372-875-1-PB.pdf

9
Vol. I Th. 2003 Ketepatan dan Kepatuhan Konsumsi Diit Diabetes Mellitus KETEPATAN DA.N KEPATUHAN KONSUMSI DIIT DIABETES MELLITUS PENDERITA RAWAT INAP DI RSU BRAYAT MINULYA SURAKARTA Jeannette Mila H.C*, Muchammad Sulchan'* ABSTACT Background: The main basisfor the theraphy of Diabetes mellitus (DM) is the regulation of the diet that.fullfills the energl needs of the patient. ln theary, to determine the total energl needs, first one has to determine the nutritional state of the patient by calculating the Relative Body lYeight of the patient. In reality, doctor often determines the diet onlybasedonanestimationofthepatient'sbodyweight.Several .factorsinfleuncethepatients'obedience to thediel, among others the laste aJ'food, food habits, and lheir knowledge of the illness. This examinalion concerned the qccurqcy af as well as the obedience to DM diet of the patienl in Brayat Minulya General Hospital in Surakarta. The aim of this examination was to get to know the degree of accuracy of the obedience to the consumption of DM diet of patients in Brayat Minulya General Hospital in Surakarla. Method: The accuracy of DM diet was evaluated by comparing the tolal calorie value af the nutritional state of patients. The obidience of the patients was evaluated by measuring the avarage ofthe leftovers during three days, expressed in per cents. The taste of food, food habitats, and patients' knatvledge af DM were evaluqted by woy of scoring the patints' onswers to the questionaire. The results obtaineC show that 88,9% of the diets prescibed by the doctors were not accurated as to the total calorie vslue, whereas 8 I ,5% of the pqtients obeyed the diet given. The result of the evaluations of the factors in/luencing the obedience of the patients to the diet showed that Bl,5%found that thefoodwas tqstefull,82,5% hadfood habits in accordance with the food served to them in the hospital, and 74, l% of the patients had a good knowledge of DM. There is a correlation between the taste offood, food habits, and the patients' knowledge of DM on one side and their obedience to the DM diet on the other side. Conclusion: a great number of DM diets prescribed by the doctors are not accurate as to the total calorie value. A great number of patients obey the diet. The more tasteful the diet, the more in accordance with food habits of the patients, and the better their knowledge of diabets mellitus, the better the patients obqt the diet. Key wods : DM, diet, accurq€y, obedience ABSTRAK Lalar belskung: Dasar pengobatan utamq untuk DM adalah pengaturan diit yang harus memenuhi kebutuhan energi pasien. Secara teori dalsm menentukan jumlah energi yang dibutuhkan lebih dahulu ditentuksn status gizi penderita dengan menghitung Berat Badan Rqlatif penderita. Dalam praktek, seringkali dokter menentukan diit hanya berdasarkan perkiraan berat badan penderita. Dalam mengkonsumsi diit DM, ada beberopa faktor yang mempengaruhi kepatuhan konsumsi diit pasien, antar lain cita rasa makanan, kebiasaan makqn, serla pengelahuan penderita tentqng penyakitnya. Rumusan masalah penelitian ini adalah sejauh manakah ketepatan dan kepatuhan konsumsi diit DM penderita rawat inap di RSU Brayat Minulya Surakarta. Tujuan penelitian adalah mengetahui ketepotan dan kepatuhan konsumsi diit DM penderita rawat inap di RSU Brayat Minulya Surakarta. Metode: Ketepatan diit DM diukur dengan mencocokkan jumlah energi dalam diit yang diberikan dokter dengan diit yang dihitung berdasarkan status gizi penderita. Kepatuhan penderita dinilai dari banyaknya rerata sisa makanan selama tiga hari, yang tiinyatakan dalqm persen. Cita rasa makanan, kebiasaan makan, serta pengetahuan penderita tentang DM dinilai melalui perolehan skor dari kuesioner yang diisi oleh penderita. Hasil penelitian mendapqtkan 88,9 % diit DM yang diberikan dokter tidak tepat jumlah energinya dan 81,5 o% penderita mematuhi diit yang diberikan. Hasil penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan diit penderita 74,5 % menilai cita rqss makanan yang disaiikan baik, 85,2 o% kebiasaan makan penderita sesuai dengan cara pemberian makan di rumah sakit, dan 74,1 % penderita memiliki pengetahuan yang baik mengenai penyakil DM. Cita rasa makanan, kebiasaan makan, serta pengetahuan penderita tentang penyakit DM berhubungan dengan kepatuhan konsumsi diit DM penderita. Kesimpulan: sebagian besar diit DM yang diberikan dokter tidak tepat jumlah energinya. Sebagian besar penderita mematuhi diit. Semakin baik cita rasa makanan,s emakin sesuai kebiasaan makan penderita, dan semakin baik pengetahuan penderita tentang penyakit DM, penderita semakin mematuhi diit yang disajikan. Kata kunci: DM, diet, ketepatan, kepatuhan - Mahasiswa Program Pendidikan Sarjana FK UNDIP ** Pengaiar Bagian Gizi FK UNDIP 29

