6. Sistem CVT

34

Transcript of 6. Sistem CVT

Page 1: 6. Sistem CVT
Page 2: 6. Sistem CVT

A. Crankshaft

B. Primary sliding sheave (pulley bergerak)

C. Weight / Pemberat

D. Secondary fixed sheave(pulley tetap)

E. Secondary sliding sheave (pulley bergerak)

F. Primary drive gear shaft

G. Clutch housing/Rumah kopling

H. Clutch carrier

I. V-belt

J. Primary fixed sheave

⑤ ⑥

⑩ • Parts name

B

D

CFE

J

I

H

G

A

Konstruksi CVT

Page 3: 6. Sistem CVT

Bagian Pulley primer

Bagian Pulley sekunder

1

2

3

4

5

6

7

8

8 Pedal starter kaki

Kopling satu arah

Motor Starter 1 Gir Starter Pulley Primer

Pulley Sekunder

Roda Belakang

3 V-belt

2 Crank shaft

4 Clutch carrier5 Rumah Kopling

6 As roda gigi primer 7 Drive axle

• Rangkaian alur tenaga

Rangkaian Gerak

Page 4: 6. Sistem CVT

Pulley tetap

Pulley bergerak

Slider

Collar

Cam

Pemberat / Weight

Putaran rendah

Slider

Cam

Collar

Konstruksi Pulley Primer

Putaran tinggiPulley bergerak

Pemberat / Weight

Pulley tetap

Page 5: 6. Sistem CVT

Clutch carrierTorque cam

Torque cam

Clutch carrierRumah kopling

Putaran rendah

Putaran tinggi

Pulley tetap

Pulley bergerak

Pulley bergerak

Pulley tetap

Rumah kopling

Konstruksi Pulley Sekunder

Page 6: 6. Sistem CVT

Putaran ke Roda belakang

Putaran dari Crankshaft

Gaya centrifugal clutch carrier lebih kecil dari gaya per penarik

sehingga sepatu tidak cukup tenaga menggerakan rumah kopling.

Cara Kerja CVT

1. Putaran Langsam

Clutch carier

Page 7: 6. Sistem CVT

Input (Crankshaft side)

Gaya centrifugal clutch carrier lebih kecil dari gaya per penarik .

( 1 ) Putaran langsam

Page 8: 6. Sistem CVT

Pulley Primer

V-beltPulley Sekunder

Kopling centrifugal menyentuh rumah kopling

Kopling centrifugal mulai mengembang dari putaran 2.550 ke 2.950 rpm

Kopling terkopel penuh pada putaran 4.700 ke 5.300 rpm

Putaran ke Roda belakang

Putaran dari Crankshaft

2. Saat Mulai Berjalan

Cara Kerja CVT

Page 9: 6. Sistem CVT

Kopling centrifugal menyentuh rumah kopling

Kopling centrifugal mulai mengembang dari putaran 2.550 ke 2.950 rpm

Kopling terkopel penuh pada putaran 4.700 ke 5.300 rpm

( 2 ) Saat mulai berjalan

Page 10: 6. Sistem CVT

Cara Kerja CVT

2. Putaran Menengah

Gaya centrifugal pada pemberat / weight akan semakin besar , seiring dengan

bertambahnya Putaran mesin, sehingga merubah diameter pulley primer .

Putaran dari Crankshaft

Putaran ke Roda belakang

Pulley Primer

V-belt

Pulley Sekunder

Page 11: 6. Sistem CVT

Gaya centrifugal pada pemberat akan semakin besar , seiring dengan bertambahnya kecepatan .

( 3 ) Putaran menengah

Page 12: 6. Sistem CVT

Cara Kerja CVT

2. Putaran Tinggi

Jika celah piringan pulley sekunder semakin melebar, maka diameter V-belt pada pulley

semakin kecil , sehingga menghasilkan perbandingan putaran yang semakin meningkat .

