52629649 Tension Type Headache

download 52629649 Tension Type Headache

of 16

Transcript of 52629649 Tension Type Headache

  • 7/30/2019 52629649 Tension Type Headache

    1/16

    TENSION TYPE HEADACHE

    PENDAHULUAN

    Sakit kepala terdiri dari berbagai macam dan jenis. Selama beberapa dekade terakhir ini berbagai

    jenis sakit kepala mampu menempatkan banyak orang Amerika jatuh, baik secara aspek mentalmaupun fisik. Mereka menemukan pekerjaan mereka menjadi ekstra keras dan ekstra perhatian.

    Sakit kepala migrain, sakit kepala kelelahan kronis, sakit kepala stres, dan sakit kepala

    ketegangan adalah beberapa jenis sakit kepala.(1)

    Jenis sakit kepala terutama dapat dikategorikan dalam dua jenis. Kedua jenis itu adalah sakitkepala yang disebabkan oleh beberapa faktor lain dan sakit kepala yang bukan disebabkan oleh

    faktor lain, tetapi oleh sakit kepala itu sendiri. Jenis pertama dari sakit kepala berarti bahwa ada

    beberapa alasan lain yang menyebabkan terjadinya sakit kepala. Jika sakit kepala sering terjadi

    ada kemungkinan dikarenakan beberapa penyakit. Sakit kepala sinus jatuh dalam jenis ini.Beberapa faktor lain akan menjadi sakit kepala yang disebabkan oleh beberapa pukulan di kepala

    atau goresan di kepala yang akan menyebabkan beberapa kuman masuk.

    (1)

    Jenis kedua sakit kepala diperhitungkan sebagai sakit kepala yang disebabkan oleh sakit kepala

    itu sendiri. Migrain jatuh kedalam sakit kepala jenis ini.(1)

    Beberapa pembagian jenis sakit kepala dapat digarisbawahi, yang semuanya akan jatuh kedalam

    dua kategori utama. Diantara sakit kepala ini sakit kepala kronis dianggap sebagai yang paling

    bermasalah. Sakit kepala kronis ini akan membawa rasa sakit kepala setiap hari dan terkadangbeberapa kali per hari. Banyak orang setelah melalui diagnosa sakit kepala yang memiliki efek

    penyebab akan menemukan kemudahan dengan pelepasan secara bertahap rasa sakit itu. Tapi

    untuk beberapa jenis sakit kepala seperti migrain, diagnosis masih tidak ada secara tepat. Hal ini

    disebabkan tidak tersedianya dokter dan ilmuwan untuk memberikan hasil pengujian yang validuntuk menentukan setiap situasi medis dari hal tersebut.(1)

    TENSION TYPE HEADACHE

    Sakit kepala tipe-ketegangan adalah sakit kepala spesifik, yang bukan vaskular atau migrain, dantidak berkaitan dengan penyakit organik. Bentuk yang paling umum pada sakit kepala, yang

    mungkin terkait dengan pengetatan otot di bagian belakang leher dan/atau kulit kepala. Ada dua

    klasifikasi umum, sakit kepala tipe-ketegangan: episodik dan kronis, dibedakan oleh frekuensi

    dan keparahan gejala. Keduanya dicirikan sebagai sakit dan nyeri tak berdenyut tumpul, danmempengaruhi kedua sisi kepala.

    (2)

    Gejala untuk kedua jenis adalah serupa dan mungkin mencakup:(2)

    v Otot antara kepala dan leher berkontraksi

    v Sebuah sensasi seperti ikatan-pita di sekitar leher dan/atau kepala yang merupakan nyeri

    viselike

  • 7/30/2019 52629649 Tension Type Headache

    2/16

    v Nyeri terutama terjadi di dahi, pelipis atau bagian belakang kepala dan/atau leher

    DEFINISI

    Sakit kepala tension-type biasanya digambarkan sebagai sebuah sakit kepala tekanan seperti

    terikat tanpa gejala yang terkait.InternasionalHeadache Society (IHS) mendefinisikan sebagai sesuatu yang bilateral dan memiliki kualitas

    tekanan atau pengetatan dengan keparahan ringan sampai sedang. Bagaimanapun, lebih penting

    daripada kualitas spesifik sakit kepala, adalah bahwa hal tersebut tidak disertai dengan gejala-gejala yang terkait. Tidak seperti migrain, sakit kepala tension-type tidak diperparah oleh

    aktivitas fisik, dan tidak pula terkait dengan muntah. Sensitivitas baik terhadap cahaya atau suara

    mungkin ada, tapi tidak kedua-duanya. Sakit kepala tension-type dapat episodik atau kronis.(4,5,6)

    Episodik

    Sakit kepala tension-type episodik terjadi secara acak dan biasanya dipicu oleh stres sementara,

    kegelisahan, kelelahan atau kemarahan. Jenis ini adalah apa yang paling kita anggap sebagaisakit kepala stres. Sakitnya dapat hilang dengan penggunaan analgesik bebas, menjauhisumber stres atau waktu yang relatif singkat untuk relaksasi.

