AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi...

60
AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi Kritis Terhadap Penafsiran Ayat-Ayat Al-Qur’an Dalam Buletin Dakwah Kaffah) Tesis Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Agama (M. Ag) Dalam Bidang Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir Oleh: Tri Apriani NIM. 217410738 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR PASCASARJANA MAGISTER ( S2 ) INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1440 H/2019 M

Transcript of AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi...

Page 1: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR

INDONESIA

(Studi Kritis Terhadap Penafsiran Ayat-Ayat Al-Qur’an

Dalam Buletin Dakwah Kaffah)

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister

Agama (M. Ag) Dalam Bidang Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir

Oleh:

Tri Apriani

NIM. 217410738

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

PASCASARJANA MAGISTER ( S2 )

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's
Page 3: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's
Page 4: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's
Page 5: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

iii

MOTTO

بسم الله الرحمن الرحيم

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”

(QS. Al-Insyirah {94:06})

Page 6: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

iv

بِسْمِ الِله الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

KATA PENGANTAR

Al-hamdulillah puji syukur atas segala limpahan nikmat, kasih sayang dan

karunia yang diberikan Allah swt. sehingga tesis yang berjudul AD-DAKHÎL

DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi Kritis Terhadap

Penafsiran Ayat-Ayat Al-Qur’an Dalam Buletin Dakwah Kaffah) ini dapat

terselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Shalawat beriringkan salam

semoga selalu tercurah untuk baginda Nabi Muhammad saw. beserta

keluarga dan sahabat.

Dalam perjalanan menyelesaikan tesis ini tentunya penulis tidak

sendiri, ada banyak pihak yang telah berjasa memberikan dukungan baik

moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan

terimakasih yang mendalam kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA. Rektor Institut Ilmu Al-

Qur’an (IIQ) Jakarta.

2. Bapak Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA. Direktur

Pascasarjana IIQ Jakarta.

3. Bapak Dr. H. Ahmad Syukron, MA. Kaprodi IAT Pascasarjana IIQ

Jakarta.

4. Bapak. Dr. H. Muhammad Ulinnuha Husnan, MA. Sebagai

pembimbing I.

5. Bapak. Dr. Arrazy Hasyim, MA. Sebagai pembimbing II.

6. Bapak dan Ibu Dosen pascasarjana IIQ Jakarta yang telah

memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi penulis, semoga

keberkahan selalu mengiringi di setiap langkah, dan ilmu yang telah

diajarkan mengalirkan pahala jariyah.

7. Staf Tata Usaha Pascasarjana IIQ Jakarta yang telah bersedia

direpotkan oleh penulis untuk berbagai keperluan. Semoga Allah swt.

membalasnya dengan kebaikan yang banyak.

Page 7: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

v

8. Kedua orang tua tersayang, Bapak Parmin, S.Pkp dan Mama

Elmawati yang tak henti mendoakan dan mendukung penulis

sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan ini. Semoga Bapak dan

Mama selalu sehat dan dalam lindungan Allah swt.

9. Semua keluarga tercinta, kakak-kakak, paman, bibi, dan keponakan-

keponakan tersayang. Terimakasih do’a, dukungan, dan semua yang

telah diberikan.

10. Teman-teman kuliah Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir angkatan 2017

yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

Semoga tali persaudaraan kita akan tetap terjalin sampai kapanpun.

11. Guru-guru MI Bait Qur’any yang tidak dapat saya sebutkan.

Terimaksih telah membantu saya dalam menyelesaikan tesis ini.

12. Kepada Abang calon imam yang sholih berinisial ‘Zu’. Saya ucapkan

terimakasih telah memotifasi saya dengan menjadikan tesis ini

sebagai salah satu syarat menuju pelaminan.

Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dan partisipasi dari

semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini

mendapat balasan pahala dari Allah SWT. dan semoga tesis ini dapat

bermanfaat khususnya untuk penulis sendiri dan umumnya masyarakat

pecinta ilmu dalam menambah wawasan dan referensi. Semoga Allah SWT.

selalu membimbing kita ke jalan yang diridhai-Nya. Aamiin

Page 8: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN TESIS………………………..…….…………i

PERNYATAAN…………………………………………………….……...ii

MOTO……………………………………………….………...…….……..iii

KATA PENGANTAR……………………………..………...……..……...iv

DAFTAR ISI…………………………………………………………….....vi

ABSTRAKSI……………………………………………………..………...ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………….…...…………………………..1

B. Permasalahan Penelitian……………….……...……………..………8

1. Identifikasi Masalah…………………………………….…….…8

2. Pembatasan Masalah………………………………………...…...9

3. Perumusan Masalah……………….……...…………………...…9

C. Tujuan Penelitian………………………...……………….………...10

D. Kegunaan Penelitian………………………...…………….……..…10

E. Kajian Pustaka……………………………...…………….………...11

F. Metodologi Penelitian………………………………………………17

1. Jenis Penelitian…………………………...……….……………17

2. Pendekatan Penelitian………………………...….………..……18

3. Sumber Data……………………………...….…………………19

4. Metode Pengumpulan Data………………………………..……20

5. Metode Analisis Data…………………………………………...21

6. Metode Validitas Data………………………………………….23

Page 9: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

vii

7. Teknik Penulisan…………………………………………..……23

G. Sistematika Penulisan………………………………………………23

BAB II: STUDI TEORITIS AD-DAKHIL DALAM TAFSIR AL-

QUR’AN

A. Pengertian Ad-Dakhil………………………………………..…27

B. Latarbelakang Munculnya Ad-Dakhil dalam Tafsir Al-

Qur’an..........................................................................................34

C. Faktor Perkembangan Ad-Dakhil dalam Tafsir Al-Qur’an…….40

D. Klasifikasi Ad-Dakhil dalam Wawasan Tafsir Al-Qur’an …......45

E. Karya-Karya Buku Terkait Ad-Dakhil…………………………59

BAB III: HIZBUT TAHRIR INDONESIA DAN BULETIN DAKWAH

KAFFAH

A. Hizbut Tahrir…………………………………………………...65

1. Sejarah Hizbut Tahrir …………………………………...…65

2. Ideologi Hizbut Tahrir……………………………………...69

3. Masuk dan Berkembangnya Hizbut Tahrir di Indonesia….78

B. Seputar Buletin Dakwah Kaffah…………………………….......88

BAB IV: TELAAH KRITIS PENAFSIRAN HIZBUT TAHRIR

INDONESIA TERHADAP AYAT-AYAT AL-QURAN

DALAM BULETIN DAKWAH KAFFAH

A. Penafsiran HTI Terhadap Ayat-Ayat Al-Qur’an yang Terdapat

dalam Buletin Dakwah Kaffah…………………………………90

1. Khilafah Wajib Ditegakkan…………………………93

2. Demokrasi Adalah Sistem Kufur (Thaghut)……….140

3. Jihad Fisik Versi HTI Suatu Keniscayaan………….160

Page 10: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

viii

4. Pluralisme, Sebuah Penolakan HTI atas Ide Kebebasan

Beragama………………..………………………….192

B. Klasifikasi Ad-Dakhil Terhadap Penafsiran HTI dalam Bulletin

Dakwah Kaffah………………………………………..………216

1. Khilafah Wajib Ditegakkan………………..………216

2. Demokrasi Adalah Sistem Kufur (Thaghut)………216

3. Jihad Fisik Versi HTI Suatu Keniscayaan………...217

4. Pluralisme, Sebuah Penolakan HTI atas Ide Kebebasan

Beragama…………………………………………217

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………...…………….219

B. Daftar Pustaka………………………………….......…………..220

Page 11: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

ABSTRAKSI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkritisi penafsiran Hizbut

Tahrir Indonesia (HTI) terhadap ayat-ayat Al-Qur’an dalam Buletin Dakwah

Kaffah ditinjau dari segi ad-dakhîl, serta untuk mengetahui status ad-dakhîl

dalam penafsiran tersebut.

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analisis yang

bersifat kualitatif dengan pendekatan kritik ad-dakhîl dalam tafsir. Dalam

penelitian ini penulis menjawab permasalahan yang ada melalui studi

pustaka (Library Research) merujuk pada sumber data primer dan sekunder.

Sumber data primer yang penulis gunakan adalah Buletin Dakwah Kaffah

edisi satu tahun (Januari-Desember 2018) sebanyak 50 Buletin, dan Kitab

Tafsir Ayat Pilihan Al-Wa’ie karya Rakhmat S. Labib selaku ketua Dewan

Pimpinan Pusat (DPP) HTI. Sedangkan sumber data sekunder adalah kitab-

kitab tafsir seperti Kitab Ad-dakhîl fi Tafsir Al-Qur’an al-Karim, karya ‘Abd

al-Wahhab Mabruk Fayed, Kitab al-Dakhil fi al-Tafsir, karya Ibrahim ‘Abd

al-Rahman Muhammad Khalifah, kitab Usul al-Dakhil fi Tafsir Ayi al-Tanzil

karya Jamal Mustafa ‘Abd al-Hamid ‘abd al-Wahhab al-Najjar, Kitab Ad-

dakhîl Fi Tafsir Al-Qur’an al-Karim, karya Syaikh Husayn Muhammad

Ibrahim Muhammad Umar ad-Dzahabi, buku Metode Kritik Ad-dakhîl Fit

Tafsir, karya Muhammad Ulinnuha, dan kitab lainnya yang relevan dengan

pembahasan ini.

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, memberikan

kesimpulan bahwa, dari 50 Buletin Dakwah Kaffah yang penulis teliti,

terdapat 20 ayat dalam 4 tema pada edisi satu tahun terakhir (Januari-

Desember 2018). Penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an versi HTI dalam Buletin

Dakwah Kaffah tersebut secara keseluruhan termasuk ke dalam ad-dakhîl bi

ar-Ra’y. Disebabkan karena faktor ideologi politik yang mereka usung, yaitu

keharusan menegakkan Negara Khilafah Islamiyah terutama di Indonesia.

Basis dan sumber autentik tafsir HTI menggunakan Al-Qur’an, Hadis Nabi,

dan juga pendapat para Mufasir. Akan tetapi ayat dan hadis Nabi tersebut

ditafsirkan oleh HTI dengan pemaknaan yang jauh dari makna ayat dan hadis

yang sebenarnya. HTI juga menukil pendapat dari para Mufasir seperti Imam

al-Qurthubi, dan Wahbah az-Zuhaili, akan tetapi penukilannya pun tidak

secara utuh, HTI hanya mengambil (memotong) bagian yang menurut HTI

sesuai dengan pemikiran atau ideologi HTI saja. Tentunya, dalam kaidah

penafsiran, hal ini sudah menyalahi aturan. Sehingga penafsiran HTI ini

termasuk ke dalam ad-dakhîl bi ar-ra’y.

Page 12: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

ABSTRACTION

The purpose of this study is to criticize the interpretation of Hizb At-

Tahrir Indonesia (HTI) on the verses of the Qur'an in the Da'wah News

Kaffah in terms of ad-dakhîl, as well as to determine the status of ad-dakhîl

in the interpretation.

This study uses a descriptive analysis of qualitative research with an

ad-dakhîl critical approach in interpretation. In this study the authors answer

the existing problems through library research (Library Research) referring

to primary and secondary data sources. Primary data sources that the author

uses are the one year edition of the Da'wah Kaffah Bulletin (January-

December 2018) of 50 Bulletins, and Al-Wa'ie's Selected Verses of

Interpretation of the Book by Rakhmat S. Labib as chairman of the Central

Leadership Council (DPP) of HTI. While secondary data sources are

interpretive books such as the Book of Ad-dakhîl fi Tafsir Al-Qur'an al-

Karim, the work of 'Abd al-Wahhab Mabruk Fayed, the book of al-Dakhil fi

al-Tafsir, by Ibrahim' Abd al-Rahman Muhammad Khalifah, the book Usul

al-Dakhil fi Tafsir Ayi al-Tanzil by Jamal Mustafa 'Abd al-Hamid' abd al-

Wahhab al-Najjar, Book Ad-dakhîl Fi Tafsir Al-Qur'an al-Karim, by Shaykh

Husayn Muhammad Ibrahim Muhammad Umar ad-Dzahabi, the book The

Method of Criticism of Ad-dakhîl Fit Tafsir, the work of Muhammad

Ulinnuha, and other books that are relevant to this discussion.

From the research conducted by the author, it concludes that, from

the 50 Bulletin Da'wah Kaffah that the writer examined, there were 20 verses

in 4 themes in the last one-year edition (January-December 2018). The

interpretation of the verses of the Qur'anic version of the HTI in the Da'wah

Kaffah Bulletin as a whole is included in ad-dakhîl bi ar-ra’y. Because of the

political ideology that they are carrying out, namely the necessity to uphold

the Islamic Khilafah State especially in Indonesia. The basis and authentic

source of HTI's interpretation uses the Qur'an, the Prophet's Hadis, and also

the opinions of the Mufasir. However, the Prophet's verses and traditions are

interpreted by HTI with a meaning that is far from the true meaning of the

verse and Hadis. HTI also quoted the opinions of Mufasir such as Imam al-

Qurthubi, and Wahbah az-Zuhaili, but the deduction was not complete, HTI

only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's ideas or

ideology. Of course, in the rules of interpretation, this violates the rules. So

that this interpretation of HTI is included in ad-dakhîl bi ar-ra’y.

