AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi...
Transcript of AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi...
AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR
INDONESIA
(Studi Kritis Terhadap Penafsiran Ayat-Ayat Al-Qur’an
Dalam Buletin Dakwah Kaffah)
Tesis
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister
Agama (M. Ag) Dalam Bidang Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir
Oleh:
Tri Apriani
NIM. 217410738
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
PASCASARJANA MAGISTER ( S2 )
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1440 H/2019 M
iii
MOTTO
بسم الله الرحمن الرحيم
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”
(QS. Al-Insyirah {94:06})
iv
بِسْمِ الِله الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
KATA PENGANTAR
Al-hamdulillah puji syukur atas segala limpahan nikmat, kasih sayang dan
karunia yang diberikan Allah swt. sehingga tesis yang berjudul AD-DAKHÎL
DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi Kritis Terhadap
Penafsiran Ayat-Ayat Al-Qur’an Dalam Buletin Dakwah Kaffah) ini dapat
terselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Shalawat beriringkan salam
semoga selalu tercurah untuk baginda Nabi Muhammad saw. beserta
keluarga dan sahabat.
Dalam perjalanan menyelesaikan tesis ini tentunya penulis tidak
sendiri, ada banyak pihak yang telah berjasa memberikan dukungan baik
moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih yang mendalam kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA. Rektor Institut Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta.
2. Bapak Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA. Direktur
Pascasarjana IIQ Jakarta.
3. Bapak Dr. H. Ahmad Syukron, MA. Kaprodi IAT Pascasarjana IIQ
Jakarta.
4. Bapak. Dr. H. Muhammad Ulinnuha Husnan, MA. Sebagai
pembimbing I.
5. Bapak. Dr. Arrazy Hasyim, MA. Sebagai pembimbing II.
6. Bapak dan Ibu Dosen pascasarjana IIQ Jakarta yang telah
memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi penulis, semoga
keberkahan selalu mengiringi di setiap langkah, dan ilmu yang telah
diajarkan mengalirkan pahala jariyah.
7. Staf Tata Usaha Pascasarjana IIQ Jakarta yang telah bersedia
direpotkan oleh penulis untuk berbagai keperluan. Semoga Allah swt.
membalasnya dengan kebaikan yang banyak.
v
8. Kedua orang tua tersayang, Bapak Parmin, S.Pkp dan Mama
Elmawati yang tak henti mendoakan dan mendukung penulis
sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan ini. Semoga Bapak dan
Mama selalu sehat dan dalam lindungan Allah swt.
9. Semua keluarga tercinta, kakak-kakak, paman, bibi, dan keponakan-
keponakan tersayang. Terimakasih do’a, dukungan, dan semua yang
telah diberikan.
10. Teman-teman kuliah Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir angkatan 2017
yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.
Semoga tali persaudaraan kita akan tetap terjalin sampai kapanpun.
11. Guru-guru MI Bait Qur’any yang tidak dapat saya sebutkan.
Terimaksih telah membantu saya dalam menyelesaikan tesis ini.
12. Kepada Abang calon imam yang sholih berinisial ‘Zu’. Saya ucapkan
terimakasih telah memotifasi saya dengan menjadikan tesis ini
sebagai salah satu syarat menuju pelaminan.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dan partisipasi dari
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini
mendapat balasan pahala dari Allah SWT. dan semoga tesis ini dapat
bermanfaat khususnya untuk penulis sendiri dan umumnya masyarakat
pecinta ilmu dalam menambah wawasan dan referensi. Semoga Allah SWT.
selalu membimbing kita ke jalan yang diridhai-Nya. Aamiin
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN TESIS………………………..…….…………i
PERNYATAAN…………………………………………………….……...ii
MOTO……………………………………………….………...…….……..iii
KATA PENGANTAR……………………………..………...……..……...iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………….....vi
ABSTRAKSI……………………………………………………..………...ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………….…...…………………………..1
B. Permasalahan Penelitian……………….……...……………..………8
1. Identifikasi Masalah…………………………………….…….…8
2. Pembatasan Masalah………………………………………...…...9
3. Perumusan Masalah……………….……...…………………...…9
C. Tujuan Penelitian………………………...……………….………...10
D. Kegunaan Penelitian………………………...…………….……..…10
E. Kajian Pustaka……………………………...…………….………...11
F. Metodologi Penelitian………………………………………………17
1. Jenis Penelitian…………………………...……….……………17
2. Pendekatan Penelitian………………………...….………..……18
3. Sumber Data……………………………...….…………………19
4. Metode Pengumpulan Data………………………………..……20
5. Metode Analisis Data…………………………………………...21
6. Metode Validitas Data………………………………………….23
vii
7. Teknik Penulisan…………………………………………..……23
G. Sistematika Penulisan………………………………………………23
BAB II: STUDI TEORITIS AD-DAKHIL DALAM TAFSIR AL-
QUR’AN
A. Pengertian Ad-Dakhil………………………………………..…27
B. Latarbelakang Munculnya Ad-Dakhil dalam Tafsir Al-
Qur’an..........................................................................................34
C. Faktor Perkembangan Ad-Dakhil dalam Tafsir Al-Qur’an…….40
D. Klasifikasi Ad-Dakhil dalam Wawasan Tafsir Al-Qur’an …......45
E. Karya-Karya Buku Terkait Ad-Dakhil…………………………59
BAB III: HIZBUT TAHRIR INDONESIA DAN BULETIN DAKWAH
KAFFAH
A. Hizbut Tahrir…………………………………………………...65
1. Sejarah Hizbut Tahrir …………………………………...…65
2. Ideologi Hizbut Tahrir……………………………………...69
3. Masuk dan Berkembangnya Hizbut Tahrir di Indonesia….78
B. Seputar Buletin Dakwah Kaffah…………………………….......88
BAB IV: TELAAH KRITIS PENAFSIRAN HIZBUT TAHRIR
INDONESIA TERHADAP AYAT-AYAT AL-QURAN
DALAM BULETIN DAKWAH KAFFAH
A. Penafsiran HTI Terhadap Ayat-Ayat Al-Qur’an yang Terdapat
dalam Buletin Dakwah Kaffah…………………………………90
1. Khilafah Wajib Ditegakkan…………………………93
2. Demokrasi Adalah Sistem Kufur (Thaghut)……….140
3. Jihad Fisik Versi HTI Suatu Keniscayaan………….160
viii
4. Pluralisme, Sebuah Penolakan HTI atas Ide Kebebasan
Beragama………………..………………………….192
B. Klasifikasi Ad-Dakhil Terhadap Penafsiran HTI dalam Bulletin
Dakwah Kaffah………………………………………..………216
1. Khilafah Wajib Ditegakkan………………..………216
2. Demokrasi Adalah Sistem Kufur (Thaghut)………216
3. Jihad Fisik Versi HTI Suatu Keniscayaan………...217
4. Pluralisme, Sebuah Penolakan HTI atas Ide Kebebasan
Beragama…………………………………………217
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………...…………….219
B. Daftar Pustaka………………………………….......…………..220
ABSTRAKSI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkritisi penafsiran Hizbut
Tahrir Indonesia (HTI) terhadap ayat-ayat Al-Qur’an dalam Buletin Dakwah
Kaffah ditinjau dari segi ad-dakhîl, serta untuk mengetahui status ad-dakhîl
dalam penafsiran tersebut.
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analisis yang
bersifat kualitatif dengan pendekatan kritik ad-dakhîl dalam tafsir. Dalam
penelitian ini penulis menjawab permasalahan yang ada melalui studi
pustaka (Library Research) merujuk pada sumber data primer dan sekunder.
Sumber data primer yang penulis gunakan adalah Buletin Dakwah Kaffah
edisi satu tahun (Januari-Desember 2018) sebanyak 50 Buletin, dan Kitab
Tafsir Ayat Pilihan Al-Wa’ie karya Rakhmat S. Labib selaku ketua Dewan
Pimpinan Pusat (DPP) HTI. Sedangkan sumber data sekunder adalah kitab-
kitab tafsir seperti Kitab Ad-dakhîl fi Tafsir Al-Qur’an al-Karim, karya ‘Abd
al-Wahhab Mabruk Fayed, Kitab al-Dakhil fi al-Tafsir, karya Ibrahim ‘Abd
al-Rahman Muhammad Khalifah, kitab Usul al-Dakhil fi Tafsir Ayi al-Tanzil
karya Jamal Mustafa ‘Abd al-Hamid ‘abd al-Wahhab al-Najjar, Kitab Ad-
dakhîl Fi Tafsir Al-Qur’an al-Karim, karya Syaikh Husayn Muhammad
Ibrahim Muhammad Umar ad-Dzahabi, buku Metode Kritik Ad-dakhîl Fit
Tafsir, karya Muhammad Ulinnuha, dan kitab lainnya yang relevan dengan
pembahasan ini.
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, memberikan
kesimpulan bahwa, dari 50 Buletin Dakwah Kaffah yang penulis teliti,
terdapat 20 ayat dalam 4 tema pada edisi satu tahun terakhir (Januari-
Desember 2018). Penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an versi HTI dalam Buletin
Dakwah Kaffah tersebut secara keseluruhan termasuk ke dalam ad-dakhîl bi
ar-Ra’y. Disebabkan karena faktor ideologi politik yang mereka usung, yaitu
keharusan menegakkan Negara Khilafah Islamiyah terutama di Indonesia.
Basis dan sumber autentik tafsir HTI menggunakan Al-Qur’an, Hadis Nabi,
dan juga pendapat para Mufasir. Akan tetapi ayat dan hadis Nabi tersebut
ditafsirkan oleh HTI dengan pemaknaan yang jauh dari makna ayat dan hadis
yang sebenarnya. HTI juga menukil pendapat dari para Mufasir seperti Imam
al-Qurthubi, dan Wahbah az-Zuhaili, akan tetapi penukilannya pun tidak
secara utuh, HTI hanya mengambil (memotong) bagian yang menurut HTI
sesuai dengan pemikiran atau ideologi HTI saja. Tentunya, dalam kaidah
penafsiran, hal ini sudah menyalahi aturan. Sehingga penafsiran HTI ini
termasuk ke dalam ad-dakhîl bi ar-ra’y.
ABSTRACTION
The purpose of this study is to criticize the interpretation of Hizb At-
Tahrir Indonesia (HTI) on the verses of the Qur'an in the Da'wah News
Kaffah in terms of ad-dakhîl, as well as to determine the status of ad-dakhîl
in the interpretation.
This study uses a descriptive analysis of qualitative research with an
ad-dakhîl critical approach in interpretation. In this study the authors answer
the existing problems through library research (Library Research) referring
to primary and secondary data sources. Primary data sources that the author
uses are the one year edition of the Da'wah Kaffah Bulletin (January-
December 2018) of 50 Bulletins, and Al-Wa'ie's Selected Verses of
Interpretation of the Book by Rakhmat S. Labib as chairman of the Central
Leadership Council (DPP) of HTI. While secondary data sources are
interpretive books such as the Book of Ad-dakhîl fi Tafsir Al-Qur'an al-
Karim, the work of 'Abd al-Wahhab Mabruk Fayed, the book of al-Dakhil fi
al-Tafsir, by Ibrahim' Abd al-Rahman Muhammad Khalifah, the book Usul
al-Dakhil fi Tafsir Ayi al-Tanzil by Jamal Mustafa 'Abd al-Hamid' abd al-
Wahhab al-Najjar, Book Ad-dakhîl Fi Tafsir Al-Qur'an al-Karim, by Shaykh
Husayn Muhammad Ibrahim Muhammad Umar ad-Dzahabi, the book The
Method of Criticism of Ad-dakhîl Fit Tafsir, the work of Muhammad
Ulinnuha, and other books that are relevant to this discussion.
From the research conducted by the author, it concludes that, from
the 50 Bulletin Da'wah Kaffah that the writer examined, there were 20 verses
in 4 themes in the last one-year edition (January-December 2018). The
interpretation of the verses of the Qur'anic version of the HTI in the Da'wah
Kaffah Bulletin as a whole is included in ad-dakhîl bi ar-ra’y. Because of the
political ideology that they are carrying out, namely the necessity to uphold
the Islamic Khilafah State especially in Indonesia. The basis and authentic
source of HTI's interpretation uses the Qur'an, the Prophet's Hadis, and also
the opinions of the Mufasir. However, the Prophet's verses and traditions are
interpreted by HTI with a meaning that is far from the true meaning of the
verse and Hadis. HTI also quoted the opinions of Mufasir such as Imam al-
Qurthubi, and Wahbah az-Zuhaili, but the deduction was not complete, HTI
only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's ideas or
ideology. Of course, in the rules of interpretation, this violates the rules. So
that this interpretation of HTI is included in ad-dakhîl bi ar-ra’y.