Transcript of 372-875-1-PB.pdf

Page 1: 372-875-1-PB.pdf

Vol. I Th. 2003 Ketepatan dan Kepatuhan Konsumsi Diit Diabetes Mellitus

KETEPATAN DA.N KEPATUHAN KONSUMSI DIIT DIABETES MELLITUSPENDERITA RAWAT INAP DI RSU BRAYAT MINULYA SURAKARTA

Jeannette Mila H.C*, Muchammad Sulchan'*

ABSTACT

Background: The main basisfor the theraphy of Diabetes mellitus (DM) is the regulation of the diet that.fullfills theenergl needs of the patient. ln theary, to determine the total energl needs, first one has to determine the nutritionalstate of the patient by calculating the Relative Body lYeight of the patient. In reality, doctor often determines the dietonlybasedonanestimationofthepatient'sbodyweight.Several .factorsinfleuncethepatients'obedience to thediel,among others the laste aJ'food, food habits, and lheir knowledge of the illness. This examinalion concerned theqccurqcy af as well as the obedience to DM diet of the patienl in Brayat Minulya General Hospital in Surakarta. Theaim of this examination was to get to know the degree of accuracy of the obedience to the consumption of DM diet ofpatients in Brayat Minulya General Hospital in Surakarla. Method: The accuracy of DM diet was evaluated bycomparing the tolal calorie value af the nutritional state of patients. The obidience of the patients was evaluated bymeasuring the avarage ofthe leftovers during three days, expressed in per cents. The taste of food, food habitats, andpatients' knatvledge af DM were evaluqted by woy of scoring the patints' onswers to the questionaire. The resultsobtaineC show that 88,9% of the diets prescibed by the doctors were not accurated as to the total calorie vslue, whereas8 I ,5% of the pqtients obeyed the diet given. The result of the evaluations of the factors in/luencing the obedience of the

patients to the diet showed that Bl,5%found that thefoodwas tqstefull,82,5% hadfood habits in accordance with the

food served to them in the hospital, and 74, l% of the patients had a good knowledge of DM. There is a correlationbetween the taste offood, food habits, and the patients' knowledge of DM on one side and their obedience to the DMdiet on the other side. Conclusion: a great number of DM diets prescribed by the doctors are not accurate as to thetotal calorie value. A great number of patients obey the diet. The more tasteful the diet, the more in accordance with

food habits of the patients, and the better their knowledge of diabets mellitus, the better the patients obqt the diet.

Key wods : DM, diet, accurq€y, obedience

ABSTRAK

Lalar belskung: Dasar pengobatan utamq untuk DM adalah pengaturan diit yang harus memenuhi kebutuhan energipasien. Secara teori dalsm menentukan jumlah energi yang dibutuhkan lebih dahulu ditentuksn status gizi penderitadengan menghitung Berat Badan Rqlatif penderita. Dalam praktek, seringkali dokter menentukan diit hanyaberdasarkan perkiraan berat badan penderita. Dalam mengkonsumsi diit DM, ada beberopa faktor yangmempengaruhi kepatuhan konsumsi diit pasien, antar lain cita rasa makanan, kebiasaan makqn, serla pengelahuanpenderita tentqng penyakitnya. Rumusan masalah penelitian ini adalah sejauh manakah ketepatan dan kepatuhan

konsumsi diit DM penderita rawat inap di RSU Brayat Minulya Surakarta. Tujuan penelitian adalah mengetahuiketepotan dan kepatuhan konsumsi diit DM penderita rawat inap di RSU Brayat Minulya Surakarta. Metode:Ketepatan diit DM diukur dengan mencocokkan jumlah energi dalam diit yang diberikan dokter dengan diit yangdihitung berdasarkan status gizi penderita. Kepatuhan penderita dinilai dari banyaknya rerata sisa makanan selama

tiga hari, yang tiinyatakan dalqm persen. Cita rasa makanan, kebiasaan makan, serta pengetahuan penderita tentang

DM dinilai melalui perolehan skor dari kuesioner yang diisi oleh penderita. Hasil penelitian mendapqtkan 88,9 % diitDM yang diberikan dokter tidak tepat jumlah energinya dan 81,5 o% penderita mematuhi diit yang diberikan. Hasilpenelitian faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan diit penderita 74,5 % menilai cita rqss makanan yang disaiikanbaik, 85,2 o% kebiasaan makan penderita sesuai dengan cara pemberian makan di rumah sakit, dan 74,1 % penderitamemiliki pengetahuan yang baik mengenai penyakil DM. Cita rasa makanan, kebiasaan makan, serta pengetahuan

penderita tentang penyakit DM berhubungan dengan kepatuhan konsumsi diit DM penderita. Kesimpulan: sebagian

besar diit DM yang diberikan dokter tidak tepat jumlah energinya. Sebagian besar penderita mematuhi diit. Semakin

baik cita rasa makanan,s emakin sesuai kebiasaan makan penderita, dan semakin baik pengetahuan penderita tentang

penyakit DM, penderita semakin mematuhi diit yang disajikan.Kata kunci: DM, diet, ketepatan, kepatuhan

- Mahasiswa Program Pendidikan Sarjana FK UNDIP

** Pengaiar Bagian Gizi FK UNDIP

29

Page 2: 372-875-1-PB.pdf

Jeanalte Mila HC, Muhammad Sulchan

PENDAHULUAN

DM merupakan penyakit endokrinyang paling umum ditemukan dan salah satupenyakit degeneratif yang memilikikecenderungan meningkat terus jumlahpenderitanya. Data epidemiologi menunjuk-kan bahwa pada tahun 1994 jumlah penderitaDM di Indonesia sebanyak 2,5 juta dan akanmeningkat menjadi 5 juta pada tahun 2010(estimasi gabungan McCarty Zimmet danAskandar Tjokroprawiro, I 99 I ).