Page 13: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

الملخص

الغرض من ىذه الدراسة ىو انتقاد تفسير حزب التحرير الإندونيسي ، على آيات القرآن الكريم .فيما يتعلق بالدخل ، وكذلك لدعرفة حالة الإعلان في التفسير في صحيفة الدعوة الإخبارية كفاح

تستخدم ىذه الدراسة تحليلاا وصفياا للبحث النوعي مع نهج النقد في التفسير. في ىذه الدراسة ، يجيب الدؤلفون على الدشكلات القائمة من خلال بحث الدكتبة )مكتبة البحوث( في إشارة إلى مصادر

والثانوية. مصادر البيانات الأولية التي أستخدمها ىي إصدار سنة واحدة من نشرة الدعوة البيانات الأولية ديسمبر ألفان وثمانية عشر( بما يصل إلى خمسين نشرة ، وآيات الوائي الدختارة من تفسير -الكافية )يناير

يانات الثانوية عبارة الكتاب للكاتب رخمت سعد لبيب رئيس مجلس القيادة الدركزية. في حين أن مصادر البعن كتب تفسيرية مثل كتاب الدخيل في تفسير القرآن الكريم ، وأعمال عبد الوىاب مبروك فايد ، وكتاب الدخيل في التفسير ، وإبراىيم عبد الرحمن محمد خليفة ، كتاب أصول الدخيل في تفسير أي التنزل ،

ب الدخيل في تفسير القرآن الكريم ، للشيخ تأليف جمال مصطفى عبد الحميد عبد الوىاب النجار ، كتاحسين محمد إبراىيم محمد عمر الذىبي ، كتاب طريقة النقد في تفسير ، وعمل محمد أولنوىا ، وغيرىا من

.قشة الدناى بهذ صلةالكتب ذات ال

من البحث الذي أجراه الدؤلف ، يستنتج أنو من بين خمسين من نشرة الدعوة الكفاح التي الدؤلفون ، كان ىناك عشرين آية في أربعة موضوعات في الطبعة الأخيرة من سنة واحدة )من يناير درسها

إلى ديسمبر ألفان وثمانية عشر(. يتم تضمين تفسير آيات القرآن في النسخة الإندونيسية من حزب التحرير التي يقومون بها ، وىي بسبب الإيديولوجية السياسية .الدّخيل في الرئّي في نشرة الدعوة ككل ككل في

ضرورة دعم دولة الخلافة الإسلامية خاصة في إندونيسيا. الأساس والدصدر الحقيقي لتفسير حزب التحرير يستخدم القرآن والحديث النبوي ، وكذلك آراء الدفسر. ومع ذلك ، فقد تم تفسير الآية والحديث النبوي

عنى الحقيقي لآيية والحديث. اقتبس حزب التحرير من قبل حزب التحرير الإندونيسي بمعنى بعيد عن الدالإندونيسي أيضاا آراء الدفيسر مثل الإمام القرثبي وىبة الزحيلي ، لكن الاستنتاج لم يكتمل ، ولم يأخذ حزب التحرير الإندونيسي )الدقطوع( إلا الجزء الذي لم يوافق عليو حزب التحرير الإندونيسي وفقاا لفكر أو

قواعد. حتى أن تفسير تحرير اندونيسيا فقط. بالطبع ، في قواعد التفسير ، وىذا ينتهك الأيديولوجية ال .الدّخيل في الرئّيىذا ينتمي إلى التحريرحزب الإندونيسية

Page 14: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tafsir adalah suatu jalan dalam memahami pesan-pesan Allah

SWT. yang terdapat dalam Al-Qur‟an. Dengan demikian, para

penafsir Al-Qur‟an mempunyai tugas mulia. Akan tetapi, sadar atau

tidak, dalam menjalani tugas mulia ini seringkali para mufasir

terjebak pada pra-pemahaman yang membelokkan kesadarannya.

Pra-pemahaman itu tidak ada kaitannya dengan Al-Qur‟an, dan

bahkan, bisa jadi, bertolak belakang dengan pesan-pesan Al-Qur‟an.1

Menjamurnya karya tafsir Al-Qur‟an menunjukkan dunia

keilmuan tafsir dinamis dan terus berkembang (la nadaj wa la

ihtaraq), tetapi juga membuatnya kian bebas dan terbuka. Bagi ulama

arus utama, salah satunya tampak pada meresapnya elemen yang

tidak valid dalam tafsir atau ad-dakhîl fit tafsir.2

Dalam menafsirkan Al-Qur‟an, seorang mufasir kerap

tersandera oleh pra-pemahaman dan latarbelakang keilmuan serta

ideloginya. Akibatnya, ia tidak mampu menafsirkan Al-Qur‟an secara

objektif. Ketika objektivitas penafsiran tergadaikan, maka hasil

penafsirannya akan jauh panggang dari api. Walhasil, Al-Qur‟an

tidak lagi dapat “berbicara” tentang dirinya, akan tetapi justru

semakin menjauh dari pesan-pesan universalnya.3

1 Islah Gusmian, Dosen di Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta, Lihat

Muhammad Ulinnuha, Metode Kritik Ad-Dakhil Fit-Tafsir, (Jakarta: QAF, 2019), hal. 1 2 Jajang A. Rohmana, Dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Lihat Muhammad

Ulinnuha, Metode Kritik Ad-Dakhil Fit-Tafsir, hal. 2 3 Muhammad Ulinnuha, Metode Kritik Ad-Dakhil Fit-Tafsir, (Jakarta: QAF, 2019) ,

hal. 5

Page 15: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

2

Banyak kalangan yang menganggap bahwa kitab-kitab tafsir

yang ada merupakan karya yang sudah jadi, dan tidak bisa ditinjau

ulang. Padahal, sebagai karya manusia, kitab-kitab itu bisa ditelaah

ulang dan di kritisi. Kenyataannya, ada banyak informasi dalam

kitab-kitab tafsir tertentu yang kredibilitas dan validitasnya masih

dipertanyakan, bahkan tidak layak untuk dikonsumsi.4

Keadaan tersebut semakin memprihatinkan ketika ditemukan

fakta bahwa di dalam kitab-kitab tafsir terdapat sejumlah sumber data

penafsiran yang tidak dapat dipetanggung jawabkan keabsahannya,

semacam riwayat isra‟iliyat, hadis palsu, dan pendapat para

pendahulu yang tidak jelas asal-usulnya. Inilah yang kemudia dikenal

dengan istilah al-dakhil fit tafsir (infiltrasi penafsiran).5

Secara sederhana, al-dakhil dapat dipahami sebagai sebuah

data yang tidak ada sangkut pautnya dengan tafsir Al-Qur‟an, hanya

saja dimasukkan (secara sengaja atau tidak) ke dalam kitab tafsir,

sehingga bagi pembaca (terutama awam), data tersebut dianggap

sebagai bagian dari tafsir Al-Qur‟an, padahal sejatinya tidak.6

Hizbut Tahrir yang dipelopori oleh Syekh Taqi al-Din al-

Nabhani merupakan gerakan ideologi politik trans nasional yang juga

masuk ke wilayah penafsiran Al-Qur‟an. Penafsiran ini banyak

ditemukan dalam Majalah Al-Wa‟ie, Bulletin Al Islam, Tabloid

Media Ummat, Buletin Dakwah Kaffah, Buletin Remaja Teman

Syurga .7 Hizbut Tahrir merupakan salah satu gerakan penegak

syariat Islam yang paling solid, terstruktur dan memiliki jaringan

4 Ahsin Sakho Muhammad, Pengasuh PP DAR AL-QUR‟AN, Arjawinangun,

Cirebon, Lihat Muhammad Ulinnuha, Metode Kritik Ad-Dakhil Fit-Tafsir, hal. 2 5 Muhammad Ulinnuha, Metode Kritik Ad-Dakhil Fit-Tafsir, hal. 5

6 Muhammad Ulinnuha, Metode Kritik Ad-Dakhil Fit-Tafsir, hal. 6

7 Hizbut Tahrir Indonesia, Struktur Negara Khilafah, (Jakarta: Hizbut Tahrir

Indonesia, 2008), h. 11

Page 16: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

3

internasional.8 Bahkan Hizbut Tahrir juga dikenal paling progresif,

dalam arti tidak hanya berjuang menegakkan syariat Islam tetapi juga

mendirikan Khilafah Islam. Menurut Hizbut Tahrir, syariat Islam

Kaffah (total) tidak bisa diterapkan kecuali dalam kerangka sistem

negara Khilafah.9

Dale F. Eickelman dan James Picastori mengatakan bahwa,

kelompok HT mempunyai pemikiran untuk menciptakan ulang

negara Islam yang dengannya kaum muslimin dapat membebaskan

diri dari pengaruh buruk penjajahan politik dan budaya Barat.10

Hizbut Tahrir selain mengusung konsep pemikiran yang demikian,

juga memiliki pemikiran-pemikiran ke Islaman yang lain; dari cara

menegakkan Khilafah yang ambruk pada tahun 1924, metode

memasuki dan mempengaruhi masyarakat, hingga pemikiran teologi,

ushul fiqh, sosial kemasyarakatan, politik, dan pemikiran-pemikiran

cabang lainnya.11

Dari ragam pemikiran Hizbut Tahrir tersebut, terdapat ide

penting yang menjadi mainstream mereka, bahkan menjadi penopang

eksistensi dan perjuangannya yang menarik untuk dikaji. Hal tersebut

adalah mengenai model negara versi Hizbut Tahrir yang sering

disebut dengan Negara Khilafah. Khilafah ini diklaim sebagai

institusi politik atau negara yang sesuai dengan syariat Islam dan

pernah tegak sejak masa Nabi Muhammad Saw, hingga tahun 1924.

Klaim ini dibersamai dengan tidak adanya pemikiran kenegaraan

8 Khamami Zada, Islam Radikal: Pergolakan Ormas-Ormas Islam Garis Keras di

Indoesia, (Jakarta: Teraju, 2002), h. 3 9 Hizbut Tahrirut Tahrir, Mengenal Hizbut Tarirut Tahrir Partai Politik Islam

Ideologis, (Depok: Pustaka Thariqul Izzah, 2000), h. 20 10

Dale F. Eickelman dan James Picastori, Muslim Politics, (Princeto: Princeron

University Press, 1985), h. 139 11

Hizbut Tahrir Indonesia, Struktur Negara Khilafah(Pemerintahan dan

Administrasi), (Jakarta: HTI Press, 2006), h. 35

Page 17: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

4

Islam pada saat ini. HTI menganggap, bahwa system pemerintahan

yang ada saat ini tidak sesuai dengan Islam bahkan melanggar hukum

Islam.12

Hizbut Tahrir menganggap bahwa ketaatan pada hukum Allah

adalah refleksi tauhid seorang Muslim. Seorang Muslim tidak akan

menjadikan syariat Islam sebagai perkara yang boleh dipilih sesuka

hati. Syariat Islam adalah suatu kewajiban, dan seorang muslim

hendaklah menjauhkan diri dari sifat sombong apalagi meremehkan

hukum Allah. Ia tidak akan mungkin membanggakan sistem

demokrasi dan kapitalisme yang jelas lahir dari hawa nafsu manusia.

Jika seorang muslim mengklaim bertauhid, maka tak ada hukum dan

aturan yang wajib dilaksanakan selain aturan-aturan Allah SWT.

(Syariat Islam).13

Dalam tulisan-tulisan pengikut gerakan ini,14

Khilafah model

Hizbut Tahrir inilah yang diklaim mampu menyelesaikan problem

kehidupan umat Islam. Mereka juga mengklaim bahwa penyelesaian

konflik antara Israel dan Palestina dapat diatasi hanya melalui sistem

Khilafah, bahkan sistem ini juga bisa mengatasi arogansi politik

Israel dan sekutunya.15

Menurut Fahmi Amhar, hanya Khilafah saja yang mampu

melawan arogansi Amerika Serikat.16

Bahkan, sistem Khilafah yang

12

M. Shiddiq Al-Jawi, “Akidah Islam: Dasar Negara dan Sumber Hukum”, dalam

Al-Wa‟ie, No. 112 Tahun X, Desember, 2009, hlm. 41 13

Buletin Dakwah Kaffah, dalam tema : “Konsekuensi Tauhid: Taat Syariah”,

(Jakarta Selatan: Lembaga Kajian Islam Kaffah, 2018) Edisi 057 14

Selebaran „Al-Islam‟,„Buletin Dakwah Kaffah‟, „Media Umat‟, „Al-Wa‟ie‟,

Rumah Tsaqofah, 15

Buletin Al-Islam, edisi 437 tahun 2015 16

Fahmi Amhar, “Hanya KhilafahIslam yang Mampu Melawan AS”, (Al-Wa‟ie,

No. 53, Tahun V, Januari 2005), hlm. 14

Page 18: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

5

mampu memberikan perlindungan dan memberantas kasus LGBT.17

Khilafah juga yang akan membebaskan negeri-negeri muslim yang

dijajah Amerika, seperti Irak dan Afganistan.18

Tidak ketinggalan,

hanya Khilafah yang mempunyai kuasa menyatukan umat Islam di

seluruh dunia yang berjumlah 1.4 miliar.19

Karena itulah, menurut Hizbut Tahrir Khilafah dianggap

bagian yang sangat penting dan wajib ditegakkan. Terwujudnya

Khilafah di muka bumi ini merupakan puncak dari perjuangan

mereka. Argumen tersebut dapat ditelusuri dalam karya-karya

mereka, sekaligus dalam aktivitas mereka ketika menyikapi beragam

masalah, semuanya dikaitkan dengan eksistensi Khilafah.20

Salah satu strategi yang digunakan Hizbut Tahrir Indonesia

dalam menyebarkan ide-ide dan gagasannya demi tegaknya negara

Khilafah adalah dengan cara menguasai arena-arena strategis yang

ada di masyarakat seperti masjid, kampus, mahasiswa dan komunitas,

hingga birokrasi pemerintah dan lain sebagainya.21

Demikian pula

dengan strategi Hizbut Tahrir dalam mentransformasikan pesan

dakwah dan kritik sosialnya terhadap pemerintah juga menggunakan

beragam media (multimedia).