الملخص
الغرض من ىذه الدراسة ىو انتقاد تفسير حزب التحرير الإندونيسي ، على آيات القرآن الكريم .فيما يتعلق بالدخل ، وكذلك لدعرفة حالة الإعلان في التفسير في صحيفة الدعوة الإخبارية كفاح
تستخدم ىذه الدراسة تحليلاا وصفياا للبحث النوعي مع نهج النقد في التفسير. في ىذه الدراسة ، يجيب الدؤلفون على الدشكلات القائمة من خلال بحث الدكتبة )مكتبة البحوث( في إشارة إلى مصادر
والثانوية. مصادر البيانات الأولية التي أستخدمها ىي إصدار سنة واحدة من نشرة الدعوة البيانات الأولية ديسمبر ألفان وثمانية عشر( بما يصل إلى خمسين نشرة ، وآيات الوائي الدختارة من تفسير -الكافية )يناير
يانات الثانوية عبارة الكتاب للكاتب رخمت سعد لبيب رئيس مجلس القيادة الدركزية. في حين أن مصادر البعن كتب تفسيرية مثل كتاب الدخيل في تفسير القرآن الكريم ، وأعمال عبد الوىاب مبروك فايد ، وكتاب الدخيل في التفسير ، وإبراىيم عبد الرحمن محمد خليفة ، كتاب أصول الدخيل في تفسير أي التنزل ،
ب الدخيل في تفسير القرآن الكريم ، للشيخ تأليف جمال مصطفى عبد الحميد عبد الوىاب النجار ، كتاحسين محمد إبراىيم محمد عمر الذىبي ، كتاب طريقة النقد في تفسير ، وعمل محمد أولنوىا ، وغيرىا من
.قشة الدناى بهذ صلةالكتب ذات ال
من البحث الذي أجراه الدؤلف ، يستنتج أنو من بين خمسين من نشرة الدعوة الكفاح التي الدؤلفون ، كان ىناك عشرين آية في أربعة موضوعات في الطبعة الأخيرة من سنة واحدة )من يناير درسها
إلى ديسمبر ألفان وثمانية عشر(. يتم تضمين تفسير آيات القرآن في النسخة الإندونيسية من حزب التحرير التي يقومون بها ، وىي بسبب الإيديولوجية السياسية .الدّخيل في الرئّي في نشرة الدعوة ككل ككل في
ضرورة دعم دولة الخلافة الإسلامية خاصة في إندونيسيا. الأساس والدصدر الحقيقي لتفسير حزب التحرير يستخدم القرآن والحديث النبوي ، وكذلك آراء الدفسر. ومع ذلك ، فقد تم تفسير الآية والحديث النبوي
عنى الحقيقي لآيية والحديث. اقتبس حزب التحرير من قبل حزب التحرير الإندونيسي بمعنى بعيد عن الدالإندونيسي أيضاا آراء الدفيسر مثل الإمام القرثبي وىبة الزحيلي ، لكن الاستنتاج لم يكتمل ، ولم يأخذ حزب التحرير الإندونيسي )الدقطوع( إلا الجزء الذي لم يوافق عليو حزب التحرير الإندونيسي وفقاا لفكر أو
قواعد. حتى أن تفسير تحرير اندونيسيا فقط. بالطبع ، في قواعد التفسير ، وىذا ينتهك الأيديولوجية ال .الدّخيل في الرئّيىذا ينتمي إلى التحريرحزب الإندونيسية
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tafsir adalah suatu jalan dalam memahami pesan-pesan Allah
SWT. yang terdapat dalam Al-Qur‟an. Dengan demikian, para
penafsir Al-Qur‟an mempunyai tugas mulia. Akan tetapi, sadar atau
tidak, dalam menjalani tugas mulia ini seringkali para mufasir
terjebak pada pra-pemahaman yang membelokkan kesadarannya.
Pra-pemahaman itu tidak ada kaitannya dengan Al-Qur‟an, dan
bahkan, bisa jadi, bertolak belakang dengan pesan-pesan Al-Qur‟an.1
Menjamurnya karya tafsir Al-Qur‟an menunjukkan dunia
keilmuan tafsir dinamis dan terus berkembang (la nadaj wa la
ihtaraq), tetapi juga membuatnya kian bebas dan terbuka. Bagi ulama
arus utama, salah satunya tampak pada meresapnya elemen yang
tidak valid dalam tafsir atau ad-dakhîl fit tafsir.2
Dalam menafsirkan Al-Qur‟an, seorang mufasir kerap
tersandera oleh pra-pemahaman dan latarbelakang keilmuan serta
ideloginya. Akibatnya, ia tidak mampu menafsirkan Al-Qur‟an secara
objektif. Ketika objektivitas penafsiran tergadaikan, maka hasil
penafsirannya akan jauh panggang dari api. Walhasil, Al-Qur‟an
tidak lagi dapat “berbicara” tentang dirinya, akan tetapi justru
semakin menjauh dari pesan-pesan universalnya.3
1 Islah Gusmian, Dosen di Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta, Lihat
Muhammad Ulinnuha, Metode Kritik Ad-Dakhil Fit-Tafsir, (Jakarta: QAF, 2019), hal. 1 2 Jajang A. Rohmana, Dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Lihat Muhammad
Ulinnuha, Metode Kritik Ad-Dakhil Fit-Tafsir, hal. 2 3 Muhammad Ulinnuha, Metode Kritik Ad-Dakhil Fit-Tafsir, (Jakarta: QAF, 2019) ,
hal. 5
2
Banyak kalangan yang menganggap bahwa kitab-kitab tafsir
yang ada merupakan karya yang sudah jadi, dan tidak bisa ditinjau
ulang. Padahal, sebagai karya manusia, kitab-kitab itu bisa ditelaah
ulang dan di kritisi. Kenyataannya, ada banyak informasi dalam
kitab-kitab tafsir tertentu yang kredibilitas dan validitasnya masih
dipertanyakan, bahkan tidak layak untuk dikonsumsi.4
Keadaan tersebut semakin memprihatinkan ketika ditemukan
fakta bahwa di dalam kitab-kitab tafsir terdapat sejumlah sumber data
penafsiran yang tidak dapat dipetanggung jawabkan keabsahannya,
semacam riwayat isra‟iliyat, hadis palsu, dan pendapat para
pendahulu yang tidak jelas asal-usulnya. Inilah yang kemudia dikenal
dengan istilah al-dakhil fit tafsir (infiltrasi penafsiran).5
Secara sederhana, al-dakhil dapat dipahami sebagai sebuah
data yang tidak ada sangkut pautnya dengan tafsir Al-Qur‟an, hanya
saja dimasukkan (secara sengaja atau tidak) ke dalam kitab tafsir,
sehingga bagi pembaca (terutama awam), data tersebut dianggap
sebagai bagian dari tafsir Al-Qur‟an, padahal sejatinya tidak.6
Hizbut Tahrir yang dipelopori oleh Syekh Taqi al-Din al-
Nabhani merupakan gerakan ideologi politik trans nasional yang juga
masuk ke wilayah penafsiran Al-Qur‟an. Penafsiran ini banyak
ditemukan dalam Majalah Al-Wa‟ie, Bulletin Al Islam, Tabloid
Media Ummat, Buletin Dakwah Kaffah, Buletin Remaja Teman
Syurga .7 Hizbut Tahrir merupakan salah satu gerakan penegak
syariat Islam yang paling solid, terstruktur dan memiliki jaringan
4 Ahsin Sakho Muhammad, Pengasuh PP DAR AL-QUR‟AN, Arjawinangun,
Cirebon, Lihat Muhammad Ulinnuha, Metode Kritik Ad-Dakhil Fit-Tafsir, hal. 2 5 Muhammad Ulinnuha, Metode Kritik Ad-Dakhil Fit-Tafsir, hal. 5
6 Muhammad Ulinnuha, Metode Kritik Ad-Dakhil Fit-Tafsir, hal. 6
7 Hizbut Tahrir Indonesia, Struktur Negara Khilafah, (Jakarta: Hizbut Tahrir
Indonesia, 2008), h. 11
3
internasional.8 Bahkan Hizbut Tahrir juga dikenal paling progresif,
dalam arti tidak hanya berjuang menegakkan syariat Islam tetapi juga
mendirikan Khilafah Islam. Menurut Hizbut Tahrir, syariat Islam
Kaffah (total) tidak bisa diterapkan kecuali dalam kerangka sistem
negara Khilafah.9
Dale F. Eickelman dan James Picastori mengatakan bahwa,
kelompok HT mempunyai pemikiran untuk menciptakan ulang
negara Islam yang dengannya kaum muslimin dapat membebaskan
diri dari pengaruh buruk penjajahan politik dan budaya Barat.10
Hizbut Tahrir selain mengusung konsep pemikiran yang demikian,
juga memiliki pemikiran-pemikiran ke Islaman yang lain; dari cara
menegakkan Khilafah yang ambruk pada tahun 1924, metode
memasuki dan mempengaruhi masyarakat, hingga pemikiran teologi,
ushul fiqh, sosial kemasyarakatan, politik, dan pemikiran-pemikiran
cabang lainnya.11
Dari ragam pemikiran Hizbut Tahrir tersebut, terdapat ide
penting yang menjadi mainstream mereka, bahkan menjadi penopang
eksistensi dan perjuangannya yang menarik untuk dikaji. Hal tersebut
adalah mengenai model negara versi Hizbut Tahrir yang sering
disebut dengan Negara Khilafah. Khilafah ini diklaim sebagai
institusi politik atau negara yang sesuai dengan syariat Islam dan
pernah tegak sejak masa Nabi Muhammad Saw, hingga tahun 1924.
Klaim ini dibersamai dengan tidak adanya pemikiran kenegaraan
8 Khamami Zada, Islam Radikal: Pergolakan Ormas-Ormas Islam Garis Keras di
Indoesia, (Jakarta: Teraju, 2002), h. 3 9 Hizbut Tahrirut Tahrir, Mengenal Hizbut Tarirut Tahrir Partai Politik Islam
Ideologis, (Depok: Pustaka Thariqul Izzah, 2000), h. 20 10
Dale F. Eickelman dan James Picastori, Muslim Politics, (Princeto: Princeron
University Press, 1985), h. 139 11
Hizbut Tahrir Indonesia, Struktur Negara Khilafah(Pemerintahan dan
Administrasi), (Jakarta: HTI Press, 2006), h. 35
4
Islam pada saat ini. HTI menganggap, bahwa system pemerintahan
yang ada saat ini tidak sesuai dengan Islam bahkan melanggar hukum
Islam.12
Hizbut Tahrir menganggap bahwa ketaatan pada hukum Allah
adalah refleksi tauhid seorang Muslim. Seorang Muslim tidak akan
menjadikan syariat Islam sebagai perkara yang boleh dipilih sesuka
hati. Syariat Islam adalah suatu kewajiban, dan seorang muslim
hendaklah menjauhkan diri dari sifat sombong apalagi meremehkan
hukum Allah. Ia tidak akan mungkin membanggakan sistem
demokrasi dan kapitalisme yang jelas lahir dari hawa nafsu manusia.
Jika seorang muslim mengklaim bertauhid, maka tak ada hukum dan
aturan yang wajib dilaksanakan selain aturan-aturan Allah SWT.
(Syariat Islam).13
Dalam tulisan-tulisan pengikut gerakan ini,14
Khilafah model
Hizbut Tahrir inilah yang diklaim mampu menyelesaikan problem
kehidupan umat Islam. Mereka juga mengklaim bahwa penyelesaian
konflik antara Israel dan Palestina dapat diatasi hanya melalui sistem
Khilafah, bahkan sistem ini juga bisa mengatasi arogansi politik
Israel dan sekutunya.15
Menurut Fahmi Amhar, hanya Khilafah saja yang mampu
melawan arogansi Amerika Serikat.16
Bahkan, sistem Khilafah yang
12
M. Shiddiq Al-Jawi, “Akidah Islam: Dasar Negara dan Sumber Hukum”, dalam
Al-Wa‟ie, No. 112 Tahun X, Desember, 2009, hlm. 41 13
Buletin Dakwah Kaffah, dalam tema : “Konsekuensi Tauhid: Taat Syariah”,
(Jakarta Selatan: Lembaga Kajian Islam Kaffah, 2018) Edisi 057 14
Selebaran „Al-Islam‟,„Buletin Dakwah Kaffah‟, „Media Umat‟, „Al-Wa‟ie‟,
Rumah Tsaqofah, 15
Buletin Al-Islam, edisi 437 tahun 2015 16
Fahmi Amhar, “Hanya KhilafahIslam yang Mampu Melawan AS”, (Al-Wa‟ie,
No. 53, Tahun V, Januari 2005), hlm. 14
5
mampu memberikan perlindungan dan memberantas kasus LGBT.17
Khilafah juga yang akan membebaskan negeri-negeri muslim yang
dijajah Amerika, seperti Irak dan Afganistan.18
Tidak ketinggalan,
hanya Khilafah yang mempunyai kuasa menyatukan umat Islam di
seluruh dunia yang berjumlah 1.4 miliar.19
Karena itulah, menurut Hizbut Tahrir Khilafah dianggap
bagian yang sangat penting dan wajib ditegakkan. Terwujudnya
Khilafah di muka bumi ini merupakan puncak dari perjuangan
mereka. Argumen tersebut dapat ditelusuri dalam karya-karya
mereka, sekaligus dalam aktivitas mereka ketika menyikapi beragam
masalah, semuanya dikaitkan dengan eksistensi Khilafah.20
Salah satu strategi yang digunakan Hizbut Tahrir Indonesia
dalam menyebarkan ide-ide dan gagasannya demi tegaknya negara
Khilafah adalah dengan cara menguasai arena-arena strategis yang
ada di masyarakat seperti masjid, kampus, mahasiswa dan komunitas,
hingga birokrasi pemerintah dan lain sebagainya.21
Demikian pula
dengan strategi Hizbut Tahrir dalam mentransformasikan pesan
dakwah dan kritik sosialnya terhadap pemerintah juga menggunakan
beragam media (multimedia).
