ACUAN PERANCANGAN - Unhas
Transcript of ACUAN PERANCANGAN - Unhas
LEMBAR PENGESAHAN
ACUAN PERANCANGAN
PROYEK : TUGAS AKHIR
JUDUL : MENARA PT. PELNI DENGAN PENEKANAN
KONSEP GREEN ARCHITECTURE DI
MAKASSAR
PENYUSUN : SITTI NURUL JUMRAH
NO. STAMBUK : D511 08 256
PERIODE : I – TAHUN 2012 / 2013
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II Ir. Hj, Yusni Mustari, M.Si Hj. Nurmaida Amri, ST,.MT NIP. 19490102 197503 2 001 NIP. 19671218 199512 2 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Baharuddin Hamzah, ST.,M.Arch.,PhD NIP. 19690308 199512 1 001
i
MENARA PT. PELNI DENGAN PENEKANAN KONSEP
GREEN ARCHITECTURE DI MAKASSAR
ACUAN PERANCANGAN
OLEH :
SITTI NURUL JUMRAH D511 08 256
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN 2012
ii
LEMBAR PENGESAHAN
ACUAN PERANCANGAN
PROYEK : TUGAS AKHIR
JUDUL : MENARA PT. PELNI DENGAN PENEKANAN
KONSEP GREEN ARCHITECTURE DI
MAKASSAR
PENYUSUN : SITTI NURUL JUMRAH
NO. STAMBUK : D511 08 256
PERIODE : I – TAHUN 2012 / 2013
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II Ir. Hj, Yusni Mustari, M.Si Hj. Nurmaida Amri, ST.,MT. NIP. 19490102 197503 2 001 NIP. 19671218 199512 2 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Baharuddin Hamzah, ST.,M.Arch.,PhD NIP. 19690308 199512 1 001
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahi Rahmani Rahim
Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT
Tuhan semesta alam yang maha pengasih lagi maha penyayang. Berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
sebagai salah satu persyaratan dalam mengikuti ujian akhir pada Jurusan
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
Saat menjalani pendidikan di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin, penulis banyak mendapatkan motivasi serta
bantuan dari berbagai pihak hingga tahap penyelesaian tugas akhir ini.
Sehingga melalui kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :
1. Ibu Ir. Hj. Yusni Mustari, M.Si selaku dosen pembimbing I, dan Ibu
Hj. Nurmaida Amri, ST.,MT. selaku dosen pembimbing II yang
telah meluangkan waktu dan memberikan arahan serta petunjuk
dalam penulisan ini.
2. Bapak Baharuddin Hamzah, ST.,M.Arch.,PhD selaku Ketua
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin dan ibu
Wiwik Wahida Osman, ST.,MT. selaku Sekretaris Jurusan
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. H. M. Ramli Rahim, M.Eng selaku pembimbing
akademik.
4. Ibu Ir. Riekje Hehanussa P. selaku Kepala Studio Tugas Akhir
Periode I tahun 2012/2013 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Akademik Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
6. Kedua orang tua tercinta : Ayahanda Drs. H. Guswan Bakti dan
Ibunda Nurjanah, S.Pdi yang telah mengasuh serta mendidik
iv
dengan penuh kasih dan sayang yang selalu memberikan doa restu
disetiap langkahku.
7. Saudara-saudaraku Nursy Qadariah dan Imam Hidayatullah,
terima kasih atas bantuan, dukungan dan doa kalian semua.
8. Teman terbaikku Wawan Kurniawan Saputra,terima kasih atas
semangat dan kasih sayang yang telah diberikan.
9. Sahabat-sahabatku Isnaeni Prameswari, Cindy Monica T.,
Nurfadhilah Aslim, Vicha F.Laloman, Annisa Gilang Y., Miftah
Munawar, Muthmainnah Syam, Puspita Utari, Reinny Devi F.R,
terima kasih atas kebersamaan baik sedih dan senang yang telah
diberikan
10. Teman-teman Arsitektur 2008, terima kasih atas motivasi yang
telah diberikan.
11. Teman-teman STUDIO AKHIR Periode I 2012/2013, terima kasih
atas motivasi dan canda tawanya.
12. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dari acuan
perancangan ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu dengan
senang hati penulis menerima kritikan berupa saran untuk
kesempurnaannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam proses
perkuliahan pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
dalam segala aktivitas kita dan menilainya menjadi suatu ibadah di sisi-
Nya. Amin.
Makassar, 21 Juli 2012
Penulis,
Sitti Nurul Jumrah
D511 08 256
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. ii
HALAMAN JUDUL .......................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG………………………………………………… 1 B. RUMUSAN MASALAH …………..………………………………… 6 C. TUJUAN PERANCANGAN ……………….………………………. 7 D. MANFAAT PERANCANGAN ………………..………………….... 8 E. RUANG LINGKUP PERANCANGAN …………....………………. 9 F. METODE PEMBAHASAN ……………………….………………… 9 G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN ………………………………….. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN UMUM PT.PELNI ……………………………………. 12 1. Pengertian Judul ………………………………………………. 12 2. Sejarah PT.PELNI ………………………………………......... 14 3. Visi Misi PT.PELNI ……………………………………………. 15 4. Sasaran PT.PELNI ……………………………………………. 15 5. Ruang Lingkup Kegiatan Usaha …………………………….. 16 6. Ragam Usaha PT.PELNI …………………………………….. 16 7. Struktur Organisasi PT.PELNI ……………………………….. 19
B. TINJAUAN UMUM KANTOR …………………………………….. 20
1. Sejarah Kantor …………………………………………………. 20 2. Defenisi Kantor ………………………………………………… 20 3. Fungsi Kantor ………………………………………………….. 21 4. Klasifikasi Kantor ……………………………………………… 22
vi
C. TINJAUAN KONSEP GREEN ARCHITECTURE……………… 28 1. Latar Belakang ………………………………………………… 28 2. Definisi Green Architecture …………………………………... 29 3. Manfaat dan Keuntungan Dari Green Building …………….. 30 4. Prinsip-prinsip pada Green Architecture ……………………. 34 5. Sifat Pada Bangunan Arsitektur Hijau (Green Architecture). 43 6. Penggunaan Atap Hijau ………………………………………. 44 7. Studi Banding ………………………………………………….. 46
BAB III TINJAUAN KHUSUS PENGADAAN PT.PELNI TOWER DI MAKASSAR
A. TINJAUAN KONDISI DAN POTENSI KOTA MAKASSAR …… 71 1. Letak Geografis Kota Makassar …………………………….. 71 2. Kondisi dan Potensi Kota Makassar ………………………… 73 3. Kondisi Perekonomian dan Perdagangan ………………….. 77 4. Proyeksi Pengembangan PT.PELNI TOWER di Makassar.. 79
B. TINJAUAN PENGADAAN PT.PELNI TOWER DI MAKASSAR 82
1. Tinjauan Pengadaan dan Fungsi …………………………….. 82 2. Kondisi Kantor PT.PELNI TOWER di Makassar……………. 82
BAB IV KONSEP DASAR PERANCANGAN
A. PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN MAKRO ………… 85 1. Pendekatan Penentuan Lokasi ………………………………. 85 2. Pendekatan Penentuan Tapak ………………………………. 88 3. Konsep Pengolahan Tapak ………………………………… . 93 4. Pendekatan Tata Ruang Luar ……………………………….. 99 5. Pendekatan Sistem Sirkulasi Dalam Tapak ……………….. 102
B. PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN MIKRO …………. 105
1. Pendekatan Terhadap Bentuk dan Penampilan Bangunan 105 2. Pendekatan Program Ruang ………………………………… 108 3. Pola Hubungan Ruang ……………………………………….. 136 4. Pendekatan Konsep Dasar Pola Tata Ruang ……………… 138 5. Pendekatan Konsep Penentuan Sirkulasi ………………….. 140 6. Pendekatan Konsep Penataan Ruang Dalam/Interior ……. 142 7. Pemilihan Sistem Struktur , Modul dan Material Bangunan. 146 8. Sistem Utilitas dan Perlengkapan Bangunan………………. 151
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi Kantor Pusat PT.Pelni ……… ...................... 19
Gambar 2. Diagram klasifikasi gedung perkantoran ……. ............................ 23
Gambar 3. Tata Ruang Kantor Berkamar ……………………………… 24
Gambar . 4 Tata Ruang kantor Terbuka ........................................................ 25
Gambar 5. Tata Ruang Kantor Terbuka ........................................................ 25
Gambar 6. Tata Ruang Kantor …………………………….……………. 27
Gambar 7. Tata Ruang Kantor Kombinasi ……………………………...... 27
Gambar 8. Tata Ruang Kantor Kombinasi ……………………………………….. 27
Gambar 9. Potongan Atap Hijau dan Keterangan Lapisan ……………….. 46
Gambar 10. The EDITT Tower ……………………………………………. 47
Gambar 11. Denah The EDITT …………………………………………… 47
Gambar 12. Lansekap Vertikal ……………………………………………. 48
Gambar 13. Bird view The EDDIT ………………………………………… 50
Gambar 14. Wind Wing Wallas ………………………….......................... 50
Gambar 15. Sistem Penampungan Air …………………………………….. 52
Gambar 16. Sistem Pengolahan Limbah …………………………………... 53
Gambar 17. Fasade Workplace 6............................................................ 54
Gambar 18. Siteplan Workplace6............................................................ 56
Gambar 19. Potongan Workplace6.......................................................... 56
Gambar 20. Eksterior Workplace 6.......................................................... 57
Gambar 21. Interior Workplace 6............................................................ 57
Gambar 22. Tampak Depan 88 George Stree ……………………………………… 57
Gambar 23. Siteplan 88 George Street................................................... 60
Gambar 24. Potongan 88 George Street .................................................. 61
Gambar 25. Interior 88 George Street..................................................... 61
Gambar 26. Peta Kawasan Terpadu Kota Makassar................................... 72
Gambar 27. Peta Pengembangan Wilayah Kota dan Fungsi ……………..... 74
Gambar 28. Peta Kota Makassar …………………….............................. 87
Gambar 29. Tiga Alternatif Tapak di Kecamatan Ujung Pandang …………… 90
viii
Gambar 30. Lokasi Terpilih.................................................................... 91
Gambar 31. Tapak Alternatif Terpilih ………………………………………. 92
Gambar 32. Arah Matahari dan Angin …………………………………….. 94
Gambar 33. View dari luar tapak ............................................................. 95
Gambar 34. View ke luar tapak .............................................................. 95
Gambar 35. Sumber Kebisingan............................................................ 96
Gambar 36. Zoning tapak daerah perencanaan........................................ .. 97
Gambar 37. Kebutuhan ruang parkir 90O …………………………………... 105
Gambar 38. Alur Sirkulasi Administrasi dan Manajemen …………………..... 115
Gambar 39. Alur Sirkulasi Pengunjung …………………………………..... 116
Gambar 40. Alur Sirkulasi Penunjang dan Pengelolah …………................... 116
Gambar 41. Alur Sirkulasi Service ………………………………………..... 117
Gambar 42. Contoh Luasan Unit Kantor Terkecil ………………………….... 119
Gambar 43. Pola Hubungan Antar Ruang ………………………………….. 136
Gambar 44. Tata Ruang Kantor Secara Horisontal ………………………..... 139
Gambar 45. Sistem Pengelompokan Secara Vertikal ………………………………. 139
Gambar 46. Sirkulasi Bentuk Grid …………………………………………………… 140
Gambar 47. Sirkulasi Bentuk Bebas ………………………………………. 141
Gambar 48. Pencahayaan Alami ............................................................. 145
Gambar 49. Skema Sistem Distribusi Air Bersih …………………………….. 151
Gambar 50. Skema Pembuangan Air Kotor ………………………………………….. 152
Gambar 51. Skema Distribusi Air Kotor Kloset ....................................................... 152
Gambar 52. Skema Sistem Pembuangan Sampah ………………………………….. 153
Gambar 53. Skema Sistem Mekanikal Electrikal ……………………………………… 153
Gambar 54. Skema Penanggulangan Bahaya Kebakara …………………..... 154
Gambar 55. Penangkal Petir Sistem Faraday ……………………………..... 155
Gambar 56. Penangkal Petir Sistem Tongkat Franklin …………………………….. 156
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Green Architecture menurut Brenda dan Robert Vale............. 35
Tabel 2. Green Building menurut LEED-NC ………………................... 38
Tabel 3. Perhitungan Energi ……………………………………………... 51
Tabel 4. Studi Banding Green Building………………………................. 62
Tabel 5. Rencana Fungsi Struktur Tata Ruang Bagian Wilayah Kota
Makassar Tahun 2000 – 2011 ............................................... 75
Tabel 6. Pertumbuhan Perekonomian Kota Makassar …..……………. 78
Tabel 7. Jumlah Perusahaan Berdasarkan Prosentase Rata-Rata
Pertumbuhan Perusahaan di Makassar …………………….. 80
Tabel 8. Jumlah Perusahaan Menurut Golongan Usaha Di Kota
Makassar Tahun 2002-2008 ………………………………… 81
Tabel 9. Pembobotan Alternatif Lokasi ………………………………… 87
Tabel 10. Analisis Pembobotan Alternatif Tapak.......................................... 90
Tabel 11. Pengelompokan Kegiatan Pada Menara Pt.Pelni.......................... 109
Tabel 12. Daftar Peralatan Dan Tenaga Kerja........................................... . 113
Tabel 13. Besaran Ruang Kantor Unit Terkecil …….............................. 117
Tabel 14. Besaran Ruang....................................................................... 120
Tabel 15. Rekapitulasi Besaran Ruang …………………………………… 133
Tabel 16. Pembobotan Struktur ……………………………………………. 150
x
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. Makassar Dalam Angka 2010
Birkeland, Janis. 2002. Design for Sustainability: A Sourcebook of
Integrated Ecological Solutions. London. Earthscan
Budiharjo, Eko.1997. Jati Diri Arsitektur Indonesia. Bandung : PT. Alumni.
Ching, Francis D.K. 1993. Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Susunannya. ,
Jakarta: Erlangga
De Chiara, Joseph, John & Callender. 1973. Times Saver Standard For
Building Type. New York: Mc Graw Hill Book Company.
De Chiara, Joseph & Lee E. Koppelman. 1978. Standar Perencanaan
Tapak. Terjemahan Januar Hakim. Jakarta: PT. Erlangga.
Echols, Jhon M. dan Hassan Shadily. 2000. Kamus Inggris-Indonesia.
Jakarta: PT. Gramedia
Frick ,Heinz. 2007. Sistem Bentuk Bangunan. Yogyakarta: Kanisius
FuturArc Indonesia.2008. FuturArc Green Isue 2008.Jakarta: PT.BCI Asia
Georg. Lipsmeier. 1994. Bangunan Tropis. Jakarta: Erlangga.
Hakim,Rustan.2002.Arsitektur Lansekap. Jakarta: Bumi Aksara
Hazim, Nur Kholif. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:
Terbit Terang
Juwana ,Jimmy S. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta:
Erlangga.
n
Neufert, Ernst. 1997. Data Arsitek Jilid 1 Edisi 33. Terjemahan Sunarto
Lechner,Norbert. 2007. Heating,Cooling,Lighting: Metode Desain untuk
Arsitektur; penerjemah, Sandriana Siti.Edisi 2. Jakarta: PT Raja
Grafido Persada
Maunsell,Faber.2002. Tall Buildings and Sustainability. London:
Corporation of Londo Tjahjadi. Jakarta: PT. Erlangga.
xi
Neufert, Ernst. 1997. Data Arsitek Jilid II Edisi 33. Terjemahan Sunarto
Tjahjadi. Jakarta: PT. Erlangga.
Poerwadarminta, W. J. S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1995, PN
Balai Pustaka.
Satmiko,Prasetyo .2002. Fisika Bangunan1 . Jakarta : Andi Jakarta
Satmiko,Prasetyo .2004. Fisika Bangunan 2. Jakarta : Andi Jakarta
Sarte, Bri.2010. Sustainable Infrastructure: The Guide to Green
Engineering and Design.USA: John Wiley & Sons, Inc.
Savitri,Esti,Marcel Ignatius, Imelda Anwar,dkk. 2007. indonesiaapartment.
Jakarta: PTGriya Asri Prima
Schaelter,Wolfgang.2001. Struktur Bangunan Bertingkat Tinggi. Bandung:
PT Rafika Aditama
Vale,Brenda and Robert.1991, Green Architecture Design for a
Sustainable Future. London:Thames and Hudson
Yudelson,Jerry.2007. Green Building A to Z;understanding the Language
of Green building.Canada: New Society Publishers
Media Elektronik
http://en.wikipedia.org/wiki/green_design, akses: 2/10/2011
http://en.wikipedia.org/wiki/green_building, akses : 3/10/2011
www.arcspace.com, akses 10/10/11
www.arquidocs.com, akses 10/10/11
www.greatbuildings.com, akses 5/10/11
www.pakubuwonoresidence.com, akses 28/10/11
www.seasoncity.com, akses 01/11/11
www.thamrinresidence.com, akses 01/11/11
www.trhamzahyeang.com, akses 01/11/11
www.worldarchitecturenews.com, akses 24/11/11
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. UKURAN TUBUH MANUSIA SESUAI DENGAN
KEBUTUHAN TEMPAT SUMBER : ERNST NEUFERT,
DATA ARSITEK
Lampiran 2. LIVING ROOM, SUMBER : : JOSEPH DE CHIARA & JOHN
CALLENDER, TIME SAVER STANDAR FOR BUILDING
TYPES
Lampiran 3. DIMENSI RUANG KERJA, SUMBER : ERNST NEUFERT,
DATA ARSITEK
Lampiran 4. DIMENSI LAVATORY DAN WC, SUMBER : DIMENSI
MANUSIA RUANG DAN INTERIOR
Lampiran 5. JENIS DAN UKURAN TANAMAN PADA LANSEKAP,
SUMBER : STANDAR PERENCANAAN TAPAK
Lampiran 6. RUANG PARKIR, SUMBER : ERNST NEUFERT, DATA
ARSITEK
Lampiran 7. ROAD DIMENSIONS, SUMBER : ERNST NEUFERT, DATA
ARSITEK
Lampiran 8. SUMBER: GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA (GBCI)
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan yang memiliki
luas wilayah lebih dari 5,2 juta kilometer persegi, dengan 17.508 pulau
yang berjajar di dalamnya. Sebagai Negara kepulauan. Pembagian
wilayahnya meliputi 2/3 bagian berupa lautan dan 1/3 bagiannya
adalah daratan. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu
Negara yang mempunyai garis pantai terpanjang di dunia, yakni
mencapai 80.791 kilometer. Mengingat luasnya wilayah Indonesia
yang sebagian besar berupa lautan, masyarakat internsional
menyebut Indonesia sebagai Benua Maritim (Maritime Continent).
Dengan berjajarnya pulau-pulau di Indonesia, sarana
transportasi yang tepat dan dapat dijangkau oleh masyarakat luas,
salah satunya adalah transportasi kapal laut. Dunia perkapalan ini
sudah tidak asing lagi bagi kita, karena sejarah bangsa Indonesia di
masa lampau telah menjadikan kapal sebagai sarana transportasi
penting dalam perdagangan yang bukan hanya antar pulau di
Indonesia saja, tetapi juga sampai keluar negeri.
Di masa sekarang ini, kapal laut masih tetap eksis sebagai
transportasi yang efektif dengan biaya yang dapat di jangkau oleh
masyarakat luas untuk bepergian keluar pulau. Maraknya harga tiket
pesawat terdapat yang murah, tetap dirasa cukup mahal bagi
masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Itu sebabnya, mereke lebih
2
memilih menggunakan kapal laut, yang harga tiketnya lebih
terjangkau.
Salah satu lembaga pemerintah yang bergerak di bidang
transportasi laut adalah PT.PELNI. Perusahaan ini berdiri pada
tanggal 28 April 1952, seiring dengan dibubarkannya Yayasan
PEPUSKA. Selain melayani penjualan tiket kpal laut, PT.PELNI juga
melayani jasa pengiriman barang.
Melihat peluang bisnis yang cukup menguntungkan, di
kemudian hari mulai bermunculan perusahaan-perusahaan swasta
yang juga bergerak di bidang pelayaran. Hal ini tentu berdampak pada
pendapatan PT.PELNI. agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan
swasta, PT.PELNI harus mempunyai nilai tambah dibanding dengan
perusahaan pelayaran swasta lainnya. Didukung oleh perusahaan
yang cukup berpengalaman di bidangnya, dapat memberikan
pelayanan yang baik bagi pelanggannya, serta kenyamanan ruang
dan fasilitas interior yang mendukung, akan membuat PT.PELNI tetap
menjadi prioritas utama bagi calon penumpang ketika akan memilih
perusahaan pelayaran.
Dengan semakin banyaknya jumlah masyarakat Indonesia yang
mempunyai keperluan untuk bepergian menggunakan jasa
transportasi laut, maka ruang pelayanan pembelian tiket di PT.PELNI
ini kurang bias menampung ketika musim liburan tiba. Keadaan ruang
yang kurang nyaman juga menyebabkan orang yang antri membeli
tiket akan merasa cepat jenuh dan lelah. Hal yang sama juga
menyebabkan efektivitas kerja pegawai PELNI tidak bias maksimal,
karena kenyamanan sebuah ruang akan mempengaruhi psikologi
penggunanya.
3
Berdasarkan hal di atas, perancangan bangunan PT.PELNI
diharapkan mampu mengatasi kendala yang dihadapi. Dengan
penataan ruang yang nyaman, teratur, dan sesuai dengan pola
hubungan antar ruang yang baik, mampu mendukung aktivitas yang
ada di dalamnya, akan membuat pengunjung maupun karyawan yang
bekerja di PT.PELNI tersebut merasa nyaman dan dapat bekerja lebih
semangat. Ketika efektivitas kerja meningkat, hal ini tentu akan
berdampak baik bagi pendapatan PT.PELNI.
Dengan adanya perancangan bangunan PT.PELNI ini,
diharapkan juga dapat menggairahkan kembali kehidupan transportasi
laut. Karena setelah kecelakaan beberapa kapal laut di awal tahun ini,
membuat orang enggan bepergian dengan kapal laut. Sekalipun
transportasi udara (pesawat terbang) dan salah satu transportasi
umum di darat (kereta api) juga mengalami kecelakaan. Namun,
kecelakaan kapal laut yang membawa dampak cukup besar bagi calon
penumpangnya, karena yang menjadi korban dari peristiwa tersebut
cukup besar jumlahnya. Dengan penataan bangunan yang menarik,
secara psikologi akan memberikan efek yang baik, yang nantinya akan
menarik calon penumpang untuk datang dan menggunakan jasa
PT.PELNI tersebut.
Pengaruh Pemanasan Global (Global Warming) Terhadap Konsep
Bangunan
Kepadatan dan pertumbuhan penduduk membuat kebutuhan
pangan dan lahan menjadi meningkat dan berakibat pada kerusakan
alam dan hutan. Di Indonesia, menurut data dari Green Peace, setiap
1 jam kerusakan hutan mencapai seluas 300 lapangan bola, hal ini
merupakan faktor utama meningkatnya laju emisi gas rumah kaca ke
4
atmosfer. Padahal hutan merupakan paru-paru bumi dengan
menyerap CO2 dan diolah menjadi O2.
Menyusutnya luas hutan membuat konsentrasi CO2 merupakan
salah satu pemicu suhu bumi meningkat. Disamping itu, rusaknya
hutan berarti semua siklus ekosistim yang tergantung pada hutan dan
yang terkandung didalam tanah juga terganggu. Kepadatan penduduk
dibumi juga meningkatkan industri dan transportasi yang
menggunakan bahan bakar yang berasal dari sumber daya alam tak
terperbarui dalam jumlah besar, yaitu energi. Industri dan transportasi
mengeluarkan emisi atau gas buang dari hasil proses pembakaran
energi. Emisi dalam jumlah terbesar adalah CO2 mencapai 80% dari
total gas emisi pembakaran bahan bakar. Dari parahnya kerusakan
hutan dan melambungnya emisi dari gas buang dari industri dan
transportasi membuat konsentrasi CO2 menggantung di udara dan
menebalkan lapisan atmosfer, sehingga panas matahari terperangkap
dan mengganggu pelepasan panas bumi keluar atmosfer. Kondisi ini
juga berakibat pada turunnya hujan yang mengandung asam yang
disebut sebagai hujan asam yang membahayakan kelangsungan
mahluk hidup.
Dari semua kondisi di bumi tersebut suhu permukaan bumi
meningkat dan menimbulkan efek yang signifikan ya itu perubahan
iklim yang drastis, dan pemanasan global. Menurut Al-Gore, semenjak
revolusi industri dalam kurun waktu 20 tahun, suhu bumi meningkat 2
derajat, pada tahun 2100 diperkirakan naik sampai 58 derajat.
Pemanasan global yang terjadi diperkirakan dapat mencairkan es di
kutub dan naiknya permukaan air laut. Semua kondisi ini diawali oleh
kerusakan ekosistim di alam yang sangat parah, mulai habisnya
sumber daya alam yang tak terperbarui, dan rusaknya sumber daya
5
alam lainnya. Kondisi ini merupakan suatu bencana ekologis yang
akan mengancam kualitas hidup manusia karena merupakan
penunjang kehidupan manusia.
Pemanasan global (global warming) menjadi salah satu isu
penting yang disuarakan di sejumlah negara. Gedung-gedung
bertingkat menjadi salah satu penyebab terjadinya pemanasan global.
Berdasarkan riset sebuah lembaga di Amerika Serikat, 68% total emisi
CO2 di bumi dihasilkan bangunan gedung bertingkat. Semua pihak
yang terlibat dalam bisnis properti dituntut untuk memasukkan agenda
upaya pengurangan laju pemanasan global sebagai prioritas
kebijakan. Sebab, isu pemanasan global ini memunculkan potensi
hilangnya pemasukan bagi pengembang, arsitek, konsultan
mekanikal-elektrikal, manajemen properti, dan bidang profesional
lainnya jika mereka tidak peduli dengan konsep bangunan yang
berwawasan lingkungan (green building). Untuk mengatasi
permasalah tersebut maka suatu bangunan kantor sewa juga harus
mempunyai konsep yang menarik perhatian pengusaha dan
konsumen untuk mengurangi pemanasan global yang terjadi di
Indonesia dan khususnya di Makassar sendiri.
Salah satu konsep yang menjadi pilihan para arsitek saat ini
adalah green architecture. Konsep Green architecture yaitu suatu
konsep perancangan untuk menghasilkan suatu lingkungan binaan
(green building) yang dibangun serta beroperasi secara lestari atau
kelanjutan. Berkelanjutan merupakan suatu kondisi dimana unsur-
unsur yang terlibat selama proses pemanfaatan atau operasi suatu
sistem sebagian besar dapat berfungsi sendiri, sedikit mengalami
penggantian atau tidak menyebabkan sumber lain berkurang jumlah
serta kualitasnya. Green architecture bukan sekadar membangun
6
bangunan dengan taman dan pepohonan di kiri-kanan jalan. Lebih dari
itu, secara luas berarti berwawasan lingkungan dan proses
berkelanjutan meliputi keseimbangan ekologis, desain bangunan yang
ramah lingkungan, pemberdayaan bagi penghuni, serta penegakan
hukum sesuai tata ruang dan wilayah, juga memerhatikan etika dan
kenyamanan warga.
Proses pendekatan desain arsitektur yang menggabungkan
alam dengan teknologi, menggunakan alam sebagai basis design,
strategi konservasi, perbaikan lingkungan, dan bisa diterapkan pada
semua tingkatan dan skala untuk menghasilkan suatu bentuk
bangunan, lansekap, permukiman dan kota yang revolusioner dengan
menerapkan teknologi dalam perancangannya. Dengan menerapkan
konsep arsitektur hijau dilingkungan perkantoran maka setidaknya kita
akan menghemat energi yang kita gunakan. Diharapkan dengan
konsep perancangan yang berdasar pada keseimbangan alami ini
dapat mengurangi pemanasan global sehingga suhu bumi tetap
terjaga. Satu penyumbang terbesar bagi pemanasan global dan
bentuk lain dari perusakan lingkungan adalah industri konstruksi
bangunan. Itu berarti bahwa penerapan konsep desain yang
berwawasan lingkungan di Indonesia khususnya di Makassar masih
sangat perlu ditingkatkan.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam latar belakang masalah terjadi dijelaskan, bahwa
perancangan bangunan PT.PELNI dimaksudkan untuk menjawab
permasalah yang ada di dalamnya. Adapun masalah-masalah pokok
tersebut dijabarka dalam rumusan-rumusan sebagai berikut:
7
1. Bagaiman merancang bangunan yang mampu meningkatkan
pelayanan publik serta menghadirkan citra PT.PELNI ?
2. Bagaimana menerapkan komposisi antara arsitektur organic dan
green architecture pada bangunan PT.PELNI di Makassar ?
3. Bagaimana menentukan konsep bangunan PT.PELNI di Makassar
yang sustainable dan dapat membantu mengurangi pemanasan global.
C. TUJUAN PERANCANGAN
Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah dijabarkan,
perancangan ini ditujukan untuk mendapatkan pemecahan masalah
yang berkaitan dengan pembangunan Kantor PT.PELNI.
Ada tujuan-tujuan tersebut diantaranya
1. Menghasilkan perancang Kantor Pelayanan Publik PT.PELNI yang
efisien, mampu menampung aktivitas di dalamnya, dan sesuai
dengan kapasitas kebutuhan ruang, serta dapat memberikan
suasana yang nyaman bagi penggunanya dan menarik. Citra
PT.PELNI dihadirkan melalui suasana kantor yang diciptakan.
2. Merancang ruang dengan sistem open plan, sehingga kapasitas
tiap ruang dapat dimaksimalkan. Dan menata ruang kantor yang
sesuai dengan pola hubungan antara ruang, yang ditentukan oleh
keterkaitan hubungan kerja tiap divisi.
3. Merancang Kantor Pelayana Publik PT.PELNI dengan suasana
yang berbeda dari kantor pemerintah lainnya dan dengan
memberikan fasilitas tambahan, yang dapat menunjang pelayanan
PT.PELNI.
8
4. Merancang fasilitas ruang penunjang dengan suasana yang
nyaman dan menarik, yang mendukung pelayanan publik, serta
mampu memberikan konstribusi menguntungkan bagi PT.PELNI.
5. Membuat konsep bangunan PT.PELNI di Makassar yang
sustainable, mampu mengurangi masalah lingkungan (global
warming) serta mengurangi pengunaan sumber daya, energi.
6. Membuat tampilan fisik bangunan baik interior ataupun eksterior
yang sesuai dengan konsep arsitektur organik dan green
architecture.
D. MANFAAT PERANCANGAN
Perancangan kantor memiliki manfaat baik pengunjung yang juga
merupakan calon penumpang dari kapal PT.PELNI dan juga bagi
karyawan yang bekerja di dalamnya. Manfaat secara rinci dijelaskan
sebagai berikut :
1. Bagi Penyusun
Dapat memperkaya pengetahuan tentang penataan sebuah
kantor pelayanan publik yang bergerak di bidang pelayaran.
2. Bagi Pengunjung
Perancangan ini akan memberikan suasana yang berbeda
dengan kantor pelayanan publik pada umumnya. Dengan
menata area penjualan tiket lebih astetis dan efisien,
diharapkan dapat menambah kenyaman orang yang akan
membeli tiket ketika berada d ruang itu.
9
3. Bagi Karyawan PT.PELNI
Perancangan ini diharapkan akan membuat efektivitas kerja
meningkat. Denga suasana ruang open plan yang nyaman,
keadaan yang lebih teratur dan lebih menarik, akan membuat
suasana kerja menjadi semangat, mempermudah kerja team
work, serta meningkatkan efektivitas kerja. Hal ini akan
menguntungkan perusahaan, karena dapat meningkatkan
pendapatannya.
E. RUANG LINGKUP PERANCANGAN
Pembahasan ditekankan pada disiplin ilmu arsitektur seperti
bagaimana menentukan fisik bangunan dan lainnya. Sedangkan
disiplin ilmu lain akan dibahas apabila ada keterkaitan nantinya.
F. METODE PEMAHASAN
Adapun metode pembahasan yang dilakukan adalah metode
deskriptif yaitu dengan pengumpulan sumber data primer dan
sekunder kemudian dijelaskan dan dianalisa dalam bentuk uraian.
Data–data yang diperoleh dengan cara :
1. Studi literatur yaitu mempelajari buku-buku maupun brosur-brosur
yang berkaitan dengan teori, konsep atau standar perencanaan
Kantor Komersial (PT.PELNI) yang digunakan dalam penyusunan
program.
10
2. Observasi objek / survey dengan melakukan pengamatan pada
beberapa objek yang berkaitan dengan perencanaan Kantor
Komersial (PT.PELNI).
3. Studi Komparasi dengan melakukan studi data atau studi
perbandingan terhadap bangunan–bangunan sejenis yang ada
dengan melihat sistem kegiatan dan pelayanannya, melalui
internet.
G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Dari data – data yang diperoleh di atas maka tahapan berikutnya yaitu
Metodologi Perancangan di mana di dalamnya terdapat rumusan –
rumusan sebagai berikut.
Bab I : Pendahuluan
Membahas tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode
pembahasan serta sistematika pembahasan.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Merupakan tinjauan secara umum tentang perkantoran
dan PT.Pelni sebagai wadah komersial yang meliputi
unsure-unsur kegiatan, fungsi dan pelayanannya. Serta
merupakan tinjauan khusus mengenai pengertian, cirri,
aspek, serta system-sistem yang diterapkan pada
bangunan Green Architecture.
11
Bab III : Tinjauan Khusus Kota Makassar Terhadap PT.Pelni
Tower yang Menerapkan Konsep Green Architecture
Merupakan analisis pengadaan PT.Pelni Tower di
Makassar sebagai objek perencanaan serta factor
penentu pengadaannya. Serta membahas mengenai
tinjauan non fisik dan analisa perwujudan fisik pada
perancangan PT.Pelni Tower.
Bab IV : Konsep Dasar Perancangan
Membahas mengenai konsep perancangan yang meliputi
pendekatan kansep makro dan mikro perancangan PT.
Pelni Tower.
12
TABEL 4, STUDI BANDING GREEN BUILDING
Keterangan The Eddit Tower Workplace6 George Street
Kesimpulan dan akan dijadikan referensi
Gambar
Fasade bangunan nantinya merupakan kombinasi
antara tembok, kaca dan juga vegetasi
Arsitek Dr. Ken Yeang Michael Morgan , Ken NG, Lillian S. Arli Gerrard Reinmuth
Lokasi Singapura 44 Pirrama Road, new South Wales, Australia St. George- The Rocks, Australia
Green Building bersifat universal, namun konsep desain di setiap Negara nantinya akan
berbeda-beda disesuaikan dengan wilayah yang digunakan
Luas site 6,033 m2 7.307 m2 495 m2
Jumlah Lantai 26 Lantai 6 lantai 7 lantai
Fungsi Expo Building , Serba Guna Kantor sewa Kantor sewa
Energi - Menggunakan sistem yang dikenal dengan
nama “Hyvent” dimana ventilasi alami
mencapai maksimum, dan disediakan AC
ketika dibutuhkan.
- Membuat pembayangan oleh matahari
terhadap kaca jendela
- Penangkap air hujan yang berbentuk seperti
kulit kerang
- Panel photovoltaic
- Mengumpulkan air
- Pantulan cahaya matahari pada langit-langit
- Gas yang dihasilkan dari generator panas
untuk membangkitkan energi untuk kebutuhan
site, yang mengurangi beban puncak sampai
25%. Sisa panas generatornya kemudian
digunakan untuk meningkatkan sebuah chiller
penyerap yang dapat membantu untuk
mendinginkan bangunan
- atap dilengkapi dengan panel solar yang
dapat digunakan untuk memanaskan air yang
terdapat di dalam bangunan, yang
mengurangi konsumsi energi
- Energi yang dapat diperbaharui seperti
GreenPower mencatat 25% dari konsumsi
energi, yang dapat mengurangi emisi dari
bangunan.
- Sistem AC menggunakan Sistem pembagian udara
yang menghemat 40% CO2, diestimasikan 136.000
kg/tahun.
- Memakai sistem meteran pribadi bagi penyewa,
sehingga membuat penggunaan energi menjadi
lebih baik
- Menggunakan zona lighting kurag lebih 100 m2 di
setiap lantai untuk mengurangi konsumsi energi
- Menggunakan system daylight sensor
- Menggunakan sistem yang dikenal dengan
nama “Hyvent” dimana ventilasi alami mencapai
maksimum, dan disediakan AC ketika
dibutuhkan
- Panas buangan AC, digunakan untuk
memaskan air
- efisien air dengan penangkap air hujan, daur
ulang air sehingga dapat digunakan kembali
untuk kebutuhan pada bangunan
- menggunakan panel surya (dipertimbangkan)
Air bangunan ini, dapat menyediakan 55,1% dari
penggunaan air terhadap bangunan
(tampungan air hujan dan daur ulang air kotor)
Sebuah kombinasi alat efisien termasuk keran ,
showers, dan toilet yang digunakan untuk
mengurangi konsumsi air. Konsumsi air juga
dikurangi dengan menggunakan alat perubah
panas air laut pada pelabuhan sebagai
pengganti Cooling Tower. Proyek termasuk
perawatan air kotor (black water) yang
mengumpulkan seluruh air buangan bangunan
dan mendaur ulangnya untuk keperluan air yang
tidak dapat diminum. Seperti untuk mengairi
irigasi pada taman di sampingnya
- Menggunakan alat penghemat air pada bangunan,
- Menggunakan system AC VRV (Variable Refrigrant
Volume) yang dihubungkan ke alat perubah panas
pelabuhan yang akan menyimpan sekitar 3,8 juta
liter pertahun.
- Menggunakan meteran pribadi bagi penyewa
- Menggunakan pengubah panas pelabuhan pada
system AC dan menempatkan cooling Tower dan
mengurangi aliran air kotor
- Menggunakan alat penghemat air pada
bangunan,
- Memanfaatkan air hujan dan juga air daur ulang
guna kebutuhan bangunan
Material Pada umumnya , bangunan memiliki masa
hidup 100 - 150 tahun dan akan berubah fungsi
dari waktu ke waktu. Desain bangunan ini
mengadopsi Loose-fit untuk memfasilitasi
perubahan fungsi di masa depan. Fitur yang
digunakan seperti:
1. Skycourts ( bisa dikonversi menjadi kantor
pada masa depan)
2. Partisi / sekat yang dapat dipindahkan
- Material dipilih dengan hati-hati untuk
meminimalisir dampak negative lingkungan.
- Material bangunan dipilih seperti beton yang
dapat didaur ulang seperti precast . Dan juga,
beton jenis Low-volatile organic compound
(campuran organic yang dapat menguap) dan
produk bangunan yang rendah kadar
formaldehida
- larpet dan cat yang digunakan melalui proyek
- - Material bangunan yang digunakan haruslah
yang ramah lingkungan
- Material bangunan dipilih seperti beton yang
dapat didaur ulang seperti precast
- Dan juga, beton jenis Low-volatile organic
compound (campuran organic yang dapat
menguap) dan produk bangunan yang rendah
kadar formaldehida.
- Mengunakan partisi dan lantai yang dapat
3. Lantai yang dapat dipindahkan
Desain yang fleksibel (pada awalnya sebuah
bangunan expo yang serba guna, pada masa
depan mungkin bisa digunakan sebagai kantor
dengan area nettonya sebesar 9,288 m² pada
75% efisiensi atau sebagai apartemen)
untuk mengurangi gangguan pada
bangunan,sehingga kualitas udaranya juga
meningkat 50% .
dipindahkan
- Memaksimalkan material kaca
Pencahayaan Alami
- berorientasi ke arah selatan untuk
memaksimalkan perolehan sinar matahari
selama musim dingin dan juga solar shading
selama musim panas.
- Cahaya yang masuk melaui jendela kaca
dapat mengurangi konsumsi energi lisrik pada
siang hari
- Atrium terbuka Tidak ada ujung plat lantai
yang lebih dari 12m dari jendela luar atau
atrium, yang memungkinkan karyawan-
karyawan di dalam bangunan yang memiliki
akses ke daerah pencahayaan alami dan
ventilasi.
- Cahaya yang masuk melaui jendela kaca dapat
mengurangi konsumsi energi lisrik pada siang hari
- Meminimalisir pencahayaan pada fasade, terutama
pencahayaan sekitar bangunan
- berorientasi ke arah utara-selatan
- jika memungkinkan, bangunan memiliki atrium
terbuka atau void
- memaksimalkan kaca
- memiliki penghalang matahari untuk
meminimalisir silau
- Bangunan juga memiliki penghalang
matahari untuk meminimalisir silau
Penghawaan Alami
- wind wing walls menggunakan konsep radikal
dari pompa kantung udara sebagai
penyeimbang angin yang berada diluar dari
tower
- Bertujuan meningkatkan ventilasi alami, dan
mengurangi kapasitas angin di sekitar
bangunan.
jendela yang dapat digerakkan untuk
memasukkan udara segar sehingga para
penyewa bangunan dapat menikmatinya.
Sebagai tambahan, teknologi pendingin balok
digunakan untuk mendinginkan dan mensirkulasi
ulang udaranya.
- Memanfaatkan jendela dan juga ventilasi silang
- Tingkat ventilasi yang tinggi ( 50% lebih tinggi dari
standar Australia)
- Memanfaatkan jendela dan juga ventilasi silang
- wind wing walls menggunakan konsep radikal dari
pompa kantung udara sebagai penyeimbang
angin yang berada diluar dari tower
Penghawaan buatan
Menggunakan AC Menggunakan AC dengan sisitem chiller - AC menggunakan Sistem pembagian udara yang
menghemat 40% CO2, diestimasikan 136.000
kg/tahun.
- Menggunakan nonozon refrigerant pada sistem
- Menggunakan AC yang hemat energy dan ramah
lingkungan
- Menggunakan AC dengan sisitem chiller
pendingin ruangan
Transportasi Membuat parkir sepeda pada bangunan
- Membuat parkir sepeda pada bangunan
- Meminimalisir ruang parkir untuk membudayakan
berjalan kaki, atau menggunakan kendaraan umum
- Pengelolaan area parkir kendaraan dengan baik
Kualitas
Lingkungan
dalam ruangan
- Dinding dan lantainya yang membantu
menstabilitasikan temperature dalam ruangan
- Menggunakan cat VOC (Volatile Organic Compound)
dan formaldehid rendah MDF (medium density
fibreboard) selama proses konstruksi
- Lebih dari 60% ruangan kantor memiliki view ke luar
bangunan.
- Menggunakan insulasi kebisingan sehingga dapat
mereduksi kebisingan dan menciptakan kenyamanan
dalam ruangan dengan
Menggunakan instalasi air-exhaust disetiap lantai
untuk meminimalisir polusi udara yang dihasilkan
selama melakukan aktivitas fotokopi dan percetakan.
- Menggunakan insulasi kebisingan sehingga dapat
mereduksi kebisingan dan menciptakan
kenyamanan dalam ruangan dengan
menggunakan instalasi air-exhaust disetiap lantai
untuk meminimalisir polusi udara
- Dinding dan lantainya yang membantu
menstabilitasikan temperature dalam ruangan
12
pBAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum PT.Pelni
1. Pengertian Judul
a. PT (Perseroan Terbatas)
1) PERSEROAN TERBATAS adalah badan hukum yang
merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan
perjanjian, dan melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham – Undang-
undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UUPT). Sebagai Badan Hukum, Perseroan Terbatas
dianggap layaknya orang-perorangan secara individu yang
dapat melakukan perbuatan hukum sendiri, memiliki harta
kekayaan sendiri, dan dapat dituntut serta menuntut di
depan pengadilan. (Dadang Sukandar, 2011).
2) Perseroan terbatas merupakan organisasi bisnis yang
memiliki badan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua
orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada
perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau
perseorangan yang ada di dalamnya. Di dalam PT pemilik
modal tidak harus memimpin perusahaan, karena dapat
menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk menjadi
pimpinan. Untuk mendirikan PT / persoroan terbatas
dibutuhkan sejumlah modal minimal dalam jumlah tertentu
dan berbagai persyaratan lainnya. (Berdasarkan Pasal 1
ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia No. 1 tahun
1995).
13
b. Pelni
1) Pelayaran Nasional Indonesia (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi III, DEPDIKBUD, BALAI PUSTAKA, 2002)
c. Tower
1) Bangunan yang tinggi
2) UHdaerah tersebut. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
III, DEPDIKBUD, BALAI PUSTAKA, 2002).
d. Dengan
1) Beserta, bersama-sama.
2) Dan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III,
DEPDIKBUD, BALAI PUSTAKA, 2002).
e. Konsep
1) Rancangan atau buram surat, dsb.
2) Ide atau pengertian yang di abstrakkan dari peristiwa
komkret.
3) Gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada
diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk
memahami hal-hal lain. (Kamus besar Bahasa Indonesia,
EDISI III, DEPDIKBUD, BALAI PUSTAKA, 2002).
f. Green Architecture
1) Proses rancang bangun untuk mengurangi dampak
lingkungan yang kurang baik, meningkatkan kenyamanan
manusia dengan peningkatan efisiensi, pengurangan
penggunaan sumber daya, energi dan pemakaian lahan,
maupun pengelolaan sampah yang efektif dalam tataran
arsitektur (Dennie Arga, 2010).
2) Arsitektur yang berwawasan lingkungan dan berlandaskan
kepedulian tentang konservasi lingkungan global alami
14
dengan penekanan pada efisiensi energi (energy-efficient),
pola berkelanjutan (sustainable) dan pendekatan holistik
(holistic approach) (N. Poeng, 2010).
g. Di
1) Kata depan untuk menandai tempat, waktu, akan kepada.
(Kamus besar Bahasa Indonesia, EDISI III, DEPDIKBUD,
BALAI PUSTAKA, 2002).
h. Makassar
1) Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan
Jadi, PT.Pelni Tower dengan Konsep Green
Archietecture di Makassar adalah suatu bangunan tinggi
dengan konsep rancangan arsitektur yang berwawasan
lingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang konservasi
lingkungan yang memiliki badan hukum resmi yang dimiliki
oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya
berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau
perseorangan yang ada di dalamnya.
2. Sejarah PT.PELNI
Sejarah berdirinya PT.PELNI bermula dengan
dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri
perhubungan dan Meteri pekerjaan Umum tanggal 5 September
1950 yang isinya mendirikan Yayasan Penguasaan Pusat Kapal-
kapal (PEPUSKA).Latar belakang pendirian yayasan PEPUSKA di
awali dari penolakan pemerintah Belanda atas permintaan
Indonesia untuk mengubah status maskapai pelayaran Belanda
yang beroperasi di Indonesia.N.V. K.P.M (Koninklijke Paketvaart
15
Matschappij) menjadi Perseroan Terbatas (PT). Pemerintah
Indonesia juga mengingatkan agar kapal-kapal KPM dalam
menjalankan operasi pelayarannya di perairan Indonesia
menggunakan bendera Merah Putih. Pemerintah Belanda dengan
tegas menolak semua permintaan yang diajukan oleh pemerintah
Indonesia.
Dengan modal awal 8 (delapan) unit kapal dengan total
tonage 4.800 DWT (death weight ton), PEPUSKA berlayar
berdampingan dengan armada KPM yang telah berpengalaman
lebih dari setengah abad. Persaingan benar-benar tidak seimbang
ketika itu, karena armada KPM selain telah berpengalaman,jumlah
armadanya juga lebih banyak serta memiliki kontrak-kontrak
monopoli.
Akhirnya pada 28 April 1952 Yayasan PEPUSKA resmi
dibubarkan. Pada saat yang sama didirikanlah PT.PELNI dengan
berdasarka Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor M.2/1/2
tanggal 28 Februari 1952 dan No. A.2/1/2 tanggal 19 April 1952,
serta Berita Negara Republik Indonesia No. 50 tanggal 20 Juni
1952.Sebagai Presiden Direktur Pertamanya diangkatlah R.
Ma’moen Soemadipraja (1952-1955).
Delapan unit kapal milik PEPUSKA diserahkan kepada
PT.Pelni sebagai modal awal. Karena dianggap tidak mencukupi
maka Bank Ekspor Impor menyediakan dana untuk pembelian
kapal sebagai tambahan dan memesan 45 “coaster” dari Eropa
Barat. Sambil menunggu datangnya “coaster” yang dipesan dari
Eropa.PELNI mencarter kapal-kapal asing yang terdiri dari
berbagai bendera.Langkah ini diambil untuk mengisi trayek-trayek
yang ditinggalkan KPM.Setelah itu satu persatu kapal-kapal yang
16
dicarter itu diganti dengan “coaster” yang datang dari
Eropa.Kemudian ditambah lagi dengan kapal-kapal hasil
pampasan perang dari Jepang.
Status PT.PELNI mengalami dua kali perubahan.Pada
tahun 1961 pemerintah menetapkan perubahan status dari
Perusahaan Perseroan menjadi Perusahaan Negara (PN) dan
dicantumkan dalam Lembaran Negara RI No. LN 1961. Kemudian
pada tahun 1975 status perusahaan diubah dari Perusahaan
Negara (PN) menjadi Perseroan Terbatas (PT) PELNI sesuai
dengan Akte Pendirian No. 31 tanggal 30 Oktober 1975.
Perubahan tersebut dicantumkan dalam Berita Negara RI No. 562-
1976 dan Tambahan Berita Negara RI No. 60 tanggal 27 Juni
1976, hingga sekarang.
Seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan
usaha yang terus mengalami peningkatan, kini PT.PELNI
mengoperasikan 23 unit kapal penumpang mewah berkapasitas
30.323 penumpang dan 20 unit kapal serbaguna dengan bobot
mati 35.412 DWT. Jumlah pelabuhan yang disinggahi juga terus
mengalami peningkatan, hingga kini mencapai 101 pelabuhan di 24
propinsi di Indonesia.
(Copyright ©2004 PT. Pelayaran Nasional Indonesia. All
Right Reversed)
(http://www.pelni.co.id)
17
3. Visi Misi PT.PELNI
Visi dari PT.PELNI adalah menjadikan operator
pelayaran nasional dengan jaringan internasional yang sejajar
dengan perusahaan kelas dunia.
Misi dari PT.PELNI adalah pengelola dan
mengembangkan angkutan laut untuk menunjang terwujudnya
wawasan nusantara dan meningkatkan konstribusi pendapatan
bagi Negara.
4. Sasaran PT.PELNI
Sasaran-sasaran PT PELNI adalah:
? Sebagai pelenggara jasa angkutan laut yang efisien dan
memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
? Memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia
dan memperkuat kesatuan nasional melalui penyediaan jasa
angkutan laut yang berskala nasional dan internasional.
? Memberikan kontribusi kepada pendapatan Negara melalui
pembayaran dividen.
5. Ruang Lingkup Kegiatan Usaha
Usaha pokok PT PELNI adalah mengoperasikan kapal
laut untuk melayani angkutan penumpang dan barang antarpulau
dalam wilayah Nusantara yang terdiri sekitar 17.000 pulau dengan
jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa.Pembangunan sosial dan
ekonomi Negara membutuhkan jasa pelayanan angkutan laut yang
18
efesien dan efektif yang dapat menunjang arus perdagangan dan
mobilitas penumpang antar pulau maupun antar Negara.
Dalam pengemban tugasnya sebagai perusahaan jasa
transportasi laut yang diandalkan untuk memperlancar sistem
distribusi nasional.PT PELNI tidak hanya melayani trayek-trayek
komersial yang menguntungkan, tetapi juga ditugasi melayani
trayek perintis ke pulau-pulau terpencil tidak menguntungkan demi
mewujudkan kesatuan dan Wawasan Nusantara.
Untuk dapat melaksanakan misi dan tugas Negara
dengan seimbang serta untuk menunjang kegiatan yang terkait
dengan usaha pokok, PT PELNI mendirikan usaha-usaha terkait
diantaranya keagenan kapal pihak lain dan galangan perbaikan
kapal (dock yard). Di samping itu juga didirikan bentuk usaha lain
sebagai fasilitas penunjang, yaitu Rumah Sakit Petamburan di
Jakarta dan Wisma Bahtera di Cipayung, Bogor, Jawa Barat.
Sesuai dengan instruksi presiden no 4 tahun 1985 PT
PELNI harus memisahkan usaha pelayaran dengan usaha bongkar
muat, karena itu PT PELNI memiliki dua perusahaan anak, yaitu:
? PT SARANA BANDAR NASIONAL (SBN)
Kantor Pusat PT di Jl. Angkasa 18 Kemayoran, Jakarta Pusat.
Bidang usaha: Terminal Operator, Bongkar Muat, dan Ekspedisi
Muatan Kapal Laut (EMKL). Memiliki 65 kantor cabangan di
seluruh Indonesia.
? PT PELITA INDONESIA DJAYA CORPORATION (PIDCO)
Kantor Pusat PT PIDC di Jl. Angkasa 18 Kemayoran, Jakarta
Pusat. Bidang usaha: Freight Forwarding, Export Import
Handling, Container, Ekspedisi Muatan Laut (EMKL),
Pedagangan (Veem).
19
6. Ragam Usaha PT.PELNI
? Usaha Pokok
Usaha pokok PT PELNI adalah menyediakan jasa angkutan
penumpang dan barang antar pulau dengan mengoperasikan
30 unit armada kapal penumpang, yang terdiri atas 25 unit
kapal tipe 2000, tipe 1000, dan tipe 500 penumpang: 4 unit
kapal Ro-Ro, dan 1 unit kapal ferry cepat dengan kapasitas
seluruhnya 55.047 orang, 649 unit kendaraan bermotor roda 4
dan 147 kendaraan roda 2. Di samping itu PT PELNI juga
mengoperasikan 20 unit armada kapal barang serba guna
dengan bobot mati 35.412 ton.
