73-79-1-PB

10
Vol 18 . No.1, Januari 2009 Ekspresi Protein HER-2/neu, status reseptor estrogen- Majalah Patologi Ika Kartika EP, Heni Maulani, Henny Sulastri, Yuwono 32 EKSPRESI PROTEIN HER-2/neu, STATUS RESEPTOR ESTROGEN DAN PROGESTERON PADA BERBAGAI DERAJAT KEGANASAN KARSINOMA PAYUDARA DUKTAL INVASIF WANITA USIA MUDA Ika Kartika EP 1 Heni Maulani 1 Henny Sulastri 1 Yuwono 2 1. Departemen Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang 2. Unit Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran. Universitas Sriwijaya, Palembang ABSTRAK Latar Belakang Berdasarkan laporan Badan Registrasi Kanker-Ikatan Ahli Patologi Indonesia (BRK-IAPI) tahun 2001, kanker payudara merupakan keganasan kedua (19,88%) dari seluruh keganasan setelah kanker leher rahim. Gambaran ekspresi HER-2/neu, status reseptor estrogen dan progesteron pada wanita usia 40 tahun dengan karsinoma payudara duktal invasif belum banyak diteliti secara luas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran ekspresi HER-2/neu, status reseptor estrogen dan progesteron pada wanita usia 40 tahun yang menderita karsinoma payudara duktal invasif pada berbagai derajat keganasan. Cara Menggunakan arsip patologi anatomi 31 wanita penderita karsinoma payudara duktal invasif berusia 40 tahun yang telah diteliti ulang derajat keganasannya dilakukan pulasan imunohistokimia untuk menentukan ekspresi HER-2/neu serta status reseptor estrogen dan progesteron. Selanjutnya dicari hubungan antara derajat keganasan dengan ekspresi HER-2/neu dan status reseptor estrogen dan progesteron. Hasil Dari 31 penderita, umumnya dijumpai dengan derajat keganasan III (64,52%), ukuran tumor >5 cm (48,4%), terbanyak dijumpai pada kelompok usia 36-40 tahun. Overekspresi HER-2/neu dijumpai pada 13 orang penderita (41,9%), reseptor estrogen positif dijumpai pada 13 orang penderita (41,9%), dan reseptor progesteron positif dijumpai pada 14 orang penderita (45,1%). Analisis statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara derajat keganasan dengan ekspresi HER-2/neu maupun status reseptor estrogen dan progesteron (p> 0,05). Kesimpulan Overekspresi HER-2/neu umumnya dijumpai pada derajat keganasan III, reseptor estrogen dan progesteron positif lebih sering dijumpai pada derajat keganasan II. Tidak terdapat hubungan bermakna antara derajat keganasan

Transcript of 73-79-1-PB

Page 1: 73-79-1-PB

Vol 18 . No.1, Januari 2009

Ekspresi Protein HER-2/neu, status reseptor estrogen- Majalah Patologi Ika Kartika EP, Heni Maulani, Henny Sulastri, Yuwono

32

EKSPRESI PROTEIN HER-2/neu, STATUS RESEPTOR ESTROGEN DAN PROGESTERON PADA BERBAGAI DERAJAT KEGANASAN KARSINOMA PAYUDARA DUKTAL INVASIF WANITA USIA MUDA

Ika Kartika EP1 Heni Maulani1

Henny Sulastri1 Yuwono2

1. Departemen Patologi Anatomik

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya,

Palembang

2. Unit Penelitian Kedokteran dan Kesehatan

Fakultas Kedokteran. Universitas Sriwijaya,

Palembang

ABSTRAK Latar Belakang Berdasarkan laporan Badan Registrasi Kanker-Ikatan Ahli Patologi Indonesia (BRK-IAPI) tahun 2001, kanker payudara merupakan keganasan kedua (19,88%) dari seluruh keganasan setelah kanker leher rahim. Gambaran ekspresi HER-2/neu, status reseptor estrogen dan progesteron pada wanita usia ≤ 40 tahun dengan karsinoma payudara duktal invasif belum banyak diteliti secara luas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran ekspresi HER-2/neu, status reseptor estrogen dan progesteron pada wanita usia ≤ 40 tahun yang menderita karsinoma payudara duktal invasif pada berbagai derajat keganasan.

Cara Menggunakan arsip patologi anatomi 31 wanita penderita karsinoma payudara duktal invasif berusia ≤ 40 tahun yang telah diteliti ulang derajat keganasannya dilakukan pulasan imunohistokimia untuk menentukan ekspresi HER-2/neu serta status reseptor estrogen dan progesteron. Selanjutnya dicari hubungan antara derajat keganasan dengan ekspresi HER-2/neu dan status reseptor estrogen dan progesteron. Hasil

Dari 31 penderita, umumnya dijumpai dengan derajat keganasan III (64,52%), ukuran tumor >5 cm (48,4%), terbanyak dijumpai pada kelompok usia 36-40 tahun. Overekspresi HER-2/neu dijumpai pada 13 orang penderita (41,9%), reseptor estrogen positif dijumpai pada 13 orang penderita (41,9%), dan reseptor progesteron positif dijumpai pada 14 orang penderita (45,1%). Analisis statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara derajat keganasan dengan ekspresi HER-2/neu maupun status reseptor estrogen dan progesteron (p> 0,05).

