8

13
PEMBANGUNAN INDUSTRI Perekonomian Indonesia Oleh: ADITYA PRATAMA 5P_AK

Transcript of 8

Page 1: 8

PEMBANGUNAN INDUSTRIPerekonomian IndonesiaOleh: ADITYA PRATAMA5P_AK

Page 2: 8

Proses industrialisasi dan pembangunan industri merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu.

PERAN SEKTOR INDUSTRI DALAM PEMBANGUNAN

EKONOMI

Peranan industri dalam perkembangan struktural pada suatu perekonomian indikatornya adalah sumbangan sektor industri pengolahan (manufacturing) terhadap PDB, tenaga kerja yang terserap, serta sumbangan komoditi industri terhadap ekspor barang dan Jasa mengalami perbaikan atau sebaliknya (Arsyad, 2004:354)

Page 3: 8

1. Industri padat modaladalah industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya

2. Industri padat karyaadalah industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.

GOLONGAN / MACAM INDUSTRI BERDASARKAN

BESAR KECIL MODAL

Page 4: 8

Jenis-jenis industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya

(Berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986)

1. Industri kimia dasar contoh: seperti industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dsb.2. Industri mesin dan logam dasar misalnya seperti industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil.3. Industri kecil Contoh seperti industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng curah4. Aneka industrimisalkan: seperti industri pakaian, industri makanan dan minuman, dan lain-lain.

Page 5: 8

1. Industri rumah tangga, Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang.

2. Industri kecil, Adalah industri yang jumlah karyawan/ tenaga kerja berjumlah antara 5-19 orang.

3. Industri sedang atau industri menengah, Adalah industri yang jumlah karyawan/tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang.

4. Industri besar, Adalah industri yang jumlah karyawan/ tenaga kerja berjumlah antara 100 orang atau lebih.

JENIS-JENIS INDUSTRI BERDASARKAN JUMLAH

TENAGA KERJA

Page 6: 8

PENGGOLONGAN INDUSTRI BERDASAKAN PEMILIHAN LOKASI

1. Industri yang berorientasi pada pasar (market oriented industry)Adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen.

2. Industri yang berorientasi pada tenaga kerja (man power oriented industry)Adalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena bisanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja/pegawai untuk lebih efektif dan efisien.

3. Industri yang berorientasi pada bahan baku (supply oriented industry)Adalah jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada untuk memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar.

4. Industri yang tidak terkait oleh persyaratan yang lainYaitu industri yang dapat didirikan dimana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan dimana saja.

Page 7: 8

- Pendalaman struktur industri sejauh mungkin terkait dengan sektor ekonomi lainnya.

- Pengembangan industri permesinan dan elektronika

- Pengembangan indutri kecil

- Pengembangan ekspor hasil industri

- Pengembangan Litbang terapan, rancang bangun dan perekayasaan, serta perangkat lunak

- Pengembangan kewiraswastaan dan tenaga profesi

- Replita I Industri terfokus pada sektor pertanian;

- Replita II Pengembangan Industri bahan mentah domestik terkait pertanian

- Replita III Melindungi pengusaha lemah secara ekonomi, promosi ekspor padat karya dan industri broad based

- Replita IV penyetaraan sektor indsutri dengan sektor pertanian, pengembangan industri substitusi impor, penguasaan teknologi, pengembangan orientasi ekspor

- Replita V swasembada, mengahsilkan barang ekspor

- Fokus utama pada BUMN yang bergerak dalam sektor manufaktur

- Adanya privatisasi perusahaan domestik dan nasionalisasi perusahaan asing (De Javasche Bank, Garuda Indonesia Airways,

- Lahirnya RUE (Rencana Urgensi Ekonomi) yang kemudian diganti dengan REPLITA

- Lahirnya Program Benteng untuk wiraswasta pribumi dengan memberikan lisensi impor

Orde Lama1 Orde Baru2 Krisis dan Pemulihan3

FASE PEMBANGUNAN INDUSTRI INDONESIA

Page 8: 8

Struktur industri yang umumnya oligopolistik dan terkonsentrasi akan rentan terhadap gejolak eksternal yang tercermin dari rendahnya kandungan teknologi, ketergantungan yang tinggi pada barang modal dan input antara dari luar negeri, serta lemahnya keterkaitan antar industri (Kuncoro, 2010:276).

