416-1120-1-PB

14
 Jurnal komputasi, Desember 2012, Vol 1, No. 1 © 2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung Hal 103 dari 116  OPTIMALISASI BANDWIDTH DAN KEAMANAN JARINGAN DENGAN FILTERISASI PADA WARUNG INTERNET MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTERBOARD  1  Tb. A. Hizbullah A 1 Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila Abstract Mikrotik Routerboard is one of the alternative options for optimizing and security on a network that is widely used today. Mikrotik Routerboard offers exceptional performance equipped to manage a network. This study attempts to implement Bandwidth Management and filtering using Mikrotik Routerboard on a network of internet cafes. On optimizing bandwidth, queue tree techniques used while for the filtering used data type IP address and port. Implementation is done manually and use the script. Filtration compared to DNS Nawala Filtration network. Filtering testing using a browser and additional program using Visual Basic.NET programming language. Keywords: Mikrotik Routerboard, Bandwidth Optimization, Bandwidth Management, network filterization, network security. 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Pemanfaatan teknologi jaringan sebagai media komunikasi data terus meningkat dan berkembang terutama dalam bidang jaringan internet yang mana merupakan suatu jaringan yang kompleks. Seiring dengan tingginya tingkat kebutuhan serta pemanfaatan teknologi jaringan menyebabkan para  pengguna menginginkan sebuah jaringan yang maksimal baik dari segi efisiensi maupun tingkat keamanan. Kebebasan penyediaan informasi diinternet hampir tidak dibatasi, penggunaan internet oleh masyarakat luas akan menyebabkan timbulnya masalah-masalah sosial, etika, politik maupun ekonomi yang tak bisa dihindari. Contoh kecil seperti informasi-informasi mengenai pornografi dan  pornoaksi yang bisa dengan mudah diakses dan diunduh. Perbedaan negara tentu juga menjadi dasar dari perbedaan budaya dan adat istiadat yang dianut. Indonesia memiliki cara sendiri untuk membatasi  penyebaran pornografi dan pornoaksi yang dapat menghancurkan moral bangsa. Salah satunya dengan mengeluarkan UU No. 11 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan UU No. 44 tahun 2008 tentang pornografi. Hal ini menegaskan bahwa negara menentang apapun itu yang berhubungan dengan pornografi dan kejahatan dunia maya. Penyedia jasa akan layanan internet atau yang biasa disebut sebagai  provider  internet terus  berkembang di Indonesia, contoh penyedia jasa yang sederhana yaitu warung internet atau biasa disebut warnet. Jasa yang disediakan bervariasi, mulai dari hanya browsing  hingga  game online multyplayer.  Pada warnet sederhana, akses menuju situs-situs yang mengandung unsur pornografi tidaklah di batasi. Hal ini menjadi masalah tersendiri dikarenakan tidak ada pembatasan usia dalam  bermain di warnet dan operator warnet pun tidak bisa menjaga secara penuh para pelanggannya. Tidak hanya itu, penggunaan warnet untuk browsing  dan game online multyplayer  tanpa management  bandwidth yang baik akan sangat mengganggu pangunjung warnet. Hal ini dikarenakan terjadi tarik menarik jumlah bandwidth yang terbatas dari ISP (  Internet Service Provider ) antara pengunjung warnet.

description

416-1120-1-PB

Transcript of 416-1120-1-PB

  • Jurnal komputasi, Desember 2012, Vol 1, No. 1

    2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung Hal 103 dari 116

    OPTIMALISASI BANDWIDTH DAN KEAMANAN JARINGAN

    DENGAN FILTERISASI PADA WARUNG INTERNET

    MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTERBOARD

    1 Tb. A. Hizbullah A

    1Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila

    Abstract

    Mikrotik Routerboard is one of the alternative options for optimizing and security on a network that is

    widely used today. Mikrotik Routerboard offers exceptional performance equipped to manage a network.

    This study attempts to implement Bandwidth Management and filtering using Mikrotik Routerboard on a

    network of internet cafes. On optimizing bandwidth, queue tree techniques used while for the filtering

    used data type IP address and port. Implementation is done manually and use the script. Filtration

    compared to DNS Nawala Filtration network. Filtering testing using a browser and additional program

    using Visual Basic.NET programming language.