Kesimpulan Overekspresi HER-2/neu umumnya dijumpai pada derajat keganasan III, reseptor estrogen dan progesteron positif lebih sering dijumpai pada derajat keganasan II. Tidak terdapat hubungan bermakna antara derajat keganasan

Page 2: 73-79-1-PB

Vol 18 . No.1, Januari 2009

Ekspresi Protein HER-2/neu, status reseptor estrogen- Majalah Patologi Ika Kartika EP, Heni Maulani, Henny Sulastri, Yuwono

33

dengan ekspresi HER-2/neu, status reseptor estrogen dan progesteron.

Kata kunci: HER-2/neu, reseptor estrogen, reseptor progesteron, derajat keganasan, karsinoma payudara.

ABSTRACT Background According to the 2001 report of the committee for cancer registry of the Indonesian Association of Pathologists (BRK-IAPI), in Indonesia breast cancer is a second rank malignant disease (19,88%) of all malignancies following cervical cancer. The HER-2/neu expressions, estrogen and progesterone receptor status in women ≤ 40 years with invasive duct carcinoma of the breast has not been done. A diagnostic test has been done at Departement of Anatomy Pathology with total sample was 31. The aim of this study is to find out the expressions of HER-2/neu, estrogen and progesterone receptor status in young women with invasive duct carcinoma of the breast on various grade.

Method

Using formalin fixed, paraffin embedded tissues block archives, women with invasive duct carcinoma of the breast, whose age ≤ 40 years were performed immunostaining to determine HER-2/neu expressions, estrogen and progesterone receptor status. Furthermore the study asses the correlation between histologic grading with HER-2/neu expressions and estrogen and progesteron receptor status.

Results Among 31 patients, this study found high grade tumor (64,52%), diameter tumors > 5 centimeters (48,4%0), and the majority is in 36-40 year age group. HER-2/neu were overexpressed in 13 patients (41,9%), estrogen receptor positive in 13 patients (41,9%), and progesterone receptor positive in 14 patients (45,1%). Statistic analysis revealed there is no significant correlation between histologic grading and HER-2/neu expressions, estrogen and progesterone receptors respectively. Conclusion HER-2/neu overexpressions were commonly found in high grade tumor, while positivity of estrogen and progesterone receptor more common in grade II tumor. There is no significant correlation was found between histologic grading, and HER-2/neu expressions, as well as estrogen and progesterone receptors status.

Key words: HER-2/neu, estrogen receptor, progesterone receptor, histologic grading, breast carcinoma PENDAHULUAN

Di negara-negara industri, kanker payudara adalah tumor ganas terbanyak pada wanita, dan bertanggung jawab atas tingginya angka kematian serta kesakitan yang berhubungan dengan kanker.1,2 Berdasarkan laporan Badan Registrasi Kanker-Ikatan Ahli Patologi Indonesia (BRK-IAPI) kanker payudara merupakan keganasan kedua setelah kanker leher rahim, tercatat sebesar 16.53% pada tahun 1994, meningkat menjadi 19.18% tahun 19993, dan 19,88 % di tahun 20014. Kelompok yang berisiko tinggi adalah kelompok umur 35-64 tahun dengan puncaknya pada usia 35-44 tahun. Jumlah kasus keganasan payudara yang tercatat di Departemen Patologi Anatomi FK Unsri/RSUP Dr. Mohammad Hoesin dalam kurun tahun 2002-2006 adalah sebanyak 652 kasus dan tertinggi pada golongan usia produktif (20-49 tahun) sebesar 57,2%. Berdasarkan jenis histologisnya maka yang terbanyak adalah jenis karsinoma duktal invasif sebesar 80,7%. Jumlah kasus kanker payudara pada wanita usia muda (≤ 40 tahun) pada tahun 2002-2006 adalah 26,9% dari seluruh keganasan payudara. Jumlah ini lebih besar dibandingkan data yang didapat dari dari The National Cancer Institute’s Surveillance Epidemiology and End Results (SEER) programe yaitu sebesar 6.5% pada wanita dibawah usia 40 tahun2.