Penyakit DM timbul akibat kekura-ngan hormon insulin baik secara absolutmaupun relatif. Absolut berarti jumla-h insulinyang diproduksi memang berkurang, sedang-kan relatif berarti jumlali insulin yangdiproduksi cukup, tetapi tidak dap.at normalsebab optimal. Hal ini berakibat kadarglukosa darah melebihi batas normal sebabguna insulin adalah mengolah glukosa untukdisimpan dalam bentuk glikogen.2'a Dasarpengobatan DM meliputi diit, latihan fisik,penyuluhan kesehatan DM, dan obat hipogli-kemi oral atau insulin. 2

Diit atau pengaturan makanan menr-pakan salah satu pengobatan utama dalampenatalaksanaan DM. Tujuan utama pem-berian diit DM adalah untuk memperbaikikesehatan umum penderita, mempertahankankadar glukosa darah mendekati normal,mempertahankan kadar lipid mendekatioptimal, mencegatr komplikasi akut dankronik, dan memenuhi kebutuhan energiuntuk mencapai dan memeprtahankan beratbadan normal.

Untuk mencapai tujuan tersebut makadiit yang disusun harus memenuhi kebutuhanenergi pasien. Sebelum ditentukan jumlahenergi yang dibutuhkan, harus ditentukanterlebih dahulu status gizi penderita. Statusgizi ditentukan dengan beberapa cara antaralain denga menghitung Berat Badan Ideal,mengihutng Berat Badan Relatif (Askandar),dan menghitung Indeks Massa Tubuh.

Dalam praktek bila keadaan tergesa-gesa, penentuan jumlah energi tersebut cukup

30

J Kesehat Masy lndones

dengan pedoman kasar, yaitu melihat beratbadan penderita saat ditimbang tampak kurus,sedang, atau gemuk

Di rumah sakit, penentuan jumlahenergi tersebut dilakukan oleh dokter,sedangkan formulasi diit yang diberikankepada orang sakit dapat didelegasikankepada ahli gizi yang bertugas di bangsal. Haltersbut dilakukan oleh tim kesehatan yangterdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, dantenaga kesehatan lain di mana kegiatannyadipusatkan pada pasien.

Peranan gizi terhadap penyembuhanpasien dirawat telah banyak disadari olehdokter maupun paramedis, namun perhatianterhadap pelayanan gizi pasien dirawat inapdirasakan masih kurang. Bila seseorangdirawat di ..rumah sakit, berarti orang itudipisahkan dari kebiasaan hidupnya sehari-hari, dan memasuki lingkungan yang masihasing baginya, termasuk orang-orang yangmengelilinginya. Makanan yang diterima jugaberubah, tidak sama dengan yang disajikan dirumah. Baik bentuk yu, cara menghidangkan,tempat makan, waktu makan, dan sebaginya.Semua itu dapat menjadi beban mental bagipenderita.l

Kendati dokter telah menetapkan diityang tepat bagi penderita dan diit itu telahdisiapkan dengan baik dalam bentuk sajianmakanan, diit yang baik itu tidak ada manfa-atnyajika penderita tidak mematuhi dan tidakmemakan sajian itu.l

Diit yang dapat diterima penderitabiasanya disesuaikan dengan diit penderitasehari-hari di rumah, sesuai kesenangannya.Karena itu ada beberapa faktor yang perlumendapat perhatian dalam penyelenggaranpengaturan makanan bagi penderita di rumahsakit, karena mempengaruhi penyembuhanpenyakit, yaitu faktor psikologis, sosialbudaya, kebiasaan makan, keadaan jasmani,keadaan gizi penderita, pengetahuan tentanggizi dan penyakitnya, serta cita rasa makanan.1,7,8

Masalah dalam penelitian ini adalahsejauh manakah ketepatan dan kepatuhan

Page 3: 372-875-1-PB.pdf

VoL I Th.2003

konsumsi diit DM rawat inap di RSIJ BrayatMinulya Surakarta ? Penelitian ini bertujuanmenganalisa ketepatan dan kepatuhankonsumsi diit DM penderita rawat inap diRSU Brayat Minulya Surakarta.

Hipotesis penelitian ini adalah ada

hubturgan antara cita rasa makanan dengankepatuhan konsumsi diit, ada hubungan antarakebiasaan makan dengan kepatuhan konsumsidiit, dan ada hubungan antara pengetahuanpenderita tentang penyakit DM dengankepatuhan konsumsi diit.

METODEPenelitian ini merupakan penelitian

analitik dengan pendekatan cross sectional.Lokasi Penelitian adalah RSU Brayat MinulyaSurakarta. Populasi studi adalah semuapenderita rawat inap yang menerima diit DMselama 2 bulan, mulai 7 Maret 1998 sampaidengan '7 Mei 1998, sebanyak 41 orang.Sampel adalah penderita rawat inap yangmenerima diit DM pada periode waktu 7

Miuet 1998 sampai 7 Mei 1998, sejumlah2Tkasus. Sedikitnya jumlah kasus disebabkanketerbatasan jumlah pasien rawat inap yangmendapat diit DM. Sampel dipilih secarapurposive berdasarkan kriteria : (1) Pasiendengan penyakit DM yang mendapatmakanan secara enternal, (2) Keadaan pasien

sadar, (3) Usia pasien berkisar antara 30 tahunsampai 70 tahun, (4) Konsistensi makananlunak sampai biasa, (5) Pasien wanita tidakdalam keadaan hamil.