Media yang mereka gunakan adalah, pertama, adalah media

konvensional (penerbitan dan penyiaran) yaitu Majalah Al-Wa‟ie,

17

Buletin Dakwah Kaffah, LGBT Ancaman Nyata!, Edisi 025, 26 Januari 2018 18

Al-Wa‟ie, “Krisis Palestina dan Relevansi Khilafah” (Al-Wa‟ie, No. 72 Tahun

VI, Agustus 2006), hlm. 70 19

Al-Wa‟ie, “Akhbar Al-Wa‟ie” (Al-Wa‟ie, No. 73 tahun VII, September, 2006),

hlm. 38 20

Data-data ini bisa ditemukan dalam selebaran Al-Wa‟ie, Buletin Dakwah Kaffah,

Media Umat, Al-Islam. 21

Sayuti, Hizbut Tahrir Perjuangan Menegakkan Khilafah: Respon Masyarakat

Terhadap HTI di Jambi, (Jurnal: Kontekstualita, Vol. 24, NO.2 Desember 2008)

Page 19: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

6

Bulletin Al Islam, Tabloid Media Ummat, Buletin Dakwah Kaffah,

Buletin Remaja Teman Syurga, buku-buku karangan Hizbut Tahrir,

media televisi dan radio. Kedua, adalah media online berupa website

yang mengakomodasi seluruh informasi media konvensional Hizbut

Tahrir, serta sosial media yaitu Facebook, Twitter, Google,

Instagram, Youtube dan Subscribe.22

Adapun wilayah sebaran

multimedia Hizbut Tahrir tidak hanya berskala regional dan nasional

di Indonesia, tetapi multimedia Hizbut Tahrir menyebar hingga skala

internasional untuk kepentingan informasi bagi seluruh anggota

Hizbut Tahrir di berbagai negara.

Selebaran Bulletin Al-Islam, Buletin Dakwah Kaffah dan

Buletin Remaja Teman Syurga terbit setiap minggunya pada hari

jumat, Tabloid Media Ummat dan Majalah Al-Wa‟ie terbit setiap dua

minggu sekali.Semua selebaran tersebut wajib dibeli dan dibaca oleh

para anggota HTI. Meski demikian, majalah ini juga bersifat umum,

artinya bisa dikonsumsi oleh siapapun dan dari kalangan apapun.23

Menurut Jalaluddin Rahkmat, media masa bukan berarti

mempunyai kesanggupan untuk mempengaruhi seseorang atau

sekelompok orang untuk mengubah sikap, akan tetapi media masa

cukup berpengaruh terhadap apa yang dipikirkan orang. Bahkan

media bisa dikatakan sebagai institusi informasi dan dipandang

sebagai faktor yang paling menentukan dalam proses perubahan

sosial budaya, politik dan agama. Dalam beragam bentuknya (baik

cetak maupun elektronik, dan aneka penerbitan), ia telah menjadi

22

Data ini diperoleh dari hasil wawancara penulis terhadap salah satu anggota HTI

(bpk. Muhar) kamis, 04 April 2019 pukul : 13.00 WIB 23

Ainur Rofiq Al-Amin, “KhilafahHTI Dalam Timbangan” (Jakarta: Pustaka

Harakatuna, 2017) h. 9

Page 20: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

7

wahana transformasi yang mengusung wacana-wacana dari berbagai

perspektif ke hadapan khalayak.24

Pada realitasnya, Hizbut Tahrir sangat intensif menyebarkan

informasi (pesan dakwah dan kritik sosial) melalui beragam media

yang dikelolanya. Masalah yang dikedepankan Hizbut Tahrir dalam

medianya bukan hanya dakwah serta doktrin pencerahan atau

penyadaran kepada umat Islam akan pentingnya menegakkan syariat

Islam dengan jalan mendirikan negara yang bersistem Khilafah,

tetapi konten (isi pesan) yang disampaikan lewat multimedia tersebut

juga dominan kritikan terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang

dianggap kotradiktif dengan ajaran Islam.25

Penelitian ini, ingin menganalisa sebuah penafsiran HTI yang

dituangkan dalam selebaran yang diberi nama Buletin Dakwah

Kaffah, yang mana di dalam buletin ini, tidak hanya membahas

tentang permasalahan politik saja, akan tetapi juga terdapat beberapa

permasalahan sosial, ekonomi, dan budaya yang sedang melanda

Negara Indonesia, kemudian mereka kritisi dengan mencantumkan

ayat-ayat Al-Qur‟an dan hadis Rasulullah Saw. lalu mereka

menafsirkannya.

Untuk mengetahui bagaimana kualitas penafsiran HTI dalam

Buletin Dakwah Kaffah tersebut, maka penulis menggunakan metode

kritik ad-dakhîl fit-tafsir (infiltrasi penafsiran) untuk membedah

pesan dan makna yang terkandung dalam Buletin Dakwah Kaffah

tersebut.

24

Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Yokyakarta: Remaja

Rosdakarya, 2009), h. 15 25

Nur Fitriyanti, Dakwah Hizbut Tahrir Indonesia Berbasis Multimedia, (Skripsi:

UIN Alauddin Makassar, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, 2016), h. 3-4

Page 21: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

8

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, diketahui

bahwa kajian tentang kritik ad-dakhîl dalam Tafsir Hizbut Tahrir

(Telaah dalam Buletin Dakwah Kaffah) belum pernah dilakukan oleh

para peneliti terdahulu. Kecenderungan topik penelitian terdahulu

hanya menyoal tentang ideologi gerakan Hizbut Tahrir yang

pertentangan dengan konsep kenegaraan (demokrasi versus Khilafah)

saja.

Dengan demikian, membahas tentang Penafsiran Hizbut

Tahrir dalam Buletin Dakwah Kaffah menarik untuk dikaji. Akan

tetapi penulis mengambil objek kajian ini hanya fokus pada media

cetaknya saja yaitu pada Buletin Dakwah Kaffah edisi satu tahun

terakhir (Januari-Desember 2018). Beranjak dari latar belakang

diatas, maka judul penelitian ini adalah “AD-DAKHÎL DALAM

TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi Kritis

Terhadap Penafsiran Ayat-Ayat Al-Qur’an Dalam Buletin

Dakwah Kaffah)”.

B. Permasalahan Penelitian

a. Identifikasi Masalah

Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar

belakang di atas, maka dapat didefiniskan masalah-masalah

sebagai berikut:

1. Penafsiran Hizbut Tahrir terhadap konsep

Khilafahyang diusung untuk menegakkan Negara

berbasis Khilafah Islamiyah khususnya di Indonesia

2. Pengaruh ideologi Hizbut Tahrir yang dituangkan

dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur‟an yang dinukil

di Buletin Dakwah Kaffah

Page 22: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

9

3. Metodologi tafsir Hizbut Tahrir dalam menafsirkan

ayat-ayat Al-Qur‟an yang terdapat dalam Buletin

Dakwah Kaffah

4. Kategorisasi al-dakhil dalam tafsir Hizbut Tahrir

Indonesia pada Buletin Dakwah Kaffah

5. Dampak ad-dakhîl terhadap masyarakat awam setelah

membaca Buletin Dakwah Kaffah

b. Pembatasan Masalah

Kajian ini bermaksud untuk mengkaji semua pembahasan

pada identifikasi masalah di atas, namun agar tidak terlampau

luas, maka penelitian ini dibatasi pada selebaran Buletin Islam

Kaffah saja. Untuk ulasan lebih lanjut, berikut dipaparkan

ruang lingkup masalah yang akan diteliti:

a. Pembahasan ini dibatasi pada ayat-ayat Al-Qur‟an

yang dijadikan oleh HTI untuk memperkuat

argumentasi ideologi mereka dalam Buletin Dakwah

Kaffah

b. Kategorisasi al-dakhîl dalam tafsir Hizbut Tahrir

Indonesia pada Buletin Dakwah Kaffah

c. Perumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian yang dikemukakan di atas,

maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana Penafsiran HTI Terhadap Ayat-ayat Al-

Qur‟an dalam Buletin Dakwah Kaffah ?

2. Bagaimana Status ad-dakhîl Terhadap Penafsiran Ayat-

ayat Al-Qur‟an dalam Buletin Dakwah Kaffah ?

Page 23: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

10

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yaang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Penafsiran HTI Terhadap Ayat-ayat Al-

Qur‟an yang Terdapat dalam Buletin Dakwah Kaffah

2. Untuk mengetahui Status ad-dakhîl Terhadap Penafsiran

Ayat-ayat Al-Qur‟an yang Terdapat dalam Buletin Dakwah

Kaffah

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan berkontribusi

dalam pengembangan wawasan dan khazanah keilmuan di

bidang Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir

b. Secara praktis, penelitian terhadap Penafsiran Hizbut

Tahrir dalam Buletin Dakwah Kaffah diharapkan dapat

menambah wawasan baru bagi semua pihak yang

berkompeten, bagi mahasiswa, dan seluruh masyarakat

dalam upaya menambah wawasan dan ilmu pengetahuan

khususnya terkait dengan Penafsiran Hizbut Tahrir

Indonesia terhadap Ayat-Ayat Al-Qur‟an yang terdapat

dalam Buletin Dakwah Kaffah

c. Dengan penelitian awal ini, diharapkan agar peneliti

lainnya dapat merujuk hasil penelitian ini sebagai bahan

tambahan dalam pengkajiannya

d. Diharapkan agar masyarakat khususnya pengkaji ilmu

semakin bijak dalam memandang setiap model ataupun

kecenderungan karya tafsir.

Page 24: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

11

E. Kajian Pustaka

Kajian kepustakaan pada dasarnya dilakukan untuk

mendapatkan gambaran tentang hubungan topik penelitian yang akan

diajukan dengan penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh para

peneliti sebelumnya, sehingga dapat dipastikan tidak terjadi

pengulangan dalam penelitian selanjutnya. Selain itu, kajian pustaka

ini perlu dilakukan untuk mencari celah atau peluang dari sudut

penelitian yang akan dilakukan.26

Terkiat dengan penelitian yang akan penulis lakukan, yakni

tentang Tafsir Hizbut Tahrir dalam Buletin Dakwah Kaffah ini

memang belum ada yang melakukan penelitian terdahulu.

Berdasarkan penelusuran data pustaka (literature review), diketahui

bahwa objek penelitian tentang eksistensi gerakan Hizbut Tahrir di

Indonesia bukan merupakan kajian yang baru dalam literatur ilmiah.

Hal ini dilihat sejak awal kemunculan Hizbut Tahrir di Indonesia

sebagai fenomena organisasi sosial politik dan keagamaan, memicu

perhatian kalangan akademik dan kompetensinya.

Dalam penyusunan tesis ini, penulis mendapatkan beberapa

penelitian yang memiliki sisi kajian yang sama, akan tetapi berbeda

pada sisi yang lain. Beberapa kajian terdahulu yang berkaitan antara

lain adalah:

Pertama, Tesis yang ditulis oleh Muhammad Herowandi

dengan judul “Kontroversi Hizbut Tahrir Indonesia Terhadap

Pancasila (Studi Kasus di DPP Hizbut Tahrir Indonesia).” Penelitian

ini merupakan Tesis di perguruan tinggi Universitas Lampung tahun

2017. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa HTI adalah ormas

26

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. Bahari Alam Ceria, Raja

Grafindo Persada, 2011), Cet. Ke-18, h. 183-184

Page 25: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

12

di bidang keagamaan yang bersifat radikal secara pemikiran

tanpa melakukan tindakan kekerasan atau anarkis, taat, dan

patuh terhadap aturan-aturan yang ada di dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). HTI dengan tegas menolak

konsep demokrasi, nasionalisme, dan sekulerisme. Kontroversi

HTI terjadi manakala sebagian kalangan menganggap HTI

sebagai ormas yang anti terhadap Pancasila, hal ini dikarenakan

HTI selalu menyuarakan Khilafah yang dianggap bertentangan

dengan Pancasila. Akan tetapi HTI menolak ormasnya dikatakan

anti terhadap Pancasila karena HTI berjuang atas nama Islam

sedangkan nilai-nilai di dalam Pancasila tidak ada yang

bertentangan dengan Islam, sehingga HTI menerima konsep

Pancasila. Metode pergerakan HTI adalah dengan cara

memberikan pemahaman dan pencerahan kepada masyarakat

tanpa melakukan tindakan kekerasan atau anarkis. Anggaran

Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) HTI pada Bab

II pasal 4 tentang identitas dan azas, memberikan penegasan

bahwa HTI adalah gerakan dakwah Islam berazas Islam di

dalam NKRI yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar (UUD) 1945. HTI termasuk ormas yang mengikuti

segala peraturan yang ada di Indonesia, hal ini dibuktikan

dengan keputusan menteri hukum dan hak asasi manusia

(menkumham) nomor AHU-00282.60.10.2014 tentang Pengesahan

Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Hizbut Tahrir Indonesia.

