ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of...

67
ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of Social Science (IPS) Faculty of Tarbiya and Teacher Training. Effect of Emotional Intelligence on Student Results on the Social Science Subject in MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang. This study aims to d concluded whether there is a significant relationship between emotional intelligence on learning outcomes of students in social studies subjects in MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang. Respondents in this study as many as 66 students. Emotional intelligence is the ability to manage and control emotions through self-awareness, self-control, motivation, empathy and social skills. Whereas the study results of IPS is the result of learning about the test scores in social studies subjects. The method used in this research is survey method with cuantitatief techniques. Students' emotional intelligence data obtained through a questionnaire consisting of 35 items. The research result shows r xy Product Moment at 0.314%, and then Ho is accepted. It can be concluded that there was a significant relationship or influence between emotional intelligence and social studies students’ learning outcomes. The coefficient of determination of 9.859% indicated that students' emotional intelligence is very little in influencing students’ learning outcomes of IPS. This means that 75.60 students’ learning outcomes of IPS affected by other factors such as the ability intellectual, interests, and talents of students. Keywords: Emotional Intelligence, Learning Outcomes, IPS

Transcript of ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of...

Page 1: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of Social Science (IPS) Faculty of Tarbiya and Teacher Training. Effect of Emotional Intelligence on Student Results on the Social Science Subject in MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang. This study aims to d concluded whether there is a significant relationship between emotional intelligence on learning outcomes of students in social studies subjects in MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang. Respondents in this study as many as 66 students. Emotional intelligence is the ability to manage and control emotions through self-awareness, self-control, motivation, empathy and social skills. Whereas the study results of IPS is the result of learning about the test scores in social studies subjects. The method used in this research is survey method with cuantitatief techniques. Students' emotional intelligence data obtained through a questionnaire consisting of 35 items. The research result shows rxy Product Moment at 0.314%, and then Ho is accepted. It can be concluded that there was a significant relationship or influence between emotional intelligence and social studies students’ learning outcomes. The coefficient of determination of 9.859% indicated that students' emotional intelligence is very little in influencing students’ learning outcomes of IPS. This means that 75.60 students’ learning outcomes of IPS affected by other factors such as the ability intellectual, interests, and talents of students. Keywords: Emotional Intelligence, Learning Outcomes, IPS

Page 2: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah persoalan pendidikan pada dasarnya adalah menggagas persoalan

kebudayaan dan peradaban. Secara spesifik gagasan pendidikan akan menambah

ke wilayah pembentukan peradaban masa depan, suatu upaya merekontruksi

pengalaman-pengalaman peradaban umat manusia secara berkelanjutan guna

memenuhi tugas kehidupan, generasi demi generasi.

Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah merupakan tempat

pengembangan ilmu pengetahuan, kecakapan, keterampilan, nilai dan sikap yang

berikan secara perkembangan potensi dan kemampuan agar bermanfaat bagi

kepentingan hidupnya.

Syaiful Bahri Djamarah berpendapat bahwa Pendidikan adalah usaha sadar

dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan

yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses

yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.1 Pendidikan

sesuatu hal yang dinamis, selalu bergerak maju mengikuti perkembangan

                                                            1 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu

Pendekatan Teoritis Psikologis, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), Cet.2. h. 22. 

1

Page 3: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  2

masyarakat dan kebudayaan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan perlu perhatian

baik dalam usaha peningkatannya maupun pengembangannya yang sesuai dengan

tuntutan jaman.

Pendidikan itu sendiri bertujuan:

Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab.2 Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah

suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Belajar

memiliki posisi yang sangat penting bagi kehidupan manusia sebagai makhluk

sosial dan berbudaya. Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya

perubahan yang sifatnya positif, sehingga pada tahap akhir akan didapat

keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru.

Salah satu hasil belajar dari proses belajar tersebut tercermin dalam

potensi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang optimal,

dibutuhkan proses belajar yang efektif dan efisien. Proses belajar yang menjadi

para individu memang merupakan sesuatu yang penting, karena melalui belajar

individu mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan di

sekitarnya.

Menurut James O, Whittaker, “belajar merupakan proses di mana tingkah

laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”.3 Proses belajar di

sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh. Banyak orang

yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar,

seseorang harus memiliki Intelligence Quetient (IQ) yang tinggi, karena integensi

merupakan bekal potensi yang akan memudahkan dalam belajar dan pada

gilirannya akan tercipta hasil belajar yang optimal.

                                                            2 Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: CV,

Mini Jaya Abadi, 2003), h. 5-6. 3 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet 5, h.

104. 

Page 4: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  3

Proses belajar merupakan bagian dari pendidikan yang dalam pelaksanaan

tidak hanya menyangkut persoalan teknis bagaimana belajar yang efektif menurut

kaidah-kaidah teknik pengajaran atau pendidikan, tetapi juga melibatkan masalah

psikologis. Terutama hal-hal yang berkenaan dengan kesiapan mental pengajar

dan pengembangan kejiwaan peserta didik. Oleh karena itu, keterkaitan antara

proses pendidikan dan perkembangan kejiwaan memiliki hubungan yang sangat

erat.

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembentukan

sumber daya manusia. Dengan adanya pendidikan, manusia dapat

mengembangkan diri sesuai dengan potensi masing-masing. Pendidikan yang

berlangsung di sekolah menekankan pada proses pembelajaran yang dikenal juga

dalam proses kegiatan belajar mengajar atau kegiatan instruksional.

Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk

membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru.

Kesiapan guru untuk mengenal karakteristik dalam pembelajaran merupakan

modal utama untuk menyampaikan bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya

pelaksanaan pembelajaran. Bahan pelajaran dalam proses pembelajaran

merupakan perangsang tindakan pendidik atau guru, juga hanya merupakan

tindakan memberikan dorongan dalam belajar yang tertuju pada pencapaian

belajar.

Proses pembelajaran merupakan proses yang mendasar dalam aktivitas

pendidikan di sekolah, dari proses pembelajaran tersebut, siswa memperoleh hasil

belajar yang merupakan hasil dari interaksi tindak belajar yaitu mengalami proses

untuk meningkatkan kemampuan mentalnya dan tidak mengajar yaitu

membelajarkan siswa. Guru sebagi pendidik melakukan rekayasa pembelajaran

berdasarkan kurikulum yang belaku, dalam tindakan tersebut guru menggunakan

asas pendidikan maupun teori pendidikan.

Pendidikan adalah aspek yang sangat penting dalam menunjang kemajuan

masa depan bangsa. Manusia sebagai subyek pembangunan perlu dididik, dibina

serta dikembangkan potensi-potensinya dengan tujuan terciptanya subyek-subyek

pembangunan yang berkualitas. Hal itu dapat terwujud dengan pendidikan. Untuk

Page 5: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  4

mewujudkan tujuan tersebut, maka pendidikan formal di Indonesia dibagi menjadi

beberapa tingkat, yaitu Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),

Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Universitas atau Perguruan Tinggi.

Tingkatan ini dibuat agar pendidikan berkelanjutan dan kesinabungan.

SMP adalah salah satu sekolah yang termasuk dalam pendidikan tingkat

menengah. Pada kurikulum SMP ini diberikan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS), dalam pengertian Abu Ahmadi Ilmu Pengetahuan Sosial adalah

“ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi pengguna program

pendidikan di sekolah atau bagi kelompok belajar lainnya, yang sederajat”4.

Dengan demikian jelas bahwa pelaksanaan pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial di sekolah diatur oleh Undang-undang. Bahkan kajian Ilmu

Pengetahuan Sosial ini meliputi antara lain: geografi, sejarah, ekonomi, dan

sebagainya yang dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,

dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat. Melalui

mata pelajaran Ilmu Pengeatahuan Sosial, peserta didik diarahkan untuk dapat

menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta

menjadi warga yang cinta damai. Selain itu, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan

kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki

kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Oleh karena itu dengan mata pelajaran

IPS ini, khususnya MTs Al-Mursyidiyyah diharapkan dapat memahami kondisi

sosial masyarakat yang ada disekitarnya.

Tercapainya tujuan tersebut sangat tergantung kepada guru dan siswa itu

sendiri. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memacu para

pendidik untuk terus megikuti perkembangan tersebut, lebih kreatif dan inovatif

dalam mengajar agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lebih baik. Untuk

itu perlu diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Faktor-faktor tersebut meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

diantaranya adalah fisiologi dan psikologi termasuk di dalamnya adalah

                                                            4 Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: PT, Rineka Cipta, 1991), Cet. Ke 2, h. 3. 

Page 6: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  5

kecerdasan emosional. Sedangkan faktor eksternal antara lain adalah lingkungan,

keluarga, sekolah dan masyarakat.

Kecerdasan emosional merupakan individu untuk mengatur emosinya

dalam menghadapi situasi emosional dan mampu memberikan reaksi yang sesuai

kepada diri sendiri dan orang lain. Kecerdasan emosional perlu ditumbuh

kembangkan pada siswa, agar siswa dapat mengelola kondisi emosionalnya

menjadi lebih terkendali dan terarah. Jika siswa tidak dapat mengendalikan

emosinya, mereka cenderung melampiaskan emosinya ke arah yang negatif

seperti, amarah, dan tindakan destruktif.

Kecerdasan emosional mengajarkan siswa untuk dapat bersikap empatik

dan simpatik kepada sesama siswa, guru, orang tua bahkan masyarakat luas. Jika

siswa mampu menumbuh kembangkan kecerdasan emosional yang tinggi, maka

bukan saja hasil belajar yang baik tetapi juga guru akan memberikan apresiasi

yang tinggi.

Dalam proses belajar siswa, IQ dan EQ sangat diperlukan. IQ tidak dapat

berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap mata

pelajaran yang disampaikan di sekolah. Namun biasanya kedua inteligensi itu

saling melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci

keberhasilan belajar siswa di sekolah. Pendidik di sekolah bukan hanya perlu

mengembangkan rational intelligence yaitu model pemahaman yang lazimnya

dipahami siswa saja, melainkan juga perlu mengembangkan emotional intelligensi

siswa.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang kecerdasan emosional dan ingin mengetahui korelasinya

dengan hasil belajar siswa, maka penulis mengambil judul “Pengaruh Kecerdasan

Emosional terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS di MTs Al-

Mursyidiyyah Pamulang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,

dapat diidentifikasikan beberapa masalah yaitu:

Page 7: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  6

1. Masih banyak guru yang mementingkan aspek kecerdasan intelektual.

2. Masih banyak pembelajaran yang bersifat konvensional.

3. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS kurang maksimal.

4. Masih banyak guru yang kurang memahami karakter siswa.

5. Kurang baiknya kondisi dikelas.

6. Belum diketahuinya besarnya pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini akan dibatasi masalah yang ingin diteliti, guna untuk

lebih fokus pada inti permasalahan dan tidak melebarkan permasalahan. Adapun

pembatasan masalahnya adalah: “Hasil belajar siswa kurang maksimal pada mata

pelajaran IPS di MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang”.

D. Perumusan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil

belajar IPS pada siswa kelas VIII di MTs Al- Mursyidiyyah Pamulang?”.

E. Tujuan dan Manfaat

Kegiatan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kecerdasan emosional terhadap

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MTs Al-Mursyidiyyah

Pamulang.

2. Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah

wawasan, pengetahuan tentang latar belakang kecerdasan

emosional dengan hasil belajar.

b. Dapat menjadi dasar bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut dan

lebih mendalam tentang permasalahan yang terkait.

Page 8: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  7

2. Manfaat Praktis

a. Dapat menjadi data dan informasi bagi kecerdasan emosional

dalam rangka memahami hasil belajar sehingga kecerdasan

emosional dapat mengambil sikap lebih tepat dalam mengarahkan

dan mendidik anak sehingga tercapai kemandirian.

b. Menumbuhkan wawasan bagi anak untuk lebih obyektif dalam

menentukan pekerjaan setelah lulus sekolah.

c. Bagi lembaga pendidikan kejuruan penelitian ini diharapkan

memberi informasi yang bermanfaat untuk mengambil kebijakan

dalam peningkatan hasil belajar siswa.

   

 

Page 9: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

BAB II

DESKRPSI TEORISTIK, KERANGKA PIKIR, DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Hakikat Kecerdasan Emosional

1. Pengertian Emosi

Berkaitan dengan hakikat emosi, Beck mengungkapkan pendapat James &

Lange yang menjelaskan bahwa Emotion is the perception of bodily changes wich

occur in response to an event. Emosi adalah persepsi perubahan jasmaniah yang

terjadi dalam memberi tanggapan (respon) terhadap suatu peristiwa. Definisi ini

bermaksud menjelaskan bahwa pengalaman emosi merupakan persepsi dari reaksi

terhadap situasi.1

Cow dan Crow dalam Hartati menyebutkan bahwa emosi merupakan suatu

keadaan yang bergejolak pada diri individu yang berfungsi sebagai inner

adjustment terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan

individu.2 Emosi pada definisi ini berperan dalam pengambilan keputusan yang

menentukan kesejahteraan dan keselamatan individu.

Sarlito Wirawan Sartono dalam Syamsu berpendapat bahwa emosi

merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna efektif pada

                                                            1 Hamzah B. Uno, M.Pd., Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT

Bumi Aksara 2006, Cet. 1, h. 62. 2 Netty Hartati, M.Si. Dkk, Islam dan Psikologi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004),

h. 90. 