    Keywords: Mikrotik Routerboard, Bandwidth Optimization, Bandwidth Management, network filterization,

    network security.

    1 Pendahuluan

    1.1 Latar belakang

    Pemanfaatan teknologi jaringan sebagai media komunikasi data terus meningkat dan berkembang

    terutama dalam bidang jaringan internet yang mana merupakan suatu jaringan yang kompleks. Seiring

    dengan tingginya tingkat kebutuhan serta pemanfaatan teknologi jaringan menyebabkan para

    pengguna menginginkan sebuah jaringan yang maksimal baik dari segi efisiensi maupun tingkat

    keamanan.

    Kebebasan penyediaan informasi diinternet hampir tidak dibatasi, penggunaan internet oleh

    masyarakat luas akan menyebabkan timbulnya masalah-masalah sosial, etika, politik maupun

    ekonomi yang tak bisa dihindari. Contoh kecil seperti informasi-informasi mengenai pornografi dan

    pornoaksi yang bisa dengan mudah diakses dan diunduh. Perbedaan negara tentu juga menjadi dasar

    dari perbedaan budaya dan adat istiadat yang dianut. Indonesia memiliki cara sendiri untuk membatasi

    penyebaran pornografi dan pornoaksi yang dapat menghancurkan moral bangsa. Salah satunya dengan

    mengeluarkan UU No. 11 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan UU No. 44 tahun

    2008 tentang pornografi. Hal ini menegaskan bahwa negara menentang apapun itu yang berhubungan

    dengan pornografi dan kejahatan dunia maya.

    Penyedia jasa akan layanan internet atau yang biasa disebut sebagai provider internet terus

    berkembang di Indonesia, contoh penyedia jasa yang sederhana yaitu warung internet atau biasa

    disebut warnet. Jasa yang disediakan bervariasi, mulai dari hanya browsing hingga game online

    multyplayer. Pada warnet sederhana, akses menuju situs-situs yang mengandung unsur pornografi

    tidaklah di batasi. Hal ini menjadi masalah tersendiri dikarenakan tidak ada pembatasan usia dalam

    bermain di warnet dan operator warnet pun tidak bisa menjaga secara penuh para pelanggannya.

    Tidak hanya itu, penggunaan warnet untuk browsing dan game online multyplayer tanpa management

    bandwidth yang baik akan sangat mengganggu pangunjung warnet. Hal ini dikarenakan terjadi tarik

    menarik jumlah bandwidth yang terbatas dari ISP (Internet Service Provider) antara pengunjung

    warnet.

  • Hizbullah: Optimalisasi Bandwidth dan Keamanan Jaringan Dengan Filterisasi Pada Warung Internet Menggunakan

    Mikrotik Routerboard

    Hal 104 dari 116 2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung

    1.2 Rumusan Masalah

    Pada penelitian ini, rumusan masalah berdasarkan latar belakang tersebut adalah bagaimana mengoptimalkan suatu jaringan pada warung internet, dengan filterisasi serta management bandwidth

    menggunakan Mikrotik Routerboard.

    1.3 Batasan Masalah

    Pada penelitian ini, implementasi keamanan jaringan difokuskan hanya pada filterisasi, sedangkan

    untuk management bandwidth menggunakan teknik queue tree.

    1.4 Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk:

    1. Mengoptimalkan sebuah jaringan warung internet dengan cara melakukan proses filterisasi dan pembatasan hak akses pada situs-situs tertentu (situs berbahaya dan mengandung unsur

    pornografi) dengan menggunakan Mikrotik Routerboard.

    2. Mengimplementasikan proses manajemen bandwidth serta mengoptimalkannya menggunakan Mikrotik Routerboard pada sebuah jaringan warung internet sehingga menghasilkan koneksi

    internet yang stabil .

