka dan gigi (adenoid face)
b. Infeksi
Adenoiditis berulang/kronik
Otitis media efusi berulang/kronik
-
8/3/2019 Adenoid - Edited
7/8
Otitis media akut berulang
c. Kecurigaan neoplasma jinak/ganas
Adenoidektomi dan tonsilektomi dilakukan dengan anestesi general dan penyembuhan terjadi
dalam waktu 48 hingga 72 jam.
Terdapat beberapa keadaan yang disebutkan sebagai kontraindikasi, namun bila sebelumnya
dapat diatasi, operasi dapat dilaksanakan dengan tetap mempertimbangkan "manfaat dan risiko".
Keadaan tersebut antara lain:
1. Gangguan perdarahan
2. Risiko anestesi yang besar atau penyakit berat
3. Anemia
4. Infeksi akut yang berat
Teknik adenoidektomi terbagi atas dua cara yaitu
1. Eksisi melalui mulut
Merupakan teknik yang paling banyak di gunakan. Adenoid di keluarkan melalui mulut setelah
mulut dibuka dengan menggunakan suatu alat dan menarik langit-langit mulut.
Suatu cermin digunakan untuk melihat adenoid karena adenoid terletak pada rongga hidungbagian belakang melalui pendekatan ini beberapa instrumen dapat dimasukkan.
Cold Surgical Techniques
Curette adenoid : Merupakan patokan dan metode konvensional yang sukses dilakukan. Alat
adenoid currete mempunyai sisi yang tajam dan bengkok. Untuk mengangkat adenoid digunakan
mata pisau yang tajam setelah terlebih dahulu memposisikan nasofaring. Perdarahan dapat
dikontrol dengan elektrocauter.
Adenoid Punch : Penekanan pada adenoid dengan menggunakan satu instrumen bengkok yang
mempunyai celah dan ditempatkan di atas adenoid kumudian celah itu ditutup dan pisau bedahmengangkat adenoid.
Magill Forceps : Adalah suatu instnunen yang berbentuk bengkok yang digunakan untuk
mencabut jaringan sisa pada adenoid.
Elektrocauter dengan suction bovie : Teknik kedua dengan menggunakan elektrocauter dengan
suatu suction bovie yang berfungsi untuk mencabut jaringan adenoid.
-
8/3/2019 Adenoid - Edited
8/8
Surgical microdebrider : Ahli bedah lain sudah menggunakan metode microdebrider, sebagian
orang menganggapnya lebih efektif. Perdarahan pasti terjadi pada pengangkatan tetapi sebagian
besar dilaporkan perdarahan dengan menggunakan tradisional currete. Mikrodebrider
memindahkan jaringan adenoid yang sulit di jangkau oleh teknik lain.
Laser : Dapat digunakan untuk reseksi adenoid. Teknik ini menghindarkan scar pada nasofaring.
2. Eksisi melalui Hidung
Satu-salunya teknik bermanfaat untuk memindahkan adenoid melaui rongga hidung dengan
menggunakan alat mikrodebrider. Dengan prosedur ini, jika terjadi perdarahan dikontrol dengan
menggunakan cauter suction.
PROGNOSIS
Adenotonsillektomi merupakan suatu tindakan yang kuratif pada kebanyakan individu. Jika
pasien ditangani dengan baik diharapkan dapat sembuh sempurna, kerusakan akibat corpulmonal tidak menetap dan sleep apnea dan obstruksi jalan nafas dapat diatasi