8

Page 10: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  9

tingkat lemah maupun pada tingkat yang luas (mendalam).3 Dari beberapa

pendapat di atas, maka emosi merupakan respon atas rangsangan yang diberikan

baik dari lingkungan maupun dari dalam diri individu sendiri sehingga individu

dapat menentukan pilihan dalam hidup yang menetukan kehidupannya.

Akyas Azhari dalam bukunya psikologi umum dan perkembangan

menjelaskan bahwa “emosi atau perasaan adalah suatu keadaan kerohanian atau

peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam

hubunganya dengan peristiwa mengenal dan bersifat subjektif”.4

Menurut Akyas Azhari, gejala emosi seseorang tergantung pada: 1. Keadaan jasmani, misalnya badan kita sedang ada dalam keadaan

sakit, perasaan kita lebih mudah tersinggung daripada dalam keadaan sehat dan bugar.

2. Pembawaan, ada orang yang memiliki pembawaan yang halus, sebaliknya ada pula yang kebal perasaannya.

3. Perasaan seseorang dapat berkembang dengan keadaan yang dapat mempengaruhinya dan dapat memberikan corak dalam perkembangannya. Misalnya: keadaan keluarga, suasana rumah tangga, lingkungan sosial, pendidikan jasmani, pergaulan sehari-hari dan sebagainya.5

Emosi sebagai suatu peristiwa psikologis mengandung ciri-ciri sebagai

berikut: “Pertama, lebih bersifat subyektif daripada peristiwa psikologis lainya,

seperti pengamatan dan berpikir. Kedua, bersifat fluktuatif (tidak tetap), dan

Ketiga, banyak bersangkutan paut dengan peristiwa pengenalan panca indera”.6

Terdapat dua macam pendapat tentang terjadinya emosi yaitu terdapat

navistik dan pendapat empiristik. Pendapat navistik beranggapan bahwa emosi

pada dasarnya merupakan bawaan sejak lahir, sementara pendapat empiristik

beranggapan bahwa emosi di bentuk oleh pengalaman dan proses belajar.7

Sebagian orang menganggap bahwa perasaan dan emosi adalah sama. Namun Sabri dalam bukunya mengungkapkan bahwa antara perasaan dan

                                                            3 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan anak dan Remaja, (Bandung: Rosda Karya,

2000), Cet. 1, h. 115. 4 Akyas Azhari, Psokologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT: Mizan Publika,

2004), Cet 1, h. 149. 5 Akyas Azhari, Psokologi Umum dan Perkembangan…..., 149. 6 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan…….., h. 116. 7 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta:

Kencana Perdana Media Group, 2004), h. 166. 

Page 11: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  10

emosi adalah berbeda, Pada perasaan terdapat kesediaan kontak dengan situasi luar (baik positif maupun negatif), sedangkan pada emosi kontak itu seolah-olah menjadi retak atau terputus (misalnya terkejut, ketakutan, mengantuk, dan lain sebagainya).8

2. Teori-Teori Emosi

Canon Bard merumuskan teori tentang pengaruh fisiologis terhadap

emosi. Teori ini menyatakan bahwa situasi menimbulkan rangkaian pada proses

syaraf. Suatu situasi yang saling mempengaruhi antara thamulus (pusat

penghubung antara bagian bawah otak dengan susunan urat syaraf di satu pihak

dan alat keseimbangan atau cerebellum dengan Creblar Cortex (bagian otak yang

terletak didekat permukaan sebelah dalam dari tulang tengkorak, suatu bagian

yang berhubungan dengan proses kerjanya pada jiwa taraf tinggi, seperti berpikir).

Menurut teori James dan Lange, bahwa emosi itu timbul karena pengaruh

perubahan jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya, menangis itu karena sedih,

terawa itu karena gembira, lari itu karena takut, dan berkelahi itu karena marah.

Lindsley mengemukakan teorinya yang disebut “Activition Theory” (teori

penggerak). Menurut teori ini emosi disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau

keras dari susunan syarat terutama otak. Contohnya, apabila individu mengalami

frustasi, susunan syaraf bekerja sangat keras yang menimbulkan sekresi kelenjar-

kelenjar tertentu yang dapat mempertinggi pekerjaan otak, maka hal itu

menimbulkan emosi.

John B. Waston mengemukakan bahwa ada tiga pola dasar emosi, yaitu

takut, marah, dan cinta. Ketiga jenis emosi tersebut menunjukkan respons tertentu

pada stimulus tertentu pula, tetapi kemungkinan terjadi pula modifikasi

(perubahan).9

Di pihak kaum empiristik dapat kita catat nama-nama William James

(1842-1910), (Amerika Serikat), dan Carl Lange (Denmak). Menurut pendapat

atau teori ini emosi adalah hasil persepsi seseorang terhadap perubahan-perubahan

                                                            8 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman

Ilmu Jaya, 1993), Cet. 1, h. 74. 9 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan anak dan Remaja,…….h. 117-118. 

Page 12: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  11

yang terjadi pada tubuh sebagai respons terhadap rangsangan-rangsangan yang

datang dari luar.10

3. Menggolongkan Emosi

Membedakan satu emosi lainnya dan menggolongkan emosi-emosi yang sejenis ke dalam suatu golongan atau satu tipe sangat sukar dilakukan karena hal-hal berikut ini: a. Emosi yang sangat mendalam misalnya, sangat marah atau sangat

takut menyebabkan aktivitas badan sangat tinggi, sehingga seluruh tubuh aktif.

b. Penghayatan, satu orang yang dapat menghayati satu macam emosi dengan berbagai cara. Misalnya, kalau marah seorang akan gemetar di tempat, tetapi lain kali ia memaki-maki, atau mungkin lari.

c. Nama emosi, mana yang umumnya diberikan kepada berbagai jenis emosi biasanya didasarkan oleh sifat rangsangannya.

d. Pengenalan emosi, pengenalan emosi secara subjektif dan introspektif sukar dilakukan, karena selalu saja ada pengaruh dari lingkungan.11

4. Pengertian Kecerdasan

Kecerdasan merupakan suatu kemampuan tertinggi dari jiwa makhluk

hidup yang hanya dimiliki oleh manusia. Kecerdasan ini diperoleh manusia sejak

lahir, dan sejak itulah potensi kecerdasan ini mulai berfungsi mempengaruhi

tempo dan kualitas perkembangan individu, dan manakala sudah berkembang,

maka fungsinya akan semakin berarti lagi bagi manusia yaitu akan mempengaruhi

kualitas penyesuaian dirinya dengan lingkungannya.

Kemampuan kecerdasan dalam fungsinya yang disebut terakhir bukanlah

kemampuan genetis yang dibawa sejak lahir, melainkan merupakan kemampuan

hasil pembentukan atau perkembangan yang dicapai oleh individu.

Kecerdasan merupakan kata benda yang menerangkan kata kerja atau

keterangan. Seseorang menunjukkan kecerdasannya ketika ia bertindak atau

berbuat dalam suatu situasi secara cerdas atau bodoh: kecerdasan seseorang dapat

                                                            10 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar……., h. 167. 11 Netty Hartati, M.Si. Dkk, Islam dan Psikologi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004),

Cet. 1, h. 99. 

Page 13: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  12

dilihat dalam caranya orang tersebut berbuat atau bertindak.12 Beberapa ahli

mencoba merumuskan definisi kecerdasan diantaranya adalah:

Amstrong berpendapat bahwa kecerdasan merupakan kemampuan untuk

menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa

lalu seseorang. Kecerdasan bergantung pada konteks, tugas serta tuntutan yang

diajukan oleh kehidupan kita dan bukan tergantung pada nilai IQ, gelar dari

perguruan tinggi atau reputasi bergengsi.

Dari beberapa pengertian kecerdasan yang telah dikemukakan maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk

memberikan solusi terbaik dalam penyelesaian masalah yang dihadapinya sesuai

dengan kondisi ideal suatu kebenaran.

Kecerdasan-kecerdasan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

kecerdasan linguistic yaitu kemampuan membaca, menulis dan berkomunikasi

dengan kata-kata atau bahasa. Kecerdasan logis-matematis yaitu kemampuan

berfikir (menalar) dan menghitung, berfikir logis dan sistematis. Kecerdasan

visual-spasial yaitu kemapuan berfikir menggunakan gambar, memvisualisasikan

hasil masa depan. Kecerdasan musikal yaitu kemampuan mengubah atau mencipta

musik, dapat bernyanyi dengan baik atau memahami dan mengapresiasi musik

serta ritme. Kecerdasan kinestetik-tubuh yaitu kemampuan menggunakan tubuh

secara terampil untuk memecahkan masalah, menciptakan barang serta dapat

mengemukakan gagasan dan emosi. Kecerdasan interpersonal yaitu kemampuan

bekerja secara efektif dengan orang lain dan berempeti. Kecerdasan intrapersonal

yaitu kemampuan menganalisis diri sendiri, membuat rencana dan menyusun

tujuan yang akan dicapai.

5. Hakikat Kecerdasan Emosional

Setelah mengetahui apa itu kecerdasan (intelensi) dan apa itu emosi,

selanjutnya akan dibahas tentang Emotional Intelligence (EI) atau kecerdasan

emosional. Kecerdasan emosional merupakan seperti kemampuan seperti

kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi;                                                             

12 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 115. 

Page 14: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  13

mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan; mengatur

suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan

berpikir; berempati dan berdoa.

Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan di Amerika pada

tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan Jhon Mayer

dari university of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional

yang tampaknya penting bagi keberhasilan. “kualitas-kualitas ini antara lain

adalah empeti, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah,

kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, disukai, kemampuan memecahkan

masalah antara pribadi, ketekunan, kesetikawanan, keramahan, dan sikap

hormat.”13 Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan

secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi,

informasi, koneksi dan pengaruh manusia.

Goleman (1997) mengemukakan bahwa ada lima indikator untuk meningkatkan kecerdasan emosi yaitu kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

1. Kesadaran diri adalah kemampuan seseorang untuk menyadari emosi yang sedang dialaminya; dapat mengenal emosi itu, memahami kualitas, intensitas dan durasi emosi yang sedang berlangsung serta tahu penyebab terjadinya.

2. Pengendalian diri adalah kemampuan mengendalikan emosi diri, mengolah emosi agar dapat terungkap dengan tepat.

3. Motivasi diri yaitu kemampuan untuk bertahan dan terus berusaha menemukan berbagai cara untuk mencapai tujuan.

4. Empati adalah kemampuan membaca emosi orang lain, kemampuan merasakan perasaan orang lain.

5. Keterampilan sosial yaitu kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain, membaca reaksi perasaan orang lain, memimpin, mengorganisasi dan menangani perselisihan yang muncul dalam setiap kegiatan manusia.14

6. Pengukuran Kecerdasan Emosional

                                                            13 Lawrence E. Shapiro, Mengajarkan Emotional Intellegence Pada Anak, (Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 1999), Cet. 4, h. 5. 14 Netty Hartati, Mengembangkan Kecerdasan Emosi, (Cirendeu- Ciputat: Fakultas

Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tazkiya of Psychological Journal, 2006, Vol. 6, No. 1, h. 62-63. 

Page 15: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  14

Kecerdasan emosional mulai di kenal abad ke-19. Namun hingga saat ini

belum terdapat tes standar untuk mengukur kecerdasan emosional.

Namun setidaknya ada dua cara yang ditemukan dan dikemukakan oleh Dr. Reuven Baron yang dapat dilakukan untuk menghitung kecerdasan emosional, yaitu:

a. EQ-I (Emotional Quotient Inventory) adalah ujian yang dilakukan sendiri oleh peserta ujian. Caranya, peserta menjawab sendiri oleh peserta ujian.

b. ECI (Inventory Emotional Competence) adalah ujian 360º, dimana seorang di minta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar orang yang hendak dihitung EQ-nya yang telah dikenal.15

B. Pembelajaran IPS

1. Pengertian Pembelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan disekolah, mulai dari jenjang pendididkan dasar sampai kependidikan menengah. Bahkan pada sebagian penggunaan tinggi ada juga dikembangkan IPS sebagai salah satu mata kuliah, yang sasaran utamanya adalah pengembangan aspek teoritis, seperti yang menjadi penekan pada sosial sciences.16

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) Merupakan mata pelajaran

yang membahas (mengkaji) kehidupan sosial yang didasarkan pada komponen-

komponen mata pelajaran IPS, yang sekitarnya tak asing bagi kita semua untuk

mengetahui atau memahaminya.

Menurut Syafrudin Nurdin yang mengutip terjemahan Nu’man Sumantri (200:44) mengartikan pendidikan IPS yang diajarkan sekolah sebagai: (1) Pendidikan Islam yang menekankan pada tumbuhannya nilai-nilai kewarganegaraan, moral ideologi Negara dan agama; (2) Pendidikan IPS yang menekakan pada isi dan metode berfikir keilmuan sosial; (3) Pendidiakn IPS yang menekankan pada reflective inquiry; (4) Pendidikan IPS yang mengambil kebaikan-kebaikan dari butir, 2 dan 3 di atas.17

                                                            15 Makmun Mubayidh, Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak refrensi Penting Bagi

Para Pendidik dan Orang Tua, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006), h. 33- 36. 16 Syaruddin Nurdin, Model Pembelajaran yang memperhatikan Individu Siswa dalam

kurikulum berbasis Kompetensi, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005) Cet. 1, h. 22. 17 Syaruddin Nurdin, Model Pembelajaran yang memperhatikan Individu Siswa dalam

kurikulum berbasis Kompetensi, …….Cet. 1 h. 23. 