Putaran dari Crankshaft

Putaran ke Roda belakang

Pulley Primer

V-beltPulley Sekunder

Page 13: 6. Sistem CVT

( 4 ) Putaran tinggi

Jika piringan pulley secondary semakin melebar , maka diameter V-belt pada pulley semakin kecil , sehingga menghasilkan perbandingan putaran yang semakin meningkat .

Page 14: 6. Sistem CVT

(A)

Torsi cam : Terdapat dipulley sekunderFungsi : Menaikan torsi roda belakang pada saat - sepeda motor mendaki, - akselerasi spontan

Pulley bergerak sekunder

(A) Beban ringan pada roda belakang

Torsi Cam

Pulley tetap sekunder

1. Kondisi beban ringan

Page 15: 6. Sistem CVT

(B) Beban bertambah besar pada roda belakang

Menyempit

2. Kondisi pada saat mendaki dan akselerasi

Torsi Cam

V-belt

Torque cam

Pulley bergerak sekunder Pulley tetap sekunder

Perbedaan putaran dan beban mesin dan roda belakang menyebabkan pulley tidak tetap pada sekunder menyempit dan diameter puley menjadi besar.

Page 16: 6. Sistem CVT

Clutch in (berhubungan)

Cara Kerja Kopling Sentrifugal

Fungsi :

Menghubungkan tenaga dari mesin ke roda belakang

Cara Kerja :

Gaya sentrifugal yang disebabkan putaran mesin,akan melemparkan sepatu kopling dan terhubung dengan rumah kopling.

Rumah kopling memutarkan roda belakang melalui reduction gear.

Page 17: 6. Sistem CVT

Poros roda gigi primer

Poros utama

Poros yang digerakan / poros roda

Roda gigi yang digerakkan

Roda gigi reduksi

1. Gigi reduksi diperlukan untuk menghasilkan total perbandingan yang ideal antara poros engkol dan roda belakang.

2. Pelumamsan terpisah dengan pelumasan engine.

Page 18: 6. Sistem CVT

Spon Filter

Bagian Collar

Ruangan Pemberat

Pendinginan CVT

1. Suhu dalam ruang V belt sangat panas karena gesekan.

2. Pendinginan sangat penting untuk memperpanjang umur Vbelt.

3. Filter pada ruang Vbelt harus secara rutin dibersihkan (tiap 1000 km)

Page 19: 6. Sistem CVT

A. Pelumasan Colar pada pulley primer

Sebab :

Jika tidak ada pelumasan, akselerasi / percepatan tidak halus karena gerakan penyesuai pada primary sheave tidak bekerja dengan baik .

Service point :

Pertama, lumasi gemuk pada permukaan collar, selanjutnya sebelum dipasang pada Pulley primer tetap, bersihkan gemuk yang berlebihan pada bagian luar dari seal oli agar tidak terjadi slip.

Perawatan System C V T

B. Bagian dalam starter wheel gear , starter idle gear, drive axle dari secondary sheave.

Sebab : Putaran tidak lancar , lihat CVT poster untuk pedoman pelumasan .

Page 20: 6. Sistem CVT

Perawatan System C V T

(1) Point pelumasan

•Pulley primer yang bergeser

•Collar

Gemuk yang disarankan

Shell Sunlight 3 ®

Shell Sunlight 3 : adalah gemuk serbaguna dan sangat cocok untuk melumasi roller dan plain bearing.

Ketahanan suhu : 20 * C sampai dengan 135 * C .

Perhatian : Jangan sampai gemuk menyentuh permukaan pulley .