Akan tetapi pada tanggal 19 Juli 2017 status badan hukum ini

dicabut oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU) nomor

Page 26: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

13

2 tahun 2017 yang kemudian digugat oleh HTI ke Mahkamah

Konstitusi (MK).27

Kedua, buku yang berangkat dari disertasi yang ditulis oleh

Ainur Rofiq Al-Amin dengan judul “Khilafah HTI Dalam

Timbangan.” Penelitian ini merupakan disertasi di perguruan tinggi

UIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2011. Penulis sendiri adalah

mantan aktifis HTI, dimana ia mencoba membedah dan menguliti

secara mendalam ide-ide Khilafah yang (mungkin) masyarakat

Indonesia belum mengetahuinya secara konkret dan komprehensif.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah produk Khilafah disebut Ainur

sebagai “politisasi agama dalam proses sosial” yang sangat

mencolok. Ainur sampai menyimpulkan memaksa umat untuk

meyakini bahwa mendirikan Khilafah HTI adalah kewajiban yang

paling agung. Tidak lebih sebagai interpretasi yang gegabah dan

ahistoris. HT bukanlah gerakan dakwah an sich, dakwah (syiar

agama) hanyalah pelengkap, tujuan akhir yang sebenarnya adalah

politik dan kekuasaan.28

Ketiga, Tesis yang ditulis oleh Turhamun dengan judul

“Komunikasi Organisasi (Studi Analisis Strategi Komunikasi Hizbut

Tahrir Indonesia (HTI) Banyumas Sebagai Upaya Mewujudkan

KhilafahIslamiyah).” Penelitian ini merupakan Tesis di perguruan

tinggi Universitas Islam Negri Semarang tahun 2015. Menurut

Turhanum, dari hasil penelitian yang dilakukan, komunikasi

organisasi HTI Banyumas menggunakan dua model, yaitu

27

Muhammad Herowandi, “Kontroversi Hizbut Tahrir Indonesia Terhadap

Pancasila (Studi Kasus di DPP Hizbut Tahrir Indonesia).” (Tesis Universitas Lampung,

2017) 28

Ainur Rofiq Al-Amin, “KhilafahHTI Dalam Timbangan” (Jakarta: Pustaka

Harakatuna, 2017) (Disertasi UIN Sunan Ampel Surabaya 2011)

Page 27: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

14

komunikasi internal sebagai bentuk instruksi dan koordinasi sehingga

secara struktur memungkinkan terjadinya komunikasi ke atas,

komunikasi ke bawah, komunikasi horizontal, komunikasi diagonal.

Selanjutnya ialah komunikasi eksternal, yaitu hubungan dengan

masyarakat, periklanan, promosi dan survaei konsumen yang

keseluruhannya untuk melakukan publikasi. Adapun pola yang

digunakan iala pola instruktif, diplomasi, propaganda dan controlling,

sedang gaya komunikasinya menggunakan gaya struktural dan

kultural. Sedangkan di dalam melakukan strategi komunikasi sebagai

upaya mewujudkan Khilafah Islamiyah HTI Banyumas, dilakukan

dalam bentuk turunan kegiatan dari tahapan dakwahnya. Tahapan

tersebut meliputi tahap kaderisasi, tahap interaski dan tahap

pengambil alihan kekuasaan. Langkah turunan tersebut ialah dengan

melakukan komunikasi terhadap komunikan yang dikelasifikasi

menjadi enam yaitu; anggota, pelajar, mahasiswa, organisasi

kemasyarakatan, pemerintah dan masyarakat umum. Adapun

pelaksanaan komunikasinya ialah dengan berbagai macam kegiatan

yang disiapkan secara terprogram dan insidental serta berdasarkan

instruksi dari DPP HTI meliputi diskusi, Halaqoh Islam dan

Peradaban, Kegiatan Rajaban, Training, Workshop, Aksi, Gelaran

Pustaka dan lain sebagainya. Media komunikasi yang digunakan

meliputi media cetak dan media elektroni.29

Keempat, Tesis yang ditulis oleh Nurhayati dengan judul

Dinamika Politik Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) : (Studi Gerak

Dakwah Politik HTI Pasca Era Reformasi). Penelitian ini merupakan

29

Turhamun, “Komunikasi Organisasi (Studi Analisis Strategi Komunikasi Hizbut

Tahrir Indonesia (HTI) Banyumas Sebagai Upaya Mewujudkan KhilafahIslamiyah).”

(Tesis: Universitas Islam Negri Semarang, 2015)

Page 28: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

15

Tesis di perguruan tinggi UIN Sunan Gunung Djati Bandung tahun

2016. Sejak abad XIII Hijriyah atau XIX Masehi, telah berdiri

berbagai gerakan yang bertujuan untuk membangkitkan umat Islam.

Di Indonesia, masuk pada era pembaruan atau lebih familiar disebut

era reformasi gerakan-gerakan untuk membangkitkan umat Islam

mendapat ruang gerak yang begitu luas, salah satunya yakni dengan

menawarkan berbagai formulasi syari‟ah hingga penegakan Khilafah

Islamiyah (Sistem pemerintahan Islam bersekala Internasional), yang

tentunya membutuhkan pengakuan atau legalitas formal dari negara.

Kelompok ini bernama Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Organisasi ini

juga merupakan gerakan politik Islam modern yang memiliki

paradigma integralistik dalam memandang hubungan antara agama

dan politik. Kecenderungan integralistik memandang Islam sebagai

suatu agama yang lengkap dengan aturan-aturan, petunjuk,

bimbingan yang mengatur segala aspek kehidupan tiap hari, termasuk

kehidupan bermasyarakat dan berpolitik, artinya bahwa korelasi

antara agama dan Negara merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan. Maka dari itu, penulisan ini dimaksudkan untuk

mengetahui keberadaan HTI sebagai gerakan politik Islam

Ekstraparlementer dan cara-cara yang mereka tempuh untuk

mewujudkan cita-citanya, teori dan konsep-konsep yang relevan

dengan keberadaan sistem pemerintahan di Indonesia.30

Kelima, Tesis yang ditulis oleh Kurniawan Abdullah, dengan

judul, “Gerakan Politik Islam Ekstraparlementer: Studi Kasus Hizbut

Tahrir Indonesia.” Penelitian ini merupakan Tesis di perguruan

30

Nurhayati, Dinamika Politik Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) : (Studi Gerak

Dakwah Politik HTI Pasca Era Reformasi), (Tesis UIN Sunan Gunung Djati Bandung,

2016)

Page 29: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

16

tinggi Universitas Indonesia (UI) tahun 2017. Dari penelitian ini,

dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa, HTI merupakan organisasi

gerakan alih-alih partai politik. Ciri ekstraparlementer dari

gerakannya dapat dilihat dari curahan konsentrasinya pada

pembinaan masyarakat dan penolakannya untuk terlibat dalam

pemilu, dari mobilisasinya di seputar isu tunggal berupa kewajiban

kaum muslim untuk mendirikan negara Khilafah, dan dari

pemaknaannya terhadap politik sebagai kultur tandingan, yakni

sebagai aktivitas yang mulia dan wajib, sebagai lawan dari anggapan

muslim kontemporer bahwa politik itu kotor dan, karenanya, patut

dijauhi. Sebagai kelompok organisasi revolusioner, HTI merupakan

organisasi politik, bukan paramiliter. Pembagian kerjanya tergolong

rapi dan sentralitas kebijakan maupun kegiatannya tergolong sangat

tinggi. Ia dikendalikan secara tertutup dan memiliki ruang perbedaan

pendapat yang sempit. Dari segi mobilisasi, penguasaannya terhadap

sumberdaya tergolong masih sangat lemah. Ia hanya memiliki

sumberdaya normatif (berupa keanggotaan atau partisipasi aktif

kader) dan utilitarian (iuran anggota, satu kantor sekretariat resmi,

dan terbitan dengan oplah hanya belasan ribu hingga ratusan ribu). Ia

sama sekali tidak memiliki sumberdaya koersif (persenjataan,

angkatan perang, atau teknologi canggih). Dari segi cara mobilisasi

yang diterapkan, HTI lebih banyak melakukan mobilisasi penyiapan

(preparatory), di mana ia hanya berkonsentrasi pada pengerahan

sumberdaya untuk mengantisipasi peluang dan ancaman di masa

depan. Bentuk utama mobilisasi penyiapan yang dilakukan HTI

adalah aktivitas penerbitan, kegiatan diskusi dan seminar, tablig

akbar, silaturrahmi dan dialog dengan kelompok muslim lain, serta

audiensi dengan pemerintah dan tokoh-tokoh politik.

Page 30: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

17

HTI menginternasionalisasikan gerakannya lewat pengadaan

forum-forum internasional, respons terhadap berbagai peristiwa

internasionaI yang merugikan kaum muslim, dan koordinasi gerakan

internasional dengan HT di negara lain. la terus mengembangkan

gerakan massa secara perlahan-lahan dengan harapan suatu saat akan

meledak menjadi pergolakan besar yang mengarah pada perubahan

politik dan sosial yang berjangkauan luas.31

Dari uraian kajian pustaka di atas, dapat dilihat adanya

persamaan dalam konteks pemilihan objek penelitian, yaitu Hizbut

Tahrir Indonesia sebagai objek penelitian. Namun juga penelitian

terdahulu menunjukkan perbedaan yang signifikan. Sementara letak

perbedaan anatara penelitian terdahulu dengan penelitian ini antara

lain yaitu pada fokus permasalahan. Pada penelitian ini, tidak hanya

membahas tentang ideologi Khilafahnya saja, akan tetapi penelitian

ini lebih terarah untuk membahas tentang ayat-ayat Al-Qur‟an yang

Hizbut Tahrir Tafsirkan dalam selebaran Buletin Dakwah Kaffah

menggunakan kacamata ad-dakhîl bi ar-ra‟yi. Tentunya pendekatan

teori yang digunakan, metode penelitian, dan hasil penelitian juga

akan berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah

penelitian kepustakaan (library reseach),32

yang artinya semua

data-data berasal dari bahan-bahan tulisan yang berkaitan dengan

31

Kurniawan Abdullah, Gerakan Politik Islam Ekstraparlementer: Studi Kasus

Hizbut Tahrir Indonesia, (Tesis: Universitas Indonesia, 2017) 32

Penelitian kepustakaan adalah serangakaian kegiatan yang berkenaan dengan

metode pengumpulan data pustaka, membaca, dan mencatat serta mengolah bahan-bahan

penelitian. Lihat: Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2008), edisi ke-2, Cet. Ke-1, h. 3

Page 31: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

18

masalah yang akan dibahas. Oleh karena itu, penelitian ini lebih

banyak mendasarkan pada bahan-bahan tulisan, telaah naskah, atau

dokumen.33

Penelitian ini juga menggunakan model penelitian

kualitatif34

yang berfokus pada analisis tentang Tafsir Hizbut Tahrir

Indonesia dalam Buletin Dakwah Kaffah. Oleh karena itu,

penelitian ini membutuhkan sebuah pendekatan induktif terhadap

seluruh proses penelitian dengan analisis yang bersifat deskriptif

kualitatif. Menurut Bungin, pendekatan induktif adalah format

penelitian kualitatif yang cenderung menggunakan strategi

memperoleh data di lapangan (field research).35

Sedangkan Bogdan

dan Taylor dalam kutipan Meleong mengemukakan, bahwa metode

kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati.36

2. Pendekatan Penelitian

Dalam proses analisis data, penulis menggunakan

pendekatan kritik ad-dakhîl dalam tafsir. Penelitian ini adalah

penelitian terhadap sebuah produk tafsir yang objeknya adalah ayat-

ayat Al-Qur‟an dalam Buletin Dakwah Kaffah. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penafsiran ayat-

33

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya adalah catatan harian, biografi, dan lainnya.

Lihat: Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009),

Cet. Ke-8, h. 240. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai metode penelitian naskah dan

dokumentasi dapat dilihat; Nabilah Lubis, Naskah, Teks, dan Metode Penelitian Filologi,

(Jakarta: Yayasan Media Alo Indonesia, 2001), h. 30-43 34

Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada

kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci. Lihat: Sugiyono,

Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif R&D, h.1 35

Bungin Burhan, Penelian Kualitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008) h. 28 36

Lexy Johannes Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2001) Cet. XV, hal. 3

Page 32: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

19

ayat Al-Qur‟an dalam Buletin Dakwah Kaffah ditinjau dari ad-

dakhîl, serta bagaimana status ad-dakhîl dalam penafsiran

tersebut. Oleh karena itu, pisau analisis yang digunakan adalah

dengan memakai kritik ad-dakhîl .37

Ad-dakhîl sendiri dibagi

menjadi dua, yaitu ad-dakhîl bi al-ma‟tsur dan ad-dakhîl bi ar-

ra‟yi al-fasid.38

Pada prakteknya, kritik ad-dakhîl adalah

pendekatan utama yang penulis pilih dalam penelitian ini. Hal ini

sesuai dengan objek penelitian penulis, yakni objek berupa

penafsiran Hizbut Tahrir Indonesia terhadap ayat-ayat Al-Qur‟an

yang terdapat dalam Buletin Dakwah Kaffah.

3. Sumber Data

Pada penelitian ini, penulis menggunakan sumber data

primer (primary resources) dan sekunder (secondary resources)

yang relevan dengan penulisan tesis ini.39

Untuk mendapatkan data

primer, maka teknik pengumpulan data yang dapat digunakan

adalah teknik pengumpulan data analisis isi (content analysis).