    1.5 Manfaat Penelitian

    Penelitian ini memberikan suatu solusi alternatif bagaimana melakukan filterisasi untuk pembatasan

    akses internet dan pengaturan bandwidth yang optimal sehingga menghasilkan stabilitas koneksi yang

    baik dan maksimal pada jaringan dengan menggunakan teknologi Mikrotik Routerboard. Selain itu

    penelitian ini juga mengajak para pemilik warung internet agar menjadikan warung internetnya

    sebagai tempat hiburan yang mendidik dan bersih dari pornografi, hal ini tidak hanya untuk

    mendukung program pemerintah akan tetapi dalam rangka menjaga moral bangsa.

    2 Metodologi

    Pada penelitian ini digunakan metode stress test. Pengujian stress dilakukan dengan cara mengakses

    beberapa alamat web yang telah disaring oleh Mikrotik Routerboard pada komputer yang terdapat di

    warnet baik dengan menggunakan browser maupun dengan menggunakan program tambahan. Pada

    pengujian management bandwidth, akan dilakukan pengujian dengan cara mengunduh data secara

    bersamaan menggunakan beberapa komputer.

    3 Pembahasan

    3.1 Analisis Permasalahan dan Kebutuhan Jaringan

    Permasalahan yang terjadi pada warung internet adalah tidak adanya penyaringan terhadap situs-situs

    yang berisi konten negatif dan berbahaya. Contoh, situs-situs yang mengandung unsur pornografi

    yang sangat mudah diakses siapa saja sedangkan pemerintah telah secara tegas melarang. Selain itu

    penggunaan akan layanan internet untuk browsing dan Game online Multyplayer secara bersamaan

    akan mengganggu aktivitas untuk kedua layanan tersebut karena terjadi perebutan bandwidth yang

    diakibatkan tidak adanya pengelolaan bandwidth yang baik.

  • Jurnal komputasi, Desember 2012, Vol 1, No. 1

    2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung Hal 105 dari 116

    Pada penelitian ini Mikrotik yang digunakan yaitu Mikrotik Routerboard RB750. Mikrotik dengan

    tipe ini memiliki level lisensi 4. PC yang akan digunakan berjumlah 9 buah PC. 1 buah PC digunakan

    sebagai server dan 8 buah PC lainnya digunakan sebagai client.

    3.2 Desain Topologi

    Desain topologi yang digunakan adalah desain topologi star (Gambar 1). Pada Gambar 1 terlihat

    bahwa modem difungsikan sebagai bridge yang menghubungkan internet ke jaringan warnet. Ini

    berarti IP address lokal maupun publik, gateway serta DNS diletakkan pada Mikrotik. Pada desain

    topologi (Gambar 1) Mikrotik difungsikan sebagai gateway padai jaringan warnet sekaligus sebagai

    Traffic filtering (Firewall). Semua akses lalulintas data baik yang masuk maupun keluar jaringan akan

    melewati Mikrotik terlebih dahulu untuk diperiksa baru kemudian dilanjutkan ketujuannya.

    Gambar 1. Desain Topologi Jaringan

    Gambar 2. Desain warung internet

    3.3 Implementasi Mikrotik Routerboard RB750

    Implementasi jaringan Menggunakan Mikrotik dimulai dengan mengkonfigurasi modem yang

    awalnya PPPOE menjadi Bridge terlebih dahulu. Setelah modem dalam mode bridge, tahap

  • Hizbullah: Optimalisasi Bandwidth dan Keamanan Jaringan Dengan Filterisasi Pada Warung Internet Menggunakan

    Mikrotik Routerboard

    Hal 106 dari 116 2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung

    selanjutnya mulai memasang Mikrotik pada jaringan dan memulai instalasi Mikrotik mulai dari

    pengaturan interface, gateway, DNS hingga filterisasi.

    3.4 Optimalisasi Management Bandwidth

    Banyak teknik yang bisa digunakan pada Mikrotik, pada penelitian ini digunakan teknik queue tree

    untuk melakukan management bandwidth. Konfigurasi queue tree membutuhkan pengaturan pada

    mangle. Pada mangle terlebih dahulu akan di buat dua buah mark, mark packet dan mark conection.

    Baik konfigurasi pada mangle maupun pada queue tree akan dibuat sesuai jumlah PC yang akan

    digunakan seperti terlihat pada gambar 3.