    (2)

    Untuk jenis sakit kepala ini, obat bebas pilihannya adalah aspirin, acetaminophen, ibuprofen ataunatrium naproxen. Kombinasi produk dengan kafein dapat meningkatkan aksi analgesik.

    (2)

    Kronis

    Sakit kepala tension-type kronik menurut definisi terjadi setidaknya 15 hari setiap bulan selama

    setidaknya 6 bulan, meskipun dalam praktek klinis biasanya terjadi setiap hari atau hampir setiap

    hari. Meskipun sakit kepala ini tidak disertai dengan gejala-gejala, pasien dengan sakit kepalatension-type kronis sering memiliki keluhan somatik lainnya. Misalnya, pada sakit kepala

    tension-type kronis, namun bukan sakit kepala tension-type episodik, pasien mungkin mengalamimual. Mereka juga sering konstan melaporan sakit kepala, mialgia generalisata dan artralgia,

    kesulitan tidur dan tetap terjaga, kelelahan kronis, sangat membutuhkan karbohidrat, penurunan

    libido, lekas marah, dan gangguan memori dan konsentrasi. Oleh karena itu, gangguan ini miripdengan depresi; namun, pada sakit kepala tension-type kronik, anhedonia tidak muncul,

    gangguan moodkurang diperhatikan atau bahkan mungkin absen, dan gejala utama adalah sakit

    kepala nyeri. Hal ini juga mirip fibromialgia, nyeri miofasial generalisata dan gangguan tidur.(4)

    GEJALA

    Tanda dan gejala sakit kepala tension meliputi:(3,5,6)

    v Nyeri kepala tumpul

    v Sensasi rasa sesak atau tekanan di dahi atau di samping dan belakang kepala

    v Perih pada kulit kepala, leher dan otot bahu

  • 7/30/2019 52629649 Tension Type Headache

    3/16

    v Sesekali, kehilangan nafsu makan

    Sakit kepala ketegangan bisa dialami dari 30 menit hingga satu minggu. Sakit kepala mungkin

    hanya dialami kadang-kadang, atau hampir setiap saat. Jika sakit kepala terjadi 15 hari atau lebih

    dalam sebulan untuk paling tidak tiga bulan, maka dianggap kronis. Jika sakit kepala yang terjadi

    kurang dari 15 kali dalam sebulan, sakit kepala dianggap episodik. Namun, orang dengan sakitkepala episodik sering berada pada risiko yang lebih tinggi menjadi sakit kepala kronis.

    (3)

    Sakit kepala biasanya digambarkan sebagai intensitas ringan sampai sedang. Tingkat keparahannyeri bervariasi dari satu orang ke orang lain, dan dari satu sakit kepala ke sakit kepala lainnya

    pada orang yang sama.(3)

    Sakit kepala ketegangan kadang-kadang sulit dibedakan dari migrain, tetapi tidak seperti

    beberapa bentuk migrain, sakit kepala ketegangan biasanya tidak terkait dengan gangguan visual(bintik buta atau cahaya lampu), mual, muntah, sakit perut, lemah atau mati rasa pada satu sisi

    tubuh, atau berbicara melantur. Dan, sementara aktivitas fisik biasanya memperparah nyeri

    migrain, hal itu tidak membuat sakit kepala ketegangan bertambah parah. Peningkatan

    sensitivitas terhadap cahaya atau suara dapat terjadi dengan sakit kepala ketegangan, namun inibukan gejala umum.

    (3)

    PENYEBAB

    Patofisiologi sakit kepala tension-type kurang dipahami, sakit kepala tension-type episodik

    mungkin terutama akibat gangguan mekanisme perifer, sementara sakit kepala tension-typekronis mencerminkan gangguan sakit di pusat.

    (4)

    Nama sebelumnya untuk sakit kepala tension-type mencerminkan penyebab dugaannya,termasuk sakit kepala kontraksi otot, sakit kepala psikogenik, sakit kepala stres, dan sakit kepala

    harian kronis. Istilah sakit kepala kontraksi otot telah ditinggalkan karena bukti

  • 7/30/2019 52629649 Tension Type Headache

    4/16

    elektromiografi

    gagal menunjukkan perubahan yang konsisten pada tonus otot pasien yang terkena. Selanjutnya,

    diusulkan mekanisme patofisiologis sakit kepala yang belum pernah terbukti.(4)

    Konsep bahwa sakit kepala tension-type adalah psikogenik juga telah dipertanyakan. Pasien

    dengan sakit kepala tension-type kronis, seperti halnya pasien dengan gangguan sakit kronislainnya, memiliki sekitar 25% kemungkinan berkembangnya depresi sekunder. Setengah dari

    pasien mengalami depresi bersamaan dengan rasa sakit, sedangkan pada semester lain, depresi

    berkembang lebih tersembunyi. Sakit kepala tension-type mungkin muncul pada hampir semuagangguan kejiwaan. Namun tidak seharusnya diduga, bahwa sebagian besar sakit kepala

    tension-type berhubungan dengan gangguan psikologis atau kejiwaan.(4)

    Sakit kepala tension-type kronis, seperti gangguan nyeri kronis lainnya, dikaitkan dengan

    hipofungsi sistem opioid pusat. Penelitian sedang berlangsung untuk menentukan kontribusi

    relatif sensitisasi nociceptorperifer, sensitisasi neuronal sentral (nukleus kaudal trigeminal), dan

    cacat

    sistem pusat antinosiseptif pada patogenesisnya.