Page 16: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  15

Dari pengertian di atas, bahasan tentang PIPS ini lebih ditekankan pada

dunia persekolahan terutama pada sekolah Menengah Atas (SMA), yang biasa

dikenal dengan pelajaran IPS.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa IPS sebagai program

pendidikan, tidak hanya menyajikan pengetahuan sosial semata-mata, melainkan

harus pula membina peserta didik menjadi warga masyarakat dan warga Negara

yang memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama dalam arti yang seluas-

luasnya. Apalagi dalam penyajiannya, pelajaran IPS diberikan berdasarkan tingkat

(jenjang) sekolah, jumlah bidang keilmuan yang dilibatkan di dalam IPS berbeda-

beda.

Di tingkat sekolah dasar terdiri dari geografi, sejarah, di tingkat sekolah

lanjutan terdiri dari geografi, sejarah, ekonomi, dan antropologi, di tingkat

menengah atas dasar terdiri dari geografi, sosiologi, ekonomi/akuntansi, tata

Negara dan pendidikan kewarganegaraan, sedangkan di perguruan tinggi hampir

seluruh bidang keilmuan sosial dilibatkan pada kerangka IPS.

Oleh karena itu peserta didik yang dibinanya tidak hanya cukup

berpengetahuan dan kemampuan berfikir yang tinggi, melainkan harus pula

memiliki kesadaran yang tinggi serta tanggung jawab yang kuat terhadap

kesejahteraan bangsa dan Negara.

Kegiatan pembelajaran IPS dapat berjalan dengan baik dan benar, maka

guru IPS diharapkan dapat memahami serta menggunakan metode pembelajaran

IPS, sebagaimana pembahasan di bawah ini

2. Metode Pembelajaran IPS

Pada hakikatnya pembelajaran IPS tidaklah memiliki perbedaaan yang

begitu berarti dengan metode pembelajaran yang dipergunakan oleh mata

pelajaran lainnya, hal itu dapat dipahami dari ungkapan Abdul AZIZ Wahab

dalam bukunya yang berjudul Metode dan Model-model Mengajar IPS, metode

yang digunakan yaitu “metode ceramah, metode inkuiri, metode diskusi, metode

Page 17: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  16

tanya jawab, dan metode simulasi”.18 Penggunaan metode-metode tersebut pada

mata pelajaran IPS, karena pelajaran yang dikembangkan lebih banyak

berorientasi pada upaya penciptaan kesadaran akan pentingnya hidup

berdampingan yang saling menghargai, menghormati selaku sesama mahluk

sosial.

Dari penjelasan tentang metode dan diringi dengan prinsip pembelajaran

IPS di atas, dapat dipahami bahwa dalam melakukan suatu kewajiban dan

tanggung jawab harus benar-benar diawali dari kemampuan atau pun kecakapan

yang dimiliki oleh seorang ahlinya (ahli di bidangnya), terutama dalam

penggunaan metode pembelajaran ini.

Dengan penggunaan metode yang baik oleh guru dalam penyampaian

materi pembelajaran IPS kepada peserta didik dengan baik, sedikit-banyaknya

akan mempermudah dalam pencapaian tujuan pengajaran IPS, sesuai penjelasan

di bawah ini.

3. Media Pembelajaran IPS

Istilah medis berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari

“medium” yang secara harfiah berarti perantara/pengantar. Istilah media ini sangat

popular dalam bidang komunikasi, proses belajar mengajar pada dasarnya juga

merupakan proses komunikasi sehingga media yang digunakan dalam

pembelajaran disebut media pembelajaran. Media merupakan alat yang digunakan

sebagai perantara untuk menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran,

perasaan dan kemajuan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar

mengajar.

Media pembelajaran IPS sebagai salah satu komponen pembelajaran, tidak

luput dari pembahasan sistem pembelajaran secara menyeluruh. Namun pada

kenyataanya, media pembelajaran IPS masih sering terabaikan dengan berbagai

macam masalah, diantaranya terbatasnya waktu untuk membuat persiapan, sulit

mencari media yang tepat, tidak ada dananya dan yang lainnya.

                                                            18 Abdul Aziz Wahab, Metode dan model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial IPS,

(Bandung: Alfabeta, 2007), Cet. 1, h. 30. 

Page 18: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  17

Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah

memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan

lebih efektif dan efisien. Akan tetapi secara lebih khusus ada beberapa manfaat

media yang lebih rinci kemp dan Dayton mengidentifikasi beberapa manfaat

media dalam pembelajaran sebagai berikut:

a. Menyampaikan materi pelajaran dapat diseragamkan. b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. d. Efisiensi waktu dan tenaga. e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. f. Media dapat memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja

dan kapan saja. g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan

proses belajar. h. Mengubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif.19

Media pembelajaran banyak sekali jenis macamnya, mulai yang paling

sederhana dan murah hingga media yang canggih dan mahal harganya. Ada media

yang dapat diubah oleh guru sendiri, dan nada media yang diproduksi pabrik.

Meskipun media banyak ragamnya, namun kenyataanya tidak banyak jenis media

yang biasanya digunakan oleh guru di sekolah. Beberapa media yang paling akrab

dan hampir semua sekolah memanfaatkan adalah media cetak (buku) dan papan

tulis.

Penulis menyimpulkan bahwasannya ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah

salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah mulai dari jenjang pendidikan

dasar sampai kependidikan menengah, bahkan pada sebagian perguruan tinggi ada

juga dikembangkan IPS sebagai salah satu mata kuliah yang sasaran utamanya

adalah pengembangan aspek teoritis.

4. Karateristik Pembelajaran IPS

Dari pengertian di atas kita dapat menemukan karateristik pembelajaran

IPS yang membedakan dengan pembelajaran ilmu-ilmu sosial lainnya (geografi,

                                                            19 Etin Solihin dan Rahajo, Cooperative learning analisis model pembelajaran IPS,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 23-25. 

Page 19: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  18

sejarah, ekonomi, hukum, dll). Mari kita kaji bersama ciri dan sifat utama dari

pembelajaran IPS sebagaimana dikemukakan A. Kosasih Djahiri (1979: 4).

1. IPS berusaha mepertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya (menelaah fakta dari segi ilmu).

2. Penelaahan dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja, melainkan bersifat komprehensif (meluas/dari berbagai ilmu sosial dan lainnya, sehingga berbagai konsep ilmu secara terintegrasi terpadu) digunakan untuk menelaah satu masalah/topik.

3. Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inquiri agar siswa mampu mengembangkan berpikir kritis, rasional dan analitis.

4. Program pembelajaran di susun dengan meningkatkan atau menghubungkan bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman, permasalahan, kebutuhan dan memproyeksikannya kepada kehidupan di masa depan baik dari lingkungan fisik atau alam maupun budayanya.

5. IPS diharapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil (mudah berubah), sehingga titik pada beratnya pembelajaran adalah terjadi proses internalisasi secara mantap dan aktif pada siswa agar siswa memiliki kebiasaan dan kemahiran untuk menelaah permasalahan kehidupan nyata pada masyarakatnya.

6. IPS mengutamakan hal-hal, arti dan penghayatan hubungan antara manusia yang bersifat manusiawi.

7. Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan senjata, juga nilai dan keterampilan.

8. Berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program maupun pembelajarannya dalam arti memperhatikan minat siswa dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya.

9. Dalam pengembangan program pembelajaran senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar) dan pendekatan-pendekatan yang menjadi ciri IPS itu sendiri.20

5. Tujuan Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

IPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir, sikap dan nilai

peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial budaya.21

Tujuan utama Ilmu pengetahuan sosial ialah untuk mengembangkan

potensi didik agar peka terhadap masalah sosial terjadi di masyarakat, memiliki

                                                            20 Sapriya Dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI Press,

2006), Cet. 1, h. 7-8. 21 Syafruddin Nurdin, Model Pembelajaran……., h. 24. 

Page 20: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  19

sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan

terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa

dirinya maupun yang menimpa masyarakat.

Menurut Sapriya dalam bukunya yang berjudul “Pembelajaran dan Hasil

Evaluasi Belajar IPS” mengemukakan bahwa terdapat 5 tujuan pokok

pembelajaran IPS:

1. Membina siswa agar mampu mengembangkan pengertian / pengetahuan berdasarkan data, generalisasi serta konsep ilmu tertentu maupun yang bersifat interdisipliner/komprehensif dari berbagai cabang ilmu sosial.

2. Membina siswa agar mampu mengembangkan dan memprektekkan keanekaragaman keterampilan studi, kerja dan intelektualnya secara pantas dan tepat sebagainya diharapkan ilmu-ilmu sosial.

3. Membina dan mendorong siswa untuk memahami dan menghargai dan menghayati adanya keanekaragaman dan kesamaan kultural maupun individual.

4. Membina siswa kearah turut memperngaruhi nilai-nilai kemasyarakatan serta juga dapat mengembangkan-menyempurnakan nilai-nilai yang ada pada dirinya

5. Membina siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan baik sebagai individu maupun sebagai warga Negara.22

Menurut Etin Solihatin dan Raharjo tujuan dari pendidikan IPS adalah

“untuk bekal mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk

mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, serta berbagai

bekal bagi siswa untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi”.23

Tujuan yang dikemukan oleh Etin tersebut di atas, mengharapkan agar

siswa mampu mengembangkan kemampuan dan sikap yang rasional dalam

menanggapi kenyataan atau permasalahan serta perubahan yang tak menentu

seperti yang terjadi dalam perkembangan masyarakat Indonesia maupun

masyarakat dunia baik yang terjadi pada masa lampau, masa kini atau pun masa

yang akan datang.

                                                            22 Sapriya Dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS,……..Cet. 1, h. 13. 23 Eti Solihatin, Raharjo, Cooperative Learning Analisis Model Pengajaran IPS,….h. 15. 

Page 21: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  20

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS adalah suatu

mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada

kajian sejarah, geografi, sosiologi, antropologi dan tatanegara.

C. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Siswa

1. Pengertian Hakikat Belajar

Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku

seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya.

“Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak

dapat dilihat”.24

Artinya bahwa proses perubahan setelah belajar dalam diri seseorang tidak

disaksikan, melainkan dapat dilihat dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku

yang Nampak dari yang belajar.

Menurut Gronbach, “Learning is shown by a change in behavior as a

result of experience”.25

Maksudnya adalah belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami.

Dalam mengalami itu si pelajar menggunakan panca inderanya.

Dalam buku Education Psychology, Witherington menyatakan bahwa,

“Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri

sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,

kepandaian, atau suatu perhatian”.26

Artinya, ketika seseorang melakukan proses belajar akan mengalami

perubahan tingkah laku yang menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik

maupun psikis.

                                                            24 Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,

(Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 3, h. 90. 25 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002),

Cet. 11, h. 231. 26 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Karya CV, 1985), Cet.

2, h. 81. 

Page 22: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  21

“Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam setiap penyelenggarakan jenis dan jenjang pendidikan”.27

Oleh sebab itu, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan

segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik

khususnya para guru.

Menurut James O. Wittaker, “Belajar adalah proses di mana tingkah laku

ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengelaman”.28

“Belajar atau yang disebut dengan learning adalah perubahan yang secara

relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-

penglaman”.29

Perubahan yang terjadi karena pengalaman ini membedakan dengan

perubahan-perubahan lain yang disebabkan oleh kerusakan fisik, baik karena

perubahan obat-obat berbahaya maupun karena kecelakaan atau penyakit tertentu.

“Belajar merupakan suatu proses dari seorang individu yang berupaya

mencapai tujuan belajar atau yang biasa disebut hasil belajar, yaitu suatu bentuk

perubahan perilaku yang relatif menetap”.30

“Belajar adalah serangkai kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi

dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor”.31

Belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi didalam diri

seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu. Walaupun pada kenyataannya

tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. Misalnya perubahan fisik,

mabuk, gila, dan sebagainya.”32

                                                            27 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT

Remaja RosdaKarya, 1995), Cet. 1, h. 87. 28 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan,

(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), Cet. 5, h. 104. 29 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan (Jakarta: Kizi

Brother’s 2006), Cet Ke-1, h. 76. 30 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar, ( Jakarta: pt rineka

cipta,1999), Cet.1, h 28. 31 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,…….., Cet. 1, h. 13. 32 Pupuh Fathurrohman & Sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman

Konsep Umum dan Konsep Islam,…… Cet. 1, h. 6. 

Page 23: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  22

Maksudnya adalah perubahan yang terjadi dalam diri individu banyak

sekali baik sifat maupun jenisnya, karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan

dalam individu merupakan perubahan dalam arti belajar. Seperti aspek-aspek

kematangan, pertumbuhan, dan perkembangan tidak termasuk perubahan dalam

pengertian belajar.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hanya melalui proses belajar seorang

individu akan mengalami perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik pada

aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

2. Pengertian Hakikat Hasil Belajar

Mulyono Abdurrahman berpendapat bahwa “Hasil belajar adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”33

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata dalam buku landasan psikologi

proses pendidikan hasil belajar (achievement) merupakan realisasi/pemekaran dari

kecakapan-kecakapan pontensial/kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan

hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari pelakunya, baik perilaku dalam

bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan

motoric. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan/perilaku yang diperlihatkan

seseorang merupakan hasil belajar. Disekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari

penguasaan siswa mata pelajaran yang ditempuhnya. Tingkat penguasaan siswa

akan mata-mata pelajaran dalam mata pelajaran tersebut disekolah dilambangkan

dengan angka-angka atau huruf, seperti angka 0-10 pada pendidikan dasar dan

menengah dan huruf a,b,c,d pada pendidikan tinggi.34

Dalam kegitan belajar yang terprogram dan terkontrol yang disebut dengan

kegiatan pembelajaran, tujuan belajar telah ditetapkan terlebih dahulu oleh guru.