    Gambar 3. Management bandwidth menggunakan Queue tree

    3.5 Pengujian dan Perbandingan

    Pada proses pengujian baik itu pengujian filterisasi maupun management bandwidth, pengujian

    dilakukan dengan menggunakan metode stress test. Untuk filterisasi ada dua cara pengujian yang

    dilakukan. Cara pertama, pengujian dilakukan dengan menggunakan browser, dan pengujian kedua

    dilakukan dengan cara melihat response sample situs menggunakan program PING yang

    dikembangkan oleh peneliti. Sedangkan untuk pengujian Management Bandwidth akan dilakukan

    dengan cara mengunduh data secara bersamaan menggunakan beberapa komputer.

    3.5.1 Pengujian Filterisasi Menggunakan Browser

    3.5.1.1 Pengujian Menggunakan Mikrotik RB750

    Saat pengguna mengakses situs yang termasuk dalam daftar filterisasi, akan terjadi delay selama

    beberapa saat pada browser. Setelah itu tampilan pada browser akan tampak seperti pada Gambar 4.

    Pada Gambar 4 dapat terlihat bahwa situs tidak dapat diakses, pesan yang tampak pun seperti pesan

    error yang menunjukkan server yang dituju sedang bermasalah sehingga tidak memancing kecurigaan

  • Jurnal komputasi, Desember 2012, Vol 1, No. 1

    2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung Hal 107 dari 116

    user. Pada pengujian yang dilakukan menggunakan dua browser baik itu Mozzila Firefox maupun

    Google Chrom, terlihat bahwa situs yang dicoba diakses telah terblokir dengan baik oleh Mikrotik dan

    tak dapat diakses melalui jaringan warnet.

    Gambar 4. Tampilan situs terblokir

    3.5.2 Pengujian Menggunakan DNS Nawala

    Gambar 5. Hasil pemblokiran oleh Nawala pada browser Google Chrome

    Pada Gambar 5 dapat terlihat bahwa situs yang dicoba diakses menggunakan browser Google Chrome

    mengandung unsur pornografi dan pornoaksi, dan seperti terlihat pada Gambar 5, terdapat pesan

    peringatan dari Nawala yang menunjukan bahwa situs tersebut diblokir dengan cukup baik oleh

    komputer yang dipasangi DNS Nawala.

    3.5.3 Pengujian Filterisasi Menggunakan Program PING

    Pada pengujian ini diambil 20 sample situs untuk pengujian. Pengujian yang dilakukan

    menggunakan tipe data alamat IP dan domain atau nama situs. Parameter kesuksesan pengujian ini

    berupa hasil response dari perintah PING. Jika response menunjukan reply dengan alamat IP asli

    maka dapat dikatakan lolos penyaringan atau gagal di blok, apabila response menunjukan timed out,

    maka dapat dikatakan penyaringan sukses.

  • Hizbullah: Optimalisasi Bandwidth dan Keamanan Jaringan Dengan Filterisasi Pada Warung Internet Menggunakan

    Mikrotik Routerboard

    Hal 108 dari 116 2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung

    Gambar 6. Pengujian menggunakan masukan nama situs

    Gambar 7. Pengujian menggunakan masukan alamat IP

    3.5.3.1 Pengujian Menggunakan Mikrotik RB750

    Mikrotik Routerboard telah menyaring dengan baik seluruh situs yang telah dimasukkan kedalam

    daftar penyaringan Mikrotik Routerboard. Hal ini dapat dilihat dari hasil reply dan timeout pada

    Gambar 8. Hasil reply berjumlah 0 dan hasil timeout berjumlah 20, hasil ini menunjukan bahwa

    20 sample situs telah berhasil diblok oleh Mikrotik Routerboard. Dengan kata lain filterisasi Mikrotik

    berhasil dengan baik.

  • Jurnal komputasi, Desember 2012, Vol 1, No. 1

    2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung Hal 109 dari 116

    Gambar 8. Hasil PING Mikrotik Routerboard

    3.5.3.2 Pengujian Menggunakan DNS Nawala

    Gambar 9. Hasil PING DNS Nawala

    Gambar 9 memperlihatkan terdapat sebuah reply pada hasil pengujian menggunakan program

    PING. Ini menunjukan dari 20 sample situs yang diambil terdapat satu situs yang lolos dari proses

    penyaringan.