    (4)

    Perubahan kimiawi otak

    Para peneliti kini menduga bahwa sakit kepala tension dapat diakibatkan perubahan antara bahan

    kimia otak tertentuserotonin, endorfin dan banyak bahan kimia lainnyayang membantu saraf

    berkomunikasi. Meskipun tidak jelas mengapa tingkat kimia berfluktuasi, prosesnya didugamengaktifkan jalur nyeri ke otak dan mengganggu kemampuan otak untuk menekan nyeri.

    (3)

    Pemicu

    Tampaknya faktor lain mungkin juga memberikan kontribusi bagi berkembangnya sakit kepala

    tension. Potensi yang mungkin memicu termasuk:(3,5)

  • 7/30/2019 52629649 Tension Type Headache

    5/16

    Stres Depresi dan kecemasan Postur rendah Bekerja dalam posisi canggung atau bertahan pada satu posisi untuk waktu yang panjang Cengkeraman rahang

    FAKTOR RESIKO

    Faktor risiko untuk sakit kepala tension meliputi:(3)

    Menjadi seorang wanita. Satu studi menemukan bahwa hampir 90 % wanita dan sekitar70 % pria mengalami sakit kepala tension sepanjang hidup mereka.

    Menjadi setengah baya. Kejadian sakit kepala tension memuncak pada usia 40-an,meskipun orang-orang dari segala usia dapat terkena jenis sakit kepala ini.

    TES DAN DIAGNOSIS

    Dokter dapat mencoba menentukan jenis dan penyebab sakit kepala menggunakan pendekatanini:

    (3)

    Deskripsi sakit. Dokter dapat belajar banyak tentang sakit kepala dari deskripsi pasienakan jenis rasa sakit, termasuk beratnya, lokasi, frekuensi dan durasi, dan tanda-tanda dan

    gejala lain yang mungkin ada.

    Tes pencitraan. Jika sakit kepala tidak biasa atau rumit, dokter mungkin melakukan tesuntuk menyingkirkan penyebab sakit kepala serius, seperti tumor atau aneurisma. Dua tes

    yang umum digunakan untuk menggambarkan otak adalah computerized tomography

    (CT) danMagnetic Resonance Imaging(MRI) scan.

    Sebuah kalender sakit kepala. Salah satu hal yang paling bermanfaat yang dapatdilakukan adalah memperhatikan kalender sakit kepala. Setiap kali mendapatkan sakit

    kepala, tuliskan keterangan tentang rasa sakit, antara lain seberapa parah, di manaletaknya dan berapa lama berlangsung. Juga perhatikan semua obat yang diminum.

    Sebuah kalender sakit kepala dapat memberikan petunjuk yang berharga yang dapat

    membantu dokter mendiagnosis jenis khusus sakit kepala dan menemukan mungkin

    pemicu sakit kepala.

    PENGOBATAN PROFILAKSIS

    Meskipun sakit kepala tension-type umum dan berdampak besar pada masyarakat, sangat sedikit

    studi yang terkontrol-baik dari pengobatannya yang telah dilakukan. Banyak percobaansebelumnya termasuk pasien dengan gabungan-tipe tension dan migrain tanpa aura dan pasiendengan sakit kepala akibat penggunaan berlebihan-pengobatan.

    (4)

    Tidak ada obat baru yang disetujui oleh FDA khususnya untuk pengobatan sakit kepala tension.

    Namun, mengingat sifat kronis gangguan ini dan risiko penggunaan berlebihan-obat-obatan sakit

    kepala pada pasien dengan sakit kepala sering, terapi profilaksis tampaknya terjamin untuk

  • 7/30/2019 52629649 Tension Type Headache

    6/16

    kebanyakan pasien. Sejak sakit kepala tension-type kronis adalah sebuah gangguan pengolahan

    nyeri sentral, obat dengan sentral efek modulasi nyeri cenderung paling efektif.(4)

    Obat antidepresan

    Antidepresan trisiklik obat pilihan untuk mencegah sakit kepala tension-type kronis, danbeberapa daripadanya juga efektif sebagai profilaksis migrain. Antidepresan diuji pada studi

    double-blind, dikontrol plasebo yang mencakup amitriptyline, doxepin, dan maprotiline.(4)

    Amitriptyline mengurangi jumlah sakit kepala harian atau durasi sakit kepala sekitar 50% pada

    sekitar sepertiga pasien dalam beberapa studi, meskipun studi lain menemukan ini tidak lebihbaik daripada placebo.