Bahan dan alat yang digunakan dalampenelitian discsuaikan dengan data yangdiperlukan yaitu : daftar pertanyaan, catatanrata-rata sisa makanan selama tiga hari, dancatatan medik.

Data primer yang dikumpulkan adalahidentitas pasien, ukuran antropometri, porsimakanan, sisa makanan selama tiga hari untukmenilai kepatuhan penderita, dan penilaianterhadap cita rasa makanan, data penilaianterhadap kebiasaan makan pasien, datapenilaian pengetahuan penderita tentangpenyakit DM. Data Sekunder diperoleh dari

Ketepatan dan Kepatuhan Kansumsi Diit Diabetes Mellitus

catatan medik, yaitu jumlah energi diit DM,polulasi pasien penerima diit DM,

Pengumulan data dilakukan dengancara : (1) Wawancara dengan penderita ataukeluarga penderita, (2) Pengamatan danpencatatan : berat badan penderita, tinggibadan penderita, jumlah energi diit DM yangdiberikan dokter, porsi makanan sebelumdimakan dihitung dalam 100 % sisa makananselama tiga hari, ruta-rata sisa makananselama tiga hari.

Pengolahan data dilakukan dengancara mencatat data yang telah diperoleh dandilakukan pengklasifikasian, pemberian kodedata yang ada secara manual. Data ketepatandiit DM dinilai dengan cara mencocokkanantara jumlah energi dalam diit yangdiberikan dokter dengan diit yang dihitungberdasarkan status gizi penderita.. Apabilaselisih jumlah energi diit yang diberikandokter dengan diit DM yang dihitungberdasarkan status gizi penderita berkisarantara + 10% dari diit DM berdasarkan statusgizi penderita, diit tersebut dikatakan tepat.Tetapi bila selisihnya lebih dari 10% dari diitDM yang dihitung berdasarkan status gizipenderita, diit yang diberikan dokterdikatakan tidak tepat.

Data kepatuhan konsumsi diitpenderita dinilai dari banyaknya rata-rata sisa

makanan selama tiga hari yang dinyatakandalam persen. Data penilaian penderitatentang cita rasa makanan dihitung berda-sarkan skor dari daftar pertanyaan mengenaicita rasa makanan. Skor maksimal untukpenampilan makanan adalah 5. Skor maksi-mal untuk rasa makanan dikategorikanmenjadi dua yaitu enak dan tidak enak.

Kebiasaan makan penderita dikate-gorikan menjadi dua yaitu sesuai dan tidaksesuai. Pengkategorian tersebut berdasarkanskor yang diperoleh dari daftar pertanyaan

tentang kebiasaan makan penderita. Skormaksimal adalah 10.

Pengetahuan penderita tentang DMdinilai dari pemahaman penderita tentangpenyakit DM, pemahaman tentang kadar gula

3t

Page 4: 372-875-1-PB.pdf

Jeanatte Mila HC, Muhammad Sulchan

darah yang lebih dari normal, pemahamantentang diit yang harus dijalani dan jumlahenergi yang dibutuhkan sehari-hari, pemaha-man tentang pembatasan jenis makanan yangboleh dikonsumsi sehari-hari.

Data diolah dengan program komputerSPSS. Untuk menganalisa hubungan antaravariabel digunakan uji korelasi Spearman

dengan tingkat signifikansi o = 0,05. Datadisajikan dalam bentuk tabel-tabel untukmelihat hubungan antara (1) Cita rasa

makanan dengan rata-rata sisa makananselama 3 hari, (2) Kebiasaan makan denganrata-rata sisa makanan selama 3 hari, (3)Pengetahuan tentang penyakit DM denganruta-rata sisa makanan selama 3 iiari.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

l. Destribusi Ketepatan Diit DMTabel l.l DestribusiKetepatan Diit DM

Diit DM x Yo

Tepat

Tidka teoat3

24

11,1

88,9

JUMLAH 27 100

Dari tabel 1.1. dapat dilihat sebagianbesar diit yang diberikan dokter tidak tepat,yaitu sebanyak 88,90 dari 27 responden.Ketidaktepatan dapat disebabkan saat

menentukan diit tidak dihitung berdasarkanstatus gizi penderita, tetapi hanya berdasarkanperkiraan dan pengalaman dokter, sesuaipenampilan penderita, t^a*put kurus,s edangatau tampak gemuk.' Pemberian diitkandungan energi yang kurang dari kebutuhansebanyak 51,9 yo, dan yang kandungan energilebih dari kebutuhan sebenarnya sebanyak37,0 o/o.