Wilayah Indonesia yang terdiri atas 17.503 pulau sangat
membutuhkan sarana transportasi laut untuk penghubungkan
antar pulau tersebut. Dengan misinya mengelola dan
mengembangkan angkutan laut untuk menunjang terwujudnya
wawasan nusantara, PT PELNI melaksanakan
tanggungjawabnya tidak hanya melayani rute-rute komensial
yang menguntungkan, tetapi juga melayani rute-rute perintis
untuk mempersatukan wilayah dan mengembangkan
perekonomian pulau-pulua terpencil.`Lebih dari 100 pelabuhan
mulai dari Aceh hingga merauke dan pelayaran samudra dekat
singapura telah kami hubungkan secara regular dengan jadwal
tetap.
? Usaha terkait
Dalam rangka menutupi semua biaya yang terkait dengan
kegiatan non profil, PT PELNI mengoprasikan unit-unit srtategis
20
bisnis yang terkait dengan usaha pokok. Bisnis-bisnis yang
terkait dengan usaha pokok, yaitu bongkar muat, freight
forwarding, kegiatan ke agenan kapal pihak ke tiga, serta
galangan kapal atau kegiatan perbengkelan dan jasa dok.
? Usaha lainnya
Usaha lain PT PELNI adalah usaha fasilitas penunjang yang
terdiri atas rumah sakit PELNI di petamburan, wisma bathera di
cipayung, wisma tugu di cisarua, dan wisma tretes di jawa timur
21
7. Struktur Organisasi PT.PELNI
a. Pusat
Gambar 1, Struktur Organisasi Kantor Pusat PT.Pelni
Sumbe : http://www.pelni.co.id
22
b. Cabang
Gambar 2, Struktur Organisasi Kantor Cabang PT,Pelni
Sumber : http://www.petra.ac.id
B. Tinjauan Umum Kantor
1. Sejarah Kantor
Seiring dengan kebutuhan manusia yang bertambah terus,
kebutuhan akan ruang tersebut adalah kebutuhan yang berasal dari
profesi manusia yang formal, sehingga mulailah manusia membangun
perfasilitas akan ruang-ruang perkantoran, yang tampak jelas mulai
tumbuhnya gedung-gedung perkantoran setelah tahun 1880. Begitulah
23
yang dikatakan oleh Santa R. dan Roger C. dalam bukunya
Tomorrow’s Office.”Business in changing worldwide”
Konsep sederhana mengenai kehadiran kantor merupakan
suatu ruang di dalam rumah, tetapi akhirnya terjadi pergeseran budaya
yang mengakibatkan rumah tinggal tidak lagi dijadikan tempat tingga,
melainkan tempat bekerja seutuhnya yang lebih nyaman dan tentunya
formal. Hal ini dikarenakan pasifnya manusia itu untuk lebih banyak
beraktifitas pada ruang lain di dalam rumah selain di ruang kerja.
Kemajuan teknologi berkembang dengan sangat pesatnya,
adanya telepon, komputer dan sebagainya mengakibatkan pergeseran
budaya. Konsep perkantoran menyesuaikan perubahan di atas, dari
tradisional berkembang menjadi lebih modern. (Santa and Roger 1).
Begitu pula dengan tapak perkantoran yang cenderung menempati
kawasan perkantoran sehingga memungkinkan dibangun menjadi
lebih besar. Konsep lingkungan kerja saat ini bertitik tolak dari
kebosanan pada lingkup kerja yang lama. Kemajuan dalam elektronika
pun berdampak pada jiwa kebebasan baru dan pada pekerja
perkantoran, dan arti baru bagi lingkungan kerja yang fleksibel.
Kantor paling awal yang dapat diketahui dimulai sejak orang
duduk dan bertukar barang. Pada jaman ekonomi agraris, kantor
terdapat di salah satu sudut dimana pekerja dapat melakukan barter
dengan petani.
2. Definisi Kantor
Ada beberapa pendapat yang mengemukakan mengenai
definisi kantor diantaranya :
a. Kantor berasal dari bahasa Belanda kantoor adalah sebutan
untuk tempat yang digunakan untuk perniagaan atau
24
perusahaan yang dijalankan secara rutin. Kantor bisa hanya
berupa suatu kamar atau ruangan kecil maupun bangunan
bertingkat tinggi.
b. Dalam bahasa Inggris “office” memiliki makna yaitu: tempat
memberikan pelayanan (service), posisi, atau ruang tempat
kerja.
c. Menurut Prajudi Atmosudirjo : kantor adalah unit organisasi
yang terdiri dari tempat, staf personil, dan operasi
ketatausahaan guna membantu pimpinan. (Prof. Dr. Mr. Prajudi
Atmosudirjo, Kesekretariatan dan Administrasi Perkantoran,
Ghali Indonesia, Jakarta, 1982, hal 61)
d. Menurut Cyril M. Haris : kantor berarti bangunan yang
digunakan untuk tujuan profesiaonal maupun administrasi, dan
tidak ada bagian yang dipergunakan untuk keperluan hunian
oleh para penjaga dan pembersih kantor. (Cyril M. Haris,
Dictionary of Architecture and Construction).
e. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (W.J.S.
Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka Jakarata 1980), kantor berarti balai (gedung, rumah,
ruang), tempat mengurus suatu pekerjaan (perusahaan, dsb).
f. Menurut Sedarmayanti dalam buku Manajemen Perkantoran,
kantor merupakan tempat diselenggarakannya kegiatan
menangani informasi mulai dari menerima, mengumpulkan,
mengolah, menyimpan, sampai menyalurkan/mendistribusikan
informasi.
g. Sedangkan secara praktis kantor merupakan tempat orang-
orang melakukan kegiatan/aktivitas yang berhubungan dengan
pelayanan berbagai keterangan pada yang membutuhkannya.
25
Akan tetapi dengan perkembangan yang pesat pada bidang
teknologi dewasa ini, kantorpun berkembang, bukan sekedar tempat,
melainkan sebagai sarana kegiatan penyediaan informasi, guna
menunjang kemudahan pelaksanaan tugas disegala bidang. Jadi
kantor saat ini merupakan pusat pelayanan dan pusat informasi dari
kegiatan perusahaan dan organisasi.
3. Fungsi Kantor
Fungsi kantor adalah untuk memberikan pelayanan komunikasi
dan catatan-catatan. Secara terperinci fungsi kantor adalah:
1. Untuk menerima keterangan
2. Untuk mencatat keterangan
3. Untuk menyusun keterangan
4. Untuk memberikan keterangan
5. Untuk menjamin aktiva
Selain itu, Menurut Mills (1984:9). Tujuan kantor didefinisikan
sebagai pemberian pelayanan komunikasi dan perekaman. Dari
definisi tersebut, Mills memperluas menjadi fungsi kantor (pekerjaan
yang dilakukan) yakni sebagai berikut.
a. Menerima informasi (to receive information).
Menerima informasi dalam bentuk surat, panggilan telepon,
pesanan, faktur, dan laporan mengenai berbagai kegiatan
bisnis.
b. Merekam dan menyimpan data -data serta informasi (to
record information).
26
Tujuan pembuatan rekaman adalah menyiapkan informasi
sesegera mungkin apabila manajemen meminta informasi
tersebut. Beberapa rekaman (record) diminta untuk disimpan
menurut hukum (seperti anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga suatu perseroan terbatas), atau disimpan untuk
memenuhi kebutuhan manajemen dalam perencanaan dan
pengendalian perusahaan seperti rincian negosiasi. transaksi,
operasi, korespondensi, pesanan, faktur, atau ringkasan rincian
seperti laporan keuangan, laporan persediaan, dan analisis
penjualan.
c. Mengatur informasi (to arrange information).
Informasi yang diakumulasi oleh kantor jarang dalam bentuk
yang sama layaknya ketika diberikan, seperti mengumpulkan
informasi dari sumber-sumber yang berbeda dan membuat
perhitungan/pembukuan. Kantor bertanggung jawab
memberikan informasi dalam bentuk terbaik dalam melayani
manajemen seperti, penyiapan faktur/kuitansi, penetapan
harga, akuntansi, laporan statistik, laporan keuangan, dan
laporan pada umumnya.
d. Memberi informasi (to give infinmation).
Bila manajemen meminta sejumlah informasi yang diperlukan,
kantor memberikan informasi tersebut dari rekaman yang
tersedia. Sebagian informasi yang diberikan bersifat rutin,
sebagian bersilat khusus. Informasi-formasi tersebut diberikan
baik secara lisan maupun tulisan. Contoh informasi tersebut
adalah pesanan. anggaran, faktur,kuitansi, laporan
27
perkembangan, laporan keuangan, dan instruksi yang
dikeluarkan atas perintah manajemen.
e. Melindungi aset (to safeguard assets).
Di samping empat tugas di atas, masih terdapat fungsi kantor
yang lain, yaitu mengamati secara cermat berbagai kegiatan
dalam perusahaan seperti diperlihatkan didalam rekaman dan
mengantisipasi segala hal yang tidak menguntungkan yang
mungkin terjadi. Misalnya. Melaporkan adanya kekurangan
persediaan, melaporkan adanya sejumlah utang yang mungkin
tidak terbayar saat akan jatuh tempo, rekaman vital seperti
kontrak besar harus dilindungi secara tepat. uang tunai harus
disimpan dalam lemari besi maupun di dalam bank. Kantor
harus berhati-hati terhadap makna rekaman dan
memperhatikan dengan secara hal-hal yang memerlukan
tindakan manajemen.
Selain lima fungsi di atas, kantor masih memiliki empat fungsi lain,
yaitu:
a. Pusat syaraf administrasi dan perencanaan kebijaksanaan
Sebagai badan eksekutil, kantor harus bertindak sebagai pusat
administrasi. Administrasi dalam hal ini adalah segenap proses
penyelenggaraan dalam setiap usaha kerja sama sekelompok
orang untuk mencapai tujuan tertentu. Unsur-unsur dari
administrasi: pengorganisasian, personalia, keuangan,
komunikasi, tata usaha, dan humas.
28
b. Perantara
Kantor bertindak sebagai pusat pelayanan yang
menghubungkan antar bagian dalam organisasi.
c. Koordinator
Mengawasi dan mengkoordinir seluruh kegiatan organisasi.
d. Penghubung dengan public
Mengadakan hubungan dengan pihak luar organisasi dan
memberikan dukungan terhadap organisasi.
4. Klasifikasi Kantor
a. Berdasarkan tujuan usaha dan lingkungan suasana kerja :
? Kantor administrasi pemerintah
? Kantor administrasi perusahaan
? Kantor administrasi sosial
b. Berdasarkan pemilikannya
? Pemerintah
? Swasta
c. Berdasarkan hirarki
? Kantor pusat
? Kantor cabang
? Kantor perwakilan
d. Menurut L. Manaseh dan R.Cunliffe, jenis kantor dapat
dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
29
a) Commercial office
Jenis perkantoran yang termasuk golongan ini adalah
perkantoran (untuk toko, disewakan), perusahaan (trading
company), asuransi dan transportasi.
b) Industrial office
Jenis perkantoran ini terikat harus mempunyai hubungan
fisik dengan pabriknya.
c) Professional office
Jenis perkantoran ini tidak dipakai dalam waktu yang
panjang dan merupakanperkantoran yang jumlah modal
yang digunakan relatif kecil.
d) Institutional/ Governmental office
Jenis perkantoran ini bersifat usaha yang teratur dalam
bentuk lembaga yang berpedoman pokok untuk hidup
lama dan kokoh. Biasanya digunakan dalam waktu yang
lama atau panjang. Berdasarkan kelasnya, gedung
perkantoran dibedakan menjadi beberapa kelas, antara
lain:
1) Kelas Premium (dengan luas gedung minimal 20.000
m2 serta terletak di CentralBusiness District)
2) Kelas A (Luas minimum gedung 6.000 m2 serta
terletak di daerah pusat bisnis
3) Kelas B (dengan luas berapa saja dan terletak
dilokasai mana saja namun memilikikualitas material
yang baik dan cukup modern).
Dilihat dari segi kelas, yang lebih diperhatikan adalah dalam
hal luas gedung perkantoran,lokasi, fasilitas serta kualitas material
bangunan yang digunakan.
30
e. Berdasarkan kelasnya, gedung perkantoran dibedakan menjadi
beberapa kelas, antara lain:
a) Kelas Premium (dengan luas gedung minimal 20.000 m2
serta terletak di Central Business District)
b) Kelas A (Luas minimum gedung 6.000 m2 serta terletak di
daerah pusat bisnis
c) Kelas B (dengan luas berapa saja dan terletak dilokasai
mana saja namun memiliki kualitas material yang baik dan
cukup modern) Dilihat dari segi kelas, yang lebih
diperhatikan adalah dalam hal luas gedung perkantoran,
lokasi, fasilitas serta kualitas material bangunan yang
digunakan.
f. Berdasarkan kepemilikannya, gedung perkantoran terbagi
menjadi 2 macam yaitu:
a) Gedung perkantoran sewa
Pada tipe gedung perkantoran sewa, yang disewakan
adalah besaran atau luasan tertentu dari gedung
perkantoran tersebut. Penyewaan dilakukan sesuai dengan
jangka waktu yang disepakati bersama. Biaya yang harus
dikeluarkan bagi penyewa adalah biaya sewa dan service
charge kepada pengelola yang biasanya dihitung
berdasarkan luas ruangan yang disewa dan dibayar per
bulan.
b) Gedung perkantoran Strata Title (milik)
Pada tipe gedung perkantoran Strata Title (milik), ruang
bangunan gedung perkantoran dapat dimiliki seperti rumah
31
tinggal ataupun apartemen strata title. Namun pemiliknya
harus tetap membayar service charge per bulan sebagai
biaya perawatan dan pemeliharaan gedung. Saat ini,
terdapat gedung perkantoran dengan tipe kepemilikan
campuran dimana dalam gedung perkantoran tersebut ada
yang ruang (space) yang disewakan dan ada juga yang
menjadi pemilikan perseorangan ataupun perusahaan.
Namun yang lebih dominan pada saat ini adalah gedung
perkantoran yang ruang (space) nya disewakan.
Gambar 3, Diagram klasifikasi gedung perkantoran
Sumber : Office book
g. Berdasarkan tata ruangnya, dikenal 4 macam tata ruang
kantor, yaitu:
a) Tata ruang kantor berkamar (Cubicle Type Offices)
Ruangan untuk bekerja yang dipisahkan atau dibagi
dalam kamar-kamar kerja.
Kita lebih mengenalnya dengan kantor dengan ruang
tertutup. Setiap orang berjalan melewati lorong-lorong
dengan dinding di sebelah kanan dan kirinya. Sederetan
pintu berjajar dengan sebuah papan nama tergantung di
32
atasnya. Suasana demikian yang kira-kira dapat
menggambarkan sebuah corridor office. Pada kantor ini
akan dijumpai banyak koridor-koridor panjang. Tidak semua
ruangannya dapat menikmati pencahayaannya dan
penghawaan alami, mungkin hanya ruang-ruang yang
berada di bagian tepi-tepi kantor saja yang bisa
menikmatinya. Desain dari kantor tersebut berdasarkan
pada asumsi bahwa, setiap ruangan dibagi-bagi oleh
dinding-dinding partisi.
Gambar 4, Tata Ruang Kantor Berkamar
Sumber : http://www.google.com
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan
penataan tersebut, diantaranya ;
? Setiap orang mempunyai ruang sendiri-sendiri.
? Privasi lebih terjaga. Dinding partisi
memungkinkan orang yang di dalam ruangan
tidak terlihat dan terdengar pembicaraan dari luar.
? Setiap orang bebas mengatur suasana
ruangannya. Apakah ini menggunakan
pencahayaan dan penghawaan alami atau
33
buatan, apakah hendak menutup blinds pada
jendelanya atau membiarkannya terbuka.
? Suasana interior ruang memudahkan kita untuk
membedakan status penghuni ruang tersebut.
Suasana ruang staf tentu berbeda dengan
suasana ruang pimpinan.
? Tidak setiap orang akan mempunyai ruang
sendiri-sendiri. Jadi, ada diantara mereka yang
harus berbagi ruangan. Suasana kantor dengan
ruang yang sempit dan di tempati lebih dari satu
orang, akan menggangu konsentrasi kerja, dan
berdampak tidak baik bagi psikologi pengguna
ruang tersebut.
? Pandangan tiap orang jadi terbatas, karena
terhalang oleh partisi.
? Komunikasi antar sesama pegawai kantor tidak
akan berjalan lancar. Setiap ruang memerlukan
telepon internal untuk mempersingkat waktu,
daripada harus berjalan menuju ke ruang lain.
? Banyak tempat yang terbuang untuk lorong-lorong
yang menghubungkan ke ruang-ruang lain. Juga
untuk jarak ruang gerak setiap pintu yang ada.
? Apabila desain kantor nantinya akan diubah, baik
untuk renovasi maupun karena penambahan
jumlah pegawai, partisi-partisi tersebut nantinya
akan mempersulit dan sayang untuk dibuang.
? Bentuk bangunan akan mempersulit ketika
memerlukan ruangan yang lebih besar untuk
34
dipakai beberapa orang bersama, misalnya untuk
rapat.
b) Tata ruang kantor terbuka (Open Plan Offices)
Ruangan besar untuk bekerja yang ditempati oleh
beberapa pegawai yang bekerja bersama- sama di ruangan
tersebut tanpa dipisahkan oleh penyekat.
Sebagai alternatif untuk mengatasi kendala yang
dihadapi oleh corridor office. Sebuah area dengan beberapa
meja dan perlengkapan kantor lainnya yang ditata
sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan. Kantor akan
tampak lebih luas dengan adanya partisi-partisi yang
membagi tiap ruang. Pegawai yang bekerja jauh dari jendela
masih dapat menikmati pencahayaan dan penghawaan
alami. Dibanding dengan corridor office, ini lebih banyak
menghemat tempat, hemat listrik, dan juga pandangan mata
kita akan lebih luas. Dengan beberapa keunggulan tadi,
open plan office mulai banyak disosialisasikan di berbagai
kantor.
Gambar 5, Tata Ruang kantor Terbuka
Sumber : http://www.google.com
35
Gambar 6, Tata Ruang Kantor Terbuka
Sumber : Office book
Beberapa keuntungan dari open plan office :
? Lebih menghemat tempat.
? Komunikasi di dalamnya lebih mudah.
? Pandangan mata tidak lagi dibatasi oleh partisi-
partisi.
? Dapat meningkatkan kerja sama dan hubungan
sosial yang baik.
? Pengaturan ulang ruangan akan lebih mudah,
karena ruang lebih fleksibel.
Sedangkan kelemahannya :
? Privasi tidak seleluasa corridor office.
? Akan ada pemecahan konsentrasi kerja ketika
orang-orang berlalu lalang.
? Perbedaan ruang antar staf yang lebih tinggi
dengan yang lebih rendah tidak seberapa terlihat
karena semua berada di arae yang sama.
36
? Setiap orang tidak bisa seenaknya mengontrol
kondisi ruang, karena ruang tersebut dipakai
bersama.
c) Tata ruang kantor berhias atau berpanorama/ber
taman(Landscape Offices).
Ruangan untuk bekerja yang dihiasi oleh taman, dekorasi
dan lainnya. Bentuk ruangan kantor berhias ini mengusahakan agar
lingkungan ruangan perkantoran nampak seperti pemandangan
alam terbuka dan benar-benar merupakan lingkungan yang
nyaman, menyenangkan dan ekonomis dalam pemanfaatan
ruangan.
d) Tata ruang kantor yang merupakan gabungan antara bentuk
tata ruang kantor berkamar, tata ruang kantor terbuka dan
tata ruang kantor berhias.
Gambar 7, Tata Ruang Kantor
Sumber : office book
37
Gambar 8, Tata Ruang Kantor Kombinasi
Sumber : Office Book
Gambar 9, Tata Ruang Kantor Kombinasi
Sumber :Office Book
Saat ini, terdapat gedung perkantoran dengan tipe kepemilikan
campuran dimana dalam gedung perkantoran tersebut ada yang ruang
(space) yang disewakan dan ada juga yang menjadi pemilikan
perseorangan ataupun perusahaan. Namun yang lebih dominan pada
38
saat ini adalah gedung perkantoran yang ruang (space) nya
disewakan.
Perkantoran mengenal perubahan kecenderungan atau tren
dari masa ke masa. Salah satu perubahan yang paling terasa adalah
kecenderungan semakin terbukanya ruang kerja, mulai sekitar
pertengahan tahun 1990-an dibandingkan dengan ruang kerja tahun
1980-an.
Tahun 1970 – 1980-an, desain ruang kerja yang tertutup masih
banyak dijumpai pada ruang-ruang perkantoran. Artinya, seorang
karyawan pada tingkat manajer misalnya, lebih suka bekerja pada
sebuah ruang yang tertutup. Dia terpisah dari pada karyawannya,
sehingga bisa dikatakan tak ada yang tahu apa yang dilakukan di
ruang serba tertutup itu.
Namun mulai pertengahan tahun 1990-an, sejalan dengan
sistem manajemen yang kian terbuka, filosofi ini pun mempengaruhi
penataan interior ruang kantor. Mereka yang mempunyai posisi
pengambilan keputusan sekalipun lebih memilih ruang yang terbuka.
Artinya, ruang itu bisa dipisahkan dengan partisi kaca, atau bahkan
hanya dipisahkan dengan partisi sekitar dua meter saja.
Keterbukaan ini membuat “jarak” antara pemimpin dan
karyawan semakin dekat. Baik pimpinan maupun karyawan bisa saling
bertegur sapa dengan mudah, saliang tebuka, dan saling mengawasi.
Saat ini, mekanisme kerja lebih mengutamakan team work.
Agar anggota team workitu bisa bekerja optimal, maka tatainteriornya
pun cenderung kompak dan mudah dipindah-pindahkan.
39
h. Berdasarkan tipikal jalur pencapaian
a) Tipe koridor terbuka
Pada rancangan dgn konfigurasi ni ruang-ruang di setiap
lantai dicapai melalui koridor yang menghubungkan antar
ruang. Konfigurasi ini biasanya digunakan pada bentuk
bangunan yang memanjang dengan tatanan ruang yang
relatif linier.
Gambar 10, Tipe Koridor Terbuka
Sumber ; Office Book
b) Tipe menara
Rancangan suatu kantor sewa dikatakan mempunyai
konfigurasi tipe menara apabila bangunan dirancang dengan
bentuk bangunan tinggi dengan luasan perlantainya relative
kecil sehingga perbandingan antara lebar dan tinggi
bangunan sangat kecil. Ruang -ruang di setiap lantai dicapai
melalui suatu jalur sirkulasi vertikal yang terletak dalam
suatu cerobong. Cerobong ini berfungsi sebagai lintasan
jalur-jalur vertikal (sirkulasi, pemipaan, dan pengkabelan)
juga dapat difungsikan sebagai perkuatan bangunan yang
disebut core.
40
Gambar 11, Tipe Menara
Sumber : Office book
C. Tinjauan Konsep Green architecture 1. Latar Belakang
Alam memiliki hubungan yang erat dengan makhluk hidup.
Alam menyediakan berbagai kebutuhan hidup manusia dimulai
dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Pada
mulanya kehidupan manusia dengan alamnya berada dalam
keadaan yang selaras. Segala kebutuhan manusia dapat
terpenuhi dan klestarian alam pun dapat a pun meningkat dengan
tajam. Eksploitasi terhadap bumi secara besar-besaran pun
terjadi. Hal inilah yang mengakibatkan rusaknya keseimbangan
alam tersebut. Alam tidak memiliki kesempatan untuk
menyembuhkan dirinya setelah eksploitasi tersebut. Sebagai
akibatnya, segala system alam semesta yang telah ditetapkan
oleh sang pencipta pun menjadi bermasalah, misalnya: perubahan
iklim dunia secara drastic yang mengakibatkan bencana
diberbagai belahan dunia seperti banjir, longsor, tornado,
gelombang panas, dan sebagainya.
41
Eksploitasi bumi secara besar-besaran tersebut pada
mulanya terjadi sejak zaman revolusi industry di Eropa pada awal
abad ke 19. Ditemukannya berbagai teknologi mengakibatkan
terjadinya produksi massal. Hal-hal yang pada mulanya tidak
mungkin menjadi mungkin, hal-hal yang tidak dapat dikerjakan
menjadi dapat dikerjakan. Namun, sebagai dampak dari teknologi
tersebut, maka kebutuhan dunia akan energi menjadi meningkat
secara tajam. Hal ini dikarenakan untuk mengoperasikan teknologi
tersebut memerlukan energy pula.
Keadaan ini semakin bertambah parah dengan adanya
perkembangan zaman, pengerusakan bumi yang telah lama
berlangsung menyebabkan munculnya masalah-masalah
lingkungan tersebut antara lain :
a) Pada unsur udara, terjadi lubang pada lapisan ozon dan
pemanasan global yang ditimbulkan antara lain oleh :
1) Pembuangan limbah-limbah pabrik sembarangan
2) Pembuangan gas emisi kendaraan
3) Penggunaan mesin pendingin ruangan/Air
Conditioner (AC) secara berlebihan dan non CFC
(chlorofluorocarbon)
b) Pada unsure air, pengerusakn terjadi pada sumbernya
antara lain :
1) Kontaminasi air (melalui pembuangan limbah yang
tidak di daur ulang)
2) Fenomena kematian hutan (fenomena Waldsterben)
3) Fenomena hujan asam (acid rain)
42
c) Pada unsur bumi, antara lain :
1) Terjadinya eksploitasi sumber daya alam secara
besar-besaran dan kontinu
2) Pengundulan hutan secara illegal
3) Penggunaan barang-barang konsumsi sehari-hari
atau limbah rumah tangga
4) Kontaminasi terhadap bumi dengan sampah-sampah
yang menumpuk dan tidak dapat di daur ulang
d) Pada unsure api/energy, yaitu pemborosan penggunaan
bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui seperti
minyak bumi secara kontinu dan tidak terkendali.
Hal-hal tersbut yang memicu timbulnya gerakan-gerakan
dan gagasan-gagasan baru dalam berbagai bidang, khususnya
arsitektur. Ada banyak gagasan yang lahir dan berkembang
menanggapi masalah lingkungan global. Mulai dari arsitektur
ramah lingkunngan, bangunan yang efisien, ruang yang fleksibel,
arsitektur hijau, otomatisasi hingga pemikiran radikal mengenai
wacana bagaimana rancangan bangunan masa datang.
Semuanya mengarah pada bagaimana penerapan rancangan
bangunan dan konsep bangunan yang bersahabat dengan alam
sebagai wujud kepedulian kita akan kelangsungan hidup generasi
penerus.
2. Definisi Green Architecture
a) Pengertian Green
1) Green Design : also called to as ”sustainable design”,
environmentally-conscious design, etc) is the philosophy
of designing physical objects, the built environment and
43
services to comply with the principles of economic,
social, and ecological sustainability.
(http://en.wikipedia.org/wiki/green_design)
Desain hijau: sering disebut desain berkelanjutan,
ekodesain, atau desain lingkungan, adalah seni
mendesain objek-objek fisik dan bangunan yang
berwawasan lingkungan sehingga dapat menyesuaikan
diri dengan kondisi ekonomi, sosial, serta
keberlangsungan ekologi.
2) Green Building, also known as green construction, is
the practice of creating structures and using processes
that are environmentally responsible and resource-
efficient throughout a building's life-cycle: from siting to
design, construction, operation, maintenance, renovation,
and deconstruction. This practice expands and
complements the classical building design concerns of
economy, utility, durability, and comfort.
(http://en.wikipedia.org/wiki/green_building)
Bangunan hijau, dikenal juga sebagai konstruksi hijau,
adalah penciptaan struktur yang praktis dan
menggunakan proses yang respon terhadap lingkungan
dan efisien dalam penggunaan sumber daya alam: dari
lahan yang digunakan untuk mendisain, konstruksi,
pengoperasian, renovasi dan dekonstruksi. Ini
merupakan pengembangan dari desain bangunan klasik
dari segi ekonomi, utilitas dan kenyamanan.
44
3) Menurut Jimmy Priatman, green Building tidak hanya
hemat energi tapi juga hemat air, melestarikan sumber
daya alam, dan meningkatkan kualitas udara. Sementara
green architecture adalah bagaimana mengubah empat
hal itu menjadi seni yang berkesinambungan.
Dari semua penjelasan yang telah dipaparkan di atas,
maka kita dapat menyimpulkan kata “green” digunakan untuk
mendiskripsikan sesuatu yang ramah atau bersahabat dengan
lingkungan.
3. Manfaat dan Keuntungan dari Green Building
Manfaat dan keuntungan dari green building, adalah
sebagai berikut: (YulestaPutra, 2004: 5-8)
a) Mengurangi Biaya Operasi
1) Efisiensi Energi
? Disain yang tanggap terhadap cuaca dan memakai
teknologi hemat energi dapat mengurangi pemakaian
pemanas dan pendingin sampai 60%, serta memotong
pemakaian cahaya hingga 50% pada bangunan.
? Pengembalian break evan point untuk bangunan yang
menerapkan green building lebih cepat dan lebih tinggi
dari pada bangunan yang tidak menerapkan konsep
pembangunan berkelanjutan green building.
? Partisipasi masyarakat dengan menerapkan program
penghematan pemakaian listrik secara menyeluruh
dapat menghemat jutaan watt listrik dan mengurangi
tagihan listrik nasional pertahun.
45
2) Efisiensi Air
? Peralatan-peralatan untuk mengefisiensikan pemakaian
air, perubahan cara pemakaian air dan perubahan
metode irigasi dapat mengurangi konsumsi air hingga
mencapai 30% atau lebih.
? Seratus ribu kaki persegi gedung perkantoran tipikal
dapat menghemat jutaan rupiah dan dapat mengurangi
pemakaian air sebanyak 30%.
3) Pengurangan Sampah Konstruksi
? Sampah konstruksi dan demolisi adalah 35-40% dari
sampah padat municipal.
? Daur ulang sampah konstruksi dan demolisi dapat
memberikan penghematan yang berarti. Perluasan
lahan konstruksi bukan hanya dengan cara menguruk
lahan tapi bisa juga dengan cara waste hauling dan
tipping fest. Sebagai contoh dapat dilihat pada proyek
konstruksi dan demolisi dari taman Portland
Traibilazers Rose dapat melakukan penghemat kira-
kira 186.000 USD melalui daur ulang sampah dan
merubah bentuk sampah.
? Daur ulang menciptakan pekerjaan. Merubah material-
material sisa ini menjadi local processors jauh lebih
baik dari pada hanya dijadikan bahan untuk menguruk
tanah serta dapat menciptakan peluang-peluang
ekonomi yang baru.
46
b) Mengurangi Biaya Pokok.
1) Rehabilitasi bangunan yang sudah ada dapat mengurangi
biaya infra struktur dan material.
2) Disain yang terintegrasi dapat menghemat biaya sehingga
biaya-biaya tersebut dapat dialihkan untuk kebutuhan
yang lain.
3) Gedung yang hemat energi dapat mengurangi kebutuhan
peralatan, pengurangan pemakaian peralatan seperti
chiller atau insulasi seperti penahan panas.
4) Dengan mempergunakan pervious paving dan strategi run
off prevantion dapat mengurangi ukuran dan biaya dari
struktur management stormwater .
c) Mengekspansi Jangka Waktu untuk Mendapatkan
Keuntungan Infestasi
Saat ini melalui analisa biaya life cycle building dapat
dilihat nilai bersih sebuah design sebagai infestasi. Tujuan
utama ialah untuk mencapai performance lingkungan yang
paling baik dan paling efektif dalam biaya, jika memungkinkan
hingga melewati dari masa perkiraan proyek tersebut. Dalam
perputaran hidup sebuah bangunan 2% kurang lebih dari
biaya keseluruhan life cycle adalah untuk biaya bangunan, 6%
biaya operasi dan maintenance dan 92% adalah biaya
personel.
Banyak penilaian bangunan (green building) memakai
perkiraan ekonomi jangka panjang yang baik jika nilai pertama
dikurangkan dari semua simpanan (saving) untuk masa
47
depan, dan simpanan tersebut dikalkulasi dengan nilai (rate)
pasar kapitalis (market capitalization).
Dengan kata lain banyak bangunan (green building)
dinilai sebagai investasi yang nilainya akan bertambah sejalan
dengan waktu, bahkan lebih dari nilai pasar
Pengeluaran awal yang terlalu irit biasanya akan
menghasilkan bangunan dengan pembiayaan yang lebih
tinggi sepanjang life cycle dari bangunan tersebut.
d) Meningkatkan produktifitas dan kesehatan manusia
1) Dengan meningkatkan lingkungan dalam ruang maka
dapat meningkatkan produktifitas pegawai sehingga 16%.
2) Pegawai yang bekerja di lingkungan dalam ruang yang
sehat cenderung kurang melakukan absen dan mau
bekerja lebih lama.
3) US Environmental Protecion Agency menilai bahwa polusi
udara di dalam ruangan termasuk dalam lima tertinggi
faktor yang membahayakan kesehatan. Sepertiga dari
bangunan-bangunan ditemukan mempunyai kondisi ruang
dalam yang jelek.
4) Sindrome “bangunan sakit” dan penyakit yang disebabkan
oleh kondisi bangunan diperkitakan memakan biaya
perobatan jutaan rupiah per tahun dan hilangnya jumlah
produktifitas pekerja.
5) Keuntungan bagi penyewa bangunan green building
selain secara keseluruhan mendapatkan kualitas
lingkungan yang baik, lingkungan kerja yang baik,
48
kurangnya kecenderungan absen pegawai, moral
pegawai yang lebih baik, tapi juga menjadi “terpandang”
di mata komunitas lain.
6) Memastikan kondisi ruang dalam yang sehat dapat
mengurangi asuransi, biaya operasional dan resiko
bahaya. Contoh kasus: US EPA dituntut oleh salah
seorang pegawai yang menjadi sakit karena pemasangan
karpet baru; pegawai tersebut memenagkan kasusnya
dan mendapat ganti rugi sebesar USD 1 juta.
e) Memberikan Keuntungan pada Komunitas Tertentu
Green building dapat menduk ung dan melindungi:
1) Ekonomi lokal melalui kebutuhannya akan material
bangunan, pekerjaan dan industri.
2) Kualitas lingkungan seperti udara dan air yang bersih.
3) Infrastruktur yang tahan lama seperti industri tenaga,
industri penanggulanagn air dan urugan tanah.
4) Keadilan sosial melalui penambahan group komunitas
dan populasi khusus dalam proses desain.
5) Perbaikan perubahan cuaca global dengan cara
merendahkan energi dan konsumsi material dalam
konstruksi dan operasi bangunan, yang dapat
memberikan kontribusi terhadap perubahan cuaca.
4. Prinsip – Prinsip Pada Green Architecture
Terdapatnya beberapa pedoman desain yang dilakukan
oleh arsitek dan instansi dalam memasyarakatkan green
architecture dengan aplikasi yang berbeda-beda sesuai
49
lingkungan dan keahlian masing-masing. Beberapa contoh
diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Green Architecture menurut Robert dan Brenda Vale
Tabel 1. Green Architecture menurut Brenda dan Robert Vale
No Prinsip Penjelasan 1. Konservasi energi ? Bangunan seharusnya meminimalkan
penggunaan kebutuhan akan energi ? Perlindungan sumber daya alam ? Pendayagunaan alam sebagai sumber
energi bagi keperluan studi dan rekreasi ? Memanfaatkan limbah seperti dengan
manjadikan limbah sebagai sumber energi biogas atau pupuk
? Penentuan lokasi yang paling tepat guna dengan cara pemilihan sumber daya alam yang sesuai dengan kebutuhan dari fungsi bangunan atau proyek
2. Bekerja sama dengan iklim
? Bangunan bekerja sama dengan iklim dan sumber energi alam
? Memanfaatkan energi yang tersedia di alam seperti matahari, angin, dan air
? Pencahayaan alami pada siang hari ? Penghawaan alami.
3. Meminimalisasi sumber-sumber daya baru
? Penggunaan material daur ulang. ? Penggunaan material yang dapat
diperbaharui. ? Merancang bangunan dari sisa
bangunan yang sebelumnya. ? Penggunaan material yang ramah
lingkungan.
4. Menghargai pemakai
menyadari bahwa pengguna dari bangunan harus diperhatikan kebutuhannya. Untuk itu dilakukan pendekatan yang memperhatikan kenyamanan penggunanya namun selaras dengan prinsip green architecture.
5. Menghargai site
Seminimal mungkin merubah tapak, misalnya dengan mempertahankan kontur tanah. Serta memberi pori-pori bagi tanah agar tetap memiliki aliran udara.
6. Holistik Melihat suatu permasalahan secara menyeluruh.
Sumber: Green Architecture Design for a Sustainable Future, 1991
50
b) Green Architecture menurut Heinz Frick
Heinz Frick (1999) memberikan empat kriteria arah
pembangunan secara green architecture , yaitu:
1) Pembangunan berwawasan lingkungan menuntut adanya
proses yang melestarikan lingkungan alam dan
peredarannya, sehingga menghemat energi.
2) Pembangunan biologis (baubiologie) yang
memperhatikan kesehatan penghuni dan menganggap
rumah sebagai kulit ketiga manusia.
3) Pembangunan psikospiritual, berkaitan dengan jiwa
manusia, rasa dan karsa, serta susunan organisme
manusia yang mengerti arsitektur sebagai pengalaman
kesadaran.
4) Pembangunan organik yang bobot arsitekturalnya terletak
pada fungsi pembentukan dan kesenian.
Masih menurut Frick (1997), pola perencanaan green
architecture selalu memanfaatkan alam, sebagai berikut:
1) Menghemat sumber energi alam yang tidak dapat
diperbaharui dan mengirit penggunaan energi.
2) Memelihara sumber lingkungan (udara, tanah, air).
3) Memelihara dan memperbaiki peredaran alam.
4) Mengurangi ketergantungan pada sistem pusat energi
(listrik, air) dan limbah (air, limbah dan sampah).
5) Penghuni ikut serta secara aktif dalam perencanaan
pembangunan dan pemeliharaan perumahan.
6) Tempat kerja dan pemukiman terdekat.
51
7) Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhan
sehari-hari.
8) Penggunaan teknologi sederhana.
9) Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan
bangunan maupun yang digunakan pada saat
pembangunan harus seminimal mungkin.
10) Kulit (dinding dan atap) sebuah gedung harus sesuai
dengan tugasnya harus melindungi dirinya dari sinar
panas, angin dan hujan.
11) Bangunan sebaiknya diarahkan berorientasi timur - barat
dengan bagian utara selatan menerima cahaya alam
tanpa silau.
12) Dinding bangunan harus memberikan perlindungan
terhadap panas, daya serap panas dan tebalnya dinding
harus sesuai dengan kebutuhan iklim ruang dalamnya.
13) Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara
secara alami bisa menghemat banyak energi.
14) Bangunan sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga
dapat menggunakan penyegaran udara secara alamiah
dan memanfaatkan angin sepoi-sepoi untuk membuat
ruang menjadi sejuk.
15) Semua gedung harus bisa mengadakan regenerasi dari
segala bahan bangunan, bahan limbah, dan mudah
dipelihara.
52
c) LEED oleh U.S Green Building Council (USGBC)
Tabel 2.Green Building menurut LEED-NC
(Leadership in Energy and Environmental Design-New Contruction)
No Kategori Keterangan
1. Lokasi yang sustainable
? Dikembangkan pada lokasi site yang tepat
? Menyediakan sirkulasi bukan kendaraan (pedestrian)
? Melestarikan open space ? Mengatur/pemanfaatan air hujan ? Mengurangi efek panas pada lingkungan ? Mengurangi pemakaian energi untuk
penggunaan lampu yang berlebihan (khususnya pada malam hari)
2. Penyimpanan Air
? Mengurangi penggunaan air minum untuk irigasi dan penggunaan air bangunan dan pengaturan selokan
3. Efesiensi Energi dan Proteksi terhadap Atmosfer
? Mengurangi penggunaan energi, Menggunakan mesin pendingin yang sedikit memakai bahan kimia yang berbahaya
? Menghasilkan energi yang dapat diperbarui pada site
? Adanya penyimpanan energi ? Penggunaan ‘Green Power’ dalam proyek
4. Material yang Tahan Lama
? Menggunakan sumber yang mampu untuk didaur ulang
? Menggunakan kembali bangunan lama. ? Mengurangi sampah hasil konstruksi ? Menggunakan material hasil daur ulang. ? Menggunakan material regional ? Menggunakan kayu yang bersertifikat.
5. Kualitas Lingkungan Dalam
? Memperbaiki kualitas udara dalam ruangan
? Meningkatkan ventilasi udara dari luar ? Mengatur kualitas air selama proses
konstruksi ? Menggunakan bahan-bahan kimia non-
toxic ? Menyediakan kontrol bagi kenyamanan
seperti : memelihara standart kenyamanan suhu dan menyediakan penerangan dan view keluar
6. Mendorong Inovasi
Menggunakan standart LEED, dan mendorong inovasi secara profesional.
Sumber: Jerry Yudelson. Green Building revolution. PDF, Ch.2 (17)
53
d) Ecological Design oleh Sym Van der Ryn et.al. (1996:51)
1) Solusi berawal dari tempat perancangan
Sebuah desain ekologis berawal dari pengetahuan
tentang tempat dimana bangunan akan dirancang.
Respon tersebut berupa respon kepada kondisi lokal
lahan dan penduduk lokal. Jika kita sensitif dengan
nuansa tempat tersebut, kita dapat mendiami lingkungan
tersebut tanpa harus merusak lingkungan.
2) Perhitungan ekologis menginformasikan desain
Jejak lingkungan mempengaruhi eksisting pada desain.
Gunakan informasi-informasi lingkungan untuk
menentukan kemungkinan desain yang paling ekologis di
daerah tersebut.
3) Mendesain dengan alam
Dengan bekerja pada proses kehidupan, kita menghargai
semua spesies makhluk hidup. Melibatkan dalam proses
yang meregenerasi daripada menganti secara
keseluruhan, kita menjadi lebih hidup.
4) Semua orang adalah perancang dan partisipan
Tidak ada yang merupakan partisipan saja atau
perancang saja. Hargai pengetahuan spesial yang setiap
orang miliki. Jika manusia bekerja bersama untuk
merawat lingkungan mereka, sama artinya merawat diri
mereka sendiri.
5) Membuat yang alami terlihat
Membuat siklus dan proses alami membawa lingkungan
yang didesain kembali hidup. Desain yang efektif
54
membantu menginformasikan ke kita tentang kealamian
lingkungan tersebut.
e) Ecological Design oleh Ken Yeang (1995:187)
Desain ekologis adalah sebuah proses desain yang mana
perancangnya meminimalisir efek yang merugikan dari produk
desain dengan penuh pemahaman tentang ekosistem bumi
dan memberikan prioritas secara simultan untuk melanjutkan
peminimalisasi efek merugikan tersebut.
1) Hemat energi
? Penurunan biaya sebagai hasil dari penurunan
konsumsi energi dalam pengoperasian bangunan.
? Penurunan konsumsi energi secara umum berasal
dari penggunaan peralatan struktur pasif (non
mekanikal).
2) Humanisme
Mempertinggi indera pengguna yang sesuai sambil
mengingatkan mereka untuk sadar akan iklim eksternal
dari daerah tersebut .
3) Estetika natural dan kebebasan ekspresi
? Sosial-ekonomi dan kondisi politik dapat berubah
secara nyata dalam satu periode, seperti juga rasa
visual dan estetika, yang dapat mempengaruhi iklim
dan mengubah siklus.
? Menyediakan dengan prinsip teori dari bentuk
bangunan yang akan memperbolehkan kebebasan
interpretasi dari desain.
55
? Membentuk fasad bangunan yang berlapis. Hal
tersebut juga mengurangi dampak dari wajah
bangunan yang rata dank keras pada lingkungan
eksternalnya dan menyediakan area shading pada
bagian atas bangunan.
? Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi
keuntungan baru dari fitur desain.
4) Integrasi vegetasi horizontal dan vertikal
? Dasar pemikiran awal adalah vegetasi merupakan
aspek yang paling penting dari daerah tersebut dan
seharusnya menjadi faktor desain yang penting,
disamping menjadi aspek ekologisnya.
? Vegetasi butuh diperkenalkan kepada lingkungan
bangunan dalam keadaan yang sangat umum
5) Pengudaraan alami
Kreasi dari zona pengudaraan pada fasad bangunan, juga
pada area transisi, area intersisi atau area pembuangan.
Hal tersebut bisa merupakan bentuk atrium yang besar
dengan ventilasi natural yang berasal dari louvered-
covering, atau skycourt yang besar.
f) Bioshelters oleh Nancy Jack Todd et.al.
1) Dunia ini adalah matriks dari semua desain
2) Desain harusnya mengikuti, bukan melawan hukum alam.
3) Keadilan biologis harus mengikuti desain.
4) Desain harus merefleksikan bioreionalitas.
56
5) Proyek harus didasarkan dalam penggunaan daur ulang
sumber daya alam.
6) Desain harus berkelanjutan melalui integrasi sistem
kehidupan.
7) Desain harus ikut berevolusi dengan alam.
8) Bangunan dan desain harus membantu menyehatkan
planet
9) Desain harus mengikuti ekologi sakral.
g) Greenship oleh Green Building Council Indonesia (GBCI)
Ada enam aspek yang dinilai dalam standar Greenship, yakni
1) Appropriate site development (ketepatan pengembangan
tapak)
2) Energy effeciency and conservation (efisiensi energi dan
penghematan energi)
3) Water conservation (penghematan air)
4) Material resource and cycle (sumber material dan daur
ulang)
5) Indoor health and comfort (kesehatan ruang dalam dan
kenyamanan)
6) Building management and environment (kondisi
lingkungan bangunan dan manajemen lingkungan)
Sejumlah standar yang dikeluarkan oleh sejumlah arsitek,
instansi baik pemerintah maupun swasta di negara maju,
mengisyaratkan sejumlah kriteria yang harus dipenuhi oleh karya
arsitektur agar masuk ke dalam kategori hijau. Sesuai dengan
formulasi arsitektur hijau, kriteria yang disyaratkan secara umum
57
terkait dengan aspek-aspek penghematan energi, penghematan
air, penggunaan material terbarukan atau material bekas,
pencapaian kualitas lingkungan dalam bangunan yang
memberikan kenyamanan dan kesehatan bagi pengguna
bangunan, peminimalan limbah yang dihasilkan bangunan dengan
artian limbah diharapkan dapat diolah kembali sehingga tidak lagi
tersisa limbah dari bangunan.
Secara umum, kriteria-kriteria yang disyaratkan oleh
sejumlah standar asing dapat diterapkan di Indonesia karena
menyangkut hal-hal yang bersifat umum yang memang perlu
dipenuhi oleh suatu bangunan yang baik. Meskipun demikian,
kriteria-kriteria atau prinsip-prinsip desain ini perlu dilihat kembali
dan jika perlu dimodifikasi sesuai dengan kondisi di Indonesia,
serta disesuaikan dengan target yang akan dicapai secara luas.
5. Sifat Pada Bangunan Arsitektur Hijau (Green Architecture).
Arsitektur hijau (Green architecture ) mulai tumbuh sejalan
dengan kesadaran dari para arsitek akan keterbatasan alam
dalam menyuplai material yang mulai menipis. Alasan lain
digunakannya arsitektur hijau adalah untuk memaksimalkan
potensi site. Penggunaan material-material yang bisa didaur-ulang
juga mendukung konsep arsitektur hijau, sehingga penggunaan
material dapat dihemat. Green dapat diinterpretasikan sebagai
sustainable (berkelanjutan), earthfriendly (ramah lingkungan), dan
high performance building (bangunan dengan performa sangat
baik).
58
a) Sustainable ( Berkelanjutan )
Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan dan
berfungsi seiring zaman, konsisten terhadap konsepnya yang
menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan – perubuhan
yang signifikan tanpa merusak alam sekitar. Dalam artikel
Newsweek Renzo Piano menegaskan bahwa : Sustainablility
is about the practical system of bulding, not the beauty of
great design. Jadi ditegaskan bahwa kaedah-kaedah
arsitektur yang utama tentang keindahan dan fungsional suatu
lingkungan binaan dapat tercapai sekaligus memenuhi
standar berkelanjutan sehingga bisa dikatakan hijau.
b) Earthfriendly ( Ramah lingkungan )
Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan
berkonsep green architecture apabila bangunan tersebut tidak
bersifat ramah lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah
terhadap lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan
terhadap lingkungan. Tetapi juga menyangkut masalah
pemakaian energi. Oleh karena itu bangunan berkonsep
green architecture mempunyai sifat ramah terhadap
lingkungan sekitar, energi dan aspek – aspek pendukung
lainnya.
c) High performance building
Bangunan berkonsep green architecture mempunyai satu sifat
yang tidak kalah pentingnya dengan sifat – sifat lainnya. Sifat
ini adalah “High performance building”. Alasan mengapa
green architecture mempunyai sifat ini salah satu fungsinya
59
ialah untuk meminimaliskan penggunaan energi dengan
memanfaatkan energi yang berasal dari alam ( Energy of
nature) dan dengan dipadukan dengan teknologi tinggi ( High
technology performance ).
6. Aplikasi Arsitektur Hijau Dalam Desain
Konsep Arsitektur hijau dalam hal meningkatkan efisiensi
pemakaian energi dapat diaplikasikan dengan Memanfaatkan
sumber yang dapat diperbaharui seperti menggunakan sinar
matahari melalui passive solar dan active solar, serta teknik
photovoltaic dengan menggunakan tanaman dan pohon-pohon
melalui atap hijau dan taman hujan. Arsitektur hijau dalam
penerapannya pada desain bangunan antara lain
a) Penggunaan panel surya ( Solar cell ) untuk memanfaatkan
energi panas matahari sebagai sumber pembangkit tenaga
listrik rumahan.
b) Penggunaan material – material yang dapat di daur ulang (
recycle),digunakan kembali (reuse), dan dapat diperbarui
(renewable) serta penggunaan konstruksi – konstruksi
maupun bentuk fisik dan fasad bangunan tersebut yang dapat
mendukung konsep green architecture .
c) Penggunaan turbin angin untuk memanfaatkan energi angin
sebagai sumber pembangkit tenaga listrik alternative.
d) Penggunaan penangkap air hujan (rainwater cacthing) untuk
memanfaatkan air hujan yang intensitasnya besar di daerah
tropis untuk kebutuhan air alternative dalam bangunan.
e) Penggunaan atap bangunan sebagai roof garden untuk
penghijauan dan menyumbang O2 pada lingkungan sekitar.
60
f) Penggunaan material lokal dan pemilihan material bangunan
dan konstruksi yang efisien waktu sehingga dapat menghemat
energi.
7. Beberapa Konsep yang Mendukung Green Arsitektur
a) Dalam efisiensi penggunaan energi
1) Memanfaatkan sinar matahari untuk pencahayaan alami
secara maksimal pada siang hari, untuk mengurangi
penggunaan energi listrik.
2) Memanfaatkan penghawaan alami sebagai ganti
pengkondisian udara buatan (air conditioner).
Menggunakan ventilasi dan bukaan, penghawaan silang,
serta cara-cara inovatif lainnya.
3) Memanfaatkan air hujan dalam cara-cara inovatif untuk
menampung dan mengolah air hujan untuk keperluan
domestik.
4) Konsep sfisiensi penggunaan energi seperti pencahayaan
dan penghawaan alami merupakan konsep spesifik untuk
wilayah dengan iklim tropis.
61
Gambar 12, Konsep Bangunan Hijau
Sumber : http://www.google.com
b) Dalam efisiensi penggunaan lahan
1) Menggunakan seperlunya lahan yang ada, tidak semua
lahan harus dijadikan bangunan, atau ditutupi dengan
bangunan, karena dengan demikian lahan yang ada tidak
memiliki cukup lahan hijau dan tanam. Menggunakan
lahan secara efisien, kompak, dan terpadu.
2) Potensi hijau tumbuhan dalam lahan dapat digantikan atau
dimaksimalkan dengan berbagai inovasi, misalnya
pembuatan atap di atas banngunan (taman atap), taman
gantung (dengan menggantung pot-pot tanaman pada
sekitar bangunan), pagar tanaman atau yang dapat diisi
dengan tanaman, dinding dengan tanaman pada dinding,
dan sebagainya.
3) Menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan, dengan
tidak mudah menebang pohon-pohon, sehingga tumbuhan
yang ada dapat menjadi bagian untuk berbagai dengan
bangunan.
62
4) Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke
taman (sesuai dengan fleksibilitas buka-tutup yang
direncanakan sebelumnya) dapat menjadi inovasi untuk
mengintegrasikan luar dan dalam bagunan, memberikan
fleksibilitas ruang yang lebih besar.
5) Dalam perencanaan desain, perlu mempertimbangkan
berbagai hal yang dapat menjadi tolak ukur dalam
menggunakan berbagai potensi lahan, seperti luas lahan
dan jumlah ruang yang diperlukan, letak lahan (dikota atau
didesa) dan konsekuensinya terhadap desain, bentuk site
dan pengaruhnya terhadap desain ruang-ruang, serta
jumlah potensi cahaya dan penghawaan alami yang dapat
digunakan.
c) Dalam efisiensi penggunaan material
1) Memanfaatkan metrial sisa untuk digunakan juga dalam
pembangunan, sehingga tidak membuang material,
misalnya kayu sisa bekisting dapat digunakan untuk
bagian lain bangunan.
2) Memanfaatkan material bekas untuk bangunan, komponen
lama yang masih bisa digunakan, misalnya sisa bongkaran
bangunan lama.
3) Menggunakan material yang masih berlimpah maupun
yang jarang ditemui dengan sebaik-baiknya.
d) Dalam penggunan teknologi dan material baru
1) Memanfaatkan potensi teknologi terbaruakan seperti
energi angin, cahaya matahari dan air untuk menghasilkan
63
energi listrik domestik untuk rumah tangga dan bangunan
lain secara independen.
2) Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang
secara global dapat membuka kesempatan menggunakan
material terbarukan yang cepat diproduksi, murah dan
terbuka terhadap inovasi, misalnya bambu.
Gambar 13, Material Reuse dari Kap Mobil
Sumber : http:///www.google.com
e) Dalam manajemen limbah
1) Membuat sistem pengolahan limbah domestik seperti air
kotor (black water, grey water) yang mandiri dan tidak
membebani sistem aliran air kota.