Jadi, anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran.

                                                            33 Mulyono Abdurrahman, pendidikan………h.37. 34 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT

Remaja Ros Dakarya, 2007), Cet.4, h. 102-103. 

Page 24: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  23

Keberhasilan seseorang guru dari proses belajar mengajar adalah ketika

siswanya mengerti dan memahami atas apa yang disampaikannya. hal itu

menunjukkan bahwa siswa mengalami peningkatan dalam hasil belajar.

Untuk mencapai hasil belajar yang ideal, dituntut kemampuan para

pendidik untuk membimbing siswanya dalam proses belajar. Seorang guru harus

selalu siap dengan berbagai kondisi dalam mengahadapi siswa dan

lingkungannya, juga harus memiliki kompetensi yang tinggi untuk dapat

menjalankan kewajibannya sebagai guru teladan, agar tercipta sumber daya

manusia yang berkualitas.

Oleh karena itu, kegiatan belajar akan lebih terarah dan sistematis jika

disertai dengan proses pembelajaran. Belajar dengan proses pembelajaran akan

lebih efektif, karena ada guru, bahan ajar, metode, serta ada lingkungan yang

kondusif yang sengaja diciptakan.

Di dalam sistem pendidikan nasional mengenai rumusan tujuan pendidikan

menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S. Bloom secara garis besar

mengacu kepada tiga arah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.35

“Menurut A.j. Romiszowski, hasil belajar merupakan keluaran (outputs)

dari suatu sistem pemprosesan masukan (inputs). Masukan dari sistem tersebut

berupa macam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau

kenerja ( performance)”.36

Romiszowski menyatakan perbuatan merupakan petunjuk dari proses

belajar yang telah terjadi. Hasil belajarnya dapat dikelompokkan menjadi dua

macam, yaitu pengetahuan dan keterampilan.

Romiszowski menyatakan pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu: 1) Pengetahuan tentang fakta. 2) Pengetahuan tentang prosedur. 3) Pengetahuan tentang konsep dan, 4) Pengetahuan tentang prinsip.

Keterampilan juga terdiri dari empat kategori, di antaranya: 1) Keterampilan untuk berfikir atau keterampilan kognitif. 2) Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik.

                                                            35 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan….,h.38. 36 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan….,h.38. 

Page 25: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  24

3) Keterampilan beraksi atau bersikap dan, 4) Keterampilan berinteraksi.37

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal

cenderung mewujudkan hasil yang berarti sebagai berikut: 1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar

instrinsik pada diri siswa. 2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya. 3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya. 4. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif). 5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan

dirinya, terutama dalam menilai hasil yang dicapaikannya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.38

Dengan demikian, hasil belajar merupakan kualitas kemampuan yang

dihasilkan melalui proses aktivitas aktif dalam membangun pemahaman informasi

dalam bentuk kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.

Hasil belajar dalam diri seseorang terlihat melalui kemampuan-

kemampuan yang dimilikinya, belajar membawa perubahan pada individu yang

belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan

dalam bentuk kecepatan, kebebasan, sikap, pengertian dan minat.

Suatu proses belajar akan menghasilkan hasil belajar, terlihat dari apa yang

akan dilakukan oleh siswa sebelumnya. Hasil belajar dapat terjadi pada individu

yang belajar. Perubahan akibat belajar itu akan bertahan lama, bahkan sampai

taraf tertentu tidak menghilangkan lagi. Kemampuan yang telah diperoleh menjadi

miliki pribadi yang tidak akan terhapus begitu saja lain keadaan bila orang

melupakan sesuatu, orang itu mendapat kesan bahwa hal yang dipelajarinya telah

menghilang. Jadi seolah-olah hasil belajar tidak berbekas. Namun kesan itu tidak

seluruhnya benar, karena ada dalam ingatannya sisa-sisa dari apa yang

dipelajarinya dahulu.

Jadi hasil belajar yaitu hasil yang telah dicapai secara optimal selama

berlangsungnya belajar.

                                                            37 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan….,h.38. 38 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1990), Cet. 1, h. 56-57. 

Page 26: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  25

Pengambilan keputusan tentang hasil belajar merupakan suatu keharusan

bagi seseorang guru agar dapat mengetahui berhasil tidaknya anak didik dalam

proses belajar mengajar. Ketidakberhasilan proses belajar mengajar disebabkan

antara lain oleh:

1. Kemampuan anak didik yang rendah.

2. Kualitas materi pelajaran tidak sesuai dengan tingkat usia anak.

3. Jumlah bahan pelajaran teelalu banyak sehingga tidak sesuai dengan waktu

yang diberikan.

4. Komponen proses belajar mengajar yang kurang sesuai dengan tujuan.

Disamping itu, pengambilan keputusan juga diperlukan untuk mengalami

anak didik dan mengatahui sejauhmana diberikan bantuan terhadap kekurangan-

kekurangan anak didik.

Hasil belajar dapat diketahui dari hasil evaluasi yang diadakan. Evaluasi

adalah penilaian hasil belajar merupakan usaha guru untuk mendapatkan

informasi tentang siswa, baik penguasaan konsep, sikap, kemampuan maupun

keterampilan. Hal ini dapat digunakan sebagai balikan sangat diperlukan dalam

menentukan starategi belajar siswa.

Evaluasi hasil belajar juga bermaksud memperbaiki dan mengembangkan

program pengajaraan. Seseorang dikatakan berhasil apabila ia melakukan sesuatu,

dan ia mendapatkan secara puas. Siswa dikatakan berhasil apabila ia memperoleh

prestasi yang bagus disekolahnya, tentu prestasi tersebut diproleh dengan belajar.

Sebagian orang beranggapan bahwa, belajar adalah semata-mata

mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk

informasi atau materi pelajaran. Ada pula sebagian yang memandang belajar

sebagai latihan belaka seperti tampak pada latihan membaca dan menulis.

Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Education Psycology The

Teaching Leaning Proses, berpendapat bahwa “belajar adalah suatu proses

adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif”.39

Hintzman dalam buku The Psycology of Learning and Memory

berpendapat bahwa, “Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri

                                                            39 Muhibbin Syah, Psikologi……., h. 88. 

Page 27: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  26

organisme (manusia dan hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat

mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut”.40

Sedangkan menurut Zikri Neni Iska mendefinisikan “belajar atau disebut

juga dengan learning, adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada

prilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman.41

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Dari beberapa ahli pendidikan atau pengamatan pendidikan banyak sekali

yang mempunyai pendapat faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Ini

terlihat dari beberapa ahli pendidikan yang mempunyai beberapa pendapat yang

hampir sama ada juga yang sedikit berbeda, tetapi penulis berpandangan faktor-

faktor yang berbeda dari beberapa ahli adalah faktor-faktor yang saling

melengkapi karena tiap ahli berpendapat sesuai dengan keadaan pendidikan pada

masa yang diamati para ahli pendidikan tersebut.

Faktor ekternal lainnya adalah faktor motivasi. “Motivasi adalah segala

sesuatu yang mendorong tingkah laku yang menuntut/mendorong orang untuk

memenuhi suatu kebutuhan.”42 Zikri Neni Iska berpendapat bahwa, “Motivasi

merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku

kearah tujuan”.43 Motivasi sangat penting bagi anak dalam menunjang

keberhasilan belajarnya.

Siswa yang mengalami proses belajar, agar berhasil sesuai dengan tujuan

yang harus dicapainya, perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar.

Menurut Ngalim Purwanto, faktor lain yang dapat mempengaruhi proses

dan hasil belajar pada setiap orang, dapat disimpulkan sebagai berikut:

                                                            

40 Muhibbin Syah, Psikologi…., h. 88. 41 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Diri........, h. 76. 42 Alisuf Subri Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan (Jakarta: Radar Jaya

Offset. 1992), Cet ke-1 h. 129. 43 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri......., h.39. 

Page 28: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  27

Gambar. 1

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Alam

Kurikulum/Bahan Pelajaran

Sosial

Kemampuan kognitif

Motivasi

Kecerdasan

Guru/Pelajaran

Minat

Bakat

Sarana dan Fasilitas

Administrasi/manajemen

Kondisi fisik

Lingkungan

Instrumental

Fisiologi

Luar

Faktor

Dalam

Psikologi

Kondisi panca indera

Page 29: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  28

Menurut Abu Ahmadi dan widodo Supriyono merumuskan bahwa faktor

yang mempengaruhi hasil belajar adalah:

1. Faktor internal (faktor yang mempengaruhi dari dalam diri), yang meliputi : a. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh. Misalnya: penglihatan, pendengaran, dan sebagainya. b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang

terdiri atas: faktor non intelektif (seperti kecerdasan, bakat, dan prestasi yang telah dimiliki), dan faktor non intelektif (seperti sikap, kebiasaan dan minat).

c. Faktor kematangan fisik maupun psikis. 2. Faktor eksternal (faktor yang mempengaruhi dari luar diri), yang meliputi:

a. Faktor sosial, seperti lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan kelompok.

b. Faktor budaya. c. Faktor lingkungan fisik. d. Faktor lingkungan spiritual.44

Menurut Syaiful Bahri Djamarah menegemukakan bahwa untuk mendapat

hasil belajar dalam bentuk perubahan harus melalui proses tertentu yang

dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu dan luar individu proses ini tidak

dapat dilihat karena bersifat psikologis, kecuali bila seseorang telah berhasil

dalam belajar, maka seseorang itu telah mengalami proses tertentu dalam

belajar.45

Sedangkan menurut Zikri Neni Iska merumuskan faktor-faktor yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah:

1. Internal/Dalam, yakni: a. Fisiologi, yang terdiri dari kondisi fisik dan panca indera. b. Psikologi, yang terdiri dari bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan

kemampuan kognisi. 2. Esternal/Luar, yakni:

a. Lingkungan, yang terdiri dari alam dan sosial.

                                                            44 Abu Ahmadi dan widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991),

Cet. 1, h. 138-139. 45 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,……, Cet. 1, h. 141. 

Page 30: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  29

b. Instrumental, yang terdiri dari kurikulum, guru, sarana prasarana, administrasi dan manajemen.46

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa banyak faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal tersebut menyebabkan adanya pengaruh

dari dalam diri siswa sebagai perbuatan belajar yang menimbulkan perubahan

tingkah lakunya.

Sedangkan adanya pengaruh dari luar individu itu juga bersifat wajar,

maksudnya selain keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa (faktor internal),

maka faktor eksternal pun turut mempengaruhi, hal ini dikarenakan baik buruknya

hasil belajar siswa akan didukung pula dari baik buruknya lingkungan tempat

siswa belajar.

Untuk itu faktor-faktor di atas dalam hal ini sering saling berkaitan dan

mempengaruhi satu sama lain. Sebagai contoh: seorang siswa yang berintelegensi

tinggi (faktor internal) umunya akan mendapat dorongan positif dari orang tuanya

maupun lingkungannya (faktor eksternal).

Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang telah

dicapai seseorang atau sekelompok melalui usaha yang telah dilakukan atau

kegiatan belajar yang dapat diukur dan dinilai.

4. Macam-macam Hasil Belajar

Kingsley membagi hasil belajar menjadi tiga macam yaitu, keterampilan

dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita.47 Gagne membagi

hasil belajar menjadi lima kategori yaitu: informasi verbal, keterampilan

intelektual, strategi kognitif, sikap, keterampilan motoris.48 Informasi verbal

diperoleh sebagai hasil belajar di sekolah dan juga dari kata-kata yang diucapkan

orang dari membaca dan lain-lain. Keterampilan intelektual didapat dari

berinteraksi dengan lingkungannya melalui penggunaan simbol-simbol atau

gagasan. Strategi kognitif digunakan siswa apabila ia ingin memilih dan

mengubah perhatian, pola belajar, ingatan dan proses berpikir dalam memecahkan                                                             

46 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri, …., h. 85. 47 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, ….., Cet. 1, h. 22. 48 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar………..h. 22. 

Page 31: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  30

masalah. Sikap terutama sikap sosial yang muncul dapat mempengaruhi perilaku

seseorang terhadap benda-benda. Menggunakan alat distilasi dalam pembelajaran

kimia merupakan contoh dari keterampilan motoris yang digabung dengan

keterampilan intelektual karena keterampilan motoris tidak hanya mencakup

kegiatan fisik saja.

Abu Ahmadi dalam bukunya mengungkapkan ada beberapa faktor yang

mempengaruhi hasil belajar secara langsung maupun tidak langsung. Faktor-

faktor tersebut digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Faktor-faktor stimulus belajar, mencakup panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berat ringannya tugas, dan suasana lingkungannya eksternal.

b. Faktor-faktor metode belajar, mencakup kegiatan berlatih, resitasi dalam belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, bimbingan dalam belajar, dan kondisi-kondisi intensif.

c. Faktor-faktor individual, mencakup usia kronologis, perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya kapasitas mental, kondisi kesehatan, jasmani, kondisi kesehatan rohani, dan motivasi.49

D. Kerangka Pikir

Dalam penelitian ini penulis ingin membuktikan bahwa apakah pengaruh

kecerdasan emosional dengan hasil belajar yang dicapai siswa atau dengan kata

lain kecerdasan emosional dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Sedangkan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa

setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan

psikomotor. Derajat kemampuan yang diperoleh siswa diwujudkan dalam bentuk

nilai hasil belajar IPS. IPS adalah mata pelajaran yang mengkaji seperangkat

peristiwa, fakta, konsep, generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial serta

berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap. Dan keterampilan

siswa tentang masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia.