Media yang mereka gunakan adalah, pertama, adalah media
konvensional (penerbitan dan penyiaran) yaitu Majalah Al-Wa‟ie,
17
Buletin Dakwah Kaffah, LGBT Ancaman Nyata!, Edisi 025, 26 Januari 2018 18
Al-Wa‟ie, “Krisis Palestina dan Relevansi Khilafah” (Al-Wa‟ie, No. 72 Tahun
VI, Agustus 2006), hlm. 70 19
Al-Wa‟ie, “Akhbar Al-Wa‟ie” (Al-Wa‟ie, No. 73 tahun VII, September, 2006),
hlm. 38 20
Data-data ini bisa ditemukan dalam selebaran Al-Wa‟ie, Buletin Dakwah Kaffah,
Media Umat, Al-Islam. 21
Sayuti, Hizbut Tahrir Perjuangan Menegakkan Khilafah: Respon Masyarakat
Terhadap HTI di Jambi, (Jurnal: Kontekstualita, Vol. 24, NO.2 Desember 2008)
6
Bulletin Al Islam, Tabloid Media Ummat, Buletin Dakwah Kaffah,
Buletin Remaja Teman Syurga, buku-buku karangan Hizbut Tahrir,
media televisi dan radio. Kedua, adalah media online berupa website
yang mengakomodasi seluruh informasi media konvensional Hizbut
Tahrir, serta sosial media yaitu Facebook, Twitter, Google,
Instagram, Youtube dan Subscribe.22
Adapun wilayah sebaran
multimedia Hizbut Tahrir tidak hanya berskala regional dan nasional
di Indonesia, tetapi multimedia Hizbut Tahrir menyebar hingga skala
internasional untuk kepentingan informasi bagi seluruh anggota
Hizbut Tahrir di berbagai negara.
Selebaran Bulletin Al-Islam, Buletin Dakwah Kaffah dan
Buletin Remaja Teman Syurga terbit setiap minggunya pada hari
jumat, Tabloid Media Ummat dan Majalah Al-Wa‟ie terbit setiap dua
minggu sekali.Semua selebaran tersebut wajib dibeli dan dibaca oleh
para anggota HTI. Meski demikian, majalah ini juga bersifat umum,
artinya bisa dikonsumsi oleh siapapun dan dari kalangan apapun.23
Menurut Jalaluddin Rahkmat, media masa bukan berarti
mempunyai kesanggupan untuk mempengaruhi seseorang atau
sekelompok orang untuk mengubah sikap, akan tetapi media masa
cukup berpengaruh terhadap apa yang dipikirkan orang. Bahkan
media bisa dikatakan sebagai institusi informasi dan dipandang
sebagai faktor yang paling menentukan dalam proses perubahan
sosial budaya, politik dan agama. Dalam beragam bentuknya (baik
cetak maupun elektronik, dan aneka penerbitan), ia telah menjadi
22
Data ini diperoleh dari hasil wawancara penulis terhadap salah satu anggota HTI
(bpk. Muhar) kamis, 04 April 2019 pukul : 13.00 WIB 23
Ainur Rofiq Al-Amin, “KhilafahHTI Dalam Timbangan” (Jakarta: Pustaka
Harakatuna, 2017) h. 9
7
wahana transformasi yang mengusung wacana-wacana dari berbagai
perspektif ke hadapan khalayak.24
Pada realitasnya, Hizbut Tahrir sangat intensif menyebarkan
informasi (pesan dakwah dan kritik sosial) melalui beragam media
yang dikelolanya. Masalah yang dikedepankan Hizbut Tahrir dalam
medianya bukan hanya dakwah serta doktrin pencerahan atau
penyadaran kepada umat Islam akan pentingnya menegakkan syariat
Islam dengan jalan mendirikan negara yang bersistem Khilafah,
tetapi konten (isi pesan) yang disampaikan lewat multimedia tersebut
juga dominan kritikan terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang
dianggap kotradiktif dengan ajaran Islam.25
Penelitian ini, ingin menganalisa sebuah penafsiran HTI yang
dituangkan dalam selebaran yang diberi nama Buletin Dakwah
Kaffah, yang mana di dalam buletin ini, tidak hanya membahas
tentang permasalahan politik saja, akan tetapi juga terdapat beberapa
permasalahan sosial, ekonomi, dan budaya yang sedang melanda
Negara Indonesia, kemudian mereka kritisi dengan mencantumkan
ayat-ayat Al-Qur‟an dan hadis Rasulullah Saw. lalu mereka
menafsirkannya.
Untuk mengetahui bagaimana kualitas penafsiran HTI dalam
Buletin Dakwah Kaffah tersebut, maka penulis menggunakan metode
kritik ad-dakhîl fit-tafsir (infiltrasi penafsiran) untuk membedah
pesan dan makna yang terkandung dalam Buletin Dakwah Kaffah
tersebut.
24
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Yokyakarta: Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 15 25
Nur Fitriyanti, Dakwah Hizbut Tahrir Indonesia Berbasis Multimedia, (Skripsi:
UIN Alauddin Makassar, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, 2016), h. 3-4
8
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, diketahui
bahwa kajian tentang kritik ad-dakhîl dalam Tafsir Hizbut Tahrir
(Telaah dalam Buletin Dakwah Kaffah) belum pernah dilakukan oleh
para peneliti terdahulu. Kecenderungan topik penelitian terdahulu
hanya menyoal tentang ideologi gerakan Hizbut Tahrir yang
pertentangan dengan konsep kenegaraan (demokrasi versus Khilafah)
saja.
Dengan demikian, membahas tentang Penafsiran Hizbut
Tahrir dalam Buletin Dakwah Kaffah menarik untuk dikaji. Akan
tetapi penulis mengambil objek kajian ini hanya fokus pada media
cetaknya saja yaitu pada Buletin Dakwah Kaffah edisi satu tahun
terakhir (Januari-Desember 2018). Beranjak dari latar belakang
diatas, maka judul penelitian ini adalah “AD-DAKHÎL DALAM
TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi Kritis
Terhadap Penafsiran Ayat-Ayat Al-Qur’an Dalam Buletin
Dakwah Kaffah)”.
B. Permasalahan Penelitian
a. Identifikasi Masalah
Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar
belakang di atas, maka dapat didefiniskan masalah-masalah
sebagai berikut:
1. Penafsiran Hizbut Tahrir terhadap konsep
Khilafahyang diusung untuk menegakkan Negara
berbasis Khilafah Islamiyah khususnya di Indonesia
2. Pengaruh ideologi Hizbut Tahrir yang dituangkan
dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur‟an yang dinukil
di Buletin Dakwah Kaffah
9
3. Metodologi tafsir Hizbut Tahrir dalam menafsirkan
ayat-ayat Al-Qur‟an yang terdapat dalam Buletin
Dakwah Kaffah
4. Kategorisasi al-dakhil dalam tafsir Hizbut Tahrir
Indonesia pada Buletin Dakwah Kaffah
5. Dampak ad-dakhîl terhadap masyarakat awam setelah
membaca Buletin Dakwah Kaffah
b. Pembatasan Masalah
Kajian ini bermaksud untuk mengkaji semua pembahasan
pada identifikasi masalah di atas, namun agar tidak terlampau
luas, maka penelitian ini dibatasi pada selebaran Buletin Islam
Kaffah saja. Untuk ulasan lebih lanjut, berikut dipaparkan
ruang lingkup masalah yang akan diteliti:
a. Pembahasan ini dibatasi pada ayat-ayat Al-Qur‟an
yang dijadikan oleh HTI untuk memperkuat
argumentasi ideologi mereka dalam Buletin Dakwah
Kaffah
b. Kategorisasi al-dakhîl dalam tafsir Hizbut Tahrir
Indonesia pada Buletin Dakwah Kaffah
c. Perumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian yang dikemukakan di atas,
maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana Penafsiran HTI Terhadap Ayat-ayat Al-
Qur‟an dalam Buletin Dakwah Kaffah ?
2. Bagaimana Status ad-dakhîl Terhadap Penafsiran Ayat-
ayat Al-Qur‟an dalam Buletin Dakwah Kaffah ?
10
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yaang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Penafsiran HTI Terhadap Ayat-ayat Al-
Qur‟an yang Terdapat dalam Buletin Dakwah Kaffah
2. Untuk mengetahui Status ad-dakhîl Terhadap Penafsiran
Ayat-ayat Al-Qur‟an yang Terdapat dalam Buletin Dakwah
Kaffah
D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan berkontribusi
dalam pengembangan wawasan dan khazanah keilmuan di
bidang Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir
b. Secara praktis, penelitian terhadap Penafsiran Hizbut
Tahrir dalam Buletin Dakwah Kaffah diharapkan dapat
menambah wawasan baru bagi semua pihak yang
berkompeten, bagi mahasiswa, dan seluruh masyarakat
dalam upaya menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
khususnya terkait dengan Penafsiran Hizbut Tahrir
Indonesia terhadap Ayat-Ayat Al-Qur‟an yang terdapat
dalam Buletin Dakwah Kaffah
c. Dengan penelitian awal ini, diharapkan agar peneliti
lainnya dapat merujuk hasil penelitian ini sebagai bahan
tambahan dalam pengkajiannya
d. Diharapkan agar masyarakat khususnya pengkaji ilmu
semakin bijak dalam memandang setiap model ataupun
kecenderungan karya tafsir.
11
E. Kajian Pustaka
Kajian kepustakaan pada dasarnya dilakukan untuk
mendapatkan gambaran tentang hubungan topik penelitian yang akan
diajukan dengan penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh para
peneliti sebelumnya, sehingga dapat dipastikan tidak terjadi
pengulangan dalam penelitian selanjutnya. Selain itu, kajian pustaka
ini perlu dilakukan untuk mencari celah atau peluang dari sudut
penelitian yang akan dilakukan.26
Terkiat dengan penelitian yang akan penulis lakukan, yakni
tentang Tafsir Hizbut Tahrir dalam Buletin Dakwah Kaffah ini
memang belum ada yang melakukan penelitian terdahulu.
Berdasarkan penelusuran data pustaka (literature review), diketahui
bahwa objek penelitian tentang eksistensi gerakan Hizbut Tahrir di
Indonesia bukan merupakan kajian yang baru dalam literatur ilmiah.
Hal ini dilihat sejak awal kemunculan Hizbut Tahrir di Indonesia
sebagai fenomena organisasi sosial politik dan keagamaan, memicu
perhatian kalangan akademik dan kompetensinya.
Dalam penyusunan tesis ini, penulis mendapatkan beberapa
penelitian yang memiliki sisi kajian yang sama, akan tetapi berbeda
pada sisi yang lain. Beberapa kajian terdahulu yang berkaitan antara
lain adalah:
Pertama, Tesis yang ditulis oleh Muhammad Herowandi
dengan judul “Kontroversi Hizbut Tahrir Indonesia Terhadap
Pancasila (Studi Kasus di DPP Hizbut Tahrir Indonesia).” Penelitian
ini merupakan Tesis di perguruan tinggi Universitas Lampung tahun
2017. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa HTI adalah ormas
26
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. Bahari Alam Ceria, Raja
Grafindo Persada, 2011), Cet. Ke-18, h. 183-184
12
di bidang keagamaan yang bersifat radikal secara pemikiran
tanpa melakukan tindakan kekerasan atau anarkis, taat, dan
patuh terhadap aturan-aturan yang ada di dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). HTI dengan tegas menolak
konsep demokrasi, nasionalisme, dan sekulerisme. Kontroversi
HTI terjadi manakala sebagian kalangan menganggap HTI
sebagai ormas yang anti terhadap Pancasila, hal ini dikarenakan
HTI selalu menyuarakan Khilafah yang dianggap bertentangan
dengan Pancasila. Akan tetapi HTI menolak ormasnya dikatakan
anti terhadap Pancasila karena HTI berjuang atas nama Islam
sedangkan nilai-nilai di dalam Pancasila tidak ada yang
bertentangan dengan Islam, sehingga HTI menerima konsep
Pancasila. Metode pergerakan HTI adalah dengan cara
memberikan pemahaman dan pencerahan kepada masyarakat
tanpa melakukan tindakan kekerasan atau anarkis. Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) HTI pada Bab
II pasal 4 tentang identitas dan azas, memberikan penegasan
bahwa HTI adalah gerakan dakwah Islam berazas Islam di
dalam NKRI yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar (UUD) 1945. HTI termasuk ormas yang mengikuti
segala peraturan yang ada di Indonesia, hal ini dibuktikan
dengan keputusan menteri hukum dan hak asasi manusia
(menkumham) nomor AHU-00282.60.10.2014 tentang Pengesahan
Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Hizbut Tahrir Indonesia.