2) Cara-cara inovatif yang patut dicoba seperti membuat
sistem dekomposisi limbah organik agar terurai secara
alami dalam lahan, membuat benda-benda yang biasa
menjadi limbah atau sampah domestik dari bahan-bahan
yang dapat didaur ulang atau dapat dengan mudah
terdekomposisi secara alami.
64
8. Penggunaan Atap Hijau
Atap hijau (Green Roof) atau taman atap adalah istilah
yang dipakai untuk menjelaskan atap bangunan yang dihijaukan
menjadi ruang terbuka hijau berwujud taman yang dipenuhi
tumbuhan. Dalam beberapa konteks, istilah green roof memiliki
arti yang sama dengan roof garden.
Secara sederhana, atap hijau menyejukkan udara. Dia
mengurangi efek urban heat island ( suhu wilayah kota lebih
tinggi yang mempengaruhi daerah pedesaan, utamanya karena
meluasnya permukaan keras yang menyerap radiasi matahari)
deangan mengurangi suhu permukaan atap melalui bayangan
dan evatransporation (ketika uap air sejuk dipancarkan
penguapan tanah dan saat tanaman bernafas). Atap hijau juga
mempunyai nilai isolasi yang lebih tinggi, energi lebih sedikit
untuk pendinginan bagian dalam gedung, yang akhirnya lebih
hemat biaya energinya.
Menurut sebuah studi yang dilaksanakan oleh Badan
Penelitian dan Pengaturan Lingkungan Pemerintah Canada,
gedung satu tingkat dengan atap rumput medium yang tumbuh
setinggi 10 cm akam menghasilkan penurunan 25 % kebutuhan
pendinginan di musim panas. Atap hijau juga memperbaiki
kualitas udara ketika tanaman menyerap karbondioksida dan
memancarkan oksigen, mereka menyaring partikel udara pada
daun dan cabang mereka. Satu meter persegi rumput atap bisa
menghilangkan sekitar 0,2 kg partikel udara dalam kurun waktu
satu tahun, menurut Green Roofs For Healthy Cities, sebuah
organisasi nirlaba berbasis Toronto.
65
Atap hiaju mengurangi volume dan laju air hujan,
merendahkan resiko banjir, mereka juga menyaring polutan dan
metal berat di tritisan sebelum mencapai air terbuka. Atap hijau
bisa memperpanjang usia pakai atap dengan melindungi selaput
dari fluktuasi suhu ekstrim dan sinar ultraviolet matahari. Mereka
membantu memperindah lingkungan perkotaan dan dalam skala
kecil, menambah nilai estetika bangunan properti. Atap hijau bisa
mengganti ruang hijau dan habitat alami yang hilang dalam hujan
beton. Atap hijau yang intensif juga bisa menyediakan ruang
bersantai dan menjadi batu pijakan habitat untuk
menghubungkan kantung habitat alami kota yang terisolasi, yang
setidaknya dapat membantu menjaga satu tingkat keragaman
hayati di kawasan kota.
Namun dibalik keunggulannya, atap hijau masih
mempunyai permasalahan, berhubungan dengan teknologi dan
persepsi umum, dimana berdampak pada kepopulerannya.
Kebocoran karena pelapisan kedap air dan irigasi, dan penetrasi
akar terhadap struktur atap adalah dua perhatian utama.
Untungnya, kualitas membran kedap air saat ini sudah sangat
bertambah baik, tetapi mengalirkan air dibutuhkan untuk mengairi
atap datar masih menjadi tantangan, untuk atap datar, sistem
drainase yang baik perlu dipasang untuk mengalirkan kelebihan
air keluar dari zona akar, supaya mencegah banjir atau
penumpukan gengan air. Atap miring, walaupun lima derajat
memungkinkan air dialirkan secara alami.
Masalah penetrasi akar dapat terjadi, meskipun teknologi
sudah tersedia, seperti pemasangan lapisan penetrasi atap atau
menambah bahan tahan akar ke dalam bahan kedap air. Pada
66
penerapan bangunan lama, batas beban dari bangunan sering
menjadi hambatan utama; memperkuat struktur pendukung atap
yang sudah ada untuk memasang atap hijau bisa menjadi
hambatan yang akan memakan banyak biaya. Tantangan terakhir
untuk upaya-upaya menghijaukan atap adalah seleksi tanaman,
terutama di Asia. Tanaman yang tumbuh subur di Eropa, dimana
kebanyakan studi dan eksperimen atap hijau pernah dilakukan,
mungkin tidak dapat diterapkan di Asia yang mengalami musim
basah dan kering yang ekstrim. Juga banyak bagian di asia yang
mengalami kelembaban tinggi, faktor lain yang dapat membuat
dampak negatif dari pemanfaatan atap hijau.
Kontruksi green roof terdiri dari 5 lapisan:
1. Lapisan 1 Water Proof Membrane
2. Lapisan 2 Drain Mat
3. Lapisan 3 Filter Cloth
4. Lapisan 4 Growing Medium
5. Lapisan 5 Tanaman.
Gambar 14, Potongan Atap Hijau dan Keterangan Lapisan Sumber : http://www.google.com
67
9. Studi Banding
a) The EDITT Tower
Data Proyek :
? Nama proyek = The EDDIT Tower
? Lokasi proyek = Singapura
? Arsitek = T.H.Hamzah dan Ken Yeang
? Total Area Bruto : 6,033 m2
? Total Area Netto : 3,567.16 m2
? Total Area yang ditanami vegetasi: 3,841.34 m2
Gambar 15. The EDITT Tower
Sumber : www.trhamzahyeang.com
EDITT Tower merupakan sebuah bangunan tinggi multi
fungsi dengan pendekatan ekologis, sebagai bangunan untuk
pameran yang bergabung dengan auditorium, retail, dan
fungsi perkantoran, tetapi bangunan tersebut memiliki
potensial metamorfosis menjadi tower dimana semua area
adalah perkantoran, ataupun sebagai fungsi apartemen.
68
Penggunaan Energi
Upaya yang dilakukan untuk utilisasi energi sehingga
membuat EDITT Tower tetap sejuk, diantaranya :
? Menggunakan sistem yang dikenal dengan nama “Hyvent”
dimana ventilasi alami mencapai maksimum, dan
disediakan AC ketika dibutuhkan.
? Membuat pembayangan oleh matahari terhadap kaca
jendela
? Penangkap air hujan yang berbentuk seperti kulit kerang
? Panel photovoltaic
? Mengumpulkan air
? Pantulan cahaya matahari pada langit-langit
Gambar 16. Denah The EDITT
Sumber: www.trhamzahyeang.com
69
Lansekap secara vertikal
Jenis-jenis tanaman yang
ditumbuhi :
1. Licuala Palms
2. Ixora Superking
3. Ixora Superking & Pandanus
Pygmeus
4. Philo dendrons
5. Eugenia
6. Livistonia Palms
7. Bougalnvillea
8. Bougalnvillea
9. Pandanus Pygmeus &
Hymenocallia
10. Eugenia Grandis
11. Philodendrons
12. Hymenocallia (tropical shrub)
Gambar 17. Lansekap Vertikal
Sumber: www.trhamzahyeang.com
70
Faktor yang mempengaruhi pemilihan vegetasi adalah :
1. Kedalaman tanaman yang ditanam
2. Kualitas pencahayaan
3. Tingkat pemeliharaan
4. Akses
5. Orientas
Salah satu fungsi dari lansekap secara vertikal adalah untuk
mendinginkan fasad. Vegetasi dari tiap level lantai bergerak
spiral ke atas sebagai kontinuitas terhadap ekosistem yang
menyediakan berbagai spesies, menyebabkan suatu
ekosistem yang lebih berbeda dan lebih stabil. Dipilih spesies
yang berbeda dari yang sudah ada di level jalan. Persentasi
dari “vegetasi“ tersebut dapat mewakili karakteristik lansekap
area
Loose-fit
Pada umumnya , bangunan memiliki masa hidup 100 -
150 tahun dan akan berubah fungsi dari waktu ke waktu.
Desain bangunan ini mengadopsi Loose-fit untuk
memfasilitasi perubahan fungsi di masa depan. Fitur yang
digunakan seperti:
1. Skycourts ( bisa dikonversi menjadi kantor pada masa
depan)
2. Partisi / sekat yang dapat dipindahkan
71
3. Lantai yang dapat
dipindahkan
Desain yang fleksibel
(pada awalnya sebuah
bangunan expo yang serba
guna.
pada masa depan mungkin bisa digunakan sebagai
kantor dengan area nettonya sebesar 9,288 m² pada 75%
efisiensi atau sebagai apartemen)
Ventilasi Alami
? Pengaruh dari wind wing walls
pada bangunan yang
menggunakan konsep radikal
dari pompa kantung udara
sebagai penyeimbang angin
yang berada diluar dari tower
? Bertujuan untuk meningkatkan ventilasi alami, dan
mengurangi kapasitas angin di sekitar bangunan.
Gambar .18 Bird view The EDDIT
Sumber: www.trhamzahyeang.com
Gambar 19. Wind Wing Wallas
Sumber: www.google.com
72
Penggunaan Energ i Matahari
Photovoltaic digunakan untuk mencukupi kebutuhan
bangunan akan energi yang besar.
Tabel 3. Perhitungan Energi
Rata-rata output energy photovoltoic = 0,17 kWh m2
Total jam penyinaran matahari per hari = 12 jam
Output energi harian = 0,17 x 12 = 2.04 kWh m2
Luas area photovoltoic = 855,25 m2
Total output energy harian = 1744 kWh
Perkiraan konsumsi energy perjam @ 0.097 kWh/m2 enclosed 0.038 kWh/m2 un enclosed
=(0.097 x 3567 m2) + (0.038 x 2465 m2)
= 439,7 kWh
Estimasi konsumsi energi harian = 10 jam x 439,7 = 4397 kWh
% kesanggupan mencukupi kebutuhannya sendiri adalah 1774 : 4397
= 39,7%
Sumber: www.trhamzahyeang.com
Sistem Pengumpulan Air
? Meliputi penampungan air hujan di atap
? Terdapat sebuah sistem yang membuat pengumpulan air tersebut
jatuh (seperti kulit kerang) pada fasad bangunan
? Sistem daur ulang air kotor yang jatuh pada sisi-sisi bangunan dengan
menggunakan proses penyaringan melalui tanah pada lansekap
vertikal tersebut.
73
Gambar 20. Sistem Penampungan Air
Sumber: www.trhamzahyeang.com
? Air yang disaring dikumpul di tangki
penyimpanan di basement dan di
pompa ke tangki penyimpanan di lantai
atas untuk penggunaan kembali
? Air hasil daur ulang digunakan untuk
irigasi tanaman dan penyiraman toilet.
Air utama digunakan untuk minum
Sehingga bangunan ini, dapat menyediakan
55,1% dari penggunaan air terhadap
bangunan (tampungan air hujan dan daur
ulang air kotor):
? Total area bruto = 6,032 m2 (luas Lahan)
? Kebutuhan air = 20 galon/hari/10m2 area bruto + 10% terpakai
? Total kebutuhan = (6,032 ÷ 10 x 110%) x 20 galon
= 13,270 per galon/hari
= 60,3 m3/hari x 365 hari
= 22,019 m3/tahun
? Total area penangkapan air hujan = 518 m2
? Curah hujan rata -rata Singapura per tahun = 23.439 m2
74
Gambar 21. Sistem Pengolahan Limbah
Sumber: www.trhamzahyeang.com
? Total air hujan yang tertampung = 12,141 m3/tahun
? Kebutuhan air pada bangunan yang dapat = 12,141÷22,019 x100
dicukupi = 55,1%
Pendaur Ulangan material dan Penggunaan Kembali
? Sistem pengolahan limbah dibuat
secara built-in pada bangunan.
Material daur ulang perkiraan yang
dapat dikumpulkan per tahun
Kertas / karton = 41.5 metric- tonnes
Kaca / keramik = 7.0 metric-tonnes
Metal = 7.0 metric-tonnes
? Cara kerja sistemnya sebagai berikut :
1. Material yang bisa didaur ulang
dipisahkan pada tiap-tiap lantai
2. Sampah kemudian jatuh ke bawah
menujuh pemisah material yang
terletak di basement,
3. kemudian akan dibawa ke tempat
lain oleh sistem Drop-Down ini
kepada landasan waste-separators
4. Kemudian di tempat lain oleh penyimpan sampah untuk didaur ulang.
75
b) Workplace 6
Gambar 22. Fasade Workplace 6
Sumber: Futurarc, 2008
Data Proyek :
? Nama proyek = Workplace 6
? Lokasi proyek = 44 Pirrama Road, Australia
? Luas site = 7.307 m2
? Tinggi bangunan = 6 lantai (23 m)
? Pemilik bangunan = GPT, Citta property Group
? Project Architec = nettletonribe
? Principal Architect = Michael Morgan , Ken NG, Lillian S. Arli
? Mekanikal elektrikal = watermannAHW
Workplace 6 adalah bangunan komersial denga tinggi 6 lantai di
daerah Pulau Darling yang sekarang menjadi bangunan pertama di
Sidney dengan bintang 6 kategori “Desain Kantor” yang diberikan Green
Buiding Council , yang diluncurkan Sydney harbor Foreshore Authority
untuk meremajakan semenanjung Pymont
76
Fitur Green Building
? Energi
Gas yang dihasilkan dari generator panas untuk membangkitkan
energi untuk kebutuhan site, yang mengurangi beban puncak sampai
25%. Sisa panas generatornya kemudian digunakan untuk
meningkatkan sebuah chiller penyerap yang dapat membantu untuk
mendinginkan bangunan. Sebagai tambahan, atap dilengkapi dengan
panel solar yang dapat digunakan untuk memanaskan air yang
terdapat di dalam bangunan, yang mengurangi konsumsi energ i.
Energi yang dapat diperbaharui seperti GreenPower mencatat 25%
dari konsumsi energi, yang dapat mengurangi emisi dari bangunan.
? Air
Sebuah kombinasi alat efisien termasuk keran , showers, dan
toilet yang digunakan untuk mengurangi konsumsi air. Konsumsi air
juga dikurangi dengan menggunakan alat perubah panas air laut pada
pelabuhan sebagai pengganti Cooling Tower. Proyek termasuk
perawatan air kotor (black water) yang mengumpulkan seluruh air
buangan bangunan dan mendaur- ulangnya untuk keperluan air yang
tidak dapat diminum seperti untuk mengairi irigasi pada taman.
? Material
Material dipilih dengan hati-hati untuk meminimalisir dampak
negatif lingkungan. Material bangunan dipilih seperti beton yang dapat
didaur ulang seperti precast . Dan juga, beton jenis Low-volatile
organic compound dan produk bangunan yang rendah kadar
formaldehida, termasuk larpet dan cat yang digunakan melalui proyek
untuk mengurangi gangguan pada bangunan,sehingga kualitas
udaranya juga meningkat 50% .
77
? Pencahayaan dan Ventilasi
Atrium terbuka membuat sinar alami masuk ke alat pemfilter
cahaya yang terdapat di pusat bangunan dan tembusan sinarnya
sampai ke ruang–ruang di dalam kantor. Tidak ada ujung plat lantai
yang lebih dari 12 m dari jendela luar atau atrium, yang memungkinkan
karyawan-karyawan di dalam bangunan yang memiliki akses ke
daerah pencahayaan alami dan ventilasi.
Bangunan juga memiliki penghalang matahari untuk
meminimalisir silau seperti jendela yang dapat digerakkan untuk
memasukkan udara segar.
Gambar 23. Siteplan Workplace6
Sumber: Futurac 2008
78
Gambar 24. Potongan Workplace6
Sumber: Futurac 2008
Gambar 25. Eksterior Workplace 6
Sumber: Futurarc, 2008
Gambar 26. Interior Workplace 6
Sumber: Futurarc, 2008
79
c) George Street
Gambar 27. Tampak Depan 88 George Street
Sumber: Futurac 2008
Data Proyek :
Nama proyek = Penambahan bangunan di jalan 88 George
Lokasi proyek = St. George- The Rocks, Australia
Luas site = 495 m2
Tinggi bangunan = 7 lantai
Konsultan Arsitektur = Terroir
Principal Architect = Gerrard Reinmuth
Heritage Architecture = Design 6
80
Mekanikal elektrikal = Steensen Varning Pty
Konsultan konstruksi = Simpson Design Assosiates
Fungsi = Kantor sewa
Bangunan ini adalah bangunan tua yang tergolong sustainable
building, dengan gelar 5 Green Star. Fungsi bangunan ini adalah kantor
sewa. Bangunan ini berhasil menjadi bangunan hijau karena dapat
mengurangi emisi Karbondioksida sebanyak 136 ton pertahun dengan
mengurangi parkir kenderaan roda empat sebanyak 30 unit. Ke-sustain-an
bangunan ini juga karena dan mengkonservasi karakter bangunan
heritage.
Fitur Green Building
? Kualitas Lingkungan dalam ruangan
- Tingkat ventilasi yang tinggi ( 50% lebih tinggi dari standar Australia)
- Dinding dan lantainya yang membantu menstabilitasikan temperature
dalam ruangan
- Menggunakan cat VOC (Volatile Organic Compound) dan
formaldehid rendah MDF (medium density fibreboard) selama proses
konstruksi
- Penghawaan dalam bangunan menggunakan sistem penghawaan
alami (jendela) dan juga buatan (AC)
- Lebih dari 60% ruangan kantor memiliki view ke luar bangunan.
- Menggunakan insulasi kebisingan sehingga dapat mereduksi
kebisingan dan menciptakan kenyamanan dalam ruangan dengan
81
- Menggunakan instalasi air-exhaust disetiap lantai untuk
meminimalisir polusi udara yang dihasilkan selama melakukan
aktivitas fotokopi dan percetakan.
? Energi
- Sistem AC menggunakan sistem pembagian udara yang menghemat
40% CO2, diestimasikan 136.000 kg/tahun.
- Memakai sistem meteran pribadi bagi penyewa, sehingga membuat
penggunaan energi menjadi lebih baik
- Menggunakan zona lighting kurag lebih 100 m2 di setiap lantai untuk
mengurangi konsumsi energi
- Menggunakan system daylight sensor
? Air
- Menggunakan alat penghemat air pada bangunanMenggunakan
sistem AC VRV (Variable Refrigrant Volume) yang dihubungkan ke
alat perubah panas pelabuhan yang akan menyimpan sekitar 3,8 juta
liter pertahun.
- Menggunakan meteran pribadi bagi penyewa
? Transportasi
- Membuat parkir sepeda pada bangunan
- Meminimalisir ruang parkir untuk membudayakan berjalan kaki, atau
menggunakan kemdaraan umum
? Emisi
- Menggunakan pengubah panas pelabuhan pada sistem AC dan
menempatkan cooling Tower dan mengurangi aliran air kotor
82
- Menggunakan nonozon refrigerant pada sistem pendingin ruangan
- Meminimalisir pencahayaan pada fasade, terutama pencahayaan
sekitar bangunan
Gambar 28: Siteplan 88 George Street Sumber: Futurac 2008
Gambar 29. Potongan 88 George Street
sumber: Futurac 2008
83
Gambar 30. Interior 88 George Street
sumber: Futurac 2008
Gambar 1, Struktur Organisasi Kantor Pusat PT.Pelni
Sumbe : http://www.pelni.co.id
87
BAB III
TINJAUAN KHUSUS PENGADAAN KANTOR
PT.PELNI TOWER DI MAKASSAR
A. Tinjauan Kondisi dan Potensi Kota Makassar
1. Letak Geografis Kota Makassar
Kotamadya Makassar merupakan Ibu kota Propinsi daerah
Tingkat I Sulawesi Selatan yang terletak dipantai barat pada
119º24’17’38’’ Bujur Timur (BT) dan 5º8’6’19’’ Lintang Selatan (LS)
dengan luas wilayah 175,77 Km² yang meliputi 14
kecamatan.Kotamadya Makassar merupakan kota pesisir pantai,
dengan luas wilayah 175,77 km2.
Secara administrative batas-batas wilayah Kota Masyarakat
meliputi :
a. Sebelah Utara : Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
b. Sebelah Selatan : Kabupaten Gowa
c. Sebelah Timur : Kabupaten Maros
d. Sebelah Barat : Selat Makassar
Kondisi fisik :
a. Kota pesisir dengan keadaan wilayah datar
b. Ketinggian 0 s/d 25 m dari permukaan laut
c. Kemiringan tanah 2% ke arah barat
d. Kelembaban udara 73% s/d 86%
e. Suhu udara rata-rata 22oC s/d 32oC
f. Curah hujan tahunan antara 2000 s/d 3000 mm
88
g. Arah angin 210o15’ bujur timur arah selatan daya
h. Kecepatan angin rata-rata 5,1 km/jam
Gambar 31, Peta Kawasan Terpadu Kota Makassar
Sumber : BPS Makassar
Fungsi dan kedudukan Kota Makassar saat ini adalah sebagai
berikut :
1) Secara administrative merupakan ibukota provinsi Sulawesi
Selatan
2) Sebagai pusat pemerintahan Propinsi Daerah Tingkat I
Sulawesi Selatan
3) Merupakan pusat pembangunan propinsi Sulawesi Selatan
4) Merupakan pusat perdagangan yang ditunjang oleh
ketersediaan sarana dan prasarana transportasi
89
5) Merupakan pusat pelayanan social dibidang pendidikan,
kesehatan, budaya serta rekreasi/ hiburan
2. Kondisi dan Potensi Kota Makassar
a. Rencana tata guna lahan
Sehubungan dengan tujuan pembangunan kota Makassar
maka ditempuhlah strategi kebijakan pembangunan yang
senantiasa merujuk pada potensi dasar yang dimiliki oleh daerah
tersebut.
Dari hasil identifikasi masalah terhadap komponen-komponen
penggunaan lahan, maka dari 17.577 Ha yang telah dipergunakan
sebagai lahan perdagangan sekitar 30%, lahan perkantoran
(pemerintahan dan swasta)sekitar 20% pemukiman penduduk
sekitar 40% serta penggunaan lainnya sekitar 10%.
Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTDK) merupakan
penjabaran Kebijakan Dasar Pengembangan (KDP) fisik kota yang
memberikan penjabaran pengembangan fisik kota secara
keseluruhan. Komponen utama dari RUTRK ini adalah Rencana
Tata Guna Lahan (RTGL). RUTDK dijabarkan dalam Sembilan
bagian Bagian Wilayah Kota (BWK) dengan fungsi dominan
maupun fungsi penunjang masing-masing wilayah sesuai dengan
detail Tata Ruang Kota(DTRK).
Pembagian BWK dibagi menjadi 3 zona, antara lain sebagai
berikut.
1) Zona Inti
BWK A, B, dan C atau daerah kota lama sebagai pusat
simpul jasa, terutama kegiatan perdagangan dan juga
perkantoran serta pengembangan pelabuhan. Bagian pusat
90
kota khususnya bagi kegiatan pemerintahan kota dan
kebudayaan berada di wilayah Kecamatan Makassar.
2) Zona Transisi
BWK D, E, dan F atau daerah kota tengah sebagai
wilayah distribusi dan pemukiman, dengan pusat fasilitas
dimana dikembangkan terutama bagi kegiatan pusat
pemerintahan provinsi.
3) Zona Tepi
BWK G, H, dan I atau daerah kota pinggiran yang telah
ditetapkan sebagai ruang pertumbuhan pusat pembangunan.
Gambar 32, Peta Pengembangan Wilayah Kota dan Fungsi
Sumber : BPS Makassar
91
TABEL 5, RENCANA FUNGSI STRUKTUR TATA RUANG BAGIAN
WILAYAH KOTA MAKASSAR TAHUN 2000 - 2011
BWK KECAMATAN LUAS (Ha)
FUNGSI
UTAMA PENUNJANG
( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 )
A Ujung Pandang Makassar Wajo Bontoala Mariso Mamajang
1.331 Pusat Perdagangan, Perniagaan dan Jasa Sosial
Rekreasi, Perhotelan, Pemerintah Kota, Permukiman dan Hutan Kota
B Ujung Tanah 594 Transportasi Laut (Pelabuhan)
Pariwisata Tirta, Militer, Permukiman
C Tamalate 2.021 Rekreasi Pantai, Jasa Pariwisata
Perdagangan, Permukiman, Pendidikan Tinggi, Terminal Darat, Hutan Kota
D Rappocini 923 Jasa Pelayanan Sosial/Umum
Perkantoran, Perdagangan, Permukiman
E Panakkukang 1.705 Pusat Perdagangan, Jasa sosial.
Pemukiman, Pendidikan Tinggi, Perkantoran, Terminal Angkot, Ruang Terbuka Hijau
F Manggala 2.414 Pemukiman Pariwisata, Taman Kota, Pelayanan Sosial,
92
Pendidikan Tinggi
G Tallo 583 Pariwiwsata, Hutan/taman Kota
Jasa Sosial/umum, Pemukiman, Taman Kota
H Tamalanrea 3.184 Pendidikan Tinggi, Pemukiman
Jasa Pelayanan Kesehatan, Industri, Perdagangan Jasa Pelayanan Sosial/umum
I Biringkanaya 4.822 Industri, Pemukiman
Terminal Angk. Darat, Militer, Ruang Terbuka Hijau, Pekuburan
J u m l a h 17.577 Ha
Sumber : Bappeda Kota Makassar
b. Kedudukan wilayah zona perdagangan, jasa dan komersial
Dalam RUTRK buku Draft Review RIK Makassar,
mengarahkan pusat perdagangan, jasa dan komersial sebagai
berikut :
1) Untuk jangka pendek tetap dipertahankan pada kawasan
pertokoan yang ada sekarang (sepanjang Jl. Wahidin
Sudirohusodo dan Jl. Sulawesi)
93
2) Untuk jangka panjang telah dipersiapkan untuk pusat
perdagangan yang lebih luas sebagai pusat perdagangan
kota, yaitu BWK A
3) Lokasi perdagangan yang telah ada perlu dilengkapi dengan
komponen-komponen penunjang seperti landscaping, parkie
dan lain-lain
Dari identifikasi terhadap komponen-komponen penggunaan
lahan yang ada di pusat kawasan kota, maka dari luas ± 482,2 Ha
yang telah digunakan sebagai lahan perdagangan sekitar 30%,
untuk lahan perkantoran (pemerintah dan swasta) sekitar 20%,
lahan permukiman sekitar 40% dan penggunaan lainnya sekitar
10%. Dari komposisi ini, lahan permukiman ternyata masih
menduduki prosentase dominan.
3. Kondisi Perekonomian dan Perdagangan
a. Pertumbuhan Ekonomi
Kota Makassar merupakan pusat pengembangan di kawasan
Indonesia Timur. Makassar mempunyai peranan yang sangat
penting dan strategis dalam bidang ekonomi. Hal ini terlihat dari
semakin meningkatnya berbagai fasilitas hiburan, pusat
perdagangan dan fasilitas yang bersifat komersil lainnya. Fasilitas
– fasilitas ini tumbuh dan berkembang akibat meningkatnya
kebutuhan di masyarakat Kota Makassar. Namun akibat resesi
ekonomi yang terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun
94
kebelakang ini, terjadi penurunan sector perekonomian karena
daya beli masyarakat yang semakin menurun.
TABEL 6, PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN KOTA MAKASSAR
S
umber : BPS Makassar : Makassar Dalam Angka tahun 2006
Realisasi penerimaan daerah otonom tingkat II kota Makassar
periode tahun anggaran 1995/1996 berjumlah Rp 83.662.989
dengan kenaikan rata-rata 17,18 pertahun. Sedangkan realisasi
pengeluaran rutin tahun anggaran 1996/1997 sebesar Rp
37.614.391 berarti terjadi kenaikan rata-rata 26,85% pertahun.
Pertumbuhan ekonomi satu wilayah pada dasarnya tak lain
dimaksudkan untuk mencapai tujutan peningkatan pendapatan
dan kesejahteraan masyarakat peningkatan masyarakat dapat
diukur melalui beberapa cara, salah satu diantaranya adalah dari
hasil perhitungan pendapatan regional (PDRB).
Thn
PDRB ADH
Berlaku
(milyar Rp)
Perkembangan
(persen)
PDRB ADH
Konstan
(juta Rp)
Pertumbuhan
Ekonomi
(persen)
( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 )
2002 9.664.573,14 14,03 8.178.880,13 7,14
2003 11.131.684,20 15,18 8.882.254,69 8,60
2004 13.127.238,54 17,83 9.785.333,89 10,17
2005 15.744.193,91 19,94 10.492.540,67 7,16
2006 18.165.876,32 15,38 11.341.848,21 8,09
95
Nilai PDRB kota Makassar selama 5 tahun terakhir
memperlihatkan kenaikan yang cukup baik, rata-rata 118,98 %
setiap tahunnya menurut harga berlaku dan 7,73 % setiap tahun
menurut harga konstan.
Apabila dilihat perannya terhadap PDRB, maka sector yang
paling dominan adalah sector perdagangan yaitu mampu
mencapai pertumbuhan ril 41,35 % kemudian urutan kedua adalah
sector industry pengolahan yang mencapai sekitar 15,36 %.
b. Kondisi Perdagangan
Pengadaan bangunan Kantor PT.Pelni Tower merupakan
bentuk usaha pengembalian investasi jangka panjang dan
mempunyai nilai keuntungan (benefit) yang cukup besar sekaligus
sebagai salah satu usaha memanfaatkan dan memperdayakan
sumber daya manusia dengan terbukanya lapangan kerja baru.
4. Proyeksi Pengembangan Kantor PT.Pelni Tower di Makassar
Dalam menentukan proyeksi pengembangan Kantor PT.Pelni
Tower di Makassar terdapat beberapa variable sebagai bahan
pertimbangan, yaitu :
a. Jumlah tenaga kerja pada akhir tahun 2010 diperkirakan sebanyak
3.749 pegawai dengan rincian sebagai berikut :
1) Kantor Pusat : 454 pegawai
2) Kantor Cabang : 657 pegawai
3) Pegawai Laut/ABK : 2.638 pegawai
Total : 3.749 pegawai
(sumber : www.pelni.co.id)
96
b. Pertumbuhan jumlah perusahaan di Makassar
TABEL 7, Jumlah Perusahaan Berdasarkan Prosentase Rata -
Rata Pertumbuhan Perusahaan di Makassar
Tahun 2002-2008
Golongan Perusahaan Jumlah
2002 2006 2008
Perusahaan Besar 1.164 2.127 2.876
Perusahaan Menengah 4.582 6.911 8.487
Perusahaan kecil 5.462 8.355 10.333
Jumlah 11.208 12.649 21.527
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar
Untuk mendapatkan proyeksi pengembangan pertumbuhan
perusahaan dari tahun 2002-2008 maka digunakan rumus
geometric :
Rumus Geometrik :
Pn = Po (1+r)n
= 1.164 (1 + 16.27%)6
= 1.164 (1.1627)6
= 2.876
c. Perusahaan yang membutuhkan ruang kantor
Jika dilihat dari kemampuan ekonomi tiap golongan
perusahaan, maka sasaran penyewa kantor adalah perusahaan
besar dan menengah. Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan
Perdagangan kota Makassar tahun 2002, jumlah perusahaan
yang belum menempati/memiliki kantor pribadi adalah 65%,
jumlah perusahaan yang telah memiliki kantor pribadi adalah 35%
97
akan tetapi dari jumlah tersebut yang tidak memenuhi syarat
adalah 18.9%. Dengan demikian jumlah perusahaan yang
membutuhkan ruang kantor 65% + 18,9% = 83,9%
Pada tahun 2002, terdapat sekitar 1.164 perusahaan besar
dan 4.582 perusahaan menengah di Makassar, jadi jumlah
perusahaan yang membutuhkan ruang kantor adalah :
? Perusahaan besar
83,9% x 1.164 = 977 perusahaan
? Perusahaan menengah
83,9% x 4.582 = 3.844 perusahaan
Apabila tingkat pertumbuhan perusahaan besar 16,27%
pertahun dan perusahaan menengah 10,82% pertahun, maka
dapat ditentukan jumlah perusahaan yang membutuhkan ruang
kantor untuk tahun 2008 adalah 2.414 perusahaan besar dan
7.120 perusahaan menengah
TABEL 8, Jumlah Perusahaan Menurut Golongan Usaha Di
Kota Makassar Tahun 2002-2008
Golongan Perusahaan Jumlah
2002 2006 2008
Perusahaan Besar 977 1.786 2.414
Perusahaan Menengah 3.844 5.798 7.120
Jumlah 4.821 7.586 9.534
Sumber : diolah dari table sebelumnya
98
B. Tinjauan Pengadaan Kantor PT.Pelni Tower di Makassar
1. Tujuan Pengadaan dan Fungsi
Kantor PT.Pelni Tower di Makassar bertujuan untuk menunjang
kegiatan transportasi, perdagangan, dan bisnis, utamanya yang
bersifat pelayanan jasa dengan memberikan suatu wadah berupa
tempat atau kantor bagi pengusaha maupun investor untuk
mengembangkan usahanya.
Pengadaaan Kantor PT.Pelni Tower di Makassar sebagai salah
satu usaha peningkatan nilai ekonomi tanah perkotaan dan
mengoptimalkan penggunaan lahan yang terbatas pada daerah pusat
kota.
Sebagai wadah penunjang kegiatan utama yang bergerak
dalam bidang pelayanan jasa transportasi laut, kantor ini berfungsi
memberikan pelayanan yang menyangkut masalah perdagangan dan
bisnis
2. Kondisi Kantor PT.Pelni Tower di Makassar
Dalam meninjau kebutuhan Kantor di Makassar berdasarkan
data dari BPS secara existing sitenya, servis yang diberikan dan
pengaruh-pengaruh perkembangan adalah :
a. Perletakan di pusat Kota
Pada pusat kota, dekat fasilitas yaitu kantor pemerintahan,
perdagangan, dan pelabuhan laut. Mempunyai accessibility yang
baik dari jalan lingkar kota/ring road dan jalan protocol, serta
sekitar lokasi banyak terdapat fasilitas entertainment, pusat
perbelanjaan.
Sehingga lokasi ini menjadi daya tarik dan menguntungkan
sebagai tempat kedudukan Kantor, yaitu terletak pada :
99
1) Jalan Nusantara
2) Jalan Ahmad Yani
3) Jalan Penghibur
4) Jalan Sultan Hasanuddin
b. Perletakan di sekitar jalan protocol
Mempunyai accesibility yang baik. Akses kedalaman kota
atau keluar kota/air port. Mudah untuk mencapai fasilitas kota
dengan radius dekat, yaitu terletak pada :
1) Jalan Bawakaraeng
2) Jalan Mesjid Raya
3) Jalan Jenderal Sudirman
c. Perletakan di area perumahan
Kantor yang berlokasi di area perumahan, mempunyai
pencapaian yang mudah dari radius fasilitas kota yang dekat.
Kantor ini merupakan fungsi rumah tinggal yang ditingkatkan
menjadi fungsi kantor, yaitu terletak pada :
1) Jalan Hertasning
2) Jalan Sungai Saddang
3) Jalan Aeropala
3. Motivasi Kebutuhan Kantor
Karena merupakan akibat dari pada perkembangan Indonesia
pada umumnya, serta perkembangan ekonomi di Makassar
Khususnya. Berarti meningkatkan kegiatan yang membutuhkan wadah
kegiatan motivasi-motivasi yang menjadi tuntutan pengusaha/penyewa
adalah fasilitas akomodasi :
a. Masalah Lokasi
Keinginan pengusaha agar dekat dengan tujuannya
b. Masalah Bangunan
100
Keinginan-keinginan pengusaha akan fasilitas kebutuhannya
didalam kantor serta suasana nyaman (convenience) dan
ketenangan dalam bekerja.
c. Masalah sewa
Mengandung masalah financial terhadap kedudukan social
ekonomi dan pengusaha. Dimana sewa yang diberikan sesuai
dengan kualitas fasilitas yang diberikan.
101
BAB IV
KONSEP DASAR PERANCANGAN
A. Pendekatan Konsep Perancangan Makro
1. Pendekatan Penentuan Lokasi
Pemilihan lokasi yang tepat untuk Kantor PT.Pelni Tower
dengan Konsep Green Architecture di Makassar harus
mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :
a. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum tata ruang kota (RTRUK)
Makassar, sebagai kawasan perkantoran, pusat bisnis,
perdagangan, dan jasa pelayanan sosial.
b. Akses atau pencapaian yang mudah dari segi jarak, kualitas
dan kuantitas jaringan transportasi menuju lokasi
c. Ketersediaan jaringan utilitas kota
d. Ketersediaan fasilitas penunjang
Skala Prioritas dan pembobotan kriteria pemilihan lokasi
1) Lokasi sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota
(RUTRK) Makassar, sebagai kawasan perkantoran, pusat
bisnis, perdagangan dan jasa pelayanan sosial. (Bobot = 35%)
Bobot 35% didasarkan pada pertimbangan tuntutan
pengembangan wilayah kota yang harus sesuai peruntukan
lahan sebagai kawasan perkantoran agar tercipta keterpaduan
lingkungan dengan sekitarnya.
2) Pencapaian yang mudah dari segi jarak, kualitas dan kuantitas
jaringan transportasi menuju lokasi (Bobot = 30%)
Pencapaian yang mudah sangat diperlukan oleh
pengguna bangunan (karyawan) dalam kaitannya dengan
disiplin waktu agar dapat dengan cepat sampai ke kantor.
102
3) Ketersediaan jaringan utilitas kota (Bobot = 20%)
Jaringan utilitas kota sangat diperlukan untuk menunjang
sistem operasional dalam bangunan. Jaringan utilitas yang
memadai seperti jaringan air bersih (PAM), listrik (PLN),
jaringan telepon.
4) Ketersediaan fasilitas penunjang (Bobot = 10%)
Adanya fasilitas penunjang di sekitar lokasi dapat
menunjang aktifitas yang terjadi dalam kantor sewa, seperti:
perkantoran, Bank, pertokoan, dan lain-lain.
Berdasarkan fungsi Detail Tata Ruang Kota (DTRK) kota Makassar,
bahwa alternatif lokasi yang potensial untuk Kantor Sewa dengan
Konsep Green Architecture di Makassar adalah :
a. Alternatif I Kecamatan Rappocini
Dengan fungsi utama sebagai jasa pelayanan sosial kemudian
fungsi penunjang adalah perkantoran, perdagangan, dan
permukiman
b. Alternatif II Kecamatan Panakkukang
Dengan fungsi utama sebagai pusat perdagangan dan jasa
sosial kemudian fungsi penunjang adalah permukiman,
pendidikan tinggi, perkantoran transportasi darat,ruang terbuka
hijau
c. Alternatif III Kecamatan Ujung Pandang
Dengan fungsi utama sebagai perdagangan, perniagaan, dan
jasa sosial kemudian fungsi penunjang adalah rekreasi,
perhotelan, pemerintah kota, permukiman, hutan kota/taman
kota.
103
Gambar 33, Peta Kota Makassar
Sumber : BPS Makassar
TABEL9, PEMBOBOTAN ALTERNATIF LOKASI
No. Kriteria Bobot
(%)
Alternatif 1 Kecamatan Rappocini
Alternatif 2 Kecamata
n Panakkuka
ng
Alternatif 3 Kecamatan
Ujung Pandang
N BN N BN N BN
1
Lokasi sesuai dengan
Rencana Umum Tata
Ruang Kota (RUTRK)
Makassar, sebagai
kawasan perkantoran,
pusat bisnis,
perdagangan dan jasa
pelayanan sosial.
35 3 105 3 105 2 105
2 Pencapaian yang 30 3 90 2 60 2 90
KecamatanRappocini
Kecamatan UjungPandang
KecamatanPanakkukang
104
mudah dari segi jarak,
kualitas dan kuantitas
jaringan transportasi
menuju lokasi.
3 Ketersediaan jaringan
utilitas kota 25 3 75 3 75 3 75
4 Ketersediaan fasilitas
penunjang 10 2 20 2 20 3 30
Total Nilai 100 290 260 300
Keterangan nilai
3 = Baik
2 = Cukup Baik
1 = Kurang baik
Dari tabel di atas maka Kecamatan Ujung tanah ditentukan
sebagai lokasi perencanaan Kantor PT.Pelni Tower
2. Pendekatan Penentuan tapak
Berdasarkan dari pertimbangan sebalumnya tentang
pendekatan konseppenentuan lokasi , maka diperoleh kriteria
penentuan tapak yang dipilih sebagai berikut.
a. Terletak pada kawasan perkantoran
b. Memiliki arah pandang yang baik.
c. Tersedianya sarana dan prasarana transportasi kota untuk
kemudahan pencapaian
d. Tersedianya fasilitas penunjang di sekitar tapak
e. Luas lahan yang potensial untuk menampung seluruh aktivitas
dalam bangunan.
105
Skala prioritas dan pembobotan kriteria pemilihan tapak
1) Terletak pada kawasan perkantoran (Bobot = 30%)
Perencanaan Kantor PT.Pelni Tower, harus mengacu
pada peruntukan lahan kawasan perkantoran, agar tercipta
kesesuaian dengan kondisi lingkungan di sekitarnya.
2) Memiliki arah pandang yang baik (Bobot = 20%)
Keberadaan Kantor PT.Pelni Tower sebagai pusat
kegiatan perkantoran, menuntut tampak terpilih seidealnya
memiliki potensi visual yang menarik dari luar, sehingga dapat
menjadi landmark di lingkungan sekitarnya.
3) Tersedianya sarana transportasi kota untuk kemudahan
pencapaian. (Bobot = 25%)
Pencapaian yang mudah sangat diperlukan oleh
pengguna bangunan (karyawan) dalam kaitannya dengan
disiplin waktu agar dapat dengan cepat sampai ke kantor.
4) Tersedianya fasilitas penunjang di sekitar tapak (Bobot = 15%)
Fasilitas penunjang sangat diperlukan guna mendukung
fungsi bangunan dan aktifitas yang terjadi di dalam bangunan,
seperti: perkantoran, bank, pertokoan, dan lain-lain.
5) Luas lahan yang potensial utnuk menampung aktifitas dalam
bangunan (Bobot = 15%)
Lahan yang tersedia harus dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin, dimana harga lahan di tengah kota
sangat tinggi.
Dari kelima kriteria di atas, maka dipilih beberapa
alternatiftapak yang ideal untuk sebuah kantor sewa di
Kecamatan Rappocini, yaitu:
a) Alternatif 1 = Jl. Ahmad Yani – Jl. Slamet Riyadi
b) Alternatif 2 = Jl. Jend. Sudirman - Jl. G. Bawakaraeng
c) Alternatif 3 = Jl. Jend. Sudirman - Jl. Emmi saelan
106
Gambar 34, Tiga Alternatif Tapak di Kecamatan Ujung Pandang
Sumber : Penulis
TABEL 10,ANALISIS PEMBOBOTAN ALTERNATIF TAPAK
No.
Kriteria Bobot (%)
Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif
3
N BN N BN N BN
1 Terletak pada kawasan
perkantoran 30 3 90 3 90 3 90
2 Memiliki arah pandang
yang baik 20 3 60 3 60 3 60
3 Tersedianya sarana
transportasi kota untuk
kemudahan
25 3 75 3 75 3 75
Alt.II
Alt.III
Alt.I
107
pencapaian
4 Tersedianya fasilitas
penunjang di sekitar
tapak
15 2 30 3 45 2 30
5 Luas lahan yang
potensial utnuk
menampung aktifitas
dalam bangunan
15 2 30 3 45 3 45
Total 100 285 315 300
Keterangan nilai
3 = Baik
2 = Cukup Baik
1 = Kurang baik
Dari data tabel maka tapak terpilih sebagai tapak perancangan
kantor PT.Pelni Tower adalah alternatif 3. Tapak terletak di Jl. Jend.
Sudirman. Secara administratif, tapak berbatasan dengan:
(1) Sebelah Utara : Jl. Emmi Saelan
(2) Sebelah Timur : Gedung Islamic Centre IMMIM
(3) Sebelah Selatan : Gedung Polisi Militer
(4) Sebelah Barat : Perumahan
Gambar 35, Lokasi Terpilih
Sumber : Penulis
LOKASI TERPILIH
108
Gambar 36, Tapak Alternatif Terpilih
Sumber : Penulis
JL. EMMI SAELAN
JL. Jend. SUDIRMAN
GEDUNG IMMIM
GD.POLISI MILITER
PERUMAHAN
109
3. Konsep Pengolahan Tapak
Kriteria pengolahan tapak secara utuh dalam kesatuan antara
ruang luar dengan massa bangunan meliputi :
a. Tuntutan pendaerahan.
1) Penempatan massa bangunan sesuai dengan fungsi
2) Penempatan ruang-ruang pada area yang noise sedang -
tinggi mengelilingi massa bangunan
b. Tuntutan Penampilan fisik
1) Mencerminkan sebagai bangunan kantor
2) Menghindari kesan monoton
c. Tuntutan penataan entrance
1) Memungkinkan pencapaian dari jalur -jalur sirkulasi utama
2) Tidak mengganggu arus sirkulasi
Selain itu, dalam penataan tapak perlu diperhatikan mengenai
pengelolaan lingkungan karena mempunyai pengaruh pada
penampilan dan letak bangunan. Ada beberapa hal yang berkaitan
dengan pengelolaan lingkungan, yaitu
a. Penentuan Orientasi Bangunan
Faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan orientasi
bangunan, yaitu :
1) Orientasi terhadap sinar matahari
a) Pandangan ke arah luar akan di buka seluas-luasnya
untuk mencapai kesan a lami , namun or ientas i
penyinaran matahari menjadi hal penting sehingga
perletakan bangunan tidak menimbulkan efek silau.
b) Penyinaran maksimal untuk daerah yang membutuhkan
b a n y a k c a h a y a s a n g a t d i b u t u h k a n s e h i n g g a
pengaturannya sebisa mungkin memanfaatkan cahaya
matahari secara optimal
110
2. Orientasi terhadap angin
a) Dalam hal ini mempengaruhi tata letak, orientasi
bangunan dan kenyamanan terhadap unit-unit ruang
dalam bangunan
b) Penggunaan arah angin sebagai penghawaan alami
digunakan ruang melalui bukaan-bukaan.
Gambar 37, Arah Matahari dan Angin
Sumber : Penulis
3. View
a) Memberikan identitas sebagai bangunan kantor
b) Memungkinkan sebagai titik tangkap yang ideal dari
segala arah dengan memperhatikan lintasan matahari
dan arah angin
111
Gambar 38, View dari luar tapak
Sumber : Penulis
Gambar 39, View ke luar tapak
Sumber : Penulis
4. Noise
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meredam kebisingan ini
adalah :
1) Peninggian lantai dasar bangunan
112
2) Pemanfaatan unsur lansekap di sekeliling bangunan.
3) Membuat jarak lebih kedalam dari muka jalan ke
bangunan.
Gambar40, Sumber Kebisingan
Sumber : Penulis
b. Penzoningan Tapak
Salah satu faktor yang erat hubungannya dengan
penzoningan tapak adalah faktor kebisingan dimana zona
publik diletakkan pada area yang memiliki tingkat kebisingan
cukup tinggi, zona semi publik dan zona service diletakkan
pada area yang kurang bising dan zona privat diletakkan
pada area yang tidak bising atau tenang.
Adapun tujuan dari penzoningan tapak yang ingin dicapai,
yaitu :
1) Masing-masing kelompok tidak saling mengganggu
2) Pencapaian yang efektif
3) Mempunyai hubungan sesuai dengan sifat pemakainya
Sehingga alternatif pola pengelompokan fisiknya dapat
digambarkan dengan memperhatikan :
1) Bentuk dan jenis kegiatannya
2) Karakter masing-masing kegiatan
113
Fungsi kegiatan pada tapak dikelompokkan ke dalam
beberapa zona, yaitu :
1) Zona semi publik
Merupakan daerah yang dapat dicapai dengan bebas oleh
publik dan letaknya harus mudah dicapai dari pintu utama.
2) Zona semi privat
Merupakan zona peralihan antara semi publik dan
privat yang menuntut suasana yang tenang dan
nyaman.
3) Zona privat
Merupakan zona yang bersifat khusus dan tidak
berhubungan langsung dengan kegiatan publik
4) Zona service
Merupakan zona yang meliputi seluruh kegiatan servis
untuk melayani segala hal yang menyangkut servis
bangunan yang memberi rasa aman dan nyaman bagii
pemakainya. Zona ini harus jelas dan mudah untuk
dicapai, balk dari dalam maupun dari luar bangunan
Gambar41, Zoning tapak daerah perencanaan
Sumber : Penulis
114
c. Penempatan Entrance
1) Main entrance
Main entrance merupakan jalur utama untuk masuk ke
tapak. Jadi kr i ter ia penentuan letak main entrance
diharapkan dekat dengan arah datangnya pengunjung. Hal
ini bertujuan untuk memudahkan pencapaian ke tapak dan
memudahkan security access dalam mengatur keamanan
pemakai gedung. Adapun persyaratan main entrance yaitu :
a) Mudah terlihat oleh pelaku kegiatan dengan
membuat ruang penerimaan
b) Dekat dengan kemungkinan arah datangnya
pengunjung / tamu
c) Kemudahan pencapaian ke tapak bangunan
d) Tidak menganggu kelancaran arus lalu lintas
disekitarnya.
2) Side entrance
Side entrance difungsikan sebagai alternatif
pencapaian untuk jalan keluar tapak tanpa harus
mengganggu jalur masuk. Difungsikan pula sebagai jalur
keluar dari bahaya yang mengancam seperti kebakaran
ataupun ancaman pihak tertentu. Adapun persyaratan side
entrance, yaitu :
a) Jelas dan mudah arah masuk dan keluar site
b) Menghindari terjadinya crossing sirkulasi dalam site
c) Memudahkan pengawasan dari segi keamanan
3). Service entrance
Merupakan pencapaian bagi sirkulasi kegiatan
service, seperti kegiatan service bangunan, pengangkutan
keluar masuknya barang, seperti kebutuhan untuk food
court. Service entrance juga digunakan sebagai jalan masuk
115
dan keluar bagi pengelola dan karyawan Pemakai gedung
yang berjalan kaki disediakan entrance khusus pejalan kaki.
d. Sirkulasi pada Tapak
Sirkulasi pada tapak didasarkan atas pertimbangan
1) Aktifitas pelaku kegiatan
2) Perletakan main entrance dan side entrance
3) Pencapaian ke dalam bangunan
Sirkulasi terbagi tiga, yakni sirkulasi manusia
(pejalan kaki), sirkulasi kendaraan dan sirkulasi barang.
Perlu perbedaan ketinggian antara jalur pejalan kaki
dengan jalur sirkulasi kendaraan. Kedua jalur tersebut
terpisah dan diarahkan secara jelas agar tidak terjadi
crossing. Sedangkan untuk sirkulasi barang dipisahkan
dengan sirkulasi pejalan kaki.
a) Sirkulasi manusia (pejalan kaki)
Manusia sebagai pemakai wadah ini memerlukan
suatu jalur sirkulasi yang balk dan efisien. Untuk itu
sirkulasi ini sebaiknya :
(1) Berfungsi sebagai pengarah
(2) Tidak terjadi cross sirculation dengan sirkulasi
lainnya
(3) Tidak terjadi overlapping antara sirkulasi
pengunjung, pengelola dan penghuni / karyawan
b) Sirkulasi kendaraan
(1) Kemudahan pencapaian dari bangunan utama
(2) Pemisahan yang jelas untuk tiap jenis dan fungsi
kendaraan
116
(3) Arah dan pola jalan yang memberikan kemudahan
dan keleluasaan
c) Sirkulasi barang
(1) Kelancaran arus keluar masuk barang
(2) Terpisah dari jalur sirkulasi pengunjung
Untuk sirkulasi kendaraan di dalam tapak, main entrance
diletakkan pada jalan poros utama selanjutnya ke
tempat parkir yang telah disediakan. Sedangkan
kendaraan servis dan pengunjung masuk dan keluar
melalui side entrance yang terletak di jalan alternatif.
Untuk sirkulasi pejalan kaki dapat masuk melalui
pedestrian yang telah disediakan.
e. Area Parkir
Secara garis besar sistem perparkiran berdasarkan lokasi
yang disediakan, dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu
parkir pada jalur jalan dan dalam gedung. Sistem parkir
tersebut dapat dibedakan lagi menjadi beberapa bentuk dan
tapak diberikan kriteria-kriteria sebagai berikut :
1) Halaman parkir
Yaitu sebidang tanah yang merupakan bagian persil dari
bangunan dan digunakan sebagai tempat parkir
pelengkap dari kegiatan bangunannya.
2) Ruang parkir dalam bangunan
Yaitu ruang pada sebagian lantai bangunan yang
berfungsi sebagai fasilitas pelengkap dari kegiatan
bangunannya.
3) Pelantaran parkir
4) Bangunan parkir
117
Berdasarkan kriteria, penentu dalam pemilihan sistem
parkir pada tapak, antara lain :
1) Kemudahan pencapaian ke masing-masing tempat
kerja
2) Kesesuaian lahan
3) Menghindari kebisingan didalam tapak
4) Menyatu dengan sistem sirkulasi dalam tapak
5) Mengutamakan keamanan
Parkir dipisahkan menjadi 3 area yaitu untuk kendaraan
tamu perusahaan/pengunjung, pengelola, dan parkir penyewa
kantor maupun retail.
1) Parkir tamu perusahaan diletakkan pada daerah yang lebih
dekat dengan main entrance sehingga diharapkan adanya
kemudahan dalam pencapaian.
2) Parkir pengelola diletakkan pada area yang dekat
dengan gedung dan di dalam gedung (basement)
3) Parkir penyewa kantor maupun retail diletakkan pada
area di dalam gedung yang besifat eksklusif dimana
ruang parkir tersebut tidak dapat digunakan selain
penyewa kantor dan retail.