Pada kelompok usia penderita muda (<35 tahun), didapatkan data 44% mengalami overekspresi HER-2/neu5, sedang-kan menurut penelitian Bertheau dkk (1998), overekspresi HER2/neu terjadi pada 26% wanita penderita kanker payudara usia ≤ 35 tahun. Pada kelompok ini didapatkan juga 80-92% dengan duktal karsinoma berderajat tinggi. Demikian juga dengan status RE didapat- kan 45% positif dan. RP 36% positif 5.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ekspresi potein HER-2/neu , status reseptor estrogen dan progesteron pada berbagai derajat keganasan karsinoma payudara duktal invasif pada wanita usia muda. BAHAN DAN CARA Penelitian ini berupa serial kasus dengan mengambil data dan sediaan histopatologi serta blok parafin dari arsip bagian

Page 3: 73-79-1-PB

Vol 18 . No.1, Januari 2009

Ekspresi Protein HER-2/neu, status reseptor estrogen- Majalah Patologi Ika Kartika EP, Heni Maulani, Henny Sulastri, Yuwono

34

Patologi Anatomi dalam kurun 01 Sept 2007 sampai dengan 30 Juni 2008 yang telah didiagnosis sebagai karsinoma payudara duktal invasif pada wanita usia ≤ 40 tahun. Data berupa data histopatologik/formulir pemeriksaan PA, blok parafin serta sediaan dengan pulasan hematoksillin-eosin. Kriteria penerimaan untuk pemilihan subyek adalah semua kasus karsinoma payudara duktal invasif yang diagnosisnya ditegakkan secara histopatologi, berusia ≤ 40 tahun, tersedia blok parafin dengan kualitas baik untuk pemeriksaan imunohistokimia HER-2/neu, reseptor estrogen, reseptor progesteron. Sedangkan kriteria penolakan adalah jika karsinoma payudara duktal invasif dengan blok parafin tinggal sedikit/habis, atau tumor tidak intak/solid. Data yang didapatkan dicatat dan dibuat tabulasi. Sediaan histopatologi dengan pulasan H.E diperiksa ulang gambaran histopatologinya dengan menggunakan mikroskop cahaya, kemudian dilakukan pemeriksaan derajat keganasan berdasarkan Elston-Ellis modification of Scarf- Bloom- Richardson grading system 6,7,8,9,10. Blok parafin yang ada kemudian dipotong dengan mikrotom untuk dilakukan pulasan imunohistokimia terhadap HER-2/nu, reseptor estrogen, resptor progesteron, Pulasan Imunohistokimia

Dilakukan deparafinisasi sediaan jaringan yang telah dipotong dari blok parafin menggunakan mikrotom dengan ketebalan 4 �M, kemudian dilakukan rehidrasi dengan alkohol bertingkat dan reaksi blocking dengan 0.5% H2O2. Selanjutnya dilakukan antigen retrieval menggunakan microwave pada power level tinggi selama 5 menit dan power level rendah selama 5 menit. Setelah didinginkan dan dicuci dengan PBS, dilakukan blocking terhadap aktifitas non spesifik binding site dengan Normal Horse Serum selama 20 menit, lalu dilakukan inkubasi selama satu malam dengan antibodi primer polyclonal rabbit anti human c-erbB-2 oncoprotein DAKO konsentrasi 1/500 untuk HER-2/neu; antibodi primer monoclonal mouse anti human estrogen receptor clone 1DS DAKO untuk reseptor estrogen dan monoclonal mouse anti human progesteron receptor clone PgR 636 DAKO. Setelah dicuci dengan PBS sediaan diinkubasi dengan antibodi sekunder polyclonal goat anti rabbit immunoglobuline/Biotynylated DAKO untuk HER-2/neu; antibodi sekunder polyclonal rabbit anti mouse immunoglobuline /Biotynylated DAKO untuk reseptor estrogen dan

reseptor proegesteron selama 30 menit, kemudian dicuci dengan PBS, dan diinkubasi kembali dengan Streptavidin DAKO selama 60 menit, selanjutnya sediaan diinkubasi dengan chromogen Diaminobenzidine (DAB) dalam Tris HCl pH 7,6 selama 10 menit, lalu dilakukan counterstain dengan hematoksilin Lilie-Mayer lemah, dehidrasi dalam alkohol bertingkat, clearing dalam xylol dan ditutup dengan entelan untuk dinilai oleh ahli patologi. Penilaian dilakukan menggunakan mikroskop cahaya. Reseptor estrogen dan progesteron dikatakan positif apabila ≥ 10% inti imunoreaktif. HER-2/neu dikatakan positif jika membran sel tumor terpulas kuat, komplit pada > 10% sel atau setara 3+ Herceptest. HASIL

Penderita yang termasuk dalam penelitian ini terdiri dari 32 orang, yang memenuhi kriteria penerimaan 31 orang (n).