37

Secara terminologi, menurut Fayed (w. 1895-1966 M), Ad-Dakhil adalah

menafsirkan Al-Qur‟an dengan metode dan cara yang tidak berbasis pada ajaran dan risalah

Islam. Dengan kata lain bahwa, penafsiran tersebut tidak memiliki landasan sah dan ilmiah,

baik dari Al-Qur‟an hadis shahih, pendapat sahabat, tabi‟in, serta akal sehat yang memenuhi

kriteria. Lihat, Abd al-Wahhab Fayed, Ad-Dakhil fi Tafsir Al-Qur‟an al-Karim, Juz 1,

(Kairo: Universitas Al-Azhar, 1398 H/1978 M), Cet. Ke-1, h. 13 38

Ad-Dakhil bi al-ma‟tsur meliputi tafsir Al-Qur‟an dengan menggunakan hadis-

hadis lemah (dha‟if) atau palsu (maudhu‟) dan tafsir yang menggunakan sumber isra‟iliyyat

yang bertentangan dengan ajaran Islam. Sementara ad-dakhil bi ar-ra‟yi al-fasid yakni

penafsiran yang berdasar pada teori-teori dan kepentingan mufasir tanpa menghiraukan

syarat dan metode tafsir bi ar-ra‟yi. Termasuk dalam hal ini adalah penafsiran yang

dilakukan oleh mereka yang tidak memenuhi syarat sebagai mujtahid. Lihat: Abd al-

Wahhab Fayed, Ad-Dakhil fi Tafsir Al-Qur‟an al-Karim, Juz 1, h. 13. Lihat juga:

Muhammad Ulinnuha, Rekonstruksi Metodologo Kritik Tafsir, (Jakarta: Azzamedia, 2015),

h. 85-86 39

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari objek

penelitian. Sementara data sekunder adalah data mengenai objek penelitian yang didapat

dari tangan kedua, yakni data yang diperoleh oleh peneliti lain kemudian dipublikasikan.

Lihat: Jujun S. Suriasumantri, Penelitian Ilmiah, Kefilsafatan, dan Keagamaan; Mencari

Paradigma Kebersamaan, Dalam Tradisi Baru Penelitian Agama Islam; Tinjauan Antar

Disiplin Ilmu, (Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia, 2001), h. 78

Page 33: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

20

Sementara untuk mendapatkan data sekunder, maka penulis

melakukan teknik pengumpulan data di basis data.40

Secara praktis, sumber data primer yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Buletin Dakwah Kaffah yang dibuat oleh

ormas Hizbut Tahrir Indonesia itu sendiri, lebih khusus kepada

ayat-ayat Al-Qur‟an yang mereka tafsirkan dalam Buletin Dakwah

Kaffah tersebut. Sedangkan sumber data sekunder yang penulis

gunakan dalam penulisan tesis ini adalah kitab-kitab tafsir seperti

Kitab Ad-dakhîl fi Tafsir Al-Qur‟an al-Karim, karya „Abd al-

Wahhab Mabruk Fayed, Kitab al-Dakhil fi al-Tafsir, karya Ibrahim

„Abd al-Rahman Muhammad Khalifah, kitab Usul al-Dakhil fi

Tafsir Ayi al-Tanzil karya Jamal Mustafa „Abd al-Hamid „abd al-

Wahhab al-Najjar, Kitab Ad-dakhîl Fi Tafsir Al-Qur‟an al-Karim,

karya Syaikh Husayn Muhammad Ibrahim Muhammad Umar ad-

Dzahabi, buku Metode Kritik Ad-dakhîl Fit Tafsir, karya

Muhammad Ulinnuha, dan kitab lainnya yang relevan dengan

pembahasan ini. Selain itu, buku-buku karangan Hizbut Tahrir

seperti Struktur Negara Khilafah (Pemerintahan dan

Administrasinya) yang diterbitkan tahun 2008, Kitab Tafsir Ayat

Pilihan Al-Wa‟ie karya Rakhmat S. Labib yang juga merupakan

ahli tafsir HTI itu sendiri menjadi sumber rujukan dalam menulis

tesis ini.

4. Metode Pengumpulan Data

Karena penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan,

maka pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi.41

40

Jigiyanto, Metodologi Penelitian Sistem Informasi, (Yogyakarta: Andi, 2008), h.

121

Page 34: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

21

Teknik ini biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai

dokumen yang berkaitan dengan penelitian melalui perpustakaan.42

Penelusuran kepustakaan penulis lakukan dengan sistem manual43

maupun dengan sistem komputerisasi.44

Sistem manual yang

penulis maksud adalah dengan mengumpulkan data dari berbagai

perpustakaan dan sumber di beberapa tempat terkait dengan karya-

karya Hizbut Tahrir dan tafsirnya, khususnya selebaran Buletin

Dakwah Kaffah penulis mendapatkan data tersebut melalui sebuah

lembaga milik Hizbut Tahrir itu sendiri. Kemudian penulis

mengumpulkan ayat-ayat yang terdapat dalam selebaran Buletin

Dakwah Kaffah tersebut, lalu mengklasifikasikan

(mengelompokkannya) menjadi beberapa sub tema.

Adapun sistem komputerisasi yang dimaksud adalah penulis

mencari informasi terkait dari berbagai sumber di internet. Setelah

menemukan bahan, selanjutnya akan ditelaah secara intens sehingga

dapat membantu proses penelitian ini.

5. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi. Atau secara singkat, analisis data ialah

41

Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan

observasi, interview (wawancara), kuisioner (angker), dokumentasi, dan triangulasi

(gabungan keempatnya). Lihat: Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif R&D, h.

225 42

Bentuk dokumen yang berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental.

Contoh dokumen berbentuk tulisan yakni, catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi,

dll. Lihat: Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif R&D, h. 240 43

Yang dimaksud dengan sistem penelusuran secara manual adalah menemukan

kembali informasi yang pernah ditulis oleh orang lain mengenai suatu topik tertentu dengan

menggunakan terbitan tercetak seperti majalah abstrak, indeks, tinjauan kepustakaan. Lihat;

Jusni Djatin, Penelusuran Literatur, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h. 281 44

Cara penelusuran dengan komputer diantaranya meliputi; penelusuran dengan

akses langsung (online), penelusuran menggunakan CD-ROM (Compact Disk-Read Onli

Memory). Lihat; Jusni Djatin, Penelusuran Literatur, h. 316

Page 35: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

22

menata, menyusun, dan memberi makna pada kumpulan data.45

Cara

yang ditempuh adalah dengan mengelompokkan data ke dalam

kategori, menjabarkan secara detil, melakukan sintesa, menyusun ke

dalam pola, memilih mana yang penting untuk dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan

orang lain.46

Adapun untuk menganalisis data pada penelitian ini, penulis

menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu penelitian yang

menguraikan dan menganalisa data-data yang ada. Dengan demikian,

penelitian ini tidak terbatas hanya pada pengumpulan data, namun

juga menganalisa dan menginterpretasi data guna memunculkan

sebuah gagasan baru.47

Secara praktis, data-data yang sudah penulis kumpulkan

kemudian dilakukan interpretasi serta analisa mendalam. Data

tersebut merupakan data yang komprehensif mengenai ayat-ayat Al-

Qur‟an yang terdapat dalam Buletin Dakwah Kaffah. Data selebaran

Buletin Dakwah Kaffah tersebut dikumpulkan, lalu penulis

melakukan pembatasan data agar data yang diteliti tidak terlalu

banyak. Jumlah selebaran Buletin Dakwah Kaffah yang akan penulis

teliti dengan menggunakan kritik ad-dakhîl adalah sejumlah 50

lembar Buletin Dakwah Kaffah edisi Januari-Desember 2018.

Selanjutnya, setelah semua selebaran Buletin Dakwah Kaffah

terkumpul, penulis mengklasifikasikannya ke dalam beberapa pokok

permasalahan, lalu penulis melakukan analisis mendalam terhadap

45

Boy. S. Sabarguna, Analisis Data Pada Penelitian Kualitatif, (Jakarta: UI Press,

2008), h. 31 46

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. Ke-

9, h. 89 47

Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2008), Edisi ke-2, Cet. Ke-1, h. 7

Page 36: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

23

penafsiran ayat-ayat Al-Qur‟an yang terdapat dalam Buletin Dakwah

Kaffah, bagaimana penafsiran ayat-ayat Al-Qur‟an yang terdapat

dalam Buletin Dakwah Kaffah ditinjau dari ad-dakhîl , serta sejauh

mana dampak ad-dakhîl terhadap hasil penafsiran Hizbut Tahrir

Indonesia yang terdapat dalam Buletin Dakwah Kaffah tersebut.

6. Metode Validitas Data

Untuk membuktikan penelitian ini adalah sebuah karya

ilmiah yang baik, maka dalam penelitian ini penulis perlu untuk

melakukan validitas data. Bahwa data yang ada dalam penelitian

ini, meliputi data seputar profil Hizbut Tahrir, data pengenalan ad-

dakhîl, data selebaran Buletin Dakwah Kaffah, serta penafsiran

Hizbut Tahrir Indonesia terhadap ayat-ayat Al-Qur‟an dalam

Buletin Dakwah Kaffah, adalah hasil penelusuran penulis sendiri,

atau dikenal dengan istilah cross-check, yakni mengumpulkan dan

mengecek data dengan menggunakan beragam sumber, teknik, dan

waktu.48

7. Teknik Penulisan

Teknik penulisan tesis ini mengacu pada buku Panduan

Penulisan Proposal, Tesis, & Disertasi Program Pascasarjana

Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta tahun 2017.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh

tentang apa yang diuraikan dalam penelitian ini, maka secara

keseluruhan penyajian tesis ini akan memuat lima bab dengan

perincian dan sistematika penulisannya sebagai beriku:

48

Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, (Jogjakarta: Andi, 2014), h. 76

Page 37: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

24

Bab satu, merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang

masalah yang memuat alasan-alasan pemunculan masalah yang

diteliti. Pokok masalah merupakan penegasan terhadap apa yang

terkandung dalam latar belakang masalah. Tujuan yang akan dicapai

dan kegunaan (manfaat) yang diharapkan dari penelitian. Kajian

pustaka sebagai penelusuran terhadap kajian-kajian yang telah ada

sebelumnya dan kaitannya dengan objek penelitian. Metodologi

penelitian berupa penjelasan langkah-langkah yang akan ditempuh

dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Selanjutnya adalah

sistematika penulisan sebagai upaya untuk mensistematiskan

penyusunan tesis.

Bab kedua, mengulas tentang studi teoritis ad-dakhîl dalam

tafsir Al-Qur‟an. Di antara pembahasan yang akan penulis jelaskan

meliputi pengertian ad-dakhîl , kelahiran dan latar belakang unculnya

ad-dakhîl, perkembangan ad-dakhîl dalam Tafsir Al-Qur‟an,

macam-macam ad-dakhîl, implikasi ad-dakhîl dalam tafsir Al-

Qur‟an, serta kitab-kitab yang membahas tentang ad-dakhîl .

Bab ketiga, penulis memaparkan seputar Hizbut Tahrir dan

Buletin Dakwah Kaffah. Pembahasan ini meliputi profil organisasi

Hizbut Tahrir, sejarah Hizbut Tahrir, ideologi Hizbut Tahrir,

masuknya Hizbut Tahrir ke Indonesia, dan strategi Hizbut Tahrir

dalam menegakkan Negara Khilafah Islamiyah. Kemudian di bab

tiga ini juga akan dipaparkan seputar Buletin Dakwah Kaffah, sejarah

pembuatan Buletin Dakwah Kaffah, tujuan dibuatnya Buletin Dakwah

Kaffah, pusat percetakan Buletin Dakwah Kaffah, strategi penyebaran

atau wilayah penyebaran Buletin Dakwah Kaffah.

Bab keempat, adalah inti dari penelitian, yang mana penulis

akan mencoba mengkaji Penafsiran Hizbut Tahrir terhadap ayat-ayat

Page 38: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

25

Al-Qur‟an yang terdapat dalam Buletin Dakwah Kaffah dengan

mengggunakan pendekatan ad-dakhîl. Setelah mengelompokkan

permasalahan menjadi beberapa tema beserta ayat-ayat yang

terkadung di dalamnya, penulis pencantumkan penafsiran Hizbut

Tahrir Indonesia terhadap ayat tersebut. Kemudian penulis

pelakukan analisis terhadap ayat-ayat tersebut dengan menggunakan

ilmu ad-dakhîl. Apakah terdapat unsur ad-dakhîl di dalam penafsiran

HTI tersebut atau tidak, dan termasuk ke dalam ad-dakhîl yang

manakah penafsiran ayat-ayat tersebut. Hal ini merupakan tujuan

akhir dari bab ini.

Bab kelima penutup yang bersisi kesimpulan dari hasil

penelitian beserta saran-sarannya.

Page 39: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

219

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an versi HTI dalam Buletin Dakwah

Kaffah cenderung tekstualis. Penafsiran yang tekstualis hanya

akan “memperkosa teks”, karena pada metode penafsirannya

memaksa konteks teks masalalu kepada konteks teks masa kini.

Produk penafsiran yang tekstualis tidak akan mampu menjawab

tantangan zaman yang semakin berkembang. Padahal konteks

masa lalu dengan konteks masa kini sangat jauh berbeda,

terutama jika dilihat dari segi sosial, budaya, ekonomi dan politik

yang mengitarinya. Karena tidak dipungkiri, faktor-faktor yang

mengitari tersebut sangat mempengaruhi hasil dari sebuah

penafsiran teks. Perlu adanya usaha untuk mempetimbangkan

situasi sosio-historis dimana teks tersebut turun kemudian ditarik

ke dalam konteks kekinian. Karena prinsip Al-Qur’an adalah

shalih likulli zaman wa makan, walaupun ia diturunkan di daerah

Arab, namun sifatnya tetap berlaku universal (mendunia),

melebihi ruang dan waktunya.