Perbedaan kebutuhan ruang parkir merupakan akibat
dari perbedaan sifat penggunaan lahan. Yang diperlu
diperhatikan dalam mendesain kebutuhan ruang parkir
adalah kebutuhan fungsi utama. Perbedaan sifat
penggunaan parkir diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Untuk kantor sewa, dibutuhkan ruang parkir yang
eksklusif, dibayar bulananan serta kepastian bahwa
ruang parkirnya tidak akan digunakan oleh pihak lain.
118
b) Untuk komersial, kebutuhan ruang parkir yang
dibutuhkan umumnya tidak eksklusif karena waktu
penggunaannya antara 30 menit – 120 menit
Karena perhitungan nilai lahan cukup tinggi, maka
pemakaian parkir dalam bangunan merupakan alternatif
pemecahan akibat kebutuhan akan area parkir yang besar.
Selain menggunakan bangunan sebagai area parkir,
bangunan ini tetap menggunakan area parkir pada lahan
yang tidak terbangun yang merupakan kesatuan dari
penataan ruang luar.
A (mm) B (mm) C (mm)
Dalam
bangunan
2300 4600 6000
Luar bangunan 2400 5500 6100-6700
Gambar 42, Kebutuhan ruang parkir 90O
sumber: Neufert. Data Arsitek, jilid 1: 22
4. Pendekatan Tata Ruang Luar
Dalam penataan ruang luar yang harus diperhatikan adalah hal-hal
sebagai berikut:
a. Penyelesaian perencanaan ruang luar dengan lingkungan
dan elemen yang ada.
B B C
A
A
A
A
119
b. Pola sirkulasi yang mendukung integritas dan koordinasi
antara masing-masing fungsi kegiatan.
c. Pola sirkulasi yang jelas dan terarah. Pengelolaan taman
dan elemen ruang luar harus dapat member arah dan
orientasi ke bangunan.
d. Pohon pelindung dan tanaman yang ada direncanakan
perletakannya sehingga dapat menyaring debu, meredam
suara, pelindung dari sinar matahari/ panas dan mengurangi
kecepatan angin serta berbagai sarana istirahat dan
komunikasi di samping sebagai unsur estetik.
e. Penataan ruang luar/ elemen lansekap untuk memberi
penyempurnaan dan keharmonisan pada bangunan, di
samping sebagai pembatas dan pengarah juga berfungsi
sebagai pelindung dan penyejuk.
f. Material ruang luar yang dipakai berdasarkan pada :
1) Daya tahan material.
2) Penampilan dan kecocokan iklim
3) Nilai estetis
Material ini dibedakan antara dua jenis, yaitu:
a) Soft Material
Elemen ruang luar yang bersifat lunak, misalnya pohon
atau tanaman yang dipergunakan untuk penataan
lansekap. Elemen lunak ini berfungsi:
? Sebagai pengarah, pembatas, peneduh, penerima
dan mengurangi kebisingan.
? Penutup permukaan (rumput)
? Tanaman peneduh dan pengarah
? Tanaman pembatas
? Semak Kecil (2,5 cm – 25 cm) misalnya rumput-
rumputan, sebagai penutup tanah ditanam pada :
120
1) Tepi jalan setapak
2) Disekeliling bangunan
? Semak rendah/ sedang (45 cm – 200 cm)
misalnya Howarita puring, sebagai pembatas/
pemisah pagar ditanam pada :
1) Tepi jalan setapak sebagai penghias
2) Sisi bangunan
3) Sekitar bangunan untuk meredam bising dan
sebagai penghias.
? Pohon sebagai pengarah sirkulasi dapat diletakkan di
tepi jalan. Selain itu difungsikan sebagai
pembatas gerak manusia dalam tapak. Altenatif
yang digunakan adalah palm raja, cemara gunung,
tanjung dan lainnya
? Pohon pelindung(5 m – 15 m) difungsikan untuk
menahan silau yang ditimbulkan matahari, sebagai
pengarah dan peredam bunyi dari dalam dan luar
site. Di letakkan pada area parkir dan
pedestrian. Sebaiknya adalah pohon yang cukup
besar dan tinggi. Alternatif yang dapat digunakan
adalah palm raja, tanjung dan rasamala.
? Tanaman penutup tanah yaitu tanaman yang
digunakan untuk menambah nilai estetika pada
bidang tanah. Kriteria dari tanaman penutup tanah
adalah tidak terlalu tinggi sekitar 10-20 cm dan
memiliki nilai estetika tinggi. Alternatif yang
digunakan adalah rumput-rumputan dan tanaman
perdu yang diletakkan pada taman dan plaza.
121
b) Hard Material
Elemen ruang kuar yang bersifat keras yang digunakan
untuk sirkualasi manusia dan kendaraan, juga berfungsi
sebagai elemen dekoratif, terdiri dari:
? Lampu untuk taman, parkir, dan pedestrian
? Lampu taman, tinggi maksimum 1,50 m
? Lampu jalan setapak tinggi 2,50 – 3,50 m.
? Lampu parkir, jalanan dengan tinggi 7,50 – 12 m.
? Penunjuk jalan untuk memberi kejelasan
? Plaza
Merupakan daerah pertemuan sirkulasi pejalan kaki
dari segala arah. Material yang digunakan adalah
material yang kuat, tahan terhadap beban berat dan
memiliki nilai estetika yang tinggi.
? Pedestrian
Merupakan jalan setapak sebagai sarana sirkulasi
disekitar bangunan yang diperuntukkan bagi pejalan
kaki. Pedestrian ditata secara dinamis. Untuk
dapat difungsikan sebagai pengarah sirkulasi
yang jelas, digunakan elemen tanaman pada
pedestrian, penggunaan tekstur dan warna.Paving
blok digunakan pada pedestrian sebagai jalan
sirkulasi pejalan kaki karena sifat material tersebut
dapat mengabsorbsi panas matahari maka perlu
dipadukan dengan soft material agar tercipta suasana
yang sejuk
? Jalan dan parkir kendaraan
Jalan terdiri dari jalur kendaraan tamu
perusahaan dan kendaraan pengunjung apartemen,
122
dimaksudkan agar tidak terjadi cross sirculation.
Adapun konstruksi rencana jalan dan parkir dengan
menggunakan bahan yang kuat, tahan terhadap
beban berat, mudah dalam pengerjaannya dan
memiliki nilai estetika
Penataan tata hijau pada daerah ini difungsikan
sebagai pelindung dan penyerap panas serta
merupakan unsur estetika pembentuk ruang luar.
Pola penataan diusahakan dengan penataan
pohon pelindung sejajar sesuai layout
parkir.Rencana jalan dipilih material konstruksi jalan
hot mix, sedangkan untuk parkir, digunakan paving
blok yang divariasikan dengan tanaman penutup
5. Pendekatan Sistem Sirkulasi dalam tapak
a. Sirkulasi kendaraan, yang terdiri dari :
- Kendaraan penghuni
- Kendaraan pengelola
- Kendaraan pengunjung.
- Kendaraan barang.
Keempat jalur sirkulasi diatas diberikan masing-masing
kejelasan agar sirkulasi pada tapak dapat lancar dan
memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pemakai.
b. Sirkulasi pedestrian
Sirkulasi pedestrian diusahakan agar manusiawi, terarah dan
jelas serta sedapat mungkin tidak terjadi “crossing” dengan
sirkulasi kendaraan. Maka disekitar tapak diperlukan tempat
pemberhentian kendaraan umum untuk mencegah terjadinya
kemacetan di jalan yang bersangkutan
123
c. Sirkulasi Ruang Luar dan Parkir
Secara merata mendistribusikan beban lalu lintas pada sebuah
jalur jalan raya yang telah memiliki hierarki. Untuk kelancaran
masuk keluarnya kendaraan ke dan dari area parkir maka gerak
kendaran masuk dan keluar dijadikan satu arah.
B. Pendekatan Konsep Perancangan Mikro
1. Pendekatan terhadap bentuk dan penampilan bangunan
a. Filosofi Bentuk
Penentuan bentuk dan penampilan bangunan Kantor PT.Pelni
Tower di Makassar didasarkan pada pertimbangan fungsi dan
ekspresi (wastu dan citra) dalam kaitannya sebagai perwadahan
kegiatan-kegiatan perkantoran. Filosofi bentuk merupakan
elemen penting dalam perwujudan ekspresi dan identitas
bangunan, dimana pendekatannya bertumpu pada pemaknaan
nilai-nilai yang akan dimunculkan pada kantor PT.Pelni tower.
b. Jika pencitraan kantor PT.Pelni Tower lebih berfokus pada
identitas kota Makassar, maka filosofi bentuk yang dianutnya
sedapatnya berkisar pada penggabungan aspek historis
sebagai wujud pengembalian supremasi bangsa dengan
aspek identitas kota (trademark / icon), maka seidealnya
bangunan akan mewakili aspek historis-cultural kelautan
Kota Makassar seperti : Phinisi, Laut, Perahu Sandeq,
Rumah adat, Badik dan lain-lain.
c. Jika pencitraan kantor PT.Pelni Tower lebih berfokus pada
penekanan konsep green architecture, maka filosofi
bentuknya berkisar pada transformasi bentuk variasi
beberapa tumbuhan hijau atau bagian dasar sebuah
vegetasi seperti: daun, bunga, akar, ranting, dan lain-lain
124
d. Jika pencitraan kantor PT.Pelni Tower lebih berfokus pada
hal-hal yang bertalian erat dengan kantor, sesuai fungsi
bangunan nantinya yang akan mawadahi aktivitas
perkantoraan, maka filosofi bentuknya berkisar pada
transformasi bentuk perkakas / alat tulis kantor (ATK),
seperti: ballpoin, suntik printer, lemari kantor, komputer, dan
lain-lain.
b. Bentuk bangunan
Faktor utama dalam penentuan bentuk dasar dari suatu
bangunan adalah fungsi serta sifat kegiatan yang ditampungnya.
Dalam hal ini fungsi yang direncanakan adalah kantor PT.Pelni
Tower sebagai tempat yang bersifat komersial sehingga
pendekatan terhadap bentuk dasarnya mempertimbangkan
kepentingan dan keinginan pihak pengelola dan konsumen.
Dengan demikian maka pendekatan bentuk bangunan
didasarkan pada pertimbangan:
1) Kesesuaian bentuk dengan kondisi tapak
2) Kesesuaian bentuk dengan fungsi bangunan dan aktivitas
yang akan diwadahi.
3) Mewujudkan konsep green architecture dalam perancangan
bangunan, baik dari segi eksterior, interior, penataan
lansekap, maupun pengadaan ruang-ruangnya.
4) Keserasian dan keselarasan lingkungan sekitar.
5) Unsur - unsur estetika.
6) Efektifitas ruang, serta kemudahan dalam pelaksanaan.
Pendekatan bentuk dasar terhadap bentuk tapak yang
ada serta sifat kegiatan masing-masing mempengaruhi
modifikasi dari bentuk dasar bangunan sehingga memberi nilai
estetika pada bangunan.
125
c. Penampilan bangunan
Penampilan bangunan merupakan factor yang sangat
menentukan keberhasilan suatu perencanaan, terutama bagi
suatu bangunan yang bersifat komersil. Dalam hal ini
penampilan bangunan dari luar maupun tata ruang dalam
bangunan harus menunjukkan ciri dan karakter serta aktivitas
dalam bangunan.
Pertimbangan yang dipakai dalam Kantor PT.Pelni Tower
dengan Konsep Green Architecture di Makassar adalah:
1) Penampilan yang tetap berkesan modern yang menggunakan
struktur dan material rangka baja, namun tetap memenuhi
asas-asas fisika bangunan yang harus di terapkan pada
bangunan dengan iklim tropis, serta penekanan kesan hijau
dengan pengadaan vegetasi di beberapa area di setiap lantai.
2) Pencapaian ke dalam tapak bangunan harus mudah dan
lancar dengan menempatkan posisi entrance pada posisi
yang aman untuk menghindari kemacetan.
3) Sudut pandang/ view yang terbaik dan potensial terhadap
tapak
4) Bentuk bangunan aerodinamis untuk mengantisipasi arah
angin
5) Menerapkan prinsip-prinsip desain green architecture atau
arsitektur hijau.
2. Pendekatan Program Ruang
a. Pendekatan Kebutuhan Ruang
Pendekatan kebutuhan ruang dengan faktor penentu:
126
? Jenis kegiatan yaitu kegiatan kegiatan pokok seperti
administrasi dan kegiatan penunjang seperti kegiatan
pelayanan (servis) dan kegiatan penunjang lainnya.
? Jenis perabot dan peralatan setiap jenis kegiatan
mempunyai peralatan atau perabot yang spesifik dan dapat
dijadikan standar.
? Hubungan fungsional antar kegiatan dalam bangunan.
Adapun pengelompokan kegiatan pada kantor PT.Pelni Tower dapat
dibagi sebagai berikut:
1. Kelompok kegiatan utama
Kelompok kegiatan utama dilakukan oleh pihak pemilik/pengelola
dan penyewa bangunan dengan aktivitas/ kegiatan kantor yang
bersifat administratif.
2. Kelompok kegiatan penunjang
Kelompok kegiatan penunjang dialksanakan oleh seluruh pemakai
bangunan dengan meliputi berbagai aktivitas/ kegiatan seperti
pertemuan/ seminar/ rapat, informasi, promosi, santai sera istirahat.
3. Kelompok kegiatan servis
Kelompok kegiatan servis meliputi kegiatan seperti perawatan
bangunan (maintenance) dan perlengkapannya, mengawasi dan
mengontrol sistem bangunan, menjaga keamanan dan
kenyamanan pemakai dalam hal ini pihak penyewa bangunan dan
penngelola. (dapat dilihat pada tabel berikut)
127
TABEL 11,PENGELOMPOKAN KEGIATAN PADA KANTOR
PT.PELNI TOWER
Fungsi Kegiatan Tujuan Sarana Fisik Pemakai Waktu
Waktu
Karakteristik dan Kriteria
Kebutuhan Ruang
Lobby ? Memberikan informasi
? Mencari informasi
? Menerima pengunjung
? Area Lobby
? Area
resepsionis
? Pengunjung ? Karyawan
08.00-
17.00
? Suasana Formal, Nyaman dan Tenang
? Keamanan Khusus
? Kemudahan Pencapaian
? Area Lobby
? Area
resepsioni
s
Perkantoran
Utama
(PT.Pelni)
? Melakukan kegiatan administrasi
? Pertemuan/ rapat
? Bertemu relasi
R.Kantor ? Direktur utama
? Direktur usaha
? Direktur armada
? Direktur keuangan
? Direktur SDM/Umum
? Sekretaris ? Karyawan ? Tamu
08.00-
17.00
Suasana formal,nyaman dan tenang
? Rg. Direktur utama
? Rg. Wakil direktur utama
? Rg. Direktur usaha
? Rg. Direktur armada
? Rg.Direktur keuangan
? Rg. Direktur SDM/umum
? Rg. Kepala devisi
? Rg. Sekretaris
? Rg. Rapat intern
? Rg. Tamu ? Rg. Servis
128
Perkantoran ? Bekerja ? Pertemuan/
Rapat ? Bertemu
Relasi
R. Kantor ? Pimpinan ? Karyawan ? Tamu
08.00-
17.00
Suasana Formal, Nyaman dan Tenang
? Ruang Pemimpin
? R. Sekretaris
? R. Karyawan
? R. Rapat ? R.Tamu ? R. Servis
Pelayanan Perbankan
? Mengelola Administrasi
? Melayani ? Memberi
Informasi
Bank ? Pimpinan ? Karyawan
08.00-
17.00
? Suasana Formal, Nyaman dan Tenang
? Keamanan Khusus
? Kemudahan Pencapaian
? Hall dan Ruang Tunggu
? R. Costumer Servis
? R. Teller ? R. Kasir ? R.
Administrasi
? R. Khasanah
? R. Keamanan
? R. Sekretaris
? R. Tamu ? R. Rapat
Penjualan dan Jasa
? Membeli Kebutuhan
? Melihat-Lihat
? Melayani ? Mengelola
Retail Pengunjung 08.00- 22.00
Suasana Rekreatif, Santai Dan Formal
? Kantor Pos ? Toko
Furniture ? Toko Obat ? Toko Buku ? Toko
Buah& bunga
? Counter pulsa
? Toko Roti
129
? Salon ? Butik ? Toko
Souvenir ? Biro
Perjalanan ? Agen
Penerbangan
? Money Changer
? Makan dan Minum
? Istirahat ? Menjamu
Relasi ? Menyiapkan
Makanan dan Minuman
? Melayani ? Mengelola
? Restorant ? Coffee
Shop
Pengunjung 08.00- 22.00
? Suasana Rekreatif
? Intensitas Kegiatan Tinggi Pada Siang dan Malam Hari
? R. Makan ? Toilet ? R. Kasir ? R. Dapur ? Ruang
Penyimpanan
? R. Karyawan
Ibadah ? Sholat Mushalla ? Pemakai gedung
? Karyawan ? Pengunjung
24 jam Suasana tenang
? R.wudhu ? R. shalat
Servis ? Pelayanan ? Kegiatan
Operasional
R. Servis dan Utilitas
? Pemakai Gedung
? Karyawan ? Pengawas
Retail 24 Jam
Permisahan Zona dan Sirkulasi dari Area Pabrik
? R. Bongkar Muat Barang
? R. Utilitas ? Ruang ME ? R. Genset ? R.
Komputer ? Gudang ? Toilet ? Pantry
Parkir ? Parkir Kendaraan
? Mengatur
Tempat Parkir
? Pengunjung ? Karyawan ? Pengelola
Sesuai Aktivitas yang
? Sirkulasi Teratur
? Pencapaian
? Area Parkir Mobil
? Area Parkir
130
? Mengawasi ? Petugas Parkir
dituju Mudah Motor ? R. Tunggu
Sopir ? Pos
Keamanan
Sehingga dari tabel di atas maka ditentukan ruang-ruang yang dibutuhkan
dalam kantor PT.Pelni Tower:
1) Jenis kegiatan pokok (administrasi):
? Ruang kerja
? Ruang tamu
? Ruang kepala
? Ruang rapat (sifatnya insidentil)
2) Ruang untuk kegiatan penunjang:
? Ruang servis
? Ruang utilitas
? Gudang
? Ruang sirkulasi (vertikal dan horisontal)
3) Ruang –ruang umum:
? Area parkir
? Lobby
? Toilet dan lavatory
? Ruang-ruang tambahan
? Ruang konvensi
? Ruang pameran
? Restoran
b. Pendekatan Bentuk Ruang
Pendekatan bentuk ruang dengan faktor penentu sebagai berikut:
o Efisiensi cahaya dan penghawaan
o Fleksibilitas ruang
o Mempunyai modul tetap, pertimbangan struktur digunakan
o Orientasi ruang yang jelas
131
o Faktor estetika
o Jenis perabot
TABEL 12,DAFTAR PERALATAN DAN TENAGA KERJA
TENAGA TUGAS PERALATAN
DIREKTUR UTAMA
Sebagai pimpinan utama yang mengawasi seluruh kegiatan operasional departemen yang ada dalam kantor sewa dan sebagai pengambil keputusan utama dimana telah dirapatkan sebelumnya
? meja + kursi ? File box ? Komputer + meja ? Sofa + meja
SEKRETARIS Mengatur jadwal acara atau jadwal kerja serta menerima tamu dari general manager atau bertanggung jawab dalam bidang korespondensi terhadap general manager
? meja + kursi ? File box ? Komputer + meja ? File cabinet ? Kursi tamu
KEPALA DEVISI
Bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap aktivitas yang dilaksanakan oleh masing – masing bagian yang terdapat pada kantor sewa dan membantu general manager dalam menangani tugas – tugas yang ada
? meja + kursi ? File box ? Komputer + meja ? File cabinet ? Kursi tamu
FRONT OFFICE DEPARTMENT
Bertanggung jawab pada manager dan kelancaran operasional department yang dipimpin. Bagian ini berfungsi sebagai penghubung antar tamu dan informasi dari pihak pengelola dan membuat laporan pengunjung yang datang
? Meja + kursi ? File box ? Komputer + meja ? File cabinet ? Kursi ? Meja resepsionis
132
HOUSE KEEPING DEPARTMENT
Memelihara kantor sewa yang meliputi pemeliharaan kebersihan kantor sewa dengan menyiapkan dan membersihkan kantor sewa dan fasilitas lainnya
? Meja + kursi ? File cabinet ? Lemari ? Alat kebersihan
ENGINEERING DEPARTMENT
Bertanggung jawab menangani masalah utilitas yang ada baik di dalam maupun sekitar bangunan, serta memelihara, merawat, dan memperbaiki kerusakan
? Meja + kursi ? Lemari ? Box alat
PERSONAL DEPARTMENT
Bertanggung jawab akan masalh kepegawaian, pelatihan dan kesejahteraan karyawan itu sendiri maupun dengan atasan, mengadakan evaluasi terhadap pekerjaan setiap karyawan itu sendiri serta menyeleksi dan mengangkat pegawai baru
? meja + kursi ? File box ? Komputer + meja ? File cabinet ? Kursi tamu
MARKETING DEPARTMENT
Bertanggung jawab atas penyewaan kantor dan fasilitas – fasilitas yang disediakan dan mengadakan hubungan dengan relasi – relasi yang dapat mempromosikan kantor sewa agar memenuhi target penyewaan oleh pihak pengelola
? meja + kursi ? File box ? Komputer + meja ? File cabinet ? Kursi tamu
ACCOUNTING DEPARTMENT
Bertanggung jawab menangani masalah keuangan, mulai dari pendapatan, pengeluaran rutin, keuntungan yang diperoleh, gaji karyawan dan lainnya
? meja + kursi ? Komputer + meja ? File cabinet
SECURITY Bertanggung jawab menangani masalah keamanan dan ketertiban dalam bangunan dan luar bangunan yang berada disekitar kantor sewa
? meja kerja+ kursi ? Peralatan kerja
133
c. Pola Sirkulasi Ruang
ALUR SIRKULASI ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
PT.PELNI
Gambar 43, Alur Sirkulasi Administrasi dan Manajemen
sumber: Penulis
ALUR SIRKULASI PENGUNJUNG / PENYEWA
Main entrance Parkir Basement
Hall Core Retail
R. informasi
DewanDireksi
HALL
DirekturUtama
Direktur Usaha Direktur Armada DirekturKeuangan Direkur SDM
134
Gambar 44, Alur Sirkulasi Pengunjung
sumber: Penulis
ALUR SIRKULASI PENUNJANG / PENGELOLA
Gambar 45, Alur Sirkulasi Penunjang dan Pengelolah
sumber: Penulis
ALUR SIRKULASI SERVICE
Ibadah
Parkir
R. Pameran
BANK
Core
R. Pertemuan
Restaurant
Entrance
Hall
Pengelola
Retail
Keamanan
Servis
Informasi
R. Kontrol
R. ME
R.Pompa Core Genset
Reservoir
135
Gambar 46, Alur Sirkulasi Service
sumber: Penulis
d. Pendekatan Besaran Ruang Kantor Unit Terkecil
Melihat kantor sewa yang bersifat spekulatif dimana besaran
kebutuhan dan aktivitas penyewa belum dapat dipastikan, maka
besaran ruang dapat dicari dengan asumsi:
Neufert (1989) menyatakan “kebutuhan ruang kantor dapat dihitung
dengan menggunakan dua cara yaitu : ruang gerak orang
(misalnya standar ruang perorangan x jumlah orang) + ruang
tambahan untuk sarana penunjang + faktor (biasanya 15%) untuk
sirkulasi utama”
TABEL 13,BESARAN RUANG KANTOR UNIT TERKECIL
Kebutuhan
ruang
Standar
ruang Sumber Kapasitas Perhitungan
Luas
(m2)
Total
(m2)
Ruang kerja
i. Ruang
pimpinan
ii. Ruang
sekretaris
iii. Ruang
karyawan /
staf
15 m2/ org
12 m2/ org
6 m2/ org
NAD
NAD
NAD
1 orang
1 orang
1 orang
= 15 m2/ org x 1
orang
= 12 m2/ org x 1
orang
= 6 m2/ org x 2
orang
15,00
12,00
12,00
Total ruang kerja 39,00
136
Ruang
penunjang
(ruang
penerima tamu,
rapat, dll)
10 % ruangkerja
NAD
= 10% x 39 3,90
Total ruang penunjang 3,90
Total ruang kantor 42,90
Sirkulasi utama 20% = 20% x 42,9 8,58
Besaran ruang kantor unit terkecil 51,48
Berdasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa
modul sruktur yang sesuai untuk bangunan kantor PT.Pelni Tower
adalah modul 7,2 m x 7,2 m dengan luas 51,84 m2.
Jadi, luas ruang kantor unit terkecil berdasarkan modul struktur
adalah 51,84 m2.
137
Gambar 47, Contoh Luasan Unit Kantor Terkecil
sumber: Data Arsitek
Besaran ruang kantor unit terkecil erat hubungannya dengan
penentuan modul struktur bangunan, karena dapat memudahkan
dalam pembagian unit ruang kantor yang akan disewakan. Dalam
menentukan modul struktur, perlu mempertimbangkan hal berikut:
? Standar ruang gerak manusia dan kendaraan (pada
basement)
? Fungsi ruangan
? Material yang digunakan
TABEL14,BESARAN RUANG
1) Kantor Utama PT.Pelni
Kelompok
Kegiatan Kebutuhan ruang
Unsur Standar ruang
Sumber
Perhitungan
Luas (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8 Ruan
g
utam
a
Administr
asi dan
manajem
en
PT.Pelni
Ruang
pimpinan
? Rg. Direktur
Utama
? Rg. Direktur
Usaha
? Rg. Direktur
Keuangan
? Rg. Direktur
Armada
? Rg. Direktur
SDM dan
Umum
? Rg. Rapat
Berdasarkan
6 kali
kelipatanmo
dul unit
terkecilkanto
r. AS
Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 6 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 6 x 51,84 = 311,04 x 6 =
1866,24m2
1866,24
m2
Rg. Kantor
Devisi
? Rg.
Pimpinan
Berdasarkan
3 kali AS
Diasumsikan luas ruang
155,52
m2
138
Pemasaran
&Pengemb
angan
Usaha
Bidang
Pemasaran
? Rg.
Pimpinan
Bidang
Pengemban
gan Usaha
? Rg.
Sekretaris
? Rg.
Karyawan
kelipatanmo
dul unit
terkecilkanto
r.
kantor untuk perusahaan besar 3 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52 m2
Rg. Kantor
Devisi
Pelayanan
Jasa
? Rg.
Pimpinan
Bidang
Oparasi
Kapal
? Rg.
Pimpinan
Bidang
Pelayanan
Kapal
? Rg.
Sekretaris
? Rg,
Karyawan
Berdasarkan
3 kali
kelipatanmo
dul unit
terkecilkanto
r.
AS
Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52
m2
155,52
m2
Rg. Kantor
Devisi
Teknika
? Rg.
Pimpinan
Bidang
Perencanaa
n teknik
Berdasarkan
3 kali
kelipatanmo
dul unit
terkecilkanto
AS
Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x modul.
155,52
m2
139
? Rg.
Pimpinan
Bidang
Pemelihara
an kapal
? Rg.
Sekretaris
? Rg.
Karyawan
r. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52
m2
Rg. Kantor
Devisi
Nautika
? Rg.
Pimpinan
bidang
pemeliharaa
n &
sertifikasi
kapal
? Rg.
Pimpinan
bidang
telekomonik
asi dan
elektronika
? Rg.
Sekretaris
? Rg.
karyawan
Berdasarkan
3 kali
kelipatanmo
dul unit
terkecilkanto
r.
AS
Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52
m2
155,52
m2
Rg. Kantor
devixi
akuntansi
? Rg.
Pimpinan
bidang
akuntansi
Berdasarkan
3 kali
kelipatanmo
dul unit
AS
Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x
155,52
m2
140
keuangan
? Rg.
Pimpinan
bidang
akuntansi
manajemen
& anggaran
? Rg.
Pimpinan
bidang
Perpajakan
? Rg.
Sekretaris
? Rg.
karyawan
terkecilkanto
r.
modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52
m2
Rg. Kantor
devisi
Perbendaha
raan
? Rg.
Pimpinan
Bidang
Adm.
Keuangan
? Rg.
Pimpinan
pengelolaan
dana dan
PKBL
? Rg.
Sekretaris
? Rg.
Karyawan
Berdasarkan
3 kali
kelipatanmo
dul unit
terkecilkanto
r.
AS
Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52
m2
155,52
m2
Rg. Kantor ? Rg. Berdasarkan AS Diasumsikan luas
155,52
141
Devisi SDM Pimpinan
bidang adm.
Personalia
? Rg.
Pimpinan
pengemban
gan SDM &
organisasi
? Rg.
Sekretaris
? Rg.
Karyawan
3 kali
kelipatanmo
dul unit
terkecilkanto
r.
ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52
m2
m2
Rg. Kantor
Devisi
Umum
? Rg.
Pimpinan
Adm &
Rumah
tangga
Kantor
? Rg.
Pimpinan
Bidang
Pendayagu
naan &
Pengamana
n Umum
Berdasarkan
3 kali
kelipatanmo
dul unit
terkecilkanto
r.
AS
Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52
m2
155,52
m2
Total luas ruang kantor = 1866,24 m2+ 8(155,52 m2) = 3110,4 m2
3110,4
m2
Core 20%
AS
= 20% x 3110,4 m2 = 622,08 m2
142
Luas ruang perkantoran = 3110,4 m2 + 622,08 m2 = 3732,48 m2
3732,48
m2
2) Kantor Sewa
Kelompok
Kegiatan Kebutuhan
ruang Unsur
Standar ruang
Sumber
Perhitungan
Luas (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang utama
Kantor sewa
? Ruang kantor unit terkecil
NAD
51,84
? Ruang kantor perusahaan unit menengah
? R. Pimpinan ? R.
Sekretaris ? R. Staf ? R. Pantry
Berdasarkan 2 kali kelipatanmodul unit terkecilkantor
AS
Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 2 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 2 x 51,84 = 103,68 x 50 = 5184 m2
5184
? Ruang kantor perusahaan Unit besar
? R. Pimpinan ? R.
Sekretaris ? R. Staf ? R. Pantry
Berdasarkan 4 kali kelipatanmodul unit terkecilkantor
AS
Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 4 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 4 x 51,84 = 207,36 x 30
6220,8
143
= 6220,8 m2
Total luas ruang kantor = 7257,6 + 6220,8 =13.748,4 m2
11.404,8
Core 20% AS = 20% x 11.404,8 = 2695,68 m2
2.280,96
Luas ruang perkantoran = 13.478,4 + 2.695,68 = 16.174,08 m2
13.685,76
3) Bank
Kelompok
Kegiatan Kebutuhan
ruang Unsur
Standar ruang
Sumber
Perhitungan Luas (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang Penunjang
? Bank ? Banking Hall
? Hall / Ruang Tunggu
3,75m2/ org BPDS
Diasumsikan 20 orang = 20 x 3 = 60
60
Customer Service
1,2 – 1,5m2/
org BPDS
Diasumsikan 5 orang = 5 x 1,5 = 7,5 m2
7,5
R. Informasi dan Jaga
TS
8
ATM TS 8
Teller 4,8 -
5,5m2/ org
BPDS
Diasumsikan 6 teller = 6 x 5 = 30 m2
30
144
Total 113,5 ? Bagian
Luar Negeri
BPDS Diasumsikan 10 Orang
35
? Bagian Umum
OB Diasumsikan 15 Orang 100
? Bagian
Khasanah
R. Save Deposito Box
R. Coupon/ Both
R. Administrasi
TS 200
Total 335
? Pimpinan Operasional
R. Pimpinan
18 - 23m2/
org NAD
Diasumsikan 1 Orang = 1 x 20 = 20 m2
20
R. Wakil Pimpinan
15-18 m2/ org NAD
Diasumsikan 1 Orang = 1 x 16 = 16 m2
16
R. Sekretaris
12m2/ org TS
Diasumsikan 1 Orang = 1 x 12 = 12m2
12
Total 48 ? Penunjang
: R. Komputer TS 25
R. Telex TS 6 R. Arsip TS 20 R. Foto
Copy TS 6
R. Rapat 2,4m2/ org BPDS
Diasumsikan 25 Orang = 25 x 2,4 = 60m2
60
Total 117 ? Servis R. Gudang TS 30 R. Posko TS 25 Toilet
umum 25
Toilet intern
30
145
Total 110 Total luas bank
= 113,5 + 335 + 48 + 117 + 110 = 723,5 m2
723,5
? Sirkulasi
20% dari total luas
bank NAD
20% x 723,5 = 144,7 m2 144,7
Jadi, total keseluruhan luas bank = 723,5 + 144,7 = 868,2 m2
868,2
4) Ruang Pertemuan/ Konvensi
Kelompok
Kegiatan Kebutuhan
ruang Unsur Standar ruang
Sumber
Perhitungan Luas (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang Penunjang
? Ruang pertemuan/ konvensi
? R. Pertemuan
1,5 m2/ org
NAD
Diasumsikan kapasitas ruang pertemuan 100 org. Jadi luas ruang pertemuan = 100 org x 1,5 m2 = 150 m2
150,0
? R. Persiapan
? 1/6 dari luas R. Pertemuan
NAD
Luas R. persiapan = 1/6 x 150 m2 = 25 m2
25,0
Jadi, luas ruang pertemuan/ konvensi = 150,0 + 25,0 = 175,0 m2
175,0
? Sirkulasi 20% dari total luas ruang pertemuan
NAD 20% x 175,0 = 35,0 m2 35,0
Jadi, total luas Ruang pertemuan = 180,0 + 35,0 = 215,0 m2 215,0
146
5) Ruang pameran/ exhibition Kelompo
k Kegiatan
Kebutuhan ruang
Unsur Standar ruang Sumbe
r Perhitungan
Luas (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang Penunjang
? Ruang pameran/ exhibition
? Plaza Hall
5% (luas ruang kerja x jumlah penyewa)
AS
Diasumsikan 5% dari (luas ruang kerja x jumlah penyewa) = 5% (51,84 x 100) = 5% x 5.184 = 259,20 + 51,84 = 311,04 m2
311,04
? Ruang penyimpanan khusus
AS
36,0
? Toilet ? Toilet Wanita
? 1 closet 20 org
? 1 wastafel 25 org
- WC (1,8 x 2) m
- Wastafel (0,82 x 1,4) m
NAD
Diasumsikan kapasitas ruang pameran 100 org.
? (60%x100org): 20 = 3 unit WC
? (60% x 100 org) : 25 = 2 unit wastafel
? WC = 1,8 m x 2 m x 3 unit = 10,8 m2
? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 2 unit = 2,3 m2
? Toilet = 10,8 m2 + 2,3 m2 = 13,1 m2
17,0
147
? Flow = 13,1 m2 x 30% =3,93 m2
? Toilet Pria
? 1 closet 20 org
? 1 urinoir 25 orang
? 1 wastafel 25 org
- WC (1,8 x 2) m
- Wastafel (0,82 x 1,4) m
- urinoir (0,72 x 1,2)m
NAD
? (40% X 100 org) : 30 = 2 unit WC
? (40% x 100 org) : 40 = 2 unit wastafel
? WC = 1,8 m x2 m x 2 unit = 7,2 m2
? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 2 unit = 2,3 m2
? urinoir = 0,72 m x 1,2 m x 3 unit = 2,6 m2
? Toilet = 7,2 m2 + 2,3 m2 + 2,6 m2 = 12,1 m2
? Flow = 12,1 m2 x 30% = 3,63 m2
15,73
Luas ruang pameran = 311,04 + 36,0 + 17,0 + 15,73 = 397,8 m2
397,8
? Sirkulasi 20% dari total luas pameran NAD 20% x 397,8
= 79,56 m2 79,56
Jadi, total luas pameran = 397,8 + 79,56 = 477,36 m2 477,36
6) Restoran
Kelompo
k Kegiatan
Kebutuhan ruang
Unsur Standar ruang Sumbe
r Perhitungan
Luas (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8
148
Ruang Penunjang
Jumlah pemakai bangunan
12 m2/ org
NAD
L. total pemakai bgn utama : 12 m2/ org = 16.174,08 : 12 = ±1.348 org
? Restoran
? R. makan
1,6 m2/ org
NAD
Kapasitas yang diperhitungkan 5% (Neufert,1995:14) dari jumlah pemakai bangunan = 5% x 1348 = 67,4 = 67 org Luas ruang = 67 org x 1,6 m2 = 107,2 m2
128,64
? R. Administrasi dan kasir
Asumsi 20% Dari Ruang Makan
AS
R. Administrasi = 20% x 107,2 m2 = 21,44 m2
21,44
? R.dapur dan gudang
25% Dari Ruang Makan
NAD
R.dapur dan gudang = 25% x 107,2 = 26,8 m2
26,8
? Toilet ? Toilet Wanita
1 closet 20 org 1 wastafel 25 org WC (1,8 x 2) m Wastafel (0,82 x 1,4) m
NAD
Asumsi 60% dari 67 org
? (60% x 67org) : 20 = 2 unit WC
? (60% x 67 org) : 25 = 2 unit wastafel
? WC = 1,8 m x 2 m x 2 unit = 7,2 m2
? wastafel = 0,82 m x 1,4
12
149
m x 2 unit = 2,3 m2
? Toilet = 7,2 m2 + 2,3 m2 = 9,5 m2
? Flow = 4,7 m2 x 30% =2,8 m2
? Toilet Pria
1 closet 20 org 1 urinoir 25 orang 1 wastafel 25 org WC (1,8 x 2) m Wastafel (0,82 x 1,4) m urinoir (0,72 x 1,2)m
Asumsi 40% dari 67 org
? (40% x 67org) : 20 = 1 unit WC
? (40% x 67 org) : 25 = 1 unit wastafel
? WC = 1,8 m x2 m x 1 unit = 3,6 m2
? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 1 unit = 1,14 m2
? urinoir = 0,72 m x 1,2 m x 3 unit = 2,6 m2
? Toilet = 3,6 m2 + 1,14 m2 + 2,6 m2 = 7,34 m2
? Flow = 7,34m2 x 30% = 2,2 m2
9,5
Luas restoran = 128,64 + 21,44 + 26,8 + 12 + 9,5 = 198,38 m2
198,38
? Sirkulasi 20% dari total luas restoran NAD
20% x 198,38 = 39,67 m2
39,67
Jadi, total luas restoran = 198,38 + 39,67 = 238,0 m2
238,0
7) Coffee Shop
Kelompo Kegiatan Kebutuhan Unsur Standar ruang Sumbe Perhitungan Luas
150
k ruang r (m2) 1 2 3 4 5 6 7 8
Ruang Penunjang
Coffee Shop
? Ruang minum
Kapasitas yang disediakan 2,5 % dari jumlah pemakai bangunan = 2,5% x 1.348 = 34 orang Luas ruang yang diambil 1,2 m2 / org (Neufert) diperoleh luas ruang coffee shop (warung/ kedai kopi) =34 org x 1,2 = 40,8 m2
NAD
40,8
? R. Administrasi dan kasir
Asumsi 20% Dari Ruang Minum
20% x 40,8 = 8,16 m2
AS
8,16
? R.dapur dan gudang
Asumsi 20% Dari Ruang Minum
25% x 40,8 = 10,2 m2
AS
10,2
? Toilet ? Toilet Wanita
1 closet 20 org 1 wastafel 25 org WC (1,8 x 2) m Wastafel (0,82 x 1,4) m
Asumsi 60% dari 34 org
? (60% x 34 org) : 20 = 1 unit WC
? (60% x 34 org) : 25 = 1 unit wastafel
? WC = 1,8 m x 2 m x 1 unit = 3,6 m2
? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 1 unit = 1,14 m2
? Toilet = 3,6
6
151
m2 + 1,14 m2
= 4,7 m2 ? Flow = 4,7 m2
x 30% = 1,4 m2
? Toilet Pria
1 closet 30 org 1 urinoir 25 orang 1 wastafel 40 org WC (1,8 x 2) m Wastafel (0,82 x 1,4) m urinoir (0,72 x 1,2) m
Asumsi 40% dari 34 org
? (40% x 34org) : 20 = 1 unit WC
? (40% x 34 org) : 25 = 1 unit wastafel
? WC = 1,8 m x2 m x 1 unit = 3,6 m2
? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 1 unit = 1,14 m2
? urinoir = 0,72 m x 1,2 m x 3 unit = 2,6 m2
? Toilet = 3,6 m2 + 1,14 m2 + 2,6 m2 = 7,34 m2
? Flow = 7,34m2 x 30% = 2,2 m2
9,5
Luas coffee shop = 40,8 + 8,16 + 10,2 + 6 + 9,5 = 74,66 m2
74,66
? Sirkulasi 20% dari total luas coffee shop
NAD 20% x 74,66 = 14,9 m2 14,9
Jadi, total luas coffee shop = 74,66 + 14,9 = 104,5 m2 104,5
152
8) Food court Kelompo
k Kegiatan
Kebutuhan ruang
Unsur Standar ruang Sumbe
r Perhitungan
Luas (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang Penunjang
? Food court
? R. makan
1,6 m2/ org
NAD
Kapasitas yang diperhitungkan 5% (Neufert,1995:14) dari jumlah pemakai bangunan = 5% x 1348 = 67,4 = 67 org Luas ruang = 67 org x 1,6 m2 = 107,2 m2
128,64
? R. Administrasi dan kasir
Asumsi 20% Dari Ruang Makan
AS
R. Administrasi = 20% x 107,2 m2 = 21,44 m2
21,44
? R. dapur dan gudang
25% Dari Ruang Makan NAD
R.dapur dan gudang = 25% x 107,2 = 26,8 m2
26,8
? Toilet ? Toilet Wanita
1 closet 20 org 1 wastafel 25 org WC (1,8 x 2) m Wastafel (0,82 x 1,4) m
NAD
Asumsi 60% dari 67 org
? (60% x 67org) : 20 = 2 unit WC
? (60% x 67 org) : 25 = 2 unit wastafel
12
153
? WC = 1,8 m x 2 m x 2 unit = 7,2 m2
? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 2 unit = 2,3 m2
? Toilet = 7,2 m2 + 2,3 m2 = 9,5 m2
? Flow = 4,7 m2 x 30% =2,8 m2
? Toilet Pria
1 closet 20 org 1 urinoir 25 orang 1 wastafel 25 org WC (1,8 x 2) m Wastafel (0,82 x 1,4) m urinoir (0,72 x 1,2) m
Asumsi 40% dari 67 org
? (40% x 67org) : 20 = 1 unit WC
? (40% x 67 org) : 25 = 1 unit wastafel
? WC = 1,8 m x2 m x 1 unit = 3,6 m2
? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 1 unit = 1,14 m2
? urinoir = 0,72 m x 1,2 m x 3 unit = 2,6 m2
? Toilet = 3,6 m2 + 1,14 m2 + 2,6 m2 = 7,34 m2
? Flow = 7,34m2 x 30% = 2,2 m2
9,5
Luas Food court = 128,64 + 21,44 + 26,8 + 12 + 9,5 = 198,38 m2
198,38
? Sirkulasi 20% dari total luas Food court NAD 20% x 198,38
= 39,67 m2 39,67
Jadi, total luas Food court = 198,38 + 39,67 = 238,0 m2
238,0
154
9) Retail Kelompo
k Kegiatan
Kebutuhan ruang
Unsur Standar ruang Sumbe
r Perhitungan
Luas (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang Penunjang
? Retail ? Kantor Pos ? Furniture
store dan counter pulsa
? Biro Perjalanan
? Agen Penerbangan
? Money Changer
? Toko Souvenir
? Toko Obat ? Toko Roti ? Toko Buah
& bunga ? Ruang
Salon ? Ruang
Butik ? Toko buku
Diasumsikan sama dengan besaran unit kantor terkecil kantor sewa = 51,48 m2
AS
Jadi, total luas ruang retail adalah = 12 x 51,48 = 662 m2
662,0
? Sirkulasi 20% dari total luas retail
NAD 20% x 662 = 132,4 m2
132,4
Jadi, total luas retail = 662 + 132,4 = 794,4 m2 794,4
10) Ibadah
Kelompok
Kegiatan Kebutuhan
ruang Unsur Standar ruang
Sumber
Perhitungan Luas (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8
155
Ruang Penunjang
? Ibadah ? Mushalla ? Tempat
wudhu
AS
Disesuaikan dengan luasan 1 x modul
51,48
? Sirkulasi 20% dari total luas ruang ibadah
NAD 20% x 51,48 = 10,3 m2 10,3
Jadi, total ruang ibadah = 51,48 + 10,3= 61,78 m2 61,78
11) Ruang Administrator Kelompo
k Kegiatan
Kebutuhan ruang
Unsur Standar ruang Sumbe
r Perhitungan
Luas (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang Pengelola
Administrator
? Hall dan lobby
AS
15,0
? R. Informasi
AS
12,0
? R. Tunggu 3,75 m2 / org BPDS
Kapasitas 8 org = 8 x 3,75
30,0
? R. Pimpinan
15 m2 / org NAD
Kapasitas 1 org = 1 x 15
15,0
? R. Wakil Pimpinan
12 m2 / org POD
Kapasitas 1 org = 1 x 12
12,0
? R. Sekretaris
8 m2 / org POD
Kapasitas 1 org = 1 x 8
8,0
? R. pemasaran
4,8 – 6,5 m2 / org BPDS
Kapasitas 10 org = 10 x 6,5
65,0
? R. Administrasi
5,5–10,5 m2 / org BPDS
Kapasitas 10 org = 10 x 6,0
60,0
? R. Rapat 1,5-2,0 m2 / org NAD
Kapasitas 10 org = 10 x 1,8
18,0
? Pantry AS 6,0 ? Gudang AS 6,0
Luas ruang administrator 247
156
= 15,0 + 12,0 + 30,0 + 15,0 + 12,0 + 8,0 + 65,0 + 60,0 + 18,0 + 6,0 + 6,0 = 247 m2
? Sirkulasi 20% dari total luas ruang administrator
NAD 20% x 247 = 49,4m2 49,4
Jadi, total ruang administrator = 247 + 49,4 = 296,4 m2 296,4
12) R. Security dan Mekanikal Elektrikal Kelompo
k Kegiatan
Kebutuhan ruang
Unsur Standar ruang Sumbe
r Perhitungan
Luas (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang servis
R. security
R. Jaga dan Istirahat
9,29 m2/ org
NAD
Kapasitas 5 orang = 5 x 9,29 m2
46,45
Mekanikal elektrikal
? R. genset AS
20,0
? R. Gudang AS 36,0 ? R.
mekanikal elektrikal
AS
20,0
? R. AHU AS 20,0 ? R. Monitor AS 20,0 Total Mekanikal elektrikal 116 Luas ruang servis
= 46,45 + 116
= 162,45 m2 162,45
? Sirkulasi 20% dari total luas ruang administrator
NAD 20% x 162,45 = 32,49 m2
32,49
Jadi, total ruang servis = 162,45 + 32,49 = 194,94 m2 194,94
157
13) Parkir Kelompo
k Kegiatan
Kebutuhan ruang
Unsur Standar ruang Sumbe
r Perhitungan
Luas (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8 Parkir Memarkirk
an kendaraan
? Parkir Mobil
20 m2 / mobil
NAD
Asumsi yang digunakan yaitu : 1 mobil / 120 m2 luas perkantoran = 16.174,08 : 120 = 135 mobil Luas parkir mobil = 135 x 20 m2 = 2700 m2
2700
? Parkir Motor
3 m2 / mobil
AS
Perbandingan jumlah sepeda motor dan mobil adalah 4 : 1 maka = 4 x 135 = 540 motor Luas parkir mobil = 540 x 3 m2 = 1620 m2
1620
? Ruang parkir di basement
AS
Total ruang parkir = ruang parkir mobil + ruang parkir motor = 2700 + 1620 = 4320 m2 Ruang parkir di luar bangunan diasumsikan 20% dari total ruang parkir = 20% x 4320 m2
3456
158
= 864 m2
Jadi, kebutuhan ruang parkir di dalam bangunan (basement) = 4320 - 864 = 3456 m2
Jadi, total ruang parkir di basement 3456 Keterangan:
BPDS : Building Planning and Design Standar
NAD : Neufert Architect Data
TS : Time Saver Standars for Building Type
OB : Office Building
POD : Planning Office Design
AS : Asumsi
3. PolaHubungan Unit Ruang
Tujuan : 1) Agar tiap unit ruang tidak saling mengganggu dalam aktivitas
ruang masing-masing. 2) Agar tercipta Komunikasi antar unit ruang 3) Kemudahan dalam pencapaian dan operasional kegiatan
GambarPola hub. antarruang
Main Entrance
Hall
Core
Side Entrance
R. Servis
R. Pameran Bank Perkantoran
Ibadah
R. Pertemuan
R. Pengelola
Retail Restauran Coffe Shop
159
KETERANGAN: = SANGAT ERAT = ERAT = KURANG ERAT
Gambar 48, Pola Hubungan Antar Ruang
sumber: Penulis
No. R. Kantor 1 Ruang pimpinan 2 Ruang sekretaris 3 Ruang karyawan / staf 4 R. Rapat 5 R. tamu 6 R. Service
No. Bank 1 Banking Hall 2 Bagian Khasanah 3 Pimpinan Operasional 4 Penunjang 5 Servis
No. R. Pertemuan/ Meeting room 1 R. Pertemuan
160
2 R. Persiapan 3 Servis
No. R. Pameran (exhibition hall) 1 Plaza Hall 2 Ruang penyimpanan khusus 3 Toilet
No. Restaurant 1 R. makan 2 R. Administrasi dan kasir 3 R.dapur dan gudang 4 Toilet
No. R. Pameran (exhibition hall) 1 Ruang minum 2 R. Administrasi dan kasir 3 R.dapur dan gudang 4 Toilet
No. Fast food 1 R. makan 2 R. Administrasi dan kasir 3 R.dapur dan gudang 4 Toilet
No. Retail 1 Kantor Pos
2 Furniture store dan counter pulsa
3 Biro Perjalanan 4 Agen Penerbangan 5 Money Changer 6 Toko Souvenir
161
7 Toko Obat 8 Toko Roti 9 Toko Buah & bunga
10 Ruang Salon 11 Ruang Butik
12 Toko buku
No. Ibadah 1 Mushalla 2 tempatwudhu 3 toilet
No. R. Administrasi
1 Hall dan lobby 2 R. Informasi 3 R. Tunggu
4 R. Pimpinan
5 R. Wakil Pimpinan 6 R. Sekretaris 7 R. pemasaran 8 R. Administrasi 9 R. Rapat
10 Pantry 11 Gudang
No. R. Servis 1 Ruang Security 2 Gudang 3 Rg. Genset 4 R. mekanikal elektrikal 5 R. Monitor 7 Ruang AHU 8 PosJaga
162
163
DAFTAR PUSTAKA
? Ernest Neufert, Data Arsitektur, Jilid 2
? Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1998
? Mangunwijaya, Y.B., 2000 : Pengantar Fisika Bangunan,
Djambatan , Jakata
? Frick, Heinz. 1996. Arsitektur dan Lingkungan. Kanisius:
Yogyakarta.
? www.google.com
? Literatur dan Tesis di Taman Baca Jurusan Teknik Arsitektur
UNHAS
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. Makassar Dalam Angka 2010
Birkeland, Janis. 2002. Design for Sustainability; A sourcebook of
integrated ecological solutions. London: Earthscan
Budiharjo, Eko.1997. Jati Diri Arsitektur Indonesia. Bandung : PT. Alumni
Ching, Francis D.K. 1993. Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Susunannya.
Jakarta: Erlangga,
De Chiara, Joseph, John & Callender. 1973. Times Saver Standard For
Building Type. New York: Mc Graw Hill Book Company
De Chiara, Joseph & Lee E. Koppelman. 1978. Standar Perencanaan
Tapak. Terjemahan Januar Hakim. Jakarta: Erlangga
Echols, Jhon M. dan Hassan Shadily. 2000. Kamus Inggris-Indonesia.
Jakarta: PT. Gramedia
Frick, Heinz. 2007. Sistem Bentuk Bangunan. Yogyakarta: Kanisius
FuturArc Indonesia.2008. FuturArc Green Isue 2008. Jakarta: PT.BCI Asia
Georg. Lipsmeier. 1994. Bangunan Tropis. Jakarta: Erlangga.
Hakim, Rustan. 2002. Arsitektur Lansekap. Jakarta : Bumi Aksara
Hazim, Nur Kholif. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:
Terbit Terang
Juwana, Jimmy S. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta:
Erlangga
Lechner, Norbert. 2007. Heating,Cooling,Lighting: Metode Desain untuk
Arsitektur; Penerjemah Sandriana Siti.Edisi 2. Jakarta. PT Raja
Grafido Persada
Maunsell, Faber.2002. Tall Buildings and Sustainability. London:
Corporation of London
Neufert, Ernst. 1997. Data Arsitek Jilid 1 Edisi 33. Terjemahan Sunarto
Tjahjadi. Jakarta: Erlangga
Neufert, Ernst. 1997. Data Arsitek Jilid II Edisi 33. Terjemahan Sunarto
Tjahjadi. Jakarta: Erlangga
Poerwadarminta, W.J.S. 1995. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
PN Balai Pustaka.
Satmiko, Prasetyo. 2002. Fisika Bangunan 1. Jakarta : Andi Jakarta
Satmiko, Prasetyo. 2004. Fisika Bangunan 2. Jakarta : Andi Jakarta
Sarte, Bri. 2010. Sustainable Infrastructure: The Guide to Green
Engineering and Design.USA: John Wiley & Sons, Inc.