Aktiviitas siswa dikelas diarahkan oleh guru untuk menuntunnya dalam

belajar IPS melalui materi-materi yang disampaikan dan kegiatan pratikum.

Disinilah siswa melibatkan mental, fisik, dan emosinya dalam proses

pembelajaran. Siswa diarahkan untuk dapat menyimak penjelasan dari materi                                                             

49 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar……, h. 120. 

Page 32: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  31

yang disampaikan oleh guru, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah

sosial serta melakukan observasi.

Dalam melakukan aktivitas tersebut siswa merasakan berbagai macam

emosi yang timbul seperti bersemangat, senang, bosan, atau putus asa. Untuk

mengatasi emosi ini maka diperlukan kecerdasan emosional siswa untuk

mengendalikan emosinya agar tidak menghambat proses belajar. Tujuan

mempelajari IPS tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan bagi siswa tetapi

juga agar siswa dapat berpikir secara ilmiah. Model pembelajaran IPS yang

bersifat monoton dapat menurunkan semangat belajar siswa sehingga akan

menimbulkan kejenuhan dalam belajar dan putus asa dalam menghadapi

kegagalan dalam tes IPS.

Hambatan emosional dalam mempelajari IPS juga dapat dialami siswa

pada mata pelajaran lain. Siswa yang dapat mengatasi hambatan-hambatan

tersebut akan lebih siap mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan siswa yang

mudah merasa cemas, takut, kecewa, frustasi dalam mengikuti pelajaran akan

mengalami kesulitan dalam mengeluarkan kemampuan mental dan intelektualnya

dalam belajar.

Bagaimana mungkin seorang siswa dapat memahami materi yang

disampaikan secara optimal jika keadaan emosinya labil, misalnya seorang siswa

takut dengan gurunya karena image guru di mata siswa tersebut sebagai guru

pemarah. Secara otomatis ketika sang guru bertanya kepadanya, maka siswa

tersebut lebih memilih untuk diam. Padahal setiap pertanyaan yang diajukan oleh

guru dan jika dijawab dengan baik oleh siswa maka ia akan mendapatkan poin

tambahan. Dengan pilihan siswa tersebut untuk diam maka ia tidak mendapatkan

poin dan hal itu berpengaruh terhadap hasil belajarnya.

Siswa yang memiliki kemampuan yang baik dalam mengenali emosi diri,

mengelola emosi, memotivasi, berempati, dan dapat membina hubungan yang

baik dengan orang lain adalah siswa yang memiliki kecerdasan emosional yang

tinggi. Sedangkan siswa yang mengalami kesulitan dalam mengatasi persoalan

tersebut memiliki kecerdasan emosional yang rendah. Jika kecerdasan emosi

dikaitkan dengan proses belajar mengajar maka siswa dengan kecerdasan

Page 33: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  32

emosional tinggi akan lebih mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam belajar

sehinga hasil belajarnya akan meningkat.

Dengan demikian, diduga terdapat hubungan positif antara pengaruh

kecerdasan emosional dengan hasil belajar IPS siswa kelas VIII di MTs Al-

Mursyidiyyah Pamulang.

Gambar. 2

Bagan Kerangka Berpikir Kecerdasan Emosional dan Hasil Belajar

Kecerdasan emosional Hasil Belajar

1. Kesadaran diri

2. Pengaturan diri

3. Motivasi

4. Empati

5. Keterampilan sosial

1. Mengantisipasi kegagalan

2. Optimis dalam belajar

3. Motivasi belajar

4. Memenuhi harapan guru dan orang tua

5. Berkomunikasi dan mengemukakan

pendapat

E. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan

penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan landasaan

teori dan kerangka berpikir maka:

Ho : Tidak terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPS di MTs Al- Mursyidiyyah Pamulang.

Ha : Terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPS di MTs Al- Mursyidiyyah Pamulang.

Page 34: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian ini adalah MTs Al- Mursyidiyyah

yang alamat Jl. Siliwangi Gg. Anggrek RT/RW 03/18 Pondok Benda - Pamulang

untuk mata pelajaran IPS. Alasan Penelitian memilih MTs Al- Mursyidiyyah

sebagai lokasi penelitian adalah:

a. MTs Al- Mursyidiyyah Pamulang adalah tempat dimana penelitian melakukan

praktek profesi keguruan (PPKT), Sehingga dengan mudah peneliti masuk dan

dekat dengan lingkungan sekolah, karena secara pribadi penelitian telah

memiliki kedekatan dengan semua pihak yang ada disekolah tersebut seperti,

kepala sekolah, guru, siswa-siswi, tata usaha, dan orang-orang lainnya yang

ada disekolah tersebut.

b. MTs Al- Mursyidiyyah Pamulang adalah salah satu sekolah negeri yang

terletak daerah Tangerang selatan, letaknya sangat strategis dan mudah

dijangkau terutama oleh peneliti, karena MTs Al- Mursyidiyyah terletak tidak

jauh dari kampus juga dapat tetap pergi kekampus untuk melakukan

bimbingan dan mencari referensi tambahan.

c. MTs Al- Mursyidiyyah memiliki akreditas A “Amat Baik” karena sekolah.

MTs Al-Mursyidiyyah adalah sekolah yang paling unggul.

33

Page 35: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  34

2. Waktu Penelitian

Berikut adalah tabel waktu penelitian melakukan penelitian:

Tabel. 1 Waktu Penelitian

No Tanggal/Hari/Bulan Kegiatan

1 14 Mei 2010 Pembuatan proposal skripsi

2 2 Juni 2010 Pengajuan judul skripsi

3 3 - 23 Juni 2010 Pembuatan Bab 1, 2, dan 3

3 21 September 2010 Observasi lokasi penelitian

4 21 September 2010 Meminta izin kepada pihak sekolah

5 22 September 2010 Meminta dokumentasi dengan staf tata usaha

tentang pendidik, guru dan sarana-prasarana

6 23 September 2010 Observasi menyebar kisi-kisi angket

7 27 September - Oktober

2010

Pengolahan data

8 21 Oktober 2010 Penyusunan Laporan

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survey melalui studi kuantitatif yakni

suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke obyek penelitian,

karena dalam penelitian ini memerlukan data yang valid agar dapat dipertanggung

jawabkan kebenarannya.

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mempunyai dua variabel, yaitu:

1. Variable bebas yaitu kecerdasan emosional (Variabel X).

2. Variabel terikatnya yaitu hasil belajar siswa (Variabel Y).

Page 36: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  35

Tabel. 2 Variabel Penelitian

No Variabel Definisi Konseptual Definisi Oprerasional Sumber

data

1 Kecerdasan

Emosional

Kecerdasan emosional

adalah suatu

kemampuan yang

dimiliki oleh individu

untuk

dapat menggunakan

perasaanya secara

optimal

guna mengenali

dirinya sendiri dan

lingkungan sekitarnya.

Kecerdasan emosional

adalah kemampuan

individu Untuk

mengenali persaannya

sehingga dapat mengatur

dirinya sendiri

dan menimbulkan motivasi

dalam dirinya untuk

meningkatkan kualitas

hidupnya

Kuesioner

2 Hasil

Belajar

Hasil belajar adalah

sesuatu kinerja yang

diindikasikan sebagai

suatu kemampuan

yang telah diperoleh

karena adanya proses

belajar

Suatu hasil belajar yang

telah diperoleh siswa

melalui usaha

yang dilakukan

(kegiatan belajar) yang

dapat di ukur dan di nilai

Nilai

Hasil Tes

Soal

D. Populasi dan Sampel

Populasi menurut Suharsimi Arikunto, “Populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian”.1 Dalam penelitian ini penulis tidak menjadikan semua siswa

MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang sebagai subjek penelitian. Akan tetapi yang

menjadi objek penelitian adalah kelas VIII dengan jumlah siswa 80 siswa.

                                                            1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek……., h. 108. 

Page 37: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  36

Sampel menurut suharsimi Arikunto “Sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti”.2 Adapun sampel yang digunakan adalah dengan teknik

cluster sampling atau kelompok. Guna menyederhanakan proses pengumpulan

dan pengolahan data penulis menggunakan teknik sampling. Dalam penelitian ini

jumlah populasi 80 yang terdiri 2 kelas yang menjadi sampel adalah sebanyak 66

siswa.3

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam hal ini penulis mengadakan penelitian langsung objek yang diteliti

dengan menggunakan beberapa teknik, yaitu:

1. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya

atau hal-hal yang ingin ia ketahui.4

2. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

fenomena-fenomena yang diselidiki.5 Dalam hal ini penulis mengadakan

pengamatan dan pencatatan dengan seksama terhadap pelaksanaan kegiatan

yang dilaksanakan di lokasi, penelitian juga mengamati keadaan lingkungan

sekolah seperti fasilitas, keadaan guru dan karyawan, keadaan murid, sarana

prasarana dan kurikulum.

3. Dokumentasi data dalam penelitian naturalistik kebanyakan diperoleh dari

sumber manusia/human resources, melalui observasi dan kuesioner. Tetapi

ada pula sumber bukan manusia, non human resources di antaranya foto

terlampir.

                                                            2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek,………h. 109. 3 Dr. Sugiyono, Statisika Untuk Penelitian, (Bandung: CV ALFABETA, 1999), Cet. 2 h.

63. 4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 1998), Cet XI, h. 128. 5 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas

Psikologi, 1980), h. 136. 

Page 38: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  37

F. Instrumen Penelitian

Instrumen ini terdiri dari 55 item. Setelah di uji kevaliditasannya ternyata

35 item valid atau dipakai. Dari 35 item tersebut dipakai tentang uji EQ-I

(Emotional Quotient Inventory) yang tiap soal terdiri dari 4 pilihan jawaban yaitu

Sangat setuju, Sering, Tidak setuju, Sangat tidak sertuju. Instrumen ini megukur

aspek dengan kategori kesadaran emosi diri, mengenali emosi, memotivasi diri,

dan empati.

Tabel 3

Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban

Jenis Option Positif Negatif

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Tidak Setuju (TS) 2 3

Setuju (S) 3 2

Sangat Setuju (SS) 4 1

Item-item dalam skala kecerdasan emosi di rancang berdasarkan unsur-

unsur kecerdasan emosi menurut Goleman (1996) yaitu:

Tabel 4

Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosi (Uji Coba)

NO Indikator No. Item

Jumlah Positif Negatif

1 Kesadaran Diri 1, 16, 22, 26 3, 7, 33, 40, 43 9

2 Kontrol Diri 14, 42, 44 5, 20, 35, 46, 55 8

3 Motivasi Diri 6, 12, 29, 34 11, 31, 37, 51 8

4 Empati 2 25, 38, 48, 54 5

5 Keterampilan Sosial 4 9, 18, 23, 41 5

Jumlah 13 22 35

Page 39: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  38

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Setelah data terkumpul makna dilakukan tahap analisis data yaitu, peneliti

berusaha untuk memberikan uraian mengenai hasil penelitiannya. Dalam analisis

data di lakukan beberapa tahapan yang meliputi:

1. Uji Validitas

Skala kecerdasan emosional sebelum diujikan harus ditentukan

validitasnya. Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau sahih,

yakni sejauh mana ketepatan dan kecamatan suatu alat ukur dalam melakukan

fungsi ukurnya.6 Untuk memperoleh pengujian hipotesis yang valid dan obyektif

diperlukan data yang memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Uji validitas

dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan

skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi Product Moment. Rumus

adalah sebagai berikut:7

Rxy = ])([)]([

)()(2222 yyNxxN

yxxyNrxy∑−∑∑−∑

∑∑−∑=

Keterangan:

rxy = Angka Indeks korelasi “r” Product Moment.

N = Number of Cases.

∑XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y.

∑X = Jumlah seluruh skor X.

∑Y = Jumlah seluruh skor Y.

Setelah dilakukan penghitungan uji validitas instrument kecerdasan

emosional sebanyak 55 item, diperoleh 35 yang valid atau dipakai dan 20 butir

item yang tidak valid. pengolahan data ini digunakan uji validitas dengan rumus

teknik korelasi tersebut, dengan menggunakan Sofware SPSS 15.00 For Windows

dengan entre method.

                                                            6 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2006), Cet. 1, h. 105. 7 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2006), Cet. 16. h. 206. 

Page 40: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  39

2. Reliabilitas

Setelah dilakukan standarisasi nilai instrument, kemudian dilakukan

penguji reliabilitas, instrument kecerdasan emosional dengan menggunakan rumus

metode belah dua (split halp method) sebagai berikut:8

ryr

r xyhit +=

12

Nilai tersebut diperoleh dengan mencari terlebih dahulu nilai rxy dengan

menggunakan rumus “r” Product Moment, yaitu:

])([)]([)()(

2222 yyNxxNyxxyNrxy

∑−∑∑−∑

∑∑−∑=

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y.

N = Number of Cases.

∑XY = Jumlah perkalian X dan Y.

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X.

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y.

∑X = Jumlah Kuadrat dari X.

∑Y = Jumlah kuadrat dari Y.