Page 4: 73-79-1-PB

Vol 18 . No.1, Januari 2009

Ekspresi Protein HER-2/neu, status reseptor estrogen- Majalah Patologi Ika Kartika EP, Heni Maulani, Henny Sulastri, Yuwono

35

Gambar 1. Berturut-turut fotomikrograf HER-2/neu positif, reseptor estrogen positif dan reseptor progesteron positif Tabel 1. di bawah ini menunjukkan kelompok umur penderita karsinoma payudara duktal invasif yang diteliti, berusia antara 25 tahun sampai 40 tahun. Kelompok umur 36-40 tahun adalah kelompok terbanyak pada penelitian ini yaitu sebanyak 17 orang (54,8%), diikuti kelompok umur 31-35 tahun sebanyak 10 orang (32,3%), dan yang paling sedikit yaitu kelompok umur 25-30 tahun sebanyak 4 orang (12,9%).

Tabel 1. Sebaran penderita karsinoma payudara duktal invasif menurut umur.

Umur Jumlah %

25-30 4 12.9

31-35 10 32.3

36-40 17 54.8

Total 31 100.0

Dari 31 penderita karsinoma payudara

duktal invasif, lokasi tersering adalah pada payudara kanan sebanyak 17 orang (54,8%), payudara kiri sebanyak 10 orang ( 32,3%) dan payudara bilateral adalah sebanyak 1 orang (3%). Ternyata terdapat 3 orang penderita tanpa keterangan data lokasi tumornya.

Diagram 1. Sebaran penderita karsinoma payudara duktal invasif berdasarkan lokasi.

Pada diagram 2, terlihat jenis tindakan bedah terhadap penderita yang tercakup dalam penelitian ini yaitu sebanyak 12 orang (38,7 %) dengan mastektomi, sebanyak 17 orang (54,8%) dengan lumpektomi dan sebanyak 2 orang (6,5%) dengan biopsi eksisi.

Diagram 2. Sebaran penderita karsinoma payudara duktal invasif berdasarkan jenis tindakan.

Ukuran tumor yang didapatkan saat

penderita menjalani operasi pada penelitian ini digambarkan pada diagram 3. Tampak penderita dengan ukuran tumor < 2 cm sebanyak 7 orang (22,6%), ukuran tumor 2 cm sampai dengan 5 cm sebanyak 9 orang (29%), penderita dengan ukuran tumor > 5cm sebanyak 15 orang (48,4%).

MA S TE K TO MI

12(38,7% )

LUMP E K TO MI

17 (54,8% )

B IO P S I

E K S IS I

2(6,5% )

10 (32,3% )

17 (54,8% )

1 (3,2% )3 (9,7% )

31 (100% )

K iri K anan B ilateral T anpa

K eterangan

T otal

L okas i K ars inoma P ayudara

Frekuensi

Page 5: 73-79-1-PB

Vol 18 . No.1, Januari 2009

Ekspresi Protein HER-2/neu, status reseptor estrogen- Majalah Patologi Ika Kartika EP, Heni Maulani, Henny Sulastri, Yuwono

36

Diagram 3. Sebaran penderita karsinoma payudara duktal invasif berdasarkan ukuran tumor.

Dari 31 orang penderita dalam penelitian ini yang data klinis mengenai kelenjar getah beningnya tersedia adalah 17 orang penderita. Tabel 1. memperlihatkan bahwa dari 17 orang tersebut ternyata 8 orang (25,8%) telah mengalami metastase ke kelenjar getah bening sentinel (kelenjar getah bening dekat lokasi tumor, tetapi tidak termasuk aksila) maupun kelenjar getah bening aksila, 1 orang (3,2%) tidak dijumpai metastase ke kelenjar getah bening. Tabel 2. Sebaran penderita karsinoma payudara duktal invasif berdasarkan keterlibatan kelenjar getah bening.

Jumlah %

Positif 8 25.8

Negatif 1 3,2

Pembesaran KGB aksila – (klinis) 4 12,9

Pembesaran KGB aksila, KGB tidak dikirim

4 12,9

Tanpa Keterangan 14 45.2

Total 31 100.00

Dua puluh orang dari 31 orang

penderita (64,5 %) dengan derajat keganasan tinggi (grade III), dan 11 orang (35,5 %) dengan derajat keganasan menengah (grade II), seperti tampak pada diagram 4 di bawah ini. Tidak satupun dijumpai penderita dengan grade tumor yang lebih rendah

Diagram 4. Sebaran penderita karinoma payudara duktal invasif berdasarkan derajat keganasan (grade). Over ekspresi HER2/neu yang diperlihatkan oleh pulasan immunohistokimia tampak pada 13 dari 31 penderita (41,9%), dapat dilihat pada tabel 3. Tumor dengan reseptor estrogen positif terdapat pada 13 dari 31 penderita (41,9%) dan reseptor progesteron positif pada 14 dari 31 orang penderita (45,2%)

Tabel 4. Gambaran Kliniko-patologi penderita karsinoma payudara duktal invasif.