Akan tetapi pada tanggal 19 Juli 2017 status badan hukum ini
dicabut oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU) nomor
13
2 tahun 2017 yang kemudian digugat oleh HTI ke Mahkamah
Konstitusi (MK).27
Kedua, buku yang berangkat dari disertasi yang ditulis oleh
Ainur Rofiq Al-Amin dengan judul “Khilafah HTI Dalam
Timbangan.” Penelitian ini merupakan disertasi di perguruan tinggi
UIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2011. Penulis sendiri adalah
mantan aktifis HTI, dimana ia mencoba membedah dan menguliti
secara mendalam ide-ide Khilafah yang (mungkin) masyarakat
Indonesia belum mengetahuinya secara konkret dan komprehensif.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah produk Khilafah disebut Ainur
sebagai “politisasi agama dalam proses sosial” yang sangat
mencolok. Ainur sampai menyimpulkan memaksa umat untuk
meyakini bahwa mendirikan Khilafah HTI adalah kewajiban yang
paling agung. Tidak lebih sebagai interpretasi yang gegabah dan
ahistoris. HT bukanlah gerakan dakwah an sich, dakwah (syiar
agama) hanyalah pelengkap, tujuan akhir yang sebenarnya adalah
politik dan kekuasaan.28
Ketiga, Tesis yang ditulis oleh Turhamun dengan judul
“Komunikasi Organisasi (Studi Analisis Strategi Komunikasi Hizbut
Tahrir Indonesia (HTI) Banyumas Sebagai Upaya Mewujudkan
KhilafahIslamiyah).” Penelitian ini merupakan Tesis di perguruan
tinggi Universitas Islam Negri Semarang tahun 2015. Menurut
Turhanum, dari hasil penelitian yang dilakukan, komunikasi
organisasi HTI Banyumas menggunakan dua model, yaitu
27
Muhammad Herowandi, “Kontroversi Hizbut Tahrir Indonesia Terhadap
Pancasila (Studi Kasus di DPP Hizbut Tahrir Indonesia).” (Tesis Universitas Lampung,
2017) 28
Ainur Rofiq Al-Amin, “KhilafahHTI Dalam Timbangan” (Jakarta: Pustaka
Harakatuna, 2017) (Disertasi UIN Sunan Ampel Surabaya 2011)
14
komunikasi internal sebagai bentuk instruksi dan koordinasi sehingga
secara struktur memungkinkan terjadinya komunikasi ke atas,
komunikasi ke bawah, komunikasi horizontal, komunikasi diagonal.
Selanjutnya ialah komunikasi eksternal, yaitu hubungan dengan
masyarakat, periklanan, promosi dan survaei konsumen yang
keseluruhannya untuk melakukan publikasi. Adapun pola yang
digunakan iala pola instruktif, diplomasi, propaganda dan controlling,
sedang gaya komunikasinya menggunakan gaya struktural dan
kultural. Sedangkan di dalam melakukan strategi komunikasi sebagai
upaya mewujudkan Khilafah Islamiyah HTI Banyumas, dilakukan
dalam bentuk turunan kegiatan dari tahapan dakwahnya. Tahapan
tersebut meliputi tahap kaderisasi, tahap interaski dan tahap
pengambil alihan kekuasaan. Langkah turunan tersebut ialah dengan
melakukan komunikasi terhadap komunikan yang dikelasifikasi
menjadi enam yaitu; anggota, pelajar, mahasiswa, organisasi
kemasyarakatan, pemerintah dan masyarakat umum. Adapun
pelaksanaan komunikasinya ialah dengan berbagai macam kegiatan
yang disiapkan secara terprogram dan insidental serta berdasarkan
instruksi dari DPP HTI meliputi diskusi, Halaqoh Islam dan
Peradaban, Kegiatan Rajaban, Training, Workshop, Aksi, Gelaran
Pustaka dan lain sebagainya. Media komunikasi yang digunakan
meliputi media cetak dan media elektroni.29
Keempat, Tesis yang ditulis oleh Nurhayati dengan judul
Dinamika Politik Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) : (Studi Gerak
Dakwah Politik HTI Pasca Era Reformasi). Penelitian ini merupakan
29
Turhamun, “Komunikasi Organisasi (Studi Analisis Strategi Komunikasi Hizbut
Tahrir Indonesia (HTI) Banyumas Sebagai Upaya Mewujudkan KhilafahIslamiyah).”
(Tesis: Universitas Islam Negri Semarang, 2015)
15
Tesis di perguruan tinggi UIN Sunan Gunung Djati Bandung tahun
2016. Sejak abad XIII Hijriyah atau XIX Masehi, telah berdiri
berbagai gerakan yang bertujuan untuk membangkitkan umat Islam.
Di Indonesia, masuk pada era pembaruan atau lebih familiar disebut
era reformasi gerakan-gerakan untuk membangkitkan umat Islam
mendapat ruang gerak yang begitu luas, salah satunya yakni dengan
menawarkan berbagai formulasi syari‟ah hingga penegakan Khilafah
Islamiyah (Sistem pemerintahan Islam bersekala Internasional), yang
tentunya membutuhkan pengakuan atau legalitas formal dari negara.
Kelompok ini bernama Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Organisasi ini
juga merupakan gerakan politik Islam modern yang memiliki
paradigma integralistik dalam memandang hubungan antara agama
dan politik. Kecenderungan integralistik memandang Islam sebagai
suatu agama yang lengkap dengan aturan-aturan, petunjuk,
bimbingan yang mengatur segala aspek kehidupan tiap hari, termasuk
kehidupan bermasyarakat dan berpolitik, artinya bahwa korelasi
antara agama dan Negara merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Maka dari itu, penulisan ini dimaksudkan untuk
mengetahui keberadaan HTI sebagai gerakan politik Islam
Ekstraparlementer dan cara-cara yang mereka tempuh untuk
mewujudkan cita-citanya, teori dan konsep-konsep yang relevan
dengan keberadaan sistem pemerintahan di Indonesia.30
Kelima, Tesis yang ditulis oleh Kurniawan Abdullah, dengan
judul, “Gerakan Politik Islam Ekstraparlementer: Studi Kasus Hizbut
Tahrir Indonesia.” Penelitian ini merupakan Tesis di perguruan
30
Nurhayati, Dinamika Politik Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) : (Studi Gerak
Dakwah Politik HTI Pasca Era Reformasi), (Tesis UIN Sunan Gunung Djati Bandung,
2016)
16
tinggi Universitas Indonesia (UI) tahun 2017. Dari penelitian ini,
dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa, HTI merupakan organisasi
gerakan alih-alih partai politik. Ciri ekstraparlementer dari
gerakannya dapat dilihat dari curahan konsentrasinya pada
pembinaan masyarakat dan penolakannya untuk terlibat dalam
pemilu, dari mobilisasinya di seputar isu tunggal berupa kewajiban
kaum muslim untuk mendirikan negara Khilafah, dan dari
pemaknaannya terhadap politik sebagai kultur tandingan, yakni
sebagai aktivitas yang mulia dan wajib, sebagai lawan dari anggapan
muslim kontemporer bahwa politik itu kotor dan, karenanya, patut
dijauhi. Sebagai kelompok organisasi revolusioner, HTI merupakan
organisasi politik, bukan paramiliter. Pembagian kerjanya tergolong
rapi dan sentralitas kebijakan maupun kegiatannya tergolong sangat
tinggi. Ia dikendalikan secara tertutup dan memiliki ruang perbedaan
pendapat yang sempit. Dari segi mobilisasi, penguasaannya terhadap
sumberdaya tergolong masih sangat lemah. Ia hanya memiliki
sumberdaya normatif (berupa keanggotaan atau partisipasi aktif
kader) dan utilitarian (iuran anggota, satu kantor sekretariat resmi,
dan terbitan dengan oplah hanya belasan ribu hingga ratusan ribu). Ia
sama sekali tidak memiliki sumberdaya koersif (persenjataan,
angkatan perang, atau teknologi canggih). Dari segi cara mobilisasi
yang diterapkan, HTI lebih banyak melakukan mobilisasi penyiapan
(preparatory), di mana ia hanya berkonsentrasi pada pengerahan
sumberdaya untuk mengantisipasi peluang dan ancaman di masa
depan. Bentuk utama mobilisasi penyiapan yang dilakukan HTI
adalah aktivitas penerbitan, kegiatan diskusi dan seminar, tablig
akbar, silaturrahmi dan dialog dengan kelompok muslim lain, serta
audiensi dengan pemerintah dan tokoh-tokoh politik.
17
HTI menginternasionalisasikan gerakannya lewat pengadaan
forum-forum internasional, respons terhadap berbagai peristiwa
internasionaI yang merugikan kaum muslim, dan koordinasi gerakan
internasional dengan HT di negara lain. la terus mengembangkan
gerakan massa secara perlahan-lahan dengan harapan suatu saat akan
meledak menjadi pergolakan besar yang mengarah pada perubahan
politik dan sosial yang berjangkauan luas.31
Dari uraian kajian pustaka di atas, dapat dilihat adanya
persamaan dalam konteks pemilihan objek penelitian, yaitu Hizbut
Tahrir Indonesia sebagai objek penelitian. Namun juga penelitian
terdahulu menunjukkan perbedaan yang signifikan. Sementara letak
perbedaan anatara penelitian terdahulu dengan penelitian ini antara
lain yaitu pada fokus permasalahan. Pada penelitian ini, tidak hanya
membahas tentang ideologi Khilafahnya saja, akan tetapi penelitian
ini lebih terarah untuk membahas tentang ayat-ayat Al-Qur‟an yang
Hizbut Tahrir Tafsirkan dalam selebaran Buletin Dakwah Kaffah
menggunakan kacamata ad-dakhîl bi ar-ra‟yi. Tentunya pendekatan
teori yang digunakan, metode penelitian, dan hasil penelitian juga
akan berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah
penelitian kepustakaan (library reseach),32
yang artinya semua
data-data berasal dari bahan-bahan tulisan yang berkaitan dengan
31
Kurniawan Abdullah, Gerakan Politik Islam Ekstraparlementer: Studi Kasus
Hizbut Tahrir Indonesia, (Tesis: Universitas Indonesia, 2017) 32
Penelitian kepustakaan adalah serangakaian kegiatan yang berkenaan dengan
metode pengumpulan data pustaka, membaca, dan mencatat serta mengolah bahan-bahan
penelitian. Lihat: Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008), edisi ke-2, Cet. Ke-1, h. 3
18
masalah yang akan dibahas. Oleh karena itu, penelitian ini lebih
banyak mendasarkan pada bahan-bahan tulisan, telaah naskah, atau
dokumen.33
Penelitian ini juga menggunakan model penelitian
kualitatif34
yang berfokus pada analisis tentang Tafsir Hizbut Tahrir
Indonesia dalam Buletin Dakwah Kaffah. Oleh karena itu,
penelitian ini membutuhkan sebuah pendekatan induktif terhadap
seluruh proses penelitian dengan analisis yang bersifat deskriptif
kualitatif. Menurut Bungin, pendekatan induktif adalah format
penelitian kualitatif yang cenderung menggunakan strategi
memperoleh data di lapangan (field research).35
Sedangkan Bogdan
dan Taylor dalam kutipan Meleong mengemukakan, bahwa metode
kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati.36
2. Pendekatan Penelitian
Dalam proses analisis data, penulis menggunakan
pendekatan kritik ad-dakhîl dalam tafsir. Penelitian ini adalah
penelitian terhadap sebuah produk tafsir yang objeknya adalah ayat-
ayat Al-Qur‟an dalam Buletin Dakwah Kaffah. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penafsiran ayat-
33
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya adalah catatan harian, biografi, dan lainnya.
Lihat: Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009),
Cet. Ke-8, h. 240. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai metode penelitian naskah dan
dokumentasi dapat dilihat; Nabilah Lubis, Naskah, Teks, dan Metode Penelitian Filologi,
(Jakarta: Yayasan Media Alo Indonesia, 2001), h. 30-43 34
Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci. Lihat: Sugiyono,
Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif R&D, h.1 35
Bungin Burhan, Penelian Kualitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008) h. 28 36
Lexy Johannes Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001) Cet. XV, hal. 3
19
ayat Al-Qur‟an dalam Buletin Dakwah Kaffah ditinjau dari ad-
dakhîl, serta bagaimana status ad-dakhîl dalam penafsiran
tersebut. Oleh karena itu, pisau analisis yang digunakan adalah
dengan memakai kritik ad-dakhîl .37
Ad-dakhîl sendiri dibagi
menjadi dua, yaitu ad-dakhîl bi al-ma‟tsur dan ad-dakhîl bi ar-
ra‟yi al-fasid.38
Pada prakteknya, kritik ad-dakhîl adalah
pendekatan utama yang penulis pilih dalam penelitian ini. Hal ini
sesuai dengan objek penelitian penulis, yakni objek berupa
penafsiran Hizbut Tahrir Indonesia terhadap ayat-ayat Al-Qur‟an
yang terdapat dalam Buletin Dakwah Kaffah.
3. Sumber Data
Pada penelitian ini, penulis menggunakan sumber data
primer (primary resources) dan sekunder (secondary resources)
yang relevan dengan penulisan tesis ini.39
Untuk mendapatkan data
primer, maka teknik pengumpulan data yang dapat digunakan
adalah teknik pengumpulan data analisis isi (content analysis).