Energi diperoleh dari karbohidrat,protein, dan lemak. Bila kandungan energidalam makanan kurang, kandungan karbohi-dratnya juga kurang, sehingga kebutuhantubuh akan karbohidrat tidak tercukupi. Halini dapat menyebabkan komplikasi akut yaitu

32

J Kesehal Masy Indones

reaksi hipoglikemia. Hal ini dapat mempe-ngaruhi proses penyembuhan penyakit karenaselama sakit penderita kehilangan nitrogensehingga keseimbangan nitrogen menjadinegatif. Metabolisme basal juga meningkatselam sakit, penderita memerlukan cukupkalori untuk mempertahankan berat badannya,sehingga dapat timbul kanungkinan terjadidefisiensi gizi selama sakit bila kandunganenergi dalam makanannya kurang. Hal itudapat menghambat proses penyembuhanpenyakit, sebab dengan gizi yang baik akanmempercepat penyembuhan penyakit danmencegah timbulnya penyakit kembali. l'7'e

Jumlah energi yang melebihi kebu-tuhan pasien, berlentangan dengan rekomen-dasi pemberian diit DIvl, yaitu energi (kalori)dibatasi pada pasien diabetes yang obese,tidak boleh melampaui kecukupan kalori bagipasien diabetes dengan berat badan normal. l0

2. Distribusi Kepatuhan Konsumsi DiitPenderita

Tabel2.l. Distribusi Kepatuhan dan Rata-rata SisaMakanan

Kepatauhan Sisa Makanan x Yo

Patuh

Kurang Patuh

Tidak Patuh

0,00%-33,33%33,34%-66,67%66,66 %-100 %

22

5

0

81,5

18,5

0

JUMLAH 27 100

Dari tabel 2.1. dapat dilihat sebagianbesar penderita (81,5%) mematuhi diit yangdiberikan yang diukur melalui banyaknya sisamakanan, yang berkisar dari 0,000 sampaidengan 50,16 oh.Rata-rata penderita menyisa-kan makanan sebanyak 15,24Yo. Kepatuhantersebut dipengaruhi oleh cita rasa makananyang menarik, kebiasaan makan penderitayang sesuai dengan cara makan dirumahsakit,s erta tingkat pengetahuan yang baiktentang penyakit yang diderita.

Bila penderita mematuhi diit makakebutuhan energi yang meningkat selamasakit dapat dipenuhi. Dengan demikianpenderita tidak kekurangan gizi, sehingga

Page 5: 372-875-1-PB.pdf

vol 1 Th.2403

mempercepat proses penyembuhan danmemperpendek hari rawat.e

3. Distribusi Penilaian PenderitaTerhadap Cita Rasa Makanan

Tabel 3.1. Distribusi Penilaian Penderita TerhadapCita Rasa Makanan

Dari tabel 3.1. dapat dilihat sebagianbesar penderita (8l,Syo) mempunyai penilaianyang baik cita rasa makanan. Tetapi ada Iorang (3,7%) yang menilai oita rasa makanan

kurang. Hal ini disebabkan karena porsimakanan yang tidak sesuai selera. Hal inidisebabkan karena porsi makanan yang tidaksesuai seleranya, konsistensi makanan yangterlalu lunak, dan rasa makanan yang terlalutawar menurut penderita tersebut. Cita rasa

makanan meliputi unsur penampilan makanandan rasa makanan. ll

Hasil penelitikan mendapatkan bahwahampir semua responden menyatakanpenampilan makanan menarik. Hanya I orangyang menyatakan penampilan makanankurang menarik karena porsi makanan yangdisajikan terlalu banyak. Penampilanmakanan ditunjang oleh beberapa hal,pembahasannya dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Distribusi Penilaian Terhadap FaktorPenunj ang Penampilan Makanan

Dari tabelsebagian besarpenilaian yang

3.2 dapat dilihat bahwaresponden memberikanpositif (baik) terhadap

Ketepatan dan Kepatuhan Konsumsi Diit Diabetes Mellilus

penampilan makanan, dan semua respondenmenyatakan bahwa menu makanan yangdisajikan bervariasi. Dari tabel tersebut jugadidapatkan sebanyak 13 orang (48,15%)selalu menyisakan makanan yang disajikan.Hal ini mungkin berhubungan dengan hasilyang menunjukkan ada 24 orang yangmenyatakan bahwa porsi yang disajikan selaluterlalu banyak sehingga kurang sesuai seleramereka.

Tabel 3.3. Distribusi Penilaian Terhadap FaktorPenunjang Rasa Makanan

N

0Faktor

Penilaian

+

, % I1

2

3

4

5

0

7

Io

Rasa masing-masing makanan

Aroma makanan (menarik)

Suhu makanan (sesuai)

Bumbu garam (sesuai)

Bumbu gula (sesuai)

Kematangan makanan

Keempukan daging

Tekstur sayuran

Pemaduan bumbu-bumbu lain

18

24

21

14

13

ZI

24

25

19

66,6788,89I I,tO51,8548,15100,0

88,8992,5970,37

o

3

o

13

14

0I

2

8

JJ,JJ1 1,'t 1

22,22

48,15

51,85

0'1.l,11

7,41

29,63

Dari tabel 3.3 dapat dilihat bahwasebagian besar responden memberikanpenilaian yang positif (baik) terhadap faktor-faktor yang menunjang rasa makanan,sehingga rasa makanan secara keseluruhandapat dikatakan enak. Namun masih ada 14

orang (15,85%) yang memberi penilaiankurang terhadap bumbu gula, dan 13 orang(48,15%) yang memberi penilaian kurangterhadap bumbu garam. Hal ini bisa dipahamikarena dalam diit DM kandungan gulanyadibatasi, dan pada beberapa pasien kandungangaram dalam makanannya juga dibatasikarena ada penyakit lain yang menyertainya.