    (4)

    Pada anak dan pasien tua, dosis awal biasa amitriptyline (atau obat serupa) adalah 10 mg pada

    waktu tidur. Pada dewasa, dosis awal biasa adalah 25 mg pada waktu tidur. Dosis dapatditingkatkan sampai hasil terapeutik diperoleh atau efek samping tidak dapat ditoleransi.

    Antidepresan biasanya diberikan dari 4 sampai 6 minggu untuk bisa menunjukkan efekmenguntungkan.(4)

    Antidepresan trisiklik lainnya mungkin juga efektif, sebagaimana disarankan oleh pengalaman

    klinis, meskipun belum diteliti pada sakit kepala tension-type kronis.(4)

    SSRI: fluoxetine, paroxetine, dan citalopram belum menunjukkan efikasi studi-terkontrol. Obatini sering digunakan, namun, karena mereka memiliki insiden efek samping lebih rendah.

    (4)

    Relaksan otot

    Cyclobenzaprine adalah relaksan otot struktural terkait dengan amitriptyline. Pada 1972 studidouble-blind, 10 dari 20 pasien menerimacyclobenzaprine mengalami 50 % atau lebih perbaikan pada sakit kepala tension-type,

    dibandingkan dengan 5 dari 20 pasien yang menerima plasebo. Dosis biasa cyclobenzaprine

    adalah 10 mg pada waktu tidur.(4)

    Tizanidine, sebuah penghambat alfa-adrenergik, dilaporkan efektif untuk sakit kepala tension-

    type kronis pada percobaan plasebo-terkontrol tunggal. Dosis biasanya dititrasi dari 2 mg padawaktu tidur hingga 20 mg per hari, dibagi menjadi tiga dosis. Sedasi adalah efek samping paling

    umum

    dari agen ini.(4)

    Valproate

    Valproate, antikonvulsi agonis asamgamma-aminobutyric (GABA), telah dievaluasi untuk

    keberhasilannya pada migraine, dan sakit kepala harian kronis. Mathew dan Ali mengevaluasi

    kemanjuran valproate 1.000 hingga 2.000 mg per hari pada 30 pasien dengansakit kepala harian kronis membandel (migrain tanpa aura dan sakit kepala tension-type kronis)

    dalam percobaan open-label. Level darah dipertahankan antara 75 dan 100 mg/mL. Pada bulan

  • 7/30/2019 52629649 Tension Type Headache

    7/16

    ketiga terapi, dua pertiga

    pasien telah membaik secara signifikan. Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah

    berat bertambah, gemetaran, rambut rontok, dan mual.(4)

    Obat anti-inflamasi non steroid

    Obat anti-inflamasi non steroid (NSAID) secara luas diresepkan baik sebagai terapi tambahan

    sakit kepala tension-type dan untuk profilaksis dari migraine. Tidak ada acak percobaan

    terkontrol acak akan efikasi merekapada profilaksis sakit kepala tension-type kronis, meskipun mereka sering digunakan untuk

    tujuan ini.(4)

    Toksin botulinum

    Suntikan toksin botulinum pada otot kepala dan leher ditemukan efektif untuk meredakan sakitkepala tension-type kronis pada seri kecil pasien. Hasil dari uji klinis kecil telah dicampur, dan

    dua uji terkontrol-plasebo besar saat ini sedang dilakukan.

    (4)

    TERAPI AKUT

    Pengobatan akut sakit kepala tension-type harian sulit.

    NSAID mungkin berguna sebagai analgesik untuk sakit kepala harian dan mengurangi potensipenyebab sakit kepala dipicu-obat.

    (4)

    Relaksan otot seperti chlorzoxazone, orphenadrine sitrat, carisoprodol, dan metaxaloneumumnya digunakan oleh pasien dengan sakit kepala tension-type kronis, tetapi belum terbukti

    efektif untuk melegakan nyeri akut.

    (4,6)

    Sumatriptan telah dievaluasi pada beberapa studi sakit kepala tension-type. Obat ini tidak lebih

    efektif daripada plasebo untuk

    serangan akut pada pasien dengan sakit kepala tension-type kronis; namun, sakit kepala tension-type episodik berat pada pasien bersama dengan migrain tampaknya merespon terhadap agen ini.

    (4)

    Agen untuk mencegah. Benzodiazepine, kombinasi butalbital, kombinasi kafein, dan narkotika

    harus dihindari, atau gunakanlah obat-obatan tersebut dengan kontrol yang cermat, karena risiko

    habituasi

    dan sakit kepala diinduksi-pengobatan.

    (4)

    PENGGUNAAN OBAT BERLEBIHAN

    Sebuah kondisi yang sangat penting berkontribusi bagi berkembangnya sakit kepala dalam pola

    harian kronis adalah penggunaan obat berlebihan. Ini paling mungkin terjadi pada pasien dengansakit kepala sering, terutama sakit kepala tension-type kronis.

    (4)

  • 7/30/2019 52629649 Tension Type Headache

    8/16

    Obat-obatan yang paling umum dihubungkan dengan sakit kepala rebound-analgesik adalah

    preparat ergotamin, kombinasi analgesik butalbital, opiat, dan kafein-mengandung kombinasi

    analgesik. Analgesik sederhana seperti aspirin, asetaminofen, dan NSAID mungkin tidakmenginduksi sakit kepala rebound-analgesik.