37
Secara terminologi, menurut Fayed (w. 1895-1966 M), Ad-Dakhil adalah
menafsirkan Al-Qur‟an dengan metode dan cara yang tidak berbasis pada ajaran dan risalah
Islam. Dengan kata lain bahwa, penafsiran tersebut tidak memiliki landasan sah dan ilmiah,
baik dari Al-Qur‟an hadis shahih, pendapat sahabat, tabi‟in, serta akal sehat yang memenuhi
kriteria. Lihat, Abd al-Wahhab Fayed, Ad-Dakhil fi Tafsir Al-Qur‟an al-Karim, Juz 1,
(Kairo: Universitas Al-Azhar, 1398 H/1978 M), Cet. Ke-1, h. 13 38
Ad-Dakhil bi al-ma‟tsur meliputi tafsir Al-Qur‟an dengan menggunakan hadis-
hadis lemah (dha‟if) atau palsu (maudhu‟) dan tafsir yang menggunakan sumber isra‟iliyyat
yang bertentangan dengan ajaran Islam. Sementara ad-dakhil bi ar-ra‟yi al-fasid yakni
penafsiran yang berdasar pada teori-teori dan kepentingan mufasir tanpa menghiraukan
syarat dan metode tafsir bi ar-ra‟yi. Termasuk dalam hal ini adalah penafsiran yang
dilakukan oleh mereka yang tidak memenuhi syarat sebagai mujtahid. Lihat: Abd al-
Wahhab Fayed, Ad-Dakhil fi Tafsir Al-Qur‟an al-Karim, Juz 1, h. 13. Lihat juga:
Muhammad Ulinnuha, Rekonstruksi Metodologo Kritik Tafsir, (Jakarta: Azzamedia, 2015),
h. 85-86 39
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari objek
penelitian. Sementara data sekunder adalah data mengenai objek penelitian yang didapat
dari tangan kedua, yakni data yang diperoleh oleh peneliti lain kemudian dipublikasikan.
Lihat: Jujun S. Suriasumantri, Penelitian Ilmiah, Kefilsafatan, dan Keagamaan; Mencari
Paradigma Kebersamaan, Dalam Tradisi Baru Penelitian Agama Islam; Tinjauan Antar
Disiplin Ilmu, (Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia, 2001), h. 78
20
Sementara untuk mendapatkan data sekunder, maka penulis
melakukan teknik pengumpulan data di basis data.40
Secara praktis, sumber data primer yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Buletin Dakwah Kaffah yang dibuat oleh
ormas Hizbut Tahrir Indonesia itu sendiri, lebih khusus kepada
ayat-ayat Al-Qur‟an yang mereka tafsirkan dalam Buletin Dakwah
Kaffah tersebut. Sedangkan sumber data sekunder yang penulis
gunakan dalam penulisan tesis ini adalah kitab-kitab tafsir seperti
Kitab Ad-dakhîl fi Tafsir Al-Qur‟an al-Karim, karya „Abd al-
Wahhab Mabruk Fayed, Kitab al-Dakhil fi al-Tafsir, karya Ibrahim
„Abd al-Rahman Muhammad Khalifah, kitab Usul al-Dakhil fi
Tafsir Ayi al-Tanzil karya Jamal Mustafa „Abd al-Hamid „abd al-
Wahhab al-Najjar, Kitab Ad-dakhîl Fi Tafsir Al-Qur‟an al-Karim,
karya Syaikh Husayn Muhammad Ibrahim Muhammad Umar ad-
Dzahabi, buku Metode Kritik Ad-dakhîl Fit Tafsir, karya
Muhammad Ulinnuha, dan kitab lainnya yang relevan dengan
pembahasan ini. Selain itu, buku-buku karangan Hizbut Tahrir
seperti Struktur Negara Khilafah (Pemerintahan dan
Administrasinya) yang diterbitkan tahun 2008, Kitab Tafsir Ayat
Pilihan Al-Wa‟ie karya Rakhmat S. Labib yang juga merupakan
ahli tafsir HTI itu sendiri menjadi sumber rujukan dalam menulis
tesis ini.
4. Metode Pengumpulan Data
Karena penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan,
maka pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi.41
40
Jigiyanto, Metodologi Penelitian Sistem Informasi, (Yogyakarta: Andi, 2008), h.
121
21
Teknik ini biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai
dokumen yang berkaitan dengan penelitian melalui perpustakaan.42
Penelusuran kepustakaan penulis lakukan dengan sistem manual43
maupun dengan sistem komputerisasi.44
Sistem manual yang
penulis maksud adalah dengan mengumpulkan data dari berbagai
perpustakaan dan sumber di beberapa tempat terkait dengan karya-
karya Hizbut Tahrir dan tafsirnya, khususnya selebaran Buletin
Dakwah Kaffah penulis mendapatkan data tersebut melalui sebuah
lembaga milik Hizbut Tahrir itu sendiri. Kemudian penulis
mengumpulkan ayat-ayat yang terdapat dalam selebaran Buletin
Dakwah Kaffah tersebut, lalu mengklasifikasikan
(mengelompokkannya) menjadi beberapa sub tema.
Adapun sistem komputerisasi yang dimaksud adalah penulis
mencari informasi terkait dari berbagai sumber di internet. Setelah
menemukan bahan, selanjutnya akan ditelaah secara intens sehingga
dapat membantu proses penelitian ini.
5. Metode Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi. Atau secara singkat, analisis data ialah
41
Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
observasi, interview (wawancara), kuisioner (angker), dokumentasi, dan triangulasi
(gabungan keempatnya). Lihat: Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif R&D, h.
225 42
Bentuk dokumen yang berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental.
Contoh dokumen berbentuk tulisan yakni, catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi,
dll. Lihat: Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif R&D, h. 240 43
Yang dimaksud dengan sistem penelusuran secara manual adalah menemukan
kembali informasi yang pernah ditulis oleh orang lain mengenai suatu topik tertentu dengan
menggunakan terbitan tercetak seperti majalah abstrak, indeks, tinjauan kepustakaan. Lihat;
Jusni Djatin, Penelusuran Literatur, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h. 281 44
Cara penelusuran dengan komputer diantaranya meliputi; penelusuran dengan
akses langsung (online), penelusuran menggunakan CD-ROM (Compact Disk-Read Onli
Memory). Lihat; Jusni Djatin, Penelusuran Literatur, h. 316
22
menata, menyusun, dan memberi makna pada kumpulan data.45
Cara
yang ditempuh adalah dengan mengelompokkan data ke dalam
kategori, menjabarkan secara detil, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih mana yang penting untuk dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan
orang lain.46
Adapun untuk menganalisis data pada penelitian ini, penulis
menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu penelitian yang
menguraikan dan menganalisa data-data yang ada. Dengan demikian,
penelitian ini tidak terbatas hanya pada pengumpulan data, namun
juga menganalisa dan menginterpretasi data guna memunculkan
sebuah gagasan baru.47
Secara praktis, data-data yang sudah penulis kumpulkan
kemudian dilakukan interpretasi serta analisa mendalam. Data
tersebut merupakan data yang komprehensif mengenai ayat-ayat Al-
Qur‟an yang terdapat dalam Buletin Dakwah Kaffah. Data selebaran
Buletin Dakwah Kaffah tersebut dikumpulkan, lalu penulis
melakukan pembatasan data agar data yang diteliti tidak terlalu
banyak. Jumlah selebaran Buletin Dakwah Kaffah yang akan penulis
teliti dengan menggunakan kritik ad-dakhîl adalah sejumlah 50
lembar Buletin Dakwah Kaffah edisi Januari-Desember 2018.
Selanjutnya, setelah semua selebaran Buletin Dakwah Kaffah
terkumpul, penulis mengklasifikasikannya ke dalam beberapa pokok
permasalahan, lalu penulis melakukan analisis mendalam terhadap
45
Boy. S. Sabarguna, Analisis Data Pada Penelitian Kualitatif, (Jakarta: UI Press,
2008), h. 31 46
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. Ke-
9, h. 89 47
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2008), Edisi ke-2, Cet. Ke-1, h. 7
23
penafsiran ayat-ayat Al-Qur‟an yang terdapat dalam Buletin Dakwah
Kaffah, bagaimana penafsiran ayat-ayat Al-Qur‟an yang terdapat
dalam Buletin Dakwah Kaffah ditinjau dari ad-dakhîl , serta sejauh
mana dampak ad-dakhîl terhadap hasil penafsiran Hizbut Tahrir
Indonesia yang terdapat dalam Buletin Dakwah Kaffah tersebut.
6. Metode Validitas Data
Untuk membuktikan penelitian ini adalah sebuah karya
ilmiah yang baik, maka dalam penelitian ini penulis perlu untuk
melakukan validitas data. Bahwa data yang ada dalam penelitian
ini, meliputi data seputar profil Hizbut Tahrir, data pengenalan ad-
dakhîl, data selebaran Buletin Dakwah Kaffah, serta penafsiran
Hizbut Tahrir Indonesia terhadap ayat-ayat Al-Qur‟an dalam
Buletin Dakwah Kaffah, adalah hasil penelusuran penulis sendiri,
atau dikenal dengan istilah cross-check, yakni mengumpulkan dan
mengecek data dengan menggunakan beragam sumber, teknik, dan
waktu.48
7. Teknik Penulisan
Teknik penulisan tesis ini mengacu pada buku Panduan
Penulisan Proposal, Tesis, & Disertasi Program Pascasarjana
Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta tahun 2017.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh
tentang apa yang diuraikan dalam penelitian ini, maka secara
keseluruhan penyajian tesis ini akan memuat lima bab dengan
perincian dan sistematika penulisannya sebagai beriku:
48
Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, (Jogjakarta: Andi, 2014), h. 76
24
Bab satu, merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang
masalah yang memuat alasan-alasan pemunculan masalah yang
diteliti. Pokok masalah merupakan penegasan terhadap apa yang
terkandung dalam latar belakang masalah. Tujuan yang akan dicapai
dan kegunaan (manfaat) yang diharapkan dari penelitian. Kajian
pustaka sebagai penelusuran terhadap kajian-kajian yang telah ada
sebelumnya dan kaitannya dengan objek penelitian. Metodologi
penelitian berupa penjelasan langkah-langkah yang akan ditempuh
dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Selanjutnya adalah
sistematika penulisan sebagai upaya untuk mensistematiskan
penyusunan tesis.
Bab kedua, mengulas tentang studi teoritis ad-dakhîl dalam
tafsir Al-Qur‟an. Di antara pembahasan yang akan penulis jelaskan
meliputi pengertian ad-dakhîl , kelahiran dan latar belakang unculnya
ad-dakhîl, perkembangan ad-dakhîl dalam Tafsir Al-Qur‟an,
macam-macam ad-dakhîl, implikasi ad-dakhîl dalam tafsir Al-
Qur‟an, serta kitab-kitab yang membahas tentang ad-dakhîl .
Bab ketiga, penulis memaparkan seputar Hizbut Tahrir dan
Buletin Dakwah Kaffah. Pembahasan ini meliputi profil organisasi
Hizbut Tahrir, sejarah Hizbut Tahrir, ideologi Hizbut Tahrir,
masuknya Hizbut Tahrir ke Indonesia, dan strategi Hizbut Tahrir
dalam menegakkan Negara Khilafah Islamiyah. Kemudian di bab
tiga ini juga akan dipaparkan seputar Buletin Dakwah Kaffah, sejarah
pembuatan Buletin Dakwah Kaffah, tujuan dibuatnya Buletin Dakwah
Kaffah, pusat percetakan Buletin Dakwah Kaffah, strategi penyebaran
atau wilayah penyebaran Buletin Dakwah Kaffah.
Bab keempat, adalah inti dari penelitian, yang mana penulis
akan mencoba mengkaji Penafsiran Hizbut Tahrir terhadap ayat-ayat
25
Al-Qur‟an yang terdapat dalam Buletin Dakwah Kaffah dengan
mengggunakan pendekatan ad-dakhîl. Setelah mengelompokkan
permasalahan menjadi beberapa tema beserta ayat-ayat yang
terkadung di dalamnya, penulis pencantumkan penafsiran Hizbut
Tahrir Indonesia terhadap ayat tersebut. Kemudian penulis
pelakukan analisis terhadap ayat-ayat tersebut dengan menggunakan
ilmu ad-dakhîl. Apakah terdapat unsur ad-dakhîl di dalam penafsiran
HTI tersebut atau tidak, dan termasuk ke dalam ad-dakhîl yang
manakah penafsiran ayat-ayat tersebut. Hal ini merupakan tujuan
akhir dari bab ini.
Bab kelima penutup yang bersisi kesimpulan dari hasil
penelitian beserta saran-sarannya.
219
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an versi HTI dalam Buletin Dakwah
Kaffah cenderung tekstualis. Penafsiran yang tekstualis hanya
akan “memperkosa teks”, karena pada metode penafsirannya
memaksa konteks teks masalalu kepada konteks teks masa kini.
Produk penafsiran yang tekstualis tidak akan mampu menjawab
tantangan zaman yang semakin berkembang. Padahal konteks
masa lalu dengan konteks masa kini sangat jauh berbeda,
terutama jika dilihat dari segi sosial, budaya, ekonomi dan politik
yang mengitarinya. Karena tidak dipungkiri, faktor-faktor yang
mengitari tersebut sangat mempengaruhi hasil dari sebuah
penafsiran teks. Perlu adanya usaha untuk mempetimbangkan
situasi sosio-historis dimana teks tersebut turun kemudian ditarik
ke dalam konteks kekinian. Karena prinsip Al-Qur’an adalah
shalih likulli zaman wa makan, walaupun ia diturunkan di daerah
Arab, namun sifatnya tetap berlaku universal (mendunia),
melebihi ruang dan waktunya.
2. Dari 50 Buletin Dakwah Kaffah yang penulis teliti, terdapat
sebanyak 20 ayat dalam 4 tema pada edisi satu tahun terakhir
(Januari-Desember 2018). Penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an versi
HTI dalam Buletin Dakwah Kaffah tersebut secara keseluruhan
termasuk ke dalam ad-dakhîl bi ar-Ra‟y. Disebabkan karena
faktor ideologi politik yang mereka usung, yaitu keharusan
menegakkan Negara Khilafah Islamiyah terutama di Indonesia.