Schaelter, Wolfgang.2001. Struktur Bangunan Bertingkat Tinggi. Bandung:
PT Rafika Aditama
Vale,Brenda and Robert.1991, Green Architecture Design for a
Sustainable Future. London: Thames and Hudson
Media Elektronik
http://en.wikipedia.org/wiki/green_design, akses: 2/10/2010
http://en.wikipedia.org/wiki/green_building, akses : 3/10/2010
www.arcspace.com, akses 10/10/10
www.arquidocs.com, akses 10/10/10
www.greatbuildings.com, akses 5/10/10
www.seasoncity.com, akses 01/11/10
www.trhamzahyeang.com, akses 01/11/10
www.worldarchitecturenews.com, akses 24/11/10
LEMBAR PENGESAHAN
ACUAN PERANCANGAN
PROYEK : TUGAS AKHIR
JUDUL : MENARA PT. PELNI DENGAN PENEKANAN
KONSEP GREEN ARCHITECTURE DI
MAKASSAR
PENYUSUN : SITTI NURUL JUMRAH
NO. STAMBUK : D511 08 256
PERIODE : I – TAHUN 2012 / 2013
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II Ir. Hj, Yusni Mustari, M.Si Hj. Nurmaida Amri, ST,.MT NIP. 19490102 197503 2 001 NIP. 19671218 199512 2 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Baharuddin Hamzah, ST.,M.Arch.,PhD NIP. 19690308 199512 1 001
i
MENARA PT. PELNI DENGAN PENEKANAN KONSEP
GREEN ARCHITECTURE DI MAKASSAR
ACUAN PERANCANGAN
OLEH :
SITTI NURUL JUMRAH D511 08 256
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN 2012
ii
LEMBAR PENGESAHAN
ACUAN PERANCANGAN
PROYEK : TUGAS AKHIR
JUDUL : MENARA PT. PELNI DENGAN PENEKANAN
KONSEP GREEN ARCHITECTURE DI
MAKASSAR
PENYUSUN : SITTI NURUL JUMRAH
NO. STAMBUK : D511 08 256
PERIODE : I – TAHUN 2012 / 2013
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II Ir. Hj, Yusni Mustari, M.Si Hj. Nurmaida Amri, ST.,MT. NIP. 19490102 197503 2 001 NIP. 19671218 199512 2 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Baharuddin Hamzah, ST.,M.Arch.,PhD NIP. 19690308 199512 1 001
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahi Rahmani Rahim
Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT
Tuhan semesta alam yang maha pengasih lagi maha penyayang. Berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
sebagai salah satu persyaratan dalam mengikuti ujian akhir pada Jurusan
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
Saat menjalani pendidikan di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin, penulis banyak mendapatkan motivasi serta
bantuan dari berbagai pihak hingga tahap penyelesaian tugas akhir ini.
Sehingga melalui kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :
1. Ibu Ir. Hj. Yusni Mustari, M.Si selaku dosen pembimbing I, dan Ibu
Hj. Nurmaida Amri, ST.,MT. selaku dosen pembimbing II yang
telah meluangkan waktu dan memberikan arahan serta petunjuk
dalam penulisan ini.
2. Bapak Baharuddin Hamzah, ST.,M.Arch.,PhD selaku Ketua
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin dan ibu
Wiwik Wahida Osman, ST.,MT. selaku Sekretaris Jurusan
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. H. M. Ramli Rahim, M.Eng selaku pembimbing
akademik.
4. Ibu Ir. Riekje Hehanussa P. selaku Kepala Studio Tugas Akhir
Periode I tahun 2012/2013 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Akademik Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
6. Kedua orang tua tercinta : Ayahanda Drs. H. Guswan Bakti dan
Ibunda Nurjanah, S.Pdi yang telah mengasuh serta mendidik
iv
dengan penuh kasih dan sayang yang selalu memberikan doa restu
disetiap langkahku.
7. Saudara-saudaraku Nursy Qadariah dan Imam Hidayatullah,
terima kasih atas bantuan, dukungan dan doa kalian semua.
8. Teman terbaikku Wawan Kurniawan Saputra,terima kasih atas
semangat dan kasih sayang yang telah diberikan.
9. Sahabat-sahabatku Isnaeni Prameswari, Cindy Monica T.,
Nurfadhilah Aslim, Vicha F.Laloman, Annisa Gilang Y., Miftah
Munawar, Muthmainnah Syam, Puspita Utari, Reinny Devi F.R,
terima kasih atas kebersamaan baik sedih dan senang yang telah
diberikan
10. Teman-teman Arsitektur 2008, terima kasih atas motivasi yang
telah diberikan.
11. Teman-teman STUDIO AKHIR Periode I 2012/2013, terima kasih
atas motivasi dan canda tawanya.
12. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dari acuan
perancangan ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu dengan
senang hati penulis menerima kritikan berupa saran untuk
kesempurnaannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam proses
perkuliahan pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
dalam segala aktivitas kita dan menilainya menjadi suatu ibadah di sisi-
Nya. Amin.
Makassar, 21 Juli 2012
Penulis,
Sitti Nurul Jumrah
D511 08 256
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. ii
HALAMAN JUDUL .......................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG………………………………………………… 1 B. RUMUSAN MASALAH …………..………………………………… 6 C. TUJUAN PERANCANGAN ……………….………………………. 7 D. MANFAAT PERANCANGAN ………………..………………….... 8 E. RUANG LINGKUP PERANCANGAN …………....………………. 9 F. METODE PEMBAHASAN ……………………….………………… 9 G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN ………………………………….. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN UMUM PT.PELNI ……………………………………. 12 1. Pengertian Judul ………………………………………………. 12 2. Sejarah PT.PELNI ………………………………………......... 14 3. Visi Misi PT.PELNI ……………………………………………. 15 4. Sasaran PT.PELNI ……………………………………………. 15 5. Ruang Lingkup Kegiatan Usaha …………………………….. 16 6. Ragam Usaha PT.PELNI …………………………………….. 16 7. Struktur Organisasi PT.PELNI ……………………………….. 19
B. TINJAUAN UMUM KANTOR …………………………………….. 20
1. Sejarah Kantor …………………………………………………. 20 2. Defenisi Kantor ………………………………………………… 20 3. Fungsi Kantor ………………………………………………….. 21 4. Klasifikasi Kantor ……………………………………………… 22
vi
C. TINJAUAN KONSEP GREEN ARCHITECTURE……………… 28 1. Latar Belakang ………………………………………………… 28 2. Definisi Green Architecture …………………………………... 29 3. Manfaat dan Keuntungan Dari Green Building …………….. 30 4. Prinsip-prinsip pada Green Architecture ……………………. 34 5. Sifat Pada Bangunan Arsitektur Hijau (Green Architecture). 43 6. Penggunaan Atap Hijau ………………………………………. 44 7. Studi Banding ………………………………………………….. 46
BAB III TINJAUAN KHUSUS PENGADAAN PT.PELNI TOWER DI MAKASSAR
A. TINJAUAN KONDISI DAN POTENSI KOTA MAKASSAR …… 71 1. Letak Geografis Kota Makassar …………………………….. 71 2. Kondisi dan Potensi Kota Makassar ………………………… 73 3. Kondisi Perekonomian dan Perdagangan ………………….. 77 4. Proyeksi Pengembangan PT.PELNI TOWER di Makassar.. 79
B. TINJAUAN PENGADAAN PT.PELNI TOWER DI MAKASSAR 82
1. Tinjauan Pengadaan dan Fungsi …………………………….. 82 2. Kondisi Kantor PT.PELNI TOWER di Makassar……………. 82
BAB IV KONSEP DASAR PERANCANGAN
A. PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN MAKRO ………… 85 1. Pendekatan Penentuan Lokasi ………………………………. 85 2. Pendekatan Penentuan Tapak ………………………………. 88 3. Konsep Pengolahan Tapak ………………………………… . 93 4. Pendekatan Tata Ruang Luar ……………………………….. 99 5. Pendekatan Sistem Sirkulasi Dalam Tapak ……………….. 102
B. PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN MIKRO …………. 105
1. Pendekatan Terhadap Bentuk dan Penampilan Bangunan 105 2. Pendekatan Program Ruang ………………………………… 108 3. Pola Hubungan Ruang ……………………………………….. 136 4. Pendekatan Konsep Dasar Pola Tata Ruang ……………… 138 5. Pendekatan Konsep Penentuan Sirkulasi ………………….. 140 6. Pendekatan Konsep Penataan Ruang Dalam/Interior ……. 142 7. Pemilihan Sistem Struktur , Modul dan Material Bangunan. 146 8. Sistem Utilitas dan Perlengkapan Bangunan………………. 151
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi Kantor Pusat PT.Pelni ……… ...................... 19
Gambar 2. Diagram klasifikasi gedung perkantoran ……. ............................ 23
Gambar 3. Tata Ruang Kantor Berkamar ……………………………… 24
Gambar . 4 Tata Ruang kantor Terbuka ........................................................ 25
Gambar 5. Tata Ruang Kantor Terbuka ........................................................ 25
Gambar 6. Tata Ruang Kantor …………………………….……………. 27
Gambar 7. Tata Ruang Kantor Kombinasi ……………………………...... 27
Gambar 8. Tata Ruang Kantor Kombinasi ……………………………………….. 27
Gambar 9. Potongan Atap Hijau dan Keterangan Lapisan ……………….. 46
Gambar 10. The EDITT Tower ……………………………………………. 47
Gambar 11. Denah The EDITT …………………………………………… 47
Gambar 12. Lansekap Vertikal ……………………………………………. 48
Gambar 13. Bird view The EDDIT ………………………………………… 50
Gambar 14. Wind Wing Wallas ………………………….......................... 50
Gambar 15. Sistem Penampungan Air …………………………………….. 52
Gambar 16. Sistem Pengolahan Limbah …………………………………... 53
Gambar 17. Fasade Workplace 6............................................................ 54
Gambar 18. Siteplan Workplace6............................................................ 56
Gambar 19. Potongan Workplace6.......................................................... 56
Gambar 20. Eksterior Workplace 6.......................................................... 57
Gambar 21. Interior Workplace 6............................................................ 57
Gambar 22. Tampak Depan 88 George Stree ……………………………………… 57
Gambar 23. Siteplan 88 George Street................................................... 60
Gambar 24. Potongan 88 George Street .................................................. 61
Gambar 25. Interior 88 George Street..................................................... 61
Gambar 26. Peta Kawasan Terpadu Kota Makassar................................... 72
Gambar 27. Peta Pengembangan Wilayah Kota dan Fungsi ……………..... 74
Gambar 28. Peta Kota Makassar …………………….............................. 87
Gambar 29. Tiga Alternatif Tapak di Kecamatan Ujung Pandang …………… 90
viii
Gambar 30. Lokasi Terpilih.................................................................... 91
Gambar 31. Tapak Alternatif Terpilih ………………………………………. 92
Gambar 32. Arah Matahari dan Angin …………………………………….. 94
Gambar 33. View dari luar tapak ............................................................. 95
Gambar 34. View ke luar tapak .............................................................. 95
Gambar 35. Sumber Kebisingan............................................................ 96
Gambar 36. Zoning tapak daerah perencanaan........................................ .. 97
Gambar 37. Kebutuhan ruang parkir 90O …………………………………... 105
Gambar 38. Alur Sirkulasi Administrasi dan Manajemen …………………..... 115
Gambar 39. Alur Sirkulasi Pengunjung …………………………………..... 116
Gambar 40. Alur Sirkulasi Penunjang dan Pengelolah …………................... 116
Gambar 41. Alur Sirkulasi Service ………………………………………..... 117
Gambar 42. Contoh Luasan Unit Kantor Terkecil ………………………….... 119
Gambar 43. Pola Hubungan Antar Ruang ………………………………….. 136
Gambar 44. Tata Ruang Kantor Secara Horisontal ………………………..... 139
Gambar 45. Sistem Pengelompokan Secara Vertikal ………………………………. 139
Gambar 46. Sirkulasi Bentuk Grid …………………………………………………… 140
Gambar 47. Sirkulasi Bentuk Bebas ………………………………………. 141
Gambar 48. Pencahayaan Alami ............................................................. 145
Gambar 49. Skema Sistem Distribusi Air Bersih …………………………….. 151
Gambar 50. Skema Pembuangan Air Kotor ………………………………………….. 152
Gambar 51. Skema Distribusi Air Kotor Kloset ....................................................... 152
Gambar 52. Skema Sistem Pembuangan Sampah ………………………………….. 153
Gambar 53. Skema Sistem Mekanikal Electrikal ……………………………………… 153
Gambar 54. Skema Penanggulangan Bahaya Kebakara …………………..... 154
Gambar 55. Penangkal Petir Sistem Faraday ……………………………..... 155
Gambar 56. Penangkal Petir Sistem Tongkat Franklin …………………………….. 156
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Green Architecture menurut Brenda dan Robert Vale............. 35
Tabel 2. Green Building menurut LEED-NC ………………................... 38
Tabel 3. Perhitungan Energi ……………………………………………... 51
Tabel 4. Studi Banding Green Building………………………................. 62
Tabel 5. Rencana Fungsi Struktur Tata Ruang Bagian Wilayah Kota
Makassar Tahun 2000 – 2011 ............................................... 75
Tabel 6. Pertumbuhan Perekonomian Kota Makassar …..……………. 78
Tabel 7. Jumlah Perusahaan Berdasarkan Prosentase Rata-Rata
Pertumbuhan Perusahaan di Makassar …………………….. 80
Tabel 8. Jumlah Perusahaan Menurut Golongan Usaha Di Kota
Makassar Tahun 2002-2008 ………………………………… 81
Tabel 9. Pembobotan Alternatif Lokasi ………………………………… 87
Tabel 10. Analisis Pembobotan Alternatif Tapak.......................................... 90
Tabel 11. Pengelompokan Kegiatan Pada Menara Pt.Pelni.......................... 109
Tabel 12. Daftar Peralatan Dan Tenaga Kerja........................................... . 113
Tabel 13. Besaran Ruang Kantor Unit Terkecil …….............................. 117
Tabel 14. Besaran Ruang....................................................................... 120
Tabel 15. Rekapitulasi Besaran Ruang …………………………………… 133
Tabel 16. Pembobotan Struktur ……………………………………………. 150
x
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. Makassar Dalam Angka 2010
Birkeland, Janis. 2002. Design for Sustainability: A Sourcebook of
Integrated Ecological Solutions. London. Earthscan
Budiharjo, Eko.1997. Jati Diri Arsitektur Indonesia. Bandung : PT. Alumni.
Ching, Francis D.K. 1993. Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Susunannya. ,
Jakarta: Erlangga
De Chiara, Joseph, John & Callender. 1973. Times Saver Standard For
Building Type. New York: Mc Graw Hill Book Company.
De Chiara, Joseph & Lee E. Koppelman. 1978. Standar Perencanaan
Tapak. Terjemahan Januar Hakim. Jakarta: PT. Erlangga.
Echols, Jhon M. dan Hassan Shadily. 2000. Kamus Inggris-Indonesia.
Jakarta: PT. Gramedia
Frick ,Heinz. 2007. Sistem Bentuk Bangunan. Yogyakarta: Kanisius
FuturArc Indonesia.2008. FuturArc Green Isue 2008.Jakarta: PT.BCI Asia
Georg. Lipsmeier. 1994. Bangunan Tropis. Jakarta: Erlangga.
Hakim,Rustan.2002.Arsitektur Lansekap. Jakarta: Bumi Aksara
Hazim, Nur Kholif. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:
Terbit Terang
Juwana ,Jimmy S. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta:
Erlangga.
n
Neufert, Ernst. 1997. Data Arsitek Jilid 1 Edisi 33. Terjemahan Sunarto
Lechner,Norbert. 2007. Heating,Cooling,Lighting: Metode Desain untuk
Arsitektur; penerjemah, Sandriana Siti.Edisi 2. Jakarta: PT Raja
Grafido Persada
Maunsell,Faber.2002. Tall Buildings and Sustainability. London:
Corporation of Londo Tjahjadi. Jakarta: PT. Erlangga.
xi
Neufert, Ernst. 1997. Data Arsitek Jilid II Edisi 33. Terjemahan Sunarto
Tjahjadi. Jakarta: PT. Erlangga.
Poerwadarminta, W. J. S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1995, PN
Balai Pustaka.
Satmiko,Prasetyo .2002. Fisika Bangunan1 . Jakarta : Andi Jakarta
Satmiko,Prasetyo .2004. Fisika Bangunan 2. Jakarta : Andi Jakarta
Sarte, Bri.2010. Sustainable Infrastructure: The Guide to Green
Engineering and Design.USA: John Wiley & Sons, Inc.
Savitri,Esti,Marcel Ignatius, Imelda Anwar,dkk. 2007. indonesiaapartment.
Jakarta: PTGriya Asri Prima
Schaelter,Wolfgang.2001. Struktur Bangunan Bertingkat Tinggi. Bandung:
PT Rafika Aditama
Vale,Brenda and Robert.1991, Green Architecture Design for a
Sustainable Future. London:Thames and Hudson
Yudelson,Jerry.2007. Green Building A to Z;understanding the Language
of Green building.Canada: New Society Publishers
Media Elektronik
http://en.wikipedia.org/wiki/green_design, akses: 2/10/2011
http://en.wikipedia.org/wiki/green_building, akses : 3/10/2011
www.arcspace.com, akses 10/10/11
www.arquidocs.com, akses 10/10/11
www.greatbuildings.com, akses 5/10/11
www.pakubuwonoresidence.com, akses 28/10/11
www.seasoncity.com, akses 01/11/11
www.thamrinresidence.com, akses 01/11/11
www.trhamzahyeang.com, akses 01/11/11
www.worldarchitecturenews.com, akses 24/11/11
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. UKURAN TUBUH MANUSIA SESUAI DENGAN
KEBUTUHAN TEMPAT SUMBER : ERNST NEUFERT,
DATA ARSITEK
Lampiran 2. LIVING ROOM, SUMBER : : JOSEPH DE CHIARA & JOHN
CALLENDER, TIME SAVER STANDAR FOR BUILDING
TYPES
Lampiran 3. DIMENSI RUANG KERJA, SUMBER : ERNST NEUFERT,
DATA ARSITEK
Lampiran 4. DIMENSI LAVATORY DAN WC, SUMBER : DIMENSI
MANUSIA RUANG DAN INTERIOR
Lampiran 5. JENIS DAN UKURAN TANAMAN PADA LANSEKAP,
SUMBER : STANDAR PERENCANAAN TAPAK
Lampiran 6. RUANG PARKIR, SUMBER : ERNST NEUFERT, DATA
ARSITEK
Lampiran 7. ROAD DIMENSIONS, SUMBER : ERNST NEUFERT, DATA
ARSITEK
Lampiran 8. SUMBER: GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA (GBCI)
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan yang memiliki
luas wilayah lebih dari 5,2 juta kilometer persegi, dengan 17.508 pulau
yang berjajar di dalamnya. Sebagai Negara kepulauan. Pembagian
wilayahnya meliputi 2/3 bagian berupa lautan dan 1/3 bagiannya
adalah daratan. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu
Negara yang mempunyai garis pantai terpanjang di dunia, yakni
mencapai 80.791 kilometer. Mengingat luasnya wilayah Indonesia
yang sebagian besar berupa lautan, masyarakat internsional
menyebut Indonesia sebagai Benua Maritim (Maritime Continent).
Dengan berjajarnya pulau-pulau di Indonesia, sarana
transportasi yang tepat dan dapat dijangkau oleh masyarakat luas,
salah satunya adalah transportasi kapal laut. Dunia perkapalan ini
sudah tidak asing lagi bagi kita, karena sejarah bangsa Indonesia di
masa lampau telah menjadikan kapal sebagai sarana transportasi
penting dalam perdagangan yang bukan hanya antar pulau di
Indonesia saja, tetapi juga sampai keluar negeri.
Di masa sekarang ini, kapal laut masih tetap eksis sebagai
transportasi yang efektif dengan biaya yang dapat di jangkau oleh
masyarakat luas untuk bepergian keluar pulau. Maraknya harga tiket
pesawat terdapat yang murah, tetap dirasa cukup mahal bagi
masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Itu sebabnya, mereke lebih
2
memilih menggunakan kapal laut, yang harga tiketnya lebih
terjangkau.
Salah satu lembaga pemerintah yang bergerak di bidang
transportasi laut adalah PT.PELNI. Perusahaan ini berdiri pada
tanggal 28 April 1952, seiring dengan dibubarkannya Yayasan
PEPUSKA. Selain melayani penjualan tiket kpal laut, PT.PELNI juga
melayani jasa pengiriman barang.
Melihat peluang bisnis yang cukup menguntungkan, di
kemudian hari mulai bermunculan perusahaan-perusahaan swasta
yang juga bergerak di bidang pelayaran. Hal ini tentu berdampak pada
pendapatan PT.PELNI. agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan
swasta, PT.PELNI harus mempunyai nilai tambah dibanding dengan
perusahaan pelayaran swasta lainnya. Didukung oleh perusahaan
yang cukup berpengalaman di bidangnya, dapat memberikan
pelayanan yang baik bagi pelanggannya, serta kenyamanan ruang
dan fasilitas interior yang mendukung, akan membuat PT.PELNI tetap
menjadi prioritas utama bagi calon penumpang ketika akan memilih
perusahaan pelayaran.
Dengan semakin banyaknya jumlah masyarakat Indonesia yang
mempunyai keperluan untuk bepergian menggunakan jasa
transportasi laut, maka ruang pelayanan pembelian tiket di PT.PELNI
ini kurang bias menampung ketika musim liburan tiba. Keadaan ruang
yang kurang nyaman juga menyebabkan orang yang antri membeli
tiket akan merasa cepat jenuh dan lelah. Hal yang sama juga
menyebabkan efektivitas kerja pegawai PELNI tidak bias maksimal,
karena kenyamanan sebuah ruang akan mempengaruhi psikologi
penggunanya.
3
Berdasarkan hal di atas, perancangan bangunan PT.PELNI
diharapkan mampu mengatasi kendala yang dihadapi. Dengan
penataan ruang yang nyaman, teratur, dan sesuai dengan pola
hubungan antar ruang yang baik, mampu mendukung aktivitas yang
ada di dalamnya, akan membuat pengunjung maupun karyawan yang
bekerja di PT.PELNI tersebut merasa nyaman dan dapat bekerja lebih
semangat. Ketika efektivitas kerja meningkat, hal ini tentu akan
berdampak baik bagi pendapatan PT.PELNI.
Dengan adanya perancangan bangunan PT.PELNI ini,
diharapkan juga dapat menggairahkan kembali kehidupan transportasi
laut. Karena setelah kecelakaan beberapa kapal laut di awal tahun ini,
membuat orang enggan bepergian dengan kapal laut. Sekalipun
transportasi udara (pesawat terbang) dan salah satu transportasi
umum di darat (kereta api) juga mengalami kecelakaan. Namun,
kecelakaan kapal laut yang membawa dampak cukup besar bagi calon
penumpangnya, karena yang menjadi korban dari peristiwa tersebut
cukup besar jumlahnya. Dengan penataan bangunan yang menarik,
secara psikologi akan memberikan efek yang baik, yang nantinya akan
menarik calon penumpang untuk datang dan menggunakan jasa
PT.PELNI tersebut.
Pengaruh Pemanasan Global (Global Warming) Terhadap Konsep
Bangunan
Kepadatan dan pertumbuhan penduduk membuat kebutuhan
pangan dan lahan menjadi meningkat dan berakibat pada kerusakan
alam dan hutan. Di Indonesia, menurut data dari Green Peace, setiap
1 jam kerusakan hutan mencapai seluas 300 lapangan bola, hal ini
merupakan faktor utama meningkatnya laju emisi gas rumah kaca ke
4
atmosfer. Padahal hutan merupakan paru-paru bumi dengan
menyerap CO2 dan diolah menjadi O2.
Menyusutnya luas hutan membuat konsentrasi CO2 merupakan
salah satu pemicu suhu bumi meningkat. Disamping itu, rusaknya
hutan berarti semua siklus ekosistim yang tergantung pada hutan dan
yang terkandung didalam tanah juga terganggu. Kepadatan penduduk
dibumi juga meningkatkan industri dan transportasi yang
menggunakan bahan bakar yang berasal dari sumber daya alam tak
terperbarui dalam jumlah besar, yaitu energi. Industri dan transportasi
mengeluarkan emisi atau gas buang dari hasil proses pembakaran
energi. Emisi dalam jumlah terbesar adalah CO2 mencapai 80% dari
total gas emisi pembakaran bahan bakar. Dari parahnya kerusakan
hutan dan melambungnya emisi dari gas buang dari industri dan
transportasi membuat konsentrasi CO2 menggantung di udara dan
menebalkan lapisan atmosfer, sehingga panas matahari terperangkap
dan mengganggu pelepasan panas bumi keluar atmosfer. Kondisi ini
juga berakibat pada turunnya hujan yang mengandung asam yang
disebut sebagai hujan asam yang membahayakan kelangsungan
mahluk hidup.
Dari semua kondisi di bumi tersebut suhu permukaan bumi
meningkat dan menimbulkan efek yang signifikan ya itu perubahan
iklim yang drastis, dan pemanasan global. Menurut Al-Gore, semenjak
revolusi industri dalam kurun waktu 20 tahun, suhu bumi meningkat 2
derajat, pada tahun 2100 diperkirakan naik sampai 58 derajat.
Pemanasan global yang terjadi diperkirakan dapat mencairkan es di
kutub dan naiknya permukaan air laut. Semua kondisi ini diawali oleh
kerusakan ekosistim di alam yang sangat parah, mulai habisnya
sumber daya alam yang tak terperbarui, dan rusaknya sumber daya
5
alam lainnya. Kondisi ini merupakan suatu bencana ekologis yang
akan mengancam kualitas hidup manusia karena merupakan
penunjang kehidupan manusia.
Pemanasan global (global warming) menjadi salah satu isu
penting yang disuarakan di sejumlah negara. Gedung-gedung
bertingkat menjadi salah satu penyebab terjadinya pemanasan global.
Berdasarkan riset sebuah lembaga di Amerika Serikat, 68% total emisi
CO2 di bumi dihasilkan bangunan gedung bertingkat. Semua pihak
yang terlibat dalam bisnis properti dituntut untuk memasukkan agenda
upaya pengurangan laju pemanasan global sebagai prioritas
kebijakan. Sebab, isu pemanasan global ini memunculkan potensi
hilangnya pemasukan bagi pengembang, arsitek, konsultan
mekanikal-elektrikal, manajemen properti, dan bidang profesional
lainnya jika mereka tidak peduli dengan konsep bangunan yang
berwawasan lingkungan (green building). Untuk mengatasi
permasalah tersebut maka suatu bangunan kantor sewa juga harus
mempunyai konsep yang menarik perhatian pengusaha dan
konsumen untuk mengurangi pemanasan global yang terjadi di
Indonesia dan khususnya di Makassar sendiri.
Salah satu konsep yang menjadi pilihan para arsitek saat ini
adalah green architecture. Konsep Green architecture yaitu suatu
konsep perancangan untuk menghasilkan suatu lingkungan binaan
(green building) yang dibangun serta beroperasi secara lestari atau
kelanjutan. Berkelanjutan merupakan suatu kondisi dimana unsur-
unsur yang terlibat selama proses pemanfaatan atau operasi suatu
sistem sebagian besar dapat berfungsi sendiri, sedikit mengalami
penggantian atau tidak menyebabkan sumber lain berkurang jumlah
serta kualitasnya. Green architecture bukan sekadar membangun
6
bangunan dengan taman dan pepohonan di kiri-kanan jalan. Lebih dari
itu, secara luas berarti berwawasan lingkungan dan proses
berkelanjutan meliputi keseimbangan ekologis, desain bangunan yang
ramah lingkungan, pemberdayaan bagi penghuni, serta penegakan
hukum sesuai tata ruang dan wilayah, juga memerhatikan etika dan
kenyamanan warga.
Proses pendekatan desain arsitektur yang menggabungkan
alam dengan teknologi, menggunakan alam sebagai basis design,
strategi konservasi, perbaikan lingkungan, dan bisa diterapkan pada
semua tingkatan dan skala untuk menghasilkan suatu bentuk
bangunan, lansekap, permukiman dan kota yang revolusioner dengan
menerapkan teknologi dalam perancangannya. Dengan menerapkan
konsep arsitektur hijau dilingkungan perkantoran maka setidaknya kita
akan menghemat energi yang kita gunakan. Diharapkan dengan
konsep perancangan yang berdasar pada keseimbangan alami ini
dapat mengurangi pemanasan global sehingga suhu bumi tetap
terjaga. Satu penyumbang terbesar bagi pemanasan global dan
bentuk lain dari perusakan lingkungan adalah industri konstruksi
bangunan. Itu berarti bahwa penerapan konsep desain yang
berwawasan lingkungan di Indonesia khususnya di Makassar masih
sangat perlu ditingkatkan.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam latar belakang masalah terjadi dijelaskan, bahwa
perancangan bangunan PT.PELNI dimaksudkan untuk menjawab
permasalah yang ada di dalamnya. Adapun masalah-masalah pokok
tersebut dijabarka dalam rumusan-rumusan sebagai berikut:
7
1. Bagaiman merancang bangunan yang mampu meningkatkan
pelayanan publik serta menghadirkan citra PT.PELNI ?
2. Bagaimana menerapkan komposisi antara arsitektur organic dan
green architecture pada bangunan PT.PELNI di Makassar ?
3. Bagaimana menentukan konsep bangunan PT.PELNI di Makassar
yang sustainable dan dapat membantu mengurangi pemanasan global.
C. TUJUAN PERANCANGAN
Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah dijabarkan,
perancangan ini ditujukan untuk mendapatkan pemecahan masalah
yang berkaitan dengan pembangunan Kantor PT.PELNI.
Ada tujuan-tujuan tersebut diantaranya
1. Menghasilkan perancang Kantor Pelayanan Publik PT.PELNI yang
efisien, mampu menampung aktivitas di dalamnya, dan sesuai
dengan kapasitas kebutuhan ruang, serta dapat memberikan
suasana yang nyaman bagi penggunanya dan menarik. Citra
PT.PELNI dihadirkan melalui suasana kantor yang diciptakan.
2. Merancang ruang dengan sistem open plan, sehingga kapasitas
tiap ruang dapat dimaksimalkan. Dan menata ruang kantor yang
sesuai dengan pola hubungan antara ruang, yang ditentukan oleh
keterkaitan hubungan kerja tiap divisi.
3. Merancang Kantor Pelayana Publik PT.PELNI dengan suasana
yang berbeda dari kantor pemerintah lainnya dan dengan
memberikan fasilitas tambahan, yang dapat menunjang pelayanan
PT.PELNI.
8
4. Merancang fasilitas ruang penunjang dengan suasana yang
nyaman dan menarik, yang mendukung pelayanan publik, serta
mampu memberikan konstribusi menguntungkan bagi PT.PELNI.
5. Membuat konsep bangunan PT.PELNI di Makassar yang
sustainable, mampu mengurangi masalah lingkungan (global
warming) serta mengurangi pengunaan sumber daya, energi.
6. Membuat tampilan fisik bangunan baik interior ataupun eksterior
yang sesuai dengan konsep arsitektur organik dan green
architecture.
D. MANFAAT PERANCANGAN
Perancangan kantor memiliki manfaat baik pengunjung yang juga
merupakan calon penumpang dari kapal PT.PELNI dan juga bagi
karyawan yang bekerja di dalamnya. Manfaat secara rinci dijelaskan
sebagai berikut :
1. Bagi Penyusun
Dapat memperkaya pengetahuan tentang penataan sebuah
kantor pelayanan publik yang bergerak di bidang pelayaran.
2. Bagi Pengunjung
Perancangan ini akan memberikan suasana yang berbeda
dengan kantor pelayanan publik pada umumnya. Dengan
menata area penjualan tiket lebih astetis dan efisien,
diharapkan dapat menambah kenyaman orang yang akan
membeli tiket ketika berada d ruang itu.
9
3. Bagi Karyawan PT.PELNI
Perancangan ini diharapkan akan membuat efektivitas kerja
meningkat. Denga suasana ruang open plan yang nyaman,
keadaan yang lebih teratur dan lebih menarik, akan membuat
suasana kerja menjadi semangat, mempermudah kerja team
work, serta meningkatkan efektivitas kerja. Hal ini akan
menguntungkan perusahaan, karena dapat meningkatkan
pendapatannya.
E. RUANG LINGKUP PERANCANGAN
Pembahasan ditekankan pada disiplin ilmu arsitektur seperti
bagaimana menentukan fisik bangunan dan lainnya. Sedangkan
disiplin ilmu lain akan dibahas apabila ada keterkaitan nantinya.
F. METODE PEMAHASAN
Adapun metode pembahasan yang dilakukan adalah metode
deskriptif yaitu dengan pengumpulan sumber data primer dan
sekunder kemudian dijelaskan dan dianalisa dalam bentuk uraian.
Data–data yang diperoleh dengan cara :
1. Studi literatur yaitu mempelajari buku-buku maupun brosur-brosur
yang berkaitan dengan teori, konsep atau standar perencanaan
Kantor Komersial (PT.PELNI) yang digunakan dalam penyusunan
program.
10
2. Observasi objek / survey dengan melakukan pengamatan pada
beberapa objek yang berkaitan dengan perencanaan Kantor
Komersial (PT.PELNI).
3. Studi Komparasi dengan melakukan studi data atau studi
perbandingan terhadap bangunan–bangunan sejenis yang ada
dengan melihat sistem kegiatan dan pelayanannya, melalui
internet.
G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Dari data – data yang diperoleh di atas maka tahapan berikutnya yaitu
Metodologi Perancangan di mana di dalamnya terdapat rumusan –
rumusan sebagai berikut.
Bab I : Pendahuluan
Membahas tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode
pembahasan serta sistematika pembahasan.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Merupakan tinjauan secara umum tentang perkantoran
dan PT.Pelni sebagai wadah komersial yang meliputi
unsure-unsur kegiatan, fungsi dan pelayanannya. Serta
merupakan tinjauan khusus mengenai pengertian, cirri,
aspek, serta system-sistem yang diterapkan pada
bangunan Green Architecture.
11
Bab III : Tinjauan Khusus Kota Makassar Terhadap PT.Pelni
Tower yang Menerapkan Konsep Green Architecture
Merupakan analisis pengadaan PT.Pelni Tower di
Makassar sebagai objek perencanaan serta factor
penentu pengadaannya. Serta membahas mengenai
tinjauan non fisik dan analisa perwujudan fisik pada
perancangan PT.Pelni Tower.
Bab IV : Konsep Dasar Perancangan
Membahas mengenai konsep perancangan yang meliputi
pendekatan kansep makro dan mikro perancangan PT.
Pelni Tower.
12
12
pBAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum PT.Pelni
1. Pengertian Judul
a. PT (Perseroan Terbatas)
1) PERSEROAN TERBATAS adalah badan hukum yang
merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan
perjanjian, dan melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham – Undang-
undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UUPT). Sebagai Badan Hukum, Perseroan Terbatas
dianggap layaknya orang-perorangan secara individu yang
dapat melakukan perbuatan hukum sendiri, memiliki harta
kekayaan sendiri, dan dapat dituntut serta menuntut di
depan pengadilan. (Dadang Sukandar, 2011).
2) Perseroan terbatas merupakan organisasi bisnis yang
memiliki badan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua
orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada
perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau
perseorangan yang ada di dalamnya. Di dalam PT pemilik
modal tidak harus memimpin perusahaan, karena dapat
menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk menjadi
pimpinan. Untuk mendirikan PT / persoroan terbatas
dibutuhkan sejumlah modal minimal dalam jumlah tertentu
dan berbagai persyaratan lainnya. (Berdasarkan Pasal 1
ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia No. 1 tahun
1995).
13
b. Pelni
1) Pelayaran Nasional Indonesia (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi III, DEPDIKBUD, BALAI PUSTAKA, 2002)
c. Tower
1) Bangunan yang tinggi
2) UHdaerah tersebut. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
III, DEPDIKBUD, BALAI PUSTAKA, 2002).
d. Dengan
1) Beserta, bersama-sama.
2) Dan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III,
DEPDIKBUD, BALAI PUSTAKA, 2002).
e. Konsep
1) Rancangan atau buram surat, dsb.
2) Ide atau pengertian yang di abstrakkan dari peristiwa
komkret.
3) Gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada
diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk
memahami hal-hal lain. (Kamus besar Bahasa Indonesia,
EDISI III, DEPDIKBUD, BALAI PUSTAKA, 2002).
f. Green Architecture
1) Proses rancang bangun untuk mengurangi dampak
lingkungan yang kurang baik, meningkatkan kenyamanan
manusia dengan peningkatan efisiensi, pengurangan
penggunaan sumber daya, energi dan pemakaian lahan,
maupun pengelolaan sampah yang efektif dalam tataran
arsitektur (Dennie Arga, 2010).
2) Arsitektur yang berwawasan lingkungan dan berlandaskan
kepedulian tentang konservasi lingkungan global alami
14
dengan penekanan pada efisiensi energi (energy-efficient),
pola berkelanjutan (sustainable) dan pendekatan holistik
(holistic approach) (N. Poeng, 2010).
g. Di
1) Kata depan untuk menandai tempat, waktu, akan kepada.
(Kamus besar Bahasa Indonesia, EDISI III, DEPDIKBUD,
BALAI PUSTAKA, 2002).
h. Makassar
1) Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan
Jadi, PT.Pelni Tower dengan Konsep Green
Archietecture di Makassar adalah suatu bangunan tinggi
dengan konsep rancangan arsitektur yang berwawasan
lingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang konservasi
lingkungan yang memiliki badan hukum resmi yang dimiliki
oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya
berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau
perseorangan yang ada di dalamnya.
2. Sejarah PT.PELNI
Sejarah berdirinya PT.PELNI bermula dengan
dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri
perhubungan dan Meteri pekerjaan Umum tanggal 5 September
1950 yang isinya mendirikan Yayasan Penguasaan Pusat Kapal-
kapal (PEPUSKA).Latar belakang pendirian yayasan PEPUSKA di
awali dari penolakan pemerintah Belanda atas permintaan
Indonesia untuk mengubah status maskapai pelayaran Belanda
yang beroperasi di Indonesia.N.V. K.P.M (Koninklijke Paketvaart
15
Matschappij) menjadi Perseroan Terbatas (PT). Pemerintah
Indonesia juga mengingatkan agar kapal-kapal KPM dalam
menjalankan operasi pelayarannya di perairan Indonesia
menggunakan bendera Merah Putih. Pemerintah Belanda dengan
tegas menolak semua permintaan yang diajukan oleh pemerintah
Indonesia.
Dengan modal awal 8 (delapan) unit kapal dengan total
tonage 4.800 DWT (death weight ton), PEPUSKA berlayar
berdampingan dengan armada KPM yang telah berpengalaman
lebih dari setengah abad. Persaingan benar-benar tidak seimbang
ketika itu, karena armada KPM selain telah berpengalaman,jumlah
armadanya juga lebih banyak serta memiliki kontrak-kontrak
monopoli.
Akhirnya pada 28 April 1952 Yayasan PEPUSKA resmi
dibubarkan. Pada saat yang sama didirikanlah PT.PELNI dengan
berdasarka Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor M.2/1/2
tanggal 28 Februari 1952 dan No. A.2/1/2 tanggal 19 April 1952,
serta Berita Negara Republik Indonesia No. 50 tanggal 20 Juni
1952.Sebagai Presiden Direktur Pertamanya diangkatlah R.
Ma’moen Soemadipraja (1952-1955).
Delapan unit kapal milik PEPUSKA diserahkan kepada
PT.Pelni sebagai modal awal. Karena dianggap tidak mencukupi
maka Bank Ekspor Impor menyediakan dana untuk pembelian
kapal sebagai tambahan dan memesan 45 “coaster” dari Eropa
Barat. Sambil menunggu datangnya “coaster” yang dipesan dari
Eropa.PELNI mencarter kapal-kapal asing yang terdiri dari
berbagai bendera.Langkah ini diambil untuk mengisi trayek-trayek
yang ditinggalkan KPM.Setelah itu satu persatu kapal-kapal yang
16
dicarter itu diganti dengan “coaster” yang datang dari
Eropa.Kemudian ditambah lagi dengan kapal-kapal hasil
pampasan perang dari Jepang.
Status PT.PELNI mengalami dua kali perubahan.Pada
tahun 1961 pemerintah menetapkan perubahan status dari
Perusahaan Perseroan menjadi Perusahaan Negara (PN) dan
dicantumkan dalam Lembaran Negara RI No. LN 1961. Kemudian
pada tahun 1975 status perusahaan diubah dari Perusahaan
Negara (PN) menjadi Perseroan Terbatas (PT) PELNI sesuai
dengan Akte Pendirian No. 31 tanggal 30 Oktober 1975.
Perubahan tersebut dicantumkan dalam Berita Negara RI No. 562-
1976 dan Tambahan Berita Negara RI No. 60 tanggal 27 Juni
1976, hingga sekarang.
Seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan
usaha yang terus mengalami peningkatan, kini PT.PELNI
mengoperasikan 23 unit kapal penumpang mewah berkapasitas
30.323 penumpang dan 20 unit kapal serbaguna dengan bobot
mati 35.412 DWT. Jumlah pelabuhan yang disinggahi juga terus
mengalami peningkatan, hingga kini mencapai 101 pelabuhan di 24
propinsi di Indonesia.
(Copyright ©2004 PT. Pelayaran Nasional Indonesia. All
Right Reversed)
(http://www.pelni.co.id)
17
3. Visi Misi PT.PELNI
Visi dari PT.PELNI adalah menjadikan operator
pelayaran nasional dengan jaringan internasional yang sejajar
dengan perusahaan kelas dunia.
Misi dari PT.PELNI adalah pengelola dan
mengembangkan angkutan laut untuk menunjang terwujudnya
wawasan nusantara dan meningkatkan konstribusi pendapatan
bagi Negara.
4. Sasaran PT.PELNI
Sasaran-sasaran PT PELNI adalah:
? Sebagai pelenggara jasa angkutan laut yang efisien dan
memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
? Memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia
dan memperkuat kesatuan nasional melalui penyediaan jasa
angkutan laut yang berskala nasional dan internasional.
? Memberikan kontribusi kepada pendapatan Negara melalui
pembayaran dividen.
5. Ruang Lingkup Kegiatan Usaha
Usaha pokok PT PELNI adalah mengoperasikan kapal
laut untuk melayani angkutan penumpang dan barang antarpulau
dalam wilayah Nusantara yang terdiri sekitar 17.000 pulau dengan
jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa.Pembangunan sosial dan
ekonomi Negara membutuhkan jasa pelayanan angkutan laut yang
18
efesien dan efektif yang dapat menunjang arus perdagangan dan
mobilitas penumpang antar pulau maupun antar Negara.
Dalam pengemban tugasnya sebagai perusahaan jasa
transportasi laut yang diandalkan untuk memperlancar sistem
distribusi nasional.PT PELNI tidak hanya melayani trayek-trayek
komersial yang menguntungkan, tetapi juga ditugasi melayani
trayek perintis ke pulau-pulau terpencil tidak menguntungkan demi
mewujudkan kesatuan dan Wawasan Nusantara.
Untuk dapat melaksanakan misi dan tugas Negara
dengan seimbang serta untuk menunjang kegiatan yang terkait
dengan usaha pokok, PT PELNI mendirikan usaha-usaha terkait
diantaranya keagenan kapal pihak lain dan galangan perbaikan
kapal (dock yard). Di samping itu juga didirikan bentuk usaha lain
sebagai fasilitas penunjang, yaitu Rumah Sakit Petamburan di
Jakarta dan Wisma Bahtera di Cipayung, Bogor, Jawa Barat.
Sesuai dengan instruksi presiden no 4 tahun 1985 PT
PELNI harus memisahkan usaha pelayaran dengan usaha bongkar
muat, karena itu PT PELNI memiliki dua perusahaan anak, yaitu:
? PT SARANA BANDAR NASIONAL (SBN)
Kantor Pusat PT di Jl. Angkasa 18 Kemayoran, Jakarta Pusat.
Bidang usaha: Terminal Operator, Bongkar Muat, dan Ekspedisi
Muatan Kapal Laut (EMKL). Memiliki 65 kantor cabangan di
seluruh Indonesia.
? PT PELITA INDONESIA DJAYA CORPORATION (PIDCO)
Kantor Pusat PT PIDC di Jl. Angkasa 18 Kemayoran, Jakarta
Pusat. Bidang usaha: Freight Forwarding, Export Import
Handling, Container, Ekspedisi Muatan Laut (EMKL),
Pedagangan (Veem).
19
6. Ragam Usaha PT.PELNI
? Usaha Pokok
Usaha pokok PT PELNI adalah menyediakan jasa angkutan
penumpang dan barang antar pulau dengan mengoperasikan
30 unit armada kapal penumpang, yang terdiri atas 25 unit
kapal tipe 2000, tipe 1000, dan tipe 500 penumpang: 4 unit
kapal Ro-Ro, dan 1 unit kapal ferry cepat dengan kapasitas
seluruhnya 55.047 orang, 649 unit kendaraan bermotor roda 4
dan 147 kendaraan roda 2. Di samping itu PT PELNI juga
mengoperasikan 20 unit armada kapal barang serba guna
dengan bobot mati 35.412 ton.
Wilayah Indonesia yang terdiri atas 17.503 pulau sangat
membutuhkan sarana transportasi laut untuk penghubungkan
antar pulau tersebut. Dengan misinya mengelola dan
mengembangkan angkutan laut untuk menunjang terwujudnya
wawasan nusantara, PT PELNI melaksanakan
tanggungjawabnya tidak hanya melayani rute-rute komensial
yang menguntungkan, tetapi juga melayani rute-rute perintis
untuk mempersatukan wilayah dan mengembangkan
perekonomian pulau-pulua terpencil.`Lebih dari 100 pelabuhan
mulai dari Aceh hingga merauke dan pelayaran samudra dekat
singapura telah kami hubungkan secara regular dengan jadwal
tetap.
? Usaha terkait
Dalam rangka menutupi semua biaya yang terkait dengan
kegiatan non profil, PT PELNI mengoprasikan unit-unit srtategis
20
bisnis yang terkait dengan usaha pokok. Bisnis-bisnis yang
terkait dengan usaha pokok, yaitu bongkar muat, freight
forwarding, kegiatan ke agenan kapal pihak ke tiga, serta
galangan kapal atau kegiatan perbengkelan dan jasa dok.
? Usaha lainnya
Usaha lain PT PELNI adalah usaha fasilitas penunjang yang
terdiri atas rumah sakit PELNI di petamburan, wisma bathera di
cipayung, wisma tugu di cisarua, dan wisma tretes di jawa timur
21
7. Struktur Organisasi PT.PELNI
a. Pusat
Gambar 1, Struktur Organisasi Kantor Pusat PT.Pelni
Sumbe : http://www.pelni.co.id
22
b. Cabang
Gambar 2, Struktur Organisasi Kantor Cabang PT,Pelni
Sumber : http://www.petra.ac.id
B. Tinjauan Umum Kantor
1. Sejarah Kantor
Seiring dengan kebutuhan manusia yang bertambah terus,
kebutuhan akan ruang tersebut adalah kebutuhan yang berasal dari
profesi manusia yang formal, sehingga mulailah manusia membangun
perfasilitas akan ruang-ruang perkantoran, yang tampak jelas mulai
tumbuhnya gedung-gedung perkantoran setelah tahun 1880. Begitulah
23
yang dikatakan oleh Santa R. dan Roger C. dalam bukunya
Tomorrow’s Office.”Business in changing worldwide”
Konsep sederhana mengenai kehadiran kantor merupakan
suatu ruang di dalam rumah, tetapi akhirnya terjadi pergeseran budaya
yang mengakibatkan rumah tinggal tidak lagi dijadikan tempat tingga,
melainkan tempat bekerja seutuhnya yang lebih nyaman dan tentunya
formal. Hal ini dikarenakan pasifnya manusia itu untuk lebih banyak
beraktifitas pada ruang lain di dalam rumah selain di ruang kerja.
Kemajuan teknologi berkembang dengan sangat pesatnya,
adanya telepon, komputer dan sebagainya mengakibatkan pergeseran
budaya. Konsep perkantoran menyesuaikan perubahan di atas, dari
tradisional berkembang menjadi lebih modern. (Santa and Roger 1).
Begitu pula dengan tapak perkantoran yang cenderung menempati
kawasan perkantoran sehingga memungkinkan dibangun menjadi
lebih besar. Konsep lingkungan kerja saat ini bertitik tolak dari
kebosanan pada lingkup kerja yang lama. Kemajuan dalam elektronika
pun berdampak pada jiwa kebebasan baru dan pada pekerja
perkantoran, dan arti baru bagi lingkungan kerja yang fleksibel.
Kantor paling awal yang dapat diketahui dimulai sejak orang
duduk dan bertukar barang. Pada jaman ekonomi agraris, kantor
terdapat di salah satu sudut dimana pekerja dapat melakukan barter
dengan petani.
2. Definisi Kantor
Ada beberapa pendapat yang mengemukakan mengenai
definisi kantor diantaranya :
a. Kantor berasal dari bahasa Belanda kantoor adalah sebutan
untuk tempat yang digunakan untuk perniagaan atau
24
perusahaan yang dijalankan secara rutin. Kantor bisa hanya
berupa suatu kamar atau ruangan kecil maupun bangunan
bertingkat tinggi.
b. Dalam bahasa Inggris “office” memiliki makna yaitu: tempat
memberikan pelayanan (service), posisi, atau ruang tempat
kerja.
c. Menurut Prajudi Atmosudirjo : kantor adalah unit organisasi
yang terdiri dari tempat, staf personil, dan operasi
ketatausahaan guna membantu pimpinan. (Prof. Dr. Mr. Prajudi
Atmosudirjo, Kesekretariatan dan Administrasi Perkantoran,
Ghali Indonesia, Jakarta, 1982, hal 61)
d. Menurut Cyril M. Haris : kantor berarti bangunan yang
digunakan untuk tujuan profesiaonal maupun administrasi, dan
tidak ada bagian yang dipergunakan untuk keperluan hunian
oleh para penjaga dan pembersih kantor. (Cyril M. Haris,
Dictionary of Architecture and Construction).
e. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (W.J.S.
Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka Jakarata 1980), kantor berarti balai (gedung, rumah,
ruang), tempat mengurus suatu pekerjaan (perusahaan, dsb).
f. Menurut Sedarmayanti dalam buku Manajemen Perkantoran,
kantor merupakan tempat diselenggarakannya kegiatan
menangani informasi mulai dari menerima, mengumpulkan,
mengolah, menyimpan, sampai menyalurkan/mendistribusikan
informasi.
g. Sedangkan secara praktis kantor merupakan tempat orang-
orang melakukan kegiatan/aktivitas yang berhubungan dengan
pelayanan berbagai keterangan pada yang membutuhkannya.
25
Akan tetapi dengan perkembangan yang pesat pada bidang
teknologi dewasa ini, kantorpun berkembang, bukan sekedar tempat,
melainkan sebagai sarana kegiatan penyediaan informasi, guna
menunjang kemudahan pelaksanaan tugas disegala bidang. Jadi
kantor saat ini merupakan pusat pelayanan dan pusat informasi dari
kegiatan perusahaan dan organisasi.
3. Fungsi Kantor
Fungsi kantor adalah untuk memberikan pelayanan komunikasi
dan catatan-catatan. Secara terperinci fungsi kantor adalah:
1. Untuk menerima keterangan
2. Untuk mencatat keterangan
3. Untuk menyusun keterangan
4. Untuk memberikan keterangan
5. Untuk menjamin aktiva
Selain itu, Menurut Mills (1984:9). Tujuan kantor didefinisikan
sebagai pemberian pelayanan komunikasi dan perekaman. Dari
definisi tersebut, Mills memperluas menjadi fungsi kantor (pekerjaan
yang dilakukan) yakni sebagai berikut.
a. Menerima informasi (to receive information).
Menerima informasi dalam bentuk surat, panggilan telepon,
pesanan, faktur, dan laporan mengenai berbagai kegiatan
bisnis.
b. Merekam dan menyimpan data -data serta informasi (to
record information).
26
Tujuan pembuatan rekaman adalah menyiapkan informasi
sesegera mungkin apabila manajemen meminta informasi
tersebut. Beberapa rekaman (record) diminta untuk disimpan
menurut hukum (seperti anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga suatu perseroan terbatas), atau disimpan untuk
memenuhi kebutuhan manajemen dalam perencanaan dan
pengendalian perusahaan seperti rincian negosiasi. transaksi,
operasi, korespondensi, pesanan, faktur, atau ringkasan rincian
seperti laporan keuangan, laporan persediaan, dan analisis
penjualan.
c. Mengatur informasi (to arrange information).
Informasi yang diakumulasi oleh kantor jarang dalam bentuk
yang sama layaknya ketika diberikan, seperti mengumpulkan
informasi dari sumber-sumber yang berbeda dan membuat
perhitungan/pembukuan. Kantor bertanggung jawab
memberikan informasi dalam bentuk terbaik dalam melayani
manajemen seperti, penyiapan faktur/kuitansi, penetapan
harga, akuntansi, laporan statistik, laporan keuangan, dan
laporan pada umumnya.
d. Memberi informasi (to give infinmation).
Bila manajemen meminta sejumlah informasi yang diperlukan,
kantor memberikan informasi tersebut dari rekaman yang
tersedia. Sebagian informasi yang diberikan bersifat rutin,
sebagian bersilat khusus. Informasi-formasi tersebut diberikan
baik secara lisan maupun tulisan. Contoh informasi tersebut
adalah pesanan. anggaran, faktur,kuitansi, laporan
27
perkembangan, laporan keuangan, dan instruksi yang
dikeluarkan atas perintah manajemen.
e. Melindungi aset (to safeguard assets).
Di samping empat tugas di atas, masih terdapat fungsi kantor
yang lain, yaitu mengamati secara cermat berbagai kegiatan
dalam perusahaan seperti diperlihatkan didalam rekaman dan
mengantisipasi segala hal yang tidak menguntungkan yang
mungkin terjadi. Misalnya. Melaporkan adanya kekurangan
persediaan, melaporkan adanya sejumlah utang yang mungkin
tidak terbayar saat akan jatuh tempo, rekaman vital seperti
kontrak besar harus dilindungi secara tepat. uang tunai harus
disimpan dalam lemari besi maupun di dalam bank. Kantor
harus berhati-hati terhadap makna rekaman dan
memperhatikan dengan secara hal-hal yang memerlukan
tindakan manajemen.