Setelah dilakukan perhitungan reliabilitas terhadap 35 item yang valid,

pengolahan data ini digunakan reliabilitas dengan rumus teknik korelasi tersebut,

dengan menggunakan Sofware SPSS 15.00 For Windows dengan entre method.

H. Teknik Analisa Data

1. Uji Prasyarat Analisis Data

Dalam penelitian ini pengujian prasyarat analisis yang digunakan penulis

adalah uji normalitas. uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan statistik

                                                            8  Pratiwi Bintari Oktaviya, Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Hasil Belajar

Sosiologi Siswa, (Jakarta: FITK, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Skripsi, 2010), h. 41. 

Page 41: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  40

Kolmogorov-Smirnov (KS). perhitungan data tersebut dilakukan dengan

menggunakan bantuan komputer yaitu program SPSS 15.00.

a. Uji Normalitas Data.

Uji normalitas merupakan uji prasarat analisis data yang digunakan

untuk mengetahui apakah data yang diteliti berdistribusi normal atau tidak.

pengujian dilakukan dengan menggunkan rumus Liliefors dan pengambilan

keputusan data normal atau tidak, dapat ditentukan dengan mengunakan dua

cara :

1) Dengan membandingkan skor KS hitung dengan KS tabel:

a) Jika niali KS hitung <KS tabel, maka Ho di tolak dan Ha diterima

artinya data normal.

b) Jika niali KS hitung >KS tabel, maka Ho di terima dan Ha ditolak

artinya data tidak normal.

2) Dengan teknik probabilitas:

a) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho di tolak dan Ha diterima

artinya data normal.

b) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho di terima dan Ha ditolak

artinya data tidak normal.

Pada penelitian ini pengambilan keputusan untuk uji normalitas dengan

menggunakan teknik probabilitas.9

b. Metode Suksesi Interval

Metode ini di tujukan untuk menaikan data ordinal menjadi interval.

Untuk perhitungan ini menggunakan rumus sebagai berikut:10

Rumus:

                                                            9 Lampiran 11 dan 12 Uji Normalitas Kecerdasan Emosional dan Uji Normalitas Hasil

Belajar. 10 Drs. Riduwan, M.B.A, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula, (Bandung: Alfabeta 2007), Cet. 4, h. 131. 

Page 42: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  41

S)x(X1050T

~

ii

−+=

Dari perhitungan prasarat analisis terbukti bahwa data itu adalah normal

dan sudah di tingkatkan menjadi interval maka penulis menggunakan korelasi

Product Moment

2. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis mencakup uji korelasi signifikansi dan koefesien determinasi.

Secara rinci dijabarkan sebagai berikut:

a. Uji Korelasi

Untuk menganalisa hubungan kedua variable digunakan teknik analisis

korelasional Bivariat dengan rumus product Moment dari Karl Pearson,

rumus tersebut sebagai berikut:11

])([])([)()(

2222 yyNxxNyxxyNrxy

∑−∑∑−∑

∑∑−∑=

Keterangan:

r = Angka Indeks korelasi “r” Produck Moment.

N = Number of Cases.

∑XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y.

∑X = Jumlah seluruh skor X.

∑Y = Jumlah seluruh skor Y.

Pengolahan data digunakan teknik analisa korelasional dengan rumus product moment tersebut, juga dilkukan dengan software SPSS 15.00 For Windows dengan entre method.

Terhadap angka indeks korelasi yang telah diperoleh dari perhitungan (proses komputasi) dapat diberikan interpretasi atau penafsiran tertentu. Interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks korelasi “r” Product Moment (rxy), pada umumnya dipergunakan pedoman sebagai berikut:12

                                                            11 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan……., h. 206. 12 Anas Sudijono, Pengantar Statistik...., h. 190. 

Page 43: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  42

Tabel 5

Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment

Besarnya “r” Product Moment Interpretasi

0,00 - 0,20

0,20 – 0,40

0,40 – 0,70

0,70 – 0,90

0,90 - 1,00

Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi). Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, lemah atau rendah. Antara Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup. Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi. Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.

b. Koefesien Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar konstribusi variable X terhadap Y

digunakan rumus sebagai berikut:

Rumus Koefesien determinan

KD = r2 x 100%

Keterangan:

KD = Konstribusi Diterminasi (Kontribusi Variabel X Terhadap

Variable Y)

r2 = Koefesien korelasi antara variable X terhadap varian

Untuk mengetahui besarnya koefesien diterminasi (KD) dan tingkat

linieritas hubungan variable X dan Variabel Y juga menggunakan Software

SPSS 15.00 For Windows dengan entre method.

Page 44: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang

1. Sejarah Yayasan Al Mursyidiyyah Al Asyirotussafi’iyyah

Yayasan Islam Al Mursyidiyyah Al – Asyirotussafi’iyyah (YAMASY)

didirikan sejak tahun 1989 berdasarkan Akte Notaris Ny.R.Arie Soetardjo, SH

No.46 tanggal 20 Januari 1989 dan mulai aktif melakukan kegiatan operasional

tahun 1991 sampai dengan sekarang.

Yayasan ini didirikan oleh seorang wirausahawan sekaligus pemerhati

pendidikan yaitu Bapak KH.Mursyid yang penuh dedikasi tinggi menyumbangkan

tenaga, pikiran maupun materi secara ikhlas dalam rangka memberikan

pendidikan secara merata kepada semua lapisan masyarakat khususnya di wilayah

Desa Pondok Benda tanpa ada diskriminasi dan didukung sepenuhnya oleh

KH.Syafi’i Hadzami seorang ulama besar yang banyak memberikan motivasi dan

petuah-petuah tentang pendidikan. Bahkan nama yayasan yang dikenal sekarang

ini merupakan pemberian dari beliau selaku penasehat yayasan.

Yayasan pendidikan Islam Al-Mursyidiyyah berlokasi di Desa Pondok Benda Kec.Pamulang Kab.Tangerang dan meyelenggarakan pendidikan Islam mulai dari jenjang TKI / RA, MI / SDI, MTS / SMPI dan TPA. Sejalan dengan Visi dan Misi dari yayasan ini yaitu Terdepan dalam bidang keilmuan ,Berakhlakul karimah dan berprestasi. Tujuan dari yayasan ini adalah berusaha meningkatkan pemahaman masyarakat sekitar tentang agama Islam dan ajaran-ajaran mulianya serta mampu melahirkan generasi Islam yang menguasai ilmu

43

Page 45: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  44

pengetahuan dan tekhnologi sekaligus berkepribadian Islam dan berakhlak mulia sehingga mampu berkiprah positif dalam masyarakat luas. Dan selama kurang lebih 15 tahun yayasan pendidikan ini telah mampu mendidik kurang lebih 2000 siswa baik dari kalangan masyarakat menengah ke bawah maupun dari masyarakat menengah ke atas. Yayasan ini juga telah meluluskan kurang lebih 1000 siswa baik dari tingkat TKI, MI, maupun MTS dengan kualitas yang cukup baik dan sebagian dari mereka dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi mulai dari sekolah-sekolah negeri favorit sampai lembaga pesantren yang berkualitas. Bahkan ada pula beberapa siswa yang telah berkiprah di masyarakat dengan mengajar mengaji serta aktif dalam organisasi keagamaan maupun masyarakat.

Selain menyelengarakan pendidikan formal yayasan ini juga menyelengarakan kegiatan pendidikan non formal karena adanya permintaan masyarakat sekitar, yaitu membuka taman pendidikan Al-quran (TPA) dan Madrasah Diniyyah Awaliyah, mengadakan pengajian bulanan orang tua murid serta melakukan kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan secara berkala bertepatan dengan peringatan hari-hari besar A Kesejahteraan Pegawai.

Sarana dan fasilitas yang diberikan kepada seluruh pegawai, dewan guru dan karyawan di Yayasan Al Mursyidiyyah Al Assyirotussyafi’iyyah dalam menunjang pelaksanaan administrasi dan kegiatan belajar mengajar antara lain dengan cara pengangkatan status kepegawaian, dilakukan oleh pihak Yayasan. 1) Percobaan, diberlakukan kepada karyawan baru selama satu tahun mengabdi 2) Honorer, diberlakukan kepada karyawan yang telah melewati masa percobaan

sampai dengan sepuluh tahun masa mengabdi atau bila ada kebijakan dari yayasan dikerenakan mendapatkan nilai baik dan prestasi, loyalitas dan kinerja yang baik sebagaimana terdapat dalam istrumen DP3.

3) Tetap, diberlakukan kepada peagawai yang telah melewati masa sebagai pegawai honorer atau mendapat Surat Keputusan dari Yayasan yang menyatakan bahwa yang bersangkutan diangkat sebagai pegawai tetap yayasan berdasar masa pengabdian, loyalitas, dan Daftar Penilaian Pelaksanaaan Pekerjaan (DP3).1

                                                            

1 Profil MTs Al-Mursyidiyyah Pondok Benda Pamulang 

Page 46: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  45

Gambar 1

2. Struktur Organisasi MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang

Kabid. Pendidikan YPI Al Mursyidiyyah

Struktur Organisasi MTs AL – Mursyidiyyah2

Kepala Sekolah

Tata Usaha Keuangan Tata Usaha Administrasi

Waka. Bidang Kesiswaan

Waka. Bidang Kurikulum

Wali Kelas VII.1

Wali Kelas VIII.2

Wali Kelas VII.2

Wali Kelas VIII.1

Wali Kelas IX.1

Wali Kelas IX.2

Guru Bidang Studi

Guru Piket

Siswa

Komite Sekolah

Bimbingan Konseling

OSIS

Wabid. Humas

                                                            2 Struktur Organisasi MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang 

Page 47: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  46

1) Fungsi dan tugas Kepala Sekolah

Kepala Sekolah berfungsi sebagai pimpinan administrasi dan

supervisor. Adapun tugas kepala sekolah adalah sebagai berikut :

(a) Menyusun perencanaan.

(b) Mengorganisasikan kegiatan.

(c) Mengarahkan kegiatan.

(d) Mengkoordinasikan kegiatan.

(e) Melaksanakan pengawasan.

(f) Melakukan evaluasi terhadap kegiatan

(g) Mengatur proses belajar mengajar.

(h) Menjalin hubungan atau komunikasi antara sekolah, yayasan,

masyarakat dan dunia usaha.

(i) Melaksanakan kebijakan yang diputuskan yayasan.

(j) Membuat laporan secara berkala maupun insidentil.

2) Fungsi dan Tugas Bidang Kurikulum

Bidang kurikulum berfungsi membantu kepala sekolah dalam urusan

pengelolaan kegiatan sekolah. Adapun tugas bidang kurikulum

adalah seagai berikut :

(a) Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan.

(b) Menyusun pembagian tugas dan jadwal pelajaran.

(c) Mengatur penyusunan program pengajaran (program tahunan,

program semester, program bulanan, dan penyesuaian

kurikulum).

(d) Mengarahkan penyusunan satuan pembelajaran/silabus.

(e) Mengatur pelaksanaan kegiatan intrakurikuler dan

ekstrakurikuler.

3) Fungsi dan Tugas Bidang Kesiswaan

Bidang kesiswaan berfungsi membantu kepala sekolah dalam urusan

kesiswaan. Adapun tugas bidang kurikulum adalah seagai berikut :

(a) Bertanggung jawab terhadap kegiatan kesiswaan.

(b) Bertanggung jawab terhadap kegiatan ekskul.

Page 48: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  47

(c) Sebagai pembinan OSIS.

(d) Membina dan menyelesaikan permasalahan siswa setelah dari

BK.

4) Fungsi dan Tugas Bimbingan Konseling

(a) Memberikan bimbingan dan penyuluhan terhadap siswa yang

bermasalah.

(b) Melakukan Sidak (Operasi Mendadak) kepada siswa.

5) Fungsi dan Tugas Bidang Humas

(a) Mengadakan hubungan dengan masyarakat.

(b) Sebagai koordinasi dengan berbagai pihak luar untuk keperluan

sekolah.

6) Fungsi dan tugas Tata Usaha Administrasi

Adapun tugas tata usaha administrasi adalah sebagai berikut :

(a) Mengetahui jumlah guru.

(b) Mencatat dan mengarsipkan surat masuk dan surat keluar

(c) Menyediakan format penerimaan raport, menghitung kehadiran

guru, rekap kehadiran siswa, guru dan karyawan.

(d) Mengatur pengisisan papan data.

(e) Mengisi buku induk, klaper, mutasi siswa dan sebagainya.

(f) Mendistribusikan dan menerima kembali buku kumpulan

nilai/leger dari guru kelas.

7) Fungsi dan Tugas Tata Usaha Keuangan

Adapun tugas-tugas tata usaha keuangan antara lain :

(a) Menerima SPP dan uang komputer.

(b) Mengetahui masuk dan keluarnya uang.

(c) Bertanggungan jawab atas administrasi penerimaan SPP dan

komputer.

(d) Menyusun administrasi uang SPP dan komputer, biaya ulangan

semester, biaya ujian akhir sekolah, dan lain-lain.

(e) Merekap prosentase pemasukan SPP dan komputer tiap akhir

bulan

Page 49: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  48

(f) Menyimpan arsip-arsip yang berkenaan dengan keuangan.

(g) Membuat RAPBS beserta Kepala Sekolah dan yang terkait.