Jumlah %

Ekspresi HER-2

Negatif 18 58,1

Positif 13 41,9

Status RE

Negatif 18 58,1

Positif 13 41,9

Status RP

Negatif 17 54,8

Positif 14 45,1

Grade Tumor

I 0 0

II 11 35,5

III 14 64,5

Kelenjar Getah Bening

Negatif 8 25,8

Positif 8 25,8

Tanpa keterangan 15 48,4

Ukuran tumor

< 2 cm 7 22,5

2-5 cm 9 29,03

> 5 cm 15 48,47

0 (0% )

11(35,5% )

20 (64,5% )

0

5

10

15

20

G rade I G rade II G rade III

J umlah

Ukuran Tumor

7 (22,6% ) 9 (29% )

15 (48,4% )

31 (100% )

0

5

10

15

20

25

30

35

< 2 cm 2-5 cm > 5 cm T otal

J umlah

Page 6: 73-79-1-PB

Vol 18 . No.1, Januari 2009

Ekspresi Protein HER-2/neu, status reseptor estrogen- Majalah Patologi Ika Kartika EP, Heni Maulani, Henny Sulastri, Yuwono

37

Pada diagram 5. dapat dilihat bahwa ekspresi HER-2/neu menggunakan pulasan immunohistokimia terdapat pada 3 dari 11 penderita tumor grade II (27,3%) dan pada 10 diantara 20 orang penderita tumor grade III (50%). Tumor dengan reseptor estrogen positif didapatkan pada 9 dari 11 penderita tumor grade II (81,8%) dan 4 dari 20 orang penderita (20%) tumor grade III. Penderita dengan reseptor progesteron positif didapatkan pada 6 dari 11 orang penderita tumor grade II (54,5%) dan 8 dari 20 orang penderita tumor grade III (40%).

Diagram 5. Ekspresi HER2, status reseptor estrogen dan reseptor progesteron pada berbagai derajat keganasan.

Hubungan atau korelasi antara derajat keganasan dengan ekspresi HER-2 dapat dilihat pada diagram 6. yang dianalisa menggunakan regresi linier. Tampak hubungan negatif antara derajat keganasan dengan ekspresi HER-2.

Diagram 6. Hubungan antara derajat keganasan dengan ekspresi HER-2/neu.

Korelasi antara derajat keganasan dengan status reseptor estrogen menunjukkan korelasi negatif. Diagram 7. Hubungan antara derajat keganasan dengan status reseptor estrogen.

Diagram 8. di bawah ini menunjukkan

korelasi positif antara derajat keganasan dengan reseptor progesteron.

1.6

1.3

1.4

1.5

II III Grade

Rat

a-ra

ta

HE

R

P: 0.163

1.62

1.57

1.58

II III Grade

Rat

a-ra

ta

HE

R

P: 0.375

1.61

1.60

1.59

1.56

1.55

3 (27,3% )

9 (81,8% )

6 (54,5%

9 (50% )

4 (20% )

8 (40% )

13 (41,5% )13 (41,5% )

14 (45,1% )

G rade II G rade III T otal

HE R -2 E R P R

Page 7: 73-79-1-PB

Vol 18 . No.1, Januari 2009

Ekspresi Protein HER-2/neu, status reseptor estrogen- Majalah Patologi Ika Kartika EP, Heni Maulani, Henny Sulastri, Yuwono

38

Diagram 8. Hubungan antara derajat keganasan dengan status reseptor progesteron .

ER

+ - Total

+ 10 4 14 PR

- 3 14 17

Total 13 18 31

Uji Kesesuaian : Observed of agreement : 77,4% Agreement expectation on the basis of chance = 50,77% Actual agreement beyond chance = 77,4%-50,77% = 26,63% Potential agreement beyond chance = 49,23% Kappa = actual agreement beyond chance potential agreement beyond chance = 26,63% = 0,54 49,23%

PEMBAHASAN Sebanyak 17 orang (54,8%) penderita

kelompok umur 36-40 tahun termasuk dalam kelompok umur terbanyak dalam penelitian ini. Berdasarkan laporan Badan Registrasi Kanker-Ikatan Ahli Patologi Indonsia (BRK-IAPI) yang berisiko besar untuk mendapatkan karsinoma payudara adalah usia antara 35-44 tahun3,4 .

Dari 31 orang penderita karsinoma payudara duktal invasif, lokasi tersering adalah pada payudara kanan sebanyak 54.8%. Peneltian Saleh F mengenai tumor payudara di Kuwait tahun 2007 meununjukkan hasil yang sama yaitu lokasi terbanyak adalah payudara kanan11. Berbagai jenis tindakan tampak pada penelitian ini. Jenis lumpektomi adalah jenis terbanyak. Pada kasus ini diharapkan jenis tindakan yang lebih radikal. Kebanyakan operasi tidak disertai penentuan diagnosis sebelumnya seperti aspirasi jarum halus, atau biopsi, sehingga klinisi belum mengetahui diagnosis pastinya. Biopsi eksisi dilakukan untuk mendapatkan diagnosis definitif.