Dari beberapa ayat Al-Qur’an yang ditafsirkan, basis dan sumber
220
autentik tafsir HTI menggunakan Al-Qur’an, Hadis Nabi, dan
juga pendapat para Mufasir. Akan tetapi ayat dan hadis Nabi
tersebut ditafsirkan oleh HTI dengan pemaknaan yang jauh dari
makna ayat dan hadis yang sebenarnya. HTI juga menukil
pendapat dari para Mufasir seperti Imam al-Qurthubi, dan
Wahbah Zuhaili, akan tetapi penukilannya pun tidak secara utuh,
HTI hanya mengambil (memotong) bagian yang menurut HTI
sesuai dengan pemikiran atau ideologi politik HTI saja. Tentunya,
dalam kaidah penafsiran, hal ini sudah menyalahi aturan.
Sehingga penafsiran HTI ini termasuk ke dalam ad-dakhîl bi ar-
Ra‟y.
B. SARAN
Alhamdulillâhirabbil „âlamîn, berkat pertolongan dan karunia
Allah SWT didasari niat dan kesungguhan akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul “AD-DAKHÎL
DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi Kritis
Terhadap Penafsiran Ayat-Ayat Al-Qur‟an Dalam Buletin Dakwah
Kaffah)” dengan harapan semoga dapat memberi manfaat bagi
penulis dan pembaca pada umumnya.
Namun penulis menyadari, bahwa tesis ini masih banyak
kelemahan dan kekurangan, dikarenakan keterbatasan kemampuan
penulis. Oleh karena itu saran yang bersifat konstruktif dari semua
pihak, sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan
tulisan ini. Penulis berharap semoga tesis ini memberikan semangat
dan motivasi kepada para pembaca yang sedang menggali ilmu-ilmu
Islam.
213
DAFTAR PUSTAKA
Abadi Fairuz, Majd al-Din Muhammad ibn Ya’qub ibn Muhammad ibn
Ibrahim ibn Umar al-Syayrazy, Al-Qamus al-Muhit wa al-Qabus
al-Wasit al-Jami‟ li Ma Zahaba min Kalam al-„Arab Syamamit,
Bayrut: Mu’assasah al-Risalalah, 1407 H
Abdul Hamid, Jamal Mustafa, Usul ad-Dakhil fi Tafsir aI at-Tanzil, Mesir,
2001
Abdullah, Mafahim Hizbut Tahrir, Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia, 2001
Ali Jabir, Husain bin Muhammad bin, Menuju Jama‟atul Muslimin: Telaah
Sistem Jama‟ah dalam Gerakan Islam. Penerjemah; Aunur Rafiq
Saleh Tahmid, Jakarta: Robbani Press, 2009
Abu Syuhbah, Muhammad bin Muhammad bin, Al-Israiliyyat wa al-
Maudhu‟at fi Kutub al-Tafsir
An-Nabhani, Taqiyuddin, Pembentukan Partai Politik Islam. Penerjemah
Zakaria Labib Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia 2007
_________,Nizam al-Islam, Al-Quds: Hizb Al-Tahrir, 1953
_________,al-Takattul al-Hizbi, Tt: Hizb al-Tahrir, 2001
________,An-Nabhani, The Islamic State, London: Al-Khilafah Publication,
1998
Al-Naysabuni, Muslim bin al-Hajjaj Abu al-Hasan al-Qushayri, al-Musnad
al-Shahih al-Mukhtasar bi Naql al-„Adl „an al-„Adl ila
Rasulullah, Juz 3, al-Muhaqqiq Muhammad Fuad „Abd al-Baqi,
Beirut: Dar Ihya’ al-Turath al-‘Arabi, tt
Al-Wahwah, Ismail, “Dunia membutuhkan Khilafah”, Buletin al-Wa‟ie, VII,
edisi 1-31 September, 2007
214
Al-Ashfahani, Al-Raghib, Mufradat al-Alfazh Al-Qur‟an, Damaskus: Dar al-
Qalam, 1992
Al-Jawi, M. Shiddiq, Akidah Islam: Dasar Negara dan Sumber Hukum”,
dalam Al-Wa’ie, No. 112 Tahun X, Desember, 2009
Arkoun, Mohammed, Tarikhiyyat al-Fikr al-Arabi al-Islami, Beirut: Markaz
Al-Anma’, 1977
Abū Zayd, Nasr Hamid, Mafhum al-Nass; Dirasat fi Ulum Al-Qur‟an, Kairo:
al-Hay’ah al-Misriyah, 1993
Arabi Ibnu, Ahkam Al-Qur‟an al-Adzim, (Beirut: Dar al-Fikr, tt), juz 1
Al-Mishry, Halimah Utsman Umar, al-Dakhil fi Tafsir al-Imam Abi Sa‟ud,
(Kairo: Universitas Al-Azhar, 1987), hal. 75
Al-Zahaby, Muhammad Husain, Al-Tafsir wa al-Mufassirun, h. 276
Al-Halbi Al-Samin, al-Durr al-Mashun, Vol 1, Beirut, Dar al-Kutb al-
Ilmiyyah, 1994
Al-Alusi, Ruuh al-Ma‟aani, vol 2, Beirut, Dar al-Kutb al-Ilmiyyah, 1994
Al-Zuhaili Wahbah, al-Tafsir al-Munir, vol. 1, Beirut: Dar al-Fikr, 1991
Al-Naisaburi, al-Wahidi, al-Wasit fi Tafsir al-Qur‟an al-Majid,
vol. 1, Beirut, Dar al-Kutb al-Ilmiyyah, 1994
Al-Samarqandi, Bahr al-Uluum, vol. 1, Beirut, Dar al-Kutb al-Ilmiyyah,
1992
Al-Baidhawi, Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta‟wil, vol. 1, Beirut, Dar al-
Kutb al-Ilmiyyah, 1988
Al-Qurthubi, al-Jami‟ Li Ahkam Al-Qur‟an, Beirut: Dar al-Kutb al-Ilmiyyah,
1993
215
Al-Andalusi Abu Hayyan, Tafsir al-Bahr al-Muhith, vol. 1, Beirut: Dar al-
Kutb al-Ilmiyyah, 1993
Al-Kalbi, Ibnu Juzy, Tafsir lil „Uluum at-Tanzil, vol. 1, Beirut: Dar al-Kutb
al-Ilmiyyah, 1995
Al-Baghawi, al-Ma‟alim at-Tanziil, vol. 1, Beirut: Dar al-Kutb al-Ilmiyyah,
1993
At-Thabari, Jami‟ al-Bayan fi Ta‟wil al-Qur‟an, vol. 1, Beirut: Dar al-Kutb
al-Ilmi, 1992
Al-Syaukani, Fathul Qadir, vol. 1, Beirut: Dar al-Kutb al-Ilmiyyah, 1997
Al-Nasafi, Madarik al-Tanzil wa Haqaiq al-Ta‟wil, vol. 1, Beirut: Dar al-
Kutb al-Ilmiyyah, 2001
Al-Qasimi, Mahasin al-Ta‟wil, vol. 1, Beirut: Dar al-Kutb al-Ilmiyyah, 1997
Al-Qinuji, Fath al-Bayan, vol. 2, Beirut: Dar al-Kutb al-Ilmiyyah, 1989
Al-Ajili, al-Futuhaat al-Islamiyyah, vol. 1, Beirut: Dar al-Fikr, 2003
Al-Syanqithi, Adhwa‟ al-Bayaan, vol. 1, Beirut: Dar al-Fikr, 1995
Al-Atsqolani Ibnu Hajar, Fathul Bari (Syarah Shahih al Bukhari), Jakarta:
Pustaka Imam Syafi’I
Al-Mawardi, Abu Al-Hasan bin Muhammad bin Habib, an-Nukat wa al-
Uyun (Tafsir al-Mawardi), Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah,
1992
Al-Maraghi, Ahmad Musthafa, Tafsir al-Maragh (terjemah)i, juz 5,
Semarang: Toha Putra
Ar-Razi, Muhammad bin Umar bin Husain, Tafsir al-Kabir juz 10, Beirut:
Dar al-Fikr, 1981
Al-Alusi Mahmud Afandi, Ruh al Ma‟ani Fi Tafsir al Quran al Azim wa al
Sab‟ al Masani, Juz 5, Beirut: Dar al Kutub al ‘Ilmiyah, 1994
Ad Dumaiji , Abdullah Umar Sulaiman, Al Imamah Al „Uzhma „Inda Ahlis
Sunnah wal Jama‟ah, Kairo 1987
216
As-Suyuthi, al-Dur al-Mantsur, vol. 2, Beirut: Dar al-Kutb al-Ilmiyyah,
1990
Al-Khazin, Lubab al-Ta‟wil wa fi Ma‟ani al-Tanziil, vol. 2, Beirut: Dar al-
Kutub al-Ilmiyyah, 1995
Al-Qattan, Manna’ al- Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Al- Qur‟an, Bogor: Pustaka
Litera Antarnusa, 2001
Al-Samarqandi, Bahr al-Ulum, vol. 1, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah,
1993
Al-Jazairi, Assar al-Tafsir, vol. 1, Madina: Nahr al-Khair, 1993
Al-Sa’di, Abdurrahman, Taysir al-karim al-Rahman, vol. 1, tt, jamiyyah
Ihya’ al-Turats al-Islami, 2000
Ar-Razi, Fakhruddin, Tafsir al-Kabir vol. 24, Beirut: Dar al-Kutub al-
Ilmiyyah, 1990
Al-Mahali Jalaluddin dan As-Suyuthi Jalaluddin, Tafsir al-Jalalain, Daar al-
Ihya’ al-Kutub Al-Arabiyyah Indonesia,tt
Al-Jashshâsh, Ahkâm Al-Qur‟an, Beirut: Dâr al-Kutub al-Islâmiyah, t.th
Al-Jawi Shiddiq, “Kritik Terhadap Buku Hizbut Tahrir Gagal Paham
KhilafahKarya Makmun Rasyid”
An-Nafasi, Madarik al-Tanzil wa Haqaiq al-Ta‟wil, vol. 1, Beirut: Dar al-
Kutub al-Ilmiyyah, 2001
An-Naisaburi Nizhamuddin, Tafsir Gharaib al-Qur‟an, vol. 2, Beirut: Dar
al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1996
An-Naisaburi al-Wahidi, al-Wasith fi Tafsir al-Qur‟an al-Majid, vol. 2,
Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1996
Amhar, Fahmi, “Hanya KhilafahIslam yang Mampu Melawan AS”, Al-
Wa’ie, No. 53, Tahun V, Januari 2005
Al-Wa’ie, “Krisis Palestina dan Relevansi Khilafah”, Al-Wa’ie, No. 72
Tahun VI, Agustus
217
Al-Qurthubi, “Al Jami‟ Lil Ahkam Al Qur‟an”, Beirut: Dâr al-Kutub al-
Ilmiyyah, 1993
Al-Amin, Ainur Rofiq, “Khilafah HTI Dalam Timbangan”, Jakarta: Pustaka
Harakatuna, 2017
Abdullah, Kurniawan, Gerakan Politik Islam Ekstraparlementer: Studi
Kasus Hizbut Tahrir Indonesia, Tesis: Universitas Indonesia,
2017
Al-Zamakhsyari, al-Kasysyaf „an Haqa‟iq al-Tanzil wa „Uyun al-Aqawil fi
Wujuh al-Ta‟wil
Asyur Ibnu, Tafsir At Tahrir wat Tanwir vol. 5, Tunis: Dar Sahnun, 1994
Al-‘Ali, Ibrahim, Sahih al-Sirah al-Nabawiyah, Amman: Dar al-Nafais, 1995
Anam, A. Khoirul, Awas! Buku Radikal Pelintir Ayat Al-Qur‟an,
Semarang: NU Online, 2012
As-Shabuni Muhammad Ali, Shafwa Al-Tafasir Tafsir Al-Qur‟an AlKarim,
(Beirut: Daar Al-Fikr, 1421
Al-Shirazy Makarim, Al-Amtsal Fi Tafsir al-Kitab al-Munazzal, (Qum:
Manshurat Madrasah Imam Ali, 1421), cet I, jilid 10, hal. 355
Amin, Kamaruddin, Quo Vadis Islamic Studies di Indonesia?, Diktis Depag
RI bekerjasama dengan PPs UIN Alauddin Makassar, 2006
Al-Shaffar , Hasan, al-Ta‟addudiyat wa al-Hurriyat fi al-Islam, Beirut: Dar
al-Bayan al-Arabi, 1990
Buletin Dakwah Kaffah, LGBT Ancaman Nyata!, Edisi 025, 26 Januari 2018
_________,Konsekuensi Tauhid: Taat Syariah”, Jakarta Selatan: Lembaga
Kajian Islam Kaffah, 2018
_________edisi 022, tangga 17 Rabiul Akhir 1439 H/5 Januari 2018 M,
“Khilafah Ajaran Islam
218
_________edisi 024, tangga 2 Jumadul Awal 1439 H/19 Januari 2018 M,
“Kepala Daerah Dalam Timbangan Syariah”,
_________edisi 025, tangga 9 Jumada al-Ula 1439 H/26 Januari 2018 M,
dengan judul “LGBT Ancaman Nyata!”