2. Dari 50 Buletin Dakwah Kaffah yang penulis teliti, terdapat

sebanyak 20 ayat dalam 4 tema pada edisi satu tahun terakhir

(Januari-Desember 2018). Penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an versi

HTI dalam Buletin Dakwah Kaffah tersebut secara keseluruhan

termasuk ke dalam ad-dakhîl bi ar-Ra‟y. Disebabkan karena

faktor ideologi politik yang mereka usung, yaitu keharusan

menegakkan Negara Khilafah Islamiyah terutama di Indonesia.

Dari beberapa ayat Al-Qur’an yang ditafsirkan, basis dan sumber

Page 40: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

220

autentik tafsir HTI menggunakan Al-Qur’an, Hadis Nabi, dan

juga pendapat para Mufasir. Akan tetapi ayat dan hadis Nabi

tersebut ditafsirkan oleh HTI dengan pemaknaan yang jauh dari

makna ayat dan hadis yang sebenarnya. HTI juga menukil

pendapat dari para Mufasir seperti Imam al-Qurthubi, dan

Wahbah Zuhaili, akan tetapi penukilannya pun tidak secara utuh,

HTI hanya mengambil (memotong) bagian yang menurut HTI

sesuai dengan pemikiran atau ideologi politik HTI saja. Tentunya,

dalam kaidah penafsiran, hal ini sudah menyalahi aturan.

Sehingga penafsiran HTI ini termasuk ke dalam ad-dakhîl bi ar-

Ra‟y.

B. SARAN

Alhamdulillâhirabbil „âlamîn, berkat pertolongan dan karunia

Allah SWT didasari niat dan kesungguhan akhirnya penulis dapat

menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul “AD-DAKHÎL

DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi Kritis

Terhadap Penafsiran Ayat-Ayat Al-Qur‟an Dalam Buletin Dakwah

Kaffah)” dengan harapan semoga dapat memberi manfaat bagi

penulis dan pembaca pada umumnya.

Namun penulis menyadari, bahwa tesis ini masih banyak

kelemahan dan kekurangan, dikarenakan keterbatasan kemampuan

penulis. Oleh karena itu saran yang bersifat konstruktif dari semua

pihak, sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan

tulisan ini. Penulis berharap semoga tesis ini memberikan semangat

dan motivasi kepada para pembaca yang sedang menggali ilmu-ilmu

Islam.

Page 41: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

213

DAFTAR PUSTAKA

Abadi Fairuz, Majd al-Din Muhammad ibn Ya’qub ibn Muhammad ibn

Ibrahim ibn Umar al-Syayrazy, Al-Qamus al-Muhit wa al-Qabus

al-Wasit al-Jami‟ li Ma Zahaba min Kalam al-„Arab Syamamit,

Bayrut: Mu’assasah al-Risalalah, 1407 H

Abdul Hamid, Jamal Mustafa, Usul ad-Dakhil fi Tafsir aI at-Tanzil, Mesir,

2001

Abdullah, Mafahim Hizbut Tahrir, Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia, 2001

Ali Jabir, Husain bin Muhammad bin, Menuju Jama‟atul Muslimin: Telaah

Sistem Jama‟ah dalam Gerakan Islam. Penerjemah; Aunur Rafiq

Saleh Tahmid, Jakarta: Robbani Press, 2009

Abu Syuhbah, Muhammad bin Muhammad bin, Al-Israiliyyat wa al-

Maudhu‟at fi Kutub al-Tafsir

An-Nabhani, Taqiyuddin, Pembentukan Partai Politik Islam. Penerjemah

Zakaria Labib Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia 2007

_________,Nizam al-Islam, Al-Quds: Hizb Al-Tahrir, 1953

_________,al-Takattul al-Hizbi, Tt: Hizb al-Tahrir, 2001

________,An-Nabhani, The Islamic State, London: Al-Khilafah Publication,

1998

Al-Naysabuni, Muslim bin al-Hajjaj Abu al-Hasan al-Qushayri, al-Musnad

al-Shahih al-Mukhtasar bi Naql al-„Adl „an al-„Adl ila

Rasulullah, Juz 3, al-Muhaqqiq Muhammad Fuad „Abd al-Baqi,

Beirut: Dar Ihya’ al-Turath al-‘Arabi, tt

Al-Wahwah, Ismail, “Dunia membutuhkan Khilafah”, Buletin al-Wa‟ie, VII,

edisi 1-31 September, 2007

Page 42: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

214

Al-Ashfahani, Al-Raghib, Mufradat al-Alfazh Al-Qur‟an, Damaskus: Dar al-

Qalam, 1992

Al-Jawi, M. Shiddiq, Akidah Islam: Dasar Negara dan Sumber Hukum”,

dalam Al-Wa’ie, No. 112 Tahun X, Desember, 2009

Arkoun, Mohammed, Tarikhiyyat al-Fikr al-Arabi al-Islami, Beirut: Markaz

Al-Anma’, 1977

Abū Zayd, Nasr Hamid, Mafhum al-Nass; Dirasat fi Ulum Al-Qur‟an, Kairo:

al-Hay’ah al-Misriyah, 1993

Arabi Ibnu, Ahkam Al-Qur‟an al-Adzim, (Beirut: Dar al-Fikr, tt), juz 1

Al-Mishry, Halimah Utsman Umar, al-Dakhil fi Tafsir al-Imam Abi Sa‟ud,

(Kairo: Universitas Al-Azhar, 1987), hal. 75

Al-Zahaby, Muhammad Husain, Al-Tafsir wa al-Mufassirun, h. 276

Al-Halbi Al-Samin, al-Durr al-Mashun, Vol 1, Beirut, Dar al-Kutb al-

Ilmiyyah, 1994

Al-Alusi, Ruuh al-Ma‟aani, vol 2, Beirut, Dar al-Kutb al-Ilmiyyah, 1994

Al-Zuhaili Wahbah, al-Tafsir al-Munir, vol. 1, Beirut: Dar al-Fikr, 1991

Al-Naisaburi, al-Wahidi, al-Wasit fi Tafsir al-Qur‟an al-Majid,

vol. 1, Beirut, Dar al-Kutb al-Ilmiyyah, 1994

Al-Samarqandi, Bahr al-Uluum, vol. 1, Beirut, Dar al-Kutb al-Ilmiyyah,

1992

Al-Baidhawi, Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta‟wil, vol. 1, Beirut, Dar al-

Kutb al-Ilmiyyah, 1988

Al-Qurthubi, al-Jami‟ Li Ahkam Al-Qur‟an, Beirut: Dar al-Kutb al-Ilmiyyah,

1993

Page 43: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

215

Al-Andalusi Abu Hayyan, Tafsir al-Bahr al-Muhith, vol. 1, Beirut: Dar al-

Kutb al-Ilmiyyah, 1993

Al-Kalbi, Ibnu Juzy, Tafsir lil „Uluum at-Tanzil, vol. 1, Beirut: Dar al-Kutb

al-Ilmiyyah, 1995

Al-Baghawi, al-Ma‟alim at-Tanziil, vol. 1, Beirut: Dar al-Kutb al-Ilmiyyah,

1993

At-Thabari, Jami‟ al-Bayan fi Ta‟wil al-Qur‟an, vol. 1, Beirut: Dar al-Kutb

al-Ilmi, 1992

Al-Syaukani, Fathul Qadir, vol. 1, Beirut: Dar al-Kutb al-Ilmiyyah, 1997

Al-Nasafi, Madarik al-Tanzil wa Haqaiq al-Ta‟wil, vol. 1, Beirut: Dar al-

Kutb al-Ilmiyyah, 2001

Al-Qasimi, Mahasin al-Ta‟wil, vol. 1, Beirut: Dar al-Kutb al-Ilmiyyah, 1997

Al-Qinuji, Fath al-Bayan, vol. 2, Beirut: Dar al-Kutb al-Ilmiyyah, 1989

Al-Ajili, al-Futuhaat al-Islamiyyah, vol. 1, Beirut: Dar al-Fikr, 2003

Al-Syanqithi, Adhwa‟ al-Bayaan, vol. 1, Beirut: Dar al-Fikr, 1995

Al-Atsqolani Ibnu Hajar, Fathul Bari (Syarah Shahih al Bukhari), Jakarta:

Pustaka Imam Syafi’I

Al-Mawardi, Abu Al-Hasan bin Muhammad bin Habib, an-Nukat wa al-

Uyun (Tafsir al-Mawardi), Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah,

1992

Al-Maraghi, Ahmad Musthafa, Tafsir al-Maragh (terjemah)i, juz 5,

Semarang: Toha Putra

Ar-Razi, Muhammad bin Umar bin Husain, Tafsir al-Kabir juz 10, Beirut:

Dar al-Fikr, 1981

Al-Alusi Mahmud Afandi, Ruh al Ma‟ani Fi Tafsir al Quran al Azim wa al

Sab‟ al Masani, Juz 5, Beirut: Dar al Kutub al ‘Ilmiyah, 1994

Ad Dumaiji , Abdullah Umar Sulaiman, Al Imamah Al „Uzhma „Inda Ahlis

Sunnah wal Jama‟ah, Kairo 1987

Page 44: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

216

As-Suyuthi, al-Dur al-Mantsur, vol. 2, Beirut: Dar al-Kutb al-Ilmiyyah,

1990

Al-Khazin, Lubab al-Ta‟wil wa fi Ma‟ani al-Tanziil, vol. 2, Beirut: Dar al-

Kutub al-Ilmiyyah, 1995

Al-Qattan, Manna’ al- Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Al- Qur‟an, Bogor: Pustaka

Litera Antarnusa, 2001

Al-Samarqandi, Bahr al-Ulum, vol. 1, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah,

1993

Al-Jazairi, Assar al-Tafsir, vol. 1, Madina: Nahr al-Khair, 1993

Al-Sa’di, Abdurrahman, Taysir al-karim al-Rahman, vol. 1, tt, jamiyyah

Ihya’ al-Turats al-Islami, 2000

Ar-Razi, Fakhruddin, Tafsir al-Kabir vol. 24, Beirut: Dar al-Kutub al-

Ilmiyyah, 1990

Al-Mahali Jalaluddin dan As-Suyuthi Jalaluddin, Tafsir al-Jalalain, Daar al-

Ihya’ al-Kutub Al-Arabiyyah Indonesia,tt

Al-Jashshâsh, Ahkâm Al-Qur‟an, Beirut: Dâr al-Kutub al-Islâmiyah, t.th

Al-Jawi Shiddiq, “Kritik Terhadap Buku Hizbut Tahrir Gagal Paham

KhilafahKarya Makmun Rasyid”

An-Nafasi, Madarik al-Tanzil wa Haqaiq al-Ta‟wil, vol. 1, Beirut: Dar al-

Kutub al-Ilmiyyah, 2001

An-Naisaburi Nizhamuddin, Tafsir Gharaib al-Qur‟an, vol. 2, Beirut: Dar

al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1996

An-Naisaburi al-Wahidi, al-Wasith fi Tafsir al-Qur‟an al-Majid, vol. 2,

Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1996

Amhar, Fahmi, “Hanya KhilafahIslam yang Mampu Melawan AS”, Al-

Wa’ie, No. 53, Tahun V, Januari 2005

Al-Wa’ie, “Krisis Palestina dan Relevansi Khilafah”, Al-Wa’ie, No. 72

Tahun VI, Agustus

Page 45: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

217

Al-Qurthubi, “Al Jami‟ Lil Ahkam Al Qur‟an”, Beirut: Dâr al-Kutub al-

Ilmiyyah, 1993

Al-Amin, Ainur Rofiq, “Khilafah HTI Dalam Timbangan”, Jakarta: Pustaka

Harakatuna, 2017

Abdullah, Kurniawan, Gerakan Politik Islam Ekstraparlementer: Studi

Kasus Hizbut Tahrir Indonesia, Tesis: Universitas Indonesia,

2017

Al-Zamakhsyari, al-Kasysyaf „an Haqa‟iq al-Tanzil wa „Uyun al-Aqawil fi

Wujuh al-Ta‟wil

Asyur Ibnu, Tafsir At Tahrir wat Tanwir vol. 5, Tunis: Dar Sahnun, 1994

Al-‘Ali, Ibrahim, Sahih al-Sirah al-Nabawiyah, Amman: Dar al-Nafais, 1995

Anam, A. Khoirul, Awas! Buku Radikal Pelintir Ayat Al-Qur‟an,

Semarang: NU Online, 2012

As-Shabuni Muhammad Ali, Shafwa Al-Tafasir Tafsir Al-Qur‟an AlKarim,

(Beirut: Daar Al-Fikr, 1421

Al-Shirazy Makarim, Al-Amtsal Fi Tafsir al-Kitab al-Munazzal, (Qum:

Manshurat Madrasah Imam Ali, 1421), cet I, jilid 10, hal. 355

Amin, Kamaruddin, Quo Vadis Islamic Studies di Indonesia?, Diktis Depag

RI bekerjasama dengan PPs UIN Alauddin Makassar, 2006

Al-Shaffar , Hasan, al-Ta‟addudiyat wa al-Hurriyat fi al-Islam, Beirut: Dar

al-Bayan al-Arabi, 1990

Buletin Dakwah Kaffah, LGBT Ancaman Nyata!, Edisi 025, 26 Januari 2018

_________,Konsekuensi Tauhid: Taat Syariah”, Jakarta Selatan: Lembaga

Kajian Islam Kaffah, 2018

_________edisi 022, tangga 17 Rabiul Akhir 1439 H/5 Januari 2018 M,

“Khilafah Ajaran Islam

Page 46: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

218

_________edisi 024, tangga 2 Jumadul Awal 1439 H/19 Januari 2018 M,

“Kepala Daerah Dalam Timbangan Syariah”,

_________edisi 025, tangga 9 Jumada al-Ula 1439 H/26 Januari 2018 M,

dengan judul “LGBT Ancaman Nyata!”