Banyaknya penderita yang pada saat diagnosis mempunyai ukuran tumor > 5 cm kemungkinan disebabkan terlambatnya penderita datang memeriksakan diri atau menunjukkan sifat biologi tumor yang tumbuh dengan cepat. Ukuran tumor adalah salah satu variabel prognostik yang signifikan6,8,9,10,13 . Banyak penelitian menunjukkan menurunnya survival dengan bertambahnya ukuran tumor serta meningkatnya frekuensi metastase ke kelenjar getah bening aksila11.

Tabel 2. memperlihatkan bahwa dari 17 orang tersebut ternyata 8 orang (25,8%) telah mengalami metastase ke kelenjar getah bening sentinel (kelenjar getah bening dekat lokasi tumor, tetapi tidak termasuk aksila) maupun kelenjar getah bening aksila, 1 orang (3,2%) tidak dijumpai metastase ke kelenjar getah bening. Hasil penelitian di atas sesuai dengan penelitian sebelumnya (Bartheau dkk ,Gajdos dkk, Colleoni dkk, Maru dkk) yang menunjukkan persentase tinggi terjadinya metastase ke kelenjar getah bening 5.

Dua puluh orang dari 31 orang penderita (64,5 %) didapati dengan derajat keganasan tinggi (grade III), dan 11 orang (35,5 %) dengan derajat keganasan menengah (grade II). Tidak satupun dijumpai penderita dengan grade tumor yang lebih rendah. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini tidak berbeda dengan hasil penelitian Maru dkk 2005 pada penderita karsinoma payudara usia ≤30 tahun5, Huang dkkpada penderita usia ≤ 45 tahun14,

Observed of agreement : a+d = 10 + 14 x 100% = 77,4% Total 31 Agreement of expectation on the basis of chance : a+d x 100% Total = 13/31 x 14 + 13/31 x 17 x 100% 31 = 5.87 + 9,87 x 100% 31 = 50.77%

1.7

II III Grade

Rat

a-ra

ta

HE

R

P: 0.64

1.6

1.5

1.4

1.3

Page 8: 73-79-1-PB

Vol 18 . No.1, Januari 2009

Ekspresi Protein HER-2/neu, status reseptor estrogen- Majalah Patologi Ika Kartika EP, Heni Maulani, Henny Sulastri, Yuwono

39

yaitu kasus yang terbanyak dijumpai adalah derajat keganasan tinggi (grade III). Berdasarkan kepustakaan yang ada kebanyakan karsinoma pada usia muda mempunyai sifat biologi yang lebih agresif 5.

Secara umum overekspresi HER-2/neu pada seluruh karsinoma invasif adalah sebesar 20-25%.2,15,16,17 Pada penelitian ini didapatkan overekspresi HER-2/neu pada wanita usia muda tampaknya lebih tinggi sedikit yaitu sebesar 41,9 %. Angka ini tidak berbeda jauh dengan penelitian Maru dkk 2005, yang mendapatkan angka sebesar 44 % dan Colleoni dkk 2002 dengan angka sebesar 40%.5

Pada penelitian ini angka reseptor estrogen positif sebesar 41,9%. Hasil ini tidak berbeda jauh dari penelitian Maru dkk (2005) yang mendapatkan reseptor estrogen positif sebesar 45%5, sedangkan reseptor progesteron positif adalah sebesar 45,1%. Hasil ini lebih besar dari pada angka reseptor progesteron positif pada penelitian sebelumnya5. Jika dilihat pada diagram 5. distribusi sebaran penderita dengan overekspresi HER-2/neu pada tumor grade III lebih tinggi persentasenya dibandingkan pada grade II.. Hal tersebut sesuai dengan asumsi bahwa makin tinggi derajat keganasan maka overeksprei HER-2/neu akan makin tinggi 15,17.

Reseptor estrogen positif pada tumor grade II (81.8%) lebih besar dibandingkan dengan reseptor estrogen positif pada tumor grade III (20%) Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya bahwa angka reseptor estrogen positif berbanding terbalik dengan derajat keganasan 5.

Reseptor progesteron positif pada tumor grade II (54,5%) lebih tinggi dari pada reseptor progesteron positif pada tumor grade III (40%). Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa status reseptor progesteron berbanding terbalik dengan derajat keganasan dan berbanding lurus dengan reseptor estrogen.6 Walaupun pada pernyataan sebelumnya secara deskriptif dapat dilihat bahwa ekspresi HER-2/neu persentasenya lebih kecil pada tumor dengan derajat keganasan menengah (grade II) dibandingkan tumor dengan derajat keganasan tinggi (grade III), tetapi setelah dianalisa tampaknya korelasinya negatif, yaitu makin tinggi derajat keganasan maka makin negatif ekspresi HER-2, dan dengan nilai p lebih dari 0,05 maka korelasi ini menjadi tidak bermakna. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang mengatakan terdapat korelasi antara derajat keganasan dengan ekspresi

HER-2. Pada penelitian Huang dkk menunjukkan bahwa pada wanita berusia ≤ 45 tahun status reseptor estrogen dan progesteron tidak dapat mem-prediksi ekspresi HER-2 pada derajat keganasan tinggi, tetapi reseptor estrogen dan progesteron dapat memprediksi ekspresi HER-2 pada derajat keganasan rendah14. Penelitian ini mendapati lebih dari separuh penderita dengan derajat keganasan tinggi.