Selain lima fungsi di atas, kantor masih memiliki empat fungsi lain,
yaitu:
a. Pusat syaraf administrasi dan perencanaan kebijaksanaan
Sebagai badan eksekutil, kantor harus bertindak sebagai pusat
administrasi. Administrasi dalam hal ini adalah segenap proses
penyelenggaraan dalam setiap usaha kerja sama sekelompok
orang untuk mencapai tujuan tertentu. Unsur-unsur dari
administrasi: pengorganisasian, personalia, keuangan,
komunikasi, tata usaha, dan humas.
28
b. Perantara
Kantor bertindak sebagai pusat pelayanan yang
menghubungkan antar bagian dalam organisasi.
c. Koordinator
Mengawasi dan mengkoordinir seluruh kegiatan organisasi.
d. Penghubung dengan public
Mengadakan hubungan dengan pihak luar organisasi dan
memberikan dukungan terhadap organisasi.
4. Klasifikasi Kantor
a. Berdasarkan tujuan usaha dan lingkungan suasana kerja :
? Kantor administrasi pemerintah
? Kantor administrasi perusahaan
? Kantor administrasi sosial
b. Berdasarkan pemilikannya
? Pemerintah
? Swasta
c. Berdasarkan hirarki
? Kantor pusat
? Kantor cabang
? Kantor perwakilan
d. Menurut L. Manaseh dan R.Cunliffe, jenis kantor dapat
dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
29
a) Commercial office
Jenis perkantoran yang termasuk golongan ini adalah
perkantoran (untuk toko, disewakan), perusahaan (trading
company), asuransi dan transportasi.
b) Industrial office
Jenis perkantoran ini terikat harus mempunyai hubungan
fisik dengan pabriknya.
c) Professional office
Jenis perkantoran ini tidak dipakai dalam waktu yang
panjang dan merupakanperkantoran yang jumlah modal
yang digunakan relatif kecil.
d) Institutional/ Governmental office
Jenis perkantoran ini bersifat usaha yang teratur dalam
bentuk lembaga yang berpedoman pokok untuk hidup
lama dan kokoh. Biasanya digunakan dalam waktu yang
lama atau panjang. Berdasarkan kelasnya, gedung
perkantoran dibedakan menjadi beberapa kelas, antara
lain:
1) Kelas Premium (dengan luas gedung minimal 20.000
m2 serta terletak di CentralBusiness District)
2) Kelas A (Luas minimum gedung 6.000 m2 serta
terletak di daerah pusat bisnis
3) Kelas B (dengan luas berapa saja dan terletak
dilokasai mana saja namun memilikikualitas material
yang baik dan cukup modern).
Dilihat dari segi kelas, yang lebih diperhatikan adalah dalam
hal luas gedung perkantoran,lokasi, fasilitas serta kualitas material
bangunan yang digunakan.
30
e. Berdasarkan kelasnya, gedung perkantoran dibedakan menjadi
beberapa kelas, antara lain:
a) Kelas Premium (dengan luas gedung minimal 20.000 m2
serta terletak di Central Business District)
b) Kelas A (Luas minimum gedung 6.000 m2 serta terletak di
daerah pusat bisnis
c) Kelas B (dengan luas berapa saja dan terletak dilokasai
mana saja namun memiliki kualitas material yang baik dan
cukup modern) Dilihat dari segi kelas, yang lebih
diperhatikan adalah dalam hal luas gedung perkantoran,
lokasi, fasilitas serta kualitas material bangunan yang
digunakan.
f. Berdasarkan kepemilikannya, gedung perkantoran terbagi
menjadi 2 macam yaitu:
a) Gedung perkantoran sewa
Pada tipe gedung perkantoran sewa, yang disewakan
adalah besaran atau luasan tertentu dari gedung
perkantoran tersebut. Penyewaan dilakukan sesuai dengan
jangka waktu yang disepakati bersama. Biaya yang harus
dikeluarkan bagi penyewa adalah biaya sewa dan service
charge kepada pengelola yang biasanya dihitung
berdasarkan luas ruangan yang disewa dan dibayar per
bulan.
b) Gedung perkantoran Strata Title (milik)
Pada tipe gedung perkantoran Strata Title (milik), ruang
bangunan gedung perkantoran dapat dimiliki seperti rumah
31
tinggal ataupun apartemen strata title. Namun pemiliknya
harus tetap membayar service charge per bulan sebagai
biaya perawatan dan pemeliharaan gedung. Saat ini,
terdapat gedung perkantoran dengan tipe kepemilikan
campuran dimana dalam gedung perkantoran tersebut ada
yang ruang (space) yang disewakan dan ada juga yang
menjadi pemilikan perseorangan ataupun perusahaan.
Namun yang lebih dominan pada saat ini adalah gedung
perkantoran yang ruang (space) nya disewakan.
Gambar 3, Diagram klasifikasi gedung perkantoran
Sumber : Office book
g. Berdasarkan tata ruangnya, dikenal 4 macam tata ruang
kantor, yaitu:
a) Tata ruang kantor berkamar (Cubicle Type Offices)
Ruangan untuk bekerja yang dipisahkan atau dibagi
dalam kamar-kamar kerja.
Kita lebih mengenalnya dengan kantor dengan ruang
tertutup. Setiap orang berjalan melewati lorong-lorong
dengan dinding di sebelah kanan dan kirinya. Sederetan
pintu berjajar dengan sebuah papan nama tergantung di
32
atasnya. Suasana demikian yang kira-kira dapat
menggambarkan sebuah corridor office. Pada kantor ini
akan dijumpai banyak koridor-koridor panjang. Tidak semua
ruangannya dapat menikmati pencahayaannya dan
penghawaan alami, mungkin hanya ruang-ruang yang
berada di bagian tepi-tepi kantor saja yang bisa
menikmatinya. Desain dari kantor tersebut berdasarkan
pada asumsi bahwa, setiap ruangan dibagi-bagi oleh
dinding-dinding partisi.
Gambar 4, Tata Ruang Kantor Berkamar
Sumber : http://www.google.com
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan
penataan tersebut, diantaranya ;
? Setiap orang mempunyai ruang sendiri-sendiri.
? Privasi lebih terjaga. Dinding partisi
memungkinkan orang yang di dalam ruangan
tidak terlihat dan terdengar pembicaraan dari luar.
? Setiap orang bebas mengatur suasana
ruangannya. Apakah ini menggunakan
pencahayaan dan penghawaan alami atau
33
buatan, apakah hendak menutup blinds pada
jendelanya atau membiarkannya terbuka.
? Suasana interior ruang memudahkan kita untuk
membedakan status penghuni ruang tersebut.
Suasana ruang staf tentu berbeda dengan
suasana ruang pimpinan.
? Tidak setiap orang akan mempunyai ruang
sendiri-sendiri. Jadi, ada diantara mereka yang
harus berbagi ruangan. Suasana kantor dengan
ruang yang sempit dan di tempati lebih dari satu
orang, akan menggangu konsentrasi kerja, dan
berdampak tidak baik bagi psikologi pengguna
ruang tersebut.
? Pandangan tiap orang jadi terbatas, karena
terhalang oleh partisi.
? Komunikasi antar sesama pegawai kantor tidak
akan berjalan lancar. Setiap ruang memerlukan
telepon internal untuk mempersingkat waktu,
daripada harus berjalan menuju ke ruang lain.
? Banyak tempat yang terbuang untuk lorong-lorong
yang menghubungkan ke ruang-ruang lain. Juga
untuk jarak ruang gerak setiap pintu yang ada.
? Apabila desain kantor nantinya akan diubah, baik
untuk renovasi maupun karena penambahan
jumlah pegawai, partisi-partisi tersebut nantinya
akan mempersulit dan sayang untuk dibuang.
? Bentuk bangunan akan mempersulit ketika
memerlukan ruangan yang lebih besar untuk
34
dipakai beberapa orang bersama, misalnya untuk
rapat.
b) Tata ruang kantor terbuka (Open Plan Offices)
Ruangan besar untuk bekerja yang ditempati oleh
beberapa pegawai yang bekerja bersama- sama di ruangan
tersebut tanpa dipisahkan oleh penyekat.
Sebagai alternatif untuk mengatasi kendala yang
dihadapi oleh corridor office. Sebuah area dengan beberapa
meja dan perlengkapan kantor lainnya yang ditata
sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan. Kantor akan
tampak lebih luas dengan adanya partisi-partisi yang
membagi tiap ruang. Pegawai yang bekerja jauh dari jendela
masih dapat menikmati pencahayaan dan penghawaan
alami. Dibanding dengan corridor office, ini lebih banyak
menghemat tempat, hemat listrik, dan juga pandangan mata
kita akan lebih luas. Dengan beberapa keunggulan tadi,
open plan office mulai banyak disosialisasikan di berbagai
kantor.
Gambar 5, Tata Ruang kantor Terbuka
Sumber : http://www.google.com
35
Gambar 6, Tata Ruang Kantor Terbuka
Sumber : Office book
Beberapa keuntungan dari open plan office :
? Lebih menghemat tempat.
? Komunikasi di dalamnya lebih mudah.
? Pandangan mata tidak lagi dibatasi oleh partisi-
partisi.
? Dapat meningkatkan kerja sama dan hubungan
sosial yang baik.
? Pengaturan ulang ruangan akan lebih mudah,
karena ruang lebih fleksibel.
Sedangkan kelemahannya :
? Privasi tidak seleluasa corridor office.
? Akan ada pemecahan konsentrasi kerja ketika
orang-orang berlalu lalang.
? Perbedaan ruang antar staf yang lebih tinggi
dengan yang lebih rendah tidak seberapa terlihat
karena semua berada di arae yang sama.
36
? Setiap orang tidak bisa seenaknya mengontrol
kondisi ruang, karena ruang tersebut dipakai
bersama.
c) Tata ruang kantor berhias atau berpanorama/ber
taman(Landscape Offices).
Ruangan untuk bekerja yang dihiasi oleh taman, dekorasi
dan lainnya. Bentuk ruangan kantor berhias ini mengusahakan agar
lingkungan ruangan perkantoran nampak seperti pemandangan
alam terbuka dan benar-benar merupakan lingkungan yang
nyaman, menyenangkan dan ekonomis dalam pemanfaatan
ruangan.
d) Tata ruang kantor yang merupakan gabungan antara bentuk
tata ruang kantor berkamar, tata ruang kantor terbuka dan
tata ruang kantor berhias.
Gambar 7, Tata Ruang Kantor
Sumber : office book
37
Gambar 8, Tata Ruang Kantor Kombinasi
Sumber : Office Book
Gambar 9, Tata Ruang Kantor Kombinasi
Sumber :Office Book
Saat ini, terdapat gedung perkantoran dengan tipe kepemilikan
campuran dimana dalam gedung perkantoran tersebut ada yang ruang
(space) yang disewakan dan ada juga yang menjadi pemilikan
perseorangan ataupun perusahaan. Namun yang lebih dominan pada
38
saat ini adalah gedung perkantoran yang ruang (space) nya
disewakan.
Perkantoran mengenal perubahan kecenderungan atau tren
dari masa ke masa. Salah satu perubahan yang paling terasa adalah
kecenderungan semakin terbukanya ruang kerja, mulai sekitar
pertengahan tahun 1990-an dibandingkan dengan ruang kerja tahun
1980-an.
Tahun 1970 – 1980-an, desain ruang kerja yang tertutup masih
banyak dijumpai pada ruang-ruang perkantoran. Artinya, seorang
karyawan pada tingkat manajer misalnya, lebih suka bekerja pada
sebuah ruang yang tertutup. Dia terpisah dari pada karyawannya,
sehingga bisa dikatakan tak ada yang tahu apa yang dilakukan di
ruang serba tertutup itu.
Namun mulai pertengahan tahun 1990-an, sejalan dengan
sistem manajemen yang kian terbuka, filosofi ini pun mempengaruhi
penataan interior ruang kantor. Mereka yang mempunyai posisi
pengambilan keputusan sekalipun lebih memilih ruang yang terbuka.
Artinya, ruang itu bisa dipisahkan dengan partisi kaca, atau bahkan
hanya dipisahkan dengan partisi sekitar dua meter saja.
Keterbukaan ini membuat “jarak” antara pemimpin dan
karyawan semakin dekat. Baik pimpinan maupun karyawan bisa saling
bertegur sapa dengan mudah, saliang tebuka, dan saling mengawasi.
Saat ini, mekanisme kerja lebih mengutamakan team work.
Agar anggota team workitu bisa bekerja optimal, maka tatainteriornya
pun cenderung kompak dan mudah dipindah-pindahkan.
39
h. Berdasarkan tipikal jalur pencapaian
a) Tipe koridor terbuka
Pada rancangan dgn konfigurasi ni ruang-ruang di setiap
lantai dicapai melalui koridor yang menghubungkan antar
ruang. Konfigurasi ini biasanya digunakan pada bentuk
bangunan yang memanjang dengan tatanan ruang yang
relatif linier.
Gambar 10, Tipe Koridor Terbuka
Sumber ; Office Book
b) Tipe menara
Rancangan suatu kantor sewa dikatakan mempunyai
konfigurasi tipe menara apabila bangunan dirancang dengan
bentuk bangunan tinggi dengan luasan perlantainya relative
kecil sehingga perbandingan antara lebar dan tinggi
bangunan sangat kecil. Ruang -ruang di setiap lantai dicapai
melalui suatu jalur sirkulasi vertikal yang terletak dalam
suatu cerobong. Cerobong ini berfungsi sebagai lintasan
jalur-jalur vertikal (sirkulasi, pemipaan, dan pengkabelan)
juga dapat difungsikan sebagai perkuatan bangunan yang
disebut core.
40
Gambar 11, Tipe Menara
Sumber : Office book
C. Tinjauan Konsep Green architecture 1. Latar Belakang
Alam memiliki hubungan yang erat dengan makhluk hidup.
Alam menyediakan berbagai kebutuhan hidup manusia dimulai
dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Pada
mulanya kehidupan manusia dengan alamnya berada dalam
keadaan yang selaras. Segala kebutuhan manusia dapat
terpenuhi dan klestarian alam pun dapat a pun meningkat dengan
tajam. Eksploitasi terhadap bumi secara besar-besaran pun
terjadi. Hal inilah yang mengakibatkan rusaknya keseimbangan
alam tersebut. Alam tidak memiliki kesempatan untuk
menyembuhkan dirinya setelah eksploitasi tersebut. Sebagai
akibatnya, segala system alam semesta yang telah ditetapkan
oleh sang pencipta pun menjadi bermasalah, misalnya: perubahan
iklim dunia secara drastic yang mengakibatkan bencana
diberbagai belahan dunia seperti banjir, longsor, tornado,
gelombang panas, dan sebagainya.
41
Eksploitasi bumi secara besar-besaran tersebut pada
mulanya terjadi sejak zaman revolusi industry di Eropa pada awal
abad ke 19. Ditemukannya berbagai teknologi mengakibatkan
terjadinya produksi massal. Hal-hal yang pada mulanya tidak
mungkin menjadi mungkin, hal-hal yang tidak dapat dikerjakan
menjadi dapat dikerjakan. Namun, sebagai dampak dari teknologi
tersebut, maka kebutuhan dunia akan energi menjadi meningkat
secara tajam. Hal ini dikarenakan untuk mengoperasikan teknologi
tersebut memerlukan energy pula.
Keadaan ini semakin bertambah parah dengan adanya
perkembangan zaman, pengerusakan bumi yang telah lama
berlangsung menyebabkan munculnya masalah-masalah
lingkungan tersebut antara lain :
a) Pada unsur udara, terjadi lubang pada lapisan ozon dan
pemanasan global yang ditimbulkan antara lain oleh :
1) Pembuangan limbah-limbah pabrik sembarangan
2) Pembuangan gas emisi kendaraan
3) Penggunaan mesin pendingin ruangan/Air
Conditioner (AC) secara berlebihan dan non CFC
(chlorofluorocarbon)
b) Pada unsure air, pengerusakn terjadi pada sumbernya
antara lain :
1) Kontaminasi air (melalui pembuangan limbah yang
tidak di daur ulang)
2) Fenomena kematian hutan (fenomena Waldsterben)
3) Fenomena hujan asam (acid rain)
42
c) Pada unsur bumi, antara lain :
1) Terjadinya eksploitasi sumber daya alam secara
besar-besaran dan kontinu
2) Pengundulan hutan secara illegal
3) Penggunaan barang-barang konsumsi sehari-hari
atau limbah rumah tangga
4) Kontaminasi terhadap bumi dengan sampah-sampah
yang menumpuk dan tidak dapat di daur ulang
d) Pada unsure api/energy, yaitu pemborosan penggunaan
bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui seperti
minyak bumi secara kontinu dan tidak terkendali.
Hal-hal tersbut yang memicu timbulnya gerakan-gerakan
dan gagasan-gagasan baru dalam berbagai bidang, khususnya
arsitektur. Ada banyak gagasan yang lahir dan berkembang
menanggapi masalah lingkungan global. Mulai dari arsitektur
ramah lingkunngan, bangunan yang efisien, ruang yang fleksibel,
arsitektur hijau, otomatisasi hingga pemikiran radikal mengenai
wacana bagaimana rancangan bangunan masa datang.
Semuanya mengarah pada bagaimana penerapan rancangan
bangunan dan konsep bangunan yang bersahabat dengan alam
sebagai wujud kepedulian kita akan kelangsungan hidup generasi
penerus.
2. Definisi Green Architecture
a) Pengertian Green
1) Green Design : also called to as ”sustainable design”,
environmentally-conscious design, etc) is the philosophy
of designing physical objects, the built environment and
43
services to comply with the principles of economic,
social, and ecological sustainability.
(http://en.wikipedia.org/wiki/green_design)
Desain hijau: sering disebut desain berkelanjutan,
ekodesain, atau desain lingkungan, adalah seni
mendesain objek-objek fisik dan bangunan yang
berwawasan lingkungan sehingga dapat menyesuaikan
diri dengan kondisi ekonomi, sosial, serta
keberlangsungan ekologi.
2) Green Building, also known as green construction, is
the practice of creating structures and using processes
that are environmentally responsible and resource-
efficient throughout a building's life-cycle: from siting to
design, construction, operation, maintenance, renovation,
and deconstruction. This practice expands and
complements the classical building design concerns of
economy, utility, durability, and comfort.
(http://en.wikipedia.org/wiki/green_building)
Bangunan hijau, dikenal juga sebagai konstruksi hijau,
adalah penciptaan struktur yang praktis dan
menggunakan proses yang respon terhadap lingkungan
dan efisien dalam penggunaan sumber daya alam: dari
lahan yang digunakan untuk mendisain, konstruksi,
pengoperasian, renovasi dan dekonstruksi. Ini
merupakan pengembangan dari desain bangunan klasik
dari segi ekonomi, utilitas dan kenyamanan.
44
3) Menurut Jimmy Priatman, green Building tidak hanya
hemat energi tapi juga hemat air, melestarikan sumber
daya alam, dan meningkatkan kualitas udara. Sementara
green architecture adalah bagaimana mengubah empat
hal itu menjadi seni yang berkesinambungan.
Dari semua penjelasan yang telah dipaparkan di atas,
maka kita dapat menyimpulkan kata “green” digunakan untuk
mendiskripsikan sesuatu yang ramah atau bersahabat dengan
lingkungan.
3. Manfaat dan Keuntungan dari Green Building
Manfaat dan keuntungan dari green building, adalah
sebagai berikut: (YulestaPutra, 2004: 5-8)
a) Mengurangi Biaya Operasi
1) Efisiensi Energi
? Disain yang tanggap terhadap cuaca dan memakai
teknologi hemat energi dapat mengurangi pemakaian
pemanas dan pendingin sampai 60%, serta memotong
pemakaian cahaya hingga 50% pada bangunan.
? Pengembalian break evan point untuk bangunan yang
menerapkan green building lebih cepat dan lebih tinggi
dari pada bangunan yang tidak menerapkan konsep
pembangunan berkelanjutan green building.
? Partisipasi masyarakat dengan menerapkan program
penghematan pemakaian listrik secara menyeluruh
dapat menghemat jutaan watt listrik dan mengurangi
tagihan listrik nasional pertahun.
45
2) Efisiensi Air
? Peralatan-peralatan untuk mengefisiensikan pemakaian
air, perubahan cara pemakaian air dan perubahan
metode irigasi dapat mengurangi konsumsi air hingga
mencapai 30% atau lebih.
? Seratus ribu kaki persegi gedung perkantoran tipikal
dapat menghemat jutaan rupiah dan dapat mengurangi
pemakaian air sebanyak 30%.
3) Pengurangan Sampah Konstruksi
? Sampah konstruksi dan demolisi adalah 35-40% dari
sampah padat municipal.
? Daur ulang sampah konstruksi dan demolisi dapat
memberikan penghematan yang berarti. Perluasan
lahan konstruksi bukan hanya dengan cara menguruk
lahan tapi bisa juga dengan cara waste hauling dan
tipping fest. Sebagai contoh dapat dilihat pada proyek
konstruksi dan demolisi dari taman Portland
Traibilazers Rose dapat melakukan penghemat kira-
kira 186.000 USD melalui daur ulang sampah dan
merubah bentuk sampah.
? Daur ulang menciptakan pekerjaan. Merubah material-
material sisa ini menjadi local processors jauh lebih
baik dari pada hanya dijadikan bahan untuk menguruk
tanah serta dapat menciptakan peluang-peluang
ekonomi yang baru.
46
b) Mengurangi Biaya Pokok.
1) Rehabilitasi bangunan yang sudah ada dapat mengurangi
biaya infra struktur dan material.
2) Disain yang terintegrasi dapat menghemat biaya sehingga
biaya-biaya tersebut dapat dialihkan untuk kebutuhan
yang lain.
3) Gedung yang hemat energi dapat mengurangi kebutuhan
peralatan, pengurangan pemakaian peralatan seperti
chiller atau insulasi seperti penahan panas.
4) Dengan mempergunakan pervious paving dan strategi run
off prevantion dapat mengurangi ukuran dan biaya dari
struktur management stormwater .
c) Mengekspansi Jangka Waktu untuk Mendapatkan
Keuntungan Infestasi
Saat ini melalui analisa biaya life cycle building dapat
dilihat nilai bersih sebuah design sebagai infestasi. Tujuan
utama ialah untuk mencapai performance lingkungan yang
paling baik dan paling efektif dalam biaya, jika memungkinkan
hingga melewati dari masa perkiraan proyek tersebut. Dalam
perputaran hidup sebuah bangunan 2% kurang lebih dari
biaya keseluruhan life cycle adalah untuk biaya bangunan, 6%
biaya operasi dan maintenance dan 92% adalah biaya
personel.
Banyak penilaian bangunan (green building) memakai
perkiraan ekonomi jangka panjang yang baik jika nilai pertama
dikurangkan dari semua simpanan (saving) untuk masa
47
depan, dan simpanan tersebut dikalkulasi dengan nilai (rate)
pasar kapitalis (market capitalization).
Dengan kata lain banyak bangunan (green building)
dinilai sebagai investasi yang nilainya akan bertambah sejalan
dengan waktu, bahkan lebih dari nilai pasar
Pengeluaran awal yang terlalu irit biasanya akan
menghasilkan bangunan dengan pembiayaan yang lebih
tinggi sepanjang life cycle dari bangunan tersebut.
d) Meningkatkan produktifitas dan kesehatan manusia
1) Dengan meningkatkan lingkungan dalam ruang maka
dapat meningkatkan produktifitas pegawai sehingga 16%.
2) Pegawai yang bekerja di lingkungan dalam ruang yang
sehat cenderung kurang melakukan absen dan mau
bekerja lebih lama.
3) US Environmental Protecion Agency menilai bahwa polusi
udara di dalam ruangan termasuk dalam lima tertinggi
faktor yang membahayakan kesehatan. Sepertiga dari
bangunan-bangunan ditemukan mempunyai kondisi ruang
dalam yang jelek.
4) Sindrome “bangunan sakit” dan penyakit yang disebabkan
oleh kondisi bangunan diperkitakan memakan biaya
perobatan jutaan rupiah per tahun dan hilangnya jumlah
produktifitas pekerja.
5) Keuntungan bagi penyewa bangunan green building
selain secara keseluruhan mendapatkan kualitas
lingkungan yang baik, lingkungan kerja yang baik,
48
kurangnya kecenderungan absen pegawai, moral
pegawai yang lebih baik, tapi juga menjadi “terpandang”
di mata komunitas lain.
6) Memastikan kondisi ruang dalam yang sehat dapat
mengurangi asuransi, biaya operasional dan resiko
bahaya. Contoh kasus: US EPA dituntut oleh salah
seorang pegawai yang menjadi sakit karena pemasangan
karpet baru; pegawai tersebut memenagkan kasusnya
dan mendapat ganti rugi sebesar USD 1 juta.
e) Memberikan Keuntungan pada Komunitas Tertentu
Green building dapat menduk ung dan melindungi:
1) Ekonomi lokal melalui kebutuhannya akan material
bangunan, pekerjaan dan industri.
2) Kualitas lingkungan seperti udara dan air yang bersih.
3) Infrastruktur yang tahan lama seperti industri tenaga,
industri penanggulanagn air dan urugan tanah.
4) Keadilan sosial melalui penambahan group komunitas
dan populasi khusus dalam proses desain.
5) Perbaikan perubahan cuaca global dengan cara
merendahkan energi dan konsumsi material dalam
konstruksi dan operasi bangunan, yang dapat
memberikan kontribusi terhadap perubahan cuaca.
4. Prinsip – Prinsip Pada Green Architecture
Terdapatnya beberapa pedoman desain yang dilakukan
oleh arsitek dan instansi dalam memasyarakatkan green
architecture dengan aplikasi yang berbeda-beda sesuai
49
lingkungan dan keahlian masing-masing. Beberapa contoh
diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Green Architecture menurut Robert dan Brenda Vale
Tabel 1. Green Architecture menurut Brenda dan Robert Vale
No Prinsip Penjelasan 1. Konservasi energi ? Bangunan seharusnya meminimalkan
penggunaan kebutuhan akan energi ? Perlindungan sumber daya alam ? Pendayagunaan alam sebagai sumber
energi bagi keperluan studi dan rekreasi ? Memanfaatkan limbah seperti dengan
manjadikan limbah sebagai sumber energi biogas atau pupuk
? Penentuan lokasi yang paling tepat guna dengan cara pemilihan sumber daya alam yang sesuai dengan kebutuhan dari fungsi bangunan atau proyek
2. Bekerja sama dengan iklim
? Bangunan bekerja sama dengan iklim dan sumber energi alam
? Memanfaatkan energi yang tersedia di alam seperti matahari, angin, dan air
? Pencahayaan alami pada siang hari ? Penghawaan alami.
3. Meminimalisasi sumber-sumber daya baru
? Penggunaan material daur ulang. ? Penggunaan material yang dapat
diperbaharui. ? Merancang bangunan dari sisa
bangunan yang sebelumnya. ? Penggunaan material yang ramah
lingkungan.
4. Menghargai pemakai
menyadari bahwa pengguna dari bangunan harus diperhatikan kebutuhannya. Untuk itu dilakukan pendekatan yang memperhatikan kenyamanan penggunanya namun selaras dengan prinsip green architecture.
5. Menghargai site
Seminimal mungkin merubah tapak, misalnya dengan mempertahankan kontur tanah. Serta memberi pori-pori bagi tanah agar tetap memiliki aliran udara.
6. Holistik Melihat suatu permasalahan secara menyeluruh.
Sumber: Green Architecture Design for a Sustainable Future, 1991
50
b) Green Architecture menurut Heinz Frick
Heinz Frick (1999) memberikan empat kriteria arah
pembangunan secara green architecture , yaitu:
1) Pembangunan berwawasan lingkungan menuntut adanya
proses yang melestarikan lingkungan alam dan
peredarannya, sehingga menghemat energi.
2) Pembangunan biologis (baubiologie) yang
memperhatikan kesehatan penghuni dan menganggap
rumah sebagai kulit ketiga manusia.
3) Pembangunan psikospiritual, berkaitan dengan jiwa
manusia, rasa dan karsa, serta susunan organisme
manusia yang mengerti arsitektur sebagai pengalaman
kesadaran.
4) Pembangunan organik yang bobot arsitekturalnya terletak
pada fungsi pembentukan dan kesenian.
Masih menurut Frick (1997), pola perencanaan green
architecture selalu memanfaatkan alam, sebagai berikut:
1) Menghemat sumber energi alam yang tidak dapat
diperbaharui dan mengirit penggunaan energi.
2) Memelihara sumber lingkungan (udara, tanah, air).
3) Memelihara dan memperbaiki peredaran alam.
4) Mengurangi ketergantungan pada sistem pusat energi
(listrik, air) dan limbah (air, limbah dan sampah).
5) Penghuni ikut serta secara aktif dalam perencanaan
pembangunan dan pemeliharaan perumahan.
6) Tempat kerja dan pemukiman terdekat.
51
7) Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhan
sehari-hari.
8) Penggunaan teknologi sederhana.
9) Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan
bangunan maupun yang digunakan pada saat
pembangunan harus seminimal mungkin.
10) Kulit (dinding dan atap) sebuah gedung harus sesuai
dengan tugasnya harus melindungi dirinya dari sinar
panas, angin dan hujan.
11) Bangunan sebaiknya diarahkan berorientasi timur - barat
dengan bagian utara selatan menerima cahaya alam
tanpa silau.
12) Dinding bangunan harus memberikan perlindungan
terhadap panas, daya serap panas dan tebalnya dinding
harus sesuai dengan kebutuhan iklim ruang dalamnya.
13) Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara
secara alami bisa menghemat banyak energi.
14) Bangunan sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga
dapat menggunakan penyegaran udara secara alamiah
dan memanfaatkan angin sepoi-sepoi untuk membuat
ruang menjadi sejuk.
15) Semua gedung harus bisa mengadakan regenerasi dari
segala bahan bangunan, bahan limbah, dan mudah
dipelihara.
52
c) LEED oleh U.S Green Building Council (USGBC)
Tabel 2.Green Building menurut LEED-NC
(Leadership in Energy and Environmental Design-New Contruction)
No Kategori Keterangan
1. Lokasi yang sustainable
? Dikembangkan pada lokasi site yang tepat
? Menyediakan sirkulasi bukan kendaraan (pedestrian)
? Melestarikan open space ? Mengatur/pemanfaatan air hujan ? Mengurangi efek panas pada lingkungan ? Mengurangi pemakaian energi untuk
penggunaan lampu yang berlebihan (khususnya pada malam hari)
2. Penyimpanan Air
? Mengurangi penggunaan air minum untuk irigasi dan penggunaan air bangunan dan pengaturan selokan
3. Efesiensi Energi dan Proteksi terhadap Atmosfer
? Mengurangi penggunaan energi, Menggunakan mesin pendingin yang sedikit memakai bahan kimia yang berbahaya
? Menghasilkan energi yang dapat diperbarui pada site
? Adanya penyimpanan energi ? Penggunaan ‘Green Power’ dalam proyek
4. Material yang Tahan Lama
? Menggunakan sumber yang mampu untuk didaur ulang
? Menggunakan kembali bangunan lama. ? Mengurangi sampah hasil konstruksi ? Menggunakan material hasil daur ulang. ? Menggunakan material regional ? Menggunakan kayu yang bersertifikat.
5. Kualitas Lingkungan Dalam
? Memperbaiki kualitas udara dalam ruangan
? Meningkatkan ventilasi udara dari luar ? Mengatur kualitas air selama proses
konstruksi ? Menggunakan bahan-bahan kimia non-
toxic ? Menyediakan kontrol bagi kenyamanan
seperti : memelihara standart kenyamanan suhu dan menyediakan penerangan dan view keluar
6. Mendorong Inovasi
Menggunakan standart LEED, dan mendorong inovasi secara profesional.
Sumber: Jerry Yudelson. Green Building revolution. PDF, Ch.2 (17)
53
d) Ecological Design oleh Sym Van der Ryn et.al. (1996:51)
1) Solusi berawal dari tempat perancangan
Sebuah desain ekologis berawal dari pengetahuan
tentang tempat dimana bangunan akan dirancang.
Respon tersebut berupa respon kepada kondisi lokal
lahan dan penduduk lokal. Jika kita sensitif dengan
nuansa tempat tersebut, kita dapat mendiami lingkungan
tersebut tanpa harus merusak lingkungan.
2) Perhitungan ekologis menginformasikan desain
Jejak lingkungan mempengaruhi eksisting pada desain.
Gunakan informasi-informasi lingkungan untuk
menentukan kemungkinan desain yang paling ekologis di
daerah tersebut.
3) Mendesain dengan alam
Dengan bekerja pada proses kehidupan, kita menghargai
semua spesies makhluk hidup. Melibatkan dalam proses
yang meregenerasi daripada menganti secara
keseluruhan, kita menjadi lebih hidup.
4) Semua orang adalah perancang dan partisipan
Tidak ada yang merupakan partisipan saja atau
perancang saja. Hargai pengetahuan spesial yang setiap
orang miliki. Jika manusia bekerja bersama untuk
merawat lingkungan mereka, sama artinya merawat diri
mereka sendiri.
5) Membuat yang alami terlihat
Membuat siklus dan proses alami membawa lingkungan
yang didesain kembali hidup. Desain yang efektif
54
membantu menginformasikan ke kita tentang kealamian
lingkungan tersebut.
e) Ecological Design oleh Ken Yeang (1995:187)
Desain ekologis adalah sebuah proses desain yang mana
perancangnya meminimalisir efek yang merugikan dari produk
desain dengan penuh pemahaman tentang ekosistem bumi
dan memberikan prioritas secara simultan untuk melanjutkan
peminimalisasi efek merugikan tersebut.
1) Hemat energi
? Penurunan biaya sebagai hasil dari penurunan
konsumsi energi dalam pengoperasian bangunan.
? Penurunan konsumsi energi secara umum berasal
dari penggunaan peralatan struktur pasif (non
mekanikal).
2) Humanisme
Mempertinggi indera pengguna yang sesuai sambil
mengingatkan mereka untuk sadar akan iklim eksternal
dari daerah tersebut .
3) Estetika natural dan kebebasan ekspresi
? Sosial-ekonomi dan kondisi politik dapat berubah
secara nyata dalam satu periode, seperti juga rasa
visual dan estetika, yang dapat mempengaruhi iklim
dan mengubah siklus.
? Menyediakan dengan prinsip teori dari bentuk
bangunan yang akan memperbolehkan kebebasan
interpretasi dari desain.
55
? Membentuk fasad bangunan yang berlapis. Hal
tersebut juga mengurangi dampak dari wajah
bangunan yang rata dank keras pada lingkungan
eksternalnya dan menyediakan area shading pada
bagian atas bangunan.
? Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi
keuntungan baru dari fitur desain.
4) Integrasi vegetasi horizontal dan vertikal
? Dasar pemikiran awal adalah vegetasi merupakan
aspek yang paling penting dari daerah tersebut dan
seharusnya menjadi faktor desain yang penting,
disamping menjadi aspek ekologisnya.
? Vegetasi butuh diperkenalkan kepada lingkungan
bangunan dalam keadaan yang sangat umum
5) Pengudaraan alami
Kreasi dari zona pengudaraan pada fasad bangunan, juga
pada area transisi, area intersisi atau area pembuangan.
Hal tersebut bisa merupakan bentuk atrium yang besar
dengan ventilasi natural yang berasal dari louvered-
covering, atau skycourt yang besar.
f) Bioshelters oleh Nancy Jack Todd et.al.
1) Dunia ini adalah matriks dari semua desain
2) Desain harusnya mengikuti, bukan melawan hukum alam.
3) Keadilan biologis harus mengikuti desain.
4) Desain harus merefleksikan bioreionalitas.
56
5) Proyek harus didasarkan dalam penggunaan daur ulang
sumber daya alam.
6) Desain harus berkelanjutan melalui integrasi sistem
kehidupan.
7) Desain harus ikut berevolusi dengan alam.
8) Bangunan dan desain harus membantu menyehatkan
planet
9) Desain harus mengikuti ekologi sakral.
g) Greenship oleh Green Building Council Indonesia (GBCI)
Ada enam aspek yang dinilai dalam standar Greenship, yakni
1) Appropriate site development (ketepatan pengembangan
tapak)
2) Energy effeciency and conservation (efisiensi energi dan
penghematan energi)
3) Water conservation (penghematan air)
4) Material resource and cycle (sumber material dan daur
ulang)
5) Indoor health and comfort (kesehatan ruang dalam dan
kenyamanan)
6) Building management and environment (kondisi
lingkungan bangunan dan manajemen lingkungan)
Sejumlah standar yang dikeluarkan oleh sejumlah arsitek,
instansi baik pemerintah maupun swasta di negara maju,
mengisyaratkan sejumlah kriteria yang harus dipenuhi oleh karya
arsitektur agar masuk ke dalam kategori hijau. Sesuai dengan
formulasi arsitektur hijau, kriteria yang disyaratkan secara umum
57
terkait dengan aspek-aspek penghematan energi, penghematan
air, penggunaan material terbarukan atau material bekas,
pencapaian kualitas lingkungan dalam bangunan yang
memberikan kenyamanan dan kesehatan bagi pengguna
bangunan, peminimalan limbah yang dihasilkan bangunan dengan
artian limbah diharapkan dapat diolah kembali sehingga tidak lagi
tersisa limbah dari bangunan.
Secara umum, kriteria-kriteria yang disyaratkan oleh
sejumlah standar asing dapat diterapkan di Indonesia karena
menyangkut hal-hal yang bersifat umum yang memang perlu
dipenuhi oleh suatu bangunan yang baik. Meskipun demikian,
kriteria-kriteria atau prinsip-prinsip desain ini perlu dilihat kembali
dan jika perlu dimodifikasi sesuai dengan kondisi di Indonesia,
serta disesuaikan dengan target yang akan dicapai secara luas.
5. Sifat Pada Bangunan Arsitektur Hijau (Green Architecture).
Arsitektur hijau (Green architecture ) mulai tumbuh sejalan
dengan kesadaran dari para arsitek akan keterbatasan alam
dalam menyuplai material yang mulai menipis. Alasan lain
digunakannya arsitektur hijau adalah untuk memaksimalkan
potensi site. Penggunaan material-material yang bisa didaur-ulang
juga mendukung konsep arsitektur hijau, sehingga penggunaan
material dapat dihemat. Green dapat diinterpretasikan sebagai
sustainable (berkelanjutan), earthfriendly (ramah lingkungan), dan
high performance building (bangunan dengan performa sangat
baik).
58
a) Sustainable ( Berkelanjutan )
Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan dan
berfungsi seiring zaman, konsisten terhadap konsepnya yang
menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan – perubuhan
yang signifikan tanpa merusak alam sekitar. Dalam artikel
Newsweek Renzo Piano menegaskan bahwa : Sustainablility
is about the practical system of bulding, not the beauty of
great design. Jadi ditegaskan bahwa kaedah-kaedah
arsitektur yang utama tentang keindahan dan fungsional suatu
lingkungan binaan dapat tercapai sekaligus memenuhi
standar berkelanjutan sehingga bisa dikatakan hijau.
b) Earthfriendly ( Ramah lingkungan )
Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan
berkonsep green architecture apabila bangunan tersebut tidak
bersifat ramah lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah
terhadap lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan
terhadap lingkungan. Tetapi juga menyangkut masalah
pemakaian energi. Oleh karena itu bangunan berkonsep
green architecture mempunyai sifat ramah terhadap
lingkungan sekitar, energi dan aspek – aspek pendukung
lainnya.
c) High performance building
Bangunan berkonsep green architecture mempunyai satu sifat
yang tidak kalah pentingnya dengan sifat – sifat lainnya. Sifat
ini adalah “High performance building”. Alasan mengapa
green architecture mempunyai sifat ini salah satu fungsinya
59
ialah untuk meminimaliskan penggunaan energi dengan
memanfaatkan energi yang berasal dari alam ( Energy of
nature) dan dengan dipadukan dengan teknologi tinggi ( High
technology performance ).
6. Aplikasi Arsitektur Hijau Dalam Desain
Konsep Arsitektur hijau dalam hal meningkatkan efisiensi
pemakaian energi dapat diaplikasikan dengan Memanfaatkan
sumber yang dapat diperbaharui seperti menggunakan sinar
matahari melalui passive solar dan active solar, serta teknik
photovoltaic dengan menggunakan tanaman dan pohon-pohon
melalui atap hijau dan taman hujan. Arsitektur hijau dalam
penerapannya pada desain bangunan antara lain
a) Penggunaan panel surya ( Solar cell ) untuk memanfaatkan
energi panas matahari sebagai sumber pembangkit tenaga
listrik rumahan.
b) Penggunaan material – material yang dapat di daur ulang (
recycle),digunakan kembali (reuse), dan dapat diperbarui
(renewable) serta penggunaan konstruksi – konstruksi
maupun bentuk fisik dan fasad bangunan tersebut yang dapat
mendukung konsep green architecture .
c) Penggunaan turbin angin untuk memanfaatkan energi angin
sebagai sumber pembangkit tenaga listrik alternative.
d) Penggunaan penangkap air hujan (rainwater cacthing) untuk
memanfaatkan air hujan yang intensitasnya besar di daerah
tropis untuk kebutuhan air alternative dalam bangunan.
e) Penggunaan atap bangunan sebagai roof garden untuk
penghijauan dan menyumbang O2 pada lingkungan sekitar.
60
f) Penggunaan material lokal dan pemilihan material bangunan
dan konstruksi yang efisien waktu sehingga dapat menghemat
energi.
7. Beberapa Konsep yang Mendukung Green Arsitektur
a) Dalam efisiensi penggunaan energi
1) Memanfaatkan sinar matahari untuk pencahayaan alami
secara maksimal pada siang hari, untuk mengurangi
penggunaan energi listrik.
2) Memanfaatkan penghawaan alami sebagai ganti
pengkondisian udara buatan (air conditioner).
Menggunakan ventilasi dan bukaan, penghawaan silang,
serta cara-cara inovatif lainnya.
3) Memanfaatkan air hujan dalam cara-cara inovatif untuk
menampung dan mengolah air hujan untuk keperluan
domestik.
4) Konsep sfisiensi penggunaan energi seperti pencahayaan
dan penghawaan alami merupakan konsep spesifik untuk
wilayah dengan iklim tropis.
61
Gambar 12, Konsep Bangunan Hijau
Sumber : http://www.google.com
b) Dalam efisiensi penggunaan lahan
1) Menggunakan seperlunya lahan yang ada, tidak semua
lahan harus dijadikan bangunan, atau ditutupi dengan
bangunan, karena dengan demikian lahan yang ada tidak
memiliki cukup lahan hijau dan tanam. Menggunakan
lahan secara efisien, kompak, dan terpadu.
2) Potensi hijau tumbuhan dalam lahan dapat digantikan atau
dimaksimalkan dengan berbagai inovasi, misalnya
pembuatan atap di atas banngunan (taman atap), taman
gantung (dengan menggantung pot-pot tanaman pada
sekitar bangunan), pagar tanaman atau yang dapat diisi
dengan tanaman, dinding dengan tanaman pada dinding,
dan sebagainya.
3) Menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan, dengan
tidak mudah menebang pohon-pohon, sehingga tumbuhan
yang ada dapat menjadi bagian untuk berbagai dengan
bangunan.
62
4) Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke
taman (sesuai dengan fleksibilitas buka-tutup yang
direncanakan sebelumnya) dapat menjadi inovasi untuk
mengintegrasikan luar dan dalam bagunan, memberikan
fleksibilitas ruang yang lebih besar.
5) Dalam perencanaan desain, perlu mempertimbangkan
berbagai hal yang dapat menjadi tolak ukur dalam
menggunakan berbagai potensi lahan, seperti luas lahan
dan jumlah ruang yang diperlukan, letak lahan (dikota atau
didesa) dan konsekuensinya terhadap desain, bentuk site
dan pengaruhnya terhadap desain ruang-ruang, serta
jumlah potensi cahaya dan penghawaan alami yang dapat
digunakan.
c) Dalam efisiensi penggunaan material
1) Memanfaatkan metrial sisa untuk digunakan juga dalam
pembangunan, sehingga tidak membuang material,
misalnya kayu sisa bekisting dapat digunakan untuk
bagian lain bangunan.
2) Memanfaatkan material bekas untuk bangunan, komponen
lama yang masih bisa digunakan, misalnya sisa bongkaran
bangunan lama.
3) Menggunakan material yang masih berlimpah maupun
yang jarang ditemui dengan sebaik-baiknya.
d) Dalam penggunan teknologi dan material baru
1) Memanfaatkan potensi teknologi terbaruakan seperti
energi angin, cahaya matahari dan air untuk menghasilkan
63
energi listrik domestik untuk rumah tangga dan bangunan
lain secara independen.
2) Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang
secara global dapat membuka kesempatan menggunakan
material terbarukan yang cepat diproduksi, murah dan
terbuka terhadap inovasi, misalnya bambu.
Gambar 13, Material Reuse dari Kap Mobil
Sumber : http:///www.google.com
e) Dalam manajemen limbah
1) Membuat sistem pengolahan limbah domestik seperti air
kotor (black water, grey water) yang mandiri dan tidak
membebani sistem aliran air kota.
2) Cara-cara inovatif yang patut dicoba seperti membuat
sistem dekomposisi limbah organik agar terurai secara
alami dalam lahan, membuat benda-benda yang biasa
menjadi limbah atau sampah domestik dari bahan-bahan
yang dapat didaur ulang atau dapat dengan mudah
terdekomposisi secara alami.
64
8. Penggunaan Atap Hijau
Atap hijau (Green Roof) atau taman atap adalah istilah
yang dipakai untuk menjelaskan atap bangunan yang dihijaukan
menjadi ruang terbuka hijau berwujud taman yang dipenuhi
tumbuhan. Dalam beberapa konteks, istilah green roof memiliki
arti yang sama dengan roof garden.
Secara sederhana, atap hijau menyejukkan udara. Dia
mengurangi efek urban heat island ( suhu wilayah kota lebih
tinggi yang mempengaruhi daerah pedesaan, utamanya karena
meluasnya permukaan keras yang menyerap radiasi matahari)
deangan mengurangi suhu permukaan atap melalui bayangan
dan evatransporation (ketika uap air sejuk dipancarkan
penguapan tanah dan saat tanaman bernafas). Atap hijau juga
mempunyai nilai isolasi yang lebih tinggi, energi lebih sedikit
untuk pendinginan bagian dalam gedung, yang akhirnya lebih
hemat biaya energinya.
Menurut sebuah studi yang dilaksanakan oleh Badan
Penelitian dan Pengaturan Lingkungan Pemerintah Canada,
gedung satu tingkat dengan atap rumput medium yang tumbuh
setinggi 10 cm akam menghasilkan penurunan 25 % kebutuhan
pendinginan di musim panas. Atap hijau juga memperbaiki
kualitas udara ketika tanaman menyerap karbondioksida dan
memancarkan oksigen, mereka menyaring partikel udara pada
daun dan cabang mereka. Satu meter persegi rumput atap bisa
menghilangkan sekitar 0,2 kg partikel udara dalam kurun waktu
satu tahun, menurut Green Roofs For Healthy Cities, sebuah
organisasi nirlaba berbasis Toronto.
65
Atap hiaju mengurangi volume dan laju air hujan,
merendahkan resiko banjir, mereka juga menyaring polutan dan
metal berat di tritisan sebelum mencapai air terbuka. Atap hijau
bisa memperpanjang usia pakai atap dengan melindungi selaput
dari fluktuasi suhu ekstrim dan sinar ultraviolet matahari. Mereka
membantu memperindah lingkungan perkotaan dan dalam skala
kecil, menambah nilai estetika bangunan properti. Atap hijau bisa
mengganti ruang hijau dan habitat alami yang hilang dalam hujan
beton. Atap hijau yang intensif juga bisa menyediakan ruang
bersantai dan menjadi batu pijakan habitat untuk
menghubungkan kantung habitat alami kota yang terisolasi, yang
setidaknya dapat membantu menjaga satu tingkat keragaman
hayati di kawasan kota.
Namun dibalik keunggulannya, atap hijau masih
mempunyai permasalahan, berhubungan dengan teknologi dan
persepsi umum, dimana berdampak pada kepopulerannya.
Kebocoran karena pelapisan kedap air dan irigasi, dan penetrasi
akar terhadap struktur atap adalah dua perhatian utama.
Untungnya, kualitas membran kedap air saat ini sudah sangat
bertambah baik, tetapi mengalirkan air dibutuhkan untuk mengairi
atap datar masih menjadi tantangan, untuk atap datar, sistem
drainase yang baik perlu dipasang untuk mengalirkan kelebihan
air keluar dari zona akar, supaya mencegah banjir atau
penumpukan gengan air. Atap miring, walaupun lima derajat
memungkinkan air dialirkan secara alami.
Masalah penetrasi akar dapat terjadi, meskipun teknologi
sudah tersedia, seperti pemasangan lapisan penetrasi atap atau
menambah bahan tahan akar ke dalam bahan kedap air. Pada
66
penerapan bangunan lama, batas beban dari bangunan sering
menjadi hambatan utama; memperkuat struktur pendukung atap
yang sudah ada untuk memasang atap hijau bisa menjadi
hambatan yang akan memakan banyak biaya. Tantangan terakhir
untuk upaya-upaya menghijaukan atap adalah seleksi tanaman,
terutama di Asia. Tanaman yang tumbuh subur di Eropa, dimana
kebanyakan studi dan eksperimen atap hijau pernah dilakukan,
mungkin tidak dapat diterapkan di Asia yang mengalami musim
basah dan kering yang ekstrim. Juga banyak bagian di asia yang
mengalami kelembaban tinggi, faktor lain yang dapat membuat
dampak negatif dari pemanfaatan atap hijau.
Kontruksi green roof terdiri dari 5 lapisan:
1. Lapisan 1 Water Proof Membrane
2. Lapisan 2 Drain Mat
3. Lapisan 3 Filter Cloth
4. Lapisan 4 Growing Medium
5. Lapisan 5 Tanaman.
Gambar 14, Potongan Atap Hijau dan Keterangan Lapisan Sumber : http://www.google.com
67
9. Studi Banding
a) The EDITT Tower
Data Proyek :
? Nama proyek = The EDDIT Tower
? Lokasi proyek = Singapura
? Arsitek = T.H.Hamzah dan Ken Yeang
? Total Area Bruto : 6,033 m2
? Total Area Netto : 3,567.16 m2
? Total Area yang ditanami vegetasi: 3,841.34 m2
Gambar 15. The EDITT Tower
Sumber : www.trhamzahyeang.com
EDITT Tower merupakan sebuah bangunan tinggi multi
fungsi dengan pendekatan ekologis, sebagai bangunan untuk
pameran yang bergabung dengan auditorium, retail, dan
fungsi perkantoran, tetapi bangunan tersebut memiliki
potensial metamorfosis menjadi tower dimana semua area
adalah perkantoran, ataupun sebagai fungsi apartemen.
68
Penggunaan Energi
Upaya yang dilakukan untuk utilisasi energi sehingga
membuat EDITT Tower tetap sejuk, diantaranya :
? Menggunakan sistem yang dikenal dengan nama “Hyvent”
dimana ventilasi alami mencapai maksimum, dan
disediakan AC ketika dibutuhkan.
? Membuat pembayangan oleh matahari terhadap kaca
jendela
? Penangkap air hujan yang berbentuk seperti kulit kerang
? Panel photovoltaic
? Mengumpulkan air
? Pantulan cahaya matahari pada langit-langit
Gambar 16. Denah The EDITT
Sumber: www.trhamzahyeang.com
69
Lansekap secara vertikal
Jenis-jenis tanaman yang
ditumbuhi :
1. Licuala Palms
2. Ixora Superking
3. Ixora Superking & Pandanus
Pygmeus
4. Philo dendrons
5. Eugenia
6. Livistonia Palms
7. Bougalnvillea
8. Bougalnvillea
9. Pandanus Pygmeus &
Hymenocallia
10. Eugenia Grandis
11. Philodendrons
12. Hymenocallia (tropical shrub)
Gambar 17. Lansekap Vertikal
Sumber: www.trhamzahyeang.com
70
Faktor yang mempengaruhi pemilihan vegetasi adalah :
1. Kedalaman tanaman yang ditanam
2. Kualitas pencahayaan
3. Tingkat pemeliharaan
4. Akses
5. Orientas
Salah satu fungsi dari lansekap secara vertikal adalah untuk
mendinginkan fasad. Vegetasi dari tiap level lantai bergerak
spiral ke atas sebagai kontinuitas terhadap ekosistem yang
menyediakan berbagai spesies, menyebabkan suatu
ekosistem yang lebih berbeda dan lebih stabil. Dipilih spesies
yang berbeda dari yang sudah ada di level jalan. Persentasi
dari “vegetasi“ tersebut dapat mewakili karakteristik lansekap
area
Loose-fit
Pada umumnya , bangunan memiliki masa hidup 100 -
150 tahun dan akan berubah fungsi dari waktu ke waktu.
Desain bangunan ini mengadopsi Loose-fit untuk
memfasilitasi perubahan fungsi di masa depan. Fitur yang
digunakan seperti:
1. Skycourts ( bisa dikonversi menjadi kantor pada masa
depan)
2. Partisi / sekat yang dapat dipindahkan
71
3. Lantai yang dapat
dipindahkan
Desain yang fleksibel
(pada awalnya sebuah
bangunan expo yang serba
guna.
pada masa depan mungkin bisa digunakan sebagai
kantor dengan area nettonya sebesar 9,288 m² pada 75%
efisiensi atau sebagai apartemen)
Ventilasi Alami
? Pengaruh dari wind wing walls
pada bangunan yang
menggunakan konsep radikal
dari pompa kantung udara
sebagai penyeimbang angin
yang berada diluar dari tower
? Bertujuan untuk meningkatkan ventilasi alami, dan
mengurangi kapasitas angin di sekitar bangunan.
Gambar .18 Bird view The EDDIT
Sumber: www.trhamzahyeang.com
Gambar 19. Wind Wing Wallas
Sumber: www.google.com
72
Penggunaan Energ i Matahari
Photovoltaic digunakan untuk mencukupi kebutuhan
bangunan akan energi yang besar.