Jika pulley terkena gemuk, bersihkan dengan ALKOHOL

Page 21: 6. Sistem CVT

C. Pelumasan Torsi cam pada Pulley sekunder .

Sebab :

Jika tidak terdapat gemuk atau pelumas bagian ini :

1. Akselerasi tidak lembut

2. Mendaki kurang kuat karena pulley sekunder tidak bekerja dengan baik

3. Pin guide dan alur pin guide terjadi keausan .

Service point :

- Lumasi dengan gemuk disekitar pin guide dan pulley sekunder bergerak

- Bersihkan gemuk yang berlebihan pada bagian luar pulley sekunder, untuk menghindari agar gemuk tidak menyentuh kopling centrifugal dan rumah kopling .

Perawatan System C V T

Page 22: 6. Sistem CVT

Pelumas yang dianjurkan

Shell Dolium grease R ®

2. Pelumasan pada bagian Pulley sekunder

•Pulley sekunder tetap 1

•Pulley sekunder bergerak 2

•Bearing / celah torsi cam

Perhatian : Jangan sampai gemuk menyentuh permukaan pulley .

Jika pulley terkena gemuk, bersihkan dengan ALKOHOL

Perawatan System C V T

Page 23: 6. Sistem CVT

② ①

Pelumas yang dianjurkan

Shell Dolium grease R ®

(3) Pelumasan Torsi Cam

• Alur pin 1

•O-rings 2

Shell Dolium R grease dipakai pada bagian pin guide pada secondary sheave .

Gemuk ini tahan terhadap panas dan tahan terhadap kebocoran karena bersifat lengket .

Perhatian : Jangan sampai gemuk menyentuh permukaan pulley .

Jika pulley terkena gemuk, bersihkan dengan ALKOHOL

Perawatan System C V T

Page 24: 6. Sistem CVT

Perawatan System C V T

4. Penggantian oli gear

Cara Penggantian :

1. Jalankan terlebih dahulu sepeda motor untuk beberapa saat, selanjutnya matikan mesin.

2. Buka baut penguras oli gear yang berada dibagian bawah .

3. Kapasitas oli gear ( 100 cc )

4. Penggantian pertama pada jarak tempuh 500 km selanjutnya setiap 10.000 km .

Plug

Oil drain bolt

Page 25: 6. Sistem CVT

PrimerWeight / Pemberat

Bentuk / alur Cam

Hambatan gerak

Bagian yang bergerak kesamping

Bagian pemberat / Weight

Bagian tetap (Collar dan pulley bergerak)

Permukaan pulley dan V belt

Sekunder

Per

Torsi cam

Hambatan -

pergerakan

Bentuk Alur

Karakteristik V-belt

Kemampuan mesin

Bagian torsi cam (Pin dan alur)

Permukaan pulley dan V belt

Bagian tetap (pulley tetap )

Service Point

Perubahan akan terjadi pada beberapa bagian dan menimbulkan masalah :

Bagian Part/jenis problem Pemeriksaan

Page 26: 6. Sistem CVT

Perhatian pada saat Perawatan CVT

- Kehalusan permukaan as (crankcase,collar,bos pulley sekunder)

- Periksa kondisi oil seal saat pemasangan.

- Proses pemasangan yang kurang tepat.

- Kebersihan yang tidak terjaga / kotor pada pemasangan

- Pemberian grease yang tidak yang tidak benar/sesuai standar

- Gasket yang tidak terpasang, ‘ O ‘ ring yang putus / sobek

Bagian Oil Seal

Komponen yang tidak boleh tersentuh oli

Bagian dalam ruang Vbelt

- V Belt ,Permukaan pulley primer dan sekunder

Akibat : Timbul suara noise/berisik karena slip

- Kopling sentrifugal dan rumah kopling

Akibat : Clutch judder / kopling bergetar

Service Point

Page 27: 6. Sistem CVT

Akibat yang Ditimbulkan karena Slip pada CVT

Selip

Kegagalan pemindahan tenaga

Suhu meningkat pada permukaan gesek ( Suhu dalam ruang CVT meningkat )

Selip

Kemampuan berlari menurun

Panas pada V belt

Perubahan pada permukaan gesek

Meleleh pada parts

(Pemberat) (Slider)

Kerusakan pada oil seal (Panas)