Hal ini juga dapat dimengerti karena kita tidak mengharapkan bahwa pada derajat keganasan tinggi persentase ekspresi HER-2/neu adalah 100%, secara umum berdasarkan kepustakaan yang ada over-ekspresi HER-2/neu berkisar antara 25-30% 5, dan pada usia yang lebih muda agak lebih tinggi sedikit. Walaupun demikian pemeriksaan HER-2/neu perlu dilakukan untuk menyeleksi calon yang akan diterapi dengan anti HER-2, karena terapi akan tidak efektif apabila ekspresinya negatif, atau tidak menunjukkan overekspresi18 .

Selain itu penderita dengan HER-2/neu positif dan reseptor estrogen positif akan memprediksi kemungkinan mengalami ke-gagalan dengan terapi anti estrogen, tetapi hasil akan lebih baik jika ia mendapatkan terapi dengan inhibitor aromatase pada wanita postmenopause. Disamping itu penderita dengan HER-2/neu positif akan lebih sensitif terhadap kemoterapi menggunakan regimen tertentu yang mengandung anthracycline dan doxorubicin.19

Hubungan antara derajat keganasan dengan status reseptor estrogen sesuai dengan harapan, yaitu makin tinggi derajat keganasan, makin sedikit resptor estrogen yang positif. Akan tetapi korelasi ini juga tidak bermakna karena nilai p > 0.05. Kemungkinannya adalah karena sampel yang diambil terlalu kecil yaitu hanya 31 sampel.

Diharapkan dengan makin tinggi derajat keganasan, maka makin sedikit persentase reseptor progesteron yang positif. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan dengan penelitian sebelumnya karena hasilnya lebih tinggi5. Kemungkinan penyebabnya antara lain adalah cara menginterpretasikan yang berbeda dan sampel yang terlalu kecil. Hubungan antara derajat keganasan dengan status reseptor progesteron juga tidak bermakna karena p> 0,05.

Pemeriksaan reseptor estrogen dan progesteron direkomendasikan oleh ASCO agar diperiksa secara rutin untuk kepentingan klinis. Walaupun reseptor estrogen dan progesteron

Page 9: 73-79-1-PB

Vol 18 . No.1, Januari 2009

Ekspresi Protein HER-2/neu, status reseptor estrogen- Majalah Patologi Ika Kartika EP, Heni Maulani, Henny Sulastri, Yuwono

40

adalah faktor prognostik yang lemah tetapi merupakan faktor prediktif yang kuat terhadap hasil terapi adjuvan dan terapi hormonal.16 Tetapi dibandingkan dengan reseptor estrogen, reseptor progesteron hanya memberikan informasi yang terbatas untuk memprediksi respon terhadap terapi hormonal.20

Pemeriksaan menggunakan pulasan immunohistokimia pada arsip patologi anatomi sangat dipengaruhi oleh banyak keadaan mulai dari fiksasi, prosesing, penyimpanan arsip blok parafin, pelaksanaan pulasan imunohistokimia sampai pada pembacaan hasil.16, 21

Fiksasi dengan menggunakan formalin seyogyanya tidak kurang dari 6 jam dan tidak melebihi 48 jam sebelum dilakukan prosesing untuk mencegah rusaknya antigenisitas yang diperlukan pada pulasan imunohistokimia16, 21. Jaringan yang didapatkan dari tempat yang jauh tidak dapat menjamin ketepatan waktu fiksasi. Penyimpanan blok parafin yang sudah lama serta keadaan penyimpanan yang kurang baik juga mempengaruhi intensitas pulasan. KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

a. Karsinoma duktal invasif pada wanita usia muda kebanyakan dijumpai dengan derajat keganasan tinggi (grade III), dengan sifat biologi agresif yang ditunjuk-kan oleh ukuran tumor kebanyakan > 5 cm, dan metastase ke kelenjar getah bening.

b. Ekspresi HER-2 pada derajat keganasan tinggi (grade III) lebih besar dari pada derajat keganasan menengah (grade II)

c. Reseptor estrogen dan progesteron positif lebih rendah pada derajat keganasan menengah (grade II) dibandingkan dengan derajat keganasan tinggi (grade III)

d. Korelasi antara derajat keganasan dengan ekspresi HER-2, status reseptor estrogen dan progsteron tidak bermakna

e. Uji kesesuaian ekspresi antara reseptor estrogen dan reseptor progesteron adalah 45%