    (4)

    Diagnosis penggunaan berlebihan obat-obatan tergantung pada riwayat cermat konsumsi obat,termasuk obat over-the-counter. Pengobatan efektif membutuhkan penghentian menyinggung-

    agen.(4)

    TERAPI NON FARMAKOLOGI

    Banyak studi klinis telah mendukung kegunaan relaksasi dan terapi biofeedback

    elektromielografik pada sakit kepala tension-type kronis.(4)

    Studi tidak menemukan satu pun teknik (relaksasi, biofeedback, atau kombinasi tersebut) yangakan lebih baik daripada yang lain. Rata-rata hasil dari 37 percobaan yang menggunakan sakit

    kepala harian, direkam untuk mengevaluasi relaksasi atau terapi biofeedbackelektromielografik,Holroyd menemukan bahwa setiap terapi atau kombinasinya mengurangi aktivitas sakit kepalatension-type sekitar 50%.

    (4)

    Manajemen stres dengan menggunakan terapi perilaku-kognitif sama efektif denganmenggunakan relaksasi atau biofeedbackdalam mengurangi sakit kepala tension-type. Terapi

    kognitif bisa jadi paling mungkin untuk meningkatkan efektivitas relaksasi atau biofeedback

    ketika stres kronis,depresi, atau masalah penyesuaian memperburuk sakit kepala pasien.

    (4)

    Kombinasi terapi non-farmakologi dengan terapi farmakologi menyediakan manfaat lebih besar

    dari terapi jika terapi digunakan sendiri-sendiri. Selain itu pencitraanguideduntuk terapifarmakologis menghasilkan perbaikan yang signifikan baik dalam kualitas kesehatan yang

    berhubungan dengan kehidupan dan sakit kepala yang berhubungan cacat. Dalam percobaanplacebo-terkontrol pengobatan antidepresan trisiklik dengan terapi manajemen stres, Holroyd

    dkk menemukan bahwa keduanya

    secara sederhana efektif dalam mengobati sakit kepala tension-type kronis, namun terapi

    kombinas lebih baik dari monoterapi.(4)

    Terapi non-farmakologi terutama berguna untuk pasien yang enggan untuk minum obat karena

    efek samping sebelumnya dari obat-obatan, seiring masalah medis, atau ada keinginan untukhamil. Sementara biofeedbackdan terapi manajemen stres biasanya memerlukan rujukan ke

    psikolog, pencitraanguideddan terapi relaksasi dapat dipelajari dari kaset audio yang tersedia

    di toko buku kebanyakan.(4)

  • 7/30/2019 52629649 Tension Type Headache

    9/16

    NEURALGIA TRIGEMINAL: Tinjauan Pustaka (Bagian II)Oleh : Dr. Dito Anurogo | 14-Apr-2008, 22:18:17 WIBTINJAUAN PUSTAKA

    A. ANATOMI NERVUS TRIGEMINUS

    Nervus Trigeminus merupakan nervus cranialis yang terbesar dan melayani

    arcus branchialis pertama. Nervus ini mengandung serat-serat

    branchiomotorik dan aferen somatik umum (yang terdiri atas komponen

    ekteroseptif dan komponen proprioseptif), dengan nuclei sebagai berikut :

    a. Nucleus Motorius Nervi Trigemini

    Dari Nucleus ini keluar serat-serat branchiomotorik yang berjalan langsung ke

    arah ventrolateral menyilang serat-serat pedunculus cerebellaris medius(fibrae pontocerebellares) dan pada akhirnya akan melayani m. Masticatores

    melalui rami motori nervi mandibularis dan m. Tensor Veli Palatini serta m.

    Mylohyoideus.

    b. Nucleus Pontius, Nervi Trigemini dan Nucleus Spinalis Nervi Trigemini

    Kedua Nucleus ini menerima impuls-impuls eksteroseptif dari daerah muka

    dan daerah calvaria bagian ventral sampai vertex.

    Di antara kedua nucleus di atas terdapat perbedaan fungsional yang penting :di dalam nucleus Pontius berakhir serat-serat aferan N. V yang relatif kasar,

    yang mengantarkan impuls-impuls rasa raba, sedangkan nucleus spinalis N. V

    terdiri atas sel-sel neuron kecil dan menerima serat-serat N. V yang halus yang

    mengantarkan impuls-impuls eksteroseptif nyeri dan suhu.

    B. FISIOLOGI NERVUS TRIGEMINUS

    Fungsi nervus Trigeminus dapat dinilai melalui pemeriksaan rasa suhu, nyeri

    dan raba pada daerah inervasi N. V (daerah muka dan bagian ventral calvaria),

    pemeriksaan refleks kornea, dan pemeriksaan fungsi otot-otot pengunyah.

    Fungsi otot pengunyah dapat diperiksa, misalnya dengan menyuruh penderita

    menutup kedua rahangnya dengan rapat, sehingga gigi-gigi pada rahang

    bawah menekan pada gigi-gigi rahang atas, sementara m. Masseter dan m.