    0

    20

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    Reply Timeout

    Jum

    lah

    Sit

    us

    Hasil PING

    PING Result Mikrotik

    PING Result

    1

    19

    0

    5

    10

    15

    20

    Reply Timeout

    Jum

    lah

    Sit

    us

    Hasil PING

    PING Result DNS Nawala

    PING Result

  • Hizbullah: Optimalisasi Bandwidth dan Keamanan Jaringan Dengan Filterisasi Pada Warung Internet Menggunakan

    Mikrotik Routerboard

    Hal 110 dari 116 2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung

    3.5.4 Perbandingan Filterisasi DNS Nawala dan Mikrotik RB750

    Masing-masing sistem memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Dari hasil penelitian dan

    pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan perbandingan antara sistem DNS Nawala dan

    sistem filterisasi pada Mikrotik Routerboard (RB750) seperti yang terlihat pada table 1. Perbandingan

    yang didapat disesuaikan dengan kondisi jaringan dan alat-alat yang terdapat di warung internet.

    Tabel 1. Perbandingan DNS Nawala dan Mikrotik RB750

    DNS Nawala Mikrotik RB750

    Kemudahan dalam implementasi Implementasi rumit, dibutuhkan keahlian khusus

    Filterisasi mudah dinonaktifkan oleh user/client Filterisasi hanya bisa dinonaktifkan oleh admin atau

    pengelola

    Update pemblokiran situs baru harus menunggu

    proses dari tim Nawala

    Update pemblokiran situs baru bisa langsung

    dilakukan oleh admin atau pengelola

    Pemblokiran hanya menggunakan IP address Pemblokiran bisa menggunakan IP address, Port

    dan Protocol

    Dibutuhkan server proxy agar DNS Nawala lebih

    efektif

    Bisa menggunakan redirect DNS

    Pada tabel 1 dapat terlihat perbedaan sistem filterisasi menggunakan DNS Nawala dan Mikrotik

    RB750. Secara keseluruhan Mikrotik RB750 lebih unggul dibandingkan dengan DNS Nawala

    terutama dalam hal keamanan dan update. Bila tanpa membuat sebuah server proxy, penggunaan

    DNS Nawala rentan untuk ditidakaktifkan. Pengguna hanya perlu mengganti alamat DNS Nawala

    yang telah dipasang dengan alamat open DNS yang mudah ditemukan di internet. Cara penggantian

    IP DNS sama dengan cara pemasangan DNS. Sedangkan untuk dapat mematikan fungsi filterisasi

    pada mikrotik, hanya dapat dilakukan oleh admin atau pengelola hal ini dikarenakan user diharuskan

    login terlebih dahulu untuk dapat merubah sistem pada Mikrotik.

    Gambar 10. Hasil perbandingan proses PING

    Gagal

    Sukses

    0

    5

    10

    15

    20

    DNS NawalaMikrotik

    10

    19 20

    Jum

    lah

    Sit

    us

    Sukses : Jumlah situs yang berhasil tersaringGagal : Jumlah situs yang lolos penyaringan

    Perbandingan Sistem

    Gagal

    Sukses

  • Jurnal komputasi, Desember 2012, Vol 1, No. 1

    2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung Hal 111 dari 116

    Jika dilihat dari diagram hasil proses penyaringan kedua sistem diatas, dapat disimpulkan bahwa

    jaringan yang mengimplementasikan Mikrotik lebih unggul dibandingkan dengan jaringan yang

    mengimplementasikan DNS Nawala.

    3.5.5 Pengujian Management Bandwidth

    Pengujian Management Bandwidth pertama akan dilakukan dengan menggunakan 3 buah PC yang

    digunakan sebagai parameter keberhasilan. Masing-masing PC akan dicoba untuk melakukan proses

    mengunduh sejumlah data dari internet dengan ukuran yang telah ditentukan oleh peneliti. Hal ini

    dilakukan untuk melihat apakah Mikrotik dapat membagi rata bandwidth yang tersedia atau tidak

    sesuai dengan management bandwidth yang telah diterapkan. Pada pengujian pertama, nilai level

    perioritas akan disamakan. Data pengujian bisa dilihat pada Tabel 2.