DAFTAR PUSTAKA

1. Giacinti L, Claudio PP, Lopez M, Giordano A. Epigenetic information and estrogen receptor : alpha expression in breast cancer . The Oncologists 2006; 11: 1-8

2. Purnomosari D, Aryandono , Setiaji K. Comparison of multiple ligation dependent probe amplification to immuno-histo-chemistry for assessing HER-2/neu amplification in invasive breast cancer. Biotechnic and histochemistry 2006,81 (2-3):79-85

3. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, Badan Registrasi Kanker Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia. Yayasan Kanker Indonesia, tahun 2001. Data Histopatologik.

4. Kodariah R, Roostini ES. Ekspresi dan amplifikasi HER-2 pada karsinoma payudara : studi perbandingan antara metode imunohistokimia (IHK) dan fluorescence in situ hybridization (FISH). Majalah Patologi Indonesia 2006; Vol 15 No 1 : 13-20

5. Maru D, Middleton LP, Wang S, et al. HER-2/neu and p53 overexpression as biomarkers of breast carcinoma in women age 30 years and younger. Am Canc Soc 2005: 900-905

6. Sloane JP. Histochemical and molecular pathological methods of examining the breast. In Sloane JP. Biopsy pathology of the breast, 2 ed, Arnold, London.2001 : 28-48

7. Elston CW, Ellis IO. Pathological prognostic factors in breast cancer. The value of histological grade in breast cancer: experience from a large study with long-term follow-up. Histopathology 1991: 19, 403-410

8. Rosai J. Breast. In Rosai and Ackerman’s Surgical pathology, 9th ed, vol 2, Mosby, Toronto, 2004, p 1802-1831

9. Montag A, Kumar V. The female genital system and breast. In Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Mitchell RN. Robbin basic pathology, 8th ed, Saunders-Elsevier, Philadelphia, 2007, p730-750

10. Conolly JI, Jacobs TW. The breast. In Silverberg SG, et al. Siverberg’s principles and practice of surgical pathology and cytopathology vol 1, 4th ed, Churcill Livingston Elsevier, Philadelphia, 2006, p 419-483

11. Saleh F, Abdeen S. Pathobiological features of breast tumours in the State of Kuwait: a comprehensive analysis. Journal of carcinogenesis 2007, 6:12, http://www.carcinogenesis.com

Page 10: 73-79-1-PB

Vol 18 . No.1, Januari 2009

Ekspresi Protein HER-2/neu, status reseptor estrogen- Majalah Patologi Ika Kartika EP, Heni Maulani, Henny Sulastri, Yuwono

41

12. Rosen PP. Invasive carcinoma, assess-ment of prognosis morphologic prognostic markers, and tumor growth rate. In Rosen PP. Rosen’s breast pathology, 2nd ed, Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia, 2001, p325-356

13. Tavasoli FA, Deville P. Tumours of the breast. In Pathology and genetics of tumours of the breast and female genetic organs. IARC Press, Lyon 2003:9-130.

14. Huang HJ, Neven P, Drijkoningen M, et al. Hormone receptors do not predict the HER-2/neu status in all age groups of women with an operable breast cancer. Oxfords journal medicine, Annals oncology vol 16, number 11, pp 1755-61

15. Sloane JP. Infiltrating carcinoma-morphological and molecular features of prognostic significance. In Sloane JP. Biopsy pathology of the breast, 2 ed, Arnold, London.2001 : 215-236

16. Wolff AC, Hammond ME, Schwartz JN. American Society of Clinical Oncology/ College of American Pathologist’s guide-lines recommendations for human epidermal growth factor receptor 2 testing in breast cancers journal of clinical oncology vol 25 No. 1, January 1 2007, www.jco.org

17. Burstein HJ. The distinctive nature of HER-2-positive breast cancers. N.Engl. JMed 353;16, www.NEJM.org, October 20, 2005

18. Menard S et al. Biology, prognosis and response to therapy of breast carcinomas according to HER-2 score. Annals of oncology 19: 1706-1712, 2008 d0i:10. 1093/annonc/mdn369

19. Pritcahrd KI, Shepherd LE, O’Malley FP. HER2 and responsiveness of breast cancer to adjuvant chemotherapy. N ENG J MED 354;20 www.NEJM.ORG

20. Mohsin KS, Weiss H, Havighurst T et al. Progesteron receptor by immuno-histochemistry and clinical outcome in breast cancer : a validation study. Modern Pathology, 2004,17.p 1545-1554. www.modernpathology.org

21. Bilous M, Dowsett M, Hanna W, et al. Current perspectives on HER2 testing: a review of national testing guidlines. Mod Pathol 20