Tabel 3. Perhitungan Energi
Rata-rata output energy photovoltoic = 0,17 kWh m2
Total jam penyinaran matahari per hari = 12 jam
Output energi harian = 0,17 x 12 = 2.04 kWh m2
Luas area photovoltoic = 855,25 m2
Total output energy harian = 1744 kWh
Perkiraan konsumsi energy perjam @ 0.097 kWh/m2 enclosed 0.038 kWh/m2 un enclosed
=(0.097 x 3567 m2) + (0.038 x 2465 m2)
= 439,7 kWh
Estimasi konsumsi energi harian = 10 jam x 439,7 = 4397 kWh
% kesanggupan mencukupi kebutuhannya sendiri adalah 1774 : 4397
= 39,7%
Sumber: www.trhamzahyeang.com
Sistem Pengumpulan Air
? Meliputi penampungan air hujan di atap
? Terdapat sebuah sistem yang membuat pengumpulan air tersebut
jatuh (seperti kulit kerang) pada fasad bangunan
? Sistem daur ulang air kotor yang jatuh pada sisi-sisi bangunan dengan
menggunakan proses penyaringan melalui tanah pada lansekap
vertikal tersebut.
73
Gambar 20. Sistem Penampungan Air
Sumber: www.trhamzahyeang.com
? Air yang disaring dikumpul di tangki
penyimpanan di basement dan di
pompa ke tangki penyimpanan di lantai
atas untuk penggunaan kembali
? Air hasil daur ulang digunakan untuk
irigasi tanaman dan penyiraman toilet.
Air utama digunakan untuk minum
Sehingga bangunan ini, dapat menyediakan
55,1% dari penggunaan air terhadap
bangunan (tampungan air hujan dan daur
ulang air kotor):
? Total area bruto = 6,032 m2 (luas Lahan)
? Kebutuhan air = 20 galon/hari/10m2 area bruto + 10% terpakai
? Total kebutuhan = (6,032 ÷ 10 x 110%) x 20 galon
= 13,270 per galon/hari
= 60,3 m3/hari x 365 hari
= 22,019 m3/tahun
? Total area penangkapan air hujan = 518 m2
? Curah hujan rata -rata Singapura per tahun = 23.439 m2
74
Gambar 21. Sistem Pengolahan Limbah
Sumber: www.trhamzahyeang.com
? Total air hujan yang tertampung = 12,141 m3/tahun
? Kebutuhan air pada bangunan yang dapat = 12,141÷22,019 x100
dicukupi = 55,1%
Pendaur Ulangan material dan Penggunaan Kembali
? Sistem pengolahan limbah dibuat
secara built-in pada bangunan.
Material daur ulang perkiraan yang
dapat dikumpulkan per tahun
Kertas / karton = 41.5 metric- tonnes
Kaca / keramik = 7.0 metric-tonnes
Metal = 7.0 metric-tonnes
? Cara kerja sistemnya sebagai berikut :
1. Material yang bisa didaur ulang
dipisahkan pada tiap-tiap lantai
2. Sampah kemudian jatuh ke bawah
menujuh pemisah material yang
terletak di basement,
3. kemudian akan dibawa ke tempat
lain oleh sistem Drop-Down ini
kepada landasan waste-separators
4. Kemudian di tempat lain oleh penyimpan sampah untuk didaur ulang.
75
b) Workplace 6
Gambar 22. Fasade Workplace 6
Sumber: Futurarc, 2008
Data Proyek :
? Nama proyek = Workplace 6
? Lokasi proyek = 44 Pirrama Road, Australia
? Luas site = 7.307 m2
? Tinggi bangunan = 6 lantai (23 m)
? Pemilik bangunan = GPT, Citta property Group
? Project Architec = nettletonribe
? Principal Architect = Michael Morgan , Ken NG, Lillian S. Arli
? Mekanikal elektrikal = watermannAHW
Workplace 6 adalah bangunan komersial denga tinggi 6 lantai di
daerah Pulau Darling yang sekarang menjadi bangunan pertama di
Sidney dengan bintang 6 kategori “Desain Kantor” yang diberikan Green
Buiding Council , yang diluncurkan Sydney harbor Foreshore Authority
untuk meremajakan semenanjung Pymont
76
Fitur Green Building
? Energi
Gas yang dihasilkan dari generator panas untuk membangkitkan
energi untuk kebutuhan site, yang mengurangi beban puncak sampai
25%. Sisa panas generatornya kemudian digunakan untuk
meningkatkan sebuah chiller penyerap yang dapat membantu untuk
mendinginkan bangunan. Sebagai tambahan, atap dilengkapi dengan
panel solar yang dapat digunakan untuk memanaskan air yang
terdapat di dalam bangunan, yang mengurangi konsumsi energ i.
Energi yang dapat diperbaharui seperti GreenPower mencatat 25%
dari konsumsi energi, yang dapat mengurangi emisi dari bangunan.
? Air
Sebuah kombinasi alat efisien termasuk keran , showers, dan
toilet yang digunakan untuk mengurangi konsumsi air. Konsumsi air
juga dikurangi dengan menggunakan alat perubah panas air laut pada
pelabuhan sebagai pengganti Cooling Tower. Proyek termasuk
perawatan air kotor (black water) yang mengumpulkan seluruh air
buangan bangunan dan mendaur- ulangnya untuk keperluan air yang
tidak dapat diminum seperti untuk mengairi irigasi pada taman.
? Material
Material dipilih dengan hati-hati untuk meminimalisir dampak
negatif lingkungan. Material bangunan dipilih seperti beton yang dapat
didaur ulang seperti precast . Dan juga, beton jenis Low-volatile
organic compound dan produk bangunan yang rendah kadar
formaldehida, termasuk larpet dan cat yang digunakan melalui proyek
untuk mengurangi gangguan pada bangunan,sehingga kualitas
udaranya juga meningkat 50% .
77
? Pencahayaan dan Ventilasi
Atrium terbuka membuat sinar alami masuk ke alat pemfilter
cahaya yang terdapat di pusat bangunan dan tembusan sinarnya
sampai ke ruang–ruang di dalam kantor. Tidak ada ujung plat lantai
yang lebih dari 12 m dari jendela luar atau atrium, yang memungkinkan
karyawan-karyawan di dalam bangunan yang memiliki akses ke
daerah pencahayaan alami dan ventilasi.
Bangunan juga memiliki penghalang matahari untuk
meminimalisir silau seperti jendela yang dapat digerakkan untuk
memasukkan udara segar.
Gambar 23. Siteplan Workplace6
Sumber: Futurac 2008
78
Gambar 24. Potongan Workplace6
Sumber: Futurac 2008
Gambar 25. Eksterior Workplace 6
Sumber: Futurarc, 2008
Gambar 26. Interior Workplace 6
Sumber: Futurarc, 2008
79
c) George Street
Gambar 27. Tampak Depan 88 George Street
Sumber: Futurac 2008
Data Proyek :
Nama proyek = Penambahan bangunan di jalan 88 George
Lokasi proyek = St. George- The Rocks, Australia
Luas site = 495 m2
Tinggi bangunan = 7 lantai
Konsultan Arsitektur = Terroir
Principal Architect = Gerrard Reinmuth
Heritage Architecture = Design 6
80
Mekanikal elektrikal = Steensen Varning Pty
Konsultan konstruksi = Simpson Design Assosiates
Fungsi = Kantor sewa
Bangunan ini adalah bangunan tua yang tergolong sustainable
building, dengan gelar 5 Green Star. Fungsi bangunan ini adalah kantor
sewa. Bangunan ini berhasil menjadi bangunan hijau karena dapat
mengurangi emisi Karbondioksida sebanyak 136 ton pertahun dengan
mengurangi parkir kenderaan roda empat sebanyak 30 unit. Ke-sustain-an
bangunan ini juga karena dan mengkonservasi karakter bangunan
heritage.
Fitur Green Building
? Kualitas Lingkungan dalam ruangan
- Tingkat ventilasi yang tinggi ( 50% lebih tinggi dari standar Australia)
- Dinding dan lantainya yang membantu menstabilitasikan temperature
dalam ruangan
- Menggunakan cat VOC (Volatile Organic Compound) dan
formaldehid rendah MDF (medium density fibreboard) selama proses
konstruksi
- Penghawaan dalam bangunan menggunakan sistem penghawaan
alami (jendela) dan juga buatan (AC)
- Lebih dari 60% ruangan kantor memiliki view ke luar bangunan.
- Menggunakan insulasi kebisingan sehingga dapat mereduksi
kebisingan dan menciptakan kenyamanan dalam ruangan dengan
81
- Menggunakan instalasi air-exhaust disetiap lantai untuk
meminimalisir polusi udara yang dihasilkan selama melakukan
aktivitas fotokopi dan percetakan.
? Energi
- Sistem AC menggunakan sistem pembagian udara yang menghemat
40% CO2, diestimasikan 136.000 kg/tahun.
- Memakai sistem meteran pribadi bagi penyewa, sehingga membuat
penggunaan energi menjadi lebih baik
- Menggunakan zona lighting kurag lebih 100 m2 di setiap lantai untuk
mengurangi konsumsi energi
- Menggunakan system daylight sensor
? Air
- Menggunakan alat penghemat air pada bangunanMenggunakan
sistem AC VRV (Variable Refrigrant Volume) yang dihubungkan ke
alat perubah panas pelabuhan yang akan menyimpan sekitar 3,8 juta
liter pertahun.
- Menggunakan meteran pribadi bagi penyewa
? Transportasi
- Membuat parkir sepeda pada bangunan
- Meminimalisir ruang parkir untuk membudayakan berjalan kaki, atau
menggunakan kemdaraan umum
? Emisi
- Menggunakan pengubah panas pelabuhan pada sistem AC dan
menempatkan cooling Tower dan mengurangi aliran air kotor
82
- Menggunakan nonozon refrigerant pada sistem pendingin ruangan
- Meminimalisir pencahayaan pada fasade, terutama pencahayaan
sekitar bangunan
Gambar 28: Siteplan 88 George Street Sumber: Futurac 2008
Gambar 29. Potongan 88 George Street
sumber: Futurac 2008
83
Gambar 30. Interior 88 George Street
sumber: Futurac 2008
Gambar 1, Struktur Organisasi Kantor Pusat PT.Pelni
Sumbe : http://www.pelni.co.id
TABEL 4, STUDI BANDING GREEN BUILDING
Keterangan The Eddit Tower Workplace6 George Street
Kesimpulan dan akan dijadikan referensi
Gambar
Fasade bangunan nantinya merupakan kombinasi
antara tembok, kaca dan juga vegetasi
Arsitek Dr. Ken Yeang Michael Morgan , Ken NG, Lillian S. Arli Gerrard Reinmuth
Lokasi Singapura 44 Pirrama Road, new South Wales, Australia St. George- The Rocks, Australia
Green Building bersifat universal, namun konsep desain di setiap Negara nantinya akan
berbeda-beda disesuaikan dengan wilayah yang digunakan
Luas site 6,033 m2 7.307 m2 495 m2
Jumlah Lantai 26 Lantai 6 lantai 7 lantai
Fungsi Expo Building , Serba Guna Kantor sewa Kantor sewa
Energi - Menggunakan sistem yang dikenal dengan
nama “Hyvent” dimana ventilasi alami
mencapai maksimum, dan disediakan AC
ketika dibutuhkan.
- Membuat pembayangan oleh matahari
terhadap kaca jendela
- Penangkap air hujan yang berbentuk seperti
kulit kerang
- Panel photovoltaic
- Mengumpulkan air
- Pantulan cahaya matahari pada langit-langit
- Gas yang dihasilkan dari generator panas
untuk membangkitkan energi untuk kebutuhan
site, yang mengurangi beban puncak sampai
25%. Sisa panas generatornya kemudian
digunakan untuk meningkatkan sebuah chiller
penyerap yang dapat membantu untuk
mendinginkan bangunan
- atap dilengkapi dengan panel solar yang
dapat digunakan untuk memanaskan air yang
terdapat di dalam bangunan, yang
mengurangi konsumsi energi
- Energi yang dapat diperbaharui seperti
GreenPower mencatat 25% dari konsumsi
energi, yang dapat mengurangi emisi dari
bangunan.
- Sistem AC menggunakan Sistem pembagian udara
yang menghemat 40% CO2, diestimasikan 136.000
kg/tahun.
- Memakai sistem meteran pribadi bagi penyewa,
sehingga membuat penggunaan energi menjadi
lebih baik
- Menggunakan zona lighting kurag lebih 100 m2 di
setiap lantai untuk mengurangi konsumsi energi
- Menggunakan system daylight sensor
- Menggunakan sistem yang dikenal dengan
nama “Hyvent” dimana ventilasi alami mencapai
maksimum, dan disediakan AC ketika
dibutuhkan
- Panas buangan AC, digunakan untuk
memaskan air
- efisien air dengan penangkap air hujan, daur
ulang air sehingga dapat digunakan kembali
untuk kebutuhan pada bangunan
- menggunakan panel surya (dipertimbangkan)
Air bangunan ini, dapat menyediakan 55,1% dari
penggunaan air terhadap bangunan
(tampungan air hujan dan daur ulang air kotor)
Sebuah kombinasi alat efisien termasuk keran ,
showers, dan toilet yang digunakan untuk
mengurangi konsumsi air. Konsumsi air juga
dikurangi dengan menggunakan alat perubah
panas air laut pada pelabuhan sebagai
pengganti Cooling Tower. Proyek termasuk
perawatan air kotor (black water) yang
mengumpulkan seluruh air buangan bangunan
dan mendaur ulangnya untuk keperluan air yang
tidak dapat diminum. Seperti untuk mengairi
irigasi pada taman di sampingnya
- Menggunakan alat penghemat air pada bangunan,
- Menggunakan system AC VRV (Variable Refrigrant
Volume) yang dihubungkan ke alat perubah panas
pelabuhan yang akan menyimpan sekitar 3,8 juta
liter pertahun.
- Menggunakan meteran pribadi bagi penyewa
- Menggunakan pengubah panas pelabuhan pada
system AC dan menempatkan cooling Tower dan
mengurangi aliran air kotor
- Menggunakan alat penghemat air pada
bangunan,
- Memanfaatkan air hujan dan juga air daur ulang
guna kebutuhan bangunan
Material Pada umumnya , bangunan memiliki masa
hidup 100 - 150 tahun dan akan berubah fungsi
dari waktu ke waktu. Desain bangunan ini
mengadopsi Loose-fit untuk memfasilitasi
perubahan fungsi di masa depan. Fitur yang
digunakan seperti:
1. Skycourts ( bisa dikonversi menjadi kantor
pada masa depan)
2. Partisi / sekat yang dapat dipindahkan
- Material dipilih dengan hati-hati untuk
meminimalisir dampak negative lingkungan.
- Material bangunan dipilih seperti beton yang
dapat didaur ulang seperti precast . Dan juga,
beton jenis Low-volatile organic compound
(campuran organic yang dapat menguap) dan
produk bangunan yang rendah kadar
formaldehida
- larpet dan cat yang digunakan melalui proyek
- - Material bangunan yang digunakan haruslah
yang ramah lingkungan
- Material bangunan dipilih seperti beton yang
dapat didaur ulang seperti precast
- Dan juga, beton jenis Low-volatile organic
compound (campuran organic yang dapat
menguap) dan produk bangunan yang rendah
kadar formaldehida.
- Mengunakan partisi dan lantai yang dapat
3. Lantai yang dapat dipindahkan
Desain yang fleksibel (pada awalnya sebuah
bangunan expo yang serba guna, pada masa
depan mungkin bisa digunakan sebagai kantor
dengan area nettonya sebesar 9,288 m² pada
75% efisiensi atau sebagai apartemen)
untuk mengurangi gangguan pada
bangunan,sehingga kualitas udaranya juga
meningkat 50% .
dipindahkan
- Memaksimalkan material kaca
Pencahayaan Alami
- berorientasi ke arah selatan untuk
memaksimalkan perolehan sinar matahari
selama musim dingin dan juga solar shading
selama musim panas.
- Cahaya yang masuk melaui jendela kaca
dapat mengurangi konsumsi energi lisrik pada
siang hari
- Atrium terbuka Tidak ada ujung plat lantai
yang lebih dari 12m dari jendela luar atau
atrium, yang memungkinkan karyawan-
karyawan di dalam bangunan yang memiliki
akses ke daerah pencahayaan alami dan
ventilasi.
- Cahaya yang masuk melaui jendela kaca dapat
mengurangi konsumsi energi lisrik pada siang hari
- Meminimalisir pencahayaan pada fasade, terutama
pencahayaan sekitar bangunan
- berorientasi ke arah utara-selatan
- jika memungkinkan, bangunan memiliki atrium
terbuka atau void
- memaksimalkan kaca
- memiliki penghalang matahari untuk
meminimalisir silau
- Bangunan juga memiliki penghalang
matahari untuk meminimalisir silau
Penghawaan Alami
- wind wing walls menggunakan konsep radikal
dari pompa kantung udara sebagai
penyeimbang angin yang berada diluar dari
tower
- Bertujuan meningkatkan ventilasi alami, dan
mengurangi kapasitas angin di sekitar
bangunan.
jendela yang dapat digerakkan untuk
memasukkan udara segar sehingga para
penyewa bangunan dapat menikmatinya.
Sebagai tambahan, teknologi pendingin balok
digunakan untuk mendinginkan dan mensirkulasi
ulang udaranya.
- Memanfaatkan jendela dan juga ventilasi silang
- Tingkat ventilasi yang tinggi ( 50% lebih tinggi dari
standar Australia)
- Memanfaatkan jendela dan juga ventilasi silang
- wind wing walls menggunakan konsep radikal dari
pompa kantung udara sebagai penyeimbang
angin yang berada diluar dari tower
Penghawaan buatan
Menggunakan AC Menggunakan AC dengan sisitem chiller - AC menggunakan Sistem pembagian udara yang
menghemat 40% CO2, diestimasikan 136.000
kg/tahun.
- Menggunakan nonozon refrigerant pada sistem
- Menggunakan AC yang hemat energy dan ramah
lingkungan
- Menggunakan AC dengan sisitem chiller
pendingin ruangan
Transportasi Membuat parkir sepeda pada bangunan
- Membuat parkir sepeda pada bangunan
- Meminimalisir ruang parkir untuk membudayakan
berjalan kaki, atau menggunakan kendaraan umum
- Pengelolaan area parkir kendaraan dengan baik
Kualitas
Lingkungan
dalam ruangan
- Dinding dan lantainya yang membantu
menstabilitasikan temperature dalam ruangan
- Menggunakan cat VOC (Volatile Organic Compound)
dan formaldehid rendah MDF (medium density
fibreboard) selama proses konstruksi
- Lebih dari 60% ruangan kantor memiliki view ke luar
bangunan.
- Menggunakan insulasi kebisingan sehingga dapat
mereduksi kebisingan dan menciptakan kenyamanan
dalam ruangan dengan
Menggunakan instalasi air-exhaust disetiap lantai
untuk meminimalisir polusi udara yang dihasilkan
selama melakukan aktivitas fotokopi dan percetakan.
- Menggunakan insulasi kebisingan sehingga dapat
mereduksi kebisingan dan menciptakan
kenyamanan dalam ruangan dengan
menggunakan instalasi air-exhaust disetiap lantai
untuk meminimalisir polusi udara
- Dinding dan lantainya yang membantu
menstabilitasikan temperature dalam ruangan
87
BAB III
TINJAUAN KHUSUS PENGADAAN KANTOR
PT.PELNI TOWER DI MAKASSAR
A. Tinjauan Kondisi dan Potensi Kota Makassar
1. Letak Geografis Kota Makassar
Kotamadya Makassar merupakan Ibu kota Propinsi daerah
Tingkat I Sulawesi Selatan yang terletak dipantai barat pada
119º24’17’38’’ Bujur Timur (BT) dan 5º8’6’19’’ Lintang Selatan (LS)
dengan luas wilayah 175,77 Km² yang meliputi 14
kecamatan.Kotamadya Makassar merupakan kota pesisir pantai,
dengan luas wilayah 175,77 km2.
Secara administrative batas-batas wilayah Kota Masyarakat
meliputi :
a. Sebelah Utara : Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
b. Sebelah Selatan : Kabupaten Gowa
c. Sebelah Timur : Kabupaten Maros
d. Sebelah Barat : Selat Makassar
Kondisi fisik :
a. Kota pesisir dengan keadaan wilayah datar
b. Ketinggian 0 s/d 25 m dari permukaan laut
c. Kemiringan tanah 2% ke arah barat
d. Kelembaban udara 73% s/d 86%
e. Suhu udara rata-rata 22oC s/d 32oC
f. Curah hujan tahunan antara 2000 s/d 3000 mm
88
g. Arah angin 210o15’ bujur timur arah selatan daya
h. Kecepatan angin rata-rata 5,1 km/jam
Gambar 31, Peta Kawasan Terpadu Kota Makassar
Sumber : BPS Makassar
Fungsi dan kedudukan Kota Makassar saat ini adalah sebagai
berikut :
1) Secara administrative merupakan ibukota provinsi Sulawesi
Selatan
2) Sebagai pusat pemerintahan Propinsi Daerah Tingkat I
Sulawesi Selatan
3) Merupakan pusat pembangunan propinsi Sulawesi Selatan
4) Merupakan pusat perdagangan yang ditunjang oleh
ketersediaan sarana dan prasarana transportasi
89
5) Merupakan pusat pelayanan social dibidang pendidikan,
kesehatan, budaya serta rekreasi/ hiburan
2. Kondisi dan Potensi Kota Makassar
a. Rencana tata guna lahan
Sehubungan dengan tujuan pembangunan kota Makassar
maka ditempuhlah strategi kebijakan pembangunan yang
senantiasa merujuk pada potensi dasar yang dimiliki oleh daerah
tersebut.
Dari hasil identifikasi masalah terhadap komponen-komponen
penggunaan lahan, maka dari 17.577 Ha yang telah dipergunakan
sebagai lahan perdagangan sekitar 30%, lahan perkantoran
(pemerintahan dan swasta)sekitar 20% pemukiman penduduk
sekitar 40% serta penggunaan lainnya sekitar 10%.
Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTDK) merupakan
penjabaran Kebijakan Dasar Pengembangan (KDP) fisik kota yang
memberikan penjabaran pengembangan fisik kota secara
keseluruhan. Komponen utama dari RUTRK ini adalah Rencana
Tata Guna Lahan (RTGL). RUTDK dijabarkan dalam Sembilan
bagian Bagian Wilayah Kota (BWK) dengan fungsi dominan
maupun fungsi penunjang masing-masing wilayah sesuai dengan
detail Tata Ruang Kota(DTRK).
Pembagian BWK dibagi menjadi 3 zona, antara lain sebagai
berikut.
1) Zona Inti
BWK A, B, dan C atau daerah kota lama sebagai pusat
simpul jasa, terutama kegiatan perdagangan dan juga
perkantoran serta pengembangan pelabuhan. Bagian pusat
90
kota khususnya bagi kegiatan pemerintahan kota dan
kebudayaan berada di wilayah Kecamatan Makassar.
2) Zona Transisi
BWK D, E, dan F atau daerah kota tengah sebagai
wilayah distribusi dan pemukiman, dengan pusat fasilitas
dimana dikembangkan terutama bagi kegiatan pusat
pemerintahan provinsi.
3) Zona Tepi
BWK G, H, dan I atau daerah kota pinggiran yang telah
ditetapkan sebagai ruang pertumbuhan pusat pembangunan.
Gambar 32, Peta Pengembangan Wilayah Kota dan Fungsi
Sumber : BPS Makassar
91
TABEL 5, RENCANA FUNGSI STRUKTUR TATA RUANG BAGIAN
WILAYAH KOTA MAKASSAR TAHUN 2000 - 2011
BWK KECAMATAN LUAS (Ha)
FUNGSI
UTAMA PENUNJANG
( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 )
A Ujung Pandang Makassar Wajo Bontoala Mariso Mamajang
1.331 Pusat Perdagangan, Perniagaan dan Jasa Sosial
Rekreasi, Perhotelan, Pemerintah Kota, Permukiman dan Hutan Kota
B Ujung Tanah 594 Transportasi Laut (Pelabuhan)
Pariwisata Tirta, Militer, Permukiman
C Tamalate 2.021 Rekreasi Pantai, Jasa Pariwisata
Perdagangan, Permukiman, Pendidikan Tinggi, Terminal Darat, Hutan Kota
D Rappocini 923 Jasa Pelayanan Sosial/Umum
Perkantoran, Perdagangan, Permukiman
E Panakkukang 1.705 Pusat Perdagangan, Jasa sosial.
Pemukiman, Pendidikan Tinggi, Perkantoran, Terminal Angkot, Ruang Terbuka Hijau
F Manggala 2.414 Pemukiman Pariwisata, Taman Kota, Pelayanan Sosial,
92
Pendidikan Tinggi
G Tallo 583 Pariwiwsata, Hutan/taman Kota
Jasa Sosial/umum, Pemukiman, Taman Kota
H Tamalanrea 3.184 Pendidikan Tinggi, Pemukiman
Jasa Pelayanan Kesehatan, Industri, Perdagangan Jasa Pelayanan Sosial/umum
I Biringkanaya 4.822 Industri, Pemukiman
Terminal Angk. Darat, Militer, Ruang Terbuka Hijau, Pekuburan
J u m l a h 17.577 Ha
Sumber : Bappeda Kota Makassar
b. Kedudukan wilayah zona perdagangan, jasa dan komersial
Dalam RUTRK buku Draft Review RIK Makassar,
mengarahkan pusat perdagangan, jasa dan komersial sebagai
berikut :
1) Untuk jangka pendek tetap dipertahankan pada kawasan
pertokoan yang ada sekarang (sepanjang Jl. Wahidin
Sudirohusodo dan Jl. Sulawesi)
93
2) Untuk jangka panjang telah dipersiapkan untuk pusat
perdagangan yang lebih luas sebagai pusat perdagangan
kota, yaitu BWK A
3) Lokasi perdagangan yang telah ada perlu dilengkapi dengan
komponen-komponen penunjang seperti landscaping, parkie
dan lain-lain
Dari identifikasi terhadap komponen-komponen penggunaan
lahan yang ada di pusat kawasan kota, maka dari luas ± 482,2 Ha
yang telah digunakan sebagai lahan perdagangan sekitar 30%,
untuk lahan perkantoran (pemerintah dan swasta) sekitar 20%,
lahan permukiman sekitar 40% dan penggunaan lainnya sekitar
10%. Dari komposisi ini, lahan permukiman ternyata masih
menduduki prosentase dominan.
3. Kondisi Perekonomian dan Perdagangan
a. Pertumbuhan Ekonomi
Kota Makassar merupakan pusat pengembangan di kawasan
Indonesia Timur. Makassar mempunyai peranan yang sangat
penting dan strategis dalam bidang ekonomi. Hal ini terlihat dari
semakin meningkatnya berbagai fasilitas hiburan, pusat
perdagangan dan fasilitas yang bersifat komersil lainnya. Fasilitas
– fasilitas ini tumbuh dan berkembang akibat meningkatnya
kebutuhan di masyarakat Kota Makassar. Namun akibat resesi
ekonomi yang terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun
94
kebelakang ini, terjadi penurunan sector perekonomian karena
daya beli masyarakat yang semakin menurun.
TABEL 6, PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN KOTA MAKASSAR
S
umber : BPS Makassar : Makassar Dalam Angka tahun 2006
Realisasi penerimaan daerah otonom tingkat II kota Makassar
periode tahun anggaran 1995/1996 berjumlah Rp 83.662.989
dengan kenaikan rata-rata 17,18 pertahun. Sedangkan realisasi
pengeluaran rutin tahun anggaran 1996/1997 sebesar Rp
37.614.391 berarti terjadi kenaikan rata-rata 26,85% pertahun.
Pertumbuhan ekonomi satu wilayah pada dasarnya tak lain
dimaksudkan untuk mencapai tujutan peningkatan pendapatan
dan kesejahteraan masyarakat peningkatan masyarakat dapat
diukur melalui beberapa cara, salah satu diantaranya adalah dari
hasil perhitungan pendapatan regional (PDRB).
Thn
PDRB ADH
Berlaku
(milyar Rp)
Perkembangan
(persen)
PDRB ADH
Konstan
(juta Rp)
Pertumbuhan
Ekonomi
(persen)
( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 )
2002 9.664.573,14 14,03 8.178.880,13 7,14
2003 11.131.684,20 15,18 8.882.254,69 8,60
2004 13.127.238,54 17,83 9.785.333,89 10,17
2005 15.744.193,91 19,94 10.492.540,67 7,16
2006 18.165.876,32 15,38 11.341.848,21 8,09
95
Nilai PDRB kota Makassar selama 5 tahun terakhir
memperlihatkan kenaikan yang cukup baik, rata-rata 118,98 %
setiap tahunnya menurut harga berlaku dan 7,73 % setiap tahun
menurut harga konstan.
Apabila dilihat perannya terhadap PDRB, maka sector yang
paling dominan adalah sector perdagangan yaitu mampu
mencapai pertumbuhan ril 41,35 % kemudian urutan kedua adalah
sector industry pengolahan yang mencapai sekitar 15,36 %.
b. Kondisi Perdagangan
Pengadaan bangunan Kantor PT.Pelni Tower merupakan
bentuk usaha pengembalian investasi jangka panjang dan
mempunyai nilai keuntungan (benefit) yang cukup besar sekaligus
sebagai salah satu usaha memanfaatkan dan memperdayakan
sumber daya manusia dengan terbukanya lapangan kerja baru.
4. Proyeksi Pengembangan Kantor PT.Pelni Tower di Makassar
Dalam menentukan proyeksi pengembangan Kantor PT.Pelni
Tower di Makassar terdapat beberapa variable sebagai bahan
pertimbangan, yaitu :
a. Jumlah tenaga kerja pada akhir tahun 2010 diperkirakan sebanyak
3.749 pegawai dengan rincian sebagai berikut :
1) Kantor Pusat : 454 pegawai
2) Kantor Cabang : 657 pegawai
3) Pegawai Laut/ABK : 2.638 pegawai
Total : 3.749 pegawai
(sumber : www.pelni.co.id)
96
b. Pertumbuhan jumlah perusahaan di Makassar
TABEL 7, Jumlah Perusahaan Berdasarkan Prosentase Rata -
Rata Pertumbuhan Perusahaan di Makassar
Tahun 2002-2008
Golongan Perusahaan Jumlah
2002 2006 2008
Perusahaan Besar 1.164 2.127 2.876
Perusahaan Menengah 4.582 6.911 8.487
Perusahaan kecil 5.462 8.355 10.333
Jumlah 11.208 12.649 21.527
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar
Untuk mendapatkan proyeksi pengembangan pertumbuhan
perusahaan dari tahun 2002-2008 maka digunakan rumus
geometric :
Rumus Geometrik :
Pn = Po (1+r)n
= 1.164 (1 + 16.27%)6
= 1.164 (1.1627)6
= 2.876
c. Perusahaan yang membutuhkan ruang kantor
Jika dilihat dari kemampuan ekonomi tiap golongan
perusahaan, maka sasaran penyewa kantor adalah perusahaan
besar dan menengah. Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan
Perdagangan kota Makassar tahun 2002, jumlah perusahaan
yang belum menempati/memiliki kantor pribadi adalah 65%,
jumlah perusahaan yang telah memiliki kantor pribadi adalah 35%
97
akan tetapi dari jumlah tersebut yang tidak memenuhi syarat
adalah 18.9%. Dengan demikian jumlah perusahaan yang
membutuhkan ruang kantor 65% + 18,9% = 83,9%
Pada tahun 2002, terdapat sekitar 1.164 perusahaan besar
dan 4.582 perusahaan menengah di Makassar, jadi jumlah
perusahaan yang membutuhkan ruang kantor adalah :
? Perusahaan besar
83,9% x 1.164 = 977 perusahaan
? Perusahaan menengah
83,9% x 4.582 = 3.844 perusahaan
Apabila tingkat pertumbuhan perusahaan besar 16,27%
pertahun dan perusahaan menengah 10,82% pertahun, maka
dapat ditentukan jumlah perusahaan yang membutuhkan ruang
kantor untuk tahun 2008 adalah 2.414 perusahaan besar dan
7.120 perusahaan menengah
TABEL 8, Jumlah Perusahaan Menurut Golongan Usaha Di
Kota Makassar Tahun 2002-2008
Golongan Perusahaan Jumlah
2002 2006 2008
Perusahaan Besar 977 1.786 2.414
Perusahaan Menengah 3.844 5.798 7.120
Jumlah 4.821 7.586 9.534
Sumber : diolah dari table sebelumnya
98
B. Tinjauan Pengadaan Kantor PT.Pelni Tower di Makassar
1. Tujuan Pengadaan dan Fungsi
Kantor PT.Pelni Tower di Makassar bertujuan untuk menunjang
kegiatan transportasi, perdagangan, dan bisnis, utamanya yang
bersifat pelayanan jasa dengan memberikan suatu wadah berupa
tempat atau kantor bagi pengusaha maupun investor untuk
mengembangkan usahanya.
Pengadaaan Kantor PT.Pelni Tower di Makassar sebagai salah
satu usaha peningkatan nilai ekonomi tanah perkotaan dan
mengoptimalkan penggunaan lahan yang terbatas pada daerah pusat
kota.
Sebagai wadah penunjang kegiatan utama yang bergerak
dalam bidang pelayanan jasa transportasi laut, kantor ini berfungsi
memberikan pelayanan yang menyangkut masalah perdagangan dan
bisnis
2. Kondisi Kantor PT.Pelni Tower di Makassar
Dalam meninjau kebutuhan Kantor di Makassar berdasarkan
data dari BPS secara existing sitenya, servis yang diberikan dan
pengaruh-pengaruh perkembangan adalah :
a. Perletakan di pusat Kota
Pada pusat kota, dekat fasilitas yaitu kantor pemerintahan,
perdagangan, dan pelabuhan laut. Mempunyai accessibility yang
baik dari jalan lingkar kota/ring road dan jalan protocol, serta
sekitar lokasi banyak terdapat fasilitas entertainment, pusat
perbelanjaan.
Sehingga lokasi ini menjadi daya tarik dan menguntungkan
sebagai tempat kedudukan Kantor, yaitu terletak pada :
99
1) Jalan Nusantara
2) Jalan Ahmad Yani
3) Jalan Penghibur
4) Jalan Sultan Hasanuddin
b. Perletakan di sekitar jalan protocol
Mempunyai accesibility yang baik. Akses kedalaman kota
atau keluar kota/air port. Mudah untuk mencapai fasilitas kota
dengan radius dekat, yaitu terletak pada :
1) Jalan Bawakaraeng
2) Jalan Mesjid Raya
3) Jalan Jenderal Sudirman
c. Perletakan di area perumahan
Kantor yang berlokasi di area perumahan, mempunyai
pencapaian yang mudah dari radius fasilitas kota yang dekat.
Kantor ini merupakan fungsi rumah tinggal yang ditingkatkan
menjadi fungsi kantor, yaitu terletak pada :
1) Jalan Hertasning
2) Jalan Sungai Saddang
3) Jalan Aeropala
3. Motivasi Kebutuhan Kantor
Karena merupakan akibat dari pada perkembangan Indonesia
pada umumnya, serta perkembangan ekonomi di Makassar
Khususnya. Berarti meningkatkan kegiatan yang membutuhkan wadah
kegiatan motivasi-motivasi yang menjadi tuntutan pengusaha/penyewa
adalah fasilitas akomodasi :
a. Masalah Lokasi
Keinginan pengusaha agar dekat dengan tujuannya
b. Masalah Bangunan
100
Keinginan-keinginan pengusaha akan fasilitas kebutuhannya
didalam kantor serta suasana nyaman (convenience) dan
ketenangan dalam bekerja.
c. Masalah sewa
Mengandung masalah financial terhadap kedudukan social
ekonomi dan pengusaha. Dimana sewa yang diberikan sesuai
dengan kualitas fasilitas yang diberikan.
101
BAB IV
KONSEP DASAR PERANCANGAN
A. Pendekatan Konsep Perancangan Makro
1. Pendekatan Penentuan Lokasi
Pemilihan lokasi yang tepat untuk Kantor PT.Pelni Tower
dengan Konsep Green Architecture di Makassar harus
mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :
a. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum tata ruang kota (RTRUK)
Makassar, sebagai kawasan perkantoran, pusat bisnis,
perdagangan, dan jasa pelayanan sosial.
b. Akses atau pencapaian yang mudah dari segi jarak, kualitas
dan kuantitas jaringan transportasi menuju lokasi
c. Ketersediaan jaringan utilitas kota
d. Ketersediaan fasilitas penunjang
Skala Prioritas dan pembobotan kriteria pemilihan lokasi
1) Lokasi sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota
(RUTRK) Makassar, sebagai kawasan perkantoran, pusat
bisnis, perdagangan dan jasa pelayanan sosial. (Bobot = 35%)
Bobot 35% didasarkan pada pertimbangan tuntutan
pengembangan wilayah kota yang harus sesuai peruntukan
lahan sebagai kawasan perkantoran agar tercipta keterpaduan
lingkungan dengan sekitarnya.
2) Pencapaian yang mudah dari segi jarak, kualitas dan kuantitas
jaringan transportasi menuju lokasi (Bobot = 30%)
Pencapaian yang mudah sangat diperlukan oleh
pengguna bangunan (karyawan) dalam kaitannya dengan
disiplin waktu agar dapat dengan cepat sampai ke kantor.
102
3) Ketersediaan jaringan utilitas kota (Bobot = 20%)
Jaringan utilitas kota sangat diperlukan untuk menunjang
sistem operasional dalam bangunan. Jaringan utilitas yang
memadai seperti jaringan air bersih (PAM), listrik (PLN),
jaringan telepon.
4) Ketersediaan fasilitas penunjang (Bobot = 10%)
Adanya fasilitas penunjang di sekitar lokasi dapat
menunjang aktifitas yang terjadi dalam kantor sewa, seperti:
perkantoran, Bank, pertokoan, dan lain-lain.
Berdasarkan fungsi Detail Tata Ruang Kota (DTRK) kota Makassar,
bahwa alternatif lokasi yang potensial untuk Kantor Sewa dengan
Konsep Green Architecture di Makassar adalah :
a. Alternatif I Kecamatan Rappocini
Dengan fungsi utama sebagai jasa pelayanan sosial kemudian
fungsi penunjang adalah perkantoran, perdagangan, dan
permukiman
b. Alternatif II Kecamatan Panakkukang
Dengan fungsi utama sebagai pusat perdagangan dan jasa
sosial kemudian fungsi penunjang adalah permukiman,
pendidikan tinggi, perkantoran transportasi darat,ruang terbuka
hijau
c. Alternatif III Kecamatan Ujung Pandang
Dengan fungsi utama sebagai perdagangan, perniagaan, dan
jasa sosial kemudian fungsi penunjang adalah rekreasi,
perhotelan, pemerintah kota, permukiman, hutan kota/taman
kota.
103
Gambar 33, Peta Kota Makassar
Sumber : BPS Makassar
TABEL9, PEMBOBOTAN ALTERNATIF LOKASI
No. Kriteria Bobot
(%)
Alternatif 1 Kecamatan Rappocini
Alternatif 2 Kecamata
n Panakkuka
ng
Alternatif 3 Kecamatan
Ujung Pandang
N BN N BN N BN
1
Lokasi sesuai dengan
Rencana Umum Tata
Ruang Kota (RUTRK)
Makassar, sebagai
kawasan perkantoran,
pusat bisnis,
perdagangan dan jasa
pelayanan sosial.
35 3 105 3 105 2 105
2 Pencapaian yang 30 3 90 2 60 2 90
KecamatanRappocini
Kecamatan UjungPandang
KecamatanPanakkukang
104
mudah dari segi jarak,
kualitas dan kuantitas
jaringan transportasi
menuju lokasi.
3 Ketersediaan jaringan
utilitas kota 25 3 75 3 75 3 75
4 Ketersediaan fasilitas
penunjang 10 2 20 2 20 3 30
Total Nilai 100 290 260 300
Keterangan nilai
3 = Baik
2 = Cukup Baik
1 = Kurang baik
Dari tabel di atas maka Kecamatan Ujung tanah ditentukan
sebagai lokasi perencanaan Kantor PT.Pelni Tower
2. Pendekatan Penentuan tapak
Berdasarkan dari pertimbangan sebalumnya tentang
pendekatan konseppenentuan lokasi , maka diperoleh kriteria
penentuan tapak yang dipilih sebagai berikut.
a. Terletak pada kawasan perkantoran
b. Memiliki arah pandang yang baik.
c. Tersedianya sarana dan prasarana transportasi kota untuk
kemudahan pencapaian
d. Tersedianya fasilitas penunjang di sekitar tapak
e. Luas lahan yang potensial untuk menampung seluruh aktivitas
dalam bangunan.
105
Skala prioritas dan pembobotan kriteria pemilihan tapak
1) Terletak pada kawasan perkantoran (Bobot = 30%)
Perencanaan Kantor PT.Pelni Tower, harus mengacu
pada peruntukan lahan kawasan perkantoran, agar tercipta
kesesuaian dengan kondisi lingkungan di sekitarnya.
2) Memiliki arah pandang yang baik (Bobot = 20%)
Keberadaan Kantor PT.Pelni Tower sebagai pusat
kegiatan perkantoran, menuntut tampak terpilih seidealnya
memiliki potensi visual yang menarik dari luar, sehingga dapat
menjadi landmark di lingkungan sekitarnya.
3) Tersedianya sarana transportasi kota untuk kemudahan
pencapaian. (Bobot = 25%)
Pencapaian yang mudah sangat diperlukan oleh
pengguna bangunan (karyawan) dalam kaitannya dengan
disiplin waktu agar dapat dengan cepat sampai ke kantor.
4) Tersedianya fasilitas penunjang di sekitar tapak (Bobot = 15%)
Fasilitas penunjang sangat diperlukan guna mendukung
fungsi bangunan dan aktifitas yang terjadi di dalam bangunan,
seperti: perkantoran, bank, pertokoan, dan lain-lain.
5) Luas lahan yang potensial utnuk menampung aktifitas dalam
bangunan (Bobot = 15%)
Lahan yang tersedia harus dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin, dimana harga lahan di tengah kota
sangat tinggi.
Dari kelima kriteria di atas, maka dipilih beberapa
alternatiftapak yang ideal untuk sebuah kantor sewa di
Kecamatan Rappocini, yaitu:
a) Alternatif 1 = Jl. Ahmad Yani – Jl. Slamet Riyadi
b) Alternatif 2 = Jl. Jend. Sudirman - Jl. G. Bawakaraeng
c) Alternatif 3 = Jl. Jend. Sudirman - Jl. Emmi saelan
106
Gambar 34, Tiga Alternatif Tapak di Kecamatan Ujung Pandang
Sumber : Penulis
TABEL 10,ANALISIS PEMBOBOTAN ALTERNATIF TAPAK
No.
Kriteria Bobot (%)
Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif
3
N BN N BN N BN
1 Terletak pada kawasan
perkantoran 30 3 90 3 90 3 90
2 Memiliki arah pandang
yang baik 20 3 60 3 60 3 60
3 Tersedianya sarana
transportasi kota untuk
kemudahan
25 3 75 3 75 3 75
Alt.II
Alt.III
Alt.I
107
pencapaian
4 Tersedianya fasilitas
penunjang di sekitar
tapak
15 2 30 3 45 2 30
5 Luas lahan yang
potensial utnuk
menampung aktifitas
dalam bangunan
15 2 30 3 45 3 45
Total 100 285 315 300
Keterangan nilai
3 = Baik
2 = Cukup Baik
1 = Kurang baik
Dari data tabel maka tapak terpilih sebagai tapak perancangan
kantor PT.Pelni Tower adalah alternatif 3. Tapak terletak di Jl. Jend.
Sudirman. Secara administratif, tapak berbatasan dengan:
(1) Sebelah Utara : Jl. Emmi Saelan
(2) Sebelah Timur : Gedung Islamic Centre IMMIM
(3) Sebelah Selatan : Gedung Polisi Militer
(4) Sebelah Barat : Perumahan
Gambar 35, Lokasi Terpilih
Sumber : Penulis
LOKASI TERPILIH
108
Gambar 36, Tapak Alternatif Terpilih
Sumber : Penulis
JL. EMMI SAELAN
JL. Jend. SUDIRMAN
GEDUNG IMMIM
GD.POLISI MILITER
PERUMAHAN
109
3. Konsep Pengolahan Tapak
Kriteria pengolahan tapak secara utuh dalam kesatuan antara
ruang luar dengan massa bangunan meliputi :
a. Tuntutan pendaerahan.
1) Penempatan massa bangunan sesuai dengan fungsi
2) Penempatan ruang-ruang pada area yang noise sedang -
tinggi mengelilingi massa bangunan
b. Tuntutan Penampilan fisik
1) Mencerminkan sebagai bangunan kantor
2) Menghindari kesan monoton
c. Tuntutan penataan entrance
1) Memungkinkan pencapaian dari jalur -jalur sirkulasi utama
2) Tidak mengganggu arus sirkulasi
Selain itu, dalam penataan tapak perlu diperhatikan mengenai
pengelolaan lingkungan karena mempunyai pengaruh pada
penampilan dan letak bangunan. Ada beberapa hal yang berkaitan
dengan pengelolaan lingkungan, yaitu
a. Penentuan Orientasi Bangunan
Faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan orientasi
bangunan, yaitu :
1) Orientasi terhadap sinar matahari
a) Pandangan ke arah luar akan di buka seluas-luasnya
untuk mencapai kesan a lami , namun or ientas i
penyinaran matahari menjadi hal penting sehingga
perletakan bangunan tidak menimbulkan efek silau.
b) Penyinaran maksimal untuk daerah yang membutuhkan
b a n y a k c a h a y a s a n g a t d i b u t u h k a n s e h i n g g a
pengaturannya sebisa mungkin memanfaatkan cahaya
matahari secara optimal
110
2. Orientasi terhadap angin
a) Dalam hal ini mempengaruhi tata letak, orientasi
bangunan dan kenyamanan terhadap unit-unit ruang
dalam bangunan
b) Penggunaan arah angin sebagai penghawaan alami
digunakan ruang melalui bukaan-bukaan.
Gambar 37, Arah Matahari dan Angin
Sumber : Penulis
3. View
a) Memberikan identitas sebagai bangunan kantor
b) Memungkinkan sebagai titik tangkap yang ideal dari
segala arah dengan memperhatikan lintasan matahari
dan arah angin
111
Gambar 38, View dari luar tapak
Sumber : Penulis
Gambar 39, View ke luar tapak
Sumber : Penulis
4. Noise
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meredam kebisingan ini
adalah :
1) Peninggian lantai dasar bangunan
112
2) Pemanfaatan unsur lansekap di sekeliling bangunan.
3) Membuat jarak lebih kedalam dari muka jalan ke
bangunan.
Gambar40, Sumber Kebisingan
Sumber : Penulis
b. Penzoningan Tapak
Salah satu faktor yang erat hubungannya dengan
penzoningan tapak adalah faktor kebisingan dimana zona
publik diletakkan pada area yang memiliki tingkat kebisingan
cukup tinggi, zona semi publik dan zona service diletakkan
pada area yang kurang bising dan zona privat diletakkan
pada area yang tidak bising atau tenang.
Adapun tujuan dari penzoningan tapak yang ingin dicapai,
yaitu :
1) Masing-masing kelompok tidak saling mengganggu
2) Pencapaian yang efektif
3) Mempunyai hubungan sesuai dengan sifat pemakainya
Sehingga alternatif pola pengelompokan fisiknya dapat
digambarkan dengan memperhatikan :
1) Bentuk dan jenis kegiatannya
2) Karakter masing-masing kegiatan
113
Fungsi kegiatan pada tapak dikelompokkan ke dalam
beberapa zona, yaitu :
1) Zona semi publik
Merupakan daerah yang dapat dicapai dengan bebas oleh
publik dan letaknya harus mudah dicapai dari pintu utama.
2) Zona semi privat
Merupakan zona peralihan antara semi publik dan
privat yang menuntut suasana yang tenang dan
nyaman.
3) Zona privat
Merupakan zona yang bersifat khusus dan tidak
berhubungan langsung dengan kegiatan publik
4) Zona service
Merupakan zona yang meliputi seluruh kegiatan servis
untuk melayani segala hal yang menyangkut servis
bangunan yang memberi rasa aman dan nyaman bagii
pemakainya. Zona ini harus jelas dan mudah untuk
dicapai, balk dari dalam maupun dari luar bangunan
Gambar41, Zoning tapak daerah perencanaan
Sumber : Penulis
114
c. Penempatan Entrance
1) Main entrance
Main entrance merupakan jalur utama untuk masuk ke
tapak. Jadi kr i ter ia penentuan letak main entrance
diharapkan dekat dengan arah datangnya pengunjung. Hal
ini bertujuan untuk memudahkan pencapaian ke tapak dan
memudahkan security access dalam mengatur keamanan
pemakai gedung. Adapun persyaratan main entrance yaitu :
a) Mudah terlihat oleh pelaku kegiatan dengan
membuat ruang penerimaan
b) Dekat dengan kemungkinan arah datangnya
pengunjung / tamu
c) Kemudahan pencapaian ke tapak bangunan
d) Tidak menganggu kelancaran arus lalu lintas
disekitarnya.
2) Side entrance
Side entrance difungsikan sebagai alternatif
pencapaian untuk jalan keluar tapak tanpa harus
mengganggu jalur masuk. Difungsikan pula sebagai jalur
keluar dari bahaya yang mengancam seperti kebakaran
ataupun ancaman pihak tertentu. Adapun persyaratan side
entrance, yaitu :
a) Jelas dan mudah arah masuk dan keluar site
b) Menghindari terjadinya crossing sirkulasi dalam site
c) Memudahkan pengawasan dari segi keamanan
3). Service entrance
Merupakan pencapaian bagi sirkulasi kegiatan
service, seperti kegiatan service bangunan, pengangkutan
keluar masuknya barang, seperti kebutuhan untuk food
court. Service entrance juga digunakan sebagai jalan masuk
115
dan keluar bagi pengelola dan karyawan Pemakai gedung
yang berjalan kaki disediakan entrance khusus pejalan kaki.
d. Sirkulasi pada Tapak
Sirkulasi pada tapak didasarkan atas pertimbangan
1) Aktifitas pelaku kegiatan
2) Perletakan main entrance dan side entrance
3) Pencapaian ke dalam bangunan
Sirkulasi terbagi tiga, yakni sirkulasi manusia
(pejalan kaki), sirkulasi kendaraan dan sirkulasi barang.
Perlu perbedaan ketinggian antara jalur pejalan kaki
dengan jalur sirkulasi kendaraan. Kedua jalur tersebut
terpisah dan diarahkan secara jelas agar tidak terjadi
crossing. Sedangkan untuk sirkulasi barang dipisahkan
dengan sirkulasi pejalan kaki.
a) Sirkulasi manusia (pejalan kaki)
Manusia sebagai pemakai wadah ini memerlukan
suatu jalur sirkulasi yang balk dan efisien. Untuk itu
sirkulasi ini sebaiknya :
(1) Berfungsi sebagai pengarah
(2) Tidak terjadi cross sirculation dengan sirkulasi
lainnya
(3) Tidak terjadi overlapping antara sirkulasi
pengunjung, pengelola dan penghuni / karyawan
b) Sirkulasi kendaraan
(1) Kemudahan pencapaian dari bangunan utama
(2) Pemisahan yang jelas untuk tiap jenis dan fungsi
kendaraan
116
(3) Arah dan pola jalan yang memberikan kemudahan
dan keleluasaan
c) Sirkulasi barang
(1) Kelancaran arus keluar masuk barang
(2) Terpisah dari jalur sirkulasi pengunjung
Untuk sirkulasi kendaraan di dalam tapak, main entrance
diletakkan pada jalan poros utama selanjutnya ke
tempat parkir yang telah disediakan. Sedangkan
kendaraan servis dan pengunjung masuk dan keluar
melalui side entrance yang terletak di jalan alternatif.
Untuk sirkulasi pejalan kaki dapat masuk melalui
pedestrian yang telah disediakan.
e. Area Parkir
Secara garis besar sistem perparkiran berdasarkan lokasi
yang disediakan, dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu
parkir pada jalur jalan dan dalam gedung. Sistem parkir
tersebut dapat dibedakan lagi menjadi beberapa bentuk dan
tapak diberikan kriteria-kriteria sebagai berikut :
1) Halaman parkir
Yaitu sebidang tanah yang merupakan bagian persil dari
bangunan dan digunakan sebagai tempat parkir
pelengkap dari kegiatan bangunannya.
2) Ruang parkir dalam bangunan
Yaitu ruang pada sebagian lantai bangunan yang
berfungsi sebagai fasilitas pelengkap dari kegiatan
bangunannya.
3) Pelantaran parkir
4) Bangunan parkir
117
Berdasarkan kriteria, penentu dalam pemilihan sistem
parkir pada tapak, antara lain :
1) Kemudahan pencapaian ke masing-masing tempat
kerja
2) Kesesuaian lahan
3) Menghindari kebisingan didalam tapak
4) Menyatu dengan sistem sirkulasi dalam tapak
5) Mengutamakan keamanan
Parkir dipisahkan menjadi 3 area yaitu untuk kendaraan
tamu perusahaan/pengunjung, pengelola, dan parkir penyewa
kantor maupun retail.
1) Parkir tamu perusahaan diletakkan pada daerah yang lebih
dekat dengan main entrance sehingga diharapkan adanya
kemudahan dalam pencapaian.
2) Parkir pengelola diletakkan pada area yang dekat
dengan gedung dan di dalam gedung (basement)
3) Parkir penyewa kantor maupun retail diletakkan pada
area di dalam gedung yang besifat eksklusif dimana
ruang parkir tersebut tidak dapat digunakan selain
penyewa kantor dan retail.