    Temporalis dapat dipalpasi dengan mudah.

    Pada kerusakan unilateral neuron motor atas, mm. Masticatores tidak

    mngelami gangguan fungsi, oleh karena nucleus motorius N. V menerima

  • 7/30/2019 52629649 Tension Type Headache

    10/16

    fibrae corticonucleares dari kedua belah cortex cerebri.

    Sebagai tambahan terhadap fungsi cutaneus, cabang maxillaris dan

    mandibularis penting pada kedokteran gigi. Nervus maxillaris memberikan

    inervasi sensorik ke gigi maxillaris, palatum, dan gingiva. Cabang

    mandibularis memberikan persarafan sensorik ke gigi mandibularis, lidah, dan

    gingiva. Variasi nervus yang memberikan persarafan ke gigi diteruskan ke

    alveolaris, ke soket di mana gigi tersebut berasal nervus alveolaris superior ke

    gigi maxillaris berasal dari cabang maxillaris nervus trigeminus. Nervus

    alveolaris inferior ke gigi mandibularis berasal dari cabang mandibularis

    nervus trigeminus.

    C. DEFINISI NEURALGIA TRIGEMINAL

    Secara harfiah, Neuralgia Trigeminal berarti nyeri pada nervus Trigeminus,

    yang menghantarkan rasa nyeri menuju ke wajah.Neuralgia Trigeminal adalah suatu keadaan yang memengaruhi N. V, nervus

    kranialis terbesar. Dicirikan dengan suatu nyeri yang muncul mendadak,

    berat, seperti sengatan listrik, atau nyeri yang menusuk-nusuk, biasanya pada

    satu sisi rahang atau pipi. Pada beberapa penderita, mata, telinga atau langit-

    langit mulut dapat pula terserang. Pada kebanyakan penderita, nyeri

    berkurang saat malam hari, atau pada saat penderita berbaring.

    Gambaran Klinis Neuralgia Trigeminal

    Serangan Trigeminal neuralgia dapat berlangsung dalam beberapa detik

    sampai semenit. Beberapa orang merasakan sakit ringan, kadang terasa

    seperti ditusuk. Sementara yang lain merasakan nyeri yang cukup kerap,

    berat, seperti nyeri saat kena setrum listrik. Penderita Trigeminal neuralgia

    yang berat menggambarkan rasa sakitnya seperti ditembak, kena pukulan jab,

    atau ada kawat di sepanjang wajahnya. Serangan ini hilang timbul. Bisa jadi

    dalam sehari tidak ada rasa sakit. Namun, bisa juga sakit menyerang setiap

    hari atau sepanjang Minggu. Lalu, tidak sakit lagi selama beberapa waktu.

    Trigeminal neuralgia biasanya hanya terasa di satu sisi wajah, tetapi bisa juga

    menyebar dengan pola yang lebih luas. Jarang sekali terasa di kedua sisi

    wajah dlm waktu bersamaan.

    D. KLASIFIKASI

    Neuralgia Trigeminal (NT) dapat dibedakan menjadi:

    1. NT Tipikal,

  • 7/30/2019 52629649 Tension Type Headache

    11/16

    2. NT Atipikal,

    3. NT karena Sklerosis Multipel,

    4. NT Sekunder,

    5. NT Paska Trauma, dan

    6. Failed Neuralgia Trigeminal.

    Bentuk-bentuk neuralgia ini harus dibedakan dari nyeri wajah idiopatik

    (atipikal) serta kelainan lain yang menyebabkan nyeri kranio-fasial.

    E. ETIOLOGI (PENYEBAB) Neuralgia Trigeminal

    Mekanisme patofisiologis yang mendasari NT belum begitu pasti, walau sudah

    sangat banyak penelitian dilakukan. Kesimpulan Wilkins, semua teori tentang

    mekanisme harus konsisten dengan:

    1. Sifat nyeri yang paroksismal, dengan interval bebas nyeri yanglama.

    2. Umumnya ada stimulus 'trigger' yang dibawa melalui aferen

    berdiameter besar (bukan serabut nyeri) dan sering melalui

    divisi saraf kelima diluar divisi untuk nyeri.

    3. Kenyataan bahwa suatu lesi kecil atau parsial pada ganglion

    gasserian dan/ atau akar-akar saraf sering menghilangkan

    nyeri.

    4. Terjadinya NT pada pasien yang mempunyai kelainan

    demielinasi sentral (terjadi pada 1% pasien dengan sklerosismultipel)

    Kenyataan ini tampaknya memastikan bahwa etiologinya adalah sentral

    dibanding saraf tepi. Paroksisme nyeri analog dengan bangkitan dan yang

    menarik adalah sering dapat dikontrol dengan obat-obatan anti kejang

    (karbamazepin dan fenitoin).

    Tampaknya sangat mungkin bahwa serangan nyeri mungkin menunjukkan

    suatu cetusan 'aberrant' dari aktivitas neuronal yang mungkin dimulai dengan

    memasukkan input melalui saraf kelima, berasal dari sepanjang traktus

    sentral saraf kelima, atau pada tingkat sinaps sentralnya.