Pada penilaian mengenai perpaduan

bumbu yang lain didapatkan hasil 19 orang(70,37%) yang memberi penilaian positif(serasi), dan 8 (29,63%) orang memberipenilaian negatif (kurang serasi). Hal inimungkin disebabkan karena pengaruh bumbugula dan garam yang tidak sesuai, dan kondisifisik pasien dalam keadaan sakit, sehinggamempengaruhi penerimaan makanan.

Cita Rasa Makanan v o/o

Baik

Sedang

Kurano

22

4

1

81,514,8

3,7

JUMLAH 27 100

N

0Faktor

Penilaian

+5' olo T Yo

1..

2

3

4

5

b

Wama makaRan

Kesesuaian menu dengan selena

Makanan selalu habis

Keseuaian porsi dengan selemKonsistensi makanan

Variasi menu makanan

2620

14

3

21

27

96,3074,07

51,8511,11

77,78100

,|

7

13

24

6

0

3,7025,93

48,15

88,8922,220rm

33

Page 6: 372-875-1-PB.pdf

Jeanatte Mila HC, Muhammad Sulchan

Tabel 3.4. Dishibusi Ketidaksesuaian Bumbu Dalam

Makanan

Bumbu r Yo

Garam Terlalu asin

Tawar

4

I14,81

33,34

Gula Terlalu manis

Tawar

4

10

14,81

37,04

Diit DM sangat membatasi kandungangula dalam makanan sehingga dapat dipahamibila 10 orang Q7,A4%) responden menyata-kan makanan terasa tdwar, tetapi ada 4 orang(14,81%) yang menyatakan makanan terlalumanis dan 4 orang (11,81%) menyatakanmakanan terlalu asin. Fial ini mungkindisebabkan responden tersebut menjalankandiit ketat dan benar-benar sedikit riaiammengkonsumsi gula dan gnrsnt dalam

makanannya sehari-hari, sehingga sudah

terbiasa dengan rasa makanan yang tawar.

4. Distribusi Kebiasaan Makan Penderita

Tabel 4.1. Distribusi Kebiasaan Makan Penderita

Dari tabel4.l diketahui sebagian besar

kebiasaan makan penderita sesuai dengan cara

makan saat dirawat dirumah sakit. Sesuai atau

tidaknya kebiasaan makan penderita sehari-

hari dengan saat dirawat di rumah sakit dapat

dinilai dari pemyataan. dalam daftar tentangkebiasaan makan penderita.

Tabel 4.2. Distribusi Penilaian Kebiasaan MakanPenderita

J Kesehat Masy lndones

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwasebagian kebiasaan makan penderita sehari-hari sesuai ddengan cara makan saat dirawatdi rumah sakit, terutama kesesuaian makananpokok, frekuensi makan sehari-hari, dan

konsumsi makanan selingan di antara

makanan po|<ok. Hal ini berakibat sebagianbesar responden, yaitu 21 orang (77,78%)

menyatakan selera makan mereka tidakberkurang saat dirawat di rumah sakit.

Sebanyak 16 orang (59,26%) menyatakanbahwa perbedaan cara makan di rumah sakitberpengaruh terhadap daya terima mereka.

Dari 2l orang (77,78%) 20 orangselera makannya tidak berkurang, 20 orang

{74,08%) selera makannya yang berpengaruhdan I orang (3,70%) selera makannyabertambah. Hal tersebut bisa dipengaruhi olehpenampilan makanan yang menarik serta rasa

yang enak sehingga meningkatkan selera

makan penderita.Dari tabel tersebut terlihat pula bahwa

meskipun 66,670 responden menyatakanwaktu makan sehari-hari selalu sama, tetapihanya 33,33yo responden yang menyatakanbahwa makan yang ditetapkan di rumah sakitsama dengan waktu makan sehari-hari. Hal inimungkin juga merupakan salah satu faktoryang mempengaruhi daya terima terhadap

makanan yang disajikan saat di rumah sakit,

tetapi secara keseluruhan tidak mengurangiselera makan mereka, karena hanya masalah

waktu yang berbeda.

5. Distribusi Pengetahuan PenderitaTentang Penyakit DM

Sebanyak 20 orang responden (74,1%)

memiliki penetahuan yang baik. Pengetahuanpenderita dinilai dari tingkat pendidikan,pemahaman tentang penyakit DM, pema-

haman tentang kadar gula darah yang lebihdari normal, pemahaman tentang diit yang

harus dijalani dan jumlah energi yang

dibutuhkan sehari-hari, pemahaman tentangkomplikasi yang mungkin terjadi, serta

Kebiasaan makan s o/o

Sesuai

Tidak sesuai

23

4

85,214,8

JUMI.AH 27 100

N

0Faktor

Penilaian

+

E Yo , oh

1

2

3

4

567II10

Meneapkan diit DM

Makanan pkok nasi

Makanan pkok RS sesuaiPosi makanan sesuaiFrekuensi makan sehari-hariKonsumsi rnkanan selingan

Wahu rnkan sehari-hari tenatur

Waktu makan di RS sesuaiPebedaan cara makan

Selera makan saat dirawatherkrrram

1ti

24

2512

252418

9

16

6

59,2b88,8992,5944,M92,5988,8966,6733,3359,2622,22

11

3

2't5

2

3

9

18

11

21

40,74

11,11

7,41

55,567,41

't 1,1 1

33,33

66,6740,74

7718

34

Page 7: 372-875-1-PB.pdf

i'ol. I Th. 2003

pemahaman tentang pernbatasan .jenismakanan yang bisa dikonsunisi"