_________edisi 032, 28 Jumadul Akhir 1439 H/16 Maret 2018 M, dengan
judul “Menegakkan Khilafah Wujud Ketaatan Kepada Allah
SWT.”
_________edisi 036, tangga 26 Rajab 1439 H/13 April 2018 M, dengan
judul “Isra Mikraj, Kewajiban Shalat dan Penerapan Syariah
Secara Kaffah”
_________edisi 044, tangga 23 Rabiul Akhir 1439 H/8 Juli 2018 M, dengan
judul “Mewujudkan Tkwa Individu, Masyarakat, dan Negara”,
_________edisi 048, tangga 07 Dzulqa’dah 1439/ 20 Juli 2018 M, dengan
judul “Islam Mengatur Pengelolaan Sumber Daya Alam”
_________edisi 049, tangga 14 Dzulqa’dah 1439 H/27 Juli 2018 M, dengan
judul “Cara Islam Mengentaskan Kemiskinan”
_________edisi 050, tangga 21 Dzulqa’dah 1439 H/3 Agustus 2018 M,
dengan judul “Merindukan Kepemimpinan Syar‟i”
_________edisi 054, tangga 20 Dzulhijjah 1439 H/31 Agustus 2018 M,
dengan judul “Memetik Hikmah Dibalik Musibah”
_________edisi 051, tangga 28 Dzulqa’dah 1439 H/10 Agustus 2018 M,
dengan judul “Kepemimpinan Islam Mewujudkan Kemerdekaan
Hakiki”
219
_________edisi 057, tangga 11 Muharram 1440 H/21 September 2018 M,
dengan judul “Konsekuensi Tauhid: Taat Syariah”
_________edisi 066, tangga 15 Rabiul Awwal 1439 H/23 November 2018
M, dengan judul “Syariah Membawa Berkah, Bukan Masalah”
_________edisi 071, tangga 20 Rabiul Akhir 1440 H/28 Desember 2018 M,
dengan judul “Saatnya Berubah, Agar Musibah Berbuah
Berkah”
_________edisi 056 tangga 4 Muharram 1440 H/14 September 2018 M,
dengan judul “Hijrah Dari Sistem Jahiliyah”
Burhan, Bungin, Penelian Kualitatif, Jakarta: Prenada Media Group, 2008
Chusna, Abi, “Konsep Jihad Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Majelis
Mujahidin Indonesia (MMI): Studi Perbandingan “ Skripsi: S1
Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negri Sunan
Ampel Surabaya, 2014
Djatin, Jusni, Penelusuran Literatur, Jakarta: Universitas Terbuka, 1996
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Al-Madinah al-
Munawwarah
Echols, John M. dan Syadily, Hassan, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta:
PT. Gramedia, 1997
Eickelman, Dale F. dan Picastori, James, Muslim Politics, Princeto:
Princeron University Press, 1985
Fayed, Abd al-Wahhab, Ad-Dakhil fi Tafsir Al-Qur‟an al-Karim, Juz 1,
Kairo:Universitas Al-Azhar, 1398 H/1978 M
220
Fitriyanti, Nur, Dakwah Hizbut Tahrir Indonesia Berbasis Multimedia,
Skripsi: UIN Alauddin Makassar, Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, 2016
Fawaid Sjadzili, A dan Moh. Guntur Romli., Dari Jihad Menuju Ijtihad, Cet.
1, Jakarta: LSIP, 2004
Ghazali Abd. Moqsith, Argumen Pluralisme Agama; Membangun Toleransi
Berbasis Al-Qur‟an, Jakarta: KataKita, 2009
Haidar Nashir, Islam Syariat, Jakarta: Maarif Institute, 2013
Herowandi, Muhammad, “Kontroversi Hizbut Tahrir Indonesia Terhadap
Pancasila (Studi Kasus di DPP Hizbut Tahrir Indonesia).” (Tesis
Universitas Lampung, 2017
Hilmy, Masdar, Islam Sebagai Realitas Terkonstruksi, Yogyakarta: Kanisius,
2009
Ibn Muhammad ibn ‘Ali al-Fayyumi, Ahmad, Al-Misbah al-Munir fi Gharib
al-Syarh al-Kabir, Kairo: al-Maktabah al’Ilmiyah, 2000
Ibnu Jauziy, Zadu Al-Masir fi Ilmi Tafsir, Lebanon: Dar Al- Kotob Al-
Ilmiyah, 2002
Ibn Manzur, Abu al-Fadl Muhammad ibn Makram, Lisan Al-Arabi, ditahqiq
oleh ‘Abdullah ‘Ali Al-Kabir, dkk, (Kairo; Dar al-Ma’arif
Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur‟an al-Adzim, vol. 1 Riyadh: Dar ‘Alam al-Kutub,
1997)
ibnu Athiyah, al-Muharrar al-Wajiz, vol. 1, Beirut: Dar al-Kutb al-Ilmiyyah,
1993
Indonesia, Hizbut Tahrir, Struktur Negara Khilafah (Pemerintahan dan
Administrasi), Jakarta: HTI Press, 2006
221
Jigiyanto, Metodologi Penelitian Sistem Informasi, Yogyakarta: Andi, 2008
Jubir HTI, Kantor, KKI 2007 di Mata Pers Asing, dalam Al-Wa‟ie, No. 86
Tahun VIII, Oktober 2007
Khalifah, Ibrahim, al-Dakhil fi al-Tafsir Juz 1, Kairo: Dar al-bayan
Kurnia, MR, Indonesia Layak Jadi Pusat KhilafahIslamiyah, dalam Al-Wa‟ie
No. 47 Tahun IV, Juli 2004
Lubis, Nabilah, Naskah, Teks, dan Metode Penelitian Filologi, Jakarta:
Yayasan Media Alo Indonesia, 2001
Lufaefi, Rekonstruksi Jargon Formalisasi Syariat, dalam jurnal Al-A’raf,
Vol. XIV, No. 1
M. Hanafi, Muchlis, Asbabun Nuzul, Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-
Qur‟an, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2015
Manzhur , Ibnu, Lisan al-Arab, Beirut: Dar Sadir, 1956
Mustafa, Ibrahim, al-Mu‟jam al-Wasit, Turki: Dar al-Da’wah, 1990
Musthafa Ja’far, Abdul Ghafur Mahmud, al-Ashil wa al-Dakhil fi Tafsir Al-
Qur‟an wa Ta‟wilih; riwayatan wa dirayatan, Kairo: Universitas
Al-Azhar, 1995
Musthafa Ja’far, Sa’ad Yusuf Mahmud, al-Israiliyat wa al-Maudhu‟at fi
Kutub al-Tafasir Qadiman wa Haditsan, Kairo: Maktabah al-
Taufiqiyah,tth
Mulyaji, Taqiyuddin an-Nabhani 1953-1977 (Suatu Tinjauan Historis
tentang Perjuangannya di Hizbut Tahrir Palestina)
Moleong, Lexy Johannes, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2001
222
Nurhayati, Dinamika Politik Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) : (Studi Gerak
Dakwah Politik HTI Pasca Era Reformasi), Tesis: UIN Sunan
Gunung Djati Bandung, 2016
Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT. Bahari Alam Ceria,
Raja Grafindo Persada, 2011
Nakata, Hassan Ko, Sumbangsi Hizbut Tahrir dalam Politik Islam, Berikut
Peranan Pentingnya di Dunia Islam saat ini, Al-Wa’ie, no. 68
tahun VI, April, 2006
Partanto Pius A. dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya:
Ar Kolaly, 1994
Qodir, Zuly, HTI dan PKS Menuai Kritik: Perilaku Gerakan Islam Politik
Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 59-62
Qhutb Sayyid, Tafsir fi Zhilalil Qu‟an, Jakarta: Gema Insani,2001), jilid 2
Rakhmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, Yokyakarta: Remaja
Rosdakarya, 2009
Rahman Rabi’Amal Muhammad Abdul, Al-Isra‟iliyyat fi Tafsir al-Thabary;
Dirasat fi al-Lughah wa al-Mushadir al-„Ibariyyat,
Rahman, Fazlur, Islam and Modernity: Transformation ofan Intellectual
Tradition, Chicago: University of ChicagoPress, 1982
Rodhi, Tsaqofah dan Metode Hizbut Tahrir dalam Mendirikan Negara
Khilafah Islamiyah
Rahmat, Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur
Tengah ke Indonesia
223
Rashid Ridha, Muhammad , Tafsir al-Manâr, Beirut: Dâr al-Fikr, 2007
Said Hawa, Al-Asâs fî Tafsîr, Kairo: Dâr as-Salam, 2003
Siroj, Said Aqil , Fikih Demokratis Kaum Santri, Jakarta: Ciganjur Press,
2001
Sayuti, Hizbut Tahrir Perjuangan Menegakkan Khilafah: Respon
Masyarakat Terhadap HTI di Jambi, Jurnal: Kontekstualita, Vol.
24, NO.2 Desember 2008
Syihab, M. Qurais, Tafsir Al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2003
Shaleh, Qomaruddin, dkk, Asbabun Nuzul, Bandung: CV. Diponegoro, 1995
Sabarguna, Boy. S, Analisis Data Pada Penelitian Kualitatif, Jakarta: UI
Press, 2008
Samarah, Ihsan, Biografi Singkat Taqiyuddin an-Nabhani, Bogor: Al-Izzah
Press, 2002
Sihbudi, M. Riza dan Hadi, Achmad, Palestina: Solidaritas Islam dan Tata
Politik Dunia Baru, Jakarta: Pustaka Hidayah, 1992
Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, Jogjakarta: Andi, 2014
Suriasumantri, Jujun S, Penelitian Ilmiah, Kefilsafatan, dan Keagamaan;
Mencari Paradigma Kebersamaan, Dalam Tradisi Baru
Penelitian Agama Islam; Tinjauan Antar Disiplin Ilmu, Bandung:
Yayasan Nuansa Cendekia, 2001
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif R&D, Bandung: Alfabeta,
2009
224
Syalyuh, Samir Abdul Aziz, Al-Dakhil wa al-Israiliyyat fi tafsir Al-Qur‟an,
Kairo: Universitas Al-Azhar,
Santoso Hadi, Mustajab M. Ali, Azbabun Nuzul Surah Al-Baqarah ayat 30,
Wonosobo: Universitas Sains Al-Qur’an, 2012
Samarah, Ihsan, Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani Meneropong Perjalanan
Spiritual dan Dakwahnya, Bogor:Al-Azar Press, 2003
_________Biografi Singkat Taqiyuddin al-Nabhani, Bogor: Al-Izzah Press,
2002
S. Labib, Rakhmat, Tafsir Ayat Pilihan Al-Wa‟ie, Bogor: Al-Azhar
Freshzone Publishing, 2013
Syahab Hizbut Tahrir Inggris, Bagaimana Membangun Kembali Negara
Khilafah, terj. M. Rahmad Adi, Bogor: Pustaka Thoriqul Izzah,
2004
Syuhud, A. Fatih, Ahlussunnah Wal Jamaah, Pustaka Alkhoirot: 2018
Syahrur, Muhammad, Teks Ketuhanan dan Pluralisme dalam Masyarakat
Muslim, terj. Muhammad Zaki Husein, dalam Sahiron
Syamsudin, Heurmeneutika Al-Qur‟an Mazhab Yogya, Yogyakarta:
Islamika, 2003
Sumbulah, “Islam Radikal dan Pluralisme Agama: Studi Konstruksi Sosial
Aktivis Hizbut Tahrir dan Majlis Mujahidin di Malang tentang
Agama Kristen dan Yahudi”, Disertasi Surabaya: IAIN Sunan
Ampel, 2006
Tahrir, Hizbut Tahrirut, Mengenal Hizbut Tarirut Tahrir Partai Politik Islam
Ideologis, Depok: Pustaka Thariqul Izzah, 2000
_________Hizb al-Tahrir, Beirut: Dar al-Ummah, 2010
_________Manhaj Hizbut Tahrir fi Al-Taghyir, Beirut: Huzbut Tahrir, 2009
225
_________Struktur Negara Khilafah (Dalam Pemerintahan dan
Administrasi) buku asli;Ajhizah ad-Dawlah ad-Dawlah al-
Khilafah, Jakarta: HTI Press, 2006
_________Strategi Dakwah Hizbut Tahrir, terj. Abu Fuad dan Abu Raihan,
Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2000
_________Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir, terj. Muhammad
Maghfur, Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2000
________“Komunikasi Organisasi (Studi Analisis Strategi Komunikasi
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Banyumas Sebagai Upaya
Mewujudkan KhilafahIslamiyah).” Tesis: Universitas Islam Negri
Semarang, 2015
Ulinnuha , Muhammad, Metode Kritik Ad-Dakhil Fit-Tafsir, Jakarta: QAF,
2019
_________Rekonstruksi Metodologo Kritik Tafsir, Jakarta: Azzamedia, 2015
Umar, Husayn Muhammad Ibrahim Muhammad, al-Dakhil fi Tafsir Al-
Qur‟an Al-Karim, Kairo: Universitas Al-Azhar, t.th
Utsman, Abdul Malik, Ismah Rahmah dan Wasathiyah, jurnal Humanika
Wawancara penulis terhadap salah satu anggota HTI (bpk. Muhar) kamis,
04 April 2019 pukul : 13.00 WIB
Wibowo Anas, Mengenal Hizhut Tahrir; Sebuah Partai Politik Islam
Ideologis, 2015
Yusanto, Muhammad Ismail, Kebangkitan Islam Menantang Modernisasi
dan Globalisasi, dalam Al-Wa‟ie, No. 67 Tahun VI, Maret, 2006
Yusanto, Muhammad Ismail, Berdirinya Khilafah Islamiyah tidak Utopis,
Majalah Madina, no. 11, November, 2008
226
Zada, Khamami, Islam Radikal: Pergolakan Ormas-Ormas Islam Garis
Keras di Indoesia, Jakarta: Teraju, 2002
Zed, Mestika, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008
Zuhdi, Nurdin, Kritik Terhadap Hizbut Tahrir Indonesia, Ma’had Aly
Wahid Hasyim, Yogyakarta
Zallum Abdul Qadim, Al-Dimuqratiyah Nizam al-Kufr; Yahrum Akhdhuha
aw Tatbiquha qw al-Da‟wah ilayha, tt: Hizbut Tahrir, t.th
Zamakhsyari, Tafsir Al-Kasysyaf, vol. 1, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah,
1995
Zada Hamami, “Agama dan Etnis: Tantangan Pluralisme di Indonesia”
dalam Sururin dan Maria Ulfa (ed), Nilai-Nilai Pluralisme dalam
Islam Jakarta: Nuansa-Fatayat NU-Ford Foundation, 2006
Zainuddin, HM, Perdebatan di Seputar Pluralisme Agama, (Malang: UIN
Maulana Malik Ibrahim, November 2013
Zuhdi Nurdin, Pluralisme, Dulu Biasa Sekarang Luar Biasa, Yogyakarta;
Ma’had Aly Wahid Hasyim
Zuhaili, Al-Fiqh al-Islâmi wa Adillatuhu, Damaskus: Dar al-Fikr, 1984
https://www.academia.edu/8732125/Paham_Keagamaan_Gerakan_Hizbut_T
ahrir
http://hizbut-tahrir.or.id/2012/08/25/sebuah-tantangan-radikal-gaya-baru/
218
Tabel Klasifikasi Ad-Dakhil dalam Penafsiran HTI:
No Tema Ayat Penafsiran HTI Klasifikasi
Ad-Dakhil
Alasan
1 Khilafah
Wajib
Ditegakkan
QS. Al-
Baqarah {2}
30, QS. an-
Nisa’ {4}
59, dan QS.