    Berbagai keadaan patologis menunjukkan penyebab yang mungkin pada

    kelainan ini. Pada kebanyakan pasien yang dioperasi untuk NT ditemukan

    adanya kompresi atas nerve root entry zone' saraf kelima pada batang otak

    oleh pembuluh darah (45-95% pasien). Hal ini meningkat sesuai usia karena

  • 7/30/2019 52629649 Tension Type Headache

    12/16

    sekunder terhadap elongasi arteria karena penuaan dan arteriosklerosis dan

    mungkin sebagai penyebab pada kebanyakan pasien.

    Otopsi menunjukkan banyak kasus dengan keadaan penekanan vaskuler

    serupa tidak menunjukkan gejala saat hidupnya. Kompresi nonvaskuler saraf

    kelima terjadi pada beberapa pasien. 1-8% pasien menunjukkan adanya tumor

    jinak sudut serebelopontin (meningioma, sista epidermoid, neuroma akustik,

    AVM) dan kompresi oleh tulang (misal sekunder terhadap penyakit Paget).

    Tidak seperti kebanyakan pasien dengan NT, pasien ini sering mempunyai

    gejala dan/atau tanda defisit saraf kranial.

    Penyebab lain yang mungkin, termasuk cedera perifer saraf kelima (misal

    karena tindakan dental) atau sklerosis multipel, dan beberapa tanpa patologi

    yang jelas.

    F. PATOFISIOLOGI

    Neuralgia Trigeminal dapat terjadi akibat berbagai kondisi yang melibatkan

    sistem persarafan trigeminus ipsilateral. Pada kebanyakan kasus, tampaknya

    yang menjadi etiologi adalah adanya kompresi oleh salah satu arteri di

    dekatnya yang mengalami pemanjangan seiring dengan perjalanan usia, tepat

    pada pangkal tempat keluarnya saraf ini dari batang otak. Lima sampai

    delapan persen kasus disebabkan oleh adanya tumor benigna pada sudut

    serebelo-pontin seperti meningioma, tumor epidermoid, atau neurinomaakustik. Kira-kira 2-3% kasus karena sklerosis multipel. Ada sebagian kasus

    yang tidak diketahui sebabnya. Menurut Fromm, neuralgia Trigeminal bisa

    mempunyai penyebab perifer maupun sentral.

    Sebagai contoh dikemukakan bahwa adanya iritasi kronis pada saraf ini,

    apapun penyebabnya, bisa menimbulkan kegagalan pada inhibisi segmental

    pada nukleus/ inti saraf ini yang menimbulkan produksi ectopic action

    potential pada saraf Trigeminal. Keadaan ini, yaitu discharge neuronal yang

    berlebihan dan pengurangan inhibisi, mengakibatkan jalur sensorik yang

    hiperaktif. Bila tidak terbendung akhirnya akan menimbulkan serangan nyeri.

    Aksi potensial antidromik ini dirasakan oleh pasien sebagai serangan nyeri

    trigerminal yang paroksismal. Stimulus yang sederhana pada daerah pencetus

    mengakibatkan terjadinya serangan nyeri.

    Efek terapeutik yang efektif dari obat yang diketahui bekerja secara sentral

    membuktikan adanya mekanisme sentral dari neuralgi. Tentang bagaimana

  • 7/30/2019 52629649 Tension Type Headache

    13/16

    multipel sklerosis bisa disertai nyeri Trigeminal diingatkan akan adanya

    demyelinating plaques pada tempat masuknya saraf, atau pada nukleus

    sensorik utama nervus trigeminus.

    Pada nyeri Trigeminal pasca infeksi virus, misalnya pasca herpes, dianggap

    bahwa lesi pada saraf akan mengaktifkan nociceptors yang berakibat

    terjadinya nyeri. Tentang mengapa nyeri pasca herpes masih bertahan sampai

    waktu cukup lama dikatakan karena setelah sembuh dan selama masa

    regenerasi masih tetap terbentuk zat pembawa nyeri hingga kurun waktu yang

    berbeda. Pada orang usia muda, waktu ini relatif singkat. Akan tetapi, pada

    usia lanjut nyeri bisa berlangsung sangat lama. Pemberian antiviral yang cepat

    dan dalam dosis yang adekuat akan sangat mempersingkat lamanya nyeri ini.

    Peter Janetta menggolongkan neuralgia glossopharyngeal dan hemifacial

    spasm dalam kelompok "Syndromes of Cranial Nerve Hyperactivity". Menurutdia, semua saraf yang digolongkan pada sindroma ini mempunyai satu

    kesamaan: mereka semuanya terletak pada pons atau medulla oblongata serta

    dikelilingi oleh banyak arteri dan vena. Pada genesis dari sindroma hiperaktif

    ini, terdapat dua proses yang sebenarnya merupakan proses penuaan yang

    wajar:

    1. Memanjang serta melingkarnya arteri pada dasar otak.

    2. Dengan peningkatan usia, karena terjadinya atrofi, maka otak akan

    bergeser atau jatuh ke arah caudal di dalam fossa posterior dengan akibatmakin besarnya kontak neurovaskuler yang tentunya akan memperbesar

    kemungkinan terjadinya penekanan pada saraf yang terkait.