    Tabel 2. Data Sampel Pengujian Bandwidth

    Nama PC Ukuran data yang di unduh Level Perioritas

    PC 1 99,78 Mb 8

    PC 2 99,78 Mb 8

    PC 3 99,78 Mb 8

    Gambar 11. Pengujian Bandwidth dengan level perioritas yang sama

    Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap implementasi Management Bandwidht menggunakan

    Mikrotik Routerboard, didapatkan hasil yang cukup memuaskan. Hal ini terlihat pada Gambar 12,

    bandwidth yang diperoleh oleh ketiga PC penguji memiliki jumlah bandwidth rata-rata yang hampir

    sama yaitu pada kisaran angka 300 kbps, yang artinya bandwidth terbagi rata.

  • Hizbullah: Optimalisasi Bandwidth dan Keamanan Jaringan Dengan Filterisasi Pada Warung Internet Menggunakan

    Mikrotik Routerboard

    Hal 112 dari 116 2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung

    Gambar 12. Hasil pengujian Bandwidth

    Pada pengujian kedua, peneliti mencoba menerapkan fungsi level perioritas dengan dua perbedaan

    level perioritas pada Queue tree. PC yang digunakan berjumlah 4 buah PC yang masing-masing akan

    melakukan aktivitas mengunduh secara bersamaan dengan ukuran data yang telah ditentukan oleh

    peneliti. Dua PC diberikan perioritas tertinggi dan dua PC sisanya akan diberikan nilai perioritas yang

    rendah serperti terlihat pada Tabel 3.

    Tabel 3. Data sample pengujian fungsi perioritas

    Nama PC Ukuran data yang di

    unduh

    Level

    Perioritas

    PC 1 200 Mb 1

    PC 2 200 Mb 1

    PC 6 200 Mb 8

    PC 7 200 Mb 8

    PC perioritas 1 PC perioritas 8

  • Jurnal komputasi, Desember 2012, Vol 1, No. 1

    2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung Hal 113 dari 116

    Gambar 13. Pengujian Bandwidth dengan perbedaan level perioritas

    Pada Gambar 13 terlihat bahwa PC 1 dan PC 2 dengan level perioritas 1 mendapatkan jumlah

    bandwidth lebih besar, yaitu pada kisaran 400 Kbps sedangkan PC 6 dan PC 7 yang diberikan level

    perioritas 8 hanya mendapatkan bandwidth pada kisaran 119 Kbps hampir mendekati nilai Limit-at.

    Meskipun fungsi perioritas digunakan, aturan Limit-at dan Max-limit tetap berjalan. Sehingga PC

    dengan perioritas yang rendah tetap mendapatkan nilai Limit-at dan PC dengan perioritas yang tinggi

    tetap tidak akan melebihi nilai Max-limit yang telah ditentukan.

    Gambar 14. Hasil pengujian Management Bandwidth dengan menggunakan level perioritas

    Gambar 14 memperlihatkan bahwa fungsi level perioritas telah berjalan dengan baik, hal ini terlihat

    dari perbedaan jumlah bandwidth yang didapat oleh ke 4 PC penguji. Nilai selisih jumlah bandwidth

    yang didapat pada pengujian dengan dua level perioritas berada pada kisaran 270-280 kbps. Pada

    Gambar 11 dan Gambar 13 terlihat bandwidth telah dibagi dengan baik oleh queue tree sistem

    Mikrotik. Penggunaan fungsi level perioritas pun berjalan dengan baik. Namun total bandwidth yang

    diperoleh dari dua pengujian Management Bandwidth diatas masih melebihi nilai Max-Limit parent

    yang telah ditentukan yang ditandai dengan warna merah pada parent download. Hal ini disebabkan

    oleh total bandwidth yang diberikan oleh ISP tidak tepat 1 Mb, total bandwidth yang diberikan oleh

    ISP bisa mencapai hingga 1229 Kbps.