8) Fungsi dan Tugas Guru Kelas dan Guru Bidang Studi

Guru bertanggung jawab kepada sekolah dan mempunyai tugas

melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara afaektif dan

efisien. Adapun tugas – tugas guru antara lain :

(a) Membuat perangkat program pengajaran

(b) Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan blok,

ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir sekolah.

(c) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.

(d) Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi

tanggung jawabnya.

3. Unit-unit Pendidikan YAMASY

YAMASY merupakan yayasan yang berkonsentrasi pada bidang sosial

keagamaan yang memfungsikan dirinya sebagai sarana partisipasi dalam

pendidikan keagamaan yang berorientasi pada pembentukan pribadi muslim yang

berwawasan IPTEK dan IMTAQ dalam bingkai akhlaqul Karimah.

Untuk mencapai sasaran tersebut, YAMASY menyelengarakan unit

pendidikan sebagai berikut :

a. TKI / RA ( Raudahatul Athfal).

b. MI (Madrasah Ibtidaiyyah).

c. MTs (Madrasah Tsanawiyah).

d. TPA ( Taman Pendidikan Al-quran ).3

4. Visi, Misi dan Tujuan MTs Al-Mursyidiyyah

Visi : Sekolah Islam Berilmu, Berakhlaq, dan Berprestasi

Misi :

a. Menyelenggarakan pendidikan integratif dan berkualitas berlandaskan

iman dan taqwa serta adaptif terhadap perkembangan ilmu dan                                                             

3 Profil MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang 

Page 50: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  49

teknologi sehingga mampu membentuk lulusan atas SDM yang unggul

dan kompetitif.

b. Membiasakan siswa menjalankan ibadah, berlaku sopan dan mandiri.

c. Menumbuhkembangkan bakat dan minat siswa melalui kegiatan

kokulikuler dan ekstrakurikuler yang variatif dan berbasis

kemasyarakatan.4

Tujuan yang akan dicapai

a. Disiplin

b. Sholat dengan kesadaran

c. Mengoperasikan komputer program Word, excel, dan Internet dengan

baik.

d. Belajar tuntas

e. Aktif dalam kegiatan ekskul dan berprestasi dibidang akademik.

f. Dapat membaca al-Qur’an dengan baik.

g. Program pembinaan untuk siswa berprestasi dalam bidang Matematika

dan Bahasa Inggris.

Adapun kegiatan ekskul ditawarkan sesuai hobi/kebutuhan siswa,

antara lain : Pembinaan Rohis, Muhadhoroh, Kasidah, Marawis,

Melukis/menggambar, kaligrafi, Olahraga, Pramuka dan safari ta’lim.5

5. Lokasi Sekolah

i. Luas Tanah : 1430 M2

Lokasi : Jl. Siliwangi Gg. Anggrek RT/RW 03/18

Pondok Benda - Pamulang

ii. Batas-batas tanah

Sebelah Utara lapangan olahraga

Sebelah Timur perumahan penduduk

Sebelah Selatan jalan desa

Sebelah Barat perumahan penduduk.6

                                                            4 A. Syatiri, Wawancara, Pamulang, 23 September 2010 5 Profil MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang 6 Diringkas dari observasi, Pamulang, 23 September 2010 

Page 51: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  50

6. Keadaan Guru & Staf

Tenaga guru sebagian besar adalah sarjana dari berbagai displin ilmu. Ada

guru kelas dan juga guru bidang study. Untuk kelas satu sampai kelas enam

diberlakukan guru kelas dan guru bidang study yang masing-masing bertanggung

jawab penuh terhadap kelas yang dipegang. Dan ada guru muatan lokal yaitu

bahasa inggris, Qiroah, dan komputer.

Tabel 6

Data Guru7

Guru/Staf

MTs Al-Mursyidiyyah

Tahun Pelajaran

2006/2007 2007/2008 2008/2009

Kepala Sekolah 1 1 1

Guru tetap (PNS) 3 4 3

Guru tidak tetap (Honorer) 14 14 15

Guru PNS Dipekerjakan (DPK) 2 2 2

Staf Tata Usaha (TU) 1 2 2

Jumlah 21 23 23 Sumber Data: MTs Al-Mursyidiyyah

Tabel 7 Keadaan Siswa MTs

Tahun

Ajaran

Jumlah

Pendaftar Jml

Kls.

I

Jml

Kls.

II

Jml

Kls.

III

Jumlah

Calon

siswa baru

Jml

siswa

Jml

Rombel

2006/2007 50 50 40 49 139 6

2007/2008 60 60 40 51 151 6

2008/2009 66 66 62 53 181 6

Sumber Data: MTs Al-Mursyidiyyah

                                                            7 Laporan Bulanan MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang. 

Page 52: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  51

7. Hubungan Ke Masyarakat

Untuk membina hubungan dengan masyarakat kita sudah ada beberapa

wadah dan sarana, di antaranya komite madrasah, peran serta orang tua dalam

kegiatan sekolah ( dalam santunan dhuafa ), pembagian hewan qurban dan zakat

pada masyarakat sekitar serta keterlibatan masyarakat dalam kepanitian Idul

Qurban, Majelis taklim dan peringatan hari besar Islam.

8. Orientasi Masa Depan

Agar mampu berkiprah secara optimal di tengah masyarakat, MTs Al-

Mursidiyyah bersifat terbuka terhadap temuan-temuan baru, terutama di bidang

pendidikan. Pengalaman selama kurang lebih 15 tahun dijadikan sebagai cermin

untuk mawas diri dalam langkah ke depan agar lebih baik dan sempurna.

Sebagai upaya mencapai visi, misi dan tujuan lembaga ini untuk menuju

optimalisasi dan profesionalisme, maka MTs Al-Mursyidiyyah selalu berusaha

untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas siswa-siswanya.

Untuk itu diadakan seleksi penerimaan murid baru agar bisa meghasilkan

SDM yang handal di tengah masyarakat. Kami mengusahakan untuk mengirimkan

siswa-siswi dalam setiap momentum lomba yang dapat menjadi arena aktualisasi

prestasi siswa.

Demikian juga dengan kualitas guru senantiasa ditingkatkan untuk

mengembangkan metodologi pengajaran serta menambah khazanah ilmu

pengetahuan.

Kemudian masih dalam rangka penigkatan kualitas guru, MTs Al-

Mursyidiyyah mengirim guru untuk mengikuti pelatihan ataupun mengundang

narasumber ke sekolah. Kita pernah menghadirkan Drs. Satimin dan Drs.Sri Budi

dari Puskur Diknas dalam rangka raker dan dialog tentang Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP 2006), pembuatan kisi-kisi soal, penataran Manajemen

Berbasis Sekolah (MBS ) dan pengunaan alat peraga IPA.

Dalam upaya untuk mengenalkan Al-Mursyidiyyah, kami mengadakan

acara gema maulid dan latihan gabungan yang diadakan setiap tahun dengan

mengundang MTs/SMP di sekitar kecamatan Pamulang. Di samping itu kita

Page 53: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  52

mengadakan agenda tahunan yaitu pemberian santunan kepada anak yatim dan

fakir miskin di bulan Ramadhan dan bulan Muharram serta peringatan hari-hari

besar Islam lainnya.

Demikianlah, MTs Al-mursyidiyyah dalam perjalanannya yang pelan tapi

pasti untuk menuju kepada visi dan misinya, sehingga nantinya akan menjadi

sebuah lembaga pendidikan harapan umat. Semoga ALLAH SWT selalu meridhai

segala upaya kita dalam memajukan pendidikan nasional untuk mewujudkan

masyarakat Madani. (Amien).8

B. Deskripsi Data

1. Deskripsi Data Kecerdasan Eosional (Variabel X)

Untuk menjelaskan gambaran dalam penelitian ini berikut akan dijabarkan

deskripsi data berupa rentang skor, rata-rata, standar deviasi, dan modus. Selain

itu, data akan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan histogram untuk

memperjelas deskripsi dapat dilihat pada tabel 8 berikut:

Tabel 8

Data Kecerdasan Emosional (X)

Deskripsi Nilai

Nilai maksimum 134

Nilai minimum 63

Mean 90,80

Median 89,00

Modus 83

Standar Deviasi 14,650

Pada pengumpulan data kecerdasan emosional siswa, penulis

menggunakan kuesioner dengan model skala likert. Kuesioner disusun

berdasarkan indikator yang mengacu pada teori Goleman. Diantaranya mengukur

kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial.                                                             

8 Profil MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang. 

Page 54: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  53

Berdasarkan tabel 8 tersebut di atas, menunjukan bahwa perolehan dari 35

item pernyataan skor tertinggi yang diperoleh siswa pada tes kecerdasan

emosional ini sebesar 134 dan skor terendah 63 dan nilai rata-rata (mean) sebesar

90,80. Nilai tengah (median) 89,00, nilai modus 83 dan nilai standar deviasi

sebesar 14,650.

Jika dibuat rentang skor kecerdasan emosional dengan jumlah 66 orang

yang semuanya valid, maka dapat dilihat bahwa frekuensi dan presentasi skor

kecerdasan emosional yang memperoleh angka 63, 68, 69, 70, 74, 79, 81, 86, 92,

93, 96, 99, 103, 104, 113, 114,127, dan 134 masing-masing 1 orang (1,5%), angka

71, 72, 77, 80, 82, 90, 91, 94, 95, 98, dan 124 masing-masing 2 orang (3,0%),

angka 84, 85, 87, 97, 105, dan 106 masing-masing 3 orang (4,5%), dan angka 83

dan 89 masing-masing 4 orang (6,1%). Untuk lebih jelasnya data tetang frekuensi

dan presentasi variabel bebas (X) kecerdasan emosional pada mata pelajaran IPS

di MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang dapat divisualkan pada tabel 9 berikut:

Page 55: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  54

Tabel 9

Frekuensi Skor Kecerdasan Emosional (Variabel X)

Kecerdasan Emosional

1 1,5 1,5 1,51 1,5 1,5 3,01 1,5 1,5 4,51 1,5 1,5 6,12 3,0 3,0 9,12 3,0 3,0 12,11 1,5 1,5 13,62 3,0 3,0 16,71 1,5 1,5 18,22 3,0 3,0 21,21 1,5 1,5 22,72 3,0 3,0 25,84 6,1 6,1 31,83 4,5 4,5 36,43 4,5 4,5 40,91 1,5 1,5 42,43 4,5 4,5 47,04 6,1 6,1 53,02 3,0 3,0 56,12 3,0 3,0 59,11 1,5 1,5 60,61 1,5 1,5 62,12 3,0 3,0 65,22 3,0 3,0 68,21 1,5 1,5 69,73 4,5 4,5 74,22 3,0 3,0 77,31 1,5 1,5 78,81 1,5 1,5 80,31 1,5 1,5 81,83 4,5 4,5 86,43 4,5 4,5 90,91 1,5 1,5 92,41 1,5 1,5 93,92 3,0 3,0 97,01 1,5 1,5 98,51 1,5 1,5 100,0

66 100,0 100,0

63686970717274777980818283848586878990919293949596979899103104105106113114124127134Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 56: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  55

Jika dibuat tingkat atau level kecerdasan emosional sebanyak 66 orang

adalah sebagaimana dapat dilihat pada tabel 10 berikut:

Tabel 10

Distribusi Frekuensi Skor Kecerdasan Emosional

No Interval

Kelas Fabs Fkb Fka X Fr

1 117 – 134 4 52 4 119 6,06 %

2 99 – 117 11 48 1 101 16,66 %

3 81 – 99 37 51 38 83 56,06%

4 63 – 81 14 14 52 65 25,75%

66 100%

Berdasarkan perhitungan perolehan rata-rata skor kecerdasan emosional

siswa sebesar 90,80. Untuk lebih memperjelas tabel 10, di bawah ini disajikan

histogram data gambaran kecerdasan emosional siswa.

Gambar 2

Histogram Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional (X)

Kecerdasan Emosional1401201008060

Freque

ncy

20

15

10

5

0

Histogram

Mean =90.8�Std. Dev. =14.65�

N =66

Page 57: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  56

Dari tabel 5 di atas terlihat hanya sekitar 25,75% siswa yang mendapat

skor 63-81, skor 81-99 sebesar 56,06%, skor 99-117 sebesar 16,66%, sedangkan

yang merupakan skor tertinggi yaitu 117-134 persentasenya sebesar 6,06%.

Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa skor yang berada pada

interval 81-99 merupakan skor yang persentasenya paling banyak yaitu 56,06%,.

Berarti dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosional siswa baik.

2. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

(Variabel Y)

Untuk data hasil belajar IPS, penulis menggunakan hasil tes soal pada

mata pelajaran IPS. Setelah dilakukan proses penghitungan dari data hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPS skor tertinggi adalah 95,00 dan skor terendah 45,00

sehingga diperoleh. Nilai mean sebesar 75,60. Nilai median 75,00 nilai modus

75,00 dan standar deviasi sebesar 8,66. Penyebaran skor dapat dilihat pada tabel

data hasil belajar IPS siswa dan distribusi frekuensi table 11 berikut ini:

Tabel 11

Data Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS (Y)

Deskripsi Nilai

Nilai maksimum 95

Nilai minimum 45

Mean 75.6061

Median 75.0000

Modus 75.00

Standar Deviasi 8.66093

Jika dibuat rentang skor hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS

dengan jumlah 66 orang yang semuanya valid, maka dapat dilihat bahwa

frekuensi dan presentasi skor kecerdasan emosional yang memperoleh angka 45,

50, 55, 60, 65, 70, 90, dan 95 masing-masing 1 orang (1,5%), angka 65 masing-

masing 4 orang (6,1%), angka 70 masing-masing 9 orang (13,6%), angka 80 dan

Page 58: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  57

85 masing-masing 12 orang (18,2%) dan 75 masing-masing 23 orang (34,8%).