    Ada kemungkinan terjadi kompresi vaskuler sebagai dasar penyebab umum

    dari sindroma saraf kranial ini. Kompresi pembuluh darah yang berdenyut,

    baik dari arteri maupun vena, adalah penyebab utamanya. Letak kompresi

    berhubungan dengan gejala klinis yang timbul. Misalnya, kompresi pada

    bagian rostral dari nervus trigeminus akan mengakibatkan neuralgia pada

    cabang oftalmicus dari nervus trigeminus, dan seterusnya. Menurut Calvin,

    sekitar 90% dari neuralgia Trigeminal penyebabnya adalah adanya arteri

    "salah tempat" yang melingkari serabut saraf ini pada usia lanjut. Mengapa

    terjadi perpanjangan dan pembelokan pembuluh darah, dikatakan bahwa

    mungkin sebabnya terletak pada predisposisi genetik yang ditambah dengan

    beberapa faktor pola hidup, yaitu merokok, pola diet, dan sebagainya.

    Pembuluh darah yang menekan tidak harus berdiameter besar. Walaupun

    hanya kecil, misalnya dengan diameter 50-100 um saja, sudah bisa

  • 7/30/2019 52629649 Tension Type Headache

    14/16

    menimbulkan neuralgia, hemifacial spasm, tinnitus, ataupun vertigo. Bila

    dilakukan microvascular decompression secara benar, keluhan akan hilang.

    G. DIAGNOSIS

    Kunci diagnosis adalah riwayat. Umumnya, pemeriksaan dan test neurologis

    (misalnya CT scan) tak begitu jelas. Faktor riwayat paling penting adalah

    distribusi nyeri dan terjadinya 'serangan' nyeri dengan interval bebas nyeri

    relatif lama. Nyeri mulai pada distribusi divisi 2 atau 3 saraf kelima, akhirnya

    sering menyerang keduanya. Beberapa kasus mulai pada divisi 1.

    Biasanya, serangan nyeri timbul mendadak, sangat hebat, durasinya pendek

    (kurang dari satu menit), dan dirasakan pada satu bagian dari saraf

    Trigeminal, misalnya bagian rahang atau sekitar pipi. Nyeri seringkali

    terpancing bila suatu daerah tertentu dirangsang (trigger areaatau triggerzone).

    Trigger zonessering dijumpai di sekitar cuping hidung atau sudut mulut. Yang

    unik dari trigger zone ini adalah rangsangannya harus berupa sentuhan atau

    tekanan pada kulit atau rambut di daerah tersebut. Rangsang dengan cara

    lain, misalnya dengan menggunakan panas, walaupun menyebabkan nyeri

    pada tempat itu, tidak dapat memancing terjadinya serangan neuralgi.

    Pemeriksaan neurologik pada neuralgi Trigeminal hampir selalu normal. Tidak

    terdapat gangguan sensorik pada neuralgi Trigeminal murni.

    Dilaporkan adanya gangguan sensorik pada neuralgia Trigeminal yang

    menyertai multiple sclerosis. Sebaliknya, sekitar 1-2% pasien dengan MS juga

    menderita neuralgia Trigeminal yang dalam hal ini bisa bilateral.

    Suatu varian neuralgia Trigeminal yang dinamakan tic convulsiveditandai

    dengan kontraksi sesisih dari otot muka yang disertai nyeri yang hebat.

    Keadaan ini perlu dibedakan dengan gerak otot muka yang bisa menyertai

    neuralgi biasa, yang dinamakan tic douloureux. Tic convulsiveyang disertai

    nyeri hebat lebih sering dijumpai di daerah sekitar mata dan lebih sering

    dijumpai pada wanita.

    Secara sistematis, anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan sebagai

    berikut:

    Anamnesis

  • 7/30/2019 52629649 Tension Type Headache

    15/16

    Lokalisasi nyeri, untuk menentukan cabang nervus trigeminus

    yang terkena.

    Menentukan waktu dimulainya neuralgia Trigeminal dan

    mekanisme pemicunya.

    Menentukan interval bebas nyeri.

    Menentukan lama, efek samping, dosis, dan respons terhadap

    pengobatan.

    Menanyakan riwayat penyakit herpes.

    Pemeriksaan Fisik

    Menilai sensasi pada ketiga cabang nervus trigeminus bilateral

    (termasuk refleks kornea).

    Menilai fungsi mengunyah (masseter) dan fungsi pterygoideus(membuka mulut, deviasi dagu).

    Menilai EOM.

    Pemeriksaan penunjang diagnostik seperti CT-scan kepala atau MRI dilakukan

    untuk mencari etiologi primer di daerah posterior atau sudut serebe

    lo-pontin.

  • 7/30/2019 52629649 Tension Type Headache

    16/16