Tabel 5.1. Distribusi Tingkat Fe,ndidikan Penderita

Tingkatpengetahuan

T

Tinggi

{Smu-PT)

Rendah

SD.SMF

Lotto x Ta

Baik

Cukup

Kuranq

13

1

1

48,1 5

3,703,70

7

+

1

25,93

14,81

3,70

Dari 2A responden {74,1%) yangtingkat pengetahuannya baik, 13 orang(48,15% dari 27 responden) tingkatpendidikannya tinggi, sudah menjalankan diitDM dalarn kehidupaniiya sehari-hari, sertasudah banyak mendapat informasi rnenegnaisegala sesuatu ydng berkaitan denganpenyakit DM. Dua 2 orang yang tingkatpengetahunnya kurang, karena respondentersebut tingkat pendidikannya rendah(Sekolah Dasar), sebelumnya memang tidakmenerapkan diit DM dalam kehidupannyasehari-hari, serta inforilasi yang diperolehmengenai DM kurang.

B. Hasil Analisis tlu'bungan AntanVariabel

Tabel 6.1. Hasil Analisis Hubunsan Antar Variabel

No Hubunoan 0

1

2

J

Cita rasa makanan dengan

rata-rata sisa nnkananKebiasaan makan dengan rata.

rala sisa makananPengetahuan tenlang penyakit

DM dengan nata-rata sisamakanan

-0,676

.0,808

-0,588

0,000

0,000

0,001

l. Hubungan Antana Cita Ftasa MakananDengan Rata-Rata Sisa Makanan

Dari hasil analisis statistik denganmenggunakan uji korelasi Spe'arman

didapatkan hubungan berlawanan arah yangbermakna antara cita rasa makanan denganrata-rata sisa makanan. (r:-0,676 ; p: 0,000).

Berarti semakin baik penilaianterhadap cita rasa makanan, semaik sedikitrata-rata sisa makanan. Hal tersebutdisebabkan karena cita rasa yang baik,

ketepalan dan Kepatuhan Konsumsi Diit Dtabt'tt,.y ,\lellins

penampilan serta rasa makanannya baik pula,sehingga meningkatkan selera penderita untukmenghabiskan makanannya. Dengan demi-kian sisa makanannya juga sedikit. Sisamakanan yang sedikit itu menunjukkan bahwapenderita mematuhi diit yang diberikan.

2. Hubungan Antara PengetahuanPenderita Tentang Penyakit IIMDengan Rata-Rata Sisa Makanan

Dari hasil analisis statistik denganmenggunakan uji korelasi Spearman didapathubungan berlawanan arah yang bermaknaantara kebiasaan makan penderita denganrata-rata sisa makanan. (r:-0,808; p: 0,000).Berarti semakin sesuai kebiasaan makanpenderita dengan cara pemberian makan cli

rumah sakit, semakin sedikit rata-rata sisa

makanan.Bila diit yang diberikan di run.rah sakit

sesuai dengan kebiasaan penderita sehari-haridan sesuai kesenangannya, maka kemring-kinan besar diit tersebut dapat diterima olehpenderita. Dengan diterimanya diit tersebut,tentu penderita bersedia dan berseleramemakan makanan yang disajikan, sehinggamakanan yang tersisa semakin sedikit.Sedikitnya sisa makanan menunjukkan bahwapenderita mematuhi diit yang diberikan.

3. Hubungan Pengetahuan PenderitaTentang Penyakit DM Dengan Rata-Itata Sisa Makanan

Dari hasil analisis statistik denganmenggunakan uji korelasi Spearman didapathubungan berlawanan arah yang t'rermakna

antara Pengetahuan penderita tentang DIr4 dan

rata-rata sisa makanan. (r:-0,588; p:0.001).Berarti semakin baik pengetahuarr penderitatentang penyakit DM, semaikn sedikit rata-rata sisa makanan. Semakin baik pengetahuanpenderita, semaikn banyak inforfhasi yangdiperoleh menegnai segala sesllatu yang

berkaitan dengan penyakitnya. Dengandemikian penderita semaikn mengerti clan

menyadari pentingnya diit yang harusdijalani, mau memakan makanan yang

35

Page 8: 372-875-1-PB.pdf

2.

3.

4.

Jeanaue Mila HC, Muhammad Sulchan

disajikan, dan makanan yang tersisa semakinsedikit. Sisa makanan yang sedikitmenunjukkan bahwa penderita mematuhi diityang diberikan.

KESIMPULAN DAN SARANDari hasil dan pembahasan disimpulkan:l. Sebagian besar (88,89%) jumlah energi

dalam diit DM yang diberikan doktertidak tepat, sedangkan diit yang tepat

sebanyak ll,l,oh.Sebagian besar (81,5%) penderitamematuhi diit, sedangkan sebanyakl8,5yo penderita kurang patuh, dan tidakada penderita yang tidak mematuhi diityang diberikanSebagian besar (81,5%) penderita

memberikan penilaian baik terhadap citarasa makanan yang disajikan, 14,8 %memberi penilaian sedang, dan 3,7 Yo

memberi penilaian kurang.Hampir semua penderita (96,3%)

memberi penialian bahwa penampilanmakanan yang disajikan menarik, dan 3,7

% menilai penampilan makanan tidakmenarik.Sebagian besar penderita (92,6%) menilairasa makanan yang disajikan enak, dan

7,4yo menilai rasa makanan tidak enak.

