Thursday 5th, 12th, 19th & 26th August Thursday 5th & 26th ...
5th Meeting_iin.pdf
-
Upload
api-292702711 -
Category
Documents
-
view
221 -
download
2
Transcript of 5th Meeting_iin.pdf
MATERI TUTORIAL
TRANSLATION V PERTEMUAN5 Oleh:
Indana Zulfa
UNIVERSITAS TERBUKA
KOREA SELATAN
Module 7: Kesusastraan
Modul 7
Aims: Translate Indonesian to English
President
Attention:
1. Be careful with word by word translation
2. Try to avoid loss meaning
3. Meaning transferred I the target languaage are not
restricted by vocab, grammar, and forms of the source
language
4. Be aware of the term register
5. Don’t use everyday language
6. The translation should be based on meanings in the
source language
Part 1
Riwayat Nama Minangkabau
(Page 7.3)
President
Paragraph 1
RIWAYAT NAMA MINANGKABAU
Pada masa 350 tahun sebelum Masehi, bertahta seorang maharaja yang
sangat terkenal. Namanya Iskandar Zulkarnain. Kerajaannya sangat besar,
mulai dari Yunani di Eropa sampai ke Pakistan di Asia. Maharaja itu
mempunyai tiga putra. Putranya yang sulung menjadi raja di negeri Rum.
Putranya yang kedua menjadi raja di negeri Cina. Putranya yang bungsu, Si
Maharaja Diraja, berlayar ke Selatan mencari benua baru yang belum
dihuni orang. Bersamanya ikut seorang bijaksana yang bernama Catri Bilang
Pandai.
THE HISTORY OF THE NAME “MINANGKABAU’
A long time ago, IN 350 B.C., there was a very famous king called
Iskandar Zulkarnain. His kingdom was huge, reaching from Greece in
Europe to Pakistan in Asia. The king had three sons. The eldest was
king of a country called Rym, while the second was king in China. The
youngest, Sri Maharaja Diraja, sailed away to the south in search of a
new, uninhabited continent. Along with him went a wise man called
Catri Bilang Pandai.
Paragraph 2 (a)
Selama berlayar, setiap kali singgah di suatu pelabuhan,
muatan kapal dan penumpangnya pun bertambah. Suatu
ketika, kapal Sri Maharaja Diraja dilanda badai dan
gelombang yang besar. Badai itu menyebabkan mahkota
Maharaja jatuh ke laut. Oleh karena itu, Catri Bilang Pandai
membuat tiruan dari mahkota yang tenggelam itu.
Paragraph 2 (a)
Selama berlayar, setiap kali singgah di suatu pelabuhan,
muatan kapal dan penumpangnya pun bertambah. Suatu
ketika, kapal Sri Maharaja Diraja dilanda badai dan
gelombang yang besar. Badai itu menyebabkan mahkota
Maharaja jatuh ke laut. Oleh karena itu, Catri Bilang Pandai
membuat tiruan dari mahkota yang tenggelam itu.
During the sailing, every time he stopped in a harbor, his load
became more and more. One day, it was a big sudden storm and
wave. The storm caused king’s crown felt down to the sea. Som
Catri Bilang Pandai made an imitated crown for the King.
Paragraph 2 (b)
Setelah tiruan mahkota itu dibuat, di kejauhan tampaklah
sebuah puncak gunung berapi. Menurut orang bijaksana,
tanah di sekitar gunung berapi adalah tanah yang subur dan
sangat baik untuk dihuni. Maharaja pun memerintahkan
nahkoda untuk mengarahkan haluan kapal ke arah gunug itu.
Gunung itu kemudian dinamakan Gunung Merapi.
After making the crown, in a far distance, there was a
volcano. The wise man said there was fertile land for living.
The great king ordered his ship’s captain to land in that land.
The mountain was known by Gunung Merapi.
Paragraph 3(a)
Pada hari yang telah disepakati, dibuatlah gelanggang
aduan. Bunyi-bunyian dikumandangkan. Berbagai hiburan
disajikan. Kedua belah pihak berbaur, bersama-sama makan
dan minum sepuas hati. Tibalah saatnya pengaduan akan
dimulai. Raja itu melepaskan kerbaunya ke tengah
gelanggang.
Paragraph 3(a)
Pada hari yang telah disepakati, dibuatlah gelanggang
aduan. Bunyi-bunyian dikumandangkan. Berbagai hiburan
disajikan. Kedua belah pihak berbaur, bersama-sama makan
dan minum sepuas hati. Tibalah saatnya pengaduan akan
dimulai. Raja itu melepaskan kerbaunya ke tengah
gelanggang.
On the agreed day, the arena was opened. Music
reverberated. Many kinds of entertainment were an offer. The
two opposing peoples intermingled eating and drinking
together until they become satisfied. The time for the fight
arrived. The king loosed his buffalo to the arena.
Paragraph 3(b)
Melihat kerbau yang dilepas raja, gemparlah seluruh
penduduk negeri itu. Kerbau itu besar dan sangat
menyeramkan. Kepalanya merunduk dan ekornya mengibas-
ngibas, siap menghadapi lawan. Akan tetapi, karena lama
menanti dan lawan tidak kunjung datang, kerbau merumput
dengan tenangnya.
Paragraph 3(b)
Melihat kerbau yang dilepas raja, gemparlah seluruh
penduduk negeri itu. Kerbau itu besar dan sangat
menyeramkan. Kepalanya merunduk dan ekornya mengibas-
ngibas, siap menghadapi lawan. Akan tetapi, karena lama
menanti dan lawan tidak kunjung datang, kerbau merumput
dengan tenangnya.
The people were amazed at the sight of it. The buffalo was
enormous; it made people’s hair stand on end just to look at it.
It lowered its head and thrased its tali, ready to fight. But as
time passed and its opponent did not come, the buffalo started
to graze the grass calmly.
Thank you for your
attention!!