    Pada pengujian perioritas yang diperlihatkan oleh Gambar 13 terlihat perbedaan jumlah bandwidth

    yang cukup signifikan. Oleh karena itu peneliti mencoba melakukan pengujian kembali menggunakan

    level perioritas yang berbeda-beda, untuk melihat selisih jumlah bandwidth yang bisa didapat oleh

    tiap client jika dari semua PC yang di uji menggunakan level perioritas yang berbeda. Pada pengujian

    ini diasumsikan 4 buah PC client yang sedang aktif dengan level perioritas yang berbeda-beda sedang

    melakukan aktivitas mengunduh data yang sama besarnya dengan spesifikasi seperti pada Tabel 4.

  • Hizbullah: Optimalisasi Bandwidth dan Keamanan Jaringan Dengan Filterisasi Pada Warung Internet Menggunakan

    Mikrotik Routerboard

    Hal 114 dari 116 2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung

    Tabel 4. Data sample pengujian level perioritas

    Nama PC Ukuran data yang di

    unduh

    Level

    perioritas

    PC 2 175 Mb 2

    PC 3 175 Mb 3

    PC 7 175 Mb 4

    PC 8 175 Mb 1

    Pengujian ini dilakukan untuk melihat seberapa besar selisih jumlah bandwidth yang didapat oleh tiap

    level perioritas yang terapkan pada masing-masing PC penguji. Selain itu, pengujian juga dilakukan

    untuk melihat apakah fungsi perioritas berjalan dengan baik atau tidak. Hasil dari pengujian bisa

    dilihat pada Gambar 15.

    level perioritas rata-rata bandwidth

    Gambar 15. Hasil pengujian fungsi perioritas dengan level yang berbeda

    Pada Gambar 15 terlihat bahwa level perioritas berjalan dengan baik. Jumlah bandwidth yang didapat

    oleh PC 8 yang menggunakan level perioritas tertinggi (level 1) mendapatkan jumlah bandwidth yang

    paling besar hingga mencapai angka 681 kbps, sedangkan 3 PC sisanya mendapatkan jumlah

    bandwidth di bawah angka 150 kbps. selisih jumlah bandwidth yang didapat oleh PC client dengan

    level perioritas 2-4 pada pengujian level perioritas tidak terpaut cukup jauh dengan jumlah bandwidth

    yang didapat oleh PC yang menggunakan level perioritas 1 (satu) yang selisihnya mencapai kisaran

    500 kbps. Hal ini dikarenakan adanya nilai Limit-at dan Max-limit serta level perioritas yang berbeda-

    beda dari keempat PC yang digunakan untuk pengujian.

  • Jurnal komputasi, Desember 2012, Vol 1, No. 1

    2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung Hal 115 dari 116

    Pada pengujian sebelumya (Gambar 11) yang menggunakan level perioritas yang sama terlihat

    bandwidth terbagi rata, begitu pula pada pengujian yang hanya menggunakan 2 level perioritas yang

    berbeda terhadap 4 buah PC, selisih yang didapat tidak sebesar seperti pada pengujian dengan

    menggunakan 4 level perioritas (lihat Gambar 13). Tiap PC dengan perioritas yang sama pun

    mendapatkan bandwdth yang sama sesuai dengan level perioritasnya. Hal ini menunjukkan bahwa

    queue tree telah berjalan dengan baik.

    Pada awal eksekusi, Mikrotik akan terlebih dahulu memberikan nilai limit-at pada semua PC yang

    aktif kemudian sisa bandwidth yang ada akan dibagikan kembali sesuai dengan level perioritas yang

    dimiliki oleh masing-masing PC, itulah yang menyebabkan PC dengan level perioritas 1 mendapatkan

    jumlah bandwidth paling besar diantara yang lain. Bisa disimpulkan bahwa Penentuan pemberian nilai

    Limit-at dan Max-limit serta penerapan level perioritas yang berbeda-beda akan sangat berpengaruh

    pada jumlah bandwidth dan selisih yang didapatkan oleh setiap PC.

    Dengan diterapkannya level perioritas pada queue tree menyebabkan Mikrotik akan selalu

    mendahulukan PC dengan level perioritas paling tinggi untuk dilayani.