Sebanyak 85,2 % penderita kebiasaan

makan sehari-hari sesuai dengan carapemberian makan di rumah sakit,sedangkan penderita yang kebiasanmakannya sehari-hari tidak sesuai

sebanyak 14,8 o/o.

Sebanyak 74,1 oh penderita mempunyaipengetahuan yang baik, 18,5 o/o

mempunyai pengetahuan cukup, dan 7,4

% mempunyai pengetahuan kurangtentang penyakit DM.Secara statistik terdapat hubunganberlawanan arah yang bermakna antara

cita rasa makanan dengan rata-rata sisa

makanan, yang berarti semain baik citarasa makanan, semakin sedikit sisa

makanan, dengan demikian penderitasemakin patuh.

J Kesehat Masy Indones

9. Secara statistik terdapat hubunganberlawanan arah yang bermakna antarakebiasaan makan penderita dengan rata'rata sisa makanan, yang berarti semakinsesuai kebiasaan makan penderita sehari-hari dengan cara pemberian makan dirumah sakit, semakin sedikit sisa

makanan, dengan demikian penderitasemakin patuh.

10. Secara statistik terdapat hubunganberlawanan arah yang bermakna antarapengetahuan penderita tentang penyakitDM dengan ruta-rata sisa makanan, yangberarti semakin baik pengetahuanpenderita tentang penyakit DM, semakinsedikit sisa makanan, dengan demikianpenderita semakin patuh.

Selanj utnya disarankan :

l. Dalam menentukan diit pasien, doktermenghitung secara seksama berapakebutuhan energi yang diperlukan,sehingga diit tersebut benar-benarmencukupi kebutuhan gizi pasien.

Dalam menyusun diit sebaiknya cita rasa

makanan dan kebiasaan makan pasien

harus benar-benar diperhatikan, makananyang disajikan cukup enak, sehinggapasien mematuhi diit yang diberikan danmau menghabiskan makanannya.Memberi indformasi yang jelas dan

lengkap mengenai penyakit yang dideritasehingga penderita benar-benar mema-hami penyakitnya, gejalanya, komplikasiDM dn cara pencegahannya, serta hal-halyang harus diperhatikan dalam menjagakesehatan.Memberi motivasi pada penderita untukmenghabiskan makanan yang diberikanuntuk mempercepat proses penyembuhan.

Dalam memberikan informasi dan

motivasi mengenai diit diabetes hendak-

nya makanan yang dianjurkan adalahyang terjangkau harganya oleh pasien,

serta mudatr didapat dan mencukupikebutuhan tubuh akan gizi

)

5.

6.3.

7.

4.

5.

36

Page 9: 372-875-1-PB.pdf

YoL I Th.2003

DAFTAR PUSTAKA1. Sjahmien Moehyi, Pengaturan Makanan

dan Diit Untuk Penyembuhan Penyakit.Jakarta : PT Gramedia, 1995: 4-10,15-23,9s-106

2. Boediwarsono. Mengenal dan MemahamiSeluk Beluk Diabetes Mellitus. InfoProdia, edisi perdana ; 1997 Juni: 5-9

3. Askandar ljokroprawiro, Hidup Sehat

dan Bahagia Bersama Diabetes. Jakarta :

PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997: l-29.4. Setiawan Dalimantha. Ramuan

Tradisional Untuk Pengobatan DiabetesMellitus. Jakarta: PT. Penebar Swadaya,

1996;4-27.5. Slamet Suyono. Diet Pada Diabetes.

Dalam: H.M. Sjaifoellah Noer, SrawonoWaspadji,eds. Ilmu Penyakit Dalam JilidI. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 1996

63 1-5.

6. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik.Direktorat Rumah Sakit Khusus dan

Swasta. Buku Pedoman Tehnis PelayananGizi Rawat Inap & Rawat Jalan Di

Kelepatan dan Kepatuhan Konsumsi Diit Diabetes Mellitus

Rumah Sakit III. Jakarta: DepartemenKesehatan, I99l:2-6.Staf Pengajar Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran UniversitasIndonesia. Buku Kuliah llmu Kesehatan

Anak I. Jakarta: Indonesia, 1991 336-7.Suhardjo, Berabagai Cara PendidikanGizi. Jakarta: Bumi Askara, 1996: 2l-7.Direktorat Jendral Pelayanan Medik.Direktorat RS Khusus dan Swasta. BukuPedoman Pengelolaan Pelayanan GiziRumah Sakit I. Jakarta: DepartemenKesehatan l99l: I -17 % ll5.

10. Beck Mary E. Nutrition And Dietetics ForNurses. Alih Bahasa Andry Hartono.Kristiani, eds. Jakarta : Yayasan Essentia

Medica, 1995 :269-76.ll.Direktorat Rumah Sakit Khusus Dan

Swasta. Buku Pedoman Tehnis

Penyediaan, Pengolahan Dan PenyaluronDi Rumah Sakit II. Jakarta : DepartemenKesehatan Republik lndonesia, l99l :

106.

7.

8.

9.

37