_________edisi 032, 28 Jumadul Akhir 1439 H/16 Maret 2018 M, dengan

judul “Menegakkan Khilafah Wujud Ketaatan Kepada Allah

SWT.”

_________edisi 036, tangga 26 Rajab 1439 H/13 April 2018 M, dengan

judul “Isra Mikraj, Kewajiban Shalat dan Penerapan Syariah

Secara Kaffah”

_________edisi 044, tangga 23 Rabiul Akhir 1439 H/8 Juli 2018 M, dengan

judul “Mewujudkan Tkwa Individu, Masyarakat, dan Negara”,

_________edisi 048, tangga 07 Dzulqa’dah 1439/ 20 Juli 2018 M, dengan

judul “Islam Mengatur Pengelolaan Sumber Daya Alam”

_________edisi 049, tangga 14 Dzulqa’dah 1439 H/27 Juli 2018 M, dengan

judul “Cara Islam Mengentaskan Kemiskinan”

_________edisi 050, tangga 21 Dzulqa’dah 1439 H/3 Agustus 2018 M,

dengan judul “Merindukan Kepemimpinan Syar‟i”

_________edisi 054, tangga 20 Dzulhijjah 1439 H/31 Agustus 2018 M,

dengan judul “Memetik Hikmah Dibalik Musibah”

_________edisi 051, tangga 28 Dzulqa’dah 1439 H/10 Agustus 2018 M,

dengan judul “Kepemimpinan Islam Mewujudkan Kemerdekaan

Hakiki”

Page 47: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

219

_________edisi 057, tangga 11 Muharram 1440 H/21 September 2018 M,

dengan judul “Konsekuensi Tauhid: Taat Syariah”

_________edisi 066, tangga 15 Rabiul Awwal 1439 H/23 November 2018

M, dengan judul “Syariah Membawa Berkah, Bukan Masalah”

_________edisi 071, tangga 20 Rabiul Akhir 1440 H/28 Desember 2018 M,

dengan judul “Saatnya Berubah, Agar Musibah Berbuah

Berkah”

_________edisi 056 tangga 4 Muharram 1440 H/14 September 2018 M,

dengan judul “Hijrah Dari Sistem Jahiliyah”

Burhan, Bungin, Penelian Kualitatif, Jakarta: Prenada Media Group, 2008

Chusna, Abi, “Konsep Jihad Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Majelis

Mujahidin Indonesia (MMI): Studi Perbandingan “ Skripsi: S1

Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negri Sunan

Ampel Surabaya, 2014

Djatin, Jusni, Penelusuran Literatur, Jakarta: Universitas Terbuka, 1996

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Al-Madinah al-

Munawwarah

Echols, John M. dan Syadily, Hassan, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta:

PT. Gramedia, 1997

Eickelman, Dale F. dan Picastori, James, Muslim Politics, Princeto:

Princeron University Press, 1985

Fayed, Abd al-Wahhab, Ad-Dakhil fi Tafsir Al-Qur‟an al-Karim, Juz 1,

Kairo:Universitas Al-Azhar, 1398 H/1978 M

Page 48: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

220

Fitriyanti, Nur, Dakwah Hizbut Tahrir Indonesia Berbasis Multimedia,

Skripsi: UIN Alauddin Makassar, Fakultas Dakwah dan

Komunikasi, 2016

Fawaid Sjadzili, A dan Moh. Guntur Romli., Dari Jihad Menuju Ijtihad, Cet.

1, Jakarta: LSIP, 2004

Ghazali Abd. Moqsith, Argumen Pluralisme Agama; Membangun Toleransi

Berbasis Al-Qur‟an, Jakarta: KataKita, 2009

Haidar Nashir, Islam Syariat, Jakarta: Maarif Institute, 2013

Herowandi, Muhammad, “Kontroversi Hizbut Tahrir Indonesia Terhadap

Pancasila (Studi Kasus di DPP Hizbut Tahrir Indonesia).” (Tesis

Universitas Lampung, 2017

Hilmy, Masdar, Islam Sebagai Realitas Terkonstruksi, Yogyakarta: Kanisius,

2009

Ibn Muhammad ibn ‘Ali al-Fayyumi, Ahmad, Al-Misbah al-Munir fi Gharib

al-Syarh al-Kabir, Kairo: al-Maktabah al’Ilmiyah, 2000

Ibnu Jauziy, Zadu Al-Masir fi Ilmi Tafsir, Lebanon: Dar Al- Kotob Al-

Ilmiyah, 2002

Ibn Manzur, Abu al-Fadl Muhammad ibn Makram, Lisan Al-Arabi, ditahqiq

oleh ‘Abdullah ‘Ali Al-Kabir, dkk, (Kairo; Dar al-Ma’arif

Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur‟an al-Adzim, vol. 1 Riyadh: Dar ‘Alam al-Kutub,

1997)

ibnu Athiyah, al-Muharrar al-Wajiz, vol. 1, Beirut: Dar al-Kutb al-Ilmiyyah,

1993

Indonesia, Hizbut Tahrir, Struktur Negara Khilafah (Pemerintahan dan

Administrasi), Jakarta: HTI Press, 2006

Page 49: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

221

Jigiyanto, Metodologi Penelitian Sistem Informasi, Yogyakarta: Andi, 2008

Jubir HTI, Kantor, KKI 2007 di Mata Pers Asing, dalam Al-Wa‟ie, No. 86

Tahun VIII, Oktober 2007

Khalifah, Ibrahim, al-Dakhil fi al-Tafsir Juz 1, Kairo: Dar al-bayan

Kurnia, MR, Indonesia Layak Jadi Pusat KhilafahIslamiyah, dalam Al-Wa‟ie

No. 47 Tahun IV, Juli 2004

Lubis, Nabilah, Naskah, Teks, dan Metode Penelitian Filologi, Jakarta:

Yayasan Media Alo Indonesia, 2001

Lufaefi, Rekonstruksi Jargon Formalisasi Syariat, dalam jurnal Al-A’raf,

Vol. XIV, No. 1

M. Hanafi, Muchlis, Asbabun Nuzul, Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-

Qur‟an, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2015

Manzhur , Ibnu, Lisan al-Arab, Beirut: Dar Sadir, 1956

Mustafa, Ibrahim, al-Mu‟jam al-Wasit, Turki: Dar al-Da’wah, 1990

Musthafa Ja’far, Abdul Ghafur Mahmud, al-Ashil wa al-Dakhil fi Tafsir Al-

Qur‟an wa Ta‟wilih; riwayatan wa dirayatan, Kairo: Universitas

Al-Azhar, 1995

Musthafa Ja’far, Sa’ad Yusuf Mahmud, al-Israiliyat wa al-Maudhu‟at fi

Kutub al-Tafasir Qadiman wa Haditsan, Kairo: Maktabah al-

Taufiqiyah,tth

Mulyaji, Taqiyuddin an-Nabhani 1953-1977 (Suatu Tinjauan Historis

tentang Perjuangannya di Hizbut Tahrir Palestina)

Moleong, Lexy Johannes, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2001

Page 50: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

222

Nurhayati, Dinamika Politik Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) : (Studi Gerak

Dakwah Politik HTI Pasca Era Reformasi), Tesis: UIN Sunan

Gunung Djati Bandung, 2016

Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT. Bahari Alam Ceria,

Raja Grafindo Persada, 2011

Nakata, Hassan Ko, Sumbangsi Hizbut Tahrir dalam Politik Islam, Berikut

Peranan Pentingnya di Dunia Islam saat ini, Al-Wa’ie, no. 68

tahun VI, April, 2006

Partanto Pius A. dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya:

Ar Kolaly, 1994

Qodir, Zuly, HTI dan PKS Menuai Kritik: Perilaku Gerakan Islam Politik

Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 59-62

Qhutb Sayyid, Tafsir fi Zhilalil Qu‟an, Jakarta: Gema Insani,2001), jilid 2

Rakhmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, Yokyakarta: Remaja

Rosdakarya, 2009

Rahman Rabi’Amal Muhammad Abdul, Al-Isra‟iliyyat fi Tafsir al-Thabary;

Dirasat fi al-Lughah wa al-Mushadir al-„Ibariyyat,

Rahman, Fazlur, Islam and Modernity: Transformation ofan Intellectual

Tradition, Chicago: University of ChicagoPress, 1982

Rodhi, Tsaqofah dan Metode Hizbut Tahrir dalam Mendirikan Negara

Khilafah Islamiyah

Rahmat, Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur

Tengah ke Indonesia

Page 51: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

223

Rashid Ridha, Muhammad , Tafsir al-Manâr, Beirut: Dâr al-Fikr, 2007

Said Hawa, Al-Asâs fî Tafsîr, Kairo: Dâr as-Salam, 2003

Siroj, Said Aqil , Fikih Demokratis Kaum Santri, Jakarta: Ciganjur Press,

2001

Sayuti, Hizbut Tahrir Perjuangan Menegakkan Khilafah: Respon

Masyarakat Terhadap HTI di Jambi, Jurnal: Kontekstualita, Vol.

24, NO.2 Desember 2008

Syihab, M. Qurais, Tafsir Al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2003

Shaleh, Qomaruddin, dkk, Asbabun Nuzul, Bandung: CV. Diponegoro, 1995

Sabarguna, Boy. S, Analisis Data Pada Penelitian Kualitatif, Jakarta: UI

Press, 2008

Samarah, Ihsan, Biografi Singkat Taqiyuddin an-Nabhani, Bogor: Al-Izzah

Press, 2002

Sihbudi, M. Riza dan Hadi, Achmad, Palestina: Solidaritas Islam dan Tata

Politik Dunia Baru, Jakarta: Pustaka Hidayah, 1992

Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, Jogjakarta: Andi, 2014

Suriasumantri, Jujun S, Penelitian Ilmiah, Kefilsafatan, dan Keagamaan;

Mencari Paradigma Kebersamaan, Dalam Tradisi Baru

Penelitian Agama Islam; Tinjauan Antar Disiplin Ilmu, Bandung:

Yayasan Nuansa Cendekia, 2001

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif R&D, Bandung: Alfabeta,

2009

Page 52: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

224

Syalyuh, Samir Abdul Aziz, Al-Dakhil wa al-Israiliyyat fi tafsir Al-Qur‟an,

Kairo: Universitas Al-Azhar,

Santoso Hadi, Mustajab M. Ali, Azbabun Nuzul Surah Al-Baqarah ayat 30,

Wonosobo: Universitas Sains Al-Qur’an, 2012

Samarah, Ihsan, Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani Meneropong Perjalanan

Spiritual dan Dakwahnya, Bogor:Al-Azar Press, 2003

_________Biografi Singkat Taqiyuddin al-Nabhani, Bogor: Al-Izzah Press,

2002

S. Labib, Rakhmat, Tafsir Ayat Pilihan Al-Wa‟ie, Bogor: Al-Azhar

Freshzone Publishing, 2013

Syahab Hizbut Tahrir Inggris, Bagaimana Membangun Kembali Negara

Khilafah, terj. M. Rahmad Adi, Bogor: Pustaka Thoriqul Izzah,

2004

Syuhud, A. Fatih, Ahlussunnah Wal Jamaah, Pustaka Alkhoirot: 2018

Syahrur, Muhammad, Teks Ketuhanan dan Pluralisme dalam Masyarakat

Muslim, terj. Muhammad Zaki Husein, dalam Sahiron

Syamsudin, Heurmeneutika Al-Qur‟an Mazhab Yogya, Yogyakarta:

Islamika, 2003

Sumbulah, “Islam Radikal dan Pluralisme Agama: Studi Konstruksi Sosial

Aktivis Hizbut Tahrir dan Majlis Mujahidin di Malang tentang

Agama Kristen dan Yahudi”, Disertasi Surabaya: IAIN Sunan

Ampel, 2006

Tahrir, Hizbut Tahrirut, Mengenal Hizbut Tarirut Tahrir Partai Politik Islam

Ideologis, Depok: Pustaka Thariqul Izzah, 2000

_________Hizb al-Tahrir, Beirut: Dar al-Ummah, 2010

_________Manhaj Hizbut Tahrir fi Al-Taghyir, Beirut: Huzbut Tahrir, 2009

Page 53: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

225

_________Struktur Negara Khilafah (Dalam Pemerintahan dan

Administrasi) buku asli;Ajhizah ad-Dawlah ad-Dawlah al-

Khilafah, Jakarta: HTI Press, 2006

_________Strategi Dakwah Hizbut Tahrir, terj. Abu Fuad dan Abu Raihan,

Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2000

_________Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir, terj. Muhammad

Maghfur, Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2000

________“Komunikasi Organisasi (Studi Analisis Strategi Komunikasi

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Banyumas Sebagai Upaya

Mewujudkan KhilafahIslamiyah).” Tesis: Universitas Islam Negri

Semarang, 2015

Ulinnuha , Muhammad, Metode Kritik Ad-Dakhil Fit-Tafsir, Jakarta: QAF,

2019

_________Rekonstruksi Metodologo Kritik Tafsir, Jakarta: Azzamedia, 2015

Umar, Husayn Muhammad Ibrahim Muhammad, al-Dakhil fi Tafsir Al-

Qur‟an Al-Karim, Kairo: Universitas Al-Azhar, t.th

Utsman, Abdul Malik, Ismah Rahmah dan Wasathiyah, jurnal Humanika

Wawancara penulis terhadap salah satu anggota HTI (bpk. Muhar) kamis,

04 April 2019 pukul : 13.00 WIB

Wibowo Anas, Mengenal Hizhut Tahrir; Sebuah Partai Politik Islam

Ideologis, 2015

Yusanto, Muhammad Ismail, Kebangkitan Islam Menantang Modernisasi

dan Globalisasi, dalam Al-Wa‟ie, No. 67 Tahun VI, Maret, 2006

Yusanto, Muhammad Ismail, Berdirinya Khilafah Islamiyah tidak Utopis,

Majalah Madina, no. 11, November, 2008

Page 54: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

226

Zada, Khamami, Islam Radikal: Pergolakan Ormas-Ormas Islam Garis

Keras di Indoesia, Jakarta: Teraju, 2002

Zed, Mestika, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2008

Zuhdi, Nurdin, Kritik Terhadap Hizbut Tahrir Indonesia, Ma’had Aly

Wahid Hasyim, Yogyakarta

Zallum Abdul Qadim, Al-Dimuqratiyah Nizam al-Kufr; Yahrum Akhdhuha

aw Tatbiquha qw al-Da‟wah ilayha, tt: Hizbut Tahrir, t.th

Zamakhsyari, Tafsir Al-Kasysyaf, vol. 1, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah,