Al-Ma’idah
{5}: 48-49
Dalam menafsirkan ayat-ayat
tersebut, HTI menukil hadis
dan beberapa pendapat ulama,
namun pendapat dan hadis
tersebut tidak dikutip ecara
keseluruhan.
Ad-dakhîl
bi ar-Ra’y
Dalam penafsiran ini, HTI melakukan
munasabât antar ayat dengan hadis, akan
tetapi konteks dari hadis tersebut tidak
sejalan dengan penafsiran HTI. HTI juga
mengutip hadis tersebut tidak secara
utuh, mereka menafsirkan ayat-ayat
tersebut secara tekstual saja berlandaskan
ideologi politik pemikiran HTI.
2 Demokrasi
Adalah
Sistem
Kufur
(Thâghût)
QS. An-
Nisa {4}
ayat 60,
QS. Al-
Baqarah
{2} 256
dan 257;
An-Nisa
{4}: 51, 60,
dan 76; Al-
Maidah
{5:} 60;
An-Nahl
{6}: 36;
Az-Zumar
{39}: 17
Menurut HTI semua ayat yang
terdapat kata thâghût adalah
ayat yang menjelaskan tentang
sistem kufur (demokrasi).
Dengan kata lain, HT/HTI
menyimpulkan bahwa sistem
politik selain sistem Khilafah
adalah sistem thâghût dan para
pelaku dari sistem-sistem
tersebut adalah para thâghût.
Maka menurut HTI, hanya
dengan mengubah sistem
demokrasi menjadi sistem
Khilafah saja, kerusakan yang
ada di Negara ini akan
berakhir.
Ad-dakhîl
bi ar-Ra’y
Penafsiran HTI bertentangan dengan
konteks pembicaraan ayat (siyâd al-
Kalâm), dan menafsirkan ayat ini sesuai
dengan selera dan ideologi politik
mereka. HTI mengartikan kata thâghût
adalah suatu sistem negara kontemporer
yang tidak memakai sistem Khilafah,
seperti demokrasi dan kerajaan. Kata
thâghût dibuat untuk menjuluki orang-
orang muslim yang ada di dalamnya
termasuk orang-rang kafir
3 “Jihad
Fisik” Versi
HTI Suatu
QS. Al-
Baqarah
{2}: 218,
Menurut HTI, maksud ayat ini
yaitu menegaskan tentang
konsep jihad atau perang yang
Ad-dakhil
bi ar-Ra’y
Dalam menafsirkan ayat tersebut, HTI
hanya memahaminya secara tekstual saja
tanpa memperhatikan kontekstual ayat
219
Keniscayaa
n
QS. Al-
Hajj {22}:
39-40, QS.
At-Taubah
{9}: 5, QS.
At-Taubah
{9}: 36
digariskan oleh Islam. HTI
berpendapat, dalam ayat ini,
jihad yang diwajibkan
terhadap kaum muslim tidak
hanya bersifat difa’i (membela
diri), namun juga bersifat
ibtida’i (memulai perang
terlebih dahulu). Perintah
kepada kaum muslim untuk
memerangi kaum kuffar
disekitar mereka dalam ayat
ini jelas memberikan
kesimpulan demikian. Karena
menurut HTI, perintah tersebut
bersifat mutlak dan tidak ada
dalil yang memberikan taqyid
(pembatasan) semisal jika
mereka diserang terlebih
dahulu, maka perintah tersebut
tetap dalam kemutlakannya.
Ayat-ayat lain yang
mewajibkan jihad menurut
HTI juga sama, semuanya
bersifat mutlak tanpa ada
taqyid. Jihad ini menurut HTI
harus dilakukan dibawah
komando Daulah Khilafah
Islamiyah yang dipimpin oleh
seorang Khalifah.
tersebut. Menurut HTI, Al-Qur’an pada
era sekarang ini haruslah dipahami
sesuai dengan zaman dimana Al-Qur’an
tersebut diturunkan. Hal ini tentu sangat
bertentangan dengan konsep bahwa Al-
Qur’an shahih li kulli zaman wa makan,
bahwa untuk memahami isi kandungan
dari ayat-ayat tersebut, tentu kita harus
mengaitkannya pula dengan kondisi
lingkungan dan tempat kita sekarang
220
4 Pluralisme,
Sebuah
Penolakan
HTI atas
Ide
Kebebasan
Beragama
QS. Al-
Baqarah
{2} ayat
256
Makna la ikraha fi al-diin,
yaitu tidak adanya paksaan
dalam agama, itu hanya dalam
konteks Islam. Bahwa orang
kafir, selain musyrik Arab,
tidak boleh dipaksa untuk
masuk Islam. Itu berarti
bahwa, seluruh orang musyrik
Arab haruslah dipaksa masuk
Islam. Dan orang yang sudah
masuk Islam, tidak
diperbolehkan lagi keluar atau
murtad darinya. Karena jika
keluar atau murtad dari agama
Islam, maka orang yang
bersangkutan harus dijatuhi
hukuman mati.”
Ad-dakhil
bi ar-Ra’y
Dalam menafsirkan ayat-ayat tersebut,
terdapat unsur paksaan dalam beragama
dan klaim kebenaran dalam penafsiran
HTI yang kontradiksi dengan norma-
norma ajaran Al-Qur’an yang justru
mendorong tersemainya pluralisme
agama, dan ayat Al-Qur’an yang
menyatakan bahwa tidak ada paksaan
bagi orang lain dalam memeluk agama
Islam.
Tabel Klasifikasi Ad-Dakhil dalam Penafsiran HTI:
No Tema Ayat Penafsiran HTI Klasifikasi
Ad-Dakhil
Alasan
1 Khilafah
Wajib
Ditegakkan
QS. Al-
Baqarah {2}
30, QS. an-
Nisa’ {4}
59, dan QS.
Al-Ma’idah
{5}: 48-49
Dalam menafsirkan ayat-ayat
tersebut, HTI menukil hadis
dan beberapa pendapat ulama,
namun pendapat dan hadis
tersebut tidak dikutip ecara
keseluruhan.
Ad-dakhîl
bi ar-Ra’y
Dalam penafsiran ini, HTI melakukan
munasabât antar ayat dengan hadis, akan
tetapi konteks dari hadis tersebut tidak
sejalan dengan penafsiran HTI. HTI juga
mengutip hadis tersebut tidak secara
utuh, mereka menafsirkan ayat-ayat
tersebut secara tekstual saja berlandaskan
ideologi politik pemikiran HTI.
2 Demokrasi
Adalah
Sistem
Kufur
(Thâghût)
QS. An-
Nisa {4}
ayat 60,
QS. Al-
Baqarah
{2} 256
dan 257;
An-Nisa
{4}: 51, 60,
dan 76; Al-
Maidah
{5:} 60;
An-Nahl
{6}: 36;
Az-Zumar
{39}: 17
Menurut HTI semua ayat yang
terdapat kata thâghût adalah
ayat yang menjelaskan tentang
sistem kufur (demokrasi).
Dengan kata lain, HT/HTI
menyimpulkan bahwa sistem
politik selain sistem Khilafah
adalah sistem thâghût dan para
pelaku dari sistem-sistem
tersebut adalah para thâghût.
Maka menurut HTI, hanya
dengan mengubah sistem
demokrasi menjadi sistem
Khilafah saja, kerusakan yang
ada di Negara ini akan
berakhir.
Ad-dakhîl
bi ar-Ra’y
Penafsiran HTI bertentangan dengan
konteks pembicaraan ayat (siyâd al-
Kalâm), dan menafsirkan ayat ini sesuai
dengan selera dan ideologi politik
mereka. HTI mengartikan kata thâghût
adalah suatu sistem negara kontemporer
yang tidak memakai sistem Khilafah,
seperti demokrasi dan kerajaan. Kata
thâghût dibuat untuk menjuluki orang-
orang muslim yang ada di dalamnya
termasuk orang-rang kafir
3 “Jihad
Fisik” Versi
HTI Suatu
QS. Al-
Baqarah
{2}: 218,
Menurut HTI, maksud ayat ini
yaitu menegaskan tentang
konsep jihad atau perang yang
Ad-dakhil
bi ar-Ra’y
Dalam menafsirkan ayat tersebut, HTI
hanya memahaminya secara tekstual saja
tanpa memperhatikan kontekstual ayat
Keniscayaa
n
QS. Al-
Hajj {22}:
39-40, QS.
At-Taubah
{9}: 5, QS.
At-Taubah
{9}: 36
digariskan oleh Islam. HTI
berpendapat, dalam ayat ini,
jihad yang diwajibkan
terhadap kaum muslim tidak
hanya bersifat difa’i (membela
diri), namun juga bersifat
ibtida’i (memulai perang
terlebih dahulu). Perintah
kepada kaum muslim untuk
memerangi kaum kuffar
disekitar mereka dalam ayat
ini jelas memberikan
kesimpulan demikian. Karena
menurut HTI, perintah tersebut
bersifat mutlak dan tidak ada
dalil yang memberikan taqyid
(pembatasan) semisal jika
mereka diserang terlebih
dahulu, maka perintah tersebut
tetap dalam kemutlakannya.
Ayat-ayat lain yang
mewajibkan jihad menurut
HTI juga sama, semuanya
bersifat mutlak tanpa ada
taqyid. Jihad ini menurut HTI
harus dilakukan dibawah
komando Daulah Khilafah
Islamiyah yang dipimpin oleh
seorang Khalifah.
tersebut. Menurut HTI, Al-Qur’an pada
era sekarang ini haruslah dipahami
sesuai dengan zaman dimana Al-Qur’an
tersebut diturunkan. Hal ini tentu sangat
bertentangan dengan konsep bahwa Al-
Qur’an shahih li kulli zaman wa makan,
bahwa untuk memahami isi kandungan
dari ayat-ayat tersebut, tentu kita harus
mengaitkannya pula dengan kondisi
lingkungan dan tempat kita sekarang
4 Pluralisme,
Sebuah
Penolakan
HTI atas
Ide
Kebebasan
Beragama
QS. Al-
Baqarah
{2} ayat
256
Makna la ikraha fi al-diin,
yaitu tidak adanya paksaan
dalam agama, itu hanya dalam
konteks Islam. Bahwa orang
kafir, selain musyrik Arab,
tidak boleh dipaksa untuk
masuk Islam. Itu berarti
bahwa, seluruh orang musyrik
Arab haruslah dipaksa masuk
Islam. Dan orang yang sudah
masuk Islam, tidak
diperbolehkan lagi keluar atau
murtad darinya. Karena jika
keluar atau murtad dari agama
Islam, maka orang yang
bersangkutan harus dijatuhi
hukuman mati.”
Ad-dakhil
bi ar-Ra’y
Dalam menafsirkan ayat-ayat tersebut,
terdapat unsur paksaan dalam beragama
dan klaim kebenaran dalam penafsiran
HTI yang kontradiksi dengan norma-
norma ajaran Al-Qur’an yang justru
mendorong tersemainya pluralisme
agama, dan ayat Al-Qur’an yang
menyatakan bahwa tidak ada paksaan
bagi orang lain dalam memeluk agama
Islam.