Untuk lebih jelasnya dapat divisualkan pada tabel 12 berikut:

Tabel 12

Frekuensi Skor Hasil Belajar IPS

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Val

id

45 1 1.5 1.5 1.5

50 1 1.5 1.5 3.0

55 1 1.5 1.5 4.5

60 1 1.5 1.5 6.1

65 4 6.1 6.1 12.1

70 9 13.6 13.6 25.8

75 23 34.8 34.8 60.6

80 12 18.2 18.2 78.8

85 12 18.2 18.2 97.0

90 1 1.5 1.5 98.5

95 1 1.5 1.5 100.0

Total 66 100.0 100.0

Jika dibuat tingkat atau level hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS

sebanyak 66 orang adalah sebagaimana dapat dilihat pada tabel 13 berikut:

Page 59: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  58

Tabel 13

Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar

No Interval Kelas Fabs Fkb Fka X Fr

1 89 – 99 2 66 2 91 3,03%

2 78 – 88 24 64 26 81 36,363%

3 67 – 77 32 40 58 70 48,484%

4 56 – 66 5 8 63 59 7,575%

5 45- 55 3 3 66 48 4,545%

66 100%

Berdasarkan perhitungan perolehan rata-rata skor hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPS sebesar 75.6061. Untuk lebih memperjelas tabel 13, di bawah ini

disajikan histogram data gambaran kecerdasan emosional siswa.

Gambar 3

Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS (Y)

Page 60: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  59

Berdasarkan gambar di atas terlihat hanya sekitar 4,545% siswa yang

mendapat skor 45-55, skor 56-66 sebesar 7,575%, skor 67–77 sebesar 48,484%,

skor 78-88 sebesar 36,363%, dan skor 89-99 mendapat pesentase sebesar 3,03%.

Dengan demikian, skor yang berada pada interval 67–77 merupakan skor

yang persentasenya paling banyak yaitu 48,484%. Berarti dapat dikatakan hasil

belajar IPS siswa baik.

3. Deskripsi Data Hasil Korelasi

Deskripsi data hasil korelasi antara kecerdasan emosional (variabel X) dan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan bantuan Software SPSS 15.00

For Windows dengan teknik Enter Method, yaitu dengan cara memasukkan

variabel X (kecerdasan emosional) dan variabel Y (hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPS) ke dalam form yang tersedia pada program tersebut, seperti dapat

dilihat tabel 14 berikut:

Tabel 14

Variables Entered/Removedb

Model Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Ya Enter

Perhitungan data tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan

komputer yaitu program SPSS 15.00.

Setelah kedua variabel sebagaimana telah dideskripsikan pada deskripsi

data kecerdasan emosional dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dienter

(dimasukan) ke dalam program SPSS tersebut, maka menghasilkan keluaran

korelasi antara kecerdasan emosional (variabel X) dan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPS (variabel Y) di MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang.

Output data yang dihasilkan dari Program SPSS 15.00 For Windows

ternyata bahwa korelasi antara kecerdasan emosional dan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPS memperoleh angka koefisien korelasi Pearson Corerelation

Page 61: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  60

dengan rumus Product Moment sebesar 0,314 dengan tingkat kepercayaan 0,05.

Hal ini dapat dilihat pada tabel 15 berikut :

Tabel 15

Hasil Perhitungan Korelasi Antara Kecerdasan Emosional dan Hasil

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

X Y

X Pearson Correlation 1 .314*

Sig. (2-tailed) .010

N 66 66

Y Pearson Correlation .314* 1

Sig. (2-tailed) .010

N 66 66

4. Deskripsi Data Kontribusi Kecerdasan Emosional terhadap Hasil

Belajar pada Mata Pelajaran IPS di MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang.

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara kecerdasan emosional dan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Menunjukkan dengan tingkat korelasi

R (rxy) sebesar 0,314, maka hasil perhitungan kontribusi (R Square/Koefesien

Diterminasi) atau pengaruh kecerdasan emosional (variabel X) terhadap hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPS (variable Y) adalah R2 X 100 % = 0,3142 X

100%= 9,85% dengan R Square yang disesuaikan sebesar 0,084% dan standar

Erraor of Estimate 14,01834 hal tersebut ditunjukkan pada tabel 16 berikut.

Page 62: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  61

Tabel 16

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .314a .098 .084 14.01834

C. Uji Prasyarat Analisis Data

1. Uji Normalitas Data

Dalam penelitian ini pengujian prasarat analisis yang digunakan penulis

adalah uji normalitas. uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan statistik

Kolmogorov-Smirnov (KS). Perhitungan data tersebut dilakukan dengan

menggunakan bantuan komputer yaitu program SPSS 15.00 hasilnya terlampir

dalam lampiran 11 dan 12.

Hasil pengujian normalitas data dengan rumus liliefors untuk masing

masing variabel terlihat pada table 17 berikut:

Tabel 179

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kecerdasan

Emosional dan Hasil Belajar

Variabel Asymp.sig Taraf

signifikansi 5% Keputusan

Kecerdasan emosional 0,720 0,05% Normal

Hasil Belajar 0,005 0,05% Normal

Pada table 15 di atas, dapat diketahui nilai probabilitas sig untuk variabel

kecerdasan emosional sebesar 0,720 dan variabel untuk hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPS sebesar 0,005 dengan demikian nilai probabilitas sig dari

kedua variabel diatas (kecerdasan emosional terhadap hasil belajar) lebih besar

dari nilai probabilitas 0,05.

                                                            9 Lampiran 11 dan 12 Uji Normalitas Kecerdasan Emosional dan Uji Normalitas Hasil

Belajar Siswa. 

Page 63: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  62

2. Metode Suksesi Interval

Metode ini di tujukan untuk menaikan data ordinal menjadi interval.

Untuk perhitungan ini menggunakan rumus sebagai berikut10:

Rumus:

S)x(X1050T

~

ii

−+=

Adapun perhitungannya dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007 dan

hasilnya terlampir dalam lampiran 9.

Dari perhitungan prasarat analisis terbukti bahwa data itu adalah normal

dan sudah di tingkatkan menjadi interval maka penulis menggunakan korelasi

Product Moment

D. Analisis dan Interprestasi Data

1. Kecerdasan Emosional

Berdasarkan deskripsi data kecerdasan emosional siswa MTs Al-

Mursyidiyyah yang berjumlah 66 orang, menunjukkan bahwa sebagian besar

81,81% sangat tinggi dan selebihnya 22,72% kecerdasan emosional siswa posisi

sedang dan rendah memberikan dampak terhadap tingginya hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPS.

Berdasarkan deskripsi data, analisis data dan interprestasi data tersebut di

atas, maka dengan demikian bahwa permasalahan pertama dalam skripsi ini

tentang bagaimanakah tingkat kecerdasan emosional telah terjawab.

2. Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPS

Berdasarkan deskripsi data hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di

atas, menunjukkan bahwa prestasi belajar siwa sebagian besar yang hasil

belajarnya berdasarkan tabel indeks hasil belajar mencapai 48,484% dalam posisi

sangat tinggi. Berdasarkan hasil belajar pada posisi tinggi 36,363% dan pada taraf

sedang dan rendah 7,575%.

                                                            10 Drs. Riduwan, M.B.A, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula, (Bandung: Alfabeta 2007), Cet. 4, h. 131. 

Page 64: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  63

Berdasarkan deskripsi data, analisis data dan interprestasi data tersebut di

atas, maka dengan demikian bahwa permasalahan kedua dalam skripsi ini tentang

bagaimanakah tingkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS telah terjawab.

3. Hubungan Kecerdasan Emosional dan Hasil Belajar IPS

Berdasarkan deskripsi data tersebut di atas bahwa hasil korelasi antara

kecerdasan emosional dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS sebesar

0,314%. Angka hasil korelasi tersebut sesuai dengan tabel 18 tentang Interprestasi

nilai r menunjukkan bahwa korelasi antara kecerdasan emosional (Variable X)

dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS (Variabel Y) terdapat korelasi

yang rendah. Dengan rendahnya korelasi kecerdasan emosional dan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPS, maka semua hal yang dapat menumbuhkan dan

mengembangkan motivasi siswa, baik berasal dari individu, orang tua, teman-

teman dan lingkungannya dituntut terus menerus untuk ditingkatkan, agar hasil

belajar terus meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

Tabel 18

Interprestasi Nilai r

Besarnya “r” Product

Moment Interpretasi

0,800-1,00

0,600-0,800

0,400-0,600

0,200-0,400

0,000-0,200

Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi, yang sangat tinggi.

Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang cukup.

Antara Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang agak rendah.

Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelas yang rendah.

Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi akan tetapi korelasi itu sangat rendah atau sangat rendahnya sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan Y.

Page 65: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  64

                                                           

4. Kontribusi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar IPS

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara kecerdasan

emosional (variabel X) dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS

(variabel Y) menunjukkan dengan tingkat korelasi R (rxy) sebesar 0,314%

dan R Square/(Koefesien Diterminasinya) adalah 9,859%. Hal ini

menunjukkan bahwa kecerdasan emosional memberi kontribuksi dan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPS sebesar 9,859%. Korelasi ini

berkatagori rendah di karenakan banyaknya faktor lain yang

mempengaruhi hasil belajar siswa, baik faktor internal maupun faktor

eksternal. Faktor internal sangat mempengaruhi hasil belajar seorang siswa

walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa faktor eksternal mempunyai andil

dalam menentukan hasil belajar. Karena hasil belajar merupakan hasil dari

usaha belajar yang dilakukan oleh siswa yang meliputi ranah kognitif,

afektif dan psikomotorik.

Ditegaskan oleh Zikri Neni Iska dalam buku Psikologi pengantar

pemahaman diri dan lingkungan, bahwasannya salah satu hal dari faktor

internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah Fisiologi dan

Psikologi, fisiologi yang terdiri dari kondisi fisik dan panca indera

sedangkan psikologi yang terdiri dari bakat, minat, kecerdasan, motivasi

dan kemampuan kognisi. Adapun faktor ekternalnya yakni terdiri dari

Lingkungan dan Instrumental, lingkungan yang terdiri dari alam dan sosial

sedangkan instrumental yang terdiri dari kurikulum, guru, sarana

prasarana, administrasi dan manajemen.11

 11 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi

Brother’s 2006), Cet.1, h. 85 

Page 66: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa pendapat mengenai kecerdasan

emosional terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara umum dapat simpulkan bahwasannya kecerdasan emosional

berpengaruh terhadap hasil belajar kurang cukup baik, di karenakan

kecerdasaan emosional siswa yang berpengaruh sangat rendah, baik yang

terlampir dalam penghitungan kecerdasan emosional serta perhitungan hasil

belajar keduanya saling mempengaruhi akan tetapi hanya memberi signifikan

atau pengaruh yang relatif rendah.

2. Dalam hasil belajar ada Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar seperti

faktor internal maupun eksternal. Faktor internal sangat mempengaruhi hasil

belajar seorang siswa walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa faktor eksternal

mempunyai andil dalam menentukan hasil belajar. Karena hasil belajar

merupakan hasil dari usaha yang dilakukan oleh siswa yang meliputi ranah

kognitif, afektif dan psikomotorik. Salah satu hal dari faktor internal yang

mempengaruhi hasil belajar IPS siswa adalah kecerdasan emosional. Namun

bila ternyata dalam penelitian ini ditemukan bahwa kecerdasan emosional

terdapat hubungan/pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada

65

Page 67: ABSTRACT Erwita Fitri. NIM.106015000699. Department of ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3715/1/ERWITA... · laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

  66

mata pelajaran IPS, diduga terdapat faktor-faktor lain yang lebih

mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS seperti minat,

bakat, motivasi, dan intelegensi (IQ) dibandingkan dengan kecerdasan

emosional.

Jadi dapat disimpulkan bahwasannya tidak hanya faktor emosional saja yang

mempengaruhi faktor hasil belajar akan tetapi banyak faktor lain yang dapat

diperhitungkan.

B. Saran

1. Bagi pihak sekolah diarapkan tidak hanya berorientasi pada

pengembangan kecerdasan intelektual tetapi juga perlu lebih

memperhatikan pengembangan kecerdasan emosional dalam proses belajar

mengajar sehingga dapat tercapai visi yang diharapkan, “Unggul dalam

Prestasi, Cerdas Spiritual dan Emosional.”

2. Para pendidik diharapkan lebih memperhatikan keadaan emosional siswa

dalam proses belajar mengajar, karena keadaan emosional siswa yang

stabil akan membantu siswa menerima pelajaran sehingga hasil belajar

siswa dapat lebih optimal.

3. Siswa dapat lebih memperhatikan dan mulai belajar mengenali dan

memperhatikan keadaan emosi dalam dirinya agar dapat meningkatkan

kecerdasan emosional dan intelektualnya.

4. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama

sebaiknya menggunakan alat ukur dan metode yang lebih baik mengingat

bahwa belum adanya tes tertulis tunggal yang dapat menghasilkan nilai

kecerdasan emosional yang baik.

5. Hasil penelitian yang baik mungkin dapat dicapai apabila subyek

penelitian tidak terbatas pada kelompok sampel penelitian ini, tetapi juga

mencakup subyek dengan populasi yang lebih luas dan menggunakan

teknik analisa yang lebih baik.