1995

Zada Hamami, “Agama dan Etnis: Tantangan Pluralisme di Indonesia”

dalam Sururin dan Maria Ulfa (ed), Nilai-Nilai Pluralisme dalam

Islam Jakarta: Nuansa-Fatayat NU-Ford Foundation, 2006

Zainuddin, HM, Perdebatan di Seputar Pluralisme Agama, (Malang: UIN

Maulana Malik Ibrahim, November 2013

Zuhdi Nurdin, Pluralisme, Dulu Biasa Sekarang Luar Biasa, Yogyakarta;

Ma’had Aly Wahid Hasyim

Zuhaili, Al-Fiqh al-Islâmi wa Adillatuhu, Damaskus: Dar al-Fikr, 1984

https://www.academia.edu/8732125/Paham_Keagamaan_Gerakan_Hizbut_T

ahrir

http://hizbut-tahrir.or.id/2012/08/25/sebuah-tantangan-radikal-gaya-baru/

Page 55: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

218

Tabel Klasifikasi Ad-Dakhil dalam Penafsiran HTI:

No Tema Ayat Penafsiran HTI Klasifikasi

Ad-Dakhil

Alasan

1 Khilafah

Wajib

Ditegakkan

QS. Al-

Baqarah {2}

30, QS. an-

Nisa’ {4}

59, dan QS.

Al-Ma’idah

{5}: 48-49

Dalam menafsirkan ayat-ayat

tersebut, HTI menukil hadis

dan beberapa pendapat ulama,

namun pendapat dan hadis

tersebut tidak dikutip ecara

keseluruhan.

Ad-dakhîl

bi ar-Ra’y

Dalam penafsiran ini, HTI melakukan

munasabât antar ayat dengan hadis, akan

tetapi konteks dari hadis tersebut tidak

sejalan dengan penafsiran HTI. HTI juga

mengutip hadis tersebut tidak secara

utuh, mereka menafsirkan ayat-ayat

tersebut secara tekstual saja berlandaskan

ideologi politik pemikiran HTI.

2 Demokrasi

Adalah

Sistem

Kufur

(Thâghût)

QS. An-

Nisa {4}

ayat 60,

QS. Al-

Baqarah

{2} 256

dan 257;

An-Nisa

{4}: 51, 60,

dan 76; Al-

Maidah

{5:} 60;

An-Nahl

{6}: 36;

Az-Zumar

{39}: 17

Menurut HTI semua ayat yang

terdapat kata thâghût adalah

ayat yang menjelaskan tentang

sistem kufur (demokrasi).

Dengan kata lain, HT/HTI

menyimpulkan bahwa sistem

politik selain sistem Khilafah

adalah sistem thâghût dan para

pelaku dari sistem-sistem

tersebut adalah para thâghût.

Maka menurut HTI, hanya

dengan mengubah sistem

demokrasi menjadi sistem

Khilafah saja, kerusakan yang

ada di Negara ini akan

berakhir.

Ad-dakhîl

bi ar-Ra’y

Penafsiran HTI bertentangan dengan

konteks pembicaraan ayat (siyâd al-

Kalâm), dan menafsirkan ayat ini sesuai

dengan selera dan ideologi politik

mereka. HTI mengartikan kata thâghût

adalah suatu sistem negara kontemporer

yang tidak memakai sistem Khilafah,

seperti demokrasi dan kerajaan. Kata

thâghût dibuat untuk menjuluki orang-

orang muslim yang ada di dalamnya

termasuk orang-rang kafir

3 “Jihad

Fisik” Versi

HTI Suatu

QS. Al-

Baqarah

{2}: 218,

Menurut HTI, maksud ayat ini

yaitu menegaskan tentang

konsep jihad atau perang yang

Ad-dakhil

bi ar-Ra’y

Dalam menafsirkan ayat tersebut, HTI

hanya memahaminya secara tekstual saja

tanpa memperhatikan kontekstual ayat

Page 56: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

219

Keniscayaa

n

QS. Al-

Hajj {22}:

39-40, QS.

At-Taubah

{9}: 5, QS.

At-Taubah

{9}: 36

digariskan oleh Islam. HTI

berpendapat, dalam ayat ini,

jihad yang diwajibkan

terhadap kaum muslim tidak

hanya bersifat difa’i (membela

diri), namun juga bersifat

ibtida’i (memulai perang

terlebih dahulu). Perintah

kepada kaum muslim untuk

memerangi kaum kuffar

disekitar mereka dalam ayat

ini jelas memberikan

kesimpulan demikian. Karena

menurut HTI, perintah tersebut

bersifat mutlak dan tidak ada

dalil yang memberikan taqyid

(pembatasan) semisal jika

mereka diserang terlebih

dahulu, maka perintah tersebut

tetap dalam kemutlakannya.

Ayat-ayat lain yang

mewajibkan jihad menurut

HTI juga sama, semuanya

bersifat mutlak tanpa ada

taqyid. Jihad ini menurut HTI

harus dilakukan dibawah

komando Daulah Khilafah

Islamiyah yang dipimpin oleh

seorang Khalifah.

tersebut. Menurut HTI, Al-Qur’an pada

era sekarang ini haruslah dipahami

sesuai dengan zaman dimana Al-Qur’an

tersebut diturunkan. Hal ini tentu sangat

bertentangan dengan konsep bahwa Al-

Qur’an shahih li kulli zaman wa makan,

bahwa untuk memahami isi kandungan

dari ayat-ayat tersebut, tentu kita harus

mengaitkannya pula dengan kondisi

lingkungan dan tempat kita sekarang

Page 57: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

220

4 Pluralisme,

Sebuah

Penolakan

HTI atas

Ide

Kebebasan

Beragama

QS. Al-

Baqarah

{2} ayat

256

Makna la ikraha fi al-diin,

yaitu tidak adanya paksaan

dalam agama, itu hanya dalam

konteks Islam. Bahwa orang

kafir, selain musyrik Arab,

tidak boleh dipaksa untuk

masuk Islam. Itu berarti

bahwa, seluruh orang musyrik

Arab haruslah dipaksa masuk

Islam. Dan orang yang sudah

masuk Islam, tidak

diperbolehkan lagi keluar atau

murtad darinya. Karena jika

keluar atau murtad dari agama

Islam, maka orang yang

bersangkutan harus dijatuhi

hukuman mati.”

Ad-dakhil

bi ar-Ra’y

Dalam menafsirkan ayat-ayat tersebut,

terdapat unsur paksaan dalam beragama

dan klaim kebenaran dalam penafsiran

HTI yang kontradiksi dengan norma-

norma ajaran Al-Qur’an yang justru

mendorong tersemainya pluralisme

agama, dan ayat Al-Qur’an yang

menyatakan bahwa tidak ada paksaan

bagi orang lain dalam memeluk agama

Islam.

Page 58: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

Tabel Klasifikasi Ad-Dakhil dalam Penafsiran HTI:

No Tema Ayat Penafsiran HTI Klasifikasi

Ad-Dakhil

Alasan

1 Khilafah

Wajib

Ditegakkan

QS. Al-

Baqarah {2}

30, QS. an-

Nisa’ {4}

59, dan QS.

Al-Ma’idah

{5}: 48-49

Dalam menafsirkan ayat-ayat

tersebut, HTI menukil hadis

dan beberapa pendapat ulama,

namun pendapat dan hadis

tersebut tidak dikutip ecara

keseluruhan.

Ad-dakhîl

bi ar-Ra’y

Dalam penafsiran ini, HTI melakukan

munasabât antar ayat dengan hadis, akan

tetapi konteks dari hadis tersebut tidak

sejalan dengan penafsiran HTI. HTI juga

mengutip hadis tersebut tidak secara

utuh, mereka menafsirkan ayat-ayat

tersebut secara tekstual saja berlandaskan

ideologi politik pemikiran HTI.

2 Demokrasi

Adalah

Sistem

Kufur

(Thâghût)

QS. An-

Nisa {4}

ayat 60,

QS. Al-

Baqarah

{2} 256

dan 257;

An-Nisa

{4}: 51, 60,

dan 76; Al-

Maidah

{5:} 60;

An-Nahl

{6}: 36;

Az-Zumar

{39}: 17

Menurut HTI semua ayat yang

terdapat kata thâghût adalah

ayat yang menjelaskan tentang

sistem kufur (demokrasi).

Dengan kata lain, HT/HTI

menyimpulkan bahwa sistem

politik selain sistem Khilafah

adalah sistem thâghût dan para

pelaku dari sistem-sistem

tersebut adalah para thâghût.

Maka menurut HTI, hanya

dengan mengubah sistem

demokrasi menjadi sistem

Khilafah saja, kerusakan yang

ada di Negara ini akan

berakhir.

Ad-dakhîl

bi ar-Ra’y

Penafsiran HTI bertentangan dengan

konteks pembicaraan ayat (siyâd al-

Kalâm), dan menafsirkan ayat ini sesuai

dengan selera dan ideologi politik

mereka. HTI mengartikan kata thâghût

adalah suatu sistem negara kontemporer

yang tidak memakai sistem Khilafah,

seperti demokrasi dan kerajaan. Kata

thâghût dibuat untuk menjuluki orang-

orang muslim yang ada di dalamnya

termasuk orang-rang kafir

3 “Jihad

Fisik” Versi

HTI Suatu

QS. Al-

Baqarah

{2}: 218,

Menurut HTI, maksud ayat ini

yaitu menegaskan tentang

konsep jihad atau perang yang

Ad-dakhil

bi ar-Ra’y

Dalam menafsirkan ayat tersebut, HTI

hanya memahaminya secara tekstual saja

tanpa memperhatikan kontekstual ayat

Page 59: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

Keniscayaa

n

QS. Al-

Hajj {22}:

39-40, QS.

At-Taubah

{9}: 5, QS.

At-Taubah

{9}: 36

digariskan oleh Islam. HTI

berpendapat, dalam ayat ini,

jihad yang diwajibkan

terhadap kaum muslim tidak

hanya bersifat difa’i (membela

diri), namun juga bersifat

ibtida’i (memulai perang

terlebih dahulu). Perintah

kepada kaum muslim untuk

memerangi kaum kuffar

disekitar mereka dalam ayat

ini jelas memberikan

kesimpulan demikian. Karena

menurut HTI, perintah tersebut

bersifat mutlak dan tidak ada

dalil yang memberikan taqyid

(pembatasan) semisal jika

mereka diserang terlebih

dahulu, maka perintah tersebut

tetap dalam kemutlakannya.

Ayat-ayat lain yang

mewajibkan jihad menurut

HTI juga sama, semuanya

bersifat mutlak tanpa ada

taqyid. Jihad ini menurut HTI

harus dilakukan dibawah

komando Daulah Khilafah

Islamiyah yang dipimpin oleh

seorang Khalifah.

tersebut. Menurut HTI, Al-Qur’an pada

era sekarang ini haruslah dipahami

sesuai dengan zaman dimana Al-Qur’an

tersebut diturunkan. Hal ini tentu sangat

bertentangan dengan konsep bahwa Al-

Qur’an shahih li kulli zaman wa makan,

bahwa untuk memahami isi kandungan

dari ayat-ayat tersebut, tentu kita harus

mengaitkannya pula dengan kondisi

lingkungan dan tempat kita sekarang

Page 60: AD-DAKHÎL DALAM TAFSIR HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Studi ...repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/295/2/Tri... · only took (cut) parts which according to HTI were in line with HTI's

4 Pluralisme,

Sebuah

Penolakan

HTI atas

Ide

Kebebasan

Beragama

QS. Al-

Baqarah

{2} ayat

256

Makna la ikraha fi al-diin,

yaitu tidak adanya paksaan

dalam agama, itu hanya dalam

konteks Islam. Bahwa orang

kafir, selain musyrik Arab,

tidak boleh dipaksa untuk

masuk Islam. Itu berarti

bahwa, seluruh orang musyrik

Arab haruslah dipaksa masuk

Islam. Dan orang yang sudah

masuk Islam, tidak

diperbolehkan lagi keluar atau

murtad darinya. Karena jika

keluar atau murtad dari agama

Islam, maka orang yang

bersangkutan harus dijatuhi

hukuman mati.”

Ad-dakhil

bi ar-Ra’y

Dalam menafsirkan ayat-ayat tersebut,

terdapat unsur paksaan dalam beragama

dan klaim kebenaran dalam penafsiran

HTI yang kontradiksi dengan norma-

norma ajaran Al-Qur’an yang justru

mendorong tersemainya pluralisme

agama, dan ayat Al-Qur’an yang

menyatakan bahwa tidak ada paksaan

bagi orang lain dalam memeluk agama

Islam.