Perbedaan kebutuhan ruang parkir merupakan akibat
dari perbedaan sifat penggunaan lahan. Yang diperlu
diperhatikan dalam mendesain kebutuhan ruang parkir
adalah kebutuhan fungsi utama. Perbedaan sifat
penggunaan parkir diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Untuk kantor sewa, dibutuhkan ruang parkir yang
eksklusif, dibayar bulananan serta kepastian bahwa
ruang parkirnya tidak akan digunakan oleh pihak lain.
118
b) Untuk komersial, kebutuhan ruang parkir yang
dibutuhkan umumnya tidak eksklusif karena waktu
penggunaannya antara 30 menit – 120 menit
Karena perhitungan nilai lahan cukup tinggi, maka
pemakaian parkir dalam bangunan merupakan alternatif
pemecahan akibat kebutuhan akan area parkir yang besar.
Selain menggunakan bangunan sebagai area parkir,
bangunan ini tetap menggunakan area parkir pada lahan
yang tidak terbangun yang merupakan kesatuan dari
penataan ruang luar.
A (mm) B (mm) C (mm)
Dalam
bangunan
2300 4600 6000
Luar bangunan 2400 5500 6100-6700
Gambar 42, Kebutuhan ruang parkir 90O
sumber: Neufert. Data Arsitek, jilid 1: 22
4. Pendekatan Tata Ruang Luar
Dalam penataan ruang luar yang harus diperhatikan adalah hal-hal
sebagai berikut:
a. Penyelesaian perencanaan ruang luar dengan lingkungan
dan elemen yang ada.
B B C
A
A
A
A
119
b. Pola sirkulasi yang mendukung integritas dan koordinasi
antara masing-masing fungsi kegiatan.
c. Pola sirkulasi yang jelas dan terarah. Pengelolaan taman
dan elemen ruang luar harus dapat member arah dan
orientasi ke bangunan.
d. Pohon pelindung dan tanaman yang ada direncanakan
perletakannya sehingga dapat menyaring debu, meredam
suara, pelindung dari sinar matahari/ panas dan mengurangi
kecepatan angin serta berbagai sarana istirahat dan
komunikasi di samping sebagai unsur estetik.
e. Penataan ruang luar/ elemen lansekap untuk memberi
penyempurnaan dan keharmonisan pada bangunan, di
samping sebagai pembatas dan pengarah juga berfungsi
sebagai pelindung dan penyejuk.
f. Material ruang luar yang dipakai berdasarkan pada :
1) Daya tahan material.
2) Penampilan dan kecocokan iklim
3) Nilai estetis
Material ini dibedakan antara dua jenis, yaitu:
a) Soft Material
Elemen ruang luar yang bersifat lunak, misalnya pohon
atau tanaman yang dipergunakan untuk penataan
lansekap. Elemen lunak ini berfungsi:
? Sebagai pengarah, pembatas, peneduh, penerima
dan mengurangi kebisingan.
? Penutup permukaan (rumput)
? Tanaman peneduh dan pengarah
? Tanaman pembatas
? Semak Kecil (2,5 cm – 25 cm) misalnya rumput-
rumputan, sebagai penutup tanah ditanam pada :
120
1) Tepi jalan setapak
2) Disekeliling bangunan
? Semak rendah/ sedang (45 cm – 200 cm)
misalnya Howarita puring, sebagai pembatas/
pemisah pagar ditanam pada :
1) Tepi jalan setapak sebagai penghias
2) Sisi bangunan
3) Sekitar bangunan untuk meredam bising dan
sebagai penghias.
? Pohon sebagai pengarah sirkulasi dapat diletakkan di
tepi jalan. Selain itu difungsikan sebagai
pembatas gerak manusia dalam tapak. Altenatif
yang digunakan adalah palm raja, cemara gunung,
tanjung dan lainnya
? Pohon pelindung(5 m – 15 m) difungsikan untuk
menahan silau yang ditimbulkan matahari, sebagai
pengarah dan peredam bunyi dari dalam dan luar
site. Di letakkan pada area parkir dan
pedestrian. Sebaiknya adalah pohon yang cukup
besar dan tinggi. Alternatif yang dapat digunakan
adalah palm raja, tanjung dan rasamala.
? Tanaman penutup tanah yaitu tanaman yang
digunakan untuk menambah nilai estetika pada
bidang tanah. Kriteria dari tanaman penutup tanah
adalah tidak terlalu tinggi sekitar 10-20 cm dan
memiliki nilai estetika tinggi. Alternatif yang
digunakan adalah rumput-rumputan dan tanaman
perdu yang diletakkan pada taman dan plaza.
121
b) Hard Material
Elemen ruang kuar yang bersifat keras yang digunakan
untuk sirkualasi manusia dan kendaraan, juga berfungsi
sebagai elemen dekoratif, terdiri dari:
? Lampu untuk taman, parkir, dan pedestrian
? Lampu taman, tinggi maksimum 1,50 m
? Lampu jalan setapak tinggi 2,50 – 3,50 m.
? Lampu parkir, jalanan dengan tinggi 7,50 – 12 m.
? Penunjuk jalan untuk memberi kejelasan
? Plaza
Merupakan daerah pertemuan sirkulasi pejalan kaki
dari segala arah. Material yang digunakan adalah
material yang kuat, tahan terhadap beban berat dan
memiliki nilai estetika yang tinggi.
? Pedestrian
Merupakan jalan setapak sebagai sarana sirkulasi
disekitar bangunan yang diperuntukkan bagi pejalan
kaki. Pedestrian ditata secara dinamis. Untuk
dapat difungsikan sebagai pengarah sirkulasi
yang jelas, digunakan elemen tanaman pada
pedestrian, penggunaan tekstur dan warna.Paving
blok digunakan pada pedestrian sebagai jalan
sirkulasi pejalan kaki karena sifat material tersebut
dapat mengabsorbsi panas matahari maka perlu
dipadukan dengan soft material agar tercipta suasana
yang sejuk
? Jalan dan parkir kendaraan
Jalan terdiri dari jalur kendaraan tamu
perusahaan dan kendaraan pengunjung apartemen,
122
dimaksudkan agar tidak terjadi cross sirculation.
Adapun konstruksi rencana jalan dan parkir dengan
menggunakan bahan yang kuat, tahan terhadap
beban berat, mudah dalam pengerjaannya dan
memiliki nilai estetika
Penataan tata hijau pada daerah ini difungsikan
sebagai pelindung dan penyerap panas serta
merupakan unsur estetika pembentuk ruang luar.
Pola penataan diusahakan dengan penataan
pohon pelindung sejajar sesuai layout
parkir.Rencana jalan dipilih material konstruksi jalan
hot mix, sedangkan untuk parkir, digunakan paving
blok yang divariasikan dengan tanaman penutup
5. Pendekatan Sistem Sirkulasi dalam tapak
a. Sirkulasi kendaraan, yang terdiri dari :
- Kendaraan penghuni
- Kendaraan pengelola
- Kendaraan pengunjung.
- Kendaraan barang.
Keempat jalur sirkulasi diatas diberikan masing-masing
kejelasan agar sirkulasi pada tapak dapat lancar dan
memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pemakai.
b. Sirkulasi pedestrian
Sirkulasi pedestrian diusahakan agar manusiawi, terarah dan
jelas serta sedapat mungkin tidak terjadi “crossing” dengan
sirkulasi kendaraan. Maka disekitar tapak diperlukan tempat
pemberhentian kendaraan umum untuk mencegah terjadinya
kemacetan di jalan yang bersangkutan
123
c. Sirkulasi Ruang Luar dan Parkir
Secara merata mendistribusikan beban lalu lintas pada sebuah
jalur jalan raya yang telah memiliki hierarki. Untuk kelancaran
masuk keluarnya kendaraan ke dan dari area parkir maka gerak
kendaran masuk dan keluar dijadikan satu arah.
B. Pendekatan Konsep Perancangan Mikro
1. Pendekatan terhadap bentuk dan penampilan bangunan
a. Filosofi Bentuk
Penentuan bentuk dan penampilan bangunan Kantor PT.Pelni
Tower di Makassar didasarkan pada pertimbangan fungsi dan
ekspresi (wastu dan citra) dalam kaitannya sebagai perwadahan
kegiatan-kegiatan perkantoran. Filosofi bentuk merupakan
elemen penting dalam perwujudan ekspresi dan identitas
bangunan, dimana pendekatannya bertumpu pada pemaknaan
nilai-nilai yang akan dimunculkan pada kantor PT.Pelni tower.
b. Jika pencitraan kantor PT.Pelni Tower lebih berfokus pada
identitas kota Makassar, maka filosofi bentuk yang dianutnya
sedapatnya berkisar pada penggabungan aspek historis
sebagai wujud pengembalian supremasi bangsa dengan
aspek identitas kota (trademark / icon), maka seidealnya
bangunan akan mewakili aspek historis-cultural kelautan
Kota Makassar seperti : Phinisi, Laut, Perahu Sandeq,
Rumah adat, Badik dan lain-lain.
c. Jika pencitraan kantor PT.Pelni Tower lebih berfokus pada
penekanan konsep green architecture, maka filosofi
bentuknya berkisar pada transformasi bentuk variasi
beberapa tumbuhan hijau atau bagian dasar sebuah
vegetasi seperti: daun, bunga, akar, ranting, dan lain-lain
124
d. Jika pencitraan kantor PT.Pelni Tower lebih berfokus pada
hal-hal yang bertalian erat dengan kantor, sesuai fungsi
bangunan nantinya yang akan mawadahi aktivitas
perkantoraan, maka filosofi bentuknya berkisar pada
transformasi bentuk perkakas / alat tulis kantor (ATK),
seperti: ballpoin, suntik printer, lemari kantor, komputer, dan
lain-lain.
b. Bentuk bangunan
Faktor utama dalam penentuan bentuk dasar dari suatu
bangunan adalah fungsi serta sifat kegiatan yang ditampungnya.
Dalam hal ini fungsi yang direncanakan adalah kantor PT.Pelni
Tower sebagai tempat yang bersifat komersial sehingga
pendekatan terhadap bentuk dasarnya mempertimbangkan
kepentingan dan keinginan pihak pengelola dan konsumen.
Dengan demikian maka pendekatan bentuk bangunan
didasarkan pada pertimbangan:
1) Kesesuaian bentuk dengan kondisi tapak
2) Kesesuaian bentuk dengan fungsi bangunan dan aktivitas
yang akan diwadahi.
3) Mewujudkan konsep green architecture dalam perancangan
bangunan, baik dari segi eksterior, interior, penataan
lansekap, maupun pengadaan ruang-ruangnya.
4) Keserasian dan keselarasan lingkungan sekitar.
5) Unsur - unsur estetika.
6) Efektifitas ruang, serta kemudahan dalam pelaksanaan.
Pendekatan bentuk dasar terhadap bentuk tapak yang
ada serta sifat kegiatan masing-masing mempengaruhi
modifikasi dari bentuk dasar bangunan sehingga memberi nilai
estetika pada bangunan.
125
c. Penampilan bangunan
Penampilan bangunan merupakan factor yang sangat
menentukan keberhasilan suatu perencanaan, terutama bagi
suatu bangunan yang bersifat komersil. Dalam hal ini
penampilan bangunan dari luar maupun tata ruang dalam
bangunan harus menunjukkan ciri dan karakter serta aktivitas
dalam bangunan.
Pertimbangan yang dipakai dalam Kantor PT.Pelni Tower
dengan Konsep Green Architecture di Makassar adalah:
1) Penampilan yang tetap berkesan modern yang menggunakan
struktur dan material rangka baja, namun tetap memenuhi
asas-asas fisika bangunan yang harus di terapkan pada
bangunan dengan iklim tropis, serta penekanan kesan hijau
dengan pengadaan vegetasi di beberapa area di setiap lantai.
2) Pencapaian ke dalam tapak bangunan harus mudah dan
lancar dengan menempatkan posisi entrance pada posisi
yang aman untuk menghindari kemacetan.
3) Sudut pandang/ view yang terbaik dan potensial terhadap
tapak
4) Bentuk bangunan aerodinamis untuk mengantisipasi arah
angin
5) Menerapkan prinsip-prinsip desain green architecture atau
arsitektur hijau.
2. Pendekatan Program Ruang
a. Pendekatan Kebutuhan Ruang
Pendekatan kebutuhan ruang dengan faktor penentu:
126
? Jenis kegiatan yaitu kegiatan kegiatan pokok seperti
administrasi dan kegiatan penunjang seperti kegiatan
pelayanan (servis) dan kegiatan penunjang lainnya.
? Jenis perabot dan peralatan setiap jenis kegiatan
mempunyai peralatan atau perabot yang spesifik dan dapat
dijadikan standar.
? Hubungan fungsional antar kegiatan dalam bangunan.
Adapun pengelompokan kegiatan pada kantor PT.Pelni Tower dapat
dibagi sebagai berikut:
1. Kelompok kegiatan utama
Kelompok kegiatan utama dilakukan oleh pihak pemilik/pengelola
dan penyewa bangunan dengan aktivitas/ kegiatan kantor yang
bersifat administratif.
2. Kelompok kegiatan penunjang
Kelompok kegiatan penunjang dialksanakan oleh seluruh pemakai
bangunan dengan meliputi berbagai aktivitas/ kegiatan seperti
pertemuan/ seminar/ rapat, informasi, promosi, santai sera istirahat.
3. Kelompok kegiatan servis
Kelompok kegiatan servis meliputi kegiatan seperti perawatan
bangunan (maintenance) dan perlengkapannya, mengawasi dan
mengontrol sistem bangunan, menjaga keamanan dan
kenyamanan pemakai dalam hal ini pihak penyewa bangunan dan
penngelola. (dapat dilihat pada tabel berikut)
127
TABEL 11,PENGELOMPOKAN KEGIATAN PADA KANTOR
PT.PELNI TOWER
Fungsi Kegiatan Tujuan Sarana Fisik Pemakai Waktu
Waktu
Karakteristik dan Kriteria
Kebutuhan Ruang
Lobby ? Memberikan informasi
? Mencari informasi
? Menerima pengunjung
? Area Lobby
? Area
resepsionis
? Pengunjung ? Karyawan
08.00-
17.00
? Suasana Formal, Nyaman dan Tenang
? Keamanan Khusus
? Kemudahan Pencapaian
? Area Lobby
? Area
resepsioni
s
Perkantoran
Utama
(PT.Pelni)
? Melakukan kegiatan administrasi
? Pertemuan/ rapat
? Bertemu relasi
R.Kantor ? Direktur utama
? Direktur usaha
? Direktur armada
? Direktur keuangan
? Direktur SDM/Umum
? Sekretaris ? Karyawan ? Tamu
08.00-
17.00
Suasana formal,nyaman dan tenang
? Rg. Direktur utama
? Rg. Wakil direktur utama
? Rg. Direktur usaha
? Rg. Direktur armada
? Rg.Direktur keuangan
? Rg. Direktur SDM/umum
? Rg. Kepala devisi
? Rg. Sekretaris
? Rg. Rapat intern
? Rg. Tamu ? Rg. Servis
128
Perkantoran ? Bekerja ? Pertemuan/
Rapat ? Bertemu
Relasi
R. Kantor ? Pimpinan ? Karyawan ? Tamu
08.00-
17.00
Suasana Formal, Nyaman dan Tenang
? Ruang Pemimpin
? R. Sekretaris
? R. Karyawan
? R. Rapat ? R.Tamu ? R. Servis
Pelayanan Perbankan
? Mengelola Administrasi
? Melayani ? Memberi
Informasi
Bank ? Pimpinan ? Karyawan
08.00-
17.00
? Suasana Formal, Nyaman dan Tenang
? Keamanan Khusus
? Kemudahan Pencapaian
? Hall dan Ruang Tunggu
? R. Costumer Servis
? R. Teller ? R. Kasir ? R.
Administrasi
? R. Khasanah
? R. Keamanan
? R. Sekretaris
? R. Tamu ? R. Rapat
Penjualan dan Jasa
? Membeli Kebutuhan
? Melihat-Lihat
? Melayani ? Mengelola
Retail Pengunjung 08.00- 22.00
Suasana Rekreatif, Santai Dan Formal
? Kantor Pos ? Toko
Furniture ? Toko Obat ? Toko Buku ? Toko
Buah& bunga
? Counter pulsa
? Toko Roti
129
? Salon ? Butik ? Toko
Souvenir ? Biro
Perjalanan ? Agen
Penerbangan
? Money Changer
? Makan dan Minum
? Istirahat ? Menjamu
Relasi ? Menyiapkan
Makanan dan Minuman
? Melayani ? Mengelola
? Restorant ? Coffee
Shop
Pengunjung 08.00- 22.00
? Suasana Rekreatif
? Intensitas Kegiatan Tinggi Pada Siang dan Malam Hari
? R. Makan ? Toilet ? R. Kasir ? R. Dapur ? Ruang
Penyimpanan
? R. Karyawan
Ibadah ? Sholat Mushalla ? Pemakai gedung
? Karyawan ? Pengunjung
24 jam Suasana tenang
? R.wudhu ? R. shalat
Servis ? Pelayanan ? Kegiatan
Operasional
R. Servis dan Utilitas
? Pemakai Gedung
? Karyawan ? Pengawas
Retail 24 Jam
Permisahan Zona dan Sirkulasi dari Area Pabrik
? R. Bongkar Muat Barang
? R. Utilitas ? Ruang ME ? R. Genset ? R.
Komputer ? Gudang ? Toilet ? Pantry
Parkir ? Parkir Kendaraan
? Mengatur
Tempat Parkir
? Pengunjung ? Karyawan ? Pengelola
Sesuai Aktivitas yang
? Sirkulasi Teratur
? Pencapaian
? Area Parkir Mobil
? Area Parkir
130
? Mengawasi ? Petugas Parkir
dituju Mudah Motor ? R. Tunggu
Sopir ? Pos
Keamanan
Sehingga dari tabel di atas maka ditentukan ruang-ruang yang dibutuhkan
dalam kantor PT.Pelni Tower:
1) Jenis kegiatan pokok (administrasi):
? Ruang kerja
? Ruang tamu
? Ruang kepala
? Ruang rapat (sifatnya insidentil)
2) Ruang untuk kegiatan penunjang:
? Ruang servis
? Ruang utilitas
? Gudang
? Ruang sirkulasi (vertikal dan horisontal)
3) Ruang –ruang umum:
? Area parkir
? Lobby
? Toilet dan lavatory
? Ruang-ruang tambahan
? Ruang konvensi
? Ruang pameran
? Restoran
b. Pendekatan Bentuk Ruang
Pendekatan bentuk ruang dengan faktor penentu sebagai berikut:
o Efisiensi cahaya dan penghawaan
o Fleksibilitas ruang
o Mempunyai modul tetap, pertimbangan struktur digunakan
o Orientasi ruang yang jelas
131
o Faktor estetika
o Jenis perabot
TABEL 12,DAFTAR PERALATAN DAN TENAGA KERJA
TENAGA TUGAS PERALATAN
DIREKTUR UTAMA
Sebagai pimpinan utama yang mengawasi seluruh kegiatan operasional departemen yang ada dalam kantor sewa dan sebagai pengambil keputusan utama dimana telah dirapatkan sebelumnya
? meja + kursi ? File box ? Komputer + meja ? Sofa + meja
SEKRETARIS Mengatur jadwal acara atau jadwal kerja serta menerima tamu dari general manager atau bertanggung jawab dalam bidang korespondensi terhadap general manager
? meja + kursi ? File box ? Komputer + meja ? File cabinet ? Kursi tamu
KEPALA DEVISI
Bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap aktivitas yang dilaksanakan oleh masing – masing bagian yang terdapat pada kantor sewa dan membantu general manager dalam menangani tugas – tugas yang ada
? meja + kursi ? File box ? Komputer + meja ? File cabinet ? Kursi tamu
FRONT OFFICE DEPARTMENT
Bertanggung jawab pada manager dan kelancaran operasional department yang dipimpin. Bagian ini berfungsi sebagai penghubung antar tamu dan informasi dari pihak pengelola dan membuat laporan pengunjung yang datang
? Meja + kursi ? File box ? Komputer + meja ? File cabinet ? Kursi ? Meja resepsionis
132
HOUSE KEEPING DEPARTMENT
Memelihara kantor sewa yang meliputi pemeliharaan kebersihan kantor sewa dengan menyiapkan dan membersihkan kantor sewa dan fasilitas lainnya
? Meja + kursi ? File cabinet ? Lemari ? Alat kebersihan
ENGINEERING DEPARTMENT
Bertanggung jawab menangani masalah utilitas yang ada baik di dalam maupun sekitar bangunan, serta memelihara, merawat, dan memperbaiki kerusakan
? Meja + kursi ? Lemari ? Box alat
PERSONAL DEPARTMENT
Bertanggung jawab akan masalh kepegawaian, pelatihan dan kesejahteraan karyawan itu sendiri maupun dengan atasan, mengadakan evaluasi terhadap pekerjaan setiap karyawan itu sendiri serta menyeleksi dan mengangkat pegawai baru
? meja + kursi ? File box ? Komputer + meja ? File cabinet ? Kursi tamu
MARKETING DEPARTMENT
Bertanggung jawab atas penyewaan kantor dan fasilitas – fasilitas yang disediakan dan mengadakan hubungan dengan relasi – relasi yang dapat mempromosikan kantor sewa agar memenuhi target penyewaan oleh pihak pengelola
? meja + kursi ? File box ? Komputer + meja ? File cabinet ? Kursi tamu
ACCOUNTING DEPARTMENT
Bertanggung jawab menangani masalah keuangan, mulai dari pendapatan, pengeluaran rutin, keuntungan yang diperoleh, gaji karyawan dan lainnya
? meja + kursi ? Komputer + meja ? File cabinet
SECURITY Bertanggung jawab menangani masalah keamanan dan ketertiban dalam bangunan dan luar bangunan yang berada disekitar kantor sewa
? meja kerja+ kursi ? Peralatan kerja
133
c. Pola Sirkulasi Ruang
ALUR SIRKULASI ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
PT.PELNI
Gambar 43, Alur Sirkulasi Administrasi dan Manajemen
sumber: Penulis
ALUR SIRKULASI PENGUNJUNG / PENYEWA
Main entrance Parkir Basement
Hall Core Retail
R. informasi
DewanDireksi
HALL
DirekturUtama
Direktur Usaha Direktur Armada DirekturKeuangan Direkur SDM
134
Gambar 44, Alur Sirkulasi Pengunjung
sumber: Penulis
ALUR SIRKULASI PENUNJANG / PENGELOLA
Gambar 45, Alur Sirkulasi Penunjang dan Pengelolah
sumber: Penulis
ALUR SIRKULASI SERVICE
Ibadah
Parkir
R. Pameran
BANK
Core
R. Pertemuan
Restaurant
Entrance
Hall
Pengelola
Retail
Keamanan
Servis
Informasi
R. Kontrol
R. ME
R.Pompa Core Genset
Reservoir
135
Gambar 46, Alur Sirkulasi Service
sumber: Penulis
d. Pendekatan Besaran Ruang Kantor Unit Terkecil
Melihat kantor sewa yang bersifat spekulatif dimana besaran
kebutuhan dan aktivitas penyewa belum dapat dipastikan, maka
besaran ruang dapat dicari dengan asumsi:
Neufert (1989) menyatakan “kebutuhan ruang kantor dapat dihitung
dengan menggunakan dua cara yaitu : ruang gerak orang
(misalnya standar ruang perorangan x jumlah orang) + ruang
tambahan untuk sarana penunjang + faktor (biasanya 15%) untuk
sirkulasi utama”
TABEL 13,BESARAN RUANG KANTOR UNIT TERKECIL
Kebutuhan
ruang
Standar
ruang Sumber Kapasitas Perhitungan
Luas
(m2)
Total
(m2)
Ruang kerja
i. Ruang
pimpinan
ii. Ruang
sekretaris
iii. Ruang
karyawan /
staf
15 m2/ org
12 m2/ org
6 m2/ org
NAD
NAD
NAD
1 orang
1 orang
1 orang
= 15 m2/ org x 1
orang
= 12 m2/ org x 1
orang
= 6 m2/ org x 2
orang
15,00
12,00
12,00
Total ruang kerja 39,00
136
Ruang
penunjang
(ruang
penerima tamu,
rapat, dll)
10 % ruangkerja
NAD
= 10% x 39 3,90
Total ruang penunjang 3,90
Total ruang kantor 42,90
Sirkulasi utama 20% = 20% x 42,9 8,58
Besaran ruang kantor unit terkecil 51,48
Berdasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa
modul sruktur yang sesuai untuk bangunan kantor PT.Pelni Tower
adalah modul 7,2 m x 7,2 m dengan luas 51,84 m2.
Jadi, luas ruang kantor unit terkecil berdasarkan modul struktur
adalah 51,84 m2.
137
Gambar 47, Contoh Luasan Unit Kantor Terkecil
sumber: Data Arsitek
Besaran ruang kantor unit terkecil erat hubungannya dengan
penentuan modul struktur bangunan, karena dapat memudahkan
dalam pembagian unit ruang kantor yang akan disewakan. Dalam
menentukan modul struktur, perlu mempertimbangkan hal berikut:
? Standar ruang gerak manusia dan kendaraan (pada
basement)
? Fungsi ruangan
? Material yang digunakan
TABEL14,BESARAN RUANG
1) Kantor Utama PT.Pelni
Kelompok
Kegiatan Kebutuhan ruang
Unsur Standar ruang
Sumber
Perhitungan
Luas (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8 Ruan
g
utam
a
Administr
asi dan
manajem
en
PT.Pelni
Ruang
pimpinan
? Rg. Direktur
Utama
? Rg. Direktur
Usaha
? Rg. Direktur
Keuangan
? Rg. Direktur
Armada
? Rg. Direktur
SDM dan
Umum
? Rg. Rapat
Berdasarkan
6 kali
kelipatanmo
dul unit
terkecilkanto
r. AS
Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 6 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 6 x 51,84 = 311,04 x 6 =
1866,24m2
1866,24
m2
Rg. Kantor
Devisi
? Rg.
Pimpinan
Berdasarkan
3 kali AS
Diasumsikan luas ruang
155,52
m2
138
Pemasaran
&Pengemb
angan
Usaha
Bidang
Pemasaran
? Rg.
Pimpinan
Bidang
Pengemban
gan Usaha
? Rg.
Sekretaris
? Rg.
Karyawan
kelipatanmo
dul unit
terkecilkanto
r.
kantor untuk perusahaan besar 3 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52 m2
Rg. Kantor
Devisi
Pelayanan
Jasa
? Rg.
Pimpinan
Bidang
Oparasi
Kapal
? Rg.
Pimpinan
Bidang
Pelayanan
Kapal
? Rg.
Sekretaris
? Rg,
Karyawan
Berdasarkan
3 kali
kelipatanmo
dul unit
terkecilkanto
r.
AS
Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52
m2
155,52
m2
Rg. Kantor
Devisi
Teknika
? Rg.
Pimpinan
Bidang
Perencanaa
n teknik
Berdasarkan
3 kali
kelipatanmo
dul unit
terkecilkanto
AS
Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x modul.
155,52
m2
139
? Rg.
Pimpinan
Bidang
Pemelihara
an kapal
? Rg.
Sekretaris
? Rg.
Karyawan
r. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52
m2
Rg. Kantor
Devisi
Nautika
? Rg.
Pimpinan
bidang
pemeliharaa
n &
sertifikasi
kapal
? Rg.
Pimpinan
bidang
telekomonik
asi dan
elektronika
? Rg.
Sekretaris
? Rg.
karyawan
Berdasarkan
3 kali
kelipatanmo
dul unit
terkecilkanto
r.
AS
Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52
m2
155,52
m2
Rg. Kantor
devixi
akuntansi
? Rg.
Pimpinan
bidang
akuntansi
Berdasarkan
3 kali
kelipatanmo
dul unit
AS
Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x
155,52
m2
140
keuangan
? Rg.
Pimpinan
bidang
akuntansi
manajemen
& anggaran
? Rg.
Pimpinan
bidang
Perpajakan
? Rg.
Sekretaris
? Rg.
karyawan
terkecilkanto
r.
modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52
m2
Rg. Kantor
devisi
Perbendaha
raan
? Rg.
Pimpinan
Bidang
Adm.
Keuangan
? Rg.
Pimpinan
pengelolaan
dana dan
PKBL
? Rg.
Sekretaris
? Rg.
Karyawan
Berdasarkan
3 kali
kelipatanmo
dul unit
terkecilkanto
r.
AS
Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52
m2
155,52
m2
Rg. Kantor ? Rg. Berdasarkan AS Diasumsikan luas
155,52
141
Devisi SDM Pimpinan
bidang adm.
Personalia
? Rg.
Pimpinan
pengemban
gan SDM &
organisasi
? Rg.
Sekretaris
? Rg.
Karyawan
3 kali
kelipatanmo
dul unit
terkecilkanto
r.
ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52
m2
m2
Rg. Kantor
Devisi
Umum
? Rg.
Pimpinan
Adm &
Rumah
tangga
Kantor
? Rg.
Pimpinan
Bidang
Pendayagu
naan &
Pengamana
n Umum
Berdasarkan
3 kali
kelipatanmo
dul unit
terkecilkanto
r.
AS
Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52
m2
155,52
m2
Total luas ruang kantor = 1866,24 m2+ 8(155,52 m2) = 3110,4 m2
3110,4
m2
Core 20%
AS
= 20% x 3110,4 m2 = 622,08 m2
142
Luas ruang perkantoran = 3110,4 m2 + 622,08 m2 = 3732,48 m2
3732,48
m2
2) Kantor Sewa
Kelompok
Kegiatan Kebutuhan
ruang Unsur
Standar ruang
Sumber
Perhitungan
Luas (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang utama
Kantor sewa
? Ruang kantor unit terkecil
NAD
51,84
? Ruang kantor perusahaan unit menengah
? R. Pimpinan ? R.
Sekretaris ? R. Staf ? R. Pantry
Berdasarkan 2 kali kelipatanmodul unit terkecilkantor
AS
Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 2 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 2 x 51,84 = 103,68 x 50 = 5184 m2
5184
? Ruang kantor perusahaan Unit besar
? R. Pimpinan ? R.
Sekretaris ? R. Staf ? R. Pantry
Berdasarkan 4 kali kelipatanmodul unit terkecilkantor
AS
Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 4 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 4 x 51,84 = 207,36 x 30
6220,8
143
= 6220,8 m2
Total luas ruang kantor = 7257,6 + 6220,8 =13.748,4 m2
11.404,8
Core 20% AS = 20% x 11.404,8 = 2695,68 m2
2.280,96
Luas ruang perkantoran = 13.478,4 + 2.695,68 = 16.174,08 m2
13.685,76
3) Bank
Kelompok
Kegiatan Kebutuhan
ruang Unsur
Standar ruang
Sumber
Perhitungan Luas (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang Penunjang
? Bank ? Banking Hall
? Hall / Ruang Tunggu
3,75m2/ org BPDS
Diasumsikan 20 orang = 20 x 3 = 60
60
Customer Service
1,2 – 1,5m2/
org BPDS
Diasumsikan 5 orang = 5 x 1,5 = 7,5 m2
7,5
R. Informasi dan Jaga
TS
8
ATM TS 8
Teller 4,8 -
5,5m2/ org
BPDS
Diasumsikan 6 teller = 6 x 5 = 30 m2
30
144
Total 113,5 ? Bagian
Luar Negeri
BPDS Diasumsikan 10 Orang
35
? Bagian Umum
OB Diasumsikan 15 Orang 100
? Bagian
Khasanah
R. Save Deposito Box
R. Coupon/ Both
R. Administrasi
TS 200
Total 335
? Pimpinan Operasional
R. Pimpinan
18 - 23m2/
org NAD
Diasumsikan 1 Orang = 1 x 20 = 20 m2
20
R. Wakil Pimpinan
15-18 m2/ org NAD
Diasumsikan 1 Orang = 1 x 16 = 16 m2
16
R. Sekretaris
12m2/ org TS
Diasumsikan 1 Orang = 1 x 12 = 12m2
12
Total 48 ? Penunjang
: R. Komputer TS 25
R. Telex TS 6 R. Arsip TS 20 R. Foto
Copy TS 6
R. Rapat 2,4m2/ org BPDS
Diasumsikan 25 Orang = 25 x 2,4 = 60m2
60
Total 117 ? Servis R. Gudang TS 30 R. Posko TS 25 Toilet
umum 25
Toilet intern
30
145
Total 110 Total luas bank
= 113,5 + 335 + 48 + 117 + 110 = 723,5 m2
723,5
? Sirkulasi
20% dari total luas
bank NAD
20% x 723,5 = 144,7 m2 144,7
Jadi, total keseluruhan luas bank = 723,5 + 144,7 = 868,2 m2
868,2
4) Ruang Pertemuan/ Konvensi
Kelompok
Kegiatan Kebutuhan
ruang Unsur Standar ruang
Sumber
Perhitungan Luas (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang Penunjang
? Ruang pertemuan/ konvensi
? R. Pertemuan
1,5 m2/ org
NAD
Diasumsikan kapasitas ruang pertemuan 100 org. Jadi luas ruang pertemuan = 100 org x 1,5 m2 = 150 m2
150,0
? R. Persiapan
? 1/6 dari luas R. Pertemuan
NAD
Luas R. persiapan = 1/6 x 150 m2 = 25 m2
25,0
Jadi, luas ruang pertemuan/ konvensi = 150,0 + 25,0 = 175,0 m2
175,0
? Sirkulasi 20% dari total luas ruang pertemuan
NAD 20% x 175,0 = 35,0 m2 35,0
Jadi, total luas Ruang pertemuan = 180,0 + 35,0 = 215,0 m2 215,0
146
5) Ruang pameran/ exhibition Kelompo
k Kegiatan
Kebutuhan ruang
Unsur Standar ruang Sumbe
r Perhitungan
Luas (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang Penunjang
? Ruang pameran/ exhibition
? Plaza Hall
5% (luas ruang kerja x jumlah penyewa)
AS
Diasumsikan 5% dari (luas ruang kerja x jumlah penyewa) = 5% (51,84 x 100) = 5% x 5.184 = 259,20 + 51,84 = 311,04 m2
311,04
? Ruang penyimpanan khusus
AS
36,0
? Toilet ? Toilet Wanita
? 1 closet 20 org
? 1 wastafel 25 org
- WC (1,8 x 2) m
- Wastafel (0,82 x 1,4) m
NAD
Diasumsikan kapasitas ruang pameran 100 org.
? (60%x100org): 20 = 3 unit WC
? (60% x 100 org) : 25 = 2 unit wastafel
? WC = 1,8 m x 2 m x 3 unit = 10,8 m2
? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 2 unit = 2,3 m2
? Toilet = 10,8 m2 + 2,3 m2 = 13,1 m2
17,0
147
? Flow = 13,1 m2 x 30% =3,93 m2
? Toilet Pria
? 1 closet 20 org
? 1 urinoir 25 orang
? 1 wastafel 25 org
- WC (1,8 x 2) m
- Wastafel (0,82 x 1,4) m
- urinoir (0,72 x 1,2)m
NAD
? (40% X 100 org) : 30 = 2 unit WC
? (40% x 100 org) : 40 = 2 unit wastafel
? WC = 1,8 m x2 m x 2 unit = 7,2 m2
? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 2 unit = 2,3 m2
? urinoir = 0,72 m x 1,2 m x 3 unit = 2,6 m2
? Toilet = 7,2 m2 + 2,3 m2 + 2,6 m2 = 12,1 m2
? Flow = 12,1 m2 x 30% = 3,63 m2
15,73
Luas ruang pameran = 311,04 + 36,0 + 17,0 + 15,73 = 397,8 m2
397,8
? Sirkulasi 20% dari total luas pameran NAD 20% x 397,8
= 79,56 m2 79,56
Jadi, total luas pameran = 397,8 + 79,56 = 477,36 m2 477,36
6) Restoran
Kelompo
k Kegiatan
Kebutuhan ruang
Unsur Standar ruang Sumbe
r Perhitungan
Luas (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8
148
Ruang Penunjang
Jumlah pemakai bangunan
12 m2/ org
NAD
L. total pemakai bgn utama : 12 m2/ org = 16.174,08 : 12 = ±1.348 org
? Restoran
? R. makan
1,6 m2/ org
NAD
Kapasitas yang diperhitungkan 5% (Neufert,1995:14) dari jumlah pemakai bangunan = 5% x 1348 = 67,4 = 67 org Luas ruang = 67 org x 1,6 m2 = 107,2 m2
128,64
? R. Administrasi dan kasir
Asumsi 20% Dari Ruang Makan
AS
R. Administrasi = 20% x 107,2 m2 = 21,44 m2
21,44
? R.dapur dan gudang
25% Dari Ruang Makan
NAD
R.dapur dan gudang = 25% x 107,2 = 26,8 m2
26,8
? Toilet ? Toilet Wanita
1 closet 20 org 1 wastafel 25 org WC (1,8 x 2) m Wastafel (0,82 x 1,4) m
NAD
Asumsi 60% dari 67 org
? (60% x 67org) : 20 = 2 unit WC
? (60% x 67 org) : 25 = 2 unit wastafel
? WC = 1,8 m x 2 m x 2 unit = 7,2 m2
? wastafel = 0,82 m x 1,4
12
149
m x 2 unit = 2,3 m2
? Toilet = 7,2 m2 + 2,3 m2 = 9,5 m2
? Flow = 4,7 m2 x 30% =2,8 m2
? Toilet Pria
1 closet 20 org 1 urinoir 25 orang 1 wastafel 25 org WC (1,8 x 2) m Wastafel (0,82 x 1,4) m urinoir (0,72 x 1,2)m
Asumsi 40% dari 67 org
? (40% x 67org) : 20 = 1 unit WC
? (40% x 67 org) : 25 = 1 unit wastafel
? WC = 1,8 m x2 m x 1 unit = 3,6 m2
? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 1 unit = 1,14 m2
? urinoir = 0,72 m x 1,2 m x 3 unit = 2,6 m2
? Toilet = 3,6 m2 + 1,14 m2 + 2,6 m2 = 7,34 m2
? Flow = 7,34m2 x 30% = 2,2 m2
9,5
Luas restoran = 128,64 + 21,44 + 26,8 + 12 + 9,5 = 198,38 m2
198,38
? Sirkulasi 20% dari total luas restoran NAD
20% x 198,38 = 39,67 m2
39,67
Jadi, total luas restoran = 198,38 + 39,67 = 238,0 m2
238,0
7) Coffee Shop
Kelompo Kegiatan Kebutuhan Unsur Standar ruang Sumbe Perhitungan Luas
150
k ruang r (m2) 1 2 3 4 5 6 7 8
Ruang Penunjang
Coffee Shop
? Ruang minum
Kapasitas yang disediakan 2,5 % dari jumlah pemakai bangunan = 2,5% x 1.348 = 34 orang Luas ruang yang diambil 1,2 m2 / org (Neufert) diperoleh luas ruang coffee shop (warung/ kedai kopi) =34 org x 1,2 = 40,8 m2
NAD
40,8
? R. Administrasi dan kasir
Asumsi 20% Dari Ruang Minum
20% x 40,8 = 8,16 m2
AS
8,16
? R.dapur dan gudang
Asumsi 20% Dari Ruang Minum
25% x 40,8 = 10,2 m2
AS
10,2
? Toilet ? Toilet Wanita
1 closet 20 org 1 wastafel 25 org WC (1,8 x 2) m Wastafel (0,82 x 1,4) m
Asumsi 60% dari 34 org
? (60% x 34 org) : 20 = 1 unit WC
? (60% x 34 org) : 25 = 1 unit wastafel
? WC = 1,8 m x 2 m x 1 unit = 3,6 m2
? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 1 unit = 1,14 m2
? Toilet = 3,6
6
151
m2 + 1,14 m2
= 4,7 m2 ? Flow = 4,7 m2
x 30% = 1,4 m2
? Toilet Pria
1 closet 30 org 1 urinoir 25 orang 1 wastafel 40 org WC (1,8 x 2) m Wastafel (0,82 x 1,4) m urinoir (0,72 x 1,2) m
Asumsi 40% dari 34 org
? (40% x 34org) : 20 = 1 unit WC
? (40% x 34 org) : 25 = 1 unit wastafel
? WC = 1,8 m x2 m x 1 unit = 3,6 m2
? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 1 unit = 1,14 m2
? urinoir = 0,72 m x 1,2 m x 3 unit = 2,6 m2
? Toilet = 3,6 m2 + 1,14 m2 + 2,6 m2 = 7,34 m2
? Flow = 7,34m2 x 30% = 2,2 m2
9,5
Luas coffee shop = 40,8 + 8,16 + 10,2 + 6 + 9,5 = 74,66 m2
74,66
? Sirkulasi 20% dari total luas coffee shop
NAD 20% x 74,66 = 14,9 m2 14,9
Jadi, total luas coffee shop = 74,66 + 14,9 = 104,5 m2 104,5
152
8) Food court Kelompo
k Kegiatan
Kebutuhan ruang
Unsur Standar ruang Sumbe
r Perhitungan
Luas (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang Penunjang
? Food court
? R. makan
1,6 m2/ org
NAD
Kapasitas yang diperhitungkan 5% (Neufert,1995:14) dari jumlah pemakai bangunan = 5% x 1348 = 67,4 = 67 org Luas ruang = 67 org x 1,6 m2 = 107,2 m2
128,64
? R. Administrasi dan kasir
Asumsi 20% Dari Ruang Makan
AS
R. Administrasi = 20% x 107,2 m2 = 21,44 m2
21,44
? R. dapur dan gudang
25% Dari Ruang Makan NAD
R.dapur dan gudang = 25% x 107,2 = 26,8 m2
26,8
? Toilet ? Toilet Wanita
1 closet 20 org 1 wastafel 25 org WC (1,8 x 2) m Wastafel (0,82 x 1,4) m
NAD
Asumsi 60% dari 67 org
? (60% x 67org) : 20 = 2 unit WC
? (60% x 67 org) : 25 = 2 unit wastafel
12
153
? WC = 1,8 m x 2 m x 2 unit = 7,2 m2
? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 2 unit = 2,3 m2
? Toilet = 7,2 m2 + 2,3 m2 = 9,5 m2
? Flow = 4,7 m2 x 30% =2,8 m2
? Toilet Pria
1 closet 20 org 1 urinoir 25 orang 1 wastafel 25 org WC (1,8 x 2) m Wastafel (0,82 x 1,4) m urinoir (0,72 x 1,2) m
Asumsi 40% dari 67 org
? (40% x 67org) : 20 = 1 unit WC
? (40% x 67 org) : 25 = 1 unit wastafel
? WC = 1,8 m x2 m x 1 unit = 3,6 m2
? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 1 unit = 1,14 m2
? urinoir = 0,72 m x 1,2 m x 3 unit = 2,6 m2
? Toilet = 3,6 m2 + 1,14 m2 + 2,6 m2 = 7,34 m2
? Flow = 7,34m2 x 30% = 2,2 m2
9,5
Luas Food court = 128,64 + 21,44 + 26,8 + 12 + 9,5 = 198,38 m2
198,38
? Sirkulasi 20% dari total luas Food court NAD 20% x 198,38
= 39,67 m2 39,67
Jadi, total luas Food court = 198,38 + 39,67 = 238,0 m2
238,0
154
9) Retail Kelompo
k Kegiatan
Kebutuhan ruang
Unsur Standar ruang Sumbe
r Perhitungan
Luas (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang Penunjang
? Retail ? Kantor Pos ? Furniture
store dan counter pulsa
? Biro Perjalanan
? Agen Penerbangan
? Money Changer
? Toko Souvenir
? Toko Obat ? Toko Roti ? Toko Buah
& bunga ? Ruang
Salon ? Ruang
Butik ? Toko buku
Diasumsikan sama dengan besaran unit kantor terkecil kantor sewa = 51,48 m2
AS
Jadi, total luas ruang retail adalah = 12 x 51,48 = 662 m2
662,0
? Sirkulasi 20% dari total luas retail
NAD 20% x 662 = 132,4 m2
132,4
Jadi, total luas retail = 662 + 132,4 = 794,4 m2 794,4
10) Ibadah
Kelompok
Kegiatan Kebutuhan
ruang Unsur Standar ruang
Sumber
Perhitungan Luas (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8
155
Ruang Penunjang
? Ibadah ? Mushalla ? Tempat
wudhu
AS
Disesuaikan dengan luasan 1 x modul
51,48
? Sirkulasi 20% dari total luas ruang ibadah
NAD 20% x 51,48 = 10,3 m2 10,3
Jadi, total ruang ibadah = 51,48 + 10,3= 61,78 m2 61,78
11) Ruang Administrator Kelompo
k Kegiatan
Kebutuhan ruang
Unsur Standar ruang Sumbe
r Perhitungan
Luas (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang Pengelola
Administrator
? Hall dan lobby
AS
15,0
? R. Informasi
AS
12,0
? R. Tunggu 3,75 m2 / org BPDS
Kapasitas 8 org = 8 x 3,75
30,0
? R. Pimpinan
15 m2 / org NAD
Kapasitas 1 org = 1 x 15
15,0
? R. Wakil Pimpinan
12 m2 / org POD
Kapasitas 1 org = 1 x 12
12,0
? R. Sekretaris
8 m2 / org POD
Kapasitas 1 org = 1 x 8
8,0
? R. pemasaran
4,8 – 6,5 m2 / org BPDS
Kapasitas 10 org = 10 x 6,5
65,0
? R. Administrasi
5,5–10,5 m2 / org BPDS
Kapasitas 10 org = 10 x 6,0
60,0
? R. Rapat 1,5-2,0 m2 / org NAD
Kapasitas 10 org = 10 x 1,8
18,0
? Pantry AS 6,0 ? Gudang AS 6,0
Luas ruang administrator 247
156
= 15,0 + 12,0 + 30,0 + 15,0 + 12,0 + 8,0 + 65,0 + 60,0 + 18,0 + 6,0 + 6,0 = 247 m2
? Sirkulasi 20% dari total luas ruang administrator
NAD 20% x 247 = 49,4m2 49,4
Jadi, total ruang administrator = 247 + 49,4 = 296,4 m2 296,4
12) R. Security dan Mekanikal Elektrikal Kelompo
k Kegiatan
Kebutuhan ruang
Unsur Standar ruang Sumbe
r Perhitungan
Luas (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang servis
R. security
R. Jaga dan Istirahat
9,29 m2/ org
NAD
Kapasitas 5 orang = 5 x 9,29 m2
46,45
Mekanikal elektrikal
? R. genset AS
20,0
? R. Gudang AS 36,0 ? R.
mekanikal elektrikal
AS
20,0
? R. AHU AS 20,0 ? R. Monitor AS 20,0 Total Mekanikal elektrikal 116 Luas ruang servis
= 46,45 + 116
= 162,45 m2 162,45
? Sirkulasi 20% dari total luas ruang administrator
NAD 20% x 162,45 = 32,49 m2
32,49
Jadi, total ruang servis = 162,45 + 32,49 = 194,94 m2 194,94
157
13) Parkir Kelompo
k Kegiatan
Kebutuhan ruang
Unsur Standar ruang Sumbe
r Perhitungan
Luas (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8 Parkir Memarkirk
an kendaraan
? Parkir Mobil
20 m2 / mobil
NAD
Asumsi yang digunakan yaitu : 1 mobil / 120 m2 luas perkantoran = 16.174,08 : 120 = 135 mobil Luas parkir mobil = 135 x 20 m2 = 2700 m2
2700
? Parkir Motor
3 m2 / mobil
AS
Perbandingan jumlah sepeda motor dan mobil adalah 4 : 1 maka = 4 x 135 = 540 motor Luas parkir mobil = 540 x 3 m2 = 1620 m2
1620
? Ruang parkir di basement
AS
Total ruang parkir = ruang parkir mobil + ruang parkir motor = 2700 + 1620 = 4320 m2 Ruang parkir di luar bangunan diasumsikan 20% dari total ruang parkir = 20% x 4320 m2
3456
158
= 864 m2
Jadi, kebutuhan ruang parkir di dalam bangunan (basement) = 4320 - 864 = 3456 m2
Jadi, total ruang parkir di basement 3456 Keterangan:
BPDS : Building Planning and Design Standar
NAD : Neufert Architect Data
TS : Time Saver Standars for Building Type
OB : Office Building
POD : Planning Office Design
AS : Asumsi
3. PolaHubungan Unit Ruang
Tujuan : 1) Agar tiap unit ruang tidak saling mengganggu dalam aktivitas
ruang masing-masing. 2) Agar tercipta Komunikasi antar unit ruang 3) Kemudahan dalam pencapaian dan operasional kegiatan
GambarPola hub. antarruang
Main Entrance
Hall
Core
Side Entrance
R. Servis
R. Pameran Bank Perkantoran
Ibadah
R. Pertemuan
R. Pengelola
Retail Restauran Coffe Shop
159
KETERANGAN: = SANGAT ERAT = ERAT = KURANG ERAT
Gambar 48, Pola Hubungan Antar Ruang
sumber: Penulis
No. R. Kantor 1 Ruang pimpinan 2 Ruang sekretaris 3 Ruang karyawan / staf 4 R. Rapat 5 R. tamu 6 R. Service
No. Bank 1 Banking Hall 2 Bagian Khasanah 3 Pimpinan Operasional 4 Penunjang 5 Servis
No. R. Pertemuan/ Meeting room 1 R. Pertemuan
160
2 R. Persiapan 3 Servis
No. R. Pameran (exhibition hall) 1 Plaza Hall 2 Ruang penyimpanan khusus 3 Toilet
No. Restaurant 1 R. makan 2 R. Administrasi dan kasir 3 R.dapur dan gudang 4 Toilet
No. R. Pameran (exhibition hall) 1 Ruang minum 2 R. Administrasi dan kasir 3 R.dapur dan gudang 4 Toilet
No. Fast food 1 R. makan 2 R. Administrasi dan kasir 3 R.dapur dan gudang 4 Toilet
No. Retail 1 Kantor Pos
2 Furniture store dan counter pulsa
3 Biro Perjalanan 4 Agen Penerbangan 5 Money Changer 6 Toko Souvenir
161
7 Toko Obat 8 Toko Roti 9 Toko Buah & bunga
10 Ruang Salon 11 Ruang Butik
12 Toko buku
No. Ibadah 1 Mushalla 2 tempatwudhu 3 toilet
No. R. Administrasi
1 Hall dan lobby 2 R. Informasi 3 R. Tunggu
4 R. Pimpinan
5 R. Wakil Pimpinan 6 R. Sekretaris 7 R. pemasaran 8 R. Administrasi 9 R. Rapat
10 Pantry 11 Gudang
No. R. Servis 1 Ruang Security 2 Gudang 3 Rg. Genset 4 R. mekanikal elektrikal 5 R. Monitor 7 Ruang AHU 8 PosJaga
162
163
DAFTAR PUSTAKA
? Ernest Neufert, Data Arsitektur, Jilid 2
? Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1998
? Mangunwijaya, Y.B., 2000 : Pengantar Fisika Bangunan,
Djambatan , Jakata
? Frick, Heinz. 1996. Arsitektur dan Lingkungan. Kanisius:
Yogyakarta.
? www.google.com
? Literatur dan Tesis di Taman Baca Jurusan Teknik Arsitektur
UNHAS
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. Makassar Dalam Angka 2010
Birkeland, Janis. 2002. Design for Sustainability; A sourcebook of
integrated ecological solutions. London: Earthscan
Budiharjo, Eko.1997. Jati Diri Arsitektur Indonesia. Bandung : PT. Alumni
Ching, Francis D.K. 1993. Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Susunannya.
Jakarta: Erlangga,
De Chiara, Joseph, John & Callender. 1973. Times Saver Standard For
Building Type. New York: Mc Graw Hill Book Company
De Chiara, Joseph & Lee E. Koppelman. 1978. Standar Perencanaan
Tapak. Terjemahan Januar Hakim. Jakarta: Erlangga
Echols, Jhon M. dan Hassan Shadily. 2000. Kamus Inggris-Indonesia.
Jakarta: PT. Gramedia
Frick, Heinz. 2007. Sistem Bentuk Bangunan. Yogyakarta: Kanisius
FuturArc Indonesia.2008. FuturArc Green Isue 2008. Jakarta: PT.BCI Asia
Georg. Lipsmeier. 1994. Bangunan Tropis. Jakarta: Erlangga.
Hakim, Rustan. 2002. Arsitektur Lansekap. Jakarta : Bumi Aksara
Hazim, Nur Kholif. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:
Terbit Terang
Juwana, Jimmy S. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta:
Erlangga
Lechner, Norbert. 2007. Heating,Cooling,Lighting: Metode Desain untuk
Arsitektur; Penerjemah Sandriana Siti.Edisi 2. Jakarta. PT Raja
Grafido Persada
Maunsell, Faber.2002. Tall Buildings and Sustainability. London:
Corporation of London
Neufert, Ernst. 1997. Data Arsitek Jilid 1 Edisi 33. Terjemahan Sunarto
Tjahjadi. Jakarta: Erlangga
Neufert, Ernst. 1997. Data Arsitek Jilid II Edisi 33. Terjemahan Sunarto
Tjahjadi. Jakarta: Erlangga
Poerwadarminta, W.J.S. 1995. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
PN Balai Pustaka.
Satmiko, Prasetyo. 2002. Fisika Bangunan 1. Jakarta : Andi Jakarta
Satmiko, Prasetyo. 2004. Fisika Bangunan 2. Jakarta : Andi Jakarta
Sarte, Bri. 2010. Sustainable Infrastructure: The Guide to Green
Engineering and Design.USA: John Wiley & Sons, Inc.
Schaelter, Wolfgang.2001. Struktur Bangunan Bertingkat Tinggi. Bandung:
PT Rafika Aditama
Vale,Brenda and Robert.1991, Green Architecture Design for a
Sustainable Future. London: Thames and Hudson
Media Elektronik
http://en.wikipedia.org/wiki/green_design, akses: 2/10/2010
http://en.wikipedia.org/wiki/green_building, akses : 3/10/2010
www.arcspace.com, akses 10/10/10
www.arquidocs.com, akses 10/10/10
www.greatbuildings.com, akses 5/10/10
www.seasoncity.com, akses 01/11/10
www.trhamzahyeang.com, akses 01/11/10
www.worldarchitecturenews.com, akses 24/11/10