    4 Kesimpulan dan Saran

    4.1 Kesimpulan

    Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

    1. Implementasi Mikrotik Routerboard yang diterapkan pada jaringan warung internet

    memberikan hasil yang baik, dalam segi optimalisasi Bandwidht dan filterisasi.

    2. Dari hasil pengujian menggunakan Mikrotik Routerboard diperoleh data timedout sebanyak

    20 situs dan data reply sebanyak 0 situs. Sedangkan untuk DNS Nawala diperoleh data

    timedout sebanyak 19 situs dan data reply sebanyak 1 situs.

    3. Filterisasi atau penyaringan dengan menggunakan Mikrotik Routerboard lebih baik dari DNS

    Nawala.

    4. Pengembangan program PING sebagai program pengujian tambahan dengan menggunakan

    bahasa pemrograman Visual Basic.NET cukup berhasil. Program mampu memperlihatkan

    situs-situs yang tersaring oleh Mikrotik dan yang tidak tersaring.

    5. Management bandwidth menggunakan teknik queue tree memberikan hasil yang baik. Hal ini

    terlihat pada pengujian bandwidth yang dilakukan. Bandwidth terbagi rata antara tiap PC

    client yang dijadikan PC uji sesuai dengan level perioritasnya.

    4.2 Saran

    Ekplorasi implementasi Mikrotik untuk jaringan selain yang telah peneliti kerjakan masih mungkin

    dilakukan. Untuk penelitian lebih lanjut, peneliti menyarankan untuk dilakukan implementasi

    keamanan dan optimalisasi jaringan menggunakan Mikrotik pada jaringan yang menggunakan hotspot

    seperti rtrwnet atau instansi tertentu.

  • Hizbullah: Optimalisasi Bandwidth dan Keamanan Jaringan Dengan Filterisasi Pada Warung Internet Menggunakan

    Mikrotik Routerboard

    Hal 116 dari 116 2012 Jurusan ilmu komputer FMIPA Universitas Lampung

    5 Refference

    [1] Chris Novan. dan Riyadi Valens. 2010. Mikrotik Most Wanted Untuk Pengembangan Usaha Anda. Citraweb Nusa Infomedia.

    [2] Faulkner. 2001. Internet Bandwith Management Alternatives for Optiizing Network Performance. Faulkner Information Services.

    [3] Husaini. 2008. Implementasi PC Router, DNS Server, Active Directori dan Proxy Server Menggunakan Windows Server 2003 untuk Pengembangan Jaringan Komputer. Skripsi, Ilmu

    Komputer, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

    [4] Mancill, T. 2002. Linux Routers : A Primer for Network Administrator. 2nd ed. Prentice Hall. [5] Manfield, Richard. 2004. Visual Basic.NET Weekend Crash Course. PT Elex Media

    Komputindo. Jakarta.

    [6] Purbo, O. W. 2000. Linux Untuk Warung Internet. Elex Media Komputindo. Jakarta. [7] Rafiudin, R. 2006. Membangun Firewalll dan Traffic Filtering Berbasis Cisco. Penerbit Andi.

    Yogyakarta

    [8] Staff of Linux Journal. 2004. Build Your Own Router. Linux Journal Issue 126 October 2004. [9] Supriyadi Andi. dan Gartina Dhani. 2007. Memilih Topologi Jaringan Dan Hardware Dalam

    Desain Sebuah Jaringan Komputer. Informatika Pertanian Volume 16 No. 2 Badan Litbang

    Pertanian. Jakarta.

    [10] Tanutama, L. 1996. Jaringan Komputer. Elex Media Komputindo. Jakarta. [11] Taringan, A. 2009. Bikin Gateway Murah Pakai Mikrotik. Penerbit Ilmu Komputer.

    Yogyakarta.

    [12] Syafrizal, Melwin. 2005. Pengantar Jaringan Komputer. ANDI.Yogyakarta. [13] Stalling William. 2001. Komunikasi Data dan Komputer : Dasar-dasar Komunikasi Data. Edisi

    Bahasa Indonesia. Salemba Teknika. Jakarta.

    [14] http://www.mikrotik.com/testdocs/ros/2.9/root/queue.php (Februari 2012) [15] http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=29 (Februari 2012)