Selip• Umur V belt lebih pendek

• Kemampuan berlari kurang

• Kegagalan start

• Kemampuan berlari kurang

• Noise / berisik

• Kemampuan berlari kurang

Oli / Grease bocor

Kekurangan pelumas

• Aus, etc

(V Belt) (Kopling)

Service Point

Page 28: 6. Sistem CVT

Service Point

Ada kelebihan

Tidak ada kelebihan

Gambar A ( V-belt kondisi baik )

Gambar B ( Kondisi V-belt saatnya harus diganti )

Harus ada kelebihan dari V-belt antara V-belt bagian bawah dan bagian bawah alat pemeriksa V-belt .

Cross section of V-belt

V-belt check gauge

Jika bagian bawah alat pemeriksa sudah rata dengan V belt Artinya V-belt telah aus.

Rekomendasi penggantian :

Tiap 25.000 km .

Pemeriksaan V-belt

18,2 mm

17,2 mm

Page 29: 6. Sistem CVT

Buka Baut pemeriksa pada cover crankcase dan masukan alat pemeriksa .

Ukur ketebalan V belt dengan cara yang benar (lihat hal sebelumnya)

Service Point

Pemeriksaan V-belt

Page 30: 6. Sistem CVT

V-belt

Permukaan pulley

Untuk menghilangkan suara noise / berdecit pergunakan larutan pembersih V-belt

Service Point

Mengatasi V-belt slip

Apabila ada suara berdecit saat akselerasi, maka periksa keausan dan permukaan singgung dari V-belt .

Jika kondisi baik uintuk dipakai lagi , pergunakan V-belt cleaner / larutan pembersih V-belt untuk menghilangkan suara berdecit / noise .

Page 31: 6. Sistem CVT

Service Point

(1) Jangan sampai terbalik pada saat memasang ring payung (conical spring washer) pada crankshaft .

Akibat : Jika memasang dengan posisi terbalik maka akan mempermudah kendornya baut pengikat poros engkol .

Maka akan merusakkan poros engkol dan harus mengganti satu set poros engkol dengan biaya yang cukup mahal .

Sisi murSisi pulley primer

Arah memasang

Page 32: 6. Sistem CVT

Service Point

(2) Pemasangan dua buah conical spring washers pada bagian gear transmisi .

Akibat :

Jika pemasangan terbalik , akan timbul suara berisik / tidak normal pada bagian gearbox .

Sisi cir clipSisi gear

1

Arah pemasangan

Sisi Main axle Sisi Ring

Aran pemasangan

Page 33: 6. Sistem CVT

3. Pemasangan mur kopling sentrifugal

Kencangkan mur kopling sentrifugal sesuai dengan standart torsi pengencangan .

Akibat :

Jika mur kopling sentrifugal kendor akan menyentuh rumah kopling dan putaran mesin akan diteruskan keroda belakang meskipun dalam kondisi langsam dan timbul suara noise .

Torsi standart : 50Nm (5.0mkg)

Service Point

Page 34: 6. Sistem CVT

Service Point

4. Mengatasi kopling bergetar / clutch

- Clutch juddering : adalah kondisi saat sepeda motor mulai berjalan terjadi getaran sehingga kurang halus .

- Cara mengatasinya :

(1) Periksa permukaan singgung sepatu kopling dan permukaan dalam rumah kopling Jika terdapat oli / gemuk pada permukaannya : bersihkan dengan cairan pembersih .

Catatan : Lakukan analisa penyebab adanya oli dan kotoran lain kemungkinan adanya kebocoran seal oli dan lain-lain .

(2) Jika bukan dari kotoran lain / oli kemungkinan dikarenakan tidak ratanya permukaan singgung kopling dan rumah kopling ,

Jika permukaan tidak rata : gosok permukaan kopling agar rata dengan amplas .

Permukaan sepatu kopling

Permukaan dalam rumah kopling