Kebijakan industri tradisional yaitu penentuan target sektor dan industri dengan mengabaikan dimana letak lokasi industri (Aspasial).

Perspektif spasial pembangunan industri dengan berbasis kluster (Industrial cluster) merupakan strategi pembangunan nasional yang telah diatur dalam Perpres No. 28 tahun 2008 tentang kebijakan industri nasional.

REFORMASI KEBIJAKAN INDUSTRI

Page 9: 8

Alasan Penting. Utk mengurangi atau menghemat devisa Melakukan proteksi impor Memenuhi kebutuhan sendiri akan berbagai barang

industri. Semangat kemerdekaan di bidang ekonomi di nsb

mengembangkan kegiatan ekonomi di dalam negeri

INDUSTRI SUBSTITUSI IMPOR

Masalah ISI: Kualitas barang yang dihasilkan di Dalam Negeri sebagai

barang substitusi import sering lebih rendah daripada hasil produksi Luar Negeri, sehingga sulit untuk di ekspor.

BIAYA PRODUKSI, biaya (modal) awal industrialisasi sangat besar sementara modal terbatas, sehingga terpaksa mendatangkan modal dari luar negeri.

Page 10: 8

Menurut Anne Krueger (1978) wakil presiden bank dunia, menerangkan bahwa Industri Promosi Ekspor ini dapat mendorong pertumbuhan disebabkan karena: Kaitan sektor pertanian dan sektor industri Skala ekonomis (economies of scale) Meningkatnya Persaingan Dampak Kekurangan divisa

INDUSTRI PROMOSI EKSPOR

Masalah IPE: Elastisitas pasar internasional sangat rendah Adanya kebijakan proteksi oleh negara-negara

maju terhadap produk yang berteknologi sederhana

Page 11: 8

Dalam menghadapi pasar tunggal di ASEAN yang akan dimulai pada Desember 2015 mendatang, orientasi kebijakan industri yang berorientasi pada daya saing dengan atau tanpa investor asing. Beberapa kebijakan yang berorientasi pada daya saing yaitu: Pengembangan kawasan industri Peningkatan kemampuan teknologi dan inovasi Hilirisasi industri Peningkatan standarisasi produk industri Modernisasi pabrik-pabrik Mendorong ekspor produk unggulan

STRATEGI INDUSTRI INDONESIA MENGHADAPI

ME-ASEAN (AEC)

Page 12: 8

Depresi yang sangat tajam tidak serta-merta meningkatkan ekspor sehingga, sisi supply juga mengalami ganguan karena ketergantungan yang tinggi terhadap impor barang modal dan bahan baku.

Guncangan ekonomi global yang terjadi berdampak pada penurunan produksi karena keterbatasan barang modal dan tidak adanya pengeluaran investasi.

Peluang penigkatan produksi terbuka lebar seiring dengan membaiknya perekonomian regional dan global.

URGENSI PENGUTAMAAN EKSPOR

Page 13: 8

Indonesia meraih daya saing industri manufaktur pada sumber daya alam sejak tahun yaitu dengan RCA lebih dari 1.

Revealed Comparative Advantage (RCA) adalah indeks yang mengukur kinerja ekspor suatu komoditas dengan mengevaluasi peranan ekspor suatu komoditas dalam ekspor total suatu negara yang menunjukkan daya saing ekspor komoditi tersebut di pasar dunia.

Nilai indeks yang lebih dari satu menunjukkan pangsa pasar komoditas yang diekspor didalam total ekspor suatu negara lebih besar daripada pangsa rata-rata dari komoditas yang besangkutan dengan ekspor dunia.

TINGKAT KINERJA EKSPOR-IMPOR INDONESIA

DI DUNIA